DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan...

35
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : V Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI, Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI), Dirut LPP Televisi Republik Indonesia (TVRI) Hari, Tanggal : Kamis, 18 Juli 2019 Pukul : 10.00 WIB - 15.08 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Dibuka oleh Ir. H. Satya Widya Yudha, M.Sc., Wakil Ketua Komisi I DPR RI dan dilanjutkan oleh Asril Hamzah Tanjung, S.I.P., Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara : Pembahasan Laporan Keuangan Kemkominfo RI, LPP RRI, dan LPP TVRI T.A. 2018 Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 8. Charles Honoris 9. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 10. Andreas Hugo Pareira 11. Junico BP Siahaan 12. Yadi Srimulyadi 13. Drs. Ahmad Basarah, MH FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 14. Meutya Viada Hafid 15. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 16. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 17. Bambang Atmanto Wiyogo, S.E. 18. Venny Devianti, S. Sos.

Transcript of DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan...

Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : V

Jenis Rapat :

Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI, Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI), Dirut LPP Televisi Republik Indonesia (TVRI)

Hari, Tanggal : Kamis, 18 Juli 2019 Pukul : 10.00 WIB - 15.08 WIB Sifat Rapat : Terbuka

Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270

Ketua Rapat : Dibuka oleh Ir. H. Satya Widya Yudha, M.Sc., Wakil Ketua Komisi I DPR RI dan dilanjutkan oleh Asril Hamzah Tanjung, S.I.P., Wakil Ketua Komisi I DPR RI

Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara :

:: Pembahasan Laporan Keuangan Kemkominfo RI, LPP RRI, dan LPP TVRI T.A. 2018

Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 4. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 5. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 6. Ir. Rudianto Tjen 7. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 8. Charles Honoris 9. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 10. Andreas Hugo Pareira 11. Junico BP Siahaan 12. Yadi Srimulyadi 13. Drs. Ahmad Basarah, MH

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 14. Meutya Viada Hafid 15. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 16. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 17. Bambang Atmanto Wiyogo, S.E. 18. Venny Devianti, S. Sos.

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

2

19. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn. 20. Dr. Jerry Sambuaga

FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 21. H. Ahmad Muzani 22. Martin Hutabarat 23. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 24. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. 25. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi, M.Si, M.Sc. 26. Elnino M. Husein Mohi, S.T., M.Si. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 27. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T. 28. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A. 29. H. Darizal Basir 30. Ir. Hari Kartana, M.M. 31. KRMT Roy Suryo Notodiprojo FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 32. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. 33. Ir. Alimin Abdullah 34. Budi Youyastri 35. H.M. Syafrudin, S.T., M.M. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 36. Drs. H.A. Muhamin Iskandar, M.Si. 37. Drs. H.M. Syaiful Bahri Anshori, M.P. 38. Arvin Hakim Thoha

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 39. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. 40. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A. 41. H. Sukamta, Ph.D.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 42. Moh. Arwani Thomafi 43. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S. FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (F-NASDEM) 44. Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A. 45. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra 46. H. M. Ali Umri, S.H., M.Kn. FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT (F-HANURA) 47. Drs. Timbul P. Manurung

Anggota yang Izin : 1. Rachel Maryam Sayidina (F-GERINDRA) 2. Drs. H. Taufiq R. Abdullah (F-PKB) 3. Dra. Hj. Lena Maryana (F-PPP) 4. Prananda Surya Paloh (F-NASDEM)

Undangan

: 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si.

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

3

2. Inspektur Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Doddy Setiadi, Ak., MM., CA., CPA., QIA.

3. Direktur Jenderal Sumber Daya Dan Perangkat Pos Dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dr. Ir. Ismail, M.T.

4. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Prof. Dr. Ahmad M. Ramli, S.H., M.H., FCBARB.

5. Direktur Utama BAKTI, Anang Achmad Latif. 6. Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian

Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc.

7. Ketua Dewas LPP RRI, Mistam, M.Si. 8. Direktur Utama LPP RRI, Mohammad Rohanudin. 9. Direktur Keuangan LPP RRI, Hari Sudaryanto. 10. Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI, Drs. Arief Hidayat

Thamrin, M.M. 11. Direktur Utama LPP TVRI, Helmy Yahya, MPA, Ak.,

CPMA, CA. 12. Direktur Keuangan LPP TVRI, Isnan Rahmanto, Ak.,

MPA. Beserta Jajaran.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

4

Jalannya Rapat: KETUA RAPAT (IR. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.SC.): Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastiastu, Namo Budaya, Salam Kebajikan.

Saya ucapkan selamat datang kepada para mitra Sekretaris Jenderal Kementerian

Komunikasi dan Informatika. Lantas ada Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia, Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia, beserta jajaran yang hadir dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I pada hari ini, Kamis 18 Juli 2019.

Berdasarkan informasi dari Sekretariat saat ini daftar hadir telah ditandatangani oleh 7 fraksi dari 10 fraksi yang ada. Maka sesuai dengan ketentuan Pasal 251 ayat (1) Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib maka korum fraksi telah terpenuhi.

Sebelum kita memulai rapat dengar pendapat pada hari ini, sebagaimana amanat Pasal 246 Tata Tertib DPR RI perlu kita sepakati terlebih dahulu bahwa RDP kita pada hari ini bersifat terbuka atau tertutup?

Saya menyarankan terbuka. Bisa disepakati ya terbuka?

(RAPAT : SETUJU) (KETOK PALU : 1X)

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.00 WIB) Berdasarkan penjadualan rapat dari Badan Anggaran DPR RI terkait penyampaian

rancangan jadual pembahasan RUU Tentang Pertanggungjawaba Atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2018, sesuai surat Banggar DPR RI Nomor AG/09713/DPR RI/VI/2019 tanggal 27 Juni 2019 pada hari ini Komisi I DPR RI melaksanakan Rapat Dengar Pendapat dengan Sekjen Kemkominfo, Dirut LPP RRI, Dirut LPP TVRI, yaitu pembahasan laporan keuangan Kemkominfo, LPP RRI, LPP TVRI, Tahun Anggaran 2018.

Sebagai informasi, anggaran Kemkominfo Tahun Anggaran 2018 sebesar 5 triliun 164 miliar 66 juta 55 ribu rupiah, anggaran LPP RRI Tahun Anggaran 2018 1 triliun 39 miliar 91 juta 672 ribu, dan anggaran LPP TVRI Tahun Anggaran 2018 sebesar 956 miliar 367 juta 584 ribu.

Untuk itu mempersingkat waktu kami persilakan kepada Saudara Sekjen Kemkominfo, Dirut LPP RRI, dan dilanjutkan dengan Dirut TVRI, untuk memberikan penjelasan terkait daripada agenda rapat pada pagi hari ini.

Terima kasih. Silakan.

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA (DRA. ROSARITA NIKEN WIDIASTUTI, M.SI.):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Salam sejahtera untuk Bapak/Ibu sekalian. Yang kami hormati, Pimpinan Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI; Yang kami hormati, Ketua Komisi I DPR RI beserta Bapak/Ibu Anggota Komisi I DPR RI; Para Pejabat Eselon I (Satu) Kementerian Kominfo, Dirut RRI, dan Dirut TVRI,; beserta seluruh jajaran; Juga Bapak/Ibu dari Kuasi Kominfo yang kami hormati.

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

5

Hadir pada pagi hari ini dari Kominfo Bapak Dodi (Irjen), kemudian Bapak Anang Latif (Dirut Bakti), Bapak Dirjen Aptika (Pak Semi), dan perwakilan dari Kuasi Kominfo, dari KPI, KIP, dan dari Dewan Pers.

Laporan keuangan Kementerian Kominfo Tahun 2018 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Kominfo yang di kompilasi dari 7 eselon I (satu) dengan jumlah satuan kerja sebanyak 62, yaitu Sekjen 4 satuan kerja, Irjen 1, Ditjen SDPPI 41 satuan kerja, Ditjen Aptika 1, Ditjen PPI 2, Balitbang SDM 11, Ditjen IKP 3.

Laporan keangan tersebut terdiri dari laporan realisasi anggaran. Ini merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasi dalam satu periode pelaporan.

Realisasi pendapatan pada tahun anggaran 2018 adalah sebesar 21 triliun 394 miliar 156 juta rupiah, atau mencapai 114,57 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar 18 triliun 674 miliar 21 juta rupiah.

Realisasi pendapatan tahun anggaran 2018 lebih tinggi dari estimasi pendapatannya, disebabkan adanya peningkatan pada PNBP Kemkominfo. Realisasi belanja Kementerian Kominfo adalah sebesar 4 triliun 896 miliar 423 juta rupiah, atau sebesar 94,82 persen dari anggaran belanja, dan terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal.

Neraca yang merupakan laporan menggambarkan posisi keuangan Kominfo menunjukkan jumlah aset sebesar 15 triliun 967 miliar 563 juta rupiah. Terdiri dari aset lancar, aset tetap, dan aset lainnya.

Kewajiban tahun 2018 sebesar 5 triliun 463 miliar 907 juta rupiah merupakan kewajiban jangka pendek berupa pendapatan diterima dimuka yang merupakan pendapatan PNBP yang telah diterima, tetapi belum menjadi hak sepenuhnya karena masih melekat kewajiban untuk memberikan barang dan jasa.

Dari utang kepada pihak ketiga yang merupakan kewajiban yang harus diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 bulan, sehingga equitas tahun 2018 sebesar 15 triliun 967 miliar 563 juta rupiah merupakan kekayaan bersih atau selisih antara aset dan kewajiban.

Laporan operasional yang menyajikan pendapatan beban surplus dari operasi, surplus maupun devisit dari kegiatan non operasional. Surplus laporan operasional tahun anggaran 2018 Kemkominfo sebesar 17 triliun 273 miliar 619 juta. Laporan perubahan equitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan equitas sebesar 5 triliun 463 miliar 907 juta rupiah.

Catatan atas laporan keuangan, yaitu menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran, neraca, laporan operasional, dan laporan perubahan equitas. Termasuk juga penyajian informasi yang diharuskan dianjurkan oleh standar akuntansi Pemerintah, serta pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam laporan keuangan tersebut telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian.

Sedangkan laporan perubahan saldo anggaran Badan Layanan Umum (BLU) di dalam pembahasan mengenai RUU Pertanggungjawaban APBN salah satu bagian yang dibahas adalah laporan perubahan saldo anggaran lebih atau LP SAL. Entitas yang menyusun LP SAL awalnya hanya ditujukan pada unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Sejalan dengan pemberlakuan PSAP 13 tentang panyajian laporan keuangan BLU, maka saat ini dibuat oleh entitas Badan Layanan Umum Kementerian Kominfo memiliki satu BLU, yaitu Badan Aksessibilitas Telekomunikasi dan Informasi.

Adapun perubahan SAL BLU Bakti, saldo anggaran lebih tahun anggaran 2018 adalah 11 triliun 931 miliar 874 juta lebih. Tidak terdapat penyesuaian SAL awal tahun anggaran 2018, dan tidak terdapat penggunaan SAL sebagai penerimaan pembiayaan tahun berjalan.

Sisa lebih pembiayaan (silva) tahun 2018 adalah 924 miliar 956 juta 457 ribu 800 rupiah. Hal ini dapat tercapai berkat pelampauan target PNBP BLU Bakti. Terdapat penyelesaian SAL tahun anggaran 2018 yang timbul karena penyesuaian transaksi BLU dan BA BUN sebesar 1 miliar 236 juta 995 ribu rupiah. Berdasarkan SAL awal, sisa lebih pembiayaan anggaran dan

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

6

penyesuaian SAL tahun 2018 terdapat SAL akhir tahun 2018 adalah 11 miliar 236 juta 990 ribu rupiah.

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati,

Realisasi penyerapan anggaran Kementerian Kominfo secara rinci kami sampaikan: a. Sekjen 98,21 persen; b. Kuasi Publik Sekretariat KIP 98,2; c. Sekretariat KPI 98,26; d. Sekretariat Dewan Pers 93,25; e. Itjen 95,84; f. Ditjen SDPPI 95,76; g. Ditjen Aptika 96,27; h. Ditjen PPI 98,70; i. Badan Litbang SDM 95,21; j. Ditjen IKP 97,50; k. BLU Bakti 93,48; Sehingga secara keseluruhan realisasi penyerapan anggaran Kominfo 94,82 persen. Kinerja capaian target PNBP. a. BHP frekuensi 112,4 persen; b. PNBP USO 124,5 persen; c. BHP Telekomunikasi 103,5 persen; d. Sertifikasi Perangkat Telekomunikasi 266,9 persen; e. Ijin Penyelenggaraan Penyiaran 128,8 persen; f. PNBP lainnya 136,8 persen. Sehingga capaian target PNBP secara keseluruhan Kominfo 114,6 persen. Untuk peningkatan kualitas laporan keuangan, Kominfo telah meningkatkan pengelolaan

keuangan yang efektif, transparan, berorientasi pada hasil. Penyusunan kebijakan akuntansi yaitu untuk mengatur kebijakan akuntansi yang spesifik. Seperti kebijakan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU Palapa Ring). Meningkatkan proses pengendalian internal, yaitu nilai maturitas penyelenggaraan pemilu SPIP, sebesar 3,06, atau level terdefinisi telah melaksanakan praktek pengendalian dan terdokumentasi, serta optimalisasi koordinasi dengan Kementerian Keuangan dalam upaya rekonsisliasi piutang yang telah dilimpahkan ke Kementerian Keuangan. Bapak Pimpinan Rapat, Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati,

Evaluasi kinerja Kementerian Kominfo Tahun 2018 yaitu mengenai Program Palapa Ring.

Target tahun 2018 adalah penyelesaian konstruksi. Sudah dicapai paket barat 100 persen, paket tengah 100 persen, dan paket timur 89 persen. Untuk paket barat dan paket tengah itu sudah tahap uji komersial. Paket timur ini penyelesaian konstruksi.

Target BTS ada 320 lokasi, sedangkan pencapaiannya adalah 404 lokasi. Kalau dijumlahkan dari tahun 2015 sampai dengan 2018 yaitu 908 lokasi dari target 800 lokasi sampai dengan tahun 2019.\

Untuk akses internet targetnya 814 lokasi, capaiannya 1.425 lokasi. Capaian sampai dengan tahun 2018 adalah 4.111 lokasi dari target 3.500 lokasi.

Untuk satelit multifungsi, penandatanganan perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) capaiannya adalah penandatangan perjanjian kerjasama, yaitu dilakukan antara Kementerian Kominfo dengan Direktur Utama Satelit Nusantara III, dan penandatanganan perjanjian penjaminan oleh PT Penjamin Infrastruktur Indonesia dan Dirut PT Satelit Nusantara III, dan penandatanganan perjanjian regres oleh Menkominfo dengan Direktur PT PII.

Penambahan alokasi pita spektrum frekuensi radio untuk mendukung mobile broadband, yaitu targetnya 70 persen 254 megahertz, total target 350 megahertz. Capaiannya adalah 70 persen, yaitu 246 megahertz.

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

7

Untuk gerakan nasional 1.000 startup target 311 startup. Capaian 2018 584 startup. Startup yang sudah memiliki produk dan tim melalui pelaksanaan model kegiatan single operator, dan kerjasama dengan stake holder.

Program UMKM go online 2 juta 674 ribu 351 UMKM go online. Kerjasama antaran Kominfo dengan marketplace. Capaiannya adalah 4 juta 914 ribu 413 UMKM online. Total capaian dari tahun 2017 sampai 2018 adalah 9 juta 607 ribu UMKM online dari target 8 juta.

Program petani dan nelayan go online targetnya adalah 400 ribu petani dan nelayan online. Capaiannya adalah 400 ribu 320 petani dan nelayan online.

Untuk nexticorn (Next Indonesian Unicorn) targetnya adalah fasilitasi one on one meeting dengan top tier global investor. Capaiannya adalah 1.800 one on one meeting dengan top tier global investor. Capaian 300 jumlah tindaklanjut dari one on one meetingi ini beberapa sudah sampai level pada term sheet.

Kemudian penanganan konten negatif, yaitu pengendalian konten negatif. Jumlah konten negatif yang ditangani dari 196 ribu 779 konten, yaitu media sosial twitter 6.563 konten, facebook dan instagram 9.508 konten, google dan youtube 1.980 konten. Jumlah konten negatif yang telah ditangani oleh Kominfo yaitu 984 ribu 441.

Kemudian jumlah konten bermuatan negatif. Selain itu kami menyelenggarakan literasi digital, yaitu telah melakukan 350 literasi digital, terjangkau program dengan 151 ribu 92 peserta aktif melalui program siber kreasi dan gen posting. Kerjasama dengan 96 mitra strategis dari pemerintah, akademisi, profesi, LSM, persatuan artis, content creator, key oppinion leader, dan lain sebagainya. Mencetak 137 ribu buku literasi digital. Dan kemudian juga meraih WSAS Prices dari ITU (International Telecommunication Union) untuk program Indonesia Baik. 137 ini adalah yang mengunduh sejak Pebruari 2018.

Layanan perijinan. Target perijinan adalah satu hari selesai. Capaiannya satu hari kerja. Layanan perijinan terdiri dari ijin penyelenggaraan jaringan jasa telekomunikasi, sertifikasi kelaikan operasi jaringan, ijin penyelenggaraan pos, sertifikasi alat dan perangkat telekomunikasi, ijin penggunaan spektrum frekuensi.

