Dhimas h. Studi Kasus

32
STUDI KASUS PASIEN OBESITAS PADA PASIEN CAMPAK DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING PERIODE 1 APRIL – 12 APRIL 2013 KELOMPOK 2 Dhimas Hartanto 110.2008.069 PEMBIMBING Dr. Sugma Agung Prabowo, MARS KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 1

description

,kkasl

Transcript of Dhimas h. Studi Kasus

Page 1: Dhimas h.  Studi Kasus

STUDI KASUS PASIEN

OBESITAS PADA PASIEN CAMPAK DENGAN PENDEKATAN

KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN

KELAPA GADING PERIODE

1 APRIL – 12 APRIL 2013

KELOMPOK 2

Dhimas Hartanto

110.2008.069

PEMBIMBING

Dr. Sugma Agung Prabowo, MARS

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2013

1

Page 2: Dhimas h.  Studi Kasus

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus “ OBESITAS PADA PASIEN CAMPAK

DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS

KECAMATAN KELAPA GADING “ periode 1 April – 12 April 2013 ini telah

disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah

satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat bagian Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, April 2013

Pembimbing

Dr. Sugma Agung Prabowo, MARS

2

Page 3: Dhimas h.  Studi Kasus

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur di ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan ridhoNya sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan

penerapan Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga

yang berjudul “ OBESITAS PADA PASIEN CAMPAK DENGAN

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS

KECAMATAN KELAPA GADING “ Periode 1 April – 12 April 2013 dapat

diselesaikan dengan baik.

Tujuan dari pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan

Kedokteran Keluarga ini adalah sebagai salah satu tugas dalam kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode 1 April – 4

Mei 2013.

Ucapan terima kasih kepada :

1. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku dosen pembimbing dan

koordinator kepaniteraan Kedokteran Keluarga yang telah membimbing dan

memberikan saran dan kritikan yang bermanfaat.

2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M. Kes selaku Kepala Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3. dr. Citra Dewi, M. Kes sebagai Sekretaris Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

4. Prof. Dr. Hj. Qomariyah, RS, MS, PKK, DK, AIFM selaku guru besar

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas

YARSI.

5. dr. Fathul Jannah, MSi selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

6. dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteraan Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3

Page 4: Dhimas h.  Studi Kasus

7. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

8. dr. Dini Widianti, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

9. Rifda Wulansari, S.P, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Klinik Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

10. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara yang telah

memberikan bimbingan dan data kepada kami demi kelancaran kegiatan Studi

Kasus Pasien ini.

11. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama

sehingga tersusunnya laporan ini.

Mengingat masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan ini,

maka kritikan dan saran yang membangun sebagai perbaikan. Saya berharap

laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, April 2013

Penulis

4

Page 5: Dhimas h.  Studi Kasus

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Salman

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 14 tahun

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pegangsaan I RT 004/03, Rawa Teratai

Suku Bangsa : Jawa

Pendidikan : Sekolah Dasar

Pekerjaan : Pelajar

No. Rekam Medis : 727/09

Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Tanggal berobat : 4 April 2013

BERKAS PASIEN

A. Anamnesa

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 4 April 2013

1. Keluhan Utama

Demam naik turun sejak 4 hari sebelum masuk puskesmas.

2. Keluhan Tambahan

Ruam kemerahan pada seluruh tubuh.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari sebelum masuk

puskesmas, demam dirasakan naik turun dan timbul terutama saat siang

hari. Pasien mengeluh batuk pilek sejak 4 hari yang lalu. Sudah 1 hari

terakhir terdapat ruam kemerahan diseluruh tubuh yang terasa gatal.

Keluhan bab mencret tidak ada, bak normal seperti biasa. Awalnya pasien

tidak mau memeriksakan penyakitnya ke puskesmas, tetapi karena pasien

merasa penyakitnya mengganggu aktifitas sekolahnya, akhirnya pasien

berobat ke puskesmas.

5

Page 6: Dhimas h.  Studi Kasus

Ibu pasien juga mengeluhkan keadaan fisik pasien yang lebih

gemuk dari pada teman-teman sebayanya, ibu pasien takut keadaan fisik

pasien yang gemuk akan mengganggu aktifitas pasien sehari-hari nantinya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak mempunyai riwayat sakit dengan keluhan yang sama

sebelumnya, dan tidak ada riwayat penyakit lain.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat penyakit dengan

keluhan yang sama dengan pasien .

