Dentistry Live_ Mei 2012

8
Disini Bloger buat anakanak dentistry yang mau sekedar mengingatingat mengenai materi kedokteran gigi, selain itu bagi yang mau sedikit refreshing ada juga bebera mengenai permainanpermainan asik. Dentistry Live Selasa, 08 Mei 2012 gangguan TMJ BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Temporo Mandibular Joint. 2.2.1 Definisi Temporomandibular Joint (TMJ). Sendi rahang atau Temporomandibular Joint (TMJ) belum banyak dikenal orang awam, padahal bila sendi ini terganggu dapat memberi dampak yang cukup besar terhadap kualitas hidup (Pedersen, 1996). TMJ adalah sendi yang kompleks, yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Mekanismenya unik karena sendi kiri dan kanan harus bergerak secara sinkron pada saat berfungsi. Tidak seperti sendi pada bagian tubuh lain seperti bahu, tangan atau kaki yang dapat berfungsi sendirisendiri. Gerakan yang terjadi secara simultan ini dapat terjadi bila otototot yang mengendalikannya dalam keadaan sehat dan berfungsi dengan baik (Pedersen, 1996). Istilah Temporomandibular Disorders (TMD) diusulkan oleh Bell pada tahun 1982, yang dapat diterima oleh banyak pakar. Gangguan sendi rahang atau TMD adalah sekumpulan gejala klinik yang melibatkan otot pengunyahan, sendi rahang, atau keduanya (Pedersen, 1996). 2.2.2 Anatomi Temporo Mandibulae Joint (TMJ). Sendi temporomandibular (sendi rahang) merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam sistem stomatognatik (Pedersen, 1996). Temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga.Sendi temporomandibula merupakan satusatunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatu pada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut brupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan, mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci . Lokasi sendi temporomandibular (TMJ) berada tepat dibawah telinga yang menghubungkan rahang bawah (mandibula) dengan maksila (pada tulang temporal). Sendi temporomandibular ini unik karena bilateral dan merupakan sendi yang paling banyak digunakan serta paling kompleks (Pedersen, 1996). Kondil tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi dipisahkan oleh diskus yang halus, disebut meniskus atau diskus artikulare. Diskus ini tidak hanya perperan sebagai pembatas tulang keras tetapi juga sebagai bantalan yang menyerap getaran dan tekanan yang ditransmisikan melalui sendi. Permukaan artikular tulang temporal terdiri dari fossa articulare dan eminensia artikulare. Seperti yang lain, sendi temporomandibular juga dikontrol oleh otot, terutama otot penguyahan, yang terletak disekitar rahang dan sendi temporomandibular. Otototot ini termasuk otot pterygoid interna, pterygoid externa, mylomyoid, geniohyoid dan otot digastrikus. Otototot lain dapat juga memberikan pengaruh terhadap fungsi sendi temporomandibular, seperti otot leher, bahu, dan otot punggung (Pedersen, 1996). Ligamen dan tendon berfungsi sebagai pelekat tulang dengan otot dan dengan tulang lain. Kerusakan pada ligamen dan tendon dapat mengubah kerja sendi temporomandibular, yaitu mempengaruhi gerak membuka dan menutup mulut (Pedersen, 1996). Sendi temporomandibular, atau TMJ, adalah artikulasi antara kondilus mandibula dan bagian skuamosa tulang temporal (Pedersen, 1996). 2012 (1) Mei (1) gangguan TMJ Arsip Blog sondy wildan Lihat profil lengkap ku Mengen ai Saya 0 Lainnya Blog Berikut» Bu

description

stomatognasi

Transcript of Dentistry Live_ Mei 2012

Page 1: Dentistry Live_ Mei 2012

29/3/2015 Dentistry Live: Mei 2012

http://sondydentistry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html 1/8

Disini Bloger buat anakanak dentistry yang mau sekedar mengingatingat mengenai materi kedokteran gigi, selain itu bagi yang mau sedikit refreshing ada juga beberapa infomengenai permainanpermainan asik.

Dentistry Live

Selasa, 08 Mei 2012

gangguan TMJBAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.2 Temporo Mandibular Joint.2.2.1 Definisi Temporomandibular Joint (TMJ).

Sendi rahang atau Temporomandibular Joint (TMJ) belum banyak dikenal orang awam, padahal bila sendi ini terganggu dapat memberidampak yang cukup besar terhadap kualitas hidup (Pedersen, 1996).

TMJ adalah sendi yang kompleks, yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Mekanismenya unikkarena sendi kiri dan kanan harus bergerak secara sinkron pada saat berfungsi. Tidak seperti sendi pada bagian tubuh lain seperti bahu, tanganatau kaki yang dapat berfungsi sendirisendiri. Gerakan yang terjadi secara simultan ini dapat terjadi bila otototot yang mengendalikannya dalamkeadaan sehat dan berfungsi dengan baik (Pedersen, 1996).

Istilah Temporomandibular Disorders (TMD) diusulkan oleh Bell pada tahun 1982, yang dapat diterima oleh banyak pakar. Gangguan sendirahang atau TMD adalah sekumpulan gejala klinik yang melibatkan otot pengunyahan, sendi rahang, atau keduanya (Pedersen, 1996).

2.2.2 Anatomi Temporo Mandibulae Joint (TMJ).

Sendi temporomandibular (sendi rahang) merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam sistem stomatognatik (Pedersen, 1996).

Temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah danberbicara yang letaknya dibawah depan telinga.Sendi temporomandibula merupakan satusatunya sendi di kepala, sehingga bila terjadi sesuatupada salah satu sendi ini, maka seseorang mengalami masalah yang serius. Masalah tersebut brupa nyeri saat membuka, menutup mulut, makan,mengunyah, berbicara, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci . Lokasi sendi temporomandibular (TMJ) berada tepat dibawah telinga yangmenghubungkan rahang bawah (mandibula) dengan maksila (pada tulang temporal). Sendi temporomandibular ini unik karena bilateral danmerupakan sendi yang paling banyak digunakan serta paling kompleks (Pedersen, 1996).

