Diagnosis Kanker Serviks

6
Diagnosis kanker serviks a. Pemeriksaan umum Gejala dini seringkali tidak ada, sehingga wanita-wanita harus memeriksakan diri secara berkala, walaupun tidak ada keluhan.Dilakukan pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan fisik khusus, laboratorium dan pemeriksan tambahan, sesudah dilakukan anamnesis (wawancara).Dalam wawancara akan ditanyakan tentang, hal-hal umum penderita, riwayat hubungan seks, riwayat keluarga mengenai kanker, riwayar masa lalu ( mengenai penyakit-penyakit, operasi, pekerjaan, obat-obatan yang pernag digunakan) riwayat haid, paritas, cara persalinan, dan keluhanpenderita( kalau ada ). Setelah dilakukan pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik khusus dimulai dengan pemeriksaan dalam melalui vagina , rektum (dubur), kemudian dilihat (inspeculo) untuk menilai leher rahim (serviks). Bahan untuk sitologi (pemeriksaan sel) diambil dari daerah ekto dan endoserviks.Pemeriksaan sitologi ini merupakan uji yang baik untuk mencari keganasan dan dapat membuat diagnosis dini KLR secara masal.Walaupun hasil positif palsu dan negatif palsu sangat tinggi namun ini dapat sebagai petunjuk bahwa biopsi harus dilakukan untuk menetapkan diagnosis pasti.The American Cancer Society menyarankan agar pemeriksaan ini dilakukan secara rutin pada wanita-wanita yang tidak menunjukan gejala, semenjak umur 20 tahun atau kurang dari 20 tahun bila secara seksual ia sudah aktif.Gejala keputihan sering dijumpai pada kanker serviks. Makin lama getah yang keluar dari vagina, maka berbau busuk akibat infeksi dan atau nekrosis jaringan. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama merupakan tanda-tanda kanker serviks. Perdarahan ini terjadi akibat pembuluh darah terbuka dan makin lama akan lebih sering terjadi, in berlanjutan akibat menyebab perdarahan spontan atau luar sanggama. Perdarahan spontan ini terjadi pada tingkat klink yang lebih lanjut(II atau III), terutama yang bersifat eksofitik. Perdarahan spotan saat defekasi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala dan harus dicurigai adanya karsinoma serviks tingkat lanjut disertai bau busuk yang khas memperkuat dugaan adanya karsinoma. Anemia disebabkan perdarahan pervagina yang berulang, rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.

description

m

Transcript of Diagnosis Kanker Serviks

Page 1: Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis kanker serviks

a. Pemeriksaan umum

Gejala dini seringkali tidak ada, sehingga wanita-wanita harus memeriksakan diri secara berkala, walaupun tidak ada keluhan.Dilakukan pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan fisik khusus, laboratorium dan pemeriksan tambahan, sesudah dilakukan anamnesis (wawancara).Dalam wawancara akan ditanyakan tentang, hal-hal umum penderita, riwayat hubungan seks, riwayat keluarga mengenai kanker, riwayar masa lalu ( mengenai penyakit-penyakit, operasi, pekerjaan, obat-obatan yang pernag digunakan) riwayat haid, paritas, cara persalinan, dan keluhanpenderita( kalau ada ). Setelah dilakukan pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik khusus dimulai dengan pemeriksaan dalam melalui vagina , rektum (dubur), kemudian dilihat (inspeculo) untuk menilai leher rahim (serviks). Bahan untuk sitologi (pemeriksaan sel) diambil dari daerah ekto dan endoserviks.Pemeriksaan sitologi ini merupakan uji yang baik untuk mencari keganasan dan dapat membuat diagnosis dini KLR secara masal.Walaupun hasil positif palsu dan negatif palsu sangat tinggi namun ini dapat sebagai petunjuk bahwa biopsi harus dilakukan untuk menetapkan diagnosis pasti.The American Cancer Society menyarankan agar pemeriksaan ini dilakukan secara rutin pada wanita-wanita yang tidak menunjukan gejala, semenjak umur 20 tahun atau kurang dari 20 tahun bila secara seksual ia sudah aktif.Gejala keputihan sering dijumpai pada kanker serviks. Makin lama getah yang keluar dari vagina, maka berbau busuk akibat infeksi dan atau nekrosis jaringan. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama merupakan tanda-tanda kanker serviks. Perdarahan ini terjadi akibat pembuluh darah terbuka dan makin lama akan lebih sering terjadi, in berlanjutan akibat menyebab perdarahan spontan atau luar sanggama. Perdarahan spontan ini terjadi pada tingkat klink yang lebih lanjut(II atau III), terutama yang bersifat eksofitik. Perdarahan spotan saat defekasi akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala dan harus dicurigai adanya karsinoma serviks tingkat lanjut disertai bau busuk yang khas memperkuat dugaan adanya karsinoma. Anemia disebabkan perdarahan pervagina yang berulang, rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.

