Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
-
Upload
yanu-hardi -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
-
7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
1/8
desaku hijauwahana wacana dan warta lingkungan hidup v o l . 1 n o . 4 | 2 0 1 1
Newsletter desakuhijau merupakan satu alat komunikasi dalam
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan
yang sedang berlangsung di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Bengkulu dan Sulawesi Utara. Cerita dan foto dari berbagai
lokasi diharapkan dapat memberikan motivasi agar masyarakat
semakin terpacu dalam mnumbuhkembangkan pembangunan desa
yang berbasis lingkungan.
DAFTAR ISI
Kebun Bibit Desa :Solusi Perbaikan Lahan Kritis
Tema Foto:Workshop RPJM HijauKabupaten Solok SelatanProvinsi Sumatera Barat
Profil Tokoh :Irsan Simanjuntak
Pelita Untuk Kluet Timur
Rapat Koordinasi PNPM LMPSulawesi Utara
Kebun Bibit Desa :Solusi Perbaikan Lahan Kritis
Oleh: Vivin SusantieAsisten CSO Provinsi Bengkulu
bersambung ke hal. 5
www.desakuhijau.org
Masyarakat Mandiri,Lingkungan Lestari
Bibit pohon di demplot Kebun Bibit Desa, Kabupaten Kaur
Foto : Dok. CSO Bengkulu
Masih terdapatnya lahan kritisyang dapat menyebabkan terjadinya
kemerosotan kesuburan tanah,
berpotensi untuk direhabilitasi kembali
dengan tanaman tahunan yang sesuai
dengan kondisi lokal setempat
serta dapat memberikan
keuntungan ekonomi bagi masyarakat.
ecara administratif, Desa Padang Manis terletak
di dalam wilayah Kecamatan Kaur UtaraSKabupaten Kaur, di sebelah Utara berbatasandengan sungai Bandu Agung, sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Perugaian, sebelah Selatan
berbatasan Desa Tanjung Ganti II Kecamatan Kelam
Tengah dan di sebelah Barat berbatasan dengan Suka
Nanti Kecamatan Lungkang Kule. Luas wilayah Desa
Padang Manis adalah 1500 Ha, yang terdiri dari 70%
berupa daratan yang bertofografi berbukit-bukit, dan
sisanya 30% berupa daratan yang dimanfaatkan
sebagai lahan pemukiman, pertanian dan
persawahan.
-
7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
2/82
Profil Tokoh
Menerangi Kampung
dengan Pikohidro
Irsan Simanjuntak :
Kecintaanya dengan aktifitas pemberdayaan
masyarakat kini semakin bertambah mana kala ia
berkesempatan berkarya dalam program PNPM
LMP di Provinsi Sumatera Utara. Ia bergabung
dengan Yayasan PETRA dan bertanggungjawab
sebagai CSO di Kabupaten Tapanuli Selatan. Ia
mendampingi tahapan-tahapan kegiatan di dalamsiklus PNPM LMP, di luar siklus, ia mengembangkan
de dan pengetahuannya bersama dengan
masyarakat untuk membuat demplot Biogas di
Kecamatan Batang Toru dan Demplot Pikohidro di
Kecamatan Aek Bila. Ia berharap, bahwa demplot
biogas dan pikohidro tidak hanya menjadi
pengetahuan sesaat saja, namun berkeinginan kuat
agar masyarakat dapat mereplikasi biogas dan
pikohidro dan kini telah menunjukkan hasilnya.
Di pertengahan tahun 2010, demplot pikohidro
telah dibuat di Desa Tapus Godang, desa yang
terletak di Kecamatan Aek Billa ini merupakan salah
satu desa yang kesulitan listrik dan tidak terjangkau
oleh jaringan PLTMH. Saat ini pikohidro yang
dibuat baru berkapasitas 600 Watt dan terfokus
untuk penerangan fasilitas umum seperti jalan
desa, musholla, pemandian umum, penerang
embatan, balai desa.
