Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

download Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

of 8

Transcript of Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

  • 7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

    1/8

    desaku hijauwahana wacana dan warta lingkungan hidup v o l . 1 n o . 4 | 2 0 1 1

    Newsletter desakuhijau merupakan satu alat komunikasi dalam

    memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan

    yang sedang berlangsung di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera

    Barat, Bengkulu dan Sulawesi Utara. Cerita dan foto dari berbagai

    lokasi diharapkan dapat memberikan motivasi agar masyarakat

    semakin terpacu dalam mnumbuhkembangkan pembangunan desa

    yang berbasis lingkungan.

    DAFTAR ISI

    Kebun Bibit Desa :Solusi Perbaikan Lahan Kritis

    Tema Foto:Workshop RPJM HijauKabupaten Solok SelatanProvinsi Sumatera Barat

    Profil Tokoh :Irsan Simanjuntak

    Pelita Untuk Kluet Timur

    Rapat Koordinasi PNPM LMPSulawesi Utara

    Kebun Bibit Desa :Solusi Perbaikan Lahan Kritis

    Oleh: Vivin SusantieAsisten CSO Provinsi Bengkulu

    bersambung ke hal. 5

    www.desakuhijau.org

    Masyarakat Mandiri,Lingkungan Lestari

    Bibit pohon di demplot Kebun Bibit Desa, Kabupaten Kaur

    Foto : Dok. CSO Bengkulu

    Masih terdapatnya lahan kritisyang dapat menyebabkan terjadinya

    kemerosotan kesuburan tanah,

    berpotensi untuk direhabilitasi kembali

    dengan tanaman tahunan yang sesuai

    dengan kondisi lokal setempat

    serta dapat memberikan

    keuntungan ekonomi bagi masyarakat.

    ecara administratif, Desa Padang Manis terletak

    di dalam wilayah Kecamatan Kaur UtaraSKabupaten Kaur, di sebelah Utara berbatasandengan sungai Bandu Agung, sebelah Timur

    berbatasan dengan Desa Perugaian, sebelah Selatan

    berbatasan Desa Tanjung Ganti II Kecamatan Kelam

    Tengah dan di sebelah Barat berbatasan dengan Suka

    Nanti Kecamatan Lungkang Kule. Luas wilayah Desa

    Padang Manis adalah 1500 Ha, yang terdiri dari 70%

    berupa daratan yang bertofografi berbukit-bukit, dan

    sisanya 30% berupa daratan yang dimanfaatkan

    sebagai lahan pemukiman, pertanian dan

    persawahan.

  • 7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

    2/82

    Profil Tokoh

    Menerangi Kampung

    dengan Pikohidro

    Irsan Simanjuntak :

    Kecintaanya dengan aktifitas pemberdayaan

    masyarakat kini semakin bertambah mana kala ia

    berkesempatan berkarya dalam program PNPM

    LMP di Provinsi Sumatera Utara. Ia bergabung

    dengan Yayasan PETRA dan bertanggungjawab

    sebagai CSO di Kabupaten Tapanuli Selatan. Ia

    mendampingi tahapan-tahapan kegiatan di dalamsiklus PNPM LMP, di luar siklus, ia mengembangkan

    de dan pengetahuannya bersama dengan

    masyarakat untuk membuat demplot Biogas di

    Kecamatan Batang Toru dan Demplot Pikohidro di

    Kecamatan Aek Bila. Ia berharap, bahwa demplot

    biogas dan pikohidro tidak hanya menjadi

    pengetahuan sesaat saja, namun berkeinginan kuat

    agar masyarakat dapat mereplikasi biogas dan

    pikohidro dan kini telah menunjukkan hasilnya.

    Di pertengahan tahun 2010, demplot pikohidro

    telah dibuat di Desa Tapus Godang, desa yang

    terletak di Kecamatan Aek Billa ini merupakan salah

    satu desa yang kesulitan listrik dan tidak terjangkau

    oleh jaringan PLTMH. Saat ini pikohidro yang

    dibuat baru berkapasitas 600 Watt dan terfokus

    untuk penerangan fasilitas umum seperti jalan

    desa, musholla, pemandian umum, penerang

    embatan, balai desa.

