perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi...

97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN MO MAKE A MATC BELAJAR SIS KELAS FAKULTAS UN ODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TE CH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HAS SWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLO S XI IPS 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Disusun Oleh BUDI DWI NURYANTI K8408029 AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 EKNIK SIL OGI

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Disusun Oleh

BUDI DWI NURYANTI

K8408029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Disusun Oleh

BUDI DWI NURYANTI

K8408029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Disusun Oleh

BUDI DWI NURYANTI

K8408029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Budi Dwi Nuryanti

Nim : K8408029

Jurusan/ Progam Studi: P.IPS/ Pendidikan Sosiologi Antropologi

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SEBAGAI

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1

NGEMPLAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-banar merupakan

hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis

lain telah dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Budi Dwi Nuryanti

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Disusun Oleh

BUDI DWI NURYANTI

K8408029

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Disusun Oleh

BUDI DWI NURYANTI

K8408029

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI

KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK

TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Disusun Oleh

BUDI DWI NURYANTI

K8408029

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 2 Juli 2012

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Budi Dwi Nuryanti. K8408029. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH SEBAGAI UPAYAPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANSOSIOLOGI KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUNPELAJARAN 2011/2012”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan modelpembelajaran kooperatif teknik make a match dalam meningkatkan hasil belajarsiswa dalam pembelajaran sosiologi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 NgemplakTahun Pelajaran 2011/2012.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukansebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalahsiswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012 yangberjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara,observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik trianggulasimetode. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan modelpembelajaran kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajarkognitif siswa. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan,nilai rata-rata siswa 71,50 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 55,88%,siklus I nilai rata-rata siswa 73,35 dengan persentase ketuntasan siwa sebesar67,65%, dan siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,12 denganpresentase ketuntasan siswa sebesar 85,29%.

Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaraan kooperatifteknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa Kelas XIIPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012.

Kata kunci : pembelajaran kooperatif, make a match, hasil belajar siswa ,pembelajaran Sosiologi.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Budi Dwi Nuryanti. K8408029 “APPLICATION OF COOPERATIVELEARNING MODEL MAKE A MATCH TECHNIQUE TO INCREASESTUDENT’S LEARNING RESULT IN SOCIOLOGY CLASS XI IPS 2SMA NEGERI 1 NGEMPLAK ACADEMIC YEAR 2011/2012”. Thesis.Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret Universityin July. 2012

The aim of this research is to determine application of cooperativelearning model make a match technique to increase student’ learning result insociology Class XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Academic Year 2011/2012.

This research used classroom action research conducted by two cycles.Every cycles consists of four steps i.e planning, implementation of the action,observation and reflection. The subjects of the research were students class XI IPS2 SMA Negeri 1 Ngemplak academic year 2011/2012 which is 34 students. Thecollecting data used interview, observation, test and documentation method.Validity of the data used techniques of method triangulation. Data analysis usedqualitative descriptive.

The result of the research showed that through the application ofcooperative learning model make a match technique can be increased students’cognitive learning result. This proved on the initial condition of research theaverage value of students were 71,50 with the completeness percentage ofstudents 55,88%, on the first cycles the average value of students increasedbecome 73,35 with the completeness percentage of students 67,65% and on thesecond cycles the everage value of students increased become 80,12 with thecompleteness percentage of students 85,29%.

The conclusion of this research is the application of cooperativelearning model make a match technique can be increased students’ cognitivelearning result class XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak academic year 2011/2012.

Keywords : cooperative learning, make a match, students’ learning result,sociology learning

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Hay orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada ALLAH) dengansabar dan sholat. Sesungguhnya ALLAH beserta orang-orang yang sabar.

(Al-Baqarah: 45)

“Barang Siapa yang suka memberikan kemudahan kepada orang yang sedangdalam kesempitan, maka ALLAH akan memberikan kemudahan baginya

di dunia dan akhirat”

(H.R. Ibnu Majah)

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Karya kecil nan istimewa ini penulis persembahkan kepada:

Bapak dan Ibuku Tercinta

Bapak (Kadianto) yang menjadi teladan bagiku untuk menjadi seorang yang baik

dan kuat menghadapi tantangan dalam hidup ini, Ibu (Parti) seorang motivator

hidupku yang menguatkan hati menghadapi hidup ini.

Serta doa dan pengorbanan mereka yang tak pernah tergantikan apapun.

Adikku satu-satunya, Vivin Yunita Sari yang menjadi motivasiku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Almamater kebanggaanku

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menghadapi banyak hambatan.

Namun berkat bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung,

sehinngga terselesaikannya skripsi ini. Pada kesempatan kali ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis

haturkan kepada:

1. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan. M.Si, a.n. Dekan, Pembantu Dekan I Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. MH. Sukarno,M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku

pembimbing 1 yang dengan bijaksana dalam memberikan masukan,

dorongan, bimbingan, dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

4. Dra.Hj. Siti Rochani, M.Pd, selaku pembimbing Akademik yang telah

memberi dukungan dan bimbingan.

5. Atik Catur Budiati, S.Sos, M.A selaku pembimbing II yang dengan

bijaksana dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan, dan

pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. Wahyu Purnomojati. M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1

Ngemplak yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian, dan

Dra. Saptatiarti selaku guru sosiologi kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak

serta siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang telah banyak

membantu penulis dan menyediakan waktu dalam penelitian ini.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu segala kritik dan saran penulis harapkan dari pembaca agar dapat

memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

JUDUL........................ ................................................................................................. i i

PERNYATAAN........................................................................................................... ii

PENGAJUAN............ ................................................................................................. iii

PERSETUJUAN......... ................................................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... v

ABSTRAK................. ................................................................................................. vi

MOTTO..................... .................................................................................................. viii

PERSEMBAHAN........ ................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ .... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... ..... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

D. Manfaat Hasil Penelitian.................................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................... .. 7

A. Kajian Pustaka.................................................................................................. 7

1. Penelitian Tindakan Kelas.......................................................................... 7

2. Belajar . ...................................................................................................... 13

3. Model Pembelajaran kooperatif Teknik Make a Match ............................ 19

4. Hasil Belajar.............................................................................................. 25

5. Pembelajaran Sosiologi ............................................................................. 30

B. Kerangka Berfikir............................................................................................. 31

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 34

B. Subyek Penelitian............................................................................................. 35

C. Data dan Sumber Data................................................................................... .. 35

D. Pengumpulan Data ........................................................................................... 36

E. Uji Validitas Data............................................................................................. 38

F. Analisis Data.................................................................................................. .. 39

G. Indikator Kinerja Penelitian........................................................................... .. 40

H. Prosedur Penelitian........................................................................................... 40

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN........................................... .... 45

A. Deskripsi Pratindakan.................................................................................... .. 45

B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus.............................................................. 50

1. Siklus I............... ........................................................................................ 50

2. Siklus II............. ......................................................................................... 60

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus....................................................... 70

D. Pembahasan..................................................................................................... 75

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN……………………………….... 78

A. Simpulan .......................................................................................................... 78

B. Implikasi........................................................................................................... 78

C. Saran................................................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 80

LAMPIRAN............................................................................................................... .. 82

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Alokasi Waktu penelitian.......................................................................... 34

Tabel 4.1. Hasil Nilai Ulangan Harian Pratindakan................................................... 47

Tabel 4.2. Hasil tes Ulangan Harian Siswa................................................................ 48

Tabel 4.3 Jadwal Penelitian Siklus I ................. ........................................................ 50

Tabel 4.4. Hasil Tes Evaluasi Siklus I .............. ........................................................ 57

Tabel 4.5. Hasil Tes Evaluasi Siklus I .............. ........................................................ 58

Tabel 4.6. Jadwal Penelitian Siklus II............... ........................................................ 60

Tabel 4.7. Hasil Tes Evaluasi Siklus II ............. ........................................................ 67

Tabel 4.8. Hasil Tes Evaluasi Siklus II ............. ........................................................ 68

Tabel 4.9. Perbandingan Nilai Terendah dan Tertinggi Antarsiklus ......................... 70

Tabel 4.10. Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Antarsiklus ......................... 71

Tabel 4.11. Perbandingan prosentase ketuntasan siswa Antarsiklus ........................... 72

Tabel 4.12. Perbandingan Jumlah Siswa mencapai KKM........................................... 73

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Karangka berfikir Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 33

Gambar 3.1. Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman.................................... 39

Gambar 3.2. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 41

Gambar 4.1. Grafik Frekuensi Nilai Ulangan Harian Siswa PraTindakan .................... 47

Gambar 4.2. Grafik nilai Ulangan Harian Siswa PraTindakan....................................... 48

Gambar 4.3. Grafik Frekuensi Nilai Tes Evaluasi Siklus I............................................. 57

Gambar 4.4. Grafik Hasil Nilai Tes Evaluasi Siklus I ................................................... 58

Gambar 4.5. Grafik Frekuensi Nilai Tes Evaluasi Siklus II ........................................... 68

Gambar 4.6. Grafik Hasil Nilai Tes Evaluasi Siklus II .................................................. 69

Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Nilai Terendah dan Tertinggi Antarsiklus .............. 71

Gambar 4.8. Perbandingan Nilai Rata-Rata Siswa Antarsiklus .................................... 72

Gambar 4.9. Perbandingan Prosentase ketuntasan Siswa......................................... ...... 73

Gambar 4.10. Perbandingan jumlah siswa yang mencapai KKM ................................. 74

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ..................................................................................................... 84

Lampiran 2. Daftar Absensi Siswa .............................................................................. 85

Lampiran 3. Nilai Ulangan Harian Siswa Pratindakan ................................................ 86

Lampiran 4. Catatan Lapangan Pratindakan ................................................................ 87

Lampiran 5. RPP Siklus I Pertemuan 1........................................................................ 89

Lampiran 6. RPP Siklus I Pertemuan 2........................................................................ 93

Lampiran 7. RPP Siklus I Pertemuan 3........................................................................ 98

Lampiran 8. Materi RPP Siklus I ................................................................................. 102

Lampiran 9. Pembelajaran Make a Match Siklus I ...................................................... 108

Lampiran 10. Soal Evaluasi Siklus I ............................................................................ 113

Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Tes Evaluasi Siklus I............................................ 119

Lampiran 12. Nilai Siswa Hasil Tes Evaluasi Siklus I ................................................ 122

Lampiran 13. Lembar Observasi Siklus I Pertemuan I ................................................ 123

Lampiran 14. Lembar Observasi Siklus I Pertemuan 2 ............................................... 125

Lampiran 15. Lembar Observasi Siklus I Pertemuan 3 ............................................... 127

Lampiran 16. Catatan Lapangan Siklus I..................................................................... 129

Lampiran 17. RPP Siklus II pertemuan 1 .................................................................... 135

Lampiran 18. RPP Siklus II Pertemuan 2 .................................................................... 139

Lampiran 19. RPP Siklus II Pertemuan 3 .................................................................... 143

Lampiran 20. Materi RPP Siklus II.............................................................................. 147

Lampiran 21. Pembelajaran Make a match Siklus II ................................................... 150

Lampiran 22. Soal Evaluasi Siklus II........................................................................... 160

Lampiran 23. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus II .................................................. 167

Lampiran 24. Nilai Siswa Hasil Tes Evaluasi Siklus II ............................................... 170

Lampiran 25. Lembar Observasi Siklus II Pertemuan 1 .............................................. 171

Lampiran 26. Lembar Observasi Siklus II Pertemuan 2.............................................. 173

Lampiran 27. Lembar Observasi Siklus II Pertemuan 3 .............................................. 175

Lampiran 28. Catatan Lapangan Siklus II ................................................................... 177

Lampiran 29. Pedoman Wawancara (Guru)................................................................. 182

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 30. Pedoman Wawancara (Siswa) ............................................................... 183

Lampiran 31. Hasil Wawancara (Guru) ....................................................................... 184

Lampiran 32. Hasil Wawancara (Siswa)...................................................................... 186

Lampiran 33. Gambar-gambar Kegiatan…………………………………………….. 190

Lampiran 34. Surat-surat Ijin Penelitian

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia,

pendidikan memegang peranan penting. Banyak perhatian khusus yang diarahkan

pada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

menumbuh kembangkan sumber daya manusia dalam proses belajar mengajar

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat. Keberhasilan dalam menempuh setiap jalur

pendidikan yang telah di tempuh, diukur berdasarkan hasil belajar dari masing-

masing peserta didik.

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan dengan pembaharuan kurikulum pendidikan. Saat ini kurikulum yang

berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Secara umum, menurut E. Mulyasa (2007: 22) tujuan diterapkannya KTSP ini

adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui

pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong

sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam

pengembangan kurikulum. Menurut Suharsimi Arikunto,dkk, (2009:2)

berdasarkan hak otonom yang diberikan, sekolah sebagai satuan pendidikan harus

mampu mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, kemampuan

dan kondisi sekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut dapat

berjalan secara efektif dan kondusif. Prinsip dalam pengembangan KTSP adalah

berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan

lingkunganya. Dalam hal ini seorang guru dituntut kreatif dalam memilih serta

mengembangkan materi pembelajaran.

Guru merupakan tenaga pengajar atau pendidik yang secara langsung

terlibat dalam proses belajar mengajar, maka guru sebagai pendidik memegang

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

peranan penting dalam menentukan hasil belajar yang akan dicapai siswa dan

memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia,

baik sebagai ujung tombak peningkatan mutu pendidikan, pengajar maupun

pendidik sehingga guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi yang

diperlukan agar materi yang disampaikan dapat diterima dangan baik. Begitu

pentingnya peranan guru, sehingga Basrowi (2008:5) mengemukakan bahwa mutu

guru akan sangat menentukan mutu generasi muda. Oleh karena itu, peningkatan

mutu generasi muda dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas pembelajaran.

Dalam hal ini, guru menggunakan strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa

menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa membangun

pengetahuan di benak mereka sendiri.

Bagi seorang guru, mengajar adalah aktivitas utama. Oleh karena itu, ia

layak disebut guru, karena ada transfer ilmu kepada siswa. Untuk dapat membantu

daya kreatif dan perkembangan siswa, dibutuhkan pendidik yang kreatif, inovatif,

menguasai banyak metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan,

situasi, dan intelegensi anak. Model pembelajaran yang digunakan guru sangat

berpengaruh dalam menciptakan situasi belajar yang benar-benar menyenangkan

dan mendukung kelancaran proses belajar mengajar, serta sangat membantu

dalam pencapaian prestasi belajar yang memuaskan.

Kekurang aktifan dan rendahnya hasil belajar siswa merupakan fenomena

yang umum terjadi di dalam pembelajaran. Jika hal tersebut tidak segera diatasi

pembelajaran lebih lanjut tidak akan memberikan hasil yang optimal dan makin

lama akan semakin buruk hasilnya. Pemahaman siswa merupakan hal yang sangat

penting bagi tenaga pengajar didalam proses belajar mengajar, sehingga dapat

menciptakan situasi dan kondisi yang tepat di dalam proses belajar mengajar serta

memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk mencapai hasil belajar yang

baik. Dalam rangka meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa melalui kegiatan

belajar mengajar di kelas, guru perlu mengembangkan kreativitasnya dan terus

berinovasi dalam menata kembali desain pembelajaran yang selama ini di

gunakan. Hal ini merupakan suatu tuntutan yang harus dilakukan oleh guru

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sehingga dengan perubahan ini diharapkan dapat memberikan kemajuan pada pola

pikir siswa.

Sekolah menegah atas (SMA) adalah salah satu dari lembaga pendidikan

yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap bersaing untuk bisa

melanjutkan studi akademik di perguruan tinggi negeri. Salah satu mata pelajaran

yang ada di kurikulum SMA adalah Sosiologi. Sosiologi merupakan salah satu

mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional untuk program Ilmu Sosial.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis terhadap guru mata

pelajaran sosiologi SMA Negeri 1 Ngemplak di temukan adanya permasalahan –

permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata

pelajaran Sosiologi, sebagai mata pelajaran pokok yang harus benar – benar di

kuasai oleh para siswa ternyata masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan

dalam mempelajarinya, sehingga menghasilkan belajar yang kurang optimal.

Permasalahan – permasalahan yang terjadi dapat di kemukakan sebagai berikut:

(1). Kekurang aktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran; (2). Kurang tepatnya

model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi di

kelas; (3). Nilai rata – rata kelas belum memenuhi nilai KKM pelajaran sosiologi.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti terhadap guru mata pelajaran

sosiologi pada kelas XI IPS 2 SMA N 1 Ngemplak yang terdiri dari 34 siswa,

dalam mata pelajaran sosiologi yang batas ketuntasannya (KKM) nya 72,

diperoleh bahwa siswa yang mampu mencapai >72 hanya 55,88%. Sisanya

memperoleh nilai di bawah batas ketuntasan nilai minimal. Dari hal tersebut

menjadi permasalahan yang dipandang peneliti perlu segera diatasi. Oleh karena

itu tujuan penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran sosiologi. Berangkat dari kondisi tersebut maka, penulis tergerak untuk

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif. Dengan

pembelajaran kooperatif ini diharapkan hasil belajar siswa meningkat

Banyak kendala yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajar mengajar

yang secara keseluruhan menimbulkan kesulitan bagi siswa. Selain itu proses

transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh guru selama ini masih

konvensional, kegiatan yang di lakukan siswa di dalam proses belajar mengajar

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

adalah mendengar dan mencatat apa yang disampaikan guru. Adapun faktor yang

mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah model mengajar yang

digunakan guru. Dalam rangka menciptakan proses pembelajaran yang efektif

agar hasil yang di capai siswa dapat optimal maka diperlukan usaha dari guru

dalam memotivasi seluruh siswa untuk belajar dan saling membantu belajar satu

sama lain serta usaha dari guru untuk dapat menyusun kegiatan kelas sedemikian

rupa sehingga siswa dapat memahami ide, konsep, dan ketrampilan yang di

berikan.

