DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei....

123
DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER YUNIOR KEPADA PEMBIMBING ROHANI KONGREGASI FRATER SANTA PERAWAN MARIA BUNDA BERBELASKASIH (CMM) PROVINSI INDONESIA TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Paulus Paji Keban NIM : 021114020 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Transcript of DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei....

Page 1: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER YUNIOR

KEPADA PEMBIMBING ROHANI KONGREGASI FRATER SANTA

PERAWAN MARIA BUNDA BERBELASKASIH (CMM) PROVINSI

INDONESIA TAHUN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Paulus Paji Keban

NIM : 021114020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

ii

Page 3: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

iii

Page 4: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

iv

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

“Hidup yang berharga adalah

hidup yang menghidupi Orang lain”

“Mansuete Et Fortiter”

(Mgr.Joannes Zwijsen)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Para Frater CMM di Provinsi Indonesia,

Serta seluruh keluargaku terkasih

Page 5: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Paulus Paji Keban

Nomor Mahasiswa : 021114020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah berjudul

DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER YUNIOR

KEPADA PEMBIMBING ROHANI KONGREGASI FRATER SANTA

PERAWAN MARIA BUNDA BERBELASKASIH PROVINSI INDONESIA

TAHUN 2007/2008

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis,

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini

yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal 28 Januari 2009.

Yang menyatakan,

Page 6: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Januari 2009

Penulis

Page 7: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

vii

ABSTRAK

DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER YUNIOR

KEPADA PEMBIMBING ROHANI KONGREGASI FRATER SANTA

PERAWAN MARIA BUNDA BERBELASKASIH PROVINSI INDONESIA

TAHUN 2007/2008

Oleh :

Paulus Paji Keban

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembukaan diri para frater

yunior kongregasi frater Santa Perawan Maria Bunda Berbelaskasih provinsi

Indonesia tahun 2007/2008 kepada pembimbing rohaninya. Masalah yang diteliti

adalah bagaimana pembukaan diri para frater Yunior CMM kepada pembimbing

rohani Kongregasi Frater Santa Perawan Maria Bunda Yang Berbelaskasih (CMM)

Provinsi Indonesia Tahun 2007/2008?

Penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek

penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

penelitian populasi karena seluruh responden dijadikan subyek penelitian. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Menentukan skor dari

masing-masing alternatif jawaban yang sudah diberikan oleh subyek penelitian dan

membuat tabulasi skor dari masing-masing butir item skala. (2) Menghitung total

skor masing-masing subjek penelitian dan total skor tiap item pernyataan. (3)

Menentukan penggolongan kualifikasi pembukaan diri berdasarkann Azwar

Page 8: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

viii

(1999:108) yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. (4)

Membuat distribusi frekuensi pembukaan diri

Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut : di antara para frater yunior

CMM provinsi Indonesia ada 1 orang frater yang sangat tinggi pembukaan dirinya, 9

orang frater yang tinggi pembukaan dirinya, 34 orang frater cukup/sedang pembukaan

dirinya, 18 orang frater yang rendah pembukaan dirinya, dan 1 orang frater sangat

rendah pembukaan dirinya. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini

adalah : Tingkat pembukaan diri para frater Yunior kepada pembimbing Rohani,

kongregasi frater Santa Perawan Maria Bunda Berbelaskasih (CMM) Provinsi

Indonesia Tahun 2007/2008 cukup/sedang.

Page 9: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

ix

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF SELF-DISCLOSURE OF THE JUNIOR BROTHERS

ON THE SPIRITUAL GUIDE OF CONGREGATION BROTHERS OF OUR

LADY MOTHER OF MERCY IN INDONESIAN PROVINCE OF

2007/2008

By:

Paulus Paji Keban

Sanata Dharma University - Yogyakarta

The research was intended to describe the self- disclosure of junior brothers of

Congregation Brothers of Our Lady Mother of Mercy of 2007/2008 to their spiritual

guide. The problems of the research was“ what was the self-disclosure of the CMM

Junior Brothers on their spiritual guide of Congregation Brothers of Our Lady Mother

of Mercy (CMM) in Indonesian Province of 2007/2008?”

The research was a description research and used survey method. The

subject of the research consisted of sixty six (66) CMM Junior Brothers in all

Indonesian Province. The research was a population research because all of the

respondent became the subject. The technic analysis data that was used for the

research included: 1) Determinining the scores of every answered alternative had

given by subject and made a scored tabulation for every item scales. 2). Caunting the

total score from every research subject and total scoring for every item. 3)

Determining the self- disclosure qualified classify based on Azwar (1999:108) that

was: very low, low, medium, high and very high. 4) Making the frequency

distribution of the self – disclosured.

The result of the research was: there was one (1) brother who had very high

score of his self-disclosured amongst them, nine (9) CMM Junior Brothers who had

high score of self-disclosured, eighteen (18) CMM Junior Brothers who had low

Page 10: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

x

score of self-disclosured and one (1) brother who had very low scrore of the self

disclosured. So, the conclusion of the research was: Self - Disclosured Grade of

Junior Brothers to their Spiritual Guide of Congregation Brothers of Our Lady

Mother of Mercy of 2007/2008 was included in medium category.

Page 11: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

xii

KATA PENGANTAR

Penulis menghaturkan terima kasih dan puji syukur selimpahnya

kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan dan penyertaan-Nya dalam

seluruh proses perjuangan jatuh bangun dari awal semester hingga penulisan

skripsi ini. Penulis menyadari banyak pihak telah terlibat memberikan

sumbangsi selama penulisan skripsi ini. Maka pantaslah pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si sebagai Kepala Program Studi Bimbingan

dan Konseling, sekaligus sebagai dosen pembimbing, yang telah

membimbing, mengajari, memotivasi dan mendorong penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Panitia penguji skripsi yang memberi kesempatan kepada penulis untuk

mempertanggungjawabkan dan mempertahankan skripsi.

3. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang dengan

penuh kesabaran mendidik, membimbing saya selama menempuh kuliah

sehingga saya bisa mendapatkan harta berharga: ilmu.

5. Fr. Martinus Leni, CMM., Provinsial Frater CMM Provinsi Indonesia yang

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

Page 12: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

xiii

6. Para Dewan Pimpinan Frater CMM Provinsi Indonesia yang juga

memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi.

7. Fr. Lukas Mandagi (Mantan Provinsial) yang memberikan dukungan bagi

peneliti.

8. Fr. Nikodemus Tala, Fr.Yoseph Bille, Fr. Martinus Magundap, Fr. Silvino

Belo, yang setia meluangkan waktu mendampingi para frater yunior di

Malino-Makassar.

9. Para Frater pemimpin komunitas CMM yang memberikan bantuan dan

memotivasi para frater muda untuk mengisi kuesioner.

10. Teman-teman frater yunior yang telah memberikan dukungan kepada

penulis dalam pengisian kuesioner.

11. Teman-teman komunitas : Fr.Martin, Fr.Dion, Fr.Max, Fr.Gusti, Fr.Richard,

Fr.Doni, Fr.Blas, Fr.Wilem, Fr. Kardi, Fr. Goris, Fr.Wifridus yang selalu

memberikan waktu untuk berbagi pengalaman dan selalu mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Saudara Juster Donald Sinaga, yang mengizinkan penulis menggunakan dan

memodifikasi kuesioner.

13. Teman-teman BK : Petrus Gunarto, Trias Noviandary, Hayu, Bertus, Dewi,

Sr. Vero OSU, Sr. Kornelia, FSE, Paula, Brigita Ari, Oncu, Lopes, Vera,

Hani, Elsintha yang membantu wawasan bagi penulis dalam mengolah data.

Page 13: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

xiv

14. Teman-teman PPL dari Taman Dewasa Jetis, SMA GAMA dan Panti

Harapan Bawen-Ambarawa : Mbak Surmi, Mas Wahyu, Yessi, Nona

Venny, dan Bertha yang turut berproses bersama.

15. Teman-teman di Program Studi Bimbingan dan Konseling yang selalu

memberikan salam hangat dan memberikan waktu untuk berbagi

pengalaman di Prodi BK.

16. Keluarga tercinta : Bapak Dominikus Uran-Keban, Mama Agnes Kean, Kak

Sipri sek., Kak Berta sek., Kak Agus sek., Kak Ma sek., Kak Toni, Ade

Vero sek., Oncu Rina sek., Arif, Nita, Ade, Rosa, Theo, Rio, Novan dan

keluarga Bapak Matius Kean.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang turut

serta dalam membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga berkat Tuhan selalu

beserta kita.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna.

Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca pada

umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Terima kasih.

Page 14: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................. iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

E. Batasan Istilah ........................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORITIS .............................................................................. 10

A. Kongregasi Frater CMM ...................................................................... 10

1. Gambaran Umum Tentang Kongregasi Frater CMM .................. 10

2. Gambaran Belaskasih Mgr. Joannes Zwijsen ............................... 13

3. Belaskasih Spiritualitas Kongregasi Frater CMM ......................... 14

Page 15: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

xv

4. Gambaran Umum Pembinaan Frater Yunior CMM .................... 32

B . Pembukaan Diri ...................................................................................... 38

1. Pengertian Pembukaan Diri ......................................................... 38

2. Bentuk-Bentuk Pembukaan Diri .................................................. 39

3. Isi Pembukaan Diri ...................................................................... 41

4. Beberapa Alasan Takut Terbuka ................................................... 44

5. Langka-langka Membuka Diri ..................................................... 47

6. Manfaat Pembukaan Diri .............................................................. 49

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 58

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 58

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 59

C. Instrumen Penelitian ............................................................................ 61

1. Kuesioner Pembukaan Diri .......................................................... 61

2. Kisi-kisi Kuesioner Pembukaan Diri ........................................... 62

3. Penentuan skor ............................................................................... 64

4. Uji Coba Alat ............................................................................... 64

D. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 65

1. Validitas Alat Ukur ............................................................................. 65

2. Uji Daya Beda ..................................................................................... 66

3. Reliabilitas Alat Ukur .......................................................................... 69

E. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................... 71

1. Tahap Persiapan .................................................................................. 71

2. Teknik Analisis Data ........................................................................... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 74

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 74

B. Pembahasan ........................................................................................... 76

Page 16: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

xvi

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 85

A. Ringkasan ............................................................................................... 85

B. Kesimpulan ............................................................................................ 87

C. Saran ........................................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Populasi dan sampel........................................................................... 60

Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner Pembukaan.......................................................... 63

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Ujicoba ................................. 67

Tabel 4. Distribusi Kuesioner Penelitian ...................................................... 70

Tabel 5. Penggolongan Tingkat Pembukaan diri ........................................... 75

Page 18: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian .................................................................. 93

Lampiran 2 : Hasil tabulasi Uji Coba Instrumen Pembukaan diri .................. 95

Lampiran 3 : Reliabilitas ................................................................................. 98

Lampiran 3 : Hasil Tabulasi Data Penelitian .................................................. 100

Lampiran 4 : Perhitungan peringkat ................................................................ 101

Lampiran 5 : Surat Keterangan Penelitian ...................................................... 103

Lampiran 6 : Surat Ijin Uji Coba/Penelitian ................................................... 104

Page 19: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Panggilan hidup membiara adalah panggilan untuk tidak menikah yang

ditujukan pada seseorang yang mengikuti ajaran Kristus. Setiap orang yang

terpanggil tentu menjawab panggilan itu dan memutuskan diri untuk bergabung

dalam suatu lembaga hidup bakti. Inti hidup membiara adalah menyerahkan diri

seutuhnya kepada Allah. Penyerahan diri ini diwujudkan dalam hidup melalui

nasehat-nasehat Injil dengan cara masing-masing seturut kharisma pendiri ( Mardi

Prasetyo, 2000:21).

Menjadi manusia yang utuh merupakan suatu proses yang terus-menerus

dimiliki oleh individu untuk menjawab tawaran Allah melalui usaha pribadi dan

melibatkan orang lain. Proses bertumbuh menjadi pribadi yang utuh, terjadi apabila

manusia mampu berelasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Bagi seorang

religius, proses bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang utuh berarti hidup

bersama orang lain di dalam komunitas dan bersedia dibina seturut semangat

kongregasi.

Page 20: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

2

Dalam pembinaan hidup membiara proses pembinaan ini terbagi menjadi

tahap-tahap tertentu. Pada umumnya dalam sebuah lembaga religius tahap-tahap

pembinaan itu meliputi : tahap postulat (ada kongregasi yang memulai dengan

aspiran), tahap novisiat, tahap yuniorat dan tahap pembinaan lanjutan (on going

formation) untuk anggota yang sudah berkaul kekal. Pelaksanaan proses pembinaann

diatur oleh setiap lembaga hidup religius dengan memperhatikan hukum gereja dan

peraturan kongregasi yang bersangkutan.

Masa postulat berlangsung selama satu tahun. Dalam masa ini seorang calon

diperkenalkan tentang hidup bakti secara umum dan penghayatan secara khusus

spiritualitas kongregasi.

Masa novisiat berlangsung selama dua tahun. Tahun novisiat yang pertama

adalah tahun kanonik yang berlangsung satu tahun penuh (KHK, kan.648). Tahun

novisiat yang kedua adalah tahun eksperimen-eksperimen. Eksperimen-eksperimen

berarti menguji dan mengenali panggilan para novis serta mendidik mereka tahap

demi tahap menempuh jalan hidup kesempurnaan yang khas bagi kongregasi. Pada

masa ini para novis akan menjalani hidup berkomunitas di komunitas terdekat dan

mengikuti kursus gabungan bersama para novis kongregasi lain. Pada masa masa

tahun pertama dan kedua para novis dibimbing untuk memahami panggilan Ilahi,

khususnya yang khas dari tarekat yang bersangkutan, mengalami semangat dan cara

hidup kongregasi menurut semangat konstitusi (KHK, kan. 646).

Masa yuniorat diawali dengan pengikraran pertama kaul-kaul membiara

setelah novis dianggap layak menurut hukum gereja dan konstitusi kongregasi. Masa

Page 21: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

3

yuniorat adalah masa dimana para yunior menjalankan proses pengintegrasian

penghayatan kaul-kaul dalam hidup berkomunitas, doa/spiritualitas dan karya

kerasulan.

Dari ketiga tahap pembinaan yang telah dikemukakan untuk keperluan

penelitian di Kongregasi Maria Bunda Yang Berbelaskasih (dalam bahasa latin

Congregatio Fratrum Beatae Mariae Virginis, Matris Misericordiae disingkat CMM),

penulis menekankan tahap yuniorat. Alasan penulis, masa yuniorat adalah masa di

mana seorang frater yunior berada dalam pengintegrasian penghayatan kaul dalam

hidup membiara dengan segala aspeknya. Oleh karenanya mereka membutuhkan

pendampingan agar semakin mampu mengintegrasikan penghayatan kaulnya dalam

hidup berkomunitas, hidup doa, karya kerasulannya, dan mampu mengaktualisasikan

diri secara penuh sebagai frater kongregasi Maria Bunda Berbelaskasih (dalam

bahasa latin Congregatio Fratrum Beatae Mariae Virginis, Matris Misericordiae

disingkat CMM). Masa yunior dimulai sejak pengikraran kaul pertama hidup

membiara dalam kongregasi. Pada masa ini, para frater yunior ditempatkan di

komunitas-komunitas. Penempatan di komunitas-komunitas bertujuan agar para

frater yunior mengambil bagian dalam tugas perutusan dan belajar untuk menghayati

hidup sebagai seorang religius menurut semangat kongregasi.

Pelaksanaan pembinaan frater yunior ditempuh dalam dua cara yaitu di

bawah bimbingan pemimpin, frater senior lain yang hidup bersama mereka di

komunitas, dan melalui bimbingan Tim Pembina. Tim pembina (formator) dipilih

langsung oleh Dewan Pimpinan Provinsi. Tim ini bergabung dalam komisi

Page 22: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

4

pendamping frater yunior. Pembinaan di komunitas ditempuh melalui bimbingan

pribadi, pendalaman spiritualitas, jadwal komunitas dan jadwal tahunan. Sedangkan

pembinaan yang dilaksanakan oleh tim pembina melalui tugas pribadi. Tindak lanjut

dari pemberian tugas pribadi adalah bimbingan pribadi dan kelompok. Dalam proses

pembinaan dijalin kerjasama antara pemimpin komunitas dan tim pembina.

Pribadi manusia senantiasa diharapkan bertumbuh, melalui suatu proses

peziarahan. Proses peziarahan yang dimaksud adalah suatu perjalanan dimana

individu akan menemukan tujuan akhir. Perjalanan ini tidak selalu mulus. Dalam

menempuh perjalanan ini individu harus sungguh-sungguh mempersiapkan dirinya.

Aspek-aspek yang diharapkan cukup tumbuh dalam diri religius : aspek kognitif,

aspek sosial, aspek afektif, aspek spiritual, aspek apostolik, aspek fisik.

Konstitusi Frater CMM Bab IV, art. 294 berbunyi : “Agar kita berkembang

terus cinta kasih, maka alangkah baiknya pada saat tertentu kita mendengarkan

dorongan dari seseorang, yang membimbing kita secara pribadi“.

Dalam proses pertumbuhan ini, seorang frater yunior memerlukan bantuan

orang lain untuk mencapai kehendak Allah. Pembukaan diri merupakan salah satu

syarat untuk mencapai kehendak Allah. Lebih lanjut Konstitusi frater CMM 1:26

menjelaskan : ”kita mampu membuka hati bagi orang lain dan menemuinya dengan

hormat, sejauh kita melupakan kepentingan pribadi“.

Pandangan ini akan memudahkan kita untuk membina sikap saling membutuhkan,

relasi saling percaya sehingga mampu menciptakan suasana komunitas yang

harmonis dan damai.

Page 23: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

5

Gordon (1999) mengemukakan bahwa pembukaan diri adalah suatu aktivitas

mengungkapkan diri (perasaan, pikiran, kebutuhan, keyakinan, pendapat) kepada

orang lain secara deskriptif, otentik, jujur dan apa adanya. Menurut penulis

pembukaan diri dalam rangka pembinaan frater yunior dapat berarti suatu aktivitas

bagaimana seorang frater dengan penuh kesadaran mengungkapkan diri secara

otentik, jujur, apa adanya tentang situasi yang dialami saat ini dan masa lalu. Lebih

lanjut Gordon (1999) mengemukakan bahwa dengan membuka diri seorang individu

dapat meningkatkan kesadaran diri (self-awareness), membangun hubungan yang

lebih dekat dan mendalam, saling membantu dan lebih berarti bagi kedua belah pihak,

mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, mengurangi rasa malu dan

meningkatkan penerimaan diri, memecahkan berbagai konflik dan masalah

interpersonal, serta memperoleh energi tambahan dan menjadi lebih spontan

Dari pengalaman penulis selama kurang lebih 8 tahun hidup sebagai frater,

terdapat 18 frater yunior yang meninggalkan kongregasi (data sekretariat frater

CMM per 1 Juli sampai dengan November 2007). Jumlah ini tidak sedikit karena

kongregasi masih kekurangan anggota. Dari informasi ’Evaluasi Tahunan’ frater

yunior tahun 2007-20008 para pimpinan komunitas dan tim pembina, penulis

mendapat kesan bahwa banyak frater yunior yang kurang memiliki kesadaran untuk

membuka diri dan kesediaan untuk dibimbing sesuai dengan karisma kongregasi

frater CMM. Selanjutnya dari wawancara penulis dengan beberapa yunior, terungkap

bahwa mereka tidak berani menyampaikan berbagai gejolak atau pun emosi yang

ada di dalam dirinya kepada orang lain, apalagi jika menyangkut hal-hal yang

Page 24: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

6

dianggapnya tidak baik untuk diketahui orang lain. Akibatnya individu tersebut lebih

banyak memendam berbagai persoalan hidup yang seringkali terlalu berat untuk

ditanggung sendiri sehingga menimbulkan berbagai masalah psikologis dan

fisiologis. Misalnya seorang yunior mengalami ’jatuh cinta’ dengan seorang gadis

sementara motivasinya menjadi seorang biarawan sangat kuat atau seorang frater

yunior dipercayakan menangani keuangan komunitas menyalahgunakan keuangan.

Mengingat pentingnya seorang religius memiliki sikap terbuka terhadap

pembimbing dalam tugas dan pengabdiannya, penulis ingin mengungkap tingkat

pembukaan diri para frater yunior kongregasi Frater Santa Perawan Maria Bunda

Yang Berbelaskasih (disingkat CMM) tahun 2007/2008. Hasil penelitian ini akan

digunakan sebagai informasi dan bahan masukan untuk pembinaan para frater yunior

di Indonesia.

B. Rumusan Permasalahan

Berawal dari latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang dijawab

dalam penelitian ini adalah bagaimana pembukaan diri para frater Yunior CMM

kepada pembimbing Rohani Kongregasi Frater Santa Perawan Maria Bunda Yang

Berbelaskasih (CMM) Provinsi Indonesia Tahun 2007/2008?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang tingkat pembukaan diri

para frater Yunior CMM provinsi Indonesia Tahun 2007/2008.