    Selama proses perencanaan hingga pemeliharaan,

    kegiatan ini mengundang banyak perhatian

    masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Tapus

    Godang. Kerlip lampu yang menyala di Tapus

    Godang menarik perhatian dan minat masyarakat

    dari desa lainnya. Pikohidro oleh masyarakat Desa

    Tapus Godang dinilai sederhana, mudah dioperasikan

    dan murah sehingga menginspirasi mereka

    membuat pikohidro untuk kebutuhan penerangan dirumahnya. Tak kurang dari 101 KK yang ada di Desa

    Tapus Godang merasakan manfaat penerangan dari

    pikohidro terutama untuk aktifitas di desa. Mudah,

    murah dan sederhana itulah pikohidro dalam

    anggapan masyarakat di sekitar Desa Tapus Godang.

    Di awal tahun 2011 telah terpasang satu pikohidro di

    Desa Aek Tangga dengan pemanfaat 21 KK.

    Pikohidro di desa ini dipasang untuk kebutuhan

    individu, namun dalam implementasinya juga

    dipasang untuk fasilitas umum seperti jalan dan

    pemandian umum, jarak Desa Aek Tangga ke Desa

    Tapus Godang sekitar 8 km.

    Tidak hanya Desa Aek Tangga yang terinspirasi oleh

    upaya pemanfaatan SDA sebagai energi terbarukan

    yang dilakukan oleh Irsan Simanjuntak, namun kini

    telah terdata 3 desa lainnya yang dalam proses

    pembuatan pikohidro yaitu Desa Sipiongot 200 KK

    dimana terdapat, 10 orang anggota kelompokmasyarakat desa yang bahu-membahu secara

    swadaya untuk pengadaan pikohidro berkapasitas

    3000 watt, Desa Gunung Maria 11 KK dan Desa Sibio-

    Bio 60 KK. Desa-desa tersebut berada di Kecamatan

    Dolok, kecamatan di luar wilayah program PNPM

    LMP, dengan pembiayaan seluruhnya dari swadaya

    masyarakat. Untuk bantuan teknis dan pelatihan

    serta narasumber, masyarakat meminta bantuan

    kepada tim CSO di Tapanuli Selatan.

    :::::

    BiodataIrsan Simanjuntak

    Faskab. PNPM LMP Kab. Tapanuli Selatan

    Belum Nikah

    Yayasan PETRA

    Ds. Batangmihajulu, Kec. Sipirok

    Kab. Tapanuli Selatan, Sumatera Utara

    Jurusan Manajemen Sumber Daya Hutan

    Nama Lengkap

    Pekerjaan

    Nama Istri

    Lembaga

    Alamat

    Pendidikan : Institut Pertanian Bogor

    Fakultas Kehutanan

  • 7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

    3/8

    Pelita terbentuk dari adanya kegiatan demplot

    (demonstration plot) Kebun Belajar yang

    dilakukan oleh Civil Society Organization (CSO)

    dalam Program Nasional Pemberdayaan

    Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan

    ( ). Peserta yang terlibat dalam

    kelompok Pelita ini adalah masyarakat yang

    berasal dari 7 (tujuh) desa yang terdapat di

    Kecamatan Kluet Timur. Pelita terbentuk padabulan Maret tahun 2011 dari hasil kegiatan

    Lokakarya Merancang Demplot Kebun Belajar.

    Jumlah peserta yang terlibat dalam kelompok

    ini sebanyak 30 orang.

    PNPM LMP

    Terbentuknya kelompok Pelita adalah untuk

    merespon kondisi lingkungan khususnya

    aktivitas pertanian di Kecamatan Kluet Timur

    yang cukup banyak menggunakan bahan-

    bahan kimia dalam memproduksi hasil-hasil

    pertanian dan banyaknya lahan kebun di

    daerah ini yang belum dimanfaatkan secara

    optimal. Sehingga melalui kelompok Pelita

    yang melakukan kegiatan di Kebun Belajardapat merubah pola pertanian di daerah ini

    agar lebih ramah lingkungan dan dapat

    mengoptimalkan sumber daya yang tersedia

    dalam mendukung bidang pertanian.

    Melalui kegiatan di demplot Kebun Belajar,

    peserta di kelompok ini telah mengikuti

    beberapa pelatihan yang terkait dengan

    pertanian ramah lingkungan, antara lain :pelatihan pembuatan Mikroorganisme Lokal

    ( , pembuatan kompos, pembuatan

    pestisida alami, pengelolaan kebun dan

    MOL)

    Yang dimaksud dengan Pelita disinibukanlah alat atau benda untuk

    menerangi dalam kondisi gelap. Tetapi

    Pelita disini adalah Pelestarian

    Lingkungan Kita, sebuah nama kelompok

    masyarakat yang terbentuk di Kecamatan

    Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan.

    3

    Pelita Untuk Kluet TimurOleh: Indra Kurnia/YOSL OIC

    Praktek pembuatan kompos

    Foto : Dok. WCS

  • 7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

    4/8

    perawatan tanaman kakao, serta teknik

    peremajaan tanaman kakao.

    Anggota kelompok juga belajar membudidayakan

    tanaman muda dan tanaman keras. Tanaman

    keras yang dibudidayakan adalah kakao dan ingul,

    sedangkan untuk tanaman muda seperti sawi,

    timun, cabai, dan lain-lain.

    Peserta Kebun Belajar secara rutin berkumpul

    seminggu sekali di demplot untuk melakukan

    aktivitas budidaya tanaman sekaligus berdiskusi

    tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

    pelestarian lingkungan. Tahun 2011, seluruh desa

    di Kecamatan Kluet Timur akan terdanai melalui

    Bantuan Langsung Masyarakat ( untuk

    usulan pelatihan pembuatan kompos dan

    pestisida organik. Menyikapi hal tersebut, seluruh

    peserta Kebun Belajar yang tergabung dalam

    kelompok Pelita bersiap diri untuk menjadi

    narasumber lokal dalam pelatihan tersebut.

    Peserta Kebun Belajar yang berasal dari desa-

    desa di Kecamatan Kluet Timur dapat menjadi

    tokoh kunci dalam penyebaran informasi yangberkaitan dengan PNPM LMP sekaligus dapat

    mempengaruhi masyarakat di desanya untuk

    dapat terlibat secara aktif dalam upaya

    pelestarian lingkungan. Pengetahuan yang telah

    diperoleh selama melakukan kegiatan di demplot

    dapat diadopsi dan disebarluaskan kepada

    masyarakat di sekitarnya sehingga diharapkan

    dapat merubah pola pertanian yang dilakukan

    oleh masyarakat di Kecamatan Kluet Timur yangbergantung kepada bahan-bahan kimia mengarah

    kepada pertanian ramah lingkungan.

    Sesuai dengan namanya, semoga kelompok

    Kebun Belajar Pelita dapat memberikan cahaya

    yang menerangi masyarakat Kluet Timur untuk

    mengarah kepada langkah-langkah yang lebih

    peduli dan berpihak kepada lingkungan. Sehingga

    kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam PNPM

    LMP tepat sasaran dan berdampak positif

    terhadap masyarakat. ***

    BLM)

    Penanggung JawabAkbar A. Digdo

    RedakturIan M Hilman

    EditorAkbar A. DigdoAgustinus WijayantoIan M Hilman

    KontributorEdyson ManeasaIndra KurniaVivin SusantieNano SudarnoMarde Syahni

    Grafis & Tata LetakTim Kreatif CSO

    Kredit FotoEdyson Maneasa

    Vivin SusantieNano SudarnoMarde Syahni

    Alamat RedaksiJl. Burangrang No.18Bogor 16151Telp. 0251-8306029

    Kebun Bibit Desa (KBD) merupakan bagian isuyang dikuatkan kepada masyarakat demiterciptanya kemandirian masyarakat desa dalampengelolaan lingkungan. Dengan KBD diharapkanmasyarakat secara mandiri dapat memproduksi

    bibit tanaman yang sesuai dengan kebutuhan dancocok dengan kondisi lingkungan setempat.

    Profil kali ini, Irsan Simanjuntak adalah fasilitatorKabupaten Tapanuli Selatan dari LembagaPETRA, yang mendampingi masyarakat untukmewujudkan kebutuhan akan listrik.

    LASP yang menjadi mitra dalam PNPM LMPbersama-sama pemerintah kabupaten SolokSelatan sudah mencoba membuat kerangka

    penyusunan RPJM Desa dengan melibatkanseluruh pelaku pembangunan di tingkat desa dankecamatan, juga tidak lupa isu lingkungan harusmenjadi bagian penting dalam rencanapembangnan. Prosesnya bisa kita sama-sama lihatdalam berita foto pada terbitan newsletter edisikali ini.

