di luar subyek; ada sesuatu yang transenden,...
-
Upload
nguyenmien -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of di luar subyek; ada sesuatu yang transenden,...
BAB Hi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Di bidang pendidikan, menurut Guba ,dan Wolf, penelitian
kualitatif seringkali disebut naturalistik karena peneliti
tertarik menyelidiki peristiwa-peristiwa sebagaimana ter
jadi secara alamiah (natural). Data dikumpulkan oleh orang-
orang yang berperilaku secara wajar: berbicara, berkunjung
melihat, makan,dansebagainya (Bogdan dan Biklen, 1982:3).
Berikut ini dibahas metodologi penelitian yang digu
nakan, dengan pokok-pokok sebagai berikut: (1) orientasi
teoritik, (2) strategi penelitian, (3) sumber data, (4)
subyek, (5) teknik pengumpulan data, (6) validitas data,dan (7) analisis data.
A. Orientasi Teoritik
Penelitian ini didasarkan pada ancangan fenomelogi.
Ancangan fenomenologi menurut Edmund Husserl, memandang,
obyek ilmu tidak terbatas pada yang empirik (sensual),
tetapi mencakup fenomena yang tidak lain dari persepsi,
Pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek tentang sesuatu
di luar subyek; ada sesuatu yang transenden, disampingyang aposteriorik (Nung Muhadjir, 1989:21).
57
58
Menurut Bogdan dan Biklen (1982:31) bahwa: "Resear
ches in the phenomenological mode attempt to understand
the meaning of events and interactions to ordinary peoplein particular situasions".
Sejalan dengan penggunaan anfcangan fenomenologi,
maka di dalam penelitian ini berusaha mengungkapkan pan-
dangan-pandangan, persepsi-persepsi, dan perasaan-perasaan
subyek, melalui metode wawancara. Di samping itu pengamat-
an empirik dilakukan melalui teknik observasi partisipan.
B. Strategi Penelitian
Untuk memudahkan peneliti di dalam menentukan subyek
dan latar penelitian, maka digunakan strategi studi kasus
Menurut Bogdan dan Biklen (1982:58), studi kasus
adalah "a detailed examination of one setting, or one
single subject, or one single depository of documents, or
one particular event". Ary (1985:322-323) menjelaskan bah
wa dalam studi kasus, peneliti "attempts to examine an
individual or unit in depth. The investigator tries to
discover all the variables that are important in the
history or development of- the subject".
Penggunaan studi kasus dalam penelitian ini disebab
kan antara lain oleh alasan, seperti yang dikemukakan
oleh Yin, bahwa strategi studi kasus dipilih apabila me-
59
libatkan pertanyaan-pertanyaan "bagaimana" atau "menga-
pa", apabila meneliti kurang menguasai jalannya peristiwa-
peristiwa dan apabila perhatian dipusatkan kepada gejala
masa kini di dalam suatu konteks kehidupan nyata (1987:14)
Studi kasus ini menggunakan desain kasus tunggal
(single, ease atlidi), dengan alasan bahwa studi ini merupa
kan kasus revelatori atau kasus pengungkapan. Menurut
Yin, situasi ini berlaku apabila seseorang peneliti
mempunyai kesempatan untuk mengamati dan menganalisis
suatu gejala yang sebelumnya tidak dapat dijangkau oleh
penelitian ilmiah (1987:51-52).
Selanjutnya, desain studi kasus ini memilih tipe
menghusus (ejnbjyideji). Yin (1987:53) mengatakan bahwa tipe
ini dipilih bila di dalam lingkup kasus tunggal, perhati
an juga diarahkan kepada suatu subunit atau subunit-sub-
unit. Di dalam penelitian ini, yang di- maksudkan dengan
subunit adalah anggota organisasi informal.
60
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah : informan,
dokumen, dan rekaman data dari observasi partisipan.
1. Informan
Menurut Dimyati (1990:114), informan adalah "anggota
masyarakat penuh dan dapat menjadi responden terpercaya".
Dengan demikian maka informan adalah seseorang yang sub
yek penelitian yang dijadikan sumber data. Di dalam pene
litian ini, informan terdiri dari: pimpinan fakultas,
Pimpinan jurusan, anggota senat fakultas, dosen, dan pe
gawai ,tata-usaha.
Di samping informan, data juga diharapkan diperoleh
dari informan kunci (key. informsntg) Bogdan dan Biklen
mengatakan bahwa yang disebut informan kunci adalah "some
subject are more willing to talk, have a greater experi
ence in the setting, or are specially insightful about
what goes one" (1982:63). Informan kunci dalam penelitian
ini seperti: mantan pimpinan fakultas, pimpinan fakultas,
pemimpin informal, dan orang-orang tertentu yang mengeta-
hui latar penelitian.
