DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR ...vi ABSTRAK Paskalis Sgraffiare, 2018. Diagnosis dan...
Transcript of DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR ...vi ABSTRAK Paskalis Sgraffiare, 2018. Diagnosis dan...
1
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS
VIII B SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN TAHUN AJARAN 2017/2018
PADA POKOK MATERI BUNYI DAN GETARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh :
Paskalis Sgraffiare
NIM : 121424015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS
VIII B SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN TAHUN AJARAN 2017/2018
PADA POKOK MATERI BUNYI DAN GETARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh :
Paskalis Sgraffiare
NIM : 121424015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Paskalis Sgraffiare
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Paskalis Sgraffiare
NIM : 121424015
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS
VIII B SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN TAHUN AJARAN 2017/2018
PADA POKOK MATERI BUNYI DAN GETARAN.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin diri saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 16 Januari 2019
Yang menyatakan
Paskalis Sgraffiare
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Paskalis Sgraffiare, 2018. Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa
Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2017/2018 Pada
Pokok Materi Bunyi dan Getaran. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa
kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2017/2018 pada pokok
materi bunyi dan getaran, (2) merancang model pembelajaran dalam pengajaran
remedial, dan (3) mengetahui keberhasilan pengajaran remedial yang digunakan
untuk membantu siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran
2017/2018 pada pokok materi bunyi dan getaran.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pangudi
Luhur Moyudan dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B. Data
penelitian dikumpulkan dengan instrumen tes awal dan tes akhir.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) kesulitan yang
dialami oleh subjek meliputi kesulitan dalam memahami soal, sehingga jawaban
yang diberikan tidak benar, (2) pengajaran remedial yang dilakukan menggunakan
metode tanya jawab, ceramah dan diskusi, dan (3) keberhasilan siswa setelah
dilakukannya pengajaran remedial mengalami peningkatan dari hasil tes awal,
siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 46%, subjek yang mengalami
peningkatan tetapi belum mencapai KKM sebanyak 27%, subjek yang mengalami
penurunan sebanyak 15%, dan terdapat subjek yang nilainya tetap yaitu sebanyak
12% .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Paskalis Sgraffiare, 2018. The Diagnosis and Remediation of Learning
Difficulties by the Students of Grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan in
the Academic Year 2017/2018 in the topic of Sound and Vibration.
Undergraduate Thesis. Physical Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research aims to (1) know the difficulties experienced by students of
Grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan in the academic year 2017/2018 in the
topic of sound and vibration, (2) designing models of learning in teaching remedial,
and (3) knowing the success of teaching remedial which was used to help students
grade VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan in the academic year 2017/2018 in the
topic of sound and vibration.
This type of research is exploratory research with qualitative and quantitative
approach. This research was conducted at SMP Pangudi Luhur Moyudan with the
research subjects were students of grade VIII B. Research data collected with
pretest instruments and final test.
Based on the results of the study it can be concluded that (1) the difficulties
experienced by the subject include the difficulty in understanding the question, so
the answer given is incorrect, (2) a remedial Teaching is done using the method of
questioning, lectures and discussion, and (3) student success after he did teaching
remedial experience increased from the initial test results, students can achieve as
many as 46% of KKM, a subject which has increased but has not yet reached the
KKM as much as 27%, subject decline as much as 15%, and there is a fixed value
that is the subject of as much as 12%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Allah Bapa atas segala cinta kasih dan
karunia-Nya sehingga skripsi berjudul Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar
Siswa Kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2017/2018 pada
pokok materi Bunyi dan Getaran ini dapat diselesaikan. Adapun maksud dari
pembuatan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma. Penulis skripsi ini dapat
terselesaikan berkat bantuan, dukungan, dan saran dari berbagai pihak, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan kepada :
1. Tuhan Allah Bapa yang senantiasa selalu menertai, membimbing, dan
memberikan semangat, kesehatan dan menuntun langkah penulis serta
memberikan kekuatan kepada penulis.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Marcellinus Andy Rudhitho, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu
meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan pengarahan serta
memberikan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Drs. Domi Severinus, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan semangat dan dukungan.
7. Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Moyudan.
8. Bapak Purwonggo selaku guru fisika SMP Pangudi Luhur Moyudan atas
partisipasinya sehingga penelitian berjalan dengan lancer.
9. Bapak Ibu dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
khususnya Prodi Pendidikan Fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
10. Siswa – siswi kelas 8 SMP Pangudi Luhur Moyudan.
11. Bapak Djuna Roosedi dan Ibu Lucia T.J, terima kasih atas cinta kasih yang
telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangannya sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat disusun
dengan baik lagi. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Yogyakarta, 16 Januari 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT.......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 4
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 6
A. Belajar ............................................................................................ 6
B. Belajar Tuntas ................................................................................ 8
C. Kesulitan Belajar ............................................................................ 9
D. Diagnosis Kesulitan Belajar ........................................................... 12
E. Remediasi ....................................................................................... 24
F. Bunyi dan Getaran ......................................................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
G. Kerangka Berpikir .......................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 37
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 38
C. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................ 38
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 39
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 39
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 41
G. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 43
H. Metode/Teknik Analisis Data ........................................................ 44
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN
PEMBAHASAN ................................................................................................. 45
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 45
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 46
C. Pembahasan ................................................................................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 69
A. Kesimpulan .................................................................................... 69
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 70
C. Saran .............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
LAMPIRAN ........................................................................................................ 72
A. Surat Keterangan Penelitian ........................................................... 73
B. Soal Tes Awal ............................................................................... 74
C. Validasi Soal Oleh Dosen .............................................................. 77
D. Soal Tes Akhir ............................................................................... 78
E. Pedoman Wawancara ..................................................................... 79
F. Wawancara Guru ........................................................................... 80
G. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 83
H. Hasil Tes Awal .............................................................................. 84
I. Hasil Tes Akhir .............................................................................. 88
J. Daftar Hadir Tes Awal ................................................................... 91
K. Daftar Hadir Tes Akhir ................................................................. 92
L. Foto – foto Saat Penelitian ............................................................. 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Awal ............................................................... 42
Tabel 4.1 Hasil Tes Awal .............................................................................. 47
Tabel 4.2 Persentase Keberhasilan Tes Awal ............................................... 48
Tabel 4.3 Hasil Tes Akhir ............................................................................. 58
Tabel 4.4 Persentase Keberhasilan Tes Akhir............................................... 59
Tabel 4.5 Keberhasilan Siswa Dalam Tes Awal dan Tes Akhir ................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sudut Pemantulan Bunyi ............................................................ 33
Gambar 2.2 Struktur Alur Penelitian ............................................................ 36
Gambar 4.1 Diagram Presentase Keberhasilan Siswa ................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Crow & Crow (1958) yang dikutip oleh Rohmah Noer (2012),
menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan, dan sikap. Kebiasaan, pengetahuan, dan sikap yang diperoleh
merupakan hasil dari belajar dan sifatnya relatif menetap dalam diri individu
yang belajar. Menurut Hintzman seperti yang dikutip oleh Syah Muhibbin
(2008), belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme
(manusia atau hewan) yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi, belajar
merupakan suatu proses atau kegiatan mengolah pengetahuan dan pengalaman
untuk memperoleh pengetahuan yang baru berdasarkan pengalaman,
pengalaman manusia berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya.
Belajar menjadi landasan pokok dalam setiap usaha pendidikan.
Sebagai suatu proses, belajar mendapatkan tempat dan perhatian yang besar
dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana manusia
dalam belajar dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yaitu, keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Dalam proses pembelajaran, siswa selalu diarahkan untuk bisa
memahami materi pembelajaran dengan sebaik – baiknya. Selama proses
pembelajaran siswa tidak selalu menyerap informasi sepenuhnya dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pada mata pelajaran fisika yang memuat banyak konsep ilmiah, seringkali yang
dialami siswa dalam memahami suatu konsep ilmiah sering berbeda dengan
konsep yang dianut oleh para ahli fisika pada umumnya (Suparno, 2013).
Sehingga setelah proses pembelajaran berlangsung tidak sedikit siswa yang
mengalami kesulitan.
Kesulitan belajar yang sering dialami oleh peserta didik tersebut
disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan di dalam hal kemampuan,
kecerdasan, bakat, minat, dan latar belakang fisik serta sosial masing-masing
murid, maka kemajuan belajar murid dalam satu kelas mungkin tidak sama.
Ada murid yang cepat, cukup, dan ada yang lambat dalam menyerap materi
belajar. Bakat yang dimiliki peserta didik juga memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap hasil belajar seseorang. Hal ini dapat diketahui bahwa siswa
yang kurang berbakat dalam suatu pelajaran tertentu membutuhkan waktu yang
lebih lama dan usaha ekstra untuk menguasai suatu bahan, dibandingkan
dengan siswa yang berbakat dalam pelajaran tersebut. Hal ini sangat
berpengaruh pada ketuntasan siswa dalam memahami konsep.
Ketidakberhasilan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai ketuntasan
bahan tidak dapat dikembalikan pada satu faktor, tetapi pada beberapa faktor
yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
Namun, setiap murid hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan
untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan, kecerdasan,
bakat dan minatnya. Untuk menghadapi hal – hal tersebut, para guru dan
konselor perlu dilengkapi dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
hubungannya dengan pengidentifikasian kesulitan belajar, sebab-sebabnya dan
pelayanan remedialnya.
Dalam kegiatan proses diagnosis kesulitan belajar yang terpenting
adalah menemukan letak kesulitan dan upaya pengajaran perbaikan yang
dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif.
Didalam kegiatan belajar mengajar seorang guru terlalu sulit
memperhatikan pengalaman belajar oleh setiap siswa. Hal ini pernah dialami
oleh peneliti sewaktu menempuh program pengalaman lapangan. Peneliti
melihat hasil dari ulangan siswa banyak yang tidak mencapai nilai KKM.
Sehubungan dengan hal ini, peneliti tertarik melakukan penelitian
untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa mengenai materi bunyi di SMP
Pangudi Luhur Moyudan karena nilai yang didapat oleh siswa sering kali tidak
mencapai KKM.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah,
diantaranya :
1. Banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM di setiap tes evaluasi mata
pelajaran fisika.
2. Sebagian siswa mengaku mengalami kesulitan dalam mempelajari materi
bunyi dan getaran.
3. Kegiatan remediasi dilakukan setelah ujian akhir semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Pembatasan masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada upaya menemukan
kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika tentang bunyi dan upaya
untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan melaksanakan pengajaran remedial.
D. Rumusan masalah
Beberapa rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah dan
masalah yang teridentifikasi antara lain :
a. Apa saja kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII B SMP
Pangudi Luhur Moyudan selama tahun ajaran 2017/2018 pada pokok materi
bunyi dan getaran?
b. Bagaimana proses remediasi yang akan dilakukan untuk mengetahui
kesulitan siswa?
c. Bagaimana pengajaran remedial yang digunakan untuk membantu siswa
kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2017/2018 dalam
mengatasi kesulitan pada pokok materi bunyi dan getaran?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui kesulitan yang dialami oleh siswa kelas VIII B SMP Pangudi
Luhur Moyudan tahun ajaran 2017/2018 pada pokok materi bunyi dan
getaran.
b. Merancang model pembelajaran dalam pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
c. Mengetahui keberhasilan pengajaran remedial yang digunakan untuk
membantu siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran
2017/2018 pada pokok materi bunyi dan getaran.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan
belajar fisika.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan memberikan
gambaran dalam mengadakan diagnosis dan remediasi belajar untuk
mengatasi kesulitan siswa dalam belajar fisika.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi peneliti untuk
mengadakan diagnosis dan remediasi bagi siswa yang mengalami kesulitan
belajar fisika ketika sudah memasuki dunia kerja sebagai pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, oleh
karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi
kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, dimana
didalamnya termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan,
dan perkembangan globalisasi. Sehingga dengan belajar seseorang siap
menghadapi perkembangan zaman yang begitu pesat. Belajar menurut
pengertian psikologi merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar adalah suatu proses atau kegiatan mengolah pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki individu untuk memperoleh suatu pengetahuan
baru yang berguna bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Hasil dari proses
belajar ditandai dengan perubahan sikap dan berkembangnya pengetahuan
yang dimiliki individu yang belajar.
