Diagnostik Mikrobiologi Pada Feses (Tinja)

23
DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI PADA FESES (TINJA) Oleh : Eka Setianingsih Selly Gustiani Iis Wartini Rifqa Novita Somantri Risma Dwi Dayanti Putri Fitriyani Dewi Fanny Agoestin A. F

description

bakteri

Transcript of Diagnostik Mikrobiologi Pada Feses (Tinja)

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI PADA FESES (TINJA)

Oleh :Eka Setianingsih

Selly GustianiIis Wartini

Rifqa Novita SomantriRisma Dwi Dayanti Putri

Fitriyani DewiFanny Agoestin A. F

Pembahasan• Pengertian dari feses• Syarat-syarat pengumpulan spesimen• Prinsip pemeriksaan spesimen• Cara pengambilan spesimen• Cara penyimpanan spesimen• Cara pengiriman spesimen• Cara pemeriksaan spesimen• Cara pembiakan spesimen• Contoh bakteri yang bisa ditemukan dalam

spesimen• Bagaimana quality control dari spesimen

Pengertian dari feses• Feses merupakan sisa hasil pencernaan dan

absorbsi dari makanan yang kita makan, dikeluarkan lewat anus dari saluran cerna. Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris, celulosa gas indol, skatol, sterkobilinogen, bakteri dan  bahan patologis. Normal feses yaitu 100 – 200 gram / hari.

• Bahan pemeriksaan tinja sebaiknya berasal dari defekasi spontan, jika pemeriksaan sangat diperlukan contoh tinja dapat diambil dengan jari bersarung dari rektum

• Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feses sebagai bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur, Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupun konsistensinya.

• Pemeriksaan feses terdiri atas pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia

• Indikasi pemeriksaan:1. Adanya diare dan

konstipasi                         2.  adanya ikterus3. Adanya gangguan

pencernaan                       4. Adanya lendir dalam tinja5. Kecurigaan penyakit

gastrointestinal             6. Adanya darah dalam tinja

Syarat-syarat pengumpulan

spesimen• Identitas pasien ditulis berdasarkan data pasien• Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan • Volume mencukupi• Ditampung pada wadah yang memenuhi

persyaratan• Harus diperiksa 30 – 40 menit sejak dikeluarkan• Diambil dari bagian yang paling mungkin

memberi kelainan. • Paling baik dari defekasi spontan atau Rectal

Toucher sebagai pemeriksaan tinja sewaktu

Prinsip pemeriksaan spesimen

• Spesimen yang diambil sesuai dengan penyakit yang diduga. Pengambilan spesimen harus steril dan dengan peralatan steril. Spesimen sebaiknya secepatnya tiba di laboratorium untuk menghindari kerusakan sampel. Jika tidak bisa, spesimen dimasukan dalam bahan pengawet /didinginkan. Tempat harus steril, kuat, tidak mudah pecah/bocor dan diberi label.

Cara Pengambilan spesimen1. Perlu diperhatikan feses tidak boleh

bercampur urin atau air, maka dari itu anjurkan klien untuk berkemih terlebih dahulu.

2. Pasang satu pot tinja untuk pasien berkemih setelah BAK, pasang satu pot tinja kembali untuk klien BAB.

3. Setelah klien BAB, angkat pot tinja dan ganti kembali dengan pot tinja yang sudah digunakan untuk BAK, kemudian suruh ibu klien untuk menbersihkan rectal anaknya.

4. Untuk pemeriksaan mikrobiologi feses tidak boleh difiksasi dengan formalin atau pengawet yang lainnya

5. Ambil feses menggunakan kapas lidi dan pot tinja kemudian masukkan kedalam wadah penampung dan tutup rapat.

6. Untuk feses padat biasanya di ambil 2 sampai 5 gram, sedangkan untuk feces cair biasanya di ambil sebanyak 10-15 ml.

7.  Beri label yang bertuliskan nama, umur, tanggal pengambilan dan jenis pemeriksaan.

Cara penyimpanan spesimen

• Penyimpanan specimen mungkin disebabkan keterlambatan pemeriksaan dilaboratorium,maka pengawetan feses diperlukan. Pengawetan feces adalah untuk mengawetkan morfologi protozoa danmencegah perkembangan telur dan larva cacing. Jenis-jenis pengawet:

PVA(polivinil-alcohol)Formalin 5%Merthiolat Iodine-FormalinSAF(Sodium Acetate-acetate acid-

Formalin)

• Tidak disimpan dalam refrigerator.• Feses hendaklah dicampur rata

dengan bahan fiksatif, apabila dalam bentuk solid, feses harus dihancurkan.

