Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK...
Transcript of Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK...
ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT
MELALUI BADAN USAHA MILIK DESA
(STUDI KASUS DESA MAJASARI KECAMATAN
SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh:
Munawaroh
NIM:11140150000084
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
MUNAWAROH, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Analisis
Pengembangan Ekonomi Masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa
(Studi Kasus Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan
ekonomi masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan untuk
mengetahui pelaksanaan dan peran BUMDes dalam masyarakat. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu
menggambarkan beberapa penemuan data yang dirumuskan dalam bentuk kata-
kata. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program-program BUMDes
Majasari yang masih aktif diantaranya yaitu: simpan pinjam, pengelolaan sampah,
peternakan, Usaha perdagangan seperti PPOB,Produk Masyarakat, dan pembuatan
cenderamata. Peran BUMDes Majasari dapat dikatakan bahwa dengan berdirinya
BUMDes di masyarakat Desa Majasari mampu memberdayakan masyarakat
dengan diberikan pelatihan-pelatihan untuk melatih Softskill dan hardskill, dan
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan
perekonomian masyarakat walaupun belum signifikan.
Kata kunci : BUMDes, Pengembangan Ekonomi
ii
ABSTRACT
MUNAWAROH, Social Sciences Education Department, Faculty of Tarbiyah
and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
Analysis of Community Economic Development through Village-Owned
Enterprises (Case Study of Majasari Village, Sliyeg District, Indramayu
Regency)
The purpose of this research is to find out the economic development of the
community through Village-Owned Enterprises (BUMDes), and to find out the
implementation and role of BUMDes in the community. This study uses a
qualitative approach which is descriptive in nature, describing several findings of
data formulated in the form of words. The technique of collecting data uses
observation, interviews, and documentation. The technique of analyzing data uses
data reduction, data presentation, and verification. The results of this study
indicate that the Majasari BUMDes programs that are still active include: savings
and loans, waste management, livestock, trading businesses such as PPOB,
Community Products, and making souvenirs. The role of BUMDes Majasari can
be said that with the establishment of BUMDes in the village of Majasari able to
empower the community by being given training to train Softskill and hardskill,
and able to improve the welfare of the community and improve the economy of the
community, although not yet significant.
Keywords: BUMDes, Economic Development
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur sedalam-dalamnya penulis ucapkan Allah SWT yeng telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Analisis Pengembangan Ekonomi Masyarakat melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) (Studi Kasus Desa Majasari Kecamatan
Sliyeg Kabupaten Indramayu) Shalawat dan salam tak lupa selalu saya ucapkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, nabi yang membawa misi besar agama,
yakni Dinnul Islam, agama yang Rahmatan lil’alamin. Semoga dengan bacaan
shalawat kita dapat mendapatkan syafaatnya kelak di yaumil kiyamah.
Dengan menyelasaikan skripsi ini tentunya banyak kendala yang penulis
hadapai, akan tetapi berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
penyusun skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Anissa Windarti,M.Sc. dan Andri Noor Ardiansayah,M.Si sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, kritik, serta saran bagi
skripsi peneliti.
4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS dan juga seluruh dosen Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmu kepada penulis
hingga penulis selesai dalam mengerjakan skripsi.
5. Orang tua penulis, Bapak Sukana (Alm) dan Ibu Yayah Sopiyah yang
telah membesarkan penulis dan tidak ada henti-hentinya mendoakan dan
memberikan apapun yang terbaik, terlebih kasih sayang serta sabar yang
tak pernah bosan membimbing dan memotivasi serta menguatkan penulis
ketika dalam keadaan sulit.
iv
6. Kakak dan adik (Kholas, Mar’ah, Aini, Naela, dan Billy) dan keluarga
besar yang selalu memberikan do’a di dalam sujud, serta senantiasa
memberikan dukungan disetiap langkah-langkah saya.
7. Pemerintah Desa Majasari Bapak Wartono M.Pd selaku Kepala Desa
Majasari, Kodirin selaku Direktur BUMDes Majasari yang telah
mengizikan penulis untu melakukan penelitian serta belajar tentang
pengembangan ekonomi masyarakat.
8. Sugawan/wati perjuangan di Keluarga Mahasiswa Sunan Gunung Djati
(KMSGD) kepada ketua umum Mubarok dan wakil ketua umum Fiqih
Sampurna serta seluruh keluarga besar KMSGD yang telah mengajarkan
arti keluarga dan belajar tentang organiasi serta memotivasi penulis
sehingga mampu menyelasaikan skripsinya.
9. Indrawan/wati seperjuangan di Persatuan Mahasiswa Indramayu (Permai-
Ayu) yang telah memberikan pengetahuan tentang organiasi serta
memotivasi penulis sehingga mampu menyelasaikan skripsinya.
10. Teman-teman jurusan Pendidikan IPS, Hera Nuragustin, Syifana Lomi
N.T, Dinan Zahra S, Sipa Padillah, Ulfatur Rahmah, Febrilia Syifa, dan
seluruh teman-teman jurusan Pendidikan IPS 2014 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu, terima kasih telah belajar bersama dan selalu
memberikan dukungan dan memotivasi penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsinya.
11. Guru-guru SMP Islam AL-Hikmah, kepada Bu Nisa, Bu Julia, Pak Arif,
Pak Indra, Pak Ghamal. Dan seluruh rekan-rekan guru yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, terima kasih telah menjadikan parter kerja yang
solid dan baik serta mendukung penuh agar penulis bisa menyelesaikan
skripsinya.
12. Teman-teman Chaby Kosan, kepada Yanti, Reni, dan Fauziyah yang telah
menemani penulis baik susah maupun senang dan selalu memotivasi
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya.
v
13. Tidak lupa penulis sampaikan rasa terim kasih sedalam-dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan skripsi
ini, semoga Allah membalas semua kebaikan.Aamiin.
Akhir kata penulis berdo’a, mudah-mudahan skripsi ini memberikan
manfaat bagi para pembaca, khususnya civitas akademik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu
pengetahuan.
Penulis juga sampaikan maaf jika penyusunan skripsi ini terdapat
kesalahan, saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan agara
penulisan dalam skripsi ini semakin baik lagi, dan kepada Allah SWT penulis
beristigfar atas segala kehilafan dan dosa yang penulis lakukan. Semoga Allah
SWT selalu menuntun penulis di jalan yang dikehendaki-Nya. Amin.
Ihdinassiratalmustaqim.
Wakafabillahisyahida
Wassalamualaikum.wr.wb
Jakarta, 16 Desember 2018
Munawaroh
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. IDENTIFIKASI MASALAH 6
C. BATASAN MASALAH 6
D. RUMUSAN MASALAH 6
E. TUJUAN MASALAH 6
F. MANFAAT PENELITIAN 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN TEORI 8
1. Konsep pengembangan ekonomi masyarakat 8
2. Konsep Badan Usaha Milik Desa 20
B. HASIL PENELITIAN RELEVAN 32
C. KERANGKA BERPIKIR 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 39
B. METODE PENELITIAN 40
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 41
D. INSTRUMEN PENELITIAN 49
E. PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA 49
F. TEKNIK ANALISIS DATA 50
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM DESA MAJASARI 52
B. GAMBARAN UMUM BUMDes MAJASARI 59
C. HASIL PENELITIAN 66
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 74
E. KETERBATASAN PENELITIAN 89
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN 90
B. IMPLIKASI 91
C. SARAN 91
DAFTAR PUSTAKA 93
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 waktu penelitian 39
Tabel 3.2 Pedoman Observasi 43
Tabel 3.3 pedoman wawancara 45
Tabel 3.4 Pedoman Dokumentasi 48
Tabel 4.1 Orbitrasi Desa Majasari 54
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk 57
Tabel 4.3 Tingkatan Pendidikan 57
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kerangka berpikir 38
Gambar 4.1 Peta Desa Majasari 53
Gambar 4.2 kantor Desa Majasari 56
Gambar 4.3 Kantor BUMDes Majasari 60
Gambar 4.4 Struktur Organisasi BUMDes 66
Gambar 4.5 Kandang Sapi 82
Gambar 4.6 Unit Usaha Perdagangan 84
x
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 FOTO DOKUMENTASI
LAMPIRAN 2 PANDUAN WAWANCARA
LAMPIRAN 3 TRANSKIP WAWANCARA
LAMPIRAN 4 HASIL OBSERVASI
LAMPIRAN 5 UJI REFERENSI
LAMPIRAN 6 SURAT
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang berpulau-pulau dan kaya raya akan
potensi sumber daya alamnya. Melalui kekayaan tersebut, masyarakat
Indonesia mampu meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan
hidupnya. walaupun kesejahteraan di Indonesia masih belum merata
seluruhnya, terutama di pelosok-pelosok desa. Kurang berkembangnya
perekonomian di desa dapat dijumpai di berbagai wilayah, dan itu merupakan
masalah yang belum bisa terselesaikan secara merata di Indonesia. Artinya,
masih banyak wilayah yang maju, unggul, serta pendapatan masyarakatnya
tinggi. Namun, masih banyak pula daerah-daerah yang masih rendah
pendapatanya, seperti pada provinsi yang menempati urutan teratas dengan
jumlah penduduk miskin yaitu Jawa Timur mencapai 4405, 27 ribu jiwa.1
Tidak hanya di satu wilayah saja, akan tetapi hampir di seluruh wilayah angka
kemiskinan masih tinggi. Melihat hal tersebut, perlu adanya peningkatan
kesejahteraan untuk mengurangi penduduk yang miskin.
Berdasarkan data BPS tahun 2017, Jawa Barat menempati posisi
urutan ke-tiga dengan jumlah penduduk miskin, yaitu mencapai 3774,41 ribu
jiwa. Dalam tingkat kabupatennya, kesejahteraan di Indramayu masih
tergolong rendah, terbukti dengan hasil survey sosial ekonomi nasional pada
tahun 2016 menunjukan bahwa masyarakat Indramayu yang berumur 7-24
tahun ke atas yang tidak bersekolah mencapai angka 33,19. Angka ini masih
tergolong tinggi dibanding dengan wilayah-wilayah lain yang masyarakatnya
sudah sadar akan pendidikan. Selain pendidikan, kesehatan di Indramayu
masih tergolong rendah, hal tersebut terbukti dengan presentase penduduk
1 Badan Pusat statistik Indonesia, Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi 2007-
2017, (https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119, diakses pada 21 Maret 2018)
2
Indramayu yang menderita sakit yaitu mencapai 61,54.2 Melihat dari data
tersebut, dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Indramayu
perlu mendapatkan peran dari pemerintah guna untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mengurangi jumlah penduduk yang miskin
yaitu dengan mengembangkan perekonomian masyarakatnya, di mana Peran
dari perkembangan ekonomi inilah yang menjadi dasar untuk meningkatkan
kemajuan dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, hal ini sesuai
dengan pendapat tokoh yaitu Rahardjo yang mengemukakan bahwa
pengembangan wilayah yang komprehensif tujuan utamanya untuk: (1)
meningkatkan pemerataan dalam tingkat pertumbuhan (ekonomi) antar
wilayah, (2) meningkatkan pemerataan dalam tingkat pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat antar wilayah, dan (3) memperkokoh struktur
perekonomian. Perekonomian desa merupakan perekonomian tradisional yang
ada pada suatu desa.3 Menurut pendapat tersebut tujuan dari pengembangan
wilayah ialah dengan meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan
tingkat pendapatan masyarakat,dalam hal ini pemerataan kesejahteraan
masyarakat desa dapat dicapai dengan adanya kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah desa itu sendiri.
Desa Majasari merupakan salah satu desa di Kecamatan Sliyeg,
Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa barat. Desa Majasari merupakan hasil
pemekaran dari Desa Majasi pada tahun 1984. Walaupun usia desa ini masih
muda jika dibandingkan dengan desa- desa lainya, tapi pemerintah desa selalu
mencoba meningkatkan perekonomian masyarakatnya lebih mandiri, dengan
cara mengoptimalkan potensi sumber daya alam sekitar. Pemerintah juga
berusaha untuk meningkatkan pengetahuan masyarakatnya agar lebih bisa
bersaing dengan masyarakat lain. Desa Majasari mempunyai luas wilayah 2.94
(Ha), diantaranya 92 tanah darat dan 202 tanah sawah. Hal ini menyebabkan
2 Badan Pusat Statistik Indramayu, Statistik kesejahteraan rakyat kabupaten Indramayu,
(Indramayu: BPS Kabupaten Indramayu), 2016.
3Rahardjo Adisasmita, teori-teori pembangunan ekonomi, (Yogyakarta: Graha Ilmu), 2013, h. 3
3
masyarakat Desa Majasari rata-rata berprofesi sebagai petani yaitu pada tahun
2016 dengan mencapai angka 3564, masyarakat hanya mampu mengandalkan
hasil panennya. Ketika tidak musim panen, masyarakat belum bisa
memunculkan ide kreatif dan inovatif untuk meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan hidupnya. pertanian merupakan kegiatan perekonomian yang
tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia karena pertanian menjadi
dasar pokok untuk melangsungkan kehidupan masyarakat. Kebanyakan
masyarakatnya masih tergolong menengah ke bawah atau bisa dikatakan
miskin. Dalam buku Irdam Ahmad dan Ilyas Saad salah satu indikator
keberhasilan berbagai program pembangunan suatu pemerintahan adalah
berkurangnya jumlah penduduk miskin, karena hakekat dari suatu
pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
adil dan merata.5 Dengan demikian, pemerataan kesejahteraan pada
masyarakat desa merupakan suatu hal yang penting bagi keberhasilan dalam
pembangunan.
Pengelolaan desa melalui pemerintahan desa agar menjadi desa yang
lebih maju, dan sejahtera masyarakatnya, itu merupakan impian dari semua
pemeritah desa di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 juga telah
mengamanatkan kepada pemerintah yang berkuasa untuk “mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.6 Artinya, masyarakat berhak
untuk mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya dan pemerintah bebas
untuk membuat kebijakan dalam meningatkan kesejahteraan masyarakatnya
yang sesuai dengan amanat UUD 1945. Desa Majasari yang terletak di
Kecamatan Sliyeg ini pernah mendapatkan penghargaan memenangkan juara
1 lomba Desa tingkat Nasional. Untuk mendapatkan prestasi yang luar biasa
tersebut, tentu terdapat program-program yang dibuat oleh pemerintah desa,
4 Badan Pusat Statistik Indramayu, kecamatan sliyeg dalam angka 2017, (Indramayu:
BPS Kabupaten Indramayu), 2017
5Irdam Ahmdad dan Ilyas Saad, Kajian Implementasi Trilogi Pembangunan di Indonesia, (Jakarta:STEKPI,2006)
6Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar tahun 1945.
4
yang nantinya masyarakat juga akan ikut serta dalam program-program yang
dilaksanakan pemerintah desa, salah satunya yaitu Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes).
Jumlah penduduk Desa Majasari pada tahun 2016 mencapai 2.920
jiwa. Masyarakat Desa Majasari masih tertarik bekerja di luar kota dan luar
negeri, dengan jumlah penduduk yang menjadi TKI dan TKW yaitu mencapai
253. Di lihat dari jumlah penduduk menurut jenis pekerjaanya pada tahun
2016 yaitu profesi sebagai buruh mencapai 1055, dan yang belum bekerja
mencapai 357, serta pekerjaan lain-lain mencapai 281.7 Penduduk Desa
Majasari masih tertarik bekerja di luar kota atau di luar negeri, hal tersebut
dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan yang terdapat di desa. Jika melihat
dari sumber daya alamnya sendiri, sebenarnya Desa Majasari mampu untuk
menjadi wilayah yang mandiri dan mampu untuk memberikan lapangan
pekerjaan kepada masyarakatnya. Dalam mengentaskan kemiskinan di
desanya tentulah terdapat program-program dari pemerintah desa agar
kemiskinan berkurang dan kesejahteraan meningkat. Kebijakan otonomi
daerah memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengurus
kebutuhan masyarakat daerahnya konsep yang harus diarahkan lagi dari mulai
strukur yang paling rendah yaitu desa. Peran pemerintah desa dalam
membangun desa sangat penting, artinya, secara langsung pemerintah desa
membangun pondasi untuk desanya sendiri. Untuk meningkatkan
kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan salah satu solusinya ialah dengan
terbentuknya Badan Usaha, dimana badan usaha ini berfungsi untuk
memberdayakan masyarakat yang masih belum bekerja atau sedang mencari
pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Majasari. Badan
7Badan Pusat Statistik Indramayu, kecamatan sliyeg dalam angka 2017, (Indramayu: BPS
Kabupaten Indramayu), 2017.
5
usaha adalah semua jenis kelembagaan baik yang bersifat mengejar laba
maupun yang tidak mengejar laba.8
Dalam Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2005 pasal 78 ayat 1
menyebutkan bahwa “Dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan Desa,
pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan
kebutuhan dan potensi Desa”. Mengingat peraturan tersebut, Desa Majasari
sudah membuat BUMDes dimana ini bertujuan untuk mengembangkan
perekonomian masyarakat Desa Majasari. Dalam Undang- Undang No 6 tahun
2014 tentang Desa menyebutkan Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut
BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.9
Mengingat angka masyarakat yang menjadi buruh dan yang belum bekerja
masih tinggi pemerintah Desa Majasari pada tahun 2014 mendirikan BUMDes
tersebut, untuk memfasilitasi masyarakat yang sedang membutuhkan
pekerjaan dan meningkatkan perekonomian.
Ada beberapa program program BUMDes yaitu penggemukan sapi dan
kambing dengan memberdayakan keluarga TKI. Selain itu, ada juga program
perkebunan indigovera, dimana indigovera tersebut sangat bagus untuk
penggemukan sapi. Agar bisa memanfaatkan kotoran sapi, BUMDes Majasari
juga memproduksi pupuk dari kotoran sapi tersebut. BUMDes Majasari
melakukan perdagangan online dengan menjual hasil karya dari
masyarakatnya. Dari paparkan di atas, arah pemerintah desa di Desa Majasari
ialah untuk menciptakan pengembangan perekonomian masyarakat dengan
memanfaatkan potensi wilayah secara optimal untuk menuju masyarakat yang
8Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga
penerbitan,2010),h.77
9Republik Indonesia, 2014, Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, Lembaran Negara Republik Indoensia, No 5495
6
maju dan sejahtera masyarakatnya. Berdasarkan masalah-masalah di atas
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Melalui Badan Usaha Milik Desa
(Studi Kasus: Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu)
B. Identifikasi Masalah
1. Tingkat urbanisasi di Desa Majasari masih tinggi, hal ini terlihat dari data
bahwa masyarakat Desa Majasari masih tertarik untuk bekerja di luar
negeri dan luar kota sebanyak 253 orang.
2. Pendapatan masyarakat Desa Majasari masih tergolong rendah, hal ini
dikarenakan profesi rata-rata di Desa Majasari yaitu sebagai petani.
3. Masyarakat Desa Majasari masih belum sadar untuk menjadi desa mandiri.
4. Kurangnya lapangan pekerjaan di Desa Majasari.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah sesuai dengan Latar belakang dan identifikasi masalah yaitu
pengembangan perekonomian masyarakat Desa Majasari melalui program Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes).
D. Rumusan masalah
1. Bagaimana pelaksanaan BUMDes di Desa Majasari?
2. Bagaimana peran BUMDes bagi pengembangan perekonomian
masyarakat?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
1. Pelaksanaan BUMDes di Desa Majasari
2. Peran BUMDes bagi pengembangan perekonomian masyarakat Desa
Majasari
7
F. Manfaat penelitian
Manfaat pada penelitian ini yaitu:
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat memberikan manfaat:
Pendalaman pemahaman tentang pengembangan perekonomian
masyarakat melalui BUMDes di Desa Majasaari Kecamatan Sliyeg,
Kabupaten Indramayu.
2. Secara Praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat :
a. Bagi Pengurus BUMDes, dapat mengetahui tingkat pengembangan
perekonomian Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.
b. Bagi Masyarakat, dapat mengetahui peran BUMDes dalam kegiatan
ekonominya.
c. Bagi mahasiswa yang dapat menggunakan sebagai observasi dan untuk
mempersiapkan skripsi sehingga akan mempercepat kelulusan
mahasiswa.
d. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan untuk bahan perbandingan
dalam melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang ilmu ekonomi,
sosial, dan politik.
8
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Konsep Pengembangan ekonomi masyarakat
a. Pengertian Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Pengertian Pengembangan menurut KBBI ialah “proses kegiatan
bersama yang dilakukan oleh penghuni suatu daerah untuk memenuhi
kebutuhannya”1
Menurut Muhtadi dan Tatan yang mengutip Ibnu Khaldun
menyabarkan bahwa secara etimologi “pengembangan berarti
membina dan meningkatkan kualitas”.2Dengan demikian,
pengembangan perlu diterapkan dalam kehidupan masyarakat, karena
dapat meningkatkan kualitas dan dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Ilmu ekonomi adalah suatu studi bagaimana individu-individu atau
masyarakat menggunakan berbagai sumber daya yang langka untuk
memproduksi barang dan jasa serta mendistribusikannya kepada
berbagai individu dan masyarakat. Sementara kata ekonomi sendiri
berasal dai bahasa Yunani yang berarti seseorang yang mengatur
rumah tangga. 3
1 https://kbbi.web.id/kembang , diakses pada 17 Juli 2018, pukul 20.50.
2 Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN Jakarta Press, 2013), h. 6
3 Wawan Hermawan, Pengantar Ilmu ekonomi, (Tanggerang Selatan:UT, 2016), cet.16,h.1.3
9
Masyarakat utama adalah masyarakat yang unggul di segala
bidang, utama akhlak anggota masyarakatnya dan unggul dari sudut
politik, ekonomi dan budaya.4
Pengembangan masyarakat (community development) adalah
kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis,
terencana, dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna
mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas kehidupan yang lebih
baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.
5
Istilah pengembangan masyarakat dapat berarti banyak untuk
beragam orang. Menurut Sanders yang dikutip Fredian menunjukan
pengembangan masyarakat dapat dipandang sebagai suatu proses,
metode, program, atau gerakan. Dengan kata lain, gambar tersebut
menunjukan empat cara untuk memandang pengembangan masyarakat.
1) Sebagai suatu Proses
Pengembangan masyarakat sebagai suatu proses bergerak dalam
tahapan-tahapan, dari suatu kondisi atau keadaan tertentu ke tahap-
tahap berikutnya, yakni mencakup kemajuan dan perubahan dalam
artian kriteria terspekifikasi.
2) Sebagai suatu Metode
Pengembangan masyarakat merupakan suatu cara untuk mencapai
tujuan dengan cara sedemikian rupa sehingga beberapa tujuan
dapat dicapai. Metode- metode lain, misalnya perubahan yang
dilakukan pemerintah, perubahan dengan menggunakan beberapa
imbalan, dan perubahan melalui pendidikan dapat menjadi
4M. Dawan Rahardjo, Islam dan Transformasi sosial-ekonomi, (Jakarta: Lembaga Studi
Agama dan Filsafat (LSAF),1999), cet.1.h.344
5Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN Jakarta Press, 2013), h. 6
10
pelengkap bagi metode pengembangan masyarakat yang
melakukan tahapan-tahapan yang disarankan dalam suatu proses
agar supaya keinginan pengguna metode (pemerintah, pusat,
swasta, badan atau mesyarakat lokal itu sendiri dapat dilaksanakan.
3) Sebagai suatu Program
Metode pengembangan masyarakat dinyatakan sebagai suatu gugus
prosedur dan isinya dinyatakan sebagai suatu daftar kegiatan.
Dengan menjalankan prosedur, kegiatan-kegiatan dianggap
dilaksanakan.
4) Sebagai suatu Gerakan
Pengembangan masyarakat merupakan suatu perjuangan, sehingga
ini menjadi alasan yang membuat orang-orang mengabdi. Dalam
hal ini, pengembangan masyarakat tidak netral, seperti sebagai
suatu proses, tetapi menyangkut emosi. Dengan kata lain, seorang
hanya bisa setuju atau tak setuju terhadap pengembangan
mesyarakat itu.6
Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam
memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga mereka memiliki
berbagai pilihan nyata menyangkut masa depannya. Masyarakat lapis
bawah umumnya terdiri atas orang-orang lemah, tidak berdaya dan
miskin karena tidak memiliki sumber daya atau tidak memiliki
kemampuan untuk mengontrol sarana produksi.7
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengembangan ekonomi masyarakat adalah proses kegiatan atau
tahapan-tahapan dari kondisi tertentu ke tahap-tahap berikutnya dalam
suatu wilayah untuk merubah perekonomian masyarakat serta
6Fredian Tomy Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2014),h.33-35
7Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2013), h.4
11
memberdayakan masyarakat yang belum mempunyai kemampuan
untuk mengontrol sarana produksi.
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) adalah aktivitas lokal yang
merupakan proses pembangunan partisipatif di wilayah administratif
melalui kemitraan para pemangku kepentingan publik dan swasta.
