DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA...

75
DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA MINUMAN TEH DENGAN SURFACE ENHANCED RAMAN SCATTERING (SERS) KOLOID NANOPARTIKEL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Oleh Agung Beny Saputra NIM. 1115097000050 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA...

Page 1: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA MINUMAN TEH

DENGAN SURFACE ENHANCED RAMAN SCATTERING (SERS)

KOLOID NANOPARTIKEL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Oleh

Agung Beny Saputra

NIM. 1115097000050

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

i

DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA MINUMAN TEH

DENGAN SURFACE ENHANCED RAMAN SCATTERING (SERS)

KOLOID NANOPARTIKEL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Oleh

Agung Beny Saputra

NIM. 1115097000050

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif
Page 4: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif
Page 5: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif
Page 6: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

v

ABSTRAK

Telah dilakukan sintesis nanopartikel Au (emas) dan Ag (perak) dengan

menggunakan metode fotoreduksi kimia dengan laser femtosecond.

Nanopartikel Au yang didapat memiliki panjang gelombang ± 520 nm dan

berwarna merah, sedangkan nanopartikel Ag yang didapat memiliki panjang

gelombang ± 400 nm dan berwarna kuning. Nanopartikel Au dan Ag diberikan

untuk mendeteksi pestisida deltamethrin pada minuman teh. Deteksi pestisida

menggunakan raman spectroscopy dengan metode surface enhanced raman

scattering (sers). Terdeteksi pestisida deltamethrin dengan ukuran 500 ppm, 300

ppm, 100 ppm, dan 10 ppm terlihat dari kenaikan puncak hamburan raman

spectroscopy campuran pestisida dengan teh dan yang ditambahkan

nanopartikel. Dilakukan uji TEM dan XRD untuk mengetahui distribusi ukuran

partikel dan struktur kristal.

Kata Kunci: Fotoreduksi Kimia, Nanopartikel, , Pestisida Deltamethrin, Raman

Spectroscopy, SERS,

Page 7: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

vi

ABSTRACT

Synthesis of Au (gold) and Ag (silver) nanoparticles was carried out

using photochemical reduction methods using femtosecond lasers. Au

nanoparticles obtained have wavelengths ± 520 nm and are red, while Ag

nanoparticles obtained have wavelengths ± 400 nm and are yellow. Au and Ag

nanoparticles are given to detect deltamethrin pesticides in tea drinks. Detection

of pesticides using raman spectroscopy with surface enhanced raman scattering

(sers) method. Deltamethrin pesticides with sizes of 500 ppm, 300 ppm, 100

ppm, and 10 ppm can be seen from the increase in peak scattering of Raman

spectroscopy of pesticide mixture with tea and added nanoparticles. TEM and

XRD tests were carried out to determine the particle size distribution and crystal

structure.

Keyword: Nanoparticles, Photochemical Reduction, Pesticides Deltamethrin,

Raman Spectroscopy, SERS.

Page 8: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya

kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan

kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan manusia dari zaman

kegelapan ke zaman yang terang benderang saat ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan

tanpa dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materiil

serta doa yang tiada henti- hentinya kepada penulis.

2. Segenap keluarga besar yang telah menyemangati dan mensupport

dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dr. Sitti Ahmiatri Saptari, M.Si selaku Ketua Program Studi Fisika

dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan kepada

penulis.

4. Bapak Dr. Ir. Agus Budiono, M.T selaku pembimbing I yang telah

sabar membimbing penulis dan memberikan banyak masukan kepada

penulis terkait penulisan skripsi ini.

5. Ibu Affi Nur Hidayah, M.Si selaku pembimbing II yang telah

membimbing penulis dan banyak memberikan pengarahan terkait

penelitian skripsi ini, juga memberikan banyak ilmu-ilmu baru serta

solusi pada setiap permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

6. Para peneliti, teman-teman dan kakak-kakak tenaga lapangan di

Laboratorium Kelompok Penelitian Laser LIPI yang telah banyak

membantu selama proses penelitian.

7. Sahabat seperjuangan: Adya, Redho, Bayu, Andri yang selalu

memberikan support, doa, dan menjadi teman diskusi.

Page 9: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

viii

8. Kosan squad: Syarif, Ilham, Candra, Riski yang telah menjadi

pendengar dan teman diskusi bagi penulis, memberikan support serta

doa.

9. Teman-teman Fisika UIN 2015, khususnya Dimas, Qonit, Gizel, Umar,

Zia, Mujadid, Ipulyang senantiasa memberikan semangat dan

bantuannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang

membangun dari berbagai pihak yang dapat disampaikan melalui alamat e-mail

penulis [email protected]. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang material.

Jakarta,01 Agustus 2019

Agung Beny Saputra

Page 10: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Tujuan Penelitian 6

1.5 Manfaat Penelitian 6

1.6 Sistematika Penulisan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Teh 8

2.2 Pestisida 9

2.3 Nanopartikel 11

2.3.1 Koloid Partikel 11

2.3.2 Sintesis Nanopartikel 11

2.4 Photochemical Reduction 14

2.5 Laser Femtosecond 15

2.5.1 Prinsip Laser Femtosecond Pada Sintesis Logam Nanopartikel 18

2.6 Karakterisasi UV-Visible Spectroscopy 20

2.7 Karakterisasi Transmission Electron Microscope (TEM) 22

2.8 Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) 23

2.9 Raman Spectroscopy 24

Page 11: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

x

BAB III METODE PENELITIAN 27

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 27

3.2 Alat dan Bahan 27

3.3 Diagram Alir Penelitian 28

3.4 Preparasi Sampel 31

3.5 Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS) 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34

4.1 Hasil Nanopartikel 34

4.1.1 Karakterisasi UV-Visible Spectroscopy Nanopartikel Tanpa PVP 35

4.1.2 Karakterisasi UV-Visible Spectroscopy Nanopartikel dengan PVP 40

4.2 Analisa Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS) 48

4.3 Hasil dan Pembahasan TEM 53

4.4 Hasil dan Pembahasan XRD 54

BAB V PENUTUP 57

5.1 Kesimpulan 57

5.2 Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 58

Page 12: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Deltamethrin 10

Gambar 2.2 Pendekatan Top-Down dan Bottom-Up 12

Gambar 2.3 Sebelum dan Sesudah Iradiasi Laser dari Au Nanopartikel 13

Gambar 2.4 Perbandingan SPR Au sebelum (a) dan sesudah (b) 13

Gambar 2.5 Sintesis Nanopartikel Au, Pt, Ag, AuPt, AuAg 14

Gambar 2.6 Skema Sistem Laser Femtosecond 18

Gambar 2.7 Mekanisme Sintesis Nanopartikel dengan Intensitas Tinggi Laser

Femtosecond di Air 19

Gambar 2.8 Skema Percobaan Iradiasi 20

Gambar 2.9 Skema Mekanisme UV-Visible Spectroscopy 21

Gambar 2.10 Skema Mekanisme TEM 22

Gambar 2.11 Mekanisme XRD 24

Gambar 2.12 Interaksi Laser dengan Molekul sampel 25

Gambar 2.13 Komponen Penyusun Raman Spectroscopy 26

Gambar 3.1 Skema Penelitian 28

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian 30

Gambar 3.3 Hasil SERS dari Raman Specroscopy 33

Gambar 4.1 Hasil Sintesis Nanopartikel Tanpa PVP 34

Gambar 4.2 Hasil Sintesis Nanopartikel dengan PVP 34

Gambar 4.3 Grafik Nano Alloy Au-Ag (3:0) 35

Gambar 4.4 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0:3) 35

Gambar 4.5 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0,5:2,5) 36

Page 13: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

xii

Gambar 4.6 Grafik Nano Alloy Au-Ag (1,5:1,5) 36

Gambar 4.7 Grafik Nano Alloy Au-Ag (1:2) 37

Gambar 4.8 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2,5:0,5) 37

Gambar 4.9 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2:1) 38

Gambar 4.10 Grafik Nano Alloy Au-Ag 15 Menit 39

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Komposisi Au dengan SPR 15 Menit 40

Gambar 4.12 Grafik Nano Alloy Au-Ag (3:0) + PVP 41

Gambar 4.13 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0:3) + PVP 41

Gambar 4.14 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0,3:2,7) + PVP 42

Gambar 4.15 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0,6:2,4) + PVP 42

Gambar 4.16 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0,9:2,1) + PVP 43

Gambar 4.17 Grafik Nano Alloy Au-Ag (1,2:1,8) + PVP 43

Gambar 4.18 Grafik Nano Alloy Au-Ag (1,5:1,5) + PVP 44

Gambar 4.19 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2,1:0,9) + PVP 44

Gambar 4.20 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2,4:0,6) + PVP 45

Gambar 4.21 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2,7:0,3) + PVP 45

Gambar 4.22 Grafik Nano Alloy Au-Ag + PVP 10 Menit 47

Gambar 4.23 Grafik Hubungan Komposisi Au dengan SPR 10 Menit 48

Gambar 4.24 Hasil Pestisida dari Raman Spectroscopy 49

Gambar 4.25 SERS Nanopartikel dengan Teh + Pestisida 51

Gambar 4.26 SERS Perbandingan Rasio Pestisida 52

Gambar 4.27 Hasil Karakterisasi TEM 53

Page 14: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

xiii

Gambar 4.28 (a) Hasil TEM Tanpa Campuran PVP (b) Hasil TEM Dengan

Campuran PVP Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.29 Pola Difraksi Sinar X 55

Gambar 4.30 Pola Difraksi Sinar X dengan Kalkulasi 55

Gambar 4.31 Struktur Kristal Au (Kiri) Struktur Kristal Ag (Kanan) 56

Gambar 4.32 Struktur Kristal AuAg 56

Page 15: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Komposisi Au : Ag (ml) tanpa (PVP) 31

Tabel 3.2 Komposisi Au : Ag (ml) dengan PVP 32

Tabel 4.1 Nilai Puncak Panjang Gelombang Koloid Au-Ag 15 Menit 39

Tabel 4.2 Nilai Titik Puncak Panjang Gelombang AuAg + PVP 10 Menit 47

Tabel 4.3 Nilai Deltamethrin Pestisida 50

Page 16: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

1

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para petani biasanya menggunakan pestisida untuk melindungi tanamannya

dari hama. Hama adalah hewan yang dapat merusak atau mengganggu pertumbuhan

suatu tanaman.[1] Penggunaan pestisida dapat mencegah terjadi hama, akan tetapi

tanaman yang terkena pestisida tidak terjamin kebersihannya. Pestisida merupakan

racun hama, dimana tidak baik untuk kesehatan manusia. Suatu tanaman yang telah

diberikan pestisida akan tumbuh dengan baik, karena pestisida dapat merangsang

tanaman.

Tanaman yang tumbuh subur akan dipetik oleh para petani untuk diolah

menjadi bahan konsumsi manusia, contoh salah satunya adalah daun teh yang

dipetik dari kebun. Daun teh yang dipetik dari kebun biasanya masih menggandung

residu pestisida. Residu pestisida yang masih tertinggal pada daun teh yang dipanen

dan diproses hingga menjadi teh siap seduh inilah yang dikhawatirkan akan

menimbulkan efek negatif bagi kesehatan konsumen, karena pestisida merupakan

senyawa yang beracun.

Untuk mengetahui residu pestisida tersebut diperlukan alat pendeteksi

pestisida. Namun sampai saat ini tidak ada cara mudah untuk mengetahui adanya

kandungan pestisida pada daun teh. Jika ada alat pendeteksi pestisida, pasti

harganya tidak murah. Salah satu pendeteksi residu pestisida yang sudah dilakukan

sebelumnya yaitu menggunakan bioassay, gas kromatografi, dan biosensor.

Page 17: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

2

Deteksi pestisida menggunakan metode bioassay yaitu Rapid Bioassay of

Pesticide Residues (RBPR).[2] RBPR memanfaatkan enzim asetilkolinesterase

(AChE) yang diisolasi dari kepala lalat rumah Musca Domestica. Kepala lalat

dijadikan sebagai sumber enzim AChE karena menurut penelitian CS Chiu, CH

Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat

sensitif mendeteksi pestisida. AChE RBPR dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi

insektisida dari golongan organofosfat dan karbamat. Namun metode RBPR tidak

dapat diterapkan pada bawang putih, jahe, dan teh karena mengandung bahan

antibakteri yang mengganggu pertumbuhan enzim asetilkolinesterase AChE.

Deteksi pestisida menggunakan metode gas kromatografi yaitu Gas

Chromatography Spectrofotonetry Massa (GC-MS).[3] Mekanisme kerja gas

kromatografi yaitu gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan melalui

kolom yang berisi fasa diam.[4] Cuplikan berupa campuran yang akan dipisahkan,

biasanya dalam bentuk larutan, disuntikkan ke dalam aliran gas tersebut. Kemudian

cuplikan dibawa oleh gas pembawa ke dalam kolom dan di dalam kolom terjadi

proses pemisahan. Suatu detector diletakkan di ujung kolom untuk mendeteksi jenis

maupun jumlah tiap komponen campuran. Namun metode gas kromatografi

membutuhkan waktu yang lama, banyak tahap yang harus dilakukan (tidak simpel),

banyak alat yang digunakan.

Deteksi pestisida menggunakan biosensor yaitu RAPDE (Rapid Pesticide

Biosensor), RAPDE sendiri dibuat dengan memanfaatkan enzim khusus yang bisa

bereaksi saat terkontaminasi pestisida. Indikatornya berupa perubahan warna,

sebagai sebuah reaksi.[5] Memanfaatkan enzim yang bernama asetilkolinesterase

Page 18: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

3

yang bisa dihasilkan oleh belut listrik. Enzim ini bisa mendegradasi asetilkolin,

neurotransmitter pada otak menjadi kolin. Kolin yang selanjutnya akan mengubah

senyawa pewarna dalam biosensor menjadi kuning. Dengan adanya pestisida, maka

reaksi degradasi tadi bisa dihambat dan menyebabkan tidak terjadinya perubahan

warna. Hal inilah yang selanjutnya menjadi dasar penentuan ada tidaknya pestisida

pada sampel atau sayuran. Namun teknologi ini masih membutuhkan

pengembangan lebih lanjut.

Deteksi pestisida metode Surface Enhanced Raman Scattering (SERS)

diharapkan dapat mendeteksi pestisida, dengan memanfaatkan nanopartikel dan

menggunakan alat Raman Spectroscopy.[6] Metode SERS tidak banyak

menggunakan banyak alat, simpel, mudah, dan grren and clean method (ramah

lingkungan).

Kemajuan teknologi saat ini sedang banyak dikembangkan, salah satunya

adalah pengembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti. Semua

peneliti seolah-olah berlomba untuk mewujudkan karya baru dalam dunia

nanoteknologi. Salah satu bidang yang menarik minat banyak peneliti adalah

pengembangan metode sintesis nanopartikel.

Sintesis nanopartikel bermakna pembuatan partikel dengan ukuran (1 –

100)nm dan sekaligus mengubah sifat atau fungsinya. Nanopartikel memiliki nilai

perbandingan antara luas permukaan dan volume yang lebih besar jika

dibandingkan dengan partikel sejenis dalam ukuran besar. Ketika ukuran partikel

menuju orde nanometer, maka hukum fisika yang berlaku lebih didominasi oleh

hukum-hukum fisika kuantum. Hukum fisika kuntum sebagai akibat keterbatasan

Page 19: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

4

ruang gerak elektron dan pembawa muatan lainnya dalam partikel, hal ini berimbas

pada beberapa sifat material seperti perubahan warna yang dipancarkan,

transparansi, kekuatan mekanik, konduktivitas listrik, dan magnetisasi.

Perubahan rasio jumlah atom yang menempati permukaan terhadap jumlah

total atom, hal ini berimbas pada perubahan titik didih, titik beku, dan reaktivitas

kimia. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat menjadi keunggulan

nanopartikel.[7] Para peneliti juga percaya bahwa kita dapat mengontrol

perubahan-perubahan tersebut ke arah yang diinginkan. Contoh sederhana

bagaimana sifat partikel berubah jika ukurannya direduksi ke skala nanometer

dijumpai pada emas atau aurum (Au), emas yang berukuran Nano akan memiliki

warna merah bukan warna emas yang sering dilihat. Begitu juga dengan perak atau

argentum (Ag), perak yang berukuran Nano akan memiliki warna kuning bukan

warna silver yang sering dilihat.

Pada ukuran nanopartikel Au bisa menjadi sebagai aplikasi untuk

menganalisis keberadaan molekul-molekul kecil seperti DNA, protein termasuk

logam toksik. Sedangkan ukuran nanopartikel Ag memiliki sifat anti bakteri dan

anti virus.

Perubahan ukuran nanopartikel Au dan Ag diperkirakan dapat mendeteksi

residu pestisida yang berada pada teh. Teh yang diseduh akan dicampur dengan

nanopartikel Au atau Ag lalu akan terlihat kenaikan grafik dengan raman

spectroscopy.

Dalam penelitian ini, akan dilakukan sintesis nanopartikel Au dan Ag

menggunakan metode photochemical reduction dengan laser femtosecond.

Page 20: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

5

Pestisida yang diberikan ke minuman teh dengan rasio PPM. Berdasarkan uraian di

atas, penelitian ini mengambil topik Deteksi Pestisida Deltamethrin Pada Minuman

Teh Dengan Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS) Koloid Nanopartikel.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana menyintesis koloid nanopartikel Au-Ag ?

2. Bagaimana pengaruh nanopartikel terhadap deteksi pestisida pada

minuman teh?

3. Bagaimana penentuan limit of detection (LOD) pestisida 500 ppm –

10 ppm pada minuman teh?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Bahan yang digunakan dalam sintesis ini adalah Pestisida, garam emas

(KauCl4), garam perak (AgNO3) Asam Amoniak (NH4OH),

PolyvinillePloridone (PVP) dan larutan teh.

2. Pembahasan hanya membandingkan kenaikan puncak grafik, struktur

hanya meliputi Fasa, struktur dan ukuran partikel sampel.