Rohmah Noer (2012) menyatakan bahwa belajar adalah key term, ‘istilah
kunci’ yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Menurut Syah Muhibbin (2008)
belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik di sekolah, di lingkungan rumah,
atau di dalam keluarga.
Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian belajar menurut
beberapa ahli seperti dikutip dalam Buku Psikologi Pendidikan yang ditulis
oleh Syah Muhibbin (2008), antara lain:
1. Menurut Chaplin, belajar dikemukakan dalam dua rumusan. Rumusan
pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua, belajar
adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan
khusus.
2. Menurut Hintzman, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
3. Menurut Reber, belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan
yang diperkuat.
4. Menurut Biggs, belajar didefinisikan dalam tiga macam rumusan, yaitu
belajar sebagai kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan
kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya, belajar sebagai proses
“validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi
yang telah ia pelajari, dan belajar sebagai proses memperoleh arti-arti dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling
siswa.
Secara umum, belajar dapat dipahami sebagai suatu proses memperoleh
pengetahuan dan perubahan tingkah laku individu berdasarkan pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif..
B. Belajar Tuntas
Belajar tuntas merupakan sistem belajar yang mengharapkan sebagian
besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas dengan
memberikan kualitas pembelajaran yang sesuai dan memberi perhatian khusus
bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. (“Mastery Learning: Teori dan Praktis”, 2013)
Suwarto (2013) dalam bukunya Pengembangan Tes Diagnostik juga
mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan belajar tuntas, antara lain:
1. Ischak & Warji menyatakan bahwa belajar tuntas adalah suatu sistem
belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan
instruksional umum dari suatu unit pembelajaran. Tujuan umum
dilaksanakannya prinsip belajar tuntas adalah agar tujuan intruksional
dapat dicapai secara optimal sehingga proses belajar mengajar menjadi
lebih efektif dan efisien.
Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ada empat prinsip
yang utama dalam pembelajaran tuntas, yaitu: (1) kompetensi yang harus
dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkis; (2) evaluasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap komponen harus
diberikan feedback; (3) pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan
dimana diperlukan; (4) pemberian program pengayaan bagi siswa yang
mencapai ketuntasan belajar lebih awal.
C. Kesulitan Belajar
1. Pengertian kesulitan belajar
The Board of the Association for Children and Adulth with Learning
Disabilities (ACALD) seperti yang dikutip oleh Abdurrahman (2009)
mengemukakan definisi sebagai berikut:
a. Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga
bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu
perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan verbal dan/atau
nonverbal.
b. Kesulitan belajar khusus tampil sebagai suatu kondisi
ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki
intelegensi rata-rata hingga superior, yang memiliki sistem sensori
yang cukup, dan kesempatan untuk belajar yang cukup pula. Berbagai
kondisi tersebut bervariasi dalam perwujudan dan derajatnya.
c. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan,
pekerjaan, sosialisasi, dan/atau aktivitas kehidupan sehari-hari
sepanjang kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut Mulyadi (2010), pada umumnya “kesulitan” merupakan
suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan
dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat
lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar adalah
kegagalan dalam mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar
yang rendah (nilai yang diperoleh kurang dari tujuh puluh lima), yang
terjadi pada proses belajar yaitu kesulitan materi pelajaran. Proses itu tidak
dapat diamati, namun dapat diketahui atau disimpulkan melalui jawaban
siswa atau soal-soal tes.
Suwarto (2013) mengemukakan pendapat bahwa kesulitan karena
mata pelajaran mungkin berkenaan dengan keabstrakan konsep. Suatu
mata pelajaran yang bersifat hierarki, yaitu dimulai dari yang paling
mudah hingga yang paling sukar akan memerlukan pemahaman yang
berkesinambungan. Apabila kesulitan di suatu konsep yang mendasar
tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan kesulitan untuk memahami
konsep yang berikutnya.
Dalam buku Pengembangan Tes Diagnostik karangan Suwarto
(2013), Djamarah mengemukakan bahwa adanya kesulitan belajar siswa
dapat dilihat dari gejala sebagai berikut: (1) menunjukkan prestasi belajar
rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa di
kelas); (2) hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dilakukan; (3) lambat dalam mengerjakan tugas-tugas; (4) sikap yang
menunjukkan kurang wajar; (5) menunjukkan tingkah laku yang tidak
seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain.
2. Komponen utama kesulitan belajar
Lovit (1989) seperti yang dikutip oleh Runtukahu & Selpius
Kandou (2014) mengemukakan beberapa komponen kesulitan belajar
yang utama adalah sebagai berikut:
a. Perhatian
Perhatian adalah kemampuan untuk memilih stimulus (rangsangan)
dari sekian banyak stimulus ia dapat belajar. Kesulitan belajar terkait
respons pada stimuli apa saja yang dihadapinya. Jika siswa tidak
mampu memilih stimulus yang menunjang belajar, ia tidak tahan
belajar dan tidak dapat memusatkan perhatian pada belajar
b. Mengingat (memory)
Mengingat adalah kemampuan untuk meningkatkan apa yang telah
didengar, dilihat, dan dialami waktu belajar. Kesulitan belajar
biasanya kurang atau tidak mampu dalam mengingat kembali apa
yang telah dipelajari.
c. Persepsi
Ketidakmampuan untuk mengerti melalui terjemahan simbol
menyebabkan gangguan orientasi kiri-kanan, orientasi spasial, dan
belajar motorik serta melihat satu objek secara menyeluruh walaupun
yang disajikan adalah bagiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
d. Berpikir
Kesulitan utama dalam operasi kognitif ialah adanya kelainan dalam
berpikir, seperti pemecahan masalah, pembentukan konsep, dan
asosiasi. Pemecahan masalah fisika membutuhkan kemampuan
membuat analisis dan sintesis, yaitu perilaku yang dapat membantu
anak mengadakan respons atau beradaptasi dengan situasi baru.
Pembentukan suatu konsep sangat tergantung pada kemampuan
mengklasifikasi objek dan peristiwa.
e. Bahasa
Kelainan jenis ini banyak ditemukan pada anak berkesulitan belajar
yang tidak dapat berbicara dan tidak dapat mengadakan respons
terhadap suatu perintah atau pernyataan verbal seperti yang dilakukan
anak-anak normal.
D. Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menentukan jenis dan
penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif
dan efisien. (Abdurrahman, 2009)
1. Prinsip diagnosis
Ada beberapa prinsip diagnosis yang perlu diperhatikan oleh guru bagi
anak berkesulitan belajar. Menurut Abdurrahman (2009) prinsip-prinsip
tersebut adalah :
a. Terarah pada perumusan metode perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Diagnosis hendaknya mengumpulkan berbagai informasi yang
bermanfaat untuk menyusun suatu program perbaikan atau program
pengajaran remedial.
b. Efisien
Diagnosis kesulitan belajar sering berlangsung dalam jangka waktu
yang lama. Hal semacam ini dapat menjemukan, sehingga dapat
berpengaruh buruk terhadap motivasi belajar anak. Diagnosis
hendaknya berlangsung sesuai dengan derajat kesulitan anak.
c. Menggunakan catatan kumulatif dan memperhatikan berbagai
informasi yang terkait.
Catatan kumulatif dibuat sepanjang tahun kehidupan anak di sekolah.
Catatan semacam itu dapat memberikan informasi yang sangat
berharga dalam pengajaran remedial. Informasi tersebut dapat
digunakan sebagai landasan untuk menentukan pengelompokan yang
sesuai dengan tingkat kesulitan belajar anak.
d. Valid dan reliabel
Dalam melakukan diagnosis hendaknya digunakan instrumen yang
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (valid) dan instrumen
tersebut hendaknya juga yang dapat diandalkan (reliable). Informasi
yang dikumpulkan hendaknya hanya yang tepat, yang dapat dijadikan
landasan dalam menentukan program pengajaran remedial.
e. Penggunaan tes baku (kalau mungkin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tes baku adalah tes yang telah dikalibrasi, yaitu tes yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Berbagai tes psikologis terutama tes
inteligensi umumnya merupakan tes baku yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Tetapi tidak demikian halnya dengan tes prestasi
belajar yang umunya dibuat guru. Di Indonesia tes prestasi belajar
yang baku masih merupakan barang langka, lebih-lebih yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar. Hal ini mungkin
disebabkan oleh karena menyusun tes baku lebih sulit dan
memerlukan biaya tinggi dibandingkan dengan tes hasil belajar biasa.
f. Penggunaan prosedur informal
Guru hendaknya memiliki perasaan bebas untuk melakukan evaluasi
dan tidak terlalu terikat secara kaku oleh tes baku. Di negara yang
masih belum banyak dikembangkan tes baku, hasil observasi guru
memegang peranan yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis
kesulitan belajar anak. Dari observasi informal sering dapat diperoleh
informasi yang bermanfaat bagi penyusunan program pengajaran
remedial.
g. Kuantitatif
Keputusan-keputusan dalam diagnosis kesulitan belajar hendaknya
didasarkan pada pola-pola sekor atau dalam bentuk angka. Bila
informasi tentang kesulitan belajar telah dikumpulkan, maka
informasi tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga sekor-
sekor dapat dibandingkan. Hal ini sangat berguna untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kesenjangan antara potensi dengan prestasi belajar anak saat
pengajaran remedial akan dimulai. Informasi yang kuantitatif juga
memungkinkan bagi guru untuk mengetahui keberhasilan pengajaran
remedial yang diberikan kepada anak.
h. Berkesinambungan
Kadang-kadang anak gagal mencapai tujuan pengajaran remedial
yang telah dikembangkan berdasarkan hasil diagnosis. Dalam
keadaan semacam ini perlu dilakukan diagnosis ulang untuk landasan
penyusunan program pengajaran remedial yang lebih efektif dan
efisien. Dengan demikian, diagnosis dilakukan secara
berkesinambungan untuk memperbaiki atau meningkatkan efektivitas
dan efisiensi program pengajaran remedial.
2. Prosedur dan teknik diagnosis
Langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosis kesulitan
belajar menurut Entang (1984) antara lain sebagai berikut:
a. Langkah 1: Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang
diperkirakan mengalami kesulitan belajar yaitu: menandai siswa
dalam satu kelas atau satu kelompok yang diperkirakan mengalami
kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun yang
sifatnya lebih khusus dalam mata pelajaran tertentu; atau dengan
teknik-teknik meneliti nilai ujian yang tercantum dalam catatan
akademik, menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang dibuatnya, observasi pada saat pembelajaran, memeriksa buku
catatan pribadi, dan melaksanakan sosiometris untuk melihat
hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa.
b. Langkah 2: Melokalisasikan letaknya kesulitan (permasalahan).
Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar, maka selanjutnya yang perlu ditelaah adalah:
1) Dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu
terjadi.
Hal ini bisa dilakukan dengan mendekati kesulitan belajar pada
bidang studi tertentu, sehingga menjawab persoalan apakah
kesulitan itu terjadi pada beberapa atau hanya salah satu bidang
studi tertentu saja.
2) Pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah
kesulitan itu terjadi.Burton mengatakan bahwa pada langkah ini
pendekatan yang paling tepat (kalau ada) seyogyanya
menggunakan tes diagnostik. Test diagnostik itu pada hakekatnya
adalah tes prestasi belajar (TPB atau THB). Dengan demikian
dalam keadaan belum tersedia tes diagnostik yang khusus
dipersiapkan untuk keperluan ini, maka analisa masih tetap dapat
dilakukan dengan menggunakan naskah jawaban ujian tengah
semester atau akhir semester.
3) Pada bagian (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu
terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Dalam segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi. Hal
ini bisa dilakukan dengan beberapa strategi pendekatan, yaitu
dengan pelaksanaan pengumpulan informasi dalam
mengidentifikasi permasalahan dapat dilakukan dengan cara
evaluasi reflektif, formatif, dan sumatif, atau dengan desain pre-
post-test dan bisa dilakukan dengan tes diagnostik.
c. Langkah 3: Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan
mereka mengalami berbagai kesulitan.
