DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ... SHIERLY...“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu...

246
DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) UNTUK MENINGKATKAN SELF EFFICACY MATEMATIS PESERTA DIDIK SMPN 16 KOTA JAMBI SKRIPSI oleh SHIERLY DUVA AGRAINI. S NIM A1C216057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2020

Transcript of DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD ... SHIERLY...“Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu...

  • DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS

    MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

    (GUIDED DISCOVERY) UNTUK MENINGKATKAN

    SELF EFFICACY MATEMATIS PESERTA

    DIDIK SMPN 16 KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    oleh

    SHIERLY DUVA AGRAINI. S

    NIM A1C216057

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2020

  • DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS

    MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

    (GUIDED DISCOVERY) UNTUK MENINGKATKAN

    SELF EFFICACY MATEMATIS PESERTA

    DIDIK SMPN 16 KOTA JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Universitas Jambi

    Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan

    Program Sarjana Pendidikan Matematika

    oleh

    SHIERLY DUVA AGRAINI. S

    NIM A1C216057

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS JAMBI

    2020

  • MOTTO

    “Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau

    telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).

    Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

    (QS.Al-Insyirah 6-8)

    “Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan” (QS. Ar Rahman: 13)

    “You’ve worked hard today. Get a good night’s rest tonight and let’s word hard

    again tomorrow!” (Huang Renjun)

    Skripsi ini kupersembahkan untuk keluarga ku yang telah memberikan semangat

    dan dukungan dalam penyusunan skripsi.

  • i

    ABSTRAK

    Agraini, Shierly Duva. 2020. Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

    Berbasis Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

    untuk Meningkatkan Self-Efficacy Matematis Peserta Didik SMP pada

    Materi Relasi dan Fungsi. Skripsi, Pendidikan Matematika, Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan, Universitas Jambi. Pembimbing: (I) Dra. Dewi Iriani, M.Pd.,

    (II) Novferma, S.Pd., M.Pd.

    Kata Kunci : LKPD, Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery),

    Self-Efficacy Matematis, Model Pengembangan ADDIE

    Yang melatar belakangi penelitian ini adalah pada kurikulum 2013 revisi

    2017 yang berlaku, kemampuan yang dinilai bukan hanya kemampuan kognitif

    tetapi kemampuan afektif merupakan kompetensi yang sangat penting. Salah satu

    komponen afektif adalah konsep diri, salah satu dari konsep diri adalah self-

    efficacy. Untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan bahan ajar yang dapat

    meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik. Oleh karena itu penelitian ini

    dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan LKPD berbasis model pembelajaran

    penemuan terbimbing (guided discovery) untuk mendukung self-efficacy

    matematis peserta didik yang akan dilaksanakan pada materi relasi dan fungsi.

    Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan

    model pengembangan ADDIE yang dilakukan di SMP Negeri 16 Kota Jambi

    dengan subjek penelitian yakni siswa kelas VIII. Hasil penelitian: 1) penelitian

    menghasilkan LKPD berbasis model pembelajaran penemuan terbimbing (guided

    discovery) untuk meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik pada materi

    relasi dan fungsi di kelas VIII SMP; 2) penilaian kriteria kevalidan LKPD dari

    ahli desain diperoleh sebesar 80% dengan kriteria valid dan penilaian dari ahli

    materi sebesar 81,91% dengan kriteria valid; 3) penilaian LKPD untuk kriteria

    kepraktisan oleh pendidik sebesar 89,6% dengan kriteria sangat praktis dan

    diperoleh penilaian kepraktisan oleh peserta didik sebesar 84,48% dengan kriteria

    praktis; 4) penilaian LKPD untuk kriteria keefektifan berdasarkan tes hasil belajar

    sebesar 77,78% dengan kriteria efektif dan untuk angket akhir keyakinan diri

    peserta didik diperoleh sebesar 100% dengan kriteria sangat efektif. Sehingga

    menurut Nieveen LKPD yang telah memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif

    dapat dikatakan layak untuk digunakan sebagai sumber belajar yang dapat

    meningkatkan self-effiicacy matematis peserta didik.

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

    SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi berujudul “Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

    Berbasis Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan

    Self-Efficacy Matematis Peserta Didik SMPN 16 Kota Jambi”. Tak lupa

    shalwat beriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan umat yaitu Nabi

    Muhammad SAW selaku uswatun hasanah bagi umatnya yang senantiasa

    diharapkan syafa’atnya di dunia dan di akhirat kelak.

    Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak

    mendapatkan bantuan, dukungan dan masukan baik berupa ide ataupun dari

    berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis Secara khusus

    dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua

    tercinta Ayahanda M.Sabli, S. AB dan Ibunda tersayang Nelvarita, SE atas

    perhatian, cinta, dorongan, bantuan moril dan materil, serta doa yang

    dipanjatkannya demi keberhasilan dan keselamatan penulis, kakak ku terkasih

    Nelsa Oktaviani, S.STP yang selalu mendengarkan keluh-kesahku dan adik ku

    terkasih M. Aldo Fajrian Sabli yang selalu menjadi motivasiku untuk

    menyelesaikan Skripsi serta seluruh keluarga besar Buchari Oka atas dukungan

    dan motivasinya. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis

    sampaikan kepada Ibu Dra. Dewi Iriani, M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi I dan

    Ibu Novferma, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi II yang telah

    mencurahkan pikiran dan meluangkan waktunya untuk memberi saran,

  • iii

    bimbingan, arahan dengan penuh kesabaran, tulus, dan ikhlas selama penelitian

    dan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

    juga menyampaikan terima kasih serta penghargaan setulusnya kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. rer. Nat Asrial, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

    Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

    2. Ibu Dra. Hj. Sofnidar, M.Si selaku Ketua Jurusan PMIPA Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

    3. Ibu Dr. Mujahidawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

    4. Bapak dan Ibu dosen khususnya dosen Program Studi Pendidikan

    Matematika yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama

    perkuliahan

    5. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Kota Jambi dan para guru-guru

    serta staff tata usaha yang telah memberikan kemudahan selama penelitian

    6. Ibu Soleha, S.Pd. selaku guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri

    16 Kota Jambi

    7. Sahabat-sahabat ku yaitu Sasta, Ina, Aicha dan Yayu yang senantiasa

    selalu membantu, menguatkan, dan memberi support kepada penulis

    selama masa perkuliahan hingga sampai pada tahap ini

    8. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa dan

    dukungannya selama ini

    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai

    kesempurnaan. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

  • iv

    penulis sendiri khususnya dan dapat menambah wawasan dari bermanfaat kepada

    seluruh pembaca.

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Jambi, Desemeber 2020

    Penulis

  • v

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SAMPUL

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PERSETUJUAN

    HALAMAN PENGESAHAN

    HALAMAN PERNYATAAN

    MOTTO

    ABSTRAK .................................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. v

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 8

    1.3 Tujuan Pengembangan ............................................................... 8

    1.4 Spesifikasi Pengembangan ......................................................... 8

    1.5 Pentingnya Pengembangan ........................................................ 9

    1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan .................................. 10

    1.7 Definisi Istilah ........................................................................... 11

    BAB II KAJIAN TEORITIK

    2.1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian Yang Relevan ........................ 12

    2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................... 34

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Model Pengembangan ................................................................ 35

    3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................ 35

    3.3 Subjek Uji Coba ........................................................................ 42

    3.4 Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 42

    3.5 Instrumen Pengumpul Data ........................................................ 43

    3.6 Teknik Analisis Data ................................................................. 59

    BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengembangan .................................................................. 73

    4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 129

  • vi

    BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

    5.1 Simpulan ................................................................................... 138 5.2 Implikasi .................................................................................... 140 5.3 Saran ......................................................................................... 141

    DAFTAR RUJUKAN ................................................................................ 142

    LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1.1 Hasil Angket Awal Keyakinan Diri Peserta Didik di SMP Negeri 16

    Kota Jambi .......................................................................................... 4

    2.1 Sintak LKPD berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk

    Meningkatkan Self-Efficacy ................................................................ 31

    2.2 Sekenario Pembelajaran ...................................................................... 32

    3.1 Storyboard Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Model Pembelajaran

    Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ......................................... 40

    3.2 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 44

    3.3 Kisi-Kisi Angket Validasi Instrumen .................................................. 44

    3.4 Kriteria Persentase Kevalidan Instrumen ............................................. 46

    3.5 Hasil Validasi untuk Angket Validasi Desain ...................................... 46

    3.6 Hasil Validasi untuk Angket Validasi Materi ...................................... 47

    3.7 Hasil Validasi untuk Angket Validasi Respon Pendidik ...................... 48

    3.8 Hasil Validasi untuk Angket Validasi Respon Peserta Didik ............... 49

    3.9 Kisi-kisi Angket Penilaian Validasi Desain ......................................... 50

    3.10 Kisi-kisi Angket Penilaian Validasi Materi ......................................... 52

    3.11 Kisi-kisi Angket Respon Pendidik ....................................................... 53

    3.12 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik ............................................... 54

    3.13 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Matematika ............................................... 56