Pendekatan PEL menggunakan sumber daya lokal dan keunggulan
kompetitif untuk menciptakan kesempatan kerja dan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.8
Pengembangan Ekonomi Lokal mempunyai beberapa prinsp utama, di
antaranya yaitu:
1) kemiskinan dan pengangguran merupakan tantangan utama dalam
suatu wilayah, sehingga strategi PEL harus memprioritaskan
penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan,
2) Target awal PEL adalah penduduk miskin, masyarakat marginal, dan
usaha mikro kecil menengah untuk memampukan mereka
berpartisipasi penuh dalam perekonimian wilayah,
3) Tidak ada pendekatan tunggal untuk PEL, setiap wilayah memerlukan
pendekatan tersendiri yang merupakan cara terbaik dalam konteks
wilayah yang bersangkutan,
4) PEL mempromosikan kepemilikan lokal, pelibatan masyarakat,
kepemimpinan lokal dan pembuatan keputusan bersama,
5) PEL mencakup kemitraan lokal, nasional dan internasional antara
masyarakat, pembisnis, dan pemerintah untuk mengatasi masalah,
menciptakan usaha bersama dan membangun wilayah lokal,
6) PEL memaksimumkan sumber daya, keahlian, dan peluang lokal untuk
manfaat jamak,
8Jef Rudianto Saragih, perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis
Pertanian, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), h.57
12
7) PEL mencakup integrasi berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu
pendekatan komprehensif untuk membangun wilayah lokal,
8) PEL sebagai pendekatan yang luwes untuk merespon perubahan
kondisi pada tingkat lokal, nasional, dan internasional.9
Peran pemerintah lokal adalah menciptakan kondisi bagi bisnis lokal
untuk bertahan bahkan memperluas aktivitas mereka serta menarik
investor dari luar wilayah. Dengan demikian, untuk menggerakan PEL
perlu dilakukan lima tahapan yaitu:
1) Pengorganisasian, pemerintah mampu berkoordinasi dengan
masyarakat untuk mencapai suatu tujuan bersama.
2) Evaluasi sebelumnya, guna menciptakan suatu kebijakan yang sesuai
dengan kondisi masyarakat yaitu dengan cara mengevaluasi program
sebelumnya dan memperbaiki yang masih kurang.
3) Menyusun rencana strategik untuk pembangunan ekonomi lokal,
4) Menciptakan sistem PEL dan mengimplementasikan rencana strategic,
5) Monitoring dan evaluasi, yaitu dengan memantau setiap program yang
dibuat dan mengevaluasi segala sesuatu yang masih ada kekurangan.
Dari berbagai tinjauan kepustakaan, dapat disimpulkan bahwa peran
aktivitas ekonomi dalam PEL setidaknya dapat dilihat dari variabel
pendapatan, kesempatan kerja, dan peningkatan aktivitas ekonomi. 10
b. Model – model pengembangan masyarakat
Menurut Zubaedi terdapat tiga model pengembangan masyarakat yaitu:
9 Jef Rudianto Saragih, perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal
Berbasis Pertanian, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), h.57
10 Ibid, h.62-63
13
1) The welfare approach, yang dilakukan dengan memberi bantuan
kepada kelompok-kelompok tertentu misalnya mereka yang
terkena musibah.
2) The development approach, yang dilakukan terutama dengan
memusatkan kegiatanya pada pengembangan proyek pembangunan
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan
keswadayaan masyarakat.
3) The empowerment approach, yang dilakukan dengan melihat
kemiskinan sebagai akibat proses politik dan berusaha
memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi
ketidakberdayaanya.11
c. Fungsi Pemerintah dalam perekonomian
Ada tiga fungsi pokok yang menjadi tanggung jawab pemerintah
dalam perekonomian, yaitu (1) efisiensi, (2) keadilan, (3) Stabilitas. 12
Tindakan pemerintah yang menyangkut efisiensi berupa segala upaya untuk
memperbaiki kesalahan. Program pemerintah untuk meningkatkan keadilan
meliputi beberapa cara, seperti pemerataan pendapatan agar mencerminkan
kepentingan seluruh masyarakat, terutama golongan miskin dan tertinggal.
Kebijakan stabilisasi berusaha mengatasi fluktuasi yang tajam dari siklus
bisnis dengan cara menekan angka pengangguran dan mempercepat laju
pertumbuhan ekonomi
.
1) Efisiensi
Dalam suatu sistem persaingan, banyak perusahaan yang tidak
mengetahui teknik produksi yang menghasilkan barang dengan biaya
11 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana
Prenadamedia Group, 2013), h.120
12 Rahardjo Adisasmita, Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gaha Ilmu), 2015, h.18
14
paling murah, sehingga biaya-biaya produksi tidak mencapai angka
minimum. Dalam sistem pasar sesungguhnya, perusahaan dapat
memperoleh keuntungan sebanyak mungkin dengan menetapkan harga
tinggi serta memproduksi dalam jumlah banyak, dengan demikian biaya
produksi per satuan unit menjadi menjadi rendah.
2) Keadilan
Perekonomian berlangsung dengan efisiensi penuh yaitu selalu
berada pada batas kemungkinan prooduksi yang efisien. selalu
menghasilkan barang pribadi dan fasilitas umum dengan jumlah yang
tepat.
3) Stabilitas
Di samping fungsinya sebagai penunjang efisiensi dan keadilan,
pemerintah terlibat pula fungsi makronya untuk menjaga stabilitas
ekonomi. Sejak awal kapitalisme, seringkali terperangkap dalam inflasi
(harga-harga umum melonjak) dan depresi (pengangguran meluas).
Seringkali penderitaan berlangsung selama beberapa tahun, karena para
pemimpin politik tidak memiliki pemahaman ekonomi yang cukup dalam
mengambil langkah-langkah untuk melakukan pemulihan ekonomi.13
Menurut Joseph yang dikutip Rudiantho menyatakan bahwa
pemerintah lokal tidak hanya berfungsi sebagai penyedia jasa bagi
kepentingan publik, tetapi juga berfungsi bagi pembangunan sosial
ekonomi. Kebijakan pemerintah lokal harus bertujuan untuk mneingkatkan
lapangan kerja. Secara rinci, peran pemerintah lokal dalam PEL adalah
untuk memastikan:
1) Hasil PEL adalah peningkatan kesempatan kerja,
2) PEL mendukung pembangunan perdesaan berkelanjutan dan perbaikan
perkotaan,
13 Rahardjo Adisasmita, Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gaha Ilmu), 2015, h.20
15
3) Target PEL adalah memberi manfaat bagi masyarakat miskin dan
marginal di kecamatan melalui promosi suatu pendekatan redistribusi
dan inklusif untuk pembangunan ekonomi.14
Salah satu masalah pokok dalam pengembangan masyarakat adalah
keuangan dan permodalan (pendanaan). Pendanaan inilah yang akan
menjadi motor penggerak bagi terwujudnya pelaksanaan kegiatan
pengembangan masyarakat baik di tingkat makro, mikro maupun
mezzo. Dalam konteks in, terdapat tiga model pendanaan untuk
kegiatan pengembangan masyarakat pada umumnya yaitu:
1) Grameen Bank adalah model pendanaan skala kecil untuk
mengembangkan usaha ekonomi produktif masyarakat melalui
penyediaan modal, pembinaan usaha secara kontinu dan insentif, dan
pendampingan bekelanjutan yang mandiri.
2) Model Pembinaan dari pemerintah, BUMN, swasta adalah sebuah
model pembinaan dengan menfaatkan dana dari bagian laba BUMN,
dimana pembinaanya dapat berupa pendidikan, lingkungan,
kesehatan, kemiskinan, kemampuan kewirausahaan, manajemen serta
keterampilan teknis produksi termasuk juga pinjaman mosal kerja dan
investasi, jaminan kredit, pemasaran dan promosi hasil produksi serta
bantuan penyertaan.
3) Model kemitraan adalah kerjasama antara individu/masyarakat dengan
pihak-pihak lain yang memiliki komitmen tinggi dalam
pengembangan masyarakat, dimana terjadi proses pembinaan dan
pengembangan terhadap individu/masyarakat oleh pihak-pihak
tertentu dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menuntungkan.15
14Jef Rudianto Saragih, perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal
Berbasis Pertanian, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015), h.57
15 Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN Jakarta Press, 2013), h.57-58
16
d. Pengembangan Ekonomi Perdesaan
Negara sebagai institusi yang kuat mulai dituntut agar melepaskan
dominasi kewenanganya, untuk berganti menjadi rakyat, atau masyarakat
lokal sebagai pihak yang menentukan. Kegiatan yang bersifat top down
mulai dikurangi, berganti dengan mekanisme Bottom up yang lebih
menekankan peran masyarakat bawah dalam menentukan keputusan dan
menyelesaikan permasalahanya sendiri. Dengan demikian, peran
pemerintah pada saat ini hanya sebagai fasilitator, regulator, motivator
dalam penyediaan prasarana publik. Masyarakatlah sebagai pelaku
pembangunan.16 Untuk wilayah pinggiran (pedesaan) sebaiknya digunakan
Bottom up approach. Suatu perencanaan mengenai kebutuhan pokok harus
berdasarkan pendekatan bottom up sehingga tiap wilayah mendapat
program tertentu untuk mencapai sasarannya.17 Oleh karena itu, bottom up
approach memiliki peran yang penting dalam mengembangkan
perekonomian masyarakat karena sasaran dari pendekatan tersebut ialah
masyarakat bawah.
Perumusan kebijakan pembangunan untuk mendukung pengembangan
perekonomian perdesaan haruslah memuat (1) strategi dasar memecahkan
permasalahan , (2) pencapaian sasaran memecahkan permasalahan, (3)
kebijakan pendukung (secara tidak langsung), dan (4) kebijakan
berorientasi program (secara langsung).18 Pengembangan perekonomian
masyarakat dapat tercapai dengan baik melalui kebijakan-kebijakan yang
terdapat di atas.
Pembangunan infrastruktur di perdesaan harus diprioritaskan untuk
mendukung peningkatan perekonomian masyarakat melalui penyediaan
16Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah:perspektif ekonomi,
(Jakarta:LP3ES, 2012),Cet.2,h. xix
17 Johara T.jayadinata dan I.G.P Pramandika, Pembangunan desa dalam perencanaan, (Bandung: ITB, 2006),h.141
18 Op.Cit,.h.209
17
lapangan kerja yang lebih variatif. Pembangunan yang berbasis perdesaan
diperlukan untuk memperkuat fondasi perekonomian Negara,
mempercepat pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan
perkembangan antar wilayah. Dalam realisasinya, pembangunan perdesaan
memungkinkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi digerakan
keperdesaan, sehingga desa menjadi tempat yang menarik sebagai tempat
tinggal dan mencari penghidupan. Oleh karena itu, infrastruktur desa
seperti irigasi, sarana dan prasarana transportasi, listrik, telepon, sarana
pendidikan, kesehatan dan sarana-sarana lain yang dibutuhkan, harus bisa
disediakan sehingga memungkinkan desa maju dan berkembang.
Skala prioritas pembangunan perdesaan yang berbasis pada pengembangan
pedesaan (rulal based development), meliputi: (1) Pengembangan ekonomi
lokal; (2) pemberdayaan masyarakat; (3) pembangunan prasarana dan
sarana; dan (4) Pengembangan kelembagaan. 19
e. Pemberdayaan masyarakat
Kartasasmita menegaskan pemberdayaan sebagai strategi
pembangunan adalah upaya untuk membangun daya dengan mendorong,
memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya
serta berupaya untuk mengembangkanya. Memberdayakan masyarakat
adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. 20
Pemberdayaan berarti menyediakan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan kemampuan
19 Roestanto Wahidi D. Membangun Perdesaan Modern (Bogor: PT Indec, 2015),
Cet.1,h.13
20 H.Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.234
18
warga miskin untuk menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakatnya21
Dalam Undang Undang No 6 tahun 2014 tentang desa pada Bab 1
ketentuan umum pasal 1 menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat
Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan
yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat
desa.22
Dengan demikian pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya dalam
membangun masyarakat yang mandiri dan meningkatkan kesejahteraan,
pengetahuan, dan keterampilan, serta motivasi masyarakat agar mampu
menjadi masyarakat yang lebih maju.
Pemberdayaan dapat diartikan baik sebagai tujuan maupun proses.
Sebegai tujuan, maka pemberdayaan adalah suatu keadaan yang ingin
dicapai, yakni klien yang memiliki kekuasaan atau keberdayaan yang
mengarah pada kemandirian sesuai dengan tipe-tipe kekuasaan. Menurut
Suharto pemberdayaan sebagai proses memuat lima dimensi:
a) Pemungkinan (enabling), yaitu menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi klien berkembang secara optimal.
Pemberdayaan harus mampu membebaskan klien dari sekat-sekat
kultural dan struktural yang menghambat.
b) Penguatan (empowering), yaitu memperkuat pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki klien dalam memecahkan masalah dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhanya. Pemberdayaan harus mampu
menumbuhkembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri
klien yang menunjang kemandirian.
21 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana
Prenadamedia Group, 2013), h.43
22 Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014 tentang Desa
19
c) Perlindungan (protecting), yaitu melindungi masyarakat terutama
kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat,
menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak
sehat) antara yang kuat dan yang lemah, dan mencegah terjadi
eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan
harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan
dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil. Pemberdayaan harus
melindungi rakyat lemah, kelompok-kelompok yang tidak beruntung,
serta masyarakat terasing.
d) Penyokongan (supporting), yaitu memberikan bimbingan dan
dukungan agar klien mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas
kehidupanya. Pemberdayaan harus mampu menyokong klien agar
terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan
terpinggirkan.
e) Pemeliharaan (fortering), yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar
tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara kelompok
dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan
dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh
kesempatan.23
2. Konsep Badan Usaha Milik Desa
a. Pengertian Desa
Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
23 H.Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008),h.239-240
20
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.24
b. Pengertian BUMDesa
1) Pengertian Badan Usaha
Badan Usaha adalah suatu lembaga atau perkumpulan/ persekutuan
yang menjalankan usaha dalam bentuk hukum tertentu. 25
Badan usaha adalah semua jenis kelembagaan baik yang bersifat
mengejar laba maupun yang tak mengejar laba. Keterkaitan dengan tujuan
badan usaha akan ditemukan berbagai ragam bentuk tergantung siapa yang
mendirikan, apa tujuan dan misinya, apa motif pendirianya. Istilah badan
usaha bersifat umum dan menyangkut makna yang lebih luas dari
perusahaan. 26
Dengan demikian badan usaha ialah seluruh jenis kelembagaan
yang sedang menjalankan usaha baik individu maupun kelompok yang
memiliki visi, misi dan tujuan yang sama dalam bentuk hukum tertentu.
Dalam tatanan hukum bisnis di Indonesia, ada tiga jenis badan
usaha tersebut adalah Badan Usaha Swasta, Badan Usaha Milik Negara,
dan Koperasi.27
2) Fungsi Badan Usaha
Fungsi badan usaha adalah membudidayakan sumber daya dan dana
dalam masyarakat kearah pendayagunaanya bagi pemenuhan tujuan badan
usaha itu. Fungsi penting lainya badan usaha adalah menciptakan
24 Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014 tentang Desa
25Zaeni Asyhadie dan Budi Sutrsno, Hukum Perusahaan & Kepailitan,(mataram:PT.Gelora Aksara Pratama,2012),h.11
26Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga penerbitan,2010),h.77
27Zaeni Asyhadie,Hukum Bisnis, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2016),h.31
21
kesempatan kerja bagi banyak anggota masyarakat utuk dapat
mencurahkan kemampuan profesional untuk memperoleh pendapatan.
Fungsi berikutnya dari badan usaha adalah merupakan suatu bentuk
kelembagaan dalam masyarakat bebas dimana dapat disalurkan segala
gagasan, prakarsa dan peran serta anggota masyarakat dalam bentuk karya
kreatif yang memberikan nilai tambah bagi kehidupan kemanusiaan. 28
3) Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang
dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan
mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. Menurut
Griffin fungsi manajemen terdiri atas Planning, Organizing, Actating, dan
Controlling.
a) Planning atau perencanaan
Perencaaan yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan
tujuan organisasi.29 Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara
bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah
dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala
sesuatu yang manajer kerjakan.30Perencanaan adalah pekerjaan mental
untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur, program yang diperlukan
untuk mencapai apa yang diinginkan pada masa yang akan datang.
Terdapat keuntungan dalam perencanaan yaitu:
28 Ibid,.h.78
29 Ernia tisnawati dan Kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda Media group,2005),h.8
30Tera, functions of management POAC, https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24 April 2018, pukul 18.00.
22
(1) Dengan perencanaan, tujuan menjadi jelas, objektif dan rasional.
(2) Perencanaan menyebabkan semua aktivitas terarah, teratur dan
ekonomis.
(3) Perencanaan akan meningkatkan pendayagunaan semua fasilitas
yang dimiliki
(4) Perencanaan dapat menggambarkan keseluruhan perusahaan
(5) Perencanaan dapat memperkecil resiko perusahaan
(6) Perencanaan memberikan landasan untuk pengendalian.
(7) Perencanaan memberikan gambaran seluruh pekerjaan dengan jelas
dan lengkap.31
Adapun kerugian-kerugian dalam perencanaan yaitu:
(1) Perencanaan akan membatasi tindakan, inisiatif para karyawan,
karena mereka harus bekerja sesuai dengan pola yang ditetapkan.
(2) Perencanaan menyebabkan terlambatnya tindakan yang perlu
diambil dalam keadaan darurat terlambatnya tindakan yang perlu
diambil dalam keadaan darurat, padahal keadaan darurat
memerlukan keputusan yang cepat.
(3) Informasi yang dibutuhkan untuk meramalkan masa yang akan
datang, belum tentu tepat, sehingga manajer tidak akan dapat
secara pasti meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang.
(4) Biaya yang diperlukan untuk perencanaan cukup besar, bahkan
bisa melampaui yang akan dicapai.
31 Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga
penerbitan,2010),h.38
23
(5) Perencanaan mempunyai penghalang-penghalang psikologis,
karena orang lebih memperhatikan masa sekarang dari masa yang
akan datang. 32
Planning berisi sedikitnya tiga hal sbb:
(1) Penetapan tujuan yang ingin dicapai.
(2) Penetapan kualitas dan kuantitas personalia yang dibutuhkan
(3) Pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan.33
b) Organizing atau Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu proses penyusunan struktur
organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya
yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.34
Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi
pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan
siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa
tugas.35Pengorganisasian yaitu proses menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,
sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa
memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja
secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.36
32 Ibid,h.38
33 Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013),h.135
34 Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga penerbitan,2010),h.38
35 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24 April 2018, pukul 18.08
36 Ernia tisnawati dan Kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda Media group,2005),h.8
24
Fungsi dari pengoganisasian ini berusaha menetapkan struktur
organisasi. Struktur organisasi akan menunjukan hubungan timbal
balik dari para personalia dalam suatu organisasi. Setiap unsure
organisasi harus memahami apa yang dikerjakan, organizing
berhubungan dengan:
(1) Mengumpulkan sumber daya manusia yang perlu untuk dapat
merealisasi tujuan organisasi.
(2) Menetapkan hubungan-hubungan antar unsure dalam
organisasi.
Organisasi disusun agara dapat merealisasi tujuan. Caranya
dengan membagi atas bagian-bagian dan masing-masing bagian
atau masing-masing unit saling berkaitan satu sama lain, namun
tugas dan wewenang serta tanggungjawab masing-masing berbeda
satu sama lain.37
Kegiatan-kegiatan dalam Pengorganisasian yaitu:
(1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan
tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan.
(2) Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya
garis kewenangan dan tanggung jawab
(3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan
pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja.
(4) Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang
paling tepat.38
c) Actuating atau pelaksanaan
37 Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013),h.136
38 Ernia tisnawati dan kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda Media group,2005),h.11
25
Actuating adalah membuat semua anggota organisasi mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai
tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.39
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi.40Dalam pelaksanaan fungsi ini manajer mengadakan
komunikasi dengan bawahan dan dengan cara menjelaskan rencana
dan tugas masing-masing mengarahkan tujuan organisasi. Para
manajer harus berusaha agar masing-masing bawahannya adalah
produktif,efektif, dan efisien.41Pelaksanaan yaitu proses implementasi
program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta
proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang
tinggi.
Kegiatan –kegiatan dalam pelaksanaan yaitu:
(1) Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan,
dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat
bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
(2) Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
(3) Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.42
d) Controlling
39Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga
penerbitan,2010),h.38
40 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24 April 2018, pukul 19.00
41 Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013),h.137
42 Ernia tisnawati dan kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda Media group,2005),h.8
26
Controlling dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang
harus dicapai yaitu standar apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, yaitu menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan
perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana
yaitu selaras dengan standar.43 Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan
visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan.
Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga
audit.44Dengan fungsi kontrol meyakinkan agar aktivitas-aktivitas
dilaksanakan sesuai dengan rencana dengan cara memonitor
kemajuan dan menyediakan masukan. Tindakan perbaikan
dilaksanakan bisa pelaksanaan tidak sesuai dengan harapan. Proses
pengawasan terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap menetapkan standar
atau target, tahap mengukur pelaksanaan dengan membandingkannya
dengan rencana dan tahap terakhir mengadakan tindakan perbaikan
bila pelaksanaan tidak sesuai dengan apa yang dirumuskan pada
perencanaan.45 Controlling yaitu proses yang dilakukan untuk
memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah di rencanakan, di
organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan
target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi. Kegiatan-kegiatan dalam
Controlling yaitu:
(1) Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
(2) Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan
yang mungkin ditemukan
43 Nurochim dan Iwan Purwanto,”Manajemen Bisnis”, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga
penerbitan,2010),h.38
44 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24 April 2018, pukul 19.30
45 Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013),h.137
27
(3) Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah
yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.46
c. Pengertian BUMDes
BUMDES lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha
peningkatan ekonomi desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. 47
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa
pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa.48
d. Tujuan Pendirian BUMDes
Pendirian BUM Desa dimaksudkan sebagai upaya menampung
seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang
dikelola oleh Desa dan/atau kerja sama antar-Desa.
Dalam BAB II Pasal 3 Peraturan Menteri Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Nomor 4 tahun 2015,
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Usaha MIlik Desa. menyebutkan beberapa tujuan pendirian BUMDes
yaitu:
46 Ernia tisnawati dan kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenanda
Media group,2005),h.11
47Reza M.Z. “Pengembangan potensi ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Pondok Salam kabupaten Purwakarta”, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, Vol.5, No 1, 2016
48Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014 tentang Desa
28
1) Meningkatkan perekonomian Desa, dengan adanya BUMDes
diharapkan masyarakat desa mampu meningkatkan perekonomianya,
yaitu dengan cara ikut serta dalam kegiatan BUMDes.
2) Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan
Desa, Aset desa bisa lebih dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan desa.
3) Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi
ekonomi Desa, Hadirnya BUMDes di tengah-tengah masyarakat desa
yaitu untuk meningkatkan usaha masyarakat yang terkendala dengan
modal.
4) Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau
dengan pihak ketiga;
5) Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung
kebutuhan layanan umum warga;
6) Membuka lapangan kerja, BUMDes mampu memfasilitasi bagi
masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan atau yang sedang
mencari pekerjaan untuk diberdayakan dan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
7) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan
pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa.
8) Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli
Desa, BUMDes mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, seperti
dalam poin 6) yaitu dengan adanya lapangan pekerjaan, maka
pendapatan masyarakat meningkat dan hasilnya dibagi dengan
pendapatan asli desa melalui sistem bagi hasil. 49
49Peraturan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia, Nomor 4 tahun 2015, tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha MIlik Desa
29
BUM Desa dapat membentuk unit usaha seperti Perseroan Terbatas
sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan perjanjian, dan
melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar dimiliki
oleh BUM Desa, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang
Perseroan Terbatas dan Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM
Desa sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro.
e. Modal awal BUM Desa dan manfaat BUMDes
Peraturan menteri, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia, Nomor 4 tahun 2015, tentang Pendirian, Pengurusan
dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha MIlik Desa, pada Bab III
pasal 17 tentang Modal BUMDes yaitu BUMDes modalnya bersumber
dari APB Desa, dimana dalam APBDes sudah dianggarkan untuk
keperluan BUMDes atau operasional BUMDes guna meningkatkan unit
usaha BUMDes.
Selain dari APBDes, modal BUMDes terdapat dari modal desa, seperti
hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan atau
lembaga donor, bantuan pemerintah, pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten, kerjasama usaha dari pihak swasta,
lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan atau lembaga donor yang
dipastikan sebagai kekayaan kolektif Desa yang semuanya disalurkan
melalui mekanisme APB Desa, serta aset Desa yang diserahkan kepada
APB Desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tentang Aset
Desa.
30
Selanjutnya ialah penyertaan modal BUMDes dapat dari Masyarakat
desa, dimana modal tersebut berasal dari tabungan masyarakat atau
simpanan masyarakat. 50
Pada Bab X pasal 89 dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 6
tahun 2014 tentang Desa disebutkan bahwa hasil dari BUM Desa dapat di
manfaatkan untuk pengembangan usaha, artinya BUMDes hadir untuk
mengembangkan usaha-usaha masyarakat desa agar lebih meningkat lagi.
