digilib.uns.ac · PDF filePublikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum...
Transcript of digilib.uns.ac · PDF filePublikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENYELENGGARAAN SENAM TANGGAMUS SEHAT
DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG
(Studi Deskripsi Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan, dan
Dampak Terhadap Masyarakat)
TESIS
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister
Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh
Ajeng Dian Purnamasari
A121408042
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul : “PENYELENGGARAAN SENAM TANGGAMUS
SEHAT DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG (Studi
Deskripsi Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan, dan Dampak Terhadap
Masyarakat)” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan tidak terdapat
karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang
disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi, baik Tesis beserta gelar
magister saya dibatalkan serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
harus menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs-UNS sebagai
institusinya. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini,
maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, Januari 2016
Mahasiswa,
Ajeng Dian Purnamasari
A121408042
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Saya lebih suka menjadi pemimpi diantara mereka yang hina dengan visi untuk
merealisasikan daripada menjadi tua dengan mereka yang tidak memiliki impian
dan keinginan”
(Kahlil Gibran)
“Ketakutan terdalam kita adalah bukan karena kita tidak cakap, ketakutan
terdalam kita adalah kemampuan kita dalam mengukur”
(Akeelah Anderson)
“Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang
tidak kunjung dimulai”
(JRR Tolken)
“Jutaan orang diluar sana akan berbicara bagaimana seharusnya kita menjadi apa
yang menurut mereka benar, tetapi sesungguhnya menjadi diri sendirilah yang
paling mudah”
(Ajeng D. Purnamasari)
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Puji dan syukur kupersembahkan kepada Allah SWT, dengan segala kerendahan
hati kupersembahkan segala keberhasilan Pemberian Tuhan ini kepada:
1. Ayah (Triyono) dan Ibu (Sunarmi) tersayang, jiwa-jiwa suci yang selalu
menerima kegagalanku dan berbangga hati dengan kecilnya keberhasilanku.
2. Adikku Saadillah Agung, semangat untuk mengejar masa depan sayang.
Galuh Nanda Sutri dan Agri Melyareza malaikat kecil yang selalu kurindukan
gelaktawanya.
3. Adik Merlyn Widalismana yang selalu membantu disetiap langkah kecil
perjuangan di tanah asing.
4. Keluarga Besar Trubus Soewito Atmoedjo dan Kasan Mimbar, yang bersedia
memberikan nama kalian dialiran kehidupan ini.
5. Keluarga besar Magister Ilmu Keolahragaan B (Suzy, Nofri, Candra, Tika,
Dhika, Mbak Dewi, Wayan, Pak Adi, Ricky, Ino, Grafitte, Mbak Ria, Mbak
Tyas, Taufik, Deni, Fredi, Pak Ebta, Andre, Andri, waskito, Sari dan Doni)
yang sudah banyak memberikan cerita-cerita dan pasti akan dikenang.
6. Keluarga Kos Pak Salim, yang datang dan pergi silih berganti menambah
cerita dibalik perjuangan di tanah rantau ini.
7. Avron dan Lappy yang tak pernah mengeluh menemani dan mendengarkan
keluhku.
8. Almamaterku tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sudah
memberiku kesempatan untuk mengukir namaku dicatatanmu.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Tesis dengan judul “PENYELENGGARAAN SENAM
TANGGAMUS SEHAT DI KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI
LAMPUNG (Studi Deskripsi Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan, dan
Dampak Terhadap Masyarakat)”.
Penyusunan Tesis ini banyak sekali kekurangan peneliti dalam banyak hal,
namun berkat bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, maka hal tersebut dapat
teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta,
yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti
pandidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti untuk mengikuti pandidikan di Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. selaku Kepala Program Studi Ilmu
Keolahragaan dan penguji, yang telah memberikan arahan dan motivasi
kepada peneliti selama proses pembimbingan serta dalam proses perkuliahan.
4. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. selaku penguji yang memberikan banyak
masukan dan arahan untuk kesempurnaan penyusunan tesis ini.
5. Prof. Dr. Sugiyanto sebagai pembimbing I, yang telah memberikan ilmu,
motivasi serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing
kepada peneliti dalam penyelesaian tesis.
6. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. sebagai pembimbing II, yang telah memberikan
ilmu, motivasi serta meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing kepada peneliti dalam penyelesaian tesis.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7. Para Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan arahan dan
motivasi kepada peneliti selama proses perkuliahan.
8. Bapak Anas Anshori, M.Si selaku Kepala Dinas Pendidikan yang telah
mengizinkan peneliti untuk bisa melakukan penelitian di wilayah Kabupaten
Tanggamus.
9. Bapak Supardi Syarkawi, SH. selaku Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Tanggamus yang telah mengizinkan peneliti untuk
meneliti di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Tanggamus.
10. Bapak Hi. Amiruddin Harun, M.Pd.I. selaku Sekretaris Dinas Pendidikan
Kabupaten Tanggamus yang sudah membukakan jalan untuk mencari
informan, berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti.
11. Ibu Tri Mariati, SS. selaku Kasubbag Umum dan Kepegawaian Dinas
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus yang sudah
membantu peneliti, baik administrasi sampai terjun ke lapangan.
12. Bapak Lauyustis, S.Pd,M.Pd. selaku Kasi Olahraga 2011 dan juga pimpinan
produksi Senam Tanggamus Sehat yang telah memberikan informasi yang
memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi utama.
13. Ibu Sunarmi, S.Pd,MM.Pd. selaku produser pelaksana dalam Senam
Tanggamus Sehat yang telah banyak membantu peneliti dalam mencari
sumber informasi penting dan banyak hal lainnya.
14. Bapak Nasrullah, M.Pd. selaku koreografer dari Senam Tanggamus Sehat
yang sudah memberikan informasi kepada peneliti.
15. Ibu Ridhia Andriani, S.Pd. selaku instruktur Senam Tanggamus Sehat yang
sudah berbagi informasi kepada peneliti.
16. Ibu Umi Ningsih, S.Pd. selaku informan yang sudah memberikan poto
dokumentasi perlombaan Senam Tanggamus Sehat.
17. Tim yang membantu peneliti (Merlyn, Ninuk, Nur, Etzu, Agus, Monic, Iin,
Yan Sista, De Rika, Kak Vhio) untuk turun lapangan, yang sudah merelakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk menyelesaikan penelitian ini.
18. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan dan
penyelesaian Tesis.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan segala masukan, kritik, dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penelitian Tesis ini. Teriring salam dan doa yang tulus, kiranya
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, Januari 2016
Ajeng D. Purnamasari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT ...................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
1. Secara Teoritis ............................................................................... 5
2. Secara Praktis ................................................................................ 5
BAB II. KAJIAN TEORI ................................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7
1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga ................... 7
a. Tingkat Nasional ..................................................................... 7
b. Tingkat Daerah ........................................................................ 12
2. Olahraga Masyarakat .................................................................... 14
3. Senam ............................................................................................ 16
a. Sejarah Senam ......................................................................... 16
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Senam Masa Modern ............................................................... 19
c. Macam-macam Senam ............................................................ 20
1) Senam Aerobik ................................................................... 20
2) Senam Kesehatan ............................................................... 25
3) Senam Lantai ...................................................................... 26
4) Senam Artistik .................................................................... 28
d. Latihan Senam, dan Manfaatnya ............................................. 31
4. Penyelenggaraan Kegiatan Olahraga ............................................ 33
a. Penyusunan Program Kegiatan Olahraga ................................ 34
b. Sosialisasi Program Kegiatan Olahraga .................................. 35
c. Pelaksanaan Program Kegiatan Olahraga ............................... 36
d. Dampak Olahraga masyarakat ................................................. 37
B. Penelitian Relevan ............................................................................. 39
C. Kerangka pikir ................................................................................... 50
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 53
A. Tempat dan Waktu .............................................................................. 53
B. Metode Penelitian ................................................................................ 53
C. Sumber Data ........................................................................................ 54
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 54
1.Mengkaji Dokumen dan Arsip ......................................................... 55
2.Wawancara ....................................................................................... 55
3.Observasi dan Pengamatan .............................................................. 56
4.Kuisioner .......................................................................................... 56
E. Validitas Data ...................................................................................... 57
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 58
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 64
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 64
1. Deskripsi Latar ............................................................................... 64
2. Hasil Penelitian ............................................................................. 67
a. Bentuk Senam Tanggamus Sehat ............................................ 67
b. Proses Penyusunan Senam Tanggamus Sehat ........................ 76
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat ........................... 80
d. Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ........................ 84
e. Dampak Senam Tanggamus Sehat Terhadap Masyarakat ...... 88
B. Pembahasan ......................................................................................... 90
1. Bentuk Senam Tanggamus Sehat .................................................. 90
2. Proses Penyusunan Senam Tanggamus Sehat .............................. 93
3. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat ................................. 97
4. Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat .............................. 100
5. Dampak Terhadap Masyarakat ..................................................... 103
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 107
A. Kesimpulan .......................................................................................... 107
B. Implikasi .............................................................................................. 108
C. Saran .................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gerakan Guling Depan (Foward Roll) ........................................... 27
Gambar 2. Gerakan Guling Belakang (Back Roll) ........................................... 27
Gambar 3. Gerakan Meroda (Cartwheel)......................................................... 27
Gambar 4. Berdiri dengan tangan dan berguling (handstand-roll) ................. 28
Gambar 5. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Kuda Lompat (vaulting
horse) ............................................................................................ 28
Gambar 6. Nomor Kuda Pelana (Pommeld Horse) .......................................... 29
Gambar 7. Nomor Palang Tunggal (Horizontal Bars) ..................................... 29
Gambar 8. Rangkaian Gerakan pada Palang Sejajar (Parallel Bars) ............... 29
Gambar 9. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Gelang-gelang (Still
Rings) ........................................................................................... 30
Gambar 10. Nomor Palang Bertingkat (Univen Bars) .................................... 30
Gambar 11. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Balok Titian (Balance
Beam) .......................................................................................... 30
Gambar 12. Skema Kerangka Pikir Penelitian ................................................ 51
Gambar 13. Logo Kabupaten Tanggamus ...................................................... 67
Gambar 14. Cover Disk Senam Tanggamus Sehat Volume 1 ........................ 69
Gambar 15. Tampilan Layout Video Tahap Persiapan, Menampilkan
Tujuan dari Gerakan pada Senam Tanggamus Sehat. ................... 70
Gambar 16. Tampilan Layout Video Tahap Persiapan, menampilkan yang
perlu Diperhatikan Saat Melakukan senam Tanggamus Sehat ..... 70
Gambar 17. Sambutan Bapak Drs. Aristoteles Darwis ................................... 71
Gambar 18. Beberapa Gerakan pada Saat Pemanasan .................................... 71
Gambar 19. Gerakan Inti Tahap 1 ................................................................... 72
Gambar 20. Gerakan Peralihan ....................................................................... 72
Gambar 21. Gerakan Inti Tahap 2, Pengulangan Tiga Kali. ........................... 73
Gambar 22. Gerakan Inti Tahap 3, Pengulangan Dua Kali ............................ 73
Gambar 23. Gerakan Inti Tahap 4, Pengulangan Dua Kali ............................ 74
Gambar 24. Gerakan Inti Tahap 5, Pengulangan Empat Kali ......................... 74
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 25. Gerakan Inti Tahap 6, Dilakukan Menghadap Empat Arah
Mata Angin ................................................................................. 75
Gambar 26. Gerakan Pendinginan .................................................................. 76
Gambar 27. Dokumentasi koordinasi tim dalam penyusunan Senam
Tanggamus Sehat ......................................................................... 78
Gambar 28. Print Screen Pemberitaan Sosialisasi Senam Tanggamus
Sehat Secara Online .................................................................... 81
Gambar 29. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat ............................... 81
Gambar 30. Contoh gerakan yang perpindahannya ada lecutan melompat .... 82
Gambar 31. Foto pelaksanaan lomba senam tanggamus sehat ....................... 83
Gambar 32. Penyebaran senam tanggamus sehat melalui media
online youtube ............................................................................. 84
Gambar 33. Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat Di Sekolah-Sekolah ....... 85
Gambar 34. Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat di Instansi Pemerintahan
yang juga dibuka untuk umum ..................................................... 86
Gambar 35 . Kelompok senam yang dibentuk oleh masyarakat ..................... 87
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ............................................................... 116
Lampiran 2. Angket ........................................................................................ 120
Lampiran 3. Kriteria Pengamatan Variabel Pelaksanaan ................................. 122
Lampiran 4. Kriteria Proses Penyusunan Program ......................................... 123
Lampiran 5. Kriteria Proses Sosialisasi Program ............................................ 124
Lampiran 6. Kriteria Proses Pelaksanaan Program ......................................... 125
Lampiran 7. Kriteria Proses Dampak Peningkatan Kesadaran Berolahraga ... 126
Lampiran 8. Hasil Wawancara ......................................................................... 127
Lampiran 9. Senam Tanggamus Sehat di Media Online ................................. 139
Lampiran 10. Poto Penyusunan Senam Tanggamus Sehat ............................. 140
Lampiran 11. Poto Pelaksanaan Sosialisasi .................................................... 142
Lampiran 12. Poto Pelaksanaan Lomba Senam Tanggamus Sehat ................ 143
Lampiran 13. Catatan Lapangan ..................................................................... 145
Lampiran 14. Realisasi Waktu Penelitian ....................................................... 153
Lampiran 15. Hasil Pengamatan Pelaksanaan ................................................ 156
Lampiran 16. Rekapitulasi Angket ................................................................. 179
Lampiran 17. Poto Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 183
Lampiran 18. Surat Menyurat ......................................................................... 193
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Ajeng Dian Purnamasari. A121408042. Penyelenggaraan Senam Tanggamus
Sehat di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung (Studi Deskripsi
Penyusunan, Sosialisasi, Pelaksanaan dan Dampak Terhadap Masyarakat).
Tesis. Pembimbing 1: Prof. Dr. Sugiyanto, Pembimbing 2: Prof. Dr. Siswandari,
M.Stats. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana. Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Januari 2016.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan kebenaran dan
mendeskripsikan proses penyusunan, sosialisasi, pelaksanaan, dan dampak
program terhadap masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan
naturalistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah, wawancara,
observasi, dokumentasi, dan kuisioner. Teknik validitas data yang digunakan
adalah triangulasi dan pengecekan teman sejawat. Teknik analisis data yang
digunakan merupakan analisis mengalir yakni terdapat tiga komponen analisis
yaitu reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi dilakukan saling
mengalir.
Hasil dari penelitian ini adalah 1). Bentuk dan proses penyusunan oleh tim
penyusun dari Senam Tanggamus Sehat yang diluncurkan oleh Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga di tahun 2010, yaitu berupa senam yang dibuat sesuai
dengan ciri daerahnya dan menggunakan musik iringan lagu daerah yang sudah
dikenal di Kabupaten Tanggamus. Senam ini ditujukan untuk instansi pendidikan
diawal peluncurannya. 2). Proses sosialisasi yang dilakukan melalui pemetaan di
tiga bagian wilayah. Sosialisasi diikuti oleh seluruh guru olahraga dari seluruh
sekolah di Kabupaten Tanggamus juga dengan menggunakan media online
youtube. 3). Proses pelaksanaan berdasarkan 24 tempat yang disurvei rata-rata
melaksanakan di hari jumat atau minggu setiap minggunya. Penyebaran senam ini
setelah berjalan 5 (lima) tahun, sudah menyebar ke masyarakat luas di Kabupaten
Tanggamus dan tidak terpusat lagi bagi instansi pendidikan saja. Senam ini sudah
diterapkan oleh kelompok-kelompok masyarakat umum di sebagian masyarakat
Kabupaten Tanggamus. 4). Dampak senam ini adalah penambahan jam olahraga.
Hal ini diperkuat dengan 10949 responden yang memberikan informasi. 62,4%
melakukan olahraga sebanyak 1 kali dalam seminggu, 23,71% sebanyak 2 kali
dan 13,89% melakukan ≥ 3 kali. Selanjutnya yang menyatakan melakukan senam
sebanyak 1 kali dalam setiap minggu adalah 77,13%, 2 kali dalam seminggu
sebanyak 19,53% dan yang ≥ 3 kali adalah sebesar 3,35%. Secara keseluruhan
melalui senam ini terdapat kemungkinan disetiap individu terdapat penambahan
banyaknya berolahraga dalam seminggu sebanyak 1 sampai 3 kali. Selain itu tidak
ada keluhan masyarakat dan jumlah peserta terus bertambah. Sejalan dengan itu
maka sudah terjadinya peningkatan kesadaran berolahraga di masyarakat juga
diperkuat dengan adanya kelompok senam di masyarakat yang terbentuk setelah
adanya penelitian ini.
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Temuan-temuan penting yang benar-benar sesuai dengan keadaan di lapangan
yaitu: (1) Bentuk Senam Tanggamus Sehat adalah Senam yang masuk dalam
kategori senam aerobik memiliki rangkaian gerakan yang khas terbagi menjadi
pemanasan, inti dan pendinginan, juga masuk dalam senam dengan tempo musik
pengiring sedang yaitu 120-140 ketukan berdasarkan pengukuran dari pengukuran
metronome. (2) Penyusunan program Senam Tanggamus Sehat dilakukan oleh tim
yang dibentuk oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga selama kurang lebih
3 bulan dan ditujukan kepada instansi pendidikan pada awal mula
pelaksanaannya, namun seiring waktu mampu menjadi lebih luas yaitu mencakup
masyarakat umum. (3) Sosialisasi dilakukan dengan menyertakan seluruh guru
olahraga se-Kabupaten Tanggamus, dengan menggunakan pembagian wilayah
menjadi 3 bagian. Sebagai pemateri instruktur yang sudah dilatih sebelumnya dan
koreografer. Sosialisasi juga dilakukan melalui pengadaan lomba-lomba dan
laman media youtube untuk penyebaran file video Senam Tanggamus Sehat. (4)
Pelaksanaan program ini diawal kemunculannya hanya dilakukan disekolah-
sekolah, namun dalam perkembangannya saat ini senam sudah diwajibkan 1 kali
dalam seminggu, untuk instansi pemeritahan daerah juga kecamatan, bahkan
pelaksanaan dilakukan ditempat-tempat lapang seperti taman kota atau lapangan
terbuka bagi masyarakat juga pada kelompok-kelompok masyarakat yang
membuka pusat senam bersama yang lebih komersil. Pengadaan fasilitas terhadap
senam ini juga sangat lengkap dan mudah untuk didapatkan. (5) Dampak yang
ditimbulkan dari program Senam Tanggamus Sehat ini adalah peningkatan
aktivitas berolahraga pada masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan olahraga bagi
masyarakat umum secara rutin yaitu dengan frekuensi minimal 2-3 kali dalam
seminggu. Juga membangun komunikasi antar masyarakat hingga mampu
mendorong terciptanya komunikasi di masyarakat dengan adanya kelompok-
kelompok senam pada masyarakat Kabupaten Tanggamus yang terbentuk setelah
adanya program ini.
Kata Kunci: Senam Tanggamus Sehat, Sosialisasi, Pelaksanaan, Dampak.
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senam Tanggamus Sehat merupakan senam yang gerakannya dikreasikan
oleh tim yang disusun dibawah naungan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga
di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung pada tahun 2010. Senam ini banyak
membuat keramaian yang membentuk sebuah fenomena pada hari-hari tertentu
disetiap minggunya. Secara sepintas hal ini berkaitan dengan penyelenggaraaan
pengolahragaan masyarakat secara masal khususnya di Kabupaten Tanggamus.
Sebagaimana Sesuai hasil penelitian pendahuluan, ketua produksi dan juga Kasi
Keolahragaan Kabupaten Tanggamus di tahun 2010 yaitu Bapak Lauyustis, S,Pd.,
menyampaikan secara singkat bahwa senam ini merupakan program yang
disesuaikan dengan keadaan dari tradisi di Daerah Tanggamus yaitu kebiasaan
untuk berkumpul, beramai-ramai, bugawi (gotong-royong), dan tradisi bermusik
yang ada dimasyarakat Tanggamus. Dari kebiasaan dan kesukaan berkumpul pada
masyarakat senam ini dimunculkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
kebugaran, membiasakan berolahraga, menyegarkan masyarakat, sekaligus
mengenalkan dan mempersatukan masyarakat yang terdiri dari enam marga juga
masyarakat pendatang serta menjaga ketentraman dan kebudayaan daerah. Senam
ini menjadi salah satu upaya yang diharapkan dapat berkelanjutan. Tidak hanya
berhenti pada bagian pertama (volume 1) yang sudah berjalan memasuki tahun
kelima ditahun 2015 ini.
Senam serupa yang membangkitkan semangat berolahraga sebelumnya
sudah pernah dilakukan oleh Pemerintah Nasional Indonesia. Seperti pengadaan
Senam Pagi Indonesia (SPI) seri A, B, C dan D ditahun 1970-an atau Senam
Kebugaran Jasmani (SKJ) tahun 1984, 1988, 1992 dan 1994. Tahun 1996 ada
sedikit perombakan untuk usia sekolah dasar menjadi SKJ SD 96. Banyaknya
kebudayaan di Indonesia juga berpengaruh pada penciptaan Senam aerobik
nasional yang mengusung nilai budayanya, yaitu: senam poco-poco yang
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menggunakan gerakan tarian poco-poco dan lagu daerah khas Sulawesi Utara atau
Senam Sajojo yang menggunakan lagu dari Papua (Wikipedia bebas, 2015).
Kabupaten Tanggamus, mencoba membuat sebuah inovasi penunjang
olahraga masal atau suatu program yang dapat memunculkan partisipan dari
kalangan apapun didaerah pemerintahan Kabupaten Tanggamus, di tahun 2011
yaitu dengan menciptakan senam aerobik yang sesuai dengan kondisi, khas dan
budaya didaerahnya. Oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga program
senam ini di beri nama Senam Tanggamus Sehat ini memiliki gerakan unik yang
diambil dari ikon daerahnya yaitu ikan lumba-lumba dan juga burung elang,
kondisi alam yang memiliki dataran tinggi dan kelautan juga penghasil beras,
kopi, juga lada (penduduk petani). Iringan musik yang digunakan juga merupakan
kombinasi beberapa musik dari lagu Daerah Lampung yang diciptakan oleh
musisi Lampung yang sudah dikenal.
Penciptaan inovasi senam ini didukung oleh Undang-undang (UU) Sistem
Keolahragaan Nasional nomer 3 tahun 2005. Undang-undang yang mengatur
jalannya keolahragaan di Indonesia baik olahraga pendidikan, olahraga rekreasi
maupun olahraga prestasi, demi mencapai tujuan yang tertulis dalam pasal II ayat
4 UU Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN) yaitu “memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan
nilai moral dan akhlak mulia sportivitas, disiplin, mempererat dan membina
persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta
mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa”. Juga pembahasan pada
Bab V (lima) pada UU Sistem Keolahragaan pasal demi pasal dengan terperinci
menjelaskan tentang bagaimana pemerintah pusat dan pemerintah daerah
bertugas, berwenang, dan berkewajiban bersinergi menciptakan kebijakan,
inovasi, standardisasi, dan fasilitas dalam mendukung UU agar terjadi proses
memasyarakatkan olahraga secara menyeluruh (olahraga pendidikan, olahraga
prestasi, olahraga rekreasi.Selain UU Sistem Keolahragaan, program ini juga
ditunjang dengan Undang-undang nomer 20 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang menyatakan pada sub-bidang keolahragaan, dengan jelas
mencanangkan patokan untuk melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga
baik olahraga pendidikan, prestasi dan rekreasi. Hal ini tidak hanya pada tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
nasional tetapi juga pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Semakin jelas
peranan pembinaan dan pengembangan ini tidak hanya dari pemerintah pusat saja
tetapi berdasarkan otonomi daerah, mulai dari kabupaten/kota wajib
memunculkan inovasi sesuai dengan keadaan daerahnya yang sangat jelas lebih
diketahui oleh pemerintah daerahnya.
Inovasi ini juga demi mempersatukan pemikiran dan dikenalnya olahraga
dimasyarakat. Meskipun, hak dari setiap individu untuk mencari dan memilih apa
yang diinginkan juga apa yang akan didalami atau olahraga bukan satu-satunya
aktivitas yang akan dipilih. Meskipun pada kenyataannya aktivitas berolahraga
atau gerak menunjang kehidupan, kebugaran dan meningkatkan kualitas kerja
tubuh, juga bersifat rekreatif (olahraga rekreasi) dan bahkan menjadi penunjang
eksistensi untuk berprestasi. Gallahu dan Ozmun dalam bukunya “Understanding
Motor Development” menyatakan bahwa dalam konsep dasar gerak yang terus
menerus dalam perilaku sepanjang daur hidup, yang dilahirkan oleh interaksi
antara kebutuhan tugas, biologi individu dan kondisi lingkungan (1998: 3).
Dibagian lain Gallahu dan Ozmun juga mengatakan gerak dapat membantu dalam
pembentukan konsep diri dari bentuk-bentuk pembelajaran gerak yang akan
teraplikasi pada anak (1998: 318). Sehingga, penciptaan Senam Tanggamus Sehat
ini menjadi hal positif yang dapat diperhatikan keberadaannya untuk
pengembangan karakter di masyarakat dalam jangka panjang.
Masyarakat Kabupaten Tanggamus dalam periode tahun 2011 sampai saat
ini tampak sibuk dalam waktu tertentu disetiap minggunya melakukan senam ini
dibeberapa tempat untuk pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ini. Hal ini dilihat
oleh peneliti pada studi pendahuluan yang sebelumnya dilakukan. Dari antusias
yang dilihat sepintas ini seperti dilapangan kantor bupati dan kedinasan, sekolah-
sekolah atau beberapa acara peringatan tampak terdapat kedekatan masyarakat
terhadap keberadaan Senam Tanggamus Sehat. Masyarakat dapat menerima dan
melaksanakan senam sesuai dengan penjadwalan yang ditentukan. Berdasarkan
pada keramaian yang terlihat, peneliti melihat sebuah fenomena bahwa Senam
Tanggamus Sehat mampu menarik masyarakat untuk turut serta dan hal ini dapat
ditelusuri lebih jauh dalam sebuah penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Senam Tanggamus Sehat ini sudah dipatenkan sebagai senam wajib untuk
seluruh Daerah Tanggamus. Namun dalam perjalannannya dari awal dibuat di
tahun 2010 sampai dengan sekarang, belum ada deskripsi secara keseluruhan
tentang senam ini dan dari fenomena juga keberadaannya di Kabupaten
Tanggamus juga secara merata di 20 kecamatan di kabupaten ini (Data wilayah
Kabupaten Tanggamus, 2015). Sehingga peneliti tertarik untuk mencari temuan-
temuan dengan mendeskripsikan berdasarkan pada kenyataan mulai dari proses
penyusunan, sosialisasi, pelaksanaan sampai pada dampak peningkatan kesadaran
olahraga yang muncul pada masyarakat dari terlaksananya program ini dengan
mengambil judul penelitian “Penyelenggaraan Senam Tanggamus Sehat di
Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung (Studi Deskripsi Penyusunan,
Sosialisasi, Pelaksanaan dan Dampak terhadap Masyarakat)”.
