di Kota Tidore Kepulauaneprints.ums.ac.id/70449/9/fix NASKAH PUBLIKASI AMALIA SUBHA PRATIWI.pdf1.3...
Transcript of di Kota Tidore Kepulauaneprints.ums.ac.id/70449/9/fix NASKAH PUBLIKASI AMALIA SUBHA PRATIWI.pdf1.3...
To Ado Re Marine Station and Waterfront Area
di Kota Tidore Kepulauan
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh:
AMALIA SUBHA PRATIWI
D 300 140 048
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
To Ado Re Marine Station and Waterfront Area di Kota Tidore Kepulauan
Abstrak
Kota Tidore Kepulauan memiliki kawasan wisata terpadu yaitu Pantai Tugulufa
yang merupakan proyek pengembangan pantai yang berupa reklamasi pantai dan
lokasinya dekat dengan pusat aktivitas masyarakat. Pada laporan proyek
perubahan Diklatpim III Angkatan XIII Tahun 2016 yang menuliskan bahwa,
terumbu karang di pantai Tugulufa pada tahun 2015 menujukkan bahwa kondisi
terumbu karang rusak atau kritis, oleh karena itu pemerintah kota Tidore membuat
kegiatan menyusun proyek perubahan tentang membangun partisipasi masyarakat
dalam kegiatan rehabilitasi terumbu karang dan sekaligus menjaga kelestarian
pesisir. Pemerintah Tidore Kepulauan, meluncurkan Wisata Bahari dengan tema
“Feeding Fish” wisata berbasis konservasi di kawasan Pantai Tugulufa, Akan
tetapi menurut Dan Roberts (2018) Memberi makan ikan atau feeding fish di
sebuah cagar laut merupakan gangguan terhadap kehidupan laut dan ikan. Lokasi
Pantai Tugulufa sekarang tidak ditata dan diperhatikan. Maka dari itu, Pantai
Tugulufa dirancang dengan mempertimbangkan peraturan daerah dan kerusakan
alam, yang bermaksud untuk mengajak setiap pengunjung untuk menjaga alam.
Maka Pantai Tugulufa dirancang dengan adanya To Ado Re Marine Station and
Waterfront Area ini selain menyediakan sarana pendukung keperluan pariwisata,
olah raga dan kuliner juga terdapat bangunan laboratorium laut, juga bermaksud
untuk mengajak setiap pengunjung untuk menjaga alam. Fasilitas yang ada di To
Ado Re Marine Station and Waterfront Area adalah Banguan resto, toilet, kantor
pengelolah dan masjid yang di buat dengan material bambu dan juga terdapat
bangunan laboratorium yang bisa menjaga dan mengontrol terumbu karang yang
ada di lokasi tersebut. Maka tempat ini diharakan akan menjadi pusat perhatian
yang memiliki nilai komunikatif, kreatif serta inovatif.
Kata Kunci : pantai tugulufa, to ado re marine station and waterfront area,
bambu.
Abstract
Tidore Kepulauan City has an integrated tourist area, namely Tugulufa Beach
which is a coastal development project in the form of coastal reclamation and its
location is close to the center of community activities. In a report on the change of
Diklatpim III Project XIII 2016 project which wrote that, coral reefs on the
Tugulufa coast in 2015 showed that the condition of the coral reefs was damaged
or critical, the Tidore city government therefore made an activity to develop a
change project about building community participation in reef rehabilitation
activities coral and while maintaining the sustainability of the coast. The Tidore
Islands government launched Marine Tourism with the theme "Feeding Fish"
based conservation tourism in the Tugulufa Coast region, but according to Dan
Roberts (2018) Feeding fish or feeding fish in a marine reserve is a disruption to marine life and fish. The location of Tugulufa Beach is now not arranged and
cared for. Therefore, Tugulufa Beach is designed by considering regional
2
regulations and natural damage, which intends to invite every visitor to take care
of nature. So Tugulufa Beach was designed with the To Ado Re Marine Station
and Waterfront Area besides providing supporting facilities for tourism, sports
and culinary needs, there is also a marine laboratory building, also intending to
invite every visitor to look after nature. The facilities in To Ado Re Marine
Station and Waterfront Area are building restaurants, toilets, management offices
and mosques made with bamboo materials and also there are laboratory buildings
that can maintain and control the coral reefs in that location. So this place is
expected to be the center of attention that has communicative, creative and
innovative values.
