Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK...

155
ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA (STUDI KASUS DESA MAJASARI KECAMATAN SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh: Munawaroh NIM:11140150000084 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK...

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT

MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA

(STUDI KASUS DESA MAJASARI KECAMATAN

SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

Munawaroh

NIM:11140150000084

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

ii

i

ii

iii

iv

i

ABSTRAK

MUNAWAROH, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Analisis

Pengembangan Ekonomi Masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa

(Studi Kasus Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan

ekonomi masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan untuk

mengetahui pelaksanaan dan peran BUMDes dalam masyarakat. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu

menggambarkan beberapa penemuan data yang dirumuskan dalam bentuk kata-

kata. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan

verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program-program BUMDes

Majasari yang masih aktif diantaranya yaitu: simpan pinjam, pengelolaan sampah,

peternakan, Usaha perdagangan seperti PPOB,Produk Masyarakat, dan pembuatan

cenderamata. Peran BUMDes Majasari dapat dikatakan bahwa dengan berdirinya

BUMDes di masyarakat Desa Majasari mampu memberdayakan masyarakat

dengan diberikan pelatihan-pelatihan untuk melatih Softskill dan hardskill, dan

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan

perekonomian masyarakat walaupun belum signifikan.

Kata kunci : BUMDes, Pengembangan Ekonomi

ii

ABSTRACT

MUNAWAROH, Social Sciences Education Department, Faculty of Tarbiyah

and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

Analysis of Community Economic Development through Village-Owned

Enterprises (Case Study of Majasari Village, Sliyeg District, Indramayu

Regency)

The purpose of this research is to find out the economic development of the

community through Village-Owned Enterprises (BUMDes), and to find out the

implementation and role of BUMDes in the community. This study uses a

qualitative approach which is descriptive in nature, describing several findings of

data formulated in the form of words. The technique of collecting data uses

observation, interviews, and documentation. The technique of analyzing data uses

data reduction, data presentation, and verification. The results of this study

indicate that the Majasari BUMDes programs that are still active include: savings

and loans, waste management, livestock, trading businesses such as PPOB,

Community Products, and making souvenirs. The role of BUMDes Majasari can

be said that with the establishment of BUMDes in the village of Majasari able to

empower the community by being given training to train Softskill and hardskill,

and able to improve the welfare of the community and improve the economy of the

community, although not yet significant.

Keywords: BUMDes, Economic Development

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur sedalam-dalamnya penulis ucapkan Allah SWT yeng telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul Analisis Pengembangan Ekonomi Masyarakat melalui

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Studi Kasus Desa Majasari Kecamatan

Sliyeg Kabupaten Indramayu) Shalawat dan salam tak lupa selalu saya ucapkan

kepada baginda Nabi Muhammad SAW, nabi yang membawa misi besar agama,

yakni Dinnul Islam, agama yang Rahmatan lil’alamin. Semoga dengan bacaan

shalawat kita dapat mendapatkan syafaatnya kelak di yaumil kiyamah.

Dengan menyelasaikan skripsi ini tentunya banyak kendala yang penulis

hadapai, akan tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya

penyusun skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Anissa Windarti,M.Sc. dan Andri Noor Ardiansayah,M.Si sebagai dosen

pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, kritik, serta saran bagi

skripsi peneliti.

4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS dan juga seluruh dosen Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmu kepada penulis

hingga penulis selesai dalam mengerjakan skripsi.

5. Orang tua penulis, Bapak Sukana (Alm) dan Ibu Yayah Sopiyah yang

telah membesarkan penulis dan tidak ada henti-hentinya mendoakan dan

memberikan apapun yang terbaik, terlebih kasih sayang serta sabar yang

tak pernah bosan membimbing dan memotivasi serta menguatkan penulis

ketika dalam keadaan sulit.

iv

6. Kakak dan adik (Kholas, Mar’ah, Aini, Naela, dan Billy) dan keluarga

besar yang selalu memberikan do’a di dalam sujud, serta senantiasa

memberikan dukungan disetiap langkah-langkah saya.

7. Pemerintah Desa Majasari Bapak Wartono M.Pd selaku Kepala Desa

Majasari, Kodirin selaku Direktur BUMDes Majasari yang telah

mengizikan penulis untu melakukan penelitian serta belajar tentang

pengembangan ekonomi masyarakat.

8. Sugawan/wati perjuangan di Keluarga Mahasiswa Sunan Gunung Djati

(KMSGD) kepada ketua umum Mubarok dan wakil ketua umum Fiqih

Sampurna serta seluruh keluarga besar KMSGD yang telah mengajarkan

arti keluarga dan belajar tentang organiasi serta memotivasi penulis

sehingga mampu menyelasaikan skripsinya.

9. Indrawan/wati seperjuangan di Persatuan Mahasiswa Indramayu (Permai-

Ayu) yang telah memberikan pengetahuan tentang organiasi serta

memotivasi penulis sehingga mampu menyelasaikan skripsinya.

10. Teman-teman jurusan Pendidikan IPS, Hera Nuragustin, Syifana Lomi

N.T, Dinan Zahra S, Sipa Padillah, Ulfatur Rahmah, Febrilia Syifa, dan

seluruh teman-teman jurusan Pendidikan IPS 2014 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu-persatu, terima kasih telah belajar bersama dan selalu

memberikan dukungan dan memotivasi penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsinya.

11. Guru-guru SMP Islam AL-Hikmah, kepada Bu Nisa, Bu Julia, Pak Arif,

Pak Indra, Pak Ghamal. Dan seluruh rekan-rekan guru yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu, terima kasih telah menjadikan parter kerja yang

solid dan baik serta mendukung penuh agar penulis bisa menyelesaikan

skripsinya.

12. Teman-teman Chaby Kosan, kepada Yanti, Reni, dan Fauziyah yang telah

menemani penulis baik susah maupun senang dan selalu memotivasi

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya.

v

13. Tidak lupa penulis sampaikan rasa terim kasih sedalam-dalamnya kepada

semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan skripsi

ini, semoga Allah membalas semua kebaikan.Aamiin.

Akhir kata penulis berdo’a, mudah-mudahan skripsi ini memberikan

manfaat bagi para pembaca, khususnya civitas akademik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu

pengetahuan.

Penulis juga sampaikan maaf jika penyusunan skripsi ini terdapat

kesalahan, saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan agara

penulisan dalam skripsi ini semakin baik lagi, dan kepada Allah SWT penulis

beristigfar atas segala kehilafan dan dosa yang penulis lakukan. Semoga Allah

SWT selalu menuntun penulis di jalan yang dikehendaki-Nya. Amin.

Ihdinassiratalmustaqim.

Wakafabillahisyahida

Wassalamualaikum.wr.wb

Jakarta, 16 Desember 2018

Munawaroh

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH 6

C. BATASAN MASALAH 6

D. RUMUSAN MASALAH 6

E. TUJUAN MASALAH 6

F. MANFAAT PENELITIAN 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN TEORI 8

1. Konsep pengembangan ekonomi masyarakat 8

2. Konsep Badan Usaha Milik Desa 20

B. HASIL PENELITIAN RELEVAN 32

C. KERANGKA BERPIKIR 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 39

B. METODE PENELITIAN 40

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 41

D. INSTRUMEN PENELITIAN 49

E. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA 49

F. TEKNIK ANALISIS DATA 50

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM DESA MAJASARI 52

B. GAMBARAN UMUM BUMDes MAJASARI 59

C. HASIL PENELITIAN 66

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 74

E. KETERBATASAN PENELITIAN 89

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN 90

B. IMPLIKASI 91

C. SARAN 91

DAFTAR PUSTAKA 93

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 waktu penelitian 39

Tabel 3.2 Pedoman Observasi 43

Tabel 3.3 pedoman wawancara 45

Tabel 3.4 Pedoman Dokumentasi 48

Tabel 4.1 Orbitrasi Desa Majasari 54

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk 57

Tabel 4.3 Tingkatan Pendidikan 57

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 kerangka berpikir 38

Gambar 4.1 Peta Desa Majasari 53

Gambar 4.2 kantor Desa Majasari 56

Gambar 4.3 Kantor BUMDes Majasari 60

Gambar 4.4 Struktur Organisasi BUMDes 66

Gambar 4.5 Kandang Sapi 82

Gambar 4.6 Unit Usaha Perdagangan 84

x

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 FOTO DOKUMENTASI

LAMPIRAN 2 PANDUAN WAWANCARA

LAMPIRAN 3 TRANSKIP WAWANCARA

LAMPIRAN 4 HASIL OBSERVASI

LAMPIRAN 5 UJI REFERENSI

LAMPIRAN 6 SURAT

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang berpulau-pulau dan kaya raya akan

potensi sumber daya alamnya. Melalui kekayaan tersebut, masyarakat

Indonesia mampu meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan

hidupnya. walaupun kesejahteraan di Indonesia masih belum merata

seluruhnya, terutama di pelosok-pelosok desa. Kurang berkembangnya

perekonomian di desa dapat dijumpai di berbagai wilayah, dan itu merupakan

masalah yang belum bisa terselesaikan secara merata di Indonesia. Artinya,

masih banyak wilayah yang maju, unggul, serta pendapatan masyarakatnya

tinggi. Namun, masih banyak pula daerah-daerah yang masih rendah

pendapatanya, seperti pada provinsi yang menempati urutan teratas dengan

jumlah penduduk miskin yaitu Jawa Timur mencapai 4405, 27 ribu jiwa.1

Tidak hanya di satu wilayah saja, akan tetapi hampir di seluruh wilayah angka

kemiskinan masih tinggi. Melihat hal tersebut, perlu adanya peningkatan

kesejahteraan untuk mengurangi penduduk yang miskin.

Berdasarkan data BPS tahun 2017, Jawa Barat menempati posisi

urutan ke-tiga dengan jumlah penduduk miskin, yaitu mencapai 3774,41 ribu

jiwa. Dalam tingkat kabupatennya, kesejahteraan di Indramayu masih

tergolong rendah, terbukti dengan hasil survey sosial ekonomi nasional pada

tahun 2016 menunjukan bahwa masyarakat Indramayu yang berumur 7-24

tahun ke atas yang tidak bersekolah mencapai angka 33,19. Angka ini masih

tergolong tinggi dibanding dengan wilayah-wilayah lain yang masyarakatnya

sudah sadar akan pendidikan. Selain pendidikan, kesehatan di Indramayu

masih tergolong rendah, hal tersebut terbukti dengan presentase penduduk

1 Badan Pusat statistik Indonesia, Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi 2007-

2017, (https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119, diakses pada 21 Maret 2018)

2

Indramayu yang menderita sakit yaitu mencapai 61,54.2 Melihat dari data

tersebut, dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Indramayu

perlu mendapatkan peran dari pemerintah guna untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan mengurangi jumlah penduduk yang miskin

yaitu dengan mengembangkan perekonomian masyarakatnya, di mana Peran

dari perkembangan ekonomi inilah yang menjadi dasar untuk meningkatkan

kemajuan dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, hal ini sesuai

dengan pendapat tokoh yaitu Rahardjo yang mengemukakan bahwa

pengembangan wilayah yang komprehensif tujuan utamanya untuk: (1)

meningkatkan pemerataan dalam tingkat pertumbuhan (ekonomi) antar

wilayah, (2) meningkatkan pemerataan dalam tingkat pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat antar wilayah, dan (3) memperkokoh struktur

perekonomian. Perekonomian desa merupakan perekonomian tradisional yang

ada pada suatu desa.3 Menurut pendapat tersebut tujuan dari pengembangan

wilayah ialah dengan meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan

tingkat pendapatan masyarakat,dalam hal ini pemerataan kesejahteraan

masyarakat desa dapat dicapai dengan adanya kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah desa itu sendiri.

Desa Majasari merupakan salah satu desa di Kecamatan Sliyeg,

Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa barat. Desa Majasari merupakan hasil

pemekaran dari Desa Majasi pada tahun 1984. Walaupun usia desa ini masih

muda jika dibandingkan dengan desa- desa lainya, tapi pemerintah desa selalu

mencoba meningkatkan perekonomian masyarakatnya lebih mandiri, dengan

cara mengoptimalkan potensi sumber daya alam sekitar. Pemerintah juga

berusaha untuk meningkatkan pengetahuan masyarakatnya agar lebih bisa

bersaing dengan masyarakat lain. Desa Majasari mempunyai luas wilayah 2.94

(Ha), diantaranya 92 tanah darat dan 202 tanah sawah. Hal ini menyebabkan

2 Badan Pusat Statistik Indramayu, Statistik kesejahteraan rakyat kabupaten Indramayu,

(Indramayu: BPS Kabupaten Indramayu), 2016.

3Rahardjo Adisasmita, teori-teori pembangunan ekonomi, (Yogyakarta: Graha Ilmu), 2013, h. 3

3

masyarakat Desa Majasari rata-rata berprofesi sebagai petani yaitu pada tahun

2016 dengan mencapai angka 3564, masyarakat hanya mampu mengandalkan

hasil panennya. Ketika tidak musim panen, masyarakat belum bisa

memunculkan ide kreatif dan inovatif untuk meningkatkan perekonomian dan

kesejahteraan hidupnya. pertanian merupakan kegiatan perekonomian yang

tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia karena pertanian menjadi

dasar pokok untuk melangsungkan kehidupan masyarakat. Kebanyakan

masyarakatnya masih tergolong menengah ke bawah atau bisa dikatakan

miskin. Dalam buku Irdam Ahmad dan Ilyas Saad salah satu indikator

keberhasilan berbagai program pembangunan suatu pemerintahan adalah

berkurangnya jumlah penduduk miskin, karena hakekat dari suatu

pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara

adil dan merata.5 Dengan demikian, pemerataan kesejahteraan pada

masyarakat desa merupakan suatu hal yang penting bagi keberhasilan dalam

pembangunan.

Pengelolaan desa melalui pemerintahan desa agar menjadi desa yang

lebih maju, dan sejahtera masyarakatnya, itu merupakan impian dari semua

pemeritah desa di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 juga telah

mengamanatkan kepada pemerintah yang berkuasa untuk “mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.6 Artinya, masyarakat berhak

untuk mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya dan pemerintah bebas

untuk membuat kebijakan dalam meningatkan kesejahteraan masyarakatnya

yang sesuai dengan amanat UUD 1945. Desa Majasari yang terletak di

Kecamatan Sliyeg ini pernah mendapatkan penghargaan memenangkan juara

1 lomba Desa tingkat Nasional. Untuk mendapatkan prestasi yang luar biasa

tersebut, tentu terdapat program-program yang dibuat oleh pemerintah desa,

4 Badan Pusat Statistik Indramayu, kecamatan sliyeg dalam angka 2017, (Indramayu:

BPS Kabupaten Indramayu), 2017

5Irdam Ahmdad dan Ilyas Saad, Kajian Implementasi Trilogi Pembangunan di Indonesia, (Jakarta:STEKPI,2006)

6Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar tahun 1945.

4

yang nantinya masyarakat juga akan ikut serta dalam program-program yang

dilaksanakan pemerintah desa, salah satunya yaitu Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes).

Jumlah penduduk Desa Majasari pada tahun 2016 mencapai 2.920

jiwa. Masyarakat Desa Majasari masih tertarik bekerja di luar kota dan luar

negeri, dengan jumlah penduduk yang menjadi TKI dan TKW yaitu mencapai

253. Di lihat dari jumlah penduduk menurut jenis pekerjaanya pada tahun

2016 yaitu profesi sebagai buruh mencapai 1055, dan yang belum bekerja

mencapai 357, serta pekerjaan lain-lain mencapai 281.7 Penduduk Desa

Majasari masih tertarik bekerja di luar kota atau di luar negeri, hal tersebut

dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan yang terdapat di desa. Jika melihat

dari sumber daya alamnya sendiri, sebenarnya Desa Majasari mampu untuk

menjadi wilayah yang mandiri dan mampu untuk memberikan lapangan

pekerjaan kepada masyarakatnya. Dalam mengentaskan kemiskinan di

desanya tentulah terdapat program-program dari pemerintah desa agar

kemiskinan berkurang dan kesejahteraan meningkat. Kebijakan otonomi

daerah memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengurus

kebutuhan masyarakat daerahnya konsep yang harus diarahkan lagi dari mulai

strukur yang paling rendah yaitu desa. Peran pemerintah desa dalam

membangun desa sangat penting, artinya, secara langsung pemerintah desa

membangun pondasi untuk desanya sendiri. Untuk meningkatkan

kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan salah satu solusinya ialah dengan

terbentuknya Badan Usaha, dimana badan usaha ini berfungsi untuk

memberdayakan masyarakat yang masih belum bekerja atau sedang mencari

pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Majasari. Badan

7Badan Pusat Statistik Indramayu, kecamatan sliyeg dalam angka 2017, (Indramayu: BPS

Kabupaten Indramayu), 2017.

5

usaha adalah semua jenis kelembagaan baik yang bersifat mengejar laba

maupun yang tidak mengejar laba.8

Dalam Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2005 pasal 78 ayat 1

menyebutkan bahwa “Dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan Desa,

pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan

kebutuhan dan potensi Desa”. Mengingat peraturan tersebut, Desa Majasari

sudah membuat BUMDes dimana ini bertujuan untuk mengembangkan

perekonomian masyarakat Desa Majasari. Dalam Undang- Undang No 6 tahun

2014 tentang Desa menyebutkan Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut

BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan

usaha lainya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.9

Mengingat angka masyarakat yang menjadi buruh dan yang belum bekerja

masih tinggi pemerintah Desa Majasari pada tahun 2014 mendirikan BUMDes

tersebut, untuk memfasilitasi masyarakat yang sedang membutuhkan

pekerjaan dan meningkatkan perekonomian.

Ada beberapa program program BUMDes yaitu penggemukan sapi dan

kambing dengan memberdayakan keluarga TKI. Selain itu, ada juga program

perkebunan indigovera, dimana indigovera tersebut sangat bagus untuk

penggemukan sapi. Agar bisa memanfaatkan kotoran sapi, BUMDes Majasari

juga memproduksi pupuk dari kotoran sapi tersebut. BUMDes Majasari

melakukan perdagangan online dengan menjual hasil karya dari

masyarakatnya. Dari paparkan di atas, arah pemerintah desa di Desa Majasari

ialah untuk menciptakan pengembangan perekonomian masyarakat dengan

memanfaatkan potensi wilayah secara optimal untuk menuju masyarakat yang

8Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga

penerbitan,2010),h.77

9Republik Indonesia, 2014, Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, Lembaran Negara Republik Indoensia, No 5495

6

maju dan sejahtera masyarakatnya. Berdasarkan masalah-masalah di atas

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Badan Usaha Milik Desa

(Studi Kasus: Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu)

B. Identifikasi Masalah

1. Tingkat urbanisasi di Desa Majasari masih tinggi, hal ini terlihat dari data

bahwa masyarakat Desa Majasari masih tertarik untuk bekerja di luar

negeri dan luar kota sebanyak 253 orang.

2. Pendapatan masyarakat Desa Majasari masih tergolong rendah, hal ini

dikarenakan profesi rata-rata di Desa Majasari yaitu sebagai petani.

3. Masyarakat Desa Majasari masih belum sadar untuk menjadi desa mandiri.

4. Kurangnya lapangan pekerjaan di Desa Majasari.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah sesuai dengan Latar belakang dan identifikasi masalah yaitu

pengembangan perekonomian masyarakat Desa Majasari melalui program Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes).

D. Rumusan masalah

1. Bagaimana pelaksanaan BUMDes di Desa Majasari?

2. Bagaimana peran BUMDes bagi pengembangan perekonomian

masyarakat?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Pelaksanaan BUMDes di Desa Majasari

2. Peran BUMDes bagi pengembangan perekonomian masyarakat Desa

Majasari

7

F. Manfaat penelitian

Manfaat pada penelitian ini yaitu:

1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat memberikan manfaat:

Pendalaman pemahaman tentang pengembangan perekonomian

masyarakat melalui BUMDes di Desa Majasaari Kecamatan Sliyeg,

Kabupaten Indramayu.

2. Secara Praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat :

a. Bagi Pengurus BUMDes, dapat mengetahui tingkat pengembangan

perekonomian Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.

b. Bagi Masyarakat, dapat mengetahui peran BUMDes dalam kegiatan

ekonominya.

c. Bagi mahasiswa yang dapat menggunakan sebagai observasi dan untuk

mempersiapkan skripsi sehingga akan mempercepat kelulusan

mahasiswa.

d. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan untuk bahan perbandingan

dalam melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu ekonomi,

sosial, dan politik.

8

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Konsep Pengembangan ekonomi masyarakat

a. Pengertian Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Pengertian Pengembangan menurut KBBI ialah “proses kegiatan

bersama yang dilakukan oleh penghuni suatu daerah untuk memenuhi

kebutuhannya”1

Menurut Muhtadi dan Tatan yang mengutip Ibnu Khaldun

menyabarkan bahwa secara etimologi “pengembangan berarti

membina dan meningkatkan kualitas”.2Dengan demikian,

pengembangan perlu diterapkan dalam kehidupan masyarakat, karena

dapat meningkatkan kualitas dan dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Ilmu ekonomi adalah suatu studi bagaimana individu-individu atau

masyarakat menggunakan berbagai sumber daya yang langka untuk

memproduksi barang dan jasa serta mendistribusikannya kepada

berbagai individu dan masyarakat. Sementara kata ekonomi sendiri

berasal dai bahasa Yunani yang berarti seseorang yang mengatur

rumah tangga. 3

1 https://kbbi.web.id/kembang , diakses pada 17 Juli 2018, pukul 20.50.

2 Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN Jakarta Press, 2013), h. 6

3 Wawan Hermawan, Pengantar Ilmu ekonomi, (Tanggerang Selatan:UT, 2016), cet.16,h.1.3

9

Masyarakat utama adalah masyarakat yang unggul di segala

bidang, utama akhlak anggota masyarakatnya dan unggul dari sudut

politik, ekonomi dan budaya.4

Pengembangan masyarakat (community development) adalah

kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis,

terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna

mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih

baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.

5

Istilah pengembangan masyarakat dapat berarti banyak untuk

beragam orang. Menurut Sanders yang dikutip Fredian menunjukan

pengembangan masyarakat dapat dipandang sebagai suatu proses,

metode, program, atau gerakan. Dengan kata lain, gambar tersebut

menunjukan empat cara untuk memandang pengembangan masyarakat.

1) Sebagai suatu Proses

Pengembangan masyarakat sebagai suatu proses bergerak dalam

tahapan-tahapan, dari suatu kondisi atau keadaan tertentu ke tahap-

tahap berikutnya, yakni mencakup kemajuan dan perubahan dalam

artian kriteria terspekifikasi.

2) Sebagai suatu Metode

Pengembangan masyarakat merupakan suatu cara untuk mencapai

tujuan dengan cara sedemikian rupa sehingga beberapa tujuan

dapat dicapai. Metode- metode lain, misalnya perubahan yang

dilakukan pemerintah, perubahan dengan menggunakan beberapa

imbalan, dan perubahan melalui pendidikan dapat menjadi

4M. Dawan Rahardjo, Islam dan Transformasi sosial-ekonomi, (Jakarta: Lembaga Studi

Agama dan Filsafat (LSAF),1999), cet.1.h.344

5Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN Jakarta Press, 2013), h. 6

10

pelengkap bagi metode pengembangan masyarakat yang

melakukan tahapan-tahapan yang disarankan dalam suatu proses

agar supaya keinginan pengguna metode (pemerintah, pusat,

swasta, badan atau mesyarakat lokal itu sendiri dapat dilaksanakan.

3) Sebagai suatu Program

Metode pengembangan masyarakat dinyatakan sebagai suatu gugus

prosedur dan isinya dinyatakan sebagai suatu daftar kegiatan.

Dengan menjalankan prosedur, kegiatan-kegiatan dianggap

dilaksanakan.

4) Sebagai suatu Gerakan

Pengembangan masyarakat merupakan suatu perjuangan, sehingga

ini menjadi alasan yang membuat orang-orang mengabdi. Dalam

hal ini, pengembangan masyarakat tidak netral, seperti sebagai

suatu proses, tetapi menyangkut emosi. Dengan kata lain, seorang

hanya bisa setuju atau tak setuju terhadap pengembangan

mesyarakat itu.6

Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam

memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki

berbagai pilihan nyata menyangkut masa depannya. Masyarakat lapis

bawah umumnya terdiri atas orang-orang lemah, tidak berdaya dan

miskin karena tidak memiliki sumber daya atau tidak memiliki

kemampuan untuk mengontrol sarana produksi.7

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pengembangan ekonomi masyarakat adalah proses kegiatan atau

tahapan-tahapan dari kondisi tertentu ke tahap-tahap berikutnya dalam

suatu wilayah untuk merubah perekonomian masyarakat serta

6Fredian Tomy Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, 2014),h.33-35

7Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2013), h.4

11

memberdayakan masyarakat yang belum mempunyai kemampuan

untuk mengontrol sarana produksi.

Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) adalah aktivitas lokal yang

merupakan proses pembangunan partisipatif di wilayah administratif

melalui kemitraan para pemangku kepentingan publik dan swasta.

