dfbdfbdfbfdbfdbdf

24
Sistem pemadam kebakaran kapal Pemadam kebakaran kapal adalah sistem yang sangat penting dalam sebuah kapal, yang berguna untuk menanggulangi bahaya kebakaran yang disebabkan oleh api yang terjadi di kapal. Secara garis besar system kebakaran kapal dapat dibagi menjadi dua dilihat dari posisi sistem yang ada yaitu : 1. Sistem penanggulangan kebakaran kapal pasif, sistem penanggulangan kebakaran ini berupa aturan dari kelas tentang penggunaan bahan pada daerah beresiko tinggiterjadi kebakaran dan juga pemasangan instalasi fix pada daerah beresiko kebakaran. 2. Sistem penanggulangan kebakaran aktif, sistem penanggulangan kebakaran kapal ini berupa penanggulangan kecelakaan yang bersifat lebih aktif misal, penempatan alat pemadam api ringan pada daerah yang beresiko kebakaran. Kembali ke dasar prinsip pemadaman adalah memutus “segitiga api” yang terdiri dari panas, oksigen, dan bahan bakar. Sehingga dengan mengetahui hal ini maka dapat dilakukan pemilihan media pemadaman sesuai dengan resiko dan kelas dari kecelakaan tersebut. a. Fungsi Sistem Pemadam Kebakaran Fungsi dari sistem pemadam kebakaran adalah untuk penanganan jika terjadi kebakaran di kapal. Maka peralatan yang digunakan, berasal dari sistem pemadam kebakaran. Oleh karena itu, sistem pemadam kebakaran harus bisa menangani kebakaran di setiap bagian kapal. b. Rule dan Rekomendasi

description

rerfgergreg

Transcript of dfbdfbdfbfdbfdbdf

Page 1: dfbdfbdfbfdbfdbdf

Sistem pemadam kebakaran kapal

   Pemadam kebakaran kapal adalah  sistem yang sangat penting dalam sebuah kapal, yang berguna untuk menanggulangi bahaya kebakaran yang disebabkan oleh api yang terjadi di kapal. Secara garis besar system kebakaran kapal dapat dibagi menjadi dua dilihat dari posisi sistem yang ada yaitu :

   1. Sistem penanggulangan kebakaran kapal pasif, sistem penanggulangan kebakaran ini berupa aturan dari kelas tentang penggunaan bahan pada daerah beresiko tinggiterjadi kebakaran dan juga pemasangan instalasi fix pada daerah beresiko kebakaran.    2. Sistem penanggulangan kebakaran aktif, sistem penanggulangan kebakaran kapal ini berupa penanggulangan kecelakaan yang bersifat lebih aktif misal, penempatan alat pemadam api ringan pada daerah yang beresiko kebakaran.    Kembali ke dasar prinsip pemadaman adalah memutus “segitiga api” yang terdiri dari panas, oksigen, dan bahan bakar. Sehingga dengan mengetahui hal ini maka dapat dilakukan pemilihan media pemadaman sesuai dengan resiko dan kelas dari kecelakaan tersebut.

 a. Fungsi Sistem Pemadam Kebakaran

     Fungsi dari sistem pemadam kebakaran adalah untuk penanganan jika terjadi kebakaran di kapal. Maka peralatan yang digunakan, berasal dari sistem pemadam kebakaran. Oleh karena itu, sistem pemadam kebakaran harus bisa menangani kebakaran di setiap bagian kapal.

 b. Rule dan Rekomendasi

     Menurut Volume III BKI 1996 section 12 mengenai peralatan pelindung api dan pemadam, dinyatakan sebagi berikut :

    1) Pelindung Api

Page 2: dfbdfbdfbfdbfdbdf

        i. Pengaturan di ruangan mesin haruslah menjamin keselamatan dari penanganan cairan yang mudah terbakar agar tidak terbakar.         ii. Semua ruangan yang diletakkan motor bakar, burner, atau pengendap minyak atau tangki harian diletakkan harus terjangkau dan diberikan ventilasi secara layak         iii. Bilamana terjadi kebocoran dari cairan yang mudah terbakar selama pekerjaan perawatan rutin, harus diperhatikan agar cairan tersebut terhindar dari kontak dari sumber api.         iv. Bahan yang digunakan pada ruangan permesinan sebaiknya secara normal tidak meningkatkan kemungkinan untuk mudah terbakar.         v. Bahan yang digunakan sebagai lantai bulkhead lining, atap atau geladak ruang pengendali dengan tangki minyak haruslah tidakmudah terbakar. Dimana bila terjadi bahaya yang mana minyak dapat terserap ke bahan penyekat, penyekat tersebut harus dapat terlindungi dari serapan minyak atau uap minyak.

