Depkes _KHPI-RSSanglah_

49
1 KONSEP HASIL PEMERIKSAAN INVESTIGATIF ATAS PEMBANGUNAN WING INTERNASIONAL PERJAN RS SANGLAH TA 2004 DAN 2005 PADA BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN RS SANGLAH DENPASAR DI DENPASAR RESUME HASIL PEMERIKSAAN Berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melakukan Pemeriksaan Investigatif pada Bagian Proyek Pengembangan RS Sanglah Denpasar di Bali. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat atas indikasi dugaan tindak pidana korupsi dalam Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar TA 2004 Tujuan Pemeriksaan Investigatif ini adalah untuk mendapatkan petunjuk/bukti-bukti guna mengungkap ada/tidaknya indikasi tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah.. Lingkup Pemeriksaan Investigatif meliputi pekerjaan Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar, dan kegiatan lain yang terkait dengan pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah pada bagian Proyek Pengembangan RS Sanglah Denpasar, yang meliputi prosedur penunjukan konsultan dan kontraktor, kewajaran harga kontrak dan pelaksanaan pekerjaan fisik pembangunan gedung. Terhadap surat pengaduan yang diterima Ketua BPK-RI, kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut atas hal-hal yang berkaitan dengan substansi isi surat pengaduan tersebut, baik kebenaran dari pihak yang melakukan pengaduan maupun kebenaran dari isi atau materi pengaduan yang disampaikan dan juga melakukan pemeriksaan fisik, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut : 1. Tidak diperoleh bukti-bukti adanya dugaan tindak pidana korupsi pada pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar; 2. Pihak yang secara formal melakukan pengaduan (pelapor) berdasarkan surat No.007- AS/KKN/X/2004 tanggal 21 Oktober 2004, yaitu PT Duta Graha Indah (PT DGI) telah membantah surat pengaduan tersebut, PT DGI tidak pernah melakukan dan menulis surat pengaduan sebagaimana diungkapkan dalam surat PT DGI No. J005.Um/S110/04-05 tanggal

description

RS Sanglah

Transcript of Depkes _KHPI-RSSanglah_

  • 1

    KONSEP HASIL PEMERIKSAAN INVESTIGATIF ATAS

    PEMBANGUNAN WING INTERNASIONAL PERJAN RS SANGLAH TA 2004 DAN 2005

    PADA BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN RS SANGLAH DENPASAR

    DI DENPASAR

    RESUME HASIL PEMERIKSAAN

    Berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

    (BPK) dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

    Tanggung Jawab Keuangan Negara, BPK-RI telah melakukan Pemeriksaan Investigatif pada

    Bagian Proyek Pengembangan RS Sanglah Denpasar di Bali. Pemeriksaan tersebut dilakukan

    untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat atas indikasi dugaan tindak pidana korupsi dalam

    Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar TA 2004

    Tujuan Pemeriksaan Investigatif ini adalah untuk mendapatkan petunjuk/bukti-bukti guna

    mengungkap ada/tidaknya indikasi tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan pekerjaan

    Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah..

    Lingkup Pemeriksaan Investigatif meliputi pekerjaan Pembangunan Gedung Wing

    Internasional RS Sanglah Denpasar, dan kegiatan lain yang terkait dengan pembangunan Gedung

    Wing Internasional RS Sanglah pada bagian Proyek Pengembangan RS Sanglah Denpasar, yang

    meliputi prosedur penunjukan konsultan dan kontraktor, kewajaran harga kontrak dan

    pelaksanaan pekerjaan fisik pembangunan gedung.

    Terhadap surat pengaduan yang diterima Ketua BPK-RI, kemudian dilakukan penelitian

    lebih lanjut atas hal-hal yang berkaitan dengan substansi isi surat pengaduan tersebut, baik

    kebenaran dari pihak yang melakukan pengaduan maupun kebenaran dari isi atau materi

    pengaduan yang disampaikan dan juga melakukan pemeriksaan fisik, dengan hasil pemeriksaan

    sebagai berikut :

    1. Tidak diperoleh bukti-bukti adanya dugaan tindak pidana korupsi pada pelaksanaan pekerjaan

    Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar;

    2. Pihak yang secara formal melakukan pengaduan (pelapor) berdasarkan surat No.007-

    AS/KKN/X/2004 tanggal 21 Oktober 2004, yaitu PT Duta Graha Indah (PT DGI) telah

    membantah surat pengaduan tersebut, PT DGI tidak pernah melakukan dan menulis surat

    pengaduan sebagaimana diungkapkan dalam surat PT DGI No. J005.Um/S110/04-05 tanggal

  • 2

    21 April 2005. Dengan demikian, secara formal surat pengaduan tersebut tidak benar atau

    surat pengaduan tersebut dibuat oleh pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan;

    3. Materi pengaduan tidak sepenuhnya benar, antara lain :

    a. PT Tripot Asi bukan sebagai konsultan perencana tetapi sebagai konsultan pengawas;

    b. Tidak ada hubungan kekeluargaan antara Dirut RS Sanglah dengan kontraktor PT Putra

    Inti Lumayan;

    c. Hanya satu peserta lelang yang ditolak karena mendaftar melewati batas waktu yang telah

    ditetapkan;

    d. Penunjukan langsung konsultan perencana dan konsultan pengawas dilakukan karena

    alasan keterbatasan waktu;

    e. PT Waskita Karya (BUMN) memang merasa tidak mampu untuk melakukan pekerjaan

    pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah dengan harga di bawah nilai

    penawarannya dengan pertimbangan tidak dapat menutup overhead costnya;

    f. Dalam RKS, persyaratan memiliki sertifikat ISO tidak menggugurkan peserta;

    g. PT Tunas Jaya Sanur dapat menerima seluruh keputusan panitia karena kalah dalam

    penawaran harga;

    h. Pengaduan sebagian mengandung kebenaran di mana ada beberapa item pekerjaan yang

    seharusnya sudah dapat dilaksanakan dalam Tahun 2004 menjadi ditunda karena pihak

    RS Sanglah tidak mengikuti harga standar bangunan bertingkat tidak sederhana yang

    ditetapkan oleh Dinas PU Propinsi Bali untuk Kota Denpasar. Namun tidak ditemukan

    adanya indikasi korupsi, karena harga standar bangunan bertingkat tidak sederhana yang

    ditetapkan oleh Dinas PU Propinsi Bali belum memperhitungkan item pekerjaan yang

    harus dilaksanakan sebagai akibat tuntutan fungsi bangunan, peningkatan mutu bangunan

    (setaraf hotel bintang lima), mempertahankan citra arsitektur Bali yang belum terstandar

    dan menjaga keamanan bangunan.

    4. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu :

    a. Rincian Anggaran dan Biaya (RAB) Pekerjaan Pembangunan Wing Internasional

    RS Sanglah Tahap I tidak sesuai dengan RAB pada saat pengajuan Lembar Kerja (LK)

    Pencairan DIP/PO Bagian Proyek Pengembangan RS Sanglah TA 2004;

    b. Perubahan balok beton konvensional menjadi balok beton precast/prestressed pada

    pekerjaan balok dilaksanakan tidak melalui addendum kontrak atau berita acara

    pekerjaan tambah kurang. Dari hasil pemeriksaan diketahui ada selisih harga, yakni

    kurang sebesar Rp28.284.000,00 yang oleh pihak proyek belum diperhitungkan sebagai

    pengurang harga kontrak;

  • 3

    c. Beberapa pekerjaan antara lain pekerjaan sipil, arsitektur dan mekanikal, pekerjaan

    pembuatan pintu, jendela dan ventilasi senilai Rp148.851.339,21 belum diselesaikan

    Secara umum permasalahan tersebut di atas disebabkan oleh tingkat kesulitan pekerjaan

    dalam pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah relatif tinggi, jangka waktu

    pelaksanaan pembangunan kurang memadai, adanya tuntutan fungsi bangunan rumah sakit

    bertaraf internasional, peningkatan mutu bangunan, mempertahankan citra arsitektur Bali yang

    belum terstandar selain pengawasan oleh Direksi RS Sanglah kurang efektif.

    Atas berbagai kelemahan yang ditemukan, BPK-RI menyarankan agar :

    1. Direktur Utama RS Sanglah menegur dan memerintahkan Kepala Divisi PPI untuk masa

    mendatang dalam mengajukan RAB dan LK ke Kantor Wilayah Perbendaharaan (dahulu

    DJA) Propinsi Bali disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan dilampiri

    surat persetujuan penggunaan anggaran di luar standar dari pejabat yang berwenang;

    2. Direktur Utama RS Sanglah memerintahkan kepada Pimbagpro menarik kelebihan

    pembayaran sebesar Rp28.284.000,00 kepada kontraktor untuk disetorkan ke kas negara;

    3. Pemimpin Bagian Proyek segera memerintahkan kontraktor untuk memberikan jaminan

    tertulis dan menyelesaikan kekurangan pekerjaan senilai Rp148.851.339,21.

    Jakarta, September 2005

    Badan Pemeriksa Keuangan

    Republik Indonesia

    Penanggung Jawab Pemeriksaan,

    Gunawan Sidauruk NIP. 240001933

  • 4

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Dasar Hukum Pemeriksaan a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan RI;

    b. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

    Jawab Keuangan Negara;

    2. Standar Pemeriksaan a. Standar Audit Pemerintahan (SAP).

    b. Panduan Manajemen Pemeriksaan (PMP) BPK-RI Tahun 2002.

    3. Jenis dan Tujuan Pemeriksaan Jenis pemeriksaan yang dilaksanakan adalah Pemeriksaan Investigatif dengan tujuan untuk

    mendapatkan petunjuk/bukti-bukti guna mengungkap ada/tidaknya indikasi tindak pidana

    korupsi dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah.

    4. Lingkup Pemeriksaan Lingkup pemeriksaan meliputi pekerjaan pembangunan Gedung Wing Internasional

    RS Sanglah Denpasar, dan kegiatan lain yang terkait dengan pembangunan Gedung Wing

    Internasional RS Sanglah pada bagian Proyek Pengembangan RS Sanglah Denpasar, yang

    meliputi :

    a. Prosedur penunjukan konsultan dan kontraktor;

    b. Kewajaran harga kontrak;

    c. Pelaksanaan pekerjaan fisik pembangunan gedung.

    5. Alasan Pemeriksaan Pemeriksaan investigatif dilakukan sehubungan dengan :

    a. Adanya pengaduan masyarakat tentang indikasi dugaan tindak pidana korupsi dalam

    pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah. Pengaduan tersebut adalah dari

    PT Duta Graha Indah yang ditujukan kepada Ketua BPK-RI No.007-AS/KKN/X/2004

    tanggal 21 Oktober 2004 tentang KKN pada pekerjaan pembangunan Gedung Wing

    International RS Sanglah Denpasar;

    b. Pekerjaan pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar telah

    menjadi sorotan masyarakat dan pernah dimuat pada beberapa harian lokal di Denpasar,

    yaitu :

    1) Radar Bali, Edisi Jumat 25 Maret 2005 dengan judul BPK Selidiki Tikus

    RS Sanglah

  • 5

    2) Bali Post, Edisi Sabtu Paing 26 Maret 2005 dengan judul Dugaan Mark Up

    Pembangunan Wing Internasional : BPK Bentuk Tim Investigasi

    3) Radar Bali, Edisi Selasa 29 Maret 2005 dengan judul Lanang Tepis Mark Up.

    c. Instruksi presiden No.5 Tahun 2004 tanggal 9 Desember 2004 tentang percepatan

    pemberantasan korupsi yang menginstruksikan seluruh elemen bangsa untuk secara

    bersama-sama memberantas korupsi sekaligus juga pencanangan gerakan anti korupsi

    nasional;

    6. Metodologi Pemeriksaan Investigatif Metodologi Pemeriksaan Investigatif yang digunakan untuk mengungkapkan ada/tidaknya

    dugaan tindak pidana korupsi adalah, sebagai berikut:

    a. Analisa atas data

    Atas data-data dan dokumen-dokumen yang diperoleh dari pengaduan masyarakat

    dilakukan analisa untuk menentukan predikasi. Predikasi adalah keseluruhan kondisi

    yang mengarahkan atau menunjukkan adanya keyakinan kuat yang didasari oleh

    profesionalisme dan sikap kehati-hatian dari pemeriksa yang telah dibekali dengan

    pelatihan dan pemahaman tentang kecurangan, bahwa kecurangan telah terjadi, sedang

    terjadi, atau akan terjadi. Predikasi merupakan dasar dilaksanakannya suatu Pemeriksaan

    Investigatif.

    b. Menyusun Hipotesa

    Hipotesa dibuat untuk beberapa dugaan-dugaan yang bersifat lebih spesifik, seperti

    penyuapan atau kickbakcs, penyalahgunaan atau conflict of interest.