3. Sintesis nanopartikel dilakukan dengan menggunakan laser

femtosecond pada material perak dan emas

4. Perbandingan PPM pestisida 500 : 300 : 100 : 10

5. Pengujian dengan UV-Vis

6. Pengujian dengan Raman Spestroscopy

Page 21: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

6

7. Pengujian dengan TEM dan XRD

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Membuat nanopartikel emas dan perak.

2. Mendeteksi pestisida pada minuman teh dengan nanopartikel emas dan

perak.

3. Menentukan limit of detection (LOD) pestisida 500 ppm – 10 ppm pada

minuman teh.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk mendeteksi LOD pestisida pada teh dengan

sintesis nanopartikel Au dan Ag dengan menentukan kenaikan puncak pada raman

Spectroscopy, analisa pengaruh PPM pada pestisida dimana semakin banyak PPM

semakin tinggi atau semakin rendah kenaikan puncak, serta mengetahui ukuran

partikel dari Au dan Ag.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini, penulis membaginya ke dalam

lima bab diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang dasar teori mengenai tema penelitian ini.

Page 22: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis memaparkan sketsa gambaran rencana penelitian meliputi

lokasi penelitian, daftar bahan dan alat yang digunakan serta prosedur proses

sintesis nanopartikel Au dan Ag dengan menggunakan metode foto reduksi kimia

dan SERS. Selain itu, penulis memaparkan rangkaian pengujian untuk mempelajari

karakterisasi sampel hasil sintesis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menjelaskan data-data yang diperoleh dari pengujian

karakterisasi. Data-data tersebut meliputi hasil karakterisasi Raman Spectroscopy,

UV-Vis, XRD, dan TEM.

BAB V PENUTUP

Bab ini penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian serta menyampaikan

saran-saran yang diperlukan untuk penelitian lanjutan.

Page 23: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

8

2 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafeina, sebuah infusi yang dibuat

dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari

tanaman Camellia sintesis dengan air panas.[8] Teh yang berasal dari tanaman teh

dibagi menjadi empat kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah

atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan

jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal. Teh merupakan

sumber alami kafeina, teofilin, dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat

atau protein mendekati nol persen. Cita rasa sedikit pahit dari teh merupakan

kenikmatan tersendiri dari teh.

Bangsa Cina telah minum teh selama 5000 tahun untuk kesehatan dan

kenikmatan. Asal mula teh pada awalnya masih merupakan legenda. Salah satunya

adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung. Pada suatu hari, ketika Kaisar Shen Nung

akan minum air mendidih, beberapa daun dari pohon yang menjuntai tertiup angin

dan jatuh ke panci berisi air rebusan yang tak menyerupai air tersebut. Sang Kaisar

ingin tahu dan memutuskan untuk mencicipi air rebusan yang tak menyerupai

minuman tersebut. Kaisar pun merasakan air itu sedap dan menyehatkan tubuh.

Page 24: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

9

2.2 Pestisida

Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk

mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini

berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -cide ("pembasmi"). Sasarannya

bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau

mikroba yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tetapi tak selalu, beracun.

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan

kesehatan manusia dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem.[2]

Produk-produk Deltamethrin adalah salah satu insektisida yang paling

populer dan banyak digunakan di dunia sebagai rujukan dan telah menjadi sangat

populer di kalangan operator pengendalian hama dan individu di Amerika Serikat.

Bahan ini adalah anggota dari salah satu pestisida yang disebut piretroid sintetis.

Pestisida ini sangat beracun bagi kehidupan air, khususnya ikan, dan karenanya

harus digunakan dengan sangat hati-hati di sekitar air. Meskipun secara umum

dianggap aman untuk digunakan di sekitar manusia, itu masih neurotoksik bagi

manusia. Ada banyak kegunaan untuk Deltamethrin, mulai dari kegunaan pertanian

hingga pengendalian hama di rumah. Deltamethrin telah berperan dalam mencegah

penyebaran penyakit yang dibawa oleh anjing padang rumput, tikus dan hewan

lainnya. Sangat membantu dalam menghilangkan dan mencegah berbagai hama

rumah tangga, terutama laba-laba, kutu, kutu, semut tukang kayu, lebah tukang

kayu, kecoak, dan kutu busuk.

Page 25: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

10

Gambar 2.1 Struktur Deltamethrin

Nama Umum : Deltamethrin

Nama Kimia : (S)–Cyano (3-phenoxyphenyl ) methyl (1R,3R)–3 –

(2,2-dibromovinyl) – 2,2–dimethyl

cyclopropanecarboxylate

Nama Dagang : Decis

Pemerian : Cairan kuning dengan bau aromatik

Rumus Molekul : C22H19Br2NO3

Berat Molekul Relatif : 505,2 g/mol

Titik Didih : 98-101°C

Massa Jenis : 1,5 g/cm3

Kelarutan : Larut dalam aseton, etanol dan dioxan.

BMR : 0,3 mg/kg

Deltamethrin dilaporkan dapat menimbulkan kejang, ataksia, dermatitis,

diare, tremor, dan muntah. Reaksi alergi terhadap senyawa ini melalui eksposur

kulit juga umum di antara pekerja pertanian. Keracunan oral terjadi pada manusia

pada dosis 2-250 mg/kg, sedangkan konsumsi 100-250 mg/kg dapat menginduksi

koma selain itu menimbulkan efek genotoksik. Menggunakan leukosit darah perifer

manusia, menurunkan sebagian besar organ genital dan motilitas sperma pada tikus

dengan dosis 1 dan 2 mg/kg BB, menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,

hipoplasia paru-paru, dan dilatasi pelvis ginjal pada janin pada tikus betina yang

diberikan Deltamethrin dengan dosis 1, 2,5 atau 5 mg / kg BB.[9]

Page 26: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

11

2.3 Nanopartikel

Nanopartikel adalah partikel yang berukuran (1 – 100) nm. Ketika ukuran

partikel dikurangi hingga kurang dari 100 nm, maka sifat optik partikel tersebut

akan berubah dari sifat yang berukuran makro.[10]

2.3.1 Koloid Partikel

Koloid Nanopartikel adalah suatu zat koloid dispersi jika terdiri dari partikel

dalam ukuran (1 – 100) nm. Meskipun dispersi partikel dapat berupa gas, cairan

atau padatan, tetapi dapat mengacu pada yang tersebar dalam cairan. Fitur yang

paling dibedakan dari dispersi koloid adalah kemampuan mereka untuk menjaga

fase terdispersi berdasarkan panas gerak atau gerak Brownian.[11] Bentuk koloid

nanopartikel lebih menarik dari pada matriks atau bubuk berdiri bebas karena ada

fitur penting termasuk seperti persiapan yang sederhana, pengendalian suatu sifat

fisik dan kimia dengan penambahan elemen lain, stabilitas karena perlindungan

yang tepat dari situs aktif oleh agen pelindung dan lain-lain.

2.3.2 Sintesis Nanopartikel

Sintesis nanopartikel dapat dilakukan dalam Fasa padat, cair, maupun gas.

Pembuatan nanopartikel dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan,

yaitu pendekatan top-down dan pendekatan bottom-up.[12]

Page 27: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

12

Gambar 2.2 Pendekatan Top-Down dan Bottom-Up[11]

2.3.2.1 Nanopartikel Au

Emas berukuran Nano akan memiliki sifat optik yang berbeda dari

ukuran makro. Sifat optik pada emas dapat dilihat dari nilai Surface Plasmon

Resonance (SPR) berada pada 500 – 600. Emas pada ukuran Nano akan memiliki

warna merah.[13]

Page 28: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

13

Gambar 2.3 Sebelum dan Sesudah Iradiasi Laser dari Au

Nanopartikel[13]

Gambar 2.4 Perbandingan SPR Au sebelum (a) dan sesudah (b)[13]

2.3.2.2 Nanopartikel Ag

Perak berukuran Nano akan memiliki sifat optik yang berbeda dari

ukuran makro. Sifat optik pada perak dapat dilihat dari nilai SPR berada pada 350

– 450. Perak pada ukuran Nano akan memiliki warna kuning keemasan. [14]

Page 29: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

14

Gambar 2.5 Sintesis Nanopartikel Au, Pt, Ag, AuPt, AuAg[13]

2.4 Photochemical Reduction

Photochemical reduction atau biasa disebut fotokimia reduksi merupakan

gabungan dari kata fotokimia dan reduksi. Fotokimia dari ilmu kimia adalah ilmu

yang mempelajari interaksi antara atom, molekul kecil, dan cahaya (atau radiasi

elektromagnetik). Sedangkan arti kata reduksi adalah pengurangan atau pelepasan.

Jadi fotokimia reduksi adalah suatu proses terjadinya pelepasan atau pengurangan

elektron atau molekul atom. [15]

Dalam fotokimia akan lebih difokuskan pada pembahasan tentang

perubahan kimia yang dihasilkan sebagai akibat absorpsi cahaya. Proses seperti

fluoresens (dimana sinar diemisikan dari suatu molekul), atau khemiluminesensi

(dimana sinar diemisikan sebagai hasil reaksi kimia) dapat dianggap sebagai suatu

proses fotokimia.[16]

Planck mengembangkan teori radiasi benda hitam atas dasar postulat bahwa

“radiasi memiliki sifat partikel, atau foton, yang mempunyai energi sebanding

dengan frekuensinya”, yaitu: 𝐸 = ℎ𝑣 atau 𝐸 = 𝑛ℎ𝑣.