Secara garis besar penyebab kesulitan dapat timbul dari dua hal yang
berasal dari dalam diri dan luar diri individu, yaitu:
1) Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri
murid itu sendiri. Hal ini antara lain mungkin disebabkan oleh :
a) Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau
kecakapan/bakat khusus tertentu yang dapat diketahui
melalui test tertentu.
b) Kelemahan fisik, pancaindera, syaraf, kecacatan, karena
sakit dan sebagainya.
c) Gangguan yang bersifat emosional.
d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan
pelajaran-pelajaran tertentu.
e) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang
dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang
menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor
eksternal antara lain meliputi:
a) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang
murid untuk aktif antisifatif (kurang kemungkinannya siswa
belajar secara aktif “student active learning”).
b) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
c) Ketidakseragaman pola dan standar administrasi.
d) Beban studi yang terlampau berat.
e) Metoda mengajar yang kurang memadai.
f) Sering pindah sekolah.
g) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar.
h) Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan
aktivitas belajar.
Untuk mengenal faktor di atas dapat dipergunakan berbagai
cara dan alat, antara lain: tes kecerdasan, tes bakat khusus, skala sikap
baik yang sudah standard maupun yang secara sederhana bisa dibuat
oleh guru, inventory, wawancara dengan murid yang bersangkutan,
mengadakan observasi yang intensif baik di dalam maupun di luar
kelas, wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua
atau teman-temannya bila dipandang perlu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
d. Langkah 4: Perkiraan kemungkinan bantuan.
Setelah mengetahui letak kesulitan siswa, jenis dan sifat kesulitan
dengan latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka
dapat diperkirakan:
a. Siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi
kesulitannya atau tidak.
b. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang
dialami siswa tertentu.
c. Waktu dan tempat pertolongan itu dapat diberikan.
d. Orang yang dapat memberikan pertolongan.
e. Cara untuk menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara
efektif.
f. Siapa saja yang harus dilihat sertakan dalam menolong
mahasiswa tersebut.
e. Langkah 5: Penetapan kemungkinan cara mengatasinya.
Langkah yang kelima ini adalah langkah menyusun satu rencana atau
beberapa alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu
mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu. Rencana ini
hendaknya berisi:
1) Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan
yang dialami siswa tersebut.
2) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Ada baiknya rencana ini dapat didiskusikan dan
dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang dipandang
berkepentingan yang kelak diperkirakan akan terlibat dalam
pemberian bantuan kepada yang bersangkutan seperti penasehat
akademis, guru, orangtua, pembimbing penyuluh dan ahli lain.
f. Langkah 6: Tindak lanjut (Pelaksanaan Kegiatan Pemberian
Bantuan).
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran
remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat
berupa:
1) Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran
remedial untuk mata pelajaran tertentu.
2) Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu (guru/dosen)
dalam memberikan bantuan kepada siswa dan kepada dosen yang
sedang melaksanakan kegiatan pengajaran remedial.
3) Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman
mereka terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun
mencek tepat guna program remedial yang dilakukan untuk setiap
saat diadakan revisi dan improvisasi.
4) Mentransfer atau mengirim (referal case) siswa yang menurut
perkiraan kita tidak mungkin lagi ditolong karena di luar
kemampuan dan wewenang guru maupun guru pembimbing atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
penyuluh atau guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolah.
Transfer bisa dilakukan kepada orang atau lembaga lain
(psikolog, psikiater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan
sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat membantu siswa
yang dihadapi.
3. Tes diagnostik
Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dihadapi siswa, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes diagnostik
dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa gagal
dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.
Dengan demikian tes diagnostik sangat penting dalam rangka membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar dan dapat diatasi dengan segera
apabila guru atau pembimbing peka terhadap siswa tersebut. Hasil tes
diagnostik memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum
dipahami dan yang telah dipahami. (Suwarto, 2013)
a. Penaksiran Diagnostik
Menurut Nitko & Brookhart seperti yang dikutip oleh Suwarto (2013)
ada enam pendekatan penaksiran diagnostik terkait dengan masalah
pembelajaran, antara lain:
1) Pendekatan profil kekuatan dan kelemahan kemampuan pada
suatu bidang.
Pendekatan ini digunakan untuk melaporkan profil
kekuatan dan kelemahan siswa dalam mata pelajaran di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Suatu mata pelajaran sekolah dibagi ke dalam bagian-bagian,
dimana masing-masing bagian dianggap sebagai ciri atau
kemampuan yang terpisah. Penaksiran diagnostik ini sangat
bermanfaat untuk membentuk kelompok-kelompok di kelas, yang
terdiri dari kelompok siswa-siswa kuat dan siswa-siswa yang
lemah.
2) Pendekatan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan prasyarat.
Pendekatan ini mengeksplorasi apakah siswa-siswi
tertinggal dikarenakan mereka tidak memiliki pengetahuan atau
keahlian khusus yang dibutuhkan untuk memahami pelajaran
yang akan datang. Caranya adalah dengan membuat suatu
hierarki dari suatu target pembelajaran kemudian melakukan
analisis untuk mengidentifikasi prasyarat-prasyarat yang harus
dipahami oleh siswa.
3) Pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang
tidak dikuasai.
Pendekatan ini memusatkan penaksiran pada target-target
yang penting dan spesifik dari tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Tes-tes pendek dibuat untuk mengukur keberhasilan
dari masing-masing target pembelajaran. Informasi-informasi
diagnostik yang ingin diperoleh dari pendekatan ini adalah suatu
daftar target pembelajaran yang sudah dikuasai atau tidak
dikuasai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4) Pendekatan pengidentifikasian kesalahan siswa.
Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi
kekeliruan-kekeliruan siswa. Ketika guru mengidentifikasi dan
mengklasifikasi kekeliruan siswa, selanjutnya guru dapat
memberi pelajaran remidi. Mewawancarai siswa adalah cara
terbaik untuk menemukan banyak kekeliruan pada siswa dengan
meminta siswa menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan
sebuah soal, menjelaskan mengapa menjawab seperti itu dan
memberitahukan aturan untuk menyelesaikan suatu soal.
5) Pendekatan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa.
Pendekatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi
struktur pengetahuan siswa dengan menggunakan peta konsep.
Peta konsep adalah cara grafis untuk merepresentasikan
bagaimana seorang siswa memahami hubungan konsep-konsep
yang utama dalam materi pelajaran.
6) Pendekatan mengidentifikasi kompetensi untuk menyelesaikan
soal cerita.
Pendekatan ini berpusat pada pendiagnosisan apakah
siswa memahami komponen-komponen soal cerita. Diagnosis di
dalam pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi siswa yang
tidak dapat menyelesaikan soal cerita dan apakah kekurangan
mereka terletak pada pengetahuan linguistik dan faktual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pengetahuan skematis, pengetahuan strategis, atau pengetahuan
algoritmis.
b. Macam-macam Tes Diagnostik
Beberapa macam tes diagnostik yang pernah digunakan
menurut Suwarto (2013) antara lain:
1) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda.
2) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai
alasan.
3) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai
pilihan alasan.
4) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda dan uraian.
5) Tes diagnostik dengan instrumen uraian.
E. Remediasi
1. Pengertian remediasi
Remediasi dapat diartikan sebagai tindakan atau proses
penyembuhan. Remediasi merupakan kegiatan bantuan untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis yang sudah dilakukan.
Dalam hal kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi ini dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki
pembelajaran yang kurang berhasil, kegiatan remediasi dilakukan dalam
bentuk pengajaran remedial atau bimbingan individual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Pengajaran remedial (remedial teaching) bertolak dari konsep
belajar tuntas (mastery learning), yang ditandai oleh sistem pembelajaran
dengan menggunakan modul. Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran dari
suatu unit pembelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, dan setelah
adanya evaluasi formatif itulah anak-anak yang belum menguasai bahan
pelajaran diberikan pengajaran remedial, agar tujuan belajar yang telah
ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian, pengajaran
remedial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah
mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang
belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
(Abdurrahman, 2009)
2. Langkah-langkah pengajaran remedial
Menurut Entang (1984), pengajaran remedial merupakan langkah
lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan memang kegiatan ini
harus dilandasi kegiatan diagnosis. Langkah-langkah dalam melaksanakan
kegiatan pengajaran remedial menurut Entang (1984), antara lain:
a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih
definitif tentang seorang siswa dengan permasalahan yang
dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor
utama penyebab kelemahan tersebut apakah masih bisa ditolong guru
atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama bantuan harus
diberikan, kapan, oleh siapa, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Melakukan alternatif tindakan.
Kegiatan ini dilakukan setelah mendapatkan gambaran yang lengkap
tentang siswa yang memerlukan bantuan. Merencanakan kegiatan
alternatif tindakan ini dilakukan menyesuaikan dengan karakteristik
kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan ini bisa berupa:
1) Mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberi
petunjuk antara lain:
a) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat
dalam bahan bacaan.
b) Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap
penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang
bersangkutan.
c) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud
mengarahkan siswa dalam mempelajari materi tersebut.
d) Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.
e) Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar
mempermudah pemahaman terhadap bahan yang sedang
dipelajari.
f) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab
pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.
2) Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan
belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek
pengiring.
3) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-
mata kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena
hal lain seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap
negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan
belajar yang salah atau masalah lain dalam hubungan dengan
orang tua, teman sebayanya dan sebagainya, maka kepada siswa
tersebut harus terlebih dahulu diberikan pelayanan bimbingan dan
penyuluhan yang bersifat psikoterapi. Jika masalah ini sudah
dapat diatasi barulah dilaksanakan pengajaran remidial seperti
pada butir a dan b.
c. Evaluasi pengajaran remedial.
Pada akhir kegiatan pengajaran remidial hendaknya dilakukan
evaluasi kembali (re-evaluasi) sampai sejauh mana pengajaran
remidial tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling
utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal yang
diharapkan misalnya 75% taraf penguasaan (level of mastery). Bila
ternyata masih belum berhasil maka hendaknya dilakukan kembali
diagnosis (re-diagnosis), prognosis, dan pengajaran remidial
berikutnya. Dan demikian daur/siklus ini akan berulang terus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Metode pengajaran remedial
Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan
dalam keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari
langkah-langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak
selanjutnya.Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pengajaran remedial seperti yang dikutip oleh Mulyadi (2010) yaitu:
a. Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu metode yang dilakukan guru
dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid baik secara
kelompok maupun secara individual, kemudian mereka diminta
pertanggungjawaban atas tugas-tugas tersebut. Metode pemberian
tugas dapat juga digunakan dalam langkah mengenal kasus murid
yang mengalami kesulitan belajar disamping juga untuk mengenal
jenis dan sifat kesulitan belajar.
b. Diskusi
Metode diskusi adalah sebagai suatu proses pendekatan dari murid
dalam memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari
berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah menemukan pemecahan
masalah, suatu pertemuan pendapat yang disepakati bersama sebagai
gambaran dari gagasan-gagasan terbaik yang diperoleh dari
pembicaraan bersama. Dalam pengajaran remedial metode diskusi
digunakan sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi
antar individu dan kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan cara sekelompok murid yang menghadapi kesulitan sama
secara bersama-sama mendiskusikan cara-cara pembuatan tugas.
Dengan demikian murid dapat saling membantu memperbaiki
kegiatan belajarnya. Peranan guru dalam diskusi adalah merangsang
dan mengarahkan jalannya diskusi.
c. Tanya Jawab
Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat dilakukan
dalam bentuk dialog antara guru dan murid yang mengalami kesulitan
belajar. Metode tanya jawab selain sebagai bentuk bantuan, juga dapat
digunakan sebagai langkah pengenalan kasus dan langkah diagnosis
dalam keseluruhan proses pengajaran remedial.
d. Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian
tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok
belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam
kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antara anggota
kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan
pada murid yang mengalami kesulitan belajar.
e. Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah seorang murid yang ditunjuk dan ditugaskan
untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam
prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan teman-temannya. Dalam pelaksanaan metode tutor sebaya,
ternyata tutor ini dapat membantu teman-temannya baik secara
individual maupun secara kelompok berdasarkan petunjuk-petunjuk
yang diberikan oleh guru. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin
dalam kegiatan kelompok dan dalam hal tertentu tutor dapat berperan
sebagai pengganti guru.
f. Pengajaran Individual
Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar
yang dilakukan secara individual, artinya dalam bentuk interaksi
antara guru dengan seorang murid secara individual. Dengan
pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk
memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid belajar lebih
giat dan membantu secara langsung murid menghadapi kesulitan-
kesulitannya.