Pendekatan PEL menggunakan sumber daya lokal dan keunggulan

kompetitif untuk menciptakan kesempatan kerja dan pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan.8

Pengembangan Ekonomi Lokal mempunyai beberapa prinsp utama, di

antaranya yaitu:

1) kemiskinan dan pengangguran merupakan tantangan utama dalam

suatu wilayah, sehingga strategi PEL harus memprioritaskan

penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan,

2) Target awal PEL adalah penduduk miskin, masyarakat marginal, dan

usaha mikro kecil menengah untuk memampukan mereka

berpartisipasi penuh dalam perekonimian wilayah,

3) Tidak ada pendekatan tunggal untuk PEL, setiap wilayah memerlukan

pendekatan tersendiri yang merupakan cara terbaik dalam konteks

wilayah yang bersangkutan,

4) PEL mempromosikan kepemilikan lokal, pelibatan masyarakat,

kepemimpinan lokal dan pembuatan keputusan bersama,

5) PEL mencakup kemitraan lokal, nasional dan internasional antara

masyarakat, pembisnis, dan pemerintah untuk mengatasi masalah,

menciptakan usaha bersama dan membangun wilayah lokal,

6) PEL memaksimumkan sumber daya, keahlian, dan peluang lokal untuk

manfaat jamak,

8Jef Rudianto Saragih, perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis

Pertanian, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), h.57

12

7) PEL mencakup integrasi berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu

pendekatan komprehensif untuk membangun wilayah lokal,

8) PEL sebagai pendekatan yang luwes untuk merespon perubahan

kondisi pada tingkat lokal, nasional, dan internasional.9

Peran pemerintah lokal adalah menciptakan kondisi bagi bisnis lokal

untuk bertahan bahkan memperluas aktivitas mereka serta menarik

investor dari luar wilayah. Dengan demikian, untuk menggerakan PEL

perlu dilakukan lima tahapan yaitu:

1) Pengorganisasian, pemerintah mampu berkoordinasi dengan

masyarakat untuk mencapai suatu tujuan bersama.

2) Evaluasi sebelumnya, guna menciptakan suatu kebijakan yang sesuai

dengan kondisi masyarakat yaitu dengan cara mengevaluasi program

sebelumnya dan memperbaiki yang masih kurang.

3) Menyusun rencana strategik untuk pembangunan ekonomi lokal,

4) Menciptakan sistem PEL dan mengimplementasikan rencana strategic,

5) Monitoring dan evaluasi, yaitu dengan memantau setiap program yang

dibuat dan mengevaluasi segala sesuatu yang masih ada kekurangan.

Dari berbagai tinjauan kepustakaan, dapat disimpulkan bahwa peran

aktivitas ekonomi dalam PEL setidaknya dapat dilihat dari variabel

pendapatan, kesempatan kerja, dan peningkatan aktivitas ekonomi. 10

b. Model – model pengembangan masyarakat

Menurut Zubaedi terdapat tiga model pengembangan masyarakat yaitu:

9 Jef Rudianto Saragih, perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal

Berbasis Pertanian, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), h.57

10 Ibid, h.62-63

13

1) The welfare approach, yang dilakukan dengan memberi bantuan

kepada kelompok-kelompok tertentu misalnya mereka yang

terkena musibah.

2) The development approach, yang dilakukan terutama dengan

memusatkan kegiatanya pada pengembangan proyek pembangunan

yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan

keswadayaan masyarakat.

3) The empowerment approach, yang dilakukan dengan melihat

kemiskinan sebagai akibat proses politik dan berusaha

memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi

ketidakberdayaanya.11

c. Fungsi Pemerintah dalam perekonomian

Ada tiga fungsi pokok yang menjadi tanggung jawab pemerintah

dalam perekonomian, yaitu (1) efisiensi, (2) keadilan, (3) Stabilitas. 12

Tindakan pemerintah yang menyangkut efisiensi berupa segala upaya untuk

memperbaiki kesalahan. Program pemerintah untuk meningkatkan keadilan

meliputi beberapa cara, seperti pemerataan pendapatan agar mencerminkan

kepentingan seluruh masyarakat, terutama golongan miskin dan tertinggal.

Kebijakan stabilisasi berusaha mengatasi fluktuasi yang tajam dari siklus

bisnis dengan cara menekan angka pengangguran dan mempercepat laju

pertumbuhan ekonomi

.

1) Efisiensi

Dalam suatu sistem persaingan, banyak perusahaan yang tidak

mengetahui teknik produksi yang menghasilkan barang dengan biaya

11 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana

Prenadamedia Group, 2013), h.120

12 Rahardjo Adisasmita, Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gaha Ilmu), 2015, h.18

14

paling murah, sehingga biaya-biaya produksi tidak mencapai angka

minimum. Dalam sistem pasar sesungguhnya, perusahaan dapat

memperoleh keuntungan sebanyak mungkin dengan menetapkan harga

tinggi serta memproduksi dalam jumlah banyak, dengan demikian biaya

produksi per satuan unit menjadi menjadi rendah.

2) Keadilan

Perekonomian berlangsung dengan efisiensi penuh yaitu selalu

berada pada batas kemungkinan prooduksi yang efisien. selalu

menghasilkan barang pribadi dan fasilitas umum dengan jumlah yang

tepat.

3) Stabilitas

Di samping fungsinya sebagai penunjang efisiensi dan keadilan,

pemerintah terlibat pula fungsi makronya untuk menjaga stabilitas

ekonomi. Sejak awal kapitalisme, seringkali terperangkap dalam inflasi

(harga-harga umum melonjak) dan depresi (pengangguran meluas).

Seringkali penderitaan berlangsung selama beberapa tahun, karena para

pemimpin politik tidak memiliki pemahaman ekonomi yang cukup dalam

mengambil langkah-langkah untuk melakukan pemulihan ekonomi.13

Menurut Joseph yang dikutip Rudiantho menyatakan bahwa

pemerintah lokal tidak hanya berfungsi sebagai penyedia jasa bagi

kepentingan publik, tetapi juga berfungsi bagi pembangunan sosial

ekonomi. Kebijakan pemerintah lokal harus bertujuan untuk mneingkatkan

lapangan kerja. Secara rinci, peran pemerintah lokal dalam PEL adalah

untuk memastikan:

1) Hasil PEL adalah peningkatan kesempatan kerja,

2) PEL mendukung pembangunan perdesaan berkelanjutan dan perbaikan

perkotaan,

13 Rahardjo Adisasmita, Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gaha Ilmu), 2015, h.20

15

3) Target PEL adalah memberi manfaat bagi masyarakat miskin dan

marginal di kecamatan melalui promosi suatu pendekatan redistribusi

dan inklusif untuk pembangunan ekonomi.14

Salah satu masalah pokok dalam pengembangan masyarakat adalah

keuangan dan permodalan (pendanaan). Pendanaan inilah yang akan

menjadi motor penggerak bagi terwujudnya pelaksanaan kegiatan

pengembangan masyarakat baik di tingkat makro, mikro maupun

mezzo. Dalam konteks in, terdapat tiga model pendanaan untuk

kegiatan pengembangan masyarakat pada umumnya yaitu:

1) Grameen Bank adalah model pendanaan skala kecil untuk

mengembangkan usaha ekonomi produktif masyarakat melalui

penyediaan modal, pembinaan usaha secara kontinu dan insentif, dan

pendampingan bekelanjutan yang mandiri.

2) Model Pembinaan dari pemerintah, BUMN, swasta adalah sebuah

model pembinaan dengan menfaatkan dana dari bagian laba BUMN,

dimana pembinaanya dapat berupa pendidikan, lingkungan,

kesehatan, kemiskinan, kemampuan kewirausahaan, manajemen serta

keterampilan teknis produksi termasuk juga pinjaman mosal kerja dan

investasi, jaminan kredit, pemasaran dan promosi hasil produksi serta

bantuan penyertaan.

3) Model kemitraan adalah kerjasama antara individu/masyarakat dengan

pihak-pihak lain yang memiliki komitmen tinggi dalam

pengembangan masyarakat, dimana terjadi proses pembinaan dan

pengembangan terhadap individu/masyarakat oleh pihak-pihak

tertentu dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling

memperkuat dan saling menuntungkan.15

14Jef Rudianto Saragih, perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal

Berbasis Pertanian, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), h.57

15 Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN Jakarta Press, 2013), h.57-58

16

d. Pengembangan Ekonomi Perdesaan

Negara sebagai institusi yang kuat mulai dituntut agar melepaskan

dominasi kewenanganya, untuk berganti menjadi rakyat, atau masyarakat

lokal sebagai pihak yang menentukan. Kegiatan yang bersifat top down

mulai dikurangi, berganti dengan mekanisme Bottom up yang lebih

menekankan peran masyarakat bawah dalam menentukan keputusan dan

menyelesaikan permasalahanya sendiri. Dengan demikian, peran

pemerintah pada saat ini hanya sebagai fasilitator, regulator, motivator

dalam penyediaan prasarana publik. Masyarakatlah sebagai pelaku

pembangunan.16 Untuk wilayah pinggiran (pedesaan) sebaiknya digunakan

Bottom up approach. Suatu perencanaan mengenai kebutuhan pokok harus

berdasarkan pendekatan bottom up sehingga tiap wilayah mendapat

program tertentu untuk mencapai sasarannya.17 Oleh karena itu, bottom up

approach memiliki peran yang penting dalam mengembangkan

perekonomian masyarakat karena sasaran dari pendekatan tersebut ialah

masyarakat bawah.

Perumusan kebijakan pembangunan untuk mendukung pengembangan

perekonomian perdesaan haruslah memuat (1) strategi dasar memecahkan

permasalahan , (2) pencapaian sasaran memecahkan permasalahan, (3)

kebijakan pendukung (secara tidak langsung), dan (4) kebijakan

berorientasi program (secara langsung).18 Pengembangan perekonomian

masyarakat dapat tercapai dengan baik melalui kebijakan-kebijakan yang

terdapat di atas.

Pembangunan infrastruktur di perdesaan harus diprioritaskan untuk

mendukung peningkatan perekonomian masyarakat melalui penyediaan

16Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah:perspektif ekonomi,

(Jakarta:LP3ES, 2012),Cet.2,h. xix

17 Johara T.jayadinata dan I.G.P Pramandika, Pembangunan desa dalam perencanaan, (Bandung: ITB, 2006),h.141

18 Op.Cit,.h.209

17

lapangan kerja yang lebih variatif. Pembangunan yang berbasis perdesaan

diperlukan untuk memperkuat fondasi perekonomian Negara,

mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan

perkembangan antar wilayah. Dalam realisasinya, pembangunan perdesaan

memungkinkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi digerakan

keperdesaan, sehingga desa menjadi tempat yang menarik sebagai tempat

tinggal dan mencari penghidupan. Oleh karena itu, infrastruktur desa

seperti irigasi, sarana dan prasarana transportasi, listrik, telepon, sarana

pendidikan, kesehatan dan sarana-sarana lain yang dibutuhkan, harus bisa

disediakan sehingga memungkinkan desa maju dan berkembang.

Skala prioritas pembangunan perdesaan yang berbasis pada pengembangan

pedesaan (rulal based development), meliputi: (1) Pengembangan ekonomi

lokal; (2) pemberdayaan masyarakat; (3) pembangunan prasarana dan

sarana; dan (4) Pengembangan kelembagaan. 19

e. Pemberdayaan masyarakat

Kartasasmita menegaskan pemberdayaan sebagai strategi

pembangunan adalah upaya untuk membangun daya dengan mendorong,

memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya

serta berupaya untuk mengembangkanya. Memberdayakan masyarakat

adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat

yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari

perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. 20

Pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya, kesempatan,

pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan kemampuan

19 Roestanto Wahidi D. Membangun Perdesaan Modern (Bogor: PT Indec, 2015),

Cet.1,h.13

20 H.Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.234

18

warga miskin untuk menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi

dalam kehidupan masyarakatnya21

Dalam Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang desa pada Bab 1

ketentuan umum pasal 1 menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat

Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan

masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,

perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya

melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan

yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat

desa.22

Dengan demikian pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya dalam

membangun masyarakat yang mandiri dan meningkatkan kesejahteraan,

pengetahuan, dan keterampilan, serta motivasi masyarakat agar mampu

menjadi masyarakat yang lebih maju.

Pemberdayaan dapat diartikan baik sebagai tujuan maupun proses.

Sebegai tujuan, maka pemberdayaan adalah suatu keadaan yang ingin

dicapai, yakni klien yang memiliki kekuasaan atau keberdayaan yang

mengarah pada kemandirian sesuai dengan tipe-tipe kekuasaan. Menurut

Suharto pemberdayaan sebagai proses memuat lima dimensi:

a) Pemungkinan (enabling), yaitu menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi klien berkembang secara optimal.

Pemberdayaan harus mampu membebaskan klien dari sekat-sekat

kultural dan struktural yang menghambat.

b) Penguatan (empowering), yaitu memperkuat pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan masalah dan

memenuhi kebutuhan-kebutuhanya. Pemberdayaan harus mampu

menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri

klien yang menunjang kemandirian.

21 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana

Prenadamedia Group, 2013), h.43

22 Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014 tentang Desa

19

c) Perlindungan (protecting), yaitu melindungi masyarakat terutama

kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,

menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak

sehat) antara yang kuat dan yang lemah, dan mencegah terjadi

eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan

harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan

dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil. Pemberdayaan harus

melindungi rakyat lemah, kelompok-kelompok yang tidak beruntung,

serta masyarakat terasing.

d) Penyokongan (supporting), yaitu memberikan bimbingan dan

dukungan agar klien mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas

kehidupanya. Pemberdayaan harus mampu menyokong klien agar

terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan

terpinggirkan.

e) Pemeliharaan (fortering), yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar

tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara kelompok

dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan

dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh

kesempatan.23

2. Konsep Badan Usaha Milik Desa

a. Pengertian Desa

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama

lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

23 H.Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008),h.239-240

20

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.24

b. Pengertian BUMDesa

1) Pengertian Badan Usaha

Badan Usaha adalah suatu lembaga atau perkumpulan/ persekutuan

yang menjalankan usaha dalam bentuk hukum tertentu. 25

Badan usaha adalah semua jenis kelembagaan baik yang bersifat

mengejar laba maupun yang tak mengejar laba. Keterkaitan dengan tujuan

badan usaha akan ditemukan berbagai ragam bentuk tergantung siapa yang

mendirikan, apa tujuan dan misinya, apa motif pendirianya. Istilah badan

usaha bersifat umum dan menyangkut makna yang lebih luas dari

perusahaan. 26

Dengan demikian badan usaha ialah seluruh jenis kelembagaan

yang sedang menjalankan usaha baik individu maupun kelompok yang

memiliki visi, misi dan tujuan yang sama dalam bentuk hukum tertentu.

Dalam tatanan hukum bisnis di Indonesia, ada tiga jenis badan

usaha tersebut adalah Badan Usaha Swasta, Badan Usaha Milik Negara,

dan Koperasi.27

2) Fungsi Badan Usaha

Fungsi badan usaha adalah membudidayakan sumber daya dan dana

dalam masyarakat kearah pendayagunaanya bagi pemenuhan tujuan badan

usaha itu. Fungsi penting lainya badan usaha adalah menciptakan

24 Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014 tentang Desa

25Zaeni Asyhadie dan Budi Sutrsno, Hukum Perusahaan & Kepailitan,(mataram:PT.Gelora Aksara Pratama,2012),h.11

26Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga penerbitan,2010),h.77

27Zaeni Asyhadie,Hukum Bisnis, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2016),h.31

21

kesempatan kerja bagi banyak anggota masyarakat utuk dapat

mencurahkan kemampuan profesional untuk memperoleh pendapatan.

Fungsi berikutnya dari badan usaha adalah merupakan suatu bentuk

kelembagaan dalam masyarakat bebas dimana dapat disalurkan segala

gagasan, prakarsa dan peran serta anggota masyarakat dalam bentuk karya

kreatif yang memberikan nilai tambah bagi kehidupan kemanusiaan. 28

3) Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang

dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan

mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. Menurut

Griffin fungsi manajemen terdiri atas Planning, Organizing, Actating, dan

Controlling.

a) Planning atau perencanaan

Perencaaan yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan

untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan

penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan

tujuan organisasi.29 Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara

bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah

dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala

sesuatu yang manajer kerjakan.30Perencanaan adalah pekerjaan mental

untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur, program yang diperlukan

untuk mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang.

Terdapat keuntungan dalam perencanaan yaitu:

28 Ibid,.h.78

29 Ernia tisnawati dan Kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda Media group,2005),h.8

30Tera, functions of management POAC, https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24 April 2018, pukul 18.00.

22

(1) Dengan perencanaan, tujuan menjadi jelas, objektif dan rasional.

(2) Perencanaan menyebabkan semua aktivitas terarah, teratur dan

ekonomis.

(3) Perencanaan akan meningkatkan pendayagunaan semua fasilitas

yang dimiliki

(4) Perencanaan dapat menggambarkan keseluruhan perusahaan

(5) Perencanaan dapat memperkecil resiko perusahaan

(6) Perencanaan memberikan landasan untuk pengendalian.

(7) Perencanaan memberikan gambaran seluruh pekerjaan dengan jelas

dan lengkap.31

Adapun kerugian-kerugian dalam perencanaan yaitu:

(1) Perencanaan akan membatasi tindakan, inisiatif para karyawan,

karena mereka harus bekerja sesuai dengan pola yang ditetapkan.

(2) Perencanaan menyebabkan terlambatnya tindakan yang perlu

diambil dalam keadaan darurat terlambatnya tindakan yang perlu

diambil dalam keadaan darurat, padahal keadaan darurat

memerlukan keputusan yang cepat.

(3) Informasi yang dibutuhkan untuk meramalkan masa yang akan

datang, belum tentu tepat, sehingga manajer tidak akan dapat

secara pasti meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang

akan datang.

(4) Biaya yang diperlukan untuk perencanaan cukup besar, bahkan

bisa melampaui yang akan dicapai.

31 Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga

penerbitan,2010),h.38

23

(5) Perencanaan mempunyai penghalang-penghalang psikologis,

karena orang lebih memperhatikan masa sekarang dari masa yang

akan datang. 32

Planning berisi sedikitnya tiga hal sbb:

(1) Penetapan tujuan yang ingin dicapai.

(2) Penetapan kualitas dan kuantitas personalia yang dibutuhkan

(3) Pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan.33

b) Organizing atau Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu proses penyusunan struktur

organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya

yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.34

Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi

pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan

siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa

tugas.35Pengorganisasian yaitu proses menyangkut bagaimana

strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan

didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,

sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa

memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja

secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.36

32 Ibid,h.38

33 Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013),h.135

34 Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga penerbitan,2010),h.38

35 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24 April 2018, pukul 18.08

36 Ernia tisnawati dan Kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda Media group,2005),h.8

24

Fungsi dari pengoganisasian ini berusaha menetapkan struktur

organisasi. Struktur organisasi akan menunjukan hubungan timbal

balik dari para personalia dalam suatu organisasi. Setiap unsure

organisasi harus memahami apa yang dikerjakan, organizing

berhubungan dengan:

(1) Mengumpulkan sumber daya manusia yang perlu untuk dapat

merealisasi tujuan organisasi.

(2) Menetapkan hubungan-hubungan antar unsure dalam

organisasi.

Organisasi disusun agara dapat merealisasi tujuan. Caranya

dengan membagi atas bagian-bagian dan masing-masing bagian

atau masing-masing unit saling berkaitan satu sama lain, namun

tugas dan wewenang serta tanggungjawab masing-masing berbeda

satu sama lain.37

Kegiatan-kegiatan dalam Pengorganisasian yaitu:

(1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan

tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan.

(2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya

garis kewenangan dan tanggung jawab

(3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan

pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja.

(4) Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang

paling tepat.38

c) Actuating atau pelaksanaan

37 Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013),h.136

38 Ernia tisnawati dan kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda Media group,2005),h.11

25

Actuating adalah membuat semua anggota organisasi mau

bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai

tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.39

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak

diikuti dengan pelaksanaan kerja. Semua sumber daya manusia yang

ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja

organisasi.40Dalam pelaksanaan fungsi ini manajer mengadakan

komunikasi dengan bawahan dan dengan cara menjelaskan rencana

dan tugas masing-masing mengarahkan tujuan organisasi. Para

manajer harus berusaha agar masing-masing bawahannya adalah

produktif,efektif, dan efisien.41Pelaksanaan yaitu proses implementasi

program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta

proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan

tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang

tinggi.

Kegiatan –kegiatan dalam pelaksanaan yaitu:

(1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan,

dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat

bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.

(2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan

(3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.42

d) Controlling

39Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga

penerbitan,2010),h.38

40 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24 April 2018, pukul 19.00

41 Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013),h.137

42 Ernia tisnawati dan kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda Media group,2005),h.8

26

Controlling dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang

harus dicapai yaitu standar apa yang sedang dilakukan yaitu

pelaksanaan, yaitu menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan

perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana

yaitu selaras dengan standar.43 Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan

visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan.

Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga

audit.44Dengan fungsi kontrol meyakinkan agar aktivitas-aktivitas

dilaksanakan sesuai dengan rencana dengan cara memonitor

kemajuan dan menyediakan masukan. Tindakan perbaikan

dilaksanakan bisa pelaksanaan tidak sesuai dengan harapan. Proses

pengawasan terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap menetapkan standar

atau target, tahap mengukur pelaksanaan dengan membandingkannya

dengan rencana dan tahap terakhir mengadakan tindakan perbaikan

bila pelaksanaan tidak sesuai dengan apa yang dirumuskan pada

perencanaan.45 Controlling yaitu proses yang dilakukan untuk

memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah di rencanakan, di

organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan

target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam

lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Kegiatan-kegiatan dalam

Controlling yaitu:

(1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan

target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

(2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan

yang mungkin ditemukan

43 Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga

penerbitan,2010),h.38

44 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24 April 2018, pukul 19.30

45 Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013),h.137

27

(3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah

yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.46

c. Pengertian BUMDes

BUMDES lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha

peningkatan ekonomi desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. 47

Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa,

adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal

dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa

pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

masyarakat Desa. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan

yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati

bersama Badan Permusyawaratan Desa.48

d. Tujuan Pendirian BUMDes

Pendirian BUM Desa dimaksudkan sebagai upaya menampung

seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang

dikelola oleh Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.

Dalam BAB II Pasal 3 Peraturan Menteri Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor 4 tahun 2015,

tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan

Usaha MIlik Desa. menyebutkan beberapa tujuan pendirian BUMDes

yaitu:

46 Ernia tisnawati dan kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda

Media group,2005),h.11

47Reza M.Z. “Pengembangan potensi ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Pondok Salam kabupaten Purwakarta”, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, Vol.5, No 1, 2016

48Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014 tentang Desa

28

1) Meningkatkan perekonomian Desa, dengan adanya BUMDes

diharapkan masyarakat desa mampu meningkatkan perekonomianya,

yaitu dengan cara ikut serta dalam kegiatan BUMDes.

2) Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan

Desa, Aset desa bisa lebih dimanfaatkan untuk meningkatkan

kesejahteraan desa.

3) Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi

ekonomi Desa, Hadirnya BUMDes di tengah-tengah masyarakat desa

yaitu untuk meningkatkan usaha masyarakat yang terkendala dengan

modal.

4) Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau

dengan pihak ketiga;

5) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung

kebutuhan layanan umum warga;

6) Membuka lapangan kerja, BUMDes mampu memfasilitasi bagi

masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan atau yang sedang

mencari pekerjaan untuk diberdayakan dan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

7) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan

pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa.

8) Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli

Desa, BUMDes mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, seperti

dalam poin 6) yaitu dengan adanya lapangan pekerjaan, maka

pendapatan masyarakat meningkat dan hasilnya dibagi dengan

pendapatan asli desa melalui sistem bagi hasil. 49

49Peraturan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik

Indonesia, Nomor 4 tahun 2015, tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha MIlik Desa

29

BUM Desa dapat membentuk unit usaha seperti Perseroan Terbatas

sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan perjanjian, dan

melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar dimiliki

oleh BUM Desa, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang

Perseroan Terbatas dan Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM

Desa sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro.

e. Modal awal BUM Desa dan manfaat BUMDes

Peraturan menteri, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Republik Indonesia, Nomor 4 tahun 2015, tentang Pendirian, Pengurusan

dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha MIlik Desa, pada Bab III

pasal 17 tentang Modal BUMDes yaitu BUMDes modalnya bersumber

dari APB Desa, dimana dalam APBDes sudah dianggarkan untuk

keperluan BUMDes atau operasional BUMDes guna meningkatkan unit

usaha BUMDes.

Selain dari APBDes, modal BUMDes terdapat dari modal desa, seperti

hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan atau

lembaga donor, bantuan pemerintah, pemerintah Daerah Provinsi,

Pemerintah Daerah Kabupaten, kerjasama usaha dari pihak swasta,

lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan atau lembaga donor yang

dipastikan sebagai kekayaan kolektif Desa yang semuanya disalurkan

melalui mekanisme APB Desa, serta aset Desa yang diserahkan kepada

APB Desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tentang Aset

Desa.

