Desain Program

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang mewadahi kegiatan pembelajaran mahasiswa/i dengan metode dan teknik tertentu. Dalam ruang kelas tentu mahasiswa/i telah banyak diberikan pemahaman teori-teori. Sedangkan yang harus dihadapi mahasiswa/i setelah usai melaksanakan kegiatan pembelajaran dikampus adalah realita. Untuk mengetahui realita yaitu itu perlu ada sebuah kegiatan yang mampu memberikan mahasiswa/i untuk dapat melakukan kajian, pengalaman, dan perbandingan antara teori yang telah dipelajari dikelas dengan realita yang terjadi dimasyarakat. Maka dari itu salah satu upaya untuk memfasilitasi mahasiswa/i agar lebih matang hard skill dan soft skill diantaranya adalah dengan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sarana bagi mahasiswa/i untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori dan konsep PLS yang diberikan dijenjang perkulihan dalam kelas. Aplikasi ini berupa realisasi dari teori dan konsep Pendidikan Luar Sekolah secara komprehensip di lapangan. Program PPL

description

Desain program kebutuhan masyarakat

Transcript of Desain Program

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Universitas merupakan sebuah lembaga pendidikan formal yang mewadahi kegiatan pembelajaran mahasiswa/i dengan metode dan teknik tertentu. Dalam ruang kelas tentu mahasiswa/i telah banyak diberikan pemahaman teori-teori. Sedangkan yang harus dihadapi mahasiswa/i setelah usai melaksanakan kegiatan pembelajaran dikampus adalah realita. Untuk mengetahui realita yaitu itu perlu ada sebuah kegiatan yang mampu memberikan mahasiswa/i untuk dapat melakukan kajian, pengalaman, dan perbandingan antara teori yang telah dipelajari dikelas dengan realita yang terjadi dimasyarakat. Maka dari itu salah satu upaya untuk memfasilitasi mahasiswa/i agar lebih matang hard skill dan soft skill diantaranya adalah dengan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL).Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sarana bagi mahasiswa/i untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori dan konsep PLS yang diberikan dijenjang perkulihan dalam kelas. Aplikasi ini berupa realisasi dari teori dan konsep Pendidikan Luar Sekolah secara komprehensip di lapangan. Program PPL jurusan PLS UPI 2015 salah satunya diselenggarakan di lembaga masyarakat yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Jayagiri. PKBM Jayagiri ini terletak di kaki Gunung Tangkuban Perahu dengan ketinggian 1200 m di atas permukaan laut, yang berlokasi di Desa Jayagiri No. 63 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. PKBM Jayagiri didirikan pada tahun 1999 sangat konsisten hingga keberadaannya masih berjalan hingga saat ini. Di dalam PKBM Jayagiri ini memiliki lima bidang program yaitu di antaranya : KOBER, TPQ, tata rias, tata boga, serta kesetaraan.Pendidikan Luar Sekolah (PLS) memiliki fungsi untuk memobilisasi, mengorganisir masyarakat untuk menyelenggarakan program PLS dalam pengembangan masyarakat. Program Pengalaman Lapangan dalam PLS memiliki makna implementasi dari materi-materi PLS yang telah diberikan diperkuliahan. Melakukan PPL mahasiswa/i dapat mengiplementasikan keilmuan yang didapat dan diaplikasikan kepada masyarakat. Hal ini dapat terlihat jelas dengan adanya relevansi antara cakupan keilmuan PLS dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan berbasis masyarakat. Tiga cakupan PLS menurut Sudjana (2010, hal 44) adalah :1. Pendidikan Massa, yaitu pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas yang bertujuan untuk membantu masyarakat mencapai berbagai kecakapan hidup dalam upaya meningkatkan taraf hidup.2. Pendidikan Orang Dewasa, yaitu pendidikan yang disajikan untuk pembelajaran orang dewasa, seperti pendidikan berkelanjutan, pendidikan perbaikan, pendidikan populer, pendidikan kader dan pendidikan kehidupan keluarga.3. Pendidikan perluasan, yaitu pendidikan yang diperluas jangkauannya ke luar peserta didik di perguruan tinggi yaitu di masyarakat.Berdasarkan penjelasan diatas maka dijelaskan keilmuan Pendidikan Luar Sekolah menjadi dasar bagi mahasiswa/i PLS sebagai motor dalam upaya memberdayakan masyarakat melalui pendidikan yang diberikan.B. Tujuan Berdasarkan latar belakang diatas maka program PPL ini memiliki tujuan sebagi berikut :Tujuan UmumProgram PPL ini bertujuan agar mahasiswa/i mendapatkan pengalaman mengobservasi dan membantu mengelola satuan pendidikan secara faktual di lapangan, dan sebagai wahana terbentuknnya tenaga kependidikan yang profesional.Tujuan Khusus1. Melaporkan secara tertulis hasil kegiatan di PKBM Jayagiri kepada penanggung jawab akademik mata kuliah PPL2. Melaporkan hasil capai kinerja di PKBM Jayagiri yang selanjutnya akan menjadi bahan evaluasi bagi penanggung jawab mata kuliah PPL3. Untuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori dan konsep PLS di lembaga PKBM Jayagiri4. Meningkatkan dan menguatkan program yang sudah ada di lembaga PKBM Jayagiri5. Memiliki keterampilan dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar masyarakat, sebagai dasar untuk mengembangkan program PLS dalam pengembangan masyarakat6. Mengembangkan inovasi dan kreativitas sesuai dengan potensi dan lingkungan di PKBM Jayagiri.

