DermatoFibroma

3
DERMATOFIBROMA 2 Sinonim : Histiositoma kutis, Histiositoma fibroma, Hemangioma skelerosing Definisi : Dermatofibroma merupakan nodul derma jinak yang dibentuk oleh proliferasi fokal fibrolas atau histiosit. Lebih tampak sebagai proses reaktif daripada neoplasma yang sebenarya. Biasanya berhubungan dengan proliferasi ringan dari epidermis diatasnya. Epidemiologi : Sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan, tetapi dapat terjadi pada semua usia dan wanita lebih banyak dari pada pria Etiologi : Tidak diketahui, diduga dari proses reaktif terhadap trauma seperti tusukan jarum, garukan, atau gigitan nyamuk Manifestasi klinik : Ditandai adanya nodul intrakutan yang lonjong sampai bulat, soliter, dapat pula multipel, konsistensi keras, berwarna coklat tua kemerahan atau kadang – kadang kekuningan, dengan diameter biasanya kurang dari 1 cm. Permukaannya agak menonjol, berbentuk kubah, tetapi kadang- kadang tumor akan melekuk ke bawah permukaan kulit dan melekat erat pada kulit di atasnya,tetapi mudah digerakkan dari jaringan di permukaan lesi dapat halus atau sedikit kasar dan sedikit berkuama. Tumor dapat dijumpai pada semua bagian tubuh, namun paling sering dijumpai pada ekstremitas, khususnya pada permukaan anterior kaki. Secara subyektif tumor ini asimtomatik, tidak ada perubahan selama perjalanan klinik dan biasanya menetap walaupun kadang- kadang dijumpai adanya involusi spontan. Histopatologi : menunjukan gabungan dari fibroblas, kolagen muda, kolagen matur, kapiler, dan histiosit.

description

Dermatofibroma

Transcript of DermatoFibroma

DERMATOFIBROMA2

Sinonim : Histiositoma kutis, Histiositoma fibroma, Hemangioma skelerosing

Definisi : Dermatofibroma merupakan nodul derma jinak yang dibentuk oleh proliferasi fokal fibrolas atau histiosit. Lebih tampak sebagai proses reaktif daripada neoplasma yang sebenarya. Biasanya berhubungan dengan proliferasi ringan dari epidermis diatasnya.

Epidemiologi : Sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan, tetapi dapat terjadi pada semua usia dan wanita lebih banyak dari pada pria

Etiologi : Tidak diketahui, diduga dari proses reaktif terhadap trauma seperti tusukan jarum, garukan, atau gigitan nyamuk

Manifestasi klinik : Ditandai adanya nodul intrakutan yang lonjong sampai bulat, soliter, dapat pula multipel, konsistensi keras, berwarna coklat tua kemerahan atau kadang – kadang kekuningan, dengan diameter biasanya kurang dari 1 cm. Permukaannya agak menonjol, berbentuk kubah, tetapi kadang- kadang tumor akan melekuk ke bawah permukaan kulit dan melekat erat pada kulit di atasnya,tetapi mudah digerakkan dari jaringan di permukaan lesi dapat halus atau sedikit kasar dan sedikit berkuama.

Tumor dapat dijumpai pada semua bagian tubuh, namun paling sering dijumpai pada ekstremitas, khususnya pada permukaan anterior kaki. Secara subyektif tumor ini asimtomatik, tidak ada perubahan selama perjalanan klinik dan biasanya menetap walaupun kadang-kadang dijumpai adanya involusi spontan.

Histopatologi : menunjukan gabungan dari fibroblas, kolagen muda, kolagen matur, kapiler, dan histiosit.

Pada dasarnya dermatofibroma dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu bentuk fibrosa yang tersusun sebagian besar oleh fibroblas dan kolagen; serta bentuk seluler yang tersusun sebagian besar oleh figosit yang berupa istiosit. Jarang ditemukan bentuk campuran. Yang sering dijumpai adalah bentuk fibrosa.Beberapa ahli menambahkan bentuk lain yaitu bentuk vaskuler yang tersusun sebagian besar oleh kapiler sehingga di kenal sebagai hemangioma sklerosing.

Epidermis di atas lesi mengalami hiperplasi, pemanjangan rete ridge yang reguler dan hiperpigmentasi sel-sel basal, sehingga perubahan epidermis ini mirip dengan keratosis seboroika atau epitelioma sel basal.

Sel-sel fibroblas pada dermatofibroma tampak berinti memanjang dengan sitoplasma sangat sedikit, kebanyakan serabut kolagen masih muda, dan tersusun individual tidak dalam kelompok. Serabut kolagen ini tersusun berhubungan satu sama lain beranastomosis sehingga berbentuk seperti anyaman.

Pada dermatofibroma seluler, sel-selnya berinti bulat atau lonjong dan besar serta sitoplasma yang jelas, kadang kadang dijumpai timbunan lipid atau hemosiderin pada sel sel tersebut sehingga ditemukan bentuk sel raksasa T outon.

Diagnosis banding : Histiositoma, Leiomioma, Neurofibroma, Keloid, Nevu nevositik

Pengobatan : Pada umumnya lesi tidak memerlukan pengobatan.. Namun bila diperlukan eksisi atau injeksi steroid lokal.

Prognosis : Baik

Daftar pustaka

2. Silver, SG, HO, VC : Benign Epitheial Tumor in Fitzpatrich T.B, Eisen,A.Z, Wolf K, Freedbergm IM, Austen, KE; Dermatology in General Medicine, 6 th ed, McGraw-Hill, New York, 2003, 770-6