F. Bunyi dan Getaran
1. Pengertian Bunyi
Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang getarannya dirambatkan
melalui suatu medium (gas, cair, atau padat) dalam bentuk rapatan dan
renggangan.
2. Sifat-sifat Bunyi
a. Bunyi terjadi disebabkan oleh getaran dari suatu benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal. DI beberapa
tempat, molekul udara didorong sehingga lebih berdekatan pada tekanan
yang lebih tinggi (rapatan) dan di beberapa tempat lainnya molekul-
molekul udara didorong saling menjauh pada tekanan yang lebih rendah
(renggangan). Rapatan dan renggangan molekul-molekul udara
dirambatkan sepanjang ruang ke telinga, sehingga bunyi dapat didengar.
c. Bunyi dapat merambat melalui gas, zat cair, atau zat padat.
d. Panjang gelombang adalah satu bukit dan satu lembah gelombang.
cepat rambat bunyi = panjang gelombang (λ) × frekuensi (Hz)
e. Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi jarak antara sumber
bunyi dan pendengar dengan selak waktu yang diperlukan bunyi untuk
merambat.
cepat rambat bunyi =jarak(m)
waktu(s)
3. Mendengarkan dan Menghasilkan Bunyi
a. Telinga sebagai Penerima Bunyi
Getaran sumber bunyi menggetarkan udara di sekitarnya dan merambat
ke segala arah sebagai gelombang longitudinal. Gelombang bunyi
dikumpulkan oleh telinga luar dan selanjutnya menggetarkan gendang
telinga.
b. Batas Pendengaran Manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Telinga normal manusia umumnya dapat mendengar bunyi dengan
frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Bunyi yang frekensinya terletak dalam
daerah tersebut dinamakan Audiosonik.
c. Hewan Yang Bisa Mendengar Bunyi Infrasonik dan Ultrasonik
Bunyi Infrasonik adalah bunyi yang memiliki frekuensi lebih rendah
dari 20 Hz. Hewan yang dapat mendengar dalam frekuensi ini
contohnya jangkrik dan serangga sejenisnya. Bunyi Ultrasonik adalah
bunyi yang memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Contoh hewan
yang dapat mendengar dalam frekuensi ini adalah anjing dan kelelawar.
Kelelawar dapat mendengar bunyi infrasonik dan memancarkan
gelombang ultrasonik.
d. Hubungan Nada dan Frekuensi Bunyi
Semakin tinggi frekuensi bunyi, makin tinggi nada bunyi yang
dihasilkannya.
e. Hubungan Antara Kuat Bunyi dengan Amplitudo
Semakin kuat atau keras bunyi, maka amplitudo semakin besar; bunyi
semakin lemah, maka amplitudo semakin kecil.
f. Warna Bunyi atau Timbre
Pada umumnya sumber nada tidak bergetar hanya pada nada dasarnya,
tetapi disertai pula dengan nada-nada atasnya. Gabungan nada dasar dan
nada-nada atas menghasilkan bentuk gelombang tertentu untuk setiap
sumber nada. Bentuk gelombang inilah yang menunjukkan warna atau
kualitas bunyi atau timbre dari sumber nada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
g. Hukum Marsenne
(1) Frekuensi senar bergantung pada panjang senar; senar panjang
memiliki frekuensi rendah, senar pendek memiliki frekuensi tinggi.
(2) Frekuensi senar bergantung pada luas penampang senar; senar tebal
memiliki frekuensi rendah, senar tipis memiliki frekuensi tinggi.
(3) Frekuensi senar bergantung pada tegangan senar; senar yang tegang
(kencang) memiliki frekuensi tinggi, frekuensi yang kendur
memiliki frekuensi rendah.
(4) Frekuensi senar bergantung pada massa jenis senar; senar yang
ringan (massa jenis kecil) memiliki frekuensi tinggi, senar yang
berat (massa jenis besar) memiliki frekuensi rendah.
h. Resonansi
Ikut bergetarnya suatu benda ketika benda lain didekatnya digetarkan
disebut resonansi. Syarat resonansi adalah frekuensi benda yang
bergetar sama dengan frekuensi alami benda yang ikut bergetar.
4. Pemantulan Bunyi dan Pemanfaatannya
a. Hukum Pemantulan Bunyi
(1) Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu
bidang, dan ketiganya berpotongan pada satu titik.
(2) Sudut pantul = sudut datang.
sudut datang sudut pantul
garis normal
BIDANG PANTUL
Gambar 2.1 Sudut Pemantulan Bunyi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Pemanfaatan Pemantulan Bunyi
a. Menentukan cepat rambat bunyi di udara
b. Survei geofisika (pencatatan getaran pada seismograf)
c. Mengukur kedalaman laut
d. Penggunaan dalam bidang kedokteran (alat USG)
e. Mendeteksi cacat dan retak pada logam
f. Mengukur ketebalan pelat logam
c. Macam-macam Bunyi Pantul
a. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli, yaitu bunyi pantul yang
dapat memperkuat bunyi asli jika jarak antara sumber bunyi dan
bidang pemantul sangat dekat sehingga selang waktu yang
diperlukan oleh bunyi pantul untuk kembali berlangsung singkat.
Contohnya ketika seseorang mandi di kamar mandi, suaranya
terdengar lebih keras dibandingkan di ruang terbuka.
b. Gaung atau kerdam, yaitu bunyi pantul yang sebagian bersamaan
dengan bunyi aslinya, sehingga bunyi asli terdengar tidak begitu
jelas. Contohnya jika seseorang berdiri di tengah sebuah ruangan
dan berteriak atau membunyikan alat musik maka bunyinya akan
dipantulkan oleh dinding, lantai, dan langit-langit.
Gema, yaitu bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli selesai
diucapkan. Contohnya ketika jarak sumber bunyi dengan bidang
pemantulsangat jauh(misalnya seseorang berada di lereng gunung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kemudian berteriak) ada kemungkinan bunyi pantul kembali setelah
bunyi asli selesai diucapkan.
G. Kerangka Berpikir
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dinilai sulit untuk
dipelajari oleh para siswa. Dalam kenyataan di kelas, terdapat siswa yang
mampu belajar fisika dengan baik, adapula yang dikatakan gagal dalam
mempelajari suatu materi fisika yang ditunjukkan dengan rendahnya perolehan
nilai akademiknya. Bagi siswa yang dikatakan kurang mampu atau gagal dalam
menyelesaikan tes tersebut diindikasikan siswa tersebut memiliki kesulitan
belajar fisika. Ciri-ciri siswa yang memiliki kesulitan belajar dapat dilihat dari
perolehan nilai yang jauh dibawah nilai standar, serta sulitnya siswa menguasai
suatu materi pembelajaran, sehingga perlu diberikan remediasi.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru perlu untuk mengetahui
kesulitan siswa dan berupaya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa
supaya tidak ada siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar atau
tertinggal dalam menguasai materi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk
membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yang mengalami
kesulitan belajar guru perlu melakukan kegiatan diagnosis, yaitu menemukan
letak dan penyebab kesulitan belajar kemudian merancang dan menentukan
langkah kegiatan remediasi yang sesuai yaitu upaya untuk mengatasi kesulitan
belajar yang dialami siswa. Dengan demikian kesulitan belajar yang dialami
siswa dapat teratasi dengan baik melalui bantuan kegiatan remediasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Oleh karena itu, penelitian ini mengarah pada kegiatan diagnosis dan
remediasi untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar fisika.
Penelitian ini memberikan gambaran langkah-langkah kegiatan diagnosis dan
kegiatan remediasi serta mendeskripsikan kesulitan belajar yang dialami siswa
yang ditinjau dari penyelesaian soal fisika pada materi bunyi dan getaran. Alur
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Struktur Alur Penelitian
Pada akhirnya nanti, hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
kegiatan diagnosis dan remediasi yang dilakukan peneliti ini dapat membantu
subjek siswa mengatasi kesulitan belajar fisika pada materi bunyi dan getaran
melalui proses pengajaran remedial.
Tes Awal Analisis hasil tes awal
dan wawancara
Tes Akhir
Pengajaran
remedial
Diagnosis
Remediasi
Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian
eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk menjajagi sesuatu apabila
pengetahuan peneliti terhadap objek tersebut masih sangat sedikit atau terbatas,
atau dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan dilakukannya suatu penelitian
lanjutan yang lebih lengkap. Termasuk dalam jenis penelitian adalah kegiatan
pengembangan atau penentuan suatu peralatan atau prosedur. Sifat penelitian
ini masih terbuka dan mencari-cari (Kartiko Widi, 2010). Dalam hal ini peneliti
memusatkan perhatian pada masalah kesulitan siswa dalam belajar dan
menyelesaikan soal fisika pada materi bunyi dan upaya mengatasi kesulitan
tersebut.
Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini digunakan dalam proses
analisis data hasil belajar siswa dan dampak dari pembelajaran remedial
sebagai upaya untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami
siswa, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan dalam proses diagnosis
kesulitan belajar yang dialami siswa dan mendeskripsikan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Moyudan.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran 2017/2018 pada
bulan Februari.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII
SMP Pangudi Luhur Moyudan yang mengalami kesulitan belajar fisika
pada materi bunyi. Untuk menentukan siswa-siswa yang mengalami
kesulitan belajar tersebut peneliti menggunakan hasil observasi dan
menggunakan ketentuan yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin
(Mulyadi, 2010) yaitu dengan PAP (Penilaian Acuan Patokan) dengan
langkah sebagai berikut:
a. Peneliti menetapkan angka kualifikasi minimal yang digunakan
sebagai batas lulus.
b. Peneliti membandingkan angka nilai hasil tes awal siswa dengan nilai
batas lulus dan mencatat murid yang posisi angka nilai atau
prestasinya berada di bawah nilai batas lulus tersebut.
c. Peneliti menghimpun semua siswa yang mempunyai angka nilai atau
prestasi di bawah angka nilai atau prestasi di bawah angka minimal
nilai batas lulus tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
d. Peneliti memberikan prioritas layanan kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan paling berat atau yang paling banyak membuat
kesalahan, dalam penelitian ini yaitu siswa-siswa yang mendapatkan
skor terendah pada hasil tes awal.
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
pada materi bunyi.
D. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini, antara lain:
1. Kesulitan-kesulitan subjek dalam menyelesaikan soal-soal dengan materi
bunyi.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan subjek mengalami kesulitan pada materi
bunyi.
3. Pengajaran remedial yang digunakan untuk membantu mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dialami subjek.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Tes Awal
Tes awal merupakan soal tes uji coba yang sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya kemudian direvisi dan divalidasi oleh pakar/ahli. Tes awal
ini bertujuan untuk menentukan subjek siswa yang mengalami kesulitan
pada materi bunyi dan untuk menemukan kesulitan pada materi bunyi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
berdasarkan letak kesalahan siswa. Tes awal ini disusun berdasarkan
tujuan tes tersebut dan cakupan materi bunyi. Dengan mempertimbangkan
kedua hal tersebut kemudian disusun soal tes awal berbentuk uraian yang
terdiri dari soal-soal yang mencakup materi bunyi sejumlah 5 butir soal
meliputi materi syarat bunyi, manfaat bunyi, menghitung frekuensi dan
periode, serta contoh peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan bunyi.