Selain dari pengembangan usaha juga hasil BUMDes bisa dimanfaatkan
untuk pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan
pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan
sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.
Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi atau
diuraikan agar dipahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh
pemerintah desa, anggota (penyerta modal), BPD, Pemkab, dan
masyarakat. Terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu:
1) Kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
mampu melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan
kelangsungan hidup usahanya.
2) Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan
kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.
3) Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus
diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.
50 Peraturan mentri, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia, Nomer 4 tahun 2015, tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha MIlik Desa.
31
4) Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan
masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan
masyarakat dengan mudah dan terbuka.
5) Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis maupun administratif.
6) Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan
dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUMDes.51
Dalam buku panduan BUMDes terdapat beberapa Karakteristik BUMDes,
diantaranya:
1) Berbentuk Badan Hukum
2) Berusaha di bidang perekonomian (jasa, manufaktur, dan perdagangan)
3) Menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat desa
4) Modal terdiri dari penyertaan Pemdes dan penyertaan masyarakat
dengan perbandingan 51% dan 49%.
5) Menjadi salah satu sumber pendapatan Desa.
6) Memberikan layanan pada masyarakat.52
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Istiqomah (2015) dari jurusan Pngembangan Masyarakat Islam UIN
Sunan Kali Jaga Yogyakarta, dengan judul skripsi “Pengembangan
Ekonomi Masyarakat melalui Pertanian Terpadu oleh Kelompok Tani
Lestari Makmur Desa Agrorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul
Yogyakarta”53 Pertanian merupakan sumber kehidupan bagi sebagian
51Deppennas PKDSP, Buku Panduan BUMDes, (Jakarta: PP-RPDN),2007,h.13
52Ibid, h.7
53 Istiqoomah,Skripsi:” Pengembangan EKonomi Masyrakat melalui Pertanian Terpadu oleh Kelompok Tani Lestari Makmur Desa Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta”, (Yogyakarta:UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta,2015).
32
penduduk, sebagai kebutuhan kerumah tanggaan dan kebutuhan dasar
industri kecil. Dengan bertambahnya kebutuhan dan meningkatnya
teknologi, petani dihadapkan dengan pemilihan alternatif guna
memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya. Maka
dibutuhkan pengelolaan yang baik dan keterampilan yang ulet yaitu
pertanian terpadu. Di Desa Argorejo terdapat Pertanian Terpadu yang
kegiatannya saling berkesinambungan yaitu di Kelompok Tani Lestari
Makmur. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.
Teknik penarikan informan menggunakan snow balling dengan
menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi,
wawancara dan dokumentasi. Semua data dilihat validitas datanya dan
dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan terakhir
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: konsep
pengembangan ekonomi masyarakat melalui pertanian terpadu
merupakan salah satu gagasan dari peristiwa sebagai pusat pertanian
terpadu di Desa Argorejo. Implementasinya merupakan kegiatan
pertanian yang linier dengan pemanfaatan kotoran ternak dan limbah
padi menjadi media jamur, setelah panen media jamur dilanjutkan
menjadi media cacing dan terakhir dijadikan pupuk organik bagi
tanaman. Dengan adanya pengembangan ekonomi masyarakat
melaluui pertanian terpadu dapat meningkatkan pendapatan petani,
dilihat dari sistem harian dan mingguan seperti sayuran, sistem
bulanan seperti buah dan empat bulanan seperti padi, dan penghasilan
dari penjualan pupuk organic. Selain itu, dapat menjadi lapangan
pekerjaan dilihat dari petani yang tidak mempunyai sawah tetapi bisa
menggarap sawah dan menjadi buruh harian sehingga dapat
memandirikan petani. Tetapi belum rapihnya administrasi.
2. Achmad faisal (2012), dari jurusan sosiologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dengan judul skripsi “Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi
Masyarakat di Pesantren (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi
33
Masyarakat di PP.Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)”54 latar
belakang dalam penelitian ini yaitu dalam membangunan ekonomi
masyarakat terdapat asumsi bahwa untuk melakukan pemerataan
ekonomi harus didahului oleh pertumbuhan ekonomi, baru kemudian
didistribusikan melalui trickle down effect, karena jika tidak maka
yang terjadi adalah pemerataan kemiskinan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan kualitatif
untuk memperoleh informasi dan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan dengan melakukan wawancara langsung kepada infroman,
observasi dan dokumentasi berupa artikel, jurnal, arsip atau buku-buku
yang masih berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian dari skripsi diatas ialah BPM PP Annuqoyah
guluk-guluk sumenep Madura mengorientasikan upayanya untuk
membangun sektor ekonomi berbasis masyarakat, homes Industries,
ternak, perkebunan, sampai kepada koperasi juga toko, semuanya
merupakan sektor riil yang oleh BPM PP Annuqoyah coba
dikembangkan. Dengan prinsip kuat yaitu partisipatif (pesantren dan
masyarakat) pengembangan ekonomi tersebut bisa sejalan dengan apa
yang diharapkan, pesantren mendapatkan keuntungan, masyarakat
memperoleh pendapatan, tentunya dengan model pengembangan
ekonomi semacam ini menjadikan PP Annuqoyah dan masyarakat
hubunganya menjadi lebih inten komunikatif.
3. Ade Eka Kurniawan, (2016), peranan badan usaha milik desa
(BUMDes) dalam Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut
kecamatan singkep pesisir kabupaten Lingga tahun 2015)55 latar
54 Achmad Faisal,Skripsi,” Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat di
Pesantren (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP.Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)”,(Jakarta:UIN Jakarta,2012)
55 Ade Eka Kurniawan,Jurnal,” peranan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut kecamatan singkep pesisir kabupaten Lingga tahun 2015),(Tanjung Pinang: UMRAH,2016)
34
belakang penelitian ini ialah dalam Undang-Undang No 6 tahun 2014
yang menyebutkan bahwa BUMDes didirikan untuk meningkatkan
pendapatan asli desa. Metode Penelitian kualitatif yang berdasar
proses pengambilan data bersifat sampling purpose, Informan
penelitiannya berjumlah 10 orang. Dalam menganalisis data penelitian
menggunakan dan observasi. Dengan hasil penelitian yaitu Peranan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam peningkatan pendapatan
asli Desa sebagai Fasilitator, Mediator, Motivator, Dinamisator
mengalami peningkatan. Peranan BUMDes Desa Lanjut sudah
melakukan tugas sesuai dengan acuan BUMDes tersebut, tetapi terjadi
tidak sesuai dengan yang di inginkan.hanya meningkat Rp. 3.940.000
saja
4. Lasmarinta Nugra Gesty, dkk. (2016) Pelaksanaan Tugas Badan Usaha
Milik desa di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara56
latar belakang dalam penelitian ini yaitu Pemerintah Indonesia
menganut sistem desentralisasi, salah satu sasaran desentralisasi adalah
untuk membangun pedesaan, dalam membangun desa unsure yang
paling banyak berperan adalah dari unsure ekonomi dan salah satu cara
mengembangkan hal tersebut adalah dengan membentuk Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes). Metode penelitian dalam penelitian ini yaitu
yuridis normative dengan spesifikasi penelitian dengan desriptif
analitis. Dengan hasil penelitian Badan Usaha Milik Desa Desa di
Desa Jambu di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara
berdasarka Peraturan Daerah Kabupaten jepara Nomor 15 Tahun 2010
dan Peraturan Desa Jambu Nomor 2 Tahun 2013. Adapun hambatan
yang ada dalam badan Usaha Milik Desa Jambu yaitu masih minimnya
dana dari pemerintah serta kurangnya kesadaran dari masyarakat akan
Badan Usaha Milik Desa. diharapkan perlu adanya penambahan modal
dari pemerintah serta Badan Usaha Milik Desa di Desa Jambu
56Lasmarita Nugra Gesty,dkk,” Pelaksanaan Tugas Badan Usaha Milik desa di Desa Jambu
Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara,Diponegoro law Journal,V.5,No.3,2016.
35
Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara seharusnya menggunakan
dasar hukum Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa yang
juga mengatur tentang Badan Usaha Milik Desa diharapkan tidak
banyak menimbulkan hambatan dan dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Berikut adalah tabel persamaan dan perbedaan hasil penelitian relevan.
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Hasil Penelitian
No Nama Penulis dan tahun Persamaan Perbedaan
1.
Istiqomah (2015)57 Sama-sama Meneliti
tentang
pengembangan
ekonomi
masyarakat.
Objek yang diteliti
melalui pertanian
terpadu oleh
kelompok Tani lestari
makmur. Sedangkan
objek yang diteliti
oleh penulis yaitu
Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes)
2. Achmad faisal (2012)58 Sama-sama meneliti
pengembangan
ekonomi
masyarakat.
Penelitian ini meneliti
di PP. Annuqoyah
Guluk-guluk,
sedangkan penulis
meneliti di BUMDes.
57Istiqoomah,Skripsi:” Pengembangan EKonomi Masyrakat melalui Pertanian Terpadu
oleh Kelompok Tani Lestari Makmur Desa Argorejo Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta”, (Yogyakarta:UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta,2015)
58Achmad Faisal,Skripsi,” Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Pesantren (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di PP.Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)”,(Jakarta:UIN Jakarta,2012)
36
3. Ade Eka Kurniawan,
(2016)59
Sama-sama meneliti
Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes)
Pada penelitian ini
BUMDes lebih
difokuskan pada
Pendapatan Asli Desa
(PADes) sedangkan
dalam penelitian
penulis lebih melihat
ke pengembangan
ekonomi
masyarakatnya.
4. Lasmarinta Nugra Gesty,
dkk. (2016)60
Sama – sama
meneliti Badan
usaha Milik Desa
(BUMDes) dan
pelaksanaan
BUMDes.
Dalam penelitian ini
hanya meneliti
pelaksanaan tugas
BUMDes, sedangkan
dalam penelitian
penulis yaitu lebih
mendalam lagi
dengan menganalisis
pengembangan
perekonomian
masyarakat nya juga.
C. Kerangka Berpikir
Masalah utama bagi masyarakat pedesaan yaitu Pendapatan pada masyarakat
desa masih tergolong rendah, kesempatan kerja di daerah masih kurang dan
59Ade Eka Kurniawan,Jurnal,” peranan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam
Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut kecamatan singkep pesisir kabupaten Lingga tahun 2015),(Tanjung Pinang: UMRAH,2016)
60Lasmarita Nugra Gesty,dkk,” Pelaksanaan Tugas Badan Usaha Milik desa di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara,Diponegoro law Journal,V.5,No.3,2016.
37
aktifitas ekonomi yang tidak berkembang di daerah pedesaan. Mengingat hal
tersebut, perlu adanya peran pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut, salah
satu solusinya yaitu masyarakat di berdayakan guna meningkatkatkan
perekonomianya dengan membuat Badan Usaha, nama badan usaha ini yaitu
Badan Usaha Milik Desa atau di singkat BUMDes.
BUMDes merupakan badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa yang modalnya bersumber dari kekayaan desa
atau kerja sama dengan masyarakat desa guna meningkatkan unit-unit usaha yang
tedapat di desa dan sesuai dengan khas desa masing-masing. Di dalam BUMDes
ini lah masyarakat di berdayakan dan di berikan pelatihan untuk membuka
pemikiran agar menjadi masyarakat yang maju dan sejahtera. Dalam kegiatan
BUMDes ini lah tentu banyak mengikutsertakan masyarakat. Setelah pemerintah
desa membuat BUMDes, maka seluruh aktifitas kegiatan BUMDes dianalisis
terutama dalam bidang perekonomian, dan hasil dari analisis tersebut ialah
kegiatan ekonomi di Desa Majasari meningkat atau berkembang. Proses
berkembangnya ekonomi tersebut ialah pengembangan ekonomi masyarakat. Jika
digambarkan dalam tabel maka seperti di bawah.
38
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Fungsi Pemerintah dalam
Perekonomian Badan Usaha Milik Desa
Analisis Data
Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Pendapatan
Kesempatan Kerja
Aktifitas ekonomi
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Majasari yang terdapat di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu.
Waktu penelitian dilakukan selama sepuluh bulan yaitu dari bulan
Februari 2018 sampai akhir bulan Desember 2018. Untuk lebih jelasnya
terdapat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Waktu penelitian
No
Kegiatan
Nopember
Desember
Januari
Februari
Maret
April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal Skripsi
2 Pengumpulan
Proposal
(Gelombang I)
3 Seminar Proposal
(Gelombang I)
4 Revisi Proposal
Skripsi
5. Penyusunan Bab I
40
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini ialah
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan
pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan
dan perilaku orang-orang yang diamati.1 Sementara itu menurut Lodico,
Spaulding, dan Vogtle, penelitian kualitatif, yang disebut penelitian
1Pupu Saeful rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol.5, No 9, 2009
Pendahuluan
6. Penyusunan Bab II
Kajian Teori
No
Kegiatan
Mei
Juni
Juli
Agustus
Sept.
Okt.
Nop.
Des.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
7 Penyusunan
Bab III
Metodologi
Penelitian
8 Penyusnan
Bab IV Hasil
Penelitian
9 Bab V
41
interpretif atau penelitian lapangan adalah suatu metodologi yang dipinjam
dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan diadaptasi ke
dalam seting pendidikan.2 Metode kualitatif berusaha memahami dan
menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam
situasi tertentu menurut peneliti sendiri.3 dengan demikian, penelitian
kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif dari
sumber data, baik melalui pengamatan, wawancara maupun dokumentasi
yang disajikan dalam bentuk tulisan.
Data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dari data primer dan
sekunder, di mana data primer merupakan data yang di ambil secara
langsung dari narasumber yang lebih mengetahui dan sesuai dengan
penelitian yang di maksud, seperti wawancara kepada Pengurus Desa,
pengurus BUMDes, dan Mayarakat yang terlibat dalam BUMDes. Adapun
data sekunder yaitu data pendukung atau pelengkap dalam penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian ini yaitu terdapat
tiga cara sebagai berikut:
a. Observasi
Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Menurut Marshall, melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.4 Ada beberapa jenis-jenis
observasi, yaitu:
2 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
Cet.1,h. 3
3 Husaini Usman dan Purnomo Setiady A, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2008), Cet.1,h.78
4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,CV, 2011),h. 224
42
1. Observasi partisipatif
Observasi partisipatif merupakan observasi yang melibatkan
peneliti dalam dalam mengamati segala kegiatan sehari-hari yang
dilakukan oleh objek yang diteliti. Terdapat empat jenis observasi
partisipatif menurut Sugiyono yaitu:
a) Partisipasi pasif, yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang
yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
b) Partisipasi moderat, dalam observasi ini terdapat keseimbangan
antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti
dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam
beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.
c) Partisipasi aktif, dalam observasi ini peneliti ikut melakukan
apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya
lengkap.
d) Partisipasi lengkap, dalam obsevasi ini peneliti sudah terlibat
sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data.dapat
dikatakan bahwa keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap
aktifitas kehidupan yang diteliti. 5
2. Observasi terus terang atau tersamar.
Dalam observasi ini penelitian yang dilakukan terus terang kepada
narasumber dari awal bahwa peneliti sedang observasi dan sedang
melakukan penelitian. Tapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus
terang kepada narasumber, hal ini menghindari suatu data yang dicai
masih di rahasiakan.
3. Observasi tak berstruktur
Observasi tidak berstruktur merupakan observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal
ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang
akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
5Ibid, h. 227
43
menggunakan instrument yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan.6
Penelitian ini menggunakan jenis obsevasi partisipatif pasif yaitu
peneliti datang di tempat kegiatan orang yang di amati, tetapi tidak
ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti
akan mengamati program-program dan pelaksanaan BUMDes dalam
mengembangkan perekonomian masyarakat Desa Majasari
Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu.
Pada tabel 3.2 merupakan tabel pedoman observasi yang akan
digunakan ketika penelitian.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi
No Data yang diperlukan Objek yang diamati
1. Program-program Badan
Usaha Milik Desa
(BUMDes) Majasari.
Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Majasari
2. Kegiatan perekonomian
masyarakat sekitar
Masyarakat Desa Majasari yang
gabung di BUMDes.
3. Pemberdayaan masyarakat
setelah gabung di
BUMDes.
Masyarakat Desa Majasari yang
gabung di BUMDes
4. Proses dalam pelaksanaan
program BUMDes
Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Majasari
6Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,CV,
2011),h.228
44
b. Wawancara
Etsberg mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. 7
Menurut Susan Stainback mengemukakan bahwa dengan
wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan
fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui
observasi. Ada beberapa jenis wawancara yaitu:
1) Wawancara berstruktur
Wawancara strukur adalah jenis wawancara yang menggunakan
pedoman wawancara dan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dibuat
sebelumnya serta alternatif jawabanya pun sudah disiapkan.
2) Wawancara semiterstruktur
Wawancara semiterstruktur adalah wawancara yang dalam
pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini yaitu untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
3) Wawancara tak berstruktur
Wawancara tak berstruktur adalah jenis wawancara yang tidak
menggunakan pedoman wawancara, pedomanya hanyalah berupa
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.8
7 Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methode), (Bandung: Alfabeta,
2011),h.316
8Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung:Alfabeta,CV, 2011),h. 224
45
Penelitian ini menggunakan jenis wawancara semiterstruktur
(Semistructure Interview), yaitu dalam pelaksanaanya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara struktur. Tujuanya ialah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Peneliti akan
mewawancarai enam narasumber yang paling tepat untuk mendapatkan
informasi yaitu aparat desa satu orang, pengelola BUMDes sebanyak
dua orang dan masyarakat yang aktif di BUMDes sebanyak tiga orang.
Pada tabel 3.3 merupakan tabel pedoman wawancara yang akan
digunakan ketika penelitian.
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara
No Indikator Data yang diperlukan Sumber data
1. Profil Desa
Majasari.
1. Letak Desa
Majasari.
2. Perekonomian
masyarakat Desa
Majasari.
Pemerintah Desa
Majasari.
1. Profil Badan
Usaha Milik
Desa (BUMDes)
Majasari.
1. Latar belakang
berdirinya
BUMDes
2. Tujuan berdirinya
BUMDes.
3. Visi dan Misi
BUMDes.
4. Program-program
BUMDes.
5. Perkembangan
Pengurus
BUMDes.
46
BUMDes
Majasari.
2. Pengetahuan
tentang
pengembangan
ekonomi.
1. Pengertian
pengembangan
ekonomi.
2. Strategi dalam
mengembangkan
perekonomian
Pengurus
BUMDes dan
Aparat Desa.
3. Pelaksanaan
BUMDes
1. Syarat bergabung
di BUMDes
2. Perkembangan
masyarakat yang
bergabung di
BUMDes.
3. Keefektifan
program-program
BUMDes.
4. Hambatan-
hambatan dalam
pelaksanaan
BUMDes.
5. Pandangan
masyarakat
terhadap
BUMDes.
6. Manfaat BUMDes.
Aparat desa,
pengurus
BUMDes, dan
msyarakat yang
bergabung di
BUMDes.
4. Peran BUMDes 1. Alasan bergabung
di BUMDes.
2. Dampak setelah
Aparat desa,
pengurus
BUMDes, dan
47
bergabung di
BUMDes.
3. Perubahan
pendapatan setelah
bergabung di
BUMDes.
4. Keterlibatan
masyarakat dalam
program-program
BUMDes.
msyarakat yang
bergabung di
BUMDes.
5. Dana BUMDes 1. Sumber dana
BUMDes.
2. Pembagian
keuntungan hasil
BUMDes.
3. Dana operasional
BUMDes.
Pengurus
BUMDes.
c. Dokumentasi
Dokumentasi ialah Catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Metode dokumentasi yaitu
mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda,
dan sebagainya. 9 Agar data yang dikumpulkan lebih lengkap dan
akurat, maka peneliti mencari dokumentasi-dokumentasi yaitu berupa
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pnedekatan Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2013),cet.15,h.274
48
profil desa dan profil BUMDes serta surat-surat landasan dibentuknya
BUMDes dan dokumentasi kegiatan-kegiatan BUMDes.
Pada tabel 3.4 merupakan tabel pedoman dokumentasi yang akan
digunakan untuk keperluan penelitian.
Tabel 3.4
Pedoman Dokumentasi
No Dokumen yang
diperlukan
Sumber Dokumen
1. Data pengurus BUMDes BUMDes Majasari
2. Data masyarakat yang
bergabung di BUMDes
BUMDes Majasari
3. Data Program-program
BUMDes.
BUMDes Majasari
4 Profil BUMDes Pengurus BUMDes
5 Profil Desa Majasari. Kantor Desa Majasari
6 Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 4 tahun
2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan
Pengelolaan, dan
Pembubaran Badan
Usaha Milik Desa.
Web Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Republik
Indonesia
7. Undang-Undang No 6 Web DPR RI
49
tahun 2014 tentang desa.
8. Undang-Undang No 32
tahun 2004.
Web DPR RI
9. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia
nomor 72 tahun 2005
tentang desa
Web Peraturan pemerintah RI
10 Peraturan Desa Pengurus Desa
D. Instrumen penelitian.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.10 peneliti kualitatif sebagai
human Instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan dan membuat kesimpulan
temuannya:11 Dengan demikian, instrumen penelitian mempunyai peran
yang penting bagi peneliti guna menjadi pedoman ketika penelitian agar
bisa mendapatkan data yang lebih akurat. Dalam penelitian ini, instrumen
penelitian yang digunakan berupa wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Triangulasi dalam pengujian keabsahan data yang diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan
dan analisis data. Terdapat dua macam pengujian kredibilitas dalam
penelitian ini.
10Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta cv,
2011),h. 80
11Jamiluddn Ritonga, Riset Kehumasan, (Jakarta: PT. Gramedia Grasindo, 2004), h. 39
50
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.12
F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Setelah seluruh data sudah lengkap, yaitu dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi akan di analisis dan diolah guna
mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian.
Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis dari
sumber yang sudah didapatkan yaitu observasi,wawancara, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.13 Terdapat tiga tahapan dalam analisis dan pengolahan data yaitu:
a. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan dicari tema dan polanya.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan
kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi.14
Data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih
12Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta cv,
2011),h. 274.
13 Ibid,h.244
14 Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methode), (Bandung: Alfabeta, 2011),h.337
51
tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk
mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.15
b. Data Display (Penyajian Data)
Langkah selanjutnya ialah mendisplaykan data. Penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowcart dan sejenisnya. Dengan melakukan langkah
penyajian data, maka akan memudahkan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut.
c. Kesimpulan dan Verifikasi
Dalam proses pengumpulan data peneliti sudah melakukan
verifikasi. kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.16 Setelah peneliti
yakin bahwa data yang didapatkan sudah lengkap dan akurat
kebenaranya, barulah peneliti menarik kesimpulan akhir dan
memberikan gambaran mengenai “Pengembangan Ekonomi
Masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)”
15 Husaini Usman dan Purnomo Setiady A, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:PT Bumi
Aksara,2008), Cet.1,h.84
16 Sugiyono,op.cit.h.343
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Majasari
1. Monografi Desa Majasari
a. Letak koordinat
Desa Majasari terletak pada koordinat bujur 108,327514 dan
terletak pada koordinat lintang -6,452600.
b. Batas Desa Majasari
Batas Desa Majasari masih berbatasan dengan satu kecamatan
yaitu Sliyeg, adapun batas Desa Majasari sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Majasih
Sebelah Selatan : Tambi Lor
Sebelah timur : Sliyeg
Sebelah Barat : Sleman Lor
53
c. Peta Desa Majasari
Gambar 4.1
Peta Desa Majasari
d. Iklim Desa Majasari
Curah Hujan : 332,00 mm/th
Jumlah bulan hujan : 6,00 bulan
Suhu rata-rata harian : 32,00 oC
Tinggi tempat dari permukaan laut : 33,00 mdpl
54
e. Orbitrasi Desa Majasari
Tabel 4.1
Orbitrasi Desa Majasari
Keterangan Jarak
tempuh
Jarak ke ibu kota kecamatan 1 km
Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
dengankendaraan motor
0,15 jam
lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan
dengan berjalan kaki
0,50 jam
kendaraan umum ke ibu kota kecamatan 1,00 unit
jarak ke ibu kota kabupaten 20,00 km
lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
dengan kendaraan motor
1,00 jam
lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
dengan jalan kaki
3,00 jam
lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan
kendaraan motor
4,00 jam
lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
dengan berjalan kaki
48,00 jam
Sumber: http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
Dari tabel di atas dapat paparkan bahwa jarak ke ibu kota
kecamatan ialah sejauh 1 km, dengan Lama jarak tempuh ke ibu
kota kecamatan menggunakan kendaraan motor yaitu 0,15 jam dan
berjalan kaki selama 0,50 jam. Terdapat 1 unit kendaraan umum
untuk ke ibu kota kecamatan.
Jarak ke ibu kota kabupaten ialah sejauh 20,00 km, dengan
Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten menggunakan kendaraan
55
motor yaitu 01,00 jam dan berjalan kaki selama 03,00 jam.
Sedangkan lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi menggunakan
kendaraan motor yaitu 4,00 jam dan berjalan kaki selama 48,00
jam.
