Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

492

Transcript of Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Page 1: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell
Page 2: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

PenghargaanBuku ini tidak akan bisa terbit tanpa gagasan dan dorongan dari ratusan mahasiswa doktoral

pada mata kuliah Pengembangan Proposal yang saya ampu di University of Nebraska-Lincoln selama

beberapa tahun ini. Sejumlah mahasiswa sebelumnya dan para editor yang menjadi partner dalam proses

penulisan buku ini: Dr. Sharon Hudson, Dr. Leon Cantrell, Nette Nelson (aim.), Dr. De Tonack, Dr. Ray

Ostrander, dan Diane Greenlee. Sejak edisi pertama, saya juga banyak berutang budi kepada para

mahasiswa di kelas Metode Penelitian Dasar dan orang-orang yang telah berpartisipasi dalam

seminar metode campuran yang pernah saya pimpin. Kuliah-kuliah ini, semuanya, menjadi

laboratorium pribadi saya dalam menyam-paikan gagasan, memperoleh ide-ide segar, dan membagi-

bagikan pengalaman saya sebagai penulis dan peneliti. Kepada para staf dan rekan-rekan di Kantor

Penelitian Kualitatif dan Metode Campuran di University of Nebraska-Lincoln yang sudah banyak

membantu penulisan buku ini, saya ucapkan terima kasih. Saya juga mendapat-kan banyak kontribusi

dari kajian-kajian akademis Dr. Vicki Piano Clark, Dr. Ron Shope, Dr. Kim Gait, Dr. Yun Lu,

Sherry Wang, Amanda Garrett, dan Alex Morales.

Saya juga mengucapkan terima kasih atas saran-saran yang men-cerahkan dari para pereview buku

ini. Saya tidak bisa menghasilkan buku ini tanpa dukungan dan dorongan dari rekan-rekan saya di

Penerbit Sage. Sage merupakan dan masih menjadi salah satu publishing-house dengan rating yang

cukup tinggi. Secara khusus, saya juga berutang banyak kepada pembimbing sekaligus editor saya

sebelumnya, C. Deborah Laughton (sekarang di Guilford Press), dan lisa Cuevas-Shaw, Vicki Knight,

dan Stephanie Adams. Selama hampir 20 tahvin bekerja sama'dengan Sage, kami telah berusaha

mengembangkan metode-metode penelitian.

Dalam kesempatan ini, saya ingin memberikan penghargaan sebesar-besarnya atas

kontribusi para pereview berikut ini: Mahasweta M. Banerjee, University of Kansas; Miriam W.

Boeri, Kennesaw State University; Sharon Anderson Dannels, The George S. Georgakopoulos, Nova

Southeastern University; Mary Enzman Hagedorn, University of Colorado di Colorado Springs;

Richard D. Howard, Montana State University; Drew Ishii, Whittier College; Marilyn Lockhart,

Montana State University; Carmen McCrink, Barry University; Barbara Safford, University of Northern

Iowa; Stephen A. Sivo, University of Central Florida; Gayle Sulik, Vassar College; dan Elizabeth

Thrower, University of Montevallo

Page 3: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tentang PenulisJohn W. Creswell adalah Profesor Psikologi Pendidikan sekaligus penulis dan

pengajar mata kuliah metodologi kualitatif dan penelitian metode campuran. Dia mengajar

di University of Nebraska-Lincoln selama 30 tahun dan telah menulis setidak-tidak-nya 11

buku, sebagian besar tentang rancangan penelitian, penelitian kualitatif, dan penelitian metode

campuran. Buku-bukunya telah diterjemahkan ke dalamberbagai bahasa dan digunakan di

seluruh dunia. Dia juga menjabat sebagai co-director di Kantor Penelitian Kualitatif dan

Metode Campuran di Nebraska yang bertugas me-nyediakan dukungan bagi para sarjana

yang ingin mengajukan penelitian kualitatif dan metode campuran pada lembaga-lembaga

pendanaan. Dia juga tercatat sebagai co-editor utama untuk jurnal Sage, Journal of Mixed

Methods Research, dan sebagai Asisten Profesor untuk bidang Kedokteran di University of

Michigan. Cresswell juga sering diminta menjadi asisten peneliti bidang-bidang kesehatan.

Baru-baru ini, dia terpilih menjadi Senior Fulbright Scholar dan bertugas di Afrika Selatan sejak

Oktober 2008 untuk berbagi ilmu tentang penelitian metode campuran denganpara ilmuwan

sosial dan doku-mentator isu-isu AIDS. Dia hobi bermain piano, menulis sajak, dan

berolahraga. Kunjungi websitenya di www.johnwcreswell.com .

Page 4: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Daftar IsiPendahuluan — vii

Penghargaan — xvii

Tentang Penulis — xix

Daftar Isi — xx

BAGIAN SATU: PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN AWAL — I

Bab Satu: Memilih Rancangan Penelitian — 3

Tlga Jenis Rancangan — 3

liga Komponen Penting dalam Rancangan Penelitian — 6

■ Beberapa Pandangan-Dunia Filosofis — 6

♦ Pandangan-Dunia Post-positivisme — 8

♦ Pandangan-Dunia Konstruktivisme Sosial — 11

♦ Pandangan-Dunia Advokasi dan Partisipatoris — 13

♦ Pandangan-Dunia Pragmatik — 15

■ Strategi-Strategi Penelitian — 17

♦ Strategi-Strategi Kuantitatif — 18

♦ Strategi-Strategi Kualitatif — 19

♦ Strategi-Strategi Metode Campuran — 21

■ Metode-Metode Penelitian — 23

Rancangan Penelitian Sebagai Pandangan-dunia, Strategi,

dan Metode — 25

Kriteria dalam Memilih Rancangan Penelitian — 29

■ Masalah Penelitian — 29

■ Pengalaman-Pengalaman Pribadi — 30

■ Pembaca — 31

Ringkasan — 32

Latihan Menulis — 32

Bacaan Tambahan — 32

Bab Dua: Tinjauan Pustaka — 36

Topik Penelitian — 36 Tinjauan Pustaka — 40

Page 5: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

■ Pemanfaatan Pustaka/Iiteratur — 40

■ Teknik-Teknik Tinjauan Pustaka — 46

♦ Langkah-Langkah Melakukan Tinjauan Pustaka — 46

♦ Database Terkomputerisasi — 48

♦ Prioritas dalam Memilih Literatur — 52

♦ Peta Literatur Penelitian — 54

♦ Mengabstraksikan Literatur — 57

♦ PetunjukGaya — 61

■ Definisi Istilah — 63

■ Tinjauan Pustaka Kuantitatif atau Metode Campuran — 69

Kesimpulan — 71 .

Latihan Menulis — 72

Bacaan Tambahan — 73

Bab Tiga: Penerapan Teori — 75

Teori dalam Penelitian Kuantitatif — 76

■ Variabel-Variabel dalam Penelitian Kuantitatif — 76

■ Definisi Teori — 78

■ Bentuk-Bentuk Teori — 81

■ Penempatan Teori dalam Penelitian Kuantitatif — 84

■ Menulis Perspektif Teoretis Kuantitatif — 86

Teori dalam Penelitian Kualitatif — 93

■ Variasi Penggunaan Teori dalam Penelitian Kualitatif — 93

■ Menempatkan Teori dalam Penelitian Kualitatif — 98

Teori dalam Penelitian Metode Campuran — 99

Ringkasan — 104

Latihan Menulis — 106

Bacaan Tambahan — 107

Page 6: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Empat: Strategi-strategi Menulis dan Pertimbangan-Pertitnbangan Etis — 109

Menulis Proposal'—109

■ Bagian-Bagian dalam Proposal — 109

■ Format Proposal Kualitatif — 111

■ Format Proposal Kuantitatif — 113

■ Format Proposal Metode Campuran — 113

■ Merancang Bagian-Bagian dalam Proposal Penelitian — 114

■ Menulis Gagasan — 116

■ Menulis seperti Berpikir — 117

. ■ Kebiasaan Menulis — 118

■ Keterbacaan Tulisan — 121

■ Kalimat Aktif, Kata Kerja, dan "Berlebih-lebihan" — 124

Masalah-masalah Etis yang Perlu Diantisipasi — 130

■ Masalah-Masalah Etis dalam Masalah Penelitian — 131

■ Masalah-Masalah Etis dalam Tujuan Penelitian dan Rumusan

Masalah — 132

■ Masalah-Masalah Etis dalam Pengumpulan Data — 132

■ Masalah-Masalah Etis dalam Analisis dan Interpretasi

Data — 135

■ Masalah-Masalah Etis dalam Menulis dan Menyebarluaskan

Hasil Penelitian — 137

Ringkasan — 138

Latihan Menulis — 139 -

Bacaan Tambahan — 140

BAGIAN DUA; MERANCANG PENELITIAN — 143

,Bab Lima: Pendahuluan — 145

Pentingnya Pendahuluan — 145

Pendahuluan dalam Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode

Campuran — 147

Salah Satu Model Pendahuluan — 149

Page 7: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

■ Sebuah Ilustrasi — 150

■ Masalah Penelitian — 153

■ PeneHtian-Penelitian Sebelumnya — 156

■ Kekurangan (Defisiensi) dalam Literatur Sebelumnya — 159

■ Signifikansi Penelitian bagi Pembaca — 161

Ringkasan — 163

Latihan Merudis — 164 Bacaan Tambahan — 164

Bab Enam: Tujuan Penelitian — 166

Signifikansi dan Makna Tujuan Penelitian — 166

■ Tujuan Penelitian Kualitatif — 167

■ Tujuan Penelitian Kuantitatif — 175

■ Tujuan Penelitian Metode Campuran —'- 181

Ringkasan — 188

Latihan Menulis — 189 Bacaan Tambahan —

189

Bab Tujuh: Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian — 191

Rumusan Masalah Kualitatif — 191

Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian Kuantitatif — 196

Model Rumusan Masalah dan Hipotesis Deskriptif — 203

Rumusan Masalah Dan Hipotesis Penelitian Metode

Campuran — 205

Ringkasan — 210

Latihan Menulis — 211

Bacaan Tambahan — 212

Bab Delapan: Metode-metode Kuantitatif — 215

Mendefinisikan Rancangan Survei dan Eksperimen — 216 Komponen-

komponen Rancangan Metode Survei — 216

■ Rancangan Survei — 217

■ Populasi dan Sampel — 218

Page 8: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

■ Instrumentasi — 221

■ Variabel-Variabel dalam Penelitian — 224

Analisis Data dan Interpretasi — 225

Komponen-komponendalam Metode Penelitian Eksperimen — 229

■ Partisipan — 229

■ Variabel-Variabel — 236

■ Instrumentasi dan Materi — 237

■ Prosedur-ProsedurEksperimentasi — 237

Ancaman-Ancaman terhadap Validitas — 240

■ Prosedur — 247

■ AnalisisData — 249

■ Interpretasi Hasil '-=- 250

Ringkasan — 251

Latihan Menulis — 254 Bacaan Tambahan — 255

Bab Sembilan: Prosedur-prosedur Kualitatif — 258

Karakteristik-karakteristik Penelitian Kualitatif — 259

Strategi-strategi Penelitian — 263

Peran Peneliti — 264

Prosedur-prosedur Pengumpulan Data — 266

Prosedur-Prosedur Perekaman Data — 271

Analisis dan Interpretasi Data — 274

Reliabilitas, Validitas, dan Generalisabilitas — 284

Menulis Kualitatif — 290 ■ .

Ringkasan — 291

Latihan Menulis — 302

Bacaan Tambahan — 302

Page 9: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Sepuluh: Prosedur-prosedur Metode Campuran — 304

Komponen-komponen Prosedur Metode Campuran — 305 Sif at Penelitian Metode

Campuran — 307 Strategi-strategi Penelitian Metode Campuran dan Model-model

Visualnya — 308

■ Merencanakan Prosedur-Prosedur Metode Campuran — 308

♦ Timing (Waktu) — 309

♦ Weighting (Bobot) — 310

Mixing (Pencampuran) — 310

♦ Teorisasi dan Perspektif-Perspektif Transformasi — 312

■ Strategi-Strategi Penelitian Metode Campuran

dan Model-Model Visualnya — 313

♦ Strategi Eksplanatoris Sekuensial — 316

♦ Strategi Eksploratoris Sekuensial — 317

♦ Strategi Transformatif Sekuensial — 318

♦ Strategi Triangulasi Konkuren — 320

♦ Strategi Embedded Konkuren — 321

♦ Strategi Transformatif Konkuren — 324

■ Memilih Strategi Metode Campuran — 325

Prosedur-Prosedur Pengumpulan Data — 326

Analisis Data dan Prosedur-prosedur Validasi — 328

Susunan Laporan Penelitian — 331

Contoh-contoh Prosedur Metode Campuran — 332

Ringkasan — 337

Latihan Menulis — 339 Bacaan Tambahan — 339

Glosarium — 342

Daftar Pustaka — 359 .

Indeks — 379

Page 10: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bagian Satu

Pertimbangan-Pertimbangan Awal

■ BablMemilih Rancangan Penelitian

■ Bab 2Tinjauan Pustaka

■ Bab 3Penggunaan Teori

■ Bab 4Strategi-Strategi Menulis dan Pertimbangan-Pertimbangan Etis

Buku ini dirancang untuk membantu para peneliti mengem-bangkan rencana atau proposal penelitian. Bagian I membahas sejumlah pertimbangan awal sebelum seorang peneliti merancang rencana atau proposal penelitian. Pertimbangan-pertirnbangart ini pada umumnya berkaitan dengan pemilihan rancangan penelitian yang sesuai, peninjauan pustaka untuk memosisikan penelitian yang diusulkan dalam konteks literatur-literatur yang ada, pe-nentuan teori apa yang hendak digunakan dalam penelitian sekali-gus usaha dalam menulis karya yang baik dan sesuai dengan standar etika yang berlaku.

Page 11: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Satu

Memilih RancanganPenelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi: dari asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam pengumpulan dan analisis data. Rancangantersebut melibatkan sejumlah keputusan yang, dalam buku ini, sudahsaya sajikan meski tidak secara runtut dalam pengertian yang lazim.Yang jeias, secara keseluruharr, keputusan ini melibatkan rancanganseperti apa yang seharusnya digunakan untuk meneliti topik tertentu.

Misalnya, dalam (proposal) penelitian, para peneliti perlu mengambil keputusan terkait dengan asumsi-asumsi filoSofis yang mendasari penelitian mereka, prosedur-prosedur (yang juga sering di-sebut sebagai strategi -strategi) penelitian, dan metode-metode spesifik yang akan mereka gunakan dalam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data; Pemilihan atas satu rancangan penelitian juga perlu didasarkan pada masalah/isu yang ingin diteliti, pengalaman pribadisi peneliti, dan target atau sasaran pembacanya.

TIGA JENIS RANCANGANDalam buku ini, ada tiga jenis penelitian yang akan disajikan:penelitian kualitatif,

kuantitatif, dan metode campuran. Padahakikatnya, tiga pendekatan ini tidaklah terpisah satu sama lainseperti ketika pertama kali muncul. Pendekatan kualitatif dankuantitatif seharusnya tidak dipandang sebagai antitesis ataudikotomi yang saling bertentangan; keduanya hanya merepresentasikan hasil akhir yang berbeda, namun tetap dalam satu continuum(Newman & Benz, LggS). Suatu penelitianhanya akan lebih kualitatifketimbang kuantitatif, atau sebaliknya. Adapun penelitian metode campuran berada di tengah continuumtersebut karena penelitian inimelibatkan unsur-unsur dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif sering kalidijelaskan berdasarkan bentuk-bentuknya yang menggunakan kata-kata (kualitatif) dan yang menggudakan angka-angla (kuantitatif), atauberdasarkan pertanyaan-pertanyaan ycng tertutup (hipotesiskuantitatif) dan yang terbuka (hipotesis kualitatif). Padahal, gradasiperbedaan antar keduanya sebenamya terletak pada asumsi filosofisdasar yang dibawa oleh peneliti ke dalam penetitiannya, jenis-jenis strategi penelitian yang digunakan peneliti sepanjang penelitiannya(seperti,strategieksperimenkuantitatifataustrategistudilapangankualitatif), dari metode-metode spesifk yang diterapkan peneliti untukmelaksanakan strategi-strategi ini (seperti, pengumpulan data secarakuantitatif dalambentuk instrumen versus Pengumpulan data secarakualitatif melalui observasi lapangan).

Lagi pula, ada perkembangan historis yang dapat membedakankedua pendekatan tersebut. Misalnya saja, pendekatan kuantitatifbanyak mendominasi bentuk-bentuk penelitian dalam ilmu-ilmu sosialsejakawalabadXIX hinggapertengahanabadXX. Namun,sejak awalpertengahan abad XX, muncul minat yang tinggi terhadappenelitiankualitatif,danbersamaandenganituberkembangpulapenelitianmetodecampuran(

Page 12: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

lihatCreswell,2008,untuksejarahyang lebih lengkap). Latar belakang historis ini setidak-tidaknya dapatdijadikan salah satu landasan untuk mencari definisi "rigid" atastiga istilah kunci tersebut, yang untuk selanjutnya akan digunakandalambuku ini:

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang – olehsejumlah individuatau sekelompok orang – dianggapberasal dari masalah sosialatau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-uPaya penting, sepei'ti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumPulkan data yang spesifik daripara partisipan, menganalisis data secara induktif mulai daritema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkanmakna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki strukturatau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalambentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitianyangbergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, danmenerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (diadaptasi dari Creswell,2007).

Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk mengujiteori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel.Variabel-variabel ini diukur -biasanya dmgan instrumen-instrumen penelitian- sehingga data yang terdiri dari angka-angkadapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporanakhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yangketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka,landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. (Creswell,2008). Seperti halnya para peneliti kualitatif,siapa pun yang terlibat di dalam penelitian kuantitatif juga perlurnemiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori secara deduktif, mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan-penjelasan alternatif, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan kembali penemuan-penemuannya.

Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitianyang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif danbentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis., aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, danpencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalamsatu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadarmengumpulkandanmenganalisis dua jenis data; ia juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektifsehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besarketimbang penelitian kualitatif dan kuantiiatif (Creswell & PlanoClark,2007).Seperti yang kita lihat, masing-masing definisi di atas memilikititik tekannya tersendiri.

Untuk itulah, dalam buku ini, saya akanmenjelaskantigadefinisitersebutsecaradetailagarAndabisa mengetahui masing-masing maknanya dengan jelas.

TIGA KOMPONEN PENTING DALAM RANCANGAN PENELITIANAda dua titik tekan dalam setiap definisi tadi yaitu: bahwa suatu pendekatan penelitian

selalu melibatkan asumsi-asumsi filosofis danmetode-metode atau prosedur-prosedur yang berbeda-beda. Rancangan penelitian, yang saya sebut sebagai rencana atau propasal untuk melaksanakan penetitian, melibatkan relasi antara asumsi-asumsifilosofis, strategi-strategi penelitian dan metode-metode tertentu. Kerangka kerja yang saya gunakan untuk menjelaskan

Page 13: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Beberapa Pandangan-Dunia FilosofisPost-PositivisKonstruksi SosialAdvokasi/partisipatorisPragmatis

Strategi-Strategi PenelitianStrategi-Strategi Kualitatif (seperti, ethnografi)Strategi-Strategi Kuantitatif (seperti, eksperimen)Strategi-Strategi Metode Campuran (seperti, sekuensial)

Metode-metode CampuranPertanyaan-pertanyaanPengumpulan dataAnalisis dataInterpretasiLaporan tertulisValidasi

Rancangan-Rancangan PenelitianKualitatifKuantitatifMetode Campuran

pertemuanantara tiga komponen ini dapat dilihat pada Gambar 1.1. Secara detail, dalam merencanakan penelitian, para peneliti perlu memPertimbangkan tiga komponen penting, yaitu: (1) asumsi-asumsipandangan-dunia (worldview) filosofis yang mereka bawa ke dalam penelitiannya, (2) strategi penelitian yang berhubungan denganasumsi-asumsi tersebut, dan (3) metode-metode atau prosedur-prosedur spesifik yang dapat menerjemahkan strategi tersebut kedalam Praktik nyata.

Beberapa Pandangan-Dunia FilosofisMeskipun sebagian besar gagasan filosofis tersembunyi dalamsebuah penelitian (Slife &

William, 1995), gagasan-gagasan tersebuttetap mempengaruhi praktik penelitian dan perlu diidentifikasi. Sayamerekomendasikan agar siapa pun yang tengah mempersiapkan proposal atau rencana penelitian seyogianya memperjelas gagasan-gagasan filosofis yang mereka ekspos. Penjelasan ini tentu akanmencerminkan alasan mengaPa mereka perlu memilih- pendekatankuaiitatif, kuantitatif, atau metode camPuran untuk penelitianmereka.

Dalammenjelaskanpandangan-duniafilosofis,penelitisetidak-tidaknya perlu menyertakan – dalam proposalnya – satubagiankhusus yang membahas sejumlah hal berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Kerja Rancangan Penelitian – Relasiantara Pandangan – Dunia, Startegi-Strategi Penelitian, dan Metode-Metode Penelitian

Page 14: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Pandangandunia filosofis yang diusulkan dalam penelitian. Pertimbangan-Pertimbangan dasar mengapa pandangan-duniatersebut digunakan Bagaimana pandangan-dunia itu membentuk pendekatan penelitian.

Saya lebih memilih menggunakan istilah pandangan-dunia(worldviews) karena memiliki artikepercayaan dasar yang memandu tindakan (Guba, 1990: 17).Peneliti lain lebih suka menyebutnya paradigma (Lincoln & Guba, 2000; Mertens, 1998); epistemologi dan ontologi(Crotty, 1998), ataumetodologi penelitian yang telah diterima secara luas(Neuman, 2000). Saya memandang pandangan-dunia sebagai orientasi umum terhadap dunia dan sifatpenelitian yang dipegangkukuh oleh peneliti. Pandangan-dunia ini sering kali dipengaruhiolehbidangkeilmuanyangmenjadikonsentrasimahasiswa,kepercayaan para pembimbin dan pihak fakultas terhadap bidang tersebut, dan pengalaman-pengalaman penelitian sebelumnya.Unikny pandangandunia yang dipegang kukuh oleh para penelititidakjarangmerangkulsecarakolektifpendekatankualitatif,kuantitafrf, dan metode campuran dalam penelitian mereka. Adaempat pandangandunia yang akan dibahas kali ini: post-positivisme,konstruktivisme, advokasi/partisipatoris, dan pragmatisme. Elemen-elemen penting dalam setiap pandangan dunia ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1Empat Pandangan-Dunia

Post-positivisme Konstruktivisme Determinasi Reduksionisme Observasi dan Pengujian empiris Verifikasi teori

Pemahaman Makna yang beragarn dari partisipan Konstruksisosiai dan historis Penciptaan teori

Advokasi/Partisipatoris Pragmatisme Bersifat politis Berorientasi pada isu pemberdayaan Kolaboratif Berorientasi pada perubahan

Efek-efek tindakan Berpusat Pada masalah Bersifat Pluralistik Berorientasi pada praktik dunia-nyata

Pandangan-Dunia Post-positivismeAsumsi-asumsipost-positivismerepresentasikanbentuktradisional penelitian, yang

kebenarannya lebih sering disematkanuntuk penelitian kuantitatif ketimbang penelitian kualitatif. Pandangan-dunia ini terkadang disebut sebagai metode saintifik atau penelitian sains. Ada pula yang menyebutnya sebagai penelitianpositivis/post-positivis,sains empiris,dan post-positivisme. Istilah terakhirdisebut post-positivisme karena ia merepresentasikan pemikiranpost-positivisme, yang menentang gagasan tradisional tentangkebenaran absolut ilmu pengetahuan (Phillips & Burbules, 2000), danmengakui bahwa kita tidak bisa terus menjadi "orang yangyakin/positif" pada klaim-klaim kita tentang pengetahuan ketika kitamengkaji perilaku dan tindakan manusia.

Page 15: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dalam perkembanganhistorisnya, tradisi post-positivis ini lahir dari penulis-penulis abad XIX, seperti Comte, Mill, Dukheim, Newton, dan Locke (Smith,1983), dan belakangan dikembangkan lebih lanjut oleh penulis-penulis seperti Phillips dan Burbules (2000).

Kaum Post-positivis mempertahankan filsafat deterministikbahwa sebab-sebab (faktor-fakior kausatif) sangat mungkin menentukan akibat atau hasil akhir. Untuk itulah, problem-problem yangdikaji oleh kaum post-positivis mencerminkan adanya kebutuhanuntuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab y ang memengaruhihasil akhir, sebagaimana yang banyak kita jumpai dalam penelitian eksperimen kuantitatif. Filsafat kaum post-positivis juga cenderungreduksionistis yang orientasinya adalah mereduksi gagasan-gagasanbesar menjadi gagasan-gagasan terpisah yang lebih kecil untuk diujilebih lanjut, seperti halnya variabel-variabel yang umumnya terdiridari sejumlah rumusan masalah dan hipotesis penelitian.

Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata kaum post-positivis selalu didasarkan pada observasi dan pengujian yang sangatcermatterhadap realitas objektif yang muncul di dunia "luar sana." Untuk itulah, melakukan observasi dan meneliti perilaku individu-individu dengan berlandaskan pada ukuran angka-angka dianggapsebagai aktivitas yang amat penting bagi kaum post-positivis. Akibatnya, muncul hukum-hukum atau teori-teori yang mengatur dunia,yang menuntut adanya pengujian dan verifikasi atas kebenaran teori-teori tersebut. agar dunia ini dapat dipahami oleh manusia. Untukitulah, dalam metode saintifik,salah satu pendekatan penelitian "yangtelah disepakati" oleh kaum post-positivis, seorang peneliti harusmengawali penelitiannya dengan menguji teori tertentu, lalu mengumpulkan data baik yang mendukung maupun yang membantah teori tersebut, baru kemudian membuat perbaikan-perbaikan lanjutan sebelum dilakukan pengujian ulang.

Membaca buku Phillips dan Burbules (2000), kita akan menemukan sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian post-positivis, antara lain:1. Pengetahuanbersifatkonjektural/terkaan (dan antifondasional/ddak berlandasan apa pun) -

bahwa kita tidak akan pernahmendapatkan kebenaran absolut. untuk itulah, bukti yang dibangun dalam penelitian sering kali lemah dan tidak sempurna. Karena alasan ini pula, banyak peneliti yang berujar bahwamereka tidak dapat membuktikan hipotesisnya; bahkan, tak jarang rnereka juga gagal untuk menyangkal hipotesisnya.

2. Penelitianmerupakanproses membuatklaim-klaim, kemudian menyaring sebagian klaim tersebut meniadi "klaim-klaim lain"yang kebenarannya jauh lebih kuat. sebagian besar penelitian kuantitatif, rnisalnya, selalu diawali dengan pengujian atas suatuteori.

3. Pengetahuan dibentuk oleh data,bukti, danPertimbang-pertimbangan logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrumen-instrumen Pengukuran tertentu yang diisi oleh para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.

4. Penelitian harus mampu mengembangkan statemen-statemenyang relevan dan benar, statemen-statemen yang dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya atau dapat mendeskripsikanrelasi kausalitas dari suatu persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti membuat relasi antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan hipotesis'

Page 16: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

5. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif; parapeneliti harus menguji kembali metode-metode dan kesimpulan-kesimpulan yang sekiranya mengandung bias. untuk ituiah,dalam penelitian kuantitatif, standar validitas dan reliabilitas. menjadi dua ispek penting yang wajib dipertimbangkan olehpeneliti.

Pandangan-Dunia Konstruktivisme SosialKelompok lain memiliki pandangandunia yang berbeda.Salah satunya adalah pandangan-

dunia konstruktivisme sosial (yangsering kali dikombinasikan dengan interpretivisme) (lihat Merters,1998). Pandangan-dunia ini biasanya dipandang sebagai suatupendekatan dalam penelitian kualitatif. Gagasan konstruktivismesosial berasal dari Mannheim dan buku-buku seperti The Social Construction of Reality-nya Berger dan Luekmann (1967) danNaturalistic Inquiry-nya Lincoln dan Guba (1985). Dewasa ini, penulis-penulisyang getol mengkaji paradigma konstruktivisme sosial antara lainLincoln dan Guba (2000), Schwandt (2007, Neuman (2000), dannCrotty (1998).

Konstruktivisme sosial meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu berusaha memahami dunia di mana mereka hidupdan bekerja. Mereka mengembangkan makna-makna subjektif ataspengalaman-pengalaman mereka -makna-makna yang diarahkanpada objek-objek atau benda-benda tertentu. Makna-makna ini puncukup banyak danberagam sehingga peneliti dituntut untuk lebihmencari kompleksitas pandangan-pandangan ketimbang mempersempit makna-maknameniadi sejumlah kategori dan gagasan. Peneliti berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandanganpartisipan tentang situasi yang tengah diteliti. Untuk mengeksplorasipandangan-pandangan ini, pertanyaan-pertanyaan pun perlu diajukan. Pertayaan-pertanyaan ini bisa jadi sangat luas dan umum sehingga partisipan dapat mengkonstruksi makna atas situasitersebut, yang biasanya tidak asli atau tidak dipakai dalam interaksidengan oranglain. Semakin terbuka pertanyaan tersebut tentu akansernakin baik, agar peneliti bisa mendengarkan dengan cermat apayang dibicarakan dan dilakukan partisipan dalam kehidupan mereka.

Makna-makna subjektif ini sering kali dinegosiasi secara sosialdanhistoris. Makna-makna ini tidak sekadar dicetak untuk kemudiandibagikan kepada indiviciu-individu, tetapi harus dibuat melaluiinteraksi dengan mereka (karena itulah dinamakan konstruktivismesosial) dan melalui norma-norma historis dan sosial yang berlakudalam kehidupan mereka sehari-hari. Makna-makna itu juga harusditekankanpadakontekstertentudimanaindividu-individuini tinggal dan kerjia agar peneliti dapat memahami latar belakanghistoris dan kultural mereka.

Para peneliti iuga perlu menyadaribahwa latar belakang dapat mempengaruhi,penafsiran mereka terhadap hasil penelitian. Untukitulahketikamelakukanpenelitian,merekaharus memosisikandirimerekasedemikianrupaserayamengakuidenganrendahhatibahwainterpretasimerekatidakpernahlepasdaripengalamanpribadi,kultural,danhistorismerekasendiri.Dalamkontekskonnstruktivisme, peneliti memiliki tujuan utama, yakni berusaha memaknai (atau menafsirkan) makna-makna yang dimiliki orang laintentang dunia ini. Ketimbang mengawali penelitiannya dengan suatuteori (seperti dalam post-positivisme), peneliti sebaiknya membuat atau mengembangkan suatu teori atau pola makna tertentu secarainduktif.

Terkaitdengankonstruktivismeini,Crotty(1995) memperkenalkan sejumlah asumsi:

Page 17: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

1. Makna-maknadikonstruksiolehmanusiaagarmerekabisatertibatdenganduniayangtengahmerekatafsirkan.Para peneliti kualititif cenderung menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka agar partisipan dapat mengungkapkan pandangan-pandangannya.

2. Manusia senantiasa terlibat dengan dunia mereka dan berusahamemahaminyaberdasarkanperspektifhistorisdansosialmereka sendiri – kitasemua dilahirkan ke dunia makna (world of meaning)yang dianugerahkan oleh kebudayaan di sekelilingkita. Untut itulah, para peneliti kualitatif harus memahamikonteks atau latar belakang partisipan mereka dengan cara mengunjungi konteks tersebut dan mengumpulkan sendiri informasi yang dibutuhkan. Mereka juga harus menafsirkan apa yangmereka cari: sebuah penafsiran yang dibentuk oleh pengalamandan latar belakang mereka sendiri.

3. Yangmenciptakanmaknapadadasarnyaadalahlingkungansosial,yangmunculdidalamdandiluarinteraksidengan komunitasmanusia.Prosespenelitiankualitatifbersifatinduktifdimana di dalamnya peneliti menciptakan makna dari data-data lapangan yang dikumpulkan.

Pandangan-Dunia Advohasi dan PartisipatorisTerdapat kelompok lain yang memiliki asumsi-asumsi filosofisberdasarkan pada

pendekatan advokasi/partisipatoris. Pendekatanini muncul sejak 1980-an hingga 1990-an dari sejumlah kalangan yangmerasa bahwa asumsi-asumsi post-positivis telah rnembebankanhukum-hukum dan teori-teori struktural yang sering kali tidak sesuaidengan/tidakmenyertakanindividu-individuyangterpinggirkandalam masyarakat kita atau isu-isu keadilan sosial yang memang perlu dimunculkan. Pandangan-dunia ini tampaknya memang cocok dengan penelitian kualitatif, namun ia juga bisa menjadi dasar untukpenelitian kuantitatif .

Dalamsejarahnya,pembahasantentangadvokasi/partisipatoris(atau emansipatoris) dapat kita jumpai dalam kajian-kajian yangdilakukan oleh penulis-penulis seperti Marx, Adorno,Marcuse,Habermas, dan Freire (Neuman,2000). Adapun Fay (1987), Herondan Reason (1997, serta Kemmis dan Wilkinson (1998) merupakansederet penulis masa kini yang aktif mengkaji perspektif advokasidan partisipatoris ini. Yang ielas, mereka semua merasa bahwa sikapkonstruktivis tidak memadai dalam menganjurkan (mengadvokasi)program aksi untuk membantu orang-orangyang termarjinalkan.

Pandangan-duniaadvokasi/partisipatorisberasumsibahwa penelitianharusdihubungkandenganpolitikdanagendapolitis.Untuk itulah, penelitian ini pada umumnya memiiiki agenda aksidemi reformasi yang diharapkan dapat mengubah kehidupan parapartisipan, institusi-institusi di mana mereka hidup dan bekerja, dan kehidupan para peneliti sendiri. Di samping itu, pandangan-duniaini menyutakan bahwa ada isu-isu tertentu yang perlu mendapatperhatian lebih, utamanya isu-isu menyangkut kehidupan sosial dewasa ini, seperti pemberdayaan, ketidakadilan, penindasan, penguasaan, ketertindasan, dan pengasingan. Peneliti dapat mengawalipenelitian mereka dengan salah satu dari isu-isu ini sebagai fokuspenelitiannya.

Dalampenelitianini,parapenelitiharusbertindaksecara kolaboratif agar nantinya tidak ada partisipan yang terpinggirkan dalam hasil penelitian mereka. Bahkan, para partisipan dapat membantumerancang pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis informasi, atau

Page 18: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mencari hibah-hibah penelitian. Penelitianadvokasimenyediakansaranabagipartisipanuntukmenyuarakanpendapatdari hak-hakmerekayangselamainitergadaikan. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka akanrealitas sosial yang sebenarnya atau dapat mengusulkan suatuagenda perubahan demi memperbaiki kehidupan mereka sendiri. Tentu saja, kondisi ini akan mendorong lahirnya satu suara yangbersatu demi reformasi dan perubahan.

Pandangan-duniafilosofisadvokasi/partisipatorisfokuspadakebutuhan-kebutuhan suatu kelompok atau individu tertentu yangmungkintermarginalkansecarasosial.Untukitulah,tidakmenutupkemungkinan diintegrasikannya pandangan-dunia ini denganperspektif-perspektif teoretis lain yang mengkonstruksi suatugambaran tentang isu-isu/masalah-masalah yang hendak diteliti, orang-orang yang diselidiki, dan perubahan-perubahan yangdiinginkan, seperti perspektif feminis, diskursus rasialisme, teorikritis,teoriqueer,danteoridisability –sejumlahperspektifteoretisini akan dibahas lebih rinci pada Bab 3.

Meskipunpenjelasansayasejaktadi cenderungbersifat generalisasi terhadap kelornpok-kelompok yang termarginalkan, setidak-tidaknya kita perlu membaca ringkasan Kemmis dan Wilkinson(1995) tentang karakteristik-karakteristik inti dari penelitian advokasiatau partisipatoris:1. Tindakanpartisipatorisbersikapdialektisdandifokuskanuntukmembawa perubahan. Untuk

itulah, pada akhir penelitian advokasi /partisipatoris, para peneliti harus memunculkan agendaaksi demi reformasi dan perubahan.

2. Penelitian ini ditekankan untuk membantu individu-individuagar bebas dari kendala-kendala yang muncul dari media, bahasa,aturan-aturankerja, danrelasikekuasaandalamranahpendidikan. Penelitianadvokasi/partisipatorisseringkalidimulai dengan satu isu penting atau sikap tertentu terhadapmasalah-masalah sosial, seperti pemberdayaan.

3. Penelitian ini bersifat emansipatoris yang berarti bahwa penelitian ini membantu membebaskan manusia dari ketidakadilan-ketidakadilan yang dapat membatasi perkembangan dan determinasi diri. Penelitian advokasi/partisipatoris bertujuan untuk menciptakan perdebatan dan diskusi politis untuk menciptakanperubahan.

4. Penelitian ini juga bersifat praktis dan kolaboratif karena iahanya dapat sempurna jika dikolaborasikan dengan penelitian-penelitian lain, dan bukan menyempurnakan penelitian-penelitian yang lain. Dengan spirit inilah para peneliti advokasi/partisipatoris melibatkan para partisipan sebagai kolaboratoraktif dalam penelitian mereka.

Pandangan –Dunia PragmatikPrinsip lainberasal dari kelompok pragmatis. Pragmatisme iniberawal dari kajian Peirce,

james, Mead, dan Dewey (Cherryholmes,1992).Penulis-penulis kontemporer yang termasuk dalam kelompokini antara lain Rorty (1990), Murphy (1990), Patton (1990), danCherryholmes (1992). Paradigma filosofis yang satu ini memiliki banyak bentuk, tetapi pada umumnya

Page 19: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Pragmatisme sebagai pandangan-dunia lahir dari tindakan-tindakan, situasi-situasi, dankonsekuensi-konsekuensi yang sudah ada, danbukan dari kondisi-kondisi sebelumnya (seperti dalam post-positivisme). Pandangan-duniaini berpijak pada aplikasi-aplikasi dan solusi-solusi atas problem-problem yang ada (Patton, 1990).Ketimbang berfokus pada metode-metode, para peneliti pragmatik lebih menekankan pada pemecahanmasalah dan menggunakan semua pendekatan yang ada untuk memahami rnasalah tersebut (lihat Rossman & Wilson, 1985).

Sebagai salah satu paradigma filosofis untuk penelitian metodecampuran, Tashakkori dan Teddlie (1998), Morgan (2007),dan Patton (1990) menekankan pentingnya paradigma pragmatik ini bagi parapeneliti metode campuran, yang pada umumnya harus berfokuspada masalah-masalah penelitian dalam ilmu sosial humaniora,kemudianmenggunakanpendekatanyangberagamuntuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang problem-problemtersebut. Berdasarkan kajian Cherryholmes (1992), Morgan (2007),dan pandangan saya pribadi, pragmatisme pada hakikatnya merupakan dasar filosofis untuk setiap bentuk penelitian, khususnya penelitian metode campuran:1. Pragmatisme tidak hanya diterapkan untuk satu sistem

filsafatataurealitassaja.Pragmatismedapatdigunakanuntuk penelitian metode campuran yang di dalamnya para peneliti bisadengan bebas melibatkan asumsi-asumsi kuantitatif dan kualitatifketikamerekaterlibatdalamsebuahpenelitian.

2. Setiappenelitimemilikikebebasan memilih.Dalamhalini,merekabebasuntukmemilihmetode-metode,teknik-teknik,dan prosedur-prosedur peneIitian yang dianggap terbaik untukmemenuhi kebutuhan dan tujuan mereka.

3. Kaum pragmatis tidak melihat dunia sebagai kesatuan yang mutlak. Artinya, para peneliti metode campuran dapat menerapkan berbagai pendekatan dalam mengumpulkan dan menganaIisis data ketimbang hanya menggunakan satu pendekatan saja(jika tidak kuantitatif, selalu kualitatif).

4. Kebenaran adalah apa yang teriadi pada saat itu. Kebenarantidak didasarkan pada dualitas antara kenyataan yang beradadi luar pikiran dan kenyataan yang ada dalam pikiran. Untukitulah, dalam peneiitian metode campuran,para peneliti menggunakandatakuantatifdankualitatifkarenamerekamenelitiuntukmemilikipemahamanyangbaikterhadapmasalah penelitian.

5. Para peneliti pragmatis selalu melihat apa dan bagaimana meneliti, serayamengetahui apa saja akibat-akibat yang akanmerekaterima –kapandandimanamerekaharusmenjalankan penelitiantersebut.Untukitulah,parapenelitimetode campuran pada umumnya selalu memiliki tujuan atas pencampuran (mixing)ini,sejenisalasan mengapa data kuantitatif dan kualitatif harus dicampur menjadi satu.

6. Kaum pragmatis setuju bahwa penelitian selalu muncul dalamkonteks sosial, historis, politis, dan lain sebagainya. Dalam halini, penelitian metode campuran bisa saja beralih pada paradigma post-modern, suatu pandangan teoretis yang reflektifterhadap keadilan sosial dan tujuan-tujuan politis.

7. Kaum pragmatis percaya akan dunia eksternal yang berada diluar pikiran sebagaimana yang berada di dalam pikiran manusia. Mereka juga percaya bahwa kita harus berhenti

Page 20: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

bertanyatentang realitas dan hukum-hukum alam (Cherryholmes, 1992).Bahkan, "mereka sepertinya ingin mengubah subjek" (Rorty, 1983: xiv).

8. Untuk itulah, bagi para peneliti metode campuran, pragmatisme dapat membuka pintu untuk menerapkan metode-metode yangberagam, pandangan-dunia yang berbeda-beda, dan asumsi-asumsi yangbervariasi, serta bentuk-bentuk yang berbedadalam pengumpulan dan analisis data.

Strategi-Strategi PenelitianPara peneliti hendaknya jangan hanya memilih penelitian kualitatif, kuantitatif, atau

metode campuran untuk diterapkan; merekajuga harus menentukan jenis penelitian dalam tiga pilihan tersebut. Strategi-strategi penelitian merupakan jenis-jenis rancangan peneIitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran yang menetapkanprosedur-prosedur khusus dalam penelitian. Beberapa orang menyebut strategi penelitian dengan istilah pendekatan peneiitian(Creswell, 2007) atau metodologi penelitian (Mertens, 1998).

Strategi-strategi yang tersedia bagi peneliti sebenamya sudahmuncul bertahun-tahun lalu saat teknologi komputer telah mempercepat aktivitas kita dalam menganalisis data-data yang rurnit. Strategi-strategi tersebut hadir ketika manusia sudah mampu mengartikulasikan prosedur-prosedur baru dalam melakukan penelitian ilmusosial. Pilihlah salah satu dari strategi-strategipenelitian yang seringkali digunakan dalam ilmu sosial, seperti yang akan saya jelaskan dalam Bab 8, 9, dan10.

Di sini, saya hanya akan memperkenalkan strategi-strategi iniyang nantinya akan dijelaskan lebih rinci –lengkapdengan contoh-contohnya— disepanjang buku ini. Ringkasan strategi-strategitersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2Strategl-Strategi Penetitian AlternatifKuantitatif Kualitatif Metode Campuran

Rancangan-rancanganeksperimen

Rancangan-racangan non-eksperimen, sepertimetode survei

Penelitian naratif Fenomenologi Etnografi Groundedtheory Studi kasus

Sekuensial Konkuren Transformatif

Strategi-strategi Kuantitatif

Selama akhir abad XIX dan awal abad XX, strategi-strategipenelitian yang berkaitan dengan rancangan kuantitatif selalu meIibatkan pandangan-dunia post-positivis. Strategi-strategi ini meliputi eksperimeh-eksperimen nyata, eksperimen-eksperimen yangkurang rigid yang sering disebut dengan kuasi-eksperimen dan penelitian korelasional (Campbell & Stanley, 1963), dan

Page 21: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

eksperimen-eksperimen single-subject (Cooper, Heron, & Heward, 1987; Neuman &McCormick,1995).

Namun, dewasa ini, strategi-strategi kuantitatif sudah melibatkan eksperimen-eksperimen yang lebih kompleks dengan semuavariabei dan treatment-nya (seperti rancangan faktorial dan rancanganrepeated measure). Strategi-strategi kuantitatif juga meliputi model-model persamaan struktural yang sedikit rumit, yang biasanya menyertakan metode-metode kausalitas dan identifikasi kekuatan variabel-variabel ganda. Dalam buku ini, saya hanya fokus pada duastrategi penelitian kuantitatif, yakni survei dan eksperimen. Penelitian survei berusaha memaparkan secara kuantitatif kecenderungan, sikap, atau opini

dari suatu populasi tertentu dengan meneliti satu sampel dari populasi tersebut. Penelitianini meliputi studi-studi cross-sectional dan longitudinal yang menggunakan kuesioner atau wawancara terencana dalam pengumpulan data, dengan tujuan untuk menggeneralisasi populasiberdasarkan sampel yang sudah ditentukan (Babbie, 1990).

Penelitian eksperimenberusaha menentukan apakah suatu treatment memengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini dinilaidengan cara menerapkan treatment tertentu pada satu kelompok(sering disebut kelompok treatment, penj.) dantidak menerapkannyapada kelompok yang lain (sering disebut kelompok kontrol, Penj.), Ialu menentukan bagaimana dua kelompok tersebut menentukanhasil akhir. Penelitian ini mencakup eksperimen-aktual denganpenugasan acak (random assignmenf) atas subjek-subjek yang di-treatment dalam kondisi-kondisi tertentu, dan kuasi-eksperimendengan prosedur-prosedur non-acak (Keepel 1991). Termasukdalam kuasi-eksperimen adalah rancangan single-subiect.

Strategi-Strategi KualitatifUntuk penelitian kualitatif, strategi-strateginya sudah mulaibermunculan sepanjang tahun

1990-an dan memasuki abad XX. Tidaksedikit buku yang telah membahas strategi kualitatif ini (seperti 19strategi yang diperkenalkan oleh Wolcott, 2001). Bahkan, pendekatan-pendekatan di dalam penelitian kualitatif tertentu sudah memilikiprosedur-prosedur yang lengkap dan jelas. Misalnya, Clandinin danConnelly (2000) telah membuat deskripsi komprehensif tentang apa yangharus dilakukan oleh seorangpeneliti naratif. Moustakas (1994)juga telah membahas doktrin-doktrin filosofis dan prosedur-prosedurdalam metode fenomenologi, sedangkan Strauss dan Corbin (1990,1998) memperkenalkan prosedur-prosedur untuk peneliti groundedtheory. Wolcott (1999) menjabarkan prosedur-prosedur etnografis,dan Stake (1995) merekomendasikan sejumlah proses yang harusdilakukan dalam penelitian studi kasus.

Dalam buku ini, saya sudah menyajikan ilustrasi-ilustrasi berdasarkan strategi-strategi di atas, sekaligus memperkenalkan bahwapendekatan-pendekatansepertipenelitianpartisipatoris(Kemmis& Wilkinson, 1998),analisiswacana (Cheek,2004), dan pendekatan-pendekatan lain yang tidak disebutkan (lihat Creswell, 2007b) jugadapat menjadi cara-cara yang memadai di dalam melakukan penelitian kualitatif: Etnografimerupakansalahsatustrategipenelitiankualitatifyangdi dalamnya peneliti

menyelidiki suatu kelompok kebudayaandi lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukuplama dalam dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan datawawancara

Page 22: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

(creswell, 2007b).Proses penelitiannya fleksibel danbiasanya berkembang sesuai kondisi dalam merespons kenyataan-kenyataan hidup yang dijumpai di lapangan (LeCompte &Schensul, 1999).

Grounded theory nterupakan strategi penelitian yang di dalamnyapeneliti "memproduksi" teori umum dan abstrak dari suatu proses, aksi, atau interaksi tertentu yangberasal daripandangan-pandangan partisipan. Rancangan ini mengharuskan peneliti untuk menjalani sejumlah tahap pengumpulan data dan penyaringan kategori-kategori atas informasi yang diperoleh (Charmaz, 2006;Strauss dan Corbin, 1990, 1998). Rancangan ini memiliki duakarakteristik utama, yaitu: (1) perbandingan yang konstan antaradata dan kategori-kategori yang muncul dan (2) pengambilan contoh secara teoretis (teoretical sampling)atas kelompok-kelompokyang berbeda untuk memaksimalkan kesamaan dan perbedaaninformasi.

Studikasusmerupakanstrategipenelitiandimanadidalamnyapeneliti menyeliki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasioleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasisecara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Stake, 1995).

Fenomenologi merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusiatentang suatu fenomena tertentu. Memahami pengalaman-pengalaman hidup manusia menjadikan filsafat fenomenologisebagai suatu metode penelitian yang prosedur-prosedurnyamengharuskan peneliti untuk mengkaji sejumlah subjek denganterlibat secara langsung dan relatif lama di dalamnya untuk mengembangkan pola-pola dan relasi-relasi makna (Moustakas,1994). Dalam Proses ini, peneliti mengesampingkan terlebihdahulu pengalaman-pengalaman pribadinya agar ia dapat memahami pengalaman-pengalaman partisipan yang ia teiiti(Nieswiadomy,1993).

Naratif merupakan strategi penelitian di mana di dalamnyapeneliti menyelidiki kehidupan individu-individu dan memintaseorang atau sekolompok individu untuk menceritakan kehidupan mereka. Informasi ini kemudian diceritakan kembali olehpeneliti dalam kronologi naratif. Di akhir tahap penelitian, penelitiharus menggabungkan dengan gaya naratif pandangan-pandangannya tentang kehidupan partisipan dengan pandangan-pandangannya tentang kehidupan peneliti sendiri (Clandinin &Connelly,2000).

Strategi-Strategi Metode CampuranStrategi-strategi metode campuran sebenamya kurang populerdibanding dua strategi

sebelumnya (kuantitatif dan kualitatif).Konsep untuk "mencampur metode-metode yang berbeda" ini padahakikatnya munculpada1959 ketika Campbell dan Fisk menggunakan metode-jamak (multimethods) dalam meneliti kebenaran watak-watak psikologis. Mereka kemudian mendorong orang lain menggunakan matriks metode-jamak mereka untuk menguji kemungkinandigunakannya pendekatan-jamak (muttiple approaches) dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari inilah, banyak orang yang kemudianmencampur metode-metode sekaligus pendekatan-pendekatan yang berhubungan dengan metode-metode tersebut, misalnya,

Page 23: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mereka menggabungkan metode observasi dan wawancara(data kualitatif) dengan metode survei tradisional (data kuantitatif)(Sieber, 1973).

Dengan menyadari bahwa setiap metode pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan, para peneliti metode campuran pun akhirnya meyakini bahwa bias-bias yang muncul dalam satu metodedapatmenetralisasiataumenghilangkanbias-biasdalammetodemetode yang lain. Triangulasi sumber-sumber data (triangulasi of dataresourcers) –suatumetodedalammencarikonvergensiantarametodekualitatifdanmetodekuantitatif—pun muncul (Jick, 1979). Pada awal 1990-an, gagasan "pencampuran" (mixing) ini mulai beralih dari yang awalnya hanya berusaha mencari-cari konvergensimenuju usaha penggabungan yang sebenarnya antara data kuantitatif dan data kualitatif. Misalnya, hasil-hasil dari satu metode dapatmembantu metode yang lain, utamanya dalam mengidentifikasi parapartisipan yang diteliti atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan(Thashakkori& Teddlie, 1998).Selainitu,datakualitatif dankuantitatif dapat disatukan menjadi satu database besar yang bisa digunakansecara berdampingan untuk memperkuat satu sama lain (misalnya, kuotakualitatifdapatmendukunghasi-hasilstatistik)(Creswell& Plano Clark, 2007). Jika tidak, kombinasi dua metode tersebut dapat diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang luas dan transformatif, misalnya, dalam mengadvokasi kelompok-kelompok marginal, seperti perempuan, minoritas etnik/ras, komunitas gay dan lesbian, orang-orang difabel, dan mereka yang miskin/lemah (Mertens' 2003).

Dimungkinkannya sejumlah metode dicampur "jadi satu" telahrnenuntun para pakar untuk mengembangkan prosedur-prosedurpenelitian berdasarkan metode campuran. Hingga saat ini, istilah-istilah untuk menyebut rancangan metode campuran pun sangatberagam,sepertimulti-metode,metodekonvergensi,metodeterintegrasi,danmetodekombinasi(Creswell & Plano Clark, 2007), yang memilikiprosedur-prosedurnya masing-masing (Tashakkori & Teddlie, 2003) .

Secara khusus, ada tiga strategi metode campuran dan sejumlahvariasinya yang akan diilustrasikan dalam buku ini: Strategimetode campuran sekuensial/bertahap(sequentialmixedmethods) merupakan

prosedur-prosedur di mana di dalamnyapeneliti berusaha menggabungkan atau memperluas penemuan-penernuannyayangdiperoleh dari satu metode dengan penemuan-penemuannya dari metode yang lain. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukaninterview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu diikutidenganmetode survei kuantitatif dengan sejumlah sampel untukmemperoleh hasil umum dari suatu populasi. Jika tidak, penelitianini dapat dimulai dari metode kuantitatif terlebih dahulu denganmenguji suatu teori atau konsep tertentu, kemudian diikuti denganmetode kualitatif dengan mengeksplorasi sejumlah kasus danindividu.

Strategi metode campuran konkuren/satu waktu (concurrentmixed metlnds) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti mempertemukan atau menyatukan data kuantitatifdan data kualitatif untuk memperoleh analisis kornprehensif atas masalah penelitian. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan dua jenis data tersebutpada satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan. Jika tidak, dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satujenis data yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis jenis-jenis pertanyaan yang

Page 24: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

berbeda-beda (misalnya, jika metode kualitatif diterapkan untuk melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat diterapkan untukmengetahui hasil akhir).

Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixedmethods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnyapeneliti menggunakan kacamata teoretis (lihat Bab 3) sebagaiperspektif overaching yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatifdan data kualitatif. Perspektif inilah yang akan menyediakankerangka kerja untuk topik penelitian, metode-metode untuk pengumpulan data, dan hasil-hasil atau perubahan-perubahan yangdiharapkan. Bahkan, perspektif ini bisa digunakan peneliti sebagaimetode pengumpulan data secara sekuensial ataupun konkuren.

Metode-Metode PenelitianKomponen ketiga dalam kerangka kerja penelitian adalahmetode-metode penelitian spesifik yang berkaitan dengan strategi pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.3, peneliti perlu mempertimbangkan sejumlah metode pengumpulan data dan mengatumya secara sisternatis, misalnya berdasarkan level metode tersebut atas sifat objek penelitian, fungsi metode tersebut saat peneliti menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka, dan fokus metode tersebut pada analisis datayangnumerikatau non-numerik.Metode-metodeiniakandijelaskan lebih lanjut dalam Bab 8 hingga 10.

Tabel 1.3 Metode Kuantitafif, Metode Campuran, dan Metode Kualitatif

Metode Kuantitatif Metode Campuran Metode Kualitatif

Bersifat Pre-determined (sudah ditentukan sebelumnya)

Perianyaan-Pertanyaan Yang didasarkan Pada instrumen penelitian

Data Performa, data sikap, data observasi, dan data sensus

Analisis statistik Lnterpretasi statistik

Bersifat Pre-determined dan berkembang dinamis

Pertanyaan-pertanyaan Terbuka dan pertanyaan-

pertanyaan tertutup Bentuk-bentuk data ber-

ganda Yang tebuka Pada Kemungkinan-

kemungkinan lain Analisis statistik dan

analisis tekstual Lintas-interpretasi

database

Berkembang dinamis Pertanyaan-pertanyaan

terbuka Data wawancara, data

observasi, data dokumentasi, dan data audio-visual

Analisis tekstual dan gambar

Lnterpretasi tema-tema, pola-pola

Peneliti mengumpulkan data dengan bantuan instrumen atautes (seperti, pertanyaan-pertanyaan tentang harga diri) atau mengumpulan informasidengan bantuanchecklistperilaku(seperti, observasi atas seorang pekerja yang terlibat dalam keterampilan yang kompleks). Di sisi lain, pengumpulan data juga bisa melibatkan peneliti untuk mengunjungi secara langsung tempat penelitian danmengobservasi perilakuindividu-individu di dalamnya tanpa ada pertanyaan yang disediakan sebelumnya atau melakukan wawan cara secara

Page 25: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

aktif atas individu-individu tersebut agar dapat mengungkapkan gagasannya tentang topik penelitian, tanpa harus menyediakan pertanyaan-pertariyaan yang spesifik.

Pemilihan metode ini pada akhirnya haruslah disesuaikandengan maksud peneliti; apakah peneliti bermaksud untuk menggali informasi yang diinginkan atau membiarkannya muncul begitu saja dari para partisipan. Atau, apakah peneliti ingin menganalisis jenisdata berupa informasi numerik yang dikumpulkan dari instrumenpenelitian atauinformasi teksyang dikumpulkan dari rekaman hasilpembicaraan dengan partisipan. Atau, apakah peneliti ingin menafsirkan, hasil-hasil statistik atau mereka ingin menafsirkan kecenderungan-kecenderungan atau pola-pola umum yang muncul dari datapenelitian.

Dalam sejumlah penelitian, data kuantitaiif dan kualitatif bisasaja dikumpulkan, dianalisis, dan ditafsirkan secara bersama-sama. Data instrumen dapat dilengkapi dengan observasi-terbuka, ataudata sensus dapat diikuti dengan wawancara mendalam. Akan tetapi,dalam kasus metode campuran, peneliti membuat inferensi/kesimpulan antara data kuantitatif dan data kualitatif.

RANCANGANPENELITIANSEBAGAIPANDANGAN-DUNIA,STRATEGI, DAN METODE

Pandangan-dunia, strategi, dan metode, semuanya turut menentukan apakah suatu rancangan

penelitian akan cenderung kuantitatif,kualitatif, atau campuran. Tabel 1.4 menyajikan perbedaan-

perbedaan yang mungkin berguna bagi para peneliti dalam memilih suatu pendekatan penelitian. Tabel

ini juga menyertakan praktik-praktikdari tiga pendekatan yang akan dijelaskan secara lebih rinci

dalambab-bab selanjutnya di buku ini.

Berikutini,akandigambarkanbagaimanaketigaelemenini(pandangan-dunia, strategi, dan metode)

berkombinasi dalam satuskenario penelitian:

Tabel 1.4Pendekatan-PendekatanKualitatif,Kuantitatif,danMetode Campuran

KecenderunganPendekatan Kualitatif

Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan Metode Campuran

Menggunakan asumsi-asumsi filosofis ini

Klaim-klaim Pengetahuan konstruktivis/advokasi/ Partisipatoris

Klaim-klaim pengetahuan Post-positivis

Klaim-klaim pengetahuan pragmatis

Menerapkan strategi-strategi penelitian ini

Fenomenologi, grounded theory, etnografi, studi kasus, dan naratif

Survei dan eksprimen

Sekuensial, konkuren, dan transformatif

Menerapkan

metode-metode ini Pertanyaan-

Pertanyaan lerbuka, Pertanyaan-

Pertanyaan Pertanyaan-

pertanyaa

Page 26: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

pendekatan-Pendekatan yang berkembang dinamis (fleksibel/emerging), data tekstual dan gambar

terbuka, pendekatan-pendekatan yang predetermined (sudah ditentukan sebelumnya), databerupa angka-angka

yang terbuka dan tertutup, pendekatan-

pendekatan yang berkembang dinamis (emerging) dan sudah ditentukan sebelumnya (predetermined), analisis data kuantitatif dandata kualitatif

Menerapkan praktik-praktik penelitian ini

Posisi-posisi dia

Mengumpulkan makna dari para partisipan

Fokus pada satu konsep atau fenomenon

Membawa nilai-nilai pribadi ke dalam penelitian

Meneliti konteks atau setting partisipan

Menvalidasi akurasi penemuan-penemuan

Menginterpretasi data

Membuat agenda perubahan atau reformasi

Berkolaborasi dengan partisipan

Menguji atau memverifikasi teori atau Penjelasan

Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti

Menghubungkan variabel-variabel dalam rumusan masalah dan hipotesis penelitian

Menggunakan standar-standar validitas dan reliabilitas

Mengobservasi dan mengukur informasi secara numerik (angka-angka)

Menerapkan pendekatan-pendekatan yang bebas-bias

Menerapkan prosedur-prosedur statistik

Mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif

Membuat rasinalisasi atas dicampurnya dua data

Menggabungkan data pada tahap-tahap penelitian yang berbeda

Menyajikan gambaran visual tentang prosedur-prosedur

Menerapkan praktik-praktik kuantitatif dan kualitatif

Penelitian kuantitatif–pandangan-dunia post-positivis, strategipenelitian eksperimen, dan metode pre- danpost-test perilaku

Page 27: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dalam skenario ini, peneliti kuantitatif menguji suatu teoridengan cara memerinci hipotesis-hipotesis yang spesifik, lalu mengumpulkan data-data untuk mendukung atau membantahhipotesis-hipotesis tersebut. Strategi eksperimen diterapkan untukmenilai perilaku-perilaku, baik sebelum maupun sesudah proses eksperimen. Data-data dikumpulkan dengan bantuan instrumenkhusus yang dirancang untuk rnenilai perilaku-perilaku,sedangkan informasi-informasi dianalisis dengan menggunakanprosedur-prosedur statistik dan penguiian hipotesis.

Penelitian kualitatif –pandangan-dunia konstruktivis, strategietnografis, dan metode observasi perilaku

Dalam hal ini, peneliti kuatitatif berusaha membangun makna tentang suatu fenomena berdasarkan pandangan-pandangan daripara partisipan. Misalnya, peneliti menerapkan strategi etnografisdengan berusaha mengidentifikasi suatu komunitas culture-sharing, lalu meneliti bagaimana komunitas tersebut mengembangkanpola-pola perilaku yang berbeda dalam satu waktu. Salah satumetode pengumpulan data untuk strategi semacam ini adalahdengan mengobservasi perilaku para partisipan dengan caraterlibat langsung dalarn aktivitas-aktivitas mereka. Penelitian kualitatif –pandangan-dunia partisipatoris, strateginaratif, dan metode wawancara

terbukaUntuk penelitian yang satu ini, peneliti berusaha menyelidikisuatu isu yang berhubungan

dengan marginalisasi individu-individu tertentu. Untuk meneliti isu ini, cerita-cerita dikumpulkandari individu-individu tersebut dengan menggunakan pendekatan naratif . Individu-individu ini kemudian diwawancaraiuntuk mengetahui bagaimana mereka secara pribadi mengalami penindasan dan marginalisasi. Penelitian metode campuran –pandangan-dunia pragmatis,strategi/metode pengumpulan data

kuantitatif dan kualitatifsecara sekuensialPeneliti dengan metode campuran ini melakukan suatupenelitian dengan asumsi bahwa

mengumpulkan berbagai jenisdata yang dianggap terbaik dapat memberikan pemahaman yangmenyeluruh tentang masalah yang diteliti. Penelitian ini dapatdimulai dengan survei secara luas agar dapat dilakukan generalisasi terhadap hasil penelitian dari populasi yang telah ditentukan.Kemudian, pada tahap selanjutnya, dilakukan wawancara kualitatif secara terbuka agar dapat mengumpulkan pandangan-pandangan dari partisipan.

KRITERIA DALAM MEMILIH RANCANGAN PENELITIANPendekatan kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran memiliki kemungkinan yang

sama untuk diterapkan. Lalu, faktor-faktorapa saja yang dapat memengaruhi seseorang untuk lebih memilihsatu pendekatan tertentu ketimbang pendekaian lain untuk proposal penelitiannya? Selain ketiga komponen di atas (pandangan-dunia,strategi, dan metode), masalah penelitian, pengalaman-pengalamanpribadi, dan target pembaca juga perlu dipertimbangkan oleh penelitidalam memilih rancangan penelitian yang tepat.

Masalah Penelitian

Page 28: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Masalah penelitian, yang akan dijelaskan lebih rinci pada Bab 5,haruslah masalah yang benar-benar perlu dibahas (seperti, masalahdiskriminasi ras). Masalah-masalah sosial tertentu terkadang turutmenentukan pendekatan penelitian yang digunakan. Misalnya, jika masalah ini mengharuskan (a) identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil, (b) fungsi keterlibatan, atau (c) pemahaman prediksihasil, pendekatan kuantitatif menjadi pilihan terbaik. Pendekatanini juga layak diterapkanuntukmengujisuatu teori atau pernyataan.

Di sisi lain, jika ada suatu konsep atau fenomena yang perludipahami –misalnya, karena sedikitnya penelitian yang membahas fenomena/konsep tersebut—berarti pendekatan kualitatif dapat dipilih sebagai jalan terbaik. Pendekatan kualitatif bersifat eksploratif,dan berguna bagi peneliti-peneliti yang tidak mengetahui bagaimanamenguji variabel-variabel. Jenis pendekatan ini juga bisa berguna,misalnya, karena ada topik yang baru, dan topik baru ini tidak pernahdibahas dengan sampel atau sekelompok individu tertentu; ataukarena teori-teori yang ada selama ini belum diterapkan sebagailandasan untuk meneliti sampel atau sekelompok individu yang diteliti (Morse, 1991).

Pendekatan metode campuran sangatlah berguna, utamanyaketika pendekatan kuantitatif atau pendekatan kualitatif dirasa tidakmemadai untuk memahami masalah yang diteliti. Alhasil, keduanyapun harus digabung agar mampu memahami masalah yang tengahditeliti. Misalnya, seorang peneliti mungkin sjia ingin melakukan generalisasi terhadap penemuan-penemuannya atas populasi yangada; atau ingin mengembangkan pandangan yang detail mengenaimakna suatu fenomena atau konsep tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti tersebut terlebih dahulu harus mempelaiari variabel-variabel apa yang akan diteliti,kemudian mengujivariabel-variabelini berdasarkansampelindividuyangluas. Jikatidak, penelitibisa melakukansurveiterlebihdahulupadasejumlahbesarindividu,kemudianmenindaklanjuti dengan sejumlah partisipansajauntukmemperolehpandangan mereka tentang topik penelitian. Dalam kondisi seperti inilah, pengumpulan data kuantitatif yang tertutup dan data kualitatif yang terbuka, benar-benar diperlukan.

Pengalaman-Pengalaman PribadiPengalaman pribadi juga turut memengaruhi para penelitidalam memilih pendekatan

yang akan mereka terapkan. Seseorangyang terbiasa dilatih dalam program-program teknik, penulisansaintifik,statistik,dankomputer,sertaterbiasa membaca jumal-jurnalkuantitatif di perpustakaan, ia cenderung akan memilih rancangankuantitatif. Di sisi lain, seseorang yang sudah nyaman menulis bukuatau melakukan wawancara pribadi dan observasi, mungkin akanlebih tergerak untuk menggunakan pendekatan kualitatif. Namun, seseorang yang terbiasadengan penelitian kuantitatif dan kualitatif sangat mungkin akan memilih metode campuran. Biasanya, dia memiliki waktu dan sumber yang memadai untuk mengumpulkandata-clata kuantitatif dan kualitatif, serta memiliki outlet untuk menerapkan metode campuran yang jangkauannya cenderung luas.

Sejak penelitian kuantitatif menjadi gaya penelitian tradisional, banyak prosedur, dan aturan yang dibuat untuk penelitian tersebut. Sebagian orang mungkin saja lebih nyaman dengan prosedur-prosedur penelitian kuantitatif yang sangat sistematis ini. Namun, bagisebagian yang

Page 29: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

lain, hal ini justru kurang comfortable karena tidakdapat beradaptasi dengan keinginan sejumlah fakultas yang memang memiliki basis pendekatan kualitatif dan advokasi/partisipatorisdalam penelitian-penelitiannya. Apalagi, pendekatan-pendekatankualitatif diyakini menyediakan ruang inovasi yang lebih besar bagikerangka kerja penelitian. Penelitian semacam ini juga memungkinkan munculnya tulisan-tulisan yang lebih kreatif dan bergayasastrawi: suatu gaya yang sebagian orang lebih menyukainya. Untukpara penulis advokasi/partisipatoris, tak dapat disangkal adadorongan yang kuat untuk mengejar topik yang memang sesuaidengan minat pribadi –isu-isu yang berhubungan dengan orang-orang marginal, misalnya, atau keinginan untuk menciptakan kelompok masyarakat yang lebih baik bagi mereka dan yang lainnya.

Bagi para peneliti dengan metode campuran, proyek ini bisasaja menyita banyak waktu karena mereka dituntut untuk mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif sekaligus.Artinya, penelitian dengan metode campuran ini hanya sesuaibagiseorang peneliti yang merasa nyaman dengan struktur penelitiankualitatif yang cenderung rigid dan fleksibilitas penelitian kualitatif yang cenderung adaptif.

PembacaPada akhirnya, peneliti menulis laporan penelitian yang benar-benar bisa diterima oleh

para pembaca. Pembaca-pernbaca ini bisajadi editor jurnal, pembaca jumal, dewan perguruan tinggi, peserta seminar, atau rekan-rekan satu bidang ilmu pengetahuan. Mahasiswaseharusnya mempertimbangkan pendekatan-pendekatan yangsudah biasa direstui dan digunakan oleh para pembimbing mereka.Pembaca yang telah berpengalaman dengan penelitian kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran ini dapat membantu mahasiswauntuk menentukan pilihan mereka.

RINGKASANDalam merencanakan suatu proyek penelitian, peneliti perlu

menentukanapakahmerekaakanmenggunakanrancangankualitatif, kuantitatif, atau metode campuran. Rancangan ini dipilih berdasarkan pandangan-dniia atau asumsi-asumsi filosofis tentang suatu penelitian,strategi-strategi penelitian,dan metode-metodepenelitian.Pilihanatas suatu rancangan penelitian biasanya dipengaruhi oleh masalah penelitianyang akan diteliti, pengalaman-pengalaman pribadi dari sipeneliti, dan target pembaca yang diharapkan akan membaca hasilpenelitian tersebut.

Latihan Menulis1. Cariiah rumusan masalah penelitian dalam sebuahartikel jurnal dan jelaskan

rancangan apa yang terbaikuntuk meneliti pertanyaan tersebut, berikut alasan-alasannya.

2. Pikirkanlah satu topik yang ingin Anda teliti; dan dengan menggunakan pandangan-dunia, strategi penelitian, dan metodepenelitian seperti yang terterapada, Gambar 1.1, buatlah satuproyek penelitian yang berbasis pada satu

LATI

HAN

MEN

ULI

S

Page 30: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

pandangan-dunia, strategi, dan metode yang telah Anda pilih. Lalu, tentukanlah apakahproyek tersebut akan didesain menjadi penelitian kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran.

3. Apa yang membedakan penelitian kuantitatif dari pnelitian kualitatif? Jelaskan (minimal) tiga karakteristik pembedanya!

BACAAN TAMBAHAN

Cherryholmes, C.H. (Agustus-September, 1992). "Notes on Pragmatism and scientific Realism." dalam Educational Researcher, 14. (hlm. 13-17).

Cleo Cherryholmes menjelaskan pragmatisme sebagai suatuperspektif yang berbeda dengan realisme saintifik. Kelebihan artikelini terletak pada sumber kutipannya yang cukup memadai dari parapenulis pragmatisme dan klarifikasinya tentang satu versi pragmatisme. Cherryholmes menegaskan bahwa pragmatisme digerakkanoleh konsekuensi-konsekuensi yang telah terduga, keengganan utuk rnenceritakan kisah yang sebenarnya, dan sekumpulan gagasan yang menyatakan bahwa ada dunia eksternal yang berada di luarpikiran kita. Selain itu, artikel itu juga menyertakanberagam referensidari para penulis –mulai dari yang klasik hingga modern—yangberfokus pada pragmatisme sebagai prinsip filosofis.

Crotty, M. (1998). TheFoundations of Social Research: Meaning and Perspective in the Research Process. Thousand Oaks, CA: Sage.

Michael Crotty menawarkan kerangka penting unttrk mengikatsecara bersama isu-isu epistemologis, perspektif-perspektif teoretis,metodologi, dan metode-metode penelitian sosial. Crotty ,menghubungkan empat komponen ini dalam suatu proses penelitian, laluia menampilkan sebuah tabel berisi metode representatif pengambilan sampel (sampling) atas topik-topik yang ada dalam setiap komponen tersebut. Crotty lalu beralih menjelaskan enam perbedaan orientasi teoretis dalam penelitian-penelitian sosial, seperti post-modernisme, feminisme, penelitian kritis, interpretativisme, konstruktivisme, dan positivisme.

Kemmis, S., & Wilkinson, M. (1998). "Participatory Action Researchand The Study of Practice." dalam B. Atweh, S. Kemmis, & P. Weeks (ed.). Action Research in Practice: Partnerships for social Justice in Education.New York: Routledge. (hlm. 21-36).

Stephen Kemmis dan Mervyn Wilkinson menyajikan saturingkasan apik tentang penelitian partisipatoris. Singkatnya, merekamenjelaskan enam keunggulan utama penelitian aksi

Page 31: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

partisipatoris(participatory action research),lalu menjabarkan bagaimana penelitianini dipraktikkan dalam ranah individu, sosial, dan kedua-duanya.

Guba, E.G., & Lincoln, Y.S. (2005). "Paradigmatic Controversies, Contradictions, and Emerging Confluences." dalam N.K. Denzin &Y.S. Lincoln, The Sage Handbooko f Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage. (hlm.191-215).

YvonnaLincoln andEgonGuba menjelaskanprinsip-prinsipdasar dari lima paradigma penelitian ilmu sosial: positivisme/Post-positivisme, teori kritis, konstruktivisme, dan partisipatoris. Penielasan ini memperluas kembali analisis yang sudah disajikan dalam edisi pertama dan kedua Handbook tersebut. Masing-masing paradigma disajikan secara ontologis (seperti, substansi realitas), epistemologis (seperti, bagaimana kita mengenali pengetahuan kita), danmetodologis(seperti, proses penelitian).Paradigma partisipatoris menjadi paradigma alternatif tambahan yang kehadirannyabaru muncul pada edisi kedua buku ini. Setelah menjelaskan limapendekatan ini, mereka kemudian membedakannya berdasarkantujuh isu utama, seperti sifat pengetahuan bagaimana pengetahuanbertambah, dan kelayakan atau kriteria mutu.

Neuman,W.L.(2000). Social Research Methods:Qualitativeand Quantitative Approaches. Boston: Allyn & Bacon.

Lawrence Neuman menulis buku “pengantar” komprehensiftentangmetode penelitianuntukilmu-

ilmusosial.Yangsecarakhususberguna bagi pemahaman kita tentang makna-makna metodologiterdapat

pada Bab 4, berjudul "The Meanings of Methodology."Dalambabini,Nuemanmembedakantiga

metodologi –ilmusosialpositivis, ilmu ilmu sosial interpretif, dan ilmu sosial kritis—berdasarkandelapan

pertanyaan (misalnya, apa saja yang turut membentuk penjelasan atau teori realitas sosial? epa kira-kira

manfaat dari bukti atau informasi faktual?).

Phillips,D.C.,&Burbules,N.C. (2000). PostpositivismandEducationalResearch.Lanham, MD: Rowrnan & Littlefield.

D.C. Phillips dan Nicholas Burbules merangkum gagasan-gagasan penting pemikiran post-

positivisme. Melalui dua bab sekaligus, "What is Postpositivism?" dan "Philosophical

Commitments of Postpositivist Researchers," mereka menjelaskan ide-ide utama dalam post-

positivisme, khususnya ide-ide yang membuat aliran ini berbeda dengan aliran positivisme. Post-

positivisme menegaskan bahwa pengetahuan manusia pada hakikatnya lebih bersifat spekulatif

ketimbang normatif, dan bahwa kepastian kita sebelumnya akan suatu pengetahuan dapat

terbantahkan dalam proses penelitian selanjutnya.

Page 32: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell
Page 33: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Dua

Tinjauan Pustaka

Selain memilih rancangan kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran, seorang peneliti juga perlu

melakukan tinjauan pustaka terkait dengan topik penelitiannya. Tinjauan pustaka ini membantu peneliti

untuk menentukan apakah topik tersebut layak diteliti ataukah tidak. Tinjauan pustaka juga akan

memberikan pengetahuan luas bagi peneliti dalam membatasi ruang lingkup penelitiannya.

Bab ini masih tetap membahas hal-hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu oleh peneliti

sebelum meluncurkan (proposal) penelitian. Pertama-tama, saya akan membahas bagaimana memilih

dan menulis suatu topik yang menjadi fokus penelitian. Dalam hal ini, penting juga dipertimbangkan

apakah topik tersebut dapat dan perlu diteliti. Selanjutnya, saya akan menjabarkan langkah-langkah

dalam melakukan tinjauan pustaka, tujuan-tujuan utama dilakukannya tinjauan pustaka dalam

penelltian, dan prinsip-prinsip penting dalam merancang tinjauan pustaka untuk penelitian kualitatif,

kuantitatif, dan metode campuran.

TOPIK PENELITIAN

Sebelum mempertirnbangkan pustaka/literatur apa yang akan ditinjau dalam proyek penelitian,

pertama-tama identifikasilah dahulu satu topik yang akan diteliti, lalu pertimbangkan apakah topik

tersebut bermanfaat secara praktis atau tidak. Topik adalah subjek atau materi subjek penelitian, seperti

"pengajaran sekolah," "kreativitas organisasi," atau "tekanan psikologis." Buatlah abstraksi tentang topik

tersebut dalam beberapa paragraf. Topik inilah yang nantinya akan menjadi gagasan utama yang harus

dipelajari dan dieksplorasi oleh peneliti.

Dalam hal ini, ada beberapa cara untuk memperoleh pemahaman mengenai topik

penelitian (dengan asumsi bahwa topik ini harus dipilih sendiri oleh si peneliti dan bukan oleh

pembimbing). Salah satunya adalah dengan menulis judul yang jelas dalam proposal penelitian.

Saya terkejut ketika menjumpai banyak peneliti yang sering kali gagal merancang judul awal

untuk proyek penelitian mereka. Menurut saya, judul yang baik dan terencana akan menjadi jalan

utama untuk masuk ke dalam penelitian—inilah gagasan nyata yang harus dimiliki peneliti agar

tetap fokus pada proyek penelitiannya (lihat Glesne & Peshkin, 1992). Ketika saya melakukan

Page 34: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penelitian, topik akan menuntun dan memberikan saya petunjuk atas apa yang harus saya teliti,

serta petunjuk yang akan saya gunakan untuk menyampaikan gagasan penelitian saya kepada

orang lain. Saat para mahasiswa pertama kali memberikan prospektus penelitian mereka pada

saya, saya sering meminta mereka agar terlebih dahulu merancang judul yang baik sebelum

menulis penelitiannya.

Bagaimana menulis judulyang baik? Coba lengkapi kalimat ini, “Penelitian saya akan

membahas....” Jawabannya bisa jadi “Penelitian saya akan membahas siswa-siswa nakal di

SMA,” atau “Penelitian saya akan membahas bagaimana memfasilitasi mahasiswa menjadi

peneliti yang kompeten.” Pada tahap in, buatlah kerangka jawaban atas pertanyaan tersebut

sehingga orang lain mudah menangkap maksud/tujuan proyek penelitian anda. Kesalahan umum

para peneliti pemula adalah bahwa mereka sering kali membuat kerangka penelitiannya dengan

bahasa yang rumit dan kompleks. Kesalahan ini mungkin saja disebabkan terlalu seringnya

mereka membaca artikel-artikel ilmiah yang telah mengalami revisi berkali-kali sebelum

diterbitkan. Akan tetapi terlepas dari itu, proyek penelitian yang baik biasanya dilandasi dengan

pemikiran-pemikiran yang jelas dan tidak rumit, mudah dibaca dan dipahami. Coba renungkan

artikel yang anda baca baru-baru ini. Jika artikel tersebut mudah dibaca dan dipahami, dipastikan

artikel ini ditulis dalam bahasa vang sederhana sehingga anda (pembaca) dapat dengan mudah

memahaminya, selain konseptualisasi dan rancangan keseluruhan artikel yang memang ditulis

dalam bentuk yang lugas dan sederhana.

Wilkinson (1991) pernah memberikan saran yang bagus dalam membuat judul: Buatlah

sejelas mungkin dan hindari pernyataan-pernyataan yang berlebihan. Hilangkan kata-kata yang

tidak penting, seperti “Suatu Pendekatan...,” “Sebuah Studi...,” dan seterusnya. Gunakan judul

tunggal atau ganda. Contoh judul ganda bisa seperti "Etnografi: Memahami Persepsi Anak-anak

tentang Perang." Selain saran-saran Wilkinson di atas, cobalah membuat judul yang tidak lebih

dari 12 kata, hilangkan kata sandang dan preposisi yang berlebihan, dan pastikan bahwa judul

tersebut sudah mencakup topik utama penelitian.

Strategi lain untuk mengembangkan topik adalah menuliskannya dalam bentuk

pertanyaan. Pertanyaan seperti apa yang harus dijawab dalam penelitian? Buatah pertanyaan,

seperti “Ancaman apa yang paling membahayakan bagi penderita depresi?” “Apa makna

menjadi orang Arab dalam masyarakat Amerika saat ini?” “Faktor-faktor apa saja yang membuat

orang ingin berkunjung ke Midwest?” Ketika merancang pertanyaan-pertanyaan seperti di atas,

Page 35: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

fokuslah anda pada topik inti dalam penelitian. Pikirkan apakah pertanyaan tersebut akan

terjawab dalam penelitian Anda ataukah tidak (lihat Bab 6 dan 7 tentang tujuan, rumusan

masalah, dan hipotesis penelitian).

Pertimbangkan alasan-alasan utama mengapa topik penelitian tersebut benar-benar dapat

dan perlu diteliti. Suatu topik dapat diteliti jika peneliti memiliki target partisipan yang bersedia

membantunya dalam melakukan penelitian dan memiliki perangkat-perangkat yang memadai

dalam mengumpulkan dan menganalisis data dalam jangka waktu yang ditentukan, seperti

program komputer atau perangkat-perangkat lain.

Selain kemungkinan suatu topik yang dapat diteliti, peneliti juga perlu

mempertimbangkan apakah topik tersebut memang perlu diteliti. Masalahnya, untuk menentukan

topik yang layak diteliti bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada banyak faktor yang

melatarbelakangi kemungkinan ini. Setidak-tidaknya, hal terpenting yang harus dipertimbangkan

adalah apakah topik tersebut hanya sekadar menambah pengetahuan yang sudah ada, atau

sekadar menduplikasi penelitian-penelitian sebelumnya, atau justru berusaha menyuarakan

kembali hak-hak kelompok atau individu yang terpinggirkan, atau membantu keadilan sosial,

atau justru berusaha mentransformasi gagasan-gagasan para peneliti sebelumnya.

Untuk mengatasi masalah itu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah

memanfaatkan sebanyak mungkin waktu di perpustakaan untuk membaca berbagai literatur

tentang topik yang akan diteliti (tentang strategi-strategi efektif memanfaatkan perpustakaan dan

sumber-sumber pustaka dapat dibaca pada subbab selanjutnya). Langkah ini harus menjadi

pertimbangan utama. Para peneliti pemula mungkin saja sudah melangkah jauh dalam penelitian,

seperti merancang rumusan masalah, melengkapi data penelitian, dan melakukan analisis

statistik. Akan tetapi bukan tidak mungkin mereka kurang didukung oleh pihak fakultas atau

perencana seminar karena penelitian mereka tidak memberikan sesuatu yang baru. Tanyakan

pada diri Anda, “Bagaimana proyek saya ini memiliki kontribusi pada literatur?” Pertimbangkan

pula apakah proyek penelitian anda akan membahas suatu topik yang belum diteliti, ataukah

akan memperluas pembahasan literatur/penelitian sebelumnya dengan menyertakan elemen

elemen baru, ataukan akan menduplikasi penelitian-penelitian sebelumnya, namun dengan

partisipan-partisipan baru dan dalam situasi-situasi yang berbeda pula.

Mengenai apakah topik itu memang perlu diteliti atau tidak, pada hakikatnya juga

berhubungan dengan apakah ada orang lain di luar lembaga peneliti yang akan tertarik pada topik

Page 36: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

tersebut. Jika ada pilihan antara topik yang berkaitan dengan kepentingan daerah dan topik yang

berkaitan dengan kepentingan nasional, saya akan memilih opsi yang terakhir karena topik

tersebut memiliki daya tarik yang lebih besar bagi pembaca umum. Editor jurnal, pihak

universitas, panitia serninar, dan agen pendanaan, semuanya akan mengapresiasi penelitian-

penelitian yang dapat menjangkau pembaca umum. Akhirnya, isu kelayakan ini—apakah suatu

topik layak diteliti atau tidak—juga berhubungan dengan cita-cita peneliti itu sendiri.

Pertimbangkanlah waktu yang harus dihabiskan untuk merampungkan proyek anda, merevisinya,

dan menyebarkan hasil-hasil penelitian anda. Para peneliti seharusnya merenungkan betapa

penelitian dan komitmen besarnya suatu saat akan mendukung cita-cita karier mereka, baik cita-

cita ini berhubungan dengan dedikasi mereka untuk melakukan banyak penelitian, memperoleh

kedudukan di masa depan, atau menaikkan pangkat/jabatan.

Sebelum membuat proposal atau melakukan penelitian, para peneliti sebaiknya

mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan meminta orang lain memberikan respons kritis pada

topik penelitiannya. Mintalah respons-respons dari teman-teman, orang-orang yang kompeten

dalam bidang tersebut, para pembimbing akadernik, dan para pengurus fakultas.

TINJAUAN PUSTAKA

Setelah mengidentifikasi satu topik yang dapat dan perlu diteliti barulah peneliti bisa

melakukan tinjauan pustaka atas topik tersebut.Tinjauan pustaka memiliki beberapa tujuan

utama: menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan

penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada,

dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Cooper, 1984; Marshall &

Rossman, 2006). Tinjauan ini juga dapat menyediakan kerangka kerja dan tolok ukur untuk

mempertegas pentingnya penelitian tersebut, seraya membandingkan hasil-hasilnya dengan

penemuan-penemuan lain. Semua atau beberapa alasan ini bisa menjadi dasar bagi peneliti untuk

menuliskan literatur-literatur yang relevan ke dalam penelitianya (lihat Miller, 1991 untuk

pembahasan lebih jelas mengenai tujuan-tujuan menggunakan literatur dalam penelitian).

Pemanfaatan Pustaka/Literatur

Persoalan lain yang juga penting dipertimbangkan dalam menulis tinjauan pustaka adalah

bagaimana menggunakan pustaka/ literatur tersebut dalam proposal penelitian. Terkait hal ini,

Page 37: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

ada banyak cara yang bisa diterapkan. Saya menyarankan anda agar meminta pendapat dari

pembimbing atau pihak fakultas tentang keinginan mereka terkait dengan penyajian tinjauan

pustaka ini. Menurut saya, tinjauan pustaka sebaiknya disajikan secara jelas dan dapat meringkas

berbagai literatur yang relevan dengan masalah penelitian; namun, tinjauan pustaka ini jangan

sampai terlalu rumit dan komprehensif karena pihak fakultas sangat mungkin akan meminta

perubahan-perubahan besar ketika proposal penelitian diajukan. Selain itu, tinjauan pustaka juga

jangan terlalu panjang—katakanlah maksimal 20 halaman—namun mampu menunjukkan kepada

pembaca bahwa anda benarbenar memahami literatur-literatur yang berkaitan dengan topik

penelitian. Pendekatan lain dalam menulis tinjauan pustaka adalah dengan membuat ringkasan

detail tentang topik penelitian dan referensi-referensi yang terkait dengan topik ini untuk

nantinya dikembangkan kembali dalam bab khusus biasanya dalam bab dua, “Tinjauan Pustaka,”

yang mungkin saja membutuhkan 20 hingga 60 halaman lebih.

Tidak seperti dalam disertasi dan tesis, tinjauan pustaka dalam artikel jurnal pada

umumnya ditulis secara rngkas. Tinjauan itu biasanya disajikan dalam bagian khusus bertajuk

"Bacaan Terkait" setelah Pendahuluan. Ini sudah menjadi pola umum untuk artikel-artikel

penelitian kuantitatif dalam jurnal-jurnal ilmiah. Akan tetapi untuk artikel penelitian kualitatif,

tinjauan pustaka bisa jadi ditulis secara terpisah, namun tetap berada dalam bagian pendahuluan,

atau justru disajikan secara intrinsik di sepanjang penelitian. Singkatnya, bagaimanapun tinjauan

pustaka ini ditulis, yang jelas hal ini akan sangat bergantung pada jenis penelitian yang hendak

dilakukan, apakah kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan literatur secara konsisten berdasarkan

asumsi-asumsi yang berasal dari para partisipan, tidak memberi ruang bagi pandangan pribadi

peneliti. Penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan dengan pertimbangkan bahwa penelitian

tersebut haruslah eksploratif. Hal ini berarti bahwa peneliti tidak boleh terlalu banyak menulis

tentang topik atau populasi yang tengah diteliti. Sebaliknya, peneliti harus berusaha

mendengarkan opini partisipan dan membangun pemahaman berdasarkan pada apa yang ia

dengar.

Namun demikian, penggunaan literatur dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan

dengan beragam cara. Untuk penelitian yang berorientasi teoretis, seperti etnografi atau etnografi

kritis, literatur-literatur tentang konsep kebudayaan atau teori kritis diperkenalkan terlebih

dahulu dalam laporan atau proposal sebagai kerangka kerja orientasi. Namun, untuk penelitian

Page 38: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

grounded theory, studi kasus, dan fenomenologi, literatur-literatur jarang sekali digunakan untuk

membangun tahap-tahap penelitian secara keseluruhan.

Untuk pendekatan kualitatif yang didasarkan pada opini partisipan, ada beberapa model

tinjauan pustaka yang bisa anda pertimbangkan. Saya menawarkan tiga model penempatan, yang

berarti tinjauan pustaka bisa anda letakkan dalam ketiga lokasi ini. Model pertama, seperti yang

tampak pada Tabel 2.1, peneliti bisa saja memasukkan tinjauan pustaka dalam pendahuluan.

Artinya, dengan posisi ini, pustaka/literatur berfungsi untuk menjelaskan latar belakang

"teoretis" atas masalah penelitian, seperti siapa saja yang telah menulis mengenai masalah ini,

siapa saja yang telah menelitinya, dan siapa saja yang telah menunjukkan upaya-upaya penelitian

ke arah itu. Penyajian latar belakang teoretis ini, tentu saja, sangat bergantung pada literatur-

literatur atau penelitian-penelitian yang tersedia. Peneliti dapat mencari model seperti ini di

berbagai penelitian kualitatif yang menerapkan jenis strategi penelitian yang berbeda-beda.

Model kedua adalah dengan menempatkan tinjauan pustaka di bagian terpisah. Model ini

biasanya diterapkan dalam penelitian kuantitatif atau dalam jurnal-jurnal yang berorientasi

kuantitatif. Meski demikian, dalam penelitian kualitatif yang berorientasi pada teori seperti

etnografi, teori kritis, dan advokasi atau emansipatoris, peneliti juga dapat menempatkan tinjauan

pustaka di bagian terpisah.

Model ketiga, peneliti menyertakan bagian khusus, seperti “Bacaan/Literatur Terkait,” di

akhir penelitian. Penempatan ini dimaksudkan untuk membandingkan dan membedakan hasil-

hasil atau kategori-kategori yang muncul dalam penelitian dengan hasil-hasil atau kategori-

kategori yang terdapat dalam literatur. Model ini banyak dijumpai dalam penelitian grounded

theory, dan saya merekomendasikan model ketiga ini karena penelitian grounded theory pada

umumnya mengguakan literatur secara induktif.

Page 39: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tabel 2.1 Menggunakan Literatur dalam Peneitian Kualitatif

Model Penggunaan KriteriaStrategi Penelitian yang

sesuaiTinjuan pustaka disajikan dalam pendahuluan untuk menjelaskan kerangka “teoritis-kronologis” masalah peneitian

Harus ada beberapa literatur yang tersedia

Model ini bisanya digunakan dalam peneitian-penelitian kualitatif, apa pun itu jenis strateginya

Tinjauan pustaka disajikan dalam bagian terpisah dengan judul “Tinjauan Pustaka.”

Pendekatan ini lebih disukai oeh pembaca-pembaca yanng sudah terbiasa dan nyaman dengan pendekatan pospositivis tradisional untuk tinjauan pustaka

Pendekatan ini biasanya diterapkan dalam penelitian-penelitian yang menggunakan teori yang sudah kuat di awal penelitian, seperti etnografi dan kajian teori kritis

Tinjauan pustaka disajikan di akhir penelitian. Biasanya berjudu “Bacaan/Literatur untuk membandingkan dan membedakan hasil penelitian dengan apa yang terdapat dalam literatur.

Pendekatan ini cocok untuk penelitian kualitatif yang bersifat induktif; literatur tidak membimbing dan mengarahkan penelitian, tetapi menjadi pentunjuk dan pembanding atas pola-pola atau kategori-kategori yang diperkenalkan dalam penelitian

Pendekatan ini dapat diterapkan di semua jenis rancangan kuaitatif, tetapi lebih sering diterapkan dalam penelitian grounded theory dimana seseorang dapat membedakan dan membandingkan satu teori dengan teori-teori lain yang terdapat dalam literatur

Penelitian kuantitatif, di sisi lain, menyertakan sejumlah besar literatur utama di awal

penelitian untuk memberikan arahan/petunjuk atas pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis-hipotesis

penelitian. Penelitian kuantitatif juga menggunakan literatur untuk mennperkenalkan masalah

atau menggambarkan secara detail literatur-literatur sebelumnya dalam bagian khusus berjudul

“Literatur Terkait” atau "Tinjauan Pustaka,” atau judul-judul yang sejenis. Selain itu, tinjauan

pustaka dalam penelitian kuantitatif dapat ditulis untuk memperkenalkan suatu teori suatu

penjelasan atas hubungan-hubungan yang diinginkan (lihat Bab 3), menggambarkan teori yang

akan digunakan, dan menjelaskan mengapa teori tersebut penting untuk dikaji. Pada akhir

penelitian, peneliti meninjau kembali literatur yang ada dan membuat perbandingan antara hasil

penelitian dengan penemuan-penemuan yang terdapat dalam literatur. Dalam hal ini, peneliti

kuantitatif menggunakan literatur secara deduktif sebagai kerangka kerja untuk merancang

rumusan masalah dan hipotesis-hipotesis penelitian.

Page 40: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Cooper (1984) menyarankan tinjauan pustaka yang bersifat integratif: peneliti

menyimpulkan tema-tema umum yang terdapat dalam literatur. Model ini sering digunakan

dalam proposal disertasi dan dalam disertasi itu sendiri. Model kedua yang direkomendasikan

Cooper adalah tinjauan pustaka yang bersifat teoretis: peneliti fokus pada teori-teori dalam

berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Model ini biasanya banyak

muncul dalam artikel-artikel jurnal, yang di dalamnya penulis sering kali menjelaskan teori di

bagian pendahuluan. Model terakhir yang disarankan Cooper adalah tinjuan pustaka yang

bersifat metodologis: peneliti fokus pada metode-metode dan definisi-definisi. Tmjauan

semacam ini biasanya menyajikan ringkasan atas penelitian-penelitian sebelumnya, dan kritik

atas kekuatan dan kelemahan metodologis dalam penelitian-penelitian tersebut. Model yang

terakhir ini kini sudah jarang ditemukan dalarn tesis dan disertasi.

