risalah rapat rapat kerja komisi viii dpr-ri dengan kementerian ...
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT ... · PDF file2016, serta persiapan...
Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT ... · PDF file2016, serta persiapan...
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VII DPR RI
DENGAN MENTERI RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI RI
Tahun Sidang : 2016-2017
Masa Persidangan : III (tiga)
Rapat ke- :
Jenis Rapat : Rapat Kerja
Hari, Tanggal : Selasa, 17 Januari 2017
Waktu : 14.22 WIB – 18.55 WIB
Tempat : R. Rapat Komisi VII
Ketua Rapat :
Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc. (Wakil Ketua
Komisi VII/F-PG)
Sekretaris Rapat :
Dra. Nanik Herry Murti (Kepala Bagian Sekretariat Komisi
VII)
Acara : Evaluasi Kinerja Tahun 2016 dan Persiapan Pelaksanaan
Kegiatan Tahun 2017
Hadir : 31 Anggota
Dengan rincian:
Fraksi PDI-P 7 orang dari 10 Anggota
Fraksi Partai Gerindra 6 orang dari 6 Anggota
Fraksi Partai Golkar 6 orang dari 7 Anggota
Fraksi PAN 1 orang dari 4 Anggota
Fraksi Partai Demokrat 4 orang dari 6 Anggota
Fraksi PKB 1 orang dari 4 Anggota
Fraksi PKS 2 orang dari 4 Anggota
Fraksi PPP 2 orang dari 4 Anggota
Fraksi Partai Hanura ... orang dari 2 Anggota
Fraksi Partai Nasdem 2 orang dari 3 Anggota
JALANNYA RAPAT:
KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc./F-PG):
Kita mulai Pak, iya nanti saya sampaikan.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang kami hormati Bapak-Ibu Anggota Komisi VII DPR RI.
Yang kami hormati Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi beserta
para Kepala LPMK dan jajarannya, serta
Hadirin yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita
pada hari ini kita dapat bertemu guna melaksanakan tugas-tugas konstitusional kita.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas pertatian serta kehadiran
Bapak-Ibu Anggota Komisi VII DPR RI serta undangan yang hadir dalam acara
Rapat Kerja Komisi VII DPR RI.
Sesuai undangan yang telah disampaikan dan berdasarkan dari hasil rapat
internal Komisi VII DPR RI tentang jadwal rapat Masa Persidangan III Tahun Sidang
2016-2017, maka pada hari ini Komisi VII DPR RI akan melaksanakan Rapat Kerja
dengan Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi dan Kepala LPMK dalam
rangka pelaksanaan fungsi pengawasan dengan agenda evaluasi kinerja tahun
2016, serta persiapan pelaksanaan kegiatan tahun 2017.
Sebelum kita memulai saya ingin menyampaikan bahwa berdasarkan data
dari Sekretariat Komisi VII DPR RI yang telah hadir dan menandatangani daftar
hadir adalah 18 Anggota dan berasal dari 7 Fraksi, sehingga kita kuorum Fraksi
nanti di dalam pengambilan keputusan tentunya kita membutuhkan kuorum Anggota,
Insya Allah akan terpenuhi dari 57 Anggota Komisi VII DPR RI, sehingga sesuai
dengan Pasal 251 ayat (1) Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib rapat ini telah
memenuhi kuorum dan oleh karena itu dengan mengucapkan
bismillahirrahmanirrahim izinkan saya membuka Rapat Kerja Komisi VII DPR RI.
(RAPAT DIBUKA PUKUL 14.22 WIB)
Sesuai dengan Pasal 246 ayat (1) Tata Tertib DPR RI menyatakan bahwa
setiap rapat DPR RI bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup. Untuk itu kami
mengusulkan agar Rapat Kerja Komisi VII pada hari ini bersifat terbuka dan terbuka
untuk umum, apakah ini bisa disetujui?.
(RAPAT:SETUJU
Bapak-Ibu yang saya hormati.
Rapat Kerja pada hari ini secara khusus untuk melakukan evaluasi secara
rinci terhadap pelaksanaan APBN Tahun 2016 pada Kementerian Riset Teknologi &
Pendidikan Tinggi RI, Komisi VII DPR RI ingin memperoleh informasi secara detil
dan komprehensif terkait:
1. Target dan capaian anggaran dari pada tahun 2016.
2. Capaian kinerja dan hasil-hasil kegiatan prioritas pada tahun 2016.
3. Hasil-hasil produk inovasi yang dihasilkan pada tahun 2016.
Dalam beberapa Rapat Kerja sebelumnya Komisi VII DPR RI juga
memberikan rekomendasi berkaitan dengan program kegiatan pada tahun 2016,
antara lain:
1. Komisi VII DPR RI mendorong Direktorat Jenderal Penguatan Inoasi
Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi untuk mempercepat
penyelesaian program desa inovasi yang maish terhambat
pembiayaannya di Bappenas dan mengalokasikan anggaran terhadap 9
kegiatan sains techno park (STP).
2. Komisi VII DPR RI mendorong agar program riset yang berada di
lingkungan Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi untuk
memberikan kesempatan kepada non pegawai negeri sipil atau Non PNS
untuk bisa mengikuti program tersebut, sepanjang tentunya tidak
melanggar peraturan yang ada.
3. Komisi VII DPR RI meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan hari
layar Kapal LIPI dan BPPT untuk riset skala hutan dari 21 hari menjadi 50
hari, ini sebagai konsekuensinya pasti akan ada alokasi anggaran untuk
ini.
4. Komisi VII DPR RI mendesak Badan Informasi Geospasial untuk
melaksanakan updating data terkini pulau-pulau terluar yang belum
tercatat, baik secara koordinat maupun nama dalam peta negara
Indonesia demi ketahanan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.
Ini sudah batu saja menjadi topik yang hangat di mass media terhadap
statement dari pada Menko Kemaritiman dan juga oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan mengenai penamaan dari pada pulau-pulau. Tentunya nanti kami ingin
mendapatkan penjelasan dari Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi.
Sedangkan beberapa rekomendasi yang perlu dilaksanakan pada tahun
2017, antara lain:
1. Komisi VII DPR RI meminta Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan
Tinggi dan LPMK untuk lebih prioritas dalam melakukan riset dan
pengembangan terhadap sektor energi, kemaritiman dan pangan.
2. Komisi VII DPR RI mendorong Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan
Tinggi dan LPMK dikoordinasikan oleh Kementerian Riset Teknologi &
Pendidikan Tinggi untuk menyiapkan suatu blueprint perencanaan
pengembangan riset satu atap dalam rangka meningkatkan kapasitas
program riset secara terpadu dan komprehensif.
Jadi yang kita dorong itu seluruh kementerian Pak, tapi menjadikan
Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi ini sebagai poin kontek atau yang
mengkoordinasi semuanya.
3. Komisi VII DPR RI bersama pemerintah c.q Menteri Riset Teknologi &
Pendidikan Tinggi mengupayakan pemberian insentif bagi para peneliti
dan perekayasa yang berprestasi. Mekanisme pemberian insentif akan
diatur lebih lanjut dan akan dibahas dalam workshop nasional antara
Komisi VII DPR RI dengan pemerintah.
4. Terkait dengan hal tersebut maka Rapat Kerja hari ini kami ingin
mengetahui sejauhmana tindak lanjut yang telah dilakukan Kementerian
Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi dan LPMK terkait program kerja di
tahun 2016 dan persiapan pelaksanaan kegiatan di tahun 2017.
Oleh karena itu demi efektivitasnya waktu Rapat Kerja Komisi VII DPR RI
dengan Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi dan Kepala LPMK
menyampaikan pemaparannya. Namun sebelumnya kami ingin memperkenalkan
kepada [Pak Menteri dan para Kepala LPMK adanya Anggota Komisi VII yang baru,
mudah-mudahan hadir. Yang nomor satu adalah Bapak Drs. H. Bambang Heri
Purnama, ST., MH. Fraksi Partai Golkar Nomor Anggota 305 Dapil Kalimantan
Selatan I menggantikan Pak Imbro Hananto. Yang kedua Pak H. Ihwan Datu Adam,
SE. dari Fraksi Partai Demokrat Nomor Anggota 447 Dapil Kalimantan Timur. Yang
ketiga Dr. H. Muhammad Farid Al Fauzi dari Fraksi Partai Hanura Nomor Anggota
555 Dapil Jawa Tmur XI Madura Pak. Dan saya sendiri memperkenalkan baru saja
tadi ada seremonial kembali sebagai Pimpinan menggantikan Pak Fadel
Muhammad, kita rotasi di Golkar hal yang biasa Pak. Jadi kita kebetulan sekarang
mendapatkan amanah dan melanjutkan dari apa yang sudah dilaksanakan oleh
pendahulu dan mudah-mudahan tidak mempengaruhi atau justru akan menambah
semangat dalam roda kepemimpinan Komisi VII terutama di dalam menjalin kerja
sama dengan para mitra.
Demikian yang bisa kami sampaikan, untuk selanjutkan kami persilakan
Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi untuk memaparkan nanti secara
bergantian dengan Kepala LPMK, apabila di rasa perlu.
Silakan Pak Zul.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Pak Pimpinan, bisa usul sedikit.
Kesimpulan Rapat Kerja kita itu kan mestinya kita muliakan juga, artinya apa
yang kita putuskan dalam Rapat Kerja dengan Pak Menteri itu jadi perhatian juga.
Nah kalau tidak salah kita jadi mitra Ristek ini sudah lama sekali di Komisi VII dan
tidak ada satu teori ekonomi dari pembangunan pun yang tidak mementingkan
persoalan riset dan teknologi. Sehingga waktu itu melalui teman-teman dari berbagai
Fraksi menyampaikan pada calon presiden masing-masing, suatu saat nanti
Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi itu kalau bisa disatukan sehingga
Ristek itu bisa maju kalau ada kontribusi dari sektor Diktinya sendiri. Jadi nampak
sekali Ristek menjadi anak tiri karena kurang diperhatikan sebelumnya, tapi waktu
itu ada pesan untuk perguruan tinggi kita kan banyak dirusak, banyak hasil
penelitian dan lain sebagainya. Kalau disatukan kementerian ini hasilnya akan
optimal.
Nah dalam Rapat Kerja sebelumnya kalau tidak salah kita telah menyetujui
dengan Pak Menteri, bahwa yang free move yang akan kita pakai itu adalah sistem
inovasi nasional di mana Ristik dan Dikti itu akan diintegrasikan untuk memajukan
teknologi kita. Nah saya khawatir dalam perkembangannya beberapa persidangan
dan mudah-mudahan sebelum ini dipaparkan kepada kita, saya nggak mau lihat lagi
nanti, seakan-akan Dikti jalan sendiri, Risteknya jalan sendiri juga. Nah mudah-
mudahan apa yang telah kita putuskan dalam Rapat Kerja itu bukan hanya basa-
basi tapi tercermin dari apa yang disampaikan oleh Pak Menteri di sini. Kita tentu
tidak mau menyaksikan masing-masing Dirjen nanti mempresentasikan, seakan-
akan dia di Dikti, yang satunya di Ristek dan lain sebagainya. Mudah-mudahan ini
tercermin nanti Pak, kalau nanti tidak tercermin berarti nggak menyepakati atau
melaksanakan kesepakatan yang telah kita lakukan di Rapat Kerja-Rapat Kerja
sebelumnya.
Terima kasih Pak Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Zul masukannya.
Saya pikir itu sudah disuarakan dan Pak Menteri juga sudah
mempresentasikan ya beberapa kali adanya planned antara pendidikan dengan riset
di dalam beberapa program dan nanti tentunya kami akan mohon paparannya yang
mencerminkan dari pada itu, sehingga tidak ada segmentasi gitu yang dimaksud
ataupun pemisahan yang seakan-akan satu dengan yang lain tidak berhubungan.
Pada sejatinya satu dengan yang lain saling terkait karena di sini kami juga
menyinggung mengenai rekomendasi yang berkaitan dengan sebagai salah satu
contoh desa inovasi. Itukan tentunya merupakan gabungan aktivitas dari riset dan
juga pendidikan tinggi karena itu menyangkut masalah sains techno park, itukan
otomatis juga perlu ada sentuhan pendidikan di situ.
Jadi hal-hal yang demikian tentunya nanti Bapak bisa memaparkan sesuai
dengan apa yang sudah diaspirasikan oleh Komisi VII dan kebetulan juga Pak Zul
sudah beberapa kali menyampaikannya, mohon supaya nanti di dalam
presentasinya bisa ditampilkan Pak tentang apa yang tadi baru saja disampaikan.
Saya persilakan Pak Menteri, terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya terima kasih.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Pimpinan Komisi VII DPR RI.
Yang saya hormati seluruh Anggota DPR RI Komisi VII.
Pada siang hari ini kita melakukan Rapat Kerja bersama antara Komisi VII
dengna Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi bersama LPMK di bawah
koordinasi Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi. Sebelumnya mungkin
saya sampaikan memang inilah satu lembaga yang menghadapi dua Komisi, seperti
apa yang disampaikan Pak Zul, mau tidak mau irisan itu akan terjadi, mau tidak mau
kami harus bisa memposisikan mana yang harus dengan pendidikan tinggi dan
mana yang harus dengna ristek. Namun hal ini kami tidak akan bisa memisahkan
karena kami sudah melakukan blending dengan kaitan ini, kecuali kalau memang
Komisi VII dan sebelum menjadi blended juga kita juga akan sangat lebih baik lagi.
Tapi problemnya adalah kondisinya terjadi semacam ini, kami tidak bisa menghindar
bagi saya yagn menjadi uncontrollable yang dalam kaitan ini, apapun tentunya akan
kami lakukan dan akan kami sampaikan kepada Anggota Dewan yang terhormat.
Kinerja yang target dan realisasi anggaran di ahun 2016 di Kementerian Riset
Teknologi & Pendidikan Tinggi, angka ini telah tercapai di angka 87,42%. Kalau kita
perhatikan angka tersebut itu adalah kalau kita bandingkan di tahun 2015 ini ada
satu peningkatan. Memang Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi itu,
khususnya di Dikti itu karena banyka PHLN. Di mana PHLN tidak bisa diserap,
kondisinya harus lelang, semuanya waktunya akan multiyears sehingga tidak
memungkinkan bisa terserap pada tahun ini. sehingga karena itu serapannya adalah
menjadikan rendah kalau lihat secara poin, tetapi ada peningkatan dari tahun 2015
di tahun 2016 ini, yaitu dari angka 81,58% menjadi 87,42%.
Kalau kita lihat berikutnya yaitu kalau masalah angka ini mungkin wajar wujud
angkanya lah, bisa Bapak lihat. Yang penting adalah program peningkatan kualitas
di dalam pencapaian ini, yaitu yang menyangkut di kelembagaan Iptek dan Dikti. Di
dalam di dalam Iptek-Dikti ini adalah dalam kaitan nanti yang terkait dengna riset
teknologi dan pendidikan tinggi yaitu menyangkut pada lembaga pendidikan
tingginya itu sendiri, yaitu jumlah perguruan tinggi yang masuk di top 500 besar
dunia itu di tahun 2016 atau 2016 itu direncanakan atau ditargetkan adalah 3 tetapi
baru terealisasi 2. Sebenarnya tidak berarti memang hanya 2 itu tidak mencapai 3
itu, kalau kita lihat dari angka yaitu ITB itu dulu berada di angka 445, sekarang
sudah masuk diantara 425. UI dari 335 menjadi sekarang 315, sementara Univesitas
Gadjahmada dari 551 meningkat menjadi 501, nyaris masuk 500 besar karena
nyaris sehingga tidak masuk juga. Jadi peningkatannya sudah cukup bagus, tapi
kami akan target di tahun 2017 pun masih kami targetkan 3 itu.
Berikutnya adalah yang terkait dengan jumlah perguruan tinggi unggul nanti
ini, sehingga yang harus kita lakukan ini program studinya atau perguruan tingginya
kita lakukan, yaitu ada peningkatan yang sangat penting adalah taman sains dan
teknologi yang dibangun. Di mana target sesuai dengan dari rencana Bappenas itu
adalah dicapai 100, tapi sampai sekarang baru ditarget pembangunan adalah 68. 68
yang dipercayakan Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi itu adalah
sekitar jumlahnya 9 kalau tidak salah. Nah jumlah pusat unggulan Iptek yang
ditargetkan adalah 15, tapi kita realisasinya pusat unggulan Iptek ini adalah .....itu
adalah di 27 ini. jadi ada satu peningkatan yang cukup baik.
Nah kalau kita lihat sebaran STP atau Sains dan Techno Park mungkin
berikutnya adalah wilayah-wilayah yang di akan sebaran ini adalah untuk techno
park ini ada di Papua Barat, ada di Kalimantan Utara, ada di Solo,l ada di Sragen,
ada di ATP Palembang, ada di Kaur Bengkulu, ada di Sumbawa Sumbawa, ada
Riau di Riau dan Jepara di Jawa tengah. Ini adalah yang ditugaskan di Kementerian
Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi, ini adalah techno park, selain itu ada di BPPT,
ada di LAPAN, ada di BATAN dan ada di LIPI. Jadi yang mendapatkan tugas di
dalam masalah kaitan dengan masalah STP.
Kalau kita lihat dari konsentrasinya kalau di Riau itu adalah terkait dengan
pangn dan energi baru terbarukan, kalau di Kaur kaitannya dengan manufaktur yaitu
di sana karena ada batuan atua yang terkait dengan elektronik, yaitu terkait dengan
solar sel, ini yang di Kaur. Kalau di Palembang yaitu tentang pangan yaitu kaitan
dengan masalah peternakan. Kalau yang di Solo terkait dengan manufaktur, yang di
Sragen terkait dengan pangan, kalau di Jepara terkait pangan dan energi baru
terbarukan. Di Sumbawa pangan dan pertambangan, di Kalimantan Utara terkait
pangan dan di Papua Barat yaitu terkait pangan, yaitu terkait pada sagu yang ke
depan kami coba kami kembangkan pada wod teknolgi atau teknologi pengolahan
kayu nanti.
Kegiatan pengembangan STP pada tahun 2016 yang sudah ada ini seperti
dalam gambar ini, ada yang gedung dan peralatan inkubator di Solo. Ada gedung
peralatan di Riau techno park dan yang ada di Kaur maupun yang ada di Sumbawa.
Semuanya ada yang suadh selesai, ada yang belum tetapi inilah yang kembangkan,
yang sudah selesai adalah di Kaur dan di Solo ini, yang di Sumbawa maupun yang
di Riau masih kurang atau masih harus kita selesaikan.
Berikutnya adalah di bidang pusat keunggulan Iptek itu atau PUI. Jadi
kegiatan pusat unggulan Iptek yang di desain outputnya ini adalah bisa berbagai
bidang yaitu terkait pada pangan, kesehatan, teknik informatika, dan yang terkait
dengan transportasi dan advant material, pertahanan dan energi dan energi baru
terbarukan. Yang kemarin yang baru kami luncurkan yaitu smartphone, smartphone
yang dalam hal ini memang lokal kontainnya memang belum begitu tinggi, tapi
software yang digunakan atau sistem yang digunakan adalah 100% adalah buatan
Indonesia. Ini yang harapannya nanti supaya kita tidak dikejar-kejar masalah pajak
seperti google, nah ini nanti bisa pajak langsung otomatis masuk di dalam negeri.
Contoh yang kami sampaikan di sini adalah kerja sama pusat unggulan inovasi yang
ada di ITB bersama dengan industri yang ada di Cikarang, yaitu nanti ke depan
handphone itu tidak perlu membeli, gratis itu akan diberikan kepada seluruh
Anggota. Caranya bagaimana? Yaitu menjadi Anggota koperasi saja, namanya
handphone-nya adalah Digicop Digi Indonesia Coorporation, jadi koperasi Indonesia
digital. Inilah yang nanti diharapkan bisa .....nah dengan dia sebagai Anggota
koperasi membayar 100 ibu tiap bulan, maka dia akan mendapatkan HP gratis. Nah
kalau selama 2 tahun HP-nya nanti diganti baru lagi, setiap 2 tahun HP ganti baru
lagi. Ini pengembangannya, kemudian kalau mereka tidak inghin menjadi pembeli
atau dia sebagai pengguna HP-nya dikembalikan, uang dikembalikan, jadi modelnya
semacam itu. Ini adalah sistenm yang akan dibangun supaya mampu bersaing
dengan android maupun dengan Ios yang lain.
Ini yang kegiatan PUI atau daftar PUI yang telah ditetapkan ini banyak sekali,
yaitu ulai kepala sawit, obat herbal, kayu, teknologi perkebunan sampai di 27 yaitu
PUI untuk bahan aktif laut yaitu balai dasar Litbang pengelolaan produk dan payau
teknologi kelautan dan perikanan yaitu yang dikelola oleh Kemaritiman kota Jakarta
lokasinya yang dikelola di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jadi inilah yang
harus kita kembangkan di dalam pusat unggulan inovasinya.
Sekarang kalau kita lihat di dalam Ipteknya program peningkatan kualitas
sumber daya Iptek dan Dikti. Kalau kita lijat dari jumlah dosen yang baru......sudah
meningkat dari 28 sekarang kita lihat ada pendidikan yang terkait dengan
Kelitbangan yaitu SDM Litbang yang berkualifikasi master dan doktor, ini 3.700
tetapi tercapai 3.526 nanti yang sesuai dengan kompetensinya ini yang cukup
meningkat baik dari 461 menjadi 876. Jumlah revitalisasi Sarpraslitlemlitbang dan
PTN ini yang masih sangat rendah, tetapi hal ini kami dorong memang untuk
perbaikan laboratorium tadi yang disampaikan oleh Bapak Ketua, Bapak Pimpinan
itu di lembaga atau laboratorium-laboratorium yang ada di LPMK maupun yang ada
di Dikti itu relativly alat itu ketinggalan jaman semua, nanti apakah di teknologi atau
yang lainnya itu banyak semua. Oleh karena itu ini yang kami harus lakukan
revitalisasi, tapi karena anggaran sangat terbatas sehingga kami lakukan skala
prioritas yang harus kami tetapkan.
Yang berikutnya adalah capaian kegiatan beasiswa Litbang, ini yang
dilakukan oleh Risdet Pro. Ini sudah ada peningkatan yang cukup baik, ada
peningkatan yaitu target dan capaiannya dan dalam kaitannya untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya Litbang di dalam kaitan melakukan riset dan kompetensi
di bidang riset dan inovasi. Ini adalah contoh di capaian kinerja yang ada di Riset
Pro itu, kalau kita lihat programnya di S2 40 tercapai 40, S3 yang ongoing 104 ini
sedang berjalan, sekarang yang baru S2 50 targetnya tercapai 35, yang S3 106
tercapai adalah 58. Jadi kalau yang masalah sekolah ini memang yang ada di
LPMK-LPMK kami tetapi tidak berarti serta-merta mereka secara otomatis uang ada
mereka harus berangkat, nggak, tetapi harus kami training dulu kesiapannya, kalau
belum, belum kita bisa berangkatkan karena kemampuan untuk meningkatkan ini.
Program untuk penguatan riset dan pengembangan ini, saya terima kasih
dengan Anggota DPR RI yang telah mengesahkan Undang-undang Paten. Dengan
disahkan Undang-undang Paten itu mendorong hak kekayaan intelektual yang
didaftarkan itu ada peningkatan yang cukup drastis, cukup bagus sekali yaitu yang
ditargetkan di 1.735 yaitu meningkat menjadi 3.180. publikasi internasional juga ada
peningkatan di angka 9.574 kami kemarin melihat data, di tanggal 13 Januari sudah
di angka 10.054 ini kalau publikasinya. Sekarang yang kaitan pada pemanfaatan
riset pada industri sudah pada prototipe di level TRL-nya 6 itu dari 632 terealisasi
666, sedangkan untuk prototipe industri yang TRL 7 ke atas dari 15 meningkat
menjadi 45. Sekarang masalah insentif riset Simas, ini juga sama peningkatan cukup
baik yaitu di tahun 2015 dengan tahun 2016 yaitu patennya meningkat, nasional
terakreditasi meningkat, internasionalnya meningkat maupun prototipe laboratorium
juga meningkat.
Dalam hal ini yang sangat penting bagaimana menghilirkan hasil riset itu pada
industri, ini harus ada suatu skenario yang harus dibuat dengan baik. Riset yang di
situ pada basicly riset,....riset pada inovasi ini harus kita lakukan suatu proses yang
dilakukan. Itu kalau di bidang engeering science memungkinkan dengan mudah,
tetapi bagaimana di bidang sosial. Ini pengalaman di bidang sosial yaitu ada
penelitian hibah bersaing yaitu tentang bagaimana mereka meningkatkan proses
yaitu yang terkait dengan hilirisasi dan komersialisasi pada bidang sosial ini. ini
adalah yaitu quantum human resources...international. ini setiap individu nanti akan
disertifikasi, dia adalah mempunyai kemampuan di bidang kemampuannya masing-
masing.
Sekarang berikutnya adalah kegiatan pengembangan teknologi industri tahun
2016 yaitu kalau kita lihat dari jumlah prototipe-nya ini kalau kita lihat dari.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Pak Menteri, interupsi sedikit.
Ini hasil riset sosial yang sukses disertifikasi ini Profesor Pribadiono ya, apa
bedanya ini dengan ESQ 165, program Ary Ginanjar, apa beda ini. saya tanya saja
Pak, supaya Pak Menteri jangan tegang.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Kalau ada yang di ESQ itukan orang akan di brain washing-nya atau dalam
arti di tempat, tapi ini nggak, ikut suatu proses yang dicapai apa saja tahapannya itu
mengikuti suatu progra. Kalau saya katakan ahli dalam bidang seni, apa saja yang
harus kita lakukan tahapannya sampai karya itu bisa diakui. Seseorang kalau saya
sebagai seorang ahli seni, maka saya punya kemampuan urut-urutan ini harus
disertifikasi, ini di bidang sosial. Kalau di bidang engeenering kami sudah ada pagu,
model yang sangat bagus dan berjalan. Ini Bapak yang dapat saya sampaikan.
Sekarang pengembangan teknologi industri di tahun 2016, ini prototipe
industri yang sudah teknologi grade levelnya di angka 7 ke atas. Pengusulnya itu
ada 103 Pak, sekarang direalisasi pemenangnya ada 45. 45 ini sudah lakukan
training untuk peningkatan kapabilitasnya dan start up-nya sudah jalan, dari 45 nanti
ke depan kami akan seleksi, akan kami training secara khusus untuk bisa menjadi
industri di kelas internasional. Kami kemarin bisa bicara dengan dari Stanford
University dari Silicon Valley yaitu akan ada namanya adalah start up company. Ini
coba belajar semacam itu, supaya industri kita bisa masuk di kelas dunia.
Kegiatan pengembangan teknologi industri di tahun 2016, ini dari 45 tadi kan
terdistribusi ada di LPMK, ada di perguruan tinggi, ada di industri, jadi kita
sebarannya semacam itu. Bentuknya seperti apa? Ini contoh berikutnya, yaitu
konverter.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Sebentar Pak Menteri, tadi saya tertarik waktu itu disampaikan tentang start
up company tadi Pak, itu dimasukkkan di dalam program ataupun anggaran kita
yang menyediakan terhadap jenis tertentu atau bagaimana atau kita meragsang
para enterpreuner untuk masuk di dalam masuk start up company itu.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya yang masuk di sana yang kami seleksi adalah 7 bidang tadi, diantaranya:
bidang food and agriculture, bidang pangan dan pertanian, di bidang desain, di
bidang information intelligen information, di bidang transportasi, di bidang advant
material didalamnya masuk nano teknologi dan di bidang defent teknologi di bidang
pertahanan dan renewable energy dan juga termasuk kemaritiman. Ini di bidang-
bidang itu kalau mereka pada saat pengusul sudah masuk ke sana nanti yang
diseleksi itu adalah nanti akan dilakukan pembinaan. Itu anggaran yang ada di
Ristek Dikti yang di bidang Ristek, tentang pengiriman 15 orang ke Inggris rencana
yang sudah kami tetapkan itu dengan bantuan dari Inggris yaitu namanya Newton
Fans. Di mana kerja sama ini sudah kami tandatangani bersama dengan Misnistry
Science and Technology dari Inggris yaitu di depan PM-nya yang namanya david
Cameron pada saat itu. Jadi ini adalah kita inghin merealisasikan kerja sama itu
supaya industri Indonesia atau yang baru mulai ini dikenalkan ke dunia bisa masuk
ke kelas dunia, agar diajari model kaya gitu. jadi itu Pak, ini contoh. Ini adalah
converter kids ini kami sudah deploy kaitan ini supaya nanti masuk di masyarakat
yaitu di Tegal pertama itu, di Tegal yang berikutnya adalah di Jepara. Ini yang kami
lakukan, jadi bisa menghemat bahan bakar, solar maupun bensin 30-35%. Kami
coba tes berlayar yang tadinya pakai diesel, pakai solar berubah dengan gas itu
menjadikan polusi udaranya menjadi bersih, asap tidak ada.
