DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI - core.ac.uk · Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu...
Transcript of DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI - core.ac.uk · Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu...
DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI
PARA NOVIS TAHUN II SOCIETAS VERBI DIVINI (SVD)
DI NOVISIAT SANG SABDA KUWU-RUTENG-FLORES TAHUN 2006/2007
DAN IMPLIKASINYA BAGI PROGRAM BIMBINGAN
YANG DIPERLUKAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Antonius Pitang
NIM : 021114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
“Cara terbaik untuk mengubah sistem keyakinanmu
adalah mengubah definisi dirimu”
(Steve Chandler)
fçâ~âÜ utz|Åâ gâ{tÇ? àxÜ|Åt ~tá|{~â çtÇz àâÄâá âÇàâ~ áxÅât átâwtÜt~â
wtÇ wÉt~â çtÇz |~Ätá uâtà ÑtÜt vtÄÉÇ \ÅtÅ wtÇ UÜâwxÜ áxáxÜ|~tà çtÇz Åtá|{ uxÜtwt w| ÄxÅutzt ÑxÇw|w|~tÇ
wtÇ ÑxÅuxÇàâ~tÇA
iv
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PARA NOVIS TAHUN II SOCIETAS VERBI DIVINI (SVD)
DI NOVISIAT SANG SABDA KUWU-RUTENG-FLORES TAHUN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA BAGI PROGRAM BIMBINGAN
YANG DIPERLUKAN
Oleh:
Antonius Pitang
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007 dan implikasinya bagi program bimbingan yang diperlukan. Masalah yang diteliti adalah (1) Bagaimana tingkat kepercayaan diri para novis tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng tahun 2006/2007?, (2)Apa saja usulan program bimbingan yang cocok untuk meningkatkan kepercayaan diri para novis tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007? Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Alat pengumpulan data adalah kuesioner tingkat kepercayaan diri yang berjumlah 79 item. Populasi penelitian adalah semua novis SVD tahun II tahun 2006/2007 yang berjumlah 47 orang. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menentukan skor dari setiap alternative jawaban. (2) membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden. (3) menggolongkan pencapaian tingkat kepercayaan diri seluruh responden berdasarkan Penilaian Acuan Patokan tipe I (PAP I). (4) menghitung frekuensi dan presentase setiap item. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 18 orang novis (38,30%) memiliki tingkat kepercayaan diri “tinggi”; ada 19 orang novis (40,42%) memiliki tingkat kepercayaan diri “cukup”; dan 10 orang novis (21,28%) memiliki tingkat kepercayaan diri “rendah”. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: Tingkat kepercayaan diri para novis tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng tahun 2006/2007 belum setinggi yang diharapkan dan masih perlu ditingkatkan. Dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri para novis tahun II tahun 2006/2007 maka program bimbingan yang perlu diberikan adalah: (1) pengembangan diri, (2) teknik memecahkan masalah, (3) kemandirian, (4) mengelola perasaan, (5) ungkapan perasaan, (6) keterbukaan, (7) belajar dari alam, (8) pengalaman hidup, (9) hati nurani, (10) pembentukan missioner.
vi
ABSTRACT
SELF-CONFIDENCE LEVEL DESCRIPTION OF 'THE SECOND YEAR NOVICES IN THE SOCIETY OF THE DIVINE WORD MISSIONARY (SVD),
SANG SABDA NOVITIATE KUWU- RUTENG - FLORES IN 2006/2007 AND ITS IMPLICATION FOR COUNSELING PROGRAM
By:
Antonius Pitang
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
This research aims to describe the self-confidence level of the second year
SVD novices at SANG SABDA Novitiate in Kuwu, Ruteng, Flores in 2006/2007 and its implication for counseling program required. The problems are as follows: 1) what is the level of self-confidence of the second year novices at SANG SABDA Novitiate in Kuwu-Ruteng-Flores in 2006/2007? 2) What are the suitable counseling program proposals to develop self-confidence level of the Society of the Divine Word novices?
This is a descriptive research, which employs a survey method. The means used to gather the data is that self-confidence level questionnaires consisting of seventy-nine items. The research population includes forty-seven SVD novices of the second year in 2006/2007. The data analysis technique is accomplished by using the following stages: (1) determine the score of each responses alternative. (2) tabulate the data and calculate the score of the respondent. (3) classifying the achievement of self-confidence level of all respondents based on the standard reference type one (PAP I). (4) compute the frequency and percentage of each item.
The result of the research shows that there are eighteen novices (38,30%) possess high level of self-confidence, nineteen novices (40,42%) are on an average level, and the other ten novice (21,28%) have a low level of self-confidence. Based on this research, it is then concluded that self-confidence level of the second year novices at SANG SABDA Novitiate in Kuwu-Ruteng-Flores in 2006/2007 is not as high as it is expected and it, therefore, requires to be increased. Therefore, there are certain counseling programs required to be provided to increase self-confidence of the second year novices at SANG SABDA Novitiate in Kuwu-Ruteng-Flores, they are: (1) self-development, (2) problem solving techniques, (3) self-reliant, (4) feeling management, (5) self-expression, (6) openness, (7) learning from the nature, (8) life experience, (9) conscience, (10) and mission formation.
vii
KATA PENGANTAR
Penulis menghaturkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Kasih atas
penyertaanNya selama kegiatan perkuliahan terutama pada saat penulisan skripsi ini.
Karena kasihNyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis hingga akhir.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak telah terlibat memberikan bantuan selama
penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, MA., Dosen pembimbing I yang telah
membimbing dengan sabar dan tekun sampai akhir penulisan skripsi ini.
2. Romo Drs. H. Sigit Pawanta, SVD, MA., Dosen pembimbing II yang telah
membaca dan memeriksa skripsi ini, dan memberikan saran-saran yang
bermanfaat.
3. Panitia penguji skripsi yang memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mempertanggungjawabkan dan mempertahankan skripsi.
4. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Kaprodi Bimbingan dan Konseling dan
para dosen BK-FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan
kekayaan ilmu pengetahuan dalam perkuliahan.
5. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah mengatur penyelenggaraan perkuliahan di FKIP-
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
viii
6. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma dan seluruh Civitas Academica
Universitas Sanata Dharma yang memungkinkan penulis untuk menuntut
ilmu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. P. Martinus Anggut, SVD., Provinsial SVD Jawa yang memberikan
kesempatan tugas belajar.
8. P. Agus Sumarwan, SVD., Ekonom provinsi SVD Jawa yang selalu
memberikan bantuan material selama perkuliahan khususnya pada saat
penulisan skripsi ini.
9. P. Valentinus Beo,SVD., Magister novis dan semua staf pembina di
Novisiat yang telah memberikan dukungan moril dan mengusahakan
kerja sama yang baik khususnya selama melakukan penelitian.
10. P. Sebastianus Hobahana, SVD., Provincial SVD Ruteng yang telah
memberi ijin untuk penelitian di Novisiat Kuwu-Ruteng-Flores.
11. P. Stanislaus Kofi,SVD., Magister dan semua staf pembina di Novis SVD
Timor yang telah membantu penulis dalam melaksanakan uji coba alat
penelitian.
12. Para Novis tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng sebagai
responden penelitian dan Novis tahun II di Novisiat St.Yosef Nenuk
sebagai responden uji coba alat penelitian, yang telah mengisi data
penelitian.
13. Rekan-rekan sekomunitas: P.Sigit, P.Martin, P.Kris Sambu, P. Yustin,
P.Yerem, Br.Pius, Br. Angel, Br. Elfrid, Br.Sebast, Br. Aldo, Br.Kris,
ix
Br. Piter, Br. Ruben, yang telah mendukung penulis dengan memberi
perhatian, sumbangan pikiran, dukungan doa dan ekaristi, yang tak
ternilai harganya.
14. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi BK angkatan 2002 yang telah
memberikan dukungan moril dan saran-saran yang bermanfaat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
15. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan, perhatian, dan bantuan baik langsung maupun tak
langsung dalam rangka penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
penulis sangat menghargai setiap kritik dan saran terhadap karya tulis ini, semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta 26 Februari 2007
Penulis
Antonius Pitang
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………..………………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..………………….…….........ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….….……iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..………iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………….….…..v
ABSTRAK……………………………………………………………………..……..vi
ABSTRACT………………………………………………………………..………..vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..…..viii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..………..xi
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………...…….…………….1
A.Latar Belakang Masalah……………………..…………...…………...…………....1
B.Rumusan Masalah………………………...……...…………………..….………….5
C.Tujuan Penelitian……………………………..………………………...…………..5
D.Manfaat Penelitian……………………..………………………………...………....5
E.Definisi Operasional …………….................……………………...……………….6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA…………………………………….….….…………….8
A.Kepercayaan Diri………………………..…………………….….………………...8
1. Pengertian Kepercayaan Diri….………....…...…………….…………………..8
2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri…………………………………………...…..…...10
a.Orang yang Mempunyai Tingkat Kepercayaan Diri Tinggi…………....……10
b.Orang yang Mempunyai Tingkat kepercayaan Diri Rendah…………….…..12
3. Aspek-aspek Kepercayaan Diri…………………….……………...……...…..14
a. Kepercayaan Diri pada Aspek Tingkah Laku………...…………………..14
b. Kepercayaan Diri pada Aspek Emosi ………...…..………………………14
c. Kepercayaan Diri pada Aspek Spiritual…………...……..………………..14
xi
4. Faktor-faktor Pembentuk Kepercayaan Diri….………...………….…..…...15
a. Faktor Diri……………………………………..………………………….15
b. Faktor Lingkungan…………………………………..……………………16
5.Usaha-usaha Meningkatkan Kepercayaan Diri……………...………..……..17
a. Mengembangkan Kepercayaan Diri pada Aspek Tingkah Laku…….....17
b. Mengembangkan kepercayaan diri pada Aspek Emosi………..……...…17
c. Mengembangkan Kepercayaan Diri pada Aspek Spiritual………………19
B. Kongregasi Societas Verbi Divini (SVD)………………….……………………22
1. Sejarah Singkat Kongregasi SVD……………..………………......................22
2. Spiritualitas Misioner SVD…………………………………………………...25
3. Visi, Misi dan Karisma SVD………………….……………………………...27
a. Visi…………………..…………………………………………………….27
b. Misi………………………………………………………………..………27
c. Karisma……………………………………………………………………29
4. Novis ………………..……………………………………………………….29
a. Novis SVD…………………….…………….…. ………………………...29
b. Kekhasan Jenjang Formasi di Novisiat………………...………………….31
1) Novis Tahun I…………………………….………………………….....31
2) Novis Tahun II…………………………….…………………………....31
c. Tujuan Pembinaan di Novisiat…………..……...…………………………33
C. Pentingnya Kepercayaan Diri Bagi Para Novis………………………………….34
D. Program Bimbingan untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri………………..….37
1. Tindakan yang Dapat Dilakukan Para Novis untuk Meningkatkan
Kepercayaan Diri………..……………………………………………………37
2. Program yang Sesuai Bagi Para Novis Tahun II…………….………………..38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………...40
A. Jenis Penelitian…………………………………….……………………………..40
B. Subyek Penelitian………………….……………………………………………..41
C. Alat Penelitian……………………..……………………………………………...41
xii
1. Kuesioner Kepercayaan Diri…..…………………….………………………...41
2. Pemberian Skor………………………………….…………………………….44
3. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner…..……………….……………………..45
a. Validitas……………………………..………………………..……………45
b. Reliabilitas…………………………………………………………………48
D. Prosedur Pengumpulan Data…………………….……………………………….51
1. Tahap Uji Coba Kuesioner….……………….…………...……………………51
2. Tahap Penelitian……………………….………...…………………………….52
E. Teknik Analisis Data…………………..………………………………………….52
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………………54
A.Hasil Penelitian Tingkat Kepercayaan Diri Para Novis Tahun II
di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores Tahun 2006/2007…………..…….54
B.Pembahasan ……………………..………………………………………………..55
1. Tingkat Kepercayaan Diri Para Novis SVD Tahun II………………………….56
a. Kualifikasi Sangat Tinggi…..………………...……………….……………..57
b. Kualifikasi Tinggi……..……………………………..………………………57
c. Kualifikasi Cukup……...………………...………………...………………...60
d. Kualifikasi Rendah…...…………………………...…………………………62
e. Kualifikasi Sangat Rendah……………………...………..………………… 65
2. Gradasi Item Paling Tinggi dan Paling Rendah.…………..……………………68
BAB V. PROGRAM BIMBINGAN KEPERCAYAAN DIRI YANG PERLU
DIBERIKAN KEPADA PARA NOVIS SVD TAHUN KE II……………71
BAB VI. RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN……………..……………82
A. Ringkasan……………….……………………………………………….……….82
B. Kesimpulan…………………….…………………………………………………84
C. Saran………………………………….…………………………………………..85
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..……………87
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner Tingkat Kepercayaan Diri …………. …………………90
Lampiran 2 : Perhitungan Taraf Validitas……………………………………….97
Lampiran 3 : Hasil Uji Reliabilitas……………………………………………..107
Lampiran 4 : Tabulasi Hasil Uji Coba Kuesioner Kepercayaan Diri…………..108
Lampiran 5 : Tabulasi Data Penelitian di Novisiat Kuwu-Ruteng-Flores.……...115
Lampiran 6 : Gradasi Skor Tiap Item ……………………………………….…121
Lampiran 7 : Gradasi 32 Item yang Paling Rendah ……………………………125
Lampiran 8 : Surat Permohonan Ijin Penelitian……………..…………………126
Lampiran 9 : Surat Pemberitahuan Penelitian ……..…………….…………….127
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Komposisi Kuesioner Kepercayaan Diri untuk Penelitian…….......….43
Tabel 2: Rekapitulasi Uji Coba Validitas Instrumen.………...…..…………….46
Tabel 3: Daftar Indeks Kualifikasi Reliabilitas…….….........……….…………50
Tabel 4: Penggolongan Tingkat Kepercayaan Diri Berdasarkan PAP Tipe I ………………………………..……..…….53
Tabel 5: Penggolongan Tingkat Kepercayaan Diri Para Novis SVD Tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores Tahun 2006/2007…………….……….…………………...…………..55
Tabel 6: Garis-garis Besar Program Bimbingan Kepercayaan Diri Para Novis SVD Tahun II………...…..………….……………………73
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Kepercayaan diri muncul dari keyakinan seseorang atas kemampuan dirinya
melakukan suatu kegiatan. Keyakinan itu diperoleh karena ia dapat mengukur
kemampuannya (Sukmadinata dkk, 2003).
Orang yang percaya diri akan selalu memiliki harapan yang positif dalam
menghadapi segala hal dan bersikap optimis karena ia memiliki pandangan ke
depan. Ia juga mampu menampilkan dirinya secara wajar dan tidak menutup-
nutupi kekurangannya dengan cara menarik perhatian orang lain. Jika ia pernah
gagal maka ia mempunyai keyakinan bahwa kegagalan itu bersifat sementara dan
dengan harapan dapat mengatasi kegagalan itu dengan caranya yang efektif.
Alasan penulis memilih topik ini Pertama: pada masa yuniorat (masa kaul
sementara) penulis ditugaskan menjadi pengurus harian di SMAK Syuradikara
Ende. Pekerjaan ini menuntut penulis harus berhadapan langsung dengan staf
pengajar dan karyawan di sekolah tersebut. Dalam program kerja ditetapkan
untuk mengadakan pertemuan di setiap awal minggu yang dipimpin oleh Pastor
dan Bruder yang bertugas di sekolah itu secara bergantian. Penulis mendapat
giliran untuk memimpin tetapi penulis mengalami kesulitan berbicara di depan
2
umum. Penulis yakin bahwa semasa novisiat penulis kurang mendapat
kesempatan melatih diri untuk tampil di depan umum. Kurang tampil di depan
umum mungkin disebabkan oleh kemampun intelektual penulis yang tergolong
pas-pasan sehingga penulis tenggelam di antara dua ratus lima puluhan novis
pada saat itu. Kurangnya kesempatan dan kemampuan menjadi salah satu kendala
dalam meningkatkan rasa percaya diri.
Kedua: setelah kaul kekal penulis ditempatkan di Kalimantan dan diminta
oleh kepala sekolah dari dua sekolah yang berbeda untuk mengajar di dua sekolah
dasar (SD) dengan mengampuh mata pelajaran Agama dan Bahasa Inggris. Pada
saat itu penulis mengalami pergolakan batin yang sangat hebat karena penulis
berpikir bahwa latar belakang pendidikan penulis bukan berasal dari latar
belakang pendidikan keguruan dan penulis harus meletakkan dasar yang benar
pada anak-anak sekolah dasar (SD) sehingga penulis menolak untuk mengajar
Bahasa Inggris karena penulis tidak yakin atas kemampuan sendiri. Kepercayaan
diri merupakan salah satu unsur penting dalam pelayanan pastoral serikat, oleh
karena itu, jika kesempatan untuk melatih diri tidak digunakan maka seorang
religius akan mengalami keterlambatan dalam proses pengembangan diri.
Terlepas dari pengalaman pribadi penulis, dalam sidang-sidang dewan pembina
novisiat juga para pembina membahas masalah kepercayaan diri para novis
karena para novis kurang mampu menampilkan kepribadian yang asli. Seorang
anggota tim pembina novis mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir ini para
novis mengalami kesulitan dalam publik speaking. Para novis kurang memiliki
3
kepercayaan diri bila berbicara di depan umum. Mengingat bahwa program
pembinaan di Novisiat tahun II lebih difokuskan pada kontak dengan masyarakat
umum dan mengenal secara luas realitas hidup karya dan kerasulan serikat, maka
untuk menunjang program tersebut para novis dituntut berlatih untuk berbicara di
depan umum. Dengan demikian para novis mampu tampil percaya diri dalam
mewartakan Sabda Allah.
Ketiga; sharing pengalaman dari beberapa orang bruder muda yang baru
menyelesaikan masa novisiat mereka di dua tempat yang berbeda yaitu di Nenuk-
Atambua dan di Kuwu-Ruteng menuturkan hal yang sama tentang kepercayaan
diri. Mereka mengungkapkan pengalaman mereka mengenai kepercayaan diri
yang masih harus ditingkatkan. Ada banyak hal yang membuat mereka kurang
mampu mengungkapkan diri secara proporsional. Sebagai contoh: mereka bekerja
menata taman bukan atas daya kreasi mereka sendiri tetapi atas dasar perintah
dari pimpinan novis yang mengharuskan penataan taman sesuai dengan ide dari
tim pembina novis yang sudah disepakati dalam rapat. Ada contoh lain, Seorang
bruder membagikan pengalamannya tentang wawancara dengan pembina novis,
yang ditanyakan adalah pelanggaran-pelanggaran yang telah dibuat oleh novis itu
bukan menanyakan perkembangan kehidupan di novisiat, sehingga bruder ini
membohongi pembina novis dengan menceriterakan segala sesuatu yang berkesan
baik agar panggilannya bisa dipelihara, dengan cara inilah novis tidak dilatih
untuk mengungkapkan keadaan diri apa adanya, dan menjadi tidak yakin atas
dirinya sendiri.
4
Berdasarkan pengalaman penulis, sharing pengalaman dari para pembina
novis dan sharing pengalaman dari lulusan novisiat, penulis dapat menyimpulkan
bahwa kepercayaan diri sangat penting dimiliki oleh seorang religius. Tugas
religius adalah menjadi utusan Tuhan. Menjadi utusan Tuhan berarti
menyampaikan kabar baik kepada orang lain. Dalam menyampaikan kabar baik
religius menjadi public figure dihadapan umat beriman. King (2002)
mengemukakan bahwa salah satu hal yang dilakukan oleh public figure adalah
mengajak bicara setiap orang yang dijumpai dengan menguasai cara
menyampaikan pesan secara efektif.
Mengingat pentingnya seorang religius memiliki kepercayaan diri dalam tugas
pelayanannya, penulis ingin mengungkap tingkat kepercayaan diri para novis
tahun II Societas Verbi Divini (selanjutnya akan disingkat SVD) di Novisiat
Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007. Hasil penelitian ini akan
digunakan sebagai informasi dan bahan masukan untuk pembinaan di Novisiat.
Penelitian tentang tingkat kepercayaan diri ini akan dilaksanakan terhadap
para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun
2006/2007. Penulis melihat bahwa para novis adalah pribadi yang sangat rentan
terhadap konflik-konflik baik berasal dari dalam diri maupun dari luar diri. Para
novis memiliki tingkat kepercayaan diri yang berbeda, oleh karena itu mereka
membutuhkan tuntunan, pelatihan, bimbingan dan peneguhan. Pengalaman
dalam menerima tuntunan, pelatihan, bimbingan dan peneguhan dari para
pembina sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri para novis, namun
5
tingkat kepercayaan diri para novis tahun misioner selama ini belum pernah
diteliti. Dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh gambaran mengenai
tingkat kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-
Ruteng-Flores tahun 2006/2007.
B. Rumusan Masalah
Berawal dari latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang akan
dijawab dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah tingkat kepercayaan diri para novis SVD tahun II di
Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007?
2. Apa saja usulan program bimbingan yang cocok untuk meningkatkan
kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-
Ruteng-Flores tahun 2006/2007?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kepercayaan diri para
novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun
2006/2007; berdasarkan tingkat kepercayaan diri para novis tahun II tersebut,
diusulkan program bimbingan yang diperlukan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan:
Dapat memberi sumbangan informasi tentang tingkat kepercayaan diri, para
novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun
6
2006/2007 dan dapat memberi kesempatan kepada penelitian selanjutnya
yang lebih sempurna.