Page 25: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

7

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan masukan kepada para pemimpin dalam usaha meningkatkan

pendampingan dan bimbingan spiritualitas bagi frater yunior CMM Indonesia.

2. Menjadi sumber inspirasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian

seputar obyek yang sama.

E. Batasan Istilah

1. Kongregasi adalah organisasi /lembaga hidup bakti di kalangan Katolik yang

memiliki spiritualitas yang sama

2. Kongregasi Para Frater Maria Bunda Yang Berbelaskasih, ( dalam bahasa

latin : Congregatio Fratrum Beatae Mariae Virginis, Matris Misericordiae

disingkat CMM) adalah suatu persekutuan religius awam yang tidak menikah.

3. CMM Provinsi Indonesia adalah salah satu bagian dari CMM dunia, yang

dipimpin oleh seorang frater yang disebut provinsial. Kata Provinsi Indonesia

dicantumkan untuk membedakan dengan CMM negara lain. Kongregasi

CMM berada di berbagai negara yang dipimpin oleh frater pemimpin umum

yang berdomisili di Tilburg, Belanda.

4. Konstitusi adalah aturan/pedoman dasar yang mengatur jalannya kongregasi

5. Pembimbing Rohani CMM adalah tim pembina (formator) yang dipilih

langsung oleh Dewan Pimpinan Provinsi. Tim ini bergabung dalam komisi

pendamping frater yunior yang terdiri dari 12 frater senior, yang telah

dianggap matang dalam kehidupan rohani.

Page 26: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

8

6. Yang dimaksud dengan frater yunior adalah seorang frater / sekelompok frater

yang sedang hidup / berada dalam masa kaul sementara / profesi sementara.

Secara konstitusional dapat dikatakan bahwa yang disebut frater yunior adalah

frater yang berprofesi sementara yang dimulai dari profesi I dan berakhir pada

saat seorang frater mengikrarkan profesi kekalnya seumur hidup. Rentang

waktu antara profesi pertama dan profesi kekal disebut masa yuniorat. Kaul

adalah suatu janji untuk memuliakan Allah. Kaul sementara adalah kaul yang

diperbaharui secara berkala. Masa kaul sementara sekurang-kurangnya enam

tahun dan paling lama sembilan tahun. Kaul pertama berarti kaul yang

diucapkan pertama kali setelah masa pembinaan yang disebut masa novisiat

selesai.

7. KHK adalah kitab hukum kanonik yang bertujuan untuk menumbuhkan

ketertiban bagi masyarakat gerejani, yang memberikan tempat utama kepada

cinta, rahmat dan kharisma-kharisma dan mengatur perkembangan kehidupan

tiap-tiap orang yang termasuk di dalamnya.

8. Pembukaan diri adalah aktivitas pengungkapan diri berupa pengalaman hidup,

cita-cita, perasaan, pikiran, kebutuhan, keyakinan, pendapat kepada orang lain

terhadap situasi yang sedang kita hadapi dan memberikan informasi yang

relevan tentang masa lalu secara otentik dan jujur.

9. Tingkat pembukaan diri para frater yunior adalah taraf sejauh mana seorang

yunior mengungkapkan dirinya (perasaan, pikiran, kebutuhan, keyakinan,

pendapat) kepada pembimbingnya secara deskriptif, otentik, jujur dan apa

Page 27: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

9

adanya. Dalam penelitian ini tingkat pembukaan diri dikategorikan dalam

lima tingkatan yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah

berdasarkan distribusi normal dengan kontinum jenjang yang berpedoman

pada Azwar (1999:108).

Page 28: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

10

BAB II

KAJIAN TEORITIS

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kongregasi Frater CMM yakni

gambaran umum kongregasi, spiritualitas kongregasi, gambaran umum pembinaan

frater yunior CMM, pembukaan diri yakni bentuk-bentuk pembukaan diri, isi

pembukaan diri, alasan takut terbuka, langka-langkah membuka diri, dan manfaat

pembukaan diri.

A. Kongregasi Frater CMM

1. Gambaran Umum Tentang Kongregasi Frater CMM

Kongregasi Fratrum Beatae Mariae Virginis, Matris Misericordiae

(selanjutnya disebut CMM) merupakan suatu persekutuan religius awam yang

tidak menikah (Konst.CMM I, 21), didirikan oleh Mgr. Joannes Zwijsen pada

tanggal 25 Agustus 1844 di Tilburg, Belanda. Beliau peka akan masalah-masalah

sosial dan spiritual yang konkret di kota Tilburg, khususnya masalah pendidikan

kaum muda yang kurang diperhatikan. Ia hidup dalam tradisi Vinsensius yang

menghidupi karisma belaskasih Vinsensius a Paulo tentang sabda belaskasih,

"Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudaraKu yang paling

hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Mat 25:40). Sebagai pelindung

dan suri tauladan para pengikutnya, beliau mengambil tokoh Santa Perawan Maria

Bunda yang Berbelaskasih sebagai nama dan pelindung kongregasi.

Page 29: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

11

a. Maria Bunda Yang Berbelaskasih

Dari nama yang diberikan kepada kongregasinya yaitu Kongregasi Frater

Santa Perawan Maria Bunda Yang Berbelaskasih (CMM), maka dapat dikatakan

bahwa Mgr. Zwijsen sangat mengagumi Bunda Maria. Maria disebut Bunda

Berbelaskasih karena Maria penuh kebaikan dan belaskasih terhadap orang-orang

yang miskin dan sesama yang menderita. Ia mengajak para pengikutnya untuk

belajar berbelaskasih mengikuti Bunda Maria.

Bunda Maria dengan gelar Bunda Yang Berbelaskasih, menandakan

keutamaan cinta kasih atau belaskasih harus diselenggarakan secara khusus dalam

kongregasi (De Veer, 2000). Kongregasi secara khusus didirikan untuk

melaksanakan keutamaan belaskasih bagi kaum miskin dan sesama yang menderita

seperti yang telah dilakukan Bunda Maria. Agar pengikutnya semakin menghayati

keutamaan-keutamaan Bunda Maria, ia mengajak para frater mengadakan ofisi

Maria (de Veer 2000), serta setiap hari berdoa rosario untuk merenungkan misteri-

misteri rosario.

Pandangan Mgr. Zwijsen tentang Maria sangat sederhana. Ia memandang

Maria sebagai seorang manusia yang mempunyai keterbatasan mampu

melaksanakan karya belaskasih Allah. Mgr. Zwijsen menghayati perlindungan dan

inspirasi Maria sebagai suatu kenyataan yang hidup dan kekuatan yang efektif

dalam hidupnya. Menjadi jelas untuk para pengikutnya supaya menjadikan Maria

Bunda yang Berbelaskasih sebagai suri tauladan dalam karya pelayanan kepada

sesama yang miskin dan menderita. Tentang hal ini dalam Konstitusi CMM

Page 30: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

12

dikatakan bahwa Bunda Maria hendaknya menjadi suri tauladan dalam kehidupan

para frater. Para frater hendaknya dalam perjalanan hidup ini memasrahkan diri

kepada Penyelenggaraan Ilahi seperti yang diteladankan oleh Bunda Maria

(Kons.CMM I,58-60)

b. Santo Vinsensius a Paulo

Seperti banyak pendiri dari kongregasi yang muncul pada abad ke-19,

Mgr.Joannes Zwijsen diilhami oleh semangat Vinsensius a Paulo, rasul orang yang

miskin. Vinsensius merancang suatu pola kehidupan religius yang baru, dimana

cita-cita kontemplatif dari cinta yang murni dikaitkan dengan pengabdian kerasulan

bagi kaum miskin dan rakyat kecil pada zamannya. Salah satu kebijakan

Vinsensius a Paulo adalah cinta kepada Tuhan yang diwujudkan dalam pelayanan

kepada sesama yang miskin. Kebajikan cinta kasih ini diinspirasikan dari Sabda

Yesus yang berbunyi : ”...Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu

yang kamu lakukan untuk salah seorang saudaraKu yang paling hina ini, kamu

telah melakukannya untuk Aku” ( Matius 25: 40)

Perhatian Vinsensius a Paulo terhadap kaum miskin dan kemalangan di

Perancis pada abad ke-17, menginspirasikan Mgr. Joannes Zwijsen untuk memulai

karya belaskasih di Tilburg pada abad ke-19 dengan mendirikan Suster SCMM dan

Frater CMM. Zwijsen merupakan manusia yang mempunyai karisma belaskasih

dalam jejak Vinsensius (Huls, 1998).

Page 31: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

13

2. Gambaran Belaskasih Mgr. Joannes Zwijsen

Zwijsen sering dilukiskan sebagai sorang pragmatis, seorang pelaku

yang merintis karya belaskasih pada abad ke-19 di Tilburg (van Geene

1993:10). Ia peka terhadap situasi konkret pada jamannya, terutama terhadap

orang miskin. Situasi kehidupan yang demikian mendorongnya untuk

memperhatikan dan mengabdi mereka dengan karya-karya belaskasih.

Zwijsen menyadari panggilan kepada orang miskin merupakan panggilan

kepada Allah sendiri (Konst.CMM I, 202-209).

Untuk menjelaskan secara konkret gambaran belaskasih kepada para

pengikutnya, Zwijsen merujuk pada teks kitab suci tentang perumpamaan

Orang Samaria yang Murah Hati (Luk 10:30-35). Tentang gambaran

belaskasih ini Harie van Geene (1993:II) menjelaskan demikian: ”Seorang

melewati seorang yang menderita, ia melihat orang itu, hatinya tergerak oleh

belaskasih, ia mendampinginya dan mulai beraksi.” Lebih lanjut Pieter Jan

van Lierop (1996:40) menguraikan tentang unsur-unsur pokok dalam karya

belaskasih menurut Zwijsen berdasarkan kisah perumpamaan Orang Samaria

yang Murah Hati yaitu datang dan melihat, hati tergerak oleh belaskasihan,

melayani secara konkret dan efisien, mengatur kualitas dan kontinuitas

pelayanan.

Page 32: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

14

3. Belaskasih Spritualitas Kongregasi Frater CMM

Belaskasih merupakan sebuah sikap yang perlu dibangun dalam pelayanan

terhadap orang lain terutama yang miskin dan marginal. Semangat belaskasih

menjadikan pelayanan bermutu dan mendapatkan landasan yang kuat dan kokoh

karena tidak ada unsur menonjolkan diri, pamrih, mencari popularitas terhadap orang

yang dilayani. Belasaksih mempunyain banyak aspek. Beberapa aspek belaskasih

yang mendasar untuk dipahami sebagai cara untuk memahami belaskasih secara utuh.

a. Perjumpaan wajah

Kata “belaskasih” (compassion) umumnya menimbulkan perasaan-perasaan

positif. Perasaan positif bermacam-macam, misalnya baik, lemah lembut dan

pengertian. Menurut Henry J.M. Nouwen, belaskasih adalah suatu jawaban terhadap

penderitaan manusiawi. Seorang manusia yang tidak berbelaskasih tidak dapat

dibayangkan seperti halnya seorang mannusia yang tidak manusiawi. Belaskasih

dalam bahasa Inggris disbut compassion. Kata compassion berasal dari bahasa Latin

yang terdiri dari dua kata, pati dan cum yang yang berarti menderita bersama.

Belaskasih berarti keterlibatan penuh dalam keadaan sebagai manusia. Bila

belaskasih diartikan seperti ini, maka jelas bahwa didalamnya terkandung lebih dari

sekedar suatu keramahan, pengertian dan kelembutan yang biasa. Belaskasih

berhadapan dengan situasi manusia. Untuk berbelaskasih seseorang harus mengalami

perjumpaan. Emanuel Levinas menggambarkan sebuah perjumpaan sebagai epifania

yakni muka yang mengekspresikan diri artinya apabila orang itu menyapa kita.

Epifani muka bersifat (mengandung makna) etis. Belaskasih mendapatkan makna

Page 33: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

15

bila berhadapan dengan orang lain. Perjumpaan dengan orang menimbulkan sebuah

tanggungjawab. Misalnya bila ada sebuah penderitaan. Perjumpaan dengan

penderitaan menimbulkan tanggungjawab untuk berjuang mengatasi penderitaan.

Belaskasih tidak hanya berhenti pada perasaan pribadi, namum perjumpaan

menjadikan belaskasih mempunyai arti yang lebih mendalam yang bukan hanya

sekedar perasaan, keramahan, kelembutan, pengertian dsbnya. Belaskasih menuntut

tanggungjawab, pengorbanan diri, pembukaan diri dan keterlibatan untuk membuat

keadaan semakin baik dan layak.

b. Option for the poor dan keharuan sosial

Sikap belaskasih adalah sebuah tanggungjawab dan pilihan untuk melayani

orang-orang yang tidak berdaya. Orang yang tidak berdaya, orang miskin dan

marginal adalah mereka yang tidak dapat menolong diri sendiri. Kaum kecil ini

merupakan golongan yang jarang diperhitungkan dalam lingkup masyarakat. Sikap

belaskasih adalah pilihan untuk melayani mereka yang miskin dan kecil. Dengan

sikap penuh belaskasih orang miskin dan kecil mendapat perhatian dan kepedulian

yang membuat mereka mampu bertahan dalam hidup. Mengutamakan orang miskin

dan kecil adalah sebuah sikap peduli untuk menolong dan berjuang bersama dalam

tindakan belaskasih.

Sikap belaskasih adalah tindakan Allah yang peduli dengan kehidupan

manusia yang berdosa. Dengan demikian sikap belaskasih adalah kepedulian yang

nyata untuk semua manusia yang tidak berdaya sebab Allah sendiri sudah memilih

untuk menolong manusia dari belenggu maut karena dosa. Manusia memegang

Page 34: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

16

prinsip belaskasih sebagai prinsip dasar dari tindakan Allah, juga yang akan menjadi

tindakan manusia juga dalam hidupnya untuk menolong terutama mereka yang

miskin dan menderita. Belaskasih menjadi latar belakang tindakan Yesus dalam

setiap penderitaan orang banyak, orang miskin, orang lemah, dan mereka yang

dicabut martabatnya. Belaskasih menjadi pilihan dasar pilihan untuk melayani

mereka yang kecil. Dengan demikian belaskasih bukan sekedar tindakan tetapi dasar

dari semua tindakan untuk membantu orang miskin dan kecil/ option for the poor.

Allah sendiri memihak orang kecil dan miskin. Hal ini kiranya tercermin

dalam diri Yesus. Yesus mendekati orang miskin tanpa syarat. Ia menampakka Allah

sendiri. Kerajaan-Nya mendatangi orang miskin dan kecil, orang berdosa tanpa syarat

apapun. Dengan menerima mereka yang tersingkir, pendosa, orang miskin, mereka

yang tidak bersuara Yesus mendengungkan bahwa Allahpun menerima mereka.

Melalui dan dalam diri serta karya Yesus, orang miskin mengetahui dan mengalami

bahwa Allah memihak mereka.

Henry J.M. Nouwen melihat kaum miskin sebagai suatu keharuan sosial.

Dalam pengalaman Henry J.M. Nouwen, kaum mengharukan dan di antara mereka

terjalin sikap penuh kasih. Orang-orang yang termiskin dari antara orang-orang

miskin mengalami kegembiraan tertentu dan sungguh menakjubkan. Inilah keharuan

sosial. Keharuan sosial membangkitkan semangat untuk membagikan sesuatu kepada

orang miskin. Banyak cara yang diberikan kepada orang miskin dan menderita.

Keharuan sosial muncul karena melihat realitas kemiskinan yang ada di sekitar.

Page 35: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

17

Pilihan hidup untuk melayani mereka merupakan tanggungjawab sebagai orang yang

berbelaskasih.

c. Kesederhanaan dan kerendahan hati

Kesederhanaan dan kerendahan merupakan sikap yang penting dibangun

untuk melayani secara belaskaskasih. Tanpa kesederhanaan dan kerendahan hati,

pelayanan yang diberikan kepada orang yang miskin dan menderita tidak akan

memberikan efek yang baik untuk orang yang dilayani. Sikap sederhana dan

belaskasih menarik orang dari kenabihan, kesombongan yang disebabkan oleh

egoisme pribadi. Hak ini berarti bahwa seseorang mengosongkan dirinya untuk orang

yang dilayani. Pengosongan diri memang tidak menuntut penyiksaan diri atau

menyalahkan diri sendiri akan tetapi untuk memberi perhatian yang lebih kepada

orang lain yang dilayani sehingga mereka menyadari nilai hidup mereka sendiri.

Pelayanan terhadap orang miskin dan kecil dalam kesederhanaan dan kerendahan hati

memungkinkan terjadinya dialog seimbang sehingga orang mengerti kebutuhan orang

yang dilayani.

Kesederhanaan adalah salah satu aspek penting dari sikap belasakasih.

Kesederhanaan menurut Mgr. Zwijsen terdiri atas dua, yakni kesederhanaan

manusiawi dan kesederhanaan kristen/religius. Kesederhanaan membuat manusia

sadar akan martabatnya yang tidak berasal diri sendiri melainkan merupakan

pemberian Allah. Orang yang rendah hati tidak mereduksikan oranglain kepada

ukuran sendiri, kebutuhan atau pikirannya. Dengan demikian akan muncul sikap

Page 36: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

18

terbuka akan kenyataan hidup yang dialami sendiri dan orang lain. Kesederhanaan

adalah sikap terbuka dan jawaban manusia terhadap Allah dan membiarkan Allah

mengasihi dirinya.

Manusia akan menjadi sederhana jika manusia mempunyai cita-cita luhur

dan terdalam untuk “memiliki cinta kasih Ilahi” sebagai satu-satunya tujuan hidup.

Yang dimaksudkan Mgr. Zwijsen adalah melatih diri dan bertekad untuk sungguh

mengasihi Allah sehingga kecendrungan itu menjadi arah hidup.

Kerendahah hati berarti sikap seseorang yang mengakui secara jujur

kelemahan dan kekurangannya. Kerendahan hati berarti suatu sikap realis dan berani

memandang diri sendiri secara jujur. Hal ini menjadi dasar semua kebajikan karena

kebajikan itu membuka inti kesadaran kita kepada Allah. Dalam kerendahan hati

manusia menyadari kasih yang kreatif dimana Allah berkontak dengan manusia.

Dengan demikian manusia menerima diri sendiri dan orang lain yang berasal dari

kasih Allah yang menghidupkan yang setiap saat memanggil manusia untuk hidup

baik di dunia ini. Segala keberadaan manusia merupakan karunia Allah. Hal tersebut

mengarahkan manusia untuk tidak angkuh atau sombong terutama dalam melayani

dan memperhatikan orang miskin, kecil, kaum marginal dan semua yang tidak untung

hidupnya. Menerima kelemahan diri secara jujur dan dengan rendah hati melepaskan

diri dari kesombongan, membenarkan diri, mementingkan diri sendiri dan

membenarkan diri adalah sikap yang yang dibangun dalam belaskasih.

Page 37: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

19

d. Memerdekan dan Membebaskan

Aspek belaskasih yang lain adalah tindakan untuk membawa orang pada

situasi hidup yang merdeka dan bebas dari berbagai belenggu hidup. Tentu saja yang

dimaksudkan adalah bagaimana orang bisa merdeka dan bebas dari berbagai

penderitaan di dunia. Ada banyak model penderitaan yang dialam oleh manusia

dewasa. Ada penderitaan orang miskin dan tertindas, penderitaan orang sakit dan

penderitaan akibat malapetaka yang besar. Belaskasih meniadakan penderitaan

dengan cara terlibat dan ikut berjuang bersama bagi mereka yang menderita.

Semangat belaskasih mempunyai dihadapkan pada situasi ini untuk mengantar

manusia pada semangat kemerdekaan dan kebebasan sejati.

1) Kemerdekakan

Tindakan belaskasih adalah tindakan yang dapat memerdekan orang yang

terbelenggu karena penderitaan tertentu. Semangat belaskasih adalah semangat

yang memerdekakan. Kemerdekaan adalah hak setiap manusia sehingga

penderitaan harus dihapuskan untuk membiarkan oranglain menikmati

kemerdekaannya. Kemerdekaan adalah hak setiap manusia sehingga tidak dapat

dapat dicabut oleh siapapun juga. Tanpa kemerdekaan manusia tidak dapat

mencintai sebagaimana mestinya. Tanpa cinta, manusia akan mengalami

kesepihan hidup dan tersiksa. Kemerdekaan adalah kemenangan terhadap

penderitaan.

Page 38: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

20

2) Membebaskan

Ada banyak ketidakadilan di muka bumi ini. Penindasan terjadi setiap

waktu dan bisa terjadi kapan saja. Tindakan belaskasih adalah adalah tindakan

yang dapat menangkat derajat kaum tertindas, tindakan keadilan yang dapat

dimsukkan dalam proyek pembebasan yang menunjuk pada pada cakrawala

yang diciptakan oleh keadilan demi terciptanya kerajaan Allah. Usaha

pembebasan adalah suatu bentuk perjuangan untuk dapat mengubah situasi

penindasan menjadi lebih baik, layak dan berperikemanusiaan. Usaha ini

adalah tugas luhur umat manusia untuk mengangkat derajat kaum tertindas

menjadi mitra/partner dalam mengusahakan kebaikan bersama sehingga

terciptanya kehidupan yang beradab.

Orang Kristen mempunyai seorang tokoh pembebas. Bukan hanya

sebagai pembebas, Yesus Kristus harus menjadi model orang Kristen dalam hal

ini. Yesus menunjukkan suatu sikap belaskasih pada individu-individu yang

dibebabani salib dan menyembuhkan mereka. Usaha pembebasan adalah sebuah

bentuk sikap belaskasih yang memperhatikan manusia dan kepekaan terhadap

mereka yang tersingkir. Belaskasih berarti peduli dengan kehidupan yang

sengsara, masa depan orang yang dilayani dengan terlibat dan bekerjasama

memberantas kesengsaraan yang dialami. Kepedulian adalah sebuah bentuk

perhatian yang dibutuhkan oleh orang-orang miskin dan tertindas.

Page 39: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

21

e. Melayani secara kreatif dan tepat sasar

Berbicara tentang belaskasih adalah berbicara tentang

pelayanan.Pelayanan berarti usaha yang terus menerus untuk menjadikan

pencarian Allah yang dilakukan sendiri dengan kepahitan dan kegembiraan,

putusasa dan harapan, siap dipakai oleh mereka yang ingin menggabungkan

diri dalam pencarian itu tetapi tidak tahu jalannya. Pelayanan adalah inti hidup

kristiani. Dasar pelayanan adalah meberikan hidup bagi saudara-saudaranya..

Pelayanan yang diberikan mestinya kreatif dengan mengetahui kehidupan

orang yang dilayani dan sesuai dengan situasi dan kondisi hidup mereka.

Apabila orang yang melayani mengetahui situasi hidup orang yang dilayani

maka pelayanan itu disebut dengan pelayanan yang tepat sasar. Dengan kata

lain pelayanan itu sesuai dengan yang apa yang dibutuhkan orang lain pada

situasi dan kondisi tertentu.

1) Melayani secara kreatif

Orang Kristen dipanggil untuk menjadi agen perubahan. Menurut

Henry J.M. Nouwen, hal yang pertama untuk mengubah dunia adalah

mengubah hati tiap orang. Seorang Kristiani yang menjadi pembaharu sosial

adalah seorang yang tidak kehilangan jiwanya sendiri, seorang yang aktif dan

pada saat yang sama orang yang penuh doa. Inilah pelayanan yang kreatif yang

tidak hanya melulu melayani tetapi memiliki sebuah spiritualitas yang

membangun semangat pelayanan. Seorang pelayan yang kreatif adalah seorang

yang berani mengembangkan kesediaan menerima dalam diri sendiri maupun

Page 40: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

22

orang lain. Orang yang membawa perubahan pertama-tama harus belajar

diubah oleh yang dilayani. Pelayanan yang diberikan bukan sekedar memberi

tetapi menemukan makna pelayanan yang dapat membangkitkan rasa percaya

diri orang yang dilayani. Pelayanan kreatif mampu mengarahkan yang dilayani

menuju kehidupan yang lebih baik serta menemukan cara-cara baru dalam

melayani. Tentu saja hal ini tidak dapat dilakukan oleh diri sendiri namun

membutuhkan kerjasama yuang baik dengan pihak lain. Meminjam istilah

Henry J. M. Nouwen hal tersebut dinamakan berbagi tanggungjawab. Menurut

Nouwen, jika orang Kristiani ingin menjadi pembawa perubahan sosial, hal

pertama yang dipelajari adalah bagaimana berbagi kepemimpinan. Orang lain

diberi wewenang sesuai dengan tanggungjawab masing-masing. Dengan

bekerjasama seperti ini, banyak hal yang dapat dilakukan dan menemukan cara-

cara yang kreatif dalam melayani. Pelayanan kreatif dapat terjadi bila dilakukan

bersama-sama dan bekerjasama dengan oranglain dengan menghindari single

fighter dalam perjuangan mengatasi segala bentuk penderitaan yang terjadi di

dunia ini.

2) Melayani tepat sasar.

Pelayanan yang tepat sasar adalah pelayanan yang dapat menjawab

kebutuhan orang yang membutuhkan. Pelayan yang tepat sasar adalah pelayan

yang bersedia mengembangkan kepekaan terhadap tanda kehadiran Allah dalam

hidup sendiri dan hidup sesama dan yang bersedia untuk menawarkan

pengalaman-pengalaman mereka sebagai jalan pembebasan bagi orang-orang

Page 41: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

23

yang didera penderitaan. Dengan demikian pelayan mengetahui situasi dan

kondisi hidup yang dilayani, keprihatian, kebutuhan dan sebagainya, sehingga

dapat mengetahui hal apa saja yang dapat membantu meringankan penderitaan.

Pelayanan yang kreatif aka membantu pelayanan yang tepat sasar sehingga

banyak orang yang selamat dari berbagai penderitaan di dunia ini. Maka,

dibutuhkan pelayan-pelayan kristiani yang memberikan hidup mereka sendiri

bagi sahabat-sahabat mereka, dengan membantu mereka untuk membedakan

roh yang membangun dari roh yang merusak, dan dengan membuat mereka

bebas untuk menemukan Roh Allah yang memberi hidup di tengah-tengah

dunia. Pelayanan yang tepat sasar, yang sesuai dengan kebutuhan bukan saja

membantu orang-orang yang dilayani dngan pemenuhan kebutuhan yang sesuai

melainkan menghantar mereka pada pengenalan akan Allah. Pelayanan seperti

ini amat dibutuhkan pada zaman ini, dimana nilai-nilai kepercayaan menjadi

kabur karena menganggap penderitaan dibuat dan direstui oleh Tuhan.

f. Pengakuan dan Pengampunan

Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dan

pengampunan dalam hidupnya. Keterbatasan manusia dalam hiduupnya tidak

dapat meniadakan keberadaannya sebagai manusia. Apapun situasinya, manusia

manusia hendaknya tetap diakui keberadaanya. Demikian halnya, pengampunan

dibutuhkan manusia karena keterbatasanya sebagai pribadi dan sebagai

kelompok. Belaskasih merupakan sebuah sikap manusiawi yang juga

merangkum pengakuan dan pengampunan. Saling mengakui dan mengampuni

Page 42: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

24

adalah tanda hidup bersama sebagai orang kristiani. Dalam proses pengakuan

dan pengampunan yang terus menerus, manusia dibebaskan dari keterasingan

dan mendapatkan cara hidup baru yang damai tanpa kekerasan. Pengakuan da

pengampunan adalah dua pilar kehidupan kristiani. Kedua pilar tersbut

merupakan jalan yang dikaruniakan Tuhan untuk menerobos tembok-tembok

ketakutan yang memisahkan manusia satu sama lain. Hal ini menggerakan suatu

daya kreasi untuk menggerakan manusia menjauhi masa lalu yang penuh

kesakitan dan kepedihan, melepaskan diri dari reaksi yang tidak pernah berhenti

dan menciptakan situasi baru yang lebih baik. Maka, Pengakuan dan

pengampunan akan membuka kesempatan untuk berekonsiliasi.

1) Pengakuan

Secara personal manusia dicintai oleh Allah dan dipanggil untuk

memasuki relasi dengan cinta personal dengan Allah. Manusia dengan

kesamaan derajat dan martabat diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang

mampu memasuki relasi interpersonal. Pengakuan manusia sebagai citra

Allah dapat menghapus berbagai macam pandangan yang dapat

merendahkan martabat manusia. Manusia diakui keberadaanya karena

memiliki harkat derjat dan martabat yang sama. Orang-orang kecil, miskin,

terlantar dan tertindas adalah manusia-manusia yang tetap diakui

keberadaanya. Mereka adalah orang-orang seperti manusia lain namun

belum beruntung dalam hidupnya. Pengakuan terhadap mereka adalah bukti

bahwa manusia menghayati diri sebagai citra Allah.

Page 43: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

25

2) Pengampunan

Pengampunan adalah bagian kedamaian yang sangat didamba oleh

umat manusia. Semua manusia ingin hidup dalam suasana kedamaian.

Perdamaian erat terkait dengan keadilan, keadilan erat terkait dengan

pengampunan. Tidak ada damai tanpa keadilan, tidak ada keadilan tanpa

pengampunan. Pengampunan diperlukan oleh umat manusia untuk dapat

hidup berdampingan secara damai. Tanpa kedamaian manusia tidak dapat

menjalankan roda kehidupan sebagaimana mestinya. Banyak hambatan

krusial yang terjadi bila manusia hidup tanpa adanya sikapa saling memberi

pengampunan. Manusia akan menjadi “serigala bagi manusia lain” (homo

homini lupus) yang saling menindas, menjatuhkan bahkan saling

menghabisi. Dalam situasi hidup yang real, kita orang-orang Kristiani

berupaya untuk mengampuni mereka yang menyakiti kita dengan hati yang

tulus. Suasana hidup yang dibangun atas rasa saling menghormati dapat

membuka banyak kesempatan untuk menciptakan kehidupan harmonis dan

saling menghargai perbedaan.

Page 44: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

26

g. Penghayatan Tiga Lingkup belaskasih.

Setelah menguraikan beberapa aspek pada poin-poin sebelumnya,

maka pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana belaskasih dihayati dalam

tiga lingkup. Lingkup tersebut erat kaitannya dengan penghayatan kaul-kaul,

kaul ketaatan, kemiskinan dan kemurnian. Ketiga kaul: ketaatan, kemiskinan,

kemurnian menciptakan ruang spiritual dimana panggilan belaskasih bisa

tetap otentik dan berkembang. Mgr. Zwijsen menganggap ketiga kaul religius

sebagai ruang hidup dimana panggilan belaskasih bisa bertumbuh dengan

subur.

1) Poros Belaskasih: Ketaatan

Menurut Mgr. Zwijsen panggilan belaskasih tanpa ketaatan akan

kehilangan keseimbangannya. Keseimbangan terjadi bila panggilan belaskasih

dijalankan dengan setia dan ketaatan penuh. Belaskasih menuntut sikap taat

dari manusia. Ketaatan adalah kurban terbesar yang dipersembahkan manusia

kepada Allah sebagaimana yang dikatakan Santu Ignasius, ketaatan adalah

poros dimana kongregasi berputar, sehingga bila poros ini bengkok atau

patah, kerjanya terhalang atau berhenti total. Menurut Zwijsen, ketaataan

berarti menerima dengan tulus hati dan melaksanakan semua pelayanan

belaskash demi mneyelamatkan banyak orang msikin dan tertindas.

Belaskasih tidak mencari kepentingan diri sendiri tetapi menampakkan cinta

kasih Allah. Ketaatan untuk melayani orang miskin dan menderita adalah

sebuah bukti ketaatan pada kehendak Allah untuk melaksanakan karya

Page 45: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

27

cintakasih dengan lebih baik. Dalam wajah orang miskin ditemukan wajah

Allah dan manusia terdorong untuk menolong dan melayani demi kemuliaan-

Nya. Karena itu, pelayanan yang diberikan adalah ketaatan yang harus dijalani

bukan sebagai paksaan tetapi dengan ketulusan hati sehingga karya belaskasih

menjadi sebuah panggilan konkret dalam wajah-wajah orang miskin dan

terlantar.

2) Benteng Belaskasih: Kemiskinan

Panggilan belakasih menurut Mgr. Zwijsen dibangun dengan kokoh

dengan kebajikan kemiskinan. Kemiskinan sempurna bagi Zwijsen berarti

mencintai kemiskinan dan hidup dalam semangat kemiskinan. Mgr. Zwijsen

melihat kemiskinan sebagai benteng kehidupan religius. Kaul kemiskinan

berada dalam ketegangan antara keterikatan dan sikap lepas bebas. Bagi

Zwijsen teladan kemiskinan yang sempurna adalah Yesus Kristus. Dia adalah

Tuhan dan Tuan atas semuanya, namun lahir dari ibu yang miskin dan ayah

tukang kayu yang sederhana dan dalam segalanya memilih kemiskinan.

Dengan memilih untuk jalan untuk melepaskan segala ikatan duniawi, karya

belaskasih dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian belaskasih

mengarahkan perhatian pada orang miskin, orang kecil, yang tersisihkan dari

masyarakat, kaum tertindas dan berjuang bersama mereka menciptakan

suasana hidup yang lebih baik. Bagi Zwijsen, tanpa kemiskinan maka tidak

akan ada hidup religius. Dalam dunia, kekayaan merupakan benteng negara-

negara makmur. Kekayaan adalah tanda kemakmuran suatu negara. Dalam

Page 46: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

28

dunia religius, semangat kemiskinan merupakan sumber kebaikan

sebagaimana kerakusan merupakan sumber kejahatan. Diarmuid O’ Murchu,

melihat kaul kemiskinan sebagai sebuah usaha untuk melindungi diri dari

berbagai ketimpangan dan penyalahgunaan kekayaan dan kepemilikan.

3) Belaskasih yang dilandasi kemurnian

Bagi Mgr. Zwijsen, kemurnian merupakan sifat cinta kasih ilahi yang

menggerakan hati kaum religius terdalam dari karya cinta kasih. Dari hal

tersebut, seorang religius memberikan penghormatan yang tinggi tethadap

sesama. Kemurnian bukan hanya ditujukan untuk diri sendiri namun erat

kaitannya dengan kemurnian pelayanan terhadap orang yang membutuhkan

pertolongan. Untuk itu sikap keterbukaan dipandang sangat penting.

Hubungan dengan dunia diatur dengan melaksanakan karya cinta kasih.

Panggilan cinta kasih menuntut kaum religius untuk tidak mementingkan diri

sendiri. Untuk itu seorang religius harus mengarahkan hatinya secara total

kepada Allah serta mempersembahkan seluruh hati dan seluruh cinta kepada

Mempelai Ilahi. Ketulusan dalam mencintai dan melayani orang miskin dan

tertindas adalah sikap yang dibangun sebagai bentuk kepedulian pada hidup

sesama yang dilanda kemalangan. Ketulusan melebihi kepentingan diri sendiri

dan hanya melayani oranglain dalam semangat cinta tanpa menonjolkan serta

mencari keuntungan diri.

Page 47: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

29

h. Doa dan Kontemplasi membangun Relasi Intim dengan Sang Belaskasih

Doa dan kontemplasi adalah sarana untuk membangun relasi dengan

Allah secara intim. Relasi dengan Allah yang intim hanya terjadi bila orang

menyediakan waktu dan tempat di hati untuk dapat menjalin hubungan dengan-

Nya Sang Belasakasih. Sikap belaskasih hanya akan bermakna dalam

penghayatan bila didasari doa dan kontemplasi. Doa dan kontemplasi akan

memberi dasar yang kuat untuk melayani sesama dengan penuh belaskasih.

1) Doa

Orang beriman adalah murid Tuhan yang selalu mengikut Dia dari

dekat. Manifestasi sebagai murid adalah meberikan pelayanan kepada

Tuhan lewat sesama. Perwujudan cinta kepada Tuhan merupakan karya

belaskasih yang ditujukan kepada semua orang menderita, miskin dan

tertindas. Hidup sebagai murid tidak berarti menggunakan Allah kalau

murid tidak mampu lagi untuk bekerja. Sebagai murid, manusia menemukan

seluruh kekuatan, harapan, keberanian, dan keyakinan dalam Allah. Maka

dari itu, doa harus menjadi kprihatinan utama. Doa sebagai sikap disiplin

yang memperkuat dan memperdalam sikap sebagai murid, adalah usaha

untuk menyingkirkan segala sesuatu yang dapat menghalangi Roh Allah

yang diberikan Yesus Kristus, untuk berbicara bebas kepada manusia dan

dalam manusia. Dengan demikian Roh Allah menggerakan manusia untuk

senantiasa mengabdi kepda-Nya lewat pelayanan belaskasih terhadap orang

yang miskin dan menderita. Disiplin doa memampukan manusia beriman

Page 48: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

30

untuk menemukan kehadiran Roh Allah yang memberikan hidup di tengah-

tengah kehidupan manusia dan membiarkan Roh Ilahi mengubah kehidupan

umat beriman. Hal ini mebawa manusia pada kesadaran bahwa Roh

mengingatkan umat beriman untuk akan apa yang dikerjakan Yesus. Umat

beriman Roh Allah akan menjamin kebenaran (Rom.9:1), membawa

manusia pada keadilan, damai dan sejahtera (Rom. 14:17), menyingkirkan

semua batas harapan (Rom. 15:13) dan membuat segala-galanya menjadi

baru (Tit. 3:5)

2) Kontemplasi

Di samping doa yang merupakan suatu sarana mebangun kehidupan

iman kontemplasi merupakan sebuah sarana untuk menyingkap dan melihat

apa yang bakal terjadi dalam hidup manusia. Untuk menjadi kontemplatif

manusia melempar – atau lebih baik melepas – kain penutup mata yang

menghalangi manusia untuk melihat kedatangan Tuhan di dalam dunia.

Dengan kontemplasi manusia dapat melihat kedatangan Tuhan dan

bergegas mencarinya melau tindakan-tindakan pertobatan dan ucapan

syukur. Henry Nouwen dalam buku “Pelayanan yang Kreatif”, mengatakan

bahwa pelayanan adalah kontemplasi. Hal ini berarti, bahwa kontemplasi

bukan hanya sekedar tindakan diam, hening dan mengosongkan pikiran

untuk dirasuki oleh Roh Tuhan, namun sebuah tindakan pelayanan yang

konkret. Tentu saja tindakan itu harus sesuai dengan kehendak Tuhan.

Menurut Henry Nouwen, pelayanan adalah penyingkapan realitas

Page 49: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

31

(kontemplasi) yang terus menerus terjadi pewahyuan cahaya Allah dan

sekaligus kegelapan manusia. Pelayanan adalah pencarian Allah yang terus

menerus berlangsung dalam kehidupan orang yang akan dilayani.

3) Membangun keintiman dengan Sang Belaskasih

Doa dan kontemplasi adalah sarana untuk membangun keintiman

dengan Sang Belaskasih. Tuhan, Sang Belaskasih menjadi tujuan akhir dari

semua pelayanan belaskasih umat beriman. Kehadiran Tuhan Sang

Belaskasih hadir dalam diri orang yang menderita, miskin, yang terlantar,

tertindas, disisihkan dan mereka tidak diperhatikan sesama. Menjalin

keintiman dengan Sang Belaskasih berarti berani hadir untuk mereka yang

malang itu. Di samping itu manusia dituntut untuk bertindak. Tindakan

manusia mengarah pada pertobatan dan ucapan syukur. Tindakan atau

tanggapan ini merupakan ucapan syukur akan kehadiran Tuhan di dunia ini.

Seluruh pelayanan Yesus merupakan tindakan syukur yang besar kepada

Bapa-Nya. Para murid yang sedia melayani sesama yang menderita juga

dipanggil untuk berpartisipasi dalam tindakan Yesus ini.

Page 50: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

32

4. Gambaran Umum Pembinaan Frater Yunior CMM Di Provinsi Indonesia

Tentang pembinaan para anggota dalam Konstitusi CMM dijelaskan bahwa

setiap regio atau provinsi dapat mengatur sesuai dengan keadaan daerah setempat

(Konst.CMM I, 362). Lebih lanjut tentang pembinaan para frater yunior, Konstitusi

CMM menjelaskan bahwa:

"Tanggung jawab atas pembinaan seorang frater yang berprofesi

sementara, terletak di tangan pemimpin komunitas ... . Setiap tahun ia

membuat laporan tentang frater yang berprofesi sementara kepada

pemimpin provinsi atau regio. Di provinsi atau regio seorang frater dapat

ditunjuk untuk membantu para pemimpin komunitas dalam rangka

pembinaan untuk para frater yang berprofesi sementara, dan memupuk

persatuan dalam kegiatan pembinaan selama periode itu" (Konst.CMM I,

349. II, 29).

Rumusan ini menegaskan bahwa penanggungjawab utama pembinaan frater yunior

adalah provinsial (Konst.CMM II, 208,a) karena kedudukannya sebagai pemimpin

provinsi. Dalam pelaksanaan pembinaan, terutama di komunitas-komunitas

tanggungjawab dipercayakan kepada pemimpin-pemimpin komunitas. Dalam

menjalankan tugasnya, ia dapat dibantu oleh frater lain. Di provinsi Indonesia,

dewan pimpinan provinsi telah membentuk sebuah tim Pembina yang bertugas

membantu pemimpin komunitas dalam rangka menjalankan tugas pembinaan

kepada frater.

Page 51: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

33

Pola pembinaan secara umum frater CMM dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pembinaan di Komunitas

Masa yuniorat merupakan kelanjutan dari masa eksperimen dan pendalaman

(novis tahun kedua) tentang semangat serta cara hidup kongregasi. Karena pada masa

ini para frater yunior sudah berada di komunitas-komunitas maka di komunitas inilah

para frater yunior terus-menerus didampingi (Konst. CMM II,29) sehingga mereka

mampu menginternalisasikan nilai-nilai spiritualitas kongregasi dalam pribadinya

serta mampu menemukan perwujudan yang aktual serta relevan sesuai dengan situasi

konkret. Dengan sangat bagus Konstitusi CMM mengatakan bahwa: "Hidup sebagai

frater kita hayati di dalam dan melalui situasi kongkret komunitas" (Konst.CMM I,

76). Hal ini berarti bahwa hidup sebagai frater CMM pertama-tama dilatih, dihidupi

dan dihayati di dalam komunitas-komunitas. Hal ini mengandaikan bahwa kalau

hidup sebagai frater CMM di komunitas atau di rumah kediamannya berlangsung

baik, maka baik juga dalam relasinya di luar komunitas, dengan umat beriman

lainnya maupun dalam karya kerasulan.

Oleh karena itu sudah sepantasnya komunitas-komunitas di mana frater

yunior berada haruslah bercorak komunitas formatif. Komunitas formatif artinya

komunitas pembinaan atau yang berciri membina (Mardi Prasetyo, 2001 :79).

Kendatipun pada masa ini para frater yunior telah menerima perutusan kongregasi

melalui tugas-tugas tertentu, namun hendaknya dalam kerangka pembinaan hal ini

dipandang sebagai suatu bentuk 'eksperimen' sehingga perlu adanya bimbingan dan

pembinaan terus-menerus.

Page 52: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

34

Untuk itu setiap anggota komunitas mampu menciptakan kondisi di

komunitasnya yang memungkinkan proses pembinaan terjadi. Menciptakan kondisi

komunitas misalnya, kesetiaan menjalankan jadwal yang sudah dibuat bersama, baik

jadwal harian maupun tahunan (sedapat mungkin menghilangkan kesan rutinitas)

serta berbagai usaha lain yang oleh pemimpin dan anggota komunitas dipandang

mendukung.

Mengingat tugas-tugas tersebut, setiap anggota dalam komunitas perlu

menyadari perannya masing-masing. Seorang pemimpin komunitas adalah seorang

yang profesional dalam arti perlu memiliki kemampuan (segi pengetahuan dan

keterampilan) dalam hal bimbingan, seorang yang memiliki dedikasi dan yang

sungguh berspiritualitas kongregasional baik dalam tutur kata maupun dalam tingkah

lakunya. Sedangkan tugas anggota membantu pemimpin komunitas dalam rangka

pengembangan komunitas.

Konstitusi CMM menguraikan dengan jelas arti, peran dan tujuan komunitas:

"Hidup sebagai frater kita hayati di dalam dan melalui situasi konkret komunitas kita. Hidup injili kita, pengabdian kita kepada Gereja, sumbangan kita untuk kebahagian umat manusia berpusat pada dan bertitik tolak dari komunitas, tempat kita hidup. Kita menerima komunitas ini sebagai anugerah Allah. Ia menghimpunkan kita untuk menempuh hidup persaudaraan injili. Dalam komunitas ini kita haruslah dapat mengalami bahwa suka cita memperdalam hidup pribadi manusia, dan bahwa kegembiraan mempermudah hidup bersama ini. Komunitas adalah rumah kediaman kita ... (Konst.CMM I, 76-79.92.159). Mencermati arti, peran dan tujuan komunitas di atas, maka setiap anggota

bertanggungjawab menciptakan situasi yang memungkinkan pembukaan diri.

Persaudaraan yang dibangun dalam komunitas dapat membantu para frater

Page 53: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

35

menghayati dan menghidupi spiritualitas kongregasi baik dalam cara hidupnya

maupun dalam tugas perutusan.

a. Bimbingan Pribadi

Inti dari bimbingan pribadi adalah pembicaraan pribadi antara seorang frater

yunior dan pemimpin komunitasnya (Konst.CMM 1,350). Pembicaraan pribadi

dalam rangka bimbingan pribadi tersebut meliputi: penghayatan kaul, hidup

berkomunitas, hidup doa/spilitualitas dan karya kerasulan. Dalam statuta provinsi

Indonesia dikatakan bahwa setiap tahun pada bulan Maret diadakan pembicaraan

pribadi dalam rangka pembaharuan kaul, selanjutnya memberikan laporan kepada

pemimpin provinsi (SPI, 159).

b. Jadwal Komunitas

Pemimpin komunitas bersama anggota menyusun suatu jadwal harian

komunitas yang selanjutnya disahkan oleh pemimpin provinsi. Jadwal komunitas

yang tersusun itu hendaknya memungkinkan setiap frater berkembang dalam bidang

rohani (Konst.CMM I, 35), dan membentuk kepribadiannya menuju kehidupan

afektif yang matang serta kedewasaan penuh (Konst.CMM I, 358,360). Jadwal harian

komunitas meliputi:

I) Waktu untuk doa ofisi, meditasi, dan pembacaan rohani.

2) Waktu makan bersama, rekreasi dan saat silentium.

3) Program khusus untuk hari Minggu hidup bersaudara dan spiritualitas.

Page 54: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

36

c. Pendalaman Spiritualitas

Pembinaan di komunitas dalam rangka pendalaman spiritualitas ditempuh

dengan berbagai cara. Salah satunya adalah setiap minggu diadakan pendalaman

spiritualitas dengan cara membaca dan merenungkan sebagian dari konstitusi

bagian pertama (Konst CMM II, 263. SPI, 118 point a). Bagian pertama Konstitusi

CMM memuat pedoman hidup yang adalah inti dari semangat atau spiritualitas

kongregasi. Selain itu diadakan rekoleksi (Konst.CMM I, 286) dan retret tahunan.

d. Program Tahunan

Pemimpin komunitas bersama dengan anggota komunitas membuat

program tahunan yang memuat:

1) Hari-hari rekoleksi paling kurang tujuh kali setahun (SPI, 89 point c-d).

2) Retret Tahunan (Kons.CMM I,284).

3) Sidang komunitas paling kurang enam kali setahun (Konst.CMM II, 262. SPI,

89 point e, 116-117).

e. Kursus Tertulis Frater Yunior Jarak Jauh

Kursus tertulis yang diselenggarakan oleh tim pembina ini

digunakan sebagai sarana komunikasi antar frater yunior dan

pendamping, untuk mengetahui perkembangan frater yunior setelah

mengikuti bimbingan pribadi dan bimbingan bersama. Setiap bulan semua

frater yunior mendapat bahan kursus dan harus mengirimkan hasilnya

Page 55: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

37

kepada pendamping. Bahan kursus yang diberikan berupa refleksi tentang

kehidupan religius pada umumnya dan spiritualitas kongegrasi pada

khususnya. Tujuannya adalah untuk menambah dan memperdalam

wawasan tentang hidup religius terutama yang berhubungan dengan

spiritualitas kongregasi yakni persaudaraan dan berbelaskasih. Bahan

refleksi ini penting sebagai acuan dalam bimbingan selanjutnya.

Persoalannya sekarang adalah apakah tindak lanjut ini bisa

terlaksana dengan baik, karena tim pendamping pelaksana harus

mendatangi setiap komunitas di wilayahnya dan memberikan bimbingan

pribadi kepada setiap frater yunior padahal ia juga disibukkan oleh tugas

pokok yang diberikan oleh kongregasi. Atau apakah mungkin dicari

waktu yang cocok untuk menghimpun semua frater yunior antar

komunitas yang berdekatan, sementara masing-masing frater yunior

bertugas dalam fungsi tertentu yaitu bekerja atau tugas belajar dengan

segala tuntutannya.

Page 56: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

38

B. Pembukaan Diri

1. Pengertian Pembukaan Diri

Menurut Johnson (Supraktiknya, 1995) pembukaan diri atau self-

disclosure adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi

yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang

relevan atau yang berguna untuk mamahami tanggapan kita di masa kini

tersebut. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita

terhadap suatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita

terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan atau alami.

Lebih lanjut Johnson (1981) mengatakan, pembukaan diri memiliki

dua sisi, yaitu terbuka kepada yang lain, dan bersikap terbuka bagi yang lain.

Kedua proses yang berlangsung secara serentak itu apabila terjadi pada kedua

belah pihak akan membuahkan relasi yang terbuka antar kita dan orang lain.

Gordon (1999) mengemukakan bahwa pembukaan diri adalah suatu

aktivitas mengungkapkan diri (perasaan, pikiran, kebutuhan, keyakinan,

pendapat) kepada orang lain secara deskriptif, otentik, jujur dan apa adanya.

Lebih lanjut Gordon (1999) menjelaskan bahwa orang dapat mengungkapkan

diri dengan menggunakan I-Message, yaitu pernyataan yang mengungkapkan

diri (pikiran, perasaan, keyakinan, pendapat, kebutuhan, keinginan) kepada

mitra komunikasi secara deskriptif, otentik, jujur dan apa adanya. Dengan

menggunakan I-Message orang mengungkapkan perasaan, pikiran, keyakinan,

pendapat, kebutuhan dan keinginan secara jujur, deskriptif, otentik dan apa

Page 57: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

39

adanya. Dengan demikian, pendengar dapat memahami pesan pengirim

dengan lebih baik dan dapat menentukan sikap terhadap pesan pengirim

tersebut dengan tepat.

Papu (2002) mengartikan pembukaan diri sebagai pemberian

informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Informasi yang diberikan

tersebut dapat mencakup berbagai hal seperti pengalaman hidup, perasaan,

emosi, pendapat cita-cita, dan lain sebagainya. Pengungkapan diri harus

dilandasi dengan kejujuran dan keterbukaan dalam memberikan informasi.

Dari defenisi-definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa

pembukaan diri adalah pengungkapan diri berupa pengalaman hidup, cita-cita,

perasaan, pikiran, kebutuhan, keyakinan, pendapat kepada orang lain,

terhadap situasi yang sedang kita hadapi dan memberikan informasi yang

relevan tentang masa lalu secara otentik dan jujur.

2. Bentuk-bentuk Pembukaan Diri

Menurut Adams dan Lenz (1995) ada 4 macam I-Message yang

dipergunakan dalam pembukaan diri, yakni :

a. I-Message Deklaratif

I-Message Deklaratif adalah pengungkapan diri kepada mitra

komunikasi, misalnya tentang kenyataan, ide, sikap, minat, reaksi,

perasaan dan tujuan. I-Message Deklaratif memungkinkan mitra

komunikasi lebih memahami pengirim, mengetahui apa yang dialami,

Page 58: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

40

mengetahui bagaimana rasanya menjadi pengirim dan bisa lebih jujur

berhubungan dengan pengirim. I-Message Deklaratif ini juga

mengundang dan mendorong mitra komunikasi untuk membagi

pengalaman sehingga hubungan yang lebih bermakna terbina.

b. I-Message Responsif

I-Message Responsif adalah kecakapan berkomunikasi untuk

menanggapi permohonan dari mitra komunikasi yang tidak dapat dipenuhi

atau permintaan yang dapat diterima. I-Message Responsif terdiri dari dua

bagian. Bagian pertama menyangkut pengungkapan apa adanya mengenai

diri sendiri/menegaskan apa yang diinginkan/diputuskan/dibutuhkan.

Bagian kedua menyangkut alasan mengapa memilih untuk mengatakan ya

atau tidak. Dengan demikian, kedua bagian ini akan saling melengkapi.

c. I-Message Preventif

I-Message Preventif adalah pengungkapan diri yang menyebabkan

mitra komunikasi tahu lebih awal apa yang diinginkan/dibutuhkan oleh

pengirim, sehingga dapat dicegah timbulnya konflik dan salah paham. I-

Message Preventif sebenarnya merupakan pengungkapan keinginan dan

kebutuhan pengirim.

d. I-Message Konfrontif

I-Message Konfrontif merupakan pengungkapan diri yang

mendeskripsikan perasaan negatif yang dialami sesudah menghadapi

tingkah laku orang lain, dan akibat dari tingkah laku orang lain itu

Page 59: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

41

terhadap diri kita. I-Message Konfrontif yang efektif adalah mengakui

hak-hak dan kebutuhan-kebutuhan orang lain, dan juga hak-hak dan

kebutuhan-kebutuhan diri sendiri.

3. Isi Pembukaan Diri

Berdasarkan definisi pembukaan diri di atas, maka isi dari

pembukaan diri dapat berupa perasaan, pikiran, kebutuhan, keyakinan,

pendapat tentang orang lain terhadap situasi yang sedang kita hadapi dan

memberikan informasi yang relevan tentang masa lalu secara otentik, jujur.

Dengan kata lain, individu mengungkapkan siapa dirinya, apa yang

dialaminya, apa yang dipikirkan, apa yang dirasakan, apa yang diyakini, apa

yang dibutuhkan dan pendapatnya kepada orang lain sehingga individu dapat

berkembang. Aktivitas yang dimaksudkan di sini adalah suatu kegiatan yang

melibatkan fisik dan psikis.

Aspek-aspek pertumbuhan yang mendapat perhatian pada masa

yuniorat adalah sebagi berikut:

a. Spiritualitas

1) Kesetiaan pada hidup doa.

2) Keseimbangan hidup doa dan karya

3) Memiliki iman yang dinamis, yang berakar dalam pengalaman hidup.

4) Memiliki Kerinduan untuk berkembang dalam keutamaan-keutamaan.

5) Kharisma kongregasi berkembang dalam dirinya

Page 60: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

42

b. Hidup Berkomunitas

1) Menghargai setiap frater

2) Terbuka dalam relasi dengan setiap frater

3) Bertanggungjawab terhadap perkembangan komunitas.

4) Setia pada acara-acara komunitas.

5) Peduli akan situasi yang terjadi di komunitas.

c. Kerasulan

1) Setia dan tanggungjawab pada tugas perutusan/ kerasulan.

2) Relasi baik dengan mereka yang di layani.

3) Mampu untuk bekerja sama dengan harmonis.

4) Berusaha untuk menanggap kebutuhan/masalah dalam kerasulan.

5) Perhatian untuk mengembangkan diri terus-menerus supaya pelayanan

semakin efektif.

d. Kaul-Kaul

1) Kemurnian

a) Memiliki hubungan/relasi baik dengan Allah

b) Pergaulan yang baik dan sehat

c) Memiliki kemampuan masuk dalam keheningan

d) Memiliki relasi yang sehat dengan wanita/lawan jenis

e) Terbuka mengungkapkan perasaan yang di alami

2) Kemiskinan

a) Mampu menggunakan sarana-sarana dengan tanggungjawab

Page 61: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

43

b) Memiliki rasa solidaritas dengan mereka yang miskin

c) Membagi waktu, tenaga, bakat dan kemampuan dengan sesama

d) Hidup sederhana

e) Keyakinan pribadi untuk tidak melekat pada harta benda

3) Ketaatan

a) Terbuka kepada pemimpin

b) Mampu berdialog secara terbuka

c) Mampu untuk mengungkapkan pendapat, ide pribadi kepada

pemimpin komunitas

d) Memiliki kemampauan dan inisiatif dalam mengambil keputusan

e) Mengindahkan keputusan-keputusan komunitas

e. Semangat Kerasulan

1) Memiliki dinamika cinta belaskasih dalam kerasulan

2) Memiliki semangat lepas bebas dari suku asal dan bangsa (

persaudaraan universal )

3) Memberi inspirasi pada hidup doa dan pada pengorbanan dengan

penuh sukacita dalam perutusan khusus

4) Kesediaan untuk diutus dan melakukannya dengan sepenuh hati

5) Keterbukaan untuk menanggapi situasi dan kebutuhan yang ada

dalam perutusan

Page 62: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

44

4. Beberapa Alasan Takut Terbuka

Paul Suparno (2008) mengemukakan bahwa banyak hal yang

menyebabkan seseorang takut menjadi terbuka, yaitu :

a. Takut dinilai jelek. Beberapa orang takut terbuka kepada teman atau

pimpinan, karena khawatir akan dinilai jelek bila terbuka dengan

persoalan yang dihadapi. Misalnya tidak berani bercerita pergulatan

hidupnya yang sangat berat, karena dikira tidak ada usaha hidup membiara

dengan sungguh-sungguh. Dari pada dinilai jelek lebih baik diam saja.

b. Takut disalah mengerti. Beberapa orang takut terbuka kepada teman atau

pimpinan, karena ada kekhawatiran disalah mengerti. Misalnya, seorang

frater tidak berani bercerita tentang penderitaan keluarganya karena takut

disalah mengerti orang lain sebagai cara untuk mencari sumbangan bagi

keluarganya.

c. Takut tidak diterima. Beberapa orang kadang takut berterus-terang kepada

pimpinannya karena nanti tidak diterima dalam kongregasi sepenuhnya.

Misalnya, yunior takut bercerita tuntas tentang persoalan yang dihadapi,

karena takut tidak diterima untuk kaul kekal. Beberapa orang tidak berani

terbuka tentang dirinya yang dalam, karena takut tidak diterima oleh orang

yang mendengarkannya.

d. Takut berakibat buruk dalam keputusan dirinya. Orang dapat pula tidak

berani terbuka karena dapat mengakibatkan sesuatu yang tidak

diharapkan. Orang khawatir bahwa keterbukaannya menyebabkan

Page 63: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

45

keputusan tentang dirinya berubah ke sasuatu yang lebih buruk. Misalnya,

seseorang mengatakan tidak ada soal dalam studi, meski berat, agar tidak

ditarik dari studi.

e. Takut ditolak gagasannya. Kadang orang takut mengungkapkan dirinya

secara jujur atau juga takut mengungkapkan gagasannya karena takut

ditolak. Hal ini kadang terjadi kepada orang yang sudah mengalami bahwa

gagasannya dikritik.

f. Takut direndahkan, tidak dihargai. Beberapa orang takut untuk terbuka

karena ada kekhawatran direndahkan atau tidak dihargai. Takut bahwa apa

yang diceritakan hanya dianggap hal sepele, tidak bernilai, atau bahkan

dianggap tidak bermutu.

g. Takut tidak didengarkan. Beberapa orang tidak mau terbuka karena

mempunyai pengalaman tidak pernah didengarkan.

h. Takut ketahuan kedok dan kelemahannya. Beberapa orang memang tidak

percaya diri, merasa mempunyai kelemahan yang besar dalam hidupnya.

Maka orang itu takut bila bercerita akan ketahuan kelemahan dan kedok

dirinya. Ia belum rela dan belum siap untuk diketahui kejelekannya. Maka

ia lebih banyak diam.

i. Takut menjadi dekat dan mengganggu. Beberapa orang tidak mau bicara

terbuka dengan orang lain karena takut menjadi dekat dan akrab. Bagi

orang ini kedekatan yang akrab akan mengganggu perjalanan

Page 64: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

46

panggilannya. Salah satu adalah dengan lebih menutup diri dan tidak

banyak bicara.

j. Ada trauma sebelumnya. Ketakutan terhadap orang lain dapat juga

dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang memang mengalami relasi

kurang baik dengan tipe-tipe orang tertentu. Misalnya, karena waktu kecil

sering dimarahi dan direndahkan oleh ayahnya, maka sewaktu manjadi

biarawan mengalami banyak ketakutan dengan pimpinan yang berfigur

bapak. Jadi ada trauma masa kecil yang menghambat relasi dengan orang

tertentu, atau jabatan tertentu.

k. Takut tergganggu. Beberapa orang mengalami ketakutan untuk bergaul

dekat dengan orang lain, terutama jenis lain, karena takut terganggu atau

takut keakraban itu mengganggu panggilannya. Maka orang itu lebih suka

menjauh dari dari jenis lain, atau membatasi diri agar tidak terjadi relasi

dekat dengan jenis lain.

l. Kekurangpercayaan. Banyak orang takut terbuka, takut bicara dengan

pimpinan atau teman se kongregasi, karena merasa belum ada

kepercayaan penuh bahwa relasi yang dekat akan membantu

pengembangan panggilan dan tugas perutusannya. Ketidak percayaan ini

menjadi lebih berat kalau orang tersebut mengalami bahwa teman

sharingnya tidak dapat menyimpan rahasia.

Page 65: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

47

5. Langkah-Langkah Membuka Diri

Papu (2002) mengemukakan bahwa terkadang proses membuka

diri merupakan suatu yang sulit dilakukan oleh beberapa orang. Ada 4 (empat)

langkah yang dapat dilakukan agar pengungkapan diri berjalan efektif.