    c. Menguji Hipotesa

    Dalam pengujian suatu hipotesa, metode yang digunakan adalah pendekatan skenario

    Bagaimana-Jika. Jika, merupakan suatu bagian dari pengujian hipotesa atas suatu

    kondisi untuk menganalisa berbagai kemungkinan yang dapat terjadi atas suatu tindak

    kecurangan oleh pelaku dan orang-orang yang terlibat.

    d. Menyempurnakan Hipotesa

    Hasil pengujian atas hipotesa dengan menggunakan skenario Bagaimana Jika

    dijadikan dasar untuk menyempurnakan hipotesa atas tindak kecurangan yang

    diindikasikan terjadi. Berdasarkan hipotesa yang telah disempurnakan tersebut ditentukan

    bukti-bukti yang diperlukan, berupa dokumen Perencanaan, Daftar Usulan Proyek

    (DUP), Daftar Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dokumen pelelangan,

    kontrak, Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima (BAST)

  • 6

    Pekerjaan, Surat Perintah Membayar (SPM) dimana bukti-bukti tersebut berada dan

    fihak-fihak yang dapat menjadi sumber dari bukti yang diperlukan.

    e. Mengumpulkan Bukti-bukti

    Pengumpulan bukti-bukti atas tindak kecurangan dilakukan dengan meminta dokumen-

    dokumen yang berhubungan dengan Pembangunan Wing Internasional dari Pimbagpro,

    Kepala Divisi Perencanaan, Pemrograman dan Informasi, Panitia Lelang dan Panitia

    Penerima Barang RS Sanglah, Dinas PU Propinsi Bali,, Kepala Kanwil Ditjen

    Perbendaharaan Propinsi Bali, PT Putra Inti Lumayan sebagai kontraktor, CV Cipta

    Mandala sebagai konsultan perencana dan PT Tripot Asi sebagai konsultan pengawas.

    f. Pengujian Dokumen

    Pengujian dokumen dilaksanakan atas beberapa aspek, yaitu aspek relevansi bukti-bukti

    atas permasalahan yang sedang diperiksa, validitas dan keabsahan dokumen, dan keaslian

    dokumen tersebut.

    g. Pengujian Fisik

    Pengujian fisik dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap, akurat dan

    up to date tentang keberadaan aktiva yang diperiksa atau obyek yang diperiksa yang

    bertujuan untuk menguji apakah jumlah dan spesifikasi teknis aktiva/barang sesuai

    dengan yang dilaporkan atau dipersyaratkan.

    h. Melakukan Wawancara

    Wawancara dilakukan kepada :

    1) pihak RS Sanglah, yaitu ; Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Pelayanan

    Medik, Kepala Divisi Perencanaan, Pemrograman dan Informasi, Pimbagpro, Ketua

    dan 3 orang Anggota Panitia Lelang, Ketua Panitia Penerimaan Barang;

    2) pihak Kanwil Dinas PU Propinsi Bali, yaitu ; Kepala Seksi Pengembangan Arsitektur

    dan Jatidiri Kawasan sebagai Koordinator Pengelola Teknis Proyek (PTP) Daerah,

    Staf Sub Dinas Tata Ruang dan Permukiman sebagai PTP dan Panitia Tender, Staf

    Sub Dinas Tata Ruang dan Permukiman sebagai PTP.

    3) pihak-pihak yang terkait, yaitu : Direktur CV Cipta Mandala sebagai konsultan

    perencana, Direktur PT Tripot Asi sebagai konsultan pengawas, Direktur PT Putra

    Inti Lumayan sebagai kontraktor pelaksana, Kepala Wilayah III Persero PT Waskita

    Karya sebagai peserta tender, Staff Marketing PT Tunas Jaya Sanur sebagai peserta

    tender, Kepala Wilayah III PT Nindya Karya (Persero) sebagai peserta tender.

  • 7

    i. Penyusunan Laporan

    Laporan hasil Pemeriksaan Investigatif ini berisi rekomendasi yang disampaikan

    berkaitan dengan permasalahan yang diperiksa berupa penyelesaian secara hukum,

    penyelamatan keuangan negara dan penyempurnaan pengendalian.

    7. Entitas yang diperiksa Bagian Proyek (Bagpro) Pengembangan RS Sanglah Denpasar serta instansi dan pihak-pihak

    yang terkait, baik di pusat mapun di daerah.

    8. Jangka Waktu Pemeriksaan Sesuai Surat Tugas No.07/ST/V-XIII.3/4/2005 tanggal 7 April 2005, pemeriksaan dilakukan

    selama 23 hari kalender mulai tanggal 13 April 2005 s.d. 5 Mei 2005.

    9. Gambaran Umum Obyek Pemeriksaan a. Nama Instansi : Rumah Sakit Sanglah Denpasar

    b. Nama Proyek : Bagian Proyek Pengembangan RS Sanglah

    c. Organisasi Proyek

    Berdasarkan SK Gubernur Propinsi Bali No.33/03-K/HK/2004 tanggal 24 Februari 2004

    ditunjuk seorang Pemimpin Bagpro (Pimbagpro) dan seorang Bendaharawan Bagpro.

    Sebagai atasan langsung Pimbagpro untuk menyelenggarakan tugas pengawasan terhadap

    pelaksanaan anggaran adalah Direktur Utama RS Sanglah Denpasar.

    Dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa, Pimbagpro dibantu oleh Panitia Pengadaan

    Barang/Jasa dan Panitia Penerimaan Barang/Jasa, yang ditetapkan dengan SK

    Pimbagpro.

    d. Kebijakan dan Prosedur Pengadaan Barang/Jasa

    Kebijakan dan prosedur pengadaan barang/jasa yang diselenggarakan mengacu kepada

    ketentuan dalam Keppres 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa

    Pemerintah.

    e. Anggaran dan Realisasi

    Uraian Kegiatan

    Anggaran (Rp)

    Realisasi (Rp)

    TA. 2004 a. Adminiitrasi Proyek b. Pengadaan Alat Kedokteran

    Kesehatan dan KB c. Pembangunan Gedung Kesehatan :

    Perencanaan Pelaksanaan Fisik Pengawasan

    56.993.000,00

    806.623.000,00

    19.136.384.000,00

    26.813.200,00

    785.920.000,00

    535.817.000,00

    18.229.000.000,00 370.000.000,00

    Jumlah 20.000.000.000,00 19.947.550.200,00

  • 8

    f. Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar

    1) Latar Belakang

    Gagasan pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah mulai

    direncanakan sekitar Tahun 2002, yaitu semenjak RS Sanglah Denpasar berubah

    statusnya menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). Hal tersebut terkait dengan adanya

    perubahan kebijakan pemerintah mengenai desentralisasi dan reformasi di bidang

    kesehatan. Berdasarkan kebijakan tersebut, pada dasarnya rumah sakit tidak semata-

    mata hanya memiliki fungsi sosial namun harus juga menjalankan fungsi ekonomi,

    dengan pengertian di samping harus melayani seluruh lapisan masyarakat juga harus

    meningkatkan pendapatannya sehingga alokasi anggaran pemerintah untuk rumah

    sakit dapat diperkecil dan atau alokasi anggaran tersebut dapat dipergunakan oleh

    rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan, yang pada akhirnya anggaran

    operasional rumah sakit itu dapat dicukupi oleh rumah sakit itu sendiri.

    Melihat kecenderungan yang ada di dalam masyarakat, dan kemajuan

    ekonomi serta tingkat pendidikan, maka timbul pandangan masyarakat untuk

    memilih pelayanan kesehatan yang lebih baik (health seeking behaviour). Makin

    maju masyarakat dan makin tinggi kemampuan ekonominya maka masyarakat

    menginginkan pelayanan kesehatan yang semakin bermutu tinggi dan akomodasi

    yang bagus dan lebih nyaman. Hal ini terutama terjadi pada masyarakat kelas

    menengah ke atas yang memiliki kemampuan untuk membeli pelayanan kesehatan

    dimaksud.

    Apabila rumah sakit pemerintah tidak dapat menangkap perubahan

    paradigma tersebut maka rumah sakit pemerintah hanya akan melayani pasien miskin

    saja. RS Sanglah Denpasar dalam hal ini mengambil kebijakan, disamping

    memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, juga membuka pelayanan yang

    dapat mendatangkan uang dari masyarakat yang mampu untuk dialokasikan sebagai

    subsidi silang.

    Dengan pemikiran tersebut dan melihat posisi Bali yang strategis di bidang

    pariwisata, maka RS Sanglah berkeinginan memiliki satu unit pelayanan yang bisa

    menangkap masyarakat kelas atas dan para turis mancanegara di Bali, yang pada

    akhirnya dapat mendukung dunia pariwisata, yaitu memberikan rasa aman dengan

    adanya rumah sakit yang bertaraf internasional.

    Sebelum terjadinya Bom Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 pihak

    RS Sanglah telah menjajagi kerja sama pembangunan Wing Internasional dengan

  • 9

    investor swasta, di mana hotel servicenya menjadi bagian investor sedangkan medical

    servicenya menjadi bagian rumah sakit. Ada beberapa investor yang telah menjajagi

    peluang investasi tersebut dan sudah dicoba untuk melakukan negosiasi, tetapi

    akhirnya tidak dapat dilanjutkan karena ada beberapa hambatan terutama dari pihak

    investor menghendaki adanya jaminan return on investmentnya (ROI). Jaminan

    dimaksud adalah berupa keharusan pihak rumah sakit untuk memprioritaskan pasien

    mengisi Gedung Wing Internasional terlebih dahulu. Hal ini tidak dapat diterima oleh

    pihak rumah sakit, karena pasien memiliki hak untuk memilih di mana dia ingin

    dirawat. Permasalahan yang kedua adalah jaminan atas kerugian yang mungkin

    terjadi dalam pengoperasian Gedung Wing Internasional tersebut. Atas permasalahan

    ini pihak investor meminta agar sertifikat tanah rumah sakit bisa dijadikan sebagai

    agunan kredit. Hal ini juga tidak dapat diterima pihak rumah sakit, karena meskipun

    bentuk badan usahanya sudah Perjan, namun kepemilikan atas aktiva tetap berupa

    tanah tidak dapat dipisahkan dengan aktiva pemerintah secara keseluruhan. Akhirnya

    penjajagan dengan investor itu berhenti.

    Selanjutnya terjadi kasus Bom Bali tanggal 12 Oktober 2002. Setelah

    kejadian itu timbul kemauan politis yang kuat dari pemerintah untuk membangun

    satu rumah sakit internasional di Bali. Hal ini terkait dengan kondisi RS Sanglah saat

    menangani korban Bom Bali sangat memprihatinkan. Banyak korban bom yang

    dievakuasi ke Australia atau Singapura, karena kondisi RS Sanglah tidak

    mendukung. Berdasarkan kondisi tersebut, Menkes mulai mengambil kebijakan baru

    untuk membangun Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar dari dana

    APBN. Pembangunan tersebut baru dapat direalisasikan Tahun 2004 untuk Tahap I

    dan Tahun 2005 untuk Tahap II.

    2) Tujuan Pembangunan

    Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat kelas atas dan para turis

    mancanegara di Bali, yang pada akhirnya dapat mendukung dunia pariwisata, yaitu

    memberikan rasa aman dengan adanya rumah sakit yang bertaraf internasional, selain

    itu penerimaan dari pelayanan tersebut dapat dialokasikan sebagai subsidi silang

    dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah.

  • 10

    3) Kronologi Pelaksanaan Pembangunan

    Sebelum Bom Bali (Awal 2002)

    Sejak perubahan status RS Sanglah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) sekitar tahun 2002. Pihak RS Sanglah meminta bantuan Sdr. I Nengah Sadiantara (Direktur PT Tripod Asi) membuat konsep tentang pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah, termasuk mencarikan investor. Negosiasi dengan investor gagal karena ada beberapa persyaratan yang diajukan investor tidak dapat diterima pihak RS.

    12 Oktober 2002 Kasus Bom Bali meledak. Dalam rangkaian kasus tersebut pejabat pemerintah pusat sempat mengunjungi RS Sanglah antara lain Meneg BUMN dan Menkimpraswil, di mana kondisi RS waktu itu dinilai tidak layak. Secara lisan Menkimpraswil meminta Dirut RS Sanglah untuk menyusun kebutuhan dalam rangka perbaikan sarana RS. Direksi RS dan Direktur PT Tripod Asi melakukan presentasi atas konsep yang pernah disusun sebelumnya dengan perkiraan biaya Rp50,00 milyar. Pejabat pusat tersebut akan mencoba mengusahakan pengumpulan dana dari para pengusaha. Sekian lama ditunggu namun dana yang dijanjikan itu tidak ada realisasinya.

    Agustus 2003 Pertemuan di Sanur pada bulan Agustus 2003, disampaikan oleh Dirut RS Sanglah kepada Menkes bahwa dana itu sulit diperoleh. Namun demikian Menkes akan memperjuangkan melalui Menkeu dan Kepala Bappenas agar dapat dibiayai dari dana APBN, dan kalau akhirnya harus dibangun secara bertahap agar pihak RS memakluminya.