    2) Peralatan dengan resiko terbakar tinggi.

       i. Peralatan pengolahan minyak awal (oil fuel preparation equipment) seperti purifier, harus dipasang pada ruangan yang terpisah. Ruangan ini ditutupi oleh sekat baja, dan dilengkapi dengan pintu baja yang dapat tertutup sendiri, dilengkapi dengan, Ventilasi mekanis yangt terpisah, Sistim deteksi api dan alarm, Sistim pemadam api yang tetap.        ii. Sistim ini dapat merupakan bagian dari sistim pelindung api ruangan kamar mesin.        iii. Jika hal tersebut tidak praktis untuk menempatkan sistim pengolahan minyak bahan bakar di ruangan yang terpisah, perhatian harus dilakukan terhadap api dengan suatu penanganan api dari komponen dan dari kemungkinan kebocoran. Sebagai tambahan sistim perlindungan api secara tetap, di ruang kamar mesin, suatu unit pemadam lokal dapat diberikan pada daerah tersebut.

    3) Unit pemadam lokal harus layak untuk pemadaman api yang efektif pada suatu area. 

    Langkah kerja yang dilakukan dapat secara otomatis atau manual sebaik mungkin tidak mempengaruhi operasi dari peralatan lain. Penggunaan secara otomatis dan tiba-tiba tidak boleh merusak komponen lain. Bila peralatan tersebut manual, dapat dipasang pada ruang pengendali permesinan atau disuatu tempat yang memberikan perlindungan yang cukup.

    4) Sistim minyak dengan tekanan kerja lebih dari 15 bar yang tidak termasuk dalam bagian permesinan bantu ataupun induk (seperti hidrolik, stering gear) harus dipasang diruangan yang terpisah.

Page 3: dfbdfbdfbfdbfdbdf

    5) Perlindungan dari jalur dan peralatan yang melalui temperatur yang tinggi.

      i. Semua bagian yang memiliki temperatur diatas 220oC seperti uap, minyak panas dan jalur gas buang, dan silencers, dsb, harus dilindungi oleh bahan tidak yang tidak mudah terbakar dan tidak dapat menyerap minyak.       ii. Pelindung harus dapat dipastikan tidak akan menjadi retak atau robek karena getaran.

    6) Daerah Bulkhead

    Semua pipa dengan kelas A atau B menurut SOLAS 1974 harus tahan terhadap suhu yang mana telah dirancang sebelumnya. Pipa uap, gas dan minyak termal yang melalui bulkhead harus diberi isolasi tahan panas dan harus terlindungi dari pemanasan yang berlebihan.

    7) Ruang Darurat

    Untuk ruangan permesinan dan boiler, kanal sirkulasi udara ke ruangan tersebut harus dilengkapi dengan fire damper yang dibuat dari bahan tidak mudah terbakar yang mana dekat dengan geladak. Bukaan kamar mesin (sky light), pintu dan hatch serta bukaan lainnya diatur sehigga dekat dengan ruangan lainnya

    8) Peralatan Stop Darurat (Emergency Stop)

    Pompa bahan bakar dengan tenaga listrik, purifier , motor fan, fan boiler minyak termal dan pompa kargo harus dilengkapi dengan peralatan pemutus darurat, sepraktis mungkin, yang dikelompokkan secara bersama diluar ruangan yang mana peralatan tersebut dipasang dan harus dapat dijangkau meskipun dalam kondisi terputus akses karena api.

    9) Peralatan pemutus dengan remote control.

    Alat ini dipasang pada Pompa bahan bakar dengan penggerak uap, jalur pipa bahan bakar ke motor induk, motor bantu dan pipa keluaran dari tanki bahan bakar yang diletakkan di double bottom. Tempat dan pengelompokkan dari peralatan pemutus ini diatur seperti bagian sebelumnya.

    10) Ruang Pengaman (Safety Station)

    11) Disarankan bahwa peralatan pengaman berikut dikelompokkan menjadi satu, sewaktu –waktu dapat dijangkau dari luar ruangan kamar mesin:

Page 4: dfbdfbdfbfdbfdbdf

    i. Katup pemutus untuk ruang kamar mesin, penghembus boiler, pompa transfer bahan bakar purifier, dan pompa minyak termal        ii. Perhatian diberikan khusus pada:            a) Katup penutup singkat bahan bakar            b) Pintu kedap air yang dikendalikan pada ruang permesinan.        iii. Kondisi kerja dari peralatan pemadam api.