Dalam penelitian metode campuran, peneliti menerapkan pendekatan kualitatif dan

kuantitatif sebelumnya dalam menulis tinjauan pustaka, bergantung pada jenis strategi yang

digunakan. Untuk strategi sekuensial, literatur disajikan pada setiap tahapan penelitian dengan

tetap konsisten pada metode yang digunakan. Misalnya, jika penelitian dimulai dengan tahap

kuantitatif, peneliti boleh jadi memasukkan tinjauan pustaka di awal penelitian yang dapat

membantunya membangun logika atas rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Jika penelitian

dimulai dengan tahap kualitatif, tinjauan pustaka tidak terlalu ditekankan, yang berarti si peneliti

bisa menyajikannya secara detail di akhir penelitian jika pendekatannya berslfat induktif. Jika

peneliti menerapkan penelitian konkuren dengan bobot dan prioritas yang seimbang antara data

kualitatif dan kuantitatif, peneliti bisa menyajikan literatur secara detail di setiap tahap kualitatif

dan kuantitatif. Singkatnya, penggunaan literatur dalam proyek metode campuran sangat

bergantung pada strategi dan bobot yang diberikan antara penelitian kualitatif atau kuantitatif.

Saya merekomendasikan beberapa langkah dalam menulis atau menggunakan pustaka

untuk penelitian kualitatif, kuantitatif dan metode campuran.

Dalam penelitian kualitatif, gunakanlah literatur secara hemat di awal penelitian agar nantinya

bisa terbentuk rancangan yang induktif, kecuali jika jenis rancangan yang diinginkan benar-

benar membutuhkan orientasi atau petunjuk literatur yang detail di awal penelitian.

Masih dalam penelitian kualitatif, pertimbangkan pula segmen tempat yang benar-benar

sesuai untuk tinjauan pustaka, dan jadikan pembaca sebagai dasar keputusan untuk

Page 41: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

pertimbangan ini. Ingatlah opsi-opsi berikut: meletakkan tinjauan pustaka diawal tulisan

untuk membantu membangun kerangka masalah penelitian; meletakkan tinjauan pustaka di

bagian terpisah atau meletakkan tinjauan pustaka di akhir penelitian untuk membandingkan

dan membedakannya dengan hasil penelitian.

Dalam penelitian kuantitatif, gunakanlah literatur secara deduktif, sebagai dasar untuk

merancang rumusan masalah dan hipotesis penelitian.

Masih dalam proposal penelitian kuantitatif, gunakanlah literatur untuk memperkenalkan

penelitian, dan sajikanlah literatur tersebut (tinjauan pustaka) dalam bagian terpisah untuk

membandingkan hasil penelitian dengan konsep-konsep yang terdapat dalam literatur.

Jika tinjauan pustaka diletakkan dalam bagian terpisah, pertimbangkan apakah tinjauan

tersebut akan ditulis secara integratif, teoretis, atau metodologis. Praktik yang biasa

diterapkan dalam penulisan disertasi pada umumnya adalah tinjauan pustaka secara integratif.

Dalam penelitian metode campuran, gunakanlah literatur dalam satu pola yang konsisten

dengan jenis strategi yang dipilih dan sesuai dengan bobot yang diberikan pada pendekatan

kualitatif atau kuantitatif.

Teknik-Teknik Tinjauan Pustaka

Apa pun jenis penelitiannya, ada beberapa proses yang harus dilalui dalam melakukan tinjauan

pustaka.

Langkah-Langkah melakukan Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berarti menempatkan dan menyimpulkan kajian-kajian tentang suatu

topik tertentu. Kajian-kajian tersebut sering kali berupa studi-studi penelitian (karena anda

memang tengah menggarap suatu penelitian), tetapi kajian-kajian ini bisa juga meliputi artikel-

artikel atau pemikiran-pemikiran yang memberikan kerangka kerja dalam menjelaskan suatu

topik. Ada banyak cara dalam menggarap tinjauan pustaka, tetapi sebagian besar sarjana

melakukannya dengan cara yang sistematis untuk menangkap, mengevaluasi, dan menyirnpulkan

pustaka/literatur yang ada. Di bawah ini adalah beberapa cara yang saya rekomendasikan untuk

anda:

Page 42: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

1. Mulailah dengan mengidentifikasi beberapa kata kunci (keywords) penelitian. Langkah ini

utamanya pent.ng ketika Anda ingin mencari materi-materi, referensi-referensi, dan

bahanbahan pustaka di perpustakaan universitas. Kata kunci ini bisa saja Anda peroleh ketika

Anda tengah mengidentifikasi topik penelitian atau bisa jadi berasal dari hasil pembacaan

beberapa buku.

2. Setelah kata kunci diperoleh, selanjutnya kunjungi perpustakaan dan mulailah-mencari

katalog untuk materi-materi referensi (seperti, jurnal-jurnal dan buku-buku). Namun,

kebanyakan perpustakaan saat ini sudah memiliki database terkomputerisasi, dan saya

menyarankan Anda fokus terlebih dahulu pada jurnal-jurnal dan buku-buku yang relevan

dengan topik penelitian anda. Selain itu, cobalah untuk mencari database-database

terkomputerisasi yang telah direview dan direkomendasikan oleh para peneliti ilmu sosial,

seperti ERIC, PsycINFO, Sociofile, Social Science Citation Index, Google Schoolar,

ProQuest, dan sebagainya. Database-database ini sudah bisa diakses secara online, bahkan

beberapa di antaranya sudah tersedia dalam bentuk CD-ROM.

3. Pertama-tama, cobalah menemukan sedikitnya 50 laporan penelitian, seperti artikel-artikel

atau buku~uku, yang berhubungan dengan topik penelitian anda. Prioritaskan pencarian pada

artikel-artikel jurnal dan buku-buku karena sumber-sumber seperti ini sangat mudah

diperoieh. Pastikan apakah artikel-artikel danbuku-buku tersebut tersedia diperpustakaan

akademik anda, atau apakah anda perlu meminta bantuan dari pustakawan untuk

mengirimkannya, atau apakah Anda harus membelinya di toko buku.

4. Bacalah sepintas sekumpulan artikel atau bab-bab dalam buku, lalu salinlah/gandakanlah bab-

bab atau artikel-artikel yang memang relevan dengan topik anda. Dalam proses ini, pastikan

apakah artikel ataubab tersebut akan cukup memberi kontribu.si yang memadai untuk tinjauan

pustaka Anda

5. Ketika Anda mengidentifikasi beberapa literatur, mulaiIah merancang peta literatur (yang

akan dibahas lebih detail pada subbab khusus). Peta literatur (literature map) merupakan

sejenis gambar visual yang menampilkan pengelompokan literatur berdasarkan topik

penelitian. Peta inilah yang nantinya akan menggambarkan bagaimana penelitian Anda

memberikan kontribusi pada literatur-literatur yang ada.

6. Setelah mernbuat peta literatur, buatlah ringkasan dari beberapa artikel yang paling relevan.

Ringkasan-ringkasan inilah yang nantinya akan dimasukkan ke dalam tinjauan pustaka anda.

Page 43: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Masukkanlah referensi-referensi relevan dalam tinjauan pustaka dengan menggunakan

petunjuk penulisan yang sesuai, seperti petunjuk American Psychological Association (APA)

(APA, 2001) agar anda memiliki referensi yang lengkap untuk digunakan di akhir proposal

penelitian.

7. Setelah rnembuat ringkasan dari beberapa literatur yang anda peroleh, kini saatnya membuat

tinjauan pustaka, dengan menyusunnya secara tematis atau berdasarkan konsep-konsep

penting. Di akhir tinjauan pustaka, utarakan pandangan umum anda tentang tema keseluruhan

yang anda peroleh dari literatur-literatur yang ada, lalu jelaskan mengapa penelitian anda

benar-benar memiliki kebaruan tersendiri dibandingkan literatur-literatur yang sudah ada.

Database Terkomputerisasi

Dalam proses pengumpulan bahan/materi yang relevan, database terkomputerisasi

memberikan akses yang cepat dan mudah. Saat ini, database terkomputerisasi sudah banyak

tersedia di berbagai perpustakaan dan menyediakan akses pada ribuan jurnal, makalah seminar,

dan materi-materi lain tentang berbagai topik yang berbeda-beda. Perpustakaan akademik di

sebagian besar Universitas pada urnumnya juga sudah memiliki database komersial ataupun

database-database domain publik. Beberapa database yang akan saya sajikan dalam buku ini

memang sedikit, namun database-database ini sudah populer dan menjadi sumber utama yang

seriing kali digunakan oleh para peneliti profesional untuk mencari artikel-artikel jurnal dan

dokurnen-dokumen lain yang diar.ggap penting.

ERIC (Educational Resources Information center) merupakan perpustakaan digital

Qnline gratis yang berisi berbagai penelitian dan informasi yang berhubungan dengan

pendidikan. Database yang disponsori oleh Institute of Educational Sciences (IES) Departemen

Pendidikan AS ini dapat Anda kunjungi di http://www.erx.ed.gov. ERIC memungkinkan user

mengakses sekitar 1,2 juta item yang telah terindeks sejak 1966. Koleksinya meliputi artikel

ilmiah, buku, sintesis penelitian, makalah seminar, laporan teknis, undang-undang, dan materi-

materi lain yang berhubungan dengan pendidikan. ERIC mengindeks lebih dari 600 jurnal, dan

link-link untuk berbagai materi yang full-text. Jika Anda berminat menggunakan ERIC,

idenditikasilah deskriptor-deskriptor yang berhubungan dengan topik anda. Deskriptor

Page 44: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

merupakan istilah yang digunakan oleh indexer dalam mengategorisasi artikel atau dokumen-

dokumen lain. Anda bisa mencari deskriptor ini melalui Thesaurus of ERIC Descriptors

(Educational Resources Information, Center, 1975) atau melalui thesaurus online lain. Untuk

memperoleh hasil maksimal dari program ERIC, saya merekomendaskan agar anda mencari

artikel-artikel ilmiah dan dokumen-dokumen terkini yang berhubungan dengan topik ~^r^lda.

Kemudian, lihatlah dengan cermat deskriptor-deskriptor yang digunakan dalam artkel dan

dokumen tersebut, lalu lakukan pencarian lain dengan menggunakan islah-istilah yang baru anda

temukan ini. Tips ini akan memaksimalkan kemungkinan diperolehnya beberapa artikel yang

layak untuk tinjauan pustaka.

Database gratis lain adalah Google Scholar. Database ini memungkinkan anda mencari

materi-materi dari berbagai sumber dan disiplin pengetahuan, seperti makalah peer-reviewed,

tesis, buku, abstraksi, dan artikel-artikel dari penerbit akademik, kelompok profesional,

universitas, dan organisasi-organisasi intelektual yang lain. Artikel-artikel yang terdaftar dalam

Google Schoolar pada umumnya dilengkapi dengan link-link yang terhubung dengan abstraksi,

artikel-artikel relevan, versi artikel elektronik yang berafiliasi dengan perpustakaan tertentu,

website-website relevan, dan sumber-sumber untuk membeli full-fext artikel tersebut.

Selain Google Schoolar, Anda juga bisa memperoleh abstraksi materi ilmu-ilmu

kesehatan mealui database PubMed gratis. Database ini merupakan layanan Perpustakaan

Nasional Kesehatan AS, yang memiliki lebih dari 17 juta kutipan dari MEDLINE; dan jurnal-

jurnal life science yang menerbitkan artikel-artikel biomedis sejak 1950-an

(www.ncbi.nlm.nih.gov). PubMed juga memiliki link-link yang terhubung dengan artikel-artikel

full-text (yang terdapat di perpustakaan-perpustakaan akademik) dan sumber-sumber lain yang

relevan. Untuk mendapatkan hasil pencarian yang maksimal dari PubMed, anda sebaiknya

menggunakan MeSH (Medical Subject Hendings), sejenis thesaurus kosakata yang dikontrol

oleh Perpustakaan Nasional Kesehatan AS, untuk mengindeks artikel-artikel di

MEDLINE/PubMed. Dengan MeSH, anda bisa memperoleh referensi-referensi yang sesuai

dengan topik yang Anda cari.

Perpustakaan-perpustakaan akademik saat ini juga sudah memiliki situs-situs berlisensi

untuk database-database komersial tertentu. Salah satu situs yang biasanya dimiliki adalah

ProQuest (http://proquest.com), yang memungkinkan peneliti mencari berbagai database yang

Page 45: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

berbeda-beda. Situs ini, konon, merupakan salah satu tempat penyimpanan konten onine terbesar

di dunia. Misalnya, anda bisa mencari ERIC, PsycInfo, Dissertation Abstracts, Periodicals Index,

Health and Medical Complete, dan berbagai database spesifik lain (seperti International Index to

Black Periodicals), hanya dengan mengakses situs ini. Karena memasukkan berbagai database

yang berbeda-beda, tentu saja situs ini bisa menjadi salah satu perangkat pencarian yang dapat

anda gunakan sebelum memanfaatkan database-database yang lain.

Database komersial lain yang berlisensi yang sudah banyak dimiliki oleh berbagai

perpustakaan akademik adalah Sociological Abstracts (Cambridge Scientific Abstracts,

http://www.csa.com). Database ini mengindeks lebih dari 2000 jurnal, makalah seminar, disertasi

resensi buku, dan buku-buku terpilih dalam sosiologi, kajian sosial, dan disiplin-disiplin lain

yang relevan. Untuk literatur dalam bidang psikologi dan bidang-bidang yang terkait, anda bisa

mengakses database komersial psikologi, PsyclNFO (http:// www.apa.org). Database ini

mengindeks 2.150 judul jurnal, buku, disertasi dari berbagai negara. Database ini mencakup

bidang psikologi serta aspek-aspek psikologis dari disiplin-disiplin yang relevan, seperti

kedokteran, psikiater, keperawatan, sosiologi, pendidikan, farmasologi, fisiologi, linguistik,

antropologi, bisnis, dan hukum. Database ini memilild Thesaurus of Psychological Index Terms

yang dapat dirnanfaatkan untuk mencari istiaah-istiaah penting dalam literatur psikologi.

Database komersial terakhir yang banyak tersedia di perpustakaan adalah Social Sciences

Citation Index (SSCI, Web of Knowledge, Thomson Scientific [http://isiwebofknowledge.com]).

Database ini mengindeks sekitar 1.700 jurnal yang meliputi 50 disiplin dan juga mengindeks

item-item relevan dari lebih 3300 jurnal sains dan teknik. Database ini dapat digunakan untuk

mencari artikel-artikel dan pengarang-pengarang yang telah melakukan penelitian mengenai

topik tertentu. Database ini terutama berguna ketika anda ingin mencari satu penelitian kunci

yang dijadikan awal mula rujukan oleh penelitian-penelitian lain. Dengan demikian, anda bisa

membuat daftar referensi secara kronologis yang mendokumentasikan evolusi historis dari suatu

gagasan atau penelitian tertentu. Daftar kronologis tersebut bisa jadi sangat membantu dalam

melacak perkembangan gagasan-gagasan tentang topik tinjauan pustaka Anda.

Ringkasnya, ada beberapa tips yang saya rekomendasikan jika Anda ingin memanfaatkan

database terkomputerisasi ini:

Page 46: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Gunakanlah database literatur online gratis serta database-database gratis lain yang tersedia di

perpustakaan akadernik anda.

Carilah beberapa database yang berbeda, misalnya Anda harus tetap menggunakan database

ERIC meskipun topik penelitian anda tidak terlalu berhubungan dengan pendidikan, atau anda

menggunakan PsycINFO meskipun anda merasa topik anda tidak terlalu berkaitan dengan

psikologi. Baik ERIC maupun PsycINFO sama-sama memandang pendidikan dan psikologi

sebagai istilah umum yang bisa diteliti dengan berbagai topik yang berbeda

Gunakanlah panduan istilah-istilah untuk mencari artikel yang anda inginkan, seperti

thesaurus --jika tersedia.

Carilah satu artikel yang sangat berkaitan dengan topik anda, lalu lihatlah istilah-istilah

penting yang digunakan dalam artikel tersebut, kemudian gunakan istilah-istilah itu untuk

men-search literatur lain yang relevan.

Gunakanlah database-database yang menyediakan akses, link, atau informasi tentang gandaan

full-text dari artikel-artikel yang anda inginkan (baik di perpustakaan atau di toko buku) agar

anda bisa menghemat lebih banyak waktu untuk mencari gandaan artikel-artikel lni.

Prioritas dalam Memilih Literatur

Saya sangat merekomendasikan agar Anda membuat satu prioritas ketika mencari

literatur. Jenis-jenis literatur apa saja yang ingin Anda masukkan dalam tinjauan pustaka?

Pertimbangkan beberapa hal berikut ini:

1. Jika Anda ingin meneliti topik tertentu, namun belum tahu bagaimana harus melakukannya,

cobalah memulainya dengan mempelajari sintesis-sintesis umum dari literatur yang ada.

Misalnya, Anda mencari ringkasan-ringkasan literatur yang terkait dengan topik Anda di

beberapa ensiklopedia (misalnya, Aikin, 1992; Keeves, 1988), atau anda bisa mencarinya

dalam artikel-artikel jurnal atau abstraksi-abstraksi ilmiah (rnisalnya, dalam Annual Review

of Psychology, 1950).

2. Selanjutnya, beralihlah pada artikel-artikel ilmiah yang diterbitkan oleh jurnal-jurnal

nasional/internasional kenamaan, khususnya jurnal-jurnal yang menampilkan laporan

penelitian. Para penulis di jurnal-jurnal seperti ini biasanya mengekspos rurnusan masalah

Page 47: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

atau hipotesis penelitian mereka. Dari sini, cobalah Anda menjawab rumusan masalah dan

hipotesis tersebut. Ada beberapa jurnal yang bisa Anda pelajari dalam bidang Anda, dan

biasanya jurnal-jurnal tersebut diterbitkan oleh dewan editorial dan para penulis profesional

dari belahan Amerika Serikat dan dunia. Di halaman-halaman pertama jurnal ini, Anda bisa

melihat apakah ada dewan editorialnya dan apakah artikel-artikel di dalamnya ditulis oleh

individu-individu dari berbagai belahan dunia. Mulailah dengan isu-isu terkini dalam jurnal-

jurnal tersebut dan carilah artikel-artikel penelitian yang terkait dengan topik Anda, begitu

seterusnya. Tindaklanjuti referensi referensi di akhir artikel untuk memperoleh sumber-

sumber lain yang mendukung.

3. Setelah artikel, Anda bisa mencari buku-buku yang berkaitan dengan topik Anda. Mulailah

dengan naskah-naskah penelitian yang merujuk pada berbagai literatur penting. Kemudian,

pertimbangkan beberapa buku yang berhubungan dengan satu topik yang ditulis oleh seorang

pengarang atau sekelompok pengarang, atau buku-buku yang berisi bab-bab yang ditulis oleh

pengarang yang berbeda-beda.

4. Lanjutkan usaha Anda di atas dengan melacak makalah-makalah seminar terkini. Hadirilah

seminar-seminar nasional, lalu dapatkan makalah-makalah yang disampaikan oleh penyaji.

Jika tidak, Anda bisa mencarinya melalui database. Sebagian besar seminar, ada yang

membutuhkan. dan ada pula yang meminta para penyaji untuk mencantumkan makalahnya

dalam database-database terkomputensasi. Dari database inilah Anda bisa menghubungi para

penyaji yang telah menulis makalah yang relevan dengan topik Anda. Kirimlah email atau

teleponlah mereka, lalu tanyakan apakah mereka mengetahui penelitian-penelitian yang

berhubungan dengan topik Anda. Tanyakan juga apakah mereka memiliki sebuah instrumen

yang mungkinbisa digunakan atau dimodifikasi untuk penelitian anda.

5. Jika memungkinkan, periksalah entri-entri dalam Dissertation Abstracts (University

Microfilms, l938). Akan tetapi Anda perlu berhati-hati karena setiap disertasi memiliki

kualitas yang berbeda-beda, dan Anda perlu selektif dalam memilih disertasi-disertasi tersebut

untuk disertakan dalam tinjauan pustaka. Mencari dalam Dissertation Abstracts mungkin saja

menghasilkan satu atau dua disertasi yang relevan, dan Anda bisa meminta gandaan disertasi

ini melalui pustakawan atau University of Michigar. Microfilm Library.

6. Website juga menyediakan bahan-bahan yang berguna untuk tinjauan pustaka. Kemudahan

mengakses dan kemampuannya untuk memposting beragam artikel membuatnya lebih

Page 48: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

atraktif. Namun, pelajarilah terlebih dahulu artikel-artikel ini dengan hati-hati agar Anda

memperoleh artikel yang benar-benar berkualitas. Perhatikan, apakah artikel-artikel ini

memang mencerminkan sejenis penelitian yang rigid, berkualitas, dan sistematis, yang layak

dimasukkan ke dalam tinjauan pustaka Anda, atau hanya menampilkan gagasan-gagasan yang

kurang bermutu. Jurnal-jurnal online, di sisi lain, sering kali juga menyertakan artikel-artikel

yang telah diperiksa secara cermat oleh dewan editor. Meski demikian, Anda terlebih dahulu

harus mencari tahu apakah jurnal-jurnal tersebut benar-benar memiliki dewan editor

profesional dan menetapkan standar-standar untuk menerima naskah-naskah yang masuk,

ataukah tidak.

Saya meletakkan artikel-artikel jurnal di urutan teratas karena artikel-artikel semacam ini

sangat mudah dicari dan digandakan. Artikel tersebut juga tak jarang merepresentasikan suatu

penelitian tentang topik tertentu. Disertasi diletakkan dalam daftar prioritas yang lebih rendah

karena disertasi pada umumnya memiliki kualitas yang berbeda-beda dan karenanya sangat sulit

dicari, apalagi pada umumnya disertasi merupakan materi yang sangat sulit dipahami. Selain itu,

berhati-hatilah dalam memilih artikel-artikel ilmiah di website kecuali jika artikel-artikel tersebut

berasal dari salah satu artikel ilmiah yang diterbitkan oleh jurnaljumal tertentu.

Peta Literatur Penelitian

Selain mencari literatur, peneliti juga perlu menyusun literatur tersebut sedemikian rupa

untuk disajikan dalam tinjauan pustaka. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyusunan

ini memungkinkan pembaca untuk memahami apakah penelitian yang diajukan hanya sekadar

menambah, menduplikasi, atau justru memperluas penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Pendekatan penting dalam menyusun literatur ini adalah dengan membuat literature map (peta

literatur). Pendekatan ini merupakan gagasan yang saya peroleh beberapa tahun lalu, dan

ternyata sangat membantu para mahasiswa ketika mereka menyusun tinjauan pustaka untuk

dipresentasikan di hadapan dewan penguji, atau dalam makalah presentasi dan artikel ilmiah.

Peta literatur merupakan ringkasan visual dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan

orang lain. Peta ini biasanya disajikan dalam bentuk gambar dan bisa disusun dengan berbagai

cara. Salah satunya adalah disusun secara hierarkis, yakni menyajikan literatur dengan teknik

top-down, yang pada bagian paling bawah diisi oleh peneilitian yang diajukan. Struktur lain bisa

saja dibuat menyerupai flowchart, di mana pembaca melihat tinjauan pustaka disusun layaknya

Page 49: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

suatu hamparan (unfolding) yang membentang dari kiri-kekanan, dengan sisi-kanan paling akhir

diisi oleh penelitian yang diajukan. Model ketiga bisa berbentuk lingkaran-lingkaran di mana

setiap lingkaran mencerminkan satu literatur dan titik potong lingkaran-lingkaran yang

mengindikasikan penelitian selanjutnya. Saya pernah melihat contoh-contoh dari ketiga struktur

ini, dan semuanya ternyata efektif.

Page 50: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Kemimpinan (Wiensenfeld,

Brockner, dan Thibalt, 2000)

Keadian Prosedural dalam Organisasi*

Terbentuknya Persepsi tentang

Keadian

Keadian dalam Perubahan Organisasi*

Efek-efek Keadilan

Dukungan Organisasi

(Moorman, Blakely, dan Niehoff, 1998)

Perilaku-perilaku Kewarganegaraan

Organisasi Moorman, 1991)

Outcome-outcome (Masterson, Lewis,

Goldman, dan Taylor, 2000)

Kepercayaan (Konovsky dan

Pugh, 1994)

Penjelasan-penjelasanPengetahuan

(Schappe, 1996)Motif-motif

(Tyler, 1994)

Pengambilan Keputusan strategis

(Kim dan Mauborgne, 19980

Kredit Macet (Shaubroeck, May, dan

Brown, 1994)

Relokasi (Daily, 1995)

Sejarah (Lawson dan Angle, 1998)

Divestasi (Gopinath dan Becker, 2000)

Treatment yang Tidak Adil (dailey dan Kirk, 1992; Kickul, 2011; Tepper,

2000)

Pendapat/Suara(Bies dan Shapiro, 1998, Hunton,

Hall, dan Price, 1998; Lind, Kanfer, dan Early, 1990)

Struktur-struktur Organisasi (Schminke,

Ambrose, dan Cropanzona, 2000)

Iklim (Nauman dan Bennett, 2000)

Yang perlu diteliti(Keadilan dan Kultur Prosedural

Gambar 2.1 Contoh Peta Pustaka*Kekhawatiran-kekhawatiran para pekerja terhadap keadilan dalam keputusan-keputusan manajerialSUMBER: Janovec (1002) Dicetak atas izin resmi

Page 51: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell
Page 52: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Intinya, peneliti sebaiknya membangun gambaran visual atas penelitian-penelitian

atau literatur-literatur yang sudah ada sebelumnya. Gambar 2.1 rnerupakan contoh peta

literatur yang mengilustrasikan literatur-literatur yang berkaitan dengan keadilan prosedural

dalam studi-studi organisasi (Janovec, 2001). Peta Janovec ini menggambarkan model

hierarkis, dengan prinsip-prinsip rancangan peta yang sangat baik.

Dia menempatkan topik penelitiannya di kotak hierarki paling atas.

Selanjutnya, dia mencari penelitian-penelitian lain di database terkomputerisasi, lalu

menyusunnya ke dalam tiga subtopik umum (misalnya, Susunan Persepsi Keadilan, Efek-

Efek Keadilan, dan Keadilan demi Perubahan Organisasi). Untuk peta seperti ini, peneliti

bisa saja menempatkan lebih sedikit atau banyak dari sekadar empat kategori, bergantung

pada ketersedian penelitian-penelitian lain sebelumnya.

Dalam setiap kotak, ada pula label-label yang menggambarkan sifat dari penelitian yang

terdapat di dalamnya.

Dalam setiap kotak itu pula disertakan referensi-referensi relevan lain yang terkait. Saya

merekomendasikan Anda untuk menggunakan referensi-referensi yang terbit baru-baru ini

dan secara tepat menuliskan referensi-referensi tersebut, dalam setiap kotak, berdasarkan

gaya tertentu, seperti gaya APA.

Perhatikan pula tingkatan-tingkatan dalam peta literatur ini. Setiap topik umum menuntun

subtopik-subtopik tertentu yang dilanjutkan dengan subtopik-subtopik berikutnya, begitu

seterusnya.

Anda bisa saja membuat peta literatur yang jauh lebih luas ketimbang peta literatur di atas.

Namun, perluasan ini tentu saja bergantung pada jumlah literatur yang tersedia dan

kedalaman eksplorasi dari setiap literatur tersebut.

Kembali lagi ke peta literatur Janovec. Setelah menyusun literatur-literatur dalam bentuk

diagram hierarkis, Janovec kemudian menyajikan cabang-cabang lanjutan dari setiap

kotak untuk menunjukkan keluasan penelitiannya. Dia membuat kotak Need to Study

(Yang Perlu Diteliti) di bagian peta paling bawah yang menunjukkan penelitian yang ia

ajukan, yaitu Procedural Justice and Culture (Keadilan dan Kultur Prosedural), lalu ia

menggambar garis-garis untuk literatur-literatur sebelumnya. Semua ini disusun untuk

membuktikan bahwa proyek penelitian Janovec dapat memperluas literatur-literatur

tersebut.

Khusus untuk peta literatur Anda, cobalah memasukkan penelitian-penelitian kuantitatif,

kualitatif, dan metode campuran di dalarnnya

Page 53: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Mengabstraksikan LiteraturKetika peneliti menulis tinjauan pustaka untuk penelitiannya, dia perlu mencari

literatur-literatur, lalu membuat abstraksi atas literatur-literatur tersebut. Abstraksi ini harus

mewakili isi dari setiap literatur, utamanya yang terkait dengan topik penelitian. Abstraksi

merupakan tinjauan singkat atas literatur (biasanya dalam bentuk paragraf pendek) yang

meringkas elemen-elemen utama agar pembaca dapat memahami keunggulan-keunggulan

dasar dari setiap literatur. Untuk membuat abstraksi, peneliti perlu mempertimbangkan materi

apa yang akan diringkas dari literatur yang ada. Abstraksi menjadi informasi penting

manakala peneliti ingin meninjau puluhan atau bahkan ratusan literatur. Dalam jurnal-jurnal

ilmiah, kita dapat melihat ada banyak contoh abstraksi ini. Biasanya, abstraksi yang baik

mencakup beberapa poin berikut:

Menyatakan masalah yang tengah dibahas.

Menyatakan tujuan atau fokus utama penelitian.

Menyatakan secara singkat informasi tentang sampel, populasi atau data.

Membahas hasil-hasil inti yang berhubungan dengan penelitian yang diajukan.

Jika tinjauan pustakanya bersifat metodologis (Cooper, 1984), tunjukkan kekurangan

teknis dari metodologis dalam literatur/ penelitian tersebut.

Dalam jurnal ilmiah, abstraksi pada umumnya ditulis di bagian awal penelitian. Namun,

dalam penelitian-penelitian akademik, seperti disertasi atau tesis, abstraksi tidak hanya ditulis

di bagian awal penelitian, tetapi juga bisa ditulis dalam bagian tinjauan pustaka, yang

biasanya ditujukan untuk mendeskripsikan materi literatur-literatur atau penelitian-penelitian

sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian yang diajukan (penj.).

Untuk mengabstraksikan penelitian-penelitian relevan lain yang sudah dilakukan

sebelumnya, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Jika penelitian tersebut berbentuk

karya tulis ilmiah, carilah masalah dan tujuan penelitiannya (biasanya terdapat dalam

pendahuluan). Informasi tentang sampel, populasi atau data penelitian, carilah di pertengahan

(biasanya dalam bagian metode/ prosedur penelitian), sedangkan hasil penelitian sering kali

disampaikan di akhir karya tulis (biasanya dalam penutup/kesimpulan). Khusus di bagian

akhir ini, carilah pernyataan-pernyataan si penulis yang menunjukkan jawaban singkat atas

rumusan masalah dan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya. Hal yang sama juga

dilakukan jika penelitiannya berbentuk buku. Perhatikan contoh berikut :

Page 54: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Pada contoh di atas, kami menulis abstraksi penelitian berdasarkan referensi in-text

dengan format APA (2001). Dalam abstraksi ini, kami meringkas tujuan inti penelitian, yang

diikuti dengan informasi tentang pengumpulan data dan diakhiri dengan pernyataan tentang

hasil-hasil utama dan implikasi-implikasi praktis dari hasi-hasil tersebut.

Lalu, bagaimana mengabstraksilcan esai, opini, tipologi, dan sintesis dari penelitian

sebelumnya, padahal tulisan tulisan seperti ini tidak termasuk dalam studi penelitian? Untuk

tulisan-tulisan yang berbasis penelitian non-empiris seperti di atas, abstraksinya dapat dibuat

dengan cara berikut:

Sebutkan masalah yang dibahas oleh tulisan tersebut.

Identifikasilah tema utama tulisan tersebut.

Nyatakan kesimpulan utama yang berhubungan dengan tema itu.

Jika jenis tinjauan pustakanya bersifat metodologis, jelaskan kekurangan-kekurangan

tulisan tersebut dalam hal penalaran, logika, kekuatan argumentasi, dan seterusnya.

Berikut ini, salah satu contoh abstraksi yang mengilustrasikan karakteristik-

karakteristik di atas.

Contoh 2.1 Tinjauan Pustaka dalam Penelitian KuantitatifBerikut ini, ringkasan satu paragraf atas komponen-komponen utama dalam peneitian kuantitatif (Creswel, Seagren, & Henry, 1979), sangat mirip dengan paragraf yang muncul dalam tinjauan pustaka yang biasanya terdapat dalam disertasi atau artikel jurnal. Dalam kutipan ini, saya telah memiih komponen-komponen kunci untuk diabstraksikan.

Creswell, Seagren, dan Henry (1979) menguji mode Biglan, model tiga-dimensi yang mengelompokkan 36 bidang akademik ke dalam bidang0bidang yang “sulit atau mudah,” “murni atau aplikasi,” dan “kehidupan atau nono-kehidupan,” sebagai prediktor atas kebutuhn pengembangan profesional seorang pemimpin. Delapan ketua jurusan yang bertugas di empat perguruan tinggi dan satu universitas negeri Midwestern menjadi partisipan dalam penelitian ini. Hasinya menunjukkan bahwa para ketua jurusan dalam bidang akademik yang berbeda memiliki kebutuhan pengembangan profesional yang berbeda-beda pua. Berdasarkan penemuan ini, Creswell dkk. Merekomendasikan agar para ketua/pimpinan yang mengembangkan program-program inservice perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan antarbidang yang dipimpinnya.

Page 55: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Pada contoh di atas, Sudduth mereview penelitian/literatur relevan lain dengan

menggunakan gaya referensi in-text untuk menjelaskan masalah ("kemampuan rumah sakit

untuk menyesuaikan perubahan"), mengidentifikasi tema utama ("suatu proses yang mereka

sebut sebagai enviromental analysis"), dan menyatakan kesimpulan yang berhubungan

dengan tema tersebut (seperti, "tidak ada satu pun model konseptual yang komprehensif,"

"mengembangkan suatu tipologi”).

Petunjuk Gaya

Pada dua contoh sebelumnya, saya telah memperkenakan gagasan tentang bagaimana

menggunakan gaya APA untuk mereview artikel di bagian awal abstraksi. Petunjuk gaya

(style manual) menyediakan arahan-arahan bagi para peneliti untuk menulis penelitian

bergava akademis, seperti format yang konsisten dalam mengutip referensi membuat judul,

menyajikan tabel dan gambar, dan menggunakan bahasa yang tidak diskriminatif. Landasan

utama dalam melakukan tinjauan pustaka adalah menggunakan gaya referensi yang tepat dan

konsisten di sepanjang tulisan. Ketika mendapatkan dokumen yang sekiranya penting dan

relevan, jadikanlah dokumen tersebut sebagai referensi dengan menggunakan gaya yang

sesuai. Untuk proposal disertasi, mahasiswa pascasarjana seharusnya meminta arahan dari

pihak fakultas, dewan pertimbangan disertasi, staf jurusan atau universitas tentang gaya

seperti apa yang seharusnya digunakan dalam mengutip referensi.

Contoh 2.2 Tinjauan Pustaka dalam Studi TipologiSudduth (1992) menyelesaikan disertasi kuantitatifnya dalam bidang poitik tentang

adaptasi strategis di beberapa rumah sakit pedesaan. Dia melakukan tinjauan pustaka di awal penelitian. Dalam hal ini. Sudduth meringkas tiga ha, yakni masalah, tema, dan tipologi

Ginter, Duncan, Richardson, dan Swayne (1991) mengangap bahwa lingkungan eksternal berdampak pada mekampuan rumah sakit untuk beradaptasi dengan perubahan. Meraka kemudian menyarankan suatu proses yang dikenal dengan analisis lingkungan (environmental anaysis) yang memungkinkan suatu organisasi dapat merespons secara strategis perubahan-perubahan muncu di lingkungan, ternyata tidak ada satu pun skema konseptual atau model komputer yang komprehensif yang berhasil dikembangkan untuk menganalisis isu-isu lingkungan (Ginter et al., 1991). Meraka lalu menyimpulkan bahwa perubahan yang paling strategis adalah perubahan yang bertumpu pada proses evaluasi yang non-quantifiable dan non-judgemental. Untuk membantu pengelola rumah sakit mengevaluasi lingkungan ekternal, Ginter et al. (1991) lalu mengembangkan suatu tipologi, seperti yang terdapat dalam Gambar 2.1

Page 56: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Publication Manual of the American Psychological Association, Fifth Edition (APA,

2001) merupakan petunjuk gaya yang paling sering digunakan dalam bidang pendidikan dan

psikologi. Gaya penulis Universitas Chicago (A Manual of Style, 1982), Turabian (1973),

dan Campbell dan Ballou (1977) juga sering digunakan dalam bidang ilmu sosial meskipun

tetap kurang populer jika dibandingkan dengan gaya APA. Beberapa jurnal juga telah

mengembangkan variasi gaya mereka sendiri. Saya merekomendasikan Anda

mengidentifikasi satu gaya yang dapat diterima oleh para pembaca dan segera

mengadopsinya dalam proyek penelitian Anda.

Style manual pada umumnya mempertimbangkan beberapa format penting, seperti in-

text, end-of- text, judul, dan penggunaan gambar dan tabel. Berikut ini adalah beberapa

rekomendasi saya terkait dengan bagaimana menggunakan petunjuk gaya untuk keperluan

tulisan akademik:

Ketika menulis referensi in-text, perhatikan format yang tepat untuk jenis-jenis referensi

dan kutipan ganda.

Ketika menulis referensi end-of-text, perhatikan juga apakah petunjuk gaya yang Anda

gunakan mengharuskan referensi ini ditulis secara alfabetis atau numerik. Selain itu,

pastikan pula bahwa setiap referensi in-text sudah masuk dalam daftar end-text.

Dalarn makalah/karya tulis akademik, judul (heading) biasanya disusun dalam bentuk

tingkatan-tingkatan. Pertama-tama, perhatikan seberapa banyak tingkatan judul yang akan

Anda tulis dalam penelitian Anda. Kemudian, bukalah petunjuk gaya untuk mendapatkan

format yang sesuai untuk setiap tingkatan tersebut. Biasanya, laporan penelitian berisi

sekitar dua hingga empat tingkatan judul.

Jika menggunakan catatan kaki (footnote), perhatikan petunjuk gaya untuk mengetahui

bagaimana menulis footnote yang sesuai. Footnote saat ini jarang sekali digunakan dalam

makalah/karya tulis akademik dibandingkan beberapa tahun lalu. Jika Anda menyertakan

footnote, perhatikan apakah footnote tersebut berada di bagian bawah setiap halaman, di

akhir setiap bab, atau di akhir makalah.

Tabel (table) dan gambar (figure) memiliki format-formatnya tersendiri dalam setiap

petunjuk gaya. Perhatikan aspek-aspek penting, seperti garis yang harus dicetak tebal

(bold), judul, dan spasi, pada contoh-contoh yang disajikan.

Ringkasnya, aspek terpenting dalam penggunaan petunjuk gaya adalah konsistensi di

sepanjang tulisan.

Page 57: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Definisi Istilah

Topik lain yang berhubungan dengan tinjauan pustaka adalah identifikasi dan definisi

istilah-istilah yang dibutuhkan pembaca untuk memahami proyek penelitian yang diajukan.

Bagian defnisi istilah bisa saja ditulis secara terpisah dari tinjauan pustaka, bisa pula masuk

dalam tinjauan pustaka, atau justru diletakkan di bagian lain dalam proposal penelitian.

Saran saya, definisikan istilah-istilah vang kemungkinan tidak dimengerti oleh orang-

orang di luar bidang penelitian Anda, atau istilah-istilah yang terdengar asing (Locke,

Spirduso, & Silverman, 2007). Pentingnya sejumlah istilah untuk didefinisikan memang

hanya persoalan judgment saja, namun saya tetap merekomendasikan Anda untuk

mendefinisikan istilah-istilah tertentu y ang kemungkinan tidak dipahami oleh sebagian besar

pembaca. Selain itu, definisikan istilah-istilah ketika muncul pertama kali agar pembaca tidak

perlu kembali lagi membaca di bagian awal ketika mereka menemukan istilah-istilah tersebut

dibagian akhir atau pertengahan. Sebagai mana pendapat Wilkinson (1991), "para ilmuwan

harus mendefinisikan istilah-istilah yang dapat menjelaskan penelitian mereka secara tepat

dan dapat mengomunikasikan penemuan-penemuan dan gagasan-gagasan mereka secara

akurat" (hlm. 22). Mendefinisikan istilah juga dapat menambah keakuratan suatu penelitian,

seperti diungkapkan oleh Firestone (1987) berikut ini:

Bahasa sehari-hari memiliki makna yang sangat kaya dan beragam. Sepert halnya

simbol, kekuatan bahasa berasal dari kombinasi antara makna dengan konteks

tertentu. Bahasa ilmu saat ini tampaknya terlalu sering mengabaikan

keanekaragaman makna ini, utamanya dalam hal keakuratan. Inilah alasan mengapa

istilah-istilah umum atau bahasa-bahasa sehari-hari pun bisa saja memiliki "makna-

makna teknis" jika digunakan untuk tujuan keilmuan (hlm. 17).

Demi keakuratan inilah, peneliti perlu mendefinisikan istilah-istilah penting di awal

penelitian. Dalam proposal disertasi dan tesis, definisi istilah biasanya ditulis di bagian

khusus. Alasannya adalah bahwa dalam penelitian-penelitian formal seperti ini, mahasiswa

harus tepat dalam menggunakan bahasa dan istilah. Hanya dengan menjelaskan pemikiran-

pemikiran dalam definisi-definisi yang otoritatiflah, keilmuan kita akan terbentuk dengan

baik. Karena itu, definisikan istilah-istilah yang muncul di semua bagian proposal penelitian

Anda:

Page 58: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Judul penelitian

Masalah penelitian

Tujuan penelitian

Pertanyaan atau hipotesis penelitiar

Tinjauan pustaka

Landasan teori

Metode penelitian.

Definisi istilah bisa saja ditulis untuk semua jerus penelitian, baik kualitatif, kuantitatif,

ataupun metode campuran.

Dalampenelitian kualitatif, karena bersifat induktif dan melibatkan rancangan

metodologis, peneliti bisa saja mendefinisikan beberapa istilah di awal penelitian

meskipun definisi ini hanya tentatif semata. Sebagai gantinya, tema-tema (atau perspektif-

perspektif atau dimensi-dimensi) dapat ditulis setelah analisis data. Dalam bagian prosedur

penelitian, peneliti dapat mendefinisikan istilah-istilah penting pada saat istilah-istilah ini

muncul pertama kali. Karena alasan inilah, para peneliti kualitatif sering kali tidak

membuat bagian terpisah untuk definisi istilah, melainkan mengemukakan definisi-definisi

tersebut secara tentatif di awal penelitian sebelum masuk ke dalam inti persoalan.

Di sisi lain, dalam penelitian kuantitatif—yang sering ditulis secara deduktif dengan

sasaran penelitian yang sudah fixed—peneliti dapat menyertakan definisi-definisi ekstensif

dalam proposal penelitiannya. Peneliti meletakkan definisi ini pada bagian terpisah.

Peneliti juga mencoba mendefinisikan secara komprehensif istilah-istilah yang relevan di

awal penelitian dan menggunakan definisi-definisi lain yang diperoleh dari literatur.

Dalam penelitian metode campuran, definisi istilah bisa diletakan di bagian terpisah jika

penelitiannya dimulai dengan tahap awal pengumpulan data kuantitatif. Jika penelitiannya

diawali dengan pengumpulan data kualitatif, berarti istilah-istilah bisa didefinisikan

sepanjang penelitian, atau bahkan di bagian akhir penelitian. Jika pengumpulan data

kuantitatif dan kualitatif ditulis secara bersamaan, berarti penulisan definisi istilah

bergantung pada prioritas yang diberikan atas salah satu dari dua jenis penelitian tersebut.

Namun, dalam penelitian metode campuran, ada istilah-istilah yang mungkin terdengar

asing bagi pembaca—misalnya definisi tentang penelitian metode campuran itu sendiri—

sehingga peneliti perlu meletakkan definisi tersebut di bagian prosedur penelitian (lihat

Bab 10). Selain itu, jelaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan strategi penelitian

yang digunakan seperti strategi konkuren atau sekuensial, dan istilah tertentu untuk

Page 59: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

strategi tersebut (seperti rancangan triangulasi konkuren, seperti yang akan dibahas pada

Bab 10).

Tidak ada satu pun pendekatan yang dianggap paling baik untuk mendefinisikan

istilah-istilah dalam penelitian. Meski demikian, ada beberapa saran yang perlu

dipertimbangkan (lihat juga Locke et al., 2007):

Definisikan suatu istilah ketika ia muncul pertama kali dalam proposal Anda. Dalam

pendahuluan, misalnya, suatu istilah bisa saja menuntut adanya definisi untuk membantu

pembaca memahami masalah penelitian, rumusan masalah, atau hipotesis penelitian

tersebut.

Tulislah definisi dalam tingkatan operasional tertentu. Definisi operasional ditulis dalam

bahasa tertentu, tidak dalam bahasa konseptual yang abstrak. Karena peneliti memiliki

ruang untuk menspesifikasikan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitiannya maka

lebih baik digunakan definisi operasional saja.

Jangan mendefinisikan istilah-istilah dan bahasa sehari-hari. Alhasil, gunakanlah bahasa-

bahasa "teknis" yang sudah ada dalam literatur. Dalam hal ini, istilah-istilah harus

didasarkan pada literatur dan tidak boleh Anda buat sendiri (Locke et al., 2007). Meski

demikian, sangat mungkin definisi yang tepat atas suatu istilah tidak tersedia dalam

literatur, dan bahasa sehari-hari pun bisa jadi digunakan. Jika demikian ihwalnya,

sajikanlah definisi yang tepat dan gunakanlah istilah-istilahnya secara konsisten di

sepanjang proposal penelitian (Wilkinson, 1991).

Definisi istilah bisa ditulis dengan karakteristik yang berbeda-beda. Definisi dapat

mendeskripsikan istilah sehari-hari (seperti, organisasi). Definisi juga bisa disandingkan

dengan batasan tertentu, seperti, "Kurikulum ini dibatasi hanya pada kurikulum School

Disctrict Manual untuk siswa SMP" (Locke et al., 2007, hlm. 130). Definisi juga bisa

terdiri dari kriteria yang digunakan dalam penelitian, seperti, "Rata-rata IP mahasiswa

yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPA kumulatif 3,7 atau di

atasnya,berdasarkan skala 4,0." Definisi juga bisa menjelaskan istilah secara operasional,

seperti, "Penguatan (reinforcement) dalam penelitian ini merujuk usaha-usaha untuk

mendaftarkan semua anggota klub pada buletin sekolah, menyediakan ruangan khusus

bagi anggota, dan mendaftarkan keanggotaan klub pada transkip nilai sekolah" (Locke et

al., 2007, hlm. 130).

Page 60: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Meskipun tidak ada satu format yang dianggap paling tepat, sebagian besar definisi istilah

diletakkan di bagian khusus penelitian, yang sering kali bertajuk "Definisi Istilah," dan

memasangkan istilah-istilah dengan definisi-definisinya dengan cara meng-highlight

istilah tersebut, yang menunjukkan bahwa istilah itu memiliki makna tertentu (Locke et

al., 2007). Biasanya, bagian yang terpisah ini tidak lebih dari dua atau tiga paragraf saja.

Dua contoh berikut menggambarkan susunan definisi istilah yang berbeda-beda dalam

penelitian:

Contoh 2.3. Definisi Istilah dalam Disertasi Metode Campuran

Contoh pertama ini mengilustrasikan definisi panjang atas istilah-istilah dalam

penelitian metode campuran yang diletakkan di bagian terpisah pada Bab I, Pendahuluan.

VanHorn-Grassmeyer (1998) meneliti bagaimana 119 staf baru bidang kemahasiswaan di

perguruan tinggi terlibat dalam refleksi secara individual atau kolaboratif. Grassmeyer

menyurvei para staf baru dan melakukan wawancara mendalam dengan mereka. Karena

penelitian refleksi individual dan kolaboratif di antara para staf bidang kemahasiswaan ini,

Grassmeyer kemudian memberikan definisi detail atas istilah-istilah tersebut di awal

penelitiannya. Berikut ini saya akan menggambarkan dua cara bagaimana Grassmeyer

mendefinisikan istilah-istilahnya. Perhatikan bagaimana Grassmeyer merujuk pada definisi

istilah yang sudah disajikan oleh para penulis lain :

Refleksi Individual

Schon (1983) menulis sebuah buku yang menjelaskan konsep-konsep yang ia sebut

sebagai berfikir reflektif, berefleksi dan praktik reflektif. Setelah beberapa decade, buku ini

kemudian ditulis dan dirombak kembali oleh Schon dan Argyris (Argyris dan Schon, 1978)

untuk mempertajam konsep-konsep tersebut. Dari buku Schon inilah, sejauh yang peneliti

pahami, definisi singkat atas refleksi individual adalah tindakan intuitif yang sulit dilakukan.

Meski demikian, dalam penelitian ini, karakteristik-karakteristik penting dari refleksi

individual dapat merujuk pada beberapa hal : (a) “tindakan artistic” (Schon, 1983); (b)

bagaimana seseorang mempraktikkan secara terang-terangan apa yang diketahuinya secara

intuitif; dan (c) bagaimana seorang pengurus professional meningkatkan praktiknya melalui

tuturan reflektif dan pikiran.

Page 61: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Staf Kemahasiswaan

Staf memiliki banyak definisi. Baskett dan Marsick mendeskripsikan staf sebagai

seorang individu “yang memiliki pangkat tertentu dari kebebasan untuk memberikan

judgment dengan tetap didasarkan pada gagasan, perspektif, informasi, norma dan kebiasaan

kolektif (dan seorang individu yang terlibat dalam persoalan-persoalan professional)”

(Baskett & Marsick, 1992:3). Staf kemahasiswaan setidak-tidaknya memiliki karakteristik-

karakteristik di atas dalam melayani mahasiswa di lingkungan universitas yang salah satu

fungsinya adalah mendukung keberhasilan akademik dan kurikulum.

(VanHorn-Grassmeyer, 1998:11-12)

Contoh 2.4 Definisi Istilah dalam Subbab Variabel-Variabel Bebas

Contoh keduaini menggambarkan bentuk singkatbagaimana menulis definisi istilah

untuk suatu penelitian. Jika pada contoh ini disajikan definisi operasional tertentu, pada

contoh kedua ini disajikan definisi procedural. Vernon (1992) meneliti bagaimana perceraian

dalam keturunan kedua mempengaruhi relasi antara kakek-nenek dan cucu-cucu mereka.

Untuk menjelaskan topic ini, Vernon memasukkan definisi istilah pada subbab variable-

variabel bebas.

Relasi Kekeluargaan Dengan Cucu

Relasi kekeluargaan dengan cucu pada umumnya ditentukan oleh apakah kakek-

nenek berasal dari pihak ibu atau dari pihak ayah. Penelitian sebelumnya (seperti Cherlin dan

Furstenberg, 1986) menyatakan bahwa kakek-nenek dari pihak ibu cenderung dekat dengan

cucu-cucu mereka.

Jenis Kelamin Kakek-Nenek

Baik kakek meupun nenek ternyata menjadi salah satu fackor dalam relasi

kekeluargaan antara mereka dengan cucu-cucu mereka (seperti, nenek cenderung lebih dekat

dengan cucu-cucu mereka daripada kakek), sehingga peran menjaga keutuhan keluarga sering

kali dikaitkan dengan wanita di dalamnya (Hagestad, 1988) .

(Vernon, 1992:35-36)

Page 62: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tinjauan Pustaka Kuantitatif atau Metode Campuran

Saat menyusun tinjauan pustaka, biasanya peneliti akan sulit menentukan seberapa

banyak literatur yang harus direview. Agar masalah ini terselesaikan, saya telah

mengembangkan satu model yang menyajikan parameter-parameter tertentu dalam menulis

tinjauan pustaka, khususnya untuk rancangan penelitian kuantitatif atau metode campuran

yang hampir selalu menyediakan bagian/subbab khusus unhrk tinjauarr pustaka. Dalam

penelitian kualitatif, tinjauan pustaka bisa saja mengeksplorasi aspek-aspek fenomena utama

yang dibahas dan membaginya ke dalam topik-topik khusus. Meski demikian, tiniauan

pustaka dalam penelitian kualitatif ini, seperti yang telah dibahas sebelumnya, dapat ditulis

untuk tujuan yang berbeda-beda (misalnya, sebagai alasan atau penjelasan logis atas masalah

penelitian, sebagai sesuatu yang dibahas sepanjang penelitian, sebagai sesuatu yang

dibandingkan dengan hasil penelitian, dan sebagainya).

Untuk penelitian kuantitatif atau metode carnpuran yang memprioritasknn penelitian

kuantitatif, tulisiah.tinjauan pusiaka yang berisi materi-materi perrting daiam literatur yang

berhubungan dengan variabel-variabel bebas, variabel-variabel terikat, dan relasi antara

variabel bebas dan variabel terikat (lebih jelas tentang variabel ini baca Bab 3). Model

penulisan ini tampaknya sesuai untuk disertasi atau untuk mengkonseptualisasikan literatur

dalam artikel/karya tulis ilmiah. Buatlah tinjauan pustaka yang tersusun dari lima komponen:

Pendahuluan, Topik 1 (tentang variabel bebas), Topik 2 (tentang variabel terikat), Topik 3

(keterangan-keterangan lain yang membahas relasi antara variabel bebas dan variabel terikat),

dan Kesimpulan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan rincian berikut ini:

1. Tulislah paragraf awal tinjauan pustaka dengan memerinci bagian-bagian yang akan

dibahas di dalamnya.Paragraf ini lebih berupa penjelasan tentang susunan setiap bagian

dalam tinjauan pustaka yang Anda tulis.

2. Tinjaulah Topik 1, yakni dengan meninjau literature-literatur akademik tentang satu atau

beberapa variabel bebas. Jika ada beberapa variabel bebas ),ang dibahas dalan'r literatur

tersebut,perhatikan subbagian-subbagiannya atau fokuslah pada satu variabel yang paling

penting saja. Jangan lupa membahas penjelasan dalam literature yang hanya terkait

dengan variabel bebas, bukan variabel terikat.

3. Tinjaulah Topik 2, yakni dengan meninjau literatur-literatur akademik tentang satu atau

beberapa variabel terikat. Jika dalam literature tersebut dibahas bebepa variabel

terikat,perhatikan subbagian-subbagiannya atau fokuslah pada satu variabel terikat yang

paling panjang saja.

Page 63: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

4. Tinjaulah Topik 3, yakni iengan meninjau literatur-literatur akademik yang membahas

hubungan antara variabel-variabel bebas dan variabel(-variabel) terikat. Di sinilah inti

dasar penelitian Anda. untuk itu, bagian ini harus padat dan berisi literatur-literatur lain

yang memang sangat berkaitan dengan topik penelitian Anda. Ambillah satu bagian

dalam literature tersebut yang sangat berkaitan erat dengan topik atau tinjaulah bagian-

bagian lain yang membahas topik tersebut secara umum.

5. Di bagian akhir tinjauan pustak, buatlah kesimpulan atau ringkasan yang menonjolkan

literature-literatur yang dianggap paling relevan; tunjukkan tema-tema utama yang

diangkat oleh literature-literatur tersebut,jelaskan mengapa tema-tema ini membutuhkan

penelitian lebih lanjut dan tentu saja yakinkan pembaca mengapa penelitian lebih lanjut

dan tentu saja yakinkan pembaca mengapa penelitian Anda dapat memenuhi kebutuhan

ini.

Langkah-langkah di atas dapat diterapkan untuk menulis tinjauan pustaka untuk jenis

penelitian yang membahas variabel-variabel (biasanya kuantitatif atau penelitian metode

campuran dengan bobot kuantitatif). Tidak hanva itu, langkah-langkah ini iuga dapat

mempersempit ruang lingkup penelitian yang diaiukan sehingga rumusan masalah dan

metode penelitian yang nantinva disajikan benar-benar dapat terjangkau dengan baik

KESIMPULAN

Sebelum mencari literatur, identifikasilah topik Anda, misalnya dengan merancang

iudul yang jelas atau menyatakan rumusan masalah utama. Selain itu, pertimbangkan apakah

topik Anda dapat dan perlu diteliti dengan cara mencari tahu adakah akses kepada para

partisipan dan sumber-sumber lain, dan apakah topik tersebut akan memberikan konkibusi

pada literatur yangada, akan diminati oleh orang lain, dan konsisten dengan tujuan-tu;uan

utamanya.

Dalam tinjauan pustaka, peneliti seyogianya menggunakan literatur-literatur

akadernik untuk menyajikan hasil-hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya,

menghubungkan penelitiannya dengan literatur-literatur tersebu! dan menyediakan kerangka

kerja dalam membandingkan hasil penelitiannya dengan hasil penelitian-penelitian lain.

untuk penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran, literatur memiliki tujuan yang

berbeda-beda. Dalam penelitian kua litatif,bteratur membantu memverifikasi masalah.

Penelitiar tetapi literatur tersebut tidak mempersempit pandangan dari para partisipan.

Pendekatan umurn yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah memasukkan

Page 64: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

lebih banyak literatur di bagian akhir ketimbang di bagian awal. Dalam pen elTtian

kuantitatif, literatur tidak hanya membantu memverifikasi masalah, tetapi juga

memperlihatkan kemungkinan perlunya mmusan masalah atau hipotesis untuk dibahas.

Dalam penelitian kuantitatif, tinjauan pustaka biasanya diletakkan terpisah dalam satu bagian

khusus. Namun demikian, dalam penelitian metocle campuran, Penggunaan tinjauan pustaka

bergantung pada jenis rancangan dan bobot yang diberikan pada aspek-aspek kuaiitatif dan

kuantitatif.

Ketika akan melakukan tinjauan pustaka, identifikasilah kata kunci-kata kunci

(keywords) untuk mencari literatur. Kemudian, carilah database-database online, seperti

ERIC, ProQuest, Google Scholar; PubMed, dan database-database lain yang lebih spesifik,

seperti PsycINFO, Sociofile, dan SSCI. Lalu, carilah literatur-literatur yang sesuai dengan

prioritas, pertama-pertama carilah artikel jurnal, lalu buku-buku, dan seterusnya.

Identifikasilah penelitian-penelitian lain yang turut memberikan kontribusi pada penelitian

Anda. Kelornpokkan penelitian-p-enelitian ini ke dalam peta literatur yang mencerminkan

kategori-kategori utama atas penelitian-penelitian tersebut dan posisikin penelitian Anda

dalam kategori-kategori ini. Mulailah menulis absiaksi penelitian, seraya memerhatikan gaya

penulisan referensi berdasarkan petunjuk gaya (seperti, APA, 2001). Deskripsikan secara

singkat informasi penting tentang penelitian tersebut yang meliputi masalah penelitian

pertanyaan penelitian, pengumpulan dan analisis data penelitian' dan hasil akhir penelitian.

Definisikan istilah-istilah kunci dan jika dibutuhkan sediakan subbab khusus untuk

definisi istilah ini dalam proposal Anda; atau jika tidak, masukkan definisi tersebut dalam

tinjauan pustaka. pada tahap akhir, pertimbangkan keseluruhan struktur Penyusunan tinjauan

pustaka Anda, Untuk penelitian kuantitatif, Anda dapat menyediakan bagian khusus untuk

tinjauan pustaka berdasarkan variabel-variabel utama, atas berdasarkan subtema-subtema

penting suatu fenomena untuk penelitian kualitatif'

Page 65: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Latihan Menulis

1. Buatlah peta literatur untukliteratur-literatur yang Anda peroleh. Masukkan

penelitian Anda ke dalarn peta tersebut dan gambarlah garis-garis Cari penelitian

Anda ke kategori-kategori pehelitian lain seiringga pembaca dapat mudah

melihatbagaimana penelitian Anda benar-benar memperluas pertelitian/literatur

yang sudah ada

2. Buatlah tiniauan pustaka untuk penelitian kuantitatif dan perhatikan langkah-

langkah yang sudah diielaskansebelumny agar variabel-variabel penelitian Anda

dapat terlihat dengan jelas.

3. Berlatihlah dengan menggunakan database online terkomputerisasi untuk mencari

literalur-literatur yang relevan dengan topik Anda' Lakukan pencarian berulang-

ulang hingga Anda menemukan satu literature yang sangat ierkait dengan topik

penelitian Anda' Kemudian, lakukan pencarian ulang dengan memanfaatkan

deskrip tor-deskriptor yang terdapat dalarn literatur tersebut. Ambillah l0 literatur

yang telah Anda pilih dan abstraksikan literatur tersebut untuk tinjauan pustaka

Anda.

4. Berdasarkan pencarian yang sudah Anda lakukan pada latihan (3), tulislah satu

abstraksi -rnasing-masing untuk penelitian kuantitatif dan kualitatif- atas

literatur/penelitian lain yang sudah Anda dapatkan dari database terkomputerisasi.

Gunakan petunjuk-petunjuk yang sudah dijelaskan dalambab ini

untukmengetahui elemen-elemen aPa saja yang perlu dimasukkan dalam abstraksi

tersebut.

BACAAN TAMBAHAN

Locke, L.F., Spirduso, W.W, & Silverman, SJ. (2007). Proposals that Work A Guide for

Planning Dissertations and Grant Proposals (5'h Edition). Thousand Oaks. CA: Sage.

Lawrence Locke, Waneen Spirduso, dan Stephen Silverman mendeskripsikan tiga

tahapan dalam melakukan tiniauan pustaka, antara lain: mengembangkan konsep-konseP

yang menjelaskan alasan/logika penelitian, mengembangkan subtopik-subtopik untuk setiap

konsep utama, dan menambah referensi-referensi terpenting yang mendukung konsep-konsep

tersebut. Mereka juga menjelaskan enam aturan dalam mendefinisikan istilahistilah: jangan

membuat kata-kata sendiri, sajikan definisi-definisi di bagian utama proposal, jangan

LATI

HAN

MEN

ULI

S

Page 66: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

menggunakan bahasa-bahasa umum sehari-hari, definisikan istilah-istilah penting ketika

muncul pertama kali, dan gunakan definisi-definisi tertentu (prosedural atau operasional,

peni.) untuk istilah-istilah tersebut.

Merriam, S.B. (1998). Qualitatit:e Research and Case Study Applications in Education. San

Francisco: Jossey-Bass.

Sharan Merriam menyajikan pembahasan menarik tentang penggunaan literatur dalam

penelitian kualitatif . Dia mernperkenalkan langkah-langkah dalam melakukan tinjauan

pustaka dan memberikan kriteria penting dalam memilih literatur. Langkah-langkah ini

mencakup usaha peneliti untuk memeriksa apakah Pengarang literatur tersebut sudah

kompeten dengan topik yang diangkat, kapan terakhir kali literatur tersebut diterbi&an,

apakah literature tersebut relevan dengan topik penelitian yang diajukan, dan apakah literatur

tersebut berkualitas. Merriam lebih jauh menjelaskan bahwa tinjauan pustaka bukanlah

sekadar proses linear dari membaca literatur, lalu mengidentifikasi kerangka teoretis,

kemudian menulis masalah peelitian. Lebih dari itu, tinjauan pustaka justru melibatkan proses

yang lebih interaktif, yakni melakukan langkah-langkah ini secara bersama-bersama.

Punch, K.F. (2005) .Introduclion to social Research: Quantitatiae and Qualitatioe Approaches

(2'd edition). London: Sage

Keith Punch membahas tentang penelitian ilmu-ilmu sosial yang biasanya

menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan. Konseptualisasi Funch

atas isu-isu penting yang membedakan dua pendekatan ini semakin memperjelas mengapa

kedua pendekatan tersebut berbeda. Punch juga. mencatat bahwa ketika menulis proposal

atau laporan penelitian, fokus kita dalam menulis tinjauan pustaka sering kaliberbeda-beda.

Faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan tersebut biasanyi meliputi gaya penelitian,

keseluruhan strategi penelitian, dan seberapa ketat penelitian tersebut akan mengikuti arahan-

arahan yang terdapat dalam literature.

Page 67: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

BAB TIGA

PENERAPAN TEORI

Salah satu komponen penting dalam melakukan penelitian adalah menentukan teori

apakah yang akan digunakan untuk mengeksplorasi rumusan masalah. Dalam penelitian

kuantitatif,peneliti sering kali menguji berbagai teori untuk menjawab rumusan masalahnya.

Dalam proposal disertasi kuantitatif, semua bagian di dalamnya bisa saja dirancang untuk

rnenyaji kategori yang akan diteliti. Dalam penelitian kuatitatif, penggunaan teori lebih

bervaridsi lagi. Bahkan, peneliii kualitatif dapat mengembangkan suatu teori dari hasil

penelitiannya dan meletakkan teori tersebut di akhir proyek penelitian misalnya dalam

penelitian grounded theory. Dalam penelitian kualitatif, teori bisa juga muncul di awal

penelitian sebagai .perspektif yang nantinya dapat membentuk.apa yang dilihat Can rumusan

masalah apa yang diajukan, seperti dalam penelitian etnografi atau advokasi. Dalam

penelitian metode campuran' peneliti bisa saja menguji atau justru membuat suatu teori'

Bahkan, penelitian dengan metode carnpuran bisa didasarkan pada satu perspektif teoretis,

seperti fokus pada isu-isu feminis, ras, atau kelas, yang nantinya dapat menuntun keseluruhan

tahap penelitian.

Saya mengawali bab inidengan berfokus pada penggunaan teori dalam penelitian

kuantitatit. Saya juga akan menyajikan definisi dari teori itu sendiri, penggunaan variabel-

variabel dalam penelitian kuantitatif, peletakan serta model penulisan teori dalam penelitian

kuantitatif. Selanjutnya, saya akan membahas prcsedur-prosedur dalam mengidentlfikasi

teori, lalu menjabarkan perspektif teoretis dalam proposal penelitian kuantitatif. Kemudian,

pembahasan akan beralih pada penggunaan teoridalam penelitian kualitatif. Para peneliti

kualitatif menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menyebut teori, sepe rti pota-pola,

kacamata teoretis' atau generalisasi naturalistik, untuk mendeskripsikan sudut pandang

mereka dalam penelitian. Dalam bab ini juga disediakan contoh-contoh penulisan teori

kualitatif. Di bagian arnir,uau ini akan berarih pada penggunaan teori dalam penelitian

metode campuran, dan penerapan perspektif transformatif yang populer dalam pendekatan

ini.

67

Page 68: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

TEORI DALAM PENELITIAN KUANTITANF

Variabet-Variabel dalam Penelitian Kuantitatif

Sebelum membahas teori kuantitatif, penelitin perlu memahami variabel-variabel dan

jenis-jenisnya vang akan digunakan dalam rnembangtrn teori. vaiabel meruiuk pada

karakteristik atau atribut seorang ir,ai riau atau suatu organisasi yang dapat diukur atau

diobservasi (Creswell, 2007 a).Variabel biasanya berv-ariasi dalam dua atau lebih kategori

atau dalam continuum skor.Variabel dapat diukur atau dinilai berdasarkan satu skala. Ahli

psikologi lebih suka.menggunakan istilah konstruk (ketimbang variabel), yang memiliki

konotasi gagasan yang.lebih abstrak ketimbang istilah yang didefinisikan justru spesifik.

Namun demikian, ilmuwan sosial biasanya menggunakan istilah aariabel,yang iuga akan

digur'akan dalam buku inisecara pemranen. Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian

biasanya meliputi gender, umur, status sosial-ekonomi (SSE)' dan sikap-sikap atau, perilaku-

perilaku tertentu, seperti rasisrme control sosial, kekuatan politis, atau kepemimpinan' Ada

sejumlah buku yang menjelaskan secara rinci tentang jenis-jenis variabel dan skala

pengukurannya (seperti,Isaac & Michael 1981; Keppel, 1991; Kerlinger, 1979 ; Thotndike,

1997). Variabel-variabel dibedakan berdasarkan dua karakteristik: susunan temporal dan

pengukurannya (atau observasi).

Susunan temporal (temporal order) berarti bahwa, satu variabel mendahului variabel

lain dalam satu waktu. Karena susunan waktu inilah maka sering dikatakan bahwa satu

variabel dapat berpengaruh pada variabel iain meskipun Pernyataan yang lebih akurat adalah

satu variabel mungkin saja memengaruhi variabel lain. Ketika melakukanpenelitian dalam

setting dan terhadap manusia tertentu, peneliti tidak bisa secara mutlak membuktikan adanya

penyebab dan pengaruh (Rosenthal & Rosnow, L991), apalagi iknuwan social saat ini sering

mengatakan bahwa ada penyebab yang mungkin (probable causation). Temporal order

berarltbahlva peneliti kuantitatif belpikir tentang variabel-variabel dalam satu sustrnan

(order) "dari kiri ke kanan,, (Punch,2005), dan menyusun variabel-variabel tersebut dalarn

rumusan masalah dan fujuan penelitian, serta memvisualisasikan model-model variabel iiu ke

cialam penyajian kiri-kanan atau penyebab-dan-pengaruh. Untuk itulah:

Vaiabel-aniabel bebas (independcnt aariables) merupakan variabel-variabel yang

(mungkin) menyebabkan, mernengaruhi, atau berefek pada outcome .Yariabel-variabel

ini juga dikenal dengan istilah variabel-variabel treatmant, manipulated, atecedent, atau

predictor.

Variabel-aariabel.terikat (dependent variables merupakan variabel-variabel yang

bergantung pada variabel-variabel bebas. Variabel-variabel terikat ini merupakan

68

Page 69: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

outcome atau hasil dari pengaruh variabel-variabel bebas. Istilah lain untuk variabel

terikat adalah variabel criterion, outcome, dan effect.

Variabel intervening ataumediatingberadadi antara variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel ini memediasi pengaruh-pengaruh vaariabel bebas terhadap variabel terikat.

Misalnya, jika siswa dapat melakukan fesf metode penelitian dengan baik (variabel

terikat), hal ini mungkin disebabkan (a) persiapan mereka dalam penelitian (variabel

bebas) dan/atau (b) usaha mereka dalam menyusun gagasan penelitian ke dalam

kerangka kerja (variabel intervening) yang juga turut memengaruhi performa mereka

dalam test tersebut. Seperti yang terlihat bahwa variabel mediating ini, yakni usaha

menyusun penelitian, berada di antara variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel moderating merupakan variabel baru yang dikonstruksi sendiri oleh peneliti

dengan cara rnengambil satu variabel dan mengalikannya dengan variabel lain untuk

mengetahui dampak keduanya (seperti, umur X sikap = kualitas hidup), Variabel-

variabel ini biasanya terdapat dalam penelitian eksperimen.

Dua jenis variabel lain adalah variabel control dan variabel confounding. Variabel

control memainkan peran penting dalam penelitian kuantitatif. variabel ini merupakan

variabel bebas jenis khusus karena variabel ini secara potmsial juga dapat memengaruhi

variabel terikat. peneliti menggunakan prosedur-prosedur statistik (seperti analisis

covariance) untuk mengontrol variabel-variabel ini. variabel tersebut bisa saja

merupakan variabel demografis atau persbnal (seperti umur atau gender) yang memang

perlu dikontrol sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variaber terikat benar-ben.r

dapat diidentifikasi. Jenis variabel lain, variabel confounding (atau spurious), sebenarnya

tidak diukur atau diobservasi dalam penelitian. Vuriabel ini meman ada, tetapi

pengaruhnya tidak dapat dilacak secara langsung. Peneliti mernberikan komentar tentang

pengaruh variabel confounding setelaah penelitiannya selesai karena variabel-variabel

ini dapat beroperasi untuk menjelaskan relasi antara variabel bebas dan variabel

terikat,tetapi variabel ini tidak atau tidak bisa dinilai (misalnya, sikap-sikap

diskriminatif).

Dalam penelitian kuantitatif, vadabel-variabel saling dihubung kan untuk menjawab

rumusan masalah (seperti,"Bagaimana harga diri mempengaruhi hubungan pertemanan di

antara anak-anak remaja?") atau untuk memuat prediksi tentang hasil apakah yang ingin

diharapkan. Prediksi-prediksi sering kali dikenal dengan istilah hipotesis (seperti, "Harga

diri yang positif dapat rneningkatkan hubungan pertemanan di antara anak-anak remaja")'

69

Page 70: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Definisi Teori

Dengan berbekal pemahaman tentang variabel' kita dapat melanjutkan pembahasan

tentang Penggunaan teori kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, ada beberapa preseden

historis untuk memandang teori sebagai prediksi atau penjelasan saintifik (lihat G.Thomas,

1997, mengenai cara-cara mengkonseptualisasikan teori dan bagaimana teori dapat

mempersempit ruang lingkup penelitian), Misalnya, definisi Kerlinger tentang teori masih

berlaku hingga saat ini, Dia berpendapat bahwa teori merupakan seperangkat konstruk

(variabel-variabel), definisi-definisi, dan proposisi-proposisi yang saling berhubungan yang

mencerminkan pandangan sistematik atas suatu fenomena dengan cara memerinci hubungan

antar variabel yang ditujukan untuk menjelaskan fenomena alamiah” (hlm.64).

Berdasarkan definisi ini, teori merupakan seperangkat konstruk (atau variabel) yang

saling berhubungan, yang berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci

hubungan antar variabel (biasanya dalam konteks magnitude atau direction). Suatu teori

dalam penelitian bisa saja berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori

biasanya membantu menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang muncul di dunia.

Labovitz dan Hagedorn (1971) menambah definisi teori ini dengan gagasan tentang

theoretical rationale, yang dimaknai sebagai "usaha mengetahui bagaimana dan mengapa

variabel-variabel dan pernyataan-Pernyataan relasional saling berhubungan satu sama lain"

(hlm. 17). Mengapa variabel bebas, X, berpengaruh atau berefek pada variabel terikat, Y?

Dalam hal ini, teori akan menyediakan penjelasan atas ekspektasi atau prediksi atas

keterhubungan ini. Pembahasan mengenai teori biasanya muncul di bagian tinjauan pustaka

atau di bagian khusus, seperti landasan teori, logika teoretis, atau perspektif teoretis,

meskipun saya lebih suka dengan istilah perspektif teoretis karena istilah ini lebih banyak

digunakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalarn proposal penelitian, utamanya

dalam makalah yang disajikan di seminar American Educational Research Association –

Metafora pelangi (metaphor of a rainbow) mungkin dapat membantu kita

memvisualisasikan bagaimana Suatu teori beroperasi. Dalam hal ini, pelangi mrnjembotani

variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Pelangi ini mengikat secara bersarrra

variabel-variabel tersebut dan menyediakan penjelasan yang memadai tentang bagaimana

dan mengapri seseorang harus berharap pada variabel t'rebas untuk menjeiaskan atau

memprediksikan variabel terikat. Teori-teori berkembang ketika peneliti tengah rnenguji

suatu prediksi secara terus-menerus.

70

Page 71: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Berikut ini saya tunjukkan bagaimana suatu teori ini berkembang dalam penelitian.

Misalnya, peneliti mengombinasikan variabel-variabel bebas, mediating, dan terikat

berdasarkan ukurannya yang berbeda-beda dalam rumusan masalah penelitian. Rumusan

masalah ini memberikan informasi tentang jenis hubungan antarvariabel (apakah

positif,negatif,atau tidak diketahui) dan magnitudenya (apakah kuat atau lemah). Dengan

memasukkan informasi ini ke dalam pernyataan prediktif (hipotesis), peneliti bisa menulis,

semakin kuat sentralitas kekuasaan dalam diri pemimpin, semakin besar disanfranchisemant

dalam diri pengikutnya." Ketika peneliti menguji hipotesis hipotesis seperti ini dalam setting

yang berbeda-beda dan dengan populasi yang berbeda-beda pula (seperti Pramuka, gereja

Presbyterian, Rotary CIub, dan siswa-siswa SMA) maka teori pun akan rnuncul, dan ia bisa

memberinya nama (seperti, teori atribusi). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teori

muncul dan berkembang sebagai penjelasan atas suahl pengetahuan dalam bidang-bidang

tertentu (Thomas, 1997).

Selain itu, teori iuga memiliki jangkauan yang berbeda-beda, Neuman (2000)

membagi teori dalam tiga level: level-mikro,level-meso, dan level-rnakro. Teori level-mikro

mernberikan penjelasan yang hanya terbatas pada waktu, ruang dan jurnlah tertentu" seperti

teori Goffman tentang gerak wajah (face work) yang menjelaskan bagaimana orang berinter

aksi face to face ketika berada dalam ritual-ritual keagaman. Teori level-meso

menghubungkan teori level-mikro dan teori level-makro. Teori ini pada umumnya meliputi

teori tentang organisasi, pergerakan sosial, atau komunitas, seperti teorinya Collin tentang

kontrol dalam organisasi. Teori level-makro menjelaskan agregat-agregat yarig lebih luas,

seperti institusi sosial, sistern berdaya, dan masyarakat luas. Teorinya Lenski tentang

stratifikasi sosial, misalnya, menjelaskan bagaimana surplus suatu masyarakat dapat

meningkat seiring dengan perkembangan masyarakat tersebut.

Teori-teori bisa saja muncul daiamberbagai disiplin ilmu sosial, seperti psikologi,

sosiologi, antropologi, pendidikan, dan ekonomi, serta dalam subbidang-subbidang lain.

Teori-teori ini tentu saja dapat diakses, misalnya, dengan mencarinya dalam database-

database literatur (seperti, Psychological Abstracts, Sociological Abstracts) atau mereview

petunjuk-petunjuk dalam literatur yang memb ahas teori-teori tersebut (misatnya, lihat

Webb, Beals, & White, L986).

Bentuk-Bentuk Teori

71

Page 72: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dalam proposal peneli tian, peneliti menegaskan teorinya dalambeberapa bentuk,

seperti hipotesis, pernyataan logika "jika-maka", atau benfuk visual. Pertama,peneliti

menegaskan teori dalam bentukhipotesis-hipotesis yang saling berhubungan. Contoh,

Hopkins (1964)menegaskan teorinya tentang ?roses-Prosespenganh dalam 15 hipotesis.

Sebagian hipotesis ini dapat dilihat sebagai berikut (hipotesis-hipotesis ini sudah dimodifikasi

dengan menghilangkan pronornina-pronomina yang me3ujuk pada gender tertentu):

1. Semakin tinggi pangkat seseorang, semakin kuat sentralitasnya.

2. Semakin kuat sentralitas seseorang, semakinbesar observabilitasnya.

3. Semakin tinggi pangkat seseorang, semakinbesar observabilitasnya,

4. Semakin kuat sentralitas seseorang, semakin besar konformitasnya.

5. Semakin tinggi pangkat seseorang,semakin besar konformitasnya,

6. Semakin besar observabilitas seseorang, semakin besar konforrnitasnya.

7. Semakin besar konformitas seseorang, semakin besar observabilitasnya (htm. 51).

Kedua, peneliti menyatakan teori dalam bentuk pemyataan “Jika-maka" yang

menunjukkan mengapa seseorang harus berharap variabel bebas dapat mempengaruhi

variabel terikat. Misalnya, Homans (1950) menjelaskan teori tentang internksi:

Jika frekuensi interaksi antara dua atau lebih individu meningkat, tingkat kesukaan

antarkeduanya juga akan meningkat, dan seterusnya... Individu-individu yang

senitmentil dalam berinteraksi dengan individu-individu lain akan mengungkapkan

perasaan sentimennya dalam aktivitas-aktivitas yang sering kali melampaui aktivitas-

aktivitas sistem eksternal, dan alctivitas-aktivitas ini bisa saja sernakin memperkuat

perasaan sentimen tersebut' Semakin sering individu berinteraksi dlngan individu lain,

aktivitas-aktivitas dan sentimen-sentimen mereka, dalam beberapa keadaan, akan

semakin mirip (hlm 112,118,120).

Ketiga,peneliti dapat menyajikan teori dalam bentuk visual. Bentuk ini penting untuk

meneterjemahkan variabel-variabel ke dalam gambar visual. Blalock (1969, 1985, 1991)

rnenampilkan causal modeling dengan membentuk teori-teori verbal menjadi model-model

kausal sehingga pembaca dapat menvisualisasi hubungan antarvariabel. Ada dua contoh

sederhana yang dapat disajikan di sini. Seperti yang tampak pada Gambar 3.1, tiga variabel

bebas mempengaruhi satu variabel terikat, yang juga dimediasi oleh pengaruh dari dua

variabel intervening. Diagram semacam ini menunjukkan adanya rangkaian kausalitas antar

72

Page 73: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

variabel yang menuntun modeling melewati suatu analisis dart analisis-analisis lain yang

lebih rumit dengan menggunakan sistem pengalian antarvariabel, seperti yang terdapat

dalam model ekuasi siruktural (lihat Kline ,1998). Pada level preliminer, Duncan (1985)

memberikan saran penting untuk membuat diagrarn-diagram kausal seperti ini:

Posisikan variabel-variabel bebas di bagian kanan diagram dan variabel-variabel terikat di

bagian kiri.

Gunakan anak panah satu-arah yang menuntun setiap variabel utama (variabei bebas)

menuju variabel-variabel lain (variabel terikat dan variabel futercating / control)yang

bergantung padanya.

Tunjukkan kekuatan hubungan antarvariabel dengan menyisipkan simbol-sirnbol valensi

dalam setiap anak panah.

Gunakan valensi positif atau negatif untuk mempostulasi atau menyimpulkan hubungan-

hubungan antarvariabel.

Gunakan anak panah two-headed yangterhubung satu sama lain untuk menunjukkan

hubungan yang tidak dianalisis diantara variabel-variabel yang tidak terkait dengan

hubungan-hubungan lain.

X1

+

Y1

X2 + +

+ + Z1

Y2 Variabel-variabel

- Variabel-variabel Bebas

X3 Intevening

Variabel-variabel Terikat

Gambar 3.1 Tiga Variabel Bebas Memengaruhi Satu Variabel Terikat Yang Dimensiasi Oleh Dua Variabel Intervening.

Diagram klausal yang lebih rumit dapat dibuat dengan notasi-notasi

tambahan. Contoh diatas merupakan contoh dasar yang mengunakan

73

Page 74: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

variabel-variabel yang terbatas, seperti yang sering terdapat dalam

penelitian metode survei.

Variasi atas model diatas bisa dilakukan dengan menambahkan

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen segala variabel-variabel yang

dikomparasikan berdasarkan pengaruhnya terhadap hasil akhir (variabel

terikat). Seperti yang tanpak pada gambar 3.2, dua kelompok dalam

variabel X dikomparasikan berdasarkan pengaruh terhadap Y, variabel

terikat. Rancangan seperti ini sering diterapkan untuk penelitian

eksperimen antar kelompok (lihat Bab 8). Mengenai aturan-aturan notasi,

sama seperti yang dijelaskan pada contoh sebelumnya.

Saya mwenunjukkan dua contoh ini hanya untuk memperkenalkan

kemungkinan-kemungkinan menghubungkan variabel bebas dan variabel

terikat agar teori yang dapat terpakai dapat terbangun secara utuh. Ada

juga model-model yang lebih rumit, biasanya dengan mengunakan sistem

pengalian antara variabel bebas dan variabel terikat dalam bentuk model

kausal yang sangat rinci (blalock, 1969, 1985).

Variabel X Kelompok Eksperimen

Y1

Variabel Y Kelompok Kontrol

Gambar 3.2 Dua Kelompok (Variabel X) Dengan Treatmen Yang Berbeda-Beda Dikomparasikan Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Y

Misalnya, Jungnikel (1990), dalam proposal disertasinya tentang

produktivitas penelitian antar guru disekolah-sekolah farmasi, menyajikan

contoh visual yang kompoleks, seperti yang tanpak pada Gambar 3.3

Jungnikel mempertanyakan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi

performa penelitian akademik penelitian disekolah-sekolah farmasi.

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor ini dalam literatur-literatur yang

ada, dia menyesuaikan dengan kerangka teoretis yang terdapat dalam

74

Page 75: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penelitian-penelitian keperawatan (Megel, Langston, Creswell, 1988), lalu

membuat model visual yang melukiskan hubungan antar faktor-faktor ini,

dengan aturan-aturan model visual seperti yang baru saja diperkenalkan.

Jungnickel memerinci variabel-variabel bebas di bagian kiri, variabel-

variabel intervening di bagian tengah, dan variabel-variabel terikat di

bagian kanan. Arah pengaru membentang dari kiri ke kanan dengan

simnol panah, dan simbol plus dan minus. Untuk menunjukkan arah

hipotesis.

Penempatan Teori dalam Penelitian Kuantitatif.

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti mengunakan teori secara

deduktif dan meletakkanya diawal proposal penelitian. Karena tujuanya

adalah untuk menguji atau memverifikasi suatu teoriketimbang

mengembangkanya maka peneliti kuantitatif seyogianya mengajukan

teori, mengumpulkan data untuk menguji teori tersebut, dan menyatakan

konfirmasi atau diskonfirmasi atas teori tersebut berdasarkan hasil yang

diperoleh.

Eksogen

(+/-)

(+)

(-)(-) (+) (+) (+) (+)

(+)(-)

(-) (+) (+)

(-) (+)

(+)(+)

(-)

75

Variabel-variabel Demografis

Standart-standart Ikatan Dinas

(Lenure Institusi)

Jarak waktuPengangkatan

jabatan

Pusat study Universitas

Persepsi diriSebagai peneliti

Training penelitiansebelumnya

Pengangkatan (kepala sekolah vs guru)

Beban kerja non riset

Tekanan untuk melakukan penelitian

Kolaborasi

Sumber daya

Dukungan & Rekan-rekan

Dukungan dari kepala sekolah

Performa akademik: Presentasi (non riset) Presentasi (riset) Artikel-artikel Jurnal (Tidak

diminta) Artikel-artikel Jurnal

(diminta/risert) Kontributor tulisan dibuku-buku Buku-buku Hibah pemerintah (disetujui) Hibah pemerintah (didanai) Hibah swasta kontrak

Page 76: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Peneliti menguji atau memverifikasi suatu teori

Peneliti menguji hipotesis-hipotesis atau rumusan masalah dari teori

tersebut

Peneliti mendefinisikan dan mengoperasionalisasikan variabel-variabel yang terbentuk dari teori

tersebut

(+/-)

Teori menjadi kerangka kerja untuk keseluruhan penelitian yang

nantinya berfungsi mengorganisasi rumusan masalah dan hipotesis

penelitian serta prosedur pengumpulan data. Model berfikir deduktif yang

diterapkan dalam penelitian kuantitatif tanpak pada gambar 3.4 peneliti

memverifikasi suatu teori dengan menguji rumusan masalah atau

hipotesis-hiotesis yang berasal dari teori ini. Hipotesis atau rumusan

tersebut berisi variabel-variabel (Konstruk-konstruk) yang perlu

didefinisikan oleh peneliti atau perlu disesuaikan dengan definisi-definisi

yang terdapat dalam literatur. Dari sinilah, peneliti mengunakan suatu

instrumen penelitian untuk mengukur sikap-sikap atau perilaku-perilaku

para partisipan. Kemudian, peneliti mengumpulkan skor-skor yang

diperoleh dari instrumen ini mengonfirmasi atau mengonfirmasi teori

tersebut.Para hakikatnya, pendekatan deduktif yang diterapkan dalam

penelitian kuantitatif juga turut mempengaruhi peletakan teori di

dalamnya (lihat Tabel 3.1). Petunjuk umumnya adalah memperkenalkan

teori diawal proposal penelitian: dalam pendahuluan, dalam tinjauan

pustaka, setelah hipotesis atau rumusan masalah (sebagai resionalisasi

atas hubungan antar variabel), atau dalam bab/ subbab khusus. Masing-

masing penempatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Tips penelitian: Anda sebaiknya menulis teori pada bagian terpisah

dalam proposal penelitian sehingga pembaca dxapat mudah

mengidentifikasi teori tersebut dari komponen-komponen lain. Dengan

meletakkan teori di bagian khusus, anda dapat memberikan penjelasan

yang memadai tentang teori tesebut, fungsinya, dan hubunganya dengan

penelitian.

Menulis Perspektif Teoretis kuantitatif

Berdasarkan opsi-opsi yang sudah disajikan sebelumnya, berikut ini

saya akan menunjukkan satu contoh penulisan persepektif

76

Page 77: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Gambar 3.4 Pendekatan Deduktif dalam Penelitian KualitatifTeoretis dalam penelitian kuantitatif. Anggap saja, tugas anda saat

ini adalah mengidentifikasi suatu teori yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

1. Periksalah literatur-literatur yang kemungkinan membahas teori ini. Jika unit analisis untuk variabel-variabel penelitian adalah seorang individu, periksalah dalam literatur psikologi. Jika unit analisisnya adalah kelompok-kelopmok atau organisasi, lihatlah dalam literatur sosiologi. Jika penelitianya hendak menguji individu-individu dan kelompok-kelompok atau organisasi, lihatlah dalam literatur sosial-psikologi. Jika penelitianya hendak menguji individu-individu dan kelompok-kelompok, pertimbangkanlah literatur sosial-psikologi. Tentu saja, teori-teori dari disiplin lain bisa saja berguna (misalnya, untuk meneliti isu ekonomi).

2. Periksa pula penelitian-penelitian lain yang membahas topik atau yang sangat berkaitan dengan topik anda. Teori-teori apa ketimbang mengembangkanya maka peneliti kuantitatif seyogianya mengajukan teori, mengumpulkan data untuk menguji teori tersebut, dan menyatakan konfirmasi atau diskonfirmasi atas teori tersebut berdasarkan hasil yang diperoleh. Teori menjadi kerangka kerja untuk keseluruhan penelitian yang nantinya berfungsi mengorganisasi rumusan masalah dan hipotesis penelitian serta prosedur pengumpulan data. Model berfikir deduktif yang diterapkan dalam penelitian kuantitatif tanpak pada Gambar 3.4 peneliti memverifikasi suatu teori yang menguji rumusan masalah atau hipotesis-hipotesis yang berasal dari teori ini. Hipotesis atau rumusan masalah tersebut berisi variabel-variabel (konstruk-konstruk) yang perlu didefinisikan oleh peneliti atau perlu disesuaikan dengan definisi-definisi yang terdapat dalam literatur. Dari sinilah, peneliti mengunakan suatu instrumen penelitian untuk mengukur sikap-sikap atau perilaku-perilaku para partisipan.

77

Page 78: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Kemudian, peneliti mengumpulkan skor-skor yang diperoleh dari instrumen ini untuk mengonfirmasi atau mendiskonfirmasi teori tersebut.Pada hakikatnya, pendekatan deduktif yang bisa diterapkan dalam penelitian kualitatif juga turut memengaruhi peletakan teori di dalamnya (lihat tabel 3.1). Petunjuk umumnya adalah memperkenalkan teori diawal proposal penelitian: dalam pendahuluan, dalam tinjauan pustaka, setelah hipotesis atau rumusan masalah (sebagai rasionalisasi atas hubungan antarvariabel), atau dalam bab/subbab khusus. Masing-masing penempatan ini memiliki kelebihan dan kekuranganya tersendiri.

Tabel 3.1 Opsi-Opsi Penempatan Teori Dalam Penelitian Kualitatif.

Penempatan Kelebihan-kelebihan Kekurangan-kekuranganDalam pendahuluan Penempatan ini banyak

ditemukan dalam artikel-artikel jurnal; akan tanpak fimiliar bagi pembaca; lebih bersifat deduktif.

Pembaca sulit untuk memisahkan landasan teori dari komponen-komponen lain dari proses penelitian

Dalam tinjauan pustaka

Teori berasal dari literatur-literatur yang ada. Dengan meletakkanya dalam tinjauan pustaka, teori ini akan semakin jelas dan tuntut sesuai dengan literatur aslinya.

Pembaca silit membedakan teori dengan tinjauan pustaka

Setelah rumusan masalah atau

hipotesis peelitian

Bagaimanapun juga, teori merupakan penjelasan logis atau rumusan masalah atau hipotesis penelitian karena teori dapat menerangkan bagaimana dan mengapa variabel-variabel saling berhubungan

Peneliti bisa saja memasukkan logika teoretis setelah rumusan masalah atau hipotesis penelitian, tetapi ia akan mengabaikan pembahasan detail tentang asal mula perkembangan dan penerapan teori tersebut.

Dalam bagian (bab/subbab terpisah)

Penempatan ini dapat memperjelas pembahasan mengenai teori dari pembahasan-pembahasan lain dalam penelitian. Penempatan ini juga memungkinkan

Pembahasan teori bisa saja berada terpisah dari komponen-komponen lain, namun pembaca akan sulit untuk menghubungkanya dengan komponen-

78

Page 79: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

pembaca untuk mengidentifikasi dan memahami dengan baik landasan teori untuk penelitian tersebut.

komponen lain dalam penelitian.

Yang digunakan oleh para penelitianya? Batasilah jumlah teori dan cobalah mengidentifikasi suatu teori yang dapat menjelaskan hipotesis inti atau rumusan masalah utama.

3. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, buatlah rumusan masalah dengan metafor pelangi agar dapat menjembatani variabel-variabel bebas dan variabel-variabel terikat, seperti: mengapa variabel(-variabel) bebas mempengaruhi variabel (-variabel) terikat?

4. Jelaskan teori anda dalam bagian khusus. Ikuti kalimat-kalimat berikut: “Teori yang akan digunakan adalah.......... (nama teori). Teori ini dikembangkan oleh.........(sumber atau pengembang teori) dan sudah banyak diterapkan dalam penelitian mengenai.......(topik-topik penelitian yang menerapkan teori ini sebagai landasanya). Teori ini menegaskan bahwa...... (proposisi-proposisi atau hipotesis-hipotesis dalam teori tersebut). Diaplikasikan pada penelitian ini, teori tersebut diharapkan dapat menjelaskan pengaruh variabel(-variabel) bebas...........( variabel-variabel bebas) terhadap variabel(-variabel) terikat (variabel-variabel terikat) karena....... (penjelasan yang didasarkan pada logika dari teori tersebut).”

Dengan demikian, topik-topik yang harus dimasukkan kedalam pembahasan mengenai teori kuantitatif ini mencangkup antara lain: teori yang digunakan, hipotesis-hipotesis atau proporsi-proporsi dari teori tersebut, informasi tentang aplikasi teori tersebut dalam penelitian-penelitian sebelumnya, dan pernyataan yang mencerminkan bagaimana teori tersebut berhubungan dengan penelitian yang diajukan. Contoh penulisan teori kuantitatif ini dapat disimak dalam penelitian Crutchfiled (1986) berikut:

Contoh 3.1 Teori kuantitatif

Crutchfiled (1986) menulis disertai doktoralnya dengan judul Locus of Control, Interpersonal Trust, And Scolarly produktifity. Dengan menyurvei para guru keperawatan, ia hendak mengetahui apakah lokus kontrol dan keyakinan interpersonal dapat memengaruhi tingkat produktifitas para guru. Dalam bab ini pendahuluan disertai ini terdapat salah satu subbab

79

Page 80: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

yang berjudul “Perspektif teoritis”. Subbab ini mencangkup poin-poin berikut:

Teori yang akan digunakan Hipotesis utama dari teori tersebut Informasi tentang siapa yang telah mengunakan teori tersebut Penyesuaian antara teori dan variabel-variabel penelitian dengan

mengunakan bentuk pernyataan logika “jika-maka”

Saya telah memberikan catatan-catatan tambahan dalam format italic untuk menandai poin-point diatas.Perspektif Teoritis

Untuk merumuskan perspektif teoritis dalam meneliti produktifitas

akademi para guru, teori belajar sosial (sosial learning theori)

menyediakan proto tipe penting. Konsep tentang perilaku berusaha

“mendekati perilaku manusia berdasarkan hubungan

(timbal-balik) berkelanjutan antara faktor-faktor kognitif, perilaku, dan

lingkungan” (Bandura, 1977:vi) (Disini, peneliti tengah mengidentifikasi

teori tertentu).

Meskipun teori ini menyarankan agar diterapkan reirfoncemen seperti

membentuk prinsip-prinsip, teori belajar sosial tetap melihat peran reward

sebagai sarana untuk mengidentifikasi respon-respons terbaik dan

sebagai motivasi intensif terhadap perilaku yang diharapkan. Selain itu,

prinsip-prinsip belajar dalam teori ini menekankan peran penting proses-

proses lain, seperti proses vicari ous, simbolic, dan self regulating

(Bandura, 1997).

