Desain Tata Letak

17
BAB II ISI 2.1 Pengertian Tata Letak Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk 3

description

manajemen opreasional

Transcript of Desain Tata Letak

Page 1: Desain Tata Letak

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Tata Letak

Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang

membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan

tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk

mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat

tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah

operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis

karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses,

fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra

perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah

strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan

strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang

memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

2.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak

Tujuan perencanaan lay out/ tata letak yang baik yaitu :

a.   Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik

b.   Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja

c.   Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar

d.  Meminimumkan hambatan pada kesehatan

3

Page 2: Desain Tata Letak

4

e.       Meminimumkan usaha membawa bahan

Efektifitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, sebagai berikut :

a. Penanganan material – perencanaan tata letak harus memperhatikan gerakan

dari material atau manusia yang bekerja. Gerakan material akan berdampak

pada biaya penanganan material, biasanya mempunyai pengaruh yang cukup

signifikan bagi biaya produksi.

b. Utilisasi ruang – utilisasi ruang dan energi merupakan salah satu faktor yang

diperhatikan dalam perencanaa tata letak. Perkembangan teknologi

memungkinkan penataan mesin-mesin tidak dalam arah horizontal, berada

dalam satu lantai, melainkan dapat ke arah vertikal.

c. Mempermudah pemeliharaan – perawatan mesin selain berpengaruh terhadap

mutu produk juga berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak mesin harus

menyediakan ruang gerak yang cukup bagi pemeliharaan mesin.

d. Kelonggaran gerak – perencanaan tata letak tidak saja untuk memperoleh

efisiensi ruang tetapi juga harus memperhatikan kelonggaran gerak bagi

operatot /karyawan. Selain meningkatkan kepuasan karyawan atas kondisi

kerja, kelonggaran gerak dapat mengurangi kecelakaan kerja.

e. Orientasi produk – jenis produk yang dibuat sangat berpengaruh dalam

perencanaa tata letak. Mislanya, produk ukuran besar dan berat, atau

memelukan perhatian khusus dalam penangannya, umumnya menghendaki

suatu tata letak yang tidak membuat produk dipindah-pindah. Sebaliknya,

produk yang berukuran kecil dan ringan yang dengan mudah dapat diangkut

akan menjadi lebih ekonomis apabila diproduksi dengan suatu tata letak yang

berdasarkan proses.

f. Perubahan produk atau disain produk – perencanaan tata letak juga

memperhatikan perubahan jenis produk atau disain produk. Bagi perusahaan

yang jenis produk atau disainnya sering berubah, tata letak mesin harus

sefleksibel mungkin dalam mengadaptasi perubahan.

Page 3: Desain Tata Letak

5

2.3 Tipe – Tipe Tata Letak

Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang

terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan

kantor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau department

store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang,

dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam

pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut:

1.      Tata letak dengan posisi tetap – memenuhi persyaratan tata letak untuk

proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal

laut dan gedung.

2.      Tata letak yang berorientasi pada proses – berhubungan dengan produksi

dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job

shop”, atau produksi terputus).

3.      Tata letak kantor – menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan

ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.

4.      Tata letak ritel – menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas

perilaku pelanggan.

5.      Tata letak gudang – melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan

sistem penanganan bahan.

6.      Tata letak yang berorientasi pada produk – mencari utilisasi karyawan dan

mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.

Page 4: Desain Tata Letak

6

2.4 Tata Letak Dengan Posisi Tetap

Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada

dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat

tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan

laying, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.

 Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan

dengan baik dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang

pertama adalah, terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi

produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi,

membutuhkan bahan yang berbeda;oleh karena itu banyak hal yang menjadi

penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang

dibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk

galangan kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek.

Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada

lokasi, strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat

mungkin di luar lokasi.

2.5 Tata Letak Yang Berorientasi Pada Proses

Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat

menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara

tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini

paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat

penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata

letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah

dengan variasi tinggi.

Page 5: Desain Tata Letak

7

Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan

penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin,

proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan

pada mesin lain dalam departemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik

untuk menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job

lot, dan untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang

berbeda.

Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan

umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam

sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan

penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki

kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan

barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan

pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi

membutuhkan modal yang lebih banyak.

Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, taktik yang

paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah

untuk meminimalkan biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen

yang memiliki aliran komponen atau orang yang banyak di antara mereka harus

didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan

bergantung kepada (1) jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di

antara dua departemen selama beberapa waktu dan (2) biaya memindahkan

muatan (atau orang) yang berkaitan dengan jarak antar-departemen.

Terdapat peranti lunak komputer untuk tata letak berorientasi proses yakni Craft.

Craft sendiri adalah sebuah program (software) computer yang secara sistematis

menguji alternative pengaturan antar-departemen untuk mengurangi biaya

penanganan bahan total.

Page 6: Desain Tata Letak

8

Sel Kerja merupakan susunan mesin dan tenaga kerja yang berfokus

padanpembuatan suatu produk yang saling berkaitan.

Pusat kerja Tergokus adalah mengalihkan produksi dari yang bertujuan umum

dan merupakan fasilitas yang berorientasi proses menjadi sebuah sel kerja besar

yang menjadi bagian dari pabrik yang ada sekarang

Pabrik yang Terfokus adalah sebuah fasilitas permanen yang memproduksi

produk atau komponen pada fasilitas yang berorentasi pada produk.

2.6 Tata letak kantor

Tata letak kantor adalah cara mengelompokan pekerja, perlengkapan mereka, dan

ruang dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan penggerakan

informasi. Perbedaan utama pada letak kantor (office layout) adalah pada

kepentingan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor,

sebagaimana pada manufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran bahan.

Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis

tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh

karena itu, para manajer kantor menguji pola komunikasi baik secara elektronik

maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang

mempengaruhi efektivitas karyawan.

Alat yang berguna untuk analisis tersebut adalah diagram hubungan (relationship

chart). Di sisi lain, terdapat beberapa pertimbangan tata letak yang bersifat umum

(beberapa dapat diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan

dengan kondisi kerja, kerja sama tim, otoritas, dan status. Haruskah semua atau

hanya sebagian wilayah kerja yang diberi AC? Haruskan semua karyawan

menggunakan pintu masuk yang sama, toilet, lemari, dan kantin? Sebagaimana

yang telah disebutkan sebelumnya, keputusan tata letak merupakan perpaduan

antara seni dan ilmu. Hanya sebagian yang berupa ilmu – yang berkaitan dengan

Page 7: Desain Tata Letak

9

aliran bahan dan informasi – yang dapat dianalisi dengan cara yang sama

sebagaimana aliran barang dalam tata letak proses.

 Sebagai komentar terakhir pada tata letak kantor, harus diperhatikan bahwa

terdapat dua kecenderungan utama. Yang pertama, teknologi, seperti telepon

genggam, pager, fax, internet, kantor di rumah, computer jinjing (laptop), dan

PDA, menyebabkan tata letak semakin fleksibel dengan memindahkan informasi

secara elektronis. Yang kedua, perusahaan virtual menciptakan kebutuhan dinamis

akan ruang dan jasa. Kedua perubahan ini cenderung membutuhkan lebih sedikit

karyawan untuk berada di kantor.

2.7 Tata Letak Ritel

Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan

keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian

pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan

produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan

bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan

semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin tinggi. Manajer

operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko keseluruhan

maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut.  

Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara

keseluruhan:

1.    tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas

luar toko. Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan

dasar susu pada satu bagian supermarket bersebelahan dengan produk roti dan

kue-kue.

Page 8: Desain Tata Letak

10

2.    gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan

memiliki nilai keuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik

dan shampoo.

3.    distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” – yaitu

barang-barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja – pada

kedua sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar untuk menjadikan

pengunjung melihat lebih banyak barang yang lain.

