DESKRIPSI PENERAPAN SCAFFOLDING FAKTORISASI...

19
DESKRIPSI PENERAPAN SCAFFOLDING FAKTORISASI ALJABAR SISWA KELAS VIII SMP JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun oleh: Leti Hesti Juana 202013027 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2017

Transcript of DESKRIPSI PENERAPAN SCAFFOLDING FAKTORISASI...

DESKRIPSI PENERAPAN SCAFFOLDING FAKTORISASI ALJABAR SISWA KELAS

VIII SMP

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Disusun oleh:

Leti Hesti Juana

202013027

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2017

1

DESKRIPSI PENERAPAN SCAFFOLDING FAKTORISASI ALJABAR SISWA

KELAS VIII SMP

Leti Hesti Juana

1, Novisita Ratu

2

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana Jl.Diponegoro 52-60.50711 Salatiga 1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email :[email protected]

2Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email :[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses scaffolding pada pembelajaran

matematika materi faktorisasi aljabar di kelas VIII SMP Kanisius Girisonta. Jenis

penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan pemberian scaffolding. Subjek dalam

penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII A yang sudah mendapatkan materi

faktorisasi aljabar. Data utama dalam penelitian ini adalah proses scaffolding yang

diberikan kepada ketiga subjek yang sudah ditentukan melalui tes uji pendahuluan.

Adapun proses pemberian scaffolding mengacu pada tahapan scaffolding Anghileri

level 1 yaitu environmental,level 2 yaitu explaining, reviewing dan restructuring serta

level 3 yaitu developing conceptual learning. Hasil penelitian menunjukkan pada subjek

tinggi melakukan kesalahan pada indikator soal bentuk dengan dan dengan yaitu salah perhitungan dan ketelitian pemberian

scaffolding tingkat explaining, reviewing, dan restructuring. Pada subjek kemampuan

sedang melakukan kesalahan pada indikator soal menfaktorkan dengan hukum

distributif yaitu tidak teliti dalam menentukan FPB, pemberian scaffolding tingkat

explaining, reviewing, dan restructuring , menfaktorkan dengan bentuk dengan a = 1 yaitu salah dalam menentukan faktor pemberian scaffolding

tingkat explaining, reviewing, dan restructuring, menfaktorkan bentuk dengan a ≠ 1 yaitu tidak teliti dalam menuliskan jawaban padahal saat mencari faktor

sudah benar pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing, dan restructuring ,

menfaktorkan dengan bentuk dengan yaitu salah dalam

menentukan penjumlahan dan pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing,

dan restructuring, pemfaktoran dengan bentuk dengan yaitu

tidak teliti terhadap tanda yang dimiliki angka pemberian scaffolding tingkat reviewing,

menfaktorkan dengan bentuk dengan a ≠ 1 yaitu tidak teliti dalam

menuliskan jawaban padahal saat mencari faktor sudah benar pemberian scaffolding

tingkat explaining dan reviewing. Subjek rendah telah dilakukan Scaffolding pada

tingkat explaning, reviewing dan restructuring namun ditemui bahwa kesalahannya

bukan pada bentuk aljabar tetapi pada konsep awal prasyarat seperti konsep perkalian,

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, konsep FPB, konsep pemfaktoran. Kata kunci : scaffolding, faktorisasi aljabar

PENDAHULUAN

Hamzah (2008 : 129) menyatakan, matematika adalah sebagai suatu ilmu yang

merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis,

yang unsur-unsunya logika dan instuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan

individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri dan

analisis. John (2006) semua siswa kelas 6-8 harus menyajikan dan menganalisa situasi dan

struktur matematika dengan menggunakan simbol aljabar. Ajabar terdiri dari pengertian suku

2

pada bentuk aljabar, operasi hitung pada bentuk aljabar, faktorisasi bentuk aljabar, dan

operasi pecahan dalam bentuk aljabar.

Faktorisasi bentuk aljabar penting dipahami oleh siswa karena sebagai dasar untuk

memahami salah satu materi Persamaan Kuadrat Di kelas X SMA. Sebagai contoh materi

persamaan kuadrat . Siswa tidak akan bisa menyelesaikan soal tersebut jika

siswa tidak memahami faktorisasi aljabar yang diberikan pada jenjang SMP kelas VIII.

Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal faktorisasi aljabar

adalah kesalahan dalam memahami soal, kesalahan dalam menyusun rencana penyelesaian,

kesalahan dalam melaksanakan rencana penyelesaian, dan kesalahan dalam memeriksa

jawaban (Sunarika, 2010). Persentase kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam

mengerjakan soal-soal faktorisasi bentuk aljabar adalah 38,28% siswa melakukan kesalahan

konseptual dan 61,72% siswa melakukan kesalahan procedural, (Lia, 2013).

Kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan faktorisasi

bentuk aljabar harus diperbaiki agar tidak terbawa pada jenjang selanjutnya. Oleh karena itu

guru perlu memberi bantuan kepada siswa dalam memperbaiki kesalahannya. Salah satu

bantuan yang dapat diberikan adalah dengan pemberian scaffolding. Zahra (2015) scaffolding

pertama kali digagas oleh Vygotsky, seorang ahli psikologi dari Rusia, yang selanjutnya

dipopulerkan oleh Bruner, seorang ahli pendidikan matematika. Scaffolding dalam praktiknya

adalah pemberian bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian

mengurangi bantuan, dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab

yang semakin besar setelah siswa dapat melakukannya (Slavin, 2011: 59).

Anghileri (Imam, 2013) mengemukakan tiga tingkat scaffolding sebagai serangkaian

strategi pengajaran yang dapat terlihat di kelas. Tingkat paling dasar adalah envirounmental

provisions, selanjutnya pada tingkat kedua explaining, reviewing, and restructuring, dan pada

tingkat ketiga developing conceptual thinking, yaitu interaksi guru diarahkan untuk

pengembangan pemikiran konseptual.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Pamujiarso (2016) melalui skripsinya di yang

berjudul “Pemberian Scaffolding Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

(Higher Order Thinking Skills) Kelas X SMA Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa”

mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya. Hasil dari skripsi ini adalah

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pemberian

Scaffolding pada materi eksponen di kelas X MIA I SMA Negeri 5 Tuban dikatakan dapat

meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Semua aspek untuk mengukur

keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan pemberian Scaffolding telah terpenuhi namun

tidak dijelaskan secara runtut.Penelitian Meirita (2013) berjudul “Pembentukan Karakter Dan

Pemecahan Masalah Melalui Model Probing Prompting Berbantuan Scaffolding Materi

Barisan Dan Deret Kelas XI SMK” menunjukkan bahwa Pembelajaran matematika dengan

model Probing Prompting berbantuan scaffolding dapat mencapai ketuntasan pada

kemampuan pemecahan masalah materi barisan dan deret. Hal ini dapat dilihat dari nilai tes

akhir kelima subjek penelitian yang telah melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM)

sebesar 75, berturut-turut nilainya: 90, 100, 77, 78, 80.

3

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan pemberian scaffolding. Penelitian

ini dilaksanakan di SMP Kanisius Girisonta siswa kelas VIII A di sekolah tersebut, yaitu

siswa yang sudah mempelajari konsep faktorisasi aljabar untuk tingkat SMP. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 15 november 2016 sampai 15 desember 2016. Teknik

pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling, dimana subjek dipilih

berdasarkan kriteria tertentu. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 subjek dari kelas VIII A

SMP Kanisius Girisonta. Ketiga subjek dipilih dengan kategori tinggi didasarkan uji tes

pendahuluan siswa yang dikategorikan matematika tinggi nilai antara 59-89, siswa

dikategorikan berkemampuan sedang adalah siswa dengan nilai antara 30-59, sedangkan

siswa berkemampuan matematika rendah merupakan siswa dengan nilai 0-29, serta semuanya

harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Peneliti melakukan tes awal dengan

memberi soal essay sebanyak faktorisasi aljabar sebanyak 18. Instrumen utama dalam

penelitian ini adalah peneliti sendiri. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini,

berupa kata-kata, kalimat dalam bentuk narasi yang mendeskripsikan tentang kesulitan

penalaran siswa dalam belajar menyelesaikan soal faktorisasi aljabar, serta upaya mengatasi

kesulitan penalaran siswa dalam soal faktorisasi aljabar dengan menggunakan scaffolding.