Page 30: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

15

Dalam fotokimia reduksi terdapat fenomena - fenomena perubahan

yang terjadi pada larutan. Contohnya ketika air diberikan radiasi berupa pulsa

laser akan mengalami proses reaksi seperti:

H2O + e- eaq- + HO* + H3O

+

H2O + nhv H2O*

H* + OH*

Keterangan: Proses ionisasi

Proses dissociation (senyawa ionik terpisah menjadi ion)

Proses solvation (dikelilingi ion pelarut yang teratur)

2.5 Laser Femtosecond

Laser femtosecond adalah jenis laser tertentu yang menghasilkan pulsa

ultra-pendek yang durasinya hanya beberapa femtosekon hingga beberapa ratus

femtosekon (1 femtosekon = 1 fs = 10-15 detik) dari urutan besarnya periode dari

gelombang elektromagnetik yang terlihat. Jenis laser ini banyak dipelajari dan

digunakan dalam penelitian, di industri dan di bidang aplikasi biomedis.

Sebuah pulsa femtosecond atau ultra-pendek adalah osilasi sinusoidal yang

merambat dari medan elektromagnetik (dari frekuensi variabel yang mungkin

dalam waktu), dimodulasi dalam amplitudo oleh sebuah amplop yang durasinya

khas kecil di depan 1 picosecond (1 picosecond = 1 ps = 10 - 12 detik).[17]

Dalam hal kepadatan spektral, spektrum pulsa semacam itu terdiri dari

sejumlah besar komponen kontinu yang bertambah secara koheren (yaitu dengan

rasio fase tetap yang telah ditentukan) untuk mencapai pulsa pendek. Semakin besar

Page 31: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

16

dukungan spektrum, semakin mungkin pulsa yang dihasilkan. Namun, kondisi yang

diperlukan ini, terkait dengan sifat-sifat transformasi Fourier, tidak cukup dan rasio

fase relatif antara masing-masing komponen spektrum memainkan peran

primordial.

Ketika amplop pulsa memiliki lebar urutan kebalikan dari frekuensi

pembawa, itu disebut pulsa jumlah rendah siklus (pulsa laser beberapa siklus. Lebar

pulsa tetap lebih tinggi atau urutan periode optik (secara hipotetis, setengah periode

optik), yang merupakan konsekuensi dari persamaan Maxwell yang mengatur

radiasi elektromagnetik. Dengan demikian, realisasi pulsa sub-femtosecond atau

pulsa attosecond hanya layak pada panjang gelombang ultraviolet (spektrum

cahaya tampak yang memanjang dari 400 nm hingga 800 nm, periode optik masing-

masing 1,3 fs dan 2,6 fs).[18]

Pulsa femto terdiri dari banyak komponen spektral, dalam semua angka

lebih besar karena impulsnya singkat. Dalam ruang hampa, semua komponen

spektral ini merambat dengan kecepatan cahaya dan pulsa mempertahankan

durasinya selama propagasi. Dalam media dipersif, indeks bias n (v) tergantung

pada frekuensi optik (v) komponen spektral yang dibayangkan. Oleh karena itu,

waktu untuk komponen frekuensi v pada jarak L, berbeda dari satu komponen

spektral ke yang lain. Jumlah yang koheren dari komponen spektral yang

menghasilkan, setelah propagasi, pulsa temporal yang durasinya berbeda dari yang

sebelum propagasi.[19]

Page 32: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

17

Secara matematis, komponen spektral E0 (ω) . exp(i . ωt) yang menyebar

dalam media indeks n (ω) pada panjang z memperoleh pergeseran fase output yang

mengubahnya menjadi:

𝐸0 (𝜔) . exp(𝑖. 𝜔𝑡) . exp (𝑖. 𝛽(𝜔). 𝑧) (1)

Atau

𝛽(𝜔) = 𝑛(𝜔)𝜔

𝑐⁄ (2)

mencirikan sifat dispersi bahan. Merupakan kebiasaan untuk melakukan

pengembangan terbatas β(ω) sekitar denyut pusat ω0 (biasanya pembawa pulsa

femtosecond):

𝛽𝜔 = 𝛽0 + 𝛽1(𝜔 − 𝜔0) + 𝛽2(𝜔 − 𝜔0) 2/ 2 + 𝛽3(𝜔 − 𝜔0) 3/ 6 + ⋯ (3)

Jadi,

𝛽1 = 𝑛𝑔 / 𝑐 = [𝑛 (𝜔0) + 𝜔 𝑑𝑛/𝑑𝜔 (𝜔0)] / 𝑐 = 1 / 𝑣𝑔 (4)

β1 adalah kebalikan dari kecepatan grup, satuan yang biasanya adalah [fs / mm].

Jumlah β2 sebagai persamaan berikut:

𝛽2 = [2 𝑑𝑛/𝑑𝜔 (𝜔0) + 𝜔0 𝑑2𝑛/𝑑𝜔2] / 𝑐 (5)

β2 disebut dispersi kecepatan grup material (Group Velocity Dispersion - GVD) dan

biasanya dinyatakan dalam [fs² / mm]. Untuk pulsa Gaussian yang dibatasi oleh

transformasi Fourier dan durasi awal τ0, pulsa keluaran kemudian juga Gaussian

dan memiliki durasi τ(z).

𝜏(𝑧) = 𝜏0 [1 + (𝑧 / 𝐿𝐷)2]1/2 (6)

dengan LD = τ02 / β2

Page 33: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

18

Aturan perkiraan adalah bahwa, untuk pulsa durasi awal N [fs], perolehan

dispersi keterlambatan grup GDD setelah propagasi dalam media dipersif mulai

signifikan dari N2 [fs²] GDD.

Gambar 2.6 Skema Sistem Laser Femtosecond[13]

2.5.1 Prinsip Laser Femtosecond Pada Sintesis Logam Nanopartikel

Sintesis nanopartikel logam dengan iradiasi laser femtosecond tidak secara

langsung jelas karena energi yang jauh lebih rendah sehubungan dengan X-ray atau

sinkroton X-ray. Pada prinsipnya, selama ionisasi multiphoton dapat diawali dalam

larutan, proses reduksi ion logam dilarutkan dalam solusi dapat terjadi tanpa

hambatan. Namun, reaktivitas dari elektron terlarut tergantung pada sejumlah faktor

seperti sifat intiaktan, pelarut, suhu reaksi dan energi penyerapan optik dari elektron

terlarut. Oleh karena itu, laju reaksi eaq- dengan zat terlarut bervariasi dengan

komposisi larutan. Catatan lain adalah bahwa eaq- pameran sebuah puncak

penyerapan besar dan intens pada 718 nm, yang dekat dengan kerja panjang

gelombang laser femtosecond (800 nm).[17] Akibatnya, terjadi penyerapan linier.

Page 34: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

19

Gambar 2.7 Mekanisme Sintesis Nanopartikel dengan Intensitas Tinggi

Laser Femtosecond di Air[13]

dari sinar laser oleh eaq- dapat terjadi sampai batas tertentu dan dapat meningkatkan

energi kinetik dari elektron, yang mengarah ke reaksi energi kinetik dalam sistem.

Jelas, sintesis partikel Nano menggunakan femtosecond intens tinggi laser pulsa

sangat menjanjikan. Terlepas dari kenyataan bahwa ada banyak saluran untuk

elektron terlarut untuk diambil dan dihilangkan.

Page 35: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

20

Gambar 2.8 Skema Percobaan Iradiasi[13]

2.6 Karakterisasi UV-Visible Spectroscopy

UV-Visible spectroscopy mengacu pada spektroskopi serapan atau

spektroskopi reflektansi di wilayah spektral yang terlihat ultraviolet. Ini berarti

menggunakan cahaya dalam rentang yang terlihat dan berdekatan. Absorpsi atau

reflektansi dalam rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi warna yang

dirasakan dari bahan kimia yang terlibat. Di wilayah spektrum elektromagnetik ini,

atom dan molekul mengalami transisi elektronik. Spektroskopi absorpsi merupakan

pelengkap spektroskopi fluoresens, karena fluoresens berkaitan dengan transisi dari

keadaan ter eksitasi ke keadaan dasar, sementara penyerapan mengukur transisi dari

keadaan dasar ke keadaan ter eksitasi.[20]

Page 36: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

21

Gambar 2.9 Skema Mekanisme UV-Visible Spectroscopy[21]

Spektrometer UV-Vis digunakan sebagai alat karakterisasi utama untuk

logam mulia Nano koloid. Ketika cahaya monokromatik melewati larutan sampel

partikel koloid, sebagian dari berkas cahaya diserap dan sisanya ditransmisikan

melalui solusi.[22] Spektrometer optik merekam intensitas dari cahaya yang

ditransmisikan (I) pada panjang gelombang tertentu dan itu akan dibandingkan

dengan intensitas referensi (Io). Rasio I/Io disebut sebagai "transmisi" dan

dinyatakan dalam persentase,%. Sehubungan dengan ini, bagian dari berkas cahaya

yang diserap oleh larutan, bisa diperoleh secara matematis sebagai (A):

𝐴 = 𝑙𝑜𝑔10 (1/𝑇) = 𝑙𝑜𝑔10 ( 𝐼𝑜/𝐼) (7)

Penyerapan radiasi elektromagnetik dalam sampel koloid mengikuti hukum

Beer-Lambert, yang menyatakan bahwa konsentrasi dalam sampel (tipis film atau

larutan) berbanding lurus dengan absorbansi (A) mengikuti persamaan:

𝐴 = ɛ 𝑁 𝐼 (8)

dimana ɛ adalah absorptivitas molar (atau koefisien kepunahan), N adalah

konsentrasi partikel dan I adalah panjang jalur.

