Dia Adalah Aku

2
“Dia adalah aku..” Dan aku adalah dia…” *** “Baik. Untuk semester ini, tempat duduk akan diacak berdasarkan nomor undian. Hal ini bertujuan agar kita saling membaur di kelas ini dan semakin menambah kekompakan kita.” Jelas seorang laki – laki paruh baya dan berkacamata di depan kelas. Ia membawa gelas berisi gulungan kertas yang telah disiapkannya sebelum ia datang. “Pak ! saya tidak setuju !” seru seorang anak perempuan yang duduk di bangku paling depan. “Apa ada masalah Venny ?” Jawab Pak Guru. “Masalah banget Pak ! Kalo misalnya sampe dapet disebelah manusia suram dan menyedihkan itu gimana ? saya ngga mau ya pak. Bawa sial ! Lebih baik saya pindah sekolah !” Ujarnya berapi – api. Yang disambut oleh riuhnya sahut meyahut dari murid lainnya. “Saya juga ngga mau !” “Apalagi saya Pak !” “Ini tidak adil !” Pak Guru yang tenang, menjadi panic dan mencoba untuk menstabilkan keadaan. Tapi tidak berhasil. “Tenang ! Tenang ! Semuanya harap tenang !” Namun dari ekspressi wajahnya, menunjukan keputus asaan akibat tak dapat mengendalikan kondisi. Murid wanita yang menjadi objek penolakan mereka. Hanya diam dan membaca buku. Seolah tak terjadi apa apa yang berkaitan dengannya. Ia memiliki dunia sendiri. Dalam diam dan keheningannya yang tak dapat dimasuki oleh orang lain selain dirinya sendiri. Namun, suara berisik akibat sahut menyahut itu rupaya huteorang murid laki laki yang tengah tertidur. Mengamati keadaan sekitar. Mungkin ia

description

poem

Transcript of Dia Adalah Aku

Dia adalah aku..Dan aku adalah dia

***

Baik. Untuk semester ini, tempat duduk akan diacak berdasarkan nomor undian. Hal ini bertujuan agar kita saling membaur di kelas ini dan semakin menambah kekompakan kita. Jelas seorang laki laki paruh baya dan berkacamata di depan kelas. Ia membawa gelas berisi gulungan kertas yang telah disiapkannya sebelum ia datang.

Pak ! saya tidak setuju ! seru seorang anak perempuan yang duduk di bangku paling depan.Apa ada masalah Venny ? Jawab Pak Guru.

Masalah banget Pak ! Kalo misalnya sampe dapet disebelah manusia suram dan menyedihkan itu gimana ? saya ngga mau ya pak. Bawa sial ! Lebih baik saya pindah sekolah ! Ujarnya berapi api. Yang disambut oleh riuhnya sahut meyahut dari murid lainnya.

Saya juga ngga mau !

Apalagi saya Pak !

Ini tidak adil !

Pak Guru yang tenang, menjadi panic dan mencoba untuk menstabilkan keadaan. Tapi tidak berhasil. Tenang ! Tenang ! Semuanya harap tenang ! Namun dari ekspressi wajahnya, menunjukan keputus asaan akibat tak dapat mengendalikan kondisi.

Murid wanita yang menjadi objek penolakan mereka. Hanya diam dan membaca buku. Seolah tak terjadi apa apa yang berkaitan dengannya. Ia memiliki dunia sendiri. Dalam diam dan keheningannya yang tak dapat dimasuki oleh orang lain selain dirinya sendiri.Namun, suara berisik akibat sahut menyahut itu rupaya huteorang murid laki laki yang tengah tertidur. Mengamati keadaan sekitar. Mungkin ia merasa terusik oleh sahut menyahut tanpa irama yang dibuat oleh teman temannya.

Woi ! Helah berisik banget sih ! cuman gak mau sama cewek ini ?