Dialog kiai dan iblis

14
KETIKA IBLIS KETIKA IBLIS MEMBENTANGKAN MEMBENTANGKAN SAJADAH SAJADAH

Transcript of Dialog kiai dan iblis

Page 1: Dialog kiai dan iblis

KETIKA IBLIS KETIKA IBLIS MEMBENTANGKAN MEMBENTANGKAN

SAJADAHSAJADAH

Page 2: Dialog kiai dan iblis

Siang menjelang dzuhur.Salah satu Iblis ada di Masjid.Kebetulan hari itu hari Jum'at,

saat berkumpulnya orang.Iblis sudah ada dalam Masjid.

Ia tampak begitu khusyuk.Orang mulai berdatangan.

Page 3: Dialog kiai dan iblis

Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala

penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang

pembuangan air. Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang

hadir.

Page 4: Dialog kiai dan iblis

Iblis juga menempel di setiap sajadah.

Terjadilah dialog antara Kiai dan Iblis.

"Hai, Iblis!", panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu.

Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk mengganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus.

Page 5: Dialog kiai dan iblis

"Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci,Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir.

"Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenung.

"Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu"

Page 6: Dialog kiai dan iblis

"Dengan apa?"

"Dengan sajadah!"

"Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Wahai laknatullah?”

"Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar!"

Page 7: Dialog kiai dan iblis

"Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis?"

"Bukan itu saja Kiai..."

"Lalu?"

"Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"

Page 8: Dialog kiai dan iblis

"Untuk apa?"

"Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah".

Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus.

Page 9: Dialog kiai dan iblis

Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan.

Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil. Orang

yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-

kirinya. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak

jamaah lain yang sudah lebih dulu datang.Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil

membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.

Page 10: Dialog kiai dan iblis

"Nah, lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi.

"Yang mana?"

"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka".

Page 11: Dialog kiai dan iblis

Iblis lenyap.

Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang

melakukan sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis

sebelumnya.Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka

sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga

sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya.

Page 12: Dialog kiai dan iblis

Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa.

Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada

saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa masjid.

Orang lebih memilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah,

orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah

yang kecil.

Page 13: Dialog kiai dan iblis

Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas. Pemilik sajadah lebar,

diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada

yang lain.Dan pemilik sajadah kecil, adalah kelas

bawah yang setiap saat akan selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa. Di atas

sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain.

"Astaghfirullahal adziiiim ", ujar sang Kiai pelan.

Page 14: Dialog kiai dan iblis