B. Identifikasi Masalah
Pencarian Solusi untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat digalakkan dengan berbagai upaya. Berbagai inovasi masih terus
diciptakan demi tercapainya tujuan keolahragaan nasional terus diupayakan,
sehingga apa yang menjadi cita-cita nasional terwujud. Perwujudan tersebut bisa
dari bagian daerah yang kecil seperti Kabupaten Tanggamus yang mengawali
pembangunan budaya berolahraga melalui Senam Tanggamus Sehatnya. Untuk
mengetahui selengkapnya dari program Senam Tanggamus Sehat ini maka diakan
studi deskripsi sebagai upaya mempotret keberadaannya dimasyarakat Kabupaten
Tanggamus.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah evaluasi penyusunan,
sosialisasi, pelaksanaan dan dampak program Senam Tanggamus Sehat terhadap
peningkatan kesadaran berolahraga dan kesehatan di masyarakat Kabupaten
Tanggamus dari awal tahun pembuatan 2011 sampai 2015.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Bentuk Senam Tanggamus Sehat?.
2. Bagaimana proses penyusunan dan bentuk Senam Tanggamus Sehat?.
3. Bagaimana proses sosialisasi Senam Tanggamus Sehat?.
4. Bagaimana Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat?.
5. Bagaimana Dampak Senam Tanggamus Sehat terhadap masyarakat?.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan kebenaran dan
mendeskripsikan bentuk Senam Tanggamus Sehat, proses penyusunan, sosialisasi,
pelaksanaan, dan dampak terhadap masyarakat dari program Senam Tanggamus
Sehat ini.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi beberapa bagian baik
secara teoritis maupun praktis diantaranya:
1. Secara Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah hasil penelitian ini dapat
menambah informasi terkait kebijakan pendorong kesadaran masyarakat akan
berolahraga di daerah Tanggamus melalui program Senam Tanggamus Sehat
yang sudah di release pada tahun 2011.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pemerintah Kabupaten Tanggamus
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan melanjutkan
edisi (volume) berikutnya dari Senam Tanggamus Sehat atau dalam
penggerakkan keolahragaan di masyarakat Kabupaten Tanggamus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Bagi badan keolahragaan
Menjadi salah satu pertimbangan dan perbandingan dalam penciptaan dan
pelaksanaan program terkait dengan pengolahragaan masyarakat pada aspek
peningkatan kesadaran berolahraga dimasyarakat.
c. Bagi mahasiswa
Dapat menjadi salah satu referensi dalam menambah pengetahuan umum,
pembelajaran akan proses penyusunan, sosialisasi, pelaksanaan dan dampak
dari Senam Tanggamus Sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
Berjalannya proses pembinaan dan pengembangan olahraga secara
keseluruhan baik nasional maupun daerah merupakan konsekuensi perencanaan
dan konsep dari kebijakan pihak pemerintah (Lutan, 2013: 7). Pelaksanaan
kebijakan ini telah disusun dalam bentuk standar-standar yang sesuai didalam
bentuk undang-undang atau peraturan pemerintah dan semuanya dengan jelas
membagi tugas-tugas dan standar itu pada tingkat nasional atau tingkat daerah.
standar pelaksanaan ini akan memacu keberhasilan secara nasional (seluruh
Indonesia) namun tidak terlepas dari dukungan pelaksanaan di daerah atau pihak-
pihak terkait. Seperti Kementerian Olahraga dalam mempermudah penafsiran
standar-standar pelaksanaan pembinaan olahraga, kementerian ini meluncurkan
pedoman perencanaan pembinaan olahraga dan pedoman lainnya untuk
merangsang pelaksaan pembinaan secara nasional. Bentuk-bentuk dukungan
positif sekecil apapun dari setiap daerah di Indonesia akan membantu pencapaian
menuju arah lebih baik. Sehingga secara spesifik terdapat bagian-bagian tugas
tersendiri dalam pembinaan dan pengembangan olahraga ditingkat nasional dan
daerah.
a. Tingkat Nasional
Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah salah satu butir penting
dalam berjalannya olahraga di suatu negara. Pemerintah yang berperan dalam
pembuat kebijakan telah mengatur sedemikian rupa bagi keberlangsungan
keolahragaan melalui UU nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional. Mulai dari pelaksanaan sampai tugas pokok pihak terkait akan
keolahragaan sampai membahas tentang penyelenggaraan olahraga dan juga
pendanaannya. Hal ini demi berlangsungnya keolahragaan nasional yang
terorganisir dan berkualitas.
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Realisasi pembinaan dan pengembangan di tingkat nasional sudah banyak
dilakukan. Banyak program-program diciptakan untuk menunjang proses
pengenalan sampai penyediaan fasilitas bagi seluruh bagian olahraga dari
olahraga prestasi, olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi. Bahkan pembuatan
undang-undang yang mengatur ketiga bagian dari olahraga tersebut dan saling
bersinergi dengan undang-undang lain dalam perjalannannya. Sedangkan
penyelenggaraannya, sesuai bunyi Bab III (tiga) pasal 5 UU nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional menegaskan penyelenggaraan
keolahragaan harus menjunjung nilai:
1) Demokratis, tidak diskriminatif dan menjunjung tinggi nilai keagamaan,
nilai budaya, dan kemajemukan bangsa.
2) Keadilan sosial dan nilai kemanusiaan yang beradab.
3) Sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika.
4) Pembudayaan dan keterbukaan.
5) Pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat.
6) Pemberdayaan peran serta masyarakat dan keamanan.
7) Keutuhan jasmani dan rohani.
Berdasarkan pada berbagai peraturan pendukung dalam keolahragaan maka
dalam penyelenggaraan berbagai program hendaklah mengacu pada dasar-dasar
atau standarisasi yang sejalan dengan peraturan-peraturan baik pada olahraga
prestasi, juga pada olahraga pendidikan dan juga olahraga rekreasi.
Olahraga prestasi pemerintah membentuk organisasi induk tingkat pusat.
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan KOI (Komite Olimpiade
Indonesia) yang kemudian mengurusi seluruh urasan mulai dari pembinaan,
pembuatan pemusatan latihan, sampai pengadaan kejuaraan yang berskala
nasional maupun internasional. Tidak hanya pembentukan organisasi bernaung,
pemerintah dalam menjaga pembinaan dan pengembangan olahraga juga
menjelaskan secara rinci bagian tugasnya pada Peraturan Pemerintah (PP) RI No.
16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan pada BAB V. Selain itu,
standar pelayanan keolahragaan untuk olahraga prestasi ini pada Peraturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan
pasal 93 ayat 4:
a) Pelatih olahraga
b) Klub atau perkumpulan
c) Pelatihan
d) Penataran
e) Prasarana dan sarana yang memenuhi standar
f) Kompetisi
g) Kejuaraan atau pekan olahraga
h) Sentra pembinaan
i) Ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan
j) Sistem informasi keolahragaan
k) Pendanaan
l) Penghargaan.
Menurut Lutan (2013: 33-48) terdapat 10 (sepuluh) komponen utama dalam
pembinaan olahraga prestasi. Lutan mengadopsi teori De Bosscher et al di 2006
tentang 10 komponen atau yang disebut dengan pilar yang dapat dijadikan
pondasi bagi tercapainya tujuan dari pembinaan olahraga prestasi. 10 pilar ini
terdiri dari:
Pilar 1. Dukungan Finansial
Pilar 2. Organisasi dan Struktur kebijakan olahraga terpadu
Pilar 3. Pemasalan dan pembibitan
Pilar 4. Pembinaan prestasi: identifikasi dan pengembangan bakat
Pilar 5. Pembinaan prestasu kelompok elit: sistem penghargaan dan dukungan
pada masa pascakarier
Pilar 6. Infrastruktur olahraga: fasilitas latihan
Pilar 7. Penyediaan pelatih, pembinaan dan mutu training
Pilar 8. Kualitas kompetisi: standar nasional dan internasional
Pilar 9. Penelitian ilmiah: input iptek olahraga
Pilar 10. Lingkungan media dan sponsorship
Sehingga, dari penjelasan diatas dan sumber-sumber sangat jelas petunjuk standar
pelayanan pada pelaksaan tugas bagi pihak yang berwenang dan bagian mana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
yang dapat menjadi patokan pengembangan untuk mencapai tujuan dan arah
pembangunan olahraga prestasi ini.
Selanjutnya pada olahraga pendidikan peran pemerintah melalui Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 37 mencantumkan
olahraga dengan nama Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjasor) sebagai salah
satu mata pelajaran wajib yang harus diselenggarakan di sekolah pada tingkat
dasar dan menengah. UU Sistem Pendidikan juga bersinergi dengan Undang-
undang SKN Nomer 3 Tahun 2005 dan PP RI Nomer 16 Tahun 2007 dalam
pengaturan posisi, standar tugas dan kebutuhan untuk pelaksanaan secara
nasional membangun dan mengembangkan keolahragaan di sekolah. Undang-
undang Sistem Keolahragaan pasal 18, yaitu:
“Pasal 18
(1) Olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan.
(2) Olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur pendidikan formal maupun
nonformal melalui kegiatan intrakurikuler dan/atau ekstrakurikuler.
(3) Olahraga pendidikan dimulai pada usia dini.
(4) Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan pada setiap
jenjang pendidikan.
(5) Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan nonformal dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang.
(6) Olahraga pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat dibimbing
oleh guru/dosen olahraga dan dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan yang
disiapkan oleh setiap satuan pendidikan.
(7) Setiap satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berkewajiban
menyiapkan prasarana dan sarana olahraga pendidikan sesuai dengan tingkat
kebutuhan.
(8) Setiap satuan pendidikan dapat melakukan kejuaraan olahraga sesuai dengan
taraf pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara berkala antarsatuan
pendidikan yang setingkat.
(9) Kejuaraan olahraga antarsatuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(8) dapat dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional, dan
internasional.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Butir-butir pada pasal 18 menjelaskan posisi dan tugas dalam olahraga
pendidikan yang dimunculkan untuk menjalankan proses keolahragaan disekolah.
Sedangkan dalam PP RI Nomer 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan, peraturan yang menyinggung standar pelayanan olahraga
pendidikan adalah pasal 93 ayat 2, yaitu mencakup pengadaan standar:
a) Kurikulum.
b) Alokasi waktu minimal 120 (seratus dua puluh) menit/ minggu.
c) Frekuensi pembelajaran atau pelatihan minimal 2 (dua) kali/ minggu.
d) Tenaga guru, tutor, atau dosen pendidikan jasmani dan olahraga.
e) Pelatih cabang olahraga.
f) Prasarana dan sarana olahraga.
g) Sumber pembelajaran.
h) Perkumpulan/klub olahraga.
i) Pertandingan atau kejuaraan intra/antar satuan pendidikan.
j) Kegiatan ekstrakurikuler olahraga.
k) Unit kegiatan olahraga.
Pengembangan dan pembinaan olahraga yang terakhir adalah pelaksanaan
olahraga rekreasi seperti yang disampaikan oleh Undang-undang Sistem
Keolahragaan Nasional Nomer 3 Tahun 2005 yaitu pada pasal 19 bahwa olah raga
rekreasi adalah:
(1) Olahraga rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali
kesehatan dan kebugaran.
(2) Olahraga rekreasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang, satuan pendidikan,
lembaga, perkumpulan, atau organisasi olahraga.
(3) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan:
a. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan;
b. membangun hubungan sosial; dan/atau
c. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional
(4) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat berkewajiban menggali,
mengembangkan, dan memajukan olahraga rekreasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(5) Setiap orang yang menyelenggarakan olahraga rekreasi tertentu yang
mengandung risiko terhadap kelestarian lingkungan, keterpeliharaan sarana,
serta keselamatan dan kesehatan wajib:
a. menaati ketentuan dan prosedur yang ditetapkan sesuai dengan jenis
olahraga; dan
b. menyediakan instruktur atau pemandu yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan jenis olahraga.
(6) Olahraga rekreasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh perkumpulan atau organisasi olahraga.
Penjelasan diatas menjadi bukti penerang bahwa keberlangsungan olahraga
merupakan sesuatu yang mendalam dan diperhatikan sehingga terdapat
pengaturan yang sangat mendetail dalam pelaksanaannya. Hal ini tidak terlepas
untuk menciptakan masyarakat dan bangsa yang sesuai dengan tujuan dan cita-
cita UU nomor 3 Tahun 2005 tesebut yaitu:
“Memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas
manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh
ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa.”
b. Tingkat Daerah
Ditingkat nasional program keolahragaan pada UU Pemerintah Daerah
Nomer 23 Tahun 2014 dengan sangat jelas membagi urusan tugas olahraga baik
ditingkat pusat sampai ke kabupaten/kota. Jajaran pemerintah daerah mulai dari
gubernur serta jajarannya sampai pemerintah kabupaten dan jajaran kedinasannya
adalah ujung tombak untuk dapat membangun dan mengembangkan
keolahragaan didaerah. Kebijakan serta program yang tepat sasaran didaerah
masing-masing yang lebih mengenal karakter daerahnya sangat dapat berperan
dalam peningkatan olahraga didaerah bahkan sampai menuju prestasi yang
unggul. Hak dan kewajiban dari pemerintah tertulis pada Bab IV pasal 11 yaitu
“(1) Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai hak mengarahkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; (2) Pemerintah dan pemerintah daerah
berkewajiban memberikan pelayanan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya kegiatan keolahragaan bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi”.
Sedangkan dalam pembinaan dan pengembangan olahraga tercantum dalam
Bab V yang menjelaskan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah
pusat dan daerah yaitu pada pasal 13 terdiri dari 2 ayat yang berbunyi: “(1)
Pemerintah mempunyai kewenangan untuk mengatur, membina,
mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan
secara nasional; (2) Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur,
membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan
keolahragaan didaerah”. Hal ini memungkinkan terjadinya inovasi yang
dikembangkan oleh daerah untuk membangkitkan semangat olahraga didaerah
teritorialnya. Pengembangkan olahraga didaerah bukan tidak mungkin terjadi
pemerintahan daerah yang lebih dekat dengan masyarakat lebih akan
mempengaruhi masyarakat karena dapat bersentuhan langsung dengan kelompok
masyarakat itu sendiri dan terbiasa juga lebih mengerti bagaimana kondisi, situasi
dan posisi keberadaan olahraga di lingkungan teritorialnya.
Terdapat beberapa kota besar yang sudah menerapkan program yang
berkaitan dengan penerapan olahraga untuk masyarakat kalangan apapun dan usia
berapapun atau yang dikenal dengan sport for all ini. pembuatan wadah atau
penempatan jam-jam tertentu untuk memancing aktivitas fisik yang lebih banyak
digunakan untuk memacu masyarakat untuk lebih perduli dengan olahraga,
diantaranya dengan mengadakan penutupan jalan-jalan protokol untuk car free
day. Penutupan jalan dalam beberapa jam ini dapat digunakan masyarakat untuk
dapat menggunakan jalan sebagai arena lapangan seperti futsal, senam bersama,
bermain sepatu roda, bersepeda dan masih banyak aktivitas fisik lain yang
memacu gerak pada masyarakat. Selain dari car free day dibeberapa daerah juga
menerapkan satu hari tanpa kendaraan bermotor atau diwajibkan bersepeda, atau
satu hari dalam seminggu menjadi hari wajib berolahraga. Program-program ini
dapat menjadi ujung tombak dalam menggerakan kesadaran berolahraga yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
baik bagi masyarakat. Karena jika dilihat sebuah kesadaran berasal dari kebiasaan
yang tidak bisa dihapus. Sehingga, pengolahragaan masyarakat akan lebih mudah
jika diiringi dengan pembudayaan atau olahraga sebagai kebiasaan.
2. Olahraga Masyarakat
Olahraga dalam UU Sistem Keolahragaan dibagi menjadi olahraga
pendidikan, olahraga prestasi dan olahraga rekreasi. Ketiga bagian ini merupakan
upaya pemerintah dalam memberikan wadah masyarakat dalam aktivitasnya
berolahraga. Segala bentuk kebijakan yang mendasari jalannya suatu program
adalah untuk kemudahan akses masyarakat untuk berolahraga. Menganalisis
olahraga masyarakat maka tidak akan terlepas dari badan yang menaungi olahraga
untuk masyarakat atau yang lebih dikenal dengan sport for all. Tahun 1983
International Olympic Committe (IOC) meluncurkan badan khusus yang
menangani sport for all. Badan yang berpusat di Swizerland ini meluncurkan
buku panduan yang juga dapat diakses secara luas melalui media internet dengan
judul “ Get Moving! The IOC Guide to Managing Sport for All Programs
(2010)”. Panduan ini menjabarkan bentuk dukungan penyelenggaraan olahraga
bagi masyarakat yang tidak mendiskiminasi atau berpihak pada golongan tertentu,
penyelenggaraan ini baik pada tingkat profesional, amatir, rekreasi, internaional,
nasional, daerah atau semua bagian yang menyelenggarakan olahraga pada skala
apapun. Menuntun gambaran standar pengadaan suatu program bagi masyarakat
sampai pada evaluasinya. IOC juga bekerja sama dan mendukung organisasi yang
yang menaungi sport for all dibawah bagian World Health Organisation (WHO).
Organisasi yang selanjutnya menangani kompetisi olahraga masyarakat dunia
adalah The Association for International Sport for All (TAFISA).
Sebenarnya dalam pengadaan olahraga untuk masyarakat ini didunia ada
beberapa alasan mendasar yang membangun sport for all (IOC : 15), yaitu: (1).
Kesehatan dari setiap individu. Kesehatan dari setiap individu bisa ditingkatkan
melalui olahraga dan hal ini menjadi alasan kuat dalam pembangunan olahraga
masyarakat. Membangun masyarakat aktif dalam bergerak karena studi yang
dilakukan IOC kasus kematian manusia tidak aktif bergerak ini mencapai 3,2 juta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
orang per tahun, selanjutnya kasus obesitas yang memunculkan berbagai masalah
kesehatan. (2). Membangun masyarakat yang kuat, poin ini dimaksudkan
membangun investasi baik kesehatan yang berujung pada peningkatan kualitas
individu sehingga individu tersebut dapat produktif, dan olahraga menjadi dasar
mempromosikan nilai sportifitas, dedikasi, membangun percaya diri, dan
kedisiplinan individu, serta olahraga sebagai jembatan komunikasi antar individu
yang menyatukan masyarakat yang sepaham dan memiliki rasa persaudaraan juga
kerjasama yang kuat. (3). Olahraga sebagai gerakan berkelanjutan, hasil dari
program sport for all ini dapat dirasakan terus menerus dimana olahraga yang
elite (olahraga dengan kualitasnya) dapat menjadi role models (contoh) untuk
membangun karakateristik generasi ke generasi dengan nilai-nilai positif yang
dibawanya, bahkan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
kesehatan, sosial dan ekonomi untuk komunitas dan juga negara.
Olahraga masyarakat di Indonesia sudah berjalan dalam hal ini dengan
memunculkan Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang diperingati pada tanggal 9
September dan pada 2015 adalah peringatan ke-32. Hari olahraga ini sebagai
bentuk rangsangan bagi masyarakat dalam turut serta pada aktivitas berolahraga
dan memunculkan keikutsertaan masyarakat. Indonesia juga sudah turut serta
dalam berbagai kompetisi yang dilaksanakan oleh TAFISA. Sebenarnya jika
berpegangan pada apa yang disampaikan oleh IOC mengenai olahraga masyarakat
atau sport for all ini, maka dapat jadi Indonesia memiliki segudang inovasi yang
mampu dimunculkan dan juga dapat menjadi contoh yang besar, hal ini
dikarenakan IOC mendukung berbagai inovasi aktivitas olahraga yang muncul
dari berbagai daerah sehingga Indonesia dengan berbagai kebudayaan yang
memiliki aktivitas gerak yang bervariasi akan bisa memiliki inovasi yang
bervariasi pula. Inovasi ini dapat berasal dari berbagai kombinasi tradisi Indonesia
yang dikenal unik dan berbeda.
Penjabaran tersebut dapat meyakinkan Indonesia bisa menjadi negara yang
kaya akan inovasi aktivitas olahraga yang khas (berpotensi) yang selanjutnya
dapat menarik minat dari segala kalangan didunia, sehingga memunculkan
berbagai keuntungan tidak hanya pada penguatan dimasyarakat secara
keseluruhan yang merupakan keuntungan internal tetapi juga akan menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Indonesia lebih dikenal dimata olahraga dunia. Indonesia juga menjadi negara
yang mumpuni dan disegani kembali pada kegiatan olahraganya dan diminati oleh
pencinta olahraga internasional.
3. Senam
Selama perjalanan keberadaannya gymnastic atau senam merupakan
aktivitas yang telah dikenal sejak lama. Berbagai aktivitas yang dikenal dengan
senam ini memiliki cerita yang bervariasi sehingga telah terdapat berbagai
perkembangan dan transformasi jenis dari senam sendiri. Sejarah senam dan
berbagai bentuk transformasinya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Sejarah Senam
Sejarah senam pada zaman kuno (2000 tahun sebelum masehi sampai 1000
tahun sesudah masehi) dituliskan dalam buku senam karangan margono (2009)
bahwa tidak diketahui pasti sejak kapan dimulai dalam sejarah manusia. Tetapi,
setiap negara, setiap bangsa memberikan keterangan dan tanda-tanda adanya
aktivitas itu, seperti pada beberapa negara berikut:
1) Cina
Tahun 2700 sebelum masehi di daerah daratan Cina terdapat suatu
kegiatan yang merupai senam, aktivitas ini bertujuan sebagai sarana
penyembuhan dan pengobatan. Latihan berupa macam-macam gerakan pasif
dan aktif, merupakan bagian dari latihan pernafasan dan juga massage. Pada
ajaran Cina ini banyak yang tidak berubah sampai berabad-abad selanjutnya
aktivitas yang dijadikan suatu filsafat moral dan mementingkan pentingnya
keluhuran budi. Bertujuan untuk memperoleh nikmat hidup.
2) India
Tradisi olahraga di India seiring dengan tradisi yang berhubungan
dengan keagamaan, terutama pada latihan pernafasan. Teknik bernafas selalu
dihubungkan dengan kekuatan dari alam. Setiap kali melakukan nafas udara
yang dihirup akan bermuatan “prana” yang merupakan suatu sumber kekuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pemelihara alam semesta. Dari sini muncullah yoga, tidak sekedar sebagai
tujuan medis senam yoga juga memegang peran sebagai senam keindahan.
3) Mesir
Mesir menceritakan sejarahnya dalam relief-relief batu, seperti yang
terkenal di Mesir adalah piramida. Dapat dijumpai berbagai kegiatan dan
aktivitas sehari-hari tergambar di permukaan batu. Juga terdapat kegiatan yang
mengacu pada berolahraga. Aktivitas yang dibaca seperti latihan bebas
(senam) yang telah diteliti seperti menyerupai gerakan yoga dan juga seperti
senam lantai.
4) Yunani Kuno
Sepanjang sejarah senam di Yunani disebut dengan Gymnastik. Kata
Gymnastik mempunyai makna yang luas. Namun, dalam gambarannya adalah
senam yang merujuk pada kekuatan. Gambaran dalam relief yang tedapat di
Yunani adalah gambaran sesorang yang melawan banteng atau sapi yang
kemudian melakukan baling-baling diatas punggung sapi atau banteng dan
mendarat kembali dibelakang binatang tersebut.
5) Yunani (< 146 Tahun sebelum masehi)
Dimasa kurang dari 146 Tahun sebelum masehi terdapat dua masa
kekuasaan yang mempengaruhi sejarah senam yaitu Sparta dan Athena.
Senam pada masa ini disebut dengan senam klasik. Pada masa Sparta dan
Athena berbedaannya terletak pada golongan yang melakukan aktivitas.
Bangsa Sparta mengkhususkan aktivitas ini untuk golongan bangsawan atau
militer sedangkan Athena aktivitas ini meliputi seluruh unsur golongan.
Latihan tidak hanya terpaku pada unsur kekuatan fisik saja tetapi
mementingkan keselarasan (harmonis) antara manusia dan alam. Hal ini
melahirkan unsur latihan yang saat ini dikenal menjadi cabang olahraga lari,
lompat, lempar (lembing dan cakram) juga gulat.
Senam atau yang dikenal dengan latihan gymnastik terus berkembang dan
memiliki sejarah yang mempengaruhi banyak ajaran. Senam pada abad ke-17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
senam sebagai bagian dari jalan mencari kebenaran melalui pendekatan-
pendekatan ilmu pengetahuan seperti emperisme dan rasionalisme. Emperisme
memandang gymnastik penting bagi perkembangan intelek dan rasionalisme
menganggap jasmani sebagai unsur yang lebih mendasar daripada jiwa.
Sedangkan pada senam pada abad ke 18 memunculkan aliran romantik dan aliran
filantropis. Aliran ini memiliki penjabaran sebagai berikut:
1) Aliran Romantik
Aliran ini dimunculan oleh J.J Rousseau (Margono, 2009: 8). Ia
mengatakan bahwa untuk mengembangkan intelegensi siswa maka harus
mengembangkan kekuatannya. Latihan jasmani yang muncul dari pendapat
Rousseau memacu pengembangan senam disekolah secara lebih luas dan
bebas. Anak laki-laki harus ditempa keuletannya dan anak perempuan ditempa
keindahan geraknya.
2) Aliran Filantropis
Aliran ini berasal dari pertanyaan bagaimana seharusnya senam atau
gymnastik dapat membimbing anak-anak sekolah dasar sehingga menjadi
orang lebih dewasa?. Tokoh yang memunculkan aliran ini adalah Basedow
tahun 1723-1790 (Margono, 2009: 9). Basedow memasukkan unsur kehidupan
sehari-hari, sehingga pendidikan senam harus menambahkan unsur
kebahagiaan manusia, dan bertujuan untuk membentuk keselarasan antara
jiwa dan raga. Aliran ini memiliki penerus yaitu Gutsmuths yang selanjutnya
dikenal dengan bapak senam. Tokoh ini terus mengembangkan kandungan
gymnastik didalamnya yaitu berisi unsur kesehatan badan, keuletan, kekuatan
dan keterampilan, kemauan beraktivitas, ketajaman panca indra, keserasian
tubuh, kegembiraan jiwa, kejantanan, keberanian dan kesiapsiagaan, aktivitas
jiwa, kemampuan berfikir dan juga kesucian budi pekerti.
Sejarah di abad 18 ini menjadi awal penganatomian gerakan yang
selanjutnya mendapakan pengembangan pembagian gerak dan dikenal kumpulan
gerak persendian yang kemudian dikenal dengan senam elementer. Senam
elementer ini terdiri dari pembagian gerak tubuh yaitu gerak pada persendian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
panggul, gerak pada persendian sakral dan gerak pada persendian punggung.
Sedangkan senam elementer di Swedia mengembangkan senam lokalisasi
(setempat). Latihan ini bertujuan untuk latihan tungkai, latihan lengan, latihan
leher dan latihan tubuh dan punggung.