30

Selanjutnya ialah penyertaan modal BUMDes dapat dari Masyarakat

desa, dimana modal tersebut berasal dari tabungan masyarakat atau

simpanan masyarakat. 50

Pada Bab X pasal 89 dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 6

tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa hasil dari BUM Desa dapat di

manfaatkan untuk pengembangan usaha, artinya BUMDes hadir untuk

mengembangkan usaha-usaha masyarakat desa agar lebih meningkat lagi.

Selain dari pengembangan usaha juga hasil BUMDes bisa dimanfaatkan

untuk pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan

pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan

sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa.

Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi atau

diuraikan agar dipahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh

pemerintah desa, anggota (penyerta modal), BPD, Pemkab, dan

masyarakat. Terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu:

1) Kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus

mampu melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan

kelangsungan hidup usahanya.

2) Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus

bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan

kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.

3) Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus

diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.

50 Peraturan mentri, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik

Indonesia, Nomer 4 tahun 2015, tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha MIlik Desa.

31

4) Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan

masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan

masyarakat dengan mudah dan terbuka.

5) Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung

jawabkan secara teknis maupun administratif.

6) Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan

dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUMDes.51

Dalam buku panduan BUMDes terdapat beberapa Karakteristik BUMDes,

diantaranya:

1) Berbentuk Badan Hukum

2) Berusaha di bidang perekonomian (jasa, manufaktur, dan perdagangan)

3) Menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat desa

4) Modal terdiri dari penyertaan Pemdes dan penyertaan masyarakat

dengan perbandingan 51% dan 49%.

5) Menjadi salah satu sumber pendapatan Desa.

6) Memberikan layanan pada masyarakat.52

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Istiqomah (2015) dari jurusan Pngembangan Masyarakat Islam UIN

Sunan Kali Jaga Yogyakarta, dengan judul skripsi “Pengembangan

Ekonomi Masyarakat melalui Pertanian Terpadu oleh Kelompok Tani

Lestari Makmur Desa Agrorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul

Yogyakarta”53 Pertanian merupakan sumber kehidupan bagi sebagian

51Deppennas PKDSP, Buku Panduan BUMDes, (Jakarta: PP-RPDN),2007,h.13

52Ibid, h.7

53 Istiqoomah,Skripsi:” Pengembangan EKonomi Masyrakat melalui Pertanian Terpadu oleh Kelompok Tani Lestari Makmur Desa Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta”, (Yogyakarta:UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta,2015).

32

penduduk, sebagai kebutuhan kerumah tanggaan dan kebutuhan dasar

industri kecil. Dengan bertambahnya kebutuhan dan meningkatnya

teknologi, petani dihadapkan dengan pemilihan alternatif guna

memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya. Maka

dibutuhkan pengelolaan yang baik dan keterampilan yang ulet yaitu

pertanian terpadu. Di Desa Argorejo terdapat Pertanian Terpadu yang

kegiatannya saling berkesinambungan yaitu di Kelompok Tani Lestari

Makmur. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.

Teknik penarikan informan menggunakan snow balling dengan

menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi,

wawancara dan dokumentasi. Semua data dilihat validitas datanya dan

dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan terakhir

penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: konsep

pengembangan ekonomi masyarakat melalui pertanian terpadu

merupakan salah satu gagasan dari peristiwa sebagai pusat pertanian

terpadu di Desa Argorejo. Implementasinya merupakan kegiatan

pertanian yang linier dengan pemanfaatan kotoran ternak dan limbah

padi menjadi media jamur, setelah panen media jamur dilanjutkan

menjadi media cacing dan terakhir dijadikan pupuk organik bagi

tanaman. Dengan adanya pengembangan ekonomi masyarakat

melaluui pertanian terpadu dapat meningkatkan pendapatan petani,

dilihat dari sistem harian dan mingguan seperti sayuran, sistem

bulanan seperti buah dan empat bulanan seperti padi, dan penghasilan

dari penjualan pupuk organic. Selain itu, dapat menjadi lapangan

pekerjaan dilihat dari petani yang tidak mempunyai sawah tetapi bisa

menggarap sawah dan menjadi buruh harian sehingga dapat

memandirikan petani. Tetapi belum rapihnya administrasi.

2. Achmad faisal (2012), dari jurusan sosiologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dengan judul skripsi “Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi

Masyarakat di Pesantren (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi

33

Masyarakat di PP.Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)”54 latar

belakang dalam penelitian ini yaitu dalam membangunan ekonomi

masyarakat terdapat asumsi bahwa untuk melakukan pemerataan

ekonomi harus didahului oleh pertumbuhan ekonomi, baru kemudian

didistribusikan melalui trickle down effect, karena jika tidak maka

yang terjadi adalah pemerataan kemiskinan. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan kualitatif

untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan data-data yang

dibutuhkan dengan melakukan wawancara langsung kepada infroman,

observasi dan dokumentasi berupa artikel, jurnal, arsip atau buku-buku

yang masih berkaitan dengan penelitian ini.

Hasil penelitian dari skripsi diatas ialah BPM PP Annuqoyah

guluk-guluk sumenep Madura mengorientasikan upayanya untuk

membangun sektor ekonomi berbasis masyarakat, homes Industries,

ternak, perkebunan, sampai kepada koperasi juga toko, semuanya

merupakan sektor riil yang oleh BPM PP Annuqoyah coba

dikembangkan. Dengan prinsip kuat yaitu partisipatif (pesantren dan

masyarakat) pengembangan ekonomi tersebut bisa sejalan dengan apa

yang diharapkan, pesantren mendapatkan keuntungan, masyarakat

memperoleh pendapatan, tentunya dengan model pengembangan

ekonomi semacam ini menjadikan PP Annuqoyah dan masyarakat

hubunganya menjadi lebih inten komunikatif.

3. Ade Eka Kurniawan, (2016), peranan badan usaha milik desa

(BUMDes) dalam Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut

kecamatan singkep pesisir kabupaten Lingga tahun 2015)55 latar

54 Achmad Faisal,Skripsi,” Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat di

Pesantren (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP.Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)”,(Jakarta:UIN Jakarta,2012)

55 Ade Eka Kurniawan,Jurnal,” peranan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut kecamatan singkep pesisir kabupaten Lingga tahun 2015),(Tanjung Pinang: UMRAH,2016)

34

belakang penelitian ini ialah dalam Undang-Undang No 6 tahun 2014

yang menyebutkan bahwa BUMDes didirikan untuk meningkatkan

pendapatan asli desa. Metode Penelitian kualitatif yang berdasar

proses pengambilan data bersifat sampling purpose, Informan

penelitiannya berjumlah 10 orang. Dalam menganalisis data penelitian

menggunakan dan observasi. Dengan hasil penelitian yaitu Peranan

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam peningkatan pendapatan

asli Desa sebagai Fasilitator, Mediator, Motivator, Dinamisator

mengalami peningkatan. Peranan BUMDes Desa Lanjut sudah

melakukan tugas sesuai dengan acuan BUMDes tersebut, tetapi terjadi

tidak sesuai dengan yang di inginkan.hanya meningkat Rp. 3.940.000

saja

4. Lasmarinta Nugra Gesty, dkk. (2016) Pelaksanaan Tugas Badan Usaha

Milik desa di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara56

latar belakang dalam penelitian ini yaitu Pemerintah Indonesia

menganut sistem desentralisasi, salah satu sasaran desentralisasi adalah

untuk membangun pedesaan, dalam membangun desa unsure yang

paling banyak berperan adalah dari unsure ekonomi dan salah satu cara

mengembangkan hal tersebut adalah dengan membentuk Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes). Metode penelitian dalam penelitian ini yaitu

yuridis normative dengan spesifikasi penelitian dengan desriptif

analitis. Dengan hasil penelitian Badan Usaha Milik Desa Desa di

Desa Jambu di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara

berdasarka Peraturan Daerah Kabupaten jepara Nomor 15 Tahun 2010

dan Peraturan Desa Jambu Nomor 2 Tahun 2013. Adapun hambatan

yang ada dalam badan Usaha Milik Desa Jambu yaitu masih minimnya

dana dari pemerintah serta kurangnya kesadaran dari masyarakat akan

Badan Usaha Milik Desa. diharapkan perlu adanya penambahan modal

dari pemerintah serta Badan Usaha Milik Desa di Desa Jambu

56Lasmarita Nugra Gesty,dkk,” Pelaksanaan Tugas Badan Usaha Milik desa di Desa Jambu

Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara,Diponegoro law Journal,V.5,No.3,2016.

35

Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara seharusnya menggunakan

dasar hukum Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang

juga mengatur tentang Badan Usaha Milik Desa diharapkan tidak

banyak menimbulkan hambatan dan dapat berjalan sebagaimana

mestinya.

Berikut adalah tabel persamaan dan perbedaan hasil penelitian relevan.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian

No Nama Penulis dan tahun Persamaan Perbedaan

1.

Istiqomah (2015)57 Sama-sama Meneliti

tentang

pengembangan

ekonomi

masyarakat.

Objek yang diteliti

melalui pertanian

terpadu oleh

kelompok Tani lestari

makmur. Sedangkan

objek yang diteliti

oleh penulis yaitu

Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes)

2. Achmad faisal (2012)58 Sama-sama meneliti

pengembangan

ekonomi

masyarakat.

Penelitian ini meneliti

di PP. Annuqoyah

Guluk-guluk,

sedangkan penulis

meneliti di BUMDes.

57Istiqoomah,Skripsi:” Pengembangan EKonomi Masyrakat melalui Pertanian Terpadu

oleh Kelompok Tani Lestari Makmur Desa Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta”, (Yogyakarta:UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta,2015)

58Achmad Faisal,Skripsi,” Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Pesantren (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP.Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)”,(Jakarta:UIN Jakarta,2012)

36

3. Ade Eka Kurniawan,

(2016)59

Sama-sama meneliti

Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes)

Pada penelitian ini

BUMDes lebih

difokuskan pada

Pendapatan Asli Desa

(PADes) sedangkan

dalam penelitian

penulis lebih melihat

ke pengembangan

ekonomi

masyarakatnya.

4. Lasmarinta Nugra Gesty,

dkk. (2016)60

Sama – sama

meneliti Badan

usaha Milik Desa

(BUMDes) dan

pelaksanaan

BUMDes.

Dalam penelitian ini

hanya meneliti

pelaksanaan tugas

BUMDes, sedangkan

dalam penelitian

penulis yaitu lebih

mendalam lagi

dengan menganalisis

pengembangan

perekonomian

masyarakat nya juga.

C. Kerangka Berpikir

Masalah utama bagi masyarakat pedesaan yaitu Pendapatan pada masyarakat

desa masih tergolong rendah, kesempatan kerja di daerah masih kurang dan

59Ade Eka Kurniawan,Jurnal,” peranan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam

Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut kecamatan singkep pesisir kabupaten Lingga tahun 2015),(Tanjung Pinang: UMRAH,2016)

60Lasmarita Nugra Gesty,dkk,” Pelaksanaan Tugas Badan Usaha Milik desa di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara,Diponegoro law Journal,V.5,No.3,2016.

37

aktifitas ekonomi yang tidak berkembang di daerah pedesaan. Mengingat hal

tersebut, perlu adanya peran pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut, salah

satu solusinya yaitu masyarakat di berdayakan guna meningkatkatkan

perekonomianya dengan membuat Badan Usaha, nama badan usaha ini yaitu

Badan Usaha Milik Desa atau di singkat BUMDes.

BUMDes merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh Desa yang modalnya bersumber dari kekayaan desa

atau kerja sama dengan masyarakat desa guna meningkatkan unit-unit usaha yang

tedapat di desa dan sesuai dengan khas desa masing-masing. Di dalam BUMDes

ini lah masyarakat di berdayakan dan di berikan pelatihan untuk membuka

pemikiran agar menjadi masyarakat yang maju dan sejahtera. Dalam kegiatan

BUMDes ini lah tentu banyak mengikutsertakan masyarakat. Setelah pemerintah

desa membuat BUMDes, maka seluruh aktifitas kegiatan BUMDes dianalisis

terutama dalam bidang perekonomian, dan hasil dari analisis tersebut ialah

kegiatan ekonomi di Desa Majasari meningkat atau berkembang. Proses

berkembangnya ekonomi tersebut ialah pengembangan ekonomi masyarakat. Jika

digambarkan dalam tabel maka seperti di bawah.

38

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Fungsi Pemerintah dalam

Perekonomian Badan Usaha Milik Desa

Analisis Data

Pengembangan Ekonomi Masyarakat

Pendapatan

Kesempatan Kerja

Aktifitas ekonomi

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Majasari yang terdapat di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.

Waktu penelitian dilakukan selama sepuluh bulan yaitu dari bulan

Februari 2018 sampai akhir bulan Desember 2018. Untuk lebih jelasnya

terdapat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.1

Waktu penelitian

No

Kegiatan

Nopember

Desember

Januari

Februari

Maret

April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan

Proposal Skripsi

2 Pengumpulan

Proposal

(Gelombang I)

3 Seminar Proposal

(Gelombang I)

4 Revisi Proposal

Skripsi

5. Penyusunan Bab I

40

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini ialah

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan

pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan

dan perilaku orang-orang yang diamati.1 Sementara itu menurut Lodico,

Spaulding, dan Vogtle, penelitian kualitatif, yang disebut penelitian

1Pupu Saeful rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol.5, No 9, 2009

Pendahuluan

6. Penyusunan Bab II

Kajian Teori

No

Kegiatan

Mei

Juni

Juli

Agustus

Sept.

Okt.

Nop.

Des.

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

7 Penyusunan

Bab III

Metodologi

Penelitian

8 Penyusnan

Bab IV Hasil

Penelitian

9 Bab V

41

interpretif atau penelitian lapangan adalah suatu metodologi yang dipinjam

dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan diadaptasi ke

dalam seting pendidikan.2 Metode kualitatif berusaha memahami dan

menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam

situasi tertentu menurut peneliti sendiri.3 dengan demikian, penelitian

kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif dari

sumber data, baik melalui pengamatan, wawancara maupun dokumentasi

yang disajikan dalam bentuk tulisan.

Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dari data primer dan

sekunder, di mana data primer merupakan data yang di ambil secara

langsung dari narasumber yang lebih mengetahui dan sesuai dengan

penelitian yang di maksud, seperti wawancara kepada Pengurus Desa,

pengurus BUMDes, dan Mayarakat yang terlibat dalam BUMDes. Adapun

data sekunder yaitu data pendukung atau pelengkap dalam penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian ini yaitu terdapat

tiga cara sebagai berikut:

a. Observasi

Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Menurut Marshall, melalui observasi, peneliti belajar tentang

perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.4 Ada beberapa jenis-jenis

observasi, yaitu:

2 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),

Cet.1,h. 3

3 Husaini Usman dan Purnomo Setiady A, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2008), Cet.1,h.78

4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,CV, 2011),h. 224

42

1. Observasi partisipatif

Observasi partisipatif merupakan observasi yang melibatkan

peneliti dalam dalam mengamati segala kegiatan sehari-hari yang

dilakukan oleh objek yang diteliti. Terdapat empat jenis observasi

partisipatif menurut Sugiyono yaitu:

a) Partisipasi pasif, yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang

yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

b) Partisipasi moderat, dalam observasi ini terdapat keseimbangan

antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti

dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam

beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.

c) Partisipasi aktif, dalam observasi ini peneliti ikut melakukan

apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya

lengkap.

d) Partisipasi lengkap, dalam obsevasi ini peneliti sudah terlibat

sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data.dapat

dikatakan bahwa keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap

aktifitas kehidupan yang diteliti. 5

2. Observasi terus terang atau tersamar.

Dalam observasi ini penelitian yang dilakukan terus terang kepada

narasumber dari awal bahwa peneliti sedang observasi dan sedang

melakukan penelitian. Tapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus

terang kepada narasumber, hal ini menghindari suatu data yang dicai

masih di rahasiakan.

3. Observasi tak berstruktur

Observasi tidak berstruktur merupakan observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal

ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang

akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak

5Ibid, h. 227

43

menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-

rambu pengamatan.6

Penelitian ini menggunakan jenis obsevasi partisipatif pasif yaitu

peneliti datang di tempat kegiatan orang yang di amati, tetapi tidak

ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti

akan mengamati program-program dan pelaksanaan BUMDes dalam

mengembangkan perekonomian masyarakat Desa Majasari

Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.

Pada tabel 3.2 merupakan tabel pedoman observasi yang akan

digunakan ketika penelitian.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi

No Data yang diperlukan Objek yang diamati

1. Program-program Badan

Usaha Milik Desa

(BUMDes) Majasari.

Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Majasari

2. Kegiatan perekonomian

masyarakat sekitar

Masyarakat Desa Majasari yang

gabung di BUMDes.

3. Pemberdayaan masyarakat

setelah gabung di

BUMDes.

Masyarakat Desa Majasari yang

gabung di BUMDes

4. Proses dalam pelaksanaan

program BUMDes

Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) Majasari

6Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,CV,

2011),h.228

44

b. Wawancara

Etsberg mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. 7

Menurut Susan Stainback mengemukakan bahwa dengan

wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan

fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui

observasi. Ada beberapa jenis wawancara yaitu:

1) Wawancara berstruktur

Wawancara strukur adalah jenis wawancara yang menggunakan

pedoman wawancara dan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat

sebelumnya serta alternatif jawabanya pun sudah disiapkan.

2) Wawancara semiterstruktur

Wawancara semiterstruktur adalah wawancara yang dalam

pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini yaitu untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang

diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

3) Wawancara tak berstruktur

Wawancara tak berstruktur adalah jenis wawancara yang tidak

menggunakan pedoman wawancara, pedomanya hanyalah berupa

garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.8

7 Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methode), (Bandung: Alfabeta,

2011),h.316

8Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,CV, 2011),h. 224

45

Penelitian ini menggunakan jenis wawancara semiterstruktur

(Semistructure Interview), yaitu dalam pelaksanaanya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara struktur. Tujuanya ialah untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang

diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Peneliti akan

mewawancarai enam narasumber yang paling tepat untuk mendapatkan

informasi yaitu aparat desa satu orang, pengelola BUMDes sebanyak

dua orang dan masyarakat yang aktif di BUMDes sebanyak tiga orang.

Pada tabel 3.3 merupakan tabel pedoman wawancara yang akan

digunakan ketika penelitian.

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

No Indikator Data yang diperlukan Sumber data

1. Profil Desa

Majasari.

1. Letak Desa

Majasari.

2. Perekonomian

masyarakat Desa

Majasari.

Pemerintah Desa

Majasari.

1. Profil Badan

Usaha Milik

Desa (BUMDes)

Majasari.

1. Latar belakang

berdirinya

BUMDes

2. Tujuan berdirinya

BUMDes.

3. Visi dan Misi

BUMDes.

4. Program-program

BUMDes.

5. Perkembangan

Pengurus

BUMDes.

46

BUMDes

Majasari.

2. Pengetahuan

tentang

pengembangan

ekonomi.

1. Pengertian

pengembangan

ekonomi.

2. Strategi dalam

mengembangkan

perekonomian

Pengurus

BUMDes dan

Aparat Desa.

3. Pelaksanaan

BUMDes

1. Syarat bergabung

di BUMDes

2. Perkembangan

masyarakat yang

bergabung di

BUMDes.

3. Keefektifan

program-program

BUMDes.

4. Hambatan-

hambatan dalam

pelaksanaan

BUMDes.

5. Pandangan

masyarakat

terhadap

BUMDes.

6. Manfaat BUMDes.

Aparat desa,

pengurus

BUMDes, dan

msyarakat yang

bergabung di

BUMDes.

4. Peran BUMDes 1. Alasan bergabung

di BUMDes.

2. Dampak setelah

Aparat desa,

pengurus

BUMDes, dan

47

bergabung di

BUMDes.

3. Perubahan

pendapatan setelah

bergabung di

BUMDes.

4. Keterlibatan

masyarakat dalam

program-program

BUMDes.

msyarakat yang

bergabung di

BUMDes.

5. Dana BUMDes 1. Sumber dana

BUMDes.

2. Pembagian

keuntungan hasil

BUMDes.

3. Dana operasional

BUMDes.

Pengurus

BUMDes.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah Catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi

dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif. Metode dokumentasi yaitu

mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda,

dan sebagainya. 9 Agar data yang dikumpulkan lebih lengkap dan

akurat, maka peneliti mencari dokumentasi-dokumentasi yaitu berupa

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pnedekatan Praktik,(Jakarta: Rineka

Cipta, 2013),cet.15,h.274

48

profil desa dan profil BUMDes serta surat-surat landasan dibentuknya

BUMDes dan dokumentasi kegiatan-kegiatan BUMDes.

Pada tabel 3.4 merupakan tabel pedoman dokumentasi yang akan

digunakan untuk keperluan penelitian.

Tabel 3.4

Pedoman Dokumentasi

No Dokumen yang

diperlukan

Sumber Dokumen

1. Data pengurus BUMDes BUMDes Majasari

2. Data masyarakat yang

bergabung di BUMDes

BUMDes Majasari

3. Data Program-program

BUMDes.

BUMDes Majasari

4 Profil BUMDes Pengurus BUMDes

5 Profil Desa Majasari. Kantor Desa Majasari

6 Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan

Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor 4 tahun

2015 tentang Pendirian,

Pengurusan dan

Pengelolaan, dan

Pembubaran Badan

Usaha Milik Desa.

Web Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi Republik

Indonesia

7. Undang-Undang No 6 Web DPR RI

49

tahun 2014 tentang desa.

8. Undang-Undang No 32

tahun 2004.

Web DPR RI

9. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia

nomor 72 tahun 2005

tentang desa

Web Peraturan pemerintah RI

10 Peraturan Desa Pengurus Desa

D. Instrumen penelitian.

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.10 peneliti kualitatif sebagai

human Instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan dan membuat kesimpulan

temuannya:11 Dengan demikian, instrumen penelitian mempunyai peran

yang penting bagi peneliti guna menjadi pedoman ketika penelitian agar

bisa mendapatkan data yang lebih akurat. Dalam penelitian ini, instrumen

penelitian yang digunakan berupa wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Triangulasi dalam pengujian keabsahan data yang diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber. Hal ini dimaksudkan untuk

mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan

dan analisis data. Terdapat dua macam pengujian kredibilitas dalam

penelitian ini.

10Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta cv,

2011),h. 80

11Jamiluddn Ritonga, Riset Kehumasan, (Jakarta: PT. Gramedia Grasindo, 2004), h. 39

50

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.12

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Setelah seluruh data sudah lengkap, yaitu dari hasil observasi,

wawancara, dan dokumentasi akan di analisis dan diolah guna

mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian.

Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis dari

sumber yang sudah didapatkan yaitu observasi,wawancara, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.13 Terdapat tiga tahapan dalam analisis dan pengolahan data yaitu:

a. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi.14

Data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih

12Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta cv,

2011),h. 274.

13 Ibid,h.244

14 Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methode), (Bandung: Alfabeta, 2011),h.337

51

tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk

mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.15

b. Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya ialah mendisplaykan data. Penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowcart dan sejenisnya. Dengan melakukan langkah

penyajian data, maka akan memudahkan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang telah dipahami tersebut.

c. Kesimpulan dan Verifikasi

Dalam proses pengumpulan data peneliti sudah melakukan

verifikasi. kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.16 Setelah peneliti

yakin bahwa data yang didapatkan sudah lengkap dan akurat

kebenaranya, barulah peneliti menarik kesimpulan akhir dan

memberikan gambaran mengenai “Pengembangan Ekonomi

Masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)”

15 Husaini Usman dan Purnomo Setiady A, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:PT Bumi

Aksara,2008), Cet.1,h.84

16 Sugiyono,op.cit.h.343

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Majasari

1. Monografi Desa Majasari

a. Letak koordinat

Desa Majasari terletak pada koordinat bujur 108,327514 dan

terletak pada koordinat lintang -6,452600.

b. Batas Desa Majasari

Batas Desa Majasari masih berbatasan dengan satu kecamatan

yaitu Sliyeg, adapun batas Desa Majasari sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Majasih

Sebelah Selatan : Tambi Lor

Sebelah timur : Sliyeg

Sebelah Barat : Sleman Lor

53

c. Peta Desa Majasari

Gambar 4.1

Peta Desa Majasari

d. Iklim Desa Majasari

Curah Hujan : 332,00 mm/th

Jumlah bulan hujan : 6,00 bulan

Suhu rata-rata harian : 32,00 oC

Tinggi tempat dari permukaan laut : 33,00 mdpl

54

e. Orbitrasi Desa Majasari

Tabel 4.1

Orbitrasi Desa Majasari

Keterangan Jarak

tempuh

Jarak ke ibu kota kecamatan 1 km

Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan

dengankendaraan motor

0,15 jam

lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan

dengan berjalan kaki

0,50 jam

kendaraan umum ke ibu kota kecamatan 1,00 unit

jarak ke ibu kota kabupaten 20,00 km

lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten

dengan kendaraan motor

1,00 jam

lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten

dengan jalan kaki

3,00 jam

lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan

kendaraan motor

4,00 jam

lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten

dengan berjalan kaki

48,00 jam

Sumber: http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id

Dari tabel di atas dapat paparkan bahwa jarak ke ibu kota

kecamatan ialah sejauh 1 km, dengan Lama jarak tempuh ke ibu

kota kecamatan menggunakan kendaraan motor yaitu 0,15 jam dan

berjalan kaki selama 0,50 jam. Terdapat 1 unit kendaraan umum

untuk ke ibu kota kecamatan.