b. Pemeriksaan penunjang

1. Pap Smear

Pap Smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dikembangkan oleh Dr.George N. Papanicalaou untuk penapisan awal dari gejala kanker leher rahim. Papsmear merupakan pemeriksaan sitology eksfoliative dengan memeriksa sel-sel epitelcervix yang lepas. Pemeriksaan ini lebih mudah, murah, sederhana, amandan akurat. Di negara maju, skrinning . Pap Smear terbukti dapat menemukan lesi prakanker, menurunkan insiden dan menurunkan angka kematian akibat kankerserviks sampai 70-80%. Tujuan tes Pap adalah menemukan sel abnormal atau selyang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV. Kanker serviksmerupakanpenyakit menular seksual, bila penyakit prakanker/ displasia ditemukanlebih dini kemungkinan angka penyembuhan mencapai 80-90 % tergantung beratnya lesi dan cara pengobatannya

Bahan yang dapat dijadikan sampel adalah dari cervical/ vaginal smear, sputum,bronchial washing/ brushing, nasopharyngeal smear/ washing/ brushing, urin, cairan lambung/ pleura/ ascites/ sendi, liquor cerebrospinal, aspirat AJH, inprint neoplasma.Sampel yang biasa digunakan adalah dari cervic.

Page 2: Diagnosis Kanker Serviks

Cara pengambilan sample adalah dengan cara Ibu dalam posisi litotomi, kemudian memasang spekulum vagina tanpa menggunakan pelicin, dan tanpa melakukan periksa dalam sebelumnya.Setelah portio tampak, maka spatula dimasukkan ke dalam kanalis servikalis, lalu spatula diputar 180° searah jarum jam. Spatula dengan ujung pendek diusap 360°pada permukaan serviks. Lendir yang didapat dioleskan pada objek glass berlawanan arah jarum jam.al/ vaginal smear.kemudian difiksasi dan dilakukan pemeriksaan patologi anatomi.

2. KolposkopiKolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkop, yaitu suatu alat seperti mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya di dalamnya. Menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40kali. Kolposkopi akan menentukan ada tidaknya daerah abnormal dan menentukan pula posisi abnormal tersebut . Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan papsmear yang abnormal. Pemeriksaan dengan kolposkopi, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran, melihat kelainan epitel serviks, pembuluhdarah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya terbatas pada serviks, tetapi pemeriksaan meliputi vulva dan vagina. Tujuanpemeriksaan kolposkopi bukan untuk membuat diagnosa histologik,tetapiuntuk menentukan kapan dan dimana biopsi harus dilakukan.

Page 3: Diagnosis Kanker Serviks

3. Tes SchillerTest schiller adalah aplikasi larutan yodium di leher rahim. Yodium diambil oleh glikogen dalam epitel vagina normal, memberikan warna cokelat. Daerah yang kurang glikogen akan berwarna putih atau kuning keputihan, dan mungkin menunjukkan leukoplakia (lesi putih) atau jaringan kanker. Meskipun tes ini tidak mendiagnostik kanker tetapi dapat membantu dalam memilih lokasi yang tepat untuk biopsi.

4. BiopsiBiopsi biasanya diperlukan untuk membuat diagnosis pasti kanker. Sel-sel yang diambil dari leher rahim dan diperiksa di bawah mikroskop. Jika sel-sel kanker, mereka dapat dipelajari lebih lanjut untuk melihat seberapa cepat mereka tumbuh. Ada beberapa cara untuk melakukan biopsi.Biopsi colposcopic dilakukan selama colposcopy. Biopsi forceps digunakan untuk menghilangkan sejumlah kecil jaringan dari daerah yang tampak mencurigakan, terutama di bagian bawah leher rahim. Anestesi lokal (pembekuan) dapat digunakan untuk mematikan serviks.

