Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam...
Transcript of Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam...
ĀYAH DALAM AL-QURAN
(Studi atas Penafsiran al-Zamakhsyarī dalam Tafsīr al-Kasysyāf)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theology Islam
Oleh:
Eka Ainir Rosyidah
12530068
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDI DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
vi
MOTTO
المحامد لكل وفضل وعنىان العلم زيه لهله تعلم فان1
(“Belajarlah, karna sesungguhnya ilmu itu
menghiasi dan meninggikan drajat seseorang
yang memilikinya, juga tanda atas segala
tingkah laku yang terpuji”)
1 Muhammad Abu Basyīr al-Ramawi, al-Majmu’āt, (Kediri: Pondok Hidayatul Mubin,
T. tt), hlm. 2
vii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini peneliti persembahkan untuk:
1. Ibunda tercinta “Tatik Zumrotul Fathimah” dan
ayahanda “Mulono” yang dengan ikhlash membimbing dan
mengajari peneliti dalam segala hal kebaikan.
2. Mbah kakung tersayang “Masdar” yang selalu memberi
semangat dan wejangan yang bermanfaat.
3. Kedua adek kesayangan dan yang tersayang, “Moh.
Ferdian Prastyo” dan “Amelia Rahmawati” yang selalu
membuat peneliti kuat dan semangat dalam menjalani
semua perjuangan ini.
4. Mbah Uti “Muantun” yang tak sempat menyaksikan
peneliti dalam waktu yang dicita-citakan dulu, semoga amal
ibadah beliau diterima di sisi Allah dan diampuni segala
dosa-dosanya. Amiinnnn.
5. dan Seluruh keluarga yang senantiasa mendukung dalam
proses belajar peneliti.
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988
Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif ……….. tidak dilambangkan ا
Bā‟ B Be ة
Tā‟ T Te د
Ṡā‟ Ṡ es titik atas س
Jim J Je ط
Ḥā‟ ḥ ha titik bawah ح
Khā‟ Kh ka dan ha ر
Dal D De د
Żal Ż zet titik atas ر
Rā‟ R Er س
Zai Z Zet ص
Sīn S Es ط
Syīn Sy es dan ye ػ
Ṣād Ṣ es titik bawah ص
Ḍād ḍ de titik bawah ع
ix
Ṭā‟ Ṭ te titik bawah ؽ
Ẓā‟ Ẓ zet titik bawah ظ
Ayn …„… koma terbalik (di atas)„ ع
Gayn G Ge ؽ
Fā‟ F Ef ف
Qāf Q Qi ق
Kāf K Ka ن
Lām L El ي
Mīm M Em
Nūn N En
Waw W We
Hā‟ H Ha
Hamzah …‟… Apostrof ء
Yā Y Ye
II. Konsonal rangkap karena tasydīd ditulis rangkap:
Ditulis Muta’addidah زؼبلذ٠
Ditulis ‘Iddah ػذح
x
III. Tā’marbūtah di akhir kata
1. Bila dimatikan, ditulis h:
Ditulis Ḥibah جخ
Ditulis Jizyah جض٠خ
(Ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat, dan sebagainya,
kecuali dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain ditulis t:
Ditulis Ni’matullāh ؼخ هللا
Ditulis Zakātul-fiṭri صوبح افطش
IV. Vokal pendek:
Ditulis daraba ػشة ditulis a contoh (fathah) ـ
ditulis i contoh (kasrah) ـ Ditulis fahima ف
Ditulis kutiba وزت ditulis u contoh (ḍammah) ـ
V. Vokal panjang:
1. Fathah + alif, ditulis ā (garis di atas)
Ditulis Jāhiliyyah جب١خ
2. Fathah + alif maqṣūr, ditulis ā (garis di atas)
Ditulis Yas‘a ٠غؼ
xi
3. Kasrah + ya‟ mati, ditulis ī (garis di atas)
Ditulis Majīd ج١ذ
4. Dammah + wawu mati, ditulis ū (dengan garis di atas)
Ditulis Furūd فشع
VI. Vokal rangkap:
1. Fathah + yā‟ mati, ditulis ai
Ditulis Bainakum ث١ى
2. Fathah + wau mati, ditulis au
Ditulis Qaul لي
VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan
dengan apostrof:
Ditulis A’antum ااز
Ditulis U’iddat اػذد
Ditulis La’in syakartum ئ شىشر
VIII. Kata sandang Alif + Lām:
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
Ditulis Al-Qur’ān امشا
Ditulis Al-Qiyās ام١بط
xii
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyah
Ditulis Al-Syams اشظ
’Ditulis Al-Samā اغبء
IX. Huruf besar:
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut
penulisnya:
Ditulis Zawi al-furūd ر افشع
Ditulis Ahl al-sunnah ا اغخ
xiii
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا هللا مسب
Alhamdulillāh al-Rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya kepada kita semua. Tak
lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW. pembawa kitab suci yang mulia (al-Qur‟an),
Sehingga manusia dapat menapaki kehidupan dari jalan yang penuh kegelapan
menuju cahaya kebenaran.
Dari segala bentuk penelitian, juga dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang ada, Alhamdulillah saya selaku peneliti, mampu menyelesaikan
penyususnan dan penulisan skripsi ini, meskipun masih terdapat banyak
kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti
memohon maaf dan selalu terbuka untuk menerima kritik dan saran demi
kebaikan kedepannya. Tentunya dalam penulisan skripsi ini, peneliti tidak terlepas
dari bantuan, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Allah SWT. atas semua limpahan rahmat yang telah dianugerahkan kepada
hamba-Nya, dan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
menghantarkan kami kepada jalan kebaikan melalui ajaran-ajarannya.
xiv
2. Orang tua tercinta, ayahanda Mulono dan ibunda Tatik Zumrotul
Fathimah, yang tak pernah lelah dalam berjuang dengan penuh kesabaran,
mendidik peneliti dengan kasih sayang yang berlimpah, dan tak pernah
berhenti dalam menengadahkan tangan kepada Allah, yang bait demi bait
kalimat Allah berisikan Do‟a kebaikan, selalu beliau panjatkan untuk
peneliti agar menjadi orang yang bermanfaat, baik di dunia maupun di
akhirat. Semoga Allah selalu melimpahkan kasih sayang-Nya kepada
keduanya, sebagaimana mereka menyayangiku.
3. Prof. Dr. H. Machasin M.A., selaku (PGS) Rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Dr. Alim Roswantoro, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5. Dr. H. Abdul Mustaqim, M. Ag. selaku Ketua Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan
Tafsir UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
6. Bapak Drs. H. M. Yusuf M. Ag., selaku pembimbing Akademik peneliti
dari semester awal hingga penulis menyelesaikan proses belajar di jurusan
Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir. Sekaligus Pembimbing Skripsi peneliti, yang
telah meluangkan waktu untuk membaca, mengoreksi dan membimbing
peneliti dengan begitu sabar. Terimakasih banyak atas bimbingan serta
motivasi dari bapak, terimakasih untuk nasehat dan spirit yang bapak
berikan, semoga Allah senantiasa memberikan kasih sayang dan balasan
kebaikan yang berlipat kepada bapak.
xv
7. Seluruh dosen jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir khususnya, dan semua
dosen Fakultas Ushuluddin yang telah menginspirasi serta memberikan
ilmu yang sangat berarti bagi peneliti. Dan tak lupa kepada segenap Staf
Tata Usaha, karyawan Fakultas Ushuluddin, Staf perpustakaan UIN sunan
Kalijaga Pusat maupun staf perpustakaan Jurusan (Mbak Salma
Mumtaza), terima kasih atas bantuannya, sehingga penulis berhasil dalam
menempuh Studi di UIN Sunan Kalijaga.
8. Seluruh guru-guru dari MI Ma‟arif Islamiyah Lembor, MTs. Tarbiatut
Tholabah hingga MAK Tarbiyatut Tholabah Kranji-Paciran-Lamongan
yang tak pernah lelah dalam berjuang mendidik peneliti.
9. Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, terkhusus Alm. Al-
Maghfurlah Romo Kyai Haji Moh. Baqir Adlan, Mbah nyai Aminah,
Abah Kyai Nashrullah Baqir Adlan dan Bu nyai Lujeng Luthfiyah, juga
segenap keluarga besar pondok pesantren tarbiyatut tholabah beserta
jajaran kepengurusannya, yang telah mendidik, membekali peneliti dengan
segala hal keagamaan, ilmu pengetahuan, dan pengalaman yang luar biasa.
10. Teman-teman jurusan IAT angkatan 2012, yang telah menemani peneliti,
berdiskusi, belajar bersama, dan berbagi kebahagian, terkhusus Inna
Immanestia, Khoirul Umamah, Khoir, Hikmah, yang selalu ada dan tak
pernah lelah dalam memberi semangat buat penulis.
11. Keluarga besar @Poker.Yo (Alumni Pondok Pesantren Tarbiyatut
Tholabah Kranji di Yogyakarta) terkhusus buat Dwi Ifadatus Sa‟adah dan
xvi
Mutathohhirin yang selalu membantu dalam perkuliahan, selalu ada buat
peneliti, juga yang setia menemani peneliti dalam keadaan apapun, dan
Teman-teman @Poker.Yo lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu.
12. Penghuni “Kos Belakang Raja Murah” (Mbak Auna, Mbak Nurul, Ira,
Desi, Zola, maria yang senantiasa mengisi hari-hari dengan canda tawa
bersama.
13. Terimakasih kepada ustadz Barir, ustadz Miski dan ustadz Hafidz, yang
selalu meluangkan waktunya untuk membimbing, membantu, dan
memberi arahan bagi peneliti dalam mengerjakan tugas akhir ini. Semoga
Allah senantiasa membalas kebaikan ustadz dengan balasan yang tak
terhingga.
14. Teman-teman lain dari desa lembor, yang turut mendukung, membantu,
dan memotivasi penulis dalam penyelesaian karya ini, cak Coy (Miftahul
Khoir), cak Pipin (Fifin Fakhrul Adzim), mbak Himmah, Pa‟o (Syafa‟atun
N. H.) dan terkhusus untuk Shohibul Asruri Wahib.
15. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang
telah memberikan bantuan motivasi dan dorongan dalam menyelesaikan
studi S-1 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Semoga semua jasa yang telah dilakukan menjadi amal saleh dan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh
xvii
dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik ataupun saran yang membangun sangat
dibutuhkan peneliti untuk kebaikan ke depannya, dan semoga dengan segala
kekurangan yang ada dalam skripsi ini, mudah-mudahan membawa manfaat dan
keberkahan di dunia maupun di akhirat. Amin Allahumma Amin.
Yogyakarta, 22 Januari 2016
Peneliti
Eka Ainir Rosyidah
12530068
xviii
ABSTRAK
Al-Qur’an mempunyai banyak kata di dalamnya, salah satunya adalah kata
āyah (آ٠خ). Āyah (آ٠خ) adalah sebagai bagian dari kandungan al-Qur’an, secara
bahasa sebagaimana kata lain memiliki makna dasar, namun dari sisi lain,
terdapat makna-makna tertentu, sesuai konteks peletakan kata tersebut dalam
al-Qur’an. Āyah (آ٠خ) merupakan salah satu kata, yang selama ini hanya difahami
sebagai tanda pembatas antar kalimat dalam al-Qur’an. Sedangkan, pada satu
sisi, kata āyah (آ٠خ) memiliki makna yang lebih dalam, sehingga untuk
mengetahui kandungan makna yang komprehensif, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang makna āyah (آ٠خ). Terlebih, ketika dikaji dalam sebuah kitab
tafsir kitab tafsir bi al-Ra’yi termasyhur yang menjadi rujukan utama dalam
bidang kebahasaan dan bidang tafsir yaitu al-Kasysyāf; karya dari seorang ulama
genius juga pakar dalam bidang bahasa dan tafsir, sehingga cukup representatif
dalam menjelaskan makna-makna al-Qur’an yang dituangkan dalam kitab
tafsirnya tersebut.
Penelitian ini termasuk jenis kepustakaan (Library research), yang sumber
datanya adalah buku-buku perpustakaan, dengan merujuk kepada data primer al-Kasysyāf. Sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif analitis, yang
meliputi proses pengumpulan dan penyusunan data, kemudian dideskripsikan dan
dianalisa dari penafsiran al-Zamakhsyarī, sehingga diperoleh interpretasi data
yang jelas. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan bahasa,
karena pada dasarnya penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian
tentang aspek kebahasaan yakni tentang makna.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, baik dalam bentuk tunggal muṡanna maupun jama’, kata āyah (آ٠خ) dalam kitab tafsir al-Kasysyāf, tidak hanya
ditafsirkan secara tersurat, namun juga tersirat, sehingga melahirkan makna dasar
‚tanda‛, akan tetapi, jika dilihat dari siyāq al-kalām-nya, tanda tersebut
meliputi, tanda kekuasaan Allah, kebesaran Allah, keagungan Allah, pelajaran,
mukjizat, wahyu, firman-firman Allah, ilmu/ pengetahuan, al-Qur’an dan
Islam‛. Selanjutnya, penafsiran tentang kata āyah (آ٠خ), dapat diambil
relevansinya dengan konteks sekarang, contohnya dengan berbagai macam
peristiwa yang sering muncul belakangan ini menunjukkan bahwa, hal tersebut
adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan kepada
makhluk-makhluknya, khususnya manusia. Hal ini sesuai dengan Al-
Zamakhsyarī dalam memposisikan kandungan kata āyah (آ٠خ) sebagi ‚Kekuasaan
Allah‛.
Kata kunci: Āyah, al-Zamakhsyarī, al-Kasysyāf
xix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
SURAT KELAYAKAN SKRIPSI ....................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN MEMAKAI JILBAB ................................................ iv
PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ...................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ............................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xiii
ABSTRAK ........................................................................................................ xviii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................... 5
D. Kajian Pustaka ................................................................................... 6
E. Kerangka Teori ................................................................................ 10
F. Metode Penelitian ............................................................................ 11
G. Sistematika Pembahasan .................................................................. 14
xx
BAB II. AL-ZAMAKHSYARĪ DAN KITAB TAFSIR AL-KASYSYĀF ...... 16
A. Biografi al-Zamakhsyārī .................................................................. 16
1. Riwayat hidup al-Zamakhsyaī ................................................................ 16
2. Guru, Murid dan Karya-karya al-Zamakhsyarī: ................................ 24
B. Tafsir al-Kasysyāf ............................................................................ 27
1. Latar Belakang Penulisan ......................................................................... 27
2. Corak dan metode Penafsiran ................................................................. 29
3. Sumber-sumber Penafsiran ...................................................................... 36
4. Penilaian Ulama .......................................................................................... 38
BAB III.TINJAUAN UMUM MENGENAI KATA ĀYAH ............................ 44
A. Āyah dalam al-Qur„ān ..................................................................... 44
1. Kata āyah dalam kajian kebahasaan (Taṣrifiyyah) ........................... 44
2. Klasifikasi dan Tipologi Ayat dalam al-Qur‟an ................................ 45
B. Ayat dalam al-Qur‟an menurut para ulama ..................................... 49
BAB IV. PENAFSIRAN AL-ZAMAKHSYARĪ TENTANG KATA ĀYAH
DALAM KITAB TAFSIR AL-KASYSYĀF ‘AN ḤAQĀ’IQ AL-TANZĪL WA
‘UYŪN AL-AQĀWĪL FI WUJŪH AL-TA’WĪL ................................................. 63
A. Sekilas tentang Tafsir Corak Linguistik (al-Tafsīr al-Lugawi) ....... 63
B. Penafsiran al-Zamakhsyarī terhadap kata Āyah (آ٠خ) ........................ 65
1. Kata Āyah (آ٠خ) dalam bentuk tunggal ................................................... 65
2. Kata Āyah (آ٠خ) dalam bentuk muṡanna ................................................ 72
3. Kata Āyah (آ٠خ) dalam bentuk jama‟ ...................................................... 74
C. Relevansi penafsiran al-Zamakhsyarī tentang kata āyah (آ٠خ) dalam
kitab Tafsir al-Kasysyāf dengan konteks kekinian ............................... 83
BAB V. PENUTUP ............................................................................................ 85
A. Kesimpulan ...................................................................................... 85
B. Saran ................................................................................................ 86
xxi
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88
CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 91
LAMPIRAN ......................................................................................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir adalah hasil upaya manusia, sesuai dengan kemampuan dan
kecenderungannya. Dari sekian banyak ulama tafsir yang ada, maka tidak
dapat dihindari adanya peringkat-peringkat hasil karya penafsiran setiap
mufassir dipengaruhi baik dari segi kedalaman uraian atau kedangkalannya,
keluasan atau kesempitannya, maupun dari corak penafsirannya. Sumber
yang diambil dari masing-masing mufassir adalah sama (al-Qur’an),
kemudian mempersembahkan apa yang diperolehnya, walaupun hasilnya
berbeda-beda, namun tidak menutup kemungkinan semuanya benar.1
Al-Qur’an mempunyai banyak kata di dalamnya, salah satunya adalah
kata āyah. Āyah adalah sebagai bagian dari kandungan al-Qur’an. Āyah
secara bahasa sebagaimana kata yang lain memiliki makna dasar,2 namun
dari sisi lain, ada makna-makna tertentu dari kata āyah sesuai konteks
peletakan kata tersebut dalam al-Qur’an. Dalam proses interpretasi al-
1 M. Quraish Shihab, (ed.) Abd. Syakur Dj., Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan
Aturan yang patut anda ketahui dalam memahami Ayat-ayat al-Qur’an, (Tangerang: Lentera
Hati, 2013), hlm. 10.