Kondil tidak berkontak langsung dengan permukaan tulang temporal, tetapi dipisahkan oleh diskus yang halus, disebut meniskus ataudiskus artikulare. Diskus ini tidak hanya perperan sebagai pembatas tulang keras tetapi juga sebagai bantalan yang menyerap getaran dan tekananyang ditransmisikan melalui sendi. Permukaan artikular tulang temporal terdiri dari fossa articulare dan eminensia artikulare. Seperti yang lain, senditemporomandibular juga dikontrol oleh otot, terutama otot penguyahan, yang terletak disekitar rahang dan sendi temporomandibular. Otototot initermasuk otot pterygoid interna, pterygoid externa, mylomyoid, geniohyoid dan otot digastrikus. Otototot lain dapat juga memberikan pengaruhterhadap fungsi sendi temporomandibular, seperti otot leher, bahu, dan otot punggung (Pedersen, 1996).

Ligamen dan tendon berfungsi sebagai pelekat tulang dengan otot dan dengan tulang lain. Kerusakan pada ligamen dan tendon dapatmengubah kerja sendi temporomandibular, yaitu mempengaruhi gerak membuka dan menutup mulut (Pedersen, 1996).

Sendi temporomandibular, atau TMJ, adalah artikulasi antara kondilus mandibula dan bagianskuamosa tulang temporal (Pedersen, 1996).

2012 (1) Mei (1)

gangguanTMJ

Arsip Blog

sondywildan

Lihatprofillengkapku

Mengenai Saya

0 Lainnya Blog Berikut» Buat Blog

Page 2: Dentistry Live_ Mei 2012

29/3/2015 Dentistry Live: Mei 2012

http://sondydentistry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html 2/8

kondilus ini berbentuk eliptik dengan sumbu panjang berorientasi mediolaterally (Pedersen,1996).

Permukaan artikular tulang temporal terdiri dari fosa artikular cekung dan cembung eminensiaartikularis (Pedersen, 1996).

Meniskus adalah pelana, struktur berserat yang memisahkan kondilus dan tulang temporal.meniskus bervariasi dalam ketebalan: pusat, zona antara tipis tebal memisahkan bagianbagianyang disebut band anterior dan posterior band. Posterior, meniskus yang berdekatan denganjaringan lampiran posterior disebut zona bilaminar. Zona bilaminar adalah diinervasi, jaringanpembuluh darah yang memainkan peran penting dalam memungkinkan kondilus untukmemindahkan foreward. Para meniskus dan lampirannya membagi bersama ke dalam ruangsuperior dan inferior. Ruang bersama superior dibatasi di atas oleh fosa artikular dan eminensiaartikularis. Ruang bersama inferior dibatasi di bawah oleh kondilus tersebut. Kedua ruangbersama memiliki kapasitas kecil, umumnya 1cc atau kurang (Pedersen, 1996).

Page 3: Dentistry Live_ Mei 2012

29/3/2015 Dentistry Live: Mei 2012

http://sondydentistry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html 3/8

The BONES

A Culdesac Notice the mandible has two prongs. Mandibula memiliki dua cabang.1. Cabang posterior (tersembunyi pada gambar di atas belakang beberapa ligamen yang memegang tulang rahang kuat di tempat) sesuai

snuggly menjadi berongga pada tulang Temporal, tepat di depan telinga.2. Cabang anterior adalah untuk lampiran dari otot temporalis (Pedersen, 1996).

2.2.3 Otototot yang berperan di Temporo Mandibulae Joint M. Masseter M. Pterygoideus Externa et Interna M. Mylohyoid M. Temporalis M. Geniohyoid M. Digastricus Venter anterior et posterior (Pedersen, 1996).

2.2.4 Nervus yang mempersarafi Temporo Mandibulae Joint Nervus Mandibularis.

Nervus Aurikutemporal.

Nervus maseterikus. Nervus Fascialis (Pedersen, 1996).

Persyarafan sensorik pada sendi temporomandibula yang terpenting dilakukanj oleh nervus aurikutemporal yang merupakan cabangpertama posterior dari nervus mandibularis. Saraf lain yang berperan adalah nervus maseterikus dan nervus temporal. Nervus maseterikusbercabang lagi di depan kapsul dan meniskus. Nervus aurikutemporal dan nervus maseterikus merupakan serabut – serabut properioseptif dariimplus sakit nervus temporal anterior dan posterior melelwati bagian lateral muskulus pterigoideus, yang selanjutnya masuk ke permukaan darimuskulus temporalis, saluran spinal dari nervus trigeminus. Permukaan fibrous artikular, fibrokartilago, daertrah sentral meniskus dan membransinovial tidak ada persyarafannya (Pedersen, 1996).

2.2.5 Fisiologi Pergerakan Sendi Temporo MaandibulaBerdasarkan hasil penelitian elektromiografi, gerak mandibula dalam hubungannya dengan rahang atas dapat diklasifikasikan sebagai

berikut yaitu :

1. Gerak membukaSeperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal umumnya lebih kecil daripada kekuatan gigitan maksimal (menutup).

Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis. Pada saat bersamaan, serabutposterior muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi muskulus masseter, serabut anterior muskulustemporalis dan muskulus pterygoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi disekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akanterdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulusmylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada tempatnya oleh muskulus infrahyoidei. Sumbu tempatberotasinya (Pedersen, 1996).

a. Gerak membukab. Gerak menutupc. Protrusid. Retusie. Gerak lateral

mandibula tidak dapat tetap stabil selama gerak membuka, namun akan bergerak ke bawah dan ke depan di sepanjang garis yangditarik (pada keadaan istirahat) dari prosessus kondiloideus ke orifisum canalis mandibularis (Pedersen, 1996).

3. Gerak menutupPenggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan muskulus pterygoideus medialis. Rahang dapat menutup

pada berbagai posisi, dari menutup pada posisi protrusi penuh sampai menutup pada keadaan prosesus kondiloideus berada pada posisi palingposterior dalam fosa glenoidalis. Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi muskulus pterygoideus lateralis, yang dibantu olehmuskulus pterygoideus medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia artikularis. Pada gerak menutup retrusi,serabut posterior muskulus temporalis akan bekerja bersama dengan muskulus masseter untuk mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalamfosa glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat saling berkontak pada oklusi normal (Pedersen, 1996).