Masih terdapat banyak sejarah yang menceritakan munculnya senam,
namun menurut Margono (2009: 17-19) Senam merupakan istilah atau nama suatu
cabang olahraga. Sebagai, cabang olahraga senam memiliki domain tersendiri,
mempunyai ruang lingkup yang tertentu. Senam di bagi menjadi dua bentuk yaitu
calesthenic dan Tumbling.
a) Calesthenic
Calesthenic adalah kata lain dari free exercise (Bahasa Inggris) yang berarti
latihan bebas. Dalam perkembangannya sekarang ini ditujukan untuk
memelihara atau menjaga kesegaran jasmani seperti senam pagi untuk
meningkatkan kelentukan, daya tahan, keluwesan, memelihara teknik dasar
atau keterampilan tertentu.
b) Tumbling
Dapat diartikan melompat, melenting, dan berjungkir balik, hal ini seperti
akrobatik yaitu suatu ketangkasan dari beberapa gerakan pada bagian-bagian
tubuh dalam berpindah.
b. Senam Masa Modern
Senam-senam yang dikenal saat ini merupakan pengembangan dari masa
lalu diberbagai tradisi keagamaan diberbagai negara di dunia. Banyak sejarah
negara yang menyatakan senam berasal dari berbagai aktivitas penyembuhan atau
pengobatan (Margono, 2009: 1-12). Sedangkan di era modern saat ini senam ini
sudah berkembang memasuki berbagai bentuk latihan sesuai dengan tujuan yang
dikreasikan oleh instruktur-instruktur senam. Banyak juga senam tanpa ada nama
spesifik atau filosofi dalam pembuatannya namun berorientasi pada gerak dan
berolahraga atau pengobatan. Diantaranya senam yang di peruntukan didunia
kesehatan yaitu: senam diabetes, senam refleksi, senam hamil dan senam otak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sebagainya (Widianti dan Proverawati, 2010: v-viii). Berbagai kreasi, bentuk dan
tujuan senam begitu banyak muncul bahkan sampai memancing berdirinya pusat-
pusat senam kebugaran dan senam kesehatan baik yang dimiliki perorangan atau
fasilitas dari pemerintahan daerahnya.
Terdapat kaidah-kaidah (Margono, 2009: 15). yang menjadi batasan dalam
senam secara umum. Yaitu:
a) Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja
b) Gerakannya selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu seperti
meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak/keindahan tubuh,
meningkatkan daya tahan otot, pernafasan juga kekuatan, serta
meningkatkan kesehatan.
c) Gerakannya harus sistematis.
Senam sendiri memiliki badan naungan yang membawahi cabang-cabang
dari senam itu sendiri badan ini mengatur kestandaran dari senam terutama dalam
kejuaraan profesional senam. Organisasi internasionalnya adalah International
Federation of Gymnastics (FIG). FIG mengatur pengadaan pertandingan
olimpiade senam dunia (olympic competititon) dan kejuraan senam Internasional
(World Gymnastics Championships) semua peraturan diperbaharui pada tahun-
tahun tertentu, terbaru adalah peraturan untuk senam tahun 2013-2016 yang
diterbitkan pada september 2012 yaitu untuk senam artistik, aerobik grup, dan
lantai.
c. Macam-macam Senam
Sesuai dengan perkembangan dan bentuk fungsinya terdapat berbagai
bentuk senam yang dicirikan dari bentuk gerakan dari senam tersebut, Yaitu
antara lain:
1) Senam Aerobik
Senam aerobik atau aerobic gymnastic merupakan salah satu cabang senam
yang berdasarkan kepada penggunaan sistem aerobik didalam tubuh. Senam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
aerobik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah dikenal di dunia dan
Indonesia. saat ini senam aerobik sudah berkembang dan digunakan dalam banyak
hal seperti dunia kesehatan. Senam dalam dunia kesehatan digunakan sebagai
terapi untuk meningkatkan kemampuan fisik pada organ-organ tertentu, seperti
jantung sering disebut dengan senam jantung. Bahkan untuk menjaga mentalitas,
relaksasi dan kekuatan pada ibu hamil dunia kesehatan membuat senam ringan
yang sering disebut senam hamil. Semua senam yang berkembang itu berdasarkan
pada senam aerobik.
Dasar dari senam aerobik merupakan latihan dengan menggunakan sistem
aerobik. Latihan aerobik adalah latihan yang menuntut oksigen tanpa
menimbulkan hutang oksigen yang tidak terbayar, aerobik sendiri berarti
menggunakan oksigen. Selanjutnya Dinata (2010: 5) mengartikan senam aerobik
adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti
irama musik yang juga dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kontinuitas
dan durasi tertentu. Sedangkan gerakan-gerakan yang dipilih dalam suatu senam
aerobik hendaknya mengandung unsur:
a) Meningkatkan kemampuan kerja jantung dan paru-paru.
b) Dapat membentuk tubuh.
c) Irama musik sebagai patokan kecepatan dan juga sebagai penjaga motivasi
bagi yang melakukan senam aerobik.
Struktur senam aerobik sendiri terdiri dari pemanasan (warming up), inti
dan pendinginan (cooling down) menurut Dinata (2010: 17). Berikut
penjabarannya:
a) Pemanasan (Warming Up)
Merupakan kegiatan persiapan yang dilakukan dalam senam aerobik untuk
meningkatkan suhu tubuh dan denyut nadi secara bertahap. Selain itu pemanasan
juga diharapkan merangsang elastisitas otot dan ligamentum. Pemanasan ini
biasanya terdiri dari gerakan sederhana seperti jalan ditempat kemudian
mengayunkan kepala kesamping kiri dan kanan, gerakan lengan atau kaki yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
sederhana. Pemanasan ini wajib dilakukan untuk menghindari cedera yang terjadi
saat melakukan kegiatan yang lebih kompleks.
b) Inti
Memasuki pada tahap kegiatan inti, gerakan sudah lebih aktif, cepat dan
rumit dibandingkan dengan gerakan pada pemanasan. Gerakannya disiplin untuk
melatih bagian tubuh tertentu dengan pengulangan yang cukup. Gerakan pada inti
juga hendaknya tidak terpatok pada beberapa koordinasi bagian tubuh atau
memastikan seluruh bagian tubuh bergerak sesuai irama yang sudah dipilih,
meskipun dapat dilakukan secara progresif (sebagian kemudian keseluruhan).
Rangkaian gerakan juga dapat disesuaikan dengan bagian mana dari tubuh yang
perlu dilatih namun secara garis besar, senam aerobik adalah untuk melatih
sistem kardiovaskular mulai dari paru-paru, jantung hingga ke otot.
c) Pendinginan (Cooling Down)
Gerakan pada pendinginan atau pada tahap akhir senam aerobik ini
hendaknya melakukan gerakan yang menurunkan frekuensi denyut nadi untuk
kembali mendekati normal. Pelaksanaan gerakan pendinginan ini harus dapat
menurunkan denyut nadi secara bertahap dari gerakan intensitas tinggi pada inti
ke gerakan yang cenderung ringan. Hal ini menghindari kelelahan juga masalah
pada sistem kardiovaskular.
Biasanya juga terdapat gerakan peralihan yang gerakan itu dilakukan untuk
berpindah dari pemanasan ke inti atau dari inti kependinginan. Selain dari
struktur senam yang terdiri dari pemanasan, inti dan pendinginan terdapat bentuk
latihan senam aerobik berdasarkan dari tempo atau ketukan dari irama yang
digunakan oleh senam tersebut. Seperti:
a) Latihan Senam Aerobik Low Impact
Senam aerobik low impact merupakan salah satu bentuk latihan dalam
senam aerobik. Pelaksanaan senam aerobik low impact adalah kedua kaki atau
salah satu kaki selalu kontak dengan lantai, sehingga gerakan-gerakan jogging
diganti dengan gerakan jalan cepat. Selanjutnya Cooper dalam Dwijayanti
(2013: 62) mengatakan bahwa senam aerobik low impact adalah suatu bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
senam yang pertama kali diperkenalkan untuk para pemula. Irama dalam senam
ini agak lambat dan bertahap dari ketukan yang lambat sampai ketukan yang
agak cepat. Gerakannya menggunakan langkah yang pendek, seperti gerakan
kaki menggeser ke samping, melangkah ke depan, menyilang dan jalan di
tempat. Latihan ini sangat cocok untuk peningkatan daya tahan karena
intensitasnya rendah sampai sedang sehingga dapat dilakukan dalam durasi yang
lebih panjang.
Senam aerobik low impact menurut Sadoso Sumosardjuno (1996: 15)
sangat baik untuk pemula dan bagi yang berat badannya berlebih. Karena pada
orang berat badannya berlebih, senam aerobik low impact ini akan mengurangi
beban pada persendiannya dan tepat untuk latihan yang bertujuan untuk
membekar lemak dan mengubah komposisi tubuh, yaitu dengan latihan yang
intensitasnya rendah sampai sedang dengan waktu yang lama.
Menurut Sumosardjuno (1996: 15) pelaksanaan senam aerobik low impact
dapat dilakukan setalah pemanasan 5-10 menit dengan tempo antara 100-120
ketukan per menit. Kemudian dilanjutkan dengan latihan selama 20-30 menit
dengan tempo 115-135 ketukan per menit. Aerobik benturan ringan ini
digunakan untuk gerakan-gerakan dimana kaki selalu ada dilantai setiap saat.
Aerobik benturan ringan ini tentu saja berguna untuk mengurangi cedera yang
akan timbul pada tubuh bagian bawah, aerobik benturan ringan ini juga cocok
untuk orang yang mempunyai gangguan kesehatan seperti: pernah mengalami
cidera tungkai, betis. Selain itu juga cocok untuk seserang yang berlebihan berat
badan, wanita hamil, dan para pemula.
Faktor kerugiannya tentu saja juga ada untuk mencapai tingkat
intensitasnya diperlukan kerja keras karena oksigen yang dikeluarkan juga
rendah tingkatannya dan sudah pasti pembakaran lemak juga rendah. Senam
aerobik low impact adalah serangkaian gerak yang tersusun dan dalam
melaksanakan gerakannya salah satu kaki selalu berada dan menapak dilantai
setiap waktu. Sebuah lagu dan jenis laku memiliki karakteristik yang berbeda.
Salah satunya adalah ketukan per menit dari sebuah lagu. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan tanda. Aktivitas fisik yang kurang menjadi resiko penyakit
kardiovaskular. Senam aerobik low impact sangat berpengaruh terhadap sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
kardiovaskular. Menurut Dede Kusmana (2000: 9) menyatakan: “lama latihan
antara 20-30 menit cukup memberikan kenaikan kemampuan sebanyak 35%,
bila dilakukan 3 kali perminggu dalam jangka waktu 1,5 bulan”.
Pengaruh senam aerobik low impact juga memberikan efek langsung pada
perbaikan fungsi dan efisiensi kardiovaskular terutama bagi mereka yang jarang
melakukan olahraga. Dengan diberikan senam aerobik low impact maka orang
yang jarang melakukan olahraga dapat beradaptasi karena beban yang berikan
pada senam aerobik ini memiliki ketukan per menit antara 138 sampai dengan
144, dengan kata lain gerakannya lebih lambat dari high impact.
b) Latihan Senam Aerobik High Impact
Senam aerobik high impact merupakan salah satu bentuk latihan dalam
senam aerobik. Pelaksanaan senam aerobik high impact menurut Sumosardjuno
(1996: 15) adalah pada waktu melakukan senam ada saat kedua kaki melayang,
sehingga gerakannya berupa gerakan lari, melompat dan melemparkan kaki
(mengayunkan kedepan) atau kebelakang sampai tumit mengenai bagian paha.
Menurut Cooper (1988: 46) senam aerobik high impact biasa digunakan pada
kelas yang sudah terlatih denga tujuan untuk meningkatkan intensitas latihan
dengan irama musik yang lebih cepat. Gerakan yang digunakan biasanya step-
step vertikal, melompat, jogging dan diiringi dengan memutar (twis). Resiko
cidera lebih besar dibangdingkan dengan senam low impact, dan untuk
menghindari resiko cidera dapat dilakukan dengan menghindari gerakan yang
salah.
Senam aerobik high impact menurut Sumosardjuno (1996: 15) sangat baik
untuk lanjut dan bagi yang berat badannya normal. Karena pada gerakan senam
aerobik high impact, benturan pada badan saat mendarat cukup besar dan tepat
untuk latihan yang bertujuan untuk kelincahan, kecepatan dan power selain
untuk meningkatkan daya tahan, karena intensitasnya dimulai dari sedang
sampai tinggi. Menurut Sumosardjuno (1996: 15) bahwa pelaksanaan senam
aerobik high impact dapat dilakukan setelah pemanasan 5-10 menit dengan
tempo antara 100-120 ketukan per menit dan dilanjutkan dengan gerakan high
impact selama 20-30 menit dengan tempo 140-170 ketukan per menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Aerobik benturan barat biasanya gerakan seperti lompatan atau loncatan.
Prinsip dasar keuntungan melakukan aerobik benturan berat adalah sangat baik
untuk kardiovaskular dan pembakaran lemak. Aerobik benturan berat ini
biasanya sangat populer dan menyenangkan dan menambah semangat dalam
berlatih. Oleh sebab itu keuntungan aerobik benturan berat ini sangat baik bagi
kebugaran tubuh, selain itu tentunya ada faktor kerugiannya ialah dapat
menyebabkan cidera yang serius pada tubuh bagian bawah. Tentu saja bagi
beberapa orang yang mempunyai masalah gangguan kesehatan tidak dianjurkan
melakukan latihan ini.
2) Senam Kesehatan
Senam kesehatan merupakan salah satu senam yang digunakan didunia
kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan, mampu
mencegah dan menurunkan timbulnya gangguan-gangguan kesehatan termasuk
penyakit degeneratif yang saat ini perlu mendapat perhatian khusus (Widianti
dan Proverawati, 2010: iv). Pembentukan senam-senam ini disesuaikan
berdasarkan tujuan penyembuhan yang terkait pada salah satu bagian tubuh yang
terserang penyakit atau mengalami penurunan fungsi. Contoh-contoh senam
kesehatan ini adalah
a) Senam Hamil, terdapat berbagai bentuk yang disesuaikan dengan usia
kandungan ibu yang dibagi menjadi trisemester pertama, kedua dan ketiga.
Tujuan dari senam hamil ini adalah untuk mengurangis rasa sakitdan
memperlancar proses pada saat melahirkan dengan menguatkan otot-otot
panggul, otot perut. Pemperingan keluhan rasa sakit di punggung atau
pinggang. Membuat ibu releks (mengurangi stres). Membantu melatih
berbagai teknik pernafasan. Sehingga tubuh ibu benar-benar siap pada saat
melahirkan.
b) Senam Nifas, senam yang dilakukan pasca melahirkan memiliki tujuan untuk
mencegah pembekuan darah pada pembuluh tungkai, dan membantu
mengembalikan fungsi semua organ tubuh seperti fungsi usus, kandung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kemih, sirkulasi darah, pernafasan juga pengencangan otot perut atau otot
dasar pinggul. Senam ini juga membantu pemulihan sikap tubuh (tulang
belakang).
c) Senam Diabetes (bagian kaki), senam kaki pada penderita diabetes melitus
adalah senam dengan gerakan ringan yang bertujuan untuk memperlancar
peredaran darah pada bagian kaki, memperkuat otot-otot dan mencegah
kelainan bentuk kaki dan keterbatasan gerak sendi.
d) Senam lansia, senam ini adalah olahraga ringan dan dilakukan dengan
mudah dan tidak memberatkan yang ditujukan untuk lansia. Aktivitas senam
ini dimaksudkan untuk membantu tubuh agar tetap bugar dan segar. Ada
beberapa senam lansia yang biasanya diterapkan yaitu, senam kebugaran
lansia, senam otak, senam osteoporosis, senam hipertensi (jantung), senam
diabetes melitus, dan jalan santai.
Terdapat banyak bentuk lainnya dari senam kesehatan ini. Senam-senam
ini biasanya dilakukan didalam bagian dari pusat kesehatan dan
direkomendasikan oleh dokter yang menangani berdasarkan status keadaan pada
kesehatan pasien pusat kesehatan tersebut.
3) Senam Lantai
Senam lantai merupakan senam yang dapat dilakukan dalam ruangan
(bangsal) dan dapat juga dilakukan dilapangan rumput atau di pasir pantai.
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan paling baik latihan dilakukan diatas
matras. Ukuran matras yang digunakan dalam senam lantai adalah120x
240cm,150x 300cm dan 180 x 360 cm. Tebalnya disesuaikan dengan bahan
lapisan yang digunakan, namun umumnya tidak kurang dari 7,5 cm, sedangkan
jumlah yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan pada saat berlatih atau
pada saat pertandingan (Sriwahyuniati, 82-83). Sedangkan menurut Nurdini
(2013: 54) Senam lantai adalah salah satu cabang olahraga yang mengacu pada
gerakan kombinasi terpadu antara anggota tubuh dalam bergerak dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menggunakan komponen kekuatan, kecepatan, kelenturan, dan ketepatan. Senam
ini merupakan senam dasar yang latihannya menekankan pada pembentukan
otot-otot besar melalui latihan dari komponen-komponen tersebut. Contoh
gerakan pada senam lantai adalah Guling depan (Foward Roll), Guling belakang
(Back Roll), meroda (Cartwheel), Berdiri dengan tangan dan berguling
(handstand-roll) dan lainnya. Berikut bentuk gerakannya:
Gambar 1. Gerakan Guling Depan (Foward Roll).
Gambar 2. Gerakan Guling Belakang (Back Roll).
Gambar 3. Gerakan Meroda (Cartwheel).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Gambar 4. Gerakan Berdiri dengan tangan dan berguling (handstand-roll).
4) Senam Artistik
Senam artistik adalah salah satu jenis dari cabang olahraga senam. Senam
artistik ini merupakan yang paling sering dipertandingkan dan nomor-nomor
yang dipertandingkan biasanya kuda lompat (vaulting horse), kuda pelana
(pommeld horse), palang tunggal (horizontal bars), palang sejajar (parallel
bars), gelang-gelang (ring/still rings), palang bertingkat (univen bars) dan balok
titian (balance beam) (Margono, 2009: 77-79).
Gambar 5. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Kuda Lompat (vaulting horse).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Gambar 6. Nomor Kuda Pelana (Pommeld Horse).
Gambar 7. Nomor Palang Tunggal (Horizontal Bars).
Gambar 8. Rangkaian Gerakan pada Palang Sejajar (Parallel Bars).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 9. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Gelang-gelang (Still Rings).
Gambar 10. Nomor Palang Bertingkat (Univen Bars).
Gambar 11. Salah Satu Rangkaian Gerak Nomor Balok Titian (Balance Beam).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d. Latihan Senam, dan Manfaatnya
Menurut Cooper dalam Dwijayanti (2012: 68) penting pula melakukan jenis
olahraga yang benar dalam program anda. Artinya mengandalkan olahraga dengan
intensitas rendah yang akan meminimkan pengeluaran radikal bebas yang
berlebihan saat anda berlatih pada saat yang sama meningkatkan jumlah enzim
alami atau anti oksidan endogen anda. Sejumlah studi mutahir telah membuktikan
telah membuktikan manfaat olahraga dengan intensitas rendah ini secara
bermakna.
Bukti ilmiah tentang olahraga berinteraksi rendah dari akademi kedokteran
olahraga Amerika dan pusat pencegahan dan pengawasan penyakit menyatakan
bahwa setiap orang Amerika dewasa harus melakukan kegiatan fisik dengan
interaksi sedang selama 30 menit atau lebih selama kegiatan sehari-harinya dalam
seminggu. 30 menit kegiatan terus menerus, tiga hingga empat kali setiap minggu
akan mempunyai pengaruh yang sangat berarti dalam mengurangi angka kematian
oleh penyebab apapun. Apabila latihan tersebut benar-benar sesuai dengan
prosedur, maka akan memiliki banyak keuntungan. Menurut Lynne (2001: 4-7),
terdapat keuntungan fisik yang di dapat dari aerobik terhadap lima segi dari
kesehatan fisik antara lain:
1) Manfaat pada jantung
Latihan aerobik akan meningkatkan tingkat kesehatan fisik dan membantu
tubuh bekerja lebih efisien. Segala hal yang berkaitan dengan jaringan jantung
(jantung, pembuluh darah dan paru) adalah jaringan utama yang digunakan oleh
tubuh selama latihan aerobik berlangsung. Tubuh akan beradaptasi dengan
program latihan aerobik dalam waktu beberapa minggu, pada saat istirahat akan
diketahui dekat jantung dan tekanan darah yang akan turun dan jantung akan
memompa lebih banyak darah pada setiap detakan dan akan menghasilkan lebih
banyak pembuluh darah untuk membantu mengirimkan oksigen pada otot-otot
yang sedang bekerja. Jaringan-jaringan yang ada di dalam tubuh bekerja sama
untuk membantu meningkatkan kondisi tingkat aerobik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2) Kekuatan otot
Agar menjadi lebih kuat, otot-otot harus dilatih melebihi beban normalnya.
Hal ini disebut dengan prinsip beban berlebih. Untuk memperkuat otot-otot
maka diperlukan latihan dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang singkat,
mempergunakan beban maksimum dan diulang-ulang. Jangan mengharapkan
tambahan kekuatan otot dari latihan yang tetap intensitasnya akan mendapatkan
kekuatan selama melakukan latihan selingan, dimana intensitas latihannya
beragam dari intensitas tinggi sampai intensitas yang sangat rendah antara lain
dengan bersepeda. Latihan aerobik yang meniru cara latihan menambah
kekuatan akan membantu membuat dan membentuk otot. Dengan
menggabungkan program latihan kekuatan dan program aerobik maka otot-otot
akan menjadi lebih kuat.
3) Daya tahan otot
Aerobik membantu meningkatkan daya tahan otot, daya tahan otot
ditingkatkan dengan cara banyak melakukan gerakan-gerakan ringan. Gerakan
aerobik seperti melompat-lompat, mengangkat lutut, dan menendang yang sering
dilakukan diperlukan untuk meningkatkan daya tahan otot.
4) Kelenturan
Kelenturan adalah gerakan yang berada di sekeliling sendi setelah
menyelesaikan latihan aerobik peregangan akan membantu meningkatkan
kelenturan dan juga membantu sirkulasi darah kembali ke jantung. Otot-otot
sifatnya seperti pita karet, semakin kuat diregangkan maka akan sendiri elastis
tersebut. Setelah selesai latihan melakukan peregangan secara rutin maka yang
akan diperoleh otot, tulang dan sendi akan berkembang.
5) Komposisi tubuh
Latihan aerobik yang tetap akan membantu mengubah komosisi tubuh
menghindari tubuh menjadi gemuk, dan membentuk otot-otot tubuh.
Keuntungan fisik yang lain adalah dengan melakukan latihan akan merasa
kecanduan secara fisik pada latihan aerobik. Selama latihan aerobik tubuh akan
secara alami mengeluarkan hormon-hormon penghambat penyakit. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
memberikan persamaan dengan kegembiraan “runner’s high”. Tubuh menjadi
terbiasa dengan perasaan yang menyenangkan ini. Untuk melalukan latihan
aerobik agar dirasakan manfaatnya makan latihan harus dilakukan dengan cara
atau teknik yang besar. Tenik kebugaran aerobik (Lynne, 2001: 25-27)
memberikan gambaran yang spesifik mengenai bagaimana cara melakukan
gerakan-gerakan dalam latihan. Konsep-konsep yang harus dipahami dan
dimengerti antara lain: (1) menggunakan sikap tubuh dan ketegakan tubuh yang
tepat, ini dilakukan dengan cara berdiri dengan tegak lurus dengan kepala di atas
bahu, bahu sejajar dengan pinggul, pinggul diatas lutut, lutut diatas kaki. Jika
ditarik garis lurus sepanjang sisi tubuh maka bagian tulang yang menonjol harus
dalam keadaan sejajar. (2) Melakukan gerakan-gerakan dengan bergabai
tingkatan gerakan. Buatlah setiap gerakan mempunyai sebuah permulaan dan
sebuah akhir. (3) Menyesuaikan impact berbagai macam intensitas gerakan.
Pada umumnya, gerakan yang berintensitas rendah adalah gerakan yang terdekat
dengan tanah, gerakan yang berintensitas sedang sedikit lebih jauh dari tanah
dan gerakan berintensitas tinggi adalah gerakan yang terjauh dari tanah. Aturan
intensitas ini dipergunakan untuk bagian atas dan juga bagian bawah tubuh.
4. Penyelenggaraan Kegiatan Olahraga
Olahraga bagi masyarakat sebenarnya merupakan penopang keseimbangan
aktivitas sehari-hari yang dijalani bagi setiap individu dimasyarakat itu sendiri,
pentingnya olahraga bagi individu seperti tidak disadari. Baron Pierre de
Coubertin, founder of the modern Olympic Movement dalam buku Get Moving!
The IOC Guide to Managing Sport for All Programs (2010: 15) mengatakan
olahraga adalah bagian dari setiap perjalanan individu baik pria dan wanita namun
dalam kehadiarannya tidak ada yang memberikan kompensasi untuk manfaatnya.
berdasarkan pada manfaat yang dihasilkan olahraga, IOC menggerakakan dan
mendorong perkembangan aktivitas olahraga bagi masyarakat didunia, manfaat
tersebut adalah (1). Olahraga mampu meningkatkan kesehatan bagi setiap
individu, peningkatan kesehatan pada individu akan mempermudah aktivitas
apapun bagi individu seperti bekerja, aktivitas dirumah bersama keluarga atau
aktivitas lain yang tidak terduga. Selain faktor makanan, olahraga menjadi salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
satu faktor yang mampu menghindari individu dari berbagai penyakit yang
terkenal mematikan seperti kangker, diabetes, jantung koroner, mengurangi
obesitas, dll. Terhindar dari berbagai masalah penurunan kesehatan tentu akan
meningkatkan nilai produktifitas dari individu tersebut. Tentu akan meluas
mempengaruhi dari kualitas hasil dari apa yang dikerjakan sampai yang berujung
pada income bagi individu tersebut. (2). Olahraga membangun sebuah kekuatan
bermasyarakat. Olahraga akan mempertemukan satu invidu dengan individu yang
lain dengan dasar kerjasama, kompetisi dan sportivitas, dari semua kegiatan
tersebut membentuk karakter pada individu, memunculkan nilai positif
peningkatan kepercayaan diri dan pembangunan jembatan komunikasi. Karakter
ini berupa individu yang mudah untuk menempatkan diri dalam kelompok,
berkompetisi dalam hal yang positif karena diiringi oleh pembangunan sportivitas.
Penjelasan ini juga didukung oleh Kristiyanto (2012: 1) bahwa olahraga
merupakan bagian integral dari proses pembangunan nasional, khususnya pada
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia mengarah pada peningkatan
kesehatan jasmani masyarakat, kualitas mental rohani masyarakat, pembentukan
watak dan kepribadian bangsa, disiplin dan sportivitas bahkan secara terperinci
menyebutkan olahraga dapat meningkatkan prestasi yang dapat membangkitkan
rasa kebangsaan nasional. (3). Dasar ketiga yang menjadi alasan bahwa olahraga
merupakan suatu kegiatan yang dapat berkelanjutan, keberlanjutan olahraga ini
memungkinkan olahraga menjadi hal yang tidak mudah untuk ditinggalkan atau
menjadi membosankan. Olahraga yang bermula pada olahraga masyarakat berupa
pendidikan atau rekreasi dapat berubah menjadi olahraga prestasi. Prestasi yang
lebih ini memiliki nilai prestisius yang membanggakan, atau juga olahraga secara
berkesinambungan dapat diturunkan (regenerasi) pada individu-individu baru
yang memulai aktivitas dalam hidupnya dan seterusnya. Sehingga kualitas-
kualitas individu terus terjaga dalam sebuah program aktivitas olahraga yang
sama.
a. Penyusunan Program Kegiatan Olahraga
Program kegiatan olahraga yang diluncurkan sebagai kebijakan melalui
berbagai proses pertimbangan dan perencanaan. Proses-proses ini merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
bagian dari penyusunan suatu program. Banyak yang harus dipertimbangkan
dari suatu program hal ini memunculkan istilah penting yaitu kontrol/controling,
perencanaan/planning dan pembuatan program dari pemerintah sebagai pemilik
wewenang dan peluncur kebijakan (IOC, 2010: 47). Kontrol dari pemilik
kebijakan akan membuat segala penyusunan akan tepat dan sesuai dengan yang
diharapkan, pelepasan kontrol akan memungkinkan timbulnya masalah-masalah
dalam pembuatan program kebijakan. Tahap perencanaan adalah pembuat
gambaran awal proses tahap-tahap yang akan dilakukan saat pembuatan program
ini. perencanaan akan memperkecil timbulnya penyimpangan baik konsep,
waktu penyelesaian atau tujuan dari program ini.