2. Visi dan Misi Desa Majasari
Visi :
Mewujudkan Masyarakat Majasari yang Religius, Aspiratif ,
Produktif, Inovatif dan Harmonis atau RAPIH ditopang dengan sistem
pemerintahan yang baik dan profesional dalam pranata sosial yang
beradab, setara dan berkeadilan.
Religius diartikan bahwa masyarakat Desa Majasari
diharapkan memiliki tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
agama secara baik dan benar, sehingga dapat tercermin dalam pola
berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai agama yang
diyakininya.
Apresiatif diartikan bahwa masyarakat Desa Majasari saling
menghargai, setiap karya dalam mewujudkan sebuah cita-cita dalam
berkehidupan bermasyarakat yang beradab, menjunjung kesetaraan dan
keadilan
Produktif diartikan bahwa masyarakat Desa Majasari mampu
memberdayakan, mengolah dan menghasilkan, segala sumberdaya
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Inovatif diartikan bahwa segala bentuk pembaharuan
diperlukan dalam menghadapi tantangan jaman pada semua sendi
kehidupan.
Harmonis diartikan bahwa masyarakat Desa Majasari hidup
selaras, saling bantu membantu, mencintai perdamaian dengan tidak
melihat perbedaan strata sosial, suku dan gender.
Dalam mewujudkan visi yang sudah dijabarkan di atas maka disusun
Misi :
56
Panca Karya Hita Karana (lima kerja yang menjadikan sejahtera)
1. Mengembangkan sumberdaya manusia yang bermutu dengan
berbasis pada nilai-nilai agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
budaya serta mendorong majunya bidang pendidikan baik formal
ataupun non formal yang mudah diakses dan dinikmati seluruh
warga masyarakat ;
2. Meningkatkan peran seluruh masyarakat terutama perempuan
dalam pembangunan;
3. Meningkatkan perekonomian masyarakat dengan optimalisasi
sektor pertanian;
4. Membangun sistem pemerintahan yang bersih serta berorientasi
pada pelayanan publik;
5. Menegakkan keamanan dan ketertiban umum dengan
membangun solidaritas antar tokoh masyarakat dan semua
komponen masyarakat dalam partisipasi membangun desa yang
berlandaskan moral serta menjunjung tinggi gotong royong dan
nilai-nilai adat istiadat.
Gambar 4.2
Kantor Desa Majasari
57
3. Potensi Sumber Daya Manusia
a. Penduduk
Sesuai dengan data pada tahun 2017, jumlah penduduk
Desa Majasari yaitu 3.713 orang terdiri dari 1.806 laki-laki dan
1.907 perempuan. Dari hasil tersebut 58,6% laki-laki dan
51,4% perempuan.
Tabel 4.2
Tabel jumlah penduduk
Jumlah Laki-laki 1.806 Orang
Jumlah Perempuan 1.907 Orang
Jumlah Total 3.713 orang
Jumlah kepala keluarga 1.254 KK
Kepadatan Penduduk 1.266.86 per KM
Sumber: http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
b. Pendidikan
Tabel 4.3
Tabel tingkatan pendidikan
Tingkatan Pendidikan Laki-
laki
Perempuan
Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 72
Orang
56 Orang
Usia 3-6 tahun yang sedang TK 26
Orang
35 Orang
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah
sekolah
0 Orang 1 Orang
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 264 248 Orang
58
Orang
Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 9 Orang 10 Orang
Usia 18-56 tahun pernah SD tidak
tamat
38
Orang
63 Orang
Tamat SD/sederajat 554
Orang
629 Orang
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 3 Orang 2 Orang
Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 5 Orang 3 Orang
Tamat SMP/sederajat 283
Orang
338 Orang
Tamat SMA/sederajat 279
Orang
159 Orang
Tamat D-1/sederajat 1 Orang 1 Orang
Tamat D-2/sederajat 3 Orang 3 Orang
Tamat D-3 /sederajat 2 Orang 3 Orang
Tamat S-1/sederajat 36
Orang
27 Orang
Tamat S-2/sederajat 6 Orang 0 Orang
Jumlah Total 3.159 Orang
Sumber: http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa
Majasari paling banyak menempuh pendidikan sampai tingkat SD
yaitu sejumlah 554 orang untuk jenis kelamin laki-laki dan 629 orang
untuk jenis kelamin perempuan, untuk tamat SMP/sederajat sebanyak
283 laki-laki dan 338 untuk jenis klamin perempuan. Untuk tamatan
SMA/sederajat di Desa Majasari sebanyak 279 orang dengan jenis
kelamin laki-laki dan 159 orang dengan jenis kelamin perempuan. Di
Desa Majasari hanya terdapat 1 orang yang tidak pernah sekolah
dengan jenis kelamin perempuan.
59
B. Gambaran Umum BUMDes Majasari
1. Profil BUMDes Majasari
Organisasi ekonomi pedesaan menjadi bagian penting sekaligus
masih menjadi titik lemah dalam rangka mendukung penguatan
ekonomi pedesaan. Oleh karenanya diperlukan upaya sistematis
untuk mendorong organisasi ini agar mampu mengelola aset
ekonomi strategis di desa sekaligus mengembangkan jaringan
ekonomi demi meningkatkan daya saing ekonomi perdesaan.
BUM Desa merupakan instrumen pendayagunaan ekonomi
lokal dengan berbagai ragam jenis potensi. Pendayagunaan potensi
ini terutama bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi
warga desa melalui pengembangan usaha ekonomi mereka. Di
samping itu, keberadaan BUM Desa juga memberikan sumbangan
bagi peningkatan sumber pendapatan asli desa yang
memungkinkan desa mampu melaksanakan pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan rakyat secara optimal.
Bahwa dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 tahun
2014 tentang Desa, sebagaimana diamanatkan dalam Bab X yang
menyatakan Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang
disebut BUM Desa. Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan
Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa
dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
desa. sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan pendirian BUM Desa,
maka berdasarkan Pasal 136 PP Nomor 43 Tahun 2015 Tentang
Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6 tentang Desa, Penyesuaian
Peraturan Desa Tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 4
Tahun 2016 Tentang Pendirian dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa, maka Desa Majasari mendirikan BUM Desa.
60
Gambar 4.3
Kantor BUMDes Majasari
2. Maksud dan Tujuan BUMDes Majasari
Dalam AD/ART BUMDes Majasari terdapat maksud dan
tujuan yaitu:
a. Maksud dari pendirian BUMDes ialah guna mendorong
dan menampung seluruh kegiatan ekonomi masyarakat
yang berkembang sesuai adat istiadat/budaya setempat
untuk dikelola bersama oleh pemerintah desa dan
masyarakat.
b. Tujuan pendirian BUMDes Majasari adalah untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
Dalam peraturan Desa Majasari nomor 3 tahun 2018 tentang
pendirian dan pengelolaan Badan Usaha MIlik Desa (BUMDes )
yaitu:
a. Mewujudkan kelembagaan perekonomian masyarakat
perdesaan yang mandiri untuk memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat;
61
b. Mendukung kegiatan investasi lokal, penggalian potensi
lokal serta mengingkatkan keterkaitan perekonomian
perdesaan dan perkotaan dengan membangun sarana
dan prasarana perekonomian pedesaan yang dibutuhkan
untuk mengembangkan produktivitas usaha pedesaan;
c. Mendorong perkembangan perekonomian masyarakat
desa dengan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
merencanakan dan mengelola pembangunan
perekonomian desa;
d. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi
proktifitas masyrakat desa yang berpenghasilan rendah;
e. Menciptakan kesempatan berusaha dan membuka
lapangan kerja; dan
f. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan
pendapatan asli desa.
3. Visi dan Misi BUMDes Majasari
a. Visi BUMDes Majasari
Visi BUMDes Majasari adalah terwujudnya Desa Majasari
sebagai Desa Mandiri, Sejahtera, dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong.
b. Misi BUMDes Majasari
1) Menciptakan masyarakat yang berjiwa wirausaha
2) Menjadi pusat fasilitasi kegiatan perekonomian
warga
3) Menggali potensi desa untuk didayagunakan sebesar
besarnya bagi kemanfaatan masyarakat desa
4) Meningkatkan Pendapatan Asli Desa.
4. Modal BUMDes dan pembagian keuntungan
Permodalan, keuangan dan harta benda BUMDes Majasari
dapat berasal dari:
62
a. Penyertaan modal desa yang berasal dari APBDes dan
merupakan kekayaan desa yang dipisahkan
b. Tabungan masyarakat
c. Bantuan pemerintah, pemeirntah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kebupaten/kota yang disalurkan
melalui APBDes yang dapat berupa dana tugas
pembantuan
d. Kerjasama dengan pihak swasta/pihak ketiga
e. Hasil usaha
Pembagian pendapatan bersih ditetapkan berdasarkan
musyawarah penasihat dan pengelola Badan Usaha Milik Desa,
setelah dikurangi biaya operasional, dengan ketentuan:
a. Pemupukan : 20%
b. Pendapatan asli desa : 20%
c. Pendidikan dan pelatihan pengurus : 5%
d. Komisaris/penasehat : 7%
e. Pengawas : 3%
f. Honor Pengelola : 35%
g. Biaya Rapat : 7%
h. Dana Sosial : 3%
Total : 100%
5. Jenis usaha
Jenis usaha BUMDes Majasari meliputi usaha-usaha antara
lain:
a. Usaha Pelayanan Jasa (Serving)
1) Lumbung Pangan
2) Air Minum Desa
b. Usaha penyewaan (renting)
1) Alat transportasi
2) Alat produksi pertanian
63
3) Perkakas pesta
4) Gedng pertemuan
5) Rumah toko
6) Tanah milik BUMDes
7) Kandang peternakan
c. Usaha perantara (Brokering)
1) Jasa pembayaran Listrik
2) Agen Perbankan (Laku Pandai)
3) Pasar Desa
d. Usaha Perdagangan dan produksi (Trading)
1) Sarana produksi pertanian
2) Kerajinan dan usaha produktif lainya
e. Usaha pembiayaan
1) Pembiayaan
2) Simpan pinjam
6. Organisasi pengelola BUM Desa Majasari
Susunan organisasi BUMDes Majasari terdiri dari:
a. Penasihat
Penasihat yang dimaksud ialah sesuai dengan AD/ART
yaitu kepala desa. penasihat mempunyai hak,kewajiban,
dan wewenang sebagai berikut:
1) Hak penasihat
a) Mendapatkan tunjangan
b) Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang
dimiliki BUM Desa untuk kelancaran
pengelolaan BUM Desa
2) Kewajiban penasihat
a) Memberikan nasihat kepada pelaksana
operasional dalam melaksanakan pengelolaan
BUM Desa Majasari
64
b) Memberikan saran dan pendapat mengenai
masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan
BUMDes Majasari
c) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan
pengelolaan BUMDes Majasari
3) Wewenang penasihat
a) Meminta penjelasan dari pelaksanaan
Operasional mengenai persoalan yang
menyangkut pengelolaan usaha Desa
b) Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang
dapat menurunkan kinerja BUMDes Majasari
b. Pelaksanaan operasional
Pelaksanaan operasional yang memiliki tugas mengurus
dan mengelola BUMDes sesuai dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga. Pelaksanaan operasional
memiliki hak, kewajiban dan wewenang sebagai berikut:
1) Hak Pelaksana Operasional
a) Mendapatkan tunjangan
b) Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang
dimiliki BUMDes untuk kelancaran pengelolaan
BUMDes Majasari.
2) Kewajiban pelaksana operasional
a) Melaksanakan dan mengembangkan BUMDes
Majasari agar menjadi lembaga yang melayani
kebutuhan ekonomi dan pelayanan umum
masyarakat desa;
b) Menggali dan memanfaatkan potensi usaha
ekonomi desa untuk meningkatkan pendapatan
asli desa
c) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga
perekonomian desa lainya.
65
3) Wewenang pelaksana operasional
a) Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit
usaha BUMDes setiap bulan
b) Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-
unit usaha BUMDes setiap bulan
c) Memberikan laporan perkembangan unit-unit
usaha BUMDes kepada masyarakat Desa melalui
musyawarah Desa sekurang-kurangnya dua kali
dalam satu tahun.
c. Pengawas
Hak, kewajiban, dan wewenang pengawas sebagai berikut:
1) Hak Pengawas
a) Mendapatkan tunjangan
b) Menggunakan fasilitas sarana/prasarana yang
dimiliki BUMDes untuk kelancaran pengelolaan
BUMDes Majasari.
2) Kewajiban pengawas
a) Pengawas dalam melaksanakan mempunyai
kewajiban menyelenggarakan musyawarah/rapat
umum untuk membahas kinerja BUMDes
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
3) Wewenang pengawas
Pengawas berwenang menyelenggarakan
musyawarah/ rapat umum pengawas untuk:
1) Pemilihan dan pengangkatan pengawas
2) Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan
usaha dari BUMDes
3) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja pelaksana Operasional.
66
Struktur organisasi BUMDes Majasari dapat dilihat melalui
tabel 4.5 berikut:
Gambar 4.4
Struktur organisasi BUMDes Majasari
C. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
Hasil yang diamati oleh peneliti diataranya program-program Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) Majasari. kegiatan perekonomian
masyarakat sekitar, pemberdayaan masyarakat setelah gabung di
BUMDes, dan proses dalam pelaksanaan program BUMDes.
Masyarakat yang bergabung di BUMDes aktif dalam
melaksanakan program-program BUMDes. Dari hasil pengamatan
program-program yang aktif yaitu: simpan pinjam, pengelolaan
sampah, peternakan, usaha perdagangan seperti PPOB,Produk
Masyarakat, dan pembuatan cenderamata.
67
Dalam sehari-harinya Kegiatan perekonomian masyarakat Desa
Majasari bertani, berternak, dan berdagang. Selain itu juga ada yang
berfprofesi sebagai pegawai. Dari pengamatan, banyak masyarakat
yang berprofesi sebagai petani dan berternak, artinya dalam sehari-
harinya masyarakat membagi waktu untuk ke sawah dan ke kandang
ternak.
Dengan adanya BUMDes, masyarakat Desa Majasari diberdayakan
melalui dengan cara pelatihan-pelatihan, dan pelatihan-pelatihan
tersebut masyarakat sudah dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam pelaksanaanya, masyarakat selalu berkoodinasi dengan
pengurus BUMDes terkait program-program yang akan dilaksanakan
oleh masyarakat, dan pengurus BUMDes selalu mengawasi atau
mengontrol jalannya program-program BUMDes.
2. Hasil Wawancara
a. Wawancara dengan pengurus desa dan pengurus BUMDes
Peneliti melakukan wawancara dengan pengurus desa yang
menjabat sebagai Kepala Desa Majasari yaitu Bapak Wartono, dan dua
pengurus BUMDes yaitu Bapak Kodirin selaku direktur BUMDes dan
Ibu Heny selaku manajer simpan pinjam.
Dalam pelaksanaannya, BUMDes Majasari terdapat pelatihan.
Pelatihannya dilakukan dalam berbagai macam bidang sesuai dengan
unit usaha yang sedang dijalankan oleh BUMDes dan pelatihan ini
dilakukan tidak terjadwal pasti namun disetiap bulannya selalu ada
pelatihan, seperti yang sudah dikemukakan oleh ibu Heny:
68
”lebih seringnya ke pemberdayaanya, kaya bagaimana cara
membuat bakso dan cara mengemas makanan dengan baik. Dan nanti
dipasarin kalo lagi ada kunjungan”1
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Kodirin:
“Pelatihan itu sering mba, kmaren tuh BJB pelatihan peternakan,
kalo yang lainya waktu itu ada pelatihan abon, bakso yang anak
mudanya kaya design. Itu semua kerja sama dengan BUMDes.
Diharapkan juga perekonomianya desa ini yang mengatur BUMDes”
Untuk peternak, BUMDes mengadakan pelatihan tentang
peternakan, menurut Bapak Wartono:
“Berternak yang baik,hewan ternaknya tidak mudah sakit, dan
menggemukan serta menyehatkan hewan ternaknya, dan tentang
membuat fermentasi jerami untuk pakan hewan ternak”
Sebelum BUMDes didirikan masyarakat rata-rata berprofesi
sebagai petani, akan tetapi ketika BUMDes sudah berdiri dan
BUMDes mensosialisasikan program peternakan, banyak masyarakat
yang ikut serta dalam program tersebut dan profesi masyarakat
bertambah yaitu menjadi peternak, dengan hal tersebut pendapatan
masyarakat dapat meningkat, seperti yang di kemukakan oleh Kepala
Desa Majasari:
“Menurut kami meningkat, dari yang awalnya belum nernak, tapi
sekarang petani sambil nernak. Untuk keniaikanya sekitar 20-30%”.2
Terdapat manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat yaitu
seperti dipaparkan oleh Bu Heny:
“Sebenernya ada, kaya pemberdayaan peternak, terus pengolahan
sampah juga jadi lebih tertib nggak buang sampah di sungai-sungai
walaupun dengan iuran yang tidak memaksakan dan semampunya
bayarnya apalagi bagi yang tidak mempunyai lahan, kalo petugasnya
nggak berangkat juga pada nyari petugasnya, ada dua petugasnya”3
1 Lampiran wawancara, Heni Hidayah,Indramayu, 15 Oktober 2018
2 Lampiran wawancara, Wartono ,Indramayu,14 oktober 2018
3 Lampiran wawancara, Heni Hidayah,Indramayu, 15 Oktober 2018
69
Sedangkan Kepala Desa Majasari memaparkan terkait dengan
manfaat yang dirasakan langsung oleh masyarakat yaitu:
“BUMDes itu kalo sedang ada tamu, pengurus BUMDes ia terima
entah 100.000 atau 200.000, apalagi sekarang kita udah mulai ada
home stay, tinggal di rumah masyarakat, itu kan BUMDesnya juga
dapet, peternakan juga sama. Kalo wisatawanya mau kesini terus ada
biaya transportnya missal 15.000 dan yang nerima tamu itu bisa dapet
entah 50.000 atau 100.000 itu dapet. Bisa juga kerja sama dengan
hutan mangrove karangsong. Kemaren ada dari bandung 166 orang, itu
dagangan hampir habis semua. Itu kan lumayan, jadi kalo misalkan ini
buka lapak gitu ya kaya mangga, telor asin, atau hasil industri rumahan
kan dapet keuntungan itu, masyarakat dapet dan BUMDes juga
dapet.”4
Dalam kesehariannya, masyarakat Majasari berprofesi sebagai
petani, Peternak, TKI, pegawai,dll. Seperti yang dipaparkan oleh
Bapak Kodirin:
“Petani, peternak, TKI. TKI ini menjadi fokus kementerian sosial.
Di sini kan ada Undang-Undang TKI, jadi kalo TKI mau berangkat ke
luar ditanya dulu nanti ikhlas nggak nih kalo istrinya ke luar, dan nanti
perjanjianya jangan begini-begini, dan itu di apresiasi sama kementrian
gara-gara Perdes itu.”
Sedangkan menurut Kepala Desa Majasari, rata-rata profesi
masyarakat Desa Majasari adalah:
“Mayoritas buruh tani, yang pertama buruh tani, yang kedua
petani, yang ketiga buruh migran, peternak itu paling baru 5%,dan
kami sedang mencoba integrasi pertanian,peternakan, dan perikanan”
Dari pendapat-pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Ibu Heny
yaitu:
“Petani,lebih banyakan petani, kalo pegawai negeri dan wiraswasta
itu berapa yaa.. sekitar 15%, sekarang menambah lagi peternak, tapi
tetep petani nomer satu”
4 Lampiran wawancara, Wartono ,Indramayu,14 oktober 2018
70
Rencana BUMDes kedepan sudah direncanakan oleh direktur
BUMDes Majasari yaitu Bapak Kodirin yang memaparkan rencana
kedepannya yaitu:
“Cuma sekarang lagi dibikin kandang bebek, dengan bebek 2.000
ekor per bulan, dan kambing 100 ekor per tiga bulan sampai lima bulan
dan yang terakhir itu sembako 1,500.000 per bulan, artinya saya sudah
bagi-bagi dari yang 100.000.000 itu. Untuk kambing saya rencanakan
sekitar 50 jutaan dan untuk bebek sekitar 30.000.000dan untuk
sembako yang lebih mengadakan untuk pemerintah desa, karna
pemerintah desa gajian dalam waktu 3 sampai 4 bulan baru di gaji.
Artinya, saya coba untuk mensiasati tidak bahasa sini mah kelanti, di
BUMdes ini menyediakan dana talangan mereka yang 1.500.000.”5
Dalam program unti usaha peternakan terdapat sistem bagi hasil
yang berlaku yaitu seperti dipaparkan oleh Bapak Kodirin:
“Ada program reveloping, jadi kalo misalnya dikasih induk, terus
induknya beranak terus anaknya yang dikelola apa induknya dikasih.
Mau anaknya apa induknya yang di bayar. Nggak boleh dijual, api klo
udah punya sendiri nggak papa. Nanti induknya yang dikasih lagi ke
yang lain, kalo revloping, ngejualnya ke kami. Nanti suruh milih mau
sistemnya apa, ada penggemukan apa revloping, tapi penggemukan
atau pembesaran. 70% untuk peternak 30% untuk BUMDes”6
Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Ibu Heny selaku
manajer simpan pinjam
“70% peternak dan 30% BUMDes tapi rata-rata dikembangbiakan
ternaknya, kalo simpan pinjam jasanya 2% per bulan”7
Terdapat hambatan yang dirasakan oleh Kepala Desa Majasari
yaitu:
“Hambatanya, yang pasti lebih kepada sumber daya manusianya,
saya selaku pembina punya cara pandang sendiri terahadap kegiatan
yang saya lakukan, sedangkan pengurus BUMDes punya begini begini,
mnurut saya itu nggak pas gitu ya, nah itu kemudian menjadi sakit hati,
5 Lampiran wawancara , Kodirin, Indramayu,29 September 2018
6 Lampiran wawancara , Kodirin, Indramayu,29 September 2018
7 Lampiran wawancara, Heni Hidayah,Indramayu, 15 Oktober 2018
71
menurut hemat perencanaanya kurang tepat, karena saya juga harus
menyesuaikan dengan visi-misi desa”8
b. Wawancara dengan anggota BUMDes
Peneliti melakukan wawancara dengan tiga anggota BUMDes yaitu
Bapak Baki selaku pengelola sampah, Ibu Suptini sebagai anggota dari
simpan pinjam, dan Bapak Selamet selaku anggota peternakan dan
ketua kelompok tani tunggal rasa.
Anggota BUMDes mendapatkan informasi awal adanya BUMDes
dengan adanya sosialisasi dari pengurus BUMDes terkait dengan
program-programnya. Seperti yang dipaparkan oleh Bapak Selamet:
“Ada sosialisasi dari desa”9
Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh Ibu Suptini selaku
anggota simpan pinjam yaitu:
“Ada sosialisasi, kalo ada rapat-rapat nanti dikasih tau ada
BUMDes gtu”10
Sedangkan menurut Bapak Baki yang menjadi pengelola sampah
memaparkan yaitu:
“Saya ngajuin sendiri, kan masyarakat sampahnya suka pada
berserakan, jadi saya murni dari hati saya karna banyak yang nggak
punya lahan juga”11
Anggota-anggota BUMDes memiliki alasan dalam bergabung ke
dalam BUMDes, seperti yang dipaparkan oleh Ibu Suptini yaitu:
8 Lampiran wawancara, Wartono ,Indramayu,14 oktober 2018
9 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018
10 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018
11 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018
72
“Karena jasanya lebih kecil dan prosesnya lebih mudah”12
Sedangkan alasan dari Bapak Selamet ialah:
“untuk mengembangkan usaha desa dan masyarakat”13
Dalam menjalankan program-programnya, BUMDes Majasari
sering mengadakan pelatihan dalam berbagai jenis pelatihan, seperti
yang dipaparkan oleh Bapak Baki yaitu:
“Ada sih.. tapi masyarakatnya tuh nggak bisa memisahkan mana
sampah organic dan mana sampah non organik. Padahal sudah ada
pelatihanya. Mungkin karena ribet”14
Sedangkan menurut Ibu Suptini ialah:
“Ada, itu kan biasanya kerjasama dengan pengurus desa dan
BUMDes dan dinas perindustrian, dinas tenaga kerja dan ada juga
yang dari Jakarta juga pernah. Pernah tuh bikin baso, bikin talikur, tapi
karna saya nggak dipraktekin jadi ya ikut-ikutnya aja dan saya bukan
jiwa pedagang, padahal mah sering dari PKK dan BUMDes ngadain”15
Sistem bagi hasil yang dilakukan oleh BUMDes dan masyarakat
yaitu dipaparkan oleh anggota-angggota BUMDes, seperti yang
dipaparkan oleh Bapak Selamet selaku anggota peetrnakan yaitu:
“Kalo di jual ya 70% untuk Peternak, yang 30% untuk BUMDes”16
Sedangkan menurut anggota simpan pinjam yang dipaparkan oleh
Ibu Suptini yaitu:
12 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018
13 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018
14 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018
15 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018
16 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018
73
“Pakenya jasa, contohnya pinjam 1.000.000, nah bayarnya itu
1.200.000 selama 10 bulan”17
Menurut pengelola sampah yaitu Bapak Baki dalam sistem bagi
hasilnya, Bapak Baki menarik uang iuran kepada masyarakat terlebih
dahulu, seperti yang dijelaskan oleh bapak Baki yaitu:
“Tergantung banyak nggak nya, kalo banyak berarti lebih gede
misalnya 20.000”18
Terkait dengan pendapatan masyarakat yang bergabung di
BUMDes mengalami peningkatan, yaitu seperti yang dipaparkan oleh
Ibu Suptini yaitu:
“Pendapatan sekitar 2.000.000 an. Setelah gabung di BUMDes iyaa
jadi meningkat.Itu kan biasanya kerjasama dengan pengurus desa dan
BUMDes dan dinas perindustrian, dinas tenaga kerja dan ada juga
yang dari Jakarta juga pernah. Pernah tuh bikin baso, bikin talikur.