61
2. Dokumen
"Dokumen" menunjukkan suatu tulisan atau catatan tan
pa disiapkan secara khusus dalam menjawab permintaan
peneliti. Contohnya adalah : surat-surat, catatan harian,
naskah pidato, surat kabar, foto, riwayat kesehatan, danprasasti (Lincoln dan Guba, 1985:277).
3. Rekaman data berdasarkan observasi partisipan.
Rekaman data yaitu sejumlah catatan hasil pengamatan
dilapangan. Rekaman data berbentuk catatan lapangan(fieldnotfift), dan catatan harian pribadi penelti yang»enguraikan kegiatan-kegiatan peneliti selama melakukanpenelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan sejumlah teknik pengumpulan data, yaitu: observasi partisipan, wawancara kom-
prehensif (ifldfipJJi iDierYieHS.), dan pengakajian dokumen-dokumen.
62
1) Obervasi partisipan (eaxiicipaoi ohsoxxaLlonl
Observasi partisipan dimaksudkan bahwa peneliti atau
observer berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari sub
yek dan situasi yang ingin dipahami, sebagaimana yangdialami subyek itu (Bogdan, 1982:3). *
Untuk itu maka dalam penelitian ini, peneliti ber
usaha berada pada latar penelitian selama jangka waktu
Pelaksanaan penelitian. Di dalam latar penelitian ini,Peneliti berusaha bergaul dengan subyek penelitian, ber-
bicara, sebagai seorang partisipan. Di samping itu, pene
liti juga bertindak sebagai observer, mengamati perilaku
subyek pada organisasi informal di Fakultas Teknik Universitas Bung Hatta Padang.
Untuk memudahkan pengumpulan data, digunakan catatan
lapangan seperti yang dicontohkan oleh Bogdan dan Biklen.
Catatan lapangan tersebut memuat antara lain: (1) halaman
Pertama yang memuat : waktu diadakannya penelitian, nama
pengamat, tempat, jumlah berkas catatan, dan judul kejadi-
an; (2) deskripsi kejadian yang diamati; dan (3) reflek-
si, yaitu perasaan, komentar, dan rencana penelitiselanjutnya (1982:89-90).
Pada hari-hari pertama di lapangan, peneliti berusa
ha membangun hubungan baik dengan subyek, menjelaskan
keberadaan peneliti dan tujuan penelitian agar subyek
63
i
tidak menaruh rasa curiga kepada peneliti. Semuanya itu
dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data semaksi
mal mungkin.
Data yang dikumpulkan melalui observasi partisipan
adalah menyangkut: perilaku subyek dalam organisasi for
mal dan organisasi informal, pembicaraan di dalamkelompok
informal termasuk reaksi mereka terhadap suatu kebijakan
fakultas. Di samping itu juga diharapkan diperoleh data
mengenai pola-pola organisasi informal, proses pembuatan
keputusan, termasuk perilaku pembuat keputusan.
2) Wawancara
Teknik wawancara (interviews) digunakan untuk meng-
gali informasi dari subyek secara mendalam menyangkut
persepsi, perasaan, dan reaksi psikologis lainnya yang
dapat diungkapkan.
Menurut Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985: 342) bahwa
"one of the most important aspecs of the interview is its
flexibility". Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneli
tian ini menggunakan jenis wawancara yang bersifat terbu-
ka.
(open-ended) dan tidak terstruktur. Wawancara terbu-
ka, menurut Ary, et.al- (1985:342) "permits a free res
ponse from the subject rather than restricting the res-
64
ponse to a choice from among stated alternatives".
Wawancara tidak terstruktur, menurut Arikunto (1989: 183)
merupakan pedomen wawancara yang hanya memuat garis besar
yang akan ditanyakan.
Data yang diperoleh dengan teknik wawancara, yaitu:
(1) alasan-alasan subyek terlibat dalam kelompok .informal
(2) isi pembicaraan, (3) sikap, persaan, dan reaksi peng-
ambil keputusan terhadap usul/ide bawahan, (4) proses
pengambilan keputusan, (5) dan perilaku subyek lainnya
dalam organisasi informal.
3) Pengkajian dokumen
Sebagaimana yang telah dibahas pada subbab "Sumber
Data", maka yang dimaksud dengan dokumen di dalam peneli
tian ini adalah:(1) riwayat pendidikan/riwayat hidup sub
yek, (2) surat-surat, (3) notulen rapat, (4) daftar nama
subyek, (5) rekaman foto atau vidio-film. (6) suratkabar,
dan (7) catatan lain yang relevan.
Untuk mengarahkan pengkajian dokumen, maka peneliti
sebelumnya membuat daftar data yang diperlukan.
65
E. Sampel Penelitian
Sampel menurut Moore (1983:23) adalah "any subgroup
of a population". Di dalam penelitian ini pengertian sam
pel mengacu kepada subyek atau informan yang dipilih guna
memberikan informasi yang terpercaya. Dengan demikian, pe
nelitian ini tidaklah meneliti populasi, melainkan mene-
liti sejumlah sampel dengan menggunakan teknik tertentu.