Anderson dalam Winarno (2014: 96) menjabarkan penyusunan suatu
program yang merupakan kebijakan dari pemerintah melalui dua tahap yaitu
perumusan dan pembentukan program kebijakan itu sendiri. Sepintas keduanya
adalah hal yang sama. Perumusan merupakan kerangka dasar yang dibuat untuk
mememecahkan pertanyaan-pertanyaan masalah yang muncul dan menjadi awal
solusi berdasarkan keputusan bersama dari pemilik kekuasaan biasanya ini
muncul dalam rapat-rapat diawal penemuan masalah. Setelah perumusan yang
mendapatkan titik jelasnya dan menghasilkan alternatif jalan keluar proses
pembentukan program kebijakan adalah jalan selanjutnya untuk menjadikan
suatu program menjadi program jadi yang siap diimplementasikan. Pembentukan
kebijakan ini dapat diartikan merupakan seluruh tahap dalam kebijakan publik
yang berupa hasil dari rangkaian keputusan. Perumusan kebijakan juga
mempunyai tahapan yaitu perumusan masalah (defining problem), agenda
kebijakan, pemilihan alernatif kebijakan untuk memecahkan masalah atau
kebutuhan masyarakat, dan tahap penetapan kebijakan. Tahap-tahap ini yang
menentukan ketepatan program sebagai solusi.
b. Sosialisasi Program Kegiatan Olahraga
Sosialisasi adalah suatu proses penyampaian atau upaya
mengkomunikasikan antara pihak terkait dengan masyarakat (Mardikanto dan
Soebiato, 2015: 125). Komunikasi ini menjadi jalan masyarakat untuk dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
lebih mengerti arah dan tujuan suatu program, baik yang dilakukan secara
bertahap dari pemerintah pusat menuju pemerintah daerah seperti provinsi dan
selanjutnya kabupaten dan semakin pada struktur yang lebih kecil dimasyarakat
maupun sebatas program daerah menuju masyarakat daerahnya. Mardikanto dan
Soebiato juga menambahkan proses sosialisasi ini menjadi sangat penting,
karena menyangkut dan menentukan minat dan ketertarikan masyarakat untuk
sukarela berpartisipasi (berperan dan terlibat) dalam program-program yang
dikomunikasikan. Termasuk dalam sosialisasi kegiatan, perlu juga dikemukakan
tentang pihak-pihak terkait yang akan dilibatkan untuk pembagian peran,
pendekatan, serta langkah-langkah yang harus dilakukan nantinya dalam proses
terkait (2015: 128). Edward dalam winarno (2014: 178) menjelaskan bahwa tiga
hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkomunikasikan suatu kebijakan
atau program yang di luncurkan oleh pemerintah yakni transmisi, konsistensi
dan kejelasan (clarity). Transmisi ini dijabarkan sebagai kesadaran dari dari
pihak pembuat kebijakan. Hal ini adalah sebuah jalan menghindari pengabaian
suatu kebijakan, sehingga dalam perjalanannya tidak menimbulkan masalah
internal antar pemilik kebijakan yang biasanya perbedaan keputusan mengenai
satu kebijakan. Konsistensi dan kejelasan kedua faktor ini dapat diperhatikan
bersamaan. Dasarnya adalah jika suatu implementasi kebijakan sudah dijelaskan
dengan jelas namun dalam perjalanannya tidak konsisten atau cenderung
berubah-ubah akan mempengaruhi keberhasilan implementasi tersebut kebijakan
tersebut, ketidakkonsistenan dari suatu kebijakan akan mempengaruhi daya tarik
masyarakat, dan dampak-dampak yang seharusnya sebagai tujuan tidak bisa
tercapai sesuai dengan arahnya.
c. Pelaksanaan Program Kegiatan Olahraga
Program kegiatan olahraga yang telah melalui tahapan perencanaan
sampai menjadi produk jadi dan disosialisasikan tentu sangat mengharapkan
untuk dapat dilaksanakan oleh masyarakat atau objek yang dituju. Proses
pelaksanaan dimasyarakat akan menimbulkan gambaran reaksi apakah suatu
program tersebut dapat diterima sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pelaksanaan program kegiatan olahraga akan menjadi tolak ukur ketertarikan
masyarakat pada program yang diluncurkan. Pelaksanaan ini juga akan melihat
apakah standar program kegiatan olahraga masyarakat terlaksana dan
mengkatagorikan program ini pada kesuksesan. Standar kesuksesan pelaksanaan
dari suatu program olahraga masyarakat menurut Internasional Olimpic
Committe (IOC) adalah (1). olahraga masyarakat terbuka bagi seluruh
masyarakat, (2). Mudah untuk bisa berpartisipasi didalam programnya (program
mudah dimengerti), (3). Program efektif dan mudah dipahami tujuannya, dan
(4). Program dapat menjadi lebih baik ketika dilakukan bersama-sama. Standar
ini yang dijadikan patokan evaluasi dalam proses pelaksanaan ini.
d. Kesadaran Berolahraga Masyarakat
Kesadaran Olahraga merupakan hal yang perlu ditanamkan dan
ditingkatkan pada diri setiap individu, dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh
Yudik Prasetyo (2013: 225) menyatakan Kesadaran masyarakat untuk
berolahraga memberikan kontribusi dalam pembangunan individu dan
masyarakat yang cerdas, sehat, terampil, tangguh, kompetitif, sejahtera, dan
bermartabat. Hal tersebut mengandung makna bahwa kedudukan olahraga amat
penting dan strategis dalam posisinya, karena memiliki kompetensi yang tinggi
dalam memengaruhi keberhasilan pembangunan sektor lainnya terutama yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kehidupan
masyarakatnya.
Melalui olahraga juga mampu membangun karakter bangsa (national
character building), pernyataan ini didukung oleh penelitian di Kanada oleh
Marie C. Langlois dan Marion Menard (2013) yang menyatakan pembangunan
olahraga mampu membangun nilai-nilai sosial bahkan ekonomi yang
menyokong besarnya negaranya, penelitian tersebut mendorong munculnya
tujuan-tujuan baru dengan mengeluarkan kebijakan pendukung ditahun 2012
yang dituju sampai 2020 yaitu membawa tujuan (1) pengenalan olahraga sebagai
dasar kemampuan, (2) olahraga rekreasi untuk mengundang pandangan
partisipasi olahraga yang menyenangkan, (3) olahraga kompetisi memancing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
ketertarikan yang terus secara sistematis meningkatkan performa masyarakat, (4)
olahraga dengan performa tinggi yaitu membangun olahraga yang lebih
mendunia atau menciptakan profesionalisme kompetisi, (5) olahraga untuk
pengembangan yaitu olahraga yang digunakan sebagai alat pembangunan
pengembangan sosial dan ekonomi juga mempromosikan nilai positif dirumah
dan dimanapun sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun
kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan nasional.
Di Indonesia partisipasi masyarakat hendaknya terus meningkat dalam
melakukan kegiatan olahraga. Data yang menunjukkan peningkatan partisipasi
masyarakat di Indonesia diukur dari indeks pembangunan olahraga (SDI) dari
0,345 pada tahun 2005 menjadi 0,422 pada tahun 2006. Pengukuran SDI
sesungguhnya meliputi perkembangan banyaknya anggota masyarakat suatu
wilayah yang melakukan kegiatan olahraga, luasnya tempat yang diperuntukkan
untuk kegiatan berolahraga bagi masyarakat dalam bentuk lahan, bangunan, atau
ruang terbuka yang digunakan untuk kegiatan berolahraga dan dapat diakses
oleh masyarakat luas. Kebugaran jasmani yang merujuk pada kesanggupan
tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta
jumlah pelatih olahraga, guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes),
dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu (Menpora RI, 2010: 7).
Selain yang berhubungan dengan kondisi tubuh ternyata dalam beberapa
riset olahraga juga memiliki dampak yang lebih luas dan Juga tidak kalah
menarik. Disisi ekonomi berdasarkan riset dari salah satu Guru Besar
Universitas Sebelas Maret Surakarta yaitu Prof. Dr.Agus Kristiyanto, M.Pd
(2012: 95-120), bahwa industri olahraga mampu menjadi salah satu
penyumbang jalan pengentasan kemiskinan di Indonesia. Riset ini
menggambarkan nilai rupiah yang ditorehkan oleh industri-industri olahraga.
Data dari Departemen Perindustrian tahun 1999 yang dimunculkan dalam riset
tersebut menunjukkan angka investasi dari alat olahraga sebesar Rp. 120 milyar
dengan tenaga kerja yang diserap sebanyak 5000 orang di 49 pabrikan dengan
skala besar, menengah dan kecil. Nilai ini dapat terus bertambah dengan
seiring pertumbuhan penduduk dan kesadaran dari masyarakan untuk
berolahraga. Riset ini cukup menjabarkan pandangan nilai keistimewaan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
keolahragaan itu sendiri selain pada dampak positif bagi pelaku olahraga itu
sendiri.
Berdasarkan penjabaran tersebut maka dampak olahraga dapat begitu luas.
Hal ini disesuaikan dengan bagaimana tujuan pendekatan olahraga tersebut
dimunculkan. Berbagai program olahraga yang dimunculkan dapat
menghasilkan dampak positif, tentu tidak terlepas dari berbagai perencanaan
yang baik dan sesuai dengan bagaimana proses yang terjadi dilapangan.
Olahraga apabila sudah tumbuh dan berkembang serta membudaya pada
masyarakat, pada tahap berikutnya olahraga akan menjadi kebutuhan bagi
masyarakat. Dengan demikian, masyarakat yang sadar akan olahraga, tidak
perlu lagi dipaksa atau disuruh untuk melakukan olahraga. Jika masyarakat
telah menganggap olahraga sebagai kebutuhan, masyarakat akan lebih banyak
belajar tentang olahraga, bagaimanakah olahraga yang benar untuk tujuan
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
B. Penelitian Relevan
Penelitian relevan mengenai Senam Tanggamus Sehat sendiri belum ada,
namun tentang penelitian latihan senam aerobik dan dampak peningkatan dari
senam aerobik itu sendiri sudah banyak dihasilkan. Begitu juga dengan analisis
terhadap sesuatu fenomena yang berhubungan dengan kebijakan publik atau
segala sesuatu program yang melibatkan masyarakat luas secara umum. Sehingga,
dalam penelitian ini menggabungkan banyak penelitian dari sekitar yang
melibatkan kedalamnya tentang variabel-variabel atau model pendekatan yang
menyerupai, diantaranya:
1) Imam Santosa, 2013. Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana dan
Prasarana Olahraga Publik di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi Tentang
Perencanaan, Ketersediaan, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Olahraga). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kudus Provinsi
Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan
subyek penelitian kebijakan Pemerintah tentang penyediaan Sarana dan
Prasarana olahraga publik. Sumber data berupa dokumen peraturan daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
tentang olahraga dan informan dari Bupati Kudus, Ketua Komisi D, Kepala
Disdikpora, Ketua KONI, dan para Camat se-Kabupaten Kudus dengan
menggunakan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu mengkaji dokumen dan arsip (content
evaluasion), wawancara mendalam (in-depth interviewing) dan observasi
(observation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan sarana dan
prasarana, Perencanaan penyediaan Sarana dan Prasarana olahraga publik di
Kabupaten Kudus belum terprogram dengan baik. Peran pemerintah belum
terlihat dengan jelas dalam merencanakan Sarana dan Prasarana olahraga
publik di Kabupaten Kudus. Ketersediaan Sarana dan Prasarana olahraga
publik di Kabupaten Kudus belum memadai baik secara kualitas maupun
kuantitas. Mekanisme penyediaan sarana prasarana, Ketersediaan Sarana dan
Prasarana olahraga publik belum merata pada semua cabang olahraga dan
belum merata keseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus.
Pemanfaatan Sarana dan Prasarana yang tersedia belum maksimal dan
seringkali dimanfaatkan untuk kepentingan di luar olahraga. Pengelolaan
Sarana dan Prasarana yang ada belum diperhatikan dengan baik sehingga ada
Sarana dan Prasarana yang terbengkalai dan rusak, karena tidak ada perawatan
yang memadai, maka diperlukan sarana dan prasarana yang ideal dan faktual
penyediaan sarana dan prasaran olahraga publik di Kabupaten Kudus.
Perbedaan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kebijakan terkait dengan
ketersediaan, pemanfaatan, dan pengelolaan sarana-prasarana olahraga secara
menyeluruh di Kabupaten Kudus. Kontribusi penelitian ini terhadap penelitian
yang sedang dilaksanakan dapat dilihat dari persamaan melaksanakan
evaluasi, menjadikan penelitian ini bahan pertimbangan dan gambaran
pelaksanaan dari penelitian ini.
2) Mahammad Mehrtash, Hadi Rohani, Esmail Farzaneh, Rasoul Nasiri, 2015.
The Effects of 6 Months Specific Aerobic Gymnastic Training on Motor
Abilities in 10–12 Years Old Boys. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh senam aerobik selama enam bulan terhadap kemampuan
motorik anak laki-laki usia 10-12 tahun. Delapan belas anak laki-laki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
berpartisipasi dalam 6 bulan pelatihan senam aerobik. Beberapa kemampuan
motorik parameter yang diukur mingguan setiap pra pelatihan. Metode yang
digunakan eksperimen dan pengolahan data dianalisis dengan menggunakan
oneway anova dengan langkah-langkah diulang Berdasarkan Hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa pelatihan khusus dalam senam aerobik
menyebabkan perubahan positif dalam kemampuan motorik anak laki-laki
berusia 10-12 tahun. Perbedaan pada penelitian ini adalah dampak yang
dimunculkan merupakan dampak perkembangan motorik yang dipengaruhi
oleh senam aerobik pada anak laki-laki usia 10-12 tahun. Kontribusi yang
diberikan dari penelitian ini memberikan dukungan pada dampak dari senam
yang mendukung terdapat dampak yang muncul dari senam aerobik tersebut.
3) Georgi Sergiev. 2014. Method For Teaching Difficulty Elements In Aerobic
Gymnastics. Penelitian ini menjabarkan analisis metode penilaian bagi guru
pada bagian gerakan yang sulit dari bagian senam aerobik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasilnya dari
pengamatan analisis biomekanikal, analisis anatomi, analisis teori
perkembangan gerak, matematika dan statistik, didapat hasil bahwa penilaian
untuk beberapa gaya seperti melompat kangkang, melompat menggunting atau
berputar dapat menggunakan sistem penilaian 1-
dan seterusnya dalam
setiap pergantian gerakan. Sehingga pada proses penilaiannya lebih akurat dan
cepat untuk diberikan. Kesimpulan metode penilaian ini sangan efisien untuk
digunakan dalam penilaian senam aerobik oleh guru. Perbedaan dari penelitian
ini adalah variabel yang di teliti adalah metode untuk menilai gerakan
perseorangan oleh guru pada siswa saat melakukan senam. Penelitian ini akan
berkontribusi dalam melihat bagian sulit dari senam itu sendiri pada saat
penilaian dilapangan terhadap pendekatan dan temuan-temuan yang dilakukan
pada saat penelitian.
4) Karlina Dwijayanti, 2013. Judul Penelitian: Perbandingan Pengaruh
Intensitas Latihan Senam Aerobik High Impact, Low Impact dan Mix Impact
terhadap physical efficiency Index ditinjau dari denyut nadi istirahat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Farmasi Nasional Surakarta dari tanggal 29 Oktober 2012 sampai 30
Desember 2012. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan sampel
kelas X SMK Farmasi Nasional Surakarta. Tujuan yang diteliti adalah (1)
perbedaan pengaruh antara intensitas latihan senam aerobik high impact, low
impact dan mix impact untuk physical efficiency index. (2) Perbedaan hasil
physical efficiency index antara yang memiliki denyut nadi istirahat tinggi,
sedang dan rendah. (3) pengaruh interaksi intensitas latihan senam aerobik
dengan denyut nadi istirahat untuk physical efficiency index. Hasil dari
penelitian ini (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara intensitas
latihan senam aerobik high impact, low impact dan mix impact terhadap
physical efficiency index (sig. 0.000< 0.05). (2) ada perbedaan hasil physical
efficiency index antara yang memiliki denyut nadi istirahat tinggi, sedang dan
rendah (sig. 0.000< 0.05). (3) tidak terdapat pengaruh interaksi intensitas
latihan senam aerobik dengan denyut nadi istirahat terhadap physical
efficiency index (sig. 0.683>0.05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang sedang dilakukan adalah bentuk penelitian yaitu perbandingan dan
variabel penelitian berupa senam aerobik yang diklasifikasikan berdasarkan
intensitas senam yaitu high impact, low Impact dan mix impact. Penelitian ini
dapat menjadi salah satu acuan dalam menganalisis hasil penelitian terutama
pada senam itu sendiri.
5) Jerneja Fiser Kurnik, Tanja Kajtna, Klemen Bedenik, Marjeta Kovac, 2013.
Why Parents Enrol Their Children in Recreational Gymnastics Programmes
at The Beginning of Their Education. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji alasan dan tujuan orang tua yang memasukkan anak mereka ke
sebuah kelas tambahan (ekstrakurikuler) program senam yang bersifat rekreasi
ditahun pelajaran 2006/2007. Metode yang digunakan adalah metode
kuantitatif. Sebanyak 386 orang tua yang memasukkan anaknya menjawab
kuisioner dan data yang didapat diuji dengan analisis satu jalur. Hasil dari
penelitian ini menyebutkan data yang sangat signifikan yang menjawab rata-
rata alasan orang tua bahwa “olahraga mampu meningkatkan kesehatan anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
mereka”. Selain itu ada 29 alasan lainnya juga mendapat hasil analisis yang
masih signifikan dalam memasukkan anak mereka ke dalam kelas senam.
Perbedaan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini memunculkan variabel
yaitu alasan-alasan yang merupakan dampak positif yang diharapkan orang
tua dari kelas senam yang selanjutnya dapat mendukung penelitian yang saat
ini sedang berlangsung. Dan penelitian ini memiliki kontribusi sebagai bahan
acuan dan perbandingan dalam penemuan-penemuan yang akan dilakukan
pada analisis penelitian nantinya.
6) Mohamad Ali Mashar. 2012. Judul Penelitian: Analisis Pelaksanaan
Managemen Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak
Silat Jawa Tengah Tahun 2012. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk
(1) mengetahui proses tahapan yang dilakukan dalam perekrutan atlet di pusat
pembinaan dan latihan (PPLP) Pencak Silat Jawa Tengah. (2) Perencaan
program di Pusat Pembinaan dan latihan Jawa Tengah sudah sesuai dengan
yang diharapkan kemenpora. (3) mengetahui sarana dan prasarana yang
dibutuhkan sudah sesuai dengan kebutuhan atlet pelajar. Berdasarkan
penelitian didapatkan hasil bahwa pelaksanaan menejemen PPLP Jawa
Tengah sudah dilaksanakan sesuai dengan baik, perencanaan program di PPLP
dilakukan dengan baik, pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana telah
dilaksanakan dengan baik namun masih terdapat kelemahan pada media
pendukung fasilitas atlet yang belum lengkap, dan pelaksanaan manajemen
keuangan telah dilaksanakan dengan baik namun kelemahannya pengelolaan
secara menyeluruh terbatas pada besaran APBN dari daerah. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilaksanakan yaitu pada bentuk
program pembinaan yang dilakukan yaitu menejemen dari pusat pembinaan
secara keseluruhan. Kontribusinya membantu peneliti dalam memberi
gambaran arah penelitian dan perbandingan dalam penelitian yang dilakukan
dengan metode kualitatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
7) Karmen Sibanc, 2013. Judul penelitian: How Phisical Education Students
Evaluate Their Interest and Poplarity of Artistic Gymnastics. Penelitian ini
menjabarkan tentang popularitas senam di slovenia yang rendah berdasarkan
pada rating penonton pada acara olahraga cabang senam artistik. Sedangkan
untuk prestasi Slovenia pada senam artistik internasional cukup
membanggakan. Sehingga peneliti mengevaluasi ketertarikan siswa dikelas
pendidikan jasmani pada senam artistik dan di bandingkan dengan cabang
olahraga lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
dengan instrumen berupa kuisioner yang berisi beberapa cabang olahraga
yang ditentukan kemudian siswa diminta menuliskan berbagai cabang
olahraga yang dipilih untuk ditonton serta menyebutkan peraturan yang
diketahui. Hasilnya dari penelitian dari 111 siswa (35 perempuan dan 76 laki-
laki) siswa laki-laki rata-rata lebih menyukai sepakbola, bolabasket, atletik,
bolatangan, bolavoli, atau ski es. Siswa perempuan memilih bolabasket,
bolavoli, senam, dan renang. Siswa laki-laki dapat menjabarkan lebih dari 3
peraturan cabang olahraga sedangkan pada siswa perempuan kurang dari 3.
Namun terdapat temuan tingkat ketertarikan siswa pada senam sama dengan
tingkat ketertarikan siswa pada olahraga bowling. Perbedaan dari penelitian
ini adalah variabel yang dievaluasi adalah tingkat ketertarikan siswa terhadap
cabang olahraga. Namun, terdapat kontribusi yang didapat dari penelitian ini
bahwa dari isi penelitian didapatkan ketertarikan pada suatu cabang olahraga
mampu meningkatkan keingintahuan dan pendalaman pada seseorang dan itu
merupakan dampak yang menuju pada arah positif, dan menjadikan salah satu
referensi untuk pendalaman penelitian ini.
8) Yudik Prasetyo, 2013. Judul penelitian: Kesadaran Masyarakat Berolahraga
untuk peningkatan Kesehatan dan Pembangunan Nasional (Jurnal). Jurnal ini
menjabarkan perbandingan kesadaran masyarakat Indonesia dibandingkan
dengan beberapa negara Asia lainnya dan berdasarkan besaran angka Sport
Development Index (SDI) melalui metode pendekatan kualitatif. Hasilnya
menjabarkan temuan tiga faktor yang berdampak pada partisipasi olahraga,
yaitu faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor sosial budaya. Partisipasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga semakin meningkat yang
ditunjukkan dengan peningkatan partisipasi masyarakat pada indeks
pembangunan olahraga (SDI). Peningkatan partisipasi masyarakat pada indeks
pembangunan olahraga (SDI) dari 0,345 pada tahun 2005 menjadi 0,422 pada
tahun 2006 Olahraga yang secara spesifik dapat meningkatkan derajat
kesehatan bagi pelakunya adalah olahraga kesehatan. Dalam olahraga
kesehatan tidak hanya melatih aspek jasmaniah, juga menjangkau aspek
rohaniah dan aspek sosial. Kesadaran masyarakat untuk berolahraga
memberikan kontribusi dalam pembangunan individu dan masyarakat yang
cerdas, sehat, terampil, tangguh, kompetitif, sejahtera, dan bermartabat.
Perbedaan dari penelitian ini terhadap penelitian yang sedang dilakukan
adalah pada penelitian ini variabel yang dimunculkan adalah kesadaranan
masyarakat sedangkan pada penelitian yang sedang dilakukan adalah
pembuatan, sosialisasi, pelaksanaan dan dampak kesadaran berolahraga dari
suatu program pembinaan. Kontribusi dari penelitian ini dapat sebagai salah
satu sumber referensi dan perbandingan hasil yang menunjang dalam
penelitian yang dilaksanakan.
9) Rumpis Agus Sudarko, 2009. Peningkatan Kualitas Prosedur dan Evaluasi
Olahraga Unggulan Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini termasuk
penelitian Tindakan Olahraga. Populasi yang digunakan adalah cabang
olahraga di daerah Kaltim. Subyek yang digunakan adalah dua cabang
olahraga urutan pertama dan kedua dari olahraga unggulan kaltim. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa urutan olahraga unggulan Provinsi Kalimantan
Timur: 1). Gulat, yaitu 2). Panjat tebing, 3). Pencak silat, 4). Squash, 5). Aero
sport, 6). Sepatu roda, 7). Panahan, 8). Bina raga, 9). Menembak, 10). Wushu,
Anggar, 12). Kempo, 13). Atletik, 14). Taekwondo, 15). Catur. Penjaringan
atlet pada cabang gulat dan panjat tebing belum sepenuhnya dimulai sejak usia
dini. Dalam proses pembinaan pada cabang olahraga tersebut telah dilakukan
pemantauan perkembangan melalui tes fisik dan kesehatan,namun hal tersebut
belum dilakukan secara periodik dan terstruktur. Dari uraian diatas
disimpulkan bahwa perlu adanya peningkatan kualitas dan perbaikan prosedur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dalam proses pembinaan olahraga unggulan daerah. perbedaan penelitian ini
variabel yang di evaluasi yaitu cabang-cabang olah raga yang unggul di
Kalimantan Timur (tempat penelitian). Penelitian ini memiliki kontribusi
terhadap penelitian yang sedang dilakukan adalah sebagai salah satu bentuk
evaluasi yang juga dilakukan untuk melihat peningkatan dan pengembangan
dari suatu program yang dibuat pada tingkat daerah yaitu di daerah
Kalimantan Timur.
10) Amung Ma’mun, 2014. Perspektif Kebijakan Pembangunan Olahraga dalam
Era Demokrasi dan Kepemimpinan Nasional di Indonesia. Penelitian ini
menjelaskan posisi pembangunan olahraga dalam perspektif kebijakan makro,
yaitu menyangkut visi, misi, dan horison pemikiran para pemimpin, baik pada
era kepemimpinan Orde Lama (1959-1966), Orde Baru (1966-1998), maupun
Orde Reformasi (1998–sekarang). Metode penelitian yang digunakan
deskriptif kualitatif. Hasilnya Pembangunan karakter bangsa telah menjadi
kerangka berpikir kepemimpinan di era Orde Lama dan dapat dijelaskan
dalam kaitannya dengan kebijakan pembangunan olahraga. Demikian pula,
peningkatan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yang menjadi kerangka
berpikir kepemimpinan di era Orde Baru telah melahirkan suatu telaahan yang
lebih berpijak pada masyarakat luas sebagai partisipan dalam kegiatan
keolahragaan. Lahirnya kepemimpinan di era Reformasi telah mengambil
jalan tengah, bagaimana kerangka berpikir pada dua era sebelumnya
disatupadukan menjadi kerangka berpikir baru. Akan tetapi, dalam prakteknya
masih belum sepenuhnya berhasil. Pemaknaan olahraga masih mengemuka
dalam rangka berpartisipasi di multievent keolahragaan, baik dalam lingkup
bangsa-bangsa Asia Tenggara, Asia, maupun dunia. Kesimpulan kebijakan
pembangunan keolahragaan lima tahun ke depan (2015-2019) perlu
mempertajam pentingnya pembangunan keolahragaan untuk meningkatkan
kualitas kehidupan publik, selain tetap untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Perbedaannya penelitian ini mengkaji kebijakan pada titik masa pemerintahan
secara nasional. Penelitian ini berkontribusi memberikan gambaran referensi
evaluasi yang dilakukan terhadap program-program yang lebih terdahulu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
muncul sehingga memberikan pengalaman lebih dalam untuk pengkajian
permasalahan dan temuan dilapangan.