Page 37: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

22

UV-Vis spektrometer juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi

karakteristik penyerapan ion logam dalam pelarut tertentu. Dalam proses reduksi,

identifikasi berguna untuk menilai apakah ion terlibat atau telah dikonsumsi oleh

agen pereduksi.

2.7 Karakterisasi Transmission Electron Microscope (TEM)

Mikroskop transmisi elektron atau Transmission Electron Microscope

(TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara

kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan

dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar.

Gambar 2.10 Skema Mekanisme TEM[23]

Prinsip kerja dari TEM secara singkat adalah sinar elektron mengiluminasi

spesimen dan menghasilkan sebuah gambar diatas layar pospor. Gambar dilihat

sebagai sebuah proyeksi dari spesimen. sampel yang disiapkan sangat tipis sehingga

Page 38: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

23

elektron dapat menembusnya kemudian hasil dari tembusan elektron tersebut yang

diolah menjadi gambar.

2.8 Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD)

Difraksi sinar-X merupakan salah satu pengujian tidak merusak (Non

Destructive) yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana fasa yang kita

inginkan terbentuk atau fasa lain yang tidak diharapkan, selain itu dapat diketahui

struktur kristal dan parameter kisi dari sampel.

Puncak difraksi sinar-x dihasilkan oleh interferensi konstruktif dari sinar-X

monokromatik yang tersebar pada sudut tertentu dari setiap rangkaian bidang kisi

dalam sampel. Intensitas puncak ditentukan oleh distribusi atom dalam kisi.

Akibatnya, pola difraksi sinar-X menjadi sidik jari dari susunan atom periodik yang

diberikan bahan. Sinar-X ini dihasilkan oleh tabung sinar katoda, sinar ini akan

difilter untuk menghasilkan radiasi monokromatik, kemudian sinar tersebut

diarahkan ke sampel.[24] Interaksi sinar dengan sampel menghasilkan interferensi

konstruktif (dan sinar terdifraksi) bila kondisinya memenuhi hukum Bragg:

𝑛 𝜆 = 2 𝑑 𝑠𝑖𝑛 𝜃, 𝑛 = 1,2,3, .. (9)

dimana n adalah bilangan bulat, λ adalah panjang gelombang sinar-x, d adalah jarak

antar planar menghasilkan difraksi, dan 𝜃 adalah sudut difraksi.

Page 39: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

24

Gambar 2.11 Mekanisme XRD[25]

Hukum ini menghubungkan panjang gelombang radiasi elektromagnetik

dengan sudut difraksi dan jarak kisi dalam sampel kristal. Sinar-X yang terdifraksi

ini kemudian dideteksi, diproses, dan dihitung. Dengan memindai sampel melalui

kisaran sudut 2𝜃, memungkinkan semua arah difraksi dari kisi harus dicapai karena

orientasi bahan acak. Konversi puncak difraksi untuk jarak d memungkinkan

identifikasi senyawa karena setiap senyawa memiliki jarak d yang unik. Hal ini

dicapai dengan perbandingan jarak d dengan standar pola referensi.

2.9 Raman Spectroscopy

Prinsip Raman Spectroscopy adalah interaksi antara cahaya dan materi,

dengan menggunakan berkas cahaya monokromatis berupa laser. Spektroskopi

Raman didasarkan atas hamburan tak elastik dari laser yang melewati sampel.

Hamburan tak elastik mengandung frekuensi laser akan bergeser setelah

berinteraksi dengan sampel. Pergeseran itu bisa lebih tinggi atau lebih rendah dari

Page 40: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

25

freukeunsi awalnya. Pergeseran frekuensi ini menghasilkan informasi mengenai

vibrasi, rotasi atau transisi frekuensi rendah lain di dalam molekul.

Spektra Raman dihasilkan dengan cara menyinari sampel dengan berkas

laser monokromatis. Sinar laser yang dihamburkan kemudian ditangkap oleh

detektor. Kebanyakan sinar yang dihamburkan memiliki frekuensi yang sama

dengan frekuensi awal laser. Hamburan ini dinamakan hamburan Rayleigh atau

hamburan elastik karena frekuensinya tidak mengalami perubahan. Hamburan jenis

ini tidak berguna untuk identitas molekul. Hanya sebanyak 10-3 % dari cahaya akan

dihamburkan dengan frekuensi yang mengalami pergeseran. Pergeseran ini

disebabkan adanya interaksi antara berkas sinar dengan tingkat energi vibrasi

molekul.

Gambar 2.12 Interaksi Laser dengan Molekul sampel

Tiga Tipe Hamburan[26]

Page 41: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

26

Gambar 2.13 Komponen Penyusun Raman Spectroscopy[26]

Pada hamburan Rayleigh, frekuensi akhir sama dengan frekuensi awal. Pada

hamburan Stokes, frekuensi akhir lebih rendah dari pada frekuensi awal. Pada

hamburan anti-Stokes, frekuensi akhir lebih besar dari pada frekuensi awal. Sinyal

hamburan Raman (Stokes dan anti-Stokes) sangat lemah dan susah dideteksi karena

ber-himpitan dengan hamburan Rayleigh yang dominan.

Spektrometer Raman umumnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu

sumber laser, sampel, pemilih panjang gelombang dan detektor.

Page 42: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

27

3 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian “Deteksi Pestisida Deltamethrin Pada Minuman Teh dengan

Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS) Koloid Nanopartikel”

dilaksanakan di Pusat Penelitian Fisika (P2F) Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) Kawasan PUSPITEK Serpong Gedung 440-442 Tangerang

Selatan. Adapun waktu pelaksanaan dari bulan Maret – Mei 2019.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Timbangan

2. Labu Erlenmeyer

3. Gelas Beaker

4. Pipet Tetes

5. Pipet Ukur

6. Gelas Kuvet Kuarsa

7. Laser Femtosecond

Alat karakterisasi yang digunakan yaitu:

1. UV-Vis Spectroscopy (Spectra, Maya Pro 2000)

2. Raman Spectroscopy.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. KAuCl4 (Sigma Aldrick) 99,9995% 4,22 x 10-4 M

Page 43: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

28

2. AgNO3 (Smart Lab Indonesia) 99,9% 4,22 x 10-4 M

3. NH4OH (Pudar Scientific) 25% 3ml Ag+ 3µl

4. Polyvinylpyrrolidone (PVP)

5. Pestisida

6. Larutan teh

3.3 Diagram Alir Penelitian

Penelitian “Deteksi Pestisida Deltamethrin Pada Minuman Teh dengan

Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS) Koloid Nanopartikel” memiliki

beberapa tahapan penelitian, yang dapat dilihat pada skema penelitian dan diagram

alir di bawah ini.

Gambar 3.1 Skema Penelitian

Bahan ion garam Ag dan Au dilarutkan dengan aquades sampai memiliki

konsentrasi 4,22 x 10-4 M. Setelah dilarutkan mencapai 4,22 x 10-4 M diambil 3ml

untuk diberikan iradiasi laser (foto reduksi kimia) dengan laser femtosecond. Laser

Page 44: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

29

femtosecond dengan mengatur panjang gelombang 800 nm, FWHM 100 fs,

repetition rate 1 kHz, daya 2,1 Watt, dan lensa fokus aspheric 8 mm.

Pada saat foto reduksi kimia diberikan iradiasi laser femtosecond selama 5

menit, 10 menit, dan 15 menit untuk menjadikan nanopartikel. Setelah dibuat

nanopartikel, disiapkan teh dengan campuran pestisida. Nanopartikel tersebut akan

dicampurkan ke teh yang sudah diberikan pestisida sebanyak 3 ml.

Setelah dicampurkan nanopartikel dengan teh + pestisida, dilakukan SERS

(Surface Enhanced Raman Scattering) dengan Raman Spectroscopy. Mengatur

Raman Spectroscopy dengan laser kontinu 532 nm, waktu akuisisi raman 20 detik,

dan grating 1800.

Page 45: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

30

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian

Page 46: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

31

3.4 Preparasi Sampel

Proses sintesis pembuatan bahan koloid Nano emas dan perak dengan

menggunakan persamaan reaksi antara KAuCl4 dengan H2O akan menghasilkan Au

(emas) dan AgNO3 dengan NH4OH akan menghasilkan Ag (perak). Berdasarkan

perhitungan stoikoimetri didapat persamaan reaksi sebagai berikut.