Jarak ke ibu kota kabupaten ialah sejauh 20,00 km, dengan

Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten menggunakan kendaraan

55

motor yaitu 01,00 jam dan berjalan kaki selama 03,00 jam.

Sedangkan lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi menggunakan

kendaraan motor yaitu 4,00 jam dan berjalan kaki selama 48,00

jam.

2. Visi dan Misi Desa Majasari

Visi :

Mewujudkan Masyarakat Majasari yang Religius, Aspiratif ,

Produktif, Inovatif dan Harmonis atau RAPIH ditopang dengan sistem

pemerintahan yang baik dan profesional dalam pranata sosial yang

beradab, setara dan berkeadilan.

Religius diartikan bahwa masyarakat Desa Majasari

diharapkan memiliki tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai

agama secara baik dan benar, sehingga dapat tercermin dalam pola

berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai agama yang

diyakininya.

Apresiatif diartikan bahwa masyarakat Desa Majasari saling

menghargai, setiap karya dalam mewujudkan sebuah cita-cita dalam

berkehidupan bermasyarakat yang beradab, menjunjung kesetaraan dan

keadilan

Produktif diartikan bahwa masyarakat Desa Majasari mampu

memberdayakan, mengolah dan menghasilkan, segala sumberdaya

untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Inovatif diartikan bahwa segala bentuk pembaharuan

diperlukan dalam menghadapi tantangan jaman pada semua sendi

kehidupan.

Harmonis diartikan bahwa masyarakat Desa Majasari hidup

selaras, saling bantu membantu, mencintai perdamaian dengan tidak

melihat perbedaan strata sosial, suku dan gender.

Dalam mewujudkan visi yang sudah dijabarkan di atas maka disusun

Misi :

56

Panca Karya Hita Karana (lima kerja yang menjadikan sejahtera)

1. Mengembangkan sumberdaya manusia yang bermutu dengan

berbasis pada nilai-nilai agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

budaya serta mendorong majunya bidang pendidikan baik formal

ataupun non formal yang mudah diakses dan dinikmati seluruh

warga masyarakat ;

2. Meningkatkan peran seluruh masyarakat terutama perempuan

dalam pembangunan;

3. Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan optimalisasi

sektor pertanian;

4. Membangun sistem pemerintahan yang bersih serta berorientasi

pada pelayanan publik;

5. Menegakkan keamanan dan ketertiban umum dengan

membangun solidaritas antar tokoh masyarakat dan semua

komponen masyarakat dalam partisipasi membangun desa yang

berlandaskan moral serta menjunjung tinggi gotong royong dan

nilai-nilai adat istiadat.

Gambar 4.2

Kantor Desa Majasari

57

3. Potensi Sumber Daya Manusia

a. Penduduk

Sesuai dengan data pada tahun 2017, jumlah penduduk

Desa Majasari yaitu 3.713 orang terdiri dari 1.806 laki-laki dan

1.907 perempuan. Dari hasil tersebut 58,6% laki-laki dan

51,4% perempuan.

Tabel 4.2

Tabel jumlah penduduk

Jumlah Laki-laki 1.806 Orang

Jumlah Perempuan 1.907 Orang

Jumlah Total 3.713 orang

Jumlah kepala keluarga 1.254 KK

Kepadatan Penduduk 1.266.86 per KM

Sumber: http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id

b. Pendidikan

Tabel 4.3

Tabel tingkatan pendidikan

Tingkatan Pendidikan Laki-

laki

Perempuan

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 72

Orang

56 Orang

Usia 3-6 tahun yang sedang TK 26

Orang

35 Orang

Usia 7-18 tahun yang tidak pernah

sekolah

0 Orang 1 Orang

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 264 248 Orang

58

Orang

Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 9 Orang 10 Orang

Usia 18-56 tahun pernah SD tidak

tamat

38

Orang

63 Orang

Tamat SD/sederajat 554

Orang

629 Orang

Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 3 Orang 2 Orang

Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 5 Orang 3 Orang

Tamat SMP/sederajat 283

Orang

338 Orang

Tamat SMA/sederajat 279

Orang

159 Orang

Tamat D-1/sederajat 1 Orang 1 Orang

Tamat D-2/sederajat 3 Orang 3 Orang

Tamat D-3 /sederajat 2 Orang 3 Orang

Tamat S-1/sederajat 36

Orang

27 Orang

Tamat S-2/sederajat 6 Orang 0 Orang

Jumlah Total 3.159 Orang

Sumber: http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa

Majasari paling banyak menempuh pendidikan sampai tingkat SD

yaitu sejumlah 554 orang untuk jenis kelamin laki-laki dan 629 orang

untuk jenis kelamin perempuan, untuk tamat SMP/sederajat sebanyak

283 laki-laki dan 338 untuk jenis klamin perempuan. Untuk tamatan

SMA/sederajat di Desa Majasari sebanyak 279 orang dengan jenis

kelamin laki-laki dan 159 orang dengan jenis kelamin perempuan. Di

Desa Majasari hanya terdapat 1 orang yang tidak pernah sekolah

dengan jenis kelamin perempuan.

59

B. Gambaran Umum BUMDes Majasari

1. Profil BUMDes Majasari

Organisasi ekonomi pedesaan menjadi bagian penting sekaligus

masih menjadi titik lemah dalam rangka mendukung penguatan

ekonomi pedesaan. Oleh karenanya diperlukan upaya sistematis

untuk mendorong organisasi ini agar mampu mengelola aset

ekonomi strategis di desa sekaligus mengembangkan jaringan

ekonomi demi meningkatkan daya saing ekonomi perdesaan.

BUM Desa merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi

lokal dengan berbagai ragam jenis potensi. Pendayagunaan potensi

ini terutama bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi

warga desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka. Di

samping itu, keberadaan BUM Desa juga memberikan sumbangan

bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa yang

memungkinkan desa mampu melaksanakan pembangunan dan

peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal.

Bahwa dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 tahun

2014 tentang Desa, sebagaimana diamanatkan dalam Bab X yang

menyatakan Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang

disebut BUM Desa. Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan

Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa

dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan

desa. sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan pendirian BUM Desa,

maka berdasarkan Pasal 136 PP Nomor 43 Tahun 2015 Tentang

Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 tentang Desa, Penyesuaian

Peraturan Desa Tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 4

Tahun 2016 Tentang Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha

Milik Desa, maka Desa Majasari mendirikan BUM Desa.

60

Gambar 4.3

Kantor BUMDes Majasari

2. Maksud dan Tujuan BUMDes Majasari

Dalam AD/ART BUMDes Majasari terdapat maksud dan

tujuan yaitu:

a. Maksud dari pendirian BUMDes ialah guna mendorong

dan menampung seluruh kegiatan ekonomi masyarakat

yang berkembang sesuai adat istiadat/budaya setempat

untuk dikelola bersama oleh pemerintah desa dan

masyarakat.

b. Tujuan pendirian BUMDes Majasari adalah untuk

meningkatkan ekonomi masyarakat desa.

Dalam peraturan Desa Majasari nomor 3 tahun 2018 tentang

pendirian dan pengelolaan Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes )

yaitu:

a. Mewujudkan kelembagaan perekonomian masyarakat

perdesaan yang mandiri untuk memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan masyarakat;

61

b. Mendukung kegiatan investasi lokal, penggalian potensi

lokal serta mengingkatkan keterkaitan perekonomian

perdesaan dan perkotaan dengan membangun sarana

dan prasarana perekonomian pedesaan yang dibutuhkan

untuk mengembangkan produktivitas usaha pedesaan;

c. Mendorong perkembangan perekonomian masyarakat

desa dengan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam

merencanakan dan mengelola pembangunan

perekonomian desa;

d. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi

proktifitas masyrakat desa yang berpenghasilan rendah;

e. Menciptakan kesempatan berusaha dan membuka

lapangan kerja; dan

f. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan

pendapatan asli desa.

3. Visi dan Misi BUMDes Majasari

a. Visi BUMDes Majasari

Visi BUMDes Majasari adalah terwujudnya Desa Majasari

sebagai Desa Mandiri, Sejahtera, dan Berkepribadian

berlandaskan Gotong Royong.

b. Misi BUMDes Majasari

1) Menciptakan masyarakat yang berjiwa wirausaha

2) Menjadi pusat fasilitasi kegiatan perekonomian

warga

3) Menggali potensi desa untuk didayagunakan sebesar

besarnya bagi kemanfaatan masyarakat desa

4) Meningkatkan Pendapatan Asli Desa.

4. Modal BUMDes dan pembagian keuntungan

Permodalan, keuangan dan harta benda BUMDes Majasari

dapat berasal dari:

62

a. Penyertaan modal desa yang berasal dari APBDes dan

merupakan kekayaan desa yang dipisahkan

b. Tabungan masyarakat

c. Bantuan pemerintah, pemeirntah daerah provinsi, dan

pemerintah daerah kebupaten/kota yang disalurkan

melalui APBDes yang dapat berupa dana tugas

pembantuan

d. Kerjasama dengan pihak swasta/pihak ketiga

e. Hasil usaha

Pembagian pendapatan bersih ditetapkan berdasarkan

musyawarah penasihat dan pengelola Badan Usaha Milik Desa,

setelah dikurangi biaya operasional, dengan ketentuan:

a. Pemupukan : 20%

b. Pendapatan asli desa : 20%

c. Pendidikan dan pelatihan pengurus : 5%

d. Komisaris/penasehat : 7%

e. Pengawas : 3%

f. Honor Pengelola : 35%

g. Biaya Rapat : 7%

h. Dana Sosial : 3%

Total : 100%

5. Jenis usaha

Jenis usaha BUMDes Majasari meliputi usaha-usaha antara

lain:

a. Usaha Pelayanan Jasa (Serving)

1) Lumbung Pangan

2) Air Minum Desa

b. Usaha penyewaan (renting)

1) Alat transportasi

2) Alat produksi pertanian

63

3) Perkakas pesta

4) Gedng pertemuan

5) Rumah toko

6) Tanah milik BUMDes

7) Kandang peternakan

c. Usaha perantara (Brokering)

1) Jasa pembayaran Listrik

2) Agen Perbankan (Laku Pandai)

3) Pasar Desa

d. Usaha Perdagangan dan produksi (Trading)

1) Sarana produksi pertanian

2) Kerajinan dan usaha produktif lainya

e. Usaha pembiayaan

1) Pembiayaan

2) Simpan pinjam

6. Organisasi pengelola BUM Desa Majasari

Susunan organisasi BUMDes Majasari terdiri dari:

a. Penasihat

Penasihat yang dimaksud ialah sesuai dengan AD/ART

yaitu kepala desa. penasihat mempunyai hak,kewajiban,

dan wewenang sebagai berikut:

1) Hak penasihat

a) Mendapatkan tunjangan

b) Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang

dimiliki BUM Desa untuk kelancaran

pengelolaan BUM Desa

2) Kewajiban penasihat

a) Memberikan nasihat kepada pelaksana

operasional dalam melaksanakan pengelolaan

BUM Desa Majasari

64

b) Memberikan saran dan pendapat mengenai

masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan

BUMDes Majasari

c) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan

pengelolaan BUMDes Majasari

3) Wewenang penasihat

a) Meminta penjelasan dari pelaksanaan

Operasional mengenai persoalan yang

menyangkut pengelolaan usaha Desa

b) Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang

dapat menurunkan kinerja BUMDes Majasari

b. Pelaksanaan operasional

Pelaksanaan operasional yang memiliki tugas mengurus

dan mengelola BUMDes sesuai dengan Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga. Pelaksanaan operasional

memiliki hak, kewajiban dan wewenang sebagai berikut:

1) Hak Pelaksana Operasional

a) Mendapatkan tunjangan

b) Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang

dimiliki BUMDes untuk kelancaran pengelolaan

BUMDes Majasari.

2) Kewajiban pelaksana operasional

a) Melaksanakan dan mengembangkan BUMDes

Majasari agar menjadi lembaga yang melayani

kebutuhan ekonomi dan pelayanan umum

masyarakat desa;

b) Menggali dan memanfaatkan potensi usaha

ekonomi desa untuk meningkatkan pendapatan

asli desa

c) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga

perekonomian desa lainya.

65

3) Wewenang pelaksana operasional

a) Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit

usaha BUMDes setiap bulan

b) Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-

unit usaha BUMDes setiap bulan

c) Memberikan laporan perkembangan unit-unit

usaha BUMDes kepada masyarakat Desa melalui

musyawarah Desa sekurang-kurangnya dua kali

dalam satu tahun.

c. Pengawas

Hak, kewajiban, dan wewenang pengawas sebagai berikut:

1) Hak Pengawas

a) Mendapatkan tunjangan

b) Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang

dimiliki BUMDes untuk kelancaran pengelolaan

BUMDes Majasari.

2) Kewajiban pengawas

a) Pengawas dalam melaksanakan mempunyai

kewajiban menyelenggarakan musyawarah/rapat

umum untuk membahas kinerja BUMDes

sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.

3) Wewenang pengawas

Pengawas berwenang menyelenggarakan

musyawarah/ rapat umum pengawas untuk:

1) Pemilihan dan pengangkatan pengawas

2) Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan

usaha dari BUMDes

3) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap

kinerja pelaksana Operasional.

66

Struktur organisasi BUMDes Majasari dapat dilihat melalui

tabel 4.5 berikut:

Gambar 4.4

Struktur organisasi BUMDes Majasari

C. Hasil Penelitian

1. Hasil Observasi

Hasil yang diamati oleh peneliti diataranya program-program Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) Majasari. kegiatan perekonomian

masyarakat sekitar, pemberdayaan masyarakat setelah gabung di

BUMDes, dan proses dalam pelaksanaan program BUMDes.

Masyarakat yang bergabung di BUMDes aktif dalam

melaksanakan program-program BUMDes. Dari hasil pengamatan

program-program yang aktif yaitu: simpan pinjam, pengelolaan

sampah, peternakan, usaha perdagangan seperti PPOB,Produk

Masyarakat, dan pembuatan cenderamata.

67

Dalam sehari-harinya Kegiatan perekonomian masyarakat Desa

Majasari bertani, berternak, dan berdagang. Selain itu juga ada yang

berfprofesi sebagai pegawai. Dari pengamatan, banyak masyarakat

yang berprofesi sebagai petani dan berternak, artinya dalam sehari-

harinya masyarakat membagi waktu untuk ke sawah dan ke kandang

ternak.

Dengan adanya BUMDes, masyarakat Desa Majasari diberdayakan

melalui dengan cara pelatihan-pelatihan, dan pelatihan-pelatihan

tersebut masyarakat sudah dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam pelaksanaanya, masyarakat selalu berkoodinasi dengan

pengurus BUMDes terkait program-program yang akan dilaksanakan

oleh masyarakat, dan pengurus BUMDes selalu mengawasi atau

mengontrol jalannya program-program BUMDes.

2. Hasil Wawancara

a. Wawancara dengan pengurus desa dan pengurus BUMDes

Peneliti melakukan wawancara dengan pengurus desa yang

menjabat sebagai Kepala Desa Majasari yaitu Bapak Wartono, dan dua

pengurus BUMDes yaitu Bapak Kodirin selaku direktur BUMDes dan

Ibu Heny selaku manajer simpan pinjam.

Dalam pelaksanaannya, BUMDes Majasari terdapat pelatihan.

Pelatihannya dilakukan dalam berbagai macam bidang sesuai dengan

unit usaha yang sedang dijalankan oleh BUMDes dan pelatihan ini

dilakukan tidak terjadwal pasti namun disetiap bulannya selalu ada

pelatihan, seperti yang sudah dikemukakan oleh ibu Heny:

68

”lebih seringnya ke pemberdayaanya, kaya bagaimana cara

membuat bakso dan cara mengemas makanan dengan baik. Dan nanti

dipasarin kalo lagi ada kunjungan”1

Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Kodirin:

“Pelatihan itu sering mba, kmaren tuh BJB pelatihan peternakan,

kalo yang lainya waktu itu ada pelatihan abon, bakso yang anak

mudanya kaya design. Itu semua kerja sama dengan BUMDes.

Diharapkan juga perekonomianya desa ini yang mengatur BUMDes”

Untuk peternak, BUMDes mengadakan pelatihan tentang

peternakan, menurut Bapak Wartono:

“Berternak yang baik,hewan ternaknya tidak mudah sakit, dan

menggemukan serta menyehatkan hewan ternaknya, dan tentang

membuat fermentasi jerami untuk pakan hewan ternak”

Sebelum BUMDes didirikan masyarakat rata-rata berprofesi

sebagai petani, akan tetapi ketika BUMDes sudah berdiri dan

BUMDes mensosialisasikan program peternakan, banyak masyarakat

yang ikut serta dalam program tersebut dan profesi masyarakat

bertambah yaitu menjadi peternak, dengan hal tersebut pendapatan

masyarakat dapat meningkat, seperti yang di kemukakan oleh Kepala

Desa Majasari:

“Menurut kami meningkat, dari yang awalnya belum nernak, tapi

sekarang petani sambil nernak. Untuk keniaikanya sekitar 20-30%”.2

Terdapat manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat yaitu

seperti dipaparkan oleh Bu Heny:

“Sebenernya ada, kaya pemberdayaan peternak, terus pengolahan

sampah juga jadi lebih tertib nggak buang sampah di sungai-sungai

walaupun dengan iuran yang tidak memaksakan dan semampunya

bayarnya apalagi bagi yang tidak mempunyai lahan, kalo petugasnya

nggak berangkat juga pada nyari petugasnya, ada dua petugasnya”3

1 Lampiran wawancara, Heni Hidayah,Indramayu, 15 Oktober 2018

2 Lampiran wawancara, Wartono ,Indramayu,14 oktober 2018

3 Lampiran wawancara, Heni Hidayah,Indramayu, 15 Oktober 2018

69

Sedangkan Kepala Desa Majasari memaparkan terkait dengan

manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat yaitu:

“BUMDes itu kalo sedang ada tamu, pengurus BUMDes ia terima

entah 100.000 atau 200.000, apalagi sekarang kita udah mulai ada

home stay, tinggal di rumah masyarakat, itu kan BUMDesnya juga

dapet, peternakan juga sama. Kalo wisatawanya mau kesini terus ada

biaya transportnya missal 15.000 dan yang nerima tamu itu bisa dapet

entah 50.000 atau 100.000 itu dapet. Bisa juga kerja sama dengan

hutan mangrove karangsong. Kemaren ada dari bandung 166 orang, itu

dagangan hampir habis semua. Itu kan lumayan, jadi kalo misalkan ini

buka lapak gitu ya kaya mangga, telor asin, atau hasil industri rumahan

kan dapet keuntungan itu, masyarakat dapet dan BUMDes juga

dapet.”4

Dalam kesehariannya, masyarakat Majasari berprofesi sebagai

petani, Peternak, TKI, pegawai,dll. Seperti yang dipaparkan oleh

Bapak Kodirin:

“Petani, peternak, TKI. TKI ini menjadi fokus kementerian sosial.

Di sini kan ada Undang-Undang TKI, jadi kalo TKI mau berangkat ke

luar ditanya dulu nanti ikhlas nggak nih kalo istrinya ke luar, dan nanti

perjanjianya jangan begini-begini, dan itu di apresiasi sama kementrian

gara-gara Perdes itu.”

Sedangkan menurut Kepala Desa Majasari, rata-rata profesi

masyarakat Desa Majasari adalah:

“Mayoritas buruh tani, yang pertama buruh tani, yang kedua

petani, yang ketiga buruh migran, peternak itu paling baru 5%,dan

kami sedang mencoba integrasi pertanian,peternakan, dan perikanan”

Dari pendapat-pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Ibu Heny

yaitu:

“Petani,lebih banyakan petani, kalo pegawai negeri dan wiraswasta

itu berapa yaa.. sekitar 15%, sekarang menambah lagi peternak, tapi

tetep petani nomer satu”

4 Lampiran wawancara, Wartono ,Indramayu,14 oktober 2018

70

Rencana BUMDes kedepan sudah direncanakan oleh direktur

BUMDes Majasari yaitu Bapak Kodirin yang memaparkan rencana

kedepannya yaitu:

“Cuma sekarang lagi dibikin kandang bebek, dengan bebek 2.000

ekor per bulan, dan kambing 100 ekor per tiga bulan sampai lima bulan

dan yang terakhir itu sembako 1,500.000 per bulan, artinya saya sudah

bagi-bagi dari yang 100.000.000 itu. Untuk kambing saya rencanakan

sekitar 50 jutaan dan untuk bebek sekitar 30.000.000dan untuk

sembako yang lebih mengadakan untuk pemerintah desa, karna

pemerintah desa gajian dalam waktu 3 sampai 4 bulan baru di gaji.

Artinya, saya coba untuk mensiasati tidak bahasa sini mah kelanti, di

BUMdes ini menyediakan dana talangan mereka yang 1.500.000.”5

Dalam program unti usaha peternakan terdapat sistem bagi hasil

yang berlaku yaitu seperti dipaparkan oleh Bapak Kodirin:

“Ada program reveloping, jadi kalo misalnya dikasih induk, terus

induknya beranak terus anaknya yang dikelola apa induknya dikasih.

Mau anaknya apa induknya yang di bayar. Nggak boleh dijual, api klo

udah punya sendiri nggak papa. Nanti induknya yang dikasih lagi ke

yang lain, kalo revloping, ngejualnya ke kami. Nanti suruh milih mau

sistemnya apa, ada penggemukan apa revloping, tapi penggemukan

atau pembesaran. 70% untuk peternak 30% untuk BUMDes”6

Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Ibu Heny selaku

manajer simpan pinjam

“70% peternak dan 30% BUMDes tapi rata-rata dikembangbiakan

ternaknya, kalo simpan pinjam jasanya 2% per bulan”7

Terdapat hambatan yang dirasakan oleh Kepala Desa Majasari

yaitu:

“Hambatanya, yang pasti lebih kepada sumber daya manusianya,

saya selaku pembina punya cara pandang sendiri terahadap kegiatan

yang saya lakukan, sedangkan pengurus BUMDes punya begini begini,

mnurut saya itu nggak pas gitu ya, nah itu kemudian menjadi sakit hati,

5 Lampiran wawancara , Kodirin, Indramayu,29 September 2018

6 Lampiran wawancara , Kodirin, Indramayu,29 September 2018

7 Lampiran wawancara, Heni Hidayah,Indramayu, 15 Oktober 2018

71

menurut hemat perencanaanya kurang tepat, karena saya juga harus

menyesuaikan dengan visi-misi desa”8

b. Wawancara dengan anggota BUMDes

Peneliti melakukan wawancara dengan tiga anggota BUMDes yaitu

Bapak Baki selaku pengelola sampah, Ibu Suptini sebagai anggota dari

simpan pinjam, dan Bapak Selamet selaku anggota peternakan dan

ketua kelompok tani tunggal rasa.

Anggota BUMDes mendapatkan informasi awal adanya BUMDes

dengan adanya sosialisasi dari pengurus BUMDes terkait dengan

program-programnya. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Selamet:

“Ada sosialisasi dari desa”9

Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Ibu Suptini selaku

anggota simpan pinjam yaitu:

“Ada sosialisasi, kalo ada rapat-rapat nanti dikasih tau ada

BUMDes gtu”10

Sedangkan menurut Bapak Baki yang menjadi pengelola sampah

memaparkan yaitu:

“Saya ngajuin sendiri, kan masyarakat sampahnya suka pada

berserakan, jadi saya murni dari hati saya karna banyak yang nggak

punya lahan juga”11

Anggota-anggota BUMDes memiliki alasan dalam bergabung ke

dalam BUMDes, seperti yang dipaparkan oleh Ibu Suptini yaitu:

8 Lampiran wawancara, Wartono ,Indramayu,14 oktober 2018

9 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018

10 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018

11 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018

72

“Karena jasanya lebih kecil dan prosesnya lebih mudah”12

Sedangkan alasan dari Bapak Selamet ialah:

“untuk mengembangkan usaha desa dan masyarakat”13

Dalam menjalankan program-programnya, BUMDes Majasari

sering mengadakan pelatihan dalam berbagai jenis pelatihan, seperti

yang dipaparkan oleh Bapak Baki yaitu:

“Ada sih.. tapi masyarakatnya tuh nggak bisa memisahkan mana

sampah organic dan mana sampah non organik. Padahal sudah ada

pelatihanya. Mungkin karena ribet”14

Sedangkan menurut Ibu Suptini ialah:

“Ada, itu kan biasanya kerjasama dengan pengurus desa dan

BUMDes dan dinas perindustrian, dinas tenaga kerja dan ada juga

yang dari Jakarta juga pernah. Pernah tuh bikin baso, bikin talikur, tapi

karna saya nggak dipraktekin jadi ya ikut-ikutnya aja dan saya bukan

jiwa pedagang, padahal mah sering dari PKK dan BUMDes ngadain”15

Sistem bagi hasil yang dilakukan oleh BUMDes dan masyarakat

yaitu dipaparkan oleh anggota-angggota BUMDes, seperti yang

dipaparkan oleh Bapak Selamet selaku anggota peetrnakan yaitu:

“Kalo di jual ya 70% untuk Peternak, yang 30% untuk BUMDes”16

Sedangkan menurut anggota simpan pinjam yang dipaparkan oleh

Ibu Suptini yaitu:

12 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018

13 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018

14 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018

15 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018

16 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018

73

“Pakenya jasa, contohnya pinjam 1.000.000, nah bayarnya itu

1.200.000 selama 10 bulan”17

Menurut pengelola sampah yaitu Bapak Baki dalam sistem bagi

hasilnya, Bapak Baki menarik uang iuran kepada masyarakat terlebih

dahulu, seperti yang dijelaskan oleh bapak Baki yaitu:

“Tergantung banyak nggak nya, kalo banyak berarti lebih gede

misalnya 20.000”18

Terkait dengan pendapatan masyarakat yang bergabung di

BUMDes mengalami peningkatan, yaitu seperti yang dipaparkan oleh

Ibu Suptini yaitu:

“Pendapatan sekitar 2.000.000 an. Setelah gabung di BUMDes iyaa

jadi meningkat.Itu kan biasanya kerjasama dengan pengurus desa dan

BUMDes dan dinas perindustrian, dinas tenaga kerja dan ada juga

yang dari Jakarta juga pernah. Pernah tuh bikin baso, bikin talikur.

