DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada...

48
DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN SIJUNJUNG PROVINSI SUMATERA BARAT BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

Transcript of DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada...

Page 1: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK

KABUPATEN SIJUNJUNG

PROVINSI SUMATERA BARAT

BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA

SUMATERA BARAT

WILAYAH KERJA PROVINSI SUMATERA BARAT, RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

Page 2: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

1

HASIL

DAFTAR PEMUTAKHIRAN DATA CAGAR BUDAYA KAB. SIJUNJUNG

TAHUN 2018

Page 3: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

2

DAFTAR ISI 1. Makam Jambu Lipo I ............................................................................................................................. 3 2. Rumah Gadang 13 Ruang Suku Paduko Rajo Suku Dalimo.................................................................... 7 3. Makam Syekh M. Yasin ....................................................................................................................... 11 4. Makam Syekh Ibrahim ........................................................................................................................ 14 5. Makam Raja Ibadat ............................................................................................................................. 17 6. Rumah PDRI Sumpur Kudus ................................................................................................................ 20 7. Makam Jambu Lipo II .......................................................................................................................... 24 8. Kompleks Makam Syekh Abdul Wahab ............................................................................................... 29 9. Surau Tinggi Calau............................................................................................................................... 32 10. Lokomotif Uap Durian Gadang............................................................................................................ 36 11. Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan ......................................................................................... 40 12. Kawasan Rumah Gadang Tradisional Padang Ranah........................................................................... 44

Page 4: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

3

1. Makam Jambu Lipo I

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 01/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Makam Jambu Lipo I

Alamat

Jalan Jalan Sungai Jodi

Jorong Latang

Nagari Lubuk Tarok

Kecamatan Lubuk Tarok

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 19 km

Ibukota Prov. ± 140 km

Keletakan Geografis 205 mdpl

Aksesibilitas Situs Mudah karena lokasi situs dekat jalan raya. Menuju lokasi dapat diakses dengan kendaraan roda dua atau dengan berjalan kaki karena melewati gang .

Letak Astronomis 00°48′54.3″S 101°00′46.1″E [-0.8150878, 101.0127988]

Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak bukit Jambulipo, sekitar 3 km dari jalan raya Lubuk Tarok. Raja yang pertama memegang tampuk pemerintahan adalah Dungku Dangka, dan kemudian Kerajaan Jambulipo telah dipimpin oleh 14 raja. Raja yang terakhir adalah Firman bergelar Bagindo Tan Ameh XIV. Keberadaan kerajaan Jambulipo di puncak Bukit Jambulipo hanya sampai pada masa pemerintahan raja ke-IV, yaitu Rajo Alam yang bergelar Bagindo Tan Ameh. Setelah mengadakan perkembangan wilayah ke berbagai daerah seperti: Nagari Paulasan, Taratak Baru, Sinyamu, dan sebagainya, pihak Kerajaan Jambulipo menerima perundingan damai dari pihak Sutan Nan Paik di Puncak Koto. Perundingan itu kemudian berlanjut untuk membuat sebuah nagari yang sekarang dikenal dengan Nagari Lubuk Tarok. Sejak berdirinya Nagari Lubuk Tarok, Kerajaan Jambulipo tidak lagi berada di puncak bukit Jambulipo, tetapi kemudian berpusat di Rumah Gadang Bawah Pawuah atau disebut dengan Kelambu Suto. Susunan pemerintahan di Kerajaan Jambulipo sampai sekarang masih terpelihara dengan baik sebagaimana dahulunya dengan pucuk pimpinan Rajo Tigo Selo, yaitu: Rajo Alam dengan gelar Bagindo Tan Ameh, Rajo Ibadat dengan gelar Bagindo Maharajo Indo, Rajo Adat dengan gelar Bagindo Tan Putih. Selain Rajo nan Tigo Selo terdapat beberapa pejabat inti kerajaan yang terdiri dari Sandi Kerajaan, Sandi Amanah, dan Sandi Padek serta beberapa hulubalang yang disebut Ampang Limo Rajo. Para pejabat di atas juga mempunyai

Page 5: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

4

bawahan masing-masing, baik di tingkat pusat maupun daerah. Berikut keempatbelas Rajo Alam bergelar Bagindo Tan Ameh yang pernah memimpin kerajaan Jambulipo berturut-turut: 1. Dungku Bangka 2. Sutan Andamik 3. Sutan Badu 4. Buayo Kumbang 5. Sutan Ledok (Nan Badarah Putiah) 6. Nan Barambai (Nan Basusu Duo Sabalah) 7. Sutau Kuat Nan Panjang Lutuik 8. Tuangku Jambi 9. Sutan Pondok 10. Rajo Hitam (Nan Babirunguik) 11. Sutan Ali Umar 12. Sutan Garak Alam 13. Rajo Onde (Sutan Kao) 14. Firman

Deskripsi Arkeologis Di dalam bangunan cungkup terdapat empat makam yang merupakan raja kerajaan Jambulipo ke X-XIII. Makam pertama sampai keempat (dari paling Barat hingga paling Timur) berturut-turut merupakan makam: St. Bagindo Tan Ameh X, St. Bagindo Tan Ameh XI, St. Bagindo Tan Ameh XII dan St. Bagindo Tan Ameh XIII. Masing-masing makam berjirat batu dengan ukuran berkisar 2,50 m x 0,60 m. Setiap makam memiliki dua nisan yang berbentuk bulat pada sisi Utara dan cenderung pipih pada sisi Selatan.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan ± 9,50 m x 5,80 m (55,10 m²)

Lahan ± 19,60 m x 19,65 m (385,15m²)

Batas-Batas Situs Utara Jalan setapak/Persawahan

Selatan Pemakaman umum

Timur Persawahan

Barat Pemakaman umum

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman

Pemilik Kaum Kampuang Rajo

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto

Foto Bangunan

Page 6: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

5

Foto Lingkungan

Page 7: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

6

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 8: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

7

2. Rumah Gadang 13 Ruang Suku Paduko Rajo Suku Dalimo

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 02/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Rumah Gadang 13 Ruang Suku Paduko Rajo Suku Dalimo

Alamat

Jalan Jalan Sungai Jodi

Jorong Sungai Jodi

Nagari Lubuk Tarok

Kecamatan Lubuk Tarok

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 18 km

Ibukota Prov. ± 140 km

Keletakan Geografis 205 mdpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas situs mudah. Objek berada di pinggir jalan raya. Untuk mencapai lokasi dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Letak Astronomis 00°48′52.2″S 101°00′26.5″E [-0.8145112, 101.0073835]

Deskripsi Historis1 Rumah Gadang 13 Ruang dibangun oleh Suku Dalimo. Pertanggalan dari pembangunan rumah gadang tersebut tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun demikian dapat diberikan gambaran bahwa pembangunan Rumah Gadang terebut semasa generasi kedua dari Suku Dalimo, pada masa kepemimpinan kepala suku yang bernama Gomo Datuk Paduko Rajo. Hingga kini sudah ada tujuh kepala suku yang memimpin Suku Dalimo, yaitu berturut-turut: 1. Rajo Nan Paik Datuk Paduko Rajo 2. Gomo Datuk Paduko Rajo 3. Mat Yasin Datuk Paduko Rajo 4. Kasirun Datuk Paduko Rajo 5. Kahia Datuk Paduko Rajo 6. Dumen Datuk Paduko Eajo 7. Elfis Krisma Datuk Paduko Rajo Fungsi semula Rumah Gadang Suku Dalimo ini adalah sebagai rumah tempat tinggal keluarga-keluarga dari suku Dalimo. Selain itu juga difungsikan untuk balai adat dan tempat untuk baralek (pesta perkawinan) nagari, batagak pangulu dan keperluan adat lainnya. Rumah gadang Suku Dalimo ini semula terdiri dari 17 ruang, namun kini menyisakan 13 ruang. Begitu juga atap aslinya berbahan ilalang kemudian diganti dengan seng. Kapan penggantian dan perubahan-perubahan tersebut dilakukan tidak dapat lagi diketahui dengan pasti. Bahkan para ahli warisnya pun tidak ada yang tahu kapan perubahan-