Penerapan model pembelajaran kooperatif di dalam kelas dapat

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas – tugas akademik. Melalui kegiatan

belajar dengan teman sebaya maka akan membantu siswa dalam memahami

konsep yang sulit. Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tipe pendekatan

yang salah satu di antaranya adalah make a match. Pemilihan teknik make a match

pada penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang dihadapi di kelas yang

akan diberikan tindakan. make a match digunakan untuk menumbuhkan keaktifan

siswa saling memberi semangat dalam pembelajaran. Model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dicirikan oleh permainan kartu yang berisi

pertanyaan dan jawaban. Keberhasilan belajar menurut model pembelajaran

kooperatif teknik make a macth ini bukan semata – mata ditentukan oleh

kemampuan individu secara utuh melainkan perolehan belajar itu akan semakin

baik apabila dilakukan secara bersama – sama dalam kelompok kecil.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan penulis

mengangkat judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik make a

match sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Sosiologi Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sosiologi di

Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan secara

umum adalah untuk memperbaiki pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1

Ngemplak, sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

meningkatan hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sosiologi kelas XI

IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dalam suatu penelitian diharapkan mampu untuk menghasilkan sesuatu

yang bermanfaat. Manfaatnya antara lain :

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk menambah pengetahuan guru dalam pemilihan model pembelajaran

yang sesuai dengan materi dan karakter siswa seperti penggunaan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam pembelajaran

sosiologi. make a macth merupakan salah satu teknik dalam pembelajaran

kooperatif yang membentuk kelompok berpasangan yang dalam

pelaksanaannya menggunakan media kartu soal dan kartu jawaban.

b. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian

lanjutan yang relevan dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari ilmu sosiologi

sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi dapat meningkat.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Bagi guru

Memberikan informasi kepada guru mata pelajaran sosiologi, tentang

penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

proses pembelajaran sosiologi, sebagai solusi alternatif untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah di pahami oleh

siswa sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi juga

meningkat.

c. Bagi sekolah

Sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pembelajaran, meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui

peningkatan hasil belajar siswa dan kinerja guru.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Tindakan Kelas

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2009: 22-23) yang menjelaskan

pengertian Penelitian Tindakan Kelas secara lebih sistematis yaitu :

1) Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2) Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

3) Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam

bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas

adalah sekelompok sisea yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran

yang sama dari guru yang sama pula.

Dari ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan, kelas, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Suyanto (1997:4) berpendapat bahwa “penelitian tindakan kelas adalah

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-

tindakan tertentu agar dapat mempebaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik

pembelajaran di kelas secara lebih professional”. Sedangkan Ebbut dalam

Basrowi dan Suwandi (2008:26) berpendapat bahwa”penelitian tindakan kelas

merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta

refleksi dari tindakan tersebut”.

Dari definisi di atas disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-

tindakan tertentu agar dapat dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek

pembelajaran di kelas secara profesional. penelitian tindakan kelas ini dilakukan

pada interaksi belajar siswa, penggunaan metode mengajar, penggunaan metode

mengajar, penggunaan media pengajaran, pendekatan evaluasi yang dilakukan,

dan sebagainya. Dengan demikian penelitian tindakan untuk memperbaiki

praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif.

b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Suharsimi Arikunto (2009:60-61) berpendapat bahwa “Tujuan utama

Penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang

terjadi di dalam kelas”. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk

memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal

tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Suyanto dalam

Basrowi dan Suwandi (2008:52) berpendapat bahwa “Tujuan akhir dari

pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan (1) kualitas

praktik pembelajaran di sekolah, (2) relevansi pendidikan, (3) mutu hasil

pendidikan, dan (4) efisiensi pengelolaan pendidikan.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas bertujuan

untuk meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di kelas serta kegiatan nyata guru dalam pengembangan

profesionalnya. Pada intinya penelitian tindakan kelas bertujuan untuk

memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu

pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan

siswa yang sedang belajar.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas mempunyai karakter tersendiri jika

dibandingkan dengan penelitian lain pada umumnya. Beberapa karakteristik

penelitian tindakan kelas menurut Basrowi dan Suwandi, (2008:36-37) adalah

sebagai berikut :

1) Penelitian tindakan kelas sifatnya situsional, berkaitan dengan upaya

mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, yaitu di kelas dalam

sekolah dan berupaya menyelesaikan dalam konteks tersebut.

2) Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan

siswa-siswanya, yaitu satu satuan kerjasama dengan perspekstif berbeda,

bisa juga antara guru dan kepala sekolah. Kerjasama ini sendiri bersifat

partisipatori, yaitu setiap anggota tim secara langsung mengambil bagian

dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari tahap awal sampai

tahap akhir.

3) Penelitian tindakan kelas bersifat self evaluative, dimana kegiatan

merupakan modifikasi praktis yang dilakukan secara kontinu, dievaluasi

dalam situasi yang berjalan.

4) Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan menyesuaikan, adanya

penyesuaian ini menjadikannya suatu prosedur yang cocok untuk bekerja

di kelas, yang memiliki banyak kendala yang melatarbelakangi masalah di

sekolah.

5) Penelitian Tindakan Kelas terutama memanfaatkan data pengamatan dan

perilaku empirik, perubahan kemajuandicermati dari peristiwa-peristiwa,

dari waktu ke waktu, bukan sekedar impersionistik-subjektif, melainkan

dengan evaluasi formatif.

6) Keketatan ilmiah penelitian tindakan kelas memang agak longgar, dimana

Penelitian Tindakan Kelas merupakan antitesis dari desain penelitian

eksperimental yang sebenarnya, sifat sasarannya situasional-spesifik,

tujuannya pemecahan masalah praktis, sampel populasinya terbatas dan

tidak representatif. Oleh karena itu temuan-temuannya tidak dapat

digeneralisasikan.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sedangkan menurut Mc.Niff dalam Basrowi dan Suwandi (2008:36),Penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik yang bersifatumum, yaitu sebagai berikut. (1) penelitian tindakan kelasdilaksanakan oleh guru sendiri, (2) penelitian tindakan kelasberangkat dari permasalahan praktik factual, dan (3) adanyatindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki prosespembelajaran di kelas yang bersangkutan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini

merupakan tindakan-tindakan alternatif yang telah direncanakan oleh seorang

guru. Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian yang lainnya, meskipun

pada semua penelitian berupaya untuk memecahkan suatu masalah, namun

Penelitian tindakan kelas dilihat dari masalah yang harus dipecahkan, masalah

yang diangkat untuk dipecahkan berangkat dari awal pembelajaran sehari-hari

yang dihadapi oleh guru.

d. Cara Melakukan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Mulyasa (2008:156-157), Untuk dapat melakukan penelitian

tindakan kelas, terlebih dahulu guru harus memiliki beberapa hal berikut : (a)

perasaan ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran; (b) berani dan jujur

terhadap diri sendiri; (c) memahami kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran

yang dilakukannya.

Beberapa langkah umum yang harus diperhatikan guru dalam

mengembangkan rancangan penelitian tindakan kelas, adalah sebagai berikut.

1) Identifikasi masalah

2) Analisis masalah dan menentukan berbagai faktor penyebabnya

3) Merumuskan ide-ide sementara tentang berbagai faktor penting yang

berkaitan dengan masalah

4) Mengumpulkan dan menafsirkan data untuk mengembangkan alternative

tindakan

5) Merumuskan tindakan

6) Menilai hasil tindakan

Beberapa petunjuk praktis yang harus diperhatikan guru dalam melakukan

penelitian tindakan kelas, dikemukakakan McNiff (1991), sebagai berikut:

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Mulailah dari hal-hal kecil yang terjadi dalam pembelajaran di kelas

2) Kembangkan desain penelitian tindakan kan secara cermat

3) Buatlah jadwal sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia secara

realistik

4) Konsultasikan dan diskusikan hasil penelitian tindakan dengan orang lain

5) Carilah dukungan informasi dari pihak lain untuk memperkokoh asumsi

tindakan yang akan dilakukan

6) Ciptakanlah system umpan balik untuk melakukan koreksi terhadap setiap

langkah yang dilakukan

7) Buatlah jadwal penulisan laporan tindakan kelas yang telah dilakukan baik

secara formal maupun informal.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa didalam penelitian tindakan

kelas harus sesuai dengan cara-cara melakukan Penelitian tindakan kelas yang

berawal dari ketidakpuasan akan praktik pembelajaran dan adanya masalah-

masalah dalam proses pembelajaran.

e. Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Secara umum, terdapat empat tahap dalam melakukan penelitian tindakan

kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berikut ini adalah

gambaran keempat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang dikemukakakan

oleh Arikunto dalam Suyadi (20011:49-67).

1) Tahap I : Perencanaan

Langkah pertama dalam penelitian tindakan kelas adalah melakukan

perencanaan secara matang dan teliti. Pada masing-masing kegiatan,

terdapat sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang

sempurnanya tahap perencanaan.

2) Tahap II : Pelaksanaan

Tahap kedua dari penelitian tindakan kelas adalah palaksanaan. Pelaksanaan

adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu

bertindak dikelas.

3) Tahap III : Observasi

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Tahap ketiga dalam penelitian tindakan kelas adalah observasi. Pof. Supardi

menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III adalah

pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret

sejauh mana efek tindakan telah mencapai sasaran.

4) Tahap IV :Refleksi

Tahap keempat atau terakhir dalam penelitian tindakan kelas adalah refleksi.

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah

dilakukan.

Menurut Suyadi (2011:65-66), siklus dalam penelitian tindakan kelas

adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan, persiapan,

pelaksanaan hingga pada refleksi.

Dalam hal ini, yang dimaksud siklus-siklus dalam penelitian tindakan

kelas adalah satu putaran penuh tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas,

sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, satu siklus adalah kegiatan penelitian yang

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Jika dalam penelitian tindakan kelas terdapat lebih dari satu siklus, maka

siklus kedua dan seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya.

Hanya saja, antara siklus pertama, kedua, dan selanjutnya selalu mengalami

perbaikan setahap demi setahap. Jadi antara siklus yang satu dengan yang lain

tidak akan pernah sama, meskipun melalui tahap-tahap yang sama.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum langkah

penelitian tindakan kelas adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Langkah-langkah tersebut dilakukan secara berurutan, dan langkah-

langkah tersebut saling berkaitan dalam pelaksanaan penelitian. Di dalam

penelitian tindakan kelas terdapat siklus-siklus yang merupakan perulangan

rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk

memperoleh tujuan yang ingin dicapai.

f. Urgensi Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:51), alasan pentingnya penelitian

tindakan kelas dilakukan, antara lain seperti berikut ini.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

1) Penelitian tindakan kelas menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki

dan meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan belajar mengajar

dikelas.

2) Penelitian tindakan kelas membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri

kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di kelas sehingga

permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan aktual.

3) Penelitian tindakan kelas tidak membuat guru meninggalkan tugasnya,

artinya guru tetap melakukan kegiatan mengajar seperti biasa, namun pada

saat yang bersamaan dan secara terintegrasi, guru melaksanakan penelitian.

4) Penelitian tindakan kelas akan menjembati kesenjangan antara teori dan

praktik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas

sangat penting dalan dunia pendidikan. Sesuai dengan tujuan dari penelitian

tindakan kelas yaitu memperbaiki kualitas pembelajaran serta meningkatkan

kemampuan guru dalam proses pembelajaran.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Dimyati dan Mudjiono (2006: 7) berpandangan bahwa “Belajar

merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, kegiatan yang tidak

terpisahkan dari kehidupan manusia dan dilakukan oleh setiap orang. Sebagai

tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri”. (Slameto, 2003:2)

berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar.

Cronbach, Harold Spears, Morgan dan Geoch dalam Agus Suprijono (2009:2-3)

sebagai berikut :

1) Cronbach memberikan definisi :

“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

pengalaman”.

2) Harold Spears memberikan batasan:

“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to

listen, to follow direction”.

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

3) Morgan, mendefinisikan :

Learning is any relatively permanent change in behavior that a result of past

experience

“belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari

pengalaman.”

4) Geoch, mengatakan :

“Learning is a change in performance as a result of practice”.

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Beberapa ciri belajar menurut Darsono Dalam Hamdani (2011:22) adalah

sebagai berikut.

1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan.

2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada

orang lain.

3) Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan.

4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.

Ciri – ciri umum dari kegiatan belajar menurut (Aunurrahman, 2009: 35 –

37), diantaranya yaitu:

1) Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari

atau disengaja. Dalam aspek ini kita memahami begitu banyak aktivitas

seseorang merupakan cerminan dari kegiatan belajar, walaupun diri

individu tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan

kegiatan belajar.

2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan

dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek – obyek lain yang

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

memungkinkan individu memperoleh pengalaman – pengalaman atau

pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun yang

pernah diperoleh akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi

individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

3) Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang

berkenaan dengan aspek psikomotorik, aspek afektif dan aspek kognitif

(kemampuan berfikir).

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan suatu

kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru

Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan

individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya

kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang idnividu dapat dijelaskan dengan

rumus antara individu dan lingkungan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Slameto (2003: 54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar digolongkan menjadi faktor intern

danfaktor ekstern.

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,

meliputi faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan.

a) Faktor jasmaniah

(1) Faktor KesehatanSehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-

bagiannya yang bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang akan

berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan ikut

terganggu apabila kesehatannya juga terganggu, sehingga hal tersebut

berpengaruh pula pada hasil belajar yang akan dicapainya.

(2) Cacat TubuhCacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat tubuhnya, belajarnya juga akan

terganggu.

b) Faktor psikologis

Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis yang

mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut adalah intelegensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

(1) Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam

situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi

akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang

rendah.

(2) Perhatian

Perhatian ialah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun

semata-mata tertuju pada suatu objek (benda atau hal) atau sekumpulan

objek.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak

ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih

mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

(4) BakatBakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan

menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan

pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil

belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia

lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

(5) Motif

Motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam

proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berpikir dan

memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang

berhubungan atau menunjang belajar. Motif yang kuat sangatlah perlu

dalam belajar, dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan

dengan adanya latihan-latihan maupun kebiasaan dan pengaruh

lingkungan yang kuat.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, di

mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

Anak yang sudah matang (siap) belum dapat melaksanakan kecakapannya

sebelum belajar. Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu

tergantung dari kematangan dan belajar.

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau reaksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan

dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan. Kesipaan perlu diperhatikan dalam proses

belajar, karena jika siswa belajar dan sudah ada kesiapan, maka hasil

belajarnya akan lebih baik.

c) Faktor Kelelahan

Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, karena apabila jasmani dan

rohani mengalami kelelahan maka sulit sekali untuk berkosentrasi, seolah-olah

otak kehabisan daya untuk bekerja.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang sedang

belajar. Faktor ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu: faktor keluarga, sekolah,

dan masyarakat.

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa

tingkat pendidikan orang tua, hubungan antara anggota keluarga, fasilitas

belajar, dan keadaan ekonomi.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

(1) Tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua berkaitan erat dengan cara mendidik

anak. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya dapat

menyebabkan anak tidak berhasil dalam belajarnya, sehingga hasil yang

didapatkan tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya.

(2) Hubungan antara anggota keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang terpenting adalah orang tua

dengan anaknya. Demi kelancaran serta keberhasilan anak, perlu diusahakan

hubungan yang baik di dalam keluarga anak tersebut yaitu hubungan yang

penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu

hukumanhukuman untuk mensukseskan belajar anak.

(3) Penyediaan fasilitas belajar

Penyediaan fasilitas belajar di rumah dapat memperlancar proses

belajar anak, apalagi dengan didukung suasana rumah yang nyaman untuk

belajar. Suasana rumah yang tenang dan tenteram perlu diciptakan agar anak

dapat belajar dengan baik.

(4) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Jika

anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang

terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak juga

terganggu. Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai

kecenderungan untuk memanjakan anak, akibatnya anak kurang dapat

memusatkan perhaitannya untuk belajar.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode

mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Hal-hal yang berengaurh tersebut antara lain kegiatan siswa dalam masyarakat,

mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu pembelajaran dan

hasil proses pembelajaran itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor

eksternal maupun internal. Yang mana kedua factor tersebut sangat berpengaruh

dalam jalannya pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match

a. Pengertian Model Pembelajaran

Isjoni dan Arif Ismail (2008: 146) Berpendapat bahwa “Model

pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan

motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berfikir kritis, memiliki

keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal”.