Teori belajar sosial tidak hanya membahas belajar dan pembelajaran,

tetapi juga berusaha mendeskripsikan bagaimana kompetensi sosial dan

dan kompetensi personal (sehingga disebut personalitas) dapat

mengembangkan kondisi sosial yang kondusif untuk proses belajar. Teori

ini juga untuk menjabarkan teknik-teknik penilaian personalitas (Mischel,

1968), dan modifikasi perilaku dalam setting klinis dan edukatif (Bandura,

1977; Bowel dan Hilgart, 1981; Rotter 1954) (Disini, peneliti tengah

mendeskripsikan teori belajar sosial)

Sejauh ini prinsip-prinsip teori belajar sosial telah banyak diterapkan pada

perilaku-perilaku sosial seperti kompetifitas, agresifitas peran seks,

tantanga, dan perilaku patologis (Bahdura & Walters, 1963; Bandura

80

Page 81: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

1977; Mishel, 1968; Miller & Dollard, 1941, Rotter 1954; Staats, 1975)

(Disini peneliti tengah mendeskripsikan penerapan teori ).

Dengan menjelaska teori belajar sosial, rotter (1954) menunjukkan

bahwa ada empat tingkatan variabel yang harus dipertimbangkan:

perilaku, ekspektasi, reinforcement, dan situasi psikologis. Formula umum

tentang perilaku dapat dinyatakan sebagai berikut: Potensi munculnya

perilaku dan situasi psikologistertentu merupakan pengaruh ekspektasi

bahwa perilaku tersebut nantinya akan menuntun para reiformence dan

manfaat-manfaatnya dalam dalam situasi psikologis tersebut (Rotter,

1975:57).

Ekspektasi dalam formula ini merujuk pada kepastian (atau

kemungkinan) tertentu bahwa hubungan kausatif umumnya muncul

antara perilaku dan rewad konstruk dari eksprestasi ini dapat didefinisikan

sebagai lokus kontrol ekternal ketika seorang individu percaya bahwa

dalam dirinya mempengaruhi oleh hal-hal seperti keberuntungan, nasib

atau kekuatan-kekuatan lain. Kesadaran akan hubungan kausatif ini tentu

saja bukanlah sikap yang mutlak dan selalu muncul dalam setiap individu,

melainkan yang berupa sikap yang berbeda-beda dalam satu kontinum

bergantung pada pengalaman-pengalaman individu tersebut dan

sebelumnya dan kompleksitas-kompleksitas situasional (Rotter: 1996).

(Disini peneliti menjelaskan variabel-variabel dalam teori) Karena

penelitian ini menerapkan teori belajar sosial maka empat tingkatan

variabel yang diidentifikasi oleh Rotter (1954) diatas menjadi bahan

utama untuk memerinci poin-poin produktifitas akademik seperti berikut:

1. Produktifitas akademik merupakan perilaku atau aktifitas yang

diharapkan.

2. Lokus kontrol merupakan ekspektansi umum bahwa reward dapat

atau tidak dapat bergantung pada perilaku-perilaku tertentu.

3. Reinforcement merupakan reward dan penghargaan atas kerja

akademik

4. Institusi pendidikan merupakan situasi psikologis yang di dalam nya

terdapat berbagai reward atas produktivitas akademik

81

Page 82: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dengan variabel-variabel diatas maka konsep umum tentang perilaku

sebagaimana yang sedang diformulasikan oleh Rotter (1975) akan

diadaptasi sehingga menjadi seperti ini: potensi munculnya perilaku

akademi dalam institusi pendidikan merupakan pengaruh dari ekspektasi

bahwa perilaku tersebut nantinya akan menuntut pada reward-rewad

tertentu dan manfaat-manfaatnya dalam institusi pendidikan, yakni

produktifitas para guru semakin meningkat karena adanya para guru.

Selain itu hubungan antara kepercayaan interpersonal dan lokus control

perlu dipertimbangkan dalam kaitanya dengan ekspektasi dengan

kaitanya reward melalui perilaku-perilaku yang direkomendasikan oleh

Rotter dalam bukunya yang lain (1967). Selanjutnya, karakteristik-

karakteristik tertentu, seperti persiapan akademik,umur kronologis,

beasiswa doktoral, ikatan dinas atau kerja full-time, atau part-time,

diasosiasikan dengan produktifitas akademik keperawatan dalam satu

cara yang sama dengan produktifitas dengan disiplin-disiplin lain (disini

peneliti tengah menerapkan konsep-konsep teoretis pada penelitianya).

Untuk lebih jelasnya, pernyataan berikut akan merepresentasikan

logika dasar penelitian ini. Jika para guru percaya bahwa: a) usaha-usaha

mereka melaksanakan kegiatan akademik akan capai menuntutnya pada

reward (lokus kontrol), b) Usaha-usaha mereka sangat bergantung pula

kesanggupan-kesanggupan mereka pribadi (kepercayaan interpersonal),

c) Reward atas aktifitas akademik sangat bermanfaat (manfaat reward),

d) Reward benar-benar ada dalam bidang atau institusi mereka (Seting

Institusi) maka produktifitas akademik mereka akan semakin meningkat

(hlm. 12-16) (Disini, peneliti tengah memberikan kesimpulan hipotesis

dengan pernyataan logika “jika maka” untuk menghubungkan variabel

bebas dengan variabel terikat).

TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Variasi Penggunaan Teori Dalam Penelitian Kualitatif.

82

Page 83: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Para peneliti kualitatif menggunakan teori dalam penelitian untuk

tujuan-tujuan yang berbeda. Pertama,dalam penelitian kualitatif, teori

sering kali digunakan sebagai penjelasan atas perilaku dan sikap-sikap

tertentu. Teori ini bisa jadi sempurna dengan adanya variabel-variabel,

konstruk-konstruk, dan hipotesis-hipotesispenelitian. Misalnya, para ahli

etnografi memanfaatkan tema-tema kultural atau “aspek-aspek

kebudayaan” (Wolcott, 1999:113) untuk dikaji dalam proyek penelitian

mereka, seperti kontrol sosial, bahasa, stabilitas dan perubahan, atau

organisasi sosial, seperti kekerabatan atau keluarga (lihat pembahasan

Wolcott:1999 tentang sejumlah penelitian antropologi yang mengangkat

topik-topik kebudayaan). Tema-tema ini dapat memberikan serangkaian

hipotesis siap pakai untuk diuji dengan literatur-literatur yang ada.

Meskipun para peneliti kualitatif tidak merujuk pada tema-tema tersebut

sebagai teori mereka, tema-tema ini umumnya menyediakan penjelasan

lengkap yang sering kali dimanfaatkan oleh antropolog untuk meneliti

perilaku culture-sharing dan tingkah laku manusia. Pendekatan ini sangat

populer dalam penelitian ilmu kesehatan kualitatif dimana peneliti

biasanya mengawali penelitianya dengan model-model teoretis, seperti

adopsi dalam praktek-praktek kesehatan atau kualitas dalam orentasi

kehidupan umat manusia.

Kedua,para peneliti kualitatif sering kali mengunakan perspektif

teoritis sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras

(atau isu-isu lain mengenai kelompok-kelompok marginal). Perspektif ini

biasanya digunakan dalam penelitian advokasi/partisipatoris kualitatif

atau dapat membantu peneliti untuk merancang rumusan masalah,

mengumpulkan dan menganalisis data, serta membentuk call for action

and change (panggilan untuk melakukan aksi dan perubahan). Penelitian

kualitatif pada 1980-an mengalami transformasi besar-besaran yang

ditandai munculnya perspektif-perspektif teoretis seperti ini sehingga

memperluas ruang lingkup penelitian yang muncul sebelumnya.

Perspektif-perspektif teoretis ini menuntun peneliti pada isu-isu penting

yang perlu diteliti (seperti, perempuan, anak jalanan,dan kelompok-

kelompok minoritas lain). Perspektif-perspektif juga menunjukkan

83

Page 84: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

bagaimana peneliti harus memosisikan diri mereka dalam penelitian

kualitatif (seperti, berada diluar atau tidak condong pada konteks pribadi,

kultural, atau historis tertentu) dan bagaimana menulis laporan akhir

(seperti, dengan tidak memarjinalisasi lebih jauh individu-individu yang

diteliti, atau dengan cara berbaur langsung dengan mereka). Dalam

penelitian etnografi kritis, peneliti memulai dengan satu teori yang

menjelaskan keseluruhan proses penelitian. Teori kausatif seperti ini bisa

berupa teori emansipasi atau represi (Thomas, 1993).

Beberapa perspektif teoritis yang dapat digunakan dalam penelitian

kualitatif adalah sebagai berikut (Creswell, 2007):

Perspektif feminis mengugat kaum wanita saat ini yang ditindas

dengan sewenang-wenang dan institusi yang turut membentuk

kondisi tersebut. Topik-topik penelitian bisa mencangkup isu-isu

kebijakan yang berhubungan dengan realisasi keadilan sosial bagi

kaum wanita dengan ranah-ranah tertentu atau pengetahuan

tentang kondisi-kondisi ketertindasan yang dialami oleh mereka

(Ollesen, 2000).

Wacana rasial memunculkan pertanyaan-pertanyaan penting

tentang tentang kontruksi dan kontrol atas pengetahuan yang

berbau ras, khususnya tentang orang-orang dan komunitas-

komunitas kulit berwarna (Ladson-Bilings, 2000)

Perspektif teori kritis fokus pada pemberdayaan umat manusia agar

dapat bebas dari kungkunghan rasial, kelas, dan gender yang

diletakkan pada mereka (Fay, 1987)

Teori queer-begitulah istilah yang digunakan dalam literatur ini

berfokus pada individu-individu yang menanamkan pada dirinya

sebagai kelompok lesbian, gay, biseksual, atau trans gender.

Penelitian-penalitian yang menerapkan perspektif teoritis ini bukan

berarti menjadikan individu-individu diatas sebagai objek mentah

yang dapat diperlakukan begitu saja, melainkan lebih berusaha

mencari sisi-sisi kultural dan politis apa yang membuat mereka

terkucilkan dalam ranah sosial. Teori ini bahkan menyuarakan

84

Page 85: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

kembali hak-hak dan pengalaman-pengalaman individu yang

tertindas (gamson, 2000)

Studi ketidak mampuan berfokus pada makna inklusi dalam

sekolah, yang melibatkan para pengurus sekolah, guru dan orang

tua yang memiliki anak-anak dengan ketidak mampuan tetentu

(Mertens, 1998).

Rossman dan Rallis (1998) mengartikan teori dalam penelitian

kualitatif sebagai perspektif pos modern dan kritis:

Menjelang abad XX, ilmu-ilmu sosial tradisional mulai dikritik dan

dipertanyakan oleh perspektif-perspektif pos modern dan kritis yang

menantang asumsi-asumsi objektif dan norma-norma tradisional

dalam penelitian. Ada empat hal yang menjadi fokus utama dalam

kritik ini: a). Penelitian pada dasarnya melibatkan isu-isu kekuasaan,

b). Laporan penelitian tidak transparan dan netral, tetapi dikuasai

oleh individu-individu yang secara teoritis berorentasi pada ras,

gender, merupakan aspek-aspek penting dalam memahami

pengalaman manusia dan d). Penelitian historis tradisional telah

membungkam kelompok-kelompok yang tertindas dan marginal

(hlm. 66)

Ketiga dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan

sebagai poin akhir penelitian. Dengan menjadikan teori sebagai poin akhir

penelitian, berarti peneliti menerapkan proses penelitianya secara induktif

yang berlangsung mulai dari data, lalu ke tema-tema umum, kemudian

menuju teori atau model tertentu (lihat punch, 2005). Logika pendekatan

induktif ini dapat dilihat pada gambar 35.

85

Page 86: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Peneliti mengemukakan generalisasi-generalisasi atau teori-teori dari

literatur-literatur dan pengalaman-pengalaman pribadinya

Peneliti mencari pola umum, generalisasi-generalisasi atau teori-teori dari tema-tema atau kategori-

kategori yang dibuat

Peneliti menganalisis data berdasarkan tema-tema dan kategori-kategori

Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka pada partisipasi

dan merekam catatan-catatan lapangan

Peneliti mengumpulkan informasi (misalnya, dari wawancara atau

observasi)

Gambar 3.5. Logika Induktif Dalam Penelitian Kualitatif

Peneliti memulai penelitianya dengan mengumpulkan informasi

sebanyak mungkin dari para partisipan, lalu membentuk informasi ini

menjadi pola-pola, teori-teori, atau generalisasi-generalisasi untuk

nantinya diperbandingkan dengan pengalaman-pengalaman pribadi atau

dengan literatur-literatur yang ada.

Usaha mengembangkan tema-tema dan kategori-kategori menjadi

pola-pola, teori-teori atau generalisasi-generalisasi ini menunjukkan

bahwa penelitian kualitatif memiliki point akhir yang berbeda-beda.

Misalnya, dalam penelitian studi kasus, Stake (1995) menyebut tuntutan

(assertion) sebagai generalisasi proporsional (kesimpulan peneliti dari

86

Page 87: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

hasil interpretasi dan klaim-klaimnya) dan generalisasi naturalistik

(pengalaman-pengalaman pribadi peneliti) (hlm. 86). Sebagai contoh lain,

grounded theory memiliki poin akhir yang berbeda. Dalam penelitian ini,

peneliti berharap dapat menemukan satu teori yang didasarkan pada

informasi dari para partisipan (Stauss dan Corbin, 1998). Bahkan, Lincoln

dan Guba (1985) menyebut pattern theory (teori pula) sebagai pemikiran-

pemikiran awal yang terus berkembang selama penelitian kualitatif ini

justru merepresentasikan pemikiran-pemikiran yang saling berhubungan

atau bagian-bagian yang berhubung dengan keseluruhan.

Neuman (2000) memberikan informasi tambahan mengenai pattern

theory ini:

Pattern theory tidak menemukan aspek penalaran deduktif.

Sebaliknya, mirip dengan teori kausatif, pattern theory justru berisi

konsep-konsep dan relasi-relasi yang saling berhubungan, namun

teori ini tidak membutuhkan pernyataan kausatif. Malahan, teori ini

mengunakan metafora dan analogi-analogi agar relasi-relasi ini

“memiliki arti.” pattern theory merupakan sistem gagasan-gagasan.

Konsep-konsep dan relasi-relasi di dalamnya membentuk sejenis

mutual-reinforcing dan sistem tertutup. Pattern theory mengurutkan

setiap tahapan atau menghubungkan bagian-bagian dengan

keseluruhan (hlm. 38)

Keempat, beberapa penelitian kualitatif tidak mengunakan teori

yang terlalu eksplisit. Kasus ini bisa saja terjadi disebabkan dua hal: (1)

karena tidak ada satupun penelitian kualitatif dilakukan dengan observasi

yang “benar-benar murni” dan (2) karena struktur konseptual sebelumnya

yang disusun dari teori dan metode tertentu telah memberikan starting

point bagi keseluruhan observasi (Schwandt, 1993). Bahkan, tidak sedikit

orang memandang penelitian kualitatif sebagai penelitian yang tidak

memiliki orientasi teori yang eksplisit, seperti dalam penelitian

fenomenologi, yang didalamnya peneliti berusaha untuk membangun

esensi pengalaman dari para partisipasi (lihat, misalnya, Riemen, 1986).

87

Page 88: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dalam penelitian-penelitian semacam ini, peneliti hanya membuat

sesuatu deskripsi yang kaya dan rinci tentang fenomena tertentu.

Tips penelitian saya tentang pengunaan teori dalam penelitian kualitatif

ini antara lain sebagai berikut:

Pastikan apakah teori tersebut dapat diterapkan dalam penelitian

kualitatif atau tidak.

Jika bisa diterapkan, identifikasilah bagaimana teori tersebut akan

dijabarkan dan digunakan dalam penelitian anda; apakah sebagai

penjelasan up-front, sebagai end point penelitian, atau sebagai

perspektif advokasi.

Tempatkan teori tersebut dalam naskah penelitian anda dibagian

yang tepat, sesuai dengan tujuan yang digunakanya teori tersebut.

Menempatkan Teori Dalam Penelitian Kualitatif

Bagaimana teori itu digunakan, akan turut memengaruhi

penempatanya dalam sebuah penelitian kualitatif. Dalam penelitian

kualitatif yang mengunakan tema kultural atau perspektif teoretis, teori

muncul diawal dan dapat dimodifikasi atau disesuaikan dengan

sedemikian rupa berdasarkan pandangan dari para partisipan. Akan

tetapi, untuk sebagian besar rancangan kualitatif yang berorientasi teori,

seperti etnografi kritis, Lather (1986) mengulifikasi pengunaan teori

sebagai berikut:

Melakukan penelitian grounded theory secara empiris membutuhkan

relasi timbal balik antara data dan teori. Data harus diolah secara

dialektik agar dapat menghasilkan proposisi-proposisi baru yang

memungkinkan munculnya kerangka teoretis, dengan tetap menjaga

kerangka tersebut secara ketat agar tidak tercampur-baur dengan data

penelitian (hlm. 276)

Seperti yang tanpak pada contoh diatas, kami telah mengembangkan

suatu model visual yang menghubungkan variabel-variabel, merancang

model ini secara induktif dari komentar-komentar informan, dan meletakkan

model tersebut di akhir penelitian, yang di dalamnya proposisi utama dapat dibedakan dengan

teori-teori dan literatur-literatur yang sudah ada.

88

Page 89: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

TEORI DALAM PENELITIAN METODE CAM! URAN

Teori dalam penelitian metode campuran dapat diterapkan secara deduktif (seperti dengan

pengujian atau verifikasi teori kuantitatif) atau secara induktif (seperti dengan pemunculan

teori atau pola kualitatif). Teori ilmu sosial atau ilmu kesehatan bisa saja digunakan sebagai

kerangka teoretis untuk diuji, baik dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Cara lain

untuk menerapkan teori dalam penelitian metode campuran adalah dengan menjadikan teori

sebagai perspektif teoretis untuk menuntun penelitian. Dalamhal ini, penelitian metode

campuran yang didasarkan pada teori gender, ras atau etnisitas, ketidakmampuan, orientasi

seksual, atau isu-isu lain maka penelitian tersebut sebaiknya menerapkan teori-teori ini di

bagian penelitian (Mertens, 2003).

89

Contoh 3.2 Teori di Bagian Awal Penelitian Kualitatif

Murguia, Padilla, dan Pavel (1991) meneliti 24 siswa yang berasal dari Spayol dan Amerika Asli yang tergabung dalam suatu sistem sosial (dalam hal ini, universitas). Mereka ingin mengetahui tentang bagaimana etnisitas memengaruhi integrasi sosial. Mereka mengawalinya dengan menghubungkan pengalaman-pengalaman partisipan dengan satu model teori, yaitu model Tinto tentang integrasi sosial. Mereka merasa bahwa model ini telah "dikonseptualisasikan secara tidak utuh dan, sebagai konsekuensinya, sering kali dipahami dan diukur dengan tidak tepat" (hlm. 433).

Untuk itulah, dalam penelitian mereka, model tersebut tidak diuji (seperti yang sering ditemukan dalam proyek kuantitatif), tetapi hanya dimodifikasi (karena penelitian mereka adalah penelitian kualitatif). Mereka mendaur-ulang model Tinto ini dan menawarkan modifikasinya untuk mengilustrasikan bagaimana etnisitas itu berfungsi. Karena penelitian kualitatif mereka menempatkan teori, pola, atau generalisasi sebagai poin akhir (end point} maka modifikasi atas teori model Tinto tersebut dimunculkan di akhir penelitian. Modtfikasi-teori ini berbentuk diagram logika, sebuah representasi visual yang mengilustrasikan hubungan antarkonsep.

Contoh 3.3 Teori di Bagian Akhir Penelitian Kualitatif

Dengan menggunakan database yang memuat sekitar 33 wawancara kami bersama para ketua jurusan akademik, kami (Creswell & Brown, 1992) mengembangkan suatu grounded theory yang menghubungkan variabel-variabel (atau kategori-kategori) penelitian, yakni pengaruh para ketua jurusan terhadap performa dosen. Bab teori kami munculkan di bagian akhir penelitian. Pada bagian ini, kami menggambarkan teori tersebut secara induktif dalam bentuk isual berdasarkan kategori-kategori informasi yang berasal dari para informan. Selain itu, kami juga menyertakan hipotesis-hipotesis dari teori tersebut. Bahkan, pada bagian ini, kami juga membandingkan hasil survei dari para partisipan dengan hasil survei dari penelitian-penelitian lain, sekaligus membandingkan

Page 90: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Secara historis, gagasan digunakannya landasan teoretis dalam penelitian metode

campuran sudah ditunjukkan pertama kali oleh Greene dan Caracelli pada 1997. Mereka

mengidentifikasi penerapan rancangan transformatif'untuk penelitian metode campuran.

Rancangan ini mengutamakan penelitian-penelitian yang berbasis pada nilai dan aksi, seperti

penelitian aksi partisipatoris (participatory action research) dan pendekatan pemberdayaan

(empowerment approach). Dalam rancangan ini, Greene dan Caracelli menawarkan

pencampur-an nilai-nilai dari tradisi-tradisi yang berbeda (seperti, bebas-bias dari kuantitatif

dan bermuatan-bias dari kualitatif), penerapan metode-metode yang berbeda, dan perhatian

pada solusi-solusi aksi. Banyak peneliti metode campuran yang sudah menerapkan gagasan

ini.

Tentang prosedur-prosedur penelitian metode campuran, Creswell, Piano Clark,

Gutmann, dan Hanson (2003) sudah menulis sebuah bab khusus yang menjelaskan hal

tersebut secara kompre-hensif. Mereka menjelaskan kemungkinan penelitian metode

campuran menerapkan perspektif-perspektif teoretis yang beragam, seperti gender, feminis;

kebudayaan/ras/etnik; gaya hidup; kritik; kelas dan status sosial. Perspektif-perspektif inilah

yang nantinya saling bertumpang tindih dalam penelitian metode campuran (lihat-Bab 10).

90

Contoh 3.3 Teori di Bagian Akhir Penelitian Kualitatif

Dengan menggunakan database yang memuat sekitar 33 wawancara kami bersama para ketua jurusan akademik, kami (Creswell & Brown, 1992) mengembangkan suatu grounded theory yang menghubungkan variabel-variabel (atau kategori-kategori) penelitian, yakni pengaruh para ketua jurusan terhadap performa dosen. Bab teori kami munculkan di bagian akhir penelitian. Pada bagian ini, kami menggambarkan teori tersebut secara induktif dalam bentuk isual berdasarkan kategori-kategori informasi yang berasal dari para informan. Selain itu, kami juga menyertakan hipotesis-hipotesis dari teori tersebut. Bahkan, pada bagian ini, kami juga membandingkan hasil survei dari para partisipan dengan hasil survei dari penelitian-penelitian lain, sekaligus membandingkan

Page 91: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Mereka kemudian membuat model-model visual untuk mengilustrasikan bagaimana

perspektif-perspektif ini dapat menjadi panduan bagi penelitian metode campuran. Mertens

(2003) melanjutkan pembahasan ini. Sebagaimana diringkas dalam Kotak 3.1, dia

menegaskan pentingnya perspektif teoretis dalam penelitian metode carnpuran. Tidak hanya

itu, dalam menjelaskan paradigma transfor-rriatif-partisipators dan prosedur-prosedur khusus

metode campuran, dia menekankan pentingnya nilai-nilai dalam meneliti isu-isu feminis,

etnis/ras, dan isu-isu ketidakmampuan (disability issues). Teori transformatifnya Mertens ini

bisa menjadi gagasan umum bagi serrtua penelitian yang berbasis emansipatoris, anti-

diskriminasipartisipatif, Freirian, feminis, ras/etnis, dengan objek penelitian yaitu individu-

individu dengan ketidakmarnpuan-ketidakmampuan khusus dan kelompok-kelompok

marginal.

Mertens juga menjelaskan implikasi dasar diterapkannya teori-teori transformatif ini

dalam penelitian metode campuran. Para peneliti metode campuran yang menggunakan teori-

teori transformatif ini, menurut Mertens, perlu menggabungkan metodologi emansipatoris-

transformatif ke dalam semua tahap penelitiannva. Dengan membaca pertanyaan-pertanyaan

yang terdapat dalam Kotak 3.1, para peneliti akan menyadari pentingnya penelitian tentang

isu-isu diskriminisi dan tekanan, serta perlunya pengharga-an akan perbedaan di antara para

partisipan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan dalam Kotak 3.1 mengarahkan para peneliti

untuk respek dalam mengumpulkan dan mengomunikasikan data penelitian dan melaporkan

hasil penelitian sehingga dapat menuntun pada per-ubahan dalam proses dan relasi sosial.

Penelitian metode campuran di atas "menekankan dimensi-dimensi berbasis nilai dan

aksi dari dua tradisi penelitian yang berbeda" (Greene & Caracelli, 1997:24). Mereka

menggunakan perspek-tif teoretis untuk mengonfigurasi kembali bahasa dan percakapan

partisipan, lalu mereka mengemukakan pentingnya pemberdayaan dalam penelitian.

Langkah-langkah untuk menggunakan teori dalam proposal metode campuran ialah:

• Tentukan teori apa yang akan digunakan.

• Identifikasilah penerapan teori tersebut dalam hubungannya dengan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif.

• Jika teori digunakan sebagai strategi transformasional dalam penelitian, jelaskan strategi

tersebut dan bahaslah poin-poin intinya dalam penelitian yang diajukan, yang di

dalamnya gagasan-gagasan emansipatoris juga digunakan.

91

Page 92: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

92

Kotak 3.1 Pertanyaan-Pertanyaan Emansipatoris-Transformatif untuk Penelitian-Penelitian Metode Campuran selama proses Penelitian

Membatasi Masalah dan Mencari Literatur• Apakah Anda sudah mencari dengan teliti literatur-literatur yang concern dengan isu-

isu diskriminasi dan penindasan?• Apakah Anda sudah membatasi masalah penelitian, utamanya untuk komunitas yang

diteliti?• Apakah Anda sudah benar-benar memanfaatkan waktu dengan komunitas-komunitas

ini? (seperti, membangun kepercayaan; menggunakan kerangka teoretis ketimbang model tertentu yang terbatas; merrlbuat pertanyaan-pertanyaan positif dan negatif yang seimbang? Membuat pertanyaan-pertanyaan yang menuntun pada jawaban-jawaban transformatif, seperti pertanyaan-pertanyaan yang difokuskan pada persoalan otoritas dan relasi kekuasaan dalam institusi-institusi dan komunitas-komunitas tertentu?).

Mengidentifikasi Rancangan Penelitian• Apakah rancangan penelitian Anda sudah menerapkan treatment yang berbeda-beda

pada setiap kelompok dan menghormati pertimbangan-pertimbangan etis dari para partisipan?

Mengidentifikasi Sumber-Sumber Data dan Memtlih Partisipan• Apakah para partisipan benar-benar pernah mengalami —atau setidaknya berkaitan

dengan— diskriminasi dan penindasan?• Apakah para partisipan sudah tepat dilabeli sebagai komunitas yang tertindas?• Apakah proses penargetan populasi sudah memenuhi syarat-syarat pengharaan akan

perbedaan?• Apa yang Anda lakukan pada sampel penelitian untuk mengetahui bahwa kelompok-

kelompok yang tertindas itu benar-benar terwakilkan dengan tepat dan akurat?

Mengidentifikasi atau Membuat Instrumen-Instrumen dan Metode-Metode Pengumpulan Data• Apakah proses pengumpulan data dan hasil penelitian akan menguntungkan

komunitas yang diteliti?

Page 93: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

RINGKASAN

Teori diterapkan dalam penelitian kuantitatif, kualitatif, dan metode campuran untuk tujuan

yang berbeda-beda. Para peneliti kuantitatif menggunakan teori untuk memberikan

penjelasan atau prediksi tentang relasi antarvariabel dalam penelitian. Peneliti kuantitatif

tentu membutuhkan landasan teoretis tentang variabel-variabel ini untuk membantunya

merancang rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Teori inilah yang menjelaskan

bagaimana dan mengapa variabel-variabel itu berhubungan satu sama lain, berfungsi sebagai

jembatan antarvariabel. Ruang lingkup teori bisa saja luas ataupun sempit, dan peneliti

menyatakan teori mereka dalam beberapa bentuk, seperti dalambentuk hipotesis, pernyataan

logika "jika-maka," atau dalam bentuk visual. Jika teori-teori tersebut digunakan secara

deduktif, peneliti menempatkannya di awal penelitian dalam tinjauan pustaka. Mereka juga

dapat memasukkan teori-teori itu dalam rumusan masalah atau hipotesis penelitian, atau

menempatkannya dalam bagian terpisah. Tentu saja, jika diletakkan di bagian terpisah,

peneliti perlu membuat tulisan agak panjang mengenai teori tersebut.

93

• Apakah temuan-temuan penelitian nantinya dapat dipercaya oleh komunitas tersebut?• Apakah komunikasi dengan komunitas tersebut akan berjalan efektif?• Apakah proses pengumpulan data dapat membuka jaian bagi partisipan menuju proses

perubahan sosial?

Menganalisis, Menafsirkan, dan Melaporkan Hasil Penelitian• Apakah hasif penelitian akan memunculkan hipotesis-hipotesis baru?• Apakah penelitian ini juga akan meneliti subkelompok-subkelompok (seperti, analisis

multilevel) untuk mengetahui bahwa ada dampak yang berbeda terhadap setiap kelompok?

• Apakah hasil penelitian akan membantu memahami dan memper-jelas relasi kekuasaan?

• Apakah hasil penelitian akan mempermudah proses perubahan sosial?

Sumber: Diadaptasi seperlunya dari D.M. Mertens (2003), "Mixed Methods and the Politics of Human Research: The Transformative-Emancipatory Perspective/' dalam A. Tashakkori & C. Teddlie (Ed.), Handbook of Mixed Methods in the Social & Behavioral Sciences. Diadaptasi atas izin penulis.

Page 94: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Sebagaimana dalam penelitian kuantitatif, para peneliti kualitatif juga dapat

menerapkan teori sebagai penjelasan umurn, misal-nya dalam etnografi. Teori juga bisa

diterapkan sebagai perspektif teoretis untuk membantu peneliti memunculkan pertanyaan-

pertanyaan tentang gender, kelas, ras, dan sebagainya. Teori jugadapat diterapkan sebagai

poin akhir penelitian (end point), pola (pattern], atau generalisasi (generalization) yang secara

induktif berawal dari pengumpulan dan analisis data. Para peneliti kualitatif yang

menerapkan grounded theory, misalnya, berusaha menghasilkan suatu teori yang didasarkan

(grounded) pada pandangan-pandangan para partisipan, lalu memosisikannya sebagai

kesimpulan di akhir penelitian mereka. Meski demikian, ada juga beberapa penelitian

kualitatif yang tidak menyertakan teori yang eksplisit, hanya menyajikan penelitian deskriptif

tentang fenomena utama, seperti penelitian feno-menologi.

Para peneliti metode campuran dapat menerapkan teori secara deduktif (sebagaimana

dalam penelitian kuantitatif) ataupun secara induktif (sebagaimana dalam penelitian

kualitatif). Mereka juga dapat mengawalinya dengan menggunakan perspektif-perspektif

teoretis (misalnya, yang berhubungan dengan gender, gaya hidup, ras/etnis, dan kelas) dalam

penelitian metode campuran mereka. Misalnya, para peneliti metode campuran dapat

94

Contoh 3.4 Teori dalam Penelitian Metode Campuran Transformatif-Emansipatoris

Hopson, Lucas, dan Peterson (2000) meneliti isu-isu yang sering kali muncul dalam masyarakat urban, yang didominast oleh penduduk Afrika Amerika yang terjangkit HIV/AIDS. Dengan kerangka teori transformatif-emanstpatoris, mereka meneliti bahasa para partisipan yang terjangkit HIV/AIDS dalam konteks sosial, Mereka pertama-tama melakukan 75 wawancara etnografis terbuka untuk mengidentifikasi "tema-tema bahasa" (him. 31), seperti celaan, kepemilikan, dan keber-terimaan dan ketakberterimaan. Mereka juga melakukan 40 wawan¬cara semi-struktur untuk mengidentifikasi demografi, rutinitas sehari-hari, penggunaan obat-obatan, pengetahuan tentang bahaya HIV/ AIDS, narkoba, dan karakteristik-karakteristik perilaku-sosio seksual. Dari data kualitatif ini, mereka menyaring kembali pertanyaan-per-tanyaan follow-up (lanjutan) untuk digunakan sebagai instrumen posintervensi kuantitatif. Mereka lalu menyatakan bahwa dalam metakukan penilaian (evaluasi), sebaiknya diterapkan pendekatan pemberdayaan di mana peneliti secara aktif mendengarkan pendapat dari para partisipan dan melaksanakan program-program yang mereka inginkan

Page 95: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

menerapkan pen-dekatan transformasional-emansipatoris yang menggabungkan perspektif-

perspektif di atas untuk meneliti isu utama. Bahkan, beberapa buku penelitian saat ini

(seperti, Mertens, 2003) sudah me-nyediakan prosedur-prosedur khusus bagaimana

memasukkan beragam perspektif tersebut ke dalam tahap-tahap penelitian.

Latihan Menulis

1. Berdasarkan contoh yang sudah disajikan dalam bab ini, buatlah tulisan

mengenai perspektif teoretis untuk rencana penelitian kuantitatif Anda!

2. Setelah itu, buat juga model visual teori tersebut yang mengilustrasikan

hubungan antarvariabel dalam penelitian Anda! Ikutilah prosedur-prosedur

rancangan model kausatif yang sudah dijelaskan dalam bab ini!

3. Carilah artikel-artikel jurnal yang: (a) memodifikasi suatu teori yang muncul

sebelumnya; (b) berusaha mengembangkan suatu teori di akhir penelitian; dan

(c)menyajikan penjelasan deskriptif tanpa menggunakan teori yang eksplisit.

4. Carilah penelitian metode campuran yang menggunakan satu perspektif

teoretis, seperti perspektif feminis, etnis/ras, atau kelas. Identifikasilah secara

cermat bagaimana perspektif tersebut membentuk langkah-langkah dalam

proses penelitian itu! Gunakan Kotak 3.1 sebagai panduan identifikasi.

BACAAN TAMBAHAN

Flinders, D.J., & Mills, G.E. (Ed.). (1993). Theory and Concepts in Qualitative Research:

Perspectives from The Field. New York: Teachers College Press, Teachers College,

Columbia University.

David Flinder dan Geoffrey Mills mengeditori sebuah buku yang membahas tentang

perspektif-perspektif yang berasal dari lapangan —"teori lapangan"— seperti yang sudah

sering dideskripsikan oleh para peneliti kualitatif. Bab-bab dalam buku ini mengilustrasikan

beberapa konsensus tentang bagaimana meryjelaskan suatu teori, dan teori seperti apa yang

dianggap buruk dan baik. Lebih jauh, buku ini juga menunjukkan bahwa teori bisa saja

beroperasi pada banyak level dalam penelitian kualitatif, seperti teori-teori formal, teori-teori

epistemologis, teori-teori metodologis, dan meta-teori. Berdasarkan keragaman inilah,

diperlukan usaha untuk mencari teori lapangan yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif.

95

Lat

ihan

Men

uli

s

Page 96: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Buku ini juga mengilustrasikan praktik dari kritisisme kritis, personal, formal, dan

edukasional.

Mertens, D.M. (2003). "Mixed Methods and The Politics of Human Research: The

Transformative-Emancipatory Perspective." dalam A. Tashakkori & C. Teddlie

(Ed.). Handbook of Mixed Methods in Social and Behavioral Research. Thousand

Oaks, CA: Sage. (him. 135-164).

Donna Mertens mengakui bahwa secara historis, metode penelitian pada awalnya

tidak terlibat dalam. isu-isu politik-kemanusiaan dan keadilan sosial. la juga menawarkan

paradigma transformatif-emansipatoris sebagai kerangka teoretis bagi penelitian metode

campuran karena paradigma ini digagas oleh para sarjana yang berasal dari kelompok

ras/etnis yang beragam, dari orane-orang yang memiliki ketidakmampuan-ketidakmampuan

khusus dan dari kaum feminis. Aspek yang berbeda dari tulisan Mertens ini terletak pada

bagaimana ia berusaha merangkaikan paradigma pemikiran transformatif-emansipatorisnya

dengan langkah-langkah dalam proses pelaksanaan penelitian metode campuran.

Thomas, G. (1997). "What's The Use of Theory?" dalam Harvard Educational Review. 67

(1). (him. 75-104).

Gary Thomas mengkritik penggunaan teori dalam penelitian edukatif, yang

menurutnya cenderung membatasi pemikiran. Dia mencatat beragam definisi tentang teori

dan memetakan empat fungsi teori, yaitu: (a) sebagai bahan pemikiran dan refleksi, (b)

sebagai hipotesis yang lebih sempit atau longgar, (c) sebagai penjelasan untuk menambah

pengetahuan dalam bidang yang berbeda, dan (d) sebagai pernyataan formal dalam ilmu

pengetahuan. Berangkat dari catatan-catatan ini, dia kemudian memunculkan satu tesis bahwa

teori tidak seharusnya menstrukturkan apalagi mengekang pemikiran. Sebalik-nya, teori-teori

ini harus berkembang secara terus-menerus dan menjadi ad hocery, sebagaimana dikatakan

Toffler.

96

Page 97: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Empat

Strategi-strategi Menulis dan Pertimbangan-Pertimbangan Etis

ebelum menulis proposal, peneliti perlu memiliki gagasan umum tentang struktur

penelitian yang akan sajikan, utamanya tentang 'format bagian-bagian dan outline

topik-topik di dalamnya. Struktur proposal ini akan berbeda tergantung pada apakah

proyek yang ditulis adalah kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran. Hal lain yang perlu

dipertimbangkan adalah kesadaran akan tulisan yang baik dan benar, yang akan turut

memastikan konsistenst dan keterbacaan proposal tersebut. Sepanjang penggarapan proposal,

peneliti juga perlu mematuhi aturan-aturan etis dan mengantisipasi masalah-masalah etis

yang sering kali muncul. Bab ini akan menjelaskan garis-garis besar susunan proposal

penelitian secara keseluruhan, praktik-praktik penulisan proposal agar mudah dibaca, dan

masalah-masalah etis yang harus dipertimbangkan saat proposal tersebut ditulis.

S

MENULIS PROPOSAL

Bagian-Bagian dalam Proposal

Salah satu syarat utama yang harus dipenuhi sebelum menulis proposal adalah

mempertimbangkan topik-topik apa saja yang akan dimasukkan dalam proposal tersebut.

Semua topik harus saling berhubungan dan memberikan gambaran kohesif mengenai proyek

penelitian secara keseluruhan. Untuk itulah, diperlukan sejenis outline atau draft meskipun

topik-topik ini akan bervariasi bergantung pada jenis proposal yang diajukan, apakah

kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran. Dalam bab ini, saya menyajikan outline topik-

topik proposal, sejenis draf tentang bagian-bagian yang perlu dimasukkan dalam proposal

penelitian. Dalam bab-bab selanjutnva, saya akan menjelaskan bagian-bagian ini secara lebih

detail.

Yang jelas, secara keseluruhan, suatu proposal penelitian di-bentuk oleh beberapa

argumentasi utama. Maxwell (2005) menyebut sembilan argumentasi inti yang harus

diperhatikan peneliti untuk menulis proposal penelitian. Berikutini saya sajikan sembilan

argumentasi tersebut dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

1. Apa yang dibutuhkan pembaca untuk memahami topik Anda dengan lebih mudah?

2. Apa yang sudah sedikit-banyak diketahui pembaca mengenuitopik Anda?

97

Page 98: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

3. Apa yang Anda harapkan dari penelitian Anda?

4. Rancangan seperti apa dan siapa saja orang-orang yang ingin Anda teliti?

5. Metode-metode apa yang ingin Anda gunakan untukmenyajikan data?

6. Bagaimana Anda akan menganalisis data?

7. Bagaimana Anda akan menvalidasi penemuan-penemuanAnda?

8. Masalah-masalah etis apa saja yang akan Anda sajikan?

9. Apakah hasil-hasil sementara sudah menunjukkan bahwa penelitianyang Anda ajukan

ini bermanfaat dan bisa diterapkan?

Sembilan pertanyaan ini, jika masing-masing disajikan secara tepat dalam satu bagian

proposal, akan membentuk fondasi penelitian yang baik dan sangat membantu proses

penyusunan proposal secara keseluruhan. Yang menarik dari sembilan pertanyaan di atas

adalah disertakannya verifikasi penemuan, pertimbangan-pertimbangan etis, hasil-hasil

sementara, dan bukti manfaat atau tidaknya sebuah proposal. Komponen-komponen ini dapat

memfokuskan perhatian pembaca pada elemen-elemen kunci yang sering kali diabaikan

dalam proposal penelitian.

Format Proposal Kualitatif

Mengenai format proposal kualitatif, saya menawarkan dua model alternatif. Contoh

4.1 didasarkan pada perspektif konstruk-tivis/interpretivis, sedangkan Contoh 4.2 didasarkan

pada perspektif advokasi/partisipatoris.

98

Contoh 4.1 Format Konstruktivis/Interpret!vis Kualitatif

PendahuluanLatar belakang masalah (mencakup literatuMiteratur yang ber-hubungan dengan rnasalah tersebut dan pentingnya penelitian). Tujuan penelitian dan batasan masalah. Rumusan masalah.

Prosedur-ProsedurAsumsi-asumsi filosofis tentang penelitian kualitatif.Strategi penelitian kualitatif.Peran peneliti.Prosedur-prosedur pengumpulan data,Strategi-strategi menvalidasi hasil penelitian.Susunan naratif penelitian.

Masalah-masalah etis yang mungkin muncul, Hasil-hasil sementara (jika ada). Outcomes yang diharapkan.Lampiran: pertanyaan-pertanyaan wawancara, bukti observasi, catatan waktu, dan anggaran yang diajukan.

Page 99: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Pada contoh di atas, peneliti hanya menyertakan dua bagian utama, yaitu pendahuluan

dan prosedur-prosedur. Tinjauan pustaka bisa saja dimasukkan, tetapi hanya bersifat optional

saja; lagi pula, sebagaimana yang sudah dijelaskan pada Bab 3, tinjauan pustaka bisa

dimasukkan di akhir penelitian atau di bagian outcomes yang diharapkan. Selain itu, saya

juga sudah menambah bagian-bagian yang mungkin pada awalnya tampak tidak lazim.

Misalnya, denganmembuat catatan waktu dan menyajikan anggaran yang diajukan peneliti

setidak-tidaknya sudah memberikan informasi yang berguna bagi pihak perguran tinggi

meskipun bagian-bagian ini biasanya tidak dijumpai dalam outline proposal.

Format proposal di atas tadi sama dengan format sebelumnya (konstruktivis/interpretivis)

kecuali dalam hal bahwa dalam format proposal ini, peneliti mengidentifikasi isu-isu

advokasi/partisipatoris tertentu yaing akan dieksplorasi dalam penelitian (sepertimarginalisasi

dan pemberdayaan), berkolaborasi dengan para partisipan dalam pengumpulan data, dan

menyatakan perubahan-perubahan yang dapat ditawarkan oleh penelitian ini.

99

Contoh 4.2 Format Advokasi/Partisipatoris Kualitatif

PendahuluanLatar belakang masalah (meliputi isu-isu advokasi/partisipatoris yang akan dieksplorasi, literatur-literatur yang berhubungan dengan isu tersebut, dan pentingnya penelitian). Tujuan penelitian dan batasan masalah. Rumusan masalah.

Prosedur-Prosedur- ,Asumsi-asumsi filosofis tentang penelitian kualitatif. Strategi penelitian kualitatif. Peran peneliti,Prosedur-prosedur pengumpulan data (meliputi pendekatan-pendekatan pengumpulan data secara kolaboratif bersama para partisipan).Prosedur-proseedur pencatatan/perekaman data. Prosedur-prose*dur analisis data. Strategi-stratecgi menvaiidasi hasif penelitian.

Susunan naratif.Masalah-masalsh etis yang mungkin muncul.Pentingnya penelitian.Hasil-hasil semwentara (jika ada).Perubahan-perubahan advokasi/partisipatoris yang diharapkan.

Lampiran: pertanyaan-pertanyaan wawancara, bukti observasi, catatan waktu, dan anggaran yang diajukan.

Page 100: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Format Proposal Kuantitatif

Untuk penelitian kuantitatif, formatnya disesuaikan dengan bagian-bagian yang

biasanya terdapat dalam artikel-artikel jurnal kuantitatif. Format tersebut pada umumnya

terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil, dan pembahasan. Dalam

merencanakan penelitian kuantitatif atau proposal disertasi, pertimbangkanlah format berikut

ini sebagai panduan menulis (lihatContoh 4.3).

Contoh 4.3 merupakan format standar untuk penelitian ilmu sosial meskipun susunan

bagian-bagiannya, khususnya dalam pendahuluan, bisa jadi bermacam-macam antarmasing-

masing penelitian (lihat, misalnya, Miller, 1991; Rudestam & Newton, 2007). Contoh ini juga

sangat berguna bagi para peneliti yang ingin merancang bagian-bagian penelitian untuk

disertasi atau membuat kerangka topik-topik untuk penelitian-penelitian akademik yang lain.

Format Proposal Metode Campuran

Untuk proposal metode campuran, peneliti dapat menggabungkan format kuantitatif

dan kualitatif (lihat Creswell & Piano Clark, 2007). Ilustrasi untuk format proposal metode

campuran ini dapat dilihat pada Contoh 4.4 (yang diadaptasi dari buku Creswell & Piano

Clark, 2007).

Format ini menunjukkan bahwa peneliti menerapkan komponen-komponen kuantitatif dan

kualitatif (khususnya, tujuan pe-nelitian dan rumusan masalah) sebagai komponen-komponen

Metode campuran. Untuk itu, sangat penting menjelaskan sejak awal alasan-alasan

diterapkannya pendekatan metode campuran dan mengidentifikasi elemen-elemen kunci dari

rancangan ini, seperti metode campuran, gambaran visual prosedur-prosedurpenelitian secara

umum, dan prosedur-prosedur pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif.

100

Page 101: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Merancang Bagian-Bagian dalam Proposal Penelitian

Di sini, ada beberapa tips penelitian yang sering kali saya sampaikan kepada para

mahasiswa, terkait dengan bagaimana merancang struktur keseluruhan proposal penelitian.

Merinci terlebih dahulu bagian-bagian dalam rancangan proposal. Mengerjakan satu

bagian akan mendorong munculnya gagasan-gagasan baru ketika merancang bagian-

bagian proposal yang lain. Pertama-tama, buatlah satu draft atau outline bagian-bagian

proposal, lalu tulislah sesuatu dalam setiap bagian tersebut. Kemudian,saringlah kembali

ke bagian-bagian tersebut dengan mempertimbangkan secara lebih detail informasi-

informasi lain yang mungkin perlu dimasukkan ke dalam setiap bagian.

101

Contoh 4.3 Format Kuantitatif

Pendahuluan

Latar belakang masalah (meliputi pembahasan mengenai masalah yang diangkat dan

pentingnya penelitian). Tujuan penelitian dan batasan masalah. Perspektif teoretis.

Rumusan masalah atau hipotesis.

Tinjauan Pustaka

Metode Penelitian

3enis rancangan penelitian.

Populasi, sampel, dan partisipan.

Instrumen-instrumen pengumpulan data, vartabel-variabel, dan

materi-rnateri.

Prosedur-prosedur analisis data.

Isu-isu etis yang mungkin muncul.

Hasil-hasil sementara.

Lampiran: instrumen, catatan waktu, dan anggaran yang diajukan.

Page 102: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

102

Contoh 4.4 Format Metode Campuran

Pendahuluan

Latar belakang masalah.

Penelitian-penelitian sebelumnya yang juga mernbahas masalahtersebut.

Kekurangan-kekurangan dalam penelitian-penelitian sebelumnyadan satu kekurangan yang

membuat Anda merasa perlu mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan

untukmenutupi kekurangan ini.

Para pembaca yang dapat mengambil manfaat dari penetitian ini.

Tujuan Penelitian

Tujuan atau manfaat peneiitian dan rasionalisasi digunakannyametode campuran.

Rumusan masalah dan hipotesis (rumusan masalah atau hipotesiskuantitatif, rumusan

masalah kualitatif, rumusan masalah metodecampuran).

Landasan-landasan filosofis tentang peneiitian metode campuran.

Tinjauan pustaka (tinjauan kuantitatif, tinjauan kualitatif, dantinjauan metode campuran}.

Metode Campuran

Definisi peneiitian metode campuran.

Jenis rancangan yang digunakan dan definisinya.

Tantangan-tantangan menggunakan rancangan ini dan bagaimanamenghadapi tantangan-

tantangan tersebut.

Contoh-contoh penerapan rancangan tersebut.

Referensi dan penyertaan diagram visual.

Pengumpulan dan analisis data kuantitatif.

Pengumpulan dan analisis data kualitatif.

Prosedur-prosedur analisis data metode campuran.

Pendekatan-pendekatan dalam menvalidasi data kuantitatif dankualitatif.

Sumber-sumber dan skill-skill peneliti.

Isu-isu etis yang mungkin muncul.

Catatan waktu dalam menyelesaikan penelitian.

Referensi dan lampiran-lampiran, seperti instrumen penelitian,protokol penelitian, dan bentuk-

bentuk visual lain.

Page 103: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

• Pelajari proposal-proposal dari mahasiswa lain yang juga dipandu oleh pembimbing

Anda dan perhatikan proposal-proposal tersebut dengan seksama. Gandakan proposal-

proposal yang me-nurut pembimbing Anda paling layak diajukan pada pihak perguruan

tinggi. Pelajari topik-topik yang dibahas dan susunan di dalamnya hingga ke tahap yang

lebih detail.

• Pastikan apakah program atau institusi Anda menawarkan sejenis kursus tentang

pembuatan proposal atau topik-topik lain yang sejenis. Kelas-kelas seperti ini sering kali

membantu Anda dalam menyusun proyek penelitian dan membantu pembaca memahami

dan merespons gagasan-gagasan dalam proposal tersebut.

• Mintalah pertimbangan dari pembimbing Anda tentang format proposal yang ia

harapkan. Jangan terlalu mengandalkan artikel jurnal sebagai panduan penyusunan.

Susunan bagian-bagian proposal yang terdapat dalam artikel-artikel jurnal bisa saja tidak

memberikan banyak informasi yang diinginkan oleh pembimbing atau pihak perguruan

tinggi.

Menulis Gagasan

Setiap tahun, saya selalu mengumpulkan berbagai buku tentang teknik menulis yang

baik. Saya biasanya membeli satu buku baru tentang teknik-teknik menulis setiap kali saya

mengerjakan proposal penelitian. Ketika buku Research Design ini saya tulis untuk edisi

yang ketiga, saya waktu itu sedang membaca Reading Like a Writer-nya Francine Prose

(Prose, 2006). Setiap kali saya membaca buku-buku seperti ini, saya terus teringat dengan

prinsip-prinsip menulis yang baik yang harus saya terapkan pada penelitian saya. Hingga saat

ini, penelitian-penelitian saya sudah menjangkau berbagai spektrum yang luas, mulai dari

buku-buku profesional hingga buku-buku akademik. Semua ini tentu saja didukung, salah

satunya, oleh hasil pembacaan saya pada buku-buku panduan menulis tersebut. Untukitu,

pada bagian ini, saya akan memberikan pada Anda gagasan-gagasan kunci yang saya

dapatkan dari buku-buku favorit yang pernah saya baca.

Menulis seperti Berpikir

Salah satu tanda penulis yang kurang berpengalaman adalah ia lebih suka

mendiskusikan penelitian yang diajukan ketimbang me-nulis tentangnya. Untuk mengatasi

masalah ini, saya merekomen-dasikan beberapa langkah berikut:

• Di awal proses penelitian, cobalah untuk benar-benar menulis gagasan-gagasan Anda,

dan bukan membicarakannya. Para penulis ahli me-mandang proses menulis layaknya

103

Page 104: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

berpikir (Bailey, 1984). Zinsser (1983) membahas pentingnya mengekspresikan kata-kata

(gagas-an-gagasan) di kepala ke atas kertas. Pembimbing akan memberikan respons yang

lebih baik ketika mereka membaca gagasan-gagasan di atas kertas daripada ketika mereka

mendengar dan mendiskusikan topik penelitian dengan mahasiswa atau rekannya. Ketika

peneliti berusaha menuliskan gagasan-gagasannya di atas kertas, pembaca akan mampu

menvisualisasi hasil akhir-nya, lebih tepatnya melihat bagaimana hasil akhir itu tampak

ke permukaan, dan pada akhirnya pun juga mampu mengklarifikasi gagasan-gagasan di

dalamnya. Konsep tentang menulis gagasan-gagasan di atas kertas ini sudah banyak

membantu orang dalam merangkai tulisan yang baik. Sebelum merancang proposal,

buatlah draf ringkas sebanyak satu hingga dua halaman tentang proyek Anda dan biarkan

pembimbing Anda memberikan arahan atas penelitian yang Anda ajukan. Draf ini dapat

berisi sejumlah informasi penting: masalah penelitian yang akan dianalisis, tujuan

penelitian, rumusan masalah yang akan diajukan, sumber data, dan pentingnya proyek

tersebut bagi para pembaca. Selain itu, penting juga membuat draf untuk topik-topik yang

berbeda sebanyak satu sampai dua halaman, lalu melihat topik mana yang lebih disukai

pembimbing Anda dan memberikan kontribusi besar bagi bidang yang tengah Anda geluti

saat ini.

• Lebih baik menulis beberapa draf proposal ketimbang mencoba memoles drafpertama.

Setidak-tidaknya, cara ini akan membuat gagasan-gagasan di kepala Anda'segera

tercurahkan. Zinsser (1983) meng-identifikasi dua jenis penulis: "tukang batu"

(bricklayer), yang ber-usaha membuat satu paragraf yang benar-benar baik sebelum

beralih pada paragraf selanjutnya, dan penulis yang "membiarkan semuanya

menggelantung pada draf pertama", yang menulis draf pertama secara keseluruhan tanpa

peduli terlebih dahulu betapa buruknya draf tersebut. Yang berada di antara kedua jenis

ini adalah Peter Elbow (Elbow, 1973) yang lebih merekomendasikan agar seseorang

melewati proses literatif, yakni: mulai dari menulis, mereview, lalu menulis kembali.

Kata Elbow: jika Anda punya satu jam untuk membuat sebuah tulisan, lebih baik menulis

empat draf (masing-masing 15 menit) daripada menulis satu draf (yang harus dihabiskan

selama 15 menit). Peneliti yang berpengalaman akan menulis draf pertama dengan sangat

hati-hati tetapi ia tidak menulis draf yang benar-benar sudah dipoles: pemolesan ini

hanya akan membuat proses penulisan menjadi lamban.

• Jangan mengedit proposal Anda pada tahap-tahap awal. Lebih baik, Anda

mempertimbangkan model tiga-tahapnya Franklin (1986) yang saya pandang sangat

bermanfaat dalam membuat proposal awal dan penulisan penelitian akademik yang saya

104

Page 105: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

lakukan selama ini:

1. Pertama-tama, buatlah sebuah outline; outline ini dapat berupa kalimat-kalimat atau

kata-kata, atau dapat berupa peta visual.

2. Tulislah satu draf utuh, lengkap dengan gagasan-gagasan pokoknya, lalu nyatakan

gagasan-gagasan tersebut dalam bentuk paragraf-paragraf.

3. Akhirnya, edit dan poleslah setiap kalimat yang sudah Anda tulis.

Kebiasaan Menulis

Cobalah untuk berdisiplin dan membiasakan diri menulis proposal secara reguler dan

terus-menerus. Merancang draf yang benar-benar utuh dalam satu waktu memang dapat

memberikan Anda perspektif awal ketika mereview hasil tulisan sebelum dilakukan

pengeditan yang sebenarnya, namun proses menulis yang tidak konsisten ini (sebentar-

sebentar berhenti, sebentar-sebentar memulai lagi) sering kali menghambat rampungnya

penulisan. Bahkan, cara seperti ini dapat mengubah seorang penulis yang awalnya memiliki

bakat menulis yang baik, menjadi seorang penulis mingguan, yaitu penulis yang hanya

memiliki waktu untuk mengerjakan penelitian-nya pada akhir-akhir pekan setelah semua

pekerjaan "penting" hariannya terselesaikan. Menulis proposal secara kontinu yang saya

maksudkan adalah menulis beberapa paragraf setiap hari atau se-tidak-tidaknya libatkan

pikiran kita setiap hari dalam proses berpikir, mengumpulkan informasi, dan mereview

beberapa hal yang sudah ditulis dalam proposal penelitian.

Pilihlah waktu-waktu khusus dalam satu hari untuk menggarap proyek penelitian Anda, lalu

cobalah untuk berdisiplin dalam menulis pada momen-momen itu setiap harinya. Pilihlah

tempat yang bebas dari gangguan. Boice (1990:77-78) menawarkan ide tentang bagaimana

Anda membangun kebiasaan menulis yang baik:

• Dengan prioritas yang sudah Anda miliki, tulislah aktivitas keseharian Anda, baik ketika

siap maupun belum siap untuk menulis.

• Jika Anda merasa tidak memiliki waktu untuk menulis secara reguler, cobalah

memetakan aktivitas keseharian Anda dalam momen-momen setengah-jam-an selama

satu sampai dua minggu. Ini akan membantu Anda menemukan waktu yang tepat buat

menulis.

• Menulislah ketika Anda sedang fresh.

• Jangan menulis ketika Anda kekenyangan.

• Menulislah secara reguler meski hanya sebentar.

• Buatlah jadwal aktivitas menulis sehingga Anda dapat merencana-kan kapan harus

105

Page 106: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mengerjakan unit-unit tulisan tertentu dalam setiap sesi.

• Cobalah menaati kartu harian Anda. Tulislah setidak-tidaknya tiga hal: (a) waktu yang

digunakan untuk menulis, (b) jumlahhalaman yang dapat diselesaikan, dan (c) perkiraan

kapan tugas dapat selesai secara keseluruhan.

• Rencanakan tujuan-tujuan harian Anda. ; .ni

• Diskusikan tulisan Anda dengan teman-teman yang suportif dan konstruktif sehingga

Anda merasa siap untuk go public.

• Cobalah menulis dua atau tiga proyek penulisan secara serempak sehingga Anda tidak

overload dengan satu proyek saja.

Yang juga penting diketahui, proses menulis itu berlangsung secara perlahan-lahan

danbahwa penulis harus merasa mudah ketika menulis. Layaknya pembalap yang selalu

menggeliat sebelum balapan dimulai, penulis juga harus menghangatkan pikiran dan jari-jari

terlebih dahulu sebelum benar-benar menulis. Aktivitas menulis yang tidak tergesa-gesa,

seperti menulis sebuah surat kepada seorang teman, brainstorming di depan komputer,

membaca tulisan-tulisan di komputer, atau merenungkan sebuah syair, dapat membuat tugas

menulis lebih mudah. Saya teringat konsep "masa-pemanasan"-nya John Steinbeck (1969:42)

yang dideskripsikan secara detail dalam Journal of a Novel: The East of Eden Letters.

Steinbeck selalu memulai aktivitas menulisnya setiap hari dengan membuat satu surat kepada

editor sekaligus teman dekatnya, Pascal Covici, di sebuah notebook.

Ada banyak pemanasan lain yang bisa dilakukan. Carrol (1990) memberikan contoh

latihan untuk memperbaiki kontrol seorang penulis yang ingin membuat tulisan yang

deskriptif dan emotif:

• Deskripsikan suatu objek, lengkap dengan bagian-bagian dan dimensi-dimensinya, tanpa

terlebih dahulu menceritakan nama objek tersebut kepada pembaca.

• Tulislah sebuah percakapan dramatis di antara dua orang yang sekiranya dapat membuat

pembaca penasaran.

• Tulislah serangkaian petunjuk sederhana untuk tulisan-tulisan yang diperkirakan sangat

rumit untuk dimengerti.

• Carilah satu tema pokok, lalu tulislah dengan tiga cara yang ber-beda-beda (him. 113-

116).

• Latihan yang terakhir ini tampaknya cocok bagi para peneliti kualitatif yang menganalisis

data mereka dengan kode-kode dantema-tema yang beragam (lihat Bab 9 mengenai

analisis data kuali-tatif).

106

Page 107: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Selain itu, pertimbangkan pula instrumen-instrumen penulisan dan tempat fisik yang

membantu proses penulisan Anda berjalan baik dan disiplin. Instrumen-instrumen tersebut—

seperti komputer, keypad yang nyaman dipakai, pena kesayangan, pensil, bahkan kopi dan

snack (Wolcott, 2001)— memberikan banyak opsi kepada Anda untuk dapat comfortable

ketika menulis. Setting fisik juga turut membantu. Annie Dillard, seorang novelis pemenang

penghargaan Pulitzer, justru menghindari tempat-tempat yang menarik perhatian:

Seseorang ingin ruangannya tanpa pemandangan, sehingga imajinasi dapat muncul dari kegelapan. Ketika saya menggarap pekerjaan ini tujuh tahun lalu, saya mendorong meja panjang saya ke dinding kosong sehingga saya tidak dapat melihat dari jendela mana pun. Suatu hari, lima belas tahun lalu, saya juga menulis di dekat perapian di area parkir. Saya tak mau berada di atas aspal dan kerikil. Di sana ada banyak pohon pinus yang tidak berhenti berguguran daunnya sehingga membuat saya merasa bahwa pekerjaan di dekat bara api ini lebih baik, dan pekerjaan saya pun terselesaikan (Dillard, 1989:26-27).

Keterbacaan Tulisan

Sebelum mulai menulis proposal, cobalah berpikir tentang bagaimana Anda

meningkatkan keterbacaan proposal Anda. Publication Manual APA (2001) membahas

tentang bagaimana menyajikan tulisan yang rapi dengan cara menunjukkan hubungan

antargagasan dan menggunakan kata transisional. Selain itu, penting juga meng-gunakan

istilah-istilah yang konsisten dan terus membangun kohe-rensi dalam proposal penelitian

Anda.

• Gunakan istilah-istilah yang konsisten di sepanjang proposal Anda. Pakailah istilah-

istilah yang sama setiap kali variabel disebutkan dalam penelitian kuantitatif atau

fenomena utama dalam penelitian kualitatif. Jangan menggunakan sinonim-sinonim dari

istilah-istilah tersebut. Hal ini hanya akan membuat pembaca bingung memahami makna

setiap gagasan dalam proposal penelitian Anda.

• Pertimbangkan pula seberapa naratif gaya pemikiran yang Anda terapkan agar pembaca

dapat memahami proposal Anda. Konsep ini pernah dikemukakan oleh Tarshis (1982)

yang merekomendasi-kan agar penulis membuat tahapan pemikiran untuk membim-bing

pembaca. Ada empat jenis gaya pemikiran yang bisa diper-timbangkan:

1. Umbrella thoughts —gagasan-gagasan umum atau inti yang disilangkan satu sama

lain.

2. Big thoughts —gagasan-gagasan atau gambaran-gambaran tertentu yang berada

dalam ranah umbrella thought untuk memperkuat, mengklarifikasi, atau menjelaskan

umbrella thought.

107

Page 108: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

3. Little thoughts —gagasan-gagasan atau gambaran-gambaran yang fungsi utamanya

adalah memperkuat big thoughts.

4. Attention or interest thoughts —gagasan-gagasan yang tujuan-nya adalah

mengorganisasi pemikiran-pemikiran lain dan menjaga perhatian pembaca agar tetap

berada dalam satu jalur pemikiran/konsep tulisan.

Para peneliti pemula pada umumnya selalu berputar-putar dalam umbrella thought

dan attention thought. Akibatnya, proposal mereka dipenuhi dengan gagasan umbrella yang

sangat banyak, namun tidak didukung oleh isi yang detail untuk memperjelas gagasan-

gagasan besar tersebut. Hal ini biasa muncul dalam tinjauan pustaka yang di dalamnya

peneliti perlu menyediakan bagian-bagian besar yang lebih banyak untuk mengikat dan

menyimpulkan semua literatur secara bersama-sama. Salah satu gejala masalah ini adalah

terlalu cepatnya peralihan gagasan secara terus-menerus dari satu gagasan umum ke gagasan

umum yang lain dalam satu naskah. Bahkan, suatu gagasan umum tidak jarang ditulis dalam

satu para-graf yang sangat pendek dalam pendahuluan proposal, seperti yang sering ditulis

oleh para jurnalis dalam artikel-artikel koran. Untuk itulah, peneliti diharapkan dapat berpikir

dalam konteks narasi yang detail agar gagasan-gagasan umbrella dapat tersampaikan dengan

jelas.

Attention thoughts, yang merupakan statemen-statemen ter-organisir untuk memandu

pembaca, juga dibutuhkan. Pembaca membutuhkan rambu-rambu dan petunjuk-petunjuk agar

mereka dapat memahami peralihan dari satu gagasan umum ke gagasan umum selanjutnya

(Bab 6 dan 7 akan membahas rambu-rambu dalam penelitian, seperti tujuan penelitian,

rumusan masalah, dan hipo-tesis). Paragraf yang terorganisir utamanya sangat dibutuhkan di

awal dan akhir tinjauan pustaka. Pembaca harus melihat secara ke-seluruhan susunan

gagasan-gagasan melalui paragraf-paragraf awal dan harus diberi tahu mengenai poin-poin

terpenting di bagian akhir yang nantinya dapat mereka ingat.

• Terapkanlah koherensi untuk menambah keterbacaan naskah. Koherensi dalam tulisan

berarti bahwa gagasan-gagasan Anda terikat bersama dan mengalir secara logis dari satu

kalimat ke kalimat lain dan dari satu paragraf ke paragraf lain. Konsistensi nama-nama

variabel dalam judul, tujuan penelitian, rumusan masalah, dan tinjauan pustaka (yang

banyak muncul dalam proyek kuantitatif), misalnya, menggambarkan dengan jelas

bagaimana koherensi ini bekerja. Konsistensi ini akan turut mem-bangun koherensi dalam

penelitian. Begitu pula, menekankan urutan yang konsisten kapan pun variabel bebas dan

terikat disebutkan juga merupakan teknik yang dapat digunakan untuk membangun

108

Page 109: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

koherensi.

Pada level yang lebih detail, koherensi dapat dibangun dengan menghubungkan

kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf dalam naskah. Zinsser (1983) menyarankan agar setiap

kalimat ditulis secarabersambung dan logis. Latihan hook and eye-nya Wilkinson

(1991)tampaknya dapat diterapkan untuk menghubungkan gagasan-gagasan dari kalimat satu

ke kalimat lain dan dari paragraf satu keparagraf yang lain pula.

Contoh 4.5 yang dikutip dari proposal salah seorang mahasiswa berikut ini akan

menunjukkan kepada Anda bagaimana level tinggi koherensi tersebut terjadi. Kutipan ini

diambil dari bagian pen-dahuluan proyek disertasi kualitatif seorang mahasiswa yang

membahas tentang siswa-siswa yang berisiko gagal. Dalam kutipan ini, saya sudah

menerapkan pola hook and eye untuk menghubungkan gagasan-gagasan dari kalimat satu ke

kalimat lain dan dari paragraf satu ke paragraf lain. Seperti yang sudah dijelaskan, tujuan

latihan hook and eye ini (Wilkinson, 1991) adalah untuk menghubungkan gagasan-gagasan di

setiap kalimat dan paragraf. Jika hubungan semacam ini tidak dibuat mudah, berarti sebuah

tulisan tidak mampu menghubungkan peralihan gagasan-gagasan dan topik-topik secara

koheren. Untuk itu, penulis perlu menambah kata-kata, frasa-frasa, atau kalimat-kalimat

transisional untuk membangun koherensi yang jelas.

Pada mata kuliah pengembangan proposal yang saya ampu, saya sering menyediakan

satu kutipan dari pendahuluan sebuah proposal dan meminta mahasiswa untuk

menghubungkan kalimat-kalimat di dalamnya dengan melingkari dan menggaris gagasan-

gagasan inti untuk menghubungkan gagasan-gagasan tersebut dari kalimat satu ke kalimat

yang lain. Teknik ini diterapkan agar para mahasiswa dapat menemukan koherensi dalam

proposal penelitian, sejak dari halaman pertama. Pertama-tama, saya memberikan kutipan

yang tidak diberi tanda apa pun kepada para mahasiswa, kemudian setelah latihan usai, baru

saya memberikan kutipan yang lengkap dengan tanda-tandanya. Karena gagasan inti suatu

kalimat seharusnya terhubung pada gagasan inti pada kalimat selanjutnya maka mereka harus

menandai hubungan ini. Jika kalimat-kalimat tersebut tidak terhubung, berarti ada kata-kata

transisional yang hilang, dan untuk itu perlu dibumbui. Saya juga meminta para mahasiswa

untuk memastikan bahwa antarparagraf dan antarkalimat sudah terhubung dengan teknik

hook and eye.

109

Page 110: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Kalimat Aktif, Kata Kerja, dan "Berlebih-lebihan"

Setelah belajar bagaimana mengekspresikan pemikiran-pemikiran dan paragraf-

paragraf, kini saatnya Anda belajar menulis kalimat-kalimat dan kata-kata. Persoalan tata

bahasa dan konstruksi kalimat sebenarnya sudah dijabarkan dalam Publication Manual

APA(2001), akan tetapi saya tetap menyertakan bagian ini untuk me-nyoroti beberapa

masalah tata bahasa yang sering kali saya lihat dalam proposal-proposal mahasiswa saya dan

tulisan-tulisan saya pribadi.

Dalam bagian ini, Anda tidak akan diajari untuk menulis dari tahap paling dasar

(seperti merangkai kalimat, menemukan gagasan, dan sebagainya), melainkan dari tahap —

meminjam istilah Franklin (1986)— memoles tulisan. Inilah tahap yang harus dilalui terakhir

kali dalam proses penulisan. Ada banyak buku yang membahas tentang bagaimana menulis

penelitian atau menulis kesusastraan dengan aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang harus

diikuti terkait dengan konstruksi kalimat dan diksi yang tepat. Wolcott (2001), se-orang

peneliti etnografi, misalnya, berbicara tentang bagaimana mengasah kemampuan editing

dengan cara mengurangi kata-kata yang tidak perlu, menghilangkan kalimat pasif, mengukur

diksi, meminimalisir frasa-frasa yang sering diulang, dan mereduksi kutip-an-kutipan yang

berlebihan, kata-kata yang digaris miring (italic), dan pernyataan-pernyataan yang dikurawal.

Selain gagasan dari Wolcott di atas, gagasan saya tentang kalimat aktif, kata kerja, dan

"berlebih-lebihan" dalam bagian ini sebenarnya juga bisa Anda gunakan untuk menyegarkan

dan memperkuat tulisan akademik Anda selama ini.

• Untuk tulisan-tulisan akademik, gunakanlah kalimat aktif se-banyak mungkin (APA,

2001). Menurut penulis sastra, Ross-Larson (1982), "kalimat aktif jika subjeknya

melakukan tindakan. Kalimat pasif jika subjeknya dikenai tindakan" (him. 29). Jika harus

menggunakan konstruksi pasif, cobalah untuk menvariasi-kan auxiliary verb, seperti was.

Contoh-contohnya meliputi will be, have been, dan is being. Penulis dapat menggunakan

konstruksi pasif dengan variasi ini ketika subjek yang bertindak dapat secara logis

diletakkan di kiri kalimat dan ketika apa yang dilakukan subjek tersebut dapat diletakkan

sesudahnya (Ross-Larson, 1982). Misalnya, daripada konstruksi proposal yang diajukan

oleh peneliti, lebih baik menerapkan konstruksi proposal yang peneliti ajukan (penj.).

110

Page 111: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

111

Halaman ini Sengaja dikosongkan

Cek di buku

Page 112: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

112

Halaman ini Sengaja dikosongkan

Cek di buku

Page 113: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

• Gunakanlah verba-verba yang kuat, bersemangat, dan sesuai dengan bidang tulisan yang

disusun. Verba-verba yang kurang kuat biasanya adalah verba-verba yang minim-aksi (is

atau was, misalnya) atau verba-verba yang berfungsi sebagai adjektiva atau adverbia.

• Banyak peneliti menggunakan past tense dalam menulis tinjauan pustaka dan melaporkan

hasil penelitian. Padahal, yang seharus-nya diterapkan adalah future tense. Verba ini

setidak-tidaknya dapat mendukung semua waktu yang tersaji secara implisit dalam

proposal penelitian. Untuk penelitian-penelitian yang sudah di-lakukan, gunakanlah

present tense untuk menambah kesegaran dalam penelitian, khususnya di bagian

pendahuluan. Publication Manual APA (2001) hanya merekomendasikan past tense

(seperti, "Jones telah melaporkan") atau present perfect tense (seperti, "Peneliti baru saja

melaporkan") untuk tinjauan pustaka dan pro-sediir-prosedur yang berdasarkan pada

peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi, past tense untuk mendeskripsikan hasil penelitian

(seperti, "diketahui bahwa stres telah menurunkan harga diri"), dan present tense (seperti,

"penemuan kualitatif tersebut me-nunjukkan") untuk membahas hasil penelitian dan

menyajikan kesimpulan. Saya melihat semua ini bukanlah sebagai aturan yang rumit dan

berat, melainkan justru sebagai petunjuk yang sangat bermanfaat.

• Berusahalah mengedit dan merevisi draf-draf naskah Anda agar hal-hal yang sekiranya

terkesan "berlebihan" dapat terkurangi. "Sesuatu yang berlebihan" di sini merujuk pada

kata-kata yang tidak terlalu penting dalam menjelaskan makna suatu gagasan. Untuk

menghindari hal ini, para penulis sebaiknya membuat banyak draf untuk satu

naskah/tulisan. Proses ini biasanya me-liputi tindakan menulis, mereview, dan mengedit

tulisan. Dalam proses editing, kurangilah kata-kata yang berlebihan, seperti modi-fikasi-

modifikasi yang terlalu banyak, preposisi-preposisi yang terlalu sering muncul, dan

konstruksi "the-of" —misalnya, the study of— yang hanya akan menambah kata-kata

yang tidak terlalu penting (Ross-Larson, 1982). Saya jadi teringat dengan prosa lucu

yang ditulis oleh Bunge (1985):

Sekarang, Anda bisa melihat orang-orang pintar yang berusaha mem-buat kalimat yang rumit. Seorang rekan yang saat ini menjadi staf administrasi universitas, setiap harinya hampir selalu mengatakan kalimat yang rumit, yang sering kali dimulai dengan kata-kata seperti ini, "Saya hanya akan bisa berharap bahwa kita akan bisa...." Pada awalnya, dia tidak pernah mengucapkan kalimat-kalimat seperti itu, tetapi di umurnya yang sekarang, dengan pergaulan yang jauh dari krisis kehidupan anak-anak muda, dia justru sangat sulit mengucapkan kalimat-kalimat yang mudah (Bunge, 1985:172).

113

Page 114: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Mulailah mempelajari bagaimana menulis penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode

campuran dengan baik. Salah satu ciri tulisan yang baik adalah mata dan pikiran ini tidak

akan terhenti dan ter-sendat tiba-tiba dalam sebuah kutipan atau kalimat tertentu. Tulisan

yang baik adalah tulisan yang ide-idenya mengalir hingga titik akhir. Dalam buku ini, saya

telah mencoba menggambarkan contoh tulisan-tulisan yang baik dari beberapa jurnal ilmu

sosial-humaniora, seperti American Journal of Sociology, Journal of Applied Psychology,

Administrative Science Quarterly, American Educational Research Journal, Sociology of

Education, dan Image: Journal of Nursing Scholarship. Dalam ranah kualitatif, literatur yang

baik akan menyajikan tulisan yang jelas dan kalimat-kalimat yang detail. Para pengajar yang

membimbing penelitian kualitatif setidak-tidaknya perlu menugaskan pada maha-siswa untuk

membaca buku-buku terkenal, seperti Moby Dick, The Scarlet Letter, dan The Bonfire of the

Vanities (Webb &; Glesne, 1992). Selain itu, Qualitative Inquiry, Qualitative Research,

Symbolic Interaction, Qualitative Family Research, dan Journal of Contemporary Ethnog-

raphy merupakan jurnal-jurnal akademik yang juga layak dipelajari. Jika ingin melakukan

penelitian dengan metode campuran, cobalah mempelajari jurnal-jurnal yang melaporkan

penelitian dengan kombinasi data kualitatif dan kuantitatif, termasuk pula jurnal-jurnal ilmu

sosial, seperti Journal of Mixed Methods Research, Field Methods, dan Quality and Quantity.

Baca pula artikel-artikel lain yang dikutip dalam Handboox of Mixed Methods in the Social

and Behavioral Sciences (Tashakkori & Teddlie, 2003).

MASALAH-MASALAH ETIS YANG PERLU DIANTISIPASI

Selain mengkonseptualisasi proses penulisan bagian-bagian proposal, peneliti juga

perlu mengantisipasi masalah-masalah etis yang bisa saja muncul dalam penelitian mereka

(Hesse-Bieber & Leavey, 2006). Untuk mengetahui masalah-masalah etis ini, peneliti perlu

terlibat langsung dalam pengumpulan data dari atau tentang orang lain (Punch, 2006). Seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya, menulis masalah-masalah etis seperti ini sangat

dibutuhkan, utamanya untuk membangun argumentasi dalam penelitian dan menetapkan satu

topik penting untuk format proposal. Peneliti juga harus mempro-teksi para partisipan

mereka; membangun kepercayaan (pada) mereka; berusaha jujur dalam penelitian; mencegah

kelalaian dan kecerobohan yang dapat mencemari nama baik organisasi atau insti-tusinya;

dan berupaya mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dengan sikap arif dan bijaksana

(Isreal & Hay, 2006). Pertanyaan-pertanyaan etis saat ini sudah mulai bermunculan, mulai

dari masalah-masalah seperti pembocoran rahasia individu, autentisitas dan kredibilitas

114

Page 115: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

laporan penelitian, peran peneliti dalam konteks lintas-budaya, hingga masalah-masalah

privasi dari data-data internet (Isreal & Hay, 2006).

Dalam literatur, masalah-masalah etis biasanya dibahas di bagian kode-kode etik

profesi dan di bagian respons-respons mereka terhadap dilema-dilema etis serta solusi-

solusinya (Punch, 2005). Banyak organisasi nasional memublikasikan standar atau kode-kode

etik dalam website profesional mereka sesuai, dengan bidang yang mereka garap. Sebagai

contoh, lihatlah:

• "Ethical Principles of Psychologists and Code of Conduct," dalam www.apa.org/ethics,

tahun 2002.

• "The American Sociological Association Code of Ethics," dalam www.asanet.org, tahun

1997.

• "The American Anthropological Association's Code of Ethics," dalam www.aaanet.org,

Juni 1998.

• "The American Educational Research Association Ethical Standars of the American

Educational Research Association," dalam www.aera.net, tahun 2002.

• “The American Nurses Association Code of Ethics for Nurses Provisions,” dalam

www.ana.org, Juni 2001

• Praktik-praktik etis melibatkan lebih dari sekedar mengikuti seperangkat pedoman statis,

seperti pedoman-pedoman yang disajikan oleh organisasi-organisasi professional di atas.

Lebih dari itu, peneliti juga perlu mengantisipasi dan menyampaikan masalah-masalah

etis yang mungkin saja muncul dalam penelitian mereka (seperti, lihat Berg, 2001; Punch,

2005; dan Sieber, 1998). Masalah-masalah etis ini bisa saja muncul dalam penelitian

kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran, serta semua tahap dalam tiga penelitian

tersebut. Dalam bab-bab selanjutnya, saya sudah menjelaskan beberapa masalah etis

dalam banyak tahapan penelitian. Dengan menyajikan masalah-masalah ini, saya

berharap para peneliti dapat terdorong untuk lebih hati-hati merancang bagian-bagian

proposal mereka. Meskipun pembahasan dalam buku ini tidak secara komprehensif

mencakup semua masalah etis, setidaknya saya sudah menyajikan masalah-masalah etis

yang paling sering muncul. Masalah-masalah tersebut sering kali muncul ketika peneliti

tengah membatasi masalah penelitian (Bab 5); mengidentifikasi tujuan penelitian dan

rumusan masalah (Bab 6 dan 7); dan mengumpulkan, menganalisis, dan menulis data

penelitian (Bab 8,9, 10).

115

Page 116: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Masalah-masalah Etis dalam Masalah Penelitian.

Hesse-Biber dan Leavy (2006:86) mengajukan pertanyaan: “Bagaimana masalah-

masalah etis masuk kedalam bagian latar belakang masalah penelitian?” Dalam pendahuluan

proposal, peneliti mengidentifikasi satu masalah atau isu yang penting untuk diteliti dan

menyajikan rasionalisasi atas pentingnya penelitian tersebut. Selain itu peneliti juga perlu

mengidentifikasi satu masalah yang akan menguntungkan individu-individu yang akan

diteliti, satu masalah yang nantinya berguna bagi orang lain selain peneliti itu sendiri (Punch,

2005). Gagasan inti penelitian aksi/partisipatoris adalah: peneliti tidak boleh memarginalisasi

atau melemahkan partisipan-partisipan yang ditelitinya. Masalahnya, tidak jarang identifikasi

masalah penelitian justru semakin meminggirkan para partisipan yang diteliti. Untuk

mrncegah hal ini terjadi, peneliti terlebih dahulu harus membuat proyek-proyek utama agar

kepercayaan partisipan dapat terbangun sehingga peneliti dapat mendeteksi marginalisasi apa

saja yang tidak boleh dilakukan sebelum ia benar-benar menggarap penelitian.

Masalah-masalah Etis dalam Tujuan Penelitian dan Rumusan Masalah

Dalam merancang tujuan penelitian atau rumusan masalah, peneliti perlu menjelaskan

tujuan penelitian kepada para partisipan (Sarantakos,2005). Penipuan sering kali muncul

ketika partisipan memahami satu tujuan, tetapi penelitian memiliki tujuan lain yang berbeda.

Untuk mengatasi masalah ini, peneliti perlu menentukan sponsorship atas penelitian mereka.

Misalnya, dalam merancang surat-surat pendahuluan untuk penelitian survey, sponsorship

merupakan elemen penting yang dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas instrument

survey yang disebarkan peneliti.

Masalah-masalah Etis dalam Pengumpulan Data

Selain mempersiapkan data apa saja akan dikumpulkan, peneliti juga perlu respek

terhadap para partisipan dan tempat-tempat yang akan diteliti. Banyak masalah etis muncul

selama tahap pengumpulan data.

Jangan membahayakan Partisipan, dan hargailah kelompok-kelompok yang rawan

kekerasan. Proposal openelitian yang diajukan sebaiknya sudah direview oleh Dewan

Peninjau Institusi/Instutional Review Board (IRB) atau lembaga-lembaga sejenis diperguruan

tinggi mereka. Komite IRB ini dibangun atas dasar peraturan pemrintah untuk mencagah

adanya kekerasan atau pelanggaran HAM. Bagi seorang peneliti, IRB dibutuhkan untuk

meninjau kemungkinan terjadinya resiko-resiko penelitian, seperti resiko fisik, psikologis,

sosial, ekonomi, atau hukum (Sieber,1998), yang mungkin saja muncul tiba-tiba. Selain itu,

116

Page 117: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

peneliti juga mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan tertentu bagi komunitas yang rawan

kekerasan, seperti anak-anak kecil (di bawah umur 19 tahun), partisipan-partisipan yang

lemah mental, korban-korban kekerasan atau bencana, para napi, dan individu-individu yang

terserang AIDS. Penelti juga harus menyimpan proposal penelitian yang berisi prosedur-

prosedur dan informasi mengenai partisipan di komite IRB kampus mereka yang komite ini

dapat meninjau sejauh mana proposal proposal tersebut menjangkau subjek-subjek atau

partisipan-partisipan yang berada dalam resiko. Selain Proposal ini, peneliti juga harus

membuat formulir izin tertulis yang ditandatangani oleh partisipan sebelum mereka terlibat

dalam penelitian. Formulir ini menjelaskan bahwa hak-hak partisipan akan dijaga selama

pengumpulan data. Elemen-elemen dalam formulir tersebut dapat meliputi beberapa

informasi sebagai berikut (Sarantakos, 2005):

Informasi mengenai peneliti

Informasi mengenai institusi yang mensponsori

Informasi mengenai prosedur-prosedur pemilihan partisipan

Informasi mengenai tujuan penelitian

Informasi mengenai keuntungan-keuntungan bagi partisipan

Informasi mengenai tingkatan dan jenis keterlibatan partisipan

Natation of Risks bagi partisipan

Jaminan kerahasiaan bagi partisipan

Jaminan bahwa partisipan dapat mundur kapan saja

Klausula nama-nama person yang dapat dihubungi jika ada pertanyaan

Salah satu masalah yang harus diantisipasi terkait dengan jaminan kerahasiaan adalah

bahwa beberapa partisipan bisa saja identitas mereka dirahasiakan. Jika demikian Ihwalnya,

peneliti sebaiknya meminta mereka untuk menjaga sendiri pendapat mereka dan

membebaskan mereka untuk mengambil keputusan. Akan tetapi, mereka juga harus

diberitahu mengenai resiko ketidakrahasiaan tersebut, seperti kemungkinan terbongkarnya

data dalam laporan akhir yang mungkin tidak mereka harapkan, informasi yang mungkin

melampaui batas hak-hak orang lain seharusnya disembunyikan, dan sebagainya (Giardano,

O’Reilly, Taylor, & Dogra, 2007).

Selain, itu prosedur etis lain yang harus dipenuhi peneliti selama pengumpulan data

adalah persetujuan dari individu-individu yang berwenang (seperti, satpam) untuk

memberikan akses bagi para peneliti untuk melakukan penelitiannya. Prosedur seperti

ini seringkali mengharuskan penelti untuk menulis sebuah surat yang menjelaskan

117

Page 118: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

jangka waktu penelitian, dampak potensial, dan hasil-hasil penelitian. Begitu pula,

pemerolehan data melalui interview atau survey elektronik juga harus disertai ijin dari

partisipan. Hal ini dilakukan, pertama-pertama dengan mengirimkan email

permohonan, baru kemudian melakukan survey dan wawancara.

Peneliti juga harus respek pada lokasi-lokasi yang diteliti agar mereka tidak mendapat

gangguan setelah melakukan penelitian. Tugas ini mengharuskan peneliti, khususnya

dalam penelitian kualitatif, untuk terlibat dalam observasi atau wawancara

berkelanjutan di lokasi tersebut, sadar akan konsekuensinya, dan tidak boleh merusak

tatanan fisik lokasi itu. Misalnya, jika punya waktu berkunjung, peneliti juga bisa

“menyusup” ke dalam aktivitas-aktivitas partisipan. Jika tidak, peneliti harus meminta

izin terlebih dahulu. Apalagi, beberapa organisasi saat ini sudah memiliki aturan

tersendiri bagi orang-orang yang ingin melakukan penelitian agar tidak terjadi

perusakan di tempat mereka.

Dalam penelitian-penelitian eksperimen, yang sering kali memperoleh keuntungan

dari penelitian hanyalah kelompok yang ditreatment (atau sering kali dengan dengan

kelompok eksperimen). Sedangkan kelompok control tidak mendapatkan apa-apa.

Untuk menghindari hal ini, peneliti perlu melakukan beberapa eksperimentasi bagi

semua kelompok dalam satu waktu atau secara bertahap sehingga kelompok-

kelompok ini bisa mengambil secara merata.

Masalah etis juga muncul ketika tidak ada mutualitas antara peneliti dan partisipan.

Baik peneliti maupun partisipan seharusnya sama-sama dapat mengambil keuntungan

dari penelitian. Akan tetapi, yang sering terjadi justru sebaliknya: kekuasaan disalah-

gunakan dan partisipan dipaksa untuk terlibat dalam proyek tersebut. Untuk itulah,

melibatkan para partisipan secara kolaboratif dalam penelitian mungkin dapat

memunculkan muatlitas tersebut. Penelitian-penelitian yang benar-benar kolaboratif,

seperti dalam beberapa penelitian kualitatif, dapat melibatkan partisipan sebagai co-

researcher dalam proses penelitian, seperti merancang penelitian, mengumpulkan dan

menganalisis data, menulis laporan penelitian , dan menyebarkan hasil penelitian

(Patton, 2002).

Wawancara dalam penelitian kualitatif tampaknya sudah semakin banyak dipandang

sebagai penelitian moral (Kvale, 2007). Untuk itu, pewawancara harus memastikan

beberapa hal penting, seperti apakah wawancaranya dapat memperbaiki situasi manusia

(serta meningkatkan pengetahuan saintifik), seberapa sensitive interaksi wawancara pagi

partisipan, apakah partisipan pernah berkata tentang bagaimana statemen mereka harus

118

Page 119: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

ditafsirkan, seberapa kritis pertanyaan-pertanyaan yang harus diajukan, dan apa saja

akibat-akibat yang akan diterima pewawancara dan partisipan dari hasil wawancara

tersebut.

Peneliti juga perlu mengantisipasi kemungkinan informasi yang berbahaya dan intim

yang diungkapkan selama proses pengumpulan data. Sulit mengantisipasi dan

merencanakan dampak dari informasi ini selama atau setelah wawancara (Patton, 2002).

Misalnya, siswa bisa saja membicarakan pelecehan orang tuanya: atau para napi

berbicara tentang pelolosan dirinya dari penjara. Dalam situasi seperti ini, biasanya kode

etik bagi peneliti (yang bisa saja berbeda satu sama lain) dapat memproteksi privasi

partisipan-partisipan tersebut, dan tugas penelitian adalah menyampaikan proteksi ini

kepada semua partisipan yang juga terlibat dalam penelitian.

Masalah-masalah Etis dalam analisis dan Interpretasi Data

Ketika peneliti menganalisis dan menginterpretasi data kuantitatif ataupun kualitatif,

tidak jarang masalah-masalah muncul yang mengharuskan peneliti untuk membuat keputusan

etis yang tepat.

Dalam mengantisipasi masalah-masalah etis ini, mempertimbangkan beberapa hal berikut:

Bagaimana peneliti memproteksi anonimitas individu-individu, peran-peran, dan

peristiwa-peristiwa yang diteliti dalam proyek penelitiannya? Misalnya, dalam

penelitian survey, peneliti tidak memasukkan nama-nama partisipan selama proses

coding dan perekaman. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan nama alias

atau nama samaran dari para partisipan atau tempat-tempat tertentu, untuk

memproteksi identitas mereka.

Data, setelah dianalisis, harus dijaga selama dalam jangka waktu tertentu (misalnya,

Sieber, 1998, merekomendasikan jangka waktu 5-10 tahun). Setelah itu peneliti

sebaiknya membuang data tersebut agar tidak jatuh ke tangan peneliti-peneliti lain

yang ingin ,enyalahgunakannya.

Pertanyaan tentang siapa yang memiliki data tersebut setelah proses pengumpulan dan

analisis data juga menjadi masalah yang sering kali memecah belah tim penelitian dan

membuat mereka bertengkar satu sama lain. Dalam hal ini, proposal peneliti

seharusnya juga mengidentifikasi masalah kepemilikan ini dan membahas bagaimana

solusinya, seperti melalui proses saling memahami antara antara peneliti, partisipan,

dan pihak fakultas (Punch, 2005). Berg (2001) merekomendasikan agar digunakan

persetujuan personal untuk menunjuk siapa pemilik pemilik data penelitian tersebut.

119

Page 120: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Hal ini dilakukan agar data dapat terjaga dari individu-individu yang tidak terlibat

dalam penelitian.

Dalam interpretasi data, peneliti perlu memastikan bahwa informasi yang diperoleh

benar-benar akurat. Untuk mengetahui akurasi ini, dalam penelitian kuantitatif,

peneliti dapat bernegosiasi dan berinterogasi dengan para partisipan (berg, 2001).

Untuk penelitian kualitatif langkah tersebut dapat diterapkan dengan cara menerapkan

satu atau beberapa strategi validasi data bersama para partisipan atau dengan cara

membandingkan data tersebut dengan sumber-sumber data lain yang relevan (lihat

strategi-strategi validasi kualitatif pada Bab 9).

Masalah-Masalah Etis dalam Menulis dan Menyebarluaskan Hasil Penelitian

Masalah-masalah etis tidak berhenti dalam pengumpulan dan analisis data saja.

Masalah-masalah tersebut juga bisa terjadi dalam proses penulisan dan penyebaran laporan

penelitian final. Untuk mengantisipasinya, Anda bisa menerapkan beberapa langkah berikut:

Jelaskan bagaimana penelitian Anda tidak akan menggunakan bahasa atau kata-kata yang

mengandung bias pada orang-orang tertentu, baik itu bias gender, orientasi social, ras,

etnis, ketidakmampuan, maupun usia. Publication Manual APA (2001) memberikan tiga

saran. Pertama, sajikan bahasa yang tidak bias pada tingkat spesifisitas yang sesuai

(seperti, daripada menulis “prilaku pelanggan tersebut biasanya adalah para lelaki, “

lebih baik menulis, “perilaku pelanggan tersebut……(jelaskan) ). Kedua, untuk

keperluan melabeli atau sejenisnya, gunakan bahasa yang tegas dan peka (seperti,

daripada menulis “400 Hispanik”, lebih baik menulis “400 orang yang terdiri dari

penduduk meksiko, Spanyol, dan Puerto Rico”). Ketiga, cobalah untuk benar-benar

mengenali identitas para partisipan dalam penelitian (seperti, daripada menulis “subjek”

lebih baik menggunakan kata-kata “partisipan”, daripada menulis “ dokter perempuan”

lebih baik menggunakan “dokter” atau “ahli medis” saja, tanpa ada identifikasi jenis

kelamin).

Masalah-masalah etis lainnya dalam menulis penelitian bisa saja meliputi usaha-usaha

untuk menekan, memalsukan, atau mengkreasikan penemuan-penemuan “baru” untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan peneliti atau audiens. Praktik-praktik curang seperti ini

tidak diterima dalam komunitas penelitian professional, dan tindakan tersebut biasanya

akan membentuk sifat atau prilaku saintifik yang buruk (Neuman, 2000). Proposal

penelitian seharusnya mengendalikan kesempatan peneliti untuk tidak terlibat dalam

praktik-praktik seperti ini.

120

Page 121: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dalam merencanakan penelitian, peneliti perlu mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi

dilaksanakannya penelitian tersebut pada partisipan-partisipan tertentu dan tidak

menyalahgunakan hasil-hasil penelitian untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Peneliti harus memberikan gandaan publikasi penelitian tersebut pada pihak-pihak yang

pernah ditelitinya (Creswell, 2007).

Masalah lain etis yang sering dijumpai dalam tulisan-tulisan akademik adalah praktik

eksploitasi terhadap sejumlah pegawai universitas dan disertakannya nama individu-

individu yang secara substansial tidak berkontribusi atas penelitian. Israel dan hay (2006)

membahas praktik tidak etis yang disebutnya sebagai hadiah kepengarangannya bagi

individu yang tidak berkontribusi pada penelitian dan hantu kepenarangan bagi staf-staf

yunior yang membuat kontribusi penting, namun namanya tidak dimasukkan dalam

daftar contributor.

Pada akhirnya, peneliti juga perlu mengekspos detail-detail penelitiannya agar pembaca

dapat mengetahui kredibilitas penelitian tersebut (Neuman, 2000). Prosedur-prosedur

dalam penelitian kuantitatif, kualitatif, dan metode campuran harus disajikan secara rinci

dalam setiap bab. Begitu pula, peneliti seharusnya tidak melakukan duplikasi secara

berlebihan dengan menyajikan secara persis data, pembahasan, dan kesimpulan yang

sama dari makalah seseorang, sementara peneliti tidak menawarkan materi yang baru.

Beberapa jurnal biomedis mengharuskan pengarang untuk menyatakan apakah mereka

telah atau sedang memublikasikan makalahnya pada media-media lain ataukah tidak

(Israel & Hay, 2006).

RINGKASAN

Peneliti perlu memikirkan bagaimana menulis proposal penelitian dengan baik

sebelum benar-benar terlibat dalam proses penelitian. Pertimbangkan Sembilan argumentasi

yang ditawarkan Maxwell (2005) sebagai elemen-elemen kunci yang perlu dimasukkan

dalam proposal, kemudian gunakanlah salah satu dari empat outline topic atau format

penelitian-yang sudah dijelaskan dalam bab ini-untuk membuat proposal kualitatif,

kuantitatif, atau metode campuran.

Dalam pembuatan proposal, mulailah merangkai kata-kata di atas kertas berdasarkan

gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran Anda; cobalah membangun kebiasaan membangun

menulis secara regular; dan terapkan strategi-straregi penulisan yang baik, seperti

menggunakan istilah-istilah yang konsisten,menunjukkan level gagasan naratif yang berbeda-

beda, dan menciptakan koherensi untuk meningkatkan kekuatan tulisan. Sejumlah langkah

121

Page 122: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

yang dapat dilakukan antara lain menggunakan kalimat aktif dan verba-verba yang kuat dan

tegas, serta merevisi dan mengedit kembali tulisan Anda.

Sebelum menulis proposal, peneliti juga perlu memikirkan masalah-masalah etis yang

perlu diantisipasi dan dideskripsikan dalam proposal. Masalah-masalah ini berhubungan

dengan semua tahap proses penelitian. Dengan mempetimbangkan keberadaan partisipan,

lokasi penelitian, dan pembaca potensial, penelitian bisa menjadi sejenis studi yang benar-

benar dirancang berdasarkan praktik-praktik etis yang sesungguhnya.

Latihan Menulis

1. Buatlah satu outline topic-topik atau draft bagian-bagian untuk proposal

kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran. Masukkan topic-topik utama seperti

yang telah dijelaskan dalam bab ini.

2. Carilah artikel jurnal yang didalamnya melaporkan penelitian kualitatif,

kuantitatif, atau metoe campuran. Cobalah melatih diri anda dengan membaca

pendahuluan artikel tersebut dan gunakan metode hook and eye yamh telah

dijelaskan dalam bab ini. Identifikasikanlah aliran gagasan dari kalimat satu ke

kalimat yang lain dan dari paragraph satu ke paragraph yang lain, serta

kekurangan-kekurangan di dalamnya.

3. Pertimbangkanlah salah satu dilema etis berikut ini yang –anggap saja- pernah

anda hadapi ketika melakukan penelitian. Gambarkan cara-cara yang bisa anda

terapkan untuk mengantisipasi masalah tersebut dan membahasnya dalam

proposal penelitian Anda.

a. Seorang narapidana yang tengah Anda wawancarai bercerita tentang kesempatan

melarikan diri pada malah hari. Apa yang akan anda lakukan?

b. Salah seorang peneliti dalam tim Anda menduplikasi kalimat dari penelitian lain dan

memasukkannya dalam laporan akhir penelitian. Apa yang anda lakukan?

c. Seorang mahasiswa melakukan beberapa kali wawancara pada sekelompok individu

di tempat anda. Setelah wawancara keempat, mahasiswa tersebut bercerita kepada

Anda bahwa Institutional Review Board sebenarnya tidak menyetujui proyek

penelitian tersebut. Apa yang anda lakukan?

BACAAN TAMBAHAN

122

LATI

HAN

MEN

ULI

S

Page 123: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Maxwell, J. (2005). Qualitative Research Design: An Interactive Approach. Edisi kedua.

Thousand Oaks, CA:Sage

Joe Maxwell menyajikan ringkasan menarik mengenai proses pembuatan proposal

untuk penelitian kualitatif yang juga dapat diterapkan dalam penelitian kuantitatif dan metode

campuran. Dia kemudian menyajikan Sembilan langkah membuat proposal dan contoh-

contohnya. Selain itu, dia juga menganalisis dan menyajikan satu contoh proposal kualitatif -

yang menurutnya- layak untuk diikuti.

Sieber, J.E. (1998). “Planning Ethically Responsible Research”. Dalam L. Bickman & D. J.

Rog (Ed). Handbook of Applied Social Research Methods. Thousand Oaks, CA:Sage.

(hlm. 127-156)

Joan Sieber membahas pentingnya perencanaan etis sebagai bagian integral dalam

merancang penelitian. Dalam bab ini, diamenyajikan review komprehensif mengenai

beragam topic yang berhubungan dengan masalah-masalah etis, seperti IRB, formulir

perizinan, privasi, kerahasiaan, dan anonimitas, serta beberapa resiko penelitian dan

komunitas yang rawan kekerasan. Pembahasannya sangat luas, dan strategi-strategi yang ia

rekomendasikan juga sangat melimpah.

Israel, M., & Hay, L. (2006). Research Ethics for Social Scientists: Between Ethical Conduct

and Regulatory Compliance. London: Sage

Mark Israel dan Lain Hay menyajikan analisis kritis tentang manfaat berfikir serius

dan sistematis mengenai apa saja yang membentuk prilaku etis dalam ilmu social. Mereka

mereview beragam teori etika, seperti pendekatan konsekuensialis dan non-konsekuensialis,

viriue ethics, dan pendekatan normative berorientasi-kepedulian. Mereka juga menjelaskan

sejarah perilaku etis di berbagai Negara di dunia ini. Sepanjang buku ini, mereka

menawarkan contoh-contoh kasus etis yang sebenarnya dan cara-cara yang bisa ditempuh

peneliti untuk menghadapi kasus-kasus tersebut secara etis. Dalam lampiran buku ini, mereka

menyajikan tiga contoh kasus dan mengajak para sarjana untuk berkomentar mengenai

bagaimana mereka akan mendekati ketiga kasus tersebut.

Wolcott, H.F. (2001). Writing up Qualitative research. Edisi kedua. Thousand Oaks, CA:

Sage

Harry Wolcott, seorang ahli etnografi pendidikan, mengumpulkan sumber-sumber

berharga terkait dengan proses penulisan penelitian kualitatif. Dia menyurvei teknik-teknik

ampuh bagaimana seseorang memulai menulis, mengembangkan detail, menghubungkan

123

Page 124: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

literature, teori, dan metode; merevisi dan mengedit; dan merampungkan proses penulisan

dengan menghadirkan aspek-aspek ini sebgai judul dan lampiran. Bagi para penulis, buku ini

sangat penting, baik untuk keperluan penelitian kualitatif, kuantitatif, maupun metode

campuran.

124

Page 125: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

125

Halaman Kosong Sesuai Buku

Page 126: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

126

Halaman Kosong Sesuai Buku

Page 127: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bagian Dua

Merancang Penelitian

BaB 5

Pendahuluan

Bab 6

Tujuan Penelitian

Bab 7

Rumusan masalah dan hipotesis penelitian

Bab 8

Metode-metode kuantitatif

Bab 9

Prosedur-prosedur kualitatif

Bab 10

Prosedur-prosedur Metode Campuran

Bagian kedua ini menghubungkan tiga rancangan – kuantitatif, kualitatif, dan metode

campuran- masing-masing dengan langkah-langkah penelitiannya. Setiap bab dalam bagian

kedua ini akan membahas satu langkah terpisah dalam proses penelitian ini.

127

Page 128: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

BAB LIMA

PENDAHULUAN

Setelah menentukan jenis pendekatan penelitian (kualitatif, kuantitatif, atau metode

campuran), tinjauan pustaka sementara, serta format proposal, langkah selanjutnya adalah

merancang atau merencanakan penelitian. Langkah ini diawali dengan membuat pendahuluan

proposal sebagai proses mengatur dan menulis gagasan-gagasan awal. Bab ini membahas

komposisi dan penulisan pendahuluan serta menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam menulis

pendahuluan untuk tiga jenis rancangan yang berbeda. Kemudian pembahasan beralih pada

lima komponen dalam menulis pendahuluan, antara lain: a. menjelaskan masalah yang dapat

menuntun pada penelitian, b. mereview literature-literatur yang berhubungan dengan masalah

tersebut, c. menunjukkan sejumlah kekurangan dalam literature-literatur itu, d. menyatakan

pentingnya penelitian bagi pembaca-pembaca tertentu, dan e. mengidentifikasi tujuan

penelitian. Peneliti juga perlu menerapkan model defisiensi ketika menulis pendahuluan

karena komponen utama dalam pendahuluan adalah menunjukkan kekurangan-kekurangan

(defisiensi-defisiensi) dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk mengilustrasikan

model ini, saya sudah menyajikan satu tulisan pendahuluan yang utuh (lengkap dengan

analisisnya) dari salah satu artikel jurnal yang pernah dipublikasikan.

PENTINGNYA PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bagian pertama dalam artikel jurnal, disertasi, atau penelitian

akademik. Pendahuluan inilah yang menentukan tahap-tahap selanjutnya dalam penelitian.

Seperti yang dijelaskan Wilkinson (1991:96):

Pendahuluan merupakan bagian tulisan yang memberikan informasi awal kepada

pembaca tentang penelitian yang ditulis. Tujuannya untuk membangun kerangka penelitian

sehingga pembaca dapat memahami bagaimana penelitian tersebut berhubungan dengan

penelitian-penelitian yang lain.

Pendahuluan menjelaskan suatu isu atau concern yang dapat menuntun pada

penelitian. Karena pendahuluan merupakan bagian awal dalam proposal atau penelitian maka

diperlukan perhatian khusus dalam proses penelitiannya. Pendahuluan harus membuat

pembaca tertarik pada topic penelitian, menjabarkan masalah yang dapat menuntun pada

penelitian, meletakkan penelitian dalam konteks literature yang lebih luas, dan menjangkau

128

Page 129: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

audien tertentu. Semua unsur ini ditulis secara singkat dalam beberapa halaman. Karena ada

pesan-pesan yang harus disampaikan sedangkan ruang yang tersedia sangat terbatas maka

pendahuluan bisa menjadi tantangan tersendiri untuk ditulis dan dipahami.

Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan

dilaksanakannya penelitian tersebut. Ia bisa bersumber dari pengalaman yang pernah

dirasakan peneliti dalam kehidupan pribadi atau tempat kerjanya. Ia juga bisa berasal dari

perdebatan ekstensif dalam literature-literatur. Ia juga bisa muncul dari perdebatan kebijakan

di pemerintahan atau antara para eksekutif kenamaan. Intinya, sumber-sumber masalah

penelitian bisa jadi sangat beragam. Masalahnya mengidentifikasi dan menjabarkan masalah

penelitian yang menggarisbawahi penelitian bukanlah tugas mudah. Misalnya, untuk

mengidentifikasi isu kehamilan anak remaja, kita masih perlu memunculkan terlebih dahulu

masalah yang terkait dengan kehidupan wanita dan social secara umum. Sayangnya, terlalu

banyak pengarang tidak secara jelas mengidentifikasi masalah penelitian, membiarkan

pembaca menentukan masalah tersebut. Ketika masalah tidak jelas, signifikansi penelitian

menjadi sulit dipahami. Apalagi, masalah penelitian seringkali dikacaukan dengan rumusan

masalah-pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab peneliti untuk memahami atau

menjelaskan masalah tersebut. Belum lagi kompleksitas ini ditambah dengan keharusan

peneliti untuk mendorong audiens agar mau lebih jauh membaca dan melihat pentingnya

penelitian.

Untungnya, ada satu model yang bisa ditiru tentang bagaimana menulis pendahuluan

yang baik untuk penelitian ilmu social. Namun, sebelum memperkenalkan model ini, saya

terlebih dahulu perlu menjelaskan perbedaan-perbedaan subtil antara pendahuluan untuk

penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran.

PENDAHULUAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF, KUANTITATIF, DAN

METODE CAMPURAN

Setelah melakukan tinjauan umum pada beberapa pendahuluan yang terdapat dalam

banyak penelitian, saya menemukan bahwa pendahuluan pada umumnya selalu mengikuti

pola yang sama, yaitu: menyatakan suatu masalah, lalu menjustifikasi mengapa masalah

tersebut harus diteliti. Jenis masalah yang disajikan dalam pendahuluan sangat beragam

tergantung pada pendekatan yang digunakan (lihat Bab 1). Dalam proyek kualitatif, peneliti

mendeskribsikan masalah penelitian yang benar-benar mudah dipahami dengan cara

mengeksplorasi suatu konsep atau fenomena tertentu. Saya juga sudah menegaskan bahwa

penelitian kualitatif bersifat eksploratoris, dan peneliti memanfaatkan pendahuluan untuk

129

Page 130: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mengeksplorasi suatu topic yang tidak bisa diidentifikasi variable-variabel ataupun teorinya.

Morse (1991:120), misalnya, pernah menyatakan:

Karakteristik-karakteristik masalah penelitian kualitatif antara lain: a. konsepnya

belum matang (immature) karena teori dan penelitian sebelumnya yang membahas

konsep tersebut tidak terlalu banyak dan menonjol, b. gagasan yang ditawarkan suatu

teori bisa saja belum akurat, tidak cocok, tidak benar, atau mengandung bias; c. adanya

keharusan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan fenomena dan mengembangkan

suatu teori; atau d. sifat fenomena yang ingin diteliti tidak sesuai jika dianalisis secara

kuantitatif.

Misalnya, meningkatnya urbanisasi (sebagai masalah penelitian) harus dieksplorasi

karena masalah tersebut pelum pernah diteliti dalam kawasan-kawasan tertentu di suatu

Negara. Misalnya lagi,anak-anak SD sering kali gelisah dan mengganggu proses belajar

(sebagai masalah penelitian), dan cara terbaik untuk mengeksplorasi masalah ini adalah

dengan pergi ke sekolah dan mengunjungi mereka dan para guru secara langsung.

Sejumlah peneliti kualitatif terkadang memiliki perspektif teoritis tentang masalah apa

yang akan diteliti (seperti, ketidakadilan dalam pembagian upah antara wanita dan laki-laki

atau sikap-sikap rasial yang sering kali muncul saat membuat sketsa biografis sopir-sopir di

jalan raya). Thomas (1993:9) mengatakan bahwa “seorang peneliti kritis selalu berangkat dari

premis bahwa semua kehidupan kultural merupakan ketegangan konstan antara control dan

resistensi”. Orientasi teoritis inilah yang kemudian membentuk struktur pendahuluan. Beisel

(1990), misalnya meneliti bagaimana teori politik kelas menjelaskan ketidaksuksesan

kampanye anti-vice di salah satu dari tiga kota besar di Amerika.

Selain itu, dalam beberapa penelitian kualitatif yang lebih berfokus pada perspektif

partisipan, pendahuluannya bisa saja tidak ditulis secara induktif, tetapi deduktif, seperti

penelitian etnografi. Pendahuluan kualitatif juga bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan

personal dari peneliti tentang pengalaman pribadi memandang suatu fenomena secara

substansial, seperti yang sering dijumpai dalam penelitian-penelitian fenomenologis

(Moustakas, 1994). Bahkan pendahuluan kualitatif juga dapat ditulis dari sudut pandang

subjektif, pribadi, orang pertama, yang didalamnya peneliti memosisikan diri mereka secara

naratif dalam penelitian, seperti dalam penelitian naratif.

Untuk pendahuluan kuantitatif, masih jarang ada variasi. Dalam proyek kuantitatif,

masalah penelitian dijelaskan dengan cara mengidentifikasi, memahami, dan menemukan

factor-faktor atau variable-variabel apa saja yang mempengaruhi suatu outcome. Misalnya,

130

Page 131: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

dalam merespon pengurangan jumlah kerja (sebagai masalah penelitian), seorang peneliti

kuantitatif harus berusaha menemukan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi

menurunnya bisnis-bisnis besar. Contoh lain, peneliti kuantitatif perlu memahami tingginya

rata-rata perceraian (sebagai suatu masalah) dan menelti apakah salah satufaktor yang

menyebabkan perceraian itu adalah masalah financial.

Dalam dua situasi ini, masalah penelitian merupakan masalah yang darinya

pemahaman mengenai faktor - faktor yang menjelaskan atau berhubungan dengan hasil

menjadi sangat penting karena membantu peneliti menjelaskan masalah tersebut dengan baik.

Selain itu, dalam pendahulian kuantitatif, peneliti bisa saja menguji suatu teori terlebih

dahulu dan melakukan tinjauan pustaka singkat untuk mengidentifikasi rumusan masalah

yang nantinya harus dijawab. Bahkan, pendahuluan kuantitatif juga dapat ditulis dari sudut

pandang interpersonal dan dalam kalimat pasif, untuk meningkatkan objektivitas.

Peneliti dengan metode campuran dapat menerapkan pendekatan kualitatif atau

kuantitatif terlebih dahulu (atau kombinasikan sekaligus) dalam pendahuluannya. Dalam

penelitian metode campuran, peneliti bisa memprioritaskan salah satu diantara pendekatan

kuantitatif atau pendekatan kalitatif, dan pendahuluan harus mencerminkan prioritas tersebut.

Meski demikian, prioritas ini bisa saja setara antara penelitian kualitatif atau kuantitatif, yang

berarti bahwa pendahuluannya harus menjelaskan suata masalah yang di dalamnya

diperlukan pemahaman antara variable – variable dan eksplorasi terhadap suatu

topic/fenomenda secara mendalam.

Proyek metode campuran bisa terlebih dahulu menjelaskan hubungan antara perilaku

merokok dan depresi dalam lingkungan remaja, kemudian mengeksplorasi pandangan –

pandangan dari para remaja untuk dapat menampilkan pola – pola / tema – tema yang

berbeda tentang merokok dan depresi tersebut. Jika tahap pertama proyek ini bersifat

kuantitatif, pendahuluan dapat menekankan pada pendekatan kuantitatif dengan menyertakan

terlebih dahulu suatu teori yang dapat memprediksi hubungan antara perokok dan depresi,

lalu melakukan tinjauan pustaka secara mendalam.

SALAH SATU MODEL PENDAHULUAN

Menulis pendahuluan untuk tiga penelitian yang berbeda - seperti yang sudash

dijelaskan di atas – memang tidak terlalu jelas perbedaannya. Komponen utama yang perlu

dimasukkan ke dalam pendahuluan pada umumnya berhubungan dengan jenis – jenis

masalah yang dibahas, baik itu penelitian kualitatif, kuantitatif, maupun metode campuran.

Untuk itu, diperlukan satu model ilustratif tentang bagaimana menulis pendahuluan yang baik

131

Page 132: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

tanpa perlu memandang pendekatan – pendekatan dan komponen – komponen yang harus

disertakan.

Model defisiensi pendahuluan (deficiency model an introduction) merupakan salah

sastu pola umum dalam menulis pendahuluan yang baik. Model ini merupakan pendekatan

popular yang banyak digunakan dalam ilmu – ilmu social. Jika struktur model ini dirinci,

Anda akan menemukan banyak sekali penelitian dewasa ini yang telah menggunakan model

tersebut. Model ini terdiri dari lima bagian yang masing – masing dari kelimanya dapat

ditulis dalam satu paragrap sehingga secara keseluruhan bisa mencapai maksimal dua

halaman. Lima bagian tersebut antara lain :

1. Masalah penelitian

2. Penelitian – penelitian sebelumnya yang membahas masalah tersebut

3. Kekurangan – kekurangan (deficiencies) dalam penelitian – penelitian sebelumnya

4. Pentingnya penelitian untuk audiens tertentu.

5. Tujuan penelitian

Sebuah ilustrasi

Sebelum menjelaskan lima bagian tersebut, berikut ini ada contoh pendahuluan

kualitatif yang ditulis oleh Terezainni, Cabrera, Colbeck, Bjorklund, dan Parente (2001)

dalam The Journal of Higher Education dengan judul penelitiannya “Racial and Ethnic

Diversity in the Classroom” (ditulis kembali atas izin penerbit). Berdasarkan lima komponen

penting pendahuluan yang sudah dijelaskan di atas maka beberapa pernyataan yang –

menurut saya- berkaitan dengan masing – masing komponen sudah saya tandai dengan jelas.

Sejak diterbitkannya Civil Right Act tahun 1964 dan Higher Education Act tahun

1965, universitas – universitas di Amerika berusaha meningkatkan keragaman ras dan etnik

para mahasiswa dan dosennya. “Tindakan afirmatif” kemudian diambil sebagai kebijakan

untuk merealisasikan heterogenitas ini ( di sini, penulis menyatakan dengan teknik hook

naratif). Akan tetapi, kebijakan tersebut sampai saat ini mash menjadi topic perdebatan

nasional yang hangat. Persoalan hokum terkait dengan tindakan afirmatif tersebut bermula

dari kasus Regents of the University of California versus Bakke tahun 1978, yang di

dalamnya Justice William Powell menyatakan bahwa ras ini sudah dipertimbangkan

berdasarkan keputusan – keputusan admisi. Akan tetapi, yang lebih terkini, U.S. Court of

Appeals for the Fifth Circuit, yang menangani kasus Hopwood vs. states of Texas,

menemukan argumentasi Powell ini bermasalah. Keputusan courth untuk menolak tindakan

afirmatif ini didasarkan pada referenda Negara, perundang – undangan, dan tindakan –

132

Page 133: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

tindakan terkait melarang pengakuan yang sensitive – ras atau sewa menyewa di California,

Florida, Lousiana, Maine, Massachusetts, Michigan, Mississippi, New Hampshire, Rhode

Island dan Puerto Rico (Healy, 1998a, 1998b, 1999).

Dalam merespons hal ini, para pendidik lalu mengemukakan argumentasi mereka

untuk mendukung tindakan afirmatif ini dengan klaim bahwa siswa – siswa heterogen, dalam

konteks pendidikan, lebih efektif ketimbang siswa – siswa yang lebih homogen. Presiden

Harvard University, Neil Rudenstine, mengklaim bahwa “alasan utama diterimanya

keragaman siswa di perguruan tinggi adalah karena nilai pendidikannya” (Rudenstine,

1999:1). Lee Bollinger, rekan Rudenstine di University of Michigan, juga menyatakan :

“Sebuah kelas yang tidak mempresentasikan anggota – anggota ras yang berbeda akan

melahirkan diskusi yang miskin – wawasan” (Schmidt, 1998 : A32). Dua presiden ini tidak

sendirian. Di belakang mereka ada Assiciation of American Universities yang terdiri dari

para rector dari 26 universitas yang mengusung argumentasi yang sama, dengan

menegaskan : “Pertama-tama, perlu kami sampaikan bahwa kami berbicara atas nama

pendidik. Kami percaya bahwa mahasiswa kami dapat memperoleh keuntungan dari

pendidikan yang berbasis keragaman” (“On the importance of Diversity in University

Adminissions,” The New York Times, 24 April 1997:A27) (Di sini, penulis mengidentifikasi

masalah penelitian).

Ada banyak penelitian yang membahas mengenai pengaruh keragaman terhadap

outcomes mahasiswa. Penelitian – penelitian ini dapat dibagi ke dalam tiga kecenderungan

utama. Pertama, penelitian – penelitian yang menganalisis hubungan mahasiswa dengan

“keragaman” secara umum sebagai salah satu implikasi percampuran mahasiswa secara

kuantitas, ras/etnis, atau gender dalam satu kampus (lihat, misalnya, Chang, 1996, 1999a;

Kanter, 1997; Sax, 1996). Kedua, penelitian – penelitian yang memandang keragaman

structural sebagai suatu yang ilmiah, dan lebih berpijak pada perjumpaan antara mahasiswa

dan keragaman dengan cara mengamati frekuensi atau sifat interaksi mereka dengan rekan –

rekannya secara ras/etnis berbeda. Ketiga, penelitian – penelitian yang meneliti secara

institusional usaha – usaha programatik yang terstruktur untuk membanu mahasiswa terlibat

dalam “keragaman” ras/etnis dan/atau gender dalam kaitannya dengan gagasan – gagasan dan

kemanusiaan.

Intinya, ada banyak pendekatan yang telah diterapkan untuk meneliti pengaruh

keragaman terhadap outcomes mahasiswa. Bukti – bukti yang dimunculkan pada umumnya

tidak jauh berbeda bahwa para mahasiswa dalam komunitas yang lintas gender atau ras/etnis

atau yang terlibat dalam aktivitas yang berhubungan dengan keragaman, sering kali

133

Page 134: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

memperoleh manfaat dan makna edukatif yang lebih positif (Disini, penulis menyebutkan

penelitian – penelitian yang pernah membahas masalah tersebut).

Hanya sedikit sekali penelitian (seperti, Chang, 1996, 1999a; Sax, 1996) yang secara

spesifik meneliti apakah komposisi ras/etnis atau gender para mahasiswa dalam sebuah

kampus, dalam satu komunitas akademik atau dalam kelas (seperti, keragaman structural)

memiliki manfaat –manfaat akademik yang diklaim…..Begitu pula, isu – isu, seperti apakah

tingkat keragaman rasial dalam satu kampus atau kelas berpengaruh langsung terhadap hasil

belajar ataukah tidak, hal ini masih menyisakan banyak pertanyaan (Di sini, penulis

menunjukkan kekurangan atau defisiensi dalam penelitian – penelitian sebelumnya).

Langkanya informasi tentang manfaat akademik dari keragaman structural di sebuah

kampus atau kelas, tentu saja sangat disayangkan. Padahal informasi inilah yang bisa menjadi

bukti para hakim untuk mendukung kebijakan keputusan yang sensitive – ras (Di sini, penulis

menunjukkan pentingnya penelitian pada audiens tertentu, yakni hakim, peneliti, dan para

pendidik).

Penelitian ini berusaha memberikan kontribusi pengetahuan dengan mengekspolrasi

pengaruh keragaman structural kelas terhadap perkembangan akademik dan skill intelektual

mahasiswa. Penelitian ini menganalisis pengaruh langsung keragaman kelas terhadap

outcome akademik/intelektual dan apakah ada dari pengaruh – pengaruh tersebut yang

ditindaklanjuti menjadi pendekatan – pendekatan instruksional aktif dan kolaboratif dalam

konteks pembelajaran (Di sini, penulis mengidentifikasi tujuan penelitian) (hlm. 510 – 512,

ditulis kembali atas izin The Journal of higher Education).

Masalah Penelitian

Dalam pendahuluan artikel Terenzini et al. (2001) di atas, kalimat pertama sudah

menunjukkan dua komponen utama pendahuluan yang baik, yaitu menunjukkan dua

komponen utama pendahuluan yang baik, yaitu menunjukkan bahwa penelitian tersebut

menarik dan memperlihatkan bahwa masalah atau isu yang diangkat benar – benar berbeda.

Pengaruh seperti apa yang dimunculkan dari kalimat ini? Apakah kalimat tersebut

memancing pembaca untuk membacanya lebih lanjut? Apakah kalimat tersebut harus ditulis

dalam level tertentu sehingga pembaca dapat memahaminya? Pertanyaan – pertanyaan ini

penting dijawab untuk menulis kalimat pembuka pendahuluan. Kalimat ini sering kali dikenal

dengan istilah narrative hook, suatu istilah yang diambil dari bahasa inggris, yang berarti

“kata – kata yang dapat menggambarkan, melibatkan, atau menghubungkan (hook) pembaca

dengan/dalam penelitian. “ untuk mempelajari bagaimana menulis narrative hook yang baik,

134

Page 135: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

perhatikan Koran – Koran penting. Sering kali, para jurnalis menyajikan contoh – contoh

yang menarik di awal kalimatnya. Berikut ini, contoh – contoh kalimat pembuka dalam jurnal

– jurnal ilmu social.

“selebriti transeksual dan tnometodologis, Agnes, telah mengubah identitasnya tiga tahun

lalu sebelum pada akhirnya ia menjalani kembali pembedahan jenis kelamin” (Cahlil,

1989:281).

“Siapa yang mengendalikan proses pencalonan wakil DPR?” (Boeker, 1992:400).

“Ada banyak literature yang menel,iti garis kartografis (salah satunya, artikel ringkas baru

– baru ini, Buttenfield:1985), dan generalisasi garis – garis tersebut (salah satunya,

McMaster:1987)” (Carstensen, 1989:181).

Tiga contoh di atas menyajikan informasi yang mudah dipahami oleh pembaca. Dua

contoh pertama – yang menjadi pendahuluan dalam penelitian kualitatif – menunjukkan

bagaimana pembada di tarik perhatiannya dengan merujuk pada satu partisipan (di contoh

pertama) dan mengajukan satu pertanyaan (di contoh kedua). Contoh ketiga, yang menjadi

pendahuluan dalam penelitian kuantitatif, menunjukkan bagaimana pembaca dapat

mengawali bacaanhya dengan memahami beberapa literature terlebih dahulu. Yang jelas,

ketika contoh di atas sudah menggambarkan bagaimana menulis kalimat pembuka dengan

baik agar pembaca tidak dipaksa masuk ke dalam pemikiran yang terlalu detail, tetapi

digiring perlahan – lahan ke dalam topic penelitian.

Untuk menggambarkan lebih jauh bagaimana proses menulis pendahuluan ini, saya

menggunakan metaphor seseorang yang sedang menurunkan seubah tong ke dalam sumur.

Penulis pemula menceburkan tong (pembaca) langsung ke kedalaman sumur (artikel).

Pembaca pun hanya akan melihat materi yang tidak biasa dan aneh. Sementara itu, penulis

yang berpengalaman menurunkan tong (pembaca) sedara perlahan – lahan, seraya

membiarkannya beradaptasi dengan kedalaman (penelitian). Penurunan tong ini diawali

dengan narrative hook, yakni menceritakan contoh kasus umum terlebih dahulu sehingga

pembada dapat memahami dan menghubungkannya dengan topic penelitian.

Setelah itu, peneliti perlu menunjukkan masalah atau isu yang dapat menuntun pada

signifikansi penelitian. Artikel terezini et al.(2001) membahas problem yang unik, yaitu

perjuangan untuk meningkatkan keragaman ras dan etnik di universitas – universitas AS.

Mereka mencatat bahwa kebijakan – kebijakan untuk meningkatkan keragaman ini sedang

menjadi “topic perdebatan nasional yang hangat” (hlm.509).

135

Page 136: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dalam ilmu social terapan, masalah penelitian bisa saja muncul dari isu – isu,

kesulitan – kesulitan, dan perilaku – perilaku masa kini. Masalah penelitian ini akan menjadi

jelas jika peneliti mau mengidentifikasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan, seperti :

“Apa kepentingan atau motivasi diadakannya penelitian ini?” Atau “Masalah apa yang

memengaruhi untuk melakukan penelitian ini?” jawaban atas dua pertanyaan ini bisa

bermacam – macam. Misalnya : karena sekolah masih belum menerapkan pedoman –

pedoman multi cultural; karena ada kebutuhan dari para dosen yang harus dipenuhi agar

mereka terlibat dalam aktivitas pengembangan professional di jurusan – jurusan mereka;

karena siswa – siswa minoritas membutuhkan akses yang lebih baik ke universitas; atau

karena suatu masyarakat tidak boleh melupakan kontribusi para pelopor wanitanya. Semua

“jawaban” ini merupakan masalah =- masalah penting yang memerlukan penelitian lebih

jauh. Ketika merancang paragraph – paragraph pembuka, yang tentu saja meliputi masalah

penelitian, ingatlah tips – tips penelitian berikut ini :

Tulislah kalimat pembuka yang dapat menstimulasi ketertarikan pembaca dan mampu

menampilkan masalah yang dapat dipahami secara relasional oleh pembaca pada

umumnya.

Sebagai aturan umum, hindari penggunaan kutipan – kutipan, khususnya kutipan yang

terlalu panjang, dalam kalimat pembuka. Kutipan – kutipan hanya akan memunculkan

banyak kemungkinan penafsiran, bahkan dapa membuat topic penelitian menjadi tidak

jelas. Akan tetapi, dalam beberapa penelitian kualitatif, kutipan – kutipan seperti ini juga

dapat menarik perhatian membaca. Untuk itu, gunakan kutipan secara layak dan tepat.

Hindari ekspresi – ekspresi idiomatic (kalimat – kalimat membingungkan).

Pertimbangkan pengaruh informasi yang menggunakan angka – angka (seperti, “Setiap

tahun, sekitar 5 juta orang Amerika mengalami kematian anggota keluarga secara tiba –

tiba”).

Tunjukkan secara jelas masalah yang diangkat (seperti, dilemma, isu) yang dapat

menuntun pada penelitian. Cobalah bertanya pada diri sendiri : “Adakah kalimat yang

bisa mewakili masalah penelitian yang saya angkat ini?”

Tunjukkan mengapa masalah tersebut penting diteliti dengan cara mengutip berbagai

referensi yang membenarkan kelayakan penelitian akan masalah tersebut. Sekadar

intermezzo : saya selalu mengatakan kepada para mahasiswa saya : “Jika kalian tidak

memiliki banyak referensi pada halaman – halaman pertama proposal kalian maka

penelitian kialian tidak akan bernilai akademik.”

136

Page 137: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Pastikan bahwa masalah sudah dijelaskan dalam konstruksi yang konsisten dengan jenis

pendekatan penelitian (seperti, eksploratoris daslam kualitatif, pengujian hubungan –

hubungan atau predictor – predictor dalam kuantitatif, dan pendekatan keduanya dalam

metode campuran).

Tuliskah, apakah ada satu atau banyak masalah yang terlibat dalam penelitian sehingga

mengharuskan anda untuk menelitinya? Seringkali, dalam beberapa penelitian, ada

banyak masalah yang perlu dibahas. Bukan hanya satu masalah saja.

Penelitan – penelitian sebelumnya

Setelah menulis paragraph – paragraph pembuka yang membahas penelitian, penelti

selanjutnya perlu mereview penelitian-penelitian/literature-literatur sebelumnya yang pernah

membahas masalah penelitian tersebut. Saya harus berhati – hati ketika berbicara tentang

“mereview penelitian” di sini karena saya tidak bermaksud bahwa Anda harus memasukkan

tinjauan pustaka utuh dalam bagian pendahuluan. Tinjauan pustaka ditempatkan di bagian

khusus yang terpisah dari bagian pendahuluan. Meski demikian, peneliti bukan berarti tidak

boleh melakukan tinjauan pustaka/penelitian dalam pendahuluan ini. Hanya saja, ia harus

lebih meringkas sebagian besar penelitian – penelitian yang nantinya akan dirinci kembali

pada bagian khusus. Saya selalu meminta mahasiswa saya untuk merefleksikan peta pustaka

(seperti yang pernah dibahas dalam Bab 2), lalu di bagian atas tinjauan psutaka, mereka

diminta untuk meringkas kategori – kategori penting dari berbagai pustaka yang ditinjaunya.

Menyebutkan katergori – kategori penting inilah yang saya maksudkan dengan meninjau

psutaka atau mereview penelitian – penelitian di bagian pendahuluan.

Peneliti perlu mereview penelitian – penelitian relevean sebelumnya dan menaruhnya

di bagian pendahuluan dengan tujuan : (1) untuk menjustifikasi pentingnya penelitian yang ia

ajukan; dan (2) untuk menjelaskan perbedaan antara penelitian – penelitian sebelumya

dengan penelitian yang sedang ia ajukan. Artinya, peneliti seyogianya berusaha “merancang

penelitiannya dalam satu dialog berkelanjutan dengan literature – literature / penelitian –

penelitian lain yang relevan.” Peneliti tentu tidak dakan melaksanakan penelitian yang

sekedar meniru apa yang telah diteliti orang lain. Untuk itu diperlukan penelitian – penelitian

baru untuk memperkaya literature – literature yang relevan atau untuk memperluas dan

bahkan menguji kembali penelitian – penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Marshall dan Rossman (2006) memandang bahwa tinjauan pustaka dalam

pendahuluan ini adalah cara untuk merancang penelitian dalam konteks penelitian –

penelitian lain yang berhubungan. Kemampuan membingkai penelitian dengan cara inilah

137

Page 138: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

yang membedakan peneliti pemula dengan peneliti berpengalaman. Peneliti yang

berpengalaman akan mereview dan memahami tulisan – tulisan sebelumnya yang membahas

topic atau masalah serupa yang menjadi garapan penelitiannya. Pemahaman ini tentu saja

tidak muncul dengan sendirinya, tetapi berasal dari keterlibatan peneliti selama bertahun –

tahun dalam mengikuti perkembangan masalah penelitiannya dan literature – literature yang

terkait.

Pertanyaan lain yang sering kali muncul adalah : Jenis literature seperti apa yang

harus direview oleh seorang peneliti? Saya menyarankan agar peneliti merevie penelitian –

penelitian sebelumnya yang memiliki rumusah masalah dan data – data untuk menjawab

rumusan tersebut. Penelitian – penelitian ini bisa saja berupa penelitian kuantitatif, kualitatif,

atau metode campuran. Intinya adalah : literature – literature atau penelitian – penelitian

sebelumnya akan memberikan sumbangsih pemikiran dalam menganalisis rumusan masalah

yang akan dibahas dalam proposal. Peneliti penula seringkali bertanya : “Apa yang harus

saya lakukan sekarang? Tidak ada satu pun penelitian / literature yang pernah membahas topi

ini.” Tentu saja, jika tinjauan pustaka diartikan secara sempit maka tidak ada satupun

literature yang mendokumentasikan atau menjabarkan secara komprehensif dan precise

masalah penelitian yang kita bahas.

Untuk itu, saya sering kali menyarankan agar peneliti memandang literature dengan

pola piker segitiga terbalik. Pada ujung segitiga itu terdapat penelitian yang diajukan.

Penelitian ini haruslah sempit dan terfokus (tidak boleh ada satu pun penelitian yang serupa).

Jika seseorang melihat tinjauan pustaka ini terus ke bagian atas segitiga, ada beberapa

literature yang bisa dijumpai meskipun agak sedikit berbeda dengan penelitian yang diajukan.

Misanya, topic mengenai siswa – siswa Amerika – Afrika yang beresiko gagal di SD

mungkin tidak pernah diteliti. Namun, secara umum, topic mengenai siswa – siswa yang

beresiko gagal di SD atau di jenjang – jenjang pendidikan lain sudah banyak diteliti. Artinya,

peneliti terlebih dahulu harus mengabstraksikan literature – literature / penelitian – penelitian

yang membahas topic yang lebih umum (seperti, siswa –siswa yang berisiko gagal di SD atau

di jenjang – jenjang pendidikan lain), baru kemudian mengakhiri abstraksinya secara spesifik

dengan menegaskan pentingnya penelitiannya yang diajukan (misalnya, tentang siswa –

siswa Afrika – Amerika yang berisiko gagal di tingkat SD).

Untuk mereview literature – literature / penelitian – penelitian yang relevan di bagian

pendahulan proposal, pertimbangkan tips – tips penelitian berikut ini :

Reviewlah sejumlah literature dengan meringkasnya secara komunal, bukan secara

individual (tidak seperti dalam Tinjauan Pustaka yang biasanya terdapat dalam bagian

138

Page 139: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

khusus dan terpisah). Tujuannya adalah untuk membangun wilayah penelitian yang lebih

luas.

Agar tidak sekedar menekankan pada literature – literature secara individual, letakkan

referensi – referensi in text di akhir paragraph atau di akhir review mengenai literature –

literature tersebut.

Tinjaulah penelitan – penelitian lain yang menggunakan pendekatan kuantitatif, kualitatif,

atau metode campuran.

Carilah literature – literature terbaru untuk direview dan diabstraksikan, seperti literature

– literature yang dipublikasikan tidak lebih dari 10 tahun lalu. Kutiplah penelitian –

penelitian sebelumnya jika memang ada karena penelitian – penelitian seperti itu basanya

banyak dijadikan referensi oleh orang lain.

Kekurangan (Defisiensi) dalam Literatur Sebelumnya

Setelah menjabarkan masalah penelitian dan mereview sejumlah literature/penelitian

lain yang relevan, peneliti kemudian mengidentifikasi kekurangan – kekurangan

(deficiencies) yang terdapat dalam literature/penelitian tersebut. Identifikasi semacam ini

sering dikenal dengan istilah model defisiensi. Sifat defisiensi ini bervariasi dasi satu

penelitian ke penelitian lain. Defisiensi dalam literature atau penelitian sebelumnya bisa saja

muncul karena topic – topic yang diangkat di dalamnya tidak dieksplorasi berdasarkan

kelompok, sampel, atau populasi tertentu; literature/penelitian tersebut mungkin perlu dikaji

kembali untuk melihat adakah kesamaan-kesamaan dalam hal penemuan-penemuan, sampel –

sampel, ataupun tempat-tempat yang diteliti; atau komunitas yang termarjinalkan tidak

direpresentasikan secara memadai dalam literature/penelitian tersebut.

Untuk literature/penelitian mana pun, peneliti seyogianya dapat menjelaskan satu atau

lebih defisiensi ini dalam bagian pendahuluan proposal mereka. Untuk mencari defisiensi ini,

caranya sangat mudah. Dalam artikel – artikel jurnal, defisiensi ini basanya ada di bagian

“saran-saran untuk penelitian selanjutnya” yang sering kali disampaikan secara implicit

maupun eksplisit. Peneliti tinggal merujuk gagasan – gagasn defisiensi ini untuk dijadikan

topic penelitiannya.

Selain menyebutkan defisiensi – defisiensi, peneliti juga perlu menjabarkan

bagaimana penelitiannya akan mengoreksi atau menutupi defisiensi tersebut. Misalnya,

karena penelitian – penelitian sebelumnya telah mengesampingkan satu variable penting

maka penelitian anda bisa memasukkan variable tersebut dan menganalisis pengaruh –

pengaruhnya. Sebagai contoh, karena penelitian sebelumnya mengabaikan keberadaan

139

Page 140: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penduduk asli Amerika sebagai komunitas cultural maka Anda dapat menyertakan mereka

sebagai paratisipan dalam proyek penelitian anda.

Pada dua contoh tulisan berikut, Anda dapat melihat bagaimana para penulisnya

menunjukkan kelemahan – kelemahan atau kekurangan – kekurangan dalam beberapa

literature sebelumnya. Perhatikan pula bagaimana mereka menggunakan frasa – frasa kunci

untuk menunjukkan defisiensi – defisiensi ini, seperti “yang belum dianalisis,” sangat sedikit

penelitian empiris,” “sedikit sekali penelitian,” dan sebagainya.

Singkatnya, untuk menunjukkan kekurangan – kekurangan (deficiencies) dalam

literature sebelumnya, peneliti perlu menerapkan tips – tips penelitian berikut ini :

Kutiplah sejumlah kekurangan dalam literature tersebut untuk memperkuat alasan

dibutuhkannya penelitian terhadap topic tertentu.

Tunjukkan secara spesifik kekurangan – kekurangan dalam penelitian – penelitian yang

sudah ada (seperti, kesalahan metodologis atau variable – variable yang terabaikan).

140

Contoh 5.1 Defisiensi – Defisiensi dalam Literatur :Dibutuhkan Penelitian – Penelitian Lanjutan

Berdasarkan rasionalisasi inilah, tidak sedikit ilmuwan sosial yang berusaha meneliti makna perang dan kedamaian (Cooper, 1965; Alvik, 1968; Rosell, 1968; Svancarova& Svancarova, 1967-1968; Haavedsrud, 1970). Sayangnya, dari sekian banyak analisis ini, ada satu masalah yang belum dianalisis, yaitu tentang bagaimana bekas pejuang masa lalu memberikan reaksi terhadap perang masa kini.

(Ziller, 1990 :85-86)

Contoh 5.2 Defisiensi – Defisiensi dalam Literatur :Sedikitnya Penelitian – Penelitian yang dilakukan

Meskipun ada minat yang sangat tinggi terhadap persoalan mikro-politik, anehnya sangat sedikit penelitian empiris yang berusaha menganalisis isu tersebut, khususnya dari perspektif subordinasi. Penelitian politik dalam ranah pendidikan, misalnya, begitu langka. Sedikit sekali penelitian yang difokuskan pada bagaimana guru menggunakan kekuasannya untuk berinteraksi secara strategis dengan kepala sekolah, dan apa makna semua ini secara deskriptif dan konseptual (Ball, 1987; Hoyle, 1986; Pratt, 1984)

(Blase, 1989 :381)

Page 141: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tulislah bidang – bidang atau ranah – ranah tertentu yang terabaikan oleh penelitian –

penelitian sebelumnya, termasuk topic, proses statistic, implikasi – implikasi penting, dan

sebagainya.

Jelaskan bagaimana peneltian Anda akan mengoreksi kekurangan – kekurangan ini dan

memberkan kontribusi yang berbeda pada literature/penelitian akademik.

Tulislah paragraph pendek untuk menjelaskan tiga atau empat kekurangan dari

penelitian sebelumnya atau fokuslan pada satu kekurangan paling pokok, seperti yang pernah

dicontohkan dalam pendahuluan Terenzini et al. (2000).

Signifikansi Penelitian bagi Pembaca

Dalam disertasi, peneliti sering kali menyertakan bagian khusus yang

mendeskripsikan signifikansi penelitian bagi pembaca tertentu. Hal ini dilakukan untuk

mendukung pentingnya analisis topic penelitian bagi kelompok – kelompok tertentu yang

mungkin saja dapat memperoleh manfaat dengan membaca dan menggunakan penelitian

tersebut. Dalam bagian ini, peneliti hendaknya menulis alasan/rasionalisasi tentang

pentingnya penelitiannya yang diajukan. Semakin banyak pembaca yang ditargetkan,

semakin besar signifikansi penelitian tersebut bagi mereka; begitu pula potensi penelitian

tersebut akan semakin kuat untuk diterapkan di dunia nyata. Dalam bagian ini pula, peneliti

juga dapat menjelaskan beberapa hal berikut :

Tiga atau empat alasan/rasionalisasi tentang bagaimana penelitian Anda dapat menambah

penelitian akademik dan literature dalam bidang – bidang tertentu.

Tiga atau empat alasan/rasionalisasi tentang bagaimana penelitan Anda dapat membantu

memperbaiki atau meningkatkan praktik – praktik tertentu.

Tiga atau empat alasan/rasionalisasi tentang bagaimana penelitian Anda akan

memperbaiki atau meningkatkan kebijakan tertentu.

Tiga atau empat alasan/rasionalisasi tentang bagaimana penelitian Anda akan

memperbaiki atau meningkatkan kebijakan tertentu.

Pada contoh tulisan berikut ini, Anda bisa melihat bagaimana penulisnya menyatakan

pentingnya penelitian pada paragraph pembuka. Penelitian yang dilakuka noleh Mascarenhas

(1989) ini meneliti kepemilikan perusahaan – perusahaan industri. Dia secara jelas

menunjukkan bahwa para pengambil keputusan, anggota organisasi, dan para peneliti adalah

target pembacanya yang diharapkan akan membaca hasl penelitiannya.

141

Page 142: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Terenzini et al. (2001) mengakhiri pendahuluannya dengan menyatakan bahwa

pengadilan / hakim (court) dapat menggunakan informasi dari penelitian – penelitian yang

ada untuk meminta perguruan tingi dan universitas – universitas mendukung “kebijakan

admisi yang sensitive-ras” (hlm.512). Selain itu, mereka juga menyatakan pentingnya

penelitian ini bagi para staf kantor admisi, para mahasiswa yang menuntut admisi, dan para

anggota dewan yang mereview admisi – admisi tersebut.

Pada akhirnya, pendahuluan yang baik untuk penelitian selalu diakhiri dengan

pernyataan tentang tujuan atau maksud penelitian. Terenzial et al. (2001) mengakhiri

pendahuluannya dengan meyatakan secara tegas bahwa penelitiannya ditujukan untuk

membahas pengaruh keragaman structural terhadap skill intelektual mahasiswa.

RINGKASAN

Bab ini menyajikan cara – cara bagaimana menyusun dan menulis pendahuluan untuk

penelitian – penelitian akademik. Untuk menulis pendahuluan yang baik, pertama – tama

peneliti perlu mendeskripsikan masalah penelitian yang berhubungan dengan penelitian

kuantitatif, kualitatif, atau metode campurannya. Kemudian, peneliti disarankan untuk

menggunakan model pendahuluan lima – bagian yang sudah dijelaskan dalam bab ini. Model

yang sering kali dikenal dengan istilah model defisiensi ini diterapkan, salah satunya, dengan

142

Contoh 5.3 Signifikansi Penelitian yang Dinyatakan dalam Pendaluluan Studi Kuantitatif

penelitian tentang kepemilikan organisasi dan ranah – ranah di dalammya, seperti costumer service, jangkauan produk, orientasi pembeli, dan pemanfaatan teknologi (Abeli dan Hammond, 1979; Abell, 1980; Peny dan Rainey, 1988), sangat penting dilakukan karena sejumlah alasan. Pertama, memahami hubungan antara kepemilikan dan ranah – ranahnya akan membantu menyingkap logika dasar aktivitas organisasi dan dapat membantu anggota organisasi tersebut mengevaluasi strategi – strategi. Kedua, dibutuhkan keputusan mendasar yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat demi terlaksananya aktivitas organisasi ini. Pengertahuan mengenai ranah – ranah dalam kepemilikan organisasi yang berbeda dapat menjadi input penting atas keputusan tersebut. Ketiga, ada begitu banyak pakar yang meneliti organisasi – organisasi yang merefleksikan satu atau dua jenis kepemilikan, namun penemuan – penemuan mereka pada umumnya terlalu digeneralisasi untuk semua organisasi.

(Mascarenhas, 1989 : 582)

Page 143: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

cara mengidentifikasi terlebih dahulu kasus – kasus umum (dengan teknik narrative hook)

yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Selain itu, peneliti juga perlu menyertakan secara singkat tinjauan psutaka/literature

lain yang relevan, seraya menunjukkan satu atau lebih kekurangan (defisiensi) dalam

literature – literature tersebut dan menegaskan bagaimana penelitian yang diajukan dapat

mengoreksi kekurangan – kekurangan itu. Peneliti kemudian mulai memerinci secara implicit

atau eksplisit pembaca – pembaca tertentu yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari

penelitiannya. Akhirnya, peneliti dapat menutup pendahuluannya dengan menyatakan –

setidaknya- tiga atau empat tujuan diadakannya penelitian.

Latihan Menulis

1. Cobalah menulis pendahuluan dengan teknik narrative hook. Setelah itu,

diskusikan tulisan Anda ini dengan rekan – rekan Anda, apakah teknik yang Anda

gunakan berhasil menarik perhatian pembaca, meyakinkan pembaca tentang

uniknya penelitian Anda, dan mampu menghubungkan pembaca dengan topic yang

diangkat.

2. Tulislah pendahuluan untuk suatu penelitian tertentu. Buatlah masing – masing

satu paragraph mengenai masalah penelitian, literature – literature yang terkait

dengan masalah tersebut, kekurangan – kekurangan dalam literature, dan pembaca

– pembaca yang secara potensial dapat mengambil manfaat dari penelitian ini.

3. Carilah beberapa penelitian bidang – bidang tertentu yang dipublikaskan dalam

jurnal – jurnal akademik. Amatilah pendahuluannya, lalu carilah kalimat – kalimat

yang menunjukkan bahwa penulisnya tengah membahas satu masalah atau isu

tertentu.

BACAAN TAMBAHAN

Bem, D.J. (1987). “Writing the Empirical Journal Article.” Dalam M. P.Zanna&J.M Darley

(ed.). The Compleat Academic : A Practical Guide for the Beginning Social Scients.

New York : Random House. (hlm. 171-201).

Daryl Bern menekankan pentingnya statemen/paragraph pembuka dalam suatu

penelitian. Dia menyajikan sederet aturan tentang paragraph pembuka ini, yang menurutnya

harus menekankan pada kejelasan, keterbacaan, dan struktur yang dapat menuntun pembaca

langkah demi langkah untuk sampai pada rumusan masalah. Bern juga menyajikan contoh –

143

LATI

HAN

MEN

NU

LIS

Page 144: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

contoh paragraph pembuka, baik yang memuaskan maupun yang tidak. Menurut Bern,

paragraph pembuka yang baik adalah paragraph yang dapat dimengerti bahkan oleh

seseorang yang bukan ahli sekalipun, dan juga tidak membosankan lantaran terlalu banyak

bahasa teknis.

Maxwell, J.A. (2005). “Qualitative Research Design : An Interakctive Approach.” Edisi

kedua. Thousand Oaks, CA : Sage.

Joe Maxwell menulis tentang tujuan penelitan untuk proposal disertasi kualitatif.

Menurut Maxwell, salah astu aspek mendasar dalam proposal adalah menjustifikasi bahwa

proyek yang diajukan dapat membantu pembaca memahami, tidak hanya tentang apa yang

Anda rencanakan, tetapi juga mengapa Anda merencakanannya. Dia juga menyatakan

pentingnya mengidentifikasi isu – isu yang ingin Anda teliti dan pentingnya menunjukkan

mengapa isu – isu tersebut penting untuk diteliti. Pada satu contoh proposal disertasi

mahasisaw s2 yang disajikan, Maxwell membahas isu – isu utama yang harus dieksplorasi

mahasiswa untuk membuat argument proposal penelitiannya efektif dan efisien.

Wilkinson, A.M. (1991). The Scientist’s Handbook for Writing Papers and Dissertations.

Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall.

Antoinette Wilkinson membahas tiga aspek utama dalam pendahuluan : (1)

Pernyataan mengenai suatu masalah dan sifat – sifatnya; (2) pembahasan mengenai

latar belakang dari masalah tersebut; dan (3) pernyataan mengenai rumusan masalah.

Wilkinson juga menyajikan banyak contoh dari tiga aspek tersebut, yang disertai

dengan penjelasan tentang bagaimana menulis dan menyusun sebuah pendahuluan

yang baik. Dia menekankan bahwa pendahuluan harus menuntun secara logis dan

runtut pada rumusah masalah.

144

Page 145: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Enam

TUJUAN PENELITIAN

Bagian terakhir dari pendahuluan, sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam bab 5,

adalah menyajikan tujuan penelitian. Inilah bagian terpenting dari keseluruhan penelitian.

Untuk itu, tujuan penelitian harus ditulis dengan jelas dan spesifik. Dari tujuan inilah semua

asfek penelitian ditentukan. Dalam artikel-artikel jurnal, peneliti biasanya menulis tujuan

penelitian dibagian pendahuluan. Namun, dalam disertasi atau proposal disertasi, tujuan

penelitian sering kali ditulis secara terpisah.

Dalam bab yang khususnya untuk tujuan penelitian ini, saya membahas alasan-

alasan/rasionalisasi ditulisnya tujuan penelitian, prinsip-prinsip kunci, dan contoh-contoh

tujuan penelitian yang biasa anda modifikasi untuk proyek proposal anda.

SIGNIFIKANSI DAN MAKNA TUJUAN PENELITIAN

Menurut Locke et al. (2007: 9), tujuan penelitian berarti menunjukkan ”mengapa

anda ingin melakukan penelitian dan apa yang ingin anda capai.” Sayangnya proposal-

proposal penelitian saat ini jarang sekali yang memperhatikan tujuan penelitian. Para penlulis

metodologi penelitianpun sering memasukkan tujuan penelitian ini kedalam bagian-bagian

lain, seperti rumusan masalah atau hipotesis. Wilkinson (1991), misalnya, menjelaskan tujuan

dalam konteks rumusan masalah dan sasaran penelitian. Penulis lain merujuknya sebagai

salah satu aspek dari masalah penelitian (Casstetter & Heisler, 1997). Akan tetapi,

pembahasan mereka pada umumnya tetap menunjukkan bahwa tujuan penelitian merupakan

gagasan inti dari suatu penelitian.

Dikenal dengan istilah tujuan penelitian karena ia menggambarkan

tujuan-tujuan/maksud-maksud dilakukannya penelitian dalam satu atau beberapa kalimat.

Dalam proposal, peneliti haruslah membedakan secara jelas antara tujua penelitian , masalah

penelitian, dan rumusan penelitian. Tujuan penelitian mengindikasikan maksud penelitian,

dan bukan masalah atau isu yang dapat menuntun pada keharusan diadakannya penelitian

(lihat Bab 5). Tujuan penelitian bukanlah rumusan masalah yang di dalamnya terdapat

sejumlah pertanyaan yang nantinya dijawab berdasarkan data-data penelitian yang telah

dikumpulkan (lihat Bab 7). Akan tetapi, tujuan penelitian adalah kumpulan pernyataan yang

menjelaskan sasaran-sasaran, maksud-maksud, atau gagasan-gagasn umum diadakannya

145

Page 146: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

suatu penelitian. Gagasan ini dibangun berdasarkan suatu kebutuhan (masalah penelitian) dan

diperhalus kembali dalam pertanyaan-pertanyaan spesifik (rumusan masalah).

Begitu pentingnya tujuan penelitian ini, sehingga peneliti perlu menulisnya secara

terpisah dari aspek-aspek lain dalam proposal penelitiannya da ia juga perlu membingkainya

dalam satu kalimat atau paragraph yang mudah dipahami oleh pembaca. Meslipun tujuan

penelitian untuk studi kualitatif, kuantitatif, atau metode campuran ditulis dengan konten

yang sama, masing-masing tujuan penelitian untuk tiga penelitian ini sebenarnya tetap

memiliki sifat-sifat dan cara penulisannya sendiri yang berbeda-beda, seperti yang akan

digambarkan dalam paragraf-paragraf berikut ini.

Tujuan Penelitian Kualitatif

Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya mencakup informasi tentang fenomena

utama yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan penelitian, dan lokasi penelitian. Tujuan

penelitian kualitatif juga bisa menyatakan rancangan penelitian yang dipilih. Tujuan ini

ditulis dengan istilah-istilah “teknis” penelitian yang bersumber dari bahasa penelitian

kualitatif (Schwandt,2007). Untuk itulah, Peneliti perlu memperhatikan beberapa hal

mendasar dalam menulis tujuan penelitian kualitatif, seperti berikut ini:

Gunakanlah kata-kata seperti tujuan, maksud, atau sasaran untuk menandai tujuan

penelitian yang anda tulis. Tulislah tujuan penelitian ini dalam kalimat atau paragraph

terpisah, dan gunakanlah bahasa-bahasa penelitian, seperti “tujuan (maksud atau

sasaran) penelitian ini adalah....” Para peneliti biasanya menggunakan verba masa kini

(present verb tense) dan verb masa lampau (past verb tense) untuk proposal penelitian

karena proposal mereka tengah menyajikan rencan penelitian yang akan—bukan yang

belum—dikerjakan.

Fokuslah pada satu fenomena (atau konsep atau gagasan) utama. Persempitlah

penelitian anda menjadi satu gagasan untuk dieksplorasi dan dipahami. Fokus ini

berarti bahwa tujuan penelitian kualitatif tidak boleh menunjukkan dua atau lebuh

variable yang salin berelasi, atau justru membandingkan dua atau lebih kategori

tertentu, seperti yang sering dijumpai dalam penelitian kuantitatif. Untuk itu, jelaskan

satu fenomena saja, namun tetap tunjukkan bahwa penelitian anda bisa saja

berkembang untuk mengeksplorasi hubungan atau perbandingan antargagasan dalam

fenomena tersebut. Misalnya suatu penelitian bisa saja dimulai dengan mengeksplorasi

peran ketua jurusan dalam usaha pemberdayaan kualitas akademik para dosen

(Creswell & Brown, 1992), atau dengan mengeksplorasi identitas guru dan

146

Page 147: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

marginalisasi atas identitas ini disekolah tertentu (Huber & Whelan,1999), atau dengan

menjelaskan makna kebudayaan bisbol dalam hubungannya dengan pekerja studion

(Trujillo,1992), atau menunjukkan bagaimana individu-individu tertentu secara kognitif

mencirikan penyakit AIDS yang dideritanya (Anderson & Spencer, 2002). Contoh-

contoh ini semua mengiliustrasikan bahwa ada satu gagasan utama yang dijadikan

focus dalam tujuan penelitian kualitaitf.

Gunakanlah verb-verb tindakan untuk menunjukkan bahwa ada proses learning dalam

penelitian anda. Verb-verb atau frasa-frasa tindakan, seperti mendeskripsikan,

memahami, mengembangkan, meneliti makna, atau mengamati, akan membuat

penelitian anda terbuka atas kemungkinan-kemungkinan lain: suatu cirri yang

menunjukkan bahwa penelitian anda adalah penelitian kualitatif.

Gunakan kata-kata dan frasa-frasa yang netral ---bahasa tidak langsung ---seperti , dari

pada menggunakan kata-kata “pengalaman sukses individu-individu.” Lebih baik

memakai kata-kata “pengalamn individu-individu” jangan terlalu sering menggunakan

atau frasa-frasa yang problematik, seperti berguna, positif, dan informatif ---kata-kata

yang seolah-olah memiliki makna yang bisa saja nuncul atau tidak muncul. McCracken

(1998) mengatakan bahwa dalam wawancara kualitatif, pewawancara seharusnya

mengajak responden untuk mendeskripsikan pengalamannya. Dengan demikian,

pewawancara (peniliti) ini dapat dengan mudah mengutak-atik “atturan

ketidaklangsungan” (McCracken, 1998: 21) tersebut dengan menggunaka kata-kata

yang seolah-olah berorientasi langsung.

Sajikan definisi umum mengenai fenomena atau gagasan utama, khususnya jika

fenomena tersebut merupakan istilah yang tidak dipahami oleh pembaca luas. Karena

termasuk dalam retorika penelitian kualitatif, definisi ini tidak boleh rigid, melainkan

tentatif dan berkembang selama pemelitian berdasarkan informasi dari para partisipan.

Untuk itu, peneliti kualitatif setidak-tidaknya harus menggunakan kata-kata seperti:

“untuk semintara ini, definisi..... (fenomena utama) adalah ....” selain itu peneliti juga

perlu memperhatikan bahwa definisi ini tidak boleh dicampur-baurkan dengan definisi

yang lebih detail, spesifik, teoritis dan teknis yang biasanya ada pada bagian khusus,

definisi istilah, seperti yang telah saya jelaskan dalam Bab 2. Tujuan disajikannya

definisi umum ini adalah untuk menunjukkan kepada pembaca makna general dari

fenomena yang dijabarkan dalam penelitian.

Gunakan kata-kata teknis strategis/teori penelitian yang digunakan ketika sampai pada

bagian pengumpulan data, analisis data, dan proses penelitian, seperti: apakah

147

Page 148: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penelitian tersebut menggunakan teori etnografi, grounded theory, studi kasus,

fenomenologi, pendekatan naratif, atau strategi-stragi lainnya. Gunakan kata-kata yang

sering digunakan dalam teori-teori diatas.

Jelaskan para partisipan yang terlibat dalam penelitian, seperti: apakah partisipan

penelitian anda terdiri dari satu atau lebih individu, atau sekelompok orang, atau suatu

organisasi.

Tunjukkan lokasi dilakukannya penelitian, seperti rumah, kelas, organisasi, program,

atau peristiwa tertentu. Gambarkan tempat ini secara detail sehingga pembaca benar-

benar mengetahui dimana penelitian itu dilaksanakan.

Sebagai langkah akhir dalam tujuan penelitian kualitatif, gunakan beberapa bahasa

yang membatasi ruang lingkup partisispan atau lokasi penenlitian. Misalnya, penelitian

bisa saja terbatas pada wanita saja, atau satu wilayah geografis tertentu. Fenomena

utama dapat dibatasi pada individu-individu dalam suatu organisasi bisnis, lebih khusus

mereka yang menjadi anggota tim kreatif. Pembatasan-pembaasan semacam ini aka

membantu peneliti untuk lebih jauh menjabarkan parameter penelitiannya.

Meskipun ada banyak variasi dalam mencantumkan poin-poin di atas pada tujuan

penelitian, proposal disertasi atau tesis kualitatif yang baik, setidak-tidaknya harus mencakup

beberapa diantara poin-poin itu.

Untuk membantu anda, di sini saya menyajikan sejumlah catatan yang mungkin

berguna dalam menulis tujuan penelitian kualitatif. Seperti catatan-catatan (scripts)

sebelumnya dalam buku ini, saya sudah menyediakan ruang agar anda bisa menyisipkan

informasi yang sesuai.

Tujuan penelitian..... (strategi/teori penelitian, seperti etnografi, studi kasus, atau

sejenisnya) ini adalah untuk..... (memahami? mendeskripsikan? mengembangka?

meneliti?) ...... (fenomena utama yang diteliti) pada...... (para partisipan, seperti

individu, kelompok, atau organisasi) di...... (lokasi penelitian). Dalam penelitian

ini....... (fenomena utama yang diteliti) secara umum dapat didefinisikan

sebagai.... (sajikan definisi umum).

Conto-contoh di bawah ini mungkin tidak secara sempurna mengilustrasikan semua

elemen yang telah saya jelaskan, tetapi setidaknya contoh-contoh berikut ini telah berhasil

menyajikan model-model yang layak ditiru dan dipelajari.

Saya memperoleh tujuan penelitia yang ditulis oleh Lauterbach (1993) ini disebuah artikel

jurnaldi bagian pembukanya yang berjudul “tujuan penelitian.” Judul inilah yang secara jelas

mengajak pembaca untuk focus pada tujuan penelitian. “pengalaman kehidupan para ibu”

148

Page 149: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

menjadi fenomena utama dan penulis menggunakankata kerja mengartikulasikan untuk

membahas makna (kata yang netral) dari pengalaman-pengalaman ini. Penulis lalu

mendifinisikan pengalaman-pengalaman apa saja yang ditelitinya terkait dengan “memori”

dan “pengalaman hidup” ini. Di sepanjang tulisannya, jelas Leuterbach telah menggunakan

strategi fenomenologi. selain itu, tulisan Leuterbach juga secara jelas menunjukkan bahwa

partisipannya hanya para ibu, dan bagianbagian selanjutnya di artikel itu, pembaca akan

melihat bagaimana Leuterbach melakukan interviw pada lima sampel ibu (yang masing-

masing telah mengalami keguguran) dirumah mereka.

Contoh 6.1 Tujuan Penelitian Dalam Studi Fenomenologi Kualitatif

Leuterbach (1993) meneliti lima wanita yang kehilangan bayinya ketika

sedang hamil (keguguran), dan memori serta pengalaman-pengalaman mereka atas

peristiwa itu. Tujuan penelitian Leuterbach adalah sebagai berikut:

Sebagai upaya menyingkap makana substantif suatu fenomenalogi,

penelitian fenomenologi ini berusaha mengartikulasikan “esensi-esensi”

makna dalam pengalaman kehidupan para ibu ketika bayi yang mereka

sayangi meninggal dunia. Dengan menggunakan persfektif feminis, focus

penelitian ini adalah pada memori para ibu dan pengalaman kehidupan

mereka. Perspektif ini mempermudah usaha menyingkap pengalaman-

pengalaman tersebut yang tertutup selama ini. perspektif ini juga

membantu mengartikulasikan dan menyuarakan memori para ibu dan cerita

kehilangan mereka. Metode yang digunakan dalam penelitia ini meliputi

refleksi fenomenologis atas data-data yang ada berdasarkan investigasi

pada pengalaman para ibu, dan investigasi atas fenomena tersebut dalam

konteks seni kreatif.

(Leuterbach, 1993: 134)

Kos (1991) menegaskan bahwa penelitiannya bukanlah penelitian kuantitatif yang

mengukur besarnya perubahan skill membaca dalam diri siswa. Kos justru meletakkan

penelitiannya dalam pendekatan kualitatif dengan menggunakan kata-kata seperti

149

Page 150: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mengeksplorasi. Dia berfokus pada “faktor-faktor” sebagai fenomena utama dan menyajikan

definisi tentative dengan menyebutkan contoh

Contoh 6.2 Tujuan Penelitian Dalam Studi Kasus

Kos (1991) melakukan beberapa kali studi kasus tentang siswa-siswa SMP

yang tidak bisa membaca. Studi kasus ini berfokus pada faktor-faktor yang

menghalangi para siswa SMP berkembang dalam skill membacanya. Tujuan

penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi faktor-faktor afektif, sosial, dan

edukatif yang mempengaruhi empat anak remaja (siswa) tidak mampu

membaca. Penelitian ini juga berusaha menjelaskan mengapa siswa-siswa

tersebut tetap saj tidak bisa membaca meskipus sudah bertahun-bertahun

sekolah. Penelitia ini bukanlah intervensi, meskipun beberapa siswa

mungkin telah mampu mengembangkan skill membaca mereka, bukan

berarti fokus penelitian ini pada usaha peningkatan skill membaca.

(Kos, 1991: 876-877)

faktor tersebut, seperti “afektif, sosial, edukatif.” Dia juga menulis pernyataan di atas dengan

judul “Tujuan Penelitian” untuk membuat pembaca fokus pada tujuan penelitiannya. Tidak

hanya itu, dia juga menyebutkan para partisipannya secara jelas. Pada bagian selanjutnya,

diartikel tersebut, khususnya dibagian abstraksi dan metodologi, pembaca akan menemukan

bahwa penelitian Kos ini menggunakan strategi penelitian studi kasus yang dilakukan dalam

suatu ruang kelas.

Karena tujuanya adalah untuk meningkatkan iklim kampus maka penelitian

kualitaitf diatas termmasuk ke dalam jenis penelitian advokasi, seperti yang telah dijelaska

dalam Bab 1. Uniknya, tujuan penelitian ini muncul di bagian awal artikel, yang memang

menjadi cirri umum untuk artikel-artikel jurnal. Kebutuhan mahasiswa yang gay dan

biseksual menjadi fenomena utama yang diteliti.

Contoh 6.3 Tujuan Penelitian Dalam Etnografi

150

Page 151: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Rhoads (1997) melakukan penelitian etnografi selama dua tahun disebuah

Universitas kenamaan. Dia berusaha mengeksplorasi bagaimana iklim kampus

dapat ditingkatkan bagi laki-laki gay yang biseksual. Tujuan penelitian, yang ia

sertakan pada bagain awal tulisannya adalah sebagai berikut:

Artikel ini berusaha memberikan sumbangsih tambahan pada literatur-

literatur yang membahas tentang kebutuhan mahasiswa gay yang biseksual

dengan mengidentifikasi sejumlah kawasan yang sekiranya dapat

meningkatkan iklim kampus bagi mereka. Tulisan ini sebenarnya berasal

dari penelitian etnografis yang pernah penulis lakukan duaa tahun terhadap

suatu subkultur mahasiswa yang terdiri dari laki-laki gay yang biseksual

disebuah Universitas kenamaan. Penelitian ini hanya dibatasi pada laki-laki

gay dan biseksual saja, yang berarti secara langsung merefleksikan bahwa

wanita lesbian dan biseksual merupakan komonitas berbeda yang

membentuk subkultur tersendiri di Universitas tersebut.

(Rhoads, 1997: 278)

juga berusaha mengidentifikasi kawasan-kawasan yang dapat meningkatkan iklim kampus

bagi laki-laki gay dan biseksual. Selain itu, Rhoads juga telah menyebutkan bahwa strategi

penelitian yang digunakan adalah etnografi, dan bahwa penelitian ini hanya akan melibatkan

laki-laki saja (partisipan) di sebuah Universitas kenamaan (lokasi penelitian). Sayangnya,

Rhoads tidak memberikan informasi tambahan mengenai sifat utama kebutuhan para

mahasiswa ini atau definisi umum dari kebutuhan tersebut. Akan tetapi, dib again terpisah,

dia sudah berusaha mengidentifikasi dan menyajikan makna tentative atas istilah-istilah

penting tersebut.

Pada pernyataan di atas, fenomena utamanya adalah perkembangan karier, da

pembaca juga akan mengetahui bahwa fenomena tersebut didefinisikan sebagai pengaruh-

pengaruh penting dalam kesuksesan karir 18 wanita tersebut. Dalam penelitian ini memang

digunakan kata langsung, seperti kesuksesan. Akan tetapi, kata ini lebih dimaksudkan untuk

mendefinisikan sampel individu yang diteliti dan bukan untuk membatasi tentang fenomena

utama.

Contoh 6.4 Tujuan Penelitian Dalam Studi Grounded Theory

151

Page 152: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Richie et al. (1997) melakukan penelitian kualitatif untuk

mengembangkan suatu teori tentang perkembangan karier 18 wanita Amerika-

Afrika (kulit putih dan hitam) yang memiliki prestasi tinggi Ameriaka Serikat

yang masing-masing dalam bidang profesi yang berbeda-beda. Pada paragraph

kedua penelitiannya, mereka menyatakan tujuan diadakannya penelitian tersebut:

Artikel ini ---yang didasarkan pada penelitian kualitatif--- berusaha

meneliti perkembangan karier 18 wanita Amerika-Afrika (kulit putih

dan hitam) yang memiliki prestasi tinggi di Amerika Seriakat dalam 8

bidang profesi yang berbeda-beda. Secara keseluruhan, tujuan kami

melakukan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi factor-faktor

penting yang mempengaruhi perkembangan karier para wanita ini,

khusunya pengaruh-pengaruh yang berhubungan dengan kesuksesan

karier mereka.

(Richie et al. 1997: 133)

Peneliti beusaha untuk mengeksplorasi fenomena terssebut, dan pembaca akan memahami

bahwa partisipannya adalah para wanita yang bekerja di tempat berbeda-beda. Grounded

Theory sebagai strategi penelitian disebutkan pada bagian abstraksi dan dijelaskan lebih

lanjut pada bagian prosedur penelitian.

Tujuan Penelitian Kuantitatif

Tujuan penelitian kuantitatif sangat berbeda dengan model tujuan penelitian

kualitatif, baik dalam hal bahasa maupun fokusnya dalam menghubungkan atau

membandingkan varibel-varibel. Ingatklah kembali Bab 3 yang menjelaskan jenis-jenis

variable utama dalam penelitian kuantitatif, yaitu varibel bebas, varibel mediate, varibel

moderate, dan varibel terikat.

Tujuan penelitian kuantitatif meliputi varibel-varibel dalam penelitian dan hubungan

antar varibel tersebut, para partisipan, dan lokasi penelitian. Tujuan ini ditulis dengan bahasa-

bahasa yang berhubungan dengan penelitian kuantitatif, dan terkadang juga mencakup

pengujian deduktif atas hubungan-hubungan atau teori-teori tertentu. Tujuan penelitian

kuantitatif biasanya dimulai dengan mengidentifikasikan varibel-varibel utama dalam

penekitian (bebas, intervening, atau terikat) beserta model visualnya, lalu mencari dan dan

152

Page 153: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

menentukan bagaimana varibel-varibel itu akan diukur atau diamati. Pada akhirnya, tujuan

digunakannya variable-varibel secara kuantitatif adalah untuk menghubungkan varibel-

varibel tersebut, seperti yang bisa ditemukan dalam penelitian survei, atau untuk

membandingkan sampel-sampel atau kelompok-kelompok tertentu dalm kaitannya dengan

hasil penelitian, seperti yang sering dijumpai dalam penelitian eksperimen.

Untuk menulis tujuan penelitian kuantitatif, ada sejumlah hal yang perlu diperhatika:

Gunakan kata-kata untuk menandai tujuan penelitian anda, seperti tujuan, maksud,

atau sasaran. Mulailah dengan kata-kata seperti “tujuan (atau maksud atau sasaran)

penelitian ini adalah......”

Tunjukkan teori, model, atau kerangka konseptual yang anda gunakan. Dalam hal ini,

Anda tidak perlu mendeskripsikannya secara detail karena--- seperti yang sudah saya

jelaskan pada Bab 3--- ada kemungkinan bagian “Perspektif Teoritis” ditulis secara

terpisah untuk keperluan ini. Mendeskripsikan teori secara sederhana di bagian tujuan

penelitian akan memberikan penekanan pada pentingnya teori itu dalam penelitian

tersebut.

Tunjukkanlah varibel bebas dan varibel terikat, serta varibel-variabel lain, seperti

mediate, moderate,atau control, yang digunakan dalam penelitian.

Gunakan kata-kata yang dapat menghubungkan varibel bebas dan varibel terikat untuk

emnunjukkan bahwa kedua jenis varibel ini benar-benar saling berhubungan, seperti

“hubungan antara” dua atau lebih varibel, atau “perbandingan antara” dua atau lebih

kelompok. Kebanyaka penelitian kuantitatif menggunakan dalah satu dari dua opsi ini

untuk menghubungkan varibel-varibel dalam tujuan penelitian. Tetapi ada juga

peneliti yang menggunaka kombinasi antara membandingkan (comparing) dan

menghubungkan (relating), misalnya, penelitian eksperimen dua faktor yang

didalamnya peneliti memiliki dua atau lebih kelompok treatment dan satu varibel

bebas. Meskipun peneliti kebanyakan menggunakan teknik menghubungkan dua atau

lebih kelompok dalam penelitian eksperimen, tidak menutup kemungkinan mereka

juga menggunakan teknik tersebut dalam penelitian survei.

Tempatkanlah dan susunlah varibel-varibel ini dari kiri ke kanan, dengan varibel

bebas (di bagain kiri) yang diikuti oleh varibel terikat (di bagian kanan). Letakkan

varibel-variabel intervening antara varibel bebas dan varibel terikat. Banyak peniliti

juga meletakkan varibel-varibel moderating antara varibel bebas dan varibel terikat.

Bahkan, varibel control juga tidak jarang diletakkan secara tiba-tiba mengikuti varibel

terikat, misalnya dalam frasa “yang juga dipengaruhi oleh......” atau “dengan varibel

153

Page 154: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

kontrol.......” Dalam penelitian eksperimen, varibel bebas selalu menjadi varibel yang

dimanipulsi.

Sebutkan jenis strategi penelitian (seperti strategi survei atau eksperimen) yang

digunakan dalam penelitian. Dengan menyatakan informasi tentang strategi penelitian,

peneliti setidaknya sudah mengantisipasi diri untuk tidak membahas detail metodologi

penelitian (yang biasanya di tulis dibagian khusus) dan memungkinkan pembaca

untuk mengasosiasikan hubungan antarvaribel dengan strategi penelitian.

Tunjukkan sedcara jelas partisipan (atau unit analisis) dan lokasi penelitian tersebut.

Definisikanlah secara umum masing-masing varibel kunci, misalnya dengan

menggunakan definidi-definisi yang sudah diterima secara umum yang berasal dari

literatur-literatur. Disertakannya definisi umum ini adalah untuk membantu pembaca

lebih memahami tujuan penelitian. Meski demikian, peneliti tidak boleh memberikan

terlalu detail memberikan definisi secara operasional karena definisi semacam ini

biasanya ditulis dalam bagian khusus “Definisi Istilah” (yang menjelaskan secara rigid

bagaimana varibel-varibel diukur). Selain itu, berikan batasan pada ruang lingkup

penelitian, seperti ruang lingkup pengumpulan data atau ruang lingkup partisipan

penelitian.

Berdasarkan poin-poin di atas, tujuan penelitian kuantitatif dapat ditulis sebagai

berikut:

Tujuan penelitian....... (eksperimen? survei?) ini adalah untuk menguji teori....... yang .....

(membandingkan? emnghubungkan?)...... dengan (varibel terikat), yang juga

dipengaruhi/dikontrol oleh....... (varibel kontrol), terhadap..... (partisipan penelitian)

di...... (lokasi penelitian). Varibel-(varibel) bebas....... dalam hal in didefinisikan

sebagai....... (sajikan suatu definisi umum), dan varibel(-varibel) control dan

intervening..... (tunjukkan varibel control dan intervening) didefinisikan sebagai.......

(sajikan definisi umum).

Contoh-contoh berikut ini akan mengilustrasikan elemen-elemen di atas. Dua

penelitian pertama adalah penelitian survey, satu penelitian terakhir adalah penelitian

eksperimen.

Contoh 6.5 Tujuan Penelitian Dalam Studi Survei

Kalof (2000) melakukan penelitian selama dua tahun pada 54

154

Page 155: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mahasiswi, terkait oerilaku-perilaku dan pengalaman-pengalaman mereka

terhadap pelecehan seksual. Mahsiswi ini memberikan responnya masing-masing

pada dua instrumen survei yang disebarkan secar terpisah selama dua tahun.

Kalof menggabungkan tujuan penelitian dengan rumusan masalah sebagai

berikut:

Penelitian ini berusaha mengelaborasikan dan mengklarifikasi hubungan

antara perilaku seksual wanita dan pengalaman-pengalaman mereka

terhadap pelecehan seksual. Saya memanfaatkan data yang diperoleh

selama dua tahun dari 54 mahasiswi untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut ini: (1) Apakah perilaku-perilaku wanita mempengaruhi

pelecehan seksual terhadap mereka dua tahun ini? (2) Apakah sikap-sikap

wanita berubah setelah mengalami pelecehan seksual? (3) Apakah

pelecehan seksual sebelumnya mengurangi atau justru meningkatkan

resiko pelecehan-pelecehan seksual selanjutnya?

(Kalof, 2000: 24)

Meskipun Kalof (2000) tidak menyebutkan teori yang dia gunakan, setidak-tidaknya

dia telah mengidentifikasi varibel bebas (perilaku seks) dan varibel terikat (pelecehan

seksual) dalam penelitiannya. Dia juga menggunakan kata-kata hubungan antara untuk

menunjukkan relasi antarvaribel. Tujuan penelitian di atas juga telah mengidentifikasi secara

jelas para partisipan (wanita) dan lokasi penelitian (Universitas) . Selanjutnya, pada bagian

metodologi penelitian, Kalof menyebutkan bahwa penelitiannya menggunakan metode survei

mailed. Selain itu, meskipun Kalof tidak mendefinisikan varibel-varibel utama dalam tujuan

penelitian di atas setidaknya dia sudah menyajikan ukuran-ukuran spesifik pada varibel-

varibel tersebut dalam rumusan masalah.

Kutipan di atas mencakup beberapa komponen tujuan penelitian yang baik. Selain

ditulis pada bagian terpisah (Pernyataan Masalah), kutipan di atas telah menggunakan kata

hubungan, istilah-istilah yang didefinisikan, populasi dan sebagainya. Lebih jauh, dari

susunan varibel yang dijelaskan, pembaca akan mudah mengidentifikasi varibel bebas dan

varibel terikatnya.

Contoh 6.6 Tujuan Penelitian Dalam Studi Survei Disertasi

155

Page 156: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

DeGraw (1984) menyelsaikan disertasi doktoralnya dalam bidang

pendidikan. Disertasi itu membahas topik tentang para pendidik yang bertugas

pada institusi-institusi perbaikan remaja. Dalam salah satu subjudul disertasinya

“Pernyataan Masalah” dia menjelaskan tujuan penelitian sebagai berikut:

Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara karakristik-

karakristik pribadi dan motivasi pekerjaan bagi para pendidik yang

mengajar dilembaga-lembaga negeri perbaikan remaja di Amerika Serikat.

karakristik-karakristik dibagi ke dalam dua informasi penting, yaitu

informasi tentang latar belakang responden (seperti informasi institusional,

tingkat pendidikan, pelatihan sebelumnya, dan sebagainya) dan informasi

tentang pemikiran responden terhadap pekerjaannya yang berubah-ubah.

Penelitian terhadap latar belakang responden sangat penting dalam

disertasi ini karena penelitian semacam ini diharapkan dapat

mengidentifikasi karakristik-karakristik dan faktor-faktor yang

mempengaruhi mobilitas dan motivasi. Bagian kedua penelitian ini

meminta responden untuk mengidentifikasi faktor-faktor motivasional ini

yang berhubungan dengan mereka. Motivasi pekerjaan didefinisikan

sebagai enam faktor utama, sebagaimana yang terdapat dalam kuesioner

penelitian komponen kerja pendidikan (educational work components

study/EWCS) (Miskel & Heller, 1973). Enam faktor ini antara lain: potensi

perubahan dan perkembangan diri, daya saing, keinginan dan penghargaan

akan kesuksesan, kesabaran terhadap tekanan pekeerjaan, keamanan

konservatif, da kesediaan untuk mencari reward meski berada diantara

ketidakpastian dan penyangkalan.

(DeGrew, 1984: 4-5)

Kutipan di atas juga merefleksikan komponen-komponen tujuan penelitian

kuantitatif yang baik. Selain ditulis dengan terpisah, tujuan penelitian di atas juga

menjelaskan adanya perbandingan antarvaribel. Para penulisnya juga telah menunjukkan para

partisipan yang terlibat dalam penelitian eksperimennya. Dalam hal susunan varibel, mereka

menyusunnya dengan meletakkan varibel terikat diurutan pertama an varibel bebasnya di

bagian ke dua (Note: cara penulisan ini berbeda dengan apa yang sayasarankan agar varibel

bebas ditulis terlebih dahulu---- dari kiri--- kemudian varibel terikat---- kekanan). Meski

156

Page 157: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

demikian, kelompok-kelompok dalam masing-masing varibel telah diidentifikasi secara jelas.

Begitu pula, meskipun dalam tujuan penelitian diatas par apenulisnya tidak menyebutkan

dasar teori yang digunakan, dalam pararaf-paragraf sebelumnya mereka sebenarnya sudah

mereview beberapa penemuan dari teori sebelumnya.

Contoh 6.7 Tujuan Penelitian Dalam Studi Eksperimen

Booth-Kewley, Edwards, dan Rosenfeld (1992) membandingkan antara

daya tarik sosial terhadap penggunaan computer dan daya tarik pribadi terhadap

pensil dan kertas. Mereka melanjutkan penelitian inventaris yang telah dilakukan

sejumlah mahasiswa sebelumnya dengan menggunaka Balanced Inventory of

Desirable Responding (BIRD), yang menawarkan dua skala, yaitu impression

management (IM) dan Self-Deception (SD). Dalam paragraf terakhir di bagaian

pendahhuluan, mereka mengemukakan tujuan penelitiannya:

Kami merancang penelitian ini untuk membandingkan respon-respon para

calon Angkata Laut terhadap skala IM dan SD, yang dikumpulkan dalam

tiga kondisi, yaitu: (1) kertas---dan----pensil, (2) komputer dengan

backtracking (3) komputer tanpa backtracking. Kurang lebih separu dari

calon AL ini menjawab kuesioner-kuesioner yang diberikan secara anonym

(tanpa nama/identitas jelas) dan separuh lainnya menjawab dengan

identitas yang jelas.

(Booth-Kewley et al. 1992: 563)

Tujuan Penelitian Metode Campuran

Tujuan penelitian metode campuran berisi tujuan penetian secara keseluruhan,

informasi mengenai unsure-unsur penelitian kuantitatif dan kualitaif, dan alasan/rasionalisasi

mencampur dua unsur tersebut untuk meneliti masalah penelitian. Tujuan penelitian metode

campuran biasanya ditunjukkan terlebih dahulu, dalam pendahuluan, untuk memberikan

panduan awal bagi pembaca dalam memahami bagian-bagian penelitian kuantitatif dan

kualitatif di dalamnya. Berikut ini saya sajikan beberapa petunjuk bagaimana menyusun dan

menyajikan tujuan penelitian metode campuran.

Mulailah dengan menulis kata-kata yang menunjukkan secara jelas tujuan penelitian

yang akan dijabarkan, seperti “Tujuan.....” atau “Maksud....”

157

Page 158: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Jelaskan tujuan penelitian dari perspektif konten, seperti “Tujuannya adalah untuk

mempelajari efektivitas organisasi” atau “Tujuannya adalah untuk mengamati

keluarga-keluarga yang anak tiri” untuk memahami keseluruhan maksud penelitian

tersebut terlebih dahulu sebelum peneliti membagi penelitiannya ke dalam bagian

kuantitatif dan kualitatif.

Tunjukka jenis rancangan metode campuran yang digunakan, apakah itu sekuensial,

konkuren, atau transformasional.

Jelaskan alasan/rasionalisasi dikombinasikannya data kuantitatif dan kualitatif.

Alasan ini dapat berupa salah satu dari yang berikut ini (lihat Bab 10 untuk lebih

detailnya):

1. Untuk lebih memahami masalah penelitian dengan mengonvergensikan

(atau mentrianggulasi) data kuantitatif yang berupa angka-angka dan data

kualitatif yang berupa rincian-rincian deskreptif.

2. Untuk mengeksplorasi pandangan partisipan (kualitatif) untuk kemudian

dianalisis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif).

3. Untuk memperoleh hasil-hasil statistic kuantitatif dari suatu sampel,

kemudian menindaklanjutinya denga mewawancarai atau mengobservasi

sejumlah individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik

yang sudah diperoleh (lihat juga O’Cathain, Murphy & Nicholl, 2007).

4. Untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari

kelompok atau individu-individu yang tertindas.

Terapkan karakristik-karakristik tujuan penelitian kualitatif yang baik, seperti

berfokus pada satu fenomena utama, menggunakan kata-kata tindakan dan bahasa

tidak langsung, menyebutkan strategi penelitian, dan menjelaskan para partisipan

dan lokasi penelitian.

Terapkan pula karakristik-karakristik tujuan penelitian kuantitatif yang baik, seperti

menyebutkan suatu teori dan varibel-varibel, menghubungkan varibel-varibel atau

membandingkan kelompok-kelompok varibel, menyusun varibel-variabel ini mulai

dari varibel bebas terlebih dahulu lalu varibel terikat, menyebutkan strategi

penelitian dan memerinci para partisipan dan lokasi penelitian.

Pertimbangkan pula informasi-informasi tambahan mengenai jenis-jenis/strategi-

strategi pengumpilan data kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan elemen-elemen di atas, berikut ini disajikan empat contoh tujuan

penelitian metode campuran (Creswell & Plano Clark, 2007). Dua contoh pertama adalah

158

Page 159: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penelitian sekuensial dengan satu strategi pengumpulan data yang turut membangun strategi

pengumpulan data yang lain. Contoh ketiga adalah penelitian konkuren dengan menerapkan

dua strategi pengumpulan data dalam satu waktu lalu dibawa secara bersama-sama dalam

analisis data. Contoh keempat adalah penelitian metode campuran transformative yang

didasarkan pada rancangan konkuren.

1. Penelitian sekuensial dengan tahap kuantitatif di urutan kedua yang didasarkan pada tahap

kualitatif di urutan pertama:

Tujuan penelitian metode campuran sekuensial dua-tahap ini adalah untuk....

(sebutkan tujuan penelitian berdasarkan konten). Tahap pertama adalah eksplorasi

kualitatif terhadap ...(fenomena utama) dengan mengumpulkan (jenis-jenis data) dari(para

partisipan) di(lokasi penelitian). Penemuan- penemuan dari tahap kualitaiif ini kemudian

digunakan untuk menguji (suatu teori, rumusan masalah, atau

hipotesis)yang(menghubungkan? membandingkan?) (variabel bebas) dengan(variabel

terikat) terhadap(sampel dari populasi) di(lokasi penelitian). Alasan didahulukannya

pengumpulan data kualitatif disebabkan(seperti, instrumen - instrumennya tidak sesuai atau

tidak tersedia, variabel variabel-nya tidak diketahui, ada sedikit teori atau taksonomi yang

dapat dijadikan panduan rigorus).

2. Penelitian sekuensial dengan tahap kualitatif tindak-lanjut (di urutan kedua) yang turut

membantu menjelaskan tahap kuantitatif sebelumnya (di urutan pertama):

Tujuan dari penelitian metode campuran sekuensial dua- tahap ini adalah untuk

(sebutkan tujuan penelitian berdasarkan konten). Pada tahap pertama, rumusan masalah

atau hipotesis penelitian kuantitatif akan menjelaskanhubungan atau

perbandingan(variabel bebas) dan (variabel terikat) dengan melibatkan(partisipan

penelitian) di(lokasi penelitian). Informasi dari tahap pertama akan dieksplorasi lebih lanjut

pada tahap kedua, yaitu tahap kualitatif. Pada tahap kedua ini, wawancara atau observasi

kualitatif digunakan untuk memeriksa kembali(hasil-hasil kuantitatif) dengan

mengeksplorasi aspek-aspek....................................................(fenomena utama)

dengan melibatkan(para partisipan) di(lokasi penelitian). Alasan ditindaklanjutinya

metode kuantitatif ini dengan metode kualitatif adalah untuk(seperti, lebih memahami dan

menjelaskan hasil-hasil kuantitatif yang diperoleh sebelumnya).

159

Page 160: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

3. Penelitian konkuren dengan mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif sekaligus

dalam satu waktu, lalu memadukan keduanya untuk dapat memahami masalah penelitian

dengan lebih baik :

Tujuan penelitian metode campuran konkuren ini adalah untuk..:.. (sebutkan tujuan

penelitian berdasarkan konten). Dalam penelitian ini,.... (instrumen instrumen kuantitatif)

akan digunakan untuk mengukur hubungan antara (variabel bebas) dan (variabel

terikat). Pada waktu bersamaan, (fenomena utama) akan dieksplorasi dengan

menggunakan (wawancara atau observasi kualitatif) dengan/terhada (para partisipan)

di (lokasi penelitian). Asalan mengombinasikan data kuantitatif dan data kualitatif

ini adalah agar lebih memahami masalah penelitian tersebut dengan mengon vergensi data

kualitatif (berupa angka-angka) dan data kuantitatif (berupa pandangan-pandangan

deskriptif).

4. Contoh terakhir adalah penelitian metode campuran dengan strategi transfofiriatif.

Contoh ini ditulis berdasarkan penelitian konkuren, tetapi yang namanya proyek metode

campuran bisa saja menggunakan strategi konkuren (data kuantitatif dan data kualitatif

dikumpulkan dalam waktu bersamaan) ataupun strategi sekuensial (dua jenis data yang

dikumpulkan secara ber-tahap). Dikatakan strategi tranformatif karena tujuan dari pene-

litian ini adalah untuk membahas isu utama yang berhubungan dengan kelompok-

kelompok atau individu-individu yang ter-marjinalkan. Selain itu, hasil dari penelitian

semacam ini biasa-nya untuk mengadvojcasi kebutuhan-kebutuhan kelompok atau individu

tersebut sehingga dalam tujuan penelitiannya diserta-kan pula penjelasan mengenai

usaha/harapan transformasi (perubahan) dalam tujuan penelitian. Tujuan penelitian

metode campuran konkuren ini adalah untuk (sebutkan isu-isu yang perlu dibahas terkait

dengan kelompok atau individu-individu yang termarjinalkan). Dalam penelitian ini, .....

(instrumen-instrumen kuantitatif) akan digunakan untuk mengukur hubungan antara

(variabel-variabel bebas) dan(variabel-variabel terikat). Pada waktubersamaan,

(fenomena utama) akan dieksplorasi jugadengan menggunakan(wawancara atau

observasi kualitatif)dengan/terhadap (para partisipan) di (lokasi penelitian).Alasan

dikombinasikannya data kuantitatif dan data kualitatif iri adalah untuk lebih memahami

masalah penelitian dengan cara mengonvergensi data kuantitatif (berupa angka-angka) dan

data kualitatif (berupa pandangan-pandangan rinci),dan untuk mengadvokasi

perubahan/transformasi bagi (kelompok-kelompok atau individu-individu).

Contoh 6.8 Tujuan Penelitian Metode Campuran Konkuren

160

Page 161: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Hossler dan Vesper (1993) meneliti sikap/kecehderungan anak-anak dan prang tua, khususnya

yang terkait dengart pengbernatan orang tuauntuk pendicfikan S2 bag] anak-a.nak rriereka.

Pajarrr penejitian yang diiaksariakan selama tig a tahun, mereka rnengideritiftkasi

taktpf-faktof yang sangat berhubufigari dengan p'enghematart orang tua dan data kuantitatif-

kualitatif yang mereka kurhpulkan. Tujuan penelitian mereka adalah sebagai perikut:

Karya tulis ini berusaha meneliti perilaku-perilaku pengtiernatan (saving) orang tua,

Dengan menggunakan data anak-anak dan orang tua yang diperoleh dari penelitian

longitudinal dengan metode survei selama tiga tahun, kami memilih regresi logistik untuk

mengidentifikasifaktor-faktor yang berhubungan dengan pehghematan prang tua bagi

pendidikan S2 anak-anak mereka. fidakhanya itu, kami juga berusaha menggali pengetahuan

lain dari hasil wawancara kami dengan beberapa sampel mahasiswa dan orang tua mereka

selama lima kali dalam jangka waktu tiga tahun. Pengetahuan ini diharapkan dapat

mernbantu mengekSplorasi lebih jauh isu teritang penghematan orang tua.