11

Disalin dari Purna Pugar Rumah Gadang 13 Ruang Suku Dalimo, Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Sumatera Barat, 1995/1996

Page 9: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

8

perubahan tersebut dilakukan. Lebih lanjut diperoleh informasi dari masyarakat setempat, bahwa pada sekitar tahun 1955, beberapa bagian dinding depan, dinding belakang, dan papan lantai mengalami pergantian. Bahkan pada waktu pergolakan PRRI bagian dinding belakang dan lantai sengaja dibongkar dengan maksud agar rumah tersebut seolah-olah sebagai rumah kosong sehingga tidak dibakar oleh pihak-pihak yang bertikai pada waktu itu. Semula Rumah Gadang ini dihuni oleh 13 kepala keluarga dari suku Dalimo. Namun dengan adanya pembongkaran- pembongkaran dan juga perkembangan dari jumlah anggota keluarga, maka yang menghuni rumah kemudian hanya tinggal satu keluarga yang sekaligus sebagai penunggunya.

Deskripsi Arkeologis Rumah Gadang Suku Dalimo berdasarkan langgamnya merupakan Rumah gadang laras Koto-Piliang. Hal ini ditandai dengan adanya anjuang yang berada di ujung sisi kanan (Timur) bagian lantai. Secara umum, bentuk Rumah Gadang ini berbentuk rumah panggung dan beratap gonjong. Orientasi arah hadap rumah menghadap ke Utara serong Barat 25:. Secara keseluruhan bangunan berukuran panjang 50,60 m x 8,40 m. Pada ujung Timur terdapat anjung berukuran 8,45 m x 3,8 m dan tinggi 45 cm dari lantai. Dahulu bagian anjung ini sekaligus sebagai Ruang ke-1 yang ditempati oleh keluarga yang paling tua atau yang dituakan di dalam seluruh keluarga. Bangunan ditopang 70 tiang yang didirikan di atas umpak berupa batu andesit tanpa pengerjan. Tiang-tiang ini berupa kayu glondongan polos tidak berukir dan umumnya dari jenis kayu jua. Berdasarkan ukuran tiang-tiangnya tersebut terdiri dari tiga kelompok, yaitu tiang deret tengah berukuran tinggi 8 meter, tiang deret terluar tinggi 3,9 meter, dan tiang deret kedua dari muka dan belakang berukuran tinggi 5,6 meter . Diameter tiang berkisar 17-20 cm. Rumah gadang 13 Ruang Suku Dalimo mempuyai lantai panggung. Ketinggian lantai panggung adalah 1,6 m dari permukaan tanah sehingga di bawah lantai membentuk kolong. Adapun dinding sekarang bukanlah diding asli. Dinding bagian muka terbuat dari papan kayu dengan susun tegak, sedangkan dinding samping dan belakang dengan papan bersusun miring. Atap bangunan mempunyai gonjong enam buah. Pada mulanya atap terbuat dari bahan rumput ilalang, kini berbahan seng. Ditinjau dari bentuk atapnya, atap bangunan merupakan atap gonjong dengan langgam alang tabang. Pintu masuk utama sebanyak dua pintu yang terdapat di ruang ketiga dan kesepuluh. Ukuran pintu masuk utama adalah tinggi 172 cm dan lebar 78 cm. Daun pintu masing-masing berbentuk dua daun. Pada masing-masing daun pintu, setengah bagian atas berbentuk krepyak (jurasi) dan bagian bawah berbentuk panil polos tanpa hiasan. Kedua pintu utama tersebut masing-masing di depannya terdapat

Page 10: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

9

tangga naik terbuat dari kayu dengan ukuran panjang 220 cm yang dipasang secara miring, jenjang naik ini memiliki lima buah anak tangga (trap) yang juga terbuat dari bahan kayu. Rumah gadang dilengkapi dengan sebelas jendela.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan Ruang Utama (50,60 m x 8,40 m) Dapur (3,6 m x 3,80 m) Dapur (5,2 m x 3,85 m) Luas: ± 459,125 m²

Lahan ± 57,5 m x 22,2 m (1276,52 m²)

Batas-Batas Situs Utara Kantor Wali Nagari Lubuk Tarok

Selatan Rumah Penduduk/Jl. Chaniago

Timur Jalan Sungai Kodi

Barat Rumah penduduk

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pada mulanya difungsikan sebagai tempat hunian kini dimanfaatkan sebagai tempat penyelenggaraan acara adat.

Pemilik Kaum Suku Dalimo

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto

Foto Bangunan

Page 11: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

10

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 12: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

11

3. Makam Syekh M. Yasin

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 03/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Makam Syekh M. Yasin

Alamat

Jalan Jalan Aur Gadang

Jorong Aur Gading

Nagari Limo Koto

Kecamatan Koto VII

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 12 km

Ibukota Prov. ± 110 km

Keletakan Geografis 177 mdpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas situs mudah. Gerbang menuju objek berada di pinggir jalan raya. Untuk mencapai lokasi dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat.

Letak Astronomis 00°38′18.6″S 100°50′57.5″E [-0.6384947, 100.8492941]

Deskripsi Historis Syekh Muhammad Yasin adalah salah satu tokoh kharismatis yang berasal dari Aur Gading. Syekh M. Yasin merupakan ulama yang menyebarkan aliran Syatariyyah di Tanjung Ampalu dan sekitarnya.

Deskripsi Arkeologis Di dalam cungkup berukuran 12,48 m x 11,00 m terdapat tiga makam. Makam Syekh M. Yasin merupakan makam yang paling besar dengan ukuran 2,80 m x 1,56 m. Makam tersebut telah dikeramik biru dan ditutup dengan kelambu. Terdapat dua nisan yang terbuat dari batu berukuran 35 cm x 25 cm x 25 cm. Makam yang berada di tengah merupakan makam Maimunah, istri Syekh M Yasin. Makan yang telah ditembok tersebut berukuran 2,30 m x 1,42 m. Makam yang dekat dengan pintu masuk merupakan makam anak, Saujah, dengan ukuran 1,65 m x 0,87 m.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan ± 12,48 m x 11,00 m (137,28 m²)

Lahan ± 29,8 m x 14,3 m (426,14 m²)

Batas-Batas Situs Utara Surau Syekh M. Yasin

Selatan Jalan

Timur Area parkir

Barat Sungai Batang Ombilin

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman

Pemilik Kaum Datuk Miri Alam Suku Batu Pahat (Keluarga Jusmiati)

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto

Page 13: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

12

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Page 14: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

13

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 15: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

14

4. Makam Syekh Ibrahim

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 04/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Makam Syekh Ibrahim