    Dari Sulawesi Utara, CSO akan lebihmemfokuskan pendampingan pada kelestariankegiatan BLM yang sudah dan sedang

    dilaksanakan oleh masyarakat. Komposisi timpendamping pun berubah menjadi spesialis di

    masing-masing kegiatan.

    Selamat membaca!

    Dari Redaksi

    4

    Wildlife Conservation Society (WCS) adalah organisasi nirlaba yang peduli pada pelestarian alam dan satwaliaryang berpusat di New York, Amerika Serikat.

    WCS beroperasi di Indonesia berdasarkan MoU (Memorandum of Understanding)dengan Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

  • 7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

    5/8

    Masih terdapatnya lahan kritis yang dapat

    menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah,

    berpotensi untuk direhabilitasi kembali dengan

    tanaman tahunan yang sesuai dengan kondisi lokal

    setempat serta dapat memberikan keuntungan ekonomi

    bagi masyarakat. Upaya yang akan dilakukan oleh

    masyarakat dalam usaha meningkatkan kesuburan lahan

    kritis adalah dengan melakukan penanaman lahan

    tersebut dengan jenis tanaman hutan dan jenis

    tanaman serbaguna, namun sebelum melakukan

    kegiatan penanaman, terlebih dahulu masyarakat

    menciptakan bibit-bibit pohon lokal (kehutanan dan

    buah-buahan) yang sesuai dengan kondisi alam dan

    kebutuhan masyarakat setempat.

    Dalam usahanya, untuk menciptakan bibit tanaman

    hutan dan jenis tanaman serbaguna masih dibatasi oleh

    ketidak mampuan untuk memperoleh bibit yang

    berkualitas. Bertolak dari pengalaman tersebut Ulayat

    sebagai CSO pendamping di propinsi Bengkulu dalam

    PNPM LMP, membangun sebuah konsep kegiatan dalam

    bentuk demonstrasi plot (demplot) kegiatan yaitu

    pembuatan bibit berkualitas berbasis pemberdayaan

    masyarakat dengan nama Demplot Kebun Bibit Desa(KBD). KBD merupakan penyediaan bibit tanaman hutan

    dan jenis nanaman serbaguna Multi Purpose Tree

    Species (MPTS) yang prosesnya dibuat secara swakelola

    dan swadaya oleh kelompok tani, Bibit hasil KBD

    digunakan untuk merehabilitasi dan menanam di lahan

    kritis, lahan kosong dan lahan tidak produktif di

    wilayahnya. Di samping itu, KBD dipakai sarana untuk

    memperbaiki lingkugan dan mengurangi terjadinya

    resiko sosial berupa kemiskinan akibat degradasi hutan

    dan lahan serta sebagai tempat pemberianpengetahuan dan ketrampilan pembuatan persemaian,

    penanaman dengan menggunakan benih/bibit yang

    berkualitas bagi kelompok pengelola demplot dan

    masyarakat umumnya.

    Pembuatan demplot KBD mulai dilakukan pada bulan

    Mei 2011, dengan tahapankegiatan berupa melakukan

    pendampingan penyadaran kepada masyarakat bahwa

    pentingnya untuk membuat dan mengelola KBD

    kemudian mendirikan wahana pembelajaran segabai

    tempat untuk belajar dan saling berbagi informasi

    seputar kegiatan pembibitan. Untuk mendukung

    kelancaraaan dalam melakukan kegaitan, masyarakat

    kemudian menyepakati untuk membentuk kelompok

    pengelola demplot dengan nama Kelompok Petani

    Ramah Lingkungan, dimana kelompok pengelola KBD

    ini didominasi oleh para ibu rumah tangga.

    Ketika dimulainya kegiatan, banyak tantangan yang

    dihadapi oleh kelompok, mulai dari kurangnya

    pastisipasi dari anggota, gangguan binatang ternak

    yang menyebabkan banyak bibit tanaman yang rusak,

    juga terlambatnya proses pengadaan benih

    menyebabkan bibit tidak tumbuh optimal dan

    memperlambat proses kegiatan. Hambatan tersebut

    dengan sendirinya dapat teratasi berkat semangat

    masyarakat yang tinggi, dengan modal swadaya

    masyarakat perlahan berbagai permasalahan yang

    dihadapi mulai dapat diatasi. Sekarang sudah tercipta10.000 bibit tanaman hutan dan buah-buahan yang

    siap untuk ditanam pada lahan kritis.

