DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR PADA OPERASI …/Deskripsi...siswa kelas i sd negeri 3 panjer kecamatan...
Transcript of DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR PADA OPERASI …/Deskripsi...siswa kelas i sd negeri 3 panjer kecamatan...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR
PADA OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK MENYIMPAN
SISWA KELAS I SD NEGERI 3 PANJER
KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
DIAH PUTRI LESTARI
X7210024
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Oktober 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Diah Putri Lestari
NIM : X7210024
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR
PADA OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK MENYIMPAN SISWA
KELAS I SD NEGERI 3 PANJER KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN
KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Oktober 2012
Yang membuat pernyataan
Diah Putri Lestari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR
PADA OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK MENYIMPAN
SISWA KELAS I SD NEGERI 3 PANJER
KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
DIAH PUTRI LESTARI
X7210024
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Guru Kelas,
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Oktober 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
“Deskripsi Kesulitan Belajar Pada Operasi Penjumlahan Dengan Teknik
Menyimpan Siswa Kelas I SD Negeri 3 Panjer Kecamatan Kebumen
Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012”
Disusun oleh:
Nama : Diah Putri Lestari
NIM : X 7210024
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Kebumen, Agustus 2012
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Triyono, M.Pd
NIP 19551211 198403 1 001
Drs. Joharman, M. Pd
NIP 19560525 198003 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
“Deskripsi Kesulitan Belajar Pada Operasi Penjumlahan Dengan Teknik
Menyimpan Siswa Kelas I SD Negeri 3 Panjer Kecamatan Kebumen
Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012”
Disusun oleh:
Nama : Diah Putri Lestari
NIM : X 7210024
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Jum’at
Tanggal : 12 Oktober 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd _______________ Sekretaris : Drs. Imam Suyanto, M. Pd _______________ Anggota I : Drs. Triyono, M. Pd. _______________ Anggota II : Dra. Joharman, M. Pd. _______________ Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
a.n Dekan
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer.nat.Sajidan , M.Si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRAK
Diah Putri Lestari. DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR PADA OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK MENYIMPAN SISWA KELAS I SD NEGERI 3 PANJER KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Oktober 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan kesulitan yang dialami siswa dalam penjumlahan bersusun dengan teknik menyimpan, (2) mendeskripsikan cara mengatasi setiap jenis kesulitan belajar operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD Negeri 3 Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 17 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, dan tes. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif. Prosedur penelitian melalui empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam penjumlahan dengan teknik menyimpan adalah siswa belum memahami simbol dalam matematika, pemahaman nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, perhitungan dan belum lancar dalam bahasa dan membaca. Cara mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yaitu menggunakan media konkret agar lebih memahami nilai tempat, proses perhitungan dan hasil perhitungan serta latihan yang cukup dalam melakukan penjumlahan teknik menyimpan teknik menyimpan. Pada siklus pertama sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Serta pada siklus kedua terjadi dan siklus ketiga.
Simpulan dari penelitian ini adalah kesulitan yang dialami siswa dalam penjumlahan dengan teknik menyimpan yaitu siswa belum memahami simbol dalam matematika, pemahaman nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, perhitungan dan belum lancar dalam bahasa dan membaca. Cara mengatasi kesulitan tersebut adalah menggunakan media konkret agar lebih memahami nilai tempat, proses perhitungan dan perhitungan serta latihan yang cukup dalam melakukan penjumlahan teknik menyimpan. Kata kunci: kesulitan belajar, penjumlahan teknik menyimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
ABSTRACT Diah Putri Lestari. THE DESCRIPTION OF STUDY DIFFICULITY IN ADDITION OPERATION WITH THE TECHNIQUE OF SAFING FIRST GRADE STUDENT OF STATE ELEMENTARY SCHOOL THREE PANJER KEBUMEN SUBDISTRICT KEBUMEN REGENCY IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University in Surakarta. October 2012.
The purpose of this research is: (1) describe difficulty which is experienced by student in stacked addition whith the technique of saving, (2) describe the way of having evercome each kind of the study difficulty of addition operation with the technique of saving.
This research is “Classroom Action Research” (CAR). The research is done in three cycles, with each cycles consists of planning phase, action implementation, observation and reflection. The subject of research is the student of the first grade which numbers in 17 student consist of 9 male students and 8 female students. The technique of data collecting in this research is with observation, interview, and test. The validity of data uses triangulation technique. The analysis of data uses comparative descriptive analysis. The procedure of research passes trough four phases that is planning phase, action implementation phase, observation phase and reflection phase.
The result of research points out that difficulity which is experienced by the student in addtition with saving technique is the student has not understood symbol in mathematics the comprehension of place value, the use of wrong precess, calculation and has not been fluent in language and reading. The way of having overcome the study difficulty which the student experienced that is using concrete media in order to understand more plece value, calculation process and result of the calculation as well as enough exercise in doing saving technique addition. At first phase has pointed out raising. At second phase and raising againat third phases.
Conclusion from this research is the difficulty by the student in addition with the techniquenof saving that is they hasn’t understood the symbol mathematics, the comprehension of place value, the use of wrong process, calculation and has not been fluent in language and reading. The way of having overcome the above mentioned difficulty is using concrete media in order to understand more the value of place, calculation process and result of the calculation as well as enough exercise in doing addition with the technique of saving.
Key word: the study difficulty, addition the technique of saving.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
MOTTO
Kita tidak boleh kehilangan semangat. Semangat adalah stimulan terkuat untuk mencintai, berkreasi, dan keinginan untuk hidup lebih lama.
(Alexander A. Bogomoltz)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, kakak-kakak dan adikku tersayang. Doa kalian
selalu menyertaiku. Kalian semangatku.
2. Sahabat-sahabatku, terima kasih atas dukunganmu padaku.
3. Teman-teman khususnya tim seperjuangan yang selalu membantu
dan memberiku semangat. Terima kasih kerjasamanya.
4. Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR
PADA OPERASI PENJUMLAHAN DENGAN TEKNIK MENYIMPAN SISWA
KELAS I SD NEGERI 3 PANJER KECAMATAN KEBUMEN KABUPATEN
KEBUMEN TAHUN AJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
binbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan
terima kasih kepada: Dekan Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret.
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Imam Suyanto, M.Pd., selaku Koordinator Pelaksana Program S1 PGSD
Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen.
5. Drs. Triyono, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Joharman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala SD Negeri 3 Panjer, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna
pengambilan data dalam penelitian.
8. Ibu Munfaikoh, A. Ma dan Bapak Bambang S.E.P, S.Pd Guru SD Negeri 3
Panje, yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
9. Para siswa SD Negeri 3 Panjer yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan penelitian ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………….……………………………...
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................
HALAMAN PENGAJUAN..............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................
HALAMAN ABSTRAK.......................................................................................
HALAMAN MOTTO.........................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………….……………………….. i
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… .
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….
C. Tujuan Penelitian……………………………………..………….
D. Manfaat Penelitian…………...…………………………………..
BAB II LANDASAN TEORI………………….............................................
A. Tinjauan Pustaka……….………………………………………..
B. Penelitian yang Relevan ..............................................................
C. Kerangka Pemikiran……………….……………………………..
BAB III METODE PENELITIAN……………………………..……... 2
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………...………………...
B. Subjek Penelitian…….………………………………………….
C. Sumber Data.…………………………………………............... 3
D. Pengumpulan Data…………………………...................…
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xii
xiv
xv
xvi
1
1
4
4
4
6
6
24
24
27
27
29
29
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
E. Validitas Data…………………………………………………...
F. Teknik Analisis Data ………….......………………………...........
G. Indikator Kinerja Penelitian..........................................................
H. Prosedur Penelitian………………………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….
A. Deskripsi Pratindakan...................................................................
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus............................................
1. Siklus I.....................................................................................
2. Siklus II......................................................................................
3. Siklus III....................................................................................
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus...................................
D. Pembahasan....................................................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN..............................................
A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Implikasi.........................................................................................
C. Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
35
36
36
37
39
39
40
40
51
62
69
76
80
80
80
81
83
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Alur Kerangka Pemikiran............................................................. 26
3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas................................................ 28
3.2 Bagan Prosedur Penelitian Menurut Arikunto, dkk..................... 38
4.1 Hasil Tes Siswa dari Siklus Pertama Sampai Siklus Ketiga........ 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-kisi Penyusunan Lembar Observasi Guru............................ 34
3.2 Kisi-kisi Penyusunan Lembar Observasi Siswa........................... 34
3.3 Kisi-kisi Penyusunan Wawancara Siswa..................................... 35
4.1 Hasil Observasi Guru dari Siklus Pertama Sampai Siklus
Ketiga...........................................................................................
70
4.2 Hasil Observasi Siswa dari Siklus Pertama Sampai Siklus
Ketiga...........................................................................................
72
4.3 Hasil Tes Siswa dari Siklus Pertama Sampai Siklus
Ketiga...........................................................................................
74
\
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus Pembelajaran.................................................................... 86
2 Skenario Pelaksanaan Tindakan Kelas......................................... 87
3 Lembar Observasi Guru............................................................... 89
4 Lembar Observasi Pengamatan Siswa......................................... 93
5 Lembar Wawancara Siswa.......................................................... 95
6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................... 96
7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.............................. 111
8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III............................ 126
9 Daftar Persensi Siklus I................................................................ 136
10 Daftar Persensi Siklus II.............................................................. 137
11 Daftar Persensi Siklus III............................................................. 138
12 Analisis Hasil Evaluasi Siklus I................................................... 139
13 Analisis Hasil Evaluasi Siklus II.................................................. 142
14 Analisis Hasil Evaluasi Siklus III................................................ 145
15 Daftar Skor Hasil......................................................................... 147
16 Analisis Hasil Jawaban Siswa Siklus I........................................ 148
17 Analisis Hasil Jawaban Siswa Siklus II....................................... 155
18 Analisis Hasil Jawaban Siswa Siklus III...................................... 174
19 Analisis Jawaban Siswa Siklus I.................................................. 179
20 Analisis Jawaban Siswa Siklus II................................................. 184
21 Analisis Jawaban Siswa Siklus III............................................... 191
22 Sampel Lembar Wawancara Siswa.............................................. 193
23 Hasil Observasi Guru dari Siklus Pertama Sampai Siklus Ketiga...........................................................................................
194
24 Hasil Observasi Guru dari Siklus Pertama Sampai Siklus Ketiga...........................................................................................
195
25 Foto Pembelajaran Siklus I.......................................................... 196
26 Foto Pembelajaran Siklus II......................................................... 200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
27 Foto Pembelajaran Siklus III........................................................ 205
28 Surat Permohonan Ijin Penelitian................................................... 209
29 Surat Keterangan Penelitian........................................................... 210
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada saat ini
semakin berkembang mendorong pemerintah untuk selalu meningkatkan mutu
pendidikan kearah yang lebih baik. Bisa dikatakan pendidikan yang maju akan
menghasilkan tenaga-tenaga yang ahli di semua ilmu. Pendidik diharapkan bisa
menciptakan suasana yang dapat membantu anak didik mengembangkan bakat
yang mereka punya.
Sekolah Dasar (SD) sebagai bagian dari pendidikan dasar merupakan
tempat dimana siswa untuk pertama kalinya belajar membaca, menulis dan
berhitung. Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.2 tahun
1989 tentang Sitem Pendidikan Nasional bahwa tujuan pendidikan dasar adalah
memberikan bekal dasar pada siswa untuk mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, umat manusia, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pendidikan menengah (Suparno, 1999). Bekal dasar yang harus dimiliki bersifat
kokoh karena untuk dapat dikembangkan lebih lanjut di pendidikan menengah.
Siswa kelas I SD untuk pertama kalinya belajar membaca, menulis dan
berhitung. Pembelajaran matematika di kelas I SD mencakup tiga cabang yaitu
aritmetika, aljabar atau geometri (Abdulrrahman, 2008). Ilmu berhitung
merupakan bagian dari ilmu Matematika yang harus ditanamkan pada usia dini di
tingkat SD. Ilmu berhitung terutama tentang penjumlahan ada dua yaitu yang
penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan penjumlahan dengan teknik
menyimpan. Mengenai penjumlahan dengan teknik menyimpan, Heruman
berpendapat “mengajarkan penjumlahan dengan teknik menyimpan tidaklah
semudah mengajarkan penjumlahan dengan tanpa menyimpan” (2008: 1).
Berdasarkan pengamatan guru dalam mengajarkan Matematika tentang
penjumlahan dengan teknik menyimpan di sekolah dasar, pembelajaran cenderung
terfokus pada hasil penjumlahan, tetapi kurang memperhatikan proses bagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
siswa mengerjakan. Keberhasilan penjumlahan dengan teknik menyimpan hanya
berdasarkan kemampuan siswa dapat menjawab soal penjumlahan yang tersedia.
Guru menjelaskan penjumlahan dengan teknik menyimpan kemudian memberikan
pertanyaan dan ketika siswa mampu menjawab dengan serentak, guru
beranggapan semua siswa sudah tahu bagaimana proses pengerjaan dengan teknik
menyimpan. Pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian tanpa
memperhatikan cara siswa mengerjakannya.
Pada saat pembelajaran matematika berlangsung masih saja ada beberapa
siswa kelas I yang sibuk sendiri. Siswa terlihat tidak antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran Matematika. Mereka bermain sesuka hati dengan tidak
mengenal waktu bahkan ketika mereka dalam mengikuti pelajaran. Selain
bermain, ada anak yang mengobrol ataupun menggangu teman lain yang sedang
belajar. Hal ini yang membuat kegiatan belajar mengajar tidak efektif, sehingga
siswa tidak memahami materi penjumlahan dengan teknik menyimpan yang telah
disampaikan guru.
Berdasarkan pekerjaan rumah (PR) dan wawancara dengan siswa kelas I
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Panjer Kecamatan Kebumen diketahui bahwa
belajar siswa dalam matematika dengan teknik menyimpan juga masih sangat
rendah. Ini terbukti dari pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru hampir selalu
ada siswa kelas I yang tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya tersebut.
Kadangkala ada siswa kelas I yang hanya menyalin pekerjaan dari orang tuanya.
Jadi orang tua tidak mengajari anak tetapi mengerjakan pekerjaan rumah anaknya.
Hal ini yang membuat siswa kelas I SDN 3 Panjer semakin sulit memahami
operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru kelas I SDN 3 Panjer,
siswa merasa kesulitan dalam belajar Matematika terutama pada materi
penjumlahan bersusun dengan teknik menyimpan. Kesulitan belajar siswa
diketahui dari kesalahan siswa adalah tidak menjumlahkan hasil akhir
penjumlahan pada saat melakukan operasi penjumlahan dengan teknik
menyimpan, dimana siswa tidak menjumlahkan dengan hasil penyimpanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dilihat dari kesalahan tersebut siswa kelas I belum memahami nilai tempat pada
suatu bilangan sehingga dalam operasi penjumlahan siswa merasa kesulitan.
Pemahaman nilai tempat suatu bilangan sangatlah penting dalam
pengerjaan operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan karena bisa
menjumlahkan bilangan-bilangan sesuai dengan nilai tempat bilangan itu. Sebagai
contoh bilangan dua angka yang mempunyai nilai tempat puluhan dan satuan
yaitu bilangan 14 dimana angka 1 menempati tempat puluhan dan 4 menempati
tempat satuan. Contoh soal 14 + 19, siswa seharusnya menjumlahan angka yang
menempati nilai tempat satuan yang juga harus dijumlahkan dengan angka yang
menempati nilai tempat satuan yaitu 4 + 9. Demikian juga untuk angka yang
menempati nilai tempat puluhan dengan angka yang juga menempati nilai tempat
puluhan yaitu 1 + 1. Siswa kelas I yang tidak memahami nilai tempat akan
menjumlahkan angka tanpa melihat nilai tempat dari angka yang telah mereka
jumlahkan. Sebagai contoh siswa telah menjumlahkan 4 dengan 9 yang hasilnya
13. Siswa tersebut menuliskan angka 3 kemudian melakukan penjumlahan
berikutnya 1 + 1 yang hasilnya 2 tanpa menjumlahkan kembali 1 puluhan dari
hasil penjumlahan satuan 4 + 9. Jadi jika dituliskan hasil dari 14 + 19 adalah 23.
Dengan memahami nilai tempat dari masing-masing angka pada suatu bilangan,
siswa diharapkan bisa menjumlahkan bilangan dengan cara bersusun dengan
teknik menyimpan.
Guru juga harus memilih metode serta media yang sesuai dalam
menyampaikan materi operasi hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Pemilihan metode mengajar yang kurang tepat, media pembelajaran, ataupun
rendahnya minat siswa terhadap pelajaran matematika bisa dijadikan faktor
ketidakmampuan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dengan teknik
menyimpan. Perlu adanya usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Matematika tentang operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan
dengan teknik menyimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dari uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Deskripsi Kesulitan Belajar Pada Operasi
Penjumlahan Teknik Menyimpan Siswa Kelas I SD Negeri 3 Panjer Kecamatan
Kebumen Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Kesulitan apa sajakah yang dialami siswa kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012 dalam penjumlahan
bersusun dengan teknik menyimpan?
2. Bagaimana cara mengatasi setiap kesulitan belajar operasi penjumlahan
dengan teknik menyimpan siswa kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian
ini adalah:
1. Mendeskripsikan kesulitan-kesulitan siswa dalam penjumlahan bersusun
dengan teknik menyimpan.
2. Mendeskripsikan cara mengatasi setiap jenis kesulitan belajar operasi
penjumlahan dengan teknik menyimpan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan memberi manfaat bagi berbagai
pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat dari penelitian tindakan
kelas yang dilakukan ini diantaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian yang dilakukan, secara teoritis adalah guna
menambah wawasan yang lebih luas tentang kesulitan belajar yang dihadapi
siswa pada operasi penjumlahan bersusun dengan teknik menyimpan siswa
kelas I SD Negeri 3 Panjer Kecamatan Kebumen.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang akan muncul dari penelitian yang dilakukan
diantaranya adalah:
a. Bagi Peneliti
Mendapat pengalaman secara langsung tentang jenis-jenis
kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Matematika tentang
operasi hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan.
b. Bagi Lembaga
Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah
khususnya penjumlahan dengan teknik menyimpan.
c. Bagi Guru
Melalui penelitian ini guru sedikit demi sedikit mengetahui
strategi pembelajaran matematika tentang operasi hitung penjumlahan
bersusun di kelas I.
d. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan untuk meningkatkan pembelajaran
matematika mengenai operasi hitung penjumlahan bersusun dengan
pemahaman nilai tempat suatu bilangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Operasi Penjumlahan Teknik Menyimpan Siswa Kelas I Sekolah Dasar
a. Karakteristik Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar
Usia anak saat masuk sekolah dasar itu berbeda-beda. Berkaitan
dengan hal ini, Desmita menjelaskan bahwa usia rata-rata saat anak-anak
Indonesia memasuki sekolah dasar yaitu usia 6 tahun dan selesai di usia
12 tahun. Jika usia tersebut mengacu pada pembagian tahapan
perkembangan anak, usia anak sekolah berada pada dua masa
perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah yang berada pada usia 6
sampai 9 tahun, dan masa kanak-kanak akhir yaitu usia 10 sampai 12
tahun. Anak usia sekolah dasar memiliki karakreristik dimana mereka
senang bermain, bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Guru sekolah dasar
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur
permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja ataupun
belajar dalam suatu kelompok, serta memberikan kesempatan anak terlibat
langsung dalam pembelajaran (2009).