2. Bagi para novis di Novisiat Sang Sabda Kuwu:
Dapat menjadi pedoman untuk menilai diri dan menjadi dasar untuk
berpijak menuju pembinaan lanjut.
3. Bagi para pembina di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores:
Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun program pembinaan diri di
Novisiat, agar dapat semakin menjawab kebutuhan yang relevan untuk
perkembangan hidup panggilan para novis SVD.
4. Bagi Pemimpin Provinsi:
Dapat menjadi bahan evaluasi pada pertemuan berkala para formator.
5. Bagi Peneliti Lain:
Hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi atau bahan pembanding apabila
peneliti lain ingin mengembangkan penelitian di seputar obyek yang sama.
6. Bagi Penulis:
Penelitian ini menjadi kesempatan untuk berlatih meneliti, berpikir kritis,
mengolah, dan memutuskan setiap gejala yang diteliti.
E. Definisi Operasional
Peneliti menjaga agar tidak terjadi salah tafsir maka berikut ini diberikan
penjelasan mengenai beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian ini :
a. Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara
jelas dan terinci (Moeliono 1988).
7
b. Novis adalah calon anggota suatu lembaga religius yang sedang menjalani
masa pembinaan sebelum mengikrarkan kaul.
c. Societas Verbi Divini (SVD) adalah serikat religius yang didirikan oleh St.
Arnoldus Yanssen yang mempunyai misi mewartakan Sabda Allah pertama-
tama dan terutama di tempat-tempat Injil belum sama sekali atau belum
cukup diwartakan.
d. Novisiat Sang Sabda Kuwu–Ruteng-Flores adalah salah satu rumah
pembinaan di provinsi SVD yang ada di Indonesia ( novisiat Timor, Jawa
dan Ruteng).
e. Kepercayaan diri mengandung arti keyakinan seseorang atas kemampuan
dirinya terhadap aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu mencapai tujuan (Hakim, 2002).
f. Tingkat kepercayaan diri novis adalah: taraf sejauh mana seorang novis
yakin akan kemampuan dirinya terhadap aspek kelebihan yang ia miliki
sehingga ia dapat bersikap dan bertindak sesuai dengan akal budinya untuk
mencapai tujuan. Dalam penelitian ini tingkat kepercayaan diri dikategorikan
dalam lima tingkatan yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat
rendah berdasarkan PAP tipe I.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kepercayaan Diri
1. Pengertian kepercayaan diri
Menurut Perry (2005) kepercayaan diri adalah “kemampuan untuk
mempercayai dan meyakini kemampuan diri sendiri”. Santrock (2003)
mendefinisikan kepercayaan diri sebagai “dimensi evaluasi yang menyeluruh
dari diri”. Davies (2004) mendefinisikan kepercayaan diri adalah “keyakinan
seseorang pada kemampuan, dan kepercayaan bahwa dengan akal budi
seseorang akan mampu melaksanakan apa yang direncanakan”. Sejalan
dengan definisi yang diberikan oleh Davies, Lie (2003) mendefinisikan
kepercayaan diri sebagai “suatu keyakinan akan kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah. Lebih jauh (Lauster 1990
dalam Widodo 2002) mengatakan bahwa “kepercayaan diri merupakan sifat
kepribadian yang sangat menentukan, karena kepercayaan diri dapat
mempengaruhi sifat hati-hati, ketidaktergantungan, ketidakserakahan,
toleransi dan cita-cita seseorang”. Orang yang percaya diri tidak melakukan
tindakan hati-hati secara berlebihan, melainkan dia yakin akan ketergantungan
dirinya. Percaya diri menjadi tidak terlalu egois, tetapi cenderung lebih
toleran, karena dia langsung melihat dirinya sedang dipersoalkan.
Hakim (2002) mendefinisikan bahwa “kepercayaan diri adalah keyakinan
9
seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan
keyakinannya tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai
berbagai tujuan di dalam hidupnya”. Widarso (2005) mengutip dari sebuah
kamus Bahasa Inggris yang mendefinisikan kepercayaan diri sebagai
“kesadaran akan kekuatan dan kemampuan diri sendiri”.
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa
kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya
terhadap aspek kelebihan yang ia miliki sehingga ia dapat bersikap dan
bertindak sesuai dengan akal budinya untuk mencapai tujuan.
Kepercayaan diri merupakan keyakinan yang ada dalam jiwa
manusia dan manusia bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki.
Kepercayaan diri membuat seseorang mampu mengerjakan sesuatu
termasuk mampu menghadapi tantangan hidup. Jika kita yakin pada diri
sendiri maka apapun tantangan hidup ini akan mudah dihadapi.
Kepercayaan diri tidak bisa disamaratakan dari satu aktivitas ke
aktivitas yang lain karena setiap aktivitas mempunyai tingkat kesulitan yang
berbeda. Setiap aktivitas membutuhkan waktu yang lama dan energi yang
cukup. Rasa percaya diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika kita memutuskan
untuk melakukan sesuatu, maka sesuatu itu pula yang harus kita lakukan.
Rasa percaya diri itu lahir dari keinginan dan tekad (Angelis, 2003).
10
2. Ciri-ciri kepercayaan diri
Kepercayaan diri seseorang dapat dikategorikan menjadi dua tingkat yaitu:
a. Orang yang mempunyai tingkat kepercayaan diri tinggi
Menurut Iswidharmanjaya (2004) ciri-ciri orang yang percaya diri
yaitu orang yang tidak mementingkan diri sendiri sehingga ia tidak perlu
merisaukan diri untuk memberikan kesan yang menyenangkan pada orang
lain dan tidak ragu pada diri sendiri. Selain itu ia cukup bertanggung
jawab terhadap keputusan yang telah dibuat sendiri, karena ia mempunyai
optimisme yang tinggi dan mampu mengembangkan motivasi yang dapat
mendorong dirinya untuk bekerja keras. Ia berani bertindak dan
mengambil setiap kesempatan yang dihadapinya karena ia yakin atas
kemampuan sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Ia juga selalu
menerima diri secara realistik dan menghargai diri secara positif.
Hall (1993) mengutip teori Maslow mengenai ciri-ciri orang yang
percaya diri adalah: orang yang berorientasi secara realistik terhadap
semua situasi terlebih menerima diri sendiri dan orang lain. Dalam
banyak kesempatan ia secara spontan menolong dan memusatkan diri
pada masalah yang dihadapi dan bukan pada diri sendiri. Ia mampu
membuat jarak dan memiliki kebutuhan akan kebebasan pribadi, otonom
dan independen atau berdiri sendiri. Dalam hubungan dengan kehidupan
beragama ia mempunyai pengalaman spiritual yang dalam walaupun ia
bukan religius, tetapi juga ia mempunyai hubungan yang mendalam pula
11
dengan orang yang ia kenal bahkan ia sangat demokratis dan tidak
mencampuradukkan antara sarana dan tujuan. Lie (2003) memaparkan
ciri-ciri orang yang percaya diri adalah: orang yang yakin pada diri
sendiri, merasa diri berharga, rendah hati dan memiliki keberanian untuk
bertindak.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri orang percaya diri
adalah selalu bersikap positif dalam menghadapi berbagai masalah,
dengan tetap tegar dan lebih optimis. Hal-hal yang berhubungan dengan
dirinya sangat ia utamakan seperti peduli pada dirinya dan dapat
mengendalikan diri dengan baik. Menghadapi tantangan bukanlah hal
yang baru bagi orang yang percaya diri karena ia sudah sering
berhadapan dengan tantangan dan kadang gagal tetapi ia menganggap
kegagalan bukanlah sesuatu yang menyedihkan, memalukan dan
mematahkan semangat tetapi merupakan tahap untuk melangkah menuju
keberhasilan. Kesalahan baginya adalah sesuatu yang wajar terjadi dan
oleh karenanya harus dikaji agar dapat dihindari atau dikurangi.
Orang yang percaya diri memiliki kemampuan menyesuaikan diri di
berbagai situasi sehingga ia menjadi lebih tenang, tidak gugup dan dapat
menguasai persoalan. Jika dalam pertemuan-pertemuan resmi ia berani
menyatakan pendapatnya dan tidak hanya menurut saja pendapat yang
dikatakan orang lain karena ia mampu mengungkapkan perasaan dirinya.
12
b. Orang yang mempunyai tingkat kepercayaan diri rendah
Menurut (Rakhmat 1986 dalam Widodo 2002), orang yang kurang
memiliki kepercayaan diri cenderung kurang menyukai dirinya karena ia
merasa bahwa dirinya tidak akan mampu untuk mengatasi suatu
persoalan. Selain itu ia cenderung sedapat mungkin menghindari suatu
situasi komunikasi karena ia merasa takut disalahkan atau diejek orang
lain. Kalaupun ia harus terlibat dalam suatu diskusi ia akan cenderung
lebih banyak diam. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Rakhmat,
Hakim (2002) juga berpendapat bahwa ciri-ciri orang yang tidak percaya
diri adalah mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat
kesulitan tertentu. Latar belakang pendidikan keluarga yang kurang baik
dapat berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang bahkan
berpengaruh pula pada bakat dan kemampuannya sehingga ia kurang
memiliki kelebihan pada bidang tertentu dan tidak tahu bagaimana cara
mengembangkan diri untuk memiliki kelebihan itu. Karena
ketidakmampuannya maka ia sering menyendiri dari kelompok yang
dianggapnya lebih dari dirinya dan mudah putus asa. Dalam pergaulan ia
cenderung tergantung pada orang lain dan berharap bahwa orang lain
akan mengatasi masalahnya, dengan demikian ia menghindari tanggung
jawab.
Hankin (2005) mengemukakan secara jelas ciri-ciri orang yang tidak
percaya diri adalah orang yang selalu khawatir bahwa orang lain akan
13
membayangkan hal terburuk tentang dirinya sehingga ia berusaha untuk
menyenangkan orang lain daripada menyuarakan pendapatnya sendiri.
Pikirannya berkisar pada kesalahannya di masa lalu dan kesalahan yang
mungkin terjadi sehingga ia tidak mampu menerima perubahan walau
sekecil apapun dan tidak suka keramaian atau berbincang-bincang
bersama orang yang berada di dekatnya karena ia selalu merasa diri gagal.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
orang yang mempunyai kepercayaan diri rendah adalah orang yang
kurang menyukai dirinya karena merasa tidak mampu menyelesaikan
persoalan hidupnya. Ia sering menghindar untuk berkomunikasi dengan
orang lain karena komunikasi dapat membuat ia sering gugup dan gagap.
Ia mempunyai kecemasan yang berlebihan dalam pergaulan atau khawatir
akan setiap perkataan orang lain yang dilontarkan kepadanya. Bila
berhadapan dengan suatu tanggung jawab ia selalu mengalami kesulitan
karena ia sering menunda-nunda pekerjaan tanpa memperhitungkan
akibatnya dan kurang konsekuen dengan janji-janji yang telah dibuatnya.
Ia selalu berorientasi pada masalah sehingga ia sering cemas akan
kesalahan-kesalahan masa lalu ataupun masalah-masalah yang akan
timbul.
14
3. Aspek-aspek kepercayaan diri
Menurut Angelis (2003) ada tiga jenis kepercayaan diri, yaitu
kepercayaan diri yang berkenaan dengan tingkah laku, emosi dan spiritual.
a. Kepercayaan diri pada aspek tingkah laku
Kepercayaan diri yang berkenaan dengan tingkah laku adalah
kepercayaan diri seseorang untuk mampu bertindak dan menyelesaikan
tugas-tugas, baik tugas yang sederhana maupun tugas-tugas berat, yang
berkaitan dengan cita-cita untuk meraih sukses.
b. Kepercayaan diri pada aspek emosi
Kepercayaan diri yang berkenaan dengan emosi adalah kepercayaan
diri seseorang untuk mampu menguasai sisi emosinya seperti: mampu
memahami segala yang dirasakan, mampu membuat pilihan yang tepat,
mampu melindungi diri dari rasa sakit hati dan mampu menggunakan
trik-trik bergaul yang sehat dengan orang lain.
c. Kepercayaan diri pada aspek spiritual
Kepercayaan diri yang berkenaan dengan spiritual adalah keyakinan
seseorang pada semesta alam. Keyakinan ini menghantar orang pada
pernyataan bahwa hidup ini memiliki tujuan yang positif dan juga
menghantar orang untuk meyakini bahwa kehidupan ini punya makna
dan tujuan tertentu.
15
4. Faktor-faktor Pembentuk Kepercayaan Diri
Menurut Hakim (2002) gejala rasa percaya diri dimulai dari adanya
kekuatan dalam diri. Kekuatan dalam diri mempunyai pengaruh yang sangat
luas dan berkaitan dengan kehidupan di dalam keluarga sejak masa kecil.
Rasa percaya diri akan memacu seseorang dalam mencapai berbagai tujuan
dalam hidupnya seperti mencapai prestasi dalam bidang tertentu.
Iswidharmanjaya (2004) mengemukakan pendapat yang sama dan membuat
pembagian secara terpisah dari dua faktor yaitu faktor diri dan faktor
lingkungan. Pembagian itu sebagai berikut:
a. Faktor diri:
1) Proses memahami diri; berkembangnya rasa percaya diri mula-mula
diawali dengan proses pengenalan diri secara fisik terlebih dahulu
seperti bentuk wajah dan postur tubuh.
2) Konsep diri; untuk menjadi pribadi yang percaya diri, memerlukan
konsep diri yang positif atau gambaran yang dipegang seseorang
menyangkut dirinya sendiri. Orang akan memiliki rasa percaya diri
apabila ia mengenal keadaan dirinya sendiri dan memeliharanya
sehingga orang itu akan dapat mengevaluasi apa yang telah ia
lakukan.
16
b. Faktor lingkungan:
1) Lingkungan keluarga:
a) Pola asuh orangtua; yang meliputi kasih sayang, perhatian,
penerimaan dan kelekatan emosi dengan orangtua secara tulus.
Orangtua memperhatikan pertumbuhan anak agar anak itu dapat
bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang mampu menilai
dirinya dan mempunyai harapan nyata terhadap dirinya sendiri.
b) Perilaku orangtua; berperan dalam proses pembentukan sikap
percaya diri karena orangtua adalah model yang sering ditiru.
c) Harapan orangtua; sering kali orangtua meletakkan standar dan
harapan keluarga terhadap anaknya dan anak berusaha untuk
menggapai harapan itu.
2) Lingkungan sosial:
a) Media massa; membuat sebuah opini masa tentang ukuran cantik
dan ganteng yang benar-benar ideal, sangat mempengaruhi
kepercayaan diri orang yang menikmati media massa itu.
b) Teman sebaya; semakin sering frekuensi pertemuan dengan
teman sebaya, semakin besar pula pengaruh teman-teman itu
terhadap dirinya. Pengaruh itu bisa muncul dalam wujud beraneka
ragam seperti: kecenderungan cara bicara, cara berpakaian dan
tingkah laku.
17
5. Usaha-usaha meningkatkan kepercayaan diri
Menurut Angelis (2003), untuk menjadi orang yang percaya diri,
orang perlu mengembangkan diri dalam tiga aspek yaitu tingah laku, emosi
dan spiritual sehingga orang benar-benar memiliki hidup yang seimbang.
a. Mengembangkan kepercayaan diri pada aspek tingkah laku
Bila seseorang sudah memiliki kepercayaan diri pada aspek tingkah
laku maka ia akan selalu yakin untuk melakukan apapun secara maksimal.
Dalam kaitan dengan kepercayaan diri ini ada empat ciri penting :
1) Keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu
pekerjaan
2) Keyakinan atas kemampuan untuk menindaklanjuti segala rencana
secara konsekuen
3) Keyakinan atas kemampuan pribadi dalam menanggulangi segala
kendala
4) Keyakinan atas kemampuan sendiri untuk memperoleh bantuan
b. Mengembangkan kepercayaan diri pada aspek emosi
Dengan kepercayaan diri pada aspek emosi seseorang akan memiliki
keyakinan yang kuat untuk menguasai diri sendiri. Ada lima ciri yang
berhubungan dengan kepercayaan diri pada aspek emosi ini :
1) Keyakinan terhadap kemampuan untuk mengetahui perasaan diri
sendiri. Kemampuan untuk mengidentifikasikan perasaan sendiri
ketika perasaan itu sedang muncul merupakan unsur penting dalam
18
diri. Tidak sedikit orang yang setiap saat dijejali dengan berbagai
emosi, namun ia tetap tidak menyadarinya. Seseorang tidak akan
memiliki kepercayaan diri pada aspek emosi jika ia memandang
emosinya sebagai misteri yang tidak ia pahami, dan ia pun tidak
akan mempunyai kehidupan sosial yang sehat tanpa kepercayaan diri
ini.
2) Keyakinan terhadap kemampuan untuk mengungkapkan perasaan
sendiri. Pada awalnya seseorang diharapkan untuk mengenal
perasaannya sendiri dan setelah itu ia harus mampu mengungkapkan
kepada semua orang yang terkait. Emosi yang tidak disalurkan dapat
membendung perasaan sehingga menghalangi orang untuk memberi
dan menerima perhatian dan kasih sayang.
3) Keyakinan terhadap kemampuan untuk menyatukan diri dengan
kehidupan orang-orang lain dalam pergaulan yang positif dan penuh
pengertian. Kita berada di dunia untuk belajar bersosialisasi. Kita
tidak mungkin punya kepercayaan diri, jika kita enggan bertemu
dengan orang lain. Keyakinan akan kemampuan bersosialisasi yang
baik bagi kita maupun pihak lain, itu akan menambah kepercayaan
diri kita serta memberi perhatian dan cinta yang besar pada hidup ini.
4) Keyakinan terhadap kemampuan untuk memperoleh rasa sayang,
pengertian dan perhatian dalam segala situasi, khususnya di saat
mengalami kesulitan. Salah satu cara untuk menciptakan hubungan
19
yang baik adalah bertahan melawan emosi-emosi yang buruk. Dalam
hidup ini manusia dicoba dengan berbagai macam hal yang
menimbulkan emosi dengan kadar yang berbeda pula. Karena itu
tidak cukup hanya untuk mengetahui perasaan itu dan
mengungkapkannya, melainkan kita perlu mempunyai keyakinan
bahwa kita mampu menelusuri perasaan sendiri dan mengelolanya
secara baik pula.
5) Keyakinan terhadap kemampuan mengetahui manfaat apa yang dapat
disumbangkan kepada orang lain. Mengenal diri sendiri dan tahu apa
yang bisa kita berikan, adalah bagian dari kepercayaan diri pada
aspek emosi. Dengan memahami dan menghargai keunikan diri, kita
akan menghargai betapa berharganya diri kita bagi orang lain.
c. Mengembangkan kepercayaan diri pada aspek spiritual
Syukur (1985) menyebut aspek spiritual sebagai pengalaman
keagamaan, sedangkan Angelis (2003) menggunakan istilah spiritual, tetapi
apapun sebutannya keduanya sama-sama membahas tentang pengalaman
yang timbul berkenaan dengan jagat raya, ada yang timbul sehubungan
dengan peristiwa tertentu dalam hidup manusia dan ada yang berkaitan
dengan moralitas. Pengalaman spiritual ini dapat dilukiskan sebagai berikut:
1) Pengalaman religius berkenaan dengan alam raya. Keyakinan bahwa
alam raya ini adalah suatu misteri yang terus berubah dan setiap
perubahannya merupakan bagian dari ciptaan. Kita bisa melihat bahwa
20
semua makluk diciptakan untuk berkembang sesuai dengan kodratnya
masing-masing. Kita adalah bagian dari misteri tersebut. Kepercayaan
diri spiritual berawal dari pemahaman terhadap adanya suatu tujuan
dalam lintas alam semesta, serta kesadaran bahwa meskipun kita tidak
selalu mengerti tetapi hidup kita berjalan dalam alur perkembangan
tersebut dan segala yang terjadi seakan-akan berjalan dengan wajar.
Kepercayaan diri spiritual berkembang dimana kita mengamati siklus
secara alami dan mekanisme penciptaan. Kita akan menyadari
kebenaran bahwa keberadaan manusia sudah diatur oleh Tuhan dan Dia
berada diambang kemampuan manusia untuk dipahami. Jika kita dapat
menangkap kebenaran hakiki dalam semesta ini dan
menerjemahkannya ke dalam semua pengalaman pribadi, maka
kepercayaan diri spiritual akan tumbuh dalam diri kita. Kepercayaan
terhadap alam semesta yang maha luas dapat dibuktikan dari
kekaguman kita kepada gunung yang tinggi, laut yang luas dan udara
yang kita hirup setiap saat lalu dihembuskan kembali, matahari terbit
dan tenggelam dan kita akan takjub oleh keperkasaan Sang Pencipta.
2) Pengalaman religius berkenaan dengan peristiwa dan kejadian dalam
kehidupan manusia. Peristiwa dan kejadian yang dimaksud adalah
peristiwa keberhasilan dan kegagalan, sakit dan sembuh, celaka dan
selamat, kelahiran dan kematian, penjajahan dan pembebasan, perang
dan perdamaian dan masih banyak lagi peristiwa yang mengena pada
21
manusia. Kesan atau perasaan yang ditimbulkan dalam hati orang yang
mengalami, menyaksikan atau mendengar tentang peristiwa itu dapat
bermacam-macam. Peristiwa itu kadang kala dihayati sebagai peristiwa
yang bersifat keduniaan tetapi ada juga yang menghayati peristiwa itu
sebagai anugerah atau peringatan, ganjaran atau hukuman, yang datang
dari suatu kuasa atau daya kekuatan yang lebih tinggi daripada segala
daya kekuatan duniawi.
3) Pengalaman religius berkenaan dengan hati nurani. Setiap orang
mengalami konflik batin yang selalu ditandai dengan bermacam-macam
pikiran, pertimbangan dan pergumulan dalam batin. Orang selalu
bingung jika dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama
menyenangkan atau sama-sama menyakitkan, atau juga kesadaran
penuh akan apa yang menjadi kewajiban dalam situasi yang dihadapi
misalnya sebagai seorang biarawan yang ditugaskan untuk studi lanjut
mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan studi tepat pada waktunya,
atau orang harus memutuskan jalan mana yang harus ditempuh dalam
kehidupan terpanggil untuk hidup membiara atau hidup berkeluarga.
Semua situasi yang telah dilukiskan di atas baik konflik batin maupun
keinsafan akan kewajiban mutlak atau keharusan untuk mengambil
keputusan demi masa depan, semua situasi itu dapat dihayati sebagai
tuntutan hati nurani yang didalamnya terdapat bisikan pribadi Ilahi.
Dalam situasi seperti disebutkan di atas, orang dapat menyadari bahwa
22
pada akhirnya ia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan atas
segala keputusan dan tingkah lakunya. Kalau demikian hati nurani
dapat menjadi tempat pertemuan antara manusia dengan Tuhan.
B. Kongregasi Societas Verbi Divini (SVD)
1. Sejarah singkat Kongregasi Societas Verbi Divini (SVD)
Kongregasi SVD atau Serikat Sabda Allah didirikan oleh P. Arnoldus
Janssen, seorang imam diosesan. Ia lahir di Goch – Rheinland, Jerman Barat
pada tanggal 5 November 1837. Arnoldus Janssen ditahbiskan menjadi imam
dioses Munster pada tahun 1861. Sekalipun Arnoldus Janssen seorang imam
diosesan, tetapi dia mempunyai minat dan perhatian yang besar terhadap karya
misi. Setelah empat belas tahun menjadi imam, tepatnya tanggal 8 September
1875 ia membuka sebuah rumah misi di Steyl-Belanda dan mulai dengan
sebuah sekolah Latin dan juga kursus-kursus filsafat dan teologi. Tiga tahun
sesudah pembukaan rumah misi di Steyl, P. Arnoldus Janssen mengutus
P. J.B Anzer dan P. Josef Freinademetz sebagai misionaris perdana ke Cina.
Untuk mendukung karya misi, ia kemudian mendirikan serikat biarawati,
yakni Suster-suster misi Abdi Roh Kudus atau Congregatio Servarum Spiritus
Sancti (SSpS) pada tahun 1889 dan Suster-suster Abdi Roh Kudus untuk
Penyembahan Abadi atau Congregatio Servarum Spiritus Sancti de Adoratione
Perpetua (SSpSAP) tahun 1896.
Pada tahun 1901 serikat SVD diakui secara resmi oleh Takhta Suci. Pada
tahun 1905 konstitusinya mendapat abbrobasi resmi dari Paus, sehingga
23
dengan demikian SVD sudah berdiri kokoh sebagai suatu serikat dengan tujuan
karya misi.
P. Arnoldus Janssen tutup usia pada tanggal 15 Januari 1909. Ketika
itu Serikat SVD telah mempunyai 400 imam, 400 mahasiswa dalam studi
filsafat dan teologi, lebih dari 500 mahasiswa dalam studi humaniora dan
lebih dari 700 bruder, serta novis dan postulan, yang tersebar di lima benua.
Pada tanggal 19 Oktober 1975 P. Arnoldus Janssen dan P. Yosef
Freinademetz (misionaris perdana) mendapat gelar Beato atau Yang
Berbahagia oleh Paus Paulus ke VI. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 2003
Beato Arnoldus Janssen dan Beato Yosef Freinademetz mendapat gelar
kudus oleh Paus Yohanes Paulus II (Borneman, 1981).
Dalam waktu relatif singkat serikat misioner (SVD) bisa mengambil
alih berbagai karya misi di sejumlah negara. Sesudah Cina (1878),
P. Arnoldus Janssen mengirim misionaris ke Argentina, Amerika Selatan
(1889) untuk melayani transmigran berbahasa Jerman. Kemudian berturut-
turut P. Arnoldus Janssen mengirim misionaris ke berbagai daerah seperti
Togo, Ekuador, Brasilia, USA, New Guinea, Australia, Chile, Japan, Filipina,
Paraguai, Mosambik dan ke Indonesia dengan misionaris pertama adalah
P. Petrus Noyen SVD yang mendarat di Pulau Timor pada tahun 1913. Pada
tahun-tahun selanjutnya wilayah kerja SVD terus diperluas seiring
bertambahnya jumlah misionaris SVD dan kini berjumlah lebih dari 6000
imam dan bruder yang tersebar di lima benua.
24
Dalam SVD sangat ditekankan aspek misioner dan karya perintis
sebagai ciri khas SVD. Imam-imam SVD meninggalkan paroki yang sudah
mapan dan mulai bekerja di wilayah pinggiran dan situasi yang diabaikan
tenaga lain atau di wilayah dimana Kristus belum diwartakan. Sesudah itu
SVD selalu berusaha membina semangat misioner di kalangan umat katolik
dari suatu gereja lokal, dimana SVD bekerja. Dengan demikian SVD bisa
turut membina hubungan dan saling pengertian antara pelbagai gereja lokal
(Djawa, 1990).
Beberapa karya kerasulan yang ditangani oleh para misionaris SVD antara
lain adalah:
a. Bidang Komunikasi: P.Arnoldus Janssen sendiri memulai karyanya
dengan menerbitkan sebuah majalah dengan nama Stadt Gottes yang
terus berkembang sampai sekarang. Tujuannya untuk mengobarkan
semangat misioner di antara umat katolik di Jerman. Banyak orang
muda mengenal Steyl lewat majalah dan kemudian merasa tertarik
untuk masuk SVD. P. Arnoldus Janssen sangat mendukung pers bukan
hanya sebagai propaganda untuk karyanya tetapi terutama sebagai
sarana pewartaan (Djawa, 1990).
b. Bidang pendidikan: Serikat Sabda Allah mengelola lima universitas
di Asia, seperti Universtyi of San Carlos dan Holy Name University di
Filipina, Nanzan University di Jepang, Fu Jen University di Taiwan,
Widya Mandira di Kupang-Timor. Misionaris SVD juga banyak
25
terlibat dalam pendidikan dasar dan menengah di hampir semua
wilayah kerjanya. Karya di bidang pendidikan juga ditetapkan dalam
konstitusi SVD nomor 109 directorium 3 (1993) mengatakan bahwa:
Kehadiran kita dalam sebuah lembaga pendidikan bertujuan menjadikannya suatu tempat evangelisasi dimana Sabda Allah didengar dan dayanya yang membebaskan dialami seseorang dalam hidup pribadi dan sosialnya. Evangelisasi yang demikian mengembangkan kesadaran akan sifat universal Gereja serta perutusannya dalam dunia. Untuk maksud itu kita bekerja sama dengan seluruh keluarga besar sekolah sekolah yang mencakup para guru, pelajar dan mahasiswa serta keluarga-keluarga mereka. Lembaga-lembaga pendidikan kita hendaknya terbuka bagi golongan miskin.
c. Karya sosial: Sejak awal para misionaris SVD berkecimpung dalam
karya pengembangan sosial-ekonomi lewat pelayanan medis,
pertanian, peternakan, dan perbengkelan serta berbagai kursus
ketrampilan yang umumnya dikelola oleh para bruder SVD.
d. Karya pastoral parokial dan berbagai karya pelayanan lainnya dalam
bidang kerohanian: Dalam menjalankan berbagai karya kerasulan
tersebut di atas, para misionaris SVD senantiansa berusaha melibatkan
diri dalam program pembangunan yang diselenggarakan oleh berbagai
instansi pemerintah (Djawa, 1990).
2. Spiritualitas Misioner SVD
Spiritualitas misioner SVD adalah “Mengikuti Sang Sabda yang
Beralih”. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita. Dari
26
kepenuhanNya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia
(Yoh 1: 14,16).
Bapa memanggil, supaya kita melihat dan mendengarkan serta
merasakan sabda-Nya, supaya membaca dan saling berbagi pengalaman
tentang sabda-Nya, dalam keterbukaan terhadap Roh pembimbing untuk
melakukan kehendak Bapa. Dengan demikian dapat menjadi murid-murid
yang murni, miskin, patuh, terbenam dalam hidup Tritunggal. Seperti
St. Arnoldus kita dipanggil supaya meneladan Sang Sabda yang menjelma
dengan mengosongkan diri supaya mengikuti Yesus Kristus melalui salib dan
kebangkitan dengan penderitaan dan kegembiraan.
Yesus (Putra) mengutus, maka kitapun pergi bersama-sama sebagai
saudara dari banyak kebudayaan. Kita beralih supaya berada dengan orang-
orang lain sambil memberi dan menerima kabar baik dengan saling
menghargai dan memahami dengan keprihatinan dan dengan cinta.
Roh Kudus membimbing, maka kitapun masuk, penuh sukacita dan
penuh harapan, kita melayani dan kita saling berbela rasa dan menjadi satu
dengan semua orang terutama dengan mereka yang ada di perbatasan iman
kita dan dengan mereka yang terdesak ke pinggir masyarakat. Demikianlah
kita memberi kesaksian dan membantu pembangunan persekutuan umat
manusia dan persekutuan manusia dengan Allah Tritunggal yang mencintai
kita (Dokumen Kapitel Provinsi SVD Ende XIII, 1988).
27
3. Visi, Misi dan Karisma SVD
a. Visi
Visi merupakan suatu cita-cita yang ingin diwujudkan dalam dunia
nyata, yang menjadi acuan dalam merencanakan kegiatan yang akan
dilaksanakan secara pribadi atau kelompok. Menurut Moeliono (1988) visi
adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan luas
tentang satu kesatuan yang mendesak dan perlu segera ditangani, sehingga
dengan memiliki visi maka tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai
dengan baik.
P. Arnoldus Janssen, pendiri SVD mengambil visi dari penggalan
doanya “Vivat Deus Unus et Trinus in cordibus nostris” (agar Allah
Tritunggal hidup dalam hati kita). Visi ini muncul dari devosinya yang
dalam kepada Tritunggal Maha Kudus. Visi yang diucapkan dengan jelas
ini menyatakan teologi dan spiritualitas dari zaman ketika ditekankan hal
berdiamnya Tritunggal Maha Kudus dalam hati setiap orang. Namun visi
ini pada hakekatnya jauh lebih luas dan mencakup pengertian tentang Allah
yang Esa dan Tritunggal yang menarik semua manusia ke dalam
persekutuan yang sempurna dalam hidup dan cinta terhadap Bapa, Putra
dan Roh Kudus (Seri Dokumen SVD, 1996).
b. Misi
Misi adalah kegiatan menyebarkan kabar gembira (Injil) dan
mendirikan jemaat-jemaat setempat yang dilakukan atas dasar pengutusan
28
sebagai kelanjutan misi Kristus. Bertolak dari pengertian misi ini serikat
SVD merumuskan misinya dengan menyatakan bahwa setiap anggota SVD
melihat tugasnya memaklumkan Sabda Allah kepada semua manusia,
membentuk jemaat-jemaat baru untuk bersatu dengan umat Allah
mendorong perkembangan umat, serta memajukan persekutuan di
antara umat maupun dengan gereja. Anggota SVD bekerja pertama dan
terutama pada tempat dimana Injil belum sama sekali atau belum cukup
diwartakan dan di tempat gereja lokal belum sanggup hidup dengan
kekuatan sendiri. Anggota SVD harus siap untuk pergi ke mana saja
pembesar mengutusnya guna menunaikan tugas misioner walaupun harus
meninggalkan tanah air, bahasa ibu dan lingkungan kebudayaannya. Ciri
khas inilah yang merupakan ciri misioner SVD (Konstitusi SVD 102).
Setiap anggota SVD melihat asal dan tujuan pelayanan misionernya
adalah kehendak Allah agar semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran (1 Tim 2 : 4-5) maka Ia mengutus putraNya
untuk menebus semua orang dan dalam kuasa Roh membentuk semua
bangsa menjadi satu umat Allah. Dengan pelayanan misioner anggota SVD
membantu menghimpun anak-anak Allah yang tercerai berai (Yoh 11: 25)
dan mempercepat tibanya saat bila semua orang akan menyembah Bapa dan
Roh dan kebenaran (Yoh 4:23). Dengan demikian anggota SVD memajukan
perkembangan yang benar bagi manusia berlangkah maju menyongsong
Tuhan yang akan datang dan mempersiapkan kedatanganNya kembali
29
dalam kemuliaan serta penyempurnaan akhir seluruh ciptaan di dalam
Kristus (Konstitusi SVD 101).
c. Karisma
Karisma adalah karya Roh Kudus yang luar biasa yang diberikan
kepada orang beriman dalam melayani umat. Karya yang luar biasa ini juga
diberikan kepada para anggota SVD untuk memiliki tanda-tanda khas
sebagai berikut:
1) Anggota SVD melaksanakan pelayanan misioner dalam satu ikatan
persaudaraan yang terdiri dari anggota-anggota laicus (Bruder) dan
celerus (Imam).
2) Anggota SVD memberikan kesaksian tentang gereja yang universal
dan tentang kesatuan semua bangsa oleh sifat internasionalitas.
3) Seperti pendiri serikat, St. Arnoldus Janssen, anggota SVD bersikap
terbuka untuk selalu mengenal kehendak Allah, sehingga menjadi siap
pakai, mudah bergerak dan bersedia untuk memasuki situasi yang
baru (Konstitusi SVD 104).
4. Novis
a. Novis Societas Verbi Divini (SVD)
Novis SVD adalah calon anggota SVD sebagai suatu lembaga religius
yang sedang menjalani masa pembinaan sebelum mengucapkan kaul
pertama. Novisiat adalah masa pembinaan bagi calon-calon atau juga
30
tempat masa novisiat dijalankan. Para novis mendiami rumah tersendiri
dan di bawah pimpinan seorang pemimpin novis (Heuken, 1993).
Masa novisiat bagi para novis merupakan masa istimewa untuk mulai
masuk ke dalam hidup membiara seperti tuntutan serikat. Tuntutan bagi
calon novis yang hendak memasuki masa novisiat adalah sehat fisik dan
mental, cukup mampu dan matang untuk menunaikan tugas-tugas serikat,
jiwa religius yang berpadanan dengan usia, ramah dan mudah bergaul,
partisipasi aktif dalam hidup gereja serta minat dan kesediaan terhadap
panggilan dan tugas misioner (Konstitusi SVD 702). Semua tuntutan ini
sekurang-kurangnya bisa dipenuhi oleh seorang calon novis untuk dapat
diterima dalam novisiat.
Pembina para novis dipercayakan kepada seorang anggota serikat yang
sudah berkaul kekal yang disebut Magister. Magister diangkat oleh
seorang Provinsial sesuai dengan syarat yang berlaku dalam serikat.
Para novis melibatkan diri untuk menjalankan hidup komunitas, hidup
menurut Injil. Mereka dituntut untuk mulai melaksanakan nasihat-nasihat
Injil. Secara fundamental, novisiat adalah inisiasi kepada hidup religius
melalui konggregasi tertentu dimana novis mulai memberi jawaban
personalnya atas panggilan Allah sambil mengambil bagian pada
pengalaman pendiri akan Allah Roh Kudus (KHK 645).
31
b. Kekhasan jenjang formasi di Novisiat
1) Novis tahun I (tahun kanonik)
Pembinaan tahun pertama adalah penanaman dan pendalaman
hidup dalam dimensi transendental dengan pemupukan dimensi
kontemplatif dan hidup religius. Seorang novis dibimbing untuk
memasuki pengalaman akan Allah Tritunggal sebagai dasar
pertumbuhan dan perkembangan memasuki hidup dalam Roh dan
persatuan yang semakin erat dengan Yesus Kristus. Pendidikan dan
pembentukan dalam SVD adalah suatu perjalanan yang bersifat
kontemplatif aktif menuju Bapa, disertai Putera di bawah bimbingan
Roh Kudus, serta pengalaman akan kharisma serikat yang ditunjukan
dengan cara membangun hidup berkomunitas sebagai komunitas yang
berdoa, bersaudara dan bermisi.
Pengolahan hidup dan pengenalan diri terutama memberi
perhatian terhadap unsur konsistensi dan inkonsistensi diri aktual
demi internalisasi nilai-nilai panggilan secara efektif yang meliputi
disposisi pribadi, kebebasan afektif, sikap dan tingkah laku yang
sesuai dengan panggilan.
2) Novis tahun II (tahun misionis)
Masa novisiat tahun kedua merupakan masa untuk mengalami
kenyataan hidup religius secara realistis dengan menghadapkan
individu pada eksperimen hidup dalam masyarakat. Novis tinggal di
32
masyarakat untuk membuktikan apakah ia memiliki kemampuan untuk
bermisi, menghayati spiritualitas serikat beserta tuntutannya secara
praktis dan konsekwen, sekaligus mengarahkan diri untuk
membatinkan nilai-nilai panggilan atas pengenalan kemampuan dan
kelemahan. Lebih khusus para novis diajak untuk mengenal SVD
sebagai serikat misioner yang memiliki semangat pelayanan untuk
kemajuan komunitas atau serikat pada umumnya. Para novis dituntut
untuk menghormati dan terbuka terhadap budaya lain, agama lain,
solider dengan kaum lemah, miskin dan marginal, juga mempunyai
minat misi dan minat berkarya di daerah misi, mampu bekerja dalam
tim dan tahu mendukung sesama saudara. Pengujian dan pembuktian
kesungguhan dan kejujuran dalam menginternalisasikan nilai-nilai
panggilan hidup religius ini sangat ditekankan oleh serikat sambil
mengenal kemampuan dan kelemahan para novis. Saat inilah para
novis tahun misioner semakin mengenal dirinya dan mengolah
hidupnya agar terdapat keseimbangan antara aksi dan kontemplasi.
Jika hal ini disadari maka ia akan merasa optimis, kuat, bergairah
dalam hidup, mampu membedakan yang baik dan yang buruk. Tetapi
jika tidak disadari oleh pribadi maka ia akan merasa lemah, tak
berdaya, kurang mampu, pesimis. Baik yang menyadari keseimbangan
itu maupun yang tidak menyadarinya pasti harus mengambil
keputusan untuk menyerahkan diri dalam serikat melalui pengikraran
33
kaul secara bebas, iklas dan bertanggung jawab, atau harus
memutuskan untuk berhenti dan mencari jalan hidup yang lain.
Tujuan masa novisiat di atas dijabarkan dalam pembinaan diri
para novis, yaitu sebagai proses pembentukan calon biarawan menjadi
manusia yang dewasa dalam segala aspek antara lain: dewasa secara
manusiawi, kristiani, dan memiliki kesiapsediaan terhadap tuntutan
panggilan.
c. Tujuan pembinaan di novisiat
Hidup dalam serikat dimulai dari novisiat. Tujuannya ialah agar para
novis lebih memahami panggilan Ilahi khususnya dari serikat yang
bersangkutan, mengalami cara hidup serikat serta membentuk budi dan hati
dengan semangat pendiri, agar para novis dapat membuktikan niat serta
kecakapan untuk mengikuti aturan serikat (Prasetyo, 2001).
Para novis melibatkan diri dalam program dan proses pembinaan
selama dua tahun. Tahun pertama disebut tahun kanonik dan tahun kedua
disebut tahun misioner, dengan tujuan untuk meneliti motivasi dasarnya,
mengolah dan mengenal dirinya, menginternalisasikan nilai-nilai hidup
religius dan hidup sehari-hari dan menyerahkan diri ke dalam serikat yang
dibaktikan kepada Sabda Allah atas dasar kerelaan belajar mengikuti Sang
Sabda Bapa yang menjelma dengan menyadari dan menumbuhkan
panggilan bersama sebagai religius misioner berkat Roh Kudus.
34
Program pembinaan di novisiat disusun dengan memperhitungkan
aspek formasi secara bersama-sama yaitu aspek spiritual, aspek manusiawi,
aspek intelektual dan aspek misioner. Aspek-aspek ini menjadi pokok
seleksi setiap tahun. Mekanisme pembinaan dilaksanakan baik secara
perorangan, secara kelompok atau unit maupun bersama-sama.
Mekanisme pembinaan mempertimbangkan materi atau kegiatan
khusus untuk tahun kanonik dan tahun misioner. Program pembinaan
menampilkan indikasi dasar untuk membantu novis dari waktu ke waktu
sehingga novis dapat mengambil sikap dan keputusan secara bertanggung
jawab, termasuk keputusan untuk mengikrarkan kaul kebiaraan dalam
Serikat Sabda Allah. Program spiritual dimaksudkan agar seorang novis
menjadi seorang pribadi beriman yang memiliki kehidupan rohani yang
sehat. Program pengenalan diri dalam hidup bersama dimaksudkan agar
seorang novis menjadi seorang yang seimbang, matang dan kreatif dalam
hidup bersama. Program intelektual dimaksudkan agar seorang novis
menjadi pribadi yang memiliki analisis dan refleksi yang mendalam supaya
dapat memberi “insight” lebih lanjut kedalam proses formasi dan juga
sadar akan tanggung jawabnya dan terbuka terhadap persekutuan dan
lingkungan sosialnya.
C. Pentingnya Kepercayaan Diri Bagi Para Novis
Kepercayaan diri merupakan satu aset dalam kehidupan. Rasa percaya diri
membantu kita melihat tantangan sebagai kesempatan, mengambil resiko yang
35
dapat diperhitungkan dan membuat keputusan dengan tepat. Rasa percaya diri
juga penting ketika kita harus berpartisipasi dengan publik. Kepercayaan diri
terbentuk dari keyakinan diri dan bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki. Jika kita yakin pada diri sendiri maka apapun tantangan dalam
hidup ini akan mudah dihadapi.
Para novis diberi kesempatan untuk mengalami secara lebih dekat dan nyata
tentang kehidupan misioner. Mereka belajar melihat dan mengalami bahwa
melalui kehidupan misioner mereka dapat merasul dalam kebersamaan, berdoa
bersama, berbagi rasa hidup dan pengalaman, berbagi kemauan untuk mengabdi
kristus. Secara singkat dapat dikatakan bahwa hidup bersama merupakan hidup
dalam persekutuan dimana orang sanggup dan rela untuk saling membantu,
mendukung, saling memberi semangat, saling membutuhkan tetapi juga saling
mengoreksi atas dasar cinta.
Dengan eksperimen dalam komunitas novisiat atau di masyarakat, novis
dapat mengalami perjumpaan dengan pribadi-pribadi yang berbeda usia, watak
dan kemampuan yang dipersatukan dalam satu keluarga sejati atas nama Tuhan.
Dalam perjumpaan inilah sering berbenturan dengan rasa percaya diri. Ada novis
yang merasa kurang mampu secara intelektual dan merasa kurang percaya diri.
Mereka perlu belajar menyesuaikan diri dengan orang lain dan juga dengan
lingkungan sekitar tempat mereka bermisi. Dalam tahap ini novis diharapkan
belajar menghadapi tantangan yang menguji imannya, mengenal dan memahami
kemampuan dirinya untuk mengatasinya.
36
Di dalam Kitab Hukum Kanonik nomor 648 artikel 2 dikatakan bahwa:
Untuk menyempurnakan pembentukan para novis, konstitusi, di samping waktu dua belas bulan pembinaan dalam komunitas novisiat, dapat menentukan waktu kerasulan, satu kali atau lebih, yang dilakukan diluar komunitas novisiat
Gereja melihat bahwa latihan di luar komunitas novisiat merupakan satu
waktu latihan yang tidak kalah pentingnya demi kemajuan pembentukan
kepribadian para novis. Dengan mengalami langsung novis akan lebih memacu
diri untuk belajar lebih banyak lagi dengan berusaha menggunakan setiap
kesempatan yang ada untuk menggali kekayaan dirinya yang diperlukan dalam
perjuangan menghadapi realitas hidup.
Dalam membangun kepercayaan diri diperlukan dukungan. Dukungan yang
paling berpengaruh adalah lingkungan komunitas dimana novis itu berada yaitu
magister novis, socius, para pengajar dan sesama novis sendiri. Kehadiran para
pendukung dapat sangat membantu di saat para novis sedang berusaha
membangun kepercayaan diri. Kepercayaan diri itu dapat berdiri kokoh di atas
landasan yang kuat lewat dukungan, bantuan dan umpan balik yang diberikan.
Angelis (2003) menjelaskan bahwa ada tiga jenis kepercayaan diri yaitu
kepercayaan diri yang berkenaan dengan (1) tingkah laku, (2) emosi, dan (3)
spiritual. Gejala-gejala kekurangpercayaan diri yang berkenaan dengan tingkah
laku yaitu: sering ragu-ragu untuk memulai suatu pekerjaan, terlalu banyak
pertimbangan dan tidak benar-benar kokoh pada salah satu keputusan yang sudah
diambil, berupaya menghindarkan diri dari tantangan-tantangan besar bahkan
37
lebih berkonsentrasi pada hal-hal kecil yang tidak begitu memerlukan perhatian
dan saat-saat menghadapi kesulitan sering menutup diri dari bantuan orang lain.
Gejala-gejala kekurangpercayaan diri yang berkenaan dengan emosi yaitu: sering
kali menumpulkan perasaan sendiri, mengungkung perasaan dan enggan
mengungkapkan secara terus terang, mengasingkan diri, menyenangkan hati
orang dengan menjadi “yes man” dan sering subyektif dan berpikiran negatif.
Gejala-gejala kekurangpercayaan diri yang berkenaan dengan spiritual yaitu:
mengendalikan segala sesuatu karena tidak yakin akan kebesaran Tuhan, tidak
berani mengambil resiko karena merasa hidup ini hambar dan memendam
kegelisahan yang dalam karena selalu menanti keajaiban.
D. Program Bimbingan untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri.
1. Tindakan yang dapat dilakukan para novis untuk meningkatkan
Kepercayaan diri
Angelis (2003) memberi petunjuk untuk meningkatkan kepercayaan
diri yaitu:
a. Membuat daftar dari beberapa kegiatan khas dan sederhana yang
hendak diwujudkan termasuk jadwal dan batas waktunya.
b. Belajar dari orang sukses.
c. Membuat daftar orang sukses yang bisa dihubungi untuk memberi
bantuan.
d. Belajar untuk mengenal dan memutuskan perasaan sendiri.
e. Biasakan diri untuk mengungkapkan perasaan kepada orang lain.
38
f. Ciptakan peluang untuk bersosialisasi.
g. Upayakan menemukan bukti-bukti bahwa semesta ini bergerak menurut
suatu hukum dan pola tertentu.
h. Sempatkan diri untuk berada di tengah alam yang luas ini dan amati
segala seluk beluknya.
i. Upayakan menemukan segala rahasia dan bukti sehari-hari bahwa kita
dikasihi Allah.
Kebutuhan untuk meraih segala angan dalam hidup ini ada dalam diri
kita sendiri, jadi kepercayaan diri berhubungan dengan rasa yakin atas
kemampuan sendiri. Ia membuat kita senantiasa meniti jalan hidup yang benar
dan merasa yakin bahwa dimana kita berada disitulah kita dibutuhkan.
2. Program yang sesuai bagi para novis tahun II
Prasetyo (2001) mengemukakan bahwa tujuan umum dari masa
Novisiat adalah meningkatkan kesungguhan dan kejujuran dalam membina
diri semaksimal mungkin atas dasar nilai-nilai hidup. Program pembinaan
awal diharapkan menyediakan disposisi yang perlu dan harus ada dalam diri
seorang novis dibidang kemanusiaan dan kerohanian. Tujuan program
pembinaan ini sekaligus mengandung kesempatan penyembuhan dan
pembenahan, maka dicari kegiatan yang menantang jati dirinya,
kemampuannya, sistim nilai dan kebutuhan psikologisnya. Pengalaman yang
memberikan kemungkinan melihat kenyataan diri terdalam, untuk tahu siapa
dirinya dan bagaimana memberikan diri pada sesama. Memberi kesempatan
39
mengolah batin seperti pendayagunaan kemampuan psiko-fisik, psiko-sosial
dan spiritual rasional, sampai dapat mengintegrasikannya secara relatif
terpadu. Program pembinaan ini harus menjadi langkah maju dari tahap
sebelumnya (novis tahun I) sehingga ia akan berhadapan dengan pola baru
lagi dari integrasi, yang membuat seorang novis makin membatinkan nilai
panggilan dan memberi kesempatan mengembangkan cita-cita yang dipilih
dengan bebas dan obyektif karena tiap pribadi disamping mempunyai aspek
germinatif (benih) juga mempunyai aspek vulnerable (mudah terserang).
Boleh mencoba dan gagal, boleh bersalah tetapi juga perlu mengenal dan
belajar dari kesalahan dan dengan bebas hati berusaha mengubah diri agar
tidak jatuh dalam kesalahan yang sama.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat jenis penelitian, subyek penelitian, alat penelitian, prosedur
pengumpulan data, dan tehnik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitan ini dimaksud untuk mendapat gambaran tentang tingkat
kepercayaan diri para novis tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores
tahun 2006/2007. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala
pada saat penelitian dilakukan. Tujuan Penelitian deskriptif adalah untuk
melukiskan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi dalam suatu situasi
(Mardalis, 1989).
Penelitian ini menggunakan metode survei. Tujuan survei adalah
mengumpulkan informasi tentang variabel (Furchan 1982). Variabel yang mau
diinformasikan adalah tingkat kepercayaan diri para novis tahun II di Novisiat
Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007. Survei yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah survei populasi. Survei populasi adalah survei yang
dilakukan pada sekelompok orang, kejadian atau obyek yang telah dirumuskan
secara jelas (Furchan 1982).
41
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian, pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil
penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah novis tahun II di novisiat Sang
Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007. Alasan peneliti memilih novis
tahun II karena mereka sedang mempraktekkan kemampuan untuk bermisi,
menghayati spiritualitas serikat dan mengaktualkan nilai-nilai religius di
masyarakat. Tahap ini adalah tahap tantangan bagi para novis karena harus
berhadapan dengan masyarakat dari berbagai jenjang usia, latar belakang
pendidikan dan ekonomi. Jika mereka kurang percaya diri maka mereka akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi umat yang mereka layani, karena mereka
kurang mampu tampil di depan umum, bahkan komunikasipun menjadi kurang
maksimal. Berdasarkan data yang diperoleh penulis, jumlah novis tahun I di
tahun 2005/2006 ini yang akan memasuki tahap novis tahun II di tahun
2006/2007 berjumlah 50 orang (termasuk yang akan menarik diri dan
dikembalikan karena alasan kesehatan). Menurut Winarsunu (2002) populasi
adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti, dan nantinya akan
dikenai generalisasi. Penelitian ini adalah penelitian populasi karena semua novis
tahun II menjadi subyek penelitian.
C. Alat Penelitian
1. Kuesioner kepercayaan diri
Mardalis (1989) mendefinisikan instrumen sebagai alat ukur, untuk
menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk
42
kuantitatif. Gulo (2002) mendefinisikan instrumen adalah daftar pertanyaan
yang dipersiapkan untuk mendapat informasi dari responden. Jadi instrumen
adalah alat ukur yang berbentuk pertanyaan untuk menggali informasi dari
responden. Instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner yang
mengungkapkan kepercayaan diri para novis tahun II. Kuesioner yang dipakai
dalam penelitian ini adalah kuesioner berstruktur atau tertutup. Menurut
Furchan (1982) kuesioner tertutup adalah kuesioner yang memiliki arti bahwa
kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan-
pilihan jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Kuesioner penelitian
disusun dalam bentuk rating scale atau skala bertingkat menurut Likert, tetapi
peneliti memodifikasi menjadi empat kategori jawaban yaitu: sangat sesuai,
sesuai, agak sesuai dan kurang sesuai. Menurut Hadi (1990) modifikasi skala
Likert menjadi empat kategori jawaban dengan maksud untuk menghilangkan
kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat. Hal ini dikarenakan
kategori netral mempunyai arti ganda yaitu bisa diartikan belum dapat
memutuskan atau diartikan ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah juga
menimbulkan kecenderungan memilih jawaban yang netral terutama bagi
mereka yang ragu-ragu atas jawabannya.
Kuesioner terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memuat tujuan
kuesioner, petunjuk pengisian kuesioner dan identitas subyek. Bagian kedua
memuat pernyataan tentang kepercayaan diri. Penyusunan kuesioner dibagi
atas dua golongan yaitu favorable dan unfavorable. Pernyataan-pernyataan
43
untuk penelitian tersebut terdiri dari 79 item. Kuesioner penelitian disajikan
dalam lampiran 1.
Item-item memuat aspek kepercayaan diri menurut Angelis (2003) yaitu
kepercayaan diri yang berkenaan dengan aspek tingkah laku berjumlah 25 item,
aspek emosi berjumlah 28 item dan aspek spiritual berjumlah 26 item. Unsur-
unsur yang ditanyakan dalam tiap-tiap aspek diringkas dalam tebel 1.
Tabel 1. Komposisi kuesioner Kepercayaan diri untuk penelitian
Aspek kepercayaan diri Favorable Unfavorable Jumlah 1,2,3,4,
5,6,7,8,9
9
10
11,12
3
13,14
15,16
4
1. Tingkah laku a. Keyakinan akan kemampuan diri untuk melakukan sesuatu pekerjaan b. Keyakinan akan kemampuan diri untuk menindaklanjuti suatu rencana secara konsekuen c. Keyakinan akan kemampuan diri dalam menanggulangi segala persoalan d. Keyakinan atas kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan bantuan orang lain
17,19,20, 21,22
18,23,24,25
9
2. Emosi a. Keyakinan terhadap kemampuan untuk mengetahui dan mengenal perasaan sendiri
26,29,30, 31
27,28,32,33
8
44
34,38
35,36,37
5
39
40,41
3
42,43,44, 45,48
46,47,49 8
b. Keyakinan terhadap kemampuan untuk mengungkapkan perasaan sendiri c. Keyakinan terhadap kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain dalam pergaulan d. Rendah hati untuk memperoleh pengertian dan perhatian dalam segala situasi, terutama dalam situasi sulit e. Keyakinan untuk merasakan manfaat kemampuan diri yang
disumbangkan kepada orang lain
50,51,52
53
4
54,55,56, 57,58
59,60,61
8
62,63
64,65,66,67
6
3. Spiritual a. Pengalaman religius yang berkenaan dengan misteri alam yang terus berubah
b. Pengalaman religius yang
berkenaan dengan peristiwa atau kejadian dalam hidup
c. Pengalaman religius yang berkenaan dengan hati nurani
68,69,70, 71,72,78
73,74,75,76, 77,79
12
Jumlah 79
2. Pemberian Skor
Pemberian skor dikategorikan menurut golongan favorable dengan skor:
sangat sesuai skor 4, sesuai skor 3, agak sesuai skor 2, kurang sesuai skor 1.
45
Sedang untuk golongan unfavorable dengan skor: sangat sesuai skor 1, sesuai
skor 2, agak sesuai skor 3. kurang sesuai skor 4.
3.Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
a. Validitas
Furchan (1982) berpendapat bahwa validitas berhubungan dengan
sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur oleh alat tersebut. Jadi alat ukur dikatakan valid apabila alat itu
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dengan memperhatikan
kecermatan dan ketepatan. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas konstruk yaitu validitas yang didasarkan pada konsep
teoretik. Item yang dibuat oleh peneliti didasarkan pada konsep teoritik
yang ada pada kajian teori. Item yang dibuat kemudian dianalisa untuk
mengetahui dan menghasilkan instrumen yang sesuai dengan konsep
teorinya. Metode yang digunakan untuk mencari dan menganalisis
validitas dengan teknik product moment yang dikemukakan oleh Pearson.
Menurut Masidjo (1995) teknik product moment dengan rumus:
rxy = { }{ }2222 )()(
))((
YYNXXN
YXXYN
Σ−ΣΣ−Σ
∑∑−∑
Keterangan rumus :
rxy : Koefisien korelasi
ΣX : Jumlah seluruh nilai X (total skor item gasal)
ΣY : Jumlah seluruh nilai Y (total skor item genap)
46
N : Jumlah subyek
ΣXY : Jumlah hasil perkalian nilai X dan nilai Y
Penentuan kesahihan item kuesioner menggunakan kriteria Cronbach
(Azwar, 1992) yang mengatakan bahwa apabila koefisien validitas kurang
dari 0,30 biasanya dianggap tidak memuaskan, Cronbach (Azwar,1992)
mengatakan bahwa koefisien yang berkisar antara 0.30 sampai dengan
0,50 telah dapat memberikan konstribusi yang memuaskan. Dengan
demikian item yang koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan gugur,
sedangkan item yang koefisien korelasinya ≥ 0,30 dinyatakan valid.
Hasil perhitungan menunjukan bahwa dari 120 item kuesioner diperoleh
79 item koefisien korelasinya ≥ 30. Rekapitulasi hasil analisis validitas
uji coba instrumen disajikan dalam tabel 2. Adapun hasil perhitungan
taraf validitasnya disajikan dalam lampiran 2.
Tabel 2. Rekapitulasi uji coba validitas instrumen Aspek kepercayaan diri Jumlah
item Valid Gugur
14
9
5
6
3
3
1. Tingkah laku a. Keyakinan akan kemampuan diri untuk melakukan pekerjaan b. Keyakinan akan kemampuan diri untuk menindaklanjuti suatu rencana secara konsekuen c. Keyakinan akan kemampuan diri dalam menanggulangi segala persoalan
8
4
4
47
d. Keyakinan atas kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan bantuan orang lain
14
9
5
10
8
2
10
5
5
4
3
1
12
8
4
2. Emosi a. Keyakinan terhadap kemampuan untuk mengetahui dan mengenal perasaan sendiri b. Keyakinan terhadap kemampuan untuk mengungkapkan perasaan sendiri c. Keyakinan terhadap kemampuan untuk bersosialisasi dengan orang lain dalam pergaulan d. Rendah hati untuk memperoleh pengertian dan perhatian dalam segala situasi, terutama dalam situasi sulit e. Keyakinan untuk merasakan manfaat kemampuan diri yang
disumbangkan kepada orang lain
6
4
2
12
8
4
10
6
4
3. Spiritual d. Pengalaman religius yang berkenaan dengan misteri alam yang terus berubah e. Pengalaman religius yang
berkenaan dengan peristiwa
f. Pengalaman religius yang berkenaan dengan hati nurani
14
12
2
Jumlah 120 79 41
b. Reliabilitas
Menurut Furchan (1982) reliabilitas adalah derajat keajegan alat ukur
dalam mengukur apa saja yang diukurnya. Untuk mengukur taraf
48
reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan metode belah dua
(Split-half Method) karena metode ini lebih efisien dengan satu tes untuk
satu kali pengukuran. Metode belah dua ini sering disebut metode gasal-
genap. Hasil dari suatu tes dibelah menjadi dua bagian, dengan bagian
pertama merupakan skor dari item bernomor gasal (X) dan bagian kedua
adalah skor yang berasal dari item yang bernomor genap (Y). Skor dari
masing-masing item dijumlahkan untuk memperoleh skor total belahan
pertama dan belahan kedua. Skor total belahan pertama dikorelasikan
dengan skor total belahan kedua. Perhitungan koefisien korelasi dilakukan
dengan mempergunakan teknik korelasi Product-Moment melalui program
exel. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0.8161. Koefisien korelasi
tersebut dikoreksi dengan menggunakan formula korelasi dari Spearman
Brown dengan rumus sebagai berikut:
rtt = gg
gg
r 1r x 2
+
Keterangan rumus :
rtt : Koefisien reliabilitas
rgg : Koefisien korelasi item-item belahan ganjil dan genap.
Data uji reliabilitas uji coba disajikan pada lampiran 3
Perhitungan taraf reliabilitas kuesioner dengan metode belah dua
(split-half method) menggunakan teknik Product-Moment dari Pearson
dan formula korelasi dari Spearman Brown, sebagai berikut:
49
X = 7.114
Y = 6.928
X² = 1.452,428
Y² = 1.378,170
XY = 1.413,582
rxy = { }{ }2222 )()(
))((YYNXXN
YXXYNΣ−ΣΣ−Σ
∑∑−∑
rgg = { }{ }22 )6928()170,137835()7114()428,145235(
)6928114 7()582,1413 35(−−
−
xxxx
rgg = { }{ })184,997.47950,235.48()996,608.50980,834.50(
)792,285.49()370,475.49(−−
−
rgg = ( )766,238)(984,225
578,189
rgg = 744,285.957.52
578,189
rgg = 09767,287.232
578,189
rgg = 0,8161
rgg = 0,8161
Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:
rtt = ggr+1r x 2 gg
50
rtt = 816,01
0,816 x 2+
rtt = 816,1
1,632
rtt = 0,898 dibulatkan menjadi = 0,90
Uji reliabilitas menunjuk pada taraf keterpercayaan atau taraf
konsistensi hasil ukur. Untuk memberi arti pada koefisien reliabilitas
yang diperoleh, dipakai besaran koefisien korelasi dalam tabel
statistik. Atas dasar taraf signifikansi 1% untuk N=35 dituntut
rxy = 0,43. Koefisien reliabilitas yang diperoleh rtt = 0,90. Jadi taraf
reliabilitasnya signifikan pada taraf signifikansi 1% (rtt=0,90>0,43)
dan termasuk tinggi. Untuk menunjukkan taraf ketepatan atau
ketelitian instrumen, Azwar (1992) menegaskan bahwa reliabilitas
telah dianggap memuaskan apabila koefisiennya mencapai minimal
rxy = 0,900. Untuk lebih mempertegas taraf reliabilitasnya digunakan
pedoman daftar indeks kualifikasi reliabilitas (Masidjo 1995) dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3: Daftar indeks kualifikasi reliabilitas
Koefisien korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
51
Berdasarkan hasil perhitungan dan setelah dikorelasikan
dengan rumus Spearmen Brown, diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,898 dibulatkan menjadi 0,90. Mengacu pada pedoman indeks
kualifikasi reliabilitas (Masidjo,1995) taraf reliabilitas kuesioner uji
coba termasuk pada kualifikasi tinggi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa alat penelitian yang digunakan adalah reliabel.
Dari hasil uji coba validitas ada 79 item yang valid dan 41 item yang
gugur.
D. Prosedur Pengumpul data
Pengumpulan data dilakukan dengan melewati dua tahap, yaitu tahap uji coba
dan tahap penelitian
1. Tahap Uji Coba Kuesioner
Bungin (2005) berpendapat bahwa sampel uji coba instrumen adalah
orang-orang yang memiliki kemiripan yang sepadan dengan sampel penelitian
sebenarnya. Oleh karena itu uji coba kuesioner dilaksanakan pada para Novis
tahun II di Novisiat St. Yosef Nenuk-Atambua-Timor pada tahun 2006/2007.