    3.14 Kisi-kisi Angket Validasi Instrumen Tes Hasil Belajar ........................ 57

    3.15 Kisi-kisi Angket Keyakinan Diri Peserta Didik ................................... 60

    3.16 Penskoran Instrumen Validasi Ahli Desain ......................................... 61

    3.17 Kriteria Instrumen Validasi Ahli Desain ............................................. 62

    3.18 Penskoran Instrumen Validasi Ahli Materi .......................................... 63

    3.19 Kriteria Instrumen Validasi Ahli Materi .............................................. 63

    3.20 Kriteria Kevalidan Media .................................................................... 64

    3.21 Penskoran Instrumen Praktisi Angket Respon Pendidik ....................... 65

    3.22 Kriteria Instrumen Praktisi Angket Respon Pendidik ........................... 65

    3.23 Penskoran Instrumen Praktisi Angket Respon Peserta Didik ............... 66

    3.24 Kriteri Instrumen Praktisi Angket Respon Peserta Didik ..................... 66

  • viii

    3.25 Kriteria Kepraktisan Media ................................................................. 67

    3.26 Kriteria Keefektifan Media ................................................................. 68

    3.27 Penskoran Instrumen Angket Keyakinan Diri Peserta Didik ................ 69

    3.28 Kriteria Instrumen Angket Keyakinan Diri Peserta Didik .................... 69

    3.29 Kriteria Instrumen Angket Keyakinan Diri Peserta Didik .................... 70

    3.30 Kriteria Keefektifan Angket Akhir Self-Efficacy ................................. 71

    3.31 Kriteria Keefektifan Media ................................................................. 72

    4.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Relasi dan Fungsi ....... 76

    4.2 Hasil Validasi Ahli Desain .................................................................. 96

    4.3 Hasil Validasi Ahli Materi .................................................................. 99

    4.4 Persentase Kevalidan Angket Validasi Ahli ........................................ 103

    4.5 Hasil Penilaian Kepraktisan Oleh Pendidik ......................................... 104

    4.6 Hasil Penilaian Angket Kepraktisan Oleh Peserta Didik ...................... 106

    4.7 Persentase Angket Kepraktisan Oleh Pendidik dan Peserta Didik ........ 107

    4.8 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar .......................................................... 125

    4.9 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Tes Hasil Belajar .......................... 126

    4.10 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Belajar .............. 126

    4.11 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Hasil Belajar .................... 126

    4.12 Ketuntasan Tes Hasil Belajar Peserta Didik ........................................ 127

    4.13 Hasil Perhitung Angket Akhir Keyakinan Diri Peserta Didik .............. 128

    4.14 Hasil Angket Akhir Keyakinan Diri Peserta Didik .............................. 129

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................... 34

    3.1 Konsep Pengembangan ADDIE .......................................................... 35

    4.1 Halaman Cover Depan ........................................................................ 79

    4.2 Halaman Cover Dalam ........................................................................ 81

    4.3 Halaman Cover Belakang ................................................................... 82

    4.4 Halaman Kata Pengantar ..................................................................... 83

    4.5 Halaman Daftar Isi .............................................................................. 83

    4.6 Halaman Petunjuk Penggunaan ........................................................... 84

    4.7 Halaman Kompetensi yang Akan Dicapai ........................................... 85

    4.8 Halaman Informasi Penting (Peta Konsep) .......................................... 86

    4.9 Halaman Informasi Penting (Narasi Tokoh Matematika) ..................... 87

    4.10 Halaman Informasi Penting ................................................................. 88

    4.11 Halaman Kegiatan Belajar .................................................................. 88

    4.12 Halaman Kegiatan Stimulus ................................................................ 90

    4.13 Halaman Kegiatan Identifikasi Masalah .............................................. 90

    4.14 Halaman Kegiatan Pengumpulan Data ................................................ 91

    4.15 Halaman Kegiatan Pengolahan Data ................................................... 92

    4.16 Halaman Kegiatan Pembuktian ........................................................... 92

    4.17 Halaman Kegiatan Generalisasi ........................................................... 92

    4.18 Halaman Latihan ................................................................................. 93

    4.19 Halaman Glosarium ............................................................................ 93

    4.20 Halaman Daftar Pustaka ...................................................................... 94

    4.21 Komentar dan Saran dari Ahli Validasi Desain ................................... 97

    4.22 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 97

    4.23 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 98

    4.24 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 98

    4.25 Kesimpulan Ahli Validasi Desain ....................................................... 99

    4.26 Komentar dan Saran dari Ahli Validasi Materi .................................... 100

    4.27 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 100

  • 4.28 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 101

    4.29 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 102

    4.30 (a) sebelum revisi dan (b) setelah revisi ............................................... 102

    4.31 Kesimpulan Ahli Validasi Materi ........................................................ 103

    4.32 Komentar dan Saran Kelompok Kecil ................................................. 107

    4.33 Peserta Didik yang Melakukan Pembelajaran Secara Tatap Muka ....... 109

    4.34 Hipotesis Jawaban Salah Seorang Peserta Didik .................................. 110

    4.35 Jawaban Salah Seorang Peserta Didik Pada Kegiatan Pengumpulan

    Data .................................................................................................... 111

    4.36 Jawaban Salah Seorang Peserta Didik Untuk Melengkapi Diagram

    Panah .................................................................................................. 112

    4.37 Jawaban Salah Seorang Peserta Didik Untuk Melengkapi Diagram

    Kartesius ............................................................................................. 112

    4.38 Jawaban Salah Seorang Peserta Didik Untuk Melengkapi

    Himpunan ........................................................................................... 113

    4.39 Kegiatan Pendahuluan ........................................................................ 114

    4.40 Memberikan Kesempatan Peserta Didik Untuk Bertanya .................... 114

    4.41 Kendala Yang Dihadapi Peneliti ......................................................... 115

    4.42 Jawaban Peserta Didik pada Kegiatan Pengolahan Data ...................... 115

    4.43 Kesimpulan Dari Peserta Didik ........................................................... 116

    4.44 Peneliti Menutup Pembelajaran dan Mengingatkan Tugas ................... 117

    4.45 Jawaban Peserta Didik Untuk Tabel 4 ................................................. 118

    4.46 Beberapa Jawaban Peserta Didik Hipotesis Materi Memahami Ciri-

    Ciri Fungsi .......................................................................................... 118

    4.47 Jawaban Peserta Didik Untuk Tahap Kegiatan Pengolahan Data ......... 119

    4.48 Kesimpulan Sub Materi Memahami Ciri-Ciri Fungsi Oleh Peserta

    Didik .................................................................................................. 120

    4.49 Membuka Pembelajaran dan Peserta Didik Mulai Absen .................... 121

    4.50 Jawaban Peserta Didik Untuk Kegiatan Identifikasi Masalah .............. 121

    4.51 Jawaban Peserta Didik Untuk Kegiatan Pengumpulan Data ................ 122

    4.52 Kesimpulan Peserta Didik Untuk Sub Materi Bentuk Penyajian

    Fungsi ................................................................................................. 123

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Hasil Validasi Instrumen Kevalidan Desain ........................................... 146

    2. Hasil Validasi Instrumen Kevalidan Materi ........................................... 147

    3. Hasil Validasi Instrumen Kepraktisan Respon Pendidik ........................ 148

    4. Hasil Validasi Instrumen Kepraktisan Respon Peserta Didik ................. 149

    5. Hasil Validasi LKPD Oleh Ahli Desain ................................................. 150

    6. Hasil Validasi LKPD Oleh Ahli Materi ................................................. 151

    7. Hasil Penilaian Kepraktisan Oleh Pendidik ........................................... 152

    8. Nama Peserta Didik Untuk Uji Kelompok Kecil Rekomendasi

    Pendidik ................................................................................................ 153

    9. Hasil Angket Akhir Keyakinan Diri Peserta Didik ................................. 154

    10. Hasil Penilaian Kepraktisan Oleh Peserta Didik .................................... 155

    11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 156

    12. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar ................................................... 161

    13. Rekapitulasi Reliabilitas Soal Tes ......................................................... 162

    14. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal Tes .............................................. 163

    15. Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Tes .................................................... 164

    16. Dokumentasi ......................................................................................... 165

    17. Rekap Absen Peserta Didik ................................................................... 166

    18 . Soal Tes Hasil Belajar ........................................................................... 167

    19. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 168

    20. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................. 169

    21 . LKPD Berbasis Model Pembelajaran Penemmuan Terbimbing Untuk

    Meningkatkan Self-Efficacy Matematis Peserta Didik SMP ................... 170

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Saat ini pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

    dalam pembangunan di setiap negara. Salah satu aspek yang dapat menentu-

    kan suatu negara maju atau tidak dapat dilihat dari kualitas pendidikan di

    negara tersebut. Kualitas pendidikan di suatu Negara dapat dilihat dari

    keberhasilan pengetahuan dasar peserta didik dalam dunia pendidikan,

    menurut Rachmayani (2014: 14) matematika merupakan ilmu dasar, baik dari

    segi aspek terapannya maupun aspek penalarannya memiliki peranan yang

    penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melihat

    bahwa begitu penting nya matematika disegala bidang ilmu pengetahuan,

    matematika dimasukkan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan

    mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah

    bahkan sampai di perguruan tinggi.

    Agar pembelajaran matematika dapat terlaksana dengan baik

    diperlukan pula kompetensi matematika yang baik, yaitu berupa capaian

    pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum yang berlaku. Kompetensi

    matematika yang meliputi pemahaman konsep, pemahaman prosedural,

    komunikasi matematika, penalaran matematika, pemecahan masalah

    matematika, dan afektif matematika. Pada kurikulum yang berlaku saat ini

    yaitu kurikulum 2013 revisi 2017 kemampuan yang dinilai saat ini bukan

    hanya berupa kemampuan kognitif, tetapi afektif merupakan salah satu

    kompetensi yang penting (Surmiyati, 2014: 27). Salah satu komponen afektif

  • 2

    matematika yaitu konsep diri, salah satu dari konsep diri adalah self-efficacy

    (keyakinan diri).