Pemilihan sampel seperti ini didukung oleh pendapat
Northrop dan Kraemer (Kuhn dan Martorana, ed. 1982:47),
yakni : "we needed a sample that was small enough to
allow intensive field research at site and large enough
to enable us to make generalizations".
Untuk menentukan sampel, digunakan teknik sam- pling
purposif (purposive sampling), sampling internal (inter
nal sampling) , dan sampling waktu (time sampling
1. Sampling purposif
Teknik ini digunakan dengan cara mengambil subyek
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 1989:
113). Tujuan yang dimaksukan disini ialah untuk mempero-
leh sebanyak mungkin informasi, bukan untuk memudahkan
generalisasi (Lincoln dan Guba, 1985; 202). Berdasarkan
pendapat tersebut, peneliti memilih subyek sebagai sumber
66
data didasarkan atas sejauhmana subyek tersebut dapat
memberikan data sebanyak-banyaknya, namun tetap ter-
percaya.
2. Sampling internal ,
Bogdan dan Biklen (1982:63) mengemukakan pengertian
sampling internal sebagai berikut :
By internal sampling we mean the decision you makeonce you have a general idea of what you arestudying, with whom to talk, what time of day toobserve, and how many documents and what kinds toreview.
Dengan mengacu kepada pendapat Gogdan dan Biklen
tersebut, maka sampling internal dilakukan pada saat pe
neliti berada di latar penelitian. Sumber-sumber informa
si dipilih sesuai dengan fokus studi yang ingin dikaji
lebih mendalam.
3. Sampling waktu
Sampling waktu yaitu, memilih waktu yang tepat untuk
mengumpulkan data pada latar penelitian (Bogdan Biklen
(1982:63). Di dalam penelitian ini pemilihan waktu
pengumpulan data, didasarkan atas apakah pada saat itu
terdapat kejadian-kejadian yang berhubungan dengan fokus
penelitian.
67
F. Validitas Data
Agar data yang diperoleh terjamin validitasnya, maka
penulis menganggap perlu dilakukan trianggulasi. Smith
dan Glass (1987:275) mengatakan bahwa tri- anggulasi
adalah "... process of converging on a conclusion from
different point". Measor (Burgess, ed., 1985:73) mengemu
kakan bahwa trianggulasi merupakan upaya mengumpulkan da
ta dari sejumlah sumber yang berbeda dan menggunakan
metode yang bervariasi.
Denzin (Lincoln dan Guba, 1985:305) mengemukakan
empat cara melakukan trianggulasi, yaitu: (1) trianggula
si sumber data, (2) trianggulasi metodologi, (3) triang
gulasi .peneliti, dan (4) trianggulasi teoritik.
Tetapi khusus dalam penelitian ini, digunakan trianggulasi
sumber data dan trianggulasi metodologi.
Trianggulasi sumber data ditempuh melalui berbagai
sumber, antara lain: pimpinan fakultas, pimpinan jurusan,
anggota senat fakultas, dosen, dan pegawai tata-uasaha.
Trianggulasi metodologi dilakukan dengan menggunakan ber
bagai teknik untuk mengumpulkan informasi yang serupa.
Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan, yaitu: observa
si partisipan, wawancara, dan dokumen.
68
G. Analisa Data
Analisis data dilakukan selama dan setelah pengum
pulan data. Proses kegiatan ini menggunakan tahap-tahap
seperti yang dikemukakan oleh Miles( dan Huberman, sebagai
berikut :
1. Reduksi data (data reduction^
Reduksi data mengacu kepada proses menyeleksi, men-
fokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, dan mentrans-
formasikan data "mentah"yangtertulis pada catatan lapang
an .
2. Mempertunjukkan data (data display)
Pada tahap ini, sejumlah informasi dikumpulkan dan
diorganisasi agar memungkinkan penarikan kesimpulan hasil
penelitian.
3. Penarikan kesimpulan/verifikasi (connlnsinn
drawing/ verifikatir,n->
Pada tahap ini, peneliti menentukan apa arti infor
masi itu, keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi
yang memungkinkan, sebab-musabab, dan proposi-proposi.
(1984:21-22).
69
Pada tahap reduksi data, digunakan teknik penyandian
yang diformulasikan oleh Bogdan dan Biklen (1982:156-161),
yaitu: (1) sandi latar/konteks, (2) definisi sandi situa-
si, (3) perspektif subyek, (4) cara berpikir subyek me
ngenai orang dan obyek, (5) sandi proses, (6) sandi akti
vitas, (7) sandi peristiwa, (8) sandi siasat, (9) sandi
hubungan dan struktur sosial, dan (10) sandi metode.
Untuk memudahkan penyandian dan reduksi data,
digunakan teknik pengerjaan data dengan Colored Pencil
Approach (Bogdan, Juli 1990); data yang telah terkumpul,
disortir dengan menggunakan pinsil berwarna menurut
kategori sandi.