 c. Sea Water Fire Fighting System

    1) Pipa UtamaPipa dipilih jenis carbon steel, yang ada dipasaran sesuai Standart Amerika B36.10:Inside diameter (dH) = 5.047 Inchi = 128.1938 mmKetebalan = 0.258 Inchi = 6.5532 mmOutside diameter = 5.563 Inchi = 141.3002 mmNominal pipe size = 5 Inchi = 127 mmSchedule 40   2) HydrantHydrant diletakkan di atas ruang muat, hydrant adalah alat pemadam kebakaran, dan digunakan di deck, di atas ruang muat.   3) SprinkleSprinkle adalah alat yang menggantung di langit-langit tiap deck, dengan sistem perpipaan yang menyebar di tiap deck. Sprinkle merupakan alat detector otomatis yang mendeteksi adanya asap dan api di bagian tertentu.   4) Emergency Fire PumpEmergency fire pump, wajib ada di kapal, dan diletakkan di luar kamar mesin. Emergency fire pump harus berdiri independent, dan menggunakan sumber energi sendiri. Emergency fire pump dapat diletakkan di steering gear room, atau dekat dengan akses jalan dari ruang akomodasi ke kamar mesin.

Read more: http://www.abi-blog.com/2014/02/sistem-pemadam-kebakaran-kapal.html#ixzz3JWr1zPR5 Under Creative Commons License: Attribution

Fire Fighting System

Page 5: dfbdfbdfbfdbfdbdf

Pendahuluan

Kebakaran merupakan salah satu hal yang paling berbahaya bagi kendaraan yang

bergerak di laut khususnya kapal. Hampir seluruh kecelakaan pada kapal disebabkan oleh

adanya kebakaran yang muncul dalam kapal tersebut. Dan kebakaran tersebut kebanyakan

berasal dari kesalahan manusia (ABK) karena kurang berhati-hati dalam bekerja diatas kapal.

Munculnya kebakaran berasal dari tiga faktor :

1. Sesuatu yang mudah terbakar

2. Sumber api

3. Adanya oksigen yang berasal dari udara

Tiga faktor ini memiliki hubungan saling terkait satu sama lain dimana apabila salah

satunya tidak ada maka kebakaran tidak akan pernah terjadi. Jadi untuk meminimalisir

munculnya kebakaran, maka harus menghilangkan atau tidak menggunakan salah satu faktor-

faktor tersebut dalam jarak yang berdekatan.

Kebakaran dibagi menurut jenis material yang mampu menghasilkan titik-titik api.

Pembagian tersebut diantaranya :

1. Kebakaran yang berasal dari pembakaran kayu, cairan lilin, serta benda-benda

furniture (Kelas A)

2. Kebakaran yang berasal dari cairan yang mudah terbakar misalnya minyak pelumas

serta bahan bakar (Kelas B)

3. Kebakaran yang berasal dari adanya gas-gas yang mudah terbakar misalnya LPG atau

Liquefied Petroleum Gas (Kelas C)

4. Kebakaran yang berasal dari bahan-bahan logam yang mudah terbakar misalnya

magnesium dan alumunium (Kelas D)

5. Kebakaran yang berasal dari berbagai macam material yang memiliki atau

berhubungan dengan tegangan tinggi (Kelas E)

Sistem Pemadam Kebakaran

Untuk mengatasi adanya kebakaran yang disebabkan oleh hal-hal diatas, terutama pada kapal,

dilakukan tiga tahapan yaitu :

Page 6: dfbdfbdfbfdbfdbdf

1. Detection atau mencari serta mengetahui lokasi terjadinya kebakaran

2. Alarm atau menginformasikan kepada ABK untuk mematikan segala hal, baik itu

mesin atau yang lain, yang dapat memicu membesarnya api.

3. Control atau mengontrol agar api tidak semakin membesar serta memadamkan api

tersebut.

a. Detection

Untuk mengetahui lokasi terjadinya kebakaran maka digunakan fire detector yang

hampir selalu ada pada tiap-tiap ruangan di kapal. Apabila suatu kebakaran dapat dideteksi

dengan cepat maka akan lebih mudah untuk dikendalikan serta dipadamkan tanpa

menimbulkan kerugian yang besar atau berbahaya bagi kapal. Jadi fungsi utama dari fire

detector adalah untuk mengetahui atau mendeteksi adanya kebakaran yang terdapat di dalam

kapal secepat mungkin agar kebakaran yang muncul lebih mudah ditanggulangi.

Cara kerja fire detector secara umum yaitu apabila terdapat asap, percikan api serta

berubahnya temperatur sekitar menjadi panas maka alarm fire detector akan berbunyi dan hal

tersebut akan membuat ABK tahu dimana letak terjadinya kebakaran.