Mills dalam Agus Suprijono (2009:45-46) berpendapat bahwa “model

adalah bentuk representasi akurat sebagai proses actual yang memungkinkan

seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”.

Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang

diperoleh dari beberapa system. Sedangkan menurut Joice dan Weil dalam Isjoni

(2011:50) “Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah

direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum,

mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya”.

Menurut Wirotaputra dalam Sugiyanto (2009: 3) Model Pembelajaranadalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematisdalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuanbelajar tertentu, dan berfungsi sebagai suatu pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan danmelaksanakan aktivitas pembelajaran.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

merupakan suatu strategi yang digunakan oleh seorang guru dalam proses

pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan

antusias, motivasi dan minat siswa berdasarkan model yang diterapkan.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin dalam Isjoni dan Arif Ismail

(2008: 150) mengemukakan bahwa “Pempelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana kelompok belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil yang berjumlah empat orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang

siswa lebih bergairah dalam belajar”.

Sedangkan Sugiyanto (2009: 40) menyatakan “Pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi

yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang

dapat menimbulkan permasalahan, sebagai latihan hidup di masyarakat”. Anita

Lie dalam Isjoni dan arif ismail (2008: 23) menyebut “Pembelajaran kooperatif

dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa

lain dalam tugas-tugas yang terstruktur”.

Menurut Agus Suprijono (2009:54-55), Pembelajaran kooperatif adalah

“suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku

bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama

yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih”. Sedangkan

Slavin dalam Etin Sholihatin (2007:4) mengatakan bahwa “Pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam

kelompok kecil secara kolaboratif dengan strukturkelompok yang heterogen”

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan suatu model dalam pembelajaran yang secara sadar

mengembangkan kerja sama dan interaksi baik antar siswa mupun siswa dengan

guru dalam bentuk kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan dari

pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan sehingga banyak digunakan

untuk meningkatkan berbagai kekurangan di dalam kelas. Adapun kelebihan dari

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan Parker dalam Isjoni (2011: 24)

antara lain sebagai berikut:

1) Saling ketergantungan yang positif, dimana siswa dalam kegiatan belajar

bergantung kepada teman satu kelompoknya. Untuk itulah setiap siswa harus

melaksanakan tugas dan kewajiban dari kelompok asalnya, karena semua

anggota kelompok bergantung pada teman lain. Namun demikian, setiap

anggota memiliki tugasnya masing-masig sehingga semua anggota harus

bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil kelompok terbaik.

2) Adanya pengakuan merespon perbedaan individu, siswa dilibatkan dalam

perencanaan dan pengelolaan kelas. Pembelajaran kooperatif membagi

kelompok berdasarkan perbedaan. Dalam satu kelompok diusahakan

berdasarkan latarbelakang budaya siswa yang berbeda, sehingga kelompok

akan mendapatkan ide yang beragam dari latar belakang siswa masing-masing.

3) Suasana pembelajaran rileks dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan guru

bukanlah pemegang peran utama dalam kegiatan pembelajaran, namun siswa

yang bergerak melaksanakan kegiatan belajar mereka sendiri.

4) Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. Guru

sebagai fasilitator bukan diktator, sehingga komunikasi antara siswa dan guru

akan lebih fleksibel.

5) Memiliki banyak kesempatan untuk mengeksresikan pengalaman emosi yang

menyenangkan. Berbagai model dan teknik kooperatif banyak yang

mengandung unsur bermain, meskipun yang ditekankan utamanya adalah

belajar kelompok.

Meskipun banyak digunakan dalam kegiatan pembelajaran, pembelajaran

kooperatif juga memiliki beberapa kelemahan. Untuk itulah perlu diketahui

beberapa kelemahan dari pembelajaran kooperatif sehingga sedapat mungkin

dipersiapkan oleh guru atau peneliti. Sedangkan kelemahan dari pembelajaran

kooperatif diungkapkan oleh Isjoni (2011: 25)antara lain sebagai berikut:

1) Guru harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran secara matang, disamping

itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. Kegiatan

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pembelajaran memerlukan perencanaan yang panjang, pembagian materi dan

penjelasan kepada siswa akan teknik yang digunakan.

2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan

fasilitas, alat, biaya yang cukup memadai. Berbagai model dan teknik

kooperatif paling tidak membutuhkan alat dan media yang menunjang kegiatan

belajar berlangsung.

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan materi

diskusi akan melebar sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan. Waktu merupakan salah satu permasalahan kurang suksesnya

pembelajaran kooperatif.

4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan

siswa lain menjadi pasif. Untuk itulah guru harus berusaha mengatur diskusi

kelas sehingga kelas tidak didominasi begitu saja oleh sebagaian siswa saja.

Menurut Miftahul Huda (2011:46) ada beberapa elemen dasar yang

membuat pembelajaran kooperatif lebih produktif dibandingkan dengan

pembelajaran kompetitif dan individual. Elemen- elemen tersebut antara lain:

1) Positive interdependence (saling ketergantunagan positif)

2) Promotive interaction (interaksi promotif)

3) Interpersonal and small group skill (Ketrampilan interpersonal dan

kelompok kecil)

4) Individual accountability (akuntabilitas individu)

5) Group processing (pemrosesan kelompok)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu model

pembelajaran tidak ada yang sempurna didalamnya pasti ada kelebihan dan

kelemahannya, dari titulah seorang guru harus pandai dalam memanfaatkan

kelebihan yang ada dan dapat meminimalisi kekurangan dalam proses

pembelajaran.

c. Pengertian make a match

Pada model pembelajaran kooperatif, siswa yang merupakan makhluk

individualis (homo homini lupus) diharapkan menjadi seorang makhluk sosial

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

(homo homini socius). Salah satu teknik belajar mengajar dalam pembelajaran

model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk mengasah

kemampuan homo homini socius adalah teknik belajar mengajar mencari

pasangan (Make A Match). Teknik ini dikembangkan oleh Lorna Curran.

Menurut Isjoni (2011: 77) “Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa

mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana

yang menyenangkan”. Teknik ini memberi kesempatan siswa bekerja sama

dengan orang lain dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk

semua tingkatan usia anak didik.

Ciri utama model pembelajaran kooperatif teknik make a match adalah

siswa diminta mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal dalam

waktu tertentu. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan.

Model pembelajaran kooperatif teknik make a match merupakan salah satu

teknik dalam model kooperatif yang membentuk kelompok berpasangan yang

dalam pelaksanaannya menggunakan media kartu soal dan kartu jawaban. Anita

Lie (2002: 46) menjelaskan bahwa kelompok berpasangan mempunyai kelebihan

dan kekurangan sebagai berikut:

1) Kelebihan:

a) Meningkatkan partisipasi antar anggota kelompok.

b) Cocok untuk tugas sederhana.

c) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota

kelompok.

d) Interaksi menjadi lebih mudah dan cepat membentuknya.

2) Kelemahan:

a) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

b) Lebih sedikit ide yang muncul.

c) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.

Berdasarkan prosedur proses pembelajaran make a match siswa nampak

lebih aktif mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Setelah guru

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

memerintahkan siswa untuk mengambil kartu tampak sebagian besar siswa

bersemangat dan termotivasi untuk menarik satu kartu soal.

Setelah siswa mendapatkan kartu soal, Masing-masing tampak

memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang. Kelompok dengan

pasangannya ingin saling mendahului untuk mencari pasangan dan mencocokkan

dengan kartu (kartu soal atau kartu jawaban) yang dimilikinya. Di sinilah terjadi

interaksi antar kelompok dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk

membahas kembali soal dan jawaban. Guru membimbing siswa dalam

mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh siswa.

Pada penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match ini

dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan

mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih

menarik dan nampak sebagian besar siswa lebih antusias mengikuti proses

pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari

pasangan kartunya masing-masing. Dengan menerapkan pembelajaran model

pembelajaran kooperatif teknik make a match diharapkan kegiatan pembelajaran

lebih kondusif, sederhana, bermakna dan menyenangkan sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Make a Match

Hisyam Zaini (2007:69-70) Langkah-langkah penerapan pembelajaran

kooperatif teknik Make a Match sebagai berikut

1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada dalam kelas,

2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama,

3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada

setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu

pertanyaan,

4) Pada separoh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

tadi dibuat

5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban,

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

6) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas untuk

dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan mendapat soal dan separoh yang

lain yang akan mendapat jawaban,

7) Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah

menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga

agar mereka tidak memberitahu yang mereka dapatkan kepada teman lain.

8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap

pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan

keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut di jawab oleh

pasangan-pasangan yang lain,

9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Setiap langkah-langkah tersebut memiliki tujuan yang telah disesuaikan

denga tujuan pembelajaran kooperatif.

Dalam pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif teknik

make a match seorang guru harus benar-benar memahami tekniknya agar siswa

dapat menjalankan pembelajaran dengan baik. Guru harus menuntun siswanya

dalam setiap langkahnya dan langkah demi langkah dijalankan dengan berurutan

dan di akhir guru memberikan kesimpulan tentang materi yang di gunakan dalam

teknik make a match.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Belajar dilakukan oleh setiap manusia dalam hidupnya. Belajar merupakan

proses yang dilaksanakan seumur hidup dari saat manusia lahir hingga ia mati.

Proses belajar banyak sekali melibatkan kegiatan yang kompleks. Makna belajar

itu sendiri sangat beragam tergantung sudut pandang masing-masing individu

yang memaknai.

Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang ketika ia

melakukan sebuah kegiatan pembelajaran. Nana Syaodih Sukmadinata (2006:102-

103) menyatakan bahwa, “hasil belajar yang merupakan realisasi atau pemekaran

dari kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki seseorang yang dapat dilihat

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dari perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, kemempuan berfikir,

maupun ketrampilan motorik”.

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengrtian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne dalam (Agus

suprijono, 2009:5-7) hasil belajar berupa:

1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk

bahasa baik lisan maupun tertulis.kemampuan merespon secara spesifik

terhadap rangsangan spesifik.

2) Ketrampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konssep dan

lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,

kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip

keilmuan.

3) Strategi kognitif

Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

Kemapuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan

masalah.

4) Ketrampilan motorik

Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan

koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap

Kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap

obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi

nilai-nilai.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi kemampuan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang di

kategorisasikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak

dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif. Pada penelitian

ini hasil belajar yang diukur adalah prestasi belajar.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b. Pengertian Prestasi Belajar

Sutratinah T. (2001: 43) berpendapat bahwa ”prestasi belajar adalah hasil

dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk

simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto. (2009: 6-8) guru maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian

terhadap hasil belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia

persekolahan penilaian hasil belajar mempunyai makna yang penting, baik bagi

siswa, guru maupun pihak sekolah. W.S Winkel (2004:39) berpendapat bahwa

”prestasi belajar adalah bukti keberhasilan belajar yang dapat dicapai dalam suatu

proses yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan lingkungannya yang

menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai yang

akan disimpan atau dilaksanakan menuju kemajuan”.

Dari definisi di atas peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan pengukuran atau pencapaian hasil usaha belajar siswa dalam bentuk

angka pada materi tertentu sebagai bukti keberhasilan siswa yang dicapai selama

proses pembelajaran.

c. Pengukuran Prestasi Belajar

Adapun cara yang ditempuh untuk mengetahui tingkat prestasi belajar

siswa, Muhibinsyah (2010:142) antara lain:

1) Tes diagnostik, yaitu tes untuk mengetahui kelemahan siswa sehingga dapat

diberikan perlakuan yang tepat.

2) Tes formatif, merupakan tes yang berfungsi mengetahui sejauh mana siswa

telah terbentuk setelah mengetahui suatu sub bab tertentu.

3) Tes sumatif, merupakan tes yang dilaksanakan setelah berakhir pembelajaran

program. Tes tersebut dilakukan setiap caturwulan atau semester.

4) Pre-Test dan post Test

Kegiatan pre-test dilakukan di awal pembelajaran dengan tujuan

mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

disajikan. Sedangkan post test dilakukan diakhir pembelajaran dengan tujuan

mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.

5) Evaluasi Prasyarat

Evaluasi ini hampir mirip dengan pretest. Bertujuan mengidentifikasi

penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru.

6) UAN/ UN

Ujian akhir pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai

penentu kenaikan siswa. Namun UAN dirancang untuk siswa yang telah

menduduki kelas tertinggi pada suatu sekolah.

Dalam suatu proses pembelajaran terdapat pegukuran akan hasil dari

pembelajaran yang telah dilakukan sudah berhasil atau belum. Dan biasanya

pengukuran tersebut dilakukan dengan evaluasi, terdapat berbagai macam evaluasi

yang dapat digunakan dalam mengukur keberhasilan dari proses pembelajaran

serta mengukur sejauh mana prestasi belajar siswa.

Fungsi prestasi menurut Zainal Arifin (1990:30) adalah :

1) Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan anak didik. Hal ini untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

2) Lambang hasrat ingin tau

Dengan rasa penasaran yang tinggi membuat siswa termotivasi untuk

mengetahui apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang diusahakan.

3) Bahan informasi dalam inovasi pendidikan

Prestasi memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih meningkatkan

kemampuannya dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga

kualitas pendidikan meningkat pula.

4) Indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan

Indikator intern meliputi kualitas atau mutu dari pendidikan itu sendiri.

Sedangkan indikator ekstern meliputi kesuksesan peserta didik

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anak didik.

Mudjiono dan Mochammad Paryani dalam Gino, dkk (1996:19-20)

prestasi belajar dapat dilihat dari tiga Ranah, yaitu:

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

a. Ranah Kognitif

1) Pengetahuan merupakan tingakatan yang paling rendah dari ranah kognitif

berupa pengenalan dan pengingata kembali terhadap pengetahuan tentang

fakta, istilah, dan prinsip-prinsip dalam bentuk yang dipelajari.

2) Pemahaman, merupakan tingkat berikutnya dari tujuan belajar ranah kognitif

berupa kemampuan mengerti isi pelajaran yang dipelajari tanpa

menghubungkan dengan isi pelajaran lainnya.

3) Aplikasi, merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi

lainnya sesuai dengan situasi yang kongkrit.

4) Analisis, merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian

yang menjadi unsur pokok.

5) Sintesis, merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok menjadi

struktur baru

6) Evaluasi, merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud

atau tujuan tertentu

b. Ranah Afektif

1) Penerimaan, merupakan tingkat terendah. Tujuan ranah efektif berupa

perhatian terhadap stimulus secara pasif dan meningkat secara lebih aktif.

2) Jawaban atau reaksi, merupakan kesengajaan untuk menanggapi stimulus dan

merasa terikat serta secara aktif memperhatikan.

3) Penilaian, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga

dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan agar dapat

mengambil bagian atas apa yang terjasi.

4) Organisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi

dirinya berdasarkan nilai-nilai yang diresponnya.

5) Internalisasi, merupakan kemampuan untuk mengonseptualisasi masing-

masing nilai waktu merespon jalan dengan mengidentifikasikan karakteristik

nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan.

c. Ranah psikomotorik

1) Gerakan reflek, merupakan ketrampilan pada gerakan dasar yang tidak sadar.

2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

3) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

4) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, kehormanisan, dan ketepatan.

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana sampai pada

ketrampilan yang kompleks.

6) Kemampuan yang berkenan dengan komunikasi non-decursive, seperti

gerakan ekspresif dan anterpretatif.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

dari serangkaian usaha yang dilakukan siswa dalam rangka untuk memperoleh

perubahan tingkah laku secara keseluruhan (aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik) sebagai hasil dari aktivitas belajar dan interaksi siswa dengan

lingkungannya. Jadi, pengukuran terhadap prestasi belajar ini sangat penting bagi

siswa sebagai indikator kualitas keberhasilan dan berfungsi sebagai umpan balik

bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada penelitian ini, prestasi belajar

siswa diukur dari segi kognitif saja.

5. Pembelajaran Sosiologi

Istilah “pembelajaran” sama dengan “pengajaran”. Alvin W. H. dalam

Slametto (2003: 32) berpendapat bahwa “Pembelajaran adalah suatu aktivitas

untuk mendapatkan, mengubah, atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-

cita), appreciations (penghargaan), dan knowledge (pengetahuan)”. Dalam

pengertian ini guru harus berusaha membawa perubahan tingkah laku yang baik

bagi siswanya. Sementara itu, pembelajaran juga diartikan sebagai pengaturan dan

pengorganisasian lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat

mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan. Definisi ini

menunjukkan bahwa yang aktif adalah siswa yang mengalami proses belajar,

sedangkan guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dalam memperhitungkan

kepribadian siswa (Slametto, 2003: 30).

Dalam berbagai kajian dikemukakan bahwa instruction atau

pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses

belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar

siswa. Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum

terdidik menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan

tentang sesuatu menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa

yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan

eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki

sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang baik (Aunurrahman, 2009: 34).