TKDN perangkat LTE Kementerian Kominfo bersama Kemenperin dan Kemendag telah sepakat untuk menggerakkan pertumbuhan dalam menunjang kemandirian ekonomi dengan diterbitkannya Permenkominfo Nomor 7 Tahun 2015 tentang Persyaratan Alat dan Perangkat Telekomunikasi Berbasis Long Term Evaluation. Targetnya 30 persen, capaiannya 31,14 persen.

Untuk reformasi regulasi, Kominfo telah melakukan penyederhanaan jenis ijin dan layanan dari 35 jenis ijin, 3 layanan dan pendaftaran. Disederhanakan menjadi hanya 4 jenis ijin dan 6 layanan. Di atur dalam Peraturan Menkominfo Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perijinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Bidang Kominfo.

Bapak/Ibu sekalian yang kami hormati,

Untuk Government Public Relation (GPR), desiminasi informasi target kepuasan

masyarakat terhadap akses dan kualitas informas publik sebesar 60 persen, tingkat kepuasan masyarakat terhadap akses dan kualitas informasi publik capaiannya adalah 69,43 persen. Ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo terhadap responden dengan rentang usia 17 sampai 65 tahun diberbagai wilayah. Capaian kinerja tersebut adalah juga hasil paket kegiatan melalui seluruh kanal yang dimiliki oleh Kominfo, media elektronik, media cetak, media luar ruang, media digital, media tatap muka. Termasuk kerjasama dengan RRI dan TVRI.

Untuk kegiatan pengembangan SDM, Kominfo telah melaksanakan kegiatan ataupun program digital talent scholarship tahun 2018. Telah ada 1.000 peserta lolos seleksi. Capaiannya 964 peserta tersertifikasi. Bekerjasama dengan 5 universitas, yaitu UI, UGM, Unpad, ITB, ITS, dan satu partner instansi swasta (Microsoft).

Digital talent scholarship ini top 100 dari 964 peserta. Ini telah direkomendasikan oleh Kominfo kepada mitra untuk mengikuti sertifikasi secara internasional.

Demikianlah, Bapak Pimpinan Sidang maupun Bapak Ketua Komisi I, Bapak/Ibu sekalian, laporan keuangan maupun laporan kinerja dari Kementerian Kominfo.

Sekian, terima kasih.

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

8

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. KETUA RAPAT (IR. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.SC.):

Wa’alaikumsalaam.

Selanjutnya, Dirut LPP RRI, dan dilanjutkan TVRI.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN):

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Yang terhormat, Pimpinan Rapat Dengar Pendapat, Bapak Ketua dan Wakil Ketua Komisi I, dan Bapak-bapak dan Ibu-ibu kami hormati; Sekjen Kementerian Kominfo, Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik TVRI; dan Hadirin yang kami banggakan.

Ijinkan saya menyampaikan hal-hal penting yang dilakukan oleh Radio Republik Indonesia

sebelum laporan keuangan yang nanti akan disampaikan oleh Direktur Keuangan. Pagi ini kami akan menyampaikan apa yang baru dilakukan oleh RRI dalam merajut

Indonesia berkohesi. Malam minggu kemarin pada tanggal 13 Juli 2019 RRI menyelenggarakan Konser

Kebangsaan di Bengkulu yang keduabelas kalinya, satu program unggulan yang dipersembahkan Radio Republik Indonesia dalam mendedikasikan diri bagi Bela Indonesiaku, kerjasama dengan Kementerian Kominfo dan Kemhan Republik Indonesia.

Di tengah ribuan massa Bengkulu, Konser Kebangsaan Radio Republik Indonesia mengkampanyekan Indonesia Bersatu. Persis pada siang harinya terjadinya pertemuan kemesraan antara Jenderal Prabowo dan Presiden Jokowi.

Konser Kebangsaan ini akan diselenggarakan pada dua bulan yang akan datang di Pontianak. Nanti juga saya akan kerjasama dengan Televisi Republik Indonesia. Saya membaca puisi, Pak Helmy Yahya nanti akan menyanyi, begitu tadi kesepakatan yang bersama.

Program khusus yang akan diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia yaitu Program Mitigasi Bencana, yang kami beri nama ‘Program Kentongan’. Mengapa Program Mitigasi Bencana itu menjadi sangat penting, karena BMKG pada awal tahun 2019 mengumumkan terjadi bencana di Indonesia jumlahnya lebih dari 7 ribu kali guncangan. Oleh karena itu RRI punya kepentingan, sekaligus membangun mitigasi bencana ini untuk seluruh Indonesia untuk disiarkan oleh Radio Republik Indonesia. Bukan soal-soal gempa saja, bukan soal-soal tsunami, tapi termasuk juga tanah longsor, banjir, gunung meletus, dan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Karena itu dalam skema ini RRI bekerjasama dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi, kemudian dengan BNPB, dengan BMKG, Basarnas, PMI, dan Kemensos, dimana mereka bukan hanya sebagai narasumber, tetapi website atau portal-portal dari BNPB, BMKG, dan Basarnas itu akan di link-kan secara online pada Radio Republik Indonesia di Studio Pro3, Stasiun Berjaringan Radio Republik Indonesia di seluruh Indonesia, dimana semua peta peristiwa yang terjadi di Indonesia ini nanti akan di ekspos melalui siaran Radio Republik Indonesia di Pro3. Sekaligus juga bukan hanya sekedar live radio, tapi juga live televisi.

Ini juga program mitigasi bencana, program ‘Kentongan’ ini akan dikhususkan untuk siaran untuk wilayah Painan, Tanjung Lesung, Cilacap, Labuhan Bajo, kemudian Pelabuhan Ratu. Kenapa kami menunjuk daerah-daerah ini, karena daerah-daerah ini yang kami sebut tadi adalah merupakan pusat-pusat gempa yang seringkali terjadi di wilayah-wilayah tersebut.

Dan pada tahun 2020 kami juga akan mengadakan pengadaan receiver khusus berkaitan dengan digital radio mondial.

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.):

Ijin, Pak Ketua.

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

9

Kalau saya baca agenda kita hari ini Laporan Keuangan 2018. 2020 segalanya itu ada waktunya nanti. Jadi kita rapat ini banyak mitranya, jadi jangan kita dilaporkan yang untuk 2020. Sekarang ini agenda Laporan Program 2018 dan Laporan Keuangan 2018. Jadi jangan kita dikasih yang 2020, ada saatnya untuk memberi informasi kepada kita untuk 2020.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN):

Terima kasih Ibu. Program mitigasi bencana ini telah kami lakukan. Dan kami akan terus berkembang

maksudnya sampai tahun 2020. Program liputan ke berbagai gunung api yang berpotensi menimbulkan bencana dengan

melibatkan para ahli geologi, vulkanologi, dan ahli berbagai disiplin ilmu lainnya untuk mengetahui kondisi terkini dan antisipasi yang dapat dilakukan untuk dapat disampaikan ke pengambil kebijakan, dan publik melalui siaran Pro3 terresterial dan RRI.net dalam format laporan picture dan dokumentasi.

Berikut ini kami laporkan hasil posisi Ranking Alexa Global International website Radio Republik Indonesia sejak Januari sampai Juni 2018, dimana pada Januari 2018 kita masih berada pada ranking ke 2019. Sampai bulan Juli terakhir ini mengalami peningkatan sampai 190 persen posisi website Radio Republik Indonesia di dunia menempati ranking ke 71. Kenaikan ranking ini merupakan pergerakan positif bagi Radio Republik Indonesia, karena trend-nya konsisten dan organik, publis besar, dan trust public menjadi utama.

Website Radio Republik Indonesia pada Ranking Alexa International sejak Januari 2018 sampai Juni 2018. Pada Januari kami menduduki pada ranking yang ke 9 ribu, dan sekarang pada Juli 2019 mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Kenaikannya 840 persen, kenaikan dari 2018 kita menempati ranking ke 966. Kenaikan ranking ini merupakan pergerakan positif bagi Radio Republik Indonesia karena trend-nya konsisten dan organik, publik besar, trust public menjadi utama.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang kami hormati,

Berikut ini opini BPK terhadap Radio Republik Indonesia. Untuk yang pertamakalinya

Radio Republik Indonesia mendapati posisi opini Wajar Tanpa Pengecualian. Sesuai hasil pemeriksaan BPK, laporan keuangan LPP RRI Tahun 2018 menyajikan secara wajar dalam semua hal material yang terdiri dari posisi keuangan neraca per 31 Desember 2018, laporan realisasi anggaran, laporan operasional, laporan perubahan equitas sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Keberhasilan ini berkat kesungguhan, kepatuhan, dan kehati-hatian, serta pengawasan manajemen Radio Republik Indonesia dalam pengelolaan anggaran. Inilah progress tindaklanjut temuan BPK atas laporan keuangan Radio Republik Indonesia pada tahun 2017 dan 2018.

Total temuan atas LK RRI tahun 2017 sebanyak 43 rekomendasi, yang diselesaikan adalah 42 rekomendasi. Menyisakan satu yang sedang di proses, soal revisi PP tentang PNBP dengan kesulitan karena menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kementerian Kumham, kemudian Sekneg, dan Direktorat PNBP.

Dari total temuan atas LK RRI 2017 yang berdampak TGR sebesar 1,3 miliar. Sekarang sudah disetorkan secara keseluruhan 1,3 miliar, dan 100 persen selesai penyelesaiannya.

Itulah beberapa report yang berkaitan dengan mengapa Radio Republik Indonesia itu mencapai WTP. Total temuan atas LK RRI tahun 2018, jumlah rekomendasi 35 diusulkan untuk selesai dalam proses pembahasan dengan BPK. Kemudian proses TL itu 4. Sehingga dari total temuan atas LK 2018 berdampak TGR 234 juta 790 rupiah, dan disetor sudah 97 juta rupiah, sisa temuan adalah 137 juta rupiah.

Demikian hal-hal yang penting yang perlu kami sampaikan. Selanjutnya saya persilakan Direktur Keuangan, Bapak Hari, menyampaikan laporan selanjutnya.

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

10

DIREKTUR KEUANGAN LPP RRI (HARI SUDARYANTO): Terima kasih Pak Dirut.

Yang terhormat, Pimpinan Sidang dan Bapak/Ibu Komisi I DPR RI, Bapak/Ibu Hadirin yang kami hormati,

Perkenankan kami menyampaikan laporan keuangan LPP RRI Tahun Anggaran 2018. Pada tahun 2018 LPP RRI mendapat alokasi tambahan anggaran sebesar 81 miliar 22

juta 912 ribu rupiah. Terdiri dari belanja pegawai, belanja sarana dan prasarana pemilu, hibah dalam negeri. Sehingga anggaran RRI yang semula 958 miliar 68 juta 760 ribu rupiah menjadi 1 triliun 39 miliar 91 juta 672 ribu rupiah.

Langsung ke Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2013 (audited). Pertama dari Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Realisasi pendapatan PNBP sampai dengan 31 Desember 2018 sebesar 39 miliar 235 juta 233 ribu 31 rupiah, atau mencapai 128,32 persen dari estimasi pendapatan sebesar 30 miliar 575 juta 433 ribu rupiah.

Realisasi belanja sampai dengan 31 Desember 2018 sebesar 981 miliar 301 juta 872 ribu 617 rupiah, atau mencapai 94,44 persen dari alokasi anggaran sebesar 1 triliun 39 miliar lebih.

Laporan Realisasi Anggaran Belanja per Sumber Dana Tahun 2018. Yang bersumber rupiah murni, pagu anggaran 1 triliun 15 miliar 953 juta 826 ribu rupiah. terealisasi 966 miliar 234 juta 555 ribu 889 rupiah, atau sekitar kurang lebih 95,11 persen. Yang bersumber dari PNBP (fungsional), pagu sebesar 22 miliar 787 juta 846 ribu rupiah. Terealisasi 14 miliar lebih, atau sekitar 64,60 persen. Yang bersumber dari hibah, pagu 350 juta, terealisasi 345 juta 500 ribu rupiah, atau 98,71 persen.

Selanjutnya Laporan Realisasi Anggaran per Jenis Belanja. Jenis belanja pegawai, pagu sebesar 612 miliar 180 juta 430 ribu rupiah. Terealisasi 577 miliar 433 juta lebih, atau sekitar 494,3 persen. Belanja barang, pagu sebesar 306 miliar 704 juta 151 ribu rupiah. Terealisasi 287 miliar 4 juta 579 ribu 118 rupiah, atau sekitar 93,56 persen. Belanja modal 120 miliar 207 juta 91 ribu rupiah. Terealisasi 116 miliar 863 juta 816 ribu 220 rupiah, atau 97,30 persen.

Berikutnya, Laporan Realisasi Pendapatan PNBP. Realisasi pendapatan PNBP sebesar 939 miliar 235 juta 233 ribu 31 rupiah. Terdiri dari, PNBP fungsional sektiar 24 miliar lebih, PNBP umum 12 miliar lebih, dan PNBP lain-lain 1,9 miliar.

Berikutnya Perbandingan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2017 dan Tahun Anggaran 2018. Kinerja realisasi anggaran tahun 2017 sebesar 89,09 persen, dan kinerja realisasi tahun anggaran 2018 sebesar 94,44 persen, sehingga kinerja realisasia tahun anggaran 2018 meningkat sebesar 5,35 persen.

Neraca aset. Nilai aset per 31 Desember 2018 sebesar 3 triliun 150 miliar 254 juta 992 ribu 909 rupiah. Terdiri dari aset lancar, aset tetap, piutang jangka panjang, dan aset lainnya.

Kewajiban dan Equitas. Nilai kewajiban sebesar 16 miliar 813 juta 940 ribu 453 rupiah. Equitas sebesar 3 triliun 133 miliar 441 juta 52 ribu 456 rupiah.

Kemudian Laporan Operasional Tahun 2018 mengalami devisit sebesar 898 miliar 277 juta 381 ribu 10 rupiah. Devisit ini terdiri dari devisit kegiatan operasional sebesar 899 miliar 617 juta 693 ribu 235 rupiah. Dan surplus kegiatan non operasional sebesar 1 miliar 340 juta 312 ribu 225 rupiah.

Laporan Perubahan Ekuitas Tahun Anggaran 2018. Ekuitas awal per 1 Januari sebesar 3 triliun 137 miliar 668 juta 836 ribu 910 rupiah. Kemudian ditambah penurunan ekuitas sebesar 4 miliar 227 juta 786 ribu 905 rupiah. Sehingga Ekuitas akhir 31 Desember 2018 sebesar 3 triliun 133 miliar 441 juta 52 ribu 456 rupiah. Dan terdapat penurunan 0,13 persen dibandingkan dengan ekuitas tahun 2017.

Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2018. Pengelolaan aset tanah. Tahun 2017 dilakukan alih status BMN berupa tanah komplek RRI Cimanggis kepada Kementerian Agama seluas 1 juta 425 ribu 889, atau sekitar 142,5 hektar, dengan nilai perolehan sebesar 329 miliar 401 juta 747 ribu 335 rupiah. Berdasarkan kesepakatan antar kedua belah pihak, tanah yang dilepas oleh LPP RRI akan mendapat penggantian. Penggantian tersebut sangat dibutuhkan LPP

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

11

RRI untuk mendukung operasional siaran. Saat ini penggantian tersebut masih dalam proses penyelesaian.

Sekian, terima kasih. Kami kembalikan ke Pak Dirut LPP RRI.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Demikian laporan keuangan Radio Republik Indonesia. Saya kembalikan kepada Pimpinan Sidang. Terima kasih.

KETUA RAPAT (IR. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.SC.): Terima kasih. Selanjutnya dengan Direktur Utama LPP TVRI.

DIREKTUR UTAMA LPP TVRI (HELMY YAHYA, MPA, AK., CPMA, CA.):

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Yang sangat saya hormati, saya muliakan, Pimpinan dan Anggota DPR Komisi I; Yang saya hormati, Sekjen Kominfo dan para pejabat struktural/Eselon I (Satu) di Kominfo, Pimpinan KIP, KPI, Dewan Pers yang saya hormati, Dirut RRI dan jajaran Direksi, dan Hadirin semua yang hadir di dalam ruangan ini,

Terima kasih atas kesempatannya untuk melaporkan. Sebelum saya akan persilakan Direktur Keuangan untuk memaparkan masalah keuangan,

saya hanya meng-update beberapa hal. Mungkin cuma butuh waktu 1-2 menit. Kami baru saja dengan dibantu oleh Kominfo menerima hibah 2 miliar Yen untuk proyek

Mitigasi Bencana yang akan segera kita aplikasikan. Dan kami sedang melakukan persiapan. Melibatkan BMKG, BNPB, Basarnas, dan juga Kominfo yang tentu saja akan sangat dibutuhkan.

Dan kemudian kami setelah pemilu membuat berbagai program, baik talkshow, musik, dan kuis yang bertemakan persatuan. Salah satunya adalah acara andalan kami yang kami mainkan di primetime yaitu Kuis Siapa Berani, pun kami berikan judul ‘Bhinneka Tunggal Ika’.

Dan kemudian kami baru saja mendapatkan sebuah berkah, sebuah monster program yang akan sangat menaikkan level TVRI dan meningkatkan PNBP, yaitu kami mendapatkan hak untuk menyiarkan eksklusif untuk terresterial, baik analog dan digital, untuk Liga Inggris yang akan dimulai pada tanggal 10 Agustus. Jadi barangkali itu capaian dalam beberapa hari terakhir yang bisa kami sampaikan.

Dan berikutnya saya persilakan Direktur Keuangan, Pak Isnan Rahmanto, untuk menyampaikan laporan keuangan.

DIREKTUR KEUANGAN LPP TVRI (ISNAN RAHMANTO, AK., MPA.)

Bismillaahirrohmaanirrohiim.

Mohon ijin, Pak Pimpinan Sidang. Melanjutkan apa yang disampaikan oleh Bapak Dirut bahwa kami akan sampaikan laporan

keuangan LPP TVRI Tahun 2018. Yang pertama agenda kami adalah pagu dan realisasi anggaran, kemudian neraca,

kemudian laporan operasional, kemudian laporan perubahan ekuitas, berikutnya adalah catatan atas laporan keuangan 2018, dan kemudian tindaklanjut atas temuan BPK.

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

12

Dapat kami sampaikan bahwa, pagu dan realisasi anggaran untuk periode tahun 2018. Dari sisi penerimaan pajak anggaran kita 125 miliar, tercapai realisasi 175 miliar, atau sekitar 139 persen.

Kemudian dari sisi belanja. Belanja pegawai dari anggaran sebesar 314 miliar terealisasi 309 miliar, atau kurang lebih 99 persen. Kemudian belanja barang sebesar 499 miliar, realisasi sebesar 464 miliar, atau kurang lebih 93 persen. Sementara belanja modal 145 miliar, terealisasi 131 miliar, secara prosentase sebesar 90. Total anggaran belanja kita sebesar 959 miliar, dan terealisasi 905 miliar, atau 94 persen.

Kemudian dari sisi rupiah dan PNBP kita menunjukkan bahwa realisasi anggaran untuk rupiah murni mencapai 95 persen dari anggaran sebesar 869 miliar, terealisasi 828 miliar. Sementara dari sisi PNBP tercapai 86 persen, yakni dari anggaran sebesar 89 miliar terealisasi sebesar 77 miliar. Total sama seperti di depan sebesar 94 persen.

Kemudian dari sisi penyerapan rupiah murni dan PNBP dapat digambarkan dalam grafik seperti ini.

Untuk realisasi per satker dapat kita sampaikan kepada Bapak/Ibu Anggota Dewan yang terhormat. Bahwa 94,38 persen capaian realisasi anggaran kita wajahnya diwakili oleh Jawa Timur yang tertinggi, yaitu 99,84 persen. Kantor pusat seharusnya dia adalah ranking ke 30. Tapi karena dia kantor pusat, kami tetap letakkan di yang pertama, hanya 91,58 persen. Dan yang paling rendah adalah Sulawesi Tengah, yaitu 91,29. Ini karena Sulawesi Tengah ada bencana gempa sehingga infrastruktur rusak, agak sedikit menghambat di dalam pencapaian ataupun penyerapan anggaran.

Kemudian mengenai neraca dapat kami sampaikan disini bahwa, aset lancar sudah berkurang cukup signifikan, dari 86 miliar di tahun 2017 menjadi 19 miliar. Berbagai permasalahan di tahun 2017 mulai dapat kita selesaikan. Piutang sudah mulai kita tata sehingga ada penurunan jumlah piutang. Kemudian uang muka belanja (panjar) dapat kita selesaikan. Yang tahun lalu 22 miliar, sekarang sudah menjadi nol (0). Kemudian juga ada penurunan piutang bukan pajak. Dari 39 miliar hanya menjadi 11 miliar saja. Ini adalah capaian kinerja keuangan kita untuk menurunkan pos-pos di aset lancar.

Kemudian di aset tetap relatif tidak ada perubahan. Tanah, peralatan, mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, konstruksi dalam pengerjaan, jumlah total tahun ini sebesar 4 triliun 776 miliar. Meningkat cukup signifikan dari tahun yang lalu sebesar 4 triliun 287. Artinya ada belanja modal yang masuk di dalam peralatan dan mesin, secara efektif telah menambah jumlah aset kita.

Kemudian piutang jangka panjang saya rasa tidak terlalu signifikan. Aset lainnya terdiri dari aset tidak berwujud. Sehingga total daripada aset kita sebesar 4

triliun 824 miliar. Meningkat dari tahun 2017 dari 4 triliun 378 miliar. Kemudian dari sisi kewajiban. Kewajiban jangka pendek kita sajikan disini, dan juga

kewajiban jangka panjang. Dan yang lebih penting lagi yaitu ekuitas. Total daripada kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas sebesar 4 triliun 824 miliar.

Khusus untuk neraca ini sebenarnya sudah dilakukan revaluasi aset. Jadi karena BPK masih mengatakan belum memenuhi syarat revaluasi seluruh aset milik pemerintah pusat, sehingga kita di takeout. Jadi untuk LPP TVRI revaluasi aset sudah selesai. Dari tadi nilainya sebesar 4 triliun 780 menjadi 13 triliun 935 miliar. Kenaikan yang cukup signifikan lebih dari tiga kali. Grafik revaluasi aset bisa kita sajikan dari nilai sebelumnya. Setelah revaluasi hampir mencapai 14 triliun.

Kemudian dari sisi laporan operasional. Pendapatan kita dari PNBP sebesar 170 miliar. Kemudian beban sebesar 956 miliar. Beban terdiri dari beban pegawai, beban persediaan, beban barang dan jasa, beban pemeliharaan, beban perjalanan dinas, beban penyusutan, dan penyisihan piutang tidak tertagih. Sehingga pada tahun 2018 kita masih mengalami devisit sebesar 785 miliar. Sedikit meningkat dari tahun 2017. Tetapi pengeluaran ataupun volume kerja di 2018 juga sebenarnya meningkat.

Kegiatan non operasional menunjukkan adanya surplus, khususnya adalah pendapatan kegiatan non operasional lainnya, senilai kurang lebih 11 miliar. Ada surplus dari kegiatan non operasional ini. Surplus sebelum pos luar biasa disebutkan disini adalah 790 miliar. Memang agak sedikit meningkat dari laporan di 2017.

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

13

Secara singkat laporan operasional dapat kita sampaikan dari 2016, 2017, dan 2018. Disitu kita sajikan ada devisit di tahun 2016 sebesar 842 miliar, di 2017 berkurang menjadi 766 miliar, dan di tahun 2018 meningkat lagi menjadi 790 miliar. Ini masih sama mengenai laporan operasional, menggambarkan surplus dan devisitnya.

Kemudian di laporan perubahan ekuitas. Di tahun 2018 kita mengalami kenaikan ekuitas sebesar 412 miliar. Ekuitas kita di saldo awal sebesar 4 triliun 97 miliar. Dengan kenaikan sebesar 412 miliar menjadikan ekuitas kita di akhir periode sebesar 4 triliun 609 miliar.

Kenaikan ekuitas selama tiga periode, di tahun 2016 sebesar 101, di tahun 2017 sebesar 360, di tahun 2018 sebesar 412. Sebenarnya ini merupakan gambaran belanja modal yang kita lakukan yang bisa kita jadikan ekuitas.

Kemudian mengenai status opini BPK alhamdulillaah di tahun 2018 ini laporan keuangan LPP TVRI pertamakali mendapat opini WTP setelah tiga tahun berturut-turut disclaimer, dari 2014, 2015, 2016, dan 2017 kita mencapai WDP, di 2018 akhirnya kita bisa mendapatkan WTP.

Laporan keuangan tahun 2018 telah kami publikasikan pada media massa, yaitu di harian Media Indonesia, Kompas, Kontan, dan Seremonia pada hari Sabtu 13 Juli 2019, sesuai dengan amanah Pasal 38 PP 13/2005 tentang LPP TVRI yang mewajibkan TVRI untuk mengumumkan laporan keuangan melalui media massa.

Catatan laporan keuangan barangkali bisa kita skip. Yang penting adalah bahwa kita di dalam catatan laporan keuangan ada hutang kepada pihak ketiga yang harus kita perhatikan sebesar 138 miliar. Ini kami masih punya hutang kepada Kominfo sebesar kurang lebih 56 miliar. Kemudian hutang kepada pajak ini jumlahnya juga 50 miliaran. Dan hutang yang sedikit-sedikit, kepada Telkom dan seterusnya. Tapi beberapa sudah mulai kita cicil.

Kemudian mengenai tindak lanjut temuan BPK. Di tahun anggaran 2018 seluruh temuan sudah kami tindaklanjuti. Dari jumlah rekomendasi sebesar 95 dengan nilai 5 miliar 982 juta seluruhnya sudah kami tindaklanjuti. Dari sisi kejadian sudah diterima BPK sebesar 63 persen atau 60, kemudian yang belum diterima sebesar 37 persen, atau 35 kejadian. Dari sisi nilai rupiah yang sudah diterima oleh BPK adalah 86 persen, kemudian yang belum diterima oleh BPK sebesar 14 persen. Kalau rupiahnya bisa kita lihat disitu, yang sudah diterima BPK sebesar 5 miliar 172, yang belum secara rupiah adalah 810 juta. Jadi ada 14 persen yang belum diterima oleh BPK dari sisi nilai rupiah. Seluruhnya dari tahun 2005 hampir setengah triliun temuan kami. Jumlah rekomendasinya sebesar 765, sudah kami tindaklanjuti sebesar 740. Nilainya adalah 503 miliar. Dari tindak lanjut yang sudah kami lakukan kejadiannya yang sudah diterima BPK sebesar 38 persen, yang belum diterima oleh BPK sebesar 59 persen, yang belum kami tindaklanjuti dari sisi kejadian sebesar 3 persen.

Kemudian dari sisi nilai rupiah yang sudah kami tindaklanjuti diterima BPK 22 persen, belum diterima oleh BPK sebesar 74 persen, yang belum ditindaklanjuti adalah 4 persen. Yang belum ditindaklanjuti itu dari sisi kejadian jumlahnya 25, sementara nilainya sekitar 20 miliar 554 juta.

Kemudian rinciannya di paling belakang dapat kami sampaikan kepada Bapak/Ibu sekalian, yaitu jumlah temuan ada 316. Tapi yang penting disini adalah rekomendasinya, sudah kami sebutkan tadi, sebesar 765. Kemudian nilainya hampir 524 miliar. Yang sudah kami tindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi, atau diterima oleh BPK, sebesar 287. Sudah kami tindaklanjuti, masih di dalam proses persetujuan BPK, sebesar 453. Nilainya kurang lebih 390 miliar. Yang belum kami tindaklanjuti hanya 25 dengan nilai 20 miliar, dan akan segera kami tindaklanjuti. Barangkali ini upaya kami untuk memperbaiki laporan keuangan, sehingga BPK mungkin berpuas dengan apa yang kami lakukan sehingga mereka memberikan opini kepada kami WTP.

Terima kasih barangkali tambahan untuk laporan keuangan LPP TVRI. Selanjutnya kami kembalikan kepada Pak Dirut.

DIREKTUR UTAMA LPP TVRI (HELMY YAHYA, MPA, AK., CPMA, CA.): Jadi demikian laporan dari kami.

Wabillaahitaufiq Wal Hidaayah

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

14

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. KETUA RAPAT (IR. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.SC.):

Wa’alaikumsalaam.

Terima kasih. Di meja pimpinan sudah ada tiga penanya. Perlu sampaikan disini yang hadir. Dari Kuasi ada KPI Pusat, dihadiri oleh PLT sekretaris,

Pak Cecep. Dari KIP Pak Wakil Ketua, Pak Hendra. Serta dari anggota Dewan Pers, Pak Asep Setiawan. Nanti bisa memperkuat apabila diperlukan di dalam sesi tanya jawab. Tentunya seijin Sekjen Kominfo.

Dari meja pimpinan yang bertanya dari sisi kanan. Atau Pak Ketua dulu, Pak Supiadin. Nanti siap-siap Ibu Evita.

F-NASDEM (MAYJEN TNI (PURN) SUPIADIN ARIES SAPUTRA): Terima kasih Pimpinan. Terima kasih kepada Ibu Sekjen, Direktur LPP RRI dan TVRI yang sudah menyampaikan

laporan pertanggungjawaban keuangan 2018, dan saya menyampaikan apresiasi karena anggaran yang dipertanggungjawabkan sudah bisa dipertanggungjawabkan dengan ada penilaian WTP.

Yang penting jangan WTS Pak, waton suloyo. Kalau Wajar Tanpa Pengecualian itu yang bagus.

Ada beberapa hal, yang pertama untuk Kominfo ini. Kami minggu lalu itu baru pulang dari Sekolah Tinggi Multimedia di Sleman. Saya baru

tahu itu ada kampus milik Kominfo, dan satu-satunya se-Indonesia. Namun ada beberapa catatan. Saya melihat kampus ini luar biasa dengan segala fasilitasnya. Kemudian penerimaan

mahasiswanya juga luar biasa, rata-rata tiap tahun 400 orang. Cuma disitu yang lulus rata-rata tiap tahun 200, artinya yang selesai. Jadi dia masuk 400, yang selesai sampai dapat diploma empat itu 200. Yang sisanya kemana? Mereka sudah dapat pekerjaan sehingga tidak mikir lagi gelarnya itu, yang penting dapat kerjaannya dulu. Dan ada beberapa yang sudah menjadi presenter bagus di Indonesia ini. Ada di Metro TV, ada di MNC. Mereka bagus-bagus semua dan punya prestasi yang baik.

Cuma memang saya melihat perhatian Kominfo belum full. PNBP nya besar, karena memang hasilnya PNBP disitu. Tetapi bagaimana pengembalian PNBP itu untuk kembali membesarkan itu. Karena antara lain misalnya banyak peralatan yang sudah sepuh yang dia sudah tidak lagi bisa menunjang untuk kepentingan kedepan. Sarana praktek saya lihat luar biasa. Sarana praktek sebagai penyiar radio, sebagai operator, sebagai presenter, termasuk untuk televisi. Cuma memang alat-alat yang di studio televisinya itu sudah relatif 60 persen sudah out of date, karena itu bantuan Jepang yang hari ini sudah di stop karena dianggap sudah bisa berjalan.

Beberapa saran saya begini, pertama, bisa tidak melalui direkturnya itu dibikin sebuah aturan tata tertib di dalam. Mereka yang sudah katakan dalam proses perjalanan kuliah disitu diharapkan mereka sampai tuntas. Jangan terkesan masuk 400 yang lulus 200, seolah-olah kualitasnya rendah. Ini bagaimana?

Oke lah dia dapat pekerjaan. Tetapi coba apakah dia diberi beasiswa atau diberi kemudahan lain, supaya dia bisa benar-benar lulus sampai selesai. Ini menyangkut nama baik STMN. Kan kesannya tidak bagus, masuk 400 yang lulus 200. Padahal yang 200 itu karena dia baru dua tahun sudah dapat pekerjaan sehingga tidak melanjutkan kuliah lagi. Dia pikir ngapain kuliah wong saya sudah dapat duit. Ini saya berharap mereka ini mereka selesai. Ini perlu bikin aturan-aturan akademis bagaimana ini menyangkut kredibilitas dan nama baik dari STMN ini. Karena ini satu-satunya se-Indonesia milik Kominfo, tidak ada lagi.

Yang kedua, kita ingin ada disitu katakanlah fasilitas-fasilitas kemudah-kemudahan yang lain yang membuat mereka itu lebih betah. Saya lihat kampusnya besar, luar biasa besarnya. Untuk

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

15

berkiprah mereka luar biasa disitu. Tempat berpraktek semua ada, praktek di ruangan, praktek di lapangan ada. Didepannya juga ada TVRI, berseberangan dia disitu dengan TVRI. Saya minta atensi itu saja supaya diperhatikan. Karena memang mengeluh itu, karena yang dilakukan sudah begitu tapi optimalisasinya. Ini harus menjadi kebanggaan Pemerintah. Dan Kominfo harus menjadikan ini ikon, inilah keberhasilan Kominfo dalam membangun sebuah sekolah tinggi multimedia se-Indonesia dan berkualitas. Bukan sekedar ada.

Yang kedua untuk Pak Anang, Bakti. Program-program yang saya terima itu ternyata saya cek desa-desa yang dimasukkan daftar itu sudah semua punya internet. Ini kesalahannya dimana? Apa saya yang bingung atau mereka yang bingung? Jadi data yang dimasukkan ke kita saya cek, sudah ada internet. Cuma persoalannya banyak tidak jalan. Saya pikir ini perlu, Pak Anang, untuk program-program internet di desa ini perlu digerakkan.

Faktanya begini Pak hasil survei kita, begitu dana desa ada ternyata pertumbuhan ekonomi di desa itu bukan naik. Turun. Yang salah apa ini? Yang salah dana desanya atau memang kepala desanya tidak bisa memanfaatkan. Sekarang kita mulai terungkap. Saya sejak 2015 sudah wanti-wanti para kepala desa hati-hati. Kalau hari ini bupati, DPRD, DPR RI, gubernur, kena KPK, kamu tinggal tunggu saja, mulai 2016 kamu bakal kena. Ternyata benar.

Dan celakanya lagi mereka tidak transparan kepada rakyat. Maka kalau saya turun ke bawah, mereka selalu menghindar ketemu saya kepala desa ini. Karena saya cek langsung ke rakyat:

“Tahu tidak ada dana desa?” “teu ngartos Pak” “Hari ini Ibu itu punya dana desa itu ada 1,2 miliar” “teu terang Pak” Ini fakta. Jadi wajar kemudian kalau terjadi korupsi. Dan ternyata dana desa tidak

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di desa. Tapi kalau kita terima laporan di televisi Menteri Desa Tertinggal itu luar biasa. Jalan tambah panjang sekian. Tapi faktanya itu. Kami kemarin bahas di Badan Anggaran. Jadi hasil survei kita pertumbuhan ekonomi di desa itu turun.

Oleh karena itu saya pikir mungkin internet desa, Pak Anang. Ini salah satu potensi. Apalagi dengan revolusi industri 4.0 ini, ini saya kira perlu para kepala desa ini paham betul tentang ini.

Sekarang apa yang tidak terkait dengan revolusi industri 4.0 yang begitu meluas. Saya pikir ini perlu dalam rangka meningkatkan bagaimana potensi desa itu betul-betul dana desa itu bermanfaat. Sayang, karena memang banyak mereka punya internet tapi tidak mampu mengoperasionalkannya secara optima, memanfaatkannya untuk kepentingan pembangunan desa. Mungkin ini perlu ada bimbingan khusus dari PT Bakti untuk itu.

Yang ketiga, Ibu Niken, facebook itu HP nya terdaftar secara resmi, tidak ada lagi HP gelap. Tapi saya masih bingung, tiap hari saya masih terima SMS. Judi online lah, obat kuat online. Macam-macam. Pinjaman online kemudahan, “ganti KTP anda dengan uang” katanya begitu, “ganti BPKB anda dengan uang”. “Anda mau jadi lelaki sejati?”, bingung saya ini. Dia pikir kita ini sudah umur 80 mungkin. Ini pertanyaan saya, kok masih bisa. Kalau saya tanya, “kami kan cuma coba-coba saja masuk ke nomor, siapa tahu cocok nomor saya”. Bingung saya, masa bisa nebak nomor orang, bisa pas dia coba-coba nomor itu. Dan orangnya itu-itu saja. Termasuk keluarga saya di rumah dapat itu judi online, semua macam ada. Yang ingin saya tanyakan, ini bagaimana? Apakah ada memang mereka kerjasama dengan provider data-data itu sehingga mereka tahu.

Kemudian yang terakhir ini tentang Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi. Ini sudah sampai mana progress-nya? Karena ini saya lihat sangat penting.

Kemudian yang terakhir, kasus Baiq Nuril, inikan semua menyalahkan Undang-Undang ITE. Padahal menurut saya keputusan salah dan tidak salah itu di hakim bagaimana hakim memanfaatkan undang-undang itu. Kalau kita lihat kasusnya Baiq Nuril inikan agak aneh. Dia tidak merasa mem-blowup berita itu tiba-tiba dia katanya sedang memperbaiki HP nya tahu-tahu isinya itu diambil oleh salah satu temannya, temannya ini tahu kalau ini pembicaraan dengan kepala sekolah, dikasihkanlah kepada kepala sekolahnya. Kepala sekolahnya itu mem-blowup itu seolah-olah Baiq Nuril ini melakukan pencemaran nama baik. Karena memang sebelumnya terjadi pembicaraan di rekam antara kepala sekolah dengan Baiq Nuril yang dia juga sebenarnya statusnya dalam pelecehan oleh kepala sekolahnya itu. Alhamdulillaah kita kemarin dalam rapat

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

16

paripurna sepakat, Presiden sudah mengirim surat kepada DPR untuk memberi amnesti, dan kita semua fraksi setuju diberikan amnesti.

Ini saya kira kasus kedua mirip-mirip Prita Mulya Sari, kasus Rumah Sakit Siloam, yang menyebabkan kita akhirnya harus merevisi undang-undang itu. Yang tadinya pencemaran nama baik itu 5 tahun ancamannya, denda 1 miliar, dan otomatis tersangkanya harus ditahan. Tapi dengan kita turunkan menjadi 4 tahun dan denda 750 juta, dia tersangka tetapi tidak harus ditahan. Ini saya pikir ini kasus bagus untuk kita. Mungkin perlu revisi lagi tidak ini. Artinya siapa yang langsung menyebarluaskan, yang disebarluaskan orang lain, ada tidak bedanya. Saya melihat disini pokoknya sudah disebarluaskan saja walaupun dia tidak sengaja. Karena bunyinya kan begitu, ‘barangsiapa membuat orang lain dapat mengakses’, kata-kata ini yang kemudian oleh hakim dianggap “walaupun dia tidak menyebarkan, tapi dia menyimpan data itu kemudian bisa di akses oleh orang, disebarkan orang lain. Ini saya kira kita Komisi I perlu mikir lagi, karena bolak-balik kita disalahkan terus itu dengan Pasal 27 itu. Perlu kita pikirkan lagi, jadi jangan setiap orang jadi korban.

Saya kira itu, Pimpinan, yang ingin saya sampaikan. Mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (IR. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.SC.):

Wa’alaikumsalaam. Terima kasih Pak Supiadin. Selanjutnya, Ibu Evita.

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): Terima kasih Bapak Pimpinan.

Ibu Sekjen Kominfo dan jajaran, Saya hanya menyambung saja dulu sebelum lupa apa yang disampaikan Pak Supiadin

tadi mengenai sekolah yang di Jogja, MMTC ya. Saya juga kesana. Sebenarnya the idea is very good school-nya. Tapi memang perhatian kurang sebagai Kominfo yang memiliki sekolah itu. Potensi besar kedepan ada. Anggarannya kecil. Mereka hanya mempunyai anggaran 50 milar satu tahun, tapi di tuntut untuk mendapatkan PNBP. Disini kesalahannya. Ketika sekolah itu di tuntut mendapatkan PNBP itu dia setor dituntut 15 miliar satu tahun. Jadi yang dia dapat 50 M kembalikan 15 M, jadi dia kan tidak bisa menaikkan kualitasnya dia. Ini Mungkin menjadi perhatian dari Kominfo.

Saya tambahkan, kenapa tadi yang masuk sekian, yang keluar/lulus cuma sekian. Salah satu faktor utama juga yang disampaikan adalah kendala biaya. Saya jadi ingat, Kominfo ini tahun 2018 punya anggaran 50 ribu orang untuk beasiswa. Tahun depan naik menjadi 75 ribu orang beasiswa. Wong sekolah sendiri tidak jadi target untuk beasiswa itu uang yang ada. Seharusnya anak-anak yang patah sekolah tidak mampu lagi, itu yang dibeasiswakan. Wong itu sekolah kita sendiri. Terus peralatan-peralatan yang ada.

Kenapa saya konsern dengan sekolah ini? Kita juga besok kunker itu Komisi I ke Unhan. Lagi-lagi kita ini mau mensinergikan visi-misi dari Bapak Presiden kita ‘meningkatkan SDM kedepan’. Jadi Kominfo juga musti memikirkan untuk kemajuan daripada sekolah-sekolah yang ada di Kominfo ini.

Coba dilihat, Ibu Sekjen, ini beasiswa yang ada 75 ribu orang, tahun depan ini berapa ini yang bisa dipakai untuk sekolah yang di Jogja ini. Kan keren ya kalau bahasa Inggris nya nanti itu ‘Multimedia and Broadcasting School’.

Terus mereka juga hidupnya itu jadi kayak ‘hidup segan mati tak mau’. Kenapa saya bilang begitu, mereka paparkan ada kerjasama dengan internasional. Saya tanya, kerjasama dalam

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

17

bentuk apa? Rupanya cuma kita dimanfaatkan saja. Mereka bikin pelatihan untuk sini, mengadakannya disitu.

Kalau kerjasama itukan pertukaran kurikulumnya, pertukaran dosennya. Itu yang namanya kerjasama. Jadi mereka belum melihat manfaat dari kerjasama yang lebih jauh kedepan secara internasional.

Sayang sekali, kita pertanyakan waktu kita kunker, “mana yang dari Kominfo, ada yang hadir tidak disini?”. Tidak ada, Ibu Sekjen tidak ada yang mengirim orang sama sekali. Ketika Komisi I melakukan kunjungan yang penting ke sekolah itu tidak ada dari pusat yang hadir. Kita kecewa terus terang saja, Ibu Niken. “Kecewa berat”, kata Pak Kamta.

Jadi kalau kita punya perhatian, Kominfo nya sendiri ogah-ogahan, ya susah kita. Sekarang kita pikirkan kedepan ini mau kita anggarkan berapa ini sekolah? 50 miliar. Dosen saya tanya “rekrutmen dosen bagaimana?” Jadi dosennya itu dosen caplokan. Ambil dari UGM, ambil dari sana, ambil dari sini. Ini sekolah serius atau tidak?

Sebenarnya sekolahnya bagus, fasilitasnya bagus, tapi rekrutmen daripada dosen-dosennya ini yang harus kita perhatikan kedepan. Dosennya sudah tua-tua. Maaf. Sementara kita bicara era digital kedepan. Mereka pakai gadget saja mengerti apa tidak, sudah itu mau mengajari. Karena caplok disana, caplok disini. Saya minta Kominfo memberikan perhatian yang besar terhadap sekolah ini.

Habis ini panggil Ibu Gatri, tolong duduk Ibu, banyak sebenarnya yang ingin dilakukan oleh Ibu Gatri tapi tidak di dukung dengan anggaran yang ada.

Kemudian ini sambungan dari Pak Supiadin. Saya mengucapkan selamat ini semua mitra yang duduk ini sudah WTP sekarang ini. Biasanya kita kendala terus ini sama TVRI, setiap rapat tidak pernah WTP. Sekarang semuanya sudah WTP, alhamdulillaah.

Kemudian, Ibu Niken, tadi dari apa yang disampaikan presentasi laporan tadi saya mengapresiasi kinerja dari Kominfo di bidang telekomunikasi dan teknologi. Luar biasa kemajuan yang ada. Tapi saya melihat Kominfo boleh dibilang sedikit gagal dalam memerankan tupoksi utamanya sebagai government public relation. Itu tidak di bilang tidak optimal, boleh dibilang gagal kalau saya katakan itu. Ini padahal tupoksi utama. Kominfo ini bukan minister of telecommunication, bukan ministry of digital. Kementerian Komunikasi dan Informasi harusnya lebih konsentrasi kesitu.

Sekarang yang dekat-dekat saja yang kemarin ini, begitu hebohnya di dunia maya ini mengenai zonasi sekolah. Counter yang tepat itu tidak diberikan oleh Pemerintah.

Oke ini Mendikbud misalnya, tapi Kominfo ikut berperan serta harusnya. Bahwa tujuan daripada zonasi ini untuk pemerataan, tingkat pendidikan di sekolah. Ada counter-nya. Ini berkembang jadi olok-olokan di media zonasi sekolah ini. Saya bertanya, ini Kominfo dimana? Ini memang zonasi sekolah pendidikan, tapi jangan lupa yang kena itu pemerintah kita, dan itu adalah bagian dari tanggungjawab Kominfo. Untuk berita-berita yang di luar ini diluruskan.

Dan TVRI/RRI ini juga government public relation. Tidak usahlah sok-sok swasta, wong you masih ngetek dari pemerintah anggarannya. Tujuannya tetap sebagai government public relation. Saya tidak bilang “Jokowi Public Relation”, tapi government public relation. Ini penting. Begitu carut-marutnya, simpang siurnya berita mengenai zonasi sekolah. Saya melihat tenggelam semua apa yang pemerintah mau lakukan.

Ini peranan saya minta, Pak Helmy, dibikin ini. Di undang itu Menteri Pendidikan dialog-dialog RRI mengenai simpang siurnya berita yang ada sekarang ini. Ini belum saya lihat. Bagaimana TVRI/RRI memegang peranan di dalam meng-counter program-program pemerintah yang tujuannya baik. Tetapi kalau memang diambil ininya tidak bagus. Saya juga sebenarnya belum katakan zonasi sekolah itu bagus, karena tidak ada penjelasan dari pemerintah yang jelas. Bagi saya sekarang menghambat peluang siswa untuk duduk di sekolah yang terbaik. Sekarang komplain lagi sekolah swasta kekurangan murid.

Jadi dimana salah satu sisi Pak Jokowi ingin meningkatkan SDM kita ke depan. Kita punya masalah disini ini diselesaikan. Kalau memang perlu di reevaluasi. Dengan adanya dibicarakan di publik dan lain-lain, tapi ada positif dan negatif. Ini negatifnya saja yang saya lihat. Penyeimbang berita positifnya itu tidak ada. Tolong, Ibu Niken, diperhatikan untuk hal-hal yang seperti ini.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

18

Kemudian mengenai tadi, Ibu Niken, yang online-online. Ada UKM online, Petani online. Ini saya tidak pernah tahu online-online ini departemen mana ya? UKM online, Petani online, di direktorat mana? Aptika. Kita ini tidak pernah tahu.

Yang saya tahu, ini bukan saya mengarang, Pak Semi, ini saya ada Ibu Indah yang suka ikut saya ke daerah, itu saya ditanyakan terus ketika turun dengan masyarakat. Ada warung net, go net. Mereka tanya, ini barangnya ada tapi implementasinya tidak ada. Ini bukti nyata di lapangan. Jadi jangan lips serving saja program-program yang ada ini. Realisasikan dengan benar. Saya ingin tahu yang online-online, bagaimana sistemnya.

Misalnya ini kerjasama, jawaban Pak Semi saya sudah tahu, itu kita kerjasama dengan departemen terkait. Itu semuanya departemen terkait. Kita hanya mempersiapkan infrastrukturnya saja. Tapi jangan lupa, ini masuk dalam programnya Kominfo, bertanggungjawab untuk kesuksesan dari program tersebut.

Mereka katakan “kita tahu ada warung net-warung net, go online”, tapi apa yang diberikan manfaat bagi petani kita, fasilitas apa yang diberikan. Jadi terus terang kalau saya sampaikan pada rapat sebelumnya, Pak Semi, banyak program-program Pak Semi yang kita Anggota Komisi I ini mitra tidak mampu untuk menjelaskan di publik. Kenapa, karena Pak Semi itu tidak pernah mengikutsertakan kita di dalam fungsi pengawasan seperti direktorat yang lain. Jalan saja sendiri. apa yang dijalanin kita tidak tahu. Sehingga ketika kita di tanya di lapangan, we are not able to answer the question, karena kita tidak tahu.

Kalau kita rapat kan cuma UKM digital, keren. Jangan sampai, kenapa saya katakan, ini kaitannya dengan departemen Pak Semi juga, jangan lips serving sekarang ini 1.000 startup. Saya ingin tanya, siapa 1.000 startup itu? Lihat perusahaannya. Saya banyak masukan. Kominfo ini cuma konsernnya kepada unicorn dan decacorn saja sekarang ini, itu saja yang dibantu. Tapi yang kecil-kecil tingkat keberhasilannya/valuer-nya berapa besar. Apa yang dilakukan Kominfo terhadap startup-startup kecil ini. Tolong saya minta laporan yang jelas mengenai startup ini, tingkat keberhasilannya seperti apa, siapa saja yang sudah menjadi binaan, binaan seperti apa saja yang diberikan.

Sama, Ibu Niken, jangan sampai kita timbul konglomerasi-konglomerasi di dunia digital. Itu yang saya tidak mau. UKM digital, good. Tetapi akhirnya mereka cuma menyantol di Tokopedia, nyantol disini, cuma kirim barangnya untuk jualan. Tapi dia tidak memproduksi online-nya dia sendiri. Melakukan penjualan online itu bukan visi-misi yang kita mau dengan program yang ada ini. Jadi sekarang inikan kita sudah tahu penguasa dari digital ini siapa.

Sekarang saya dengar lagi, baru baca lagi ini, yang namanya Tokopedia bergabung dengan Traveloka mau bangun umroh dan haji digital. Ini menyambung kerjasama Pemerintah dengan Pemerintah Saudi. Mau matiin perusahaan umroh-umroh kita apa, perusahaan yang dari puluhan tahun untuk membangun itu? Membangun perusahaan umroh dan haji itu tidak gampang. Pakai undang-undang. Tiba-tiba di era digital ini semua membangun sesuka-sukanya, melabrak semua undang-undang yang ada.

Kemudian nasib orang-orang ini bagaimana? Kita jatah katakan 10 ribu kuota kita kerjasama pemerintah dengan Arab Saudi untuk penjualan digital ini ada, nanti visanya diutamakan kepada yang digital-digital ini. Ini nasib orang-orang yang sudah puluhan tahun ini seperti apa.

Jadi pembangunan ekosistem dan teknologi yang ada ini harus benar dipagari dengan baik. Ini tugas Kominfo. Jadi jangan sibuk-sibuk yang lain-lain ini, tapi ini peraturan ini seperti apa.

Itu persyaratan membangun perusahaan umroh dan haji itu tidak gampang, Ibu Niken. Tiba-tiba orang dengan enaknya membangun digital, kerjasama unicorn besar Tokopedia dan Traveloka. Mati yang lain ini kedepan. Dan itu milik asing 95 persen. Mau matikan perusahaan nasional kita apa disini kalau tidak ada proteksi dari Kominfo? Saya sangat kecewa dalam hal ini.

Jadi tolong Kominfo membangun-membangun infrastruktur, membangun semua, perhatikan juga kepentingan dari bangsa kita ini. Jangan yang kepunyaan asing-asing itu yang unicorn jadi decacorn lah yang diperhatikan, startup-startup yang kecil-kecil mati di tengah jalan semuanya. Tahun depan katanya startup akan 5.000. Yang 1.000 saja tidak berhasil mau jadi 5.000 startup, yang benar saja.

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

19

Jadi laporan lengkap saya ingin tahu mengenai tingkat keberhasilan daripada startup yang 1.000 ini dari Kominfo. Jadi program ini saya tidak mau ada lips serving program. UKM digital, ini digital.

Kita minta, Pak Ketua, programnya IKP kita jelas, programnya ini jelas, programnya di departemen Pak Semi ini tidak jelas. Kita minta dibikinkan acara khusus, presentasi apa program di departemen ini sebenarnya, tingkat keberhasilannya seperti apa. Kita atur seperti itu, Bapak Ketua.

Kemudian tadi juga Ibu Niken mengatakan dari hasil survei ini keberhasilan. Ini tadikan litbang yang survei, benar tidak surveinya? Memang profesional survei tidak? Jangan survei-survei yang hasilnya memang sudah diberikan positif. Survei inikan punya teknik sendiri, ini siapa yang melakukan survei yang dikatakan tingkat keberhasilan sudah sampai sekian itu. Kalau litbang sudah pasti bagus lah survei yang dibikin. Coba di cari survei yang benar-benar itu, lembaga survei yang benar. Jadi kita ini jangan dibohongi dengan segala yang baik-baik, kenyataannya apa ada sekarang. Kalau belum benar kita benarkan ke depan. Kurang anggaran Pak Semi, kita bersama-sama naikkan kedepan. Kalau memang ini proyeknya/programnya begitu besar tapi anggarannya minimum, yuk kita bicara. Jadi jangan kita semua disajikan dengan yang asal Komisi I senang saja, kita juga tidak suka, tapi ketika kita turun ke lapangan kita mendapatkan informasi yang berbeda. Tolong itu diperhatikan.

Saya juga meminta kepada TVRI, RRI, perangi radikalisme, ini tanggungjawabnya dari TVRI dan RRI. KPI nanti komisioner yang baru juga yang tidak komitmen memerangi radikalisme ya kita evaluasi.

Sekarang ini sudah ngeri. Ini saya tidak tahu ini belum ada komennya, sekarang ramai di medsos patung di Istana Bogor dipakaikan satin/dipakaikan baju sekarang ini. Wong itu art, karya seni. Sudah dipakaikan baju sekarang. Katanya benar atau tidak saya tidak tahu, tolong Kominfo di cek. Foto-fotonya sudah beredar patung di Istana Bogor sekarang dipakaikan baju. Ganti-ganti lagi bajunya, yang sekarang satin putih yang sekarang ini, ini benar atau tidak. Kalau ini benar kan kita bagaimana, negara kita ini mau kemana. Itu suatu karya seni kok kita lakukan seperti itu.

Begitu juga ini TVRI, RRI, kemudian KPI, jangan semuanya itu ngeblur-ngeblur. Yang namanya kontes ratu kebaya di blur-blur semuanya. Apa-apaah sih, memang mau jadi negara apa kita ini. Kontes renang di blur, yang pantat di blur, semua di blur, wong itu sport. Jadi musti dilihat. Orang Bali pakai-pakai kemben kan tidak apa-apa, itu budaya. Jadi coba dibedakan yang budaya. Kita jangan menghilangkan budaya kita, budaya Indonesia. Ratu kebaya biasalah. Sinden-sinden sampai sekarang segini-segini, itu budayanya dari dulu. Pantat di blur, atas di blur, ini apa-apaan.

Coba ini TVRI, RRI, saya minta ya. KPI juga dalam memberikan sanksi nantinya kedepan dilihat benar mana yang budaya mana yang pornografi. Jadi jangan kita menghilangkan nilai-nilai budaya kita karena peraturan-peraturan yang memang tidak ada di negara kita, negara Pancasila ini. Ini yang musti saya minta juga diperhatikan. Tolong di cek juga, Kominfo kan jago cek hoax atau tidak, itu apa benar patung Istana Bogor sudah pakai baju sekarang ini? Ramai soalnya di medsos.

Kemudian RRI tadi saya setuju Konser Kebangsaan, saya setuju sekali. Dan saya harapkan RRI dan TVRI ke depan itu selalu sama Kominfo dalam anggaran ini. Off air-nya RRI on air-nya TVRI, on air-nya TVRI off air-nya RRI. Efisiensi bisa dilakukan, program bisa dilakukan lebih banyak lagi. Duduk bersama bagaimana kita kedepan mempersatukan negara kita kembali bangsa kita yang sempat terpecah karena pilpres dan pilkada kemarin. Merajut Nusantara programnya Bakti itu benar-benar kita jalankan kedepan.

Kemudian mitigas bencana saya setuju. Tapi saya minta kepada TVRI dan RRI, kalau saya lihat TV lain, kemarin ini saya ke Jepang, itu di TV itu ada. Jadi kayak misalnya untuk anak-anak kalau gempa itu musti harus ngapain. Itu ada film-nya. Yang dari aspek segi anak-anaknya, menarik dari bentuk film kartun, kalau gempa dia musti begini. Ini juga musti dibikin di TVRI dan RRI.

Saya sudah katakan bahaya handphone, menyetir lagi handphone, jalan lagi pakai handphone. Itu bikin gambar karikatur atau apa, tapi itu bagian dari PSA, itu ditayangkan terus kepada masyarakat. Bahaya loh kalau menyetir itu sambil menelepon, itu me-reminder terus kepada rakyat kita. Ini belum kelihatan di TVRI dan RRI yang kita temui di TV-TV luar.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

20

Ketika bicara bencana saya jadi ingat bagaimana kita menginikan bencana ini juga kita memberi pengajaran kepada rakyat kita kalau ada bencana ini dia musti apa, kalau yang disini ini dia musti apa. Kalau rumahnya di lautan dia musti apa. Kalau rumahnya di gunung dia musti apa, rumahnya di darat musti apa. Itu edukasi yang harus kita berikan. Kita ring of fire negara kita ini. Kebetulan program ini ada di TVRI dan RRI yuk sama-sama kita memberi pembelajaran kewaspadaan ke masyarakat itu untuk deteksi dininya. Deteksi dininya juga seperti apa. Kalau ini sudah begini ini berartinya ini. Suruh BMKG tadi yang ngomong, tapi dibikin yang menarik. Jangan dialog-dialog, tidak mau orang nonton. Dibikin film.

Saya lihat TV Korea, karena kebetulan saya senang film Korea. Saya nonton TV nya juga. Itu artis-artis terkenal dia itu untuk iklan yang kepentingan pemerintahnya main. Dan saya tanya ketika saya kunker kesana, mereka itu tidak dibayar. Itu sumbangsih daripada artis selebriti kita ini. Jadi kalau selebriti yang ngomong inikan di dengar sama rakyat, mbok kerjasama, bagian dari CSR mereka. Selebriti itu juga harus punya CSR, sumbangsih mereka. Iya dibayar ya uang makan, uang minum, uang transport. Tapi fee yang besar mungkin kita kan tidak sanggup. Tapi bagaimana kita membentuk program, apakah itu video, apakah itu pembicaraan, itu yang memang menarik bagi milenial, menarik bagi rakyat kita untuk bersama.

Saya jarang nonton film Indonesia jadi tidak tahu artis-artis Indonesia. Bersama si ini hari ini, ada topiknya ada orang buru-buru ingin lihat artis itu, padahal topiknya mengenai kalau gempa musti ngapain, kalau ini musti ngapain, kalau banjir kamu musti apa. Padahal topiknya itu hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum tersebut. Ini harus kita kreasi.

Kemudian tadi di presentasinya, tidak tahu TVRI atau RRI, itu ada hibah dalam negeri 350 juta. Itu apa kalau hibah dalam negeri itu, saya kurang jelas dalam bentuk apa.

Tadi dibilang PNBP sekian. Saya ingin sebenarnya PNBP targetnya sekian, realisasinya sekian. Jadi jangan PNBP sekian persen, sekian persen dari apa. Karena kita tidak bawa dokumen masalahnya.

Dan saya minta juga kedepan ini dokumen jangan pagi ini rapat dokumennya baru dikasih rapat pagi ini. Kita benar-benar tidak bisa baca. Mana sekarang yang ngomong banyak, tidak bisa konsern. Kalau dokumen ini dikasih sebelumnya sama kita, kita kan bisa pelajari apa-apa ini hasilnya. Dibaca pagi, kita sudah kayak scanning saja. Tidak bakal fokus di dalam melakukan pendalaman.

Tujuannya evalasi sekarang inikan untuk memperbaiki kedepan. Jadi kita tahu yang lemah kita apa, yang salah kita apa, kedepannya kita perbaiki. Kita terbentur anggaran, kita bicarakan anggarannya. Kan itu tujuan sebenarnya.

Saya rasa demikian, Bapak Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT (IR. H. SATYA WIDYA YUDHA, M.E., M.SC.): Terima kasih. Selanjutnya, Pak Sukamta.

F-PKS (H. SUKAMTA, Ph.D.): Terima kasih Pimpinan.

Ibu Sekjen Kominfo beserta seluruh jajaran, dan para Direktur dan semua yang mewakili mitra Komisi I pada rapat siang hari ini.

Yang pertama saya kira sama dengan yang lain-lain, ini apresiasi atas laporan keuangan

yang penilaiannya ada peningkatan menjadi WTP. Yang kedua juga saya menguatkan teman-teman soal MMTC. Ini lembaga yang

potensinya bagus, di masa lalu ini bagus. Saya kira yang disampaikan Pak Supiadin tadi itu benar, di masa lalu produknya itu bagus. Hampir semua lembaga penyiaran itu pakai lulusan MMTC. Tapi ini sekolah tidak diurus lama oleh Kominfo. Dosen-dosen tetapnya sangat sedikit dan terlalu senior untuk urusan digital. Yang disampaikan Ibu Evita itu benar. Ini dosennya saja mau selfie sudah gagap, bagaimana mungkin dia akan mengajar multimedia.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

21

Dan ini akreditasi maksimum B, karena jumlah dosennya tidak cukup. Kalau mau nambah jumlah dosen anggarannya tidak cukup, padahal ini sekolahnya di bawah Kementerian Kominfo. Bukan sekolah swasta/yayasan apa. Jadi ini serius. Belum lagi nanti spek dosennya. Saya tanya berapa orang ini yang melanjutkan kuliah S2/S3, none, no one.

Coba bayangkan, ini negara, saya tanya menteri berapakali ini datang lima tahun terakhir ini. Baru sekali. Itupun di undang swasta, meresmikan. Datang di hall langsung pulang, tidak dialog dengan sivitas akademika.

Bahkan ketika Komisi I datang pun tidak ada eselon satu/eselon dua yang datang kesitu menyertai/menemani kita, sehingga disitu kita hanya ngobrol-ngobrol saja, tidak rapat.

Sayang sekali, sebetulnya ini lembaga sangat potensial. Apalagi kan ini eranya era digital, eranya era multimedia. Industri yang sekarang baru top banget, tapi ternyata kita punya potensi itu tapi tidak diurus. Mohon perhatian.

Yang memprihatinkan tadi dari yang disampaikan siswa yang diterima 400. Itu pelamarnya 7.000 sampai 8.000. Jadi ada kira-kira 7.500 orang lebih itu ditolak. Tapi begitu masuk 400 orang, yang lulus 200. Memang ada yang kerja, tapi yang disebut pertamakali oleh presenter kemarin kenapa tidak lulus itu karena tidak kuat bayar. Kenapa orang ini memberati kerja, karena dia pada dasarnya miskin masuk disitu. Itupun banyak dengan satu setengah juta per semester banyak yang mengajukan penundaan untuk bayar SPP per semesternya itu. Sementara kita punya beasiswa 50 ribu-75 ribu, kenapa tidak 100 persen mahasiswanya dikasih beasiswa. Kan dikasih 400 orang masih ada 74.600 orang beasiswa untuk digital talent.

Maksud saya, jangan-jangan ini pada pejabat eselon satu/eselon duanya tidak tahu ini persoalan MMTC sehingga persoalan yang simple sebetulnya tapi punya potensi besar ini tidak diurus. Daripada Bapak/Ibu membuat pelatihan ini-itu, ada 350 pelatihan, ini orang ini kalau lulus dia bisa dikembangkan menjadi pelatih-pelatih. Dan saya kira bukan hanya menjadi presenter. Disitu kalau dikembangkan menjadi digital media itu luar biasa.

Pegawai-pegawai RRI, coba yang PNS ini usianya berapa. Ibu Sekjen saya kira paham sudah berapa lama tidak ada rekrutmen PNS di RRI/TVRI. Yang ada kan pegawai non PNS kan yang muda-muda. Yang senior-senior ini kapan akan sempat sekolah digital lagi. Tidak sempat, sudah keburu pensiun saya kira. Kalau ini diproyeksikan di sekolah multimedia ini menjadi calon-calon pengisi tenaga kerja di RRI/TVRI saya kira akan powerfull lembaga penyiaran kita.

Dan kita tidak lagi mempertanyakan ini nanti nasionalis tidak, pancasilais tidak, bhinneka tunggal ika apa tidak. Tidak perlu dikasih slogan ‘aku Indonesia, aku bhinneka’. Ini otomatis kalau sekolah lulusan sekolahnya MMTC Menkominfo.

Ini mohon perhatian supaya diurusi. Mudah-mudahan lima tahun kedepan ini lebih terurus sekolah ini. Karena ini sayang sekali, ini sekolah potensinya besar sekali tapi tidak terurus oleh kementerian.

Ini baru bicara manusianya, bicara anggarannya. Tapi kalau kita masuk ke dalam ruangannya, walaupun itu potensinya besar, yang ada adalah lumen glum, jadi tidak ada ceria sama sekali ini sekolah. Kenapa, semua tua. Bukan hanya manusianya tua-tua, alat-alatnya pun tua-tua. Tidak ada lampunya itu yang LED. Saya tanya satu lampu ini berapa watt, 700-800 watt. Kan ini pemborosan besar, anggaran 1 M hanya untuk membayar listrik. Itu kalau untuk siaran kan sudah banyak ini untuk membayar listrik. Kenapa, tua semua alatnya. Alat siarannya juga tua-tua. Itupun bantuan dari JICA-Jepang sekarang di pajang. Sampai kemarin disarankan oleh salah satu anggota jadikan museum saja ini. Kenapa, karena memang alatnya tua-tua. Padahal disitu ada sekian hektar, ruangannya bagus, ada asramanya. Sarananya komplit sekali itu.

Jadi mohon ini betul-betul diperhatikan. Saya berdo’a mudah-mudahan Ibu Sekjen bisa lima tahun kedepan jadi Sekjen dan mudah-mudahan bisa mengurus MMTC ini. Karena ini juga tempat kelahiran Ibu Sekjen juga ya.

Yang berikutnya ini soal UKM go online. Saya kira ini idenya bagus. Tapi lagi-lagi saya konsern soal setelah menjadi UMKM yang online. Jadi sampai hari ini saya belum mendapatkan progress report. Dulu waktu kita perbincangkan rapat dengan Pak Menteri terakhir bagaimana UMKM online kita itu betul-betul terhambat oleh aturan yang ada di dalam negeri kita. Soal pembayaran, soal ongkos kirim. Ini trade war online, perang dagang online dengan negara-negara tetangga, China, India. Kalau kita tidak serius mengurusi, apa yang Bapak/Ibu buat program jadi

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

22

program unggulan ini tidak akan berumur panjang. Marketplace kita sekarang hanya akan menjadi market bagi barang-barang impor semua. .

Dulu Pak Menteri bilang, urusan ongkos kirim karena ongkos tiket yang mahal itu bukan urusan Kominfo, kami tidak bisa menjangkau. Urusan pembayaran online yang itu selama ini menjadi hambatan utama UMKM online, karena kalau gabung dengan sistem pembayaran yang ada ongkosnya terlalu besar, lebih besar dari keuntungannya 5 persen. Kata Pak Menteri “ini bukan urusan kami, ini urusannya Kementerian Keuangan”.

Tapi belakangan Pak Menteri punya ide gandeng Traveloka dan gandeng Tokopedia untuk membuat umroh haji digital. Ini urusannya siapa ini haji-umroh, kan urusannya kementerian lain. Jadi urusan kerjasama dengan kementerian dijadikan alasan untuk tidak perform ini tidak benar juga, faktanya ada. Faktanya Pak Menteri gandeng.