    Self-Efficacy adalah suatu keadaan di mana seseorang yakin dan

    percaya dirinya dapat berhasil, melakukan sesuatu secara efektif. Dengan kata

    lain self-efficacy dapat dimaknai sebagai keyakinan seseorang terhadap

    kompetensi dirinya untuk mencapai hasil yang diinginkan (Susanto, 2018:

    284). Self-Efficacy dalam matematika merupakan suatu keadaan atau

    permasalahan yang spesifik dari keyakinan diri peserta didik akan

    kemampuannya untuk dapat menyelesaikan berbagai tugas atau dalam

    menyelesaikan masalah (Arifin, 2018:257).

    Pikiran individu terhadap Self-Efficacy dapat menentukan seberapa

    besar usaha yang akan dilakukan serta seberapa lama individu dapat bertahan

    dalam menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan

    (Sunaryo, 2017:40). Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat

    disimpulkan bahwa self-efficacy merupakan keyakinan individu terhadap

    kemampuan yang dimilikinya dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian

    tindakan, serta mampu bertahan menghadapi tantangan dalam mencapai tujuan

    yang diharapkan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa individu yang

    memiliki self-efficacy dapat menentukan seberapa banyak usaha yang harus

    dilakukannya ketika menghadapi suatu kegiatan serta seberapa lama individu

    dapat bertahan dalam menghadapi hambatan dalam sebuah situasi (Susanto,

    2018: 285).

  • 3

    Self-Efficacy sangat berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan

    peserta didik dalam pembelajaran, hal ini sesuai dengan pernyataan

    Lunenburg (2011: 1-2) bahwa Self-Efficacy memiliki pengaruh yang sangat

    kuat terhadap pembelajaran, motivasi, dan performa, karena seseorang akan

    mencoba untuk mempelajari dan seseorang akan mengerjakan tugas yang

    mereka yakini dapat dilakukan dengan berhasil.

    Sehingga, self-efficacy merupakan kemampuan yang harus dimiliki

    oleh peserta didik, hal ini dikarenakan sesuai dengan tujuan pembelajaran

    matematika yang tercantum di dalam kurikulum 2013, yaitu memiliki sikap

    menghargai, kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam hal ini

    memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

    sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Hasanah, 2019: 551-

    552).

    Sehingga untuk mengetahui self-efficacy peserta didik akan

    prestasinya, beberapa tahun belakangan ini, PISA (Programme for

    International Student Assesment) telah melakukan evaluasi terhadap sistem

    pendidikan di Indonesia. Dalam hal ini, self-efficacy peserta didik dan literasi

    sains peserta didik menjadi tolak ukur dalam evaluasi kualitas, keadilan, dan

    efisiensi sistem pendidikan (OECD, 2018: 2).

    Hasil studi PISA 2015, menunjukkan rata-rata skor literasi self-efficacy

    dan kemampuan sains, membaca dan matematika Indonesia adalah 403. Skor

    yang telah diperoleh membuat Indonesia menempatkan peringkat 62 dari 70

    negara peserta (OECD, 2016: 4). Jika Indonesia dibandingkan dengan negara-

  • 4

    negara Asia lainnya, Indonesia termasuk dalam urutan dibawah. Dari hasil

    yang diperoleh Indonesia menunjukkan bahwa performa peserta didik di

    Indonesia masih tergolong rendah dan kurang memiliki kepercayaan dan

    keyakinan diri dengan kemampuan literasi sains yang dimilikinya.

    Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti, untuk

    mengetahui self-efficacy peserta didik di SMP Negeri 16 Kota Jambi kelas

    VIII, peneliti melakukan pengambilan data awal berupa penyebaran angket

    keyakinan diri peserta didik untuk melihat keyakinan diri peserta didik, dari

    penyebaran tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

    Tabel 1.1 Hasil Angket Awal Keyakinan Diri Peserta Didik di SMP Negeri 16 Kota Jambi

    Variabel Indikator Kriteria

    ST T S R SR

    Keyakinan

    Diri (Self-Efficacy)

    1. Yakin dapat menyelesaikan tugas

    tertentu

    8% 48% 28% 12% 4%

    2. Yakin dapat memotivasi diri

    untuk melakukan

    tindakan yang

    diperlukan dalam

    menyelesaikan tugas

    12% 28% 28% 20% 12%

    3. Yakin bahwa dirinya mampu berusaha dengan keras, gigih

    dan tekun

    20% 32% 36% 12% 0%

    4. Yakin bahwa diri mampu menghadapi

    hambatan dan

    kesulitan.

    4% 40% 28% 20% 8%

    5. Yakin dapat menyelesaikan tugas

    yang memiliki range

    yang luas ataupun

    sempit (spesifik).

    8% 44% 20% 28% 0%

    Dari penyebaran angket yang telah dilakukan, diperoleh bahwa self-

    efficacy peserta didik sebanyak 20% peserta didik berada pada kategori

    rendah, 56% peserta didik berada pada kategori sedang, 16% peserta didik

  • 5

    berada pada kategori tinggi, dan 8% peserta didik berada pada katgori sangat

    tinggi. Dari hasil yang didapatkan, diperoleh bahwa keyakinan diri peserta

    didik masih banyak yang berada dikategori sedang dan rendah.

    Rendahnya self-efficacy peserta didik pada mata pelajaran matematika

    diindikasi dengan banyaknya peserta didik yang tidak ingin mencoba lebih

    banyak mengerjakan soal matematika dan cenderung mudah menyerah apabila

    mendapatkan soal matematika yang sulit (Novferma, 2016: 80).

    Ketidaktertarikan peserta didik untuk mencoba lebih banyak mengerjakan soal

    matematika dapat disebabkan oleh rendahnya pemahaman konsep matematis

    peserta didik, sehingga peserta didik merasa soal yang dikerjakan merupakan

    soal yang sulit. Rendahnya pemahaman konsep matematis peserta didik

    dikarenakan peserta didik terbiasa hanya diberi konsep matematika nya,

    peserta didik tidak terlibat secara langsung dalam penemuan konsepnya. Tidak

    terlibatnya peserta didik secara langsung dalam penemuan konsep dikarenakan

    model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat, model

    pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru, sehingga peserta

    didik selama proses pembelajaran hanya memperhatikan penjelasan yang

    dipaparkan oleh guru.

    Untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis peserta didik,

    diperlukan model pembelajaran yang tepat dan berpusat pada peserta didik,

    dimana pada saat pembelajaran berlangsung peserta didik terlibat secara aktif

    dalam penemuan konsep matematis. Model pembelajaran yang sesuai untuk

    melibatkan peserta didik secara aktif selama proses pembelajaran dan

    melibatkan peserta didik dalam penemuan konsep, yaitu model Pembelajaran

  • 6

    Penemuan Terbimbing (Guided Discovery). Menurut Priansa (2015: 219)

    model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery) merupakan

    model pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta

    didik belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau

    teori, pemahaman, dan pemecahan masalah. Dari yang telah di paparkan oleh

    Priansa, model pembelajaran penemuan terbimbing merupakan model

    pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai dengan permasalahan yang telah

    dipaparkan.

    Sesuai dengan penelitiain yang telah dilakukan oleh Purwati (2018:

    142-143) terbukti bahwa penerapan model Pembelajaran Penemuan

    Tebimbing efektif untuk meningkatkan self-efficacy peserta didik. Terlihat

    dari peningkatan self-efficacy peserta didik setelah diberi perlakuan terjadi

    peningkatan menjadi 76,36%. Sedangkan peserta didik tanpa perlakuan self-

    efficacy nya hanya sebesar 35,8%. Dari kedua nilai tersebut terlihat perbedaan

    yang cukup signifikan terhadap self-efficacy peserta didik yang memperoleh

    perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran pembelajaran penemuan

    terbimbing (Guided Discovery).

    Sesuai dengan model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided

    Discovery) peserta didik diminta untuk lebih aktif dalam penemuan konsep

    pembelajaran. Menurut Rosliana (2019: 12) penggunaan Lembar Kerja Peserta

    Didik (LKPD) saat proses pembelajaran memberikan peserta didik

    kesempatan untuk mengkonstruksi pemahaman konsep dan mendorong

    peserta didik untuk berperan secara aktif pada saat proses pembelajaran.

  • 7

    Menurut Prastowo (2013: 204) LKPD merupakan materi ajar yag

    sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat

    mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Peserta didik juga dapat

    menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.

    Akan tetapi LKPD yang digunakan saat ini hanya berisi ringkasan materi yang

    ada dibuku paket, dengan tampilan kurang menarik perhatian peserta didik.

    Sehingga peserta didik tidak berminat untuk menggunakannya dan

    mempelajarinya secara mandiri.

    Dari permasalahan yang telah di paparkan, solusi yang dapat dilakukan

    untuk meningkatkan self-efficacy peserta didik adalah dengan menggunakan

    model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided Discovery), model

    pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif selama

    proses pembelajaran serta peserta didik dilibatkan secara langsung dalam

    penemuan konsep pembelajaran. Mendesain Lembar Kerja Peserta Didik

    (LKPD) yang menarik juga sangat diperlukan, untuk menarik perhatian

    peserta didik untuk mempelajarinya. Dengan demikian diperlukan desain

    Lembar Kerja Peseta Didik (LKPD) berbasis model pembelajaran penemuan

    terbimbing (Guided Discovery) dalam meningkatkan self-efficacy peserta

    didik.

    Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, penulis melakukan

    penelitian dengan judul “Desain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

    Berbasis Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

    Untuk Meningkatkan Self Efficacy Matematis Peserta Didik SMPN 16

    Kota Jambi”.

  • 8

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada

    penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana mendesain Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

    model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) untuk

    meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik SMPN 16 Kota Jambi?

    2. Bagaimana kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

    model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) untuk

    meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik SMPN 16 Kota Jambi?

    1.3 Tujuan Pengembangan

    Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pada penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Menghasilkan produk Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis model

    pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) untuk

    meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik SMPN 16 Kota Jambi.

    2. Menentukan kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

    model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) untuk

    meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik SMPN 16 Kota Jambi.

    1.4 Spesifikasi Pengembangan

    Spesifikasi pengembangan ini adalah sebagai berikut:

    1. Produk yang didesain berupa bahan ajar cetak yaitu Lembar Kerja

    Peserta Didik (LKPD), dimana materi LKPD disusun berdasarkan

    Kurikulum 2013 Revisi 2017.

  • 9

    2. LKPD yang didesain berdasarkan prosedur pembuatan LKPD yang baik

    dan benar sesuai dengan pedoman oleh Prastowo (2013: 212) yang akan

    didesain berbasis model pembelajaran penemuan terbimbing (guided

    discovery) untuk meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik.

    3. LKPD yang dikembangkan dapat membantu peserta didik untuk

    menemukan konsep pembelajaran.

    4. Materi LKPD yang akan didesain adalah materi kelas VIII SMP

    Semester I dengan kompetensi dasar 1) KD 3.3 Mendeskripsikan dan

    menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi

    (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan), 2) KD 4.3

    Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan

    menggunakan berbagai representasi, dan materi ini akan dilakukan

    dengan alokasi waktu 10 JP yang dilakukan secara daring.

    5. LKPD yang dikembangkan memuat indikator-indikator yang dapat

    meningkatkan self-efficacy peserta didik.

    6. Produk LKPD disajikan berdasarkan per sub materi sehingga

    mempermudah peserta didik untuk belajar secara mandiri.

    7. LKPD ini mempunyai desain yang menarik dalam variasi warna, gambar

    serta tulisan.

    1.5 Pentingnya Pengembangan

    Adapun pentingnya pengembangan ini bagi semua kalangan adalah:

    1. Sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan

    sebagai bahan rujukan dengan menggunakan bahan ajar berupa Lembar

  • 10

    Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis Model Pembelajaran Penemuan

    Terbimbing (Guided Discovery).

    2. Dapat menambah pengetahuan dan bekal untuk menjadi seorang guru

    matematika yang profesional dan dapat memanfaatkan bahan ajar yang

    dapat menunjang proses belajar mengajar dan mengetahui bentuk media

    dan model pembelajaran yang cocok untuk diberikan pada peserta didik

    tingkat SMP/MTs sederajat yang dapat meningkatkan self-efficacy peserta

    didik.

    1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

    1.6.1. Asumsi Penelitian

    Berdasarkan teori-teori tentang penelitian yang relevan dengan penelitian

    ini, maka asumsi penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Sekolah tersebut memiliki masalahan yang sesuai dengan

    permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti.

    2. Desain LKPD berbasis model pembelajaran penemuan terbimbing

    (guided discovery) dapat meningkatkan self-efficacy matematis peserta

    didik.

    1.6.2. Keterbatasan Pengembangan

    Adapun keterbatasan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

    1. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII SMPN 16 Kota

    Jambi.

    2. Materi yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah materi relasi

    dan fungsi yang dipelajari di kelas VIII semester 1.

  • 11

    3. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 edisi revisi 2017.

    4. LKPD yang dikembangkan adalah jenis LKPD yang memberikan

    kesempatan peserta didik untuk menemukan konsep pembelajaran

    dengan melakukan kegiatan belajar yang aktif.

    5. LKPD yang dikembangkan berbasis Model Pebelajaran Penemuan

    Terbimbing (Guided Discovery) untuk meningkatkan Self-Efficacy

    matematis peserta didik.

    1.7 Definisi Istilah

    Adapun beberapa daftar istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan suatu bahan ajar cetak

    berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-

    petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh

    peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

    2. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

    merupakan salah satu model yang melibatkan peserta didik secara

    langsung dengan cara penemuan sendiri terhadap konsep dari materi yang

    akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar yang tidak lepas dari

    bimbingan guru sebagai fasilitator, sehingga mereka mampu untuk

    menggunakan kemampuannya dalam menemukan suatu konsep atau teori

    yang dipelajari.

    3. Self-efficacy matematis merupakan keyakinan individu terhadap

    kemampuannya dalam menyelesaikan masalah matematis tertentu.

  • 12

    BAB II

    KAJIAN TEORITIK

    2. 1 Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan

    2.1. 1 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

    1. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

    Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan materi ajar yang sudah

    dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari

    materi ajar tersebut secara mandiri. LKPD berisikan materi, ringkasan, dan tugas

    yang berkaitan dengan materi yang dipelajari, serta berisikan arahan yang

    terstruktur dalam memahami materi yang diberikan. LKPD merupakan bahan ajar

    cetak yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksamaam tugas

    pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik, baik bersifat teoritis dan/atau

    praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik

    (Prastowo, 2014: 269).

    Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu sumber belajar

    yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan

    pembelajaran. Pengertiaan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menurut Trianto

    (2013:212). Kegiatan tersebut dapat berupa pengamatan, eksperimen, dan

    pengajuan pertanyaan. Oleh karena itu, lembar kegiatan peserta didik berkaitan

    dengan pilihan strategi pembelajaran yang menyatu di dalam keseluruhan proses

    pembelajaran. LKPD dapat dirancang dengan berbagai bentuk dan fungsi yang

    siharapkan dalam kegiatan pembelajaran (Trianto, 2013: 213). Lembar Kerja

    Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi pertanyaan-pertanyaan

    atau soal-soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang didalamnya disertai

    petunjuk dan langkah-langkah kerja untuk menyelesaikan soal-soal berupa teori

    maupun praktik (Septiana, 2019: 35).

  • 13

    Menurut Wijayanti, dkk (2015:16) LKPD merupakan suatu bahan ajar

    cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-

    petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta

    didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

    Trianto (2013:223) berpendapat bahwa LKPD merupakan sekumpulan

    kegiatan mendasar yang harus dilakukan peserta didik untuk memaksimalkan

    pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai dengan indicator

    pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.

    Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Lembar

    Kerja Peserta Didik merupakan alat bantu pembelajaran yang berisi materi

    ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus

    dikerjakan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya

    pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang

    harus ditempuh.

    2. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

    Menurut Prastowo (2013: 205-206) menjelaskan bahwa LKPD memiliki

    empat fungsi sebagai berikut:

    a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun

    lebih mengaktifkan peserta didik,

    b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami

    materi yang diberikan,

    c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta

    d. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

  • 14

    3. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

    Prastowo (2013: 206) mengatakan bahwa ada empat poin yang menjadi

    tujuan penyusunan LKPD, yaitu:

    a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk

    berinteraksi dengan materi yang diberikan,

    b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik

    terhadap materi yang diberikan,

    c. Melatih kemandirian belajar peserta didik, dan

    d. Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

    4. Langkah-Langkah Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

    Langkah-langkah penyusunan LKPD menurut Prastowo (2013: 212)

    adalah sebagai berikut:

    a. Melakukan Analisis Kurikulum

    Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan

    LKPD. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

    memerlukan bahan ajar LKPD. Pada umumnya, dalam menentukan materi,

    langkah analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman

    belajar, serta materi yang akan diajarkan. Selanjutnya, harus mencermati

    kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik, dan menyusun peta kebutuhan

    lembar kegiatan peserta didik.

    b. Menyusun Peta Kebutuhan LKPD

    Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD

    yang harus ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD-nya. Sekuensi LKPD

  • 15

    sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan. Langkah ini biasanya

    diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

    c. Menentukan Judul-Judul LKPD

    Judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-

    materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu

    kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila kompetensi

    tersebut tidak terlalu besar. Adapun besarnya kompetensi dasar dapat dideteksi

    antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan

    maksimal 4 materi pokok, maka kompetensi tersebut dapat dijadikan sebagai satu

    judul LKPD.

    d. Penulisan LKPD

    Untuk menulis LKPD, menurut Prastowo (2013: 214) langkah-langkah

    yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    1) Merumuskan kompetensi dasar

    Merumuskan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan cara

    menurunkan rumusannya langsung dari kurikulum yang berlaku.

    2) Menentukan alat penilaian

    Menentukan alat penilaian didasarkan pada pendekatan

    pembelajaran yang digunakan. Bila pendekatan pembelajaran yang

    digunakan adalah kompetensi, maka penilaiannya didasarkan pada

    penguasaan kompetensinya, dan penilaian yang sesuai adalah

    menggunakan pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion

    Referenced Assesment.

  • 16

    3) Menyusun materi

    Untuk penyusunan materi LKPD, ada beberapa poin penting yang

    perlu diperhatikan yaitu:

    a) Materi LKPD sangat tergantung pada kompetensi dasar yang akan

    dicapainya. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung, yaitu

    gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari.

    b) Materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti: buku, majalah,

    internet, jurnal hasil penelitian, dan sebagainya.

    c) Menunjukkan referensi yang digunakan di dalam LKPD agar peserta

    didik dapat membaca lebih jauh tentang materi tersebut sehingga

    pemahaman materi peserta didik terhadap materi lebih kuat.

    4) Memperhatikan struktur LKPD

    Struktur LKPD terdiri atas enam komponen yaitu: judul, petunjuk

    belajar (petunjuk peserta didik), kompetensi yang akan dicapai, informasi

    pendukung, tugas dan langkah-langkah kerja, dan penilaian.

    2.1. 2 Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

    1. Pengertian Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

    Pembelajaran penemuan adalah pembelajaran dengan penemuan konsep

    melalui serangkaian data atau informasi yang dapat diperoleh melalui pengamatan

    atau percobaan. Pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran kognitif

    yang menuntut guru lebih kreatif dalam menciptakan situasi yang dapat membuat

    peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri (Priansa, 2015:214).

    Laila (2018: 2) berpendapat bahwa model pembelajaran penemuan

    terbimbing dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat menemukan

    konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan yang mereka

  • 17

    miliki, sehingga peserta didik dapat mengonstruksi kemampuannya sendiri

    dengan bimbingan guru. Menurut Aini (2013: 119) melalui model pembelajaran

    penemuan terbimbing (guided discovery) peserta didik belajar secara mandiri

    melalui percobaan sederhana dan tanya jawab yang bersifat membangun pada

    proses membangun penemuan konsep. Dalam menemukan konsep peserta didik

    melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik

    kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan konsep atau prinsip.

    Sucipta, dkk (2018: 2) berpendapat bahwa model pembelajaran penemuan

    terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran yang lebih

    mengedepankan aktivitas peserta didik dalam menemukan pengetahuannya

    sendiri, yang dapat diperoleh dari bimbingan teman sebaya dan guru.

    Pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning)

    merupakan model pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan

    peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep

    atau teori, pemahaman, dan pemecahan masalah. Proses penemuan tersebut

    membutuhkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang

    diberikan guru tidak mempengaruhi peserta didik untuk melakukan penemuan

    sendiri (Priansa, 2015:219).

    Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

    penemuan terbimbing adalah suatu model pembelajaran, peserta didik terlibat

    secara aktif dalam proses pembelajaran dan dalam menemukan suatu konsep

    pembelajaran, peran guru hanya sebagai fasilitator serta membibing peserta didik

    untuk memperoleh kebenaran konsep. Tetapi tantangan tersendiri bagi guru,

  • 18

    karena guru harus kreatif dalam menciptakan situasi yang dapat membuat peserta

    didik terlibat secara aktif selama proses belajar mengajar berlangsung.

    2. Langkah-Langkah Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

    Purwati (2018: 48-50) menyatakan langkah-langkah pembelajaran

    penemuan terbimbing (guided discovery) akan dijelaskan sebagai berikut:

    a. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

    Pada tahap ini peserta didik akan dihadapkan pada sesuatu yang

    menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi

    generalisasi, agar timbul keinginan peserta didik untuk menyelidiki

    sendiri. Pada tahap ini guru dapat memulai dengan mengajukan

    pertanyaan, atau meminta peserta didik untuk membaca buku. Langkah

    stimulasi ini berfungsi untuk membuat peserta didik lebih aktif selama

    proses pembelajaran.

    b. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)

    Pada tahap ini, guru akan membimbing peserta didik untuk

    mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan/pertanyaan yang

    diberikan. Selanjutnya peserta didik diminta untuk memberikan prediksi

    jawaban (hipotesis) terhadap pertanyaan tersebut.

    c. Data Collection (Pengumpulan Data)

    Tahap ini berfungsi untuk membuktikan benar atau tidaknya

    hipotesis yang telah peserta didik buat. Kegiatan yang dilakukan guru

    adalah membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan penemuan

    dengan mengarahkan peserta didik untuk mengumpulkan berbagai

  • 19

    informasi yang dibutuhkan dalam membuktikan kebenaran dari hipotesis

    yang telah mereka buat.

    d. Data Processing (Pengolahan Data)

    Pada tahap ini informasi yang telah diperoleh peserta didik akan

    dianalisis sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan atau konsep yang

    ingin ditemukan. Jika diperoleh suatu perbedaan dari informasi dengan

    pengolahan data, maka guru perlu membimbing peserta didik untuk

    melakukan diskusi.

    e. Verification (Pembuktian)

    Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk melakukan pemeriksaan

    secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah

    ditetapkan. Peran guru pada tahap ini adalah membimbing peserta didik

    dalam menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan/menemukan

    konsep.

    f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

    Pada tahap generalisasi adalah proses penarikan sebuah kesimpulan

    dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga akan diperoleh

    konsep pembelajaran.

    3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Penemuan Terbimbing

    (Guided Discovery)

    Priansa (2015: 224) menyatakan bahwa kelebihan model pembelajaran

    penemuan terbimbing adalah:

    1) Mampu meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan

    masalah (problem solving);

  • 20

    2) Mampu meningkatkan motivsi;

    3) Mendorog keterlibatan keaktifak peserta didik;

    4) Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab ia berpikir dan

    menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;

    5) Menimbulkan rasa puas bagi peserta didik. Kepuasan batin ini mendorong

    ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;

    6) Peserta didik akan dapat mentransfer pengetahuannya keberbagai konteks;

    7) Melatih peserta didik belajar mandiri.

    Disamping kelebihan, tentu model pembelajaran penemuan terbimbing

    memiliki kekurangan, Priansa (2015:224) menyatakan beberapa kekurangan

    model pembelajaran penemuan terbimbing, sebagai berikut:

    1) Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman

    antara guru dengan peserta didik;

    2) Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang

    umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan

    pembimbing peserta didik dalam belajar. Untuk seorang guru ini bukan

    pekerjaan yang mudah karena itu guru memerlukan waktu yang banyak.

    Dan sering kali guru merasa belum puas kalau tidak banyak memberi

    motivasi dan membimbing peserta didik belajar dengan baik;

    3) Menyita pekerjaan guru;

    4) Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan;

    5) Tidak berlaku untuk semua topik.

  • 21

    2.1. 3 Self Efficacy

    1. Definisi Self-Efficacy

    Self-Efficacy merupakan suatu keadaan di mana seseorang yakin dan

    percaya dirinya dapat berhasil melakukan sesuatu secara efektif. Dengan kata lain,

    self-efficacy dapat dimaknai sebagai keyakinan individu terhadap kompetensi

    dirinya untuk mencapai hasil yang diinginkan. (Susanto, 2018:284).

    Self-efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan yang

    dimiliki untuk mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan serta mampu

    bertahan menghadapai tantangan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

    Dengan demikian, dapat dipahami bahwa apabila peserta didik yang memiliki

    self-efficacy dapat mebantu yang bersangkutan dalam menentukan seberapa

    banyak usaha yang dilakukan ketika melaksanakan suatu kegiatan serta seberapa

    lama individu mampu bertahan dalam menghadapi hambatan dalam sebuah situasi

    (Susanto, 2018:285).

    Arifin (2018: 257) berpendapat bahwa self-efficacy merupakan suatu

    keadaan atau masalah yang spesifik dari kepercayaan diri peserta didik dalam

    menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan. Menurut Purnamasari (2014: 4)

    self-efficacy merupakan suatu keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam

    menyelesaikan suatu permasalahan. Safaria (2013: 23) menyatakan bahwa self-

    efficacy dapat diartikan sebagai pandangan seorang individu dalam menghadapi

    berbagai situasi dan keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam

    mengorganisasi dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai

    tujuan yang spesifik

    Nuryani (2014: 3) berpendapat bahwa self-efficacy matematis dapat di

    maknai sebagai suatu penilaian situasional dari suatu keyakinan individu dalam

  • 22

    kemampuannya untuk berhasil membentuk atau menyelesaikan tugas-tugas atau

    masalah-masalah matematis tertentu.

    Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa self-efficacy

    adalah keyakinan diri seseorang terhadap kemampuan yang dimilikinya serta

    keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu

    permasalahan dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan self-efficacy matematis

    merupakan keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan

    masalah matematis tertentu.

    2. Dimensi-Dimensi Self-Efficacy

    Menurut Susanto (2018: 286) sedikitnya ada tiga dimensi yang

    membedakan self-efficacy setiap individu, yaitu: Pertama, dimensi magnitude,

    dimensi ini merujuk pada tingkat kesulitan tugas atau masalah yang diyakini oleh

    individu dapat diselesaikan sebagai hasil persepsi tentang kompetensi diri. Kedua,

    dimensi generality, dimensi ini berkaitan dengan keluasan tingkat penguasaan

    atau pencapaian individu terhadap tugas atau masalah dalam kondisi tertentu.

    Ketiga, dimensi strength, dimensi ini merujuk pada tingkat kekuatan atau

    kelemahan keyakinan individu terhadap kompetensi yang dipersepsinya.

    3. Indikator Self-Efficacy

    Indikator self-efficacy mengacu pada 3 dimensi self-efficacy yaitu dimensi

    level, dimensi generality, dan dimensi streght. (Hasanah, 2019: 553) merumuskan

    beberapa indikator self-efficacy yaitu :

    1. Yakin dapat menyelesaikan tugas tertentu, individu yakin bahwa

    dirinya mampu menyelesaikan tugas tertentu, yang mana individu

  • 23

    sendirilah yang menetapkan tugas (target) apa yang harus di

    selesaikan.

    2. Yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang

    diperlukan dalam menyelesaikan tugas, individu mampu menumbuhkan

    motivasi pada diri sendiri untuk bisa memilih dan melekukan tindakan-

    tindakan yang di perlukan dalam rangka menyelesaikan tugas.

    3. Yakin bahwa dirinya mampu berusaha dengan keras, gigih dan tekun.

    Adanya usaha yang keras dari individu untuk menyelesaikan tugas yang

    di tetapkan dengan menggunakan segala daya yang di miliki.

    4. Yakin bahwa diri mampu menghadapi hambatan dan kesulitan. Individu

    mampu bertahan saat menghadapi kesulitan dan hambatan yang muncul

    serta mampu bangkit dari kegagalan.

    5. Yakin dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Individu yakin bahwa

    dalam setiap tugas apapun dapat ia selesaikan dengan baik.

    4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Self-Efficacy

    Schunk & Meece (2009: 4-9) menjelaskan beberapa faktor yang

    memengaruhi tingkat academic self-efficacy remaja anatara lain: 1) perubahan

    perkembangan, 2) sekolah, 3) teman sebaya, 4) keluarga. Keempat faktor tersebut

    secara perinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a) Perubahan Perkembangan (Development Changes)

    Perubahan kognitif, fisik, dan sosial pada remaja memiliki peranan

    penting bagi remaja dalam mendeskripsikan kemampuan yang dimiliki.

    Perubahan pada masa remaja menunjukkan sebagian kemampuan remaja

    menjadi meningkat untuk kemampuan abstraksi kognitif, reflektif, dan

  • 24

    perbandingan sosial. Pada masa remaja, individu menjadi lebih terampil

    dalam mengoordinasikan informasi yang bertentangan dengan harapan,

    serta membentuk pandangan yang lebih stabil terhadap kemampuan yang

    dimiliki. Kemampuan remaja itu sendiri sangat memengaruhi self-efficacy

    yang dimiliki (Schunk & Pajares, 2009: 9).

    b) Sekolah (Schooling)

    Sekolah memiliki pengaruh potensial pada self-efficacy remaja

    termasuk bagaimana struktur pengajaran, kemudahan atau kesulitan

    belajar, umpan balik tentang kinerja, persaingan, kegiatan penilaian,

    jumlah dan jenis perhatian guru, dan transisi sekolah. Sebagai contoh,

    struktur pengajaran yang kaku menyebabkan peserta didik mengalami

    kegagalan dan kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami peserta

    didik akan mengakibatkan menurunnya self-efficacy peserta didik. Ruang

    kelas dengan kompetensi dan perbandingan sosial dapat menurunkan self-

    efficacy peserta didik yang merasa kurang berprestasi (Schunk & Pajares,

    2009: 7).

    Hal lain yang memengaruhi self-efficacy adalah sistem pembelajaran

    sekolah serta lingkungan sekolah yang kondusif. Sistem pembelajaran

    yang tepat serta lingkungan sekolah yang kondusif akan membantu peserta

    didik menetapkan tujuan pembelajarannya dan fokus pada kegiatan belajar

    dan mengajar sehingga peserta didik akan semakin yakin terhadap

    kemampuan yang dimiliki (Schunk & Pajares, 2009: 7).

  • 25

    c) Teman Sebaya (Peers)

    Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat kuat di kalangan remaja

    karena teman sebaya memberikan kontribusi yang signifikan untuk proses

    sosialisasi remaja. Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa self-

    efficacy remaja sangat dipengaruhi oleh teman sebaya. Pengamatan peserta

    didik terhadap kemampuan teman sebayanya dalam menyelesaikan tugas

    dapat meningkatkan self-efficacy peserta didik dan mengarahkan peserta

    didik untuk meyakini dirinya bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas

    seperti teman sebayanya. Tetapi sebaliknya pada saat teman sebayanya

    tidak berhasil menyelesaikan tugas, maka self-efficacy peserta didik pun

    akan menurun. Remaja cenderung memilih teman-teman dan kelompok

    sebaya atas dasar kesamaan yang kemudian akan meningkatkan pengaruh

    potensi pemodelan(Schunk & Pajares, 2009: 6).

    d) Keluarga (Families)

    Lingkungan keluarga akan memberikan pengaruh terhadap self-

    efficacy remaja. Orangtua membangun kompetensi remaja ketika

    memberikan lingkungan yang menawarkan beberapa tantangan, dorongan

    untuk menetapkan aspirasi yang tinggi namun realistis, memberikan peran

    model yang positif, menyediakan dan meningkatkan pengalaman

    penguasaan, dan mengajarkan bagaimana menghadapi kesulitan (Schunk

    & Pajares, 2009: 4).

    Pola asuh orangtua akan memengaruhi perkembangan self-efficacy

    remaja. Remaja dengan orangtua yang bersikap hangat, cepat tanggap dan

    ikut terlibat dalam meningkatkan perkembangan akademik, akan

  • 26

    meningkatkan self-efficacy remaja. Selain itu, persepsi orangtua terhadap

    kemampuan yang dimiliki anak, akan senantiasa berpengaruh terhadap

    persepsi remaja tentang kompetensi yang dimilikinya (Schunk & Pajares,

    2009: 5).

    2.1. 4 Materi Relasi dan Fungsi

    1. Relasi

    Menurut Nardi (2019: 25-26), hasil wawancara yang dilakukan terhadap

    empat orang anak, yaitu Citra, Dewi, Candra dan Kirana tentang pelajaran bahasa

    yang disukai, didapat keterangan bahwa Citra dan Dewi suka Bahasa Indonesia,

    Dewi dan Candra suka Bahasa Inggris, Candra dan Kirana suka Bahasa Daerah.

    Berdasarkan keterangan di atas terdapat dua kelompok (himpunan), yaitu:

    Himpunan Anak, misalnya: A = (Citra, Dewi, Candra, Kirana)

    Himpunan Jenis Bahasa, misalnya: B = (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

    Bahasa Daerah)

    Kedua himpunan A dan B tersebut terdapat hubungan atau relasi yaitu

    “suka pelajaran Bahasa”

    Definisi : Relasi dari himpunan (A) ke himpunan (B) adalah suatu cara

    pengawanan (pemasangan) anggota A dengan anggota B.

    Himpunan A disebut daerah asal, domain atau daerah definisi.

    Himpunan B disebut daerah kawan atau kodomain.

    Sedangkan himpunan anggota kodomain yang merupakan pasangan dari

    anggota A dinamakan range atau himpunan bayangan dari relasi tersebut.

    Pada keterangan (contoh) di atas, didapat sebagai berikut:

    a. Domain = {Citra, Dewi, Candra, Kirana}

  • 27

    b. Kodomain = {Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah}

    c. Range = {Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah}

    Menyatakan Relasi: ada tiga cara untuk menyatakan relasi, yaitu dengan

    diagram panah, himpunan pasangan berurutan dan diagram Cartesius.

    2. Fungsi

    Menurut Nardi (2019: 29), terdapat 4 orang anak yang diukur tinggi

    badannya, masing-masing Antok, Bayu, Cepi dan Dani. Antok tinggi badannya

    159 cm, Bayu 160 cm, Cepi 161 cm dan Dani 162 cm.

    {(Antok, 150 cm), (Bayu, 160 cm), (Cepi, 161 cm), (Dani, 162 cm)}

    Domain = A = {Antok, Bayu, Cepi, Dani}

    Kodomain = B = {159 cm, 160 cm, 161 cm, 162 cm}

    Range = {159 cm, 160 cm, 161 cm, 162 cm}

    Tampak bahwa setiap anak hanya memiliki satu ukuran tinggi badan.

    Relasi yang demikian dinamakan fungsi atau pemetaan.

    Definisi : Fungsi atau pemetaan dari A (domain) ke B (kodomain) adalah

    suatu relasi yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.

    Ciri-Ciri Fungsi :

    Ada himpunan A (domain)

    Ada himpunan B (kodomain)

    Ada relasi yang memasangkan setiap anggota domain dengan tepat

    satu anggota kodomain.

    Ada beberapa cara untuk menyatakan fungsi, yaitu dengan himpunan

    pasangan berurutan, diagram panah, rumus fungsi, tabel dan grafik (diagram

    cartesius) (Nardi, 2019: 32).

  • 28

    2.1. 5 Kaitan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided

    Discovery) dengan Self-Efficacy

    Menurut Purwati (2018: 57) model pembelajaran penemuan

    terbimbing (guided discovery) merupakan model pembelajaran yang dapat

    meningkatkan self-efficacy peserta didik, hal ini dikarenakan model

    pembelajaran ini memberikan kepada peserta didik untuk aktif selama proses

    pembelajaran. Adapun penjelasan langkah-langkah kegiatan model

    pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) adalah sebagai

    berikut:

    1. Stimulation (Stimulus/Pemberian Rangsangan)

    Pada kegiatan ini, guru mengorientasi peserta didik pada materi

    pembelajaran baik dari penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian

    materi secara ringkas, pemberian motivasi atau bisa dengan

    mengkondisikan peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan materi

    relasi dan fungsi. Peserta didik akan dihadapkan pada sesuatu yang

    menimbulkan kebingungan, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi

    generalisasi, agar timbul keinginan peserta didik untuk menyelidiki

    sendiri. Pada langkah ini, self efficacy peserta didik dapat meningkat

    karena membuat peserta didik yakin dapat memotivasi diri untuk

    menyelesaikan tugas, serta yakin bahwa mereka dapat menyelesaikan

    tugas tertentu.

    2. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)

    Pada tahap ini, guru akan membimbing peserta didik untuk

    mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan/pertanyaan yang

    diberikan. Selanjutnya seluruh peserta didik diminta untuk memberikan

  • 29

    prediksi jawaban (hipotesis) terhadap pertanyaan tersebut, serta mereka

    mampu untuk menjelaskan prediksi yang mereka berikan. Pada kegiatan

    ini, self-efficacy peserta didik dapat meningkat pada indikator: yakin

    menyelesaikan tugas tertentu, yakin bahwa dirinya mampu berusaha

    dengan keras, gigih dan tekun, serta yakin bahwa dirinya mampu

    menghadapi hambatan dan kesulitan.

    3. Data Collection (Pengumpulan Data)

    Kegiatan pada tahap ini adalah pembuktian kebenaran dari

    hipotesis yang telah dibuat oleh peserta didik. Peran guru adalah untuk

    membimbing peserta didik dalam melakukan kegiatan penemuan dan

    mengarahkan peserta didik untuk mengumpulkan berbagai informasi yang

    dibutuhkan dalam membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah

    mereka buat. Dikarenakan peran guru hanya lah sebagai pembimbing,

    peserta didik harus lebih giat dalam mengumpulkan informasi untuk

    membuktikan kebenaran hipotesis mereka. Dilihat dari kegiatan tersebut,

    maka self-efficacy peserta didik dapat meningkat pada indikator: yakin

    bahwa dirinya mampu berusaha dengan keras, gigih dan tekun, yakin

    bahwa dirinya mampu menghadapi hambatan dan kesulitan, dan yakin

    dapat menyelesaikan tugas yang memiliki range yang luas ataupun sempit

    (spesifik).

    4. Data Processing (Pengolahan Data)

    Pada tahap ini informasi yang telah diperoleh peserta didik akan

    dianalisis sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan atau konsep yang

    ingin ditemukan. Jika diperoleh perbedaan antara informasi yang diperoleh

  • 30

    peserta didik dengan pengolahan data, maka guru perlu membimbing

    peserta didik untuk melakukan diskusi. Pada kegiatan ini self-efficacy

    peserta didik akan meningkat pada indikator keyakinan dapat

    menyelesaikan tugas yang memiliki range yang luas ataupun sempit

    (spesifik).

    5. Verification (Pembuktian)

    Kegiatan peserta didik pada tahap ini adalah melakukan

    pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya

    hipotesis yang telah ditetapkan. Peran guru pada tahap ini adalah

    membimbing peserta didik dalam menganalisis data, dan merumuskan

    kesimpulan/menemukan konsep.

    6. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

    Pada tahap generalisasi adalah proses penarikan sebuah kesimpulan

    dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

    2.1. 6 Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Pembelajaran Penemuan

    Terbimbing (Guided Discovery) untuk Meningkatkan Self-Efficacy

    Adapun sintak Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berbasis

    pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) secara umum

    kaitannya untuk meningkatkan self-efficacy peserta didik disajikan pada tabel

    berikut ini:

  • 31

    Tabel 2.1 Sintak LKPD berbasis Pembelajaran Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan

    Self-Efficacy

    Sintak LKPD

    Berbasis

    Pembelajaran

    Penemuan

    Terbimbing

    Penyajian pada

    LKPD

    Indikator Self-Efficacy yang dikembangkan

    Indikator Self-

    Efficacy Deskriptif

    (1) (2) (3) (4)

    Stimulation

    (Stimulasi)

    LKPD diawali

    dengan

    menyampaikan

    tujuan, memotivasi

    peserta didik, dan pemberian masalah

    Yakin dapat

    memotivasi diri

    untuk

    menyelesaikan

    tugas

    1. Dapat memotivasi diri untuk menyelesaikan

    permasalahan yang

    diberikan

    Problem

    Statement

    (Identifikasi

    Masalah)

    LKPD memberikan

    ruang untuk peserta

    didik

    mengidentifikasi dan

    mengananlisis

    permasalahan yang

    diberikan, serta

    terdapat bagian agar

    peserta didik dapat

    menuliskan hipotesis

    yang mereka peroleh

    Yakin dapat

    menyelesaikan

    tugas tertentu

    1. Yakin dapat menuliskan hipotesis masalah.

    Yakin bahwa

    dirinya mampu

    berusaha dengan

    keras, gigih dan

    tekun

    1. Yakin untuk mengidentifikasi masalah

    2. Yakin untuk menganalisis masalah.

    3. Yakin untuk menuliskan hipotesis masalah

    Yakin bahwa

    dirinya mampu

    menghadapi

    hambatan dan

    kesulitan

    1. Yakin bahwa permasalahan yang diberikan dapat

    dikerjakan.

    Data Collection

    (Pengumpulan

    Data)

    LKPD menyajikan

    informasi yang dapat

    membantu peserta

    didik untuk

    membuktikan benar

    atau tidaknya

    hipotesis yang telah

    dituliskan

    Yakin bahwa dirinya mampu

    berusaha dengan

    keras, gigih dan

    tekun

    1. Yakin bahwa dirinya mampu untuk

    mengumpulkan informasi

    dalam membuktikan

    kebenaran hipotesis yang

    telah dituliskan.

    2. Yakin bahwa dirinya mampu untuk membuktikan

    kebenaran hipotesis yang

    telah dituliskan.

    Yakin bahwa

    dirinya mampu

    menghadapi

    hambatan dan kesulitan

    1. Yakin bahwa hipotesis yang telah dituliskan dapat

    dibuktikan kebenarannya.

    Verification

    (Pembuktian)

    LKPD menyajikan

    informasi kebenaran

    hipotesis yang teah

    dituliskan

    Yakin dapat

    menyelesaikan

    tugas yang

    memiliki range

    yang luas ataupun

    sempit (spesifik)

    1. Yakin bahwa hipotesis yang dituliskan dapat dibuktikan

    dengan mengumpulkan

    infromasi sebanyak-

    banyaknya.

    Generalization

    (Menarik

    Kesimpulan)

    LKPD memberikan

    ruang agar peserta

    didik dapat

    menuliskan

    kesimpulan yang

    diperoleh dari kegiatan belajar yang

    telah dilaksanakan

    Yakin dapat

    menyelesaikan

    tugas tertentu

    1. Yakin dapat menuliskan kesimpulan dari kegiatan

    pembelajaran yang telah

    dilakukan

  • 32

    2.1. 7 Skenario Pembelajaran

    Berdasarkan penjelasan mengenai langkah-langkah

    pembelajaran, maka dapat dibuat skenario pembelajaran dengan

    menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided

    discovery). Skenario pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2.2 Skenario Pembelajaran

    Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

    Kegiaran Guru Kegiatan Peserta Didik

    Pendahuluan

    1. Guru mengucapkan salam melalui media online WhatsApp

    2. Guru menanyakan kabar dan memimpin doa

    3. Guru meminta peserta didik untuk mengisi presensi

    4. Guru menyampaikan judul materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini

    5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    Pendahuluan

    1. Peserta didik menjawab salam dari guru melalui media online WhatsApp

    2. Peserta didik menjawab salam dan berdoa bersama guru

    3. Peserta didik mengisi presensi 4. Peserta didik mendengarkan pemaparan

    guru mengenai judul materi yang akan

    dipelajari pada pertemuan ini

    5. Peserta didik membaca tujuan pembelajaran yang telah disampaikan

    oleh guru

    Inti 1. Guru memberikan materi memalui

    aplikasi WhatsApp Group berupa

    screenshot LKPD dan video mengenai

    materi relasi dan fungsi.

    2. Guru meminta peserta didik untuk mengamati materi yang telah disajikan.

    3. Guru mempersilahkan peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

    4. Guru meminta peserta didik untuk menuliskan hipotesis jawaban dari

    pertanyaan yang telah diberikan

    5. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan berbagai informasi untuk

    membuktikan kebenaran dari hipotesis

    yang telah mereka buat

    6. Guru dan peserta didik akan menganalisis informasi yang telah mereka peroleh

    7. Guru akan meminta peserta didik untuk melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya

    hipotesis yang telah diperoleh.

    Inti 1. Peserta didik mengamati materi yang

    disajikan oleh guru

    2. Peserta didik bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

    3. Peserta didik menuliskan hipotesis jawaban dari pertanyaan yang telah

    diberikan

    4. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi untuk membuktikan kebenaran

    dari hipotesis yang telah mereka buat

    5. Peserta didik bersama guru akan menganalisis informasi yang telah mereka

    peroleh

    6. Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar

    atau tidaknya hipotesis yang telah

    diperoleh.

    Penutup

    1. Guru mengajak peserta didik bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang

    telah dipelajari

    2. Guru menutup pembelajaran 3. Guru mengucapkan salam

    Penutup

    1. Peserta didik dan guru bersama-sama untuk menyimpulkan materi yang telah

    dipelajari

    2. Peserta didik menjawab salam

  • 33

    2.1. 8 Penelitian Yang Relevan

    Penelitian terdahulu yang menjadi landasan bagi peneliti dalam

    penelitian ini adalah penelitian Irsad Rosidi pada tahun 2016 yang

    berjudul “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta didik Berorientasi

    Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Guided Discovery Learning)

    untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains”. Penelitian dilakukan di

    kelas X SMA Negeri 1 Kebomas-Gresik pada 32 orang peserta didik

    yang dipilih secara random, model pengembangan yang digunakan pada

    Lembar Kegiatan Peserta didik merupakan model pengembangan 4-D

    (Define, Designe, Develop, and Dessiminate). Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa lembar kegiatan peserta didik berorientasi

    pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning) layak

    digunakan dalam pembelajaran dan dapat melatih keterampilan proses

    sains peserta didik dalam penggunaan alat thermometer.