Penyusunan tes awal ini melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap revisi dan telaah pakar
Soal-soal yang tidak valid kemudian diperbaiki dengan meneliti
kembali setiap butir soal yang tidak valid dari aspek kejelasan soal,
tingkat kesulitan soal, kesesuaian soal dengan silabus, ketepatan soal
(memastikan soal tidak mengandung miskonsepsi), dan kesesuaian
jumlah soal dengan waktu. Kegiatan revisi juga mempertimbangkan
hasil telaah dari pakar/ahli yaitu dosen pendidikan fisika dan guru
fisika berkaitan dengan isi dan kualitas soal.
b. Tahap validasi
Setelah tahap revisi atau perbaikan soal kemudian soal divalidasi oleh
pakar/ahli sehingga soal yang digunakan dianggap layak dan sesuai
untuk digunakan sebagai tes awal dengan tujuan untuk menentukan
subjek penelitian dan proses diagnosis.
2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dan narasumber atau informan untuk memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
keterangan yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan wawancara dengan pihak yang terkait yaitu guru fisika,
untuk menambah keterangan mengenai penyebab kesulitan belajar yang
dialami subjek yang dimungkinkan berasal dari luar materi pembelajaran.
3. Tes Akhir
Tes akhir merupakan tes evaluasi yang dilakukan setelah pengajaran
remedial selesai dilakukan. Tes akhir ini digunakan untuk mendapatkan data
hasil kemajuan subjek setelah dilakukannya proses pengajaran remedial.
Peneliti dapat menemukan kesulitan-kesulitan siswa yang dapat diatasi
berdasarkan hasil tes akhir ini.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa:
1. Soal tes awal
Soal tes awal merupakan soal tes berbentuk isian berjumlah 5 soal
yang mencakup seluruh materi tentang bunyi. Soal yang digunakan harus
layak dan dapat dipercaya sebagai soal untuk mengukur kemampuan atau
pemahaman siswa. Validitas menunjukkan kemampuan alat
ukur/instumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang hendak
didapatkan dari penggunaan instrumen ini. Uji validitas soal juga melalui
tahap telaah dan revisi butir pertanyaan oleh pendapat para ahli fisika,
yaitu validasi oleh dosen bidang studi pendidikan fisika dan guru fisika.
(lembar validasi ahli dapat dilihat pada lampiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Adapun kisi-kisi soal tes awal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 kisi – kisi soal tes awal
NOMOR
SOAL POKOK SOAL SKOR
1 Menyebutkan 3 syarat terjadinya
bunyi
3
2 Menyebutkan 3 manfaat bunyi
dalam kehidupan sehari-hari.
3
3
Menentukan frekuensi dan periode
dengan diketahui panjang
gelombang dan cepat rambat bunyi.
4
4
Menjelaskan alasan mengenai
pendengaran manusia, pendengaran
kelelawar, dan bunyi pada alat
musik.
6
5
Menentukan frekuensi bunyi (dapat
didengar oleh manusia atau tidak)
dengan diketahui panjang
gelombang dan cepat rambat bunyi,
beserta alasannya.
4
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan daftar pertanyaan-pertanyaaan yang
akan diajukan kepada narasumber atau orang yang akan diwawancarai,
dalam penelitian ini yaitu kepada guru fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3. Soal tes akhir
Soal tes remedial dalam penelitian ini berisi soal-soal tes yang hampir
sama dengan soal tes awal. Soal ini digunakan untuk mengukur
kemajuan belajar siswa sesudah pembelajaran remedial dilakukan.
G. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti mendatangi sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu
SMP Pangudi Luhur Moyudan dan bertemu dengan kepala sekolah
serta guru mata pelajaran fisika.
b. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran
fisika untuk melakukan penelitian.
c. Peneliti melakukan observasi di kelas VIII SMP Pangudi Luhur
Moyudan yang akan digunakan sebagai kelas uji coba dan kelas
penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data
a. Peneliti melakukan tes awal kepada seluruh siswa kelas VIII B SMP
Pangudi Luhur Moyudan dengan jumlah 33 siswa.
b. Peneliti melakukan wawancara kepada guru.
c. Peneliti melakukan pengajaran remedial dan tes akhir kepada subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
H. Metode/Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif dan kuantitatif yang meliputi :
1. Pemberian skor tes awal
2. Membuat persentase keberhasilan siswa
3. Analisis keberhasilan siswa pada tiap soal tes awal
4. Membuat persentase keberhasilan siswa pada tiap soal tes awal
5. Membuat RPP pengajaran remedial berdasarkan hasil diagnosis
6. Menyusun soal tes akhir
7. Pemberian skor tes akhir
8. Membuat persentase keberhasilan siswa pada soal tes akhir
9. Analisis keberhasilan siswa pada tiap soal tes akhir
10. Membuat persentase keberhasilan siswa pada tiap soal tes akhir
11. Membuat kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN
PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian diawali dengan kegiatan observasi pada hari Rabu tangal 14
Februari 2018 bertempat di SMP Pangudi Luhur Moyudan. Observasi
dilakukan di kelas 8A dan 8B. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi dan karakteristik siswa. Dan dilakukan selama dua jam pelajaran untuk
masing – masing kelas. Berdasarkan hasil observasi karakteristik dua kelas
tersebut, peneliti memilih kelas 8A sebagai objek penelitian sebanyak 33 siswa.
Tes awal dilaksanakan pada hari Kamis, 1 Maret 2018 pukul 07.40-
08.20 WIB. Setelah melakukan tes awal peneliti menganalisis hasil tes awal
berdasarkan jawaban yang ditulis siswa pada lembar jawaban. Berdasarkan
hasil tes tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan kegiatan diagnosis.
Berdasarkan hasil diagnosis tersebut kemudian peneliti merancang
kegiatan pengajaran remedial. Pengajaran remedial dilaksanakan pada hari
Sabtu, 3 Maret 2018 di kelas 8A selama 40 menit yaitu pukul 07.40-08.20 dan
diikuti sebanyak 33 siswa. Pengajaran remedial ini dilaksanakan dengan
metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi sesuai dengan RPP yang sudah
dibuat dan menyesuaikan keadaan kelas. (RPP terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Kegiatan tes akhir dilaksanakan setelah pengajaran remedial selesai
dilaksanakan yaitu pada hari Kamis tanggal 3 Maret 2018 dan diikuti oleh 33
siswa. Kegiatan tes akhir ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa
setelah kegiatan diagnosis dan remediasi dilakukan.
B. HASIL PENELITIAN
1. Hasil observasi & wawancara dengan guru
Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Rabu, 14 Februari 2018
pada saat pembelajaran fisika berlangsung. Pembelajaran fiska diampu
oleh Bapak Purwonggo, beliau mengajar dengan metode tanya jawab soal
dengan bahan LKS dan diselingi dengan menjelaskan materi pada buku
paket yang dipinjam dari perpustakan. Pada materi – materi tertentu ketika
peneliti melaksanakan PPL, peneliti melihat Pak Purwonggo mengajak
siswanya untuk melakukan praktikum di ruang laboratorium IPA. Pada
saat siswa melakukan praktikum, mereka terlihat sangat antusias untuk
mengikutinya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Pak Purwonggo yang
menjelaskan pada saat wawancara bahwa antusias siswa dalam belajar
cukup tinggi namun nilai yang diperoleh siswa seringkali dibawah KKM.
(transkrip wawancara terlampir).
2. Hasil pelaksanaan tes awal
Soal tes awal yang sudah divalidasi oleh ahli (lembar validasi
terlampir) kemudian dianalisa dan disusun kembali berdasarkan
rekomendasi dari ahli fisika yaitu Ibu Elisabeth Dian. Soal yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
direvisi tersebut kemudian diberikan kepada siswa kelas 8A untuk
digunakan sebagai tes awal. Hasil tes awal disajikan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil Tes Awal
SISWA KEBERHASILAN
(%)
SISWA 1 30
SISWA 2 30
SISWA 3 45
SISWA 4 55
SISWA 5 55
SISWA 6 15
SISWA 7 30
SISWA 8 40
SISWA 9 45
SISWA 10 35
SISWA 11 20
SISWA 12 50
SISWA 13 45
SISWA 14 15
SISWA 15 40
SISWA 16 10
SISWA 17 35
SISWA 18 30
SISWA 19 45
SISWA 20 40
SISWA 21 35
SISWA 22 40
SISWA 23 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
SISWA KEBERHASILAN
(%)
SISWA 24 50
SISWA 25 70
SISWA 26 35
SISWA 27 40
SISWA 28 45
SISWA 29 30
SISWA 30 65
SISWA 31 60
SISWA 32 15
SISWA 33 40
Tes awal ini digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dan
mengetahui pemahaman siswa pada materi bunyi yang sebelumnya sudah
pernah dipelajari serta digunakan oleh peneliti sebagai tes diagnostik.
Keberhasilan siswa dalam mengerjakan tes awal berdasarkan skor tiap soal
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2
Persentase Keberhasilan Tes Awal
No
Soal Soal dan Jawaban Persentase keberhasilan
1 Sebutkan tiga syarat terjadinya
bunyi!
Jawaban :
a. Ada sumber bunyi yang
bergetar
60,60% mengetahui satu syarat dari
tiga syarat bunyi, sebanyak 30,30%
mengetahui dua syarat dari tiga
syarat bunyi, dan 9,09% tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
No
Soal Soal dan Jawaban Persentase keberhasilan
b. Terdapat medium (zat antara)
yang menghantarkan bunyi
c. Ada penerima atau telinga
pendengar
mengetahui sama sekali apa saja
syarat terjadinya bunyi.
2 Sebutkan 3 contoh manfaat bunyi
dalam kehidupan sehari – hari!
Jawaban :
a. Mengukur kedalaman laut
atau kedalaman gua dengan
memanfaatkan bunyi pantul
b. Mengukur cepat rambat
bunyi di udara atau cepat
rambat bunyi di dalam air
c. Melalukan USG
(Ultrasonografi) dengan
memanfaatkan ultrasonik
d. Mengetahui tingkat keropos
atau kerusakan logam dengan
ultrasonik
e. Memecah batu ginjal dengan
tembakan ultrasonik
f. Mendeteksi kumpulan ikan
g. Mencari kandungan mineral
dan minyak di dalam bumi.
Soal nomor dua mengenai manfaat
dari bunyi, sebanyak 48,50% siswa
hanya menjawab satu dari tiga
jawaban yang di minta. 21,20%
siswa bisa menjawab dua manfaat
dari bunyi, 18,20% siswa
menjawab tiga manfaat dari bunyi,
dan sisanya 12,10% siswa tidak
mengetahui manfaat apa saja dari
bunyi.
3 Seorang anak mendengar bunyi
yang memiliki panjang gelombang
sebesar 7
8 meter. Jika cepat rambat
Soal nomor tiga, sekitar 27,30%
siswa tidak bisa menjawab soal
mengenai frekuensi. 30,30% siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
No
Soal Soal dan Jawaban Persentase keberhasilan
bunyi di udara adalah 350 m/s,
tentukan:
a. Frekuensi sumber bunyi
b. Periode sumber bunyi
Jawaban :
Data soal:
ν = 350 m/s
λ = 7/8 m
f = .......... Hz
T =.....s
Hubungan panjang gelombang,
cepat rambat dan frekuensi
gelombang:
f = ν / λ
T = 1 / f
1. frekuensi sumber bunyi
f = 350 / (7/8)
f = 400 Hz
2. periode sumber bunyi
T = 1/f
= 1/400 sekon
= 0,0025 s
hanya bisa menjawab soal yang
menghitung frekuensi. Hanya
3,03% siswa yang mengetahui cara
menghitung frekuensi dan periode.
Dan sebanyak 39,40% siswa tidak
menjawab sama sekali mengenai
soal ini.
4 Berikanlah alasannya, mengapa
peristiwa berikut dapat terjadi?
Berikanlah alasannya!
Semua siswa tidak bisa mejawab
bedanya suara siter dengan suara
drum. Tetapi untuk soal mengenai
orang yang mengobrol dibulan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No
Soal Soal dan Jawaban Persentase keberhasilan
a. Kita tidak dapat bercakap –
cakap dengan orang lain
dipermukaan bulan.
b. Kelelawar dapat terbang
dalam keadaan gelap.
c. Suara siter berbeda dengan
suara drum.