Berikutnya adalah yang terkait di bidang pengembangan teknologi level radar
generasi keempat sebagai teknologi radar maritim dalam negeri. Ini juga sudah
dikembangkan juga, jadi kaitan masalah penggunaan radar. Berikutnya adalah
kegiatan di dalam masalah transportasi, ini yang terkait dengan transportasi udara,
Insya Allah nanti 20 Mei nanti akan ada uji terbang perdana, tapi bukan saat ini,
yang sebelumnya yaitu N219. Ini sudah disiapkan yang lebih besar lagi untuk
mengantisipasi apabila N219 sudah komersil ini akan masuk pada industri ke depan
yaitu R80 yang kapasitasnya adalah 80 penumpang, yang N219 kapasitasnya
adalah 19. Inovasi ini yang kami coba lakukan kalau berapa sih target yang kami
capai, inginnya adalah 15, tapi alhamdulillah tercapai di angka 30 itu, jadi ini yang
cukup bagus. Berikutnya adalah contoh yaitu namanya adalah ledikan, ini juga kami
sudah deploy di Demak. Jadi tangkapan nelayan itu pada saat itu sedikit dengan
menggunakan alat ini bisa mengumpulkan ikannya, energi sangat hemat, ikan
meningkat tangkapan ikannya meningkat dari 25-50% jadi hampir 1,5 kali. Jadi ini
luar biasa dalam kaitan masalah Ledikan ini. jadi kaitan ........LED untuk
mengumpulkan ikan di alat tangkap ikan ini akan jadi lebih baik.
Berikutnya adalah tentang kaitannya adalah bagaimana masalah sistem
pengamanan, satpam pintar itu kalau masalah alarm dan sebagainya yang kita
kembangkan. Berikutnya adalah printer 3D, printiter 3D ini adalah baru kita bisa
bagaimana membuat printernya, ini yang harus kita kembangkan. Dan alat e-tiketing
mobile yang bisa kita lakukan dan yang kaitan dengan keyboard brailer ini yang
harus kita lakuka. Juga mungkin kalau nanti Anggota DPR RI menginginkan ke
depan adalah e-voting kami sudah lakukan itu kalau mau, tinggal kita kembangkan.
Ini pernah terjadi masalah e-voting yaitu oleh BPPT ini yang kita lakukan. Di sana itu
digunakan untuk desa, ada beberapa desa yang menggunakan e-voting, itu 100%
valid. Artinya deviasi standarnya zero, artinya tingkat kesalahannya adalah zero.
Jadi mungkin bisa kita kembangkan untuk e-voting ke depan apabila ini diharapkan.
Maka Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi akan mendukung apabila ini
bisa dilakukan.
Berikutnya adalah kaitan inovasi yang dihasilkan di tahun 2016 yaitu
otomatisasi mesin batik fotonik. Artinya begini kain batik itu kalau biasanya dibuat
pada saat udara panas, kalau pas ada matahari, kalau tidak ada matahari dia harus
berhenti nggak bisa. Nah ini dengan fotonik mesin ini dengan sinar itu dalam kondisi
hujan apapun bisa tetap bekerja.
Yang berikutnya adalah teknologi produksi benih yang bersertifikat padi yang
dilakukan Impari, yang dilakukan Unsu yaitu tentang temuannya dan pengembangan
untuk pendarahan stroke dan kebutuhan drainase eksternal, ini mohon
keterangannya salah ini bukan ADSB ini, yaitu keterangannya adalah yaitu untuk
eksternal hortikular. Jadi artinya di sini kalau apabila ada orang yang kena stroke
dengan alat ini kita bisa lakukan yang temuan yang dilakukan oleh Universitas
Gadjahmada......industri juga.
Yang terkait dengan sistem tiket, ini tadi yang sudah saya sampaikan
penerapan teknologi radar airbag pada industri karet nasional juga pemanfaatan
inovasi teknologi trail fermentation untuk pengolahan sampah orgaik yang menjadi
bio gas. Ini adalah satu yang ......ini kalau di tahun 2016 capaian kinerjanya.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Pak Ketua, interupsi sedikit menarik ini.
KETUA RAPAT:
Sebentar, kita kumpulkan saja hampir selesai kan ini Pak ya.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Sudah selesai ini, tinggal yang 2017 apa perlu saya tayangkan apa nggak
perlu.
KETUA RAPAT:
Maksud saya begini Pak, dari 2016 supaya fokus sesuai dengan apa yang
tertera di dalam surat permintaan kami untuk Rapat Kerja. Saya ingin menawarkan
sebetulnya sama Anggota, di tahun 2016 langsung saja dibuka apa ada pertanyaan,
sebelum kita menginjak di tahun 2017 karena ini ada bedanya.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Kalau sebelum dilanjutkan nanti LPMK saya suruh paparan 2016-nya dulu.
KETUA RAPAT:
Mungkin tadi Pak Zul tadi ada yang berkaitan, langsung.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Terima kasih.
Pertama begini, saya sekedar mengingatkan saja Pak Menteri bahwa dalam
rapat-rapat kita itu kan kita ada kesepakatan, keputusan yang harus kita hargai
bersama. Misalnya dulu ini Dirjen Penguatan Inovasi kan yang dijelaskan terakhir di
sini. Di sini kita sepakati bahwa science techno park misalnya itu desain
kelembagaan dilakukan oleh Dirjen Kelembagaan, ruhnya isinya dilakukan oleh
Dirjen Penguatan Inovasi. Saya nggak melihat apakah ini menganggap kami-kami
nggak baca atau apa, di sini tidak ada kegiatan Dirjen Penguatan Inovasi yang ada
kaitannya dengan science techno park itu. Padahal kita sudah ada kesepakatan, dia
memberikan ruh kepada STP. Saya takutnya sekedar habisin anggaran, sudah
hampir 100% tapi tidak sesuai dengan apa yang kita sepakati.
Yang kedua, kalau tidak salah Dirjen Penguatan Inovasi ini yang bisa
menjadikan jembatan antara teman-teman perguruan tinggi dengan Ristek juga.
Tapi kolaborasi dengan BPPT, LIPI, BATAN nyaris tidak kelihatan di sini, Cuma
beberapa saja. Maksud saya boleh penyerapan anggarannya hampir 100% yang
tertinggi diantara dirjen-dirjen Pak Menteri, tapi nampaknya apa yang dikerjakan jauh
dari apa yang kita harapkan gitu. jadi serapan anggarannya banyak tapi substansi
atau konten yang dikerjakan itu berbeda dari apa yang kita sepakati. Mungkin bisa
dijelaskan mana ruh STP yang sudah dikerjakan oleh Dirjen Penguatan Inovasi.
Rapat kita malam-malam juga waktu itu Pak Dirjen mengatakan akan mengadakan
desa inovasi minimal di Dapil teman-teman, mana itu. Nah kaya gitu-gitu kan kita
omong kosong saja gitu, desa inovasinya belum jelas, apalagi mau disampaikan ke
Dapil teman-teman. Di sini nggak kelihatan, nah kalau nggak salah ada beberapa
hal yang menurut saya ini kita di Komisi ini sudah lama Pak, jangan ini duplikasi
seakan-akan nah ini formalitas paling Anggota DPR RI nggak baca juga. Kami baca
ternyata ini ngaco ini, mudah-mudahan ini jadi perhatian agar jangan sampai nanti
program 2017 itu-itu lagi, disangkanya kita nggak ikuti Pak. Ini sekedar feed back
saja buat Pak Menteri dalam melihat pekerjaan para dirjennya Pak.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Zul.
Jadi mungkin bisa.
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Pimpinan, mungkin saya ingin tambahkan sedikit juga.
KETUA RAPAT:
Interupsi untuk hal yang sama kan.
Silakan.
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Saya juga ingin mnanyakan sedikit Pimpinan kepada Pak Menteri, saya mau
menanyakan bagaimana tentang konverter kit kita yang 125 ya, itu kejelasannya
seperti apa ya, yang mesinnya 20 pk kemarin, yang kita rapat sampai malam-
malam. Itu saja.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Mungkin saya buka untuk interupsi ya, ada lagi yang mau interupsi.
Ibu silakan.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pak Menteri, saya mendengar dan mencoba membaca apa yang telah
dilakukan target dan realisasi program-program Kementerian Riset Teknologi &
Pendidikan Tinggi 2016. Menyambung apa yang disampaikan oleh Pak Zul dari PKS
tadi bahwa ketika tadi juga dibacakan beberapa penelitian, sebenarnya saya ingin
tahu mana sebenarnya inovasi yang betul-betul inovasi atau hanya replikasi. Itu
beda loh Pak, antara inovasi belum pernah dilakukan dengan replikasi. Contohnya
mungkin nggak usah jauh-jauh Pak, di Thailand baru-baru ini saya ke sana. Mereka
benar-benar menciptakan suatu inovasi yang betul-betul siap nanti di tangkap oleh
pasar industri misalnya. Jadi tidak hanya sekedar feeling saya ya, bukan hanya kali
ini bertahun-tahun di Indonesia ini kita suka menghabiskan anggaran bikin
penelitian, tapi sebenarnya itu tidak membuat Indonesia itu punya betul-betul
teknologi yang menyelesaikan permasalahan bangsa, baik untuk pangan, maupun
untuk industri. Nah ini coba kalau saya dibagi nanti staf Bapak, mana sih
sebenarnya yang inovasi, benar-benar inovasi atau hanya replikasi. Seperti misalnya
e-tiketing tadi, itu sebenarnya inovasi, kita sebenarnya sudah bisa beli teknologinya.
Dan kemudian coba membuat sebuah penelitian teknologi yang betul-betul memang
akan dibutuhkan oleh industri di Indonesia itulah yang akan dibuat. Jadi tidak hanya
sekedar spend anggaran untuk membuat suatu inovasi.
Kemudian juga saya punya pertanyaan Pak, di sini ada beberapa sebenarnya
yang menjadi rahasia negara. Sejauhmana di kementerian Bapak itu memagari
bahwa ini tidak dijual untuk kepentingan asing. Misalnya untuk ikan, ikan apakah itu
terbuka untuk umum atau semua asing pun bisa membeli hasil inovasi, kalau itu bisa
dikatakan inovasi teknologi.
Kemudian terakhir, baru-baru, kira-kira builan November kita di minta data
untuk memasukkan data nama-nama yang akan mendapatkan bidik misi masing-
masing Anggota. Saya tidak tahu sampai sejauhmana itu progres karena kita juga
ditanyakan sama yang namanya yang sudah kitra masukkan sesuai dengan kriteria
dari Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi.
Ini Pak pertanyaan saya, saya yakin mungkin tidak bisa dijawab sekarang tapi
kalau bisa dipilah-pilah dari semua program-program inovasi ataupun penelitian
yang sudah dilakukan oleh Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi, juga mana
yang betul. Kemudian sama pertanyaan saya pak dengan Pak Zul, di neeri ini yang
paling susah itu koordinasi. Jadi nanti LIPI punya program sendiri, yang lain punya
program sendiri menjadi replikasi, diulang-ulang dan tidak ada koordinasinya. Ini
yang tolong kalaupun nanti di 2017 dilakukan betul-betul penelitian yang memang
menyelesaikan masalah di republik ini.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Bu Andi.
Silakan Pak Ramson.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Interupsi Pak Ketua, tadi saya sudah tunjuk tangan.
Langsung saja Pak Menteri karena ini interupsi, tadi di sini disampaikan
beberapa kemajuan-kemajuan antara lain juga scope pembahasan kita target dan
realisasi anggaran tahun 2016, capaian kinerja dan persiapan 2017. Ini kebetulan
saya di demo Pak dari Dapil Pak Menteri, ada 43 diajukan untuk beasiswa sesuai
dengan kesepakatan waktu itu, tetapi katanya yang disetujui 13 tetapi juga belum
realisasi Pak. Ini barusah staf saya kasih tahu, sayang deputi waktu itu direalisasi,
disetujui tetapi belum juga, ini ada datanya lengkap. Ini saya lihat sistemnya juga ini
Pak, ada anggaran tapi sistem dan prosedurnya lemah, jadi itu juga bagian dari
teknologi Pak. Jadi bagaimana menerapkan suatu sistem kalau ada usulan dari
Dapilnya, Anggota DPR RI Komisi VII proses penjaringannya itu cepat dia, kan
sudah ada komputer segala, masu data....sebenarnya itu enaknya di situ, teknologi
itu Cuma bagaimana apply-nya ini yang masih sulit.
Jadi ini nanti saya bisa melalui staf saya tolong disampaikan ke stafnya Beliau
ini karena ini belum berhasil kalau saya ke depan nggak enak juga, tahu-tahu di
potret-potret ada wartawan Dapil saya wah itu Bung Ramson motret-motret tahu-
tahu belum nggak enak juga. Jadi yang putih katanya disetujui tapi belum ada
realisasi, 13 dari 40 sekian yang diajukan. Sementara itu saja Pak Menteri.
Terima kasih Pak Ketua.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Ramson.
Silakan Pak Sayed.
F-PD (SAYED ABUBAKAR A. ASSEGAF):
Interupsi, terima kasih.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya tadi hanya menguatkan saja apa yang disampaikan oleh Ibu Andi,
bahwa apa yang disajikan oleh Bapak-bapak ini bukanlah teknologi yang mutakhir
sama dengan alat yang kemarin dibai-bagikan untuk menangkap ikan itu flying fish
finder itu. Itu banyak kita jumpai kita bisa beli di pasar-pasar ya, jadi nggak ada
lebihnya, nggak ada inovasinya dibandingkan dengan alat-alat yang lain. Dan saya
yakin juga, saya ragu juga saya lihat ini paketnya ini jangan-jangan memang benar-
benar beli di pasar, ragu juga kita dengan alat itu. Sehingga kan artinya kita
mengeluarkan biaya, seharusnya kalaupun ada alat-alatnya seperti itu, alat itu harus
memiliki kelebihan dari pada alat-alat yang ada di jual di pasar. Jadi sehingga orang
datang mencari alat kita karena ada khususnya di situ, tapi saya lihat kemarin biasa
saja, bahkan alat yang saya jumpai di pasar lebih canggih, lebih kelihatan ikannya,
lebih tahu dan jarak jangkauannya lebih jauh begitu.
Terus yang kedua juga masalah beasiswa, beasiswa itu sebetulnya kan
sudah dianggarkan, nggak ada salahnya kalau sebetulnya kementerian itu
memberikan ke kiat untuk menyampaikan ke masyarakat biar kita yang
menyampaikan sebagian besar dari pada beasiswa itu karena memang di situ nggak
ada untungnya buat kita, uang semuanya kan langsung ke masyarakat, kita hanya
mendata saja. Nah ini sekarang yang menjadi problem kita disuruh datang 40 yang
terima 20, yang 20 lagi ngamuk ke kita Pak, nah itu jadi problem. Jadi minta kepada
Bapak-bapak sekalian untuk memahami inilah, kira-kira begitu.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Pak Ketua sedikit setengah menit, begitu pentingnya rapat dengan Pak
Menteri, dengan jajarannya. Saya rapat di Badan Legislasi Pak, dengan Bareskrim
soal RUU KPPU saya tinggalkan. Begitu pentingnya Pak Menteri Ristek.
Terima kasih Pak Ketua.
KETUA RAPAT:
Mantan Pak Ramson, ada lagi.
Silakan Pak Andi.
F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):
Baik,
Pak Menteri yang saya hormati.
Pimpinan LPMK.
Saya lihat komposisi anggaran antara perguruan tinggi dengan Ristek ini,
selalu saya sampaikan bahwa ini jomplang sekali dari 40 trilyun anggaran Ristek-
Dikti, 38-nya Diktinya yang Risteknya 2 trilyun. Saya ingin teman-teman LPMK ini
jujur saja cukup nggak uang itu untuk teman-teman, jangan sampai hanya untuk
Ristek saja Bapak-bapak laporakan hasilnya begitu bagus, prestasinya ini
temuannya begitu banyak, beda dengan tahun lalu, tetapi sebetulnya di tempat
Bapak itu anggaran itu tidak cukup. Mungkin bagusnya Bapak-bapak ini
menyampaikan kepada kami di sini yang juga punjya otoritas budgeting untuk
mendorong supaya anggaran itu bisa ditingkatkan. Saya khawatir teman-teman
laporan mengumpulkan laporan ini ke Pak Menteri, lalu Pak Menteri menyampaikan
prestasi itu tadi, tapi sebetulnya tiba-tiba mengatakan kami tidak punya anggaran
yang cukup untuk itu. Bisa dibayangkan dengan angka 2 trilyun Bapak bagi-bagi
dengan jumlah begitu banyak, disamping juga ada fungsi riset juga ada di perguruan
tinggi yang juga menggunakan angka yang sama. Jadi kalau menurut saya dengan
angka ini saya bisa menyimpulkan bahwa negara kita ini tidak memiliki political will
yang kuat untuk riset karena itu serahkan kepada kami kalau memang itu dibutuhkan
kami yang dorong, tidak usah mengurangi angka di pendidikan tinggi, mungkin kami
bisa bantu menyisir dari sumber-sumber yang lain untuk meningkatkan jumlah
anggaran yang ada di LPMK ini. itu yang pertama.
Yang kedua Pak Menteri, saya alumni UNJ Universitas Negeri Jakarta. Pada
bulan September ada tim LP turun ke sana, lalu kami tentu alumni mengucapkan
terima kasih kalau ada tim yang datang melakukan evaluasi, kinerja, lalu kemudian
untuk mendapatkan temuan-temuan kalau ada kurang kita perbaiki, kalau ada salah
kita perbaiki, kalau ada yang kurang kita tambah. Yang jadi soal ketika tanggal 11
Januari kemarin tim Eka datang mempresentasikan temuannya di kampus UNJ, lalu
kemudian memaparkan hasilnya, lalu kemudian disepakati bahwa hasil ini Dikti tidak
dipublikasikan dan hanya saya dan Pak Menteri yang tahu kata Beliau. Lalu
kemudian setelah dilakukan klarifikasi terhadap data, maka dibawa ditemukanlah
beberapa kesimpulan ada beberapa data yang harus diklarifikasi membutuhkan
waktu 2-3 minggu, ada yang keliru, ada yang memang temuan itu benar. Dengan
demikian berarti data itu belum valid, tetapi tanggal 12 atau 11 malam itu sudah
muncul di seluruh media, sudah dikeluarkan. Ini berarti belum lapor ke Pak Menteri,
menurut saya tim seperti ini tugasnya hanya menemukan lalu kemudian temuan itu
dilaporkan kepada atasan, atasan yang mengambil kebijakan, tidak boleh dipublikasi
dan karena itulah kami alumni Pak tersinggung dengan ini dan kami akan
mempertimbangkan jalur hukum kepada orang ini.
Terima kasih Pak Menteri.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Ini sepertinya sudah sama dengan pertanyaan ya dari beberapa yang
disampaikan oleh beberapa Anggota. Jadi menurut hemat saya nanti dijawabnya
setelah mendengarkan paparan LPMK 2016 Pak, karena tadi banyak juga yang
menyinggung mengenai LPMK.
Jadi saya persilakan Pak Menteri untuk menggilir LPMK mana yang bisa
memulai presentasinya.
Silakan.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya, terima kasih.
Kami lanjutkan untuk berikutnya adalah paparan kinerja di tahun 2016 untuk
LPMK-LPMK yang ada di bawah Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi,
yaitu yang pertama yang paling dekat yaitu dari BATAN dulu, lalu BAPETEN, LIPI,
LAPAN, terus BPPT, PIQ.
Silakan Pak.
KETUA RAPAT:
Silakan.
KEPALA BATAN:
Terima kasih.
Jadi paparan kami mulai di halaman 42 capaian kinerja BATAN, jadi BATAN
tidak hanya terkait energi nuklir saja, tapi juga pertanian, pangan, kesehatan dan
industri. Jadi di halaman 42 ini kita sampaikan, pertama tentang jumlah pengguna
yang memanfaatkan pusat .....Iptek Batan, terutama dari pertanian dan pangan juga
kesehatan. Targetnya 12 realisasinya 13, jadi 108,3%.
Kemudian kita juga mempunyai sekolah tinggi teknologi nuklir ini D4 atau
Diploma IV di Yogyakarta. Presentase serapan lulusan sekolah, lulusan STTN ini
targetnya 8% di tahun 2016 dan dari data yang kita lakukan itu 83,12% jadi ada
kenaikan. Kemudian kita juga punya tugas untuk mendidik atau melatih sumber daya
manusia, baik nasional maupun regional karena kita punya beberapa pusat
unggulan untuk tingkat regional juga. Jadi targetnya sudah mendidik 1.469, yang
agak turun adalah jumlah produk yang mengacu pada standar nasional Indonesia
nuklir targetnya 3 realisasi 2.
Kemudian kita juga melakukan pendataan terhadap peningkatan pendataan
petani yang memanfaatkan Iptek nuklir. Jadi varietas padi dan lain sebagainya
targetnya 20% kenaikan pendapatan petani berdasarkan survei yang kita lakukan
naik 22,8% dan kita melakukan juga pertemuan dengan para pelanggan dan indeks
kepuasan masyarakat menunjukkan bahwa realisasinya 3,1 sesuai dengan target.
Halaman selanjutnya di halaman 43, kita saat ini sedang membangun suatu
fasilitas nuklir yang kita namakan Iradiator gamma. Fasilitas ini digunakan untuk
pengawetan bahan pangan, sterilisasi alat-alat kesehatan, serta untuk mengubah
sifat-sifat bahan lainnya. Dibangun di Serpong dan ini 2 tahun, saat ini sudah selesai
dari sisi sipil dan struktrur, moga-moga tahun ini bisa diresmikan dan bisa
dimanfaatkan merupakan suatu jenis prototipe iradiator yang saat ini hanya ada satu
yang dimiliki oleh pihak PMA yang ada di Cikarang.
Kemudian di halaman 44, hasil kegiatan fokus pada masalah science techno
park. Jadi BATAN mempunyai satu science techno park di pasar jumat dan tiga kita
namakan agro techno park karena fokusnya pada masalah pertanian. Jadi kita fokus
pada masalah pelatihan, revitalisasi, sarana dan pra sarana serta di Pasar Jumat.
Kemudian juga melakukan pelatihan pembuatan pakan ternak di 3 agro techno park
di Musi Rawas, Klaten dan Polewari Mandar disamping penangkaran dan
penyebaran benih di 3 lokasi ATP tersebut.
Lanjut ke halaman 45 yaitu hasil kegiatan lainnya yaitu pertama varietas
unggul BATAN. Telah dihasilkan galumutan padi, ini calon untuk menjadi varietas
unggul dan galurmutan kedelai. Kemudian capaian lainnya adalah diresmikannya
pilot plan suatu bahan strategis untuk industri otomatis maupun elektronik yaitu
pengolahan logam tanah jarang di BATAN Yogyakarta. Disamping satu lagi aitu
telah dibukanya pusat unggulan Iptek atau PUI tahun 2016 oleh Menteri Riset
Teknologi & Pendidikan Tinggi terkait dengan radio isotop dan radio farmaka suatu
kegiatan untuk membantu dari sisi kesehatan.
Kira-kira demikian, terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Selanjutnya BAPETEN saya persilakan.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak.
KEPALA BAPETEN:
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bapak Pimpinan Komisi VII, Bapak-Ibu Anggota dan Pak Menteri yang kami
hormati.
Presentasi kami hanya 3 lembar dan karena yang kita lakukan adalah
pengawasan, soal itu yang kita awasi adalah BATAN, selain itu adalah industri dan
rumah sakit. Target akmi tahun 2016 adalah indeks angka kejadian ......international
nuclear event skill yang 1-7, kita targetnya di bawah 3 dan itu dicapai tidak ada
kejadian signifikan. Kemudian indeks kepuasan masyarakat targetnya 3 kita peroleh
3,04 yang kita lakukan survei melalui BPS. Kemudian jumlah kejadian keamanan
nuklir yang signifikan tidak ada kejadian. Jumlah kasus penyalahgunaan bahan
nuklir juga tidak ada kejadian. Kemudian tingkat kesejahteraan pengawasan safe
guard dengan pengawasan IAIA. Yang dimaksud safe guard adalah jaminan bahwa
nuklir tidak dipakai untuk keperluan non damai, targetnya 100 tapi hingga hari ini
kami masih menunggu review oleh IAIA. Kemudian presentase pekerjaan radiasi
yang menerima dosis radiasi lebih dari 1 mili....ada kurang dari 3% dari targetnya di
bawah 3,5% yang ini kita peroleh dari pelaporan dosis radiasi pekerja karena setiap
secara periodik memegang izin akan melaporkan kepada kami dan akmi juga
melakukan inspeksi ke berbagai fasilitas yang dimiliki pemegang izin. Kemudian
tingkat pelanggaran pengguna terhadap ketentuan keselamatan keamanan dan safe
guard yang kita di bawah 2% dari target di bawah 5%. Kemudian indek kepuasan
pengguna seperti yang di atasnya tadi kita tergetnya 3 dan kita peroleh 3,04.
Kemudian di halaman berikutnya kita telah memperoleh target B dari skala
Kemenpan RB karena kami lebih banyak kepada pengawasan maka yang kita
lakukan adalah mempercantik organisasi, walaupun saat ini mungkin belum cantik
sekali baru mencapai skala B dari skala A. Kemudian indeks reformasi birokrasi,
targetnya 70 tetapi hingga hari ini kita masih menunggu hasil dari Kemenpan RB dan
opini WTP itu sebenarnya itu opini 2015 karena 2016 nanti opininya baru akan
diperoleh bulan April. Indeks profesional ASN kita peroleh 65 dari skala 100 dan ini,
maaf ini targetnya dan ini masih dalam proses untuk penerimaan nilai yang baru
dalam proses penilaian.
Kemudian ini slide terakhir kita menghasilkan 1.186 laporan hasil inspeksi dari
sekitar 13.000 pemegang izin karena tidak semua pemegang izin kita inspeksi, yang
kita inspeksi hanya beberapa saja dan ada periodenya, yang baik mungkin hanya di
inspeksi 4 tahun sekali, kemudian yang aagak kurang baik itu inspeksinya lebih
sering. Ini juga karena seperti dikemukakan Pak Andi Jamaro itu kalau kita inspeksi
semuanya, kita tidak ada dana Pak untuk inspeksi semuanya. Kemudian kita juga
......11.200 Ketun dari 13.000 pemegang izin karena beberapa masih berlaku
izinnya. Kemudian kita memasang 3, mengoperasikan 3 RPM. RPM ini ada
beberapa yang dibeli oleh lembaga lain, diantaranya oleh Dirjen Bea Cukai dan ada
beberapa yang sumbangan dari IAIA, kita pasang di RPM Makassar tahun ini dan
rencananya tahun ini ada pemasangan juga di Semarang, tapi karena Semarang
masih pelabuhannya masih dalam penataan sehingga belum bisa dipasang di
Semarang. Totalnya ada 6 RPM yang sudah kita pasang dari 126 pelabuhan laut.