Menurut Darsono (2000:25), Ciri-ciri dari kegiatan pembelajaran dapat

dikemukakan sebagai berikut :

a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.

c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik bagi siswa.

d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.

e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

f. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik

maupun psikologis.

Dari berbagai definisi tentang pembelajaran di atas, maka disimpulkan

bahwa pembelajaran sosiologi dapat diartikan sebagai suatu aktivitas belajar (oleh

siswa) dan mengajar (oleh guru) tentang materi – materi sosiologi, yang dirancang

sedemikian rupa untuk membantu dan mendukung proses belajar siswa sehingga

dapat merubah siswa ke arah yang positif yaitu menjadi siswa yang terdidik,

memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang baik serta memiliki pengetahuan

tentang materi sosiologi yang dipelajarinya.

B. Kerangka Berfikir

Pada umumnya materi dalam mata pelajaran sosiologi cukup kompleks.

Didalamnya banyak terdapat materi konsep-konsep yang harus dimengerti oleh

siswa, misalnya pada materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat

multicultural. Penggunaan metode yang kurang tepat dalam pembelajaran

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sosiologi akan mengakibatkan kurangnya pemahaman materi oleh siswa. Hal ini

akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang cenderung rendah.

Dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Ngemplak khususnya

Kelas XI IPS 2, metode yang digunakan guru adalah metode ceramah. Pada

pelaksanaan pembelajarannya materi disampaikan guru dengan metode ceramah

kemudian guru menyuruh siswa untuk menghafalkan materi yang telah

disampaikan. Pembelajaran yang seperti ini hanya berpusat pada guru sementara

siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini menimbulkan kebosanan pada

siswa dan siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran. Akibatnya pada

akhir pembelajaran, prestasi belajar siswa cenderung rendah. Buktinya hanya

55,88% siswa yang prestasinya mencapai KKM (72). Untuk itu perlu adanya

tindakan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran guna menghasilkan

kualitas hasil pembelajaran yang memuaskan. Salah satunya yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

Model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan salah satu

teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang membentuk kelompok

berpasangan yang dalam pelaksanaanya menggunakan media kartu soal dan kartu

jawaban. Salah satu keunggulan teknik make a match adalah siswa belajar tentang

suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan. Dengan pembelajaran

menerapkan teknik make a match ini dapat tercipta interaksi baik antar siswa

dengan siswa maupun siswa dengan guru.

Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

dapat memupuk kerjasama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan

mencocokkan kartu yang ada ditangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik

dan tampak sebagian besar siswa lebih antusias mencari pasangan kartunya

masing-masing. Dengan menerapkan pembelajaran teknik make a match

diharapkan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan materi yang disampaikan

oleh guru akan lebih mudah diingat oleh siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat dimungkinkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam penelitian ini akan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di Kelas XI

IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak.

Penjelasan di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan Gambar 2.1

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan

Hasil belajar siswa.

Kondisi Akhir

Guru ; pelaksanaan pembelajaranmasih tradisional yakni berpusatpada guru sedangkan siswa pasif.

Dalam pembelajaran gurumenggunakan modelpembelajaran kooperatif teknikmake a match.

Diduga melalui model pembelajarankooperatif teknik make a match.dapatmeningkatkan prestasi belajar siswa.

Siswa : hasil prestasi siswarendah

Siklus I : Dalam pembelajaransosiologi guru menggunakanmodel pembelajaran kooperatifteknik make a match.

Siklus II : Dalam pembelajaransosiologi guru menggunakanmodel pembelajaran kooperatifteknik make a match yangdisempurnakan.

Tindakan

Kondisi Awal

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak. SMA Negeri 1

Ngemplak ini terletak di Desa Donohudan Kecamatan Ngemplak Kabupaten

Boyolali. SMA Negeri 1 Ngemplak ini jauh dari pusat kota akan tetapi lebih dekat

dengan Kota Surakarta dengan kata lain SMA ini berada di perbatasan daerah.

Dipihnya SMA Negeri 1 Ngemplak sebagai tempat penelitian dengan alasan

sebagai berikut:

a. Sarana dan prasarana di sekolah ini bisa dikatakan sudah cukup memadai

dalam menunjang proses pembelajaran, walaupun sarana dan prasarana cukup

memadai akan tetapi masih terdapat masalah-masalah dalam proses

pembelajarannya.

b. Guru sosiologi di SMA Negeri 1 Ngemplak sangat terbuka untuk

memperbaiki pembelajaran sehingga dapat bekerja sama dalam penelitian

untuk membentuk profesionalisme guru.

c. Banyak tenaga pendidik di SMA Negeri 1 Ngemplak yang masih

memerlukan peningkatan ketrampilan dalam hal penerapan metode atau model

pembelajaran yang lebih inovatif guna memperbaiki kegiatan pembelajaran di

kelas sehingga dapat pula ikut memberikan warna dalam pelaksanaan

pembelajaran sehingga tidak membosankan untuk siswa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada semester genap tahun Pelajaran

2011/2012 selama 6 bulan, yaitu dari bulan Februari 2012 sampai bulan Juli 2012.

Adapun jadwal selengkapnya pada tabel 3.1.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 3.1. Alokasi Waktu Penelitian

Kegiatan penelitianBulan

Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1. Persiapan penelitian

a. Koordinasi peneliti dengankepala sekolah dan guru yangbersangkutan

b. Diskusi dengan guru untukmengidentifikasi masalahpembelajaran dan merancangtindakan

c. Menyusun proposal penelitian

d. Menyiapkan perangkatpembelajaran dan instrumentpenelitian

e. Mengadakan simulasipelaksanaan tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus 1 Perencanaan Pelaksanaan tindakan Observasi Refleksi

b. Siklus II Perencanaan Pelaksanaan tindakan Observasi Refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporan

a. Analisis data (hasil tindakan 2siklus)

b. Menyusun laporan/skripsi

c. Ujian dan revisi

d. Penggandaan danpengumpulan laporan

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini sendiri adalah siswa. Penelitian ini difokuskan pada

Kelas XI IPS 2, pada kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran

sosiologi, yaitu dengan 34 siswa, yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 29 siswa

perempuan pada semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012, Sehingga sangat

potensial sekali dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang inovatif guna

meningkatkan keaktifan siswa untuk mencapai hasil belajar sosiologi yang

memuaskan dan dapat pula memperbaiki proses pembelajaran yang telah

berlangsung.

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa

yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang

telah diterapkan dalam pembelajaran. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai

sumber-sumber yang telah ditentukan. Data dan sumber data dalam penelitian ini

dijabarkan sebagai berikut:

1. Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi

tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif

berupa data hasil observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip. Aspek

kuantitatif yang dimaksud adalah hasil penilaian belajar siswa dari materi pokok

perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural berupa nilai yang

diperoleh siswa dari penilaian kemampuan berupa aspek kognitif melalui ulangan

harian pratindakan, tes evaluasi siklus I, tes evaluasi siklus II.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari beberapa sumber yang

meliputi:

a. Informan

Informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi yang lebih

lengkap dan rinci yang berkaitan dengan penelitian, sehingga dapat diperoleh

data yang obyektif. Informan disini adalah guru mata pelajaran sosiologi Kelas

XI Tahun Pelajaran 2011/2012 yaitu Ibu Saptatiarti dan beberapa siswa .

b. Dokumen dan arsip

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Dokumen dan arsip ini merupakan sumber data yang penting dalam

penelitian yang akan dilaksanakan, dokumen maupun arsip ini dapat membantu

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang berkaitan dengan

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan penelitian tindakan kelas

ini, yaitu : silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta arsip nilai siswa.

D. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Wawancara

Salah satu cara untuk mengumpulkan data ialah dengan jalan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada subyek penelitian. Wawancara ini dilakukan

kepada guru mata pelajaran sosiologi kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak yaitu

Ibu Saptatiarti dan beberapa siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak

pada saat penelitian telah selesai mengenai penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dalam proses pembelajaran di Kelas XI IPS 2

SMA Negeri 1 Ngemplak.

b. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah proses pengambilan data dalam

penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi

sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi

interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.

Peran peneliti dalam kegiatan ini adalah melaksanakan pembelajaran

dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan berkolaborasi bersama

guru kelas yang berperan sebagai pengamat jalannya pembelajaran dikelas.

Dalam hal ini pengamat mengambil tempat duduk belakang, mengamati

jalannya proses pembelajaran sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung serta membantu dalam

mengkondisikan kelas. Observasi siswa difokuskan pada hasil belajar

sosiologi dan interaksi siswa dalam pembelajran dengan teknik make a

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

match. Sedangkan observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru

dalam menerapkan model pempelajaran kooperatif teknik make a match.

Hasil observasi didiskusikan bersama guru kelas untuk kemudian di

analisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan ataupun kelebihan

dalam penerapan model pempelajaran kooperatif teknik make a match yang

telah dilakukan untuk kemudian diupayakan solusinya untuk pembelajaran

pada siklus II.

c. Tes

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes

adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada siswa dengan maksud

untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka.

Tes diberikan pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun

Pelajaran 2011/2012 guna mengukur kemampuan materi perkembangan

kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

Tes ini diberikan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan mutu

hasil belajar siswa. Dengan perkataan lain tes disusun dan dilakukan untuk

mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa sesuai dengan siklus yang ada.

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data

identitas siswa, silabus sosiologi kelas XI, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

daftar nilai siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak sebelum dan

sesudah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

make a match.

E. Uji Validitas Data

Menurut Priyono dalam Basrowi (2008:123), trianggulasi merupakan

proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang. Dalam penelitian,

trianggulasi juga bisa berarti suatu cara untuk mendapatkan keakuratan data

dengan menggunakan berbagai cara, prosedur, dan metode, agar data yang

diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Menurut Moleong dalam Basrowi

(2008:123), terdapat tiga macam trianggulasi, yaitu pemeriksaan yang

menggunakan sumber data, metode dan teori. Trianggulasi sumber data digunakan

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan mengecek beberapa sumber data, misalnya dari beberapa orang guru,

metode ini digunakan dengan membandingkan data yang diperoleh melalui

observasi, wawancara maupun dokumen, sedangkan teori digunakan dengan

melakukan kaji ulang setelah tindakan selesai dilaksanakan, mengenai apakah

teori yang dipakai sebagi landasan masih sesuai atau tidak.

Dalam penelitian ini, untuk menjamin keabsahan data dan

mengembangkan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan

trianggulasi metode. Trianggulasi metode yaitu dengan mengumpulkan data

sejenis yang menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dalam

penelitian ini, ditekankan pada penggunaan teknik pengumpulan data observasi

dan wawancara yang berbeda yang mengarahkan pada sumber data yang sama

untuk menguji kemantapan informasi tersebut.

F. Analisis Data

Data-data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara

deskriptif kualitatif. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles

dan Huberman dalam Sutopo (2004:96) yang dilakukan dalam empat komponen

yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan

dan verifikasi.

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian

singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data

dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan

informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematik

dan perlu diberi makna. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis

data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi

secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif dapat digambarkan dengan

skema pada bagan gambar 3.1.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 3.1 Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja

dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan materi perkembangan

kelompok sosial dalam masyarakat multikultural melalui model pembelajaran

kooperatif teknik make a match. Indikator kinerja dalam penelitian ini berasal dari

silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sosiologi kelas XI IPS dan Kriteria

Ketuntasan Minimal 72. Yaitu siklus 1 dinyatakan berhasil jika 75%, dihitung dari

jumlah siswa yang mendapatkan nilai 72 keatas, untuk siswa yang mendapatkan

nilai 72 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar. Dan siklus II dinyatakan

berhasil jika >75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai diatas 72.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam

penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian tindakan kelas

ini terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus meliputi perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan

mengadakan pembelajaran dalam satu siklus ada tiga kali tatap muka yang

masing-masing 6x45 menit, sesuai dengan rencana pembelajaran. Tiap siklus

Pengumpulan Data(Data Collection)

Reduksi Data(Data Reduction)

Penyajian Data(Data Display)

Kesimpulan-KesimpulanPenarikan / Verifikasi

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain.

Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya hasil belajar pada

siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali, diadakan

observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan

temuan di kelas, maka peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar siswa kelas

XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Kabupaten Boyolali, dengan penanaman

konsep melalui model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

pembelajaran.

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas untuk lebih jelasnya dapat di

visualisasikan dalam gambar 3.2

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur penelitian

tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus Pertama (Siklus I)

a. Perencanaan

1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi perkembangan

kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

2) Menyiapkan materi mengenai perkembangan kelompok sosial dalam

masyarakat multikultural

Perencanaan

SIKLUS I

Observasi

Refleksi Tindakan

Perencanaan

SIKLUS II

Observasi

Refleksi Tindakan

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3) Menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model

peembelajaran kooperatif teknik make a match

4) Menyiapkan media pasangan kartu soal dan kartu jawaban

5) Menyiapkan soal evaluasi

6) Menyiapkan lembar penilaian observasi

b. Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata

pelajaran sosiologi dengan KD masyarakat multikultural yang di tulis dalam

model pempelajaran kooperatif teknik make a match. Dalam hal ini, pelakasanaan

pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan setiap siklusnya.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap

siswa ketika mengikuti pembelajaran sosiologi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match. Observasi juga dilakukan terhadap

guru yang menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada

pembelajaran sosiologi.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap

pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan

dalam indikator.

1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah :.

a) Pelaksanakan kegiatan pembelajaran.

b) Pengelolaan interaksi kelas.

c) Sikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif

siswa terhadap pembelajaran.

d) Pelaksanaan tes evaluasi evaluasi hasil belajar.

2) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Perhatian siswa saat proses pembelajaran.

b) Kerjasama siswa saat proses pembelajaran.

c) Keaktifan siswa saat proses pembelajaran.

d) Tanggung jawab siswa saat mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban.

e) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah mengadakan pengamatan. Jika dalam

pembelajaran pada siklus I pertama tentang perkembangan kelompok sosial

didapatkan suatu kendala yaitu adanya nilai siswa yang belum mencapai hasil

yang diharapkan atau tindakan belum tercapai secara optimal, maka perlu adanya

perbaikan pada siklus II.

2. Siklus Kedua (Siklus II)

a. Perencanaan

1) Guru mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah

pada refleksi siklus I

2) Guru menyiapkan rencana pembelajaran dengan materi perkembangan

kelompok sosial dalam masyarakat multikultural

3) Menyiapkan media pasangan kartu soal dan kertu jawaban

4) Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran

5) Menyiapkan lembar penilaian observasi

b. Tindakan

Menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

dalam pembelajaran perkembangan kelompok sosial dalam maasyarakat

multikultural dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada

perencanaan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan

sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran sosiologi dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Observasi juga dilakukan

terhadap guru yang menerapkan pembelajaran kooperatif teknik make a match

pada pembelajaran sosiologi.

1) Sama halnya pada siklus I untuk siklus II tahap observasi ini dilakukan pada

proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi

diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

2) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai adalah:

a) Pelaksanakan kegiatan pembelajaran.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b) Pengelolaan interaksi kelas.

c) Sikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif

siswa terhadap pembelajaran.

d) Pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar.

3) Indikator-indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah:

a) Perhatian siswa saat proses pembelajaran.

b) Kerjasama siswa saat proses pembelajaran.

c) Keaktifan siswa saat proses pembelajaran.

d) Tanggung jawab siswa saat mencari pasangan kartu soal dan kartu

jawaban.

e) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan. Hasil refleksi akan

menentukan perlu ada tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Apabila dalam

siklus kedua peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan siklus ketiga dan

seterusnya.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Peneliti melakukan observasi awal atau identifikasi masalah sebelum

malaksanakan proses penelitian untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di

lapangan. Observasi awal dilakukan pada hari Senin, 5 Maret 2012 dan Jumat, 9

Maret 2012 di SMA Negeri 1 Ngemplak. Hasil dari identifikasi masalah tersebut

sebagai berikut :

1. Ditinjau dari segi siswa

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, yaitu model

pembelajaran konvensional dengan metode ceramah yang berpusat pada guru

menyebabkan siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran sosiologi di

Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak. Siswa hanya diminta mendengarkan

penjelasan guru, mencatat materi yang sedang dijelaskan oleh guru dan

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Keadaan proses

pembelajaran yang demikian menjadikan siswa cenderung mengabaikan dan

tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa terlihat ramai sendiri dengan

berbicara dengan teman sebelahnya dan mengerjakan tugas yang tidak ada

kaitannya dengan mata pelajaran sosiologi. Pembelajaran tersebut juga

menjadikan siswa kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa

cenderung diam saat diberi pertanyaan oleh guru dan tidak menggunakan

kesempatan yang ada untuk bertanya pada guru jika ada materi yang belum

dipahami.

Hal tersebut berdampak pada kurangnya pemahaman siswa akan

materi-materi yang ada dalam mata pelajaran sosiologi, sehingga siswa

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh

guru. Keadaan seperti itu dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara langsung

dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan

menumbuhkan antusias dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Ditinjau dari segi guru

1) Guru kurang inovatif dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat

serta menarik untuk meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran sosiologi.

Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru adalah model

konvensional dengan metode ceramah yang berpusat pada guru. Model

pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa kurang antusias dan

kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang memahami

materi-materi yang telah dijelaskan akibatnya hasil belajar kognitif siswa

kurang memuaskan. Untuk meningkatkan pemahaman siswa, guru

mencoba meminta siswa menghafalkan materi-materi yang telah

dijelaskan. Akan tetapi, ternyata cara ini belum mampu menumbuhkan

antusias siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga belum mampu

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pada mata pelajaran

sosiologi.

2) Hasil belajar yang tercermin dari prestasi belajar siswa belum

menunjukkan hasil yang maksimal.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas XI

IPS 2 mengenai hasil prestasi belajar kognitif siswa, menunjukkan bahwa

prestasi belajar kognitif siswa kurang memuaskan. Kurang maksimalnya

hasil belajar siswa ditunjukkan oleh fakta dari nilai ulangan harian pada

materi masyarakat multikultural. Dari hasil penilaian yang diperoleh

peneliti dari guru menunjukan bahwa masih terdapat 15 siswa dari 34

siswa Kelas XI IPS 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) atau 44,12% siswa yang nilainya belum memenuhi

standar nilai KKM. mata pelajaran sosiologi yaitu 72,00. Dengan demikian

prestasi belajar kognitif siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak

Kabupaten Boyolali perlu ditingkatkan. Hasil perolehan nilai siswa pada

ulangan harian sebelum tindakan dapat dilihat pada lampiran 15 halaman

104 dan disajikan pada tabel 4.1 berikut ini :

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 4.1 Hasil Nilai Ulangan Harian Sebelum Tindakan

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas di atas dapat dilihat bahwa terdapat 19 siswa dinyatakan

tuntas (memenuhi standart KKM) dan 15 siswa tidak tuntas (tidak memenuhi

standar KKM). Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai

pada rentang nilai 72-75 yaitu sebanyak 12 siswa. Sedangkan hanya 2 siswa yang

memperoleh nilai pada rentang nilai 80-83. Dari tabel 4.1 lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik Nilai Ulangan Harian Awal Sebelum Tindakan.

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

No Interval Nilai Frekuensi

1 60-63 4

2 64-67 4

3 68-71 7

4 72-75 12

5 76-79 5

6 80-83 2

4 4

7

12

5

2

0

2

4

6

8

10

12

14

60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83

Presentase (%)

Nilai

Nilai Ulangan Harian

Frekuensi

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil ulangan harian

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Tes Ulangan Harian

Keterangan NilaiNilai Terendah 60Nilai Tertinggi 81Nilai Rata-rata 71,50Siswa Belajar Tuntas 19Prosentase Ketuntasan 55,88%

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum

pelaksanaan tindakan, siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang terdiri

dari 34 siswa hanya 19 siswa yang mencapai batas kriteria ketuntasan minimal

yaitu 72 dengan prosentase siswa tuntas sebesar 55,88%. Sedangkan 15 siswa

belum mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan

prosentase siswa tidak tuntas sebesar 44,12% dengan nilai tertinggi 81, nilai

terendah 60 dan nilai rata-rata 71,50. Berdasarkan tabel 4.2 lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan permasalahan ini, maka peneliti menerapkan model

pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model dalam pembelajaran yang secara sadar

mengembangkan kerja sama dan interaksi baik antar siswa mupun siswa dengan

60

81

0102030405060708090

NilaiTerendah

NilaiTertinggi

48

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil ulangan harian

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Tes Ulangan Harian

Keterangan NilaiNilai Terendah 60Nilai Tertinggi 81Nilai Rata-rata 71,50Siswa Belajar Tuntas 19Prosentase Ketuntasan 55,88%

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum

pelaksanaan tindakan, siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang terdiri

dari 34 siswa hanya 19 siswa yang mencapai batas kriteria ketuntasan minimal

yaitu 72 dengan prosentase siswa tuntas sebesar 55,88%. Sedangkan 15 siswa

belum mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan

prosentase siswa tidak tuntas sebesar 44,12% dengan nilai tertinggi 81, nilai

terendah 60 dan nilai rata-rata 71,50. Berdasarkan tabel 4.2 lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan permasalahan ini, maka peneliti menerapkan model

pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model dalam pembelajaran yang secara sadar

mengembangkan kerja sama dan interaksi baik antar siswa mupun siswa dengan

8171.5

19

55.88%

NilaiTertinggi

Nilai Rata-rata

SiswaBelajarTuntas

ProsentaseKetuntasan

Nilai ulangan harian

Tes Awal

48

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil ulangan harian

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Tes Ulangan Harian

Keterangan NilaiNilai Terendah 60Nilai Tertinggi 81Nilai Rata-rata 71,50Siswa Belajar Tuntas 19Prosentase Ketuntasan 55,88%

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebelum

pelaksanaan tindakan, siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak yang terdiri

dari 34 siswa hanya 19 siswa yang mencapai batas kriteria ketuntasan minimal

yaitu 72 dengan prosentase siswa tuntas sebesar 55,88%. Sedangkan 15 siswa

belum mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 72 dengan

prosentase siswa tidak tuntas sebesar 44,12% dengan nilai tertinggi 81, nilai

terendah 60 dan nilai rata-rata 71,50. Berdasarkan tabel 4.2 lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan permasalahan ini, maka peneliti menerapkan model

pembelajaran kooperatif, yaitu suatu model dalam pembelajaran yang secara sadar

mengembangkan kerja sama dan interaksi baik antar siswa mupun siswa dengan

Tes Awal

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

guru dalam bentuk kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan dari

pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif berfungsi membuat suasana

pembelajaran lebih rileks dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan guru bukanlah

pemegang peran utama dalam kegiatan pembelajaran, namun siswa yang bergerak

melaksanakan kegiatan belajar mereka sendiri. Dan dapat menjalin hubungan

yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. Guru sebagai fasilitator

bukan diktator, sehingga komunikasi antara siswa dan guru akan lebih fleksibel.

Pada penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif

teknik make a match. Make a match merupakan salah satu teknik dalam model

kooperatif yang membentuk kelompok berpasangan yang dalam pelaksanaannya

menggunakan media kartu soal dan kartu jawaban. Salah satu keunggulan teknik

ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau

topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini memberi kesempatan siswa

bekerja sama dengan orang lain dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran

dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Aktivitas belajar dalam kelompok

kecil dalam model pembelajaran memungkinkan siswa dapat belajar dengan rileks

disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama antar siswa.

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

penelitian ini dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi mata pelajaran sosiologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dengan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan siswa terlibat langsung

dalam pembelajaran. Sebelum penerapan teknik make a match ini siswa diberi

penjelasan akan materi yang akan dipelajari. Pembelajaran kooperatif teknik make

a match ini membuat siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti proses

belajar mengajar. Dengan keterlibatan siswa secara aktif dan langsung dapat

membantu siswa dalam pemahaman materi yang diberikan dapat meningkatkan

hasil belajar kognitif siswa.

Penilaian terhadap siswa pada pembelajaran kooperatif teknik make a

match ini hanya mencakup ranah kognitif saja untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik make match ini.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

B. Diskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus 1

dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a

match. Pada setiap siklusnya peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif di

ukur melalui tes evaluasi dan pengamatan secara langsung selama proses belajar.

1. Siklus 1

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan (6 × 45 menit)

yaitu pada tanggal 30 Maret 2012, 02 April dan 09 April 2012. Adapun tahapan-

tahapan yang di lakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 05 Maret

2012 dan Jumat, 09 Maret 2012 di SMA Negeri 1 Ngemplak. Peneliti bersama

guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian

tindakan ini. Peneliti dan guru akhirnya sepakat bahwa dalam pelaksanaan

tindakan ini akan dilakukan 3 kali pertemuan (6x45 menit) yang dimulai pada hari

Jumat, 30 Maret 2012 sampai Senin, 09 April 2012. Untuk lebih jelasnya tahap

perencanaan tindakan1 di jelaskan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Jadwal Penelitian Siklus 1

Pertemuan ke

Hari Tanggal Waktu Kegiatan

1 Jumat 30-03-2012 90’ Pemberian konsep materiyang akan diajarkan danmemberi penjelasanmengenai pembelajarankooperatif teknik make amatch.

2 Senin 02-04-2012 90’ mengulas sedikit materi danpelaksanaan pembelajarandengan teknik make amatch.

3 Senin 09-04-2012 90’ tes evaluasi pembelajarandengan teknik make a matchpada siklus I.

Perencanaan tindakan pertama ini peneliti bersama guru berdikusi

mengenai skenario pembelajaran sosiologi pada kompetensi dasar menjelaskan

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

perkembangan kelompok sosial dalam masayarakat multikultural dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Rencana

pelaksanaan pembelajaran telah disesuaikan antara RPP guru dengan RPP

masukan dari peneliti. Skenario pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match sebagai berikut:

1) Pertemuan I (2x45 menit)

a) Menyajikan konsep-konsep materi pelajaran yang akan dipelajari, meliputi

pokok-pokok bahasan perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural.

b) Menjelaskan kepada siswa pokok bahasan materi yang akan diajarkan

pada pertemuan ini.

c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang

belum jelas. Guru mengkondisikan siswa untuk bertanya-jawab di kelas.

d) Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai penelitian yang akan

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa diberitahu bahwa dalam

kegiatan pembelajaran selanjutnya akan dilaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda

dari biasanya.

e) Memberitahu siswa bahwa pada pertemuan yang selanjutnya proses

pembelajaran dengan menerapkan teknik make a match.

f) Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai pembelajaran kooperatif

teknik make a match. Siswa diberitahu terlebih dahulu mengenai model

pembelajaran yang akan digunakan dengan harapan siswa akan memahami

jalannya kegiatan pembelajaran ketika model tersebut dipraktikkan.

g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya baik mengenai

model pembelajaran yang akan dilaksanakan maupun mengenai pokok-

pokok bahasan yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

2) Pertemuan 2 (2x45 menit)

a) Mengulas sedikit materi sebelumnya mengenai perkembangan kelompok

sosial dalam masyarakat multikultural. Guru menanyai siswa mengenai

materi pelajaran sebelumnya.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b) Penerapan teknik make a match yaitu mencari pasangan antara kartu soal

dan kartu jawaban. Masing-masing siswa diberi kartu, dimana setengah

jenis kartu soal dan setengah siswa dengan kartu jawaban.

c) Beberapa siswa presentasi hasil pencarian atau pencocokan antara kartu

soal dan kartu jawaban.

d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi

yang belum jelas.

e) Mengumumkan kepada siswa bahwa pertemuan yang akan datang akan

diadakan tes evaluasi dari siklus I

f) Siswa diharapkan menyiapkan diri dan belajar mengenai materi yang telah

di ajarkan.

3) Pertemuan 3 (2x45 menit)

a) Sedikit mengulas materi sebelumnya meliputi pokok-pokok bahasan

perkembangan kelompok social dalam masyarakat multikultural.

b) Pelaksanaan tes evaluasi dari siklus I dengan menggunakan tes tertulis

pilihan ganda dan essay.

c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal yang

dirasa sulit untuk dikerjakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan I dalam penelitian ini dilaksanakan selama 3 kali

pertemuan yang masing-masing pertemuan selama 2 jam pelajaran seperti yang

telah direncanakan yaitu hari 30 Maret 2012, 02 April 2012, dan 09 April 2012 di

ruang Kelas XI IPS 2. Pelaksanaan dilaksanakan selama 6x45 menit sesuai

dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada penelitian ini adalah

perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural. Pada saat

mengawali pelaksanaan tindakan ini siswa diberi pengarahan tentang langkah-

langkah model pembelajaran kooperatif teknik maka a match dengan tujuan agar

dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teknik make a match ini dapat berjalan

dengan lancar. Langkah-langkah tersebut meliputi: membagi kartu soal dan

jawaban pada siswa, siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang

dibawanya, siswa yang sudah menemukan pasangan kartunya dikondisikan untuk

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

duduk satu meja, dan beberapa siswa akan ditunjuk maju kedepan untuk

membacakan kartu soal dan kartu jawaban yang telah mereka temukan. Dengan

adanya pengarahan tersebut siswa akan memahami gambaran yang jelas mengenai

model pembelajaran kooperatif teknik make a match, sehingga siswa mampu

melaksanakan kegiatan belajar dengan baik setiap tahapnya.

Langkah-langkah pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama (Jumat, 30 Maret 2012)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam pembuka dan

mengecek kehadiran siswa dengan absensi siswa, semua siswa hadir.

b) Menciptakan suasana yang kondusif, menanyakan kesiapan siswa, dan

memberi motivasi kepada siswa dengan tanya jawab mengenai konsep

masyarakat multikultural. 4 siswa yang mencoba menjawab, yaitu

Rohmah, Fatonah, Diah, dan Maulana.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini

d) Guru memberi penjelasan tentang materi perkembangan kelompok sosial

dalam masyarakat multikukultural untuk memperkaya pengetahuan siswa

e) Guru memberi penjelasan mengenai model pembelajaran kooperatif teknik

make a match yang akan di terapkan dalam penelitian ini

f) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum jelas. Disini

ada siswa yang bertanya mengenai pembelajaran teknik make a match,

yaitu Fitria dan Rohmah. Mereka belum jelas mengenai teknik make a

match ini, dan guru mengulangi penjelasan mengenai langkah

pembelajaran dengan teknik make a match ini

g) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan

h) Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam penutup

2) Pertemuan kedua ( Senin, 02 April 2012)

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam dan mengecek

kehadiran siswa. Dua siswa tidak hadir dikarenakan sakit, yaitu Fakih Andi dan

Nurul Sholikhah, 1 siswa ijin mengikuti latihan paduan suara untuk mengikuti

perlombaan, yaitu Dewi Arum.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b) Guru memberi tanya jawab mengenai perkembangan kelompok sosial

dalam masyarakat multikultural. Guru menunjuk Ummi dan Khotimatul

untuk menjawab dan jawaban mereka cukup memuaskan.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menanyakan kesiapan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran

d) Guru melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan membagikan kartu

soal kepada separuh siswa dan kartu jawaban kepada separuhnya lagi

secara acak untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal

dan jawaban sampai siswa menemukan pasangannya selama 8 menit.

Siswa yang sudah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk

semeja. Setelah waktu selama 8 menit selesai, guru meminta beberapa

pasang siswa maju kedepan untuk membacakan kartu soal dan kartu

jawaban yang telah dicarinya apakah sudah cocok dan benar. Teknik ini

dilakukan sebanyak 5 sesi atau 5 kali pengocokan kartu.

Pada sesi pertama siswa yang diminta untuk membacakan hasilnya

adalah Niko, Joko, Suprihati, Devi. Dan ada beberapa siswa yang

terlambat menemukan pasangannya, yaitu Taufiq, Yeni, Tika, Rohmah,

Ria, dan inti. Sesi kedua dibacakan oleh Ikke, Isnaini, Khotimatul, dan

Rasyidah dan siswa yang tidak menemukan pasangannya adalah Devi,

Joko, dan Diana. Ketiga Annafiyatul. Anik, Asri, dan Diana membacakan

hasil pencariannya, sedangkan Diah, Tika belum berhasil menemukan

jawabannya. Sesi keempat Diah dan Tika yang maju kedepan untuk

membacakan hasilnya dan pada sesi ini Khotimatul dan Niko tidak dapat

menemukan pasangannya. Dan sesi terakhir siswa yang maju kedepan

adalah Taufiq, Joko, Rohmah, dan Yeni. Dan pada sesi ini semua siswa

dapat menemukan pasangannya masing-masing. Dengan penerapan teknik

make a match ini dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan

lebih menyenangkan

e) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya materi yang

belum jelas. Satu siswa yang bertanya mengenai perbedaan asimilasi dan

akulturasi yaitu Ummi

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

f) Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah diberikan

g) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam.

3) Pertemuan ketiga (Senin, 09, April 2012)

a) Membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan mengecek kehadiran

satu persatu, semua siswa hadir.

b) Guru menanyakan kesiapan siswa dan memberi kesempatan kepada siswa

mempersiapkan diri untuk menjawab soal-soal dalam tes evaluasi siklus I

c) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum jelas.

d) Guru dan peneliti membagikan soal evaluasi untuk materi perkembangan

kelompok sosial dalam masyarakat multicultural serta meminta siswa

untuk mengerjakan secara mandiri

e) Siswa mengerjakan soal evaluasi dan guru bersama peneliti mengawasi

jalannya tes dengan baik agar hasil tes benar-benar dari kemampuan

mereka. Pada saat tes berlangsung ada beberapa siswa yang mencoba

bertanya pada teman sebelahnya, yaitu Faqih, Devi, Maulana, Joko dan

guru langsung menegurnya untuk mengerjakan sendiri dan siswa tampak

tenang kembali.

f) Kegiatan tes evaluasi berjalan cukup tertip dan pekerjaan tes evaluasi

dikumpulkan saat itu juga

g) Guru sedikit membahas soal tes supaya diketahui letak permasalahan-

permasalahan yang dialami siswa sehingga dapat diperbaiki pada siklus

selanjutnya.

h) Guru mengakhiri pertemuan pada siklus I dengan salam penutup.