Pada gerak menutup cavum oris, kekuatan yang dikeluarkan otot pengunyahan akan diteruskan terutama melalui gigi geligi kerangka wajah bagian atas. Muskulus pterygoideus lateralis dan serabut posterior muskulus temporalis cenderung menghilangkan tekanan daricaput mandibula pada saat otototot ini berkontraksi, yaitu dengan sedikit mendepresi caput selama gigi geligi menggeretak. Keadaan iniberhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar ramus, di daerah manapun di dekat orifisum canalismandibular. Walaupun demikian masih diperdebatkan tentang apakah articulatio temporomandibula merupakan sendi yang tahan terhadap stresatau tidak. Hasilhasil penelitian mutakhir dengan menggunakan model fotoelastik dan dengan cahaya polarisasi pada berbagai kondisi bebanmenunjukkan bahwa artikulasio ini langsung berperan dalam mekanisme stress (Pedersen, 1996).

4. Protrusi

Page 4: Dentistry Live_ Mei 2012

29/3/2015 Dentistry Live: Mei 2012

http://sondydentistry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html 4/8

Pada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus kondiloideus bergerak ke depan dan ke bawah pada eminensia artikularis dan gigigeligi akan tetap pada kontak meluncur yang tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus pterygoideus lateralis dibantu olehmuskulus pterygoideus medialis. Serabut posterior muskulus temporalis merupakan antagonis dari kontraksi muskulus pterygoideus lateralis.Muskulus masseter, muskulus pterygoideus medialis dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya mempertahankan tonus kontraksiuntuk mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan memisahkan gigi geligi. Kontraksi muskulus pterygoideus lateralis juga akan menarikdiscus artikularis ke bawah dan ke depan menuju eminensia artikularis. Daerah perlekatan fibroelastik posterior dari diskus ke fissuratympanosquamosa dan ligamen capsularis akan berfungsi membatasi kisaran gerak protrusi ini (Pedersen, 1996).

5. RetrusiSelama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya akan meluncur ke arah fosa mandibularis melalui

kontraksi serabut posterior muskulus temporalis. Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan akan relaks pada keadaan tersebut(Pedersen, 1996).

Otototot pengunyahan lainnya akan berfungsi mempertahankan tonus kontraksi dan menjaga agar gigi geligi tetap pada kontakmeluncur. Elastisitas bagian posterior discus articularis dan capsula articulatio temporomandibularis akan dapat menahan agar diskus tetapberada pada hubungan yang tepat terhadap caput mandibula ketika prosesus kondiloideus bergerak ke belakang (Pedersen, 1996).

6. Gerak lateralPada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya untuk mendapat gerak pengunyahan antara permukaan oklusal

premolar dan molar, prosesus kondiloideus pada sisi tujuan arah mandibula yang bergerak akan ditahan tetap pada posisi istirahat oleh serabutposterior muskulus temporalis sedangkan tonus kontraksinya akan tetap dipertahankan oleh otototot pengunyahan lain yang terdapat pada sisitersebut. Pada sisi berlawanan prosesus kondiloideus dan diskus artikularis akan terdorong ke depan ke eminensia artikularis melalui kontraksimuskulus pterygoideus lateralis dan medialis, dalam hubungannya dengan relaksasi serabut posterior muskulus temporalis. Jadi, gerakmandibula dari sisi satu ke sisi lain terbentuk melalui kontraksi dan relaksasi otototot pengunyahan berlangsung bergantian, yang juga berperandalam gerak protrusi dan retrusi Pada gerak lateral, caput mandibula pada sisi ipsilateral, ke arah sisi gerakan, akan tetap ditahan dalam fosamandibularis. Pada saat bersamaan, caput mandibula dari sisi kontralateral akan bergerak translasional ke depan. Mandibula akan berotasi padabidang horizontal di sekitar sumbu vertikal yang tidak melintas melalui caput yang ‘cekat’, tetapi melintas sedikit di belakangnya. Akibatnya,caput ipsilateral akan bergerak sedikit ke lateral, dalam gerakan yang dikenal sebagai gerak Bennett (Pedersen, 1996).

Selain menimbulkan pergerakan aktif, otototot pengunyahan juga mempunyai aksi postural yang penting dalam mempertahankanposisi mandibula terhadap gaya gravitasi. Bila mandibula berada pada posisi istirahat, gigi geligi tidak beroklusi dan akan terlihat adanya celahatau freeway space diantara arkus dentalis superior dan inferior (Pedersen, 1996).

2.2.6 Keabnormala pada proses TMJ diantara:1. Dislokasi misalnya luksasi terjadi bila kapsul dan ligamen temporomandibula mengalami gangguan sehingga memungkinkan processus

condylaris untuk bergerak lebih kedepan dari eminentia articularis dan ke superior pada saat membuka mulut. Kontriksi otot dan spasme yangterjadi selanjutnya akan mengunci processus condylaris dalam posisi ini, sehingga mengakibatkan gerakan menutup. Dislokasi dapat terjadisatu sisi atau dua sisi, dan kadang terjadi secara sepontan bila mulut dubuka lebar, misalnya pada saat makan atau mengunyah. Dislokasidapat juga ditimbulkan oleh trauma saat penahanan mandibula waktu dilakukan anestesi umum atau akibat pukulan. Dislokasi dapat bersifatkronis dan kambuh, dimana pasien akan mengalami serangkaian serangan yang menyebabkan kelemahan abnormal kapsul pendukung danligamen(subluksasi kronis) (Pedersen, 1996).