Mereka berumur 18 tahun sampai dengan 24 tahun.
Uji coba kuesioner bertujuan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas alat penelitian sehingga diperoleh kelayakan penggunaannya
sebagai alat yang handal dan benar-benar dapat mengungkap hal yang mau
diteliti. Uji coba dilaksanakan selama satu hari yaitu pada tanggal 14
Oktober 2006 di Novisiat Nenuk-Atambua-Timor, didampingi oleh seorang
52
Bruder SVD, dengan responden 35 orang. Peneliti mengirim kuesioner ke
Novisiat pada tanggal 27 September 2006 dan kuesioner diisi pada tanggal
14 Oktober. Peneliti tidak mengawasi secara langsung dalam pengisian
kuesioner uji coba ini karena jarak yang jauh dan pada waktu itu pula para
novis tahun II sedang mengadakan Live in di daerah sekitar kota Atambua
sehingga lamanya waktu pengiriman sampai pada pengisian adalah 18 hari.
Pada tanggal 21 Oktober 2006, peneliti menerima kuesioner dari kantor pos
sebanyak 35 eksemplar. Semua nomor pernyataan dijawab oleh responden.
Selanjutnya peneliti mengolah data yang telah terkumpul untuk menguji
validitas dan reliabilitas. Tabulasi hasil uji coba kuesioner disajikan dalam
lampiran 4.
2. Tahap Penelitian
Tahap penelitian dilaksanakan di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng
pada tanggal 21 November 2006. Peserta yang dijadikan subyek penelitian
adalah para novis tahun II yang berjumlah 47 orang. Penulis sendiri yang
mengawasi proses pelaksanaan penelitian ini.
E. Teknik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada
penilaian acuan patokan (PAP) tipe I. Penilaian acuan patokan adalah suatu
patokan yang telah ditetapkan sebelumnya atau skor ideal yang dicapai oleh
individu. Penilaian acuan patokan sering disebut juga penilaian patokan mutlak
atau penilaian patokan absolut. Penilaian ini diorientasikan pada suatu standar
53
yang absolut, tanpa menghubungkannya dengan kelompok tertentu. PAP dipilih
sebagai dasar penggolongan tingkat kepercayaan diri dalam penelitian ini karena
penelitian ini mengharapkan sesuatu yang ideal. Penggolongan ini dibagi dalam
lima tingkat yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah.
Tahap-tahap yang digunakan dalam pengolahan data:
1. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban. Alternatif jawaban favorable:
SS = 4, S = 3, AS= 2, KS = 1
sedangkan alternatif jawaban unfavorable: SS = 1, S = 2, AS= 3, KS = 4.
2. Membuat tabulasi data dan menghitung skor masing-masing responden.
3. Menghitung frekuensi skor kepercayaan diri.
4. Menggolongkan pencapaian tingkat kepercayaan diri seluruh responden
berdasarkan PAP tipe I dengan kriteria seperti yang disajikan dalam tabel 4.
Tabel 4: Penggolongan tingkat kepercayaan diri berdasarkan PAP tipe I
Tingkat kepercayaan diri Kualifikasi 90% - 100% Sangat tinggi 80% - 89% Tinggi 65% - 79% Cukup 55% - 64% Rendah ≤54% Sangat rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yaitu bagaimanakah tingkat
kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-
Flores tahun 2006/2007? dan apa saja usulan program bimbingan yang cocok untuk
meningkatkan kepercayaan diri para novis tahun II di novisiat Sang Sabda
Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007? Penyajian hasil penelitian dan
pembahasannya diuraikan dalam penjelasan berikut.
A. Hasil penelitian tingkat kepercayaan diri para novis SVD tahun II
di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007
Langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum merumuskan hasil penelitian
adalah membuat pengkodean pada setiap kuesioner. Kuesioner yang telah diberi
kode diolah dalam bentuk tabulasi data sehingga diperoleh skor dari masing-
masing subyek. Tabulasi data tingkat kepercayaan diri para novis SVD tahun II
selengkapnya disajikan pada lampiran 5.
Skor kepercayaan diri para novis SVD tahun II tahun 2006/2007 digolongkan
berdasarkan Penilaian Acuan Patokan Tipe I (PAP I). Penilaian Acuan Patokan
tipe I digunakan dengan memperbandingkan skor yang diperoleh dengan skor
seharusnya (Masidjo, 1995). Penggolongan tingkat kepercayaan diri para novis
SVD tahun II dapat dilihat pada tabel 5.
55
Tabel 5. Penggolongan tingkat kepercayaan diri Para novis SVD tahun II di novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores Tahun 2006/2007
Rumus PAP
Tipe I
Rentang Skor
Frekuensi
Persentase
Kualifikasi
90% - 100% 284 – 316 0 -- Sangat tinggi 80% - 89% 253 – 283 18 38,30% Tinggi 65% - 79% 205 – 252 19 40,42% Cukup 55% - 64% 174 – 204 10 21,28% Rendah ≤ 54% 0 – 173 0 -- Sangat rendah
Tabel 4 menunjukan bahwa di antara para novis SVD tahun II tahun
2006/2007 tidak ada yang mempunyai kepercayaan diri yang berkualifikasi
“sangat tinggi”; delapan belas (18) responden (38,30%) mempunyai kepercayaan
diri berkualifikasi “tinggi”; sembilan belas (19) responden (40,42%) mempunyai
kepercayaan diri berkualifikasi “cukup”; sepuluh (10) responden (21,28%)
mempunyai kepercayaan diri berkualifikasi “rendah”; dan tidak ada responden
yang mempunyai kepercayaan diri yang berkualifikasi “sangat rendah”. Hasil
penelitian ini juga dapat dipergunakan sebagai data untuk mengusulkan program
bimbingan yang cocok bagi para novis SVD tahun II tahun 2006/2007, dengan
mengurutkan peringkat kepercayaan diri untuk masing-masing item, yang akan
diuraikan pada bagian pembahasan. Gradasi item disajikan dalam lampiran 6.
B. Pembahasan
Sebelum memaparkan pembahasan, ada beberapa hal yang perlu peneliti
kemukakan berkaitan dengan berbagai keterbatasan yang masih terkandung
dalam instrumen penelitian dan pelaksanaan penelitian. Pertama: bentuk
56
kuesioner tertutup memungkinkan tidak semua aspek kepercayaan diri yang
dirasakan dan dialami oleh para novis dapat terungkap. Kedua: hasil penelitian
bukanlah merupakan suatu hasil yang tetap karena kepercayaan diri seseorang
dapat berubah. Dalam penelitian saat ini, tingkat kepercayaan diri seseorang yang
diteliti diketahui memiliki peringkat tertentu, namun dalam penelitian berikutnya
kepercayaan diri tersebut belum tentu memiliki peringkat yang sama. Ketiga:
kuesioner kepercayaan diri sebagai instrument penelitian telah terbukti reliable,
tetapi instrument penelitian ini belum tentu reliable untuk kelompok lain dalam
penelitian serupa.
Dalam bagian pertama berturut-turut akan dibahas kualifikasi kepercayaan
diri para novis yaitu kualifikasi sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat
rendah. Perlu peneliti tegaskan bahwa kategori kepercayaan diri ini dibagi dalam
dua kategori yaitu kategori “tinggi” yang meliputi kualifikasi sangat tinggi dan
tinggi, sedang kategori “rendah” yang meliputi kualifikasi cukup, rendah dan
sangat rendah.
Pada bagian kedua peneliti membahas tiga item yang mendapat skor paling
tinggi dan tiga item yang mendapat skor paling rendah dengan memberi alasan
masing-masing item yang mendapat skor-skor tersebut.
1. Tingkat Kepercayaan diri Para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007
Dalam penelitian deskriptif, peneliti hanya memaparkan kondisi atau
keadaan apa adanya. Pembahasan tingkat kepercayaan diri para novis SVD
57
berdasarkan kelima kualifikasi yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah
dan sangat rendah.
a. Kualifikasi sangat tinggi
Dalam penelitian ini tidak ditemukan seorang novispun yang
memiliki tingkat kepercayaan diri “sangat tinggi”. Mungkin hal ini
disebabkan karena kepercayaan diri berkualifikasi sangat tinggi tidak
dapat diperoleh dengan mudah. Kepercayaan diri itu dibentuk melalui
proses yang panjang dan lama apalagi usia mereka masih muda dan
pengalaman mereka masih belum banyak.
b. Kualifikasi tinggi
Para novis yang mempunyai kualifikasi tingkat kepercayaan diri
tinggi berjumlah 18 orang (38,30%). Peneliti berpendapat bahwa ada
penyebab yang cukup berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri yang
tinggi untuk ke 18 orang novis ini. Peneliti dapat membagi pengalaman
yang dialami para novis dalam dua kurun waktu yang berbeda yaitu:
Pengalaman masa lalu dan pengalaman masa sekarang.
Pengalaman masa lalu jauh sebelum ke 18 novis ini menyatakan
diri untuk bergabung dengan Serikat Sabda Allah (SVD) mereka
tampaknya telah mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini
mungkin disebabkan karena: Pertama: keadaan keluarga di mana kedua
orang tua masih lengkap (masih hidup atau tidak bercerai) dan
mempunyai latar belakang perkawinan yang baik serta memiliki latar
58
belakang pendidikan formal yang cukup memadai. Kepercayaan diri juga
dapat bertumbuh karena perlakuan orang tua yang memberikan
kepercayaan, kebebasan, keyakinan, kasih sayang dan sikap menerima
terhadap anak sebagai pribadi dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Kedua: kondisi ekonomi keluarga turut mempengaruhi
tingkat kepercayaan diri seseorang seperti kebutuhan sandang pangan dan
papan terpenuhi sesuai dengan standar kebutuhan pokok seperti:
Tersedia dana yang cukup untuk membiayai pendidikan anak-anak,
tersedianya fasilitas yang menunjang proses perkembangan anak misalnya
rumah yang baik dengan tempat belajar yang memungkinkan, dan biaya
pemeliharaan kesehatan yang memenuhi kebutuhan minimal. Secara
garis besar keadaan ekonomi keluarga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan mental dan fisik anak. Ketiga: pola pendidikan keluarga
yang diterapkan dapat mengembangkan rasa percaya diri seperti
pendidikan yang tidak terlalu keras dan didasari atas rasa cinta misalnya:
Anak yang mandiri dalam melakukan sesuatu yang positif diberi hadiah
positif sehingga anak dilatih untuk tidak bergantung pada orang-tua.
Contoh lain seperti memberi kebebasan kepada anak untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri agar anak merasa tertantang. Hakim (2002)
berpendapat bahwa, secara keseluruhan, jika orang-tua menanamkan rasa
percaya diri yang kuat pada diri anak maka di dalam setiap kegiatan
positif yang dilakukan anak perlu ditumbuhkan semangat untuk bersikap
59
mandiri dan ditumbuhkan pula rasa malu atau gengsi jika bersikap terlalu
tergantung pada bantuan orang lain.
Pengalaman masa sekarang yang membuat tingginya tingkat
kepercayaan diri ke 18 novis ini mungkin dipengaruhi oleh: Pertama:
pimpinan dan para pembina di novisiat yang menerima pribadi mereka
apa adanya, membantu mereka menyadari dan mewujudkan kemampuan-
kemampuannya, mempercayai mereka, menghargai, mencintai dan
memberi perhatian pada kebutuhan mereka. Kedua: para novis itu
mempunyai inteligensi yang tinggi sehingga cenderung memandang
dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan yang lebih dan dapat
menyelesaikan tugas-tugas dengan baik serta memiliki prestasi akademik
yang baik pula. Ketiga: para novis ini tinggal dalam unit-unit kecil
dengan teman seunit yang berjumlah 20-30 orang mempunyai seorang
pembina. Keadaan ini sangat berpengaruh positif pada kepercayaan diri
novis, misalnya jika mereka disukai dan diterima oleh kelompok,
mempunyai inisiatif, banyak memikirkan kepentingan kelompok,
mempunyai sopan santun, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
kelompok, jujur dan dapat dipercaya, bertanggung jawab, mampu bekerja
sama, dan mampu menyesuaikan diri dengan anggota kelompok lain
maka mereka disenangi banyak orang sehingga kepercayaan dirinya
semakin berkembang.
60
Akibat yang timbul adalah: para novis yang mempunyai
kepercayaan diri tinggi itu akan merasa bertanggung jawab atas
keputusan yang telah dibuat sendiri. Mereka mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru tetapi mereka mempunyai pegangan hidup yang
cukup kuat dan mampu mengembangkan motivasi sehingga mereka mau
bekerja keras untuk kemajuan baik untuk dirinya maupun untuk
kelompok. Mereka berani bertindak dan mengambil setiap kesempatan
yang dihadapinya karena mereka mempunyai kemampuan intelektual
yang cukup memadai. Mereka juga menerima diri secara realistik,
menghargai diri secara positif, yakin atas kemampuannya sendiri dan
tidak terpengaruh oleh orang lain. Orang yang percaya diri ini akan sangat
optimis, tenang dan tidak mudah cemas (Iswidharmanjaya, 2004).
Perry (2006) memberi komentar singkat mengenai ciri orang yang
percaya diri adalah orang yang lebih fokus pada apa yang bisa dilakukan
dan hasilnya positif yang akan diraih.
c. Kualifikasi cukup
Para novis yang mempunyai kualifikasi cukup berjumlah 19 orang
(40,42%). Peneliti melihat bahwa jumlah terbesar dari kelima kualifikasi
yang dibahas adalah kualifikasi “cukup”. Peneliti berpendapat bahwa
kualifikasi cukup ini adalah kualifikasi yang rentan terhadap perubahan
ketika dalam suatu situasi atau kejadian tertentu akan meningkat menjadi
tinggi tetapi dalam situasi atau kejadian yang lain akan menjadi rendah.
61
Bagi peneliti, kualifikasi cukup ini menunjukan bahwa para novis tahun
II belum sepenuhnya percaya diri. Masih banyak novis yang mengalami
hambatan dalam meningkatkan kepercayaan diri. Dalam kehidupan nyata
para novis ini bisa mempunyai tingkat kepercayaan diri tinggi tetapi
pada kesempatan lain hilang kepercayaan dirinya, maka peneliti melihat
bahwa upaya memelihara dan mempertahankan tingkat kepercayaan diri
bagi ke 19 novis yang memiliki tingkat kepercayaan diri cukup masih
perlu diupayakan baik oleh kongregasi maupun olah para novis itu
sendiri. Pihak kongregasi perlu mengupayakan agar kepercayaan diri itu
lebih meningkat lagi. Pertama: perlu diadakan perencanaan dan
pelaksanaan program bimbingan secara berkala dengan tujuan untuk
mengatasi setiap tantangan dengan penuh keyakinan, berusaha untuk
melewati setiap batas yang menghambat kepercayaan diri, mengerjakan
hal baru dengan menggunakan bakat serta kemampuan secara penuh
(Perry, 2006). Kedua: penelusuran atau penggalian kembali motivasi
para novis. Ketiga: dukungan yang pantas diberikan ketika para novis ini
mengalami kegagalan, kekecewaan dalam menjalani hidup membiara.
Pihak novis sendiri juga perlu mengusahakan peningkatan kepercayaan
diri. Pertama: keterbukaan terhadap pimpinan, para pembina (socius)
dan sesama novis. Kedua: mengikuti dengan kesungguhan setiap
program yang telah ditetapkan kongregasi seperti bimbingan rohani
berkala, refleksi pribadi, rekoleksi dan retret, serta latihan rohani lainnya.
62
d. Kualifikasi rendah
Para novis yang mempunyai tingkat kepercayaan dirinya
berkualifikasi rendah berjumlah 10 orang (21,28%). Jumlah ini termasuk
tidak signifikan karena kurang dari separuh. Ada sebagian kecil novis
tahun II tahun 2006/2007 yang tingkat kepercayaan dirinya masih
rendah. Walaupun jumlahnya tidak signifikan tetapi kenyataan ini
mendorong peneliti untuk melakukan pengkajian tentang penyebab,
akibat dan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
kepercayaan diri para novis. Peneliti berpendapat bahwa ada faktor
penyebab yang cukup berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan diri yang
rendah untuk ke 10 orang novis. Peneliti dapat membagi pengalaman
yang dialami oleh para novis dalam dua kurun waktu yang berbeda yaitu:
pengalaman masa lalu dan pengalaman masa sekarang.
Pengalaman masa lalu yang membuat rendahnya tingkat
kepercayaan diri pada 10 orang novis tahun II ini mungkin disebabkan
oleh beberapa faktor. Pertama: faktor keluarga seperti memiliki latar
belakang pendidikan keluarga yang kurang baik, sering dicela,
dipersalahkan, dipermalukan didepan umum, kurang dipercaya, sering
dibandingkan dengan orang lain yang memiliki kelebihan, terlalu dimanja
dan dilindungi sehingga tidak dapat mandiri, memiliki perkembangan
yang kurang baik sejak masa kecil. Kedua: faktor lingkungan seperti
lingkungan sekolah yang berpengaruh yaitu guru bersikap meremehkan,
63
mencemooh atau menyindir di depan kelas, merendahkan, menolak, tidak
memberi perhatian, tidak memberi peneguhan bahkan memberi label
“bodoh atau goblok” tidak menerima kelemahan, membandingkan
dengan orang yang lebih pandai. Ketiga: faktor teman sebaya juga ikut
berpengarus seperti ditolak, direndahkan, dipermalukan, tidak dihargai,
tidak disukai karena kurang mampu menyesuaikan diri dengan kelompok
sebayanya.
Pengalaman masa sekarang yang membuat rendahnya tingkat
kepercayaan diri ke 10 orang novis ini mungkin dipengaruhi oleh
beberapa faktor selama berada di Novisiat. Pertama: kurangnya
keterbukaan. Sebagian besar novis masih belum siap untuk membuka diri
pada para pembina maupun teman seangkatan. Ada pertimbangan yang
membuat novis enggan membuka diri yaitu perasaan takut akan
kelangsungan panggilan sebagai seorang biarawan misionaris, karena
keterbukaan itu bisa disalah artikan oleh lawan bicara sehingga menjadi
bahan untuk masuk dalam penilaian akhir masa novisiat (votasi). Kedua:
perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan kurang diperhatikan.
Pada dasarnya pelaksanaan program bimbingan sudah direncanakan
dengan baik, tetapi pelaksanaan program kurang optimal karena kualitas
pembina yang kurang berpengalaman atau penyajian bahan yang kurang
memuaskan membuat para novis menerima bimbingan asal-asalan.
Ketiga: pendidikan dan pembinaan yang masih kurang mengena. Bekal
64
yang diperoleh dalam masa pembinaan dirasa tidak cukup lagi apabila
menghadapi tuntutan dan kenyataan di zaman ini. Pada umumnya para
novis mengalami pergumulan di novisiat tahun II ini, karena disatu sisi
dunia yang menjanjikan begitu banyak kemudahan dan kemewahan
sedang di sisi lain para novis harus menahan diri untuk tidak menikmati
tawaran dunia yang menggiurkan. Misalnya di zaman yang serba canggih
dengan alat komunikasi hand phone (HP) yang dapat memudahkan
komunikasi antar sesama, tetapi didalam novisiat, para novis tidak boleh
menggunakan alat yang moderen itu, sehingga ada godaan untuk
memiliki HP tetapi tidak boleh diketahui oleh siapapun, disinilah pribadi
novis diuji kejujurannya. Keempat: kematangan pribadi yang masih
kurang. Kurang matangnya pribadi tampak dalam sikap pesimis terhadap
hidup. Apabila mengalami kegagalan dalam menyelesaikan suatu tugas
atau kedapatan melanggar atauran dan diminta untuk mempertanggung
jawabkan perbuatan itu selalu merasa bahwa mereka tidak ada panggilan
lagi. Kelima: peraturan yang mengikat. Para novis merasa putus asa dan
frustrasi dengan kenyataan hidup di dalam biara, sehingga semua yang
dikerjakan dalam biara hanyalah tipuan belaka dan menjalani aturan
sebagai suatu rutinitas yang membosankan sehingga sering merasa sakit
fisik yang tidak jelas penyebabnya karena pribadi sendiri sulit
menentukan pilihan.
65
Akibat yang ditimbulkan jika orang mempunyai kepercayaan diri
rendah adalah: orang tersebut cenderung kurang menyukai dirinya
karena dia merasa bahwa dirinya tidak akan mampu untuk mengatasi
suatu persoalan. Orang yang tidak percaya diri sedapat mungkin
menghindari suatu situasi komunikasi karena dia merasa takut disalahkan
atau diejek orang lain. Kalaupun dia harus terlibat dalam suatu diskusi ia
akan cenderung lebih banyak diam. Hakim (2002) berpendapat bahwa
orang yang tidak percaya diri selalu cemas dalam menghadapi persoalan
dengan tingkat kesulitan tertentu. Hankin (2005) mengemukakan secara
gamblang bahwa orang yang tidak percaya diri itu akan selalu khawatir
bahwa orang lain akan membayangkan hal terburuk tentang dirinya
sehingga ia berusaha untuk lebih menyenangkan orang lain daripada
menyuarakan pendapatnya sendiri. Orang yang tidak percaya diri juga
sering tidak menepati janji dan sering menunda-nunda pekerjaan serta
selalu mencemaskan kesalahannnya dimasa lalu dan kesalahan yang
mungkin terjadi sehingga ia tidak mampu menerima perubahan dalam
bentuk apapun maka ia selalu merasa gagal.
e. Kualifikasi sangat rendah
Dalam penelitian ini tidak ditemukan seorang novispun yang
mempunyai tingkat kepercayaan dirinya berkualifikasi sangat rendah. Hal
ini mungkin disebabkan oleh pembinaan secara terus menerus sejak para
novis ini masih berada di seminari menengah sehingga dalam perjalanan
66
waktu pribadi-pribadi ini mengalami perkembangan yang membawa
mereka kepada pemahaman akan rasa percaya diri itu.
Mengacu pada faktor penyebab dan akibat yang timbul maka peneliti
mengusulkan Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
kepercayaan diri para novis yang mempunyai kualifikasi rendah antara
lain: (1) memberi rasa aman, kepada setiap pribadi karena, jika orang
merasa aman maka mereka secara otomatis mengembangkan kemampuan
mereka serta berani mengambil resiko dan meningkatkan kesadaran
bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dan setiap orang
harus menjadi dirinya sendiri. (2) membimbing masing-masing pribadi
untuk mencapai tujuan yang realistic. (3) menjaga kesehatan, karena
orang yang sehat bisa dipastikan bahwa dalam hubungan social mendapat
lebih banyak pujian, perhatian, dorongan moral, bahkan kesempatan
sehingga masing-masing pribadi dapat berbangga dengan dirinya. (4)
memberika cinta tanpa syarat, artinya bahwa menghargai mereka karena
keadaan sesungguhnya bukan seharusnya yang diinginkan oleh orang lain
dan memperlakukan pribadi sebagaimana mestinya sehingga ia merasa
mendapat dukungan, dorongan dan kekuatan untuk berani memperbaiki
kekurangan diri. (5) membina hubungan, artinya bahwa orang perlu
mengalami dan dengan beraneka ragam hubungan dari yang paling dekat
sampai yang paling asing dan berkomunikasi secara empatik sehingga
pribadi merasa diterima, dicintai dan dihargai. (6) model peran, artinya
67
bahwa mengajar lewat contoh adalah cara paling efektif untuk
mengembangkan sikap dan ketrampilan social yang diperlukan untuk
percaya diri. (7) sumber daya, artinya bahwa kehidupan ini semakin
rumit, orang perlu memiliki sumber daya seperti buku, fasilitas olahraga,
alat musik dan lain sebagainya merupakan penyediaan kesempatan untuk
memajukan perkembangan kemampuan diri untuk memungkinkan orang
untuk memakai kekuatan atau memperbaiki kelemahan mereka. (8)
dukungan, artinya bahwa memberi dukungan kepada seseorang dapat
menyembuhkan trauma, luka dan kekecewaan. Hal ini sangat bergantung
pada jenis dukungan yang diberikan. (9) hadiah dalam arti usaha dan
jerih payah seseorang untuk mencapai suatu tujuan perlu mendapat
hadiah tidak perlu dalam bentuk barang tetapi dalam bentuk pujian yang
sewajarnya (Lindenfield, 1997).
Perkembangan setiap pribadi berbeda satu dengan yang lain,
perkembangan pribadi para novis bukan hanya bergantung dari para
pembina di novisiat tetapi lebih dari itu para novis sendiri perlu bersikap
terbuka pada setiap masukan, merefleksikan setiap bentuk pembinaan diri
khas SVD yang diberikan berupa rekoleksi, retret, lokakarya, yang dapat
membantu perkembangan seorang novis menjadi pribadi yang mandiri
dan bertanggung jawab terhadap setiap keputusan yang diambil. Usaha
yang dilakukan oleh para pembina di novisiat hanyalah sarana, apabila
digunakan dengan baik maka akan membawa hasil yang baik tetapi
68
apabila sarana itu tidak digunakan dengan baik maka sarana itu tidak
akan dapat meningkatkan kepercayaa dirinya.
2. Gradasi item yang paling tinggi dan paling rendah
Peneliti merasa perlu untuk membuat tabulasi skor masing-masing item
yang dapat menjadi data untuk mengusulkan program bimbingan yang cocok
untuk para novis tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun
2006/2007. Data tersebut disajikan dalam lampiran 7.
Dari hasil penelitian tersebut peneliti hanya membahas tiga peringkat
teratas dan tiga peringkat terbawah dari masing-masing item yang dijawab
oleh para novis SVD tahun II tahun 2006/2007. Peneliti mengambil tiga
peringkat teratas yaitu item 50,18,53 dan dari tiga peringkat terbawah yaitu
item 67,21,76. Peringkat atas Pertama: item 50 yang menanyakan tentang
relasi dengan pria maupun wanita karena hal itu dapat mendewasakan
panggilan. Pernyataan ini adalah pernyataan positif dan kemungkinan
jawaban terbanyak adalah “sangat sesuai” peneliti berpikir bahwa mungkin
para novis telah banyak dibekali dengan pengetahuan tentang pergaulan
sehingga mereka yakin bahwa relasi dengan siapa saja dapat membantu
mendukung panggilan sejauh relasi itu masih dalam batas yang wajar.
Kedua: item 18 yang menanyakan tentang ketidakmampuan melayani teman
yang mengalami kesulitan. Pernyataan ini adalah pernyataan negatif yang
kebanyakan menjawab “kurang sesuai” mungkin dipengaruhi oleh kehidupan
di novisiat yang merasa senasib sepenanggungan sehingga mereka
69
mengelolah suatu permasalahan dan bagaimana solusinya adalah tanggungan
bersama. Dalam usia antara 18-23 tahun mereka masing-masing mempunyai
permasalahannya sendiri-sendiri sehingga mereka saling membantu satu sama
lain apalagi permasalahan panggilan. Ketiga: item 53 yang menanyakan
tentang pengalaman hidup harian para novis yang semakin dikuasai oleh rasa
bersalah karena memilih hidup membiara. Pernyataan ini adalah pernyataan
negative dengan kemungkinan jawaban terbanyak adalah “kurang sesuai”
mungkin dipengaruhi oleh pembinaan yang terus menerus dan menggali
kedalaman hati sehingga motivasi hidup membiara mereka semakin
dimurnikan.
Peringkat bawah, Pertama: item 67 yang menanyakan tentang
ketergantungan pada orang lain dalam kehidupan para novis. Pernyataan ini
adalah pernyataan negative dengan kemungkinan jawaban yang terbanyak
adalah “sangat sesuai”. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kehidupan di
dalam Novisiat yang selalu berkelompok sehingga merek mempunyai
ketergantungan satu sama lain yang tidak mereka sadari bahwa
ketergantungan itu akan membuat pribadi tidak mandiri. Kedua: item 21
yang menanyakan tentang tidak menggunakan gerak tangan atau kepala
dalam menjelaskan suatu maksud. Pernyataan ini adalah pernyataan positif
dengan kemungkinan jawaban terbanyak adalah “kurang sesuai” Hal ini
mungkin dipengaruhi oleh kebiasaan atau karena kurang yakin pada apa yang
harus dikomunikasikan pada lawan bicara. Secara tidak sadar pribadi tidak
70
yakin akan kemampuannya. Ketiga: item 76 yang menanyakan tentang
bimbingan rohani yang mereka jalankan membuat mereka sadar bahwa
pilihan hidup bukan hanya melalui hidup membiara. Pernyataan ini adalah
pernyataan negative dengan kemungkinan jawaban terbanyak adalah “sangat
sesuai” Peneliti yakin bahwa saat pengisian kuesioner ini, para novis sedang
menjalankan masa votasi (penilaian antar teman) hal ini mungkin masih
dipengaruhi oleh rasa kurang percaya diri untuk mengikrarkan kaul-kaul
kebiaraan karena perjalanan panggilan membiara juga ditentukan oleh
penilaian dari teman seangkatan.
Peneliti tidak akan menguraikan satu persatu dari semua item tetapi
peneliti merekap hasil penelitian menurut ketiga aspek yang diteliti yaitu
aspek tingkah laku, aspek emosi dan aspek spiritual. Hasil penelitian ini
dijadikan dasar bagi usulan program bimbingan yang diperlukan untuk
meningkatkan kepercayaan diri para novis SVD tahun II sebagai jawaban atas
pertanyaan kedua yaitu “Apa saja usulan program bimbingan yang cocok
untuk meningkatkan kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat
Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007?” usulan program
tersebut dimuat pada bab V.
BAB V
PROGRAM BIMBINGAN KEPERCAYAAN DIRI
YANG PERLU DIBERIKAN KEPADA PARA NOVIS SVD TAHUN II
DI NOVISIAT SANG SABDA KUWU-RUTENG-FLORES
TAHUN 2006/2007
Dalam bab ini disajikan usulan program bimbingan kepercayaan diri yang
diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan diri para novis sebagai implikasi hasil
penelitian. Program bimbingan yang diusulkan mengacu pada hasil penelitian
tingkat kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda
Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007. Dalam hal ini peneliti mengusulkan 10 topik
bimbingan berdasarkan perolehan skor tiap item. Dari item-item tersebut diambil
32 item yang mempunyai skor paling rendah. Gradasi item disajikan dalam
lampiran 7.
Dalam penyusunan urutan topik bimbingan didasarkan pada urutan yang ada
pada aspek-aspek kepercayaan diri yaitu aspek tingkah laku, emosi dan spiritual.
Keputusan ini diambil bukan berarti mengabaikan item-item yang memiliki skor
tinggi. Diharapkan dari ke 10 topik pelatihan tersebut dapat mewakili tiga aspek
kepercayaan diri yang diteliti sehingga melalui bimbingan tersebut para novis
semakin merasa percaya diri.
Program bimbingan yang direncanakan ini akan dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan kelompok. Program ini juga membuka kemungkinan untuk
penyempurnaannya dan atau perubahan sesuai dengan program yang ditetapkan oleh
72
kongregasi. Untuk pelaksanaan program bimbingan ini dibutuhkan keterlibatan dan
kerja sama serta dukungan dari pihak provinsi, dewan novisiat dan para novis
sendiri. Diharapkan program ini dapat dilaksanakan pada saat para novis ini masih
berada di novisiat. Usulan program bimbingan kelompok disajikan dalam tabel 6.
73
TABEL 6
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM BIMBINGAN KEPERCAYAAN DIRI PARA NOVIS TAHUN II SOCIETAS VERBI DIVINI (SVD)
DI NOVISIAT SANG SABDA KUWU-RUTENG-FLORES TAHUN 2006/2007
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
1.
Para novis semakin menyadari kemampuan dirinya dan mengem-bangkan kemampuan itu semaksimal mungkin
Pengem-bangan diri. (item, 2, 6,8)
a. Memahami diri b. Mengerti cara diri berfungsi c. Memajukan dan mengelola diri sendiri d. Memper- baharui diri
2 jam
Pribadi-sosial
Ceramah Experiential learning Sharing Refleksi: (melihat diri pada waktu di novis I dan sekarang di novis II, setelah itu membuat perbandingan dalam dua tahun tersebut)
* Magister * Socius
• Vallet, Robert E. (1989).
Aku mengembangkan diriku. Jakarta: Cipta Loka Caraka.
• De Sato, Anthony. (2005). Perbaikan diri. Yogyakarta: Sahabat Setia
• Martha Mary McGaw, CSJ. (1986) 60 cara mengembangkan diri. Yogyakarta: Kanisius.
74
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
2.
Para novis semakin mampu mencari solusi yang tepat terhadap permasa-lahan yang dihadapi
Teknik memecahkan masalah. (item, 10,19)
a. Cara-cara pemecahan masalah b. Sikap yang baik untuk memecah- kan masalah c. Manfaat pemecahan masalah
2 jam
Pribadi-Sosial
Ceramah Tanya jawab Pemberian tugas: (memberikan kasus fiktif untuk dipecahkan secara berkelompok)
* Konselor (Br. Dede Kleden,SVD) * P. Kalix, SVD
• Sinurat, R.H.Dj. (1999).
Reader Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta, Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Sanata Dharma.
• Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologi. Yogyakarta: Kanisius
75
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
3.
Para novis semakin mampu menjadi diri sendiri
Kemandirian (item, 20,21,22,24)
a. Mengenal ciri- kepribadian mandiri b. Kaum muda dan era modernisasi c. Manusia demi manusia lain
2 jam
Pribadi
Ceramah Permainan Sharing Pemberian tugas: (mewawan-carai seseorang yang dianggap berhasil dalam tugas dan dipresentasi-kan )
* P. Magister * Socius * Pembina Unit
• Widarso, Wishnubroto.
(2005). Sukses mengembangkan rasa percaya diri. Jakarta: Gramedia Widiasaranaq Indonesia
• Budiraharjo Paulus. (1997). Mengenal teori kepribadian mutakhir. Yogyakarta: Kanisius
• Drost. J.SJ. (1993). Menjadi Pribadi dewasa dan mandiri. Yogyakarta: Kanisius.
76
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
4.
Para novis semakin mampu mengenal perasaan sendiri
Mengelolah perasaan (item, 28,29,30,31)
a. Mengenal emosi diri dan Orang lain serta pengaruhnya terhadap pikiran b. Bersifat asertif dalam pergaulan c. Ketenangan Vs hiburan
2 jam
Pribadi
Ceramah Permainan Sharing Tanya jawab
* Tim AJS Provinsi * Magister * Pembina Unit
• Hankin, Sheenah. Ph.D.
(2005). Strategi untuk meningkatkan rasa percaya diri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
• Alex.L. (1983). Menemukan diri. Yogyakarta: Kanisius.
• Segal, Jeane (2000). Melejitkan kepekaan Emosional. Bandung: Kaifa
77
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
5.
Para novis semakin mampu mengung-kapkan perasaan secara jujur
Ungkapan Perasaan (item, 34,35)
a. Macam-macam perasaan b. Kapan perasaan itu muncul c. Pentingnya mengungkapkan perasaan d. Cara meng- ungkapkan perasaan secara verbal dan non verbal
2 jam
Pribadi
Emaus: (sharing bersama seorang teman) Hasil sharing dibuat dalam bentuk refleksi
* Tim Ret-ret Provinsi SVD
• Alex.L. (1983).
Menemukan diri. Yogyakarta: Kanisius.
• Segal, Jeane (2000). Melejitkan kepekaan Emosional. Bandung: Kaifa
6.
Para novis semakin mengenal kejujuran dalam segala hal
Keterbukaan (item, 42,43,48)
a. Mengapa takut bersikap terbuka? b. Membangun kepercayaan
2 jam
Pribadi-Sosial
Konferensi: Para novis diberi kesempatan untuk mengkritik situasi sosial di novisiat.
* Magister * Socius
• Kent, Karol. (2006).
Menaklukkan Rasa Takut. Yogyakarta: Andi
• Graham, Stedman (2004). I Can do it. Bandung: Kaifa
78
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
7.
Para novis semakin menyadari misteri alam.
Belajar dari alam (item, 54,56,57, 59,61)
a. Kesadaran akan kekuatan alam semesta b. Pengamatan terhadap kekuatan alam c. Temukan rahasia alam
2 jam
Pribadi-sosial
Camping dengan kegiatan meditasi alam
* Tim Pembina Novis
• Angelis De Barbara
Ph.D (2003). Percaya diri sumber sukses dan kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
• Dister, Nico Syukur. OFM.Dr. (1985). Filsafat Agama Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.
79
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
8.
Para novis semakin mampu menginter-pretasikan segala peristiwa/ kejadian dalam hidup
Peng-alaman hidup (item,63, 65,67)
a. Menangkap kebenaran hakiki b. Pengalaman pribadi sebagai anugerah
2 jam
Pribadi-sosial
Experiential learning Permainan Sharing
* Magister * P. Yan Juang Tukan, SVD
• Angelis Barbara De, Ph.D
(2003). Percaya diri sumber sukses dan kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
• Dister, Nico Syukur. OFM.Dr. (1985). Filsafat Agama Kristiani. Yogyakarta: Kanisius
80
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
9.
Para novis semakin peka mengenal hati nurani sendiri
Hati nurani (item, 69,70,72, 75,76)
a. Pertimbangan epistemologis (teori- pengetahuan) b. Jalan hati nurani -pengenalan akan adanya Allah -Presumsi mengenai wahyu khusus
2 jam
Pribadi
Ceramah Permainan Sharing secara berkelompok dan temukan kepekaan hati
* P. Yan Juang Somi,SVD * P. Kalix, SVD
• Kieser, Bernhard.
SJ.Dr. (1987). Moral dasar, Kaitan Iman dan Perbuatan. Yogyakarta: Kanisius
• Dister, Nico Syukur. OFM.Dr. (1985). Filsafat Agama Kristiani. Yogyakarta: Kanisius
81
Materi Bimbingan
No
Tujuan Umum
Topik Sub Topik
Waktu
Bidang
Bimbingan
Metode
Pembimbing
Sumber
10.
Para Novis diajak untuk mengenal karya misi SVD
Pembentukan Misioner
a. Pembentukan misioner SVD b. Internasio- nalitas dan identitas SVD c. Kasanah missioner baru d. Proses pembentukan mutu kehidupan
2 jam
Pribadi-sosial
Para novis mengadakan katekese umat secara berkelompok pada malam minggu di setiap awal bulan
* Magister * Tim pembina novisiat
• Prior, John. M. SVD.
dkk. (2004). Pembentukan untuk karya Perutusan. Ende: Nusa indah.
• Konstitusi Societas Verbi Divini (SVD). 1983. Edisi revisi. Roma
BAB VI
RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN
Dalam bab ini disajikan ringkasan, kesimpulan dan saran. Bagian ringkasan
mencakup perumusan masalah, metodologi penelitian dan hasil penelitian. Bagian
kesimpulan memuat kesimpulan hasil penelitian. Bagian saran memuat saran-saran
untuk pemimpin novis, para pembina di Novisiat dan para peneliti lain.
A. Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kepercayaan diri
para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores
tahun 2006/2007. Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah tingkat kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat
Sang sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007?
2. Apa saja usulan program bimbingan yang cocok untuk meningkatkan
kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda
Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007?
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode survei. Subyek penelitian adalah para novis SVD tahun II di Novisiat
Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007. Para novis tahun II ini
berjumlah 47 orang dan usia mereka antara 18-23 tahun. Penelitian ini adalah
penelitian populasi karena semua responden dijadikan sumber data.
83
Prosedur pengumpulan data meliputi dua tahap, yaitu: (1) tahap persiapan,
meliputi kegiatan menyusun proposal, menyusun kuesioner dan mengadakan uji
coba alat di Novisiat SVD St. Yosef Nenuk-Atambua-Timor untuk mengetahui
tingkat validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian, (2) tahap pengisian
kuesioner untuk penelitian diawasi langsung oleh peneliti sendiri.
Instrumen pengumpulan data adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti
sendiri. Alat tersebut memuat aspek-aspek kepercayaan diri. Aspek-aspek
tersebut adalah sebagai berikut: (1) kepercayaan diri pada aspek tingkah laku
(2) kepercayaan diri pada aspek emosi, (3) kepercayaan diri pada aspek spiritual.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(1) mentabulasikan skor kepercayaan diri, (2) perhitungan frekuensi,
(3) persentase data, (4) penentuan kualifikasi kepercayaan diri berdasarkan
Penilaian Acuan Patokan Tipe I (PAP Tipe I). Penggolongan kualifikasi
kepercayaan diri adalah sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah.
Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut: di antara para novis SVD
tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flotes tahun 2006/2007 tidak ada
yang mempunyai kepercayaan diri berkualifikasi “sangat tinggi”, 18 orang novis
(38,30%) mempunyai kepercayaan diri berkualifikasi “tinggi”, 19 orang novis
(40,42%) mempunyai kepercayaan diri berkualifikasi “cukup”, 10 orang novis
(21,28%) mempunyai kepercayaan diri berkualifikasi “rendah” dan tidak ada
seorang novispun yang mempunyai kepercayaan diri berkualifikasi “sangat
rendah”.
84
Topik-topik bimbingan yang diusulkan mengacu pada hasil penelitian tingkat
kepercayaan diri para novis SVD tahun II di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-
Flores tahun 2006/2007. Dalam hal ini peneliti mengusulkan 10 topik bimbingan
yang diambil dari 32 item skor yang rendah. Dalam penyusunan urutan topik
bimbingan didasarkan pada urutan yang ada pada aspek kepercayaan diri yaitu
tingkah laku, emosi dan spiritual. Kesepuluh topik bimbingan itu adalah:
(1) Pengembangan diri ( item 2,6,8), (2) teknik memecahkan masalah
(item 10,19), (3) kemandirian (item 20,21,22,24), (4) mengelola perasaan
(item 28,29,30,31), (5) ungkapan perasaan (item 34,35), (6) keterbukaan
(item 42,43,48), (7) belajar dari alam (item 54,56,57,59,61), (8) pengalaman
hidup (item 63,65,67), (9) hati nurani (69,70,71,72,75,76), (10) pembentukan
missioner.
Program bimbingan yang direncanakan ini akan dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan kelompok. Program ini juga membuka kemungkinan untuk
penyempurnaannya dan atau perubahan sesuai dengan program yang ditetapkan
oleh kongregasi. Untuk pelaksanaan program bimbingan ini dibutuhkan
keterlibatan dan kerja sama serta dukungan dari pihak provinsi, dewan novisiat
dan para novis sendiri.
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47 orang novis tahun II
di Novisiat Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007 dan pembahasan
ini ditunjukan oleh data sebagai berikut: 18 orang novis (38,30%) mempunyai
85
tingkat kepercayaan diri tinggi, 19 orang novis (40,42%) mempunyai tingkat
kepercayaan diri cukup, 10 orang novis (21,28%) mempunyai tingkat
kepercayaan diri rendah. Tingkat kepercayaan diri para novis tahun II di Novisiat
Sang Sabda Kuwu-Ruteng-Flores tahun 2006/2007 belum setinggi yang
diharapkan dan masih perlu ditingkatkan.