Keempat langkah tersebut adalah :

� Langkah 1 : Tanyakan pada diri sendiri, sejauh mana saya akan

membuka diri? Hal-hal apa saja yang bisa saya bagi untuk orang lain dan

kepada siapa? Setiap orang memiliki rahasia pribadi. Hal tersebut

sangatlah normal karena setiap orang tentu ingin menjaga agar hal-hal

khusus tidak diketahui orang lain. Pada kenyataannya banyak rahasia

yang sebenarnya tidak perlu dirahasiakan karena tidak membahayakan

diri sendiri dan orang lain, tetapi karena takut maka rahasia itu disimpan

terus menerus. Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh seseorang jika

ingin mengungkapkan diri.

� Langkah 2 : Lakukan persiapan sebelum membuka diri. Atasi terlebih

dahulu kekhawatiran dan ketakutan. Untuk mengatasi kekhawatiran ,

ketakutan atau ketidakpercayaan diri, seseorang dapat memulai

mengungkapkan diri dengan memilih topik pembicaraan pada hal-hal

yang ringan dan santai. Pada awalnya usahakan untuk tidak

mengutarakan berbagai perasaan atau opini pribadi. Jika tahap ini sudah

dilalui dan berhasil dengan baik, barulah memilih orang yang dapat

dipercaya untuk mengemukakan pendapat pribadi dan perasaan tentang

Page 66: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

48

suatu hal, misalnya utarakan apa yang dirasakan dan apa yang

diharapkan dari teman. Dengan cara ini seseorang akan lebih mudah

untuk memulai komunikasi dan selanjutnya menjadi terbiasa dalam

berbagi informasi.

� Langkah 3 : Tingkatkan terus ketrampilan dalam mengungkapkan diri.

Pelajari cara-cara mengungkapkan diri dan bagaimana memberikan

masukan yang bermanfaat. Pengungkapan diri melibatkan cara-cara

penyampaian informasi yang baik dan jelas sehingga tidak menimbulkan

kesalahpahaman bagi orang yang menerima informasi tersebut. Jika

ingin berbagi informasi maka kemukakan hal itu sejelas-jelasnya, hindari

ketidakjujuran, kemukakan dengan bahasa sederhana dan jangan

berbelit-belit, jangan berasumsi bahwa orang lain mempunyai persepsi

yang sama. Tidak ada seorang pun yang dapat membaca pikiran orang

lain. Jadi seorang harus mengatakan dan menjelaskan bagaimana

perasaannya, apa kebutuhan saat ini dan apa yang diharapkan dari orang

lain. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, bertanyalah pada saat ini dan

jangan berasumsi.

� Langkah 4 : Ungkapkan diri anda secara tepat dengan pemilihan waktu

dan situasi yang tepat pula. Agar dapat mengungkapkan diri secara tepat

pada waktu atau situasi yang tepat, diperhatikan sebagai berikut :

a. Pertama-tama harus memiliki suatu alasan mengapa perlu membuka

diri

Page 67: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

49

b. Dengan siapa akan berbicara?

c. Sejauhmana pengungkapan diri akan membahayakan diri sendiri?

Langkah-langkah pembukaan diri di atas, adalah salah satu alternatif yang

bisa digunakan dalam proses membuka diri. Karena merupakan proses,

maka perlu latihan berulang-ulang agar menjadi kebiasaan. Tanpa latihan,

pembukaan diri tidak pernah terealisasi. Berlatih berarti berani jatuh

bangun, karena kunci pembukaan diri adalah praktek. Praktek harus

dimulai dengan diri sendiri, dan mulai meyakinkan diri bahwa kita bisa

membuka diri. Keyakinan ini akan memberanikan kita untuk mencoba

memulai bersikap terbuka.

6. Manfaat Pembukaan Diri Bagi Para Frater Yunior

Paul Suparno (2008) mengemukakan, hidup membiara diharapkan

dapat diajalani dengan gembira dan damai. Untuk hidup lebih gembira dan

ceria, jelas ketakutan yang dipendam akan mempengaruhi. Ketakutan dalam

batin tidak bebas, tidak relaks, dan ini membuat kita tidak dapat

mengekspresikan diri secara lebih bebas. Ada sesuatu yang menghambat

dalam diri. Katakutan mangganggu orang untuk bertindak tidak tenang.

Katakutan membuat orang tidak aman dan menyembunyikan diri, dan tidak

dapat seratus persen mengkomunikasikan dirinya dengan bebas. Ada usaha

menyembunyikan sesuatu, menutupi sesuatu. Dan yang ditutupi ini suatu

ketika terbuka, karena ia tidak dapat menahan lagi. Bila demikian ia akan

menjadi malu. Bila kita ingin hidup lebih legah, kita diharapkan

Page 68: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

50

menghilangkan rasa takut itu atau paling sedikit mengurangi. Lebih lanjut

Paul Suparno (2008) mengemukakan bahwa, dalam pembedaan roh, satu hal

yang menarik adalah soal godaan ketakutan untuk terbuka. Dalam model ini,

godaan membujuk seseorang untuk menyembunyikan kedosaan,

penyelewengan, ketidakberesan dan sakitnya kepada pembimbing, pimpinan,

atau sahabat. Dengan disembunyikan, maka godaan dapat terus mengoda dan

menjerumuskan orang itu. Bila orang itu ingin sembuh atau ingin dibantu,

maka ia harus berani terbuka kepada pembimbing dan membuka semua tipu

daya godaan kepada pembimbing. Dengan terbuka, maka kedok godaan dapat

diketahui, dan orang akan dibantu untuk mengalahkannya.

Menurut Johnson (1981) beberapa manfaat dan dampak pembukaan

diri terhadap hubungan antar pribadi adalah : pertama, pembukaan diri

merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antara dua orang. Kedua,semakin

kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain tersebut akan

menyukai diri kita. Akibatnya, ia akan semakin membuka diri kepada kita.

Ketiga, orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung

memiliki sifat-sifat sebagai berikut : kompeten, terbuka, ekstrovers, fleksibel,

adaptif, dan inteligen. Sifat-sifat ini merupakan sebagian dari ciri-ciri orang

yang masak dan bahagia. Keempat, membuka diri kepada orang lain

merupakan dasar relasi yang memungkinkan komunikasi intim baik dengan

diri kita sendiri maupun dengan orang lain. Kelima, membuka diri berarti

Page 69: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

51

bersikap realistik. Maka, pembukaan diri kita haruslah jujur, tulus dan

autentik.

Gordon (Papu:2002) mengemukakan membuka diri memiliki beberapa

manfaat, di antaranya adalah :

a. Meningkatkan kesadaran diri (self-awareness). Dalam proses pemberian

informasi kepada orang lain, orang akan lebih jelas dalam menilai

kebutuhan, perasaan, dan hal psikologis dalam dirinya. Selain itu, orang lain

akan membantu dalam mamahami dirinya, melalui berbagai masukan yang

diberikan, terutama jika hal itu dilakukan dengan penuh empati dan jujur.

b. Membangun hubungan lebih mendalam dan lebih berarti bagi kedua belah

pihak. Keterbukaan merupakan suatu hubungan timbal balik. Semakin kita

terbuka kepada orang lain maka orang lain akan semakin terbuka kepada

kita. Dari keterbukaan tersebut akan timbul kepercayaan dari kedua pihak

sehingga akhirnya akan terjalin hubungan persahabatan yang sejati.

c. Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi yang memungkinkan

seseorang untuk menginformasikan suatu hal kepada orang lain secara jelas

dan lengkap tentang bagaimana memandang suatu situasi, bagaimana

perasaan tentang hal tersebut, apa yang terjadi, dan apa yang diharapkan.

d. Mengurangi rasa malu dan meningkatkan penerimaan diri (self acceptance).

Jika seseorang dapat menerima orang lain apa adanya maka kemungkinan

besar orang lain itupun dapat menerima dirinya.

Page 70: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

52

e. Memecahkan berbagai konflik dan masalah interpersonal. Jika seseorang

mengetahui kebutuhan orang lain, akan lebih lebih mudah bagi mereka

untuk bersimpati atau memberikan bantuan sehingga sesuai dengan apa

yang diharapkan.

f. Memperoleh energi tambahan dan menjadi lebih spontan. Untuk menyimpan

suatu rahasia dibutuhkan energi yang besar dan dalam kondisi demikian

seseorang akan lebih cepat marah, tegang, pendiam dan tidak riang. Dengan

berbagi informasi hal-hal tersebut akan hilang atau berkurang dengan

sendirinya.

Paul Suparno (2008) mengemukakan bahwa, hidup membiara dalam

komunitas diharapkan dapat dihayati dan dikembangkan dengan makin akrab dan

saling membantu. Semangat saling mencintai antara anggota perlu dikembangkan.

Semangat saling percaya satu sama lain perlu digalahkan. Dengan

mengembangkan semangat kasih dan saling percaya, diharapkan keterbukaan

semakin lebih mendalam. Di samping usaha mengembangkan semangat, ada

usaha umum yang dapat digunakan untuk membantu pengembangkan

keterbukaan, minimal agar suasana keterbukaan menjadi lebih mudah

diwujudkan. Usaha itu antara lain, sebagai berikut :

a. Refleksi diri bahwa ketakutan justru akan mengganggu dan tidak

mengembangkan pribadi kita dalam menghayati hidup membiara

b. Menyadari bahwa pimpinan bukanlah orang yang suka marah tetapi mau

mendengarkan pula.

Page 71: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

53

c. Pelan-pelan melatih keterbukaan dengan bercerita, kalau takut secara lisan,

dapat dimulai dengan tertulis.

d. Menyadari bahwa apa pun yang kita sembunyikan akhirnya nanti juga akan

terbuka, dan lebih cepat dibuka lebih baik karena lebih cepat dapat dibantu.

e. Kalau katakutan karena membuat kesalahan, maka kesalahan itu perlu

diperbaiki dan berani bercerita. Perlu diingat bahwa kesalahan bukanlah akhir

dari segalanya.

Pembukaan diri menjadi penting dalam peziarahan hidup

panggilannya terutama saat-saat individu mengalami berbagai gejolak atau pun

emosi yang ada di dalam dirinya kepada orang lain, menyangkut hal-hal yang

dianggapnya tidak baik untuk diketahui orang lain, dan menghadapi berbagai

persoalan hidup yang terlalu berat untuk ditanggung sendiri yang menimbulkan

berbagai masalah psikologis atau fisiologis. Pembukaan diri membutuhkan suatu

kesadaran atau keyakinan bahwa ia dapat bertumbuh dalam keutamaan-

keutamaan.

Pribadi yang matang mampu menentukan apa yang harus

dilakukannya, tidak tergantung pada gejolak emosinya, mampu menguasai atau

mengendalikan dirinya dalam berbagai situasi dan tidak sibuk memikirkan apa

kata orang lain mengenai tindakannya; tindakannya didasarkan pada kesadaran

dan kebebasan.

Seorang frater yunior berada dalam situasi di mana ia harus berusaha

mengalami hidup di dalam kehadiran Tuhan, yaitu berbagi dengan sesama

Page 72: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

54

saudara dan melayani dalam belas kasih. Karena itu pembinaan yang diterima

dalam tahap ini bertujuan memberi kesempatan kepada yunior untuk mencapai

kemajuan yang sesungguhnya melalui pengalaman-pengalamannya sesuai dengan

kesatuan perspektif hidup yakni panggilannya sendiri pada tahap hidupnya

sekarang ini, dan menuju profesi kekal.

Dalam konstitusi CMM (bag. I, art. 336) dituliskan ”Kita menganggap penting

bahwa dalam masa pembinaan terus terdapat peluang untuk berkembang tahap

demi tahap”. Demikian diharapkan bahwa setiap yunior akan mengalami

perkembangan pengetahuan di setiap jenjang pembinaannya, termasuk

perkembangan motivasi. Dapat dikatakan bahwa suatu motivasi dapat berubah

dan berkembang. Oleh karena itu hidup religius dipandang sebagai perjalanan

yang tak kunjung selesai. Perjalanan yang demikian oleh Darminta (1994: 14)

disebut ” ......perjalanan inkorporasi, yang berarti bahwa seorang religius muda

mau masuk dan menerima serta menghayati kharisma, kerohanian dan cara hidup

tarekat tertentu”. Di samping itu penghayatan hidup religius semakin menuntut

penghayatan yang sungguh pribadi, untuk berkembang secara mandiri mengikuti

gaya hidup kongragasi pilihannya. Yang diharapkan dari pribadi para yunior

adalah kesungguhan memiliki keyakinan iman yang personal, matang dan dewasa

secara fisik, afektif, emosional, serta hidup rohani yang mendalam, sehingga

nantinya ia mampu dan rela menyerahkan diri pada panggilan-Nya tanpa rasa

takut, karena tahu siapa yang diandalkan dalam hidup dan panggilan, yaitu kuasa

Tuhan sendiri.

Page 73: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

55

Dalam konstitusi CMM (bag. I, art. 314) tertulis ”Proses

perkembangan menjadi anggota kongregasi, meminta bimbingan yang terarah”.

Untuk menghantar yunior dalam perjalanan panggilan menuju profesi kekal,

dibutukan kehadiran orang lain dalam menapaki panggilan tersebut. Melalui

bimbingan terarah yunior akan memahami arti perutusan, keberadaannya dalam

gereja dan dunia. Seperti ditegaskan dalam konstitusi CMM (bag. I, art. 347) ”

Untuk mememahami sebaik-baiknya apa arti menjadi frater dalam gereja dan

dunia, terdapat dua hal yang hakiki: pengertian akan sifat Gerejani dari panggilan

dan perutusan kita, dan pemahaman tentang dunia kita”. Untuk sampai kepada

konkritisasinya, perlu peranan mereka yang mempunyai kompetensi dalam hal

pembinaan yang terarah.

1. Peranan Komunitas.

Perkembangan dan pertumbuhan seseorang dipengaruhi oleh

lingkungan sosial yang mendukung. Perkembangan religius mudapun sangat

dipengaruhi oleh kondisi yang dialami, diserapnya di tempat ia hidup

berkomunitas. Proses pertumbuhan dan perkembangan dan penghayatan

panggilan, sangat dipengaruhi oleh mutu hidup berkomunitas yaitu sejauh mana

komunitas itu sungguh menjembatani kondisi kerohanian serta ciri khas hidup

kongregasi. ”Hidup berkomunitas sungguh-sungguh merupakan komunitas, bila

di dalamnya sungguh terbina hubungan antar pribadi, dari hati ke hati, yang

ditandai oleh kesederhanaan dan kepercayaan satu sama lain, yang dilandasi oleh

cinta dan iman” (Darminta, 1994:43). Melalui upaya dan sarana inilah

Page 74: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

56

dimungkinkan yunior mengalami perkembangan pribadi, rohani dan intensitas

hidup.

2. Tanggung Jawab Frater Yunior

Panggilan Allah tertuju kepada pribadi-pribadi, meskipun dihayati

dalam bentuk kehidupan bersama dalam kongregasi. Yunior sendiri menjadi

pelaku utama untuk menjawab panggilan Allah. Bentuk dan tanggung jawabnya

adalah memberikan jawaban yang selalu tanggap dalam berbagai peristiwa dan

pengalaman. Triprasetya yang dijanjikan dihadapan Allah dan kongregasi, dapat

diwujudkan melalui tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya, misalnya

tugas studi, tanggung jawab kedisiplinan diri dalam mengikuti tata hidup

kebersamaan komunitas, dan tanggung jawab hidupnya yang merupakan

substansi panggilannya.

3. Peranan Para Pembina

Allah mendidik semua manusia melalui orang lain. Dalam hidup

religius pengantara Allah sebagai pendidik secara formal adalah pembina.

Pembina bersama frater yunior yang bersangkutan menegaskan keotentikan

panggilan. Tugas yang diemban oleh seorang pembina adalah membantu dan

membimbing, memberi teladan hidup, hidup rohani yang matang, sikap sabar dan

memberi hati yang siap mendengarkan. Maka untuk mewujudkan peranannya

sebagai pembina, antara lain ia harus mamahami sungguh siapa subyek

binaannya, mengadakan dialog yang teratur guna menelusuri perkembangan

rohani, sejauh mana kemajuan atau hambatan mempraktekan spiritualitas

Page 75: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

57

kongregasi dan panggilannya. Tanggung jawab diberikannya dengan berbagai

cara, disertai bantuan untuk menyuburkan panggilan baik yang bersifat pelajaran,

pengarahan rohani dan ketrampilan, sesuai dengan tahap pembinaan.

Peranan-peranan ini perlu dipahami oleh seorang frater yunior dalam

menjalani hidup dan panggilan sebagai religius. Dengan memahaminya ia akan

memiliki kemampuan untuk membuka hati untuk perkembangan penghayatan

hidup dan panggilannya. Darminta (1999) mengemukakan bahwa, tidak perlu

disangsikan bahwa keterbukaan merupakan sikap utama dalam hidup rohani, yang

bercirikan hidup dalam komunikasi yang terus-menerus. Keterbukaan ini boleh

dikatakan merupakan sikap iman manusia berhadapan dengan realitas relasi

Allah.

Page 76: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan metode penelitian, yakni jenis

penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen pengumpulan data, prosedur

pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskripsi

dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian

dilakukan. Tujuan penelitian deskriptif untuk melukiskan suatu gejala, peristiwa,

kejadian yang terjadi dalam suatu situasi (Mardalis, 1989). Penelitian ini dimaksud

untuk memperoleh gambaran tentang tingkat pembukaan diri para frater Yunior

kepada pembimbing Rohani, Congregatio Fratrum Beatae Mariae Virginis, Matris

Misericordiae (CMM) Provinsi Indonesia Tahun 2007/2008.

Penelitian ini menggunakan metode survei. Tujuan survei adalah

mengumpulkan informasi tentang variabel (Furchan 1982). Survei yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah survei populasi. Survei populasi adalah survei yang

dilakukan pada sekelompok orang, kejadian atau subyek yang telah dirumuskan

secara jelas (Furchan 1982).

Page 77: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

59

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh frater yunior Congregatio Fratrum

Beatae Mariae Virginis, Matris Misericordiae (CMM) Provinsi Indonesia Tahun

2007/2008 yang berasal dari wilayah timur ( Sulawesi, NTT, Ambon, Maluku,

Kalimantan, Timor Timur), wilayah tengah (Yogyakarta) dan wilayah barat (Sumatra

Utara, Nias). Jumlah keseluruhan frater yunior yang tahun 2007/2008 sebanyak 66

orang (sesuai data sekretariat per Juli 2007). Jumlah ini merupakan populasi dalam

penelitian ini. Peneliti mengambil sampel dari populasi penelitian minimal 31 orang.

Furchan (2005: 204) menyebutkan bahwa penarikan sampel pada penelitian deskriptif

dianjurkan sebanyak 10-20% dari populasi yang dapat dijangkau. Jadi sampel dalam

penelitian ini sudah memenuhi standard sampel dalam penelitian deskriptif, sehingga

mampu mewakili keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik penarikan sampel berkelompok (cluster sampling). Sampel penelitian ini

menggunakan kelompok para frater yunior wilayah Timur (Sulawesi, Ambon) dan

wilayah tengah (Yogyakarta).

Page 78: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

60

Tabel 1

Populasi dan Sampel

No Wilayah Komunitas Jumlah Populasi Jumlah

Sampel

1 Timur Ambon 3 3

2 Passo-Ambon 2 2

3 Langgur-Maluku 3 3

4 Manado 8 7

5 Tomohon-Matani 2 2

6 Tomohon-Kaaten 1 1

7 Palu 3 3

8 Makasar 3 3

9 Ge’tengan 3 3

10 Makale 1 1

11 Banjarmasin 2 1

12 Tarakan 2 2

13 SoE-Timor 2 2

14 Timor Leste 7 7

15 Lembata 2 2

16 Tengah Yogyakarta

(Malang)

7 5

17 Barat Medan 3 2

18 Pematangsiantar 6 6

19 Balige 3 3

20 Sibolga 3 3

21 Gunung Sitoli 3 3

Total 66 63

Alasan peneliti memilih para frater yunior CMM Provinsi Indonesia tahun

2007/2008 sebagai subyek penelitian karena, pertama masa yuniorat sebagai masa

dimana seorang religius muda mau masuk dan menerima serta menghayati kharisma,

kerohanian dan cara hidup tarekat. Di samping itu penghayatan hidup religius

semakin menuntut penghayatan yang sungguh pribadi, untuk berkembang secara

mandiri dia ikut gaya hidup kongragasi pilihannya. Yang diharapkan dari para yunior

Page 79: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

61

adalah kesungguhan memiliki keyakinan iman yang personal, matang dan dewasa

secara fisik, afektif, emosional, serta hidup rohani yang mendalam, sehingga nantinya

ia mampu dan rela menyerahkan diri pada panggilan-Nya tanpa rasa takut, karena

tahu siapa yang diandalkan dalam hidup dan panggilan, yaitu kuasa Tuhan sendiri.