Data yang didapatkan meliputi lembar hasil jawaban siswa pada tes awal yang diberikan oleh

peneliti, rekaman wawancara subjek penelitian setelah menyelesaikan lembar tugas sebelum

pemberian scaffolding, lembar scaffolding yaitu lembaran yang berisi pedoman scaffolding

yang dipakai oleh peneliti selama proses scaffolding, lembar hasil pekerjaan siswa setelah

pemberian scaffolding serta rekaman wawancara subjek penelitian pada saat menyelesaikan

lembar tugas dengan pemberian scaffolding.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian berupa deskripsi penerapan scaffolding faktorisasi aljabar siswa kelas

VIII SMP. Deskripsi berupa pemberian scaffolding berdasarkan kesalahan yang dilakukan

siswa. Berikut merupakan deskripsi scaffolding secara terperinci dari subjek kemampuan

tinggi, sedang dan rendah.

A. Subjek Tinggi

Subjek tinggi dalam mengerjakan soal terkait faktorisasi aljabar melakukan kesalahan

sebanyak 2 dari 18 soal yang diberkan pada uji tes pendahuluan. Kesalahan Subjek tinggi

untuk indikator soal dengan bentuk dengan mengalami kesalahan yang

sama dengan bentuk soal dengan yaitu kesalahan dalam perhitungan

dan ketelitian dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

4

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 2e scaffolding tahap explaining

Soal nomor 2e scaffolding tahap reviewing

Soal nomor 2e scaffolding tahap restructuring

Gambar 1 Transkip wawancara 1

Scaffolding yang diberikan kepada Subjek tinggi yaitu pada tingkat explaining. Pada tingkat

explaining dapat dilihat pada transkip wawancara 1 diatas untuk soal nomor 2e peneliti

meminta subjek tinggi untuk membaca ulang soal yang diberikan dan meminta Subjek tinggi

melihat kembali jawabannya berkaitan dengan menyelesaikan soal faktorisasi aljabar

. Pada tingkat reviewing dapat dilihat pada transkip wawancara 1 diatas yaitu

mendiskusikan jawaban Subjek tinggi untuk lebih meneliti perkalian yang menghasilkan

jawaban . Pada tingkat restructuring dapat dilihat pada transkip wawancara 1 diatas

peneliti mengajukan pertanyaan arahan untuk nomor 2e berapa yang menghasilkan perkalian

dan jika dijumlah menghasilkan .

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian

Soal nomor 3h scaffolding tahap explaining

Soal nomor 3h scaffolding tahap reviewing

5

scaffolding

Soal nomor 3h scaffolding tahap restructuring

Gambar 2 Transkip wawancara 2

Scaffolding yang diberikan kepada Subjek tinggi yaitu pada tingkat explaining. Pada

tingkat explaining dapat dilihat pada transkip wawancara 2 diatas untuk soal nomor 3h

fakorisasi aljabar subjek tinggi diminta untuk melihat kembali nilai x1 dan x2

yang di jumlah harus bernilai -5, padahal jawaban subjek tinggi bernilai -7.

Pada tingkat reviewing dapat dilihat pada transkip wawancara 2 diatas yaitu untuk soal

nomor 3h Subjek tinggi diminta untuk meneliti perkalian yang menghasilkan jawaban

dan jika dijumlah menghasilkan -5. Setelah Subjek tinggi mengerti letak kesalahannya, maka

Subjek tinggi diminta untuk memperbaiki jawabannya.

Pada tingkat restucturing dapat dilihat pada transkip wawancara 2 diatas untuk soal nomor

3h Subjek tinggi diminta untuk meneliti perkalian yang menghasilkan jawaban selain

seperti dapat dilihat pada transkip wawancara diatas Soal nomor 2e scaffolding tahap

restructuring sehingga Subjek tinggi dapat menemukan kembali fakta pada masalah.