    25 Agustus 2003 Surat Pgs. Direktur Utama RS Sanglah kepada Sekretaris Jenderal Depkes RI Cq. Kepala Biro Perencanaan Depkes RI No.KU.00.01.A13.7356 perihal Usulan Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah. Dalam surat tersebut diuraikan tentang rencana dana pembangunan gedung dari donatur-donatur yang berkaitan dengan Kasus Bom Bali belum jelas dan pembangunan Gedung Wing Internasional sangat dibutuhkan maka pembangunan gedung tersebut diusulkan dapat dibiayai dari dana APBN secara bertahap pada TA 2004 dan 2005 dan usulan pembangunan gedung tersebut sebagai prioritas usulan RS Sanglah.

    28 Agustus 2003 Bagian Proyek Peningkatan Pelayanan Medik Spesialistik mengadakan ikatan kontrak Pekerjaan Penyusunan Study Kelayakan Internasional Private Wing RSU Internasional Sanglah Denpasar Tahun Anggaran 2003 dengan PT Sonia Ciptama Kreasi No.218/DPMS/VIII/2003 senilai Rp174.000.000,00.

    1 Januari 2004 Surat Persetujuan Alokasi Anggaran Pembangunan (SPAAP) RS Sanglah terbit.

  • 11

    19 Januari 2004 Rapat Presentasi pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah oleh PT Tripod Asi (PT TA).

    27 Januari 2004 Rapat pembahasan Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah yang di hadiri Dewan Pengawas, Ketua SPI, Kepala Divisi Perencanaan Program dan Informasi, Kasubdiv Penyusunan Program dan Evalauasi dan Calon Konsultan Perencana (PT TA). PT TA melakukan presentasi kedua dan diminta memperbaiki gambar selambat-lambatnya tanggal 5 Februari 2004.

    3 Februari 2004 Dirut RS Sanglah membuat surat kepada Menkes No.PR.00.02.A.25.0688a perihal Permohonan Persetujuan/ rekomendasi Pemilihan Langsung pengadaan konsultan perencana dan konsultan pengawas Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah dengan pertimbangan keterbatasan waktu. Selain itu dokumen anggaran dan SK Penetapan Pimbagpro belum terbit.

    5 Februari 2004 Pertemuan rencana pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah yang dihadiri Dirut RS Sanglah, Dewan Pengawas, Direktur Keuangan dan Sekretaris Dewan Pengawas. Dirut RS Sanglah menyampaikan hasil pertemuan dengan Menkes bahwa beliau telah setuju untuk pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah.

    7 Februari 2004 Dirut RS Sanglah membuat surat kepada Menkes No.PR.00.02.A.25.0846a perihal Permohonan Persetujuan/rekomendasi Penunjukkan Langsung pengadaan jasa konsultan perencana dan konsultan pengawas Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah. Permohonan tersebut diajukan dengan pertimbangan keterbatasan waktu karena pelaksanaan pekerjaan perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan konstruksi tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan pelelangan maupun pemilihan langsung. Surat di atas sebagai ralat surat No.PR.0.02.A.25.0688a tanggal 3 Februari 2004. Pengajuan ini didasarkan kepada Keppres No.80 Tahun 2003 Pasal 22 ayat (5) yang menyatakan bahwa dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia jasa konsultan dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultan yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi, baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

    11 Februari 2004 Rapat presentasi rancangan Gedung Wing Internasional RS Sanglah yang dihadiri oleh Dewan Direksi, Dewan Pengawas, Tim Calon Konsultan Perencana (CV Cipta Mandala) dan Sekretaris Dewan Pengawas.

    16 Februari 2004 Dirjen Pelayanan Medik menerbitkan surat No.PL.00.03.1.3.588 tentang ijin penunjukkan langsung pekerjaan Perencanaan dan Pengawasan Gedung Wing Internasional pada RS Sanglah Denpasar dengan syarat

  • 12

    sesuai Keppres 80 Tahun 2003 dengan tetap memperhatikan prinsip efisien, efektif, transparan dan bebas KKN.

    24 Februari 2004 SK Gubernur Bali No.33/03-K/HK/2004 menetapkan I Wayan Mandra, S.Sos sebagai Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah dan I Gede Ngurah Astawan, SE sebagai Bendaharawan Bagpro yang berlaku surut mulai 7 Januari 2004.

    5 Maret 2004 Rekapitulasi Perkiraan Anggaran Biaya Proyek pembangunan gedung Wing Internasional sebagai lampiran LK pencairan DIP Bagpro Pengembangan RS Sanglah TA 2004 yang disusun oleh Kepala Divisi Perencanaan RS Sanglah dan telah diperiksa/dikoreksi oleh Pengelola Teknis Proyek (PTP) yang merupakan unsur Dinas PU Propinsi Bali menunjukkan bahwa biaya pekerjaan sipil dan arsitektur adalah sebesar Rp15.400.575.000,00 termasuk untuk biaya konsultan perencana sebesar Rp472.938.862,00 dan untuk konsultan pengawas sebesar Rp315.575.860,00. Selain itu terdapat alokasi anggaran untuk pekerjaan non standar sebesar Rp3.735.812.000,00. Berdasarkan RAB tersebut diketahui bahwa volume pekerjaan untuk pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah adalah seluas 4.981,02 m2 (tiga lantai selesai), namun belum termasuk finishing 16 (enam belas) ruang/kamar VIP, furniture dan peralatan medis.

    16 Maret 2004 Kontrak kerja sama pekerjaan perencanaan pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar senilai Rp535.817.000,00 antara CV CM dengan Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah No..PL.00.06.A.13.1772a 010/CM-KONT.RS/III/2004

    Mengingat saat penandatanganan Kontrak, DIP/PO belum terbit maka dalam TOR diatur bahwa pembayaran akan dilakukan setelah dana tersedia (pasal 9 ayat 3) dan jika pekerjaan sesuai kontrak telah diselesaikan sementara dana tidak tersedia maka Pihak Konsultan Perencana yang telah ditunjuk, tidak boleh menuntut ganti rugi apapun dari Pimbagpro selaku pengguna barang dan jasa (pasal 9 ayat 4).

    28 April 2004 DIP/PO Bagian Proyek Pengembangan RS Sanglah diterima pihak bagian proyek dengan nilai sebesar Rp20.000.000.000,00.

    5 Mei 2004 CV CM mengirimkan surat kepada Pimbagpro No.012-Adm/CM/V/2004, berkaitan dengan pembiayaan proyek Gedung Wing Internasional RS Sanglah yang pada pokoknya memuat : 1. Sesuai RAB Tahap I TA 2004 dalam Estimate Engineer

    sebesar Rp21.628.009.000,00 dan dibandingkan dana yang tersedia pada TA 2004 sebesar Rp18.347.482.276,89, maka akan terjadi kekurangan dana sebesar Rp3.280.526.723,11;

  • 13

    2. Jumlah RAB tersebut mengacu kepada target awal penyelesaian pekerjaan fisik gedung seluruhnya selesai, kecuali finishing interior 16 (enam belas) unit bed room VIP;

    3. Adanya kekhawatiran terjadi pelelangan ulang jika dokumen lelang yang telah tersusun tetap dilelangkan seperti target awal, sehingga waktu pelaksanaan menjadi semakin sempit;

    4. Sebagai konsekuensinya dapat ditempuh kebijakan menurunkan kualitas finishing dengan volume pekerjaan yang sama atau mengurangi volume pekerjaan dengan kualitas finishing yang sama.

    6 Mei 2004 Sesuai dengan surat No.PL.00.06.A.13.3227a Panitia Pengadaan Barang/Jasa mengundang PT TA untuk mengikuti seleksi prakualifikasi sebagai Konsultan Pengawas.

    7 Mei 2004 Rapat pembahasan rencana pelaksanaan pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah yang dihadiri jajaran Direksi RS Sanglah, Pimbagpro, Kepala Divisi PPI, Kepala SPI, Panitia Pengadaan dan CV CM. Pertemuan membahas surat CV CM tanggal 5 Mei 2004 dan disepakati untuk mengambil langkah-langkah : 1. Pekerjaan struktur tetap dilaksanakan sesuai rencana

    yaitu pondasi bored pile dan lantai empat dikembangkan fasilitas pendukung operasional di kemudian hari;

    2. Finishing luar gedung selesai seluruhnya dari keempat sisi;

    3. Finishing lantai satu dan MEP selesai seluruhnya kecuali untuk peralatan medis yang biayanya besar dan untuk peralatan tidak mendesak dapat ditunda;

    4. Finishing lantai dua dan MEP selesai seluruhnya kecuali 6 (enam) unit bed room VIP bagian belakang, finishing interior dan pekerjaan MEP dapat ditunda. Pada Tahap I minimal 5 (lima) bed room dapat dioperasikan;

    5. Finishing lantai tiga dan MEP ditunda, kecuali jalur instalasi utama tetap dikerjakan, sehingga sebagian utilitas dapat berfungsi untuk mendukung operasional terbatas;

    6. Finishing dan atap lantai empat ditunda kecuali water tower dan ruang mesin lift selesai seluruhnya;

    7. Minimal satu unit lift dapat difungsikan, rumah genset selesai;

    8. Semua instalasi dan perlengkapan MEP pada ruangan yang difinishing selesai seluruhnya;

    9. Pekerjaan eksternal penyelesaiannya disesuaikan dengan alokasi dana yang masih tersedia;

    CV CM diminta agar segera melakukan penyesuaian dokumen lelang.

  • 14

    21 Mei 2004 Berdasarkan surat No.PL.00.06.A.13.3629 panitia lelang mengajukan Permintaan Penawaran Harga Pekerjaan Pengawasan kepada PT TA sekaligus undangan Pembukaan Penawaran Harga Pekerjaan Pengawasan pada hari Selasa, 25 Mei 2004.

    24 Mei 2004 Surat No. 09-TA/PEN-V/2004 Penawaran Pekerjaan Pengawasan dari PT TA sebesar Rp372.021.000,00 sudah termasuk pajak-pajak dan sanggup melaksanakannya dalam waktu 176 hari kalender.

    26 Mei 2004 Surat Panitia Lelang No.PL.00.03.A.13.3770 tentang Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi dengan PT TA yang menyepakati harga sebesar Rp370.000.000,00 dan Surat Panitia Lelang No.PL.00.06.A.13.3771 tentang usulan penetapan penunjukan langsung yg mengusulkan agar PT TA ditetapkan sebagai konsultan pengawas.

    27 Mei 2004 SK Pimbagpro No.PL.00.06.A.13.3797 tentang Penetapan PT TA sebagai konsultan pengawas pekerjaan Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar.

    28 Mei 2004 Surat Pimbagpro No. PL.00.07.A.13.3831 tentang Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pimbagpro kepada PT TA untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan senilai Rp370.000.000,00 yang meliputi : a. Mengawasi kemajuan pekerjaan pelaksanaan konstruksi

    dari segi kualitas serta pelaksanaannya; b. Mengawasi pekerjaan serta produknya, mengawasi

    ketepatan waktu dan biaya konstruksi; c. Mengawasi dan meneliti perubahan serta penyesuaian

    yang terjadi selama pekerjaan; d. Menyusun BA persetujuan kemajuan pekerjaan untuk

    pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan serta serah terima I dan II;

    e. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan; f. Menyusun daftar kekurangan dan cacat selama waktu

    pemeliharaan; g. Menyelenggarakan rapat lapangan secara berkala dan

    membuat laporan pengawasan.

    28 Mei 2004 Kontrak Kerja Sama Pekerjaan Pengawasan antara Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah dengan PT TA sebesar Rp370.000.000,00 dan jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 176 hari No.PL.00.06.A.13.3836a 11-TA/KONT-V/2004

    11 Juni 2004 Hasil Evaluasi Kualifikasi Pengadaan Jasa Konstruksi oleh Panitia Pengadaan Bagpro Pengembangan RS Sanglah Denpasar dengan uraian sebagai berikut : a. Penilaian dilakukan dengan sistem pasca kualifikasi

    meliputi kualifikasi administrasi, teknis dan biaya; b. Kualifikasi diikuti oleh empat perusahaan yaitu

    PT Waskita Karya (WK), PT Nindya Karya (NK),

  • 15

    PT Putra Inti Lumayan (PIL) dan PT Tunas Jaya Sanur (TJS),

    c. Dalam penilaian kualifikasi biaya PT WK dan PT NK mengajukan penawaran di atas pagu yang tersedia, sedangkan PT PIL mengajukan penawaran sebesar Rp18.000.000.000,00 dan PT TJS sebesar Rp18.090.037.000,00;

    d. Dalam penilaian kualifikasi administrasi dan teknis yang diikuti oleh dua perusahaan, PT PIL dan PT TJS dinyatakan lulus karena nilainya di atas ambang batas yang ditetapkan yaitu 75;

    e. PT PIL dinyatakan sebagai calon pemenang I, karena memberikan penawaran harga lebih rendah dibanding PT TJS.

    11 Juni 2004 Berdasarkan surat No.PL.00.07.A.13.4203, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa mengusulkan kepada Pimbagpro penetapan calon pemenang lelang Pembangunan Gedung Wing Internasional dengan urutan sebagai berikut : PT PIL dengan harga penawaran sebesar Rp18.000.000.000,00 sebagai calon pemenang pertama dan PT TJS dengan harga penawaran sebesar Rp18.090.037.000,00 sebagai calon pemenang kedua. Melalui surat No.PL.00.07.A.13.4204, Pimbagpro menyetujui penetapan calon pemenang pelelangan.

    12 Juni 2004 Melalui surat No. PL.00.07.A.13.4216a, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa menyampaikan pengumuman calon pemenang pelelangan kepada PT PIL, PT TJS, PT NK dan PT WK.

    19 Juni 2004 Pimbagpro mengeluarkan surat keputusan No.PL.00.07.A.13.4411 tentang penetapan PT PIL sebagai kontraktor pelaksana Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah dengan harga Rp18.000.000.000,00.

    21 Juni 2004 Kontrak pekerjaan jasa konstruksi pembangunan gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar antara Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah dengan PT PIL nomor PL.00.07.A.13.4451 senilai Rp18.000.000.000,00 062/PIL/VI/2004

    dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 178 hari dan masa pemeliharaan selama 182 hari kalender terhitung sejak pekerjaan selesai dan diterima bagian proyek dalam keadaan baik yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima II.

    22 Juni 2004 Persetujuan revisi PO Bagpro Pengembangan RS Sanglah No.900/2668/Sunprog.Dikes, yang merevisi nilai pagu biaya perencanaan semula sebesar Rp472.938.000 menjadi Rp561.423.000,00 dan biaya pengawasan semula sebesar Rp315.965.000,00 menjadi Rp372.985.000,00. Dengan

  • 16

    perubahan ini maka nilai pekerjaan standar dalam pembangunan gedung Wing Internasional berubah semula sebesar Rp13.685.306.000,00 menjadi Rp13.539.801.000,00. Atas perubahan-perubahan tersebut tidak mengakibatkan perubahan pagu secara keseluruhan.

    25 Juni 2004 Pertemuan pembahasan perubahan beton konvensional menjadi beton pracetak prategang (precast/prestressed) yang dihadiri seluruh unsur proyek yang terkait kecuali Pengelola Teknis Proyek (PTP) yang berasal dari unsur Dinas PU Propinsi Bali.

    28 Juni 2004 PT PIL mengajukan permohonan persetujuan perubahan struktur balok konvensional dengan balok pracetak prategang kepada Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah dengan surat No.104/PIL/VI/2004. Surat tersebut menindaklanjuti pertemuan tanggal 25 Juni 2004 berkaitan dengan perubahan balok konvensional menjadi balok pracetak/prategang dengan alasan mempercepat waktu pelaksanaan struktur bangunan tanpa mengurangi mutu dan kekuatan pekerjaan tersebut. Biaya tambahan yang terjadi dan terkait dengan perubahan tersebut tidak akan ditagihkan kepada pihak proyek.

    1 Juli 2004 Pembahasan perubahan beton konvensional menjadi precast/prestressed dan dituangkan dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh Pimbagpro, konsultan pengawas, perencana dan PTP. Dalam berita acara tersebut diuraikan bahwa setelah konsultan perencana meneliti perhitungan konstruksi beserta gambar-gambar yang diajukan kontraktor, perubahan tersebut dapat diterima dengan syarat kontraktor tidak akan menambah biaya akibat perubahan tersebut dan tidak mengurangi item pekerjaan lain.

    2 Juli 2004 Surat Pimbagpro kepada PT PIL No.PL.00.06.A.13.4822a tentang persetujuan perubahan struktur balok konvensional dengan balok pracetak/prategang.

    16 Juli 2004 Pembayaran uang muka pekerjaan jasa konstruksi dengan SPM No.145050Y/037/112 sebesar Rp3.600.000.000,00 melalui rekening PT PIL No.001-200-001 pada Bank BNI Cabang Denpasar.

    26 Agustus 2004 Pembayaran Tahap I pekerjaan jasa konstruksi dengan SPM No.441052Y/037/112 sebesar Rp3.600.000.000,00 melalui rekening PT PIL No.001-200-001 pada Bank BNI Cabang Denpasar.

    7 Oktober 2004 Pembayaran Tahap II pekerjaan jasa konstruksi dengan SPM No.444439Y/037/112 sebesar Rp3.600.000.000,00 melalui rekening PT PIL No.001-200-001 pada Bank BNI Cabang Denpasar.

  • 17

    4 Nopember 2004 Dilakukan addendum kontrak jasa konstruksi pekerjaan pembangunan Gedung Wing Internasional No.PL.00.07.A.13.10431 148A/PIL/XI/2004 berkaitan dengan tambahan pekerjaan pembuatan lemari tanam dan head bed sehingga nilai kontrak jasa konstruksi pembangunan Wing Internasional berubah dari sebesar Rp18.000.000.000,00 menjadi sebesar Rp18.229.000.000,00.

    10 Nopember 2004 Pembayaran Tahap III pekerjaan jasa konstruksi dengan SPM No.729690Y/037/112 sebesar Rp3.600.000.000,00 melalui rekening PT PIL No.001-200-001 pada Bank BNI Cabang Denpasar.

    1 Desember 2004 Surat No. HK.00.01.A1.12181, Direktur Utama RS Sanglah memerintahkan Pemimpin Bagian Proyek Pengembangan Rumah Sakit Sanglah Denpasar untuk melaksanakan pekerjaan conecting coridoor ke Paviliun Sanjiwani, lampu Candelir canopy depan, lampu taman, lampu sorot dan lampu halogen.

    2 Desember 2004 Surat No. PL.00.06.A.13.12304, Pemimpin Bagian Proyek meminta Konsultan Perencana untuk menghitung RAB pekerjaan conecting coridoor ke Paviliun Sanjiwani, lampu Candelir canopy depan, lampu taman, lampu sorot dan lampu halogen.

    7 Desember 2004 Surat No. PL.00.06.A.13.12578, Pemimpin Bagian Proyek mengundang Kontraktor Pelaksana, Konsultan Pengawas dan PTP untuk melakukan pembahasan Pekerjaan Tambah Kurang yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2004.

    14 Desember 2004 Berita Acara Serah Terima I (BAST) Pekerjaan pembangunan fisik Gedung Wing Internasional RS Sanglah No.152.C/PIL/XII/2004

    22 Desember 2004 SPM Pembayaran Jasa Konsultan Perencana untuk angsuran II dan III No.967890Y/037/112 sebesar Rp107.163.400,00. SPM Pembayaran Jasa Konsultan Pengawasan untuk angsuran III, IV dan V No.967934Y/037/112 sebesar Rp185.000.000,00. SPM Pembayaran Jasa Konstruksi untuk Tahap IV No.967959Y/037/112 sebesar Rp2.917.550.000,00 dan Tahap V No.967956Y/037/112 sebesar Rp911.450.000,00.

    g. Pengaduan Masyarakat

    Salah satu alasan dilakukannya pemeriksaan investigatif pada Pembangunan

    Gedung Wings Internasional RS Sanglah adalah surat pengaduan dari PT DGI No.007-

    AS/KKN/X/2004 tanggal 21 Oktober 2004 yang isinya antara lain :

  • 18

    1) PT Putra Inti Lumayan (PT PIL) sebagai pelaksana Pembangunan Gedung Wing

    Internasional adalah milik keluarga Dirut RS Sanglah (sama-sama keluarga Manik

    Angkeran);

    2) Penetapan konsultan dilakukan melalui proses penunjukkan langsung (bertentangan

    dengan Keppres 80 Tahun 2003);

    3) Secara administrasi CV Cipta Mandala (CM) dipinjam oleh PT Tripod Asi (TA)

    sebagai perencana dan PT TA sendiri sebagai pengawas, dengan demikian PT TA

    sebagai konsultan perencana merangkap konsultan pengawas.

    4) Banyak kontraktor (BUMN) lain yang ikut mendaftar tetapi ditolak oleh panitia

    dengan alasan sudah melewati batas pendaftaran (pengumuman di papan

    pengumuman dan di koran tidak jelas/tidak sesuai dengan Keppres 80 Tahun 2003);

    5) Pada proses pemasukkan penawaran (hari H-1) PT Waskita Karya mundur menjadi

    calon pemenang dengan alasan tidak mampu melaksanakan pekerjaan dengan biaya

    yang tersedia dan maju PT PIL, sudah tentu ada uang kompensasi.

    6) Dalam persyaratan lelang ditetapkan kontraktor harus memiliki sertifikat Sistem

    Manajemen Mutu (ISO), sedangkan PT PIL tidak memiliki ISO sehingga diadakan

    perundingan dan disepakati PT Tunas Jaya Sanur (TJS) menjadi pemenang.

    7) PT TJS tidak terima dan mengancam mengadukan ke PTUN, sehingga diadakan

    kesepakatan joint operation antara PT PIL (mengerjakan arsitektur) dan PT TJS

    (mengerjakan struktur);

    8) Nilai korupsi minimal sebesar Rp2.232.000.000,00, dengan rincian :

    a) Luas 3 lantai (4.760 m2) dengan harga Rp2.520.000,00 per m2; b) Biaya standar s.d. finishing seharusnya :

    (1) 4.760m2 x 1,12 x Rp2.520.000,00 = 13.434.624.000 (2) Perencanaan, pengawasan = 684.624.000 (3) Biaya Konstruksi (1-2) = 12.750.000.000

    c) Penawaran pekerjaan arsitektur dan sipil dari PT PIL sebesar Rp11.704.000.000,00;

    d) Pekerjaan arsitektur ditunda seharusnya Rp12.750.000.000 Rp11.704.000.000 = Rp1.046.000.000

    e) Kenyataan pekerjaan arsitektur ditunda oleh Panitia dan Konsultan Perencana : Penawaran Lt.1 Rp2.375.000.000,00 Penawaran Lt.2 Rp1.607.000.000,00 Lt.2 ditunda (1-2) Rp 768.000.000,00 Lt.3 ditunda=Lt.1 Rp2.375.000.000,00 Total penundaan (3+4) Rp3.143.000.000,00

    f) Nilai korupsi (e-d) Rp2.232.000.000,00

  • 19

    9) Dalam pelaksanaan Konsultan Pengawas (PT Tripod Asi) dan PT TJS mengganti

    beton biasa dengan beton prestress yang harganya lebih murah dibanding harga

    penawaran/kontrak sebesar Rp500.000.000,00.

    Hasil konfirmasi kepada PT DGI, diperoleh jawaban bahwa yang bersangkutan tidak

    pernah membuat surat pengaduan sebagaimana dimaksud di atas dan menyatakan bahwa:

    1) Tanda tangan dalam surat pengaduan adalah palsu;

    2) Tidak ada paraf manager terkait, hal ini sesuatu yang tidak lazim di PT DGI;

    3) PT DGI hanya mengikuti pelelangan sampai tingkat Aanwijzing kemudian

    mengundurkan diri;

    4) Nomor surat pengaduan bukan nomor surat PT DGI;

    5) Nomor telepon genggam dalam surat pengaduan tidak dikenal oleh pihak PT DGI.