Kemudian kita memasang RDMS itu readison doss monitoring system yang itu untuk
memonitor radiasi lingkungan, satunjya kita pasang di istana atas perkenan Bapak
Presiden untuk kita bisa mengetahui kondisi keselamatan presiden atau istana dari
dampak radiasi nuklir, itu kita pasang 9. 9 itu diantaranya ada 3 di kompleks
Serpong, sehingga kalau ada aktivitas yang meninggi dari tradiasinya kami bisa
tahu. Beberapa kali memang mohon maaf saya kemukakan, beberapa kali itu
aktivitas dari BUMN yaitu PT Inuki menimbulkan radiasi yang mungkin di atas 10
atau 20 kali, tapi karena kita pasang ini kita bisa tahu dan kita langsung memberikan
peringatan kepada PT Inuki.
Rencananya nanti tahun 2017 ini sudah disetujui oleh Bapak Menteri, tahun
2017 kita akan mengembangkan ini bekerja sama dengan badan penelitian yang lain
dan juga dengan universitas kita kembangkan sendiri karena kita beli, maka ini akan
membebani sangat besar sekali. Kemudian kita sudah punya pusat unggulan yang
kita sebut sebagai Indonesia center excellent on nuclear security and emergency .....
yang kita mendidik dan bekerja sama, berkoordinasi dengan banyak kementerian
dan lembaga untuk menangani dan mengatasi memitigasi seandainya terjadi
kecelakaan nuklir atau insiden nuklir.
Yang terakhir adalah sesuai dengan usulan BATAN yang akan membangun
reaktor daya non komersial di Serpong. Kita sudah menyelesaikan satu tahapan ari
izin tapak dari beberapa kali tahapan, beberapa buah tahapan yang tergambar di
situ adalah ketika kita melihat pengukuran-pengukuran yang dilakukan di calon
tapak untuk RDNK di Serpong. Pengukurannya ini tidak hanya satu atau dua
pengukuran tapi menyangkut sekitar 536 macam pengukuran dan ini kita melibatkan
ITB sebagai mitra BAPETEN untuk menguji dan mengealuasi hasil-hasil pengukuran
dari BATAN, untuk kemudian kita berikan izin tapak RDNK. Sehingga BATAN bisa
melanjutkan pada desain reaktor daya non komersial.
Demikian Bapak Pimpinan.
Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
Berikutnya dari LIPI, saya persilakan.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak.
WAKIL KEPALA LIPI:
Terima kasih Pak.
Yang terhormat Bapak Pimpinan dan jajarannya Komisi VII dan juga Bapak-Ibu
Anggota Komisi VII.
Pertama-tama kami katakan bahwa Kepala LIPI permohonan maaf Kepala
LIPI tidak bisa hadir Pak karena baru operasi ginjal, masih recovery, jadi kami
sebagai Wakil Kepala LIPI menggantikan. Untuk laporan capaian kinerja LIPI tahun
2016, ini mulai halaman 59 di mana tugas-tugas pokok LIPI sebagai lembaga .....
yaitu nomor satu jumlah ....naik 50%, jumlah penelitian dan ...yang dilakukan ini
target 134 tercapai 133. Kemudian jumlah pengguna jasa LIPI ini juga naik dari
140% dan juga jumlah kerja sama dengan industri ini naik 2 kali 200%.
Jumlah.....teknologi 100% dan yang tidak kalah pentingnya yaitu jumlah policy paper
atau rekomendasi kebijakan yang dimanfaatkan itu hampir dari 110 menjadi 145.
Kemudian ini sesuai dengan tugas dari bahwa LIPI harus membina kebun
raya di daerah, pada tahun ini 2016 target 2 kebun raya dibuka untuk umum dan
alhamdulillah tercapai. Kemudian ini yang agak membuat kami tidak enak yaitu
peringkat LIPI di ...matriks yaitu dari targetnya 150 ternyata turun menadi 145.
Kemudian juga ini akibat tadi Pak, pengurangan anggaran dari LIPI. Jadi peneliti
yang indeks global harusnya papernya harusnya bisa dipublikasikan internasional,
kami menurun jadi hanya 75%. Sedangkan indikator kinerja ini jumlah peneliti
Indonesia ini tercapai 100% dan nilai ....dan nilai laporan kinerja ini masih dalam
proses dan artinya laporan keuangan ini 2016, itu berarti artinya laporan keuangan
2015 itu WTP.
Berikutnya hasil-hasil kegiatan prioritas LIPI tahun 2016 itu ada tentang
pangan, obat dan kimia ini tadi yang dipertanyakan Ibu yang inovasi bener-bener
inovasi Bu. Jadi kami ..........kit yaitu alat untuk menguji kanker rahim. Kalau selama
ini mohon maaf diambil sampelnya dari tempat yang sensitif, kita mengembangkan
cukup diambil dari air ludah dan ini tidak hanya ibu-ibu tetapi juga bisa untuk bapak-
bapak, alhamdulillah ini banyak peminatnya dari perusahaan asing tapi kami bekerja
sama dengan Bio Farma untuk mengembangkan kit ini. jadi nanti kalau, ini maih
dalam proses produksi uji coba Bu, masih belum, nanti mungkin yang pertama akan
kita .....ke sini Bu.
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Izin Pimpinan, saya mau tanya ini Pak, menggunakan air ludah ya, it diambil
terus sampai berapa lama prosesnya.
WAKIL KEPALA LIPI:
Tidak begitu lama Bu, hampir sama seperti proses biasanya. Kita karena
kitnya ....tes misalkan dari DNA.
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Dari DNA, sudah berapa persen ininya, untuk akuratnya.
WAKIL KEPALA LIPI:
Mungkin nanti saya tanya.
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Karena kalau untuk itu biasanya lebih sensitif pada seperti yang biasa
dilakukan kaya untuk papsmear atau ini, kalau nun air ludah bnayak mengandung
enzim-enzim dan yang lainnya, apa, itukan.
WAKIL KEPALA LIPI:
DNA itu kita spesifik itu ter......
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Terima kasih.
WAKIL KEPALA LIPI:
Kenapa Bu, kurang dengar.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Uji coba Bapak melakukan sampling ke beberapa ibu-ibu lah atau
perempuan.
WAKIL KEPALA LIPI:
Kami masih, datanya Bu nanti kami sampaikan Bu detilnya Bu, karena kami
bukan ahlinya akan kami sampaikan. Kemudian boleh saya teruskan.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak, nanti pertanyaan yang tidak bisa dijawab bukan berarti nanti
disampaikan secara tertulis nanti ya.
Terima kasih.
WAKIL KEPALA LIPI:
Insya Allah.
Kemudian ini pengalengan makanan daerah, kami sudah berhasil
mengalengkan kalau pengalengan makanan itukan image-nya pasti sarden besar.
Ini kita ubah menjadi skala UKM dan sekarang yang berhasil yang sudah sering
dilaukan dan sudah berjalan dengan itu di Jakara itu gudek dan kami sudah uji coba
di Riau, kemudian di Padang rendang tentunya itu bisa di sana. Jadi ini bisa
dijadikan usaha dalam rangka untuk mengawetkan pangan yang terutama untuk
yang musim haji Pak, banyak makanan daerah yang bisa di bawa ke sana itu.
Kemudian juga kami mengembangkan kita sebut padi amphibi, ini belum kita
launching. Kemudian juga perangsang makanan untuk binatang, untuk sapi nanti
kita beri vitamin sehingga kadang-kadang peternaknya kewalahan mengasih
makanan.
Kemudian untuk energi bidang elektronik dan ICT mineral ini beberapa yang
kaitannya dalam rangka efisiensi energi, kemudian juga radar ini sudah bekerja
sama dengan PT lain.
Berikutnya untuk material kami telah mengembangkan yang membaca .....ini
kekuatannya lebih dari baja yang ada di pasaran dan kami coba kekuatannya sudah
bagus, tapi alhamdulillah sampai sekarang belum ada perusahaan yang melirik ini
karena kita niklattrit cukup banyak potensinya untuk menggantikan masa depan
kalau seandainya baja sumber bahan bakunya hilang atau habis.
Kemudian yang bisa kami sampaikan juga ini di.....Iptek tentang
pengembangan techno park yang ada di Samosir yang kemarin Bapak-Ibu juga
berkunjung ke sana. Ini yang inovasinya di sini Bapak-Ibu kami mempunyai alat
untuk memaksa ikan itu kawin. Jadi seperi contoh, itu tergantung jenis ikannya yang
sekarang berhasil 90% itu ikan lele dan kami cobakan kondisi, jadi kondisi yang
dibutuhkan adalah temperatur, Ph, kemudian arus itu kita itukan, ternyata ikan patin
itu tidak sama dengan ikan lele. Ikan lele itu bisa 28-29 itu mereka berpijah, tapi ikan
patin nggak mau, itu harus 30 derajat. Ini hasil untuk jenis ikan lokal yang di mana,
yang itu kita bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi setempat tentang di
fakultas perikanan. Ini perlu ada data sebenarnya pemijah ikan, jenis ikan itu seperti
apa. Nah itu khusus untuk pulau Samosir kita mengembangkan bibit-bibit ikan yang
hampir punah dan juga ...bibit ikan yang digunakan untuk upacara, ada beberapa
jenis bibit yang ini bekerja sama dengan dinas perikanan daerah.
Kemudian juga ada jenis baru tahun ini 27 jenis, nah untuk berikutnya ska
prioritas adalah untuk rumputan sosial. Tahun ini LIPI bisa untuk sosial dan
kemanusiaan bekerja sama dengan KPK itu mengkaji dan membuat buku panduan
tentang rekruitmen dan kadaresasi partai politik ideal di Indonesia. Kemudian yang
kedua tentang naskah kode etik politisi dan partai politik, ini sudah di launching
bereka sana dengan KPK, mungkin ini bisa jadi buku pedoman yang mungkin
kondisi perpartaian Indonesia akan lebih baik.
Sedangkan pengembangan STP Pak, alhamdulillah tahun 2016 ada anggaran
dan 2017 tidak dapat anggaran. Ini kami di STP ini adalah tempat mematangkan
hasil-hasil penelitian yang, hasil-hasil penelitian teman-teman di LIPI ternyata tidak
bisa langsung diaplikasikan atau digunakan oleh stakeholder atau oleh user, oleh
industri. Oleh karena itu perlu dimatangkan di sini, di sinilah tempatnya dan
alhamdulillah dengan segala keterbatasannya kita bisa menciptakan 10 perusahaan
baru berbasis teknologi, kemudian lisensi teknologi, kemudian kita juga melakukan
pelatihan-pelatihan kepada UKM-UKM, tidak hanya sekitar Bogor tapi seluruh
Indonesia, sekitar 4.000 itu target dan alhamdulillah tahun ini 6.500.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Interupsi Pak Ketua, itu pelatihan apa itu Pak.
WAKIL KEPALA LIPI:
Pelatihan untuk sebenarnya kemasan Pak, untuk UKM-UKM ya Pak.
Kemudian pelatihan untuk manajemen, kemudian juga kadang-kadang tentang
terutama untuk manajemen bisnisnya Pak.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Maaf Pak Ketua, itukan tidak harus di Bogor tadinya kan, kalau tadinya
dikasih tahu melalui Pak Menteri saya siapkan di daerah saya tempat yang bagus.
WAKIL KEPALA LIPI:
Sebenarnya satu lagi Pak.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Beliau sebagai kepala semua lengkap saya siapkan, transportnya siap, hotel
bintang 4.
Terima kasih Pak Menteri, Pak Ketua.
WAKIL KEPALA LIPI:
Sebenarnya satu lagi untuk kegiatan itu kita membina, kita membimbing, kita
uji coba di Bogor itu memberi, membimbing UKM untuk mendapat ISO 9001.
Sehingga kalau sudah mendapatkan ISO produk itu bisa di ekspor ke seluruh dunia
dan alhamdulillah dalam proses produksi sangat meningkat. Jadi tadinya sebelum
ISO kami bimbing mereka, kebetulan itu untuk UKM untuk baju muslim Pak,
memkbina 500 pengrajin. Sebelum ada ISO reject-nya itu 20%, tapi setelah kami
berikan bimbingan ISO reject-nya 3% ditambah produknya bisa di ekspor seluruh
dunia dan ini mungkin kalau ada di daerah Bapak-Ibu sekalian yang mempunyai
UKM, yang mempunyai produk yang bisa kemungkinan di ekspor Insya Allah kami
bisa berikan karena kami mempunyai teknik yang di mana penerapan ISO itu yang
biasa dilakukan untuk perusahaan besar, industri besar itu kita....untuk UKM.
Itu kira-kira Pak yang bisa kami sampaikan, oh ya satu lagi ini ....andalan
LAPAn. Jadi satelit LAPAN alhamdulillah kami juga membantu dalam pengujiannya
Pak, sehingga tidak perlu lagi di ......
Sekian, terima kasih.
Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Interupsi setengah menit Pak kepala LIPI, itu untuk tempat dan juga tenaga
yang memberikan pelatihan itu ada anggarannya Pak dari LIPI. Oh dari perusahaan
lain, kalau dari perusahaan lain tentu kita tidak bisa ini, tapi kalau ada sayua pikir
lokasinya kan kalaupun tidak harus di Bogor kalau jauh susah yang dekat-dekat kan
ada, Jawa Timur, Jawa Tengah.
WAKIL KEPALA LIPI:
Kami hanya terbatas Pak, jadi untuk tadi hanya 2 tadi untuk bimbingan Pak
ya, untuk sertifikat ISO itu hanya 2 itu karena anggaran kami hanya 200 juta, itu bisa
2 Pak. Nah ini tentunya kami akan bekerja sama dengan Pemda atau perusahaan
jasa lain dalam rangka untuk meningkatkan daya saing UKM Pak, ini yang perlu kita
lakukan.
Terima kasih Pak.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Terima kasih Pak.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Pak Ketua, Pak saya sudah menyimak semua di sini yang disampaikan oleh
LIPI. Pak pertanyaan saya Pak, LIPI melakukan juga pembinaan UKM, itukan
biasanya domain kerjanya untuk packaging, teknologi packaging itukan Kementerian
Perindustrian, untuk pembinaan UKM ada Kementerian Koperasi. Ini bagaimana
koordinasinya Pak, jadi supaya kenapa? Ini kan anggaran negara inikan terbatas iya
kan, semua orang, semua kementerian, semua lembaga melakukan hal yang sudah
dilakukan gitu, itu satu contoh.
Kemudian nanti Pak Menteri kapan-kapan mau saya bawakan brosur Pak
Menteri, apa yang dilakukan oleh ....terkait penelitian-penelitian sampai mereka
penelitian tentang serat-serat bambu menjadi dan sudah jadi tekstilnya, itu betul-
betul sudah jadi profesor siapa yang melakukan menghubungi ini, itu bisa ditonton
oleh jutaan turis yang ada di Thailand itu salah satu contoh. Nah untuk ikan Pak
contohnya, saya nggak tahu apakah di 2017 ada akan dilakukan penelitian kembali.
Saya contohnya di Danau tempe itukan banyak ikan-ikan lokal yang hampir punah
ya, itu salah satu contoh. Saya pernah bicara dengan Bu dari LIPI ada teman
sekelas saya dari IPB ya, jadi hal-hal seperti itu jadi coba kalau misalnya mau
melakukan penelitian yang betul-betul pure penelitian yang tidak dilakukan oleh
kementerian lain, jangan sampai duplikasi kalaupun ada itu anggarannya harus
koordinasi sampai levelnya, kita harus banyak Pak belajar dari Thailand karena saya
kalau lihat Thailand pengembangan UKM teknologinya, rasanya saya mau guling-
guling kok Indonesia nggak bisa ya seperti ini, apa yang salah dengan bangsa kita
ini.
Terima kasih Pak, saya mau sholat dulu Pak.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Ini hanya melanjutkan Pak, jadi kemarin atau beberapa waktu yang lalu kita
kan selalu menghimbau kepada Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
semua penelitian-penelitian yang didasarkan kepada kebutuhan stakeholder.
Kebutuhan stakeholdersnya itukan tidak mesti industri ataupun juga perguruan
tinggi, tapi stakeholdersnya adalah kementerian terkait yang juga sebagai pemakai.
Maka pertanyaan dari pada Bu Andi tadi menjadi valid, jangan sampai kementerian
lain atau Risteknya sana atau Litbang sana melakukan yang sama dengan apa yang
dilakukan oleh PMK ataupun juga kementerian Ristek Dikti. Misalkan kalau di sektor
energi bisa seperti peningkatan produksi melalui surfaktan, dilakukan juga oleh
Lemigas ya, Ditjen Migas, jangan sampai nanti BPPT misalkan melakukan yang
sama gitu dengan topik yang hampir tidak berbeda. Sebetulnya itu supaya keuangan
negara yang sangat sempit ini menjadi lebih efektif, jadi itu. Saya hanya ingin
nambahkan saja karena itu sudah kita ucapkan beberapa kali di dalam beberapa
pertemuan.
Terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Oke, selanjutnya saya persilakan LAPAN, untuk menyampaikan.
KEPALA LAPAN:
Terima kasih Pak.
Bapak Pimpinan dan para Anggota Komisi VII.
Paparan LAPAN ini mulai dari halaman 54 Pak, jadi LAPAN menetapkan 10
indikator kinerja Pak, 5 kinerja berkaitan dengan produk teknologi dan pelayanan,
kemudian 2 itu terkait dengan kinerja layanan dan 3 itu terkait dengan kinerja
kompetensi Litbang. Semuanya secara umum realisasinya di atas 100%, kecuali
yang publikasi nasional terakreditasi ini agak turun karena peneliti dipacu untuk
publikasi internasional dan itu tampaknya yang kemudian meningkat drastis untuk
publikasi internasional.
Kemudian kami lanjutkan terkait dengan capaian kegiatan prioritas di LAPAN,
LAPAN menetapkan 7 kegiatan prioritas, 2 terkait dengan sains ini pusatnya ada di
Bandung, 3 terkait dengan teknologi pusdatnya ada di Bogor dan 2 terakhir terkait
dengan pemanfaatan peninjauan jauh pusatnya ada di Pasar rebo. Pertama terkait
dengan program prioritas pengembangan desain support system berbasis sains
antariksa. Ini terutama kegiatan pemantauan cuaca antariksa yang saat ini
diperlukan karena pemanfaatan teknologi antariksa sudah semakin intensif,
sehingga pemantauan cuaca antariksa menjadi hal yang penting dan ini bekerja
sama secara internasional. Tahun 2016 layanan informasi terkait dengan cuaca
antariksa ini sudah diakui secara regional dan ini dimasukkan dalam situs LAPAN
dengan shift science LAPAN.go.id yang didalamnya memberikan informasi terkait
dengan kondisi aktivitas matahari, geo magnet dan juga geo.....Hal yang lain yang
perlu kami laporkan bahwa saat ini LAPAN bekerja sama dengan IPB sedang
membangun observatorium nasional di Indonesia Timur sebagai bagian dari upaya
meningkatkan akses sains dan juga peningkatan kualitas masyarakat Indonesia
tengah dan Indonesia timur.
Kemudian yang kedua, halaman 56 pengembangan desain support system
berbasis sains atmosfer. LAPAN berdasarkan data dari citra satelit dan model
atmosfer itu mengembangkan Sadewa satelit ......early warning system. Ini
memberikan informasi kondisi ekstrim atmosfer baik dari pemantauan satelit cuaca
maupun dari model atmosfer, ini bekerja sama dengan BMKG. Kemudian LAPAN
juga mengembangkan radar atmosfer yang disebut sebagai Sentanu sistem
pemantau hujan. Ini untuk memantau kondisi hujan ekstrim dan ini ditargetkan
bahwa Sentanu ini bisa diproduksi lebih banyak sehingga bisa dimanfaatkan oleh
para stakeholder terutama BMKG karena harganya lebih murah dibandingkan
dengan harga radar cuaca yang ada di pasaran yang berasal dari luar negeri.
Kemudian LAPAN juga mengembangkan Semar sistem embaran maritim atau
sistem informasi maritim, yang memberikan informasi kondisi ekstrim di laut dan ini
akan mendukung informasi zona potensi penangkap ikan yang juga diberikan oleh
LAPAN. Sehingga nelayan yang pergi melaut itu untuk menangkap ikan juga
diberikan informasi kondisi ekstrim di laut.
Kemudian program prioritas terkait dengan teknologi, pertama dengan
pengembangan teknologi roket. Secara perlahan LAPAN memberikan kontribusi
untuk memberikan dukungan terkait dengan roket pertahanan RHAN122 ini sedang
diupayakan untuk pembuatan tabel tembak yang nantinya bisa dilanjutkan dengan
produksi. Setidaknya roket-roket ini bisa digunakan untuk latihan, RX450 ini juga
terakhir bulan Desember susah di uji terbang dan ini sudah ada peningkatan terbang
secara lebih stabil.
Kemudian yang keempat, pengembangan teknologi penerbangan ada 2
prioritas. Pertama pengembangan pesawat N219 pesawat 2 mesin untuk 19
penumpang. Saat ini sudah memasuki tahap sertifikasi dan uji terbang di targetkan
pada bulan April-Mei tadi sudah disebutkan oleh Pak Menteri, ditargetkan ini uji
terbang 20 Mei itu terkait juga dengan Hari Kebangkitan Nasional, diharapkan ini
juga bisa menunjukkan kebangkitan lagi terkait dengan teknologi atau industri
pesawat terbang dengan murni hasil desain dan produksi dalam negeri. Kemudian
yang kedua, LAPAN juga mengembangkan pesawat tanpa awak LSU8 surveilance
UAV dan seri 03 ini sudah pada proses hilirisasi diproduksi oleh perusahaan UKM di
Bandung dan saat ini sedang proses mendapatkan sertifikasi dari IMA. Kemudian
LAPAN surveilence UAV ini juga digunakan untuk pemotretan garis pantai bekerja
sama dengan BIG.
Program prioritas yang keenam, terkait dengan pemindahan jauh. LAPAN
mengembangkan bank data pemindahan jauh nasional sesuai dengan Inpres 6
Tahun 2012 dan Undang-undang Keantariksaan. Citra satelit khususnya yang
resolusi tinggi itu hanya LAPAN yang bisa memberikan, sehingga bank data
pemindahan jauh nasional ini bisa memberikan layanan kepada semua kementerian
dan lembaga dan daerah juga dengan lisensi pemerintah, sehingga ini akan lebih
efisien dari pada masing-masing lembaga atau daerah membeli sendiri-sendiri.
LAPAN sudah memberikan layanan kepada 336 institusi kementerian lembaga dan
daerah, khusus terkait denga citra resolusi sangat tinggi ini yang diperlukan untuk
pembuatan peta desa dan juga peta pertanahan dan untuk rencana detil daftar
ruang di daerah, LAPAN juga memberikan layanannya tetapi terkendala dengan
penghematan. LAPAN sedang mengusulkan adanya penambahan anggaran untuk
pembelian citra resolusi sangat tinggi ini dengan cara penerimaan langsung atau
direct receiving, sehingga lebih efisien dan cakupan daerah yang di cover akan lebih
luas.
Terakhir terkait dengan program prioritas ini pengembangan sistem pemantau
bumi nasional. LAPAN memberikan informasi sumber daya alam dan lingkungan
berbasis pada teknologi antariksa, salah satu layanan diberikan adalah zona potensi
penangkapan ikan, sehingga nelayan ketika menangkap ikan itu bukan mencari ikan
tetapi menangkap ikan karena lokasinya sudah diketahui berdasarkan suhu
permukaan laut dan kandungan klorofil di laut. Kemudian juga melakukan informasi
atau pemetaan pulau-pulau kecil yang terluar, tadi juga sudah disebutkan ini bekerja
sama dengan BIG terkait dengan identifikasi pulau-pulau kecil yang terluar.
Kemudian juga LAPAN bekerja sama dengan Kementerian Pertanian memantau
pertumbuhan padi sehingga terkait dengan distribusi pupuk dan prakiraan panen itu
dapat lebih baik lagi. Kemudian LAPAN juga mempunyai sistem informasi mitigasi
bencana atau SIMBA ini memberikan informasi, khususnya terkait dengan titik
panas. Jadi hotspot atau titik panas ini diberikan informasi baik di situs web maupun
di android, sudah ada aplikasi yang sudah digunakan di android. Sehingga aparat di
daerah ketika mendapatkan informasi atau mengetahui ada titik panas itu bisa
segera melakukan langkah-langkah pencegahannya. LAPAN juga memberikan
informasi terkait dengan bencana, kemudian potensi banjir dan kekeringan.
Demikian beberapa hasil terkait dengan 7 program prioritas di LAPAN.
Terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya terima kasih.
Selanjutnya BPPT saya persilakan untuk menyampaikan pemaparannya.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak.
KEPALA BPPT:
Terima kasih.
Yang terhormat Pimpinan Sidang Komisi VII.
Yang terhormat bapak Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi, para
Anggota Komisi VII DPR RI dan hadirin yang saya muliakan.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Untuk BPPT adapun capaian kinerja 2016 dan hasil-hasil kegiatan prioritas
adalah sebagai berikut: untuk target capaian kinerja 2016 BPPT menargetkan 5
inovasi, 3 inovasi yang menyangkut daya saing industri yaitu ada 3 ADSP atau alat
semacam pengganti atau pelengkap radar yang saat ini sudah siap diproduksi oleh
PT Inti dan sedang menunggu sertifikasi. Rencananya beberapa alat ini nantinya
akan digunakan oleh Kementerian Perhubungan untuk dipasang di beberapa
bandara yang saat ini belum memiliki radar seperti di wilayah Papua. Kemudian
pesawat tanpa awak untuk versi militer yang saat ini sudah di dapat sertifikasi dan
sudah diproduksi oleh PT DI dan bahkan sudah digunakan 5 buah oleh TNI AU
untuk patroli di wilayah selatan Jawa. Kemudian e-goverment yang dalam hal ini
adalah menyangkut salah satunya adalah e-pemilu yang meyangkut masalah e-
verifikasi, e-voting dan juga e-rekapitulasi. Saat ini program aplikasi maupun
peralatannya juga sudah siap untuk diproduksi oleh PT Inti.
Kemudian ada 2 lagi hasil inovasi yaitu yang pertama material untuk implan
tulang yang saat ini sedang menunggu sertifikasi dari Kementerian Kesehatan. Kami
bahkan sudah dapat izin dari Kementerian Kesehatan untuk dimanfaatkan pada
beberapa kejadian, diantaranya musibah yang terjadi di Aceh pada saat yang lalu
gempa bumi, material ini sudah bisa digunakan. Selain itu adalah PLTP skala kecil
yang menggunakan komponen dalam lebih dari 60% yang dalam hal ini hampir
semua desain alat didesain oleh BPPT dan diproduksi oleh beberapa BUMN yang
ada di Indonesia. PLPT ini skalanya ada sekitar 3 mega watt dan direncanakan ke
depan apabila sudah betul-betul sukses akan menjadi suatu prototipe untuk PLPT-
PLPT skala kecil di daerah Indonesia timur yang saat ini maish menggunakan disel.
Kemudian target lain seperti terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang
bersih yaitu indeks reformasi birokrasi, targetnya adalah untuk tahun 2016 yang
sebetulnya yang nilainya adalah nilai dari tahun 2015 yang keluar tahun 2016.
Targetnya adalah BP dan realisasinya BP, kemudian opini laporan BPK WTP dan
nilai evaluasi akuntabilitas kinerja BP.
Berikutnya beberapa hasil kegiatan prioritas tahun 2016 tadi saya sudah
sampaikan, sebelah kiri itu adalah gambar pesawat tanpa awak yang sudah
diproduksi oleh PT DI dan dipakai oleh Kemenhan. Kemudian pangan sehat
berbahan baku lokal yaitu dengan memanfatkan tanaman lokal seperti sagu, jagung
ataupun tanaman singkong. Ini kita buat beras untuk pengganti padi nasi yang
mempunyai kandungan, maksud saya kandungan gula yang sangat rendah, maaf
yang indeks sugar mix-nya hampir separuh dari indeks sugar mix nasi. Kemudian
yang di bawah itu adalah ADSB yang tadi saya sudah sampaikan. Kemudian ada
power fit yaitu bahan baku untuk makanan sapi yang dibuat dari bungkil kelapa sawit
yang sudah berhasil kita gunakan di beberapa daerah, salah satunya adalah di
daerah Pelalawan. Kemudian kita juga memberikan layanan teknologi melalui hujan
buatan, baik membantu badan bencana nasional untuk membuat hujan buatan untuk
kebakaran hutan atau untuk pengisian waduk-waduk PLN yang mengalami
kekeringan. Selain itu juga kita sudah berhasil memproduksi atau melakukan inovasi
garam farmasi yaitu garam farmasi ini garam yang ......99,5% dan biasanya dipakai
untuk infus yang saat ini, yang sebelumnya masih import dan sudah berhasil
diproduksi oleh PT Kimia Farma. Kemudian juga inovasi dala rubber effect yaqng
dipakai untuk mengangkat kapal, ini adalah salah satu hasil BPPT bekerja sama
dengan mitra kita yaitu Prima Sentosa. Kemudian tadi sudah saya sampaikan juga
yaitu pesawat tanpa awak, ya lanjut dan ini adalah turbin 3 mega watt yang berhasil
dibuat oleh NTP dengan menggunakan desain dari BPPT untuk pembangkit listrik di
Kamojang 3 mega watt. Kemudian kita juga melakukan kegiatan mengukur
membuat suatu alat untuk mengukur kelembaban lahan gambut. Dalam hal ini kita
bekerja sama dengan Sinar Mas yang mana apabila kelembaban suatu gambut
melebihi kadar tertentu itu akan membahayakan atau mudah terbakar dan ini
merupakan semacam early warning system yang datanya juga bisa dikirim. Kita juga
melaukan suatu inovasi yaitu menggunakan pengolahan emas yang bebas merkuri
yang saat ini kita sedang lakukan difusi teknologi ke beberapa tambang emas
rakyat. Selain itu juga ada kerekayasaan dinamika pantai yang melakukan atau
melakukan kegiatan seperti mengukur masalah kecepatan pengendapan dari suatu
pantai biasanya jasa ini dipakai untuk pelabuhan. Kita juga sudah berhasil
melakukan desain kapal kontainer yang akan segera mendapatkan sertifikasi.
Kemudian juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan,
kita melakkan survei nasional fish stop esesmen dan juga survei jalur kabel optik laut
yang semuanya ini merupakan pesanan dari Kementerian Komunikasi Informasi dan
juga Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dan juga kita melakukan pengujian
desain kereta api PT Inka yang akan dijual ke Bangladesh selama ini. juga kita
melakukan pra studi kelayakan proyek kereta api cepat Jakarta-Surabaya yang
Insya Allah kalau jadi akan dimulai studi kelayakannya tahun ini.
Saya kira itu saja yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.
Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
Berikutnya yang terakhir BIG, saya persilakan.
KETUA RAPAT:
Silakan Pak.
KEPALA BIG:
Terima kasih Pak Menteri.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kepada yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VII, kemudian Menteri
Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi beserta jajaran Eselon I-nya dan juga
Rekan-rekan Ketua LPMK yang lainnya.
Pimpinan Sidang perkenankan kami juga memperkenalkan diri dulu karena
kami baru dilantik 5 Desember lalu. Jadi nama saya Hasanuddin Zainal Abidin
sebelumnya saya menjabat di Institut Teknologi Bandung. Jadi saya akan coba
memaparkan kinerja BIG tahun 2016 yang telah dicapai oleh di kemepimpinan Pak
Priyadi Kardono dan di akhir kami mungkin akan menambahkan yang ditanyakan
oleh Pimpinan Sidang tadi mengenai jumlah pulau terkecil terluar Indonesia.
Jadi Anggota Dewan yang terhormat, seperti diketahui tugas utama BIG
sebenarnya ada 3 yaitu penyelenggaraan informasi geospasial dasar, kemudian
pembinaan dan penjyelenggaraan informasi geospasial tematik dan pembinaan
infrastruktur informasi geospasial. Nah di lembar 46 ini sebenarnya ini adalah
capaian kinerja terkait informasi geospasial dasar yaitu dalam hal ini pengadaan
jaring kontrol geodesi dan geodinamika, kemudian jaring kontrol vertikal, juta peta-
peta rupa bumi, peta lingkungan pantai Indonesia, peta laut nasional, lingkungan laut
nasional.
Nah terget realisasi umumnya 100% Cuma perlu dicatat di sini ada jumlah
tanda penataan batas negara yang tidak mencapai 100%. Ini terkait batas negara
RI-Malaysia di Kalimantan di mana pihak Malaysia memang meminta ditunda pada
saat itu karena mereka mungkin anggaran mereka turun karena harga minyak yang
menurun. Sebenarnya dari pihak Indonesia sudah siap anggarannya, tapi pihak
Malaysianya minta ditunda sehingga memang target tidak tercapai.
Lanjut di halaman 47, ini sebenarnya lebih ke tugas yang berikutnya yaitu
tugas terkait penyelenggaraan informasi geospasial tematik dan infrastruktur
informasi geospasial. Di sini juga semuanya 100% kecuali yang pertama julah
provinsi terverifikasi Tupponim ini targetnya 12, terealisasi baru 11 karena Provinsi
Maluku Utara minta ditunda karena belum siap. Kemudian jumlah simpul jaringan
yang terbangun ini juga masih belum 100%, ini sebenarnya lebih ke yang belum
terbangun ini adalah di KL-KL ya yang ada problema tersendiri lah di kementerian
lembaga lainnya.
Kemudian hasil-hasil kegiatan prioritas BIG tahun 2016 di halaman
berikutnyha, jadi yang pertama ini sebenarnya terkait dengan one map policy,
kebijakan satu peta yang diamanatkan pemerintah untuk dilaksanakan oleh BIG.
Memang diamanatkan di skala 1:50.000 tetapi kita prioritas kita memang di 1:25.000
karena 1:25.000 berarti kita dapat 2 skala, satu 25.000 juga dan 50.000 juga.
Kemudian juga peta sistem lahan ini bermanfaat untuk pengembangan wilayah dan
tata ruang juga sudah dihasilkan. Dan kemudian juga untuk mendukung program tol
laut dari pemerintah, BIG juga sudah melakukan peta survei geografi dan pemetaan
pelabuhan. Kita membuat peta lingkungan pantai Indonesia untuk pengembangan
sejumlah pelabuhan baru.
Yang keempat, BIG dalam konteks pembinaan infrastruktur geospasial juga
membangun PPIDS di sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia. Memang
diutamakan masih perguruan tinggi negeri dan diutamakan 1 provinsi 1. Ini
maksudnya adalah kepanjangan tangan BIG di daerah, jadi kalau misalnya kalau
ada lisensi tentang tata ruang maka dari daerah yang jauh tidak perlu hadir ke BIG
langsung bisa ke PPIDS, ini hanya satu contoh.
Dan yang kelima, ini dalam rangka mendukung program dari Kementerian
Desa PDT dan Transmigrasi dan juga program Nawacita pembangunan dari desa.
Kami juga membuat peta desa yang memang ini masih belum, masih baru jadi baru
3.123 desa dari sekitar kita tahu 75 ribuan desa. Dan kemudian enam,
pembangunan segmen batas negara RI-Timor Leste sebanyak 80 pilar dan yang
ketujuh, kita terus memutakhirkan sistem referensi geospasial nasional.
Lanjut ini beberapa contoh saja, jadi ada peta sistem lahan kita juga berusaha
membuat peta-peta desa, kemudian perbatasan, tidak hanya perbatasan negara,
sebenarnya perbatasan desa kemudian kabupaten, provinsi dan seterusnya. Kita
juga menyiapkan peta lingkungan pantai, peta laut nasional, peta rupa bumi
Indonesia dan juga jaring-jaring kontrol.
Nah yang terakhir mungkin tidak dibuku kami akan, tadi Pimpinan Sidang
menanyakan status julah pulau di Indonesia. Memang yang sudah di submit di tahun
2013 ke PBB yaitu 13.466 pulau, ini sudah bernama dan sudah berkoordinat.
Kemudian oleh BIG tahun 2015 diselesaikan 357 pulau lagi, 2016 749 pulau,
sehingga memang tahap berikutnya mungkin Bapak-Ibu lihat di running text juga
kami bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kementerian
Kelautan dan Perikanan akan men-submit yang baru 1.106 pulau, jadi total
diharapkan nanti kita punya 14.572 pulau yang bdernama dan berkoordinat.
Memang di RPJM jumlah.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Pak interupsi sebentar soal penamaan pulau, dulu saya 2004-2009 di Komisi
II. Di situ cukup banyak kita memberikan dana untuk penamaan pulau-pulau karena
kan harus di submit ke PBB. Sejauhmana Bapak bekerja sama, perannya apa Pak
masing-masing ini kan pasti di sana kan juga dianggarkan untuk penamaan pulau-
pulau di Komisi II ini. ini selalu saya me.... redundem pekerjaan karena dan juga
anggaran. Mereka melakukan apa karena di sana juga dikasih anggaran mulai tahun
2004-2009 untuk penamaan pulau-pulau.
KEPALA BIG:
Betul, jadi kalau terkait penamaan pulau-pulau sebenarnya itu wewenangnya
ada di daerah dan Permendagri, di Menteri Dalam Negeri Bu. Jadi kalau penamaan
pulau itu kita harus mengacu ke Permendagri Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupa Bumi. Kemudian di Undang-undang
Nomor 23/2014 tentang Pemerintah Daerah Pasal 48 ayat (3) penamaan pulau itu
ada di daerah, Kementerian Dalam Negeri. Nah Geospasial BIG tugasnya itu bukan
di namanya itu, tetapi di pemetaannya, penentuan koordinatnya. Kemudian iay kami
tidak perlu anggaran untuk nama pulau sebenarnya, tetapi untuk pemetaannya dan
koordinatnya.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Final goalnya adalah penamaan pulau, untuk tahap ke situ kan ada Bapak
harus membuat spasialnya, segala macam, nah koordinasinya seperti apa Pak.
Misalnya ini Menteri Dalam Negeri mau duluan menamakan pulau ini, Bapak ya oke
kita arahkan kerjaan kita untuk membuat geospasial untuk pulau misalnya, adakah
seperti itu konkritnya?.
KEPALA BIG:
Jadi sebagai informasi dari 13.466 yang sudah di submit itu sudah ada
namanya, sudah ada koordinatnya. Kemudian yang akan di submit lagi 1.106 yaitu
sudah ada 14.572, jadi memang yang belum ada namanya jadi 17.506 dikurangi
14.572 ini Bu sebenarnya, tetapi kalau BIG kita concern dengan informasi
geospasialnya tapi kalau penamaan itu sudah wewenang daerah di bawah ini
Kementerian Dalam Negeri dan kita selalu berkoordinasi dengan Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jadi kita sudah bermitra Bu,
tapi memang isu yang ramai sekarang ini apakah asing boleh memberikan nama
pulau, tapi sebetulnya kalau peraturan kalau kita mengikuti peraturannya sudah jelas
bahwa itu ada kewenangan Kementerian Dalam Negeri dan daerah. Itu saja Pak
Pimpinan Sidang kalau kami klarifikasi.
Terima kasih.
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Interupsi Pimpinan, ada yang mau saya tanyakan Pak. Inikan juga mengenai
jumlah tanda penataan batas negara ya, nah saya mau tanya ini saya kurang
mengerti di daerah saya Kalimantan Utara sampai sekarang itu di desa Lumbis
Ogong ada 22 desa masih belum jelas apakah ikut Malaysia atau Indonesia, sampai
sekarang. Terus bagaimana nasib mereka gitu kan karena sampai sekarang ini
belum ada batasnya, belum ada kejelasan dari pemerintah Indonesia.
Terima kasih.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Konkritnya begini loh Pak, melanjut pertanyaan ini, di sinikan ada Bapak
membuat jumlah peta batas negara, tanda penataan batas negara. Ini mungkin nanti
di submit saja saya agak concern soal ini, di sini ada 106 terealisasi 90, di mana saja
penerimaan batasannya karena kita punya outstanding bounderis banyak sekali,
baik yang di pantai maupun di laut. Contohnya di Kalimantan Barat kabupaten
Bengkayang, perbatasan Sirikin saya pernah ke sana Pak. Itu sekitar 500 km itu
masih sengketa itu daerah Kalimantan Barat itu, nah apakah BIG sudah punya
datanya soal itu. Itukan 500 menurut saya, Badan Nasional Pengolah Perbatasan
karean di sana juga ada anggarannya Pak di BNPP ini tentang pembuatan garis
batas darat, laut seperti itu, ini lain-lain koordinasinya dan kalau sudah ada jumlah
peta apakah ini BNPP-nya sudah menggunakan ataupun kementerian-kementerian
terkait ......jadi jangan saya selalu menyoroti jangan sekedar proyek sisa anggaran,
tapi tidak digunakan Pak soal garis batas ini penting karena kita masih saat ini punya
betul-betul yang outstandingnya dan kemudian juga kita juga dorong Kementerian
Luar Negeri untuk menegosiasikan ini, Cuma permasalahannya orang-orang
Kementerian Luar Negeri itu kalau pergi bernegosiasi hari ini yang kirim lain, ini lain,
padahal mereka negara perbatasan itu siap untuk bernegosiasi terhadap garis batas
itu. Jadi tolong Pak dilampirkan daerah-daerah mana sudah peta ini.
KETUA RAPAT:
Sebentar, sebelum dilanjutkan mungkin perlu dijelaskan Pak mengenai one
map policy kita sudah canangkan itu cukup lama dan semua kementerian harus
mengikuti dan menginduk one map policy yang khususnya itu ada di BIG. Sehingga
semua peta tematik harus mengacu kepada apa yang ada di dalam BIG, nah
tumpang tindih yang semacam ini itu mesti kita jaga jangan sampai itu terjadi.
Otomatis nanti di dalam struktur anggarannya, nah kalau Bapak bisa menampilkan
paling tidak sekarang menjelaskan bahwa apa sih yang menjadi Tupoksi dari pada
BIG karena dulu itu sesuatu yang masih boleh di kata sebelum terbentuknya BIG
Pak, kebetulan saya ada di periode yang lalu yang kita menelorkan Undang-undang
geospasial, itu adalah bagaimana menggabungkan semuanya. Memang tematik
kadang-kadang mereka mengatakan mereka lah yang paling tepat, sementara kalau
kita overlaid diantara semua tematik bisa lebih besar dari pada kebohongan yang
ada di Indonesia, itu pernah terjadi demikian. Maka kita harapkan bahwa sekarang
sudah mestinya tidak mungkin itu terjadi lagi gitu karena semuanya lebih teroranisir
dengan baik, supaya nanti pertanyaannya semacam ini bisa tidak perlu muncul lagi
gitu karena sudah dijelaskan dengan pasti tumpang tindih itu tidak ada, walaupun
sekarang mulai dari pada sebuah pulau yang ditemukan baru misalkan. Itukan
termasuk didalamnya adalah siapa yang pertama kali bisa memberikan titik
koordinat, siapa yang bisa mengatakan luasan daripada wilayah itu. Otomatis nanti
melekat di situ adalah kementerian-kementerian terkait terhadap pulau tersebut, di
strukur anggarannya pasti yakin tidak akan terpecah, kira-kira demikian.
Silakan Pak Aryo, tambahan lagi.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Saya Cuma mengklarifikasi saja, kita sudah sesi pendalaman atau belum sih.
Kalau belum mungkin bisa kita biarkan kementerian, LPMK menjelaskan sampai
selesai baru kita pendalaman karena ini saya sudah nabung banyak pertanyaan dari
awal. Jadi mungkin Anggota yang lain bisa menunggu sampai selesai, siapa tahu
pertanyaannya dijawab dulu oleh bapak-bapak.
Terima kasih Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Kalau sudah selesai mungkin sudah terakhir ini ya, dari BIG saya kembalikan
ke Pak Menteri, kalau mau menjelaskan karena tadi inikan pada dasarnya 2016 Pak,
yang 2017 lebih kan saya lihat di masing-masing LPMK kan masih kosong tetapi di
Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi sudah ada dalam bentuk
anggaran dan sebagainya, mungkin bisa disambung langsung saya buka sesi
pertanyaan.
Silakan.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Mohon izin menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi atau kita lanjut ke 2017.
KETUA RAPAT:
2017 saja Pak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Oke, terima kasih.
Untuk anggaran di tahun 2017 atau persiapan dan kesiapan pelaksanaan
APBN tahun 2017. Ini seperti yang tertuang di dalam halaman 32 dimana anggaran
itu juga sebesar Rp. 39,73 trilyun, dari angka tersebut sebenarnya ini kalau kita
bandingkan dengan sebelumnya di angka 37 ada satu peningkatan penganggaran,
sehingga telah dilakukan pemangkasan, terus turn, sekarang naik lagi. Sehingga
angka untuk Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi menjadi 38,73 trilyun,
sedangkan untuk Risteknya adalah 1 trilyun.
Dari angka-angka tersebut sesuai dari halaman 33 adalah untuk dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, untuk pelayanan Ristek itu Rp.
186.184.715.000, sedangkan untuk peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan
Dikti yaitu Rp. 199.500.000.000 dan untuk peningkatan kualitas sumber daya Iptek
dan Dikti sebesar Rp. 121.530.000.000 dan penguatan riset dan pengembangan Rp.
258.598.500.000 dan penguatan inovasi Rp. 236.234.571.000 dan totalnya adalah
Rp. 1,002 trilyun adalah untuk Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi.
Perkembangan persiapan pelaksanaannya ini sesuai dengan pada saat
pembahasan awal sudah kita lakukan sekarang pada tahap pelaksanaan yaitu
sesuai dengan langkah-langkah yang pernah kita teruskan di awal itu, sehingga
inilah yang nanti mulai akan kami sampaikan kepada Anggota Dewan untuk
dilakukan pengawalan pelaksanaan di tahun 2017.
Berikutnya mungkin kepada LPMK, saya persilakan untuk memaparkan untuk
tahun 2017-nya. Untuk itu saya persilakan mulai dari BATAN, BAPETEN, LIPI, dan
LAPAN, serta BPPT dan BIG.
Saya persilakan.
KEPALA BATAN:
Terima kasih Pak Menteri.
Jadi khusus untuk LPMK hanya 1 lembar halaman, di halaman 64. Jadi kami
BATAN pagu untuk tahun 2017 adalah Rp. 743.966.436.000, jadi ada penurunan
2,3% dan fokus kita terkait tadi seperti melanjutkan dari 2016 untuk pertama prioritas
penyelesaian program pembangunan fasilitas e-radiator. Kemudian kita masuki
tahun ketiga science techno park serta beberapa kegiatan lain.
Saya kira ini menjadi kepriatinan juga bahwa kita anggaran BATAN untuk
tahun 2017 turun 2,3%.
Terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Selanjutnya BAPETEN saya persilakan.
KEPALA BAPETEN:
Seperti yang tertampil di situ Bapak Pimpinan dan Bapak-Ibu Anggota Komisi
VII, BAPETEN memperoleh kenaikan pagu sebesar 6,5% yang sebelumnya Rp.
170,8 milyar menjadi Rp. 181,9 milyar dan nanti kita akan melaksanakan utamanya
adalah penyusunan peraturan tentang reaktor daya, kemudian pengembangan
kompetensi SDM, sistem manajemen perizinan dan inspeksi yang kita Insya Allah
2017 ini sudah menggunakan e-semua, termasuk e-inspection. Kemudian
persetujuan e-fasilitasi tapak DNK yang diajukan oleh BATAN dan kemudian kajian
desain reaktor ATGR, kemudian juga ada revisi atau amandemen Undang-undang
10 Tahun 1997 yang dikaitkan juga dengan disatukan dengan RUU Keamanan
Nuklir.
Demikian, terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya, terima kasih.
Selanjutnya LIPI saya persilakan.
WAKIL KEPALA LIPI:
Terima kasih Bapak Menteri.
Yang terhormat Bapak Ketua Komisi VII dan Anggota serta Bapak-Ibu LPMK.
Jadi sudah tertera di sini Pak, anggaran LIPI turun 11,5%, jadi terutama yang
ada kaitannya dengan STP yang untuk mengembangkan nawacita yang 6 ini tidak
terdanai untuk tahun ini Pak dan tentunya anggaran ini kita gunakan untuk
melaksanakan seperti tahun 2016 dan kemungkinan target-target akan menjadi
turun.
Demikian Pak, terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Selanjutnya saya persilakan LAPAN.
KEPALA LAPAN:
Terima kasih Pak.
Jadi anggaran LAPN untuk tahun 2107 ini turun yang paling banyak 14% dan
yang jelas ada satu permintaan nasional terkait citra resolusi sangat tinggi Pak, itu
terpaksa tidak bisa dilayani, sehingga sekarang sedang mengusulkan tambahan
anggaran supaya citra resolusi sangat tinggi bisa ditambahkan anggarannya karena
untuk peta desa sangat diperlukan, untuk peta pertanahan juga diperlukan dan untuk
RDTR di daerah juga sangat diperlukan. Sementara ini kami hanya bisa memberikan
layanan dari citra satelit yang memang kami terima, tetapi resolusinya hanya 1,5
meter Pak, padahal untuk peta desa, kemudian RDTR dan peta pertanahan itu perlu
citra resolusi sampai dengan sekitar 60 cm Pak.
Demikian Pak, terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya, terima kasih.
Berikutnya BPPT saya persilakan.
KEPALA BPPT:
Terima kasih.
Untuk pagu BPPT untuk tahun 2017 sekitar Rp. 1.140.177.699.000 ini
sebenarnya adalah gabungan dari anggaran dari, anggaran DIPA tidak mengikat
atau dari pemerintah sekitar Rp. 990 milyar dan Rp. 150 milyar adalah pendapatan
negara bukan pajak. Anggaran sebesar ini umumnya untuk membayar gaji, untuk
maintenance alat dan juga untuk kegiatan dan kegiatan yang mencakup inovasi dan
layanan teknologi. Dan anggaran tahun 2017 ini BPPT naik 19,6%.
Terima kasih.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Berikutnya saya persilakan untuk BIG.
KEPALA BIG:
Terima kasih Pak Menteri.
Jadi alhamdulillah ini BIG tahun ini naik 23,3% tapi programnya sebagian
besar yaitu pertama untuk meneruskan one map policy, target tahun 2017 itu untuk
Sulawesi dan Sumatera, kemudian juga target berikutnya adalah kenaikan ini
terutama untuk penyiapan peta dasar skala besar yaitu 1:5.000 untuk RDTR,
kemudian juga pemetaan desa, dan juga 1:1.000 ini untuk 1:1.000, 1:2.500 juga
akan menjajaki untuk mebantu program percepatan sertifikasi pertanahan dari ATR
BPN dan juga untuk pemetaan kawasan-kawasan ekonomi khusus.
Itu saja Pimpinan Sidang.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya, terima kasih.
Ini semua paparan yang dari Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan
Tinggi dan LPMK-LPMK di bawah Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi.
Waktu kami kembalikan kepada Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Menteri atas paparannya beserta seluruh Kepala LPMK.
Saya mohon kepada seluruh Anggota yang sudah melakukan interupsi dan
sudah mendapatkan jawaban tidak menggunakan untuk pertanyaan kembali, supaya
tidak ada pengulangan-pengulangan.
F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.):
Pak Ketua saya mendaftar.
KETUA RAPAT:
Di meja Pimpinan sudah ada 5 penanya, yang pertama Pak Zulkifliemansyah
tapi Beliau tidak ada, Pak Andi Jamaro Dulung juga tidak ada, maka jatuh ke Pak
Ramson Siagian.
Silakan Pak Ramson.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Terima kasih Pak Ketua.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semuanya.
Pak Ketua Rapat sekaligus Pak Ketua baru Pak, kembali lagi jadi wakil ketua.
F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.):
Lama, tapi baru.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Rekan-rekan Anggota yang terhormat.
Pak Menteri dan Pimpinan LPMK semua dan jajaran yang saya hormati.
Tadi cukup mantap penjelasan Pak Menteri, memang saya lihat di era Pak
Menteri ini ada hasil-hasil yang konkrit. Saya kebetulan Kamis yang lalu diundang
oleh BPPT, Pak Menteri sebagai pembicara diskusi di Balai Teknologi Hydrodinamik
di Surabaya. Saya melihat juga peralatan yang memang memerlukan
pengembangan, terus di situ saya lihat hasil pengamatan saya memang di bidang
Ristek ini Pak Menteri ada 3 sektor. Pertama untuk artinya penelitian atau riset atau
pengkajian yang menghasilkan ilmu-ilmu dasar dan atau basis teknologi, tetapi dia
tidak komersial. jadi untuk pengembangan selanjutnya gitu, misalnya apakah itu
teknologi IT, apakah teknologi pertahanan ataupun pangan atau juga seperti tadi
hasil-hasil yang diakui zona-zona di internasional seperti yang Pak Menteri pernah
sampaikan dan juga tadi akreditasi di tingkat internasional.
Terus yang kedua, hasil riset dan pengkajian yang hasilnya juga dirasakan
oleh ams sekitarnya, misalnya seperti tadi LIPI untuk pengembangan UKM jadi ada
pelatihan, seperti BPPT juga untuk tadi beras sehat, pengembangan misalnya petani
nanas di Pemalang contohnya atau juga industri-industri kecil kripik. Ini dan yang
lain-lainm sehingga hasil di riset LPMK-LPMK dan juga mungkin Kementerian Riset
Teknologi & Pendidikan Tinggi, Dirjen Inovasi dan hasil pengkajian itu juga bisa
dirasakan oleh masyarakat sekitarnya, itu sektor yang kedua.
Sektor yang ketiga saya lihat hasuil riset dana tau hasil pengkajian itu bisa
menghasilkan revinew penghasilan atau penerimaan negara bukan pajak. Jadi saya
lihat di 3 sdektor itu di dalam menyusun strateginya itu perlu heavy-nya kemana itu
Pak karena kalau misalnya semua harus ada PNBP ya nanti repot. Jadi
pengembangan teknologi kita jadi ketinggalan jauh dari negara-negara Asean, tetapi
kalau semua yang seperti itu nanti tidak dirasakan oleh masyarakat juga. Terus
kalau tidak ada yang komersial nanti hanya khusus yang boleh dikatakan text book
thinking lah kata Bung Karno, jadi hanya yang mau yang ilmu-ilmu dasar atau
pengembangan teknologi, basis teknologi, sehingga kombinasi itu perlu Pak Menteri.
Apalagi sektor yang kedua, itu biasanya agak terkait ke dapilnya DPR RI Pak
Menteri jadi masyarakat sekitarnya merasakan, seperti untuk nelayan. Itu agak
penting Pak Menteri, jadi kalau itu kurang biasanya bisa agak protes ini. itu seperti
tadi misalnya untuk beasiswa, nah itu masyarakat sekitarnya merasakan. Program
itu, itukan program juga gitu, jadi itu bentuknya pengembangan tetapi dirasakan
sekitarnya. Jadi 3 sektor itu Pak Menteri, di dalam hal selanjutnya mungkin LPMK-
LPMK itu perlu, tetapi yang saya lihat waktu di Surabaya bahwa contohnya misalnya
ada teknologi yang bisa mempercepat ikan datang, erus juga ada teknologi untuk
pengembangan kapal-kapal kita, padahal 4 BUMN galangan kapal itu kita sekarang
ini sangat kurang kompetitif. Sekarang Vietnam dan yang lain sangat maju, saya
lihat domain-domain kita kurang bagus. Bagaimana Pak Menteri mensinergikan
BPPT, artinya balai teknologi hidroninamik yang ada di Surabaya dengan galangan-
galangan kapal Pak Menteri bisa berkoordinasi dengan Pak Menteri Perhubungan
atau meneri terkait Pak, supaya BUMN-BUMN ini juga bisa berkembang. Juga ada
teknologi-teknologi lain yang saya melihat di situ, soal pelabuhan misalnya di Yogya
itu ada pengembangan sejenis badan, balai teknologi hydrodinamik itu ada di Yogya,
padahal programnya Presiden Jokowi kan tol laut, kalau tol laut itukan itu antara
kapal dan pelabuhan, dua itukan Pak untuk memperlancar arus logistik. Ini harus
bagaimana sebenarnya Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi dengan
BPPT berperanan untuk mendorong bahwa itu ada percepatan, jadi jangan kita mau
mengembangkan tol laut tapi tergantung ke luar semua. Jadi bagaimana agar
industri maritim dalam negeri diperkuat dengan kerja sama itu tadi misalnya BPPT
yang dikoordinasikan oleh Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
..........(rekaman terputus).
...........Galangan-galangan kapal ataupun Kementerian BUMN atau
Kementerian Perhubungan. Nah itu saya pikir perlu Pak Menteri karena dengan
koordinasi itu sinerginya akan hasilnya optimal Pak, kalau hasil optimal tambah lai
tadi itu PNBP-nya, jadi ada hasil lagi Pak. Jadi tapi jangan lupa yang sektor 2 itu
Pak, artinya yang bermanfaat untuk masyarakat sekitarnya apalagi di Dapil-dapil
gitu, termasuk Dapil Jawa Tengah X itu, artinya itu saya lihat agak perlu tapi secara
untuk membuat strategi 3 sektor itu saya lihat sangat penting sesudah saya ikut
diundang ke Surabaya, saya amati, saya dalami memang 3 sektor itu perlu karena
tidak mungkin hanya satu, karena itu selalu karena waktu itu ada teman saya yang
ikut di sana bicara ya ini menghasilkan nggak katanya, sedikit hasilnya begitu teman
saya waktu itu, tetapi di dalam saya berfikir bahwa tidak semua kitu menghasilkan,
harus menjadi pengembangan teknologi untuk lebih lanjut gitu.
Itu saja Pak Menteri, dari saya kalau yang lain-lain saya lihat sudah
programnya yang kemarin sudah oke-oke saja, tapi yang berikutnya ini yang perlu
kalau boleh ada penyesuaian seperti yang saya sampaikan tadi. Sehingga bisa hasil
dari anggaran itu hasilnya optimal untuk kepentingan bangsa.
Demikian Pak Menteri, mungkin Pak Ketua terima kasih.
Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Wa 'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih Pak Ramson.
Berikutnya Ibu Andi Yuliani Paris, silakan. Oh silakan Pak Aryo
Djojohadikusumo.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Terima kasih Pimpinan.
Izin Pimpinan, ini saya tadi sudah nabung dari tadi awal ada banyak sekali,
jadi saya izin interaksi boleh ya, satu persatu, halaman per halaman ya.
KETUA RAPAT:
Silakan.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Terima kasih.
Pak Menteri, selamat tahun baru karena baru pertama kali kita ketemu di
tahun yang baru ini.
Bapak-bapak Kepala dan Pimpinan dari lembaga pemerintah non kementerian
yang lain yang saya hormati.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Ohm suastiastu nama budaya rahayu.
Izinkan saya Pak Menteri, untuk halaman per halaman ada beberapa
pertanyaan. Yang pertama halaman 8, tentang jumlah perguruan tinggi masuk top
500 dunia. Saya ingat sekali waktu kita pertama kali bahas anggaran, kalau tidak
salah RAPBN 2015 dan 2016. Waktu itu saya pernah tanya, ini top 500 dunia ini
berdasarkan ranking mana, saya untuk catatan hari ini boleh diingatkan lagi,
lembaga, top 500 ini berdasarkan rankingnya siapa.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
QS ranking.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
QS yang mana, ada banyak soalnya rankingnya ada finansial times, New
York Times, ada GROSS SPLIT News and report, supaya saya bisa cek nanti.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Yang QS....langsung dari US itu, memang dari Amerika ini yang.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Apa tadi singkatan ya, Q&S singkatan apa itu, Quality Univesity, ini dari
Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi ada yang tahu nggak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Jadi ada pengukuran, ada yang menggunakan ......., ada yang namanya QS,
ya ini yang dikeluarkan oleh QS.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Jadi yang itu ya, oke terima kasih.
Kemudian berikutnya halaman 23, halaman 23 ini saya hanya ingin klarifikasi
saja karena belum lama yang lalu kan kebetulan kami dari Anggota Komisi VII
menyalurkan konverter kit kepada nelayan-nelayan di Dapil kami masing-masing
bekerja sama dengan Kementerian ESDM. Ini saya ingin tanya apakah ini konverter
kit-nya ini berdasarkan pengembangan teknologi di Kementerian Ristek-Dikti atau
bukan, yang di halaman 23 ini, inikan contoh converter kit kan untuk nelayan, kapal
nelayan. Yang kami bagikan di Kementerian ESDM belum lama ini, apakah desain
yang sama atau bukan.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Jadi ini lanjutan, artinya kan perkembangan terus. Inikan lanjutan dengan
Kementerian ESDM, bersama dengan perguruan tinggi, nanti pengembangan terus
pada tahap ini, nanti ada yang lain model yang dikembangkan, yang converter dari
Politeknik Perkapalan Surabaya ini juga beda lagi. Jadi amsing-masing mempunyai
kelebihan yang berbeda-beda.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Karena converter kit yang kita bagikan yang bisa pakai elpiji, bisa pakai.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Semua pakainya elpiji, Cuma ada yang solar ganti elpiji atau dari bensin jadi
elpiji.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Jadi nanti semoga dikembangkan lagi yang lebih baik, supaya nelayan kita
biayanya juga semakin rendah. Kemudian halaman 24 halaman berikutnya, yang
radar ini. Ini di desain oleh Kementerian Ristek Dikti atau Kementerian Pertahanan
atau pakai anggarannya siapa ini dan ini apakah teknologi mutakhir atau bukan,
boleh saya tanya atau teknologi yang ada di pasar.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Coba tolong Pak Dimyati yang dari Litbang yang bisa membantu
menjelaskan.
LITBANG KEMENRISTEK & DIKTI RI (DIMYATI):
Baik, terima kasih Pak Menteri.
Atas izin Pak Menteri, kami menginformasikan bahwa apa yang ada di
halaman 24 ini adalah sebuah konsorsium radar yang kita serap bersama,
mendesain dan melakukan penelitian sampai tahap yang sekarang kita laporkan ini
Pak. Jadi termasuk Kementerian Pertahanan, perguruan tinggi dan juga industri Pak.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Terima kasih Pak.
Tapi boleh dikatakan ini teknologi yang canggih dan rahasia tidak.
LITBANG KEMENRISTEK & DIKTI RI (DIMYATI):
Ada sebagian yang rahasia yang tidak bisa dilakukan.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Oke, kenapa Pak Menteri saya tanya ini mohon maaf ya karena setahu saya
di luar negeri kalau rahasia, foto-fotonya jangan terlalu detil kaya gini, yang kanan
bawah itu gila komponen dalemnya masa dicetak kaya gitu sih, tolong ke depannya
lebih hati-hati ya, karena kalau saya, orang Singapura atau orang Malaysia saya
lihat, oh Indonesia ternyata kaya gini toh. Jadi lain kali mungkin lebih hati-hati saja
ini, ini masukan saja kepada Menteri Ristek kalau untuk lebih hati-hati dalam mem-
publish foto ini. Sekali lagi terima kasih Pak, semoga penelitiannya sukses terus dan
kalau perlu duit,y a kabarin kita di Komisi VII kita bantu terus Pak.
Kemudian halaman berikutnya halaman 25, yang R 80 ini, ini yang desainnya
perusahaannya Pak Habibie itu ya. Ini apakah ada di anggaran tahun, anggaran
yang kita setuju waktu itu ya. Seingat saya R 80 nggak masuk ya, yang setahu saya
yang Dirgantara, yang PT DI bukan yang ini, itu N219, terus waktu itukan PT DI
mengajukan mau mengkonversi CN235 ke passenger ya. Jadi loading pintu
belakangnya diganti dengan lebih panjang biar muat passenger. Ini apa ini kok ada
R 80 di sini karena seingat saya kita nggak pernah bahas ini sebelumnya.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Mungkin yang kaitan ......mungkin Pak Dimyati tolong sampaikan.
LITBANG KEMENRISTEK & DIKTI RI (DIMYATI):
Baik, terima kasih Pak Menteri.
Jadi di dalam pengembangan R 80 banyak sekali uji-uji dan ini salah satu
tahapan yang diminta oleh perusahaannya Pak Habibie itu untuk melakukan efek
...... propeler itu pak, tetapi dipihak lain di dalam 219 pun kita juga melakukan
backup cuma yang kita laporkan adalah ini karena terkait dengan pengamat industri
yang terkait dengan R80 Pak.
Demikian Pak, terima kasih.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Terima kasih.
Pak Menteri kenapa saya angkat ini karena ya saya kaget pertama-tama
karena kita nggak pernah bahas R80 sebelumnya. Kalau Pak Habibie da
perusahaan Beliau ingin bantuan tentu saja kita pasti akan bantu lah, kita siap bantu,
kita ingin industri dirgantara kita itu menjadi maju, tetapi ya jangan tiba-tiba ada ini,
pas laporan kegiatan sebelumnya juga disampaikan kepada kita. Jadi ya tentu saja
pasti akan kita siapkan dan kita siapkan anggaran tambahannya, ini LAPAN sudah
dipotong 14 % tiba-tiba ada bantuan seperti ini kan kita ya, kita ingin lah yang terbaik
untuk semuanya.
Kemudian berikutnya halaman 30, ini bukan pendalaman, saya bingung kok
tulisannya produk sistem tiket elektronik berbasis, elektronik kok ngomongin tentang
kentang sih, penjelasannya, ini salah cetak ya, halaman 30 yang atas tuh, PT INO
UGM. Ngomongin sistem tiket elektronik tapi kok keunggulannya bibit tanaman
substitusi impor bibit kentang apa nih, yang salah yang mana ini.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
....sama saja dengan halaman sebelumnya, ini yang saya coret itu memang di
sini ada yang belum disampaikan adalah ada penggantian 2 lembar .........sistem e-
ticketing untuk ........dengan pembayaran uang elektronik yang didukung oleh e-
money perbankan nasional.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Terima kasih.
Jadi saya belum dapat edaran yang putih itu, terima kasih Pak Menteri.
Pertanyaan kepada, semuanya belum dapat ya, iya kita semua belum dapat.
Jadi mohon koreksinya segera disampaikan kepada kami, kalau nggak kasihan ini
Pak Menterinya kita tanya-tanya terus, ini anak buahnya Bapak ini yang saloah,
belum kasih ke kita, bukan Pak Menteri kok kita dukung.
Pak Menteri, pertanyaan untuk LPMK saya langsung saja ke kepala masing-
masing atau lewat bapak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Langsung ke LPMK saja biar langsung fokus.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Terima kasih.
Ke halaman 39 Bapeten, ini jadi saya Bapeten ini nggak ada, ora ono, lagi ke
toile, anak buahnya ada nggak. Ini pertasnyaan simpel saja kok, inikan nomor 5 kan
ada safe gas dari international atomic energy agency kan, berarti Bapeten itu
termasuk bagian dari IAEA, kita secara reguler diawasin, berarti di dalam IAEA
sendiri ada orang Indonesianjya nggak atau kita tunggu Bapaknya balik dulu kalau
nggak atau nggak balik, mana orangnya, lagi sholat.
Kalau gitu lanjut saja kalau yang Big ada di sini nggak, selamat Pak, bapak
baru dilantik ya, selamat pak, selamat juga anggarannya naik, nanti kita bantu
awasin dan kita bantu tambahin kalau Bapak perlu ke depannya. Halaman 46 Pak,
halaman 46 ini realisasinya semuanya 100 % kecuali 1, julah tanda penataan batas
negara. Tadi maaf sudah dijelasin atau belum tadi kenapa ini kok belum 100 %. Jadi
karena kurang anggaran atau kurang waktu bagaimana.
KEPALA BIG:
Jadi ini terkait batas negara RI-Malaysia.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Jadi patokan-patokannya belum semuanya di.
KEPALA BIG:
Mmalaysianya yang kekurangan dana, iya karena harga minyak turun mereka
kan turun.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Dan untuk ini harus ada dari 2 pihak.
KEPALA BIG:
Iya, harus 2 pihak, kalau batas negara 2 negara, joint survey.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Jadi kita sendiri nggak boleh ya, oke. Terima kasih atas klarifikasinya.
Kemudian BPPT halaman 51, yang tadi yang ionmovasi pangan sehat
berbahan baku lokal, ini mitranya siapa ini PT Bharata Persero Pemda.
KEPALA BPPT:
PT Bharata ini mitra dalam membuat alat pengolahannya, misalnya
bagaimana membuat bukir-bulir seperti beras, kemudian melakukan apa ,
penggilingan sagu menjadi tembung. Nah sementara Pemda ini adalah biasa kita
bekerja sama dengan Pemda-Pemda di beberapa untuk ya untuk bahan baku.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Saran saya ke depannya karean kalau mengembangkan inovasi pangannya
nggak cukup harus kerja sama dengan perusahaan-perusahaan pangan yang besar-
besar seperti Garuda Food, Wings Food, Indofood. Jadi saran saya ini percuma kita
sindir di sini kalau nggak gandeng mereka karena siapun juga, bagaimana pun juga
untuk marketing di lapangan seperti itu, itu saran saya, ini bukan tugasnya BPPT, ini
tugasnya Pak Menteri. Pak Menteri mungkin bisa sampaikan ke bosnya Bapak,
Bapak Presiden, panggil-panggil saja itu taipan-taipan itu satu-persatu. Saya yakin
dipanggil presiden pasti datang lah, bantulah, bantu pengembangan inovasi pangan
sehat ini kerja sama dengan perusahaan-perusahaan makanan pangan yang besar-
besar ini.
Jadi mungkin bisa disampaikan ya nanti Pak Menteri, supaya jangan di atas
kertasBPPT saja, kalau bisa nanti masuk kepada supermarket-supermarket kita jadi
bahan baku local, kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar ini. Kemudian
masih di halaman 51, teknologi modifikasi cuaca BPPT bantu apanya, waktu yang
barusan yang belum lama ini.
KEPALA BPPT:
Iya misalnya kalau ada kebakaran hutan atau juga untuk pengisian waduk-
waduk PLN. Jadi biasanya kalau menjelang musim kemarau.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Tapi BPPT ngasih apa itu, liquid-nya atau apanya, kimianya atau bagaimana
ini.
KEPALA BPPT:
Kita dengan garam hujan buatan, jadi kita survey dulu kira-kira potensi awan
bekerja sama dengan BMKG. Nah baru di lihat situ ada potensi untuk membuat
hujan ya, kita pastikan bahwa awan itu bisa menjadi hujan. Itu yang pertama, bisa
juga dengan modifikasi cuaca itu, misalkan ini musim hujan dan diprediksi kalau
hujan besar akan terjadi banjir di Jakarta. Itu bisa dilakukan pencegahan dengan
mempercepat awan-awan potensi hujan itu. Hujannya jatuh misalkan di selat Sunda
atau di daerah Banten misalnya. Dengan demikian Jakarta bias dikurangi potensi
untuk banjir, kira-kira seperti itu.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Terima kasih.
Halaman 52 status techno park Cimahi bagaimana sampai saat ini.
KEPALA BPPT:
Techno park Cimahi, jadi sebenarnya di situ sudah ada beberapa usaha-
usaha kecil ya terutama untuk industry-industri kreatif. Nah kita berusaha membantu
mereka dengan sebagian melakukan semacam inkubasi iya.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Maksudnya ini sudah dibangun atau belum techno park-nya.
KEPALA BPPT:
Sedan, sekarang sedang dibangun.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Sedang dibangun ya, oke. Jadi belum hanya belum hanya gambar ini saja,
tapi sudah mulai, tapi sudah ya terima kasih.
Pra studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya ya statusnya
bagaimana sampai saat ini.
KEPALA BPPT:
Jari pra studi ini hanya memberikan gambaran kepada pemerintah Indonesia
dalam hal ini Kemenko Maritim dan Kementerian Perhubungan. Jadi kita
memberikan masukan bahwa harus ada kereta api cepat Jakarta-Surabaya karena
sekarang ini beban penerbangan Jakarta-Surabaya itu cukup tinggi dan ke depan itu
kemungkinan kesulitan untuk dipikul karena itu kita menyarankan supaya ada kereta
api cepat yang bisa mengambil alih beban itu.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Kalau itu semua kan kita setuju tapi untuk pra studi kelayakan ini yang biayai
siapa, dari anggaran kementerian atau bukan, apa dari Jepang atau dari Cina.
KEPALA BPPT:
Kalau kesediaan Jepang, mereka siap memberikan soft loan 40 tahun dengan
risk period 10 tahun dengan bunga paling sedikit 0,5 %.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Tapi percuma pasti yang menang Cina lagi kan nanti.
KEPALA BPPT:
Kelihatannya belum tentu juga Cina berani.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Oke, siap. Jadi masukan dari saya ya untuk perlu dikembangkan dengan
serius karena yang jujur saja saya nggak peduli dengan Jakarta-Surabaya, saya
peduli dengan Jakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang itu ke Pantura itu
gila. Saya mau itu bagusnya itu jangan mnikir Jakarta-Surabaya mikir orang Jakarta
yang mau jalan-jalan ke Pantura. Ke depannya saya mau belanja batik Pekalongan
naik kereta aja cepet, jangan mikirin Jakarta-Surabaya, susah, banyak orang masih
lebih suka terbang, tapi pikir lah ya nanti dari Semarang mau weekend ke Dapilnya
Pak Ramson, nanti Pak Ramson mau pulang mau ngunjungi Dapil lebih cepet nanti
dari pada saya ke dapil saja padahal dapil saya di Jakarta Barat. saya kena macet
bapak sudah nyampe, Pak Ramson sudah nyampe Pekalongan duluan itu.
Jadi pikir, saran saya jangan mikir Jakarta-Surabaya, pikir orang Surabaya
mau jalan-jalan ke Tuban cepet, orang Semarang mau belanja mebel di Jepara
yanmg tadinya 1,5 jam Cuma 20 menit atau 15 menit, think that way. Orang
Semarang mau jalan-jalan ke Batang yang tadinya 3 jam Cuma setegah jam naik
kereta. Jakarta ke Cirebon sekarang masih berapa, 2 jam, 1,5 jam nanti naik kereta
cepat setengah jam, pikir Jakarta-Cirebon sepanjang itu. Kalau kita mikirnya Jakarta-
Surabayabayang-bayangin, Tokyo-Osaka itu lebioh mahal tiketnya dari pada naiki
pesawata, tapi Tokyo-Nagoya itu ramainya minta ampun, Nagoya-Osaka, Kyoto-
Osaka itu lebih, pikir antara-antara kota-kota kecil itu. Bandung kenapa bisa maju
karena tol udah jadi. Saya yakin kalau kereta cepat jadi, Cirebon, Tegal,
Pekalongan, wah isinya orang Jakarta semua nanti pas weekend. Don’t Jakarta-
Surabaya itu terlalu, itu kurang detil, think korta-kota sepanjang pantura dan saya
yakin sudah lah nggak perlu privilege.....study, orang rebutan bangun. Mohon maaf
tadi agak kelewatan sedikit waktunya.
Terima kasih Pak, itu masukan saja.
Untuk LAPAN, saya ingin tahu di halaman 55 observasi yang di NTT itu
bagaimana tuh, ini masterplan udah selesai, Amdal udah selesai, peta satelit sudah
disiapkan terus kapan bangunnya.
KEPALA LAPAN:
Izin dari Kementerian Kehutanan itu baru diperoleh, kemudian diharapkan
tahun ini sudah mulai ada pembangunan. Ada 2 tahap semuanya pak, 1 untuk yang
science center di dekat kabupaten kota, ibu kota kabupaten. Kemudian yang
obervatorium nasional itu di Gunung Timau. Tahun ini sudah mulai diproses
targetnya 2019 itu sudah bisa dimanfaatkan.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Dan untuk anggaran untuk pembangunan ini sudah masuk belum karena
anggaran Bapak banyak banget dipotong loh.
KEPALA LAPAN:
Iya yang untuk ini memang diusulkan untuk multiyears pak, untuk karena ini
nanti untuk teleskopnya itu harus diperoleh dari provider internasional. Anggarannya
ya terpaksa kemungkinan diatur-atur yang semula target 2019, kalau pun terpaksa
mungkin akan ada tergeser tapi tetap akan dilaksanakan.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Jadi intinya 2019 enggak mungkin lah ya saat ini karena sudah dipotong kan
Pak. 2020 lah atau 2021.
KEPALA LAPAN:
Dalam kondisi yang saat ini itu 2019 pak. Jadi kalau dapat nanti ini sudah-
sudah disiapkan yang ini. Kemudian nanti kalau ada tambahan tentu bisa lebih
cepat.
Terima kasih.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Terima kasih.
Halaman 57 yang pesawat N219 ini foto tanggal berapa nih, prototipe ini, ini
foto terakhir apa foto lama ini.
KEPALA LAPAN:
Ini foto yang terakhir pak, jadi.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Setelah tahun baru atau senelum tahun baru.
KEPALA LAPAN:
Ini saya kira sekitar-sekitar tahun baru karena ini kabel-kabel sudah mulai di
pasang pak ya.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Kenapa saya tanya karena kan waktu Ketua Komisi VII yang baru, baru
dilantik Pak Gus Irawan kan salah satu kunjungan yang pertama adalah ke PT DI
waktu itu, saya juga ikut. Seingat saya prototypenya tuh gambar itu enggak jauh
beda dengan di foto ini. inikan sudah setahun yang lalu, masa propggresnya segitu
pelannya sih
KEPALA LAPAN:
Begini pak, jadi yang lambat itu karena ada proses sertifikasi. Jadi dulu waktu
roll out bulan.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Kan udah roll out, bangga lagi Pak Menteri, roll out.
KEPALA LAPAN:
Roll out itu artinya menunjukkan fisiknya pak, nanti fisiknya seperti ini, nah
kemudian itukan lagi ada di sertifikasi dibongkar lagi, kemudian itu dengan DKOPPO
itu disertifikasi sebelum dipasang. Jadi setiap nanti, sebut saja sayap ini di uji, nah
setelah semuanya.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Disertifikasi satu-persatu itu ya, jadi apakah tetap on schedule atau mundur.
KEPALA LAPAN:
Semula ditargetkan 2016 pak, maka ini kemudian di awal 2017 ini dievaluasi
lagi, ditargetkan 2017, maaf Maret 2017 ini sertifikasi untuk uji terbang sudah bisa
diperoleh. Jadi sekitar April itu ditargetkan untuk bisa terbang perdana pak.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Boleh titip tanggalnya nggak Pak, tanggal 25 April dong ulang tahun saya
terbang perdananya. Kan pak masih inget nggak tahun lalu 25 April 2016 , Komisi
VII berkunjung ke pabrik satelit gitu, ulang tahun saya. Tahun ini penerbangan
perdana ya, 25 April boleh nggak, izin Pak Menteri, dicatet saja lah.
KEPALA LAPAN:
Kesiapan dari sertifikasi, kemudian juga nanti untuk terbang perdana itu
kesiapan pilotnya juga pak.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Kan waktu itu simulator sudah ada kan, jadi sudah latihan dari sekarang.
KEPALA LAPAN:
Kalau target produksi mudah-mudahan tidak bergeser pak, 2018.
F-GERINDRA (ARYO P.S. DJOJOHADIKUSUMO):
Oke terima kasih.
Kemudian yang terakhir ngomongin tahun 2017 ini pertanyaan saya lebih ke
LAPAN dan ke LIPI. LAPAN dipotong 14 % pak dan saya lihat bapak santai-santyai
saja. Sebagai gambaran pak anggaran bapak 700 miliar, CSR-nya pertamina itu 1
trilyun, anggaran Bapak itu 700 milyar. Gojek barusan fun raising down ....keberapa
saya lupa, barusan sun raising 4 trilyun, Gojek, perusahan ojek, ngumpulin 4 trilyun.
Nah ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional on national space aero
space agency, NASA-nya kita anggaranya 700 milyar. Ya mohon maaf ya saya agak
malu Pak Menteri, it is embarasing, 700 milyar, kebetulan salah satu mitra, kan
Komisi VII adalah selain ESDM, Ristik Dikti juga Lingkungan Hidup. Waktu itu suatu
saya suatu panel dengan greenpeace. Tahu greenpeace kan Pak Menteri,
greenpeace. Anggarannya greenpeace di Indonesia itu 15 juta dolar, anggarannya
greenpeace lah di Indonesia 15 juga dollar, anggaran untuk polisi hutannya kita
cuma 3 juta dolar. Ini Bapak mau luncurkan satelit, mau bangun produk pesawat
terbang sendiri. Kemudian juga mau meluncurkan roket, bagaimana melakukan itu
dengan cuma 50 juta dolar Pak, 700 milyar rupiah itu 51, 52 million US dolar, thats
peanuts, you get peanuts you get monkeys, loe kasih kacang dapetnya monyet.
Jadi Pak Menteri, waktu saya berkunjung ke PT DI tahun lalu itu saya cukup
bangga loh Pak, dengan PT dirgantara dengan melalui masa-masa yang sangat,
sangat mengenaskan tapi sekarang bisa bangun N219, saya bangga, menurut saya
keren sekali pesawatnya. Kemudian ada rencana CN235 dikonversi menjadi
penumpang, jadi penumpang muat hampir 40 passengers. Waktu saya tanya
anggarannya berapa, saya kaget, orang PT DI bilang kami yakin pak dengan 150
juta US bisa, nggak nyampe 2 trilyun itu, gila untuk deelop pesawat itu penumpang
murah banget itu pak. Tetapi kalau anggarannya dipotong-potong begini jangan
harap. Jadi Pak Menteri, sayatahu lah kondisi keuangan negara itu seperti apa,
tetapi untuk hal-hal yang berhubungan dengan teknologi tinggi, masa national space
agency saja cuma dapat 50 juta US. Masa Gojek ngumpulion duit lebih gampang
dari pada LAPAN sih, tolong dipertimbangkan lah ke depannya. Kami di Komisi VII
siap bantu, siap meng-oke-kan anggaran berapa pun, tapi kalau nggak diajukan dari
Pak Menteri kita enggak bisa nambah, kita enggak mungkin dong iya kan Pimpinan,
kita nggak mungkin nambah kita hanya bisa menyetujui apa yang diajukan, kalau
nggak diajukan kita masukin kita yang kena KPK Pak, jadi harus Pak Menteri yagn
ajukan, kita akan bantu. Jadi tolong deh 700 milyar come on men, tolong deh. Kita
siap bantu tapi tolong.
Kemudian LIPI, sayang sekali Pak, kami berdoa agar Pak kepala LIPI masih
sama kan, cepet sembuh. Kita, saya ingat waktu Komisi VII naik kapal Baruna Jaya,
IV atau V ya atau udah VII ya Baruna Jaya VIII, kan beliau memaparkan kepada
kami mau beli, bangun pesawat, eh kapal survei yang lebih canggih pak, kenapa ini
penting Pak Menteri karena disampaikan kepada kita, diperlukan kapal survei yang
lebih canggih yang tingkat kebisingannya jauh lebih kecil, tidak berisik supaya bisa
survei sampai kedalaman berapa tuh 5-10 kilometer ke bawah. Kenapa ini penting,
karena ternyata saya baru tahu ini juga untuk menetapkan batas Negara kita harus
mapping kontinental self kita kan dan kita mau negosiasi di, mau arbitrase
internasional kita nggak punya data survey kita sendiri. Kebetulan saya dari Partai
Gerindra salah satu, kita salah satu yang kita NKRI Negara Kesatuan Republik
Indonesia. NKRI artinya integritas negara terjaga, batasnya dijaga, bagaimana kita
mau jaga batas Negara, kok kita nggak punya kapal yang bisa survey kontinental
self kita sendiri, lempeng samudra kita, lempeng kontinental kita.