C. Saran-saran
1. Bagi Pimpinan Novis (magister)
a. Hendaknya pimpinan novis mencari informasi dan memberi
kesempatan kepada para pendamping untuk lebih meningkatkan
profesionalitas dengan mengikuti seminar, lokakarya dan diskusi-
diskusi tentang bidang bimbingan dan pembentukan khususnya
tentang peningkatan kepercayaan diri para novis.
b. Hendaknya menyediakan sarana dan program yang mendukung
pelaksanaan program bimbingan seperti yang diusulkan dalam skripsi
ini, demi meningkatkan kepercayaan diri para novis. Program
bimbingan hendaknya dilebur dalam program tahunan novisiat dan
dilaksanakan secara berkala sejak para novis itu memulai tahun
kanoniknya sampai pada tahun misionernya.
2. Bagi para pembina atau pendamping
a. Para pembina atau pendamping hendaknya memberi pembinaan atau
pendampingan secara berkala khususnya pendampingan secara
86
individu dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini agar setiap
pribadi semakin menunjukan rasa percaya dirinya.
b. Para pembina atau pendamping hendaknya merealisasikan program
bimbingan yang diusulkan dalam skripsi ini dan mengadakan
perbaikan atau penyempurnaan program apabila dalam pelaksanaan
ditemukan kelemahan-kelemahan dalam program tersebut.
3. Bagi peneliti lain
a. Dalam mengadaptasi instrumen skala penelitian tingkat kepercayaan
diri, hendaknya berkonsultasi dengan para ahli dibidang psikologi,
bimbingan dan konseling, bahasa indonesia dan budaya setempat, agar
pernyataan item sesuai atau mengena pada sasaran.
b. Mengingat pentingnya rasa percaya diri, peneliti lain diharapkan
mengadakan penelitian tentang pokok yang sama tetapi melihatnya
dari aspek yang berbeda agar setiap hasil penelitian saling melengkapi.
87
DAFTAR PUSTAKA
Angelis, Barbara De. 2003. Confidence. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama
Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
-------------------- 1992. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Kedua. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Predana Media
Borneman. 1981. Sejarah Serikat Sabda Allah. Ende: Arnoldus
Davies, Philippa. 2004.Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Yogyakarta:
Torrent Books
Djawa, Hendrik. Marcel Beding. John Dami Mukese. 1990. Dalam Terang
Pelayanan Sabda. Ende: Nusa Indah
Dokumen Kapitel Provinsi SVD Ende XIII. 1988. Ende: Arnoldus
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Hadi, Sutrisno. 1990. Analisis Butir Instrumen, Angket, Tes dan Skala nilai dengan
BASICA. Yogyakarta: Andi Ofset.
Hall Calvin S. & Gardner Lindzey. 1993. Theories of Personality. Yogyakarta:
Kanisius
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara
88
Hankin, Sheenah. 2005. Strategi untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Heuken, A. SJ. 1993. Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Cipta Loka Cara
Kitab Hukum Kanonik. 1991. Jakarta: Obor
Iswidharmanjaya, Deri. Gregorius Agung. Psycholastic, 2004. Satu Hari Menjadi
Lebih Percaya Diri. Jakarta:Gramedia.
King, Lary. 2002. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja dan Dimana Saja. Jakarta:
P.T. Gramedia Pustaka Utama.
Lembaga Alkitab Indonesia. 1994. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia
Lie, Anita. 2003. 101 Cara untuk Menumbuhkan Percaya Diri Anak. Jakarta:
P.T. Elex Media Komputindo
Lindenfield, Gael. 1997. Mendidik Anak agar Percaya Diri. Jakarta: Arcan
Mardalis. 1989. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius
Moeliono, Anton. M. Zakaria Idris. Taya Paembanan. F Sitanggang. 1988.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Perry, Martin . 2005. Confidence Boosters. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama
Prasetyo Mardi, F. SJ. 2001. Tugas Pembinaan Demi Mutu Hidup Bakti.
Yogyakarta: Kanisius.
Santrock, John.W. 2003. Adolescence. Jakarta: Erlangga.
Sermada, Donatus. SVD. 2005. Spiritualitas Formasi dan Misi. Malang: Dioma.
89
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2003. Materi Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Mutiara
Syukur Dister, Nico. OFM. 1985. Filsafat Agama Kristiani. Yogyakarta: Kanisius
Tim Perumus SVD. 1983. Konstitusi Societas Verbi Divini (SVD).
Edisi revisi. Roma
---------------- Seri Dokumen SVD Mengikuti Sang Sabda. 1996. Roma
Widarso, Wishnubroto. 2005. Sukses Membangun Rasa Percaya Diri. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Widodo, Bernadi D. 2002. Tingkat kepercayaan diri mahasiswa semester atas
dalam mengikuti perkuliahan mahasiswa semester bawah
pada mahasiswa psycologi Univerrsitas Sanata Dharma
(Skripsi) Tidak diterbitkan: Universitas Sanata Dharma
Winarsunu, Tulus. 2002. Statistik Dalam Penelitian Psikologi Pendidikan.
Malang: UMM Pres.
90
KUESIONER TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PARA NOVIS TAHUN II DI NOVISIAT SANG SABDA
KUWU – RUTENG – FLORES TAHUN 2006/2007
Kuesioner ini bertujuan untuk mengungkap kepercayaan diri para novis II berdasarkan pengalaman yang dialami oleh masing-masing pribadi. Para novis diharapkan untuk menjawab pernyataan-pernyataan di bawah ini secara jujur, sesuaia dengan pengalaman anda sendiri. Kuesioner ini tidak bermaksud menyelidik dan memberi penilaian kepada para novis, juga tidak berpengaruh terhadap kelangsungan panggilan sebagai biarawan misionaris. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Bacalah pernyataan kuesioner dengan teliti ! 2. Pilihlah salah satu jawaban dari empat kemungkinan jawaban yaitu:
• Sangat sesuai (SS) • Sesuai (S) • Agak sesuai (AS) • Kurang sesuai (KS)
3. Berilah tanda cek (√) pada kolom jawaban yang anda pilih ! 4. Apabila anda keliru menjawab, berilah tanda silang (X) pada jawaban yang keliru, dan pilihlah jawaban baru yang anda anggap tepat !
Terima kasih atas kesediaan anda menjawab kuesioner ini. Selamat mengerjakannya. Identitas: Usia :…………………………………….. Daerah Asal : ……………………………………. Pendidikan Terakhir :…………………………………….. Hari / tanggal Pengisian Kuesioner :……………………………………..
91
No PERNYATAAN
SS S AS KS
1 Saya berjuang untuk menunjukan potensi diri saya agar saya dapat mencapai cita-cita dan harapan.
2 Saya menyelesaikan pekerjaan saya tepat pada waktunya.
3 Saya berusaha mengerjakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada saya
4 Saya bertanggung jawab bila kedapatan melanggar aturan.
5 Jika saya terpilih jadi pemimpin dalam kelompok maka saya akan menolak karena saya merasa tidak mampu memimpin.
6 Saya sering menunda-nunda pekerjaan.
7 Saya secara terpaksa mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan kepada saya karena saya merasa kurang mampu.
8 Saya mencari alasan kalau saya kedapatan melanggar aturan.
9 Saya mengikuti aturan harian secara terpaksa karena saya takut dinilai jelek.
10 Saya berani mengatakan kepada teman atau pembimbing tentang masa lalu saya.
11 Saya mempersalahkan para pembina dan teman-teman jika sesewaktu panggilan saya harus terhenti.
12 Saya berusaha menutup-nutupi masa lalu saya karena hal itu sangat berpengaruh pada panggilan saya.
13 Saya menghargai teman yang mendapat nilai yang bagus melebihi saya.
14 Jika ada orang yang menganggap rendah karya saya maka saya tetap berkarya karena saya ingin mengembangkan diri.
15 Saya menutup diri terhadap orang lain jika harapan saya tidak terwujud.
16 Jika ada orang yang menganggap rendah karya saya maka saya menghentikan segala aktifitas yang berhubungan dengan karya itu.
92
17 Saya sungguh-sungguh mendengarkan orang-orang yang menceritakan masalahnya kepada saya.
18 Saya tidak mampu melayani teman yang mengalami kesulitan.
19 Saya siap, ketika diminta untuk berbicara di depan umum.
20 Saya merasa rileks ketika saya berbicara di depan umum.
21 Saya tidak menggunakan gerak tangan atau kepala untuk memperjelas suatu maksud ketika saya sedang bicara.
22 Saya menatap audiens secara merata ketika saya sedang bicara di depan umum.
23 Saya merasa tersiksa ketika berbicara di depan umum.
24 Saya merasa kaku dan hilang semua konsep yang sudah saya siapkan ketika saya berbicara di depan umum.
25 Saya mempunyai kebiasaan melihat ke langit-langit atau ke lantai ketika berbicara di depan umum.
26 Jika saya sedang cemas maka saya berusaha untuk menenangkan diri.
27 Saya mengabaikan pujian orang karena saya merasa tidak pantas menerimanya.
28 Jika saya sedang cemas maka semua aktifitas saya hentikan.
29 Saya menyisihkan waktu saya untuk membantu teman yang mengalami persoalah hidup.
30 Saya membantu teman untuk melewati kesedihan secepatnya sehingga dapat melangkah kepada sesuatu yang lebih baik.
31 Saya membantu teman yang bermasalah untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya.
32 Saya enggan membantu teman yang mengalami persoalan dalam komunitas karena takut dianggap bersekongkol.
93
33 Saya jarang membantu teman yang bersedih karena waktunya habis untuk menyelesaikan masalah.
34 Jika saya gagal mencapai suatu tujuan maka saya berusaha untuk tetap optimis dan mencoba lagi.
35 Jika saya gagal mencapai suatu tujuan maka saya merasa sangat sedih dan mempersalahkan diri.
36 Saya merasa tidak berharga berada diantara teman-teman yang mempunyai latar belakang ekonomi yang baik.
37 Saya merasa bahwa pergaulan dengan lawan jenis dapat menghambat panggilan saya.
38 Saya sering mengingatkan diri saya bahwa saya masih dalam masa pembentukan sehingga saya harus mentaati aturan demi perkembangan diri saya.
39 Bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi saya.
40 Saya tidak dapat bekerja sama dalam kelompok karena saya kurang yakin atas kemampuan saya.
41 Saya tidak dapat bersikap ramah terhadap orang yang belum saya kenal karena saya takut kalau mereka memanfaatkan saya.
42 Jika saya ditolak oleh teman-teman maka saya akan menerima penolakan itu dan tetap menjadi diri sendiri.
43
Saya tetap merasa optimis dan tenang bila dijauhi oleh teman-teman.
44 Saya mampu menyimpan rahasia jika ada orang yang menceriterakan rahasianya kepada saya.
45 Saya merasa bahwa sikap memahami dan mengerti orang lain sangat bermanfaat bagi panggilan saya.
94
46 Saya tidak mampu menyimpan rahasia karena saya sendiri merasa terbebani oleh rahasia itu.
47 Saya merasa bahwa tidak perlu terlalu memahami perasaan orang lain karena terkadang mereka tidak membutuhkan pemahaman dari saya.
48 Saya menunjukan simpati ketika berhadapan dengan orang yang baru saya kenal.
49 Saya berusaha untuk menghindar ketika berhadapan dengan orang yang baru saya kenal.
50 Saya mempunyai relasi yang wajar baik dengan pria maupun wanita, karena hal itu dapat mendewasakan panggilan saya.
51 Saya merasa bahwa pengalaman hidup harian saya semakin mendewasakan saya dalam bersikap dan bertindak.
52 Saya merasa bahwa sikap berkorban demi orang lain merupakan hal yang bermanfaat bagi panggilan saya.
53 Saya merasa bahwa pengalaman hidup harian saya semakin dikuasai oleh rasa bersalah karena memilih jalan hidup membiara.
54 Saya Selalu memberi tempat pada keindahan dan kesenian karena hal itu memberi inspirasi bagi saya.
55 Saya selalu mensyukuri pengalaman hidup harian yang berhubungan dengan alam karena saya yakin itu adalah karya Allah.
56 Setiap kali saya menghirup udara segar, saya selalu mengagumi karya Allah
57 Meditasi di alam terbuka membuat saya semakin mensyukuri karya besar Allah.
58 Saya mudah menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan yang saya tempati.
59 Saya kurang menyadari pengalaman kecil sebagai karya Allah
95
60 Saya kurang menyadari bahwa alam semesta ini adalah kuasa Yang Ilahi.
61 Saya sulit sekali menerima perubahan yang mendadak.
62 Saya selalu percaya bahwa segala sesuatu pasti ada waktunya.
63 Saya percaya bahwa kebijaksanaan seseorang belum tentu dipengaruhi oleh usia.
64 Bagi saya, pengalaman baru adalah hal yang sangat menyulitkan.
65 Saya percaya bahwa kebijaksanaan ditentukan oleh usia seseorang.
66 Saya tidak menemukan arah yang jelas dalam hidup saya.
67 Saya menyadari bahwa saya bergantung pada orang lain dalam perjalanan hidup saya.
68 Saya mengikuti ibadat bacaan, vespere dan completorium dengan kesadaran penuh.
69 Saya melakukan doa rosario dengan tekun dan teratur
70 Saya merasa bahwa ibadat jalan salib memperteguh semangat saya sebagai biarawan.
71 Saya yakin bahwa perayaan ekaristi semakin memperteguh iman saya.
72 Saya mampu menerapkan sabda Allah dalam sikap dan perbuatan saya setiap hari.
73 Saya mengikuti semua kegiatan doa karena aturan yang mengikat.
74 Saya sulit sekali melakukan pengakuan dosa
75 Perayaan ekaristi terkadang kurang saya hayati.
76 Bimbingan rohani yang saya jalankan membuat saya sadar bahwa pilihan hidup bukan hanya menjadi biarawan.
77 Sikap dan tingkah laku saya setiap hari kurang menunjukkan bahwa saya adalah pewarta sabda.
96
78 Saya memilih hidup membiara karena saya merasa terpanggil.
79 Saya memilih hidup membiara karena saya ingin membahagiakan orang tua saya.
Periksalah kembali jawaban anda dan pastikan bahwa tidak ada item yang terlewatkan.
TERIMA KASIH
97
HASIL ANALISIS UJI VALIDITAS PER ASPEK
Aspek tingkah laku
NO.ITEM PARAMETER HASIL HITUNG
KEPUTUSAN
1 Pearson Correlation 0.327 Valid Sig. (2-tailed) 0.055 N 35 2 Pearson Correlation 0.120 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.492 N 35 3 Pearson Correlation 0.299 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.081 N 35 4 Pearson Correlation 0.595 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35 5 Pearson Correlation 0.302 Valid Sig. (2-tailed) 0.078 N 35 6 Pearson Correlation 0.363 Valid Sig. (2-tailed) 0.032 N 35 7 Pearson Correlation 0.263 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.127 N 35 8 Pearson Correlation 0.194 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.265 N 35 9 Pearson Correlation 0.463 Valid Sig. (2-tailed) 0.005 N 35
10 Pearson Correlation 0.224 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 196 N 35
11 Pearson Correlation 0.473 Valid Sig. (2-tailed) 0.004 N 35
12 Pearson Correlation 0.526 Valid Sig. (2-tailed) 0.001
98
N 35 13 Pearson Correlation 0.553 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
14 Pearson Correlation 0.465 Valid Sig. (2-tailed) 0.005 N 35
15 Pearson Correlation 0.213 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.219 N 35
16 Pearson Correlation 0.290 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.091 N 35
17 Pearson Correlation 0.430 Valid Sig. (2-tailed) 0.010 N 35
18 Pearson Correlation 0.095 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.587 N 35
19 Pearson Correlation 0.442 Valid Sig. (2-tailed) 0.008 N 35
20 Pearson Correlation 0.401 Valid Sig. (2-tailed) 0.017 N 35
21 Pearson Correlation 0.432 Valid Sig. (2-tailed) 0.010 N 35
22 Pearson Correlation 0.261 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.129 N 35
23 Pearson Correlation 0.076 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.666 N 35
24 Pearson Correlation 0.405 Valid Sig. (2-tailed) 0.016 N 35
25 Pearson Correlation 0.196 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.258 N 35
26 Pearson Correlation 0.210 Tidak Valid
99
Sig. (2-tailed) 0.225 N 35
27 Pearson Correlation 0.498 Valid Sig. (2-tailed) 002 N 35
28 Pearson Correlation 0.381 Valid Sig. (2-tailed) 0.024 N 35
29 Pearson Correlation 0.289 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.093 N 35
30 Pearson Correlation 0.328 Valid Sig. (2-tailed) 0.054 N 35
31 Pearson Correlation 0.247 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.152 N 35
32 Pearson Correlation 0.320 Valid Sig. (2-tailed) 0.061 N 35
33 Pearson Correlation 0.205 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.238 N 35
34 Pearson Correlation 0.297 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.084 N 35
101 Pearson Correlation 0.665 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
102 Pearson Correlation 0.782 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
103 Pearson Correlation 0.301 Valid Sig. (2-tailed) 0.079 N 35
104 Pearson Correlation 0.537 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
105 Pearson Correlation 0.713 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
100
106 Pearson Correlation 0.567 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
107 Pearson Correlation 0.271 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.115 N 35
108 Pearson Correlation 0.692 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
Aspek Emosi
35 Pearson Correlation 0.298 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.082 N 35
36 Pearson Correlation 0.369 Valid Sig. (2-tailed) 0.029 N 35
37 Pearson Correlation 0.386 Valid Sig. (2-tailed) 0.022 N 35
38 Pearson Correlation 0.472 Valid Sig. (2-tailed) 0.004 N 35
39 Pearson Correlation 0.185 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.287 N 35
40 Pearson Correlation 0.644 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
41 Pearson Correlation -0.018 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.919 N 35
42 Pearson Correlation 0.258 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.134 N 35
43 Pearson Correlation 0.268 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.119
101
N 35 44 Pearson Correlation 0.317 Valid Sig. (2-tailed) 0.064 N 35
45 Pearson Correlation 0.439 Valid Sig. (2-tailed) 0.008 N 35
46 Pearson Correlation 0.524 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
47 Pearson Correlation 0.301 Valid Sig. (2-tailed) 0.079 N 35
48 Pearson Correlation 0.066 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.705 N 35
49 Pearson Correlation 0.505 Valid Sig. (2-tailed) 0.002 N 35
50 Pearson Correlation 0.435 Valid Sig. (2-tailed) 0.009 N 35
51 Pearson Correlation 0.372 Valid Sig. (2-tailed) 0.028 N 35
52 Pearson Correlation 0.425 Valid Sig. (2-tailed) 0.011 N 35
53 Pearson Correlation 0.458 Valid Sig. (2-tailed) 0.006 N 35
54 Pearson Correlation 0.510 Valid Sig. (2-tailed) 0.002 N 35
55 Pearson Correlation -0.032 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.856 N 35
56 Pearson Correlation 0.054 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.756 N 35
57 Pearson Correlation 0.468 Valid
102
Sig. (1-tailed) 0.005 N 35
58 Pearson Correlation 0.448 Valid Sig. (2-tailed) 0.007 N 35
59 Pearson Correlation 0.511 Valid Sig. (2-tailed) 0.002 N 35
60 Pearson Correlation 0.400 Valid Sig. (2-tailed) 0.017 N 35
61 Pearson Correlation 0.456 Valid Sig. (2-tailed) 0.006 N 35
62 Pearson Correlation 0.191 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.271 N 35
63 Pearson Correlation 0.305 Valid Sig. (2-tailed) 0.075 N 35
64 Pearson Correlation 0.221 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.202 N 35
109 Pearson Correlation 0.498 Valid Sig. (2-tailed) 0.002 N 35
110 Pearson Correlation 0.541 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
111 Pearson Correlation 0.402 Valid Sig. (2-tailed) 0.017 N 35
112 Pearson Correlation 0.552 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
113 Pearson Correlation 0.561 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
114 Pearson Correlation -0.224 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.196 N 35
103
115 Pearson Correlation 0.305 Valid Sig. (2-tailed) 0.075 N 35
116 Pearson Correlation -0.190 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.274 N 35
117 Pearson Correlation 0.535 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
118 Pearson Correlation 0.287 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.094 N 35
119 Pearson Correlation 0.437 Valid Sig. (2-tailed) 0.009 N 35
120 Pearson Correlation 0.154 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.377 N 35
Aspek Spiritual
65 Pearson Correlation 0.532 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
66 Pearson Correlation 0.506 Valid Sig. (2-tailed) 0.002 N 35
67 Pearson Correlation 0.400 Valid Sig. (2-tailed) 0.017 N 35
68 Pearson Correlation 0.546 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
69 Pearson Correlation 0.287 Valid Sig. (2-tailed) 0.095 N 35
70 Pearson Correlation 0.354 Valid Sig. (2-tailed) 0.037
104
N 35 71 Pearson Correlation 0.000 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
72 Pearson Correlation 0.368 Valid Sig. (2-tailed) 0.029 N 35
73 Pearson Correlation 0.315 Valid Sig. (2-tailed) 0.065 N 35
74 Pearson Correlation 0.270 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.116 N 35
75 Pearson Correlation 0.197 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.257 N 35
76 Pearson Correlation 0.490 Valid Sig. (2-tailed) 0.003 N 35
77 Pearson Correlation 0.266 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.122 N 35
78 Pearson Correlation 0.521 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
79 Pearson Correlation 0.541 Valid Sig. (2-tailed) 0.001 N 35
80 Pearson Correlation 0.263 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.127 N 35
81 Pearson Correlation 0.213 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.219 N 35
82 Pearson Correlation 0.336 Valid Sig. (2-tailed) 0.049 N 35
83 Pearson Correlation 0.251 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.146 N 35
84 Pearson Correlation 0.317 Valid
105
Sig. (2-tailed) 0.063 N 35
85 Pearson Correlation 0.592 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
86 Pearson Correlation 0.424 Valid Sig. (2-tailed) 0.011 N 35
87 Pearson Correlation 0.573 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
88 Pearson Correlation 0.711 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
89 Pearson Correlation 0.465 Valid Sig. (2-tailed) 0.005 N 35
90 Pearson Correlation 0.399 Valid Sig. (2-tailed) 0.0.018 N 35
91 Pearson Correlation 0.286 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.096 N 35
92 Pearson Correlation 0.587 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
93 Pearson Correlation 0.648 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
94 Pearson Correlation 0.000 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
95 Pearson Correlation 0.330 Valid Sig. (2-tailed) 0.053 N 35
96 Pearson Correlation 0.481 Valid Sig. (2-tailed) 0.003 N 35
97 Pearson Correlation 0.444 Valid Sig. (2-tailed) 0.008 N 35
106
98 Pearson Correlation 0.669 Valid Sig. (2-tailed) 0.000 N 35
99 Pearson Correlation 0.442 Valid Sig. (2-tailed) 0.008 N 35
100 Pearson Correlation 0.453 Valid Sig. (2-tailed) 0.006 N 35
107
RELIABILITAS UJI COBA KUESIONER GANJIL-GENAP
Subjek X Y X2 Y2 XY 1 173 165 29929 27225 28545 2 207 203 42849 41209 42021 3 207 206 42849 42436 42642 4 212 210 44944 44100 44520 5 204 197 41616 38809 40188 6 205 206 42025 42436 42230 7 227 213 51529 45369 48351 8 220 218 48400 47524 47960 9 194 199 37636 39601 38606