Keywords: tugulufa beach, to ado re marine station and waterfront area, bamboo.
1. PENDAHULUAN
Kota Tidore Kepulauan memiliki sebuah kawasan wisata terpadu yang merupakan
proyek pengembangan pantai yaitu pantai Tugulufa menjadi salah satu pilihan
masyarakat untuk bersantai, olah raga, berenang, snorkeling dan mancing.
Terumbu karang di kawasan pantai Tugulufa pada tahun 2015 menujukkan bahwa
kondisi terumbu karang masuk dalam kategori rusak atau kritis. Oleh karena itu
pemerintah kota Tidore membuat satu kegiatan untuk menyusun proyek
perubahan tentang membangun partisipasi masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi
terumbu karang dan sekaligus menjaga kelestarian pesisir dimana kegiatan
feeding fish ini selain sebagai sarana baru wisata bahari juga ikut memberikan
kontribusi terhadap upaya melakukan konservasi (transplantasi karang). Pantai ini
menjadi ikon Kota Tidore Kepulauan. Ide dasar yang melatarbelakangi
perencanaan To Ado Re Marine Station and Waterfront Area ini selain
menyediakan sarana pendukung keperluan pariwisata, olah raga dan kuliner juga
terdapat bangunan laboratorium laut. Perancangan ini juga mempertimbangkan
peraturan daerah dan kerusakan alam, ide dasar ini bermaksud untuk mengajak
setiap pengunjung untuk menjaga alam. Banguan resto yang di buat dengan
kebanyakan memakai material bambu dan bentuk bangunan laboratorium yang
cukup unik dengan lokasi di Pantai Tugulufa ini diharapkan akan menjadi pusat
perhatian yang memiliki nilai komunikatif, kreatif serta inovatif.
1.1 Rumusan Permasalah
Bagaimana merancang To Ado Re Marine Station and Waterfront Area menjadi
pusat perhatian yang memiliki nilai komunikatif, kreatif serta inovatif?
3
1.2 Tujuan
Tujuan dari perencanaan dan perancangan To Ado Re Marine Station and
Waterfront Area di Kota Tidore Kepulauan yaitu:
a. Merancang sebuah Restoran sebagai pusat kuliner khas Kota Tidore
Kepulauan dengan estetika arsitektur nusantara dengan menggunakan
material bambo.
b. Merancang sebuah Marine Station.
c. Merancang sebuah daerah tepian air atau waterfront area di Pantai Tugulufa
dengan baik.
1.3 Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan ditekankan dan dibatasi pada permasalahan yang
mempunyai hubungan dengan tata ruang, ungkap fisik bangunan serta struktur dan
utulitas bangunan.
2. METODE
Metode yang di pakai adalah Studi Observasi wilayah dan komprasi, Studi
Literatur dan Wawancara.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Site Terpilih
Site memiliki luas lahan 6,4 Ha yang sangat cukup dan dapat di kembangkan
untuk menunjang kepariwisataan bahari di Kota Tidore Kepualaun. Kawasan ini
memiliki banyak potensi bahkan kawasan ini memberi penghasilan terbesar di
antara kawasan wisata yang lain di Kota Tidore Kepulauan.
Gambar 1. Site
Sumber : Penulis, 16 September 2018
4
Ketentuan yang ada pada lokasi tapak berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota
Tidore Kepulauan
a) GSB : setengan Ruang Milik jalan ditambah satu meter jika lebar ruang milik
jalan lebih dari 8 meter.
b) BCR/KDB : maksimum 40%
c) FAR/KLB : maksimal 50%
d) Arah tinggi bangunan diterapkan antara jangkauan 1-4 lantai.
e) Garis sempadan pantai sejauh 8 meter dari garis pasang tertinggi
3.2 Analisa Dan Konsep Makro
3.2.1 Konsep Kawasan (Makro)
1. Konsep To Ado Re Marine Station and Waterfront Area yaitu kelangsungan
segi ekonomi dan kelangsungan sosial dan budaya
2. Konsep Marine Station bangunan dengan fungsi laboratorium yang
merupakan pendukung kawasan tersebut yang dapat meningkatkan potensi
terumbu karang yang ada di Kota Tidore Kepulauan.