    Dengan demikian, secara formal surat pengaduan tersebut tidak benar atau surat

    pengaduan tersebut dibuat oleh pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

  • 20

    BAB II

    HASIL PEMERIKSAAN

    1. Prosedur Penunjukan Konsultan dan Kontraktor Dalam rangka Pembangunan Gedung Wing Internasional Rumah Sakit Sanglah

    Denpasar, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa RS Sanglah telah membuat rencana jadwal

    pelelangan, yaitu :

    a. Jasa konsultan perencana sebagai berikut :

    1) Pengumuman prakualifikasi tanggal 15 Maret 2004

    2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen prakualifikasi tanggal 15 Maret sampai

    dengan 23 Maret 2004

    3) Pemasukan dokumen prakualifikasi tanggal 26 Maret 2004

    4) Evaluasi Dokumen prakualifikasi dan usulan penetapan anggal 27 Maret 2004

    5) Penetapan hasil prakualifikasi tanggal 29 Maret 2004

    6) Pengumuman hasil prakualifikasi tanggal 30 Maret 2004

    7) Masa sanggah prakualifikasi tanggal 30 Maret sampai dengan 5 April 2004

    8) Undangan kepada konsultan yang masuk daftar pendek tanggal 6 April 2004

    9) Pengambilan dokumen (KAK/TOR) tanggal 7 April sampai dengan 14 April 2004

    10) Penjelasan/Aanwijzing pekerjaan tanggal 15 April 2004

    11) Penyusunan BA Penjelasan/Aanwijzing tanggal 16 April 2004

    12) Pemasukan penawaran (sampul I) tanggal 16 April sampai dengan 22 April 2004

    13) Pembukaan penawaran tanggal 22 April 2004

    14) Evaluasi administrasi dan teknis tanggal 23 April 2004

    15) Usulan Panitia ke Pimpro tanggal 24 April 2004

    16) Penetapan dan pengumuman peringkat teknis tanggal 26 April 2004

    17) Masa sanggahan tanggal 26 April sampai dengan 1 Mei 2004

    18) Pembukaan Penawaran harga (sampul II) peringkat teknis terbaik tanggal 4 Mei 2004

    19) Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya tanggal 5 Mei 2004

    20) Penunjukan pemenang tanggal 6 Mei 2004

    21) Penandatanganan SPK/Kontrak tanggal 7 Mei 2004

    22) Penyerahan dokumen perencanaan tanggal 31 Juli 2004

    b. Jasa konsultan pengawas dapat dilaksanakan setelah konsultan perencana ditetapkan.

    c. Jasa konstruksi sebagai berikut :

    1) Pengumuman prakualifikasi tanggal 31 Juli 2004

  • 21

    2) Pendaftaran dan pengambilan dokumen RKS, gambar dan dokumen kualifiasi

    tanggal 31 Juli sampai dengan 6 Agustus 2004

    3) Penjelasan/Aanwijzing pekerjaan tanggal 7 Agustus 2004

    4) Penyusunan BA Penjelasan/Aanwijzing tanggal 7 Agustus 2004

    5) Pemasukan penawaran (sampul I) tanggal 7 Agustus sampai dengan 14 Agustus 2004

    6) Pembukaan penawaran tanggal 14 Agustus 2004

    7) Evaluasi administrasi, teknis dan biaya tanggal 15 Agustus 2004

    8) Usulan Panitia ke Pimpro tanggal 16 Agustus 2004

    9) Penetapan dan pengumuman lelang tanggal 18 Agustus 2004

    10) Masa sanggahan tanggal 18 Agustus sampai dengan 25 Agustus 2004

    11) Penunjukan pemenang tanggal 26 Agustus 2004

    12) Penandatanganan SPK/Kontrak tanggal 27 Agustus 2004, jangka waktu penyelesaian

    pekerjaan 6 bulan

    13) Penyerahan pertama pekerjaan tanggal 27 Pebruari 2005

    Atas dasar perhitungan rencana jadwal pelelangan tersebut, Direktur Utama

    RS Sanglah mengajukan surat No. PR.00.02.A.25.0688a tanggal 3 Pebruari 2004 dan surat

    No.PR.00.02.A.25.0846a tanggal 7 Pebruari 2004 kepada Menteri Kesehatan melalui Dirjen

    Pelayanan Medik Depkes, perihal permohonan persetujuan/rekomendasi untuk melakukan

    penunjukan langsung konsultan perencana dan pengawas pembangunan gedung Wing

    Internasional RS Sanglah. Alasan penunjukan langsung konsultan perencana dan pengawas

    adalah keterbatasan waktu, apabila dilakukan pelelangan maupun seleksi/pemilihan langsung,

    maka pelaksanaan pembangunan akan melampaui batas akhir TA 2004. Selain itu Dirut

    RS Sanglah merujuk ketentuan Keppres No. 80 Tahun 2003 pasal 22 ayat 5 yang

    menyebutkan dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus pemilihan penyedia jasa

    konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu penyedia jasa konsultansi yang memenuhi

    kualifikasi dan dilakukan negosiasi, baik dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh

    biaya yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Atas dasar permohonan

    tersebut Dirjen Pelayanan Medik dengan surat No. PL.00.03.1.3.588 tanggal 16 Pebruari

    2004 memberikan ijin penunjukan langsung pekerjaan perencanaan dan pengawasan

    pembanunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah. Setelah mendapat persetujuan tersebut,

    dilaksanakan penunjukan langsung pengadaan jasa konsultan perencana dan pengawas

    dengan proses sebagai berikut :

  • 22

    a. Prosedur penunjukan konsultan perencana

    1) Tanggal 24 Pebruari 2004, Panitia Pengadaan Barang/Jasa membuat kerangka acuan

    kerja (Term Of Reference) untuk pedoman perencanaan bagi konsultan perencana

    dan mengundang CV Cipta Mandala (CM), Panitia Pengelola Teknis (PTP), Panitia

    Penerima Barang dan Jasa, Kepala Instalasi Rawat Inap A, Pimbagpro, Kepala

    Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

    (IPRS) dengan surat No. 08a/RS Bagpro/II/2004 dalam rangka rapat evaluasi

    dokumen prakualifikasi dan penjelasan TOR perencana pada hari Rabu tanggal

    3 Maret 2004.

    2) Tanggal 4 Maret 2004 dengan surat No. PL.00.06.A.13.1498a, Panitia Pengadaan

    Barang/Jasa meminta CV CM untuk mengajukan penawaran harga dan mengundang

    evaluasi penawaran pada hari Kamis tanggal 11 Maret 2004.

    3) Tanggal 8 Maret 2004 dengan surat No. PL.00.06.A.13.1568a, Panitia Pengadaan

    Barang/Jasa mengundang PTP, Panitia Penerima Barang dan Jasa, Kepala Instalasi

    Rawat Inap A, Pimbagpro, Kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kepala Instalasi

    Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPRS) untuk melaksanakan pembukaan dan

    evaluasi dokumen penawaran harga perencanaan pembangunan Gedung Wing

    Internasional.

    4) Tanggal 11 Maret 2004 dilakukan pembukaan dan evaluasi dokumen penawaran

    harga pekerjaan perencanaan yang dituangkan dalam Berita Acara

    No.PL.00.06.A.13.1642a.

    5) Tanggal 12 Maret 2004 dengan surat No. PL.00.06.A.13.1676a, Panitia Pengadaan

    Barang/Jasa mengundang CV CM, PTP, Panitia Penerima Barang dan Jasa, Kepala

    Instalasi Rawat Inap A, Pimbagpro, Kepala SPI, Kepala IPRS dalam rangka

    melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

    6) Tanggal 13 Maret 2004 dilakukan klarifikasi dan negosiasi harga pekerjaan

    perencanaan yang dituangkan dalam Berita Acara No. PL.00.06.A.13.1706a, dengan

    hasil diantaranya harga penawaran turun sebesar Rp9.569.000,00 dari sebesar

    Rp545.386.000,00 menjadi sebesar Rp535.817.000,00.

    7) Tanggal 13 Maret 2004 dengan surat No. PL.00.06.A.13.1707a, Panitia Pengadaan

    Barang dan Jasa mengusulkan kepada Pimbagpro agar CV CM ditunjuk sebagai

    konsultan perencana.

    8) Tanggal 15 Maret 2004, Pimbagpro mengeluarkan surat keputusan

    No.PL.00.06.A.13.1745a tentang penetapan CV CM sebagai konsultan perencana.

  • 23

    9) Tanggal 16 Maret 2004, Pimbagpro mengeluarkan surat perintah kerja

    No.PL.00.06.A.13.1771a.

    10) Tanggal 16 Maret 2004 dibuat kontrak kerja sama pekerjaan perencanaan

    pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar senilai

    Rp535.817.000,00 antara CV CM dan Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah

    No.PL.00.06.A.13.1772a / 010/CM-KONT.RS/III/2004 dengan jangka waktu 60 hari

    kalender terhitung sejak tanggal 16 Maret sampai dengan 14 Mei 2004.

    b. Prosedur penunjukan kosultan pengawas

    1) Tanggal 18 Maret 2004, Panitia Pengadaan Barang/Jasa membuat kerangka acuan

    kerja (Term Of Reference) untuk pekerjaan pengawasan Pembangunan Gedung Wing

    Internasional Rumah Sakit Sanglah Denpasar.

    2) Tanggal 6 Mei 2004 dengan surat No. PL.00.06.A.13.3227a, Panitia Pengadaan

    Barang/Jasa meminta PT Tripot Asi (TA) untuk mengajukan dokumen prakualifikasi.

    3) Tanggal 10 Mei 2004 dengan surat No. PL.00.06.A.13.3319a, Panitia Pengadaan

    Barang/Jasa mengundang PT TA, PTP, Panitia Penerima Barang dan Jasa, Kepala

    Instalasi Rawat Inap A, Pimbagpro, Kepala SPI, Kepala IPRS untuk melaksanakan

    evaluasi dokumen prakualifikasi dan penjelasan TOR Pengawasan Pembangunan

    Gedung Wing Internasional.

    4) Tanggal 14 Mei 2004 dilakukan evaluasi dokumen prakualifikasi dan penjelasan

    TOR pengawasan Pembangunan Gedung Wing Internasional yang dituangkan dalam

    Berita Acara No. PL.00.06.A.13.3442.

    5) Tanggal 21 Mei 2004 dengan surat No. PL.00.06.A.13.3629, Panitia Pengadaan

    Barang/Jasa meminta PT TA untuk mengajukan penawaran harga dan mengundang

    pembukaan dan evaluasi penawaran harga pada hari Senin tanggal 24 Mei 2004.

    6) Tanggal 22 Mei 2004 dengan surat No. 14/RS Bagpro/V/2004, Panitia Pengadaan

    Barang/Jasa mengundang PTP, Panitia Penerima Barang dan Jasa, Kepala Instalasi

    Rawat Inap A, Pimbagpro, Kepala SPI, Kepala IPRS dalam rangka pembukaan dan

    evaluasi penawaran harga.

    7) Tanggal 25 Mei 2004 dilakukan pembukaan dan evaluasi dokumen penawaran harga

    pekerjaan pengawasan yang dituangkan dalam Berita Acara No. PL.00.06.A.13.3729

    dan No.PL.00.06.A.13.3730.

    8) Tanggal 26 Mei 2004 dilakukan klarifikasi dan negosiasi harga pekerjaan pengawasa

    yang dituangkan dalam Berita Acara No. PL.00.03.A.13.3770, dengan hasil

  • 24

    diantaranya harga penawaran turun sebesar Rp2.021.000,00 dari sebesar

    Rp372.021.000,00 menjadi sebesar Rp370.000.000,00.

    9) Tanggal 26 Mei 2004 dengan surat No. PL.00.06.A.13.3771, Panitia Pengadaan

    Barang dan Jasa mengusulkan kepada Pimbagpro penetapan penunjukan langsung

    PT TA sebagai konsultan pengawas.

    10) Tanggal 27 Mei 2004, Pimbagpro mengeluarkan surat keputusan

    No.PL.00.06.A.13.3797 tentang penetapan PT TA sebagai konsultan pengawas.

    11) Tanggal 28 Mei 2004, Pimbagpro mengeluarkan surat perintah kerja

    No.PL.00.07.A.13.3831.

    12) Tanggal 28 Mei 2004 dibuat kontrak kerja sama pekerjaan pengawasan

    pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar senilai

    Rp370.000.000,00 antara PT TA dan Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah

    No.PL.00.06.A.13.3836 / 11-TA/KONT-V/2004 dengan jangka waktu sejak tanggal

    28 Mei 2004 sampai dengan serah terima kedua pekerjaan konstruksi.

    c. Posedur penunjukan kontraktor

    Penunjukkan kontraktor dilakukan melalui pelelangan umum dengan proses sebagai

    berikut :

    1) Tanggal 31 Maret 2004, Panitia Pengadaan Barang/Jasa membuat pengumuman

    pengadaan barang dan jasa No. PL.00.03.A.13.2036 pada harian umum Nusa terbit

    tanggal 1 April 2004 yang berisi antara lain:

    a) Pelaksanaan pengadaan akan dilakukan secara bertahap dengan Plan Of Action

    (POA) yang telah disusun;

    b) Pengumuman lebih lanjut akan dipasang pada papan pengumuman RS Sanglah

    Denpasar.

