Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI...

8
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016 614 Unmas Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN EKOWISATA : UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN PANGANDARAN JAWA BARAT Nia Emilda, Ai Juju Rohaeni, Wanda Listiani Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Jl.Buahbatu No. 212 Bandung 40265 ABSTRAK Gondang Buhun merupakan salah satu seni tradisi yang terdapat di Provinsi Jawa Barat khususnya di Kabupaten Pangandaran. Seni tradisi ini terus dilestarikan oleh masyarakat setempat, selain sebagai hiburan, juga memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan sebagai pendidikan karakter bagi generasi muda, terutama kaum perempuan sebagai pelaku seni, sekaligus sebagai tonggak peradaban. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yaitu dengan mendeskripsikan proses internalisasi seni Gondang Buhun terhadap pendidikan karakter perempuan. Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang seni tradisi Gondang Buhun sebagai pendidikan karakter dan ekowisata serta upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pangandaran. Kata Kunci: Gondang Buhun, Pendidikan Karakter, Perempuan PENDAHULUAN Jawa Barat dikenal sebagai suatu provinsi yang kaya akan seni, budaya, serta pariwisata. Setiap kabupaten di Jawa Barat memiliki kekhasan masing-masing, seperti halnya Kabupaten Pangandaran yang memiliki banyak kesenian tradisi, di antaranya seni Gondang Buhun, Ronggeng Gunung, dan Seni Badud. Ketiga seni tradisi tersebut dijadikan sebagai ikon disalah satu kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Pangandaran yang diupayakan dan dikembangkan di semua sektor, seperti pada sektor pendidikan, Karang Taruna, event pariwisata, serta festival seni budaya yang diselenggarakan setiap tahun dimulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten sampai tingkat provinsi. Seni Gondang Buhun sebagai salah satu kesenian di Kabupaten Pangandaran yang sangat dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat. Seni Gondang Buhun bukan sebagai seni pertunjukkan saja, melainkan sebagai sebuah kesenian yang mengandung banyak nilai- nilai luhur yang dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehai-hari sebagai pengembangan karakter yang baik bagi masyarakat. Nilai karaker tersebut seperti: kesabaran, kerja keras, kebersamaan, komunikatif, dan keteraturan. Nilai-nilai tersebut diharapkan tidak hanya sebatas menjadi pengetahuan saja bagi masyarakat, namun dapat melekat dalam pribadi masyarakat. Pelaku seni Gondang Buhun di Kabupaten Pangandaran adalah kaum perempuan. Seni Gondang Buhun mempertunjukkan proses dari mulai padi setelah dipanen sampai menjadi beras dengan bantuan alat yang disebut alu dan lesung dan diiringi dengan syair-syair yang dinyanyikan oleh semua pelaku seni Gondang Buhun. Oleh sebab itu, seni Gondang Buhun dapat dijadikan sebagai salah satu upaya pendidikan karakter juga peningkatan eko wisata bagi masyarakat Pangandaran.

Transcript of Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI...

Page 1: Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/72.-Penelitian_Ai-Juju... · beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama,

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

614 Unmas

Denpasar

SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI PENDIDIKAN

KARAKTER DAN EKOWISATA : UPAYA MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN PANGANDARAN

JAWA BARAT

Nia Emilda, Ai Juju Rohaeni, Wanda Listiani

Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Jl.Buahbatu No. 212 Bandung 40265

ABSTRAK

Gondang Buhun merupakan salah satu seni tradisi yang terdapat di Provinsi Jawa Barat

khususnya di Kabupaten Pangandaran. Seni tradisi ini terus dilestarikan oleh masyarakat

setempat, selain sebagai hiburan, juga memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan sebagai

pendidikan karakter bagi generasi muda, terutama kaum perempuan sebagai pelaku seni,

sekaligus sebagai tonggak peradaban. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

pendekatan studi kasus, yaitu dengan mendeskripsikan proses internalisasi seni Gondang

Buhun terhadap pendidikan karakter perempuan. Hasil penelitian ini mendeskripsikan tentang

seni tradisi Gondang Buhun sebagai pendidikan karakter dan ekowisata serta upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pangandaran.