C. ManfaatManfaat yang dapat diambil dari kegiatan PPL ini agar dapat diberikan kntribusi bagi beberpapa pihak yang terkait diantaranya:1. Secara TeoritisUntuk mengembangkan dan mengaplikasikan teori dari konsep di lapangan agar menambah wawasan kelimuan tentang program Pendidikan Luar Sekolah.2. Secara PraktisSecara praktis diharapkan program PPL ini bermanfaat :a. Untuk meningkatkan profesionalitas praktikan sebagai praktisi PLS.b. Untuk membandingkan antara teori dengan implementasi di lembaga PKBM Jayagiri.c. Untuk memberikan wawasan tentang teori dan konsep PLS bagi lembaga PKBM Jayagiri

BAB IIDESKRIPSI PENDIDIKAN

A. Bidang PendidikanKegiatan PPL dilakukan di PKBM Jayagiri Lembang yang berlokasi di kampung Genteng Desa Jayagiri kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang berlangsung dari bulan Maret sampai bulan Mei 2015. Kegiatan yang dilakukan fokus pada dua bidang kajian yaitu bidang pendidikan dan bidang pengelolaan program PLS.Bidang pendidikan yang dilaksanakan adalah program kesetaraan paket B dan Paket C serta program pelatihan pendidikan kewirausahaan di bidang Lampion, pengelola kesetaraan memberikan kesempatan untuk melaksanakan praktek mengajar pada program tersebut.1. Silabus Mata Latih / Mata AjarSilabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2010: 190). Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) PPL di Kesetaraan Paket B dan Paket C di PKBM Jayagiri serta Pelatihan Pendidikan Kewirausahaan silabus yang digunakan disesuaikan dengan jumlah mata pelajaran dan kelas yang diajarkan. Terdapat 5 silabus dalam mata pelajaran IPA Kesetaraan Paket B dan 2 silabus dalam mata pelajaran bahasa inggris a. Silabus Kesetaraan Paket BSilabus kesetaraan Paket B berisi dua mata pelajaran yaitu mata pelajaran Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pembuatan silabus oleh praktikan disesuaikan dengan Permendiknas No 14 tahun 2007 dan arahan tutor setiap mata pelajaran.

b. Silabus Kesetaraan Paket CSilabus Kesetaraan Paket C berisi satu mata pelajaran yaitu Ilmu Pengetahuan Alam. Pembuatan silabus oleh praktikan berdasarkan Permendiknas no 14 tahun 2007 dan arahan tutor tiap mata pelajaran.c. Silabus Pelatihan Pendidikan KewirausahaanSilabus Pelatihan Pendidikan Kewirausahaan berisi tujuh kompetensi dasar yang menjadi materi pembelajaran. Pada proses Pelatihan Pendidikan Kewirausahaan praktikan menyampaikan materi tentang soft skill mengenai kerjasama dan pendampingan dalam proses pembuatan lampion. Mulai dari pemahaman mengenai pengertian kerjasama, unsur-unsur dalam kerjasama, manfaat kerjasama dan sikap yang harus dimiliki dalam kerjasama kelompok. Silabus Kesetaraan Paket B dan Paket C serta Pelatihan Pendidikan Kewirausahaan Mandiri terlampir.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP)Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Praktikan membuat 2 RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas X paket C, 1 RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VII paket B, 1 RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas VIII paket B, dan 1 RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IX paket B, 1 RPP mata pelajaran bahasa inggris kelas VIII Paket B, 1 RPP mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IX Paket B. Serta 1 RPP dalam Pelatihan Pendidikan Kewirausahaan materi soft skill tentang kepemimpinan untuk pembuatan Lampion Benang Ball. RPP Kesetaraan Paket B dan Paket C serta RPP Pelatihan Pendidikan Kewirausahaan terlampir.3. Rencana Kegiatan HarianRencana Kegiatan Harian merupakan rencana yang menggambarkan prosedur pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar pada program PAUD. Praktikan membuat 6 RKH pada program PAUD yang dibagi menjadi 3 tema, yaitu 2 RKH untuk tema media elektronik, 2 RKH untuk tema alat komunikasi, dan 2 RKH untuk unsur air, api, dan udara. RKH program PAUD terlampir.4. Deskripsi Proses Pembelajarana. Strategi Ekspositori1) Strategi EkspositoriStrategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankankepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompoksiswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegangperanan yang sangat penting atau dominan. Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya sajasecara tertib dan teratur.2) Strategi Pembelajaran Inkuiri SosialStrategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yangmelibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidikisecara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiripenemuannya dengan penuh percaya diri.

3) Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikirStrategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalahyang diajarkan

b. Metode1) Metode Ceramah Metode Ceramah yaitu cara penyampaian informasi secara lisan yang dilakukan oleh sumber belajar kepada warga belajar. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan dalam kesempatan penyampaian informasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran. Hal ini diakibatkan adanya kemampuan setiap orang untuk berkomunikasi atau menyampaikan pesan kepada orang lain.2) Metode Tanya Jawab Metode Tanya Jawab yaitu cara penjelasan informasi yang pelaksanaannya saling bertanya dan menjawab antara sumber belajar dengan warga belajar.3) Metode Latihan (Drill) Metode drill yaitu cara melatih warga belajar tentang kegiatan-kegiatan tertentu secara berulang-ulang dengan materi yang sama. 4) Metode Penugasan (Resitasi) Metode Resitasi yaitu cara pemberian tugas yang dilakukan oleh sumber belajar kepada warga belajar yang pelaksanaannya dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas, serta dapat dilakukan secara individual maupun kelompok.c. Waktu PelaksanaanSesuai dengan jadwal Kegiatan Belajar Mengajar di PKBM. Jadwal KBM praktikan terlampir.B. Bidang Pengelolaan program PLSKegitan pembuatan PPL yang dilaksanakan di PKBM Jayagiri ini sesuai dengan bidang pendidikan praktikan juga melakukan beberapa kegiatan di bidang pengelolaan prrogram PLS yaitu pelatiahn pendidikan kewirausahaan pembuatan lampion benang ball. Kegitan tersebut dilakukan berdasarkan indentifikasi kebutuhan yang dilakukan di awal program PPL, dan dilakukan oleh seluruh anggota kelompok.1. Latar Belakang Penerapan ProgramPengangguran pada tahun 2014 menjadi 7,24 juta orang (6,03%). Jumlah ini lebih rendah dibanding jumlah pengangguran terbuka saat ini yang berjumlah 7,39 juta orang (6,25%) seperti disebutkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sakernas Agustus 2013. Untuk menangani pengangguran kaum muda maka pemerintah berupaya memperbanyak pelatihan keterampilan kerja sesuai kebutuhan industri, Penyebaran kewirausahaan, pengembangan sistem informasi pasar kerja mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan padat karya yang mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah besar.Permasalahan baru yang dihadapi Kemenakertrans, tenaga kerja di Indonesia memiliki tingkat Pendidikan yang 50% lebih hanya lulusan Sekolah Dasar (SD). Selain itu jenis kelulusan calon tenaga kerja tidak sesuai dengan peluang yang tersedia. Dari tahun ke tahun, jumlah pengangguran di Indonesia terus bertambah. Jika masalah ini terus dibiarkan begitu saja, maka tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi Negara yang memiliki penduduk yang tidak berpenghasilan di dunia. Oleh karena itu, untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada di lingkungan sekitar, dibutuhkan suatu kreativitas dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di masyarakatUpaya dalam Peningkatkan SDM itu dapat berlangsung melalui beberapa program pemerintah maupun swasta, meliputi pendidikan Formal seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA) dan Perguruan tinggi. Pendidikan Nonformal dimana pendidikan ini berlangsung didalam keluarga adapun pendidikan Nonformal seperti peningkatan life skills, pelatiahan, kursus dan lainnya yang bergerak dilingkungan masyarakat. Karena yang kita ketahui penambahan sumber daya manasia tidak hanya di jalur pendidikan Formal tetapi juga di jalur pendidikan nonformal salah satunya program pelatihan untuk meningkatkan skills yang baik yang tidak didapatkan didalam sekolah.Dengan menyadari banyak potensi serta kebutuhan masyarakat khususnya para pemuda karang taruna yang ada RW 11 di Kampung Genteng desa Jayagiri, maka kami berencana untuk menyelenggarakan sebuah pelatihan pembuatan lampion Benang Ball. Agar mereka memiliki wawasan yang lebih dan pengalaman membuat kerajinan tangan serta dapat mencoba untuk berwirausaha dengan memasarkan hasil karyannya sendiri.

2. Langkah-langkah Pengelolaan ProgramLangkah-langkah pelatihan pendidikan kewirausahaan masyarakat bidang keterampilan pembuatan lampion bagi pemuda di desa jayagiri kecamatan lembang kabupaten bandung barat direalisasikan sebagai berikut :a. Persiapan1) Menyusun desain program2) Mengadakan rapat persiapan awal3) Mengoordinasikan dengan PKBM, Karang Taruna, dan unsur terkait lainnya.4) Mengadakan rapat teknis dan konsultasi dengan pembimbing/ dosen luar biasa, untuk membahas desain pelatihan, khususnya berkaitan dengan: a) Materi/bahan pelatihanb)Metodec)Waktu dan jadwald)Proses/alur kegiatan5) Penyusunan bahan/materi6) Mengecek kesiapan tempat, sarana dan fasilitas pendukung pelatihan7) Menyiapkan surat-surat:a)Surat permohonan narasumber dan fasilitator.b)Surat pemanggilan peserta.c)Surat undangan pembukaan/penutupan.d)Sertifikat.8) Penyiapan format-format: biodata peserta, biodata narasumber, evaluasi peserta, evaluasi narasumber, evaluasi penyelenggaraan dan pemantauan serta daftar hadir hadir peserta, narasumber, dan panitia.9) Menyiapkan ATK (kertas, alat tulis, buku, tas, spanduk, dll.) dan obat-obatan (P3K).10) Penyiapan alat untuk dokumentasi kegiatan11) Penyiapan/menggandakan bahan belajar12) Mengadakan rapat persiapan terakhir b. Pelaksanaan1) Pembukaan2) Penjelasan teknis tentang proses pelatihan 3) Melaksanakan pre-test.4) Melaksanakan pelatihan:a)Penyampaian substansi pelatihan (pleno)b)Penugasan/praktik di kelas (kerja kelompok)c)Diskusi dan presentasi/progress hasil kerja kelompok (pleno)5) Melaksanakan post-test.6) Melaksanakan dan mengolah hasil evaluasi peserta (pre-test dan post test), evaluasi narasumber, dan evaluasi penyelenggaraan.7) Penutupanc. Pelaporan1) Kaji ulang (review) pelaksanaan pelatihan 2) Penghimpunan dokumen pelaksanaan pelatihan 3) Penyusunan laporan4) Penggandaan laporan

3. Rekomendasi dan Tindak LanjutDari hasil evaluasi yang yang praktikan lakukan terhadap pelaksanaan pelatihan pendidikan kewirausahaan masyarakat bidang keterampilan pembuatan lampion maka sebagai pertimbangan dimasa yang akan datang praktikan memberikan rekomendasi sebagai berikut :a. Bagi Panitia

b. Bagi Peserta

BAB IIIPARTISIPASI DALAM LINGKUNGAN LEMBAGA TEMPAT LATIHANA. Partisipasi dalam Lingkungan PKBMSeorang pendidik harus dapat berbaur dan bersinergi dalam lembaga PKBM untuk mencapai tujuan yang telah disusun melalui hasil identifikasi. Partisipasi yang dilakukan praktikan dalam PKBM, diantaranya :a. Kegiatan Belajar Mengajar di Program KesetaraanMelakukan kegiatan belajar mengajar pada satuan pendidikan kesetaraan paket B dengan mata pelajaran, matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, olahraga, seni budaya, IPA, dan IPS. dan di paket C dengan mata pelajaran Biologi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Sejarah, Geografi, Sosiologi, Ekonomi, seni budaya, PKN, dan Agama. Proses kegiatan belajar mengajar dilakukan sesuai jadwal yang telah di tentukan pihak PKBM Jayagiri, yaitu :

b. Kegiatan Belajar Mengajar di Program PAUDMelakukan kegiatan belajar mengajar pada satuan pendidikan PAUD diantaranya Kober dan TPQ. Proses kegiatan belajar mengajar dilakukan sesuai jadwal yang telah di tentukan pihak PKBM Jayagiri, yaitu Senin- Jumat pukul 09.00-10.30.

B. Partisipasi dalam Lingkungan MasyarakatPraktikan juga berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat, khusunya RW 11 melalui Pelatihan Kewirausahaan Masyarakat Pembuatan Lampion Benang Ball yang dilaksanakan pada tanggal 1-3 Mei 2015 di PKBM Jayagiri.Simpulan dari smua partisipasi, baik di pkbm dan masyarakat.

BAB IVANALISIS KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

A. Kondisi Program di PKBMHasil identifikasi kami di PKBM Jayagiri di program pendidikan kesetaraan dengan melakukan observasi secara langsung melihat pembelajaran di program pendidikan kesetaraan dan melakukan wawancara dengan tutor-tutor pendidikan kesetaran, pada program pendidikan kesetaraan di PKBM Jayagiri terdapat dua sistem pembelajaran yang pertama adalah program pendidikan kesetaraan secara reguler yang mana menyerupai pola pendidikan formal pada semestinya, disini warga belajar diharuskan mengikuti pendidikan sebagimana pendidikan formal yang biasanya hadir setiap hari senin sampai dengan hari jumat, di PKBM Jayagiri ini terdapat 150 orang warga belajar yang mengikuti program kesetaraan secra regular yang mana 75 orang warga belajar paket C atau setara dengan SMA dan 75 orang warga belajar paket B setara SMP yang didominasi oleh perempuan sekitar 110 orang dan laki-laki 40 orang dengan rentan usia hampir sama dengan usia sekolah yang semestinya. sistem pembelajaran yang kedua adalah program kesetaraan secara karyawan yang mana kebanyakan dari peserta atau warga belajar yang mengikutinya masyarakat yang belum tuntas wajib belajar pesertanyapun hanya 55 orang warga belajar. Warga belajar yang mengikuti pendidikan kesetaraan ini sebagian besar asli dari warga sekitar desa Jayagiri dan dengan cakupan seluruh kecamatan Lembang.Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan di PKBM Jayagiri ini masih menggunakan kurikulum KTSP 2006 tentang pengembangan ide kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan dengan tujuan pengembangan karakter, kondisi dan potensi daerah, dan peserta didik. Dengan menggunakan bahan ajar modul, buku paket, dan melihat dari isu-isu sosial, dan sebagainya. Di PKBM Jayagiri ini terdapat 4 orang pengelola, 20 orang tutor kesetaran dan 5 orang tutor Kober (kelompok belajar) yang sudah berkopetensi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sarana belajar di PKBM Jayagiri inipun sudah mendukung dalam proses pembelajaran yang mana terdapat 6 gedung terdiri dari 3 kelas untuk pendidikan kesetaraan, 1 kelas untuk Kober (kelompok bermain), 1 kelas untuk TPQ (Tempat Pembelajaran Quran), dan 1 kelas untuk TPA (Tempat Penitipan Anak).Dalam proses pembelajaran di PKBM Jayagiri ini peserta juga di pungut biaya sebesar 20 ribu/bulan untuk biaya perawatan sarana prasarana bagunan, PKBM Jayagiri ini juga bermitra dengan pemerintah daerah Kab. Bandung Barat, Pemerintah Pusat, yayasan Luxenberg, wardah, dsb. Yang sumber dananya digunakan untuk operasional lembaga semperti gaji para tutor dan kebutuhan lainnya. Pada pendidikan kesetaraan sistem reguler bisa kita lihat hampir menyerupai pendidikan formal, dalam pendidikan formal terdapat beberapa ekstrakulikuler yang tujuannya membuat peserta didik aktif selain didalam kelas, dan dapat menggali potensi sendiri. Pendidikan kesetaraan reguler ini juga peserta diharuskan untuk mengikuti program di PKBM Jayagiri yang lainya seperti kursus tatarias, dekorasi, tataboga, dan seni budaya yang tujuannya agar warga belajar mempunyai keahlian lain yang dapat dikembangkan dan disalurkan menjadi lahan pekerjaan bagi mereka setelah lulus dari program kesetaraan.PAUD yang berada di PKMB Jayagiri terdiri dari TPA, TPQ, dan Kober. Nama dari Kober PAUD Jayagiri yaitu Bunga Nusantara. Kober ini terdiri dari 25 jumlah peserta didik dengan kelompok umur 3-5 tahun dengan jumlah tutor 3 orang. Jadwal pembelajaran di Kober ini setiap Senin sampai Jumat mulai pukul 9.00-11.00 WIB. Dilihat dari minat peserta didiknya mereka sudah cukup antusias mengikuti proses bermain sambil belajar, dengan metode tanya jawab dan bercakap-cakap yang digunakan oleh tutor untuk meningkatkan minta belajar peserta didik. Sayangnya belum ada fasilitator di Kober ini. Tutor sudah menggunakan Rencana Kegiatan Harian (RKH) sebagai pedoman untuk memulai proses pembelajaran, dengan menggunakan Permen 58 sebagai kurikulumnya. Sumber belajar seperti silabus dibuat sendiri oleh tutor. Sarana belajar yang terdapat di Kober ini sudah sangat lengkap, seperti APE luar dan APE dalam, media pembelajaran seperti tape, white board, buku-buku dan lainnya. Ruang kelas yang berukuran 6 x 13 meter sudah sangat nyaman untuk menampung peserta didik yang berjumlah 25 orang. Terdapat 4 ruangan yang dibagi di Kober ini, diantaranya ruang utama ketika akan memulai pembelajaran seperti tempat berkumpul, berdoa sebelum memulai pelajaran, dan bernyanyi bersama, kemudian ruang untuk pengembangan aspek kognitif, dimana terdapat meja dan kursi untuk memudahkan peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh tutor seperti mewarnai, mencocok, menebalkan angka dan huruf dan lainnya. Kemudian terdapat 2 ruang setra yaitu setra persiapan yang digunakan untuk tempat bermain peserta didik setelah selesai mengerjakan tugas dari tutor dan setra bermain peran yang digunakan peserta didik untuk memainkan peran seperti pedagang, koki, dokter, guru, dan sebagainya.Kober ini dibangun dengan dana swadaya dan pernah menjalin kemitraan dengan pihak luar dari Korea pada tahun 2009. Setiap peserta didik wajib membayar iuran wajib sebesar 45 ribu/bulan. Dilihat selama proses pembelajarannya, peserta didik mengikuti dengan tertib dan sesuai aturan yang berlaku di Kober, meskipun ada beberapa anak yang masih diam bahkan menangis ketika proses pembelajaran sudah dimulai. Partisipasi orang tua di Kober ini sudah cukup baik, karena sering menghadiri parenting yang diadakan oleh Kober. Untuk mengkomunikasikan perkembangan anak, tutor dan orang tua biasanya menggunakan buku penghubung atau melakukan pertemuan minimal 1 kali dalam 3 bulan, dan diakhir semester. Tutor di Kober ini sudah memiliki 4 kompetensi pendidik, diantaranya pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.Peserta didik di Kober ini dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke TK (Taman Kanak-Kanak) sehingga belum terlalu dipaksakan untuk baca dan tulis. Alat evaluasi yang digunakan tutor untuk menilai peserta didik menggunakan buku laporan/portofolio setiap akhir semester dengan menilai aspek afektif, kognitif, psikomotor, imtag, seni musik dan olah tubuh.Program TPQ di PKBM Jayagiri terdiri dari TK 1 A dan B, TK 2 untuk usia melanjutkan ke SD dengan jumlah peserta 55 orang, serta TPQ 1 untuk SD kelas 1, TPQ 2 untuk SD kelas 2-3, dan TPQ 3 untuk SD kelas 3-6, dengan jumlah peserta didik 49 orang. Peserta didik di program TPQ memiliki potensi dalam membaca dan menulis Al-quran serta membaca doa-doa. Minat peserta didik lebih tinggi ketika pembelajaran mewarnai dan bercerita tentang teladan nabi-nabi.Program TPQ memiliki 5 pengelola yang juga merangkap sebagai tutor. Kurikulum yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pada yang disusun oleh LPPTK dan BKPRMI. Rencana pembelajaran program TPQ masih berupa rangkuman singkat materi yang akan disampaikan selama 1 minggu. Tutor program TPQ sudah memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Media pembelajaran yang digunakan masih sederhana yaitu gambar, poster, dan buku.Sarana prasarana terdapat di program TPQ yaitu meja 12 buah, kursi 2 buah, 1 papan tulis, dan 1 lemari buku. Sumber dana kegiatan program TPQ berasal dari inpaq orang tua yang dialokasikan untuk honor guru. Program TPQ menjalin kemitraan dengan PKBM Jayagiri dan Lembaga Penyelenggara TK tingkat daerah dan kecamatan. Peserta didik program TPQ memiliki motivasi yang baik dengan memberikan perhatian kepada tutor dan mengerjakan tugas-tugas meskipun beberapa murid datang terlambat. Orang tua peserta didik dinamakan persatuan orang tua santri. Kegiatan orang tua peserta didik yaitu diarahkan untuk membaca di TBM. Kegiatan evaluasi untuk program TPQ yaitu tes lisan setahun 2x dan penilaian harian. Iqro menggunakan kartu prestasi dan sebagai laporan untuk orang tua mengenai kegiatan anak di sekolah

B. Analisis Masalah Program (SWOT)1. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)a. KBM di Kesetaraan1) Strength (Kekuatan)Kekuatan dari kegiatan pembelajaran di kesetaraan yaitu dari sisi peserta didik yang memiliki partisipasi aktif dalam mengikuti dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran, terlihat dari partisipasi siswa yang menjawab pertanyaan tutor dan mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dimengerti.2) Weakness (Kelemahan)Kelemahan dari proses pembelajaran di kesetaraan yaitu tutor belum membuat rencana pembelajaran yang sistematis seperti silabus dan RPP. Tutor kesetaraan hanya menggunakan metode ceramah dan mendiktekan materi kepada peserta didik sehingga menimbulkan kejenuhan bagi peserta didik. Kurangnya kedisiplinan pada peserta didik terlihat dari kurangnya kehadiran dan banyaknya peserta didik yang terlambat masuk ke kelas.3) Opportunity (Kesempatan)Peluang dari proses pembelajaran di kesetaraan yaitu keaktifan siswa di kelas memberi kita peluang untuk mencobakan dan memperbanyak metode pembelajaran dalam proses belajar-mengajar.4) Threat (Ancaman)Ancaman dari proses pembelajaran di kesetaraan yaitu metode dan media pembelajaran yang monoton mengakibatkan berkurangnya jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran karena mereka merasa jenuh. Belum tersusunnya rencana pembelajaran yang sistematis mengakibatkan tutor memberikan materi secara berulang-ulang.

Tabel Analisis SWOT Kegiatan Belajar KesetaraanUraianKekuatanKelemahanPeluangAncaman

PendidikPenggunaan Metode Belajar dan Belum tersusun rencana pembelajaranMencobakan Metode Baru dan VariatifMengulang materi

Peserta DidikPartisipasi AktifKurang Disiplin Merasa Jenuh

b. KBM di PAUD1) Strength (Kekuatan)Kekuatan dari proses pembelajaran di PAUD yaitu metode tutor yang mampu mengkondisikan kelas sehingga peserta didik antusias dalam mengikuti proses bermain dan belajar di kelas, misalnya ketika peserta didik mulai rewel, tutor langsung berinisiatif untuk mengalihkan perhatian anak melalui nyanyian, tepukan, atau panggilan-panggilan khusus kepada peserta didik, selain itu PAUD juga sudah mengacu pada kurikulum Permendiknas No.58 tahun 2009. 2) Kelemahan (Weakness)Kelemahan dari proses pembelajaran di PAUD, yaitu Kober (usia 3-6 tahun) yaitu masih ada beberapa orangtua yang mendampingi anaknya di dalam kelas bahkan ketika proses pembelajaran sudah dimulai, yang mengakibatkan anak menjadi kurang mandiri, karena orangtua juga seringkali membantu anak ketika diberi tugas oleh tutor. Selain itu tutor belum bersikap tegas untuk mengingatkan orangtua untuk menunggui anaknya di luar kelas, dan hal ini juga sebenarnya disebabkan oleh kurangnya tutor pengajar sehingga beberapa anak merasa tidak diperhatikan. 3) Opportunity (Kesempatan)Peluang dari proses pembelajaran di PAUD yaitu banyaknya orangtua, khususnya ibu-ibu yang mendampingi anaknya selama proses pembelajaran memberikan kita peluang untuk menggantikan posisi ibu mendampingi anak di dalam kelas. Karena tutor yang ada di PAUD hanya 2 orang sehingga mengakibatkan beberapa anak tidak diperhatikan. Selain itu anak-anak yang cepat akrab kepada praktikan, memberi peluang untuk praktikan mendampingi dan membimbing anak dalam proses belajar.4) Threat (Ancaman)Ancaman dari proses pembelajaran di PAUD yaitu sikap tutor yang kurang tegas terhadap orang tua dapat mengakibatkan sikap mandiri anak tidak terbentuk sempurna karena orangtua selalu mendampingi anak selama proses pembelajaranTabel Analisis SWOT Kegiatan Belajar PAUDUraianKekuatanKelemahanPeluangAncaman

PenyelenggaraMembuat kegiatan untuk orang tua

PendidikPenggunaan metodeKurang tegasMeggantikan posisi orang tua dalam pendampinganMengulang materi

Peserta DidikAntusias dan mudah akrabTidak mandiri

c. KBM di Pelatihan1) Strength (Kekuatan)Kekuatan dari KBM pembuatan lampion benang ball yaitu pendidik telah mempersiapkan materi yang akan diberikan pada pelatihan dan metode yang digunakan pendidik mampu membuat peserta pelatihan aktif dalam mengikuti segala kegiatan pelatihan. Terlihat dari peserta pelatihan yang berkenan untuk tampil di depan dan menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan narasumber dan ketika pemberian materi softskill, peserta pelatihan juga antusias menjawab pertanyaan-pertanyaan narasumber.2) Weakness (Kelemahan)Kelemahan dari KBM pembuatan lampion benang ball yaitu narasumber tidak membuat perencanaan evaluasi sehingga untuk mengukur kemampuan peserta pelatihan. Media yang digunakan pendidik kurang efektif.3) Opportunity (Kesempatan)Peluang dari pelatihan pembuatan lampion yaitu aktifnya peserta pelatihan khususnya kelompok karang taruna, memberikan kita peluang untuk membentuk kelompok usaha, jika dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan. Sebelumnya juga peserta sudah memiliki kelompok usaha di bidang makanan. Melalui pelatihan pembuatan lampion benang ball, kita memiliki peluang untuk memperkaya variasi produk usaha karang taruna. Dalam pelatihan narasumber memberikan materi tentang pemasaran yang diharapkan mampu mengembangkan usaha karang taruna dalam bidang produk makanan (chesse stick)4) Ancaman (Threat)Ancaman dari kegiatan pelatihan pembuatan lampion peserta kesulitan ketika praktek pembuatan lampion, khusunya ketika membalut balon dengan benang ball sehingga beberapa produknya gagal dan faktor cuaca menghambat proses pembuatan lampion karena membutuhkan cahaya matahari untuk mengeringkan lem.