Karakteristik siswa sekolah dasar menurut Bassett, Jacka, dan
Logan (1983) antara lain:
1) Anak secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik
akan dunia sekitar di sekeliling mereka.
2) Anak suka bermain dan lebih suka bergembira/riang.
3) Anak suka mengatur dirinya sendiri untuk menangani berbagai hal,
mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba usaha-usaha baru.
4) Anak biasanya tergetar perasaanya dan terdorong untuk berprestasi
sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan
menolak kegagalan-kegagalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
5) Anak belajar secara efektif ketika mereka merasa puas denag situasi
yang terjadi.
6) Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan
mengajar anak-anak lainnya (Sumantri dan Permana, 1999).
Usia siswa memasuki SD yaitu antara 6 sampai 7 tahun dengan
karakteristik yang berbeda-beda pula. Mengenai tahap perkembangan
kognitif, Piaget menjelaskan bahwa usia 2 sampai 7 tahun merupakan
tahap pra-operasional dan usia 7 sampai 11 tahun merupakan tahap
konkret-operasional. Pada usia 2 sampai 7 tahun anak mulai
mempresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.
Sedangkan usia 7 sampai 11 tahun, anak akan dapat berpikir secara logis
mengenai peristiwa-peristiwa yang konkret dan mengkasifikasikan benda-
benda ke dalam bentuk yang berbeda.
Kelas I SD yang berusia antara 6 sampai 7 tahun sesuai dengan
tahap perkembangan kognitif yang telah dibagi oleh Piaget yaitu anak
kelas I SD berada pada tahap pra-operasinal dan mungkin sebagian siswa
kelas I SD berada pada tahap konkret-operasional. Pemikiran anak-anak
SD masuk dalam tahap konkret-operasional yaitu dimana aktivitas mental
anak terfokus pada objek-objek nyata ataupun pada kejadian-kejadian yang
pernah mereka alami (Desmita, 2009). Pada proses pembelajaran
matematika tentang penjumlahan dengan teknik menyimpan dilakukan
dengan benda-benda konkret, misalnya dengan menghadirkan sebuah
ataupun sekumpulan objek agar siswa lebih memahami penjumalahan
dengan teknik menyimpan. Mengajar matematika tentang operasi hitung
penjumlahan dengan teknik menyimpan yang tidak semudah dengan
operasi penjumlahan tanpa teknik menyimpan (Heruman, 2008).
Untuk pengenalan materi penjumlahan guru dapat menghadirkan
sekelompok benda seperti sebuah pensil, sebuah bola, dan sebuah buku
yang ditempatkan dalam satu tempat secara bersamaan dan digambarkan
sebagai sebuah himpunan, guru dapat menambahkan sebuah penggaris ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dalam sekelompok objek tadi sebagai penjelasan dari proses penjumlahan.
Tahap yang telah dilakukan guru demikian disebut dengan tahap konkret.
Selanjutnya guru dapat melakukan tahap semikonkret yaitu dengan
menghadirkan gambar-gambar sebagai perwakilan objek pada tahap
konkret. Misalnya, guru menghadirkan gambar sebuah pensil, bola, buku,
dan penggaris.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan benda konkret
ataupun semikonkret dilakukan guru agar siswa memahami konsep
penjumlahan dengan benar. Guru dalam mengajarkan matematika tentang
penjumlahan dengan teknik menyimpan harus memperhatikan kondisi
perkembangan siswa. Hal ini dilakukan mengingat perkembangan usia
yang berbeda di kelas I SD antara anak yang satu dengan anak yang
lainnya.
b. Pengertian Matematika
Matematika di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) di SD dijelaskan sebagai ilmu universal yang mendasari
perkembangan modern. Perkembangan pesat di bidang teknologi dilandasi
oleh perkembangan matematika di bidang aljabar, teori bilangan, analisis,
teori peluang dan sebagainya. Matematika sebagai ilmu dasar yang perlu
diberikan pada semua peserta didik dari sekolah dasar agar mereka mampu
berpikir logis, sistematis, kritif, dan kreatif. Kompetensi ini diperlukan
agar peserta didik memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tujuan pelajaran matematika di sekolah dasar dalam KTSP di SD
sebagai berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalan kehidupan
sehari-hari, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah (2007).
Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya pembelajaran
matematika bertujuan menciptakan seseorang yang memiliki kemampuan
dalam berpikir logis, kreatif, dan komunikatif untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari
Istilah Matematika menurut Ruseffendi (1991) yaitu bahasa
simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif,
ilmu tentang keteraturan, serta struktur yang terorganisasi, mulai dari
unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang didefiniskan, ke aksioma
atau postulat, dan akhirnya ke dalil. (Heruman, 2007: 1)
Mengenai pengertian matematika, Walle berpendapat, “
Matematika adalah ilmu tentang pola dan urutan” (2008:13). Mengerjakan
matematika sendiri diartikan menemukan dan mengungkap keteraturan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dari urutan yang kemudian memberikan arti. Pola yang dimaksudkan
contohnya 6 + 7 sama dengan 5 + 8 dan 4 + 9.
Matematika dijelaskan sebagai suatu bahan kajian yang memiliki
obyek abstrak yang dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sudah diterima, sehingga kebenaran antar konsep dalam
matematika bersifat sangat kuat dan jelas. (Wahyudi, 2008).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa matematika adalah ilmu tentang pola dan urutan yang menemukan
dan mengungkap keteraturan dari urutan pola yang akhirnya memberikan
pengalaman belajar peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang
terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi dari apa yang
telah dipelajari.
Berkaitan dengan pengertian matematika, Abdulrrahman
memberikan penjelasan dalam hakikat matematika bahwa banyak orang
mempertukarkan antara matematika dengan aritmetika atau berhitung,
matematika sendiri cakupannya lebih luas dari aritmetika. Jadi aritmetika
merupakan bagian dari matematika. Bidang studi yang diajarkan di
sekolah dasar mencakup tiga cabang yaitu aritmetika, aljabar dan geometri
(2003). Hal tersebut sesuai dengan simpulan Naga (1980) yang
menyatakan bahwa aritmetika atau berhitung adalah pengetahuan tentang
bilangan. Aritmetika atau berhitung merupakan cabang dari matematika
yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata
dengan perhitungan mereka bersama menyangkut penjumlahan,
pengurangan, perkalian ataupun pembagian (Abdulrrahman, 2003)
Materi matematika yang diajarkan di kelas I SD semester I adalah
melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20. Pada semester II
adalah melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua
angka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Pengertian bilangan bulat adalah seluruh bilangan yang terdiri
dari 0, bilangan positif dan bilangan negatif. Pada matematika di kelas I
bilangan bulat yang dikenalkan adalah bilangan positif. Bilangan positif
adalah semua bilangan yang berada di sebelah kanan titik nol. Contoh
bilangan positif yaitu 1, 2, 3, 4, 5 dan seterusnya. (Saputra, 2009).
Pengertian bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang
tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3, ...}. Maka bisa juga dikatakan himpunan
bilangan asli ditambah 0 dan bilangan cacah harus bertanda positif
(Wikipedia, 2011).
Bilangan asli merupakan bilangan yang dimulai dari angka satu
(1) dan bertanbah satu. Pada garis deret ukur bilangan matematika di mulai
dari angka satu dan bertambah satu ke arah kanan, contoh bilangan asli
yaitu 1,2,3,4,5,...dan seterusnya (Ilmushare, 2011).
1) Operasi Hitung Bilangan
Operasi hitung bilangan terdiri dari penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian dan penarikan akar pemangkatan.
Belajar nilai tempat suatu bilangan adalah hal yang harus dilakukan
sebelum belajar pada operasi hitung bilangan.
Nilai suatu lambang-lambang yang digunakan menggunakan
aturan tempat, sehingga ada lambang yang sama tetapi menempati
tempat ataupun posisi yang berbeda. Suatu bilangan memiliki nilai
tempat pada setiap digit. Mengenai penjelassan digit pada bilangan,
Glover berpendapat, “ Digit (angka) adalah lambang-lambang 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, dan 9” (2006:19). Semakin banyak digit pada suatu
bilangan maka semakin banyak pula nilai tempatnya.
Bilangan yang terletak di depan digit dapat bernilai 10x lebih
besar ataupun lebih kecil dari digit berikutnya. Contoh 12 dimana angka
1 menempati tempat puluhan yang bernilai 10 dan angka 2 menempati
tempat satuan yang bernilai 2. Bilangan 44 yang mempunyai dua digit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
yang sama, tetapi keduanya memiliki nilai tempat yang berbeda, untuk
angka 4 yang terletak dibagian depan menempati tempat puluhan yang
bernilai 40 dan untuk angka 4 di bagian belakang menempati tempat
satuan yang bernilai 4.
Siswa yang memahami nilai tempat berarti siswa yang dapat
menjelaskan nilai tempat suatu bilangan. Sebagai contoh, siswa dapat
menjelaskan dari angka 14 dimana angka 1 menempati tempat puluhan
yang bernilai 10 dan angka 4 menempati tempat satuan yang bernilai 4.
Ataupun dengan contoh lain bilangan 33 yang mempunyai dua digit
yang sama, tetapi keduanya memiliki nilai tempat yang berbeda, siswa
dapat memahami perbedaan antara digit yang satu dengan digit yang
lainnya. Siswa dapat menjelaskan untuk angka 3 yang terletak dibagian
depan menempati tempat puluhan yang bernilai 30 dan untuk angka 3 di
bagian belakang menempati tempat satuan yang bernilai 3.
Mengenai pembelajaran matematika dijelaskan Muhsetyo
sebagai proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik
melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik
memperoleh kompetensi mengenai bahan matematika yang telah
dipelajari (2010).
Operasi hitung bilangan terdiri dari penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Operasi penjumlahan ada dua
yaitu penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan penjumlahan dengan
teknik menyimpan. Operasi hitung pengurangan juga ada dua yaitu
pengurangan tanpa teknik meminjam dan pengurangan dengan teknik
meminjam.
Penjumlahan dan pengurangan bukan merupakan topik yang
sulit yang diajarkan di SD. Akan tetapi dalam mengajarkannya guru
harus menggunakan media dan metode yang sesuai dan benar agar
siswa dapat membangun dan menemukan sendiri teknik
penyelesaiannya. Serangkaian kegiatan guru dalam pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
matematika yang benar terdiri atas penanaman konsep, pemahaman
konsep dan pembinaan ketrampilan, yang diberikan melalui alat peraga
sederhana tetapi tepat pada sasarannya sehingga konsep tersebut akan
lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. (Heruman, 2007).
Pengertian pnjumlahan dalam operasi hitung adalah proses
penggabungan dalam konsep himpunan, sedangkan pengurangan
diartikan sebagai proses pemisahan. (Muhsetyo, 2012).
Perkalian dan pembagian merupakan topik yang sulit untuk
dipahami oleh siswa. Perkalian pada prinsipnya sama dengan
penjumlahan secara berulang, kemampuan prasyarat yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian adalah penjumlahan.
Pembagian sebagai lawan dari perkalian yang merupakan pengurangan
sampai habis. Kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa dalam
mempelajari konsep pembagian adalah pengurangan dan perkalian.
(Heruman, 2007). Pada penelitian ini operasi hitung yang digunakan
adalah pada operasi hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan
siswa kelas I SD Negeri 3 Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen tahun ajaran 2011/2012.
a) Pengertian Penjumlahan
Mengenai pengertian penjumlahan Glover berpendapat,
“Penjumlahan (addition) adalah cara menemukan jumlah total dua
bilangan atau lebih” (2006: 4). Tanda “ + ” dalam penjumlahan
menunjukkan bahwa bilangan-bilangan tersebut dijumlahkan.
Contohnya jika menambahkan tiga kotak pada tumpukan lima kotak
ternyata diperoleh delapan kotak dari 5 + 3. Belajar penjumlahan
mungkin dilakukan dengan membilang yaitu memulai dari angka 5
kemudian meneruskan 3 kali, yang akhirnya menemukan bahwa
hasilnya adalah 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Definisi penjumlahan adalah jika A dan B himpunan yang
saling asing dengan n (A) = a dan n (B) = b, dimana a dan b
bilangan-bilangan asli, maka “a + b” (dibaca a plus b, atau jumlah a
dan b) adalah n (AUB) kita sebut c maka a + b = c dengan a disebut
bilangan yang ditambah atau tertambah, b disebut dengan penambah,
dan c disebut dengan jumlah. (Wahyudi, 2008).
Pengertian penjumlahan dijelaskan sebagai operasi yang
digunakan untuk menghitung jumlah. Dua kumpulan benda atau nilai
yang apabila disatukan maka nilai keduanya yang disebut dengan
jumlah. (Saputra, 2009).
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa penjumlahan adalah
penambahan dua bilangan atau lebih menjadi satu yang
dilambangkan dengan a dan b antara himpunan yang mempunyai
anggota sebanyak a dengan himpunan sebanyak b anggota.
Pada materi penjumlahan di kelas I SD sesuai dengan KTSP
adalah penjumlahan sampai dengan dua angka. Penjumlahan sendiri
ada dua yaitu penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan
penjumlahan dengan teknik menyimpan. Mengenai pembelajaran
matematika tentang penjumlahan dengan teknik menyimpan
Heruman menjelaskan bahwa “Mengajarkan penjumlahan dengan
teknik menyimpan tidak semudah mengajarkan penjumlahan dengan
tanpa teknik mneyimpan” (2008). Siswa harus memiliki kemampuan
menjumlahkan tanpa teknik menyimpan sebagai prasyarat dalam
mempelajari penjumlahan dengan teknik menyimpan.
b) Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan
Operasi penjumlahan sendiri ada dua yaitu penjumlahan
tanpa teknik meyimpan dan penjumlahan dengan teknik meyimpan .
Penjumlahan sebenarnya bukan termasuk topik yang sulit dalam
pembelajaran matematika di SD. Guru dalam mengajarkan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
penjumlahan harus menggunakan media dan metode yang sesuai
agar siswa dapat memahami dan menemukan sendiri teknik
penyelesaian materi yang telah diajarkan oleh guru.
Serangkaian kegiatan guru dalam pemberian konsep
matematika dengan benar terdiri atas penanaman konsep,
pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan yang diberikan
melalui alat peraga sederhana tetapi penggunaannya tepat pada
sasaran, sehingga konsep tersebut agar lebih cepat dipahami dan
dimengerti oleh siswa. Penjumlahan dengan teknik menyimpan tidak
semudah dengan mengajarkan penjumlahan tanpa teknik
menyimpan. Siswa harus memiliki kemampuan dalam penjumlahan
tanpa teknik menyimpan untuk mempelajari penjumlahan dengan
teknik menyimpan. (Heruman, 2007).
Penjumlahan dengan teknik menyimpan diartikan sebagai
penambahan dari dua bilangan atau lebih menjadi satu yang
dilambangkan dengan a dan b antara himpunan yang mempunyai
anggota sebanyak a dengan himpunan sebanyak b anggota, dengan
langkah menjumlahkan satuan dengan satuan dan puluhan dengan
puluhan. Hasil dari penjumlahan satuan dengan satuan disimpan dan
ditambahkan dengan hasil dari penjumlahan puluhan dengan
puluhan. Cara lain yang dapat digunakan dalam penjumlahan dengan
teknik menyimpan adalah dengan mengubah bilangan yang akan
dijumlahkan dengan bilangan penjumlah dalam bentuk panjang,
kemudian langkah selanjutnya menjumlahkan dari belakang yaitu
satuan dengan satuan dan hasil dari penjumlahannya satuan dan
satuan ditambah dengan puluhan dan puluhan.
Pengerjaan penjumlahan dengan teknik menyimpan
contohnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Contoh soal 1: 1
2 7
3 5
6 2
Langkah 1
Jumlahkan satuannya, yaitu 7 + 5 = 12
Tulis 2 simpan 1 pada puluhan.
Langkah 2
Jumlahkan puluhannya, yaitu 1 + 2 + 3 = 6
Angka 1 didapat dari simpanan langkah 1.
Contoh soal 2: 1
1 8
6
2 4
Caranya :
Jumlahkan angka satuannya 8 + 6 = 14
Tuliskan angka 4, simpan angka 1
Jumlahkan angka puluhannya, termasuk angka 1
jadi 1 + 1 = 2
Jadi jumlah dari 18 + 6 = 24
Contoh soal 3:
26 + 18 = 44
Caranya :
26 + 18 = 44
20 6 10 8
20 + 6
10 + 8
30 + 14
30 + (10 + 4) = 44
2 6 Yang dijumlah
1 8 Penjumlah
4 4 Menyimpan
+
+
+
+
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Pengerjaan penjumlahan dengan teknik menyimpan diatas
adalah pengerjaan penjumlahan dengan mengubah penjumlah dan
yang dijumlah ke dalam bentuk panjang sebelum dilakukan
penjumlahan.
2. Kesulitan Belajar Siswa
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku. Hal tersebut sesuai dengan
simpulan Skinner bahwa pada saat orang belajar, responnya menjadi lebih
baik, dan sebaliknya jika ia tidak belajar maka responnya akan menurun
(Ramayulis, 2010). Belajar resminya didefinisikan sebagai suatu perubahan
dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon.
Mengenai pengertian belajar Anni memberikan pendapat, “belajar
(learning) mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya” (2005: 3). Belajar mungkin
juga bisa bersifat pengurangan ataupun reduksi pengetahuan, perilaku atau
kepribadian yang tidak dikehendaki.