KAuCl4 + H2O Au + KO + H2Cl4

AgNO3 + NH4OH Ag + N2H4 + HO4

Tahapan awal dalam penelitian ini adalah persiapan bahan. Untuk membuat

koloid Au-Ag dari dua bahan yaitu KAuCl4 dan AgNO3. Berdasarkan perhitungan

stoikiometri, besarnya konsentrasi yang digunakan adalah 4,22 x 10-4 M. Masing-

masing diberikan rasio 3 ml dengan perbandingan Au : Ag. Selanjutnya diberikan

dua perlakuan yaitu penambahan Polyvinylpyrrolidone (PVP) dan tanpa

Polyvinylpyrrolidone (PVP) dengan komposisi yang berbeda.

Tabel 3.1 Komposisi Au : Ag (ml) tanpa (PVP)

Au (ml) Ag (ml)

3 0

2,5 0,5

2 1

1,5 1,5

1 2

0,5 2,5

0 3

Page 47: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

32

Tabel 3.2 Komposisi Au : Ag (ml) dengan PVP

Au (ml) Ag (ml)

3 0

2,7 0,3

2,4 0,6

2,1 0,9

1,8 1,2

1,5 1,5

1,2 1,8

0,9 2,1

0,6 2,4

0,3 2,7

0 3

Setelah diberi pembeda yaitu dengan PVP dan tanpa PVP, kemudian diuji

dengan diberikan iradiasi laser femtosecond selama variasi waktu 5 menit, 10 menit,

dan 15 menit. Setelah diberikan iradiasi laser terlihat adanya perubahan warna yang

berarti telah dibuat Nano partikel Au NPs dan Ag NPs. Untuk mengetahui sifat

optik, ukuran partikel, distirbusi partikel dilakukan karakterisasi dengan UV-Vis

Spectroscopy, TEM dan XRD.

3.5 Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS)

Setelah dibuat Nanopartikel (Au NPs dan Ag NPs) kemudian dicampurkan

dengan larutan teh + pestisida, dimana konsentrasi pestisida antara lain 500 ppm,

300 ppm, 100 ppm dan 10 ppm. Setelah dicampurkan Nanopartikel dengan larutan

teh + pestisida dilakukan uji Raman Spectroscopy untuk mendapatkan Surface

Enhanced Raman Spectroscopy (SERS).

Page 48: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

33

Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS) adalah teknik peningkatan

intensitas Raman, mengatasi kelemahan hamburan Raman kelemahannya yang

melekat. Faktor peningkatan bisa setinggi 1014 sampai 1015, yang cukup untuk

memungkinkan deteksi molekul tunggal menggunakan Raman.

Peningkatan tersebut terjadi pada permukaan logam yang memiliki

kekasaran skala Nano, dan molekul-molekul tersebut teradsorpsi ke permukaan

tersebut yang dapat mengalami peningkatan. Logam khas yang digunakan adalah

emas atau perak, persiapan permukaan dapat melalui pengerasan secara

elektrokimia, pelapisan logam substrat berstruktur Nano, atau pengendapan partikel

Nano logam (sering dalam bentuk koloid).

Gambar 3.3 Hasil SERS dari Raman Specroscopy[27]

Secara praktis, kelebihan SERS dapat dieksplorasi pada sistem Raman apa

pun, dan pengukuran aktual dibuat dengan cara standar. Biasanya perlu

menggunakan panjang gelombang laser yang kompatibel dengan logam SERS yang

dipilih. Spektrum SERS terkadang berbeda dari spektrum Raman 'normal' dari

bahan yang sama, sehingga interpretasi data harus dipertimbangkan.

Page 49: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

34

4 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Nanopartikel

Hasil sintesis koloid Au-Ag setelah di iradiasikan oleh laser akan

mendapatkan perubahan warna dari Au akan berwarna emas, Ag akan berwarna

kuning, dan campuran 50 : 50 dari Au : Ag akan berwarna kuning keemasan.

Gambar 4.1 Hasil Sintesis Nanopartikel Tanpa PVP

Gambar 4.2 Hasil Sintesis Nanopartikel dengan PVP

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

0 0.3 0.6 0.9 1.2 1.5 1.8 2.1 2.4 2.7 3

Ag Au

Au

Ag

Page 50: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

35

4.1.1 Karakterisasi UV-Visible Spectroscopy Nanopartikel Tanpa PVP

Hasil Karakterisasi UV-Vis Nano Alloy Au-Ag tanpa PVP ditunjukkan

pada Gambar 4.3 sampai 4.9.

Gambar 4.3 Grafik Nano Alloy Au-Ag (3:0)

Berdasarkan Gambar 4.3 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 3 ml dan Ag 0 ml, terlihat pada waktu 15 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

Gambar 4.4 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0:3)

Page 51: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

36

Berdasarkan Gambar 4.4 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 0 ml dan Ag 3 ml, terlihat pada waktu 15 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0A

bso

rban

ce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.5 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0,5:2,5)

Berdasarkan Gambar 4.5 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 0,5 ml dan Ag 2,5 ml, terlihat pada waktu 5 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Abs

orba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.6 Grafik Nano Alloy Au-Ag (1,5:1,5)

Page 52: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

37

Berdasarkan Gambar 4.5 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 1,5 ml dan Ag 1,5 ml, terlihat pada waktu 10

menit memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Abs

orba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.7 Grafik Nano Alloy Au-Ag (1:2)

Berdasarkan Gambar 4.7 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 01 ml dan Ag 2 ml, terlihat pada waktu 5 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Abs

orba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.8 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2,5:0,5)

Page 53: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

38

Berdasarkan Gambar 4.8 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 2,5 ml dan Ag 0,5 ml, terlihat pada waktu 15

menit memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0A

bso

rban

ce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.9 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2:1)

Berdasarkan Gambar 4.9 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 2 ml dan Ag 1 ml, terlihat pada waktu 15 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

Analisa berdasarkan Gambar 4.3 dan 4.4 yaitu menunjukkan bahwa titik

puncak optimum berada pada waktu 15 menit dengan nilai puncak Au-Ag (0-3)

sebesar 411,38 nm dan untuk Au-Ag (3-0) sebesar 514,87 nm. Hal ini membuktikan

bahwa untuk nanopartikel Au memiliki Surface Plasmon Resonance berada pada

range 500 – 600 nm dan untuk nanopartikel Ag memiliki Surface Plasmon

Resonance berada pada range 350 – 450 nm. Pada koloid Au-Ag komposisi 1,5 :

1,5 yang paling bagus dari komposisi lainnya, karena pada koloid komposisi 1,5 :

1,5 merupakan perpaduan dari setengah sifat Nano Au dan setengah sifat dari Nano

Page 54: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

39

Ag, dan memerlukan lama radiasi untuk mencapai maksimum hanya 10 menit

dibandingkan Au dan Ag memerlukan waktu 15 menit untuk mencapai maksimum.

Tabel 4.1 Nilai Puncak Panjang Gelombang Koloid Au-Ag 15 Menit

Gambar 4.10 Grafik Nano Alloy Au-Ag 15 Menit

Gambar 4.10 merupakan gambar grafik dari setiap komposisi Au-Ag yang

diberikan radiasi laser selama 15 menit. Berdasarkan grafik membuktikan bahwa

Komposisi Au SPR

0 411,38

0,5 417,89

1 455,9

1,5 480,37

2 513,5

2,5 517,17

3 514,87

Page 55: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

40

ketika komposisi Au-Ag (1,5 – 1,5) nilai puncak 480,37 nm. Hal ini membuktikan

bahwa ketika komposisi Au-Ag 50% akan memiliki nilai tengah dari SPR Ag (350

– 450) nm dan Au (500 – 600) nm.

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Komposisi Au dengan SPR 15 Menit

Berdasarkan Gambar 4.11 grafik pada SPR dengan komposisi Au

menjelaskan bahwa pada grafik tersebut tidak linier dan tidak berbanding lurus. Hal

ini karena tidak semua elektron dapat ter-eksitasi dengan baik.

4.1.2 Karakterisasi UV-Visible Spectroscopy Nanopartikel dengan PVP

Hasil Karakterisasi UV-Vis Nano Alloy Au-Ag ditambah

Polyvinylpyrrolidone (PVP) sebanyak 0,01% ditunjukkan pada Gambar 4.12

sampai 4.21.

Page 56: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

41

Gambar 4.12 Grafik Nano Alloy Au-Ag (3:0) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.12 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 3 ml dan Ag 1 ml, terlihat pada waktu 10 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

Gambar 4.13 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0:3) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.13 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 0 ml dan Ag 3 ml, terlihat pada waktu 10 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

Page 57: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

42

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Ab

so

rba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.14 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0,3:2,7) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.14 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 0,3 ml dan Ag 2,7 ml, terlihat pada waktu 5 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Ab

so

rba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.15 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0,6:2,4) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.15 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 0,6 ml dan Ag 2,4 ml, terlihat pada waktu 10

menit memiliki nilai puncak yang tertinggi.

