Di Saat Aku Tua

2
(Untuk Orang-Orang Hebat Sepanjang Masa) Di Saat Aku Tua Di saat aku tua, bukan lagi diriku yang dulu. Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku. Di saat aku menumpahkan kuah sayuran dibajuku. Di saat aku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu. Ingatlah saat-saat bagaimana aku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya. Di saat aku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankan. Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku. Dimasa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah aku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi. Di saat aku membutuhkanmu untuk memandikanku. Janganlah menyalahkanku. Ingatlah dimasa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi? Di saat saya kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern, Janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu. Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan, ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku. Bagaikan dimasa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan. Di saat aku melupakan topik pembicaraan kita, berikanlah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya. Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal penting bagiku, asalkan engkau berada di sisiku untuk mendengarkanku, aku telah bahagia. Di saat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih. Maklumilah diriku, dukunglah daku, bagaikan aku terhadapmu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan. Dulu aku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah aku hingga akhir jalan hidupku. Berilah aku cinta kasih dan kesabaranmu, aku akan menerimanya dengan senyuman penuh

description

II

Transcript of Di Saat Aku Tua

Page 1: Di Saat Aku Tua

(Untuk Orang-Orang Hebat Sepanjang Masa)

Di Saat Aku Tua

Di saat aku tua, bukan lagi diriku yang dulu. Maklumilah diriku, bersabarlah dalammenghadapiku. Di saat aku menumpahkan kuah sayuran dibajuku. Di saat aku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu. Ingatlah saat-saat bagaimana aku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya. Di saat aku dengan pikunnya mengulang terus menerus ucapan yang membosankan. Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku. Dimasa kecilmu, aku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yangtelah aku ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi. Di saat aku membutuhkanmu untuk memandikanku. Janganlah menyalahkanku. Ingatlah dimasa kecilmu, bagaimana aku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi? Di saat saya kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern, Janganlah menertawaiku. Renungkanlah bagaimana aku dengan sabarnya menjawab “mengapa” yang engkau ajukan disaat itu.

Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan, ulurkanlah tanganmu yang muda dankuat untuk memapahku. Bagaikan dimasa kecilmu aku menuntunmu melangkahkan kakiuntuk belajar berjalan. Di saat aku melupakan topik pembicaraan kita, berikanlah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya. Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal penting bagiku, asalkan engkau berada di sisiku untuk mendengarkanku, aku telah bahagia. Di saat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih. Maklumilah diriku, dukunglah daku,bagaikan aku terhadapmu disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan. Dulu aku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah aku hingga akhir jalan hidupku. Berilah aku cinta kasih dan kesabaranmu, aku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur. Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu.