DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

7
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7 1 DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG PURWA RAKSASA Salman Fariz Allutfi dan Primaditya, S.Sn, M.Ds Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Telp/fax. (031) 5931147 Abstrak Kesenian wayang sebagai salah satu kesenian khas Indonesia saat ini tengah mengalami masa masa krisis karena kurangnya apresiasi masyarakat dan gempuran globalisasi yang terus menerus. Dengan penggunaan media action figure ini diharapkan dapat mengangkat kembali kesenian wayang untuk bisa diwariskan kepada generasi muda.Tujuan utama dari penelitian ini adalah, mengembangkan desain mainan action figure dengan memanfaatkan permodelan 3d software.Dalam mengatasi permasalahan ini metode yang digunakan adalah dengan menganalisa action figure, jenis, dan karakteristik material dan detailing yang ada, lalu analisa pasar, eksisting, dan studi produk hingga terbentuk suatu konsep yang berfungsi sebagai acuan dalam pencarian alternatif desain.Gambaran inovasi awal penelitian ini adalah membuat mainan koleksi action figure yang memiliki nilai budaya Indonesia yang kuat, dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya alam dan budaya indonesia. Kata Kunci Wayang, Action figure, 3d modeling I .PENDAHULUAN Wayang adalah kesenian asli Indonesia yang sudah diresmikan sebagai warisan budaya dunia/internasional pada tahun 2003 oleh UNESCO jauh lebih dulu daripada Batik, Keris, dan Angklung dipatenkan dalam kategori yang sama. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia,Jero Wacik, mengatakan, sebagai negara yang mata budaya non benda nya masuk ke dalam daftar warisan budaya dunia, Indonesia terikat dengan kewajiban untuk melestarikan mata budaya tersebut. Namun dalam perkembangan selanjutnya, tidak seperti Batik yang sejak dipatenkan kemudian menjadi populer dikalangan masyarakat dan menjadi bisnis yang cukup sukses di Indonesia, sampai saat ini wayang masih belum menjadi kebudayaan yang dilestarikan dengan baik2. Hal ini terbukti dari tingkat pengetahuan dan minat generasi muda tentang tokoh-tokoh dan ceritapewayangan yang masih cukup rendah terutama di daerah perkotaan di Indonesia khususnya di pulau Jawa yang masih erat kaitannya dengan kesenian ini Gambar : kesenian wayang Posisi wayang sebagai produk kultural bangsa kita, sekarang ini posisinya makin terdesak. Ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal, antara lain, sulitnya memahami wayang bagi generasi mutakhir, sebagai akibat semakin ditinggalkannya bahasa Jawa karena kecenderungan berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.Faktor eksternal, masuknya nilai-nilai budaya dari luar yang kemudian lebih populer ketimbang wayang, seperti musik dangdut yang semakin dahsyat memasyarakat, peredaran musik dan film Barat, film silat Mandarin, film India, dan sebagainya.jumlah penonton wayang dari generasi muda, khususnya remaja semakin sedikit. Setiap kali diadakan pertunjukan, penontonnya bisa dihitung dengan jari, dan kebanyakan mempunyai latar belakang keluarga senimananak- anak pun sekarang juga sangat sedikit, bahkan terkadang hampir tidak ada gambar Grafik Jumlah penonton wayang orang dan purwa THR Surabaya

Transcript of DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

Page 1: DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7

1

DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN

KARAKTER WAYANG PURWA RAKSASA

Salman Fariz Allutfi dan Primaditya, S.Sn, M.Ds

Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Telp/fax. (031) 5931147

Abstrak – Kesenian wayang sebagai salah satu

kesenian khas Indonesia saat ini tengah mengalami

masa masa krisis karena kurangnya apresiasi

masyarakat dan gempuran globalisasi yang terus

menerus. Dengan penggunaan media action figure

ini diharapkan dapat mengangkat kembali kesenian

wayang untuk bisa diwariskan kepada generasi

muda.Tujuan utama dari penelitian ini adalah,

mengembangkan desain mainan action figure

dengan memanfaatkan permodelan 3d

software.Dalam mengatasi permasalahan ini metode

yang digunakan adalah dengan menganalisa action

figure, jenis, dan karakteristik material dan detailing

yang ada, lalu analisa pasar, eksisting, dan studi

produk hingga terbentuk suatu konsep yang

berfungsi sebagai acuan dalam pencarian alternatif

desain.Gambaran inovasi awal penelitian ini adalah

membuat mainan koleksi action figure yang

memiliki nilai budaya Indonesia yang kuat, dalam

rangka menjaga kelestarian sumber daya alam dan

budaya indonesia.

Kata Kunci – Wayang, Action figure, 3d modeling

I .PENDAHULUAN

Wayang adalah kesenian asli Indonesia yang

sudah diresmikan sebagai warisan budaya

dunia/internasional pada tahun 2003 oleh UNESCO

jauh lebih dulu daripada Batik, Keris, dan

Angklung dipatenkan dalam kategori yang sama.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik

Indonesia,Jero Wacik, mengatakan, sebagai negara

yang mata budaya non benda nya masuk ke dalam

daftar warisan budaya dunia, Indonesia terikat

dengan kewajiban untuk melestarikan mata budaya

tersebut. Namun dalam perkembangan selanjutnya,

tidak seperti Batik yang sejak dipatenkan kemudian

menjadi populer dikalangan masyarakat dan menjadi

bisnis yang cukup sukses di Indonesia, sampai saat

ini wayang masih belum menjadi kebudayaan yang

dilestarikan dengan baik2. Hal ini terbukti dari

tingkat pengetahuan dan minat generasi muda

tentang tokoh-tokoh dan ceritapewayangan yang

masih cukup rendah terutama di daerah perkotaan di

Indonesia khususnya di pulau Jawa yang masih erat

kaitannya dengan kesenian ini

Gambar : kesenian wayang

Posisi wayang sebagai produk kultural

bangsa kita, sekarang ini posisinya makin terdesak.

Ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik internal

maupun eksternal. Faktor internal, antara lain,

sulitnya memahami wayang bagi generasi mutakhir,

sebagai akibat semakin ditinggalkannya bahasa Jawa

karena kecenderungan berbahasa Indonesia dalam

kehidupan sehari-hari.Faktor eksternal, masuknya

nilai-nilai budaya dari luar yang kemudian lebih

populer ketimbang wayang, seperti musik dangdut

yang semakin dahsyat memasyarakat, peredaran

musik dan film Barat, film silat Mandarin, film

India, dan sebagainya.jumlah penonton wayang dari

generasi muda, khususnya remaja semakin sedikit.

Setiap kali diadakan pertunjukan, penontonnya

bisa dihitung dengan jari, dan kebanyakan

mempunyai latar belakang keluarga senimananak-

anak pun sekarang juga sangat sedikit, bahkan

terkadang hampir tidak ada

gambar Grafik Jumlah penonton wayang orang dan purwa THR

Surabaya

Page 2: DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7

2

Permodelan 3d software, seperti 3DS max

Bagi sebagian perusahaan yang bergerak dibidang

manufaktur, kemungkinan besar sebagian sudah

mengenal 3D printing. Sebenarnya 3D Printing

adalah sebuah printing yang menampilkan data

dalam bentuk cetakan, namun berbeda dengan

printing biasanya yang mencetak data dalam sebuah

media 2 dimensi ataupun media cetak

lainnya. Dengan teknologi dari 3D printing sebuah

perusahaan dapat membuat sebuah prototype tanpa

harus menghabiskan bahan baku ataupun material.

Karena setelah seorang designer menggambar object

3D mereka akan bisa langsung mencetak hasil

design mereka dengan printer tersebut dan langsung

mengetahui kira-kira apa saja kekurangan dari

design yang telah dibuatnya.Dengan pilihan hingga

60 material kita dapat membuat prototype

bermacam-macam dari yang material karet paling

lunak, plastik, transparan hingga benda yang paling

keras dapat kita cetak, namun perlu diingat bahwa

3D printer tidak menggunakan material logam.

Perancangan desain mainan yang memiliki

keunikan untuk dikumpulkan, dengan tema cerita

pewayangan yang hidup di kalangan rakyat dan

dengan menggunakan permodelan 3d software

sebagai dasar proses mendesain produksinya

Batasan masalah yang berfungsi sebagai

acuan awal dalam mendesain action figure wayang

raksasa ini, diantaranyaadalah:

1. Material mainan yang digunakan adalah standar

action figure action figur, dengan pertimbangan

pertimbangan tingkat kedetailan serta harga.

2. Obyek yang akan diteliti adalah hal hal yang

berkaitan dengan dunia pewayangan khususnya

Tokoh raksasa dalam pewayangan

3. Proses produksi menggunakan 3d printing dan

untuk produksi massalnya menggunakan cast

modeling dengan material resin dan silikon rubber

3.Mainan yang dihasilkan didapat berdasarkan

survey dan minat pasar.

4.Mainan dibuat serial namun diproduksi secara

terbatas, sebagai upaya dalam meminimalisir

biaya produksi dan meningkatkan harga jual.

5.Memiliki artikulasi sederhana dengan 7-12 titik

artikulasi, Tinggi mainan 80mm - 95mm

6.Target utama konsumen mainan ini adalah

kolektor mainan, konsumen mainan bukan

kolektor, dan komunitas mainan. Fungsi utama

mainan untuk dipajang

Tujuan perancangan untuk

memperkenalkan permodelan 3d software pada

perancangan action figure, meningkatkan derajat

industry mainan dalam negeri agar bisa bersaing di

pasaran internasional dengan membawa karakter

khas dari dalam negeri, merancang action figure

yang mampu mewakili karakteristik Buto dalam

dunia pewayangan sehingga diharapkan

mampumemperkenalkan wayang kepada generasi

muda

Manfaat bagi perwayangan Indonesia dan

masyarakat ialah membantu memperkenalkan dunia

Wayang pada generasi baru dengan sebuah solusi

baru yang di harap mampu menjauhkan wayang dari

kemunginan kepunahan . Meningkatkan kualitas

seni tradisional dan budaya nasional khususnya

pewayangan. Turut memperkenalkan

keanekaragaman seni, budaya akan cerita rakyat

yang terdapat di Indonesia.Turut memberikan acuan

dan dorongan usaha bagi pegiat mainan khususnya

action figure dalam mengembangkan industri

mainan Indonesia, sekaligus sebagai media

pembelajaran kepada generasi muda akan

pentingnya mengangkat budaya Indonesia ke dalam

sebuah industri mainan modern. Membantu

pemerintah dalam menjaga kelestarian kesenian

wayang dari kepunahan

II .METODE DESAIN

Page 3: DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7

3

Tahap pendahuluan adalah analisa pasar,

yang meliputi: Target konsumen, Target penjualan

yang dituju, Kebutuhan konsumen.Analisa ini

bertujuan untuk mengetahui target pasar,

pemahaman target pasar terhadap produk eksisting,

dan memahami karekteristik konsumen.

Tahap analisa dan konsep. Dalam tahapan

ini pemasukan ide dan inovasi sudah dapat

dilakukan, karena sudah diketahui dengan pasti

kebutuhan yang sebenarnya dibutuhkan. Kebutuhan

ini didapat dari analisa-analisa sebelumnya

diantaranya:

Analisa Pasar, Skema Metodelogi Penelitian dimulai

dari analisa pasar yang berfungsi untuk mengetahui

analisa yang mencakup point - point segmentasi,

targeting, dan positioning. Studi produk, yang

meliputi, analisa material/bahan, treatment, analisa

tema produk, analisa spesifikasi produk, analisa

penyajian produk. Studi produk eksisting dan

kompetitor, meliputi:Spesifikasi, Bahan, Komponen,

Joining, Proses produksi, Kelebihan dan

kekurangan.

Tahap desain dan pengembangannya.

Dalam tahap ini sudah dilakukan dengan membuat

beberapa alternatif-alternatif desain dengan sesuai

dengan konsep berdasarkan analisa yang sudah

dilakukan sebelumnya.

Setelah alternatif dikerucutkan sesuai yang sudah

dikonsepkan maka analisa detil dilakukan untuk

mengetahui apa saja yang perlu dan tidak diperlukan

guna mengembangkan desain yang telah dilakukan.

Tahap evaluasi ini dilakukan untuk

mengevaluasi kekurangan dan kelebihan produk,

apakh sesuai konsep dan apakah konsep tersebut

sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen dan

apakah produk tersebut bisa diterima nantinya oleh

konsumen.

Tahap presentasimeliputi: final desain,

gambar teknik, 3D modelling, gambar presentasi,

prototyping, dan presentasi. Yang kesemuanya

dilakukan untuk perwujudan produk dan mengetahui

fisiknya secara pasti sesuai konsep yang sudah

ditentukan dan inovasi yang ditawarkan.

III .PEMBAHASAN DAN HASIL

1. Analisa Pasar

Karakteristik target konsumen

A. kolektor mainan: Rela mengeluarkan uang dalam

jumlah besar untuk mainan yang dikoleksinya.

Biasanya memiliki list target mainan yang

hendak dikoleksi. Mainan yang dikoleksi

diutamakan yang langka atau limited edition.

Biasanya tidak membuka kemasan mainan

koleksinya

B. konsumen mainan (bukan kolektor): biasanya

membeli mainan hanya sebatas karena suka dan

tidak terencana dalam membeli, mainan yang

dibeli biasanya untuk dimainkan, biasanya juga

membeli karena ada rasa ingin tahu, mainan yang

dibeli menyesuaikan terhadap budget yang

tersedia.

C. komunitas mainan: memiliki sifat saling peduli

satu sama lain, biasanya anggotanya terdiri dari

para kosumen kolektor, dibentuk oleh orang per

orang yang setara, memilikisarana share

informasi secara online atau offline, informasi

akan mainanselalu up to date

2. Analisa Kompetitor dan Eksisting

Bila dikaji secara lebih spesifik dan lebih

difokuskan, competitor dari perancanan produ kini

adalah produk dengan tema serupa, yaitu tokoh

pewayangan gatotkaca dan pandawalima dibuat

pada akhir tahun 2007. Berawal dari tugas kuliah

dimana mengambil tema tentang kebudayaan

Indonesia, memilih tema tentang kebudayaan

Indonesia. Dibuat dengan teknik custom. Untuk

basic figurenya mengambil dari basic Namor Marvel

Legends

Gambar : action figure dengan karakter pandawa lima

Produk kompetitior ini memiliki tujuan yang

hampir sama, yaitu memperkenalkan budaya yang

dimiliki bangsa Indonesia ke mata dunia dengan

mengangkat karakter khas Indonesia.

Page 4: DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7

4 3. Analisa Artikulasi

Artikulasi digunakan untuk mempelajari

sendi sendi yang akan dipakai untuk menciptakan

posisi/ ruang gerak yang dikehendaki dalam sebuah

karakter action figure. Pada pembahasan

sebelumnya telah dijelaskan beberapa perbedaan

action figure beserta artikulasi konstruksi yang ada

di dalamnya, artikulasi pada action figure ditujukan

untuk menciptakan ruang gerak pada mainan agar

bisa menampilkan berbagaimacam pose seperti pada

gerak dinamis seorang manusia

Artikulasi Adalah jenis sambungan dan

sendi yang digunakan pada action figure untuk

mendapatkan ruang gerak sehingg asebuah figure

dapat merubah pose

Gambar : artikulasi dan join umum pada action figure

3. Analisa Tren

Action figure sebagai salah satu tren modern yang

saat ini sedang digemari anak muda bisa menjadi

salah satu media/ jalan masuk bagi kesenian wayang

yang tradisional. Namun tentu saja hal itu tetap

harus diiringi dengan beberapa penyesuaian

misalnya dalam pemilihan tokoh pewayangan.

Tokoh pewayangan yang akan diaplikasikan

kedalam media action figure haruslah merupakan

tokoh yang cukup mudah dikenali oleh masyarakat,

khususnya bagi target audience nya. Seorang tokoh

pewayangan yang memiliki ‘kekuatan’ tersendiri

dalam dunia wayang serta memiliki peran penting

dalam cerita pewayangan. Karena dari tokoh

tersebut kemudian akan terrepresentasikan pesan apa

yang ingin disampaikan kepada target audience

yaitu, memperkenalkan dan mengingatkan kembali

akan pentingnya menjaga kesenian wayang sebelum

kesenian tersebut benar- benar hilang.

4. Analisa Tema

Tujuan: untuk mengetahui tema karakter tokoh

cerita rakyat yang akan diaplikasikan kemainan,

batasan - keanekaragaman budaya Indonesia, cerita

pewayanganmemiliki keunikan karakter

Gambar :karakter wayang dan pakem (standar) atribut

Dalam seni pewayangan terutama karakter wayang,

memiliki standar atribut atribut atau aksesoris yang

tidak bisa lepas dari karakteristik aslinya, hal ini

biasa disebut pakem, yaitu batasan sejauh mana

karakter kebudayaan wayang ini bisa ditampilkan

secara visual tanpa meninggalkani dentitas aslinya

5. Analisabentuk

Digunakan untuk mencari bentuk wayang dari

media 2 Dimensi menjadi 3 dimensi / memiliki

volume dan ruang, pada analisa ini banyak

menggunakan literature dari buku milik Ki

Sukasman tentang Wayang ukur, yaitu wayang

dengan bentuk dan gubahan baru tanpa merubah

pakem dan karakter dari wayang itu sendiri. Konsep

penciptaan wayang ukur secara rinci terdapat pada

tulisannya yang berjudul Sukasman dan Rahasia

Bentuk Wayang, seperti berikut ini:

Page 5: DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7

5

Gambar Perbandingan bentuk karakter manusia pada wayang

dengan manusia pada realita n

Gambar diatas menunjukkan Perubahan

bentuk dari wayang purwa (wayang kulit) menjadi

bentuk realis/ semi realis, kemudian di ambil siluet

dari karakter wayang diatas dengan tanpa aksesoris

pada gambar di bawah ini

Gambar Perbandingan silhuet bentuk kepala pada karakter

manusia wayang dengan realita nya

Gambar Identitas pakem Anggota TubuhWayang

Dibandingkan dengan karakter wayang

raksasa di bawah ini, contoh karakter yang di ambil

adalah wayang raksasa bernama butho rambut geni,

dengan mengambil siluetnya untuk mempermudah

mengidentifikasi bentuk raksasa wayang yang

sebenarnya

Gambar Perbandingan silhuet bentuk pada karakter manusia

wayang dengan realita

Gambar sketsa gubahan bentuk dari wayang raksasa ke bentuk

3D

Page 6: DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7

6 6. Artikulasi Terpilih

7. Final desain

Gambar desain platform action figure wayang raksasa

Gambar final desain kemasan action figure wayang raksasa

Gambar final desain varian action figure dan kemasan action

figure wayang raksasa

IV .KESIMPULAN

Beberapa poin - poin yang bisa dirangkum menjadi

sebuah kesimpulan dalam perancangan ini antara

lain :

1. Action figure wayang raksasa adalah sebuah

terobosan baru untuk memperkenalkan

kebudayaan Indonesia khususnya budaya

wayang ke seluruh dunia Sepatu sepak bola

anak sekaligus membuka peluang pasar yang

sangat lebar mengacu pada fanatisme para

pecinta action figure impor dari luar negeri

2. Desain model pada action figure yang

menggunakan 3d software memiliki

keunggulan dalam presisi dan detail action

figure dalam pergerakan maupun pose yang di

inginkan diharapkan mampu bersaing dengan

action figure impor yang sudah ada di pasaran

3. Mainan action figure ini menjadi sarana khusus

para pecinta budaya wayang untuk menjadi

suatu media untuk lebih mengenalkan kepada

masyarakat khususnya para remaja sebagai

generasi penerus kebudayaan wayang itu

sendiri agar tetap lestari

Page 7: DESAIN MAINAN ACTION FIGURE DENGAN KARAKTER WAYANG …

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-7

7 UCAPAN TERIMA KASIH

1. Allah SWT Sang Penciptaku atas kemudahan,

kelancaran dan kemurahan-Nya dalam

memberikan rahmat dan petunjuk-Nya untuk

menyelesaikan tugas akhirku ini, serta Nabi

Muhammad SAW sebagai utusan-Nya dan

panutan umat-Nya.

2. Keluargaku tercinta ,Abah yang member

mandate harus lulus kuliah, dan Ibu sebagai

motivator, serta semua saudara-saudaraku dan

keluarga besar .

3. Bapak Primaditya, S.Ds, M.Ds selaku dosen

pembimbing. Bapak dan ibu dosen Despro ITS,

Pak Taufik, Pak Andhika, Pak Jatmiko. Terima

kasih atas waktu, bimbingan dan saran selama

saya menempuh pendidikan.

4. Pak Stevanus Ongkodjojo selaku Rannova

branch manager serta jajaran karyawan dan

staff yang membantu merealisasikan proyek TA

ini.

5. Teman - teman angkatan 2007 seperjuangan,

tanpamu apa dayaku

6. Teman – teman kelas tugas akhir yang tak lelah

memberikan semangat untuk terus maju

7. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, saya ucapkan banyak terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Literatur:

Dat, Zach And Procopio, Ruben. 2010. Pop

sculpture: How to Create Action Figures and

Collectible Statue. New York: Watson Guptill

Publication

Salim. 2011. Wayang ukur karya sukasman :

Studi ekplorasi bentuk. Surakarta

Katalog, 2002. Sukasman dan Rahasia Bentuk

Wayang, Yogyakarta.

Sukasman, 1993.“Segi Seni Wayang Kulit

Purwa dan Perkembangannya”. Yogyakarta.

M.hum , Dr. Purwadi. 2007. Seni Pedhalangan

Wayang Purwa. Jakarta.

Surya, Aldhila Adhi (2001) Tugas Akhir Desain

Produk ITS, Surabaya

Media online/Websites:

http://www.wikipedia.org

http://www .popsculpturebook.blogspot.com

http://www.kicktraq.com/projects/gogodynamo/th

e-hero-project-action-figures-of-world-cultural/

http://www. wayangku.wordpress.com

http://wayangprabu.com

http://www. wayangku.wordpress.com

http://dusyanta.blogspot.com/

http://www.pitoyo.com

http://bongzberry.deviantart.com/art/Character-

Designs-Raksasa

http://my3atoys.blogspot.com

http://kiki.blog.stisitelkom.ac.id/files/2012/08/Girri-

Hardipratomo-E-SSRD.pdf

http://www.3dprint-uk.co.uk/the-basic-rules-for-stl-

files