Kata Kunci: Gondang Buhun, Pendidikan Karakter, Perempuan

PENDAHULUAN

Jawa Barat dikenal sebagai suatu provinsi yang kaya akan seni, budaya, serta

pariwisata. Setiap kabupaten di Jawa Barat memiliki kekhasan masing-masing, seperti halnya

Kabupaten Pangandaran yang memiliki banyak kesenian tradisi, di antaranya seni Gondang

Buhun, Ronggeng Gunung, dan Seni Badud. Ketiga seni tradisi tersebut dijadikan sebagai

ikon disalah satu kabupaten di Jawa Barat yaitu Kabupaten Pangandaran yang diupayakan

dan dikembangkan di semua sektor, seperti pada sektor pendidikan, Karang Taruna, event

pariwisata, serta festival seni budaya yang diselenggarakan setiap tahun dimulai tingkat desa,

kecamatan, kabupaten sampai tingkat provinsi.

Seni Gondang Buhun sebagai salah satu kesenian di Kabupaten Pangandaran yang

sangat dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat. Seni Gondang Buhun bukan sebagai

seni pertunjukkan saja, melainkan sebagai sebuah kesenian yang mengandung banyak nilai-

nilai luhur yang dapat diinternalisasikan dalam kehidupan sehai-hari sebagai pengembangan

karakter yang baik bagi masyarakat. Nilai karaker tersebut seperti: kesabaran, kerja keras,

kebersamaan, komunikatif, dan keteraturan. Nilai-nilai tersebut diharapkan tidak hanya

sebatas menjadi pengetahuan saja bagi masyarakat, namun dapat melekat dalam pribadi

masyarakat.

Pelaku seni Gondang Buhun di Kabupaten Pangandaran adalah kaum perempuan. Seni

Gondang Buhun mempertunjukkan proses dari mulai padi setelah dipanen sampai menjadi

beras dengan bantuan alat yang disebut alu dan lesung dan diiringi dengan syair-syair yang

dinyanyikan oleh semua pelaku seni Gondang Buhun. Oleh sebab itu, seni Gondang Buhun

dapat dijadikan sebagai salah satu upaya pendidikan karakter juga peningkatan eko wisata

bagi masyarakat Pangandaran.

Page 2: Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/72.-Penelitian_Ai-Juju... · beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama,

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

615 Unmas

Denpasar

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yaitu

bertujuan untuk mendeskripsikan proses internalisasi nilai seni Gondang Buhun sebagai

pendidikan karakter perempuan.

Penelitian yang dilakukan dengan cermat terhadap peristiwa, aktivitas, proses, maupun

sekelompok individu yang berada di lokasi penelitian bisa memberikan informasi yang

komprehensif. Sebagaimana yang dikatakan oleh Creswell (2010: 20) menjelaskan bahwa

“Studi kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara

cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu.”

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Seni Tradisi Gondang Buhun

Seni Gondang Buhun adalah suatu bentuk wujud budaya dan keunggulan lokal

yang memiliki nilai-nilai kearifan yang khas dan unik. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah (2010: 131) bahwa “keunggulan lokal merupakan suatu

proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk jasa

atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik, dan memiliki keunggulan komparatif”.

Seni tradisi Gondang Buhun merupakan salah satu kesenian yang dilestarikan di

Kabupaten Pangandaran secara turun temurun. Pelestarian seni Gondang Buhun yang tetap

dijaga ini menjadikan Gondang Buhun sebagai salah satu kesenian tradisi yang daat dijumpai

sampai sekarang.

Pada awalnya seni Gondang Buhun dijadikan sebagai sarana komunikasi yang ada

di masyarakat Kabupaten Pangandaran. Bunyi yang dihasilkan dari alu dan lesung sebagai

penanda bahwa akan diadakan acara hajatan pada masyarakat Kabupaten Pangandaran.

Perkembangan selanjutnya Gondang Buhun dijadikan sebagai suatu seni pertunjukkan yang

sarat dengan nilai-nilai yang harus dimiliki masyarakat secara umum.

Seni Gondang Buhun ini dipertunjukkan oleh 14 orang perempuan dengan

menunjukkan prosesi dari mulai padi masih diikat yang diambil dari lumbung padi(leuit)

sampai padi tersebut menjadi beras, diiringi dengan irama alu dan lesung yang sangat

beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama, sehingga pada prinsipnya

bahwa unsur dari Gondang Buhun terdiri atas tiga yaitu: alu, lesung, dan kakawihan/ syair

yang dinyanyikan.

Kaum perempuan yang memainkan seni Gondan Buhun ini biasanya adalah

perempuan yang sudah berumur/sudah bersih, oleh sebab itu pemerintah Kabupaten

Pangandaran mengupayakan pewarisan seni Gondang Buhun tehadap generasi muda,

sehingga seni Gondang Buhun tidak mengalami kepunahan.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, baik melalui kegiatan Karang

Taruna, maupun melalui kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang ada di lembaga pendidikan.

Selain dukungan dari pemerintah, kesadaran masyarakat di Kabupaten Pangandaran

juga menjadi faktor penting bagi pelestarian seni Gondang Buhun, meskipun demikian

tenyata masih ada anggapan dari generasi muda yang menganggap bahwa seni Gondang

Buhun merupakan kesenian yang kampungan dan tidak sesuai untuk generasi muda.

Page 3: Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/72.-Penelitian_Ai-Juju... · beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama,

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

616 Unmas

Denpasar

Anggapan itu perlahan mulai dihilangkan, seingga generasi muda juga ikut andil dalam

pelestarian seni Gondang Buhun.

Upaya pewarisan seni Gondang Buhun di Kabupaten Pangandaran ditunjukkan

dengan dilibatkannya generasi muda untuk ikut menjadi pelaku seni Gondang Buhun,

meskipun masih dibimbing oleh pelaku-pelaku Gondnag Buhun yang telah ahli dalam seni

Gondang Buhun tersebut.

Kesulitan lain yang dialami oleh generasi muda di Kabupaten Pangandaran dalam

memainkan seni Gondang Buhun ialah, sulitnya mempelajari irama alu dan lesung, serta

kakawihan yang menuntut keahlian dalam memainkannya. Namun berbagai upaya terus

dilakukan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat untuk memberikan pengetahuan dan

teknik memainkan seni Gondang Buhun bagi generasi muda.

Salah satu wilayah yang konsisten melestarikan seni Gondang Buhun ialah wilayah

Kampung Badud. Kampung Badud merupakan kampung budaya yang berada di Desa

Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran. Kegiatan pelestarian seni Gondang

Buhun ini rutin dilakukan melalui kegiatan latihan satu kali dalam satu minggu, serta aktif

mengikuti festival seni baik yang diselenggarakan oleh desa, kecamatan, kabupaten, ataupun

menjadi kontingen kesenian mewakili Kabupaten Pangandaran di tingkat provinsi.

Gambar 1. Kantor Kepala Desa Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran

(Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2016)

Pemerintahan Desa Margacinta sangat menaruh perhatian terhadap pengembangan

potensi seni dan budaya sebagai dukungan kepada Kabupaten Pangandaran yang dikenal

sebagai kabupaten dengan destinasi pariwisata yang ada di Provinsi Jawa Barat.

Pemerintahan Desa Marga Cinta menjadikan Kampung Badud sebagai sentral

pengembangan seni dan budaya. Kampung Badud berjarak kurang lebih 7 km dari pusat

pemerintahan desa, akses jalan menuju Kampung Badud ini melewati jalan bebatuan

dan dituntut untuk berhati-hati karena tanjakan dan turunan yang sangat ekstrim. Meski

Kampung Badud ini susah dijangkau, tapi pelaku seni Gondang Buhun tetap semangat

untuk menjaga konsistensi latihan dan memainkan pertunjukkan seni Gondang Buhun di

luar Kampung Badud.

Page 4: Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/72.-Penelitian_Ai-Juju... · beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama,

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

617 Unmas

Denpasar

Gambar 2.Peneliti dan Kepala Desa Margacinta melewati jalan menuju Kampung

Badud (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2016)

Perjalanan menuju ke Kampung Badud dapat menggunakan kendaraan roda empat

sejauh 5 KM. Selanjutnya 2 KM dari padepokan Kampung Badud hanya bisa dilalui

oleh kendaraan roda dua ataupun dengan berjalan kaki.

Gambar 2. Padepokan Badud di Kampung Badud sebagai tempat latihan seni Gondang

Buhun dan seni tradsi lainnya (Sumber: Dokumentasi Peneltian, 2016)

B. Pendidikan Karakter Perempuan melalui Seni Gondang Buhun

Dewasa ini, pendidikan karakter merupakan wacana yang menarik baik di lembaga

pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Berbagai definisi pendidikan karakter pun

bermunculan dari berbagai aspek. Fakry Gaffar (Dharma Kesuma, dkk., 2011: 5)

memberikan definisi pendidikan karakter ialah sebuah proses transformasi nilai-nilai

kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu

dalam kehidupan orang itu.

Page 5: Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/72.-Penelitian_Ai-Juju... · beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama,

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

618 Unmas

Denpasar

T. Ramli (Jamal Ma’mur Asmani, 2013: 32) menjelaskan bahwa pendidikan karakter

memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak. Tujuannya

adalah untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, yaitu warga

masyarakat dan negara yang baik. Manusia, masyarakat, dan warga negara yang baik adalah

menganut nilai-nilai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan

bangsanya.

Menurut Thomas Lickona karakter terdiri dari tiga bagian yang saling terkait yaitu

pengetahuan tentang moral (moral khowing), perasaan (moral feeling) dan perilaku moral

(moral behavior) (Dasim Budimansyah, 2010:38).

Pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting, apalagi dalam

menghadapi era globalisasi dengan segala dampak positif dan negatifnya, diperlukan

generasi muda yang tangguh yang memiliki nilai-nilai luhur sehingga tidak tergerus oleh

perubahan zaman.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam pendidikan karakter baik di lingkungan keluarga,

sekolah, maupun masyarakat, termasuk di bidang seni budaya yang merupakan basis

kekayaan budaya yang ada di Indonesia.

Pewarisan nilai dalam seni Gondang Buhun sebagai salah satu upaya pendidikan

karakter di Kabupaten Pangandaran didukung oleh pemerintah. Hal ini tebukti pada tahun

pelajaran 2016, di Kabupaten Pangandaran mencanangkan pendidikan berkarakter, yaitu

meliputi bidang: keagamaan, pramuka, dan seni budaya. Upaya ini dilakukan karena

mengingat pentingnya pendidikan karakter bagi generasi muda, yang bisa diupayakan

melalui ketiga bidang tersebut.

Pendidikan karakter dapat diupayakan melalui kesenian, karena seni tidak hanya

sebatas persoalan indah dan tidak indah, melainkan lebih dari itu, seni juga mengandung

banyak nilai yang dapat dinternalisasikan dalam kehidupan manusia.

Seni Gondang Buhun merupakan seni tradisi yang memuat banyak nilai, sehingga dapat

dijadikan sebagai salah satu upaya pendidikan karakter terutama bagi kaum perempuan.

Adapun nilai-nilai yang ada dalam seni Gondang Buhun ini di antaranya ialah nilai

kesabaran, kerja keras, kebersamaan, komunikatif, dan keteraturan. Dengan nilai-nilai

tersebut diharapkan akan terjadi proses internalisasi nilai baik bagi pelaku seni Gondang

Buhun maupun masyarakat luas.

Nilai kesabaran yang terdapat dalam seni Gondang Buhun telihat dari proses mengolah

padi menjadi beras yang menuntut kesabaran dari pelaku seni Gondang Buhun. Hal ini

dapat diinternalisasikan sebagai salah satu nilai karakter yang baik dalam kehidupan sehai-

hari.

Nilai kerja keras yang terdapat dalam seni Gondang Buhun terlihat dari usaha pelaku

Gondang Buhun dalam menumbuk padi menjadi beras yang membutuhkan banyak tenaga.

Nilai kebersamaan sangat terlihat dalam pertunjukkan seni Gondang Buhun. Para

pelaku seni Gondang Buhun memainkan alu yang ditumbuk dalam lesung, serta syair yang

dinyanyikan secara bersama. Di samping itu, bahwa Gondang Buhun pada awalnya

merupakan ajang berkumpulnya kaum perempuan ketika hajatan akan berlangsung.

Page 6: Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/72.-Penelitian_Ai-Juju... · beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama,

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

619 Unmas

Denpasar

Nilai komunikatif ditunjukkan dari syair-syair yang dinyanyikan dalam seni Gondang

Buhun yang berisi pesan-pesan moral. Di samping itu, dalam sejarahnya, seni Gondang

Buhun dijadikan sebagai alat komunikasi penanda akan digelar suatu hajatan.