Tiga hal yang membuat alarm dari fire detector berbunyi yaitu :

1. Asap (Smoke detector)

2. Percikan api yang sangat banyak (Flame detector)

3. Perubahan temperatur sekitar menjadi sangat panas.(Heat detector)

  

i.                    Smoke detector

Pendeteksi asap atau yang biasa disebut Smoke detector terdiri dari dua bilik ionisasi

yaitu satu bilik terbuka untuk atmosfer atau udara bebas masuk dan satu bilik tertutup. Satu

bilik terbuka digunakan sebagai tempat masuknya atau pendeteksi awal adanya asap yang

berasal dari api atau kebakaran. Sedangkan satu bilik tertutup digunakan sebagai tempat

penghubung atau pemberi sinyal agar alarm detector berbunyi sebagai tanda adanya asap atau

kebakaran. Smoke detector biasanya digunakan di ruang mesin, ruang akomodasi, dan ruang

kargo.

ii.                  Flame detector

Page 7: dfbdfbdfbfdbfdbdf

Pendeteksi nyala api atau yang biasa disebut Flame detector memiliki sifat yang

berlawanan dengan Smoke detector. Flame detector biasanya digunakan untuk menjaga serta

mencegah terjadinya bahaya akibat adanya percikan api. Flame detector menangkap sinar

ultraviolet dan infrared yang berasal dari adanya percikan api yang ada di sekitarnya. Flame

detector biasanya terdapat pada ruang peralatan kendali bahan bakar yang terdapat di kamar

mesin.

iii.                Heat detector

Pendeteksi panas atau yang biasa disebut Heat detector dapat digunakan pada

sejumlah bagian-bagian penting yang berhubungan dengan bagian pengoperasian kapal.

Detector yang paling banyak digunakan untuk saat ini adalah Detector untuk pengaturan

temperatur naik atau rata-rata dari kenaikan temperatur pada suatu waktu. Jadi, apabila di

lingkungan sekitar terjadi kenaikan temperatur yang melebihi batas yang telah ditentukan,

maka alarm dari detector tersebut akan berbunyi. Heat detector biasanya terdapat pada dapur

dan tempat pengeringan dimana detector tipe lainnya akan kurang tepat bila diletakkan di

tempat-tempat tersebut.

b. Alarm

Sistem alarm berhubungan dengan fire detector yang terhubung dengan sirkuit-sirkuit

elektrik yang dapat membunyikan bel yang terdapat pada alarm hanya dengan menggunakan

sinyal elektrik. Bel ini akan berbunyi di kamar mesin apabila terdapat sumber api atau terjadi

kebakaran disana. Kebakaran yang terdapat di ruangan lain akan menyebabkan bel di sekitar

anjungan kapal akan berbunyi. Adanya alarm akan mempermudah ABK pada kapal untuk

melakukan sesuatu untuk menanggulangi adanya kebakaran tersebut.

 Gambar 1. Alarm

 

Page 8: dfbdfbdfbfdbfdbdf

c. Control 

Ada dua peralatan dasar yang tersedia di kapal untuk mengontrol atau menanggulangi

kebakaran yaitu Small portable extinguishers dan Large fixed installations. Small portable

extinguishers merupakan tabung pemadam kebakaran yang berukuran kecil, yang dapat

dibawa kemana-mana serta mampu memadamkan api secara cepat dan tepat. Sedangkan

Large fixed installations digunakan ketika Small portable extinguishers tidak dapat mengatasi

kebakaran yang terjadi, dengan kata lain Large fixed installations digunakan untuk

memadamkan kebakaran yang sangat parah atau sangat berbahaya. Ada berbagai macam

portable dan fixed fire fighting yang akan dibahas selanjutnya.

Peralatan pemadam kebakaran

i.                    Portable extinguishers

Ada empat macam portable extinguishers yang biasanya digunakan di kapal yaitu

Soda-acid (Asam-soda), foam (busa), dry powder (bubuk kering), dan carbon dioxide

extinguishers (gas karbon dioksida.)

 

 Gambar 2. Portable fifi

a.       Soda-acid extinguishers (Pemadam kebakaran menggunakan asam soda)

Isi dari tabung pemadam kebakaran ini adalah berupa larutan sodium bikarbonat.

Mekanisme penghisap digunakan pada penggunaan pemadam kebakaran yang berjenis soda-

acid sehingga ketika alat penghisap yang terbuat dari kaca dipecahkan, maka asam dan

Page 9: dfbdfbdfbfdbfdbdf

sodium bikarbonat tercampur. Hasil reaksi kimia yang terjadi menghasilkan gas karbon

dioksida yang bertekanan tinggi sehingga cairan akan terdesak keluar melewati internal pipe

dan menuju nozzle. Alat ini banyak ditemukan di ruang akomodasi

b.      Foam extinguishers (Pemadam kebakaran menggunakan soda)

Terdiri dari dua macam yaitu :

i.                    Foam extinguishers-chemical

Isi dari pemadam kebakaran jenis ini adalah campuran dari cairan sodium bikarbonat

dan alumunium sulfat. Tabung yang berada paling dalam diselimuti oleh penutup atau cap

yang terhubung dengan pipa penghisap. Ketika pipa penghisap terbuka, maka cap tersebut

akan lepas. Kemudian alat ini akan mencampurkan dua macam cairan yang ada didalamnya.