Yang saya heran, bukan hanya gandeng kementerian lain dan bisa, kalau niatnya ada bisa ternyata. Ini soal niat bagaimana Bapak/Ibu ini bekerja secara komprehensif. Tidak parsial. Oke UMKM kita latih terus, kita bisa laporan ke Komisi I, kita bisa publish bahwa pemerintah ini berpihak kepada UMKM, tapi nyatanya bullshit. Disamping kita tumbuhkan kita bunuh. Kenapa dibunuh, karena perang dagang tidak dilindungi, negara tidak eksis disitu, kita biarkan rakyat perang sendiri. Padahal dulu ketika Belanda datang, rakyat yang membantu. Ketika pemerintah itu mengungsi semua, rakyat yang membantu negara ini. Tapi kenapa dalam perang dagang digital ini negara tidak eksis dengan alasan ini yang mengurusi kementerian lain. Ini alasan apa. Saya tidak tahu ini menterinya yang ngeles begini atau dirjennya tidak memberikan bisikan yang benar kepada menterinya. Menurut saya ini tidak benar ini laporan begini tidak komprehensif. Dikasih angka-angkanya tapi kualitatifnya buruk sekali.

Saya ingin tahu yang UMKM sudah ditumbuhkan itu yang hidup betul berapa, yang berumur setahun lebih berapa, yang bertahan berapa. Kalau tidak, tidak ada gunanya ini, kerjanya parsial terus begini. Ini uang negara ini hanya untuk dibuang-buang dengan cara target-targetnya hanya sekedar pencitraan. Kalau di dalam agama ini seperti menenun baju, sudah jadi kainnya tapi dilolosi, dicabuti lagi benang-benangnya, sehingga ketika 100 meter terpintal tapi yang hilang 90 meter.

Saya juga ingin tahu sebetulnya berikutnya kerjasama yang dilakukan oleh Kominfo, Pak Dirjen yang terkait, dengan Traveloka dan Tokopedia ini kerjasama apa ini. Kenapa yang diajak kerjasama bukan UMKM Biro Umroh Haji. Ini UMKM loh, ada lebih 1.000 Biro Haji Umroh. Tapi kalau Pak Menteri ini membuat Biro Haji Umroh dengan Tokopedia dan Traveloka, ini akan membunuh UMKM Haji Umroh yang mereka ini melibatkan ribuan tenaga kerja. Ini sengaja apa tidak? Ini kalau tidak hati-hati, ini akan jadi isu besar. Ini seolah-olah pemerintah Jokowi ini memusuhi umat Islam, membunuh UMKM yang 100 persen itu orang Islam isinya.

Biro Haji Umroh inikan orang Islam. Tidak ada orang Kristen, tidak ada orang Hindu. Hati-hati membuat program begini. Ini kalau diplesetkan sedikit jaman model begini, ini sensitif sekali. Saya orang Islam ini, saya dari PKS, tapi saya tidak mau yang begini ini nanti diplesetkan orang seolah-olah Pak Jokowi ini anti muslim. Ini saya tidak yakin itu Pak Jokowi dilapori. Jangan-jangan ini menterinya atau dirjennya.

Kalau ini orang-orang ini mati pekerjaannya, ribuan tenaga kerja ini hancur, ini nanti orang-orang pondok pesantren itu yang akan melawan yang sekarang ini mendukung Pak Jokowi. Kenapa yang di gandeng bukan Biro Haji/Biro Umroh diberdayakan?

Biar mereka tidak menipu lagi, kalau ada oknum yang melakukan penipuan, dari 1.000 berapa yang nipu? Oke, supaya lancar urusan transportasinya, booking tiketnya, booking hotelnya, kenapa bukan mereka yang digandeng. Kenapa bukan mereka yang dilatih dan bukan mereka yang diberdayakan. Tapi justru konglomerat besar, saya katakan sekarang konglomerat digital ini Traveloka dan Tokopedia, yang digandeng oleh Kominfo. Mereka ini tidak usah digandeng, tidak usah difasilitasi, wong sudah jadi unicorn. Kalau mereka mau ditumbuhkan, dibesarkan, besarkan yang baru, bukan yang sudah already big. Sudah besar dibersarkan dengan membunuh yang kecil-kecil. Apa ini maunya pemerintah?

Ini sudah terjadi tahun 60-an Pak. Jaman dulu Pak Harto itu menggandeng/ mendatang industri kain, membunuh industri batik, industri lurik. Semua ini orang Islam yang mati semuanya itu industri batik lurik. Sekarang terulang lagi sejarah 30 tahun kemudian atau 40 tahun kemudian, biro haji umroh dibunuh sendiri oleh pemerintahnya dengan menggandeng asing.

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

23

Ini memang unicorn lokal, bodinya lokal, Traveloka-Tokopedia namanya lokal, dulu pendirinya lokal, tapi sekarang saya tahu persis ini pemilik modalnya mayoritas sudah asing. Dimana letak keberpihakan pemerintah. Ini pemerintah baru dipilih, apa itu hadiah pemerintah untuk rakyat yang memilihnya. Baru kemarin ditetapkan oleh MK. Saya kira ini serius, Bapak/Ibu. Ini persoalan akan menjadi sangat politis kalau Bapak tidak action dengan segera. Believe me.

Saya disini sebagai Anggota dari Fraksi PKS mengingatkan jangan sampai ini dipolitisir. Kalau saya ini tidak ngeman, saya biarkan, saya dorong malah, nanti pemerintah ini akan dimusuhi oleh orang Islam. Percayalah. Kalau anda sekarang mungkin mengira yang tidak memilih Pak Jokowi yang memusuhi itu orang-orang radikal, dan saya yakin bukan, tapi besok NU-Muhammadiyah juga akan memusuhi, percayalah, kalau program ini akan dilanjutkan dengan cara dan sasaran yang salah.

Berikutnya saya ingin tanya soal interkoneksi. Beberapa hari yang lalu interkoneksi ini mencuat ke permukaan. Kita tahu Kominfo berusaha menyelesaikan, tapi rasanya belum ada hasil laporan kepada Komisi I. Tolong soal interkoneksi ini kita dikasih laporan, apa hasilnya. Kan interkoneksi ini menjadi persoalan karena yang dirugikan rakyat. Kalau pengusaha tidak ada yang dirugikan. Kalau tarifnya naik, rakyat yang dibebani tambahan. Ini kita ingin tahu apa hasilnya soal interkoneksi ini. Jangan sampai apa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang di mediasi oleh Kominfo itu merupakan rakyat, karena pengguna mobile phone saya kira sudah meningkatkan exponential dari hari ke hari. Kita mohon ada laporan yang komplit, yang komprehensif, soal interkoneksi ini.

Kemudian yang kelima soal konten negatif. Kita apresiasi banyak yang sudah ditangani, ada ribuan angkanya. Tapi saya ingin tahu sebetulnya apa saja yang dimasukkan ke dalam kategori konten negatif yang ditangani itu apa. Apakah sekedar pornografi saja, atau ada tambahan-tambahan yang lain. Kita tahu ada persoalan pornografi, ada terorisme, ada judi online, ada game online, segala macam yang negatif ini mestinya juga ditangani.

Kita ingin tahu bagaimana profile-nya ini. Pornografi berapa, judi online berapa, judi bola online berapa, game online berapa, terorisme berapa. Karena apa, sekarang ini jadi persoalan. Waktu lebaran kemarin banyak masyarakat di kampung-kampung mengeluhkan anak-anak usia 5 tahun-6 tahun sekarang ini sudah susah untuk kumpul di lebaran, sudah susah sekarang diajak mengaji di masjid karena mereka asyik duduk-duduk jongkok dengan teman-temannya berkumpul untuk main game online. Ini akan merusak bangsa, kita akan bisa kehilangan satu-dua generasi kalau ini tidak kita urus dengan serius. Yang di urus apa sebetulnya konten negatif ini, ini merajalela banget.

Ini saya ingin tahu web yang mengurusi urusan-urusan negatif, terorisme, pornografi, pornoaksi, LGBT, segala macam itu, itu kira-kira lama usia web-nya itu berapa lama. Dari di buka sampai di tutup oleh Kominfo itu berapa lama, saya ingin tahu Pak, ini tolong dimasukkan dalam laporan. Jadi kasih profile-nya, jangan hanya kuantitatifnya. Saya ingin tahu profile-nya berapa lama ini web berpengaruh kepada anak-anak bangsa kita, berapa yang id, berapa yang com, kita ingin tahu. Karena yang com itukan registernya ke internasional. Tapi yang id yang dalam negeri, inikan dalam negeri, pandi atau apa. Kita ingin tahu berapa lama ini usianya mereka ini, online ini. Jangan-jangan ada yang setahun, sebulan, seminggu. Atau begitu nongol langsung dipukul oleh Kominfo. Sebab seminggu itu bisa di akses berapa ribu orang, berapa juta orang pengaksesnya. Apakah Kominfo bisa ngaddress berapa accesor/ pengakses-pengakses dari masing-masing web yang ditutup itu atau tidak, saya ingin tahu laporannya. Kita ingin tahu sebetulnya berapa juta orang Indonesia yang kecanduan konten negatif. Berapa pengakses media terorisme, berapa pengakses media radikal, berapa pengakses media LGBT, dan seterusnya, ingin tahu profile-nya seperti apa. Berapa lama web itu di akses, dan berapa lama itu nanti judi online itu dibiarkan oleh Kominfo. Kenapa ini yang begini ini tidak dilaporkan secara serius.

Saya ingat kawan-kawan yang di Jepang itu cerita soal kereta Shinkansen, kereta cepat Jepang. Itu online. Mereka dipaksa datang ke parlemen dan membuat laporan ketika dalam satu tahun kereta itu telat satu setengah menit. Kalau akumulasi satu tahun itu telatnya satu setengah menit, bukan perhari tapi pertahun, mereka dipanggil parlemen direkturnya. Saya ingin tahu Kominfo ini ngeblock website ini berapa lama. Kalau lebih dari satu jam berarti alat Kominfo ini tidak cukup bagus walaupun anggarannya sudah besar. Kenapa ini penting, kita ingin tahu, kita ingin supaya negara ini serius mengurusi ini. Kalau ini berhasil dengan baik sebetulnya Kominfo

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

24

tidak perlu membuat server membuat media sosial itu down ketika ada peristiwa kerusuhan 21-22 Mei. Itu di down-kan/diturunkan facebook-nya, whatsapp-nya itu diturunkan, dibuat tidak bisa berfungsi. Kenapa, karena kan alat utamanya tidak berfungsi. Kalau alat utamanya ini berfungsi sebetulnya kan tidak perlu dibuat down. Semua yang kena filter mati dengan sendirinya, tata kelola kontennya bisa berjalan dengan baik. Tapi karena alat ini tidak jalan, pengontrol media sosial ini tidak jalan, pengendali media sosial ini tidak jalan, akhirnya terpaksa pemerintah memakai cara kuno/cara analog ‘matikan saja mesinnya’. Kalau matikan mesinnya orang tidak bisa akses.

Pak, negara ini kerusuhan itu hanya ada di Jakarta kalau itu dibilang rusuh. Tapi UMKM yang jualan online yang dibina oleh Kominfo ribuan itu, seluruh Indonesia terganggu tidak bisa jualan. Kita ini tidak ingin cara kerja negara dan pemerintah kita itu dengan cara-cara begini. Kita ingin caranya smart. Kominfo yang ada di titik terdepan/garda terdepan urusan digital itu betul-betul berlaku smart. Bukan hanya dengan cara analog.

Saya tahu Bapak-bapak ini sangat smart, urusan digital ini sudha a sampai z itu sudah ngelotok semua. Tapi yang saya heran kenapa action-nya tidak cukup smart. Pertanyaannya, ini sengaja tidak smart, pura-pura tidak smart, atau memang by accident jadi tidak smart.

Ini persolaan serius ini, pertanyaan serius, soal bangsa ini. Kalau kita bicara nasionalisme kan harusnya begini-begini kan. Yang radikalisme itu ada, tapi kecil, tidak ada setengah persen. Tapi urusan yang merusak bangsa ini yang mayoritas itu yang begini-begini. Kalau ini tidak diurusi dengan serius, ini akan membuat bangsa ini menjadi tidak terurus.

Ini yang kelima, yang berikutnya saya minta waktu sedikit lagi, Pak Ketua, mudah-mudahan masih sabar, soal Palapa Ring. Tadi sudah dilaporkan soal koneksi yang 100 di barat, 100 persen di tengah, dan 86 persennya di timur. Itu saya kira prestasi yang bagus. Cuma pertanyaan saya, ini alat-alat konektor ini fungsinya 100 persen juga sampai hari ini, atau ada usianya? Berapa yang masih berfungsi sampai hari ini? Karena waktu kami ke Kepri kita disuguhi oleh data-data alat-alat yang rusak, alat-alat yang sudah tidak berfungsi lagi. Salah satu faktor penyebabnya tidak ada pemeliharaan dari Kominfo. Jadi Bapak nyambung, sekarang dipasang, yang pasang pindah, yang lama sudah tidak berfungsi. Jadi 100 persen itu pernah dipasang, atau 100 persen working well sekarang ini Pak? Jadi kita ingin tahu datanya. Faktanya kita temukan di lapangan ada yang rusak, dan banyak yang rusak. Sekarang yang rusak itu berapa, yang bekerja dengan baik berapa, kita ingin tahu. Tolong yang begini juga dilaporkan. Bukan hanya pernah disambungkan 100 persen, tapi kita ingin bekerja 100 persen di seluruh wilayah. Kalau yang begini ini belum beres, sementara Bapak sudah punya proposal lagi mau menyambungkan dengan satelit. Urusan satelit yang kemarin saja diserhakan Kemhan, sekarang mau buat satelit baru.

Kita ingin soal Palapa Ring ini kita jernihkan dengan baik. Kalau perlu nanti kita minta audit khusus soal Palapa Ring ini. Bukan hanya soal audit keuangannya, tapi fungsinya, eksistensinya ini seperti apa. Kita tidak mau buang-buang duit dengan status, yang penting laporan beres kepada komisi.

Untuk Kominfo saya kira cukup. Yang terakhir saya tanya kepada RRI soal teknis saja. Di Jogja itu ada aset RRI tanah yang sangat luar biasa strategis di jalan protokol, ini saya dengar RRI punya rencana-rencana. Tolong ini dipresentasikan kepada kita kalau ada rencana. Jangan sampai nanti komisi tidak tahu, tahu-tahu itu nanti ada proposal diambil oleh kementerian lain seperti yang di Depok, kita tidak ngerti. Kalau ada rencana tolong presentasikan. Kalau ada rencana-rencana yang bagus kita dukung. Kalau kurang bagus kita koreksi. Atau kalau hanya mau dibiarkan jangan salahkan kalau nanti ada orang yang melirik dan kemudian buat proposal dan itu tahu-tahu pindah aset dari RRI.

Saya kira demikian, Pak Pimpinan, terima kasih atas waktunya Bapak/Ibu.

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Pak Satya harus menemui Dubes India, sehingga pimpinan saya ambilalih. Selanjutnya giliran Pak Arwani, silakan Pak.

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

25

F-PPP (MOH. ARWANI THOMAFI): Terima kasih Pimpinan.

Ibu Sekjen dan Rekan-rekan dari TVRI/RRI, dan lain-lainnya, Saya sebenarnya sudah cukup disampaikan oleh Pak Sukamta dan Ibu Evita panjang

lebar. Saya hanya menekankan soal kebijakan terbaru Menkominfo yang telah atas nama Pemerintah Indonesia sudah melakukan MOU dengan Pemerintah Arab Saudi.

Menurut saya penting untuk komisi mengetahui maksud ataupun juga kerangka pikir atas

kebijakan itu. Karena saya tadi malam juga di info keberatan dari beberapa organisasi, terutama dari teman-teman NU.

Dan siang ini kalau tidak mereka sedang mendatangi Komisi VIII. Saya belum tahu agendanya apa, apakah juga secara khusus menyampaikan penolakan. Tetapi memang yang saya tanyakan tadi malam, Traveloka itu hanya semacam hotel atau transportasinya, tetapi setelah mendapatkan hotel lalu yang mengisi siapa dan lain sebagainya itu tetap travel? Jadi memang saya tidak tahu, teman-teman travel malah sepertinya nge-sub ke Traveloka sama Tokopedia dari sisi transfer bisnis ke digital-nya itu mungkin bisa dipahami. Tetapi pilihan ke Traveloka dan Tokopedia, ataupun juga sistem bisnisnya seperti apa. Ini yang harus dikaji mendalam. Jangan sampai melanggar Undang-Undang Haji Umroh itu dan juga merugikan teman-teman travel umroh yang sudah berliku-liku di dalam proses perijinan dan sebagainya. Maksud saya Komisi I perlu mendalami hal ini. Syukur-syukur sebelum reses bisa memanggil Menkominfo. Karena menteri menjanjikan akan menjelaskan. Kalau Sekjen bisa menjelaskan ya monggo.

Tadi yang liga Inggris-liga Inggris bagaimana itu. Jadi bisa menyiarkan liga Inggris ya. Biasanya kan ada tiga pertandingan itu ya. Semuanya atau satu saja? Dua ya. Alhamdulillaah. Itu yang pernah saya sampaikan dulu dalam rapat-rapat sebelumnya kalau bisa memang kita handle program-program yang populer. Saya kira tidak hanya liga Inggris nanti, liga-liga sepak bola kita sendiri mungkin juga bisa disiarkan.