Jawaban :
a. Tidak ada medium untuk
mengantarkan sumber bunyi
b. Kelelawar mengeluarkan
suara dengan frekuensi yang
sangat tinggi, atau disebut
juga ultrasonik. Bunyi
tersebut akan mengenai
benda yang berada
disekitarnya lalu dipantulkan
kembali ke telinga
kelelawar. Sehingga
kelelawar tidak akan
menabrak benda yg berada
didepannya.
c. Karena, Suara siter berasal
dari dawai sedangkan suara
drum berasal dari rongga
udara untuk memantukan
bunyinya.
kelelawar dapat terbang matahari,
siswa dapat menjawab hampir
sesuai dengan yang ada di buku
paket yang siswa pegang. Jawaban
siswa hampir mendekati benar
misalnya karena dibulan hampa
udara, sehingga tidak ada zat
perantara untuk menyalurkan suara
ke orang lain. Dan hanya 6,06%
siswa yang tidak mengetahui
mengapa peritiwa – peristiwa
tersbut dapat terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No
Soal Soal dan Jawaban Persentase keberhasilan
5 Bunyi dengan panjang gelombang
1,5 m memiliki kecepatan rambat
sebesar 330 m/s. Dapatkah bunyi
tersebut didengar oleh telinga
manusia normal? berikanlah
alasannya!
Jawaban:
Mencari frekuensi terlebih dahulu:
f= ν / λ
f=330/1,5
f=220Hz
Jadi, bunyi dapat didengar manusia.
Alasannya :
a. Bunyi dengan frekuensi antara
20 hingga 20000 Hz tergolong
audiosonik , bisa didengar oleh
manusia.
Selengkapnya:
infrasonik : frekuensi bunyi lebih
kecil dari 20 Hz
ultrasonik : frekuensi bunyi lebih
besar dari 20000 Hz
Kesulitan dalam menentukan
alasan frekuensi pendengaran
manusia. Dalam soal nomor lima
ini 9,9% saja yang bisa menjawab
poin a dan tidak bisa menjelaskan
alasannya. 90,90% siswa tidak bisa
menjawab pertanyaan yang
diberikan. Siswa tidak mengetahui
rumus apa yang harus digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
C. PEMBAHASAN
1. Proses Diagnosis
Proses diagnosis dilakukan dengan memberikan tes awal kepada
siswa kelas VIII B. Tes awal ini digunakan untuk mengetahui kesulitan
siswa dalam materi bunyi dan sekaligus sebagai tes diagnosis. Dari tes awal
ini, peneliti meneliti letak kesulitan – kesulitan siswa dalam materi bunyi.
Tes awal ini diikuti sebanyak 33 siswa, dari hasil tes awal ini banyak siswa
yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan. Materi bunyi
sendiri baru dipelajari belum lama oleh siswa, tetapi dari hasil tes awal ini
masih banyak siswa yang masih kesulitan dalam materi ini. Dari pihak
sekolah, KKM untuk materi fisika adalah 75, tetapi tidak ada siswa yang
dapat memenuhi nilai KKM.
Tes awal ini memberikan dugaan letak-letak kesulitan siswa dari
letak kesalahan yang dilakukan pada tes ini. Hasil tes awal ini menunjukkan
bahwa siswa banyak kesulitan terhadap perhitungan matematisnya dan
penerapan rumus. Dari soal nomor satu, siswa banyak yang tidak
mengetahui syarat dari bunyi, tidak ada yang bisa menyebutkan semua
syarat untuk terjadinya bunyi. Dalam buku paket pelajaran fisika kelas 8
terdapat penjelasan tiga syarat terjadinya bunyi. Jawaban dari siswa-siswa
beragam, ada yang mendekati dan ada juga yang melenceng jauh Dari 33
siswa, sebanyak 60,60% siswa hanya mampu mejawab satu syarat bunyi.
30,30% siswa dapat menjawab dua syarat terjadinya bunyi. Dan yang tidak
dapat mengetahui sama sekali sebesar 9,09%. Dari banyaknya siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tidak bisa mengaku lupa tentang syarat bunyi. Dilihat dari jawaban, siswa
menggunakan logika untuk menjawab. Contohnya, ada siswa yang
menjawab “longitudinal suara”.
Sama halnya dengan nomor satu, kebanyakan siswa menjawab soal
nomor dua dengan menggunakan logikanya. Contohnya ada siswa yang
menjawab “untuk membantu pekerjaan”. Siswa tersebut tidak menjelaskan
secara rinci apa pekerjaannya, ada juga yang menjawab “untuk membantu
dalam berkomunikasi”. Jawaban siswa tersebut tidak bisa disebut salah,
karena untuk melakukan kegiatan komunikasi, manusia perlu mengeluarkan
suara untuk menyampaikan sesuatu.
Pada soal nomor tiga sudah masuk dalam soal yang menggunakan
metode perhitungan. Di soal ini yang dapat menjawab benar soal hanya satu
orang, atau 3,03% dari jumlah siswa yang mengerjakan tes awal. Sebanyak
27,30% siswa menjawab tetapi siswa tersebut tidak menjawab sesuai
jawaban yang diinginkan. Dan paling banyak siswa yang tidak bisa
menjawab soal karena tidak mengetahui maksud dari soal. Yang tidak bisa
menjawab sama sekali soal ini sebanyak 39.40%. Dari permasalahan ini
dapat dilihat bahwa siswa tidak mengetahui rumus untuk mencari frekuensi
dan periode. Ada juga siswa yang tidak bisa dalam soal perhitungan atau
matematisnya. Siswa kebingungan karena dalam soal nilai panjang
gelombang besarnya 7/8 meter, sehingga siswa kesulitan untuk
menghitungnya. Hal ini terjadi mungkin karena ketidak seriusan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dalam mempelajari materi tentang bunyi, karena peneliti melihat di buku
paket mereka terdapat rumus dan contoh soal mengenai bunyi tersebut
Dari soal nomor empat, siswa tidak mengetahui beda dari suara siter
dengan suara drum, dari poin yang ini siswa mengaku tidak mengetahui apa
itu siter. Dan masih ada yang tidak bisa menjawab soal nomor empat ini.
Rata – rata siswa hanya bisa menjawab dua poin, yaitu poin a dan poin b.
Dilihat dari jawaban siswa, siswa tidak bisa menjawab secara terperinci
dalam menjawab soal a dan b, mereka hanya menjawab singkat saja. Siswa
menjawab pertanyaan dengan logika dan hampir mendekati jawaban yang
sesuai dengan buku paket yang dipakai acuan siswa. Hal ini dikarenakan
kurangnya niat siswa untuk membaca buku paketnya. Ada juga siswa yang
bilang lupa atau kurang teliti dalam menjawab persoalan.
Dari soal terakhir, rata – rata siswa menjawab sekenanya karena
tidak tahu alasan yang benar. Mereka tidak tahu syarat bunyi bisa didengar
manusia. Dalam soal nomor lima ini 9,9% saja yang bisa menjawab poin a
dan tidak bisa menjelaskan alasannya. 90,90% siswa tidak bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan. Siswa tidak mengetahui rumus apa yang harus
digunakan.
Dari lima persoalan, kebanyakan siswa hanya menggunakan logika
mereka dan kesulitan dalam masalah perhitungan. Hal ini dikarenakan
pemahaman siswa yang masih kurang. Dilihat dari observasi, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
melihat mereka aktif dikelas, tetapi tidak serius dalam hal membaca
dirumah.
Dari hasil diagnosis tersebut, dapat disimpulkan :
1. Siswa kurang mengetahui konsep dari materi bunyi dan getaran,
dilihat hanya beberapa siswa saja yang dapat memecahkan persoalan.
2. Dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal, kemampuannya
beragam, ada siswa yang dapat menjawab soal mengenai teori tetapi
lemah dalam soal matematis, ada juga siswa yang mengetahui rumus
dalam soal perhitungan tetapi masih salah dalam jawaban.
3. Dilihat dari nilai KKM yang ditetapkan sekolah, nilai untuk seluruh
siswa tidak ada yang mencapai nilai KKM.
4. Dari jawaban siswa, jawabannya cukup beragam. Dari jawaban siswa
ada yang mendekati, ada juga yang melenceng jauh
2. Proses Remediasi
Setelah melakukan tes awal dan mendiagnosis, peneliti kemudian
melakukan kegiatan remediasi terhadap siswa. Peneliti mengacu pada
materi bunyi dan getaran. Bertolak dari hasil tes awal, peneliti menjelaskan
kembali secara ringkas materi bunyi dan getaran yang telah dijelaskan guru
fisika sebelumnya. Hal ini dilakukan karena ternyata berdasarkan hasil
diagnosis banyak siswa masih bingung dan cenderung belum memahami
materi mengenai bunyi dan getaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Peneliti melaksanakan kegiatan remediasi dengan terjadwal dan
dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat (RPP terlampir).
Dimulai dengan pendekatan dengan siswa, tanya jawab apa saja kesulitan
dalam mengerjakan tes awal. Peneliti memberi kesempatan kepada siswa
yang sudah menjawab dengan benar untuk menjelaskan kepada siswa lain
mengenai materi bunyi dan getaran. Saat siswa menjelaskan, hampir semua
siswa memperhatikan dan pada saat peneliti bertanya kepada siswa lain,
siswa tersebut tidak dapat menjelaskannya kembali. Kemudian peneliti
memulai memperjelas materi bunyi dan getaran, dimulai dengan
menjelaskan mengapa bunyi bisa ada dan dapat terdengar sampai telinga
manusia sampai penjelasan materi yang menggunakan rumus. Pada saat
penjelasan mengenai perhitungan rumus. Peneliti memberi waktu yang
lebih karena dilihat dari tes awal siswa terlihat masih kebingungan untuk
menjawab.
3. Hasil Tes Akhir
Setelah siiswa diberikan pengajaran remedial, peneliti memberikan
tes akhir untuk mengevaluasi pemahaman siswa setelah dilakukan
pengajaran remedial. Hasil dari tes akhir tersebeut, sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Tes Akhir
SISWA KEBERHASILAN
(%)
SISWA 1 65
SISWA 2 20
SISWA 3 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
SISWA KEBERHASILAN
(%)
SISWA 4 55
SISWA 5 80
SISWA 6 85
SISWA 7 30
SISWA 8 80
SISWA 9 85
SISWA 10 75
SISWA 11 30
SISWA 12 100
SISWA 13 95
SISWA 14 35
SISWA 15 65
SISWA 16 60
SISWA 17 80
SISWA 18 30
SISWA 19 40
SISWA 20 65
SISWA 21 45
SISWA 22 90
SISWA 23 40
SISWA 24 45
SISWA 25 95
SISWA 26 90
SISWA 27 20
SISWA 28 85
SISWA 29 25
SISWA 30 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
SISWA KEBERHASILAN
(%)
SISWA 31 85
SISWA 32 80
SISWA 33 60
Dilihat dari hasil tes akhir, peneliti dapat melihat keberhasilan
pengajaran remedial yang telah dilakukan.
Tabel 4.4
Persentase Keberhasilan Tes Akhir
No.
Soal Hasil Tes Akhir Siswa Persentase keberhasilan
1 Sebutkan tiga syarat teradinya
bunyi!
Jawaban :
a. Ada sumber bunyi yang
bergetar
b. Terdapat medium (zat
antara) yang
menghantarkan bunyi
c. Ada penerima atau telinga
pendengar
Sekitar 69,69% mengetahui apa
saja syarat dari bunyi, sebanyak
24,24% siswa bisa menyebutkan
dua dari tiga syarat bunyi, 3,03%
siswa hanya mengetahui satu
syarat terjadinya bunyi dan
3,03% siswa tidak mengetahui
sama sekali apa saja syarat dari
bunyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
No.
Soal Hasil Tes Akhir Siswa Persentase keberhasilan
2 Sebutkan 3 contoh manfaat
bunyi dalam kehidupan sehari
– hari!