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien saat ini berstatus sebagai pelajar kelas dua SMP, setiap hari

ibu pasien memberikan uang jajan sebesar Rp. 5.000,-. Uang jajan itu

pasien gunakan untuk membeli jajanan makanan dan minuman di

sekolahnya. Pasien tinggal bersama ibu dan ketiga kakaknya, ayah pasien

telah meninggal dunia pada tahun 2004 akibat kecelakaan kerja, dan tugas

sebagai kepala keluarga diambil alih oleh ibu pasien. Ibu pasien saat ini

sudah tidak bekerja dan tugas sebagai pencari nafkah diambil alih oleh

kakak kedua dan kakak ketiga pasien dengan total penghasilan sekitar Rp.

2.500.000,- setiap bulannya.

7. Riwayat Kebiasaan

Pasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan di sekolahnya,

pasien juga mempunyai kebiasaan bermain dengan teman-temannya dari

pulang sekolah hingga sore hari. Pasien juga mempunyai kebiasaan makan

dengan porsi yang berlebih.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

2. Vital Sign

- Tekanan darah : 110/80 mmHg

- Respirasi : 20 x/menit

6

Page 7: Dhimas h.  Studi Kasus

- Nadi : 84 x/menit

- Suhu : 37,5oC

3. Status Gizi

- Berat badan : 65 kg

- Tinggi badan : 145 cm

- BB ideal : ( 145 – 100) – (10% x 65) = 38,5 kg

- Status Gizi(IMT) : 30.915 kg/m2

- Kesan : Obesitas kelas 1

4. Status Generalis

a. Kepala

Bentuk : normocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), mata

berair dan kemerahan

Telinga : bentuk normal, tidak terdapat serumen

Hidung : septum tidak deviasi, terdapat sekret

Tenggorokan : tidak hiperemis

Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher : pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)

c. Thorak

Inspeksi : kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : fremitus taktil dan vokal simetris statis dan

dinamis, ictus cordis tidak teraba.

Perkusi : sonor seluruh lapangan paru, batas jantung normal

Auskultasi :vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-),

wheezing (-), bunyi jantung I dan II regular, murmur

(-), gallop (-)

d. Abdomen

Inspeksi : perut cembung, simetris

7

Page 8: Dhimas h.  Studi Kasus

Auskultasi : bising usus (+) normal

Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak

teraba

Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting

dullness (-)

e. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

f. Kulit : ruam kulit (+)

C. Rencana Pemeriksaan Penunjang

- Darah Lengkap

Berkas Keluarga

A. Profil Keluarga

1. Karakterisktik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga(Ibu pasien)

Nama : Ny. Mursinah

Usia : 47 Tahun

b. Identitas ayah

Nama : Tn. Ismail (meninggal pada tahun 2004)

c. Identitas Anak

1. Nama : Nn. Indah

Usia : 30 tahun

2. Nama : Tn. Iman

Usia : 28 tahun

3. Nama : Nn. Yati

Usia : 22 tahun

4. Nama : Tn. Salman (pasien)

Usia : 14 tahun

8

Page 9: Dhimas h.  Studi Kasus

d. Struktur komposisi keluarga

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No. Nama

Kedudukan

dalam

keluarga

Gender Umur

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Keterangan

Tambahan

1. Ny. M Kepala

Keluarga

Perempuan 47 SD Tidak

bekerja

Ibu pasien

2. Tn. I

(Alm)

Ayah Laki-laki - SD - Ayah pasien

meninggal

tahun 2004

3. Nn. I Anak pertama Perempuan 30 SMA Tidak

bekerja

Kakak pasien

3. Tn. I Anak kedua Laki-laki 28 SMA Karyawan

swasta

Kakak pasien

4. Nn. Y Anak ketiga Perempuan 22 SMA Karyawan

swasta

Kakak pasien

5. Tn. S Anak

keempat

Laki-laki 14 SD Pelajar Pasien

9

Page 10: Dhimas h.  Studi Kasus

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status Kepemilikan Rumah : milik sendiri

Daerah Perumahan : daerah padat penduduk

Karakteristik Rumah dan

Lingkungan

Kesimpulan

Luas rumah : 7 x 4 m2 Pasien tinggal dirumah kontrakan

seluas 7x4m2. Tidak memiliki halaman

dan tidak bertingkat. Ruangan rumah

terdiri dari 2 kamar berukuran 2x2m2 ,

kamar mandi, ruang keluarga, dan

kamar mandi. Rumah pasien dibangun

sendiri oleh pasien dan anaknya.

