diare 1

13
DIARE A. PENGERTIAN Diare adalah buang air besar dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi tinja cair bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. (FK UGM, 1994) Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar leibh dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah, 1997) B. ETIOLOGI Penyebab dari diare dibagi menjadi beberapa faktor: 1. Faktor Infeksi a. Infeksi enteral Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama ada diare yang terjadi pada anak. Infeksi enteral meliputi: Infeksi bakteri (patogen dan apatogen). - Vorgio cholerae

description

diare

Transcript of diare 1

DIAREA. PENGERTIAN

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi tinja cair bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. (FK UGM, 1994)

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar leibh dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah, 1997)B. ETIOLOGIPenyebab dari diare dibagi menjadi beberapa faktor:

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral

Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama ada diare yang terjadi pada anak.

Infeksi enteral meliputi:

Infeksi bakteri (patogen dan apatogen).

- Vorgio cholerae

- Salmonella (melalui makanan/minuman yang tercampur kuman).

- Shigela

- Campylobacter.

- Yersinia

- Aeromonas

Infeksi virus

Enterovirus (vivus echo, coxcakie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astrovirus).Infeksi parasit

Cacing ascaris, trichuris, oxyuris, strongiloides, protozoa, entamoeba histolityca, guardia lambia, trichomonas hominis, candida albicans.b. Infeksi parenteral

Infeksi di luar alat pencernaan makan seperti otitis media acut (OMA), tonsilitis, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis. Terutama terdapat pada anak dan bayi di bawah 2 tahun2. Faktor Malabsorpsi

a. Malabsorbsi karbohidrat.

Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).b. Malabsorbsi lemakc. Malabsorbsi protein.3. Faktor Makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemasPATHWAY

C. MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis yang terjadi pada klien diare berdasarkan derajat dehidrasi

a. Diare dengan dehidrasi ringan

- Kehilangan cairan 5% berat badan.

- Kesadaran baik (somnolen).

- Mata agak cekung.

- Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal.

- Berak cair 1-2 kali perhari.

- Lemah dan haus.

- Ubun-ubun besar agak cekung.

b. Diare dengan dehidrasi sedang

- Kehilangan cairan lebih dari 5-10% berat badan.

- Keadaan umum gelisah.

- Rasa haus (++)

- Denyut nadi cepat dan pernapasan agak cepat.

- Mata cekung

- Turgor dan tonus otot agak berkurang.

- Ubun-ubun besar cekung.

- Kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas kembali sekitar 1-2 detik.

- Selaput lendir agak kering.

c. Diare dengan dehidrasi berat

- Kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.

- Keadaan umum dan kesadaran koma atau apatis.

- Denyut nadi cepat sekali.

- Pernapasan kusmaull (cepat dan dalam).

- Ubun-ubun besar cekung sekali.

- Mata cekung sekali.

- Turgor/tonus kurang sekali.

- Selaput lendir kurang/asidosis.D. PATOFISIOLOGISebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi:

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output lebih banyak daripada input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik).

Asidosis metabolik terjadi karena:

a. Kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja.

b. Adanya ketosis kelaparan.

c. metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun di dalam tubuh.

d. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.

e. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria).

f. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler.3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2 3% pada anak-anak yang menderita diare. Pada orang dengan gizi cukup/baik, hipoglikemia jarang terjadi, lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya pernah menderita KKP.

4. Gangguan gizi

Ketika orang menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat. hal ini disebabkan karena makanan yang sering tidak dicerna dan diabsorbsi baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi darah

Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (syok) hipovolemik. Akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal.E. PATOGENESIS Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare:

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknya pada peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya juga akan timbul diare.F. KOMPLIKASIAkibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia

4. hipoglikemia

5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktase.

6. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi protein (muntah dan diare, jika lama/kronik).G. PENATALAKSANAAN DIARE1. Pengobatan Simtomatis

a. Rehidrasi: oralit, cairan infus yaitu Ringer Laktat, Dextrose 5%, Dekstrose dalam saline.

b.Antispasmodik, anti kholinergik (antagonis stimulus kolinergik pada reseptor muskorinik). Misalnya: pepaverin, mebeverine, propantelin bromid.

c. Obat antidiare

1) Obat anti motilitas dan sekresi usus (Loperamid, difenoksilat, kodeinfosfat.

- Loperamid

- Difenoksilat.

- Kodein fosfat.

2) Oktretoid (sanostatin).

3) Obat antidiare yagn mensekresikan tinja dan absorpsi zat toksik.

d. Antiemetik (metoklopramid, proklorprazin, domperidon).

e. Vitamin B12, asam folat, vitamin A dan K.

f. Obat ekstrak enzim pankreas.

g. Aluminium hidroksida.h. Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus.2. Pengobatan Kausal

Diberikan pada infeksi maupun noninfeksi pada diare kronik dengan penyebab infeksinya obat diberikan berdasarkan etiologi.

3. Diit

Dalam fase akut biasanya diberikan bubur saring atau lunak kepada pasien dianjurkan untuk minum gula, makan telur asin/ikan asin sebagai pengganti elektrolit yang hilang lewat diare. Biasanya penderita tidak boleh minum susu selama diare.H. PENCEGAHAN DIARE Diare dapat dicegah melalui:

1. Pemberian ASI eksklusif pada bayi.

2. Pemberian makanan pendamping ASI yang bersih dan bergizi setelah bayi berumur 4 bulan.

3. Mencuci tangan sebelum makan untuk mengurangi infeksi.

4. Gunakan air.

5. Mencuci tangan dengan teratur.

6. Mendesinfeksi permukaan peralatan rumah tangga.

7. Cuci pakaian kotor dengan segera sampai bersih.

8. Hindari makanan dan air yang terkontaminasi.I. PENULARAN DIAREPenyakit diare dapat ditularkan melalui:

1. Pemakaian botol susu yang tidak bersih.

2. Menggunakan sumber air yang tercemar.

3. BAB sembaran tempat.

4. Pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa) atau oleh tangan kotor.

5. Fecal oral melalui makanan dan minuman yang tercemar.

6. Melalui makanan yang terkontaminasi oleh penyaji makanan yang mengidap viral gastroenteritis bahkan diperkuat bila orang tersebut tidak mencuci tangannya secara teratur setelah menggunakan kamar mandi.

7. Mengkonsumsi ikan mentah atau tidak dimasak yang diambil dari air yang terkontaminasi.

8. Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus, misalnya dengan makan dan minum bersama atau menggunakan peralatan makan yang sama dengan orang yang terinfeksi virus diare.DAFTAR PUSTAKANgastiyah. (1997). Perawatan anak sakit. Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif, dkk. (1999). Kapita selekta kedokteran. Edisi ketiga, jilid I. Jakarta: Media Aesculapius FKUI.

Doengoes, Marilynn E., dkk. (2000). Rencana asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC.http://www.google.com

TUGAS PATOLOGI

DIARE

OLEH :

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

PRODI KEPERAWATAN MATARAM

2010/2011