Jawaban :
a. Mengukur kedalaman laut
atau kedalaman gua
dengan memanfaatkan
bunyi pantul
b. Mengukur cepat rambat
bunyi di udara atau cepat
rambat bunyi di dalam air
c. Melalukan USG
(Ultrasonografi) dengan
memanfaatkan ultrasonik
d. Mengetahui tingkat
keropos atau kerusakan
logam dengan ultrasonik
e. Memecah batu ginjal
dengan tembakan
ultrasonik
Sebanyak 63,63% siswa
mengetahui tiga manfaat dari
bunyi, 24,24% siswa dapat
menjawab dua syarat bunyi, dan
12,12% siswa menjawab satu
syarat terjadinya bunyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
No.
Soal Hasil Tes Akhir Siswa Persentase keberhasilan
f. Mendeteksi kumpulan
ikan
g. Mencari kandungan
mineral dan minyak di
dalam bumi.
3 Gelombang berfrekuensi 300
Hz merambat dalam zat cair
dengan kecepatan 1.500 m/s.
tentukan :
a. Periode
b. Panjang gelombang
Jawaban :
Data soal:
f = 300 Hz
v = 1500 m/s
T=..........s
λ=…......m
Hubungan panjang
gelombang, cepat rambat dan
Sekitar 12,12% siswa tidak bisa
menjawab soal mengenai
frekuensi. 12,12% siswa dapat
mengerjakan sebagian soal,
3,03% siswa hampir mendekati
jawaban yang benar, 45,45%
siswa dapat mengerjakan dengan
benar, dan 27,27% siswa tidak
mengerjakan soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
No.
Soal Hasil Tes Akhir Siswa Persentase keberhasilan
frekuensi gelombang:
f = ν / λ
λ = v/f
T = 1 / f
a. Periode
T = 1/f
= 1/300
= 0.003
b. Panjang gelombang (λ)
λ = v/f
= ( 1500 m/s)/ (300 Hz)
= 5 m
4 Mengapa peristiwa dibawah
ini dapat terjadi? Berikanlah
alasannya!
a. Kita tidak dapat
bercakap – cakap dengan
9,09% siswa dapat menjawab
soal tetapi jawabannya kurang
tepat, 15,15% siswa hanya
mendapatkan skor dua, 18,18%
siswa mendapatkan skor 3,
30,3% siswa mendapatkan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
No.
Soal Hasil Tes Akhir Siswa Persentase keberhasilan
orang lain dipermukaan
bulan.
b. Kelelawar dapat terbang
dalam keadaan gelap.
c. Suara siter berbeda
dengan suara drum
Jawaban :
a. Tidak ada medium untuk
mengantarkan sumber
bunyi
b. Kelelawar mengeluarkan
suara dengan frekuensi
yang sangat tinggi, atau
disebut juga ultrasonik.
Bunyi tersebut akan
mengenai benda yang
berada disekitarnya lalu
dipantulkan kembali ke
telinga kelelawar.
Sehingga kelelawar tidak
4, 21,21% siswa dapat
menjawab soal dengan benar,
dan 6,06% siswa tidak
menjawab soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
No.
Soal Hasil Tes Akhir Siswa Persentase keberhasilan
akan menabrak benda yg
berada didepannya.
c. Karena, Suara siter
berasal dari dawai
sedangkan suara drum
berasal dari rongga udara
untuk memantukan
bunyinya.
5 Bunyi dengan panjang
gelombang 15 m memiliki
kecepatan rambat sebesar 330
m/s. Dapatkah bunyi tersebut
didengar oleh telinga manusia
normal? berikanlah
alasannya!
Jawaban :
Mencari frekuensi terlebih
dahulu:
f = ν / λ
f = 330/15
f = 22Hz
12,12% siswa menulis jawaban
tetapi kurang tepat (skor 1),
9,09% siswa mendapatkan skor
2, 27,27% siswa mendapatkan
skor 3, terdapat 24,24% siswa
dapat mengerjakan soal dengan
tepat, dan 27,27% siswa tidak
menjawab soal.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No.
Soal Hasil Tes Akhir Siswa Persentase keberhasilan
Bunyi dengan frekuensi antara
20 hingga 20000 Hz tergolong
audiosonik , bisa didengar
oleh manusia.
Selengkapnya:
infrasonik : frekuensi bunyi
lebih kecil dari 20 Hz
ultrasonik : frekuensi bunyi
lebih besar dari 20000 Hz
Berdasarkan table 4.4 terlihat adanya peningkatan keberhasilan
siswa dalam materi bunyi. Keberhasilan siswa tersebut terlihat dari
peningkatan nilai tes Dari tes awal, terlihat siswa kesulitan dalam
memahami soal pada setiap materi bunyi dan getaran yang diberikan.
Proses remediasi yang dilakukan terbukti dapat membantu mengatasi
kesulitan belajar siswa di beberapa bagian materi tentang bunyi dan
getaran. Perbandingan keberhasilan siswa dalam tes awal dan akhir, dapat
dilihat dalam tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 4.5
Keberhasilan Siswa Dalam Tes Awal dan Tes Akhir
SISWA
HASIL
TES
AWAL
(%)
HASIL
TES
AKHIR
(%)
Keterangan
Nilai
Ketuntasan
(KKM =75)
SISWA 1 30 65 Meningkat Tidak Tuntas
SISWA 2 30 20 Menurun Tidak Tuntas
SISWA 3 45 70 Meningkat Tidak Tuntas
SISWA 4 55 55 Tetap Tidak Tuntas
SISWA 5 55 80 Meningkat Tuntas
SISWA 6 15 85 Meningkat Tuntas
SISWA 7 30 30 Tetap Tidak Tuntas
SISWA 8 40 80 Meningkat Tuntas
SISWA 9 45 85 Meningkat Tuntas
SISWA 10 35 75 Meningkat Tuntas
SISWA 11 20 30 Meningkat Tidak Tuntas
SISWA 12 50 100 Meningkat Tuntas
SISWA 13 45 95 Meningkat Tuntas
SISWA 14 15 35 Meningkat Tidak Tuntas
SISWA 15 40 65 meningkat Tidak Tuntas
SISWA 16 10 60 Meningkat Tidak Tuntas
SISWA 17 35 80 Meningkat Tuntas
SISWA 18 30 30 Tetap Tidak Tuntas
SISWA 19 45 40 Menurun Tidak Tuntas
SISWA 20 40 65 Meningkat Tidak Tuntas
SISWA 21 35 45 Meningkat Tidak Tuntas
SISWA 22 40 90 Meningkat Tuntas
SISWA 23 30 40 Meningkat Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
SISWA
HASIL
TES
AWAL
(%)
HASIL
TES
AKHIR
(%)
Keterangan
Nilai
Ketuntasan
(KKM =75)
SISWA 24 50 45 Menurun Tidak Tuntas
SISWA 25 70 95 Meningkat Tuntas
SISWA 26 35 90 Meningkat Tuntas
SISWA 27 40 20 Menurun Tidak Tuntas
SISWA 28 45 85 Meningkat Tuntas
SISWA 29 30 25 Menurun Tidak Tuntas
SISWA 30 65 85 Meningkat Tuntas
SISWA 31 60 85 Meningkat Tuntas
SISWA 32 15 80 Meningkat Tuntas
SISWA 33 40 60 Meningkat Tidak Tuntas
Berdasakan tabel 4.5, rata – rata siswa mengalami peningkatan
dalam tes akhir. Sebanyak 15 siswa mengalami peningkatan nilai dan
memenuhi KKM pada tes akhir, 10 siswa mendapatkan peningkatan nilai
tetapi belum memenuhi KKM. Sedangkan sebanyak 5 siswa mengalami
penurunan nilai, dan 3 siswa nilainya tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.1
Diagram presentase keberhasilan siswa
Dilihat dari diagram, peningkatan nilai setelah melakukan
remediasi cukup tinggi. Dalam diagram tersebut presentase peningkatan
sebesar 75,8%. Dari 73% tersebut sebanyak 45,5% siswa dapat
menuntaskan nilai KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini antara lain:
1. Hasil diagnosis menunjukkan siswa mengalami kesulitan pada materi
bunyi dan getaran, dengan nilai rata-rata yang diperoleh pada saat tes
awal sebesar 38,33. Kesulitan yang dialami oleh subjek pada
penyelesaian soal tentang bunyi dan getaran meliputi :
a. Kesulitan dalam menyebutkan syarat bunyi.
b. Kesulitan dalam memahami soal, sehingga jawaban yang diberikan
tidak benar.
c. Kurang bisa mengkaitkan antara konsep dan peristiwa dalam
kehidupan sehari – hari.
2. Dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami subjek pengajaran
remedial yang dilakukan terhadap siswa adalah menggunakan metode
tanya jawab, ceramah dan diskusi.
3. Keberhasilan siswa setelah dilakukannya pengajaran remedial
mengalami peningkatan dari hasil tes awal, dengan nilai rata – rata yang
didapat 63.33. Siswa yang dapat mencapai KKM sebanyak 45,5%,
subjek yang mengalami peningkatan tetapi belum mencapai KKM
sebanyak 30,3%, subjek yang mengalami penurunan sebanyak 15,1%,
dan terdapat subjek yang nilainya tetap yaitu sebanyak 9,1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini hanya sebatas mendeskripsikan kesulitan siswa berdasarkan
hasil tes awal dan membantu kesulitan siswa dalam materi bunyi dan getaran.
Peneliti menganalisis kesulitan siswa tersebut dari hasil diagnosis yang
menggunakan instrumen tes awal, sehingga peneliti tidak melakukan kegiatan
wawancara terhadap siswa. Dalam penelitian ini waktu yang diberikan oleh
pihak sekolah juga sangat terbatas sehingga peneliti hanya melakukan proses
remediasi secara singkat (hanya satu kali dilakukan).
C. SARAN
1. Bagi Guru
a. Hendaknya guru melakukan pendekatan kembali dengan siswa dan
memberikan contoh – contoh yang realistis dalam kehidupan sehari –
hari yang berkaitan dengan hukum fisika.
b. Hendaknya guru melakukan kegiatan diagnosis dan remediasi pada
akhir materi yang dirasa cukup sulit bagi siswa, tidak hanya setelah
ujian kenaikan kelas supaya kesulitan-kesulitan siswa dapat segera
teratasi untuk melanjutkan ke materi berikutnya dengan baik.
2. Bagi Peneliti Pendidikan Fisika
Peneliti pendidikan fisika yang akan menggunakan penelitian ini atau
penelitian yang serupa hendaknya dapat memaparkan lebih detail lagi
dalam mendiagnosis untuk menemukan kesulitan siswa dan menggunakan
upaya remediasi dengan metode yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta:
Bumi Aksara.
Daud, Ridwan M.”Mastery Learning: Teori dan Praktis”. Islamic Studies Journal
Vol.1 No.2 Tahun 2013. Diakses pada 16 Desember 2017.
Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta:
Dekdikbud.
Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen dan
Penanggulangannya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kartiko Widi, Restu. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulyadi, H. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran Panduan
Praktis Bagi Pendidik & Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Tarsidi, Didi. “Belajar Tuntas (Mastery Learning)”.Jurnal Pendidikan Luar Biasa.
Diakses pada 5 Desember 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN 1
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
LAMPIRAN 2
SOAL TES AWAL DAN PEMBAHASAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
1. Sebutkan 3 syarat terjadinya bunyi! (skor 3)
Pembahasan
d. Ada sumber bunyi yang bergetar
e. Terdapat medium (zat perantara) yang menghantarkan bunyi
f. Ada penerima atau telinga pendengar
2. Sebutkan 3 contoh manfaat bunyi dalam kehidupan sehari – hari! (skor 3)
Pembahasan
h. Mengukur kedalaman laut atau kedalaman gua dengan memanfaatkan
bunyi pantul
i. Mengukur cepat rambat bunyi di udara atau cepat rambat bunyi di
dalam air
j. Melalukan USG (Ultrasonografi) dengan memanfaatkan ultrasonik
k. Mengetahui tingkat keropos atau kerusakan logam dengan ultrasonik
l. Memecah batu ginjal dengan tembakan ultrasonik
m. Mendeteksi kumpulan ikan
n. Mencari kandungan mineral dan minyak di dalam bumi.