Alamat

Jalan Jalan Jorong Sumpur Kudus

Jorong Sumpur Kudus

Nagari Sumpur Kudus

Kecamatan Sumpur Kudus

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 27 km

Ibukota Prov. ± 147 km

Keletakan Geografis 372 mdpl

Aksesibilitas Situs Makam Syech Ibrahim terletak di perbukitan dengan ketinggian sekitar tiga meter dan terdapat tanah lapang dengan luas sekitar. Bukit tersebut mempunyai pondasi batu-batu alam yang disusun mengitari bukit dengan undak berjumlah tiga

Letak Astronomis 00°26′34.2″S 100°54′44″E [-0.4428283, 100.9122133]

Deskripsi Historis Dahulu Sumpur Kudus dikenal sebagai daerah penyebaran agama Islam yang pertama di Minangkabau. Salah satu penyebar agama Islam yang terkenal adalah Syekh Ibrahim (Syekh Berai) yang datang dari tanah Jawa, yang merupakan salah satu murid Sunan Kudus (anggota Wali Songo). Kenyataan menunjukkan bahwa di Sumpur Kudus sudah ada perkampungan orang-orang Arab yang dahulu berdagang sambil mengajarkan agama Islam. Raja Sumpur Kudus tinggal di Kampung Rajo, didampingi oleh staf pribadi raja terdiri dari Datuk Pahlawan (Pahlawan Rajo), Rajo Malenggang (Manti Rajo), Peto Rajo (Malin Rajo), dan Dubalang Bungkuek (Dubalang Rajo).

Deskripsi Arkeologis Pada daerah lapang di sekitar pemakaman ditemukan beberapa buah nisan kecil yang terkonsentrasi pada bagian tengah. Jumlah yang pasti tidak diketahui, karena beberapa nisan yang berpasangan telah hilang dan posisinya tidak beraturan. Di sisi Utara terdapat dua buah makam yang berdampingan, yang telah diberi pembatas spesi/pondasi semen setinggi sekitar 10 cm dengan lebar 4 m dan panjang 5,5 m, serta tebal 30 cm. Pada areal lokasi terdapat dua buah makam yang berorientasi Utara-Selatan dengan panjang 190 cm. Kompleks makam dilengkapi dengan gapura berbentuk batu monolit berpasangan membujur utara-selatan berjarak 95 cm. Gapura batu berada di sisi timur dengan tinggi 65 cm, yang menunjukkan bahwa pintu masuk makam secara simbolis berada di sebelah Timur.

Page 16: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

15

Kedua makam tersebut merupakan makam Syekh Ibrahim beserta istrinya. Makam Syekh Ibrahim berada di sisi Timur. Adapun makam istrinya berada di samping Barat. Kedua makam mempunyai nisan dari batu kali tanpa pengerjaan, dengan bentuk lonjong tidak beraturan. Makam Syekh Ibrahim mempunyai nisan dengan tinggi 57 cm di sisi utara, dan 50 cm di sisi selatan. Nisan tersebut berbentuk agak persegi dengan ketebalan sekitar 19 cm. sedangkan nisan istrinya berjarak 80 cm dari nisan Syekh Ibrahim dengan bentuk pipih. Tinggi nisan sisi Utara 68 cm dan sisi Selatan 43 cm dengan bentuk agak persegi membulat. Keseluruhan nisan mempunyai bentuk meruncing pada sisi atasnya, yang sepintas mirip dengan bentuk-bentuk menhir. Pada kompleks makam banyak ditemukan batu-batu kali yang berserakan di sekeliling makam. Pada lokasi makam terdapat sebuah bangunan kayu atau cungkup kecil yang berada di sisi selatan makam berjarak sekitar 7 m. cungkup tersebut merupakan bangunan baru yang dibuat oleh pihak Tim Ahli Istana untuk melindungi sebuah batu prasasti (?). Batu prasasti (?) berbentuk agak bulat dengan permukaan yang relative datar. Tinggi batu yang berupa batu kali tanpa pengerjaan itu sekitar 60 cm dengan diameter sekitar 1,5 m. Saat ini batu prasasti(?) telah diberi semen pada dasarnya untuk menguatkan posisi berdiri batu tersebut. Batu kali yang diduga sebagai prasasti dengan huruf Pallawa berjumlah lima baris ternyata sewaktu dilihat tidak menunjukkan adanya tulisan ataupun goresan-goresan yang member indikasi adanya tulisan. Sepintas lalu saja, orang yakin bahwa batu tersebut bukan prasasti, apalagi didukung dengan bentuk batu yang alamiah, lazimnya batu kali biasa.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan ± 5,65 m x 4,15 m (23, 45 m²)

Lahan ± 676 m²

Batas-Batas Situs Utara Tanah milik Syahwal

Selatan Tanah milik Syahwal

Timur Tanah milik Syahwal

Barat Tanah milik Syahwal

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman

Pemilik Masyarakat Sumpur Kudus

Pengelola BPCB Sumatera Barat, Masyarakat Sumpur Kudus

Foto

Page 17: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

16

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Page 18: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

17

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

5. Makam Raja Ibadat

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 05/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Makam Raja Ibadat Sumpur Kudus

Alamat

Jalan Jalan Jorong Pintu Rayo

Jorong Pintu Rayo

Nagari Sumpur Kudus

Kecamatan Sumpur Kudus

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 25 km

Ibukota Prov. ± 145 km

Keletakan Geografis 347 mdpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas menuju situs relatif mudah. Untuk mencapai lokasi dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun empat. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki karena melewati gang. Makam Raja Ibadat berada di tengah pemukiman penduduk, tepatnya di belakang Masjid Raja Ibadat, di halaman Madrasyah Aliyah Negeri / SD Negeri Sumpur Kudus.

Letak Astronomis 00°26′55″S 100°54′27.9″E [-0.4485976, 100.9077635]

Deskripsi Historis Raja Ibadat adalah salah satu dari Rajo Tiga Selo, sementara institusinya bernama Rajo Dua Selo. Raja Ibadat berfungsi untuk memutuskan hal-hal yang menyangkut keagamaan. Raja Ibadat berkedudukan di Sumpur Kudus.

Deskripsi Arkeologis Makam tersebut diberi cungkup dengan ukuran 3,60 m x 2,85 m dengan atap gonjong setinggi 3 m. Cungkup tersebut dilengkapi dengan pagar besi keliling dengan pintu masuk

Page 19: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

18

berada di sisi timur. Makam tersebut berada di tengah dengan ukuran panjang antar nisan sekitar 2 m berorientasi utara-selatan. Makam raja Ibadat hanya terdiri dari nisan dengan jirat baru dari tegel warna bitu muda. Nisan makam tersebut dari batu kali dengan bagian kepala sisi utara berupa batu alam yang tanpa pengerjaan. Sedangkan nisan sisi selatan berbentuk undak pada sisi atasnya dengan hiasan berupa stiliran sulur dan garis vertikal.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan ± 3,60 m x 2,85 m (26,95 m²)

Lahan ± 5,50 m x 4,60 m (26,95 m²)

Batas-Batas Situs Utara Masjid Rajo Ibadat

Selatan Sekolah dan permukiman penduduk

Timur Sekolah dan permukiman penduduk

Barat Permukiman penduduk

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman

Pemilik Pemerintah, Masyarakat Sumpur Kudus

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto

Foto Bangunan

Page 20: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

19

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 21: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

20

6. Rumah PDRI Sumpur Kudus

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 06/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Rumah PDRI Sumpur Kudus

Alamat

Jalan Jalan Jorong Koto

Jorong Koto

Nagari Silantai

Kecamatan Sumpur Kudus

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 30 km

Ibukota Prov. ± 150 km

Keletakan Geografis 366 mdpl

Aksesibilitas Situs Objek berada di Desa Silantai, Kecamatan Sumpur Kudus, kurang lebih 4 km dari Desa Sumpur Kudus arah Utara, berada persis di tepi jalan ampong, menghadap ke Utara. Untuk menuju objek dapat diakses dengan kendaraa roda dua maupun roda empat.