Selama proses perencanaan hingga pemeliharaan,
kegiatan ini mengundang banyak perhatian
masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Tapus
Godang. Kerlip lampu yang menyala di Tapus
Godang menarik perhatian dan minat masyarakat
dari desa lainnya. Pikohidro oleh masyarakat Desa
Tapus Godang dinilai sederhana, mudah dioperasikan
dan murah sehingga menginspirasi mereka
membuat pikohidro untuk kebutuhan penerangan dirumahnya. Tak kurang dari 101 KK yang ada di Desa
Tapus Godang merasakan manfaat penerangan dari
pikohidro terutama untuk aktifitas di desa. Mudah,
murah dan sederhana itulah pikohidro dalam
anggapan masyarakat di sekitar Desa Tapus Godang.
Di awal tahun 2011 telah terpasang satu pikohidro di
Desa Aek Tangga dengan pemanfaat 21 KK.
Pikohidro di desa ini dipasang untuk kebutuhan
individu, namun dalam implementasinya juga
dipasang untuk fasilitas umum seperti jalan dan
pemandian umum, jarak Desa Aek Tangga ke Desa
Tapus Godang sekitar 8 km.
Tidak hanya Desa Aek Tangga yang terinspirasi oleh
upaya pemanfaatan SDA sebagai energi terbarukan
yang dilakukan oleh Irsan Simanjuntak, namun kini
telah terdata 3 desa lainnya yang dalam proses
pembuatan pikohidro yaitu Desa Sipiongot 200 KK
dimana terdapat, 10 orang anggota kelompokmasyarakat desa yang bahu-membahu secara
swadaya untuk pengadaan pikohidro berkapasitas
3000 watt, Desa Gunung Maria 11 KK dan Desa Sibio-
Bio 60 KK. Desa-desa tersebut berada di Kecamatan
Dolok, kecamatan di luar wilayah program PNPM
LMP, dengan pembiayaan seluruhnya dari swadaya
masyarakat. Untuk bantuan teknis dan pelatihan
serta narasumber, masyarakat meminta bantuan
kepada tim CSO di Tapanuli Selatan.
:::::
BiodataIrsan Simanjuntak
Faskab. PNPM LMP Kab. Tapanuli Selatan
Belum Nikah
Yayasan PETRA
Ds. Batangmihajulu, Kec. Sipirok
Kab. Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Jurusan Manajemen Sumber Daya Hutan
Nama Lengkap
Pekerjaan
Nama Istri
Lembaga
Alamat
Pendidikan : Institut Pertanian Bogor
Fakultas Kehutanan
-
7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
3/8
Pelita terbentuk dari adanya kegiatan demplot
(demonstration plot) Kebun Belajar yang
dilakukan oleh Civil Society Organization (CSO)
dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Lingkungan Mandiri Perdesaan
( ). Peserta yang terlibat dalam
kelompok Pelita ini adalah masyarakat yang
berasal dari 7 (tujuh) desa yang terdapat di
Kecamatan Kluet Timur. Pelita terbentuk padabulan Maret tahun 2011 dari hasil kegiatan
Lokakarya Merancang Demplot Kebun Belajar.
Jumlah peserta yang terlibat dalam kelompok
ini sebanyak 30 orang.
PNPM LMP
Terbentuknya kelompok Pelita adalah untuk
merespon kondisi lingkungan khususnya
aktivitas pertanian di Kecamatan Kluet Timur
yang cukup banyak menggunakan bahan-
bahan kimia dalam memproduksi hasil-hasil
pertanian dan banyaknya lahan kebun di
daerah ini yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Sehingga melalui kelompok Pelita
yang melakukan kegiatan di Kebun Belajardapat merubah pola pertanian di daerah ini
agar lebih ramah lingkungan dan dapat
mengoptimalkan sumber daya yang tersedia
dalam mendukung bidang pertanian.
Melalui kegiatan di demplot Kebun Belajar,
peserta di kelompok ini telah mengikuti
beberapa pelatihan yang terkait dengan
pertanian ramah lingkungan, antara lain :pelatihan pembuatan Mikroorganisme Lokal
( , pembuatan kompos, pembuatan
pestisida alami, pengelolaan kebun dan
MOL)
Yang dimaksud dengan Pelita disinibukanlah alat atau benda untuk
menerangi dalam kondisi gelap. Tetapi
Pelita disini adalah Pelestarian
Lingkungan Kita, sebuah nama kelompok
masyarakat yang terbentuk di Kecamatan
Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan.