Untuk sampai hal-hal di atas, ia harus membuka diri pada orang yang

membimbingnya. Dengan demikian, keputusan-keputusan yang diambil pada masa

ini adalah keputusan yang tepat. Kedua, para frater yunior CMM sekongregasi

dengan peneliti sehingga dapat mempermudah pengambilan data dan tindak lanjut

hasil penelitian.

C. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Pembukaan Diri

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner deskripsi

pembukaan diri yang disusun oleh Donald Sinaga (2005), dan dimodifikasi seijin

penyusunnya. Modifikasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa kuesioner

tersebut sangat relevan digunakan dalam kelompok subyek penelitian ini, karena

subyek penelitian adalah para frater yunior yang memiliki karakteristik yang relatif

sama dengan subyek penelitian Donald Sinaga. Koefisien reliabilitas yang diperoleh

oleh Donald Sinaga menghasilkan rtt = 0,921. Item yang dikenai modifikasi

berjumlah 16 item yakni item 1, item 11, item 12, item 14,item 30, item 33, item 36, item

44, item 45, item 53, item 42, item 51, item 58, item 40, item 43, item 47. Bagian-bagian

yang dimodifikasi adalah 1) bagian isi pembukaan diri tentang peristiwa masa lalu,

Page 80: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

62

keadaan keluarga, keadaan fisik, dan kehidupan membiara, diganti dengan

spiritualitas, hidup berkomunitas, kerasulan, dan penghayatan kaul (kemiskinan,

ketaatan, kemurnian) 2) subyek ”Magister” diganti menjadi ’pimpinan” sesuai dengan

kebutuhan peneliti. Kuesioner penelitian ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan

bersifat langsung tertutup. Artinya, responden merespon pernyataan-pernyataan

dengan memilih alternatif yang telah disediakan dan memberikan tanda check ( �).

Kuesioner ini dibuat anonim dengan maksud agar kerahasiaan jawaban responden

terlindungi dan responden diharapkan terbuka dan jujur menjawab peryataan-

pernyataan sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan.

Kuesioner ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memuat tujuan

kuesioner, petunjuk pengisian kuesioner dan identitas subyek. Bagian kedua memuat

pernyataan tentang pembukaan diri. Penyusunan kuesioner dibagi atas dua golongan

yaitu favorable dan unfavorable. Pernyataan untuk penelitian tersebut terdiri dari 80

item (sebelum diuji coba).

2. Kisi-Kisi Kuesioner Pembukaan Diri

Kisi-kisi kuesioner pembukaan diri para frater yunior kongregasi frater

santa Perawan Maria Bunda Yang Berbelaskasih tahun 2007/2008 adalah

sebagai berikut :

Page 81: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

63

Tabel 2 Kisi-kisi Kuesioner Pembukaan Diri Sebelum Uji Coba

Aspek Pembukaan Diri

Bentuk-bentuk Pembukaan Diri

Isi Pembukaan Diri

Item favorable

Item unfavorable

Jumlah

Spiritualitas 1,2,3,4 5,6,7,8,9 9 Hidup berkomunitas

10,11, 12,13 4

Kerasulan 14,15,16 17,18,19 6

Kemampaun mengungkapakan

diri dengan I-Message

Deklaratif

Penghayatan kaul – Kemiskinan – Ketaatan – Kemurnian

22,23, 25,26,27,28,

29, 34

21, 20, 24,30,31,32,

33 15

34

Spiritualitas

37 35, 36 3

Hidup berkomunitas

39 38 2

Kerasulan 40,41 42,43 4

Kemampaun mengungkapakan

diri dengan I-Message Responsif

Penghayatan kaul – Kemiskinan – Ketaatan – Kemurnian

45,47,48, 49 44, 46 6

16

Spiritualitas 50,51 52 3 Hidup berkomunitas

53 54,55 3

Kerasulan 56 57, 58,59 4 Kemampaun

mengungkapakan diri dengan I-

Message Preventif

Penghayatan kaul – Kemiskinan – Ketaatan – Kemurnian

60, 61, 62, 65

63, 64, 66 7

16

Spiritualitas 67,70 68, 69 4 Hidup berkomunitas

71,72 73 3

Kerasulan 74 75 2

Kemampaun mengungkapakan

diri dengan I-Message

Konfrontif

Penghayatan kaul – Kemiskinan – Ketaatan – Kemurnian

76, 78, ,80 77,79 5

14

Total 41 39 80

Page 82: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

64

3. Penentuan skor

Penentuan skor dilakukan sebagai berikut :

a. untuk pernyataan positif (favorable) : skor untuk jawaban sangat sering

adalah 4, skor untuk jawaban sering adalah 3, skor untuk jawaban jarang

adalah 2, dan skor untuk jawaban sangat jarang adalah 1

b. untuk pernyataan negatif (unfavorable) : skor untuk jawaban sangat

sering adalah 1, skor untuk jawaban sering adalah 2, skor untuk jawaban

jarang adalah 3, dan skor untuk jawaban sangat jarang adalah 4

4. Uji Coba Alat Ukur

Untuk memperoleh instrumen yang baik, instrumen penelitian yang

digunakan haruslah memenuhi persyaratan, oleh karena itu, sebelum instrumen

penelitian dikenakan kepada subyek penelitian yang sesungguhnya perlu diuji

coba. Uji coba bertujuan untuk mengetahui validitas isi dan reliabilitas instrumen

yang bersangkutan.

Peneliti melaksanakan uji coba pada para frater yunior CMM wilayah

Timur khususnya komunitas-komunitas di daerah Sulawasi dan Ambon. Alasan

peneliti mengunakan subjek para frater yunior kedua wilayah ini karena

jumlahnya memungkinkan untuk dijadikan subyek uji coba dan bertepatan

dengan pertemuan para yunior kedua wilayah ini. Jumlah peserta dalam

pertemuan adalah 24 orang (sebelumnya ditargetkan 30 orang),. Ada 3 frater

komunitas Manado yang berhalangan dalam pertemuan ini diberi kuesioner

Page 83: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

65

melalui pemimpin komunitasnya yang hadir. Uji coba di lakukan pada tanggal 9

April 2008 di Rumah Retret Susteran Yesus Maria Yosep (YMY) Malino

Sulawesi Selatan. Peneliti mengawasi langsung pelaksanaan uji coba itu. Uji coba

berlangsung selama satu jam kemudian kuesioner dikumpulkan. Kuesioner yang

terkumpul berjumlah 24 eksemplar. Pelaksanaan uji coba kuesioner juga

dilakukan di komunitas Yogyakarta. Jumlah frater yang mengisi kuesioner adalah

5 orang. Jadi, total keseluruhan responden berjumlah 31 orang. Data yang

diperoleh segera diskor dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan

program SPSS (Statistical Programme For Social Windows) versi 11.

D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Validitas Alat Ukur

Furchan (1982) berpendapat bahwa validitas berhubungan dengan

sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang seharusnya diukur

oleh alat tersebut. Jadi alat ukur dikatakan valid apabila alat itu mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur dengan memperhatikan kecermatan

dan ketepatan.

Masidjo (1995:243) menjelaskan bahwa validitas isi menunjukkan

sampai di mana isi suatu tes/alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau

diukur/diteskan. Untuk itu diperlukan pemeriksaan kembali terhadap hal-hal

atau bahan yang akan diteskan. Validitas isi merupakan validitas yang

diperoleh melalui pengujian terhadap isi alat ukur melalui analisis rasional

Page 84: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

66

yang memerlukan pertimbangan/pendapat para pakar (professional judgment).

Untuk itu dalam proses penyusunan alat ukur, peneliti meminta

pertimbangan/pendapat dari Dosen Pembimbing. Setelah mendapat penilaian

profesional, peneliti melakukan uji coba alat.

2. Uji daya beda

Daya beda/diskriminasi item adalah kemampuan item dalam

membedakan antara subjek yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak.

Skala yang disusun dalam penelitian ini adalah skala untuk mengungkap

pembukaan diri. Dalam penelitian ini, item yang berdaya beda tinggi adalah

item yang mampu membedakan mana subjek yang memiliki kemampuan

pembukaan diri yang tinggi dan mana subjek yang mempunyai kemampuan

pembukaan diri yang rendah

Azwar (1999: 59) menyatakan bahwa pengujian daya diskriminasi

item menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi

skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan

menghasilkan koefisien korelasi item total ( )ixr , yang dikenal pula dengan

sebutan parameter beda item. Untuk menghitung koefisien korelasi item total

digunakan korelasi product moment dari Pearson (Azwar, 1999: 59) yaitu:

( )( )

( )[ ] ( )[ ]nXXnii

nXiiXrix

//

/

2222

����

� ��

−−

−=

i = skor item

Page 85: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

67

X = skor skala

n = banyaknya subjek

Sebagai kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total, biasanya

digunakan batasan 30,0≥ixr . Semua item yang mencapai koefisien korelasi

minimal 0,30 daya diskriminasinya dianggap memuaskan dan jika kurang dari

0,30 diinterpretasikan memiliki daya diskriminasi yang rendah. Dari 80 item

yang telah diujicobakan, terdapat 51 item yang memiliki koefisien korelasi item

total ( ixr ) � 0,30. Rekapitulasi distribusi item skala pembukaan diri setelah uji

coba disajikan dalam tabel 3 berikut:

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Analisis Kuesioner Uji Coba.

Aspek Pembukaan Diri

No

Pernyataan

Lolos

Gugur

Bentuk-

bentuk

Isi

Pembukaan

Diri

F U F UF F UF

Spiritualitas 1,2,3,

4

5,6,7

,8,9

1,2, 4 5,6 3 7,8,9

Hidup

berkomunitas 10,11

,

12,1

3

10,11 12 - 13

Karasulan 14,15

,16

17,1

8,19

14,15,

16

-

17 18,19

Kemampau

n

mengungka

pakan diri

dengan I-

Message

Deklaratif

Penghayatan

kaul

– Kemiskinan

– Ketaatan

– Kemurnian

22,

23,

25,26

,27,2

8,

29,34

20,2

1,24,

30,3

1,32,

33

22,23,

26,27,

29,34

20,

21,

31

25,

28

24,30

,32,3

3

Page 86: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

68

Spiritualitas 37

35,

36

- 35

37

36

Hidup

berkomunitas 39 38 - 38

39

-

Kerasulan 40,41 42,4

3

40,41

- 42,43

Kemampua

n

mengungka

pakan diri

dengan I-

Message

Responsif

Penghayatan

kaul

– Kemiskinan

– Ketaatan

– Kemurnian

45,

47,48

,49

44,4

6

45,47,

48, 49

44 - 46

Spiritualitas 50,51 52

50

52

51 -

Hidup

berkomunitas 53 54,5

5

53

55

54

Kerasulan 56 57,5

8,59

56

57,

58

- 59

Kemampau

n

mengungka

pakan diri

dengan I-

Message

Preventif

Penghayatan

kaul

– Kemiskinan

– Ketaatan

– Kemurnian

60,

61,

62,

65

63,

64,

66

61

62,65

63,

64,6

6

60 -

Spiritualitas

67,70 68,6

9

67

68,

69

70

-

Hidup

berkomunitas 71,72 73

71 - 72 73

Kerasulan 74 75 74 75

Kemampau

n

mengungka

pakan diri

dengan I-

Message

Konfrontif

Penghayatan

kaul

– Kemiskinan

– Ketaatan

– Kemurnian

76,

78,80

77,7

9

78,80

79

76

77

Total 80 51 29

Page 87: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

69

Item-item yang lolos seperti tersebut di atas selanjutnya dipakai sebagai

item-item skala dalam penelitian.

3. Reliabilitasi Alat Ukur

Reliabilitas alat ukur adalah taraf sampai dimana suatu alat ukur mampu

menunjukan konstitensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf

ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995).

Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas ( 'xx

r ) yang angkanya

berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas dan

mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya. Pada umumnya,

reliabilitas dianggap memuaskan jika koefisiennya mencapai minimal 'xx

r = 0,900.

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur reliabilitas alat ukur dengan menggunakan

koefisien alpha (�) Cronbach (Azwar, 1999: 87).

Penghitungan reliabilitas skala pembukaan diri para frater yunior dengan

menggunakan teknik analisis alpha (�) Cronbach menghasilkan angka 'xx

r = 0,9302.

Angka tersebut menunjukkan bahwa skala pembukaan diri dalam penelitian ini

dapat diandalkan untuk pengambilan data penelitian.

Selanjutnya nomor item yang lolos dari uji coba alat dijadikan item

penelitian. Distribusi item dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 5 berikut:

Page 88: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

70

Tabel 4 Distribusi Kuesioner Pembukaan Diri Untuk Penelitian

Aspek Pembukaan Diri

Bentuk-bentuk Pembukaan Diri

Isi Pembukaan Diri

Item favorable

Item unfavorable

Jumlah

Spiritualitas 4,10,17,24 6 5 Hidup berkomunitas

1,9,34 2 4

Kerasulan 7,8,11,22,51

- 5 Kemampaun

mengungkapakan diri dengan I-

Message Deklaratif

Penghayatan kaul – Kemiskinan – Ketaatan – Kemurnian

14,16,18,19,36,27

- 6

20

Spiritualitas

23 5 2

Hidup berkomunitas

26 46 2

Kerasulan -

43

1

Kemampaun mengungkapakan

diri dengan I-Message Responsif

Penghayatan kaul – Kemiskinan – Ketaatan – Kemurnian

3 29 2

7

Spiritualitas 31, 47 - 2 Hidup berkomunitas

32,33 35 3

Kerasulan 25, 38 37,50 4 Kemampaun

mengungkapakan diri dengan I-

Message Preventif

Penghayatan kaul – Kemiskinan – Ketaatan – Kemurnian

40,41, 42, 44 - 4

13

Spiritualitas 20,45

2

Hidup berkomunitas

13,15,38 21 4

Kerasulan 8 - 1

Kemampaun mengungkapakan

diri dengan I-Message

Konfrontif

Penghayatan kaul – Kemiskinan – Ketaatan – Kemurnian

28,48,49 39 4

12

Total 51

Page 89: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

71

E. Prosedur Pengumpulan Data

Secara garis besar, prosedur pengumpulan data dilaksanakan melalui dua

tahapan utama, yakni tahap persiapan dan tahap pengisian kuesioner.

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun kuesioner

Kegiatan yang dilakukan adalah memodifikasi instrumen dari saudara

Donal Sinaga (2005), membuat indikator kisi-kisi baru dengan menentukan

aspek-aspek pembukaan diri dengan indikator yang mendukung dan sesuai

kebutuhan. Kisi-kisi kuesioner tersebut kemudian dikonsultasikan pada

dosen pembimbing.

b. Mengadakan uji coba kuesioner

Kegiatan yang dilakukan adalah membagikan angket kepada frater

yunior wilayah timur (Ambon, Sulawesi), dan wilayah tengah (Yogyakarta).

Semua responden uji coba berjumlah 31 orang. Setelah terkumpul kemudian

kuesioner dianalisis. Dari hasil analisis data uji coba kuesioner dihasilkan 51

item valid dengan koefisien korelasi minimal 0,30, sedangkan 29 item tidak

valid.

f. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk menganalisis data

penelitian pembukaan diri para frater yunior kongregasi frater Santa Perawan

Maria Bunda Yang Berbelaskasih provinsi Indonesia tahun 2007/2008 adalah

sebagai berikut:

Page 90: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

72

1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang sudah diberikan

oleh subjek penelitian dan membuat tabulasi skor dari masing-masing butir

item skala. Langkah selanjutnya menghitung total skor masing-masing subjek

penelitian dan total skor tiap item pernyataan.

2. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis statistik

deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan mean,

standard deviasi serta pengkategorisasian menurut norma yang telah

ditentukan peneliti

a. Menentukan penggolongan kualifikasi pembukaan diri seluruh responden

berdasarkan pada Azwar (1999:108) yang mengelompokkan tingkat

Pembukaan Diri subjek penelitian dalam lima kategori yaitu sangat

rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

b. Membuat distribusi frekuensi dan skor pembukaan diri para frater yunior

kepada pimpinan rohani di kongregasi para frater Santa Perawan Maria

Bunda Berbelaskasih provinsi Indonesia tahun 2007/2008.

Kontinum jenjang ini disusun berpedoman pada Azwar (1999:108) yang

mengelompokkan tingkat Pembukaan Diri subjek penelitian dalam lima

kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi,

dengan norma kategorisasi sebagai berikut:

X � µ-1,5� kategori sangat rendah

µ-1,5� < X � µ-0,5� kategori rendah

µ-0,5� < X � µ+0,5� kategori sedang

Page 91: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

73

µ+0,5� < X � µ+1,5� kategori tinggi

µ+1,5� < X kategori sangat tinggi

Keterangan:

Xmaksimum teoretik : skor tertinggi yang mungkin diperoleh

subjek penelitian dalam skala

Xminimum teoretik : skor terendah yang mungkin diperoleh

subjek penelitian dalam skala

� : standard deviasi, yaitu luas jarak

rentangan yang dibagi dalam 6 satuan

deviasi sebaran

µ : mean teoretik, yaitu rata-rata teoretis

dari skor maksimum dan minimum

Selanjutnya kategorisasi ini dijadikan sebagai norma/patokan dalam

pengelompokan skor subjek penelitian berdasarkan tingkatan

pembukaan diri.

3. Mengadakan studi dokumentasi dengan hasil yang diperoleh para frater yunior

untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian.

Page 92: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat jawaban atas masalah penelitian yaitu bagaimanakah

tingkat pembukaan diri para frater Yunior kepada pembimbing Rohani, Kongregasi

Frater Santa Perawan Maria Bunda Berbelaskasih (CMM) Provinsi Indonesia Tahun

2007/2008? Penyajian hasil penelitian dan pembahasan diuraikan dalam penjelasan

berikut.

A. Tingkat pembukaan diri para frater Yunior kepada pembimbing Rohani,

Kongregasi Frater Santa Perawan Maria Bunda Berbelaskasih (CMM)

Provinsi Indonesia Tahun 2007/2008.

Langkah awal yang dilakukan sebelum merumuskan hasil penelitian

adalah menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang sudah

diberikan oleh subjek penelitian dan membuat tabulasi skor dari masing-masing

butir item skala (lihat lampiran1). Langkah selanjutnya menghitung total skor

masing-masing subjek penelitian dan total skor tiap item pernyataan.

Kategorisasi diterapkan sebagai norma/patokan dalam pengelompokan

skor item. Kategorisasi tinggi rendah skor item-item secara keseluruhan dalam

penelitian ini (dengan N = 50), diperoleh dengan penggolongan melalui

perhitungan sebagai berikut:

Page 93: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

75

Xitem maksimum teoretik : 50 x 4 = 200

Xitem minimum teoretik : 50 x 1 = 50

Range : 200 – 50 = 150

� (item teoretik) : 150 : 6 = 25

µ (item teoretik) : (200 + 50) : 2 = 125

Penentuan kategorisasi skor item dapat dilihat dalam tabel 5:

Tabel 5

Penggolongan Tingkat Pembukaan Diri Para Frater

Yunior kepada pembimbing Rohani Kongregasi frater Santa

Perawan Maria Bunda Berbelas Kasih Provinsi Indonesia Tahun

2007/2008

Perhitungan Skor Frekuensi Klasifikasi

X � µ-1,5� Xitem � 125 – 37,5

50 - 87,5 1

Sangat Rendah

µ-1,5� < Xitem � µ-

0,5�

125 – 37,5 < Xitem �

125 – 12,5

88 - 112,5 18 Rendah

µ-0,5� < Xitem �

µ+0,5�

125-12,5 < Xitem �

125+12,5

113 - 137,5 34 Sedang

µ+0,5� < Xitem �

µ+1,5�

Xitem > µ+1,5�

125+12,5 < Xitem �

125+37,5

138 - 162,5 9 Tinggi

Xitem > µ+1,5�

Xitem > 125 + 37,5 > 163 1

Sangat Tinggi

Tabel 5 menunjukkan bahwa ada 1 orang frater memiliki kategori pembukaan

diri sangat tinggi, 9 orang frater memiliki kategori tinggi, 34 orang frater

memiliki kategori sedang, 18 orang frater memiliki kategori rendah, dan 1 orang

frater memiliki kategori rendah.

Page 94: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

76

B. Pembahasan

Sebelum memaparkan pembahasan, peneliti ingin mengemukakan

beberapa hal yang berkaitan dengan keterbatasan yang terkandung dalam

instrumen penelitian dan pelaksanaan penelitian. Pertama, bentuk kuesioner

tertutup memungkinkan tidak semua aspek pembukaan diri yang dirasakan dan

dialami para frater yunior dapat terungkap. Kedua, hasil penelitian bukanlah

merupakan hasil yang tetap karena pembukaan diri seseorang dapat berubah.