(Hossler & Vesper, 1991: 141)

Dalam teks aslinya, tujuanpenelitian di atas ditulis denganjudul "Tujuan." Tujuan tersebut juga

sudah mengindikasikan bahwa ada data kuantitatif (seperti, survei) dan data kualitatif (seperti,

wawan-cara) yang dicampur dalam penelitian. Kedua jenis data ini di-kumpulkan selama

periode tiga tahun. Artinya, penelitian ini dapat digolongkan ke dalam penelitian triangulasi atau

konkuren. Alasan dipilihnya metode triangulasi atau konkuren ini memang tidak di-sertakan

dalam tujuan penelitian di atas, namun ia telah disajikan pada bagian selanjutnya, dalam

pembahasan metode survei dan wawancara. Dalam bagian metode survei dan wawancara inilah

di-dapati pernyataan bahwa "wawancara juga digunakan untuk meng-eksplorasi lebih detail

variabel-variabel yang sudah dianalisis dan untuk mengtriangulasi hasil penelitian berdasarkan

data kuantitatif dan data kualitatif" (Hossler & Vesper, 1993:146)

Contoh 6.9 Tujuan Penelitian Metode Campuran Sekuensial

Ansorge, Creswell, Swidler, dan Gutmann (2001) meneliti penggunaan laptop

iBook di tiga kelas Metoae Pendidikan Guru. Laptop ini memungkinkan mahasiswa untuk

belajar di meja mereka masing-masing dan mernanfaatkannya untuk login secara langsung

161

Page 162: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

ke dalam website-website yang direkomendasikan oleh instruktur. Tujuan

penelitiannya adalah sebagai berikut :

Tujuan penelitian metode campuran sekuensial ini adalah per-tama-tama untuk

mengeksplorasi dan membuat tema-tema utama tentang penggunaan laptop

iBook di kelas Metode Pendidikan Guru dengan melakukan observasi lapangan

dan wawancara langsung. Kemudian, dari tema-tema tersebut, dibuatlah

instrumen penelitian untuk menyurvei cara penggunaan laptop oleh para mahasiswa

dalam beberapa kondisi. Alasan digunakannya data kualitatif dan ddta kuantitatif

ini disebabkan survei terhadap.pengalaman mahasiswa dapat dilakukan dengan lebih

baik hanya jika eksplorasi terhadap cara penggunaan laptop oleh mahasiswa terlebih

dahulu diterapkan.

Tujuan penelitian di atas ditulis dengan judul "Tujuan." Tujuan penelitian tersebut

sudah menyebutkan jenis rancangan metode campuran yang digunakan (rancangan

sekuensial). Hal ini diperkuat karena di dalamnya berisi elemen-elemen dasar dari tahap

pertama ' (kualitatif) yang ditindaklanjuti oleh tahap kedua (kuantitatif). Tujuan penelitian di

atas juga menyertakan informasi mengenai dua strategi pengumpulan data dan diakhiri

dengan alasan digunakannya dua bentuk data dalam rancangan metode campuran

sekuensial.

Contoh 6.10 Tujuan Penelitian Metode Campuran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman umum tentang bagaimana keadilan dan

kesetaraan gender dipersepsikan oleh perernpuan dan laki-laki Swedia. Tujuan karya tulis ini

adalah untuk rneneliti pentingnya pemanfaatan waktu, surnber daya-surnber daya individu,

keadilan distributif, dan ideologi gender bagi terbentuknya persepsi positif masyarakat Swedia

tentang kejadilan dan kesetaraan gender.

(Nordenmark & Nyman, 2003: 185)

Seperti yang sudah kita baca, kutipan di atas diawali dengan pernyataan tentang

maksud penelitian dan ditulis di akhir pen-dahuluan. Kutipan tersebut mengetengahkan

persoalan kesetaraan gender sebagai isu utama. Sebelum kutipan di atas, pembaca di-

sajikan satu informasi bahwa orang-orang Swedia ternyata memiliki tujuan politis terkait

162

Page 163: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

dengan kesetaraan gender ini, di mana "ke-seimbangan kerja dan kekuasaan antara pria

dan wanita seolah-olah dieliminasi" (Nordenmark & Nyman, 2003: 182). Para penulisnya

juga menunjukkan dua jenis data yang dikumpulkan (yaitu, survei dan wawancara), dan

setelah kutipan di atas, mereka juga menjelaskan mengapa dua jenis data ini digabungkan

(yaitu, untuk saling melengkapi satu sama lain). Artinya, penelitian metode campuran ini

dilaksanakan berdasarkan strategi konkuren. Selain itu, tujuan penelitian di atas juga sudah

menyebutkan variabel-variabel kuanti-tatif yang saling berhubungan dalam penelitian. Uniknya, di

bagian-bagian selanjutnya dalam artikel ini, pembaca akan mengetahui bahwa variabel-

variabel ini ternyata ditulis dalam bentuk pertanya-an-pertanyaan kualitatif.

Meski demikian, para pen1 llisnya bisa saja lebih eksplisit dalam menjelaskan prosedur-

prosedur kuantitatif dan kualitatifnya, serta jenis strategi metode campuran yang digunakan.

Dalam kutipan di atas juga tidak disebutkan bagaimana penelitian ini akan turut mem-bantu

menciptakan kesetaraan gender di lingkungan masyarakat Swedia. Meski demikian, di bagian

akhir karya tulisnya, mereka sudah menegaskan bahwa tidak menu tup kemungkinan muncul

tujuan-tujuan, pemikiran-pemikiran, dan perilaku-perilaku yang saling kontradiktif yang

berimplikasi terhadap kesetaraan gender di Swedia, dan karena inilah mereka mengharapkan

adanya penelitian lanjutan terhadap keadilan dan kesetaraan gender dengan metode survei

skala-luas.

RINGKASAN

Bab ini menjelaskan pentingnya tujuan penelitian yang menjadi gagasan utama

dilakukannya suatu penelitian atau studi. Dalam menulis tujuan penelitian kualitatif, peneliti perlu

menegaskan feno-mena utama yang diteliti dan menyajikan definisi tentatif ten tang fenomena

tersebut. Selain itu, peneliti juga perlu menggunakan kata-kata tindakan seperti mengamati,

mengetribangkan, atau mernahami, menggunakan bahasa tidak langsung, dan memperjelas strategi

penelitian, para partisipan penelitian, dan lokasi penelitian.

Dalam tujuan penelitian kuantitatif, peneliti menegaskan teori yang akan diuji dan

variabel-variabel yang akan dihubungkan atau diperbandingkannya. Peneliti juga perlu

menempatkan variabel bebas di urutan pertama (bagian kiri) dan variabel terikat di urutan

kedua (bagian kanan). Selain itu, peneliti harus menyatakan secara jelas strategi penelitian yang

hendak diterapkan serta para partisipan dan lokasi penelitiannya. Dalam beberapa hal,

peneliti juga dapat mendefinisikan variabel-variabel kunci yang digunakan dalam

penelitian.

163

Page 164: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dalam tujuan penelitian metode campuran, jenis strategi harus dinyatakan secara

jelas: apakah data penelitian dikumpulkan secara konkuren atau sekuensial, dan

alasan/rasionalisasi dignnakannya strategi tersebut. Selebihnya, karena ini penelitian

metode campuran maka beberapa elemen dalam tujuan penelitian kuantitatif dan kuali-tatif

juga harus disertakan.

Latihan Menulis

1. Dengan merujuk pada sejumlah contoh tujuan penelitian kualitatif yang

sudah disajikan dalam bab ini, buatlah satu tujuan penelitian dengan

mengisi ruang-ruang kosong di dalamnya. Pastikan tujuan ini ringkas

dan jelas. Tulislah tidak lebih dari sepertiga halaman.

2. Dengan merujuk pada beberapa contoh tujuan penelitian kuantitatif, tulislah

satu saja tujuan penelitian. Seperti biasa, pastikan tulisan Anda singkat,

tidak lebih dari sepertiga halaman

3. Dengan merujuk pada beberapa contoh tujuan penelitian metode campuran,

tulislah satu saja tujuan penelitian. Pastikan Anda menyertakan alasan

dicampurnya data kuantitatif dan data kualitatif, selebihnya Anda bisa

menerapkan elemen-elemen kunci dalam tujuan penelitian kuantitatif dan

kualitatif sebagaimana yang telah dijelas-

kan sebelumnya.

BACAAN TAMBAHAN

Marshall, C, & Rossman, G.B. (2006). Designing Qualitative Research. Edisi keempat.

Thousand Oaks, CA: Sage.

Dalam buku ini, Catherine Marshall dan Gretchen Rossman membahas di antaranya

mengenai tujuan penelitian. Tujuan penelitian, menurut Marshall dan Rossman, lazimnya

disertai dengan pembahasan singkat mengenai topik penelitian dan sering kali ditulis dalam satu

atau dua kalimat. Tujuan penelitian menjelaskan kepada pembaca hasil-ttasil apa saja yang ingin

dicapai oleh peneliti. Peneliti harus menulis tujuan penelitian secara eksploratif, ekplanatoris,

deskriptif, dan emansipatoris. Peneliti juga perlu menyertakan unit analisis (seperti, individu-

individu atau kelompok-kelompok) dalam tujuan penelitiannya.

Creswell, J.W., & Piano Clark, V.L. (2007). Designing and Conducting Mixed Methods Research.

Thousand Oaks, CA: Sage.

164

L A TI H A N

M

Page 165: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

John W. Creswell dan Vicki L. Piano Clark menulis buku peng-antar tentang penelitian

metode campuran. Di dalamnya, mereka membahas proses-proses penelitian dengan metode

campuran; mulai dari menulis pendaehuhian, mengumpulkan data, menganalisis data, menafsirkan

data, serta menulis hasil penelitian. Mereka juga me-nyajikan empat cqntdh jenis penelitian

metode campuran serta panduan-panduan umum dalam menulis tujuan penelitian berdasar-kan

contoh-contph tersebut.

Wilkinson, AJNC (1991).; The Scientist's Handbook for Writing Papers andfiissertatkms.

Englewood Cliff, NJ: Prentice Hall.

Antoinette Wilkinson menyebut tujuan penelitian dengan istilah "sasaran langsung penelitian"

(immediate objective of the study). Dia menyatakanbahwa tujuan penelitian ditulis untuk menjawab

rumus-an masalah. Lebih lanjut, tujuan penelitian harus disajikan dalam bagian pendabAiluan,

meskipun tujuan ini bisa saja secara implisit dinyatakan di bagian mana pun. Jika ditulis secara

eksplisit, tujuan penelitian sbaiknya ditulis di bagian akhir pendahuluan saja, atau diletakkan

berdampingan atau di pertengahan pendahuluan, tergantung pada bagaimana bagian

pendahuluan itu disusun oleh peneliti.

165

Page 166: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

BabTujuh

Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian

Peneiiti seyogianya menyajikan rarnbu-rambu yang dapat me-nuntun pembaca melewati

semua tahap penelitian. Rambu pertama adalah tujuan penelitian yang menjadi petunjuk

utama sebuah penelitian. Dari tujuan penelitian ini, peneliti mulai memper-sempit fokus

penelitiannya dengan menyajikan rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Bab tujuh ini

akan menjelaskan sejumlah prinsip dan panduan dalam merancang rumusan masalah

penelitian kualitatif, rumusan masalah dan hipotesis penelitian kuantitatlf, serta rumusan

masalah penelitian metode campuran.

RUMUSAN MASALAH KUALITATIF

Dalam penelitian kualitatif, peneliti menyatakan rumusan masalah, bukan sasaran

penelitian (seperti, hasil-hasil akhir yang ingin diperoleh dalam penelitian) ataupun

hipotesis-hipotesis (seperti, prediksi-prediksi yang melibatkan variabel-variabel dan

pengujian-pengujian statistik). Rumusan masalah untuk penelitian kualitatif

mengandaikan dua bentuk: satu rumusan masalah utama danbebe-rapa subrumusan

masalah spesifik.

Rumusan masalah utama mempakan pertanyaan umum tentang konsep atau fenomena

yang diteliti. Peneliti mengajukan pertanyaan ini sebagai masalah umum yang tidak

dimaksudkan untuk mem-batasi penelitian. Untuk membuat pertanyaan seperti iniy

cobalah bertanya: "Apa pertanyaan terluas yang bisa say a ajukan terkait dengan

penelitian ini?" Peneliti pemvila yang dilatih dalam penelitian kuantitatifbiasanya akan

kesulitan untuk menerapkan pendekatan ini karena mereka terbiasa dengan pendekatan

sebaliknya: meng-identifikasi rumusan masalah yang spesifik atau hipotesis-hipotesis

yang didasarkan pada variabel-variabel yang sangat terbatas. Sebaliknya, penelitian

kualitatif bertujuan untuk mengeksplorasi faktor-faktor kompleks yang berada di sekitar

fenomena utama dan me-ny ajikan perspekuf-perspektif atau makna-makna yang beragam

dari para partisipan. Berikut ini saya sajikan beberapa petunjuk bagai-mana menulis

rumusan masalah atau pertanyaan umum dalam penelitian kualitatif:

166

Page 167: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Ajukanlah satu atau dua pertanyaan utama (rumusan masalah) yang diikuti oleh lima

hingga tujuh subpertanyaan. Subpertanyaan-sub-pertanyaan ini harus sesuai dengan

rumusan masalah dan mem-peisempit fokus penelitian, tetapi tetap membuka

diri akan kemungkinan-kemungkinan lain. Miles dan Huberman (1994)

merekomendasikan agar peneliti menulis tidak lebih dari dua belas pertanyaan

penelitian kualitatif, baik itu pertanyaan utama (rumusan masalah) maupun

subpertanyaan-subpertanyaan. Sebaliknya, subpertanyaan-subpertanyaan bisa

dibuat menjadipertanyaan-pertanyaan spesifik untuk digunakan selama xvawancara

(atau obser-vasi, atau ketika proses dokumentasi). Dalam membuat protokol atau

panduan wawancara, misalnya, peneliti dapat mengajukan pertanyaan ice breaker

di awal wawancara, yang kemudian di-lanjutkan dengan lima subpertanyaan (lihat

Bab 9). Wawancara ini kemudian bisa diakhiri dengan pertanyaan penutup,

seperti yang pernah saya lakukan dalam salah satu penelitian studi kasus saya:

"Pertanyaan terakhir, siapa yang bisa saya hubungi untuk mempelajari lebih jauh

tentang topik ini?" (Asmussen & Creswell, 1995).

Kaitkanlah pertanyaan utama (rumusan masalah) dengan strategi penelitian

kualitatif'tertentu. Misalnya, spesifikasi rumusan masalah dalam penelitian etnografi

berbeda dengan rumusan masalah dalam strategi-strategi penelitian kualitatif yang

lain. Dalam penelitian etnografi, Spradley (1980) mengajukan taksonomi rumusan

masalah etnografis terkait dengan sekelumit kisah komunitas culture-sharing,

pengalaman-pengalaman mereka, penggunaan bahasa asli, perbedaan-perbedaan mereka

dengan kelompok-kelompok kultural lain, dan rumusan masalah tambahan untuk

menverifikasi keakuratan data. Dalam etnografi kritis, rumusan masalah bisa saja

dibuatberdasarkan literatur-literatur yang ada. Rumusan masalah ini, biasanya lebih

berupa petunjuk-petunjuk kerja ketimbang kebenaran-kebenaranyang haruc

dibuktikan (Thomas, 1993:35). Sebaliknya, dalam fenomenologi, rumusan masalahnya

bisa dinyatakan secara luas tanpa harus merujuk pada literatur-literatur. Moustakas (1994)

membahas satu rumusan masalah tentang peristiwa apa saja yang dialami partisipan dan

dalam situasi apa mereka mengalami peristiwa itu. Contoh rumusan masalah fenomenologi

adalah: "Bagaimana kehidupan seorang ibu jika satu anak remajanya meninggal

karena kanker?" (Nieswiadomy, 1993: 151). Dalam grounded theory, rumusan

masalahnya bisa diarahkan menuju upaya menciptakan teori baru tentang proses-proses

tertentu, seperti mengajukan rumusan masalah untuk menciptakan teori tentang

interaksi antara pasien dan dokter di rumah sakit. Dalam penelitian studi kasus, rumusan

167

Page 168: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

masalahnya bisa diarahkan untuk mendesknpsikan suatu kasus dan kecenderungan-

kecenderungan tertentu.

Awalilah rumusan masalah peneliticm Anda dengan kata-kata "apa" atau

"bagaimana" untuk meniinjukkan keterbukaan penelitian Anda. Kata bagaimana

sering kali menyiratkan bahwa penelitian tengah berusaha menjelaskan mengapa sesuatu

muncul. Kata ini memang menuntut adanya jawaban sebab-akibat yang lebih berhubungan

dengan penelitian kuantitatif. Hanya saja, dalam penelitian kuali-tatif, kata itu

mencerminkan pemikiran yang lebih terbuka.

Fokuslah pada satu fenomena atau konsep utama. Suatu penelitian memang bisa berkembang

dari waktu ke waktu; ada kemungkin-an banyak faktor lain yang muncul dan

memengaruhi fenomena tersebut, tetapi cobalah memulai penelitian Anda dengan satu

fenomena utama untuk dieksplorasi secara detail.

Gunakanlah verba-verba eksploratif sesuai dengan jenis strategi kualitatif yang

Anda terapkan. Verba-verba ini seyogianya mengajak pembaca untuk

memahami bahwa penelitian Anda:

1. Menemukan (grounded theory).

2. Berusaha memahami (etnografi).

3. Mengeksplorasi suatu proses (studi kasus).

4. Mendeskripsikanpengalaman-pengalaman (fenomenologi).

5. Menyajikan cerita-cerita (penelitian naratif).

Karena ini penelitian kualitatif maka gunakanlah verba-verba eksploratoris

berupa kata-kata tidak langsung (nondirectional words) ketimbang kata-kata

langsung (directional words), seperti "berdampak pada,” "memengaruhi,"

"merientukan," "menyebabkan," dan "menghubungkan."

Upayakan rumusan masalah Anda terus berkembang dan berubah selama

penelitian berlangsung, namun tetap konsisten dengan asumsi-asumsi dasar

rancangan penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah

sering kali didasarkan pada revieiv atau reformulasi secara terus-menerus (seperti

dalam penelitian grounded theory). Pendekatan ini mungkin saja

problematis bagi individu-individu yang sudah terbiasa dengan

rancangan kuantitatif, di mana rumusan masalah harus fixed

sepanjang penelitian.

168

Page 169: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Gimakanlah rumusan masalah yang open-ended (terbuka), tanpa perlu merujuk pada

literatur atau teori tertentu, kecualijika ada strategi ' penelitian kualitatif yang

menganjurkan hal itu.

Rinicilah para partisipan dan lokasi penelitian, itu pun jika sebelumnya

informasi mengenai keduanya belum dijelaskan.

Di bawah ini, salah satu model bagaimana menulis rumusan masalah kualitatif:

..............................(bagaimana atau apa) ("cerita tentang" untuk

penelitiannaratif; "makna dari" untuk penelitian fenomenologi; "teori yang

menjelaskan proses" untuk penelitian grounded theory; "kecenderungan culture-

sharing" untuk penelitian etnografi; "isu" dalam "kasus" untuk penelitian studi

kasus)....(fenomena utama) dengan (partisipan penelitian) di..... (lokasi

penelitian).

Berikut ini, kutipan sejumlah rumusan masalah kualitatif dari strategi-strategi

penelitian yang berbeda-beda.

Contoh 7.1 Rumusan Masalah Kualitatif dalam Etnografi

Finders (1996) menggunakan prosedur-prosedur etnografi uhtuk

mendokumentasikan kecenderungan membaca majalah-majalah remaja oleh siswa -

siswi kelas 1 SMP Amerika yang berekonomi kelas-menengah. Finders berusaha

mengeksplorasi bagaimana sis'wi-siswi tersebut memersepsi.dan mengkonstruksi peran

sosiaf dan pergaulan mereka saat mereka masuk ke SMP dengan cara meneliti

kecenderungan mereka dalam membaca majalah-majalah remaja. Finders meng-ajukan

satu rumusan masalah utama dalam penelitiannya:

Bagaimana para remaja putrj membaca buku-buku yang menyajikan realisme

fiksi?

(Rnders, 1996: 72)

Rumusan masalah Finders (1996) ini dimulai dengan kata bagaimana, menggunakaan

verba terbuka, membaca; fokus pada satu konsep utama, literatur atau majalah remaja; dan

169

Page 170: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

menyebutkah para partisipannya, remaja-remaja putri, sebagai kelompok culture-sharing.

Perhatikan bagaimana Finders membuat rumusan masalah yang ringkas dan padat ini untuk

nantinya dijawab dalam penelitiannya. Rumusan masalahnya adalah pertanyaan luas yang

memungkinkan Finders menyingkap pola-pola aiau kecenderungan-kecenderungan siswi

SMP membaca majalah remaja.

Contoh 7.2 Rumusan Masalah Kualitatif dalam Studi Kasus

Padula dan Miller (1999) melakukan studi kasus untuk mendeskripsikan pengalaman

para mahasiswi program doktrol psikologi di salah satu universitas research Midwestern yang

ingin kembali bersekolah, setefah beberapa lama mereka kuliah di universitas. Tujuannya

untuk mendokumentasikan pengalaman para mahasiswi ini berdasarkan perspektif

"perempuan" feminis dan gender. Padula dan Miller mengajukan tiga rumusan masalah

utama dalam penelitiannya:

(1) Bagaimana paYa mahasiswi program doktora psikologi mendeskripstkan keputusan

mereka untuk kembali bersekolah?

(2) Bagaimana para mahasiswi program doktoral psikologi mendeskripstkan

pengalaman mereka, ketika sudah mulai bersekolah kembalf? Dan

(3) Bagaimana sekembalinya mereka dari seKotah ini mengubah kehidupan mereka?

(Padula & Miller, 1999: 328)

Tiga rumusan masalah ini, semuanya diawali dengan kata bagaimana, menggunakan verba-

verba yang terbuka, seperti mende-kripsikan; dan fokus pada tiga aspek pengalaman psikologis —

kembali ke sekolah, masuk kembali, dan mengubah. Ketiganya juga_me-nyebutkan secara jelas para

partisipan, yaitu mahasiswi-mahasiswi program doktoral di salah satu universitas research

Midwestern.

RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESIS PENELITIAN KUALITATIF

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menyajikan rumusan masalah dan hipotesis

penelitian, terkadang sasaran penelitian juga. Rumusan masalah ini biasanya berupa

pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan antara variabel-variabel yang akan dianalisis oleh

peneliti. Rumusan masalah pada umumnya digunakan dalam penelitian ilmu sosial dan lebih

khusus dalam penelitian survei. Di sisi lain, hipotesis kuantitatif merupakan prediksi-prediksi

170

Page 171: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

yang dibuat peneliti tentang hubungan antarvariabel yang ia harapkan. Hipotesis ini biasanya

berupa perkiraan numerik atas populasi yang dinilai berdasarkan data sampel penelitian.

Menguji hipotesis berarti me-nerapkan prosedur-prosedur statistik di mana di dalamnya peneliti

mendeskripsikan dugaan-dugaannya terhadap populasi tertentu berdasarkan sampel

penelitian. Hipotesis sering kali digunakan dalam penelitian eksperimen yang di dalamnya

peneliti memban-dingkan kelompok-kelompok (groups). Para pembimbing biasanya

merekomendasikan penggunaan hipotesis ini hanya untuk pene-litian-penelitian formal, seperti

disertasi atau tesis, guna memperjelas ke mana penelitian-penelitian tersebut diarahkan.

Selain rumusan masalah dan hipotesis, ada pula sasaran kuantitatif. Sasaran ini

mengindikasikan tujuan jangka panjang yang ingih dicapai. Sasaran kuantitatif banyak dijumpai

dalam proposal-proposal permohonan dana, tetapi jarang digunakan dalam penelitian-penelitian

ilmu social dan kesehatan de wasa ini. Untuk itulah, f okus kita hanya pada rumusan masalah dan

hipotesis penelitian. Berikut ini adalah contoh rumusan masalah kuantitatif:

Apakah......(nama teori) dapat menjelaskan hubungan antara..............(variabel bebas) dan

..................(variabel terikat), yang dipengaruhi pulaoleh..................(variabel control)?

Sementara untuk contoh hipotesis kuantitatif dapat berupa seperti ini (hipotesis nol):

Tidak ada perbedaan signifikan antara...........(kelompok kontrol dankelompok eksperimen

dalam variabel bebas) terhadap.....................(variabel terikat).

Berikut ini, disajikan sejumlah petunjuk dalam menulis rumusan masalah dan hipotesis

kuantitatif yang baik:

Variabel-variabel dalam rumusan masalah atau hipotesis biasanya hanya digunakan dengan

tiga pendekatan dasar. Pertama, peneliti membandingkan kelompok-kelompok dalam

variabel bebas untuk melihat dampaknya terhadap variabel terikat. Kedua,

penelitimenghubungkan satu atau beberapa variabel bebas dengan satu atau beberapa

variabel terikat. Ketiga, peneliti mendeskripsikan respons-respons terhadap variabel bebas,

variabel mediate, atau variabel terikat. Kebanyakan penelitian kuantitatif menggunakan

salah satu atau lebih dari tiga pendekatan ini.

Salah satu hal yang paling sering muncul dalam penelitian kuantitatif adalah pengujian

terhadap suatu teori (lihat Bab 3) dan spesi-fikasi rumusan masalah atau hipotesis yang

berhubungan dengan teori tersebut.

Variabel bebas dan variabel terikat harus diukur secara terpisah. Prosedur ini sekaligus

memperkuat logika sebab-akibat dalam penelitian kuantitatif.

171

Page 172: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Untuk mengurangi "kelebihan muatan", tulislah hanya rumusan masalah atau hipotesis saja,

tidak kedua-duanya, kecuali jika hipotesis tersebut dibuatberdasarkan rumusan masalah

(mengenai

hal ini, akan dijelaskan kemudian). Pilihlah satu pola rumusan masalah atau hipotesis

berdasarkan tradisi atau rekomendasi dari pembimbing atau pihak fakultas, atau

berdasarkan ada tidaknya prediksi akan hasil penelitian dari penelitian-penelitian

sebelumnya.

Jika hipotesis yang digunakan, ada dua bentuk: hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

Hipotesis nol merepresentasikan pendekatan tradisional: ia membuat suatu prediksi yang

menyatakan tidak ada satu pun hubungan atau perbedaan signifikan antara kelom-pok-

kelompok dalam variabel penelitian. Pernyataan untuk hipotesis nol bisa berupa: "Tidak

ada perbedaan (atau hubungan)" antara kelornpok-kelompok. Berikut ini, salah satu

contoh hipotesis nol

Contoh 7.3 Hipotesis Nol

Seorang peneliti mengamati tigas jenis penguatan (reinforcement) bagi anak-anak

autis, yaitu isyarat-isyarat verbal, reward dan tanpa penguatan. Peneliti tadi mengumpulkan

informasi mengenai perilaku anak-anak autis yang nantinya dapat dijadikan instrumen

pengukuran untuk menganlisis interaksi sosial mereka dengan saudara-saudara mereka.

Hipotesis nol untuk penelitian ini bisa berupa :

Tidak ada perbedaan signifikan antara isyarat verbal, reward dan tanpa penguatan

terhadap interaksi sosial antara anak-anak autis dan saudara-saudara mereka

Hipotesis kedua, yang banyak dijumpai dalam artikel-artikel jurnal;-adalah hipotesis

alternatif atau hipotesis direksional. Peneliti m^mbuat suatu prediksi atas hasil yang

diharapkan. Predjks«tini bjasanya berasal dari literatur-literatur atau peneMan-penelitiajfiL

set>eltunnya yang pen\ah menyatakan kemungkinan hasil tersebut. Misalnya, peneliti dapat

memprediksikan bahwa "Nilai Kelompbk A akan lebih tinggi ketimbang Kelompok B"

dalam yariabel terikat; atau, bahwa "Kelompok A akan lebih banyak berubah ketimbang

Kelompok B" dalam outcome yang diharapkan. Contoh-contoh berikut mengilustrasikan

hipotesis direksional ini karena outcome yang diharapkan (seperti, lebih tinggi, lebih

banyak berubah, dan sebagainya) juga disertakan di dalamnya.

Contoh 7.4 Hipotesis Direksional

172

Page 173: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Mascarenhas (1989) meneliti perbedaan antara jenis-jents keperriilikan

perusahaan (milik riegara, publik, dan swasta) dalam Industrioffshore drilling

(pengeboran jauh dari paritai). Secara khustis, perbedaan-perbedaan yang dieksplbrasi

menyangkut soal dominasi market domestik, jangkauan internasional, dan orientasi

kostumer antara ketiga jenis perusahaan tersebut. Penelitian inimerupakan penelitian

lapangan terkontroi (control field study} dengan prosedur kuasi-eksperimehtai

Hipotesis 1: Perusahaan-perusahaan publik akan rnemiliki rata-rata pertumbuhan yang

lebih besar ketimbang perusahaan-perusahaan swasta.

Hipotesis 2: Perusahaan-perusahaan publik akan rnemiliki jangkauan internasional yang

lebih luas ketimbang perusahaan-perusahaan milik negara dan swasta.

Hipotesis 3: Perusahaan-perusahaan rnilik riegara akan rrie-miiiki share yang lebih

luas dalam market domestik ketimbang perusahaan-psrusahaan publik dan swasta.

Hipotesis 4: Perusahaan-perusahaan publik akan memiliki jaringan produk yang

lebih luas ketimbang perusahaan-perusahaan rnilik negara dan swasta.

Hipotesis 5: Perusahaan-perusahaan milik negara kemungkinan akan lebih banyak

membangun BUMN-BUMN di seberang lautan untuk menjaring kostumer yang lebih

luas.

Hipotesis 6: Perusahaan-perusahaan milik negara akan memiliki jumlah kostumer

yang lebih stabil ketimbang perusahaan-perusahaan swasta.

Hipotesis 7: Meskipun tidak terlalu tampak, perusahaan-perusahaan publik sepertinya

akan menerapkan teknologi yang lebih canggih ketimbang perusahaan-perusahaan

milik negara dan swasta.

(Mascarenhas, 1989: 585-588

Jenis lain dari hipotesis alternatif adalah hipotesis nondireksional: suatu prediksi dibuat,

namun bentuk perbedaan-perbedaannya (seperti, lebih besar, lebih lemah, lebih banyak,

kurang, dan se-bagainya) tidak secara eksak dirinci karena si peneliti tidak menge-tahui apa

yang diprediksikan dari literatur-literatur sebelumnya. Untuk itu, peneliti yang

menggunakan hipotesis ini kemungkinan akan menulis: "Ada perbedaan" antara dua

kelompok. Berikut ini, salah satu contoh yang menggabungkan dua jeni§ hipotesis

tersebut (direksional dan nondireksional).

Contoh 7.5 Hipotesis Nondireksional dan Direksional

173

Page 174: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Terkadang hipotesis-hipotesisdireksional dibuat untuk meneliti hubungan antara

variabel=variabel ketimbang membandingkan kelompok-kelompok. Misalnya Moore (2000)

meneliti makna identitas gender wanita Yahudi dan Arab yang religius dan sekuler di

lingkungan Israel. Dengan sampel probabilitas berskala nasional yang terdiri dari wnita

Yahudi dan Arab lingkungan Israel, Moore mngidentifikasikan tiga hipotesis untuk

penelitiannya. Hipotesis pertama bercirinondireksional, sedangkan dua hipotesis terakhir

berciri direksional.

Ht: Identitas gender Wanita Arab dan Yahudi yang religius dan sekuler sangat berkaitan

dengan tatanan masyarakat sosio-politik yang berbeda-beda yang turut

merefleksikan sistem nilai mereka yang berbeda-beda pula.

H2: Wanita religius dengan identitas gender yang prominen kurangaktif secara

sosio-politik ketimbang wanita sekuler dengan identitas gender yang juga

prominen.

H3: Hubunga.,0 antara identitas gender, religiusitas, dan penlaku sosial lebih lemah

dalam komunitas wanita Arab ketimbang wanita Yahudi

Jika penelitian Anda menggunakan variabel-variabel demografis sebagai prediktor-

prediktornya, sebaiknya gunakanlah variabel-variabel nondemografis (seperti,

sikap atau perilaku) sebagai vaxiabel bebas dan terikatnya. Bahkan, variabel-

variabel demografis (seperti, umur, tingkat pemasukan, level pendidikan, dan

sebagainya) bisa saja Anda gunakan sebagai variabel-variabel intervening (atau

mediate atau moderate) sebagai ganti dari variabel-variabel bebas.

Gunakanlah pola urutan kata-kata yang konsisten dalain menulis rumusan masalah

atau hipotesis penelitian agar pembaca mudah mengidentifikasi variabel-variabel

utama. Hal ini mengharuskan peneliti untuk mengulang frasa-frasa kunci dan

memosisikan variabel bebas di bagian pertama (bagian kiri) dan variabel terikat di

bagian kedua (sebelah kanan), seperti yang sudah dibahas dalam Bab 6 tentang

Tujuan Penelitian. Berikut ini, contoh susunan kata-kata dengan menyatakan variabel

bebas terlebih dahulu, lalu variabel terikat.

Contoh 7.6 Penggunaan Standar Bahasa dalam Hipotesis

1. Tlidak ada hubungan antara fasilitas tambahan dan ketekunan akademik bagi para

174

Page 175: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mahasiswi di bawah umur rata-rata.

2. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dan ketekunan akademik bagi para

mahasiswi di bawah umur rata-rata.

3. Tidak ada hubungan antara fasilitas tambahan dan dukungan keluarga bagi para

mahasisvvi di bawah umur rata-rata

MODEL RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESIS DESKRIPTIF

Salah satu model yang saya rekomendasikan dalam merancang rumusan masalah dan

hjpotesis penelitian adalah dengan menulis rvtmusan masalah yang bersifat deskriptif

(mendeskripsikan sesuatu) terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan menulis rumusan

masalah dan hipotesis inferensial (memberikan dugaan-dugaan atas populasi tertentu berdasarkan

sampel penelitian). Model rumusan masalah dan hipotesis ini mencakup variabel bebas dan

variabel terikat. Dalam model ini, peneliti membuat rumusan masalah deskriptif, masing-masing

untuk variabel bebas, variabel terikat, dan variabel intervening/control. Setelah menulis rumusan

masalah deskriptif ini, peneliti bisa menyajikan rumusan masalah (atau hipotesis) inferensial yang

menghubungkan variabel-variabel atau mem-bandingkan kelompok-kelompok. Berikut ini,

contoh model rumusan masalah deskriptif dan inferensial.

Contoh 7.7 Rumusan Masalah Deskriptif dan Inferensial

Untuk mehgiiustrasikan model rumusan masalah deskriptif dan , inferensial ini, anggap

saja ada seorang peneliti yang tengah rnenganalisis hubungan antara keterampilan berpikir kritis

(variabe! bebas yang .diukur berdasarkan instrumen tertentu) dan prestasi (variabel terikat yang

dmkur berdasarkan level-level) siswa kelas delapan jurusan ilmu sosial di distnk sekolah

metropolitan. Sebagai tindak lanjutnya, peneliti tersebut mendasarkan analisis ini pada variaber

control, yaitu pengaruh prestasi siswa-siswa sebeiumnya di kelas ilmu sosial dan pendidikan orang

tua. Jika mengikuti model yang sudah dijelaskan tadi, rumusan masalahnya bisa ditulis seperti

berikut ini:

Rumusan Masalah Deskriptif :

1. Bagaimana' rata-rata keterampilan berpikir kritis para siswa? (Rumusan masalafi

deskriptif yang fokus pada vanabel bebas).

175

Page 176: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

2. Bagaimana level-level prestasi siswa di kelas ilmu sosial?(Rumusan masalah

deskriptif yang fokus pada vanabel terikat).

3. Bagaimana level-level kualitas siswa sebelurnnya di kelas ilmu sosial? (Rumusan

masalah deskriptif yang fokus pada variabel kontrol, yaknj prestasiTprestasj

siswasebelumnya),

4. Bagaimana keberhasilan pendidikan orang tua? (Rumusan masalah deskriptif

yang fokus pada variabel kontrpl yang lain, yakni keberhasilan pendidikan orang

tua).

Rumusan Masalah Inferensial

1. Apakah kemampuan berpjkir-kritis berpengaruh pada prestasi siswa? (Rumusan

masalah inferensial yang rnenghubungkah variabel bebas dengan variabel tenkati.

2. Apakah kemampuan berpikir krijtis tierpengaruh pada prestasi 5iswa? Apakah

pengaruh ini juga berasal dari kualitas-kualitas siswa-siswa sebelijmnya dan

keberhasilan pendidikan orang tua? (Rumusan masalah inferensial yang

menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat, yang juga melibatkan

pengaruh-pengaruh dari dua variabel control).

Contoh di atas mengilustrasikan bagaimana menyusiin rumusan masalah secara deskriptif dan

inferensial dalam konteks hubungan antarvariabel. Peneliti bisa saja membandingkan kelompok-

kelompok dalam variabel. Hanya saja, dalam rumusan masalah inferensialnya, bahasa yang

digunakan mungkin akan sedikit berbeda. Anda juga bisa mengkreasikan sendiri rumusan

masalah deskriptif dan inferensial dengan cara membuat sebanyak mungkin rumusan masalah

yang menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat. Akan tetapi, saya

merekomendasikan Anda untuk menggunakan model deskriptif-inferensial seperti di atas tadi.

Contoh di atas juga mengilustrasikan bagaimana mendeskripsi-kan variabel-variabel dan

menghubungkannya. Begitu pula, dalam struktur penulisannya, contoh di atas meletakkan

variabel bebas di urutan pertama dan variabel terikat di urutan kedua, sedangkan variabel

control di urutan ketiga. Tidak hanya itu, contoh di atas juga menggunakan informasi-informasi

demografis (seperti, pendidikan orang tua dan prestasi siswa sebelumnya) sebagai variabel

control ketimbang sebagai variabel utama sehingga pembaca akan berasumsi bahwa rumusan

masalah tersebut berasal dari suatu model teoretis tertentu.

176

Page 177: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESIS PENELITIAN METODE CAMPURAN

Dalam buku^buku yang membahas mstode penelitian, peneliti biasanya tidak akan

melihatpenjelasan mengenai rumusan masalah atau hipotesis yang spesifik yang memang didesain

untuk rancangan metode campuran, Meski demikian, sudah banyak pembahasan mengenai aplikasi

rumusan masalah metode campuran dan bagaimana merancang rumusan masalah ini (lihat Creswell

& Piano Clark, 2007; Tashakkori & Creswell, 20&7).

Penelitian metode Campuran seharusnya dimulai dengan rumusan masalah. yang

memang dirancang khusus untuk penelitian metode campuran.Haliriidimaksudkari

untukmembentukmetode dan rancangan penelitian yang benar-benar sesuai dan utuh. Karena

penelitian metode campufan sering kali bertumpu pada salah salu dari dua desain penelitian yang

lain, yaitu kuantitatif atau kualitatif, maka kombinasi atas dua rancangan ini bisa jadi memberikan

infor-masi yang berguna dalam membuat rumusan masalah dan hipotesis metode campuran.

Dengan demikian, yang perlu dipikirkan adalah: seperti apa jenis-jenis rumusan masalah

yang seharusnya disajikan dan kapan serta informasi'apa saja yang paling dibutuhkan —dalam

rumusan masalah— untuk menunjukkan sifat penelitian metode campuran

Rumusan masalah (atau hipotesis), baik yang didasarkan pada rancangan kualitatif

maupun kuantitatif, harus sama-sama disajikan dalam penelitian metode campuran untuk

mempersempit dan memfokuskan tujuan penelitian. Rumusan masalah atau hipotesis ini

dapat diajukan diawal penelitian atau dibagian-bagian lain, tergantung tahap penelitian

apa yang didahulukan. Misalnya, jika penelitiannya diawali dengan tahap kuantitatif,

penelitisebaiknya memperkenalkan hipotesis terlebih dahulu. Nanti, dalam penelitian

tersebut, ketika tahap kualitatif sudah mulai di-bahas, barulah peneliti memunculkan

rumusan masalah kualitatif.

Ketika menulis rumusan masalah atau hipotesis penelitian metode campuran, ikutilah

petunjuk-petunjuk dalam bab ini tentang bagaimana menulis rumusan msalah dan

hipotesis yang baik.

Peneliti seharusnya juga memerhatikan susunan rumusan masalah dan hipotesis ini.

Dalam penelitian metode campuran dua- tahap (sekuensial), rumusan masalah tahap

pertama seharusnya diajukan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh rumusan masalah tahap

kedua sehingga pembaca bisa melihat rumusan-rumusan tersebut secara berurutan sebagai

acuan mereka ketika akan mem- baca keseluruhan penelitian. Untuk penelitian metode

campuran satu-tahap (konkuren), rumusan masalah seharusnya disusun berdasarkan

metode apa yang paling ditekankan dalam penelitian tersebut.

177

Page 178: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tulislah rumusan masalah penelitian metode campuran yang secara langsung

menunjukkan adanya pencampuran {mixing) karakteristik-karakteristik penelitian

kuantitatif dan kualitatif. Rumusan masalah inilah yang nan tiny a akan dijawab berdasarkan

proses pencampuran tersebut (lihat Creswell & Piano Clark, 2007). Inilah rumusan masalah

terbaru yang akhir-akhir ini banyak di- bahas dalam buku-buku metode penelitian.

Tashakkori dan Creswell (2007: 208), misalnya, menyebut rumusan masalah iru sebagai

rumusan masalah "hibrida" atau "terintegrasi". Rumusan masalah semacam ini dapat ditulis

di awal penelitian maupun di bagian-bagian lain. Misalnya, dalam penelitian dua-tahap,

rumusan masalah ini dapat diletakkan dalam pembahasan antara dua tahap tersebut.

Rumusan semacam ini mengandaikan salah satu dari dua bentuk. Bentuk pertama adalah

menuliskannya ketika peneliti tengah membahas metodologi atau prosedur-prosedur dalam

penelitian (seperti, apakah data kualitatif dapat membantu menjelaskan hasil-hasil dari

tahap penelitian kuantitatif sebclumnya?) (Lihat Creswell & Piano Clark, 2007). Bentuk

kedua adalah menuliskannya ketika peneliti tengah membahas isi atau konten penelitian

(seperti, apakah topik mengenai dukungan sosial dapat membantu menjelaskan

mengapa beberapa siswa menjadi nakal di sekolah?) (lihat Tashakkori & Creswell, 2007).

Pertimbangkan pula teknik-teknik lain yang berbeda: bahwa semua jenis rumusan

masalah (baik itu kuantitatif, kualitatif, maupun metode campuran) bisa saja ditulis

untuk keperluan penelitian metode campuran, misalnya:

1. Tulislah, secara terpisah dan sendiri-sendiri, rumusan masalah atau hipotesis kuantitatif dan

rumusan masalah kualitatif. Semua rumusan masalah dan hipotesis ini bisa ditulis di awal

penelitian atau di bagian-bagian lain ketika penelitian tersebut sampai pada tahap

tertentu. Dengan teknik ini, berarti peneliti tengah menekankan penelitiannya pada dua

pendekatan sekaligus (kuantitatif dan kualitatif), bukan pada metode campuran saja

atau pada komponen integratif penelitian semata.

2. Tulislah, secara terpisah dan sendiri-sendiri, rumusan masalah dan hipotesis kuantitatif,

rumusan masalah kualitatif, yang kemudian diikuti oleh rumusan masalah metode

campuran. Teknik penulisan semacam ini menyisratkan

pentingnya dua tahap penelitian tersebut (kualitatif dan kuantitatif) serta kekuatan

kombinasi keduanya. Tidak mengherankan jika pendekatan semacam ini dianggap

sebagai pendekatan yang paling ideal.

3. Tulislah hanya rumusan masalah metode campuran yang mencerminkan prosedur-

prosedur atau isi (atau, tulislah rumusan masalah metode campuran berdasarkan

pendekatan prosedurai maupun isi), dan jangan menulis rumusan

178

Page 179: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

masalah kuantitatif dan kualitatif secara terpisah. Pendekatan ini dapat meningkatkan cara

pandang pembaca bahwa penelitian tersebut memang dimaksudkan untuk

mengintegrasikan atau menghubungkan secara ketat tahap penelitian kuantitatif dan

kualitatif (artinya, jumlah/gabungan dari dua tahap ini —kuantitatif dan kualitatif—

lebih besar ketimbang jumlah masing-masing dari keduanya).

Contoh 7.8 Hipotesis dan Rumusan Masalah dalam Penelitian Metode Campuran

Houtz (1995) melakukan penelitian metode campuran dua-tahap (sekuensial) dengan

hipotesis dan rumusan masalah yang ditulis secara terpisah (antara kuantitatif dan kualitatif)

di masing-masing bagian pendahuluan tahap tersebut. Penelitian mi mengana'isis perbedaan-

perbedagn antara strategi instruksional SNIP (nontradisio-nal) dan strategi instruksional SLTP

(tradisional) bagi siswa-siswa kelas tujuh dan kelas delapan, juga prestasi-prestasi mereka dan

sikap-sikap me-eka terhadap ilmu pengetahuan. Penelitian mi dilaksanakan ketika banyak

sekolah berahh dan konsep dua-tahun SLTP menuju tiga-tahun SMP (yang mehputi kelas

enam). Dalam penelitian dua-tahap ini, tahap pertama (kuantitatif) melibatkan penilaian pre-

test dan post-test terhadap penlaku-perilaku dan prestasi-prestasi siswa dengan menggunakan

ska'a dan nilai ujian. Houtz kemudian me-ianjutkan hasil kuantitatif in1 dengan wawancara

kualitatif bersama para guru ilmu sostal, kepala sekolah, dan konsultan-konsultan terkait. Tahap

kedua sni rrterqbantu menjelaskan perbedaan-perbedaan dan petsamaan-persamaan. antara Qua

strategi instruksional yang diper-ojefi'dan'tahap pertama tadi.

Dengan penelitian kuantitatif d; tahap pertama, Houtz (1995: 630) menulis hipotesis-

hipotesisnya sebagai benkut:

PeneJitian mi didasarkan pada hipotesis bahwa tidak ada per-bedaan signifikan antara siswa di

SMP (nontradisional) dan siswa di SLTP (tradisional) dalam hal sikap-sikap mereka terhadap

ilmu pengetahuan sebagai maten pelajaran. Selain itu, dihipotesiskan pula bahwa tidak ada

perbedaan signifikan anta~a siswa di SMP dan siswa di SLTP dalam hal prestasi keilmuan

mereka

Hipotesis-hipotesis di atas muncul di bagian pendahuluan tahap kuantitatif Setelah itu,

dalam tahap kualitatif, Houtz memuncunculkan tiga rumusan masalah untuk mengeksplorasi

hasil-hasii Kuantitatif secara lebih mendalam. Rumusan masalah mi la jadikan sebagai bahan

pertanyaan untuk mewawancarai guru ilmu sosial, kepala sekolah dan para konsultan universitas.

Tiga rumusan masalah tersebut antara lain:

Apa saja perbedaan antare strategi instruksional SMP dan strategi instruksional SLTP ketika

179

Page 180: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

sekolah ini berada dalam masa-masa transisi? Bagaimana masa-masa transisi ini memengaruhi

perilaku dan prestasi keilmuan siswa Anda? Bagaimana perasaan para guru tentang proses

yang berubah ini?

(Houtz, 1995: 649)

Dari penelitian metode campuran ini dapat kita lihat bahwa Houtz telah menyertakan

hipotesis kuantitatif dan rumusan masaiah kualitatif di awal setiap tahap peneiitiannya, dan ia

sudah menggunakan elemen-elemen yang tepat dalam menulis hipotesis dan rumusan

masaiah tersebut. Dari hipotesis dan rumusan masaiah ini; Houtz (1995) sebenarnya bisa

membuat sejenis rumusan masaiah metode campuran yang ia nyatakan berdasarkan

perspektif procedural:

Bagaimana interview dengan para guru, kepala sekolah, dan para konsultan universitas

dapat membantu menjelaskan perbedaan-perbedaan kuantitatif dalam hal prestasi siswa-

siswa SMP dan SLTP?

Jika tidak, rumusan masaiah metode campurannya dapat ditulis berdasarkan orientasi

isi, seperti berikut ini:

Bagaimana pemikiran-pemikiran yang diungkapkan oleh para guru dapat membantu

menjelaskan mengapa nilai siswa SMP lebih rendah ketimbang nilai siswa SLTP?

Contoh 7.9 Rumusan Masalah Metode campuran dalam Konteks Prosedur-prosedur

Campuran

Sejauh mana dan dalam hal apa wawancara kualitatif bersama para mahasiswa dan pihak

fakultas turut menciptakan pemahaman yang lebih komprehensif tentang hubungan antara

nilai SEEPT dan performa akademik siswa, meialui analisis metode campuran integratif?

(Lee & Greene, 2007)

Rumusan masalah ini merupakan rumusan masalah metode campuran yang fokus pada

tujuan dicampurnya dua tahap penelitian, yakni gabungan antara data kuantitatif dan wawancara

kualitatif untuk melihat hubungan antara nilai dan performa siswa. Rumusan masalah di atas juga

menekankan pada apakah penggabungan ini dapat membantu menciptakan pemahaman yang

komprehertsif tentang topik penelitian. Di akhir penelitiannya, Lee dan Greene telah menyajikan

petunjuk untuk menjawab pertanyaan ini.

180

Page 181: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

RINGKASAN

Rumusan masalah dan hipotesis berperan sebagai "rambu-ranribu" bagi pembaca dan

untuk mempersempit tujuan penelitian. Para peneliti kualitatif seyogianya mengajukan

sedikitnya satu rumusan masalah utama danbeberapa subrumusari masalah. Mereka harus

mengawali rumusan masalahnya dengan kata-kala seperti bagaimana atau apakah dan

menggunakan verba-verba eksploratoris, seperti mengeksplorasi atau mendeskripsikan. Selain itu,

mereka harus menyajikan rumusan masalah yang umum dan luas yang memung-kinkan mereka

mengeksplorasi gagasan-gagasan partisipan. Mereka juga harus fokus pada satu fenomena utama

yang diteliti. Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif juga harus menyebutkan partisipan

dan lokasi penelitian.

Sebaliknya, para peneliti kuantitatif bisa menulis rumusan masalah atau hipotesis saja. Kedua

bentuk ini harus meliputi variabel-variabel yang dideskripsikan. dihubungkan,

dikategorisasikan ke dalam kelompok-kelompok perbandingan. Dua bentuk ini juga bisa meliputi

variabel bebas dan variabel terikat yang diukur secara ter-pisah. Dalam beberapa penelitian

kuantitatif, peneliti sering kali menggunakan rumusan masalah saja. Akan tetapi, untuk

keperluan formal, hipotesis tidak jarang disertakan pula. Hipctesis merupakan prediksi atas hasil-

hasil penelitian. Hipotesis ini dapat berupa hipotesis alternatif yang memerinci hasil eksak yang

diharapkan (lebih banyak atau lebih luas, lebih kuat atau lebih lemah, dan sebagainya) dan juga

dapat berupa hipotesis nol yang mengindikasikan tidak adanya perbedaan atau hubungan

signifikan antara kelornpok-kelompok dalam variabel terikat. Biasanya, peneliti menulis variabel

bebas di urutan pertama, kemudian diikuti oleh variabel terikat di urutan kedua. Salah satu

teknik penyusunan rumusan masalah dalam proposal kuantitatif adalah mengawalinya dengan

rumusan masalah deskriptif, kemudian diikuti oleh rumusan masalah infe-rensial yang

menghubungkan variabel-variabel atau membanding-kan kelompok-kelompok dalam variabel.

Bagi para peneliti metode campuran, saya merekomendasikan agar mereka membuat

rumusan masalah metode campuran secara terpisah dalam penelitian mereka. Rumusan masalah ini

dapat ditulis berdasarkan prosedur-prosedur atau isi penelitian, dan bisa diletak-kan dalam bagian

yang berbeda-beda. Rumusan masalah untuk metode oampuran setidaknya juga harus

menunjukkan pentingnya penggabungan atau pengombinasian elemen-elemen kuantitatif dan

kualitatif. Sejumlah teknik dapat diterapkan untuk menulis rumusan masalah dengan metode

campuran, antara lain: (1) menulis hanya rumusan masalah atau hipotesis kuantitatif (bukan

181

Page 182: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

keduanya) dan rumusan masalah kualitatif; (2) menulis rumusan masalah atau hipotesis kuantitatif

dan rumusan masalah kualitatif yang diikuti oleh rumusan masalah metode campuran; atau (3)

menulis hanya rumusan masalah metode campuran saja.

Latihan Menulis

1. Untuk penelitian kualitatif, tulislah salah satu atau dua rumusan masalah utama yang

kemudian diikuti oleh lima hingga tujuh subrumusan masalah.

2. Untuk penelitian kuantitatif, tulisiah dua jenis rumusan masalah. Jenis rumusan

pertama ditulis secara deskriptif tentang variabel bebas dan variabel terikat dalam

penelitian. Jenis rumusan kedua ditulis secara inferensial yang menghubungkan

(atau membandingkan) variabel bebas dan variabel terikat. Ikutilah model yang

disajikan dalam bab ini tentang pengombinasian rumusan masalah deskriptif dan

rumusan masalah inferensial.

3. Tulislah rumusan masalah metode campuran. Pertama-tama, tulislah rumusan

tersebut sebagai rumusan masalah yang didasarkan pada prosedur-prosedur

penelitianmetode campuran, kemudian tulislah kembali rumusan tersebut berdasarkan

pada isi penelitian. Berikan komentar tentang pendekatan mana yang paling tepat

untuk Anda gunakan

BACAAN TAMBAHAN

Creswell, J.W. (1999). "Mixed-Method Research: Introduction and Application." dalam GJ. Cizek

(ed.). Hcnulbook of Educational Policy. San Diego: Academic Press, (him. 455-472).

Dalam bab ini, saya menjelaskan sembilan langkah dalam melaksanakan penelitian metode

campuran, antara lain:

1. Pastikan, apakah masalah yang ingin Anda teliti memang mengharuskan dicampurnya dua

metode penelitian yang berbeda.

2. Pikirkan kemungkinan dan ketidakmungkinan dilaksanakannya penelitian metode

campuran.

3. Tulislah rumusan masalah kuantitatif dan rumusan masalah kualitatif.

4. Tentukan jenis-jenis strategi pengumpulan data.

5. Ukurlah bobot relatif dan strategi implementasi atas dua strategi (kuantitatif dan kualitatif)

tersebut.

6. Sajikan model visualnya.

182

LATIHAN MENULIS

Page 183: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

7. Jelaskan bagaimana data akan dianalisis.

8. Berikan kriteria-kriteria pasti untuk mengevaluasi penelitian.

9. Buatlah rencana penelitian.

Dalam menulis rumusan masalah, saya merekomendasikan kepada para peneliti agar

membuat jenis rumusan kualitatif dan kuantitatif di mana di dalamnya juga disebutkan strategi

penelitian kualitatif yang digunakan

Tashakkori, A., & Creswell, J.W. (2007). "Exploring the Nature of Research Questions in

Mixed Methods Research." dalam Tim Editorial. Journal of Mixed Methods Research.

1(3). (him. 207-211).

Tim editorial jurnal ini membahas penulisan dan sifat rumusan masalah dalam

penelitian metode campuran. Jurnal ini menyoroti pentingnya rumusan masalah dalam

proses penelitian dan membahas perlunya peiriahaman yang baik untuk menulis

rumusan masalah metode campuran. Dalam jurnal ini pula, diajukan sebuah pertanyaan:

"Bagaimana seseorang merancang rumusan masalah dalam penelitian metode

campuran?" (him. 207). Tiga model kemudian disajikan: (1) menulis secara terpisah

rumusan masalah kuantitatif dan rumusan masalah kualitatif; (2) menulis satu rumusan

masalah untuk metode campuran yang dapat mewakili semuanya; dan (3) menulis

rumusan masalah untuk masing-masing tahap penelitian (kuantitatif dan kualitatif) ketika

penelitian tersebut tengah ditulis dan dilakukan.

Morse, J.M. (1994). "Designing Founded Qualitative Research." dalam N.K. Denzin & Y.

S. Lincoln (Ed.).- Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage. (him.

220-235).

Janice Morse mengidentifikasi dan mendeskripsikan sejumlah persoalan dalam

merancang proyek kualitatif. Dia membandingkan beberapa strategi penelitian kualitatif

dan membuat kerangka atas jenis-jenis rumusan masalah yang digunakan dalam masing-

masing strategi tersebut. Untuk penelitian fenomenologi dan etnografi, rumusan

masalahnya harus deskriptif dan mencerminkan usaha me-nyingkap makna. Untuk

penelitian grounded theory, rumusan masalahnya harus membahas suatu proses,

sedangkan dalam penelitian etnometodologi dan analisis wacana, rumusan masalahnya

harus berhubungan dengan interaksi verbal dan dialog. Morse juga me-ngatakan bahwa

rumusan masalah harus menegaskan fokus dan ruang lingkup penelitian

183

Page 184: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tuckman, B.W. (1999). Conducting Educational Research. Edisi kelima. Fort Worth, TX:

Harcourt Brace.

Bruce Tuckman menyajikan satu bab tentang bagaimana caranya membuat

hipotesis-hipotesis. Dia mengidentifikasi asal mula hipotesis dalam teori deskriptif dan

observasi induktif. Tuckman lebih jauh mendefinisikan dan mengilustrasikan hipotesis

alternatif dan hipotesis nol serta mengajak pembaca merrahami bagaimana pro-sedur-

prosedur pengujian dua hipotesis ini

184

Page 185: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Delapan

METODE-METODE KUANTITATIFBagi kebanyakan penulis proposal, bagian metode penelitian merupakan bagian

proposal yang paling konkret dan spesifik. Untuk itulah, bab ini ditulis untuk menyajikan

langkah-langkah penting dalam merancang metode-metode kuantitatif untuk proposal

penelitian, dengan berfokus pada rancangan metode survei dan eks-perimen. Dua

rancangan ini merefleksikan asumsi filosofis pospositivis, sebagaimana yang telah dibahas

dalam Bab 1. Salah satu asumsi fiiosofis pospositivis adalah determinisme. Kaum

determinis menegas-kan bahwa —dalam metode survei dan eksperimen— meneiiti

hubung-an antara variabel-variabel merupakan syarat utama untuk menjawab rumusan

masalah dan hipotesis sebuah penelitian. Daiam menganalisis hubungan antarvariabel,

yang secara ketat dilakukan melalui analisis statistik, peneliti melakukan pengukuran atau

observasi untuk menguji teori tertentu. Data objektif dihasilkan dari observasi dan

pengukuran empiris. Validitas dan reiiabilitas skor dalam instrumeri-instrumen penelitian

memandu peneliti untuk menginterpretasi data penelitian.

Dengan menjelaskan relasi antara asumsi-asumsi ini dan prosedur-prosedur untuk

menerapkan asumsi-asumsi tersebut, pembahasan dalam bab ini tidak secara komprehensif

menyajikan metode-metode penelitian kuantitatif (survei dan eksperimen). Ada banyak

sumber yang secara detail membahas penelitian survei (seperti, lihat Babbie, 1990,2007;

Fink, 2002; Salant & Dillman, 1994). Untuk prosedur-prosedur eksperimen, sejumlah

buku lama (seperti, Campbell & Stanley, 1963; Cook & Campbell, 1979) dan buku baru

turut memperluas pembahasan-pembahasan yang disajikan dalam buku ini (seperti,

Bausell, 1994; Boruch, 1998; Field & Hole, 2003; Keppel, 1991; Lipsey, 1990; Reichardt

& Mark, 1998). Dalam bab ini, fokus pembahasannya hanyalah pada komponen-komponen

penting yang harus disertakan oleh peneliti dalam bagian metode penelitian untuk proposal

survei dan eksperimen.

MENDEFINISIKAN RANCANGAN SURVEIDAN EKSPERIMEN

Dalam rancangan survei, peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka)

kecenderungan-kecenderuiigan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi dengan

meneliti sampel populasi tersebut. Dari sampel ini, peneliti melakukan generalisasi atau

membuat klaim-klaim tentang populasi itu. Dalam rancangan eksperimen, peneliti juga

185

Page 186: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mengidentifikasi sampel dan melakukan generalisasi populasi. Akan telapi, tujuan utama rancangan

eksperimen adalah untuk menguji dampak suatu treatment (atau suatu intervensi) terhadap hasil

penelitian,. yang dikontrol oleh faktor-faktor lain yang dimungkinkan juga memengaruhi

hasil tersebut. Misalnya, dalam rancangan eksperimen yang melibatkan kelompok kontrol, peneliti

secara acak membagi (random assignment) individu-individu ke dalam kelompok-kelompok. Ketika

satu kelompok menerima suatu treatment (kelompok eksperimen, penj.) dan kelompok lain

(kelompok kontrol, penj.) tidak, peneliti eksperimen dapat memilah-milah mana yang termasuk

treatment dan mana yang merupakan faktor-faktor lain namun turut memengaruhi outcome

penelitian.

KOMPONEN-KOMPONEN RANCANGAN METODE SURVEI

Untuk menulis bagian metcde survei dalam proposal penelitian, peneliti sebaiknya mengikuti

format standar. Ada banyak sekali contoh format ini, seperti dalam jurnal-jurnal akademik, dan

contoh-contoh ini pun sering menampilkan model-model yang patut diper-timbangkan. Berikut

ini, akan disajikan sejumlah komponen yang sudah biasa muncul dalam penelitian survei. Akan

tetapi, sebelum berencana untuk memasukkan komponen-komponen ini ke dalamproposal,

peneliti sebaiknya mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam

checklist, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 8.1, sebagai panduan umum.

Rancangan Survei

Dalam proposal, salah satu komponen pertama dalam bagian metode penelitian

adalah tujuan dasar atau alasan/rasionalisasi di-adakannya penelitian survei. Mulailah

membahas bagian pertama ini dengan rciereview tujuan survei dan rasionalisasi atas

pemilihan metode tersebut dalam penelitian yang Anda ajukan. Berikut ini, beberapa hal

yang bisa Anda bahas dalam proposal, khususnya di bagian metode penelitian untuk

rancangan survei:

Identifikasilah tujuan penelitian survei. Tuiuannya untuk menggeneralisasi

populasi dari beberapa sampel sehingga dapat dibuat

kesimpulan-kesimpulan/dugaan-dugaan sementara tentang karakteristik-

karakteristik, perilaku-perilaku, atau sikap-sikap

dari populasi tersebut (Babbie, 1990). Sajikan referensi mengenai tujuan ini dari

186

Page 187: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

salah satu buku/literatur yang membahas metode survei (beberapa buku tersebut

sudah saya tunjukkan dalam bab ini).

Tunjukkan mengapa survei lebih dipilih sebagai jenis prosedur pengumpulan

data dalam penelitian tersebut. Untuk rasionalisasi ini, pikirkanlah keunggulan-

keunggulan rancangan survei, seperti keekonomisan rancangan ini dan kecepatan

dalam menyajikan data penelitian. Jangan lupa untuk membahas keuntungan-ke-

untungan mengidentifikasi sifat-sifat suatu populasi berdasarkan sekelompok kecil

individu (sampel) (Babbie, 1990; Fowler, 2002).

Pertegas apakah survei yang Anda tetapkan adalah survei lintas- bagian {cross-

sectional survey) dengan mengumpulkan data satu per satu dalam satu waktu, atau

survei longitudinal (longitudinal survey) dengan mengumpulkan data secara

kumulatif sepanjang waktu.

Rincilah strategi pengumpulan data. Fink {2002) menunjukkan empat strategi

pengumpulan data, antara lain: (1) kuesioner yang disusun sendiri (self-administered

questionnaires); (2) wawancara (interviews); (3) review catatan terstruktur (structured

record review) untuk mengumpulkan informasi finansial, medis, atau sekolah; dan

(4) observasi terstruktur (structured observation). Pengumpulan data juga bisa

dilakukan dengan menerapkan survei berbasis website atau internet dan

mengolahnya secara online (Nesbary, 2000; Sue & Ritter, 2007). Seperti apa pun data

dikumpulkan, yang jelas, peneliti harus tetap rnenyajikan alasan/rasionalisasi diguna-

kannya prosedur pengumpulan data tersebut dengan argumen-tasi-argumentasi

yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahannya, biaya (cost), ketersediaan data,

dan kemudahan.

Populasi dan Sampel

Tenrukaniah karakteristik-karakteristik populasi dan prosedur sampling. Ada banyak

pakar metodologi yang telah menulis buku-buku tentang logika dasar teori sampling

(seperti, Babbie, 1990,2007). Berikut ini, aspek-aspek penting populasi dan sampel yang

dapat dideskripsikan dalam proposal penelitian:

Identifikasilah populasi dalam penelitian. Selain itu, nyatakan secara jelas

besaran popuiasi ini; apakah besaran tersebut dapat ditentukan ataukah tidak, dan

cara-cara pengidentifikasian individu-individu dalam populasi itu. Pertanyaan-

187

Page 188: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

pertanyaan akses juga bisa ditulis di bagian ini, dan peneliti dapat menunjukkan

ketersediaan kerangka-kerangka sampling —surat atau daftar-daftar—para

responden potensial dalam populasi tersebut.

Perjelaslah apakah prosedur sampling untuk populasi ini menggunakan satu-tahap

atau multi-tahap (yang sering dikenal dengan istilah clustering). Prosedur sampling

multi-tahap atau clustering sampling adalah prosedur sampling yang ideal ketika

peneliti merasa tidak mungkin mengumpulkan daftar semua elemen yang membentuk

populasi (Babie, 2007). Prosedur sampling salu-tahap merupakan prosedur sampling

yang di dalamnya peneliti sudah memiliki akses atas nama-nama dalam populasi

dan dapat mensampling sejumlah individu (atau elemen-elemen) secara langsung

Tabel 8.1 Checkllist Pertanyaan-Pertanyaan untuk Merancang Metode Survei

Apakah tujuan rancangan survei sudah dijelaskan secara rinci?

Apakah alasan/rasionalisasi dipilihnya rancangan ini juga sudah disebutkan?

Apakah sifat survei (cross-sectional atau longitudinal) sudah dipartegas?

Apakah populasi dan besarnya populasi sudah dirinci?

Apakah populasi tersebut akan distratifikasi (stratified sampling, penj.)? Jika iya,

bagaimana caranya?

Seberapa banyak orang yang akan dijadikan sampel? Didasarkan pada apa besaran sampel

ini?

Apa prosedur sampling yang akan diterapkan terhadap pcpulasi yang ada (apakah acaW

random sampling atau non-acak/nonrandom sampling)?

Instrumen apa yang akan digunakan dalam survei ini? Siapa yang membuat instrumen itu?

Konten apa saja yang akan dijelaskan dalam survei ini? Skala-skalanya?

Prosadur survei apa yang akan diuji terlebih dahulu di lapangan?

Seberapa lama catatan waktu (timeline) untuk menyusun, mengolah, dan mengurus survei

tersebut?

Apa saja variabel-variabel dalam penelitian survei ini?

Bagaimana variabel-variabel tersebut disilangkan (cross-reference) dengan pertanyaan-

pertanyaan dan item-item penelitian dalam rancangan survei ini?

Langkah-langkah spesifik apa saja yang akan diambil dalam menganalisis data?

Apakah:

(a) Analisis return (hasil/keuntungan)?

188

Page 189: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

(b) Analisis bias respons (check for response bias)?

(c) Analisis deskriptif?

(d) Memasukkan item-item ke dalam skala-skala?

(e) Anaiisis reliabilitas skala-skaia?

(f) Menerapkan statistik inferensiai untuk menjawab rurriusan masalah?

Bagaimana hasil-hasil ini diinterpretasikan?

Dalam prosedur multi-tahap atau clustering, peneliti terlebih dahulu menentukan

kluster-kluster (kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi), lalu

mengidentifikasi nama-nama individu dalam setiap kluster, baru kemudian men-

sampling individu-individu tersebut.

Jelaskanlah proses pemilihan atas individu-individu. Saya me-rekoniendasikan

agar Anda memilih sampel acak (random sample) di mana di dalamnya setiap

individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih

(sering juga dikenal dengan istilah systematic sample atau probabilistic sample).

Yang kurang menarik adalah sampel nonprobability (atau convenience smnple) di

mana di dalamnya para responden/individu dipilih berdasarkan kemudahan

{convenience) dan ketersediaannya (Babbie, 1990). Dengan pengacakan

(randomization), sampel yang paling representif akan memungkinankan peneliti

untuk melaku-kan generaiisasi terhadap suatu populasi.

Pertegaslah apakah peneliti.an Anda akan menggunakan strati-fikasi

(penjenjangan) populasi sebelum Anda memilih sampel, ataukah tidak. Stratifiknsi

berarti bahwa karakteristik-karakteristik tertentu dari individu-individu yang dipilih

(seperti, jenis kela-min, iaki-laki atau perempvian) direpresentasikan dalam sampel

agar sampel ini nantinya dapat merefleksikan proporsi yang tepat dalam populasi

sesuai dengan karakteristik-karakteristiknya masing-masing (Fowler, 2002).

Ketika individu-individu dipilih secara acak dari suatu populasi, karakteristik-

karakteristik mereka bisa disajikan dalam sampel sesuai proporsinya masing-

masing secara sama rata sebagaimana dalam populasi. Dalam hal ini,

stratifikasilah yang memastikan penyajian ini. Selain itu, iden-tifikasilah

karakteristik-karakteristik yang Anda gunakan untuk menstntifikasi populasi

189

Page 190: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

tersebut (seperti, gender, tingkat peng-hasilan, pendidikan,. dan sebagajnya).

Kemudian, dalam setiap strata ini, tetapkan apakah sampelnya berisi individu-

individu yang memiliki karakteristik-karakteristik yang sama sebagaimana

karakteristik-karakteristik dalam keseluruhan populasi, ataukah tidak (Babbie,

1990; Miller, 1991).

Jelaskan prosedur-prosedur dalam menyeleksi sampel dari daftar-daftar yang ada.

Metode yang paling umum digunakan untuk menyeleksi sampel ini adalah

memilih individu-individu (sampel) dengan menggunakan tabel angka-angka

secara acak (random numbers table), sebuah tabel yang banyak dibahas dalam

buku-buku panduan statistik (seperti, Gravetter & Wallnau, 2000).

Tunjukkan juga angka setiap individu yang di-sampling dan jelaskan prosedur-

prosedur yang Anda gunakan untuk mengalkulasi angka-angka ini. Dalam

peneiitian survei, saya merekomendasikan agar peneliti menggunakan formula

besaran sampel (sample size formula) yang banyak dibahas dalam buku-buku

peneiitian survei (seperti, lihat Babbie, 1990; Fowler, 2002).

Instrumentasi

Sebagai populasi dan sampel, peneliti juga perlu menyajikan informasi detail

mengenai instrumen-Lnstrumen survei yang akan digunakan dalam peneiitian yang

diajukan. Pertimbangkan larigkah-langkah berikut:

Namailah instrumen survei yang Anda gunakan untuk mengumpulkan data.

Jelaskan apakah instrumen tersebut merupakan instrumen yang dirancang

khusus untuk peneiitian ini, sejenis instrumen yang dimodifikasi, ataukan

instrumen utuh yang pemah dirancang orang lain. Tika instrumen yang

digunakan memang dirancang khusus (modified instrument),, jelaskan apakah Anda

sudah memiiiki izin atau dasar teoretis yang kuat untuk menggunakannya.

Dalam sejumlah proyek penelitian survei, pe- neliti sering kali merancang suatu

instrumen dari beberapa komponen instrumen lain. Jika demikian, peneliti

tersebut seharusnya memiiiki izin atau dasar teoretis untuk menggunakan

sebagian instrumen-instrumen ini. Apalagi, instrumen-instrumen yang ada saat ini

sudah banyak dirancang monjadi sejenis pe- rangkat survei online (lihat, Stie &

190

Page 191: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Ritter, 2007). Salah satu pe rangkat survei online yang cukup terkenal adalah

SurveyMonkey (SurveyMonkey.com), sebuah produk komersial yang dirilis sejak

1999. Dengan menggunakan perangkat ini, peneliti dapat mem-buat survei-survei

pribadinya dalam waktu yang relatif cepat, hanya dengan memanfaatkan custom

templates, lalu mem-posting-nya di website-website mereka, atau mengirimkannya

pada para partisipan untuk diisi. Setelah itu, SurveyMonkey akan memberi-kan

hasil dan laporan balik kepada peneliti dalam bentuk statistik deskripuf, atau dalam

wujud informasi grafik. Hasil-hasil ini dapat diunduh ke dalam spreadsheet atau

database untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. Perangkat ini gratis jika

digunakan untuk 100 resporis per survei, dan tidak lebih dari 10 pertanyaan per

survei. Jika peneliti menginginkan respons-respons tambahan, pertanyaan-

pertanyaan yang lebih banyak, dan beberapa custom feature yang lain,

SurveyMonkey membebankan biaya bulanan atau tahunan kepada si peneliti.

Ketika menggunakan instrumen yang memang sudah ada, deskripsikanlah

validitas dan reliabilitas skor-skor yang diperoleh dari penggunaan instrumen

tersebut sebelumnya. Hal ini berarti. mengharuskan peneliti untuk membangun

validitas atas instrumen tersebut —adakah peneliti dapat menghasilkan

kesimpulan-kesimpulan/dugaan-dugaan penting dan berguna dari skor-skor yang

diperoleh dari instrumen ini. Tiga bentuk validitas yang harus dicari adalah: (1)

content validity (apakah item-item yang dianalisis benar-benar sesuai konten yang

terdapat dalam item-item tersebut?); (2) predictive validity (apakah skor-skor yang

diperoleh sudah memprediksi kriteria-kriteria yang diukur? Apakah hasil-hasilnya

berkorelasi dengan hasil-hasil yang lain?); dan (3) construct validity (apakah item-

item yang dianalisis sudah sesuai dengan konstruksi-konstruksi atau konsep-

konsep hipotesis?). Dalam penelitian baru-baru ini, construct validity juga

meliputi pertanyaan dasar tentang apakah skor-skor yang dihasilkan me-miliki

tujuan yang berguna dan dampak-dampak yang positif ketika dipraktikkan dalam

kehidupan nyata (Humbley & Zumbo, 1996). Dengan mendeteksi validitas skor

dalam penelitian survei, peneliti dapat mengetahui apakah instrumen yang

digunakan benar-benar sudah tepat untuk penelitian surveinya. Konsep

validitas (validity) dalam penelitian survei ini tentu saja berbeda dengan identifikasi

191

Page 192: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

ancaman-ancaman terhadap validitas (threats to validity) dalam paielitian eksperimen

(mengenai hal ini, akan di-jelaskan lebih lanjut).

Lebih dari itu, jelaskan pula apakah skor-skor yang dihasilkan dari penggunaan

instrumen sebelumnya sudah mencerminkan adanya reliabilitas atau tidak. Untuk

mengetahui hal ini, peneliti harus mencari laporan mengenai konsistensi internal

(apakah respons dari setiap item sudah konsisten dengan konstruk-konstruk

yang dibuat?) dan korelasi test-retest (apakah skor-skor yang dihasilkan selalu stabil

meskipun instrumennya digunakan pada lain waktu?) dalam penggunaan

instrumen tersebut sebelumnya. Selain itu, pastikan juga apakah ada konsistensi

dalam aturan testing dan scormg-nya (apakah ada kesalahan-kesalahan yang

disebabkan karena kecerobohan dalam menerapkan aturan testing atau scoring

sebelumnya?) (Borg, Gall, & Gall, 1993).

Ketika peneliti memcdifikasi suatu instrumen atau mengkombinasikan beberapa

instrumen, validitas dan reliabilitas tidak berlaku untuk instrumen yang baru ini.

Untuk irulah, peneliti perlu membangun kembali validitas dan reliabiiitas tersebut

ketika dilakukan proses analisis data.

Tunjukkan item-item sampel dari instrumen tersebut sehingga pembaca dapat

melihat item-item sebenarnya yang digunakan. Dalam lampiran proposal,

lampirkan juga item-item sampel atau keseluruhan instrumen penelitian ini.

Tunjukkan isi-isi utama dalam instrumen tersebut, seperti Surat Pengantar

(Dillman, 1978, menyajikan beberapa hal yang perlu di- masukkan dalam Surat

Pengantar), item-item (seperti, demografis, item-item perilaku, item-item sikap,

item-item faktual), dan instruksi penutup. Selain itu, sebutkan juga jenis skala-skala

yang digunakan untuk mengukur/menganalisis item-item dalam instrumen,

seperti skala-skala berkelanjutan (misalnya, benar-benar diterima hingga tidak diterima)

dan skala-skala kategorial (misalnya, ya/tidak, level ranking atau signifikansi dari yang

tertinggi hingga yang terendah)

Jelaskan rencana-rencana Anda untuk melakukan uji coba surveidi lapangan (pilot

testing) dan sajikan pula alasan/rasionalisasi atas rencana ini. Pilot testing ini

penting untuk membangun validitas konten dari suatu instrumen dan untuk

memperbaiki pertanyaan-pertanyaan, format, atau skala-skala yang mungkin

tidak sesuai ketika diterapkan. Sebutkan juga jumlah orang-orang yang akan menguji

192

Page 193: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

coba instrumen tersebut. Jangan lupa untuk menyertakan pendapat-pendapat

mereka dalam instrumen final yang sudah direvisi.

Untuk mailed survei, perjelaslah langkah-langkah Anda dalam pengaturan

pendekatan survei ini dan tindak lanjutnya untuk memastikan rating respons yang

tinggi. Salant dan Dillman (1994)menyarankan proses pengaturan empat-tahap. Mail

yang dikirim pada tahap pertama adalah surat pemberitahuan singkat kepada

semua daftar sampel yang dipilih. Mail yang dikirim pada tahap kedua adalah mail

survei yang sebenarnya, yang didistribusikan setidak-tidaknya satu minggu

setelah surat pemberitahuan diedarkan. Mail yang dikirim pada tahap ketiga berisi

tindak lanjutberupa kartu pos (atau sejenisnya) yang dikirimkan pada semua

anggota sampel 4 hingga 8 hari setelah pengiriman mail sebelumnya. Mail yang

dikirimkan pada tahap keempat, yang biasanya ditujukan untuk anggota

nonresponden, berisi surat pengantar pribadi lengkap dengan tanda tangan

tertulis, kuesioner, danamplop plus perangko pengembalian. Peneliti mengirimkan

mail keempat ini tiga minggu setelah mail kedua dikirimkan. Jadi, total

secara keseluruhan, peneliti menyelesaikan periode administrasi/ pengaturan ini

selama kurang lebih empat minggu (sebulan), bisa jadi dengan proyek tindak

lanjutnya.

Variabel-Variabel dalam Penelitian

Meskipun pembaca proposal sudah mengetahui informasi mengenai variabel-

variabel dalam tujuan penelitian, rumusan masa-lah, atau hipotesis, peneliti tetap perlu

memasukkannya dalam bagian metode penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk

menghubung kan variabel-variabel tersebut dengan rumusan masalah atau hipo-tesis dan

instrumen penelitian. Salah satu tekniknya adalah dengan menghubungkan variabel-

variabel, rumusan masalah atau hipotesis, dan item-item survei agar pembaca mudah

mengidentifikasi bagaimana item-item tersebut digunakan. Untuk itu, buatlah sebuah tabel

dan penjelasan khusus tentang variabel-variabel, rumusan masalah, hipotesis, dan item-item

tersebut. Teknik ini khususnya berguna bagi para peneliti yang menggunakan model-model

berskala luas untuk penelitian disertasinya. Di bawah ini adalah tabel 8.2 yang meng-

gunakan data hipotesis.

193

Page 194: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Analisis Data dan Interpretasi

Tabel 8.2 Variabel-variabel, Rumusan Masalah dan item-item Survei

Nama Variabel Rumusan Masaiah Item-Item dalam Survei

Variabelbebasi:

Penelitian

sebelumnya

Rumusan masalah deskriptif 1:

Seberapa banyak penelitian

yang mampu dihasilkan oleh

dosen untuk diserahkan sebagai

tanda bukti doktoralnya?

Lihat rumusan masalah 11, 12, 13, 14,

dan 15: hasil penelitian dalam bentuk

artikel jurna!, maka-iah seminar, bab-bab

buku yang berhasil dipublikasikan

sebelum menerima gelar doktor?

Variabel terikat 1 :

Hibah penelitian

yang didanai

Rumusan masalah deskriptif

3:Ada berapa hibah yang di-

terima dosen dalam tiga tahun

terakhir ini?

Lihat rumusan masalah 16, 17, dan 18:

Hibah dari yayasan, lembaga swasta,

atau lembaga negara

Variabel kontrol:

Status ikatan di-nas

Rumusan masalah deskriptif 5:

Apakah dosen memiliki ikatan

dinas?

Lihat rumusan masalah 19: Ikatan

dinas (Ya/Tidak)

Dalam proposal, jelaskan tahap-tahap analisis data. Saya me-nyarankan Anda

menggunakan tips penelitian berikut, yaitu dengan menyajikan analisis data dalam

bentuk tahap-demi-tahap agar pembaca bisa memahami bagaimana suatu tahap

menuntun tahap selanjutnya hingga semua prosedur analisis data dibahas secara tuntas.

Langkah 1. Sajikan informasi tentang jumlah sampel yang ter-libat dan tidak terlibat

dalam survei. Informasi ini bisa dirancang dalam bentuk tabel yang berisi angka-angka

dan persentase-persen-tase yang mendeskripsikan responden dan nonresponden.

Langkah 2. Jelaskan metode-metode yang sekiranya dapat naengidentifikasi

respons bias. Respons bias adalah pengaruh/efek dari tidak adanya respons terhadap survei

(Fowler, 2002). Bias berarti bahwa jika nonresponden memberikan respons, maka respons ini

akan memberi perubahan besar-besaran terhadap hasil survei akhir. Jelaskan prosedur-

prosedur yang digunakan untuk mengecek respons bias, seperti wave analysis atau

analisis responden/nonresponden. Dalam wave analysis, peneliti mengevaluasi hasil-

hasil item yang terpilih dari minggu ke minggu untuk mengetahui apakah sebagian besar

respons berubah (Lesile, 1972). Berpijak pada asumsi bahwa partisipan yang

mengembalikan survei pada minggu terakhir hampir semuanya merupakan partisipan

194

Page 195: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

yang nonresponden, maka jika respons-respons tersebut terlihat mulai berubah, ada

kemungkinan terdapat respons bias. Salah satu cara untuk.mengecek adanya respons

bias adalah dengan menghubungi beberapa nonresponden melalui sambungan telepon,

kemudian mengidentifikasi apakah respons mereka berbeda jauh dengan hasil respons

dari responden.

Langkah 3. Lakukan analisis data secara deskriptif terhadap variabel bebas dan

variabel terikat dalam penelitian. Analisis ini harus menunjukkan rata-rata, deviasi stand

ar, dan skor-skor untuk dua variabel ini.

Langkah 4. Jika Anda menggunakan instrumen penelitian dengan skala-skala

atau berencana untuk mengembangkan sendiri instrumen tersebut (dengan

mengombinasikan beberapa item dalam skala), gunakanlah prosedur statistik (analisis

faktor) untuk menye-lesaikan proses ini. Anda juga bisa menggunakan tes reliabilitas

untuk mengidentifikasi konsistensi internal skala-skala tersebut (seperti, statistik alpha

Cronbach).

Langkah 5. Gunakanlah statistik atau program statistik kompu-ter untuk menguji

rumusan masalah atau hipotesis inferensial. Rumusan masalah atau hipotesis

inferensial menghubungkan (relate) variabel-variabel atau membandingkan (compare)

kelompok-kelompok dalam variabel agar kesimpulan-kesimpulan sementara (inferensi-

inferensi) dari skala sampel hingga skala populasi dapat diketahui. Sajikanlah rasionalisasi

mengapa dipilih tes statistik, lalu jelaskanlah asumsi-asumsi yang berkaitan dengan statistik

tersebut. Sebagaimana terlihat dalam Tabel 8.3, pilihan atas tes statistik harus didasarkan

atas sifat rumusan masalah (apakah menghubungkan variabel-variabel atau

membandingkan beberapa kelompok dalam variabel), jumlah variabel bebas dan variabel

terikat, serta jumlah variabel kontrol (lihat, misalnya, Rudestam & Newton, 2007). Lebih

jauh, pertimbangkan apakah variabel-variabel ini akan diukur ber-dasarkan suatu

instrumen sebagai skor berkelanjutan/continuousscore (seperti, umur dari 18 hingga 36)

atau sebagai skor katagoris/ categorical score (seperti, perempuan = 1, laki-laki = 1). Selain itu,

pertimbangkan pula apakah skor-skor ini akan didistribusikan secara normal (normal

distribution) dalam kurva berbentuk bel (bell-shaped curve) atau tidak didistribusikan secara

normal (non-normal distribution). Ada banyak cara untuk mengetahui apakah skor-skor ini

didistribusikan secara normal ataukah tidak (Lih. Creswell, 2008). Faktor-faktor ini, dalam

kombinasinya, akan memudahkan peneliti untuk menentukan apakah tes statistik akan

195

Page 196: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

cocok untuk menjawab rumusan masalah atau hipotesis. Dalam Tabel 8.3, saya

menunjukkan bagaimana faktor-faktor ini bisa menuntun peneliti untuk memilih

sejumlah tes statistik yang biasa digunakan. Untuk mendapatkan jenis tes statistik yang

lain, peneliti bisa merujuk pada buku metode statistik, seperti buku yang ditulis Gravetter

dan Wallnau (2000).

Langkah 6. Langkah terakhir dalam proses analisis data adalah menyajikan hasil

survei dalam bentuk tabel atau gambar, kemudian menginterpretasikan hasil tes statistik.

Interpretasi terhadap hasil berarti bahwa seorang peneliti membuat suatu kesimpulan

dari rumusan masalah dan hipotesis yang sudah dianalisis. Interpretasi ini melibatkan

beberapa langkah khusus

Tabel 8.3 Kriteria Memilih Tes-tes Statistik

Sifat Pertanyaan

Jumlah Variabel

Bebas

Jumlah Variabel Terikat

Jumlah Variabel Control

Jenis Skor Variabel Bebas/Terikat

Distribusi Skor

Tes Statisik

Petbandngan kelompok

1 1 0 Kategorial/ berkelanjutan

Normal l-tes

Peibandngan kelompok

1 atau lebih

1 0 Kategorial/ berkelanjutan

Normal Analisis varian

Perbandingan kelompok

1 atau lebih

1 t Kategorial/ berkelanjutan

Normal Analisis kovarian

Petbandingan kelompok

1 1 0 Kategorial/ berkelanjutan

Non-normal

Tes Mann-

Whitney U

Gabungan antar kelompok

1 1 0 Kategorial/ berkelanjutan

Non-normal

Chi-square

Menghubungkan variabel-variabel

1 1 0 Kategorial/ berkelanjutan

Normal Korelasi product moment Pearson

Menghubungkan variabel-variabel

2 atau lebih

1 0 Kategorial/ berkelanjutan

Normal Regresi berganda

Menghubungkan variabel-variabel

i 1 atau lebih

0 Kategorial/ berkelanjutan

Non-normal

Korelasi rank-order

Spearman

196

Page 197: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Laporan apakah hasil – hasil tes statistic yang diperoleh signifikan atau tidak secara

statistic, seperti “ analisis varian secara statistic menunjukan adanya perbedaan signifikan

antara wanita dan pria dalam hal sikap – sikap mereka terhaap larangan merokok di

restoran F (2:6) = 8,55, p =.001.”

Laporan bagaimana hasil – hasil ini menjawab rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

Apakah hasil – hasil tersebut mendukung hipotesis ataukah kontradiktif dengan yang

diharapkan?

Tunjukan pula kemungkinan menjelaskan mengapa hasil – hasil tersebut bias muncul

seperti itu. Untuk menjelaskan ini, anda dapat merujuk kembali pada teori yang anda

gunakan dalam penelitian (lihat bab 3), literature – literature sebelumnya yang membahas

hal ini (lihat bab 2), atau alasan/rasionalisasi lain yang logis.

Jelaskan juga kemungkinan hasil ini dipraktikkan di lapangan atau untuk penelitian –

penelitian sebelumnya.

KOMPONEN – KOMPONEN DALAM METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

Metode penelitian eksperimen pada umumnya menggunakan format standar yang

melibatkan komponen – komponen sebagai berikut : partisipan, materi, prosedur, dan ukuran

(besaran). Pada sub bab kali ini, saya akan membahas komponen – komponen tersebut dan

menyajikan informasi seputar rancangan eksperimen dan analisis statistic. Sebagaiman

pembahasan mengenai peneleitian survey sebelumnya, pembahasan mengenai penelitian

eksperimen ini juga dimaksudkan untuk menonjolkan beberapa komponen kunci di

dalamnya. Untuk mengetahui petunjuk detail atas komponen – komponen ini, cobalah untuk

menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam checklist table 8.4

Contoh 8.1. Bagian Metode Survey

Berikut ini adalah salah satu contoh tulisan bagian metode survey yang didasarkan

pada langkah – langkah yang telah dijelaskan sebelumnya. Tulisan ini (yang diperoleh atas

izin penulis) dikutip dari salah satu artikel jurnal yang melaporkan penelitian tentang factor

– factor yang mempengaruhi atrisi (berkurangnya jumlah) mahasiswa di salah satu

universitas seni liberal (bean & creswell, 1980 : 32 1 – 322).

Metodologi

Penelitian ini memilih lokasi disalah satu universitas seni liberal yang kecil (tingkat

pendaftaran 1.000 orang), religious, dan koendukatif, di kota Midwestern dengan populasi

175.000 orang. (disini, penulis mengidentifikasi lokasi dan populasi penelitian)

Rating dropout pada tahun sebelumnya adalah 25 %. Rating Dropuot yang paling sering

197

Page 198: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

terjadi adlah pada mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua maka dibuatlah kuisioner –

kuisioner untuk didistribusikan kepada sebanyak mungkin mahasiswa tahun pertama dan

tahun kedua di universitas tersebut. Sejumlah penelitian yang membahas atrisi atau

menurunnya jumlah mahasiswa bahwa dropoutnya mahasiswa ini, baik laki – laki maupun

perempuan ternyata dilatari oleh banyak alasan (Bean, 1978; Spady, 1971). Maka dari itu,

hanya mahasiswa saja yang akan dianalisis dalam penelitian ini.

Selama April, 1979, sebanyak 169 mahasiswi mengembalikan kuisioner. Dari 169

mahasiswi ini, diantaranya berumur 25 tahun, tidak menikah, warga Negara AS, dan kulit

putih; dipilih sebagai objek analisis dengan mengecualikan beberapa variabel yang

kemungkinan mengacaukan sampel ini (Kerlinger, 1973).

Dari keseluruhan mahasiswi, yang dipilih sebagai sampel, 71 diantaranya

mahasiswi tahun pertama, 55 mahasiswi tahun kedua, dan 9 diantaranya mahasiswi junior.

Sebanyak 95 % mahasiswi ini rata – rata berumur 18 hingga 21 tahun. Sampel ini lebih

ditekankan pada mereka yang memili kemampuan melebihi rata – rata yang dapat dilihat

dari skor – skor yang mereka perolah dalam tes ACT. (disini, penulis menyajikan informasi

deskriptif tentang sampel penelitian).

Data dikumpulkan dengan metode kuisioner yang berisi 116 item. Item – item ini

kebanyakannya likertlike yang didasarkan pada skala dari “jangkauan sangat kecil” hingga

“jangkauan sangat besar” ada juga pertanyaan – pertanyaan lain yang diajukan untuk

mendapatkan informasi factual, seperti skor – skor ACT, tingkat kelas, dan pendidikan

orang tua. Semua informasi yang digunakan dalam analisis ini berasal dari data kuisioner.

Kuisioner ini telah dirancang dan diuji pada tiga institusi yang lain sebelum kemudian

diterapkan pada institusi ini. (disini penulis membahas instrument penelitian).

Validitas konkuren dan konvergen (Campbell & Fiske, 1959) atas instrument ini

telah diuji melalui analisa factor (Faktor analysis), dan didapatkan bahwa validitas tersebut

sudah berada dalam level yang layak (memenuhi syarat). Reliabilitas factor – factor juga

telah diuji melalui alpha koefisien (coefficeient alpha). Untuk konstruk – konstruk

disajikan dalam 25 ukuran yaitu item – item berganda berdasarkan analisis factor untuk

membuat indeks – indeks dan 27 ukuran lainnya indicator – indicator item tunggal. (disini

penulis menjelaskan validitas dan reliabilitas.

Dalam penelitian, regresi berganda dan path analysis (helse, 1969; Kerlinger &

Pedhazur, 1973) dipilih sebagai tes statistic untuk menganalisis data.

Dalam metode kausal….., keinginan untuk keluar dari universitas diregresi pada

semua variabel yang mendahuluinya dalam satu rangkaian kausal. Setelah itu, variabel –

198

Page 199: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

variabel intervening yang secara signifikan berhubungan dengan keinginan untuk keluar

dari universitas diregresi pada variabel – variabel organisasi, varibel – variabel personal,

variabel – variabel lingkungan, dan variabel – variabel latar belakang. (disini, penulis

menyajikan langkah – langkah analisis data).

Partisipan

Pembaca perlu mengetahui cara pemilihan (sampling). Penugasan (assignment), dan

jumlah partisipan yang terlibat dalam suatu eksperimen. Perhatikanlah beberapa hal berikut

ini saat menulis metode eksperimen.

Deskripsikanlah proses pemilihan (sampling) partisipan, apakah dilakukan secara acak

atau non – acak (dipilih secara kovenien).

Dalam pemilihan acak atau random sampling, masing – masing individu memiliki

kemungkinan yang sama untuk dipilih sebagai partisipan penelitian

Langkah ini juga akan memastikan bahwa sampel yang terpilih benar – benar

representative dan bisa mewakili suatu populasi (Keppel, 1991). Meski demikian, dalam

beberapa penelitian eksperimen, hanya sampel convenience-lah yang memiliki

kemungkinan untuk terpilih sebab peneliti biasanya menggunakan kelompok – kelompok

yang sudah terbentuk secara alamiah (seperti, sebuah kelas, organisasi, atau sebuah

keluarga) atau sukarelawan. Jika masing – masing partisipan, tidak ditugaskna secara

acak (non-randomly assignment), berarti prosedur yang demikian lebih dikenal sebagai

prosedur quasi-eksperimen.

Jika setiap partisipan ditugaskan secara acak (randomly assignment) ke dalam beberapa

kelompok, berarti prosedur yang demikian dikenal sebagai prosedur true-experiment, jika

penelitian anda menggunakan penugasan acaka seperti ini, paparkanlah secara detail

bagaimana anda akan menugaskan secara acak masing – masing individu ke dalam

kelomopk – kelompok treatment. Hal ini berarti bahwa dalam lingkup partisipan,

partisipan pertama ditugaskan dalam kelompok I, partisipan kedua ditugaskan dalam

kelompok II, dan begitu seterusnya hingga tidak ada bias sistematik dalam penugasan

masing – masing partisipan. Prosedur ini bisa menghilangkan kemungkinan adanya

perbedaan sistematik antara karakteristik – karakteristik dari setiap partisipan yang bisa

mempengaruhi hasil penelitian, sehingga perbedaan apapun yang muncul dalam hasil

penelitian bisa diatribusikan pada treatment eksperimen (Keppel, 1991).

199

Page 200: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Jelaskan pula keunggulan – keunggulan lain penelitian ekperimen yang secara sistematik

dapat mengontrol variabel – variabel yang bisa mempengaruhi hasil penelitian. Salah satu

pendekatannya adalah dengan memasangkan partisipan berdasarkan sifat atau

karakteristik tertentu, kemudian memilih seorang partisipan dari masing – masing

pasangan ini untuk ditugaskan dalam suatu kelompok. Pengukurannya dapat

menggunakan skor – skor pre-test. Berdasarkan skor pretest ini, peneliti dapat

menugaskan setiap partisipan ke dalam kelompok tertentu dengan anggota yang juga

memiliki skor pre-test yang sama. Skro pre-test bisa dibagi menjadi skor tinggi, sedang

dan rendah, sebagai alternatifnya, individu – individu bisa dipasangkan satu sama lain

berdasarkan level kemampuan atau variabel demografi.