Gas karbon dioksida dihasilkan oleh reaksi yang berasal dari tekanan tinggi dari tabung dan

akan mendesak busa keluar dari tabung.

ii.                  Foam extinguishers-mechanical

Di bagian terluar dari tabung ini berisi air. Pada tabung sentral terdapat gas karbon

dioksida dan cairan busa. Mekanisme pendesak atau pendorong terdapat diatas tabung pusat.

Ketika diberi tekanan yang tinggi, karbon dioksida dikeluarkan dan cairan busa akan

tercampur dengan air. Kemudian keduanya akan ditekan keluar melewati nozzle khusus.

Pemadam jenis ini memiliki pipa internal dan dioperasikan di bagian atas. Alat ini banyak

ditempatkan di sekitar tempat-tempat yang mengandung atau terdapat cairan-cairan yang

mudah terbakar.

  

Gambar 3. foam extinguisher

Page 10: dfbdfbdfbfdbfdbdf

c.       Dry powder (Pemadam kebakaran menggunakan bubuk kering)

Pada bagian tabung lapis terluar berisikan dengan bubuk sodium bikarbonat. Kapsul

yang berisikan gas karbon dioksida berada di bawah mekanisme peghisap yang ada di central

cap. Ketika penghisap ditekan, gas karbon dioksida akan mendorong bubuk sodium melalui

pipa dan keluar melalui nozzle. Pemadam kebakaran jenis ini dapat digunakan di berbagai

macam penyebab kebakaran akan tetapi ini tidak memberikan efek pendingin. Alat ini

biasanya berada di dekat peralatan listrik yang berada di kamar mesin dan di beberapa bagian

dari kapal.

d.      Carbon dioxide extinguishers (Pemadam kebakaran menggunakan CO2)

Tabung pelapis yang sangat kuat digunakan untuk menyimpan cairan karbon dioksida

bertekanan rendah. Pipa utama berfungsi sebagai tempat atau jalan keluarnya karbon dioksida

yang ditekan oleh alat penghisap sehingga katup akan terbuka oleh karena ditekannya

pelatuk. Cairan tersebut akan berubah menjadi gas yang akan keluar dari tabung pemadam ini

yang kemudian akan melewati pipa dan akan tertampung di horn. Apabila pelatuk pada horn

dibuka, maka gas karbon dioksida tadi akan keluar. Alat ini banyak terdapat di kamar mesin

dan tempat perlengkapan serta peralatan elektrik. Alat ini tidak diperbolehkan berada di

ruang akomodasi serta di ruang perbatasan karena hal tersebut bisa membahayakan ABK dan

awak penumpang lainnya yang mungkin bisa menyebabkan kematian.

Gambar 4. pemadam bubuk kering 

ii.                    Fixed Installations

Page 11: dfbdfbdfbfdbfdbdf

Ada beberapa perbedaan antara fixed fire fighting installation dan portable extinguishers,

diantaranya adalah desain pengkhususan untuk beberapa tipe kapal. Pembagian instalasi

pemadam kebakaran akan dibahas pada sub bab di bawah ini.

a.       Fire main

Sistem pemasukan air laut ke dalam pipa pemadam kebakaran ditempatkan pada setiap

kapal. Beberapa pompa pada kamar mesin akan disusun atau ditata untuk membantu

memasukan air ke dalam sistem tersebut. Mulai dari jumlahnya, kapasitas yang

diperbolehkan, semuanya diatur oleh badan perundang-undangan (Department of Transport

for UK registered vessels). Pompa darurat yang digunakan untuk memadamkan api juga

ditempatkan di kamar mesin. Pada tiap sistem pengeluaran pemadam kebakaran terdapat

katup-katup yang terisolasi yang berada disekeliling kapal dan pipa air dengan tepat akan

mengunci penghubung yang ditempatkan berdekatan dengan nozzle. Hampir di seluruh area

kerja diatas kapal sedemikian hingga tertutup dan pasokan air laut dapat dibawa untuk

digunakan sebagai pemadaman api pada tiap titik di bagian kapal.

Nozzle jet atau spray akan disetel untuk menyediakan penyemprot air yang dapat

digunakan untuk melawan api serta mendinginkannya tanpa harus disemprotkan.

b.      Automatic water spray

Penyemprot otomatis atau biasa disebut dengan sistem penyembur menyediakan

hubungan dari kepala penyemprot yang melewati daerah yang terlindungi. Sistem ini

mungkin digunakan di ruang akomodasi dan di kamar mesin dengan berbagai macam variasi

yang berdasarkan kegunaan dari peralatan tersebut serta metode atau cara pengoperasiannya.