3
Pelita Untuk Kluet TimurOleh: Indra Kurnia/YOSL OIC
Praktek pembuatan kompos
Foto : Dok. WCS
-
7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
4/8
perawatan tanaman kakao, serta teknik
peremajaan tanaman kakao.
Anggota kelompok juga belajar membudidayakan
tanaman muda dan tanaman keras. Tanaman
keras yang dibudidayakan adalah kakao dan ingul,
sedangkan untuk tanaman muda seperti sawi,
timun, cabai, dan lain-lain.
Peserta Kebun Belajar secara rutin berkumpul
seminggu sekali di demplot untuk melakukan
aktivitas budidaya tanaman sekaligus berdiskusi
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
pelestarian lingkungan. Tahun 2011, seluruh desa
di Kecamatan Kluet Timur akan terdanai melalui
Bantuan Langsung Masyarakat ( untuk
usulan pelatihan pembuatan kompos dan
pestisida organik. Menyikapi hal tersebut, seluruh
peserta Kebun Belajar yang tergabung dalam
kelompok Pelita bersiap diri untuk menjadi
narasumber lokal dalam pelatihan tersebut.
Peserta Kebun Belajar yang berasal dari desa-
desa di Kecamatan Kluet Timur dapat menjadi
tokoh kunci dalam penyebaran informasi yangberkaitan dengan PNPM LMP sekaligus dapat
mempengaruhi masyarakat di desanya untuk
dapat terlibat secara aktif dalam upaya
pelestarian lingkungan. Pengetahuan yang telah
diperoleh selama melakukan kegiatan di demplot
dapat diadopsi dan disebarluaskan kepada
masyarakat di sekitarnya sehingga diharapkan
dapat merubah pola pertanian yang dilakukan
oleh masyarakat di Kecamatan Kluet Timur yangbergantung kepada bahan-bahan kimia mengarah
kepada pertanian ramah lingkungan.
Sesuai dengan namanya, semoga kelompok
Kebun Belajar Pelita dapat memberikan cahaya
yang menerangi masyarakat Kluet Timur untuk
mengarah kepada langkah-langkah yang lebih
peduli dan berpihak kepada lingkungan. Sehingga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam PNPM
LMP tepat sasaran dan berdampak positif
terhadap masyarakat. ***
BLM)
Penanggung JawabAkbar A. Digdo
RedakturIan M Hilman
EditorAkbar A. DigdoAgustinus WijayantoIan M Hilman
KontributorEdyson ManeasaIndra KurniaVivin SusantieNano SudarnoMarde Syahni
Grafis & Tata LetakTim Kreatif CSO
Kredit FotoEdyson Maneasa
Vivin SusantieNano SudarnoMarde Syahni
Alamat RedaksiJl. Burangrang No.18Bogor 16151Telp. 0251-8306029
Kebun Bibit Desa (KBD) merupakan bagian isuyang dikuatkan kepada masyarakat demiterciptanya kemandirian masyarakat desa dalampengelolaan lingkungan. Dengan KBD diharapkanmasyarakat secara mandiri dapat memproduksi
bibit tanaman yang sesuai dengan kebutuhan dancocok dengan kondisi lingkungan setempat.
Profil kali ini, Irsan Simanjuntak adalah fasilitatorKabupaten Tapanuli Selatan dari LembagaPETRA, yang mendampingi masyarakat untukmewujudkan kebutuhan akan listrik.
LASP yang menjadi mitra dalam PNPM LMPbersama-sama pemerintah kabupaten SolokSelatan sudah mencoba membuat kerangka
penyusunan RPJM Desa dengan melibatkanseluruh pelaku pembangunan di tingkat desa dankecamatan, juga tidak lupa isu lingkungan harusmenjadi bagian penting dalam rencanapembangnan. Prosesnya bisa kita sama-sama lihatdalam berita foto pada terbitan newsletter edisikali ini.
Dari Sulawesi Utara, CSO akan lebihmemfokuskan pendampingan pada kelestariankegiatan BLM yang sudah dan sedang
dilaksanakan oleh masyarakat. Komposisi timpendamping pun berubah menjadi spesialis di
masing-masing kegiatan.