3.2.2 Konsep Arsitektur Bambu
Konsep ini dipilih agar tidak menghilangkan kesan merusak alam dan memiliki
nilai seni yang tinggi . karena konsep ini dapat memunculkan hubungan antara
alam dan manusia, maka vegetasi lapangan olahraga di munculkan pada tapak.
3.3 Konsep Pengeolahan Tapak (Messo)
3.3.1 Analisis dan konsep klimatalogi
Analisa dan konsep Klimatologi bangunan bertujuan untuk mengetahui dan
menciptakan kenyaman ternal semaksimum mungkin.
a. Matahari
Konsep :
1) Memanfaatkan sinar matahari pagi yang baik sesuai dengan ruang yang
dibutuhkan
2) Menghindari sinar matahari pada siang hari dengan memanjangkan atap
agak ke bawah
3) Memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan alami
5
b. Angin
Konsep :
1) Memanfaatkan ketinggian bangunan untuk memaksimalkan maanfaat
angin.
2) Memebrikan bukaan yang cukup pada area tertentu
3) Memanfaatkan angin sebangai penghawaan alami.
Gambar 2. Konep klimatologi
Sumber: Analisa Penulis
3.3.2 Analisis dan Konsep View
Gambar 3. Konep klimatologi
Sumber: Analisa Penulis
3.3.3 Analisis dan konsep pencapaian
Analisa dan konsep pencapaian bertujuan untuk mengetahui pola pencapaian baik
menggunakan kendaraan pribadi maupun umum dengan menentukan titik akses
masuk lokasi maupun titik keluar lokasi.
6
Gambar 4. Konep klimatologi
Sumber: Analisa Penulis
3.3.4 Analisi dan Konsep bangunan (mikro)
a. Analisi Zonasi Kawasan
Sumber : Analisa penulis, 2018
Gambar 5. Zonasi Kawasan
Sumber: Analisa Penulis
b. Kebutuhan Ruang
Tabel 1. Analisis besaran ruang Marine Station
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luas
(m2)
R. Kepala Laboratorium 25
R. Rapat 80
R. Staff Laboratorium 30
Resepsionis 63
Mushola 61
Lavatory 30
Parkir
Kantor Pengelolah Lokasi Kawasan Pantai Tugulufa
To Ado Re Restaurant Marine Station
Taman Teater Sport
7
R. Pengawasa / pos jaga 2 org 4
Luas Lantai 1 293
Flow 30% 88
Luas Total Lantai 1 381
Lab. Basah 120
Lab. Ekologi 120
Lab. Marine Biology 120
R. Persiapan 94
R. Penyimpanan Bahan
kimia Mudah terbakar 9
R. Penyimpanan Cairan
Asem 9
R. Penyimpanan Tabung
Gas 10
R. Cuci & Sterilisasi 38
Luas Lantai 2 482
Flow 30% 145
Luas Total Lantai 2 627
Lab. Kering 25
Lab. Fisika Oseanografi 25
Lab. Kompulasi 25
Lab. Optik 25
Lab. Marine Culture 25
Lab. Mikrobiologi/Alga 25
Lab. Bioteknologi 25
Lab. Fish Nutrition 25
Lab. Fisiologi Histologi 25
Lab. Kimia Oseanografi 25
R. Persiapan 282
R. Kultur Jaringan 9
R.Ultraflow Freezer 18
Luas Lantai 3 559
Flow 30% 168
Luas Total Lantai 3 727
Total Luas Bangunan 1.735
Sumber : Analisa Penulis, 16 September 2018
Tabel 2. Kebutuhan dan Besaran Ruang Restaurant
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luas
Lobby dan Kasir 2 org 2,5 5
Dapur 50 50
R. Pelayan 20 org 1,5 30
Main Dining Room 200 org 2 400
R. Pengelola 4 org 1,5 6
Gudang Penyimpanan 15 15
Lavatory 12 org 20 100
Luas Lantai 1 606
8
Flow 30% 182
Luas Total Lantai 1 787
Main Dining Room 100 org 2 200
Luas Lantai 2 200
Flow 30% 60
Luas Total Lantai 2 260
Total Luas Bangunan 1.047
Sumber : Analisa Penulis, 16 September 2018
Tabel 3. Kebutuhan dan Besaran Ruang Pengelolah dan mekanikal Elektrikal,
Ruang Maintenance dan Service
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luas
Lobby/ R. Duduk/ R.