Tapi karna saya nggak di praktekan jadi ya ikut-ikutnya ajadan saya

bukan jiwa pedagang. Padahal mah sering dari PKK dan BUMDes

ngadain”19

Bapak Selamet membernarkan dengan pendapatannya meningkat

setelah bergabung di BUMDes yaitu:

“bertambah 30%. sekitar 2.500.000, stelahnya jadi 3.000.000 kalo

di kira-kira”20

Menurut Bapak Baki pendapatannya meningkat, yaitu:

17 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018

18 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018

19 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018

20 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018

74

“yaa lebih besar sekaranga, sekarang mah ada tambahan 1.500.000

dari BUMDes. Sekarang mah padi dapet, gajian juga dapet”21

BUMDes dalam pelaksanaannya, terdapat kendala yaitu seperti

yang dipaparkan oleh Ibu Suptini selaku anggota simpan pinjam yang

memaparkan bahwa:

“Kadang gini, kalo masyarakat mikirnya dana simpan pinjam itu

kaya dana hibah. Kalo masyarakatnya mengerti bahwa ini adalah

hutang, pasti masyarakat balikin uangnya. Ada aja soalnya masyarakat

yang Beler jadinya dananya macet.”22

Sedangkan dalam program peternakan yaitu tidak ada hambatan

seperti dipaparkan oleh bapak selamet:

“belum ada hambatan”23

Dalam program pengelolaan sampah, terdapat kendala yaitu seperti

yang dipaparkan oleh Bapak Baki:

“yaa mungkin,, orang dari luar desa sih ya yang ikut buang juga”24

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan BUMDes

Dalam pengembangan ekonomi pedesaan, kegiatan yang

bersifat top down mulai dikurangi, dan berganti dengan mekanisme

Bottom up yang lebih menekankan peran masyarakat bawah dalam

menentukan keputusan dan menyelesaikan permasalahanya sendiri.

dengan demikian, peran pemerintah pada saat ini hanya sebagai

21 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018

22 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018

23 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018

24 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018

75

fasilitator, regulator, motivator dalam penyediaan prasarana

publik.25 Dengan demikian, dalam mewujudkan mekanisme

Bottom up pemerintah mengeluarkan peraturan yaitu tedapat dalam

PP No 72 Tahun 2005 pasal 78 ayat 1 yang menyebutkan bahwa

Dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan Desa, pemerintah

Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan

kebutuhan dan potensi Desa.26

Bentuk kepedulian pemerintah pusat dalam maju

kembangnya kesejahteraan masyarakat desa adalah dengan

berlakunya UU tentang Desa yaitu UU No 6 Tahun 2014 Tentang

Desa, dimana dalam Undang-Undang mengatur seluruh aktifitas

yang terdapat di desa, salah satunya adalah BUMDes. Seiring

berjalannya waktu, desa menjadi prioritas utama dalam hal

pembangunan, baik infrastruktur maupun non-infrastruktur yang

arahnya pada pengembangan potensi desa.

Demi mencapai kesejahteraan masyarakat pemerintah

pusat juga membuat kebijakan baru tentang wajib adanya Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes) disetiap desa sebagai upaya

membantu unit usaha kecil masyarakat terkelola dengan baik.

BUMDes juga hadir sebagai upaya pemerintah dalam

menanggulangi masalah perekonomian masyarakat dengan cara

memobilisasi pengelolaan aset desa serta membantu dan

mendukung usaha kecil masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.27

Berdasarkan paparan pada bagian-bagian sebelumnya maka

dapat dilihat bahwa kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat

25Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah: Persepektif

ekonomi,(Jakarta:LP3ES,2012),Cet.2,h.xix

26 Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2005 pasal 78 ayat 1

27 Lampiran wawancara,Kodirin, Indramayu,29 September 2018

76

melalui BUMDes berjalan baik. Berdasarkan hasil lapangan,

hadirnya BUMDes dalam masyarakat mampu memberikan

kontribusi yang baik bagi perkembangan kegiatan ekonominya.

Dalam penelitian Ade tentang BUMDes dalam peningkatan

pendapatan asli desa dipaparkan bahwa BUMDes sebagai

fasilitator, mediator, Motivator, dan Dinamisator yang mampu

meningkatkan PADes walaupun tidak sesuai dengan yang

diinginkan.28 Melalui penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa

ketika pendapatan asli desa meningkat maka pendapatan

masyarakat desa yang menjalankan kegiatan usahanya akan

meningkat pula. Dalam pelaksanaanya, BUMDes Majasari terdapat

manajemen sebagai berikut:

a. Planning atau Perencanaan

Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara

bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah

dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi

segala sesuatu yang manajer kerjakan.29 Perencanaan adalah

pekerjaan mental untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur,

program yang diperlukan untuk mencapai apa yag diinginkan pada

masa yang akan datang.30Dalam hal ini, Kepala Desa Majasari dan

Direktur BUMDes Majasari memiliki perencanaan yang matang

dan telah dipertimbangkan untuk BUMDes ke depannya.

Perencanaan yang di buat dapat dikatakan sudah baik karena

perencanaan ini disosialisasikan kepada masyarakat dan pengurus

28 Ade Eka Kurniawan,Jurnal,”Peranan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut kecamatan singkep pesisir kabupaten Lingga tahun 2015),(Tanjung Pinang: UMRAH,2016).

29Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Minggu,03 Desember 2018, pukul 01.20.

30Nurochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010),h.15

77

BUMDes mampu menampung aspirasi dari masyarakat yang sesuai

dengan kemauan dan kemampuan masyarakat. Kegiatan BUMDes

yang sedang direncanakan ialah peternakan bebek, peternakan

kambing, dan unit usaha warung sembako.

b. Organizing

Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan

manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan

rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan

organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas,

membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan

menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa

tugas.31 Pengorganisasian dalam BUMDes majasari sudah sesuai

dengan pembagian pekerjaannya, hanya saja masih kurang dalam

hal pendanaan. Pendanaan BUMDes dalam pengorganisasiannya

masih kurang tertata dan kurangnya rasa tanggung jawab dari

pengurus Desa yang tidak menegaskan kepada masyarakat terkait

dengan dana BUMDes untuk kelancaran pendanaanya, serta

anggapan masyarakat yang menganggap bahwa dana BUMDes

ialah dana Hibah. Dengan anggapan tersebut, menyulitkan pengurus

BUMDes dalam mengolah dana BUMDes. Dari masing-masing

unit usaha yang terdapat dalam struktur organisasi BUMDes sudah

menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, dalam melancarkan

kegiatanya direktur BUMDes selalu berkomunikasi dengan masing-

masing kordinator unit usaha baik langsung maupun tidak langsung

demi tercapainya kelancaran kegiatan BUMDes.

c. Actuating

31 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-

planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Minggu,03 Desember 2018, pukul 01.38

78

Pelaksanaan adalah membuat semua anggota organisasi mau

bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk

mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha

pengorganisasian.32 Perencanaan dan pengorganisasian yang baik

kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Semua

sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai

visi, misi dan program kerja organisasi.33 Dalam pelaksanaan

seluruh program-program BUMDes dapat dikatakan berjalan

dengan baik dan efektif. Sasaran utama dalam pelaksanaan

program-program BUMDes yaitu masyarakat, tanpa masyarakat

program-program BUMDes tidak akan berjalan dengan lancar

sesuai dengan visi BUMDes Majasari yaitu untuk menjadi desa

yang mandiri dan sejahtera. Masyarakat melaksanakan program-

program BUMDes sesuai dengan program kerja yang sudah dibuat

oleh pengurus BUMDes. Seperti yang sudah dipaparkan dalam

bagian Organizing bahwa kendala dalam pelaksanaan yaitu

macetnya dana BUMDes.

Dalam teori pendanaan terdapat tiga model pendanaan

untuk pengembangan masyarakat yang telah dilakukan oleh

BUMDes dan sesuai dengan teori pendanaan yaitu:34

1) Grameen Bank adalah model pendanaan sekala kecil untuk

mengembangkan usaha usaha ekonomi produktif masyarakat

melalui penyediaan modal, pembinaan usaha secara kontinu

dan insentif, dan pendampingan bekelanjutan yang mandiri.

Hal ini sesuai dengan program BUMDes yaitu unit usaha

32 Nurochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta,2010),h.30

33Opcit,.diakses pada Minggu,03 Desember 2018, pukul 02.14

34 Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN Jakarta Press, 2013), h.57-58

79

simpan pinjam, dengan adanya program ini masyarakat bisa

melakukan peminjaman kepada BUMDes untuk modal

usaha atau menambah modal usaha yang masih kurang.

2) Model pembinaan dari pemerintah yaitu dengan memberikan

keterampilan, dan mempromosikan hasil produksi. BUMDes

menjadi wadah bagi masyarakat, tidak hanya dalam

diberikan pelatihan saja akan tetapi BUMDes memasarkan

produk yang dihasilkan oleh masyarakat baik secara offline

maupun online.

3) Model kemitraan adalah kerjasama antara

individu/masyarakat dengan pihak-pihak lain yang memiliki

komitmen tinggi dalam pengembangan masyarakat, dimana

terjadi proses pembinaan dan pengembangan terhadap

individu/masyarakat oleh pihak-pihak tertentu dengan

memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling

memperkuat dan saling menguntungkan.35 Dalam

pelaksanaanya, BUMDes Majasari bekerja sama dengan

pihak-pihak tertentu, seperti kelompok tani tunggal rasa,

Bank BJB, Bank BRI, dan pihak lainya yang mampu

menguntungkan satu sama lain.

d. Controlling

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan

program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk

supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit.36tahap ini merupakan

tahap terakhir dalam menejemen badan usaha dimana pada tahap ini

pengurus BUMDes dan masyarakat mengevaluasi seluruh program

35 Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN

Jakarta Press, 2013), h.57-58

36 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Minggu,03 Desember 2018, pukul 03.05

80

yang sudah terlaksana. Melalui laporan pertanggungjawaban yang

diadakan setiap tahunnya membuat pengurus BUMDes

memperbaiki yang belum efektif dan mengevaluasi setiap

kekurangan dalam program-program yang telah dibuat oleh

BUMDes.

BUMDes Majasari dalam pelaksanaanya terdapat program-

program yang masih aktif, diantaranya yaitu:

1) Simpan Pinjam

BUMDes membuat unit usaha simpan pinjam guna untuk

masyarakat mampu menabung agar tidak kehabisan modal dan

tabungan tersebut bisa di ambil ketika masyarakat

membutuhkan. Selain dari pada menabung, BUMDes juga

menyediakan Jasa pinjaman kepada masyarakat yang

membutuhkan modal atau untuk keperluan lainya, dengan

syarat yang tidak memberatkan dan dengan bunga yang tidak

tinggi yaitu hanya 2% setiap bulanya dalam jangka waktu 10

bulan, apabila sudah melewati jatuh tempo maka yang

bersangkutan akan dipanggil melalui surat panggilan dari

BUMDes.

Unit usaha ini menurut manajer simpan pinjam paling banyak

yang diminati oleh masyarakat37. Dan menurut anggota unit

usaha simpan pinjam lebih memilih menabung dan meminjam

di BUMDes karena lebih nyaman dan dalam prosesnya tidak

seribet yang terdapat di Bank.38

2) Pengelolaan sampah

Desa Majasari pernah menjadi desa terbaik nasional dan hal

tersebut tentu salah satunya karena Desa Majasari yang

mempunyai lingkungan yang bersih. Dengan adanya

37 Lampiran wawancara,Heni Hidayah, Indramayu, 15 Oktober 2018

38Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018

81

pengelolaan sampah, maka masyarakat semakin mudah dalam

membuang sampahnya, terutama bagi masyarakat yang tidak

memiliki lahan cukup untuk membuang sampah, maka dengan

adanya pengelolaan sampah ini lah masalah tersebut bisa

teratasi. Selain dari kemudahan masyarakat dalam membuang

sampah, dengan adanya unit usaha ini mampu mengurangi

pengangguran, karena melibatkan masyarakat dalam

mengangkut sampah. Setiap bulanya masyarakat diminta iuran

kepada pengelola sampah, dengan harga seikhlasnya dan sesuai

kemampuan masyarakat, jika di rata-rata kan setiap bulanya

dari hasil iuran masyarakat menghasilkan Rp.3.000.000.

kemudian hasil tersebut di serahkan kepada pengurus BUMDes

untuk operasional petugas sampah, petugas sampah yang

terdapat di Desa Majasari terdapat dua orang.

3) Peternakan

Program ini di bagi menjadi dua yaitu penggemukan dan

reveloping. Penggemukan yang nanti hasil jualnya di bagi

keuntunganya 70% untuk peternak dan 30% untuk BUMDes,

sedangkan reveloping ketika hewan ternak sudah mempunyai

anak maka peternak harus memilih yang akan dibesarkan mau

anaknya atau induknya, jika anaknya maka nanti induknya akan

diternak oleh orang lain, tapi jika induknya maka anak hewan

ternaknya akan di ternak oleh orang lain, dan salah satunya

nanti akan menjadi hak milik peternak. Dari yang berawal

hanya 5 ekor sapi, sekarang sudah mencapai 130 ekor sapi,

dengan banyaknya sapi, maka semakin banyak juga masyarakat

yang terlibat. Selain sapi, hewan ternak yang terdapat BUMDes

yaitu kambing, jumlah kambing sampai saat ini sudah

mencapai angka 30 ekor kambing.

82

BUMDes memiliki dua kandang diantaranya kandang 1

untuk sapi dan kambing, dan kandang II untuk hewan ternak

sapi saja.

Gambar 4.4

Kandang Sapi

4) Usaha Perdagangan

BUMDes mendirikan Usaha Perdagangan seperti PPOB,

produk rumahan masyarakat, dan cenderamata

a) PPOB

BUMDes mendirikan Unit usaha ini untuk melayani

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu

BUMDes menerima pembayaran listrik dan menjual pulsa.

Dengan adanya unit usaha ini masyarakat tidak usah jauh-jauh

untuk membayar listrik. BUMDes majasari tidak mewajibkan

seluruh masyarakat Majasari untuk membayar listrik dan

membeli pulsa di BUMDes karena ada masyarakat yang

menerima pembayaran listrik dan menjual pulsa juga, BUMDes

berprinsip tidak mematikan usaha masyarakat, artinya

masyarakat di bebaskan untuk membayar listrik dan membeli

pulsa ke siapa saja.

b) Produk masyarakat

83

Rata-rata dari masyarakat yang membuat produk rumahan

ialah TKI yang pernah bekerja di luar negeri, dan setelah

kembali ke tanah air, maka purna TKI ini di berikan pelatihan

yaitu seperti membuat kripik pisang, kripik usus, bakso, Abon,

dan hasil dari produknya akan di pasarkan di toko yang milik

BUMDes dan akan dipasarkan juga ketika balai desa ada acara

serta di pasarkan online.

c) Cenderamata

Menurut Kepala Desa Majasari, setiap bulannya Desa

Majasari ada kunjungan dari desa-desa lain atau dari

pemerintah kabupaten, provinsi, bahkan presiden pernah

mengunjungi Desa Majasari, hal tersebut menjadikan peluang

bagi BUMDes untuk memasarkan karya-karya masyarakat

seperti cenderamata yaitu Talikur (Kerajinan Tas), baju sablon

khas Majasari, gantungan kunci majasari, dan pin Majasari,

cenderamata tersebut menjadi oleh-oleh khas majasari dan

setiap ada kunjungan cenderamata laku terjual. Selain dari pada

membuat cenderamata dan menjualnya, BUMDes Majasari

mengadakan pelatihan design untuk masyarakat yang berminat

design agar bisa dikembangkan lagi dalam membuat

cenderamata.

84

Gambar 4.5

Unit Usaha Perdagangan

2. Peran BUMDes bagi pengembangan perekonomian

masyarakat

a. Pengembangan ekonomi masyarakat

Pengembangan ekonomi masyarakat adalah proses kegiatan

atau tahapan-tahapan dari kondisi tertentu ke tahap-tahap

berikutnya dalam suatu wilayah untuk merubah perekonomian

masyarakat serta memberdayakan masyarakat yang belum

mempunyai kemampuan untuk mengontrol sarana produksi.

Dalam pengembangan masyarakat dapat dipandang sebagai

suatu proses, metode, program, atau gerakan.

1) Sebagai suatu Proses

Pengembangan masyarakat sebagai suatu proses bergerak

dalam tahapan-tahapan, dari suatu kondisi atau keadaan tertentu ke

tahap-tahap berikutnya, yakni mencakup kemajuan dan perubahan

dalam artian kriteria terspesifikasi. Artinya, pengembangan

ekonomi masyarakat melalui BUMDes sesuai dengan paparan di

85

atas, dengan adanya BUMDes maka masyarakat berproses untuk

menginjak ke tahap selanjutnya dan memperbaiki perekonomianya.

2) Sebagai suatu Metode

Pengembangan masyarakat merupakan suatu cara untuk

mencapai tujuan dengan cara sedemikian rupa sehingga beberapa

tujuan dapat dicapai. Metode- metode lain, misalnya perubahan

yang dilakukan pemerintah. dalam hal ini, sang pembuat kebijakan

ialah pemerintah yaitu pemerintah guna meningkatkan

perekonomian masyarakat dengan mendirikan BUMDes, dengan

hadirnya BUMDes dalam masyarakat harapan pemerintah mampu

membuat peningkatan perekonomian dan kesejahteraan

masyarakat.

3) Sebagai suatu Program

Metode pengembangan masyarakat dinyatakan sebagai

suatu gugus prosedur dan isinya dinyatakan sebagai suatu daftar

kegiatan. Dengan menjalankan prosedur, kegiatan-kegiatan

dianggap dilaksanakan. BUMDes Majasari dalam pelaksanaanya

yaitu dengan membuat program-program yang sesuai dengan

kemauan dan kemampuan masyarakat, sehingga masayarakat

banyak yang tertarik untuk mengikuti program BUMDes.

4) Sebagai suatu Gerakan

Pengembangan masyarakat merupakan suatu perjuangan,

sehingga ini menjadi alasan yang membuat orang-orang

mengabdi.39 Program-program BUMDes yang sudah dibuat oleh

pengurus BUMDes nantinya akan ditawarkan kepada masyarakat

karena sasaran utama dari program BUMDes yaitu masyarakat,

39Fredian Tomy Nasdian,Pengembangan Masyarakat, (Jakarta:Yayasan Pustaka Obor

Indonesia,2014),h.33-35

86

ketika masyarakat sudah mengetahui tentang program-program

tentu ada yang ingin bergabung ke BUMDes dan ada yang tidak

ingin bergabung di BUMDes dikarenakan tidak sesuai dengan

keinginan atau program yang dibuat tidak sesuai dengan

kemampuan atau hoby dari masyarakat itu sendiri. bagi masyarakat

yang bergabung di BUMDes itulah yang akan nantinya mengabdi

dan menekuni program yang sudah ditawarkan.

Menurut Zubaedi terdapat tiga model pengembangan

masyarakat yaitu:

1) The welfare approach, yang dilakukan dengan memberi

bantuan kepada kelompok-kelompok tertentu misalnya

mereka yang terkena musibah. Pemerintah pusat

memberikan bantuan untuk BUMDes sesuai dengan dana

yang diajukan, dan dana tersebut akan digulirkan kembali

kepada masayrakat yang sedang membutuhkan. BUMDes

mampu menjadi wadah utama bagi masyarakat ketika

masyarakat sedang mengalami kesusahan, yaitu dengan

memberikan pinjaman bagi masyarakat yang sedang

membutuhkan dana.

2) The development approach, yang dilakukan terutama

dengan memusatkan kegiatannya pada pengembangan

proyek pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan, kemandirian, dan keswadayaan masyarakat.

Pemerintah desa mendirikan BUMDes guna

mengembangkan pembangunan yang bertujuan untuk

kemandirian masyarakat, seperti halnya dengan adanya

UKM-UKM di BUMDes mampu melatih kemandirian

dari masyarakat.

3) The empowerment approach, yang dilakukan dengan

melihat kemiskinan sebagai akibat proses politik dan

87

berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk

mengatasi ketidakberdayaanya.40 Kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan BUMDes sesuai dengan model

pengembangan masyarakat ini yaitu dengan BUMDes

memberdayakan masyarakat dengan cara mengadakan

pelatihan-pelatihan, dan masyarakat diikutsertakan dalam

program-program BUMDes guna meningkatkan

perekonomianya.

Dalam Undang- Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa

menyebutkan Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM

Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung

yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola

aset, jasa pelayanan, dan usaha lainya untuk sebesar-besarnya

kesejahteraan masyarakat Desa.41 sesuai dengan hasil penelitian,

dapat dikatakan bahwa dengan berdirinya BUMDes di masyarakat

Desa Majasari mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dan meningkatkan perekonomian masyarakat walaupun tidak

signifikan yaitu 20%-30%.

b. Pemberdayaan Masyarakat

Dalam BAB II di paparkan bahwa pemberdayaan

masyarakat berarti menyediakan sumber daya, kesempatan,

pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan

kemampuan warga miskin untuk menentukan masa depanya sendiri

40 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana

Prenadamedia Group, 2013), h.120

41 Republik Indonesia, 2014, Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, Lembaran Negara Republik Indoensia, No 5495

88

dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya.42 sesuai

dengan hasil pengamatan dan hasil wawancara dapat dikatakan

bahwa BUMDes mampu memberdayakan masyarakat Desa

Majasari, cara memberdayakannya yaitu dengan cara pelatihan,

seperti dari yang sebelumnya ibu rumah tangga yang bekerja

menjadi TKI tetapi karena terdapat program pelatihan,ibu rumah

tangga memilih untuk membuka usaha di Desa Majasari. upaya

pemberdayaan tidak hanya dilaksanakan untuk ibu rumah tangga

akan tetapi kegiatan ini dilaksanakan untuk semua kalangan, dan

sesuai dengan minat masyarakatnya. bagi kalangan muda, pelatihan

yang diminati ialah design grafis, dimana hasil dari karyanya akan

dipromosikan melalui online dan offline. Bagi peternak, pelatihan

yang diminati ialah pelatihan cara berternak yang baik, seperti

membuat fermentasi jerami, dimana fermentasi jerami tersebut

untuk pakan hewan ternak, dan biasanya diberikan kepada hewan

ternak ketika stok rumput sudah menipis. Dengan hal tersebut,

BUMDes mampu menyediakan sumber daya, kesempatan dan

keterampilan dalam memperbaiki perekonomian masyarakat.

Pemberdayaan diartikan sebagai tujuan yaitu pemberdayaan

yang mengarah pada kemandirian, artinya hal ini sesuai dengan

langkah yang dibuat oleh pengurus BUMDes dalam menjalankan

unit usahanya yang melibatkan masyarakat dan diberikan pelatihan

agar masyarakat bisa lebih mandiri. Dari paparan di atas sesuai

dengan Undang-Undang U No 4 tahun 2014 tentang Desa yang

menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya

mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat

dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,

perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber

42 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana

Prenadamedia Group, 2013), h.43

89

daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan

pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas

kebutuhan masyarakat desa.43

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini,terdapat beberapa keterbatasan yang dapat

mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun

keterbatasan tersebut antara lain:

1. Masih terdapat jawaban yang kurang memuaskan dari responden

dalam penelitian ini, sehingga peneliti harus menggali informasi

dari berbagai responden.