Endocervical curettage juga dapat dilakukan selama colposcopy pada waktu yang sama seperti biopsi colposcopic untuk mencari tahu jika ada perubahan sel pre-cancerous atau sel-sel kanker di bagian atas leher rahim. Alat sempit yang berbentuk seperti sendok, disebut curette, dimasukkan ke dalam bagian atas servik menuju rahim. Beberapa jaringan lapisan atas leher rahim diambil dengan gesekan lembut pakai curette. Anestesi lokal (pembekuan) dapat digunakan untuk mematikan serviks.

Biopsi kerucut menghapus sepotong berbentuk kerucut jaringan dari leher rahim. Biopsi kerucut dilakukan jika sampel lebih jaringan yang dibutuhkan.

Berbentuk kerucut potongan leher rahim dapat dihapus menggunakan loop kawat tipis yang dipanaskan oleh arus listrik (LEEP), pisau bedah bedah (pemotongan pisau dingin) atau laser (pemotongan laser). Colposcope digunakan untuk membantu dokter untuk melihat daerah dan panduan alat-alat yang digunakan untuk melakukan biopsi. Biopsi kerucut membutuhkan anestesi umum (Anda akan tidak sadar). Biopsi kerucut dapat menyebabkan kram ringan, ketidaknyamanan dan beberapa pendarahan yang dapat terus selama 2 sampai 4 minggu setelah prosedur. Selama beberapa minggu setelah biopsi kerucut, Anda tidak boleh berhubungan intim atau memasukkan sesuatu ke dalam vagina. Kadang-kadang semua kanker dapat benar-benar dihapus oleh biopsi kerucut dan tidak ada perawatan lebih lanjut diperlukan.

Page 4: Diagnosis Kanker Serviks

5. Tes darahTes darah adalah mengambil dan belajar untuk melihat apakah jenis sel darah normal dalam jumlah dan kelas. Hasilnya menunjukkan seberapa baik organ tubuh bekerja dan apakah Anda mengidap kanker. Jumlah sel darah merah juga diperiksa untuk melihat apakah pasien memiliki anemia (sel darah merah yang rendah) dari leher rahim pendarahan.

6. RadiologiPelvik limphangiografi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada saluran pelvik atau peroartik limfe.Pemeriksaan intravena urografi, yang dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut, yang dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter terminal. Pemeriksaan radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi kandung kemih dan rektum yang meliputi sitoskopi, pielogram intravena (IVP), enema barium, dan sigmoidoskopi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan CT abdomen / pelvis digunakan untuk menilai penyebaran lokal dari tumor dan / atau terkenanya nodus limpa regional.

7. Pemeriksaan DNA HPV Pemeriksaan ini dimasukkan pada skrining bersama-sama dengan Pap’s smear untuk wanita dengan usia di atas 30 tahun. Penelitian dalam skala besar mendapatkan bahwa Pap’s smear negatif disertai DNA HPV yang negatif mengindikasikan tidak akan ada CIN sebanyak hampir 100%. Kombinasi pemeriksaan ini dianjurkan untuk wanita dengan umur diatas 30 tahun karena prevalensi infeksi HPV menurun sejalan dengan waktu. Infeksi HPV pada usia 29 tahun atau lebih dengan ASCUS hanya 31,2% sementara infeksi ini meningkat sampai 65% pada usia 28 tahun atau lebih muda. Walaupun infeksi ini sangat sering pada wanita muda yang aktif secara seksual tetapi nantinya akan mereda seiring dengan waktu. Sehingga, deteksi DNA HPV yang positif yang ditentukan kemudian lebih dianggap sebagai HPV yang persisten.Apabila hal ini dialami pada wanita dengan usia yang lebih tua maka akan terjadi peningkatan risiko kanker serviks.

Diagnosis banding kanker serviks

- Servisitis

- Kondiloma pada serviks

- Endometriosis

- Neoplasia lain pada genitalia yang metastasis ke servix