Tapi karna saya nggak di praktekan jadi ya ikut-ikutnya ajadan saya
bukan jiwa pedagang. Padahal mah sering dari PKK dan BUMDes
ngadain”19
Bapak Selamet membernarkan dengan pendapatannya meningkat
setelah bergabung di BUMDes yaitu:
“bertambah 30%. sekitar 2.500.000, stelahnya jadi 3.000.000 kalo
di kira-kira”20
Menurut Bapak Baki pendapatannya meningkat, yaitu:
17 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018
18 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018
19 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018
20 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018
74
“yaa lebih besar sekaranga, sekarang mah ada tambahan 1.500.000
dari BUMDes. Sekarang mah padi dapet, gajian juga dapet”21
BUMDes dalam pelaksanaannya, terdapat kendala yaitu seperti
yang dipaparkan oleh Ibu Suptini selaku anggota simpan pinjam yang
memaparkan bahwa:
“Kadang gini, kalo masyarakat mikirnya dana simpan pinjam itu
kaya dana hibah. Kalo masyarakatnya mengerti bahwa ini adalah
hutang, pasti masyarakat balikin uangnya. Ada aja soalnya masyarakat
yang Beler jadinya dananya macet.”22
Sedangkan dalam program peternakan yaitu tidak ada hambatan
seperti dipaparkan oleh bapak selamet:
“belum ada hambatan”23
Dalam program pengelolaan sampah, terdapat kendala yaitu seperti
yang dipaparkan oleh Bapak Baki:
“yaa mungkin,, orang dari luar desa sih ya yang ikut buang juga”24
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan BUMDes
Dalam pengembangan ekonomi pedesaan, kegiatan yang
bersifat top down mulai dikurangi, dan berganti dengan mekanisme
Bottom up yang lebih menekankan peran masyarakat bawah dalam
menentukan keputusan dan menyelesaikan permasalahanya sendiri.
dengan demikian, peran pemerintah pada saat ini hanya sebagai
21 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018
22 Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018
23 Lampiran wawancara,Slamet Setiadi. Indramayu,14 Oktober 2018
24 Lampiran wawancara,Abdul Baki., Indramayu, 15 Oktober 2018
75
fasilitator, regulator, motivator dalam penyediaan prasarana
publik.25 Dengan demikian, dalam mewujudkan mekanisme
Bottom up pemerintah mengeluarkan peraturan yaitu tedapat dalam
PP No 72 Tahun 2005 pasal 78 ayat 1 yang menyebutkan bahwa
Dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan Desa, pemerintah
Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan
kebutuhan dan potensi Desa.26
Bentuk kepedulian pemerintah pusat dalam maju
kembangnya kesejahteraan masyarakat desa adalah dengan
berlakunya UU tentang Desa yaitu UU No 6 Tahun 2014 Tentang
Desa, dimana dalam Undang-Undang mengatur seluruh aktifitas
yang terdapat di desa, salah satunya adalah BUMDes. Seiring
berjalannya waktu, desa menjadi prioritas utama dalam hal
pembangunan, baik infrastruktur maupun non-infrastruktur yang
arahnya pada pengembangan potensi desa.
Demi mencapai kesejahteraan masyarakat pemerintah
pusat juga membuat kebijakan baru tentang wajib adanya Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) disetiap desa sebagai upaya
membantu unit usaha kecil masyarakat terkelola dengan baik.
BUMDes juga hadir sebagai upaya pemerintah dalam
menanggulangi masalah perekonomian masyarakat dengan cara
memobilisasi pengelolaan aset desa serta membantu dan
mendukung usaha kecil masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.27
Berdasarkan paparan pada bagian-bagian sebelumnya maka
dapat dilihat bahwa kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat
25Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah: Persepektif
ekonomi,(Jakarta:LP3ES,2012),Cet.2,h.xix
26 Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2005 pasal 78 ayat 1
27 Lampiran wawancara,Kodirin, Indramayu,29 September 2018
76
melalui BUMDes berjalan baik. Berdasarkan hasil lapangan,
hadirnya BUMDes dalam masyarakat mampu memberikan
kontribusi yang baik bagi perkembangan kegiatan ekonominya.
Dalam penelitian Ade tentang BUMDes dalam peningkatan
pendapatan asli desa dipaparkan bahwa BUMDes sebagai
fasilitator, mediator, Motivator, dan Dinamisator yang mampu
meningkatkan PADes walaupun tidak sesuai dengan yang
diinginkan.28 Melalui penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa
ketika pendapatan asli desa meningkat maka pendapatan
masyarakat desa yang menjalankan kegiatan usahanya akan
meningkat pula. Dalam pelaksanaanya, BUMDes Majasari terdapat
manajemen sebagai berikut:
a. Planning atau Perencanaan
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara
bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah
dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi
segala sesuatu yang manajer kerjakan.29 Perencanaan adalah
pekerjaan mental untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur,
program yang diperlukan untuk mencapai apa yag diinginkan pada
masa yang akan datang.30Dalam hal ini, Kepala Desa Majasari dan
Direktur BUMDes Majasari memiliki perencanaan yang matang
dan telah dipertimbangkan untuk BUMDes ke depannya.
Perencanaan yang di buat dapat dikatakan sudah baik karena
perencanaan ini disosialisasikan kepada masyarakat dan pengurus
28 Ade Eka Kurniawan,Jurnal,”Peranan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut kecamatan singkep pesisir kabupaten Lingga tahun 2015),(Tanjung Pinang: UMRAH,2016).
29Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Minggu,03 Desember 2018, pukul 01.20.
30Nurochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010),h.15
77
BUMDes mampu menampung aspirasi dari masyarakat yang sesuai
dengan kemauan dan kemampuan masyarakat. Kegiatan BUMDes
yang sedang direncanakan ialah peternakan bebek, peternakan
kambing, dan unit usaha warung sembako.
b. Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan
manusia dan fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan
rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas,
membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan
menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa
tugas.31 Pengorganisasian dalam BUMDes majasari sudah sesuai
dengan pembagian pekerjaannya, hanya saja masih kurang dalam
hal pendanaan. Pendanaan BUMDes dalam pengorganisasiannya
masih kurang tertata dan kurangnya rasa tanggung jawab dari
pengurus Desa yang tidak menegaskan kepada masyarakat terkait
dengan dana BUMDes untuk kelancaran pendanaanya, serta
anggapan masyarakat yang menganggap bahwa dana BUMDes
ialah dana Hibah. Dengan anggapan tersebut, menyulitkan pengurus
BUMDes dalam mengolah dana BUMDes. Dari masing-masing
unit usaha yang terdapat dalam struktur organisasi BUMDes sudah
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, dalam melancarkan
kegiatanya direktur BUMDes selalu berkomunikasi dengan masing-
masing kordinator unit usaha baik langsung maupun tidak langsung
demi tercapainya kelancaran kegiatan BUMDes.
c. Actuating
31 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-
planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Minggu,03 Desember 2018, pukul 01.38
78
Pelaksanaan adalah membuat semua anggota organisasi mau
bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian.32 Perencanaan dan pengorganisasian yang baik
kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi.33 Dalam pelaksanaan
seluruh program-program BUMDes dapat dikatakan berjalan
dengan baik dan efektif. Sasaran utama dalam pelaksanaan
program-program BUMDes yaitu masyarakat, tanpa masyarakat
program-program BUMDes tidak akan berjalan dengan lancar
sesuai dengan visi BUMDes Majasari yaitu untuk menjadi desa
yang mandiri dan sejahtera. Masyarakat melaksanakan program-
program BUMDes sesuai dengan program kerja yang sudah dibuat
oleh pengurus BUMDes. Seperti yang sudah dipaparkan dalam
bagian Organizing bahwa kendala dalam pelaksanaan yaitu
macetnya dana BUMDes.
Dalam teori pendanaan terdapat tiga model pendanaan
untuk pengembangan masyarakat yang telah dilakukan oleh
BUMDes dan sesuai dengan teori pendanaan yaitu:34
1) Grameen Bank adalah model pendanaan sekala kecil untuk
mengembangkan usaha usaha ekonomi produktif masyarakat
melalui penyediaan modal, pembinaan usaha secara kontinu
dan insentif, dan pendampingan bekelanjutan yang mandiri.
Hal ini sesuai dengan program BUMDes yaitu unit usaha
32 Nurochim dan Iwan Purwanto, Manajemen Bisnis, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,2010),h.30
33Opcit,.diakses pada Minggu,03 Desember 2018, pukul 02.14
34 Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN Jakarta Press, 2013), h.57-58
79
simpan pinjam, dengan adanya program ini masyarakat bisa
melakukan peminjaman kepada BUMDes untuk modal
usaha atau menambah modal usaha yang masih kurang.
2) Model pembinaan dari pemerintah yaitu dengan memberikan
keterampilan, dan mempromosikan hasil produksi. BUMDes
menjadi wadah bagi masyarakat, tidak hanya dalam
diberikan pelatihan saja akan tetapi BUMDes memasarkan
produk yang dihasilkan oleh masyarakat baik secara offline
maupun online.
3) Model kemitraan adalah kerjasama antara
individu/masyarakat dengan pihak-pihak lain yang memiliki
komitmen tinggi dalam pengembangan masyarakat, dimana
terjadi proses pembinaan dan pengembangan terhadap
individu/masyarakat oleh pihak-pihak tertentu dengan
memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling
memperkuat dan saling menguntungkan.35 Dalam
pelaksanaanya, BUMDes Majasari bekerja sama dengan
pihak-pihak tertentu, seperti kelompok tani tunggal rasa,
Bank BJB, Bank BRI, dan pihak lainya yang mampu
menguntungkan satu sama lain.
d. Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan
program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk
supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit.36tahap ini merupakan
tahap terakhir dalam menejemen badan usaha dimana pada tahap ini
pengurus BUMDes dan masyarakat mengevaluasi seluruh program
35 Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel: UIN
Jakarta Press, 2013), h.57-58
36 Tera, functions of management POAC ,https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Minggu,03 Desember 2018, pukul 03.05
80
yang sudah terlaksana. Melalui laporan pertanggungjawaban yang
diadakan setiap tahunnya membuat pengurus BUMDes
memperbaiki yang belum efektif dan mengevaluasi setiap
kekurangan dalam program-program yang telah dibuat oleh
BUMDes.
BUMDes Majasari dalam pelaksanaanya terdapat program-
program yang masih aktif, diantaranya yaitu:
1) Simpan Pinjam
BUMDes membuat unit usaha simpan pinjam guna untuk
masyarakat mampu menabung agar tidak kehabisan modal dan
tabungan tersebut bisa di ambil ketika masyarakat
membutuhkan. Selain dari pada menabung, BUMDes juga
menyediakan Jasa pinjaman kepada masyarakat yang
membutuhkan modal atau untuk keperluan lainya, dengan
syarat yang tidak memberatkan dan dengan bunga yang tidak
tinggi yaitu hanya 2% setiap bulanya dalam jangka waktu 10
bulan, apabila sudah melewati jatuh tempo maka yang
bersangkutan akan dipanggil melalui surat panggilan dari
BUMDes.
Unit usaha ini menurut manajer simpan pinjam paling banyak
yang diminati oleh masyarakat37. Dan menurut anggota unit
usaha simpan pinjam lebih memilih menabung dan meminjam
di BUMDes karena lebih nyaman dan dalam prosesnya tidak
seribet yang terdapat di Bank.38
2) Pengelolaan sampah
Desa Majasari pernah menjadi desa terbaik nasional dan hal
tersebut tentu salah satunya karena Desa Majasari yang
mempunyai lingkungan yang bersih. Dengan adanya
37 Lampiran wawancara,Heni Hidayah, Indramayu, 15 Oktober 2018
38Lampiran wawancara,Suptini, Indramayu, 15 oktober 2018
81
pengelolaan sampah, maka masyarakat semakin mudah dalam
membuang sampahnya, terutama bagi masyarakat yang tidak
memiliki lahan cukup untuk membuang sampah, maka dengan
adanya pengelolaan sampah ini lah masalah tersebut bisa
teratasi. Selain dari kemudahan masyarakat dalam membuang
sampah, dengan adanya unit usaha ini mampu mengurangi
pengangguran, karena melibatkan masyarakat dalam
mengangkut sampah. Setiap bulanya masyarakat diminta iuran
kepada pengelola sampah, dengan harga seikhlasnya dan sesuai
kemampuan masyarakat, jika di rata-rata kan setiap bulanya
dari hasil iuran masyarakat menghasilkan Rp.3.000.000.
kemudian hasil tersebut di serahkan kepada pengurus BUMDes
untuk operasional petugas sampah, petugas sampah yang
terdapat di Desa Majasari terdapat dua orang.
3) Peternakan
Program ini di bagi menjadi dua yaitu penggemukan dan
reveloping. Penggemukan yang nanti hasil jualnya di bagi
keuntunganya 70% untuk peternak dan 30% untuk BUMDes,
sedangkan reveloping ketika hewan ternak sudah mempunyai
anak maka peternak harus memilih yang akan dibesarkan mau
anaknya atau induknya, jika anaknya maka nanti induknya akan
diternak oleh orang lain, tapi jika induknya maka anak hewan
ternaknya akan di ternak oleh orang lain, dan salah satunya
nanti akan menjadi hak milik peternak. Dari yang berawal
hanya 5 ekor sapi, sekarang sudah mencapai 130 ekor sapi,
dengan banyaknya sapi, maka semakin banyak juga masyarakat
yang terlibat. Selain sapi, hewan ternak yang terdapat BUMDes
yaitu kambing, jumlah kambing sampai saat ini sudah
mencapai angka 30 ekor kambing.
82
BUMDes memiliki dua kandang diantaranya kandang 1
untuk sapi dan kambing, dan kandang II untuk hewan ternak
sapi saja.
Gambar 4.4
Kandang Sapi
4) Usaha Perdagangan
BUMDes mendirikan Usaha Perdagangan seperti PPOB,
produk rumahan masyarakat, dan cenderamata
a) PPOB
BUMDes mendirikan Unit usaha ini untuk melayani
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu
BUMDes menerima pembayaran listrik dan menjual pulsa.
Dengan adanya unit usaha ini masyarakat tidak usah jauh-jauh
untuk membayar listrik. BUMDes majasari tidak mewajibkan
seluruh masyarakat Majasari untuk membayar listrik dan
membeli pulsa di BUMDes karena ada masyarakat yang
menerima pembayaran listrik dan menjual pulsa juga, BUMDes
berprinsip tidak mematikan usaha masyarakat, artinya
masyarakat di bebaskan untuk membayar listrik dan membeli
pulsa ke siapa saja.
b) Produk masyarakat
83
Rata-rata dari masyarakat yang membuat produk rumahan
ialah TKI yang pernah bekerja di luar negeri, dan setelah
kembali ke tanah air, maka purna TKI ini di berikan pelatihan
yaitu seperti membuat kripik pisang, kripik usus, bakso, Abon,
dan hasil dari produknya akan di pasarkan di toko yang milik
BUMDes dan akan dipasarkan juga ketika balai desa ada acara
serta di pasarkan online.
c) Cenderamata
Menurut Kepala Desa Majasari, setiap bulannya Desa
Majasari ada kunjungan dari desa-desa lain atau dari
pemerintah kabupaten, provinsi, bahkan presiden pernah
mengunjungi Desa Majasari, hal tersebut menjadikan peluang
bagi BUMDes untuk memasarkan karya-karya masyarakat
seperti cenderamata yaitu Talikur (Kerajinan Tas), baju sablon
khas Majasari, gantungan kunci majasari, dan pin Majasari,
cenderamata tersebut menjadi oleh-oleh khas majasari dan
setiap ada kunjungan cenderamata laku terjual. Selain dari pada
membuat cenderamata dan menjualnya, BUMDes Majasari
mengadakan pelatihan design untuk masyarakat yang berminat
design agar bisa dikembangkan lagi dalam membuat
cenderamata.
84
Gambar 4.5
Unit Usaha Perdagangan
2. Peran BUMDes bagi pengembangan perekonomian
masyarakat
a. Pengembangan ekonomi masyarakat
Pengembangan ekonomi masyarakat adalah proses kegiatan
atau tahapan-tahapan dari kondisi tertentu ke tahap-tahap
berikutnya dalam suatu wilayah untuk merubah perekonomian
masyarakat serta memberdayakan masyarakat yang belum
mempunyai kemampuan untuk mengontrol sarana produksi.
Dalam pengembangan masyarakat dapat dipandang sebagai
suatu proses, metode, program, atau gerakan.
1) Sebagai suatu Proses
Pengembangan masyarakat sebagai suatu proses bergerak
dalam tahapan-tahapan, dari suatu kondisi atau keadaan tertentu ke
tahap-tahap berikutnya, yakni mencakup kemajuan dan perubahan
dalam artian kriteria terspesifikasi. Artinya, pengembangan
ekonomi masyarakat melalui BUMDes sesuai dengan paparan di
85
atas, dengan adanya BUMDes maka masyarakat berproses untuk
menginjak ke tahap selanjutnya dan memperbaiki perekonomianya.
2) Sebagai suatu Metode
Pengembangan masyarakat merupakan suatu cara untuk
mencapai tujuan dengan cara sedemikian rupa sehingga beberapa
tujuan dapat dicapai. Metode- metode lain, misalnya perubahan
yang dilakukan pemerintah. dalam hal ini, sang pembuat kebijakan
ialah pemerintah yaitu pemerintah guna meningkatkan
perekonomian masyarakat dengan mendirikan BUMDes, dengan
hadirnya BUMDes dalam masyarakat harapan pemerintah mampu
membuat peningkatan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat.
3) Sebagai suatu Program
Metode pengembangan masyarakat dinyatakan sebagai
suatu gugus prosedur dan isinya dinyatakan sebagai suatu daftar
kegiatan. Dengan menjalankan prosedur, kegiatan-kegiatan
dianggap dilaksanakan. BUMDes Majasari dalam pelaksanaanya
yaitu dengan membuat program-program yang sesuai dengan
kemauan dan kemampuan masyarakat, sehingga masayarakat
banyak yang tertarik untuk mengikuti program BUMDes.
4) Sebagai suatu Gerakan
Pengembangan masyarakat merupakan suatu perjuangan,
sehingga ini menjadi alasan yang membuat orang-orang
mengabdi.39 Program-program BUMDes yang sudah dibuat oleh
pengurus BUMDes nantinya akan ditawarkan kepada masyarakat
karena sasaran utama dari program BUMDes yaitu masyarakat,
39Fredian Tomy Nasdian,Pengembangan Masyarakat, (Jakarta:Yayasan Pustaka Obor
Indonesia,2014),h.33-35
86
ketika masyarakat sudah mengetahui tentang program-program
tentu ada yang ingin bergabung ke BUMDes dan ada yang tidak
ingin bergabung di BUMDes dikarenakan tidak sesuai dengan
keinginan atau program yang dibuat tidak sesuai dengan
kemampuan atau hoby dari masyarakat itu sendiri. bagi masyarakat
yang bergabung di BUMDes itulah yang akan nantinya mengabdi
dan menekuni program yang sudah ditawarkan.
Menurut Zubaedi terdapat tiga model pengembangan
masyarakat yaitu:
1) The welfare approach, yang dilakukan dengan memberi
bantuan kepada kelompok-kelompok tertentu misalnya
mereka yang terkena musibah. Pemerintah pusat
memberikan bantuan untuk BUMDes sesuai dengan dana
yang diajukan, dan dana tersebut akan digulirkan kembali
kepada masayrakat yang sedang membutuhkan. BUMDes
mampu menjadi wadah utama bagi masyarakat ketika
masyarakat sedang mengalami kesusahan, yaitu dengan
memberikan pinjaman bagi masyarakat yang sedang
membutuhkan dana.
2) The development approach, yang dilakukan terutama
dengan memusatkan kegiatannya pada pengembangan
proyek pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan, kemandirian, dan keswadayaan masyarakat.
Pemerintah desa mendirikan BUMDes guna
mengembangkan pembangunan yang bertujuan untuk
kemandirian masyarakat, seperti halnya dengan adanya
UKM-UKM di BUMDes mampu melatih kemandirian
dari masyarakat.
3) The empowerment approach, yang dilakukan dengan
melihat kemiskinan sebagai akibat proses politik dan
87
berusaha memberdayakan atau melatih rakyat untuk
mengatasi ketidakberdayaanya.40 Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan BUMDes sesuai dengan model
pengembangan masyarakat ini yaitu dengan BUMDes
memberdayakan masyarakat dengan cara mengadakan
pelatihan-pelatihan, dan masyarakat diikutsertakan dalam
program-program BUMDes guna meningkatkan
perekonomianya.
Dalam Undang- Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa
menyebutkan Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM
Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.41 sesuai dengan hasil penelitian,
dapat dikatakan bahwa dengan berdirinya BUMDes di masyarakat
Desa Majasari mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan meningkatkan perekonomian masyarakat walaupun tidak
signifikan yaitu 20%-30%.
b. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam BAB II di paparkan bahwa pemberdayaan
masyarakat berarti menyediakan sumber daya, kesempatan,
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan
kemampuan warga miskin untuk menentukan masa depanya sendiri
40 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana
Prenadamedia Group, 2013), h.120
41 Republik Indonesia, 2014, Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, Lembaran Negara Republik Indoensia, No 5495
88
dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya.42 sesuai
dengan hasil pengamatan dan hasil wawancara dapat dikatakan
bahwa BUMDes mampu memberdayakan masyarakat Desa
Majasari, cara memberdayakannya yaitu dengan cara pelatihan,
seperti dari yang sebelumnya ibu rumah tangga yang bekerja
menjadi TKI tetapi karena terdapat program pelatihan,ibu rumah
tangga memilih untuk membuka usaha di Desa Majasari. upaya
pemberdayaan tidak hanya dilaksanakan untuk ibu rumah tangga
akan tetapi kegiatan ini dilaksanakan untuk semua kalangan, dan
sesuai dengan minat masyarakatnya. bagi kalangan muda, pelatihan
yang diminati ialah design grafis, dimana hasil dari karyanya akan
dipromosikan melalui online dan offline. Bagi peternak, pelatihan
yang diminati ialah pelatihan cara berternak yang baik, seperti
membuat fermentasi jerami, dimana fermentasi jerami tersebut
untuk pakan hewan ternak, dan biasanya diberikan kepada hewan
ternak ketika stok rumput sudah menipis. Dengan hal tersebut,
BUMDes mampu menyediakan sumber daya, kesempatan dan
keterampilan dalam memperbaiki perekonomian masyarakat.
Pemberdayaan diartikan sebagai tujuan yaitu pemberdayaan
yang mengarah pada kemandirian, artinya hal ini sesuai dengan
langkah yang dibuat oleh pengurus BUMDes dalam menjalankan
unit usahanya yang melibatkan masyarakat dan diberikan pelatihan
agar masyarakat bisa lebih mandiri. Dari paparan di atas sesuai
dengan Undang-Undang U No 4 tahun 2014 tentang Desa yang
menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
42 Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana
Prenadamedia Group, 2013), h.43
89
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat desa.43
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini,terdapat beberapa keterbatasan yang dapat
mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun
keterbatasan tersebut antara lain:
1. Masih terdapat jawaban yang kurang memuaskan dari responden
dalam penelitian ini, sehingga peneliti harus menggali informasi
dari berbagai responden.
2. Sulitnya mencari waktu yang sesuai untuk mewawancarai
pengurus BUMDes dan aparat desa dikarenakan jadwal pengurus
BUMDes dan aparat pemerintah desa setiap hariya terdapat
agenda.
3. Penelitian ini hanya mengambil enam responden
4. Jumlah responden yag dipilih sesuai dengan keterbatasan tenaga
peneliti.
43 Undang-Undang Republik Indonesia No 6 tahun 2014 tentang Desa
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat dikemukakan beberapa hal
yang dapat dikemukakan sebagai kesimpulan dalam penelitian ini, adalah:
1. Dalam pelaksanaanya, manajemen BUMDes Majasari sudah berjalan
dengan baik seperti dalam Perencanaan yaitu pengurus BUMDes
sudah merencanakan seluruh program-program BUMDes dengan
matang, dalam pengorganisasian seluruh pengurus BUMDes telah
melaksanakan tugas dari masing-masing tanggungjawabnya dengan
baik, dalam pelaksanaanya, BUMDes Majasari sudah efektif dalam
menjalankan program-program BUMDes walaupun masih ada
beberapa kendala, dan dalam evaluasi, BUMDes Majasari baik dalam
mengeveluasi program-program BUMDes dengan cara rapat seluruh
pengurus dan anggota.