Page 58: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

43

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Ab

so

rba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.16 Grafik Nano Alloy Au-Ag (0,9:2,1) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.16 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 0,9 ml dan Ag 2,1 ml, terlihat pada waktu 5 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Ab

sorb

an

ce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.17 Grafik Nano Alloy Au-Ag (1,2:1,8) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.17 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 1,2 ml dan Ag 1,8 ml, terlihat pada waktu 5 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

Page 59: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

44

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Ab

so

rba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.18 Grafik Nano Alloy Au-Ag (1,5:1,5) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.18 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 1,5 ml dan Ag 1,5 ml, terlihat pada waktu 5 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Ab

so

rba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.19 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2,1:0,9) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.19 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 2,1 ml dan Ag 0,9 ml, terlihat pada waktu 5 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

Page 60: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

45

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Ab

so

rba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.20 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2,4:0,6) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.20 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 2,4 ml dan Ag 0,6 ml, terlihat pada waktu 10

menit memiliki nilai puncak yang tertinggi.

300 400 500 600 700 800

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Ab

so

rba

nce

Wavelength (nm)

5 menit

10 menit

15 menit

Gambar 4.21 Grafik Nano Alloy Au-Ag (2,7:0,3) + PVP

Berdasarkan Gambar 4.21 merupakan grafik dari hasil UV-Vis nanopartikel

Au : Ag dengan perbandingan Au 2,7 ml dan Ag 0,3 ml, terlihat pada waktu 5 menit

memiliki nilai puncak yang tertinggi.

Page 61: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

46

Hasil analisa berdasarkan Gambar 4.12 dan 4.13 hal ini menunjukkan bahwa

titik puncak optimum berada pada waktu 10 menit dengan nilai puncak Au-Ag (0-

3) sebesar 403,47 nm dan untuk Au-Ag (3-0) sebesar 529,55 nm. Hal ini masih

membuktikan bahwa untuk nanopartikel Au memiliki Surface Plasmon Resonance

berada pada range 500 – 600 nm dan untuk nanopartikel Ag memiliki Surface

Plasmon Resonance berada pada range 350 – 450 nm. Pada koloid Au-Ag

komposisi 1,5 : 1,5 yang paling bagus dari komposisi lainnya, karena pada koloid

komposisi 1,5 : 1,5 merupakan perpaduan dari setengah sifat Nano Au dan setengah

sifat dari Nano Ag, dan memerlukan lama radiasi untuk mencapai maksimum hanya

5 menit dibandingkan Au dan Ag memerlukan waktu 10 menit untuk mencapai

maksimum. Dalam komposisi ini penambahan PVP berdampak lebih cepat waktu

untuk mencapai titik maksimum panjang gelombang.

Sedangkan berdasarkan variasi komposisi Au:Ag (ml) didapatkan nilai

puncak tertinggi pada menit yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan kestabilan daya

laser yang tidak tetap. Walaupun setiap komposisi Au:Ag (ml) memiliki waktu nilai

puncak tertinggi yang berbeda-beda, tetapi nilai panjang gelombang di setiap

komposisi Au:Ag didapat hampir sama di setiap menit yang diberikan iradiasi laser.

Page 62: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

47

Tabel 4.2 Nilai Titik Puncak Panjang Gelombang AuAg + PVP 10 Menit

Gambar 4.22 Grafik Nano Alloy Au-Ag + PVP 10 Menit

Gambar 4.22 merupakan gambar grafik dari setiap komposisi Au-Ag yang

diberikan radiasi laser selama 10 menit. Berdasarkan grafik membuktikan bahwa

ketika komposisi Au-Ag (1,5 – 1,5) nilai puncak 451,74 nm. Hal ini membuktikan

bahwa ketika komposisi Au-Ag 50% akan memiliki nilai tengah dari SPR Ag (350

– 450) nm dan Au (500 – 600) nm.

Komposisi Au SPR

0 403,47

0,3 414,03

0,6 416,03

0,9 426,25

1,2 434,6

1,5 451,74

1,8 475,76

2,1 485,44

2,4 510,28

2,7 515,79

3 529,55

Page 63: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

48

Gambar 4.23 Grafik Hubungan Komposisi Au dengan SPR 10 Menit

Berdasarkan Gambar 4.23 grafik pada SPR dengan komposisi Au

menjelaskan bahwa pada grafik tersebut linier dan berbanding lurus. Hal ini karena

adanya penambahan PVP membuat suatu elektron dapat diselimuti, sehingga

elektron dapat ter-eksitasi dengan baik. Terbukti pada penambahan PVP pada

waktu 10 menit koloid Nano Alloy Au-Ag sudah mencapai puncak optimum.

4.2 Analisa Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS)

Berdasarkan hasil karakterisasi Raman Spectroscopy didapat kenaikan

sinyal raman yang berupa Surface Enhanced Raman Spectroscopy (SERS).

Nanopartikel yang dipakai menggunakan Polyvinylpyrrolidone (PVP) yang

dicampurkan larutan teh dan pestisida dengan variasi ppm.

Hasil analisa dari UV-Vis terlihat bahwa penggunaan PVP pada

nanopartikel lebih bagus, terlihat berdasarkan SPR yang membentuk garis linier.

Page 64: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

49

Pada penelitian SERS ini digunakan PVP supaya mendapatkan hasil yang

maksimal. Nanopartikel yang diiradiasi laser femtosecond digunakan waktu 10

menit.

Untuk mendapatkan nilai pestisida Deltamethrin diukur terlebih dahulu

pestisida dengan Raman Spectroscopy.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

Inte

nsitn

y (

a.u

.)

Raman shift (/cm)

Pestisida

Gambar 4.24 Hasil Pestisida dari Raman Spectroscopy

Terdapat nilai puncak dari kenaikan setiap hamburan Raman untuk sebagai

acuan (ditandai warna merah) kenaikan dari campuran teh + pestisida dengan

nanopartikel.

Page 65: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

50

Tabel 4.3 Nilai Deltamethrin Pestisida

Pestisida

Raman Shift (/cm) Intensitas (a.u.)

238,363 455,209

295,88 1003,71

438,697 2014,78

475,953 3386,79

544,082 5133,76

627,377 4118,69

707,341 6473,03

777,436 1123,84

892,48 1903,7

971,163 3879,63

1114,95 2482,01

1219,4 6044,08

1349,2 15059,8

1430 4367,59

1588,29 3612,74

1809,08 1315,82

2052,82 869,602

2216 1642,38

2459,58 1085,47

2700,86 1258,85

2890,33 13298,2

3012,09 4580,59

Page 66: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

51

0 1000 2000 3000

0

2000

4000

2890,33

1588,29

1430

1349,2

1114,95

892,48In

ten

sity (

a.u

.)

Raman shift (/cm)

teh+pep

sers Au

sers Au-Ag

sers Ag

Gambar 4.25 SERS Nanopartikel dengan Teh + Pestisida

Berdasarkan Gambar 4.25 sebagai preliminary terlihat kenaikan hamburan

Raman pada nanopartikel Ag cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan

nanopartikel Au dan Nano Alloy Au-Ag. Hal ini dikarenakan nanopartikel Au yang

digunakan merupakan produk 1 tahun yang lalu, mengakibatkan kualitas dari Au

sudah tidak maksimum atau sudah kadaluwarsa.

Maka dengan demikian untuk menentukan perbandingan rasio pestisida

pada SERS digunakan nanopartikel Ag saja. Karena dengan nanopartikel Ag

memiliki kenaikan (enhanced) yang paling tinggi.

Page 67: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

52

0 2000

0

5000

10000

2890,33

1588,2914301349,2

1114,95In

ten

sity (

a.u

)

Raman shift (/cm)

500 ppm

300 ppm

100 ppm

10 ppm

teh+pes

Gambar 4.26 SERS Perbandingan Rasio Pestisida

Berdasarkan Gambar 4.26 merupakan gambar perbandingan rasio pestisida

500 ppm, 300 ppm, 100 ppm dan 10 ppm + larutan teh dicampur dengan

nanopartikel Ag. Terlihat kenaikan hamburan Raman di setiap rasio pestisida

(ppm), tetapi kenaikan hamburan di setiap rasio pestisida tidak signifikan. Terlihat

pemberian pestisida 100 ppm lebih tinggi (naik) dari pada pemberian pestisida 500

ppm, seharusnya pestisida 500 ppm yang lebih tinggi dibandingkan pestisida 100

ppm. Karena semakin banyak pemberian pestisida semakin terdeteksi (kenaikan

puncak) semakin terlihat (tinggi). Hal ini dikarenakan kemungkinan kualitas laser

pada Raman Spectroscopy yang tidak stabil, ketidakstabilan laser inilah yang

menyebabkan detektor menangkap hamburan Raman yang kurang baik.

Page 68: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

53

4.3 Hasil dan Pembahasan TEM

Hasil karakterisasi morfologi sampel dari TEM untuk variasi campuran Au

50% dan Ag 50 % terlihat pada Gambar 4.27

Gambar 4.27 Hasil Karakterisasi TEM

Terlihat sampel terdiri dari partikel-partikel kecil yang membentuk partikel

yang beragam seperti bentuk bulat dan tidak beraturan. Untuk menentukan ukuran

partikel dari nanopartikel AuAg dalam pengolahan data digunakan software Image-

J dengan menggunakan gambar yang diperoleh dari hasil pengujian TEM, hasil

pengolahan ditampilkan dalam grafik berupa histogram pada Gambar 4.28 sebagai

berikut:

Page 69: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

54

4.4 Hasil dan Pembahasan XRD

Berdasarkan hasil karakterisasi pengujian XRD untuk sampel nanopartikel

yang dilakukan untuk mengidentifikasi fasa yang terbentuk dari masing-masing

sampel. Identifikasi ini dilakukan dengan membandingkan harga sudut 2θ antara

sampel yang diuji dengan data referensi dengan rentang pengukuran pada sudut 10o

– 90o. Dari hasil pengujian ini diperoleh kurva yang menunjukkan besarnya

intensitas terhadap sudut 2θ, kurva XRD material nanopartikel Au, Ag, AuAg.