2. Sulitnya mencari waktu yang sesuai untuk mewawancarai

pengurus BUMDes dan aparat desa dikarenakan jadwal pengurus

BUMDes dan aparat pemerintah desa setiap hariya terdapat

agenda.

3. Penelitian ini hanya mengambil enam responden

4. Jumlah responden yag dipilih sesuai dengan keterbatasan tenaga

peneliti.

43 Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014 tentang Desa

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat dikemukakan beberapa hal

yang dapat dikemukakan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini, adalah:

1. Dalam pelaksanaanya, manajemen BUMDes Majasari sudah berjalan

dengan baik seperti dalam Perencanaan yaitu pengurus BUMDes

sudah merencanakan seluruh program-program BUMDes dengan

matang, dalam pengorganisasian seluruh pengurus BUMDes telah

melaksanakan tugas dari masing-masing tanggungjawabnya dengan

baik, dalam pelaksanaanya, BUMDes Majasari sudah efektif dalam

menjalankan program-program BUMDes walaupun masih ada

beberapa kendala, dan dalam evaluasi, BUMDes Majasari baik dalam

mengeveluasi program-program BUMDes dengan cara rapat seluruh

pengurus dan anggota.

Program-program BUMDes Majasari yang masih aktif

diantaranya yaitu: simpan pinjam, pengelolaan sampah, peternakan,

Usaha perdagangan seperti PPOB,Produk Masyarakat, dan

Cenderamata. Dari program-perogram tersebut BUMDes Majasari

bekerja sama dengan berbagai macam instansi kelompok masyarakat.

2. Kehadiran BUMDes di masyarakat Desa Majasari menjadi wadah

perekonomian masyarakat dan mampu memberdayakan masyarakat

serta mengurangi pengangguran, hal tersebut dibuktikan dengan

masyarakat diikutsertakan dalam peternakan dan masyarakat juga

sering mendapatkan pelatihan membuat kue, abon, keripik pisang,

keripik usus, bakso, dan hasil dari pada pelatihan tersebut akan dijual

oleh masyarakat serta dipamerkan ketika balai desa ada acara, dalam

menjual industri rumahan itu BUMDes yang menjadi wadah dari mulai

91

pelatihan sampai pemasaran,produk tersebut di pasarkan melalui

offline maupun online.

Peran BUMDes Majasari dapat dikatakan bahwa dengan berdirinya

BUMDes di masyarakat Desa Majasari mampu memberdayakan

masyarakat dengan diberikan pelatihan-pelatihan untuk melatih

Softskill dan hardskill, dan mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat walaupun

belum signifikan yaitu 20%-30%.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa implikasi dari

penelitian ini yaitu baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Secara teoritis

Badan usaha milik desa (BUMDes) menjadi salah satu faktor dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan

adanya BUMDes Majasari masyarakat lebih mudah mendapatkan

modal usaha dan menjalankan kegiatan usahanya.

2. Secara praktis

Dalam penelitian ini memberikan implikasi pada pengurus BUMDes

Majasari untuk membuat masyarakat lebih berperan aktif lagi dalam

program-program BUMDes agar peningkatan perekonomian dapat

dirasakan oleh masyarakat lebih banyak lagi.

C. Saran

Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi

penyajian, kelengkapan teori yang digunakan, maupun data yang sudah

penulis kumpulkan. Maka dari itu, penulis membutuhkan kritik dan saran

demi kesempurnaan dalam penelitian ini.

Namun, apabila dalam penelitian ini terdapat sesuatu yang bermanfaat,

maka penulis berharap semoga ini bisa menjadi acuan pengembangan

ekonomi terutama untuk:

1. Pengurus BUMDes, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi

salah satu bahan evaluasi dan koreksi terhadap program-program

92

BUMDes Majasari yang telah dilaksanakan. Terutama pengawasan

terhadap dana BUMDes yang harus diperketat lagi dalam

mengalokasikan dana BUMDes tersebut sehingga mampu

menyadarkan masyarakat bahwa dana BUMDes harus digunakan

sebagaimana mestinya.

2. Masyarakat, diharapkan penelitian bisa dijadikan bahan infromasi

tambahan dan untuk mengetahui BUMDes Majasari pada umumnya

serta mampu menambah khazanah keilmuan. Dengan adanya BUMDes

Majasari, diharapkan masyarakat lebih sadar akan keberadaan

BUMDes Majasari dan ikut serta dalam program-program BUMDes

Majasari serta berperan aktif dalam BUMDes Majasari.

3. Pemerintah Daerah, diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan

referensi dalam melihat atau mempelajari serta menggali potensi-

potensi pengembangan ekonomi yang ada di Desa Majasari.

4. Pemerintah Desa Majasari, program BUMDes agar lebih diprioritaskan

untuk pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam

sehingga dapat memanfaatkan lingkungan sekitar dan dapat

meningkatkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat Desa Majasari.

93

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adisasmita ,Rahardjo, Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gaha Ilmu,2015).

Adisasmita, Rahardjo, teori-teori pembangunan ekonomi, (Yogyakarta: Graha

Ilmu), 2013.

Ahmdad, Irdam dan Ilyas Saad, Kajian Implementasi Trilogi Pembangunan di

Indonesia, (Jakarta:STEKPI,2006 )

Arikunto ,Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pnedekatan Praktik,(Jakarta:

Rineka Cipta, 2013),cet.15.

Asyhadie ,Zaeni dan Budi Sutrsno, Hukum Perusahaan &

Kepailitan,(mataram:PT.Gelora Aksara Pratama,2012).

Asyhadie ,Zaeni,Hukum Bisnis, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2016).

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,

2010), Cet.1.

Hermawan, Wawan, Pengantar Ilmu ekonomi, (Tanggerang Selatan:UT, 2016),

cet.16.

Jef Rudianto Saragih, perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal

Berbasis Pertanian, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015).

Johara T.jayadinata dan I.G.P Pramandika, Pembangunan desa dalam

perencanaan, (Bandung: ITB, 2006).

Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013).

Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel:

UIN Jakarta Press, 2013).

Nasdian,Fredian Tomy ,Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia, 2014).

Nugroho ,Iwan dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah:perspektif ekonomi,

(Jakarta:LP3ES, 2012),Cet.2.

Nurochim dan iwan purwanto, Manajemen Bisnis, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga

penerbitan,2010).

94

Deppennas PKDSP, Buku Panduan BUMDes, (Jakarta: PP-RPDN),2007,h.13

Rahardjo,M. Dawan ,Islam dan Transformasi sosial-ekonomi, (Jakarta: Lembaga

Studi Agama dan Filsafat (LSAF),1999), cet.1.

Tisnawati ,Ernia dan kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana

Prenanda Media group,2005).

Usman,Husaini dan Purnomo Setiady A, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:PT

Bumi Aksara,2008), Cet.1.

Wahidi,Roestanto D. Membangun Perdesaan Modern (Bogor: PT Indec, 2015),

Cet.1.

Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana

Prenadamedia Group, 2013).

Ritonga ,Jamiluddn, Riset Kehumasan, (Jakarta: PT. Gramedia Grasindo, 2004),

h. 39

Salam ,H.Syamsir dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).

Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methode), (Bandung: Alfabeta,

2011).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,

(Bandung:Alfabeta,CV, 2011).

B. Skripsi

Faisa,Achmad l,Skripsi,” Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat di

Pesantren (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di

PP.Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)”,(Jakarta:UIN

Jakarta,2012)

Istiqoomah,Skripsi:” Pengembangan EKonomi Masyrakat melalui Pertanian

Terpadu oleh Kelompok Tani Lestari Makmur Desa Argorejo Kecamatan

Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta”, (Yogyakarta:UIN Sunan Kali

Jaga Yogyakarta,2015).

95

Kurniawan ,Ade Eka,Jurnal,” peranan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam

Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut kecamatan singkep pesisir

kabupaten Lingga tahun 2015),(Tanjung Pinang: UMRAH,2016)

C. Jurnal

Gesty ,Lasmarita Nugra,dkk,” Pelaksanaan Tugas Badan Usaha Milik desa di

Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara,Diponegoro law

Journal,V.5,No.3,2016.

Rahmat,Pupu Saeful, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol.5, No 9, 2009

Reza M.Z. “Pengembangan potensi ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik

Desa (BUMDES) Pondok Salam kabupaten Purwakarta”, Jurnal Aplikasi

Ipteks untuk Masyarakat, Vol.5, No 1, 201,,, T6

D. Internet

https://kbbi.web.id/kembang , diakses pada 17 Juli 2018, pukul 20.50.

https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-

controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24

April 2018, pukul 18.00.

Badan Pusat statistik Indonesia, Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi

2007-2017,(https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119,

diakses pada 21 Maret 2018)

E. DOKUMEN

Badan Pusat Statistik Indramayu, kecamatan sliyeg dalam angka 2017,

(Indramayu: BPS Kabupaten Indramayu), 2017

Badan Pusat Statistik Indramayu, Statistik kesejahteraan rakyat kabupaten

Indramayu, (Indramayu: BPS Kabupaten Indramayu), 2016

Peraturan mentri, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik

Indonesia, Nomer 4 tahun 2015, tentang Pendirian, Pengurusan dan

Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha MIlik Desa.

Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar tahun 1945.

96

LAMPIRAN 1 FOTO DOKUMENTASI

Wawancara bersama kepala desa Majasari

dan dan bapak selamet.

Wawancara bersama ibu suptini selaku

anggota BUMDes

wawancara bersama ibu Heny selaku

manajer simpan pinjam

kandang sapi II

97

Wawancara bersama bapak kodirin selaku

direktur BUMDes Majasari

Kantor balai desa Majasari

Kandang kambing BUMDes Majasari Wawancara bersama Bapak Baki selaku

pengelola sampah

98

Kandang sapi BUMDes Majasari I Ruang Kantor BUMDes Majasari

Program pelatiahn kerajinan Penerimaan juara desa terbaik nasional

Produk Masyarakat BUMDes Majasari Foto bersama Ibu Suptini

99

LAMPIRAN 2

Panduan wawancara

Analisis Pengembangan Ekonomi melalui Badan Usaha Miik Desa di

Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu

A. Panduan wawancara untuk pemerintah Desa/Pengurus BUMDes

1. Sudah berapa lama menjadi pengurus Desa/BUMDes?

2. Jabatan apa yang dijabat sekarang?

3. Bagaimana letak desa Majasari?

4. Masyarakat desa majasari rata-rata pencaharianya apa?

5. Bagaimana Perekonomian masyarakat desa Majasari?

6. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan pengembangan

ekonomi?

7. Menurut bapak/Ibu cara apa yang bisa mengembangkan

perekonomian masyarakat?

8. Bagaimana latar belakang berdirinya BUMDes?

9. Apa saja tujuan berdirinya BUMDes?

10. Bagaimana program-program BUMDes?

11. Bagaimana perkembangan BUMDes Majasari?

12. Apakah ada syarat-syaratnya ntuk bergabung di BUMDes?

13. Bagaimana perkembangan masyarakat yang bergabung di

BUMDes?

14. Menurut bapak/ibu apakah program-program BUMDes Berjalan

efektif?

15. Apakah ada hambatan-hambatan dalam pelaksanaan BUMDes?

16. Bagaimana respon masyarakat terhadap BUMDes Majasari?

17. Apakah ada manfaat dari berdirinya BUMDes?

18. Apa alasan bapak/ibu menjadi pengurus BUMDes?

19. Dampak apa yang bapak/ibu rasakan setelah menjadi pengurus

BUMDes?

20. Apakah ada perubahan pendapatan dari sebelum menjadi Pengurus

BUMDes dan seseudah menjadi pengurus BUMDes?

21. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program-

program BUMDes?

22. Dari mana sumber dana BUMDes?

23. Bagaimana pembagian keuntungan hasil BUMDes?

24. Bagaimana dana operasional BUMDes?

100

B. Panduan wawancara untuk masyarakat yang bergabung di

BUMDes

1. Sudah berapa lama bergabung di BUMDes?

2. Jenis usaha apa yang sekarang sedang dijalani dengan BUMDes

Majasari?

3. Ketika akan bergabung di BUMDes, apakah ada persyaratanya?

4. Bagaimana Informasi awal yang bapak/ibu dapatkan untuk

bergabung di BUMDes?

5. Menurut bapak/ibu Apakah dengan adanya BUMDes masyarakat

meningkat pendapatanya?

6. Bagaimana program yang diikuti di BUMDes?Apakah berjalan

efektif?

7. Apakah ada hambatan-hambatan dalam pelaksanaan BUMDes?

8. Bagaimana respon masyarakat terhadap BUMDes Majasari?

9. Apakah ada manfaat dari berdirinya BUMDes?

10. Apa alasan bapak/ibu bergabung di BUMDes?

11. Dampak apa yang bapak/ibu rasakan setelah menjadi anggota

BUMDes?

12. Sebelum bergabung BUMDes berapa penghasilan rata-rata

sebulan?

13. Setelah bergabung BUMDes berapa penghasilan rata-rata sebulan?

14. Apakah dengan penghasilan tersebut bisa mencukupi kebutuhan

hidup?

15. Apakah bapak/ibu mempunyai pekerjaan sampingan?

16. Bagaimana sistem pembayaranya di BUMDes ini?

17. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program-

program BUMDes?

18. Menurut bapak/ibu, apakah BUMDes ini bisa menjadi lapangan

pekerjaan?

19. Bagaimana pengelolaan keuangan di BUMDes?

20. Apakah ada pendampingan dari BUMDes, untuk meningkatkan

penjualan di BUMDes?

101

LAMPIRAN 3

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Bapak Kodirin

Jabatan : Direktur BUMDes

Interviewer : program-program apa yang sedang berjalan sekarang?

Narasumber : sebenarnya gini, kita dari awal dulu.

Interviewer : Boleh

Narasumber : dari 2016 itu BUMDes Majasari Berdiri, artinya 2016,2017, 2018

saya yang megang istilahnya dari 2018 per april.

Interviewer : Baru april kemarin ya?

Narasumber :baru berapa bulan, kalo sebelumnya namanya Aas Dwi

wijaya,kemudian beliau tidak bisa melanjutkan karena menjadi staff desa, dan itu

peraturanya nggak boleh, artinya harus diganti dengan seseorang pada april,

kemudia masih disitu aja belum ada pergerakan, karena memang dana ADD atau

dana hibah untuk desa itu turunya tiga tahap. Pertama kalo nggak salah itu di Mei,

terus di Juli, kemudia nnti di November,dan saya kebetulan kurang cepat untuk

mengambil uang itu. Artinya penyertaan untuk modal BUMDes itu 100%yang

tadinya 50.000.000 sekarang 100.000.000.

Interviewer : oh.. jadi tiga kali ya.. dan itu turunya dari desa?

Narasumber : dari pusat, dari pusat untuk APBDes dan APBDes, terus dari

APBDes di kucurkan lagi ke lembaga-lembaga

Interviewer : mei, juli, dan nopember ya pak?

Narasumber : dan itu saya belumn ngambil, karena saya kemaren ada di

Cirebon, orang tua saya sakit.

Interviewer : oh.. bapak aslinya bukan dari sini ya?

Narasumber : dari sini, Cuma di rawatnya di Cirebon.

102

Interviewer : berarti bapak masih baru ya pak?

Narasumber : iya, saya masih baru.. kalo untuk jadi anggota bUMDes itu saya

sudah hampir 1 tahun,sebenarnya sudah di wacanakan saya . tapi saya belum bisa

menerima langsung apa BUMDES itu dan bagaimana program-programnya saya

belum ngerti. Tapi kalo untuk menjalanjkan usaha saya mau. Kalo BUMdes kan

berbeda, bukan Cuma usaha, tapi ada sosialnya juga. Hampir dari 50% dari

BUMDes, salah kaprah dengan profit dan sosial, profit karena memang belum

menerima kesiapan mengelola BUMDes dan sebagainya, artinya. Wah ini buat

apa nih, sehingga uang ini harus dilaporkan dan harus keluar.akhirnya mereka

yaudah di berikan ke kelompok-kelompok tanpa harus member tahukan bahwa

uang ini akan kembali untuk modal BUMDes dan akan berkembang. Mereka

masyarakat berfikir waah, ini uang pemerintah nih dan akhirnya bangkrut. Dari

sekarang, konsep harus dirubah yaitu profit dulu baru sosial. Uang BUMDes ini

adalah uang hibah, artinya tidak berhak untuk dikembalikan dan uang ini sangat

empuk untuk para pemerintah desa yang ingin mengambil keuntungan. Setiap

tahunya 50.000.000.

Interviewer : 50.000.000 itu setiap tahun apa tiga kali dalam setahun?

Narasumber : nggak, jadi misalnya APBDes itu 1.500.000.000, alokasi

BUMdesnya berapa nih mintanya gitu. Saya mintanya 100.000.000, kalo yang

50.000.000 itu berasarkan perda indramayu, tapi saya ngajuinya 100.000.000 dan

itu kalo yang ada BUMdesnya. Bapeda Indramayu dari 70% desa diindramayu

masih ada yang belum mempunyai BUMDes. Kalo daerah subang lebih parah lagi

Interviewer : ohh.. lebih sedikit yang sudah punya.hehehe

Narasumber : kalo di Cirebon hampir semuanya punya. Ketidak berjalanan

BUMDes ada permasalahan, yang pertama ada pemerintah desanya support bikin

apa atau apa gitu tapi mereka salah konsep dari profit ke sosial, atau sosial kr

profit.

Interviewer : kaya dapet profitnya aja tapi sosialnya nggak gtu ya?

103

Narasumber : iyaa bisa, kalo di desa sebelah. Desa Duku itu profit per tahun

2017 itu sekitar 120.000.000 dan itu belum termasuk gaji karyawan dan pajak, dan

pajaknya itu 1% yaitu 12.000.000, desa itu mengutamakan profit, saya bilang

sosialnya apa, saya lebih mengadopsi perusahaan sekarang kaya CSR.seperti apa,

karang taruna minta nih walapupun 500.000 atau 1.000.000 terus remaja masjid

ngajuin proposal. Ada orang sepak bola buat beli kaosnya. Dan itu katanya bentuk

BUMDes dari pada kami. Oh iya bagu, saya juga pengenya begitu nanti.

Interviewer : oh.. kalo ngajuin proposal gtu ke BUMDes ya pak? Bukan ke

aparat desanya?

Narasumber : kalo proposal umum mba, terserah mereka. Yang pentiing ada

sesuatu yang bisa diambil, seperti ada acara isra miraj, pemerintah desa memang

ada jatahnya untuk acara PHBI, tapi kurang misalnya dananya 3.000.000

sedangkan perlu 4.000.000 sampai 5.000.00 dan di bagi 5 acara PHBI. Proposal

mah kemana aja.

Interviewer : kalo anggota BUMDesnya pak gimana? Kira-kira ada berapa?

Narasumber : sebenanya kalo anggota tetap ya, saya bilang bukan anggota itu,

kalo anggota sebelum masa saya menjabat itu mereka menganggap naggota orang

yang ikut serta dalam BUMDes, artinya mereka seperti di pemberdayaan itu udah

naggota. terus anggota ternak itu anggota. Dan saya bilang, sistem saya bukan

anggota begitu, BUMDes ini saya jadikan karyawan. Wallaupun karyawanya

tidak standbye di sini. Kalo yang pemberdayaan ini itu beda lagi , kalo versi yang

dulu anggotanya banyak. Sekarang saya lagi fokus ke peternakan.

Interviewer : Peternakan yang kemaren saya kesana pak? Yang ada lele, sapi,

kambing.

Narasumber : iyaa betul, Cuma sekarang lagi dibikin kandang bebek, dengan

bebek 2.000 ekor per bulan, dan kambing 100 ekor per tiga bulan sampai lima

bulan dan yang terakhir itu sembako 1,500.000 per bulan, artinya saya sudah bagi-

bagi dari yang 100.000.000 itu. Untuk kambing saya rencanakan sekitar 50 jutaan

dan untuk bebek sekitar 30.000.000dan untuk sembako yang lebih mengadakan

104

untuk pemerintah desa, karna pemerintah desa gajian dalam waktu 3 sampai 4

bulan baru di gaji. Artiya, saya coba untuk mensiasati tidak bahasa sini mah

“kelanti” di BUMdes ini menyediakan dana talangan mereka yang 1.500.000.

Interviewer : itu per empat bulan?

Narasumber : per bulan

Interviewer : oh.. tapi digabung jadi empat bulan gitu ya?

Narasumber : iya. Kan menunggu empat bulan lama. Makanya saya kasih

pinjam untuk mereka, tapi pinjamnya bukan uang, pinjamnya silahkan beras,

telur, minyak. Saya punya tantangan dari pak Kuwu, untuk menjadikan BUMDes

ini menjadi syariah . kami harus hati-hati dengan akad yang akan simpan pinjam.

Interviewer : kalo program yang air PDAM itu masih berjalan nggak pak?

Narasumber : dan itu saya lagi mencari informasi, ada sesuatu yang kendala.

Kalo PDAM berjalan dan itu tempat pengeboranya milik masyarakat desa. kalo

punya masyarakat desa harus punya royalty ata bagaimana gitu. jadi sekarang

mencari sumber yang lain, dan sekarang lagi tidak berjalan.

Interviewer : dan rencana bakal berjalan?

Narasumber : iya bakal berjalan lagi

Interviewer : yang simpan pinjam sama masyarat itu masih ?

Narasumber : itu yang jadi permasalahan besar, direktur BUMDes yang dulu

mungkin karena kurangnya engetahuan manajemen. Mereka berfikir yaudah ada

sosial ini katanya. Sebenarnya masih jalan kata mba heni. Masih sekitar kurang

dari 20. Terus kedepan bagaimana, kedepan kemunginan di stop, karena

manajemen BUMDEsnya belum siap seperti di bank kemudian mereka tidak

semengerti manajemen keunagan ketiga masyarakat desa itu ya tadi beranggapan

bahwa alo sumbernya dari desa itu tidak harus dikembalikan, dan itu jadi

permasalahaan besar sebenarnya.

Interviewer : ada berapa UKM yang bergabung pak?

105

Narasumber : banyak mba

Interviewer : kalo koperasi ada pak?

Narasumber : dibilang koperasi bukan ya, kalo koperasi kan dibilang ada

standar secara legalitas, ini mah lebih ke pengadaan ATK untuk pemerintah desa

dan setiap tahun dananya skitar 20.000.000 an, dan itu BUMDes yang ini, dan

pakenya dana talangan karena desa cairnya empat bulan sekali.

Interviewer : terus apa lagi pak yang masih aktif? Perkebunan indogovera pak?

Narasumber : Indigovera lebih ke peternakan, untuk pakan sapi. masyarakat

kalo untuk asset desa itu mereka berfikir ini milik bersama. Kemaren juga lele,

lele juga sebenarnya untung nggak, rugi juga nggak, pas lagi nagngkutin lele

petani yang nggak pernha bantuin malah minta iyaa sih mintanya nggak banyak

Cuma empat, tapi banyak orang. Da itu ,mereka berfikir punya desa ini. Saya nnti

kedepanya professional lebih siapa nih yang mau menjalankan lele, modalnya

segini, satu orang sekian dan satu orang sekian dan itu tanggngjawab mereka.

Saya BUMDes ini duduk di atas yang punya unit usaha dan sekarang kita lagi

mengusahakan CV, sebenarnya PT Cuma keberatan nih kalo PT. dan CV ini

bergerak dalam pertanian, peternakan, dan memang harus banyak. Kalo

pemerintah desa mengusulkan menyediakan barang komoditi terus kata petani

udah di GAPOKTAN “udah di GAPOKTAN aja” taun depan kan BUMDes punya

program penyediaan Bibit padi atau penampung gabah. Sebenarnya untuk

legalitas sih mudah, tapi jasanya untuk kemana-kemananya.

Interviewer : Apa tadi pak? GAPOKTAN?

Narasumber : Gabungan kelompok tani, ini gabungan. Kalo klompok-

kelompoknya ada, ada kelompok tani tunggal rasa, maja mulia.

Interviewer : itu kerja sama dengan BUMDes apa gimana tuh pak alurnya?

Narasumber : sejauh ini kami ada bebrap. Cuma sekarang saya coba arahkan ke

peternakan, siapa nih yang mau ngambil nih kuotanya ada sekian. Kami lebih

memanaj, kami menyediakan uang, kami mamantau. Dan untuk pengembalian

106

ininya kami yang jual, artinya mereka Cuma melaksanakan, saya nggak bisa

nunjuk yang bukan kelompok ini ikut masuk. Sekarang ada traktor masih punya

GAPOKTAN, nanti traktornya kami pegang dan ini sebenarnya ini untuk satu

kelompok traktornya gentian, dan sejauh ini manajemen keuanganya amburadul,

bukan di desa ini aja. Memang manajemenya kurang. Kalo sekarang saya

mempunyai target 100% dari 100.000.000 kira-kira dapet 100.000.000 lagi. Kalo

kita menciptakan UKM, saya targetnya nggak banyak paling 15 UKM yang

bener-bener saya memberdayakan. Waktu kmren kan kurang terpantau. Jadi

nggak tau pada kemana

Interviewer : UKMnya di mana pak?