11) Marie C. Langlois dan Marion Menard, 2013. Sport Canada and The Public
Policy Framework for Participation and Excellence in Sport. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat peningkatan positif dampak olahraga di Kanada yang
berasal dari kebijakan terdahulu pemerintah Kanada. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif. Penelitian ini
menggambarkan bagaimana pemerintah Kanada dalam membangun olahraga
negaranya ditahun 1990an dengan tujuan olahraga membangun
pengembangan ekonomi, mempromosikan negaranya, membangun
pengembangan sosial, membentuk masyarakat yang sehat dan bugar.
Selanjutnya ditahun 2005 berdasarkan data di Kanada menyimpulkan bahwa
laporan yang signifikan kuat mendukung olahraga berpengaruh terhadap
ekonomi dan sosial di Kanada. Juga olahraga membantu dalam penyebaran
nilai-nilai positif juga tradisi disana. Olahraga menjadi penyumbang kotribusi
secara nasional. Sedangkan untuk perkembangan sampai 2012 dan diramalkan
sampai 2022 program pemerintah Kanada akan makin meningkatkan peran
masyarakat dalam berolahraga dan akan terus memberikan orientasi menuju
dampak positif melalui program yang diluncurkan dari 2012 yaitu mengemban
lima tujuan (1) pengenalan olahraga sebagai dasar kemampuan, (2) olahraga
rekreasi untuk mengundang pandangan partisipasi olahraga yang
menyenangkan, (3) olahraga kompetisi memancing ketertarikan yang terus
secara sistematis meningkatkan performa masyarakat, (4) olahraga dengan
performa tinggi yaitu membangun olahraga yang lebih mendunia atau
menciptakan profesionalisme kompetisi, (5) olahraga untuk pengembangan
yaitu olahraga yang digunakan sebagai alat pembangunan pengembangan
sosial dan ekonomi juga mempromosikan nilai positif dirumah dan
dimanapun. Perbedaan penelitian ini adalah variabel yang menjadi pokok
pembahasan adalah program pemerintah secara nasional yang di aplikasikan
secara nasional dan memberikan dampak positif untuk seluruh masyarakat di
Kanada. Penelitian ini dapat menjadi pendukung bagi penelitian yang sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
dilaksanakan tentang program dari Kabupaten Tanggamus ini yaitu tentang
program-program sebagai dukungan yang dikeluarkan oleh pemerintah
Kanada dalam meningkatkan keolahragaan dinegaranya.
12) Jarot Sutrisno, Zulkarnaen, Mochtaria M. Noh. 2012. Peran Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Meningkatkan Prestasi Olahraga
di Kabupaten Pontianak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
Peran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dalam peningkatan prestasi
olahraga di Kabupaten Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dengan cara pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasilnya prestasi olahraga dapat diraih, jika dilakukan
pembinaan yang baik dan benar, yaitu dilakukan secara terarah, terpadu dan
berjenjang dari pemassalan, pemanduan bakat, pembibitan serta pembinaan
lanjutan. Hasilnya ditemukan faktor-faktor yang mengakibatkan kenapa
pembinaan yang dilakukan kurang maksimal. Faktor pendukung adalah
adanya kebijakan Pemerintah, potensi yang dimiliki daerah serta adanya
kerjasama. Sedangkan faktor penghambatnya adalah sistem birokrasi yang
bertangga, rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM), minimnya sarana
dan prasarana yang ada serta kurangnya finansial. Perbedaan penelititan ini
terletak pada variabel yang diteliti adalah peran dari pemerintah Kabupaten
Pontianak dalam meningkatkan prestasi olahraga di kabupaten tersebut.
Kontribusinya adalah memberikan gambaran bentuk peran pemerintah daerah
yang telah mengeluarkan kebijakan terkait dengan program keolahragaan
untuk masyarakat yang berkaitan dengan apa yang diteliti pada penelitian ini.
13) Kamal Firdaus. 2011. Evaluasi Program Pembinaan Olahraga Tenis
Lapangan di Kota Padang. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi (1) context
yang meliputi penyebaran informasi, dukungan pemerintah dan masyarakat,
ketersediaan sumber daya manusia (2) Input meliputi seleksi penerimaan atlet,
pelatih dan asisten pelatih, kelayakan sarana dan prasarana, pembiayaan
pelaksanaan program pembinaan (3) Process meliputi pelaksanaan program
latihan, sistem promosi dan degradasi, koordinasi, kesejahteraan, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
transportasi, (4) Product meliputi keberhasilan program pembinaan, prestasi
daerah, dan prestasi regional, prestasi nasional dan internasional. Metode yang
digunakan kualitatif yang ditinjau dari tahapan-tahapan Context, Input,Process
dan Product. Metode penelitian evaluasi menggunakan rancangan/desain
dengan mixing method atau elective. Penelitian ini menghasilkan temuan (1)
Context program pembinaan olahraga tenis lapangan yang ada di Kota
Padang, sudah pada kondisi baik (43%), (2) Input program pembinaan
olahraga tenis lapangan yang ada di Kota Padang sudah baik (58%). (3)
Process program pembinaan olahraga tenis lapangan yang dilaksanakan secara
umum telah berjalan dengan baik (42,8%). (4) Product program pembinaan
olahraga tenis lapangan sudah baik (45%). Dapat disimpulkan secara
keseluruhan program pembinaan belum baik (52,8%). Simpulan dari hasil
penelitian adalah konteks, kualitas masukan, proses dan produk pembinaan
olahraga tenis lapangan yang ada di Kota Padang, sudah pada kondisi yang
baik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilaksanakan
adalah program pembinaan yang diteliti adalah spesifik ke cabang olahraga
tenis lapangan. Kontribusi yang didapat adalah bagaimana gambaran dan
referensi pelaksanaan evaluasi dalam olahraga meski cabang olahraga yang di
evaluasi berbeda.
14) Mudjihartono. 2009. Dampak Sarana Olahraga Rekreasi Terhadap
Partisipasi Berolahraga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dampak sarana olahraga rekreasi terhadap partisipasi berolahraga. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Adapun
teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling, jumlah sampel
sebanyak 30 orang dari anggota tetap di lokasi sarana olahraga Bandung Giri
Gahana Golf dan Resort–Jatinangor Sumedang. Sedangkan alat pengumpulan
data yang digunakan adalah angket tertutup. dampak sarana olahraga rekreasi
terhadap partisipasi berolahraga di sarana olahraga Bandung Giri Gahana Golf
dan Resort–Jatinangor Sumedang memiliki skor sebesar 969 atau 80.75% dari
skor ideal termasuk dalam kategori baik. Terdapat empat sub variabel atau
faktor yang menjadi acuan masyarakat dalam berpartisipasi berolahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Adapun partisipasi berolahraga yang dominan para anggota atau masyarakat
dalam mengikuti kegiatan di sarana olahraga Bandung Giri Gahana Golf dan
Resort Jatinangor Sumedang adalah melalui sub variabel keputusan untuk
mencapai tujuan dengan tidak mengabaikan sub variabel 29 partisipasi
berolahraga yang lain, seperti; interaksi dengan lingkungan, frekuensi latihan,
dan respon. Perbedaan penelitian ini variabel yang diteliti hanya dampak dari
keberadaan sarana olahraga terhadap partisipasi berolahraga masyarakat.
Kontribusi penelitian ini sebagai bahan referensi dan pengkajian tentang
pendekatan kepada masyarakat tentang ketertarikan masyarakat itu sendiri
terhadap olahraga.
15) Maria Eduarda de Oliveira Poli, Priscilla de Souza Mattos, dkk. 2014.
Development of Aerobic Gymnastics for Adolescents in Brazil: Three Level
Routines Program. Penelitian ini untuk mengetahui perkembangan aktifitas
senam aerobik dikalangan dewasa di Brazil, dengan menentukan tiga level
kesukaran program yang dikeluarkan oleh federasi senam dunia. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. hasil dari penelitian ini
ditemukan bahwa orang-orang dewasa Brazil menyukai senam aerobik yang
merupakan latihan yang menggabungkan musik dan langkah menari (dance).
Setelah dikalkulasikan 5000 orang dewasa Brazil mengikuti program senam
ini, dengan tujuan yang didapat meningkatkan kebugaran tubuh, sosial, dan
aspek psikologi. Sehingga disimpulkan senam aerobik dapat dijadikan
olahraga yang tepat bagi pemula (diusia dewasa). Perbedaannya dari
penelitian ini adalah penelitian mengacu pada perkembangan senam bagi usia
dewasa. Namun dari hasil penelitian dapat menunjang penelitian yang sedang
dilakukan. Kontribusinya memberikan gambaran dan referensi terkait
ketertarikan senam aerobik pada negara selain Indonesia dan dampak yang
dirasakan pada masyarakat di negara tersebut.
C. Kerangka pikir
Berdasarkan penjabaran kajian pustaka yang telah dituliskan diatas bentuk
kerangka fikir dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Gambar 12. Skema Kerangka Pikir Penelitian.
Penelitian ini mengacu pada program pembinaan dan pengembangan
olahraga didaerah dengan salah satu inovasi yaitu penyelenggaraan Senam
Tanggamus Sehat yang ada di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung. Senam
yang dibuat oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di Kabupaten
Tanggamus ini telah berjalan selama hampir lima tahun (2011-2015). Sehingga
dalam evaluasi yang diadakan dalam penelitian ini akan melihat bagaimana proses
Des
kri
psi
Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Olahraga
Tingkat Nasional Tingkat Daerah
Rancangan inovasi Program
Pembinaan dan pengembangan Olahraga
Penyusunan
Senam Tanggamus Sehat
Produk Jadi
Senam Tanggamus Sehat
Sosialisasi
Senam Tanggamus Sehat
Proses Pelaksanaan Senam
Tanggamus Sehat
Dimasyasrakat
Dampak Terhadap Peningkatan
Kesadaran Berolahraga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dari awal pembentukan senam ini, kemudian proses sosialisasi yang menjadikan
senam ini dikenal dan juga populer dimasyarakat sehingga terus-menerus tetap
dibudayakan untuk melaksanakan senam ini sampai saat ini. Juga keturutsertaan
masyarakat dalam pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ini.
Selanjutnya, dari aktivitas yang terjadi analisis yang dilakukan adalah
menemukan dampak yang berkaitan dengan peningkatan olahraga didalamnya.
Peneliti mengambil variabel dampak peningkatan kesadaran berolahraga pada
masyarakat yang di akibatkan dari Senam Tanggamus Sehat ini. seperti apa yang
disampaikan Winarno (2014:34) bahwa analisis pada suatu kebijakan dan
program berhubungan dengan penyelidikan dan deskripsi sebab-sebab dan
konsekuensi-konsekuensi dari kebijakan itu sendiri, dalam analisis kita dapat
menganalisis pembentukan, substansi dan dampak dari setiap kebijakan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Perencanaan tempat penelitian Senam Tanggamus Sehat ini berada dalam
ruang lingkup pemerintahan Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung.
Sedangkan perencanaan waktu penelitian ini sebagai berikut:
Tabel 1. Perencanaan waktu penelitian.
B. Metode Penelitian
Sebuah penelitian selalu menggunakan metode dalam proses
pelakasanaannya, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan naturalistik. Moleong (2007: 6) mengatakan
“Metode ini adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, motivasi,
tindakan dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah”. Didukung oleh Patton (2009: 5-6) metode kualitatif
mengizinkan seorang peneliti mempelajari isu-isu, kasus-kasus dan kejadian-
N
o
Program Bulan (Tahun 2015-2016)
Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Jan
1 Pengajuan
masalah dan judul
2
Pembuatan dan
bimbingan
proposal
penelitian
3 Seminar proposal
4 Perbaikan
5 Penelitian
6
Analisis data,
Pembuatan dan
bimbingan laporan
penelitian
7 Seminar hasil
8 Penyempurnaan
9 Ujian akhir dan
revisi tesis
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kejadian terpilih secara mendalam dan rinci. Pengumpulan data yang tidak
dibataskan oleh katagori yang sudah ditentukan sebelumnya atas analisis
menyokong kedalaman dan kerincian data kualitatif. Sehingga, penggunaan
metode ini menghasilkan kekayaan data bagi peneliti untuk bisa menganalisis
suatu situasi program, kejadian, orang, interaksi, dan prilaku sesuai dengan
variabel-variabel yang ditentukan dalam penelitian yang dituju oleh peneliti.
C. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006:
129). Sebagai sumber-sumber data dalam penelitian kualitatif Patton (2009: 97)
mengungkapkan sumber dapat bersifat untung-untungan karena penelitian dalam
evaluasi sering melibatkan keputusan sesaat tentang pengambilan sampel untuk
mendapatkan keuntungan peluang baru selama pengumpulan data aktual. Metode
kualitatif dan rancangan penyelidikan naturalistik dapat memasukkan strategi
pengambilan sampel baru guna mendapatkan keuntungan atas peluang yang tidak
diduga selama penelitian berlangsung.
Sehingga, pada penelitian ini peneliti akan mencari data dengan sumber-
sumber yang memungkinkan melengkapi pencarian. Seperti pada variabel
penyusunan, sosialisasi dan pelaksanaan dari Senam Tanggamus Sehat ini peneliti
akan menjadikan tim penyusun yaitu mulai dari penanggung jawab, pimpinan
produksi, sutradara sampai koreografer dari Senam Tanggamus Sehat ini.
Sedangkan pada variabel dampak peningkatan kesadaran akan berolahraga adalah
masyarakat yang turut serta dalam program Senam Tanggamus Sehat dipilih
berdasarkan purposive sampling.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan teknik non tes (survey) namun dalam
perjalannannya tidak menutup kemungkinan menggunakan cara lain untuk
mendapatkan data yang benar-benar lengkap dan mengungkap dari apa yang
diteliti. Beberapa yang dirancang akan dilakukan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1. Mengkaji dokumen dan arsip
Pengumpulan dokumen dan arsip dari apa yang diteliti menjadi salah satu
jalan mendapatkan informasi yang akurat. Merunut pada Sutopo (2006: 80)
dokumen dan arsip merupakan data yang sering memiliki posisi penting dalam
penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang
atau berbagai peristiwa yang terjadi dimasa lampau dan sangat berkaitan dengan
kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti.
2. Wawancara mendalam
Melakukan wawancara merupakan bentuk penggalian informasi yang dapat
menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai pribadi,
peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan, atau persepsi,
tingkat dan bentuk keterlibatan untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu
sebagai bagian dari pengalaman dimasa lalu dan memproyeksikan hal-hal itu
yang dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi dimasa yang akan datang
(Sutopo, 2006: 68). Wawancara mendalam ini akan dilakukan kepada informan-
informan yang mengetahui dan memiliki data ajeg yang membawa pada
kevalidan sumber data (data yang sebenarnya). Seperti Kepala Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga yang menjabat ditahun pembuatan Senam Tanggamus
Sehat, ketua tim produksi, tim kreatif, koreografer, tim sosialisasi, instruktur
utama, dll. Pertanyaan yang di rancang untuk mendapatkan data yang sesuai
dengan variabel yang diteliti. pertanyaan ini dapat saja berkembang disesuaikan
dengan keadaan dilapangan pada saat penelitian. Sebanyak 17 pertanyaan
disiapkan sebagai gambaran standar pertanyaan, terdiri dari yang menyatakan
variabel penyusunan: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7; sosialisasi: 8, 9, 10, 11, 12; pelaksanaan:
13, 14, 15, 16, 17.
1) Apakah Senam Tanggamus Sehat itu?
2) Apa yang mendasari memunculkan Program Senam Tanggamus Sehat?
3) Bagaimana proses penyusunannya mulai dari perencanaan program ini?
4) Apakah tujuan dari program ini?
5) Ditujukan pada siapa program ini?
6) Apakah ada kendala terkait penyusunan program ini?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
7) Apakah penyusunan ini berdasarkan pada riset yang dilakukan
dimasyarakat?
8) Apakah program ini melalui sosialisasi?
9) Apakah ada perencanaan khusus terkait dengan sosialisasi yang akan
dilakukan?
10) Bagaimana proses sosialisasi tersebut?
11) Berapa banyak masyarakat yang terlibat dalam sosialisasi tersebut?
12) Adakah kendala yang muncul terkait proses sosialisasi?
13) Pada pelaksanaan program ini apakah terlihat antusias dari masyarakat?
14) Apakah ada yang mengeluhkan bahwa senam ini sulit untuk diikuti?
15) Apakah senam ini sudah dilaksanakan oleh seluruh masyarakat tanpa
terkecuali atau hanya pada kelompok instansi tertentu?
16) Apakah ada administrasi yang dilakukan oleh masyarakat ketika akan
mengikuti senam ini?
17) Adakah kendala yang muncul selama pelaksanaan senam ini?
3. Observasi dan Pengamatan
Teknik ini perlu untuk melihat langsung proses pelaksanaan atau aktivitas
terkait Senam Tanggamus Sehat pada saat ini dilapangan. Teknik observasi dapat
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, prilaku, tempat
atau lokasi dan benda serta rekaman gambar (Sutopo, 2006:75).
4. Kuisioner
Untuk mendapatkan data atau menggali informasi dari masyarakat untuk
variabel dampak peningkatan kesadaran berolahraga pada penelitian ini peneliti
menggunakan kuesioner yang disusun sendiri. Kuisioner ini digunakan karena
jumlah sampel yang banyak dan tersebar luas (Wirawan, 2012: 186). Kuisioner
ini berisi pertanyaan yang menggali data-data dampak peningkatan kesadaran
berolahraga. Pertanyaan yang dibuat sebanyak 15 nomer ini terdiri dari soal yang
menyatakan menyukai atau tidak menyukai olahraga sebelum mengenal Senam
Tanggamus Sehat: 1, 3, 4, 7. Soal yang menyatakan Mengetahui atau tidak
mengetahui dan mengikuti kegiatan Senam Tanggamus Sehat : 6, 8, 9, 10, 11, 12.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Soal Yang menyatakan lebih menggemari dan menyadari olahraga (peningkatan
sadar berolahraga) setelah mengenal Senam Tanggamus Sehat: 13, 14, 15, yaitu:
1) Apakah anda menyukai kegiatan olahraga?
2) Apakah anda tahu olahraga dapat meningkatkan kebugaran tubuh?
3) Kegiatan olahraga apa yang anda sukai?
4) Berapa kali anda melakukan olahraga dalam seminggu?
5) Apakah anda menyukai senam aerobik?
6) Apakah anda mengetahui Senam Tanggamus Sehat?
7) Sebelum anda mengenal Senam Tanggamus Sehat, Apakah anda
menyukai olahraga?
8) Apakah anda pernah mengikuti/terlibat dalam kegiatan Senam Tanggamus
Sehat?
9) Dimana sajakah anda mengikuti/terlibat Senam Tanggamus Sehat?
10) Apakah anda menyukai kegiatan Senam Tanggamus Sehat tersebut?
11) Berapa kali anda melakukan Senam Tanggamus Sehat dalam Seminggu?
12) Apakah anda melakukan kegiatan Senam Tanggamus Sehat selain yang
diwajibkan?
13) Setelah mengenal/terlibat pada Senam Tanggamus Sehat, Apakah anda
menjadi lebih menyukai olahraga?
14) Apakah anda menjadi suka pada olahraga selain senam aerobik setelah
mengenal Senam Tanggamus Sehat?
15) Apakah anda lebih yakin olahraga membuat anda lebih sehat setelah
mengenal Senam Tanggamus Sehat?
E. Validitas Data
Untuk memperoleh data yang valid dibutuhkan teknik pemeriksaan
keabsahan data. Pada penelitian ini menggunakan kriteria yang digunakan
menurut Lexy J. Moleong (2007: 326-32) Terdapat derajat kepercayaan atau
kredibilitas dari suatu data dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang
dapat dipilih antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 2. Teknik pemeriksaan keabsahan data
Teknik yang dapat dipilih seperti pada tabel 2, dapat memastikan bagaimana
suatu data yang didapat valid, sehingga data yang selanjutnya disajikan dalam
hasil dari penelitian dapat bener-benar dapat dipercaya.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, katagori dan satuan uraian dasar (Moleong, 2007:280). Secara
umum analisis datanya yang digunakan menggunakan teknik perbandingan data
mencakup:
1. Reduksi data
a) Identifikasi satuan (unit) yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam
data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah
penelitian.
b) Setelah satuan diperoleh, selanjutnya memberikan kode pada setiap
satuan agar dapat di telusuri dari data satuan tersebut.
2. Menyusun “hipotesis kerja”
Hipotesis kerja yang dimaksud terkait dengan sekaligus menjawab
rumusan masalah penelitian. Ini merupakan teori substantif yaitu teori
yang hendaknya berasal dan masih terkait dengan data. Pengkaitan ini
pada akhirnya adalah hasil dari sebuah penelitian berupa temuan-temuan
yang sesuai dengan yang ada dilapangan.
Kriteria Teknik pemeriksaan
Kredibilitas
(Derajat Kepercayaan)
1. Perpanjangan keikutsertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Triangulasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif
7. Pengecekan anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Secara terperinci dalam penelitian ini setelah mengumpulkan
berbagai data dengan beberapa cara adalah melakukan studi terhadap
program yang telah diluncurkan. Pendekatan ini dilakukan untuk mencari
berbagai kebenaran dan temuan-temuan yang dapat dikembangkan, juga
sebagai proses pendeskripsiannya memunculkan estimasi atau penilaian
secara umum yang menyangkup substansi, implementasi dan dampak.
Penilaian ini berdasarkan pada kriteria yaitu:
1. Kriteria Penyusunan Program Olahraga Masyarakat
Penyusunan program Senam Tanggamus Sehat merupakan salah satu
proses yang terjadi dalam menentukan keberadaan dari Senam ini. tentu
saja suatu inovasi program akan tercipta melalui perencanaan dan
penyusunan sebelumnya. Tim yang tersusun akan merancang bagaimana
tahap demi tahapan yang akan terangkai menjadi suatu produk program
(output). Pembuatan program yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat sendiri memiliki aspek pokok yang perlu dipertimbangkan
menurut Mardikanto dan Soebiato (2015: 80) aspek penting yang perlu
diperhatikan diantaranya mampu menjawab kebutuhan masyarakat, dapat
didukung oleh semua golongan masyarakat, dibangun dari sumber daya
lokal, sensitif terhadap nilai budaya lokal, memperhatikan dampak yang
akan terjadi, berkelanjutan, dukungan berbagai pihak terkait, dan
komitmen dari pemerintah dalam bentuk dukungan fasilitas dan dana.
Tidak hanya itu dalam penciptaan program aktivitas gerak yang
berhubungan dengan masyarakat ini hendaknya berdasarkan atas riset-riset
atau studi-studi yang sesuai dengan kondisi dari masyarakat dan
kesesuaian antara program dengan standardisasi yang ditetapkan oleh
kebijakan yang berlaku. Aktivitas olahraga yang tidak sesuai dengan
standardisasi justru memungkinkan memunculkan dampak negatif yang
membahayakan bagi keseimbangan tubuh. Hal ini juga harus diperhatikan
oleh tim penyusun.
Maka, peran studi deskripsi ini dalam tahap penusunan ini akan
menemukan kebenaran dalam penyusunan dari Senam Tanggamus Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ini yang dilakukan oleh tim penyusun yang berperan dalam
penyusunannya. Hasil yang didapatkan berdasarkan atas kenyataan
dilapangan dengan kriteria yang seharusnya diperhatikan oleh penyusun
sehingga menjadikan suatu program menjadi program yang berkualitas
dan tidak merugikan apalagi jika program tersebut berhubungan dengan
masyarakat. Sejatinya penyusunan yang baik dan sesuai kriteria ini
diharapkan menciptakan dampak-dampak positif sesuai dengan harapan
dari pembentukan suatu program itu sendiri. Sehingga, dari penyusunan
ini nampak gambaran yang selanjutnya dapat dijadikan patokan untuk
meningkatkan kualitas program berikutnya. Kriteria dalam penelitian ini
untuk penyusunan suatu program olahraga masyarakat adalah
a. Perencanaan dengan diawali menyusun tim yang berkompetensi
dibidangnya yang mendukung program olahraga.
b. Membangun komunikasi yang baik antara pemerintah, tim
penyusun dan sponsor sebagai jalan memperkecil hal yang tidak
sejalan.
c. Program dibangun berdasarkan pada riset (penelitian dan
pengembangan) pada masyarakat yang dituju.
d. Program memiliki tujuan yang jelas dan positif untuk
kemasyarakatan.
e. Penataan/identifikasi bentuk program yang sesuai, (bentuk
aktivitas berdasarkan standar, memiliki perhitungan waktu
pelaksanaan, waktu training, murah dan mudah untuk diikuti,
mudah dilakukan jika dalam kondisi ramai, aman bagi masyarakat,
beresiko kecil dan bermanfaat bagi masyarakat).
f. Memperhitungkan lama pembuatan dari program.
g. Mengantisipasi munculnya masalah dalam penyusunan dengan
mengkomunikasikan secara rutin pelaksanaan (rapat tim).
2. Kriteria Sosialisasi Program Olahraga
Program sebagai output butuh disampaikan kepada objek tujuan dari
program tersebut. Disinilah istilah sosialisasi digunakan. Sama halnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dengan Senam kreasi daerah di Kabupaten Tanggamus ini, yang
merupakan program pembinaaan dan pengembangan olahraga bagi semua
kalangan masyarakat di Kabupaten Tanggamus, sosialisasi akan menjadi
salah satu faktor penting tersebarluasnya program ini. Program ini akan
sampai secara utuh pada setiap kalangan yang masuk dalam daerah
teritorial dari Kabupaten Tanggamus. Maka, hendaknya ada sebuah
rancangan sosialisasi yang tepat agar program ini tersampaikan dengan
baik tanpa ada pemutusan ditengah jalan. Proses sosialisasi dari program
ini akan menjadikan masyarakat yang termasuk dalam daerah Tanggamus
mengetahui dan selanjutnya turut serta atau berpartisipasi. Jumlah
partisipasi menentukan keberhasilan sosialisasi dari program ini. Sehingga
kriteria yang dibuat untuk proses sosialisasi ini adalah
a. Sosialisasi antar pemilik kebijakan (transmisi) sebagai pemersatuan
terhadap keterdukunngan terhadap program.
b. Perencanaan waktu, materi dan tempat sosialisasi agar
mempermudah sistematis sosialisasi dan juga menciptakan
sosialisasi yang jelas dan sesuai dengan program yang
disampaikan.
c. Sosialisasi dengan tempat-tempat yang diperhitungkan
(disesuaikan dengan peserta).
d. Sosialisasi diawali dengan pihak prioritas. Pihak prioritas ini yang
mampu menyampaikan program pada pihak yang yang lebih luas.
e. Sosialisasi mendatangkan pihak-pihak yang dapat mempengaruhi
keinginan turut serta masyarakat seperti instruktur, atlet atau artis
yang dikenal.
f. Sosialisasi menggunakan iklan, pamflet, spanduk atau brosur.
3. Kriteria Pelaksanaan Program Senam Tanggamus Sehat
Pelaksanaan suatu program atau kebijakan menjadi salah satu bagian
penting lainnya dari suatu perjalanan program. Pelaksanaan suatu program
menjadi inti pokok keberhasilan yang diharapkan dan bagian dari
perencanaan. Sehingga penelitian yang dilakukan akan mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
seberapa besar keberhasilan, masalah atau penyimpangan yang terjadi
didalam pelaksanaannya.
Terkait dengan pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat maka proses
penelitian ini akan melihat dan menilai bagaimana pelaksaan dilapangan.
Penyesuaian dengan kriteria pelaksanaan berdasarkan perencanaan
program yang disusun oleh pelaksana dan pembuat program ini.