Page 70: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

55

Gambar 4.28 Pola Difraksi Sinar X

Gambar 4.29 Pola Difraksi Sinar X dengan Kalkulasi

Page 71: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

56

Terlihat bahwa pola difraksi sinar X yang dilakukan dengan hasil

berdasarkan kalkulasi memiliki pola yang sama, hal ini membuktikan bahwa

struktur yang didapat berdasarkan penelitian dengan teori mendekati sama.

Gambar 4.30 Struktur Kristal Au (Kiri) Struktur Kristal Ag (Kanan)

Gambar 4.31 Struktur Kristal AuAg

Page 72: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

57

5 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil sintesis nanopartikel dan analisis penelitian didapat

kesimpulan bahwa:

1. Nanopartikel Au memiliki panjang gelombang ± 520 nm ditandai warna

merah, sedangkan nanopartikel Ag memiliki panjang gelombang ± 400

nm ditandai warna kuning.

2. Nanopartikel emas dan perak dapat mendeteksi pestisida pada minuman

teh.

3. Terdeteksi pestisida Deltamethrin untuk ukuran 500 ppm, 300 ppm, 100

ppm dan 10 ppm.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini yaitu perlu diperluas

campuran nanopartikel dengan tembaga (Cu) agar menghasilkan penelitian baru.

Alat yang digunakan harus benar-benar steril bersih, alat harus dikalibrasi dengan

benar. Deteksi pestisida Deltamethrin bisa diperkecil lagi ukuran PPM nya, seperti

0.01 PPM.

Page 73: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

58

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Sumiati and R. Prakoso Dwi Julianto, “Analisa Residu Pestisida di

Wilayah Malang dan Penanggulanganya untuk Keamanan Pangan Buah

Jeruk,” Buana Sains, vol. 18, pp. 125–130, 2018.

[2] H. S. Lubis, “Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Keracunan Pestisida

Golongan Organofosfat Pada Tenaga Kerja,” pp. 1–9, 2002.

[3] E. Pradina Lia, “Aplikasi Metode GC-MS untuk Penetapan Kadar Residu

Profenofos Pada Buah Stroberi,” 2012.

[4] Y. Alen and N. Suharti, “Pemeriksaan Residu Pestisida Profenofos pada

Selada ( Lactuca sativa L .) dengan Metode Kromatografi Gas,” J. Sains

Farm. Klin., vol. 01, no. 02, pp. 140–149, 2015.

[5] Muliadi, A. Arief, and Khadijah, “Biosintensis Nanopartikel Logam

Menggunakan Media Ekstrak Tanaman,” vol. 3, 2015.

[6] C. J. Lee, J. S. Kang, Y. Park, K. M. Rezaul, and M. S. Lee, “Study of

Substitution Effect of Anthraquinone by SERS Spectroscopy,” vol. 25, no.

12, pp. 1779–1783, 2004.

[7] A. Indriani Putri, A. Sundaryono, and I. N. Candra, “Karakterisasi

Nanopartikel Kitosan Ekstrak Daun Ubijalar (Ipomoea batatas L.)

Menggunakan Metode Gelasi Ionik,” J. Pendidik. dan Ilmu Kim., vol. 2, pp.

203–207, 2018.

[8] R. Yusiasih, D. Styarini, and Y. Susanto, “Penentuan Kandungan Residu

Pestisida dalam Teh Komersial di Indonesia Menggunakan Kromatografi

Gas dengan Detektor Penangkap Elektron,” pp. 59–66, 2014.

[9] S. Nazmatullaila, “Analisis Residu Pestisida Pada Tomat Menggunakan

Metode QuEChERS dengan Perlakuan Sebelum dan Setelah Dicuci,” 2015.

[10] V. Amendola, M. Meneghetti, V. Amendola, and M. Meneghetti, “Size

Evaluation of Gold Nanoparticles by UV-vis Spectroscopy Size Evaluation

of Gold Nanoparticles by UV-vis Spectroscopy,” J. Phys. Chem., vol. 113,

pp. 4277–4285, 2009.

[11] M. Abdullah, Y. Virgus, Nirmin, and Khairurrijal, “Review : Sintesis

Nanomaterial,” J. Nanosains Nanoteknologi, vol. 1, pp. 33–57, 2008.

Page 74: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

59

[12] M. Zakir, N. Hariani, and Marlinda, “Sintesis Nanopartikel Perak

Menggunakan Bioreduktor Ekstrak Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn)

dan Potensinya Sebagai Tabir SUrya.”

[13] Y. Herbani, T. Nakamura, and S. Sato, “Femtosecond Laser-Induced

Formation of Gold-Rich Nanoalloys from the Aqueous Mixture of Gold-

Silver Ions,” J. Nanomater., vol. 2010, 2010.

[14] A. Haryono, D. Sondari, S. H. Budi, and M. Randy, “Sintesa Nanopartikel

Perak dan Potensi Aplikasinya,” J. Ris. Ind., vol. 2, pp. 156–163, 2008.

[15] R. Martien, A. Adhyatmika, V. Farida, and D. P. Sari, “Perkembangan

Teknologi Nanopartikel dalam Sistem Penghantaran Obat,” no. January,

2012.

[16] M. Ronny, Adhyatmika, F. Verda, Iramie, Irianto, and D. P. Saro,

“Perkembangan Teknologi Nanopatikel Sebagai Sistem Penghantaran

Obat,” Majalah Farmaseutik, vol. 8, pp. 133–144, 2012.

[17] A. Nur Hidayah, Y. Herbani, Isnaeni, Triyono, Suliyanti, and A. Beny

Saputra, “Stabilization of Au-Ag Nanoalloys with Polyvinylpyrrolidone (

PVP ) as Capping Agent Stabilization of Au-Ag Nanoalloys with

Polyvinylpyrrolidone ( PVP ) as Capping Agent,” J. Phys., 2019.

[18] M. Sree, S. Bharati, C. Byram, and V. R. Soma, “Femtosecond Laser

Fabricated Ag @ Au and Cu @ Au Alloy Nanoparticles for Surface

Enhanced Raman Spectroscopy Based Trace Explosives Detection,” Front.

Phys., vol. 6, pp. 6–28, 2018.

[19] T. V. Roberts et al., “Femtosecond laser cataract surgery: Response,” Clin.

Exp. Ophthalmol., vol. 42, pp. 290–291, 2014.

[20] M. D. Purnamasari, “Sintesis Antibakteri Nanopartikel Perak Menggunakan

Bioreduktor Daun Sirih (Piper Bettle Linn) dengan Irradiasi Microwave,”

2015.

[21] A. C. E, O. N. N, and I. G. O, “Basic Calibration of UV/ Visible

Spectrophotometer,” Int. J. Sci. Technol., vol. 2, pp. 247–251, 2013.

[22] N. Noviarty and D. Anggraini, “Analisis Neodimium Menggunakan Metoda

Spektrofotometri Uv-Vis,” no. 11, pp. 9–17, 2014.

[23] M. T. Asri, S. R. Chaelani, B. T. Rahardjo, and S. B. Sumitro, “Mechanism

of Infection Spodoptera Litura Multiple Nucleopolyhedrosis Virus

(SpltMNPV) on Midgut Epithelial Cell Army Worm (Spodoptera litura)

Observed by TEM,” Agrivita, vol. 35, pp. 88–94, 2013.

Page 75: DETEKSI PESTISIDA DELTAMETHRIN PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47686...Kao, dan EY Cheng dari Taiwan Agriculture Research Institute terbukti sangat sensitif

60

[24] M. Munasir, T. Triwikantoro, M. Zainuri, and D. Darminto, “Uji XRD dan

XRF Pada Bahan Meneral (Batuan dan Pasir) Sebagai Sumber Material

Cerdas (CaCO3 DAN SiO2),” J. Penelit. Fis. dan Apl., vol. 2, no. 1, p. 20,

2012.

[25] S. J. Chipera and D. L. Bish, “Fitting Full X-Ray Diffraction Patterns for

Quantitative Analysis: A Method for Readily Quantifying Crystalline and

Disordered Phases,” Adv. Mater. Phys. Chem., vol. 03, no. 01, pp. 47–53,

2013.

[26] S. Marcet, M. Verhaegen, S. Blais-Ouellette, and R. Martel, “Raman

spectroscopy hyperspectral imager based on Bragg tunable filters,” 2012.

[27] T. Dong, L. Lin, and Y. He, “Density Functional Theory Analysis of

Deltamethrin and Its Determination in Strawberry by Surface,” J. Mol., pp.

1–15.