2 Makna yang kandungan kontekstualnya akan tetap melekat pada kata tersebut,
meskipun kata itu di ambil dari luar konteks al-Qur’an, lihat Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an, ter: Agus Fahri Husein, Supriyanto (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm. 11.
2
Qur’an, makna merupakan salah satu aspek penting yang ada di dalamnya.
Merenungkan dan memikirkan kandungan al-Qur’an tidak bisa hanya
sekedar difahami secara tersurat, namun juga secara tersirat.
Dalam kajian makna, terdapat dua makna yang ada di dalam teks.
Pertama, makna dasar (basic meaning), kedua adalah makna relasional
(relational meaning). Para ulama sepakat bahwa makna dasar adalah makna
yang melekat di manapun kata tersebut berada. Sedangkan di sisi lain, teks
itu memiliki makna relasional, yakni makna kata tersebut mengikuti konteks
tertentu, karena makna relasional memiliki makna yang berubah-ubah
(relatif).3 Berangkat dari hal tersebut timbul adanya perbedaan penafsiran
antara masing-masing mufassir.4
Keragaman dalam memahami isi dari ayat-ayat al-Qur’an sendiri sudah
ada sejak zaman Nabi. Akan tetapi, jika terdapat perbedaan pendapat pada
saat itu, para sahabat menanyakan langsung kepada Rasul SAW. Oleh karena
itu segala perbedaan pemahaman yang ada termentahkan dan terselesaikan di
tangan Nabi. Keadaan ini berlangsung sampai wafatnya Rasul. Selanjutnya
dalam melakukan upaya penafsiran mereka menempuh dengan jalan ijtihad.5
3 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-
Qur’an, ter: Agus Fahri Husein, Supriyanto Abdullah, dan Amirudin, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 1997), hlm. 11-12.
4 Moh. Hidayat Noor (dkk.), Antologi Studi Tafsir (Klasik dan Modern) (Yogyakarta:
t.tt, 2002), hlm. 28.
5 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1994), hlm. 71.
3
Perbedaan tersebut, juga terjadi dalam pemaknaan kata āyah dalam al-
Qur’an. Kata āyah dalam al-Qur’an terdapat 382 kata dari berbagai bentuk,6
yang sesungguhnya mempunyai makna bermacam-macam, akan tetapi kata
tersebut lebih dominan difahami sebagai tanda dalam al-Qur’an.7 Kata āyah
tidak hanya bisa difahami sebagai suatu konsep tentang bagian yang
menyusun al-Qur’an saja, namun dalam satu sisi, āyah memiliki arti yang
lebih dalam dan bisa dikaji lebih luas lagi, sehingga perlu mengkaji lebih
lanjut tentang makna āyah dari keterangan ayat yang berbeda-beda, untuk
mengetahui kandungan makna yang lebih komprehensif.
Dengan demikian, peneliti tertarik untuk meninjau lebih lanjut tentang
penafsiran kata āyah itu sendiri. Terlebih lagi, ketika dikaji dalam sebuah
kitab tafsir yang di dalamnya mengandung unsur bahasa yang sangat kuat.
Salah satunya yaitu kitab Tafsir al-Kasysyāf, karya dari seorang ulama yang
merupakan salah satu pakar bahasa kenamaan yang memiliki reputasi aspek
lughawi (al-Zamakhsyarī).8
6 Muhammad Fuad ‘Abd al-Bāqī, Al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fāḋ al-Qur’ān al-Karīm
(Beirut: Dār al-Fikr, 1981), hlm. 103-108.
7 Yang dimaksud dengan tanda di atas adalah tanda pembatas antar kalimat-kalimat
dalam al-Qur’an.
8 Al-Zahabi dan Subhi al-Salih menyatakan; ‚Penafsiran Zamakhsyārī lebih banyak
berorientasi pada aspek Balaghāh, untuk menyingkap keindahan dan rahasia yang terkandung
dalam al-Qur’an, sehingga tafsir al-Kasysyāf sangat terkenal di negara-negara Islam dibelahan
Timur, karena disana perhatian masyarakat pada kesustraan sangat besar. Lihat Dr. Ahmad
Baidowi (dkk.), Studi Kitab Tafsir Klasik-Tengah..., hlm 54-55.
4
Al-Kasysyāf adalah kitab tafsir bi al-ra’y termasyhur9 yang di
dalamnya mengandung aspek balagah, nahwu, dan gramatikal yang sangat
kental.10
Sebelumnya, telah banyak ulama yang memberikan komentar
tentang tafsir al-Kasysyāf. Salah satunya menurut Subhi al-Salih, beliau
mengatakan kitab Tafsir al-Kasysyāf memiliki uraian yang sangat jelas dan
tidak bertele-tele.11
Tafsir al-Kasysyāf juga menjadi salah satu rujukan
utama baik dari kalangan ahli lughah maupun ahli tafsir.12
Kitab tafsir al-Kasysyāf berkenaan dengan kapabilitas pengarangnya
(al-Zamakhsyarī), yang merupakan seorang ulama genius, dan kajian
bahasanya sangat luas juga merupakan pakar bahasa dan tafsir, di dalamnya
tentu banyak menyentuh aspek-aspek yang berkaitan dengan ilmu nahwu,
balāghah, sastra atau ilmu-ilmu kebahasaan yang lebih dalam dibandingkan
dengan kitab-kitab yang lainnya.13
Mengingat dua aspek yang ada di dalam penelitian yang akan peneliti
lakukan, dari segi bahasa kitab ini merupakan kitab yang cukup representatif
untuk diangkat dalam penelitian tersebut, karena pada dasarnya penelitian
9 Mana’ul Quthan, Pembahasan Ilmu-Ilmu al-Qur’an 2, terj. Halimuddin (Jakarta:
Rineka Cipta, 1995), hlm. 229-230.
10 Ahmad Baidowi (dkk.), Studi Kitab Tafsir Klasik-Tengah (Yogyakarta: TH Press,
t.th), hlm. 55.
11 Ahmad Baidowi (dkk.), Studi Kitab Tafsir Klasik-Tengah..., hlm. 55.
12 Mana’ul Quthan, Pembahasan Ilmu-Ilmu al-Qur’an 2, terj. Halimuddin (Jakarta:
Rineka Cipta, 1995), hlm. 229-230.
13Mannā’ Khalīl al-Qṭṭān, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, ter. Mudzakir (Bogor: Pustaka
Lintera AntarNusa, 2009), hlm. 508.
5
yang akan peneliti lakukan adalah penelitian tentang aspek kebahasaan yakni
tentang makna. Dan yang kedua karena al-Zamakhsyarī sangat representatif
dalam menjelaskan makna-makna al-Qur’an yang, di tuangkan dalam kitab
tafsirnya al-Kasysyāf , dan merupakan salah satu kitab yang menjadi rujukan
utama dalam bidang kebahasaan dan bidang tafsir. Hal tersebut yang
memperkokoh alasan peneliti untuk melakukan penelitian dalam kitab Tafsir
al-Kasysyāf mengenai tema di atas.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang peneliti jelaskan dalam latar belakang permasalahan
di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah, yang peneliti jawab
dalam skripsi ini. Adapun rumusan masalah yang akan dijawab dalam
penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana penafsiran al-Zamakhsyarī tentang kata āyah (آ٠خ) dalam
kitab Tafsir al-Kasysyāf?
2. Bagaimana relevansi penafsiran al-Zamakhsyarī tentang kata āyah (آ٠خ)
dalam kitab Tafsir al-Kasysyāf dengan konteks kekinian?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk:
6
1. Mengetahui penafsiran al-Zamakhsyarī tentang kata āyah (آ٠خ) dalam
kitab tafsir al-Kasysyāf.
2. Mengetahui relevansi penafsiran al-Zamakhsyarī tentang kata āyah (آ٠خ)
dalam kitab tafsir al-Kasysyāf.
Selanjutnya, kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan:
1. Kontribusi keilmuan Islam, khususnya dalam bidang Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir.
2. Hasil dari penelitian ini diharap akan dapat menambah bidang ilmu-ilmu
baru, yang berkaitan dengan kajian-kajian al-Qur’an bagi peneliti
khususnya, dan orang lain pada umumnya.
3. Kemudian sebagai sumbangan pemikiran bagi kalangan akademisi, yang
akan meneliti lebih dalam mengenai tema tesebut, maupun sebagai
wawasan untuk masyarakat muslim.
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan untuk menelusuri karya-karya yang telah
membahas tema yang berkaitan dengan penelitian ini, guna mengetahui
apakah penelitian ini sudah ada sebelumnya, sekaligus menunjukkan
keotentikan penelitian, juga untuk mengetahui sejauh mana penelitian yang
telah ada tersebut mengungkap topik yang berkenaan dengan tema yang
7
diteliti dan yang pasti untuk mngetahui titik perbedaan dan pesamaan
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Dalam sebuah penelitian sudah barang tentu terdapat beberapa
variabel. Variabel yang pertama dalam penelitian ini adalah kata āyah,
sedangkan variabel keduanya adalah kitab tafsir al-Kasysyāf itu sendiri.
Dalam kajian pustaka yang peneliti lakukan, belum menemukan baik buku,
skripsi maupun literatur-literatur lainnya yang membahas secara khusus
maupun secara gelobal mengenai āyah, namun dalam beberapa buku terdapat
sekilas pembahasan tentang āyah, seperti dalam buku yang berjudul ‚Kamus
Ilmu al-Qur’an‛ oleh: Ahsin W. Al-Hafidz,14
kemudian ‚Sumbangan dan
Batas Semiotika dalam Ilmu Agama (dalam Membaca al-Qur’an bersama
Mohammed Arkoun)‛ oleh: J. Meuleman.15
Dalam buku-buku tersebut kata
āyah hanya terdapat dalam sebuah ayat al-Qur’an yang digunakan sebagai
contoh pembahasan tema lain, bukan pembahasan tentang kata āyah sendiri.
Sementara itu, karya-karya yang membahas tentang tafsir al-Kasysyāf
maupun pembahasan tentang al-Zamakhsyarī sendiri, peneliti menemukan
dalam beberapa karya, seperti dalam buku yang berjudul ‚Studi Ilmu-ilmu
Qur’an‛,yang ditulis Mannā’ Khalīl al-Qṭṭān ter. Mudzakir, kemudian dalam
buku yang berjudul ‚Pembahasan Ilmu-Ilmu al-Qur’an 2‛, terj. Halimuddin,
dan pada buku yang ditulis Muhammad Yusuf (dkk.), ‚Studi Kitab Tafsir:
14
Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu al-Qur’an, (Jakarta: AMZAH, 2005), hlm. 39
15 Johan Meuleman, ‚Sumbangan dan Batas Semiotika‛ dalam Ilmu Agama dalam
Membaca Alqur’an Bersama Mohammed Arkoun, (Yogyakarta: Lkis, 2012), hlm.
8
Menyuarakan Teks Yang Bisu‛, oleh Fauzan Naif. Dalam buku-buku
tersebut tidak fokus membahas hanya tentang tafsir al-Kasysyāf karya al-
Zamakhsyarī, namun terdapat pembahasan lain sehingga pembahasan
tentang tafsir al-Kasysyāf tidak mendalam.
Karya yang membahas tentang kitab tafsir al-Kasysyāf oleh al-
Zamakhsyarī, juga terdapat dalam skripsi yang di tulis oleh Priyanti
Handayani yang berjudul ‚Penafsiran Syafā’at Menurut al-Zamakhsyarī
dalam Tafsir al-Kasysyāf‛, di dalamnya dijelaskan bahwa, menurut
Zamakhsyarī Syafā’at tidak dapat diberikan kepada orang-orang yang
melakukan maksiat, karena menurutnya seseorang tidak bisa menanggung
hak orang lain. Al-Zamakhsyarī mengingkari adanya Syafā’at bagi pelaku
dosa besar dikalangan orang mukmin dan lainnya sebagai penebus dosa.
Karya kedua yang membahas mengenai al-Kasysyāf adalah skripsi
yang ditulis Riza Anami yang berjudul ‚Penafsiran al-Wazn Menurut al-
Zamakhsārī dalam Tafsir al-Kasysyāf‛. Di dalamnya dijelaskan penafsiran
al-Zamakhsyari mengenai ‚al-Wazn‛ yang dikelompokkan menjadi 4
kelompok, yaitu 1. Al-Wazn menyangkut Timbangan dan menimbang secara
Konkrit, 2. Al-Wazn menyangkut Konsep Keadilan, 3. Al-Wazn menyangkut
Penciptaan sesuatu Menurut Ketentuannya dan yang ke 4. Al-Wazn
menyangkut Timbangan dan Amal yang ditimbang di Akhirat.
Dari penelitian di atas, dapat dilihat adanya persamaan dan perbedaan
dalam penelitian yang akan peneliti lakukan. Pertama, dari segi
9
pemaknaannya yang memiliki alur yang sama, yakni dari aspek bahasa,
menguji makna dasar makna relasional. Namun memiliki perbedaan tentang
topik, yakni Syafā’at dan al-Wazn, sedangkan topik yang akan peneliti teliti
adalah āyah.
Kemudian dalam skripsi yang berjudul ‚Penafsiran al-Zamakhsyarī
Tentang Pemimpin dalam Kitab al-Kasysyāf ‘an Haqāiqi gawāmid al-Tanzil
wa ‘Uyun al-Aqāwil fī Wujūhi al-Ta’wil (Analisis terhadap Surat al-Nisa’
Ayat 59)‛ yang ditulis oleh: Siti Nurohmah dijelaskan, mengenai penafsiran
al-Zamakhsyarī tentang Pemimpin dalam surat al-Nisa’: 59, bahwa al-
Zamakhsyarī memandang, jika pemimpin hanya menambah ketidak-baikan
saja, karena ZamakhsyArī hanya memaparkan masalah pemimpin pada sisi
negatifnya. Namun, mengenai penelitian tentang āyah dalam tafsir al-
Kasysyāf sendiri, peneliti tidak membatasi dalam surat-surat tertentu, akan
tetapi lebih kepada makna āyah dalam al-Qur’an secara keseluruhan.
