Design Research
-
Upload
yos3prenswp -
Category
Education
-
view
205 -
download
4
Transcript of Design Research
D E S I G N
R E S E A R C H
– PENGERTIAN –Suatu penelitian sistematis dalam mendesain, mengembangkan, dan mengevaluasi intervensi-intervensi pendidikan – seperti program, strategi dan bahan belajar-mengajar, produk dan sistem – sebagai solusi dari masalah tertentu, yang juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kita mengenai intervensi-intervensi tersebut dan proses dalam mendesain dan mengembangkannya. – Plomp
Serangkaian pendekatan, dengan maksud untuk menghasilkan teori-teori baru, artefak-artefak, dan praktek-praktek yang menjabarkan dan secara potensial berdampak pada belajar dan mengajar di situasi nyata. – Barab & Squire
KARAKTERISTIK
InterventionistPenelitian bertujuan untuk merancang suatu intervensi dalam dunia nyata.
Iterative Penelitian yang dilakukan menyertakan suatu pendekatan siklis dalam desain, evaluasi, dan revisi.
Process OrientedDesign research difokuskan pada pemahaman dan pengembangan model intervensi.
Utility OrientedBaik buruknya suatu desain diukur berdasarkan kegunaannya di konteks nyata.
Theory OrientedRancangan dibangun didasarkan pada preposisi teoritis.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk meningkatkan relevansi penelitian dalam praktek dan kebijakan pendidikan.
Untuk mengembangkan landasan teori secara empiris
Untuk meningkatkan kekokohan praktek desain.
KELUARAN DESIGN RESEARCH
1Prinsip-prinsip Desain
2Intervensi-
intervensi
3Pengembangan
Profesional
Terdapat tiga keluaran (output) dari design research, yaitu prinsip-prinsip desain, intervensi-intervensi, dan pengembangan profesional.
PRINSIP-PRINSIP DESAIN
If you want to design intervention X for the purpose/function Y in context Z, then you are best advised to give that intervention the characteristics A, B, and C [substantive emphasis], and to do that via procedures K, L, and M [procedural emphasis], because of arguments P, Q, and R. (Van den Akker, 1999)
INTERVENSI
Peneliti dalam design research memiliki tujuan pada pengembangan intervensi-intervensi (seperti program, strategi dan bahan belajar-mengajar, produk, dan sistem) yang dapat digunakan dalam praktek dan secara empiris merupakan solusi dari masalah-masalah yang diidentifikasi
PENGEMBANGAN PROFESIONAL
Kolaborasi antara peneliti dan praktisi meningkatkan peluang bahwa intervensi yang telah dikembangkan menjadi praktis dan relevan untuk suatu konteks
pendidikan yang meningkatkan kemungkinan untuk suatu implementasi yang sukses.
PANDUAN DESIGN RESEARCH
Implementasi desainMengidentifikasi elemen-elemen
kritis dari suatu desain dan bagaimana elemen-elemen tersebut
berhubungan
Mencirikan bagaimana masing-masing elemen terpenuhi dalam
implementasi tersebut
Modifikasi desainJika elemen-elemen dalam suatu
desain tidak bekerja, modifikasi desain tersebut
Setiap kali modifikasi memulai fase yang baru
Cirikan elemen-elemen kritis dalam setiap fase
Deskripsikan alasan dalam pembuatan modifikasi
Beberapa cara menganalisis desain: Kognitif; sumber daya; interpersonal; kelompok atau kelas; sekolah atau institusi
Mengukur variabel-variabel terikat> Variabel-variabel situasi> Variabel-variabel pembelajaran> Variabel-variabel sistem
Mengukur variabel-variabel bebas> Seting> Sifat peserta didik> Dukungan teknis> Dukungan keuangan> Pengembangan professional> Metode implementasi
> Tujuan dan elemen-elemen desain
> Seting di mana implementasinya
> Deskripsi masing-masing fase
Melaporkan Design Research> Temuan-temuan yang
dihasilkan> Pelajaran yang diambil> Dokumentasi multimedia
TAHAPAN DESIGN RESEARCH
Evaluasi yang digunakan untuk
menyimpulkan apakah intervensi
yang dibuat memenuhi tujuan
yang telah ditentukan
sebelumnya.
ASSESSMENT PHASE
Tahapan yang memuat fase-fase
dalam penghalusan desain, yang
masing-masing digunakan evaluasi
formatif.
PROTOTYPING PHASE
Analisis konteks dan kebutuhan,
meninjau literatur, pengembangan
kerangka teoritis atau konseptual
untuk penelitian.
PRELIMINARY RESEARCH
Model Plomp
Preparation for the Experiment
Design Experiment
Restrospective Analysis
Model Greivemeijer dan Cobb
EVALUASI FOMATIF
Kriteria
Relevan (juga dapat dikatakan validitas konten)
Ada kebutuhan terhadap intervensi dan desain intervensi tersebut didasarkan kepada pengetahuan ilmiah.
Konsistensi (juga dapat dikatakan validitas struktur) Intervensi didesain secara ‘logis’.
Kepraktisan Intervensi memiliki daya guna dalam seting yang diharapkan.
EfektifPenggunaan intervensi mengahasilkan suatu hasil yang diinginkan.
Kriteria-kriteria intervensi yang baik
– Nieveen, 1999
Tahapan KriteriaPreliminary research
Penekanan utama pada validitas konten, tidak banyak pada konsistensi dan kepraktisan
Prototyping Stage
Mula-mula: konsitensi dan kepraktisan. Selanjuntya menekankan pada kepraktisan dan berangsur-angsur ke keefektifan.
Assessment phase
Kepraktisan dan keefektifan.
Evaluasi kriteria pada masing-masing tahapan
Evaluasi Diri SendiriKesalahan yang jelas
Kajian AhliKonten, desain, dan
kualitas teknis
Satu-satuKejelasan, saran, kesalahan jelas
Kelompok KecilKeefektifan, saran keterlaksanaan
Uji LapanganPenerimaan pengguna, penerimaan
organisasi
Revisi
Revisi
Revisi
Revisi Kecil
Revisi Besar
Lapisan-lapisan evaluasi formatif (Tessmer, 1993)
CONTOH-CONTOH DESIGN RESEARCH
KELAS FCL BROWN & CAMPIONE
FASE I –
Dihasilkan 2 gagasan teoritis:
Diverse expertise, sikap menghargai & mendengarkan penjelasan siswa lain.
Community of learners, tukar pikiran antar siswa pada kelompok jigsaw.
FASE II –
Dijumpai kesalahan konsep pada fase 1.
Solusi: Menambahkan modul dasar & lembar aktivitas siswa serta siswa diminta mencari sumber-sumber lainnya.
Dikenal 2 gagasan teoritis: community practice dan developmental corridor.
FASE III –
Pelaksanaan gagasan developmental corridor.
Penghalusan desain dengan penambahan silang pendapat, berupa presentasi, di bagian akhir pembelajaran.
KURIKULUM PEMINATAN DIANA JOSEPH
Fase I –
Temuan: Perlu mendesain kembali tujuan pembelajaran; guru harus memberikan asesmen; diperlukan penambahan siswa yang lebih senior pada masing-masing kelompok.
Fase II –
Kunci pada fase ini adalah minat siswa (yang dirasa kurang reliabel), sehingga dibutuhkan teori yang lebih detail mengenai motivasi.
Fase III –
Dioperasikan pada kegiatan ekstrakurikuler. Inovasi penting dalam fase ini adalah pemisahan peran dari seorang guru dan peneliti.
TERIMA KASIH.