Setelah tes evaluasi selesai maka kegiatan belajar mengajar pada siklus I

ini berakhir yang kemudian akan dilanjutkan pada siklus ke II.

c. Observasi

Peneliti melakukan observasi ini dengan mengacu pada lembar observasi

yang telah disusun. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi

akan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sosiologi.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama observasi

berlangsung guru memantau penerapan model pembelajaran kooperatif teknik

make a match serta membantu siswa yang kurang paham terhadap materi yang

diberikan. Guru menjelaskan materi mengenai terbentuknya kelompok sosial,

perkembangan kelompok sosial dalam mayarakat multikultural dan hubungan

antar kelompok sosial. Pada saat pelaksanaan tindakan peneliti juga berperan

dalam mengawasi jalannya pelaksanaan pembelajaran melalui teknik make a

match ini.

Pada pertemuan pertama, siswa terlihat masih kurang antusias dalam

mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan

pratindakan, siswa sudah mulai terlihat lebih antusias. Hal ini ditunjukkan dengan

sikap siswa yang lebih memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh

guru secara ceramah interaktif. Setelah materi selesai, guru menjelaskan bahwa

pertemuan yang selanjutnya pembelajaran akan berbeda, yaitu menggunakan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Mendengar hal tersebut,

siswa tampak lebih antusias. Pada pertemuan kedua saat pelaksanaan

pambelajaran dengan teknik make a match terlihat siswa sudah bekerja sama

dengan cukup baik meskipun ada beberapa siswa yang kurang tanggung jawab

dengan tugasnya. Suasana pembelajaran terlihat lebih aktif dan lebih

menyenangkan dengan adanya interaksi antar siswa dan guru. Dalam

pembelajaran ini siswa kurang terkondisikan. Tampak sebagian siswa

kebingungan dalam mencari kartu yang cocok dengan kartu yang dibawanya.

Pada pertemuan ketiga saat dilaksanakannya tes evaluasi pada siklus I berjalan

dengan baik walaupun ada beberapa siswa yang tidak sportif dengan bertanya

pada teman sebelahnya. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh baik melalui observasi maupun nilai tes siswa

dikumpulkan untuk dianalisis. Hasil tindakan yang dilakukan dapat dilihat bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match mampu

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.4 Hasil Siklus I

No Interval Nilai Frekuensi

1 60-63 1

2 64-67 3

3 68-71 7

4 72-75 10

5 76-79 9

6 80-83 4

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I terdapat 23

siswa yang telah mencapai batas nilai minimum yaitu 72 dan 11 siswa dari semua

jumlah siswa belum mencapai nilai minimal. Jumlah siswa yang memiliki nilai

mencapai KKM ini meningkat jika dibandingkan dengan pada saat pratindakan.

Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai pada rentang nilai

72-75 yaitu sebanyak 10 siswa. Sedangkan hanya 1 siswa yang memperoleh nilai

pada rentang nilai 60-63. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Grafik hasil perolehan nilai siswa pada siklus I

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

1

0

2

4

6

8

10

12

60-63 64-67

Frekuensi

57

Tabel 4.4 Hasil Siklus I

No Interval Nilai Frekuensi

1 60-63 1

2 64-67 3

3 68-71 7

4 72-75 10

5 76-79 9

6 80-83 4

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I terdapat 23

siswa yang telah mencapai batas nilai minimum yaitu 72 dan 11 siswa dari semua

jumlah siswa belum mencapai nilai minimal. Jumlah siswa yang memiliki nilai

mencapai KKM ini meningkat jika dibandingkan dengan pada saat pratindakan.

Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai pada rentang nilai

72-75 yaitu sebanyak 10 siswa. Sedangkan hanya 1 siswa yang memperoleh nilai

pada rentang nilai 60-63. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Grafik hasil perolehan nilai siswa pada siklus I

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

3

7

109

4

64-67 68-71 72-75 76-79 80-83

Rentang Nilai

Nilai siklus I

Frekuensi

57

Tabel 4.4 Hasil Siklus I

No Interval Nilai Frekuensi

1 60-63 1

2 64-67 3

3 68-71 7

4 72-75 10

5 76-79 9

6 80-83 4

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I terdapat 23

siswa yang telah mencapai batas nilai minimum yaitu 72 dan 11 siswa dari semua

jumlah siswa belum mencapai nilai minimal. Jumlah siswa yang memiliki nilai

mencapai KKM ini meningkat jika dibandingkan dengan pada saat pratindakan.

Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai pada rentang nilai

72-75 yaitu sebanyak 10 siswa. Sedangkan hanya 1 siswa yang memperoleh nilai

pada rentang nilai 60-63. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Grafik hasil perolehan nilai siswa pada siklus I

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Frekuensi

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada

tabel 4.5

Tabel 4.5. Hasil Tes Siklus I

Keterangan Tes Siklus INilai Terendah 61Nilai Tertinggi 81Nilai Rata-rata 73,35Siswa Belajar Tuntas 23Prosentase Ketuntasan 67,65%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Peningkatan hasil belajar kognitif siswa ini dapat dilihat dari hasil tes

evaluasi siklus I yang menunjukkan nilai rata-rata mereka sebesar 73,35. Nilai

rata-rata tersebut terlihat meningkat dibandingkan nilai rata-rata kelas sebelum

diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik make a match yaitu 71, 50.

Jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal 72,00

sebanyak 23 siswa dari 34 siswa. Dengan kata lain, indikator ketercapaian pada

siklus I telah tercapai 67, 65% dari 75% yang telah direncanakan. Dari tabel 4.5

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik hasil perolehan nilai siswa pada siklus 1

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

61

81

0102030405060708090

NilaiTerendah

NilaiTertinggi

58

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada

tabel 4.5

Tabel 4.5. Hasil Tes Siklus I

Keterangan Tes Siklus INilai Terendah 61Nilai Tertinggi 81Nilai Rata-rata 73,35Siswa Belajar Tuntas 23Prosentase Ketuntasan 67,65%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Peningkatan hasil belajar kognitif siswa ini dapat dilihat dari hasil tes

evaluasi siklus I yang menunjukkan nilai rata-rata mereka sebesar 73,35. Nilai

rata-rata tersebut terlihat meningkat dibandingkan nilai rata-rata kelas sebelum

diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik make a match yaitu 71, 50.

Jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal 72,00

sebanyak 23 siswa dari 34 siswa. Dengan kata lain, indikator ketercapaian pada

siklus I telah tercapai 67, 65% dari 75% yang telah direncanakan. Dari tabel 4.5

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik hasil perolehan nilai siswa pada siklus 1

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

8173.35

23

67.65%

NilaiTertinggi

Nilai Rata-rata

SiswaBelajarTuntas

ProsentaseKetuntasan

Tes Siklus I

Tes Siklus I

58

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada

tabel 4.5

Tabel 4.5. Hasil Tes Siklus I

Keterangan Tes Siklus INilai Terendah 61Nilai Tertinggi 81Nilai Rata-rata 73,35Siswa Belajar Tuntas 23Prosentase Ketuntasan 67,65%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Peningkatan hasil belajar kognitif siswa ini dapat dilihat dari hasil tes

evaluasi siklus I yang menunjukkan nilai rata-rata mereka sebesar 73,35. Nilai

rata-rata tersebut terlihat meningkat dibandingkan nilai rata-rata kelas sebelum

diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik make a match yaitu 71, 50.

Jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal 72,00

sebanyak 23 siswa dari 34 siswa. Dengan kata lain, indikator ketercapaian pada

siklus I telah tercapai 67, 65% dari 75% yang telah direncanakan. Dari tabel 4.5

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik hasil perolehan nilai siswa pada siklus 1

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Tes Siklus I

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut :

1) Beberapa kelemahan guru pada siklus I ini adalah :

a) Guru kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang memperhatikan

dan lebih memperhatikan siswa yang bertanya

b) Guru kurang dalam mengkondisikan kelas sehingga suasana menjadi

ramai.

c) Cara guru dalam penyampaian masih kurang interaktif sehingga masih ada

siswa yang kurang memperhatikan penjelasan materi dari guru.

2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut :

a) Pada saat mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban terlihat ada

siswa masih kebinggungan menentukan jawaban dari kartu yang dia

pegang.

b) Suasana kelas sedikit ramai pada saat mencari pasangan kartu soal dan

kartu jawaban karena ditengah kegiatan tersebut siswa masih suka

bergurau dengan temannya.

c) Siswa masih malu saat presentasi hasil pencocokan kartu jawaban dan

kartu soal yang mereka cari.

d) Pada saat tes evaluasi berlangsung, beberapa siswa yang duduk di

belakang kurang sportif dalam mengerjakan tes evaluasi. Hal ini terbukti

dengan adanya siswa yang bertanya dan menyontek jawaban dari teman

sebelahnya walaupun sudah ditegur oleh guru.

Berdasarkan analisis diatas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan

adalah :

1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada seluruh siswa

di kelas

2) Guru sebaiknya lebih interaktif saat menjelaskan materi kepada siswa,

sehingga siswa lebih memperhatikan penjelasan guru.

3) Guru lebih mengontrol kondisi siswa agar suasana belajar menjadi kondusif

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4) Guru lebih memperhatikan siswa yang duduk dibelakang pada saat evaluasi

sehingga siswa tidak bermain curang dengan bertanya dan mencontek teman

sebelahnya.

5) Pada saat mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban guru dan

kolaborator harus lebih seksama dalam memonitoring siswa saat kegiatan

berlangsung.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari

senin, 09 April 2012 di ruang guru SMA Negeri 1 Ngemplak. Peneliti bersama

guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian

tindakan ini. Peneliti dan guru akhirnya sepakat bahwa dalam pelaksanaan

tindakan pada siklus II akan dilakukan 3 kali pertemuan dengan rincian masing-

masing 2 jam pelajaran dan setiap satu jam pelajaran 45 menit dan sepakat

penelitian dalam siklus 1I ini dilaksanakan mulai Senin, 23 April 2012 sampai

Senin, 30 April 2012. Untuk lebih jelasnya tahap perencanaan tindakan 1I ini

dijadwalkan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Jadwal Penelitian Siklus 1I

Pertemuan ke

Hari Tanggal Waktu Kegiatan

1 Senin 23-04-2012 90’ Pemberian konsep materipada indikator yang belumtercapai dan sedikitmemberi penjelasan materimengenai dinamikakelompok sosial sertamelanjutkan pembelajarandengan teknik make amatch.

2 Jumat 27-04-2012 90’ mengulas sedikit materisebelumnya dengan tanyajawab dan melanjutkanpembelajaran dengan teknikmake a match.

3 Senin 30-04-2012 90’ tes evaluasi pembelajarandengan teknik make a matchpada siklus II.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Pada perencanaan tindakan kedua peneliti bersama guru berdikusi

mengenai skenario pembelajaran sosiologi yaitu mempelajari mengenai materi

hubungan antar kelompok sosial dan dinamika kelompok sosial dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match, dengan rincian

skenario sebagai berikut :

1) Pertemuan I (2x45 menit)

a) Sedikit mengulas pembelajaran sebelumnya dengan tanya jawab dan

memberi penjelasan sedikit mengenai materi yang akan di ajarkan. Guru

menanyai siswa mengenai materi sebelumnya.

b) Melanjutkan pembelajaran dengan menerapkan teknik make a match.

Dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-masing

siswa

c) Beberapa siswa diminta maju kedepan untuk membacakan hasil pencarian

pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban yang telah mereka temukan.

d) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang

belum jelas

e) Memberi penugasan kepada siswa untuk memperkaya pengetahuan siswa.

2) Pertemuan 2 (2x45 menit)

a) Mengulas sedikit materi sebelumnya dengan tanya jawab. Guru

memberikan pertanyaan kepada siswa.

b) Pembelajaran dengan penerapan teknik make a match yaitu mencari

pasangan antara kartu soal dan kartu jawaban

c) Membagikan kartu soal dan kartu jawaban pada masing-masing siswa

secara acak

d) Beberapa siswa presentasi hasil pencarian atau pencocokan antara kartu

soal dan kartu jawaban

e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi

yang belum dimengerti

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

f) Mengumumkan kepada siswa bahwa pertemuan yang akan datang akan

diadakan tes evaluasi dari siklus II. Siswa diharapkan menyiapkan diri dan

belajar mengenai materi yang telah diajarkan oleh guru.

3) Pertemuan 3 (2x45 menit)

a) Sedikit mengulas materi sebelumnya dan memberi kesempatan pada siswa

untuk belajar terlebih dahulu sebelum tes dimulai

b) Pelaksanaan tes evaluasi dari siklus II dengan menggunakan tes tertulis

dalm bentuk pilihan ganda dan essay.

c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai soal yang

dirasa sulit untuk dikerjakan

d) Membahas soal evaluasi dari siklus II

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan 3 kali pertemuan,

dengan rincian masing-masing 2 jam pelajaran yang setiap satu kali jam pelajaran

berdurasi 45 menit. Jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang telah direncanakan

yaitu tanggal 23 April 2012, 27 April 2012, dan 30 April 2012.

Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match. Sebelum memulai penerapan guru

sedikit memberi sedikit penjelasan materi untuk memperkaya pengetahuan siswa

dan meningkatkan pemahaman siswa akan materi.

Urutan pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama (Senin, 23 April 2012)

a) Guru mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucap salam dan

mengecek kehadiran siswa. Dua orang siswa yang terlambat masuk kelas yaitu

Muh. Niko dan Joko Suprityanto, salah satu siswa tidak hadir yaitu taufiq

dikarenakan menunggu bapaknya di rumah sakit.

b) Guru memberi tanya jawab materi sebelumnya mengenai hubungan antar

kelompok sosial ynag di jawab oleh Khotimatul, Joko, Maulana, Fatonah,

dan Diah

c) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar

pertemuan kali ini dan menyampaikan tujuan pembelajaran

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

d) Guru sedikit memberi penjelasan materi untuk memperkaya pengetahuan

siswa, namun ada siswa yang tampak tidak memperhatikan yaitu Ummi

dan Fitria

e) Guru melanjutkan pembelajaran dengan teknik make a match, guru

membagikan kartu soal dan kartu jawaban secara acak, kemudian guru

memerintahkan siswa untuk mencari pasangannya dalam waktu 8 menit,

siswa yang telah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk

sebangku dan beberapa siswa maju kedepan untuk membacakan kartu soal

dan kartu jawaban yang telah mereka temukan. Teknik ini dilakukan 4 sesi

pengocokan kartu dan masing-masing diberi waktu selama 8 menit. Pada

pertemuan kali ini siswa lebih paham akan materi yang ada pada kartu.

Tetapi pada pertemuan kali ini masih ada siswa yang belum bisa

menemukan jawabannya.

Pada sesi pertama guru memberi kesempatan kepada Rohmah,

Khotimatul, Devi, dan Dyah untuk membacakan hasil pencariannya

kedepan. Kedua siswa yang maju kedepan adalah Niko, Joko, Maulana,

dan Ummi, sesi ketiga dibacakan oleh Fitria, Isnaini, Suprihatin, dan

Inasiati. Yang terakhir guru meminta Nurul, Nindi, Yeni dan Faqih untuk

kedepan membacakan hasil pencocokan kartu. Pada penerapan make a

match pertemuan kali ini hanya ada beberapa siswa saja yang belum bisa

mencocokkan kartu jawaban dan soal dalam waktu yang telah diberikan,

yaitu Joko, Maulana, Inti, Ina. Ikke, dan Diana.

f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

materi yang belum jelas, tetapi tidak ada yang bertanya

g) Guru bersama murid bersama-sama memberi kesimpulan tentang materi

yang telah di ajrkan

h) Guru menutup pertemuan dengan mengucap salam.

2) Pertemuan Kedua (Jumat, 27 April 2012)

a) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengucap salm pembuka

dan mengecek kehadiran siswa satu persatu. Siswa hadir dan tidak ada yang

meninggalkan kelas.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

b) Guru memberi tanya jawab materi sebelumnya mengenai dinamika

kelompok sosial dan guru menunjuk Ummi, Taufiq, Faqih untuk

menjawab pertanyaan dari guru

c) Guru menanyakan kesiapan siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran

pertemuan kali ini

d) Guru melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan membagikan kartu

soal kepada separuh siswa dan kartu jawaban kepada separuhnya lagi

secara acak untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal

dan jawaban sampai siswa menemukan pasangannya selama 8 menit.

Siswa yang sudah menemukan pasangannya dikondisikan untuk duduk

semeja. Setelah waktu selama 8 menit selesai, guru meminta beberapa

pasang siswa maju kedepan untuk membacakan kartu soal dan kartu

jawaban yang telah dicarinya apakah sudah cocok dan benar. Ada

beberapa siswa yang terlambat menemukan pasangannya. Teknik ini

dilakukan sebanyak 5 sesi atau 5 kali pengocokan kartu. Akan tetapi dalam

pembelajaran kali ini siswa tampak kurang antusias. Meskipun kurang

antusias namun kualitas pembelajarannya cukup baik, semua siswa

mampu menemukan pasangannya dengan benar.