Jadi saya yakin ini dengan dipotong 11 %, ini berarti forget Baruna Jaya IX
lupakan ya, tapi tolong, kita udah Komisi VII udah greget ini mau meluncurin satrelit
berapa A6, A7, A8 berikutnya, mau terbangin pesawat CN235 versi penumpang
yang keren kita, jangan ATR terus lah, jangan pesawat Perancis, ATR72, ATR42
ganti lah dengan R80-nya Pak Habibie, dengan CN235 versi penumpangnya kita,
bagaimana kita mau survei, bagaimana kita mau punya data untuk kita perang di
lembaga arbitrase nasional, kita nggak punya kapal sendiri, think strategically, iya
saya tahu duit lagi susah, iya saya tahu Bu Sri Mulyani galak. Tapi tolong ini
penting, ini saya nggak ngomongin yang gimana-gimana ini untuk terbang dari 1
pulau ke pulau lain naik pesawat sendiri. Ini untuk menjaga perbatasan laut kita
sendiri, nilai ekonomi dan nilai transportasi, mohon maaf sekali lagi Pimpinan kalau
saya lama, tetapi tolong ini menjadi pertimbangan ke depannya. Saya tidak jujur aja,
i’m not happy with the budget, saya berharap bisa dinaikkan tetapi ya saya apresiasi
Pak Menteri yang berhasil menaikkan anggaran Menteri Riset Teknologi &
Pendidikan Tinggi 1,7 % saya apresiasi pak, tetapi untuk 2 lembaga ini tolong
dipertimbangkan lebih banyak.
Itu saja masukan dari saya mohon kalau kelamaan, saya sudah tahan dari
tadi kalau saya sudah kelewatan, saya nggak bisa berhenti-henti.
Terima kasih Pimpinan.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Aryo.
Tadi masukan yang saya pikir perlu dipertimbangkan, memang di dalam
APBN kita satu-satunya undang-undang defold-nya menjadi inisiatif pemerintah ya
APBN. Ini berbeda dengan Undang-Undang yang lain yang bisa diinisiasi oleh DPR
atau bersama-sama begitu. Jadi kalau tadi ada usulan bahwa memang semua
usulan datang dari pemerintah tapi kami juga tahu kalau bapak-bapak semuanya
terbatas dengan sinkronisasi dan keputusan dari pada Kementerian Keuangan. Itu
memang menjadi dilema didalam salah satu sisi, tetapi ego kami ya sebagai Komisi
VII tentunya terhadap mitra, ya kita menginginkan betul apa yang tadi disampaikan
oleh Pak Aryo salah satunya karena kita menginginkan supaya mitra kita juga betul-
betul bisa berperan dan perhatian pemerintah tentunya ke dalam riset teknologi ini
benar-benar total. Memang tidak lepas dari leadership juga pak, dari 1 rezim ke
rezim yang lain pola tekanan dari pada pembangunan memang berbeda-beda. Jadi
memang ada zamannya waktu itu, bandulnya, titik beratnya ada di riset teknologi,
tapi nampaknya sekarang tidak seperti itu.
Jadi kita mencoba memperjuangkan dan sebagai Anggota Komisi VII dan
tentunya sebagai DPR untuk semampu mungkin kita bisa meningkatkan dan
memperhatikan sebagaimana yang tadi sudah banyak disampaikan, terima kasih
saya pikir bagus sekali masukannya.
Selanjutnya sebelum kami nanti puter ke Pak Andi dan Pak Zul, Ibu Mercy
Barends, silakan.
F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.):
Terima kasih Pak Ketua.
Pak Menteri dan seluruh jajaran.
Saya langsung saja, yang pertama pada halaman, halaman 10 pak kegiatan
pengembangan STP 2016. Saya minta kalau bisa ini interaksi sebentar, mungkin
bias di update aja progressnya karena seingat saya dalam paparan tahun 2015, Pak
Menteri menyampaikan bahwa ini dia berbasis triple Helix. Jadi seluruh STP yang
terbangun 2014, 15 dan 2016, ini progressnya sejauhmana karena yang kita
takutkan gedung-gedung fasilitas terbangun, tetapi dia tidak mendongkrak ekonomi
makro dan mikro yang ada di sekitar, padahal kan tujuannya itu memang ke sana
gitu loh, menggabungkan antara kerja akademisi, pemerintah dan masyarakat, itu
yang pertama.
Yang kedua untuk halaman 11 Pak, kegiatan pusat unggulan Iptek PUI,
setelah saya lihat apa namanya diagram panahnya ini memang agak sedih banget,
sangat menyedihkan 95 % panah adanya di daerah Jawa, ada 4 di Sumatera, 2 di
Kalimantan, 2 di Sulawesi, 1 di Papua dan Maluku, Maluku Utara kosong dari tahun
2011 sampai dengan hari ini. Ini saya memberikan kritik sangat keras karena ini
berkaitan dengan mindset untuk melakukan pengembangan pusat-pusat unggulan
Iptek. Di Maluku lewat LIPI itu ditempatkan pusat studi laut dalam padahal
anggarannya eceran, padahal kita sangat kaya di sana. Untuk laut dalam kita data
yang dirilis dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dari kurang lebih 6 ribuan
kapal yang beroperasi, hampir 3900 sampai dengan 4 ribu kapal beroperasinya di
laut Arafura di Maluku, sangat menyedihkan. Ini soal afirmatif, kebijakan afirmatif,
kalau enggak ada di bikin ada pak, bukan yang ada ditambah-tambahkan terus.
Sementara daerah ini baru 2000, 2 ribuan sampai dengan hari ini kosong
melompong untuk pengembangan pusat unggulan Iptek.
Jadi untuk 2017 dan seterusnya saya minta ada pusat unggulan Iptek yang
dibangun di Maluku atau Maluku Utara dan itu harus pasti, Nampak. Sehingga kita
bisa melihat pemerataan pengembangan pusat-pusat unggulan Iptek sesuai dengan
karakteristik keunggulan masing-masing daerah. Sedih pak kalau lihat peta yang ada
di sini. Balik Jawa lagi, saya minta maaf ya ke teman-teman yang dari daerah Jawa,
saya tidak Jawa sentris, nenek saya juga Jawa dari Muntilan Magelang. Tapi untuk
kepentingan pengembangan Maluku, pengembangan Indonesia secara keseluruhan.
Wilayah-wilayah yang memang harus membutuhkan perhatian serius dibikin
program-program pusat unggulan afirmatif. Tindakan sengaja, kebijakan sengaja
diintrodusir supaya diadakan di sana. Sehingga juga bisa ikut mengembangkan
keunggulan-keunggulan kompetitif yang ada di wilayah-wilayah yang belum ada. Ini
catatan saya yang kedua, saya nanti minta penjelasan dari Pak Menteri berkaitan
dengan halaman 11.
Kemudian yang berikut pada halaman 25 pak, pada halaman 25 ini ada
kegiatan penambangan, sorry, kegiatan pengembangan teknologi industri 2016
untuk pesawat udara R 80. Dari road map-nya 2019 itu first flight. Nah kita ingin
tahu pak karena ini berdaya muat 80 penumpang dengan jangkauan wilayah yang
jauh. Kita ingin dapat gambaran juga untuk R 80 ini, ini diarahkan untuk wilayah-
wilayah terpencil, terisolir ataukah dia masuk ke wilayah apa penerbangan
komersial, siapa saja yang mau ditempatkan ke airport mana saja, mungkin ini bisa
digambarkan pak karena tinggal 1,5 tahun ke depan gitu loh. Dan harapan kita
mungkin ini bisa juga ikut menopang kita punya industri penerbangan yang ada di
Indonesia. Yang keduanya karena ini dia namanya first flight 2019, saya ingin tahu
pak, ini produksinya semua bahan bakunya Indonesia murni atau ada kerja sama
dengan negara lain seperti itu. Kami tidak ingin kejadian seperti dulu waktu CN 235
ya, N250 ya zamannya Pak Habibie dulu. Kita sebenarnya itu sudah sangat on
standing ya pada saat, tapi karena permainan industri penerbangan pada saat itu
dengan Amerika, dengan Russia dipangkas by design, bukan karena kita tidak
mampu, kita dipangkas supaya kita punya ketergantungan dengan boeing, dengan
yang lain-lain. Jadi kita ingin minta juga road map yang clear juga dari Pak Menteri
dalam koordinasi dengan penataan kita punya industri penerbangan yang ada di
dalam. Kita tidak mau diluncurkan first flight-nya 2019, 2020 tutup karena tekanan
dari industri-industri penerbangan besar yang ada di luar negeri. Jadi ini catatan dan
ini pengalaman buruk yang kita dapatkan dari kita punya pesawat-pesawat
sebelumnya.
Yang berikut halaman 46 pak, halaman 46 ini capaian kinerja. Halaman 46 ini
capaian kinerja 2016 untuk BIG, tahun 2016 yang baru lewat Fraksi PDI Perjuangan
memberikan perhatian yang sangat serius terhadap ini dan lewat dukungan semua
fraksi kita dongkrak itu anggaran BIG karena ini berkaitan dengan kedaulatan negara
dan ibu Ketum kita juga, Ibu Megawati memberikan perhatian serius. Dalam catatan
kami bahwa kita punya persoalan baik dengan ......maupun batasan landas
continental kurang lebih dengan 9 negara karena berkaitan dengan batas, peta
kawasan dan yang lain-lain. Kita minta kepastian dari apa namanya Pak Kepala BIGt
yang baru sehingga kita ada kejelasan berkaitan dengan sejauh mana kita punya
kemajuan di dalam mempertahankan kedaulatan Negara Pak, karena dengan
Malaysia tidak selesai, Timor Leste tidak selesai, Papua dengan Talaud, Palau dan
Australia tidak selesai dengan Timor Leste dan seterusnya.
Jadi kita membicarakan banyak hal termasuk mapping untuk dari 17 ribu
sekian pulau, setiap tahun kita tambah terus untuk baik nama maupun koordinat
masuk terus ke PBB. Tetapi persoalan-persoalan kedaulatan negara ini juga menjadi
perhatian serius kami fraksi PDI Perjuangan. Kita minta data mungkin untuk bisa
meng-update, kalau ditanya kalau bisa juga ada data yang masuk ke kami Komisi VII
berkaitan dengan seluruh persoalan-persoalan batas antar negara baik ZEE maupun
batas landas kontinen. Tapi di luar itu kami sangat appreciate kali ya, bahwa tahun
ini kita tambah lagi 1000 lebih untuk didata di PBB. Harapan kami terus sampai
dengan 17 ribu pulau sekian itu terselesaikan.
Halaman 60 Pak, ini saya punya beberapa catatan minta maaf. Halaman 60
ini berkaitan dengan hasil kegiatan LIPI. Untuk kegiatan LIPI, halaman ini ada satu
program yang berkaitan dengan implementasi sistem manajemen pintar untuk
pembangkit listrik mandiri. Karena kita pulau-pulau kecil pak, kita ingin tahu dari
program apa itu pengembangan listrik 35 ribu mega watt. Sebagian besar yang
kabarnya kemarin di pulau-pulau terluar semuanya berbasis PLTD, artinya
menggunakan BBM. Sementara masyarakat kecil untuk membayar listrik karena ini
dia prabayar itu harus cari sinyal atau cara, atau menuju ke rumah kepala desa.
Padahal karena ini kita pulau-pulau kecil kita tinggal di dusun itu pulau lain, mau ke
kepala desa harus nyebrang, dengan speed atau dengan rakit atau dengan apapun
ke rumahnya kepala desa untuk bisa beli itu, token itu. Jadi kami ingin minta
penjelasan, kalau ini dikembangkan hanya dia berbasis kontinental sangat sayang
sekali Pak, kontinental nggak butuh ini. Makanya tadi saya memberikan perhatian
serius untuk itu, sistem manajemen pintar untuk pembangkit listrik mandiri berbasis
generator BBM. Kami minta penjelasan soal apa, program yang dari LIPI ini.
Yang berikut ini ada catatan tambahan pada halaman 27, kita balik halaman
27. Yang berkaitan dengan produk inovasi yang dihasilkan oleh Kementerian Riset
Teknologi & Pendidikan Tinggi Ledikan, kombinasi luminensilet untuk untuk
mengumpulkan ikan di alat tangkap ikan. Jadi bapak ini kita juga minta penjelasan
pak, kalau alat ini kemudian digunakan ini satu unit dia berapa rupiah Pak. Kalau ini
bisa disosialisasikan segera untuk kami di Indonesia Timur ini sangat terbantu.
Mungkin dengan alat ini kita tidak lagi menangkap ikan, tapi kita datang ambil ikan.
Kata kasarnya begini karena sudah terkumpul, miris pak kalau lihat itu di pusat, di
ujung-ujung perbatasan Maluku, saya pernah sampai di ujung perbatasan Maluku
dekat Australia, pulau terluar. Itu kita menonton pada malam hari itu seperti
Hongkong di malam hari. Ratusan, di atas 5 ratusan kapal ikan beroperasi malam,
kita punya apa namanya pengamanan laut nggak kuat Pak dan masyarakat dengan
kita menonton dari ujung Tanjung. Bu itu Bu itu kalau kita sumpek kita bias lijat
Hongkong malam hari kaya begini. Jadi bapak supaya masyarakat kecil bisa
terbantu juga saya sangat berharap untuk program halaman 27 ini, untuk Ledikan ini
mungkin Bapak bisa jabarkan berapa unit rupiah, rupiah per unitnya, bentuk
sosialisasinya bagaimana saya sangat berharap kalau ada kegiatan Kunker ke
Maluku, mungkin dari Menristek bagian ini mungkin bisa ikut bersama kita karena
masyarakat kita mungkin 90 % semuanya laut Pak, nelayan kecil.
Yang terakhir ini untuk anggaran tahun, alokasi anggaran tahun 2017
halaman 32. Saya tidak punya banyak pertanyaan pak saya cuma punya atensi,
tolong semua yang berkaitan dengan apa pagu anggaran untuk yang 1 trilyun ini, itu
di breakdown di daerah mana aja. Sehingga kita clear bahwa distribusinya itu cukup
merata termasuk untuk kami yang Indonesia Timur dan di Maluku. Saya memberikan
perhatian serius karena sejak tahun kemarin saya melakukan banyak sekali
koordinasi dengan hampir semua perguruan tinggi yang ada di Maluku. Untuk paket
Insinas 235 paket Insinas 92 milyar saya minta di breakdown Maluku dapat berapa,
saya ini konkrit-konkrit aja. Yang kedua untuk 45 produk inovasi 75 miliar Maluku
dapat berapa. Pada saat pembahasan anggaran, pada saat itu Pak Menteri dan
seluruh jajaran pada saat itu melakukan koordinasi dengan kita semua, Anggota
Komisi yang hadir. Kalau mau memasukkan usulan dia e-proposal dan masuknya itu
lewat web Insinas dan saya melakukan koordinasi sangat intens dengan empati
dengan beberapa fakultas-fakultas terkait untuk segera memasukkan proposalnya
lewat Insinas. Di luar yang hard copy-nya itu saya serahkan langsung ke, apa
namanya Dirjen-dirjen terkait. Jadi kalau sampai tidak lolos pak, saya mohon
sangat, sangat-sangat, sangat mendapat perhatian serius untuk itu semua bisa
diloloskan. Saya kira kalaupun diloloskan itu mungkin 0,0 sekian % dari total
anggaran 1 Maluku 1 Indonesia, minta maaf.
Saya kira itu mungkin beberapa catatan saja dari saya terkait dengan baik
evaluasi 2016 maupun untuk 2017.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Bu Mercy.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Mohon izin sebelum dilanjutkan, Pak Ketua, saya mohon izin saya mau sholat
dulu karena saya belum sholat.
KETUA RAPAT:
Kalau begitu kita sepakati, kita break saja iya 5 menit karena tadi saya
berpikir kita usahakan dengan jawaban menteri semuanya selesai dan kesimpulan
sebelum sholat Maghrib.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Pak saya usul di break saya kira karena masih banyak pertanyaan kayanya
pak.
KETUA RAPAT:
Kalau begitu kita break 5 menit, 10 menit, 5 menit ya.
(RAPAT DISKORS PUKUL 17.25 WIB)
Jadi skors saya cabut.
(SKORS RAPAT DICABUT PUKUL 17.44 WIB)
Dan sekaligus kita usahakan bisa sampai dengan magrib, kalau tidak
terpaksa kita harus makan malam dan dilanjutkan lagi. Jadi kita batasi ya sampai
malam.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Maklum pimpinan baru masih ......
KETUA RAPAT:
Sampai jam 18.10 WIB lah atau maghrib selesai ya.
(RAPAT:SETUJU)
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Kita lanjutkan sesi tanya jawab, sesi pertanyaan dulu. Tadi Ibu Andi Yuliani
Paris merelakan ke Pak Aryo, lebih dulu ya, kalau begitu Pak Zul dulu, habis itu Pak
Andi Jamaro.
Silakan Pak Zul.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Terima kasih Ketua.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pertama saya ingin mengapresiasi Pak Menteri juga dalam hal ini Pak Sekjen,
dimana dalam rapat kerja kita sebelumnya dan rapat-rapat intensif di Hotel
intercontinental waktu itu. Kita memutuskan untuk sebaiknya Indonesia itu
memanggil pulang putra-putri terbaik yang ada di luar negeri, share informasi,
knowledge, kemampuan, pengalaman, sehingga kontribusinya konkrit buat bangsa
kita dan alhamdulillah itu sudah dilaksanakan. Saya kira terima kasih Pak Menteri,
Pak Sekjen.
Yang kedua ada tradisi positif juga terutama dilakukan oleh BPPT, terima
kasih Pak Unggul, juga Pak Sestama yang fasilitasi teman-teman Komisi VII
didatangi Dapilnya masing-masing untuk memperkenalkan BPPT itu melakukan apa,
kemudian teman-teman ada enggak interseksi yang memungkinkan sinergi antara
Dapil dengan apa yang dikerjakan teman-teman BPPT dan saya kira ini satu hal
yang baik. Mudah-mudahan komunikasi yang hangat seperti ini bisa juga dilanjutkan
oleh lembaga-lembaga lain dalam koordinasi Kementerian Riset Teknologi &
Pendidikan Tinggi, karena terus terang kalau tidak ada upaya sederhana seperti itu
yang susah bapak dan ibu sendiri juga. Ditanya sesuatu yang kadang-kadang yang
mungkin enggak nyambung dengan apa yang dipikirkan oleh bapak dan ibu, kecuali
kalau bapak dan ibu memang senangnya begitu. Misalnya kenapa LIPI harus
mengerjakan UKM ini, itu padahal sebenarnya ......song datanya tukang jelas LIPI
apa, BPPT apa dan lain-lain. Dengan semakin banyaknya Bapak-Ibu bersilaturahmi
memperkenalkan apa institusinya masing-masing. Saya kira jembatan pengertian itu
bisa dibangun secara lebih baik.
Nah oleh karena itu, saya ingin meminta misalnya contoh satu kasus saja
tentang science techno park. Kita sudah sepakati mungkin pimpinan di sini masih
ingat bahwa di Dapil teman-teman minimal STP itu bisa diperkenalkan dan
dibangunnya. Itu saya kira bukan sesuatu yang sulit sebenarnya, there is a will there
is a way. Nah saya ingin tahu kelanjutannya seperti apa Pak Dirjen atau mungkin
juga bisa menjelaskan pada kita karena ingin mensukseskan program STP ini
dengan baik itu. Mungkin Pak Menteri atau Dirjen Kelembagaan bisa memberikan
pencerahan itu misalnya contoh kasus, apa sih sebenarnya yang bisa dilakukan oleh
masing-masing Dirjen contohnya terhadap STP sehingga kami ini bisa
menggelayutkan harapan yang baik. Demikian juga dengan lembaga-lembaga yang
lain, BPPT, apa, LIPI dan lain sebagainya. Nah satu contoh pertanyaan sederhana
itu kalau bisa dijelaskan oleh Pak Menteri atau Pak Dirjen Kelembagaan, misalnya
Dirjen Penguatan Inovasi terhadap STP ini tugasnya ini loh. Jangan sampai nanti
mengatakan, oh yang ada kaitan sama Ristek itu cuma penguatan inovasi, kami
hanya di apa namanya pembelajaran dan kemahasiswaan. Seakan-akan, padahal
menurut kita ketika Ristek-Dikti diintegrasikan banyak hal yang bisa sinergis. Jadi
Pak Dimyati bisa kontribusi, Prof Intan bias, Pak Pardono bias, Pak Ainun bisa dan
lain semua bisa.
Jadi penjelasan singkat ini tentu akan memancing diskusi kita yang lebih
dalam terhadap hal-hal yang lain gitu karena kalau kita detil pak kaya LIPI punya
program satu saja misalnya, kalau pengalengan pangan, prosesnya sederhana dan
itu bisa dilakukan itu luarbiasa impact-nya. Tapi jangan hanya sekedar on paper
gitu. Jadi pengap itu kemudian perkenalkan di tempat-tempat yang memungkinkan
itu terjadi kalau itu betul pak, ini satu hal yang luar biasa oleh karena itu mungkin
perlu ditindaklanjuti. Itu sekedar tambahan saja Pak.
Pimpinan mudah-mudahan nanti satu pertanyaan saja misalnya bisa
dicontohkan oleh Pak Menteri dan Dirjen Kelembagaan, kira-kira misalnya untuk
STP 1 program Nawacita Presiden Jokowi dan JK, apa sih seharusnya yang bisa
dilakukan atau kontribusi masing-masing Dirjen supaya STP itu bisa dilakukan di
Dapil kita masing-masing.
Terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Zul.
Berikutnya Pak Andi Jamaro.
F-PPP (Dr. ANDI JAMARO DULUNG, M.Si.):
Sesama inikan harus pamit dulu ya.
Baik Pak Menteri, saya tetap mempertegas pertanyaan saya pertama tadi
mengenai klasifikasi. Yang kedua di tahun 1974, Pak Harto pernah datang di
kabupaten tempat lahir saya Pak, si Sopeng dalam rangka pengembangan industri
ulat sutra dan sekarang ini, itu kelihatannya tidak mendapat perhatian lagi dari
pemerintah sehingga ada 60 ribu kepala keluarga yang hidup dari ulat sutra itu, itu
sekarang tidak ada lagi menjadikan mata pencarian itu sebagai sebuah mata
pencaharian utama. Bahkan sekarang ini cenderung bibit ulat sutra yang tadinya
diimpor dari China, lalu kemudian sekarang diambil alih oleh pemerintah melalui
Perhutani untuk melahirkan bibit, tapi kualitasnya jauh lebih rendah dibanding
dengan bibit import. Lebih rendah itu karena produksinya sangat jauh berbeda, ini
biasanya tidak ada pengembangan lagi padahal itu sudah pernah menjadi
primadona untuk 3 kabupaten, yakni Kabupaten Sopeng, Wajo dan Enrekang. Nah
saya berharap kalau kita lihat peta pusat unggulan Iptek, yang tadi oleh Ibu Mercy
menyebut panahnya ini 90 % lari ke tanah Jawa, mungkin bagusnya salah satu
pusat unggulan Iptek itu bisa di Kabupaten Sopeng dalam rangka untuk
pengembangan sentra ulat sutra ini. Kalau di Jeneponto saja sudah ada apa
namanya rumput laut. Saya kira di bagian-bagian Sulawesi yang lain juga penting
untuk diadakan pusat unggulan Iptek dan saya menawarkan, kalau bisa di Sulawesi
Selatan terutama di Kabupaten Soppeng itu yang memang basic-nya sudah ada.
Sekarang ini Pak, generasi yang sekarang ini sudah hampir punah, generasi yang
mengerti tentang ulat sutra ini karena tidak semua tempat bisa kita lakukan karena
ini barang hidup yang butuh iklim yang cocok dan butuh budaya. Nah orang yang
ngerti budaya ini sudah hampir punah karena sudah puluhan tahun tidak mendapat
perhatian dari pemerintah.
Yang kedua yang saya ingin sampaikan, saya kebetulan Ketua Umum Alumni
Universitas Negeri Makassar. Saya melihat bahwa setiap ada kerja sama MoU
antara negara dengan universitas negeri di Sulawesi Selatan, selalu larinya ke
Universitas Hasanuddin UNHAS. Padahal IKIP ini sudah besar, jumlah alumninya
saja Pak itu sudah masuk dalam angka 121 ribu dibanding dengan UNHAS 131 ribu
tinggal beda 10 ribu. Artinya saya ketua umum di situ pak, kalau di sebelah pak di
UNHAS itu Pak Jusuf Kalla. Jadi kalau urusan alumni antara saya dengan JK beda-
beda tipis lah. Nah saya berharap bahwa teman-teman, terutama dari LPMK jika
ada MoU dengan perguruan tinggi di kawasan Timur tolong mempertimbangkan
Universitas Negeri Makassar yang sekarang ini sudah ada 10 fakultas di situ. itu
yang kedua.
Dan yang ketiga mengenai sinergi program yang ada di LPMK seperti yang
disampaikan Pak Zul, tentu kami sangat berharap bahwa kami juga dari Anggota
DPR ini yang punya Dapil masing-masing, punya jaringan di Dapilnya masing-
masing, punya institusi di Dapilnya masing-masing, sangat punya potensi, kompeten
untuk menjadikan program-program bapak ini supaya bisa kami sosialisasikan di
Dapil kami masing-masing dan saya kira nanti kami akan hubungi kontak person nya
teman-teman masing-masing untuk kita sinergikan program-program yang bisa kita
lakukan bersama.
Saya kira ini yang saya sampaikan ke Pak Menteri terima kasih.
KETUA RAPAT:
Terima kasih Pak Andi Jamaro.
Berikutnya Ibu Andi Yuliani Paris, silakan.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Satu Dapil Pak, partainya beda.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya mulai dari halaman 29 di situ ada, di halaman 29 ya, ada otomatisasi
mesin batik fotonik. Ini apakah sudah, sudah ada perusahaan batik yang
menggunakan atau sudah dikembangkan beberapa mesinnya untuk bias siap dibeli.
Ini pertanyaan saya karena tentunya ini sangat menarik sekali ya.
Kemudian untuk BIG,aya setuju bahwa one map policy itu penting sekali.
Saya ketika sekolah di Jerman, saya bermimpi Indonesia itu selalu bisa
menggunakan semua peta-peta hasil-hasil geospasial itu kemudian bisa di overlay,
sehingga semua kementerian bisa mengambil keputusan mengembangkan
infrastruktur berdasarkan data geospasial. Jadi tentunya dengan penambahan
anggaran ini bisa ke arah itu, tetapi ini pak saya mengharapkan BIG ini juga dijamin
oleh Undang-Undang tentang One Map Policy. Terkait dengan perbatasan tentunya
Badan Nasional Pengelola Perbatasan, bapak harus paksa. Saya nggak tahu bapak
diajak tidak ketika Badan Nasioal Perbatasan punya seperti Musrenbang, mereka
punya sendiri. Seharusnya BIG itu diajak untuk membicara, menggunakan diajak
bicara dan datanya dipakai untuk Badan Pengelola Nasional Perbatasan
mengunakan itu karena saya berharap infrastruktur juga menggunakan itu,
perikanan menggunakan itu, pertanian menggunakan itu, perumahan juga
menggunakan data yang Bapak buat.
Kemudian untuk halaman 3 tetang prototype iriradiator gamma untuk
pengawetan bahan pangan, ini baru 55% memang, ini baru infrastrukturnya ya pak.