Sejauh pengetahuan peneliti, dalam melakukan kajian penelitian dari
sumber-sumber rujukan yang telah disebutkan di atas, belum ditemukan
karya yang membahas tentang kata āyah dalam al-Qur’an, baik dalam
penelitian atas kitab tafsir al-Kasysyāf karya al-Zamakhsyarī maupun dari
buku-buku lainnya. Peneliti rasa, ini perlu untuk dikaji secara menyeluruh
sebagai khazanah dalam ilmu pengetahuan Islam, khususnya dalam bidang
Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
10
E. Kerangka Teori
Penelitian ini merupakan penelitian tematik, yang terfokus dalam
pembahasan mengenai kata āyah (آ٠خ) dalam al-Qur’an. Penelitian tematik
bukanlah hal baru dalam dunia akademik, akan tetapi telah banyak dilakukan
oleh peneliti-peniliti lain, salah satunya Zaitunah Subhan dalam karyanya
yang berjudul ‚Tafsir Kebencian: Studi Bias Gender dalam Tafsir Qur’an‛.
Di dalam penelitiannya, Zaitunah Subhan menerapkan kerangka
berfikir yang meliputi metode maudlu’i, kemudian mendeskripsikan
pemikiran-pemikiran para mufassir atau intelektual tentang tema yang
diangkat, kemudian membuat kesimpulan dengan analitis kritis. 16
Kerangka berfikir tersebut dijadikan landasan oleh peneliti dalam
mengkaji makna dari kata āyah (آ٠خ) dalam al-Qur’an, dengan cara
mengelompokkan ayat-ayat mengenai kata āyah (آ٠خ) dalam al-Qur’an,
kemudian mendeskripsikan pemikiran-pemikiran para mufassir atau
intelektual salah satunya al-Zamakhasyari, tentang kata āyah (آ٠خ) yang telah
dikelompokkan dan yang terakhir, membuat kesimpulan dengan analitis
kritis dari hasil penelitian yang dilakukan.
16
Zaitunah Subhan, Tafsir Kebencian: Studi Bias Gender dalam Tafsir Qur’an, (Yogyakarta: LkiS, 1999), hlm. 15.
11
F. Metode Penelitian
Apa yang dimaksud metode adalah the way of doing anything, cara
untuk mengerjakan sesuatu apapun.17
Penelitian yang peneliti lakukan ini
termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library research), yaitu penelitian
yang sumber datanya adalah buku-buku perpustakaan dan literatur-literatur
lainnya yang berkaitan dengan tema yang peneliti angkat.18
Langkah-langkah yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini
meliputi:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian ini, dengan cara
mengumpulkan data maupun informasi mengenai kitab al-Kasysyāf,
yang meliputi biografi, latar belakang penulisan, metode, serta corak
penafsirannya. Selanjutnya, mencari makna āyah baik secara etimologis
mapun terminologis serta hal-hal yang berkenaan degan kata āyah.
Kemudian diakhiri dengan menyimpulkan dari berbagai data dan
informasi yang diperoleh, tentang penafsiran kata āyah dalam kitab
tafsir al-Kasysyāf.
17
H. Abdul Mustaqim, Metodologi Penelitian al-Qur’an dan Tafsir (Yogyakarta: Idea
Press, 2014), hlm. 17.
18 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2008), hlm. 1-2.
12
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
skunder. Adapun data primernya adalah kitab tafsir al-Kasysyāf, dan
data skundernya seperti buku, jurnal, makalah, skripsi, atau karya-karya
ilmiah lainnya yang berhubungan dengan tema yang di angkat sebagai
data pendukung dalam penelitian tersebut, baik yang bersumber dari al-
Zamakhsyarī sendiri, maupun tokoh-tokoh lainnya. Untuk setiap
pencantuman pengutipan ayat, dan terjemahan penulis menggunakan
standar al-Qur’an Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya,
Jakarta: Yayasan Penyelanggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur’an,
1971.
3. Metode Pengolahan Data
Metode atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penelitian, melalui prosedur yang sistematik dan
standar. Adapun yang dimaksud dengan data dalam penelitian ini adalah
segala bahan keterangan atau informasi mengenai suatu gejala atau
fenomena yang ada kaitannya dengan riset.19
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
analitis, yaitu suatu bentuk penelitian yang meliputi proses
pengumpulan dan penyusunan data, kemudian menganalisa, sehingga
19 Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 1995),
hlm. 3.
13
diperoleh interpretasi data yang jelas.20
Teknis analisis data, adalah
upaya untuk menarik suatu kesimpulan dari sebuah buku, jurnal atau
karya-karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan tema yang di angkat,
dan dikerjakan dengan cara obyektif dan sistematis.21
Untuk pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-langkah
yang telah disebutkan di atas yaitu, menganalisa sumber data-data yang
telah ada, baik dari data primer maupun data skunder. Kemudian
memetakan kembali ragam makna āyah secara global sampai kepada
penafsiran al-Zamakhsyarī dalam kitab tafsir al-Kasysyāf, selanjutnya
akan diuraikan mengenai pemikiran-pemikiran dan karakteristik
penafsiran al-Zamakhsyarī dalam kitab tafsirnya (al-Kasysyāf), sehingga
akan didapatkan sebuah penjelasan yang utuh dalam menjawab rumusan
masalah di atas, yang jawaban tersebut merupakan hasil dari penelitian
yang akan peneliti lakukan.
Adapun pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan pendekatan bahasa, pendekatan tersebut digunakan,
karena pada dasarnya penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
penelitian tentang aspek kebahasaan yakni tentang makna.
20
Winarno Surakhmat, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1998), hlm. 139.
21Zaman Suyuthi, ‚Ragam Qirā’at dalam Surat al-An’ām: Studi Kitab al-Kasysyāf’an
Haqā’iq al-Tanzil wa ‘Uyūn al-Aqāwīl fi Wujjūh al-Ta’wīl karya al-Zamakhsyari‛ Skripsi
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008, hlm. 19. Yang dikutib dari buku
Lexy J. Moeloeng yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif..., hlm. 263.
14
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sistematis dan tetap fokus
dalam objek kajian yang diteliti, maka perlu adanya sistematika
pembahasan, yang mana akan terbagi menjadi beberapa bab sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang
masalah, yang memaparkan suatu masalah yang melatarbelakangi penelitian
ini dilakukan, dengan menjelaskan alasan-alasan tertentu dalam
pengangkatan tema di atas. Selanjutnya rumusan masalah, untuk lebih
mengfokuskan agar penelitian ini tidak melebar. Kemudian tujuan dan
kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, yang akan menunjukkan posisi
penelitian yang penulis teliti dengan penelitian yang lain. Selanjutnya
metode penelitian, yang diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang
penulis teliti, dan yang terakhir sistematika pembahasan, untuk
mendapatkan gambaran dari hasil penelitian dalam setiap bab yang akan
dijelaskan.
Bab kedua, peneliti memaparkan mengenai al-Zamakhsyarī dan kitab
tafsirnya al-Kasysyāf, yang berisikan riwayat hidup, karya-karya, guru,
murid, dan lain-lain. Kemudian tentang isi dari kitabnya, baik berupa latar
belakang penulisan kitab, sistematika penulisan, keunggulan maupun
kekurangan dari kitab tersebut, juga metode dan corak, sampai pada
penilaian para ulama.
15
Bab ketiga, berisikan tentang gambaran umum mengenai kata āyah (آ٠خ),
yang dipaparkan baik secara etimologis maupun terminologis, kemudian
mengumpulkan kata āyah (آ٠خ) beserta bentuk-bentuknya sekaligus ragam
makna āyah (آ٠خ) dalam al-Qur‟an. Selanjutnya, bagian terakhir dalam bab ini
adalah mengelompokkan kata āyah (آ٠خ) sesuai dengan bentuknya, yang akan
menjadi beberapa kelompok untuk mempermudah dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
Bab keempat, di sinilah dijelaskan hasil dari analisa peneliti, mengenai
penafsiran al-Zamakhsyari tentang kata āyah (آ٠خ), yang telah dibagi menjadi
beberapa kelompok dalam bab sebelumnya.