Subjek tinggi mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek tinggi di

berikan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek tinggi sudah benar-benar memahami

cara menyelesaikan soal faktorisasi aljabar bentuk dengan dan

indikator faktorisasi bentuk dengan . Hasil pekerjaan Subjek tinggi

setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 di atas.

Gambar 1 dan 2 tes setelah pemberian scaffolding di atas menunjukkan bahwa soal

tambahan yang diberikan kepada Subjek tinggi dapat dikerjakan secara benar, sehingga

proses pemberian scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak

membantu siswa dalam mengerjakan soal aljabar bentuk dengan dan

indikator faktorisasi bentuk dengan . Temuan pada Subjek tinggi ini

adalah Subjek tinggi kurang teliti dalam mengerjakan soal dan terburu-buru dalam menjawab

padahal Subjek tinggi sudah memahami konsep faktorisasi dengan baik sehingga Subjek

tinggi dapat mengetahui dimana kesalahannya.

6

B. Subjek Sedang

Subjek sedang dalam mengerjakan soal terkait faktorisasi aljabar melakukan kesalahan

sebanyak 11 dari 18 soal yang diberikan pada uji tes pendahuluan. Kesalahan Subjek sedang

untuk indikator soal menfaktorkan dengan hukum distributif mengalami kesalahan yang sama

dari 2 soal yang diberikan yaitu tidak teliti dalam menenukan FPB dari soal yang diminta

dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 1a scaffolding tahap explaining

Soal nomor 1a scaffolding tahap reviewing

Soal nomor 1a scaffolding tahap

restructuring

Gambar 3 Transkip wawancara 3

Scaffolding yang diberikan untuk soal 1a yaitu tingkat explaining dapat dilihat pada

transkip wawancara 3 diatas, subjek sedang diminta untuk membacakan soal .

Pada tingkat reviewing dapat dilihat pada transkip wawancara 3 diatas yaitu meminta Subjek

sedang melihat kembali jawabannya berkaitan dengan soal apakah benar atau

salah, kegiatan selanjutnya yaitu meminta Subjek sedang untuk melakukan refleksi terhadap

jawaban yang telah dibuatnya sehingga dapat menemukan letak kesalahan yang telah

dilakukan. Pada tingkat restucturing dapat dilihat pada transkip wawancara 3 diatas Subjek

sedang diberikan pertanyaan berapa hasil perkalian dari , sehingga Subjek sedang

dapat menemukan kembali bahwa jawabannya salah, karena soal yang diminta adalah

menfaktorkan bentuk .

Uji tes pendahuluan

Soal nomor 1b scaffolding tahap

explaining

7

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 1b scaffolding tahap

reviewing

Soal nomor 1b scaffolding tahap

restructuring

Gambar 4 Transkip wawancara 4

Scaffolding yang diberikan untuk soal 1b yaitu tingkat explaining dapat dilihat pada

transkip wawancara 4 diatas, subjek sedang diminta untuk membacakan soal ,

pada tingkat reviewing dapat dilihat pada transkip wawancara 4 diatas soal nomor 1b subjek

sedang diberikan pertanyaan arahan faktor dari 21xy berapa.

Pada tingkat restucturing dapat dilihat pada transkip wawancara 4 diatas untuk soal

nomor 1b subjek sedang diberikan pertanyaan arahan berapa saja perkalian .Setelah

Subjek sedang mengerti letak kesalahannya, Subjek sedang diminta untuk memperbaiki

pekerjaannya. Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek

sedang diminta unuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang

sudah benar-benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan hukum distributif. Hasil

pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 3 dan 4 di diatas.

Gambar 3 dan 4 diatas menunjukkan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada

Subjek sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian

scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa

dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan hukum distributif.

Kesalahan untuk indikator menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan

a = 1 pada soal nomor 2b. Kesalahan yang dilakukan Subjek sedang pada soal nomor 2b

yaitu salah dalam menentukan faktor dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.