Tunggu 5 org 60 60
R. Mekanikal Elektrikal 15 org 2 30
R. peralatan 6
R. Staf 2 org 2 4
Bengkel 10
Loading Area 1 Truk
1 Mobil
6 x 3
4.5 x 2.5
18
11,25
R. Genset 20 20
Gudang 20 20
R. Bahan Bakar 20 20
R. Operator Listrik 20 20
R. Operator Mesin 20 20
R. Operator Pompa 20 20
Luas Lantai 1 259.25
Flow 30% 78
Luas Total Lantai 1 338
R. Rapat / diskusi 30 org 2 60
R. bag. Pengelolahan 15 org 2 30
R. bag. Pelayanan Umum 15 org 2 30
R. bag. Operasional 15 org 2 30
R. bag. Keuangan 15 org 2 30
R. bag. Wisata 15 org 2 30
R. maintenance dan
service 15 org 2 30
Luas Lantai 2 240
Flow 30% 72
Luas Total Lantai 2 312
Total Luas Bangunan 650
Sumber : Analisa
Tabel 4. Kebutuhan dan Besaran fasilitas di waterfront city
Kebutuhan Ruang Kapasitas Standar Luas
Joging track 67 org 2 134
Tempat duduk (kursi
promanade) 50 org 0.6 30
9
Kids Club 58 org 410
Coffe Shop 8 30 240
Volley pantai 28m x 13 368
Basket 1 30 30
Sepak Bola 8 x 15 120
Loker 20 0.8 16
Ganti pakain 3 org 4 12
Bilas 12 org 2 24
Pengawasan 2 org 4 8
Parkir Truk 3
mobil 3 x 6 54
R. Informasi 2 org 2 4
R. P3K 4 org 2 8
R. Petugas 3 org 2 6
Garasi Albulans 1
mobil 3 x 5 15
KM/WC 10 org 20 200
Luas Total Lahan 1.794
Flow 50% 897
Total 2.691
Sumber : Analisa Penulis, 16 September 2018
Tabel 5. Kebutuhan dan Besaran Ruang parkir
Kebutuhan Ruang Kapasita
s Flow Standar Luas
Parkir Umum
Parkir Motor
1.500 10% 2 orang, 1 motor = 1
m2 = 10%X1.500/2
= 75+(1.500X2) =
3.075
3.000
Parkir Mobil
1.500 30% 30 mobil, 6 orang =
30% x 1.500/6= 75 x
30 = 2.250+(25x5x3)
= 2.625
2.700
Luas Parkir Umum 5.700
Parkir Pengelolah
Parkir Motor 50
10% 2 orang, 1 motor = 1
m2 = 10%X50/2 =
2,5+(50X2) = 102,5
103
Parkir Mobil 20
30% 20 mobil, 6 orang =
30% x 20/6= 1 x 20
= 20+(25x5x3) =
395
395
Total Luas Parkir Pengelolah 498
Total Parkir 6.195
Sumber : Analisa Penulis, 16 September 2018
10
Rekapitulasi Besaran Ruang
Tabel 6. Rekapitulasi Besaran Ruang
Besaran Bangunan
Restaurant 787
Marine Station 457
Besaran Ruang Pengelolah 429
Mekanikal Elektrikal, Ruang Maintenance dan Service 90
Total 1.763
Besaran Fasilitas
Fasilitas Waterfront City 2.691
Parkir 6.195
Total 4.669
Total semua 6432
Sumber : Analisa Penulis, 16 September 2018
Jumlah luasan bangunan di darat = 6.432 m, Sedangkan area lokasi perencanaan
di darat adalah 6,3 Ha. Sehingga luas tapak ini dapat di manfaatkan untuk ruang
usaha.
c. Konsep Arsitektur
Konsep arsitektur yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah
menggunakan konsep arsitektur ramah lingkungan dengan menekankan
penggunaan material bambu.
d. Gubahan Massa
1) Restaurant : Bangunan Restauran mengambil bentuk bangunan yang sangat
unik dengan 2 lantai.