Bab kelima, bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang
kesimpulan dari isi penelitian yang telah peneliti paparkan dalam bab-bab
sebelumnya. Dalam bab ini juga berisikan saran untuk penelitian selanjutnya
mengenai tema di atas.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kata āyah (آية) yang selama ini, hanya difahami sebagai tanda pembatas
dalam al-Qur’an, mempunyai beragam makna, baik dalam bentuk tunggal
muṡanna maupun jama’.
1. Dalam kitab tafsir al-Kasysyāf ‘an Ḥaqā’iq al-Tanzīl wa ‘Uyūn al-Aqāwīl
fī Wujūh al-Ta’wīl, kata āyah (آية) tidak hanya ditafsirkan secara tersurat,
namun juga tersirat, sehingga dari penelitian yang telah dilakukan, makna
āyah (آية) manurut al-Zamakhsyarī sebagaiman ulama lainnya, yaitu
mempunyai makna dasar ‚tanda‛. Namun, jika dilihat dari Siyāq al-
Kalām-nya, tanda tersebut meliputi, tanda kekuasaan Allah, kebesaran
Allah, keagungan Allah, pelajaran, mukjizat, wahyu, firman-firman Allah,
ilmu/ pengetahuan, al-Qur’an dan Islam‛.
2. Dari beberapa penjelasan mengenai makna kata āyah (آية) menurut al-
Zamakhsyarī dalam kitab tafsir al-Kasysyāf, dapat ditarik sebuah
relevansinya ketika melihat konteks sekarang. Dengan berbagai peristiwa
yang sering muncul belakangan ini menunjukkan, hal tersebut adalah
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan kepada
makhluk-makhluknya, khususnya manusia. Hal tersebut sesuai dengan Al-
86
Zamakhsyarī dalam memposisikan kandungan kata āyah (آ٠خ) sebagi
‚Kekuasaan Allah‛.
B. Saran
Setelah melalui beberapa proses pembahasan dan kajian terhadap tafsir
al-Kasysyāf, kiranya peneliti perlu mengemukakan beberapa saran sebagai
kelanjutan dari kajian penulis terhadap hal-hal di atas.
1. Dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an, tidak dapat hanya difahami secara
tekstual, namun harus melihat dari segi maknannya, seperti halnya
mempelajari dalam kitab-kitab tafsir, agar dalam memahami al-Qur’an
tidak stagnan dan tidak ketinggalan zaman, mengingat al-Qur’an
merupakan kalam likulli zamān wa makān.
2. Mengenai kitab tafsir al-Kasysyāf khususnya, penting untuk dikaji
kembali persoalan-persoalan lain, yang menyangkut ilmu al-Qur’an dan
Tafsir di samping makna dari kata āyah (آية) itu sendiri. Dalam hal
wacana tafsir, telah muncul beberapa corak dan karakter kitab tafsir yang
berbeda, seiring dengan pergantian zaman dan tidak terlepas dengan
pengaruh-pengaruh yang ditinggalkan para ulama sebelumnya. sehingga
karya tafsir bukan hasil akhir dari sebuah pengukuhan, namun perlu dikaji
dengan lebih lanjut. Hal tersebut semestinya memberikan stimulus bagi
para pengkaji tafsir khususnya, dan dapat diarahkan kepada penelitian
87
sesuai dengan konsistensi dan konsentrasi sang mufassir terhadap
penafsirannya.
88
DAFTAR PUSTAKA
Agama RI, Al-Qur’an Kementrian. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:
Yayasan Penyelanggara Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur’an. 1971.
Amal, Taufik Adnan. Rekontruksi Sejarah al-Qur’an. Yogyakarta: Forum kajian
Budaya dan Agama (FkBA). 2001.
Anami, Riza. ‚Penafsiran Al-Wazn menurut Al-Zamakhsyarī dalam tafsir Al-Kasysyāf‛. Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta, 2005.
Azra, Azyumardi. Ensiklopedia Islam. I. Jakarta: PT Ichtiarr Baru van Hoeve.
2005
Baidan, Nashiruddin. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 1998.
Al-Bākhī, Muqātil bin Sulaimān. Al-Wujūh wa al-Naẓā’ir fī al-Qur’ān al-‘Aẓīm. Dubai: Markaz Jam‘ati al-Mājidi li al-Ṡaqāfati wa al-Turāṡ. 20006.
Al-Bāqī , Muhammad Fuad ‘Abd. Al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fāḋ al-Qur’ān al-Karīm. Beirut: Dār al-Fikr, 1981.
Al-Bukhāriy, Muhammad bin Ismā’il. Ṣaḥīḥ al-Bukharī. Juz 6. Beirūt: Dār Ibn
Kaṡīr al-Yamāmah. 1987. Dalam CD.ROM Gawami al-Kaleem.
Adz-Dzahabi, Muhammad Husain. Penyimpanagn-penyimpangan dalam Penafsiran al-Qur’an. terj. Hamim Ilyas dan Machnun Husein. Jakarta:
Rajawali. 1986.
Al-Dāmagānī, Al-Ḥusain bin Muḥammad. Qāmūs al-Qur’ān Au Iṣlāḥ al-Wujūh wa al-Naẓāir fī al-Qur’ān al-Karīm. Beirut: Dār al-‘Ilmi li al-Malāyīn.
1085.
Al-Dimasyqī, Al-Jalīl al-Ḥāfiẓ Amād al-Dīn ’Abī al-Fidā’ Ismā‘īl Ibn Kaṡīr.
Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓī m. 10. Kairo: Muassasah Qurṭobah. 2000.
Goldziher, Ignas. Mazhab Tafsir dari Klasik hingga Modern. terj. M. Alaika
Salamullah (dkk.). Yogyakarta: eLSAQ Press. 2010.
Al-Hafidz, Ahsin. Kamus Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: AMZAH. 2005.
Handayani, Priyanti. “Penafsiran Syafā’at Menurut al-Zamakhsyarī dalam Tafsir
al-Kasysyāf”. Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta, 2008.
89
Al-Ja‘far, Musā‘id Muslim. Manāhij al-Mufassirīn. Dār al-Ma‘rifah: jamī’ al-
Ḥuqūq Maḥfuḍah. 1980.
Al-Juwainī, Muṣṭafā al-Ṣāwī. Manhaj al-Zamakhsyarī fī Tafsīr al-Qur’ān wa Bayān I’jāzihi. Mesir: Dār al-Ma’ārif bi Miṣr. T.th.
M. Arifin, Tatang. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. 1995.
Manẓur, Ibn. Lisan al-‘Arab. 14. Beirut: Dār al-Aḥya’. 1990.
Al-Mugrāwī, ‘Abd al-Raḥmān. Al-Mufassirūn Baina al-Ta‘wīl wa al-Iṡbāt fī Āyāt al-Ṣifāt. Beirut: al-Risālah. 2000.
Meuleman, Johan. ‚Sumbangan dan Batas Semiotika dalam Ilmu Agama.‛
Dalam Membaca Alqur’an Bersama Mohammed Arkoun. Yogyakarta:
Lkis, 2012.
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an. Yogyakarta: Pondok
Pesantren LSQ (Lingkar Studi al-Qur’an) Ar-Rahmah. 2012.
------- Metodologi Penelitian al-Qur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press. 2014.
Al-Qaṭṭān, Mannā’ Khalīl. Pembahasan Ilmu-Ilmu al-Qur’an 2. Terj. Halimuddin.
Jakarta: Rineka Cipta. 1995.
------- Mabāḥiṡ Fī ‘Ulūmi al-Qur’ān. Kairo: Maktabah Wahbah. 2000.
------- Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Ter. Mudzakir. Bogor: Pustaka Lintera
AntarNusa, 2009.
Naif, Fauzan. ‚Al-Kasysyāf karya al-Zamakhsyarī‛ dalam Ahmad Baidowi
(dkk.), Studi Kitab Tafsir Klasik-Tengah. Yogyakarta: TH-Press. T.tt.