2. Kelainan internal ini jika perlekatan meniscus pada kutub processus condylaris lateral mengendur atau terputus, atau jika zona bilaminarmengalami kerusakan atau degenerasi akibat trauma atau penyakit sendi ataupun keduanya, maka stabilitas sendi akan terganggu. Akibatnyaakan terjadi pergeseran discus kearah anteromedial akibat tidak adanya penahanan terhadap pergerakan musculus pterygoideus laterralissuperior. Berkurangnya pergeseran kearah anterior yang spontan dari discus ini akan menimbulkan ”kliking” yang khas, yang akan terjadi bilajarak antara insisal meningkat. Sumber ”kliking”sendi ini berhubungan dengan pergeseran prosescus condylaris melewati pita posterior meniscusyang tebal. Dengan memendeknya pergeseran anterior dari meniscus, terjadi ”kliking” berikutnya. Pada tahap inilah discus akan bersifatfibrokartilagenus, yang mendorong terbentuknya konfirgurasi cembungcembung (Pedersen, 1996). Closed lock merupakan akibat dari pergeseran discus ke anterior yang terus bertahan. Bila pita posterior dari discus yangmengalami deformasi tertahan di anterior processus condylaris, akan terbentuk barier mekanis untuk pergeseran processus condylaris yangnormal. Jarak antar insisial jarang melebihi 25 mm, tidak terjadi translasi, dan fenomena “clicking” hilang. Closed lock dapat terjadi sebentarsebentar dengan disela oleh “clicking” dan “locking”, atau bisa juga bersifat permanen. Pada kondisi parsisten, jarak antar insisal secarabertahap akan meningkat akibat peregangan dari perlekatan posterior discus, dan bukannya oleh karena pengurangan pergeseran yang terjadi.Keadaan ini dapat berkembang ke arah perforasi discus yang disertai dengan osteoarthritis pada processus condylaris dan eminentia articularis(Pedersen, 1996).3. Closed lock akut Keadaan closed lock yang akut biasanya diakibatkan oleh trauma yang menyebabkan processus condylaris terdorong ke

posterior dan akibat terjadi cedera pada perlekatan posterior. Rasa sakit atau tidak enak yang ditimbulkan dapat sangat parah, dan keadaanini kadang disebut sebagai discitis. Discitis ini lebih menggambarkan keradangan pada perlekatan discus daripada keadaan discus yangavaskular/aneural (Pedersen, 1996).

4. Artritis. Keradanga sendi temporomandibula yang disebabkan oleh trauma, atritis tertentu, dan infeksi disebut sebagai artritis. Trauma, baikakut atau pun kronis, menyebabkan suatu keadaan progresif yang ditandai dengan pembekaan, rasa sakit yang timbul hilang danketerbatasan luas pergerakan sendi yang terlibat (Pedersen, 1996).

5. Spasme otot. Miospasme atau kekejangan otot, yaitu kontraksi tak sadar dari satu atau kelompok otot yang terjadi secara tibatiba,biasanya nyeri dan sering kali dapat menimbulkan gangguan fungsi. Devisiasi mandibula saat membuka mulut dan berbagai macamgangguan/keterbatasan pergerakan merupakan tanda obyektif dari miospasme. Bila musculus maseter dan temporalis mengalamikekejangan satu sisi, maka pergerakan membuka dari mandibula akan tertahan, dan akan terjadi deviasi mandibula ke arah sisi yangkejang. Pada saat membuka mulut mengunyah dan menutupkan gerakan akan timbul rasa nyeri ekstraartikular. Bil;a musculus pterygoideuslateralis inferior mengalami spasme akan terjadi maloklusi akut, yang ditunjukkan dengan tidak beroklusinya gigigigi posterior pada sisiyang sama dengan musculus tersebut, dan terjadi kontak prematur gigigigi anterior pada sisi yang berlawanan. Nyeri akibat spasmepterygoideus lateralis kadang terasa pada sendi itu sendiri. Bila terjadi kekejangan pada musculus masseter, temporalis, dan musculuspterygoideus lateralis inferior terjadi secara berurutan, baik unilateral ataupun bilateral, maka dapat timbul maloklusi akut (Pedersen, 1996).

6. Oklusi. Pemeriksan gigi secara menyeluruh dengan memperhatikan khususnya faktor oklusi, merupakan awal yamg tepat. Gangguan oklusisecara umum bisa langsung diperiksa, yaitu misalnya gigitan silang, gigitan dalam, gigi supraerupsi dan daerah tak bergigi yang tidakdirestorasi. Abrasi ekstrem dan aus karena pemakain seringakali merupakan tanda khas penderita bruxism, yang bisa langsung dikenali.Protesa yang digunakan diperiksa stabilitas, fungsi dan abrasi/aus pada oklusal (Pedersen, 1996).

7. Sters. Walaupu sters dikatakan memiliki peranan etiologis yang penting dalam dialami penderita atau reaksi penderita dalammenghadapinya. Beberapa penderita akan mengalami kualitas tidurnya menjadi rendah dengan mulai timbulnya bruxism dengan keadaansters (Pedersen, 1996).

2.3. Kelainan sendi temporomandibulaKelainan STM dapat dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu : gangguan fnsi akibat adanya kelainan struktural dan dangguan fungsi

akibat adanya penyimpangan dalam aktifitas salah satu komponen fungsi sistem mastikasi (disfungsi). Kelainan STM akibat kelainan strukturaljarang dijumpai dan terbanyak dijumpai adalah disfungsi.

STM yang diberikan beban berlebihan akan menyebabkan kerusakan pada strukturnya ataun mengganggu hubungan fungsionalyang normal antara kondilus, diskus dan eminensia yang akan menimbulkan rasa sakit, kelainan fungsi tubuh, atau keduakeduanya. Idealnya,semua pergerakan STM harus dipenuhi tanpa rasa sakit dan bunyi pada sendi.

2.3.1. kelainan strukturalKelainan struktural adalah kelainan yang disebabkan oleh perubahan struktur persendiana akibat gangguan pertumbuhan, trauma

Page 5: Dentistry Live_ Mei 2012

29/3/2015 Dentistry Live: Mei 2012

http://sondydentistry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html 5/8

eksternal, penyakit infeksi atau neoplasma dan umumnya jarang dijumpai.Gangguan pertumbuhan konginetal berkaitan dengan halhal yang terjadi sebelum kelahiran yang menyebabkan kelainan

perkembangan yang muncul setelah kelahiran. Umumnya gangguan tersebut terjadi pada kondilus yang menyebabkan kelainan selain padabentuk wajah yang menimbulkan masalah estetika juga masalah fungsional

Cacat juga dapat terjadi pada permukaan artikular, yang maana cacat ini dapat menyebabkan masalah pada saat sendi berputaryang dapat pula melibatkan permukaan diskus. Cacat dapat disebabkan karena trauma pada rahang bawah, peradangan, dan kelainan struktural.Perubahan di dalam artikular juga dapat terjadi kerena variasi dari tekanan emosional. Oleh karena itu, ketika tekanan emosional meningkat,maka tekanan pada artikular berlebihan, menyebabkan terjadinya perubahan pergerakan.