Rumah tinggal tidak bertingkat dan

memiliki jamban sehat dan tersedia air

bersih. Pasien tinggal berempat

bersama ibu dan kedua kakaknya.

Lingkungan rumah pasien merupakan

daerah padat penduduk dan tidak

dirawat dengan baik.

Jumlah penghuni dalam satu

rumah : 4 orang

Luas halaman rumah : tidak memiliki

halaman

Bertingkat : Tidak bertingkat

Lantai rumah dari : semen

Dinding rumah dari : batu bata

Jamban keluarga : ada

Tempat bermain : tidak ada

Penerangan listrik : 450 watt

Ketersediaan air bersih : ada

Tempat pembuangan sampah : ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga

Keluarga pasien memiliki kendaraan sepeda motor kredit yang di

beli oleh kakak pasien dan belum lunas. Pasien juga memiliki TV

berukuran 14 inchi dan radio. Kakak pasien memiliki telepon genggam.

10

Page 11: Dhimas h.  Studi Kasus

c. Denah rumah

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat Berobat : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

b. Asuransi/Jaminan Kesehatan : Kartu Jakarta Sehat

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehaatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Angkutan

Umum

Pasien berobat ke puskesmas dengan

menaiki angkutan umum dari

rumahnya, sekitar 30 menit. Tarif

berobat gratis. Untuk kualitas

pelayanan kesehatan dikatakan cukup

memuaskan.

Tarif pelayanan

kesehatan

Gratis

Kualitas pelayanan

kesehatan

Cukup

memuaskan

11

Page 12: Dhimas h.  Studi Kasus

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan

An. S mempunyai pola makan yang teratur dengan porsi yang

berlebih. An. S dapat makan sebanyak tiga kali sehari dengan menu

makanan yang bervariasi. Ibu pasien selalu memasak sendiri makanan

setiap hari.

b. Menerapkan pola gizi seimbang

Menu makanan An. S yang selalu ada setiap harinya ialah nasi dan

sayur. Disertai menu makanan lainnya seperti tahu, tempe, telur dan ayam

goreng, mi instan. Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :

- Tanggal 1 April 2013

Pagi : nasi, sayur sop, telur goreng

Siang : nasi, sayur sop, tempe goreng

Malam : nasi, mi instan

- Tanggal 2 April 2013

Pagi : nasi, telur goreng

Siang : nasi, ayam goreng

Malam : nasi, ayam goreng, mi instan

- Tanggal 3 April 2013

Pagi : nasi, telur goreng

Siang : nasi, ayam goreng

Malam : nasi, ayam goreng, telur goreng

Interpretasi Food recall

Melihat menu makanan pasien selama tiga hari terakhir dapat

disimpulkan bahwa konsumsi akan karbohidrat yang melebihi kebutuhan

serta kurang kebutuhan akan serat dan vitamin. Kebutuhan protein sudah

cukup, namun konsumsi akan minyak terlalu berlebih.

12

Page 13: Dhimas h.  Studi Kasus

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga

Pasien merasa penyakitnya mengganggu kegiatan sekolah sehingga

mendorong pasien untuk memeriksakan berobat ke puskesmas. Ibu pasien

sangat peduli terhadap kesehatan pasien dan ingin anaknya menjadi anak

yang sehat dan pintar. Saat ini keluarga pasien sudah memiliki Kartu

Jakarta Sehat, sehingga bisa mendapatkan pengobatan secara gratis.

b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga

Setiap harinya kakak pasien mempunyai kesibukannya sendiri dan

terkadang kurang memperhatikan perkembangan dan kesehatan pasien.

Selain itu faktor jarak rumah pasien yang jauh dari puskesmas membuat

pasien merasa malas untuk berobat ke puskesmas.

B. Genogram

1. Bentuk Keluarga

Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family) dimana terdiri

dari ibu (Ny. M), kakak pertama (Nn. I), kakak kedua (Tn. I), kakak ketiga

(Nn. Y) dan pasien (Tn. S) yang tinggal dalam satu rumah.

2. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga An. S berada

pada tahapan siklus keluarga yang ke tujuh, yaitu keluarga orang tua usia

pertengahan (middle-anged family).

