DESY

36
PENGGUNAAN METODE IQRA’ UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN DI KELAS III SD NEGERI 012 SETAKO JAYA KECAMATAN PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan pokok dalam pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, intinya adalah upaya untuk membuat siswa belajar. Alangkah sia-sia upaya yang dilakukan oleh guru jika dengannya siswa tidak mau belajar. 1 Pada prisnsipnya belajar adalah petunjuk atau cara yang diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Prinsip belajar akan menjadi pedoman bagi siswa dalam belajar. 2 Dari kegiatan belajar mengajar akan dapat mengembangkan potensi siswa, membentuk watak dan karakter, dan mendorong siswa untuk belajar. Ada empat pilar pendidikan (learning to know, learning to do, learning to live and learning to be). 3 Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, 1 M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”, (Bandung : Praspet, 2008), hlm. 6. 2 M. Sobry Sutikno, Ibid, hlm. 7. 3 Werkanis & Marlius Hamadi, Strategi Mengajar dalam Pelaksanaan KBK, (Riau : Sinar Benta Perkasa, 2005), hlm. 5.

Transcript of DESY

Page 1: DESY

PENGGUNAAN METODE IQRA’ UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN DI KELAS III SD NEGERI 012

SETAKO JAYA KECAMATAN PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan kegiatan pokok dalam pendidikan. Berbagai upaya

yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, intinya adalah upaya untuk

membuat siswa belajar. Alangkah sia-sia upaya yang dilakukan oleh guru jika

dengannya siswa tidak mau belajar.1 Pada prisnsipnya belajar adalah petunjuk

atau cara yang diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Prinsip belajar akan

menjadi pedoman bagi siswa dalam belajar.2 Dari kegiatan belajar mengajar

akan dapat mengembangkan potensi siswa, membentuk watak dan karakter,

dan mendorong siswa untuk belajar. Ada empat pilar pendidikan (learning to

know, learning to do, learning to live and learning to be).3 Dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan, pemeritah melalui Departemen Pendidikan

dan Departemen Agama telah berusaha mengadakan perbaikan dan

pembaruan terhadap sistem pendidikan, dimulai dari pendidikan dasar,

menengah hingga perguruan tinggi. Usaha yang dilakukan antara lain

perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan memberikan

penataran dan pelatihan terhadap guru serta penambahan jumlah guru,

meletakkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia

serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih

1 M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”, (Bandung : Praspet, 2008), hlm. 6.2 M. Sobry Sutikno, Ibid, hlm. 7.3 Werkanis & Marlius Hamadi, Strategi Mengajar dalam Pelaksanaan KBK, (Riau : Sinar Benta Perkasa, 2005), hlm. 5.

Page 2: DESY

tinggi. Semua itu merupakan tujuan dari pendidikan dasar sebagaimana

tercantum dalam Kurikulum Tahun 2006.

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya strategi mengajar, salah

satunya dengan cara merubah cara dan metode pembelajaran. Agar Al-Qur’an

diajarkan dan diperdalam maknanya secara bernagsur-angsur, maka sejak usia

dini peserta didik dapat dan mampu mengenal Al-Qur’an sebagai kitab suci

umat Islam serta mempelajarinya. Dalam pembelajaran al-Qur’an peserta

didik dituntut terlebih dahulu memiliki keterampilan membaca, sebagaimana

yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam wahyu pertama, yakni surat al- Alaq

ayat 1-5, yang inti dari sisi pokoknya adalah perintah membaca. Sejalan pula

dengan hadis Rasulullan SAW yang artinya : “Sebaik-baiknya kamu adalah

orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengerjakannya”.

Materi pelajaran PAI diajarkan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar

siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep hidup beragam.

2. Memiliki akhlaqulkarimah

3. Menjalin persaudaraan sesama umat yang seagama (Ukhuwah Islamiyah)

dan umat beragama lainnya.

4. Melaksanakan ajaran islam yang berpedoman kepada al-Qur’an dan al-

Hadis.

5. Memiliki keterampilan membaca ayat-ayat al-Qur’an dan melaksanakan

ibadah terutama ibadah shalat.

Page 3: DESY

6. Memecahkan masalah dengan cara musyawarah serta menghargai

pendapat orang lain, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW.