Pada sesi pertama guru menunjuk Dewi, Anna, Anik dan fitri untuk

kedepan membacakan kartu jawaban dan soal yang mereka pegang.

Selanjutnya sesi kedua guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

maju kedepan tanpa ditunjuk, disini beberapa siswa tampak antusias untuk

maju kedepan. Rohmah, Khotimatul, Joko, dan Maulana adalah siswa

membacakan kartunya dalam sesi kedua. Pada sesi ketiga Nur Hidayati,

Nur Novita, Rasyidah, dan Rofi’ mencoba untuk maju kedepan. Dan yang

keempat Tika, Taufiq, Ummi, dan Yeni memberanikan diri maju ke depan

membacakan kartu yang telah dipegang masing-masing. Sesi terakhir

dibacakan oleh Rusyati, Asri, Inasiati, Isnaini, Niko dan Maulana. Dalam

pertemuan kali ini siswa mampu menemukan pasangannya masing-masing

dengan tepat.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

e) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya materi yang belum

dimengerti

f) Guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung

g) Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam

3) Pertemuan ketiga (Senin, 30 April 2012)

a) Guru mengucap salam pembuka untuk mengawali pembelajaran dan tak

lupa mengecek kehadiran siswa. Siswa hadir semua dan tak ada siswa yang

terlambat masuk kelas.

b) Guru menanyakan kesiapan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk

bertanya mengenai materi yang belum jelas dan meminta siswa untuk

mempersiapkan diri dalm mengerjakan soal evaluasi

c) Sebelum tes dimulai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

belajar selama 15 menit

d) Guru bersama kolaborator membagikan soal dan lembar jawab yang akan

di kerjakan oleh siswa untuk materi perkembangan kelompok sosial dalam

mayarakat multikultural serta meminta siswa untuk mengerjakan tes secara

mandiri

e) Siswa mengerjakan soal evaluasi sampai waktu yang telah ditentukan,

sedangkan guru bersama kolaborator mengawasi dengan tertib jalannya tes

evaluasi. Pada siklus ini guru berkeliling kelas dan lebih memperhatikan

siswa yang duduk dibarisan belakang. Sehingga siswa tidak berani

bertanya pada teman lain dan suasana kelas tampak tenang. Dibanding

pada saat tes evaluasi siklus I pada tes evaluasi siklus II ini berjalan

dengan tertib

f) Waktu habis dan hasil kuis segera dikumpulkan dan siswa waktu

digunakan guru untuk membahas soal evaluasi

g) Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung dan menutup

pembelajaran dengan mengucap salam.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

c. Observasi

Peneliti melakukan observasi ini dengan mengacu pada lembar observasi

yang telah disusun. Observasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi

akan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sosiologi. Pada saat

observasi, kegiatan peneliti adalah berkolaborasi dengan guru serta teman

kolaborator dalam mengawasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

model kooperatif teknik make a match. Peneliti bersama guru berkolaborasi dalam

penyajian materi tentang hubungan antar kelompok sosial dan dinamika kelompok

sosial serta pelaksanaan pembelajaran dengan menerap kan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match.

Pada pertemuan pertama siswa terlihat semangat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan teknik ini. Siswa lebih tanggung jawab dengan

tugasnya, meskipun ada beberapa siswa yang belum bisa memasangkan kartu

yang dibawanya. Kali ini guru sudah bisa mengkondisikan kelas dengan baik

dibandingkan pada siklus I. Suasana kelas terlihat lebih hidup dan lebih

menyenangkan. Pertemuan kedua saat pelaksanaan pambelajaran dengan teknik

make a match siswa terlihat kurang semangat akan tetapi tidak mengurangi

kualitas pembelajaran. Terbukti dari siswa yang mampu bekerja sama dan

bertanggung jawab dengan tugasnya dalam mencari pasangan kartu yang cocok

dengan kartu dibawanya. Pada pertemuan kali ini semua siswa mampu mencari

pasangan kartu yang dibawanya dengan tepat.interaksi antar siswa semakin baik

dengan adanya kerjasama antar siswa. Dan pada pertemuan ketiga saat

dilaksankannya tes evaluasi pada siklus I berjalan dengan baik dan siswa

mengerjakan soal evaluasi dengan baik.

Pada siklus II ini siswa lebih memahami materi-materi dalam mata

pelajaran sosiologi. Peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar melalui

teknik make a match ini lebih meningkat dari siklus I.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat

meningkatkan hail belajar kognitif siswa. Siswa telah jelas dan paham akan

prosedur penerapan teknik make a match karena siswa telah terbiasa dengan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Tentu saja dalam penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match ini berdampak pada proses

pembelajaran yang lebih efektif dalam pemahaman siswa untuk meningkatkan

hasil belajar kognitif siswa. Untuk penilaian hasil belajar dari ranah kognitif

mengalami peningkatan pada siklus II dibanding siklus I. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 4.7 hasil perolehan nilai siswa pada siklus II.

Tabel 4.7 Hasil Siklus II

No Interval Nilai Frekuensi

1 68-71 5

2 72-75 1

3 76-79 8

4 80-83 10

5 84-87 6

6 88-91 4

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang belum mencapai standart

ketuntasan (72) sebanyak 5 siswa, sedangkan siswa yang telah mencapai KKM

bejumlah 29 siswa. Dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa memperoleh nilai

pada rentang nilai 80-83 yaitu sebanyak 10 siswa. Sedangkan hanya 1 siswa yang

memperoleh nilai pada rentang nilai 72-75. Hal ini dapat dikatakan bahwa nilai

siswa mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar

4.5.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 4.5 Frekuensi perolehan nilai siswa pada siklus II

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada

tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus II

Keterangan Tes Siklus IINilai Terendah 68Nilai Tertinggi 90Nilai Rata-rata 80,12Siswa Belajar Tuntas 29Prosentase Ketuntasan 85,29%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes evaluasi siklus II perolehan

nilai terendah siswa adalah 68 sedangkan nilai tertinggi sebesar 90 dengan nilai

rata-rata siswa 80,12. Jumlah siswa yang telah mencapai standar ketuntasan

sebanyak 29 siswa dari jumlah siswa yaitu 34 siswa. Dengan kata lain indikator

ketercapaian siswa pada siklus II telah mencapai 85,29% siswa telah mendapat

nilai diatas standar ketuntasan yaitu 72,00 dari 75% target yang telah

direncanakan sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat digambarkan pada

gambar 4.6

5

1

0

2

4

6

8

10

12

68-71 72-75

68

Gambar 4.5 Frekuensi perolehan nilai siswa pada siklus II

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada

tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus II

Keterangan Tes Siklus IINilai Terendah 68Nilai Tertinggi 90Nilai Rata-rata 80,12Siswa Belajar Tuntas 29Prosentase Ketuntasan 85,29%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes evaluasi siklus II perolehan

nilai terendah siswa adalah 68 sedangkan nilai tertinggi sebesar 90 dengan nilai

rata-rata siswa 80,12. Jumlah siswa yang telah mencapai standar ketuntasan

sebanyak 29 siswa dari jumlah siswa yaitu 34 siswa. Dengan kata lain indikator

ketercapaian siswa pada siklus II telah mencapai 85,29% siswa telah mendapat

nilai diatas standar ketuntasan yaitu 72,00 dari 75% target yang telah

direncanakan sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat digambarkan pada

gambar 4.6

1

8

10

6

4

72-75 76-79 80-83 84-87 88-91

rentang nilai

Frekuensi nilai siklus II

Frekuensi

68

Gambar 4.5 Frekuensi perolehan nilai siswa pada siklus II

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan lampiran 15 halaman 154 dapat disajikan hasil tes awal pada

tabel 4.8

Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus II

Keterangan Tes Siklus IINilai Terendah 68Nilai Tertinggi 90Nilai Rata-rata 80,12Siswa Belajar Tuntas 29Prosentase Ketuntasan 85,29%

(Sumber: data primer yang diolah, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes evaluasi siklus II perolehan

nilai terendah siswa adalah 68 sedangkan nilai tertinggi sebesar 90 dengan nilai

rata-rata siswa 80,12. Jumlah siswa yang telah mencapai standar ketuntasan

sebanyak 29 siswa dari jumlah siswa yaitu 34 siswa. Dengan kata lain indikator

ketercapaian siswa pada siklus II telah mencapai 85,29% siswa telah mendapat

nilai diatas standar ketuntasan yaitu 72,00 dari 75% target yang telah

direncanakan sebelumnya. Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat digambarkan pada

gambar 4.6

Frekuensi

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Gambar 4.6 Hasil perolehan nilai tes pada siklus II

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam proses pembelajaran

pada siklus II telah berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus

berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru lebih bisa meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan

penjelasan dari guru

2) Guru lebih bisa mengkondisikan kelas sehingga siswa tidak ramai dalam

kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

3) Siswa telah mengikuti pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dengan baik. Siswa lebih tanggung jawab

akan tugasnya masing-masing pada kegiatan pembelajaran melalui teknik

make a match

4) Siswa sudah berani maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pencarian

pasangan kartunya tanpa ditunjuk oleh guru

68

90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

NilaiTerendah

NilaiTertinggi

69

Gambar 4.6 Hasil perolehan nilai tes pada siklus II

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam proses pembelajaran

pada siklus II telah berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus

berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru lebih bisa meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan

penjelasan dari guru

2) Guru lebih bisa mengkondisikan kelas sehingga siswa tidak ramai dalam

kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

3) Siswa telah mengikuti pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dengan baik. Siswa lebih tanggung jawab

akan tugasnya masing-masing pada kegiatan pembelajaran melalui teknik

make a match

4) Siswa sudah berani maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pencarian

pasangan kartunya tanpa ditunjuk oleh guru

90

80.12

29

85,29%

NilaiTertinggi

Nilai Rata-rata

Siswa BelajarTuntas

ProsentaseKetuntasan

Hasil Tes Siklus II

Tes Siklus I

69

Gambar 4.6 Hasil perolehan nilai tes pada siklus II

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam proses pembelajaran

pada siklus II telah berhasil sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus

berikutnya.

Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II,

peneliti melakukan analisis sebagai berikut:

1) Guru lebih bisa meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan

penjelasan dari guru

2) Guru lebih bisa mengkondisikan kelas sehingga siswa tidak ramai dalam

kegiatan pembelajaran melalui teknik make a match

3) Siswa telah mengikuti pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dengan baik. Siswa lebih tanggung jawab

akan tugasnya masing-masing pada kegiatan pembelajaran melalui teknik

make a match

4) Siswa sudah berani maju kedepan untuk mempresentasikan hasil pencarian

pasangan kartunya tanpa ditunjuk oleh guru

Tes Siklus I

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

5) Guru telah mengawasi jalannya tes evaluasi dengan ketat sehingga siswa

lebih tertib dalam mengerjakan soal.

Berdasarkan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut:

1) Guru perlu lebih meningkatkan lagi dalam mengkondisikan kelas

2) Guru harus lebih memperhatikan siswa sehingga siswa yang mengalami

kesulitan dalam belajar dapat teratasi

3) Guru lebih kreatif dan inovatif dalam kegiatan belajar mengajar, seperti

menerapkan berbagai model pembelajaran ataupun dengan penggunaan media

pembelajaran yang lebih menarik agar siswa tidak jenuh dalam proses

pembelajaran.

C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus

Dari hasil tes evaluasi tiap siklus dapat dilihat perbandingan hasil tindakan

antara siklus I dan II yang menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sosiologi pada

setiap siklusnya. Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada tabel

dan grafik sebagai berikut :

Tabel 4.9 Perbandingan nilai terendah dan tertinggi antarsiklus

Kriteria Pratindakan Siklus I Siklus IINilai Terendah 60 61 68Nilai Tertinggi 81 81 90

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai siswa dari sebelum tindakan

sampai siklus II. Nilai terendah siswa sebelum tindakan yaitu 60, siklus I sebesar

61, dan siklus II sebesar 68. Sedangkan nilai tertinggi siswa sebelum tindakan

yaitu 81, siklus I sebesar 81, dan siklus II sebesar 90. Hal tersebut dapat

dikatakan bahwa nilai siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.

Berdasarkan tabel 4.9 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.7

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 4.7 Perbandingan nilai terendah dan tertinggi antarsiklus

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Nilai rata-rata siswa antar siklusnya pun juga mengalami peningkatan.

Peningkatan nilai rata-rata siswa dapat dilihat pada tabel perbandingan nilai rata-

rata siswa antar siklus.

Tabel 4.10 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

Siklus Nilai rata-rataPratindakan 71,50Siklus I 73,35Siklus II 80,12

(Sumber: data primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa antar siklus

nya mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata siswa sebelum

tindakan adalah 71,50 dan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 73,35, sedangkan

nilai rata-rata siswa pada siklus II meningkat menjadi 80,12. Nilai rata-rata yang

semula tidak mecapai kriteria ketuntasan minimal pada pratindakan meningkat

yang cukup memuaskan pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.10 lebih jelasnya

dapat di lihat pada gambar 4.8.

60

81

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pratindakan

Perbandingan nilai terendah dan tertinggi antar siklus

71

Gambar 4.7 Perbandingan nilai terendah dan tertinggi antarsiklus

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Nilai rata-rata siswa antar siklusnya pun juga mengalami peningkatan.

Peningkatan nilai rata-rata siswa dapat dilihat pada tabel perbandingan nilai rata-

rata siswa antar siklus.

Tabel 4.10 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

Siklus Nilai rata-rataPratindakan 71,50Siklus I 73,35Siklus II 80,12

(Sumber: data primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa antar siklus

nya mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata siswa sebelum

tindakan adalah 71,50 dan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 73,35, sedangkan

nilai rata-rata siswa pada siklus II meningkat menjadi 80,12. Nilai rata-rata yang

semula tidak mecapai kriteria ketuntasan minimal pada pratindakan meningkat

yang cukup memuaskan pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.10 lebih jelasnya

dapat di lihat pada gambar 4.8.

6168

81

90

Siklus I Siklus II

Perbandingan nilai terendah dan tertinggi antar siklus

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

71

Gambar 4.7 Perbandingan nilai terendah dan tertinggi antarsiklus

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Nilai rata-rata siswa antar siklusnya pun juga mengalami peningkatan.

Peningkatan nilai rata-rata siswa dapat dilihat pada tabel perbandingan nilai rata-

rata siswa antar siklus.

Tabel 4.10 Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

Siklus Nilai rata-rataPratindakan 71,50Siklus I 73,35Siklus II 80,12

(Sumber: data primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa antar siklus

nya mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata siswa sebelum

tindakan adalah 71,50 dan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 73,35, sedangkan

nilai rata-rata siswa pada siklus II meningkat menjadi 80,12. Nilai rata-rata yang

semula tidak mecapai kriteria ketuntasan minimal pada pratindakan meningkat

yang cukup memuaskan pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.10 lebih jelasnya

dapat di lihat pada gambar 4.8.

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar 4.7 Perbandingan nilai rata-rata siswa antarsiklus

(Sumber: Data Primer PTK,2012)

Dengan peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya, prosentase

ketuntasan belajar siswa ranah kognitif juga mengalami peningkatan yang cukup

memuaskan. Peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada

tabel 4.11.

Tabel 4.11 Prosentase ketuntasan hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

kriteria Prosentase (%)

Pratindakan Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas 44,12 32,35 14,71

Tuntas 55,88 67,65 85,29

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa prosentase ketuntasan belajar

siswa ranah kognitif pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Dapat

dilihat bahwa prosentase siswa pada pratindakan, siswa yang telah tuntas

memenuhi standart KKM sebesar 55,88% sedangkan siswa yang tidak tuntas

sebesar 44,12%. Pada siklus I prosentase siswa yang telah tuntas (memenuhi

standart KKM) sebesar 67,65%, sedangkan siswa yang tidak tuntas pada

siklus I ini sebesar 32,35%. Dan siklus II siswa yang tidak tuntas mencapai

71.5

66

68

70

72

74

76

78

80

82

Pratindakan

72

Gambar 4.7 Perbandingan nilai rata-rata siswa antarsiklus

(Sumber: Data Primer PTK,2012)

Dengan peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya, prosentase

ketuntasan belajar siswa ranah kognitif juga mengalami peningkatan yang cukup

memuaskan. Peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada

tabel 4.11.

Tabel 4.11 Prosentase ketuntasan hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

kriteria Prosentase (%)

Pratindakan Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas 44,12 32,35 14,71

Tuntas 55,88 67,65 85,29

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa prosentase ketuntasan belajar

siswa ranah kognitif pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Dapat

dilihat bahwa prosentase siswa pada pratindakan, siswa yang telah tuntas

memenuhi standart KKM sebesar 55,88% sedangkan siswa yang tidak tuntas

sebesar 44,12%. Pada siklus I prosentase siswa yang telah tuntas (memenuhi

standart KKM) sebesar 67,65%, sedangkan siswa yang tidak tuntas pada

siklus I ini sebesar 32,35%. Dan siklus II siswa yang tidak tuntas mencapai

73.35

80.12

Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata

Nilai rata-rata

72

Gambar 4.7 Perbandingan nilai rata-rata siswa antarsiklus

(Sumber: Data Primer PTK,2012)

Dengan peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya, prosentase

ketuntasan belajar siswa ranah kognitif juga mengalami peningkatan yang cukup

memuaskan. Peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada

tabel 4.11.