• Untuk pemeriksaan mikrobiologi bila feses disimpan diatas 1 jam maka bisa menggunakan media transport (media Carry and Blair, Stuartsmedium, Pepton water, mediaTetra Thionate Broth)

Cara pengiriman spesimen

• Harus diberi label yang jelas dan informasi tentang spesimen yang bersangkutan ditulis dengan jelas

• Feces dapat langsung dikirim bila kira-kira sampai tujuan kurang dari 24 jam pada suhu ruang, bila tidak memungkinkan gunakan media transpor atau kultur pada mediaTetra Thionate Broth, media Carry and Blair, Stuartsmedium, Pepton water

Alur  pemeriksaan Pengumpulan

bahan Pemeriksaan

Pengiriman dan Pengawetan bahan

tinja

Pemeriksaan tinja

Pelaporan hasil pemeriksaan

Cara pemeriksaan spesimen

Pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan 3 metode:

1. Tes Makroskopis :• Pra Analitik- Persiapan pasien- Persiapan sampel - Pengumpulan/ pengambilan sampel- Wadah- Cara pengambilan - Tinja segar

• Analitik:- Alat- Cara kerja• Pasca Analitik :Hasil dan interpretasiWarnaBauKonsistensi LendirDarahParasit

2. Tes Mikroskopis :• Pra Analitik :

Persiapan sampel dan persiapan pasien sama dengan tes makroskopi.

• Analitik- Alat- Cara kerja

• Pasca Analitik- Hasil dan

interpretasi: Sel epitelMakrofag LekositEritrositSisa makananTelur

cacing

3. Tes Kimia Tes kimia dengan tes darah samar ( Occult blood Test) cara Guaiac dengan tujuan untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yang tidak dapat dinyatakan secara makroskopik atau mikroskopi. 

• Pra Analitik- Persiapan pasien- Persiapan Sampel• Analitik- Alat dan Bahan- Cara Kerja• Pasca Analitik- Interpretasi klinik

Cara pembiakan spesimen

• Tinja normal mengandung berbagai spesies bakteri, beberapa di antaranya potensial patogen. Pemeriksaan bakteriologis berguna untuk menemukan patogen penyebab infeksi saluran cerna seperti tifoid, disentri dan status pembawa (karier). Uji sensitivitas dapat dilakukan setelah didapatkannya patogen tersebut. Biakan tinja juga dapat digunakan untuk mendeteksi virus tertentu seperti enterovirus yang dapat menyebabkan meningitis aseptik.

• Persiapan pasien : berikan penjelasan kepada pasien, periksa riwayat pasien

• Perlengkapan : Sarung tangan, wadah kedap air dengan tutup, atau swab steril serta media transport. 

• Prosedur : Pengumpulan spesimen feses, Pemberian label pada spesimen, Tuliskan dugaan penyebab penyakit, memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil

 Contoh bakteri yang

bisa ditemukan dalam spesimen

• Patogen utama yang biasanya dicari dalam tinja meliputi: Bacteroides species, Salmonella dan Shigella, Yersinia enterocolitica ,Campylobacter, Aeromonas, Aeromonas, Plesiomonas, E. coli , Cryptosporidium, Clostridium difficile and C. difficile, Entamoeba histolytica.

Quality Control

Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu pemeriksaan, maka perlu penataan faktor-faktor sebagai berikut :

• Sumber Daya Manusia (SDM)• Sarana-prasarana dan alat (SPA)• Sistem, prosedur & mekanisme kerja

(SPM)

Terima Kasih

Ada Pertanyaan???

Kesimpulan • Syarat dari pengambilan sampel yang paling penting adalah sampel

yang diambil refresentatif an merupakan sampel yang diduga terinfeksi penyakit.

• Jika terpaksa menunda pemeriksaan feses maka pemberian bahan pengawet diperlukan,

• Pemeriksaan specimen dapat dilakukakn dengan metode makroskopis, mikroskopis dan kimia.

• Pembiakan specimen bertujuannya untuk menemukan organisme patogen penyebab infeksi saluran cerna dan untuk menemukan status pembawa (karier).

• Patogen utama yang biasanya dicari dalam tinja meliputi: Bacteroides species, Salmonella dan Shigella, Yersinia enterocolitica ,Campylobacter, Aeromonas, Aeromonas, Plesiomonas, E. coli , Cryptosporidium, Clostridium difficile and C. difficile, Entamoeba histolytica.

• Quality control pemeriksaan specimen ini meliputi pra analitik, analitik dan post analitik. Baik iyu alat, metode ataupun reagen.