    Dalam perkembangannya kedepan masih banyak

    pengetahuan yang harus diberikan kepada kelompok

    dalam mengelola demplot, salah satunya adalah

    kemampuan dalam memproduksi bibit dengan cara

    generatif maupun vegetatif. Sehingga harapan

    kelompok masyarakat untuk mewujudkan daerahnya

    sebagai sentra bibit lokal yang unggul dan berkualitasjuga menjadi salah satu solusi untuk membantu usaha

    perbaikan lingkungan serta meningkatkan ekomoni

    masyarakat dapat terujud. ***

    5

    sambungan dari hal. 1

    Kelompok pengelola demplot KBD yang didominasi kaum perempuan

    Foto : Dok. CSO Bengkulu

  • 7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

    6/8

    Rapat Koordinasi PNPM LMPSulawesi UtaraOleh: Edyson Maneasa

    Koordinator CSO Provinsi Sulawesi Utara

    Peningkatan kinerja dari semua pelaku terutama

    konsultan di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi

    menjadi wajib dalam melakukan pendampingan

    terhadap masyarakat miskin, sebab itu forum

    koordinasi yang digelar hari ini dapat memberikan

    gambaran tentang potret terkini terhadap progres,

    mekanisme dan tahapan kegiatan program yang

    meliputi: pencapaian target kegiatan, realisasipembiayaan kegiatan sampai pada tahapan serah terima

    hasil kegiatan, serta permasalahan dan upaya

    pemecahan yang dilakukan.

    Untuk mendukung keberhasilan

    implementasi PNPM LMP, diharapkan

    Satker Kabupaten dapat mengalokasikan

    dana Pembinaan Administrasi Program

    (PAP) melalui APBD, sebagai wujud

    kebersamaan untuk bersama-sama

    mengentaskan kemiskinan.

    Itulah beberapa himbauan yang disampaikan Kepala

    BPMPD Propinsi Sulawesi Utara kepada peserta rakor

    yang dilaksanakan di Hotel Sintesa Peninsula Manado.Pada tanggal 26 Agustus 2011 dilaksanakan Rapat

    Koordinasi PNPM LMP tingkat Provinsi Sulawesi Utara.

    Rakor ini dilaksanakan oleh Satker PNPM Provinsi

    dengan mengundang seluruh pelaku dari tingkat

    Provinsi hingga kecamatan dengan fokus pada konsultan

    dan PJO Kabupaten (atau Kepala BPMPD) serta PJO

    Kecamatan. Tujuan rakor provinsi ini adalah Pembinaan

    dan pengendalian seluruh tahapan PNPM LMP di

    Provinsi Sulawesi Utara.

    CSO menyampaikan beberapa perubahan bentuk

    pendampingan terhadap implementasi program pada

    rakor tersebut. Jika pada siklus 2008-2010 bentuk

    pendampingan banyak dilakukan pada tahapan

    perencanaan dan pelaksanaan, pada siklus 2011 dan

    2012 ini CSO akan menfokuskan pendampingan lebih

    intensif pada tahapan pelestarian. Komposisi struktur

    personil juga mengalami perubahan, jika sebelumnya

    terdapat fasilitator ditingkat kabupaten saat ini lebih

    mengarah pada spesialisasi masing-masing, yangmeliputi Spesialis Pengelolaan Sumber Daya Alam,

    Spesialis Energi Terbarukan, Spesialis Pembangunan

    Berkelanjutan, Spesialis Penyadartahuan, serta Spesialis

    GIS, Monitoring dan Evaluasi.

    Paparan narasumber dalam acara rapat koordinasi

    Foto : Edyson Maneasa

    6

  • 7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

    7/8

    Pada bagian akhir rakor tersebut menghasilkan sejumlah

    rekomendasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam

    implementasi PNPM LMP di Sulawesi Utara, yang

    meliputi:

    Rekomendasi kepada Satker:

    1. Mendorong pembentukan Peraturan Daerah tentang

    Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Desa

    (RPJM-Desa) sebagai payung hukum dan acuan bagipemerintah dan masyarakat desa dalam menyusun,

    merencanakan dan melaksanakan pembangunan di

    desa.

    2. Mendorong pemberdayaan setrawan sebagai salah

    satu pelaku PNPM LMP di kabupaten dan kecamatan

    dalam mendukung pencapaian tujuan PNPM LMP.