2) Marine Station : Pada bangunan Marine Station ini mengambil bentuk dari
kerang yang di buat dua lantai mempunyai fungsi sebagai laboratorium.
3.3.5 Konsep Struktur dan Utilitas
a. Analisa Konsep Struktur
1) Struktur Rangka Bangunan
Bangunan Restaurant dan Marine Station memiliki struktur yang hampir sama
seperti halnya bangunan Green School di bali atau. Bangunan bambu umum
memiliki struktur rangka yang terdiri dari bambu Petung sebagai kolom dan
balok yang saling mengunci.
11
Gambar 6. Potongan resto
Sumber : Penulis, 2018
2) Struktur Pondasi
Struktur pondasi merupakan bagian dari banguan yang paling mendasar. Pada
perancangan bangunan bambu struktur pondasi tiang.
Gambar 7. Pondasi bambu
Sumber : Penulis, 2018
3) Analisa Konsep Utilitas
Konsep utilitas pada kawasan ini ada kelistrikan, komunikasi, system pemadam
kebakaran, system transportasi dan yang paling sesial di sini adalah konsep
plumbing atau Air kotor karenasebelum di buang air akan diolah sehingga dapat
dibuang tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.
Gambar 8. Detail Utilitas
Sumber : Penulis, 2018
12
3.3.6 Interior Dan Eksterior
Gambar 9. Eksterior Kawasan Gambar 10. Mata Burung
Sumber: Penulis, 2019 Sumber: Penulis, 2019
Gambar 11. Teater Gambar 12. Marine Station
Sumber: Penulis, 2019 Sumber: Penulis, 2019
Gambar 13. Kantor Pengelolah Gambar 14. Masjid
Sumber: Penulis, 2019 Sumber: Penulis, 2019
Gambar 15. Interior
Sumber: Penulis, 2019
4. PENUTUP
Perancangan To Ado Re Marine Station and Waterfront Area yang meliputi
Laboratorium Marine Station, Kantor Pengelolah, Toilet dan Tempat
13
penyebrangan antar pulau ini akan menjadi pusat perhatian yang memiliki nilai
komunikatif, kreatif serta inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Atmodjo, M.W. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi
Soekresno. 2000. Management Food and Beverage, Service Hotel. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Suyono, Joko. 2004. Food Service Management. Bandung: Enhaii Press.
Cousin, Foskett, Gillespie. 2002. Food and Beverage Managemen Second Edition.
Prentice Hall
Ellia Kristiningrum dan Febrian Isharyadi. 2018. Pemenuhan Persyaratan Standar
pengelolaan wisata selam rekreasi. Pusat penelitian dan pengembangan
standardisasi, badan standardisasi Nasional: Jakarta
Indarti, Fitri. Dwi. 2016. Museum Kopi di Banaran Kabupaten Semarang.
Universitas Nergi Semarang.
Fithrianan, Ledy. 2007. Penataan dan pengembangan kawasan pantai
Tanjungpendam di Kabupaten Belitung. Universitas Sebelas Maret
Aditama, AP. 2011. Resto dan Galery. Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Sari, Arneta Monica. 2017. Restoran Apung di Pantai Marina Semarang.
Universitas Diponegoro Semarang
Wijayanti, Tanti. 2014. Undip Marine station Laboratory terpadu di karimunjawa.
Unviersitas Diponegoro Semarang
Alfanani, Hanif. 2015. Perancangan Balai LITBANG Kelautan dan Perikanan di
Kabupaten Gresik. Universitas Islam Negeri Malang 39