Selamat membaca!
Dari Redaksi
4
Wildlife Conservation Society (WCS) adalah organisasi nirlaba yang peduli pada pelestarian alam dan satwaliaryang berpusat di New York, Amerika Serikat.
WCS beroperasi di Indonesia berdasarkan MoU (Memorandum of Understanding)dengan Departemen Kehutanan Republik Indonesia.
-
7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
5/8
Masih terdapatnya lahan kritis yang dapat
menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah,
berpotensi untuk direhabilitasi kembali dengan
tanaman tahunan yang sesuai dengan kondisi lokal
setempat serta dapat memberikan keuntungan ekonomi
bagi masyarakat. Upaya yang akan dilakukan oleh
masyarakat dalam usaha meningkatkan kesuburan lahan
kritis adalah dengan melakukan penanaman lahan
tersebut dengan jenis tanaman hutan dan jenis
tanaman serbaguna, namun sebelum melakukan
kegiatan penanaman, terlebih dahulu masyarakat
menciptakan bibit-bibit pohon lokal (kehutanan dan
buah-buahan) yang sesuai dengan kondisi alam dan
kebutuhan masyarakat setempat.
Dalam usahanya, untuk menciptakan bibit tanaman
hutan dan jenis tanaman serbaguna masih dibatasi oleh
ketidak mampuan untuk memperoleh bibit yang
berkualitas. Bertolak dari pengalaman tersebut Ulayat
sebagai CSO pendamping di propinsi Bengkulu dalam
PNPM LMP, membangun sebuah konsep kegiatan dalam
bentuk demonstrasi plot (demplot) kegiatan yaitu
pembuatan bibit berkualitas berbasis pemberdayaan
masyarakat dengan nama Demplot Kebun Bibit Desa(KBD). KBD merupakan penyediaan bibit tanaman hutan
dan jenis nanaman serbaguna Multi Purpose Tree
Species (MPTS) yang prosesnya dibuat secara swakelola
dan swadaya oleh kelompok tani, Bibit hasil KBD
digunakan untuk merehabilitasi dan menanam di lahan
kritis, lahan kosong dan lahan tidak produktif di
wilayahnya. Di samping itu, KBD dipakai sarana untuk
memperbaiki lingkugan dan mengurangi terjadinya
resiko sosial berupa kemiskinan akibat degradasi hutan
dan lahan serta sebagai tempat pemberianpengetahuan dan ketrampilan pembuatan persemaian,
penanaman dengan menggunakan benih/bibit yang
berkualitas bagi kelompok pengelola demplot dan
masyarakat umumnya.
Pembuatan demplot KBD mulai dilakukan pada bulan
Mei 2011, dengan tahapankegiatan berupa melakukan
pendampingan penyadaran kepada masyarakat bahwa
pentingnya untuk membuat dan mengelola KBD
kemudian mendirikan wahana pembelajaran segabai
tempat untuk belajar dan saling berbagi informasi
seputar kegiatan pembibitan. Untuk mendukung
kelancaraaan dalam melakukan kegaitan, masyarakat
kemudian menyepakati untuk membentuk kelompok
pengelola demplot dengan nama Kelompok Petani
Ramah Lingkungan, dimana kelompok pengelola KBD
ini didominasi oleh para ibu rumah tangga.
Ketika dimulainya kegiatan, banyak tantangan yang
dihadapi oleh kelompok, mulai dari kurangnya
pastisipasi dari anggota, gangguan binatang ternak
yang menyebabkan banyak bibit tanaman yang rusak,
juga terlambatnya proses pengadaan benih
menyebabkan bibit tidak tumbuh optimal dan
memperlambat proses kegiatan. Hambatan tersebut
dengan sendirinya dapat teratasi berkat semangat
masyarakat yang tinggi, dengan modal swadaya
masyarakat perlahan berbagai permasalahan yang
dihadapi mulai dapat diatasi. Sekarang sudah tercipta10.000 bibit tanaman hutan dan buah-buahan yang
siap untuk ditanam pada lahan kritis.