Ruang akomodasi diberi alat ini yang mampu melakukan deteksi sekaligus memadamkan

api. Di bagian kepala pada alat ini ditutupi oleh semacam kaca / bola lampu yang isinya

berupa cairan yang bisa mengembang secara cepat saat terkena panas. Ketika panas membuat

cairan tadi berkembang, maka penutup kaca tadi akan pecah yang kemudian akan keluarlah

air dari alat tersebut yang berasal dari sistem penyembur yang berisikan air laut. Air laut tadi

ditampung di tangki air yang diberi tekanan udara yang cukup tinggi. Sistem penyembur ini

terus diisi oleh air yang segar untuk mengurangi adanya efek korosi.

 

Page 12: dfbdfbdfbfdbfdbdf

  Gambar 5. Automatic water spray

c.       Foam systems

Sistem penyemprot busa atau biasa disebut Foam spreading systems dibuat agar cocok

dengan sistem kebutuhan yang ada di kapal dengan memperhatikan jumlah busa yang

dibutuhkan, area yang harus dicakup, dll. Mechanical foam atau busa mekanik merupakan

semacam zat kimia yang terbentuk dengan cara mencampurkan busa yang terbuat dari cairan

dalam jumlah yang besar. Pencampuran yang terjadi di udara akan menimbulkan gelembung-

gelembung udara yang akan berbentuk busa nantinya.

Pada sistem ini, pencampuran air dan busa yang dilakukan dalam ruangan atau tempat

tertutup yang kemudian busa hasil pencampuran dengan air tadi akan disalurkan ke tabung

pemadam kebakaran agar bisa digunakan. Tangki penampung busa dilindungi oleh penutup

agar isi didalamnya terlindung dari keadaan lingkungan luar yang buruk. Untuk

mengoperasikan sistem ini yaitu dengan membuka dua katup yang saling terhubung dan

pompa pemadam akan hidup. Pencampuran busa ini diukur dengan baik oleh automatic

inductor unit. Pompa pemadam dan tangki penampung tadi harus terletak diluar dari ruangan

yang terlindungi atau tercover tadi.

d.      Carbon dioxide flooding

Sistem ini digunakan untuk memindahkan oksigen yang berada di area perlindungan yang

kemudian akan dilakukan pemadaman api. Gas karbon dioksida disimpan sebagai cairan

dengan tekanan rendah yang berada didalam silinder. Volume ruangan yang akan dilindungi

Page 13: dfbdfbdfbfdbfdbdf

menentukan banyaknya tabung silinder yang dibutuhkan dalam ruangan tersebut. Secara

umum, alat ini digunakan untuk melindungi ruang kargo dan kamar mesin.

Sistem pada ruang kargo secara normal disusun untuk tempat mendeteksi asap, alarm, dan

pengaliran karbon dioksida. Pipa kecil untuk saluran udara yang berasal dari ruang kargo

akan diarahkan menuju kamar-kamar. Udara didapatkan dari beberapa bagian dari kipas-

kipas kecil dan tiap pipa digunakan untuk saluran dari udara tadi. Apabila asap masuk

kedalam ruangan yang terdapat saluran udara tadi, maka alarm akan mati.

Lokasi kebakaran dapat diketahui di anjungan kapal dan katup ruang distribusi yang

dioperasikan pada bagian anjungan kapal. Katup ini akan mematikan pipa udara dari

anjungan dan membuka karbon dioksida yang dijalankan oleh suatu sistem yang

menggunakan baterai.

Sistem pada kamar mesin dibuat agar dapat memberhentikan sumber daya pada sistem

yang ada. Sebelum gas dibuang, ruangan harus dalam keadaan kosong dari ABK dan tidak

diisi oleh udara (kedap udara). Katup penutup di tempatkan pada penutup udara di tiap

ruangan.

Sistem Pemadam Kebakaran CO2 Pada Kapal Cargo Add Comment

Keselamatan Kerja

22 February 2011

Sistem pemadam kebakaran untuk kargo terdiri dari diameter pipa 20mm sampling di seluruh kompartemen ruang muat kapal. Hal ini dikendalikan dari sebuah kabinet yang ditempatkan di bridge atau di pusat kendali kapal. Udara yang terus ditarik melalui pipa ke dalam kabinet dengan bantuan fans hisap yang menghasilkan udara dari katup pengalihan ke dalam rumah kemudi.

Page 14: dfbdfbdfbfdbfdbdf

Cara Kerja

Ketika ada api di salah satu kompartemen kargo menahan, asap yang terhisap ke dalam pipa sampling dan dilewatkan melalui katup pengalihan yang ada di dalam rumah kemudi, sehingga alarm peringatan personil bridge membacanya. Secara bersamaan, sampel dari pipa-pipa yang melewati detektor asap yang mendeteksi asap dan akan mengaktifkan alarm audio visual yang menunjukkan penyebaran pada api.

Keuntungan alarm audio-visual adalah meskipun apabila bridge ini tanpa pengawasan selama misalnya di pelabuhan, akan mengaktifkan alarm apabila ada letusa api.

Pada kabinet, sampel akan diteruskan di atas baling-baling kecil yang terbuat dari nilon, melalui tabung transparan berdiameter 13mm, yang menunjukkan aliran. Jika baling-baling tidak berjalan hal itu menunjukkan bahwa pipa tersedak dan sehingga harus diperbaiki secepat mungkin.

Ketika ada api, pipa sampling mengubah warna hitam yang dapat dilihat pada pipa transparan kargo khususnya. Pipa sampling yang sama terhubung ke bank tabung CO2 dengan bantuan katup

Page 15: dfbdfbdfbfdbfdbdf

changeover. Tersebut CO2 dilepaskan dengan membuka katup yang tepat untuk menahan sesudah ada printah dan diskusi dengan kapten kapal atau crew kapal yang bersangkutan.

Titik penting yang dipertimbangkan sebelum melepaskan tabung CO2 adalah bahwa jumlah tabung CO2 akandigunakan diperhitungkan volumenya secara bebas yaitu kargo yang terkena dampak yang mana dihitung sebagai Total volume menahan - volume dari kargo. 30% dari volume dihitung untuk mengetahui jumlah Co2 yang akan di gunakan. Untuk satu botol tabung CO2 volume dihitung sekitar 45.2kg.

Sistem Ballast              

             Sistem Ballas adalah salah satu system pelayanan dikapal yang mengangkut dan mengisi air ballast. Sistem pompa ballast ditujukan untuk menyesuaikan tingkat kemiringan dan draft kapal, sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga stabilitas kapal dapat dipertahankan. Pipa balas dipasang di tangki ceruk depan dan tangki ceruk belakang (after and fore peak tank), double bottom tank, deep tank dan tanki samping (side tank). Ballas yang ditempatkan di tangki ceruk depan dan belakang ini untuk melayani kondisi trim kapal yang dikehendaki.                Tangki ballas diisi dan dikosongkan dengan saluran pipa yang sama, jika stop valve dipasang pada system ini. Jumlah berat ballast yang dibutuhkan untuk kapal rata-rata 10% sampai 20% dari displacement kapal. Keperluan system ballas dari kapal muatan kering (dry cargo ship) adalah sama dengan system pipa bilga. Sistem pipa ballas harus dapat / bisa memenuhi sarat untuk menyediakan pengisian air ballas dari dry cargo tank atau ruangan yang berdampingan. Hubungan antara saluran pipa bilga dan saluran pipa ballas harus dengan katup tolak balik (non return valve).

         Rules dan Rekomendasi1)     Jalur Pipa Ballast

·         Sisi Pengisapan dari tanki air ballast diatur sedemikian rupa sehingga pada kondisi trim pun air ballas masih tetap dapat di pompa.

·         Kapal yang memiliki tanki double bottom yang sangat lebar juga dilengkapi dengan sisi isap pada sebelah luar dari tanki.  Dimana panjang dari tanki air ballast lebih dari 30 m, Kelas mungkin dapat meminta sisi isap tambahan untuk memenuhi bagian depan dari tanki.

2)     Pipa yang melalui tangkiPipa air ballast tidak boleh lewat instalasi tanki air minum, tanki air baku, tanki  minyak bakar, dan tanki minyak pelumas.

3)     Sistim Perpipaan·         Bilamana tanki air ballast  akan digunakan khususnya sebagai pengering palka, tanki tersebut juga

dihubungkan ke sistim bilga.

Page 16: dfbdfbdfbfdbfdbdf

·         Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard deck)·         Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang yang dapat dilalui secara

tetap ( mis. Ruang bow thruster) yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat dipasang secara langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan tambahan untuk pengaturannya.

4)     Pompa BallastJumlah dan kapasitas dari pompa harus memenuhi keperluan operasional dari kapal.

            Tangki BallastTangki ballast berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal baik saat berlayar maupun saat kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar, tangki ballast dalam kondisi kosong, sedangkan saat kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast diisi untuk menjaga kestabilan kapal.

Sistem Pemadam Kebakaran           

Penggunaan air sebagai pemadam kebakaran diperuntukkan bagi semua akibat kebakaran kapal, kecuali kebakaran yang ditimbulkan dari batubara atau minyak.  Sistem pipa kebakaran dikapal ini dipusatkan disuatu ruangan kapal dan pipa-pipa ini menggunakan pipa galvanis yang berdiameter 50 sampai 100 mm.  Pipa induk kebakaran terbentang disepanjang lambung kapal dan diperlengkapi dengan hydrant tiap jarak tidak kurang dari 20 meter.  Saluran selang kanvas dihubungkan dengan hydrant dan diujung sleang kanvas dipasang nozzle penyemprot air.  

Selang Hydrant        

Sistem pemadam kebakaran pada kapal bekerja melalui instalasi perpipaan pemadam kebakaran, yang tersalur kesetiap ruangan pada kapal, dimana apabila terjadi kebakaran pompa pemadam kebakaran menyalurkan air dari sea chest atau sea water inlet, melewati pipa-pipa instalasi lalu air dikeluarkan ke tempat terjadinya kebakaran melewati sprinkle. Sprinkler head atau pemercik air dipasang dalam ruang muat, kamar mesin, dan kamar ketel uap, living room dan service compartment.  Sistem sprinkle ini memercikkan air melalui corong pemercik yang percikan airnya meliputi area radius 3 sampai 4 meter.  Corong pemercik air terdiri dari badan pemercik dan cincin berulir dimana antara kedua komponen tersebut terdapat klem diaphragma.  Aliran air dipercikan keluar melalui deflector yang tertuju kedalam area ruangan.

Page 17: dfbdfbdfbfdbfdbdf

Sprinkler head

Number of Pumps            Untuk pompa pemadam kebakaran setidaknya memiliki 2 buah pompa dengan penggerak sendiri. Untuk kapal kurang dari 1000 GT hanya memerlukan 1 buah pompa pemadam kebakaran. Pada setiap ruang mesin dari kapal cargo yang terdapat ballast, bilge atau pompa air lainnya, diharuskan untuk membuat hubungan antara salah satu pompa diatas dengan system pemadam kebakaran.

Capacity            Kapasitas total dari pompa pemadam kebakaran tidak boleh kurang dari 4/3 kapasitas pompa bilga utama (124 m3/h) dan tidak boleh melebihi 180 m3/h. Untuk kapal lebih dari 6000 GT memiliki tekanan 40 Psi (2.8 Kgf/Cm2) untuk kapal kurang dari 6000 GT memiliki tekanan di nozzle 37 Psi (2.6 Kgf/Cm2). Untuk kapasitas tiap pompa pemadam kebakaran tidak boleh kurang dari 80% kapasitas total, tapi pada umumnya tidak boleh kurang dari 25 m3/h dan harus sudah dapat menyuplai 2 buah water jet.

Drive and arrangement of pumps            Pompa pemadam kebakaran harus mendapatkan tenaga independent dari main engine.  Dilengkapi dengan paling tidak dua buah sea inlet valves. Ballast, bilga dan pompa lainnya yang digunakan untuk menyalurkan air dari laut harus memungkinkan untuk menangani kapasitas yang harus tersedia untuk pemadam kebakaran. Pompa pemadam kebakaran sebisa mungkin terletak ditempat serendah mungkin dari water line. Pompa sentrifugal tersambung dengan instalasi pompa utama melalui screw down non return valves.

Hydrant ValveSetiap fire hydrant harus dipasang/memiliki katup sehingga setiap fire hose bisa dipindahkan saat pompa kebakaran beroprasi.

Fire HosesPanjang tiap – tiap Fire Hose minimal 10 m dan tidak lebih dari :

> 15 m untuk di ruang mesin>  20 m untuk ruang terbuka dan diatas deck terbuka

>  25 m untuk deck terbuka pada kapal yang memiliki lebar lebih dari 30 m. Tiap hose harus terpasang dengan nozzle.

Page 18: dfbdfbdfbfdbfdbdf

Fire Hose / Kotak Hydran

Number Of HosesUntuk kapal 1000 GRT dan lebih harus minimal memiliki 1 buah hoses dan satu cadangan tiap panjang 30 m dan tidak boleh kurang dari 5 buah pada kasus tertentu. Untuk kapal yang kurang dari 1000 GRT minimal memiliki 1 buah hose dan satu cadangan dan tidak boleh kurang dari 3 buah pada kasus tertentu.

Emergency Fire Pump            Emergency fire pump / pompa pemadam darurat harus ada di setiap kapal untuk memadamkan kebakaran di saat keadaan emergency dan pompa pemadam kebakaran yang berada di kamar mesin sudah tidak dapat di fungsikan karena terjadi Black out. Emergency fire pump ini harus di tempatkan di luar kamar mesin dan harus ber-penggerak sendiri / independen.

Emergecy Fire Pump