Misalnya dalam penelitian ini, tingkat pembukaan diri seseorang yang diteliti

diketahui memiliki peringkat tertentu, tetapi dalam penelitian berikutnya

pembukaan diri tersebut belum tentu memiliki peringkat yang sama. Ketiga,

kuesioner pembukaan diri sebagai instrumen penelitian telah terbukti reliabel,

tetapi instrumen penelitian ini belum tentu reliabel untuk kelompok lain dalam

penelitian serupa. Keempat, dalam penelitian ini peneliti hanya melihat

pembukaan diri para frater yunior secara umum. Oleh karena itu peneliti kurang

menguraikan sub-sub yang terkadung dalam aspek-aspek dan isi pembukaan diri

itu sendiri. Kelima, hasil penelitian ditemukan banyak keterbatasan/masalah tetapi

belum ada usulan program peningkatan pembinaan lebih lanjut.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti hanya memaparkan kondisi atau keadaan apa

adanya. Kategorisasi skor tiap item skala adalah berdasarkan distribusi normal

dengan kontinum jenjang menurut Azwar (1999:108), yaitu sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Dalam penelitian ini, peneliti akan

menjelaskan tingkat tertinggi sampai tingkat terendah.

Page 95: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

77

1. Kategori sangat tinggi

Dalam penelitian ini, hanya ada 1 orang frater yunior yang memiliki

pembukaan diri dengan kategori sangat tinggi. Kategori ini menunjukkan bahwa

frater yunior tersebut memiliki kemampuan mengungkapkan diri dengan

menggunakan berbagai bentuk pembukaan diri secara baik dalam

mengungkapkan diri kepada pemimpin. Berbagai pengalamannya (menghayati

spiritualitas, hidup berkomunitas, kerasulan, dan penghayatan kaul) diungkapkan

kepada pemimpin secara deskriptif, otentik, jujur, dan apa adanya. Jumlah ini

sangat kecil bila dilihat dari keseluruhan subyek penelitian yang berjumlah 63

orang. Apakah yang menyebabkan frater ini begitu terbuka? Bukankah

Pembinaan yang ditempuh dalam kongregasi itu sama? Peneliti berpendapat

bahwa ada penyebab yang cukup berpengaruh terhadap tingkat pembukaan diri

yang sangat tinggi untuk 1 orang frater yunior ini.

Hasil studi dokumen (evaluasi frater yunior tahun 2007/2008) sekretariat

frater CMM provinsi Indonesia mengungkapkan bahwa frater tersebut 1)

memiliki perkembangan dan kematangan pribadi. Hal ini ditunjukkan melalui

penghargaan dan kepercayaan diri yang tinggi dan memahami pentingnya

pembukaan diri, 2) mampu berelasi dengan Tuhan dan sesama. Kemampuan ini

ditunjukkan melalui kesediaannya dibina dalam kongregasi demi pemeliharaan

motivasi dan pemurnian panggilan, menghargai peranan pemimpin dalam

komunitas, serta selalu terbuka pada setiap kritikan dan saran, 3) mampu

Page 96: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

78

memupuk, meningkatkan perhatian atas keseimbangan antara hidup doa dan

karya, 4) mampu mengaktualisasikan dirinya sebagai frater CMM.

Tingginya tingkat pembukaan diri frater yunior ini masuk akal karena dia

telah memiliki kematangan kepribadian dan kemampuan menyesuaikan diri.

Kematangan pribadi dalam berbagai bidang, menjadikan orang menguasai,

mengendalikan, dan mampu membuka diri secara penuh.

2. Kategori Tinggi

Para frater yunior yang mendapat kategori tinggi dalam pembukaan diri

berjumlah 9 orang. Jumlah ini masih sedikit dibandingkan jumlah keseluruhan

subyek. Kategori ini menunjukkan bahwa para frater yunior telah memiliki

kemampuan mengungkapkan diri kepada orang lain secara deskriptif, otentik,

jujur dan apa adanya. Para frater yunior sudah mampu membuka diri dengan

menggunakan berbagai bentuk pembukaan diri dan mengungkapkan dirinya,

tetapi belum terampil.

Hasil studi dokumen mengungkapkan bahwa 9 frater ini dalam kehidupan

sehari-hari memiliki rasa tanggung jawab atas perkembangan komunitas,

menjalankan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam

komunitas. Segala pengalaman di tempat kerja selalu diungkapkan dalam setiap

setiap kesempatan dalam komunitas. Mereka tidak menunggu kunjungan dari

dewan pimpinan, dan wawancara pribadi. Dalam setiap pertemuan, hubungan

antara satu dengan yang lain begitu luwes dan terbuka pengungkapkan

pengalamannya.

Page 97: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

79

Tingginya tingkat pembukaan diri para frater yunior ini masuk akal karena

para frater sudah memiliki kematangan pribadi, memiliki kesadaran tentang

pentingnya pembukaan diri dalam hidup membiara, memiliki kesadaran akan

peran pemimpin sebagai pembimbing rohani, memiliki kesiapsediaan untuk

dibimbing oleh tarekat untuk menjadi biarawan melalui tarekat pada umumnya

dan komunitas pada khususnya.

3. Kategori sedang

Para frater yunuior yang memiliki kategori sedang berjumlah 34

orang. Jumlah ini sangat besar. Bagi peneliti, kategori ini cenderung rendah dan

kurang ideal. Hal ini berarti bahwa seseorang sudah mampu membuka diri dengan

menggunakan berbagai bentuk pembukaan diri dan mengungkapkan dirinya,

tetapi belum secara penuh dan juga belum terampil. Bagi peneliti, kategori ini

menunjukkan banyak frater yunior belum sepenuhnya membuka diri. Masih

banyak frater yunior yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan dirinya.

Dalam kehidupan nyata para frater bisa membuka diri dalam situasi tertentu tetapi

kesempatan lain tidak membuka diri. Dalam benak peneliti, muncul pertanyaan;

apakah cenderung rendahnya pembukaan diri para frater yunior ini mempunyai

kaitan dengan kurangnya penghayatan spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari?

Apakah kenyataan ini juga berarti pembinaan yang dilaksanakan selama ini

kurang efektif? Bagi peneliti, penghayatan spiritualitas dalam hidup sehari-hari,

pertama-tama diwujudkan dalam hidup bersama di komunitas yang nampak

Page 98: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

80

dalam sikap saling memahami, menghargai sehingga setiap pribadi dapat

berkembang.

Bagi peneliti, jumlah kategori “sedang” yang cukup banyak merupakan

suatu yang memprihatinkan, tetapi mendorong peneliti untuk mengkaji apa

penyebabnya. Ada beberapa kemungkinan menjadi penyebab adalah : pertama,

kurangnya kematangan pribadi. Hal ini tampak antara lain dalam dalam

rendahnya harga diri. Orang yang memiliki harga diri yang rendah, mengganggap

dirinya tidak pantas, tidak berharga, tidak ada yang patut dibanggakan meskipun

mencapai keberhasilan. Pandangan terhadap diri sendiri ini, juga dialihkan kepada

orang lain, sehingga sulit mempercayai, memahami dan menerima orang lain.

Akibatnya individu dalam menanggapi dan menghadapi hidup sehari-hari diiringi

perasaan cemas, takut, curiga dan cenderung menutup diri terhadap orang lain.

Kedua, Pembinaan di komunitas yang kurang efektif. Beberapa indikasi yang

diketahui misalnya jumlah tenaga pembina tidak memadai. Terkesan seorang

pembina kurang dipersiapkan dalam dalam bidang khusus sebagai Pembina.

Meskipun ada pembina diberi tugas untuk membina, tetapi kendala sering

ditemukan, seperti perhatian tercurah untuk tugas-tugas lain, sementara tugas

pembinaan menuntut suatu ketegasan arah dan isi pembinaan. Selain itu,

komunikasi antara frater yunior dengan para pembina sangat kurang. Kendalanya

adalah dalam proses pembinaan frater yunior biasanya menunggu panggilan dari

Pembina, sedangkan Pembina menunggu kedatangan seorang frater yunior.

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah peran seorang pembina yang bisa

Page 99: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

81

mendengarkan, mengerti, memahami serta memberikan rasa nyaman kapada

frater yunior untuk membuka diri.

4. Kategori rendah

Frater yunior yang memiliki kategori rendah berjumlah 18 orang. Jumlah

ini cukup banyak. Hal ini berarti bahwa kemampuan mengungkapkan diri kepada

orang lain secara deskriptif, otentik, jujur, dan apa adanya, kurang baik. Hal ini

sangat memprihatinkan karena seseorang frater yunior belum mampu membuka

diri dengan menggunakan berbagai bentuk pembukaan diri dan mengungkapkan

dirinya secara penuh. Dengan kata lain, seseorang dalam kategori ini belum

memiliki keterampilan pembukaan diri dan cenderung tertutup.

Kenyataan ini mendorong peneliti untuk melihat lebih dalam. Dari hasil

studi dokumen (evaluasi para frater yunior) terungkap bahwa kurang adanya

kesadaran akan peranan seorang pemimpin, kematangan pribadi yang masih

kurang, kehidupan komunitas kurang kondusif dimana setiap frater disibukkan

dengan pekerjaan, program komunitas yang kurang berjalan, dan hubungan antara

pemimpin dengan anggota kurang baik.

Dari hasil ini, peneliti menduga bahwa yang menjadi faktor penyebab

adalah 1) faktor keluarga. Latar belakang pendidikan dalam keluarga kurang baik,

misalnya pendidikan dalam keluarga yang cenderung keras. Peran ayah yang

cukup dominan sehingga membuat anak-anak cenderung diam. Keadaan ini

memungkinkan orang untuk menutup diri dan memendam perasaan sendiri

sehingga sulit berbagi informasi. 2) faktor kematangan pribadi. Banyak yunior

Page 100: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

82

yang kurang memiliki kematangan pribadi. Hal ini tampak antara lain dalam

rendahnya harga diri. Mereka memiliki harga diri yang rendah, menganggap

dirinya tidak pantas, tidak berharga, tidak ada yang patut dibanggakan meskipun

mencapai keberhasilan. Pandangan terhadap diri sendiri ini, juga dialihkan ke

orang lain sehingga sangat sulit mempercayai, memahami dan menerima orang

lain. Rendahnya harga diri mengakibatkan sikap pasif dalam menanggapi

peristiwa hidup sehari-hari sehingga pengungkapan diri selalu diiringi dengan

rasa takut, semas dan curiga. 3) figur pemimpin. Banyak pemimpin komunitas

kurang mampu dalam membimbing frater yunior. Mereka belum memiliki bekal

yang cukup baik untuk pembinaan frater yunior. Seorang pemimpin seharusnya

mampu menciptakan kondisi yang dapat memungkinkan proses pembinaan

terjadi. Menciptakan kondisi komunitas yang dimaksud adalah mampu

memberikan rasa aman bagi frater, memiliki kemampuan (segi pengetahuan dan

ketrampilan) dalam hal bimbingan, memiliki dedikasi dan spiritualitas

kongregasional yang baik seperti terbuka, asertif, mampu berempati, mampu

memberikan teladan, serta bisa menumbuhkan rasa percaya diri para frater yunior

untuk membuka diri.

5. Kategori sangat rendah

Ada 1 orang frater yang memiliki kategori sangat rendah. Meskipun

jumlah ini sedikit tetapi sangat memprihatinkan. Hal ini bararti bahwa

kemampuan mengungkapkan diri kepada orang lain secara deskriptif, otentik,

jujur, dan apa adanya sangat buruk. Individu cenderung menutup diri pada orang

Page 101: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

83

lain dan menggunakan berbagai mekanisme pertahanan diri. Dalam benak

peneliti, setiap frater yunior yang telah melewati masa pendidikan pembinaan

awal di novisiat sekurang-kurangnya bisa mengungkapkan dirinya pada

pimpinannya atau orang lain. Banyak usaha yang telah dilakukan oleh kongregasi

untuk meningkatkan kualitas pribadi setiap frater. Usaha tersebut antara lain;

rekoleksi bulanan, retret setiap tahun, dan kursus-kursus. Tetapi pada

kenyataannya masih ada frater yunior belum bisa mengungkapkan dirinya.

Kondisi frater yunior ini sangat mengkhwatirkan jika tidak segera ditindaklanjuti.

Kecenderungan menutup diri dari pemimpin bisa mengakibatkan pemimpin tidak

dapat memahami, tidak mengenal para frater tersebut. Hal ini akan menyulitkan

pimpinan untuk membina frater tersebut.

Dari hasil studi dokumen (evaluasi frater yunior) terungkap bahwa frater

yunior ini belum memiliki kematangan kepibadian dan kurang percaya diri, sulit

bergaul dengan orang lain, sering menyendiri dan bahkan menarik diri dalam

kelompok kecil serta selalu merasa tidak nyaman dalam komunitas.

Peneliti menduga bahwa sangat rendahnya pembukaan diri frater ini besar

kemungkinan karena ada trauma masa lalunya. Misalnya, karena waktu kecil

sering dimarahi dan direndahkan oleh ayahnya, maka sewaktu menjadi biarawan

mengalami banyak ketakutan dengan pimpinan yang berfigur bapak. Jadi trauma

di masa kecil yang menghambat relasi dengan orang tertentu, atau jabatan

tertentu.

Page 102: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

84

Peneliti menyadari bahwa perkembangan seorang pribadi dalam panggilan

hidup membiara tidak hanya tergantung pada pembinaan yang diterima tetapi juga

tergantung pada keterbukaan hati orang yang bersangkutan untuk membatinkan

apa yang telah diterimanya. Maka frater ini perlu mendapat perhatian khusus

dalam penghayatan spiritualitas kongregasi. Pendampingan dari pemimpin

komunitas haruslah terus-menerus dilakukan sehingga frater tersebut mencapai

tujuan yang realistis, memberikan penghargaan sehingga frater tersebut merasa

diterima dan dicintai.

Page 103: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

85

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini disajikan ringkasan, kesimpulan, dan saran. Bagian ringkasan

mencakup perumusan masalah, metodologi penelitian, dan hasil penelitian.

Kesimpulan mencakup kesimpulan hasil dan pembahasan terhadap hasil penelitian.

Bagian saran memuat saran-saran untuk para pemimpin provinsi, para Pembina,

pemimpin komunitas dan para peneliti lain.

A. Ringkasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pembukaan diri para

frater Yunior kepada pembimbing Rohani, Congregatio Fratrum Beatae Mariae

Virginis, Matris Misericordiae (CMM) Provinsi Indonesia Tahun 2007/2008.

Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah :

Bagaimanakah tingkat pembukaan diri para frater Yunior kepada pembimbing

Rohani, Congregatio Fratrum Beatae Mariae Virginis, Matris Misericordiae

(CMM) Provinsi Indonesia Tahun 2007/2008?

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.

Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia tahun

2007/2008. Penelitian ini adalah penelitian populasi karena seluruh responden

dijadikan subyek penelitian.

Page 104: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

86

Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yang memuat 2 aspek

pembukaan diri, yaitu bentuk pembukaan diri dan isi pembukaan diri yang

dijabarkan dalam 51 item. Bentuk-bentuk pembukaan diri tersebut adalah :

1. Kemampuan mengungkapkan diri dengan menggunakan I-Message Deklaratif

2. Kemampuan mengungkapkan diri dengan menggunakan I-Message Responsif

3. Kemampuan mengungkapkan diri dengan menggunakan I-Message Preventif

4. Kemampuan mengungkapkan diri dengan menggunakan I-Message Konfrontif

Sedangkan isi pembukaan diri adalah sebagai berikut : (a) Spiritualitas, (b) Hidup

berkomunitas, (c) Kerasulan, (d) Penghayatan kaul (Kemiskinan, Ketaatan,

Kemurnian)

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Menentukan skor dari masing-masing alternatif jawaban yang sudah diberikan

oleh subjek penelitian dan membuat tabulasi skor dari masing-masing butir

item skala.

2. Menghitung total skor masing-masing subjek penelitian dan total skor tiap

item pernyataan.

3. Menentukan penggolongan kualifikasi pembukaan diri berdasarkan Azwar

(1999:108) yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

4. Membuat distribusi frekuensi pembukaan diri.

Penelitian ini memperoleh hasil sebagai berikut : di antara para frater

yunior CMM provinsi Indonesia ada 1 orang frater yang “sangat tinggi”

pembukaan dirinya, 9 orang frater yang “tinggi” pembukaan dirinya, 34 orang

Page 105: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

87

frater “cukup/sedang” pembukaan dirinya, 18 orang frater yang “rendah”

pembukaan dirinya, dan 1 orang frater “sangat rendah” pembukaan dirinya.

B. Kesimpulan

Berdasarkan data penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pembukaan diri para frater yunior CMM provinsi Indonesia masih dominan

pada kategori “sedang atau cukup”. Diharapkan perlu adanya kesadaran dan

pemahaman pentingnya pembukaan diri dalam kehidupan membiara pada

umumnya dan kehidupan dalam komunitas khususnya.

2. Pembukaan diri menjadi efektif dalam komunitas apabila pemimpin (pembina

dan pendamping) dan para frater yunior mampu menjalin relasi yang

mendalam, saling memahami peran dan tanggung jawab masing-masing

C. Saran-saran

Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan tentang pembukaan diri

dilihat dari bentuk dan isi pembukaan diri peneliti memberi saran sebagai berikut:

1. Bagi kongregasi CMM Provinsi Indonesia

a. Untuk meningkatkan pembukaan diri para frater yunior yang masih

rendah, hendaknya pembinaan lanjutan tetap diperhatikan secara serius

oleh petinggi kongregasi. Para pembina dan pendamping hendaknya

memiliki kemampuan memberikan rasa aman bagi frater, memiliki

pengetahuan dan ketrampilan dalam hal bimbingan, memiliki dedikasi

dan spiritualitas kongregasional yang baik seperti terbuka, asertif, mampu

Page 106: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

88

berempati, mampu memberikan teladan, serta bisa menumbuhkan rasa

percaya diri para frater yunior untuk membuka diri. Demikian juga para

frater yunior hendaknya perlu memahami dan menyadari peran dan

tanggungjawab seorang pemimpin dalam komunitas.

b. Perlu adanya program pelatihan mengenai pembukaan diri agar setiap

pribadi mampu memahami dan menyadari pentingnya membuka diri.

c. Dalam rangka konkretisasi penghayatan kaul perlu digali hal-hal yang

berkaitan dengan seksualitas.

2. Para peneliti lain.

a. Peneliti lain diharapkan untuk mencoba mengungkap/meneliti penyebab

cenderung rendahnya pembukaan diri para.

b. Topik ini belum sampai pada aplikasi progam, karena itu peneliti lain

yang tertarik dengan topik yang sama diharapkan mengembangkan

program pelatihan lanjutan yang berfokus pada aspek pembukaan diri.

Page 107: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

89

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Linda dan Elinor Lenz. 1995. Jadilah Diri Anda Sendiri. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogykarta: Pustaka Pelajar.

_____________. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burhan, Nurgiyantoro. 1987. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Pendidikan dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Gordon, T. 1999. Menjadi Orangtua Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Johnson, D.W. 1981. Reaching Out: Interpersonal Effectiveness and Self-

Actualization. Englewood Cliffs: Prectice-Hall.

Juster Donald Sinaga. 2007. Skripsi ; Deskripsi Tingkat Pembukaan (Self Disclosure)

Para Frater Profesi Sementara Kepada Magister, Ordo Fratrum Minorum (OFM)

Provinsi Santo Mikhael Malaikat Agung Indonesia Periode 2006/2007. USD:

Yogyakarta.

Kitab Hukum Kanonik. 1999. Obor: Jakarta

Konstitusi Frater CMM. 1990. Tilburg: DPU CMM.

Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta:

Kanisius.

Papu, Johanes. 2002. “Pengungkapan Diri”. www//:htp. Team e-psikologi.

Paulus II, Paus Yohanes. 1991. Kitab Hukum Kanonik. Jakarta: Obor dan KWI.

Paul Suparno. 2008. Kaul Biara: Takut Terbuka Dengan Orang Lain Dalam Biara.

Dalam Majalah Rohani No.03 Tahun Ke-55, Edisi Maret. Kanisius: Yogyakarta

Poerwadarminta, W.J.S.,1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Prasetyo, Mardi. 1993. Psikologi Hidup Rohani. Yogyakarta: Kanisius.

____________. 2001. Unsur-unsur Hakiki dalam Pembinaan 2. Yogyakarta:

Kanisius.

Sekretariat CMM Provinsi Indonesia. 2007. Dokumen Pribadi Para Frater CMM

2007-2008 . Yogyakarta: Provinsialat CMM.

Staf Yayasan Cipta Loka Caraka 1976. Mengapa Takut Bersikap Terbuka.

(terjemahan). Yogyakarta: Kanisius.

Statuta Provinsi Indonesia. 2002. Yogyakarta: DPP CMM Indonesia.

Supratiknya, A.1995. Komunikasi antara Pribadi.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Page 108: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

90

van Geene, Harie. 1993. Dalam Gerakan Belaskasih. Tilburg: DPU CMM.

van Leirop, Pieter Jan. 1995. Joannes Zwijsen Uskup Agung dan Pendiri Kongregasi.