    2) Tanggal 15 Mei 2004, konsultan perencana CV CM menyerahkan Rencana Kerja dan

    Syarat-Syarat (RKS) atas pekerjaan Pembangunan Wing Internasional RS Sanglah

    Denpasar yang isinya antara lain :

    a) Syarat-syarat penawaran antara lain :

    Kondisi dan alamat work shop dari perusahaan dengan menyampaikan surat keterangan;

    Usulan Sub Kontrak untuk pekerjaan yang bukan utama atau bersifat spesifik dan/atau non standar yang meliputi pekerjaan, Mekanikal, Elektrikal dan

    Plumbing (M, E & P);

  • 25

    Penyedia jasa pemborong harus melakukan kemitraan dan wajib mempunyai kerjasama operasi/kemitraan yang memuat prosentase kemitraan dan

    perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut, terutama pada pekerjaan

    M, E & P;

    Dalam bermitra yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar dari perusahaan yang mewakili kemitraan;

    Melampirkan foto copy sertifikasi bahwa perusahan tersebut telah melaksanakan Sistem Manajemen Mutu (ISO) yang masih berlaku;

    Memiliki dukungan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan barang/jasa sekurang-kurangnya 10 % dari nilai pagu proyek, dengan

    menyampaikan Surat Keterangan dari bank;

    Mempunyai tenaga pelaksana yang bersertifikat untuk pekerjaan pembangunan gedung rumah sakit dengan melampirkan foto copy sertifikat;

    Menyampaikan surat pernyataan bahwa perusahaan akan bersedia dan mampu melaksanakan pekerjaan konstruksi dalam tenggang waktu yang ada,

    yaitu sampai dengan tanggal 15 Desember 2004;

    Mengisi dan/atau melengkapi formulir penilaian kualifikasi pekerjaan jasa pemborong yang disediakan oleh panitia.

    b) Penawaran dinyatakan gugur apabila pada saat pembukaan penawaran salah satu

    dari persyaratan administrasi tidak dipenuhi, seperti :

    Surat Penawaran : tidak ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur Penanggung Jawab Perusahaan atau penerima kuasa dari Direktur yang mana penerima

    kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya atau kepala

    cabang perusahaan yang diangkat oleh Kantor Pusat yang dibuktikan dengan

    dokumen otentik atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah

    yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama, tidak mencantumkan

    masa berlakunya Surat Penawaran atau mencantumkan jangka waktu

    penawaran kurang dari yang sudah ditetapkan dalam dokumen lelang, tidak

    mencantumkan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan atau

    mencantumkanjangka waktu tidak sesuai dengan yang disyaratkan;

    Jaminan Penawaran : tidak dikeluarkan oleh bank umum atau oleh perusahaan asuransi kerugian (Surety bond), besarnya jaminan kurang dari

    nilai nominal yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang, masa berlaku tidak

    sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang, jika peserta

  • 26

    berkedudukan di luar negeri, surat jaminan penawaran diterbitkan oleh Bank

    Devisa di Indonesia atau Bank di Luar Negeri yang direomendasikan oleh

    Bank Indonesia;

    Tidak terdapat daftar kuantitas dan harga (khusus untuk kontrak harga satuan), sedangkan untuk kontrak lumpsum daftar kuantitas dan harga hanya

    pelengkap sebagai acuan untuk mendapatkan harga penawaran terakhir.

    3) Tanggal 22 Mei 2004, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa membuat pengumuman

    No. PL.00.03.A.13.3643 yang berisi antara lain :

    a) Pendaftaran dari tanggal 22 Mei sampai dengan 28 Mei 2004 mulai pukul

    08.00 Wita sampai selesai jam kantor bertempat di Sekretariat Panitia Sub Divisi

    PPE RS Sanglah dengan menyerahkan surat pernyataan minat mengikuti

    pelelangan, fotocopy sertifikasi yang telah disahkan dan menunjukkan aslinya

    sesuai dengan klasifikasi bidang arsitektur, sub bidang gedung dan pabrik

    dan/atau perumahan dan permukiman, dan kualifikasi golongan besar B1 yang

    berdomisili diseluruh wilayah Indonesia;

    b) Pengambilan dokumen RKS, gambar dan dokumen kualifiasi pada tanggal

    24 Mei 2004 sampai dengan satu hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran

    2004 mulai pukul 08.00 Wita sampai selesai jam kantor bertempat di Sekretariat

    Panitia Sub Divisi PPE RS Sanglah;

    c) Penjelasan (aanwijzing) pada tanggal 31 Mei 2004 pada pukul 08.00 Wita di

    Aula VIP RS Sanglah Denpasar;

    d) Pemasukan penawaran dari tanggal 1 Juni sampai dengan 9 Juni 2004 pada jam

    kantor bermpat di Sekretariat Panitia Sub Divisi PPE RS Sanglah.

    Pengumuman tersebut selain dipasang pada papan pengumuman RS Sanglah juga

    disampaikan kepada Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia (Gapensi) Propinsi Bali

    pada tanggal 22 Mei 2004 dan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali tanggal 24 Mei

    2004 untuk diinformasikan kepada yang berkepentingan, selain itu disiarkan melalui

    Radio Republik Indonesia (RRI) Cabang Madya Denpasar pada tanggal 22 Mei 2004

    pukul 14.45 Wita dan pukul 22.10 Wita.

    4) Tanggal 22 Mei 2004, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa membuat dokumen

    kualifikasi (Pasca Kualifikasi) untuk pedoman pengadaan jasa pemborongan

    Pembangunan Wing Internasional RS Sanglah Denpasar.

    5) Tanggal 28 Mei 2004 dengan surat No. PL.00.07.A.13.3726, Panitia Pengadaan

    Barang dan Jasa mengundang rekanan yang telah memasukan pendaftaran, yaitu

  • 27

    PT Nindya Karya (NK), PT Waskita Karya (WK), PT Duta Graha Indah (DGI),

    PT Putra Inti Lumayan (PIL), PT Tunas Jaya Sanur (TJS) untuk hadir dalam rangka

    penjelasan/Aanwijzing RKS dan gambar Pembangunan Gedung Wing Internasional

    RS Sanglah Denpasar pada tanggal 31 Mei 2004 pukul 08.00 Wita bertempat di Aula

    VIP RS Sanglah Denpasar, selain itu Panitia juga mengundang CV CM sebagai

    konsultan pernecana dan PT TA sebagai konsultan pengawas, Pimbagpro, Panitia

    Penerima Barang dan Jasa, Kepala Instalasi Rawat Inap A, Kepala Divisi

    Keperawatan, Kepala Divisi Penunjang medis, Kepala Divisi Pelayanan Medis,

    Kepala SPI, Kepala IPRS RS Sanglah.

    6) Tanggal 31 Mei 2004 dilaksanakan penjelasan/Aanwijzing dokumen Pembangunan

    Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar yang dihadiri oleh seluruh

    undangan dan dituangkan dalam Berita Acara No. PL.00.06.A.13.3866.

    7) Tanggal 7 Juni 2004 dengan surat No. 28/RS Bagpro/VI/2004, Panitia Pengadaan

    Barang dan Jasa mengundang para peserta lelang, yaitu PT TJS, PT WK, PT PIL,

    PT NK, PT DGI untuk pelaksanaan pembukaan penawaran harga pada hari Rabu

    tanggal 9 Juni 2004 pukul 10.00 Wita bertempat di Aula RS Sanglah Denpasar, selain

    itu Panitia juga mengundang Pimbagpro, CV CM sebagai konsultan perencana,

    PT TA sebagai konsultan pengawas, Panitia Penerima Barang dan Jasa, PTP, Kepala

    Instalasi Rawat Inap A, Kepala Divisi Keperawatan, Kepala Divisi Penunjang medis,

    Kepala Divisi Pelayanan Medis, Kepala SPI, Kepala IPRS RS Sanglah.

    8) Tanggal 9 Juni 2004 dengan surat No. SB213/S/06-04, PT DGI mengajukan

    pengunduran diri dan tidak ikut memasukkan penawaran pada pelelangan pekerjaan

    Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah.

    9) Tanggal 9 Juni 2004 pukul 10.00 Wita bertempat di Aula RS Sanglah Denpasar

    dilakukan pembukaan surat penawaran harga yang dihadiri seluruh undangan kecuali

    PT DGI yang telah mengundurkan diri dan dituangkan dalam Berita Acara

    No.PL.00.07.A.13.4148 dengan hasil antara lain :

    a) Peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis adalah PT WK,

    PT TJS, PT PIL, PT NK;

    b) Peserta yang penawaran harganya dibawah Harga Perhitungan Sendiri (HPS)

    adalah PT TJS dan PT PIL;

    c) Peserta yang penawaran harganya diatas HPS adalah PT NK dan PT WK.

    10) Tanggal 11 Juni 2004 dilakukan penelitian penawaran harga yang dituangkan dalam

    Berita Acara No. PL.00.07.A.13.4189a.

  • 28

    11) Tanggal 11 Juni 2004 dengan surat No. PL.00.07.A.13.4203, Panitia Pengadaan

    Barang dan Jasa mengusulkan kepada Pimbagpro penetapan calon pemenang lelang

    Pembangunan Gedung Wing Internasional dengan urutan sebagai berikut : PT PIL

    dengan harga penawaran sebesar Rp18.000.000.000,00 sebagai calon pemenang

    pertama dan PT TJS dengan harga penawaran sebesar Rp18.090.037.000,00 sebagai

    calon pemenang kedua.

    12) Tanggal 11 Juni 2004 dengan surat No. PL.00.07.A.13.4204, Pimbagpro menyetujui

    penetapan calon pemenang pelelangan.

    13) Tanggal 12 Juni 2004 dengan surat No. PL.00.07.A.13.4216a, Panitia Pengadaan

    Barang dan Jasa menyampaikan pengumuman calon pemenang pelelangan kepada

    PT PIL, PT TJS, PT NK dan PT WK.

    14) Tanggal 19 Juni 2004, Pimbagpro mengeluarkan surat keputusan

    No.PL.00.07.A.13.4411 tentang penetapan PT PIL sebagai kontraktor pelaksana

    Pembangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah dengan harga

    Rp18.000.000.000,00.

    15) Tanggal 21 Juni 2004, Pimbagpro mengeluarkan surat perintah kerja

    No.PL.00.07.A.13.4450.

    16) Tanggal 21 Juni 2004 dibuat kontrak kerja sama pekerjaan konstruksi pembangunan

    Gedung Wing Internasional RS Sanglah Denpasar senilai Rp18.000.000.000,00

    antara PT PIL dan Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah No. PL.00.07.A.13.4451 /

    062/PIL/VI/2004 dengan jangka waktu 178 hari kalender sejak tanggal 21 Juni 2004

    sampai dengan tanggal 15 Desember 2004.

    d. Hasil wawancara

    1) Panitia Pengadaan Barang dan Jasa.

    Dari wawancara dengan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa diperoleh informasi,

    antara lain bahwa :

    a) Dalam pelelangan pekerjaan konstruksi persyaratan ISO tidak mengugurkan

    hanya mempengaruhi penilaian ambang batas dimana peserta lelang yang tidak

    melampirkan ISO diberikan nilai 0.

    b) Setelah batas waktu pendaftaran berakhir tanggal 28 Mei 2004 ada satu

    perusahaan yang mendaftar, yaitu PT Adhi Karya tetapi ditolak oleh panitia.

  • 29

    2) PT PIL.

    Dari wawancara dengan PT PIL yang diwakili oleh Sdr. I Nyoman Swastika sebagai

    Komisaris PT PIL diperoleh informasi bahwa tidak ada hubungan keluarga antara

    Direktur PT PIL dengan Direktur Utama RS Sanglah.

    3) PT TJS.

    Dari wawancara dengan PT TJS yang diwakili oleh Sdr. Wayan Suardana dan I Made

    Karcana sebagai kuasa Direktur PT TJS diperoleh informasi, antara lain bahwa :

    a) PT TJS mengetahui informasi pembangunan gedung Wing Internasional

    RS Sanglah dari surat kabar harian Nusa dan papan pengumuman RS Sanglah.

    b) PT TJS mengakui kekalahannya, karena memang kalah dalam penawaran harga.

    c) Dari segi kualifikasi PT TJS dan PT PIL lulus ambang batas yang dipersyaratkan

    oleh panitia lelang

    d) Perusahaan swasta yang mempunyai klasifikasi B untuk pembangunan gedung di

    Bali ini hanya ada 2 perusahaan, yaitu PT TJS dan PT PIL disamping BUMN.

    e) PT TJS tidak pernah melakukan kesepakatan joint operation dengan PT PIL.

    f) PT TJS tidak pernah mengancam akan mengadukan pihak RS Sanglah ke PTUN.

    4) PT WK.

    Dari wawancara dengan PT WK yang diwakili oleh Sdr. Ir Didi Triyono sebagai

    Kepala Wilayah III Persero PT Waskita Karya diperoleh informasi, antara lain

    bahwa :

    a) PT WK mengetahui informasi pembangunan gedung Wing Internasional

    RS Sanglah dari dari koran dan dirinci di papan pengumuman RS Sanglah.

    b) Pengumuman yang dilakukan oleh panitia lelang cukup memenuhi syarat, karena

    perusahaan yang ingin mendaftar diberi jangka waktu memasukkan pendaftaran

    sekitar seminggu.

    c) Kalau dibandingkan dengan kontraktor swasta lokal, PT WK akan kalah bersaing

    dalam hal harga untuk proyek pembangunan Gedung Wing Internasional yang

    nilainya relatif kecil, karena overhead PT WK besar. Kalau kontraknya relatif

    besar dan memerlukan teknologi tinggi, maka PT WK akan lebih unggul.

    5) PT NK.

    Dari wawancara dengan PT NK yang diwakili oleh Sdr. Purnomo sebagai Kepala

    Wilayah III PT Nindya Karya (Persero) diperoleh informasi, antara lain :

    a) PT NK mengetahui informasi pembangunan gedung Wing Internasional

    RS Sanglah dari dari koran dan dirinci di papan pengumuman RS Sanglah.

  • 30

    b) Pengumuman yang dilakukan oleh panitia lelang cukup wajar, karena perusahaan

    yang ingin mendaftar diberi jangka waktu memasukkan pendaftaran sekitar

    seminggu.

    c) Menurut PT NK harga sebesar Rp18.000.000.000,00 mepet sekali dan

    kemungkinan tidak mendapat untung. Apalagi pada saat rencana pembangunan

    ini ada gejolak harga beton dan semen, sehingga yang dipakai sebagai dasar

    utama perhitungan harga penawaran adalah dengan memperhitungkan resiko

    yang paling besar.

    d) Kalahnya BUMN dengan perusahaan swasta lokal karena overhead perusahaan

    swasta lokal kecil, sehingga berani melakukan penawaran dengan harga yang

    kompetitif.

    e. Kajian terhadap prosedur penunjukan konsultan dan kontraktor ditinjau dari Kepres

    No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah :

    1) Keppres No.80 tidak mengatur tentang proses penunjukan langsung harus

    memperoleh ijin dari Menteri ataupun Dirjen;

    2) Pasal 17 ayat 5 dan Pasal 22 ayat 5 menyatakan : dalam keadaan tertentu dan keadaan

    khusus pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat dilakukan dengan menunjuk satu

    penyedia jasa konsultansi yang memenuhi kualifikasi dan dilakukan negosiasi, baik

    dari segi teknis maupun biaya sehingga diperoleh biaya yang wajar dan secara teknis

    dapat dipertanggungjawabkan;

    3) Pasal 26 huruf a menyebutkan antara lain : pejabat yang berwenang menetapkan

    penyedia barang/jasa adalah pengguna barang/jasa untuk pengadaan yang bernilai

    sampai dengan Rp50.000.000.000,00 tanpa memerlukan persetujuan Menteri;

    4) Lampiran 1 Keppres 80 Tahun 2003 menyebutkan antara lain :

    a) Ketentuan alokasi waktu dalam penyusunan jadual pelelangan umum dengan

    prakualifikasi adalah :

    Penayangan pengumuman sekurang-kurangnya dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari kerja dalam hal pengumman resmi untuk penerangan umum

    dan internet. Penayangan pengumuman yang dilaksanakan melalui media

    cetak, radio atau televisi minimal dilakukan 1 (satu) kali diawal masa

    pengumuman;

    Pengambilan dokumen dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen;

  • 31

    Batas akhir pemasukan dokumen sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman;

    Tenggang waktu antara hari pengumuman dengan batas akhir hari pengambilan dokumen sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja;

    Pengambilan dokumen penawaran dilakukan satu hari setelah dikeluarkannya undangan lelang sampai dengan satu hari sebelum pemasukan dokumen

    penawaran;

    Penjelasan (Aanwijzing) dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengumuman;

    Pemasukan dokumen penawaran dimulai satu hari setelah penjelasan (Aanwijzing). Batas akhir pemasukan dokumen penawaran sekurang-

    kurangnya 7 (tujuh) hari kerja setelah penjelasan;

    b) Ketentuan alokasi waktu dalam penyusunan jadual pelelangan umum dengan

    pasca prakualifikasi adalah :

    Penayangan pengumuman sekurang-kurangnya dilaksanakan selama 7 (tujuh) hari kerja dalam hal pengumman resmi untuk penerangan umum

    dan internet. Penayangan pengumuman yang dilaksanakan melalui media

    cetak, radio atau televisi minimal dilakukan 1 (satu) kali diawal masa

    pengumuman;

    Pengambilan dokumen dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan satu hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen;

    Penjelasan (Aanwijzing) dilaksanakan paling cepat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal pengumuman;

    Pemasukan dokumen penawaran dimulai satu hari setelah penjelasan (Aanwijzing). Batas akhir pemasukan dokumen penawaran sekurang-

    kurangnya 7 (tujuh) hari kerja setelah penjelasan;

    c) Calon pemenang lelang harus sudah ditetapkan oleh panitia/pejabat pengadaan

    selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pembukaan penawaran;

    d) Pemenang lelang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang 5 (lima) hari kerja

    setelah surat usulan penetapan pemenang lelang oleh panitia/pejabat pengadaan

    untuk penetapan oleh pengguna barang/jasa dan 14 (empat belas hari) kerja

    setelah surat usulan penetapan pemenang lelang oleh panitia/pejabat pengadaan

    untuk penetapan oleh Menteri;

  • 32

    e) Pengumuan pemenang lelang selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah

    diterimanya surat penetapan penyedia barang/jasa dari pejabat yang berwenang;

    f) Waktu sanggah selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman

    pemenang lelang;

    g) Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dibuat paling lambat 5 (lima)

    hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang;

    h) Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah

    diterbitkan SPPBJ.

    Berkaitan dengan pengaduan yang menyatakan :

    a. PT Putra Inti Lumayan (PT PIL) sebagai pelaksana Pembangunan Gedung Wing

    Internasional milik keluarga Dirut RS Sanglah (sama-sama keluarga Manik Angkeran).

    Hubungan yang terjadi antara Dirut RS Sanglah dan pemegang saham PT Putra Inti

    Lumayan (PIL) sebagai pelaksana pembangunan pekerjaan Gedung Wing Internasional

    RS Sanglah memang sama-sama keluarga Manik Angkeran, tapi diantara keduanya tidak

    ada hubungan kekerabatan. Silsilah dan hubungan dalam keluarga Manik Angkeran

    sangat jauh sekali, yaitu satu nenek moyang.

    b. Penetapan konsultan dilakukan melalui proses penunjukkan langsung bertentangan

    dengan Keppres No. 80 Tahun 2003 tidak terbukti, karena dalam pelaksanaan penetapan

    konsultan, RS Sanglah telah mengacu kepada Keppres No. 80 Tahun 2003.

    c. Banyak kontraktor (BUMN) lain yang ikut mendaftar tetapi ditolak oleh panitia dengan

    alasan sudah melewati batas pendaftaran (pengumuman di papan pengumuman dan di

    koran tidak jelas/tidak sesuai dengan Keppres 80 Tahun 2003) tidak terbukti. Menurut

    informasi yang diperoleh hanya satu peserta yang ditolak, yaitu PT AK, karena mendaftar

    melewati batas waktu yang telah ditetapkan tanggal 28 Mei 2004. Infomasi yang

    diperoleh dari peserta lelang, yaitu PT TJS, PT WK dan PT NK diketahui bahwa

    pengumuman yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa RS Sanglah sudah

    sangat jelas dan terinci. Selain itu pengumuman detail pelaksanaan pelelangan telah

    disampaikan oleh Panitia kepada Gabungan Pengusaha Seluruh Indonesia (Gapensi)

    Propinsi Bali pada tanggal 22 Mei 2004 dan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali

    tanggal 24 Mei 2004 untuk diinformasikan kepada yang berkepentingan, serta disiarkan

    melalui Radio Republik Indonesia (RRI) Cabang Madya Denpasar pada tanggal 22 Mei

    2004 pukul 14.45 Wita dan pukul 22.10 Wita ;

    d. Dalam persyaratan lelang ditetapkan kontraktor harus memiliki sertifikat Sistem

    Manajemen Mutu (ISO), sedangkan PT PIL tidak memiliki ISO sehingga diadakan

  • 33

    perundingan dan disepakati PT Tunas Jaya Sanur (TJS) menjadi pemenang. Dalam RKS,

    memiliki sertifikat ISO yang masih berlaku merupakan salah satu syarat penawaran,

    namun dalam pelelangan persyaratan ISO tidak mengugurkan tetapi mempengaruhi

    penilaian ambang batas dimana peserta lelang yang tidak melampirkan ISO diberikan

    nilai 0 dan yang melampirkan sertifikat ISO mendapat nilai 5.

    e. Pada proses pemasukkan penawaran (hari H-1) PT Waskita Karya mundur menjadi calon

    pemenang dengan alasan tidak mampu melaksanakan pekerjaan dengan biaya yang

    tersedia dan maju PT PIL, sudah tentu ada uang kompensasi tidak terbukti, karena dari

    hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Wilayah III Persero PT WK diperoleh

    informasi bahwa PT WK memang merasa tidak mampu melakukan pekerjaan dengan

    harga di bawah nilai penawarannya dengan pertimbangan tidak mampu menutup

    overhead costnya

    f. PT TJS tidak terima dan mengancam mengadukan ke PTUN, sehingga diadakan

    kesepakatan joint operation antara PT PIL (mengerjakan arsitektur) dan PT TJS

    (mengerjakan struktur) tidak terbukti. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap staf

    administrasi dan staf marketing PT TJS selaku yang mewakili Direktur PT TJS, diperoleh

    informasi bahwa PT TJS dapat menerima seluruh keputusan panitia karena memang telah

    kalah di dalam mengajukan penawaran harga dan tidak pernah mengancam akan

    mengadukan pihak RS Sanglah ke PTUN dan atau melakukan kesepakatan joint

    operation dengan PT PIL.

    Berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa prosedur penunjukkan konsultan

    perencana, konsultan pengawas dan kontraktor dalam rangka pembangunan gedung Wing

    Internasional RS Sanglah telah sesuai ketentuan.

    2. Kewajaran Harga Kontrak Hasil pemeriksaan terhadap kewajaran harga kontrak pengadaan jasa konsultan perencana,

    konsultan pengawas dan pekerjaan konstruksi, dapat dikemukakan hal-hal berikut :

    a. Jasa konstruksi

    Rincian Anggaran Biaya (RAB) sebagai lampiran LK DIP TA 2004 yang diajukan ke

    Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Propinsi Bali berbeda dengan RAB kontrak.

    RAB pengajuan LK DIP TA 2004 dihitung berdasarkan harga standar bangunan

    bertingkat tidak sederhana yang ditetapkan oleh Dinas PU Propinsi Bali untuk Kota

    Denpasar, sehingga dana yang tersedia dapat digunakan untuk membangun gedung

    sampai dengan lantai tiga, belum termasuk finishing delapan unit ruang rawat inap lantai

    II dan enam unit ruang rawat inap lantai III. Sedangkan dalam pelaksanaannya terjadi

  • 34

    perubahan, dimana 6 (enam) buah kamar VIP di lantai dua dan pekerjaan finishing di

    lantai tiga belum dikerjakan.

    Hasil perbandingan antara harga kontrak dan harga standar yang ditetapkan oleh Dinas

    PU, diketahui bahwa harga kontrak lebih tinggi sebesar Rp2.808.463.501,50, dengan

    perhitungan :

    No Jenis Pekerjaan Harga Kontrak (Rp)

    Harga Standar Dinas PU (Rp)

    Selisih (Rp)

    1. Pekerjaan Persiapan 205.695.000,00 205.695.000,00 0,00 2. Pekerjaan Sipil 7.268.021.952,59 6.859.005.825,04 409.016.127,59 3. Pekerjaan Arsitektur 3a. Lantai 1 2.375.525.891,96 1.077.594.084,19 1.297.931.807,77 3b. Lantai 2 1.607.623.699,88 837.711.895,52 769.911.804,36 3c. Lantai 3 220.321.797,31 152.719.455,03 674.602.342,28 3d. Lantai 4 27.255.225,95 18.568.670,18 8.686.555,77 4. Pekerjaan Site 818.549.604,90 818.549.604,90 0,00 5. Pekerjaan ME/P 3.840.643.282,22 3.840.643.282,22 0,00 Jumlah 16.363.636.454,81 13.810.487.817,08 2.553.148.637,73 PPN 1.636.363.645,48 1.381.048.781,71 255.314.863,77 Total 18.000.000.100,30 15.191.536.598,79 2.808.463.501,50

    Hasil penelitian terhadap item pekerjaan kontrak dibandingkan dengan item pekerjaan

    yang diperhitungkan dalam harga standar yang ditetapkan oleh Dinas PU Propinsi Bali,

    diketahui bahwa, harga standar yang ditetapkan oleh Dinas PU belum memperhitungkan

    biaya beberapa item pekerjaan yang telah dilaksanakan sebagai akibat :

    1) Tuntutan fungsi bangunan, antara lain : pekerjaan lift, pekerjaan tangga baja ke ruang

    mesin lift, pekerjaan toilet ruang ganti poliklinik general check up, ruang ganti

    x-ray, ruang bersalin, ruang dokter jaga dan ruang istirahat perawat, ruang VIP dan

    super VIP, pekerjaan sanitair pendukung funsi lantai I, lantai II dan pekerjaan pintu

    shaft, pekerjaan pintu mempergunakan timbal.

    2) Adanya peningkatan mutu dari standar bangunan yang ditetapkan oleh Dinas PU,

    antara lain : pekerjaan genteng mempergunakan keramik sedangkan standar

    bangunan mempergunakan pletong lokal, pekerjaan lumbresering mempergunakan

    kayu bengkirai sedangkan standar bangunan mempergunakan kalsiboard, pekerjaan

    pasangan atap mempergunakan Polykarbonat set sedangkan standar bangunan

    mempergunakan genteng pletong lokal, pekerjaan lantai mempergunakan ubin

    homogenous ex iro Granite 40/40 MCP sedangkan standar bangunan

    mempergunakan keramik 30/30 Kw 1, pekerjaan kusen mempergunakan aluminium

    sedangkan standar bangunan mempergunakan kayu kamfer, pekerjaan railing tangga

    mempergunakan stainless steel sedangkan standar bangunan mempergunakan kayu

    kamfer, pekerjaan cat mempergunakan produk Dulux sedangkan standar bangunan

  • 35

    mempergunakan setara Vinilex/Decolite, pekerjaan closet mempergunakan produk

    Toto sedangkan standar bangunan mempergunakan setara eks KIA.

    3) Mempertahankan citra arsitektur Bali yang belum terstandar, diantaranya : pekerjaan

    pasang batu alam ex India Siera White pada sahft luar, pekerjaan pasang sendi batu

    tabas ex Karangasem pada batur kolom hall canopy depan, kolom canopy samping

    (dan depan), pekerjaan pasang border batu alam India Himalayan Black pada lantai

    hall canopy depan dan samping dan pekerjaan pasang dinding roster

    keramik/terrakota u/ ruang mesin.

    4) Menjaga keamanan bangunan, antara lain : pekerjaan pondasi dalam dan pemasangan

    pintu dari plat baja.

    Hal tersebut mengakibatkan peningkatan biaya sebesar Rp2.808.463.501,72 dari standar

    harga yang ditetapkan oleh Dinas PU, dengan rincian :

    1) Peningkatan biaya sebagai akibat tuntutan fungsi bangunan sebesar

    Rp1.134.560.306,96;

    2) Peningkatan biaya sebagai akibat peningkatan mutu bangunan (setaraf hotel bintang

    lima) sebesar Rp1.029.031.161,50;

    3) Peningkatan biaya sebagai akibat mempertahankan citra arsitektur Bali yang belum

    terstandar sebesar Rp336.715.693,56;

    4) Peningkatan biaya sebagai akibat menjaga keamanan bangunan sebesar

    Rp308.156.334,69.

    Rekapitulasi peningkatan biaya tersebut adalah sebagai berikut :

    No Jenis Pekerjaan Tuntutan Fungsi ( Rp )

    Peningkatan Mutu (Rp)

    Citra Arsitektur Bali ( Rp )

    Keamanan Bangunan (Rp)

    Jumlah (Rp)

    1. Pekerjaan Sipil 87.794.207,90 57.755.177,24 0,00 263.466.742,45 409.016.127,59 2. Pekerjaan Arsitektur 2a. Lantai 1 636.856.579,50 355.805.112,48 305.270.115,83 0,00 1.297.931.807,82 2b. Lantai 2 305.949.873,47 447.286.550,99 0,00 16.675.380,00 769.911.804,47 2c. Lantai 3 817.800,00 65.949.482,15 835.060,13 0,00 67.602.342,28 2d. Lantai 4 0,00 8.686.555,77 0,00 0,00 8.686.555,77 Jumlah 1.031.418.460,88 935.482.878,64 306.105.175,96 280.142.122,45 2.553.148.637,92 PPN 103.141.846,09 93.548.287,86 30.610.517,60 28.014.212,24 255.314.863,79

    Total 1.134.560.306,96 1.029.031.161,50 336.715.693,56 308.156.334,69 2.808.463.501,72

    Rincian perhitungan lihat Lampiran 1

    b. Jasa konsultan perencana

    Harga kontrak jasa konsultan perencana sebesar Rp535.817.000,00 atau 2,98 % dari

    harga kontrak jasa konstruksi fisik sebesar Rp18.000.000.000,00.

  • 36

    c. Jasa konsultan pengawas

    Harga kontrak jasa konsultan pengawas sebesar Rp370.000.000,00 atau 2,06 % dari

    harga kontrak jasa konstruksi fisik sebesar Rp18.000.000.000,00.

    d. Kajian terhadap kewajaran harga ditinjau dari Keputusan Menteri Permukiman dan

    Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang Pedoman

    Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara :

    1) Harga satuan tertinggi rata-rata per m2 bangunan rumah sakit bertaraf internasional

    belum diatur dalam Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

    No.332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002

    2) Untuk bangunan klasifikasi tidak sederhana dengan biaya konstruksi fisik sebesar

    Rp18.000.000.000,00, maka biaya perencanaan konstruksi sebesar Rp558.000.000,00

    dan biaya pengawasan konstruksi sebesar Rp370.800.000,00.

    Berkaitan dengan pengaduan masyarakat yang menyatakan bahwa nilai korupsi minimal

    sebesar Rp2.232.000.000,00 belum dapat dibuktikan, karena harga standar yang ditetapkan

    oleh Dinas PU Propinsi Bali belum memperhitungkan item pekerjaan yang harus

    dilaksanakan sebagai akibat tuntutan fungsi bangunan, peningkatan mutu bangunan (setaraf

    hotel bintang lima), mempertahankan citra arsitektur Bali yang belum terstandar dan menjaga

    keamanan bangunan Selain itu ketentuan yang mengatur harga satuan tertinggi rata-rata per

    m2 bangunan rumah sakit bertaraf internasional belum ada.

    Berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa harga kontrak pekerjaan jasa

    kontraktor dalam rangka pembangunan gedung Wing Internasional RS Sanglah masih dalam

    batas kewajaran.

    3. Pelaksanaan Pekerjaan a. Perencanaan

    Personil yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan pembangunan Wing

    Internasional RS Sanglah adalah : Ir. I Wayan Gomudha MT, I Ketut Gede Artayana, ST,

    I Nyoman Parwata, ST, I Wayan Arta, ST, I Made Wartawan, ST, I Nyoman Gede

    Mahaputra, ST, Ir. I Wayan Sandi, Gede Sony Indrawan, ST, I Ketut Oka Janasuta, ST,

    I Putu Swihendra, ST, Putu Tamiarta, ST, Ni Made Sri Ariati, ST, Ir. I Made Dauh

    Wijana, I Dewa Gede Agung Pemayun, ST.MT, I Wayan Wing Darmada, Ir Lukito

    Pramono, Ir I Ketut Suparta, Gusti Arya Bagus Yusindrawan, ST, Ni Luh Putu Sri

    Utrini, SE. Pekerjaan perencanaan pembangunan Wing Internasional RS Sanglah telah

    dinyatakan selesai sesuai dengan Berita Acara Serah Terima I (BAST)

    No.PL.00.06.A.13.4836 tanggal 2 Juli 2004 dan BAST II No. PL. 00.06.A.13.12863

  • 37

    tanggal 14 Desember 2004 dan telah dibayar lunas dengan SPM No. 145270Y/037/112

    tanggal 20 Juli 2004 sebesar Rp428.653.600,00 ke rekening CV CM No.145-00-

    0218987.2 pada PT Bank Mandiri Cabang Teuku Umar Denpasar dan SPM

    No.967890Y/037/112 tanggal 22 Desember 2004 sebesar Rp107.163.400,00 ke rekening

    CV CM No.145-00-0218987.2 pada PT Bank Mandiri Cabang Teuku Umar Denpasar.

    b. Pengawasan

    Personil yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan pembangunan Wing

    Internasional RS Sanglah adalah : Ir. I Nengah Sadiantara, I Wayan Winartha, ST,

    I Wayan Tangkas Prawija Kesuma, STP, I Made Suardika, ST, Ir I Ketut Sueka, I Wayan

    Hana, ST. Pekerjaan pengawasan pembangunan Wing Internasional RS Sanglah telah

    dinyatakan selesai sesuai dengan Berita Acara Serah Terima (BAST)

    No.PL.00.06.A.13.12859 tanggal 14 Desember 2004, dan telah dibayar lunas dengan

    SPM No. 444535Y/037/112 tanggal 8 Oktober 2004 sebesar Rp185.000.000,00 ke

    rekening PT TA No. 145-00-0420090-9 pada PT Bank Mandiri Cabang Teuku Umar

    Denpasar dan SPM No. 967934Y/037/112 tanggal 22 Desember 2004 sebesar

    Rp185.000.000,00 ke rekening PT TA No. 145-00-0420090-9 pada PT Bank Mandiri

    Cabang Teuku Umar Denpasar.

    c. Konstruksi Fisik

    Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik gedung Wing Internasional RS Sanglah

    terjadi beberapa perubahan item pekerjaan, yaitu :

    1) Perubahan beton konvensional dengan beton precast prestressed pada pekerjaan

    balok tidak melalui addendum kontrak atau berita acara pekerjaan tambah kurang.

    Dengan alasan untuk menghemat waktu pelaksanaan pekerjaan selama lebih kurang

    satu bulan tanpa mengurangi mutu dan kekuatan pekerjaan serta tidak membebankan

    biaya tambahan yang kemungkinan terjadi terkait dengan perubahan tersebut, melalui

    surat No.104/PIL/VI/2004, PT PIL mengajukan permohonan persetujuan perubahan

    struktur beton konvensional dengan beton pracetak/prategang (precast/prestressed)

    kepada Pimbagpro Pengembangan RS Sanglah. Atas penggantian penggunaan balok

    tersebut tidak dilakukan addendum pekerjaan meskipun perubahan tersebut telah

    mengakibatkan perubahan desain struktur beton. Selain itu konsultan perencana dan

    pengawas tidak melakukan analisa harga beton precast/prestressed yang diajukan

    oleh PT PIL. Dalam analisa harga yang ditawarkan oleh PT PIL biaya pekerjaan

    beton precast prestressed sebesar Rp2.310.031.000,00 sedangkan biaya pekerjaan

    beton konvensional sebesar Rp2.008.839.000,00, sehingga PT PIL harus

  • 38

    menanggung biaya tambahan sebesar Rp301.192.000,00 (Rp2.310.031.000,00 -

    Rp2.008.839.000,00). Atas penambahan biaya tersebut PT PIL membuat surat

    pernyataan No.104A/PIL/VI/2004 tanggal 28 Juni 2004, tidak akan meminta

    tambahan biaya atas segala biaya yang timbul dengan tidak mengurangi jenis

    pekerjaan sehubungan dengan perubahan pelaksanaan pekerjaan struktur beton

    konvensional menjadi precast prestressed. Namun dari hasil perhitungan ulang yang

    dilakukan oleh Tim BPK-RI dengan PT PIL ternyata biaya pekerjaan beton

    precast/prestressed sebesar Rp1.980.555.000,00 atau lebih murah sebesar

    Rp28.284.000,00 dibandingkan dengan pekerjaan beton konvensional sebesar

    Rp2.008.839.000,00. Rincian perhitungannya lihat Lampiran 2.

    2) Terjadi tambah kurang pekerjaan .

    Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan Gedung Wing Internasional

    RS Sanglah terjadi perubahan pekerjaan yang dituangkan dalam Addendum Kontrak

    No: PL.00.07.A.13.10431 / 148A/PIL/XI/2004 tanggal 4 Nopember 2004, dimana

    nilai kontrak semula sebesar Rp18.000.000.000,00 berubah menjadi sebesar

    Rp18.229.000.000,00 atau naik sebesar Rp229.000.000,00. Penambahan nilai kontrak

    disebabkan adanya penambahan pekerjaan berupa pembuatan lemari tanam senilai

    Rp229.000.000,00 yang dananya diambil dari sisa dana konstruksi dalam DIP.

    3) Pekerjaan tambah kurang senilai Rp936.798.000,00 belum dimasukkan dalam

    addendum kontrak.

    Dalam rangka peresmian bangunan Gedung Wing Internasional RS Sanglah oleh

    Menteri Kesehatan pada tanggal 30 Desember 2004 yang bertepatan dengan Hari

    Ulang Tahun RS Sanglah dan pemanfaatan bangunan yang telah selesai (soft

    opening), Direksi RS Sanglah mengambil kebijakan untuk mendahulukan

    pelaksanaan pekerjaan conecting coridoor ke Paviliun Sanjiwani, lampu Candelir

    canopy depan, lampu taman, lampu sorot dan lampu halogen yang rencananya akan

    dilaksanakan dalam Tahap II. Atas kebijakan tersebut, dilakukan perubahan beberapa

    item pekerjaan senilai Rp936.798.000,00 yang dituangkan dalam Berita Acara

    Tambah Kurang No 178 A/PIL/XII/04 tanggal 8 Desember 2004. Namun perubahan

    pekerjaan tersebut tidak dimasukkan dalam addendum kontrak dengan alasan bahwa

    nilai addendum kontrak yang telah dilakukan sudah mencapai batas maksimal yang

    ditetapkan dalam Keppres 80 Tahun 2003, yaitu 10% dari nilai kontrak.