Untuk mencapai tujuan PAI haruslah berpedoman pada alQur’an

sebagai sumber dari segala sumber hukum yang mengatur segala aspek

kehidupan manusia, sehingga pembelajaran al-Qur’an sangat penting di setiap

jenjang pendidikan khususnyadi SDN 012 Setako Jaya Kecamatan Peranap

Kabupaten Indragiri Hulu, yang mana selama ini masih ditemukan adanya

peserta didik yang kurang cakap membaca al-qur’an.

Pembelajaran al-Qur’an yang baik dan tujuan pembelajaran akan dapat

dicapai apabila proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan

strategi yang benar, metode yang tepat, dan media pembelajaran yang sesuai

dengan materi yang dituangkan dalam kurikulum.

Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran al-Qur’an di kelas III SD

Negeri 012 Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu adalah

sebagai berikut :

1. Mengenal nama-nama dan bentuk huruf hijaiyah.

2. Mengenal nama-nama dan bentuk-bentuk al-Qur’an yang terdapat dalam

surat-surat pendek atau surat-surat pilihan.

3. Hafal bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang terdapat dalam surat-surat pendek

dan surat-surat pilihan.

Dalam kenyataan dilapangan, setelah diadakan observasi dan evaluasi,

masih ada siswa yang kurang cakap membaca al-Qur’an. Indikator untuk

mengatasi siswa yang kurang memiliki kemampuan membaca al-Qur’an di

Page 4: DESY

kelas III SD Negeri 012 Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri

Hulu adalah :

1. Siswa belajar al-qur’an tidak cukup hanya di sekolah saja.

2. Siswa membaca al-Qur’an dengan menggunakan metode “IQRA” atau

metode lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran al-

Qur’an.

3. Siswa belajar al-Qur’an dengan media yang sesuai dengan materi.

4. Siswa belajar al-Qur’an menggunakan waktu yang berkesinambungan.

5. Memperhatikan lingkungan tempat siswa belajar al-Qur’an.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI

disamping usaha-usaha yang akan dilakukan SD Negeri 012 Setako Jaya

Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu guna mengatasi siswa yang

kurang mampu dalam membaca al-Qur’an adalah sebagai berikut :

1. Memberikan motivasi kepada siswa supaya memiliki minat dalam

mempelajari cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.

2. Memberikan petunjuk kepada siswa bahwa belajar al-Qur’an tidak cukup

disekolah saja dan memerlukan waktu yang berkesinambungan.

3. Mengadakan ketersediaan media dan sarana prasarana yang sesuai

dengan materi yang diajarkan walaupun dalam bentuk sederhana.

4. Memilih metode yang tepat dan efektif untuk diterapkan.

5. Mengawasi dan peduli dengan lingkungan tempat tinggal siswa yang

durang mendukung.

Page 5: DESY

Dari uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti

keadaan siswa yang kurang mampu membaca al-Qur’an di kelas III SD

Negeri 012 Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu.

B. Permasalahan

1) Idnetifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah

adalah sebagai berikut :

a. Kurang efektifnya metode yang digunakan guru dalam proses belajar

mengajar pada mata pelajaran PAI.

b. Rendahnya minat dan semangat siswa dalam mengikuti proses

belajar mengajar mata pelajaran PAI.

c. Banyaknya siswa yang tidak mampu membaca al-Qur’an dengan

baik dan benar yang sesuai dengan kaidah tajwid.

d. Kurangnya motivasi dan perhatian orang tua terhadap proses belajar

siswa baik di rumah maupun di sekolah.

e. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya kemampuan

siswa dalam mengikuti proses belajar pembelajaran yang diterapkan

guru.

2) Batasan Masalah

Dengan melihat identifikasi masalah, maka perlu dibatasi masalah

tersebut agar pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan baik sesuai

degngan hasil penelitian yang diharapkan, yaitu “Penggunaan metode

Page 6: DESY

iqra’ dan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa

dalam membaca al-Qur’an”.

3) Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan penggunaan metode iqra’ dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas III SD Negeri 012 Setako Jaya Kecamatan

Peranap Kabupaten Indragiri Hulu?

