Desain Tata Letak
description
Transcript of Desain Tata Letak
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Tata Letak
Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan
tata letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat
tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah
operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis
karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses,
fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelangga, dan citra
perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah
strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan
strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang
memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.
2.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak
Tujuan perencanaan lay out/ tata letak yang baik yaitu :
a. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
b. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
c. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar
d. Meminimumkan hambatan pada kesehatan
3
4
e. Meminimumkan usaha membawa bahan
Efektifitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, sebagai berikut :
a. Penanganan material – perencanaan tata letak harus memperhatikan gerakan
dari material atau manusia yang bekerja. Gerakan material akan berdampak
pada biaya penanganan material, biasanya mempunyai pengaruh yang cukup
signifikan bagi biaya produksi.
b. Utilisasi ruang – utilisasi ruang dan energi merupakan salah satu faktor yang
diperhatikan dalam perencanaa tata letak. Perkembangan teknologi
memungkinkan penataan mesin-mesin tidak dalam arah horizontal, berada
dalam satu lantai, melainkan dapat ke arah vertikal.
c. Mempermudah pemeliharaan – perawatan mesin selain berpengaruh terhadap
mutu produk juga berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak mesin harus
menyediakan ruang gerak yang cukup bagi pemeliharaan mesin.
d. Kelonggaran gerak – perencanaan tata letak tidak saja untuk memperoleh
efisiensi ruang tetapi juga harus memperhatikan kelonggaran gerak bagi
operatot /karyawan. Selain meningkatkan kepuasan karyawan atas kondisi
kerja, kelonggaran gerak dapat mengurangi kecelakaan kerja.
e. Orientasi produk – jenis produk yang dibuat sangat berpengaruh dalam
perencanaa tata letak. Mislanya, produk ukuran besar dan berat, atau
memelukan perhatian khusus dalam penangannya, umumnya menghendaki
suatu tata letak yang tidak membuat produk dipindah-pindah. Sebaliknya,
produk yang berukuran kecil dan ringan yang dengan mudah dapat diangkut
akan menjadi lebih ekonomis apabila diproduksi dengan suatu tata letak yang
berdasarkan proses.
f. Perubahan produk atau disain produk – perencanaan tata letak juga
memperhatikan perubahan jenis produk atau disain produk. Bagi perusahaan
yang jenis produk atau disainnya sering berubah, tata letak mesin harus
sefleksibel mungkin dalam mengadaptasi perubahan.
5
2.3 Tipe – Tipe Tata Letak
Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada tempat yang
terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja (pada pengaturan
kantor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau department
store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi adanya aliran bahan, orang,
dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam
pendekatan telah dikembangkan. Di antara pendekatan tersebut:
1. Tata letak dengan posisi tetap – memenuhi persyaratan tata letak untuk
proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal
laut dan gedung.
2. Tata letak yang berorientasi pada proses – berhubungan dengan produksi
dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi (juga disebut sebagai “job
shop”, atau produksi terputus).
3. Tata letak kantor – menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan
ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.
4. Tata letak ritel – menempatkan rak-rak dan memberikan tanggapan atas
perilaku pelanggan.
5. Tata letak gudang – melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan
sistem penanganan bahan.
6. Tata letak yang berorientasi pada produk – mencari utilisasi karyawan dan
mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.
6
2.4 Tata Letak Dengan Posisi Tetap
Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada
dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat
tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan
laying, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.
Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan
dengan baik dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang
pertama adalah, terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi
produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi,
membutuhkan bahan yang berbeda;oleh karena itu banyak hal yang menjadi
penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang
dibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk
galangan kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek.
Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada
lokasi, strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat
mungkin di luar lokasi.
2.5 Tata Letak Yang Berorientasi Pada Proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara
tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini
paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat
penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata
letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume rendah
dengan variasi tinggi.
7
Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan
penugasan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika terjadi kerusakan pada satu mesin,
proses produksi secara keseluruhan tidak perlu berhenti; pekerjaan dapat dialihkan
pada mesin lain dalam departemen yang sama. Tata letak ini juga sangat baik
untuk menangani produksi komponen dalam batch yang kecil, atau disebut job
lot, dan untuk memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang
berbeda.
Kelemahan tata letak ini terletak pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan
umum. Pesanan akan menghabiskan waktu lebih lama untuk berpindah dalam
sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan mesin yang berubah, dan
penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan, peralatan yang memiliki
kegunaan umum, membutuhkan tenaga kerja yang terampil, dan persediaan
barang setengah jadi menjadi lebih tinggi karena adanya pelatihan dan
pengalaman yang dibutuhkan, dan jumlah barang setengah jadi yang tinggi
membutuhkan modal yang lebih banyak.
Dalam mendesain sebuah tata letak yang berorientasi pada proses, taktik yang
paling lazim digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah
untuk meminimalkan biaya penanganan bahan. Dengan kata lain, departemen
yang memiliki aliran komponen atau orang yang banyak di antara mereka harus
didekatkan satu sama lain. Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan
bergantung kepada (1) jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan di
antara dua departemen selama beberapa waktu dan (2) biaya memindahkan
muatan (atau orang) yang berkaitan dengan jarak antar-departemen.
Terdapat peranti lunak komputer untuk tata letak berorientasi proses yakni Craft.
Craft sendiri adalah sebuah program (software) computer yang secara sistematis
menguji alternative pengaturan antar-departemen untuk mengurangi biaya
penanganan bahan total.
8
Sel Kerja merupakan susunan mesin dan tenaga kerja yang berfokus
padanpembuatan suatu produk yang saling berkaitan.
Pusat kerja Tergokus adalah mengalihkan produksi dari yang bertujuan umum
dan merupakan fasilitas yang berorientasi proses menjadi sebuah sel kerja besar
yang menjadi bagian dari pabrik yang ada sekarang
Pabrik yang Terfokus adalah sebuah fasilitas permanen yang memproduksi
produk atau komponen pada fasilitas yang berorentasi pada produk.
2.6 Tata letak kantor
Tata letak kantor adalah cara mengelompokan pekerja, perlengkapan mereka, dan
ruang dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan penggerakan
informasi. Perbedaan utama pada letak kantor (office layout) adalah pada
kepentingan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor,
sebagaimana pada manufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran bahan.
Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis
tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh
karena itu, para manajer kantor menguji pola komunikasi baik secara elektronik
maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang
mempengaruhi efektivitas karyawan.
Alat yang berguna untuk analisis tersebut adalah diagram hubungan (relationship
chart). Di sisi lain, terdapat beberapa pertimbangan tata letak yang bersifat umum
(beberapa dapat diterapkan pada pabrik dan kantor). Pertimbangan ini berkaitan
dengan kondisi kerja, kerja sama tim, otoritas, dan status. Haruskah semua atau
hanya sebagian wilayah kerja yang diberi AC? Haruskan semua karyawan
menggunakan pintu masuk yang sama, toilet, lemari, dan kantin? Sebagaimana
yang telah disebutkan sebelumnya, keputusan tata letak merupakan perpaduan
antara seni dan ilmu. Hanya sebagian yang berupa ilmu – yang berkaitan dengan
9
aliran bahan dan informasi – yang dapat dianalisi dengan cara yang sama
sebagaimana aliran barang dalam tata letak proses.
Sebagai komentar terakhir pada tata letak kantor, harus diperhatikan bahwa
terdapat dua kecenderungan utama. Yang pertama, teknologi, seperti telepon
genggam, pager, fax, internet, kantor di rumah, computer jinjing (laptop), dan
PDA, menyebabkan tata letak semakin fleksibel dengan memindahkan informasi
secara elektronis. Yang kedua, perusahaan virtual menciptakan kebutuhan dinamis
akan ruang dan jasa. Kedua perubahan ini cenderung membutuhkan lebih sedikit
karyawan untuk berada di kantor.
2.7 Tata Letak Ritel
Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan
keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian
pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan
produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan
bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan
semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin tinggi. Manajer
operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko keseluruhan
maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut.
Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara
keseluruhan:
1. tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas
luar toko. Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan
dasar susu pada satu bagian supermarket bersebelahan dengan produk roti dan
kue-kue.
10
2. gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan
memiliki nilai keuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik
dan shampoo.
3. distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai “produk yang kuat” – yaitu
barang-barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja – pada
kedua sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar untuk menjadikan
pengunjung melihat lebih banyak barang yang lain.
4. gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang
tinggi.
5. sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi
perhentian pertama bagi pelanggan.
Setelah tata letak ritel telah diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual.
Banyak pertimbangan dalam pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama
tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki
persegi (atau, pada beberapa toko, pada panjang rak). Barang-barang yang
berharga mahal mungkin dapat menghasilkan penjualan yang lebih besar, tetapi
keuntungan per kaki persegi mungkin saja lebih rendah.
2.8 Tata Letak Gudang Dan Penyimpanan
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik
optimal di antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan
luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah
memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang – yaitu memanfaatkan
volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.
Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang berkaitan dengna transportasi
barang masuk, penyimpanan, dan transportasi bahan keluar untuk dimasukan
11
dalam gudang. Biaya-biaya in imeliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasa,
asuransi, dan penyusunan. Tata letak gudang yang efektif juga menimimalkan
kerusakan bahan dalam gudang.
Cross-docking. Cross-docking berarti menghindari penempatan bahan atau
barang-barang dalam gudang dengan langsung memproses mereka saat diterima.
Dalam sebuah fasilitas manufaktur, produk diterima langsung pada lini perakitan.
Pada sebuah pusat distribusi, muatan yang telah diberi label dan disusun
sebelumnya tiba pada dock pengiriman untuk dirute ulang, sehingga menghindari
aktivitas penerimaan secara formal, penghitungan stock/penyimpanan dan
pemilihan pesanan. Karena aktivitas-aktivitas ini tidak menambahkan nilai pada
produk, maka penghilangannya merupakan penghematan biaya sebesar 100%.
Customizing. Walaupun gudang diharapkan dapat menyimpan produk sekecil
mungkin dan menyimpannya dalam waktu sesingkat mungkin, sekarang
permintaan yang ada adalah bagaimana gudang dapat melakukan customize
produk. Gudang dapat menjadi tempat di mana nilai ditambahkan melalui
customizing. Kuntomisasi gudang biasanya merupakan cara yang berguna untuk
menghasilkan keunggulan bersaing dalam pasar di mana terdapat perubahan
produk yang sangat cepat. Sebagai contoh, gudang bisa menjadi tempat di mana
komponen computer dipasang, software dimuat, dan perbaikan dilakukan. Gudang
juga dapat menyediakan label dan pengepakan yang customized untuk pedagang
eceran sehingga barang yang datang dapat langsung dipajang.
Saat ini semakin banyak gudang ditempatkan bersebelahan dengan bandara
utama, dalam fasilitas seperti yang dimiliki oleh terminal Express di Memphis.
Penambahan nilai pada gudang yang bersebelahan dengan bandara utama
memungkinkan pengiriman satu malam.
12
2.9 Tata Letak Proses Produksi Berulang Dan Berorientasi Pada Produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi rendah.
Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk. Asumsi
yang digunakan adalah:
1. volume yang ada mencukupi untuk utilisasi peralatan yang tinggi.
2. permintaan produk cukup stabil untuk memberikan kepastian akan penanaman
modal yang besar untuk peralatan khusus.
3. produk distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang
memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
4. pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang
seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat
dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi
dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban
modil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini perakitan
(assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara bersamaan pada
sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini in imerupakan proses yang berulang, dan
dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu yangdihabiskan untuk
mengerjakan suatu pekerjaan barus sama atau seimbang dengan waktu yang
dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada mesin berikutnya pada lini
pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan pada satu stasiun kerja oleh
seoarang pekerja di lini perakitan harus “seimbang” dengan waktu yang
dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
13
Tujuan utama tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1. Rendahnya biaya variabel per unit yang biasanya dikaitkan dengan produk
yang terstandarisasi dan bervolume tinggi.
2. Biaya penanganan bahan yang rendah
3. Mengurangi persediaan barang setengah jadi
4. Proses pelatihan dan pengawasan yang lebih mudah
5. Hasil keluaran produksi yang lebih cepat.
Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah:
1. Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk
menjalankan proses cukup besar.
2. Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan
seluruh operasi pada lini yang sama juga terganggu.
3. Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat
produksi yang berbeda.
Karena permasalahan lini pabrikasi dan lini perakitan serupa, pembahasan kali ini
ditujukan pada lini perakitan. Pada sebuah lini perakitan, biasanya sebuah produk
berjalan melalui wahana yang otomatis, seperti sebuah ban berjalan, melalui
serangkaian stasiun kerja hingga selesai. Ini merupakan cara mobil dirakit, televisi
dan pemanggang kue dibuat, dan roti lapis pada restoran cepat saji dibuat. Tata
letak yang berorientasi pada produk menggunakan peralatan yang lebih otomatis
dan didesain secara khusus dari pada tata letak yang berorientasi pada proses.