Letak Astronomis 00°25′03″S 100°53′52.1″E [-0.4175036, 100.8978072]

Deskripsi Historis Pada tanggal 14-16 Mei 1949, PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) di bawah ketua Mr. Syafruddin Prawiranegara mengadakan rapat besar yang berlokasi di rumah Wali Nagari Perang Silantai, yang bernama Bapak Hasan Basri. Rumah tersebut berada di Nagari Silantai, Kecamatan Sumpur Kudus, kurang lebih 4 km dari Sumpur Kudus arah Utara, berada persis di tepi Jalan Ampong, menghadap ke Utara. Rumah tersebut sampai saat ini masih baik dan masih didiami oleh keluarga Bapak Hasan Basri.

Deskripsi Arkeologis Rumah ini terbuat dari bahan dasar kayu dengan atap dari bahan seng. Di halaman rumah dipasang papan nama tempat Kabinet PDRI, 14-16 Mei 1949, dan terbuat dari bahan kayu. Bentuk rumah sampai saat ini masih asli, hanya ada penambahan ruang samping dan ruang penghubung antara rumah depan dengan dapur, yang semula terpisah. Bagian dalam rumah mempunyai ruang tengah berbentuk tanda tambah, dengan ruang tamu berada di depan, yang diteruskan dengan ruang tengah, di antara kamar-kamar yang berjumlah tiga buah. Satu di sisi Timur, bersebelahan dengan ruang tamu, dua buah lagi berada di kanan kiri ruang tengah. Luas keseluruhan rumah adalah, panjang 15,85 m, dan lebar 9,40 m, berbentuk persegi dengan variasi dua buah ruang menonjol ke depan dengan sisi timur paling menonjol, disusul dengan ruang tamu atau pintu masuk tepat di tengah, disambung dengan sebuah ruang lagi yang menjorok

Page 22: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

21

ke belakang. Pintu keluar berada di sisi Timur yang menuju ke arah sungai, sekitar 200 m di arah Tenggara. Pada waktu digunakan untuk rapat PDRI, ruang tengah dikosongkan dan para pejabat yang rapat duduk di bawah/lesehan. Dari belakang, ruang dapur yang dulunya terpisah, yang berfungsi sebagai tempat makanan dan minuman disajikan oleh ibu-ibu yang berkoordinasi oleh Ibu Nursani, istri Bapak Hasan Basri (Walinagari Perang Silantai). Terdapat beberapa peralatan yang sampai saat ini masih disimpan dan dulunya pernah digunakan oleh para anggota rapat PDRI, antara lain meja dan 2 buah kursi dari kayu, sepasang meja tamu dari rotan, 2 buah almari, dan sebuah tongkat Mr. Syafruddin Prawiranegara yang sekarang disimpan oleh keluarga Hasan Basri. Sedangkan saksi-saksi sejarah yang secara langsung terlibat di dalam rapat PDRI yang ketika itu berdomisili di Silantai adalah Bapak Hasan Basri, yang pada waktu peristiwa diatas menjabat sebagai Walinagari Perang Silantai (meninggal tahun 1996), Bapak Bahrudin yang saat itu merupakan anggota Angkatan Tjilik Republik Indonesia (ASTRI) yang ikut mengawal jalannya rapat, dan ibu Nursani, istri Bapak Hasan Basri, sebagai Ketua Konsumsi Badan Penyantun Korban Perang (BPKP). Di samping rumah Walinagari Perang Silantai yang dijadikan tempat rapat PDRI, ketika istirahat mereka akan menempati sebuah surau di tepi Sungai Batang Said sekitar 300 m arah Tenggara dari tempat rapat PDRI atau di pinggir dusun berbatasan dengan daerah persawahan. Surau tersebut menghadap ke Timur berjarak sekitar 5 m dari sungai, dikenal dengan nama Surau Tabing. Di surau ini dulu Mr. Syafrudin Prawiranegara menginap di salah satu kamar di ruang tengah. Sayang sekali bahwa saat ini kamar tersebut telah rusak, sehingga surau sekarang tinggal ruangan kosong dengan sebuah mihrab di sisi Barat. Surau tersebut masih berdiri hingga kini.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan ± 15,85 m x 9,40 m ( 148,99 m²)

Lahan ± 19,50 m x 12 m (234 m²)

Batas-Batas Situs Utara Jalan Jorong Koto

Selatan Permukiman penduduk

Timur Permukiman penduduk

Barat Jalan Jorong Koto

Fungsi awal dan fungsi sekarang Hunian

Pemilik Pemerintah

Pengelola BPCB Sumatera Barat, Keluarga Nursasi/Bapak Hasan Basri

Foto

Page 23: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

22

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Page 24: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

23

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 25: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

24

7. Makam Jambu Lipo II

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 07/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Makam Jambu Lipo II

Alamat

Jalan -

Jorong Jambu Lipo

Nagari Lubuk Tarok

Kecamatan Lubuk Tarok

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 21 km

Ibukota Prov. ± 142 km

Keletakan Geografis 235 mdpl

Aksesibilitas Situs Objek berada di lereng perbukitan. Untuk mencapai lokasi dapat dengan menyeberangi sungai dilanjutkan dengan berjalan kaki. Bisa dengan tanpa menyeberangi sungai namun melewati jalan melingkar dengan kendaraan roda dua, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju bukit.

Letak Astronomis 00°49′51″S 101°01′28.8″E [-0.8308333, 101.0246667]

Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak bukit Jambulipo, sekitar 3 km dari jalan raya Lubuk Tarok. Raja yang pertama memegang tampuk pemerintahan adalah Dungku Dangka, dan kemudian Kerajaan Jambulipo telah dipimpin oleh 14 raja. Raja yang terakhir adalah Firman bergelar Bagindo Tan Ameh XIV. Keberadaan kerajaan Jambulipo di puncak Bukit Jambulipo hanya sampai pada masa pemerintahan raja ke-IV, yaitu Rajo Alam yang bergelar Bagindo Tan Ameh. Setelah mengadakan perkembangan wilayah ke berbagai daerah, seperti: Nagari Paulasan, Taratak Baru, Sinyamu, dan sebagainya, pihak Kerajaan Jambulipo menerima perundingan damai dari pihak Sutan Nan Paik di Puncak Koto. Perundingan itu kemudian berlanjut untuk membuat sebuah nagari yang sekarang dikenal dengan Nagari Lubuk Tarok. Sejak berdirinya Nagari Lubuk Tarok, Kerajaan Jambulipo tidak lagi berada di puncak bukit Jambulipo, tetapi kemudian berpusat di Rumah Gadang Bawah Pawuah atau disebut dengan Kelambu Suto. Susunan pemerintahan di Kerajaan Jambulipo sampai sekarang masih terpelihara dengan baik sebagaimana dahulunya dengan pucuk pimpinan Rajo Tigo Selo, yaitu: Rajo Alam dengan gelar Bagindo Tan Ameh, Rajo Ibadat dengan gelar Bagindo Maharajo Indo, Rajo Adat dengan gelar Bagindo Tan Putih. Selain Rajo Nan Tigo Selo terdapat beberapa pejabat inti