Narasumber : UKMnya di rumah-rumah, awalnya ada program eks TKI. Jadi

TKI di berdayakan untuk membuat kaya abon, kripik pisang, bakso, talikur dll.

Kemudian permodalananya dari BUMDes, memang ada yang jalan ada yang

tidak.

Interviewer : talikur apa pak?

Narasumber : kerajinan tas

Interviewer : pencaharianya rata-rata apa pak?

Narasumber : petani, peternak, TKI. TKI ini menjadi fokus kementrian sosial.

Di sini ka nada undang-undang TKI, jadi kalo TKI mau berangkat ke luar di

Tanya dulu nanti ikhlas nggak nih kalo istrinya ke luar, dan nanti perjanjianya

jangan begini-begini, dan itu di apresiasi sama kementrian gara-gara Perdes itu.

Interviewer : peternaknya apa pak?

Narasumber : sapi, domba

Interviewer : kalo perekonomian di masyarakat sini menegah ke atas apa ke

bawah menurut bapak sendiri?

107

Narasumber : kalo di lihat dari kemiskinan, awlanya di majasari ini 2008 desa

IDT, sekarang tidak di claim lagi semenjak 2012, itu menurut survey dari

propinsi.

Interviewer : survey apa pak namanya?

Narasumber : saya kurang paham, kalo di lihat BPNT 200 sekian. Itu setiap

bulan dari januari ke maret. Meningkat berarti perekonomianya. Sekitar 60%

meningkat.

Interviewer : kalo menurut bapak sendiri cara apa biar perekonomian

meningkat?

Narasumber : sejauh saya melihat dari potensi desa dulu, BUMDes akan

menjalankan perekonomianya akan di liat masyarakatnya yang sesuai dengan

fasionya, yang kedua saya akan mengutamakan lebih potensi-potensi daerah kaya

pertanian, peternakan. Kerja sama dengan pihak-pihak lain. Karena kendala modal

usaha nih saya, saya minta 250 di kasihnya 100. Saya inginya BUMDes pengenya

jadi syariah, dan itu transaksi tidak ada bunga, dan itu saya akan jalin hubungan.

Interviewer : kerjsamanya dg pihak mana aja

Narasumber : BJB itu lebih ke laku panday kaya bisa buka rekening, BRI lebih

ke PPOB kaya listrik, terus pihak lainya.

Interviewer : kalo kelompok ternak?

Narasumber : dari BUMDes menyertakan modalnya terus di kelola

Interviewer : bagi hasilnya gimana itu pak?

Narasumber : ada program revloping, jadi kalo kisalnya dikasih induk, teru

induknya beranak terus anaknya yang di kelola apa induknya dikasih. Mau

anaknya apa induknya yang di bayar. Nggak boleh dijual, api klo udah punya

sendiri nggak papa. Nanti induknya yang dikasih lagi ke yang lain.

Interviewer : kirain saya beli sendiri.

108

Narasumber : ada sih yang beli sendiri, tapi awal modalnya ya BUMDes.

Interviewer : kalo yang di jual nanti ada berapa persenya gitu nggak pak?

Narasumber : kalo revloping, ngejualnya ke kami. Nanti suruh milih mau

sistemnya apa, ada penggemukan apa revloping, tapi penggemukan atau

pembesaran. 70% untuk peternak 30% untuk BUMDes.

Interviewer : kalo latar belakang berdirinya BUMDes gimana pak?

Narasumber : karena ada dorongan dari pemerintah dari kemendes, ada

peraturan no 6 tahun 2014 yang diharuskan ada BUMDes. BUMDes itu

sebenarnya jatuh bangun.

Interviewer : Tujuan dari BUMDesnya gimana pak?

Narasumber : Profit dan sosial, profitnya untuk PADes, sebenarnya dituntut

untuk pengembalian modal tadi diharapkan untuk pendapatan, dan sosialnya

untuk masyarakat.

Interviewer : Kalo pelatihan gitu kapan pak?

Narasumber : saya lebih cenderung dua kali setahun

Interviewer : kalo dari pemerintahan ada nggak pak?

Narasumber : itu.. dari pemerintah mah nggak

Interviewer : menurut bapak berkembang tidak pak BUMDes?

Narasumber : kalo untuk penyertaan modal sekarang saya belum megang, saya

nyari tahu dulu masalahnya apa marketing, penjualan, atau apanya. Kalo

perkembangan belum bisa dikatakan meningkat, kalo untuk masyarakat udah

meningkat, tapi kalo untuk PADesnya belum ada. Jadi ke masyarakat dulu.

Interviewer : ada syarat-syarat untuk menjadi anggota BUMDes pak?

109

Narasumber : harus ornag majasari yang pasti, aktif di desa. biasnya kaolo lagi

ada kumpulan mereka dating nggak gitu, terus mereka mengajukan yang nggak

biasa kumpul ya kami pikir-pikir dulu

Interviewer : data-datanya apa aja pak yang dikumpulkan?

Narasumber : KTP

Interviewer :ada tidak pak program BUMDes yang belum efektif?

Narasumber : saya lliat dari tahun kmaren ada yang belum efektif rumah

literasi. PDAM, simpan pinjam. Kalo 100% efektif ya belum ada kayanya mba.

Kurang menejemen dan berfikir uang hibah.

Interviewer : nanti jadi pengawas BUMDesnya siapa pak?

Narasumber : dari Pemdes dan dari tokoh masyarakat yang bukan dari desa.

Interviewer : ada pendampingan tidak pak untuk program BUMDesnya?

Narasumber : pelatihan itu sering mba, kmaren tuh BJB pelatihan peternakan,

kalo yang lainya waktu itu ada pelatihan Abon, bakso yang anak mudanya kaya

design. Itu semua kerja sama dg BUMDes. Diharapkan juga perekonomianya desa

ini yang mengatur BUMDes

Interviewer : bagaimana respon masyarakat terhadap BUMDes?

Narasumber : banyak sebenernya, tapi karena tadi penyertaan modal men.

Respon masyarakatnya bagus kemaren saya dapet 10 orang buat kambing dan 5

buat bebek dan 2 buat sembako.

Interviewer : manfaatnya dari BUMDesnya gimana pak?

Narasumber : sejauh ini manfaat ke masyarakat udah tapi untuk desanya belum

Interviewer : alasan pribadi apa sehingga bapak jadi pengurus BUMDes?

Narasumber : kao saya punya minset kalo bekerja sendiri kurang kepuasan,

kalo dulu saya kerja dengan gaji gede tapi nggak betah, saya kerja hanya untuk

110

sendiri.dan saya memilih resend kemudian saya punya usaha sendiri dan saya

bagaimana carnaya bermanfaat, saya coba gabung di desa dan Alhamdulillah di

percaya di BUMDes. Dan ternyata jauh lebih bahagia.

Interviewer : dampak apa yang bapak rasakan setelah jadi pengurus BUMDes?

Narasumber : ehmm.. lebih banyak pengetahuan

Interviewer : kalo penapatanya naik pak?

Narasumber : belum mba.

Interviewer : tapi di gaji kalo jadi pengurus BUMDes?

Narasumber : di gaji. Dari uang yang 100 juta itu. Dari uang itu kalo ada

karyawan 10 dan per bulanya 200rbu per karyawan maka 24,.juta jadi berkurang

modalnya 76.000.000.

Interviewer : kalo bagi hasilnya gimana

Narasumber : ada dua, BUMDes unit untuk bebek, BUMDes yang menyediakan

pakan, gaji, dll. Nanti untuk keuntunganya kalau bebek dijual 25rbu. Kalo

pemberdayaan misalnya 5 orang dan dikasih modal 300 bebek nah nanti 70% buat

peternak dan 30% buat BUMDes.

Interviewer : ini udah berjalan pak?

Narasumber : ini baru rencana.

Interviewer : kalo dana operasional BUMDesnya gimana?

Narasumber : udah termasuk dari 100 juta, dan nanti ada dana 10 juta untuk

cadangan atau dana mengendap termasuk gaji karyawan.

111

Narasumber : Slamet setiadi

Jabatan : ketua kelompok tani tunggal rasa

Interviewer : bapak sebagai ketua kelompok tani?

Narasumber : iya, kelompok tani tunggal rasa

Interviewer : apakah bapak bergabung di BUMDes?

Narasumber : iya

Interviewer : udah berapa lama pak bergabung di BUMDes?

Narasumber : dari BUMDes baru berdiri, sekitar tahun 2016

Interviewer : kan di BUMDes banyak jenis usahanya tuh pak, nah bapak di

BUMDes ikut usaha apa?

Narasumber : di peternakan

Interviewer : pas bapak mau gabung jadi anggota BUMDes, ada syarat-

syaratnya nggak pak?

Narasumber : KTP aja

Interviewer : kalo informasi awalnya dari mana pak?

Narasumber : ada sosialisasi dari desa

Interviewer : oh, jadi ada sosialisasi dari desa terus bapak tertarik gabung di

BUMDes?

Narasumber : iyaa, buat mengembangkan usaha desa

Interviewer : apakah pendapatan msyarakat dari sebelum gabung dan setelah

gabung tuh meningkat nggak sih?

Narasumber : di BUMDes ada pemberdayaan dan itu ada manfaatnya

Interviewer : terkait dengan pendapatanya gimana pak?

112

Narasumber : iya bisa dibilang meningkat

Interviewer : kalo program yang bapak ikutin gimana pak

Narasumber : kalo saya lebih ke peternakanya

Interviewer : terus program yang bapak ikutin itu apakah berjalan dengan

efektif?

Narasumber : kalo menurut saya, yang peternakan berjalan dengan efektif sih

Interviewer : ada hambatan nggak pak?

Narasumber : belum ada hambatan

Interviewer : mnurut bapak BUMDes itu memberikan manfaat nggak buat

mayarakat?

Narasumber : sangat memberikan manfaat

Interviewer : manfaatnya gimana tuh pak?

Narasumber : sekarang kan BUMDes majasari sudah bekerja sama dengan bank

BJB dan BRI dan bisa narik uang, dan itu bermanfaat buat masayrakat

Interviewer : kalo alasan bapak sendiri gabung di BUMDes gimana?

Narasumber ; untuk mengembangkan usaha desa dan masyarakat

Interviewer : antara kelompok tani sama BUMDes itu duluan mana

terbentuknya pak?

Narasumber : kelompk tani

Interviewer : oh. Kelompok tani dulu, baru BUMDes. Dan BUMDes berdiri

baru gabung di BUMDes?

Narasumber : iya

Interviewer : kalo asset yang ada di klompok tani ada apa aja?

Narasumber : sekarang nih ada 11 sapi yang awalnya Cuma 5

113

Interviewer : kalo dampak yang dirasakan oleh bapak yang dirsakan oleh bapak

itu apa sih pak?

Narasumber : bisa meningkatkan perekonomian anggota.

Interviewer : maaf ya pak sebelumnya, kalo penghasilan bapak sebelum

gabung di BUMDes itu berapa pak? Dan setelah gabungnya berapa?

Narasumber : bertambah 30%

Interviewer : oh.. bertambah 30% . kalo sebelum gabung kira-kira sekitar

berapa pak?

Narasumber : sekitar 2.500.000, stelahnya jadi 3.000.000 kalo di kira-kira

Interviewer : oh.. sekitar 3.000.000 ya pak setelahnya. Dengan pengahsilan

bapak segitu, apakah bisa mencuku;I kebutuhan sehari-hari?

Narasumber : cukup. Walaupun pas-pasan ya

Interviewer : tapi cukup-cukup aja ya pak?

Narasumber : iyaa

Interviewer : terus bapak punya kerjaan sampingan lain nggak?

Narasumber : ada, nanam padi

Interviewer : punya sendiri?

Narasumber : ada yang punya sendiri ada yang nyewa

Interviewer : oh..pekerjaan sampinganya bertani gtu ya

Narasumber : iyaa.. tadinya basicnya petani

Interviewer : bisa tertarik ke peternakan gimana pak?

Narasumber : yaa.. tadi, ada temen ngajak belajar nernak, dan ada bantuan juga

dari pemerintah pusat berupa sapi

114

Interviewer : kalo sistem bagi hasilnya antara kelompok dan BUMDes dan Per

orangnya gimana pak?

Narasumber : kalo di jual ya 70% untuk Peternak, yang 30% untuk BUMDes,

ke kelompok tadi 1%.

Interviewer : terus udah banyak tuh pak sapi-sapi di jual?

Narasumber : Banyak deh

Interviewer : ini kan sapinya banyak pak, itu punya BUMDes apa ada yang

punya sendiri?

Narasumber : ada yang bUMDes ada yang sendiri, kalo yang sendiri di jual nnti

1% untuk kelompok tani

Interviewer : sekarang kalo ditotal ada berapa sapi pak?

Narasumber : banyak, sekitar 130 sapi

Interviewer : kalo respon dari masyarakat ke BUMDes gimana pak?

Narasumber : masyaraktnya aktif, pada ikut BUMDes

Interviewer : kalo BUMDes ini apakah bisa membuka lapangan pekerjaan

Narasumber : sebenarnya sih bisa, tadi tuh ada pelatihan-pelatihan gitu ya, dan

kerajinan-kerajinan juga, itu kan bisa membuka lapangan pekerjaan.

Interviewer : kalo di BUMDes sendiri, suka ada pelatihan atau pendampingan

nggak pak?

Narasumber : ada pelatihan peternakan

Interviewer : oh.. itu setiap minggu sekali atau berapa kali?

Narasumber ; nggak tentu.

Interviewer : terakhir kapan pak?

Narasumber : Bulan kemaren ada

115

Interviewer : nanti seluruh peternaknya ikut gtu ya pak

Narasumber : iya

Narasumber : Ibu Supini

116

Jabatan : Anggota Simpan PInjam

umur : 42

Interviewer : ibu bergabung di BUMDes sudah berapa lama?

Narasumber : dari tahun 2012

Interviewer : kalo jenis usahanya apa bu?

Narasumber :simpan pinjam aja mba

Interviewer : dana itu buat apa bu?

Narasumber : kalo saya buat pertanian, kaya buat beli pupuk. Kalo yang lain

ada buat dagang

Interviewer : ada syarat-syaratya nggak bu? Buat gabung di BUMDes?

Narasumber : ada KTP terus ada surat perjanjian

Interviewer : oh.. ada surat perjanjianya juga.. terus ibu tau informasi awal

BUMDes dari mana?

Narasumber : ada sosialisasi, kalo ada rapat-rapat nanti dikasih tau ada

BUMDes gtu

Interviewer : dari ibu gabung di BUMDes, kira-kira pendapatan ibu gimana?

Narasumber ; meningkat sih mba, maksudnya gini.jadi kan kalo pinjem di

BUMDes kita kan bunganya relatif lebih murah. Dan alur peminjamanya pun

nggak terlalu rumit.

Interviewer : kalo bagi hasilnya gimana bu?

Narasumber : pakenya jasa, contohnya pinjam 1.000.000, nah bayarnya itu

1.200.000 selama 10 bulan.

Interviewer : efektif nggak bu simpen pinjam itu?

117

Narasumber : sampe sekarang masih ada. Kalo masyarakatnya… kadang gini,

kalo masyarakat mikirnya dana simpen pinjam itu kaya dana hibah. Kalo

masyarakatnya mengerti bahwa ini adalah hutang, pasti masyarakat balikin

uangnya. Ada aja soalnya masyarakat yang “Beler” jadinya dananya macet.

Interviewer : kalo lebih dari 10 bulan, ada sanksinya apa tidak bu?

Narasumber : BUMDes belum memberikan sanksi bagi mereka yang macet,

paling kaya baru sekedar surat teguran dan surat panggilan maksudnya. Kapan

menyelesaikan permasalahanya, jadi ya mungkin masih belum ada sanksi yang

memberatkan.

Interviewer : oh.. jadi hambatan-hambatanya tadi ya bu, masyarakatnya kurang

sadar

Narasumber : iya, ada aja masyarakat yang belum mengerti bahwa ini dana

simpan pinjam dan ini adalah dana guliran yang bagi siapa aja yang

membutuhkandan harus mengembalikan dengan dana sekian persen

Interviewer :kalo simpen pinjem katanya nggak diaktifin lagi ya bu?

Narasumber : iyaa.. karena itu mba, masyarakat tuh kadang-kadang susah buat

penyetoran. Jadi BUMDes mencari usaha yang lebih produktif dan

pengembalianya bisa berjalan lancar

Interviewer : kalo ibu terakhir minjem kapan bu?

Narasumber : udah lama, tahun 2016 an

Interviewer : tapi ibu masih nabung?

Narasumber : masih, dan nanti ngambilnya sesuai keinginan juga?

Interviewer : kalo yang ibu tahu, respon masyarakatnya gimana terhadap

BUMDes?

Narasumber : baik, tapi ada aja masyarakat yang masih awam sama BUMDes.

Kan pemerintah desa juga kan sering memberitahukan ke mansyarakat tentang

118

BUMDes. Kalo ada apa-apa nggak bosen-bosen maksudnya tuh dari pada minjem

ke rentenir atau apa kan mending minjem di BUMDes. BUMDes juga bekerja

sama dengan pihak Bank.

Interviewer : manfaat yang ibu rasakan apa bu? Setelah gabung di BUMDes

Narasumber : yaa.. itu mba, kita nggak terlalu susah untuk meminjam uang,

karena prosesnya nggak terlalu rumit dan pencairanya nggak terlalu lama.

Interviewer : kalo lagi butuh, ada gitu ya disini

Narasumber : iyaa.. kalo di bank kan harus banyak prosesnya, harus survey dan

ada jaminan, kalo di BUMDes kan nggak ada. Kalo untuk simpan pinjam

maksimal masih 3.000.000 an belum besar.

Interviewer : alasan ibu kenapa bisa tertarik ikut BUMDes?

Narasumber : karna jasanya lebih kecil dan prosesnya lebih mudah

Interviewer : dampak yang ibu rasakan setelah jadi anggota BUMDes apa bu?

Narasumber : banyak manfaat sih mba.. kaya tadi aja lebih meringankan dan

tidak terlalu banyak untuk jasanya.

Interviewer : pendapatanya ibu dari gabung dan setelah gabung meningkat

nggak?

Narasumber : kalo yang berjalan baikmah pasti meningkat mba.

Interviewer : kalo yang ibu rasakan sendiri gimna?

Narasumber : kalo saya di bidang pertanian, yang nggak terlalu kelihatan.

Emang ada manfaatnya tapi kalo diperdagangan misalnya minjem modal di

BUMDEs, karena jasanya lebih kecil itu buat bayar jasa. Jadi usahanya bisa lebih

berkembang.

Interviewer : maaf ya bu, pendapatan ibu di BUMDes kalo di rata-ratakan

berapa bu?

119

Narasumber : sekitar 2.000.000 an. Hehehe

Interviewer : tapi setelah gabung di BUMDes, apakah meningkat bu?

Narasumber : setelah gabung di BUMDes iyaa jadi meningkat

Interviewer : terus dengan pernghasilan tersebut, bisa mencukupi kebutuhan

ibu?

Narasumber : Alhamdulillah cukup-cukup aja

Interviewer : ibu punya pekerjaan sampingan nggak bu?

Narasumber : nggak sih mba, di rumah aja

Interviewer : kalo bapaknya jadi anggota BUMDes nggak bu?

Narasumber : nggak bapaknya

Interviewer : kalo sistem pembayaran di BUMDes tadi gimana bu?

Narasumber : 2% per bulan

Interviewer : kalo sepenglihatan ibu sendiri, keterlibatan masyarakat ikut di

BUMDes gimana?

Narasumber : banyak sih mba. Terutama yang sering bolak balik ke desa, kaya

pengurus, RT,RW. Banyak pedagang-pedagang juga yang jadi anggota BUMDes.

Ada yang kerajinan tangan, ada yang produksi rumahan, kalo ada kedatangan

tamu kan nanti pada ngirim dagangan

Interviewer : kalo menurut ibu sendiri, dengan hadirnya BUMDes ini bisa

menjadi lapangan pekerjaan nggak sih bu?

Narasumber : ada, seperti kalo ada acara-acara di Desa nanti masyarakat buka

stand ngejual makananya

Interviewer : oh.. tentunya itu bisa menambah pendapatan masyarakat juga?

Narasumber : iyaa.. betul. Soalnya kadang kita produk kripik pisang gitu kalo di

jual di masyarakat 5.000 tapi kalo ke tamu jadi 7.500. dan tamunya nanti banyak

120

yang beli. Nanti berbagai macam kaya manisan, mangga, rujak dll pasti ada bdan

banyak yang beli.

Interviewer : kalo pengelolaan di BUMDesnya ibu tau?

Narasumber : kalo saya taunya yang 2% per bulan, kalo selebihnya itu ah

pengurus yang tau.hehe

Interviewer : ada pendampingan nggak sih bu? Atau ada pelatihan-pelatihan

yang suka di adain BUMDes?

Narasumber : ada, itu kan biasanya kerjasama dengan pengurus desa dan

BUMDes dan dinas perindustrian, dinas tenaga kerja dan ada juga yang dari

Jakarta juga pernah. Pernah tuh bikin baso, bikin talikur. Tapi karna saya nggak di

praktekan jadi ya ikut-ikutnya ajadan saya bukan jiwa pedagang. Padahal mah

sering dari PKK dan BUMDes ngadain

Interviewer : terus buat sendiri aja bu produknya?

Narasumber : iyaa, buat sendiri aja. Nyoba-nyoba sendiri.

Interviewer : kalo di acara-acara berarti belum ngejual ya bu?

Narasumber : iyaa belum

121

Narasumber : Abdul Baki

Jabatan : Pengelola Sampah

Interviewer : Udah berapa lama pak gabung di BUMDes?

Narasumber : dari 2016

Interviewer : posisinya jadi langsung pengangkut sampah?

Narasumber : iyaa

Interviewer : jenis usaha di bUMDesnya pengangkut sampah ya pak?

Narasumber :iyaa

Interviewer : sebelum bergabung ada syarat-syaratnya nggak pak?

Narasumber : ngasih FC KTP

Interviewer : kalo informasi awalnya yang bapak dapatkan gimana?

Narasumber : saya ngajuin sendiri, kan masyarakat sabahnya suka pada

berserakan, jadi saya murni dari hati saya karna banyak yang nggak punya lahan

juga.

Interviewer : jadi berawal dari kepedulian bapak, terus bapak datang ke

BUMDes?

Narasumber : iyaa.

Interviewer : itu kalo iuran gitu katanya ada iuran gitu, itu per bulan apa per

minggu?

Narasumber : per bulan

Interviewer : perbulanya itu berapa pak?

Narasumber : tergantung banyak nggak nya, kalo banyak berrti lebih gede

misalnya 20.000

122

Interviewer : itu dari bapak yang nghargain apa dari masyarakatnya sendiri?

Narasumber : dari mansyarakatnya sendiri

Interviewer : oh.. masyarakatnya jyga sadar, kalo banyak berrti nanti nambah

gede bayarnya?

Narasumber : iyaa gitu dari masyarakatnya

Interviewer : variasi ya pak? Ada yang 5.000 pak?

Narasumber : ada

Interviewer : bapak kelilingnya setiap hari?

Narasumber : iyaa setiap hari, tapi kadang ada liburnya

Interviewer : satu desa majasari bapak yang ngambilin sampahnya?

Narasumber : ada juga sih yang punya lahan sendiri, jadi nggak ikut diambilin

sampahnya

Interviewer : pertanggal berapa pak ngambilin uangnya?

Narasumber : pokoknya dari tanggal 1udah mulai nagihin

Interviewer : itu berapa pak dapetnya pak? Kalo dikumpulin jadi satu bulan?

Narasumber : sebenarnya minus, tapi ada dana dari BUMDesnya. Sekitar

3.000.000 per bulan

Interviewer : kalo ditotal operasionalnya minus pak?

Narasumber : iya buat bensin, gaji, dll

Interviewer : Kalo buat gajinya bapak berapa pak?

Narasumber : 1.500.000 an. Ada dua orang yang ngangkut.

Interviewer : oh.. ngpas banget ya pak , terus buat dana yang lainya dari

BUMDesnya gitu ya pak?

Narasumber : iyaa.. kadang juga ada yang ngasih buat beli es gitu.

123

Interviewer : pas bapak narikin, langsung di kasih ke bUMDes apa bapak

sendiri yang ngelolanya?

Narasumber : laporan dulu, soalnya kan minus. Pihak BUMDes juga nyuruh

kalo mau langsung di potong nggak papa. Tapi saya nggak enak jadi dilaporin

dulu.

Interviewer : efektif nggak pak programnya?

Narasumber : efektif

Interviewer : kalo hambatan-hambatanya? Ada yang kurang pak?

Narasumber : yaa mungkin,, orang dari luar desa sih ya yang ikut buang juga

Interviewer :oh.. ikut buang disitu, terus bayar nggak pak?

Narasumber : yaa.. nggak,,yaa sambil lewat tuh sambil naro sampah, itu sih

kendalanya, karena kan Cuma di majasari aja yang ngangkut-ngangkutin sampah.

Interviewer : oh.. gitu ya pak, terus ada lagi pak?