Tekanan yang berlebihan pada sendi dapat mengakibatkan penipisan pada diskus. Tekanan berlebihan yang terus menrus padaakhirnya menyebabkan perforasi dan keausan sampai terjadi fraktur pada diskus yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan padapermukaan artikular

Kelainan trauma akibat perubahan pada STM dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan, kondilus ataupun keduanya.Konsekuensi yang mungkin terjadi adlah dislokasi, hemartrosisi dan fraktur kondilus. Pasien yang mengalami dislokasi tidak dapat menutupmulut dan terjadi open bite anterior, serta dapat tekanan pada satu atau dua saluran pendengaran.

Kelainan struktural akibat trauma STM juga dapat menyebabkan edema atau hemorage di dalam sendi. Jika trauma belummenyebabkan fraktur mandibula, pada umumnya pasien mengalami pembengkakan pada daerah STM , sakit bila digerakaan dan pergerakansendi berkurang. Kondisi ini kadang kadang dikenal sebagai radang sendi traumatis.

Kelainan struktural yang dipengaruhi penyakit infeksi akan melibatkan sistem muskuluskeletal yang banyak terdapat pada STM,penyakitpenyakit tersebut antara lain yaitu osteoarthritis dan reumatoid arthritis adalah suatu penyakit peradangan sistemik yang melibatkansekililing STM

2.3.2. Gangguan FungsionalGangguan fungsional adalah masalahmasalah STM yang timbul akibat fungsi yang menyimpang kerena adanya kelainan pada posisi

dan fungsi gigigeligi, atau otototot kunyah.Suatu keadaan fisiologis atau yang biasa disebut orthofunction yakni batas toleransi tiap individu saat melakukan pergeseran

mandibula saat melakukan pergeseran mmandibula tanpa menimbulakan keluhan otot ditandai dengan adanya keserasian antara morfologioklusi dan fungsi neuromuskular. Istilah keadaan ini dikenal dengan zona toleransi fisiologik. Apabila ada rangsangan yang menyimpang daribiasanya akibat oklusi gigi yang menimbulkan kontak prematur, respon yang timbul berfariasi akibat biologis yang umumnya merupakan responadaptif atau periode adaptasi. Disini terjadi perubahanperubahan adaptif pada jaringan yang terlibat sebagai upaya menerima rangsangan yangmenyimpang tersebut contoh dari perubahan adaptif adalah ausnya permukaan oklusal gigi, timbulnya perubahan membran periodontal, resorbsialveolar setempat. Periode oklusi ini akan jalan terus menerus sampai batas toleransi fisiologis otoyotot atau jaringan sekitar telah terlampaui.Berapa lama adatasi ini akan berlangsung berbeda antara individu yang satu dengan yang lain, dan dipengaruhi oleh keadaan patologi. Setelahbatas psikologis ini terlampaui respon jaringan mengalami perubahann yang bersifat lebih patologis. Keluhan dirasakan pada otototot pergerakanmandibula, atau dapat pula pada sendi temporo mandibula.

2.3.3. Tanda dan gejala gangguan sendi rahangA. Tandatanda dan gejala gangguan TMJ adalah :

1. Sakit atau perih di sekitar sendi rahang2. Rasa sakit di sekitar telinga3. Kesulitan menelan atau perasaan tidak nyaman ketika menelan4. Rasa sakit di wajah5. Suara clicking atau perasaan tidak mulus ketika mengunyah atau membuka mulut anda.6. Rahang terkunci, kaku, sehingga mulut sulit dibuka atau ditutup.7. Sakit kepala8. Gigitan yang rasanya tidak pas9. Gigigigi tidak mengalami perlekatan yang sama karena ada sebagian gigi yang mengalami kontak prematur (lebih awal dari

yang lain.Bisa saja anda merasakan sakit ketika tidak menggerakkan rahang anda sekalipun. Tapi pada kebanyakan kasus, rasa sakit

baru terasa ketika rahang mulai digerakkan.Clicking rahang sering juga terjadi pada rahang normal dan belum tentu menandakan sebuah masalah. Jika tidak ada nyeri atau

kekakuan yang membatasi pergerakan rahang, bisa jadi anda memang tidak mengalami gangguan TMJ.B. Penyebab

Beberapa kasus TMJ ditelusuri lewat trauma yang dialami rahang, degenerasi jaringan di sekitar sendi rahang, osteoartritis,reumatoid artritis atau inflamasi. Kebanyakan kasus gangguan TMJ, belum jelas penyebabnya. Beberapa ahli percaya respon terhadap stressdan kecemasan adalah hal utama yang berkontribusi terhadap terjadinya gangguan TMJ.

Jika anda sering menggemertakkan rahang anda ketika stress, merasa sakit atau sedang berkonsentrasi, otototot TMJ tetapdalam keadaan berkontraksi. Hal ini membuat otot mulut terganggu.

Kebiasaan lain yang mungkin juga mengganggu kondisi otot rahang adalah suka menggigitgigit pulpen atau permen karet.Posisi kepala, leher dan bahu yang tidak bagus, misalnya mendorong badan ke depan saat di depan komputer atau membaca

sambil tiduran, akan memberi tekanan yang tidak ideal pada otot dan rangka tubuh yang percaya atau tidak juga berkaitan erat dengan ototrahang dan sendi rahang.

C. DiagnosisBeberapa tes yang dilakukan untuk menetapkan bahwa anda mengalami gangguan TMJ adalah :

1. Riwayat kesehatan anda. Seperti berapa lama anda merasakan sakit pada rahang, apakah anda pernah mengalami cedera dirahang, atau apakah anda pernah mendapatkan perawatan gigi barubaru ini.

2. Mendengarkan pergerakan rahang anda dan merasakan pergerakannya saat membuka atau menutup mulut.3. Mengamati seberapa besar pergerakan rahang anda.4. Menguji pengunyahan anda untuk melihat apakah ada sesuatu yang abnormal.5. Memeriksa kondisi tambalan gigi apakah terlalu tinggi, gigi yang miring, gigi yang tanggal sebelum waktunya dan lainlain

yang bisa menimbulkan gangguan pergerakan rahang.6. Memeriksa tandatanda bruxism pada gigi anda7. Menekannekan daerah sekitar rahang anda untuk menemukan lokasi ketidaknyamanan.8. Menanyakan apakah anda sedang stress atau mengalami anxietas (kecemasan)

Dokter anda juga akan memerintahkan foto rontgen kepala anda untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi di rahang.2.3. ETIOLOGI

1. Kondisi oklusi.Dulu oklusi selalu dianggap sebagai penyebab utama terjadinya TMD, namun akhirakhir ini banyak diperdebatkan2. Trauma

Page 6: Dentistry Live_ Mei 2012

29/3/2015 Dentistry Live: Mei 2012

http://sondydentistry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html 6/8

Trauma dapat dibagi menjadi dua :1. Macrotrauma : Trauma besar yang tibatiba dan mengakibatkan perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.2. Microtrauma : Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktu yang lama, seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat

menyebabkan microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi, sendi rahang, atau otot.3. Stress emosional

Keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan adalah peningkatan stres emosional. Pusat emosi dari otakmempengaruhi fungsi otot. Hipotalamus, sistem retikula, dan sistem limbic adalah yang paling bertanggung jawab terhadap tingkat emosionalindividu. Stres sering memiliki peran yang sangat penting pada TMD.

Stres adalah suatu tipe energi. Bila terjadi stres, energi yang timbul akan disalurkan ke seluruh tubuh. Pelepasan secara internaldapat mengakibatkan terjadinya gangguan psikotropik seperti hipertensi, asma, sakit jantung, dan/atau peningkatan tonus otot kepala dan leher.Dapat juga terjadi peningkatan aktivitas otot nonfungsional seperti bruxism atau clenching yang merupakan salah satu etiologi TMD

4. Deep pain input (Aktivitas parafungsional)Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal (seperti mengunyah, bicara, dan menelan), dan tidak

mempunyai tujuan fungsional. Contohnya adalah bruxism, dan kebiasaankebiasaan lain seperti menggigitgigit kuku, pensil, bibir, mengunyah satusisi, tongue thrust, dan bertopang dagu. Aktivitas yang paling berat dan sering menimbulkan masalah adalah bruxism, termasuk clenching dangrinding. Beberapa literatur membedakan antara bruxism dan clenching. Bruxism adalah mengerat gigi atau grinding terutama pada malam hari,sedangkan clenching adalah mempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari.

2.4. gejala Gangguan Sendi RahangKelainankelainan sakit sendi rahang umumnya terjadi karena aktivitas yang tidak berimbang dari otototot rahang dan/atau

spasme otot rahang dan pemakaian berlebihan. Gejalagejala bertendensi menjadi kronis dan perawatan ditujukan pada eliminasi faktorfaktor yangmempercepatnya. Banyak gejalagejala mungkin terlihat tidak berhubungan dengan TMJ sendiri. Berikut adalah gejalagejala yang umum:

1. Sakit Telinga: Kirakira 50% pasien dengan gangguan sendi rahang merasakan sakit telinga namun tidak ada tandatanda infeksi. Sakittelinganya umumnya digambarkan sepertinya berada di muka atau bawah telinga. Seringkali, pasienpasien dirawat berulangkali untukpenyakit yang dikirakan infeksi telinga, yang seringkali dapat dibedakan dari TMJ oleh suatu yang berhubungan dengan kehilanganpendengaran (hearing loss) atau drainase telinga (yang dapat diharapkan jika memang ada infeksi telinga). Karena sakit telinga terjadi begituumum, spesialisspesialis kuping sering diminta bantuannya untuk membuat diagnosis dari gangguan sendi rahang.

2. Kepenuhan Telinga: Kirakira 30% pasien dengan gangguan sendi rahang menggambarkan telingatelinga yang teredam (muffled),tersumbat (clogged) atau penuh (full). Mereka dapat merasakan kepenuhan telinga dan sakit sewaktu pesawat terbang berangkat (takeoffs)dan mendarat (landings). Gejalagejala ini umumnya disebabkan oleh kelainan fungsi dari tabung Eustachian (Eustachian tube), strukturyang bertanggung jawab untuk pengaturan tekanan ditelinga tengah. Diperkirakan pasien dengan gangguan sendi rahang mempunyaiaktivitas hiper (spasme) dari otototot yang bertanggung jawab untuk pengaturan pembukaan dan penutupan tabung eustachian.

3. Dengung Dalam Telinga (Tinnitus): Untuk penyebabpenyebab yang tidak diketahui, 33% pasien dengan gangguan sendi rahangmengalami suara bising (noise) atau dengung (tinnitus). Dari pasienpasien itu, separuhnya akan hilang tinnitusnya setelah perawatanTMJnya yang sukses.

4. BunyiBunyi: Bunyibunyi kertakan (grinding), klik ( clicking) dan meletus (popping), secara medis diistilahkan crepitus, adalah umum padapasienpasien dengan gangguan sendi rahang. Bunyibunyi ini dapat atau tidak disertai dengan sakit yang meningkat.

5. Sakit Kepala: Hampir 80% pasien dengan gangguan sendi rahang mengeluh tentang sakit kepala, dan 40% melaporkan sakit muka.Sakitnya seringkal menjadi lebih ketika membuka dan menutup rahang. Paparan kepada udara dingin atau udara AC dapat meningkatkankontraksi otot dan sakit muka.

6. Pusing: Dari pasienpasien dengan gangguan sendi rahang, 40% melaporkan pusing yang samar atau ketidakseimbangan (umumnya bukansuatu spinning type vertigo). Penyebab dari tipe pusing ini belum diketahui.

7. Penelanan : Kesulitan menelan atau perasaan tidak nyaman ketika menelan8. Rahang Terkunci : Rahang terasa terkunci atau kaku, sehingga sulit membuka atau menutup mulut9. Gigi: Gigigigi tidak mengalami perlekatan yang sama karena ada sebagian gigi yang mengalami kontak prematur dan bisa d sebabkan

karena maloklusi atau merasa gigitan tidak pas

2.5. pemeriksaan

2.5.1.Pemeriksaan klinis1. Inspeksi

Untuk melihat adanya kelainan sendi temporomandibular perlu diperhatikan gigi, sendi rahang dan otot pada wajah serta kepala danwajah. Apakah pasien menggerakan mulutnya dengan nyaman selama berbicara atau pasien seperti menjaga gerakan dari rahang bawahnya.Terkadang pasien memperlihatkan kebiasaankebiasaan yang tidak baik selama interview seperti bruxism.

2. Palpasi :a. Masticatory muscle examination: Pemeriksaan dengan cara palpasi sisi kanan dan kiri pada dilakukan pada sendi dan otot

pada wajah dan daerah kepala.b. Temporalis muscle, yang terbagi atas 3 segmen yaitu anterior, media, dan posterior.c. Zygomatic arch (arkus zigomatikus).d. Masseter musclee. Digastric musclef. Sternocleidomastoid muscleg. Cervical spineh. Trapezeus muscle, merupakan Muscular trigger point serta menjalarkan nyeri ke dasar tengkorang dan bagian temporali. Lateral pterygoid musclej. Medial pterygoid musclek. Coronoid processl. Muscular Resistance Testing: Tes ini penting dalam membantu mencari lokasi nyeri dan tes terbagi atas 5, yaitu :

1. Resistive opening (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada ruang inferior m.pterigoideus lateral)2. Resistive closing (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m. temporalis, m. masseter, dan m. pterigoideus

medial)3. Resistive lateral movement (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m. pterigoideus lateral dan medial yang

kontralateral)4. Resistive protrusion (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada m. pterigoideus lateral)

Page 7: Dentistry Live_ Mei 2012

29/3/2015 Dentistry Live: Mei 2012

http://sondydentistry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html 7/8

5. Resistive retrusion (sensitive untuk mendeteksi rasa nyeri pada bagian posterior m. temporalis)3. Pemeriksaan tulang belakang dan cervical : Dornan dkk memperkirakan bahwa pasien dengan masalah TMJ juga

memperlihatkan gejala pada cervikal. Pada kecelakaan kendaraan bermotor kenyataannya menunjukkan kelainan pada cervikalmaupun TMJ. Evaluasi pada cervikal dilakukan dengan cara :

a. Menyuruh pasien berdiri pada posisi yang relaks, kemudian dokter menilai apakah terdapat asimetris kedua bahuatau deviasi leher

b. Menyuruh pasien untuk menghadap kesamping untuk melihat postur leher yang terlalu ke depanc. Menyuruh pasien untuk memutar (rotasi) kepalanya ke setiap sisi, dimana pasien seharusnya mampu untuk

memutar kepala sekitar 80 derajat ke setiap sisi.d. Menyuruh pasien mengangkat kepala ke atas (ekstensi) dan ke bawah (fleksi), normalnya pergerakan ini sekitar 60

derajate. Menyuruh pasien menekuk kepala kesamping kiri dan kanan, normalnya pergerakan ini 45 derajat

4. Auskultasi : Joint sounds Bunyi sendi TMJ terdiri dari “clicking” dan ‘krepitus’. “Clicking” adalah bunyi singkat yang terjadi pada saatmembuka atau menutup mulut, bahkan keduanya. “Krepitus” adalah bersifat difus, yang biasanya berupa suara yangdirasakan menyeluruh pada saat membuka atau menutup mulut bahkan keduanya. “Krepitus” menandakan perubahan darikontur tulang seperti pada osteoartrosis. “Clicking” dapat terjadi pada awal, pertengahan, dan akhir membuka dan menutupmulut. Bunyi “click” yang terjadi pada akhir membuka mulut menandakan adanya suatu pergeseran yang berat. TMJ‘clicking’ sulit didengar karena bunyinya halus, maka dapat didengar dengan menggunakan stetoskop.

5. Range of motion: Pemeriksaan pergerakan ”Range of Motion” dilakukan dengan pembukaan mulut secara maksimal, pergerakan dariTMJ normalnya lembut tanpa bunyi atau nyeri. Mandibular range of motion diukur dengan :a. Maximal interticisal opening (active and passive range of motion)b. Lateral movementc. Protrusio movement

2.5.2. pemeriksaan penunjang1. Transcranial radiografi : Menggunakan sinar X, untuk dapat menilai kelainan, yang harus diperhatikan antara lain:

a. Condyle pada TMJ dan bagian pinggir kortex harus diperhatikanb. Garis kortex dari fossa glenoid dan sendi harus dilihat.c. Struktur condyle mulus, rata, dan bulat, pinggiran kortex rata.d. Persendian tidak terlihat karena bersifat radiolusen.e. Perubahan patologis yang dapat terlihat pada condyle diantaranya flattening, lipping.

2. Panoramik Radiografi : Menggunakan sinar X, dapat digunakan untuk melihat hampir seluruh regio maxilomandibular danTMJ. Kelemahan dari pemeriksaan ini antara lain :a. Terdapatnya bayangan atau struktur lain pada foto X ray.b. Fenomena distorsi, dimana terjadi penyimpangan bentuk yang sebenarnya yang terjadi akibat goyang saat pengambilan

gambar.c. Gambar yang kurang tajam. Kelainan yang dapat dilihat antara lain fraktur, dislokasi, osteoatritis, neoplasma, kelainan

pertumbuhan pada TMJ.3. CT Scan : Menggunakan sinar X, merupakan pemeriksaan yang akurat untuk melihat kelainan tulang pada TMJ.

2.6. Perawatan Ganggguan Sendi Rahang Dukungan utama dari perawatan untuk sakit sendi rahang akut adalah panas dan es, makanan lunak (soft diet) dan obatobatan antiperadangan ( Suryonegoro H, 2009 ).

1. Jaw Rest (Istirahat Rahang) Sangat menguntungkan jika membiarkan gigigigi terpisah sebanyak mungkin. Adalah juga sangat penting mengenali jika kertak gigi(grinding) terjadi dan menggunakan metodemetode untuk mengakhiri aktivitasaktivitas ini. Pasien dianjurkan untuk menghindari mengunyahpermen karet atau makan makanan yang keras, kenyal (chewy) dan garing (crunchy), seperti sayuran mentah, permenpermen atau kacangkacangan. Makananmakanan yang memerlukan pembukaan mulut yang lebar, seperti hamburger, tidak dianjurkan ( Suryonegoro H, 2009 ).