    3. Mendorong Pemerintah Daerah dan DPRD agar

    mengalokasikan anggaran dalam APBD kabupaten

    untuk mendukung pelaksanaan kegiatan

    pendampingan program PNPM LMP.4. Mendorong pemerintah kabupaten/kecamatan

    untuk melestarikan hasil-hasil kegiatan PNPM LMP

    melalui integrasinya dengan program/rencana kerja

    SKPD terkait.

    Rekomendasi kepada Konsultan:

    1. Verifikasi kegiatan biogas perlu memperhatikan

    ketersediaan bahan baku.

    2. FKL perlu melakukan pendampingan kepada UPK

    dalam penyaluran dana ke TPK.3. Meningkatkan sosialisasi kegiatan PNPM LMP kepada

    masyarakat sehingga prinsip, prosedur, dan teknis

    kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan

    program.

    4. PTO terbaru harus segera didistribusikan kepada

    semua pelaku sebagai pegangan dalam

    melaksanakan kegiatan.

    5. Melakukan penyesuaian biaya terhadap operasional

    kegiatan yang tinggi.

    Rekomendasi kepada CSO:

    1. Melakukan pendampingan intensif terhadap

    kegiatan-kegiatan spesifik seperti: solar cell,

    ekowisata dan pemanfaatan asap cair.

    2. Memperkuat Tim Pengelola Operasi dan Pemelihara

    (TPOP) di tingkat kecamatan dan Kelompok

    Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) di tingkat desa

    dalam melakukan pelestarian hasil kegiatan BLM

    PNPM LMP.

    3. Membantu memperbaiki proposal kegiatan yang

    terpilih agar implemetasi keberpihakan kepada

    lingkungan menjadi nampak.

    4. Melakukan pendampingan terhadap desa-desa

    dalam mewujudkan proses pembangun

    berkelanjutan, seperti penguatan terhadap

    penyusunan dan pelaksanaan peraturan desa dan

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.

    5. Membantu Satker dalam melakukan penguatan

    terhadap setrawan di tingkat kabupaten dan

    kecamatan. ***

    7Pemaparan CSO dalam Rakor Propinsi

    Foto : Edyson Maneasa

  • 7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf

    8/8

    Tema Foto

    Narasi : Marde Syahni, LASP

    Foto : LASP Sumbar

    8

    Workshop RPJM Hijaudi Solok Selatan, Sumatera Barat

    ola integrasi antara rencana pembangunan di

    tingkat desa dengan program pembangunanPpemerintah, harus tertuang dalam dokumenRencana Pembanguan Jangka Menengah Desa (RPJM-

    Desa). Hal ini untuk menciptakan keselarasan antara

    program pembangunan pemerintah dengan misi

    pembangunan desa, dan yang paling penting adalah

    menimbulkan rasa memiliki dari pelaku pembangunan

    itu sendiri terhadap program yang dijalankan.

    Sebagai upaya CSO dalam rangka mendukung

    peningkatan kapasitas pemerintah lokal dalam rangka

    meningkatkan merencanakan pembangunan daerah

    yang berbasis lingkungan, pada tanggal 26 - 27

    September 2011 di Wisma Umy Kalsum Muara Labuh,

    Kabupaten Solok Selatan bersama pemerintah

    kabuoaten Solok Selatan mengadakan agenda

    Workshop RPJM Green di tingkat kabupaten. Tujuan

    utama diangkatkannya agenda berskala nasional ini,

    agar setiap nagari/desa yang menjadi bagian wilayahpilot projek PNPM LMP memiliki perencanaan yang

    kuat dan matang terhadap pengelolaan lingkungan di

    nagari/desanya masing - masing untuk 5 tahun

    kedepan. Sehingga setiap nagari tersebut akan memilki

    acuan yang jelas dalam mengajukan usulan - usulan

    dalam PNPM LMP.

    Sesi bedah RPJM oleh setiap nagari di tiap kecamatan.

    Dua belas nagari yang hadir melakukan pengkajian

    terhadap potensi dan permasalahan lingkungan yang

    ada di lokasi masing masing.

    Antusiasme peserta sangat tampak dari setiap diskusi

    yang dilakukan. Bahkan FK pun menyatakan

    kesiapannya untuk mulai membahas lebih tajam RPJM

    Nagari sebagai tindak lanjut dari kegiatan Workshop

    RPJM Green ini.

    Pemaparan maksud dan tujuan dilaksanakannya

    Workshop RPJM Hijau dari CSO