Narasumber ; udah itu aja, kalo bensin atau buat servis motor dari BUMDes.

Kalo nggak dibantu BUMDes ya minus

Interviewer : tapi bapak ngrasain ada manfaatnya nggak pas bapak gabung di

BUMDes?

Narasumber : ada, kalo di desa lain belum ada, padahal banyak yang mau

masyarakatnya

Interviewer : oh.. tapi masyaraktnya belum ada yang sadar dan peduli giitu ya

pak

Narasumber : iyaa, mungkin nggak ada yang mau sih kerja kaya gini,bau

Interviewer ; justru ini lebih berkah ya pak.ehehe.. terus bapak bisanya gabung

di BUMDes kenapa?

Narasumber : iya, biar sampah-sampahnya bersih. Kalo bersih kan enak di lihat.

124

Interviewer : pas sebelum gabung di bUMDes profesi bapak apa?

Narasumber : saya tani, dan sekarag juga masih

Interviewer : oh.. jadi sampinganya Tani ya pak? Punya sawah sendiri pak?

Narasumber ; iyaa, bukan punya saya sih, tapi punya bibi. Saya yang ngelolanya

Interviewer : kalo di rata-ratain sebelum gabung di BUMDes kira-kira

pendapatanya berapa pak?

Narasumber : yaa lebih besar sekaranga, sekarang mah ada tambahan 1.500.000

dari BUMDes. Sekarang mah padi dapet, gajian juga dapet

Interviewer : tapi itu bapak cukup kan buat kehidupan bapak sehari-hari?

Narasumber : insyaallah cukup. Namanya manusia kadang masih aja kurang

Interviewer : sampinganya tani aja ya pak? Dagang nggak?

Narasumber : nggak, istri lagi di luar, katanya bosen nganggur.hehe

Interviewer : oh.. lagi di luar ya pak.. kalo sistem pembayaran di BUMDesnya

gimana pak?

Narasumber : saya nagihin dari masyarakat terus saya setorin ke BUMDes, dan

saya nggak mau tau yang penting gaji saya segitu aja gtu.

Interviewer :besoknya bapak langsung di gaji gitu? Terus buat bensin dll nya

kapan di kasihnya?

Narasumber : oh.. nanti tinggal nagmbil-ngambil aja di desa

Interviewer : kalo yang bapak liat keterlibatan masyarakat terhadap BUMDes

nya gimana pak?

Narasumber : banyak, tapi kebanyaknya di peternakan minat di BUMDes, kalo

dagang paling pas ada acara-acara dib alai desa. karena kan banyak kunjungan

soalnya pernah jadi juara satu

Interviewer : terakhir kapan tuh pak kunjunganya?

125

Narasumber : hari sabtu kemaren. Tapi masih banyak aja yang kunjungan ke

sini, paddahal taun ini bali yang juara satu

Interviewer : BUMDes ini menurut bapak jadi lapangan pekerjaan nggak?

Narasumber : iyaa.. sekarang banyak yang ikut peternakan, kaya sapi, kambing.

Awalnya Cuma bertani aja

Interviewer : suka ada pelatihan nggak pak? Yang bapak tau

Narasumber : pernah kemaren

Interviewer : kalo pelatihan tentang sampah seperti cara mengelola sampah

gitu?

Narasumber : ada sih.. tapi masyarakatnya tuh nggak bisa memisahkan mana

sampah organic dan mana sampah non organik. Padahal sudah ada pelatihanya.

Mungkin karena ribet.

Interviewer : tapi bapak pengen ada rencana nggak biar sampah jadi kompos

gitu?

Narasumber : pengen sih. Yang saya pisah-pisahkan baru yang kaya bekas akua,

ember gitu aja.

Interviewer : nanti bapak jual gitu?

Narasumber : iyaa, nnti saya jual. Kata pak kuwu silahkan uangnya buat kalian

katanya gitu.

Interviewer : ada dampak atau manfaat yang bapak rasain nggak stelah gabung

di bUMDes?

Narasumber : ya saya melatih kesabaran. Yang jelas saya kalo dulu orangnya

arogan. Semenjak saya di BUMDes, saya nglatih sabar saya.

Interviewer : anggotanya ada berapa pak yang ngangkutin?

Narasumber : Cuma dua, yang satunya namanya bapak narsita.

126

Narasumber : Heni

Jabatan : Manajer Simpan Pinjam

Interviewer : tahun berapa ibu jadi pengurus?

Narasumber : 2015

Interviewer : pas itu jabatannya sebagai apa bu?

Narasumber : jabatanya waktu itu jadi manajer simpan pinjam

Interviewer : masyarakat sini rata-rata keseharianya apa ya bu?

Narasumber :petani,lebih banyakan petani, kalo pegawai negri dan wirswasta

itu berapa yaa.. sekitar 15%, sekarang menambah lagi peternak, tapi tetep petani

nomer satu.

Interviewer : kalo perekonomian masyarakat sininya gimana bu?

Narasumber : sebenarnya mah saya bingung kalo di Tanya indikator orang

miskin, nggak bisa membedakan gitu ya. Karena ada yang rumahnya bagus gitu

ya, tapi mata pencaharianya malah nggak ada. Jadi rumah bagus itu nggak tentu

jadi berada, mungkin pas itu dia ke luar negeri mungkin terus bangun rumah terus

nganggur atau malahan yang rumahnya biasa aja tapi sawahnya banyak, jadikan

tapi mereka tidak niat untuk memperbaikin rumanhnya. Jadi indikator miskin itu

sulit, Cuma dari data memang tinggal yang mendapatkan Raskin sudah di bawah

300, sekitar 226, kemaren nggak nyampe 300. Iyaa itu juga ditentukan sama bihna

sosial yang survey kesini atau yang biasanya bina sosial.

Interviewer : tapi mencukupi kebutuhanya ya?

Narasumber : iyaa.. tapi kebutuhan yang sehari-hari, Alhamdulillah mencukupi.

Jadi kalau pun nggak ke pertanian, kaya di semester ke dua nanamnya ke

perkebunan kaya palawija, jadi tetep nyambung sih

Interviewer : kalo latar belakang berdirinya BUMDesnya Gimana bu?

127

Narasumber : setau saya dari 2012, itu awalnya ada dana peradaban, peradaban

itu desa yang berkembang yang di dapet dari propinsi. Apa namanya buat

perbaikan balai desa terus ada pembangunan toren juga terus perbaikan masjid,

ada lagi buat BUMDes ada berapa yaa, ada 50.000.000, awalnya dari situ terus

masuknya dana desa mewajibkan 2016 punya BUMDes dan menyertakan dananya

ke BUMDes

Interviewer : dengan tujuan apa bu BUMDes didirikan?

Narasumber : tujuanya tadi untuk pemberdayaan masyarakat, yang kedua

usahanya kan untuk membantu desa selain untuk tadi bisa mengurangi

pengangguran.

Interviewer : kalo program-program yang sedang aktif apa aja bu?

Narasumber : peternakan, PPOB, Kerja sama dengan BJB, jasa pengangkutan

sampah. Tapi sampahnya belum bisa ngelola sendiri, ada tuh di desa apa gitu yang

udah bisa ngelola sendiri, kecuali kalo ada bekas botol plastik itu yang dipisahkan

soalnya ada nilai yang lainya masih di jadi Satu

Interviewer : dari pertama berdiri sampai sekarang ada perkembangan nggak

bUMDes?

Narasumber : bisa dibilang berkembang, contohnya kaya petenakan kan udah

pada bekembang biak

Interviewer : kalo syarat-syarat bergabung di BUMDesnya apa aja tuh bu?

Narasumber : sebenarnya nggak harus pendidikanya apa gitu, yang penting

dianya mau, soalnya ini emang awalnya kaya relawan ya, jadi kerjaannya juga

nggak bisa maksa karena memang nggak ada gajinya kecuali kalo lagi ada acara

baru mereka ke BUMDes, kalo sekarang ya fleksibel aja. Kalo masyarakat lainya

kalo lagi ada kunjungan nanti produk-produk mereka nanti kita jualin.

Interviewer : kalo yang ibu iat sendiri perkembangan masayrakat yang gabung

di BUMDes it u gimana bu?

128

Narasumber : BUMDes itu kan taunya sebagai badan simpan pinjam ya, jadi

yang punya usaha minjam lancar sih sebenarnya. Sekarang kan udah ada pak

kodirin ya ketuanya kebetulan dananya juga belum turun dan ada di tahap

terakhir, rencananya di peternakan dan nanti masyarakat pake kartu yang nanti

bisa ditukar dengan beras jadi bukan dengan uang dan kita sebagai supliyernya

dan istilahnya kita sebagai warung yang di tunjuk, kalo kerjasamanya mah BNI.,

nah kita pengenya mah BUMDes yang menyediakan itu.

Interviewer : itu rencana ya?

Narasumber : iyaa, berarti terlaksananya tahun depan

Interviewer : berjalan efektif nggak bu program-program di BUMDes?

Narasumber : ya semuanya jalan, Cuma belum kelihatan signifikan , karena

memang posisinya peralihan pengurus yang lebih muda-muda sekarang terus nanti

kita juga kasih modal ke mereka, nanti tahun depan bisa kita liat hasilnya

Interviewer : hambatan-hambatanya apa aja bu di program-programnya?

Narasumber : hambatan ya, hambatan mah pasti ada.kaya sekarang karyawanya

belum ada gajinya.

Interviewer : Kalo respon masyarakat ke BUMDesnya gimana bu?

Narasumber : kalo BUMDes itu sebenarnya kaya bukan koperasi yang banyak

anggota gitu, nggak. Jadi BUMDes itu yang mempunyai usaha untuk membantu

usaha terus untuk membantu desa juga pemasukan ke APBDes jadi nggak harus

jadi anggota BUMDes. Jadi kalo rencana ke depan misalnya punya kambing terus

di titip-titipin terus nanti siapa yang mau 70% buat Anggota dan 30% untuk

BUMDes, tapi masyarakat sudah pada tau BUMDes ada pengangkutan sampah,

peternakan jadi udah pada tau BUMDes. Bukan kepesertaan jadi siapun ya boleh

Interviewer : terus bagi hasilnya gimana bu di BUMDes?

Narasumber : 70% peternak dan 30% BUMDes tapi rata-rata dikembangbiakan

ternaknya, kalo simpan pinjam jasanya 2% per bulan.

129

Interviewer : kalo ada keterlambatan ada sanksinya nggak bu?

Narasumber :nggak ada, yaa paling diingetin terus dipanggil.

Interviewer : yang ibu liat, ada manfaatnya nggak sih bu BUMDes ini?

Narasumber : sebenernya ada, kaya pemberdayaan peternak, terus pengolahan

sampah juga jadi lebih tertib nggak buang sampah di sungai-sungai walaupun

dengan iuran yang tidak memaksakan dan semampunya bayarnya apalagi bagi

yang tidak mempunyai lahan, kalo petugasnya nggak berangkat juga pada nyari

petugasnya, ada dua petugasnya

Interviewer : itu bagi hasilnya gimana bu?

Narasumber : buat gaji masyarakat,dan untuk BUMDesnya juga tapi pas

diitung-itung belum besar.

Interviewer : alasan ibu tertarik jadi pengurus BUMDes gimana?

Narasumber : alasanya tadi sih awalnya relawan, pas ditawarin nggak nanya

gajinya berapa, tapi kalo misalnya ada hasil sedikit ya kita terima dengan senang

hati.

Interviewer : dampak yang dirasakan ibu setelah jadi pengurus BUMDes apa

bu?

Narasumber : seneng aja gitu bisa ngebantu masyarakat, dan masyarakatnya

juga memang terbantu.

Interviewer : kalo keterlibatan masyarakatnya bu dalam melaksanakan

program-program bUMDes gimana?

Narasumber : kalo ada kunjungan masyarakat pada ngejual makanan di stand-

stand, kaya keripik pisang, keripik usus, kerajinan.

Interviewer : kalo sumber dana BUMDes itu dari mana bu?

Narasumber : dari APBN pusat, karena di wajibkan harus ada bUMDes jadi

harus disertakan modal.

130

Interviewer : kalo operasional BUMDesnya gimana bu?

Narasumber : ini karena kebanyakan nebeng, kaya bayar listrik dan tempat, jadi

nggak dikeluarin sebenarnya, kalo untuk pengangkutan sampah berarti bensin dan

biaya mobilnya.

Interviewer : suka ada pendampingan nggak bu atau pelatihan dari

BUMDesnya?

Narasumber : ada,lebih seringnya ke pemberdayaanya, kaya bagaimana cara

membuat bakso dan cara mengemas makanan dengan baik. Dan nanti dipasarin

kalo lagi ada kunjungan

131

Narasumber : Pak wartono

Jabatan : Kapala Desa

Interviewer : pak, kalo mata pencaharian di masyarakat ini apa pak?

Narasumber : mayoritas buruh tani, yang pertama buruh tani, yang kedua petani,

yang ketiga buruh migrant

Interviewer : kalo peternak gimana pak?

Narasumber : peternak itu paling baru 5%,dan kami sedang mencoba integrasi

pertanian,peternakan, dan perikanan

Interviewer : oh perikanan juga?

Narasumber : iya, budi daya ikan, kalo memungkinkan airnya, airnya kita kan

nggak kaya di sukagumiwang, kalo sukagumiwang berada di golongan 1, artinya

relatif tidak membutuhkan air, kalo wilayah kami ketika sukagumiwang masih

butuh air, kami nggak kebagian

Interviewer : kalo perekonomian masyarakat majasari pak gimana?

Narasumber : ehhhmm.. begini berbicara kemiskinan, sebenarnya maaf sekali

menurut hemat saya, pemerintah ini ada langkah yang kurang pas gitu ya, orang

miskin selalu di perhatikan dengan kementrian sosial, membuat cara fikir

masyarakat berlomba-lomba menjadi miskin, jadi desa yang kategorinya miskin

maka akan banyak mendapatkan program. Desa yang penuh dengan inovasi itu

kalah karena iconya adalah kemiskinan. Contoh di majasari, mungkin sama

dengan daerah-daerah lain, dulu adanya bansosrastra, dulunya raskin sekarang jadi

bansosrastra, setelah itu jadi BPNT(bantuan pangan non tunai), maaf-maaf mereka

yang menerima raskin apakah betul orang miskin? Di desa kita masing-masing

aja, iya kan nah saya bingung apakah orang yang seperti itu apakah miskin atau

nggak, jadi ketika mba menanyakan kemiskinan tuh bagaimana. Kalo menurut

definisi daya majasari ini sudah sejahtera, dari BAPEDA propinnsi jawa barat,

132

yang datang ke rumah-rumah dan menyanyakan kondisi masyarakat, suatu ketika

ia ketemu dengan mr x, mr x ini rumahnya mneyatu dengan kandang kambing

katanya” pak kuwu mohon maaf di majasari ada yang tempat tinggalnya menyatu

dengan kandang kambing, siapa saya bilang, “mr x” katanya , oh iyaa saya tau

terus menurut pandangan anda gimana ? terus katanya itu kan sudah tidak layak

dan bagaimana perhatian pemerintah, saya bilang “ayo kita ke balai desa kita

ngobrol bareng dan mari kita definisikan angka kemiskinan itu seperti apa” jadi

yang dimaksud miskin itu adalah orang yang mampu mencukupi untuk sehari-

harinya, terus saya Tanya “kira-kira di majasari ini ada berapa orang yang seperti

itu? Semuanya pasti nggak ada yang seperti itu. Maaf ya mba saya dulu Cuma

punya sepeda ontel, tapi temen saya sudah mempunyai sepeda yang kaya jaman

sekarang, saya merasa yang paling miskin, iya kan. Ketika saya sudah punya

sepeda yang kaya temen saya punya, temen saya sudhab punya motor, miskin lagi

saya. Saya sudah punya motor, motor saya pespa, temen saya metik, lalu

bagaimana standar kemiskinan. Gini nih mba, menurut hemat saya hanya bisa

diitung jari yang miskin. Yang dapet BPNT ada yang kayanya lebih dari saya

terus itu siapa yang menentukan, mohon maaf itu karena indikatornya belum jelas.

Dari cerita yang panjang tadi saya menyatakan kalo definisinya peemrintah yang

mendapatkan BPNT itu ada 216, di banding desa-desa lain ada yang 600 dan 700

Interviewer : kalo latar belakang berdirinya BUMDes gimana pak?

Narasumber : iya, eeehmm, BUMDes itu berawal dari lomba desa, awalnya

kami berdiri itu 2009 dan dapet bantuan dari program itu 2010, berawal dari kita

nih air minum nggak ada dibalai desa, padahal isi ulang gallon tuh 1500, listrik aja

sampai di mau di putus.

Interviewer : pas bapak baru ngejabat?

Narasumber : iya baru, dan itu mulai berdiri, dan kemudian di tambah lomba

desa pas tahun 2010, 2009nya melengkapi segala kelembagaan dan BUMDes

termasuk di dalamnya.

Interviewer : itu modalnya awalnya gimana pak?

133

Narasumber : dan awalnya kita itu nggak punya apa-apa, Cuma punya niat

untuk mengorganisir aja, ada dari kelembagaan waktu itu, dari LPM,

KOPERGAPI, GAPOKTAN, Pertamina, dll. Kita minta untuk membangun

BUMDes dan Perpustakaan. Tahun 2011 ikut lomba juara harapan I propinsi, dan

tahun 2012nya kita dapet program peradaban dan buat BUMDes 50.000.000

Interviewer : kalo berdirinya BUMDes itu dengan tujuan apa pak?

Narasumber : Berawalnya dari menghimpun usaha masyarakat, inovasi-inovasi

usaha kaya pembangunan cluster ekonomi usaha, jadi kita nih kalo bisa jangan

menjual gabahnya tapi juallah nasinya, artinya menjual yang sudah diolah,

harapanya seperti itu. Sapi juga pernah kita motong sapi terus di jual jadi abon,

tapi kita kalah saingan mba, daging sapi saat ini 125.000 1 kilo, daging import

paling 90.000. kebijakan dari pemerintahnya yang memporak porandakan usaha

kita, petani aja padi dari mulai harganya 500.000-600.000, pas ada import tewas

langsung. Gitu mba, jadi Motivasi kami adalah untuk meningkatkan ekonomi

masyrakat dengan trobosan-trobosan yang kita punya.

Interviewer : kalo yang program lagi aktif sekarangnya itu apa aja ya pak?

Narasumber : peternakan,pengelolaan sampah,perdagangan,PPOB

Interviewer : kalo dari dulu sampe sekarang BUMDes perkembanganya gimana

pak?

Narasumber : ehmm.. landai, tidak terlalu signifikan kalo dari sisi keuntungan,

tapi kalo dari sisi manfaat, sangat luar biasa terutama untuk masyarakat, kan gini

mba, yang dipasarkan oleh BUMDes itu diantaranya ada Online Shop, buku-buku

tentang majasari, dan itu di dengar se-nusantara, nah jasanya dari BUMDes,

manfaat secara langsung keliatanya tidak ada, sampe kami ini kedatangan dari

kantor new zaeland, peneliti dari sana. Itu artinya mereka mendengar tentang

BUMDes dan majasari , jadi kalo kenaikan signifikan bisa menghasilkan laba

sekian, itu belum. Karena memang orientasi kami nggak kesana, kita orientasinya

butuh pengakuan dulu bahwa BUMDes itu ada. Karena majasari ini sebetulnya

unik ya, banyak yang nggak mengakui desa majasari karena majasari pecahan dari

134

majasi, jadi taunya majasi. Tapi kalo sekarang sudah ada kebanggan menjadi

orang desa majasari.

Interviewer : kalo perkembangan masyarakatnya pak yang ikut di BUMDes itu

gimana pak?

Narasumber : belum terlalu signifikan , karena misalnya dari usaha sapi lah ya,

1 itu kalo satu tahun dihitung beranak satu tahun satu kali, iya kan.begitu beranak

dijual itu lakunya paling 7.000.000 sampe 10.000.000, itu jantan. Terus dibagi

70:30 jadikan 7.000.000 dalam 17 bulan, nah kami juga makanya ada konsep,

bagaimana kira-kira si peternak bukan 1 ekor meliharanya, minimal 10 ekor, nanti

kan bisa 7.000.000 kali 10 tuh, bisa 70.000.000 dala 17 bulan, makanya

konsepnya dengan membuat jerami fermentasi, nanti satu orang melihara 10 itu

mampu. Iya itu, masih belum mba, harapanya kami setiap penjualan BUMDesnya

juga bisa membeli dengan terobosan-trobosan yang kita punya, jadi setiap

kebutuhan peternak BUMDes bisa mengadakan

Interviewer : program-program BUMDes berjalan efektif nggak pak?

Narasumber : saya lihat efektif, gini.. BUMDes itu kalo sedang ada tamu,

pengurus BUMDes ia terima entah 100.000 atau 200.000, apalagi sekarang kita

udah mulai ada home stay, tinggal di rumah masyarakat, itu kan BUMDesnya

juga dapet, peternakan juga sama. Kalo wisatawanya mau kesini terus ada biaya

transportnya missal 15.000 dan yang nerima tamu itu bisa dapet entah 50.000 atau

100.000 itu dapet. Bisa juga kerja sama dengan hutan mangrove karangsong.

Kemaren ada dari bandung 166 orang, itu dagangan hampir habis semua. Itu kan

lumayan, jadi kalo misalkan ini buka lapak gitu ya kaya mangga, telor asin, atau

hasil industry rumahan kan dapet keuntungan itu, masyarakat dapet dan BUMDes

juga dapet.

Interviewer : kalo hambatanya gimana ?

Narasumber : hambatanya, yang pasti lebih kepada sumber daya manusianya,

saya selaku pembina punya cara pandang sendiri terahadap kegiatan yang saya

lakukan, sedangkan pengurus BUMDes punya begini begini, mnurut saya itu

135

nggak pas gitu ya, nah itu kemudian menjadi sakit hati, menurut hemat

perencanaanya kurang tepat, karena saya juga harus menyesuaikan dengan visi-

misi desa.

Interviewer : kalo dana operasional BUMDes gimana pak?

Narasumber : kami pemerintah desa memberikan kewenangan kepada BUMDes

untuk mengelola uangnya, januari, februari, maret, april, kadang smape mei dana

belum turun, tapi pemerintahan tetep harsu berjalan. Makanya kami suka make

dana talangan dari BUMDes, nah itu terkadang tidak bisa disadari temen-temen

dari BUMDes, dianggap kami terlalu banyak campur tangan. Ditambah lagi cara

fikir masyarakat ketika itu usaha yang dari desa dianggap bahwa milik rakyat,

kurang pertanggungjawabanya, atau kita nih butuh bina karakter kepada

masyarakat . kita ada ismar (Infaq, Shodaqoh, nasyarakat majasari), harapan kami

itu bisa sinergi dg BUMDes, ke depanya BUMDes di dorong untuk bikin klinik,

jadi nanti masyarakat majasari gratis.

Interviewer : kalo menurut bapak kira-kira pendapatan masyarakat yang

gabung di BUMDes itu meningkat nggak pak?

Narasumber : menurut kami meningkat, dari yang awalnya belum nernak, tapi

sekarang petani sambil nernak. Untuk keniaikanya sekitar 20-30%

136

LAMPIRAN 4

HASIL OBSERVASI

HASIL OBSERVASI

No Data yang

diperlukan

Objek yang

diamati

Hasil Pengamatan

1. Program-program

Badan Usaha

Milik Desa

(BUMDes)

Majasari.

Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes)

Majasari

Masyarakat yang

bergabung di BUMDes

aktif dalam

melaksanakan

program-program

BUMDes. Dari hasil

pengamatan program-

program yang aktif

yaitu: simpan pinjam,

pengelolaan sampah,

peternakan, Usaha

perdagangan seperti

PPOB,Produk

Masyarakat, dan

pembuatan

cenderamata.

2. Kegiatan

perekonomian

masyarakat

sekitar

Masyarakat Desa

Majasari yang

gabung di

BUMDes.

Dalam sehari-harinya

Kegiatan

perekonomian

masyarakat desa

Majasari bertani,

berternak, dan

137

berdagang. Selain itu

juga ada yang

berfprofesi sebagai

pegawai. Dari

pengamatan, banyak

masyarakat yang

berprofesi sebagai

petani dan berternak,

artinya dalam sehari-

harinya masyarakat

membagi waktu untuk

ke sawah dan ke

kandang ternak.

3. Pemberdayaan

masyarakat

setelah gabung di

BUMDes.

Masyarakat Desa

Majasari yang

gabung di

BUMDes

Dengan adanya

BUMDes, masyarakat

desa Majasari

diberdayakan melalui

dengan cara pelatihan-

pelatihan, dan

pelatihan-pelatihan

tersebut masyarakat

sudah dapat

mengaplikasikan ke

dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Proses dalam

pelaksanaan

program

BUMDes

Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes)

Majasari

Dalam pelaksanaanya,

masyarakat selalu

berkoodinasi dengan

pengurus BUMDes

terkait program-

138

program yang akan

dilaksanakan oleh

masyarakat, dan

pengurus BUMDes

selalu mengawasi atau

mengontrol jalannya

program-program

BUMDes.

139