    Penelitian yang dilakukan oleh Prima Ayu Malsa, dkk pada

    tahun 2017, dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery

    Learning terhadap Self-Efficacy”. Penelitian dilakukan di SMP Negeri

    12 Padang, dengan jenis penelitian eksperimen dengan desain pretes

    dan posttest. Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa

    terjadinya peningkatan terhadap self-efficacy peserta didik setelah

    menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dengan

    pendekatan scientific peserta didik kelas VIII SMP Negeri 12 Padang.

    Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

    Discovery Learning efektif untuk meningkatkan self-efficacy dalam

    pembelajaran.

  • 34

    2. 2 Kerangka Berpikir

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

    Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

    Dilakukan observasi untuk mengambil data awal di kelas VIII SMP berupa

    pemberian angket kepercayaan diri peserta didik

    Rendahnya Self-Efficacy peserta didik SMP dalam pembelajaran

    Melakukan analisis masalah dan solusi yang mungkin untuk mengatasi

    permasalahan rendahnya Self-efficacy peserta didik

    Solusi: mengembangkan LKPD berbasis pembelajaran penemuan terbimbing

    (guided discovery) untuk meningkatkan self-efficacy peserta didik

    Proses mengembangkan LKPD berbasis guided discovery untuk meningkatkan

    self-efficacy peserta didik dengan menggunakan model pengembangan ADDIE

    Sintak model pembelajaran

    penemuan terbimbing (guided

    discovery):

    1. Stimulation (Stimulasi) 2. Problem Stement

    (Identifikasi Masalah)

    3. Data Collection (Pengumpulan Data)

    4. Data Processing (Pengolahan Data)

    5. Verification (Pembuktian) 6. Generalization (Menarik

    Kesimpulan)

    Indikator Self-Efficacy

    1. Yakin dapat menyelesaikan tugas tertentu.

    2. Yakin dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang diperlukan

    dalam menyelesaikan tugas.

    3. Yakin bahwa dirinya mampu berusaha dengan keras, gigih, dan

    tekun.

    4. Yakin bahwa dirinya mampu menghadapi hambatan dan kesulitan.

    5. Yakin dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.

    Valid

    Praktis

    Efektif

    Desain LKPD berbasis pembelajaran penemuan terbimbing (Guided

    Discovery) untuk meningkatkan self-efficacy matematis peserta didik

  • 35

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Model Pengembangan

    Model pengembangan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah

    model pengembangan ADDIE, karena menurut Branch (2009: 1) untuk membuat

    suatu produk ADDIE merupakan alat yang paling efektif serta ADDIE merupakan

    konsep yang generatif karena ADDIE menerapkan konsep dan teori kedalam

    konteks yang lebih spesifik. ADDIE merupakan model pengembangan yang

    meliputi tahap Analyze (Analisis), Design (Desain), Develop (Mengembangkan),

    Implement (Implementasi), Evaluation (Evaluasi). Adapun langkah-langkah

    pengembangan LKPD dengan model pengembangan ADDIE adalah sebagai

    berikut:

    Gambar 3.1 Konsep Pengembangan ADDIE (Branch, 2009: 2)

    Berdasarkan Gambar 3.1, penelitian ini menggunakan model

    pengembangan ADDIE karena prosedur kerjanya sistematis dalam bentuk siklus

    dan saling berkaitan satu sama lain serta menunjukkan tahapan yang jelas dan

  • 36

    cermat dalam menghasilkan sebuah produk. Sehingga proses pembelajaran

    memiliki makna dan fungsi. Dimana setiap tahapannya terdapat evaluasi dengan

    tujuan keperluan revisi.

    3.2 Prosedur Pengembangan

    Prosedur pengambangan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan

    tahapan model pengembangan ADDIE, adapun prosedur pengembangan yang

    akan dilakukan dijelaskan sebagai berikut:

    3.2.1. Tahap Analisis (Analyze)

    Tujuan dilakukannya tahap analisis adalah untuk mengidentifikasi

    kemungkinan penyebab dilakukannya mendesain dan mengembangkan sebuah

    produk, pada tahap analisis terdapat alasan diperlukannya desain suatu produk dan

    memungkinkan untuk mendesain sebuah produk yang menjadi solusi dari

    permasalahan yang ditemukan. Menurut Hamzah (2019: 39) analisis adalah suatu

    kegiatan untuk melakukan analisis kebutuhan, mengidentifikasi masalah

    (kebutuhan), dan melakukan analissis tugas. Tahapan analisis terdiri dari

    prosedur-prosedur umum, sebagai berikut:

    1. Memeriksa Penyebab Dibutuhkannya Pengembangan

    Tahap ini dilakukan untuk mengetahui penyebab permasalahan yang

    ditemukan sehingga diperlukannya suatu pengembangan. Pada tahap ini penyebab

    terjadinya kesenjangan dapat dikarenakan oleh beberapa faktor berikut:

    keterbatasan sumber daya, kurangnnya motivasi, serta kurangnya pengetahuan

    dan keterampilan peserta didik. Pada tahap ini akan dilihat faktor mana saja yang

    mempengaruhi keyakinan diri peserta didik.

  • 37

    2. Analisis Peserta Didik

    Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui bahwa LKPD yang

    dirancang tepat digunakan oleh peserta didik. Tujuan dilakukan analisis peserta

    didik untuk mengetahui karakteristik peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan

    dan wawancara tidak terstruktur dengan guru mata pelajaran matematika di SMP

    Negeri 16 Kota Jambi, peneliti meperoleh informasi yang menggambarkan

    karakteristik umum peserta didik tersebut, yaitu mereka terbiasa dengan metode

    pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, dimana pada metode pembelajaran

    berbasis pendekatan saintifik peserta didik terbiasa untuk diberikan konsep

    pembelajaran tanpa ikut serta dalam menemukannya. Serta mereka lebih

    menyukai bahan bacaraan bergambar dan berwarna dibandingkan dengan bacaan

    monoton yang hanya berisi tulisan dan terdapat sedikit gambar, dan kurang

    berwarna.

    3. Menentukan Tujuan

    Tahap ini dilakukan agar ada keselarasan antara tujuan pengembangan

    produk dengan tujuan pembelajaran. Tujuan dari pengembangan produk adalah

    meningkatkan keyakinan diri peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan

    matematika yang diberikan, dan tujuan pembelajaran ditentukan berdasarkan

    Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Matematika yang perlu dikuasai oleh

    peserta didik kelas VIII pada kurikulum 2013 revisi 2017.

    4. Mengidentifikasi Sumber Daya yang Diperlukan

    Pada langkah ini pengembangan media perlu mengidentifikasi sumber

    daya dari empat segi, yaitu segi konten, teknologi, fasilitas pembelajaran, dan

    tenaga pendidik.

  • 38

    Dalam mengidentifikasi sumber daya dari segi konten, peneliti memeriksa

    jumlah ketersediaan buku pembelajaran yang tersedia, berupa buku matematika

    kelas VIII Semester 1 SMP/MTs terbitan kemendikbud edisi revisi 2017 yang

    biasa digunakan oleh peserta didik. Diperoleh bahwa buku matematika yang

    tersedia ada 30 buah.

    Selanjutnya berdasarkan jenis sumber daya segi teknologi, dikarenakan

    penyebaran Virus Covid-19 semakin luas, keadaan tidak memungkinkan untuk

    dilakukan pembelajaran secara tatap muka, jadi penelitian akan dilakukan secara

    online dengan menggunakan Aplikasi WhatsApp group sehingga mengharuskan

    setiap peserta didik memiliki samrtphone yang terhubung dengan jaringan

    internet, jadi peneliti memeriksa jumlah ketersediaan smartphone yang dimiliki

    oleh peserta didik dan terhubung dengan jaringan internet. Diperoleh data bahwa

    lebih kurang 95% dari jumlah peserta didik di kelas VIII D SMP Negeri 16 Kota

    Jambi memiliki smartphone yang terhubung dengan jaringan internet, dan

    memiliki akun WhatsApp pribadi.

    Berdasarkan jenis sumber daya fasilitas pembelajaran, peneliti

    menanyakan kelas yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian, jadwal jam

    pembelajaran, dan jumlah peserta didiknya. Guru SMP Negeri 16 Kota Jambi

    mempersihlakan peneliti untuk melakukan penelitian di kelas VIII D, seminggu 1

    kali pada hari Jum’at pukul 08.00 dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang.

    Berdasarkan jenis sumber daya manusia, peneliti memilih para ahli dalam

    bidangnya seperti ahli materi untuk memvalidasi isi materi LKPD, ahli desain

    yang kompeten untuk memvalidasi desain LKPD, ahli instrumen untuk

    memvalidasi instrumen yang telah dibuat oleh peneliti, guru pembelajaran

  • 39

    matematika yang sudah berpengalaman mengajar materi Relasi dan Fungsi untuk

    memberikan respon terhadap LKPD yang tela