C. Pemecahan Masalah

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Belajar bertujuan mendapatkan pengetahuan, kecakapan, dan

keterampilan.4 Dengan belajar yang baik akan memperoleh hasil belajar yang

baik pula. Hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh aktivitas belajarnya.

Karena pada prinsipnya belajar itu adalah sesuatu yang harus dilakukan, oleh

sebab itu untuk mendapatkan hasil belajar al-Qur’an yang lebih baik tentunya

dengan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam membaca al-Qur’an.

Metode yang dipakai dalam pembelajaran al-Qur’an khususnya untuk

keterampilan membaca adalah metode Iqra’. Dengan metode iqra’ dituntut

pada latihan-latihan membaca yang dimulai dari tingkat yang sangat

sederhana secasra bertahap hingga ke tahap yang lebih baik dan sempurna.

4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : (Rineka Cipta, 2003), hlm. 82

Page 7: DESY

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode iqra’ dalam meningkatkan

kemampuan membaca al Qur’an, dengan harapan agar siswa yang belum

dapat membaca alQur’an atau siswa yang kurang kemampuan membaca al-

Qur’an menjadi mampu dan terampil dalam membaca al-Qur’an.

Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar, hampir sebaigan besar

kegiatan belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka

perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar.5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1) Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui penggunaan metode iqra’ dalam meningkatkan

kemampuan membaca al-Qur’an pada mata pelajaran PAI.

b. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan

siswa dalam membaca al-Qur’an.

2) Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat dipetik adalah sebagai berikut :

a. Bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan belajar PAI dengan

sikap yang baik.

b. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan

kemampuan belajar bagi siswa.

c. Bagi sekolah, menjadi masukan dalam meningkatkan dan

memperbaiki mutu pembelajaran di sekolah, terutama pada mata

pelajaran PAI.

5 Slameto, Ibid, hlm. 83-84

Page 8: DESY

d. Bagi peneliti menambah pengalaman dan sekaligus sebagai landasan

berpijak dalam rangka menindaklanjuti penelitian dengan ruang

lingkup yang lebih luas lagi.

E. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan

1) Pengertian Metode Khusus

a. Pengertian Metode

Secara harfiah “metodik” itu berasal dari kata “metode”

(method). Metode berarti suatu cara kerja sistematik dan umum.

Metodik (methodentic) sama artinya dengan metodologi,

(methodology) yaitu suatu pennyelidikan yang sistematis dan

formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian.

Metodik Khusus berarti suatu cara penyelidikan khusus untuk

suatu proyek. Dalam hal ini metodik adalah suatu cara dan siasat

penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran

agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan

dengan kata lain menguasai bahan pelajaran tersebut.6

Metode adalah suatu cara yang memiliki strategi dalam

kegiatan belajar mengajar. Nilai strateginya adalah dapat

mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.7

b. Metode Sebagai Alat Untuk mencapai Tujuan

6 Zakiah Darajat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 1.7 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta) hlm. 76.

Page 9: DESY

Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam

kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi

arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak

membawa kegiatan belajar mengajar menurut kehendak hatinya

dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan dari

kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama

komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah sarunya

adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk

mencapai tujuan.8

2) Membaca

a. Pengertian Membaca

Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang

melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar hafalan tulisan, tetapi

juga melibatkan aktifitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan

metokognitif, sedangkan Klein, dkk (1996) mengemukakan bahwa

definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses,

(2) Membaca adalah strategis, dan (3) Membaca merupakan

interaktif.

Membaca merupakan suatu proses maksudnya informasi dari

teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai

peranan yang utama dalam membentuk makna.

Membaca juga merupakan suatu strategis, maksudnya

pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca

8Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Op Cit, hlm. 74-75

Page 10: DESY

yang sesuai dengan teks dsan konteks dalam rangka

mengkonstruksi makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi

sesuai dengan jenis teks dan tujuan pembaca.

Membaca adalah interaktif, maksudnya keterlibatan

membaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang

membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa

tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus

mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan

teks.9

3) Metode iqra’

a. Pengertian Metode Iqra’

Metode iqra’ adalah suatu kegiatan yang dilakukan pad mata

pelajaran PAI pada aspek al-Qur’an, yang mana mempelajari al-

Qur’an terlebih dahulu yang dipelajari adalah tentang bacaanya.10

Maksudnya, metode iqra’ adalah salah satu metode yang digunakan

dalam pembelajaran al-Qur’an yang menekankan langsung pada

latihan membaca yang dimulai dari tingkatan yang sederhana,

tahap demi tahap sampai ke tingkat sempurna, sehingga dengan

banyaknya siswa membaca tentunya semakin baik hafal danlancar

bacaannya.

Pembelajaran ini dapat dilakukan dalam kelompok atau

individu, mengingat nama dan arti metode ini dapat kita hubungkan

9 Farida Rahim, Pengajaran membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 2-310 Yusuf Muhktar, dkk, Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, )Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Keagamaan), hlm. 9.

Page 11: DESY

dengan wahyu Allah SWT yang pertama, surat al-‘Alaq ayat satu

yang berbunyi ”Iqra’ bismirabbilkallzi khalaq”. Isi kandungan

ayat tersebut adalah “perintah membaca”.

b. Ciri-ciri dan Prinsip Metode Iqra’

1. Ciri-ciri metode iqra’ ialah :

a. Bacaan langsung tampa dieja, artinya tidak diperkealkan

nama-nama huruf hijaiyah.

b. Dengan cara belajar siswa aktif, maksudnya yang

ditekankan di sini adalah keaktivan siswa bukan guru.

c. Lebih bersifat individual.

2. Prinsip-prinsip dasar metode iqra’

a. Tariqat Assntiyah (penguasaan/ pengenalan bunyi).

b. Tariqat Attadrij (pengenalan perbedaan yang mudah

kepada yang sulit).

c. Tariqat Muqarranah (pengenalan perbedaan bunyi pada

huruf yang hampir memiliki makhraj yang sama).

d. Tariqat Latifatil Athfal (pengenalan melalui latihan-

latihan).

Tujuan model pembelajaran al-Qur’an dengan metode iqra;

adalah menciptakan situasi memacu keberhasilannya melalui

individu, kelompok ataupun secara klasikal.

Metode iqra’ dikembangkan untuk mencapai sekurang-

kurangnya tiga tujuan pembelajaran, yaitu :

Page 12: DESY

1) Kemampuan memiliki pengetahuan.

2) Kemampuan memiliki keterampilan.

3) Pengembangan keterampilan.

c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Metode Iqra’

Unsur-unsur metode iqra’ dalam pembelajaran al-Qur’an

adalah sebagai berikut :

1. Para siswa harus memiliki persepsi perlunya mempelajari al-

Qur’an.

2. Para siswa harus mengerti tujuan mempelajari al-Qur’an.

3. Para harus memiliki tanggung jawab terhadap dirinya untuk

keterampilan membaca al-Qur’an.

4. Para siswa harus mengetahui bahwa membaca al-Qur’an yang

baik. Lancar dan benar termasuk ibadah.

5. Para siswa harus tahu kebenaran membaca al-Qur’an sangat

penting terutama dalam ibadah shalat.

d. Cara Mengajarkan dengan Metode Iqra’

Susunan langkah-langkah yang dilakukan guru dalam

pembeajaran al-Qur’an dengan menggunakan metode iqra’

sebagaimana diuraikan oleh Yusur Mukhtar, dkk (1996 : 9) adalah

sebagai berikut :

1) Guru harus mengetahui kondisi awal siswa, agar dapat

menentukan jilid berapa bagi siswa yang bersangkutan untuk

mempelajarinya.

Page 13: DESY

2) Guru menyimak satu persatu siswa yang sedang belajar sambil

mencatat pada kartu prestasi siswa atau pada buku daftar nilai

siswa.

3) Guru hanya menunjukkan pokok-pokok pelajaran saja, tidak

perlu mengenalkan istilah-istilah.

4) Perlu menggunakan asisten atau menggunakan tutor sebaya

yang sudah bisa membaca untuk membimbing teman-

temannya yang lain dan mencatat prestasi pada kartu prestasi

siswa.

5) Untuk beralih/ pindah jilid (materi lain) ditentukan oleh guru

pengajar, sementara untuk pindah halaman lain cukup dengan

guru pembimbing/ tutor sebaya.

6) Bagi siswa yang lebih cerdas, tidak perlu membaca setiap

halaman secara penuh.

7) Perlu diperbanyak latihan-latihan secara berulang-ulang untuk

memantapkan pengenalan huruf.

Dilihat dari tujuh langkah pembelajaran di atas, maka terlebih

dahulu memulai pembelajaran dengan menginformasikan tujuan

pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Kemudian,

dilanjutkan dengan langkah-langkah dimana siswa di bawah

bimbingan guru bersama-sama untuk menyelesaikan/

melaksanakan tugas yang diberikan guru, serta menguji apa yang

sudah dipelajari dengan usaha-usaha siswa itu sendiri.

Page 14: DESY

e. Langkah-langkah Pengajaran dengan Metode Iqra’

Fase I : Pembelajaran dimulai dengan bacaan Basmallah dan

berdo’a.

Fase II : Pembelajaran dimulai oleh guru dengan

menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa untuk

belajar.

Fase III : Menyajikan informasi dalam bentuk demonstrasi atau

melalui bahan yang ditulis dengan huruf al-Qur’an.

Fase IV : Menyuruh siswa terlebih dahulu membaca minimal

pelajaran untuk mengetahui koneksi awal.

Fase V : Membimbing siswa dalam proses pembelajaran secara

klasikal, kelompok atau perorangan.

Fase VI : Bagis siswa yang cerdas tidak perlu lagi disuruh

berulang-ulang membaca.

Fase VII : Mengevaluasi tentang apa yang sudah dipelajari

sehigga masing-masing siswa mengetahui prestasi

belajarnya.

f. Kelebihan dan Kelemahan Metode Iqra’

Kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran al-Qur’an

dengan penggunaan metode Iqra’ adalah siswa lebih cepat dapat

membaca. Sedangkan kelemahannya adalah siswa murang

Page 15: DESY

mengenal nama-nama huruf hijaiyah, serta nama-nama tanda baca

al-Qur’an dan bentuk-bentuk penulisan al-Qur’an.

Variasi Model Pembelajaran al-Qur’an dengan menggunakan

metode iqra’. Pada waktu guru menyajikan materi “membaca al-

Qur’an”, yang digunakan adalah metode iqra’ dengan tujuan agar

siswa mendapatkan keterampilan cepat membaca.

4) Pengertian Kemampuan

Kemampuan asal katanya mampu, artinya kuasa, bisa atau

sanggup e=melakukan sesuatu. Ditambah awalan ke dan akhiran an,

jadi kemampuan, yaitu kesanggupan atau kecakapan, kekuatan kita bisa

berusaha dengan sendirian.

Istilah kemampuan memberikan banyak makna, Broke and Stone

mengemukakan bahwa kemampuan merupakan gambaran hakekat

kualitatif dan perilaku guru atau tenaga kependidikan yang sangat

berarti.

F. Kerangka Berfikir

Metode iqra’ dalam proses pembelajaran merupakan upaya

mempercepat siswa dalam mengenal bacaan huruf hijaiyah, pengertian ini

sangat baik dilakukan atau diterapkan pada siswa yang baru mulai bisa

membaca al-Qur’an, disamping itu metode ini dapat membantu guru dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Metode iqra’ ini menekankan kebiasaan membaca huruf al-Qur’an

dengan tidak menyebutkan hurufnya, akan tetapi siswa langsung dibawa ke

Page 16: DESY

arah huruf yang telah diberi baris, baik atas (fatha), bawah (kasra) dan depan

(dommah).

Dalam metode ini siswa dalam waktu yang telah ditentukan akan

mampu membaca al-Qur’an dengan baik, memang kelemahan dari metode ini

selalu siswa tidak mengenal huruf hijaiyah dengan baik, akan tetapi metode

ini merupakan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada

siswa yang kurang mampu membaca al-Qur’an dengan tepat dan cepat.

Metode ini mendorong siswa untuk mengulang-ulang secara terus menerus

terhadap bacaan al-Qur’an yang diajarkan.