Page 26: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

25

kerajaan yang terdiri dari Sandi Kerajaan, Sandi Amanah, dan Sandi Padek serta beberapa hulubalang yang disebut Ampang Limo Rajo. Para pejabat di atas juga mempunyai bawahan masing-masing, baik di tingkat pusat maupun daerah. Berikut keempatbelas Rajo Alam bergelar Bagindo Tan Ameh yang pernah memimpin kerajaan Jambulipo berturut-turut:

1. Dungku Bangka 2. Sutan Andamik 3. Sutan Badu 4. Buayo Kumbang 5. Sutan Ledok (Nan Badarah PutiAH) 6. Nan Barambai (Nan Basusu Duo Sabalah) 7. Sutan Kuat Nan Panjang Lutuik 8. Tuangku Jambi 9. Sutan Pondok 10. Rajo Hitam (Nan Babirunguik) 11. Sutan Ali Umar 12. Sutan Garak Alam 13. Rajo Onde (Sutan Kao) 14. Firman

Deskripsi Arkeologis2 Makam Raja-raja jambu Lipo II terletak di atas puncak bukit. Selain dari jenis nisannya, situs makam Raja Jambulipo II ini mempunyai nilai arkeologis dipandang dari sudut tata letaknya yang berada pada ujung perbukitan yang posisinya paling tinggi. Ada dugaan makam tersebut masih terpengaruh oleh budaya prasejarah (megalitik) dengan menempatkannya pada posisi paling puncak dan ujung di sebuah bukit. Penempatan ini mengingatkan adanya pengaruh kepercayaan tentang arwah nenek moyang yang bersemayam di puncak-puncak gunung/bukit yang banyak dianut manusia prasejarah/tradisi megalitik. Bentuk bukit Jambu Lipo memanjang arah Barat–Timur yang dikelilingi oleh dua buah sungai, yaitu sungai Batang Sibakur dan Sungai Palintangan Makam-makam Raja jambulipo I sampai dengan V berada di puncak bukit jambulipo dengan posisi yang berpencar. Makam Raja jambulipo I atau Dungku Dangka berada di ujung kepala Bukit Jambulipo. Makam Dungku Dangka Membujur arah utara selatan, tetapi tinggal nisan sisi utara, sedangkan nisan sisi selatan sudah hilang. Nisan makam Dungku Dangka juga telah mengalami kerusakan, yaitu pada sisi atas dan beberapa profilnya hilang. Secara umum nisan berbentuk mahkota. Bagian kepuncak nisan telah hilang, sehingga yang tersisa pada bidang profilnya saja. Makam Raja Jambulipo II berada kurang lebih 200 m arah barat makam Dungku Dangka. Keberadaan makam Raja Jambulipo II hanya ditandai dengan sebuah tunggal berbentuk menhir. Bentuk menhir halus dengan tonjolan

2 Disaling dari Survei dan Pengecekan Situs Makam-makam Raka Jambulipo I-Vdi Bukit Jambulipo, Sijunjung.

Budi Setiawan. Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Sumatera Barat, 1998/1999.

Page 27: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

26

kepala. Posisi arah hadap menhir ternyata tidak ke arah puncak bukit Jambulipo, tetapi ke arah bukit di sebelahnya. Makam Raja Jambulipo III berada sekitar 30 m dari makam II. Makam ini terdiri dari dua nisan dengan orientasi utara–selatan. Bentuk nisan empat persegi dari bahan batu kali ampong al. Makam Raja Jambulipo IV berjarak kurang lebih 50 m dari makam III terdiri dari dua buah nisan. Nisan ini terbuat dari batu kali alami berbentuk segitiga dengan ketinggian nisan dari tanah sekitar 15 cm dan lebar 10 cm. Makam Raja Jambulipo V berjarak sekitar 20 m dari makam IV terdiri dari dua nisan berbentuk batu lonjong. Keberadaan makam-makam Raja Jambulipo, khususnya makam Dungku Dangka mempunyai nilai magis tersendiri bagi masyarakat Jambulipo. Nilai magis tersebut berkaitan dengan adat istiadat masyarakat setempat dengan kehidupan sebagai petani.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan ± 5,20 m x 3,30 m (17,16 m²)

Lahan ± 11,20 m x 9,30 m (104,16 m²)

Batas-Batas Situs Utara Sungai

Selatan Hutan

Timur Hutan

Barat Hutan

Fungsi awal dan fungsi sekarang Makam

Pemilik Kaum Kampuang Rajo

Pengelola BPCB Sumatera Barat

Foto

Foto Bangunan

Page 28: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

27

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Page 29: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

28

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 30: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

29

8. Kompleks Makam Syekh Abdul Wahab

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 08/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Komplek Makam Syekh Abdul Wahab

Alamat

Jalan Jalan Surau Tinggi Calau

Jorong Subarang Sukam

Nagari Muaro

Kecamatan Sijunjung

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 4 km

Ibukota Prov. ± 125 km

Keletakan Geografis 173 mdpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas menuju situs relatif mudah. Situs berada berdekatan dengan Surau Tinggi Calau. Hingga halaman Surau Tinggi Calau dapat dicapai dengan kendaraan roda dua maupun empat. Untuk menuju persis di lokasi, mesti dengan berjalan kaki, mendaki dari Surau Tinggi Calau, karena situs berada di lokasi lebih tinggi.

Letak Astronomis 00°40′02.4″S 100°57′42.8″E [-0.66734, 100.9618771]

Deskripsi Historis Syaikh Abdul Wahab Calau atau dikenal juga dengsan sebutan Tuanku di Bawah Manggih merupakan tokoh syiar Islam di Sijunjung dan sekitarnya. Beliau berasal dari Aur, sebuah kampung kecil di Kecamatan Sumpur Kudus3. Syekh Abdul Wahab mempelajari ilmu agama di Lubuak Sikarah, dulu dikenal dengan Kubuang Tigo Baleh dan di Pangian, Lintau. Syekh Abdul Wahab mengembangkan paham Syatariah, sesuai dengan apa yang dipelajarinya dari Syekh Abdul Muhsin dan Syekh Sultan Al-Kisai Ibnu Habibullah Ulakan yang berguru kepada Syekh Abdurrahman Ulakan. Syekh terakhir merupakan murid langsung dari Syekh Burhanuddin Ulakan.4 Sebelum mendirikan surau dan mensyiarkan Islam di Calau, Syekh Abdul Wahab mengembangkan Islam di Aur, Kumanih. Salah satu teman seperguruan Syekh Abdul Wahab adalah Syekh Talawi Padang Gantiang yang menurunkan murid Angku Ampalu Tinggi/Syekh Haji Ibrahim. Syekh Abdul Wahab atau dikenal juga sebagai Inyiak Calau dimakamkan di belakang surau yang beliau buat. Belum ditemukan informasi mengenai tahun kelahiran. Namun wafatnya Syekh Abdul Wahab tercatat tanggal 23 Rajab, periodesasi hidup dari Syaikh Abdul Wahab diperkirakan pada akhir abad XIX dan awal abad XX Penamaan “calau” diberikan oleh Syekh Abdul Wahab yang

3 Wawancara dengan Katik Taher pada tanggal 5 Mei 2010 di Surau Tinggi Calau.

4 Oman Faturrahman, Tarikat Syattariah di Minangkabau, 2008….

Page 31: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

30

berarti “parit” atau “tanah yang digali”. Parit tersebut dibuat untuk membatasi tanah ulayat kampung saat itu.