13

Page 14: Dhimas h.  Studi Kasus

3. Family Map

C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga

C. Identifikasi Masalah

1. Masalah dalam organisasi keluarga

Pasien adalah anak ke empat dari empat bersaudara. Saat ini pasien

duduk di kelas dua SMP. Pasien memiliki dua orang kakak perempuan dan

satu orang kakak laki-laki. Pasien sangat dekat dengan ibunya. Ayah

pasien sudah meninggal dunia pada tahun 2004 akibat kecelakaan kerja.

Saat ini pasien tinggal serumah dengan ibu dan ketiga kakaknya. Untuk

14

Keterangan Gambar :

: laki-laki hidup : pernikahan

: perempuan hidup : keturunan

: laki-laki meninggal : tinggal serumah

: perempuan meninggal

: pasien

Page 15: Dhimas h.  Studi Kasus

kebutuhan sehari-hari ditanggung oleh kakak kedua dan ketiga yang

bekerja sebagai karyawan swasta .

2. Masalah dalam fungsi biologis

Saat ini pasien didiagnosa menderita penyakit campak dimana

penyakitnya ini sudah mengganggu aktifitas sehari-hari pasien. Selain itu

status gizi pasien termasuk dalam obesitas kelas satu dimana hal ini

dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan pasien nantinya. Tidak ada

riwayat campak pada pasien sebelumnya, ini merupakan kali pertama

pasien terkena campak. Di keluarga juga tidak ada yang mengalami

keluhan yang sama seperti pasien.

3. Masalah dalam fungsi psikologi

Pasien dan keluarga tinggal dirumah sendiri di daerah padat

penduduk, tinggal bersama ibu dan ketiga kakaknya. Ayah pasien sudah

meninggal pada tahun 2004, dan sekarang ibu pasien yang menjadi kepala

keluarga, ibu pasien sangat memperhatikan kesehatan pasien. Untuk

pendapatan keluarga ditanggung oleh kakak pasien, karena kesibukannya

bekerja setiap hari kakak pasien kurang memperhatikan kondisi pasien.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi

Pasien setiap hari diberi uang jajan sebesar 5.000 rupiah dan

digunakan untuk jajan saat disekolah. Ibu pasien sudah tidak bekerja, saat

ini tugas mencari nafkah diambil alih oleh kakak kedua dan kakak ketiga

pasien, dimana total pendapatan keluarga perbulan yaitu Rp. 2.500.000.

Pendapatan ini digunakan untuk kepeerluan sehari-hari seperti makan,

biaya sekolah pasien, membayar listrik dan kebutuhan lain.

5. Masalah lingkungan

Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk. Masalah kebersihan

lingkungan rumah kurang menjadi perhatian oleh keluarga pasien dan

masyarakat sekitar.

6. Masalah perilaku kesehatan

Pasien memiliki kebiasaan jajan sembarangan disekolahnya, biasa

pasien membeli makanan goreng-gorengan dan minuman es. Jika pasien

sakit, pasien biasa mengkonsumsi obat-obatan warung yang diberi oleh

15

Page 16: Dhimas h.  Studi Kasus

ibunya, jika belum sembuh juga, pasien baru mau memeriksakan

kesehatannya di puskesmas.

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal

Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri dan

dorongan ibu pasien, karena pasien merasa keadaannya akan mengganggu

aktifitasnya disekolah. Pasien memiliki harapan supaya penyakit campaknya

sembuh dan pasien bisa bersekolah seperti biasa. Pasien memiliki

kekhawatiran sakitnya tidak kunjung sembuh dan apabila berobat pasien takut

akan mengeluarkan biaya, karena pada awalnya ibu pasien kurang mengetahui

tentang program Kartu Jakarta Sehat.

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik disimpulkan sebagai

berikut :

- Diagnosis kerja : Obesitas disertai dengan campak

- Dasar diagnosis : Keluhan demam sejak 4 hari sebelum masuk

puskesmas, demam dirasakan naik turun dan timbul terutama saat siang

hari. Pasien mengeluh batuk pilek sejak 4 hari yang lalu. Sudah 1 hari

terakhir terdapat ruam kemerahan diseluruh tubuh yang terasa gatal. Dari

hasil perhitungan IMT didapatkan hasil 30.915 kg/m2, kesan obesitas kelas

1.