Dengan metode iqra’ siswa dapat mengerti tentang konsep-konsep

membaca al-Qur’an dengan lebih baik. Membantu dalam pemanfaatan

ingatan ang lebih lama dan transfer pada situasi proses belajar yag baru,

disamping itu situasi pembelajaran lebih menggairahkan, mengembangkan

bakat atau kecakapan individu, menghindari diri dari cara tradisional. Dapat

memberi waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat

mengasiminasi dan mengakomodasi informasi secara langsung dengan

efektif.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan metode

iqra’ siswa benar-benar dilibatkan secara penuh dalam proses belajar

mengajar sehingga siswa dituntut untuk membaca, mengenal huruf hijaiyah,

memahami materi, dan siswa memiliki minat, gairah, semangat dan tekun

dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan metode iqra’ yang

Page 17: DESY

dipergunakan guru dalam mengoperasionalkan surat-surat pendek yang

terdapat dalam al-Qur’an.

G. Hipotesis Tindakan

Melalui metode Iqra’ dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III

SD Negeri Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu dalam

membaca al-Qur’an pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

H. Metode penelitian

a. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Setting Penelitian Tindakan Kelas in adalah di SD Negeri 012

Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 012 Setako Jaya

Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu dengan jumlah siswa

sebanyak 32 orang. Siswa laki-laki berjumlah 16 orang dan siswa

perempuan berjumlah 16 orang.

b. Variabel Penelitian

1) Penerapan Metode Iqra’

Metode iqra’yaitu salah satu metode yang dipergunakan dalam

pembelajaran al-Qur’an dengan indikator :

a) Pengenalan bunyi huruf hijaiyah yang ditulis di papan tulis.

b) Membaca bunyi huruf hijaiayh dengan baik dan benar.

c) Membimbing siswa dalam mengucapkan bunyi huruf hijaiyah.

d) Memotivasi siswa dalam mengucapkan bunyi huruf hijaiyah.

Page 18: DESY

e) Memotivasi siswa dalam mengulangi bunyi huruf hijaiyah yang

bersambung dengan baik.

f) Menyuruh siswa untuk melafalkan bunyi surah-surah pendek

dengan benar.

2) Kemampuan Membaca

Kemampuan siswa membaca al-Qur’an dan mampu mengikuti

penerapan metode iqra’ yang dilaksanakan dapat ditentukan dengan

indikator :

a. Mampu membaca dengan baik.

b. Penguasaan/ pengenalan bunyi huruf hijaiyah.

c. Pengenalan bunyi dari yang mudah kepada yang sulit.

d. Pengenalan perbedaan bunyi pada huruf hijaiyah yang hampir

memiliki makhraj yang sama.

e. Hafal beberapa kalimat al-Qur’an dari surah-surah pendek.

c. Rencana Tindakan

1) Tahap Perencanaan

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Menyiapkan materi pembelajaran (surat-surat pendek).

3. Menyusun kalimat-kalimat surat-surat pendek secara sestematis.

4. Menyusun tes kalimat-kalimat dari surat-surat pendek yang

disambung-sambunga dan dibuat pilihan jawabannya.

5. Menyiapkan lembaran observasi.

6. Menentukan observer.

Page 19: DESY

2) Tahap Pelaksanaan

1. Pendahuluan (10 Menit)

a. Memberikan apersepsi.

b. Guru memberikan persyaratan proses pembelajaran.

c. Guru memotivasi sebagai pembukaan pelajaran.

d. Guru memberikan infirmasi tentang tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (50 Menit)

a. Guru mengaplikasikan metode iqra’ dalam proses

pembelajaran dengan efektif.

b. Guru memperkenalkan kepada siswa bunyi huruf-huruf

hijaiyah yang telah ditulis dengan baik di papan tulis untuk

dibaca dan diulangi secara kontinu.

c. Gutu memberikan dorongan kepada siswa untuk bertindak

aktif dalam mengucapakan kalimat dari surah-surah pendek

yang sesuai dengan kemampuannya.

d. Guru memotivasi siswa agar tidak bersikap dan berfikir

pasif, menerima dan memahami pelajaran.