Pengetian tentang belajar disimpulkan Gredler (1986) yaitu proses
yang dilakukan oleh manusia dalam upaya mendapatkan aneka ragam
kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes)
(Winataputra, 2008). Hasil dalam belajar diperoleh secra bertahap mulai
dari masa bayi sampai masa tua melalui serangkaian proses belajar
sepanjang hayat. Rangkaian belajar dilakukan dalam bentuk keterlibatannya
dalam pendidikan formal ataupun nonformal. Belajar disini bisa diartikan
sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai dan
sikap serta ketrampilan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengertian belajar adalah berusaha yang menghasilkan perubahan tingkah
laku dan aneka ragam kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, nilai dan
sikap kearah yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Kesulitan Belajar Siswa
Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris
yaitu learning disability, learning artinya belajar dan disability artinya
ketidakmampuan, sehingga learning disability diartikan sebagai
ketidakmampuan belajar (Abdulrrahman, 2003). Penyebab kesulitan belajar
adalah faktor internal, yaitu adanya disfungsi neurologist, sedangkan
penyebab utama problema belajar adalah faktor eksternal, yaitu seperti
srategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak
membangkitkan motivasi belajar siswa, serta pemberian ulangan penguatan
yang tidak tepat.
Mengenai karakteristik anak berkesulitan belajar matematika yang
dijelaskan Lerner (1981) yaitu:
1) Gangguan Hubungan Keruangan
Konsep hubungan keruangan seperti atas-bawah, puncak-dasar,
jauh-dekat, tinggi-rendah, depan-belakang, dan awal-akhir pada
umumnya telah dikuasai anak pada saat mereka belum masuk SD.
Mereka memperoleh kemampuan tersebut dari komunikasi dengan
lingkungan sosial maupun melalui bebagai permainan. Anak sering
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi serta lingkungan sosial tidak
mendukung untuk terjadinya komunikasi antarmereka. Adanya gangguan
keruangan menyebabkan anak mungkin tidak mampu merasakan jarak
antara angka-angka yang ada pada garis bilangan atau penggaris, anak
mungkin juga tidak tahu bahwa angka 3 lebih dekat ke angka 4 daripada
ke angka 6.
2) Abnormalitas Persepsi Visual
Anak yang mengalami abnormalitas persepsi visual akan
mengalami kesulitan jika mereka diminta untuk menjumlahkan dua
kelompok benda yang masing-masing terdiri dari lima dan empat
anggota. Anak tersebut akan menghitung satu per satu anggota tiap
kelompok sebelum menjumlahkannya. Anak abnormalitas persepsi visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
juga sering tidak mampu membedakan bentuk-bentuk geometri, yang
akhirnya menyebabkan anak berkesulitan memahami berbagai simbol
dalam belajar matematika.
3) Asosiasi Visual-Motor
Anak sering tidak dapat menghitung benda-benda secara
berurutan sambil menyebutkan bilangannya ”Satu, dua, tiga, empat,
lima.” Anak mungkin baru memegang benda yang ketiga tetapi telah
mengucapkan “lima”, ataupun sebaliknya, mereka telah menyentuh
benda kelima tetapi baru mengucapkan tiga. Ini memberi kesan mereka
hanya menghafal bilangan tanpa memahami maknannya.
4) Perseverasi
Anak yang disebut perseverasi adalah anak yang perhatiannya
melekat pada suatu objek saja dalam jangka waktu yang relatif lama.
Anak mungkin pada mulanya pada mulanya dapat mengerjakan tugas
dengan baik, tetapi lama-lama perhatiannya melekat pada suatu objek
tertentu.
5) Kesulitan Mengenal dan Memahami Simbol
Anak berkesulitan dalam mengenal dan menggunakan symbol-
simbol matematika seperti +, -, =, >, <, dan seterusnya.
6) Gangguan Penghayatan Tubuh
Anak sulit memahami hubungan bagian-bagian dari tubuhnya
sendiri. Jika misalnya mereka diminta menggambar bagian tubuh orang,
mereka akan menggambar tubuh dengan bagian-bagian yang tidak
lengkap atau menempatkan bagian tubuh oada posisi yang salah.
7) Kesulitan dalam Bahasa dan Membaca
Anak yang mengalami kesulitan dalam membaca akan
mengalamu kesulitan dalam memecahkan masalah soal matematika yang
berbentuk cerita tertulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
8) Sekor PIQ Jauh Lebih Rendah daripada Sekor VIQ
Hasil tes intelegensi dengan menggunakan WISC (Wechesler
Intelegence Scale for Children) menunjukkan bahwa anak berkesulitan
belajar matematika memiliki sekor PIQ (Performance Intelegence
Quotient) yang jauh lebih rendah dari sekor VIQ (Verbal Intelegence
Quotient).
Kekeliruan umum yang dilakukan anak berkesulitan belajar
matematika antara lain:
1) Kekurangan Pemahaman Tentang Simbol
Anak tidak terlalu mengalami kesulitan saat menemui soal
matematika 4 + 3 =…, ataupun 8 – 5 =…, tetapi mereka akan merasa
kesulitan jika yang mereka temui 4 +… = 7, ataupun …+5 = 8.
2) Kekurangan Pemahaman Tentang Nilai Tempat
Anak yang belum memahami nilai tempat seperti satuan,
puluhan, ratusan,m dan seterusnya akan mengalami kesulitan pada
lambang bilangan basis bukan sepuluh. Anak juga mengalami kekeliruan
karena mereka lupa cara menghitung persoalan pengurangan dan
penjumlahan yang bersusun ke bawah, Pemahaman nilai tempat tidak
cukup untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, tetapi anak juga
diberi latihan yang cukup.
3) Penggunaan Proses yang Keliru
Anak dalam mengerjakan soal ada juga yang menggunakan
proses yang keliru seperti: (1) mempertukarkan simbol-simbol, (2) dalam
mengerjakan soal jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa
memperhatikan nilai tempat, (3) semua digit ditambahkan, (4) Digit
ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak memperhatikan nilai tempat, (5)
Dalam menjumlahkan puluhan digabungkan dengan satuan, (6) Bilangan
yang besar dikurangkan dengan bilangan yang kecil tanpa
memeprhatikan nilai tempat, (7) bilangan yang dipinjam nilainyan sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4) Perhitungan
Anak yang mengalami kekeliruan dalam proses perhitungan
contonya ada anak yang belum mengenal baik konsep perkalian dan
mencoba menjawab soal perkalian tetapi jawabannya salah. Mereka
mengalami kekeliruan karena hafalan perkalian mereka yang salah.
5) Tulisan yang Tidak Dapat Dibaca
Anak dengan tulisan sendiri yang tidak bisa dibaca akan
mengalami kesulitan belajar karena mereka tidak mampu membaca
tulisannya sendiri dengan bentuk-bentuk huruf yang tidak tepat ataupuan
lurus tidak mengikuti garis (Abdulrrahman, 2003).
Siswa kelas I yang berkesulitan belajar belum tentu mereka tidak
mampu belajar, mungkin ada sebagian anak yang berkesulitan dalam hal
tertentu yang mangakibatkan mereka tidak siap untuk belajar matematika, atau
kadang ada juga yang menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit.
Anak yang berkesulitan belajar tidak bisa mencerna sesuatu yang abstrak,
maka itu harus dibuat konkret agar mereka bisa memahami. Selain itu anak
yang berkesulitan belajar matematika dikarenakan selama proses kegiatan
belajar yang tidak membangkitkan motivasi belajar siswa, metode
pembelajaran yang tidak menarik bagi siswa yang mengakibatkan siswa tidak
antusias selama mengikuti proses pembelajaran matematika.
Kesalahan dalam perhitungan penjumlahan dengan cara menyimpan
bisa diketahui dari cara melakukan perhitungan. Dari cara melakukan
perhitungan siswa kelas I SD belum memahami nilai tempat suatu bilangan.
Suatu bilangan mempunyai digit yang berbeda yang nantinya juga akan
memiliki nilai tempat yang berbeda untuk setiap digit. Untuk setiap digit dapat
berbeda nilainya tergantung letaknya dan nilainya dapat 10x lebih besar
ataupun lebih kecil dari digit berikutnya. Kesulitan dalam menentukan nilai
tempat suatu bilangan yang akhirnya mempengaruhi penjumalahan dengan
teknik menyimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pemahaman nilai tempat sangat membatu dalam operasi penjumlahan
dengan teknik menyimpan. Sebagai contoh ketika anak menjumlahkan 36 dan
28. Anak yang belajar penjumlahan dengan cara membilang untuk mencari
jumlah mungkin akan menggunakan benda-benda dan membilang seluruh
benda. Siswa yang telah mempelajari penjumlahan dengan pengetahuan yang
terbatas akan menulis dua baris dengan rata lalu mulai menjumlahkan 7 dan 8.
Siswa mungkin akan menuliskan 14 yang akhirnya memperoleh jawaban akhir
514. Ada juga siswa menuliskan hasil penjumlahan dari 7 dan 8 adalah 4, yang
sebenarnya hasilnya adalah 14. Siswa melakukan penjumlahan 3 dan 2. Angka
1 yang menempati tempat puluhan yang seharusnya disimpan tetapi lupa
menambahkan dengan angka 3 pada 36 dan angka 2 pada 28. Akhirnya siswa
akan menuliskan hasil penjumlahan dari 36 dan 28 adalah 54.
Pemahaman nilai tempat suatu bilangan sangat berpengaruh terhadap
penjumlahan dengan teknik menyimpan. Siswa selain memahami penjumlahan
dengan benar dalam penjumlahan dengan teknik menyimpan siswa juga harus
memahami nilai tempat suatu bilangan.
3. Pendidikan Remidial
Pendidikan dan pengajaran remidial sangatlah penting dilaksanakan di
sekolah. Pendidikan dan pembelajaran remidial dilaksanakan sebagai salah satu
sarana pengembangan mutu sumber daya manusia dan apabila pendidikan dan
pembelajaran remidial tidak dilaksanakan dengan baik maka akan semakin
bertambah siswa yang mengalami kesulitan belajar di sekolah, yang akhiranya
akan menambah beban tanggung jawab masyarakat sekelilingnya. Satuan
pelajaran dalam pendidikan dan pengajaran remidial mencakup: (1) perumusan
tujuan pembelajaran, (2) penentuan isi pelajaran, (3) penentuan srategi dan
metode pembelajaran, (4) sumber belajar, dan (5) alat-alat evaluasi (Wijaya,
2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Satuan pelajaran dalam pendidikan dan pengajaran remidial penjumlahan
dengan teknik menyimpan mencakup:
1) Perumusan Tujuan Pembelajaran
Peneliti merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran penjumlahan
dengan teknik menyimpan.
2) Penentuan Isi Pelajaran
Peneliti menyiapkan materi apa yang akan disampaikan tentunya yang
berhubungan dengan penjumlahan dengan teknik menyimpan seperti nama
bilangan, lambang bilangan, nilai tempat, menguraikan dalam bentuk
panjang serta pnjumlahan teknik menyimpan.
3) Penentuan Srategi dan Metode Pembelajaran
Peneliti setelah menyiapkan materi kemudian melanjutkan langkah
menentukan srtategi dan metode pembelajaran yang akan dilakukan.
Mengingat karakteristik anak kelas I yang masih dalam tahap
perkembangan dimana mereka belajar sambil bermain yang membuat
peneliti melakukan pembelajaran dengan langkah yang sesuai dengan
perkembangan anak.
4) Sumber Belajar
Peneliti menyiapkan sumber belajar yang mencakup materi, media
maupun sumber belajar lain yang sesuai dengan materi penjumlahan
dengan teknik menyimpan.
5) Alat-Alat Evaluasi
Peneliti juga menyiapkan alat-alat untuk evaluasi yang diharapkan dapat
membantu peneliti dalam menemukan kesulitan belajar ayng dialami anak
dalam penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Lingkungan fisik juga mempengaruhi siswa belajar. Ruangan kelas yang
digambarkan sebagai tempat berlindung dari cahaya teriknya matahari dan
hujan. Papan tulis, meja guru, meja siswa dan barang-barang yang mnungkin
diperlukan di dalam kelas diatur sedemikian rupa agar guru tidak menenui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
kesulitan dalam menanamkan disiplin siswanya dalam belajar. Guru tidak bisa
memaksa siswa untuk mempelajari sesuatu tetapi guru berperan sebagai
motivator siswa dalam belajar. Posisis guru dalam mengajar bisa sambil berdiri
ditengah-tengah, berjalan ataupun duduk diantara siswa, sehingga ia bisa
leluasa dalam memberi penjelasan. Lingkungan fisik harus disiapkan
sedemikian rupa sehinggadapat membantu terciptanya proses belajar yang
baikuntuk tercapainya sesuatu yang terbaik bagi dirinya (Wijaya, 2007).
B. Penelitian yang Relevan
Maryani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Kesulitan Belajar
Matematika dan Remedial Teaching Pada Peserta Didik MIM Kranggan
Manisrenggo Klaten” menyatakan bahwa kesulitan belajar Matematika yang
dialami peserta didik MIM Kranggan, Manisrenggo beraneka macam, sesuai
dengan tingkatan kelas dan kompetensi dasar dari masing-masing dan teknik
remedial teaching yang diberikan oleh guru kurang bervariasi dan mengakibatkan
peserta didik mudah jenuh dalam mengikuti pelajaran Matematika.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mempunyai persamaan, yaitu
sama-sama meneliti kesulitan belajar dalam pembelajaran Matematika. Akan
tetapi, penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan subjek penelitian kelas I
SD Negeri 3 Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen.
C. Kerangka Pemikiran
Penjumlahan ada dua macam yaitu penjumlahan tanpa teknik menyimpan
dan penjumlahan dengan teknik menyimpan. Pembelajaran penjumlahan dengan
teknik menyimpan di kelas 1 dilakukan setelah siswa memahami penjumlahan
dengan tanpa menyimpan. Pemahaman nilai tempat juga sangat mempengaruhi
siswa dalam melakukan perhitungan penjumlahan dengan teknik menyimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Setelah siswa memahami nilai tempat suatu bilangan diharapkan tidak mengalami
kegagalan dalam perhitungan panjumlahan dengan teknik menyimpan.
Siswa kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen
yang berkesulitan belajar belum tentu mereka tidak mampu dalam belajar,
mungkin ada dari sebagian mereka yang merasa dalam hal tertentu yang
mangakibatkan mereka tidak siap untuk belajar matematika, atau kadang ada juga
yang menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Kesulitan belajar yang
dialami siswa pada operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan antara lain
siswa kurang memahami nilai tempat suatu bilangan, siswa kurang memahami
simbol dalam matematika, gangguan hubungan keruangan dimana siswa kurang
memahami bahwa angka 3 pada garis bilangan atau penggaris letaknya lebih dekat
dengan angka 4 daripada ke angka 6. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru
memberikan petunjuk pengerjaan adalah hal yang penting. Guru harus
menciptakan suasana yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Hal ini
dilakukan agar siswa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
matematika terutama materi penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Penggunaan media maupun proses pembelajaran yang menarik sangat
berpengaruh dalam siswa memahami materi penjumlahan dengan teknik
menyimpan. Ini dilakukan agar siswa merasa antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran matematika dan tidak mengalami kesulitan dalam belajar
matematika tentang operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan. Peran guru
sangat penting, yaitu seorang guru harus memberikan pemahaman terlebih dahulu
nilai tempat suatu bilangan seperti tempat satuan, puluhan, ratusan maupun
ribuan. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa memahami operasi penjumlahan
dengan teknik menyimpan terutama untuk bilangan dua angka. Selanjutnya
dengan siswa memahami nilai tempat suatu bilangan diharapkan siswa dapat
melakukan operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan benar.
Pemahaman nilai tempat suatu bilangan harus dimengerti oleh siswa
sebelum melakukan penjumlahan dengan teknik menyimpan di SD Negeri 3
Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen pada semester II tahun ajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2011/2012. Pemahaman nilai tempat ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan
siswa dalam proses perhitungan penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Sehingga nantinya siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam melakukan
penjumlahan dengan teknik menyimpan akan menjadi terampil dalam
perhitungannya.
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya, diperoleh alur
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1: Alur Kerangka pemikiran
Kondisi Awal
Guru belum mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran dengan teknik menyimpan
Siswa mengalami kesulitan belajar penjumlahan dengan teknik menyimpan
Tindakan Pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
Kondisi Akhir
Siklus I Pembelajaran dengan materi nama bilangan, lambang bilangan, nilai tempat dan mengubah dalam bentuk panjang
Siklus III Pembelajaran dengan materi penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun pendek
Diduga dengan langkah yang tepat dapat mengatasi kesulitan belajar penjumlahan dengan teknik menyimpan
Siklus II Pembelajaran dengan materi penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri
(SDN) 3 Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Lokasi ini dipilih
sebagai lokasi penelitian dikarenakan peneliti mengabdikan diri sebagai guru
bantu (GTT) di sekolah tersebut. Dengan harapan akan dapat mempermudah
dan memperlancar pelaksanaan penelitian dari tahap awal hingga akhir
penelitian.
SDN 3 Panjer merupakan salah satu lembaga pendidikan dasar di
Desa Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Dilihat dari letaknya
SDN 3 Panjer terletak cukup strategis, yakni berada dekat dengan Kelurahan
Panjer, dan dengan cukup tersedianya sarana dan prasarana yang diharapkan
sangat mendukung rencana penelitian.
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2011/ 2012 seluruhnya
berjumlah 154 orang. Persebaran jumlah peserta didik antar kelas tidak merata,
karena di pengaruhi oleh jumlah pendaftar pada awal tahun ajaran baru. SDN 3
Panjer memiliki 6 rombongan belajar terdiri dari 1 kelas pada tiap-tiap
kelasnya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dimulai dari bulan September 2011, dari
saat mulai pengajuan judul penelitian sampai akhir nanti tahap final
pengolahan data penelitian. Waktu pelaksanaan tindakan di sekolah akan
dimulai pada semester 2 tahun ajaran 2011/2012,
Pelaksanaan tindakan kelas akan dilaksanakan menyesuaikan jadwal
matematika yang ada di kelas I SD Negeri 3 Panjer, pelaksanaan berlangsung 2
jam pelajaran dengan setiap jam pelajaran dihitung 35 menit. Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mengambil waktu pagi hari agar waktu memberikan keuntungan bagi siswa
dan guru karena pada jam-jam tersebut kondisi dan situasi kelas masih sangat
kondusif untuk dilaksanakan pembelajaran.