Deskripsi Arkeologis Kompleks Makam Syekh Abdul Wahab teerdiri dari makam yang berada di dalam ruangan yang dikelilingindinding dan makam-makam yang berada di luar. Makam yang berada di dalam ruangan terdiri dari tiga makam berukuran sama: 220 cm x 70 cm., Ketiga makam tersebut adalah makam Syekh Abdul Wahab, makam Syekh Jalaluddin (pengganti Abdul Wahab) dan makam Syekh Ahmad (anak Jalaluddin). Adapun di lingkungan sekitar makam, terdiri dari 12 makam yang merupakan anak dan keturunan Syekh Jalaluiddin.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan ± 7 m x 5 m (35 m²)

Lahan ± 32 m x 29,5 m (944 m²)

Batas-Batas Situs Utara Kebun penduduk

Selatan Surau Tinggi Calau

Timur Perumahan penduduk/kebun

Barat Pemakaman umum/ Permukiman penduduk

Fungsi awal dan fungsi sekarang Pemakaman

Pemilik Masyarakat Nagari Muaro

Pengelola BPCB Sumatera Barat, Masyarakat Nagari Muaro

Foto

Foto Bangunan

Page 32: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

31

Foto Lingkungan

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 33: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

32

9. Surau Tinggi Calau

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 09/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Surau Tinggi Calau

Alamat

Jalan Jalan Surau Tinggi Calau

Jorong Subarang Sukam

Nagari Muaro

Kecamatan Sijunjung

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 4 km

Ibukota Prov. ± 125 km

Keletakan Geografis 165 mdpl

Aksesibilitas Situs Aksesibilitas menuju situs relatif mudah. Situs berada di sekitar permukiman penduduk. Untuk mencapai lokasi Surau Tinggi Calau dapat dicapai dengan kendaraan roda dua maupun empat.

Letak Astronomis 00°40′04.5″S 100°57′45.3″E [-0.6679193, 100.9625852]

Deskripsi Historis Surau Tinggi Calau merupakan salah satu bangunan yang menjadi pusat aktivitas islam di Sijunjung. Di Surau tersebut berlangsung aktivitas peribadatan Islam dengan model tasawuf. Pada bulan Ramadhan, di Surau Tinggi Calau berlangsung aktivitas suluk. Suluk merupakan istilah yang berkembang dalam komunitas sufi tradisional. Suluk berarti mengasingkan diri menuju kesempurnaan batin. Selain sebagai Surau Tinggi Calau, surau ini juga dikenal dengan sebutan Surau Inyiak Calau. Dilihat dari aspek historis, surau yang berdiri sekarang bukan surau yang pernah dimanfaatkan oleh Inyiak Calau dalam syiar Islam pada masanya, melainkan bangunan baru. Pada tahun 1949, Belanda melakukan Agresi Militer II. Semua aktivitas berjamaah, meskipun untuk aktivitas keagamaan seperti di Surau Calau, dianggap sebagai bentuk kegiatan mobilisasi massa. Karena merupakan aktivitas terlarang, Surau Calau pun dibakar oleh Belanda pada tahun 1949. Dua tahun setelah aksi pembakaran oleh Belanda (1951), Surau Calau dibangun kembali oleh para jama’ah. Bentuk lama tetap dipertahankan, namun karena keterbatasan biaya, surau ini dibangun menyerupai rumah gadang saja. Pada tahap awal pembangunan kembali, bangunan ini masih beratap rumbia, sama dengan bahan atap bangunan lama dan dinding semi permanen berupa papan yang disandarkan ke dinding bangunan. Awalnya, pembangunan kembali surau ini belum memiliki mihrab dan beranda. Hingga tahun 1970, segenap jama’ah dan seorang dermawan asal Padang bernama H. Upik Liak merampungkan

Page 34: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

33

pembangunan Surau Tinggi Calau hingga representatif dengan bagian anjung depan/mihrab dan serambi/beranda.5

Deskripsi Arkeologis Surau Tinggi Calau merupakan bangunan dengan arsitektur tradisional Minangkabau seperti halnya rumah gadang, dengan bentuk bangunan yang ditinggikan dari tanah (memiliki kolong) dan atap gonjong. Seperti pada umumnya rumah gadang, bangunan ini dibuat dengan struktur dan konstruksi yang terbuat dari kayu kecuali atap yang dibuat dari seng, sandi yang dibuat dari batu berbentuk pipih yang berfungsi sebagai pondasi bangunan, dan tangga pada bagian serambi yang dibuat dari keramik. Pembagian ruang di dalam surau terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Lanjar adalah bagian antara deretan tiang depan dan belakang, sedangkan ruang adalah bagian antara tiang kiri dan kanan. Surau terdiri dari 3 (tiga) ruang dan 3 (tiga) lanjar. Surau ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat, tapi juga berfungsi sebagai tempat belajar agama Islam dan tempat tinggal. Bangunan berupa rumah panggung dengan ketinggian 1,3 m dari permukaan tanag dan dilengkapi tangga pada serambi. Bangunan ini memiliki tujuh jendela yang tersebar pada keempat sisi bangunan surau. Bagian dalam tubuh bangunan pada sisi Barat terdapat migrab berukuran 2,48 m x 3,43 m. Atap bangunan berupa gonjong berbahan seng. Bangunan memiliki enam gonjong (empat gonjong pada bangunan utama, satu gonjong pada sisi mimbar, dan satu sisi pada bagian serambi). Bangunan ini ditopang oleh 20 tiang. Masing-masing tiang dihubungkan rasuak dan palanca yang berfungsi seperti slof dan ring balok. Lantai bangunan terbuat dari kayu ditopang oleh jariau yag masing-masing berjarak 44 cm. Ujung-ujung jariau bertumpu pada sigitan yang berada di atas rasuak. Konstruksi rangka atap, kayu reng bertumpu pada kasau. Kasau yang ada langsung berhubungan ke paran. Bagian hubungan atap bertumpu pada tiang deretan tengah yang memanjang horizontal. Ragam hias dekoratif terlihat dari ukiran kayu pada beberapa bagian bangunan, di antaranya: singok, di atas kusen pintu, di atas dan di bawah kusen jendela, dan di atas kamban-kamban.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan Bangunan inti: 5,37 m x 9,64 m Beranda: 2,48 m x 3,43 m Luas: ± 60,26 m²

Lahan ± 13.015 m²

Batas-Batas Situs Utara Jalan setapak

Selatan Jalan dan rumah guru

Timur Surau Baru

Barat Jalan dan Makam Syekh Abdul Wahab

Fungsi awal dan fungsi sekarang Tempat Ibadah Agama Islam

5 Diolah berdasarkan hasil wawancara dengan Katik Taher di Surau Tinggi Calau, Muaro Sijunjung, tanggal 5 Mei 2010.

Page 35: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

34

Pemilik Masyarakat Nagari Muaro

Pengelola BPCB Sumatera Barat, Masyarakat Nagari Muaro

Foto

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Page 36: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

35

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 37: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

36

10. Lokomotif Uap Durian Gadang

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 10/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Lokomotif Uap Durian Gadang

Alamat

Jalan Jalan Jorong SiIukah

Jorong Silukah

Nagari Durian Gadang

Kecamatan Sijunjung

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 17 km

Ibukota Prov. ± 100 km

Keletakan Geografis 167 mdpl

Aksesibilitas Situs Situs berada di pinggir jalan. Jalan menuju situs bersisian dengan Sungai Batang Hari.