Dalam perkembangannya kedepan masih banyak
pengetahuan yang harus diberikan kepada kelompok
dalam mengelola demplot, salah satunya adalah
kemampuan dalam memproduksi bibit dengan cara
generatif maupun vegetatif. Sehingga harapan
kelompok masyarakat untuk mewujudkan daerahnya
sebagai sentra bibit lokal yang unggul dan berkualitasjuga menjadi salah satu solusi untuk membantu usaha
perbaikan lingkungan serta meningkatkan ekomoni
masyarakat dapat terujud. ***
5
sambungan dari hal. 1
Kelompok pengelola demplot KBD yang didominasi kaum perempuan
Foto : Dok. CSO Bengkulu
-
7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
6/8
Rapat Koordinasi PNPM LMPSulawesi UtaraOleh: Edyson Maneasa
Koordinator CSO Provinsi Sulawesi Utara
Peningkatan kinerja dari semua pelaku terutama
konsultan di tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi
menjadi wajib dalam melakukan pendampingan
terhadap masyarakat miskin, sebab itu forum
koordinasi yang digelar hari ini dapat memberikan
gambaran tentang potret terkini terhadap progres,
mekanisme dan tahapan kegiatan program yang
meliputi: pencapaian target kegiatan, realisasipembiayaan kegiatan sampai pada tahapan serah terima
hasil kegiatan, serta permasalahan dan upaya
pemecahan yang dilakukan.
Untuk mendukung keberhasilan
implementasi PNPM LMP, diharapkan
Satker Kabupaten dapat mengalokasikan
dana Pembinaan Administrasi Program
(PAP) melalui APBD, sebagai wujud
kebersamaan untuk bersama-sama
mengentaskan kemiskinan.
Itulah beberapa himbauan yang disampaikan Kepala
BPMPD Propinsi Sulawesi Utara kepada peserta rakor
yang dilaksanakan di Hotel Sintesa Peninsula Manado.Pada tanggal 26 Agustus 2011 dilaksanakan Rapat
Koordinasi PNPM LMP tingkat Provinsi Sulawesi Utara.
Rakor ini dilaksanakan oleh Satker PNPM Provinsi
dengan mengundang seluruh pelaku dari tingkat
Provinsi hingga kecamatan dengan fokus pada konsultan
dan PJO Kabupaten (atau Kepala BPMPD) serta PJO
Kecamatan. Tujuan rakor provinsi ini adalah Pembinaan
dan pengendalian seluruh tahapan PNPM LMP di
Provinsi Sulawesi Utara.
CSO menyampaikan beberapa perubahan bentuk
pendampingan terhadap implementasi program pada
rakor tersebut. Jika pada siklus 2008-2010 bentuk
pendampingan banyak dilakukan pada tahapan
perencanaan dan pelaksanaan, pada siklus 2011 dan
2012 ini CSO akan menfokuskan pendampingan lebih
intensif pada tahapan pelestarian. Komposisi struktur
personil juga mengalami perubahan, jika sebelumnya
terdapat fasilitator ditingkat kabupaten saat ini lebih
mengarah pada spesialisasi masing-masing, yangmeliputi Spesialis Pengelolaan Sumber Daya Alam,
Spesialis Energi Terbarukan, Spesialis Pembangunan
Berkelanjutan, Spesialis Penyadartahuan, serta Spesialis
GIS, Monitoring dan Evaluasi.
Paparan narasumber dalam acara rapat koordinasi
Foto : Edyson Maneasa
6
-
7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
7/8
Pada bagian akhir rakor tersebut menghasilkan sejumlah
rekomendasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam
implementasi PNPM LMP di Sulawesi Utara, yang
meliputi:
Rekomendasi kepada Satker:
1. Mendorong pembentukan Peraturan Daerah tentang
Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Desa
(RPJM-Desa) sebagai payung hukum dan acuan bagipemerintah dan masyarakat desa dalam menyusun,
merencanakan dan melaksanakan pembangunan di
desa.
2. Mendorong pemberdayaan setrawan sebagai salah
satu pelaku PNPM LMP di kabupaten dan kecamatan
dalam mendukung pencapaian tujuan PNPM LMP.