Adapun jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen pada semester II tahun ajaran 2011/2012 adalah gambar berikut:
Kegiatan Penelitian Bulan Des
2011 Jan
2012 Feb
2012 Mrt 2012
Aprl 2012
Mei 2012
Jun 2012
Jul 2012
Agts 2012
Sep 2012
Okt2012
Nov 2012
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Proposal b. Seminar Proposal c. Menyusun Instrumen d. Revisi Instumen e. Perijinan
2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I
- perencanaan - pelaksanaan - observasi - refleksi
b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan - observasi
- refleks
c. Siklus III - perencanaan - pelaksanaan - observasi
- refleks
3. Analisis Data dan Pelaporan
a. Analisis data (hasil tindakan tiap siklus)
b. Menyusun Laporan/ skripsi
c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan
pengiriman
Gambar 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 17 siswa,
terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Siswa kelas I ini kebanyakan
bertempat tinggal di sekitar lingkungan sekolah dengan keadaan ekonomi
keluarga yang berebeda-beda.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari tempat penelitian yaitu
arsip nilai matematika siswa kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen sebagai test awal/pretest, dan nilai hasil belajar pada saat
pelaksanaan tindakan, serta mengambil data dari buku, baik buku pelajaran
maupun buku pendukung lainnya, administrasi sekolah seperti daftar nilai dan
absensi siswa, teman sejawat guru di SDN 3 Panjer, Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012, dan kepala sekolah SDN 3 Panjer,
Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012.
D. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengamata. Hal ini sesuai dengan kesimpulan
Hadi (1986) yang menjelaskan bahwa observasi merupakan sesuatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis, diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan
ingatan (Sugiono, 2009). Pengumpulan data dengan observasi digunakan
apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Mengenai pengertian pengamatan atau observasi (observation)
Arikunto berpendapat sebagai suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
pencatatan secara sistematis (2009). Pengertian lain tentang bservasi adalah
kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan mencapai sasaran. (Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2008).
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan.
Pengumpulan data dengan cara observasi secara langsung atau
dengan pengamatan langsung merupakan cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
pengumpulan data (Nazir, 2005). Pengamatan yang dilakukan berkaitan
dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian.
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengamati kesulitan belajar
siswa tentang operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan dan
mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan saat pembelajaran. Dalam
melakukan observasi, observer diberi pedoman yang berisi hal-hal yang
harus dilakukan.
b. Wawancara
Pengertian wawancara disimpulkan menurut Moleong sebagai
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu
(2005). Wawancara dilakukan dengan bertanya kepada narasumber.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pengertian wawancara dijelaskan menurut Nazir (2005) sebagai
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
melakukan tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat
yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara
merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. (Sugiono, 2009).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
antara dua pihak yaitu pewawancara dan terwawancara sambil bertatap
muka untuk tujuan memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukanuntuk mengumpulkan data
tentang proses pembelajaran matematika dan hasil pembelajaran
matematika.
Untuk narasumber dalam penelitian ini adalah siswa kelas I SDN 3
Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012,
kepala sekolah SDN 3 Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen
tahun ajaran 2011/2012 dengan menanyakan hal-hal yang sekiranya perlu
untuk kepentingan penelitian dan berkaitan dengan pembelajaran
matematika di kelas I SD Negeri 3 Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen tahun ajaran 2011/2012.
Wawancara ini digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dihadapi siswa kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen tahun ajaran 2011/2012 dalam mengikuti pembelajaran
matematika di kelas pada saat guru kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012 mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
c. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui ataupun mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan yang telah dirtentukan. Pengerjaan tes tergantung petunjuk yang
diberikan seperti: melingkari salah satu huruf di depan pilihhan jawaban,
menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan,
menjawab secara lisan, dan sebagainya (Arikunto, 2009).
Pengertian tes yaitu seperangkat pertanyaan atau pernyataan atau
tugas yang harus direspon oleh testee sehingga menunjukkan karakteristik
kemampuan pada aspek tertentu. Tes tidak selalu menuntut jawaban lisan
atau tertulis, tetapi dapat berupa tindakan atau performance yang harus
ditunjukkan testee kepada tester sehingga tester memperoleh gambar otentik
tentang kemampuan satu aspek yang ingin diukur (Padmono, 2009).
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang
benar ataupun salah. Berkaitan dengan pengertian tes yaitu sebagai sejumlah
pertanyaan yang membutuhkan jawaban, ataupun sejumlah pernyataan yang
harus diberikan tanggapan yang bertujuan untuk mengukur tingkat
kemampuan seseorang yang dikenai tes. (Rasyid, Mansur, 2009)
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa tes merupakan
teknik pengumpulan data yang menggunakan sejumlah pertanyaan atau
pernyataan atau tugas untuk mengukur sesuatu sehingga menujukkan
kemampuan seseorang pada aspek tertentu.
Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang belajar
penjumlahan dengan teknik menyimpan SDN 3 Panjer, Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini
menggunakan tes tertulis yang berisikan berapa pertanyaan yang berkaitan
dengan materi yang diujikan. Tes diberikan kepada siswa kelas I SDN 3
Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
2. Alat Pengumpulan Data
a. Instrumen Operasi Hitung Penjumlahan Dengan Teknik Menyimpan
1) Definisi Konsep
Penjumlahan dengan teknik menyimpan diartikan sebagai
penambahan dari dua bilangan atau lebih menjadi satu yang
dilambangkan dengan a dan b antara himpunan yang mempunyai
anggota sebanyak a dengan himpunan sebanyak b anggota, dengan
langkah menjumlahkan satuan dengan satuan dan puluhan dengan
puluhan. Hasil dari penjumlahan satuan dengan satuan disimpan dan
ditambahkan dengan hasil dari penjumlahan puluhan dengan puluhan.
Pengerjaan penjumlahan dengan teknik menyimpan dapat
menggunakan cara lain yaitu dengan mengubah bilangan yang akan
dijumlahkan dengan bilangan penjumlah dalam bentuk panjang,
kemudian langkah selanjutnya menjumlahkan dari belakang yaitu
satuan dengan satuan dan hasil dari penjumlahannya satuan dan satuan
ditambah dengan puluhan dan puluhan.
Penjumlahan dengan teknik menyimpan merupakan salah satu
jenis penjumlahan. Penjumlahan sendiri diartikan sebagai penambahan
dua bilangan atau lebih menjadi satu yang dilambangkan dengan a dan
b antara himpunan yang mempunyai anggota sebanyak a dengan
himpunan sebanyak b anggota.
Penjumlahan dengan tanpa teknik menyimpan harus dikuasai
sebelum belajar penjumlahan dengan teknik menyimpan. Penjumlahan
dengan tanpa teknik menyimpan merupakan dasar sebelum mempelajari
penjumlahan dengan teknik mnyimpan.
2) Definisi Operasional
Definisi operasional pembelajaran penjumlahan dengan teknik
menyimpan tercermin pada aspek dan indikator sebagai berikut:
a) Aspek penjumlahan dengan teknik menyimpan:
(1) Penjumlahan dengan teknik menyimpan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
(2) Pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
b) Indikator penjumlahan dengan teknik menyimpan
(1) Runtut
(2) Jelas
(3) Lancar
(4) Sesuai
Tabel 3.1. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Observasi Guru
Variabel Indikator Nomor
Penjumlahan dengan teknik menyimpan
Materi penjumlahan dengan teknik menyimpan runtut
1
Materi penjumlahan dengan teknik menyimpan jelas
2, 3, 4
Kelancaran dalam pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
5, 6, 7, 8
Penggunaan metode yang sesuai dengan materi penjumlahan dengan teknik menyimpan
9
Penggunaan media yang sesuai dengan materi penjumlahan dengan teknik menyimpan
10
Tabel 3.2. Kisi-kisi Penyusunan Lembar Observasi Siswa
Variabel Indikator Nomor
Penjumlahan dengan teknik
menyimpan
Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
1
Siswa aktif mengikuti pembelajaran penjumlahan dengan menyimpan
2
Siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran dengan teknik menyimpan
3
Siswa dapat berkomunikasi dengan baik 4 Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Instrument Kesulitan Belajar
1) Definisi Konsep
Kesulitan belajar adalah ketidakmampuan untuk berusaha
(berlatih dsb) yang menghasilkan perubahan tingkah laku dan aneka
ragam kemampuan, ketrampilan dan sikap . kearah yang lebih baik.
2) Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk mengetahui kesulitan
belajar. Wawancara oleh guru kepada siswa tentang hasil pekerjaan siswa
setelah selesai dikoreksi. Adapun kesulitan belajar tercermin pada aspek
dan indikator sebagai berikut:
a) Aspek kesulitan belajar:
(1) Kesulitan belajar
b) Indikator kesulitan belajar:
(1) Proses pengerjaan
Tabel 3.3. Kisi-kisi Penyusunan Wawancara Siswa
Variabel Indikator Nomor
Kesulitan Belajar
Nomor soal penjumlahan dengan teknik menyimpan yang mudah
1
Nomor soal penjumlahan dengan teknik menyimpan yang yang salah
2
Penyebab kesalahan dalam mengerjakan 3, 4 Pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan 5
E. Validitas Data
Validitas digunakan untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian
tentang kesulitan belajar tentang penjumlahan dengan teknik menyimpan siswa
kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen berdasarkan
kenyataan dari apa yang sedang diteliti ataupun dites. Agar memperoleh data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
valid, instrument yang digunakan juga harus valid. Peneliti menggunakan
instrument yang berupa lembar pengamatan observasi, wawancara, dokumentasi
hasil belajar siswa dan tes.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan selama melakuka pengumpulan data berlangsung
sampai pada akhir pengumpulan data. Data kuantitatif (berupa skor) dianalisis
dengan menggunakan analisis diskriptif komparatif, sedangkan data yang berupa
data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan diskriptif
kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data
selama penelitian dianalisis apa penyebab dari kesulitan belajar tentang
penjumlahan dengan teknik menyimpan siswa kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012, apakah itu penyebabnya
dari siswa atau dari guru dalam mengajar.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja merupakan uraian tentang petunjuk-petunjuk atau
tanda-tanda yang diharapkan muncul sebagai akibat wujud dari keberhasilan
dalam melakukan tindakan.
Tanda-tanda yang diharapkan sebagai wujud dari keberhasilan dalam
melakukan tindakan adalah sebagai berikut:
1. Sembilan puluh persen dapat menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa
tentang penjumlahan dengan teknik menyimpan
2. Delapan puluh lima persen kesulitan siswa tentang penjumlahan dengan teknik
menyimpan dapat diatasi.
3. Delapan puluh persen dapat menemukan langkah-langkah mengatasi kesulitan
belajar siswa tentang operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan.
4. Delapan puluh persen tingkat kesulitan belajar siswa tentang operasi
penjumlahan dengan teknik menyimpan dapat berkurang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
5. Delapan puluh persen kesalahan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan
dengan teknik menyimpan dapat teratasi.
6. Delapan puluh persen siswa yang dapat melakukan operasi penjumlahan
dengan teknik menyimpan dengan langkah yang tepat.
7. Delapan puluh persen siswa dapat mencapai ketuntasan belajar.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi empat tahap yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun perencanaan tindakan
penelitian berdasarkan pada studi pendahuluan yaitu kapan waktu pelaksanaan
penelitian, bagaimana pelaksanaan penelitian, tindakan apa yang akan
dilakukan, membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai materi
yang akan disampaikan, menyiuapkan media pembelajaran yang dibutuhkan,
membuat soal, mempersiapkan lembar observasi, menghubungi rekan teman
sejawat untuk menjadi observer.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan sesuai dengan apa yang telah drencanakan
sebelumnya. Untu mengetahui kesulitan belajar yang terjadi saat pembelajaran
matematika tentang penjumlahan dengan teknik menyimpan, peneliti
menggunakan alat pengumpul data atau intrumen yang telah dibuat. Peneliti
menggunakan observasi guru dan siswa pada saat pembelajaran, wawancara
tentang hasil pekerjaan siswa setelah selesai dikoreksi dan tes dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam menjumlahkan bilangan dengan teknik
menyimpan.
3. Tahap Observasi
Observasi dilasanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang
dilakukan. Pengumpulan data dengan cara observasi untuk mengumpulkan data
yang diperlukan dalam penelitian untuk mengetahui keadaan siswa kelas I SD
Negeri 3 Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2011/2012 dalam proses pembelajaran matematika. Dalam melakukan
observasi, observer diberi pedoman yang berisi hal-hal yang harus dilakukan.
4. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan yang mengingat dan merenungkan
kembali tindakan yang telah dilakukan. Refleksi dibantu oleh seluruh anggota
peneliti untuk memahami situasi yang terjadi pada saat tindakan, persoalan
yang terjadi, serta timbulnya persoalan itu.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Arikunto, dkk. (2008: 16)
bahwa ada empat tahap yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan,
(3) observasi/pengamatan, dan (4) refleksi. Empat tahapan yang dilakukan
penelitapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.2. Bagan Prosedur Penelitian Menurut Arikunto, dkk.
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus II Refleksi
Pengamatan
?
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
SDN 3 Panjer terletak di Desa Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen. Lingkungan SDN 3 Panjer sangat mendukung dalam proses
pembelajaran karena terletak cukup strategis, yakni berada dekat dengan
Kelurahan Panjer, dan dengan cukup tersedianya sarana dan prasarana yang
diharapkan sangat mendukung rencana penelitian. Siswa SDN 3 Panjer pada tahun
ajaran 2011/2012 seluruhnya berjumlah 153. Terdiri dari 73 siswa laki-laki dan
79 siswa perempuan. Jumlah tersebut dibagi ke dalam 6 (enam) rombongan
belajar, yaitu kelas I, II, III, IV, V dan VI. Siswa SDN 3 Panjer rata-rata berasal
dari desa Panjer dan ada beberapa yang berasal dari desa lain dengan latar sosial
ekonomi yang berbeda.
Kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas I SDN 3
Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012 yang
berjumlah 17 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Ruang
kelas I menghadap ke barat dengan pengaturan duduk siswa menghadap ke utara.
Dinding kelas bercat putih yang membuat ruang kelas menjadi terang. Kelas juga
dipasang ventilasi pada bagian atas kanan dan kiri dengan tujuan agar udara dalam
kelas selalu berganti dengan udara yang bersih dan membuat siswa nyaman dalam
belajar.
Siswa kelas I SDN 3 Panjer mengalami kesulitan dalam belajar
penjumlahan dengan teknik menyimpan. Hal ini dilihat dari hasil tes siswa dimana
dari 15 anak hanya 1 anak yang sudah dapat menuntaskan hasilnya, dengan nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 0. Adapun kriteria ketuntasan minimal
kelas I SDN 3 Panjer adalah 66. Dari tes tersebut dapat dilihat bahwa pemahaman
siswa tentang penjumlahan dengan teknik menyimpan masih sangat rendah.
Banyak siswa yang merasa bingung dalam proses pengerjaan penjumlahan dengan
teknik menyimpan, entah itu dari langkah pengerjaan, perhitungan maupun
pemahaman nilai tempat pada suatu bilangan. Dari kesulitan yang dihadapi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
tersebut peneliti mengambil tindakan-tindakan dalam upaya untuk mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan rumusan masalah
ataupun indikator yang telah ditentukan pada awal penelitian. Indikator yang
akan dicapai adalah semakin berkurangnya siswa yang mengalami kesulitan
belajar penjumlahan dengan teknik menyimpan dan adanya peningkatan
hasil belajar matematika tentang operasi hitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
Peneliti melakukan perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan
rumusan masalah atau indikator yang telah ditentukan pada awal penelitian
ndalam bentuk rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksana
tindakan pada siklus pertama pertemuan pertama direncanakan akan
dilakukan oleh peneliti sendiri. Pada siklus pertama, peneliti memilih pokok
bahasan nilai tempat. Materi ini dipilih oleh peneliti sebagai dasar dari
materi penjumlahan dengan teknik menyimpan. Pokok bahasan yang telah
dipilih tersebut, peneliti membuat indikator yang ingin dicapai adalah siswa
dapat menentukan nilai tempat pada bilangan yang terdiri dari dua angka,
menentukan nilai tempat pada bilangan yang terdiri dari tiga angka,
menyebutkan lambang bilangan, dan menyebutkan nama bilangan.
Pembelajaraan derencanakan dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah
2 x 35 menit. Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam
pembelajaran seperti kartu angka yang rencananya akan digunakan pada
materi nama bilangan dan lambang bilangan, batang quisioner yang
direncanakan untuk materi bentuk panjang suatu bilangan dan teks lagu
“Satu Dua Tiga Empat”. Selain RPP dan media, peneliti juga
mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa pada saat pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Peneliti menghubungi rekan sejawat seperti Ibu Zubaedah, S. Pd, Ibu
Munfaikoh, A. Ma, dan Bapak Bambang S. E. P, S. Pd untuk menjadi
observer dalam mengumpulkan data untuk penelitian.
b. Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, setiap
pertemuan 2 x 35 menit. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran pada silkus
I adalah sebagai berikut:
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Maret
2012 pukul 07.35-08.45 di kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran dilakukan oleh
peneliti sendiri. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode
Talking Stick. Kegiatan yang dilakukan antara lain: (1) guru menunjukan
gambar angka kepada siswa, (2) bertanya jawab tentang lambang bilangan
yang dibawa, (3) bertanya jawab tentang nama bilangan, dan (4) melakukan
demonstrasi tentang cara mengubah ke bentuk panjang, (5) melakukan
penjelasan tentang nilai tempat. Pada tindakan pertama ini, peneliti
menggunakan media sesuai dengan media yang telah disiapkan yaitu teks
lagu “Satu Dua Tiga Empat”, kartu angka dan batang quisioner. Media teks
lagu digunakan untuk menarik perhatian siswa dalam belajar mengingat
peneliti melakukan penelitian di kelas I. Media kartu angka yang digunakan
peneliti dengan berbagai warna juga digunakan untuk lebih membuat siswa
lebih bersemangat dalam belajar dan memancing pengetahuan siswa tentang
nama bilangan dan lambang bilangan. Sedangkan media batang quisioner
digunakan peneliti untuk menngali pengetahuan siswa tentang nilai tempat
dan betuk panjang suatu bilangan. Peneliti juga menggunakan rekan sejawat
seperti Ibu Zubaedah, S. Pd, Ibu Munfaikoh, A. Ma, dan Bapak Bambang S.
E. P, S. Pd untuk menjadi observer. Observasi dilaksanakan pada saat
pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Maret
2012 pada pukul 07.35-08.10 di kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan metode Talking Stick. Kegiatan yang dilakukan
antara lain: (1) guru menunjukan gambar angka kepada siswa, (2)
melakukan demonstrasi tentang cara mengubah ke bentuk panjang, (3)
melakukan penjelasan tentang nilai tempat, dan (4) bertanya jawab tentang
nama bilangan. Pada tindakan kedua ini, peneliti masih menggunakan
media sesuai dengan media yang telah disiapkan pada pertemuan pertama
yaitu teks lagu “Satu Dua Tiga Empat”, kartu angka dan batang quisioner.