Uji tes pendahuluan

Soal 2b scaffolding tahap explaining

Soal 2b scaffolding tahap reviewing

8

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 2b scaffolding tahap

restructuring

Gambar 5 Transkip wawancara 5

Scaffolding yang diberikan kepada Subjek sedang yaitu pada tingkat explaining dapat

dilihat pada transkip wawancara 5 diatas subjek diminta untuk membacakan soal

. Pada tingkat reviewing dapat dlihat pada transkip wawancara 5 diatas Subjek sedang diajak

untuk berdiskusi berapa nilai a,b dan c dari soal . Setelah Subjek sedang

mengetahui letak kesalahannya, maka meminta Subjek sedang untuk memperbaiki

pekerjaannya.

Pada tingkat resructuring dapat dilihat pada transkip wawancara 5 diatas, Subjek sedang

diberikan pertanyaan arahan berapa yang dikali menghasilkan -4 dan jika dijumlah

menghasilkan -3, sehingga Subjek sedang dapat menemukan berapa 2 angka yang dimaksud

seperti dapat dilihat dari transkip wawancara Soal nomor 2b scaffolding tahap restructuring.

Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek sedang diminta

untuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah benar-

benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan bentuk dengan a = 1. Hasil

pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 5 diatas.

Gambar 5 di atas menunjukan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek

sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian

scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa

dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan a = 1.

Kesalahan untuk indikator menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan

a = -1 pada soal nomor 2e. Kesalahan yang dilakukan subjek sedang pada soal nomor 2e

yaitu salah dalam menentukan penjumlahan yang menghasilkan nilai b= -6 yang dapat dilihat

pada gambar 6 di bawah ini.

9

Uji tes pendahuluan

Uji

tes setelah scaffolding

Soal nomor 2e scaffolding tahap explaining

Soal nomor 2e scaffolding tahap reviewing

Soal nomor 2e scaffolding tahap

restructuring

Gambar 6 Transkip wawancara 6

Scaffolding yang diberikan pada tingkat explaining dapat dlihat pada transkip wawancara

6 diatas yaitu meminta Subjek sedang untuk membaca ulang soal dan meminta Subjek sedang

melihat kembali apakah jawaban soal dari sudah benar.

Kegiatan selanjutnya pemberian scaffolding pada tingkat reviewing yaitu mendiskusikan

jawaban yang telah dikerjakan yaitu subjek salah menulis yang harusnya -6x justru ditulis 6x

seperti dapat dlihat pada transkip wawancara 6 diatas. Setelah Subjek sedang mengetahui

letak kesalahannya, Subjek sedang diminta untuk memperbaiki pekerjannya.

Kemudian peneliti memberikan scaffolding pada tingkat restructuring karena Subjek

sedang masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yaitu dengan mengajukan

pertanyaan arahan Subjek sedang sudah menemukan angka yang jika dikali hasilnya -27 dan

jika dijumlah hasilnya -6 yaitu 3 dan -9 sehingga siswa dapat menemukan kembali semua

fakta yang ada pada masalah tersebut, sehingga meminta Subjek sedang untuk menyusun

kembali jawaban yang lebih tepat seperti dapat dilihat pada transikip wawancara 6.

Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek sedang

diminta unuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah

benar-benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan dengan bentuk dengan

a = 1. Hasil pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 6 di

diatas.

Gambar 6 di atas menunjukan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek

sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian

10

scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa

dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan a = 1

Kesalahan untuk indikator menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan

a = 1 pada soal nomor 2g. Kesalahan yang dilakukan Subjek sedang pada soal nomor 2g

yaitu tidak teliti dalam terhadap tanda yang dimiliki oleh angka 35 dapat dilihat pada gambar

7 di bawah ini.

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 2g scaffolding tahap reviewing

Gambar 7 Transkip wawancara 7

Scaffolding yang diberikan pada tingkat reviewing yaitu mendiskusikan jawaban yang

harusnya 35 bertanda positif seperti dapat dilihat pada transkip wawancara 7. Setelah Subjek

sedang mengetahui letak kesalahannya, Subjek sedang diminta untuk memperbaiki

pekerjannya.

Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian Subjek sedang

diminta unuk mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah

benar-benar memahami soal faktorisasi aljabar dengan dengan bentuk dengan

a = 1. Hasil pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 7 di

diatas.

Gambar 7 di atas menunjukan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek

sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian

scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa

dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan bentuk dengan a = 1.

Kesalahan untuk 2 indikator menfaktorkan aljabar dengan bentuk

dengan a 1 pada soal nomor 3a dan 3e. Kesalahan yang dilakukan Subjek sedang

pada 2 indikator soal itu sama yaitu tidak teliti dalam menuliskan jawaban padahal saat

mencari faktor sudah benar yang dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9 di bawah ini.

11

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal 3a scaffolding tahap explaining

Soal 3a scaffolding tahap reviewing

Gambar 8 Transkip wawancara 8

Scaffolding yang diberikan yaitu pada tingkat explaining dapat dilihat pada transkip

wawancara 8 diatas untuk soal nomor 3a yaitu meminta Subjek sedang untuk membaca ulang

soal faktorisasi aljabar bentuk secara benar.Pada tingkat reviewing nomor 3a

yaitu mendiskusikan jawaban yang harusnya ditulis negatif dan memberikan pertanyaan

arahan berapa FPB yang harusnya didapatkan untuk .

Uji tes pendahuluan

Uji tes setelah pemberian scaffolding

Soal nomor 3e scaffolding tahap explaining

Soal nomor 3e scaffolding tahap reviewing

Gambar 9 Transkip wawancara 9

Scaffolding yang diberikan yaitu pada tingkat explaining dapat dlihat pada transkip

wawancara 9 diatas untuk 3e meminta Subjek sedang untuk membaca ulang soal faktorisasi

12

aljabar bentuk secara benar, kemudian mengajukan pertanyaan arahan bahwa

subjek harusnya menuliskan -4 dan 11 pada jawabannya. Setelah Subjek sedang mengetahui

letak kesalahannya, subjek diminta untuk memperbaiki pekerjannya.

Pemberian scaffolding pada tingkat reviewing nomor 3e yaitu mendiskusikan tanda yang

dimiliki oleh jawaban subjek. Pemberian scaffolding tahap reviewing untuk soal nomor 3e

dapat dlihat pada transkip wawancara 9 diatas.

Subjek sedang mengerjakan soal yang sama secara benar, kemudian subjek diminta unuk

mengerjakan soal tambahan untuk memastikan bahwa Subjek sedang sudah benar-benar

memahami soal faktorisasi aljabar dengan bentuk dengan

a 1. Hasil pekerjaan Subjek sedang setelah scaffolding dapat dilihat pada gambar 8 dan 9 di

atas.

Gambar 8 dan 9 di atas menunjukan bahwa soal tambahan yang diberikan kepada Subjek

sedang dapat dikerjakan oleh Subjek sedang secara benar, sehingga proses pemberian

scaffolding dianggap sudah cukup. Pemberian scaffolding ini berdampak membantu siswa

dalam mengerjakan soal menfaktorkan aljabar dengan

. Temuan pada Subjek sedang ini adalah Subjek sedang kurang teliti

dalam mengerjakan soal padahal apabila dia mau untuk teliti dan berkonsentrasi dalam

mengerjakan dia bisa menyelesaikan soal dengan benar.

C. Subjek Rendah

Subjek rendah dalam menyelesaikan soal terkait faktorisasi aljabar melakukan kesalahan

pada 18 soal yang diberikan pada tes uji pendahuluan dan melakukan kesalahan sebanyak 9

dari 18 soal yang diberikan setelah scaffolding. Kesalahan yang dilakukan oleh subjek rendah

adalah kesalahan konsep. Hasil pekerjaan Subjek rendah di setiap tes yang diberikan dapat

dilihat pada Gambar 10.

13

Gambar 10

Uji tes pendahuluan

Berdasarkan hasil pekerjaan Subjek rendah pada Gambar 8, Subjek rendah melakukan

kesalahan di semua tipe soal. Subjek rendah hanya dapat menjawab dengan benar sebanyak

10 soal pada faktorisasi aljabar bentuk yang dapat dilihat pada soal nomor tes tahap 1. Hasil

tes tahap 2 , hanya 9 soal yang di jawab benar.