Noor (dkk.), Moh. Hidayat. Antologi Studi Tafsir (Klasik dan Modern). Yogyakarta: Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan
Kalijaga. 2002.
Nurohmah, Siti. “Penafsiran al-Zamakhsyarī Tentang Pemimpin dalam Kitab al-
Kasysyāf „an Haqāiqi gawāmid al-Tanzil wa „Uyun al-Aqāwil fī Wujūhi
al-Ta‟wil (Analisis terhadap Surat al-Nisa‟ Ayat 59). Skripsi. Fakultas
Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta, 2015.
Sahabuddin .Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata. I. Jakarta: Lentera
Hato. 2007.
Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1994.
90
------- Kaidah Tafsir: Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang patut anda ketahui dalam memahami Ayat-ayat al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati. 2013.
Subhan, Zaitunah. Tafsir Kebencian: Studi Bias Gender dalam Tafsir Qur’an.
Yogyakarta: LkiS. 1999.
Surakhmat, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. 1998.
Suyuthi, Zaman. ‚Ragam Qirā’at dalam Surat al-An’ām: Studi Kitab al-Kasysyāf’an Haqā’iq al-Tanzil wa ‘Uyūn al-Aqāwīl fi Wujjūh al-Ta’wīl karya al-Zamakhsyari‛. Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta, 2008.
Toshihiko, Izutsu. Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-Qur’an. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. 1997.
‘Uwaiḍah, Kāmil Muḥammad Muḥammad. Al-Zamakhsyarī al-Mufassir al-Balīg.
Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 1994.
Al-Zamakhsyarī, Abū al-Qāsim Mahmūd bin ‘Umar. Al-Kasysyāf ‘an Ḥaqā’iq al-Tanzīl wa ‘Uyūn al-Aqāwīl fī Wujūh al-Ta’wīl. Riyaḍ: Maktabah al-
‘Abīkān. 1998.
Al-Zarqāni, Muhammad ‘Abdu al-‘Aẓīm. Manāhilu al-Irfān fī ‘Ulūmi al-Qur’ān.
II. Beirut: Dār al-Kitāb al-‘Arabī. 1990.
Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2008.
91
CURRICULUM VITAE
Nama : Eka Ainir Rosyidah
TTL. : Lamongan, 29 April 1993
Alamat Asal : Jln. Kapur Putih RT. 09 RW. 03 Lembor Brondong Lamongan
Alamat Jogja : Jl. Timoho RT. 28 RW.08 Ngentak Sapen Sleman Yogyakarta
No. Hp : 085743317091
Orang Tua
Ayah : Mulono
Ibu : Tatik Zumrotul Fathimah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln. Kapur Putih RT. 09 RW. 03 Lembor Brondong Lamongan
Riwayat Pendidikan
SD : MI. Ma’arif Islamiyah Lembor Brondong Lamongan (2000)
SMP : Mts. Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan (2006)
SMA : MAK. Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan (2009)
S-1 : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2012)
92
LAMPIRAN
No Lafaż Surat/
ayat Isi ayat
آية 01
Al-Baqarah
(2): 106
Al-Baqarah
(2): 118
Al-Baqarah
(2): 145
Al-Baqarah
(2): 211
Al-Baqarah
(2): 248
Al-Baqarah
(2): 209
Ali ‘Imrān
(3): 13
Ali ‘Imrān
(3): 41
Ali ‘Imrān
(3): 49
Ali ‘Imrān
(3): 50
93
Al-Māidah
(5): 144
Al-An‘am
(6): 4
Al-An‘am
(6): 25
Al-An‘am
(6): 35
Al-An‘am
(6): 37
Al-An‘am
(6): 109
Al-An‘am
(6): 124
Al-A‘raf
(7): 73
Al-A‘raf
(7): 106
Al-A‘raf
(7): 132
Al-A‘raf
(7): 146
Al-A‘raf
(7): 203
94
Yūnus (10):
20
Yūnus (10):
92
Yūnus (10):
97
Hūd (11):
64
Hūd (11):
103
Yūsuf (12):
105
Al-Ra‘d
(13): 7
Al-Ra‘d
(13): 27
Al-Ra‘d
(13): 38
Al-Ḥijr
(15): 77
Al-Naḥl
(16): 11
Al-Naḥl
(16): 13
Al-Naḥl
(16): 65
Al-Naḥl
(16): 67
95
Al-Naḥl
(16): 69
Al-Naḥl
(16): 101
Al-Isrā’
(17): 12
Maryam
(19): 10
Maryam
(19): 21
Ṭāha (20):
22
Ṭāha (20):
47
Ṭāha (20):
133
Al-Anbiyā’
(21): 5
Al-Anbiyā’
(21): 91
Al-
Mu’minūn
(23): 50
Al-Furqān
(25): 37
Al-Syu‘arā’
(26): 4
Al-Syu‘arā’
(26): 8
Al-Syu‘arā’
(26): 67
96
Al-Syu‘arā’
(26): 103
Al-Syu‘arā’
(26): 121
Al-Syu‘arā’
(26): 127
Al-Syu‘arā’
(26): 139
Al-Syu‘arā’
(26): 154
Al-Syu‘arā’
(26): 158
Al-Syu‘arā’
(26): 174
Al-Syu‘arā’
(26): 190
Al-Syu‘arā’
(26): 198
Al-Naml
(27): 52
Al-
‘Ankabūt
(29): 15
Al-
‘Ankabūt
(29): 35
Al-
‘Ankabūt
(29): 44
Al-Rūm
(30): 58
Saba’ (34):
9
Saba’ (34):
15
Yasīn (36):
33
Yasīn (36):
37
97
Yasīn (36):
41
Yasīn (36):
46
Al-Shāffāt
(37): 14
Gāfir (40):
78
Al-Zuḥruf
(43): 48
Al-Fatḥ
(48): 20
Al-Żāriyāt
(51): 37
Al-Qamar
(54): 2
Al-Qamar
(54): 15
Al-Nāzi‛āt
(79): 20
02 آيتك
Āli ‘imrān
(3): 41
Maryam
(19): 10
ايتيه 03Al-’Isrā’
(17): 12
ايات 04Al-Baqarah
(2): 61
98
Al-Baqarah
(2): 99
Al-Baqarah
(2): 118
Al-Baqarah
(2): 164
Al-Baqarah
(2): 219
Al-Baqarah
(2): 231
Al-Baqarah
(2): 252
Al-Baqarah
(2): 266
Āli ‘imrān
(3): 4
Āli ‘imrān
(3): 7
99
Āli ‘imrān
(3): 19
Āli ‘imrān
(3): 21
Āli ‘imrān
(3): 58
Āli ‘imrān
(3): 70
Āli ‘imrān
(3): 97-98
Āli ‘imrān
(3): 101
Āli ‘imrān
(3): 108
Āli ‘imrān
(3): 112-113
Āli ‘imrān