Yogyakarta: DPP CMM Indonesia.

Page 109: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah
Page 110: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

91

INSTRUMEN TINGKAT PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER YUNIOR

KEPADA PIMPINAN ROHAHI KONGREGASI FRATER SANTA PERAWAN MARIA BUNDA BERBELASKASIH (CMM) PROVINSI INDONESIA

TAHUN 2007/2008

Identitas Umur :……………………………………………….. Profesi ke :……………………………………………….. Budaya :……………………………………………….. Tanggal pengisian :………………………………………………..

Kata pengantar Para frater yang terkasih, Pada kesempatan ini saya meminta kesediaan frater untuk mengisi kuesioner ini.Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pembukaan diri para frater kepada pimpinan selama menjadi biarawan. Dengan demikian saya sangat mengharapkan frater mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan apa yang frater alami. Kuesioner ini bersifat rahasia. Hasil kuisoner ini tidak akan mempengaruhi penilaian pimpinan terhadap frater. Oleh karena itu frater tidak perlu menulis nama pada kuesioner ini. Atas kesedian frater saya mengucapkan terimakasih.

Petunjuk Pengisian Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang pembukaan diri. Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti. Berikanlah tanda centang (v) pada kolom alternatif jawaban yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman Anda. Alternatif yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: 1. Sangat Sering (SS) = Apabila isi pernyataan tersebut Sangat Sering Anda

lakukan. 2. Sering (S) = Apabila isi pernyataan tersebut Sering Anda lakukan. 3. Jarang (J) = Apabila isi pernyataan tersebut Jarang Anda lakukan. 4. Sangat Jarang (SJ) = Apabila isi pernyataan tersebut Sangat Jarang Anda

lakukan. Langkah-langkah mengisi kuisoner ini secara praktis adalah sebagai berikut: 1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesioner ini! 2. Jawablah secara jujur sesuai dengan pengalaman Anda! 3. Kalau anda mau mengganti jawaban, coretlah yang diganti! Contoh

No Hal-hal SS S J JS 1.

Dengan senang hati saya menceritakan masa lalu saya kepada pemimpin komunitas.

v

Anda memilih jawaban SS berarti Anda sangat sering menceritakan masa lalu Anda kepada pemimpin dengan senang hati.

Hormat Saya

Fr.Paulus Paji Keban,CMM

Page 111: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

92

No

Hal-hal SS S J JS

1 Saya mengatakan dengan jujur kepada pemimpin bahwa saya sadar akan konsekuensi hidup membiara

2 Dengan malu-malu saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya kurang peduli dengan situasi di komunitas

3 Saya menceritakan kepada pemimpin bahwa saya masih terikat dengan harta warisan tertentu dalam keluarga

4 Dengan jujur saya mengatakan bahwa saya tidak punya kerinduan untuk berkembang dalam keutamaan-keutamaan

5 Saya ragu-ragu mengungkapkan kepada pemimpin bahwa saya merasa kecewa ketika pemimpin kurang menghargai pengalaman masa lalu saya.

6 Dengan malu-malu saya mengatakan kepada dewan pimpinan bahwa saya kurang setia pada hidup doa

7 Saya menceritakan kepada pemimpin bahwa saya peka menanggapi kebutuhan dan masalah kerasulan di tempat pastoral

8 Dengan jujur saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya tertutup dalam berelasi dengan umat tertentu di luar

9 Dengan jujur saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya berusaha menghargai setiap orang dalam komunitas

10 Saya mengungkapkan kepada dewan pimpinan bahwa hidup doa dan karya saya tidak seimbang

11 Dengan jujur saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya kurang senang dengan penerimaan umat kepada saya saat berpastoral

13 Saya mengatakan terus-terang kepada dewan pimpinan bahwa saya tidak setuju dengan dengan gaya pendampingan yunior di kongregasi

14 Saya mengungkapkan kepada pemimpin mengenai perasaan-perasaan yang saya alami

15 Saya menceritakan kepada pemimpin bahwa Senang menggunakan mobil umum ke kampus/tempat kerja

16 Dengan jujur saya mengatakan bahwa saya mempunyai cukup uang (uang pribadi)

17 Saya mengatakan kepada dewan pimpinan bahwa saya memiliki iman yang dinamis, yang berakar dalam pengalaman hidup saya

18 Dengan jujur saya mengatakan kepada pemimpin bahwa pada saat tertentu saya bosan/kering/hampa dengan kehidupan di biara

19 Saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya kurang paham tentang ketiga kaul

Page 112: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

93

20 Saya mengungkapkan terus-terang kepada pemimpin bahwa saya kecewa karena pemimpin kurang memberi dukungan terhadap kehidupan rohani saya.

21 Dengan malu saya menceritakan kepada pemimpin bahwa saya kurang bertanggung jawab menggunakan sarana-prasarana

22 Saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya senang kalau pemimpin memberi masukan kepada saya dalam hal berpastoral supaya aktif dan efektif

23 Saya mengungkapkan keinginan saya kepada pemimpin agar saya dibimbing ketika saya mengalami masalah dan dalam kebimbangan.

24 Saya mengungkapkan dengan jujur kepada dewan pimpinan bahwa kharisma kongregasi kurang berkembang dalam diri saya

25 Saya mengungkapkan dengan terus terang kepada pemimpin bahwa saya membutuhkan informasi dari pemimpin tentang suatu hal

26 Saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya mendapat stipendium saat berpastoral

27 Saya mengungkapkan kepada pemimpin bahwa saya senang mengenakan jubah pada saat-saat tertentu

28 Dengan jujur saya menceriterakan bahwa saya selalu membantu orang miskin

29

Saya mengatakan tidak kepada pemimpin yang menyuruh saya untuk patuh kepada setiap nasehatnya karena menurut saya nasehatnya kadang tidak masuk akal dan membosankan

30 Saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya sulit menjalani jadwal komunitas

31 Saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya butuh waktu tenang untuk memantapkan panggilan saya ketika saya mengalami kebimbangan.

32

Saya mengatakan terus-terang kepada pemimpin bahwa saya lebih suka tinggal dan merenung di komunitas minggu ini, daripada mengikuti kegiatan doa di luar komunitas

33 Dengan jujur saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya tidak bisa menemani pemimpin karena saya ada kegiatan lain

34 Dengan terus-terang saya menceritakan kekurangan saya kepada pemimpin

35 Saya berpura-pura senang di depan pemimpin dengan keterlibatannya yang kurang di dalam komunitas padahal sesungguhnya saya tidak senang

36 Saya mengatakan kepada dewan pimpinan bahwa saya senang kalau ada orang usianya lebih tua sebagai pemimpin komunitas

Page 113: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

94

37

Saya ragu-ragu mengatakan kepada pemimpin perihal keputusan saya untuk tidak ikut kegiatan di biara karena ada kegiatan pendampingan kepada umat (misalnya pendampingan mudika, legio Maria) di luar

38 Saya menyampaikan kepada pemimpin bahwa saya merencanakan suatu pekerjaan

39 Saya mengabaikan pendapat saya dihadapan pemimpin dan menuruti pendapatnya

40 Saya menceritakan kepada pemimpin bahwa saya tidak bisa membagi waktu secara keseluruhan

41 Saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya sulit mengambil suatu keputusan

42 Dengan jujur saya mengatakan kepada dewan pimpinan bahwa saya lebih taat kepada orang tertentu yang mempunyai pemikiran yang sama dengan saya

43 Saya malu menceritakan masa lalu saya kepada pemimpin komunitas.

44 Dengan terus-terang saya menceritakan kepada dewan pimpinan bahwa tenaga saya kurang dibutuhkan

45 Saya mengatakan terus-terang kepada pimpinan bahwa saya merasa risih bahwa kehidupan doa saya terus di kontrol

46 Dengan malu-malu saya menyampaikan keinginan saya kepada pemimpin untuk refreshing/relaksasi menghilangkan kejenuhan di dalam biara.

47 Saya mengungkapkan kepada pemimpin bahwa saya butuh waktu untuk merenung jika saya harus mengambil suatu keputusan.

48 Saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya merasa iri bila melihat teman yang lebih berbakat

49 Dengan jujur saya mengatakan kepada pemimpin bahwa saya sebenarnya berusaha menutupi kelemahan saya

50 Saya sulit mengungkapkan kepada pemimpin perihal kebutuhan-kebutuhan saya demi kegiatan pastoral saya

51 Dengan jujur saya mengatakan bahwa saya kurang suka kalau pemimpin hanya menunjuk orang-orang tertentu untuk berpastoral di daerah tertentu

Page 114: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

95

HASIL TABULASI UJI COBA KUESIONER PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER YUNIOR

KEPADA PEMBIMBING ROHANI KONGREGASI FRATER SANTA PERAWAN MARIA BUNDA BERBELASKASIH (CMM)

INDONESIA TAHUN 2007/2008

Sbyk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 2

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 1 4 2 3 3 4 3 3 3 1

5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

6 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 3 3 4 3 2 1

7 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2

8 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 2 1 3 1 3 3 4 3 3 2 2

9 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 1 1 4 2 3 4 3 3 4 2 1

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2

11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

12 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3

13 3 3 3 2 3 3 2 1 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 1

14 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 1

15 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3

16 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 1 2 2 2 3 4 3 4 3 1

17 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 1 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2

18 2 2 2 2 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 4 1 3 3 3 4 4 2 1

19 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2

20 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 2 1 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2

21 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 1 4 3 4 4 4 4 3 3 3

22 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3

23 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 4 1 4 1 3 3 2 3 3 2 1 3 3 4 2 3 3 3 1 1

24 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 2 2

25 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 1 3 3 4 4 3 3 3 2 2

26 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4

27 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 4 4 4 2 3 1 2 2 4 4 4 2 3 2 1

28 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 2 4 3 2 2 4 3 3 4 4 4 2 2

29 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 4 2 2 1 2 1 3 3 3 4 4 3 2

30 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 3 3 3

31 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2

96 96 94 96 97 91 85 106 94 108 101 107 97 98 101 101 99 95 86 64 94 82 103 102 107 105 110 84 62

Page 115: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

96

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62

4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3

2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 1 1 3 3 2 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4

3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 2 4 2 2 3

3 4 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 1 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3

2 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4

3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 1 3 3 1 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 1 3 2 2 2 3 4 4 2 3 3 3 2 3

3 3 3 4 2 3 4 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 2 2 4

2 2 3 2 1 2 4 3 4 4 1 2 2 1 1 3 4 1 3 1 2 1 1 2 4 3 2 4 3 3 2 4

3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3

2 3 2 4 2 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 2

3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3

3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 4 3 3 1 2 3 4 2 2 2 2 2 4 3 4 4 2 3 3 2 2 3

2 3 1 2 3 2 3 3 3 3 4 2 4 2 1 4 4 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3

3 3 2 3 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 1 2 2 4 4

3 4 2 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 2 2 4 3 2 1 3 2 1 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3

2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3

1 2 1 1 3 4 2 2 3 2 1 1 4 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 2 2 4 3 4 4 4 2 2

2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 3

2 2 1 2 2 4 2 4 2 3 3 2 3 2 1 4 3 2 1 3 2 1 2 2 4 4 1 3 3 4 2 3

1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3

2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 1 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4

1 3 2 3 1 4 2 3 2 2 3 3 3 2 1 4 1 1 1 2 1 1 1 3 4 4 2 3 3 4 2 2

2 3 1 3 2 3 1 3 3 2 3 3 2 2 1 4 2 1 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 2 3

1 2 2 2 1 4 4 4 1 3 1 1 3 2 3 4 2 4 2 2 3 1 1 3 4 4 1 4 4 4 1 2

1 4 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 2 4

2 4 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 3 3 3 3 4 4 1 2

1 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 4 2 3 3 3 2 1 1 4 2 2 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4

2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 2 2

1 3 1 3 3 2 4 4 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3

2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4

67 93 66 88 75 97 93 99 88 97 82 90 96 77 65 98 89 64 58 87 75 67 81 89 106 104 87 101 103 102 77 96

Page 116: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

97

63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Total

2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 50

3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 45

2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 47

4 2 4 2 2 1 2 3 2 4 4 3 3 1 4 2 3 3 49

3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 51

2 2 2 1 4 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 41

2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 44

3 2 1 2 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 49

3 1 2 1 2 1 1 3 4 3 4 3 3 1 4 3 4 3 46

3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 52

3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 4 50

3 2 2 1 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 4 4 4 52

3 1 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 48

2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 4 3 4 1 2 2 2 3 41

2 4 4 3 3 2 3 1 3 4 4 3 2 3 3 4 3 4 55

3 3 2 3 3 1 1 3 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3 50

3 2 1 2 2 1 1 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 4 43

4 1 2 1 3 3 1 3 2 3 4 3 4 3 3 1 3 4 48

3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 51

4 1 1 1 3 2 1 2 2 2 4 4 3 2 4 3 3 3 45

2 3 3 3 2 1 3 1 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 49

3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 54

2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 4 4 3 1 4 1 2 3 37

2 2 1 2 3 1 2 2 3 2 4 4 4 2 4 1 4 4 47

1 2 1 1 4 1 2 1 2 2 4 4 4 1 4 3 3 3 43

4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 57

4 2 2 1 3 1 2 2 2 2 4 2 3 2 3 3 4 4 46

3 2 2 3 3 2 4 4 1 4 4 3 2 1 2 2 2 2 46

3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 48

3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 2 3 4 52

3 2 2 3 4 1 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 4 3 53

87 67 67 64 91 58 64 75 77 92 114 99 95 65 97 76 100 101 1489

Page 117: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

98

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if Item

Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 236.7419 557.5312 .4445 .9291

VAR00002 236.6774 553.5591 .5561 .9286

VAR00003 236.7419 557.5312 .4445 .9291

VAR00004 236.7419 551.8645 .5504 .9285

VAR00005 236.7419 557.5312 .4445 .9291

VAR00006 236.6129 555.3118 .4689 .9289

VAR00007 236.8387 550.7398 .4897 .9286

VAR00008 236.9355 548.3957 .5715 .9282

VAR00009 236.1935 570.0280 -.0266 .9308

VAR00010 236.7097 551.4796 .5109 .9286

VAR00011 236.1613 567.6731 .0802 .9304

VAR00012 236.4839 551.1247 .4741 .9287

VAR00013 236.3548 566.6366 .1139 .9303

VAR00014 236.6129 550.5785 .4359 .9289

VAR00015 236.5806 564.3183 .2335 .9299

VAR00016 236.5161 565.3914 .1113 .9306

VAR00017 236.5484 564.2559 .1470 .9304

VAR00018 236.5484 557.5892 .4134 .9292

VAR00019 236.7419 554.9312 .4196 .9291

VAR00020 236.9032 543.0903 .5588 .9281

VAR00021 237.7097 544.6129 .4956 .9285

VAR00022 236.7419 560.3978 .2568 .9299

VAR00023 237.1613 551.5398 .4502 .9288

VAR00024 236.2903 567.6129 .0747 .9305

VAR00025 236.2903 567.7462 .0691 .9305

VAR00026 236.3548 561.1699 .3416 .9295

VAR00027 236.3871 567.3118 .0742 .9306

VAR00028 236.2581 566.3978 .1276 .9303

VAR00029 237.0645 550.5957 .5260 .9285

VAR00030 237.3871 539.3118 .6852 .9273

VAR00031 237.6774 556.3591 .3044 .9297

VAR00032 236.7742 547.9140 .6481 .9279

VAR00033 237.5161 562.4581 .1732 .9304

VAR00034 236.9032 546.2903 .5798 .9281

VAR00035 237.3548 552.9699 .3985 .9291

VAR00036 236.4516 565.3226 .1213 .9305

VAR00037 236.8387 568.1398 .0231 .9312

VAR00038 236.5161 562.5247 .2134 .9301

VAR00039 236.9355 560.8624 .2397 .9300

VAR00040 236.6129 556.5785 .3920 .9292

VAR00041 237.1290 545.6495 .4758 .9287

_

Page 118: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

99

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha

if Item if Item Total if Item

Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00042 236.9032 543.0903 .6325 .9277

VAR00043 236.7097 569.8129 -.0187 .9311

VAR00044 237.1935 537.3613 .6658 .9273

VAR00045 237.6452 550.6366 .4397 .9289

VAR00046 236.5806 565.5849 .1088 .9306

VAR00047 236.9355 563.3957 .1447 .9306

VAR00048 237.4194 539.4516 .6322 .9275

VAR00049 237.8710 561.7828 .1514 .9308

VAR00050 236.8710 547.9828 .5494 .9283

VAR00051 237.3548 549.1699 .5213 .9284

VAR00052 237.4516 538.0559 .7181 .9271

VAR00053 237.1613 544.7398 .5489 .9282

VAR00054 236.9032 548.8237 .6620 .9280

VAR00055 236.3548 565.8366 .1287 .9303

VAR00056 236.4194 579.1849 -.3074 .9325

VAR00057 237.0323 549.5656 .4578 .9288

VAR00058 236.5484 567.7226 .0345 .9311

VAR00059 236.5161 568.1914 .0440 .9306

VAR00060 236.5806 570.0516 -.0272 .9315

VAR00061 237.2581 553.5312 .4094 .9291

VAR00062 236.6452 552.3699 .4975 .9287

VAR00063 236.9355 557.0624 .3291 .9295

VAR00064 237.4194 536.9849 .7419 .9269

VAR00065 237.5806 547.3183 .4888 .9286

VAR00066 237.5161 537.0581 .7194 .9270

VAR00067 236.8710 562.9161 .1933 .9302

VAR00068 237.6129 539.7785 .6220 .9276

VAR00069 237.7097 548.3462 .4668 .9287

VAR00070 237.2581 546.7978 .4913 .9286

VAR00071 237.3226 559.8925 .2524 .9299

VAR00072 236.7419 549.3312 .6322 .9281

VAR00073 236.1290 570.5161 -.0501 .9308

VAR00074 236.5806 566.9183 .0974 .9304

VAR00075 236.6452 567.3032 .0596 .9308

VAR00076 237.4516 548.3892 .4532 .9288

VAR00077 236.6774 569.7591 -.0195 .9314

VAR00078 237.1290 546.6495 .5569 .9282

VAR00079 236.5806 558.9183 .3396 .9295

VAR00080 236.5484 557.4559 .3819 .9293

_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Reliability Coefficients

N of Cases = 31.0 N of Items = 80

Alpha = .9302

Page 119: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

100

Page 120: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

101

Tabel

Perhitungan Peringkat

No Total U Peringkat Kualifikasi Keterangan

1 124 87 39 sangat rendah

2 151 89 38 rendah

3 124 90 37 rendah

4 137 92 36 rendah

5 132 93 35 rendah

6 140 101 34 rendah

7 136 104 33 rendah

8 118 105 32 rendah

9 121 105 32 rendah

10 105 106 31 rendah

11 160 106 31 rendah

12 120 108 30 rendah

13 101 108 30 rendah

14 104 108 30 rendah

15 108 111 29 rendah

16 137 111 29 rendah

17 105 111 29 rendah

18 173 111 29 rendah

19 126 112 28 rendah

20 114 113 27 sedang

21 113 114 26 sedang

22 121 114 26 sedang

23 106 116 25 sedang

24 159 116 25 sedang

25 119 117 24 sedang

26 123 118 23 sedang

27 87 118 23 sedang

28 129 118 23 sedang

29 117 119 22 sedang

30 111 119 22 sedang

31 111 120 21 sedang

32 131 120 21 sedang

33 108 121 20 sedang

34 125 121 20 sedang

35 90 121 20 sedang

36 124 123 19 sedang

Page 121: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah

102

37 106 123 19 sedang

38 118 123 19 sedang

39 116 124 18 sedang

40 89 124 18 sedang

41 156 124 18 sedang

42 108 124 18 sedang

43 124 124 18 sedang

44 143 125 17 sedang

45 111 126 16 sedang

46 120 127 15 sedang

47 111 127 15 sedang

48 93 129 14 sedang

49 123 131 13 sedang

50 119 132 12 sedang

51 92 136 11 sedang

52 127 137 10 sedang

53 127 137 10 sedang

54 123 140 9 tinggi

55 112 143 8 tinggi

56 121 149 7 tinggi

57 124 150 6 tinggi

58 118 151 5 tinggi

59 114 156 4 tinggi

60 150 159 3 tinggi

61 149 160 2 tinggi

62 160 160 2 tinggi

63 116 173 1 sangat tinggi

64 0 0 0 tidak ada

65 0 0 0 tidak ada

66 0 0 0 tidak ada

Page 122: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah
Page 123: DESKRIPSI PEMBUKAAN DIRI PARA FRATER … ini adalah penelitian deskripsi dengan metode survei. Subyek penelitian adalah 66 frater yunior CMM Provinsi Indonesia. Penelitian ini adalah