3. Aspek Risiko Internal

Pasien tidak memiliki kelainan atau penyakit menurun dari orang tua

pasien, keluarga pasien kecenderungan mempunyai status gizi berlebih. Pola

makan pasien teratur tiga kali sehari tetapi porsi yang dimakan setiap kali

makan terlalu besar untuk pasien. Pasien memiliki kebiasaan jajan makanan

dan minuman sembarangan di sekolahnya, pasien juga mempunyai kebiasaan

bermain dengan teman-temannya dari pulang sekolah hingga sore hari. Pasien

diajarkan oleh ibunya agar selalu bersabar dalam menghadapi penyakit yang

16

Page 17: Dhimas h.  Studi Kasus

dialaminya, dan ibu pasien mengajarkan untuk selalu berdoa kepada Allah

SWT agar diberi kesembuhan.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah

adanya dukungan dari ibu pasien dengan menyediakan makanan sehat dan

dorongan untuk berobat ke dokter bila pasien sakit. Pasien juga sekarang

memiliki kartu sehat untuk pengobatan. Faktor penghambat kesehatan pasien

yang berasal dari keluarga ialah kurangnya perhatian dari kakak pasien

terhadap penyakit pasien. Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi antara

pasien dan kakak pasien yang sibuk dengan urusannya.

5. Aspek Fungsional

Aktivitas menjalankan fungsi soSial memiliki skala 5 dimana pasien tidak

memiliki kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

E. Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Personal

- Menjelaskan kepada pasien

bahwa penyakit campaknya

tidak berbahaya dan dapat

sembuh

- Menjelaskan kepada ibu

pasien tentang obesitas yang

diderita pasien yang nantinya

akan mengganggu aktivitas

pasien

- Menjelaskan kepada pasien

untuk mengurangi berat

badannya dengan makan

makanan yang sehat dengan

porsi yang cukup dan rajin

berolahraga

- Memberikan saran kepada

pasien untuk berkonsultasi

Pasien

dan ibu

pasien

Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

Pasien memahami

mengenai penyakitnya

dan mau menurunkan

berat badannya

17

Page 18: Dhimas h.  Studi Kasus

ke bagian gizi di Puskesmas

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Klinik

- Memberikan terapi

simptomatik kepada pasien

yaitu anti piretik, antiviral

dan vitamin A

- Menjelaskan kepada pasien

agar makan rendah lemak

dan cukup kalori sesuai

dengan kebutuhannya yaitu

2100-2300 kalori perhari

- Menjelaskan kepada pasien

bahaya jajan sembarangan

- Merencanakan makanan

sehat yang dimakan pasien

dalam sehari berupa:

Nasi 3x100 gram (100 gram

= ¾ gelas nasi), daging/ikan

2,5x50 gram (50 gram =

potongan daging/ikan dengan

ukuran 6x5x2 cm),

tempe/tahu 4x25 gram (25

gram = potongan tempe

ukuran 4x6x1 cm/potongan

tahu ukuran 3x6x2,5 cm),

sayur 1,5x100 gram (100

gram = ½ mangkuk), buah

papaya/pisang 2x100 gram

(100 gram = potongan

papaya ukuran 2x15

cm/pisang ukuran 3x15 cm

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

Pasien sembuh dari

penyakit campaknya

dan status gizinya

berubah dari obesitas

menjadi normal. Dan

pasien dapat merubah

kebiasaannya untuk

tidak jajan sembarangan

lagi

Aspek

Risiko

Internal

- Memberikan saran kepada

pasien untuk mengurangi

porsi makannya dan

menghindari makanan yang

rendah lemak, juga dengan

olahraga teratur

- Memberikan saran kepada

pasien untuk tidak jajan

sembarangan

- Memberikan pengertian

kepada pasien agar lebih

bersabar mengahdapi

Pasien Pada saat

kunjugan

rumah

Pasien dapat lebih

menjaga porsi

makannya sesuai

dengan kebutuhan dan

dapat mengurangi

kebiasaan jajan

sembarangan

18

Page 19: Dhimas h.  Studi Kasus

penyakitnya.

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Psikososial

keluarga

- Menjelaskan kepada keluarga

pasien mengenai penyakit

pasien

- Menganjurkan kepada ibu

pasien untuk dapat

membatasi porsi makan

pasien

- Menjelaskan kepada keluarga

pasien agar berobat bila ada

keluarganya yang sakit

- Memberikan pengertian

kepada kakak pasien untuk

dapat lebih memberika

perhatian kepada pasien

Ibu dan

kakak

pasien

Pada saat

kunjungan

rumah

Keluarga pasien lebih

memperhatikan dan

memberikan dukungan

kepada pasien

Aspek

Fungsional

Menyarankan pasien untuk

tetap melakukan olah raga dan

aktivitas sehari-hari seperti

biasa sesuai kemampuannya.