Tapi sudah tentang alatnya sudah diujicoba, interaktif saja ya pak.
KETUA RAPAT:
Silakan.
KEPALA BATAN:
Kalau saya boleh menjawab Pak Menteri, jadi iradiator ini 2 tahun
pekerjaannya sekarang baru bangun gedung dan infrastrukturnya. Tahun ini kita
akan masukan sumber sumber radioktifnya. Jadi nanti ada sumber radioaktif baru
bisa diuji coba sekitar bulan Agustus, September.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Tahun ini Pak.
KEPALA BATAN:
Tahun ini iya.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Dia jenis-jenis pangannya ada spesifikasi atau semua jenis pangan.
KEPALA BATAN:
Hampir semua jenis pangan bisa diujicoba, terutama mungkin yang biasanya
di laboratorium kita uji coba dulu seberapa jauh pengawetannya, kadang ada yang
misalnya kalau gudek, saya mabil contoh gudek saja itu harus dipisah-pisah juga
antara gudeknya, sama telornya dipisah gitu, itu contoh.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Kemudian untuk halaman 51 Pak, 51 di sini disebutkan, oh ya halaman 49
dulu saya enggak mengerti kenapa, mungkin bisa dijelaskan BIG ini tertarik untuk
tertarik untuk membuat peta batas desa Kabupaten Temanggung ada hal apa gitu,
sehingga itu menjadi hal yang prioritas untuk dilakukan.
Kemudian di halaman 51, di sini ada hasil-hasil kegiatan prioritas beberapa
yang kerja sama dengan perusahan-perusahaan di sini saya lihat. Nah ini dari
beberapa item ini mana yang sudah, sudah diproduksi secara massal oleh company
tersebut, misalnya di sini kan untuk garam, kemudian untuk misalnya mengatasi
dampak bencana iklim cuaca, disinikan ada BMKG. Ini alatnya sudah banyak
digunakan oleh BMKG ini punyanya BPPT ya, ini bisa dijawab dulu pak. Halaman
51 mana saja yang sudah diproduksi secara massal dan sudah digunakan secara
massal.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Mungkin saya minta bantuan BPPT, jadi contoh yang tadi ibu sampaikan
adalah garam farmasi itu. Itu karena farmasi itu sekarang sudah diproduksi oleh PT
Kimia Farma yang selama ini 100 % impor, ini bisa diproduksi, mungkin BPPT bisa
menjelaskan.
KEPALA BPPT:
Iya, terima kasih Bu.
Jadi ini bukan garam seperti yang dijual di pasaran bebas sebetulnya ini
adalah dalam farmasi untuk bahan baku obat, seperti Oralit ataupun infus. Nah
selama ini kita impor sekitar 6 ribu ton dan harganya memang cukup mahal antara
30 sampai Rp 50 ribu per kilo. Nah dengan adanya Kimia Farma yang sudah
membuat garam farmasi ini dengan menggunakan formula dari kita artinya teknologi
proses dari kita, maka sudah ada produksi 2 ribu ton dari 6 ribu, nah sisanya 4 ribu
masih import. Untuk itu tahun ini juga Kimia Farma akan memproduksi 4 ribu ton
lagi, nah sementara yang mungkin ibu maksud itu garam industri maupun rumah
tangga. Jadi untuk garam rumah tangga itu kebutuhan kita sekitar 1,8 juta ton dan itu
umumnya berusaha dipenuhi dalam negeri dan itu memang tidak bisa lepas dari
impor karena mungkin masalah kualitas. Sedangkan yang maaf bukan 180.000 1,8
juta ton. Nah sementara untuk yang garam industri yang untuk industri seperti
industri kimia itu kita masih impor sekitar 4 juta ton dan itu ketergantungan impornya
hampir 100 %. Nah itu tantangan untuk membuat produksi garam di dalam negeri.
Saya kira itu yang bisa saya jelaskan, terima kasih.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Satu ini misalnya untuk yang sudah digunakan oleh PLN, BNPB, BMKG ini
mereka sudah gunakan baru atau baru uji coba. Yang ini di sini yang hasil-haisl yang
mengatasi dampak bencana iklim atau cuaca mitra, ini bentuknya apa Pak, alat atau
kajian atau apa ini.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Mungkin saya bantu sedikit ya, maksudnya begini Pak Unggul. Jadi contoh
ADSB, ADSB adalah ada pemantau radar untuk penerbangan pesawat Indonesia.
Ini sudah disahkan atau mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan, ini
sudah diresmikan dan ini akan dipasang di Papua. Mungkin Pak Unggul bisa
jelaskan ini, contoh nih.
Yang kedua terkait masalah bahan baku obatini juga sudah kita lakukan hal
yang sama dan ......itu nanti dengan siapa. Contoh ini yang rubber air bag ini
biasanya untuk kapal itu kalau di galangan kan susah tampungannya supaya mudah
untuk mengalir. Mungkin Pak bisa jelaskan, semuanya ini.
KEPALA BPPT:
Jadi semua yang kami paparkan di sini itu sebetulnya sudah siap untuk
inovasi Bu, artinya industri siap untuk memproduksi. Bahkan ada yang mungkin
sudah komersial salah satunya adalah farmasi tadi. Itu memang sudah komersial,
nah contoh yang paling kiri itu ada pesawat tanpa awak, itu juga sudah diproduksi
oleh PT DI dan sudah dibeli oleh TNI AU Hankam dalam hal ini malah sudah untuk
digunakan untuk patroli udara juga. Jadi ini semua hasil inovasi Bu dan semua ada
mitra industrinya.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Masih mitra industrinya cuma yang seperti tadi Pak Aryo katakan ya, mungkin
Pak Presiden kita panggil, ini untuk perusahaan ini coba kembangkan untuk bisa
dijual di pasar karena inikan banyak barang-barang yang dibutuhkan. Kemudian
halaman 52 ini ada implan tulang ini menarik sekali ini, ini baru inovasi atau sudah
ada, sudah digunakan oleh pihak......
KEPALA BPPT:
Sebetulnya sudah siap mau diproduksi, ada perusahaan swasta mungkin
yang memproduksi, tapi kita sedang menunggu izin dari Kementerian Kesehatan,
tapi sementara ini ketika ada bencana tsunami, gempa di Aceh itu atas rekomendasi
palang merah dan Kemenkes memberikan izin terbatas untuk digunakan orang-
orang yang mengalami musibah kecelakaan di Aceh.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Iya Pak, ini ada pertanyaan buat semua kementerian dan lembaga-lembaga
lainnya ini. Pak Jokowi kan selalu dulu awal-awalnya poros maritim dunia, poros
maritim dunia. Road map yang dilakukan oleh Bapak-bapak dan Ibu sekalian dalam
konteks mendukung apa yang diinginkan oleh Pak Presiden tentang poros maritim
dunia, walaupun beberapa ada ya, beberapa penelitian-penelitian. Di 2017 apa yang
akan dilakukan untuk mendukung terlaksananya Indonesia sebagai poros maritim
dunia nanti ya jawabnya mungkin lain-lain versinya dari setiap kementerian dan juga
lembaga.
Untuk LAPAN Pak, saya tertarik sekali ini di 2017 dapat nggak ini dengan
dana sekian tadi pengembangan teknologi roket atau enggak cukup ini uangnya
Pak, LAPAN. Ini kan di sini ada pengembangan teknologi roket sudah berhasil di uji
terbang dengan stabil.
KETUA RAPAT:
Itu saja interaktif, langsung.
KEPALA LAPAN:
Iya dicukup-cukupkan bu, jadi memang akhirnya tidak optimal tapi yang
prioritas-prioritas itu dilaksanakan. Jadi strateginya begini bu, yang semula
ditargetkan 2 tahun itu jadi lebih panjang kira-kira seperti itu.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Kira-kira nanti ending-nya seperti apa nih Pak, pengembangan teknologi roket
ini, skenarionya nanti.
KEPALA LAPAN:
Roket itu sebenarnya jangka panjangnya kita ingin membuat roket peluncur
satelit Bu dan menurut Undang-Undang Keantariksaan itu diamanatkan Indonesia
mempunyai bandar antariksa, kemungkinan di Indonesia Timur. Tentu kita harus
menyiapkan juga roket peluncur satelit, nah sebelum pada roket peluncur satelit
yang besar itu kita gunakan menjadi roket penelitian atau roket Sonda. Itu
semuanya untuk menyelubung, untuk menutup bahwa roket bisa dimanfaatkan untuk
militer tapi LAPAN tidak boleh menyebutkan roket pertahanan.
Jadi roket pertahanan itu digunakan oleh Kemhan, jadi roket-roket yang
dikembangkan oleh LAPAN kemudian nanti dikembangkan lagi untuk roket
pertahanan. Termasuk yang 122 dan 450.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Jadi Pak untuk tahun depan, minta anggarannya yang banyak-banyak untuk
bikin roket apalagi terkait untuk pertahanan iya.
KEPALA LAPAN:
Kalau minta kita sudah sering Bu, berkirim surat.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Kemudian untuk ini pak, untuk halaman 58 pengembangan sistem
pemantauan bumi mungkin untuk LAPAN pak, ada beberapa saran yang mungkin
sifatnya sangat, bisa sangat rahasia itu betul-betul harus diperlakukan sangat
rahasia. Misalnya untuk sistem informasi sumber daya alam dan lingkungan kita ini
kan paling obral dengan data-data kita ke pihak, pihak luar. Jadi saya pernah
diundang menjadi narasumber waktu itu di panel dengan beberapa mantan Presiden
Bosnia, saya nggak pernah mau kasih data, saya bilang kalian enak saja selalu
menggunakan peneliti-peneliti Indonesia, kalian beli dengan murah, tunjuklah
Indonesia itu begini-begini. Jadi saya walaupun diundang saya nggak mau kasih
data, kadang-kadang saya kerjain juga tuh orang-orang bule itu. Jadi artinya kalau
bisa ini ada beberapa yang harus sangat rahasia Pak, misalnya dengan data
geospasial pun juga sebenarnya karena itu terkait dengan pertahanan negara kita.
Mungkin Pak Menteri ini ada catatan saya.
Kemudian untuk, saya banyak ya cuma saya ingin APBN 2017 untuk semua
BATAN, BIG, BPPT, LAPAB, LIPI, BPPT, Menteri Riset Teknologi & Pendidikan
Tinggi apa dari program-program tahun 2016 yang menjadi stressing akan dilakukan
di 2017, stressingnya apa karena ini permasalahannya kita kan di DPR sekarang
Pak Ketua enggak bias membahas satuan III waktu itu ya, tapi kita juga punya fungsi
pengawasan iya kan. Kita juga punya fungsi untuk membantu teman-teman mitra
kita untuk meningkatkan anggaran, tapi kita enggak pernah tahu apa yang menjadi
prioritas, apa akan dilakukan. Nah tidak ada salahnya tolong dijelaskan dengan
anggaran 2017, kira-kira bapak-bapak ini ingin melakukan prioritas apa itu, sehingga
ketika nanti pun ada APBNP tidak ujuk-ujuk tiba-tiba APBNP kita enggak pernah
tahu grand designnya seperti apa yang akan dihasilkan atau yang ingin bapak
lakukan, mungkin saja kita bisa support dalam bentuk, bukan hanya anggaran tapi
untuk dalam bentuk negosiasi, Pak Ketua lah yang jagonya itu.
Terima kasih demikian.
Wabillahi taufik walhidayah.
Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Terima kasih.
Bapak-Ibu sekalian Anggota Komisi VII yang saya hormati.
Tadi kita melihat sudah cukup banyak interaksi yang langsung ya, jadi banyak
pertanyaan yang sepertinya sudah-sudah terjawab. Maka saya mohon kesediaannya
untuk Pak Menteri menjawab secara global, tapi tetap nanti jawapan pertanyaan
masing-masing itu dijawab secara tertulis. Apabila disepakati saya akan serahkan
Pak Menteri, sepakat ya untuk segera menjawab secara umum saja Pak, dari apa
yang sudah disampaikan tadi.
Silakan Pak Menteri.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Pak pimpinan kalau saya usul pak, pertanyaan saya tadi meminta dengan
sangat Pak Dirjen Kelembagaan bisa langsung mencoba menjelaskan untuk STP
misalnya. Apa hal-hal yang bisa dilakukan oleh Dirjen-dirjen yang lain, supaya bisa
jadi contoh buat program-program lain bahwa ternyata Ristek Dikti terintegrasi dan
bisa bekerja sama.
KETUA RAPAT:
Pertanyaannya Pak Zul itu sudah menjadi satu kesimpulan usulan kesimpulan
kita nanti.
Silakan Pak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya terima kasih.
Pertanyaan-pertanyaan tadi yang saya rangkum ini ada beberapa hal,
mungkin yang terkait STP dan penggunaannya sampai ke inovasi-inovasinya nanti
Pak Dirjen Kelembagaan tolong bisa menjelaskan, tapi saya akan mencoba
menjawab secara umum. Yang terkait pada tadi Mupui untuk di daerah Maluku, kami
Maluku itu sebenarnya itu kalau lihat di sana itu ada pusat untuk penelitian untuk laut
dalam. Itu ada yang dilakukan oleh LIPI dan ini bersama dengan Unpad kami ingin
mengembangkan ke sana. Sehingga ikan karang yang di sana banyak sekali ini
yang heads ray-nya itu sangat bagus sekali dan ini sekarang di sana dibuat
namanya keramba apung di laut yang dikembangkan yaitu salah satu yang nanti
akan dikembangkan ke depan akan bisa menjadi PUI itu. Ini adalah yang sudah
kembangkan oleh balai yang ada di LIPI nantinya.
Terus yang berikutnya yang terkait dengan pengembangan di sana, juga kami
sedang kembangkan untuk program studi yang bisa mendukung pada blok Masela.
Sekaligus nanti pengembangan pusat unggulan untuk sertifikasinya di bidang
tertentu yang kaitannya dengan blok Masela, baik yang Maluku Barat Daya maupun
di Maluku Tenggara ini sudah kami setting ke sana, ini nanti denga Pak Dirjen
Kdelembagaan juga.
Yang berikutnya yang terkait dengan.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Interupsi Pak Ketua, jadi khusus Maluku ya Pak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya yang kaitan ini karena pertanyaan Bu Mercy.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Mantap kalau gitu ya, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terima kasih Pak Ketua, terima kasih Pak Menteri.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Ini sudah kami lakukan dan sudah kami tinjau dan kami kembangkan ke
depan, saya ingin membuat satu pusat unggulan di sana adalah meningkatkan atau
pemberdayaan ekonomi rakyat Maluku yang selama ini yang kesulitan tentang
bagaimana kembangkan ekonomi yaitu melalui keramba apung. Kami hitung
sekaligus nanti dengan heads ray-nya dikembangkan Kementerian Kelautan dan
Perikanan, LIPI, nanti penangkaran dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Kemudian langsung ditindaklanjuti dengan masyarakat yaitu melalui pusat yang kita
sebut PONS yang ada di laut itu atau tambak apung itu karena ini di situ tidak ada
gelombang air lautnya karena saya sudah memasuki ke daerah itu supaya ikan
karang bisa ditampung nanti dalam cold storage tertentu yang bisa kita terima
masyarakat itu.
Yang berikutnya yang terkait pertanyaan menyangkut masalah tadi yang Pak
Andi Jamaro tadi ya.
F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.):
Pak, untuk yang Ledikan Pak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Ledikan ini mungkin perlu kami sampaikan ini sudah kami coba uji cobakan,
inikan yang penemu dari IPB bersama dengan industrinya yaitu harga sekitar 2
puluhan juta kalau tidak salah itu. Itu sudah kami coba aplikasikan di nelayan Demak
itu, Demak Jawa Tengah. Mengapa saya lihat karena banyak nelayan itu saya ingin
uji coba dulu. Yaitu setelah berjalan 2 bulan kami cek kembali datang ke sana
bagaimana pengaruhnya itu. Ternyata pengaruhnya meningkat hasil tangkapan
ikannya meningkat 25 sampai 50%. Jadi luar biasa ikan akan ngumpul di situ,
terkumpul. Saya akan kembangkan nanti sekaligus kapal plat datar yang ada di
Ristek Dikti, peneliti kemarin sudah diindustrikan dengan garuda, Gunung Steel Grup
nanti pembuatan kapal itu cukup di sini sudah ada, sudah jadi tinggak dikirim di sana
tinggal guidingnya kita siapkan di sana, sehingga tidak perlu membawa kapal dari
Jawa ke sana tapi cukup paket barangnya nanti di sana tinggal dirakit dengan plat
datar itu, dengan kecepatan bisa 1 bulan bisa memproduksi kapal 1 kapal jadi ini
selesai. Itu yang kecepatan yang luar biasa harganya sangat murah dan bahan baku
dari baja. Ini kami akan kembangkan untuk di Bitung, Maluku maupun di Nusa
Tenggara Timur yang pengembangan di sana.
Yang berikutnya adalah yang pertanyaan dari Pak Andi Jamaro yaitu yang
terkait dengan tadi ya masalah yang ada alokasi anggaran di Dikti dan Ristek itu
berbeda sekali. Kalau kita lihat dari filosofinya atau dari aspek pengembangannya
sangat jauh memang. Saya dosen saja sudah harus dibayar berapa total hampir 14
triliun. Ini nggak bisa digeser lagi diosennya berapa 130 ribu, nah ini yang harus kita
lakukan. Sekarang kebutuhan Ristek nanti berapa ini dari lama yang dilakukan di
Ristek dan Dikti ini coba melakukan marging dengan blended ini harapannya nanti
bisa ter-distruibuted apa yang ada di Dikti nanti bisa dimanfaatkan apa yang ada di
Ristek maupun inovasi. Ini harapannya nanti pelan-pelan harus bisa menyangkut ke
sana. Jadi itu yang bisa kami sampaikan yang terkait dengan ini, yang berikutnya
nanti kalau masalah kerja sama dengan UNM, saya rasa barusan kemarin saya dari
Makasar. Sekaligus di sana saya ingin mengembangkan perguruan tinggi negeri ke
depan itu adalah bagaimana bisa bersaing di kelas dunia. Apa yang kita lakukan
masalah otonomi yaitu membuat satu PTN ...... Mereka harus meng-create terhadap
inovasi, sehingga Unhas ke depan yang kami berikan, sementara Unhas, nanti
Unhas akan menjadi HAP untuk Indonesia Timur. Jadi enggak bisa sary per satu ini
semua jadikan satu, tapi harus ada 1 yang bisa nanti men-deploy yang perguruan
tinggi-perguruan tinggi sekitar, nanti Unas baik di Sulawesi, Maluku dan Papua, jadi
ini yang kami lakukan.
Jadi berikutnya adalah yang terkait tadi Pak Ramson ya, ini memang apa kita
masalah yang menyangkut tadi beasiswa. Di sini itu ternyata ada beberapa data
yang kami peroleh Pak, satu contoh di Pak Ramson ini ya mohon maaf data./ ada
yang direkomendasi 9 realisasi, 81 nggak oh ini karena sudah menerima definisi, jadi
nggak boleh nerima 2 kali Pak, satu. Yang kedua ada yang lain, oh ini di
Kementerian Agama kami enggak bisa memberikan Pak. Kalau Kementerian Agama
kalau saya memberi nanti saya akan diperiksa oleh BPK nanti. Ada yang di
kementerian, bukan di bawah Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi dan
ada yang lagi yang masuk ini, di sini yang lainnya mungkin saja satu per satu, yaitu
mahasiswa sudah menerima Bidik Misi 2016 dan atau lagi ada yang tidak mendaftar
Bidik Misi, dia melalui jalur mandiri tapi bukan jalur Bidik Misi ya nggak bisa. Dia
SNMPTN, ada jalur yang umum, ada jalur Bidik Misi, dia enggak masuk di sini,
sehingga slopeng itu nggak masuk di sana, jadi itu pak nanti problem itu. Mungkin ke
depan nanti kami ingin mencoba mengafirmasi kalau secara ekonomi memang tidak
beruntung dia ekonominya, kami akan afirmasi kami geser untuk bisa mendapat
Bidik Misi, kami harus cek ke lapangannya itu Pak, jadi yang terkait itu.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Interupsi Pak Ketua.
Untuk 2017 nanti akan masuk lagi Pak, nanti tolong kasih signal Pak ke ini.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Oke, sepanjang nanti Pak Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Karena 2-3 kata dari Pak Menteri itu kekuatannya luar biasa Pak. Itu inti dari
manajemen itu.
Terima kasih banyak Pak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Yang berikutnya yaitu yang terkait pada mungkin dari kelembagaan Pak Zul
juga .......nanti tolong bisa jelaskan, mungkin yang terkait otomatisasi mesin batik
tadi yang menanyakan. Ini adalah yang dilakukan di Bandung yaitu yang dilakukan
bersama ITB, itu yaitu PT Komar yang sudah melaksanakan. Sistem yang mereka
gunakan dia sistem komputerisasi, jadi kalau batik itu biasanya kita pakai tangan itu,
ini akan memerlukan waktu yang lama dan ini sangat dipengaruhi oleh cuaca kalau
cuacanya lagi hujan enggak mungkin bisa kita lanjutkan ini, harus berhenti dulu
paling bisa batiknya dulu, tapi tak bisa dilanjutkan. Dengan mekanisme ini, alat ini
mereka tidak tergantung pada cuaca, dia bisa bekerja terus. Ini yang kecepatannya
juga sangat tinggi, sehingga sampai mereka membuat satu sertifikat ini adalah batik
dan ini bukan batik, ada yang model printing tapi sebenarnya dia adalah pola batik,
tapi sebenarnya printing. Ini dia mampu mendeteksi alat seperti itu.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Interupsi lagi Pak Ketua.
Itu pilot project-nya sudah dilaksanakan di mana Pak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Sudah jalan di Bandung, Jawa Barat.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Kalau boleh usul pilot project berikutnya Pekalongan Pak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Pekalongan saya sangat setuju, saya sudah sampaikan begitu.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Terima kasih Pak Menteri, tolong oleh stafnya diinfokan.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Iya nanti kalau mau pola bikinnya seperti Pak Ramson nanti kita akan buat
Bapak-Ibu sekalian.
F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc):
Alatnya dijual saja Pak, suruh Sriteks beli itu.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Nanti akan saya sampaikan kepada pabriknya itu PT Komar ini nanti saya
sampaikan juga dengan ITB.
Berikutnya adalah pertanyaan yang mungkin dari Ibu yang tadi terkait dengan
BIG, nanti tolong mohon dijelaskan detilnya nanti yang tentang BIG yaitu yang terkait
pada perbatasan dan yang BPPT tadi sudah dijawab langsung. Sekarang yang apa
itu yang terkait STP, PUI nanti Pak Pardono bisa menjelaskan nanti ini terkait
dengan inovasinya biar nanti bisa nyambung.
Silakan Pak Pardono.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI (PARDONO):
Mohon izin.
Pimpinan dan Anggota Dewan yang saya hormati.
Dulu sudah pernah kita sampaikan bahwa STP itu tanggung jawab lintas
dirjen. Dirjen Kelembagaan bertanggung jawab untuk mengembangkan lembaganya,
tetapi yang mengisi rohnya itu adalah dirjen-dirjen yang lain. Kita sudah memetakan
tanggung jawab masing-masing Dirjen, pengisian roh itu dilakukan dalam rangka
dalam bentuk menjalankan bisnis proses yang harus dijalankan di STP. Ada 10
bisnis proses, yang pertama adalah penelitian inovatif yang bertanggung jawab
adalah Dirjen Penguatan Inovasi dan Lisbang. Yang kedua, bisnis proses pameran
inovasi yang bertanggung jawab adalah Dirjen Pengembangan Inovasi. Yang ketiga,
bisnis proses mediasi itu tanggungjawabnya Dirjen Inovasi bersama dengan Dirjen
Kelembagaan. Capacity building tanggung jawab Dirjen yang lain lagi yaitu Dirjen
Sumber Daya Iptek bekerja sama dengan Dirjen Kelembagaan. Business process
desiminasi teknologi itu adalah tanggung jawab Dirjen Penguatan Inovasi, kemudian
fasilitasi tanggung jawab Dirjen Kelembagaan bekerja sama dengan Dirjen Inovasi,
bimbingan HAKI itu tanggung jawab Dirjen Penguatan Risbang. Pemagangan
tanggung jawab Dirjen Kelembagaan dan Penguatan Inovasi, inkubasi Dirjen
Penguatan Inovasi, teknologi transfer Dirjen Inovasi.
Tahun 2016 pada saat penyusunan anggaran kita belum duduk bersama
untuk memetakan bisnis proses itu. Untuk tahun 2017 pertengahan tahun 2016 kita
sudah memetakan ini dan kita minta di masing-masing Dirjen itu ada kegiatan pada
masing-masing STP sesuai dengan tanggung jawabnya. Kemudian terkait dengan
PUI tadi ada pertanyaan juga Pak Zul, bahwa penggabungan Ristek Dikti dengan
hanya penggabungan lembaganya, tetapi juga blended kegiatannya. Sebagai contoh
PUI Pusat Unggulan Iptek ini adalah warisan kegiatan dari Ristek, dulu itu enggak
ada fungsi pendidikan tinggi yang masuk di situ, setelah gabung dengan Ristek Dikti,
maka PUI yang unggul punya paling penting 2 ciri, satu adalah paling tidak satu hasil
penelitiannya berhasil dihilirkan. Yang kedua paling tidak setiap tahun menghasilkan
satu doktor di bidang itu, untuk menghasilkan satu doktor itu enggak mungkin
menghasilkan doctor kalau enggak ada beasiswa doktor. Ini kegiatannya Dirjen
Sumber Daya Iptek, dia harus mengalokasikan beasiswa untuk doctor.
Yang kedua tidak mungkin ada penelitian kalau tidak ada hibah penelitian ini
dari Dirjen Risbang. Hal-hal yang seperti ini, itu sekarang kita coba yang dulu
kegiatan dari Ristek itu enggak ada kontribusi dari Dikti sekarang kita blended,
sehingga PUI yang sekarang itu enggak bisa jalan kalau Dirjen Risbang tidak
mengalokasikan beasiswa doctor, sorry tidak mengalokasikan penelitian. Kemudian
Dirjen Penguatan Inovasi tidak mengalokasikan beasiswa untuk, sorry anggaran
untuk penelitian inovatif, kemudian Dirjen Sumber Daya Iptek tidak mengalokasikan
beasiswa untuk doktor dan profesor visiting profesor di PUI tersebut. Dengan
demikian maka kegiatan-kegiatan ini ya lintas direktorat jenderal dan kita mem-
blended kegiatan-kegiatan yang dulu hanya kegiatan Ristek, sekarang kontribusi dari
pada kegiatan Dikti itu sangat besar sekali.
Terima kasih.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Pak Menteri interupsi sedikit.
Apakah kerja sama atau komunikasi antar dirjen itu juga berlaku kepada STP-
STP yang tidak dibawa Kemenristek Dikti. Misalnya kan BPPT, BATAN, LIPI dan
sebagainya karena saya kira bagus itu kalau bisa juga ada Dirjen Penguatan Inovasi
juga info dalam kegiatan yang lain.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI (PARDONO):
Karena dirjen, kelembagaan ini bertanggung jawab pada STP-STP yang di
bawah Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi, tapi kita juga
mengkoordinir semuanya ini mungkin yang lebih tahu adalah Dirjen Inovasi, apakah
Ditjen Inovasi juga melakukan, juga mengisi roh pada STP-STP yang menjadi
tanggung jawab LPMK ataupun kementerian yang lain.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Segera dijawab Pak, karena banyak yang nggak ada dananya juga, jangan
sampai sekedar janji.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Pak Dirjen Inovasi, monggo.
DIRJEN INOVASI KEMENRISTEK:
Terima kasih Pak.