Program-program BUMDes Majasari yang masih aktif
diantaranya yaitu: simpan pinjam, pengelolaan sampah, peternakan,
Usaha perdagangan seperti PPOB,Produk Masyarakat, dan
Cenderamata. Dari program-perogram tersebut BUMDes Majasari
bekerja sama dengan berbagai macam instansi kelompok masyarakat.
2. Kehadiran BUMDes di masyarakat Desa Majasari menjadi wadah
perekonomian masyarakat dan mampu memberdayakan masyarakat
serta mengurangi pengangguran, hal tersebut dibuktikan dengan
masyarakat diikutsertakan dalam peternakan dan masyarakat juga
sering mendapatkan pelatihan membuat kue, abon, keripik pisang,
keripik usus, bakso, dan hasil dari pada pelatihan tersebut akan dijual
oleh masyarakat serta dipamerkan ketika balai desa ada acara, dalam
menjual industri rumahan itu BUMDes yang menjadi wadah dari mulai
91
pelatihan sampai pemasaran,produk tersebut di pasarkan melalui
offline maupun online.
Peran BUMDes Majasari dapat dikatakan bahwa dengan berdirinya
BUMDes di masyarakat Desa Majasari mampu memberdayakan
masyarakat dengan diberikan pelatihan-pelatihan untuk melatih
Softskill dan hardskill, dan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta meningkatkan perekonomian masyarakat walaupun
belum signifikan yaitu 20%-30%.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa implikasi dari
penelitian ini yaitu baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:
1. Secara teoritis
Badan usaha milik desa (BUMDes) menjadi salah satu faktor dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan
adanya BUMDes Majasari masyarakat lebih mudah mendapatkan
modal usaha dan menjalankan kegiatan usahanya.
2. Secara praktis
Dalam penelitian ini memberikan implikasi pada pengurus BUMDes
Majasari untuk membuat masyarakat lebih berperan aktif lagi dalam
program-program BUMDes agar peningkatan perekonomian dapat
dirasakan oleh masyarakat lebih banyak lagi.
C. Saran
Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi
penyajian, kelengkapan teori yang digunakan, maupun data yang sudah
penulis kumpulkan. Maka dari itu, penulis membutuhkan kritik dan saran
demi kesempurnaan dalam penelitian ini.
Namun, apabila dalam penelitian ini terdapat sesuatu yang bermanfaat,
maka penulis berharap semoga ini bisa menjadi acuan pengembangan
ekonomi terutama untuk:
1. Pengurus BUMDes, dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi
salah satu bahan evaluasi dan koreksi terhadap program-program
92
BUMDes Majasari yang telah dilaksanakan. Terutama pengawasan
terhadap dana BUMDes yang harus diperketat lagi dalam
mengalokasikan dana BUMDes tersebut sehingga mampu
menyadarkan masyarakat bahwa dana BUMDes harus digunakan
sebagaimana mestinya.
2. Masyarakat, diharapkan penelitian bisa dijadikan bahan infromasi
tambahan dan untuk mengetahui BUMDes Majasari pada umumnya
serta mampu menambah khazanah keilmuan. Dengan adanya BUMDes
Majasari, diharapkan masyarakat lebih sadar akan keberadaan
BUMDes Majasari dan ikut serta dalam program-program BUMDes
Majasari serta berperan aktif dalam BUMDes Majasari.
3. Pemerintah Daerah, diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan
referensi dalam melihat atau mempelajari serta menggali potensi-
potensi pengembangan ekonomi yang ada di Desa Majasari.
4. Pemerintah Desa Majasari, program BUMDes agar lebih diprioritaskan
untuk pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya alam
sehingga dapat memanfaatkan lingkungan sekitar dan dapat
meningkatkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat Desa Majasari.
93
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Adisasmita ,Rahardjo, Analisis Kebijakan Publik, (Yogyakarta: Gaha Ilmu,2015).
Adisasmita, Rahardjo, teori-teori pembangunan ekonomi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu), 2013.
Ahmdad, Irdam dan Ilyas Saad, Kajian Implementasi Trilogi Pembangunan di
Indonesia, (Jakarta:STEKPI,2006 )
Arikunto ,Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pnedekatan Praktik,(Jakarta:
Rineka Cipta, 2013),cet.15.
Asyhadie ,Zaeni dan Budi Sutrsno, Hukum Perusahaan &
Kepailitan,(mataram:PT.Gelora Aksara Pratama,2012).
Asyhadie ,Zaeni,Hukum Bisnis, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2016).
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers,
2010), Cet.1.
Hermawan, Wawan, Pengantar Ilmu ekonomi, (Tanggerang Selatan:UT, 2016),
cet.16.
Jef Rudianto Saragih, perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal
Berbasis Pertanian, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2015).
Johara T.jayadinata dan I.G.P Pramandika, Pembangunan desa dalam
perencanaan, (Bandung: ITB, 2006).
Manullang,Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT INdeks,2013).
Muhtadi dan Tatan Hermansyah, Manajemen Pengembangan Islam, (Tang-Sel:
UIN Jakarta Press, 2013).
Nasdian,Fredian Tomy ,Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2014).
Nugroho ,Iwan dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah:perspektif ekonomi,
(Jakarta:LP3ES, 2012),Cet.2.
Nurochim dan iwan purwanto, Manajemen Bisnis, Cet 1, ( Ciputat: Lembaga
penerbitan,2010).
94
Deppennas PKDSP, Buku Panduan BUMDes, (Jakarta: PP-RPDN),2007,h.13
Rahardjo,M. Dawan ,Islam dan Transformasi sosial-ekonomi, (Jakarta: Lembaga
Studi Agama dan Filsafat (LSAF),1999), cet.1.
Tisnawati ,Ernia dan kurniawan,Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana
Prenanda Media group,2005).
Usman,Husaini dan Purnomo Setiady A, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta:PT
Bumi Aksara,2008), Cet.1.
Wahidi,Roestanto D. Membangun Perdesaan Modern (Bogor: PT Indec, 2015),
Cet.1.
Zubaedi, Pengembangan Masyarakat: Wacana dan Praktik (Jakarta:Kencana
Prenadamedia Group, 2013).
Ritonga ,Jamiluddn, Riset Kehumasan, (Jakarta: PT. Gramedia Grasindo, 2004),
h. 39
Salam ,H.Syamsir dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).
Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methode), (Bandung: Alfabeta,
2011).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
(Bandung:Alfabeta,CV, 2011).
B. Skripsi
Faisa,Achmad l,Skripsi,” Bentuk-Bentuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat di
Pesantren (Studi Kasus Atas Pengembangan Ekonomi Masyarakat di
PP.Annuqoyah Guluk-guluk Sumenep Madura)”,(Jakarta:UIN
Jakarta,2012)
Istiqoomah,Skripsi:” Pengembangan EKonomi Masyrakat melalui Pertanian
Terpadu oleh Kelompok Tani Lestari Makmur Desa Argorejo Kecamatan
Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta”, (Yogyakarta:UIN Sunan Kali
Jaga Yogyakarta,2015).
95
Kurniawan ,Ade Eka,Jurnal,” peranan badan usaha milik desa (BUMDes) dalam
Peningkatan pendapatan asli desa (desa lanjut kecamatan singkep pesisir
kabupaten Lingga tahun 2015),(Tanjung Pinang: UMRAH,2016)
C. Jurnal
Gesty ,Lasmarita Nugra,dkk,” Pelaksanaan Tugas Badan Usaha Milik desa di
Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara,Diponegoro law
Journal,V.5,No.3,2016.
Rahmat,Pupu Saeful, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol.5, No 9, 2009
Reza M.Z. “Pengembangan potensi ekonomi desa melalui Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) Pondok Salam kabupaten Purwakarta”, Jurnal Aplikasi
Ipteks untuk Masyarakat, Vol.5, No 1, 201,,, T6
D. Internet
https://kbbi.web.id/kembang , diakses pada 17 Juli 2018, pukul 20.50.
https://medium.com/@TERRAITB/poac-planning-organizing-actuating-and-
controlling-manajemen-organisasi-ea982e20529, diakses pada Selasa,24
April 2018, pukul 18.00.
Badan Pusat statistik Indonesia, Jumlah Penduduk Miskin Menurut Provinsi
2007-2017,(https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119,
diakses pada 21 Maret 2018)
E. DOKUMEN
Badan Pusat Statistik Indramayu, kecamatan sliyeg dalam angka 2017,
(Indramayu: BPS Kabupaten Indramayu), 2017
Badan Pusat Statistik Indramayu, Statistik kesejahteraan rakyat kabupaten
Indramayu, (Indramayu: BPS Kabupaten Indramayu), 2016
Peraturan mentri, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia, Nomer 4 tahun 2015, tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha MIlik Desa.
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar tahun 1945.
96
LAMPIRAN 1 FOTO DOKUMENTASI
Wawancara bersama kepala desa Majasari
dan dan bapak selamet.
Wawancara bersama ibu suptini selaku
anggota BUMDes
wawancara bersama ibu Heny selaku
manajer simpan pinjam
kandang sapi II
97
Wawancara bersama bapak kodirin selaku
direktur BUMDes Majasari
Kantor balai desa Majasari
Kandang kambing BUMDes Majasari Wawancara bersama Bapak Baki selaku
pengelola sampah
98
Kandang sapi BUMDes Majasari I Ruang Kantor BUMDes Majasari
Program pelatiahn kerajinan Penerimaan juara desa terbaik nasional
Produk Masyarakat BUMDes Majasari Foto bersama Ibu Suptini
99
LAMPIRAN 2
Panduan wawancara
Analisis Pengembangan Ekonomi melalui Badan Usaha Miik Desa di
Desa Majasari Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu
A. Panduan wawancara untuk pemerintah Desa/Pengurus BUMDes
1. Sudah berapa lama menjadi pengurus Desa/BUMDes?
2. Jabatan apa yang dijabat sekarang?
3. Bagaimana letak desa Majasari?
4. Masyarakat desa majasari rata-rata pencaharianya apa?
5. Bagaimana Perekonomian masyarakat desa Majasari?
6. Menurut Bapak/Ibu apa yang dimaksud dengan pengembangan
ekonomi?
7. Menurut bapak/Ibu cara apa yang bisa mengembangkan
perekonomian masyarakat?
8. Bagaimana latar belakang berdirinya BUMDes?
9. Apa saja tujuan berdirinya BUMDes?
10. Bagaimana program-program BUMDes?
11. Bagaimana perkembangan BUMDes Majasari?
12. Apakah ada syarat-syaratnya ntuk bergabung di BUMDes?
13. Bagaimana perkembangan masyarakat yang bergabung di
BUMDes?
14. Menurut bapak/ibu apakah program-program BUMDes Berjalan
efektif?
15. Apakah ada hambatan-hambatan dalam pelaksanaan BUMDes?
16. Bagaimana respon masyarakat terhadap BUMDes Majasari?
17. Apakah ada manfaat dari berdirinya BUMDes?
18. Apa alasan bapak/ibu menjadi pengurus BUMDes?
19. Dampak apa yang bapak/ibu rasakan setelah menjadi pengurus
BUMDes?
20. Apakah ada perubahan pendapatan dari sebelum menjadi Pengurus
BUMDes dan seseudah menjadi pengurus BUMDes?
21. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program-
program BUMDes?
22. Dari mana sumber dana BUMDes?
23. Bagaimana pembagian keuntungan hasil BUMDes?
24. Bagaimana dana operasional BUMDes?
100
B. Panduan wawancara untuk masyarakat yang bergabung di
BUMDes
1. Sudah berapa lama bergabung di BUMDes?
2. Jenis usaha apa yang sekarang sedang dijalani dengan BUMDes
Majasari?
3. Ketika akan bergabung di BUMDes, apakah ada persyaratanya?
4. Bagaimana Informasi awal yang bapak/ibu dapatkan untuk
bergabung di BUMDes?
5. Menurut bapak/ibu Apakah dengan adanya BUMDes masyarakat
meningkat pendapatanya?
6. Bagaimana program yang diikuti di BUMDes?Apakah berjalan
efektif?
7. Apakah ada hambatan-hambatan dalam pelaksanaan BUMDes?
8. Bagaimana respon masyarakat terhadap BUMDes Majasari?
9. Apakah ada manfaat dari berdirinya BUMDes?
10. Apa alasan bapak/ibu bergabung di BUMDes?
11. Dampak apa yang bapak/ibu rasakan setelah menjadi anggota
BUMDes?
12. Sebelum bergabung BUMDes berapa penghasilan rata-rata
sebulan?
13. Setelah bergabung BUMDes berapa penghasilan rata-rata sebulan?
14. Apakah dengan penghasilan tersebut bisa mencukupi kebutuhan
hidup?
15. Apakah bapak/ibu mempunyai pekerjaan sampingan?
16. Bagaimana sistem pembayaranya di BUMDes ini?
17. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan program-
program BUMDes?
18. Menurut bapak/ibu, apakah BUMDes ini bisa menjadi lapangan
pekerjaan?
19. Bagaimana pengelolaan keuangan di BUMDes?
20. Apakah ada pendampingan dari BUMDes, untuk meningkatkan
penjualan di BUMDes?
101
LAMPIRAN 3
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber : Bapak Kodirin
Jabatan : Direktur BUMDes
Interviewer : program-program apa yang sedang berjalan sekarang?
Narasumber : sebenarnya gini, kita dari awal dulu.
Interviewer : Boleh
Narasumber : dari 2016 itu BUMDes Majasari Berdiri, artinya 2016,2017, 2018
saya yang megang istilahnya dari 2018 per april.
Interviewer : Baru april kemarin ya?
Narasumber :baru berapa bulan, kalo sebelumnya namanya Aas Dwi
wijaya,kemudian beliau tidak bisa melanjutkan karena menjadi staff desa, dan itu
peraturanya nggak boleh, artinya harus diganti dengan seseorang pada april,
kemudia masih disitu aja belum ada pergerakan, karena memang dana ADD atau
dana hibah untuk desa itu turunya tiga tahap. Pertama kalo nggak salah itu di Mei,
terus di Juli, kemudia nnti di November,dan saya kebetulan kurang cepat untuk
mengambil uang itu. Artinya penyertaan untuk modal BUMDes itu 100%yang
tadinya 50.000.000 sekarang 100.000.000.
Interviewer : oh.. jadi tiga kali ya.. dan itu turunya dari desa?
Narasumber : dari pusat, dari pusat untuk APBDes dan APBDes, terus dari
APBDes di kucurkan lagi ke lembaga-lembaga
Interviewer : mei, juli, dan nopember ya pak?
Narasumber : dan itu saya belumn ngambil, karena saya kemaren ada di
Cirebon, orang tua saya sakit.
Interviewer : oh.. bapak aslinya bukan dari sini ya?
Narasumber : dari sini, Cuma di rawatnya di Cirebon.
102
Interviewer : berarti bapak masih baru ya pak?
Narasumber : iya, saya masih baru.. kalo untuk jadi anggota bUMDes itu saya
sudah hampir 1 tahun,sebenarnya sudah di wacanakan saya . tapi saya belum bisa
menerima langsung apa BUMDES itu dan bagaimana program-programnya saya
belum ngerti. Tapi kalo untuk menjalanjkan usaha saya mau. Kalo BUMdes kan
berbeda, bukan Cuma usaha, tapi ada sosialnya juga. Hampir dari 50% dari
BUMDes, salah kaprah dengan profit dan sosial, profit karena memang belum
menerima kesiapan mengelola BUMDes dan sebagainya, artinya. Wah ini buat
apa nih, sehingga uang ini harus dilaporkan dan harus keluar.akhirnya mereka
yaudah di berikan ke kelompok-kelompok tanpa harus member tahukan bahwa
uang ini akan kembali untuk modal BUMDes dan akan berkembang. Mereka
masyarakat berfikir waah, ini uang pemerintah nih dan akhirnya bangkrut. Dari
sekarang, konsep harus dirubah yaitu profit dulu baru sosial. Uang BUMDes ini
adalah uang hibah, artinya tidak berhak untuk dikembalikan dan uang ini sangat
empuk untuk para pemerintah desa yang ingin mengambil keuntungan. Setiap
tahunya 50.000.000.
Interviewer : 50.000.000 itu setiap tahun apa tiga kali dalam setahun?
Narasumber : nggak, jadi misalnya APBDes itu 1.500.000.000, alokasi
BUMdesnya berapa nih mintanya gitu. Saya mintanya 100.000.000, kalo yang
50.000.000 itu berasarkan perda indramayu, tapi saya ngajuinya 100.000.000 dan
itu kalo yang ada BUMdesnya. Bapeda Indramayu dari 70% desa diindramayu
masih ada yang belum mempunyai BUMDes. Kalo daerah subang lebih parah lagi
Interviewer : ohh.. lebih sedikit yang sudah punya.hehehe
Narasumber : kalo di Cirebon hampir semuanya punya. Ketidak berjalanan
BUMDes ada permasalahan, yang pertama ada pemerintah desanya support bikin
apa atau apa gitu tapi mereka salah konsep dari profit ke sosial, atau sosial kr
profit.
Interviewer : kaya dapet profitnya aja tapi sosialnya nggak gtu ya?
103
Narasumber : iyaa bisa, kalo di desa sebelah. Desa Duku itu profit per tahun
2017 itu sekitar 120.000.000 dan itu belum termasuk gaji karyawan dan pajak, dan
pajaknya itu 1% yaitu 12.000.000, desa itu mengutamakan profit, saya bilang
sosialnya apa, saya lebih mengadopsi perusahaan sekarang kaya CSR.seperti apa,
karang taruna minta nih walapupun 500.000 atau 1.000.000 terus remaja masjid
ngajuin proposal. Ada orang sepak bola buat beli kaosnya. Dan itu katanya bentuk
BUMDes dari pada kami. Oh iya bagu, saya juga pengenya begitu nanti.
Interviewer : oh.. kalo ngajuin proposal gtu ke BUMDes ya pak? Bukan ke
aparat desanya?
Narasumber : kalo proposal umum mba, terserah mereka. Yang pentiing ada
sesuatu yang bisa diambil, seperti ada acara isra miraj, pemerintah desa memang
ada jatahnya untuk acara PHBI, tapi kurang misalnya dananya 3.000.000
sedangkan perlu 4.000.000 sampai 5.000.00 dan di bagi 5 acara PHBI. Proposal
mah kemana aja.
Interviewer : kalo anggota BUMDesnya pak gimana? Kira-kira ada berapa?
Narasumber : sebenanya kalo anggota tetap ya, saya bilang bukan anggota itu,
kalo anggota sebelum masa saya menjabat itu mereka menganggap naggota orang
yang ikut serta dalam BUMDes, artinya mereka seperti di pemberdayaan itu udah
naggota. terus anggota ternak itu anggota. Dan saya bilang, sistem saya bukan
anggota begitu, BUMDes ini saya jadikan karyawan. Wallaupun karyawanya
tidak standbye di sini. Kalo yang pemberdayaan ini itu beda lagi , kalo versi yang
dulu anggotanya banyak. Sekarang saya lagi fokus ke peternakan.
Interviewer : Peternakan yang kemaren saya kesana pak? Yang ada lele, sapi,
kambing.
Narasumber : iyaa betul, Cuma sekarang lagi dibikin kandang bebek, dengan
bebek 2.000 ekor per bulan, dan kambing 100 ekor per tiga bulan sampai lima
bulan dan yang terakhir itu sembako 1,500.000 per bulan, artinya saya sudah bagi-
bagi dari yang 100.000.000 itu. Untuk kambing saya rencanakan sekitar 50 jutaan
dan untuk bebek sekitar 30.000.000dan untuk sembako yang lebih mengadakan
104
untuk pemerintah desa, karna pemerintah desa gajian dalam waktu 3 sampai 4
bulan baru di gaji. Artiya, saya coba untuk mensiasati tidak bahasa sini mah
“kelanti” di BUMdes ini menyediakan dana talangan mereka yang 1.500.000.
Interviewer : itu per empat bulan?
Narasumber : per bulan
Interviewer : oh.. tapi digabung jadi empat bulan gitu ya?
Narasumber : iya. Kan menunggu empat bulan lama. Makanya saya kasih
pinjam untuk mereka, tapi pinjamnya bukan uang, pinjamnya silahkan beras,
telur, minyak. Saya punya tantangan dari pak Kuwu, untuk menjadikan BUMDes
ini menjadi syariah . kami harus hati-hati dengan akad yang akan simpan pinjam.
Interviewer : kalo program yang air PDAM itu masih berjalan nggak pak?
Narasumber : dan itu saya lagi mencari informasi, ada sesuatu yang kendala.
Kalo PDAM berjalan dan itu tempat pengeboranya milik masyarakat desa. kalo
punya masyarakat desa harus punya royalty ata bagaimana gitu. jadi sekarang
mencari sumber yang lain, dan sekarang lagi tidak berjalan.
Interviewer : dan rencana bakal berjalan?
Narasumber : iya bakal berjalan lagi
Interviewer : yang simpan pinjam sama masyarat itu masih ?
Narasumber : itu yang jadi permasalahan besar, direktur BUMDes yang dulu
mungkin karena kurangnya engetahuan manajemen. Mereka berfikir yaudah ada
sosial ini katanya. Sebenarnya masih jalan kata mba heni. Masih sekitar kurang
dari 20. Terus kedepan bagaimana, kedepan kemunginan di stop, karena
manajemen BUMDEsnya belum siap seperti di bank kemudian mereka tidak
semengerti manajemen keunagan ketiga masyarakat desa itu ya tadi beranggapan
bahwa alo sumbernya dari desa itu tidak harus dikembalikan, dan itu jadi
permasalahaan besar sebenarnya.
Interviewer : ada berapa UKM yang bergabung pak?
105
Narasumber : banyak mba
Interviewer : kalo koperasi ada pak?
Narasumber : dibilang koperasi bukan ya, kalo koperasi kan dibilang ada
standar secara legalitas, ini mah lebih ke pengadaan ATK untuk pemerintah desa
dan setiap tahun dananya skitar 20.000.000 an, dan itu BUMDes yang ini, dan
pakenya dana talangan karena desa cairnya empat bulan sekali.
Interviewer : terus apa lagi pak yang masih aktif? Perkebunan indogovera pak?
Narasumber : Indigovera lebih ke peternakan, untuk pakan sapi. masyarakat
kalo untuk asset desa itu mereka berfikir ini milik bersama. Kemaren juga lele,
lele juga sebenarnya untung nggak, rugi juga nggak, pas lagi nagngkutin lele
petani yang nggak pernha bantuin malah minta iyaa sih mintanya nggak banyak
Cuma empat, tapi banyak orang. Da itu ,mereka berfikir punya desa ini. Saya nnti
kedepanya professional lebih siapa nih yang mau menjalankan lele, modalnya
segini, satu orang sekian dan satu orang sekian dan itu tanggngjawab mereka.
Saya BUMDes ini duduk di atas yang punya unit usaha dan sekarang kita lagi
mengusahakan CV, sebenarnya PT Cuma keberatan nih kalo PT. dan CV ini
bergerak dalam pertanian, peternakan, dan memang harus banyak. Kalo
pemerintah desa mengusulkan menyediakan barang komoditi terus kata petani
udah di GAPOKTAN “udah di GAPOKTAN aja” taun depan kan BUMDes punya
program penyediaan Bibit padi atau penampung gabah. Sebenarnya untuk
legalitas sih mudah, tapi jasanya untuk kemana-kemananya.
Interviewer : Apa tadi pak? GAPOKTAN?
Narasumber : Gabungan kelompok tani, ini gabungan. Kalo klompok-
kelompoknya ada, ada kelompok tani tunggal rasa, maja mulia.
Interviewer : itu kerja sama dengan BUMDes apa gimana tuh pak alurnya?
Narasumber : sejauh ini kami ada bebrap. Cuma sekarang saya coba arahkan ke
peternakan, siapa nih yang mau ngambil nih kuotanya ada sekian. Kami lebih
memanaj, kami menyediakan uang, kami mamantau. Dan untuk pengembalian
106
ininya kami yang jual, artinya mereka Cuma melaksanakan, saya nggak bisa
nunjuk yang bukan kelompok ini ikut masuk. Sekarang ada traktor masih punya
GAPOKTAN, nanti traktornya kami pegang dan ini sebenarnya ini untuk satu
kelompok traktornya gentian, dan sejauh ini manajemen keuanganya amburadul,
bukan di desa ini aja. Memang manajemenya kurang. Kalo sekarang saya
mempunyai target 100% dari 100.000.000 kira-kira dapet 100.000.000 lagi. Kalo
kita menciptakan UKM, saya targetnya nggak banyak paling 15 UKM yang
bener-bener saya memberdayakan. Waktu kmren kan kurang terpantau. Jadi
nggak tau pada kemana
Interviewer : UKMnya di mana pak?