3. Mendorong Pemerintah Daerah dan DPRD agar
mengalokasikan anggaran dalam APBD kabupaten
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
pendampingan program PNPM LMP.4. Mendorong pemerintah kabupaten/kecamatan
untuk melestarikan hasil-hasil kegiatan PNPM LMP
melalui integrasinya dengan program/rencana kerja
SKPD terkait.
Rekomendasi kepada Konsultan:
1. Verifikasi kegiatan biogas perlu memperhatikan
ketersediaan bahan baku.
2. FKL perlu melakukan pendampingan kepada UPK
dalam penyaluran dana ke TPK.3. Meningkatkan sosialisasi kegiatan PNPM LMP kepada
masyarakat sehingga prinsip, prosedur, dan teknis
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
program.
4. PTO terbaru harus segera didistribusikan kepada
semua pelaku sebagai pegangan dalam
melaksanakan kegiatan.
5. Melakukan penyesuaian biaya terhadap operasional
kegiatan yang tinggi.
Rekomendasi kepada CSO:
1. Melakukan pendampingan intensif terhadap
kegiatan-kegiatan spesifik seperti: solar cell,
ekowisata dan pemanfaatan asap cair.
2. Memperkuat Tim Pengelola Operasi dan Pemelihara
(TPOP) di tingkat kecamatan dan Kelompok
Pemanfaat dan Pemelihara (KPP) di tingkat desa
dalam melakukan pelestarian hasil kegiatan BLM
PNPM LMP.
3. Membantu memperbaiki proposal kegiatan yang
terpilih agar implemetasi keberpihakan kepada
lingkungan menjadi nampak.
4. Melakukan pendampingan terhadap desa-desa
dalam mewujudkan proses pembangun
berkelanjutan, seperti penguatan terhadap
penyusunan dan pelaksanaan peraturan desa dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.
5. Membantu Satker dalam melakukan penguatan
terhadap setrawan di tingkat kabupaten dan
kecamatan. ***
7Pemaparan CSO dalam Rakor Propinsi
Foto : Edyson Maneasa
-
7/24/2019 Desakuhijau_Vol1_no4-small.pdf
8/8
Tema Foto
Narasi : Marde Syahni, LASP
Foto : LASP Sumbar
8
Workshop RPJM Hijaudi Solok Selatan, Sumatera Barat
ola integrasi antara rencana pembangunan di
tingkat desa dengan program pembangunanPpemerintah, harus tertuang dalam dokumenRencana Pembanguan Jangka Menengah Desa (RPJM-
Desa). Hal ini untuk menciptakan keselarasan antara
program pembangunan pemerintah dengan misi
pembangunan desa, dan yang paling penting adalah
menimbulkan rasa memiliki dari pelaku pembangunan
itu sendiri terhadap program yang dijalankan.
Sebagai upaya CSO dalam rangka mendukung
peningkatan kapasitas pemerintah lokal dalam rangka
meningkatkan merencanakan pembangunan daerah
yang berbasis lingkungan, pada tanggal 26 - 27
September 2011 di Wisma Umy Kalsum Muara Labuh,
Kabupaten Solok Selatan bersama pemerintah
kabuoaten Solok Selatan mengadakan agenda
Workshop RPJM Green di tingkat kabupaten. Tujuan
utama diangkatkannya agenda berskala nasional ini,
agar setiap nagari/desa yang menjadi bagian wilayahpilot projek PNPM LMP memiliki perencanaan yang
kuat dan matang terhadap pengelolaan lingkungan di
nagari/desanya masing - masing untuk 5 tahun
kedepan. Sehingga setiap nagari tersebut akan memilki
acuan yang jelas dalam mengajukan usulan - usulan
dalam PNPM LMP.
Sesi bedah RPJM oleh setiap nagari di tiap kecamatan.
Dua belas nagari yang hadir melakukan pengkajian
terhadap potensi dan permasalahan lingkungan yang
ada di lokasi masing masing.
Antusiasme peserta sangat tampak dari setiap diskusi
yang dilakukan. Bahkan FK pun menyatakan
kesiapannya untuk mulai membahas lebih tajam RPJM
Nagari sebagai tindak lanjut dari kegiatan Workshop
RPJM Green ini.
Pemaparan maksud dan tujuan dilaksanakannya
Workshop RPJM Hijau dari CSO