3. Seorang anak mendengar bunyi yang memiliki panjang gelombang sebesar
7
8 meter. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 350 m/s, tentukan:
a. Frekuensi sumber bunyi (skor 2)
b. Periode sumber bunyi (skor 2)
Pembahasan
Data soal:
ν = 340 m/s
λ = 5 m
f = .......... Hz
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
T =.....s
Hubungan panjang gelombang, cepat rambat dan frekuensi gelombang:
f = ν / λ T = 1 / f
1. frekuensi sumber bunyi
f = 340 / 5
f = 68 Hz
2. periode sumber bunyi
T = 1/f = 1/68 sekon = 0,0147 s
4. Mengapa peristiwa dibawah ini dapat terjadi? Berikanlah alasannya!
d. Kita tidak dapat bercakap – cakap dengan orang lain dipermukaan
bulan. (skor 2)
e. Kelelawar dapat terbang dalam keadaan gelap. (skor 2)
f. Suara siter berbeda dengan suara drum. (skor 2)
Pembahasan
d. Tidak ada medium untuk mengantarkan suber bunyi
e. Kelelawar mengeluarkan suara dengan frekuensi yang sangat tinggi,
atau disebut juga ultrasonik. Bunyi tersebut akan mengenai benda yang
berada disekitarnya lalu dipantulkan kembali ke telinga kelelawar.
Sehingga kelelawar tidak akan menabrak benda yg berada didepannya.
f. Karena, Suara siter berasal dari dawai sedangkan suara drum berasal
dari rongga udara untuk memantukan bunyinya.
5. Bunyi dengan panjang gelombang 1,5 m memiliki kecepatan rambat
sebesar 330 m/s. Dapatkah bunyi tersebut didengar oleh telinga manusia
normal? berikanlah alasannya! (skor 4)
Pembahasan
Mencari frekuensi terlebih dahulu:
f = ν / λ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
f = 330 / 1,5
f = 220 Hz
Bunyi dengan frekuensi antara 20 hingga 20000 Hz tergolong audiosonik ,
bisa didengar oleh manusia.
Selengkapnya :
infrasonik : frekuensi bunyi lebih kecil dari 20 Hz
ultrasonik : frekuensi bunyi lebih besar dari 20000 Hz
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN 3
VALIDAS I SOAL OLEH DOSEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN 4
SOAL TES AKHIR
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat!
1. Sebutkan 3 syarat terjadinya bunyi! (skor 3)
2. Mengapa peristiwa dibawah ini dapat terjadi? Berikanlah alasannya!
a. Kita tidak dapat bercakap – cakap dengan orang lain dipermukaan
bulan. (skor 2)
b. Kelelawar dapat terbang dalam keadaan gelap. (skor 2)
c. Suara siter berbeda dengan suara drum. (skor 2)
3. Sebutkan 3 contoh manfaat bunyi dalam kehidupan sehari – hari! (skor 3)
4. Gelombang berfrekuensi 300Hz merambat dalam zat cair dengan
kecepatan 1.500 m/s. Tentukan
a. periode (skor 2)
b. panjang gelombang(skor 2)
5. Bunyi dengan panjang gelombang 15 m memiliki kecepatan rambat
sebesar 330 m/s. Dapatkah bunyi tersebut didengar oleh telinga manusia
normal? berikanlah alasannya! (skor 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN 5
PEDOMAN WAWANCARA
1. Karakteristik siswa kelas 8B.dari segi sikap – sikap siswa dan intelegensinya
2. Bagaimana nilai rata – rata ulangan fisika? Menempuh KKM atau tidak
3. Apa nilainya langsung dimasukan kedaftar nilai atau tidak ?
4. Untuk di bab bunyi, kesuilitan siswa apa saja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN 6
WAWANCARA DENGAN GURU
P : Peneliti
G : Guru
P : “Selamat pagi pak, saya mau bertanya tentang karakteristik siswanya. Karakter
siswa-siswa kelas 8B bagaimana? dari mulai segi sikap, sikap – sikap siswa
dan inteligensinya, yaitu seperti apa pak?”
G : “Kelas kita itu dari anak kelas 7, 8 dan 9 itu kan mempunyai karakteristik sendiri
– sendiri kebetulan kelas 8 itu agak bebas, tahun ini loh ya. Kelas 9 itu bagus,
kelas 8 tidak begitu, kelas 7 bagus. Kelas 8 itu kemampuannya juga agak tidak
begitu bagus, maka imbasnya adalah ke perilakumeskipun nakal itu tidak ada
tetapi semangatnya yang agak kurang bagus. Tapi kalo kerajinaa hampir semua
anak rajin kok, kehadiran loh ya tidak ada yang bolos.”
P : “Presensi ya pak?”
G : “Presensi rajin Cuma semangat untuk belajar atau semangat ingin tahunya
didominasi oleh beberapa anak,yang cewek – cewek emil, prima.”
P : “Oh iya..”
G : “Yang laki – laki itu pendiam semua, hanya anteng tok, kalo belajar itu Cuma
anteng tok, begitu.”
P : “Iya..”
G : “Begitu, Karakteristiknya sepeti itu. Nah kalo tidak cuma gembrigah atau
semangat anak untuk belajarnya.”
P : “Kalo rata – rata nilai ulangan fisikanya bagaimana pak? banyak yang
memenuhi KKM atau dibawah KKM?”
G : “Rata – rata ulangan ya itu, seperti yang saya katakana tadi, kelas sekolah kita
itu kan agak labil ya, ada yang rendah, ada yang sedang dan ada yang tinggi
sekali.”
P : “Tingkat kemampuannya ya pak?”
G : “Nah tingkat kemampuannya, maka rata – rata tu ya, maka artinya cukup lah.”
P : “Cukup ya pak?”
G : “Iya cukup, yang rendah ya tidak begitu rendah sekali, yang tinggi memang
tinggi sekali.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
P : “Berarti rata – ratanya sudah memenuhi KKM ya pak?”
G : “Belum, kalau ulangan jujur belum, paling yang lulus KKM sekitar 30 % ,
soal baru loh yam as, soal baru.”
P : “Berarti nilainya langsung dimasukan ke daftar nilai ya pak?”
G : “Nah kalau ulangan langsun saya masukan ke daftar nilai, anak ada yang
mendapat 20, 40, 50 tetap saya masukan ke dalam daftar nilai, cuma nanti
masalahnya adalah, anak yang tidak lulus perlu diperbaiki.”
P : “Berarti itu ada proses remediasi lagi pak?”
G : “Iya betul, harus diperbaiki lagi. Kalau tidak nanti nyepeleke, harus
diperbaiki.”
P : “Sama ini pak, untuk materi bunyi ini, kesulitan siswa itu apa aja ya pak?”
G : “Bagaimana?”
P : “Kesulitan siswa dalam materi bunyi.”
G : “Materi bunyi, kalau ditanyakan kesulitan siswa itu sebenarnya jengenan tanya
pada siswa, kalau begitu kan nanti jadi valid, begitu. Karna begini, sampai saat
ini kan anak itu seperti yang saya katakan, anak itu tidak pernah berkeluh kesah
pada guru “pak saya sulit”, karna anak yang pandai itu larinya ke guru les, anak
yang pandai loh ya, kalau anak pandai ga bias toh ya menanyakan pada guru saat
mengajar saat itu, itu wajar karna saya merasakan itu. Yang sungguh tidak tau
kan cenderung diam, nah ketika cenderung diam itu kan ga tau anak itu
menguasai atau tidak, maka dari itu guru di uji dengan tes, ketika di uji itu
sebenarnya seberapa daya serap yang diterima anaknya, nah maka jika ditanya
tingkat kesulitannya identik,kalau daya serapnya bagus ya nilainya bagus ,
beberapa anak yang daya serapnya rendah yak an katanya dengan tingkat
kesuitan, karna bunyi itu ya yang sederhana, penerapan sehari – hari kaya gema
itu kan ya sederhana, tetapi ketika anak, anak tau teorinya, tetapi ketika anak itu
itu di uji dengan itungan anak itu kan menghitung tidak dibagi dua, bahwa waktu
itu pada sampai tembok kemudian mantul lagi kan sudah dua kali, tapi kan
kadang - kadang anak kan berapa jaraknya mereka kan spontan hafal s = v x t.
lupa dia itu kan pulang pergi. Kadang – kadang mau meluruskan seperti itu ya
agak kesulitan untuk ngedongke yang sudah, tapi anak yang meman di papan
atas logikanya dengan cepat, tapi kadang – kadang dikelas itu yah mas nggeh
anaknya papan atas semua itu lah ya agak tingkat kesulitan tinggi ya bias, tetapi
ketika diberi soal tingkat rendah kelemahannya anak yang pandai itu kadang –
kadang memandang rendah.”
P : “Menyepelekan ya pak?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
G : “Menyepelekan, karna begini, saya pernah membuat soal dengan tingkat
rendah, mudah sekali anak yang daya serapnya rendah itu tidak kesulitan kok,
saya mendikte kan soal selesai anak bisa langsung tau jawabannya kok. Logika
saya membuat yang sederhana sekali, tetapi untuk anak yang susah tetap susah
mas. Kadang – kadang teori dengan di lapangan beda jauh, ketika jenengan
masuk anak yang sedang di lapangan jenengan bisa masuk. Bagaimana
menemukan anak yang tidak pernah semangat , dekam dekem, ada yang
dekem?”
P : “Dekem? Diam gitu pak? Ada ada.”
G : “Ada, meskipun ketika ditegur akan kembali lagi, apalagi kelas utara itu, kelas
8A, seperti itu mas. Ketika jenengan jadi guru kadang – kadang teori disekolah
yang kita terima betul tetapi teori dengan kenyataan dilapangan itulah yang
paling penting. Tetapi anak – anak itu kan kadang – kadang datang dari rumah
juga sudah punya beban dan kita kadang – kadang tidak mau tau yang penting
saya ajar dia tau, tetapi sebenarnya anak tertekan atau tidak kan ya gatau. Anak
– anak kan dating dari keluarga yang berbeda – beda.”
P : “Latar belakangnya beda – beda ya pak?”
G : “Betul, kemudian dating kesekolah semangatnya berbeda, beda dengan datang
kesekolah misalnya satu , enak ngeles di sore hari itu, privat datag itu anak –
anak sudah siap untuk belajar, beda jauh loh mas. Kalo disekolah guru harus
membuat kondisi, nah itu yang paling penting.”
P : “Berarti dikondisikan dulu ya pak?”
G : “Iya betul,kondisi. Maka untuk ditanyakan kesulitan untuk bunyi ya dari hasil
ulangan, meskipun belum tentu mutlak loh mas, karna pada saat itu belum tentu
siswa siap untuk ulangan, kalau pun sebelum ulangan saya kasih tahu dulu.”
P : “Dilihat dari kemampuannya berarti berbeda – beda ya pak?”
G : “Iya mas,kalau direntan ya 20 – 100, rentan nilai itu loh, kita apa adanya loh
mas.”
P : “Iya, paling itu pak yang saya tanyakan, terima kasih pak.”
G : “Iya sama – sama.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Pangudi Luhur Moyudan
Kelas / Semester : VIII B / Genap
Mata Pelajaran : Fisika
Standar Kompetensi :
Memahami konsep penerapan bunyi dan getaran
Kompetensi Dasar Mendiskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Pembelajaran
- Memahami konsep getaran dalam kehidupan sehari – hari
- Siswa dapat menyebutkan terjadinya bunyi
- Menujukkan perilaku ilmiah dalam kehidupan sehari - hari
No. Kegiatan Keterangan
1. Kegiatan Awal
- Memberi salam kepada peserta didik
- Peneliti mengingatkan kembali materi tes
bunyi dan getaran yang pernah diberikan
5 menit
2. Kegiatan Inti
- Peneliti menerangkan materi bunyi dan
getaran
- Peneliti membahas kembali soal tes dan
melakukan tanya jawab dengan peserta didik
35 menit
3. Kegiatan Akhir
- Peneliti memberikan tes akhir kepada peserta
didik
40 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 8
HASIL TES AWAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN 9
HASIL TES AKHIR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 10
DAFTAR HADIR TES AWAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 11
DAFTAR HADIR TES AKHIR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 12
FOTO – FOTO SAAT PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI