“DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

22
1 “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE PADA BADAN LAYANAN UMUM” (Studi Kasus: Universitas Brawijaya Malang) Disusun Oleh: Asri Indika Sari NIM. 105020300111006 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Transcript of “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

Page 1: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

1

“DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

PADA BADAN LAYANAN UMUM”

(Studi Kasus: Universitas Brawijaya Malang)

Disusun Oleh:

Asri Indika Sari

NIM. 105020300111006

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

2

ABSTRAK

Desain Sistem Pembayaran Pajak Secara Online

pada Badan Layanan Umum

(Studi Kasus: Universitas Brawijaya Malang)

Oleh:

Asri Indika Sari

Dosen Pembimbing

Helmy Adam, SE., MSA., Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan pelayanan e-Tax yang dapat

diintegrasi langsung dengan melaporkan Surat Pemberitahuan Elektronik (e-SPT)

dalam prosedur pelayanan secara internal pada Universitas Brawijaya Malang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini

teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan

pengamatan langsung di kantor Biro Administrasi Keuangan dan Perencanaan

(BAKP) Universitas Brawijaya Malang. Selain itu teknik pengumpulan data juga

dilakukan dengan teknik dokumentasi dan penggunaan literatur yang berhubungan

dengan prosedur e-Tax.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kelebihan pelayanan e-Tax yang dapat

diintegrasi langsung dengan melaporkan Surat Pemberitahuan Elektronik (e-SPT)

dalam prosedur pelayanan secara internal pada Universitas Brawijaya Malang

antara lain Bendahara Pengeluaran Universitas Brawijaya dapat mengakses

transaksi setor pajak yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu

Fakultas/Lembaga/Unit secara mudah dan transparan. Selain itu juga dapat

mengurangi pencatatan ulang (retyping) Surat Setoran Pajak (SSP) yang

dilakukan oleh Kepala Urusan Pajak dan Hutang untuk melaporkan Surat

Pemberitahuan (SPT) Masa. Tetapi, terdapat pula beberapa kelemahan dalam

rekomendasi prosedur implementasi e-Tax yang dapat diintegrasi langsung

dengan melaporkan Surat Pemberitahuan Elektronik (e-SPT) dalam prosedur

pelayanan secara internal pada Universitas Brawijaya Malang, antara lain adanya

payment point dari pihak Bank BNI dan fleksibilitas pembayaran uang pajak

belum terjamin karena mesin ATM tidak dapat mendeteksi rekening

penampungan yang disediakan oleh Bank BNI.

Kata Kunci: Sistem, administrasi perpajakan, e-Tax, pengendalian internal,

prosedur e-Tax

Page 3: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

3

ABSTRACT

Tax Online System Payment Design

on Board of The General Service

(Case study: Brawijaya Univeristy, Malang)

Author:

Asri Indika Sari

Advisory Lecturer:

Helmy Adam, SE., MSA., Ak

This study aims to implement the e-Tax service that can be directly intergated by

reporting e-SPT on internal service procedure at Brawijaya University, Malang.

This research uses qualitative descriptive method. In this research, the data was

collected by doing interview and direct observation tehcniques at Bureau of

Finance and Planning Office of Brawijaya University. Additionally, the data was

also collected by documenting and using literatures which related to e-Tax

procedure.

The results of this study demonstrate the advantages of e-Tax service that can be

directly intergated by reporting e-SPT on internal service procedure at Brawijaya

University include Treasurer Spending of Brawijaya University can access tax

deposit transaction made by the Second Spending Treasurer of University /

Institute / Unit easily and transparently. It also can reduce the retyping of the SSP

which conducted by the Head of the Tax and Debt for reporting periodic SPT.

However, there are also some weaknesses in the implementation of the e-Tax

procedures recommendation that can be directly integrated with e-SPT on

internal service procedure at Brawijaya University such as the existence of

payment point of the BNI and also the flexibility of tax payment is still can’t be

guaranteed because the ATM machine can’t detect the escrow account provided

by the BNI .

Keywords: system, tax administration, e-Tax, internal controls, e-Tax

procedure

Page 4: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

4

1. Latar Belakang

Peranan pajak terhadap penerimaan Negara sangat dominan pada masa

sekarang ini. Ini terjadi karena pajak adalah sumber penerimaan Negara yang pasti

dalam memberikan kontribusi dana kepada negara yang merupakan cerminan dari

kegotongroyongan masyarakat dalam pembiayaan negara yang diatur oleh

perundang-undangan.Direktorat Jendral Pajak sebagai salah satu instansi

pemerintah melakukan upaya tambahan terhadap kebijakan perpajakan dan

perbaikan kualitas sistem administrasi perpajakan.

Kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan Wajib Pajak

dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat

Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran

tunggakan. Pada hakikatnya kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh kondisi

sistem administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement.

Faktor penyebab rendahnya tingkat kepatuhan WP adalah proses

administrasi pajak yang terlalu rumit dan membutuhkan waktu yang lama,

sehingga berdampak pada kepatuhan wajib pajak dalam menunaikan

kewajibannya. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya tingkat kepatuhan wajib

pajak adalah biaya administrasi. Kriteria fisibilitas administrasi menuntut sistem

pajak yang baru untuk meminimalisir biaya administrasi (administrative cost) dan

biaya kepatuhan (compliance cost) yang menjadikan administrasi pajak sebagai

perubahan dari kebijakan perpajakan. Perubahan kebijakan perpajakan tidak akan

memuaskan jika tidak diikuti dengan reformasi administrasi perpajakan, yang

secara singkat biasa disebut dengan Modernisasi.

Modernisasi pajak ini ditandai dengan penerapan teknologi informasi yang

handal dan terkini dalam pelayanan perpajakan, seperti sistem pembayaran pajak

secara online yakni e-Tax.

E-Tax adalah layanan cash management yang memudahkan pengguna

dalam melakukan pembayaran dan pengiriman data setoran pajak melalui media

online ke sistem pajak (Kas Negara). Dengan demikian menggunakan e-Tax maka

lebih mudah dalam membayar setoran pajak tanpa harus mengantri di Bank

ataupun Kantor Pos setempat. E-Tax memudahkan dalam pembayaran setoran

pajak secara cepat, praktis, dan akurat dengan meminimalisir batasan biaya, ruang

dan waktu melalui jaringan internet secara online. Pembayaran pajak secara cepat

karena Wajib Pajak tidak perlu membuat SSP (Surat Setoran Pajak) secara

manual, yaitu dengan menginput data secara online.Layanan/ jasa e-Tax ini

disediakan oleh Bank-bank nasional yang telah bekerjasama dengan Direktorat

Jendral Pajak.

E-Tax telah banyak dimanfaatkan oleh Wajib Pajak Badan BUMN, hotel,

dan restoran seperti PT.Garuda Indonesia dan Hotel Arista Palembang.Namun

untuk Wajib Pajak Badan yang telah menjadi Badan Layanan Umum seperti

Universitas Brawijaya, sistem pembayaran pajak online ini masih belum

digunakan.

Berdasarkan karakteristik UB sebagai BLU, salah satu kebutuhan utama

dalam sistem pembayaran pajak haruslah efektif dan efisien. Contohnya, apabila

bendahara pengeluaran pembantu fakultas/unit bisnis (sub akun) melakukan

proses transaksi pembayaran pajak, Kaur Pajak dan Hutang (akun induk) sebagai

koordinator pelaporan pajak dapat mengakses transaksi pembayaran pajak yang

telah dilakukan sub akun, sehingga dapat meminimalisir tugas mengetik ulang

Page 5: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

5

Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai pelaporan SPT ke KPP dan pelaporan

keuangan. Oleh karena itu, pelaksanaan pelaporan pembayaran pajak diharapkan

dapat lebih efektif dan efisien.

Kelebihan-kelebihan tersebut ternyata masih ada kendala dalam

menerapkan pelayanan e-Tax pada Universitas Brawijaya. Mungkin, dari

beberapa fakultas/unit masih menganggap bahwa prosedur penggunaan e-Tax

secara online dalam pembayaran pajak sangat membingungkan dan menyulitkan.

Dan, apabila menggunakan layanan e-Tax ini, UB membuka rekening untuk 15

fakultas, 2 lembaga, dan 32 unit bisnis. Di satu sisi dalam Peraturan Menteri

Keuangan No. 58 / PMK.05 /2007 tentang Penertiban Rekening Pemerintah pada

Kementrian Negara/Lembaga, Satuan Kerja BLU hanya diperbolehkan memiliki 3

pengelompokan rekening, yaitu untuk pengelolaan kas, operasional, dan dana

kelolaan. Dari pihak Bank juga, apakah telah menyediakan pelaporan SPT yang

terintegrasi langsung dalam pembayaran pajak secara online dengan Kantor

Pelayanan Pajak Madya. Dengan demikian, kendala UB sebagai BLU

mengadaptasi penggunaan e-Tax dalam membayar pajak dan melaporkan SPT

secara tertib dan tepat waktu.

Dari uraian di atas mendorong peneliti melakukan penelitian di

Universitas Brawijaya Malang untuk mengimplementasikan usulan prosedur e-

Tax yang dapat terintegrasi langsung dengan pelaporan pajak Masa (e-SPT).

2.Landasan Teori

2.1 Perpajakan

2.1.1 Definisi Pajak

Dari sudut pandang yang berbeda-beda, masing-masing ahli yang telah

melakukan pengkajian dalam bidang perpajakan memberikan batasan definisi atau

pengertian yang berbeda pula mengenai pajak.Definisi tentang “pajak”menurut

para ahli diantaranya adalah :

a. Menurut Soemitro (2007), pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak

rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

Negara.

b. Sedangkan menurut Andriani (2005), memberikan batasan pengertian

dimana pajak adalahiuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang

terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan

dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk,

dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan.

2.1.2 Fungsi Pajak

Berikut ini adalah fungsi-fungsi yang dimaksud:

1. Fungsi anggaran (budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran Negara.

2. Fungsi mengatur (regulered)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan

pajak.

3. Fungsi stabilitas

Page 6: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

6

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan

kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat

dikendalikan.

4. Fungsi redistribusi pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh Negara akan digunakan untuk membiayai

semua kepentingan umum

2.1.3 Asas Pemungutan Pajak

Dalam proses pemungutan pajak baik yang dikelola pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah selalu berpedoman pada asas-asas pemungutan pajak

(Resmi, 2011:10), yaitu asas domisili (asas tempat tinggal), asas sumber dan asas

kebangsaan.

2.1.4 Syarat Pemungutan Pajak

Adam Smith, pencetus teori The Four Maxims dalam bukunya Wealth of

Nations dengan ajaran yang terkenal "The Four Maxims", asas pemungutan pajak

adalah sebagai berikut:

1. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):

pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan

kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak

diskriminatif terhadap wajib pajak.

2. Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus

berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi

hukum.

3. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu

atau asas kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib

pajak (saat yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima

penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima hadiah.

4. Asas Efficiency (asas efisien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak

diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan

pajak lebih besar dari hasil pemungutan pajak.

2.1.5 Jenis Pajak

Jenis-jenis pajak digolongkan menjadi 3 (tiga) macam (Waluyo dan

Wirawan, 2002 : 13-14), yaitu menurut sifat, golongan, dan lembaga

pemungutannya yaitu :

1. Menurut Golongan

a. Pajak Langsung (Direct Tax) :adalah pajak yang dipungut secara berkala

dimana pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain,

b. Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax):adalah pajak yang dipungut tidak

secara berkala dan tidak langsung dimana pembebanannya dapat

dilimpahkan kepada pihak lain

2. Menurut Sifat

a. Pajak Subyektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subyeknya yang selanjutnya dicari syarat obyektifnya

b. Pajak Obyektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

obyeknya

3. Menurut Pemungut dan Pengelolanya

a) Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara

Page 7: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

7

b) Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah

Tingkat I dan Tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga

Daerah Otonom Tingkat I dan Tingkat II.

2.1.6 Wajib Pajak

2.1.6.1 Definisi Wajib Pajak

“ Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan”.

2.1.6.2 Kewajiban Wajib Pajak

Kewajiban Wajib Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007

adalah sebagai berikut:

1. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak

2. Melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak

3. Mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam

bahasa Indonesia

4. Menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia

5. Membayar atau menyetor pajak

6. Membayar pajak yang terutang

7. Menyelenggarakan pembukuan

8. Memperlihatkan dan/ atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen

yang menjadi dasarnya

9. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang

dipandang perlu

10. Memberikan keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa.

2.1.6.3 Hak-Hak Wajib Pajak

Hak-Hak Wajib Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007

adalah sebagai berikut:

5. Melaporkan beberapa Masa Pajak

6. Mengajukan surat keberatan dan banding

7. Memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan

8. Membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan

menyampaikan pernyataan tertulis

9. Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

10. Mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu:

a. Surat Ketetapan Kurang Bayar

b. Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan

c. Surat Ketetapan Pajak Nihil

d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, atau

e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga

11. Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atas Surat

Keputusan Keberatan.

2.2 Kepatuhan dalam Pajak

2.2.1 Pengertian Kepatuhan Pajak

Menurut Nurmantu (2009:40), pengertian kepatuhan perpajakan adalah :

“suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban

perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya”.

Page 8: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

8

2.2.2 Jenis-Jenis Kepatuhan Pajak

Menurut Nurmantu (2009 :40) dikenal dua macam kepatuhan, yaitu:

1. Kepatuhan formal

2. Kepatuhan material

2.2.3 Faktor yang Menentukan Kepatuhan

Nurmantu (2009:42) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang

menentukan tinggi rendahnya kepatuhan perpajakan adalah sebagai berikut :

1. Kejelasan (clatiry)

2. Biaya kepatuhan (compliance cost)

3. Panutan

Menurut Surjoputro dan Widodo (2004:41), pada hakekatnyakepatuhan

wajib pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi perpajakan yang

meliputi tax service dan tax enforcement. Langkah-langkah perbaikan

administrasi diharapkan dapat mendorong kepatuhan wajib pajak melalui dua cara

yaitu pertama, wajib pajak patuh karena mendapatkan pelayanan yang baik, cepat,

dan menyenangkan serta pajak yang mereka bayar akan bermanfaat bagi

pembangunan bangsa.

2.2.4 Kriteria Wajib Pajak Patuh

Menurut Peraturan Menteri Keuangan RI No. 192/PMK.03/2007 tentang tata

cara penetapan Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dalam rangka pengembalian

pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, Wajib Pajak patuh adalah mereka yang

memenuhi empat kriteria dibawah ini, yakni :

1. Wajib Pajak tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan untuk

semua jenis pajak

2. Wajib Pajak tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak

3. Laporan Keuangan Wajib Pajak yang diaudit oleh Akuntan Publik atau

lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian

4. Wajib Pajak tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di

bidang perpajakan

2.3 Sistem Administrasi Perpajakan

2.3.1 Istilah Administrasi Perpajakan

Menurut Gunadi, dalam menilai seberapa baik kemampuan administrasi

perpajakan dalam mengumpulkan penerimaan, perlu diingat sasaran administrasi

pajak yakni meningkatkan kepatuhan pembayar pajak dan melaksanakan

ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal

dengan biaya optimal.Setelah memperoleh kepercayaan masyarakat serta

pengertian dan dukungan rakyat banyak, administrasi pajak baru dapat dianggap

sehat.

2.3.2 Sistem Administrasi Perpajakan Modern

Sasaran penerapan sistem administrasi pajak modern menurut Pandiangan

(2004) adalahpertama, maksimalisasi penerimaan pajak; kedua, kualitas pelayanan

yang mendukung kepatuhan wajib pajak; ketiga, memberikan jaminan kepada

publik bahwa Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tingkat integritas dan

keadilan yang tinggi, keempat, menjaga rasa keadilan dan persamaan perlakuan

dalam proses pemungutan pajak; kelima, Pegawai Pajak dianggap sebagai

karyawan yang bermotivasi tinggi, kompeten, dan profesional, keenam,

peningkatan produktivitas yang berkesinambungan; ketujuh, Wajib Pajak

Page 9: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

9

mempunyai alat dan mekanisme untuk mengakses informasi yang diperlukan; dan

kedelapan, optimalisasi pencegahan penggelapan pajak.

2.4 Pengelolaan Perpajakan di Badan Layanan Umum

Berkaitan dengan PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

BLU, apabila suatu badan pemerintah sudah mendapat penetapan sebagai BLU,

karena seluruh penerimaan dan pembelanjaan masuk APBN/APD, maka BLU

tersebut bukan merupakan subyek pajak sehingga tidak memiliki kewajiban

membayar PPh Badan (pasal 25 dan PPh 29). Sesuai dengan ketentuan di bidang

perpajakan, BLU atau biasa disebut dengan Bendahara Pemerintah adalah pihak

yang melakukan pemotongan dan pemungutan pajak atas pengeluaran yang

berasal dari APBN/APBD. Jenis-jenis pemotongan/pemungutan pajak oleh

Bendahara Pemerintah :

1. PPH PASAL 21/26

2. PPH PASAL 22

3. PPH PASAL 23

4. PPH PASAL 4(2)/FINAL

5. PPN

A. PPh Pasal 21/26

PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang

Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan.

PPh Pasal 26 adalah Pajak Penghasilan atas deviden, bunga termasuk

premium, diskonto, premi swap dan imbalan sehubungan dengan jaminan

pengembalian utang, royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan

penggunaan harta, imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan

kegiatan,hadiah dan penghargaan, pensiun dan pembayaran berkala lainnya, yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di

Indonesia.

B. PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 adalah Pajak Penghasilan yang dipungut Pemungut Pajak

Penghasilan Pasal 22 berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang.

C. PPh 23/26

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak atas penghasilan dengan

nama dan dalam bentuk apa pun yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau

penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21

D. PPh Pasal 4 ayat (2)

Bendahara pemerintah memungut PPh Pasal 4 ayat (2) atau yang biasa

disebut Pajak Penghasilan dengan tarif khusus yang bersifat final dan tidak final,

antara lain :

a) Penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dan

persewaan tanah dan/atau bangunan

b) Penghasilan atas penghasilan dari jasa konstruksi dan hadiah undian

E. Pajak Pertambahan Nilai

Berdasarkan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009, Pajak Pertambahan

Nilai (PPN)adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak dan

Jasa Kena Pajak di dalam daerah Pabean.

2.5 Kewajiban Perpajakan Badan Layanan Umum

Page 10: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

10

Berdasarkan Pengumuman Dirjen Pajak Nomor Peng-05/PJ.09/2010 tentang

Kewajiban Bendahara Pemerintah Pusat Dan Daerah Untuk Melakukan

Pemotongan/Pemungutan Pajak. Dalam pengumuman tersebut diingatkan kembali

kepada setiap Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah di

lingkunganKementerian/Lembaga/Instansi Pemerintah untuk melakukan

kewajibannya, yaitu :

1. Melakukan pemotongan/pemungutan pajak

2. Melakukan penyetoran pajak ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan

3. Melakukan pelaporan ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai batas waktu yang

ditentukan.

2.5.1 Memungut/ Memotong

2.5.1.1 Tata Cara Pemungutan PPh Pasal 21

Tata cara pemotongan dan pengenaan PPh pasal 21 telah diatur dalam

ketentuan yang ditetapkan khusus berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 80

tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan Dan Pengenaan Pajak Penghasilan Yang

Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah:

a) Bersifat Final

b) Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang PajakPenghasilan atas

jumlah penghasilan bruto berupapenghasilan tetap dan teratur

c) Dalam hal PNS dan pensiunannya diangkat sebagai pimpinan

dan/atauanggota pada lembaga yang tidak termasuk sebagai Pejabat Negara,

dikenai pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

2.5.1.2 Tata Cara Pemungutan PPh Pasal 22

Berdasarkan Peraturan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-15/PJ/

2011 Tata Cara dan Prosedur Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22

Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di

Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha si Bidang Lain, tata cara pemungutan PPh

pasal 22 adalah :

a) PPh Pasal 22 dipungut pada setiap pelaksanaan pembayaran langsung (LS)

oleh KPPN atau Bendahara atas penyerahan barang oleh Wajib Pajak

(rekanan)

b) PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Bendahara harus

disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaranatas

penyerahan barang yang dibiayai dari belanja negara.

2.5.1.3 Tata Cara Pemungutan PPh Pasal 23/26

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.80 PMK.03/2010 tentang

Penentuan Tanggal Jatuh tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan

Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan

Pajak, Serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak, tata cara

pemotongan PPh Pasal 23 sebagai berikut :

a) Pemotongan PPh Pasal 23 atau PPh Pasal 26 dilakukan dengan memberikan

bukti pemotongan yang telah diisi lengkap.

c) Pemotongan PPh Pasal 23 atau PPh Pasal 26 dilakukan pada saat

pembayaran dilakukan atau saat disediakan ataupun ketika pembayaran telah

jatuh tempo.

d) Lembar ke-1 Bukti Pemotongan diserahkan kepada WP rekanan sebagai

Bukti Pemotongan.

Page 11: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

11

2.5.1.4 Tata Cara Pemungutan PPh Pasal 4 (2)

Tata cara pemungutan PPh atas penghasilan dari persewaan tanah dan/atau

bangunan.

1) KPPN atau Bendahara sebagai penyewa wajib memotong PPh pada saat

pembayaran atau terutangnya sewa, tergantung peristiwa mana yang terjadi

lebih dahulu

2) KPPN atau Bendahara memberikan Bukti Pemotongan PPhFinal kepada

orang atau badan yang menyewakan pada saatdilakukannya pemotongan

PPh.

2.5.1.5 Tata Cara Pemungutan PPN

PKP rekanan wajib menerbitkan Faktur Pajak dan SSP padasaat

menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintahbaik untuk sebagian

maupun seluruh pembayaran. Dalam hal pembayaran diterima sebelum penagihan

atau sebelum penyerahan BKP dan atau JKP, Faktur Pajak wajib diterbitkanpada

saat pembayaran diterima.

2.5.2 Menyetor

2.5.2.1 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 21/26 Tata cara penyetoran PPh 21/26 :

a) Bendahara menyetor PPh Pasal 21 yang tidak ditanggung Pemerintah

dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) ke Bank Persepsi atau

Kantor Pos paling lama tanggal 10 bulantakwim berikutnya. Apabila tangal

10 jatuh pada hari libur makapenyetoran dilakukan pada hari kerja

berikutnya.

b) Atas PPh Pasal 21 yang terutang bagi pejabat negara, PNS yang PPh-nya

ditanggung Pemerintah, tidak ada penyetoran. Jadibendahara langsung

melaporkan penghitungan PPh pasal 21 yang terutang dalamdaftar gaji

kepada KPPN.

2.5.2.2 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 22

Penyetoran dilakukan ke Bank Persepsi atau Kantor Pos atau pemungutan

langsung (LS) oleh KPPN dengan menggunakan SSP yang telah diisi oleh dan

atas nama rekanan serta ditandatangani oleh Pemungut.

2.5.2.3 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 23/26

Tata cara penyetoran PPh Pasal 23/26 :

a. PPh Pasal 23 atau PPh Pasal 26 yang tercantum dalam Bukti Pemotongan

selama satu bulan takwim dijumlahkan.

b. Jumlah PPh pasal 23 atau PPh Pasal 26 yang telah dipotong selama satu

bulan takwin disetor ke Bank persepsi atau Kantor Pos dengan

menggunakan SSP paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya

setelah bulan saat terutangnya pajak oleh Bendahara.

2.5.2.4 Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 4 (2)

Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 4 (2) telah diatur dalam Keputusan

Direktur Jenderal pajak Nomor KEP-227/PJ/2002tentang Tata Cara Pemotongan

dan Pembayaran, serta Pelaporan Pajak Penghasilan dari Persewaan Tanah dan

atau Bangunanyakni Bendahara menyetorkan PPh yang telah dipotong dengan

menggunakan SSP pada Bank Persepsi atau Kantor Pos, selambat-lambatnya

tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan pembayaran atau terutangnya sewa.

2.5.2.5 Tata Cara Penyetoran PPN

Page 12: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

12

PPN/ yang dipungut Bendahara selaku Pemungut Pajak wajib disetorkan

ke Bank Persepsi atau Kantor Pos paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya

bulan terjadinya pembayaran tagihan.

2.5.3 Melaporkan

2.5.3.1 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 21/26

Tatacara pelaporan PPh 21/26 :

a) Atas PPh Pasal 21/26 yang terutang bagi pejabat negara, PNS, anggota

TNI, yang PPh-nya ditanggung Pemerintah, Bendahara melaporkan

penghitungan PPh pasal 21 yang terutang dalam daftar gaji kepada KPPN.

b) Atas PPh Pasal 21/26 yang tidak ditanggung pemerintah, Bendahara

melaporkan PPh Pasal 21 yang terutang sekalipun nihil dengan

menggunakan SPT Masa paling lama tanggal 20 bulan takwim berikutnya.

Apabila tanggal 20 jatuh pada hari libur, pelaporan dilakukan pada hari

kerja berikutnya.

2.5.3.2 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 22

Pemungut PPh Pasal 22 wajib menyampaikan SPT Masa PPh Pasal22

Belanja Negara dan disampaikan paling lama 14 (empat belas)hari setelah bulan

takwim berakhir. Apabila hari ke-14 jatuh padahari libur, maka pelaporan

dilakukan pada hari kerja berikutnya.

2.5.3.3 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 23/26

SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau PPh Pasal 26 lengkap bersama

lampirannya harus dilaporkan ke KPP selambat-lambatnya tanggal 20 bulan

berikutnya dan disampaikan langsung ataudikirim melalui pos tercatat.

2.5.3.4 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 4 (2)

Bendahara atau pejabat yang melakukan pembayaran ataupejabat yang

menyetujui tukar-menukar wajib menyampaikan lporan mengenai transaksi

pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama/Kantor Pelayanan Pajak, tempat Bendahara atau pejabatyang

bersangkutan terdaftar sebagai WP.

2.5.3.5 Tata Cara Pelaporan PPN

Bentuk pelaporan bagi Bendahara dilakukan dengan menggunakan

formulir ” Surat Pemberitahuan Masa Bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai

(Formulir 1107 PUT)”.

2.6 Sistem Informasi Perpajakan

Sistem Informasi Perpajakan (SIP) dikembangkan menjadi Sistem

Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) yang dikendalikan oleh manajemen

kasus (casemanagement system) dalam sistem pemantauan proses administrasi

perpajakan (workflowsystem) mengacu pada otomasi kantor mencakup pelayanan,

pengawasan pembayaran dan pemeriksaan dengan pengendalian proses, otorisasi,

pengawasan pelaksanaan tugas serta pelaporan yang dirancang sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

2.7 E-Tax (sistem pembayaran pajak online)

2.7.1 Pengertian E-Tax

E-Tax adalah layanan cash management yang memudahkan pengguna

dalam melakukan pembayaran dan pengiriman data setoran pajak melalui media

online ke sistem pajak (Kas Negara).Dengan demikian menggunakan e-Tax maka

lebih mudah dalam membayar setoran pajak tanpa harus mengantri di Bank

ataupun Kantor Pos setempat.

Page 13: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

13

“Elektronik tax” dimaksudkan untuk meningkatkan secara tajam efisiensi

administrasi pajak baik dari manajemen pencatatan pajak di belakang dan

konsultasi pajak di depan dan untuk mengurangi secara signifikan biaya

kepatuhan pajak masyarakat, yakni dua keuntungan baik internal maupun

eksternal.

2.7.2 Manfaat E-Tax

1. Memudahkan mekanisme pelaporan dan pembayaran pajak (Wajib Pajak

tidak perlu ke Bank dengan membawa uang tunai dan seluruh dokumen

pendukung karena dapat melalui ATM, tidak perlu melakukan rekapitulasi

transaksi, dan bisa mencetak langsung bukti pembayaran pajak).

2. Mengurangi biaya administrasi pajak.

3. Mengurangi pemenuhan biaya dari Wajib Pajak.

4. Meminimalisir keluhan dari wajib pajak atas pengenaan pajak yang selama

ini dianggap tidak tepat perhitungan.

5. Menginformasikan transaksi dan besaran kewajiban pajak secara

transparan, akurat dan fair.

6. Perubahan paradigma pelayanan dari pola by person ke by sistem, efektif

untuk meminimalisir dan bahkan menghapus potensi terjadinya manipulasi

pelaporan serta pembayaran pajak.

7. Terwujudnya efektifitas dan efisiensi pelayanan pajak.

8. Wajib Pajak akan lebih patuh dalam pemenuhan kewajiban pajak yang

terutang.

9. Pelaporan dan pembayaran pajak yang transparan, akuntabel dan akurat

dengan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

10. Kepastian dan kenyamanan wajib pajak dalam membayar pajak.

11. Mendorong terwujudnya good corporate governance (Tata Kelola

Pemerintahan yang Baik).

12. Memungkinkan peningkatan pendapatan pajak.

2.8 E-SPT (Surat Pemberitahuan Elektronik)

2.8.1 Pengertian e-SPT (Surat Pemberitahuan Elektronik)

Surat Pemberitahuan Elektronik (e-SPT) adalah Surat Pemberitahuan

Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan yang berbentuk formulir elektronik

(CD/flashdisc) yang merupakan pengganti lembar manual SPT.

2.8.2 Kelebihan e-SPT

Dibuatnya e-SPT Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan

aman, karena lampiran dalam bentuk media CD/flashdisc.

3.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, Bogdan dan

Taylor (Moeleong, 2007:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Langkah penelitian yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Memperoleh dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan

prosedur e-Tax(sistem pembayaran pajak secara online).

2) Mendapatkan informasi gambaran umum mengenai objek yang diteliti

dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Page 14: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

14

3) Melakukan analisis dalam mendesain sistem prosedur beserta kelebihan dan

kekurangan dalam penerapane-Taxdengan membandingkan prosedur

pembayaran pajak secara manual pada Universitas Brawijaya Malang.

4) Mendeskripsikan desain implementasi penerapan e-Taxpada Universitas

Brawijaya Malang.

5) Mengevaluasi sistem prosedure-Tax pada Universitas Brawijaya Malang

sebagai Badan Layanan Umum mengingat terdapat kendala, yakni

peraturan penertiban rekening pemerintah yang telah diatur oleh

Kementrian Keuangan.

6) Mendesain implementasi penerapan e-Tax yang dapat diintegrasi langsung

dengan melaporkan SPT (e-SPT) guna meningkatkan efektif dan

efisienprosedur pelayanan internal pada Universitas Brawijaya Malang.

7) Merekomendasi desain mengenai prosedur implementasi penerapan e-

Taxpada Universitas Brawijaya Malang.

4. Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Obyek

4.1.1 Sejarah Berdirinya UB

Universitas Brawijaya (UB) merupakan lembaga Pendidikan Tinggi

Negeri yang berdiri pada tahun 1963 melalui Ketetapan Menteri Pendidikan dan

Ilmu Pengetahuan No. 1 tanggal 5 Januari 1963, kemudian disahkan oleh

Keputusan Presiden no. 196 tahun 1963 yang kemudian tanggal 5 Januari

ditetapkan sebagai hari lahir Universitas Brawijaya. Saat ini UB merupakan salah

satu perguruan tinggi negeri yang terkemuka di Indonesia yang mempunyai

jumlah mahasiswa lebih dari 60 ribu orang dari berbagai strata mulai program

Diploma, program Sarjana, program Magister, dan program Doktor selain

program Spesialis tersebar dalam 12 Fakultas dan 3 Program pendidikan setara

fakultas.

4.1.2 Status UB sebagai BLU

Sangat penting bagi Universitas Brawijaya memiliki wewenang untuk

melakukan pengelolaan keuangan yang mandiri dan fleksibel yang menonjolkan

produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Pengelolaan keuangan demikian dapat

diperoleh melalui pola Badan Layanan Umum (BLU).

4.2 Pelaksanaan Perbendahraan di UB

Paksanaan perbendaharaan di UB terbagi menjadi 2, yaitu pelaksanaan

perbendaharaan APBN dan PNBP.erdapat dua jenis pendapatan yang digunakan

oleh UB sebagai Badan Layanan Umum, yaitu dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) dan dari PNBP (Penerimanaan Negara Bukan Pajak).

Pendapatan yang didapatkan melalui APBN merupakan pendapatan yang didapat

dari pendapatan negara di mana sebagian besar pendapatan negara bersumber dari

pajak. Untuk pendapatan Universitas Brawijaya yang bersumber dari APBN

4.3 Standar Operasional Prosedur Manual

4.3.1 Pencairan Dana DIPA dari APBN

Untuk pencairan dana dari APBN, langsung dikelola oleh KPPN Malang

selaku Kuasa BUN. KPA mengajukan dana APBN kepada KPPN sebesar

kebutuhan operasional Satuan Kerja dalam 1 bulan yang direncanakan. Pencairan

dana APBN merupakan tanggung jawab dari Bendahara Pengeluaran UB. Dana

APBN digunakan untuk kebutuhan Kantor Pusat dan F/L/U.

Page 15: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

15

4.3.2 Pencairan Dana DIPA dari PNBP Untuk pencairan dana PNBP, langsung dikelola oleh Rektorat selaku pusat

pengelolaan dana PNBP. Pada awal tahun, setiap Fakultas/Lembaga/Unit

diberikan pagu Uang Persediaan yang merupakan saldo awal kas Daftar Isian

Pelaksana Anggaran (DIPA) BLU Universitas Brawijaya, dimana pencairan dana

dilakukan tiap bulan. Besarnya pencairan dana PNBP secara keseluruhan tidak

boleh melampaui pagu PNBP dalam DIPA BLU UB. Dalam rangka

pertanggungjawaban pendapatan dan/atau belanja yang bersumber dari PNBP

BLU UB yang dapat digunakan langsung, UB mengajukan Surat Perintah

Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU (SP3B BLU) kepada KPPN satu kali

dalam satu triwulan. Persetujuan perubahan besaran dana PNBP dilaksanakan

oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Jawa

Timur.

4.3.3 Pemungutan Pajak

Pmungutan Pajak dalam pencairan dana DIPA dari APBN khususnya

untuk mekanisme pencairan dana LS, pajak sudah ditanggung pemerintah.

Artinya, pemungutan pajak telah dilakukan oleh KPPN selaku Kuasa BUN, yang

dimana pajak telah disetor ke Kas Negara. Untuk mekanisme pencairan dana

UP/GUP dari APBN maupun PNBP dan pencairan dana LS dari PNBP,

pemungutan pajak dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu F/L/U.

4.3.4 SOP Penyetoran Pajak

Prosedur Penyetoran Pajak dalam pencairan dana DIPA dari APBN untuk

mekanisme pencairan dana LS, pajak telah disetor ke Kas Negara oleh KPPN

melalui sistem Modul Penerimaan Negara (MPN). Pembayaran belanja LS

merupakan tanggungan pemerintah yang dibiayai dari belanja negara. Untuk

mekanisme pencairan dana UP/GUP dari APBN maupun PNBP dan pencairan

dana LS dari PNBP, penyetoran pajak dilakukan oleh BPP UB atau Pengusaha

Kena Pajak (PKP)/rekanan. Prosedur penyetoran pajak adalah sebagai berikut:

1. Atas dasar bukti pungutan pajak, BPP UB mengisi SSP dengan nama WP

dan alamat WP sesuai dengan ketentuan jenis pajak.

2. BPP UB mengisi kode NPWP atas nama BPP UB atau Pengusaha Kena

Pajak rekanan yang ditandatangani oleh BPP UB selaku pemungut pajak.

3. BPP UB menandatangani SSP tersebut.

4. BPP UB menyetorkan pajak dengan nilai nominal sesuai dengan SSP yang

dibuat ke Bank/Kantor Pos (maksimal sampai dengan pukul 11 siang pada

hari kerja).

5. Pihak Bank/Kantor Pos memvalidasi SSP berupa Nomor Transaksi

Penerimaan Pajak (NTPN) yang diterbitkan melalui sistem Modul

Penerimaan Negara (MPN).

6. Pihak Bank/Kantor Pos menandatangani SSP yang telah tervalidasi.

7. BPP F/L/U menerima SSP yang telah tervalidasi berupa cetak NTPN yang

ditandatangani Bank/ Kantor Pos.

4.3.5 SOP Pelaporan Pajak

1. Bendahara Pengeluaran UB menerima dokumen berupa Surat

Pertanggungjawaban Belanja (SPTB) dan SSP dari BPP F/L/U atas

transaksi-transaksi melalui pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM)

baik dari sumber dana APBN maupun PNBP.

Page 16: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

16

2. Kaur Pajak dan Hutang mengkompilasi SSP Pajak pasal 21,22,23, PPh

pasal 4 (2), dan PPN untuk kelengkapan pendukung laporan dana Daftar

Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

3. Kaur Pajak dan Hutang membuat rekapitulasi penyetoran pajak

berdasarkan jenis pajak dari F/L/U sebagai data dukung laporan SPT

Masa.

4. Kaur Pajak dan Hutang melakukancross check ke petugas pembukuan

dana PNBP atas pajak yang telah dipungut dan disetor serta jumlah saldo

pajak yang belum disetor.

5. Kaur Pajak dan Hutang mencetak laporan penerimaan dan penyetoran

pajak PPh pasal 21,22,23, PPh pasal 4 (2), dan PPN masing-masing BPP

F/L/U.

6. Kasubbag Akuntansi & Manajemen menerima dan memverifikasi

rekapitulasi Laporan Penerimaan dan Penyetoran Pajak dari Kaur Pajak

dan Hutang.

7. Kaur Pajak dan Hutang membuat SPT Masa Pajak pasal 21,22,23, PPh

pasal 4 (2), dan PPN setiap awal bulan berikutnya sesuai ketentuan

perpajakan ke KPP Malang Utara.

8. Kabag Akuntansi memeriksa dan memvalidasi SPT Masa yang akan

disahkan oleh KPP Malang Utara dengan batas akhir penyampaian paling

lambat tanggal 20 setelah akhir masa pajak.

9. Bendahara Pengeluaran UB menandatangani SPT Masa atas nama dan

NPWP Bendahara Pengeluaran UB selaku pemungut pajak.

10. KPP Malang Utara menerima bukti laporan SPT Masa dari Kaur Pajak dan

Hutang.

11. KPP Malang Utara menerbitkan pengesahan SPT Masa sesuai yang

diajukan oleh UB.

4.4 Rekomendasi Prosedur

4.4.1 Layanan E-Tax

Penerapan e-Tax ini telah disosialisasikan secara internal di tingkat rektorat

UB yang bekerjasama dengan BNI. Sesuai dengan landasan hukum yang

memperbolehkan bayar pajak dilakukan melalui e-Tax tertuang dalam Surat

Keputusan RI Direktorat Jenderal Pajak Peraturan Perpajakan 1 Nomor:

S-625/PJ.02/2012 tanggal 27 Juli 2012 perihal jawaban atas Surat wakil

pemimpin Divisi BUMN PT BNI, TBK Nomor BIN/3.1/1391 tanggal 12 April

2012. Selanjutnya berdasarkan Surat Kemenkeu Nomor S-7/PJ.02/2013 tanggal 8

Januari 2013 perihal konfirmasi formulir e-SSP dalam rangka penerimaan pajak

melalui internet banking. Jadi pemilihan layanan e-Tax dari BNI telah

direkomendasi langsung oleh Kementerian Keuangan. Penggunaan e-TaxBNI

DIRECT ini telah diimplementasikan Perguruan Tinggi Negeri lainnya seperti

Universitas Gajahmada dan Institut Teknologi Surabaya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 58/PMK.05/2007 tentang

Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementrian Negara/Lembaga, Satuan

Kerja BLU hanya diperbolehkan memiliki 3 pengelompokan rekening, yaitu

untuk pengelolaan kas, operasional, dan dana kelolaan. Sebenarnya UB bisa saja

membuka rekening untuk penyetoran pajak, akan tetapi pembukaan rekening

tersebut harus mendapat ijin dari Menteri Keuangan. Sesuai dengan Memo Divisi

TBS Nomor TBS/3/254 tanggal 30 Desember 2009 Surat Nomor JAL/4.1/3965

Page 17: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

17

tanggal 21 Desember 2009 yang berisi tentang membukakan rekening escrow

(penampungan) untuk Bank. Oleh karena itu, UB dalam menyetorkan pajak

dengan e-Tax menggunakan rekening penampungan yang mengatasnamakan

pihak BNI. Rekening penampungan BNI tidak menyediakan nasabah buku

tabungan khusus untuk penyetoran pajak.

Untuk memudahkan BPP F/L/U menyetorkan uang pajak, UB menghendaki

adanya payment point dari pihak BNI. BPP F/L/U tidak dapat menyetor pajak

melalui ATM BNI karena mesin ATM tidak bisa mendeteksi nomor rekening

penampungan. Jadi rekening penampungan BNI hanya untuk operasional input

data setor pajak.

4.4.2 Pengendalian Aplikasi E-Tax

Pengendalian aplikasi e-Tax memiliki tujuan menjaga kecermatan input, file,

program, dan output yang bersifat spesifik dan bukan merupakan pengendalian

sistem komputer secara umum. Prosedur penyetoran pajak melalui e-Tax dapat

dilihat pada gambar sebagai berikut:

1. Pengendalian data e-Tax

Fungsi pengendalian data e-Tax dilakukan oleh Approver dan Releaser

untuk mengecek input data yang dilakukan Maker. Pada UB, yang ditunjuk

oleh Rektor sebagai user dalam proses pembayaran pajak melalui e-Tax,

adalah:

a. BPP UB sebagai maker

b. Kasubbag. Akuntansi Keuangan sebagai approver

c. Bendahara Pengeluaran UB sebagai releaser

2. Validasi input

Program untuk mengecek dan memverifikasi atas kecermatan input data

pajak setelah dimasukkan dan dicatat ke dalam file.

a. Kegiatan yang dilakukan approver yaitu menyetujui transaksi yang

dilakukan maker dengan cara mengecek Nama, NPWP, Alamat WP,

kode akun pajak, kode jenis setoran telah sesuai.

b. Setelah transaksi disetujui approver, transaksi dijalankan oleh releaser.

Dalam memvalidasi input data yang dilakukan maker, dikendalikan oleh

2 orang. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya penyelewengan

input data yang tidak sesuai.

3. Pengendalian terhadap perekaman data

a. Nama user, password dan company ID, dibatasi hanya user yakni BPP

UB, Bendahara Pengeluaran UB, dan Kasubbag. Akuntansi Keuangan

yang dapat menginputdata dan memvalidasi transaksi.

b. Compatibility Test, menjaga agar pegawai yang berwenang saja yang

dapat mengakses data.

4. Pengendalian pemeliharaan file, dengan dokumentasi file baik hardcopy

SSP maupun softcopy SSP yang terkomputerisasi.

4.4.3 Mekanisme Pembayaran melalui E-Tax

1. BPP F/L/U memungut obyek pajak atas pengeluaran yang telah

dibelanjakan dan menginput transaksi melalui aplikasi Pajak Online E-Tax

sesuai jenis obyek pajak. Dalam penginputan transaksi, BPP F/L/U

menginput rekening penampungan yang telah disediakan BNI. Rekening

ini tidak menyediakan paperless/buku tabungan untuk user.

Page 18: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

18

2. BPP F/L/U menyetorkan uang pajak kepada petugas Payment Point BNI

yang standby di gedung Rektorat UB.

3. BPP F/L/U menerima struck pembayaran pajak dari BNI.

4. BPP F/L/U meminta validasi ke Kasubbag Akuntansi Keuangan atas jenis

pajak yang telah diinput dalam aplikasi Pajak Online E-Tax dengan

membawa struck pembayaran pajak.

5. Kasubbag Akuntansi Keuangan mengecek dan memverifikasi dari BPP

F/L/U atas bukti pungutan penerimaan dan bukti input penyetoran pajak

online sesuai jenis pajak.

6. Kasubbag Akuntansi Keuangan memberikan validasi terhadap input data

pajak online E-Tax sesuai jenis pajak yang telah diinput oleh BPP F/L/U.

7. Pihak Bank menerima setoran pembayaran pajak dari BPP F/L/U melalui

Payment Point. Akan tetapi eksekusi bank belum dijalankan, artinya uang

setor pajak tersebut belum disetor ke Kas Negara.

8. Bendahara Pengeluaran UB melakukan cross check data pembayaran

pajak dengan laporan yang dibuat BPP F/L/U melalui aplikasi e-Tax,

setelah itu menyetujui transaksi. Hal ini dilakukan, agar eksekusi bank

berjalan dan uang pajak disetor ke Kas Negara.

9. BPP F/L/U mencetak SSP yang telah diberi cetak NTPN melalui aplikasi

e-Tax lembar ke-1 diberikan kepada rekanan/WP, lembar ke-3 diberikan

untuk KPP sebagai lampiran SPT Masa Bendahara, dan lembar ke-5 untuk

WP Pemungut yakni Bendahara Pengeluaran UB.

4.4.4 Mekanisme Pelaporan Pajak melalui E-SPT

Dalam pelaporan pajak, penulis merekomendasi penyampaian Surat

Pemberitahuan (SPT) Masa dalam bentuk elektronik melalui e-SPT untuk

mengadministrasikan dan melaporkan data SPT Masa/Tahunan dengan

menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Dirjen Pajak. Penyampaian e-

SPT oleh UB ke KPP Malang Utara dapat dilakukan secara langsung atau melalui

pos/kurir dan secara elektronik yaitu melalui e-Filing yang tata cara

penyampaiannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan. Namun, layanan e-Filling berbasis online hanya terbatas pada

pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi.

Prosedur untuk pelaporan pajak SPT Masa UB, adalah sebagai berikut :

1. Bendahara Pengeluaran UB mempersiapkan bukti pungut pajak yang telah

diverifikasi oleh Kasubbag Akuntansi Keuangan melalui aplikasi e-Tax.

BP UB menerima SSP dari BPP F/L/U lembar ke-3 untuk KPP dan lembar

ke-5 untuk arsip. BP UB menerima SSP atas transaksi melalui pengajuan

SPM baik dari APBN maupun PNBP.

2. Kaur Pajak dan Hutang mencetak laporan penerimaan dan penyetoran

pajak PPh pasal 21,22,23, PPh pasal 4 (2), dan PPN masing-masing BPP

F/L/U berdasarkan SSP yang telah terbayar.

3. Kaur Pajak dan Hutang menginput data pajak untuk laporan SPT Masa

sesuai jenis pajak melalui e-SPT. Lampiran SSP dapat diinput melalui

form PDF/excel yang tersimpan dalam e-Tax.

4. Kaur Pajak dan Hutang menyimpan data Laporan SPT Masa (softcopy) di

CD/flashdisc.

5. Kaur Pajak dan Hutang mencetak Laporan SPT Masa sesuai jenis pajak.

Page 19: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

19

6. Kabag Akuntansi memeriksa dan memaraf SPT Masa yang akan disahkan

oleh Kaur Pajak dan Hutang ke KPP Malang Utara.

7. Bendahara Pengeluaran UB menandatangani SPT Masa atas nama dan

NPWP Bendahara Pengeluaran UB selaku pemungut pajak.

8. KPP Malang Utara menerima bukti laporan SPT Masa dan CD/flashdisc

dari Kaur Pajak dan Hutang.

9. KPP Malang Utara menerbitkan pengesahan SPT Masa sesuai yang

diajukan oleh UB.

4.5 Evaluasi

Saat ini, mayoritas pelaksanaan administrasi penyetoran pajak masih

menggunakan secara manual yaitu menyetorkan uang pajak masing-masing F/L/U

ke Bank. Hal ini membawa dampak kepada masing-masing BPP F/L/U masih

menyetor uang pajak setiap transaksi belanja. Namun, beberapa BPP F/L/U di

tingkat Rektorat UB telah menerapkan e-Tax. Penerapan e-Tax ini telah

disosialisasikan secara internal di tingkat rektorat UB yang bekerjasama dengan

BNI. Pemilihan layanan e-Tax dari BNI ditunjuk langsung oleh Kementerian

Keuangan. Penggunaan e-Tax dari BNI ini telah diimplementasikan Perguruan

Tinggi Negeri lainnya seperti Universitas Gajahmada dan Institut Teknologi

Surabaya.

Dalam pelaporan SPT Masa, Kaur Pajak & Hutang masih merekap SSP

setiap F/L/U. Sehingga, BLU UB memiliki volume arsip-arsip SSP yang banyak

yang menyebabkan penempatan di lemari arsip tidak mencukupi.

Berdasarkan paparan mengenai usulan prosedur pelayanan e-Tax, terdapat

kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekuragan tersebut, adalah

sebagai berikut:

4.5.1 Kelebihan Usulan Prosedur E-Tax

1. Bendahara pengeluaran UB dapat mengakses transaksi yang telah

dilakukan BPP F/L/U melalui e-Tax.

2. BPP F/L/U dapat membayar pajak melalui payment point tanpa harus

mengantri di Bank Persepsi/Kantor Pos setempat.

3. BPP F/L/U tidak perlu menghitung sendiri ketetapan pajaknya, yang akan

secara otomatis terhitung di aplikasi e-Tax.

4. BPP F/L/U dapat menginput data setor pajak kapanpun melalui aplikasi e-

Tax secara online.

5. SSP dapat tersimpan dengan format PDF/excel (softcopy).

6. Mengurangi pencatatan ulang SSP (retyping) yang dilakukan oleh Kaur

Pajak & Hutang untuk melaporkan SPT Masa.

7. UB dapat membuka rekening penampungan dalam transaksi setor pajak.

Rekening ini hanya digunakan untuk operasional penginputan data yang

dilakukan BPP F/L/U. Jadi, rekening penampungan ini tidak

disediakannya paperless/buku tabungan.

8. Aplikasi eSPT dapat diinput secara offline oleh UB setelah mendownload

aplikasi e-SPT.

9. Penyampaian e-SPT mengurangi volume arsip SSP lembar ke-3 setiap

transaksi dengan lampiran dalam bentuk CD/flashdisc.

10. Penyampaian e-SPT mengurangi volume arsip SSP lembar ke-3 setiap

transaksi dengan lampiran dalam bentuk CD/flashdisc.

Page 20: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

20

4.5.2 Kekurangan usulan Prosedur E-Tax

1. Adanya penambahan SDM yakni payment point dari pihak BNI.

2. BPP F/L/U dapat mencetak SSP apabila telah divalidasi dan direlease oleh

Kasubbag Akuntansi dan Bendahara Pengeluaran UB.

3. Proses validasi dan release hanya terbatas sampai pukul 12 siang saat jam

kerja, sehingga SSP bisa dicetak keesokan harinya.

4. BPP F/L/U tidak dapat membayar uang setor pajak melalui ATM/e-

Banking, karena dalam mesin ATM tidak dapat mendeteksi nomor

rekening penampungan e-Tax UB.

5. Penyampaian e-SPT oleh UB masih dilakukan secara langsung ke KPP

Malang Utara.

6. Mencetak lampiran SPT Masa setiap jenis pajak untuk penandatanganan

basah oleh Bendahara Pengeluaran UB.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Sebagai hasil akhir dari penelitian ini, penulis membuat beberapa

kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara langsung dan

wawancara mengenai implementasi e-Tax pada BLU UB, sebagai berikut :

1. Dalam pengajuan pencairan dana UP, GUP, LS dari APBN maupun PNBP

kecuali LS dari APBN, wajib melampirkan dokumen pendukung berupa

SSP yang telah terbayar. Dengan demikian, untuk mempercepat proses

administrasi setor pajak perlu adanya sistem yang dapat menjawab dan

menyikapi kebutuhan dari BLU UB, yaitu e-Tax.

2. Implementasi pelayanan e-Tax dapat terintegrasi langsung dengan

melaporkan SPT Masa (e-SPT) dalam prosedur pelayanan secara internal

pada satuan kerja BLU UB.

3. Implementasi pelayanan e-Tax akan mengurangi pencatatan ulang SSP

(retyping) yang dilakukan oleh Kaur Pajak dan Hutang untuk melaporkan

SPT Masa. Kemudian untuk proses penginputan data transaksi penyetoran

pajak dapat dilakukan kapan saja secara online.

4. Bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sebagai pelaksana e-Tax BLU

UB adalah BNI 1946.

5. Progress dalam penerapan layanan e-Tax dari BNI ini telah digunakan

oleh beberapa Bendahara Pengeluaran Pembantu F/L/U selaku pemungut

pajak di tingkat Rektorat UB.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Penggunaan layanan e-Tax baru diimplementasikan oleh beberapa BPP

F/L/U di tingkat Rektorat Universitas Brawijaya.

2. Jawaban informan bersifat luas atau umum, sehingga ada jawaban yang

kurang mendetail mengenai hal-hal yang ditanyakan.

3. Untuk proses mendapatkan data dan kapasitas bertemu untuk menggali

informasi masih terbatas, karena volume kerja di Biro Administrasi

Keuangan dan Perencanaan UB sangat sibuk.

5.3 Saran

Dalam upaya meningkatkan efektivitas implementasi pelayanan e-Tax pada

BLU Universitas Brawijaya, beberapa saran yang penulis usulkan kepada

Page 21: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

21

Universitas Brawijaya dan pihak yang bermaksud untuk melakukan penelitian

lebih lanjut atau sejenis, yaitu:

5.3.1 Saran bagi Pihak Universitas Brawijaya

Berdasarkan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan sosialisasi layanan e-Tax untuk seluruh

Fakultas/Lembaga/Unit di seluruh Universitas Brawijaya yang fokusnya

pada implementasi e-Tax.

2. Menyediakan fasilitas tempat khusus bagi payment point BNI untuk

penyetoran pajak secara langsung agar tidak mengantri di Bank Umum

lain.

3. Melaporkan SPT Masa dengan menggunakan e-SPT, yang dimaksudkan

agar penyampaian SPT Masa lebih efektif lagi dan dapat diakses

menggunakan softcopy dengan mengurangi volume arsip SSP.

5.3.2 Saran bagi Peneliti Selanjutnya

Melalui penelitian ini penulis yang bermaksud untuk meneruskan penelitian

atau melakukan penelitian sejenis dapat memperbaiki keterbatasan masalah,

sehingga hasil yang didapat lebih sempurna dan komprehensif.Penulis selanjutnya

dapat melakukan wawancara dengan lebih terperinci, sehingga seluruh data yang

diperlukan benar-benar diperoleh dan bahkan bila memungkinkan dapat

menggunakan tambahan data melalui kuisioner terkait pokok pembahasan

penelitian agar jawaban yang diutarakan informan lebih lengkap dan meyakinkan.

Daftar Pustaka

Nasucha, Chaizi, Dr., Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik. Jakarta:

Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 2003

Purnomo, Hadi. Reformasi Administrasi Perpajakan, Dalam Heru Subyantoro

dan

Singgih Riphat, Penyusutan, Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep, dan

Implementasi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, Februari 2004. hal. 218-233

Pemerintah RI. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91 Tahun 2007 tentang

Bagan Akun Standar. 2007. Jakarta. Republik Indonesia

Pemerintah RI. Undang- Undang nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan. 2008. Jakarta. Republik Indonesia.

_____. 2014. Target Pajak Tembus Diatas Seribu Triliun, Ini Strategi

Pencapaiannya. www.pajak.go.id/content/target-pajak-2014-tembus-diatas-

seribu-triliun-ini-strategi-pencapaiannya diakses 20 Januari 2014

Setiyaji, G., dan Amir, H. 2005. Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakan di

Indonesia. Jurnal Ekonomi Universitas Indonusa Esa Tunggal

Sofyan, Taufan Marcus. 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi

Perpajakan Modern terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor

Pelayanan Pajak di Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak

Wajib Pajak Besar. Skripsi Sarjana Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Mustikasari, Elia. 2007. Kajian Empriris Tentang Kepatuhan Wajib pajak Badan

di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional

Akuntansi X, Universitas Hasanudin Makassar

Page 22: “DESAIN SISTEM PEMBAYARAN PAJAK SECARA ONLINE

22

Ratnawati, Ike. 2008. Persepsi Wajib Pajak mengenai Efektifitas Penggunaan

Teknologi Informasi (e-System) dalam Pelayanan Perpajakan. Skripsi.

Fakultas Ekonomi UB

Pemerintah RI. Peratuan Menteri Keuangan Nomor 58 Tahun 2007 tentang

Penertiban Rekening Pemerintah pada Kementrian Negara/Lembaga. 2007.

Jakarta. Republik Indonesia

Edvandini, Levinda. 2010. Pengaruh Pelaksanaan e-System terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak Badan. Skripsi. Fakultas Ekonomi UB

Pemerintah RI. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 TentangKetentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan. 2007.Jakarta. Republik Indonesia

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan : Teori dan Kasus, buku 1 edisi 6. Jakarta: Salemba

Empat

Nurmantu, Safri. 2009. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor

Pemerintah RI. Peraturan Dirjen Pajak Nomor Peng-05 Tahun 2010 tentang

Kewajiban Bendahara Pemerintah Pusat Dan Daerah Untuk Melakukan

Pemotongan/Pemungutan Pajak. 2010. Jakarta. Republik Indonesia

Pemerintah RI. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15 Tahun 2011

tentang Tentang Tata Cara dan Prosedur Pemungutan Pajak Penghasilan

Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang dan

Kegiatan di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain. 2011.

Jakarta. Republik Indonesia

Pemerintah RI. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38 Tahun 2009

tentang Bentuk formulir Surat Setoran Pajak. 2009. Jakarta. Republik

Indonesia

Presiden RI. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah. 2010.Jakarta. Republik Indonesia

Presiden RI. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 120 Tahun 2002 tentang

Pelaksanaan Pembayaran Dan Pemotongan Pajak Penghasilan Atas

Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan/ Atau Bangunan. 2002.Jakarta.

Republik Indonesia

Presiden RI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008 tentang Pembayaran

Pajak Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan,

Objek dan Tarif untuk Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan dan

Persewaan Tanah dan/atau Bangunan. 2008.Jakarta. Republik Indonesia