Media tersebut digunakan karena materi yang diajarkan pada peretemuan
kedua pada siklus pertama massih sama. Observasi dilaksanakan pada saat
pembelajaran berlangsung oleh observer yang telah dipilih peneliti.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Maret
2012, pada pukul 07.35-08.10 di kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menggunakan metode Talking Stick. Kegiatan yang
dilakukan antara lain: (1) guru menunjukan gambar angka kepada siswa, (2)
bertanya jawab tentang lambang bilangan yang dibawa, (3) melakukan
penjelasan tentang nilai tempat, dan (4) melakukan demonstrasi tentang cara
mengubah ke bentuk panjang, (5) bertanya jawab tentang nama bilangan,
dan bertanya jawab tentang lambang bilangan. Pada tindakan ketiga ini,
peneliti juga menggunakan media sesuai dengan media yang telah disiapkan
yaitu teks lagu “Satu Dua Tiga Empat”, kartu angka dan batang quisioner.
Observasi juga dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung oleh
observer yang telah dipilih peneliti sebelumnya.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi terhadap guru sdan
siswa pada saat pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan oleh observer
mengenai proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
adalah peneliti yang meliputi penyampaian materi, kejelasan materi,
pengulangan materi penjumlahan, penggunaan bahasa dan tulisan mengenai
materi, kelancaran dalam pembelajaran, pengaktifan siswa dalam
pembelajaran, pemberian motivasi/penguatan pada saat pembelajaran,
membimbing siswa dalam pembelajaran, penggunaan metode sesuai dengan
pembelajaran, dan penggunaan media sesuai dengan pembelajaran. Peneliti
juga mengambil data dengan melakukan observasi pada siswa yang
dilakukan observer pada saat pembelajaran yaitu meliputi kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa
dapat berkomunikasi dengan baik dan siswa memperhatikan pelajaran
dengan baik.
Hasil observasi guru dari tiga observer yang dipilih oleh peneliti
pada saat pembelajaran pertemuan pertama diperoleh rata-rata yaitu 2,9
(Lampiran 23 halaman 197). Sesuai dengan rencana observasi yang dibuat
peneliti didapat kesimpulan bahwa pembelajaran berjalan dengan cukup
baik. Hasil observasi siswa rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh
peneliti pada saat pembelajaran yaitu 2,6 (Lampiran 24 halaman 198).
Sesuai dengan rencana observasi yang dibuat peneliti didapat kesimpulan
bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam
pelaksanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berjalan
dengan cukup baik dan kondisi siwa cukup antusias dalam mengikuti
pelajaran dan masih terlihat siswa yang bermain sendiri dengan temannya.
Hasil tes pada silkus I pertemuan pertama yaitu dari 15 siswa memperoleh
rata-rata 62,67 dengan 6 siswa sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya
dan 9 siswa belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang
diperoleh adalah 90, dan nilai terendahnya adalah 40 (Lampiran 15 halaman
149).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Peneliti juga melakukan analisis hasil jawaban siswa untuk tiap
soal. Untuk soal nomor satu ada 4 siswa yang melakukan kesalahan dalam
menjawab dengan 2 siswa belum paham tentang nama bilangan dan 2 siswa
belum lancar menulis. Soal nomor dua ada 7 siswa yang melakukan
kesalahan dalam menjawab dengan 4 siswa belum paham tentang nama
bilangan dan 3 siswa belum lancar menulis. Soal nomor tiga ada 2 siswa
yang melakukan kesalahan menjawab karena keduanya belum paham
tentang lambang bilangan. Soal nomor empat ada 6 siswa yang melakukan
kesalahan menjawab karena belum paham tentang lambang bilangan. Soal
nomor lima ada 2 siswa yang melakukan kesalahan menjawab karena belum
paham menguraikan dalam bentuk panjang. Soal nomor enam ada 2 siswa
yang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 1 siswa belum paham
menguraikan dalam bentuk panjang dan 1 siswa belum paham menguraikan
bentuk panjang dan nilai tempat. Soal nomor tujuh ada 13 siswa yang
melakukan kesalahan dalam menjawab karena belum paham menguraikan
dalam bentuk panjang dan nilai tempat. Untuk soal nomor delapan ada 12
siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 3 siswa belum
paham menguraikan dalam bentuk panjang dan 9 siswa belum paham
neguraikan dalam bentuk panjang dan nilai tempat. Soal nomor Sembilan
dengan 4 siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab karena belum
paham tentang nilai tempat. Terakhir untuk soal nomor sepuluh dalam siklus
pertama pertemuan pertama ada 4 siswa yang melakukan kesalahan
menjawab karena belum paham tentang nilai tempat (Lampiran 19 halaman
181).
Hasil observasi guru rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh
peneliti pada saat pembelajaran pertemuan kedua yaitu 3,4 (Lampiran 23
halaman 197) dimana sesuai dengan rencana observasi yang dibuat peneliti
didapat kesimpulan bahwa pembelajaran berjalan dengan hasil yang baik.
Hasil observasi siswa rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh peneliti
pada saat pembelajaran yaitu 2,8 (Lampiran 24 halaman 198) dimana sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
dengan rencana observasi yang dibuat peneliti didapat kesimpulan bahwa
siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembeljaran berjalan dengan baik
dan kondisi siswa cukup antusias dalam mengikuti pelajaran. Hasil tes pada
silkus I pertemuan kedua yaitu dari 15 siswa yang mengikuti tes
memperoleh rata-rata 70. Dari 15 siswa, 9 siswa sudah dapat menuntaskan
hasil belajarnya dan 6 siswa belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 90, dan nilai terendahnya adalah 40
(Lampiran 15 halaman 149).
Peneliti juga melakukan analisis hasil jawaban siswa untuk tiap
soal. Untuk soal nomor satu ada 8 siswa yang melakukan kesalahan dalam
menjawab karena belum paham menguraikan dalam bentuk panjang. Soal
nomor dua ada 9 siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan
8 siswa belum paham menguraikan dalam bentuk panjang dan 1 siswa
belum paham menguraikan dalam bentuk panjang terutama untuk angka
yang ditengah. Soal nomor tiga ada 3 siswa yang melakukan kesalahan
menjawab karena belum paham tentang nilai tempat. Soal nomor empat ada
4 siswa yang melakukan kesalahan menjawab karena belum paham tentang
nilai tempat. Soal nomor lima ada 2 siswa yang melakukan kesalahan
menjawab karena belum paham tentang nilai tempat. Untuk soal nomor
enam hanya ada 1 siswa yang melakukan kesalahan menjawab karena belum
paham tentang nilai tempat. Soal nomor tujuh ada 3 siswa yang melakukan
kesalahan dalam menjawab dengan 2 siswa belum paham tentang lambang
bilangan dan 1 siswa belum paham tentang lambang bilangan serta belum
lancar menulis. Soal nomor delapan ada 4 siswa yang melakukan kesalahan
dalam menjawab dengan 2 siswa karena belum paham tentang lambang
bilangan, 1 siswa belum lancar menulis dan 1 siswa belum paham lambang
bilangan dan belum lancar menulis. Soal nomor sembilan ada 6 siswa yang
melakukan kesalahan dengan 2 siswa yang belum paham tentang nama
bilangan, 1 siswa karena belum lancar menulis dan 2 siswa karena belum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
paham tentang nama bilangan dan belum lancar menulis. Untuk soal terkhir
pada silkus pertama pertemuan kedua ada 5 siswa yang melakukan
kesalahan dalam menjawab dengan 1 siswa belum paham tentang nama
bilangan, 1 siswa belum lancar menulis serta 3 siswa belum paham paham
tentang nama bilangan dan belum lancar menulis (Lampiran 19 halaman
183).
Hasil observasi rata-rata guru dari tiga observer yang dipilih oleh
peneliti pada saat pembelajaran pertemuan ketiga yaitu 3,5 (Lampiran 23
halaman 197) dimana sesuai dengan rencana observasi yang dibuat peneliti
didapat kesimpulan bahwa pembelajaran berjalan dengan hasil yang baik.
Hasil observasi siswa rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh peneliti
pada saat pembelajaran yaitu 2,8 (Lampiran 24 halaman 198) dimana sesuai
dengan rencana observasi yang dibuat peneliti didapat kesimpulan bahwa
siswa cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembeljaran berjalan dengan baik
dan kondisi siwa cukup antusias dalam mengikuti pelajaran. Hasil tes pada
silkus I pertemuan ketiga yaitu dari 15 siswa yang mengikuti tes
memperoleh rata-rata 75,63. Dari 15 siswa, 11 siswa sudah dapat
menuntaskan hasil belajarnya dan 4 siswa belum dapat menuntaskan
belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100, dan nilai terendahnya
adalah 40 (Lampiran 15 halaman 149).
Peneliti juga melakukan analisis hasil jawaban siswa untuk tiap
soal. Untuk soal nomor satu ada 2 siswa yang melakukan kesalahan karena
belum paham tentang nilai tempat. Soal nomor dua ada 6 siswa yang
melakukan kesalahan karena belum paham tentang nilai tempat. Soal nomor
tiga ada 2 siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab karena belum
paham menguraikan dalam bentuk panjang. Soal nomor empat ada 3 siswa
yang melakukan kesalahan dalam menjawab karena beluam paham
menguraikan dalam bentuk panjang. Soal nomor lima ada 5 siswa yang
melakukan kesalahan dalam menjawab karena belum paham tentang nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
tempat. Soal nomor enam ada 3 siswa yang melakukan kesalahan menjawab
karena belum paham tentang nilai tempat. Soal nomor tujuh ada 3 siswa
yang melakukan kesalahan dalam menjawab karena belum paham tentang
lambang bilangan. Soal nomor delapan ada 3 siswa yang melakukan
kesalahan dalam menjawab karena belum paham tentang lambang bilangan.
Untuk soal nomor Sembilan ada 4 siswa yang melakukan kesalahan dalam
menjawab dengan 3 siswa belum paham tentang nama bilangan serta 1
siswa belum paham tentang nama bilangan dan belum lancar menulis.
Untuk soal terakhir pada silkus pertama pertemuan ketiga ada 5 siswa yang
melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 4 siswa karena belum paham
tentang nama bilangan serta 1 siswa karena belum paham tentang nama
bilangan dan belum lancar menulis (Lampiran 19 halaman 185).
d. Refleksi
Tahap berikutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi siklus I dilakukan
peneliti dan observer pada akhir siklus I. Peneliti melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran pada tindakan pertama. Peneliti melakukan
langkah pembelajaran seperti menunjukan gambar angka kepada siswa,
bertanya jawab tentang lambang bilangan, bertanya jawab tentang nama
bilangan, melakukan demonstrasi mengubah ke bentuk panjang, dan
melakukan penjelasan tentang nilai tempat. Dari tindakan-tindakan yang
telah dilakukan oleh peneliti pada pertemuan pertama belum mendapatkan
hasil yang memuaskan.
Hasil observasi yang dilakukan oleh observer mengenai proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah peneliti yang
meliputi penyampaian materi, kejelasan materi, pengulangan materi
penjumlahan, penggunaan bahasa dan tulisan mengenai materi, kelancaran
dalam pembelajaran, pengaktifan siswa dalam pembelajaran, pemberian
motivasi/penguatan pada saat pembelajaran, membimbing siswa dalam
pembelajaran, penggunaan metode sesuai dengan pembelajaran, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
penggunaan media sesuai dengan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik. Namun, ada hal yang harus dibenahi untuk pertemuan
kedua yaitu pengulangan materi pada saat pembelajaran. Dari hasil analisis
observasi guru diperoleh kesimpulan bahwa pengulangan materi yang telah
dilaksanakan guru hanya membuat beberapa siswa tertentu yang mampu
menguasai materi. Peneliti juga mengambil data dengan melakukan
observasi pada siswa yang dilakukan observer pada saat pembelajaran yaitu
meliputi kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, kesungguhan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan siswa
memperhatikan pelajaran dengan baik. Selama proses pembelajaran siswa
juga masih ada yang perlu dibenahi lagi yaitu kesiapan siswa dalam proses
pembelajaran dan kesungguhan siswa selama mengikuti pelajaran. Dari
hasil analisis observasi siswa diperoleh kesimpulan bahwa selama proses
pembelajaran siswa tidak menyiapkan alat tulis dan tidak siap dalam
mengikuti pelajaran.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa setelah tindakan
pertama. Dari hasil wawancara dengan siswa, sebagian besar siswa merasa
kesulitan pada materi nama bilangan, lambang bilangan, menguraikan ke
dalam bentuk panjang dan nilai tempat terutama untuk bilangan yang
mempunyai angka 0 seperti 30, 50, 100, 103, 140 dan lain sebagainya.
Peneliti juga melakukan analisis hasil evaluasi siswa. Hasil tes pada silkus I
pertemuan pertama yaitu dari 15 siswa memperoleh rata-rata 62,67. Dari 15
siswa, 6 siswa sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya dan 9 siswa belum
dapat menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90, dan
nilai terendahnya adalah 40. Dari hasil refleksi tersebut peneliti membuat
rencana untuk tindakan kedua.
Proses pembelajaran pada pertemuan kedua masih tidak terlalu
bebeda dengan pertemuan pertama. Materi yang diajarkanpun masih
mengenai nama bilangan, lambang bilangan, menguraikan ke dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
panjang dan nilai tempat. Peneliti dalam proses pembelajaran dengan teknik
menyimpan pada pertemuan kedua sedikit merubah langkah pembelajaran
yaitu: (1) guru menunjukan gambar angka kepada siswa, (2) melakukan
demonstrasi tentang cara mengubah ke bentuk panjang, (3) melakukan
penjelasan tentang nilai tempat, dan (4) bertanya jawab tentang nama
bilangan. Langkah ini diambil untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dihadapi siswa pada saat tindakan pertama yaitu peneliti menemukan
kesulitan siswa pada bilangan yang mempunyai angka 0 seperti 30, 50.
90.108 dan sebagainya. Oleh karena itu peneliti melakukan langkah pertema
yaitu menguraikan kedalam bentuk panjang. Hal yang harus dibenahi pada
pertemuan pertama sudah menampakkan peningkatan, namun kejelasan
materi, penggunaan bahasa, pengaktifan siswa, pemberian motivasi,
penggunaan metode dan penggunaan media yang masih perlu dibenahi lagi
untuk pertemuan selanjutnya. Dari hasil analisis observasi guru diperoleh
kesimpulan materi pelajaran sudah jelas dan bisa dimengerti tetapi sebagian
siswa masih merasa kebingungan, penggunaan bahasa selama mengajar
sudah tepat, mudah dimengerti dan materi yang tertulis dengan jelas dan
tidak mudah dimengerti oleh siswa, kegiatan pembelajaran mengaktifkan
sebagian besar siswa, guru hanya memberi motivasi pada akhir
pembelajaran, penggunaan metode yang tidak mengaktifkan siswa, dan
penggunaan media yang sudah sesuai dengan materi tetapi tidak menarik
minat siswa untuk belajar. Hasil observasi siswa pada saat pembelajaran
yang perlu dibenahi lagi dalam tindakan pertama kesiapan siswa dalam
mengikuti pelajaran sudah menampakkan peningkatan dan kesungguhan
siswa dalam pembelajaran masih harus dibenahi lagi untuk tindakan
selanjutnya karena dari hasil analisis observasi siswa selama pembelajaran
sebagian kecil siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak sambil bermain.
Hasil yang diperoleh ternyata siswa masih merasa kesulitan dalam
menguraikan kedalam bentuk panjang. Peneliti juga melakukan analisis
hasil evaluasi siswa. Hasil tes pada silkus I pertemuan kedua yaitu dari 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
siswa yang mengikuti tes memperoleh rata-rata 70. Dari 15 siswa, 9 siswa
sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya dan 6 siswa belum dapat
menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 90, dan nilai
terendahnya adalah 40. Dari hasil refleksi tersebut peneliti membuat rencana
untuk tindakan ketiga
Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga masih tidak terlalu
bebeda dengan pertemuan kedua. Materi yang diajarkanpun masih mengenai
nama bilangan, lambang bilangan, menguraikan ke dalam bentuk panjang
dan nilai tempat. Peneliti dalam proses pembelajaran dengan teknik
menyimpan pada pertemuan kedua sedikit merubah langkah pembelajaran
yaitu: (1) guru menunjukan gambar angka kepada siswa, (2) bertanya jawab
tentang lambang bilangan yang dibawa, (3) melakukan penjelasan tentang
nilai tempat, dan (4) melakukan demonstrasi tentang cara mengubah ke
bentuk panjang, (5) bertanya jawab tentang nama bilangan, dan baertanya
jawab tentang lambang bilangan. Langkah ini diambil untuk mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada saat tindakan kedua yaitu peneliti
menemukan kesulitan siswa menguraika kedalam bentuk panjang, peneliti
juga mulai mebuat variasi angka. Oleh karena itu peneliti melakukan
langkah pertema yaitu menjelaskan nilai tempat pada suatu bilangan. Hal
yang harus dibenahi pada pertemuan kedua sudah menampakkan
peningkatan, namun penggunaan bahasa, pengaktifan siswa, pemberian
motivasi, penggunaan metode dan penggunaan media yang masih perlu
dibenahi lagi untuk siklus selanjutnya. Penggunaan bahasa selama
pembelajaran sudah tepat, mudah dan materi yang tertulis tidak jelas dan
mudah dimengerti, guru hanya mengaktifkan sebagian besar siswa selama
pembelajaran, member motivasi pada akhir pembelajaran, penggunaan
metode yang sesuai tapi tidak mengaktifkan siswa dan penggunaan media
yang sesuai tapi tidak menarik perhatian siswa dalam belajar. Hasil
observasi siswa pada saat pembelajaran yang perlu dibenahi lagi dalam
tindakan kedua kesungguhan siswa dalam pembelajaran sudah menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
peningkatan masih harus dibenahi lagi untuk siklus selanjutnya adalah
kesiapan siswa dalam belajar dimana siswa tidak menyiapkan alat tulis
dalam mengikuti pelajaran. Hasil yang diperoleh ternyata siswa masih
mengalami kesulitan dalam menguraikan kedalam bentuk panjang. Peneliti
juga melakukan analisis hasil evaluasi siswa. Hasil tes pada silkus I
pertemuan ketiga yaitu dari 15 siswa yang mengikuti tes memperoleh rata-
rata 75,63. Dari 15 siswa, 11 siswa sudah dapat menuntaskan hasil
belajarnya dan 4 siswa belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi
yang diperoleh adalah 100, dan nilai terendahnya adalah 40. Dari hasil
refleksi tersebut peneliti membuat rencana untuk siklus kedua. Peneliti
membuat rencana pembelajaran penjumlahan teknik menyimpan dengan
cara bersususn panjang. Pada siklus pertama dari pertemuan pertama sampai
dengan pertemuan ketiga ada anak yang mengalami kesulitan belajar karena
anak tersebut belum lancar dalam bahasa dan membaca.Peneliti juga
menambah media rak nilai tempat untuk pembelajaran dalam siklus kedua
agar siswa lebih memahami nilai tempat, menguraikan bentuk panjang yang
nantinya akan membantu siswa dalam memahami penjumlahan teknik
meyimpan dengan bersusun panjang.
2. Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Peneliti melakukan perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan
rumusan masalah atau indikator yang telah ditentukan pada awal penelitian
ndalam bentuk rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksana
tindakan pada siklus kedua pertemuan pertama direncanakan akan dilakukan
oleh peneliti sendiri. Pada siklus kedua, peneliti memilih pokok bahasan
penjumlahan menyimpan dengan bersusun panjang. Materi ini dipilih oleh
peneliti sebagai dasar dari materi penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Pokok bahasan yang telah dipilih tersebut, peneliti membuat indikator yang
ingin dicapai adalah siswa dapat menggunakan nilai tempat dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
penjumlahan dan pengurangan. Pembelajaraan derencanakan dengan alokasi
waktu setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Peneliti menyiapkan media
yang akan digunakan dalam pembelajaran seperti kartu angka yang
rencananya akan digunakan pada materi nama bilangan dan lambang
bilangan, batang quisioner yang direncanakan untuk materi bentuk panjang
suatu bilangan dan rak nilai tempat. Selain RPP dan media, peneliti juga
mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa pada saat pembelajaran.
Peneliti menghubungi rekan sejawat seperti Ibu Zubaedah, S. Pd, Ibu
Munfaikoh, A. Ma, dan Bapak Bambang S. E. P, S. Pd untuk menjadi
observer dalam mengumpulkan data untuk penelitian.
b. Pelaksanaan Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, setiap
pertemuan 2 x 35 menit. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran pada silkus
II adalah sebagai berikut:
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 20 April
2012 pukul 09.00 - 10.10 di kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran dilakukan oleh
peneliti sendiri. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode
Talking Stick. Kegiatan yang dilakukan antara lain: (1) guru menunjukan
gambar angka kepada siswa, (2) bertanya jawab tentang lambang bilangan
yang dibawa, (3) bertanya jawab tentang nilai tempat, dan (4) penjelasan
tentang nilai tempat, (5) penjelasan tentang penjumlahan teknik menyimpan
dengan cara bersusun panjang. Pada tindakan pertama ini, peneliti
menggunakan media sesuai dengan media yang telah disiapkan kartu angka
dan batang quisioner. Media rak bilangan digunakan untuk menarik
perhatian siswa dalam belajar mengingat peneliti melakukan penelitian di
kelas I serta untuk lebih memudahkan siswa dalam belajar penjumlahan
teknik menyimpan dengan bersusun panjang. Peneliti juga menggunakan
rekan sejawat seperti Ibu Zubaedah, S. Pd, Ibu Munfaikoh, A. Ma, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Bapak Bambang S. E. P, S. Pd untuk menjadi observer. Observasi
dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 April
2012 pada pukul 07.35-08.10 di kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan metode Talking Stick. Kegiatan yang dilakukan
antara lain: (1) guru menunjukan gambar angka kepada siswa, (2) bertanya
jawab tentang lambang bilangan yang dibawa, (3) bertanya jawab tentang
nilai tempat, dan (4) penjelasan tentang nilai tempat, (5) penjelasan tentan
penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang. Materi
yang diajarkan pada silkus kedua pertemua kedua lebih menekankan pada
penjumlahan dua angka dan satu angka maupun sebaliknya. Media yang
digunakan masih sama dengan media yang digunakan pada saat siklus
kedua pertemuan pertama yaitu kartu angka, batang quisioner dan rak nilai
tempat.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 27 April
2012, pada pukul 09.00 - 10.10 di kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan
Kebumen, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menggunakan metode Talking Stick. Kegiatan yang
dilakukan antara lain. Pada tindakan ketiga ini, peneliti juga menggunakan
media sesuai dengan media yang telah disiapkan yaitu kartu angka , batang
quisioner dan rak nilai tempat. Observasi juga dilaksanakan pada saat
pembelajaran berlangsung oleh observer yang telah dipilih peneliti
sebelumnya
c. Observasi
Observasi yang dilakukan masih sama pada siklus kedua yaitu
observassi guru dan siswa pada saat pembelajaran. Hasil observasi yang
dilakukan oleh observer mengenai proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dalam hal ini adalah peneliti yang meliputi penyampaian materi,
kejelasan materi, pengulangan materi penjumlahan, penggunaan bahasa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
tulisan mengenai materi, kelancaran dalam pembelajaran, pengaktifan siswa
dalam pembelajaran, pemberian motivasi/penguatan pada saat pembelajaran,
membimbing siswa dalam pembelajaran, penggunaan metode sesuai dengan
pembelajaran, dan penggunaan media sesuai dengan pembelajaran. Peneliti
juga mengambil data dengan melakukan observasi pada siswa yang
dilakukan observer pada saat pembelajaran yaitu meliputi kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa
dapat berkomunikasi dengan baik dan siswa memperhatikan pelajaran
dengan baik.
Hasil observasi guru dari tiga observer yang dipilih oleh peneliti
pada saat pembelajaran pertemuan pertama pada saat siklus kedua diperoleh
rata-rata yaitu 3,2 (Lampiran 23 halaman 197) dimana sesuai dengan
rencana observasi yang dibuat peneliti didapat kesimpulan bahwa
pembelajaran berjalan dengan baik. Hasil observasi siswa rata-rata dari tiga
observer yang dipilih oleh peneliti pada saat pembelajaran yaitu 3,0
(Lampiran 24 halaman 198) dimana sesuai dengan rencana observasi yang
dibuat peneliti didapat kesimpulan bahwa siswa cukup antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran berjalan dengan cukup baik dan kondisi
siswa antusias dalam mengikuti pelajaran. Hasil tes pada silkus II pertemuan
pertama yaitu dari 15 siswa memperoleh rata-rata 26,67 dengan 3 siswa
sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya dan 12 siswa belum dapat
menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100, dan nilai
terendahnya adalah 0 (Lampiran 15 halaman 149).
Peneliti juga melakukan analisis hasil jawaban siswa untuk tiap
soal. Untuk soal nomor satu ada 10 siswa yang melakukan kesalahan dalam
menjawab dengan 3 siswa belum paham dalam perhitungan dalam kurung,
3 siswa kurang teliti dengan hasil akhir penjumlahan dengan tekinik
menyimpan, 3 siswa belum paham dalam mengerjakan dan perhitungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
dalam kurung dan 1 siswa belum paham dalam mengitung setelah
diuraiakan dalam bentuk panjang. Soal nomor dua ada 11 siswa yang
melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 3 siswa kurang teliti dalam
perhitungan, 2 siswa belum paham dalam menghitung setelah diuraikan
dalam bentuk panjang, 1 siswa belum paham menguraikan dalam bentuk
panjang, dan 4 siswa belum paham dalam mengerjakan penjumlahan teknik
menyimpan. Soal nomor tiga ada 10 siswa yang melakukan kesalahan
menjawab dengan 2 siswa kurang teliti dalam menghitung dan 10 siswa
belum paham dalam mengerjakan penjumlahan teknik menyimpan. Soal
nomor empat ada 12 siswa yang melakukan kesalahan menjawab karena
belum paham tentang lambang bilangan. Soal nomor lima ada 2 siswa yang
melakukan kesalahan dengan 2 siswa kurang teliti dalam mengitung dan 10
siswa belum paham dalam mengerjakan penjumlahan teknik menyimpan
(Lampiran 20 halaman 186).
Hasil observasi rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh
peneliti pada saat pembelajaran pertemuan kedua yaitu 3,4 (Lampiran 23
halaman 197) dimana sesuai dengan rencana observasi yang dibuat peneliti
didapat kesimpulan bahwa pembelajaran berjalan dengan hasil yang baik.
Hasil observasi siswa rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh peneliti
pada saat pembelajaran yaitu 3,0 (Lampiran 24 halaman 198) dimana sesuai
dengan rencana observasi yang dibuat peneliti didapat kesimpulan bahwa
siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembeljaran berjalan dengan baik
dan kondisi siswa antusias dalam mengikuti pelajaran. Hasil tes pada silkus
II pertemuan kedua yaitu dari 15 siswa yang mengikuti tes memperoleh
rata-rata 54. Dari 15 siswa, 6 siswa sudah dapat menuntaskan hasil
belajarnya dan 9 siswa belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi
yang diperoleh adalah 100, dan nilai terendahnya adalah 0 (Lampiran 15
halaman 149).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Peneliti juga melakukan analisis hasil jawaban siswa untuk tiap
soal. Untuk soal nomor satu ada 7 siswa yang melakukan kesalahan dalam
menjawab dengan 5 siswa kurang teliti dengan hasil penumlahan teknik
menyimpan dan 2 siswa belum paham dengan perhitungsn penjumlahan
dengan teknik menyimpan. Soal nomor dua ada 8 siswa yang melakukan
kesalahan dalam menjawab dengan 1 siswa belum paham menguraikan
dalam bentuk panjang, 3 siswa belum paham tentang sifat pengelompokkan,
2 siswa kurang teliti dalam perhitungan penjumlahan teknik menyimpan,
dan 2 siswa belum paham dalam perhitungsn penjumlshsn teknik
menyimpan. Soal nomor tiga ada 9 siswa yang melakukan dengan 2 siswa
belum paham dalam menguraikan dalam bentuk panjang, 3 siswa kurang
teliti dengan hasil penjumlahan dengan teknik menyimpan, 2 siswa belum
paham sifat pengelompokan dan 2 siswa belum paham dalam perhitungan
penjumlahan teknik menyimpan dengan bersusun panjang. Soal nomor
empat ada 5 siswa yang melakukan kesalahan menjawab dengan 1 siswa
belum paham sifat pengelompokkan, 2 siswa belum paham dalam dalam
perhitungan penjumlahan teknik menyimpan dengan bersusun panjang, dan
2 siswa kurang teliti dengan hasil penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Soal nomor lima ada 8 siswa yang melakukan kesalahan menjawab dengan
2 siswa belum paham dalam menguraikan dalam bentuk panjang, 3 siswa
belum paham sifat pengelompokan, 1 siswa kurang teliti dengan hasil
penjumlahan dengan teknik menyimpan, dan 2 siswa belum paham dalam
perhitungan penjumlahan teknik menyimpan dengan bersusun panjang
(Lampiran 20 halaman 189).
Hasil observasi guru rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh
peneliti pada saat pembelajaran pertemuan ketiga yaitu 3,6 (Lampiran 23
halaman 197) dimana sesuai dengan rencana observasi yang dibuat peneliti
didapat kesimpulan bahwa pembelajaran berjalan dengan hasil yang sangat
baik. Hasil observasi siswa rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh
peneliti pada saat pembelajaran yaitu 3,4 (Lampiran 24 halaman 198)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
dimana sesuai dengan rencana observasi yang dibuat peneliti didapat
kesimpulan bahwa siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam
pelaksanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berjalan
dengan sangat baik dan kondisi siwa antusias dalam mengikuti pelajaran.
Hasil tes pada silkus I pertemuan ketiga yaitu dari 15 siswa yang mengikuti
tes memperoleh rata-rata 52. Dari 15 siswa, 8 siswa sudah dapat
menuntaskan hasil belajarnya dan 7 siswa belum dapat menuntaskan
belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100, dan nilai terendahnya
adalah 0 (Lampiran 15 halaman 149).
Peneliti juga melakukan analisis hasil jawaban siswa untuk tiap
soal. Untuk soal nomor satu ada 9 siswa yang melakukan kesalahan dengan
6 siswa belum paham sifat pengelompokan, 1 siswa belum paham dalam
menguraikan bentuk panjang, 1 siswa kurang teliti dengan hasil
penjumlahan dengan teknik menyimpan, dan 1 siswa belum paham dalam
perhitungan penjumlahan dengan teknik menyimpan bersusun panjang. Soal
nomor dua ada 8 siswa yang melakukan kesalahan dengan 5 siswa belum
paham sifat pengelompokan, 1 siswa belum paham dalam menguraikan
bentuk panjang, 1 siswa kurang teliti dengan hasil penjumlahan dengan
teknik menyimpan, dan 1 siswa belum paham dalam perhitungan
penjumlahan dengan teknik menyimpan bersusun panjang. Soal nomor tiga
ada 6 siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 2 siswa
belum paham menguraikan dalam bentuk panjang, 3 siswa belum paham
sifat pengelompokan, dan 1 siswa belum paham dalam perhitungan
penjumlahan dengan teknik menyimpan bersusun panjang. Soal nomor
empat ada 6 siswa yangyang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan
2 siswa belum paham menguraikan dalam bentuk panjang, 3 siswa belum
paham sifat pengelompokan, dan 1 siswa belum paham dalam perhitungan
penjumlahan dengan teknik menyimpan bersusun panjang. Soal nomor lima
ada 5 siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 2 siswa
belum paham menguraikan dalam bentuk panjang, 4 siswa belum paham
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
sifat pengelompokan, dan 1 siswa belum paham dalam perhitungan
penjumlahan dengan teknik menyimpan bersusun panjang, dan 1 siswa
kurang teliti dengan perhitungan penjumlahan dengan teknik menyimpan
(Lampiran 20 halaman 191).
d. Refleksi
Tahap berikutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi siklus II dilakukan
peneliti dan observer pada akhir siklus II. Peneliti melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran pada tindakan pertama. Peneliti melakukan
langkah pembelajaran seperti menunjukan gambar angka kepada siswa,
bertanya jawab tentang lambang bilangan, melakukan penjelasan tentang
nilai tempat dan melakukan demonstrasi penjumlahan teknik menyimpan
dengan cara bersusun panjang. Dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan
oleh peneliti pada pertemuan pertama belum mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Hasil observasi yang dilakukan oleh observer mengenai proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah peneliti yang
meliputi penyampaian materi, kejelasan materi, pengulangan materi
penjumlahan, penggunaan bahasa dan tulisan mengenai materi, kelancaran
dalam pembelajaran, pengaktifan siswa dalam pembelajaran, pemberian
motivasi/penguatan pada saat pembelajaran, membimbing siswa dalam
pembelajaran, penggunaan metode sesuai dengan pembelajaran, dan
penggunaan media sesuai dengan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik. Namun, ada hal yang harus dibenahi untuk pertemuan
kedua yaitu penyampaian materi sudah runtut dan sebagian besar siswa
memahami materi, materi jelas dan sebagian siswa masih merasa
kebingungan, pengulangan materi sudah dilakukan tetapi hanya sebagian
siswa yang mampu menguasai materi, kelancaran pembelajaran yaitu
melalui pemilihan langkah pembelajaran yang tidak tepat, pengaktifan siswa
yang hanya mengaktifkan sebagian besar siswa, pemberian motivasi hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
di akhir pembelajarn, membimbing siswa saat pembelajaran tapi siswa
masih terlihat bingung dan penggunaan metode pada saat pembelajaran
yang tidak mengaktifkan siswa. Peneliti juga mengambil data dengan
melakukan observasi pada siswa yang dilakukan observer pada saat
pembelajaran yaitu meliputi kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran,
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, kesungguhan siswa dalam
mengikuti pembelajaran, siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan siswa
memperhatikan pelajaran dengan baik. Selama proses pembelajaran siswa
juga masih ada yang perlu dibenahi lagi yaitu siswa sudah menyiapkan alat
tuluis dan tidak siap dalam mengikuti pelajaran, sebagian besar siswa aktif
dalam mengikuti pelajaran, sebagian kecil siswa masih mengikuti pelajaran
dengan bermain, siswa sudah mampu menyerap materi dan tidaka mampu
menjawab pertanyaan dngan baik serta sebagian besar siswa tidak
memperhatikan pelajaran. Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa
setelah tindakan pertama. Dari hasil wawancara dengan siswa, sebagian
besar siswa merasa kesulitan pada materi menguraikan ke dalam bentuk
panjang dan nilai tempat terutama untuk penjumlahan teknik menyimpan
bersusun panjang antara 2 angka dengan 1 angka atau sebaliknya. Peneliti
juga melakukan analisis hasil evaluasi siswa. Hasil tes pada silkus I
pertemuan pertama yaitu dari 15 siswa memperoleh rata-rata 26,67. Dari 15
siswa, 3 siswa sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya dan 12 siswa
belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah
100, dan nilai terendahnya adalah 0. Dari hasil refleksi tersebut peneliti
membuat rencana untuk tindakan kedua.
Proses pembelajaran pada pertemuan kedua masih tidak terlalu
bebeda dengan pertemuan pertama. Materi yang diajarkanpun masih
mengenai nama menguraikan ke dalam bentuk panjang dan. melakukan
penjumlahan teknik meyimpan dengan bersususn panjang Peneliti dalam
proses pembelajaran dengan teknik menyimpan pada pertemuan kedua
sedikit merubah langkah pembelajaran yaitu: (1) guru menunjukan gambar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
angka kepada siswa, (2) melakukan tanya jawab tentang nilai tempat, (3)
penjelasan tentang nilai tempat, (4) melakukan penjelasan tentang cara
mengerjakan penjumlahan teknik meyimpan dengan bersusun panjang.
Langkah ini diambil untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa
pada saat tindakan pertama yaitu peneliti menemukan kesulitan siswa pada
penjumlahan menyimpan bersusun panjang antara 2 angka dan 1 angka atau
sebaliknya. Oleh karena itu peneliti melakukan penjumlahan dengan tenik
meyimpan bersusun panjang menggunakan rak nilai tempat. Hal yang harus
dibenahi pada pertemuan pertama sudah menampakkan peningkatan, namun
pengulangan materi, penggunaan bahasa, kelancaran pembelajaran,
pengaktifan siswa, pemberian motivasi, dan membimbing siswa saat
pembelajaran. Dari hasil analisis observasi guru diperolek kesimpulan
pengulangan materi pelajaran sudah dilaksanakan tetapi hanya sebagian
siswa yang mampu menguasai materi, penggunaan bahasa bisa dimengerti
dan materi tertulis tidak jelas dan tidak mudah dimengerti, kegiatan
pembelajaran lancar dan langkah pembelajaran tidak tepat dengan materi,
kegiatan pembelajarn mengaktifkan sebagian besar siswa, dan guru hanya
member motivasi pada akhir pembelajaran. Hasil observasi siswa pada saat
pembelajaran yang perlu dibenahi lagi dalam tindakan pertama kesiapan
siswa dalam mengikuti pelajaran sudah menyiapkan alat tulis dan tidak siap
mengikuti pelajaran, sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti
pembelajaran, sebagian kecil siswa dalam mengikuti pelajaran dengan tidak
sambil bermain, siswa sudah mampu meyerap materi dan tidak mampu
menjawab pertanyaan, serta sebagian kecil siswa tidak memperhatikan
pelajaran. Hasil yang diperoleh ternyata siswa masih merasa kesulitan dalam
melakukan penjumlahan teknik meyimpan antara 2 angka dan 1 angka.