4.   gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang

tinggi.

5.    sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi

perhentian pertama bagi pelanggan.

Setelah tata letak ritel telah diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual.

Banyak pertimbangan dalam pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama

tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki

persegi (atau, pada beberapa toko, pada panjang rak). Barang-barang yang

berharga mahal mungkin dapat menghasilkan penjualan yang lebih besar, tetapi

keuntungan per kaki persegi mungkin saja lebih rendah.

2.8 Tata Letak Gudang Dan Penyimpanan

Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik

optimal di antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan

luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah

memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang – yaitu memanfaatkan

volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.

Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengna transportasi

barang masuk, penyimpanan, dan transportasi bahan keluar untuk dimasukan

Page 9: Desain Tata Letak

11

dalam gudang. Biaya-biaya in imeliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasa,

asuransi, dan penyusunan. Tata letak gudang yang efektif juga menimimalkan

kerusakan bahan dalam gudang.

Cross-docking. Cross-docking berarti menghindari penempatan bahan atau

barang-barang dalam gudang dengan langsung memproses mereka saat diterima.

Dalam sebuah fasilitas manufaktur, produk diterima langsung pada lini perakitan.

Pada sebuah pusat distribusi, muatan yang telah diberi label dan disusun

sebelumnya tiba pada dock pengiriman untuk dirute ulang, sehingga menghindari

aktivitas penerimaan secara formal, penghitungan stock/penyimpanan dan

pemilihan pesanan. Karena aktivitas-aktivitas ini tidak menambahkan nilai pada

produk, maka penghilangannya merupakan penghematan biaya sebesar 100%.

Customizing. Walaupun gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil

mungkin dan menyimpannya dalam waktu sesingkat mungkin, sekarang

permintaan yang ada adalah bagaimana gudang dapat melakukan customize

produk. Gudang dapat menjadi tempat di mana nilai ditambahkan melalui

customizing. Kuntomisasi gudang biasanya merupakan cara yang berguna untuk

menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar di mana terdapat perubahan

produk yang sangat cepat. Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di mana

komponen computer dipasang, software dimuat, dan perbaikan dilakukan. Gudang

juga dapat menyediakan label dan pengepakan yang customized untuk pedagang

eceran sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang.

Saat ini semakin banyak gudang ditempatkan bersebelahan dengan bandara

utama, dalam fasilitas seperti yang dimiliki oleh terminal Express di Memphis.

Penambahan nilai pada gudang yang bersebelahan dengan bandara utama

memungkinkan pengiriman satu malam.

Page 10: Desain Tata Letak

12

2.9 Tata Letak Proses Produksi Berulang Dan Berorientasi Pada Produk

Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau

keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah.

Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi

yang digunakan adalah:

1.  volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.

2.   permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman

modal yang besar untuk peralatan khusus.

3.   produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang

memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.

4.    pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang

seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat

dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.

Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi

dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban

modil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan

(assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada

sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini in imerupakan proses yang berulang, dan

dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yangdihabiskan untuk

mengerjakan suatu pekerjaan barus sama atau seimbang dengan waktu yang

dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini

pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh

seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang

dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.

Page 11: Desain Tata Letak

13

Tujuan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah:

1.      Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk

yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.

2.      Biaya penanganan bahan yang rendah

3.      Mengurangi persediaan barang setengah jadi

4.      Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah

5.      Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.

Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:

1.    Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk

menjalankan proses cukup besar.

2.    Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan

seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.

3.    Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat

produksi yang berbeda.

Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali ini

ditujukan pada lini perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk

berjalan melalui wahana yang otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui

serangkaian stasiun kerja hingga selesai. Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi

dan pemanggang kue dibuat, dan roti lapis pada restoran cepat saji dibuat. Tata

letak yang berorientasi pada produk menggunakan peralatan yang lebih otomatis

dan didesain secara khusus dari pada tata letak yang berorientasi pada proses.