Pelaksanaan penelitian ini akan menghasilkan nilai-nilai yang
memungkinkan mencetuskan apakah program ini berjalan dengan baik
atau menemukan masalah-masalah yang dapat diteliti lebih lanjut. Bahkan
dapat sebagai acuan dalam pengadaan program serupa dikemudian hari
agar lebih baik dan jauh dari masalah yang serupa.
Pelaksaan program yang dimaksud adalah bagaiamana pelaksanaan
Senam Tanggamus Sehat dimasyarakat Tanggamus yang merupakan
objek. Sehingga berbagai kedekatan masyarakat, masalah teknis
dilapangan dan nilai yang diberikan oleh masyarakat terhadap Senam
Tanggamus Sehat ini akan menjadi bahan yang dikaji. Kriteria kesuksesan
pelaksanaan dari suatu program olahraga masyarakat menurut
Internasional Olimpic Committe (IOC) adalah
a. Olahraga masyarakat terbuka bagi seluruh masyarakat,
b. Mudah untuk bisa berpartisipasi didalam programnya (program
mudah dimengerti),
c. Program efektif dan mudah dipahami tujuannya, dan
d. Program dapat menjadi lebih baik ketika dilakukan bersama-sama.
Standar ini yang dijadikan patokan evaluasi dalam proses
pelaksanaan ini.
Dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini kriteria yang
digunakan untuk melihat estimasi yang dapat dimunculkan dalam studi ini
adalah
a. Akses mudah untuk mengikuti pelaksanaan program olahraga (tidak
melalui administrasi yang mempersulit)
b. Ketersediaan fasilitas pendukung program
c. Tidak terbatas pada golongan tertentu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
d. Mencakup keseluruhan usia
e. Kegiatan mudah untuk dipelajari dan diterapkan oleh masyarakat
f. Jika dilakukan dengan orang yang ramai tidak bermasalah
g. Mendekatkan setiap individu dengan bisa membentuk grup-grup
4. Kriteria Peningkatan Kesadaran Berolahraga Masyarakat
Dampak merupakan suatu akibat-akibat yang muncul dari suatu
program atau kebijakan (Winarno: 26). Penelitian tentang dampak
peningkatan kesadaran berolahraga masyarakat ini adalah penelitian
tentang akibat yang ditimbulkan oleh Senam Tanggamus sehat pada
bagian kesadaran berolahraga. Penelitian ini mengungkap adakah
peningkatan untuk lebih mau berolahraga atau lebih menyukai olahraga.
Kesadaran yang dimaksud adalah bagaimana masyarakat mau berolahraga
tanpa ada paksaan dan berjalan atas kehendaknya sendiri atau melakukan
olahraga karena merasa sebagai kebutuhan.
Pendekatan yang dilakukan terhadap dampak Senam Tanggamus
Sehat ini melihat bagaimana dampak ini berjalan, adakah peningkatan
kesadaran atau justru memunculkan dampak lain yang diluar apa yang
diteliti. Kriteria peningkatan kesadaran ini adalah dengan mencari tahu
kebenaran apakah masyarakat yang diwakili oleh sampel berdasarkan pada
kriteria, yaitu:
a. masyarakat tidak suka berolahraga atau suka berolahraga namun
cenderung jarang berolahraga. (olahraga selain dari program)
b. Setelah mengenal program olahraga, masyarakat peserta yang
turut serta pada kegiatan tersebut, melakukan dengan sukarela,
dan konsisten melaksanakan pada waktu yang ditentukan.
c. Setelah mengikuti program olahraga masyarakat, individu di
masyarakat yang mengikuti program ini menjadi lebih menyukai
olahraga dan mengikuti/memilih olahraga baik yang
diprogramkan maupun selain program yang dibuat dengan
sukarela dan atas kemauan sendiri untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas olahraganya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
d. Ada peningkatan jam olahraga dari sebelum mengenal program
dengan setelahnya.
e. Masyarakat mengetahui manfaat dari berolahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Latar
Tempat penelitian pada penelitian ini adalah Kabupaten Tanggamus.
Kabupaten yang ada di Propinsi Lampung ini merupakan pemekaran dari
Kabupaten Lampung Selatan dan resmi berdiri pada 21 Maret 1997 sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1997 tanggal 3 Januari 1997. Jika dihitung
sampai 2015 maka usia dari Kabupaten Tanggamus memasuki angka 18 tahun.
Awal berdirinya sampai tahun 2003 dipimpin oleh Pejabat Bupati Drs. Ahmad
Syah Putra dan pada 15 Februari 2003 dilantik bupati dan wakil terpilih yaitu Hi.
Fauzan Sya’ie, M.Sc dan Bambang Kurniawan, ST Sampai di-2008. Tahun 2008
sampai saat ini 2005 dipimpin oleh Bambang Kurniawan, ST dengan wakil K.H.
Sujadi Sadat (2013) dan H. Samsul Hadi, S.Pd.I (sampai saat ini). Kabupaten
Tanggamus dimasa awal berdiri terdiri dari 10 Kecamatan dan 7 kecamatan
persiapan yang masih dalam tahap pengembangan. 10 kecamatan ini termasuk
didalamnya Kecamatan Pringsewu yang pada 2012 berubah menjadi Kabupaten
Pringsewu. Tahun 2015 ini Kabupaten Tanggamus sudah berkembang menjadi 20
kecamatan dengan kepadatan penduduk (data sensus 2010), yaitu:
Tabel 3. Kecamatan di Kabupaten Tanggamus dan Kepadatan Penduduknya
No Kecamatan Jumlah
Penduduk Luas (Km
2) Kepadatan/Km
2
1 Wonosobo 34.102 209,63 162677
2 Semaka 34.287 170,90 200626
3 Bandar Negeri Semong 18.213 98,12 185620
4 Kota Agung 39.386 76,93 510672
5 Pematang Sawa 15.607 185,29 84230
6 Kota Agung Barat 20.749 73,33 282954
7 Kota Agung Timur 17.645 101,30 174186
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
8 Pulau Panggung 31.906 437,21 72976
9 Ulu Belu 25.686 323,08 79504
10 Air Naningan 27.051 186,35 145162
11 Talang Padang 43.029 45,13 953446
12 Sumberejo 31.146 56,77 548635
13 Gisting 36.006 32,53 1106852
14 Gunung Alip 17.263 25,68 672235
15 Pugung 51.882 232,40 223244
16 Bulok 19.532 51,68 377941
17 Cukuh Balak 21.087 133,76 157648
18 Kelumbayan 10.746 121,09 88746
19 Limau 17.032 240,61 70787
20 Kelumbayan Barat 11.276 53,67 210099
Total 536.613 2.855,46 6.308.240
Sumber: Data Sensus 2010 di laman pnpmintegrasitanggamus.blogspot.co.id
Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi
104,18’-105,12’Bujur Timur dan antara 6,05’–5,56’ Lintang Selatan. Kabupaten
Tanggamus bagian Barat semakin ke Utara condong mengikuti lereng Bukit
Barisan. Bagian Selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk yang besar yaitu
Teluk Semangka. Batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Tanggamus adalah
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten
Lampung Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Barat, Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu. Karena kabupaten ini berada di daerah
pesisir pantai terdapat juga beberapa pulau yang terpisah, sehingga Kabupaten
Tanggamus masih memiliki wilayah kelautan dengan luas laut 1.799,5 km2 di
sekitar Teluk Semangka dengan panjang pesisir 210 km.
Sejarah perkembangan adat istiadat di Kabupaten Tanggamus ini menurut
catatan yang ada pada tahun 1889 pada saat Belanda mulai masuk di Wilayah
Kota Agung, yang ada pada saat itu pemerintahannya dipimpin oleh seorang
Kontroler yang memerintah di Kota Agung. Pemerintah Adat yang terdiri dari 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(lima) Marga, yang membuat ada perbedaan tradisi didalamnya. Lima marga
tersebut yaitu:
1. Marga Gunung Alip (Talang Padang),
2. Marga Benawang;
3. Marga Belunguh;
4. Marga Pematang Sawa;
5. Marga Ngarip.
Gambar 13. Logo Kabupaten Tanggamus
Perkembangan keolahragaan pada masyarakat Kabupaten Tanggamus dapat
digambarkan berdasarkan pada kuisioner yang disebarkan dan peneliti
menemukan masyarakat Kabupaten Tanggamus sangat menyukai olahraga. 10378
responden dari 10949 atau sebesar 94,79% menyukai olahraga dengan berbagai
cabang yang beragam. Dominasi cabang olahraga yang disukai adalah cabang
olahraga permainan dan yang dilakukan bersama-sama. 10378 responden 26,90%
diantaranya memilih bulutangkis, sepakbola 24,03%, bolabasket 12,90% dan
16,47 memilih senam. Hal ini menggambarkan keadaan masyarakat yang sudah
memiliki rasa suka terhadap olahraga yang bersifat bersama-sama. Karakteristik
ini memang didasari dari kebudayaan masyarakat Kabupaten Tanggamus yang
memiliki kebudayaan gotong-royong dan tergambar dalam motto Kabupaten
Tersebut yaitu “Bugawi Jejama” yang artinya bekerja bersama-sama. Namun
dalam perjalannan penelitian ini juga ditemukan kenyataan bahwa masyarakat
yang diwakili oleh 10949 responden ini melakukan olahraga dengan jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
perminggu sebanyak 1 (satu) kali sebesar 62,4% responden, 2 (dua) kali sebesar
23,71% responden dan 3 (tiga) kali sebesar 13,89%. Hal ini menyatakan lebih
dari separuh responden meski meyukai olahraga namun tidak memenuhi
kebutuhan berolahraga dengan cukup disetiap minggunya. Sehingga memang
dibutuhkan suatu aktivitas olahraga yang bisa memacu keinginan masyarakat
untuk lebih tertarik dan melakukan olahraga secara lebih giat juga berdasarkan
kesadaran dirinya.
2. Hasil Penelitian
Setelah melakukan berbagai rangkaian penelitian yang sudah direncanakan
diawal, maka didapatkan berbagai data hasil penelitian. Data ini yang akan
menjawab berbagai rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini,
berikut penjabarannya:
a. Bentuk Senam Tanggamus Sehat
Senam Tanggamus Sehat ini menurut informan yang diwawancarai adalah
“senam yang dikreasikan oleh tim yang dibentuk Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga, senam ini senam khas dengan gerakan yang khas dari tradisi
Kabupaten Tanggamus, Senam ini perangsang untuk pengolahragaan.” (Bapak
Lauyustis).
“adalah senam yang dirancang dan disesuaikan dengan ke-khasan
Kabupaten Tanggamus, Senam yang diluncurkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga dulu 2010, senam ini gerakannya ada yang diambil dari gerakan
lumba-lumba, elang, juga tarian khas sini, musiknya juga musik khas daerah
Lampung.” (Ibu Sunarmi).
“Senam yang bentuk gerakannya mencirikan budaya dan suasana
Kabupaten Tanggamus. Alunan musiknya asli Lampung dan hanya ada di
Kabupaten Tanggamus.” (Bapak Nasrullah).
Bentuk dari Senam Tanggamus Sehat ini merupakan hasil dari seluruh
rangkaian proses perencanaan dan penyusunan juga perekaman hingga jadilah
bentuk yang nyata sebagai suatu hasil akhir berupa rangkaian gerakan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
dikemas dalam bentuk video compack disk (VCD). Isi VCD Senam Tanggamus
Sehat yang sudah jadi ini adalah
1) Cover/sampul VCD.
Cover/sampul bagian depan ini menggambarkan sekilas siapa yang
meluncurkan program ini, terdiri dari gambar Bupati Kabupaten Tanggamus yaitu
bapak Bambang Kurniawan, ST. Dan Bapak Drs. Aristoteles Darwis selaku
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga tahun 2010, juga gambar siswa-
siswi yang memeragakan senam gerakan senam ini yang diabadikan dalam isi dari
VCD ini. Bagian belakang dari sampul ini berisi prasasti yang dituliskan oleh
Bupati sebagai bentuk dukungan terhadap keberadaan dari program ini dan juga
harapan yang dimunculkan dari pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat ini di
masyarakat. Juga bagian bawah terdapat gambar rekaman dan ucapan terimakasih
yang ditujukan kepada pencipta-pencipta lagu yang musiknya digunakan sebagai
iringan musik dalam Senam Tanggamus Sehat ini.
Gambar 14. Cover Disk Senam Tanggamus Sehat Volume 1
2) Isi Video Compack Disk Senam Tanggamus Sehat
Isi dari VCD ini merupakan rangkaian gerakan, namun pada mula
pemutaran video diwali dengan intro tujuan juga peringatan sebelum melakukan
gerakan senam ini. Hitungan dari angka 1 (satu) sampai dengan 8 (delapan) dan
disesuaikan dengan irama musik yang mengiringi yang juga sejalan dengan
gerakan yang terangkai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 15. Tampilan Layout Video Tahap Persiapan, Menampilkan Tujuan dari
Gerakan pada Senam Tanggamus Sehat.
Gambar 16. Tampilan Layout Video Tahap Persiapan, menampilkan yang perlu
Diperhatikan Saat Melakukan senam Tanggamus Sehat
Setelah layout tujuan dan peringatan ditampilkan juga sambutan dari Kepala
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus tahun 2010 yaitu
Bapak Drs. Aristoteles Darwis yang menyatakan mengajak masyarakat untuk
berolahraga karena dengan berolahraga akan menapatkan ketahan fisik yang
optimal, dan gerakan Senam Tanggamus Sehat ini terinspirasi dari kondisi alam
Tanggamus yang spesial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 17. Sambutan Bapak Drs. Aristoteles Darwis.
Selanjutnya video mulai memasuki rangkaian gerakan dari Senam
Tanggamus Sehat ini. rangkaian gerak ini terdiri dari gerakan pemanasan, inti dan
pendinginan, diselah perpindahan antar inti juga disisipkan gerakan peralihan:
Gambar 18. Beberapa Gerakan pada Saat Pemanasan.
Setelah gerakan pemanasan terdapat gerakan inti yang dibagi menjadi 6
(enam) bagian, setiap perpindahan gerakan inti satu ke gerakan inti lainnya
terdapat gerakan peralihan yang terdiri dari tiga macam gerakan pokok dan
diulang dua kali. Ada gerakan inti 1 merupakan gerakan yang diambil dari ikon
Tanggamus yaitu lumba-lumba, juga elang dan gerakan seperti mencangkul yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
diambil dari kebanyakan dari penduduk Tanggamus berprofesi sebagai petani, dan
gambar gerakan tersebut sebagai berikut sesuai dengan pada VCD:
Gambar 19. Gerakan Inti Tahap 1
Gambar 20. Gerakan Peralihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Gambar 21. Gerakan Inti Tahap 2, Pengulangan Tiga Kali.
Gambar 22. Gerakan Inti Tahap 3, Pengulangan Dua Kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 24. Gerakan Inti Tahap 5, Pengulangan Empat Kali
Gambar 23. Gerakan Inti Tahap 4, Pengulangan Dua Kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 25. Gerakan Inti Tahap 6, Dilakukan Menghadap Empat Arah Mata
Angin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Gambar 26. Gerakan Pendinginan
Seluruh rangkaian gerakan ini merupakan pokok gerakan yang
ditayangkan dalam VCD yang disebarkan kepada masyarakat. Memang akan lebih
mudah dimengerti jika melihat langsung pada gambar gerak yang tersedia didalam
disk tersebut.
b. Proses Penyusunan Senam Tanggamus Sehat
Berdasarkan pada penelitian yang sudah dilakukan yaitu: pengamatan,
wawancara dan beberapa catatan lapangan, mendapatkan Informasi yang akurat
tentang proses penyusunan dari Senam Tanggamus Sehat ini disampaikan oleh
narasumber yang terjun langsung dalam proses pembuatannya. Berdasarkan pada
kutipan hasil wawancara dengan Bapak Lauyustis menyatakan Senam Tanggamus
Sehat ini adalah senam yang dibuat khusus oleh tim yang dibentuk oleh Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus. Proses penyusunan ini
berawal dari ide dari bagian Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di
tahun 2011 yang diajukan sebagai program dari bagian keolahragaan, dipimpin
oleh Bapak Lauyustis yang mendapatkan ide dari masuknya proposal dari luar
dinas untuk membuat senam, namun dalam pengajuannya tujuan dari pembuatan
senam ini adalah sebagai bisnis yang menguntungkan pihak yang mengajukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
“Diawal pembuatannya sebenarnya senam ini untuk menyelamatkan dari
desakan pihak luar yang menawarkan diri untuk membuat senam, pada
pengajuan dari bagian olahraga kepada kepala dinas rancangan senam ini
disetujui dengan masukan senam yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat dan kekhasan dari Tanggamus, akhirnya buat sendiri.”
Selanjutnya sebagai tindak lanjut dan menghindari permasalahan dikemudian hari,
program ini dikaji dan diajukan. Kepala dinas yang saat itu menjabat yaitu Bapak
Aristoteles Darwis menerima pengajuan tersebut dengan catatan senam harus
sesuai dengan Kabupaten Tanggamus. Sehingga, pengajuan tersebut mendapatkan
pengembangan ide bahwa yang membuat senam ini adalah masyarakat Kabupaten
Tanggamus itu sendiri. Alur proses pengajuan mengharuskan senam ini
menunjang keolahragaan yang ada di Kabupaten Tanggamus, dan seiring
berjalannya waktu saat ini tahun 2015 yang menandai tahun kelima dari program
Senam Tanggamus Sehat ini. Saat ini dibawah naungan Dinas Pendidikan (Untuk
di instansi pendidikan) dan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga yang saat ini
berdiri sendiri yang mengatur untuk kedinasan. Senam ini diwajibkan
pelaksanaannya minimal satu kali disetiap minggunya seluruh instansi
pemerintahan dan pendidikan. Secara terperinci data dari hasil wawancara pada
ketiga narasumber yaitu Ibu Sunarmi, Bapak Lauyustis dan Bapak Nasrullah
menyebutkan bahwa senam ini sendiri pada awalnya ditujukan untuk siswa-siswi
di sekolah. Sebagai sasaran untuk melihat dampak dan juga antusian dari siswa,
karena senam volume 1 ini merupakan program yang diharapkan berkelanjutan.
Penyusunan ini juga melalui tahapan-tahapan koordinasi dibuktikan juga
berdasarkan foto-foto yang didapatkan pada penelusuran dokumen, meskipun
tidak banyak data yang didapatkan pada saat penelusuran data. Hal ini
dikarenakan oleh perpindahan kekuasaan, pembagian kerja dinas (Dinas
Pendidikan dan Dinas Pariwisata, Pemuda dan olahraga).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Gambar 27. Dokumentasi koordinasi tim dalam penyusunan Senam Tanggamus
Sehat
Tim penyusun dalam pembuatan senam ini yang melaksanakan penyusunan
sampai terciptanya Senam Tanggamus Sehat. terdiri dari:
1) Pembina dan Pelindung yaitu Bupati Kabupaten Tanggamus yaitu
Bapak Hi. Bambang Kurniawan, ST.
2) Produser yaitu Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 2011
yaitu Bapak Drs. Hi. Aristoteles Darwis
3) Produser Pelaksana Ibu Sunarmi, S.Pd, MM.Pd
4) Supervisi Produksi Hi. Amiruddin Harun, S.Pd,i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
5) Pimpinan Produksi Bapak Lauyustis, S.Pd, M.Pd
6) Sutradara Bapak Andi Lutfi Hilman, Dipl. IR
7) Koreografer/pembuat gerakan Bapak Nasrullah, S.Pd
8) Unit meneger Bapak Ishak, S.Pd, Bapak Drs. Soleh Ali Mukti dan
Bapak Nandang Setiawan A.Ma.
9) Pengambil rekam gambar Bapak Hi. Hermawan, Bapak Heru, Bapak
Heri dan Bapak Dedi.
10) Tata scenes Bapak Mahbub
11) Tata Lampu Bapak Bimantara
12) Editor Gambar dan Cover Bapak Andi Lutfi Hilman, Dipl. IR , Bapak
Alfeto dan Bapak Hi. Hermawan.
13) Wardrobe dan Make Up ibu Henny Setiyorini
14) Pemain Siswa-siswi SMP Negeri 2 Pugung Kabupaten Tanggamus.
(Sumber: Disk Cover Senam Tanggamus Sehat Volume 1).
Bupati Kabupaten Tanggamus sebagai kepala daerah sangat mendukung
pengadaan program ini. Selaku pembina dan pelindung dalam prasasti yang
tertulis pada cover disk dari Senam Tanggamus Sehat ini beliau menyampaikan
dukungannya yang berbunyi:
“Jiwa dari rakyat Tanggamus Tertuang melalui spirit alamnya yang sangat
kaya dengan unsur keindahan dan daya artistik luar biasa. Kemewahan
Natural itu harus terus dipelihara dengan cara mengabadikannya kedalam
bentuk-bentuk pencintraan yang bisa di terima oleh semua pihak. Oleh sebab
itu, saya sangat menyambut baik gagasan untuk memvisualisasikan citera
kultural dan kearifan lokal alam Tanggamus ini ke dalam konsep gerakan-
gerakan senam yang dinamis, dan yang dipadu dengan alunan musik
tradisional-kontemporer yang harmonis. Semoga, senam yang diberi nama
Senam Tanggamus Sehat ini benar-benar akan menjadi bagian dari tradisi
cerdas bagi segenap masyarakat kita.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Sehingga, dapat dilihat berbagai dukungan pihak terkait dalam pemerintahan
Kabupaten Tanggamus menjadikan senam ini menjadi salah satu program
unggulan yang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya.
Sedangkan isi dari Senam Tanggamus Sehat ini di buat oleh koreografer
yaitu Bapak Nasrullah. Pembuatan Senam ini berdasarkan referensi dan
pengamatan alam sekitar Kabupaten Tanggamus untuk mendapatkan karakteristik
yang sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan. Berisikan 15 menit yaitu
terdiri dari 4 menit sebagai tahap pemanasan, 10 menit inti, dan 2 menit
pendinginan. Pada permulaan pelaksanaan senam dalam video yang dibuat
diberikan gambaran tujuan dari gerakan pada senam ini dan tanda peringatan
pelaksanaan untuk mereka yang sedang tidak dalam keadaan baik sebagai bagian
dari persiapan.
Selain dari tujuan yang diharapkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Tanggamus yang disampaikan sebelumnya, gerakan pada
senam ini diharapkan dapat memiliki tujuan bagi individu pelaku dari senam ini.
seperti yang tertulis dalam layout/tampilan (gambar18) tujuannya adalah untuk
melatih kepala, tangan, badan dan kaki, persendian, dinamika gerak, daya tahan
tubuh, sikap tubuh yang benar, penyesuaian irama (beat), dan relaksasi.
c. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat
Sesuai dengan hasil dari kajian data, pada pemberitaan yaitu laman
http://pekonkejayaan.blogspot.co.id yang di unduh pada tanggal 29 September
2015. Meski tidak selengkap yang diharapkan dan memiliki informasi yang agak
berbeda dari setiap Informan yang diwawancarai, yaitu jumlah peserta dan tempat
sosialisasi yang tidak lengkap disebutkan, namun pemberitaan ini membuktikan
adanya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Tanggamus di tahun 2011 tersebut terkait program Senam Tanggamus Sehat yang
sedang diteliti ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Gambar 28. Print Screen pemberitaan sosialisasi senam tanggamus sehat
secara online.
Proses sosialisasi yang sesuai dengan ketiga narasumber melalui wawancara
yaitu Bapak Nasrullah, Bapak Lauyustis dan Ibu Ridhia. Proses pelaksanaannya
dilakukan dengan membagi 3 (tiga) wilayah tempat pelaksanaan. Tiga wilayah ini
dipilih sebagai tempat pelaksanaan yang dilihat dari letak peta Kabupaten
Tanggamus. Kecamatan pertama yang ditunjuk sebagai tempat sosialisasi adalah
Kecamatan Kota Agung Pusat yaitu meliputi peserta dari Kota Agung Pusat,
Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, Wonosobo, Semaka, Pematang Sawa dan
Bandar Negeri Semong. Kecamatan Kedua yang menjadi tempat sosialisasi adalah
Kecamatan Gisting meliputi wilayah, Gisting, Gunung Alip, Talang Padang,
Sumberejo, Pulau Panggung, Ulu Belu dan Air Naningan, Sedangkan tempat
ketiga yaitu Kecamatan Pugung meliputi wilayah Pugung, Bulok, Cukuh Balak,
Limau, Kelumbayan dan Kelumbayan Barat. Berdasarkan pada poto pelaksanaan
juga menguatkan proses sosialisasi dilaksanakan dalam penyebarluasan program
Senam Tanggamus Sehat ini.
Gambar 29. Proses Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Selanjutnya proses pemberian materi atau pelatihan diadakan selama 3 (tiga)
hari dari masing-masing ketiga wilayah tersebut. Materi yang diberikan meliputi
pada bentuk gerakan yang sesuai dengan apa yang ada di compack disk yang
dibagikan satu-persatu kepada peserta juga buku panduan gerakan. Pelatihan
gerakan yang diadakan selama tiga hari tersebut cukup membuat peserta mampu
menguasai gerakan senam yang memang dibuat sederhana dan mudah diingat.
Materi juga menyampaikan bagaimana penekanan-penekanan gerakan yang
disesuaikan dengan situasi peserta jika menjadi instruktur dari senam ini.
Koreografer yang menjadi pemateri dalam sosialisasi ini menyampaikan
penekanan ini berupa penyesuaian ketegasan gerak, jika yang menjadi peserta
adalah usia remaja yang aktif dan masih memiliki tubuh normal yang berkembang
tekanan gerakan berupa ketepatan perpindahan gerakan dengan melompat yang
lebih tinggi. Sebagai salah satu contoh gerakan yang memiliki ketekanan dan
kekhasan dalam Senam Tanggamus Sehat ini adalah:
Gambar 30. Contoh gerakan yang perpindahannya ada lecutan melompat.
Pada gerakan diatas yang koreografer ambil dari gerakan lompatan lumba-lumba
yang merupakan ikon Kabupaten Tanggamus. ada lompatan pada saat tangan
berada didepan dada berpindah menyorongkan tangan dengan gerakan dari depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dada lurus kedepan dan berbelok ke bawah dengan sedikit membungkukkan
badan (seperti lumba-lumba melompat dipermukaan air) dan ada perubahan
langkah dari kaki kiri ke kaki kanan. Peserta sosialisasi ini merupakan seluruh
guru olahraga yang ada di Kabupaten Tanggamus dari jenjang sekolah dasar (SD)
sampai sekolah menengah atas (SMA), baik negeri maupun swasta, dari yang
dibawah naungan Dinas Pendidikan maupun yang berada dibawah naungan
Departemen Agama (Depag). Senam juga disosialisasikan melalui lomba-lomba.
Gambar 31 . Foto pelaksanaan lomba senam tanggamus sehat.
Tidak hanya itu secara online juga Senam Tanggamus Sehat disebarkan,
yaitu dengan memanfaatkan media youtube. Penggunaan media sosial youtube ini
sangat membantu penyebaran video dari senam ini. Sampai saat pengambilan
print screen dari internet, penayangan file video Senam Tanggamus Sehat ini pada
tanggal 19 desember 2015 adalah sebanyak 3895 kali penayangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Gambar 32. Penyebaran senam tanggamus sehat melalui media online youtube.