Apa yang disampaikan Pak Pardono tentang koordinasi kita sudah berjalan
Pak. Jadi kita dengan BPPT misalnya Palelawan itu kita sudah, salah satunya di
Pelalawan itu ada science techno park. Kita sama-sama mengembangkan di situ pak
mengenai penggemukan sapi peternakan dan juga pengembangan hilirisasi dari
kelapa sawit. Juga misalnya di LIPI kita, misalnya di mana di techno tepat guna di
Subang itu kita sudah juga mengembangkan secara bersama-sama Pak. Jadi
insentif yang ada di inovasi itu, itu kita tujukan terutama pada tempat-tempat atau
yang sudah menjadi inkubator atau techno park Pak karena tanpa itu kita tidak bisa
melaksanakan. Jadi kalau tidak ada techno park, tidak ada STP atau tidak ada
perguruan tinggi yang tidak memiliki inkubator kita tidak bisa melaksanakan dan itu
syarat utama untuk melaksanakan suatu proses inovasi pak. Jadi harus ada TP atau
STP atau inkubator dan itu sudah dipunyai oleh, baik itu perguruan tinggi maupun
Balitbang, di BPPT sudah punya, LIPI sudah punya, BATAN sudah punya dan itu
kita kerja sama untuk mengisinya pak.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Interupsi Pimpinan, tentang ada program capacity building dari Dirjen
Sumberdaya, kan dulu, saya kemarin lihat saya sedikit saja banyak sekali apa
namanya LPMK yang mengeluh kekurangan dana, tapi begitu banyak mengirim
stafnya jalan-jalan keluar negeri. Saya pernah ketemu di satu tempat banyak sekali.
Nah maksud saya, apakah memungkinkan kita punya program dulu misalnya dari
Dapil kita tokoh masyarakat pak atau pimpinan pesantren yang belum mengenal
nuklir misalnya, kan selalu kasih khutbah Jumat seakan-akan nuklir ini pasti bom
atom gitu, kalau ada PLTN pasti. Saya membayangkan Dirjen Sumberdaya itu
mengalokasikan cukup dana seperti yang kita sepakati ini Pak Wamen, Pak dokter
kita ini, ada tokoh masyarakat dari Dapil, pimpinan Gereja, pimpinan pesantren
supaya nanti mereka melakukan penyampaian informasi yang utuh tentang apa itu
nuklir dan bukan hanya PLTN saja, tentang LAPAN, tentang teknologi yang lain
supaya dananya itu betul-betul bukan hanya sekedar untuk staf LPMK untuk
menghabiskan serapan dana di akhir tahun, tapi juga meng-absorbapa namanya
meng-up grade capacity dari masyarakat, tokoh masyarakat, sehingga paham betul
teknologi itu apa.
Saya kira begitu ya Pak Ramson ya.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Mmungkin langsung saja ini, saya terima kasih masukan dari Pak Zul nanti
coba memang itu yang salah logic nanti kita coba setting dalam hal ini dalam hal ini
masyarakat, saya ingin meng-edukasi pertama pada masa teknologi edukasi,
mengedukasi pada masyarakat itu mengenal terhadap teknologi yang dalam ini yang
harapan saya ke depan itu bisa men-skill up sendiri terhadap produk-produk yang
khususny yang teknologi tepat guna. Saya nanti coba kita akan lakukan ke depan
untuk mengkoordinasikan.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Pak, kenapa ini penting, cepat supaya kita bisa mengidentifikasi juga tokoh-
tokoh masyarakat di Dapil kami masing-masing Pak Ketua, jangan sampai nanti pas
tahu-tahu datang datang cepat-cepat, tokohnya susah gitu. Jadi kan kalau kami
berdialog bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat kita bisa mengatakan kalau
Bapak ingin mengetahui tentang PLTN yang aman di Korea misalnya. Nanti kami
dengan teman-teman komisi VII bisa ....... secara bersama tokoh masyarakat ini
datang mengunjungi PLTN di Korea. Kalau ingin Biotek cluster yang bagus di Boston
misalnya, kan bagus kalau ulama-ulama kita atau gereja, ke Thailand, ke Singapura
dan lain sebagainya karena saya lihat teman-teman BPPT, LIPI, segala macam yang
keluar-keluar negeri itu menurut saya mereka lulusan luar negeri juga, jadi ke luar
negeri tidak lagi satu hal yang mewah buat teman-teman itu.
Saya kira mungkin teman-teman yang BPPT, LIPI jangan disuruh keluar
negeri, api disuruh ke pedalaman, ke pelosok yang mungkin jarang mereka ke sana.
Jadi dibali orang pelosok kita suruh ke luar negeri, teman-teman BPPT, LIPI suruh
ke daerah-daerah gitu. kiura-kira begitu Pak Menteri.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Terima kasih.
Masukan nanti coba kita lihat dalam setting-nya karena terus terang kami
ingin mencoba teknologi tepat guna bisa dimanfaatkan. Banyak teknologi tepat guna
yang di BPPT, di LIPI, di BATAN dan seterusnya ini bisa dimanfaatkan. Yang kedua
mungkin kaitan hal ini untuk capacity building mungkin dengan bersama perguruan
tinggi yang ada setempat itu juga bisa kita lakukan.
Mungkin itu yang bisa kami sampaikan, ada beberapa yang bisa saya jawab
mungkin yang lain rangkuman.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Pak Ketua, mungkin sebelum Pak Menteri.
Jadi terinspirasi dari argumentasinya Pak Zul, tapi kalau ini untuk daerah saya
misalnya saya memerlukan apakah dari LPMK, apa dari Kementerian Ristek untuk
memberikan penjelasan awal mengenai teknologi nuklir, apapun teknologi terapan
yang bisa apply di pondok pesantren-pondok pesantren. Ada enggak anggarannya
Pak, misalnya jangan saya lagi yang membiayai gitu pak, kalau hanya 1 orang
pulang-pergi boleh lah, tapi kan supaya agak asyik ada lengkap perawatannya. Jadi
saya yang mensponsori tetapi anggaran tetap dari LPMK dan kementerian, bisa
nggakl itu Pak kira-kira.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Kalau yang terkait anggaran nanti kita lihat dulu, kan ada TTG-nya tadi ya
teknologi tepat guna. Kami ada anggaran sederhana yaitu bagaimana kita ingin
melakukan capacity building terhadap cara pembuatan baso sederhana kan gitu.
Orang bikin baso itu kadang-kadang berfikir 1 kilo kita buat ......butuh waktu 30 menit
kan gitu sampai 1 jam, bisa nggak buat 1 kilo itu 1 menit, bulatannya sama,
teknologinya ada, ini kami akan mempelajari seperti ini dan nanti ada suatu
kelompok, grup terhadap .......apalagi di Pemalang, Pekalongan, perikanan yang
bagus sekali kami ingin coba. Di sana juga ada galangan kapal, bagaimana wilder ini
harus internasional sertifikasi of building, ini harus sangat penting sekali, ini harus
kita coba lakukan.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Terima kasih banyak Pak Menteri.
Saya bisa langsung kontak nggak Pak Menteri, kalau seperti ......atau Pak
Sekjen. Pak Sekjen kadang-kadang susah dihubungi Pak, Beliuau riil counter
soalnya, berpikir terus angka-angka.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Artinya nanti kita dengan ada Risbang, ada Inovasi, ada Kelembagaan kita
coba lihat karena ini kepentingan Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
how to do create teknologi ini pada masyarakat yang penting. Ada satu, bagaimana
cara mengedukasi teknologi ini begitu maksudnya. Ini akan saya lakukan, contoh
tadi yang itu teknologi tentang pembatikan tadi dengan itukan penting sekali dan
beberapa investasi. Kami sudah bicara dengan kementerian yang lain yaitu bersama
kementerian mungkin Menko, Menteri UMKM, Kementerian Desa, kementerian ini
karena inikan sangat penting sekali, kalau kami dari anggaran Riset Dikti mungkin
sangat limited, tapi bagaimana kita berkolaborasi kami teknologinya, mereka
penganggarannya nanti bisa jadi satu dan nanti berada di daerah mana yang bisa
kita lakukan.
KETUA RAPAT:
Pak Menteri, kami menambahkan sedikit karena ini sebetulnya program yang
yang sudah jamak yang kita lakukan ya, misalkan seperti penggunaan pupuk cair
pak, itu kan pengenalan teknologi yang sederhana yang akhirnya orang menjadi
paham dan itu sudah dijalankan. Jadi sebetulnya menangkap dari semua ini pak, kita
justru ingin di dalam cost structure-nya Kementerian Ristek dan LPMK itu desiminasi
harus menjadi program gitu loh, karena apa artinya pak, bapak menemukan segala
macam tetek bengek yang bagus, yang apa tapi tidak ter-desiminate dengan baik
begitu kepada masyarakat gitu. Kan stakeholder-nya ke sana jadi ini justru kalau
menurut saya sekarang menjadi, menjadi makin mengerucut pak. Dalam arti kata
bahwa itu menjadi pondasi dari pada anggaran yang bapak keluarkan untuk
teknologi-teknologi tertentu. Kalau tidak pak, nggak ada manfaatnya pak.
Pemakainya selalu kita anggap kaum elit gitu, dalam arti kata orang yang menengah
ke atas padahal yang kita maksud sampai kepada bawah. Nah kalau misalkan itu
ada alangkah baiknya kalau kita punya matriknya karena tidak semua daerah perlu
penjelasan yang sama, seperti batik tapi mungkin Pekalongan lebih cocok ya
dibandingkan mungkin di daerah lain. Sementara kalau misalkan pupuk mungkin di
daerah yang agraris, terus tadi face finder bisa di tempat yang kostel, city ya yang di
mana ada ini kan begitu pak, tetapi itu menyentuh kepada masyarakat dan itu
program-program pemerintah, jadi bukan, bukan untuk kepentingan kita ......individu
sebagai member parlemen pak, lebih-lebih bagaimana mensosialisasikan itu menjadi
milik dari pada rakyat gitu. Jadi bukan lagi menjadi milik kita saja begitu pak, saya
pikir itu menjadi hal yang penting yang menjadi catatan pak.
Yang kedua tadi bapak kan juga sudah mengatakan kalau kita bisa men-
share sebagian dari pada dana pendidikan yang sekarang terkotakkan begitu, dalam
arti kata ini riset pendidikan kan begitu, tapi nanti kan bisa match dalam satu apa
program yang, sehingga bisa meng-improve yang kurang ini padahal yang sekarang
ini seakan-akan mereka jauh sekali bedanya antara pendidikan dengan riset kan
begitu. Kalau itu bisa tidak disatukan tapi mengalir begitu, tinggal nanti di dalam pola
pengambilan keputusan antara kita dengan Komisi X, untuk aerah-daerah yang
blendeing seperti ini mungkin kita bisa sepakati saja menjadi satu pos sendiri. Ini
plan antara VII dengan X itu kan ada program teknologinya juga ada program
pendidikannya........ini sudah teman-teman sudah arahnya sudah ke sana, jadi bapak
sebetulnya meng-cluster-nya lebih mudah gitu. Saya rasa kalau itu bisa dijalankan
saya yakin sudah menjawab pak ini menjawab apa yang ada dalam lembah aspirasi
teman-teman di dalam arti kata membumikan apa yang jadi program bapak
semuanya.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan, saya akan menuju kesimpulan rapat
sebelum akhirnya nanti kita tutup rapat ini.
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Sebentar, interupsi Pimpinan.
Pertanyaan saya tadi belum dijawab yang converter kit terus yang tentang
pembinaan batas negara tadi itu belum dijawab Pak Menteri.
KETUA RAPAT:
Sebentar Bu, apakah itu perlu di karena kita minta seluruh pertanyaan
dijawab nanti, di dalam jawaban tertulis iya kita minta itu, tadi hanya secara global
saja.
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Pak Ketua, setengah menit bisa menyambung apa yang disampaikan Pak
Ketua dan sambutan baik dari Pak Menteri. inikan di halaman 12, 13, 14 inikan ada
hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, nanti seperti yang disampaikan oleh
pak ketua tadi dipetakan, misalnya untuk daerah ini, Dapil ini atau misalnya Maluku
apa yang paling cocok untuk diseminasi-diseminasi itu. Ini kan kelihatannya
misalnya adalah untuk, batik saya nggak perlu tapi untuk sutra saya perlu misalnya
di Dapil saya untuk penelitiannya LIPI tentang ikan-ikan lokal yang sekarang hampir
punah, oh itu sangat perlu sekali, saya sangat concern sekali tentang dana tempe
misalnya seperti itu jadi bisa dipetakan. Dan saya punya peta ini LAPAN punya uji
coba Semar itu Pak, kalau 1 paket untuk diujicoba berapa alatnya, siapa tahu bisa di
uji coba di Dapil kita yang daerah perikanannya, setengah menit saja.
KEPALA LAPAN:
Yang Semar itu kerja sama dengan Yogya Bu, jadi di situ gabungan
sebenarnya itu informasi terkait dengan zona potensi penangkapan ikan, itu yang
diberikan rutin tiap hari. Kemudian nanti informasi terkait dengan cuacanya jadi
biasanya daerahnya itu menyiapkan servernya aja Bu, menyiapkan server kemudian
nanti ada fasilitas tambahan untuk mendapatkan informasi. Anggaran nani saya
tanyakan ke pusat yang melaksanakan.
KETUA RAPAT:
Nanti offline dilanjutkan saja Bu, pada waktu di forum yang lain ya, maksud
saya untuk follow up dari pada pertanyaan.
Saya bacakan draft kesimpulan Rapat Kerja dengan Menteri Riset Teknologi
& Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Selasa 17 Januari, coba ditulis Januari-nya
kurang r-nya, ke atas Januari 2017:
1. Komisi VII DPR RI memberikan apresiasi atas laporan serapan anggaran
tahun 2016 pada LIPI, BPPT, BAPETEN yang relatif tinggi dengan opini
wajar tanpa pengecualian. Serta meminta Kementerian Riset Teknologi &
Pendidikan Tinggi, BATAN, LAPAN dan BIG untuk menyampaikan opini
laporan serapan anggaran tahun 2016.
Karena itu belum masuk di dalam paparan ini Pak. Jadi kita tulis saja karena itu ada
bagian dari apresiasi dari pada Komisi VII kepada LPMK yang memang mempunyai
opini yang baik. Jadi ini bisa kita terima? Bisa ya Pak Menteri, kita langsung saja.
(RAPAT:SETUJU)
2. Komisi VII DPR RI meminta Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
Repulik Indonesia untuk mengkoordinasikan Dirjen Sdumber Daya Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan Dirjen Penguatan
Inovasi agar program Science Techno Park dapat berjalan secara optimal.
Saya pikir kita sudah panjang lebar tadi menyampaikan, apakah kita tulis seperti ini
atau ada tambahan Pak Zul, silakan.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Saya mengerti apa yang dimaksudkan oleh Pimpinan, tapi kan dari
penjelasan Pak Menteri dan Dirjen Kelembagaan nampaknya untuk science techno
park ini semua dirjen, bukan hanya 2 yang ini, kira-kira bagaimana bahasanya itu
Pak Ketua.
KETUA RAPAT:
Saya pikir ditambahkan saja ya, mengkoordinasi Dirjen Sumber Daya Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Perguruan Tinggi serta dirjen-dirjen lain yang terkait,
misalkan begitu ya dengan Dirjen Penguatan Inovasi. Ini kebetulan kita tangkap 2
Dirjen itu tapi termasuk dengan dirjen-dirjen lain yang terkait.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Kalau bahasanya seperti ini nampaknya 2 Dirjen ini yang selama ini kurang
bisa dikoordinasikan untuk program science techno park ini gitu.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Mohon izin, jadi itu terkait nanti adalah satu Dirjen Kelembagaan ngurusin
urusan kelembagaan. Risbang yang ngurusin nanti biaya penelitian harus
dialokasikan, Dirjen Sumberdaya nanti masalah kaitan urusan beasiswa dan
pendidikannya dan Dirjen Penguatan Inovasi yang nanti kaitannya untuk masalah
hilirisasi. Jadi 4 dirjen ini.
KETUA RAPAT:
Perlu tulis empat-empatnya ya Pak sekarang.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Mestinya tidak perlu kan karna yang perlu karena inikan langsung ke
Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi.
KETUA RAPAT:
Kalau begitu untuk mengkoordinasikan dirjen terkait begitu saja ya, dirjen-
dirjen terkait agar program science techno park dapat berjalan secara optimal, jadi
jenis dirjennya dihilangin. Jadi bisa sepakat ya.
(RAPAT:SETUJU)
Tinggal diketiknya saja nanti.
3. Komisi VII DPR RI meminta Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
RI dan Kepala LPMK Ristek untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas
produk pengembangan inovasi teknologi, sehingga hasilnya dapat
diterapkan pada sektor industri komersial dan manfaatnya dapat dirasakan
masyarakat.
Ini himbauan ini semacam, apakah perlu kita cantumkan atau.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Nggak perlulah apalagi ada kata-kata industri komersial itu debateable juga
atau komersial itu.
KETUA RAPAT:
Makanya ini kita drop saja ya, kita drop saja nomor 3. Saya lanjutkan
pengganti nomor 3, nomor 4.
4. Komisi VII DPR RI meminta Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia untuk mengkoordinasikan balai teknologi hidro
dinamika BPPT di Surabaya dengan Kementerian Perhubungan RI agar
dapat dimanfaatkan oleh galangan-galangan kapal sehingga diperoleh
hasil yang optimal.
Ini hasil dari pada kunjungan spesifiknya Pak Ramson dengan Pak Kepala BPPT
beberapa waktu yang lalu. Mungkin kalau ada kalimat yang disebut perlu
disempurnakan, saya tahu maksudnya tetapi apakah ini bisa disepakati. Jadi
sebetulnya begini Pak, yang namanya laboratorium hidro dinamika sekarang ini kan
anggarannya sangat terbatas. Nah mereka ngeteng lah kira-kira begitu ya ke
perusahaan minyak, ke ini gitu. Nah sekarang tuh kita minta supaya secara resmi
dikaitkan dengan kementerian yang memakai kementerian lain begitu, supaya
dananya mengalir dana APBN gitu loh. Kalau itu bisa dilakukan akan jauh lebih
bagus karena begini masalah Masela Pak, itu sebetulnya keterkaitannya dengan
laboratorium hidro dinamika ini besar Pak, dia punya fasilitas offshore walaupun kita
sudah putuskan onshore karena FSO-FSO itu adalah off shore dan itu perlu
mendapatkan penelitian di sini. Ya kebetulan sekolah saya ini, jadi saya betul-betul
mengikuti perkembangan laboratorium ini dari nol dibangun sampai hari ini dan
sangat mengenaskan Pak, padahal laboratorium hidro dinamika itu di Asia yang
punya cuma India, Jepang dan Indonesia. Tapi di Indonesia punya 2 biji, yang 1
punya ITS yang 1 punya BPPT ya seperti inilah nasibnnya. Kalau misalkan ini bisa
kita jadikan sebagai center dari pada penelitian ya, terus di mana dipakai oleh para
stakeholders yang lain. Nah ini mungkin akan jauh lebih bagus karena pada waktu
menteri, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar dating karena dia sekolahnya juga
mirip-mirip begitu, saya ajak ke ITS sama hidro dinamika Pak, untuk melihat dan
beliau tertarik sebetulnya karena banyak sekali penelitian offshore nanti yang perlu
menggunakan fasilitas ini.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Ini hubungan dengan Kementerian Perhubungan atau Kementerian
Perindustrian ya.
KETUA RAPAT:
Dua-duanya Pak.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Makanya ini mungkin yang pas itu kan karena hidro dinamika lebih pas pada
pada perindustrian nanti ke sana.
KETUA RAPAT:
Boleh perindustrian dan perhubungan gitu ya.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Yang nomor 1 mungkin itu tadi mohon maaf, menyampaikan opini laporan itu
yang laporan yang WTP itu adalah bukan laporan serapan, tapi laporan keuangan
tahun anggaran 2016.
KETUA RAPAT:
Laporan keuangan, jadi bukan serapan.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
WTP-nya tahun 2015 ya.
KETUA RAPAT:
Disempurnakan saja karena inikan sebetulnya apresiasi saja kita terhadap
beberapa LPMK, Cuma kalimatnya dipaskan saja kalau memang WTP-nya di
......audit, untuk 2015 ya berarti ditulis saja pada tahun anggaran 2016 iya kan.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan tahun 2015
serta meminta Kementerian Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi, BATAN, LAPAN
dan BIG untuk menyampaikan opini, kalau itu bukan opini, kalau ini laporan
keuangan tahun anggaran 20....atau laporan serapan....mungkin laporan keuangan
itu, nggak usah laporan keuangannya yang relatif tinggi itukan nggak perlu karena
sudah opini laporan akuntannya itu.
KETUA RAPAT:
Jadi kita ulang ya, kita sepakati ya nomor 1.
(RAPAT:SETUJU)
Kita lanjutkan yang nomor 3 tadi yang hidro dinamika ditambahkan
Kementerian Perindustrian atau ditambahkan lagi kalau mau ya Kementerian
Perhubungan, Kementerian Perindustrian, kementerian lain yang terkait karena
ESDM juga memerlukan Pak, kementerian lain.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
BUMN juga Pak Ketua, interupsi. Kementerian BUMN dan Kementerian
BUMN.
Pak Ketua, perlu khusus Kementerian BUMN karena 4 galangan itu BUMN
semua yang perlu dukungan dari Kementerian Ristek dalam hal ini BPPT.
KETUA RAPAT:
Kita sampaikan saja yang main ya, yang core nya itu memang Perhubungan,
Perindustrian, BUMN, ESDM, nanti baru yang lain kita sebutkan dan Kementerian
lainnya yang terkait.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Tapi yang nomor 1 itu jangan hanya ke LIPI sama yang 3 dong kan itu
dikoordinasikan menteri. Penghargaan itu juga perlu ke Pak Menteri apresiasi
bahasanya gitu yang di atas.
KETUA RAPAT:
Memberikan apresiasi kepada kepada Kementerian Ristek ya.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Masa Pak Menteri, cape-cape me-manage tidakkita berikan apresiasi.
KETUA RAPAT:
Memberikan apresiasi kepada Kementerian Ristek Dikti atas laporan
keuangan ya betul karena kementerian sebagai coordinator dari LPMK ini.
F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):
Pak Ketua, pas.
KETUA RAPAT:
Pak Ramson makin malam makin jeli kayanya. Yang nomor 3 tadi sudah kita
sepakati ya.
(RAPAT:SETUJU)
Selanjutnya Komisi VII DPR RI meminta Kepala LPMK agar melakukan
sosialisasi dan pemantapan pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan tahun
anggaran 2017 ke semua pemangku kepentingan. Ini siapa punya ini ya, siapa yang
punya concern, kalimatnya tidak. Melakukan sosialisasi.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Kalau diomongkan sosialisasi ke Dapil kan kurang elok juga.
KETUA RAPAT:
Bukan, maksud saya kalimatnya coba Pak, meminta, mungkin sosialisasi
diganti desiminasi, agar melakukan desiminasi terhadap kebijakan pelaksanaan
kebijakan dan program pada masyarakat gitu kan. Kebijakan dan program, jadi
kebijakannya apa, program atas kebijakan itu apa, itukan masuk materi untuk
desiminasi ya, melakukan diseminasi terhadap kebijakan dan program kepada
masyarakat. Kegiatan nggak perlu itu dihilangin saja ke bawahnya sudah, pada
masyarakat untuk tahun anggaran ya, untuk tahun anggaran 2017. Pemangku
kepentingan tidak bisa dihilangin saja.
F-PKS (Dr. ZULKIEFLIMANSYAH, S.E., M.Sc.):
Kenapa tadi perlu juga kata sosialisasi, yang kami khawatirkan nanti banyak
juga masyarakat yang belum tahu lembaga-lembaga ini seperti apa, misalnya contoh
LIPI dipaksa bikin start up company gitu, LIPI dipaksa untuk bikin UKM dan lain
sebagainya, bikin industri. Nah kalau mereka belum tahu alasan kenapa LIPI itu
hadir sebagai lembaga, BPPT itu apa dan lain sebagainya kan masyarakat oh berarti
kalau gini BPPT di sini, ini LIPI kira-kira gitu masuk Pak, supaya nanti jangan teman-
teman dibebani dengan pertanyaan-pertanyaan di luar kompetensi intinya gitu, kira-
kira kenapa .........
KETUA RAPAT:
Iya betul, sudah sepakat. Bisa diterima ya nomor 4 ya.
(RAPAT:SETUJU)
5. Komisi VII DPR RI meminta Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
RI dan Kepala LPMK untuk melakukan tindakan afirmatif pembangunan
pusat unggulan Iptek di Indonesia bagian Timur pada tahun 2017.
Bu Mercy.
F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.):
Sangat setuju Pak.
KETUA RAPAT:
Pak Menteri, sudah, siap ya.
(RAPAT:SETUJU)
F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA):
Ini Maluku belum ada sama sekali.
KETUA RAPAT:
Ini soalnya melakukan tindakan afirmatif. Oke, ya saya lanjutkan nomor 6.
6. Komisi VII DPR RI mendesak Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia untuk menindaklanjuti hasil keputusan Raker dan
Rapat Dengar Pendapat dengan jajaran Eselon I Kementerian Riset
Teknologi & Pendidikan Tinggi dan Kepala LPMK serta menyampaikan
progressnya kepada Komisi VII.
Saya pikir ini normatif saja, yang terakhir bisa sepakat ya nomor 6 ya.
(RAPAT:SETUJU)
7. Komisi VII DPR RI meminta Menteri Riset Teknologi & Pendidikan Tinggi
dan para Kepala LPMK untuk menyampaikan jawaban tertulis atas semua
pertanyaan Anggota Komisi VII DPR RI dan disampaikan pada Komisi VII
paling lambat pada tanggal 24 Januari 2017.
Ya silakan Pak Menteri bias 24 Januari 2017 jawaban tertulis tadi, inikan
direkam semua Pak, tadi pertanyaan-pertanyaan. Sekarang tanggal, 1 minggu
tanggal 17.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
31 boleh tanggal 31 ya, sebab kalau ini bisa juga nggak ada masalah
memang biasa kerja gitu kan menyelesaikan.
KETUA RAPAT:
Jadi tetap ya tanggal 24 ya, oke terima kasih.
(RAPAT:SETUJU)
Dengan demikian Bapak-Ibu sekalian, berakhirlah sudah Rapat Kerja ini tapi
sebelum resmi ditutup saya minta sepatah, dua patah kata dari Menteri Riset
Teknologi & Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Silakan.
MENTERI RISET TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI RI:
Terima kasih kepada Pimpinan Komisi VII dan seluruh Anggota Komisi VII.
Pada sore hari ini kita telah melakukan bersama Rapat Kerja yaitu membahas
evaluasi anggaran atau kinerja tahun 2016. Tadi oleh Pimpinan sudah disampaikan
semua dan kami sudah menyampaikan seluruhnya dan nanti kami akan sampaikan
bentuk tertulis dan apa saja yang tadi, kan Pak Ketua Pimpinan menyampaikan
dengan tetek bengeknya, saya nggak suka bengeknya Pak, saya suka teteknya saja
Pak. Jadi inilah yang mungkin nanti kita sampaikan.
Terima kasih dari saya, akhirul kalam.
Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
KETUA RAPAT:
Terima kasih kami sampaikan pada Pak Menteri beserta jajaran dan juga
Kepala LPMK beserta jajaran atas kerja sama yang baik dalam rapat kerja ini.
Kami atas nama Pimpinan Komisi VII DPR RI juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak-Ibu Anggota Komisi VII atas ketekunannya hingga hampir habis
waktu Magrib kita serta permohonan maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan.
Akhirnya dengan mengucapkan hamdalah rapat kerja saya nyatakan ditutup.
Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(RAPAT DITUTUP PUKUL 18.55 WIB)
a.n. KETUA RAPAT
SEKRETARIS RAPAT
Dra. Nanik Herry Murti
NIP. 196505061994032002