Scaffolding sudah dilakukan pada tingkat explaning, reviewing dan restructuring namun

ditemui bahwa kesalahannya bukan pada bentuk aljabar tetapi tidak bisa mengetahui

koefisien dari variabel dari soal, tidak bisa mencari faktor dari angka yang diminta, tidak bisa

menentukan FPB dari dua angka yang mempunyai variabel, lemah dalam konsep perkalian,

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Akhirnya scaffolding yang dilakukan berhenti.

Hasil pekerjaan Subjek rendah setelah pemberian scaffolding dapat dilihat pada gambar

11 di bawah ini.

Gambar 11

Uji tes setelah pemberian scaffolding

KESIMPULAN dan SARAN

Subjek tinggi melakukan kesalahan pada bentuk soal menfaktorkan dengan bentuk soal

dengan a=-1 dan bentuk bentuk dengan a 1 dengan

pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing dan restucturing. Subjek sedang

melakukan kesalahan pada bentuk soal menfaktorkan dengan hukum distributif dan bentuk

soal dengan a = 1 dengan pemberian scaffolding tingkat reviewing dan

restucturin., kesalahan pada bentuk soal mefaktorkan dengan bentuk dengan a

=-1 dengan pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing dan restucturing, kesalahan

14

pada bentuk soal dengan a =-1 dengan pemberian scaffolding tingkat

reviewing.Dua soal dengan indikator bentuk dengan a 1

melakukan kesalahan yang sama dengan pemberian scaffolding tingkat explaining, reviewing

dan restucturing. Subjek rendah telah dilakukan Scaffolding sudah dilakukan pada tingkat

explaning, reviewing dan restructuring namun ditemui bahwa kesalahannya bukan pada

bentuk aljabar tetapi pada konsep awal prasyarat seperti konsep perkalian, penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat, konsep FPB, konsep pemfaktoran.

Saran untuk guru sebaiknya berani mengadakan perubahan atau berkreasi dalam

melakukan proses pembelajaran. Hal ini karena konsep-konsep awal siswa dalam

pembelajaran siswa masih sangat lemah. Sekolah hendaknya memberikan jam tambahan

kepada siswa yang dirasa kurang memahami materi pelajaran. Kepada peneliti lain yang

berminat untuk melakukan penelitian lanjutan ataupun penelitian yang berkaitan dengan

penelitian ini, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian pengembangan yang berupa

pengembangan pedoman scaffolding faktorisasi aljabar maupun materi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Chairani, Zahra (2015). Scaffolding Dalamm Pembelajaran Matematika

Eko, W. P. (2016). Pemberian Scafffolding Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Kelas X SMA Berdasarkan

Kemampuan Matematika Siswa. jurnal ilmiah pendidikan matematika, 73-80.

Felayani, M. R. (2013). Pembentukan Karakter Dan Pemecahan Masalah Melalui Model

Probing Prompting Berbantuan Scaffolding Materi Barisan Dan Deret Kelas XI

SMK.

Nofiansyah,Wahyu(2015). Analisis Proses Scaffolding Pada Pembelajaran Matematika Di

Kelas VIII SMP Negeri 4 Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/1014

Safi’i, Imam (2013). Diagnosis Kesalahan Siswa Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar

Dan Scaffoldingnya

Sari, Ardian Lia(2013). Diagnosis Kesalahan Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam

Menyelesaikan Masalah Faktorisasi Bentuk Aljabar.

Septiawati ,Sunarika (2010). Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal

Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau Dari Langkah Pemecahan Masalah Pada Siswa

Kelas Viii Smp Negeri 1 Baki Tahun Ajaran 2009/2010

Slavin, Robert E.2011. Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid 1.

Jakarta :Indeks.

Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif

dan Efektif:(PT Bumi Aksara,2008). Hal 129

Van de Walle, J(2006). A.Sekolah Dasar Dan Menengah Matematika Pengembangan

Pengajaran.Jakarta:Erlangga.