Narasumber : UKMnya di rumah-rumah, awalnya ada program eks TKI. Jadi
TKI di berdayakan untuk membuat kaya abon, kripik pisang, bakso, talikur dll.
Kemudian permodalananya dari BUMDes, memang ada yang jalan ada yang
tidak.
Interviewer : talikur apa pak?
Narasumber : kerajinan tas
Interviewer : pencaharianya rata-rata apa pak?
Narasumber : petani, peternak, TKI. TKI ini menjadi fokus kementrian sosial.
Di sini ka nada undang-undang TKI, jadi kalo TKI mau berangkat ke luar di
Tanya dulu nanti ikhlas nggak nih kalo istrinya ke luar, dan nanti perjanjianya
jangan begini-begini, dan itu di apresiasi sama kementrian gara-gara Perdes itu.
Interviewer : peternaknya apa pak?
Narasumber : sapi, domba
Interviewer : kalo perekonomian di masyarakat sini menegah ke atas apa ke
bawah menurut bapak sendiri?
107
Narasumber : kalo di lihat dari kemiskinan, awlanya di majasari ini 2008 desa
IDT, sekarang tidak di claim lagi semenjak 2012, itu menurut survey dari
propinsi.
Interviewer : survey apa pak namanya?
Narasumber : saya kurang paham, kalo di lihat BPNT 200 sekian. Itu setiap
bulan dari januari ke maret. Meningkat berarti perekonomianya. Sekitar 60%
meningkat.
Interviewer : kalo menurut bapak sendiri cara apa biar perekonomian
meningkat?
Narasumber : sejauh saya melihat dari potensi desa dulu, BUMDes akan
menjalankan perekonomianya akan di liat masyarakatnya yang sesuai dengan
fasionya, yang kedua saya akan mengutamakan lebih potensi-potensi daerah kaya
pertanian, peternakan. Kerja sama dengan pihak-pihak lain. Karena kendala modal
usaha nih saya, saya minta 250 di kasihnya 100. Saya inginya BUMDes pengenya
jadi syariah, dan itu transaksi tidak ada bunga, dan itu saya akan jalin hubungan.
Interviewer : kerjsamanya dg pihak mana aja
Narasumber : BJB itu lebih ke laku panday kaya bisa buka rekening, BRI lebih
ke PPOB kaya listrik, terus pihak lainya.
Interviewer : kalo kelompok ternak?
Narasumber : dari BUMDes menyertakan modalnya terus di kelola
Interviewer : bagi hasilnya gimana itu pak?
Narasumber : ada program revloping, jadi kalo kisalnya dikasih induk, teru
induknya beranak terus anaknya yang di kelola apa induknya dikasih. Mau
anaknya apa induknya yang di bayar. Nggak boleh dijual, api klo udah punya
sendiri nggak papa. Nanti induknya yang dikasih lagi ke yang lain.
Interviewer : kirain saya beli sendiri.
108
Narasumber : ada sih yang beli sendiri, tapi awal modalnya ya BUMDes.
Interviewer : kalo yang di jual nanti ada berapa persenya gitu nggak pak?
Narasumber : kalo revloping, ngejualnya ke kami. Nanti suruh milih mau
sistemnya apa, ada penggemukan apa revloping, tapi penggemukan atau
pembesaran. 70% untuk peternak 30% untuk BUMDes.
Interviewer : kalo latar belakang berdirinya BUMDes gimana pak?
Narasumber : karena ada dorongan dari pemerintah dari kemendes, ada
peraturan no 6 tahun 2014 yang diharuskan ada BUMDes. BUMDes itu
sebenarnya jatuh bangun.
Interviewer : Tujuan dari BUMDesnya gimana pak?
Narasumber : Profit dan sosial, profitnya untuk PADes, sebenarnya dituntut
untuk pengembalian modal tadi diharapkan untuk pendapatan, dan sosialnya
untuk masyarakat.
Interviewer : Kalo pelatihan gitu kapan pak?
Narasumber : saya lebih cenderung dua kali setahun
Interviewer : kalo dari pemerintahan ada nggak pak?
Narasumber : itu.. dari pemerintah mah nggak
Interviewer : menurut bapak berkembang tidak pak BUMDes?
Narasumber : kalo untuk penyertaan modal sekarang saya belum megang, saya
nyari tahu dulu masalahnya apa marketing, penjualan, atau apanya. Kalo
perkembangan belum bisa dikatakan meningkat, kalo untuk masyarakat udah
meningkat, tapi kalo untuk PADesnya belum ada. Jadi ke masyarakat dulu.
Interviewer : ada syarat-syarat untuk menjadi anggota BUMDes pak?
109
Narasumber : harus ornag majasari yang pasti, aktif di desa. biasnya kaolo lagi
ada kumpulan mereka dating nggak gitu, terus mereka mengajukan yang nggak
biasa kumpul ya kami pikir-pikir dulu
Interviewer : data-datanya apa aja pak yang dikumpulkan?
Narasumber : KTP
Interviewer :ada tidak pak program BUMDes yang belum efektif?
Narasumber : saya lliat dari tahun kmaren ada yang belum efektif rumah
literasi. PDAM, simpan pinjam. Kalo 100% efektif ya belum ada kayanya mba.
Kurang menejemen dan berfikir uang hibah.
Interviewer : nanti jadi pengawas BUMDesnya siapa pak?
Narasumber : dari Pemdes dan dari tokoh masyarakat yang bukan dari desa.
Interviewer : ada pendampingan tidak pak untuk program BUMDesnya?
Narasumber : pelatihan itu sering mba, kmaren tuh BJB pelatihan peternakan,
kalo yang lainya waktu itu ada pelatihan Abon, bakso yang anak mudanya kaya
design. Itu semua kerja sama dg BUMDes. Diharapkan juga perekonomianya desa
ini yang mengatur BUMDes
Interviewer : bagaimana respon masyarakat terhadap BUMDes?
Narasumber : banyak sebenernya, tapi karena tadi penyertaan modal men.
Respon masyarakatnya bagus kemaren saya dapet 10 orang buat kambing dan 5
buat bebek dan 2 buat sembako.
Interviewer : manfaatnya dari BUMDesnya gimana pak?
Narasumber : sejauh ini manfaat ke masyarakat udah tapi untuk desanya belum
Interviewer : alasan pribadi apa sehingga bapak jadi pengurus BUMDes?
Narasumber : kao saya punya minset kalo bekerja sendiri kurang kepuasan,
kalo dulu saya kerja dengan gaji gede tapi nggak betah, saya kerja hanya untuk
110
sendiri.dan saya memilih resend kemudian saya punya usaha sendiri dan saya
bagaimana carnaya bermanfaat, saya coba gabung di desa dan Alhamdulillah di
percaya di BUMDes. Dan ternyata jauh lebih bahagia.
Interviewer : dampak apa yang bapak rasakan setelah jadi pengurus BUMDes?
Narasumber : ehmm.. lebih banyak pengetahuan
Interviewer : kalo penapatanya naik pak?
Narasumber : belum mba.
Interviewer : tapi di gaji kalo jadi pengurus BUMDes?
Narasumber : di gaji. Dari uang yang 100 juta itu. Dari uang itu kalo ada
karyawan 10 dan per bulanya 200rbu per karyawan maka 24,.juta jadi berkurang
modalnya 76.000.000.
Interviewer : kalo bagi hasilnya gimana
Narasumber : ada dua, BUMDes unit untuk bebek, BUMDes yang menyediakan
pakan, gaji, dll. Nanti untuk keuntunganya kalau bebek dijual 25rbu. Kalo
pemberdayaan misalnya 5 orang dan dikasih modal 300 bebek nah nanti 70% buat
peternak dan 30% buat BUMDes.
Interviewer : ini udah berjalan pak?
Narasumber : ini baru rencana.
Interviewer : kalo dana operasional BUMDesnya gimana?
Narasumber : udah termasuk dari 100 juta, dan nanti ada dana 10 juta untuk
cadangan atau dana mengendap termasuk gaji karyawan.
111
Narasumber : Slamet setiadi
Jabatan : ketua kelompok tani tunggal rasa
Interviewer : bapak sebagai ketua kelompok tani?
Narasumber : iya, kelompok tani tunggal rasa
Interviewer : apakah bapak bergabung di BUMDes?
Narasumber : iya
Interviewer : udah berapa lama pak bergabung di BUMDes?
Narasumber : dari BUMDes baru berdiri, sekitar tahun 2016
Interviewer : kan di BUMDes banyak jenis usahanya tuh pak, nah bapak di
BUMDes ikut usaha apa?
Narasumber : di peternakan
Interviewer : pas bapak mau gabung jadi anggota BUMDes, ada syarat-
syaratnya nggak pak?
Narasumber : KTP aja
Interviewer : kalo informasi awalnya dari mana pak?
Narasumber : ada sosialisasi dari desa
Interviewer : oh, jadi ada sosialisasi dari desa terus bapak tertarik gabung di
BUMDes?
Narasumber : iyaa, buat mengembangkan usaha desa
Interviewer : apakah pendapatan msyarakat dari sebelum gabung dan setelah
gabung tuh meningkat nggak sih?
Narasumber : di BUMDes ada pemberdayaan dan itu ada manfaatnya
Interviewer : terkait dengan pendapatanya gimana pak?
112
Narasumber : iya bisa dibilang meningkat
Interviewer : kalo program yang bapak ikutin gimana pak
Narasumber : kalo saya lebih ke peternakanya
Interviewer : terus program yang bapak ikutin itu apakah berjalan dengan
efektif?
Narasumber : kalo menurut saya, yang peternakan berjalan dengan efektif sih
Interviewer : ada hambatan nggak pak?
Narasumber : belum ada hambatan
Interviewer : mnurut bapak BUMDes itu memberikan manfaat nggak buat
mayarakat?
Narasumber : sangat memberikan manfaat
Interviewer : manfaatnya gimana tuh pak?
Narasumber : sekarang kan BUMDes majasari sudah bekerja sama dengan bank
BJB dan BRI dan bisa narik uang, dan itu bermanfaat buat masayrakat
Interviewer : kalo alasan bapak sendiri gabung di BUMDes gimana?
Narasumber ; untuk mengembangkan usaha desa dan masyarakat
Interviewer : antara kelompok tani sama BUMDes itu duluan mana
terbentuknya pak?
Narasumber : kelompk tani
Interviewer : oh. Kelompok tani dulu, baru BUMDes. Dan BUMDes berdiri
baru gabung di BUMDes?
Narasumber : iya
Interviewer : kalo asset yang ada di klompok tani ada apa aja?
Narasumber : sekarang nih ada 11 sapi yang awalnya Cuma 5
113
Interviewer : kalo dampak yang dirasakan oleh bapak yang dirsakan oleh bapak
itu apa sih pak?
Narasumber : bisa meningkatkan perekonomian anggota.
Interviewer : maaf ya pak sebelumnya, kalo penghasilan bapak sebelum
gabung di BUMDes itu berapa pak? Dan setelah gabungnya berapa?
Narasumber : bertambah 30%
Interviewer : oh.. bertambah 30% . kalo sebelum gabung kira-kira sekitar
berapa pak?
Narasumber : sekitar 2.500.000, stelahnya jadi 3.000.000 kalo di kira-kira
Interviewer : oh.. sekitar 3.000.000 ya pak setelahnya. Dengan pengahsilan
bapak segitu, apakah bisa mencuku;I kebutuhan sehari-hari?
Narasumber : cukup. Walaupun pas-pasan ya
Interviewer : tapi cukup-cukup aja ya pak?
Narasumber : iyaa
Interviewer : terus bapak punya kerjaan sampingan lain nggak?
Narasumber : ada, nanam padi
Interviewer : punya sendiri?
Narasumber : ada yang punya sendiri ada yang nyewa
Interviewer : oh..pekerjaan sampinganya bertani gtu ya
Narasumber : iyaa.. tadinya basicnya petani
Interviewer : bisa tertarik ke peternakan gimana pak?
Narasumber : yaa.. tadi, ada temen ngajak belajar nernak, dan ada bantuan juga
dari pemerintah pusat berupa sapi
114
Interviewer : kalo sistem bagi hasilnya antara kelompok dan BUMDes dan Per
orangnya gimana pak?
Narasumber : kalo di jual ya 70% untuk Peternak, yang 30% untuk BUMDes,
ke kelompok tadi 1%.
Interviewer : terus udah banyak tuh pak sapi-sapi di jual?
Narasumber : Banyak deh
Interviewer : ini kan sapinya banyak pak, itu punya BUMDes apa ada yang
punya sendiri?
Narasumber : ada yang bUMDes ada yang sendiri, kalo yang sendiri di jual nnti
1% untuk kelompok tani
Interviewer : sekarang kalo ditotal ada berapa sapi pak?
Narasumber : banyak, sekitar 130 sapi
Interviewer : kalo respon dari masyarakat ke BUMDes gimana pak?
Narasumber : masyaraktnya aktif, pada ikut BUMDes
Interviewer : kalo BUMDes ini apakah bisa membuka lapangan pekerjaan
Narasumber : sebenarnya sih bisa, tadi tuh ada pelatihan-pelatihan gitu ya, dan
kerajinan-kerajinan juga, itu kan bisa membuka lapangan pekerjaan.
Interviewer : kalo di BUMDes sendiri, suka ada pelatihan atau pendampingan
nggak pak?
Narasumber : ada pelatihan peternakan
Interviewer : oh.. itu setiap minggu sekali atau berapa kali?
Narasumber ; nggak tentu.
Interviewer : terakhir kapan pak?
Narasumber : Bulan kemaren ada
115
Interviewer : nanti seluruh peternaknya ikut gtu ya pak
Narasumber : iya
Narasumber : Ibu Supini
116
Jabatan : Anggota Simpan PInjam
umur : 42
Interviewer : ibu bergabung di BUMDes sudah berapa lama?
Narasumber : dari tahun 2012
Interviewer : kalo jenis usahanya apa bu?
Narasumber :simpan pinjam aja mba
Interviewer : dana itu buat apa bu?
Narasumber : kalo saya buat pertanian, kaya buat beli pupuk. Kalo yang lain
ada buat dagang
Interviewer : ada syarat-syaratya nggak bu? Buat gabung di BUMDes?
Narasumber : ada KTP terus ada surat perjanjian
Interviewer : oh.. ada surat perjanjianya juga.. terus ibu tau informasi awal
BUMDes dari mana?
Narasumber : ada sosialisasi, kalo ada rapat-rapat nanti dikasih tau ada
BUMDes gtu
Interviewer : dari ibu gabung di BUMDes, kira-kira pendapatan ibu gimana?
Narasumber ; meningkat sih mba, maksudnya gini.jadi kan kalo pinjem di
BUMDes kita kan bunganya relatif lebih murah. Dan alur peminjamanya pun
nggak terlalu rumit.
Interviewer : kalo bagi hasilnya gimana bu?
Narasumber : pakenya jasa, contohnya pinjam 1.000.000, nah bayarnya itu
1.200.000 selama 10 bulan.
Interviewer : efektif nggak bu simpen pinjam itu?
117
Narasumber : sampe sekarang masih ada. Kalo masyarakatnya… kadang gini,
kalo masyarakat mikirnya dana simpen pinjam itu kaya dana hibah. Kalo
masyarakatnya mengerti bahwa ini adalah hutang, pasti masyarakat balikin
uangnya. Ada aja soalnya masyarakat yang “Beler” jadinya dananya macet.
Interviewer : kalo lebih dari 10 bulan, ada sanksinya apa tidak bu?
Narasumber : BUMDes belum memberikan sanksi bagi mereka yang macet,
paling kaya baru sekedar surat teguran dan surat panggilan maksudnya. Kapan
menyelesaikan permasalahanya, jadi ya mungkin masih belum ada sanksi yang
memberatkan.
Interviewer : oh.. jadi hambatan-hambatanya tadi ya bu, masyarakatnya kurang
sadar
Narasumber : iya, ada aja masyarakat yang belum mengerti bahwa ini dana
simpan pinjam dan ini adalah dana guliran yang bagi siapa aja yang
membutuhkandan harus mengembalikan dengan dana sekian persen
Interviewer :kalo simpen pinjem katanya nggak diaktifin lagi ya bu?
Narasumber : iyaa.. karena itu mba, masyarakat tuh kadang-kadang susah buat
penyetoran. Jadi BUMDes mencari usaha yang lebih produktif dan
pengembalianya bisa berjalan lancar
Interviewer : kalo ibu terakhir minjem kapan bu?
Narasumber : udah lama, tahun 2016 an
Interviewer : tapi ibu masih nabung?
Narasumber : masih, dan nanti ngambilnya sesuai keinginan juga?
Interviewer : kalo yang ibu tahu, respon masyarakatnya gimana terhadap
BUMDes?
Narasumber : baik, tapi ada aja masyarakat yang masih awam sama BUMDes.
Kan pemerintah desa juga kan sering memberitahukan ke mansyarakat tentang
118
BUMDes. Kalo ada apa-apa nggak bosen-bosen maksudnya tuh dari pada minjem
ke rentenir atau apa kan mending minjem di BUMDes. BUMDes juga bekerja
sama dengan pihak Bank.
Interviewer : manfaat yang ibu rasakan apa bu? Setelah gabung di BUMDes
Narasumber : yaa.. itu mba, kita nggak terlalu susah untuk meminjam uang,
karena prosesnya nggak terlalu rumit dan pencairanya nggak terlalu lama.
Interviewer : kalo lagi butuh, ada gitu ya disini
Narasumber : iyaa.. kalo di bank kan harus banyak prosesnya, harus survey dan
ada jaminan, kalo di BUMDes kan nggak ada. Kalo untuk simpan pinjam
maksimal masih 3.000.000 an belum besar.
Interviewer : alasan ibu kenapa bisa tertarik ikut BUMDes?
Narasumber : karna jasanya lebih kecil dan prosesnya lebih mudah
Interviewer : dampak yang ibu rasakan setelah jadi anggota BUMDes apa bu?
Narasumber : banyak manfaat sih mba.. kaya tadi aja lebih meringankan dan
tidak terlalu banyak untuk jasanya.
Interviewer : pendapatanya ibu dari gabung dan setelah gabung meningkat
nggak?
Narasumber : kalo yang berjalan baikmah pasti meningkat mba.
Interviewer : kalo yang ibu rasakan sendiri gimna?
Narasumber : kalo saya di bidang pertanian, yang nggak terlalu kelihatan.
Emang ada manfaatnya tapi kalo diperdagangan misalnya minjem modal di
BUMDEs, karena jasanya lebih kecil itu buat bayar jasa. Jadi usahanya bisa lebih
berkembang.
Interviewer : maaf ya bu, pendapatan ibu di BUMDes kalo di rata-ratakan
berapa bu?
119
Narasumber : sekitar 2.000.000 an. Hehehe
Interviewer : tapi setelah gabung di BUMDes, apakah meningkat bu?
Narasumber : setelah gabung di BUMDes iyaa jadi meningkat
Interviewer : terus dengan pernghasilan tersebut, bisa mencukupi kebutuhan
ibu?
Narasumber : Alhamdulillah cukup-cukup aja
Interviewer : ibu punya pekerjaan sampingan nggak bu?
Narasumber : nggak sih mba, di rumah aja
Interviewer : kalo bapaknya jadi anggota BUMDes nggak bu?
Narasumber : nggak bapaknya
Interviewer : kalo sistem pembayaran di BUMDes tadi gimana bu?
Narasumber : 2% per bulan
Interviewer : kalo sepenglihatan ibu sendiri, keterlibatan masyarakat ikut di
BUMDes gimana?
Narasumber : banyak sih mba. Terutama yang sering bolak balik ke desa, kaya
pengurus, RT,RW. Banyak pedagang-pedagang juga yang jadi anggota BUMDes.
Ada yang kerajinan tangan, ada yang produksi rumahan, kalo ada kedatangan
tamu kan nanti pada ngirim dagangan
Interviewer : kalo menurut ibu sendiri, dengan hadirnya BUMDes ini bisa
menjadi lapangan pekerjaan nggak sih bu?
Narasumber : ada, seperti kalo ada acara-acara di Desa nanti masyarakat buka
stand ngejual makananya
Interviewer : oh.. tentunya itu bisa menambah pendapatan masyarakat juga?
Narasumber : iyaa.. betul. Soalnya kadang kita produk kripik pisang gitu kalo di
jual di masyarakat 5.000 tapi kalo ke tamu jadi 7.500. dan tamunya nanti banyak
120
yang beli. Nanti berbagai macam kaya manisan, mangga, rujak dll pasti ada bdan
banyak yang beli.
Interviewer : kalo pengelolaan di BUMDesnya ibu tau?
Narasumber : kalo saya taunya yang 2% per bulan, kalo selebihnya itu ah
pengurus yang tau.hehe
Interviewer : ada pendampingan nggak sih bu? Atau ada pelatihan-pelatihan
yang suka di adain BUMDes?
Narasumber : ada, itu kan biasanya kerjasama dengan pengurus desa dan
BUMDes dan dinas perindustrian, dinas tenaga kerja dan ada juga yang dari
Jakarta juga pernah. Pernah tuh bikin baso, bikin talikur. Tapi karna saya nggak di
praktekan jadi ya ikut-ikutnya ajadan saya bukan jiwa pedagang. Padahal mah
sering dari PKK dan BUMDes ngadain
Interviewer : terus buat sendiri aja bu produknya?
Narasumber : iyaa, buat sendiri aja. Nyoba-nyoba sendiri.
Interviewer : kalo di acara-acara berarti belum ngejual ya bu?
Narasumber : iyaa belum
121
Narasumber : Abdul Baki
Jabatan : Pengelola Sampah
Interviewer : Udah berapa lama pak gabung di BUMDes?
Narasumber : dari 2016
Interviewer : posisinya jadi langsung pengangkut sampah?
Narasumber : iyaa
Interviewer : jenis usaha di bUMDesnya pengangkut sampah ya pak?
Narasumber :iyaa
Interviewer : sebelum bergabung ada syarat-syaratnya nggak pak?
Narasumber : ngasih FC KTP
Interviewer : kalo informasi awalnya yang bapak dapatkan gimana?
Narasumber : saya ngajuin sendiri, kan masyarakat sabahnya suka pada
berserakan, jadi saya murni dari hati saya karna banyak yang nggak punya lahan
juga.
Interviewer : jadi berawal dari kepedulian bapak, terus bapak datang ke
BUMDes?
Narasumber : iyaa.
Interviewer : itu kalo iuran gitu katanya ada iuran gitu, itu per bulan apa per
minggu?
Narasumber : per bulan
Interviewer : perbulanya itu berapa pak?
Narasumber : tergantung banyak nggak nya, kalo banyak berrti lebih gede
misalnya 20.000
122
Interviewer : itu dari bapak yang nghargain apa dari masyarakatnya sendiri?
Narasumber : dari mansyarakatnya sendiri
Interviewer : oh.. masyarakatnya jyga sadar, kalo banyak berrti nanti nambah
gede bayarnya?
Narasumber : iyaa gitu dari masyarakatnya
Interviewer : variasi ya pak? Ada yang 5.000 pak?
Narasumber : ada
Interviewer : bapak kelilingnya setiap hari?
Narasumber : iyaa setiap hari, tapi kadang ada liburnya
Interviewer : satu desa majasari bapak yang ngambilin sampahnya?
Narasumber : ada juga sih yang punya lahan sendiri, jadi nggak ikut diambilin
sampahnya
Interviewer : pertanggal berapa pak ngambilin uangnya?
Narasumber : pokoknya dari tanggal 1udah mulai nagihin
Interviewer : itu berapa pak dapetnya pak? Kalo dikumpulin jadi satu bulan?
Narasumber : sebenarnya minus, tapi ada dana dari BUMDesnya. Sekitar
3.000.000 per bulan
Interviewer : kalo ditotal operasionalnya minus pak?
Narasumber : iya buat bensin, gaji, dll
Interviewer : Kalo buat gajinya bapak berapa pak?
Narasumber : 1.500.000 an. Ada dua orang yang ngangkut.
Interviewer : oh.. ngpas banget ya pak , terus buat dana yang lainya dari
BUMDesnya gitu ya pak?
Narasumber : iyaa.. kadang juga ada yang ngasih buat beli es gitu.
123
Interviewer : pas bapak narikin, langsung di kasih ke bUMDes apa bapak
sendiri yang ngelolanya?
Narasumber : laporan dulu, soalnya kan minus. Pihak BUMDes juga nyuruh
kalo mau langsung di potong nggak papa. Tapi saya nggak enak jadi dilaporin
dulu.
Interviewer : efektif nggak pak programnya?
Narasumber : efektif
Interviewer : kalo hambatan-hambatanya? Ada yang kurang pak?
Narasumber : yaa mungkin,, orang dari luar desa sih ya yang ikut buang juga
Interviewer :oh.. ikut buang disitu, terus bayar nggak pak?
Narasumber : yaa.. nggak,,yaa sambil lewat tuh sambil naro sampah, itu sih
kendalanya, karena kan Cuma di majasari aja yang ngangkut-ngangkutin sampah.
Interviewer : oh.. gitu ya pak, terus ada lagi pak?