2. Terapi Panas dan Dingin Terapi ini membantu mengurangi tegangan dan spasme otototot. Bagaimanapun, segera setelah suatu luka pada sendi rahang,perawatan dengan penggunaan dingin adalah yang terbaik. Bungkusan dingin (cold packs) dapat membantu meringankan sakit (Suryonegoro H,2009 ).

3. Obatobatan Obatobatan anti peradangan seperti aspirin, ibuprofen (Advil dan lainnya), naproxen (Aleve dan lainnya), atau steroids dapat membantumengontrol peradangan. Perelaksasi otot seperti diazepam (Valium), membantu dalam mengurangi spasmespasme otot ( Suryonegoro H, 2009).

4. Terapi Fisik Pembukaan dan penutupan rahang secara pasiv, urut (massage) dan stimulasi listrik membantu mengurangi sakit dan meningkatkanbatasan pergerakan dan kekuatan dari rahang ( Suryonegoro H, 2009 ).

5. Managemen stres Kelompokkelompok penunjang stres, konsultasi psikologi, dan obatobatan juga dapat membantu mengurangi tegangan otot.Umpanbalikbio (biofeedback) membantu pasien mengenali waktuwaktu dari aktivitas otot yang meningkat dan spasme dan menyediakanmetodemetode untuk membantu mengontrol mereka ( Suryonegoro H, 2009 ).

6. Terapi Occlusal Pada umumnya suatu alat acrylic yang dibuat sesuai pesanan dipasang pada gigigigi, ditetapkan untuk malam hari namun mungkindiperlukan sepanjang hari. Ia bertindak untuk mengimbangi gigitan dan mengurangi atau mengeliminasi kertakan gigi (grinding) atau bruxism (Suryonegoro H, 2009 ).

7. Koreksi Kelainan Gigitan Terapi koreksi gigi, seperti orthodontics, mungkin diperlukan untuk mengkoreksi gigitan yang abnormal. Restorasi gigi membantumenciptakan suatu gigitan yang lebih stabil. Penyesuaian dari bridges atau crowns bertindak untuk memastikan kesejajaran yang tepat darigigigigi ( Suryonegoro H, 2009 ).

Page 8: Dentistry Live_ Mei 2012

29/3/2015 Dentistry Live: Mei 2012

http://sondydentistry.blogspot.com/2012_05_01_archive.html 8/8

Posting Lebih Baru Beranda

Langganan: Entri (Atom)

Diposkan oleh sondy wildan di 07.49 1 komentar:

8. Operasi Operasi diindikasikan pada kasuskasus dimana terapi medis gagal. Ini dilakukan sebagai jalan terakhir. TMJ arthroscopy,ligament tightening, restrukturisasi rahang (joint restructuring), dan penggantian rahang (joint replacement) dipertimbangkan padakebanyakan kasus yang berat dari kerusakan rahang atau perburukan rahang (Suryonegoro H, 2009 ).

9. Perawatan Tanpa bedahBeberapa kasus gangguan TMJ akan berakhir dengan perawatan biasa yang bahkan mungkin tidak membutuhkan kehadiran dokter gigi

di samping anda. Di antaranya :

a. Mengubah kebiasaan buruk. Dokter gigi anda akan mengingatkan anda untuk lebih memperhatikan kebiasaankebiasaananda seharihari. Misalnya kebiasaan menggemertakkan gigi, bruxism, atau menggigitgigit sesuatu. Kebiasaan ini harusdigantikan dengan kebiasaan baik seperti membiarkan otot mulut dalam kondisi rilex dengan gigi atas dan bawah tidak terlalurapat, lidah menyentuh langitlangit dan berada tepat di belakang gigi atas anda.

b. Mengurangi kelelahan otot rahang. Dokter gigi anda akan meminta anda tidak membuka mulut terlalu lebar dalam berbagaikesempatan. Contohnya jangan tertawa berlebihan.

c. Peregangan dan pijatan. Dokter gigi akan memberikan latihan bagaimana caranya meregangkan atau memijat otot rahanganda. Sebagai tambahan juga mungkin akan diberikan petunjuk bagaimana posisi kepala, leher, dan bahu yang tepat dalammelakukan aktivitas seharihari.

d. Kompres panas atau dingin. Dengan mengompress kedua sisi wajah anda baik dengan kompres panas atau dingin akanmembantu relaksasi otot rahang.

e. Obat anti inflamasi. Untuk mengurangi inflamasi (peradangan) dan rasa sakit, dokter gigi anda mungkin akan menyarankanaspirin atau obat anti inflamasi nonsteroid lainnya, misalkan ibuprofen (Advil, Motrin, dll)

f. Biteplate. Jika TMJ anda mengalami kelainan pada posisi mengunyah, sebuah biteplate (pemandu gigitan) akan diberikan.Biteplate dipasang di gigi untuk menyesuaikan rahang atas dengan rahang bawah. Dengan posisi mengunyah yang benartentunya akan membantu mengurangi tekanan di struktur sendi.

g. Penggunaan night guard. Alat ini berguna untuk mengatasi kebiasaan bruxism di malam hari.h. Terapi kognitif. Jika TMJ anda mengalami gangguan karena stress atau anxietas, dokter gigi anda akan menyarankan untuk

menemui psikiater untuk mengatasinya.10. Perawatan lanjutan

Jika perawatan non bedah tidak berhasil mengurangi gejala gangguan TMJ, dokter gigi anda akan merekomendasikan perawatanberikut :

a. Perawatan gigi. Dokter gigi anda akan memperbaiki gigitan dengan menyeimbangkan permukaan gigi anda. Caranya bisadengan mengganti gigi yang hilang atau tanggal, memperbaiki tambalan atau membuat mahkota tiruan baru.

b. Obat kortikosteroid. Untuk sakit dan peradangan pada sendi, obat kortikosteroid akan diinjeksikan ke dalam sendi.c. Arthrocentesis. Prosedur ini dilakukan dengan jalan menyuntikan cairan ke dalam sendi untuk membuang kotoran atau sisa

peradangan yang mengganggu rahang.d. Pembedahan. Jika semua perawatan tidak berhasil juga, dokter gigi akan merujuk anda ke dokter gigi spesialis bedah mulut.

Rekomendasikan ini di Google

Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.