200

Page 201: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tabel 8.4. : Checklist pertanyaan – partanyaan untuk merancang prosedur

penelitian eksperimen.

_________ Siapa saja partisipan yang terlibat dalam penelitian?

_________Populasi seperti apa yang akan dijadikan landasan untuk menggeneralisasi semua partisipan?

_________Bagaimana partisipan – partisipan ini dipilih? Apakah dengan menggunakan pemilihan acak (random sampling)?

_________Bagaimana partisipan – partisipan ini akan ditugaskan secara acak (randomly assignment)? Apakah mereka akan dipasangkan? Bagaimana caranya?

_________Ada berapa banyak partisipan dalam kelompok eksperimen dan kelompok control?

_________

Apakah variabel (variabel) bebas (seperti, variabel outcome) dalam penelitian tersebut? Bagaimana cara mengukurnya? Apakah variabel tersebut akan diukur sebelum atau sesudah eksperimen?

_________ Seperti apa treatmen nya? Bagaimana langkah operasionalnya?_________ Apakah variabel – variabel akan dicovarian? Bagaimana cara pengukurannya?

_________Metode/rancangan penelitian eksperimen seperti apakah yang akan digunakan? Bagiamana model visual untuk rancangan ini?

_________

Instrumen apa saja yang akan digunakan untukm mengukur hasil penelitian? Mengapa instrument tersebut dipilih? Siapa saja yang membuatnya? Apakah instrument tersebut sudah valid dan reliable? Apakah peneliti sudah memiliki izin unutk menggunakannya??

_________

Bagaimana langkah – langkah dalam prosedur penelitian ini (apakh dengan menugaskan secara acak para partisipan ke dalam beberapa kelompok, atau dengan mengumpulkan infromasi demografis, ataukah dengan menggunakan pre-test, treatment, atau post-test?

_________

Ancaman – ancaman seperti apakah yang paling berpotensi mengurangi validitas internal dan eksternal dalam penelitian ini? Bagaimana ancaman – ancaman ini akan dibahas?

_________ Apakah instrument penelitian sudah diuji lapangan terlebih dahulu??

_________Statistic seperti apakah yang akan digunakan untuk menganalisis data (apakah secara deskriptif atau inferensial?

_________ Bagaimanahasil penelitian akan diinterpretasi?

Seorang peneliti bisa saja memutuskan untuk tidak melakukan pemasangan seperti

diatas sebab hal ini bisa menyedot banyak biaya maupun waktu (Salkind, 1990) serta

rentan menimbulkan adanya kelompok yang tidak bisa dibandingkan, misalnya jika ada

partisipan yang tidak mau ditreatment (Rosenthal & Roshnow, 1991). Prosedur lain untuk

mengontrol proses eksperimen adalah dengan menggunakan covarian (seperti, skor – skro

pres-tes) sebagai variabel moderating dan mengontrol pengaruh dari skor – skor ini secara

statistic, memilih sampel – sampel yang homogen, atau mem-block beberapa partisipan

dalam subkelompok atau kategori tertentu, kemudian menganalisis pengaruh dari masing

– masing subkelompok ini terhadap hasil penelitian (Creswell, 2008)

Tunjukkan kepada pembaca jumlah partisipan dalam setiap kelompok dan jelaskan

prosedur – prosedur sistematik dalam menentukan besaran setiap kelompok. Untuk

201

Page 202: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penelitian eksperimen, penelitian seyogianya menggunakan analisis kekuatan (power

analysis) (lipsey, 1990) untuk mengidentifikasi besaran sampel yang sesuai untuk

kelompok – kelompok tersebut. Kalkulasinya harus melibatkan beberapa hal berikut.

1. Pertimbangan level signifikasi statistic untuk eksperimen ini (alpha)

2. Jumlah kekuatan yang diinginkan – biasanya disajikan dalam bentuk kuat (high),

sedang (medium), lemah (low) – dalam pengujian statistic terhadap hipotesis nol

ketika hipotesis ini, sebenarnya, gagal.

3. Besaran efek, perbedaan – perbedaan yang diinginkan dalam jumlah rata – rata

antara kelompok control dan kelompok eksperimen yang dinyatakan dalam unit –

unit deviasi standar.

Susunlah nilai – nilai untuk tiga factor ini (seperti, alpha = .05, kekuatan = .80, dan

besaran efek = .50) dan perlihatkanlah dalam sebuah tabel besaran, besaran yang

dibutuhkan untuk setiap kelompok ini (lihat Cohen, 1977; Lipsey, 1990). Dalam hal

ini, rencanakanlah sebuah eksperimentasi supaya besaran setiap kelompok yang di-

tretment memberikan sensitivitas yang paling tinggi : bahwa pengaruh yang

diinginkan terhadap outcome penelitian bisa tercapai dalam manipulasi eksperimental

ini.

Variabel – Variabel

Dalam penelitian eksperimen, variabel – variabel harus dirinci agar pembaca bisa

melihat dengan jelas kelompok – kelompok apa yang akan dieksperimentasi dan outcome –

outcome apa saja yang ingin diukur. Berikut ini adalah beberapa saran bagaimana

mengembangkan gagasan terkati dengan variabel – variabel dalam proposal penelitian:

Tunjukkanlah secara jelas variabel – variabel bebas yang anda gunakan dalam

penelitian tersebut (ingat kembali pembahasan mengenai variabel dalam bab 3). Satu

variabel harus menjadi treatment variabel. Satu atau beberapa harus meminta

treatment dari peneliti. Variabel – variabel bebas yang lain bisa saja menjadi

measured variabel yang didalamnya tidak ada manipuasi yang dilakukan (seperti,

sikap atau karakteristik pribadi pada partisipan). Variabel – variabel bebas lain bisa

menjadi variabel control atau dapat dikontrol secara statistic, seperti demografi

(gender atau usia). Intinya, bagian metode penelitian dalam proposal eksperimen

harus memerinci dan menunjukkan secara jelas semua variabel bebas ini.

Tunjukan pula variabel (variabel) terikat (misalnya, outcome) yang anda gunakan

dalam penelitian eksperimen. Variabel terikat merupakan variabel respons atau

202

Page 203: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

variabel criteria yang diasumsikan mendapat pengaruh dari variabel bebas. Rosenthal

dan Rosnow (1991) menyajikan tiga ukuran outcome prototipik dalam variabel

terikat, yaitu : arah perubahan, kuantitas perubahan, dan kemudahan perubahan, yang

diperoleh dari partisipan (misalnya, seorang partisipan memberikan respon yang tepat

ketika ditreatmen dalam rancangan eksperimen single-subjet).

Instrumentasi dan Materi

Selama penelitian eksperimen, khususnya pada tahap pres-test atau post-test (atau

keduanya), penelitia biasanya melakukan observasi dan pengukuran dengan menggunakan

instrument – instrument yang tersedia. Nah, dalam proposal penelitian, peneliti perlu

membahas instrument – instrument ini, cara perancangannya, item – itemnya, skala –

skalanya, dan laporan reliabilitas dan validitas skornya. Peneliti juga perlu melaporkan,

materi – materi yang akan digunakan selama proses eksperimentasinya (seperti, program –

program, atau kegiatan – kegiatan tertentu yang diberikan pada kelompok eksperimental).

Deskripsikan pula instrument – instrument yang di isi / diselesaikan partisipan

(biasanya, instrument – instrument ini diselesaikan sebelum eksperimen tersebut

dilakukan atau bahkan di akhir eksperimen). Tunjukkan pula validitas dan reliabiitas

skor atas instrument tersebut, individu – individu yang mengembangkannya, dan izin

– izin untuk menggunakannya.

Jelaskan secara menyeluruh materi – materi yang akan dimanfaatkan selama proses

eksperimentasi. Satu kelompok, misalnya berpartisipasi dalam rencana pembelajaran

berbasis IT yang disampaikan seorang guru di ruang kelas. Rencana ini dapat meliputi

handout, mata pelajaran, dan isntruksi tertulis khusus unutk membantu siswa dalam

kelompok eksperimen ini, belajar mata pelajaran dengan computer. Tes lapangan atas

materi – materi semacam ini harus dijelaskan. Bahkan, jika dibutuhkan, peneliti juga

perlu menjelaskan training – training lain yang mungkin dibutuhkan untuk mengelola

materi – materi tersebut. Tujuan tes lapangan ini adalah untuk memastikan bahwa

materi – materi penelitian bisa dikelola dengan baik tanpa varibilitas dalam kelompok

eksperimen.

203

Page 204: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Prosedur – Prosedur Eksperimentasi

Selain instrument dari materi penelitian, peneliti juga perlu menjelaskan dalam

proposalnya prosedur – prosedur khusus yang digunakan selama proses eksperimentasi.

Penjelasan ini bisa meliputi pembahasan mengenai jenis rancangan eksperimentasi, alasan –

alasan digunakannya rancangan tersebut, dan model visual untuk membantu pembaca

memahami prosedur – prosedurnya.

Tunjukanlah jenis rancangan eksperimentasi yang akan anda gunakan dalam penelitian.

Jenis – jenis rancangan eksperimentasi bisa meliputi rancangan pra-eksperimen (pre-

experimental design), eksperimentasi yang sebenarnya (true experiment), kuasi

eksperimen (quasi experiment) dan rancangan subjek tunggal (single subject design).

Dalam rancangan pre experimental, peneliti mengatai satu kelompok utama dan

melakukan intervensi di dalamnya sepanjang penelitian. Dalam rancangan ini, tidak ada

kelompok control untuk diperbandingkan dengan kelompok eksperimen. Dalam quasi-

experiment, peneliti menggunakan kelompok control dan kelompok eksperimen, namun

tidak secara acak memasukkan (no random assignment) para partisipan ke dalam dua

kelompok tersebut (misalnya, mereka bisa saja berada dalam satu kelompok utuh yang

tidak dapat dibagi – bagi lagi) dalam true experiment, peneliti mulai memasukkan secara

acak para partisipan dalam kelompok – kelompok yang akan diproses. Adapun rancangan

single-subject atau yang dikenal dengan rancangan N of 1. Mengharuskan peneliti untuk

mengobeservasi perilaku satu individu utama (atau sejumlah kecil individu) sepanjang

penelitian.

Tunjukkan pula apa yang ingin dikomparasikan. Dalam kebanyakan penelitian

eksperimen, yang salah satunya dikenal dengan rancangan subjek – antara (between

subject design), peneliti membandingkan dua atau lebih kelompok (Keppel, 1991;

Rosenthal & Rosnow, 1991). Misalnya, rancangan factorial (factorial design) salah satu

varian dalam between subject design mengharuskan peneliti untuk menggunakan dua atau

lebih variabel treatment untuk menguji pengaruh – pengaruh simultan variabel – variabel

ini terhadap hasil penelitian (Vogt, 1999). Rancangan penelitian ini mengeksplorasi

pengaruh – pengaruh setiap treatment secara terpisah dan juga pengaruh – pengaruh

variabel yang digunakan di dalamnya sehingga peneliti dapat memperoleh pandangan

yang multidimensional dan lebih kaya (Keppel, 1991).

Dalam penelitian eksperimen lain, yang dikenal dengan rancangan kelompok dari dalam

(within group design), peneliti menguji hanya satu kelompok treatment saja. Misalnyal,

dalam rancangan ukuran terulang (repeated measure design), sejenis varian dalam within

204

Page 205: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

group desing, para partisipan dikelompokkan dalam treatmen yang berbeda – beda pada

waktu yang berbeda – beda pula selama penelitian. Praktik lain dari within group design

adalah meneliti perilaku seorang individu sepanjang waktu, yang didalamnya peneliti

menyajikan dan memberikan treatment terhadap individu tersebut pada waktu yang

berbeda – beda, untuk mengetahui dampaknya.

Sajikanlah diagram atau gambar yang dapat menghasilkan rancangan penelitian yang

anda gunakan. System notasi standar juga perlu diterapkan dalam gambar/diagram ini.

Rekomendasi saya, gunakanlah system notasi klasik yang pernah disampaikan oleh

Campbell dan Stanley (1963 : 6).

1. X merepresentasikan satu kelompok dalam peristiwa atau variabel eksperimental

tertentu; efek – efek dari variabel tersebut.

2. O mempresentasikan proses observasi atau pengukuran dengan instrument penelitian

3. X dan O yang berada dalam satu lajur mempresentasikan kelompok (X) dan observasi

(O) yang di aplikasikan dalam lajur yang sama, atau disejajarkan secara vertical,

bersifat simultan.

4. Simbol matra dari kiri ke kanan merepresentasikan pelaksanaan prosedur – prosedur

treatment secara temporal (terkadang disimbolkan dengan anak panah)

5. Simbol R merepresentasikan penempatan acak (random assignment).

6.Pemisahan lajur – lajur yang sejajar oleh garis horizontal merepresentasikan bahwa

kelompok – kelompok yang diperbandingkan tidak ditempatkan secara acak (no

random assignment). Tidak adanya garis antara kelompok – kelompok menunjukkan

bahwa individu – individu di dalamnnya ditempatkan secara acak (random assignment)

ke dalam kelompok – kelompok yang akan di treatment (treatment groups).

Contoh – contoh berikut ini mengilustrasikan bagaimana notasi di atas digunakan untuk

mengindentifikasi rancangan pre experimental, quasi experimental, true experimental,

dan single subject.

Ancaman – Ancaman terhadap Validitas

Ada sejumlah ancaman terhadap validias yang sering kali membuat orang

mempertanyakan hasil / outcome yang disimpulkan oleh peneliti : apakah hasil tersebut

dipengaruhi oleh factor – factor utama, atau justru ada intervensi peneliti didalamnya. Untuk

itu, peneliti harus mengidentifikasi beberapa hal yang berpotensi mengancam validitas dan

eksperimentasinya. Setelah berhasil diidentifikasi, peneliti harus merancang dan

mengantisipasi sedemikian rupa agar ancaman – ancaman ini tidak lagi muncul atau

205

Page 206: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

setidaknya dapat diminimaliasasi. Ada dua jenis ancaman terhadap validitas : ancaman dalam

(internal threats) dan ancaman luar (external threats).

Ancaman Validitas Internal dapat berupa prosedur – prosedur eksperimentasi,

treatment – treatment, atau pengalaman – pengalaman dari para partisipan yang mengancam

kemampuan peneliti untuk menarik kesimpulan – kesimpulan yang tepat dari data penelitian.

Tabel 8.5 menyajikan beberapa ancaman ini, mendeskripsikan setiap ancaman, dan

memberikan saran – saran kepada peneliti agar ancaman – ancaman tersebut tidak lagi dating.

Ada ancaman – ancaman yang melibatkan para partisipan (seperti sejarah, maturasi, seleksi,

dan mortalitas), ancaman – ancaman yang berhubungan dengan treatment eksperimental

(seperti difusi, demoralisasi imbang, dan rivalitas imbangan), dan ancaman – ancaman yang

berhubungan dengan prosedur – prosedur eksperimentasi (seperti, pengujian / testing dan

instrumentasi).

Contoh 8.2 Rancangan Pre- - Experimental

Studi Kasus Dengan Satu – Bidikan (One – Shot Case Study)

Rancangan Berikut Ini Melibatkan Satu Kelompok (X) Dalam Treatment Tertentu Yang

Kemudian Dilanjutkan Dengan Observasi/Pengukuran (O)

Kelompok A X ---------------------- O

Rancangan Pra – Tes Pos – Tes pada Satu Kelompok (One – Group Pre – Test Post –

Test Design)

Rancangan berikut ini mencakup satu kelompok yang diobservasi pada tahap pre – test

yang kemudian dilanjutkan dengan treatment dan psot – test.

Kelompok A O1 -------------------X------------------ O2

Perbandingan Kelompok Statis atau Rancangan Pos – Tes terhadap Kelompok –

Kelompok Non – Ekuivalen (Statistic Group Compariosn or Post – Test – Only with

Nonequivalent Groups)

Setelah melakukan treatment pada satu kelompok eksperimental (A), peneliti memilih satu

kelompok perbandingan (B), lalu melakukan Post – test pada kelompok eksperimental A

(kelompok yang sudah di treatment tadi) dan kelompok perbandingan B yang sudah dipilih

sebelumnya.

Kelompok A X ---------------------- O

-----------------------------------------------

206

Page 207: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Kelompok A X ---------------------- O

Rancangan Alternatif Pos – tes Treatment dengan kelompok – kelompok Non –

Ekuivalen (Alaternative Treatment Post – Test Only with Nonequipalent Groups

Design)

Rancangan ini menerapkan prosedur yang sama dengan rancangan Static Group

Comparison sebelumnya. Hanya saja, dalam rancangan ini peneliti melakukan treatment

yang sedikit berbeda (dengan rancangan sebelumnya) terhadap kelompok perbandingan

non ekuvalen. Berikut ilustrasinya :

Kelompok A X1 ---------------------- O

------------------------------------------------

Kelompok B X2 ---------------------- O

Contoh 8.3 Rancangan Quasi – experimental

Rancangan Kelompok – control (Pra Tes dan Pos – Tes) Nonekuivalen (nonequivalent

(Pre – test and Post – test)Control – Group Design)

Dalam rancangan ini, kelompok eksperimen (A) dan kelompok control (B) diseleksi tanpa

prosedur penempatan acak (without random assignment) pada dua kelompok tersebut,

sama – sama dilakukan pre – test dan post – test. Hanya kelompok eksperimen (A) saja

yang di treatment.

Kelompok A O ------------X---------- O

------------------------------------------------

Kelompok B O ------------------------ O

Rancangan Serangakain waktu yang diputus oleh satu kelompok (Single – Group

Interupted Time-Series Design)

Dalam rancangan ini, peneliti melakukan pengukuran pada satu kelompok, baik sebelum

maupaun sesudah treatment.

Kelompok A O—O—O—O—X—O—O—O—O

Rancangan serangkaian waktu yang diputus oleh kelompok control (control – group

Interrupted Time – Series Design)

Rancangan ini merupakan modifikasi dari rancangan single – group sebelumnya. Dalam

207

Page 208: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

rancangan ini, dua kelompok partisipan (A dan B), yang dipilih tanpa random assignment,

diobeservasi sepanjang waktu. Meski demikian, dari dua kelompok tersebut, hanya satu

kelompok saja yang di treatment, yaitu kelompok A.

Kelompok A O—O—O—O—X—O—O—O—O

-----------------------------------------------------------------

Kelompok B O—O—O—O—O—O—O—O—O

Contoh 8.4 Rancangan True Experimental

Rancangan Pra – Tes Pos – Tes pada kelompok control (Pre – Test Pos – Test Control

Group Design)

Rancangan ini merupakan rancangan klasik dan tradisional yang menerapkan prosedur

random assignment (R) pada para partisipan untuk ditempatkan ke dalam dua kelompok

(A) dan (B). Peneliti menerapkan pre –test dan pos – test pada dua kelompok ini. Meski

demikian. Yang di treatment hanya kelompok eksperimen (A) saja.

Kelompok A R -----------O-----------X--------------O

-----------------------------------------------------------------

Kelompok B R -----------O---------------------------O

Rancangan Post – Test pada kelompok control (post – test – only control group

design)

Rancangan post test ini merupakan salah satu rancangan eksperimen yang paling popular

dan diterapkan karena pre-test memberikan efek – efek yang kurang diharapkan. Para

partisipan dikategorisasikan atau ditempatkan secara acak (random assignment) dalam dua

kelompok. Penelitia sama –sama melakukan post – test pada kedua kelompok tersebut, dan

hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di treatment.

Kelompok A R ----------------------X--------------O

Kelompok B R --------------------------------------O

Rancangan Solomon Empat – Kelompok (Solomon Four – Group Design)

Rancangan ini merupakan salah satu bentuk rancangan faktorial 2 X 2 yang menerapkan

prosedur random assignment (R) pada para partisipan untuk dikategoriasasi ke dalam

208

Page 209: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

empat kelompok (A,B,C, dan D). Peneliti bisa memberikan pre-test dan treatment secara

variatif pada masing – masing kelompok, hanya saja, peneliti harus melakukan post – test

untuk semua kelompok tersebut tanpa terkecuali.

Kelompok A R -----------O-----------X-------------- O

Kelompok B R -----------O--------------------------- O

Kelompok C R ---------------------------X------------ O

Kelompok D R ----------------------------------------- O

Contoh 8.5 Rancangan Single – Subejct

Rancangan Subejk – Tunggal A-B-A (A-B-A Single – Subejct Design)

Rancangan ini menerapkan observasi terus menerus pada satu individu utama. Target

perilaku dari individu tersebut dibangun sepanjang waktu untuk kemudian dicari perilaku

utama yang menjadi garis dasar (baseline) untuk diteliti. Perilaku dasar ini kemudian

dinilai, di treatment, sebelum pada akhirnya treatment tersebut dihentikan di tahap akhir

penelitia.

Baseline A Treatment B Baseline A

O—O—O—O—O—X—X—X—X—X— O—O—O—O—O—O

Ancaman – ancaman terhadap valitidas eksternal juga harus di indentifikasi dan

dirancang sedemikian rupa agar ancaman – ancaman tersebut dapat direduksi sedikit

mungkin. Ancaman – ancaman validitas eksternal ini muncul, misalnya, ketika peneliti

menarik kesimpulan – kesimpulan yang seharusnya berasal dari data sampel, namun ia justru

menariknya dari orang – orang lain, setting – setting lain, atau kondisi – kondisi masa lalu,

bahkan masa depan. Sebagaimana yang ditunjukkan dalam tabel 8.6, ancaman – ancaman ini

biasanya berasal dari karakteristik – karakteristik individu yang dipilih sebagai sampel,

keunikan – keunikan setting, dan timming eksperimentasi. Misalnya, ancaman – ancaman ini

muncul ketika peneliti melakukan generalisasi

209

Page 210: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tabel 8.5 Ancaman-ancaman terhadap Validitas Internal

Jenis Ancaman

Deskripsi Ancaman Tindakan-Tindakan Responsif

Sejarah Seiring berjalannya waktu selama peneiitian, ada banyak peristiwa bermunculan yang sering kali memengaruhi outcome yang tidak diharapkan.

Peneliti dapatmemintatelonrF pok kontrol dan kelompok eksperimen untuk merasakan peristiwa-peristiwa yang sama.

Maturasi Selama peneiitian, para parti-sipan bisa saja berubah dan menginjak dewasa (mature) sehingga dapat memengaruhi outcome peneiitian.

Peneliti dapat memilih para partisipan yang sudah dewasa dengan rating yang sama (seperti, umur yang sama).

Regresi Para partisipan yang memiliki skor yang tinggi dipilih sebagai objek peneiitian. Tentu saja, skor-skor mereka sangat rnung-kin berubah selama peneiitian. Tidak heran jika skor-skor yang tinggi ini, sewaktu-waktu, bisa merosot menjadi rata-rata.

Peneliti dapat memilih para partisipan yang tidak memiliki skor-skor yang tinggi uniuk di-toliti.

Seleksi Para partisipan sering kali dipilih hanya karena mereka memiliki karakteristik-karakteristik yang dianggap dapat memengaruhi hasil-hasil tertentu (misalnya, karena mereka lebih cerdas).

Peneliti dapat memilih para partisipan secara acak sehingga karakteristik-karakteristik mereka memiliki kemung-kinan yang sama untuk didistri-busikan menjadi kelompok-kelompok eksperimen.

Mcrtalitas Para partisipan bisa saja mun-dur dari peneiitian disebabkan banyak alasan. Tidak heran jika peneliti sering kali ke-bingungan untuk mengetahui outcome atas individu-individu ini.

Peneliti dapat merekrut se-banyak mungkin partisipan peneiitian untuk mengantisi-pasi para partisipan yang mun-dur atau untuk membanding-kan mereka yang mundur dengan mereka yang tetap meneruskan, guna memper-oleh outcome peneiitian.

Difusi treatmenta

Para partisipan dalam kelom-pok kontrol dan eksperimen saling berkomunikasi satu sama Iain. Ironisnya, komu-nikasi ini bisa saja memengaruhi skor akhir kedua kelompok tersebut.

Peneliti harus menjaga keter-pisahan antara dua kelompok ini selarna penelitian.

Demoralisasi imbang-an

Keuntungan diadakannya pe-nelitian bisa saja tidak setara karena yang 6\-treatment hanyalah Kelompok eksperimen saja (misalnya, kelompok eksperimen diberikan terapi, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan

Peneliti dapat memberikan keuntungan pada dua kelompok ini, misalnya dengan memberikan treatment pada kelompok kontrol setelah penelitian usai atau dengan memoerikan jenis treatment yang sama pada dua kelom-pok tersebut se/ama penelitian.

210

Page 211: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

apa-apa).

Rivalitas imbangan

Para partisipan dalam kelompok kontrol merasa bahwa mereka didevaluasi karena di-perbandingkan dengan kelompok eksperimen dan tidak men-dapatkan treatment sama sekali.

Peneliti dapat mencari lang-kah-langkah strategis guna menciptakan kesetaraan antara dua kelompok ini, misalnya dengan cara me-ngurangi ekspektasi kelompok kontrol.

Pengujian (testing)

Para partisipan sudah terbiasa dengan hasil akhir pengujian sehingga mereka bisa meren-canakan manipulasi atas res-pons-respons tersebut jika ada pengujian selanjutnya.

Peneliti harus memiliki teng-gang waktu yang lebih lama dalam menyebarkan instrumen-instrumen yang berbeda kepada para partisipan.

.Instrumen Perubahan instrumen dalam pre-test dan post-test tidak jarang memengaruhi skor-skor penelitian.

Peneliti dapat menggunakan instrumen yang sama untuk pre-test dan post-test.

ralisasi melampaui kelompok-kelompok yang dieksperimentasi, seperti kelompok-kelompok

sosial atau ras lain, setting-setting lain, atau situasi-situasi lain, yang tidak termasuk objek

eksperimentasi. Langkah-langkah untuk menyiasati isu-isu ini juga disajikan dalam Tabel

8.6.

Ancaman-ancaman lain yang juga perlu diperhatikan adalah ancaman-ancaman

terhadap validitas kesimpulan statistik yang muncul ketika peneliti menarik kesimpulan yang

tidak tepat dari data penelitian, disebabkan kekuatan statisik yang lemah atau pe-langgaran

terhadap asumsi-asumsi statistik yang sebenarnya. Selain ancaman terhadap kesimpulan

statistik, ada pula ancaman terhadap validitas konstruk. Ancaman ini muncul ketika peneliti

menyajikan definisi-definisi dan ukuran-ukuran yang tidak tepat pada variabel-variabel

penelitian.

Berikut ini adalah tips-tips penelitian praktis untuk menjabar-kan isu-isu validitas

tersebut dalam proposal penelitian:

Identifikasilah ancaman-ancaman potensial terhadap validitas yang mungkin muncul.

Anda bisa membuat bagian terpisah khusus untuk membahas ancaman ini.

Definisikanlah jenis ancaman dan isu-isu apa yang sering dimunculkan oleh ancaman

itu.

Jelaskan bagaimana Anda akan menjabarkan ancaman-ancaman ini dalam proposal

eksperimen Anda.

Kutiplah referensi dari beberapa buku yang membahas mengenai ancaman terhadap

211

Page 212: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

validitas ini, seperti Cook dan Campbell (1979); Creswell (2008); Reichardt dan Mark

(1998); Shadish, Cook, & Campbell (2001); dan Tuckman (1999).

Prosedur

Dalam proposal penelitian, peneliti harus mendeskripsikan secara detail prosedur-

prosedur dalam melakukan eksperimentasi. Deskripsi ini akan membantu pembaca untuk

memahami rancangan, observasi, treatment, dan jangka waktu yang ditetapkan.

Tabel 8.6 Ancaman-ancaman terhadap Validitas Eksternal

Jenis Ancaman

Deskrlpsi Ancaman Tindakan-Tindakan Responsif

Antara pemilihan dan treatment

Karena sempitnya karakteris-tik-karakteristik yang ditetap-kan dalam memilih para parti-sipan, peneliti sering kali tidak mampu menggenaralisasi siapa saja yang rhemiliki dan tidak memiliki karakteristik khusus untuk menjadi parti-sipan penelitian.

Peneliti perlu membatasi tuntutan-tuntutan atau klaim-klaimnya mengenai karakteristik partisipan yang sering kali membuat peneliti tidak mampu menggeneralisasi hasil penelitian. Peneliti me-laksanakan penelitian tam-bahan pada kelompok-kelom-pok/para partisipan yang memiliki karakteristik yang berbeda.

Antara setting dan treatment

Karena ditetapkan karakteristik-karakteristik khusus dalam memilih setting, peneliti sering kali tak mampu menggeneralisasi individu-individu pada setting-setting yang berbeda.

Peneliti perlu melakukan penelitian tambahan dalam setting yang baru untuk menge-tahui apakah hasil yang mun-cul sama dengan yang diper-oiehnya dalam setting se-belumnya.

Antara sejarah dan treatment

Karena hasil ekspenmentasi terikat-waktu, peneliti sering kali tidak mampu menggeneralisasi hasil penelitian untuk situasi masa lalu dan masa depan.

Peneliti perlu melakukan penelitian ulang pada waktu-waktu yang akan datang untuk mengetahui apakah hasil-hasil yang diperolehnya sama dengan hasil-hasil pada penelitian terdahulu.

Sumber : diadaptasi dari Creswell (2008)

Jelaskan pendekatan langkah demi langkah dalam prosedur eksperimentasi tersebut.

Misalnya, Borg dan Gall (1989: 679) meringkas enam langkah yang biasanya digunakan

dalam prosedur rancangan pre-test post-test control group dengan menjodohkan para

partisipasi dalam kelompok kontrol :

1. Buatlah ukuran-ukuran variabel terikat atau variabel yang sangat berkorelasi dengan

variabel terikat untuk setiap partisipan penelitian

2. Tempatkan para partisipan secara berpasangan berdasarkan skor-skor dalam ukuran

mereka sebagaimana yang telah diidentifikasi pada langkah 1

3. Tempatkan secara acak satu anggota dari setiap pasangan ini dalam kelompok

eksperimen dan anggota lain dalam kelompok kontrol

212

Page 213: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

4. Lakukan treatment eksperimen pada kelompok eksperimen dan berikan treatment

alternatif (atau bahkan tanpa treatment) pada kelompok kontrol

5. Buatlah ukuran-ukuran variabel terikat untuk kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol ini

6. Bandingkan performa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada akhir tes

(post-tes) dengan menggunakan tes-tes signifikansi statistik

Analsis Data

Jelaskan kepada pembaca jenis-jenis analisis statistik yang akan anda gunakan selama

penelitian.

Laporkan statistik-statistik deskriptif yang telah diukur dan diobservasi pada pre-test

dan post-test sebelumnya. Statistik-statistik ini haruslah berupa means (rata-rata),

standard deviation (deviasi standar) dan range (jangkauan).

Jelaskan tes statistik inferensial (inferensial statistic test) yang digunakan untuk

menguji hipotesis penelitian. Dalam rancangan eksperiman (eksperimental design),

yang menerapkan informasi kategoris untuk variabel bebasdan informasi

berkelanjutan untuk variabel terikat, penelitian menerapkan t-test atau univariate

analysis of variance (ANOVA), analysis of covariance (ANCOVA), atau

multivariate analysis of variace (MANOVA) – multiple dependent measure).

(sebagaimana jenis tes ini telah ditunjukan dalam tabel 8,3 sebelunya.) dalam

rancangan faktorial (factorial design), peneliti menggunakan pengaruh timbal-balik

dan efek-efek utama dari ANOVA. Akan tetapi, ketika data dalam pre-test dan post-

test menunjukan deviasi pemarkaan (marked deviation) dari distribusi normal,

peneliti sebaiknya menggunakan tes statistik nonparameter (parametric statical test)

untuk menguji hipotesis penelitian.

Untuk rancangan subjek-tunggal (single-subject design), gunakanlah grafik garis-

gsris untuk beseline, sedangkan untuk unit waktu gunakanlah grafik abscissa( poros

horizontal) dan grafik ordinate (poros Vertikal) untuk unit target perilaku dalam

observasi treatment. (mengenai ilustrasinya dapat dilihat dalam contoh 8.5

sebelumnya,penj). Setiap data diformulasikan secara terpisah dalam grafik tersebut,

lalu masing-masing data ini dihubungkan dengan garis-garis (misalnya, lihat Neuman

& McCormick, 1995). Kadang-kadang, tes-tes signifikansi statistik, seperti t test,

digunakan untuk membandingkan rata-rata beseline dengan tahap-athap treatment ,

213

Page 214: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

meskipun prosedur-prosedur seperti ini bisa saja melanggar asumsi ukuran-ukuran

variabel bebas (Borg&Gall, 1989)

Peneliti juga perlu melaporkan hasil-hasil statistik pengujian hipotesis, interval

confidence dan besaran efek sebagai indikator-indikator utama atas signnifikansi

hasil penelitian. Interval confidence merupakan perkiraan interval atas nilai statistik

yang lebih tinggi dan lebih rendah, yang sesuai data penelitian dan bisa saja

mencerminkan rata-rata populasi yang sebenarnya. Besaran efek merupakan kekuatan

atas hasil kesimpulan tentang perbedaan-perbedaan antarkelompok atau hubungan

antarvariabel dalam penelitian kuantitatif. Kalkulasi besaran efek ini bermacam-

macam, tergantung pada tes statistik yang digunakan.

Interpretasi Hasil

Langkah terakhir dalam penelitian eksperimen adalah mentafsirkan penemuan-

penemuan berdasarkan hipotesis atau rumusanmasalah yang sudah dirancang di awal

penelitian. Dalam laporan interpretasi ini, jelaskan apakah hipotesis atau rumusan masalah

tersebut disetujui (signifikan) atau ditolak (tidak signifikan). Jelaskan pula apakah proses

treatment yang diimplementasikan benar-benar mendptakan suatu perbedaanbagi para

partisipan yang diteliti. Beri-kan alasan mengapa hasil penelitian signifikan atau tidak

signifikan, berdasarkan literatur-literatur yang telah Anda review (Bab 2), teori-teori yang

Anda gunakan (Bab 3), atau logika persuasif lain yang dapat menjelaskan hasil tersebut.

Jelaskan adakah hasil penelitian yang muncul disebabkan prosedur-prosedur eksperimental

yang tidak tepat, seperti kehadiran ancaman-ancaman terhadap validitas, dan jelaskan pula

bagaimana Anda menggeneralisasi hasil tersebut pada orang-orang tertentu, setting-setting

tertentu, dan waktu-waktu tertentu. Pada akhirnya, Anda juga harus menunjukkan dampak-

dampak dari hasil ini terhadap populasi yang diteliti atau bagi penelitian-peneiitian

selanjutnya.

RINGKASAN

Bab ini menjelaskan tentang komponen-komponen penting dalam merancang prosedur-

prosedur metodis penelitian eksperimen dan survei. Dalam penelitian survei, peneliti

menjelaskan tujuan, mengidentifikasi populasi dan sampel, instrumen-instrumen yang

214

Page 215: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

digunakan, hubungan antarvariabel, rumusan masalah, item-item khusus, dan langkah-

langkah yang diambil dalam analisis dan interpretasi data.

Dalam penelitian eksperimen, peneliti mengidentifikasi partisipan, variabel-variabel —

kondisi-kondisi treatment dan variabel-variabel outcome— dan instrumen-instrumen yang

digunakan untuk pre-test dan post-test, dan materi-materi yang akan dimanfaatkan selama

treatment. Penelitian eksperimen juga mencakup jenis-jenis rancangan eksperimen, seperti

pre-experimental, quasi-experimental, true experiment, dan single-subject.

Peneliti kemudian membuat sebuah gambar untuk mengilus-trasikan rancangan ini, sesuai

notasi yang tepat. Setelah itu, peneliti-

Contoh 8.6 Bagian Metodologi Penelitian Eksperimen

Berikut ini, salah satu contoh tulisan dari penelitian quasi-experimental yang

dilakukan Enns dan Hackett (1990). Tulisan ini mengilus-trasikan beberapa komponen

penting dalam penelitian eksperimen seperti yang sudah dijelaskan sejak awal. Penelitian

Enns dan Hackett ini mengangkat isu umum tentang kesesuaian minat antara klien dan

penasihatnya sepanjang menyangkut dimensi-dimensi dikap femi-nisme. Enns dan Hacket

berhipotesis bahwa para partisipan (klien) feminis lebih reseptif pada penasihat feminis

yang radikal ketimbang para partisipan non-feminis, dan bahwa para partisipan non-

feminis lebih reseptif pada penasihat feminis yang liberal dan non-seksis ketimbang para

partisipan feminis. Kecuali pembahasan yang begitu terbatas mengenai analisis dan

iriterpretasi data, tulisan Enns dan Hackett ini setidaknya sudah berisi elemen-elemen

penting bagai-mana menulis bagian metode penelitian eksperimen yang baik.

Metode Penelitian

Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah 150 mahasiswi kelas dasar dan kelas atas dalam

bidang sosiologi, psikologi, dan komunikasi, di uni-versitas negeri dan perguruan tinggi

swasta, di pesisir barat. (Disini, peneliti mendeskripsikan para partisipan penelitiannya).

Rancangan dan Manipulasi Eksperimental

Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial (factorial design) 3 X 2X2:

Kecenderungan Penasihat (humanis-nonseksis, feminis liberal, atau feminis radikal) X

Nilai-nilai (implisitatau eksplisit) X Identifikasi Feminisme Partisipan (feminis atau

215

Page 216: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

nonfeminis). Untuk data penelitian yang kemungkinan tidak mengenai sasaran dalam item-

item tertentu, sudah kami tangani dengan prosedurpairwise deletion. (Disini, peneliti

menjabarkan keseluruhan rancangan penelitian).

Tiga sifat konseling (humanis-nonseksis, feminis liberal, dan feminis radikal) tergambar

dari hasil deskripsi singkat atas rekaman videotape selama 10 menit antara seorang

penasihat wanita dan seorang klien wanita.... Nilai-nilai implisit kami peroleh dari hasil

wawancara pada sampel (klien) saja, tidak pada penasihatnya secara langsung. Karena

itulah, nilai penasihat bersifat implisit. Untuk nilai-nilai eksplisit, kami memperolehnya

dengan cara menggabungkan tiga sifat konseling tadi dengan deskripsi singkat atas

rekaman videotape selama 2 menit tentang seorang penasihat yang tengah menjelaskan

pendekatan konselingnya kepada seorang klien. Setelah itu, kami mengidentifikasi nilai-

nilai tersebut berdasarkan dua orientasi filospfis feminisme, yaitu liberal dan radikal. Tiga

sifat konseling kami tetapkan berdasarkan tiga perbedaan filosofis feminisme (humanjs-

nonseksis, liberal, dan radikal) dan implikasi-implikasi konselingnya. Pernyataan-

pernyataan klien dan hasil wawancara dengan mereka pada umumnya bersifat konstan

(tidak berubah-ubah). Sedangkan respons-respons penasihat justru berbeda-beda sesuai

pendekatan yang mereka gunakan. (D/ sini, peneliti mendeskripsikan tiga ^variabel yang

di-treatment dan dimanipulasi dalam penelitiannya).

Instrumen

Cek manipulasi. Untuk rhengecek persepsi partisipan terhadap manipulasi eksperimeritai

dan untuk menilai kesamaan persepsi mereka terhadap tiga penasihat, dua subskala dari

Attributions of the Term Feminist Sca/e-nya Berryman-Fink dan Verderber (1935) karni

modifikasi dan kami gunakan sebagai instrumen penelitfan, yaitu Counselor Description

Quesiidnnaire (CDQ) dan Personal Description Questionnaire (PDQ).... Berryman Fink

dan Verderber melaporkart reliabilitas konsistensi internal .86 dan .89 untuk versi asli dari

dua subskala ini. (Di sini, peneliti menjelaskan instrumen-instrumeh dan reliabilitas

skala-skala untuk variabel terikat).

Prosedur

Semua tahap eksperimentasi dilakukan secara individual. Kami telah mengundang para

partisipan, menjelaskan tujuan penelitian kami untuk mengetahui respons mereka

mengenai konseling, dan kami telah mengatur ATF. Sementara ATF dikumpulkan dan

dinilai, kami meminta setiap partisipan untuk mengisi formulir data demografis dan

216

Page 217: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

membaca serangkaian petunjuk untuk menggunakan videotape. Separuh partisipan

pertama ditempatkan secara acak (randomly assigned) ke dalam 12 videotape (3

Pendekatan X 2 Nilai X 2 Penasihat). Untuk nilai rata-rata, kami memperolehnya dari

ATF. Nilai rata-rata untuk separuh partisipan pertama kemudian digunakan untuk menga-

tegorisasi separuh kelompok kedua ke dalam feminis dan nonfeminis, dan sisany'a yang

lain ditempatkan secara acak {randomly assigned) ke dalam'tiga' kelorhpok orientasi

feminis (humanis-nonseksis, liberal, dan radikal) untiik memastikan hasii cell size yang

setara. Pada tahap akhir, kami memeriksa nilai rata-rata sampel final dan menga-tegorisasi

kembali beberapa partisipan dengan pecahan rata-rata, yang akhirnya menghasilkan 12

atau 13 per cell.

Setelah m.endehgsirkan videotape yang bernubungan dengan pe-nempatan/periugasah

eksperimentalnya {experimental assignment), para partisipan kernudian diminta untuk

menyelesaikan instrumen variabel terikat (dependent measure), setelah itu baru mereka

mulai diwawancarai (him. 35-36). (D/ sini, peneliti mende'skripsikan pro-sedur-prosedur

yang diterapkan dalam penelitian eksparimen).

Sumber : Erns dan Hackett (1990). © 1990 oleh American Psychological Association.

Dikutip atas izin penulis

memberikan komentar-komentarnya tentang ancaman-ancaman potensial pada validitas

internal dan eksternal (dan validitas statistik dan konstruk, jika ada) yang berhubungan

dengan penelitian eksperi-men, analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis atau

rumusan masalah, dan interpretasi hasil.

Latihan Menulis

1. Buatlah desain penelitian berdasarkan prosedur-prosedur penelitian survei.

Setelah usai, amati kembali checklist dalam Tabel 8.1 untuk mengetahui apakah

semua komponen sudah disertakan secara jelas dalam desain yang Anda buat,

2. Buatlah desain penelitian berdasarkan prosedur-pro-sedur penelitian eksperimen.

Setelah ucai, amati kembali Tabel 8.4 untuk mengetahui apakah semua

komponen sudah disertakan secara jelas.

217

LATIHAN MENULIS

Page 218: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

BACAAN TAMBAHAN

Babbie, E. (1990). Survey Research Methods, (Edisi kedua. Belmont, CA: Wadsworth.

Earl Babbie membahas secara detail aspek-aspek penelitian survei. Dia menyajikan

jenis-jenis rancangan penelitian survei, logika sampling, dan contoh-contoh untuk masing-

masing rancangan. Dia membahas konseptualisasi instrumen survei dan skala-skalanya. Dia

juga menyajikan gagasan yang amat penting terkait dengan bagai-mana mengatur kuesioner

dan memproses hasil akhir. Selain itu, disertakan pula pembahasan tentang analisis data

dengan fokus pada bagaimana membuat dan memahami tabel-tabel dan menulis laporan

survei. Buku ini sangat detail, informatif, dan teknis, sangat cocok bagi mahasiswa yang

sudah berada di level intermediate atau advance dalam mempelajari penelitian survei.

Campbell, D.T. & Stanley, J.C. (1963). "Experimental and Quasi-Experimental Designs for

Research." dalam N. L. Gage (Ed.). Handbook of Research on Teaching. Chicago:

Rand-McNally. (him. 1-76)

Salah satu bab dalam Handbook ini membahas penelitian ekspe-rimen. Campbell dan

Stanley merancang sistem notasi untuk penelitian eksperimen yang hingga saat ini masih

digunakan. Mereka juga mengajukan jenis-jenis rancangan eksperimen, dimulai dari faktor-

faktor yang membahayakan validitas internal dan eksternal, jenis-jenis rancangan pre-

exnerimental, true experiment, quasi experimental, dan rancangan correlational dan ex post

facto. Bab ini menyajikan ringkasan yang menarik tentang jenis-jenis rancangan eksperimen,

ancaman-ancaman terhadap validitas, dan prosedur-prosedur statis-tik. Bab ini cocok bagi

mahasiswa yang baru belajar penelitian eksperimen.

Fink, A. (2002). The Survey Kit. Edisi kedua. Thousand Oaks, CA: Sage.

"The Survey Kit" disusun daribeberapa buku dan dieditori oleh Arlene Fink.

Ringkasan detail buku-buku tersebut disajikan dalam volume pertama. Dalam pendahuluan

volume tersebut, Fink mem-bahas aspek-aspek penelitian survei, yang meliputi antara lain:

bagai-mana mengajukan pertanyaan, bagaimana melaksanakan survei, bagaimana melibatkan

diri dalam wawancaran telepon, bagaimana melakukan sampling, dan bagaimana mengukur

validitas dan relia-bilitas. Pembahasan dalam buku ini pada umumnya cocok untuk para

peneliti survei pemula. Apalagi di dalamnya juga disajikan banyak contoh dan ilustrasi yang

bagus, membuatnya lebih menarik untuk dipelajari.

Fowler, F.J. (2002). Survey Research Methods. Edisi ketiga. Thousand Oaks, CA: Sage.

218

Page 219: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Floyd Fowler menyajikan tulisan menarik tentang keputusan-keputusan yang harus

diambil dalam melaksanakan proyek penelitian survei. Dia menjelaskan tentang bagaimana

menerapkan prosedur sampling alternatif, mengurangi rating nonrespons, mengumpulkan

data, merancang pertanyaan yang baik, menerapkan teknik-teknik wawancara yang menarik,

mempersiapkan anaiisis, dan menghadapi masalah-masalah etis dalam penelitian survei.

Keppel, G. (1991). Design and Analysis: A Researcher's Handbook. Edisi ketiga. Englewood

Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Geoffrey Keppel menjelaskan penelitian eksperimen secara detail dan menyeluruh, mulai dari

prinsip-prinsip rancangan eksperimen hingga anaiisis statistik terhadap data-data eksperimen.

Secara kese-luruhan, buku ini cocok dibaca oleh mahasiswa dalam bidang statistik di level

intermediate hingga advance, yang ingin memahami rancangan dan anaiisis statistik

eksperimentasi. Bab pendahuluan dalam Handbook ini menyajikan ringkasan yang begitu

informatif rnengenai komponen-komponen dalam rancangan eksperimen.

Upsey, M.W. (1990). Design Sensitivity: Statistical Power for Experimental Research.

Newbury Park, CA: Sage.

Mark Iipsey menulis sebuah buku yang membahas rancangan-rancangan eksperimental

dan kekuatan statistik dari rancangan-rancangan tersebut. Premis dasarnya adalah: bahwa

sebuah eksperi-mentasi perlu memiliki sensitivitas yang memadai untuk mendeteksi

pengaruh-peng£ruh dari objek yang diteliti. Buku ini mengeksplorasi kekuatan statistik dan

menyertakan sebuah tabel untuk membantu para peneliti menentukanbesaran (size) yang

sesuai untuk kelompok-kelompok yang diteliti.

Neuman, S.B., & McCormick, S. (Ed.). (1995). Single-Subject Experimental Research:

Applications for Literacy. Newark, DE: International Reading Association.

Susan Neuman dan Sandra McCormick mengeditori sebuah buku panduan praktis yang

membahas ten tang rancangan penelitian single-subject. Mereka juga menyajikan banyak

contoh jenis-jenis rancangan yang lain, seperti reversal design dan Tiniltipe-baseline design.

Selain itu, mereka juga menyajikan prosedur-prosedur statistik yang bisa diterapkan dalam

analisis data single-subject. Salah satu bab, misalnya, mengilustrasikan bagaimana

menampilkan data dengan grafik garis-garis. Meskipun aplikasi dari rancangan single-subject

yang dijeiaskan dalam buku ini secara khusus diorientasikan untuk bidang kesusastraan,

Anda sebenarnya juga bisa menerapkan rancangan ini untuk bidang ilmu sosial-humaniora.

219

Page 220: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Sembilan

Prosedur-prosedur KualitatifProsedur-prosedur kualitatif memiliki pendekatan yang lebih beragam dalam peneiitian

akademik ketimbang metode-metode kuantitatif. Penelitian kualitatif juga memiliki asumsi

asumsi filosofis, strategi-strategi penelitian, dan metode-metode pengumpulan, analisis, dan

interpretasi data yang beragam. Meskipun prosesnya sama, prosedur-prosedur kualitatif

tetap mengandalkan data berupa teks dan gambar, memiliki langkah-langkah unik dalam

analisis datanya, dan bersumber dari strategi-strategi peneiitian yang berbeda-beda.

Pada dasarnya, strategi-strategi penelitian yang dipilih dalam proyek kualitatif sangat

berpengaruh terhadap prosedur-prosedurnya yang, meski seragam, tetap menunjukkan pola

yang berbeda-beda. Melihat landskap prosedur-prosedur kualitatif berarti melihat perspektif-

perspektif yang beragam, mulai dari perspektif keadilan sosial (Denzin & Lincoln, 2005),

perspektif ideologis (Lather, 1991), perspektif filosofis (Schwandt, 2000), hingga petunjuk-

petunjuk prosedur sistematis (Creswell, 007; Corbin & Strauss, 2007). Semua perspektif ini

bersaing untuk menjadi landasan utama dalam penelitian kualitatif.

Bab ini berusaha mengombinasikan perspektif-perspektif tersebut, menyajikan prosedur-

prosedur urnum, dan menampilkan contoh-contoh dari beragam strategi kualitatif. Bab

ini juga akan menyajikan gagasan-gagasan dari beberapa pakaryang menulis tenta.ng

rancangan proposal kualitatif (misalnya, lihat Berg, 2001; Marshall &. Rossman, 2006;

Maxwell, 2005; Rossman & Rallis, 1998). Topik-topik yang termasukke dalam bagian

prosedur kualitatif antara lain: karakteristik-karakteristik penelitian kualitatif, strategi

peneiitian, peran peneliti, langkah-langkah dalam pengumpulan dan analisis data,

strategi-strategi validasi, akurasi penemuan, dan struktur naratif. Tabel 9.1 menunjukkan

checklist pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana merancang prosedur-prosedur

kualitatif ini.

KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PENEUTIAN KUALITATIF

Bertahun-tahun lamanya, para penulis proposal terus berusaha membahas karakteristik-

karakteristik penelitian kualitatif untuk me-mastikan legitimasi dari pihak fakultas dan

pembacanya. Saat ini, pembahasan-pembahasan semacam itu sudah jarang dijumpai dalam

literatur. Bahkan, sekarang ada beberapa konsensus yang telah meng-atur ketentuan-

220

Page 221: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

ketentuan dalam penelitian kualitatif. Untuk itulah, saran saya bagi para penulis proposal

yang ingin merancang bagian karakteristik penelitian ini antara lain:

Amatilah apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para pembaca proposal Anda.

Identifikasilah apakah pembaca Anda sudah banyak mengetahui karakteristik-

karakteristik penelitian kualitatif sehingga bagian ini tidak begitu pen ting bagi

mereka.

Jika Anda ragu-ragu atas pengetahuan mereka, jelaskan karakteristik-karakteristik

dasar penelitian kualitatif dalam proposal Anda dan jika rnemungkinkan, bahaslah

sebuah artikel jurnal (atau studi) kualitatif baru-baru ini sebagai contoh untuk meng-

ilustrasikan karakteristik-karakteristik tersebut.

Sejumlah karakteristik penelitian kualitatif bisa saja digunakan (seperti, Bogdan &

Biklen, 1992; Eisner, 1991; Hatch, 2002; LeCompte & Schensul, 1999; Marshall &

Rossman, 2006), tetapi saya lebih mengandalkan pada analisis gabungan dari

beberapa

penulis ini yang sudah saya sertakan secara menyeluruh dalam buku saya tentang

penelitian kualitatif (Creswell, 2007). Saya tidak hanya menyertakan perspektif-

perspektif tradisional saja, tetapi juga perspektif-perspektif baru dalam penelitian

kualitatif, seperti

advokasi, partisipatoris, dan refleksi-diri. Berikut ini adalah beberapa karakteristik

penelitian kualitatif yang disajikan tidak dalam urutan prioritas tertentu.

Tabel 9.1 Checklist pertanyaan-pertanyaan untuk merancang prosedur kualitatif

--------- Apakah karakteristik-karakteristik dasar penelitian kualitatif sudah di-jelaskan?

-----------

Apakah jenis strategi kualitatif yang akan digunakan juga sudah

dijelaskan? Apakah sejarah, definisi, dan penerapan dari strategi

tersebut sudah dijelaskarvpula?______

----------

Apakah pembaca dapat memahami peran peneliti dalam peneiitian tersebut

(pengalaman historis, sosial, dan kultural sebelumnya, hubungan personal dengan

lokasi dan partisipan, langkah-langkah dalam memperoleh entri, dan masalah-

masaiah etis)?

-----------

Apakah strategi sampling dalam memilih lokasi dan partisipan penelitian sudah

diidentifikasi?

--------- Apakah jenis strategi pengumpulan data dan rasionalisasi pengguna-annya juga

221

Page 222: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

sudah dijabarkan?

-----------

Apakah langkah-langkah perekaman/pencatatan informasi selama prosedur

pengumpulan .data sudah dijelaskan?

-----------

Apakah langkah-langkah analisis data juga sudah dijabarkan?

--------- Apakah ada bukti/petunjuk bahwa peneliti telah mengatur data untuk dianalisis?

-----------

Apakah peneliti telah merew'ewdata secara umum untuk memperoleh makna

informasi?

-----------

Apakah data sudah di-cocffng?

---------- Apakah kode-kode sudah dirancang untuk membentuk deskripsi atau

mengidentifikasi tema-tema utama?

---------- Apakah tema-tema tersebut sating terkait satu sama lain, memperkuat analisis

dan abstraksi?

---------- Apakah cara-cara penyajian data sudah dijelaskan —misalnya dalam bentuk

tabel, grafik, atau gambar?

--------- Apakah dasar-dasar dalam menginterpretasi data sudah dijelaskan secara rinci

(pengalaman-pengalaman personal, literatur, pertanyaan-pertanyaan, agenda

aksi)?

---------- Apakah peneliti sudah menyebutkan outcome penelitian (misalnya, untuk

mengembangkan/msnciptakan suatu teori, menyajikan gambar-an kompleks

tentang tema)?

---------- Apakah ada strategi-strategi lain yang dikutip untuk menvalidasi hasil atau

penemuan penelitian?

Lingkungan alamiah (natural setting); para peneliti kualitatif cenderung

mengumpulkan data lapangan di lokasi di mana para partisipan mengalami isu atau

masalah yang akan diteliti. Peneliti kualitatif tidak membawa individu-individu ini

kedalm laboratoratorium (atau dalam situasi yang telah di-setting sebelumnya); tidak

pula membagikan instrumen-instrumen kepada mereka. Informasi yang dikumpulkn

dengan berbicara langsung kepada orang-orang dan melihat mereka bertingkah laku

dalam konteks natural inilah yang menjadi karakteristik utama peneliti kualitatif.

222

Page 223: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Dalam setting yang alamiah, para peneliti kualitatif melakukan interaksi face-to-face

sepanjang penelitian.

Penneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument); para peneliti

kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau

wawancara dengan para partisipan. Mereka bisa saja mengumpulkan protokol-sejenis

instrumen untuk mengumpulkan data-tetapi diri merekalah yang sebenarnya menjadi

satu-satunya instrumen dalam mengumpulkan informasi. Mareka, pada umumnya,

tidak menggunakan kuesioner atau instrumen yang di buat oleh peneliti lain.

Beragam sumber data (multiple sources of data); para peneliti kualitatif biasanya

memilih mengumpulkan data dari beragam sumber, seperti wawancara, observasi, dan

dokumentasi, ketimbang hanya bertumpu pada satu sumber data saja. Kemudian,

peneliti mereview semua data tersebut, memberikannya makna, dan mengolahnya ke

dalam kategori-kategori atau tema-tema yang melintasi semua sumber data.

Analisis data induktif (inductive data analysis); para peneliti kualitatif membangun

pola-pola, kategori-kategori, dan tema-temanya dari bawah ke atas (induktif), dengan

mengolah data ke dalam unit-unit informasi yang lebih abstrak. Proses induktif ini

mengilustrasikan usaha peneliti dalam mengolah secara berulang-ulang membangun

serangkaian tema yang utuh. Proses ini juga melibatkan peneliti untuk bekerjasama

dengan para partisipan secara interaktif sehingga partisipan memiliki kesempatan

untuk membentuk sendiri tema-tema dan abstraksi-abstraksi yang muncul dari proses

ini.

Makna dari para partisipan (paticipants’ meaning); dalam keseluruhan proses

penelitian kualitatif, peneliti terus fokus pada usaha mempelajari makna yang

disampaikan para partisipan tentang masalah atau isu penelitian, bukan makna yang

disampaikan oleh peneliti atau penulis lain dalam literatur-literatur tertentu.

Rancangan yang berkembang (emergent design); bagi para peneliti kualitatif, proses

penelitian selalu berkembang dinamis. Hal ini berarti bahwa rencana awal penelitian

tidak bisa secara ketat dipatuhi. Semua tahap dalam proses ini bisa saja berubah

setelah peneliti masuk kelapangan dan mulai mengumpulkan data. Misalnya,

pertanyaan-pertanyaan bisa saja berubah, strategi pengumpulan data juga bisa

berganti, dan individu-individu yang diteliti serta lokasi-lokasi yang dikunjungi juga

bisa berubah sewaktu-waktu. Gagasan utama di balik penelitian kualitatif sebenarnya

adalah mengkaji masalah atau isu dari para partisipan dan melakukan penelitian untuk

memperoleh informasi mengenai masalah tersebut.

223

Page 224: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Perspektif teoritis (theoretical lens); para peneliti kualitatif sering kali menggunakan

perspektif tertentu dalam penelitian mereka, seperti konsep kebudayaan, etnografi,

perbedaan-perbadaan gender, ras, atau kelas yang muncul dari orientasi-orientasi

teoritis, seperti yang telah dijelaskan pada Bab 3. Terkadang pula penelitian dapat

diawali dengan mengidentifikasi terlebih dahulu konteks sosial, politis, atau historis

dari masalah yang akan diteliti.

Bersifat penafsiran (interpretive); penelitian kualitatif merupakan salah satu bentuk

penelitian interpretif di mana di dalamnya para peneliti kualitatif membuat suatu

interpretasi atas apa yang mereka lihat, dengar, dan pahami. Interpretasi-interpretasi

mereka bisa saja berbeda dengan latar belakang, sejarah, konteks, dan pemahaman-

pamahaman mereka sebelumnya. Setelah laporan penelitian diterbitkan, barulah para

pembaca dan para partisipan yang melakukan interpretasi, yang seringkali berbeda

dengan interpretasi peneliti. Karena pembaca, partisipan, dan peneliti sama-sama

terlibat dalam proses interpretif ini, tampaklah bahwa penelitian kualitaif memang

menawarkan pandangan-pandangan yang beragam atas suatu masalah.

Pandangan menyeluruh (holistic account); para penelitia kualitatif berusaha mambuat

gambaran kompleks dari suatu masalah atau isu yang diteliti. Hal ini melibatkan

usaha pelaporan perspektif-perspektif, pengidentifkasian faktor-faktor yang terkait

dengan situasi tertentu, dan secara umum usaha pensketsaan atas gambaran besar

yang muncul. Untuk itulah, para peneliti kualitatif diharapkan dapat membuat suatu

model visual dari berbagai aspek mengenai proses atau fenomena utama yang diteliti.

Model inilah yang akan membantu mereka membangun gambaran holistik (lihat,

misalnya, Creswell & Brown, 1992)

STRATEGI-STRATEGI PENELITIAN

Selain karakteristik-karakteristik utama diatas, penelitian kualitatif juga memiliki

strategi-strategi penelitian yang spesifik. Strategi-strategi ini utamnya terkait dengan

pengumpulan data, analisis data, dan laporan penelitian, tetapi tetap berasal dari berbagai

disiplin dan teru berkembang dinamis sepsnjang proses penelitian (seperti, jenis-jenis

problem, masalah-masalah etis, dan sebagainya) (Creswell, 2007b). Ada banyak strategi

kualitatif yang sudah dibahas, seperti 28 pendekatan yang pernah diidentifikasi oleh Tesch

(1990), 19 jenis dalam konsep pohon-nya Wolcott (2001), dan 5 pendekatan kualitatif oleh

Creswell (2007).

224

Page 225: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Seperti yang telah dijelaskan dalam Bab 1, saya merekomendasikan agar para

peneliti kualitatif memilih antara beberapa kemungkinan, seperti naratif, fenomenologi,

etnografi, studi kasus, dan grounded theory. Saya memilih lima strategi ini karena kelimanya

cukup populer dalam ilmu kesehatan dan sosial saat ini. Strategi-strategi lain juga ada dan

sudah byank dibahas secara meyakinkan dalam buku-buku kulaitatif, seperti penelitian

tindakan partisipatoris (Kemmis & Wilkinson, 1998) atau analisis wacana (Cheek, 2004).

Khusus untuk lima pendekatan tadi, para peneliti dapat mengkaji individu-individu (dengan

naratif atau fenomenologi); mengeksplorasi proses, aktivitas, dan peristiwa-peristiwa (dengan

studi kasus atau grounded theory); atau mempelajari perilaku culture-sharing dari individu-

individu atau kelompok-kelompok tertentu (dengan etnografi).

Dalam menulis prosedur penelitian untuk proposal kualitatif, pertimbangkan tips-

tips penelitan berikut ini:

Jelaskan pendekatan spesifik yang akan anda gunakan.

Sajikan sejumlah informasi historis mengenai strategi penelitan yang akan Anda terapkan,

seperti asal mulanya, penerapannya, dan definis ringkasnya (lihat Bab 1 tentang lima

strategi penelitian kualitatif).

Jelaskam mengapa strategi tersebut dianggap sesuai untuk anda gunakan dalam penelitian

Anda.

Jabarkan pula bagaimana penggunaan strategi tersebut dapat menentukan jenis-jenis

pertanyaan yang diajukan (lihat Morsee, 1994, untuk pertanyaan yang berhubungan

dengan strategi penelitian), cara-cara pengumpulan data, langkah-langkah analisis data,

dan narasi/laporan akhir.

PERAN PENELITI

Sebagaiman yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian kualitatif merupakan

penelitian interpretif, yang didalamnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang

berkelanjutan dan terus-menerus dengan para partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya

memunculkan serangkaian isu-isu strategi, etis, dan personal dalam proses penelitian

kualitatif (Locke et at.,2007). Dengan keterlibatannya dalam concern seperti ini, peneliti

kualitatif berperan untuk mengidentifikasi bisa-bisa, nilai-nilai, dan latar belakang pribadinya

secara refleksif, seperti gender, sejarah, kebudayaan, dan status sosial ekonominya, yang bisa

saja turut membentuk interpretasi mereka selama penelitian. Selain itu, para peneliti kualitatif

juga berperan memperoleh entri dalam lokasi penelitan dan masalah-masalah etis yang bisa

muncul tiba-tiba.

225

Page 226: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Nyatakanlah pengalaman-pengalaman Anda sebelumnya yang kira-kira dapat

mencerminkan data mengenai latar belakang yang komprehensif sehingga pembaca bisa

lebih memahami topik, setting, atau para partisipan serta interpretasi Anda atas fenomena

tertentu.

Jelaskan hubungan antara Anda (sebagai peneliti) dan partisipan, dan berilah keterangan

mengenai lokasi penelitian. Penelitian “Backyard” (Glesne & Peshkin, 1992) melibatkan

usaha identifikasi atas strategi pengolahan, mitra-mitra, atau setting kerja peneliti. Tugas

ini sering kali mengharuskan peneliti terlibat dalam kompromi-kompromi tertentu untuk

mengungkap informasi dan memunculkan isu-isu kekuasaan. Meskipun pengumpulan

data bisa berlangsung nyaman dan mudah, masalah-masalah pelaporan data yang sering

kali mengandung bias, tidak utuh, atau penuh dengan kompromi-kompromi juga tidak

bisa diremehkan begitu saja. Jika penelitian backyard akan digunakan , cobalah

menerapkan beberapa strategi validasi (akan dijelaskan kemudian) untuk membuat

pembaca merasa yakin akan akurasi hasil penelitan.

Jelaskan langkah-langkah yang Anda lalui dalam memperoleh izin dari Dewan

Pertimbangan Institusional /Institutional Review Board (IRB) (lihat Bab 4) untuk

memproteksi hak-hak para partisipan. Dalam lampiram, sajikan Surat Persetujuan atau

Surat Izin dari IRB dan jelaskan proses-proses memperoleh izin tersebut.

Jelaskan langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh izin dalam meneliti para

partisipan dan lokasi penelitian (Marshall & Rossmas, 2006). Peneliti perlu memiliki

akses untuk meneliti dan mengarsipkan lokasi penelitian dengan cara berusaha

mendapatkan izin dari pihak security atau individu-individu tertentu yang memiliki akses

pada lokasi tersebut dan memberikan izin penelitian. Proposal ringkas perlu dibuat untuk

diserahkan sebagai pertimbangan kepada phak security tersebut. Bogdan dan Biklen

(1992) menjelaskan beberapa hal yang dapat dibahas dalam proposal untuk keperluan izin

ini:

1. Mengapa lokasi tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian?

2. Kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan di lokasi tersebut selama penelitan?

3. Apakah penelitian ini kan mengganggu lingkungan sekitar?

4. Bagaimana melaporkan hasil penelitian?

5. Apa yang dapat diperoleh pehiak security dari penelitian ini?

Berikan penjelasan mengenai masalah-masalah etis yang mungkin muncul (lihat Bab 3)

(Berg, 2001). Untuk masalah-masalah etis ini, jelaskan bagaimana Anda akan

mengantisipasinya. Misalnya, ketika sedang meneliti topik yang sensitif, penting

226

Page 227: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

merahasiakan nama-nama orang, lokasi, atau aktifitas-aktifitas tertentu. Dalam hal ini,

proses merahasiakan informasi juga perlu dibahas dalam proposal penelitian.

PROSEDUR-PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Penjelasan tentang peranan peneliti akan turut menentukan penjelasan tentang

masalah-masalah yang mungkin muncul dalam proses pengumpulan data. Langkah-langkah

pengumpulan data meliputi usaha membatasi penelitian, mengumpulkan informasi melalui

observasi dan wawancara, baik yang tersetruktur maupun tidak, dokumentasi, materi-materi

visual, serta usaha merancang protokol untuk merekam/mencatat informasi.

Identifikasi lokasi-lokasi atau individu-individu yang sengaja dipilih dalam proposal

penenlitian. Gagasan di balik penelitian kualitatif adalah memilih dengan sengaja dan

penuh perencanaan para partisipan dan lokasi (dokumen-dokumen atau materi visual)

penelitian yang dapat membantu peneliti mamahami masalah yang diteliti. Dalam

penelitian kualitatif, tidak terlalu dibutuhkan random sampling atau pemilihan secara

acak terhadap para partisipan dan lokasi penelitian, yang biasa dijumpai dalam penelitan

kuantitatif. Pembahasan mengenai para partisipan dan lokasi penelitian dapat mencakup

empat aspek (Miles dan Huberman, 1994), yaitu: setting (lokasi penelitian), aktor (siapa

yang akan diobservasi atau diwawancarai), dan proses (sifat peristiwa yang dirahasiakan

oleh aktor dalam setting penelitian).

Jelaskan jenis-jenis data yang akan dikumpulkan. Peneliti-dalam kebanyakan penelitian

kualitatif-mengumpulkan beragam jenis data dan memanfaatkan waktu seefektif

mungkin untuk mengumpulkan informasi dilokasi penelitian. Prosedur-prosedur

pengumpulan data dalam penelitian kualitatif melibatkan empat jenis strategi, seperti

yang ditunjukkan dalam Tabel 9.2.

1. Observasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun

ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi

penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat-baik dengan cara

terstruktur maupun semistruktur (misalnya, dengan mengajukan sejumlah pertanyaan

yang memang diketahui oleh peneliti) – aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian.

Para peneliti kulitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari

sebagai nonpartisipan hingga partisipan utuh.

2. Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan face-to-face interview

( wawancara berhadap-hadapan) dengan partisipan, wawancarai mereka dengan

telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam kelompok

227

Page 228: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

tertentu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan per kelompok. Wawancara-

wawancara seperti ini tentu saja memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara

umum tidak tersetruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (openended) yang

dirancang untuk memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan.

Tabel 9.2Jenis-Jenis, Opsi-Opsi, Kelebihan-Kelebihan, dan Kelemahan-Kelemahan

Pengumpulan Data Kualitatif

Jenis-Jenis Opsi-Opsi Kelebihan-Kelebihan Kelemahan-Kelemahan

Observasi Partisipasi utuh –peneliti menyembunyikan perannya sebagai Observer.

Peneliti sebagai partisipan – peneliti menampakkan perannya sebagai observer.

Partisipan sebagai observer –peran observasi sekunder diserahkan kepada partisipan.

Peneliti utuh –peneliti mengobservasitanpa bantuan partisipan.

Peenliti mendapatkan pengalaman langsung dari partisipan.

Peneliti dapat melakukan perekaman ketika ada informasi yang muncul.

Aspek-aspek yang tidak biasa, ganjil, atau aneh bisa di deteksi selama observasi.

Opsi terkhir penting jika peneliti tengah mengeksplorasi topik-topik yang mungkin kurang menyenangkan bagi para partisipan untuk dibahas.

Peneliti bisa saja tampak sebagai pengganggu.

Peneliti sangat mungkin tidak dapat melaporkan hasil observai yang bersifat frivat.

Peneliti tidak dianggap memiliki skill observasi yang baik.

Sejumlah partisipan tertentu (seperti, siswa) sering kali hanya mendatangkan masalah selama proses penelitian.

Wawancara Berhadap-hadapan –peneliti melakukan wawancara perorangan.

Telepon –peneliti mewawancarai partisipan lewat telepon

Opsi pertama penting ketika peneliti tidak bisa mengobservasi secara langsung semua partisiapan.

Informasi yang diperoleh bisa saja tidak murni karena masih disaring kembali oleh peneliti.

Jenis-Jenis Opsi-Opsi Kelebihan-Kelebihan Kelemahan-Kelemahan Focus group –

peneliti pewawancarai partisiapan dalam sebuat kelompok

Wawancara internet dengan email atau perangkat online

Para partisipan bisa lebih leluasa memberikan informasi historis.

Memungkinkan peneliti mengontrol alur tanya jawab (questioning).

Wawancara hanya akan memberikan informasi di tempat yang sudah ditentukan, dan bukan di tempat alamiah.

Kehadiran peneliti

228

Page 229: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

lain. bisa saja melahirkan respons-respons yang bias.

Tidak semua orang punya kemampuan artikulasi dan persepsi yang setara.

Doumentasi Dokumen publik, seperti makalah, atau koran.

Dokumen privat, seperti diary, buku harian, atau surat.

Memungkinkan peneliti memperoleh bahasa dan kata-kata tekstual dari partisipan.

Dapat diakses kapan saja –sumber informasi yang tidak terlalu menonjol.

Menyajikan data yang berbobot. Data ini biasanya sudah ditulis secara mendalam oleh partisipan

Tidak semua orang memiliki kemampuan artikulasi dan persepsi yang setara.

Dokumen ini bisa saja diproteksi dan tidak memberikan akses privat mapun publik.

Mengharuskan peneliti menggali informasi dari tempat-tempat yang mungkin saja sulit ditemukan.

Jenis-Jenis Opsi-Opsi Kelebihan-Kelebihan Kelemahan-Kelemahan Sebagai bukti tertulis,

data ini benar-benar dapat menghemat waktu peneliti dalam mentranskip.

Dokumen yang terkomputerisasi masih mengharuskan peneliti untuk mentranskip secara online atau men-scanning-nya terlebih dahulu.

Materi-materinya sangat mungkin tidak lengkap.

Dokumen tersebut bisa saja tidak asli atau tidak akurat.

Audio-Visual

Foto Vediotape Objek-objek seni Software komputer film

Bisa menjadi metode yang tidak terlalu menonjol dalam proses pengumpulan data.

Memberikan kesempatan bagi partisipan untuk membagi

Materi seperti ini bisa saja sangat rumit untuk ditafsirkan.

Bebarapa materi audio-visual diproteksi dan tidak memberikan akses publik maupun

229

Page 230: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

pengalamannya secara langsung.

Materi audio-visual merupakan materi kreatif yang dibuat dengan penuh perhatian.

privat. Kehadiran peneliti

(seperti, fotografer) sangat mungkin mengganggu (disruptif).

Catatan: Tabel ini merupakan gabungan dari beberapa materi yang pernah disampaikan oleh

Merriam (1998), Bogdam & Biklen (1992), dan Creswell (2007)

3. Selama proses penelitian, peneliti juga bisa mengumpulkan dokumen-dokumen

kulitatif. Dokumen ini bisa berupa dokumen publik (seperti, koran, makalah, laporan

kantor) ataupun dokumen privat (seperti, buku harian, diary, surat, e-mail).

4. Kategoti terakhir dari data kualitatif adalah materi audio dan visual. Data ini bisa

berupa foto, objek-objek seni, videotape, atau segala jenis suara/bunyi.

Dalam membahas pengumpulan data lain di luar observasi dan wawancara yang biasa.

Strategi-strategi yang tidak biasa seperti ini tidak hanya memungkinkan peneliti

memperoleh informasi penting yang mungkin luput dari observasi dan wawancara, tetapi

juga akan membuat pembaca tertarik pada proposal yang diajukan. Misalnya, amatilah

sejumlah pendekatan pengumpulan data dalam Tabel 9.3 yang mungkin bisa anda

gunakan. Dari tabel ini, diharapkan anda mampu membuka imajinasi lebih luas terhadap

kemungkinan pendekatan-pendekatan lain, misalnya dengan mengumpulkan bunyi atau

rasa, atau dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disukai partisipan untuk

membangkitkan komentar mereka selama wawancra.

PROSEDUR-PROSEDUR PEREKAM DATA

Sebelum terjun kelapangan, peneliti kualitatif merencanakan pendekatan untuk

merekam data penelitian. Proposal seharusnya mengidentifikasi data apa yang akan direkam

dan prosedur-prosedur apa yang digunakan untuk merekam data tersebut.

Gunakanlah protokol untuk merekam data observasional. Peneliti sering kali terlibat

dalam banyak observasi selama penelitian dan selama observasi ini; peneliti meggunkan

protokol observasional untuk merekam data. Protokol ini bisa berupa satu lembar kertas

dengan garis pemisah di tengah untuk membedakan catatan-catatac deskriptif (deskripsi

230

Page 231: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mengenai partisipan, rekonstruksi dialog, deskripsi mengenai setting fisik, catatan tentang

peristiwa

Tabel 9.3Beberapa Pendekatan Pengumpulan Data Kualitaif Observasi

Observasi

Mengumpulkan data lapangan denga berperan sebagai partisipan.

Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai Observer.

Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak berperan sebagai partisipan

ketimbang observer.

Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak berperan sebagai observer

ketimbang partisipan.

Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai outsider (orang luar) terlebih

dahulu, kemudian mulai masuk kedalam setting penelitian sebagai insider (orang

dalam)

Wawancara

Melaksanakan wawancara tidak-tersetruktur dan terbuka, sambil mencatat hal-hal

penting.

Melaksanakan wawancara tidak-tersetruktur dan terbuka, sambil merekamnya dengan

audiotape, lalu mentranskipnya.

Melaksanakan wawancara semi-terstruktur, sambil merekamnya dengan audiotape, lalu

mentranskipnya.

Melaksankan wawancara focus group, sambil merekamnya dengan audiotape, lalu

mentranskipnya.

Melaksanakan jenis wawancara yang berbeda sekaligus: melalui email, dengan

berhadap-hadapan langsung, wawancara focus group, wawancara focus group online,

dan wawancara telepon.

Dokumentasi

Mendokumentasikan buku harian selama penelitian.

Meminta buku harian atau diary dari partisipan selama penelitian.

Mengumpulkan surat pribadi ari partisipan.

Menganalisis dokumen publik (seperti, memo resmi, catatan-catatan resmi, atau arsip-

arsip lainnya).

Menganalisis autobiografi atau biografi.

Meminta foto partisipan atau merekam suara mereka dengan videotape.

231

Page 232: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Audit-audit.

Rekaman medis

Materi Audio-Visual

Menganalisis jejak-jejak fisik (seperti, jejak-jejak kaki di salju).

Merkam atau memfilmkan situasi sosial atau seorang individu atau kelaompok tertentu.

Menganalisis foto dan rekaman video.

Mengumpulkan suara/bunyi (seperti, musik, teriakan anak, klakson mobil),

Mengumpulkan email.

Mengumpulkan text massage dari telepon seluler.

Menganalisis harta kepemilikan atau objek-objek ritual.

Mengumpulkan bunyi, aroma, rasa, atau stimuli-stimuli indra lainnya

Sumber: Diadopsi dari Creswell (2007)

dan aktivitas tertentu) dengan catatan-catatan refleksif (pengetahuan pribadi peneliti,

seperti “spekulasi, perasaan, masalah, gagasan, dugaan, kesan, dan prasangka”) (Bogdan

& Biklen, 1992:121). Dalam prorokol ini juga bisa disertsakan informasi demografis,

seperti jam, tanggal, dan lokasi di mana peneliti saat itu berada.

Gunakanlah protokol wawancara ketika mengajukan pertanyaan dan merekam jawaban-

jawaban selama wawancara kualitatif. Protokol ini bisa mencakup komponen-komponen

berikut ini:

1. Judul (tanggal, lokasi, pewawancara/peneliti, yang diwawancarai/partisipan).

2. Instruksi-instruksi yang harus diikuti oleh partisipan agar prosedur-prosedur

wawancara dapat berajalan lancar.

3. Pertaanyaan-pertanyaan (biasanya pertanyaan ice-breaker di awal wawancara yang

kemudian dilanjutkan dengan 4-5 pertanyaan yang menjadi subpertanyaan-

subpertanyaan dari rumusan masalah penelitian; lalu diikuti oleh beberapa pertanyaan

lain atau pertanyaan penutup, seperti: “siapa yang harus saya kunjungi untuk

mempelajari lebih lanjut mengenai topik ini?”

4. Proses penjajakan/pemeriksaan dengan mengajukan 4-5 pertanyaan, untuk meminta

partisipan menjelaskan gagasan-gagasan mereka lebih detail atau menguraikan lebih

rinci tentang apa yang mereka katakan.

5. Waktu tunda selama wawancara untuk merekam/mencatat respons-respons dari

partisipan.

6. Ucapan terimakasih kepada orang yang diwawancarai atas waktu yang diluangkan

untuk wawancara (lihat Creswell, 2007)

232

Page 233: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Peneliti merekam informasi dari partisipan dengan menggunakan catatan-tangan, dengan

audiotape, atau dengan videotape. Akan tetapi, meskipun wawancara ini direkam

menggunakan audiotape, saya merekomendasikan agar peneliti tetap mencatatnya karena

banyak kejadian hasil rekaman menjadi korup, rusak, atau gagal. Jika videotape yang

digunakan, peneliti harus tetap mengatur rencana selanjutnya untuk mentranskip hasil

rekaman vediotape ini.

Untuk dokumen dan materi-materi visual, dapat direkam/ dicatat sesuai keinginkan

peneliti. Biasanya, rekaman/catatan haruslah merefleksikan informasi menganai dokumen

tersebut atau materi lain serta gagasan-gagasnan inti dalam dokumen itu. Penting juga

mencatat apakah materi ini benar-benar mencerminkan materi primer (seperti, informasi

yang secara langsung berasal dari orang atau situasi yang tengah diteliti) atau materi

sekunder (seperti, catatan-catatan tangan-kedua/second-hand tentang orang atau situasi

penelitian yang berasal dari sumber lain).

Peneliti juga perlu memberikan komentar tentang nilai dan reliabilitas sumber-sumber

data ini.

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

Dalam proposal, bagian analisis data bisa terdiri dari sejumlah komponen. Tetapi,

proses analisis data secara keseluruhan melibatkan usaha memaknai data yang berupa teks

atau gambar. Untuk itu, peneliti perlu mempersiapkan data tersebut untuk dianalisis,

melakukan analisis-analisis yang berbeda, memperdalam pemahaman akan data tersebut

(sejumlah peneliti kualitatif lebih suka membayangkan tugas ini layaknya menguliti lapisan

bawang), menyajikan data, dan membuat interpretasi makna yang lebih luas akan data

tersebut. Ada sejumlah proses umum yang bisa dijelaskan oleh peneliti dalam proposal

mereka untuk menggambarkan keseluruhan aktivitas analisis data ini, sebagaimana yang

pernah saya (Creswell, 2007), Rossman dan Rallis (1998) deskripsikan berikut ini:

Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus

terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat

sepanjang penelitian. Maksud saya, analisis data kualitatif bisa saja melibatkan proses

pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama.

Ketika wawancara berlangsung, misalnya, peneliti sambil lalu melakukan analisis

terhadap data-data yang baru saja diperoleh dari hasil wawancara ini, menulis catatan-

catatan kecil yang dapat dimasukkan sebagainarasi dalam laporan akhir, dan memikirkan

susunan laporan akhir.

233

Page 234: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Analisis data melibatkan pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan pada

pertanyaan-pertanyaan umum, dan analisis informasi dari para partisipan.

Analisis data kualitatif yang dilaporkan dalam artikel-artikel jurnal dan buku-buku

ilmiah sering kali menjadi model analisis yang umum digunakan. Dalam model

analisis tersebut, peneliti mengumpulkan data kualitatif, menganalisisnya berdasarkan

tema-tema atau perspektif-perspektif tertentu, dan melaporkan 4-5 tema. Meski

demikian, saat ini tidak sedikit peneliti kualitatif yang berusaha melampaui model

analisis yang sudah lazim tersebut dengan menyajikan prosedur-prosedur yang lebih

detail dalam setiap strategi penelitiannya. Misalnya, strategi grounded theory kini

sudah memiliki langkah-langkah sistematis dalam analisis datanya (Corbin & Strauss,

2007; Strauss & Corbin, 1990,. 1998). Langkah-langkah ini meliputi, misalnya,

membuat kategori-kategori atas informasi yang diperoleh (open coding), memilih

salah satu kategori dan menempatkannya dalam satu model teoretis (axial coding),

lalu merangkai sebuah cerita dari hubungan antar-kategori ini (selective ceding).

Selain grounded theory, studi kasus atau penelitian etnografi kini sudah melibatkan

deskripsi detail mengenai setting atau individu-individu tertentu, yang kemudian

diikuti oleh analisis data (lihat Stake, 1995; Wolcott, 1994). Penelitian fenomenologis

sudah menerapkan analisis terhadap per-nyataan-pernyataan penting, generalisasi

unit-unit makna, dan apa yang disebut Moustakas (1994) sebagai deskripsi esensi.

Penelitian naratif melibatkan penceritaan kembali cerita-cerita partisipan dengan

menggunakan unsurunsur struktural, seperti plot, setting, aktivitas, klimaks, dan

ending cerita (Clandinin & Connelly, 2000). Intinya, proses-proses dan istilah-istilah

dalam strategi penelitian kualitatif berbeda satu sama lain dalam hal analisis datanya.

Meskipun perbedaan-perbedaan analitis ini sangat bergantung pada jenis strategi yang

digunakan, peneliti kualitatif pada umumnya menggunakan prosedur yang umum dan

langkah-langkah khusus dalam analisis data. Cara yang ideal adalah dengan

mencampurkan prosedur umum tersebut dengan langkah-langkah

khusus. Ringkasan proses analisis data dapat dilihat pada Gambar 9.1. Sebagai tips

penelitian, saya mengajak peneliti untuk melihat analisis data kualitatif sebagai suatu

proses penerapan langkah- langkah dari yang spesifik hingga yang umum dengan

berbagai level analisis yang berbeda, sebagaimana yang ditunjukkan

berikut ini

234

Page 235: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Gambar 9.1 mengilustrasikan pendekatan linear dan hierarkis yang dibangun dari

bawah ke atas, tetapi dalam praktiknya saya melihat pendekatan ini lebih interaktif; beragam

tahap saling berhubungan dan tidak harus selalu sesuai dengan susunan yang telah disajikan.

Pendekatan di atas dapat dijabarkan lebih detail dalam langkah-langkah analisis berikut ini:

Langkah 1. Mengolnh dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini

melibatkan transkripsi wawancara, men-scanning materi, mengeuk data lapangan, atau

memilah-milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung

pada sumber informasi.

Langkah 2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general

sense atas Informasi yang diperoleh dan me-refleksikan maknanya secara keseluruhan.

Gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan partisipan? Bagaimana nada gagasan-

gagasan tersebut? Bagaimana kesan dari kedalaman, kredibilitas, dan penuturan informasi

itu? Pada tahap ini, para peneliti kualitatif terkadang menulis catatan-catatan khusus atau

gagasan-gagasan umum tentang data yang diperoleh.

Langkah 3. Menganalisis lebih detail dengan mene-coding data. Coding merupakan

proses mengolah materi/informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya

(Rossman & Rallis, 1998:171). Langkah ini melibatkan beberapa tahap: mengambil data

tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses pengumpulan, mensegmentasi

kalimat-kalimat (atau paragraf-paragraf) atau

Menginterpretasitema-tema/

deskripsi-deskripsi

Menghubungkan

tema-tema/deskripsi-deskripsi

(seperti, grounded theory, A V.

Tema-tenia Deskripsi

I L

Menvalidasi

keakuratan

informasi

* Men-coding data

(tangan atau

komputer)i *

235

Page 236: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Membaca keseluruhan data

j i

Mengolatrdan

mempersiapkan data untuk

dianalisis i

Data mentah (transkripsi,

data lapangan, gambar, dan

sebagainya)Analisis data dalam Penelitian Kualitatif

gambar-gambar tersebut ke dalam kategori-kategori, kemudian melabeli kategori-kategori

ini dengan istilah-istilah khusus, yang sering kali didasarkan pada istilah/bahasa yang benar-

benar berasal dari partisipan (disebut istilah in vivo).

Sebelum melanjutkan pada Langkah 4, pertimbangkan peturv-juk-petunjuk detail yang

dapat membantu Anda dalam proses coding. Tesch (1990:142-145) memberikan ulasan

menarik tentang dela-pan langkah dalam proses coding:

1. Berusahalah untuk memperoleh pemahaman umum. Bacalah semua tran'skripsi dengan

hati-hati. Berusahalah untuk menangkap gagasan-gagasan inti dari transkripsi tersebut.

2. Pilihlah satu dokumen (seperti, wawancara) —yang paling menarik, paling singkat, dan

paling penting. Pelajari baik-baik, lalu tanyakan pada diri Anda sendiri, "Ini tentang

apa?" Jangan dulu berpikir mengenai substansi informasi, tetapi pikirkanlah

makna dasarnya. Tulislah gagasan tersebut dalam bentuk catatan-catatan kecil.

3. Ketika Anda sudah merampungkan tugas ini, buatlah daftar mengenai semua topik yang

Anda peroleh dari perenungan Anda sebelumnya. Gabungkan topik-topik yang sama.

Masukkan topik-topik ini dalam kolom-kolom khusus, bisa sebagai topik utama, topik

unik, atau topik lain.

4. Sekarang,bawalah daftar topik tersebut dan kembalilah ke data Anda. Ringkaslah topik-

topik ini menjadi kode-kode, lalu tulislah kode-kode tersebut dalam

segmen-segmen/kategori-kategori. Amati kembali kategori-kategori yang sudah Anda

buat, lalu lihatlah apakah ada kategori-kategori dan kode-kode lain yang luput dari

pengamatan Anda.

5. Buatlah satu kalimat/frasa/kata yang paling cocok untuk meng- gambarkan topik-topik

yang sudah Anda peroleh sebelumnya, lalu masukkanlah topik-topik ini dalam kategori-

236

Page 237: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

kategori khusus. Cobalah meringkas kategori-kategori yang ada dengan

mengelompokkan topik-topik yang saling berhubungan satu sama lain. Untuk

melakukan hal ini, Anda bisa membuat garis-garis antarkategori untuk menujukkan

keterhubungannya

6. Jika masih dimungkinkan, ringkas kembali kategori-kategori ini, lalu susunlah kode-

kode untuknya.

7. Masukkan materi-materi data ke dalam setiap kategori tersebut dan bersiaplah untuk

melakukan analisis awal.

8. Jika perlu, coding-lah kembali data yang sudah ada.

Intinya, deiapan langkah di atas akan membuat peneliti lebih sistematis daiam proses

analisis data tekstual. Tentu saja ada banyak variasi dalam proses ini. Sebagai tips penelitian,

saya mendorong para peneliti kualitatif untuk menganalisis materi data mereka dengan

menjelaskan:

Kode-kode yang berkaitan dengan topik-topik utama yang sudah banyak diketahui oleh

pembaca secara umum, dengan berpijak pada literatur sebelumnya dan common sense.

Kode-kode yang mengejutkan dan tidak disangka-sangka di awal penelitian.

Kode-kode yang ganjil dan memiliki ketertarikan konseprual bagi pembaca (seperti,

dalam Asmussen dan Creswell, 1995, kami memunculkan retriggering, "penembakan

kembali," sebagai salah satu kode/tema yang menyuguhkan dimensi baru pada kita

tentang insiden penembakan di kampus dan tentu saja berhubungan dengan pengalaman

orang lain di kampus mana pun).

Kode-kode yang mencerminkan perspektif teoretis yang luas dalam penelitian.

Sebagai konseptualisasi alternatif, pertimbangkan pula jenis-jenis kode yang menurut

Bogdan dan Biklen (1992:166-172) banyak muncul dalam database kualitatif:

Kode-kode setting dan konteks.

Perspektif-perspektif subjek.

Kecenderungan berpikir subjek tentang orang lain dan objek-objek.

Kode-kode proses.

Kode-kode aktivitas.

Kode-kode strategi.

Kode-kode relasi dan struktur sosial

Skema-skema coding yang sudah direncanakan sejak awal.

237

Page 238: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Masalah lain yang sering kali muncul terkait dengan proses coding ini adalah soal

apakah peneliti seharusnya: (a) membuat kode-kode hanya berdasarkan informasi yang

muncul dengan sendirinya (enlarging code) dari para partisipan; (b) menggunakan kode-

kode yang telah ditentukan sebelumnya {predetermined code), kemudian men-/ft-kan kode-

kode tersebut dengan data penelitian; atau (c) mengombinasikan dua jenis.kodie ini

(emerging code dan predetermined code). Pendekatan yang banyak diterapkan dalam ilmu

sosial adalah dengan membiarkan kode-kode tersebut muncul (emerging code) selama

analisis data. Dalam ilmu kesehatan, pendekatan yang paling sering digunakan adalah

dengan menggunakan kode-kode yang telah ditentukan sebelumnya {predetermined code)

yang didasarkan pada teori yang akan diuji.

Meski demikian, peneliti juga bisa menerapkan pendekatan lain yang lebih variatii,

yaitu dengan membuat codebook kualitatif, sebuah tabel atau catatan yang berisi kode-kode

yang telah ditentukan sebelumnya (predetermined codes) untuk digunakan dalam meng-

coding data. Codebook ini bisa tersusun dari nama kode di satu kolom, definisi kode di kolom

lain, dan keterangan-keterangan lain (seperti, nomor garis) yang menunjukkan adanya kode

dalam transkrip ter-tentu. Hanya saja, codebook ini tidak akan terlalu berfungsi jika peneliti

meng-coding data dari transkrip yang berbeda-beda. Codebook ini ber-kembang dan bisa

berubah jika penelitiannya didasarkan pada" analisis tertutup (close analysis) atau ketika

peneliti tidak memulai analisisnya dari perspektif emerging code.

Bagi para peneliti yang memiliki teori yang sudah pasti dan mereka ingin menguji

dalam proyek-proyeknya, saya merekomen-dasikan agarcodebook digunakan terlebih dahulu

untuk meng-coding data dan biarkan codebook tersebut berkembang dan berubah sesuai

dengan informasi yangdipelajari ketika melakukan analisis data. Penggunaan codebook

secara khusus berguna bagi bidang-bidang yang menerapkan penelitian kuantitatif, namun

masih memerlukan pendekatan yang lebih sistematis dari penelitian kualitatif.

Kembali pada proses coding sebelumnya, sejumlah peneliti melihat pentingnya meng-

coding transkrip-transkrip atau informasi kualitatif dengan memakai tangan, atau meng-

coding skema-skema dengan warna-warna, lalu menuliskan segmen-segmen teksnya ke

dalam kartu-kartu kecii. Tentu saja, pendekatan ini menguras energi dan waktu.

Pendekatan lain yang lebih cepat adalah dengan menggunakan program-program

software komputer untuk membantu meng-coding, mengolah/ dan memilah-milah informasi

yang mungkin berguna dalam proses penulisan bagi penelitian kualitatif. Ada beberapa soft-

ware komputer yang memiliki fitur-fitur yang sangat berguna, seperti tersedianya tutorial

dan CD peragaan, kemampuan menggabungkan data teks dan gambar (seperti, foto),

238

Page 239: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

kehandalan dalarh penyimpanan dan pengolahan data, kapasitas pencarian dan penempatan

semua teks yang berhubungan dengan kode-kode tertentu, pencarian kode-kode yang saling

berhubungan dalam membuat pertanyaan-per-tanyaan mengenai hubungan antarkode, dan

import serta export data kualitatif ke dalam program-program kuantitatif seperti dalam

spreadsheet atau program analisis data.

Ide dasar di balik program-program seperti ini adalah bahwa menggunakan komputer

merupakan cara efisien untuk menyimpan dan menempatkan data kualitatif. Meskipun dalam

program ini peneliti masih perlu membaca teks (seperti transkripsi-transkripsi) dan

memindah kode-kode, proses ini akan menjadi lebih cepat dan efisien ketimbang meng-

coding menggunakan tangan. Selain itu, jika database sangat banyak, peneliti bisa dengan

cepat mencari semua kutip-an (atau segmen-segmen teks) yang memiliki kode yang sama

dan mendeteksi apakah para partisipan merespons gagasan dalam kode tersebut dengan cara

yang sama atau berbeda. Di luar kemudahan ini, program komputer dapat menfasilitasi

peneliti untuk mem-bandingkan kode-kode yang berbeda (seperti, bagaimana laki-iaki dan

wanita —kode pertama tentang gender— berbeda-beda dalam hal sikap mereka terhadap

aktivitas merokok —kode kedua). Fitur-fitur inilah yang membuat proses coding dengan

software komputer menjadi pilihan yang lebih logis kefimbang meng-codzng-nya dengan

tangan. Sebagaimana program-program software lain, program software kualitatif seperti ini

juga membutuhkan waktu dan keterampilan peneliti untuk mempelajari dan menerapkannya

secara efektif, meski-pun buku-buku y ang membahas teknik-teknik penggunaan program ini

sudah banyak tersedia (seperti, Weitzman & Miles, 1995).

Ada begitu ban)'ak program software yang mendukung untuk PC pribadi. Misalnya,

program-program software yang saya dan rekan-rekan saya guriakan di kantor penelitian

adalah sebagai berikut:

MAXqda (www.maxqda .com). Program ini merupakan program berbasis PC dari

Jerman yang dapat membantu peneliti secara sistematis mengevaluasi dan

menginterpretasi teks-teks kualitatif. Program ini istimewa karena memiliki semua fitur

yang telah saya sebutkan di atas.

Atlas.ti (www.atlasti.com). Program berbasis PC lain yang juga berasal dari Jerman ini

juga dapat membantu peneliti dalam mengolah file-file data teks, gambar, audio, dan

visual, serta hal-hal lain yang dapat di-coding, seperti memo, ke dalam proyek penelitian.