Mengurut pada informasi yang terkumpul melalui angket dari 10949 orang
responden 10362 atau 94,63% responden dari 16 wilayah Kecamatan di
Kabupaten Tanggamus menyatakan mengetahui keberadaan Senam Tanggamus
Sehat ini. Informan yang mengisi angket ini merupakan gabungan dari responden
pelajar, pekerja instansi kedinasan, kecamatan juga masyarakat umum yang
membuat kelompok-kelompok senam dan juga masyarakat yang mengikuti senam
ditempat-tempat umum yang diadakan oleh kedinasan. Jika dilihat angka ini
hampir mendekati 100% yang menyatakan bahwa senam ini sangat dikenal oleh
masyarakat Kabupaten Tanggamus. Sedangkan 579 responden yang tidak
mengetahui senam ini diduga tidak memperhatikan senam yang dirinya
laksanakan dihari-hari tertentu di setiap minggunya atau tidak memperhatikan
pertanyaan kuisioner dengan baik. Tidak hanya sampai ditingkat mengetahui
pada angket nomer 10 (sepuluh) yang menanyakan “apakah anda menyukai
kegiatan Senam Tanggamus Sehat?”, sebanyak 10315 atau 94,21% responden
menyatakan “ya” atau menyukainya. Perbandingan suka dan tidak suka dari
masyarakat yang menyetahui keberadaan senam ini hanya sebanyak 47 orang atau
0,42% saja. Sehingga, Angka 94,63 ini menyatakan bahwa penyampaian senam
ini dimasyarakat hampir mendekati sempurna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
d. Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat
Proses pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat pada awalnya diresmikan oleh
bupati Kabupaten Tanggamus Bapak Bambang Kurniawan, ST., dibulan
Desember 2010. Dari peresmian pertama senam ini selanjutnya diberlakukan
pewajiban bagi instansi pendidikan yaitu sekolah dari tingkat Sekolah Dasar (SD)
sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pemberlakuan pewajiban ini
dilakukan satu kali disetiap minggu dengan mekanisme melakukan senam secara
bersama-sama. Rata-rata sekolah yang ditelusuri oleh peneliti melaksanakan
Senam Tanggamus Sehat pada hari jumat dengan alasan hari jumat merupakan
hari pembinaan prestasi dan dibuka dengan pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat
yang selanjutnya di persilahkan senam lainnya untuk menghindari kebosanan, dan
biasanya dilakukan di jam pertama disekolah sekitar pukul 07.15.
Berdasarkan pada studi lapangan yang dilakukan dibuktikan dengan
beberapa dokumentasi berikut yang dapat menggambarkan pelaksanaan beberapa
di instansi pendidikan. Senam ini di barengi dengan beberapa kegiatan lainnya
yang ada di sekolah masing-masing.
Gambar 33. Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat Di Sekolah-Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Selama perjalanannya Senam Tanggamus Sehat dikenal sebagai senam yang
khas di Kabupaten Tanggamus, sehingga Kepala Pemerintahan Daerah Kabupaten
Tanggamus melalui Sekretarisnya mengeluarkan perintah wajib bahwa hari jumat
dinyatakan sebagai hari olahraga dan wajib mengikuti Senam Tanggamus Sehat
bagi seluruh pegawai di sekitar kawasan kantor pemerintahan tidak terkecuali dari
Satuan Resort Kepolisian Kabupaten Tanggamus dan Komando Militer
Kabupaten Tanggamus serta dibuka bagi masyarakat umum yang mau mengikuti
senam ini. Kebijakan ini juga diiringi oleh pemerintahan tingkat kecamatan yang
melaksanakan pada hari jumat atau minggu. Hal ini disesuaikan dengan
kesanggupan masing-masing kecamatan dalam melaksanakan program ini.
Gambar 34. Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat di Instansi Pemerintahan yang
juga dibuka untuk umum.
Selain dari tingkat instansi yang telah terstruktur, terdapat juga kelompok
masyarakat yang sudah membentuk kelompok senam dan tertarik untuk ikut
melakukan senam dengan materi Senam Tanggamus Sehat, bahkan menggunakan
fasilitas seperti balai desa dan kantor desa yang cukup luas untuk dijadikan tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
pelaksanaan senam ini atau sekedar bersenam bersama di halaman rumah yang
masih cukup luas untuk digunakan. Hal ini seperti yang terjadi di Kecamatan
Gisting dan Talangpadang yang menggunakan beberapa balai desa atau sekedar
bersenam didepan rumah bersama beberapa kerabat disekitarnya.
Gambar 35 . Kelompok senam yang dibentuk oleh masyarakat
Didukung dengan data yang didapatkan melalui pengisian angket oleh
responden didapatkan dari 10949 responden yang memberikan informasi 10361
(94,63%) diantaranya pernah melakukan Senam Tanggamus Sehat.
e. Dampak Senam Tanggamus Sehat terhadap masyarakat
Senam Tanggamus Sehat ini adalah program pengolahragaan, meskipun
dapat dilihat berdasarkan informasi dari wawancara yang menyatakan bahwa pada
awal mula diluncurkannya program ini ditujuan untuk instansi pendidikan.
“Diawal pembuatan, yang pertama disentuh sebenarnya untuk siswa. Jadi,
sekolah-sekolah, karena disekolah itu generasi yang masih akan panjang
jalannya kedepan masa depannya, kalau dibina dari sekarang kecintaannya
kita bisa dapatkan generasi yang lebih baik kedepan kebugarannya, tapi
sekarang masyarakat sudah banyak yang tahu” (Ibu Sunarmi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Senam ini juga diharapkan membangun kecintaan berolahraga dan menciptakan
generasi yang bugar dikemudian hari. Peneliti telah mengamati, membuat catatan-
catatan penting dan turun langsung ikut serta dilapangan selama kurang lebih 5
minggu juga menyebarkan angket yang diisi oleh siswa, pegawai instansi, juga
masyarakat umum yang melakukan Senam Tanggamus Sehat ini. Hasil yang
didapatkan dari kenyataan rata-rata responden dilapangan yang dituliskan dalam
angket yang disediakan, peneliti telah mendapatkan data yang menggambarkan
kenyataannya dari 10949 responden yang membagi informasinya melalui angket
10378 atau 94,78% menyukai olahraga dengan berbagai cabang olahraga yang
berbeda. Cabang olahraga ini didominasi dengan olahraga permainan yang
cenderung membutuhkan daya tahan yaitu: bulutangkis sebanyak 2946 (26,90%),
sepakbola sebanyak 2631 (24,03%), bolabasket sebanyak 1422 (12,99%), Senam
sebanyak 1647 (15,04%), bolavoli sebanyak 985 (9%), renang 438 (4%), dan
lainnya. 10382 responden juga menyatakan percaya bahwa olahraga mampu
membuat tubuh menjadi lebih bugar.
Ditemukan kenyataan rincian banyaknya yang melakukan olahraga selain
dengan Senam Tanggamus Sehat lebih dari 3 kali dalam satu minggu hanya 1521
responden atau 13,89%, yang melakukan olahraga 2 kali dalam seminggu adalah
sebanyak 2596 responden atau sebanyak 23,71% sehingga masih banyak
masyarakat yang hanya berolahraga sesuai dengan kecabangan yang disukainya 1
kali seminggu yaitu sebanyak 6832 responden atau sebanyak 62,4%. Hal ini tidak
sepadan terkait akan apa yang disampaikan oleh Martadinata (2010:22-23) bahwa
kebugaran jasmani dipertahankan dengan latihan yang teratur dengan takaran
yang cukup dengan perkiraan 3-4 kali dalam seminggu. Sehingga jika masih
banyak masyarakat yang melakukan olahraga tersebut dalam 1-2 kali dalam satu
minggu belum cukup untuk mendapatkan tubuh yang bugar.
Rekapitulasi data lain yang menyatakan masyarakat yang melakukan Senam
Tanggamus Sehat sebanyak 10361 dengan rincian banyaknya melaksanakan
senam selama seminggu adalah 7991 responden atau 77,13% melakukannya 1 kali
dalam seminggu, 2023 responden atau 19,53% melakukan sebanyak 2 kali dalam
seminggu, sedangkan sisanya yang melakukan 3 kali atau lebih hanya sebanyak
3,35 persen atau sekitar 347 responden. Dari angka-angka yang muncul dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
dijadikan suatu gambaran yang selanjutnya dapat menyatakan program ini berada
pada tahap efektif yaitu jika dari data sebelumnya diketahui masyarakat
berolahraga dalam satu minggu selain dari Senam Tanggamus ini hanya 1 kali
maka jika melakukan senam ini sebanyak 1 kali maka jumlah banyaknya
olahraga dalam satu minggu adalah sebanyak 2 kali. Begitu juga dengan mereka
yang melakukan olahraga selain dari senam ini 2 sampai 3 kali maka ditambah
dengan melakukan senam ini satu kali dapat mencukupi frekuensi berolahraga
dalam satu seminggu sebanyak 3-4 kali dan ini tentu dapat menjaga kebugaran
dari individu dimasyarakat Kabupaten Tanggamus. Maka, dari penambahan waktu
berolahraga pada masyarakat yang mengikut dan dapat memenuhi kebutuhan
olahraga pada individu adalah merupakan dampak yang nampak dari pelaksanaan
program Senam Tanggamus Sehat ini.
B. Pembahasan
1. Bentuk Senam Tanggamus Sehat
Berdasarkan dari data yang sudah dijabarkan, bahwa berbagai bentuk dari
rangkaian Senam Tanggamus Sehat merupakan inovasi yang lahir dari pemikiran
seorang koreografer dan tim penyusun dengan berbagai referensi yang
dikumpulkan dan juga memperhatikan konsep keadaan alam sekitar kabupaten
seperti adanya gerakan yang dikatakan gerakan lumba-lumba yang diambil dari
ikon kabupaten yang perairannya banyak terdapat lumba-lumba, kemudian
kepakan elang juga mencangkul karena sebagian besar matapencaharian
masyarakatnya petani. Jika dilihat dari segi rangkaian gerakannya yang disengaja
disusun, juga musik yang mengiringi dan ritme senam ini, Senam Tanggamus
Sehat masuk dalam kategori senam aerobik, yaitu seperti pada kajian teori telah
dijabarkan bahwa senam aerobik menurut Dinata (2010: 17) adalah serangkaian
gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti irama musik yang juga
dipilih sehingga melahirkan ketentuan ritmis, kebersambungan (continue) dan
durasi tertentu. Sedangkan gerakan-gerakan yang dipilih dalam suatu senam
aerobik hendaknya mengandung unsur:
a) Meningkatkan kemampuan kerja jantung dan paru-paru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
b) Dapat membentuk tubuh.
c) Irama musik sebagai patokan kecepatan dan juga sebagai penjaga motivasi
bagi yang melakukan senam aerobik.
d) Struktur senam aerobik sendiri terdiri dari pemanasan (warming up), inti dan
pendinginan (cooling down).
Senam Tanggamus Sehat dengan susunannya mengandung unsur atau ciri-
ciri dalam kriteria senam aerobik ini. Dibuktikan dengan berbagai penjelasan
bagian dimana adanya bagian pemanasan, ada bagian inti yang terbagi dalam 6
rangkaian gerakan inti dan juga pendinginan, namun dalam penyusunannya
masih ada kesetimbangan atau hal yang kurang memadai yaitu porsi dari bagian
pemanasan masih terasa kurang. Dari 15 menit durasi pada bagian pemanasan
hanya 2 menit dan dengan gerakan yang sangat minim juga pengulangannya
masih terlalu sedikit sehingga masih bisa ditambahkan variasi gerakan lainnya.
Durasi 15 menit juga masih sangat minim untuk melakukan senam meskipun
dalam pelaksanaannya dilapangan didapati terdapat pengulangan 2 (dua) kali
senam sehingga didapatkan senam sebanyak 30 menit. Pengulangan ini sudah
sesuai dengan standar, berdasarkan pada teori yang disampaikan oleh Dede
Kusmana (2000: 9) menyatakan: “lama latihan antara 20-30 menit cukup
memberikan kenaikan kemampuan tubuh sebanyak 35%, bila dilakukan 3 kali
perminggu dalam jangka waktu 1,5 bulan”.
Kelebihan lainnya untuk yaitu musik dan irama yang mengiringi tidak
memiliki masalah. Sebagai panduan untuk bergerak dengan pemilihan musik
daerahnya yang mungkin sudah di arrangement ulang, sehingga tepat pada 8
hitungan dengan tempo musik 120-140 ketukan permenit (dihitung dengan
metronome) dan ini masuk dalam tempo antara lambat dan cepat (Sedang). Musik
yang digunakan juga musik yang sudah dikenal oleh masyarakat Kabupaten
Tanggamus sehingga terasa begitu dekat didengar.
Secara perbandingan usia, senam ini dapat dilakukan oleh seluruh usia dari
anak-anak sampai dewasa, bahkan lanjut usia. Hal ini karena adanya keselarasan
gerak pada setiap gerakannya. Koreografer yang menyampaikan bahwa adanya
perbedaan porsi pada gerakan dan hal ini menjadi kelebihan dari senam ini dan
sudah dimengerti oleh isntruktur bahwa pada saat senam dapat disesuaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
dengan siapa pelaku senamnya. contoh jika yang menjadi bagian dari senam ini
berusia lansia maka pelaksanaan gerakan dapat dikurangi pada bagian gerakan
yang harusnya memiliki lecutan lompatan pada saat perpindahannya menjadi
hanya menggeserkan kaki tanpa lompatan. Memikirkan bagian-bagian ini juga
menjadi suatu pemberian nilai lebih pada senam ini.
Senam aerobik ini seperti pada penjelasan Dinata diatas mempunyai
kelebihan dalam membantu tubuh mempertahankan juga meningkatkan daya
tahan kardiovaskular jika dilakukan dengan terus-menerus dan dengan porsi yang
sesuai. Senam aerobik juga dapat dijadikan suatu program latihan yang
mendukung kecabangan olahraga lain yang membutuhkan daya tahan
kardiovaskular dalam pelaksanaannya. Fungsi senam aerobik atau Senam
Tanggamus Sehat pada khususnya didukung oleh penelitian yang sebelumnya
telah dilakukan oleh Mahammad Mehrtash, Hadi Rohani, Esmail Farzaneh,
Rasoul Nasiri (2015) dengan judul penelitian The Effects of 6 Months Specific
Aerobic Gymnastic Training on Motor Abilities in 10–12 Years Old Boys,
menyatakan hasil penelitian bahwa pada anak laki-laki usia 10-12 tahun senam
aerobik mampu mengubah kemampuan gerak/pola gerak kearah yang lebih
positif. Penelitian ini membuktikan bahwa memang senam aerobik dapat
mengubah postur tubuh menjadi lebih baik.
Senam Tanggamus Sehat juga sudah dibarengi dengan pengadaan fasilitas
instruktur atau video yang memandu Senam ini, hal ini juga dapat dikaitkan
pendukung pengubahan pola gerak pada pelakunya, sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh Simpson dalam Sugiyanto (2012:19) bahwa pada domain
psikomotor yaitu pembelajaran gerak yang berhubungan dengan sistem sensorik
tubuh sejalan dengan gerakan yang berulang dari penerimaan indra penglihatan
atau indra pendengaran dalam senam berdasarkan irama dan tempo yang sama,
menyebabkan reaksi pada otak akan terstimulus dan diteruskan oleh tubuh sebagai
reaksi dan ini membutuhkan waktu dan melalui tahapan yang cukup panjang
sampai seseorang dapat berada pada tahap penciptaan gerakan (origination) yang
dalam tahapannya sudak mampu menciptakan gerakan sendiri bahkan dalam
memanipulasi objek tertentu. Dengan sistem kerja otak dan proses pembelajaran
geraknya, penggunaan materi senam yang sudah dikenal sebelumnya oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
masyarakat juga mampu mempermudah penyerapan dari bentuk Senam
Tanggamus Sehat ini oleh masyarakat Kabupaten Tanggamus.
Berdasarkan penjabaran tersebut, maka untuk bentuk gerakan atau irama
Senam Tanggamus Sehat dengan susunan yang sudah sesuai dengan standar
senam aerobik menurut Dinata ini meski masih ada sedikit kekurangan, jika
diterapkan dengan benar-benar serius dan diperhatikan waktu pelaksanaannya
dapat menjadi bagian dari proses belajar yang dapat berperan juga dalam
membentuk generasi yang memiliki struktur tubuh dengan pola gerak yang baik
dan dengan daya tahan kardiovaskular yang baik juga. Setidaknya sampai saat ini
dari 10949 responden dan 10361 diantaranya menyatakan mengikuti olahraga dan
diiringi dengan senam ini sudah menunjukan adanya generasi yang memulai
mengubah kemampuan dan pola geraknya menjadi lebih baik.
2. Proses Penyusunan Senam Tanggamus
Berbagai penjabaran data tentang proses penyusunan dari Program Senam
Tanggamus Sehat yang dimulai dari terjadinya pengajuan dari pihak luar dan
memunculkan ide untuk membentuk sendiri hingga munculnya tim dan
menjadikan sebuah produk yang disebut dengan Senam Tanggamus Sehat. Proses
pembuatan yang tidak banyak menimbulkan permasalahan dan cukup dengan
waktu yang singkat yaitu 3 bulan namun mampu menjadi program yang bertahan
sampai pada tahun kelima, maka jika dikaitkan dengan kriteria penyusunan yang
sudah dikembangkan dan ditentukan oleh peneliti sebagai pencarian gambaran
apakah proses penyusunan ini sudah sesuai dengan yang seharusnya maka dari
kriteria:
1) Perencanaan dengan diawali menyusun tim yang berkompetensi
dibidangnya yang mendukung program olahraga.
2) Membangun komunikasi yang baik antara pemerintah, tim penyusun dan
sponsor sebagai jalan memperkecil hal yang tidak sejalan.
3) Program dibangun berdasarkan pada riset pada yang dituju.
4) Program memiliki tujuan yang jelas dan positif untuk kemasyarakatan.
5) Penataan/identifikasi bentuk program yang sesuai, (bentuk aktivitas
berdasarkan standar, memiliki perhitungan waktu pelaksanaan, waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
training, murah dan mudah untuk diikuti, mudah dilakukan jika dalam
kondisi ramai, aman bagi masyarakat, beresiko kecil dan bermanfaat bagi
masyarakat).
6) Memperhitungkan lama pembuatan dari program.
Dapat dilihat program ini memenuhi dari kriteria tersebut dengan
pembahasan: kriteria pertama dengan bukti adanya tim yang mampu bekerja
membentuk senam ini dari mulai produser, produser pelaksana, sutradara,
koreografer sampai pada tim pendukung pengambilan rekaman semua terbentuk
menjadi satu kesatuan dan saling mendukung dalam proses kerjanya. poin kedua
saling berkoordinasi satu sama lain sehingga sesuai dengan pernyataan pada
wawancara pada poin pertanyaan ke-6 bahwa informan menyatakan kesalahan
teknis terjadi hanya pada detail perekaman dan bisa diatasi dengan baik adalah
suatu kenyataan koordinasi saling terjaga dan berjalan dengan baik. Pada poin
ketiga, meski tidak melalui riset yang sesungguhnya seperti penelitian dan
pengembangan (Reasearch and Development) namun dilakukan pendekatan
dengan melihat kebutuhan, pencaharian referensi dan membuat pemetaan situasi
yang saat itu ada pada lingkungan Kabupaten Tanggamus seperti apa yang
disampaikan oleh Bapak Lauyustis : “Kalau dibilang riset secara resmi nggak, tapi
untuk volume 1 ini kita jadikan program awal dan menjadi gambaran awal, tim
juga membuat senamnya dari beberapa referensi dan kajian juga tidak asal, jangan
sampai senam ini justru buat cedera”. Poin keempat, kriteria ini terpenuhi dengan
tujuan yang jelas dan juga menampilkan dampak yang positif yang selanjutnya
akan dibahas pada bagian pembahasan dampak secara lebih mendalam.
Poin kelima, karena dilakukan berdasarkan referensi dan juga kajian-kajian
kebutuhan dan bentuk, dari senam ini dibuat sudah sesuai dengan standar senam,
memiliki ritme dan ketukan yang cenderung sedang membuat senam ini dapat
dilakukan oleh semua orang. Senam ini juga memiliki penekanan-penekanan
gerakan yang disesuaikan oleh siapa peserta dalam pelaksanaannya hal ini akan
dijelaskan lebih mendalam pada pembahasan sosialisasi yang melingkupi
pelatihan bagi instruktur senam ini. Meski diawal pembuatannya ditujukan untuk
instansi pendidikan saja dalam perkembangannya sudah berkembang
kemasyarakat dan ini dibuktikan oleh pelaksanaan ditempat-tempat ruang terbuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
seperti lapangan, taman kota atau kantor umum yang dapat diikuti oleh seluruh
masyarakat tanpa pungutan biaya apapun. Poin keenam, jangka waktu pembuatan
senam dari awal sampai akhir tahap hanya memakan waktu kurang lebih selama 3
(tiga) bulan sesuai dengan yang disampaikan oleh Ibu Sunarmi: “Untuk
penyusunan sangat singkat kurang lebih 3 bulan sudah jadi, dari gerakan
kepelatihan anak-anak yang ditunjuk untuk perekaman, tim yang ditunjuk”.
Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan
program Senam Tanggamus Sehat ini sangat baik dan juga sesuai dengan
keseluruhan kriteria yang menjadi acuan dalam pembuatan suatu program, dan hal
ini memberikan gambaran penyusunan program ini mudah dan cepat namun
memiliki kualitas yang baik yang dipikirkan secara mendalam, memiliki
keunggulan lain yaitu program pengolahragaan yang bisa mengakomodir banyak
orang dan tidak membebani masyarakat dengan pemeliharaan yang mengeluarkan
biaya dan bisa dinikmati oleh siapa saja dan dari seluruh kalangan usia.
3. Proses Sosialisasi
Sosialisasi menjadi salah satu ujung tombak suatu program dapat berjalan
atau tidak. Tanpa sosialisasi suatu program tidak akan sampai pada yang
ditujukan. Senam Tanggamus Sehat ini juga melalui tahapan sosialisasi yang
mendukung penyampaian pada yang dituju. Pada Senam Tanggamus Sehat ini
sangat disayangkan sosialisasi hanya dilakukan dengan peserta dari kalangan
pendidikan, hal ini sejalan dengan tujuan awal dari senam ini yaitu bagi siswa dan
siswi juga dewan guru yang ada disekolah. Meskipun sampai saat ini di tahun
2015 sudah berkembang pesat diluar dari instansi pendidikan yaitu dimasyarakat
umum Kabupaten Tanggamus. sosialisasi seharusnya masih terus digalakkan
sejalan dengan sejauh ini dimasyarakat melalui lomba-lomba yang dilakukan oleh
dinas tertentu, kecamatan atau pada saat perayaan hari jadi Kabupaten Tanggamus
atau pelaksanaan ditempat-tempat tertentu dikecamatan-kecamatan masih terus
dilaksanakan, sehingga tidak hanya populer secara nama, tetapi juga terus
bertambah pelaku-pelaku yang melakukan Senam Tanggamus Sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Selanjutnya jika dihubungkan proses sosialisasi pada perjalanan program
Senam Tanggamus Sehat ini, berdasarkan pada kriteria yang sebelumnya sudah
dikembangan dan dikaji dari beberapa referensi yaitu
1) Sosialisasi antar pemilik kebijakan (transmisi) sebagai pemersatuan
terhadap keterdukunngan terhadap program.
2) Perencanaan waktu, materi dan tempat sosialisasi agar mempermudah
sistematis sosialisasi dan juga menciptakan sosialisasi yang jelas dan
sesuai dengan program yang disampaikan.
3) Sosialisasi dengan tempat-tempat yang diperhitungkan (disesuaikan
dengan peserta).
4) Sosialisasi diawali dengan pihak prioritas. Pihak prioritas ini yang
mampu menyampaikan program pada pihak yang yang lebih luas.
5) Sosialisasi mendatangkan pihak-pihak yang dapat mempengaruhi
keinginan turut serta masyarakat seperti instruktur, atlet atau artis yang
dikenal.
6) Sosialisasi menggunakan iklan, pamflet, spanduk atau brosur.
Senam ini dalam poin pertama dilaksanakan, hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Bupati Kabupaten Tanggamus yang juga memberikan kata-kata
sambutan didalam bagian disk. Juga koordinasi pelaksanaan melalui kantor unit
pelaksana teknis atau yang disingkat oleh KUPT. Juga koordinasi antar kedinasan
yang selanjutnya menjadi bagian-bagian pengisi dalam pelaksanaan senam
disetiap minggunya. Poin kriteria kedua juga dilaksanakan, ini jelas dibuktikan
dengan pernyataan informan yaitu Ibu Ridhia dan Bapak Nasrullah juga Bapak
Lauyustis yang menyatakan ada pelatihan instruktur terlebih dahulu, juga ada
persiapan materi penyampaian, pembagian wilayah sosialisasi juga urusan
undangan melalui KUPT. Poin kriteria ketiga pelaksanaan sosialisasi dengan
menggunakan pemusatan ditiga tempat pemusatan, hal ini lebih efektif karena
dapat membagi jumlah partisipan yang sesuai dengan kapasitas. Pelaksanaan
sosialisasi yang sesuai dengan kapasitas akan membantu dalam penyampaian
materi dengan maksimal. Sehingga apa yang disampaikan dapat diserap dengan
lebih baik oleh pada partisipan sosialisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Poin keempat, pada poin ini dilaksanaan sejalan dengan peserta dari
sosialisasi program ini adalah seluruh guru olahraga dari tinggkat SD sampai
SMA, maka akan mudah menyebarkan kepada seluruh siswa. jika seorang guru
dari wakil setiap sekolah ini menyebarkan pada seluruh isi sekolah maka untuk
keseluruhan guru yang menyebarkan yaitu berjumlah 748 sekolah (data
berdasarkan Laman tanggamus.siap-online.com tanggal 17 desember 2015)
dengan jumlah siswa, guru dan staf mencapai 35.000, maka jika sudah berjalan
selama 5 tahun sudah dengan penambahan siswa baru pada jenjang sekolah dasar
pertahun rata-rata 3031 siswa, maka 50155 orang yang melakukan senam ini
(hanya pada tingkat instansi pendidikan). Angka ini diyakini masih akan terus
bertambah seiring dengan perkembangan keikutsertaan dari masyarakat selain dari
instansi pendidikan seperti pada instansi pemerintahan daerah bidang lain atau
kecamatan juga masyarakat umum yang mengikuti dalam hari-hari khusus yang
ditentukan disetiap minggunya.
Kriteria kelima, tidak sepenuhnya dilaksanakan. Pelaksanaan memunculkan
instruktur yang menarik dan mumpuni dilaksanakan, tetapi tidak dengan
memunculkan artis yang dikenal oleh masyarakat luas. Namun, masih ada lagi
cara sosialisasi ini dengan perlombaan dan sebagai dewan juri adalah instruktur-
instruktur yang memang dari awal dilatih dan juga koreografernya secara
langsung. Hal ini cukup memberikan pancingan dengan antusiasnya tim peserta
yang mengikuti perlombaan, jika dilihat secara sepintas dalam pelaksanaannya
memang tampak keramaian peserta yang membuat berfikir bahwa mungkin
sosialisasi dilakukan dengan sangat luar biasa dan gencar sehingga masyarakat
berbondong-bondong untuk datang, namun berdasarkan pada urutan cerita
sosialisasi yang telah diceritakan oleh informan-informan yang sudah dibahas
pada data proses sosialisasi maka pemikiran yang muncul adalah kemungkinan
kepekaan masyarakat akan keberadaan dari senam ini yang tersampaikan dari
pembicaraan ke pembicaraan.