Peneliti juga melakukan analisis hasil evaluasi siswa. Hasil tes pada silkus I
pertemuan kedua yaitu dari 15 siswa yang mengikuti tes memperoleh rata-
rata 54. Dari 15 siswa, 6 siswa sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya
dan 9 siswa belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
diperoleh adalah 100, dan nilai terendahnya adalah 0. Dari hasil refleksi
tersebut peneliti membuat rencana untuk tindakan ketiga
Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga masih tidak terlalu
bebeda dengan pertemuan kedua. Peneliti dalam proses pembelajaran
dengan teknik menyimpan pada pertemuan kedua sedikit merubah langkah
pembelajaran yaitu: (1) guru menunjukan gambar angka kepada siswa, (2)
bertanya jawab tentang nilai tempat, (3) melakukan penjelasan tentang sifat
pertukaran, dan (4) penjelasan tentang cara mengerjakan penjumlahan
teknik menyimpan dengan bersusun panjang. Langkah ini diambil untuk
mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada saat tindakan kedua
yaitu peneliti menemukan kesulitan siswa menjumlahkan 2 angka dengan 1
angka atau sebaliknya dan tentang sifat pertukaran. Oleh karena itu peneliti
melakukan langkah pertema yaitu menjelaskan sifat pertukaran. Hal yang
harus dibenahi pada pertemuan kedua sudah menampakkan peningkatan,
namun penggunaan bahasa, pengaktifan siswa, pemberian motivasi, dan
penggunaan metode. dibenahi lagi untuk siklus selanjutnya. Penggunaan
bahasa selama pembelajaran sudah tepat, mudah dan materi yang tertulis
tidak jelas dan mudah dimengerti, guru hanya mengaktifkan sebagian besar
siswa selama pembelajaran, memberi motivasi pada akhir pembelajaran, dan
penggunaan media yang sesuai tapi tidak menarik perhatian siswa dalam
belajar. Hasil observasi siswa pada saat pembelajaran yang harus dibenahi
lagi untuk siklus selanjutnya adalah keaktifan siswa dalam belajar dimana
sebagian besar siswa aktif, sebagian kecil siswa mengikuti pelajaran dengan
tidak sambil bermain, dan siswa mampu menyerap materi dan tidak mampu
menjawab pertanyaan dengan baik. Hasil yang diperoleh ternyata siswa
masih mengalami kesulitan dalam sifat pengelompokkan. Peneliti juga
melakukan analisis hasil evaluasi siswa. Hasil tes pada silkus II pertemuan
ketiga yaitu dari 15 siswa yang mengikuti tes memperoleh rata-rata 52. Dari
15 siswa, 8 siswa sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya dan 7 siswa
belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
100, dan nilai terendahnya adalah 40. Dari hasil refleksi tersebut peneliti
membuat rencana untuk siklus kedua. Peneliti membuat rencana
pembelajaran penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun
pendek.
3. Siklus III
a. Perencanaan Siklus III
Peneliti melakukan perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan
rumusan masalah atau indikator yang telah ditentukan pada awal penelitian
ndalam bentuk rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksana
tindakan pada siklus kedua pertemuan pertama direncanakan akan dilakukan
oleh peneliti sendiri. Pada siklus ketiga, peneliti memilih pokok bahasan
penjumlahan menyimpan dengan bersusun pendek. Materi ini dipilih oleh
peneliti sebagai dasar dari materi penjumlahan dengan teknik menyimpan.
Pokok bahasan yang telah dipilih tersebut, peneliti membuat indikator yang
ingin dicapai adalah siswa dapat menggunakan nilai tempat dalam
penjumlahan dan pengurangan. Pembelajaraan derencanakan dengan alokasi
waktu setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit. Peneliti menyiapkan media
yang akan digunakan dalam pembelajaran seperti kartu angka yang
rencananya akan digunakan pada materi nama bilangan dan lambang
bilangan, batang quisioner yang direncanakan untuk materi bentuk panjang
suatu bilangan dan rak nilai tempat. Selain RPP dan media, peneliti juga
mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa pada saat pembelajaran.
Peneliti menghubungi rekan sejawat seperti Ibu Zubaedah, S. Pd, Ibu
Munfaikoh, A. Ma, dan Bapak Bambang S. E. P, S. Pd untuk menjadi
observer dalam mengumpulkan data untuk penelitian.
b. Pelaksanaan Siklus III
Siklus kedua dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, setiap
pertemuan 2 x 35 menit. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran pada silkus
II adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Mei
2012 pukul 07.35 - 08.10 di kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran dilakukan oleh
peneliti sendiri. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode
Talking Stick. Kegiatan yang dilakukan antara lain: (1) guru menunjukan
gambar angka kepada siswa, (2) bertanya jawab tentang niulai tempat, (3)
penjelasan tentang penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun
pendek. Pada tindakan pertama ini, peneliti menggunakan media sesuai
dengan media yang telah disiapkan kartu angka dan batang quisioner. Media
rak bilangan digunakan untuk menarik perhatian siswa dalam belajar
mengingat peneliti melakukan penelitian di kelas I serta untuk lebih
memudahkan siswa dalam belajar penjumlahan teknik menyimpan dengan
bersusun pendek. Peneliti juga menggunakan rekan sejawat seperti Ibu
Zubaedah, S. Pd, Ibu Munfaikoh, A. Ma, dan Bapak Bambang S. E. P, S.
Pd untuk menjadi observer. Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran
berlangsung.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 5 Mei 2012
pada pukul 07.35-08.10 di kelas I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen,
Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan metode Talking Stick. Kegiatan yang dilakukan
antara lain: (1) guru menunjukan gambar angka kepada siswa, (2) bertanya
jawab tentang niulai tempat, (3) penjelasan tentang penjumlahan teknik
menyimpan dengan cara bersusun pendek. Materi yang diajarkan pada
silkus kedua pertemua kedua lebih menekankan pada penjumlahan dua
angka dan satu angka maupun sebaliknya. Media yang digunakan masih
sama dengan media yang digunakan pada saat siklus ketiga pertemuan
pertama yaitu kartu angka, batang quisioner dan rak nilai tempat.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan masih sama pada siklus ketiga yaitu
observassi guru dan siswa pada saat pembelajaran. Hasil observasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
dilakukan oleh observer mengenai proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dalam hal ini adalah peneliti yang meliputi penyampaian materi,
kejelasan materi, pengulangan materi penjumlahan, penggunaan bahasa dan
tulisan mengenai materi, kelancaran dalam pembelajaran, pengaktifan siswa
dalam pembelajaran, pemberian motivasi/penguatan pada saat pembelajaran,
membimbing siswa dalam pembelajaran, penggunaan metode sesuai dengan
pembelajaran, dan penggunaan media sesuai dengan pembelajaran. Peneliti
juga mengambil data dengan melakukan observasi pada siswa yang
dilakukan observer pada saat pembelajaran yaitu meliputi kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa
dapat berkomunikasi dengan baik dan siswa memperhatikan pelajaran
dengan baik.
Hasil observasi guru dari tiga observer yang dipilih oleh peneliti
pada saat pembelajaran pertemuan pertama pada saat siklus kedua diperoleh
rata-rata yaitu 3,7 (Lampiran 23 halaman 197) dimana sesuai dengan
rencana observasi yang dibuat peneliti didapat kesimpulan bahwa
pembelajaran berjalan dengan sangat baik. Hasil observasi siswa rata-rata
dari tiga observer yang dipilih oleh peneliti pada saat pembelajaran yaitu
3,2 (Lampiran 24 halaman 198) dimana sesuai dengan rencana observasi
yang dibuat peneliti didapat kesimpulan bahwa siswa cukup antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran berjalan dengan cukup baik dan kondisi
siswa antusias dalam mengikuti pelajaran. Hasil tes pada silkus III
pertemuan pertama yaitu dari 15 siswa memperoleh rata-rata 72 dengan 11
siswa sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya dan 4 siswa belum dapat
menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100, dan nilai
terendahnya adalah 0 (Lampiran 15 halaman 149).
Peneliti juga melakukan analisis hasil jawaban siswa untuk tiap
soal. Untuk soal nomor satu ada 5 siswa yang melakukan kesalahan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
menjawab dengan 1 siswa salah dalam perhitungan penjumlahan dengan
teknik meyimpan, 1 siswa belum paham tentang nilai tempat, 1 siswa
kekurangan pemahaman tentang simbol dan salah perhitungan, dan 2 siswa
menggunakan proses yang keliru. Soal nomor dua ada 3 siswa yang
melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 1 siswa kekurangan
pemahaman tentang simbol dan salah perhitungan, dan 2 siswa
menggunakan proses yang keliru. Soal nomor tiga ada 4 siswa yang
melakukan kesalahan menjawab dengan 1 siswa salah dalam perhitungan, 1
siswa kekurangan pemahaman tentang simbol dan salah perhitungan, dan 2
siswa menggunakan proses yang keliru. Soal nomor empat ada 5 siswa
yang melakukan kesalahan dengan 1 siswa salah dalam perhitungan
penjumlahan dengan teknik menyimpan, 1 siswa kekurangan pemahaman
tentang simbol dan salah perhitungan, dan 3 siswa menggunakan proses
yang keliru. Soal nomor lima ada 4 dengan 1 siswa kekurangan pemahaman
tentang simbol dan salah perhitungan, dan 3 siswa menggunakan proses
yang keliru (Lampiran 21 halaman 193).
Hasil observasi rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh
peneliti pada saat pembelajaran pertemuan kedua yaitu 3,8 (Lampiran 23
halaman 197) dimana sesuai dengan rencana observasi yang dibuat peneliti
didapat kesimpulan bahwa pembelajaran berjalan dengan hasil yang sangat
baik. Hasil observasi siswa rata-rata dari tiga observer yang dipilih oleh
peneliti pada saat pembelajaran yaitu 3,8 (Lampiran 24 halaman 198)
dimana sesuai dengan rencana observasi yang dibuat peneliti didapat
kesimpulan bahwa siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembeljaran
berjalan dengan baik dan kondisi siswa antusias dalam mengikuti pelajaran.
Hasil tes pada silkus III pertemuan kedua yaitu dari 15 siswa yang
mengikuti tes memperoleh rata-rata 80. Dari 15 siswa, 12 siswa sudah dapat
menuntaskan hasil belajarnya dan 3 siswa belum dapat menuntaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100, dan nilai terendahnya
adalah 0 (Lampiran 15 halaman 149).
Peneliti juga melakukan analisis hasil jawaban siswa untuk tiap
soal. Untuk soal nomor satu ada 1 siswa yang melakukan kesalahan dalam
menjawab karena penggunaan proses yang keliru. Soal nomor dua ada 3
siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 1 siswa salah
perhitungan dalam penjumlahan dan 2 siswa karena penggunaan proses
yang keliru. Soal nomor tiga ada 3siswa yang melakukan dengan. Soal
nomor tiga ada 3 siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan
1 siswa salah perhitungan dalam penjumlahan dan 2 siswa karena
penggunaan proses yang keliru. Soal nomor empat ada 3 siswa yang
melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 1 siswa salah perhitungan
dalam penjumlahan dan 2 siswa karena penggunaan proses yang keliru. Soal
nomor tiga ada 3siswa yang melakukan dengan. Soal nomor lima ada 6
siswa yang melakukan kesalahan dalam menjawab dengan 3 siswa belum
paham tentang nilai tempat, 1 siswa salah perhitungan dalam penjumlahan
dan 2 siswa karena penggunaan proses yang keliru (Lampiran 21 halaman
194).
d. Refleksi
Tahap berikutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan
refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi siklus III dilakukan
peneliti dan observer pada akhir siklus III. Peneliti melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran pada tindakan pertama. Peneliti melakukan
langkah pembelajaran seperti menunjukan gambar angka kepada siswa,
bertanya jawab tentang lambang bilangan, melakukan penjelasan tentang
nilai tempat dan melakukan demonstrasi penjumlahan teknik menyimpan
dengan cara bersusun pendek. Dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan
oleh peneliti pada pertemuan pertama belum mendapatkan hasil yang
memuaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Hasil observasi yang dilakukan oleh observer mengenai proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam hal ini adalah peneliti yang
meliputi penyampaian materi, kejelasan materi, pengulangan materi
penjumlahan, penggunaan bahasa dan tulisan mengenai materi, kelancaran
dalam pembelajaran, pengaktifan siswa dalam pembelajaran, pemberian
motivasi/penguatan pada saat pembelajaran, membimbing siswa dalam
pembelajaran, penggunaan metode sesuai dengan pembelajaran, dan
penggunaan media sesuai dengan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik. Namun, ada hal yang harus dibenahi untuk pertemuan
pertama yaitu pengulangan materi sudah dilakukan tetapi hanya sebagian
siswa yang mampu menguasai materi, penggunaan bahasa yang tepat dan
mudah dimengerti oleh siswa dan materi yang tertulistidak jelas dan mudah
dimengerti, pemberian motivasi hanya di akhir pembelajaran, dan
membimbing siswa saat pembelajaran tapi siswa masih terlihat bingung.
Peneliti juga mengambil data dengan melakukan observasi pada siswa yang
dilakukan observer pada saat pembelajaran yaitu meliputi kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa
dapat berkomunikasi dengan baik dan siswa memperhatikan pelajaran
dengan baik. Selama proses pembelajaran siswa juga masih ada yang perlu
dibenahi lagi yaitu siswa sudah menyiapkan alat tulis dan tidak siap dalam
mengikuti pelajaran, sebagian kecil siswa dalam mengikuti pelajaran dengan
tidak bermain , siswa sudah mampu menyerap materi dan tidaka mampu
menjawab pertanyaan dengan baik serta sebagian besar siswa tidak
memperhatikan pelajaran. Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa
setelah tindakan pertama. Dari hasil wawancara dengan siswa, sebagian
besar siswa merasa kesulitan pada materi melakukan penjumlahan teknik
menyimpan bersusun pendek antara 2 angka dengan 1 angka atau
sebaliknya. Peneliti juga melakukan analisis hasil evaluasi siswa. Hasil tes
pada silkus I pertemuan pertama yaitu dari 15 siswa memperoleh rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
72. Dari 15 siswa, 11 siswa sudah dapat menuntaskan hasil belajarnya dan 4
siswa belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai tertinggi yang diperoleh
adalah 100, dan nilai terendahnya adalah 0. Dari hasil refleksi tersebut
peneliti membuat rencana untuk tindakan kedua.
Proses pembelajaran pada pertemuan kedua masih tidak terlalu
bebeda dengan pertemuan pertama. Materi yang diajarkanpun masih
mengenai nama menguraikan ke dalam bentuk panjang dan. melakukan
penjumlahan teknik meyimpan dengan bersususn panjang Peneliti dalam
proses pembelajaran dengan teknik menyimpan pada pertemuan kedua
sedikit merubah langkah pembelajaran yaitu: (1) guru menunjukan gambar
angka kepada siswa, (2) melakukan tanya jawab tentang nilai tempat, (3)
melakukan penjelasan tentang cara mengerjakan penjumlahan teknik
meyimpan dengan bersusun pendek. Langkah ini diambil untuk mengatasi
kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada saat tindakan pertama yaitu
peneliti menemukan kesulitan siswa pada penjumlahan menyimpan
bersusun panjang antara 2 angka dan 1 angka atau sebaliknya dan pada sifat
pertukaran. Hal yang harus dibenahi pada pertemuan pertama sudah
menampakkan peningkatan, namun pengulangan materi, penggunaan
bahasa, kelancaran pembelajaran, pengaktifan siswa, pemberian motivasi,
dan membimbing siswa saat pembelajaran. Dari hasil analisis observasi
guru diperoleh kesimpulan pemberian motivasi pada akhir pembelajaran dan
membimbing siswa dengan baik dengan sebagian siswa masih terlihat
bingung. Hasil observasi siswa pada saat pembelajaran yang perlu dibenahi
lagi dalam tindakan kedua yaitu siswa sudah mampu meyerap materi dan
tidak mampu menjawab pertanyaan, serta sebagian kecil siswa tidak
memperhatikan pelajaran. Hasil yang diperoleh ternyata siswa masih merasa
kesulitan dalam melakukan penjumlahan teknik meyimpan antara 2 angka
dan 1 angka. Peneliti juga melakukan analisis hasil evaluasi siswa. Hasil tes
pada silkus I pertemuan kedua yaitu dari 15 siswa yang mengikuti tes
memperoleh rata-rata 80. Dari 15 siswa, 12 siswa sudah dapat menuntaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
hasil belajarnya dan 3 siswa belum dapat menuntaskan belajarnya. Nilai
tertinggi yang diperoleh adalah 100, dan nilai terendahnya adalah 0.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Peneliti setelah melakukan perbandingan hasil dari tindakan yang
dimulai dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, mengetahui
tingkat keberhasilan tindakan, dan hasil tes yang dilakukan peneliti dari siklus
pertama sampai dengan siklus ketiga. Pada siklus pertama peneliti melakukan tiga
tindakan, tiga tindakan untuk siklus kedua dan dua tindakan untuk siklus ketiga.
Siklus pertama peneliti melakukan pembelajaran tentang nama bilangan, lambang
bilangan, nilai tempat, dan menguraikan dalam bentuk panjang. Siklus kedua
peneliti melakukan pembelajaran tentang penjumlahan teknik menyimpan dengan
bersusun panjang. Siklus ketiga peneliti melakukan pembelajaran penjumlahan
teknik menyimpan dengan bersusun pendek.