QSR NVivo (www.qsrintemational.com). Program yang berasal dari Austrasila ini

menawarkan program software terkenal a N6 (atau Nud.ist) yang dikombinasikan dengan

239

Page 240: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

concept mapping NVivo. Program ini juga mendukung PC berbasis windows.

HyperRESEARCH (www.researchware.com). Program yang mendukung, baik untuk PC

maupun MAC ini, merupakan paket software kualitatif yang mudah digunakan dan

memungkinkan peneliti untuk meng-codzrzg, memperoleh kembali, dan membangun

teori-teori, serta melakukan analisis data.

Langkah 4. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang,

kategori-kategori, dan tema-tema yang akan di-analisis. Deskripsi ini melibatkan usaha

penyampaian informasi secara detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, atau peristiwa-

peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti dapat membuat kode-kode untuk mendeskripsikan

semua informasi ini, lalu menganalisisnya untuk proyek studi kasus, etnografi, atau penelitian

naratif. Setelah itu, terapkanlah proses coding untuk membuat sejumlah kecil tema atau

kategori, bisa lima hingga tujuh kategori. Tema-tema inilah yang biasanya menjadi hasil

utama dalam penelitian kualitatif dan sering kali digvinakan untuk membuat judul dalam

bagian hasil penelitian. Meski demikian, tema-tema ini sebaiknya diperkuat dengan berbagai

kutipan, seraya menampilkan perspektif-perspektif yang terbuka untuk dikaji ulang.

Setelah mengidentifikasi terria-tema selama proses coding, pene-liti kualitatif dapat

memanfaatkan lebih jauh tema-tema ini untuk membuat analisis yang lebih kompleks.

Misalnya, peneliti mengait-kan tema-tema dalam satu rangkaian cerita (seperti dalam

penelitian naratif) atau mengembangkan tema-tema tersebut menjadi satu model teoretis

(seperti dalam grounded theory). Tema-tema ini juga bisa dianalisis untuk kasus tertentu,

lintas kasus yang berbeda-beda (seperti dalam studi kasus), atau dibentuk menjadi deskripsi

umum (seperti dalam fenomenologi). Penelitian kualitatif yang rumit biasanya melampaui

deskripsi dan identifikasi tema untuk masuk ke dalam huburvgan antartema yang lebih

kompleks.

Langkah 5. Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali

dalam narasi/laporan kualitatif. Pendekatan yang paling populer adalah dengan menerapkan

pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis. Pendekatan ini bisa meliputi

pembahasan tentang kronologi peristiwa, tema-tema tertentu (lengkap dengan subtema-

subtema, ilustrasi-ilustrasi khusus, perspektif-perspektif, dan kutipan-kutipan), atau tentang

keterhubung-an antartema. Para peneliti kualitatif juga dapat menggunakan visual-visual,

gambar-gambar, atau tabel-tabel untuk membantu menyaji-kan pembahasan ini. Mereka

dapat menyajikan suatu proses (sebagaimana dalam grounded theory), menggambarkan

secara spesifik lokasi penelitian (sebagaimana dalam etnografi), atau memberikan informasi

240

Page 241: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

deskriptif tentang partisipan dalam sebuah tabel (sebagaimana dalam studi kasus dan

etnografi).

Langkah 6. Langkah terakhir dalam analisis data adalah meng-interpretasi atau

memaknai data. Mengajukan pertanyaan seperti "Pelajaran apa yang bisa diambil dari semua

ini?" akan membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan (Lincoln & Guba,

1985). Pelajaran ini dapat berupa interpretasi pribadi si peneliti, dengan berpijak pada

kenyataan bahwa peneliti membawa kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadinya ke

dalam penelitian. Interpretasi juga bisa berupa makna yang berasal dari perbandingan antara

hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari literatur atau teori. Dalam hal ini, peneliti

menegaskan apakah hasil peneliti-annya membenarkan atau justru menyangkal informasi

sebelumnya. Interpretasi/pemaknaan ini juga bisa berupa pertanyaan-pertanyaan baru yang

perlu dijawab selanjutnya: pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, dan

bukan dari hasil ramalan peneliti.

Salah satu cara yang, menurut Wolcott (1994), dapat diterapkan ahli etnografi untuk

mengakhiri penelitiannya adalah dengan meng-ajukan pertanyaan-pertanyaan lebih laniut.

Pendekatan questioning ini juga berlaku dalam pendekatan advokasi dan partisipatoris.

Selain itu, jika peneliti kualitatif menggunakan perspektif teoretis, mereka dapat membentuk

interpretasi-interpretasi yang diorientasikan pada agenda aksi menuju reformasi dan

perubahan. Jadi, interpretasi atau pemaknaan data dalam. penelitian kualitatif dapat berupa

banyak hal, dapat diadaptasikan untuk jenis rancangan yang berbeda, dan dapat bersifat

pribadi, berbasis penelitian, dan tindakan.

RELIABIUTAS, VALIDItAS, DAN GENERALISABILITAS

Meski validasi atas hasil penelitian bisa berlangsung selama proses penelitian (seperti

yang ditunjukkan dalam Gambar 9.1), peneliti tetap harus memiokuskan pembahasannya

mengenai validasi ini dengan cara menulis prosedur-prosedur validasi pada bagian khusus

dalam proposal. Peneliti perlu menyampaikan langkah-iangkah yang ia ambil untuk

memeriksa akurasi dan kredibilitas hasil penelitiannya.

Dalam penelitian kualitatif, validitas ini tidak memiliki konotasi yang sama dengan validitas

dalam penelitian kuantitatif, tidak pula sejajar dengan reliabilitas (yang berarti pengujian

stabilitas dan konsistensi respons) ataupun dengan generalisabilitas (yang berarti validitas

eksternal atas hasil penelitian yang dapat diterapkan pada setting, orang, atau sampel yang

baru) dalam penelitian kuantitatif) (mengenai generalisabilitas dan reliabilitas kuantitatif ini

241

Page 242: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

sudah di-jelaskan dalam Bab 8). Sebaliknya, validitas kualitatif merupakan upaya

pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan me-nerapkan prosedur-prosedur

tertentu, sementara reliabilitas kualitatif mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan

peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti lain (dan) untuk proyek-proyek yang

berbeda (Gibbs, 2007).

Bagaimana para peneliti kualitatif mengetahui bahwa pendekatan mereka konsisten dan

reliabel? Yin (2003) menegaskan bahwa para peneliti kualitatif harus mendokumentasikan

prosedur-prosedur studi kasus mereka dan mendokumentasikan sebanyak mungkin langkah-

langkah dalam prosedur tersebut. Dia juga merekomendasi-kan agar para peneliti kualitatif

merancang secara cermat protokol dan database studi kasusnya. Gibbs (2007) memerinci

sejumlah prosedur reliabilitas sebagai berikut:

Ceklah hasil transkripsi untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang dibuat selama

proses transkripsi.

Pastikan tidak ada definisi dan makna yang mengambang mengenai kode-kode selama

proses coding. Hal ini dapat dilakukan dengan terus membandingkan data dengan kode-

kode atau dengan menulis catatan tentang kode-kode dan defirusi-definisinya (lihat

pembahasan mengenai codebook kualitatif).

Untuk penelitian yang berbentuk tim, diskusikanlah kode-kode bersama partner satu tim

dalam pertemuan-pertemuan rutin atau sharing analisis.

Lakukan cross-check dan bandingkan kode-kode yang dibuat oleh peneliti lain dengan

kode-kode yang teiah Anda buat sendiri.

Para peneliti kualitatif perlu menjelaskan sejumlah prosedur ini dalam proposal

penelitian untuk menunjukkan bahwa hasil penelitian yang mereka peroleh nantinya akan

benar-benar konsisten dan reliabel. Saya merekomendasikan agar beberapa prosedur

penelitian dijelaskan dalam proposal, dan peneliti perlu mencari orang yang dapat

mengkroscek kode-kode mereka untuk memperoleh apa yang saya sebut dengan intercoder

agreement. Persetujuan semacam ini dapat didasarkan pada apakah dua atau lebih coder

(pemeriksa kode, penj.) telah "sepakat" tentang kode-kode yang digunakan untuk

"pernyataan yang sama" (Catatan: ini bukan soal apakah mereka menfr-coding pernyataan

yang sama, tetapi apakah mereka akan meng-codmg pernyataan tersebut dengan kode yang

sama/mirip satu sama lain). Setelah itu, peneliti dapat menerapkan prosedur-prosedur

statistik atau subprogram-subprogram reliabilitas yang tersedia dalam program-program

242

Page 243: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

software kualitatif untuk mengetahui tingkat konsistensi coding. Miles dan Huberman (1994)

merekomendasikan agar konsistensi coding ini setidaknya berada dalam 80% agreement

untuk memastikan reliabilitas kualitatif yang baik.

Sementara itu, validitas merupakan kekuatan lain dalam pe-nelitian kualitatif selain

reliabilitas. Validitas ini didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari

sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum (Creswell & Miller, 2000).

Ada banyak istilah dalam literatur-literatur kualitatif yang membahasakan validitas ini,

seperti trustworthiness, authenticity, dan credibility (Greswell & Miller, 2000), bahkan ini

menjadi salah satu topik penelitian yang paling banyak dibahas (Lincoln & Guba, 2000).

Prosedur lain yang saya rekomendasikan untuk disertakan dalam proposal penelitian

adalah mengidentifikasi dan membahas satu atau lebih strategi yang ada untuk memeriksa

akurasi hasil penelitian. Peneliti perlu menjelaskan strategi-strategi validitas ke dalam

proposalnya. Saya rnemang merekomendasikan digunakan-nya beragam strategi validitas

karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam menilai keakuratan hasil

penelitian serta meyakinkan pembaca akan akurasi tersebut. Berikut ini adalah dela-pan

strategi validitas yang disusun mulai dari yang paling sering dan mudah digunakan hingga

yang jarang dan sulit diterapkan:

Mentriangulasi (triangulate) sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-

bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun

justifikasi tema-tema secara koheren. Tema-tema yang dibangun berdasar-kan sejumlah

sumber data atau perspektif dari partisipan akan menambah validitas penelitian.

Menerapkan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian. Member

checking ini dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-

deskripsi atau tema-tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka

merasa bahwa laporan/deskripsi/tema tersebut sudah akurat. Hal ini tidak berarti bahwa

peneliti membawa kembali transkrip- transkrip mentah kepada partisipan untuk

mengecek akurasinya. Sebaliknya, yang harus dibawa peneliti adalah bagian-bagian dari

hasil penelitian yang sudah dipoles, seperti tema-tema, analisis kasus, grounded theory,

deskripsi kebudayaan, dan sejenisnya. Tugas ini bisa saja mengharuskan peneliti untuk

melakukan wawancara tindak lanjut dengan para partisipan dan memberikan kesempatan

pada mereka untuk berkomentar tentang hasil penelitian.

Membuat deskripsi yang kaya dan padat (rich and thick description) tentang hasil

penelitian. Deskripsi ini setidaknya harus berhasil menggambarkan setting penelitian dan

membahas salah satu elemen dari pengalaman-pengalaman partisipan. Ketika para

243

Page 244: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

peneliti kualitatif menyajikan deskripsi yang detail mengenai setting misalnya, atau

menyajikan banyak perspektif mengenai tema, hasilnya bisa jadi lebih realistis dan kaya.

Prosedur ini tentu saja akan menambah validitas hasil penelitian.

Mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti ke dalam penelitian. Dengan

melakukan refleksi diri terhadap kemungkinan munculnya bias dalam penelitian, peneliti

akan mampu membuat narasi yang terbuka dan jujur yang akan dirasakan oleh pembaca.

Refleksivitas dianggap sebagai salah satu karakteristik kunci dalam penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif yang baik berisi pendapat-pendapat peneliti tentang bagaimana

interpretasi mereka terhadap hasil penelitian turut dibentuk dan dipengaruhi oleh latar

belakang mereka, seperti gender, kebudayaan, sejarah,dan status sosial ekonomi.

Menyajikan informasi "yang berbeda" atau "negatif" {negative or discrepant

information) yang dapat memberikan perlawanan pada tema-tema tertentu. Karena

kehidupan nyata tercipta dari beragam perspektif yang tidak selalu menyatu, membahas

informasi yang berbeda sangat mungkin menambah kredibilitas hasil

penelitian. Peneliti dapat melakukan ini dengan membahas bukti mengenai suatu tema.

Semakin banyak kasus yang disodorkan peneliti, akan melahirkan sejenis problem

tersendiri atas tema tersebut. Akan tetapi, peneliti juga dapat menyajikan informasi yang

berbeda dengan perspektif-perspektif dari tema itu. Dengan menyajikan bukti yang

kontradiktif, hasil penelitian bisa lebih realistis dan valid.

Memanfaatkan waktu yang relatif lama {prolonged time) dilapangan atau lokasi

penelitian. Dalam hal ini, peneliti diharapkan dapat memahami lebih dalam fenomena

yang diteliti dan dapat menyampaikan secara detail mengenai lokasi dan orang-orang

yang turut membangun kredibilitas hasil naratif peneiitian. Semakin banyak pengalaman

yang dilalui peneliti bersama partisipan dalam setting yang sebenarnya, semakin akurat

atau valid hasil penelitiannya.

Melakukan tanya-jawab.dengan sesama rekan peneliti {peer debriefing) untuk

meningkatkan keakuratan hasil penelitian. Proses ini mengharuskan peneliti mencari

seorang rekan {a peer debriefer) yang dapat mereviezv untuk berdiskusi mengenai

penelitian kualitatif sehingga hasil penelitiannya dapat dirasakan oleh orang lain, selain

oleh peneliti sendiri. Strategi ini —yaitu melibatkan interpretasi lain selain interpretasi

dari peneliti— dapat menambah validitas atas hasil penelitian.

Mengajak seorang auditor {external auditor) untuk mereviexv ke- seluruhan proyek

penelitian. Berbeda dengan peer debriefer, auditor ini tidak akrab dengan peneliti atau

proyek yang diajukan. Akan tetapi, kehadiran auditor tersebut dapat memberikan

244

Page 245: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penilaian objektif, mulai dari proses hingga kesimpulan penelitian. Peran auditor ini

sebenarnya mirip peran auditor fiscal; begitu pula dengan karakteristik pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan oleh keduanya (Lincoln & Guba, 1985). Hal-hal yang

akan di-periksa oleh investigator independen seperti ini biasanya me-nyangkut banyak

aspek dalam penelitian (seperti, keakuratan transkrip, hubungan antara rumusan masalah

dan data, tingkat analisis data mulai dari data mentah hingga interpretasi). Tentu saja,

strategi ini dapat menambah validitas penelitian kuaiitatif.

Generalisasi kuaiitatif merupakan suatu istilah yang jarang digunakan dalam penelitian

kuaiitatif karena istilah generalisasi lebih banyak diterapkan untuk penelitian kuantitatif.

Tujuan dari generalisasi dalam penelitian kuaiitatif ini sendiri bukan untuk menggenerali-

sasi hasil penemuan pada individu-individu, lokasi-lokasi, atau tempat-tempat di iuar objek

penelitian, sebagaimana yang banyak dijumpai dalam penelitian kuantitatif (lihat Gibbs,

2007, terkait catat-an marning-nya tentang generalisasi dalam penelitian kuaiitatif). Pada

dasarnya, nilai dari penelitian kuaiitatif terletak pada deskripsi dan tema-tema tertentu yang

berkembang/dikembangkan daiam konteks lokasi tertentu pula.

MenekankanparHkularitaskeiimbang generalisabilitas (Greene & Caracelli, 1997)

merupakan karakteristik penelitian kuaiitatif. Akan tetapi, ada sejumlah literatur kuaiitatif

yang membahas mengenai generalisabilitas ini, khususnya yang berlaku untuk penelitian

studi kasus. Yin (2003), misalnya, merasa bahwa hasil studi kasus kuaiitatif dapat

digeneralisasi pada sejumlah teori yang lebih luas. Generalisasi ini muncul ketika para

peneliti kuaiitatif meneliti kasus-kasus tambahan dan menggeneralisasi hasil penelitian

sebelumnya pada kasus-kasus yang baru tersebut. Ini mirip logika replikasi yang berlaku

dalam penelitian eksperimen. Akan tetapi, untuk mengulang atau mereplikasi hasil penelitian

studi kasus dalam setting kasus yang baru, peneliti perlu melakukan dokumentasi yang baik

atas prosedur-prosedur kuaiitatif, seperti protokol penelitian untuk mendoku-mentasikan

kasus secara detail dan mengembangkan database studi kasus secara utuh (Yin, 2003).

MENULIS KUALITATIF

Bagian prosedvir kualitatif dalam proposal penelitian seharusny a diakhiri dengan

penjelasan mengenai bagaimana peneliti menarasi-kan hasil analisis datanya. Ada banyak

model narasi ini; peneliti bisa menemukannya dalam jurnal-jumal akademik. Yang jelas,

dalam merancarig penelitian kualitatif, peneliti perlu menjelaskan tentang proses narasi

tersebut.

245

Page 246: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Sebagaimana yang sudah dijelaskan bahwa prosedur dasar dalam melaporkan hasil

penelitian kualitatif adalah membuat des-kripsi-deskripsi dan tema-tema yang berasal dari

data penelitian (lihat Gambar 9.1), khususnya deskripsi atau tema yang mengandung

beragam perspektif dari partisipan atau gambaran detail tentang setting dan individu-

individu. Setiap strategi penelitian kualitatif pada hakikatnya memiliki prosedur narasinya

masing-masing, misal-nya narasi kronologis mengenai kehidupan individu (penelitian nara-

tif), deskripsi detail mengenai pengalaman mereka (fenomenologi), sebuah teori yang

dihasilkan dari data penelitian (grounded theory), potret detail mengenai kelompok culture-

sharing (etnografi), atau analisis mendalam tentang satu atau beberapa kasus (studi kasus).

Dari narasi-narasi yang berbeda ini pula, peneliti dapat mem-bahas bagian-bagian

proposal lain, seperti hasil penelitian dan inter-pretasi data, utamanya tentang bagaimana

bagian-bagian ini akan, disajikan: apakah dengan pertimbangan objektif, pengalaman-

pengalaman lapangan (Van Maanen, 1988), ataukah dengan krono-logi, model proses, kisah

yang diperluas, analisis berdasarkan kasus atau lintas kasus, atau dengan potret deskriptif

yang detail (Creswell, 2007).

Pada tingkat tertentu, strategi /menulis dua bagian proposal di atas (hasil penelitian dan

interpretasi data) dapat dilakukan dengan leknik-teknik berikut ini:

Gunakanlah cuplikan-cuplikan dan variasikan panjang pendeknya cuplikan tersebut

dengan tepat dan sesuai keperluan.

Catatlah percakapan-percakapan yang terjadi selama penelitian dan sajikan percakapan-

percakapan ini dalam bahasa yang berbeda untuk merefleksikan sensitivitas kultural.

Sajikan informasi tekstual dalam bentuk tabel (seperti, matriks, tabel-tabel perbandingan

untuk kode-kode yang berbeda).

Gunakan pernyataan dari partisipan untuk membuat kode-kode atau melabeli tema.

Campurkan kutipan-kutipan dengan penafsiran-penafsiran penulis.

Terapkan indent (menambah spasi di depan alinea untuk tulisan- tulisan penting atau

semiblok, penj.) atau format lain untuk menandai cuplikan-cuplikan yang berasal dari

partisipan.

Gunakan kata ganti pertama (saya) atau "kita" dalam bentuk naratif.

Gunakan metafora-metafora dan analogi-analogi (lihat, misalnya, Richardson, 1990, yang

membahas bentuk-bentuk ini).

Terapkan pendekatan naratif yang biasanya digunakan dalam strategi penelitian kualitatif

(seperti deskripsi dalam studi kasus atau etnografi, narasi detail dalam penelitian naratif).

246

Page 247: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Deskripsikan bagaimana hasii narasi tersebut dikomparasikan dengan teori-teori atau

literatur-literatur yang membahas topic yang sama. Dalam sebagian besar karya tulis

kualitatif, peneliti membahas literatur ini di akhir penelitian (lihat pembahasan

dalam Bab 2).

RINGKASAN

Bab ini mengeksplorasi langkah-iangkah dalam mengembang-kan dan menulis

prosedur-prosedur kualitatif. Selain memperkenal-kan sejumlah variasi dalam penelitian

kualitatif, bab ini juga menge-mukakan panduan umum tentang prosedur-prosedur kualitatif

yang meliputi pembahasan mengenai karakteristik-karakteristik umum penelitian kualitatif,

yang berguna bagi para pembaca yang mungkin kurang familiar dengan pendekatan ini.

Beberapa karakteristik penelitian kualitatif antara Iain: berada dalam setting yang alamiah;

berpijak pada dasar bahwa peneliti adalah instrumen utama pengum-pulan data; melibatkan

beberapa metode pengumpulan data; bersif at induktif; didasarkan pada makna partisipan;

sering kali menyertakan perspektif-perspektif teoretis; bersifat interpretif dan holistik.

Contoh 9.1, Prosedur-Prosedur Kualitatif

Berikut ini adalah salah satu contoh prosedur kualitatif yang ditulis di bagian kbiisus

dalam sebuah proposal doktoralnya Miller (1992). Proyek Miller ini adalah penelitian

etnografi tentang pengalaman tahun pertama seorang rektor di sebuah universitas yang

baru berumur empat tanun. Untuk menyajikan bagian prosedur kualitatif dalam pr,oyek

ini, saya sudah merujuk pada beberapa bagian yang dianggap paling penOng. Selain itu,

saya juga tetap mempertahankan istilah informan yang digunakan Miller meskipun saat ini

ibtilah yang lebih tepat digunakan adalah partisipan.

Paradigma Penelitian Kualitatif

Paradigma penelitian kualitatif pada hakikatnya berasal dari antropologi kultural dan

sosiologi Amerika (Kirk & Miller, 1936). - Hanya baru-baru ini saja paradigma tersebut

diadopsi oieh para peneliti per.didikan (Borg &Gall, 19R9). Tujuan peneiitian kualitatif /

adalah memahami situasi, peristiwa, kelompok. atau interaksi j sosial tertentu (Locke,

Spirduso, & Silverman, 1987). Penelitian > ini dapat diartikan sebagai proses investigatif

yang di dalamnya penelitj secara perlahan-lahan memaknai suatu fenamena sosial dengan

membedakan, membandingkan, menggandakan, menga-talogkan, dan mengklasifiKasikan

objek penelitian (Miles & Huberman, 1984). Marshall dan Rossman (1989) menyatakan

247

Page 248: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

bahwa penelitian ini melibatkan peneliti untuk menyelami setting peneliti. Peneliti

memasuki dunia informan melalui interaksi berkeianjutan, mencaii makna-makna dan

perspektif-perspektif informan. {Di $ini, peneliti menjelaskan asumsi-asumsi kualitatif).

Para sarjana menyatakan bahwa penelitian kualitatif dapat dibedakan dengan metodologi

kuantitatif berdasarkan karakteristik-karakteristiknya yang inheren. Berikut ini adalah

sintesis dari asumsi-asumsi umum tentang karaktenstik-karakteristik penelitian kualitatif

yang pemah diajukan oleh sejumlah peneliti:

1. Penelitian kualitatif muncul dalam setting yang alamiah di mana di dalamnya ada

banyak penlaku dan peristiwa ' kemahusiaan yang terjadi.

2. Penelitian kualitatif didasarkan pada sumsi-sumsi yang sangat berbeda dengan

rancangan kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, tidak ada teori atau hipotesis yang

dibangun secara priori

3. Penelitian kualitatif lebih memprioritaskan peneliti ketimbang mekanisme yang tak

bernyawa sebagai instumen primer dalam pengumpulan data (Eisner, 1991; Frankel

& Wallen, 1990; Lincoln & Guba, 1985; Merriam, 1998).

4. Data Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data ini merupakan data yang

disajikan dalam bentuk kata-kata (utamanya kata-kata parisipan) atau gambar-

gambar ketimbang angka-angka (Freenkel & Wallen, 1990; Locke

et.al.1987;Marshall & Rossman,1989; Merriam 1988)

5. Penelitian kualitatif menekankan pada persepsi-persepsi dan pengalaman-

pengalaman partisipan, dan cara-cara mereka memaknai hidup (Freenkel & Wallen,

1990; Locke et.al.1987; Merriam 1988)

6. Penelitian kualitatif berfokus pada proses-proses yang terjadi, atau hasil dan

outcome. Penelitian kualitatif khususnya tertarik pada usaha memahami bagaimana

sesuatu itu muncul (Freenkel & Wallen, 1990; Merriam 1988)

7. Dalam Penelitian Kualitatif, diterapkan interpretasi ideografis. Dengan kata lain,

fokusnya pada sesuatu yang partikular dimana data diinterpretasikan dalam

hubungannya dengan partikulasi-partikularitas suatu kasus daripada generalisasi-

generalisasi

8. Penelitian kualitatif merupakan suatu rancangan di mana di dalamnya peneliti dpat

menegosiasi hasil penelitian (outcomes). Makna dan interpretasi dinegosiasi dengan

sumber-sumber data manusiawi karena inilah realitas subjek yang memang ingin

direkonstruksi oleh seorang peneliti kulatatif (Lincoln & Cuba, 1985; Merriam,

248

Page 249: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

1988)

9. Tradisi penelitian in (kualitatif) bertumpu pada penerapan pengetahuan yang tersirat

(pengetahuan intuitif atau perasaan) karena sering kali nuansa dari beragam realitas

hanya dapat diapresiasi dengan cara ini (Lincoln & Cuba, 1985 ) Maka dari itu,

bentuk datanya tidak bisa dihitung {not quantifiable) dalam pengertian yang biasa.

10. Objektivitas dan kebenaran menjadi dua hal yang sangat penting dalam tradisi-

tradisi penelitian. Akan tetapi, kriteria untuk mempertimbangkan penelitian

kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Pertama dan yang utama, peneliti

kualitatif lebih berusaha untuk mencari ketepercaya-an {believability) yang

didasarkan pada koherensi, kegunaan instrumental dan pengetahuan, (Eisner, 1991)

serta ber-dasarkan pada sesuatu yang dapat dipercaya {trustworthiness) (Lincoln &

Guba, 1985) melalui proses verifikasi dari-pada melalui pengukuran validitas dan

reliabilitas pada umumnya. {Disini, peneliti menjelaskan karakteristik-karak-teristik

penelitian kualitatif).

Rancangan Penelitian Etnografis

Penelitian ini menerapkan rancangan etnografis. Rancangan etnografis berasal dari

bidang antropologi, khususnya dari kohtribusi Brortislaw Malinowski, Robert Park,

dan Franz Boas (Jacob, 1987; Kirk & Miller, 1986). Tujuan penelitian etnografis

adalah memperoleh gambaran umum mengenai subjek penelitian. Penelitian ini

menekankan aspek pemotretan pengalaman individu-indivsdu sehari-hari dengan cara

mengobservasi dan mewawancarai mereka dan individu-individu lain yang relevan

(Fraenkel & Wallen, 1990). Penelitian etnografis melibatkan wawancara mendalam

dan observasi terus-menerus pada para partisipan dalam situasi tertentu (Jacob, 1987).

Penelitian ini juga berusaha memperoleh gambaran menyeluruh untuk dapat

menyingkap bagaimana manusia mendeskripsikan dan men-strukturkan dunia

(Fraenkel & Wallen, 1990). {DI sini, peneliti menggunakan dan menjelaskan

pendekatan etnografis).

Peran Peneliti

249

Page 250: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Karena peran peneliti dianggap sebagai instrument primer dalam pengumpulan data

kualitatif, maka di bagian awal penelitian diperlukan adanya identifikasi terhadap nilai-nilai,

asumsi-asumsi, dan bias-bias personal (peneliti). Kontribusi peneliti terhadap setting

penelitian sangat penting da positif, buka malah merugikan (locke et al., 1987). Persepsi saya

terhadap jabatan rector perguruan tinggi dari universitas terbentuk dari pengalaman pribadi

saya. Dari agustus 1980 hingga Mei 1990, saya bertugas sebagai staf administrasi di sejumlah

perguruan tinggi swasta yang terdiri dari 600 hingga 5000 mahasiswa. Yang lebih terkini

(1987-1990), saya menjabat sebagai Dekan Student Life di salah satu universitas di Midwest.

Sebagai anggota dewan rektorat, saya sudah sering terlibat dalam semua aktivitas dan

keputusan dewan administratif tingkat tinggi. Saya juga sering bekerja sama dengan pihak

fakultas, anggota dewan, rektor, dan dewan perwakilan mahasiswa. Selain memberikan

laporan kepada rektor, saya juga telah bekerja sama dengannya pada awal tahun masa

kepemimpinannya di universitas. Saya yakin pemahaman saya tentang konteks dan peran ini

dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan sensitivitas saya terhadap tantangan-

tantangan, keputusan –keputusan, dan isu-isu yang sering dihadapi oleh rektor universitas di

tahun pertama, dan karena itulah saya berniat untuk menjadikan rektor sebagai informan

dalam penelitian ini. Sayajuga sudah cukup memahami tentang struktur perguruan tinggi dan

peran rektor di dalamnya. Focus penelitian ini adalah pada peran seorang rektor baru dalam

menginisiasi perubahan, pembangunan relasi, dan pembuatan keputusan, serta

mempersiapkan kepemimpinan dan visi universitas.

Karena pengalaman-pengalaman bekerja sebelumnya dengan seorang rektor baru di

sebuah universitas, saya tentu membawa bias bias tersendiri ke dalam penelitian ini.

Meskippun saya sudah berusaha semaksimal mungkin memastikan objektivitas penelitian,

bias-bias ini tetap saja muncul. Akan tetapi, bias-bias ini justru membantu bagaimana saya

memandang dan memahami data yang dikumpulkan, serta bagaimana saya

menginterpretasikan pengalaman-pengalaman saya pribadi. Saya mengawali penelitian ini

dengan asumsi bahwa rektor universitas merupakan suatu jabatan yang sangat berbeda dan

rumit. Meskipun banyak ekspektasi terhadapnya, saya tetap mempertanyakan seberapa besar

kemampuan rektor untuk menginisiasi perubahan dan mempersiapkan kepemimpinan dan

visi universitas. Saya memandang tahun pertama sebagai tahun yang amat penting; dipenuhi

dengan berbagai perubahan, frustasi, kejutan-kejuatan yang tak terduga, dan tentu saja

tantangan-tantangan baru. (disini, peneliti merefleksikan perannya dalam penelitian).

Batasan Penelitian

250

Page 251: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Lokasi

Penelitian ini dilakukan di salah satu universitas negeri di Midwest. Universitas ini

terletak di lingkungan masyarakat pedesaan Midwestern. Ketika kuliah aktir, mahasiswa

universitas ini yang berjumlah 1.700 orang nyaris mengisi tiga kali lipat populasi

masyarakat di sana yang hanya berkisar 1.000 orang. Institusi ini memiliki jenjang S1,

S2, dan S3 dengan 51 mata kuliah.

Informan

Informan dalam penelitian inin adalah rektor baru disalah satu universtitas negeri

Midwest. Informan utama dalam penelitian ini adalah rektor tersebut. Akan tetapi saya

mengobservasi peran rektor ini hanya dalam konteks pertemuan-pertemuan dewan

administrative. Dalam dewan ini, rektor memliki tiga pembantu Rektor (Bidang

Akademik, Bidang Administrasi, dan Bidang Kemahasiswaan) dan dua Dekan (Sarjana

dan Diploma).

Peristiwa

Didasarkan pada metodologi etnografis, focus penelitian ini adalah pengalaman dan

peristiwa sehari-hari seorang rektor yang baru, serta persepsi-persepsinya dan makna-makna

dalam pengalaman tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan. Penelitian ini

mencangkup penyesuaian peristiwa-peristiwa atau informasi-informasi yang mengejutkan

dan pemaknaan atas peristiwa-peristiwa atau isu-isu penting yang muncul.

Proses

Penelitian ini difokuskan pada peran seorang rektor baru dalam menginisiasi

perubahan, membangun relasi, membuat keputusan, serta mempersiapkan kepemimpinan dan

visi universitas. (Disini, peneliti menjelaskan batasan-batasan pengumpulan data).

Perimbangan-pertimbangan Etis

Dalam merancang penelitian, para peneliti kualitatif pada umumnya selalu membahas

pentingnya pertimbangan-pertimbangan etis (Locke et al., 1982; Marshall & Rossman, 1989;

Merriam, 1988; Spradley, 1980). Pertama dan yang utama, peneliti harus memiliki kewajiban

untuk menghormati hak-hak, kebutuhan-kebutuhan, nilai-nilai, dan keinginan-keinginan

(para) informan. Dalam konteks pertimbangan etis ini, penelitian etnografis lah yang paling

menonjol. Observasi dalam penelitian etnografis mengharuskan peneliti untuk menggali

kehidupan informan (Spradley, 1980) dan terus menyikap informasi-informasi yang dianggap

251

Page 252: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

sensitif. Uniknya, dalam penelitian ini, jabatan dan institusi informan yang benar-benar

tampak justru menjadi salah satu perhatian.

Untuk itulah diperlukan pula proteksi terhadap hak-hak informan: (1) sasaran

penelitian harus disampaikan secara verbal da tulisan sehingga sasaran-sasaran tersebut bisa

dipahami dengan jelas oleh informan (termasuk deskripsi mengenai bagaimana data yang

nanti terkumpul dan dimanfaatkan selanjutnya dan untuk keperluan apa); (2) izin tertulis

untuk melakukan penelitian tersebut harus diperoleh dari informan; (3) formulir dispensasi

penelitian harus disahkan oleh Dewan Peninjau Institusional/ Institutional Review Board/IRB

(Lampiran B1 dan B2); (4) informan harus diberi tahu mengenai semua perangkat dan

aktivitas pengumpulan data (5) transkripsi harfiah (kata demi kata) da interpretasi serta

laporan tertulis harus dibuat dan diberikan pada informan; (6) hak-hak, keinginan-keinginan,

dan harapan-harapan informan harus dpertimbangkan terlebih dahulu ketika akan dibuat

pilihan-pilihan tentang pelaporan data penelitian; dan (7) keputusan akhir yang terkait dalam

anonimitas informan selebihnya diserahkan pada informan sendiri. (Disini, peneliti

membahas masalah-masalah etis dan review IRB)

Strategi-Strategi Pengumpulan data

Data dikumpulkan sejak Februari hingga Mei, pada 1992. Jangka waktu ini sudah

mencangkup minimal sekali dalam sebulan wawancara terekam selama 45 menit dengan

informan (rancangan pertanyaan-pertanyaan wawancara, lampiran C), sekali dalam sebulan,

observasi dua jam pada aktivitas-aktivitas keseharian, dan sekali dalam sebulan analisis pada

kalender dan dokumen-dokumen informan (catatan-catatan pertemuan, memo, dan

Publikasi). Selain itu, informan telah setuju untuk merekam kesan-kesan mengenai

pengalaman, pemikiran, dan perasaan-perasaannya melalui diary terekam/ taped diary

(petunjuk-petunjuk tentang refleksi terekam, Lampiran D). wawancara lanjutan (follow up

interview) dijadwalkan akan dilakukan pada akhir Mei 1992 (lihat Lampiran E untuk catatan

waktu dan jadwal kegiatan yang direncanakan). (Disini, peneliti berencana untuk wawancara

secara berhadap-hadapan, berpartisipasi sebagai observer, dan memperoleh dokumen-

dokumen pribadi).

Untuk membantu pengumpulan data, saya akan menggunakan catatan lapangan (field

log), yang menampilkan sejumlah petunjuk tentang bagaimana saya harus memanfaatkan

waktu ketika saya berada di lapangan, ketika menstranskip dan menganalsis data. Saya juga

bermaksud mencatat detail-detail observasi saya dalam notebook dan pemikiran, perasaan,

252

Page 253: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penglaman, dan persepsi saya selama proses penelitian dalam catatan lapangan. (Disini,

peneliti menjelaskan bagaimana ia mencatat informasi deskriptif dan reflektif).

Prosedur-Prosedur Analisis Data

Merriam (1998) dan Marshall dan Rossman (1989) menyatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif, pengumpulan data dan analisis data harus serempak (simultaneously).

Schatzman dan Strauss (1973) menyatakan bahwa analisis data kualitatif utamanya

melibatkan pengklasifikasian benda-benda, orang-orang, dan peristiwa-peristiwa, serta

property-properti lain yang mencirikan ketiganya. Biasanya sepanjang proses analisis data,

peneliti etnografi mengindeks dan mengkode data mereka dengan menggunakan sebanyak

mungkin kategori-kategori (Jacob, 1987). Mereka berusaha mengidentifikasi dan

mendeskripsikan pola-pola dan tema-tema dari sudut pandang partisipan, kemudian berusaha

memahami dan menjelaskan pola-pola dan tema-tema tersebut (Agar, 1980). Selama analis

ini, data disusun secara kategoris dan kronologis, diperiksa kembali berulang-ulang, dan di-

coding secara terus menerus. Gagasan- gagasan utama dicatat rentetan kemunculannya

(seperti yang disarankan oleh Merriam, 1988). Diary terekam (taped diary) milik partisipan

dan hasil wawancara terekam (taped interview) di transrip dalam kata demi kata. Catatan-

catatan rekaman dan entri-entri di dalamnya direview secara terus menerus. (Disini, peneliti

mendeskripsikan langkah-langkah dalam analisis data).

Selain itu, proses analisis data ini dibantu dengan penggunaan program computer

analisis data kualitatif yang dikenal dengan HyperQual. Raymond Padilla (Arizona State

University) merancang HyperQual ini pada 1987 yang diterapkan pertama kali dalam

komputer Macintosh. HyperQual memanfaatkan software HyperCard dengan memfasilitasi

perekaman/ pencatatan dan analisis data teks dan grafis. Stack-stack khusus dirancang untuk

mengoperasikan dan mengolah data. Denga HyperQual, peneliti dapat langsung

“memasukkan data lapangan, termasuk data wawncara, observasi, catatan pribadi, dan

ilustrasi-ilustrasi…(dan) menge-tag (atau meng-coding) semua atau sebagian sumber data

sehingga sekumpulan data dapat disaring dan dirakit kembali dalam konfigurasi yang baru

dan lebih baik” (Padilla, 1989: 67-70). Sekumpulan data yang penting dapat diidentifikasi,

diperoleh kembali, dipilah-pilah, dikelompokkan , dan dikelompokkan kembali untuk

dianalisis. Kategori-kategori atau kode-kode dapat dimasukkan terlebih dahulu atau di lain

waktu. Kode-kode ini juga dapat ditambah, diubah, atau dihapus dengan menggunakan editor

HyperQual, data-data teks dapat dicari kategori-kategori, tema-tema, kata-kata, atau frasa-

253

Page 254: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

frasa kuncinya. (Disini, peneliti menjelaskan penggunaan software computer untuk analisis

data).

Verifikasi

Untuk memastikan validitas internal, berikut ini strategi-strategi yang akan

diterapkan:

1. Triangulasi data; data dikumpulkan melalui beragam sumber agar hasil wawancara,

observasi, dan dokumen dapat dianalisis seutuhnya.

2. Member Checking; informan akan mengecek seluruh proses analisis data. Tanya

jawab bersama informan terkait dengan hasil interpretasi peneliti tentang realitas dan

makna yang disampaikan informan akan memastikan nilai kebenaran sebuah data

3. Waktu yang lama dan observasi berulang di lokasi penelitian; observasi regular dan

berulang atas fenomena dan setting penelitian akan dilakukan dalam jangka waktu

empat bulan.

4. Pemeriksaan oleh sesame peneliti (peer examination); seorang mahasiswa doktoral

dan graduate asisten di Jurusan Psikologi Pendidikan dipilih sebagai rekan pemeriksa

atas peneitian ini.

5. Pola partisipatoris; informan dilibatkan dalam sebagian besar tahap penelitian ini,

mulai dari perancangan proyek hingga pemeriksaan interpretasi dan kesimpulan.

6. Klarifikasi bias penelitian; di awal penelitian ini; bias peneliti telah dijelaskan dalam

subjudul “Peran Peneliti”.

Sementara itu, untuk memastikan validitas eksternal dalam proyek ini, strategi utama

yang diterapkan adalah menyediakan deskripsi-deskripsi yang kaya, padat, dan rinci sehingga

setiap orang yang tertarik membaca proyek ini akan memiliki perbandingan kerangka kerja

(Merriam, 1988). Ada tiga teknik untuk memastikan reabilitas penelitian ini. Pertama,

peneliti memberikan penjelasan detail tentang focus penelitian, peran peneliti, kedudukan

informan dan dasar penelitian, serta konteks dari mana data dikumpulkan (LeCompte &

Goetz, 1984). Kedua, diterapkan traingulasi dan beberapa metode lain dalam pengumpulan

dan analisis data. Ketiga, Strategi pengumpulan dan analisis data akan dilaporkan secara

detail untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat mengenai metode-metode yang

digunakan dalam penelitian ini. Semua tahap dalam penelitian ini juga akan diperiksa oleh

seorag auditor luar yang sudah berpengalaman dalam metode penelitian kualitatif. (Disini,

Peneliti mengidentifikasi strategi-strategi validitas yang akan digunakan dalam penelitian).

254

Page 255: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Melapokan Hasil Penelitian

Lofland (1974) menegaskan bahwa: meskipun strategi-strategi pengumpulan dan

analisis data relatif sama dalam berbagai metode kualitatif, cara melaporkan hasil penelitian

cenderung berbeda. Miles dan Huberman (1984), misalnya, menjelaskan pentingnya

membuat tampilan data, dan tulisan naratif adalah bentuk yang paling sering digunakan untuk

menampilkan data kualitatif. Karena penelitian ini merupakan penelitian naturalistik maka

hasil-hasilnya akan lebih pas bila disajikan dalam bentuk deskriptif-naratif ketimbang dalam

bentuk laporan saintfik. Deskripsi yang padat akan menjadi sarana menyampaikan gambaran

holistik mengenai pengalaman-pengalaman dari seorang rektor universitas yang baru. Proyek

akhirnya akan berupa konstruksi pengalaman-pengalaman informan dan pemaknaannya

terhadap pengalaman tersebut. Hal ini akan memungkinkan pembaca untuk turut merasakan

tantangan-tantangan yang dirasakan informan dan memberikan prespektif yang dengannya

pembaca juga dapat memandang dunia sang informan (Disini, Peneliti menyebutkan outcome

penelitian).

Selain itu, saya juga merekomendasikan agar peneliti menjelas-kan —dalam proposal

penelitian— strategi penelitian yang akan di-gunakan, seperti penelitian individu-individu

(naratif, fenomenologi), eksplorasi proses, aktivitas, dan peristiwa (studi kasus, grounded

theory), atau pengamatan perilaku-perilaku individu ataii kelompok culture-sharing

(etnografi). Jika ada satu strategi yang dipilih, berarti strategi ini juga perlu disajikan

sesuai dengan model narasinya masing-masing.

Lebih jauh, proposal penelitian juga perlu membahas peran peneiiti: pengalam an-

pengalaman sebelumnya, hubungan personal dengan lokasi penelitian, langkah-langkah

memperoleh entri, dan masalah-masalah etis. Dalam bagian proposal pengumpulan data,

peneliti seharusnya menyertakan penjelasan tentang pendekatan sampling dan

jenis/strategi apa yang digunakan untuk mengumpulkan data (seperti, observasi,

wawancara, dokumentasi, dan audiovisual). Penting juga menjelaskan jenis-jenis protokol

perekaman/ pencatatan data yang akan digunakan.

Analisis data merupakan proses yang terus berkelanjutan selama penelitian. Analisis

ini melibatkan analisis informasi partisipan, dan peneliti biasanya menerapkan langkah-

langkah analisis umum dan strategi-strategi khusus di dalamnya. Langkah-langkah umum

ini meliputi antara lain: pengolahan dan penyiapan data, pembacaan awal informasi, pehg-

codmg-an data, deskripsi detail kode-kode, analisis tematik kode-kode, penggunaan

255

Page 256: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

program-program kom puter, penyajian data dalam tabel, grafik, dan gambar, serta inter-

pretssi terhadap data penelitian.

Untuk interpretasi data penelitian, peneliti perlu menyampaikan pelajaran apa yang

dapat diambil, membandingkan hasil penelitian dengan literatur dan teori tertentu,

memunculkan pertanyaan-per-tanyaan, dan/atau mengajukan agenda perubahan. Proposal

penelitian seharusnya juga berisi satu bagian tentang outcome yang di-harapkan. Selain itu,

dalam proposal tersebut, peneliti juga perlu menyebutkan strategi-strategi yang akan

digunakan untuk memvali-dasi keakuratan hasil penelitian, menunjukkan reliabilitas

prosedur-prosedur, dan menjelaskan fungsi generalisabilitas.

Latihan Menulis

1. Tulislah satu rancangan prosedur penelitian kualitatif. Setelah menulis

rancangan ini, perhatikan Tabel 9.1 untuk mengecek apakah rancangan yang

Anda tulis tersebut sudah lengkap atau tidak.

2. Buatlah tabel yang, dalam kolom paling kiri, menyajikan langkah-langkah

analisis data. Dalam kolom-kolom sebelah kanan, tunjukkan langkah-langkah

yang akan Anda terapkan dalam proyek Anda, strategi penelitian

yang ingin Anda giinakan, dan data yang harus Anda kumpulkan.

BACAAN TAMBAHAN

Marshall, C, & Rossman, G.B. (2006). Designing Qualitative Research. Edisi keempat.

Thousand Oaks, CA: Sage.

Catherine Marshall dan Gretchen Rossman memperkenalkan prosedur-prosedur dalam

penelitian kualitatif. Topik-topik yang di-sertakan dalam buku ini sangat komprehensif.

Misalnya, mereka menjelaskan tentang kerangka.-konseptual penelitian; logika dan asumsi-

asumsi dasar tentang rancangan dan metode penelitian; rnetode-metode pengumpulan data

dan prosedur-prosedur dalammengatur, merekam, dan menganalisis data kualitatif; dan

sumber-sumber yang dibutuhkan untuk penelitian, seperti waktu, anggota, dan pendanaan.

Ini adalah buku yang komprehensif dan insightful, cocok dipelajari untuk para peneliti

pemula maupun peneliti yang sudah mahir.

Flick, U. (Ed.). (2007). The Sage Qualitative Research Kit. London: Sage.

256

LATIHAN MENULIS

Page 257: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Buku yang terdiri dari delapan volume dan diedit oleh Uwe Fick ini ditulis oleh para

peneliti kualitatif kelas dunia dan dibuat secara kolektif untuk menjelaskan masalah-masalah

inti yang muncul ketika para peneliti melaksanakan penelitian kualitatif. Buku ini men-

jelaskan bagaimana merencanakan dan merancang penelitian kualitatif, mengumpulkan data,

dan menganalisisnya (misalnya, data visual, analisis wacana). Tidak hanya itu, buku ini juga

membahas isu-isu kualitas dalam penelitian kualitatif. Secara keseluruhan, buku ini bisa

menjadi informasi up-to-date bagi para peneliti masa kini yang ingin mendalami bidang

penelitian kualitatif.

Creswell, J.W. (2007). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing among Five

Approaches. Edisi kedua. Thousand Oaks, CA: Sage.

Terkadang, sejumlah penulis yang membahas penelitian kualitatif terlalu berpijak pada sikap

filosofis terhadap topik yang dibahas, dan pembaca dibiarkan tanpa pemahaman tentang

prosedur-pro-sedur dan praktik-praktik yang sebenarnya dalam merancang dan melaksanakan

penelitian kualitatif. Sebaliknya, ketimbang menekan-kan sikap filosofis, buku saya lebih

menyajikan lima pendekatan praktis dalam penelitian kualitatif—pendekatan naratif,

fenomeno-logi, grounded theory, etnografi, dan studi kasus— dan membahas bagaimana

prosedur-prosedur dalam lima jenis penelitian ini ber-beda dan sama antarsatu dengan yang

lain. Di bagian akhir, para pembaca akan lebih mudah memilih dan menentukan mana dari

kelimanya yang tepat diterapkan untuk masalah penelitian mereka dan sesuai dengan gaya

pribadi mereka dalam melakukan penelitian.

257

Page 258: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Bab Sepuluh

PROSEDUR-PROSEDUR METODE

CAMPURAN

Seiring berkembangnya penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu sosial humaniora,

penelitian dengan metode campuran —yakni, menerapkan kombinasi dua pendekatan

sekaligus (kualitatif dan kuantitatif)— menjadi kian populer. Popularitas ini, salah satunya,

disebabkan oleh kenyataan bahwa metodologi penelitian teais berevolusi dar. berkembang,

dan metode campuran adalah salah satu wujud dari perkembangan ini, yang memanfaatkan

kekuatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Apalagi, masalah-masalah

yang diangkat oleh para pakar ilmu sosial dan kesehatan begitu kom-pleks sehingga

menerapkan hanya satu pendekatan saja tentu tidak memadai untuk menjabarkan

kompleksitas ini. Sifat interdisipliner penelitian juga turut memengaruhi tim penelitian yang

terdiri dari individu-individu yang memiliki minat dan pendekatan metodologis yang

beragam. Pada akhirnya, ada begitu b3nyak manfaatyang dapat diperoleh dari kombinasi

penelitian kualitatif dan kuantitatif ini daripada sekadar menerapkan salah satu dari keduanya

secara terpisah. Salah satu manfaatnya adalah memberikan pemahaman yang lebih luaster-

hadap masalah-masalah penelitian.

Bab ini akan mengulas banyak hal yang telah disajikan dalam bab-bab sebelumnya,

misalnya pembahasan lebih luas mengenai pandang-an-dunia pragmatis, kombinasi

penerapan metode kualitatif dan kuantitatif, dan penerapan metode-metode jamak (multiple

methods) sebagaimana yang telah dijabarkan pada Bab 1. Bab ini juga akan menjelaskan

lebih lanjut tentang masalah-masalah penelitian yang menuntut keniscayaan untuk

dieksplorasi dan dijelaskan (Bab 5). Selain itu, bab ini juga akan menjelaskan tujuan

penelitian dan rumusan masalah dari kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif (Bab 6 dan

7), dan menjelaskan alasan-alasan digunakannya strategi-strategi jamak (multiple forms)

dalam pengumpulan dan analisis data (Bab 8 dan 9).

KOMPONEN-KOMPONEN PROSEDUR METODE CAMPURAN

258

Page 259: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Saat ini, penelitian metode campuran telah berkem'oang menjadi seperangkat prosed ur

y a rig dapat diterapkah para peneliti dalam mendesain penelitian metode campuran mereka.

Pada 2003, diterbit-kanlah Handbook of Mixed Methods in the Social & Behavior Sciences

(Tashakkori & Teddlie, 2003), yang untuk pertama kalinya menyajikan overviezo

komprehensif mengenai strategi penelitian yang satu ini. Baru-baru ini, sejumlah jurnal juga

m ulai fokus pada peneli tian d engan metode campuran, seperti Journal of Mixed Methods

Research; Quality and Quantity dan Field Methods. Bahkan, sejumlah jurnal lain juga telah

berusaha merumuskan penelitian ini dalam konteks disiplin ilmu pengetahuan tertentu,

seperti International Journal of Social Research Methodology; Qualitative Health Research;

Annals of Family Medicine. Selain jurnal, beberapa penelitian sosial humaniora juga bany ak

yang menerapkan penelitian metode campuran ini dalam bidang-bidang yang beragam,

seperti bidang terapi okupasional (Lysack & Kreftdng, 1994), komunikasi interpersonal

(Boneva, Kraut.. & Frohlich, 2001), pencegahan AIDS (Janz et al., 1996), perawatan

demensia (Weitzman & Levkoff, 2000), kesehatan mental (Rogers, Day, Randall, & Bentall,

2003), dan dalam sains sekolah menengah (Houtz, 1995). Buku-buku terbaru yang terbit

setiap tahun pun juga tidak sedikit yang ditulis khusus untuk membahas penelitian metode

campuran (seperti, Bryman, 2008; Creswell & Piano Clark, 2007; Greene, 2007; Piano Clark

& Creswell, 2008; Tashakkori & Teddlie, 1998).

Checklist pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana mendesain penelitian metode

campuran sudah disajikan dalam Tabel 10.1. Dalam bab ini, akan dijelaskan komponen-

komponen penting terkait sifat-sifat dan jenis-jenis strategi penelitian metode campuran.

Selain itu, bab ini juga akan membahas perlunya model visual dalam

Tabel 10.1 Checklist Pertanyaan-pertanyaan untuk merancang prosedur Metode

campuran

------------- Apakah definisi dasar tentang metode campuran sudah disajikan? ------------- Apakah alasan/rasionalisasi digunakannya dua pendekatan atau data ini

(kuantitatif dan kualitatif) juga sudah disajikan? ------------- Apakah pembaca merasakan manfaat potensial dari diterapkannya

rancangan metods campuran ini?---------- Apakah kriteria-kriteria dalam memilih strategi metode campuran sudah

diidentifikasi?_______ Apakah strategi yang dipilih sudah disebutkan?---------- Apakah model visual yang mengilustrasikan strategi tersebut juga sudah

disajikan? ------------- Apakah ada notasi yang digunakan untuk menyajikan model visual

tersebut?

259

Page 260: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

------------- Apakah prosedur-prosedur pengumpulan dan analisis data sudah dijelaskan?

------------- Apakah strategi-strategi sampling untuk pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif sudah dijeiaskan? Apakah strategi-strategi sampling ini berkaitan erat dengan strategi penelitian yang dipiiih?

------------- Apakah prosedur-prosedur data yang spesifik sudah dijelaskan? Apakah prosedur-prosedur ini berkaitan erat dengan strategi penelitian yang dipilih?

---------- Apakah prosedur-prosedur validasi data kualitatif dan kuantitatif sudah dijelaskan?

------------ Apakah struktur naratif/penyajian metode campuran sudah dijelaskan, dan apakah struktur ini berkaitan dengan strategi penelitian yang dipilih?

rancangan metode campuran, prosedur-prosedur khusus dalam pengumpulan dan

analisis datanya, peran peneliti, dan struktur penyajjan laporan akhir. Setelah pembahasan

mengenai komponen-komponen di atas, disajikan satu contoh prosedur metode campuran

yang diperoleh dari berbagai sumber.

SIFAT PENELITIAN METODE CAMPURAN

Karena penelitian metode campuran ini relatif baru di dalam ilmu sosial humaniora

maka peneliti perlu menyajikan definisi dasar dan deskripsi singkat dalam proposal. Berikut

ini, beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait dengan sifat metode campuran dalam proposal

penelitian:

Jelaskan secara kronologis dan singkat sejarah perkembangan metode campuran.

Beberapa sumber mengidentifikasi bahwa penelitian ini bermula dari psikologi dan

matriks multitraid-multwietlwd-nya Campbell dan Fiske (1959) yang tertarik untuk

mengonvergensi dan mentriangulasi sumber-sumber data kuantitatif dan kualitatif 0ick,

1979). Namun, ada pula yang menyatakan bahwa metode campuran ini didorong oleh

keinginan untuk mengembangkan metodologi yang berbeda dalam penelitian (lihat

Creswell & Piano Clark, 2007; Tashakkori & Teddlie, 1998).

Definisikan penelitian metode campuran, misalnya, dengan menyertakan definisi dalam

Bab 1 yang fokus pada pengombinasian dua metode (kualitatif dan kuantitatif) dalam.

satu penelitian (lihat, panjelasan lebih detail tentang bagaimana mendefinisikan pene

litian metode campuran dalam Johnson, Onwuegbuzie, Turner, 2007). Jelaskan pula

mengapa peneliti harus menggunakan rancangan metode campuran (misalnya, untuk

memperluas pembahasan dengan cara menerapkan dua metode sekaligus; untuk

menggunakan satu pendekatan integratif agar mampu memperoleh pemahaman yang

260

Page 261: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

lebih baik; atau untuk menguji hasil penelitian dari pendekatan yang berbeda). Yang

jelas, campuran dua metode ini bisa saja berada dalam satu penelitian atau berada di

antara sejumlah studi dalam satu program penelitian. Selain itu, kenalilah istilah-istilah

berbeda yang sering digunakan untuk menyebut penelitian ini, seperti integmsi, sintesis,

metode kuantitatif dan kualitatif. multimetode, dan metodologi campuran, meski buku-

buku yang terbit baru-baru ini lebih banyak menggunakan istilah

metode campuran (Bryman, 2006; Tashakkori & Teddlie, 2003).

Jelaskan secara singkat perkembangan minat terhadap penelitian metode campuran

seperti yang banyak terungkap dalam buku- buku, artikel-artikel jurnal, penelitian-

penelitian akademik, dan proyek-proyek yang didanai/hibah (lihat Creswell & Piano

Clark, 2007 untuk pembahasan mengenai inisiatif inisiatif awal yang turut

berkontribusi pada perkernbangan metode campuran saat ini).

Tulislah tantangan-tantangan yang Anda hadapi ketika menerapkan penelitian metode

campuran. Tantangan-tantangan ini bisa berupa sifat pengumpulan datanya yang harus

ekstensif, sifat analisisnya yang begitu intensif atas data teks dan angka-angka, serta

tuntutan akan pengetahuan mendalam tentang bentuk penelitian kuantitatif sekaligus

kualitatif.

STRATEGI-STRATEGI PENELITIAN METODE CAMPURAN DAN MODEL-

MODEL VISUALNYA

Ada beberapa tipologi yang bisa dimanfaatkan peneliti untuk memilih jenis strategi

metode campuran yang akan digunakan dalam ponelitiannya. Creswell dan Piano Clark

(2007) mengidentifikasi 12 sistem klasifikasi strategi penelitian metode campuran yang

didasar-kan pada ranah-ranah yang berbeda, seperti evaluasi, perawatan kesehatan publik,

kebijakan dan penelitian pendidikan, serta penelitian sosial dan behavioral. Dalam

klasifikasi-klasifikasi ini, setiap strategi memiliki istilah yang berbeda-beda, meskipun ada

sejumlah hal substansial yang mirip dan overlapping dalam rancangan-rancang-an tersebut.

Berikut ini, saya jelaskan enam strategi penelitian metode campuran yang sudah saya dan

rekan-rekan saya gunakan sejak 2003 (Creswell et al., 2003).

Merencanakan Prosedur-Prosedur Metode Campuran

Sebelum membahas enam strategi ini, penting kiranya untuk mempertimbangkan

terlebih dahulu sejumlali aspek penting dalam merancang prosedur-prosedur untuk penelitian

261

Page 262: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

metode campuran. Aspek-aspek tersebut antara lain: timing (waktu), iveighting (bobot),

mixing (pencampuran), dan teorizing (teorisasi) seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 10.1

Timing Bobot/Prioritas Pencampuran TeorisasiKonkuren/Tidak Sekuensial

Seimbang Menggabungkan {Integrating)

Eksplisit

Tahap Pertama Kualitatif-Sekuen-sial

Kualitatif Menghubungkan (Connecting)

Implisit

Tahap Pertama Kuantitatif-Se-kuensial

Kuantitatif Menancapkan (Embedding)

Gambar10.1 Aspek-Aspek yang Perlu Dipertimbangkan dalam Merancang Penelitian Metode Campuran Sumber: Diaptasi dari Creswell et al. (2003).

Timing (Waktu)

Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan

kuantitatifnya: apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekuensial) atau langsung

dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu (konkuren). Ketika data dikumpuikan secara ber-

tahap, peneliti periu menentukan data apa saja yang akan dikumpulkan terlebih dahulu:

apakah data kuantitatif atau data kualitatif. Hal ini bergantung pada tujuan awai peneliti.

Ketika data kualitatif yang terlebih dahulu dikumpulkan, berarti tujuannya adalah untuk

mengeksplorasi topik penelitian dengan cara mengamati para parti-sipan di lokasi penelitian.

Setelah itu, peneliti memperluas pema-hamannya melalui tahap kedua, kuantitatif, yang di

dalamnya data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan (yang biasanya di-anggap

sebagai sampel penelitian). Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kualitatif

maupun data kuantitatif sama-sama dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu, dan

pelaksanaannya ber-langsung serempak. Dalam beberapa proyek penelitian, terkadang

memang tidak efektif mengumpulkan data secara bertahap dalamjangka waktu yang lama

(misalnya, dalam ilmu kesehatan di mana para dokter tidak punya banyak waktu untuk

mengumpulkan data di lapangan). Dalam hal ini, ketika peneliti berada dalam lokasi

penelitian, mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif dalam satu waktu sering kali lebih

efektif ketimbang mengumpulkannya secara bertahap.

Weighting (Bobot)

262

Page 263: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Faktor kedua yang perlu diperhatikan dalam merancang prosedur-prosedur metode

campuran adalah bobot atau priori tas yang diberikan antara metode kuantiatif dan kualitatif.

Dalam beberapa penelitian, bobot ini bisa saja seimbang, namun dalam beberapa penelitian

lain, bobot tersebut bisa lebih berat ke satu metode daripada metode yang lain. Prioritas pada

satu metode bergantung pada minat peneliti, keinginan pembaca (seperti, pihak fakultas,

organisasi profesionai), dan hal apa yang ingin diutamakan oleh peneliti. Dalam kerangka

yang lebih praksis, bobot dalam penelitian metode campuran ini bisa dipertimbangkan

melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif atau data kuantitatif yang akan

diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari dua jenis

data tersebut; atau apakah pendekatan induktif (seperti, membangun tema-tema dalam

kualitatif) atau pendekatan deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan.

Terkadang, peneliti memang sengaja lebih mernprioritaskan satu jenis data untuk penelitian

tertentu, seperti dalam percobaan-percobaan eksperimen (lihat Rogers et al., 2003).

Mixingr(Pencttiiipuran)

Mencampur data (atautialam pengertian yang lebih luas, men-campur rumusan

masalah/ filosofi, dan interpretasi penelitian) bukanlah pekerjaan yang mudah mengingat

data kualitatif terdiri dari teks-teks dan gambar-gambar, sedangkan data kuantitatif terdiri

dari angka-angka. Ada dua pertanyaan yang perlu diajukan dalam hal ini: Kapan peneliti

harus melakukan pencampuran (mixing) dalam penelitian metode campuran? Dan

bngaiinann proses pencampuran ini? Pertanyaan pertama lebih mudah dija wab ketimbang

pertanyaan kedua. Pencampuran dua jenis data bisa saja dilakukan dalam bebe-rapa tahap:

tahap pengumpulan data, tahap analisis data, tahap inter-pretasi, atau bahkan dalam ketiga

tahap ini sekaligus. Bagi para pem-buat proposal yang menggunakan metode campuran ini,

mereka perlu menjelaskan dan menyajikan dalam. proposalnya kapan proses pencampuran

tersebut terjadi.

Bagaimana data dicampur? Ini menjadi salah satu perhatian utama di kalangan para

pakar metodologi penelitian baru-baru ini (Creswell & Piano Clark, 2007). Mencampur

(mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar dileburkan dalam satu end

of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum yang lain, atau

dikombinasikan denganbeberapa cara yang lain. Dua data ini bisa saja ditulis secara

terpisah, namun keduanya tetap dihubung-kan satu sama lain secara implisit. Misalnya,

dalam proyek dua-tahap yang diawali oleh tahap kuantitatif, analis,is data danhasilnya dapat

digunakan untuk mengidentifikasipara partisipan yang dikumpul-kan pada tahap

263

Page 264: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

selanjutnya, yakni pada tahap pengumpulan data kualitatif. Dalam situasiini, baik data

kuantitatif maupun data kualitatif, saling dihubungkan (connecting) satu sama lain selama

tahap-tahap penelitian. Keterhubungan ini tergambar dari penelitian kuantitatif dan kualitatif

yang terhubung selama analisis data pada tahap pertama dan pengumpulan data pada tahap

kedua.

Dalam proyek yang lain, peneliti bisa saja mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif

secara konkuren dan menggabungkan (integrating) database keduanya dengan

mentransformasikan tema-tema kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung (secara

statistik) dan membandingkan hasil penghitunganini dengan data kuantitatif deskriptif.

Dalam hal ini, pencampuran berarti menggabungkan dua database dengan meleburkan secara

utuh data kuantitatif dengan * data kualitatif.

Dalam skenario proyek terakhir. peneliti bisa saja lebih cende-rung untuk mengumpulkan

satu jenis data (katakanlah kuantitatif) yang didukung oleh jenis data lain (katakanlah

kualitatif) yang sudah ia miliki sebelumnya. Dalam hal ini, peneliti tidak menggabungkan dua

jenis data yang berbeda dan tidak pula menghubungkan dua tahap penelitian yang

berbeda..Sebaliknya, ia justru tengah me-nancapkan (embedding) jenis data sekunder

(kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian. Database sekunder •

memainkan peran pendukung dalam penelitian ini.

Teorisasi dan Perspektif-PerspektifTrcmsformasi

Faktor terakhir yang perlu dipertimbangkan seorang peneliti dalam merancang prosedur

metode campuran adalah perspektif teo-retis apa yang akan menjadi landasan bagi

keseluruhan proses/ tahap penelitian. Perspektif ini bisa berupa teori yang berasal dari ilmu-

ilmu sosial (seperti, teori adopsi, teori kepemimpinan, teori atribusi) atau perspektif-

perspektif teoretis lain yang lebih luas, semacam advokasi/partisipatoris (misalnya, gender,

ras, kelas) (lihat Bab 3). Semua peneliti membawa teori-teori ke dalam penelitian mereka,

dan teori-teori ini dapat ditulis secara eksplisit dalam. penelitian metode campuran, tetapi

bisa juga ditulis secara implisit, bahkan tidak disebutkan sama sekali.

Di sini, kita akan fokus pada penggunaan teori-teori yang eksplisit. Dalam penelitian

metode campuran, teori biasanya muncul di bagian awal penelitian untuk membentuk

rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data

dikumpulkan, dan implikasi-implikasi yang diharapkan dari penelitian (biasanya demi

264

Page 265: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

perubahan dan advokasi). Setiap teori pada umumnya menyediakan perspektif utuh yang bisa

diterapkan dalam semua strategi penelitian metode campuran (akan dibahas sebentar lagi).

Mertens (2003), misalnya. Ia menyajikan pembahasan yang me-narik tentang bagaimana

perspektif transformasi membentuk tahap-tahap penelitian metode campuran.

Strategi-Strategi Penelitian Metode Campuran dan Model-Model

Visualnya

Empat faktor ini —waktu, bobot, pencampuran, dan teorisasi— dapat membantu

peneliti untuk merancang prosed ur-prosedur penelitian metode campuran. Meski demikian,

keempat faktor tersebut tidak menu tup kemungkinan'kemungkinan yang lain. Masih a da

enam strategi penting yang bisa dipiiih oleh peneliti dalam merancang prosedur-prosedur

penelitiannya. Keenam strategi ini di-adaptasi dari Creswell et al. (2003). Sebuah proposal

seharusnya berisi deskripsi tentang strategi penelitian dan model visualnya, serta prosedur-

prosedur dasar yang akan digunakan peneliti dalam menerap-kan strategi tersebut. Gambar

10.2 dan 10.3 mendeskripsikan dan mengilustrasikan secara singkat masing-masing strategi

ini. Kata kualitatifdan kumititatif dalam dua gambar tersebut disingkat dengan kata "qual"

dan "quan" (pembahasan detailnya akan disajikan lebih lanjut).

Masing-masing strategi metode campuran ini dapat dideskripsi-kan dengan notasi yang

sudah lazim digunakan dalam ranah metode campuran. Notasi metode campuran merupakan

label-label dan simbol-simbol singkatan yang mencerminkan aspek-aspek penting dalam

penelitian metode campuran, yang bisa digunakan oleh para peneliti untuk

mengomunikasikan prosedur-prosedur metode campuran mereka dengan mudah. Berikut ini

adalah notasi yang diadaptasi dari Morse (1991), Tashakkori dan Teddlie (1998), dan

Creswell dan Piano Clark (2007):

Simbol "+" mengindikasikan strategi pengumpulan data secara konkuren dan

simultan, dengan data kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan sekaligus dalam

satu waktu.

Simbol"—>" mengindikasikan strategi pengumpulan data sekuensial, dengan satu

jenis data (misalnya, data kualitatif) yang men- dukung jenis data yang lain

(misainya, data kuantitatif).

Pengapitalan ("KUAN" atau "KUAL") mengindikasikan suatu bobot atau prioritas

yang diberikan pada data, analisis, dan interpretasi kuantitatif atau kualitatif. Dalam

penelitian metode campuran, data kualitatif dan kuantitatif dapat diprioritaskan

265

Page 266: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Gambar 10.2 Strategi-Strategi Sekuensial

Sumber: Diadaptasi dari Creswell et al. (2003)

secara seimbang, atau salah satu data dapat diutamakan ketim-bang data yang lain.

Pengapitalan ini mengindikasikan adanya satu pendekatan atau metode yang lebih

diprioritaskan.

"Kuan" dan "Kual" merupakan kependekan dari kunntitntif dan kualiatif. Keduanya

menggunakan jumlah kata yang sama untuk menunjukkan keseimbangan antara dua

jenis data.

Notasi KUAN/kual mengindikasikan bahwa metode kualitatif ditancapkan ke dalam

rancangan kuantitatif.

Kotak-kotak mengindikasikan analisis dan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif.

266

Page 267: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Selain notasi di atas, yang juga perlu dimasukkan ke dalam setiap gambar adalah

prosedur-prosedur spesifik dalam pengumpulan analisis, dan interpretasi data untuk

Gambar 10.3 Strategi-Strategi Konkuren Sumber: Diadaptasi dari Creswell et al. (2003).

membantu pembaca memahami prosedur-prosedur spesifik yang digunakan. Dalam hal mi,

sebuah gambar setidaknya harus terdiri dari dua elemen: prosedur umum dalam metode

campuran yang digunakan dan prosedur-prosedur yang lebih spesifik dalam pengumpulan,

analisis., dan interpretasi data.

Strategi Eksplanatoris Sekuensial

Strategi eksplanatoris sekuensial merupakan strategi yang cukup populer dalam

penelitian metode campuran dan sering kali digunakan oleh para peneliti yang lebih condong

pada proses kuanti-tatif. Strategi ini diterapkan dengan pengumpulan dan analisis data

267

Page 268: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

kuantitatif pada tahap pertama yang diikuti oleh pengumpulan dan analisis data kualitatif

pada tahap kedua yang dibangun berdasarkan hasil awal kuantitatif. Bobot/prioritas lebih

diberikan pada data kuantitatif. Proses pencampuran (mixing) data dalam strategi ini terjadi

ketika hasil awal kuantitatif menginformasikmi proses pengumpulan data kualitatif. Untuk

itulah, dua jenis data ini terpisah, namun tetap berhubungan. Teori yang eksplisit bisa saja

disajikan, tetapi bisa juga tidak, dalam membentuk keseluruban prosedur. Langkah-langkah

dari strategi ini sudah diilustrasikan dalam Gambar 10.2a.

Rancangan eksplanatoris sekuensial biasanya digunakan untuk menjelaskan dan

menginterpretasikan hasil-hasil kuantitatif berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data

kualitatif. Rancangan ini secara khusus berguna ketika muncul hasil-hasil yang tidak di-

harapkan dari penelitian kuantitatif (Morse, 1991). Artinya, pengumpulan data kualitatif

yang dilakukan sesudahnya dapat diterapkan untuk menguji hasil-hasil yang mengejutkan

ini dengan lebih detail. Strategi ini bisa saja memiliki atau tidak memiliki perspektif teoretis

tertentu. Sifat keterusterangan (straightforward) dari rancangan ini merupakan salah satu

kekuatan utamanya. Rancangan ini juga mudah dideskripsikan dan dilaporkan. Kelemahan

utama rancangan ini terletak pada lamanya waktu dalam pengumpulan data karena harus

melewati dua tahap secara terpisah. Selain itu, strategi ini akan lemah ketika dua tahap

pengumpulan data diberikan prioritas yang seimbang.

Strategi Eksploratoris Sekuensial

Strategi ini mirip dengan strategi sebelumnya, hanya tahap pengumpulan dan analisis

datanya saja yang dibalik. Strategi eksploratoris sekuensial melibatkan pengurr«pulan

dan analisis data kualitatif pada tahap pertama, yang kemudian diikuti oleh pengtimpuian

dan analisis data kuantitatif pada tahap kedua yang didasarkan pada hasil-hasil tahap

pertama. Bobot/prioritas lebih cenderung pada tahap pertama, dan proses pencampuran

(mixing) antarkedua metode ini terjadi ketika peneliti menghnbungkan antara analisis data

kualitatif dan pengumpulan data kuantitatif. Strategi eksploratoris sekuensial bisa, atau tidak

bisa, diimplimentasikan berdasarkan perspektif teoretis tertentu (lihat Gambar 102b).

Pada level yang paling dasar, tujuan dari strategi ini adalah menggunakan data dan hasil-hasil

kuantitatif untuk membantu menafsirkan penemuan-penemuan kualitatif. Tidak seperti

strategi eksplanatoris sekuensial, yang lebih cocok untuk menjelaskan dan menginterpretasi

hubungan-hubungan, fokus utama dalam strategi eksploratoris sekuensial adalah

mengeksplorasi suatu fenomena. Morgan (1998) menyatakan bahwa strategi ini cocok

268

Page 269: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

digunakan untuk menguji elemen-elemen dari suatu teori yang dihasilkan dari tahap

kualitatif. Lebih dari itu, strategi ini juga dapat digunakan untuk melakukan generalisasi atas

penemuan-penemuan kualitatif pada sampel-sampel yang berbeda. Begitu pula, Morse

(1991) menyatakan bahwa salah satu tujuan dipilihnya strategi ini adalah untuk menentukan

distribusi suatu fenomena dalam populasi yang dipilih. Pada akhirnya, strategi eksploratoris

sekuensial sering kali dipilih sebagai prosedur penelitian ketika peneliti perlu membuat suatu

instrumen disebabkan instrumen yang ada tidak layak atau tidak tersedia. Untuk membuat

instrumen ini, peneliti perlu melewati tiga tahap: pertama-tama, mengumpulkan data

kualitatif dan mengana-lisisnya (Tahap 1), lalu menggunakan analisis tersebut untuk

membuat suatu instrumen (Tahap 2), yang kemudian diatur untuk ke-perluan sampel

populasi (Tahap 3) (Creswell & Piano Clark, 2007).

Strategi eksploratoris sekuensial memiliki banyak keunggulan sebagaimana strategi

sebelumnya. Pendekatan dua-tahap irvi (pene-litian kualitatif yang diikuti oleh penelitian

kuantitatif) membuat strategi ini mudah diwujudkan, dideskripsikan, dan dilaporkan. Strategi

ini tepat digunakan oleh peneliti yang ingin mengeksplorasi suatu fenomena, tetapi juga ingin

memperluas penemuan-penemuan kualitatifnya. Selain itu> strategi ini dapat membuat

penelitian kualitatif yang sangat luas menjadi nyaman dibaca oleh pembimbing, panitia, atau

komunitas penelitian yang terbiasa dengan penelitian kuantitatif. Seperti halnya strategi

eksplanatoris sekuensial, strategi eksploratoris sekuensial juga mengharuskan peneliti untuk

melewati. waktu yang relatif lama dalam menyelesaikan tahap-tahap pengumpulan data,

yang tentu saja lemah untuk beberapa situasi penelitian tertentu. Selain itu, peneliti juga

harus membuat keputusan penting tentang penemuan-penemuan awal kualitatif apa saja yang

akan difokuskan dalam tahap kuantitatif berikutnya (seperti, satu tema, perbandingan

antarkelompok.. tema-tema ganda).

Strategi Transformatif Sekuensial

Strategi ini terdiri dari dua tahap pengumpulan data yang ber-beda, satu tahap mengikuti

tahap yang lain, seperti halnya dua strategi sekuensial sebelumnya (lihat Gambar 10.2c).

Strategi transformatif sekuensial merupakan proyek dua-tahap dengan perspektif teoretis

tertentu (seperti, gender, ras, teori ilmu sosial) yang turut membentuk prosedur-prosedur di

dalamnya. Strategi ini terdiri dari tahap pertama (baik itu kuantitatif ataupun kualitatif) yang

diikuti oleh tahap kedua (baik itu kuantitatif maupun kualitatif). Perspektif teoretis

diperkenalkan di bagian pend~huluan. Perspektif ini dapat membentuk rumusan masalah

yang akan dieksplorasi (seperti, ke-tidaksetaraan, diskriminasi, ketidakadilan), menciptakan

269

Page 270: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

sensitivitas pengumpulan data dari keiompok-kelompok marginal, dan diakhiri dengan

ajakan akan perubahan. Dalam strategi ini, peneliti dapat menggunakari salah satu dari dua

metode dalam tahap pertama, dan bobotnya dapat diberikanpada salah satu dari keduanya

atau didis-tribusikan secara merata pada masing-masing tahap. Dalam strategi transfonnatif

sekuensial ini, proses pencampuran (mixing) terjadi ketika peneliti menggabungkan antardua

metode penelitian, seperti yang dilakukan dalam strategi-strategi sekuensial sebelumnya.

Meski demikian, tidak seperti strategi eksploratoris dan eksplanatoris sekuensial

sebelumnya, dalam strategi transformatif sekuensial ini, peneliti harus menggunakan

perspektif teoretis tertentu untuk me-mandu penelitiannya. Pada dasarnya, perspektif teoretis

ini, apakah itu berupa kerangka konseptual atau ideologi tertentu, atau sejenis advokasi,

lebih bertujuan untuk membimbing penelitian ketimbang untuk diterapkan sebagai metode

tersendiri.

Tujuan dari strategi transformatif sekuensial adalah untuk me-nerapkan perspektif

teoretis si peneliti. Dengan diterapkannya penelitian dua-tahap dalam strategi ini, peneliti

diharapkan dapat me-nyuarakan perspektif-perspektif yang berbeda, memberikan advokasi

yang lebih baik kepada partisipan, atau niemahami suatu feno-mena dengan lebih baik.

Strategi transformatif sekuensial juga memiliki kekuatan dan kelemahan metodologis

tersendiri dibandingkan dengan dua strategi sekuensial sebelumnya. Tahap-tahap yang

berbeda dalam strategi iru mernudahkan peneliti untuk menerapkan, mendeskripsi, dan rne-

laporkan hasil penelitiannya meskipun strategi ini juga membutuh-kan waktu yang tidak

sebentar dalam menyelesaikan dua tahap pengumpulan data. Yang lebih pen ting, strategi ini

telah menempat-kan penelitian metode campuran dalam kerangka transformatif: sesuatu

yang tidak dilakukan dalam dua strategi sebelumnya. Maka dari itu, strategi ini bisa jadi

lebih menarik dan acceptable bagi para peneliti yang perriah menggunakan kerangka

transformatif dalam satu metodologi terlentu, misalnya dalam penelitian kualitatif.

Sayangnya, salah satu kelemahan strategi ini adalah sedikitnya buku yang ditulis

tentangnya, terutama tentang bagaimana visi transformatif tersebut digunakan untuk

memandu metode penelitian. Begitu juga, seperti halnya strategi-strategi sekuensial lain,

peneliti masih perlu memutuskan tentang hasil-hasil apa saja pada tahap pertartia yang akan

dijadikan fokus vintuk ditindaklanjuti pada tahap kedua.

Strategi Triangulasi Konkuren

270

Page 271: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Strategi triangulasi konkuren mungkin menjadi satu-satunya strategi dari enam strategi

rnetode campuran yang paling populer saat ini (lihat gambar 10.3a). Dalam strategi

triangulasi konkuren, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren

(dalam satu waktu), kemudian membandingkan dua database ini untuk mengetahui apakah

ada konvergensi, perbedaan-perbeda-an, atau beberapa kombinasi. Sebagian penulis

menyebut perban-dingan ini dengan istilah konfirmasi, diskonfirtnasi, lintas-validasi, atau

corroboration (Greene, Caracelli, & Graham, 1989; Morgan, 1998; Steckler, McLeroy,

Goodman, Bird, & McCormick, 1992). Strategi ini pada umumnya menerapkan metode

kuantitatif dan kualitatif secara terpisah untuk menutupi/menyeimbangkan kelemahan-

kelemahan satu metode dengan kekuatan-kekutan metode yang lain (atau sebaliknya,

kekuatan satu metode menambah kekuatan metode yang lain). Dalam strategi ini,

pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan secara bersamaan (konkuren) dalam

satu tahap peneliuan. Idealnya, bobot antara dua metode ini setara/seimbang, tetapi dalam

praktiknya; sering kali ada prioritas yang lebih dibebankan pada satu metode ketimbang pada

metode yang lain.

Dalam strategi ini, pencampuran (mixing) terjadi ketika peneliti sampai pada tahap

interpretasi dan pembahasan. Pencampuran tersebut dilakukan dengan meleburkan dua data

penelitian menjadi satu (seperti, mentransformasi satu jenis data menjadi jenis data lain

sehingga keduanya dapat mudali diperbandingkan) atau dengan mengintegrasikan atau

mengomparasikan hasil-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam

pembahasan. Integrasi ber-dampingan ini (side-by-side integration) banyak dijumpai dalam

pene-litian-penelitian metode campuran terpublikasi yang bagian pembahasan di dalamnya

selalu menyajikan hasil-hasil statistik (kuantitatif) terlebih dahulu, baru kemudian diikuti

oleh kuota-kuota kualitatif yang mendukung atau menolak hasil-hasil tersebut.

Strategi transformatif konkuren ini memiliki banyak manfaat selain karena sudah

populer di kalangan peneliti, strategi ini juga dapat menghasilkan penemuan yang substantif

dan benar-benar tervalidasi. Saya sering menjumpai bahwa para peneliti yang ingin

melakukan penelitian metode campuran hampir selalu mengguna-kan strategi ini dalam

mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif, dan membandingkan kedua data tersebut.

Apalagi, pengumpuian data konkuren membutuhkan jangka waktu pengumpuian data yang

relatif sebentar jika dibandingkan dengan pengumpuian data se-kuensial. Hal ini disebabkan

data kuantitatif dan kualitatif dikumpul-kan sekaligus dalam satu waktu di lokasi penelitian.

Meski demikian, strategi ini juga memiliki sejumlah keterbatas-an. Salah satunya

adalah karena strategi ini membutuhkan usaha keras dan keahlian khusus dari peneliti untuk

271

Page 272: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

mengkaji fenomena dengan dua metode yang berbeda. Kerumitan strategi ini juga ter-letak

pada keharusan untuk membandingkari hasil-hasil dari dua analisis dengan dua data yang

berbeda. Selain iru, peneliti bisa saja bingung bagaimana mengatasi ketidaksesuaian-

ketidaksesuaian yang sering kali muncul ketika membandingkan hasil-hasil penelitian,

meskipun cara-cara mengatasi masalah ini sudah banyak di-bahas dalam literatur, seperti

mengumpulkan data tambahan untuk memecahkan ketidaksesuaian, memeriksa kembali

database asli, memperoleh gagasan baru dari ketidaksamaan data, atau membuat proyek baru

yang membahas ketidaksesuaian tersebut (Creswell & Piano Clark, 2007).

Strategi Embedded Konkuren

Seperti halnya strategi triangulasi konkuren, strategi embedded konkuren juga dapat dicirikan

sebagai strategi metode campuran yarg menerapkan satu-tahap pengumpuian data kuantitatif

dan kualitatif dalam satu waktu (lihat Gambar 10.3b). Meski demikian, yang membedakan

strategi ini dengan strategi konkuren sebelumnya adalah bahwa strategi embedded konkuren

memiliki metode primer yang memandu proyek dan database sekunder yang memainkan

peran pendukungdalam prosedur-prosedur penelitian. Metode sekunder yang kurang

diprioritaskan (kuantitatif atau kualitatif) di-tancapkan {embedded) atau disarangkan (nested)

ke dalam metode yang lebih doniinan (kualitatif atau kuantitatif). Penancapan ini dapat

berartibahwa metode sekunder menjabarkan rumusan masalah yang berbeda dari metode

primer (seperti, dalam penelitian eksperimen, data kuantitatif menjelaskan outcome yang

diharapkan dari proses treatment, sementara data kualitatif mengeksplorasi proses-proses

yang dialami oleh masing-masing individu dalam kelompok treat-men t) atau mencari

informasi dalam tingkatan analisis yang berbeda (seperti, analogi dalam analisis hierarkis

kualitatif sangat membantu dalam mengkonseptualisasi level-level hierarki ini) (lihat

Tashakkori dan Teddlie, 1998).

Dalam strategi ini, pencampuran (mixing) dua data terjadi ketika peneliti

mengomparasikan satu sumber data dengan sumber data yang lain, biasanya pencampuran

ini banyak muncul dalam bagian pem-bahasan penelitian. Meski demikian, dua data tersebut

bisa saja tidak dikomparasikan, tetapi dideskripsikan secaraberdampingan sebagai dua

gambaran berbeda yang rnerepresentasikan penilaian gabungan terhadap suatu masalah. Hal

ini akan terjadi jika peneliti mengguna-kan strategi ini untuk mengevaluasi dua rumusan

masalah yang berbeda (antara kualitatif dan kuantitatif) atau meneliti level-level yang

berbeda dalam suatu organisasi. Mirip dengan strategi konkuren sebelumnya,. strategi ini

juga menerapkan perspektif teoretis tertentu untuk menjelaskan metode primer.

272

Page 273: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Strategi embedded konkuren dapat digunakan untuk beragam tujuan. Strategi ini kerap

kali digunakan agar peneliti dapat memper-oleh perspektif-perspektif yang lebih luas karena

mereka tidak hanya menggunakan metode yang dominan saja, melainkan juga meng-

gunakan dua metode yang berbeda. Morse (1991) misalnya, menyata-kanbahwa strategi

kualitatif pada umumnya dapat ditancapkan (embedded) ke dalam data kuantitatif untuk

memperkaya deskripsi ten tang para partisipan yang menjadi sampel penelitian. Lebih lanjut,

Morse mendeskripsikan bagaimana data kualitatif juga dapat digunakan untuk

mendeskripsikan aspek penelitian kuantitatif yang tidak dapat dihitung (unquantifiable).

Selain itu, strategi embeddedkonkuxen iniberguna ketika peneliti lebih memilih

menggunakan metode-metode yang berbeda uhtuk meneliti kelompok-kelompok atau level-

level yang berbeda pula. Misalnya, jika yang diteliti adalah suatu organisasi, peneliti dapat

meneliti para pegawainya secara kuantitatif, mewawancarai manajer-nya secara kualitatif,

menganalisis seluruh divisi di dalamnya ber-dasarkan data kuantitatif, dan seterusnya.

Tashakkori dan Teddlie (1998) menyebut strategi ini sebagai rancangan multilevel

(multilevel design). Pada akhirnya, dalam strategi ini, satu metode dapat diguna-kan dalam

kerangka metode yang lain. Misalnya, jika peneliti me-rancang dan melakukan penelitian

eksperimen untuk menguji hasil-hasil treatment, dia bisa menggunakan metodologi studi

kasus untuk meneliti bagaimana partisipan dalam penelitian tersebut menjalani prosedur-

prosedur treatment,

Strategi embedded konkuren ini, untuk sejumlah alasan tertentu, memang atraktif.

Peneliti mampu mengumpulkan dua jenis data secara serempak dalam satu tahap

pengumpulan data saja. Strategi ini menampiikan suatu penelitian yang sama-sama

memanfaatkan kelebihan-kelebihan dari data kualitatif dan kuantitatif. Apalagi, dengan

digunakannya dua metode yang berbeda sekaligus, peneliti dapat memperoleh perspektif-

perspektif yang lebili luas dari jenis-jenis data yang berbeda dalam satu penelitian.

Meski demikian, ada pula kelemahan-kelemahan yang perlu dipertimbangkan ketika

memilih strategi ini. Peneliti terlebih dahulu harus mentransf ormasikan data dari dua

metode ini ke dalam bebe-rapa kategori agar data tersebut dapat digabungkan dalam tahap

analisis. Selain itu, jika dua database ini dikomparasikan, bisa saja muncul ketidaksesuaian-

ketidaksesuaian yang tentu saja perlu di-tuntaskan sesegera mungkin. Karena prioritas pada

dua metode ini tidak seimbang, strategi triangulasi konkuren tidak jarang meng-hasilkan

bukti-bukti yang juga tidak setara dalam penelitian, yang mungkin akan merugikan peneliti

ketika menginterpretasi hasil akhir.

273

Page 274: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Strategi Transformatif Konkuren

Seperti halnya strategi transformatif sekuensial, strategi transformatif konkuren ini

diterapkan dengan mengumpulkan data kuanti-tatif dan kualitatlf secara serempak serta

didasarkan pada perspektif teoretis tertentu (lihat Gambar 10.3c). Perspektif ini bisa

berorien-tasi pada ideologi-ideologi seperti teori kritis, advokasi, penelitian partisipatoris,

atau pada kerangka konseptual tertentu. Perspektif ini biasanya direfleksikan dalam tujuan

penelitian atau rumusan masalah. Bahkan, perspektif inilah yang akan menjadi kekuatah

utama dalam mendefinisikan masalah, mengidentifikasi rancangan dan sumber-sumber data,

menganalisis, menginterpretasi, dan me-laporkan hasil penelitian.

Tldak hanya itu, strategi transformatif ini juga bisa diterapkan dalam konteks strategi-

strategi konkuren lain, seperti triangulasi dan embedded, untuk menfasilitasi perspektif

teoretis yang dibawanya. Misalnya, seorang peneliti bisa saja menancapkan {embedding)

satu metode ke dalam. metode yang lain agar suara paridsipan dapat ter-sampaikan demi

perubahan proses suatu organisasi. la juga bisa men-trianguiasi {triangulating) data

kuantitatif dan kualitatif untuk me-ngonvergensi informasi-informasi demi membuktikan

adanya ke-tidaksetaraan dalam kebijakan-kebijakan organisasi tersebut.

Untuk itulah, strategi transformatif konkuren bisa saja diterapkan dalam kerangka

strategi konkuren yang lain, baik itu triangulasi maupun embedded (dua jenis data

dikumpulkan sekaligus dalam satu tahap penelitian, atau ditancapkanberdasarkanprioritas

yang diberi-kan pada keduanya). Proses pencampuran {mixing) dalam strategi ini terjadi

ketika peneliti meleburkan {merging), menghubungkan {connecting), atau menancapkan

{embedding) dua data yangberbeda. Karena strategi transformatif konkuren ini

salingberbagi fitur dengan strategi.embedded dan triangulasi maka ketiga strategi ini pun

juga saling berbagi kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Akan tetapi, strategi

transformatif ini memiliki iiilai plus karena —tidak seperti dua strategi konkuren

sebelumnya— telah menempatkan penelitian metode campuran dalam kerangka

transformatif, yang rnembuatnya tampak menarikbagi para peneliti yang memang ingin

menggunakan perspektif transformative untuk memandu penelitiannya.

Memilih strategi metode campuran.

Para peneliti metode campuran perlu memilh strategi spesifik dalam pengumpulan data.

Lebih jauh, mereka juga perlu menampilkan gambar visual yang dapat mempresentasikan

prosedur-prosedur pengumpulan data yang akan mereka terapkan. Gambar 10.2 dan 10.3

274

Page 275: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

menampilkan strategi-strategi metode campuran yang bisa dipertimbangkan, dan berikut ini

beberapa tips penelitian tentang cara-cara bagaimana memilih strategi metode campuran:

Gunakanlah informasi dalam gambar 10.1 untuk mengevaluasi prosedur-prosedur

yang ingin anda terapkan, lalu identifikasilah salah satu dari enam strategi yang telah

dibahas dalambab ini sebagai strategi utama yang akan anda gunakan untuk penelitian

anda. Dalam proposal, sajikan satu definisi untuk strategi tersebut beserta model

visual dan rasionalisasinya: mengapa strategi tersebut anda anggap paling layak untuk

digunakan.

Pertimbangkan batas waktu yang anda miliki dalam mengumpulkan data. Strategi-

strategi konkuren tidak terlalu time consuming karena data kualitatif dan kuantitatif

dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu di lokasi penelitian.

Ingatlah bahwa pengumpulan data analisis kuantitatif dan kualitatif merupakan proses

rigrous yang benar-benar memakan waktu. Ketika waktu menjadi masalah, saya

selalu memberikan pertimbangan kepada para mahasiswa untuk menggunakan strategi

embedded kongkuren. Strategi ini merupakan satu teknik primer (seperti, survey) dan

teknik seunder (seperti, sedikit mewawancarai beberapa partisipan yang sudah

mengisi instrument survey) dalam pengumpulan data. Apalagi, strategi embedded

konkuren memberikan bobot tidak setara pada dua bentuk data yang memiliki besara

dan kerumitan yang berbeda sehingga memungkinkan penelitu untuk membatasi

ruang lingkup penelitiannya dan mengatur waktu dan sumber-sumber yang tersedia.

Cobalah untuk menggunakan strategi sekuensial eksplanatoris. Strategi ini merupakan

strategi favorit para mahasiswa saya, khususnya mereka yang kurang berpengalaman

dengan penelitian kulitatif namun memiliki potensi besar dalam penelitian kualitatif.

Dalam strategi ini, pengumpulan data kuantitatif pada tahap pertama dilanjutkan

dengan pengumpulan data kualitatif pada tahap kedua sebagai tindak lanjut atas hasil-

hasil kuantitatif sebelumnya.

Bacalah artikel-artikel jurnal yang menggunakan strategi-strategi yang berbeda dan

tentukan artikel mana yang paling berkesan bagi anda. Creswell dan Plano Clark

(2007) menyertakan empat artikel jurnal utuh sehingga pembaca dapat mengamati

detail-detail penelitian di dalamnya yang menerapkan strategi-strategi yang berbeda.

Carilah artikel-artikel jurnal metode campuran yang menerapkan strategi yang anda

pilih, lalu tunjukkan artikel tersebut pada pembimbig anda atau pihak fakultas agar

mereka memiliki satu model nyata tentang strategi penelitian yang ingin anda

gunakan. Karena kita masih berada dalam tahap mengadopsi penelitian dengan

275

Page 276: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

metode campuran, penelitian-penelitian terpublikasi (seperti, artikel jurnal) dalam

bidang konsentrasi anda akan menbantu strategi metode campuran yang anda pilih

yang telah disetujui oleh pihak fakultas. Hal ini akan membuat mereka dan pembaca

lain merasa yakin bahwa strategi tesebut benar-benar dapat diterapakan untuk meneliti

masalah penelitian yang anda angkat.

Proseder-prosedur pengumpulan data

Meskipun model visual dan pembahasan mengenai strategi penelitian sudah memberikan

deskripsi yang cukup jelas mengenai prosedur-prosedur pengumpulan data yang

digunakan, peneliti tetap harus menjelaskan – dalam proposalnya- jenis-jesi data yang

akan dikumpulkan. Penting pula bagi peneliti untuk mengidentifikasi strategi-strategi

sampling dan pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data.

Identifikasi dan tentukanlah jenis data –baik kulitatif maupun kuantitatif- yang

akan dikumpulkan selama penelitian. Amati kembali table 1.3 yang menunjukkan

dua jenis data tersebut (kuantitatif dan kualitatif). Data dibedakan dalam konteks

respons terbuka versus respon tertutup. Bebrapa jenis data, seperti wawancara dan

observasi, bisa menjadi data kuantitatif atau kualitatif, tergantung pada seberapa

terbuka (kualitatif) opsi-opsi respons yang muncul dalam hasil wawancara atau

ceklis obserpasi tersebut. Mesipun mengubah informasi menjadi angka-angka

merupakan pendektan yang sering diterapkan dalam penelitian kuantitatif, hal ini

bukan tidak mungkin juga diterapakan dalam penelitian kulitatif (mengubah

angka-angka menjadi deskripsi-deskripsi yang detail).