(3): 118
Āli ‘imrān
(3): 190
Āli ‘imrān
(3): 199
Al-Nisā’
(4): 140
100
Al-Nisā’
(4): 155
Al-Mā’idah
(5): 75
Al-An‘ām
(6): 4
Al-An‘ām
(6): 27
Al-An‘ām
(6): 33
Al-An‘ām
(6): 46
Al-An‘ām
(6): 55
Al-An‘ām
(6): 65
Al-An‘ām
(6): 97-99
Al-An‘ām
(6): 105
101
Al-An‘ām
(6): 109
Al-An‘ām
(6): 126
Al-An‘ām
(6): 157
Al-An‘ām
(6): 158
Al-A‘rāf
(7): 26
Al-A‘rāf
(7): 32
Al-A‘rāf
(7): 58
Al-A‘rāf
(7): 126
Al-A‘rāf
(7): 133
Al-A‘rāf
(7): 174
Al-Anfāl
(8): 52
Al-Anfāl
(8): 54
Al-Taubah
(9): 9
102
Al-Taubah
(9): 11
Yūnus (10):
1
Yūnus (10):
5-6
Yūnus (10):
24
Yūnus (10):
67
Yūnus (10):
71
Yūnus (10):
95
Yūnus (10):
101
Hūd (11):
59
Yūsuf (12):
1
Yūsuf (12):
7
Yūsuf (12):
35
103
Al-Ra‘du
(13): 1-4
Ibrāhīm
(14): 5
Al-Ḥijr
(15): 1
Al-Ḥijr
(15): 75
Al-Naḥl
(16): 12
Al-Naḥl
(16): 79
Al-Naḥl
(16): 104
Al-Naḥl
(16): 105
Al-Isrā’
(17): 59
Al-Isrā’
(17): 101
Al-Kahfi
(18): 17
104
Al-Kahfi
(18): 57
Al-Kahfi
(18): 105
Maryam
(19): 58
Ṭāhā (20):
54
Ṭāhā (20):
127-128
Al-Ḥaj (22):
16
Al-
Mu’minūn
(23): 30
Al-
Mu’minūn
(23): 57
Al-Nūr (24):
1
Al-Nūr (24):
18
Al-Nūr (24):
34
Al-Nūr (24):
46
Al-Nūr (24):
57
Al-Nūr (24):
61
105
Al-Furqān
(25): 73
Al-Syu‘arā’
(26): 2
Al-Naml
(27): 1
Al-Naml
(27): 12
Al-Naml
(27): 86
Al-Qaṣaṣ
(28): 2
Al-Qaṣaṣ
(28): 87
Al-
‘Ankabūt
(29): 23-24
Al-
‘Ankabūt
(29): 49
Al-
‘Ankabūt
(29): 50
Al-Rūm
(30): 10
Al-Rūm
(30): 21-24
106
Al-Rūm
(30): 28
Al-Rūm
(30): 37
Luqmān
(31): 2
Luqmān
(31): 31
Al-Sajadah
(32): 22
Al-Sajadah
(32): 26
Al-Aḥzāb
(33): 34
Saba’ (34):
19
Yasīn (36):
46
Al-Zumar
(39): 34
Al-Zumar
(39): 52
Al-Zumar
(39): 63
107
Al-Zumar
(39): 71
Gāfir (40): 4
Gāfir (40):
35
Gāfir (40):
56
Gāfir (40):
63
Gāfir (40):
69
Gāfir (40):
81
Al-Syūrā
(42): 33
Al-Dukhān
(44): 33
Al-Jāṡiyah
(45): 3-6
Al-Jāṡiyah
(45): 11
Al-Jāṡiyah
(45): 13
Al-Jāṡiyah
(45): 35
108
Al-Aḥqāf
(46): 26-27
Al-Żāriyāt
(51): 20
Al-Najm
(53): 18
Al-Hadīd
(57): 9
Al-Hadīd
(57): 17
Al-
Mujādalah
(58): 5
Al-Jumu‘ah
(62): 5
Al-Ṭalāq
(65): 11
اياتك 05
Al-Baqarah
(2): 129
Ṭāhā (20):
134
Al-Qaṣaṣ
(28): 47
اياتنا 06
Al-Baqarah
(2): 39
Al-Baqarah
(2): 151
109
Āli ‘imrān
(3): 11
Al-Nisā’
(4): 56
Al-Mā’idah
(5): 10
Al-Mā’idah
(5): 86
Al-An‘ām
(6): 39
Al-An‘ām
(6): 49
Al-An‘ām
(6): 54
Al-An‘ām
(6): 68
Al-An‘ām
(6): 150
Al-An‘ām
(6): 127
Al-A‘rāf
(7): 9
Al-A‘rāf
(7): 36
Al-A‘rāf
(7): 40
Al-A‘rāf
(7): 51
110
Al-A‘rāf
(7): 64
Al-A‘rāf
(7): 72
Al-A‘rāf
(7): 103
Al-A‘rāf
(7): 136
Al-A‘rāf
(7): 146
Al-A‘rāf
(7): 156
Al-A‘rāf
(7): 175-177
Al-A‘rāf
(7): 182
Al-’Anfāl
(8): 31
Yūnus (10):
7
Yūnus (10):
15
111
Yūnus (10):
21
Yūnus (10):
73
Yūnus (10):
75
Yūnus (10):
92
Hūd (11):
96
Ibrāhīm
(14): 5
Al-Ḥijr
(15): 81
Al-Isrā’
(17): 1
Al-Isrā’
(17): 98
Al-Kahfi
(18): 9
Maryam
(19): 73
Maryam
(19): 77
Ṭāhā (20):
23
112
Ṭāhā (20):
56
Ṭāhā (20):
126
Al-Anbiyā’
(21): 77
Al-Ḥajj
(22): 51
Al-Ḥajj
(22): 57
Al-Ḥajj
(22): 72
Al-
Mu’minūn
(23): 45
Al-Furqān
(25): 36
Al-Syu‘arā’
(26): 15
Al-Naml
(27): 13
Al-Naml
(27): 81-83
Al-Qaṣaṣ
(28): 35
Al-Qaṣaṣ
(28): 36
Al-Qaṣaṣ
(28): 45
Al-Qaṣaṣ
(28): 59
113
Al-
‘Ankabūt
(29): 47
Al-
‘Ankabūt
(29): 49
Al-Rūm
(30): 16
Al-Rūm
(30): 53
Luqmān
(31): 7
Luqmān
(31): 32
Al-Sajadah
(32): 15
Al-Sajadah
(32): 24
Saba’ (34):
5
Saba’ (34):
38
Saba’ (34):
43
Gāfir (40):
23
Fuṣilat (41):
15
Fuṣilat (41):
28
114
Fuṣilat (41):
40
Fuṣilat (41):
53
Al-Syūrā
(42): 35
Al-Zukhruf
(43): 46-57
Al-Zukhruf
(43): 69
Al-Jāṡiyah
(45): 9
Al-Jāṡiyah
(45): 25
Al-’Aḥqāf
(46): 7
Al-Qamar
(54): 42
Al-Ḥadīd
(57): 19
Al-Tagābun
(64): 10
Al-Qalam
(68): 15
Al-Mudaṡṡir
(74): 16
Al-Naba’
(78): 28
Al-
Muṭaffifīn
(83): 13
115
Al-Balad
(90): 19
07 اياته
Al-Baqarah
(2): 73
Al-Baqarah
(2): 187
Al-Baqarah
(2): 221
Al-Baqarah
(2): 242
Āli-‘Imrān
(3): 103
Āli-‘Imrān
(3): 164
Al-Māidah
(5): 89
Al-An‘ām
(6): 21
Al-An‘ām
(6): 93
116
Al-An‘ām
(6): 118
Al-A‘rāf
(7): 37
Al-Anfāl
(8): 2
Al-Taubat
(9): 65
Yūnus (10):
17
Hūd (11): 1
Al-Ḥaj (22):
52
Al-Nūr (24):
59
Al-Naml
(27): 93
Al-Rūm
(30): 20-25
117
Al-Rūm
(30): 46
Luqmān
(31): 31
Ṣād (38): 29
Ghāfir (40):
13
Ghāfir (40):
81
Fuṣṣilat
(41): 3
Fuṣṣilat
(41): 37
Fuṣṣilat
(41): 39
Fuṣṣilat
(41): 44
Al-Syūra
(42): 29
Al-Syūra
(42): 32
Al-Jāṡīyah
(45): 6
Al-Jumu‘ah
(62): 2
آياتها 08Al-Anbiyā’
(21): 32
ايا تي 09Al-Baqarah
(2): 41
118
Al-Māidah
(5): 44
Al-An ‘ām
(6): 130
Al-A‘rāf
(7): 35
Al-A‘rāf
(7): 146
Al-Kahfi
(18): 56
Al-Kahfi
(18): 106
Ṭāhā (20):
42
Al-Anbiyā’
(21): 37
Al-
Mu’minūn
(23): 66
Al-
Mu’minūn
(23): 106
Al-Naml
(27): 84
Al-Zumar
(39): 59
Al-Jāṡīyah
(45): 31