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

Pasien dapat

meningkatkan kualitas

hidupnya

Analisa Kasus

1. Aspek Personal

Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri dan

dorongan ibu pasien, karena pasien merasa keadaannya akan mengganggu

aktifitasnya disekolah. Pasien memiliki harapan supaya penyakit

campaknya sembuh dan pasien bisa bersekolah seperti biasa. Pasien

memiliki kekhawatiran sakitnya tidak kunjung sembuh dan apabila berobat

pasien takut akan mengeluarkan biaya, karena pada awalnya ibu pasien

kurang mengetahui tentang program Kartu Jakarta Sehat.

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik didapatkan

keluhan demam sejak 4 hari sebelum masuk puskesmas, demam dirasakan

naik turun dan timbul terutama saat siang hari. Pasien mengeluh batuk

pilek sejak 4 hari yang lalu. Sudah 1 hari terakhir terdapat ruam

19

Page 20: Dhimas h.  Studi Kasus

kemerahan diseluruh tubuh yang terasa gatal. Dari hasil perhitungan IMT

didapatkan hasil 30.915 kg/m2, kesan obesitas kelas 1, dan direncanakan

untuk diberikan terapi antiviral, antipiretik, vitamin A dan merencanakan

untuk memberikan makanan yang sehat dengan porsi yang cukup berupa

nasi 3x100 gram (100 gram = ¾ gelas nasi), daging/ikan 2,5x50 gram (50

gram = potongan daging/ikan dengan ukuran 6x5x2 cm), tempe/tahu 4x25

gram (25 gram = potongan tempe ukuran 4x6x1 cm/potongan tahu ukuran

3x6x2,5 cm), sayur 1,5x100 gram (100 gram = ½ mangkuk), buah

papaya/pisang 2x100 gram (100 gram = potongan papaya ukuran 2x15

cm/pisang ukuran 3x15 cm.

3. Aspek Risiko Internal

Pasien tidak memiliki kelainan atau penyakit menurun dari orang

tua pasien, keluarga pasien kecenderungan mempunyai status gizi

berlebih. Pola makan pasien teratur tiga kali sehari tetapi porsi yang

dimakan setiap kali makan terlalu besar untuk pasien. Pasien memiliki

kebiasaan jajan makanan dan minuman sembarangan di sekolahnya, pasien

juga mempunyai kebiasaan bermain dengan teman-temannya dari pulang

sekolah hingga sore hari. Pasien diajarkan oleh ibunya agar selalu bersabar

dalam menghadapi penyakit yang dialaminya, dan ibu pasien mengajarkan

untuk selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberi kesembuhan. Rencana

yang akan dilakukan adalah memberikan penjelasan tentang bahaya jajan

makanan sembarangan, mengajarkan kepada pasien tentang pola hidup

sehat dengan makan makanan yang sehat dengan porsi yang cukup dan

rajin berolahraga.

4. Aspek Psikososial keluarga

Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga

ialah adanya dukungan dari ibu pasien dengan menyediakan makanan

sehat dan dorongan untuk berobat ke dokter bila pasien sakit. Pasien juga

sekarang memiliki kartu sehat untuk pengobatan. Faktor penghambat

kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah kurangnya perhatian dari

20

Page 21: Dhimas h.  Studi Kasus

kakak pasien terhadap penyakit pasien. Hal ini dikarenakan kurangnya

komunikasi antara pasien dan kakak pasien yang sibuk dengan urusannya.

Recana yang dilakukan adalah menjelaskan kepada keluarga pasien

tentang penyakit pasien agar keluarga dapat lebih paham dan dapat

merawat pasien dengan baik, memberi penjelasan kepada ibu pasien

tentang porsi makanan yang cukup sesuai kebutuhan pasien, memberikan

pengertian kepada kakak pasien agar lebih memperhatikan keadaan pasien,

untuk mempercepat kesembuhan pasien.

5. Aspek Fungsional

Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki skala 5 dimana

pasien tidak memiliki kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari..

Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tetap melakukan

olahraga dan ativitas sehari-hari seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan

hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

G. Prognosis

1. Ad vitam : ad bonam

2. Ad sanacsionam : ad bonam

3. Ad fungsionam : ad bonam

21