Narasumber ; udah itu aja, kalo bensin atau buat servis motor dari BUMDes.
Kalo nggak dibantu BUMDes ya minus
Interviewer : tapi bapak ngrasain ada manfaatnya nggak pas bapak gabung di
BUMDes?
Narasumber : ada, kalo di desa lain belum ada, padahal banyak yang mau
masyarakatnya
Interviewer : oh.. tapi masyaraktnya belum ada yang sadar dan peduli giitu ya
pak
Narasumber : iyaa, mungkin nggak ada yang mau sih kerja kaya gini,bau
Interviewer ; justru ini lebih berkah ya pak.ehehe.. terus bapak bisanya gabung
di BUMDes kenapa?
Narasumber : iya, biar sampah-sampahnya bersih. Kalo bersih kan enak di lihat.
124
Interviewer : pas sebelum gabung di bUMDes profesi bapak apa?
Narasumber : saya tani, dan sekarag juga masih
Interviewer : oh.. jadi sampinganya Tani ya pak? Punya sawah sendiri pak?
Narasumber ; iyaa, bukan punya saya sih, tapi punya bibi. Saya yang ngelolanya
Interviewer : kalo di rata-ratain sebelum gabung di BUMDes kira-kira
pendapatanya berapa pak?
Narasumber : yaa lebih besar sekaranga, sekarang mah ada tambahan 1.500.000
dari BUMDes. Sekarang mah padi dapet, gajian juga dapet
Interviewer : tapi itu bapak cukup kan buat kehidupan bapak sehari-hari?
Narasumber : insyaallah cukup. Namanya manusia kadang masih aja kurang
Interviewer : sampinganya tani aja ya pak? Dagang nggak?
Narasumber : nggak, istri lagi di luar, katanya bosen nganggur.hehe
Interviewer : oh.. lagi di luar ya pak.. kalo sistem pembayaran di BUMDesnya
gimana pak?
Narasumber : saya nagihin dari masyarakat terus saya setorin ke BUMDes, dan
saya nggak mau tau yang penting gaji saya segitu aja gtu.
Interviewer :besoknya bapak langsung di gaji gitu? Terus buat bensin dll nya
kapan di kasihnya?
Narasumber : oh.. nanti tinggal nagmbil-ngambil aja di desa
Interviewer : kalo yang bapak liat keterlibatan masyarakat terhadap BUMDes
nya gimana pak?
Narasumber : banyak, tapi kebanyaknya di peternakan minat di BUMDes, kalo
dagang paling pas ada acara-acara dib alai desa. karena kan banyak kunjungan
soalnya pernah jadi juara satu
Interviewer : terakhir kapan tuh pak kunjunganya?
125
Narasumber : hari sabtu kemaren. Tapi masih banyak aja yang kunjungan ke
sini, paddahal taun ini bali yang juara satu
Interviewer : BUMDes ini menurut bapak jadi lapangan pekerjaan nggak?
Narasumber : iyaa.. sekarang banyak yang ikut peternakan, kaya sapi, kambing.
Awalnya Cuma bertani aja
Interviewer : suka ada pelatihan nggak pak? Yang bapak tau
Narasumber : pernah kemaren
Interviewer : kalo pelatihan tentang sampah seperti cara mengelola sampah
gitu?
Narasumber : ada sih.. tapi masyarakatnya tuh nggak bisa memisahkan mana
sampah organic dan mana sampah non organik. Padahal sudah ada pelatihanya.
Mungkin karena ribet.
Interviewer : tapi bapak pengen ada rencana nggak biar sampah jadi kompos
gitu?
Narasumber : pengen sih. Yang saya pisah-pisahkan baru yang kaya bekas akua,
ember gitu aja.
Interviewer : nanti bapak jual gitu?
Narasumber : iyaa, nnti saya jual. Kata pak kuwu silahkan uangnya buat kalian
katanya gitu.
Interviewer : ada dampak atau manfaat yang bapak rasain nggak stelah gabung
di bUMDes?
Narasumber : ya saya melatih kesabaran. Yang jelas saya kalo dulu orangnya
arogan. Semenjak saya di BUMDes, saya nglatih sabar saya.
Interviewer : anggotanya ada berapa pak yang ngangkutin?
Narasumber : Cuma dua, yang satunya namanya bapak narsita.
126
Narasumber : Heni
Jabatan : Manajer Simpan Pinjam
Interviewer : tahun berapa ibu jadi pengurus?
Narasumber : 2015
Interviewer : pas itu jabatannya sebagai apa bu?
Narasumber : jabatanya waktu itu jadi manajer simpan pinjam
Interviewer : masyarakat sini rata-rata keseharianya apa ya bu?
Narasumber :petani,lebih banyakan petani, kalo pegawai negri dan wirswasta
itu berapa yaa.. sekitar 15%, sekarang menambah lagi peternak, tapi tetep petani
nomer satu.
Interviewer : kalo perekonomian masyarakat sininya gimana bu?
Narasumber : sebenarnya mah saya bingung kalo di Tanya indikator orang
miskin, nggak bisa membedakan gitu ya. Karena ada yang rumahnya bagus gitu
ya, tapi mata pencaharianya malah nggak ada. Jadi rumah bagus itu nggak tentu
jadi berada, mungkin pas itu dia ke luar negeri mungkin terus bangun rumah terus
nganggur atau malahan yang rumahnya biasa aja tapi sawahnya banyak, jadikan
tapi mereka tidak niat untuk memperbaikin rumanhnya. Jadi indikator miskin itu
sulit, Cuma dari data memang tinggal yang mendapatkan Raskin sudah di bawah
300, sekitar 226, kemaren nggak nyampe 300. Iyaa itu juga ditentukan sama bihna
sosial yang survey kesini atau yang biasanya bina sosial.
Interviewer : tapi mencukupi kebutuhanya ya?
Narasumber : iyaa.. tapi kebutuhan yang sehari-hari, Alhamdulillah mencukupi.
Jadi kalau pun nggak ke pertanian, kaya di semester ke dua nanamnya ke
perkebunan kaya palawija, jadi tetep nyambung sih
Interviewer : kalo latar belakang berdirinya BUMDesnya Gimana bu?
127
Narasumber : setau saya dari 2012, itu awalnya ada dana peradaban, peradaban
itu desa yang berkembang yang di dapet dari propinsi. Apa namanya buat
perbaikan balai desa terus ada pembangunan toren juga terus perbaikan masjid,
ada lagi buat BUMDes ada berapa yaa, ada 50.000.000, awalnya dari situ terus
masuknya dana desa mewajibkan 2016 punya BUMDes dan menyertakan dananya
ke BUMDes
Interviewer : dengan tujuan apa bu BUMDes didirikan?
Narasumber : tujuanya tadi untuk pemberdayaan masyarakat, yang kedua
usahanya kan untuk membantu desa selain untuk tadi bisa mengurangi
pengangguran.
Interviewer : kalo program-program yang sedang aktif apa aja bu?
Narasumber : peternakan, PPOB, Kerja sama dengan BJB, jasa pengangkutan
sampah. Tapi sampahnya belum bisa ngelola sendiri, ada tuh di desa apa gitu yang
udah bisa ngelola sendiri, kecuali kalo ada bekas botol plastik itu yang dipisahkan
soalnya ada nilai yang lainya masih di jadi Satu
Interviewer : dari pertama berdiri sampai sekarang ada perkembangan nggak
bUMDes?
Narasumber : bisa dibilang berkembang, contohnya kaya petenakan kan udah
pada bekembang biak
Interviewer : kalo syarat-syarat bergabung di BUMDesnya apa aja tuh bu?
Narasumber : sebenarnya nggak harus pendidikanya apa gitu, yang penting
dianya mau, soalnya ini emang awalnya kaya relawan ya, jadi kerjaannya juga
nggak bisa maksa karena memang nggak ada gajinya kecuali kalo lagi ada acara
baru mereka ke BUMDes, kalo sekarang ya fleksibel aja. Kalo masyarakat lainya
kalo lagi ada kunjungan nanti produk-produk mereka nanti kita jualin.
Interviewer : kalo yang ibu iat sendiri perkembangan masayrakat yang gabung
di BUMDes it u gimana bu?
128
Narasumber : BUMDes itu kan taunya sebagai badan simpan pinjam ya, jadi
yang punya usaha minjam lancar sih sebenarnya. Sekarang kan udah ada pak
kodirin ya ketuanya kebetulan dananya juga belum turun dan ada di tahap
terakhir, rencananya di peternakan dan nanti masyarakat pake kartu yang nanti
bisa ditukar dengan beras jadi bukan dengan uang dan kita sebagai supliyernya
dan istilahnya kita sebagai warung yang di tunjuk, kalo kerjasamanya mah BNI.,
nah kita pengenya mah BUMDes yang menyediakan itu.
Interviewer : itu rencana ya?
Narasumber : iyaa, berarti terlaksananya tahun depan
Interviewer : berjalan efektif nggak bu program-program di BUMDes?
Narasumber : ya semuanya jalan, Cuma belum kelihatan signifikan , karena
memang posisinya peralihan pengurus yang lebih muda-muda sekarang terus nanti
kita juga kasih modal ke mereka, nanti tahun depan bisa kita liat hasilnya
Interviewer : hambatan-hambatanya apa aja bu di program-programnya?
Narasumber : hambatan ya, hambatan mah pasti ada.kaya sekarang karyawanya
belum ada gajinya.
Interviewer : Kalo respon masyarakat ke BUMDesnya gimana bu?
Narasumber : kalo BUMDes itu sebenarnya kaya bukan koperasi yang banyak
anggota gitu, nggak. Jadi BUMDes itu yang mempunyai usaha untuk membantu
usaha terus untuk membantu desa juga pemasukan ke APBDes jadi nggak harus
jadi anggota BUMDes. Jadi kalo rencana ke depan misalnya punya kambing terus
di titip-titipin terus nanti siapa yang mau 70% buat Anggota dan 30% untuk
BUMDes, tapi masyarakat sudah pada tau BUMDes ada pengangkutan sampah,
peternakan jadi udah pada tau BUMDes. Bukan kepesertaan jadi siapun ya boleh
Interviewer : terus bagi hasilnya gimana bu di BUMDes?
Narasumber : 70% peternak dan 30% BUMDes tapi rata-rata dikembangbiakan
ternaknya, kalo simpan pinjam jasanya 2% per bulan.
129
Interviewer : kalo ada keterlambatan ada sanksinya nggak bu?
Narasumber :nggak ada, yaa paling diingetin terus dipanggil.
Interviewer : yang ibu liat, ada manfaatnya nggak sih bu BUMDes ini?
Narasumber : sebenernya ada, kaya pemberdayaan peternak, terus pengolahan
sampah juga jadi lebih tertib nggak buang sampah di sungai-sungai walaupun
dengan iuran yang tidak memaksakan dan semampunya bayarnya apalagi bagi
yang tidak mempunyai lahan, kalo petugasnya nggak berangkat juga pada nyari
petugasnya, ada dua petugasnya
Interviewer : itu bagi hasilnya gimana bu?
Narasumber : buat gaji masyarakat,dan untuk BUMDesnya juga tapi pas
diitung-itung belum besar.
Interviewer : alasan ibu tertarik jadi pengurus BUMDes gimana?
Narasumber : alasanya tadi sih awalnya relawan, pas ditawarin nggak nanya
gajinya berapa, tapi kalo misalnya ada hasil sedikit ya kita terima dengan senang
hati.
Interviewer : dampak yang dirasakan ibu setelah jadi pengurus BUMDes apa
bu?
Narasumber : seneng aja gitu bisa ngebantu masyarakat, dan masyarakatnya
juga memang terbantu.
Interviewer : kalo keterlibatan masyarakatnya bu dalam melaksanakan
program-program bUMDes gimana?
Narasumber : kalo ada kunjungan masyarakat pada ngejual makanan di stand-
stand, kaya keripik pisang, keripik usus, kerajinan.
Interviewer : kalo sumber dana BUMDes itu dari mana bu?
Narasumber : dari APBN pusat, karena di wajibkan harus ada bUMDes jadi
harus disertakan modal.
130
Interviewer : kalo operasional BUMDesnya gimana bu?
Narasumber : ini karena kebanyakan nebeng, kaya bayar listrik dan tempat, jadi
nggak dikeluarin sebenarnya, kalo untuk pengangkutan sampah berarti bensin dan
biaya mobilnya.
Interviewer : suka ada pendampingan nggak bu atau pelatihan dari
BUMDesnya?
Narasumber : ada,lebih seringnya ke pemberdayaanya, kaya bagaimana cara
membuat bakso dan cara mengemas makanan dengan baik. Dan nanti dipasarin
kalo lagi ada kunjungan
131
Narasumber : Pak wartono
Jabatan : Kapala Desa
Interviewer : pak, kalo mata pencaharian di masyarakat ini apa pak?
Narasumber : mayoritas buruh tani, yang pertama buruh tani, yang kedua petani,
yang ketiga buruh migrant
Interviewer : kalo peternak gimana pak?
Narasumber : peternak itu paling baru 5%,dan kami sedang mencoba integrasi
pertanian,peternakan, dan perikanan
Interviewer : oh perikanan juga?
Narasumber : iya, budi daya ikan, kalo memungkinkan airnya, airnya kita kan
nggak kaya di sukagumiwang, kalo sukagumiwang berada di golongan 1, artinya
relatif tidak membutuhkan air, kalo wilayah kami ketika sukagumiwang masih
butuh air, kami nggak kebagian
Interviewer : kalo perekonomian masyarakat majasari pak gimana?
Narasumber : ehhhmm.. begini berbicara kemiskinan, sebenarnya maaf sekali
menurut hemat saya, pemerintah ini ada langkah yang kurang pas gitu ya, orang
miskin selalu di perhatikan dengan kementrian sosial, membuat cara fikir
masyarakat berlomba-lomba menjadi miskin, jadi desa yang kategorinya miskin
maka akan banyak mendapatkan program. Desa yang penuh dengan inovasi itu
kalah karena iconya adalah kemiskinan. Contoh di majasari, mungkin sama
dengan daerah-daerah lain, dulu adanya bansosrastra, dulunya raskin sekarang jadi
bansosrastra, setelah itu jadi BPNT(bantuan pangan non tunai), maaf-maaf mereka
yang menerima raskin apakah betul orang miskin? Di desa kita masing-masing
aja, iya kan nah saya bingung apakah orang yang seperti itu apakah miskin atau
nggak, jadi ketika mba menanyakan kemiskinan tuh bagaimana. Kalo menurut
definisi daya majasari ini sudah sejahtera, dari BAPEDA propinnsi jawa barat,
132
yang datang ke rumah-rumah dan menyanyakan kondisi masyarakat, suatu ketika
ia ketemu dengan mr x, mr x ini rumahnya mneyatu dengan kandang kambing
katanya” pak kuwu mohon maaf di majasari ada yang tempat tinggalnya menyatu
dengan kandang kambing, siapa saya bilang, “mr x” katanya , oh iyaa saya tau
terus menurut pandangan anda gimana ? terus katanya itu kan sudah tidak layak
dan bagaimana perhatian pemerintah, saya bilang “ayo kita ke balai desa kita
ngobrol bareng dan mari kita definisikan angka kemiskinan itu seperti apa” jadi
yang dimaksud miskin itu adalah orang yang mampu mencukupi untuk sehari-
harinya, terus saya Tanya “kira-kira di majasari ini ada berapa orang yang seperti
itu? Semuanya pasti nggak ada yang seperti itu. Maaf ya mba saya dulu Cuma
punya sepeda ontel, tapi temen saya sudah mempunyai sepeda yang kaya jaman
sekarang, saya merasa yang paling miskin, iya kan. Ketika saya sudah punya
sepeda yang kaya temen saya punya, temen saya sudhab punya motor, miskin lagi
saya. Saya sudah punya motor, motor saya pespa, temen saya metik, lalu
bagaimana standar kemiskinan. Gini nih mba, menurut hemat saya hanya bisa
diitung jari yang miskin. Yang dapet BPNT ada yang kayanya lebih dari saya
terus itu siapa yang menentukan, mohon maaf itu karena indikatornya belum jelas.
Dari cerita yang panjang tadi saya menyatakan kalo definisinya peemrintah yang
mendapatkan BPNT itu ada 216, di banding desa-desa lain ada yang 600 dan 700
Interviewer : kalo latar belakang berdirinya BUMDes gimana pak?
Narasumber : iya, eeehmm, BUMDes itu berawal dari lomba desa, awalnya
kami berdiri itu 2009 dan dapet bantuan dari program itu 2010, berawal dari kita
nih air minum nggak ada dibalai desa, padahal isi ulang gallon tuh 1500, listrik aja
sampai di mau di putus.
Interviewer : pas bapak baru ngejabat?
Narasumber : iya baru, dan itu mulai berdiri, dan kemudian di tambah lomba
desa pas tahun 2010, 2009nya melengkapi segala kelembagaan dan BUMDes
termasuk di dalamnya.
Interviewer : itu modalnya awalnya gimana pak?
133
Narasumber : dan awalnya kita itu nggak punya apa-apa, Cuma punya niat
untuk mengorganisir aja, ada dari kelembagaan waktu itu, dari LPM,
KOPERGAPI, GAPOKTAN, Pertamina, dll. Kita minta untuk membangun
BUMDes dan Perpustakaan. Tahun 2011 ikut lomba juara harapan I propinsi, dan
tahun 2012nya kita dapet program peradaban dan buat BUMDes 50.000.000
Interviewer : kalo berdirinya BUMDes itu dengan tujuan apa pak?
Narasumber : Berawalnya dari menghimpun usaha masyarakat, inovasi-inovasi
usaha kaya pembangunan cluster ekonomi usaha, jadi kita nih kalo bisa jangan
menjual gabahnya tapi juallah nasinya, artinya menjual yang sudah diolah,
harapanya seperti itu. Sapi juga pernah kita motong sapi terus di jual jadi abon,
tapi kita kalah saingan mba, daging sapi saat ini 125.000 1 kilo, daging import
paling 90.000. kebijakan dari pemerintahnya yang memporak porandakan usaha
kita, petani aja padi dari mulai harganya 500.000-600.000, pas ada import tewas
langsung. Gitu mba, jadi Motivasi kami adalah untuk meningkatkan ekonomi
masyrakat dengan trobosan-trobosan yang kita punya.
Interviewer : kalo yang program lagi aktif sekarangnya itu apa aja ya pak?
Narasumber : peternakan,pengelolaan sampah,perdagangan,PPOB
Interviewer : kalo dari dulu sampe sekarang BUMDes perkembanganya gimana
pak?
Narasumber : ehmm.. landai, tidak terlalu signifikan kalo dari sisi keuntungan,
tapi kalo dari sisi manfaat, sangat luar biasa terutama untuk masyarakat, kan gini
mba, yang dipasarkan oleh BUMDes itu diantaranya ada Online Shop, buku-buku
tentang majasari, dan itu di dengar se-nusantara, nah jasanya dari BUMDes,
manfaat secara langsung keliatanya tidak ada, sampe kami ini kedatangan dari
kantor new zaeland, peneliti dari sana. Itu artinya mereka mendengar tentang
BUMDes dan majasari , jadi kalo kenaikan signifikan bisa menghasilkan laba
sekian, itu belum. Karena memang orientasi kami nggak kesana, kita orientasinya
butuh pengakuan dulu bahwa BUMDes itu ada. Karena majasari ini sebetulnya
unik ya, banyak yang nggak mengakui desa majasari karena majasari pecahan dari
134
majasi, jadi taunya majasi. Tapi kalo sekarang sudah ada kebanggan menjadi
orang desa majasari.
Interviewer : kalo perkembangan masyarakatnya pak yang ikut di BUMDes itu
gimana pak?
Narasumber : belum terlalu signifikan , karena misalnya dari usaha sapi lah ya,
1 itu kalo satu tahun dihitung beranak satu tahun satu kali, iya kan.begitu beranak
dijual itu lakunya paling 7.000.000 sampe 10.000.000, itu jantan. Terus dibagi
70:30 jadikan 7.000.000 dalam 17 bulan, nah kami juga makanya ada konsep,
bagaimana kira-kira si peternak bukan 1 ekor meliharanya, minimal 10 ekor, nanti
kan bisa 7.000.000 kali 10 tuh, bisa 70.000.000 dala 17 bulan, makanya
konsepnya dengan membuat jerami fermentasi, nanti satu orang melihara 10 itu
mampu. Iya itu, masih belum mba, harapanya kami setiap penjualan BUMDesnya
juga bisa membeli dengan terobosan-trobosan yang kita punya, jadi setiap
kebutuhan peternak BUMDes bisa mengadakan
Interviewer : program-program BUMDes berjalan efektif nggak pak?
Narasumber : saya lihat efektif, gini.. BUMDes itu kalo sedang ada tamu,
pengurus BUMDes ia terima entah 100.000 atau 200.000, apalagi sekarang kita
udah mulai ada home stay, tinggal di rumah masyarakat, itu kan BUMDesnya
juga dapet, peternakan juga sama. Kalo wisatawanya mau kesini terus ada biaya
transportnya missal 15.000 dan yang nerima tamu itu bisa dapet entah 50.000 atau
100.000 itu dapet. Bisa juga kerja sama dengan hutan mangrove karangsong.
Kemaren ada dari bandung 166 orang, itu dagangan hampir habis semua. Itu kan
lumayan, jadi kalo misalkan ini buka lapak gitu ya kaya mangga, telor asin, atau
hasil industry rumahan kan dapet keuntungan itu, masyarakat dapet dan BUMDes
juga dapet.
Interviewer : kalo hambatanya gimana ?
Narasumber : hambatanya, yang pasti lebih kepada sumber daya manusianya,
saya selaku pembina punya cara pandang sendiri terahadap kegiatan yang saya
lakukan, sedangkan pengurus BUMDes punya begini begini, mnurut saya itu
135
nggak pas gitu ya, nah itu kemudian menjadi sakit hati, menurut hemat
perencanaanya kurang tepat, karena saya juga harus menyesuaikan dengan visi-
misi desa.
Interviewer : kalo dana operasional BUMDes gimana pak?
Narasumber : kami pemerintah desa memberikan kewenangan kepada BUMDes
untuk mengelola uangnya, januari, februari, maret, april, kadang smape mei dana
belum turun, tapi pemerintahan tetep harsu berjalan. Makanya kami suka make
dana talangan dari BUMDes, nah itu terkadang tidak bisa disadari temen-temen
dari BUMDes, dianggap kami terlalu banyak campur tangan. Ditambah lagi cara
fikir masyarakat ketika itu usaha yang dari desa dianggap bahwa milik rakyat,
kurang pertanggungjawabanya, atau kita nih butuh bina karakter kepada
masyarakat . kita ada ismar (Infaq, Shodaqoh, nasyarakat majasari), harapan kami
itu bisa sinergi dg BUMDes, ke depanya BUMDes di dorong untuk bikin klinik,
jadi nanti masyarakat majasari gratis.
Interviewer : kalo menurut bapak kira-kira pendapatan masyarakat yang
gabung di BUMDes itu meningkat nggak pak?
Narasumber : menurut kami meningkat, dari yang awalnya belum nernak, tapi
sekarang petani sambil nernak. Untuk keniaikanya sekitar 20-30%
136
LAMPIRAN 4
HASIL OBSERVASI
HASIL OBSERVASI
No Data yang
diperlukan
Objek yang
diamati
Hasil Pengamatan
1. Program-program
Badan Usaha
Milik Desa
(BUMDes)
Majasari.
Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes)
Majasari
Masyarakat yang
bergabung di BUMDes
aktif dalam
melaksanakan
program-program
BUMDes. Dari hasil
pengamatan program-
program yang aktif
yaitu: simpan pinjam,
pengelolaan sampah,
peternakan, Usaha
perdagangan seperti
PPOB,Produk
Masyarakat, dan
pembuatan
cenderamata.
2. Kegiatan
perekonomian
masyarakat
sekitar
Masyarakat Desa
Majasari yang
gabung di
BUMDes.
Dalam sehari-harinya
Kegiatan
perekonomian
masyarakat desa
Majasari bertani,
berternak, dan
137
berdagang. Selain itu
juga ada yang
berfprofesi sebagai
pegawai. Dari
pengamatan, banyak
masyarakat yang
berprofesi sebagai
petani dan berternak,
artinya dalam sehari-
harinya masyarakat
membagi waktu untuk
ke sawah dan ke
kandang ternak.
3. Pemberdayaan
masyarakat
setelah gabung di
BUMDes.
Masyarakat Desa
Majasari yang
gabung di
BUMDes
Dengan adanya
BUMDes, masyarakat
desa Majasari
diberdayakan melalui
dengan cara pelatihan-
pelatihan, dan
pelatihan-pelatihan
tersebut masyarakat
sudah dapat
mengaplikasikan ke
dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Proses dalam
pelaksanaan
program
BUMDes
Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes)
Majasari
Dalam pelaksanaanya,
masyarakat selalu
berkoodinasi dengan
pengurus BUMDes
terkait program-
138
program yang akan
dilaksanakan oleh
masyarakat, dan
pengurus BUMDes
selalu mengawasi atau
mengontrol jalannya
program-program
BUMDes.