Posisi keuangan ataupun juga program-program yang dijalankan oleh Menkominfo, terutama sekali benar kita butuh program nyata sekarang ini. Tidak hanya lips service, tidak hanya asal program saja, tetapi betul-betul yang bermanfaat. Terutama sekali karena Kemenkominfo sekarang ini menjadi pilar penting dari semua dinamika yang berkembang di era teknologi informasi ini.

Saya kira itu saja, terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Pak Timbul, silakan.

F-HANURA (DRS. TIMBUL P. MANURUNG): Terima kasih Pak Ketua. Saya singkat saja, khususnya kepada Kemenkominfo. Hanya satu pertanyaan saya Pak tentang penggunaan Virtual Private Network (VPN).

Kemarin kita sempat tidak bisa hubungan dengan siapa-siapa. Tapi akhirnya pakai VPN. Saya kira kalau yang resmi tidak ada masalah. Justru yang kita tahu adalah sekarang yang sedang booming penggunaan VPN. Kalau resmi tentu bayarnya mahal, tapi yang justru banyak yang tidak resmi. Saya tidak panjang-panjang menceritakannya, tapi itulah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat kita.

Yang menjadi pertanyaan kami adalah:

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

26

Pertama, bagaimana Kominfo melihat fenomena penggunaan VPN gratis dan tidak terdaftar, serta bagaimana solusinya. Lalu yang kedua, bagaimana juga Kominfo memberikan edukasi ke masyarakat terkait bahaya penggunaan VPN gratis yang tidak terdaftar dengan maksud untuk menghindari adanya kejahatan siber.

Ini dua pertanyaan ini yang saya ingin dapat kejelasan dari jajaran Kemenkominfo. Terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Terima kasih. Pak Budi, silakan.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI):

Terima kasih.

Pimpinan dan Anggota Komisi yang terhormat, Ibu Sekjen Kominfo dan jajaran, Dirut RRI/TVRI dan jajaran.

Ini rapat tentang evaluasi kinerja pemerintah 2018, keuangan dan kinerja. Nomor satu untuk Kominfo, buat Komisi I kalau soal penggunaan uang dari kinerjanya

bagus, sudah 90-an persen, dan WTP untuk Kominfo. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, karena ini dimasukkan tentang komitmen KPBU satelit multifungsi Satria, ini bagaimana dengan neracanya Kominfo. Tolong dibuka. Apakah ini neracanya sudah dibebankan di dalam liabilities-nya Kominfo atau belum. Penting, karena kalau dimasukkan berarti yang namanya Bakti sudah tidak punya duit. 2020 sampai 2028 tidak punya duit Bakti. Tolong dibuka bagaimana ini statusnya. Bakti 2020 sampai 2024 sudah tidak punya duit lagi itu. Itu pertanyaan saya tentang kinerja keuangan dari Ibu.

Yang kedua tentang kinerja. Saya mendukung pernyataannya Ibu Evita bahwa fungsinya Kominfo salah satu tupoksinya adalah tentang menjadi public relation negara. Tapi public relation-nya negara sekarang sudah berubah dengan 20 tahun yang lalu. Hari ini yang namanya Trump mengatur negara super power Amerika itu tiap malam mengeluarkan tweet. Jadi Amerika sekarang govent by tweet, tweet yang ditunggu orang tiap malam. Hari ini keputusannya A, besok boleh B kalau Trump.

Ibu Dirjen mungkin umurnya adalah angkatan 80-an/70-an akhir yang dijamin melewati penggunaan komputer PC Windows dan seterusnya yang cara berpikirnya sebenarnya cara berpikir offline. Yang disebut fake news, yang disebut diseminasi informasi sudah berubah, sudah destruksi gede-gedean. Aku jujur tidak pernah lagi nonton TV. Kalau nonton TV cari youtube saja. Kalau ada berita baru nonton disitu. Ngabisin waktu nungguin iklannya. Kalau di youtube kan sudah pasti tidak ada iklan.

Ibu Sekjen yang tadinya Dirjen IKP juga berpikir harusnya bagaimana melakukan desiminasi informasi dengan cara berpikir digital, itu poinnya untuk dukungnya pernyataannya Ibu Evita. Cara pikir kita berubah.

Yang ketiga, Ibu Sekjen, ada satu tugas pokok yang sudah dimandatkan undang-undang untuk Kementerian Komunikasi dan Informasi. Ada dua yang dimandatkan Undang-Undang ITE. Tolong dibuatkan mekanisme bagaimana penggunaan dari norma hukum right to be forgotten yang belum ada mekanismenya. Sudah 2016, 2017, 2018, sekarang 2019, tiga tahun lebih tidak dibuatkan juga. Jadi buat saya ini pelanggaran hukum Kominfo tidak membuat.

Yang paling celaka adalah tentang mandat membuat PP Tata Kelola Konten. Saya selalu tagih kepada menterinya. Sekarang saya tagih kepada Ibu Sekjen dan Dirjen yang berwenang. Menurut saya tata kelola konten yang bertanggungjawab Dirjen Aptika, artinya tidak bekerja ini sudah tiga tahun Dirjen ini.

Pimpinan, sepanjang belum diklarifikasi dengan komplit tentang hal ini dari Dirjen Aptika, maka saya sebagai Anggota Komisi I tidak akan pernah mau terima kinerjanya Pemerintah 2018.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

27

Dua tadi, right to be forgotten dan tata kelola konten. Karena di dalam norma hukum di Undang-Undang ITE menjadi kesepakatan kita adalah internet sudah menjadi tanggungjawabnya pemerintah/negara. berbeda sudah rezimnya. Sebelumnya dunia digital itu bebas, pemerintah boleh buang badan. Undang-undang itu sudah menyatakan tanggungjawab pemerintah. jadi kalau ada yang melakukan fake news, melakukan hoax, yang pertamakali di hukum adalah pemerintah buat saya. Tidak boleh rakyatnya dulu. Rakyatnya tiba-tiba dikasih gadget, dikasih koneksi, dikasih pulsa yang murah, terus tidak diajari cara memakainya, terus ditangkapin semena-mena. Siapa yang bertanggungjawab? Pemerintah dulu. Di dalam kesepakatan rapat kita 2017 itu tanggungjawabnya Kominfo adalah melakukan media literasi. Fake news itu artinya kegagalan Kominfo, tidak bisa mengajarkan kepada bangsa kita bagaimana menggunakan dunia digital/internet, secara positif. Sibuk membuat pentapisan.

Jadi pentapisan ini menjadi pertanyaan saya, uangnya 200 miliar dipakai apa. Begitu ada VPN melongo dia. Buang duit namanya 200 miliar. Tolong dibuka yang proyek 200 miliar ditempatnya Dirjen Aptika itu dipakai buat apa. Ada VPN melongo tidak bisa apa-apa. Begitu beredar video-video simsalabim di 21-22 tiba-tiba menterinya jadi sakti, di blokir semua, di cekik semua whatsapp-nya. Itu website aplikasi Tik-Tok dan sejenisnya, LGBT, dicekik tidak oleh Ibu? Tidak, dibiarkan saja. Yang bikin judi online di cekik tidak? Dibiarkan saja.

Terus pertanyaan yang paling buat saya menyakitkan, ada dua game yang terkenal yang sudah dijadikan ispot oleh pemerintah kita, ada piala presidennya, PUBG sama Mobile Legend. Bayar pajak tidak mereka? Uangnya kemana itu? 60 juta pemakai, kemudian valuasi perusahaannya sudah 1,6 billion dollar, kemana duitnya? Mobile Legend itu cuma laku di Indonesia sama Philipina, Vietnam sedikit, China tidak laku. Kalau saya bilang ‘tutup’ saja itu Mobile Legend-nya kalau memang yakin. Daripada blokir whatsaap mending blokir Mobile Legend, ada manfaatnya. Buka lagi kalau mau bayar pajak dia.

Semua yang dinyatakan oleh teman-teman saya, Ibu Evita, Mas Kamta, dan lainnya soal program yang disebutkan ini buat saya tidak clear. Mau startup, mau digital startup, mau UKM online tiba-tiba muncul di laporan ini, tidak jelas ini. Jadi kalau tidak dilampirkan penjelasannya saya usul kepada Pimpinan pokoknya kita hold, tidak terima laporan kinerja Kominfo 2018.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Terima kasih. Sudah habis. Dan terakhir dari saya, karena saya mendaftar terakhir.

Bapak/Ibu, Yang pertama saya sampaikan apresiasi kepada seluruh mitra hari ini yang sudah

mendapat opini WTP dari BPK, wabilkhusus TVRI yang baru pertamakali setelah sekian belas tahun. Itu artinya sebagai orang yang pernah bekerja sebagai auditor saya tidak lagi melihat ada salah saksi materiil. Tapi bahwa apa yang disampaikan oleh teman-teman tadi memang perlu kita cek berkaitan dengan apa yang didsampaikan oleh Pak Budi, Pak Sukamta, Ibu Evita, dan lain-lain. Sekali apresiasi dan selamat terutama kepada TVRI.

Dan yang kedua menyambung apa yang disampaikan oleh Ibu Evita, pada masa-masa pendaftaran siswa baru ini benar-benar Kementerian Kominfo tidak care sama sekali dengan Pemerintah. Kenapa, sedemikian carut-marutnya PPDB (Pendaftaran Peserta Didik Baru). Itu berujung kepada sekolah-sekolah negeri itu justru sebagian kosong.

Jadi ini ada kebijakan Mendikbud ada zonasi, kemudian masyarakat bingung sampai harus antri. Jam 8 malam sudah antri berbaris di sekolahan. Di antar makan pakai rantang dan sebagainya. Kemudian diujungnya ternyata sekolah itu kosong. Kasus di sekitar Solo itu kursi sekolah itu kosong sekitar 400 dari 8 SMA. Ini sangat berdampak panjang. Dampaknya salah satunya adalah guru nanti kekurangan jam mengajar, berarti guru tidak akan bisa mendapatkan haknya dalam sertifikasi. Kemudian siswa-siswa yang pintar tidak bisa masuk sekolah idamannya.

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

28

Dan kemudian kesulitan guru menyamakan, karena spreading-nya sangat luas antara yang paling pintar dengan yang tidak pintar, dan akhirnya harus menurunkan.

Inikan mestinya bisa diatasi. Karena mitra saya adalah Kominfo mestinya menteri itu harus kasih masukkan kepada Mendikbud. Agar jangan “pokoknya jalan dulu, pokoknya jangan dulu”, itukan Mendikbud kan jawabannya cuma begitu “pokoknya jalan dulu, jangan ribut dulu, sudah biar jalan dulu”, jawabannya selalu seperti itu. Dan begitu jalan di ujung, kursi-kursi siswa itu/kursi sekolahan itu kosong tidak ada muridnya. Ini kalau diangkat agak ramai ini bisa panjang sekali. Kasihan Pak Jokowi, mungkin Beliau juga tidak mengerti, tidak tahu sampai seperti ini. Saya berharap mitra Komisi I, Kominfo ini, Pak Menteri juga memberikan masukan kepada Pak Mendikbud.

Kalau tadi dikatakan Ibu Evita sebagai pihak yang harus menjelaskan kepada masyarakat, dengan pola Pak Budi saya juga sepakat, tapi intinya agar jangan carut-marut ini semakin parah, dan Kominfo tidak care sama sekali.

Yang kedua tentang MMTC (Multimedia Training Center) Jogja. Saya ingat di menteri sebelumnya ketika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan buku ajar dan media ajar multimedia itu yang digandeng adalah MMTC. Waktu itu saya belum jadi DPR. Dan MMTC diberdayakan sehingga tidak satupun konten ilustrasi, tapi dibukunya ilustrasi dibuat oleh MMTC juga. Ada kerjasama yang sangat baik, karena MMTC diberdayakan oleh Kominfo, nego dengan Kemendikbud, sehingga tidak lagi ada buku-buku yang salah ilustrasi atau tidak mendidik dalam pembelajaran multimedianya. Ironis sekali, beasiswa yang diberikan puluhan ribu, disitu hanya 400 tapi tidak dikasih juga. Kenapa tidak dialokasikan disitu?

Ini mohon segera ditindaklanjuti, Ibu Sekjen. Jangan sampai Komisi I makin gregetan nanti. Kalau makin gregetan kita naik menjadi minta PPDT (Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu). Karena ini sudah menyangkut banyak hal. Tadi banyak disuarakan sampai tinggi-tingginya, Ibu Evita, Pak Sukamta sampai tinggi sekali.

Yang ketiga juga saya menyoroti masalah umroh dan haji. Ini kebetulan saudara-saudara/keluarga saya di Nahdlatul Ulama kebanyakan adalah biro haji dan umroh. Kebayang kalau kemudian tiba-tiba mereka harus mengangggur. Mungkin juga belum tentu harus menganggur. Tapi karena image yang terbentuk dengan Traveloka dan Tokopedia maka tamatlah riwayat biro haji dan umroh. Ini tidak sopan sekali menteri ini, kasih hadiah Presiden yang baru ditetapkan terpilih kemarin tiba-tiba dengan masalah seperti ini.

Ibu Niken, tolong jawab, ini ada di Direktorat mana masalah seperti ini, di Dirjen mana? Saya nanti yang jawab Pak Semi. Selama ini Pak Semi tidak pernah bicara, tidak pernah jawab apapun. Hanya sibuk dengan gadget dari tadi. Jadi ini saya kira sebelum berkembang menjadi masalah besar masalah haji dan umroh ini. Itu kita tidak tahu tiba-tiba masyarakat tanya, “Pak Ketua, ini bagaimana. Wartawan nanya, Pak Ketua, bagaimana, haji umroh mati semuanya”. Mereka harus melakukan sertifikasi, harus punya pembimbing sekian, pembimbingnya harus sertifikasi, lolos uji, trainingnya harus sekian minggu dulu, dan lain sebagainya. Tiba-tiba seolah-olah tewas dengan seketika. Kenapa tidak dijelaskan sehingga liar diterjemahkan oleh masyarakat. Saya berharap tidak seperti yang dibayangkan mati semuanya. Tapi kesalahannya adalah karena memang benar tidak kemudian mati semuanya, kenapa tidak dijelaskan. Dan kenapa kemudian melangkah yang sangat berhubungan dengan masyarakat tidak disampaikan kepada Komisi I terlebih dahulu. Karena yang akan disalahkan “ini Komisi I diam saja”. Ketuanya lagi, diam.

Yang berikutnya tentang dokumen rapat. Jadi saya terima kasih kepada Bapak/Ibu mitra kami semuanya menganggap ini jalmo limpat. Jalmo limpat kan seperapat tamat ya. Jalmo limpat itu orang yang sangat hebat, sangat jenius. Jadi buka sekilas saja sudah paham semuanya. Bapak mengasumsikan kami jalmo limpat. Tapi sesungguhnya data-data ini kami butuh pelajari. Jadi kami mohon, agar kami tidak meng-complain Ibu/Bapak sekalian tolong kirim kesini H minus 3.

Yang terakhir, saya hari Selasa yang lalu di Fraksi PKS kedatangan dari Asosiasi Pengawas Penyiaran Indonesia (APPI). Mereka mengadukan kepada kami dampak negatif dari konten youtube ‘kimi hime’ terhadap masa depan generasi bangsa. Ketika saya menerima mereka, “kimi hime itu apa, aku juga baru tahu ada nama kimi hime”, saking kupernya. Oke tidak apa-apa. Terus kemudian saya ditayangkan, betapa kagetnya. Oleh karena itu saya minta tolong buka youtube ‘kimi hime’, saya mau coba minta pendapat apakah ini sopan atau tidak. Karena Pak Semi mengatakan tidak ada pornografi disitu ‘kimi hime’.

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

29

Tayangkan coba. Internet tidak nyambung? Coba ambil yang ‘mati satu kali buka baju’ Oke, cukup, jangan lama-lama. Itu dia merilis sekian puluh video dengan subscriber hampir 5 juta. Terus kemudian viewer-

nya itu tentunya lebih dari itu. Dihitung coba, kalau 1.000 viewer, termasuk subsriber-nya, itu dia mendapatkan 1 US Dollar. Kalau 5 juta subcriber, dan kemudian yang melihat tanpa men-subscribe itu taruhlah kira-kira 7 juta, berarti dia dapat 70 ribu US Dollar satu video. Ada sekian puluh sudah, mungkin 30 atau 40, atau bahkan lebih. Jadi dia mendapatkan uang begitu banyak.

Perlu diketahui, ketika subscribe, dan kemudian di game itu kemudian bisa membunuh atau nembak satu, maka dia akan lepaskan bajunya. Kalau tidak subscribe tidak bisa. Ini kalau dilanjutkan ikut game-nya, tapi kan tentunya dari situ. Ini aduan mereka seperti ini. Bagi saya ini sangat-sangat tidak pantas.

Mereka mengadu ke KPI. Tapi memang ini bukan domain KPI. Jadi lagi-lagi ini ke Pak Semi ini. Silakan mau dikatakan pantas dan baik ditonton, lanjutkan. Tapi kalau ini tidak pantas, apa sulitnya nge-block atau diberi peringatan, atau langkah apa. Ini para pengadunya sebagian diatas, saya berjanji sampaikan di rapat ini dan sudah saya sampaikan. Saya minta game atau video-video semacam ini untuk lebih diperhatikan untuk diperingatkan, kalau perlu kemudian ditindak, di takedown atau di block.