Tabel Analisis SWOT KBM dalam Pelatihan Kewirausahaan Masyrakat Bidang Keterampilan Pembuatan LampionUraianKekuatanKelemahanPeluangAncaman

PendidikMempersiapkan materi dengan matang dan penggunaan metodeTidak membuat perencanaan evaluasi dan kurangnya media

Peserta DidikPartisipasi akktifMengembangkan usahaKesulitan dalam praktek

2. Penyelenggaraan Pelatihana) Strength(Kekuatan)Kekuatan dari penyelenggaraan pelatihan yaitu penyelenggara sudah membuat perencanaan berupa desain program sebagai acuan untuk menjalankan pelatihan. Dan tingginya antusias masyarakat dalam mengikuti pelatihan dilihat dari jumlah peserta yang hadir sama dengan jumlah peserta yang mendaftar.b) Weakness(Kelemahan)Kelemahan dari penyelenggaraan pelatihan yaitu penyelenggara tidak memperhitungkan waktu sehingga waktu jeda cukup panjang sehingga membuat peserta jenuh menunggu.c) Opportunity (Kesempatan)Kesempatan dari penyelenggaraan pelatihan yaitu peserta memiliki peluang untuk memperkaya variasi produk usaha mereka.

d) Threat (Ancaman)Ancaman dari penyelenggaraan pelatihan yaitu kegiatan berakhir sebelum waktunya karena peserta jenuh saat menunggu jeda istirahat.

Tabel Analisis SWOT KBM dalam Penyelenggaraan Kewirausahaan Masyrakat Bidang Keterampilan Pembuatan LampionUraianKekuatanKelemahanPeluangAncaman

PenyelenggaraMembuat desain pelatihanTidak mengefesiensikan waktuKegiatan berakhir sebelum waktunya

MasyarakatAntusias mengikuti pelatihanMemperkaya jenis usaha baru

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kegiatan PPL yang praktikan laksanakan, kesimpulan dan saran yang dapat kemukakan adalah :

A. KESIMPULANPraktek lapangan bertujuan agar para mahasiswa (praktikan) mendapatkan pengalaman mengobservasi dan membantu mengelola satuan pendidikan secara faktual di lapangan, sebagai wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional. Pengalaman tersebut meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalm profesi sebagai pendidik, serta mampu menerapkannya di luar lembaga dengan penuh tanggung jawab.Adapun praktek lapangan yang dilakukan yaitu melakukan identifikasi kebutuhan RW 11, mengajar di program kesetaraan, mengajar di program PAUD, mengikuti kegiatan FGD (Focus Grup Discussion) yang berlangsung di PP-PAUDNI dan mengadakan pelatihan pembuatan lampion benang ball di masyarakat

B. SARAN1. Saran kepada PKBM :a. Diharapkan tutor khusunya pada program kesetaraan lebih menggunakan metode dan media belajar yang bervariasi dalam proses pembelajaran agar peserta didik tidak jenuh ketika menerima materi pelajaran.b. Diharapkan tutor pada program Kober membuat peraturan yang tertulis dan lebih tegas terkait pendampingan orang tua dalam proses pembelajaran anak. Apabila hal tersebut kurang efektif, tutor dapat membuat kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga waktu orang tua menunggui anaknya dapat bermanfaat.2. Saran kepada PP-PAUDNI :a. Ada baiknya ketika kegiatan orientasi mahasiswa diberikan pembekalan materi tentang dinamika kelompok sehingga dapat membangkitkan rasa solidaritas anggota kelompok dan menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok.b. Menjalin komunikasi antar DLB (Dosen Luar Biasa), Ketua PKBM, dan Dosen Pembimbing Kampus agar tidak terjadi perbedaan persepsi terkait kegiatan PPL yang dilaksanakan mahasiswa3. Saran kepada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah :a. Efisiensi waktu selama PPL ada baiknya jika dilaksanakan dalam waktu 2 bulan, tetapi mahasiswa wajib fokus hanya pada kegiatan PPL saja, tidak terpengaruh pada kegiatan di luar kegiatan PPL seperti bimbingan skripsi, program yang sedang berlangsung di jurusan dan lainnya.b. Dilakukan pematangan terhadap orientasi mahasiswa, khusunya konten, waktu dan output.