3. Kegiatan Penutup (10 Menit)

a. Guru menyimpulkan pembelajaran/ mengulangi cara

membaca surat-surat pendek dengan benar.

b. Guru menguji kemmapuan siswa (pemberian tes)

3) Tahap Obserasi

Page 20: DESY

a. Observer melakukan pengamatan atas keaktivan guru dan siswa

selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Melakukan pencatatan atas hasil pengamatan ke dalam lembaran

observasi.

c. Menyimpulkan hasil pengamatan untuk mendapatkan

keberhasilan dan kekurangan-kekurangannya.

4) Tahap Analisis dan Refleksi

a. Data yang sudah terkumpul dianalilsis secara kualitatif dan

kuantitatif. Analisa kuantitatif digunakan untuk memperoleh

frekuensi siswa dalam beraktifitas serta lembaran nilai hasil

belajarnya. Untuk gambaran aktifitas siswa, suasana kelas dan

aktifitas guru dianalisis secara kualitatif.

b. Berdasarkan analisis data, guru bersama observer melakukan

diskusi atas :

1. Kelemahan/ kekurangan yang ada pada pelaksanaan

tindakan.

2. Tingkat keberhasilan berdasarkan standar yang telah

ditentukan.

3. Kemungkinan-kemungkinan penyebab kurang berhasilnya

pencapaian tujuan.

4. Menyusun rencana tindakan perbaikan untuk siklus

berikutnya.

d. Data dan Cara Pnegumpulannya

Page 21: DESY

Dari judul PTK dimuka, jenis data cara pengumpulannya adalah

sebagai berikut :

1. Sumber data, sumber data dari rindakan kelas ini adalah siswa dan

peneliti.

2. Jenis data, jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan

data kualitatif yang terdiri dari :

a. Rencara Pembelajaran

b. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran hasil

belajar.

3. Cara pengambilan data

a. Data hasil belajar : diperoleh melalui pot test dan pre test.

b. Data tentang situasi pembelajaran, diperoleh melalui lembaran

observasi.

c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan

pelaksanaan didapat dari rencara permbelajaran dan lembaran

observasi.

e. Indikator Kinerja

Berdasarkan judul dimuka, penelitian ini dikatakan berhasil apabila

85% siswa mampu membaca surah-surah pendek dan mampu menjawab

tes yang berkaitan dengan surah-surah pendek dan mampu menjawab tes

yang berkaitan dengan surah-surah pendek serta memperoleh nilai tes

minimal 65.

f. Sistematika Penulisan

Page 22: DESY

Bab I Pendahuluan yang berisi tentang : Latar Belakang, Permasalahan

(Iedentifikasi Masalah, Batasan Masalah Dan Rumusan Masalah). Cara

Pemecahan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Teoritis, Kerangka

Berfikir, Hipotesis Tindakan, Metode Penelitian Dan Sistematika

Penulisan.

Bab II Gambaran Umum Lokasi Penelitian yang berisi tentang :

Sejarah SD Negeri 012 Setako Jaya, Keadaan Guru, Keadaan Siswa,

Kurikulum dan Sarana dan Fasilitas.

Bab III Penyajian Data dan Pembahasan yang berisi tentang : Data

Sebelum Tindakan, Bentuk-bentuk Tindakan dan Data Setelah Tindakan.

Bab IV Penutup yang berisi tentang : Kesimpulan dan Saran serta

dilengkapi dengan Daftar Pustaka lampiran-lampiran penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: DESY

Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.

Djamarahm, Bahri, Syaiful & Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar , Jakarta : Rineka Cipta, 2006

Daradjat, Zakiah, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.

Fatahudin, M.T, Membaca dan Menulis Huruf Al-Qur’an, Jakarta : CV. Serajaya, 1982.

Hidayat, Maulana & Ahmadi Roifudin, Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas III,Jakarta : CV. Indrajaya, 2006.

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, jakarta : CV. Raja Grasindo Persada, 2008.

Rahim, Faridah, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara, 2005.

Supardi, Masrun, dkk, Senang Belajar Agama Islam SD Jilid 3 Untuk SD Kelas 3, Jakarta : Erlangga, 2007.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, bandung : Rineka Cipta, 2005.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta, 2005.

Sobry, M. Sutikno, Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1996.

Werkanis & Hamadi, Marlius. Strategi Mengajar dalam Proses Belajar Mengajar. Riau : Sutra Benta Perkasa, 2005.