Tabel 4.11 Prosentase ketuntasan hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

kriteria Prosentase (%)

Pratindakan Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas 44,12 32,35 14,71

Tuntas 55,88 67,65 85,29

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa prosentase ketuntasan belajar

siswa ranah kognitif pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Dapat

dilihat bahwa prosentase siswa pada pratindakan, siswa yang telah tuntas

memenuhi standart KKM sebesar 55,88% sedangkan siswa yang tidak tuntas

sebesar 44,12%. Pada siklus I prosentase siswa yang telah tuntas (memenuhi

standart KKM) sebesar 67,65%, sedangkan siswa yang tidak tuntas pada

siklus I ini sebesar 32,35%. Dan siklus II siswa yang tidak tuntas mencapai

Nilai rata-rata

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

standart KKM sebesar 14,71% , sedangkan siswa yang telah mampu mencapai

standar KKM sebesar 85,29%. Berdasarkan tabel 4.11lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dengan prosentase ketuntasan belajar siswa maka dapat dilihat jumlah

siswa yang mencapai KKM. Jumlah siswa yang mencapai KKM di sajikan pada

tabel 4.12.

Tabel 4.12 Jumlah siswa yang mencapai KKM

Keterangan Jumlah siswa yangmencapai KKM

Pratindakan 19Siklus I 23Siklus II 29

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM

dari pratindakan sampe siklus II mengalami peningkatan yang memuaskan. Pada

pratindakan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 19 siswa, dan siklus I

sebanyak 23 siswa yang mencapai nilai KKM, sedangkan pada siklus II 29 siswa

mencapai batas nilai KKM. Peningkatan tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.10.

44.12

55.88

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pratindakan

Prosentase

(%)

73

standart KKM sebesar 14,71% , sedangkan siswa yang telah mampu mencapai

standar KKM sebesar 85,29%. Berdasarkan tabel 4.11lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dengan prosentase ketuntasan belajar siswa maka dapat dilihat jumlah

siswa yang mencapai KKM. Jumlah siswa yang mencapai KKM di sajikan pada

tabel 4.12.

Tabel 4.12 Jumlah siswa yang mencapai KKM

Keterangan Jumlah siswa yangmencapai KKM

Pratindakan 19Siklus I 23Siklus II 29

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM

dari pratindakan sampe siklus II mengalami peningkatan yang memuaskan. Pada

pratindakan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 19 siswa, dan siklus I

sebanyak 23 siswa yang mencapai nilai KKM, sedangkan pada siklus II 29 siswa

mencapai batas nilai KKM. Peningkatan tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.10.

32.35

14.71

55.88

67.65

85.29

Pratindakan Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas

Tuntas

73

standart KKM sebesar 14,71% , sedangkan siswa yang telah mampu mencapai

standar KKM sebesar 85,29%. Berdasarkan tabel 4.11lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Dengan prosentase ketuntasan belajar siswa maka dapat dilihat jumlah

siswa yang mencapai KKM. Jumlah siswa yang mencapai KKM di sajikan pada

tabel 4.12.

Tabel 4.12 Jumlah siswa yang mencapai KKM

Keterangan Jumlah siswa yangmencapai KKM

Pratindakan 19Siklus I 23Siklus II 29

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM

dari pratindakan sampe siklus II mengalami peningkatan yang memuaskan. Pada

pratindakan jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 19 siswa, dan siklus I

sebanyak 23 siswa yang mencapai nilai KKM, sedangkan pada siklus II 29 siswa

mencapai batas nilai KKM. Peningkatan tersebut dapat dilihat lebih jelas pada

gambar 4.10.

Tidak Tuntas

Tuntas

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Gambar 4.10 Jumlah Siswa yang mencapai KKM

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

proses pembelajaran pada siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak ini

tidak hanya membawa dampak dalam peningkatan hasil belajar kognitif siswa

saja, akan tetapi juga membawa dampak pada keaktifan dan antusias siswa dalam

proses belajar mengajar dibandingkan dengan pratindakan. Perubahan pada sikap

siswa setelah tindakan dibanding dengan pratindakan sikap siswa yang semula

cenderung mengabaikan mata pelajaran sosiologi karena pembelajaran yang

hanya berpusat pada guru kini menjadi lebih memperhatikan dan lebih antusias

dalam pembelajaran, dengan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses

pembelajaran.

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

pada siklus II suasana kelas lebih terkondisikan dibandingkan dengan siklus I.

Pada siklus I siswa masih terlihat ramai saat kegiatan mencari pasangan kartu dan

jawaban yang mereka pegang. Namun pada siklus II siswa lebih terkondisikan,

siswa lebih tanggung jawab dengan tugasnya.

19

0

5

10

15

20

25

30

35

Pratindakan

jumlah siswa

Jumlah siswa yang mencapai KKM

74

Gambar 4.10 Jumlah Siswa yang mencapai KKM

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

proses pembelajaran pada siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak ini

tidak hanya membawa dampak dalam peningkatan hasil belajar kognitif siswa

saja, akan tetapi juga membawa dampak pada keaktifan dan antusias siswa dalam

proses belajar mengajar dibandingkan dengan pratindakan. Perubahan pada sikap

siswa setelah tindakan dibanding dengan pratindakan sikap siswa yang semula

cenderung mengabaikan mata pelajaran sosiologi karena pembelajaran yang

hanya berpusat pada guru kini menjadi lebih memperhatikan dan lebih antusias

dalam pembelajaran, dengan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses

pembelajaran.

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

pada siklus II suasana kelas lebih terkondisikan dibandingkan dengan siklus I.

Pada siklus I siswa masih terlihat ramai saat kegiatan mencari pasangan kartu dan

jawaban yang mereka pegang. Namun pada siklus II siswa lebih terkondisikan,

siswa lebih tanggung jawab dengan tugasnya.

23

29

Pratindakan Siklus I Siklus II

Jumlah siswa yang mencapai KKM

Jumlah siswa yangmencapai KKM

74

Gambar 4.10 Jumlah Siswa yang mencapai KKM

(Sumber: Data Primer PTK, 2012)

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dalam

proses pembelajaran pada siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak ini

tidak hanya membawa dampak dalam peningkatan hasil belajar kognitif siswa

saja, akan tetapi juga membawa dampak pada keaktifan dan antusias siswa dalam

proses belajar mengajar dibandingkan dengan pratindakan. Perubahan pada sikap

siswa setelah tindakan dibanding dengan pratindakan sikap siswa yang semula

cenderung mengabaikan mata pelajaran sosiologi karena pembelajaran yang

hanya berpusat pada guru kini menjadi lebih memperhatikan dan lebih antusias

dalam pembelajaran, dengan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses

pembelajaran.

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

pada siklus II suasana kelas lebih terkondisikan dibandingkan dengan siklus I.

Pada siklus I siswa masih terlihat ramai saat kegiatan mencari pasangan kartu dan

jawaban yang mereka pegang. Namun pada siklus II siswa lebih terkondisikan,

siswa lebih tanggung jawab dengan tugasnya.

Jumlah siswa yangmencapai KKM

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

D. Pembahasan

Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match ini

merupakan suatu penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan

hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sosiologi. Salah satu keunggulan

teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep

atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Ciri utama model pembelajaran

kooperatif teknik make a match adalah siswa diminta mencari pasangan kartu

yang merupakan jawaban atau soal dalam waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan

dalam dua siklus dengan model pembelajaran yang sama pada setiap siklusnya

yaitu melalui model pembelajaran kooperatif teknik make a match. Kegiatan

belajar mengajar dengan menerapkan teknik make a match ini dapat

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

Penilaian kognitif siswa pada saat diterapkan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dilakukan dengan cara pemberian tes evaluasi

setiap akhir siklus. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti bahwa nilai rata-rata

nilai ulangan siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif teknik

make a match adalah 71,50 dengan prosentase siswa yang telah tuntas sebesar

44,12%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada mata

pelajaran sosiologi masih rendah dilihat dari nilai rata-rata siswa yang belum

mencapai standar ketuntasan dan masih banyak siswa yang belum mencapai nilai

batas yaitu 72,00. Rendahnya hasil belajar siswa ini dikarenakan pembelajaran

kurang inovatif yang menyebabkan siswa kurang antusias dalam proses

pembelajaran sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal.

Proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa

pada mata pelajaran sosiologi dalam materi perkembangan kelompok sosial dalam

masyarakat multikultural. Terbukti dari nilai tes evaluasi pada siklus I nilai rata-

rata siswa 73,35 dengan prosentase ketuntasan siswa sebesar 67,65%.

Dibandingkan dengan pratindakan, prosentase siswa meningkat sebesar 11,77%

(pratindakan 55,88% dan siklus I 67,65%), dengan peningkatan nilai rata-rata

siswa sebesar 1,85 (nilai rata-rata pratindakan 71,50 dan nilai rata-rata siklus I

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

sebesar 73,35). Sedangkan pada siklus II juga terjadi peningkatan hasil belajar

kognitif siswa di lihat dari nilai rata-rata siswa sebesar 80,12 dengan prosentase

ketuntasan siswa adalah 85,29%. Ketuntasan siswa ini telah melampaui indikator

ketercapaian siswa yang telah di tetapkan sebelumnya yaitu >75%. Dibandingkan

dengan siklus I, prosentase siswa meningkat sebesar 17,64% (siklus I 67,65% dan

siklus II 85,29%), dengan peningkatan nilai rata-rata siswa sebesar 6,77 (nilai

rata-rata siklus I 73,35 dan nilai rata-rata siklus II 80,12). Dan apabila

dibandingkan dengan sebelum diterapkannya teknik make a match, prosentase

ketuntasan mengalami peningkatan sebesar 29.41% (prosentase sebelum

penerapan teknik make a match adalah 55,88% dan siklus II sebesar 85, 29%)

dengan peningkatan rata-rata siswa sebesar 8,62 (nilai rata-rata siswa sebelum

make a match adalah 71.50 dan nilai rata-rata siswa pada siklus II sebesar 80.12).

Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa siswa lebih mudah memahami materi

yang telah diberikan oleh guru dengan adanya penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Efendi Fitrianto dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Teknik Make A Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Beritung Perkalian

Pada Siswa Kelas II SD Negeri I Krikilan Kalijambe Kecamatan Kalijambe

Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2010 / 2011”. Hasil Penelitiannya adalah sebagai

berikut : hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata

pelajaran matematika setelah dilakukan dengan penggunaan model pembelajara

kooperatif tipe make a match menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami

peningkatan seperti yang diinginkan.

Wawancara yang dilakukan terhadap siswa setelah siklus diperoleh hasil

bahwa siswa merasa lebih senang dan tertarik dengan pembelajaran kooperatif

teknik make a match, siswa juga mengungkapkan bahwa nilai ulangan

perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat multikultural mengalami

kenaikan, sedangkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru diperoleh

keterangan bahwa hasil belajar kognitif siswa mengalami peningkatan yang cukup

memuaskan.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Berdasarkan uraian di atas, guru telah berhasil melaksanakan pembelajaran

pada mata pelajaran sosiologi yang menarik dan menyenangkan yang menjadikan

siswa lebih aktif sehingga hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran

sosiologi pada materi perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat

multikultural dapat mengalami peningkatan.

Hal ini dikarenakan PTK telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur

penelitian dan menerapkan teknik validasi data methode triangulation (triangulasi

metode), yaitu menggunakan metode dalam pengumpulan data. Dari teknik

tersebut diperoleh hasil yang tidak berbeda, yaitu terjadi peningkatan hasil belajar

kognitif siswa pada pembelajaran sosiologi. Selain itu peneliti juga dapat

memberikan motivasi kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih

inovatif, menarik, dan menyenangkan.

Keberhasilan pembelajaran sosiologi dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat dilihat dari indikator-

indikator sebagai berikut:

a. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sosiologi dikarenakan

kegiatan belajar lebih menyenangkan yaitu mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dengan media kartu soal dan kartu jawaban .

b. Siswa lebih memahami materi yang telah diberikan oleh guru.

c. Siswa lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam suatu kelompok.

Kerjasama ini ditekankan pada saat siswa mencari pasangan kartu soal dan

kartu jawaban yang mereka pegang masing-masing.

d. Hasil belajar kognitif siswa meningkat dengan diterapkannya model

pembelajaran kooperatif teknik make a match ini.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siklus

1 dan siklus 2, dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dapat

meningkatkan hasil belajar kognif siswa dalam pembelajaran sosiologi Kelas

XI IPS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada siklus 1

mengalami peningkatan dibanding dari pratindakan. Rata-rata siswa

meningkat 1,85 (nilai rata-rata pratindakan 71,50 sedangkan siklus 1 sebesar

73,35) dan prosentase ketuntasan siswa mengalami peningkatan sebesar

11,77% (prosentase ketuntasan pratindakan 55,88% dan siklus I sebesar

67.65%).

3. Pada penelitian siklus 2 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

teknik make a match hasil belajar kognitif siswa meningkat dari siklus I. Rata-

rata siswa meningkat 6,77 (nilai rata-rata siklus I adalah 73,35 dan siklus II

sebesar 80,12) sedangkan prosentase ketuntasan siswa meningkat 17,64%

(prosentase ketuntasan siswa siklus I adalah 67,65% dan siklus II sebesar

85,29% ). Jika dibanding dengan pratindakan nilai rata-rata siswa meningkat

8,62 (nilai rata-rata siswa pratindakan adalah 71,50 dan siklus II sebesar

80,12) sedangkan prosentase ketuntasan siswa meningkat 29,41% (prosentase

ketuntasan siswa pratindakan adalah 55,88% dan siklus II sebesar 85,29%).

Dengan peningkatan tersebut maka dapat dikatakan bahwa dengan

menerapkan teknik make a match kuailitas pembelajaran sosiologi semakin

meningkat.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan tersebut dapat diketahui

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match pada mata

pelajaran sosiologi dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas XI IPS 2

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/ 2012. Dengan demikian

implikasi dari simpulan tersebut sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya bersama antara guru,

siswa serta pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas hasil belajar kognitif siswa

secara maksimal. Dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan teknik

make a match, siswa belajar mengenai suatu konsep dari materi dalam suasana

yang menyenangkan, yaitu siswa mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban

yang berkaitan dengan materi. Kegiatan ini memiliki kelebihan diantaranya yaitu

memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama dengan orang lain, bisa digunakan

dalam semua mata pelajaran dan cocok untuk semua tingkatan usia anak didik.

Disamping kelebihannya teknik ini juga mempunyai kelemahan yaitu suasana

kelas sedikit ramai pada saat mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban

karena ditengah kegiatan tersebut siswa masih suka bergurau dengan temannya.

2. Implikasi Praktis

Hasil dari penelitian ini bahwa dengan penerapan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa

dalam pembelajaran sosiologi. Selain itu, pembelajaran dengan model kooperatif

teknik make a match yang tidak hanya berpusat pada guru dapat menjadikan siswa

lebih aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka secara

praktis dalam pembelajaran sosiologi dapat diterapkan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match dan berbagai perbaikan didalamnya untuk

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian, maka dapat

dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan proses

pembelajaran khususnya pembelajaran pada mata pelajaran sosiologi

untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/Penerapan... · belajar siswa dalam pembelaj aran sosiologi kelas xi ips 2 sma negeri 1 ngemplak tahun pelajaran 2011/2012 disusun oleh ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

yang dapat merangsang siswa untuk lebih semangat dan aktif serta lebih

mudah dalam memahami materi yang dampaknya peningkatan hasil

belajar kognitif siswa.

b. Mengintruksi guru sosiologi untuk memasukkan model pembelajaran

kooperatif teknik make a match sebagai metode dalam pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran sosiologi pada materi perkembangan

kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

2. Bagi Guru

a. Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik make a

match dalam pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan hasil belajar

kognitif siswa.

b. Dalam pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make

a macth pada pembelajaran sosiologi, sebaiknya kerjasama dan interaksi

antara siswa dengan guru harus diperhatikan agar suasana kelas menjadi

kondusif sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi

pembelajaran yang diajarkan oleh guru.

c. Dalam penyampaian materi, sebaiknya guru menggunakan media

pembelajaran yang lebih menarik sehingga siswa tidak merasa bosan saat

menerima penjelasan materi dari guru.

d. Guru perlu melakukan penelitian tindakan kelas mengenai pembelajaran

sosiologi pada materi pokok lain dengan memperhatikan faktor-faktor

yang mempengaruhi proses pembelajaran.

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya selalu mencoba membuka diri dan tidak menganggap

pusat informasi adalah guru.

b. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match

hendaknya siswa dapat memanfaatkan itu untuk menjalain kerja sama dan

interaksi antara siswa.

c. Siswa lebih tanggung jawab dengan tugasnya masing-masing.