Letak Astronomis 00°34′05″S 101°03′07″E [-0.5680556, 101.0519444]

Deskripsi Historis Sejarah Lokomotif Uap berkaitan dengan sejarah pembuatan Jalan Kereta Api dari Muaro ke Logas pada tahun 1943, yang sebagian besar pekerjanya berasal dari Pulau Jawa (pekerja Romusha). Lokomotif ini awalnya direncanakan untuk pengangkutan batubara dari Ombilin Sawahlunto ke Logas dan terus ke daerah sekitar Muaro dan Riau pada tahun 1942 sampai tahun 1945 pada saat kedudukan Jepang di Sumatera Barat. Masyarakat pribumi saat itu dipaksa bekerja membangun rel kereta api dari arah Timur ke Barat Sumatera. Pembangunan rel kereta api tersebut banyak memakan korban bukan hanya harta benda, tetapi juga nyawa karena mereka yang disuruh bekerja paksa hingga meninggal dunia. Awal November 1942, rombongan militer sipil pemerontahan Jepang sampai di Singapura dan melanjutkan perjalanan ke Sumatera Barat. Rombongan tersebut diperintahkan untuk membangun jalur kereta api Trans Sumatera, saat itu belum ada jalur kereta api yang menghubungkan daerah barat dengan Timur Pulau Sumatera. Kondisi alam memang berat karena sepanjang jalur rel kereta api yang akan dibuat tersebut banyak terdapat gunung dan bukit barisan mulai dari Utara hingga Selatan. Dengan kondisi alam seperti itu jalur kereta api dari Padang hanya sampai Muaro Sijunjung. Sementara kebutuhan Jepang untuk mencukupi pasokan bahan batubara dipasaran cukup tinggi, satu-satunya jalur yang dapat ditempuh melalui lalu lintas laut di Selatan Sumatera memutar hingga Aceh. Jalur tersebut apabila dilalui tidak kondusif dan memakan waktu lama. Dalam keadaan perang, jalur laut tersebut tidaklah aman, maka Jepang memutuskan untuk membuka jalur kereta api dari Muaro

Page 38: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

37

hingga Pekanbaru yang melintasi Logas, Kota Baru, Taratak Buluah hingga Provinsi Riau. Walaupun harus membuka hutan belantara. Pada zaman Hindia Belanda pernah direncanakan pembangunan rel kereta api ini, sebagai bagian dari jalur sebelumnya yang telah dibangun. Jalur kereta api yang sudah dikerjakan Belanda antara Padang, Padang Panjang, Solok, Sawahlunto hingga Muaro Sijunjung. Jalur ini memjadi akses penting bagi pengiriman batubara dari Sawahlunto/Sijunjung, namun belum sempat jalur selanjutnya dikerjakan, Jepang masuk dan menguasai Indonesia termasuk Negara lainnya di Asia Timur Raya. Untuk pembangunan rel kereta api tersebut Jepang mempekerjakan ribuan orang pribumi yang sebagian besar tawanan perang. Mereka dipaksa bekerja tanpa ada rasa kemanusiaan dan dikenal dengan sebutan Romusa (pekerja paksa).

Deskripsi Arkeologis Lokomotif Uap tersebut mempunyai panjang 7,56 m, lebar 2,60 m, dan tinggi 3,03 m. Ditemukan oleh masyarakat Silukah pada tahun 1980 saat pembuatan jalan darat dari Silokek ke Durian Gadang dan terus ke Tapus. Lokomotif Uap ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang penting artinya sebagai bukti keberadaan masa kependudukan Jepang di Indonesia khususnya di daerah Sawahlunto/Sijunjung. Lokomotif Uap ini terkait dengan pembuatan jalan kereta api dari Muaro ke Logas pada tahun 1943, yang sebagian besar pekerjanya berasal dari Pulau Jawa (Romusa). Lokomotif ini direncanakan untuk penganggkutan batubara dari Ombilin Sawahlunto ke Logas dan terus ke daerah Riau.

Ukuran (Luas) Situs Lokomotif ± 7,65 m x 2,60 m x 3,03 m

Lahan ± 15,46 m x 8,46 m (130,792 m²)

Batas-Batas Situs Utara Rimbo Lisun Kecamatan Sumpur Kudus

Selatan Rimbo Panjang Nagari Silokek

Timur Nagari Paru Kecamatan Sijunjung

Barat Nagari Manganti Kecamatan Sumpur Kudus

Fungsi awal dan fungsi sekarang Dahulu menjadi lokomotif kereta pengangkut batu bara dari Ombilin Sawahlunto ke daerah Logas. Kini lokomotif menjadi monumen.

Pemilik Pemerintah Kabupaten Sijunjung

Pengelola BPCB Sumatera Barat, Pemerintah Kabupaten Sijunjung

Foto

Page 39: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

38

Foto Bangunan

Foto Lingkungan

Page 40: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

39

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 41: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

40

11. Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 11/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan

Alamat

Jalan Jalan

Jorong Aia Amo

Nagari Aia Amo

Kecamatan Kamang Baru

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 35 km

Ibukota Prov. ± 155 km

Keletakan Geografis 113 mdpl

Aksesibilitas Situs Untuk menuju situs, di sisi jalan terdapat gerbang penanda. Namun jika dari arah Sijunjung untuk menuju situs lebih dekat melalui gerbang kedua. Kendaraan roda dua mapun empat dapat memasuki gerbang dan untuk menuju persis di lokasi dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Letak Astronomis 00°42′27″S 101°14′32″E [-0.7075, 101.2422222]

Deskripsi Historis Kerajaan Sangkak Karojan Sumua nan Janiah 14 Koto berada di Nagari Aie Amo Kecamatan Kamang Baru. Konon, nenek moyang Nagari Aie Amo berasal dari Tanah Suci yang berlayar melalui Laut Merah, Laut Siguntang-guntang sampai ke Palembang lalu ke Batang Hari, Jambi dan terus ke Batang Kuantan dan Batang Binuang. Ninik yang di atas itu adalah Dt. Andiko Rajo, Dt. Rajo Lelo Katik (Kotik Bandaro) dan rombongan.6 Pertama kali mereka menetap di suatu daerah ketinggian yang bernama Rumah Tinggi, dengan bertambahnya anggota keluarga maka menyebarlah mereka sampai ke 14 koto yaitu: limo koto di mudiak, ampek koto di tangah dan limo koto di hilie. Inilah kemudian yang menjadi wilayah Kerajaan Sangkak Karojan Sumua nan Janiah 14 koto. Sumua nan janiah berarti setiap perselisihan yang tidak bisa diselesaikan di koto masing-masing maka diselesaikan/dijernihkan, istilah setempat menyebutnya sebagai kegiatan barapek kauah atau bakauah bermusyawarah, di Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan ini. Rumah Gadang ini sudah tidak dihuni sekitar lima tahun (terakhir dipakai Tahun 2012).7

Deskripsi Arkeologis Bangunan Rumah Gadang ini berbentuk rumah panggung yang ditopang 20 tiang berdiameter rata-rata 16 cm. Tiang terbuat dari kayu Jua/Juar (nama Latin: Senna siamea) dan tegak di atas batu sandi. Secara umum bangunan memiliki

6 Diramu dari http://visitsijunjung.com/wisata/rumah-gadang-sangkak-karojan-sumua-nan-janiah-14-koto

7 Wawancara dengan Rasniati (28 tahun). Keluarga kerajaan Sangkak Karojan yang mengurusi Rumah Gadang dan bertempat tinggal persis di ssamping Rumah Gadang.