Kriteria terakhir dari proses sosialisasi ini adalah keikutsertaan media iklan
yang bisa mencapai masyarakat luas. Proses sosialisasi menyebarkan senam ini
melalui media sosial you tube, juga berita-berita online. memang media online ini
sedang banyak digandrungi hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengakses yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
melihat suatu video yang di-upload ke laman you tube ini dengan kata kunci
“Senam Tanggamus Sehat”. Berdasarkan pada tanggal 17 Desember 2015 sudah
sebanyak 3895 kali tayang. Penyebaran pada media sosial ini mempermudah
untuk mendapatkan copy file dari Senam Tanggamus Sehat ini hanya dengan
melakukan download.
Berdasarkan pada perbandingan keseluruhan kriteria maka dapat dikatakan
bahwa sosialisasi pada program Senam Tanggamus Sehat ini sudah baik dan
memenuhi kriteria tersebut. Meskipun masih ada kekurangan yang dapat menjadi
pembelajaran dalam proses sosialisasinya yaitu seperti lebih penggiatan dengan
menggunakan pamflet, brosur atau spanduk penggalakan program agar lebih
dikenal dan diingat juga semakin tersebar.
4. Proses Pelaksanaan Senam Tanggamus Sehat
Proses pelaksanaan ini dari apa yang dilihat langsung dilapangan oleh
peneliti membuat peneliti berfikir mungkin proses sosialisasinya cukup gencar.
Senam yang sudah dijalani selama kurang lebih 5 tahun ini masih terus dipadati
oleh peserta, meski kebanyakan memang melakukan karena wajib namun masih
ada juga yang karena kesadaran dirinya hadir dan mengikuti secara teratur dan
tidak ada keluhan yang terlontar. Studi lapangan yang dilakukan di-24 tempat
pengadaan juga tidak melihat kejenuhan dan kesukaran yang diperlihatkan, justru
terlihat berjalan lancar dan dinantikan. Kepekaan penilaian ini juga diselaraskan
dengan kriteria yang sudah dibuat oleh peneliti meskipun dalam kenyataan turun
kelapangan masih ada catatan-catatan penilaian atau temuan yang bisa dijadikan
rujukan untuk dapat mendeskripsikan keberadaan Senam Tanggamus Sehat secara
sebenar-benarnya. Meskipun jika dilihat tujuan diawal proses pelaksanaannya
senam ini ditujukan hanya untuk instansi pendidikan. Artinya sebenarnya
masyarakat sudah lebih pintar dalam menerima program-program yang bisa
memiliki manfaat langsung terhadap masyarakat dan turut serta/terlibat didalam
pelaksanaannya.
Peneliti dalam pendekatannya pada program Senam Tanggamus Sehat ini
berupaya melihat pelaksanaan senam ini sebaik mungkin dan berdasarkan kriteria
yang sudah disiapkan sebelumnya, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
1) Akses mudah untuk mengikuti pelaksanaan program olahraga (tidak
melalui administrasi yang mempersulit).
2) Ketersediaan fasilitas pendukung program.
3) Tidak terbatas pada golongan tertentu.
4) Mencakup keseluruhan usia.
5) Kegiatan mudah untuk dipelajari dan diterapkan oleh masyarakat.
6) Jika dilakukan dengan orang yang ramai tidak bermasalah.
7) Mendekatkan setiap individu dengan bisa membentuk grup-grup.
Kemudian mendapatkan perbandingan pada kriteria pertama, maka pelaksanaan
program Senam Tanggamus Sehat ini sudah dilaksanakan, tidak ada administrasi
atau pungutan atau pembatasan bagi siapa saja yang mau mengkuti senam ini
bahkan yang ditemukan oleh peneliti bahwa pelaksanaan justru sering dibarengi
dengan pemberian makanan ringan atau minuman ringan yang diberikan kepada
peserta. Selain itu untuk mendapatkan berntuk video dari senam ini dapat dengan
mudah didapatkan pada konten you tube dengan kata kunci Senam Tanggamus
Sehat. sebelumnya telah dibahas penyebaran konten file Senam Tanggamus Sehat
melalui media you tube bisa diakses oleh siapapun bahkan diluar dari Kabupaten
Tanggamus. Sehingga, selain masyarakat dapat datang ketempat-tempat yang
melaksanakan dan dapat mengikuti senam ini di keramaian bersama-sama,
masyarakat juga bisa memiliki sendiri videonya. Fasilitas yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan senam ini tidak begitu rumit. Untuk pelaksanaan di lapangan terbuka
yang diperlukan hanya lahan yang cukup memberi ruang untuk bergerak pada
masyarakat, pengeras suara, pemutar musik, tenaga listrik yang cukup dan
instruktur yang mencontohkan gerakan. Pada pelaksanaan berdasarkan survei
lapangan, pemenuhan fasilitas ini sangat tersedia, karena pengadaannya yang
cukup satu kali dan dapat digunakan berkali-kalidan juga mudah didapatkan
dimanapun.
Kriteria ketiga yaitu tidak hanya pada golongan tertentu juga dipikirkan.
Senam ini tidak tertuju pada satu golongan saja, meskipun jika itu berada
dilingkungan sekolah menjadi lebih tertutup bagi anggota sekolah saja. Bahkan
tidak ada penggolongan usia, namun hanya pembedaan penekanan pelaksanaan
beberapa gerakan saja yang disesuaikan oleh instruktur. hal ini sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
kriteria keempat, senam ini dibuat dengan memikirkan seluruh kalangan usia baik
dari tingkat sekolah dasar hingga usia lanjut. Seperti apa yang disampaikan dan
dibahas pada saat penyusunan memang tidak dibatasi untuk siapapun dan usia
berapapun untuk mengikuti program senam ini.
Poin kelima dari kriteria ini berdasarkan pada hasil wawancara kepada
keempat informan yaitu bapak Lauyustis, Ibu Sunarmi, Bapak Nasrullah, dan Ibu
Ridhia, tidak ada yang pernah mengeluh kesulitan dalam mengikuti gerakan yang
dibuat selama pelaksanaan senam ini berlangsung. Hal ini juga didukung oleh
pernyataan Bapak Amiruddin Harun dari segi dirinya sebagai salah satu peserta
dan dengan usia yang mendekati usia lanjut, beliau menyatakan lebih suka
melakukan gerakan Senam Tanggamus Sehat dari pada bentuk senam lain yang
dicontohkan instruktur lain lainnya.
Kriteria ke-6 pada proses pelaksanaan ini juga dipenuhi. Senam ini dapat
dilakukan secara bersama-sama dan tidak menimbulkan masalah. Tidak ada
batasan selain pada ketersedian tempat, selagi tersedia tempat yang luas dan bisa
mendengarkan musik iringan senam ini maka akan sangat bisa dilakukan
bersama-sama. Untuk kriteria keenam dan ketujuh ini berjalan beriringan, hal ini
sudah terbukti berdasarkan survei lapangan dengan hasil terdapat masyarakat yang
membuat kelompok dan melakukan senam secara bersama, baik dengan tetangga
sekitar atau dengan kelompok senam di balai-balai desa atau di pemusatan senam
pribadi (lebih komersil). Dari pembentukan kolompok-kelompok masyarakat
dapat terlihat program ini mampu mendekatkan anggota masyarakat satu sama
lain. Sehingga, dari keseluruhan perbandingan dengan kriteria pelaksanaan senam
ini juga semua terlaksana dan dapat dikatakan sangat baik.
Keseluruhan dari pembahasan ini menggambarkan pelaksanaan yang
berkesinambungan dan tidak terhenti. Lima tahun berjalannya senam yang di
luncurkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga ini tidak dimakan oleh
waktu atau berhenti ditengah jalan, bahkan semakin meluas. Program ini dapat
menjadi suatu program unggulan untuk pengolahragaan masyarakat. Program
sederhana yang disukai masyarakat, memiliki jangka populer yang cukup panjang
(5 tahunan) dan efektif dalam mencapai tujuan serta dapat terus dikembangkan.
Tidak menutup kemungkinan program ini dapat menjadi program berkelanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
yang bisa disesuaikan dengan hal apa yang menjadi popular disetiap peluncuran
program lanjutannya.
5. Dampak Senam Tanggamus Sehat Terhadap Masyarakat
Seperti dalam pembahasan pada kajian teori yang sebelumnya di jabarkan
tentu saja suatu program yang diluncurkan oleh pemerintah kepada masyarakat
atau suatu kelompok akan memunculkan suatu dampak. Pada proses
terlaksananya tentu saja yang diharapkan adalah suatu keberhasilan atau suatu
dampak positif yang muncul. Kemunculan dampak positif akan memunculkan
anggapan berhasil dari program tersebut, hal ini juga akan mempengaruhi
keberlangsungan suatu kebijakan. Jika program berhasil maka suatu program
dapat terus berjalan atau akan menjadi gambaran untuk lebih baik lagi di
keberlanjutan program selanjutnya.
Tidak hanya itu jika dilihat kecabangan olahraga yang dipilih oleh
masyarakat Kabupaten Tanggamus adalah olahraga yang cukup meningkatkan
daya tahan maka dasar dari Senam Tanggamus Sehat yang merupakan bentukan
dari senam aerobik maka Senam ini juga mendukung pembentukan daya tahan
kardiovaskular yang dibutuhkan didalam olahraga-olahraga tersebut. Jika ditelaah
jumlah responden yang melakukan olahraga 2 sampai 3 kali dalam satu minggu
jumlahnya 4117 responden jika mereka melakukan Senam Tanggamus Sehat 1
kali maka akan ada penambahan 4117 orang yang memiliki tubuh yang bugar dan
dimungkinkan untuk beraktivitas tanpa hambatan. Maka, jika hal ini terjadi pada
seluruh masyarakat Kabupaten Tanggamus tidak menutup kemungkinan akan
menghasilkan generasi yang memiliki tingkat kebugaran yang baik sampai pada
tingkat yang sangat baik. Secara mendalam keterciptaan kebugaran yang baik
pada individu akan sangat mendukung kinerja tubuh selama berativitas. Tubuh
yang sehat dan bugar mendukung individu dapat mengerjakan dan
mengembangkan apa yang dikerjakan oleh individu tersebut. Tidak sampai disitu
salah satu penelitian yang dilakukan oleh Mahammad Mehrtash, Hadi Rohani,
Esmail Farzaneh, Rasoul Nasiri, di tahun 2015 yang berjudul The Effects of 6
Months Specific Aerobic Gymnastic Training on Motor Abilities in 10–12 Years
Old Boys, mengungkapkan hasil bahwa pada anak laki-laki usia 10-12 tahun yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
melakukan senam aerobik selama 6 bulan akan mengubah pola gerak (motor)
menuju arah yang positif. Untuk seorang siswa memiliki jam olehraga disekolah
minimal 1 jam pelajaran. Jika ditambah dengan senam ini dan satu kali melakukan
olahraga lainnya diluar jam sekolah maka kemungkinan yang didapat adalah
kebutuhan berolahraga pada seorang siswa akan terpenuhi.
Maka, program ini dapat menciptakan dampak yang positif dalam jangka
panjang namun untuk melihat lebih jelas adanya dampak peningkatan tersebut
atau tidak, yaitu dengan membandingkan hasil data yang didapatkan dengan
kriteria yang telah dibuat terkait dampak dari Senam Tanggamus Sehat ini,
kriteria tersebut adalah
1) Masyarakat tidak suka berolahraga atau suka berolahraga namun
cenderung jarang berolahraga. (olahraga selain dari program)
2) Setelah mengenal program olahraga, masyarakat peserta yang turut serta
pada kegiatan tersebut, melakukan dengan sukarela, dan konsisten
melaksanakan pada waktu yang ditentukan.
3) Setelah mengikuti program olahraga masyarakat, individu di masyarakat
yang mengikuti program ini menjadi lebih menyukai olahraga dan
mengikuti/memilih olahraga baik yang diprogramkan maupun selain
program yang dibuat dengan sukarela dan atas kemauan sendiri untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas olahraganya.
4) Ada peningkatan jam olahraga dari sebelum mengenal program dengan
setelahnya.
5) Masyarakat mengetahui manfaat dari berolahraga.
Penjabaran perbandingan dari kriteria pertama yaitu para responden
menyatakan menyukai olahraga yaitu dengan 94,78% responden menyatakan
suka, namun kenyataannya dari 94,79% tersebut hanya 13,89% yang melakukan
olahraga dalam satu minggu sebanyak sama dengan atau lebih dari 3 kali, artinya
hal ini menggambarkan ketidakcukupan kebutuhan olahraga pada individu
dimasyarakat tersebut. Kriteria kedua dilakukan oleh masyarakat dari seluruh
responden yang berjumlah 10949 sebanyak 10361 responden melakukan Senam
Tanggamus Sehat dengan rincian 7991 responden atau 77,13% melakukannya 1
kali dalam seminggu, 2023 responden atau 19,53% melakukan sebanyak 2 kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
dalam seminggu, sedangkan sisanya yang melakukan 3 kali atau lebih hanya
sebanyak 3,35 persen atau sekitar 347 responden, namun secara keseluruhan dari
responden yang memberikan informasinya melakukan secara rutin. Berdasarkan
pada informasi dari informan yang diwawancari juga tidak adanya keluhan yang
terdengar dari masyarakat yang melaksanakan program ini. kriteria ketiga, dari
data angket didapatkan sebanyak 7778 menyatakan setelah diadakan program ini
masih ingin/tertarik melakukan olahraga lain, selain dari pada Senam Tanggamus
sehat. Tentu saja pernyataan ini akan sangat mempengaruhi bahwa ketertarikan
olahraga pada masyarakat yang mengikuti program ini bertambah dengan tertarik
pada olahraga lainnya. Kriteria kelima, jam olahraga pada responden meningkat
mereka yang melakukan olahraga yang mereka pilih rata-rata 1 kali dalam
seminggu dan juga melakukan senam rata-rata satu kali dalam seminggu sehingga
terdapat peningkatan menjadi 2 kali dalam seminggu namun terdapat juga
peningkatan menjadi sama dengan atau lebih dari 3 yaitu sebanyak 4117
responden. Artinya memang ada peningkatan penambahan jam olahraga pada
masyarakat yang mengikuti senam ini. Kriteria terakhir, dari responden yang
menjawab pertanyaan dalam angket yang disebar diketahui sebanyak 10382
responden mengetahui manfaat dari berolahraga. Jawaban responden ini
sebenarnya dapat menjadi 100 persen melakukan, namun yang dimungkinkan dari
responden menjawab tidak dengan membaca atau tidak memperhatikan
pertanyaan dengan baik, karena selama penelitian yang di temui selama
penyebaran angket atau yang menjadi responen adalah responden yang berada
disekitar pelaksanaan senam ini, namun secara keseluruhan jika dilihat dari
jumlah yang melaksanakan dan yang tidak perbandingannya begitu jauh dan hal
ini menggambarkan senam ini cukup banyak peminatnya.
Responden mengetahui olahraga mampu membuat dan menjaga tubuh tetap
bugar. Secara umum tidak dipungkiri bahwa penambahan waktu olahraga ini dan
dengan tidak adannya keluhan terhadap program, banyaknya orang yang
mengikuti Senam ini tanpa ada kendala, pengetahuan masyarakat akan olahraga
dipercaya dapat menjaga kebugaran dapat menunjukkan kesadaran masyarakat
Kabupaten Tanggamus dalam berolahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini merupakan berdasarkan
temuan-temuan yang senyatanya dalam program yang diluncurkan oleh Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung
berupa program Senam Tanggamus Sehat, temuan tersebut sebagai berikut:
1. Bentuk Senam Tanggamus Sehat adalah Senam yang masuk dalam kategori
senam aerobik memiliki rangkaian gerakan yang khas terbagi menjadi
pemanasan, inti dan pendinginan, juga masuk dalam senam dengan tempo
musik pengiring sedang yaitu 120-140 ketukan berdasarkan pengukuran
dari pengukuran metronome.
2. Penyusunan program Senam Tanggamus Sehat dilakukan oleh tim yang
dibentuk oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan olahraga selama kurang lebih
3 bulan dan ditujukan kepada instansi pendidikan pada awal mula
pelaksanaannya, namun meluas seiring waktu.
3. Sosialisasi dilakukan dengan peserta seluruh guru olahraga se-Kabupaten
Tanggamus, dan menggunakan pembagian wilayah menjadi 3 bagian.
Sebagai pemateri instruktur yang sudah dilatih sebelumnya dan
koreografer. Sosialisasi juga menggunakan pengadaan lomba-lomba dan
laman media youtube untuk penyebaran file video Senam Tanggamus
Sehat.
4. Pelaksanaan program ini diawal kemunculannya hanya dilakukan
disekolah-sekolah, namun setelah berkembang saat ini senam sudah
diwajibkan 1 kali dalam seminggu, untuk instansi pemeritahan daerah juga
kecamatan, bahkan pelaksanaan dilakukan diareal-areal lapang seperti
taman kota atau lapangan terbuka bagi masyarakat. Lebih meluas dengan
munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang membuka pusat senam
bersama yang lebih komersil. Pengadaan fasilitas terhadap senam ini juga
sangat lengkap dan mudah untuk didapatkan.
103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
5. Dampak yang ditimbulkan dari program Senam Tanggamus Sehat ini
adalah penigkatan kesadaran berolahraga pada masyarakat dan
terpenuhinya kebutuhan olahraga bagi masyarakat umum secara rutin yaitu
dengan frekuensi minimal 2-3 kali dalam seminggu. Juga membangun
komunikasi antar masyarakat hingga mampu mendorong terciptanya
kelompok-kelompok senam pada masyarakat Kabupaten Tanggamus.
B. Implikasi
Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka implikasiyang dapat diberikan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa suatu program sport for all tidak
begitu sulit untuk direalisasikan. Program yang dibuat meski sederhana mampu
menjadi lebih efektif dan mampu meningkatkan kesadaran berolahraga dan juga
menambah jam berolahraga dengan tanpa disadari. Implikasi dari program Senam
Tanggamus Sehat ini memberikan sebuah gambaran tentang bagaimana satu
program yang memiliki dampak kepada masyarakat secara massal. Suatu program
yang mudah dibuat, mudah dikenali dengan kekhasannya namun dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat serta memiliki efek jangka panjang, juga dapat
bertahan dalam waktu yang lama. Secara tidak sadar dimasyarakat senam ini
mampu membangun ketertarikan untuk berolahraga dan dilakukan tanpa terbebani
oleh proses yang sulit atau melelahkan karena dilakukan dengan menyenangkan
secara bersama-sama yang pada akhirnya dapat membentuk kelompok-kelompok
yang bekerjasama memperluas kesenangan untuk berolahraga melalui senam.
2. Implikasi Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menjadi gambaran solusi atau jalan keluar
untuk membangun keolahragaan di daerah. program yang tidak sulit dibuat tetapi
berdampak positif dan merata di masyarakat melalui pemerintahan daerah yang
turut aktif mengembangkannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dijalani dan hasil yang sudah didapat,
peneliti memiliki beberapa saran untuk menjadi lebih baik lagi, diantaranya
kepada:
1. Kepala Daerah/ Pemerintahan
Penelitian ini dapat menjadi suatu solusi dan gambaran untuk membangun
masyarakat cinta olahraga secara massal. Melalui program seperti ini masyarakat
akan memiliki kepribadian yang dibangun melalui olahraga, juga membangun
kebersamaan untuk menghindari perpecahan.
2. Kepada Kepala Pemerintahan Kabupaten Tanggamus
Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran jalannya program ini
dimasyarakat sampai saat ini. Program ini butuh pembaharuan yang perlu
dikembangkan lebih baik lagi karena program ini sudah dikenal dan memiliki
respon yang positif dimasyarakat maka perlu ada penerusan setelah dari 2010
sampai 2015 ini.
3. Peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian yang sejenis khususnya pada
penelitian deskriptif yang mengupas suatu fenomena. Juga dapat menjadi
gambaran untuk penelitian sejenis yang menambahkan variabel atau mengambil
penelitian pada konsentrasi subjek yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Asdi Mahasetya.
Damhuri. 2011. Cortesy Youtube: Senam Tanggamus Sehat. www.youtube.com,
keyword: Senam Tanggamus Sehat. Diakses tanggal 17 Desember 2015.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanggamus. 2011. Senam
Tanggamus Sehat Compact Disk Volume 1. Kabupaten Tanggamus.
Dinata, Marta. 2010. Langsing dengan Aerobik. Tanggerang: Cerdas Jaya.
Dwijayanti, Karlina. 2013. Tesis: Perbandingan Pengaruh Intensitas Latihan
Senam Aerobik High Impact, low Impact dan Mix Impact terhadap
physical efficiency Index ditinjau dari denyut nadi istirahat. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Federation Internationale de Gymnastique (FIG). 2012. Aerobic Gymnastic Code
Points 2013-2015, The English Version is the Official Text. Swizerland.
Firdaus, Kamal. 2011. Evaluasi Program Pembinaan Olahraga Tenis Lapangan
di Kota Padang (Jurnal Media Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 2.
Desember 2011. ISSN: 2088-6802). Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Gallahue, David L., dan Ozmun, John C. 1996. Understanding Motor
Development. United States of Amerika: Ed Bartell.
International Olympic Committe (IOC). 2010. Get Moving! The IOC Guide to
Managing Sport for All Programs. Switzerland: Publikasi internet pada
laman http//www.olympic.com.
Kabupaten Tanggamus Website (www.tanggamus.go.id). 2015. Data Wilayah dan
Administratif Kabupaten Tanggamus. Diakses Mei 2015 pukul 09:12.
Kemenegpora. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan Hukum.
Kristiyanto, Agus. 2012. Pembangunan Olahraga. Surakarta. Yuma Pustaka.
106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Kurnik, Jerneja Fiser., Kajtna, Tanja., Bedenik, Klemen., dan Kovac, Marjeta.
2013. Why Parents Enrol Their Children in Recreational Gymnastics
Programmes at The Beginning of Their Education (Science of Gimnastics
Journal volume 5, number 2, years 2013 hal: 41-52). Slovenia: University
of Ljubljana, Slovenian Gymnastics Federation, Sport club Center
Maribor.
Kusmana, Dede. 2000. Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: FKUI.
Langlois, Marie C., dan Menard, Marion. 2013. Sport Canada and The Public
Policy Framework for Participation and Excellence in Sport (Publication
No. 2013-75-E). Ottawa, Kanada: Parliamentary Information and research
Service.
Lester, James P., dan Stewart, Joseph. 2000. Public policy: An Evolutionary
Approach. Australia: Wadsworth.
Lutan, Rusli. 2013. Pedoman Perencanaan Pembinaan Olahraga. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Lynne, Brick. 2001. Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ma’mun, Amung. 2014. Perspektif Kebijakan Pembangunan Olahraga dalam Era
Demokrasi dan Kepemimpinan Nasional di Indonesia (jurnal Jurnal Kajian
Pendidikan volume 4 edisi ke 2 hal: 131-146). Bandung:Universitas
Pendidikan Indonesia.
Mahsar, Mohamad Ali. 2012. Tesis: Analisis Pelaksanaan Managemen Pusat
Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Pencak Silat Jawa
Tengah Tahun 2012. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Mardikanto, Totok., dan Soebianto, Purwoko. 2015. Pemberdayaan Masyarakat
dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Pers.
107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Mehrtash, Mahammad., Rohani, Hadi., Farzaneh, Esmail., dan Nasiri, Rasoul.
2015. The Effects of 6 Months Specific Aerobic Gymnastic Training on
Motor Abilities in 10–12 Years Old Boys (Journal Vol. 7 Issue 1: 51 – 60).
Iran: Shiraz University, Sport Science Research Institute, Islamic Azad
University, University of Guilan.
Menpora. (2010). Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun
2010-2014. Jakarta: Kemenpora Republik Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mudjihartono. 2009. Dampak Sarana Olahraga Rekreasi Terhadap Partisipasi
Berolahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurdini. 2013. Optimalisasi Pelatihan Ketahanan Otot, Kelincahan Serta
Keseimbangan dalam Olahraga Senam Lantai untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar dan Kemampuan Melakukan Senam Dengan Baik dan
Benar pada Siswa Kelas X SMK Maospati Kabupaten Magetan TP.
2012/2013 (Jurnal Ilmiah Pendidikan ISSN 2354-5968 Volume 01
November 2013). Magetan: STKIP Doktor Nugroho.
Patton, Michael Q. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif (Terjemahan).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pekon Kejayaan Website. (2011). Pekonkejayaan.blogspot.co.id./2011/96/senam-
tanggamus-sehat/html (Berita Sosialisasi Senam Tanggamus Sehat).
Tanggamus: Di unduh tanggal 29 September 2015.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomer 16 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggaraan Keolahragaan.
Poli, Maria Eduarda de Oliveira., et al. 2014. Development of Aerobic Gymnastics
for Adolescents in Brazil: Three Level Routines Program (FIG Scientific
Research in Aerobic Gymnastic 2010-2014 edisi 1st hal: 100-103).
Swizerland: Federation Internationale de Gymnastique.
Prasetyo, Yudik. 2013. Kesadaran Masyarakat Berolahraga untuk Peningkatan
Kesehatan dan Pembangunan Nasional (Jurnal Medikora VOL XI. No.2
Oktober 2013:219-228). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Santosa, Imam. 2013. Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana dan
Prasarana Olahraga Publik di Kabupaten Kudus (Studi Evaluasi Tentang
Perencanaan, Ketersediaan, Pemanfaatan, dan Pengelolaan Sarana dan
Prasarana Olahraga). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sergiev, Georgi. 2014. Method For Teaching Difficulty Elements In Aerobic
Gymnastics (FIG Scientific Research in Aerobic Gymnastic 2010-2014
edisi 1st hal: 54-56). Swizerland: Federation Internationale de
Gymnastique.
Sibanc, Karmen. 2013. How Phisical Education Students Evaluate Their Interest
and Poplarity of Artistic Gymnastics? (Science of Gimnastics Journal
volume 5, number 1, years 2013 hal: 49-60). Slovenia: University of
Ljubljana
Sriwahyuniati, Fajar. 2008. Teknik Dasar Olahraga Senam Lantai untuk Usia
Dini (Jurnal Olahraga Prestasi) Volume 4 Nomor 1 Januari 2008.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sudarko, A. Rumpis. 2009. Peningkatan Kualitas Prosedur dan Evaluasi
Olahraga Unggulan Provinsi Kalimantan Timur (Jumal Olahraga
Prestasi Volume 5, No. 1 Januari 2009). Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sukadiyanto. 2012. Jurnal ISSA: Jurnal Ilmiah Keolahragaan (Mengembangkan
Kecerdasan Anak Melalui Kegiatan Out Bound) Februari 2012, Tahun 1,
Nomer 1. Yogjakarta: Indonesian Sport Scientist Assosiation.
Sumosardjuno, Sadoso. 1996. Sehat dan Bugar. Petunjuk Praktis Berolahraga
yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Sutopo, H. B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Pers.
Sutrisno, Jarot., Zulkarnaen., dan Noh, Mochtaria M. 2012. Peran Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dalam Meningkatkan Prestasi
Olahraga di Kabupaten Pontianak. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
Undang-undang Nomer 20 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.
US Departemen Health and Human Services. 2002. Physical Activity Evaluation
Handbook. USA: publikasi pada internet pada laman
http://www.cdc.gov/nccdphp/dnpa.
109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Widianti, Anggriana Tri, dan Proverawati, Atikah. 2010. Senam Kesehatan,
Aplikasi Senam Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Muha Medika.
Wikipedia Bebas. 2015. Senam SKJ dan Senam Poco-poco (Indonesia Versi).
Diakses pada Mei 2015 pukul 09:30.
Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik, Teori, Proses dan Studi kasus.
Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service (CIPS).
Wirawan. 2012. Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta:
PT. Rajawali Grafindo Persada.
129
110