Peneliti melakukan perbandingan hasil observasi guru yang meliputi
materi disampaikan dengan runtut, kejelassan materi, penggulangan materi,
penggunaan bahasa dan tulisan mengenai materi, kelancaran dalam pembelajaran,
pengaktifan siswa, pemberian motivasi/penguatan, membimbing siswa,
penggunaan metode dan penggunaan media yang sesuai. Peneliti juga melakukan
perbandingan hasil observasi siswa selama pembelajaran yang meliputi kesiapan
dalam mengikuti pembelajaran, aktif mengikuti pembelajaran, sungguh-sungguh
dalam mengikuti pembelajaran, dapat berkomunikasi dengan baik, dan
memperhatikan pelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil observasi guru dari
siklus pertama sampai siklus ketiga diperoleh hasil dalam bentuk tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru dari Siklus Pertama Sampai Siklus Ketiga
No Proses pembelajaran
Siklus I II III
1 2 3 Rata-rata
1 2 3 Rata-rata
1 2 Rata-rata
1. Materi penjumlahan dengan teknik menyimpan disampaikan dengan runtut
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
2. Kejelasan materi penjumlahan dengan teknik menyimpan
3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4
3. Pengulangan materi penjumlahan dengan teknik menyimpan
2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4
4.
Penggunaan bahasa dan tulisan mengenai materi penjumlahan dengan teknik menyimpan
3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
5. Kelancaran dalam pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4
6. Pengaktifan siswa dalam pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
7.
Pemberian motivasi/penguatan pada saat pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8. Membimbing siswa dalam pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3
9.
Penggunaan metode sesuai dengan pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
10.
Penggunaan media sesuai dengan pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan
3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Berdasarkan data diatas, pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dari
siklus pertama sampai dengan siklus ketiga mengalami peningkatan. Materi
penjumlahan dengan teknik menyimpan disampaikan dengan runtut dan seluruh
siswa memahami materi pada siklus pertama sampai dengan siklus ketiga.
Kejelasan materi penjumlahan dengan teknik menyimpan pada siklus pertama
sudah jelas dan bisa dimengerti dengan sebagian siswa masih merasa
kebingungan. Sedangkan kejelasan materi penjumlahan dengan teknik
menyimpan pada siklus kedua dan ketiga sudah jelas dan bisa dimengerti dengan
seluruh siswa merasa jelas dan tidak bingung. Pengulangan materi penjumlahan
dengan teknik menyimpan pada siklus pertama dan kedua sudah dilaksanakan
oleh guru namun hanya sebagian siswa yang mampu menguasai materi. Pada
siklus ketiga pengulangan materi dilakukan beberapa kali sehingga siswa
menguasai materi dengan baik. Penggunaan bahasa dan tulisan mengenai materi
penjumalahan dengan teknik menyimpan dari siklus pertama sampai dengan
siklus ketiga sudah menggunakan bahasa yang tepat, mudah dimengerti dan
materi yang tertulis tidak jelas dan tidak mudah dimengerti. Pembelajaran pada
siklus pertama sudah berjalan dengan lancar dan pemilihan langkah pembelajaran
sudah tepat. Pada siklus kedua kelancaran pembelajaran sudah lancar dan
pemilihan langkah pembelajaran tidak tepat dengan materi. Pembelajaran pada
siklus ketiga sudah berjalan dengan lancar dan pemilihan langkah pembelajaran
yang tepat dengan materi. Kegiatan pembelajaran pada siklus pertama dan kedua
mengaktifkan sebagian besar siswa, sedangkan pada siklus ketiga mengaktifkan
seluruh siswa. Motivasi/penguatan pada saat pembelajaran dari siklus pertama
sampai dengan siklus ketiga diberikan pada kegiatan akhir pembelajaran. Pada
siklus pertama peneliti membimbing siswa dengan baik sehingga seluruh siswa
menjadi jelas sedangkan pada siklus kedua dan ketiga sudah membimbing siswa
dengan baik dan sebagian siswa masih terlihat binggung. Pada siklus pertama
sudah menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan tidak mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran. Pada siklus kedua dan ketiga penggunaan metode yang
sesuai dengan materi dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
media pada siklus pertama sudah sesuai tetapi tidak menarik siswa dalam belajar,
sedangkan pada siklus kedua dan ketiga menggunakan media yang sesuai dengan
materi dan menarik minat siswa dalam belajar.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa dari Siklus Pertama Sampai Siklus Ketiga
No Aspek yang dinilai
Siklus I II III
1 2 3 Rata-rata
1 2 3 Rata-rata
1 2 Rata-rata
1. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3,5
2.
Siswa aktif mengikuti pembelajaran penjumlahan dengan menyimpan
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
3.
Siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran dengan teknik menyimpan
2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3,5
4. Siswa dapat berkomunikasi dengan baik
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5. Siswa memperhatikan pelajaran dengan baik 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3,5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Keantusiasan siswa selama pembelajaran dari siklus pertama sampai
dengan siklus ketiga seperti pada data diatas menalami peningkatan. Pada siklus
pertama siswa tidak menyiapkan alat tulis dan siap dalam mengikuti
pembelajaran. Pada silkus kedua siswa menyiapkan alat tulis dan tidak siap dalam
mengikuti pembelajaran, sedangkan pada siklus ketiga siswa menyiapkan alat
tulis dan siap dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus pertama dan kedua
sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan pada siklus
ketiga seluruh siswa aktif mengikuti pembelajaran. Pada siklus pertama, sebagian
besar siswa dalam mengikuti pembelajaran sambil bermain bersama teman. Pada
silkus kedua, sebagian kecil siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak sambil
bermai, sedangkan pada siklus ketiga seluruh siswa sungguh-sungguh dalam
mengikuti pembelajaran. Dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga siswa
mampu menyeraop materi dan tidak mapu menjawab pertanyaan dengan baik.
Pada siklus pertama dan kedua sebagian kecil siswa tidak memperhatikan
pembelajaran dari guru, sedangkan pada siklus ketiga seluruh siswa
memperhatikan pembelajaran dari guru dengan baik.
Peneliti juga melakukan perbandingan hasil evaluasi siswa untuk
mengukur keberhasilan peneliti dalam pembelajaran dan mengetahui seberapa
banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar penjumlahan dengan teknik
menyimpan di kelas I SDN 3 Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen
Tahun Ajaran 2011/2012. Adapun hasil tes siswa dapat dilihat melalui tabel
dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Tabel 4.3 Hasil Tes Siswa dari Siklus Pertama Sampai Siklus Ketiga
Perbandingan Siklus
Pertemuan I II III I II III I II
Nilai tertinggi 90 100 100 100 100 100 100 100 Nilai terendah 40 0 20 0 0 0 0 20 Rata-rata 62,67 70 75,63 26,67 54 52 72 80 Nilai paling sering muncul
60 0 90 0 100 0 100 100
Ketuntasan 40% 20% 73% 20% 40% 53% 73% 80% Belum tuntas 60% 80% 27% 80% 60% 47% 27% 20%
Perolehan hasil tes siswa peneliti melakukan perbandingan nilai rata-rata
pada setiap pertemuan dari silkus pertama sampai dengan silkus ketiga. Siklus
pertama peneliti melakukan pembelajaran tentang nilai tempat, nama bilangan,
lambang bilangan, dan menguraikan dalam bentuk panjang. Dari tabel diatas rata-
rata hasil tes siswa pada siklus pertama untuk pertemuan pertama adalah 62,67,
pertemuan kedua 70 dan pertemuan ketiga 75,63. Dari siklus pertama sudah
menampakkan peningkatan hasil tes siswa. Siklus kedua peneliti melakukan
pembelajaran tentang penjumlahan teknik menyimpan dengan bersusun panjang.
Rata-rata hasil tes siswa untuk pertemuan pertama adalah 26,67, untuk pertemuan
kedua 54 dan untuk pertemuan ketiga adalah 52. Dari hassil tersebut siswa
mengalami kesulitan dalam penjumlahan teknik menyimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Gambar 4.1 Hasil Tes Siswa dari Siklus Pertama Sampai Siklus Ketiga
Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar
siswa dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga mengalami peningkatan.
Ditandai dengan adanya peningkatan hasil rata-rata yang diperoleh siswa.
Peningkatan hasil rata-rata pada setiap pertemuan menandakan adanya perubahan
jumlah anak yang mengalami kesulitan belajar penjumlahan dengan teknik
menyimpan. Grafik rata-rata tes hasil tes siswa diatas dapat dilihat adanya
perolehan nilai rata-rata terendah pada siklus kedua pertemuan pertama, dimana
peneliti melakukan pembelajaran tentang penjumlahan teknik menyimpan dengan
bersusun panjang. Peneliti melakukan analisis jawaban siswa dan wawancara
terhadap siswa tentang penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun
panjang dan mendapatkan hasil bahwa siswa mengalami kesulitan pada proses
pengerjaan. Kesulitan yang dialami siswa karena dalam pengerjaan penjumlahan
teknik menyimpan dengan bersusun panjang siswa harus menguraikan ke dalam
bentuk panjang, melakukan penjumlahan teknik menyimpan dan melakukan
penjumlahan dengan cara pengelompokkan. Proses tersebut yang harus dipahami
siswa dalam melakukan penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun
0
20
40
60
80
100
I II III I II III I II
NILAI
PERTEMUAN DALAM SIKLUS
Rata-rata
Rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
panjang. Jika ada salah satu dari ketiga langkah tersebut yang belum dikuasai
maka siswa akan mengalami kesulitan dalam melakukan penjumlahan teknik
menyimpan dengan cara bersusun panjang.
D. Pembahasan
Peneliti melakukan pembahasan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan untuk mengetahui kesulitan belajar tentang penjumlahan dengan teknik
menyimpan siswa kelass I SDN 3 Panjer Kecamatan Kebumen, Kabupaten
Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012. Hal tersebut dapat diketahui melalui alat
unkur yang digunakan peneliti, yaitu: observasi, wawancara dan tes hasil belajar.
Pada siklus pertama pertemuan pertama peneliti melakukan pembelajaran
tentang nama bilangan, lambang bilangan, nilai tempat dan menguraikan dalam
bentuk panjang. Bedasarkan hasil observasi guru dan siswa pada saat
pembelajaran yang dilakukan peneliti dari siklus pertama sampai dengan siklus
ketiga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang
dilakukan peneliti semakin baik dan siswa juga semakin antusias mengikuti
pembelajaran. Kesulitan yang dialami siswa pada siklus pertama pertemuan
pertama adalah mengenai nama bilangan, lambang bilangan, nilai tempat,
menguraikan bentuk panjang untuk bilangan yang mempunyai angka nol baik
yang terletak dibelakang ataupun ditengah seperti 20, 30. 50. 80. 102, 140 dan lain
sebagainya. Peneliti melakukan permbelajaran pertemuan kedua peneliti
melakukan pembelajaran tentang nama bilangan, lambang bilangan, nilai tempat,
dan menguraikan dalam bentuk panjang terutama untuk bilangan yang
mempunyai angka nol. Siswa mengalami kesulitan mengenai nilai tempat dan
menguraikan bentuk panjang. Peneliti mengambil tindakan untuk pertemuan
ketiga dengan materi sama dengan bilangan yang lebih bervariasi. Hal ini
dilakukan peneliti untuk mengatasi kesulitan belajar nama bilangan, lambang
bilangan, nilai tempat dan menguraikan dalam bentuk panjang. Pada siklus
pertama ada siswa yang mengalami kesulitan karena belum lancar dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
membaca (lampiran 10 halaman 119). Hal itu sesuai dengan yang diuraikan
Jhonson dan Myklebust “Matematika pada hakikatnya adalah simbolis, kesulitan
dalam belajar mempengaruhi kemampuan anak di bidang matematika. Anak yang
mengalami kesulitan membaca juga akan mengalami kesulitan dalam
memecahkan soal matematika yang berbentuk cerita tertulis” (Abdurrahman,
2003: 261-262).
Hasil yang diperoleh pada siklus pertama menjadikan peneliti
melanjutkan penelitian pada siklus kedua dengan melakukan pembelajaran
penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang. Wahyudin (2008)
berpendapat bahwa “Pada kanak-kanak dan kelas satu suatu himpunan
dikembangkan dengan objek-objek yang nyata” (hlm 10). Oleh karena itu,
peneliti juga menambah media rak nilai tempat dalam pembelajaran. Penggunaan
media rak nilai tempat dalam pembelajaran samgat membantu siswa dalam
melakukan penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang. Pada
siklus kedua peneliti melakukan tiga tindakan. Kemungkinan siswa mengalami
kesulitan belajar pada penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun
panjang pada pertemuan pertama dan kedua yaitu siswa harus menguraikan ke
dalam bentuk panjang, melakukan penjumlahan teknik menyimpan dan
melakukan penjumlahan dengan cara pengelompokkan.
Penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang pada
pertemuan ketiga adalah penjumlahan antara 2 angka dan 1 angka ataupun
sebaliknya. Selain itu juga peneliti mengajarkan operasi hitung dengan cara
pengelompokkan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih memahami penjumlahan
teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang. Melihat kekeliruan kesalahan
yang dilakukan siswa pada siklus kedua pada yaitu anak belum memahami nilai
tempat dan menggunakan proses yang keliru dalam melakukan penjumlahan
teknik menyinpan dengan cara bersusun panjang. Hal itu sesuai dengan yang
diuraikan Abdurrahman bahwa “Anak mengalami kesulitan belajar matematika
sering mengalami kesulitan dalam mengenal dan menggunakan simbol-simbol
dalam matematika seperti +, -, =, <, > dan lain sebagainya” (2003: 261).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Peneliti melanjutkan penelitian pada siklus ketiga. Pada siklus ketiga,
peneliti melakukan dua tindakan dengan materi melakukan penjumlahan teknik
menyimpan dengan cara bersusun pendek. Media kartu bilangan, batang quisioner
dan rak nilai tempat juga masih digunakan dalam siklus ketiga. Peneliti
mengambil langkah pembelajaran dengan menunjukkan gambar angka,
melakukan tanya jawab tentang nilai tempat dan melakukan penjumlahan teknik
meyimpan dengan cara bersususn pendek. Analisis juga dilakukan pada silkus
ketiga untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Kesulitan belajar
yang dihadapi siswa yaitu melakukan penjumlahan teknik menyimpan dengan
cara bersusun pendek antara 2 angka dan 1 angka. Siswa mengalami kesulitan
dalam menjumlahkan dan dalam melakukan proses penjumlahan. Banyak yang
menggunakan proses yang keliru dimana ada siswa yang melakukan penjumlahan
tanpa memperhatikan nilai tempat dari bilangan yang dijumlahkan ataupun
melakukan penjumlahan teknik menyimpan tetapi bilangan yang telah dipinjam
tidak ditambahkan.
Peneliti melakukan tindakan kedua pada siklus ketiga dengan melakukan
penjumlahan penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun pendek
terutama penjumlahan antara 2 angka dan 1 angka. Kesalahan yang dilakukan
oleh siswa pada penjumlahan teknik menyimpan dengan cara bersusun pendek
diketahui agar dapat membantu siswa yang berkesulitan belajar matematika.
Kesulitan siswa dalam mengerjakan penjumlahan teknik menyimpan sesuai
dengan pernyataan “Kekurangan pemahaman tentang simbol, nilai tempat,
penggunaan proses yang keliru, perhitungan dan tulisan yang tidak dapat dibaca
merupakan kekeliruan unum yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas-
tugas dalam bidang studi matematika” (Abdurrahman, 2003: 262-263).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Penelitian dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga yang
dilakukan penelitisudah mulai menampakkan peningkatan. Pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti juga melihat kondisi yang dialami. Siswa yang mengalami
kesulitan dari siklus pertama sampai dengan siklus ketiga juga semakin berkurang.
Dimana pada siklus pertama siswa mengalami kesulitan pada bilangan yang
mempunyai angka nol, nilai tempat dan menguraikan dalam bentuk panjang. Pada
siklus kedua siswa mengalami kesulitan melakukan penjumlahan teknik
menyimpan dengan bersusun panjang terutama sifat pengelompokkan. Pada
siklus ketiga siswa mengalami kesulitan pada penjumlahan teknik menyimpan
dengan cara bersusun pendek antara 2 angka dan 1 angka ataupun sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdassarkan penelitian yang dilakukan daperoleh kesimpulan bahwa:
1. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam penjumlahan dengan teknik
menyimpan adalah siswa belum memahami simbol dalam matematika,
pemahaman nilai tempat, penggunaan proses yang keliru, perhitungan dan
belum lancar dalam bahasa dan membaca.
2. Cara mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa adalah menggunakan
media konkret agar lebih memahami nilai tempat, proses perhitungan dan
perhitungan serta latihan yang cukup dalam melakukan penjumlahan teknik
menyimpan teknik menyimpan.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas, peneliti mendapatkan beberapa implikasi
sebagai berikut:
1. Teoritis
Secara teoritis, peneliti mendapatkan wawasan lebih luas mengenai
kesulitan belajar yang dialami siswa tentang operasi penjumlahan deoperasi
dengan teknik menyimpan serta cara mengatasi setiap jenis kesulitan belajar
yang dialami siswa.
2. Praktis
a) Pelaksanaan pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan yang
dilakukan dengan langkah yang tepat dapat mengatasi kesulitan belajar
penjumlahan dengan teknik menyimpan.
b) Guru dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa setelah
mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa tentang penjumlahan
dengan teknik menyimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
c) Jenis kesulitan yang dihadapi siswa secara dini tentang penjumlahan
dengan teknik menyimpan , guru dapat melakukan pembelajaran dengan
langkah yang tepat.
d) Penggunaan media yang konkret dalam pembelajaran perasi hitung
penjumlahan dengan teknik menyimpan dapat mengurangi banyaknya
siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam melakukan penjumlahan
dengan teknik menyimpan.
e) Pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan yang dilakukan
dengan langkah yang tepat dapat mengurangi kesulitan belajar dalam
melakukan penjumlahan dengan teknik menyimpan.
C. Saran
Adapun saran berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a) Guru SDN 3 Panjer hendaknya dapat melakukan pembelajaran operasi
hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan langkah yang tepat
sehingga siswa dapat mengetahui langkah yang tepat dalam melakukan
operasi hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan.
b) Jika guru mengetahui jenis kesulitan yang dialami siswa dan cara
mengatasi kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung penjumlahan
teknik menyimpan, maka akan mengurangi banyaknya siswa yang
mengalami kesulitan belajar dalam melakukan operasi hitung penjumlahan
teknik menyimpan.
2. Bagi Siswa
Agar siswa memperhatikan penjelasan guru dalam pembelajaran penjumlahan
dengan teknik menyimpan sehingga siswa tidak akan mengalami kesulitan
belajar dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
3. Bagi Sekolah dan Dinas
a) Pihak sekolah dan dinas hendaknya membuat media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran operasi penjumlahan dengan teknik mnyimpan.
b) Pihak sekolah dan dinas hendaknya mempraktikkan langkah pembelajaran
yang tepat tentang operasi penjumlahan dengan teknik menyimpan untuk
mengurasi banyaknya siswa yang mengalami kesulitan belajar.