Page 42: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

41

ukuran 5,5, m x 8,6 m dan luas 47,3 m². Tinggi bangunan hingga puncak gonjong mencapai 8 m. Terdapat dua jendela pada sisi depan bangunan dan dua pintu pada sisi depan dan kiri bangunan atau arah Utara bangunan. Untuk akses menuju bangunan menggunakan pintu samping yang dilengkapi dengan tangga kayu. Secara umum konstruksi pembentuk struktur rumah gadang mirip dengan sistem konstruksi rumah gadang umunya. Bangunan Rumah Gadang Kerajaan Sangkak Karojan beratap gonjong khas rumah gadang Minangkabau dengan dua gonjong. Material atap menggunakan bahan seng. Dinding papan dipasang tegak hingga lambai-lambai (lambak/les) jendela. Kemudian dinding dipasang rebah. Sedangkan pada sisi kanan bangunan atau sisi Barat, dinding papan dipasang merebah keseluruhan. Dinding tegak dipasang pada bagian singok/segitiga loteng dan sayok singok. Pada bagian pereng dibentuk dari kayu berbentuk jumbai yang meruncing ke bawah. Pada bangian belakang terdapat bangunan yang berhubungan dengan bangunan inti. Bangunan tersebut difungsikan sebagai dapur.

Ukuran (Luas) Situs Bangunan ± 5,5 m x 8,6 m (47,3 m²)

Lahan ± 35 m x 32 m (1120 m²)

Batas-Batas Situs Utara Semak

Selatan Rumah Penduduk

Timur Semak

Barat Rumah penduduk

Fungsi awal dan fungsi sekarang Dahulu bangunan difungsikan sebagai tempat bermusyawarah kaum. Sekarang bangunan tidak lagi difungsikan.

Pemilik Dt. Andika Rajo Suku Malayu

Pengelola Rasniati

Foto

Foto Bangunan

Page 43: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

42

Foto Lingkungan

Page 44: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

43

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra

Page 45: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

44

12. Kawasan Rumah Gadang Tradisional Padang Ranah

KOMPONEN DATA

DATA TEKNIS

Nomor Inventaris Cagar Budaya 12/BCB-TB/A/17/2007

Nama Cagar Budaya Kawasan Cagar Budaya Perkampungan Adat Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato

Alamat

Jalan Jalan Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato

Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato

Nagari Sijunjung

Kecamatan Sijunjung

Kabupaten/Kota Sijunjung

Provinsi Sumatera Barat

Orbitrasi Situs (km)

Ibukota Kab./Kota ± 8 km

Ibukota Prov. ± 130 km

Keletakan Geografis 177 mdpl

Aksesibilitas Situs Aksesibiltas menuju masing-masig rumah gadang relatif mudah. Rumah gadang umumnya berada di pinggir jalan yang dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

Letak Astronomis 00°42′29,20″S 100°59′28,02″E [-0.7080556, 100.9911111]

Deskripsi Historis Menurut sumber-sumber tradisi pembentukan awal konsep nagari mulai dikenal pada abad ke XIV. Sistem nagari terbentuk karena terpenuhinya syarat menurut adat, yaitu bataratak (menetap), badusun (sudah berkumpul), bakoto (kumpulan beberapa dusun) dan banagari. Pembentukannya diawali dengan perumusan beberapa tokoh yang berkumpul di Batang Kandih sekitar abad ke XIV. Menurut legenda, dalam perjalanan rapat mereka melihat salah satu anak gadis tercebur ke lumpur dan tidak ada yang dapat mengangkat, sehingga harus menggunakan kemampuan spiritual dengan menggunakan tongkat “di-junjuang”. Dari peristiwa tersebut muncul ide penamaan nagari “Si Puti Junjuang”, namun karena pelafalan nagari “Si Puti Junjuang:, namun karena pelafalan masyarakat akhirnya diberi nama Sijunjung. Oerkampungan ini diperkirakan mulai ada sejak masa Kerajaan Pagaruyung (abad XVI) yang mem[erlihatkan bentuk pola permukiman Minangkabau. Semua rumah gadang yag diduga permukiman awal berada di pinggir jalan. Di perkapungan ini terdapat beberapa suku yang dibagi menjadi dua yaotu suku induk dan anak suku yang berjumlah 9. Rumah gadang berfungsi sebagai simbol untuk menjada dan mempertahanlan sistem budaya matrilineal sekalius menjadi penanda perkauman dalam kekerabatan. Rumah gadang juga merupakan simnol ekologis yang terlihat dari tata pekarangan serta jenis tanaman yang ditanam

Deskripsi Arkeologis Pada kawasan seluas 157,1 hektare ini terdapat 76 rumah gadang sebagai himpunan terbanyak dalam satu lokasi di

Page 46: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

45

wilayah Sumatera Barat. Sejak tahun 1950-an hingga sekarang jumlah rumah gadang masih bertahan dan keaslian masih terjaga. Penempatan rumah-rumah gadang itu ditata sesuai tradisi permukiman lama khas budaya Minangkabau. Fungsi utama dari rumah gadang adalh sebagai simbol kekerabatan kaum sebagai media untuk mewariskan untuk mewariskan nili-nilai adat Minangkabau. Keseluruhan rumah gadang di Jorong padang Ranah dan Tanah Bato terbuat dari kayu dengan gaya dan ukurn yag beragam, terkumpul di tempat yang sama. Bentuk dasarnya berupa persegi empat panjang dengan empat atau lima ruang di dalamnya. Konstruksi bangunan dibuat yang mengembang ke atas, diakhiri dengan atap gonjong berbentuk pelana melengkung dan meninggi. Terdapat rumah gadang yang memiliki dua gonjong hingga delapan gonjong. Julmah anjung yaitu bagian bangunan yang lantainya diringgikan, umumnya hanya dijumpai pada salah satu sisi saja. Pitu masuk ke dalam rumah sering diberi tambahan baru berupa teras dengan anak tangga terbuat dari susuna bata. Beberapa rumah gadang memiliki uikiran dekiratfi seperti corak buah palo patah, kuciang lalok jo saik galamai, aka duo gagang, atau kaluak paku kacang balimbiang. Terdapat hal yang berbeda pada rumah gadnag di kawasan ini karena tidak satu pun yang memiliki rangkiang, yaitu lumbung padi berupa bangunan kecil yang ditempatkan di halaman depan rumah.

Ukuran (Luas) Situs Lahan/Kawasan ± 157.1 Ha

Batas-Batas Situs Utara Jorong Balai-balai dan Jorong Koto Tuo

Selatan Jorong Pudak

Timur Jorong Koto Tuo dan Sungai Sukam

Barat Kecamatan Tanjung Gadang

Fungsi awal dan fungsi sekarang Perkampungan masyarakat

Pemilik Kerapatan Adat Nagari (KAN)

Pengelola Kerapatan Adat Nagari (KAN)

Foto

Foto Bangunan

Page 47: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

46

Foto Lingkungan

Page 48: DESKRIPSI CAGAR BUDAYA TDAK BERGERAK KABUPATEN … · Deskripsi Historis Kerajaan Jambulipo pada awalnya berpusat di atas puncak ... Barat Pemakaman umum ... mulanya atap terbuat

47

Denah Keletakan

Tanggal Pendataan 28 Juli – 6 Agustus 2017

Pengentri Data Marjohan Syarif dan Dafriansyah Putra