10 207 205 42849 42025 42435 11 218 194 47524 37636 42292 12 200 187 40000 34969 37400 13 185 197 34225 38809 36445 14 230 212 52900 44944 48760 15 198 191 39204 36481 37818 16 193 190 37249 36100 36670 17 219 213 47961 45369 46647 18 206 198 42436 39204 40788 19 182 170 33124 28900 30940 20 212 209 44944 43681 44308 21 201 200 40401 40000 40200 22 187 191 34969 36481 35717 23 206 192 42436 36864 39552 24 214 206 45796 42436 44084 25 188 191 35344 36481 35908 26 222 222 49284 49284 49284 27 219 218 47961 47524 47742 28 187 185 34969 34225 34595 29 194 190 37636 36100 36860 30 197 209 38809 43681 41173 31 206 184 42436 33856 37904 32 214 217 45796 47089 46438 33 193 184 37249 33856 35512 34 182 171 33124 29241 31122 35 205 185 42025 34225 37925
Jumlah
7114
6928
1452428
1378170
1413582
108
RANGKUMAN SKOR UJI COBA
DI NOVISIAT ST.YOSEF NENUK -ATAMBUA –TIMOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 1 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 1 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 6 3 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 2 4 8 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 9 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 10 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4 11 4 4 4 3 4 4 4 2 4 1 2 4 4 4 4 4 4 12 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 13 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 1 4 2 3 4 4 4 14 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 15 4 1 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 16 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 17 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 3 3 18 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 19 2 4 4 1 4 3 4 3 2 2 1 2 2 3 4 4 4 20 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 21 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 22 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 23 4 3 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 24 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 25 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 26 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 27 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 28 3 2 4 2 4 3 2 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 29 3 4 4 3 4 4 2 2 4 2 3 4 2 2 4 4 3 30 4 3 4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 31 4 3 3 3 3 2 3 1 4 2 3 3 3 3 4 4 3 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 4 3 3 1 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 34 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 1 35 4 4 1 2 2 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 4 130 117 131 95 125 116 121 117 132 119 92 127 110 127 124 124 119
109
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 2 1 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 1 4 4 4 3 1 3 3 4 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 3 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 4 2 4
86 136 132 115 111 108 124 138 124 127 135 120 122 119 127 137 112 112
110
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 1 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 1 2 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 1 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 3 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 1 3 4 3 4 1 4 2 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 1 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 4 2 2 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 1 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 4 4 2 4 3 4 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 2 3 4 1 1 4 3 4 4 3 1 3 2 4 4 2 1 4 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4
122 113 107 112 117 116 130 109 105 117 135 133 127 133 122 100 100 114
111
54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 1 3 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 3 4 4 2 1 2 3 4 3 3 4 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 0 4 4 2 1 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 1 3 3 3 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 4 4 1 4 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
131 97 80 123 126 131 134 123 120 129 91 119 130 4 134 132 115 140
112
72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 4 2 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 3 2 4 4 2 1 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 1 1 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 1 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 1 4 4 4 2 4 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 1 3 3 3 2 4 4 4 4 3 4 2 3 2 2 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 3 3 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 4 2 3 3 2 1 4 4 3 4 4 4 3 3 2 1 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 1 4 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 4 1 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 1 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 2 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 4 4 1 2 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 1 4 4 3 2 3 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 1 4 4 3 4 1 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 2 3 3 3 2 4 2 2 2 3 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4
114 134 119 80 109 117 126 115 138 119 123 136 118 129 51 124 109 125
113
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 4 4 2 2 4 4 1 2 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 1 3 3 4 3 3 1 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 3 3 2 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 1 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 3 2 3 1 4 2 4 4 4 4 2 4 4 3 1 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 2 2 2 4 3 2 1 3 2 1 2 2 1 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 1 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 1 4 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 3 1 4 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 4 2 3 4 3 3 1 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 3 2 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 4 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 1 3 4 4 3 2 1 3 2 1 3 4 4 2 3 4 3 4 1 3 4 4 3 2 3 2 2 2 3
135 134 100 123 140 134 105 66 121 124 118 111 97 78 104 123 112 98
114
108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 Jumlah 2 2 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 338 4 2 3 3 4 4 2 3 2 4 4 4 2 410 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 413 4 3 3 1 4 4 2 3 3 4 3 4 3 422 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 1 401 4 2 3 3 3 4 4 3 1 3 4 4 2 412 3 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 440 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 439 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 2 393 4 4 4 1 4 4 1 3 4 4 4 4 2 412 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 4 4 1 412 4 2 2 2 4 3 4 2 2 3 3 4 2 388 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 2 1 384 4 3 4 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 442 4 3 2 2 4 4 2 2 3 4 4 2 3 389 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 384 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 433 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 1 405 1 4 3 3 4 3 1 3 4 1 3 4 1 352 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 1 421 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 3 2 401 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 1 378 4 2 2 2 4 4 1 3 2 4 4 4 3 398 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 420 4 2 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 2 379 4 4 4 1 4 4 2 4 2 4 4 4 3 444 4 3 3 3 4 4 1 2 2 4 4 4 3 437 2 2 3 2 4 4 3 2 3 3 4 3 2 372 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 1 385 4 2 4 2 4 4 4 2 2 4 3 3 3 408 4 4 3 4 4 3 1 4 4 3 4 4 1 390 4 2 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 2 431 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 4 3 2 378 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 356 2 3 3 3 4 4 1 2 4 3 2 4 1 390
123 105 107 94 134 134 79 98 101 126 128 125 74 14042
115
DATA PENELITIA
SKOR KEPERCAYAAN DIRI PARA NOVIS TAHUN II DI NOVISIAT SANG SABDA KUWU-RUTENG-FLORES
TAHUN 2006/2007 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 1 3 2 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 3 2 5 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 3 6 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 7 3 3 4 3 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 2 8 4 3 4 3 2 1 3 2 3 2 3 4 4 4 2 9 4 3 4 4 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 1
10 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 11 4 2 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4 4 2 4 12 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 13 4 2 4 4 1 1 3 2 3 1 4 4 2 1 2 14 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 15 3 2 3 2 4 1 3 3 4 3 4 4 4 3 4 16 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 17 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 18 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 19 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 20 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 2 21 2 3 3 2 3 3 3 3 4 1 4 3 3 2 2 22 3 2 4 2 4 1 4 2 3 2 4 3 1 3 3 23 2 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 24 3 3 4 2 2 1 3 2 3 4 4 3 2 2 4 25 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 4 26 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 3 3 2 4 3 27 4 4 1 4 4 3 3 4 4 1 3 3 3 4 2 28 3 1 3 3 2 2 4 4 4 2 4 3 3 2 4 29 4 2 3 3 3 1 2 1 1 2 4 3 2 2 3 30 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 31 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 1 32 4 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 33 3 3 3 3 3 1 2 2 3 4 1 2 2 2 4 34 1 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 35 3 2 4 2 4 1 2 1 2 1 4 1 4 2 3 36 4 3 4 4 3 3 4 1 4 4 3 4 3 2 4 37 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 38 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 39 3 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 4 2 2 3 40 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 41 4 3 4 3 4 1 3 3 4 4 3 4 3 4 4 42 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 43 3 4 4 3 4 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 44 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 2 45 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 3 3 46 4 1 3 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 2 47 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3
JML 161 127 164 142 157 103 157 138 163 134 161 161 152 142 143
116
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 3 2 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 3 2 3 1 4 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2 2 1 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 1 1 3 3 2 2 3 4 3 2 1 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 1 4 3 3 4 4 4 1 1 1 1 3 4 2 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 2 4 1 1 3 2 3 2 4 3 2 1 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 2 4 1 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 1 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 1 1 3 4 2 4 3 2 2 2 3 2 4 3 4 3 3 1 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 2 2 1 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 1 2 1 4 4 3 3 4 2 1 4 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 4 1 1 4 2 2 3 4 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 2 1 3 3 2 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 1 1 2 3 1 3 4 3 2 4 2 2 3 3 2 2 2 1 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 1 2 3 3 1 4 4 1 2 1 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 3 1 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 2 2 1 4 1 4 1 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 1 1 1 3 4 1 4 4 3 3 3 4 3 2 1 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 4 3 4 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 1 3 2
159 155 166 122 110 88 136 157 136 152 160 141 134 131 137 133
117
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 1 1 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 1 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 1 3 4 3 4 4 4 2 2 1 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 1 4 4 3 2 1 4 2 3 4 4 4 1 1 4 4 4 3 2 3 2 2 1 3 3 3 2 2 3 3 1 1 1 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4 4 3 3 2 1 1 4 2 3 3 4 1 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 2 1 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 1 1 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 1 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 2 1 3 3 3 4 2 2 2 2 2 4 2 1 1 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 1 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 1 3 1 1 3 3 2 2 1 2 4 3 3 2 2 2 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 1 2 4 1 3 4 3 2 1 1 2 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 1 3 4 3 2 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 1 2 4 4 4 3 3 2 2 1 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 4 1 4 3 2 3 2 3 3 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 1 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 1 4 4 3 1 2 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2
153 160 139 120 146 165 149 163 156 153 119 117 143 159 160 164
118
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 3 2 4 4 4 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 1 4 1 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 1 3 2 1 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 2 4 2 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 2 4 1 3 1 4 4 3 3 4 3 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 4 2 4 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 1 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 1 4 4 3 3 4 4 3 3 1 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 4 2 4 1 1 3 4 3 1 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 4 2 3 1 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 1 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 2 2 4 2 4 1 2 1 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 1 2 2 3 3 3 4 1 4 4 1 1 1 1 4 4 4 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 1 1 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 2 4 3 3 2 3 4 1 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 1 3 4 3 2 2 2 3 2 4 3 4 3 3 4 2 2 2 3 1 4 3 3 2 1 3 3 2 1 4 3 3 2 4 3 2 2 1 3 4 3 3 1 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2
128 157 167 150 149 166 120 142 132 123 147 130 160 120 157 126
119
64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 3 3 3 1 4 3 4 4 3 3 4 3 1 3 3 4 4 1 3 2 2 4 3 4 4 2 4 3 2 3 3 1 3 3 3 4 3 4 2 2 4 3 4 3 4 1 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 4 2 2 1 1 3 2 2 4 2 2 4 3 4 3 1 2 1 3 3 2 4 4 3 2 3 4 1 3 1 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 1 3 1 1 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 1 4 1 3 2 3 4 2 2 4 2 2 3 4 1 4 1 3 3 2 4 3 2 4 2 2 4 1 1 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 2 3 1 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 1 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 4 3 1 4 3 4 4 1 4 3 4 4 3 4 4 4 1 2 3 2 4 1 3 3 4 3 3 4 2 2 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 4 3 4 1 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 4 2 2 4 2 4 4 3 1 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 1 2 4 3 3 4 3 1 3 4 2 3 1 4 2 3 4 3 2 4 3 1 4 3 3 4 1 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 4 4 4 1 3 3 2 3 3 4 4 4 2 3 2 2 4 1 3 2 3 3 2 2 4 3 2 4 2 4 4 1 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 1 1 1 2 3 2 3 3 1 3 1 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 4 1 1 2 1 1 2 1 3 1 1 2 1 3 2 3 1 4 3 3 4 2 4 3 4 1 1 1 3 4 1 3 2 3 3 2 4 4 2 1 4 4 4 3 1 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 1 3 1 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 4 3 4 4 2 3 3 1 2 4 3 3 3 1 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 1 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 1 3 1 1 1 2 3 2 3 2 2 1 2 3 4 4 1 3 2 4 4 2 3 4 4 2 3 3 3 3 1 2 2 3 4 4 1 4 3 1 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 4
143 134 163 57 140 116 127 161 118 147 163 127 100 149
120
78 79 Jumlah Kualifikasi 4 4 275 T 4 4 244 C 3 3 245 C 4 3 254 T 4 4 267 T 3 4 244 C 3 4 199 R 3 3 242 C 4 4 248 C 3 4 194 R 4 4 243 C 4 3 260 T 2 1 192 R 4 4 270 T 4 4 251 C 4 3 257 T 4 3 264 T 4 4 274 T 4 4 262 T 3 4 240 C 2 3 198 R 3 4 238 C 4 3 253 T 4 3 239 C 3 3 243 C 3 4 254 T 4 4 248 C 3 3 219 C 3 2 191 R 3 4 257 T 3 4 243 C 4 4 263 T 4 3 193 R 3 4 253 T 4 3 187 R 4 4 256 T 3 4 255 T 3 3 245 C 2 3 203 R 4 4 237 C 4 3 247 T 4 3 256 T 4 4 243 C 2 2 204 R 4 4 239 C 4 3 246 C 2 2 195 R
162 161 111230
Keterangan T : Tinggi C : Cukup
R : Rendah
121
GRADASI SKOR YANG DIPEROLEH TIAP ITEM PARA NOVIS SVD DI KUWU RUTENG FLORES
TAHUN II TAHUN 2006/2007
No Item Skor Peringkat
1 161 12 2 127 62 3 164 5 4 142 44 5 157 23 6 103 76 7 157 24 8 138 50 9 163 7
10 134 54 11 161 13 12 161 14 13 152 32 14 142 45 15 143 41 16 159 21 17 155 29 18 166 1 19 122 67 20 110 75 21 88 78 22 136 52 23 157 25 24 136 53 25 152 33 26 160 17 27 141 47 28 134 55 29 131 59 30 137 51 31 133 57 32 153 30 33 160 18 34 139 49 35 120 68 36 146 40 37 165 4 38 149 35 39 163 8 40 156 28 41 153 31 42 119 71
122
43 117 73 44 143 42 45 159 22 46 160 19 47 164 6 48 128 61 49 157 26 50 167 1 51 150 34 52 149 36 53 166 3 54 120 69 55 142 46 56 132 58 57 123 66 58 147 38 59 130 60 60 160 20 61 120 70 62 157 27 63 126 65 64 143 43 65 134 56 66 163 9 67 57 79 68 140 48 69 116 74 70 127 63 71 161 15 72 118 72 73 147 39 74 163 10 75 127 64 76 100 77 77 149 37 78 162 11 79 161 16
123
No
Subjek Skor Yang
dicapai
Skor Maksimal
Kategori Posisi Skor
1 275 316 Tinggi 80%<X<89% 18 274 316 Tinggi 80%<X<89% 14 270 316 Tinggi 80%<X<89% 5 267 316 Tinggi 80%<X<89% 17 264 316 Tinggi 80%<X<89% 32 263 316 Tinggi 80%<X<89% 19 262 316 Tinggi 80%<X<89% 12 260 316 Tinggi 80%<X<89% 16 257 316 Tinggi 80%<X<89% 30 257 316 Tinggi 80%<X<89% 36 256 316 Tinggi 80%<X<89% 42 256 316 Tinggi 80%<X<89% 37 255 316 Tinggi 80%<X<89% 4 254 316 Tinggi 80%<X<89% 26 254 316 Tinggi 80%<X<89% 23 253 316 Tinggi 80%<X<89% 34 253 316 Tinggi 80%<X<89% 15 251 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 9 248 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 27 248 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 41 247 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 46 246 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 3 245 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 38 245 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 2 244 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 6 244 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 11 243 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 25 243 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 31 243 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 43 243 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 8 242 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 20 240 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 24 239 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 45 239 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 22 238 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 40 237 316 Cukup tinggi 65%<X<79% 28 219 316 Cukup tinggi 65%<X<79%
124
44 204 316 Rendah 55%<X<64% 39 203 316 Rendah 55%<X<64% 7 199 316 Rendah 55%<X<64% 21 198 316 Rendah 55%<X<64% 10 195 316 Rendah 55%<X<64% 33 194 316 Rendah 55%<X<64% 33 193 316 Rendah 55%<X<64% 13 192 316 Rendah 55%<X<64% 29 191 316 Rendah 55%<X<64% 35 187 316 Rendah 55%<X<64%
125
32 GRADASI SKOR MULAI DARI YANG PALING RENDAH
Peringkat
Skor
Nomor Item
1 57 67 2 88 21 3 100 76 4 103 6 5 110 20 6 116 69 7 117 43 8 118 72 9 119 42 10 120 61 11 120 54 12 120 35 13 122 19 14 123 57 15 126 63 16 127 75 17 127 70 18 127 2 19 128 48 20 130 59 21 131 29 22 132 56 23 133 31 24 134 65 25 134 28 26 134 10 27 136 24 28 136 22 29 137 30 30 138 8 31 139 34 32 140 68
- -
126
UNIVERSITAS SANATA b&iRMA FAKUI-TAS KEOURUAN DAN llLMU PMDmIKAN
Mricen. Trornol Pos 28, Yogyakarta 55002 T~lp.(0274) 513301,515352. Fax.(0274) 562383.TEEORAM: SACWAR YOGYA
Rek.Giro :Lippobmnk No. 781.30.03201.6 -Lampiran 8
.--
No : 11.04/Pen/JIP/XI/2006 Hal : I j in Penelitian
Kepada Yth. Magister Novis D/a. Novisiat Sang Sabda Kuwu - Ruteng - Flores Barat Nusa Tenggara Timur '
Dengan hormat,
Dengan ini kami memohonkan ijin bagi mahasiswa kalni,
Nama : Antonius Pitang No Mahasiswa : 021114007 Program Studi : Bimbingan dan Konseling Jurusan : Ilmu Pendidikan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Perguruan Tinggi : UniversitasSanata Dharma Yog~lakarta
Llntuk melaksanakan penelitian dalam rangka persiapan penyusunan Skripsinya, dengan ketentuan tjahwa waktu penelitian disesuaikan dengan waktu yang diberikan oleh pihak Anda.
Judul Skrlpsi : Deskripsi Tingkat Kepercayaan Diri Para Novis Tahun 11 Societas Verb; Divini (SVD) Di Novisiat Sang Sa bda Kuwu- Rut~na-Flores Tdi~un 2006/2007 Dan Implikasinya B s ~ i program Bimbingan Yang Diperl~lkzn
Atas perhit ian dan ijin yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 13 November 2006
Kajur I lniu Pendidikan
Ternbusan: 1. Dekan F K I P 2. Mahasiswa ybs. 3. Arsip.
Lampiran 9 _----
No : 54,?4agi12005 Hal : Laporan Peneiitian
K e p a d a YTh. Dr. ;2/1, & "-I T I - -A. .A:
:VI. 3:1 nmLuLI, M.Si. Di T,,,. I ~111pat
Dengan hormai.
Kami yang bel.ianda tangar1 di bawli11 ini:
N a n-I a : ?. Kons k o , SVD J abatan : Magister N o ~ i s pada Novisiat Sang Sabda-Ku\q Ruteng, h T Alamai : Kuw, Desa P m Likang, Kec. Ruteng, Manggarai, W I T
Menyatakan bahwa Sdra htonius Pitang, mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, jurusan Ilmu Pendidikan p& fakultas Kegurw d m I l m ~ Pendidikm - Universitas Sanata Dharma Y ogyakarta, clengan No. Miasiswa: 021 1 14007, telall M E L A K X N W PENELIThV pada liari Selma, 21 Novemnber 2006 di Hovisiat Saig SaWa Ku\w, M a n rangka persiapan penyusunan skripsinya dengan juhl :
Desh~ipsi Tingfiilt K e p e r c q ~ m Diri Para Novis Tahui~ 11 Swietirs ;Ic.rbi Di?~ini (Sb'L)) di Novisiat Sung Stxbdu Ktiwu-Ruteng-Flores du~zun 200&l'.'21)07 dun Inzplikusinyu Bagi Progrunz
aimbingun Yang Diperlukan - -
Demikizn pemberitahiran kami. Atas perhatian, kami ucap' m limpah t - ~ i m i a s l h f 7
Tembusdn: 1. Dekari FLIP 2. Mahasiswa ybs. 3. Arsip