Ketahuilah bahwa data kuantitatif sering kali dipilih dengan random sampling

agar masing-masing individu memiliki yang sama untuk diseleksi sebagai sampel,

dan sampel ini dapat digeneraisasi pada populasi yang lebih luas. Meski demkian,

sampling juga ditetapan dalam pengumpulan data penelitian kulitatif untuk

memilih individu-individu yang benar-benar telah mengalami/ merasakan

fenomena utama. Prosedur-prosedur sampling ini perlu dijelaskan dalam proposal,

khususnya di bagian pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Selain itu,

teddlie dan yu (2007) telah mengembangkan tipologi lima sampling metode

campran. Tipologi ini dibuat dengan cara menghubungkan prosedur-prosedur

sampling dengan srategi-strategi metode campuran yang sudah saya bahas

sebelumnya:

276

Page 277: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

1. Strategi-strategi dasar; di dalamnya sampling kuantitatif dan sampling

kualitatif dikombinasikan (seperti, stratified purposeful sampling dan

purposive random sampling).

2. Sampling sekuensial; didalamnya sampling tahap pertama melengkapi

sampling tahap kedua.

3. Sampling konkuren; di dalamnya probabiltas kuantitatif dan sampling

kulitatif dikombinasikan menjadi prosedur-prosedur sampling indevenden

atau ditetapkan secara bersamaan ( seperti, instrument survey dengan

respons tertutup dan respons terbuka).

4. Sampling multilevel; di dalamnya sampling ditetapkan pada dua atau lebih

unit analisis.

5. Sampling yang menerapkan bentuk kombinasi apa pun dengan strategi-

strategi metode campuran sebelumnya.

Sertakan prosedur-prosedur rinci dalam model visual anda. Misalnya, dalam

strategi eksplanatoris sekuensial, prosedur-prosedur umum harus terletak di

bagian atas halaman, sedangkan prosedur-prosedur yang lebih spesifik ditulis

di bawahnya, sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar 10.2a. lalu,

bahaslah kemabali secara rinci model visual anda. Misalnya, pembahasan ini

dapat meliputi pendeskripsian lebih jauh tentang pengumpulan data survey

yang diikuti oleh analisis data yang deskriptif dan inferensial pada tahap

pertama, kemudian obsevasi kualitatif, coding, dan analisis tematik dalam

penelitian etnografi pada tahap kedua.

ANALISIS DATA DAN PROSEDUR-PROSEDUR VALIDASI

Selain prosedur-prosedur pengumpulan data, penelitian juga perlu menjelaskan

prosedur-prosedur analisis data dalam proposalnya. Analisis data dalam penelitian metode

campuran sangat berkaitan dengan jeis strategi yang dipilih.analisis bisa dilakukan

berdasarkan pendekatan kuantiataif (analisis angka-angka secara deskriptif dan inferesial)

dan kualitatif (deskripsi dan analisis teks atau gambar secara tematik), atau antar dua

pendekatan ini. Misalnya, ada beberapa analisis data metode campuran yang menerapkan

pendekatan-pendekatan berikut ini (lihat caracelli & greene, 1993; creswell & plano clark,

2007; tashakkori & teddlie, 1998):

Transformasi data. Dalam strategi-strategi konkuren, peneliti bisa saja menghitung berapa

kali kode-kode dan tema-tema tersebut muncul dalam data teks (atau dengan menhitung

277

Page 278: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

garis-garis dan kalimat-kalimat yang membicarakan kode dan tema itu). Penghitungan

data kualitatif inilah yang memungkinkan peneliti untuk membandingkan hasil-hasil

kuantitatif dengan data kualitatif. Sebaliknya, peneliti juga dapat mengualifikasi (qualify)

data kuantitatif. Misalnya, dalam analisis faktor berdasarkan skala dengan menggunakan

instrumen tertentu, peneliti dapat membuat faktor-faktor atau tema-tema kuantitatif yang

kemudian diperbandingkan dengan tema-tema dan database kualitatif.

Mengeksplorasi outlier-outlier. Dalam strategi-strategi sekuensial, analisis data kuantitatif

pada tahap pertama dapat menghasilkan kasus-kasus ekstrem dan outlier. Setelah analisis

ini, peneliti dapat menindaklanjuti dengan wawancara kualitatif tentang kasus-kasus

outlier tersebut untuk memperoleh pengetahuan tentang mengapa kasus-kasus ini

berbeda/menyimpang dari sampel kuantitatif.

Membuat instrumen. Dengan menerapkan salah satu strategi sekuensial sebelumnya,

kumpulkan tema-tema atau statemen-statemen tertentu dan partisipan pada tahap pertama

kualitatif. Pada tahap selanjutnya, gunakanlah statemen-statemen ini Sebagai item-item

spesifik dan tema-temanya sebagai skala-skala untuk membuat instrumen survei

kuantitatif. Pada tahap ketiga, cobalah ménvalidasi instrumen tersebut dengan sampel

yang representatif dan populasi.

Menguji level-level ganda. Dengan menerapkan strategi embedded konkuren, lakukan

survei (misalnya, pada kelompok-kelompok) untuk mengumpulkan hasil-hasil kuantitatif

tentang sampel. Pada waktu yang bersamaan, lakukan wawancara kualitatif (seperti, pada

inclividu-individu) untuk mengeksplorasi suatu fenomena berdasarkan pandangan

individu-individu dalam kelompok-kelompok tersebut.

Membuat matriks/tabel. Dengan menerapkan salah satu strategi konkuren yang sudah

dijelaskan sebelumnya, kombinasikanlah informasi-informasi yang diperoleh dan

pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif ke dalam sebuah matriks/tabel. Poros

horizontal dalam matriks/tabel ini dapat berupa variabel kategorial kuantitatif (seperti,

jenis-jenis provider perawat, dokter, dan asisten medis), sedangkan poros vertikalnya

dapat berupa data kualitatif (seperti, lima tema tentang relasi caring antara provider dan

pasien-pasiennya). Informasi dalam setiap cell (kotak-kotak dalam matriks/tabel) dapat

berupa kuota-kuota dan data kualitatif, hitungan jumlah kode dan kualitatif, atau

kombinasi-kombinasi lain. Dengan cara seperti ini, matriks/tabel tersebut akan

menampilkan analisis data kualitatif dan kuantitatif terkombinasi. Untuk membuat

matriks/tabel ini, gunakanlah program-program software kualitatif (lihat Bab 9).

278

Page 279: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Aspek lain dari analisis data yang harus dideskripsikan dalam proposal metode

campuran adalah serangkaian langkah yang diambil untuk memeriksa validitas data

kuantitatif dan akurasi hasil kualitatif. Sejumlah penulis metode campuran menganjurkan

pada kita untuk menerapkan prosedur-prosedur validitas, baik untuk tahap penelitian

kuantitatif maupun tahap penelitian kualitatif (Tashakkori & Teddlie, 1998). Untuk tahap

kuantitatif, penulis proposal harus membahas validitas dan reliabilitas skor-skor dan peng-

gunaan instrumen sebelumnya. Selain itu, ancaman-ancaman potensial terhadap validitas

internal dalam rancangan survei dan eksperimen juga perlu dicatat (lihat Bab 8). Untuk tahap

kualitatif, strategi-strategi yang akan digunakan untuk memeriksa akurasi hasil penelitian

juga harus disebutkan (lihat Bab 9). Strategi-strategi ini bisa meliputi triangulasi sumber data,

member checking, deskripsi detail, atau pendekatan-pendekatan lain.

Penulis proposal juga harus menjelaskan mengapa dan bagaimana validitas untuk

penelitian metode campurannya berbeda dengan validitas untuk penelitian kuantitatif dan

kualitatif. Beberapa penulis menyebut validitas untuk penelitian metode campuran ini dengan

istilah legitimasi (Onwuegbuzie & Johnson, 2006: 55). Legitimasi dalam penelitian metode

campuran berhubungan erat dengan semua tahap dalam proses penelitian, mulai dari isu-isu

filosofis (seperti, apakah prinsip-prinsip filosofis penelitian kuantitatif dan kualitatif sudah

dicampur ke dalam satu konsep filosofis yang bisa diterapkan secara menyeluruh?) hingga

inferensi-inferensi yang diambil (misalnya, inferensi-inferensi ini haruslah benar-benar ber-

kualitas) dan manfaat penelitian bagi pembaca (lihat Onwuegbuzie & Johnson, 2006).

Bagi siapa pun yang merancang proposal dengan metode campuran,

pertimbangkanlah jenis validitas yang berhubungan dengan komponen kuantitatif (lihat Bab

8), jenis validitas yang berhubungan dengan komponen kualitatif (lihat Bab 9), dan isu-msu

validitas lain yang mungkin berhubungan dengan pendekatan metode campuran. Isu-isu

validitas dalam penelitian metode campuran juga bisa berhubungan dengan jenis-jenis

strategi yang pernah dibahas dalam bab ini. Bahkan, isu-isu tersebut juga bisa berhubungan

dengan pemilihan sampel, besaran sampel, tindak lanjut terhadap hasil-hasil yang

bertentangan, bisa dalam pengumpulan data, prosedur-prosedur yang tidak layak, atau

rumusan masalah-rumusan masalah yang saling berseberangan (lihat Creswell & Piano Clark,

2007, untuk pembahasan lebih detail mengenai hal ini).

SUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

Susunan untuk laporan penelitian, sebagaimana untuk analisis data, harus disesuaikan

dengan jenis strategi yang dipilih. Karena penelitian metode campuran mungkin terkesan

279

Page 280: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

asing bagi pembaca maka penulis proposal perlu memberikan beberapa petunjuk tentang

bagaimana menyusun laporan akhir.

Dalam penelitian sekuensial, peneliti metode campuran biasanya menyusun laporannya

mengenai prosedur-prosedur ke dalam bagian pengumpulan data kuantitatif dan analisis

data kuantitatif yang dilanjutkan dengan bagian data kualitatif, pengumpulan data

kualitatif, dan analisis data kualitatif. Setelah itu, dalam bagian kesimpulan dan

interpretasi, peneliti memberikan komentar tentang bagaimana hasil-hasil kualitatif

membantu mengelaborasi atau memperluas hasil-hasil kuantitatif. Sebagai alternatifnya,

laporan mengenai pengumpulan dan analisis data kualitatif dapat disajikan terlebih

dahulu, kemudian diikuti oleh laporan tentang pengumpulan dan analisis data kualitatif.

Dalam kedua susunan ini, penulis proposal biasanya menyajikan proyeknya menjadi dua

tahap yang berbeda, dengan judul yang juga terpisah untuk keduanya.

Dalam penelitian konkuren, laporan tentang pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif

dapat disajikan di bagian terpisah, tetapi analisis dan interpretasinya harus

dikombinasikan untuk mencari konvergensi dan kesamaan-kesamaan antara hasil-hasil

yang diperoleh. Biasanya, susunan seperti ini tidak memperjelas perbedaan antara tahap

kuantitatif dan tahap kualitatif.

Dalam penelitian transformatif, susunannya biasanya meliputi pembahasan mengenai isu

advokasi di awal proposal, sedangkan untuk penyusunan proposal, penelitian

transformatif bisa menggunakan susunan sekuensial ataupun konkuren seperti yang

dijelaskan sebelumnya. Di akhir proposal harus ada bagian tersendiri yang membahas

mengenai agenda perubahan atau reformasi yang akan dilakukan setelah penelitian

berlangsung.

CONTOH-CONTOH PROSEDUR METODE CAMPURAN

Beberapa ilustrasi berikut ini menggambarkan penelitian-penelitian metode campuran

yang menggunakan strategi-strategi dan prosedur-prosedur, baik yang sekuensial maupun

yang konkuren.

Tujuan penelitian di atas mengilustrasikan kombinasi antara tujuan dan rasionalisasi

dilakukannya mixing (pencampuran), yakni “untuk memperoleh pemahaman yang lebih

baik,” serta kombinasi antara dua jenis data yang dikumpulkan selama penelitian. Di bagian

Pendahuluan penelitiannya, Kushman perlu menganalisis secara statistik komitmen

organisasi dan komitmen terhadap pembelajaran siswa, yang berarti menjadikan pendekatan

kuantitatif sebagai prioritas utama. Prioritas ini lebih jauh diilustrasikan dalam bagian

280

Page 281: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Definisi istilah yang menjabarkan apa yang disebut dengan komitmen organisasi dan

komitmen terhadap pembelajaran siswa. Untuk mendukung definisi ini, Kushman merujuk

pada beberapa literatur yang pernah membahas dua konsep tersebut. Setelah itu, Kushman

me-

nyajikan kerangka konseptual, lengkap dengan model visualnya, serta rumusan masalah yang

diajukan untuk mengeksplorasi hubungan antar kedua komitmen tersebut. Kerangka

koniseptual inilah yang memberikan petunjuk-petunjuk teoretis tentang semua proses/tahap

penelitian kuantitatif (Morse, 1991).

Dalam penelitian dua-tahap ini, Kushman menerapkan tahap kuantitatif dengan

KUAN kual. Artinya, Kushman menyajikan hasil-hasilnya dalam dua tahap, yakni tahap

pertama-hasil kuantitatif- yang menampilkan dan membahas korelasi, regresi, dan ANOVA.

Kemudian, hasil studi kasus kualitatif disajikan pada tahap kedua dalam bentuk tema-tema

dan subtema-subtema, lengkap dengan kutipan-kutipannya. Pencampuran (mixing) hasil

kuantitatif dan hasil kualitatif dalam penelitian Kushman muncul di pembahasan akhir di

mana di dalamnya Kushman menyoroti hasil-hasil kuantitatif dan kompleksitas-kompleksitas

yang muncul dan hasil-hasil kualitatif. Meski demikian, Kushman tidak menggunakan satu

teori yang spesifik dalam penelitiannya kali ini.

281

Contoh 10.1 Strategi SekuensialKushman (1992) meneliti dua Jenis komitmen para guru -baik komitmennya secara organisasional maupun komitmennya terhadap pembelajaran siswa-di 63 SD dan SMP kota Penelitian Kushman ini menerapkan strategi metode campuran sekuensial eksplanatoris dua-tahap, sebagaimana dijelaskan dalam tujuan penelitiannya

Premis utama dalam penelitian ini adalah bahwa komitmen organisasi dan komitmen terhadap pembelajaran slswa merupakan dua sikap yang berbeda, namun sama-sama penting untuk efektivitas sekolah Premis ini memang sudah banyak dibahas dalam literatur, namun membutuhkan validasi empiris lebih lanjut..... Tahap 1 adalah penelitian kuantitatif yang melihat hubungan statistik antara komitmen guru dan antesenden-anteseden organisasional di SD dan SMP Setelah analisis mikrolevel ini, diterapkanlah Tahap 2, yaitu metode kualitatif/studi kasus pada sekolah-sekolah tertentu-untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang persoalan komitmen guru

(Kushman, 1992 13)

Page 282: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Data aktual dikumpulkan dari hasil survei terhadap 182 mahasiswa dan orang tua dari

hasil wawancara dengan 56 mahasiswa dan orang tua. Dan tujuan penelitiannya, kita bisa

melihat bahwa Hossler dan Vesper mengumpulkan dua data ini secara konkuren (dalam satu

waktu). Mereka juga menyajikan pembahasan tentang analisis kuantitatif terhadap data

survei, termasuk pembahasan mengenai pengukuran variabel-variabel dan detail-detail dalam

analisis data regresi logistik. Mereka juga menyebutkan kelemahan-kelemahan dalam analisis

kuantitatif dan hasil-hasil analisis t-test dan regresi.

Meski demikian, dalam satu halaman khusus, mereka juga menyajikan analisis data

kualitatif dan menjelaskan secara singkat tema-tema yang muncul dalam pembahasannya.

Bobot atau prioritas untuk penelitian metode campurannya Hossler dan Vesper kali ini

cenderung pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif, dan notasi untuk penelitian ini

berupa KUAN + kual. Pencampuran (mixing) kedua sumber data ini dilakukan dalam bagian

khusus berjudul ‘Tembahasan Hasil Survei dan Wawancara” (hlm. 155), lebih tepatnya

dalam tahap interpretasi. Dalam bagian ini, mereka mengomparasikan pentingnya faktor-

faktor yang menjelaskan penghematan orang tua untuk hasil-hasil kuantitatif, di satu sisi,

dengan hasil-hasil wawancara kualitatif di sisi ang lain.

282

Contoh 10.2 Strategi KonkurenPada 1993, Hossler dan Vesper meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan

penghematan orang tua untuk anak-anaknya yang tengah studi di perguruan tinggi. Dengan data longitudinal yang dikumpulkan dari para mahasiswa dan orang tua mereka selama jangka waktu 3 tahun, penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang paling berhubungan dengan tabungan orang tua untuk pendidikan S2 anak-anak mereka. Hasilnya, ditemukan bahwa faktor-faktor yang penting dalam relasi ini adalah dukungan orang tua, ekspektasi pendidikan, dan informasi akan biaya perguruan tinggi. Dalam hal ini, Hossler dan Vesper mengumpulkan Informasi dari hasil survei terhadap 128 mahasiswa dan orang tua dan hasil wawancara dengan 56 mahasiswa dan orang tua Berikut ini tujuan penelitian Hossler dan Vesper yang cenderung menerapkan strategi trangulasi data

Karya tulis ini berusaha meneliti perilaku-perilaku penghematan (saving) orang tua. Dengan menggunakan data mahasiswa dan orang tua yang diperoleh dari penelitian longitudinal dengan metode survei selama 3 tahun, kami memilih regress logistik untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan penghematan orang tua bagi pendidikan S2 anak-anak mereka. Tidak hanya itu, kami juga berusaha menggali pengetahuan lain dari hasil wawancara kami dengan beberapa mahasiswa dan orang tua mereka selama lima kali dalam jangka waktu tiga tahun. Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu mengeksplorasi lebih jauh isu tentang penghematan orang tua.

(Hossler & Vesper, 1993: 141)

Page 283: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Mirip dengan Contoh 10.1, tidak ada perspektif teoretis yang digunakan dalam

penelitian ini meskipun di bagian awal mereka menyajikan literatur-literatur yang membahas

tentang ekonometrik dan pilihan perguruan tinggi, dan di bagian akhir mereka menyajikan

“Model Tambahan tentang Penghematan Orang Tua.” Artinya, kami melihat teori yang

digunakan dalam penelitian ini bersifat induktif (sebagaimana penelitian kualitatif),

didasarkan literatur-literatur yang ada (sebagaimana penelitian kuantitatif), dan pada akhirnya

dibangun dan direkonstruksi secara terus-menerus selama proses penelitian.

Peneliti (dalam hal ini, Bbopal) menulis penelitiannya dengan tujuan untuk

menyuarakan pandangan kaum wanita dan memberikan kritik tajam terhadap ketidakadilan

gender. Dalam penelitian di

283

Page 284: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

atas, data kuantitatif menampilkan pola-pola partisipasi umum, sementara data kualitatif

menunjukkan narasi personal kaum wanita. Timing dalam penelitian ini adalah

mengumpulkan data terlebih dahulu, kemudian mewawancarai beberapa wanita untuk

menindaklanjuti dan memahami partisipasi mereka secara mendalam (strategi sekuensial

eksplanatoris). Komponen kualitatif dan komponen kuantitatif sama-sama diberi bobot yang

seimbang, dengan asumsi bahwa keduanya dapat memberikan kontribusi pada pemahaman

yang lebih detail terhadap masalah penelitian. Pencampuran (mixing) antara dua komponen

ini dilakukan dengan cara menghubungkan hasil-hasil dan survei kuantitatif dan

mengeksplorasi lebih jauh hasil-hasil ini dalam tahap kualitatif. Karena teori feminis dibahas.

Sepanjang penelitian ini dengan fokus pada kesetaraan dan penyuaraan hak-hak kaum wanita

284

Contoh 10.3 Strategi TransformatifBhopal (2000) menggunakan perspektif feminis dalam penelitian metode campuran

triangulasi transformatifnya. Ia tertarik menguji apakah teori-teori patriarki bisa diterapkan untuk meneliti para wanita Asia Selatan (dari India, Pakistan, dan Bangladesh) yang hidup di London Timur. Sejak kaum wanita ini menikah dan diberi mas kawin, Bhopal melihat mereka sering kali mengalami bentuk-bentuk patriarki yang-anehnya-justru tidak dialami oleh kaum wanita Kulit Putih di Britania. Tujuan penelitian ini secara keseluruhan adalah “untuk memperoleh pengetahuan detail tentang kehidupan kaum wanita, perasaan mereka terhadap perannya sebagai istri dan apakah mereka benar-benar melaksanakan peran tersebut di rumah, sikap mereka terhadap pernikahan, mahar atau mas kawin, pekerjaan domestik, dan keuangan rumah tangga” (hlm. 70). Dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, Bhopal meneliti 60 wanita, (untuk) menginvestigasi tingkat perbedaan yang signifikan antara kaum wanita ini yang pernah mengalami patriarki..., dan menyajikan informasi akurat yang berhubungan dengan jumlah kaum wanita yang mengalami bentuk-bentuk patriarki yang berbeda, serta menguji kekuatan dampak-dampak patriarki yang berbeda.

(Bhopal, 2000: 68)Dari penelitian ini, Bhopal menemukan bahwa pendidikanlah yang berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan kaum wanita. Di samping itu, dia juga mendeskripsikan bagaimana metodologi feminis membantu proses penelitiannya. Dia juga membahas bagaimana kaum wanita hidup dalam istilah-istilah mereka sendiri, dengan menggunakan bahasa dan kategori-kategori yang di dalamnya kaum wanita mengekspresikan dirinya sendiri. Menariknya, penelitian Bhopal ini tidak saja tentang wanita, tetapi juga untuk wanita. Bhopal terlibat langsung dalam proses penelitian yang di dalamnya dia menjelaskan prosedur-prosedur rasionalisasi mengapa ia tertarik meneliti kehidupan kaum wanita dengan perspektif feminis ini. Tidak hanya itu, penelitian Bhopal tersebut juga merupakan refleksi yang menampilkan bias-bias pribadinya sebagai seorang wanita. Dalam hal ini, penelitian metode campuran membantu Bhopal untuk mengekspos kehidupan kaum wanita Apajagi, strategi transformatif yang dipilihnya memungkinkan para wanita untuk mengambil manfaat dan proyek penelitian ini (hlm 76)

Page 285: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

maka bisa dipastikan bahwa penelitian ini secara eksplisit telah menggunakan perspektif

feminis sebagai landasan berpikinya.

RINGKASAN

Untuk merancang prosedur-prosedur penelitian metode campuran, mulailah dengan

menjelaskan sifat penelitian metode campuran. Penjelasan ini bisa meliputi sejarah

berkembangnya penelitian tersebut, definisinya, dan aplikasinya dalam berbagai bidang

penelitian. Setelah itu, terapkan empat kriteria (seperti yang sudah dijelaskan) untuk memilih

strategi metode campuran yang dianggap paling layak. Tunjukkan pula strategi timing dalam

melakukan pengumpulan data (apakah konkuren, dalam satu waktu, atau sekuensial, tahap

demi tahap). Selain itu, nyatakan pula bobot/ prioritas untuk dua pendekatan penelitian

(kuantitatif dan/atau kualitatif), apakah bobotnya setara atau lebih memprioritaskan salah satu

di antara keduanya. Jelaskan pula bagaimana kedua data ini dicampur (mixed), apakah

dengan cara meleburkan (merging) data, menghubungkan (connecting) data dan satu tahap ke

tahap lain, atau menancapkan (embedding) sumber data sekunder ke dalam sumber data

primer. Akhinya, tunjukkan dan jelaskan pula apakah ada perspektif teoretis tertentu yang

akan digunakan untuk memandu penelitian, seperti teori dan ilmu-ilmu sosial atau perspektif

advokasi (misalnya, feminisme, ras, dan sebagainya).

Ada enam strategi pengumpulan data dalam penelitian metode campuran. Peneliti

patut memilih salah satu dari keenam strategi tersebut: apakah secara sekuensial

(eksplanatoris dan eksploratoris), secara konkuren (triangulasi dan embedded), atau dengan

perspektif transformatif (sekuensial atau konkuren). Setiap strategi memiliki kekuatan dan

kelemahannya tersendiri, meskipun diakui bahwa strategi sekuensial memang paling mudah

diterapkan. Strategi yang dipilih juga harus disajikan dalam gambar (model visual). Peneliti

lalu menghubungkan dan menjelaskan gambar ini dengan prosedur-prosedur yang lebih

spesifik untuk membantu pembaca memahami semua proses penelitian. Prosedur-prosedur ini

bisa meliputi prosedur-prosedur pengumpulan data (kuantitatif dan kualitatif) dan prosedur-

prosedur analisis data (kuantitatif dan kualitatif).

Analisis data metode campuran bisa dilakukan dengan mentransformasi data,

mengeksplorasi outlier-outlier, menguji level-level ganda, atau membuat matriks/tabel yang

mengombinasikan hasil kuantitatif dan penemuan kualitatif. Prosedur-prosedur validitas juga

harus dideskripsikan secara eksplisit. Meski penelitian metode campuran ini kurang familiar

bagi sebagian pembaca, peneliti sebaiknya tetap menyusun laporan tertulis untuk proposal

penelitiannya. Susunan laporan ini harus disesuaikan dengan jenis strategi yang dipilih-

285

Page 286: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

sekuensial, konkuren, atau transformatif- karena masing-masing dari ketiganya memiliki

susunan penyajian tersendiri.

286

Page 287: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

LATIHAN MENULIS

1. Rancanglah sebuah penelitian yang mengombinasikan model kualitatif dan kuantitatif

dengan fokus pada strategi sekuensial dua-tahap. Jelaskan alasan/rasionalisasi mengapa

tahap-tahap tersebut diterapkan secara Sekuensial.

2. Rancanglah penelitian yang mengombinasikan model kualitatif dan kuantitatif dengan

memprioritaskan pengumpuian data kualitatif ketimbang pengumpulan data kuantitatif.

Jelaskan juga pendekatan yang diambil (sekuensial, konkuren, dan transformatif) dalam

menyajikan atau menulis pendahuluan, tujuan penelitian, rumusan masalah, dan strategi

pengumpulan data.

3. Buatlah gambar visual dan prosedur-prosedur spesifik yang mengilustrasikan penggunaan

suatu perspektif teoritis tertentu, seperti perspektif ferminis, dalam penelitian metode

campuran transformatif. Jangan lupa untuk menggunakan notasi yang tepat dalam gambar

ini.

BACAAN TAMBAHAN

Creswell, J.W. & Piano Clark, V.L.(2007). Designing and Conducting Mixed Methods

Research. Thousand Oaks, CA: Sage.

Piano Clark, V.L. & Creswell, J.W. (2008). The Mixed Methods Reader. Thousand Oaks,

CA: Sage.

Creswell dan Piano Clark menulis dua buku yang menjelaskan penelitian metode

campuran, lengkap dengan contoh-contohnya dan artikel-artikel metodologis tentang

penelitian ini. Pada buku pertama, mereka fokus pada empat jenis strategi metode campuran

(sekuensial eksplanatoris, sekuensial eksploratoris, triangulasi, dan rancangan embedded) dan

menyajikan contoh-contoh penelitian yang “mencerminkan” masing-masing strategi ini.

Strategi-strategi ini kemudian dijabarkan lebih jauh dalam buku kedua, yang di dalamnya

mereka menyertakan contoh-contoh penelitian lain yang “benar-benar menerapkan” strategi-

strategi tersebut. Dalam buku kedua ini pula, mereka membahas seputar ide-ide dasar tentang

empat strategi metode campuran tersebut.

Greene, J.C., Caracelli, V.J., & Graham, W.F. (1989). “Toward a Conceptual Framework for

Mixed-Method Evaluation Designs.” dalam Educational. Evaluation and Policy

Analysis. 11 (3). (hlm. 255-274).

Jennifer Greene dan rekan-rekannya mengevaluasi 57 penelitian metode campuran

yang dipublikasikan mulai tahun 1980 hingga 1988. Dari evaluasi ini, mereka menampilkan

287

Page 288: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

lima tujuan dari tujuh karakteristik metode campuran. Mereka menyatakan bahwa penelitian

metode campuran sering kali diterapkan untuk mencari konvergensi (triangulation), meneliti

aspek-aspek yang berbeda dari sebuah fenomena (complementary), menganalisis data secara

sekuensial (development), mendeteksi paradoks dan perspektif-perspektif baru (initiation),

dan memperluas ruang lingkup penelitian (expansion). Mereka juga menemukan bahwa

penelitian-penelitian metode campuran ini pada umumnya berbeda-beda dalam hal asumsi-

asumsi, kekuatan-kekuatan, dan kelemahan-kelemahan metodologisnya. Begitu pula,

perbedaan-perbedaan ini bisa terlihat dari apakah penelitian-penelitian ini menjabarkan

fenomena yang berbeda atau fenomena yang sama; apakah diimplementasikan dalam para-

digma yang sama atau berbeda; apakah diberikan bobot/prioritas yang sama atau berbeda;

atau apakah diimplementasikan secara independen, konkuren, atau sekuensial. Dengan

tujuan-tujuan dan karakteristik-karakteristik tersebut, mereka kemudian merekomendasikan

sejumlah strategi metode penelitian yang “layak” digunakan.

Morse, J.M. (1991). “Approaches to Qualitative-Quantitative Methodological Triangulation”

dalam Nursing Research. 40(1). (him. 120-123).

Janica Morse menyatakan bahwa penggunaan metode kualitatif dan kuantitatif secara

bersamaan untuk membahas suatu masalah penelitian menuntut adanya upaya

mempertimbangkan bobot dan urutan masing-masing metode tersebut. Berdasarkan gagasan

inilah, Morse kemudian mengetengahkan dua bentuk triangulasi metodologis, yakni secara

simultan (simultaneous), yang menggunakan dua metode dalam satu waktu, dan bertahap

(sequential), yang memanfaatkan hasil dari satu metode untuk melaksanakan metode

selanjutnya. Dua bentuk ini dideskripsikan dengan menggunakan notasi huruf kapital dan

huruf kecil yang menunjukkan bobot relatif serta urutan masing-masing metode. Morse juga

menjelaskan tujuan-tujuan, pendekatan-pendekatan, dan kelemahan-kelemahan dalam strategi

triangulasi ini.

Tashakkori, A., & Teddlie, C. (Ed). (2003). Handbook of Mixed Methods in the Social &

Behavioral Sciences. Thousand Oaks, CA: Sage.

Handbook yang dieditori oleh Abbas Tashakkori dan Charles Teddlie ini menyajikan

tulisan dari para penulis kontemporer yang memang berkonsentrasi dalam penelitian metode

campuran. Dengan 27bab di dalamnya, handbook ini memperkenalkan kepada pembaca

metode campuran, mengilustrasikan isu-isu metodologis dan analisis dalam penerapan

metode campuran, mengidentifikasi aplikasi-aplikasinya dalam ilmu sosial humaniora, dan

menggagas pandanganpandangan masa depan terkait dengan metode campuran ini. Misalnya,

288

Page 289: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

ada bab-bab khusus yang mengilustrasikan penerapan metode penelitian dalam evaluasi,

manajemen dan organisasi, ilmu kesehatan, keperawatan, psikologi, sosiologi, dan

pendidikan.

289

Page 290: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

GlosariumAbstrak dalam review penelitian adalah review singkat mengenai penelitian

(biasanya berupa paragraf singkat) yang menyimpulkan beberapa bagian utama dalam sebuah

penelitian agar pembaca bisa memahami hal-hal dasar yang ada dalam sebuah penelitian.

Pandangan advokatif/partisipatoris adalah landasan filosofis dalam penelitian

dimana dalam proses penyelidikan, penelitian dihubungkan dengan politik dari sebuah

agenda politik. Karena itu, penelitian semacam ini memuat sebuah rencana tindakan untuk

melakukan perubahan yang dimungkinkan bisa terjadi dalam kehidupan partisipan, institusi

yang didiami partisipan, atau dalam kehidupan peneliti sendiri. Selain itu, pandangan ini juga

mengangkat isu-isu spesifik dalam kehidupan sosial yang tengah terjadi di masyarakat, Se-

misal pemberdayaan, ketidaksetaraan, penindasan, dominasi, tekanan, dan pengasingan.

Perhatian atau minat dalam penulisan adalah beberapa kalimat yang bertujuan

untuk memberi batasan pembahasan pada pembaca (agar pembaca bisa tetap fokus),

mengorganisir gagasan, dan menarik perhatian individu secara kontinu.

Gagasan dasar dalam penulisan adalah kalimat-kalimat yang mengandung beberapa

gagasan atau gambar khusus yang termasuk dalam gagasan utama. Gagasan atau gambar

khusus ini berfungsi untuk menguatkan, memperjelas, atau memaparkan gagasan-gagasan

yang termuat dalamgagasan utama.

Studi kasus adalah stategi kualitatif di mana peneliti mengkaji se-buah program, kejadian,

aktivitas, proses, atau satu atau lebih indi-vidu dengan lebih mendalam. Kasus-kasus tersebut

dibatasi oleh waktu dan aktivitas, sehingga peneliti harus mengumpulkan infor-masi yang

detail dengan menggunakan beragam prosedur pengum-pulan data selama periode waktu

tertentu.

Pertanyaan inti (Rumusan masalah) dalam penelitian kualitatif adalah pertanyaan besar

yang dimiliki peneliti dan mengharuskan adanya sebuah penjelasan berupa fenomena sentral

atau konsep sebuah penelitian.

Kode etik adalah aturan-aturan dan prinsip etis yang ditetapkan oleh sekelompok profesional

yang khusus mengatur penelitian-penelitian ilmiah.

Materi kode (coding) adalah proses pengaturan materi-materi pada bagian-bagian dalam

keseluruhan teks agar gagasan umum bisa dikembangkan dan tersebar dalam tiap-tiap bagian.

290

Page 291: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Koherensi dalam penulisan berarti adanya kesatuan gagasan dan adanya ketersambungan

logis antar beberapa kalimat dan beberapa paragraf.

Database literarur dalam komputer dewasa ini sudah bisa diakses di perpustakaan.

Database ini memberikan akses cepat pada ribuan jurnal, arsip konferensi, dan materi-materi

lain.

Strategi embedded konkuren dalam metode penelitian campuran bisa diketahuai dari

kegunaannya pada satu fase pengumpulan data, yakni selama pengumpulan data kualitatif

dan kuantitatif dilakukan secara berkesinambungan. Tidak seperti model triangulasi tradisio-

nal,pendekatan embedded konkuren memiliki metode utama yang membimbing laju

penelitian dan memiliki metode kedua yang ber-peran suportif dalam prosedur tersebut.

Prosedur metode campuran konkuren adalah prosedur di mana peneliti mengumpulkan

atau mengombinasikan data kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan sebuah analisis

komprehensif ter-hadap masalah penelitian.

Pendekatan transformatif konkuren dalam metode campuran di-arahkan oleh sebuah

perspektif teoretis khusus yang digunakan pe-neliti serta pengumpulan data kualitatif dan

kuantitatif yang konku-ren.

Strategi triangulasi konkuren dalam metode campuran adalah se-buah pendekatan di mana

peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren kemudian

membandingkan dua data-base tersebut untuk menentukan adakah kesamaan, perbedaan, atau

kemungkinan melakukan kombinasi antar dua data tersebut.

Interval kepercayaan adalah sebuah prkiraan dalam penelitian kuantitatif yang berupa nilai

statistik tertinggi dan terendah yang konsisten pada data yang diteliti serta memuat mean

populasi yang sesungguhnya.

Ketersambngan dalam penelitian metode campuran berarti adanya keterhubungan antara

penelitian kualitatif maupun penelitian kuan-titatif dengan analisis data pada fase pertama

penelitian serta dengan pengumpulan data fase kedua.

Validitas gagasan terjadi ketiga seorang invertostor menggunakan definisi dan ukuran

variabel yang cukup.

Kekurangan dalam penelitian terdahulu mungkin terjadi sebab topik penelitian yang sama

tidak ditujukan pada kelompok, sampel, atau populasi yang khusus. Penelitian terdahulu

mungkin sudah harus dikaji uang untuk melihat adakah temuan penelitian yang sama, untuk

291

Page 292: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

diberi sampel baru berupa individu baru atau situs-situs penelitian, atau untuk mengetahui

adanya data dari sebuah kelompok yang belum terangkat dalam penelitian terdahulu tersebut.

Penegasan judul adalah bagian yang berada dalam proposal penelitian dan menjelaskan

istilah-istilah yang mungkin tidak dipahami pembaca.

Analisis deskriptif terhadap data untuk variabel-variabel sebuah penelitian mencakup

penggambaran hasil penelitian yang berupa mean, penyimpangan standar, dan jarak antara

angka terendah dan angka tertinggi.

Hipotesis direktif, yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah ketika seorang

peneliti membuat prediksi tentang arah atau hasil penelitian yang diharapkan.

Ukuran efek mengkaji kekuatan sebuah kesimpulan dari segi per-bedaan kelompok atau

hbungan antara beberapa variabel dalam penelitian kuantitatif.

Embedding adalah bentuk pencampuran dalam metode penelitian campuran,di mana bentuk

data kedua dihubungkan dengan peneliti-an berskala lebih luas yang menjadi database utama.

Database kedua berfungsi untuk mendukung database utama.

Etnografi adalah strategi kualitatif di mana peneliti mempelajari sebuah kelompok kultural

secara utuh dalam setting yang natural selama periode waktu tertentu dengan mengumpulkan

data pene-litian dan wawancara.

Desain eksperimental dalam penelitian kuantitatif menguji dampak treatment (arah sebuah

intervensi) terhadap hasil penelitian serta mengkaji semua faktor lain yang dimiliki

kemungkinan untuk memengaruhi hasil sebuah penelitian.

Penelitian eksperimental berupaya menentukan apakah sebuah treatmen khusus bisa

memengaruhi hasi sebuah penelitian. Dampak atau pengaruh tersebut bisa diketahuai dengan

memberikan sebuah treatment khusus pada sebuah kelompok dan membatasi treatment pada

kelompok lain. Kemudian, peneliti menentukan bagaimana perbedaan dua kelompok tersebut

memengaruhi hasil sebuah penelitian.

Ancaman validitas eksternal munculsaat seorang yang melakukan eksperimen membuat

kesimpulan yang salah dari sampel data dengan mengkaji orang lain, setting lain, atau situasi

yang telah lalu dan situasi yang akan datang. (tidak tepat sasaran)

Kegemukan dalam penulisan berartiadanya kata yang ditambahkan dan sebenarnya tidak

dibutuhkan dalam sebuah kalimat untuk me-nyampaikan sebuah gagasan.

292

Page 293: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Gatakeeperadalah beberapa staf yang terlibat dalam situs penelitian yang memberikan akses

pada situs yang bersangkutan dan meng-izinkan terlaksananya sebuah penelitian kualitatif.

Teori grounded adalah sebuah strategi kualitatif di mana peneliti menyampaikan teori yang

umum dan abstrak mengenai proses, tindakan, atau interaksi yang grounded dalam

pandangan partisipan sebuah penelitian.

Penulisan yang biasa adalah penulisan proposal dengan cara yang umum dan terus-menerus,

bukan penulisan dalam jangka waktu yang tidak teratur dan mandeg beberapa saat.

Hipotesis menghubungkan beberapa variabel atau membandingkan kelompok-kelompok

dalam variabel sehingga kesimpulan sampel bisa ditarik menjadi kesimpulan populasi.

Formulir izin ditandatangani oleh partisipan sebelum mereka terlibat dalam sebuah

penelitian. Formulir ini menegaskan bahwa hak partisipan akan dilingdungi selama proses

pengumpulan data.

Memadukan dua database dalam metode penelitian campuran ber-arti bahwa database

kualitatif dan kuantitatif benar-benar digabung-kan dengan sebuah pendekatan perbandingan

atau untuk keperluan melakukan transformasi data.

Persetujuan intercoder (atau pengujian ulang) adalah ketika dua atau beberapa coder

menyetujui penggunaan beberapa kode untuk bagian yang sama dalam sebuah teks. (Hal

tersebut tidak berarti mereka memberi kode pada teks yang sama, namun berarti bahwa coder

lain akan memberi kode yang persis sam dengan kode yang digunakan seorang coder pada

bagian yang sama).Prosedur statistik atau subprogram yang telah terakui dalam paket

software kualitatif bisa digunakan untuk menentukan level konsistensi dalam memberi kode.

Ancaman validitas internal adalah prosedur eksperimental, treat-ment, atau pengalaman

partisipan yang bisa menghambat peneliti untuk membuat kesimpulan yang tepat dari data

mengenai populasi yang dilibatkan dalam eksperimen.

Interpretasi hasil dalam penelitian kuantitatif berarti bahwa peneliti menarik kesimpulan

dari pertanyaan dalam penelitian, hipotesis, dan makna yang lebih luas dalam hasil penelitian.

Interpretasi dalam penelitian kualitatif berarti bahwa peneliti dapat menarik makna dari

hasil analisis data. Makna ini bisa berupa pelajaran atau informasi untuk melakukan

perbandingan dengan penelitian lain dan pengalaman pribadi.

Protokol wawancara adalah sebuah formulir yang digunakan oleh peneliti kualitatif untuk

merekam dan menulis informasi yang di-dapatkan selama proses wawancara.

293

Page 294: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Peta penelitian adalah sebuah gambaran visual (atau gambar) me-ngenai penelitian sebuah

topik yang menggambarkan bagaimana sebuah penelitian khusus bisa memberikan kontribusi

terhadap se-buah topik tertentu.

Memasangkan partisipan dalam penelitian eksperimental adalah prosedur yang

memasangkan beberapa partisipan yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu dan secara

acak ditugaskan untuk terlibat dalam kelompok eksperimental dan kelompok yang melakukan

kontrol.

Notasi metode campuran memberikan label dan simbol kecil yang memainkan peran

penting dalam metode penelitian campuran. Notasi ini memaparkan cara bagaiman peneliti

dengan metode campuran bisa dengan mudah berkomunikasi dengan prosedur yang harus

dipenuhinya.

Statemen purpose metode campuran memuat keseluruhan maksud penelitian, informasi

mengenai STRAND kualitatif dan kuantitatif penelitian, serta alasan logis dalam memadukan

kedua STRAND tersebut untuk menelti masalah yang diangkat.

Metode penelitian campuran adalah sebuahpendekatan untuk me-nyelidiki suatu objek

dengan mengombinasikan atau menghubung-kan bentuk penelitian kualitatif dan bentuk

penelitian kuantitatif. Metode ini juga dilibatkan asumsi filosofis, kegunaan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif, dan campuran antara dua pendekatan dalam sebuah penelitian.

Rumusanmasalahdalammetodepenelitian campuran adalah per-tanyaan khusus yang

diangkat dalam penelitian metode campuran dan secara langsung membidik percampuran

antara STRANDS pe-nelitian kualitatif dan kuantitatif. Pertanyaan inilah yang akan di-jawab

pada penelitian yang menggunakan metode campuran.

Pencampuran bisa diartikan adanya kombinasi antara data kualitatif dan kuantitatif,satu

data terakhir dalam sebuah rangkai-an,pemisahan dua data,satu data lain berakhir dalam

sebuah rangkaian, atau pencampuran sedemikian rupa dalam sebuah rangkaian.

Sisipan narasi adalah sebuah istilah yang berasal dari susunan bahasa inggris. Sisipan ini

berarti kata bermakna yang digunakan sebagai kalimat pembuka sebuah pendahuluan yang

berfungsi untuk menggambarkan,melibatkan,atau mengajak pembaca untuk terlibat dalam

penelitian.

Penelitian naratif adalah sebuah strategi kualitatif di mana peneliti mempelajari kehidupan

individu dengan meminta satu atau bebe-rapa individu untuk menuturkan cerita

294

Page 295: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

kehidupannya. Informasi ini sering kali dituturkan kembali oleh peneliti dengan

menggunakan narasi kronologis.

Hipotesis tak berarah dalam strategi penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian di mana

seorang peneliti membuat prediksi, namum bentuk perbedaan yang pasti (semisal lebih

tinggi, lebih rendah, lebih, atau kurang) tidak diperkirakan secara jelas, sebab peneliti tidak

mengetahui apa yang bisa diperkirakan dari penelitian terdahulu.

Hipotesis nol penelitian kuantitatif yang mencerminkan pen-dekatan tradisional dalam

membuat hipotesis. Hipotesis tradisional tersebut adalah bahwa, dalam populasi umum, tidak

ada hubungan atau tidak ada perbedaan signifikan antara dua kelompok dalam sebuah

variabel.

Protokol observasional adalah sebuah formulir yang digunakan oleh seorang peneliti

kualitatif untuk merakam dan menulis informasi saat tengah melakukan observasi.

Penelitian fenomenologis adalah strategikualitatif di mana peneliti mengidentifikasikan

esensi pengalaman manusia tentang fenomena yang diungkapkan seorang partisipan dalam

sebuah penelitian.

Postpositivistik mencerminkan sebuah filosofi deterministik mengenai penelitian yang bisa

menentukan efek atau hasil tertentu. Sebab itu, masalah yang diteliti dengan menggunakan

landasan ini mencerminkan isu yang tidak harus diidentifikasi dan diketahui penyebab yang

memuat hal tersebut bisa memengaruhi hasil penelitian, semisal dalam sebuah eksperimen.

Pragmatisme sebagai sebuah pola pikir atau landasan filosofis muncul dalam tindakan,

situasi, dan konsekuensi serta bukan dari kondisi yang sebelumnya (seperti dalam

postpositivistik). Ada sebuah konsern yang dilengkapi dengan aplikasi-yang berfungsi

dengan baik-serta solusi terhadap masalah-masalah yang muncul. Selain fokus pada beberapa

metode, peneliti juga menekankan masalah penelitian dan menggunakan semua pendekatan

yang cocok untuk bisa memahami sebuah permasalahan.

Statemen purpose dalam sebuah proposal penelitian memaparkan sasaran, tujuan, dan

gagasan beasr sebuah penelitian.

Adanya partisipan atau situs yang sengaja dipilih (atau dengan dokumen serta materi

visual) menandakan bahwa peneliti kualitatif memilih beberapa individu yang akan banyak

membantu dalam memahami masalah penelitian dan memecahkan pertanyaan yang

mendasari penelitian.

295

Page 296: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Materi audio dan visual kualitatif bisa berbentuk foto,karya seni, videotapes, atau bentuk-

bentuk suara lain.

Kode buku kualitatifadalah sebuah alatuntuk mengatur data kuali-tatif dengan

menggunakan sebuah list yang berisi kode yang belum ditentukan dan akan digunakan untuk

memberi kode pada data. Buku kode ini bisa berisi nama kode dalam sebuah kolom, definisi

kode di kolom lain,lalu contoh-contoh khusus(semisal garis angka) yang menunjukkan di

mana saja posisi kode dalam transkrip pada kolom yang lain.

Dokumen kualitatif adalah dokumen publik (semisal surat kabar, arsip pertemuan, report

kantor), atau dokumen pribadi (semisal jurnal pribadi, diari, surat, dan email).

Generalisasi kualitatifadalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkancara-cara

tertentu dalam penelitian kualitatif, sebab tujuan penyelidikan ini tidaklan untuk

mengumumkan temuan pada individu, situs, atau tempat-tempat yang tidak terkait dengan

pene-litian. Menggeneralisasi beberapa temuan menjadisebuah teori merupakan sebuah

pendekatan yang digunakan dalam beberapa studi kasus penelitian kualitatif, namun peneliti

harus memiliki pro-sedur yang terdokumentasi dengan baik dan database kualitatif yang telah

dikembangkan dengan baik.

Wawancara kualitatif berarti bahwa peneliti mengadakan wawan-cara tatap muka dengan

partisipan,melakukan wawancara melalui telepon, ata terlibat dalam sebuah wawancara

diskusi kelompok yang berisi enam hingga delapan narasumber pada masing-masing

kelompok. Bebarapa wawancara ini melibatkan pertanyaan yang tidakteratur dansecara

umum masih open-ended.Jumlah pertanyaan untuk wawancara ini relatif masih sedikit dan

digunakan untuk memperoleh pandagan dan opini yang muncul dari partisipan.

Observasi kualitatif berarti bahwa seorang peneliti memerhatikan dan mencatat tingkah laku

dan aktivitas individual yang terlibat dalam situs penelitian dan rekaman observasi.

Statemen purpose kualitatif memuat informasi mengenai fenomena inti yang dipaparkan

dalam sebuah penelitian, partisipan dalam penelitian, serta situs penelitian. Statemen ini juga

memuat desain yang muncul dan kata-kata penelitian yang didapatkan dari bahasa

penyelidikan kualitatif.

Reabilitas kualitatif menunjukkan bahwa sebuah pendekatan ter-tentu bisa konsisten di

tengah beberapa peneliti yang memiliki beragam proyek penelitian.

Penelitian kualitatif adalahsebuah alatuntuk memaparkan dan me-mahami makna yang

berasal dari individu dan kelompok mengenai masalah sosial atau masalah individu. Proses

296

Page 297: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

penelitian melibatkan pertanyaan dan prosedur yang sudah muncul; yakni dengan me-

ngumpulkan data menurut setting partisipan; menganalisis data secara induktif,mengelola

data dari yang spesifik menjadi tema umum,dan membuat penafsiran mengenai makna di

balik data.Re-port yang berhasil ditulis memiliki struktur penulisanyang fleksibel.

Validitas kualitatif berarti bahwa peneliti menguji akurasi temuan penilaian dengan

menggunakan beberapa prosedur tertentu.

Hipotesis kualitatif adalah prediksi-prediksi yang dibuat oleh pe-neliti mengenai hubungan

antar variabel yang diharapkan.

Statemen purpose kuantitatif mencakup beberapa variabel dalam peneltitian dan hubungan

antarbeberapa variabel tersebut,partisipan dalam penelitian, serta situs penelitian. Statemen

purpose ini juga memuat bahasa yang berhubungan dengan penelitian kuantitatif danuji coba

deduktif terhadap hubungan antar beberapa teori.

Penelitian kuantitatif adalah cara untuk menguji sasaran teori dengan mengkaji hubungan

antarbeberapa variabel.Beberapa varia-bel ini bisa diukur,khususnya dalam beberapa

instrumen,sehingga data yang sudah ditandai dengan nomor bisa dianalisis dengan

menggunakan prosedur statistik.Report yang ditulis pada akhir penelitian memiliki susunan

penulisan yakni pendahuluan, literatur dan teori, metode, hasil, dan diskusi.

Pertanyaandalampenelitiankuantitatifadalahstatemen interogatif yang memunculkan

pertanyaan mengenai hubungan antarbeberapa variabel yang ingin dicari tahu jawabannya

oleh pelaku investigasi.

Kuasi-eksperimen adalah sebuah bentuk penelitian eksperimental di mana para individu

tidak secara acak disuruh bergabung dalam sebuah kelompok.

Pengacakan sampel adalah sebuah prosedur dalam penelitian kuantitatif untuk memilih

partisipan. Hal ini berarti bahwa masing-masing individu dalam sebuah populasi memiliki

kemungkinan yang sama untuk dipilih dan dijaring sebagai sampel. Dengan teori ini, bisa

dipastikan bahwa sampel yang diambil benar-benar cukup representatif mewakili populasi

yang ada.

Refleksitas berarti bahwa seorang peneliti memasukkan bias, nilai, dan latar belakang

semisal gender, sejarah, kebudayaan, dan status sosial ekonomi yang dimilikinya dalam

membentuk interpretasi yang dimilikinya selama melakukan penelitian.

297

Page 298: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Keberterimaan sebuah penelitian berarti bahwa berapa pun skor pada item yang berada

dalam sebuah instrumen,skor tersebut secara internal memiliki konsistensi(yakni apakah item

responsselalu kon-sisten?) tetap stabil dari waktu ke waktu (dengan menguji dan me-lakukan

korelasi dengan uji ulang), dan apakah ada konsistensi dalam uji administrasi dan penetapan

skor.

Desainpenelitianadalahrencana dan prosedur penelitian yang men-cakup semua keputusan

mulai dari asumsi yang luas hingga metode paling mendetail mengenai proses pengumpulan

dan analisis data.

Desain ini melibatkan adanya pertemuan antara beberapa asumsi filosofis, strategi

penyelidikan, dan metode-metode tertentu.

Metode penelitian melibatkan berbagai macam teknik pengumpul-an, analisis, serta

interpretasi data yang dikemukakan peneliti dalam kerja penelitiannya.

Masalah penelitian adalah masalah atau isu yang menjadi sebab adanya sebuah penelitian.

Tips penelitian adalah pikiran-pikiran saya mengenai pendekatan atau teknik yang telah

banyak berfungsi dengan baik pada saya selama beberapa tahun saya melakukan berbagai

penelitian.

Responsbias adalah efekdari tidak adanya respons dalam perkiraan survei, dan hal tersebut

berarti bahwa jika ada orang yang bukan termasuk responden mamberikan respons, maka

respons ‘asing’ tersebut akan secara substansial mengubah hasil survei.

Penelitianreview dalam sebuah pendahuluan memaparkan pentingnya penelitian dan

membuat batasan antara penelitian terdahulu yang telah dilakukan dengan penelitian yang

diinginkan dan akan dilakukan.

Skripsi, yang digunakan dalam buku ini, adalah sebuah template yang berisi beberapa

kalimat dengan kata-kata dan gagasan utama dalam bagian khusus sebuah proposal atau

laporan penelitian (se-misal statemen purpose atau rumusan masalah) dan memberikan ruang

bagi peneliti untuk menyisipkan informasi yang berhubungan dengan proyek yang tengah

dikerjakan.

Strategi eksplanatori sekuensial dalam metode penelitian campuran bisa dikenali dengan

pengumpulan dan analisis data kuantitatif dalam fase pertama yang kemudian diikuti dengan

pengumpulan dan analisis data kuantitatif pada fase kedua yang akan menghasilkan temuan

awal dalam sebuah penelitian kuantitatif.

298

Page 299: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Strategi eksplanatori sekuensial dalam metode penelitian campuran melibatkan fase

pertama pengumpulan dan analisis data kualitatif yang kemudian diikuti dengan fase kedua,

yakni pengumpulan dan analisis data kualitatif yang akan mengahasilkan temuan dalam fase

pertama kuantitatif.

Prosedur metode campuran sekuensial ialah prosedur yang mengharuskan peneliti

memaparkan atau mengembangkan sebuah temuan mengenai sebuah metode dengan metode

lain.

Strategi transformatif sekuensial dalam metode penelitian campuran adalah sebuah proyek

dengan dua fase yang memiliki lensa teoretis (yakni gender,ras,sosial,teori ilmu pengetahuan)

berlandaskan sebuah prosedur, yakni fase awal (baik kualitatif ataupun kuantitatif) yang

diikuti oleh fase kedua (baik kualitatif maupun kuantitatif) yang akan melengkapi proses fase

pertama.

Signifikansi penelitian dalam pendahuluan menyampaikan pentingnya masalah yang

menjadi subjek penelitian untuk diangkat pada audien yang berbeda serta keuntungan yang

mungkin bisa di-dapatkan dari pembacaan dan penggunaan hasil penelitian.

Desain subjek tunggal atau desain N of 1 melibatkan aktivitas penelitian perilaku seorang

individu (atau sejumlah kecil individu) dalam jangka waktu tertentu.

Konstruktivis sosial memiliki asumsi bahwa masing-masing orang mencoba memahami

dunia yang akrab dengan hidup keseharian mereka. Masing-masing individu tersebut

mengembangkan makna subjektif dari pengalaman yang mereka lewati serta makna yang

diarahkan terhadap sesuatu tertentu.

Validitas kesimpulan statistik tidak muncul saat seorang pelaku eksperimen menghasilkan

kesimpulan yang tidak akurat dari data sebab kekuatan statistik yang tidak sama atau

kesalahan dalam asumsi statistik.

Strategi penyelidikan adalah tipe desain atau model kualitatif, kuantitatif, dan metode

campuran yang memberikan arah khusus terhadap prosedur dalam desain penelitian.

Gaya manual memberikan bimbingan untuk membuat sebuah manuskrip ilmiah, semisal

format yang konsisten dalam menulis referensi, memuat heading memuat tabel dan gambar,

dan menggunakan bahasa yang tidak diskriminatif.

299

Page 300: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Desain survey memaparkan rancangan sebuah gambaran kuantitatif berupa angka yang

menunjukkan kebiasaan, tingkah laku, pendapat, atau populasi dengan mempelajari sebuah

sampel dari sebuah populasi tertentu.

Penelitian survey menampilkan sebuah gembaran kuantitatif dalam bentuk angka mengenai

kebiasaan, tingkah laku, atau opini sebuah populasi dengan mempelajari sampel dari sebuah

populasi.

Lensa teoretisatauperspektif dalam penelitiankualitatif memuat keseluruhan pandangan

yang digunakan untuk penelitian yang mengkaji masalah gender,kelas,ras,atau isu lain

mengenai kelom-pok yangn termarginalkan).Lensa ini menjadi sebuah perspektif advokasi

yang membentuk tipe-tipe pertanyaan yang diajukan, me-maparkan cara-cara pengumpulan

dan analisis, serta menyuntikkan semangat untuk melakukan sebuah gerakan perubahan.

Teori dalam metode penelitian campuran memuat sebuah lensa orientasi yang akan

mengarahka tipe pertanyaan yang diajukan, siapa saja yang berpartisipasi dalam penelitian,

cara pengumpulan data,dan implikasi yang dihasilkandari penelitian (khususnya untuk

300

Page 301: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Daftar PustakaAikin, M.C. (Ed.). (1992). Encyclopedia of educational research (6th ed.). New York: Macmillan.American Psychological Association. (2001). Publication Manual of the American Psychological

Association (5th ed.). Washington, DC: Author.Anderson, E.H., & Spencer, M.H. (2002). Cognitive representation of AIDS. Qualitative

Health Research, 12(10). 1338-1352.Annual Review of Psychology. (1950-). Stanford, CA: Annual Reviews.Ansorge, C, Creswell, J.W., Swidler, S. & Gutmann, M. (2001). Use of iBook laptop computers

in teacher education. Unpublished manuscript. University of Nebraska-Lincoln.Asmussen, K.J,, & Creswell, J.W. (1995). Campus response to a student gunman. Journal of

Higher Education. 66. 575-591.Babbie, E. (1990). Survey Research Methods (2nd ed.). Belmont, CA: Wadsworth.Babbie, E. (2007). The Practice of Social Research (11th ed.). Belmont, CA: Wadsworth/

Thomson.Bailey, E.P. (1984). Writing Clearly: A Contemporary Approach. Columbus, OH: Charles

Merrill.Bausell, R.B. (1994). Conducting Meaningful Experiments. Thousand Oaks. CA: Sage.Bean, J., & Creswell, J.W. (1980). Student attrition among women at aliberal arts college.

Journal of College Student Personnel, 3,320-327. v..Beisel, N. (February, 1990). Class, culture, and campaigns against vice in three American

cities, 1872-1892. American Sociological Revieio, 55,44-62.Bern, D. (1987). Writing the empirical journal article. In M. Zanna &J. Darley (Ed.), The

Compleat Academic: A Practical Guide for the Beginning Social Scientist (pp. 171-201). New York: Random House.

Berg, B.L. (2001). Qualitative Research Methods for the Social Sciences (4th ed.). Boston: Allyn & Bacon.

Berger, P. L. & Luekmann, T. (1967). The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology ofKjwzoledge. Garden City, NJ: Anchor.

Bhopal, K. (2000). Gender, "race" and power in the research process: South Asian women in East London. In C. Truman. D.M. Mertens, & B. Humphries (Ed.), Research and inequality. London: UCL Press.

Blalock, H. (1969). Theory Construction: From Verbal to Mathematical Formulations.Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Blalock, H. (1985). Casual Models in the Social Sciences. New-York: Aldine.Blalock, H. (1991). Are there any constructive alternatives to causal modeling? Sociological

Methodology, 21, 325-335.Blase, J.J. (1989, November). The micropolitics of the school: The everyday political

orientation of teachers toward open school principals. Educational Administration Quarterly, 25(4), 379-409.

Boeker, W. (1992). Power and Managerial Dismissal: Scapegoating at the top. Administrative Science Quarterly, 37. 400-421.

Bogdan. R.C. & Biklen, S.K. (1992). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn & Bacon.

Boice, R. (1990). Professors as Writers: A Self-help Guide to Productive Writing. StiUwater, OK: New Forums.

Boneva, B., Kraut, R., & Frohlich, D. (2001). Using e-mail for personal relationships. American Behavioral Scientist, 45(3). 530-549.

Booth-Kewley, S. Edwards, J.E. & Rosenfeld, P. (1992). Impression management, social

301

Page 302: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

desirability, and computer administration of attitude questionnaires: Does the computer make a difference. Journal of Applied Psychology, 77(4). 562-566.

Borg, W.R. & Gall, M.D. (1989). Educational Research: An Introduction (5th ed.). New York: Longman.

Borg, W.R., Gall, J.P. & Gall, M.D. (1993). Applying Educational Research: A Practical Guide. New York: Longman.

Boruch, R.E. (1998). Randomized controlled experiments for evaluation and planning. In L. Rickman & D.J. Rog (Ed.). Handbook of Applied Social Research Methods (pp. 161-191). Thousand Oaks. CA: Sage.

Bryman, A. (2006). Mixed Methods: A Four-Volume Set. London: Sage.Bunge, N. (1985). Finding the Words: Conversations with Writers Who Teach. Athens, OH:

Swallow Press, Ohio University Press.Cahill, S.E. (1989). Fashioning males and females: Appearance management and the social

reproduction of gender. Symbolic Interaction. 12(2), 281-298.Campbell, D., & Stanley, J. (1963). Experimental and quasi-experimental designs for

research. In N.L. Gage (Ed.). Handbook of Research on Teaching (pp. 1-76). Chicago: Rand McNally.

Campbell, D.T., & Fiske, D. (1959). Convergent and discriminant validation by the multitrait-multimethod matrix. Psychological Bul-, letin, 56, 81-105.

Campbel,. W.G., & Ballou, S.V. (1977). Form mid Style: Theses, Reports, Term Papers (5th ed.). Boston: Hough ton Mifflin.

Caracelli, V.J., & Greene, J.C. (1993). Data analysis strategies for mixed-method evaluation designs. Educational Evaluation and Policy Analysis. 15(2). 195-207.

Carroll, D.L. (1990). A Manual of Writer's Tricks. New York: Paragon.Carstensen, L.W, Jr. (1989). A fractal analysis of cartographic generalization. The American

Cartographer, 16(3), 181-189.Castetter, W.B. & Heisler, R.S. (1977). Developing and Defending a Dissertation Proposal.

Philadelphia: University of Pennsylvania, Graduate School of Education. Center for Field Studies.

Charmaz, K. (2006). Constructing Grounded Theory. Thousand Oaks, CA: Sage.Cheek, J. (2004). At the margins? Discourse analysis and qualitative research. Qualitative

Health Research, 14,1140-1150.Cherryholmes. C.H. (1992, August-September). Notes on pragmatism and scientific realism.

Educational Researcher, 13-17.Clandinin, D.J. & Connelly, F.M. (2000). Narrative Inquiry: Experience and Story in Qualitative

Research. San Francisco: Jossey-Bass.Cohen, J. (1977). Statistical Power Analysis for the Behavioral Sderices. New York: Academic

Press.Cook, T.D.. & Campbell, D.T. (19 79). Quasi-Experimentation: Design and Analysis Issues for

Field Settings. Chicago: Rand McNally.Cooper, H. (1984). The lntegrative Research Review: A Systematic approach. Beverly Hills, CA: Sage.Cooper. J.O., Heron, T.E., & Heward. W.L. (1987). Applied Behavior Analysis. Columbus.

OH: Merrill.Corbin, J.M., & Strauss, J.M. (2007). Basics of Qualitative Research: Techniques and Procedures for

Developing Grounded Theory (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.Creswell, J.W. (1999) Mixed method research: Introduction and application. In G.J. Cizek

(Ed.). Handbook of educational policy (pp. 455-472). San Diego, CA: Academic Press.Creswell, J.W. (2007). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing among Five

Approaches ( 3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

302

Page 303: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Creswell, J.W. (2008). Educational Research: Ptoming, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research (3rd ed.). Upper Saddle River, NJ: Merrill.

Creswell, J.W. & Brown, M.L. (1992, Fall). How chairpersons enhance faculty research: A grounded theory study. The Review of Higher Education, 16(1), 41-62.

Creswell, J.W., & Miller, D. (2000). Determining validity in qualitative inquiry. Theory into Practice, 39(3), 124-130.

Creswell, J.W. & Piano Clark, V.L. (2007). Designing and Conducting Mixed Methods Research. Thousand Oaks, CA: Sage.

Creswell, J.W. Piano Clark, V. Gutmann. M., & Hanson, W. (2003). Advanced mixed methods designs. In A. Tashakkori & C. Teddlie (Ed.), Handbook of Mixed Method Research in the Social and Behavioral Sciences (pp. 209-240). Thousand Oaks, CA: Sage.

Creswell, J.W., Seagren, A.. & Henry, T. (1979). Professional development training needs of department chairpersons: A test of the Biglan model. Planning and Changing, 10. 224-237.

Crotty. M. (1998). The Foundations of Social Research: Meaning and Perspective in the Research Process. London: Sage.

Crutchfield, J.P. (1986). Locus of Control, Interpersonal Trust, and Scholarly Productivity. Unpublished doctoral dissertation, University of Nebraska-Lincoln.

DeGraw, D.G. (1984). Job Motivational Factors of Educators Within Adult Correctional Institutions from Various States. Unpublished doctoral dissertation. University of Nebraska-Lincoln.

Denzin, N.K., & Lincoln, YS. (Ed.). (2005). The Handbook of Qualitative Research (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

DiUard. A. (1989). The Writing Life. New York: Harper & Row.Dillman, D.A. (1978). Mail and Telephone Surveys: The Total Design Method. New York: John

Wiley.Duncan, O.D. (1985). Fath analysis: Sociological examples. In H. M. Blalock, Jr. (Ed,). Causal

Models in the Social Sciences (2nd ed., pp. 55-79). New York: Aldine.Educational Resources Information Center. (1975). Thesaurus of ERIC descriptors (12th ed.).

Phoenix. AZ: Oryx.Eisner, E.W. (1991). The Enlightened Eye: Qualitative Inquiry and the Enhancement of

Educational Practice. New York: Macmillan.Elbow, P. (1973). Writing Without Teachers. London: Oxford University Press.Erms, C.Z.. & Hackett, G. (1990). Comparison of feminist and nonfeminist women's

reactions to variants of nonsexist and feminist counseling. Journal of Counseling Psychology, 37(1), 33-40.

Fay, B. (1987). Critical Social Science. Ithaca, NY: Cornell University Press.Field, A., & Hole, G. (2003). How to Design and Report Experiments. Thousand Oaks, CA:

Sage.Finders, MJ. (1996). Queens and teen Zines: Early adolescent females reading their way

toward adulthood. Anthropology and Education Quarterly, 27, 71-89.Fink, A. (2002). The Survey Kit (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.Firestone. WA. (1987). Meaning in method: The rhetoric of quantitative and qualitative

research. Educational Researcher, 16,16-21.Flick, U. (Ed.). (2007). The Sage Qualitative Research Kit. London: Sage.Flinders, D.J., & Mills. G.E. (Ed.). (1993). Theory and Concepts in Qualitative Research:

Perspectives from the Field. New York: ColumbiaUniversity, Teachers College PressFowler, E J. (2002). Survey Research Methods (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.Franklin, J. (1986). Writing for Story: Craft Secrets of Dramatic Nonfic-tion by a Two-time

Pulitzer Prize-winner. New York: Atheneum.

303

Page 304: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Gamson, J. (2000). Sexualities, queer theory, and qualitative research. In N.K. Denzin & Y.S. Lincoln (Ed.), Handbook of Qualitative Research (pp. 347-365 ). Thousand Oaks, CA: Sage.

Gibbs, G.R. (2007). Analyzing qualitative data. In U. Flick (Ed.). The Sage Qualitative Research Kit. London: Sage.

Giordano, J., O'Reilly, M., Taylor, H. & Dogra, N. (2007). Confidentiality and autonomy: The challenge(s) of offering research participants a choice of disclosing their identity. Qualitative Health Research. 17(2). 264-275.

Glesne, C, & Peshkin, A. (1992). Becoming Qualitative Researchers: An Introduction. White Plains, NY: Longman.

Gravetter, E.J., & Wallnau, L.B. (2000). Statistics for the Behavioral Science (5th ed.). Belmont, CA: Wadsworth/Thomson.

Greene, J.C. (2007). Mixed Methods in Social Inquiry. San Francisco: Jossey-Bass.Greene. J.C, & Caracelli, V.J. (Ed.). (1997). Advances in Mixed-method Evaluation: The

Challenges and Benefits oflntegrating Diverse Paradigms. (New Directions for Evaluation, No. 74). San Francisco: Jossey-Bass

Greene, J.C., Caracelli, V.J., & Graham, W.F. (1989). Toward a conceptual framework for mixed-method evaluation designs. Educational Evaluation and Policy Analysis, 11(3), 255-274.

Guba, E.G. (1990). The alternative paradigm dialog. In E.G. Guba (Ed.). The paradigm Dialog (pp. 17-30). Newbury Park, CA: Sage.

Guba, E.G., & Lincoln, Y.S. (2005). Paradigmatic controversies, contradictions, and emerging confluences. In N.K. Denzin & Y.S.

Lincoln, The Sage handbook of qualitative research (3rd ed., pp. 191-215). Thousand Oaks. CA: Sage.

Hatch, J.A. (2002). Doing Qualitative Research in Educational Settings. Albany: State University of New York Press.

Heron, ]., & Reason, P. (1997). A participatory inquiry paradigm. Qualitative Inquiry, 3, 274-294.

Hesse-Bieber, S.N. & Leavy, P (2006). Tlie Practice of Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage.

Humans, G.C (1950). The Human Group. New York: Harcourt, Brace.Hopkins, T.K. (1964). The Exercise of Influence in Small Groups. Totowa, NJ: Bedmister.Hopson, R.K., Lucas, K.J., & Peterson, J.A. (2000). HIV/AIDS talk: Implications for

prevention intervention and evaluation. In R.K. Hopson (Ed.), How and why Language Matters in Evaluation. (New Directions for Evaluation. Number 86). San Francisco: Jossey-Bass.

Hossler, D. & Vesper, N. (1993). An exploratory study of the factors associated with parental savings for postsecondary education. Journal of Higher Education, 64(2), 140-165.

Houtz, L.E. (1995). Instructional strategy change and the attitude and achievement of seventh- and eighth-grade science students. Journal of Research in Science Teaching, 32(6), 629-648.

Huber, J., & Whelan, K. (1999). A marginal story as a place of possibility: Negotiating self on the professional knowledge landscape. Teaching and Teacher Education, 15,381-396.

Humbley, A.M., & Zumbo, B.D. (1996). A dialectic on validity: Where we have been and where we are going. The Journal of General Psychology, 123, 207-215.

Isaac, S. & Michael, W.B. (1981). Handbook in Research and Evaluation: A Collection ofPrinciples. Methods, and Strategies useful in the Planning, Design, and Evaluation of Studies in Education and the Behavioral Sciences (2nd ed.). San Diego. CA: EdITS.

304

Page 305: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Isreal, M. & Hay, I. (2006). Research Ethics for Social Scientists: Between Ethical Conduct and Regulatory Compliance. London: Sage.

Janovec, T. (2001). Procedural Justice in Organizations: A Literature Map, Unpublished manuscript. University of Nebraska-Lincoln.

Janz, N.K., Zimmerman, MA,, Wren, P.A., Isreal. B. A., Freudenberg, N. & Carter, R.J. (1996). Evaluation of 37 AIDS prevention projects: Successful approaches and barriers to program effectiveness. Health Education Quarterly, 23(1), 80-97.

Jick, T.D. (1979, December). Mixing qualitative and quantitative methods: Triangulationin action. Administrative Science Quarterly, 24, 602-611.

Johnson, R.B., Onwuegbuzie, A.J., &Turner, L.A. (2007). Toward a definition of mixed methods research: Journal of Mixed Methods Research, 1(2), 112-133.

Jungnickel, P.W. (1990). Workplace Correlates and Scholarly Performance of Pharmacy Clinical Faculty Members. Unpublished manuscript, University of Nebraska-Lincoln.

Kalof, L. (2000). Vulnerability to sexual coercion among college women: A longitudinal study. Gender Issues, 18(4), 47-58

Keeve, J.P. (Ed.). (1988). Educational Research, Methodology, and Measurement: An international handbook. Oxford, UK: Pergamon.

Kemmis, S., & Wilkinson, M. (1998). Participatory action research and the study of practice. In B. Atweh, S. Kemmis. & P. Weeks (Ed.). Action Research in Practice: Partnerships for Social Justice in Education (pp. 21- 36). New York: Routledge.

Keppel, G.' (1991). Design and Analysis: A Researcher's Handbook (3rd ed.). Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Kerlinger, RN. (1979). Behavioral Research: A conceptual Approach. New York: Holt, Rinehart & Winston.

Kline, R.B. (1998). Principles and Practice of Structural Equation Modeling. New York: Guilford.Kos, R. (1991). Persistence of reading disabilities: The voices of four middle school students.

American Educational Research Journal. 28(4), 875-895.Kushman, J.W. (1992, February). The organizational dynamics of teacher workplace.

Educational Administration Quarterly. 28(1), 5-42.Kvale, S. (2007). Doing interviews. In U. Flick (Ed.). The Sage Qualitative Research Kit. London:

Sage.Labovitz, S. & Hagedorn, R. (1971). Introduction to Social Research. New York: McGraw-

Hill.Ladson-Billings, G. (2000). Racialized discourses and ethnic episte-mologies In N.K. Denzin

& Y.S. Lincoln (Ed.), Handbook on Qualitative Research (pp. 257-277). Thousand Oaks. CA: Sage.

Lather, P. (1986). Research as praxis. Harvard Educational Review 56, 257-277.Lather, P. (1991). Getting Smart: Feminist Research and Pedagogy with/in the Postmodern. New

York: Routledge.Lauterbach, S. S. (1993). In another world: A phenomenologicalperspective and discovery of

meaning in mothers' experience with death of a wished-for baby: Doing phenomenology. In P.L. Munhall & CO. Boyd (Ed.). Nursing Research: A qualitative Perspective (pp. 13 3-179). New York: National League for Nursing Press.

LeCompte, M.D., & Schensul, J.J. (1999). Designing and Conducting Ethnographic Research. Walnut Creek, CA: AltaMira.

Lee. Y.J., & Greene, J. (2007). The predictive validity of an ESLplacement test: A mixed methods approach. Journal of Mixed Methods Research. 1(4), 366-389.

Leslie, L.L. (1972). Are high response rates essential to valid surveys? Social Science Research, 1,323-334.

Lincoln, Y. S. & Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills. CA:Sage.

305

Page 306: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Lincoln, Y. S. & Guba. E.G. (2000). Paradigmatic controversies, contradictions, and emerging confluences. In Y. S. Lincoln & E. G. Guba (Ed.). Handbook of Qualitative Research (pp. 163-188). Thousand Oaks. CA: Sage.

Iipsey, M.W. (1990). Design Sensitivity: Statistical Power for Experimental Research. Newbury Park, CA: Sage.

Locke, L.E. Spirduso, W.W, & Silverman, S.J. (2007). Proposals that work: A Guide for Planning Dissertations and Grant Proposals (5th ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Lysack, C.L., & Krefting, L. (1994). Qualitative methods in field research: An Indonesian experience in community based practice. The Occupational Therapy Journal of Research, 14(20), 93-110.

Marshall, C, & Rossman, G.B. (2006). Desigiiing Qualitative Research (4th ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Mascarenhas, B. (1989). Etomains of state-owned, privately held, and publicly traded firms in international competition. Adminis-trative Science Quarterly, 34,582-597.

Maxwell, J.A. (2005). Qualitative Research Design: An Interactive Approach (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

McCracken, G. (1988). The Long Interview. Newbury Park, CA: Sage.Megel, M.E., Langston, N.E. & Creswell, J.W. (1987). Scholarly productivity: A survey of

nursing faculty researchers. Journal of Professional Nursing, 4,45-54.Merriam, S.B. (1998). Qualitative Research and Case Study Applications in Education. San

Francisco: Jossey-Bass.Mertens, D.M. (1998). Research Methods in Education and Psychology: Integrating Diversity with

Quantitative and Qualitative Approaches. Thousand Oaks. CA: Sage.Mertens, D.M. (2003). Mixed methods and the politics of human research: The

transformative-emancipatory perspective. In A. Tashakkori & C. Teddli (Ed.), Handbook of Mixed Methods in the Social & Behavioral Sciences (pp. 135-164). Thousand Oaks. CA: Sage.

Miles. M.B., & Huberman, A.M. (1994). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. Thousand Oaks, CA: Sage.

Miller, D. (1992). The Experiences of a First-year College President: An Ethnography. Unpublished doctoral dissertation, University of Nebraska-Lincoln.

Miller, D.C. (1991). Handbook of Research Design and Social Measurement (5th ed.). Newbury Park, CA: Sage.

Moore, D. (2000). Gender identity. Nationalism and social action among Jewish and Arab women in Israel: Redefining the social order? Gender Issues, 18(2), 3-28.

Morgan, D. (1998). Practical strategies for combining qualitative and quantitative methods: Applications to health research. Qualitative Health Research, 8(3), 362-376.

Morgan, D. (2007). Paradigms lost and pragmatism regained: Methodological implications of combining qualitative and quantitative methods. Journal of Mixed Methods Research, 1(1), 48-76.

Morse, J.M. (1991. March/April). Approaches to qualitative-quantitative methodological triangulation. Nursing Research, 40(1). 120-123.

Morse, J.M. (1994). Designing funded qualitative research. In N.K. Denzin & Y.S. Lincoln, (Ed.), Handbook cf Qualitative Research (pp. 220-235). Thousand Oaks, CA: Sage.

Moustakas, C. (1994). Phenomenological Research Methods. Thousand Oaks. CA: Sage.Murguia, E. Padilla, R.V., & Pavel. M. (1991. September). Ethnicity and the concept of

social integration in Tinto's model of institutional departure. Journal of College Student Development, 32, 433-439.

Murphy, J.P. (1990). Pragmatism: Vrom Peirce to Davidson. Boulder, CO: Westview.Nesbary, D.K. (2000). Survey Research and the World wide web. Boston: Allyn & Bacon.

306

Page 307: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Neuman, S.B. & McCormick. S. (Ed.). (1995). Single-subject Experimental Research: Applications for Literacy. Newark, DE: International Reading Association.

Neuman, W.L. (2000). Social Research Methods: Qualitative'and Quantitative Approaches (4th ed.). Boston: Allyn & Bacon.

Newman, L. & Benz. C.R. (1998). Qualitative-quantitative Research Methodology: Exploring the Interactive Continuum. Carbondale and Edwardsville: Southern Illinois University Press.

Nieswiadomy, R.M. (1993). Foundations of Nursing Research. (2nd ed.). Norwalk. CT: Appleton & Lange.

Nordenmark, M. & Nyman, C. (2003). Fair or unfair? Perceived fairness of household division of labour and gender equality among women and men. The European Journal of Women's Studies. 10(2). 181-209.

O'Cathain, A., Murphy, E., & Nicholl, J. (2007). Integration and Publications as indicators of "yield" from mixed methods studies. Journal of Mixed Methods Research. 1(2), 147-163.

Olesen, V.L. (2000). Feminism and qualitative research at and into the millennium. In N.L. Denzin & Y.S. Lincoln. Handbook of qualitative Research (pp. 215-255). Thousand Oaks, CA: Sage.

Onwuegbuzie, A.J., & Johnson, R.B. (2006). The validity issue in mixed research. Research in the Schools, 13(1), 48-63.

Padula, M. A., & Miller, D. (1999). Understanding graduate women's reentry experiences. Psychology of Women Quarterly, 23,327-343.

Patton, M.Q. (1990). Qualitative Evaluation and Research Methods (2nd ed.). Newbury Park. CA: Sage.

Patton, M.Q. (2002). Qualitative Research and Evaluation Methods (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Phillips, D.C., & Burbules,N.C. (2000). Postpositivism and Educational Research. Lanham, NY: Rowman & Littlefield.

Piano Clark, V.L., & Creswell, J.W. (2008). The Mixed Methods Reader Thousand Oaks, CA: Sage.

Prose, F. (2006). Reading Like a Writer New York: HarperCollins.Punch, K.F. (2000). Developing Effective Research Proposals. London: Sage.Punch, K.F. (2005). Introduction to Social Research: Quantitative and Qualitative Approaches

(2nd ed.). London: Sage.Reichardt, CS., & Mark. M.M. (1998). Quasi-experimentation. In L. Bickman & DJ. Rog

(Ed.), Handbook of Applied Social Research Methods (pp. 193-228). Thousand Oaks, CA: Sage.

Rhoads, R.A. (1997). Implications of the Growing Visibility of Gay and Bisexual male Students on Campus. NASPA Journal, 34(4). 275-286.

Richardson, L. (1990). Writing strategies: Reaching diverse audiences. Newbury Park, CA: Sage.

Richie, B.S., Fassinger, R.E., Linn. S.G., Johnson. J., Prosser. J., & Robinson, S. (1997). Persistence, connection, and passion: A qualitative study of the career development of highly achieving African American-Black and White women. Journal of Counseling Psychology, 44(2), 133-148.

Riemen, D.J. (1986). The essential structure of a caring interaction: Doing phenomenology. In P.M. Munhall & C.J. Oiler (Ed.). Nursing Research: A qualitative Perspective (pp. 85-105). Norwalk, CN: Appleton-Century-Crofts.

Rogers. A., Day. J. Randall, E, & Bentall, R.P. (2003). Patients' understanding and participation in a trial designed to improve the management of anti-psychotic

307

Page 308: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

medication: A qualitative study. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology. 38, 720-727.

Rorty, R. (1983). Consequences of Pragmatism. Minneapolis: University of Minnesota Press.Rorty, R. (1990). Pragmatism as anti-representationalism. In J.P. Murphy, Pragmatism:

From Peirce to Davison (pp. 1-6). Boulder. CO: Westview.Rosenthal, R., & Rosnow, R.L. (1991). Essentials of Behavioral Research: Methods and Data

Analysis. New York: McGraw-Hill.Ross-Larson. B. (1982). Edit Yourself: A manual for Everyone who Works with Words. New York:

NortonRossman. G., & Rallis. S. F. (1998). Learning in the Field: An Introduction to Qualitative

Research. Thousand Oaks, CA: Sage.Rossman, G.B.. & Wilson. B.L. (1985, October). Numbers and words: Combining quantitative

and qualitative methods in a single large-scale evaluation study. Evaluation Review, 9(5), 627-643.

Rudestam, K.E., & Newton, R.R. (2007). Surviving your Dissertation (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Salant. F, & Dillman, DA. (1994). How to Conduct your own Survey. New York: John Wiley.Salkind, N. (1990). Exploring Research. New York: MacMillan.

Sarantakos, S. (2005). Social Research (3rd ed.). New York: Palgrave Macmillan.Schwandt, TA. (1993). Theory for the moral sciences: Crisis of identity and purpose. In D j.

Flinders & G.E. Mills (Ed.), Theory and concepts in Qualitative Research: Perspectives from the Field (pp. 5-23). New York: Columbia University, Teachers College Press.

Schwandt, TA. (2000). Three Epistemological stances for qualitative Inquiry. In N.K. Denzin & Y.S. Lincoln (Ed.). Handbook of qualitative research (2nd ed. pp. 189-213). Thousand Oaks, CA: Sage.

Schwandt, TA. (2007). Dictionary of Qualitative Inquiry (3rd ed.). Tho sand Oaks, CA: Sage.Shadish, W.R.,*Cook, T.D., & Campbell, D.T. (2001). Experimental and Quasi-experimental

Designs for Generalized Causal Inference. Boston: Houghton Mifflin.Sieber, J.E. (1998). Planning ethically responsible research. In L.Bickman & D.J. Rog

(Ed.).. Handbook of Applied Social Research Methods (pp. 127-156). Thousand Oaks, CA: Sage.

Sieber, S.D. (1973). The integration of field work and survey methods.American Journal of Sociology. 78,1335-1359.

Slife, B.D., & Williams, R.N. (1995). What's behind the Research? Discovering Hidden Assumptions in the Behavioral Sciences. Thousand Oaks, CA: Sage.

Smith, J.K. (1983, March). Quantitative versus qualitative research: An attempt to clarify the issue. Educatioiial Researcher. 6-13.

Spradley,J.R (1980). Participant Observation,New York: Holt, Rinehart & Winston.Stake, R.E. (1995 ). The art of Case Study Research. Thousand Oaks, CA: Sage.Steckler, A., McLeroy, K.R., Goodman, R.M., Bird, S.T. & McCormick. L. (1992). Toward

integrating qualitative and quantitative methods: An introduction. Health Education Quarterly, 19(1), 1-8.

Steinbeck, J. (1969). Journal of a Novel: The East of Eden Letters. New York: Viking.Strauss, A., & Corbin, J. (1990). Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and

Techniques (1st ed.). Newbury Park. CA: Sage.Strauss, A., & Corbin. J. (1998). Basics of Qualitative Research: Grounded theory Procedures and

Techniques (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.Sudduth, A.G. (1992). Rural Hospitals use of Strategic Adaptation in a changing health care

environment. Unpublished doctoral dissertation. University of Nebraska-Lincoln.Sue, V.M.. & Ritter, L.A. (2007). Conducting online surveys. Thousand Oaks, CA: Sage.

308

Page 309: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Tarshis, B. (1982). How to Write like a pro: A guide to Effective Ncnfiction Writing. New York: New American Library.

Tashakkori, A., & Creswell, J.W. (2007). Exploring the nature of research questions in mixed methods research. Editorial. Journal of Mixed Methods Research, 1(3), 207-211

Tashakkori, A., & Teddlie, C. (1998). Mixed Methodology: Combining Qualitative and Quantitative Approaches. Thousand Oaks, CA: Sage.

Tashakkori, A., & Teddlie, C. (Ed.). (2003). Handbook of Mixed Method Research in the Social and Behavior Sciences. Thousand Oaks, CA: Sage.

Teddlie, C, & Yu, R (2007). Mixed methods sampling: A typology with examples. Journal of Mixed Methods Research. 1(1), 77-100.

Terenzini. P.T., Cabrera, A.E. Colbeck, C.L., Bjorklund, S A. & Parente, JM. (2001). Racial and ethnic diversity in the classroom. The Journal of Higher Education, 72(5), 509-531.

Tesch, R. (1990). Qualitative Research: Analysis Types and Software Tools. New York: Falmer.Thomas, G. (1997). What's the use of theory? Harvard Educational Review, 67(1), 75-104.Thomas, J. (1993). Doing critical ethnography. Newbury Park, CA: Sage.Thorndike, R.M. (1997). Measurement and Evaluation in Psychology and Education (6th ed.).

New York: Macmillan.Trujillo, N. (1992). Interpreting (the work and the talk of) baseball: Perspectives on ballpark

culture. Western Journal of Communication, 56.350-371.Tuckman, B.W. (1999). Conducting Educational Research (5th ed.). Fort Worth, TX: Harcourt,

Brace.Turabian, K.L. (1973). A Manual for Writers of term Papers. Theses, and Dissertations (4th ed.)

Chicago: University of Chicago Press.University of Chicago Press. A manual of Style. (1982). Chicago: Author.University Microfilms. (1938). Dissertation Abstracts International. Ann Arbor, MI: Author.VanHorn-Grassmeyer, K., (1998). EnJiancing Practice: New Professional in student affairs.

Unpublished doctoral dissertation, University of Nebraska-Lincoln.Van Maanen,}., (1988). Tales of the Field: On Writing Ethnography. Chicago: University of

Chicago Press.Vernon, J.E., (1992). The impact of divorce on the Grandparent/Grandchild Relationship When

the Parent Generation Divorces. Unpublished doctoral dissertation. University of Nebraska-Lincoln.

Vogt. W.P., (1999). Dictionary of Statistics and Methodology: A nontechnical Guide for the Social Sciences (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Webb, R.B., & Glesne, C. (1992). Teaching qualitative research. In M. D. LeCompte, W. L. Millroy. & J. Preissle (Ed.), The Handbook of Qualitative Research in Education (pp. 771-814). San Diego, CA: Academic Press.

Webb, W.H., Beals, A.R., & White, CM. (1986). Sources of Information in the Social Sciences: A Guide to the Literature (3rd ed.). Chicago: American Library Association.

Weitzman, P.A., & Miles. M.B. (1995). Computer Programs for Qualitative Data Analysis. Thousand Oaks. CA: Sage.

Weitzman, R.F., & Levkoff, S.E. (2000). Combining qualitative and quantitative methods in health research with minority elders: Lessons from a study of dementia caregiving. Field Methods, 12(3), 195-208.

Wilkinson, A.M. (1991). The Sientist's Handbook for Writing Papers and Dissertations. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Wolcott, H.T. (1994). Transforming Qualitative Data: Description, Analysis, and interpretation. Thousand Oaks. CA: Sage.

Wolcott, H.T. (1999). Ethnography: A way of Seeing. Walnut Creek, CA: AltaMira.Wolcott, H.T. (2001). Writing up Qualitative Research (2nd ed.). Thousand Oaks. CA: Sage.

309

Page 310: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Yin, R.K. (2003). Case study research: Design and Methods (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Ziller, R.C. (1990). Photographing the self: Methods for Observing Personal Orientations. Newbury Park. CA: Sage.

Zinsser, W. (1983). Writing with a Word Processor. York: Harper Colophon.

310

Page 311: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

IndeksAdorno, 13Analisis data, 301analysis of covariance (ANCOVA),249antropologi, 80BBeisel, N., 148 Berg, E.L., 136 Berger, P.L., 11 between-subject design, 238 Biklen, S.K., 266, 279 Bjorklund, S.A., 150 Blalock, H., 82 Bogdan, R.C., 266, 279 Boice,R., 119 Borg, W.R., 248Burbules, N.C., 9,10CCabrera, A.F., 150 Campbell, D.T., 21, 307 Caracelli, V.J., 101 Carrol, D.L., 120 Cherryholmes C.H., 15 Clandinin, D.J., 19 Clark, Piano, 101, 308, 313clustering, 218clustering sampling, 218Colbeck, C.L., 150Collin, 80Comte, 9concurrent mixed methods, 23Connelly, F.M., 19construct validity, 222contmt validity, TilCooper, H., 44CorbinJ., 19corroboration, 320Creswell, J.W., 101, 206, 263,

308, 313Crotty, M., 11, 12Crutchfiled, J.P., 89 culture-sharing, 93

Ddependent variables, 77 Dewey, John, 15 Dillard, Annie, 121Dillman, D.A., 224 diskonfirmasi, 320 Duncan, O.D., 82

Durkheim, Emile, 9

EElbow, Peter, 118empowerment approach, 101 etnografi, 20,93; kritis, 98 experimental design, 249

Ffactorial design, 250 Fay, B., 13 Fenomenologi, 20 Finders, M.J., 195 Fink, A., 217 Firestone, 63 Fisk, 21 Fiske,D.,307 Franklin, 118, 125 Freire, Paulo, 13

GGall, M.D., 248 generalisasi:

kualitatif, 289naturaiistik, 97proporsional, 97

Gibbs, G.R., 285 Goffman, 80 Gravetter, F.J., 227 Greene, J.C., 101 grounded theory, 19, 20, 42, 97,

98, 193

311

Page 312: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Guba,E.G.,ll,97 Gutmann, 101HHabermas, Jurgen, 13 Hagedorn, R., 79 Hanson, 101Hay, I., 138Heron, J., 13 -----. __ .Hesse-Biber, S.N., 131hipotesis, 78,197; alternatif, 198;nol, 198 Homans, 81 Hopkins, T.K., 81 Huberman, A.M., 192, 286

Iindependent variables, 77 inferential statistical test, 249integratif, 44 Interval confidence, 250 Isreal, M., 138

JJames, 15 Jancvec, 55 Jungnickel, P.W., 84KKalof, L., 178 kelompok:

eksperimen, 134kontrol, 134

Kemmis, S., 13,14 Kerlinger, E.N., 78 Kushman, J.W., 332, 333

LLabovitz, S., 79 Lather, 98 Lather, P., 98 Lauterbach, S.S., 171 Leavy, P., 131 legitimasi, 330Lenski, 80level:

makro, 80meso, 80

mikro, 80Lincoln, Y.S., 11, 97 lintas-validasi, 320 Locke, L.F., 9,166 Luekmann, T., 11MMannheim, Karl, 11 Marcuse, 13 Marshall, C, 157 Marx, Karl, 13 Maxwell, J.A., 110, 138 McCracken, G. 169 Mead, 15 means, 249 member checking, 330 Mertens, D.M., 101,102,312 Metafora pelangi, 79 metode:

campuran, 149, 307kombinasi, 22konvergens, 22primer, 322saintifik, 8, 9sekunder, 322terintegrasi, 22

metodologi:penelitian, 17 metodologis, 44 Miles, M.B., 192, 286 Mill, 9 model:

defisiensi, 145, 159defisiensi pendahuluan, 150

Morgan, D., 15,317 Morse J.M., 147, 313, 317, 322 Moustakas, C, 19,193, 275 multi-metode, 22 multilevel design, 323 multimethods, 21 multiple approaches, 21 multivariate analysis of variance

(MANOVA), 249 Murphy, J.P., 15NNaratif, 21

312

Page 313: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

Neuman, W.L., 11, 80, 97Newton, 9nonparametric statistical test, 250

Oobservasi, 327; kualitatif, 267

PParente, J.M., 150 participatory action research, 101 pattern theory, 97 Patton, M.QV 15Peirce, Sanders, 15 pendekatan:

deduktif, 86penelitian, 17 penelitian:korelasional, 18kualitatif, 4, 28kuantitatif, 5, 27metode campuran, 5, 28positivis/post-positivis, 8

penelitian sains, 8Perspektif

feminis, 94teori kritis, 94

Phillips, D.0,9,10 populasi, 218, 220 Pragmatisme, 15 pre-experimental design, 238 predictive validity, 222 probabilistic sample, 220 Prose, Francine, 116

Qquasi-eksperimen (quasi-experi-ment),

18,232, 238

RRallis, S.F., 95,274 . rancangan transformatif, 101 random assignment, 19, 216 random numbers table, 221 random sampling, 220, 232, 327 range, 249

Reason, 13regresi, 335;,logistik, 335 Rorty, R., 15 Rosenthal, R., 236 Rosnow, R.L., 236 Ross-Larson, B., 125 'Rossman, G., 95, 274 Rossman, G.B., 157

SSalant, P., 224sampel, 218sample size formula, 221sampling, 218, 327Schwandt, T.A., 11sequential mixed methods, 22single-subject r18single-subject design, 238, 250sosiologi, 80Spradley, J.P., 192Stake, R.E., 19, 97standard deviation, 249Stanley, J., 239starting point, 97Steinbeck, John, 120Strategi:

eksploratoris sekuensial, 317 embedded konkuren, 321 transformatif konkuren, 324 transformatif sekuensial,318triangulasi konkuren, 320

Studi kasus, 20systematic sample, 220

Tt-test, 249, 335Tarshis, B., 122Tashakkori, A., 15, 206, 313, 323Teddlie, C, 15, 327,313, 323theoretical rationale, 79Teori queer, 94Terenzini, P.T., 150Tesch, R., 263Thomas, J., 148

313

Page 314: Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

transformative mixed methods, 23triangulasi, 324triangulasi of data resourcers, 22triangulate, 286true experiment, 232, 238Uunivariate analysis of variance (ANOVA), 249

Vvaliditas, 222, 286; konstruk, 247Variabel, 76; bebas, 87, 178; confounding,

78; control, 78; intervening, 77; moderating, 77; terikat, 87, 178

W

Wacana rasial, 94 Wallnau, L.B., 227 wawancara, 327; kualitatif, 267; mendalam, 25Wilkinson M., 13,14, 38, 63,123,

145, 166Wolcott, 125, 284 Wolcott, H.T., 19, 125, 263

YYin, R.K., 285, 289 Yu, R, 327

ZZinsser, W., 117, 118, 123

314