Kemudian yang terakhir. Ini ada literasi digital. Saya agak khawatir ini, saya tidak pernah lihat ada acara literasi digital. Atau jangan-jangan kemudian konten-konten radikal, konten ini, mestinya bisa diantisipasi dengan 350 lokasi telah terjangkau program literasi digital. Atau sebenarnya program ini tidak berjalan, atau tidak dilaksanakan. Karena kami terus terang juga cukup terkaget ada 350, ternyata pesertanya ada sekian banyak. Ini yang mungkin perlu dijelaskan nanti oleh Pak Semi, kalau memang ada 350 kali penyelenggaraan, harapannya fokus pada tempat-tempat dimana kira-kira yang masyarakat belum teredukasi, belum mengerti tentang hoax dan lain sebagainya, sehingga bisa mengurangi penyebaran hoax dan berita-berita yang tidak semestinya.

Terhadap apa yang disampaikan Mas Budi saya mendukung sekali, jadi perlu dijelaskan kepada kita. Saya juga sependapat kita akan terima laporan kinerja ini kalau sudah terjelaskan dengan baik.

Saya kira demikian. Ada lagi, Pak Alimin, Ibu Meutya? Cukup.

F-PAN (BUDI YOUYASTRI): Pimpinan, satu lagi ketinggalan, sedikit lagi. Ini satu lagi Dirjen yang tidak datang, atau dua. Tapi yang saya berkepentingan dengan

programnya ditempatnya Pak Anang itu adalah Dirjen PPI. Jadi yang bertanggungjawab terhadap penetrasi boradband di Indonesia ditempatnya Pak Ramli. Bukan tempatnya Pak Anang sebenarnya, Pak Anang tinggal melaksanakan. Jadi ada tiga program yang buat Aku tidak nyambung ini, Palapa Ring, bikin backbound, terus bikin satelit dari atas. Terus mau bikin BTS pakai satelit lagi. Kalau Pak Anang dikasih perintah dia nurut-nurut saja, karena regulatornya yang menentukan arahnya kan Pak Ramli. Desainnya kan harus dari Dirjen PPI, Anda adalah yang mengeksekusinya. Mana ini tanggungjawabnya, karena buat saya tidak makesense tiga program itu, tidak nyambung. Kalau mau bikin backbound, habis bikin backbound bikin jari-jarinya. Sampai hari ini tidak ada penjelasan tentang jari-jarinya.

Lalu yang kedua pertanyaan harusnya dengan Pak Ramli, setelah bikin backbound-nya yang dibuat Bakti, yang dibuat Telkom mana, sudah selesai belum, jadi Indonesia nya sudah nyambung atau belum. Kalau Telkomnya tidak nyambung dengan backbound-nya Bakti maka sama saja bohong, belum jadi ring dia. Palapa di proyeknya Mas Anang saja, bukan menjadi ring sebagai satu kesatuan Republik Indonesia. Karena kan sebagiannya punya Telkom. Nyambung belum? Belum dijelaskan. Dan Telkom nya belum dipanggil ini, Pimpinan. Jadi yang harusnya menjelaskan adalah Pak Ramli. Jadi buat saya Pak Ramli harus datang menjelaskan kepada kita.

Terima kasih.

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

30

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Terima kasih. Saya kira pendalaman cukup ya. Dan kita jam dua (14.00) harus break dulu makan dan Sholat. Nanti kita lanjutkan. Karena

nanti ada Menteri Luar Negeri, jadi nanti jika tidak rampung maka kita akan lanjutkan dalam kesempatan yang lain, artinya kita akan teruskan rapat ini, agenda bersambung untuk rapat yang kira-kira belum selesai. Jika misalnya RRI/TVRI selesai berarti RRI/TVRI selesai. Nanti tinggal Kominfo diagendakan lagi saya kira kalau tidak selesai. Syukur bisa selesai karena Menlu kita undang jam dua (14.00). Jadi ini sudah jam dua (14.00), tapi tetap kita nanti break untuk makan dan Sholat sampai jam 14.30. Kita jam 14.30 masuk lagi, nanti kita mundur sampai jam tiga (15.00).

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH):

Pak Ketua, saya kira kalau lihat permasalahan yang diungkap oleh teman-teman, dan kita

menemukan jawabannya, itu tidak akan cukup setengah jam. Satu/ dua orang saja tidak selesai itu di jawab. Ibu Evita saja saya kira kalau mau dijawab dengan benar tidak cukup dua jam.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Kita mulai dulu ya. Siapa tahu Ibu Niken bisa menjawab.

F-PAN (IR. ALIMIN ABDULLAH): Karena banyak hal yang kita sekarang baru tahu. Kalau lihat laporan keuangan sudah

bagus, tapi coba lihat sekolahnya terbengkalai seperti itu. Saya terus terang baru juga tahu, karena tidak pernah ada laporannya. Jadi kalau hal-hal kayak begini tidak dikemukakan memang kita tidak bisa juga ikut kontrol. Jadi saya kira ini kalau mau serius hari ini pada pertanyaan yang sudah dilontarkan dan menunggu jawabannya mungkin tidak cukup setengah jam. Kalau tidak, kita basa-basi lagi nanti nanya. Yang di jawab juga tertunda terus. Kalau mau dengar semua, jawaban ini kita perlu dengar.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Usulan Pak Alimin artinya kita tutup sekarang, kita buka rapat baru lagi? Yang panjang

banyak pertanyaan kan di Kominfo. Kalau TVRI/RRI sudah cukup, nanti kita dalam setengah jam misalnya kita dahulukan, berarti nanti tinggal tersisa yang di Kominfo, begitu maksud saya. F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.):

Pak Ketua, boleh kasih solusi tidak? Kita habis makan selesaikan TVRI/RRI. Karena benar, tadi kan banyak pertanyaan yang

kepada Pak Semi. Saya yakin Pak Semi belum bawa datanya sekarang ini, karena dia tidak siap. Jujur kan Pak Semi ya untuk menjawab? Kita alokasikan untuk Kominfo timing-nya untuk menjawab semua pertanyaan. Dan Pak Semi memberikan informasi/mempresentasikan dengan detail program-program di direktorat dia yang kita merasa kita tidak tahu sama sekali.

KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Tapi saya juga tidak mau under estimate pada Pak Semi, karena tadi sudah gadget terus,

itu mungkin sudah ketemu semua. Jadi kita tetap beri kesempatan yang sama. Jadi nanti kita mulai dari RRI/TVRI. Kalau selesai, waktunya masih ada, kita coba di Kominfo. Kalau belum ya nanti berarti rapat ditutup dengan kesimpulan akan diagendakan rapat kembali untuk Kominfo. Untuk yang selesai ya sudah saya kira.

Page 31: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

31

Saya kira demikian, kita skors sampai jam 14.35. Terima kasih.

(RAPAT DI SKORS PUKUL 14.04 WIB) KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.):

Skors kita cabut.

(KETOK PALU 1X) (SKORS DICABUT PUKUL 14.56 WIB)

Untuk efisiensi waktu kami persilakan dulu Ibu Niken tolong menunggu dulu. Kita persilakan waktu RRI dulu memberikan jawaban, kemudian TVRI. Silakan Pak Rohan.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Terima kasih Pimpinan. Ada dua pertanyaan yang diajukan kepada RRI. Yang pertama soal hibah sebesar 350

juta, kemudian tentang aset RRI Jogja. Kami jelaskan bahwa, hibah sebesar 350 juta itu terdiri dari dua. Semuanya hibah dari

pemerintah daerah setempat. RRI Bogor mendapatkan hibah sebesar 300 juta, itu untuk kegiatan Program Bogor Memilih, kemudian Gelar Budaya, yang dikelola oleh RRI Bogor. Dan itu langsung hibah dari pemerintah daerah setempat.

Sedangkan yang 50 jutanya itu adalah hibah dari Pemerintah Jayapura kepada RRI Jayapura dalam rangka kegiatan Bintang Radio. Karena mereka juga pada saat menjadi peserta Bintang Radio itu mereka datang ke Jakarta pada saat pelaksanaan finalnya bersama tim.

Kemudian soal aset Radio Republik Indonesia di Jogjakarta tadi yang ditanyakan.

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): Untuk PNBP targetnya berapa, realisasi berapa?

KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.): Silakan, Pak Rohan.

DIREKTUR KEUANGAN LPP RRI (HARI SUDARYANTO): Kalau PNBP dari RRI targetnya sekitar 30 miliar. Tapi dapatnya 39, jadi surplus. 39 itu

termasuk fungsional dengan umum. Terima kasih.

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): Masih kecil ya PNBP nya. Karena saya bandingkan dengan sekolah MMTC yang sekolah

yang biayanya cuma 300 ribu sebulan mereka bisa menghasilkan PNBP 15 M. Jadi kalau kita bilang RRI itu PNBP nya masih 39 itu sangat kecil dan jauh dari harapan kita.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.): Silakan lanjutkan, Pak Rohan.

Page 32: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

32

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Kemudian soal aset RRI Jogjakarta. Di RRI Jogjakarta itu memang ada lahan cukup besar. Tapi di tempat itu ada Programa 2

Radio Republik Indonesia. Tapi memang ada beberapa yang ingin melakukan kerjasama pemanfaatan lahan dengan Radio Republik Indonesia Jogjakarta, tapi sekarang prosesnya masih di Kementerian Keuangan, karena semua itu harus dikonsultasikan dan di rekomendasi oleh Kementerian Keuangan. Jadi sampai sekarang ini masih dalam tahap pertimbangan yang berada di meja Kementerian Keuangan.

Saya kira itu dua pertanyaan yang diajukan, terima kasih.

KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.): 3 ribu meter lebih kurang ya.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Iya, sekitar 3 ribu meter Pak. Saya kira itu Pak, terima kasih.

KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.): Terima kasih. TVRI silakan, Pak Helmy.

DIREKTUR UTAMA LPP TVRI (HELMY YAHYA, MPA, AK., CPMA, CA.): Terima kasih Pimpinan. Saya mencatat pertanyaan ada tiga, dan semua dari Ibu Evita. Yang pertanyaan pertama

ini juga ditanyakan oleh beberapa Anggota Dewan yang lain, masalah program untuk membantu masalah chaos, masalah zonasi. Kami sudah lakukan berkali-kali. Malah pernah waktu meledak pertama kami seminggu membuat berapa kali dialog tentang zonasi, tentang PPDB ini. Kemudian dalam minggu-minggu selanjutnya kami tetap terus sosialisasi dan sebagainya. Dan dengan amanah ini barangkali kami juga akan membuat beberapa dialog. Dan semoga menterinya bisa hadir, karena yang datang selalu staf ahli.

Tentang mitigasi bencana kami dibantu oleh JAICA, dan sudah berkomunikasi juga dengan NHK. Kita tahu NHK memang paling bagus acara-acara mitigasi bencana. Sosialisasi bagaimana menghadapi bencana melalui acara anak-anak dan melalui beberapa acara yang lain. F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.):

Itu maksud saya kerjasama dengan JAICA itukan dalam bahasa Jepang, bagaimana kita

membuat juga versi dalam bahasa Indonesia. Pakai bintang kecil/ anak yang terkenal, artis-artisnya dipakai, supaya menarik. DIREKTUR UTAMA LPP TVRI (HELMY YAHYA, MPA, AK., CPMA, CA.):

Kita juga mungkin akan mengundang beberapa endorser/beberapa artis untuk campaign

masalah menghadapi bencana. Terus masalah bagaimana kita mengatasi masalah radikalisme. TVRI sangat aktif melalui

acara-acara religi kita. Mulai dari Satukan Shaf, kemudian juga Serambi Islami. Terus campaign tentang bagaimana kita mengatasi radikalisme yang terjadi. Dan kami pun barangkali akan menyiapkan beberapa PSA/iklan layanan masyarakat dalam rangka untuk mengatasi. Ini juga termasuk masalah pemberantasan narkotika dan lain-lain.

Jadi dari kami begitu, terima kasih.

Page 33: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

33

KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.): Tidak ada lagi? Cukup?

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): RRI yang belum jawab. Setahu saya yang mendapat dana tambahan khusus itu mitigasi

bencana alam 27 miliar waktu waktu laporan kemarin itu adalah RRI kan. Bapak dapat dana tambahan kan?

KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.):

RRI atau TVRI itu?

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.):

Saya bingung, di RRI apa TVRI yang dapat 27 M itu.

DIREKTUR UTAMA LPP TVRI (HELMY YAHYA, MPA, AK., CPMA, CA.): Kalau kami dapatnya hibah dari JAICA 1 miliar yen.

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): RRI ya waktu itu dapat yang 27 M?

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Tidak ada kaitannya anggaran untuk mitigasi bencana.

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): Program bencana kan ada anggaran khusus kemarin ini.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Program bencana memang kami sudah bangun sejak awal tahun 2019.

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): Setahu saya waktu laporan keuangan yang tahun depan program itu RRI dapat bantuan.

Coba di lihat, laporan Bapak itu.

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN): Itu usulan untuk tahun 2020.

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): Iya, ada kan?

DIREKTUR UTAMA LPP RRI (MOHAMMAD ROHANUDIN):

Ada yang untuk tahun 2020.

Page 34: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

34

F-PDIP (DR. EVITA NURSANTY, M.SC.): 27 M kan? Saya masih ingat semua Pak. Itu tolong dibuat program-program yang menarik untuk diinikan ke masyarakat.

KETUA RAPAT (ASRIL HAMZAH TANJUNG, S.IP.):

Cukup, Pak Rohan? Jadi memang ada untuk 2020. Jadi TVRI/RRI, Ibu Niken, mengingat sebetulnya jam dua (14.00) ini sudah kita koordinasi

dengan Kemlu. Jadi untuk Kominfo kita cari waktu lain. Coba tampilkan, kita ambil kesimpulan saja dulu. Ini Sekjen Kemlu sudah hadir, ini tidak

apa-apa, dalam waktu dekat kita cari lagi. Jadi termasuk KPI pun sudah masuk disitu nanti, kita undur ya.

Draft Kesimpulan

Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI Dengan

Kominfo, LPP RRI, dan LPP TVRI Kamis, 18 Juli 2019

1. Komisi I DPR RI telah mendengar penjelasan Dirut Lembaga Penyiaran Publik Radio

Republik Indonesia (LPP RRI) dan Dirut Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) terkait dengan pelaksanaan kinerja dan penyerapan anggaran LPP RRI dan LPP TVRI Tahun Anggaran Tahun 2018. Berkaitan dengan itu Komisi I DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja anggaran sebagai berikut: a. LPP RRI dengan capaian penyerapan anggaran sebesar 94,44 persen; b. LPP TVRI dengan capaian penyerapan anggaran sebesar 94,38 persen; Selanjutnya Komisi I DPR RI meminta kepada LPP RRI dan LPP TVRI untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian realisasi anggaran tersebut pada tahun berikut;

Ini seyogyanya begitu, setuju ya?

(RAPAT : SETUJU)

2. Komisi I DPR RI mengapresiasi atas capaian laporan hasil pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2018, yaitu: a. LPP RRI atas capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); b. LPP TVRI atas capaian opini Wajat Tanpa Pengecualian (WTP); Selanjutnya Komisi I DPR RI meminta kepada LPP RRI dan LPP TVRI agar dapat mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang telah dicapai;

Ini juga performa ya, setuju?

(RAPAT : SETUJU)

3. Komisi I DPR RI mendesak LPP RRI dan LPP TVRI dapat melakukan koordinasi secara intensif dalaml memberikan pemahaman dan dukungan publik terhadap program kebijakan Pemerintah sebagai Government Public Relation (GPR);

(RAPAT : SETUJU)

4. Komisi I DPR RI mendesak LPP RRI dan LPP TVRI agar dalam penggunaan

anggaran mampu memberikan manfaat kepada stake holder terkait melalui program

Page 35: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH … · 2020. 8. 19. · material sesuai dengan standar akuntansi pemerintah, dan atas keuangan Kominfo yang telah di audit oleh

35

kerja yang tepat sasaran dan tepat guna, dan senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan keuangan negara;

(RAPAT : SETUJU)

5. Komisi I DPR RI akan mengagendakan Rapat Dengar Pendapat dengan Kemkominfo

terkait dengan pendalaman laporan kinerja Kemkominifo Tahun Anggaran 2018. Ini yang kita sampaikan, jadi untuk Kominfo banyak sekali, dan ini tidak akan putus sampai sore. Jadi kita cari saja waktu yang santai sedikit. Sekarang sudah ditunggu Kemlu. Dengan demikian ini bisa kita terima ya.

(RAPAT : SETUJU)

Demikianlah, Bapak/Ibu sekalian, dari Kominfo, RRI Pak Rohan, TVRI Pak Helmy, dan Kominfo. Termasuk Ibu Niken dan para Dirjen ini. Mudah-mudahan kita ketemu lagi pada saat yang lebih enak. Jadi dengan demikian rapat RDP ini kita tutup dengan mengucapkan alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin.

(KETOK PALU 3X)

(RAPAT DI TUTUP PUKUL 15.08 WIB)

Jakarta, 18 Juli 2019 a.n. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT,

SUPRIHARTINI, S.IP., M.Si. NIP. 19710106 199003 2 001