Nilai keteraturan dalam seni Gondang Buhun sangat diperlukan, berkenaan dengan

proses mengolah padi menjadi beras. Setiap proses dilakukan secara bertahap. Demikian

juga dengan alu yang ditumbuk ke dalam lesung juga menghasilkan irama yang teratur.

Nilai-nilai yang ada dalam seni Gondang Buhun tersebut tidak hanya bermanfaat bagi

pertunjukkan seni Gondang Buhun, tetapi juga dapat diinternalisasikan dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga seni Gondang Buhun tidak hanya dijadikan sebagai suatu pertunjukkan

kesenian, namun juga sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang baik

dalam kehidupan sehari-hari.

Proses internalisasi nilai karakter bagi masyarakat terutama perempuan melalui seni

Gondang Buhun tidak hanya sebatas sebagai pengetahuan moral (moral knowing), tetapi

juga harus dijadikan sebagai perasaan moral (moral feeling), serta juga perilaku moral

(action moral). Ketiga aspek pendidikan karakte tersebut dijabarkan oleh Thomas Lickona

(Zaim Elmubarok, 2008: 110-111) menjadi:

Aspek Moral Knowing terdiri atas: 1) Moral Awerness; 2) Knowing Moral Values; 3)

Perspective Taking; 4) Moral Reasoning; 5) Decision Making; dan 6) Self – Knowledge.

Aspek Moral Feeling terdiri dari beberapa hal, yaitu: 1) Conscience; 2) Self Esteem; 3)

Emphaty; 4) Loving the Good; 5) Self – Control; dan 6) Humility.

Aspek Moral Action terdiri atas: 1) Kompetensi (Competence); 2) Keinginan (Will);

dan 3) Kebiasaan (Habit).

Integrasi dari semua nilai yang ada dalam ketiga aspek tersebut merupakan upaya yang

dilakukan dalam pendidikan karakter, yaitu proses internalisasi nilai-nilai yang terdapat

dalam Gondang Buhun bagi pelaku seni yaitu kaum perempuan, maupun untuk masyarakat

secara luas.

Gambar 3. Kepala Desa Margacinta memberikan arahan sebelum pertunjukkan seni

Gondang Buhun dilakukan (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2016)

Page 7: Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/72.-Penelitian_Ai-Juju... · beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama,

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

620 Unmas

Denpasar

Arahan yang disampaikan oleh Kepala Desa Margacinta sebelum pertunjukkan

seni Gondang Buhun dimulai ialah berupa harapan-harapan dari pemerintah desa untuk

selalu melestarikan seni tradisi Gondang Buhun sebagai ikon dari Kabupaten

Pangandaran, disamping itu, Kepala Desa juga mengajak kepada semua pelaku Gondang

Buhun untuk menghayati nilai-nilai yang ada dalam pertunjukkan tersebut dan dapat

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Gondang Buhun adalah perwujudan dari aktivitas masyarakat, selain menjadi

nelayan, masyarakat di Kabupaten Pangandaran juga kebanyakan menjadi petani sawah.

Penggambaran aktivitas masyarakat tersebut terwakili dalam pertunjukkan Gondang

Buhun yang menggambarkan hasil panen yang diolah menjadi beras.

Gambar 4. Pertunjukan Gondang Buhun Kampung Badud Desa Margacinta

(Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2016)

Kaum perempuan sebagai pelaku Gondang Buhun di Kampung Badud terdiri atas

perempuan-perumpuan yang sudah berumur, namun pada perkembangannya pada masa

sekarang, pemerintah dan masyarakat setempat mengupayakan pewarisan seni Gondang

Buhun kepada generasi muda untuk dijaga dan dilanjutkan kelestariannya.

Gambar 5. Lesung yang Digunakan dalam Pertunjukan Gondang Buhun Kampung Badud

Desa Margacinta (Sumber: Dokumentasi Penelitian, 2016)

Page 8: Denpasar SENI TRADISI GONDANG BUHUN SEBAGAI …lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/72.-Penelitian_Ai-Juju... · beraturan, serta kakawihan Sunda yang dinyanyikan bersama,

Diselenggarakan oleh :

LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR

JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI

29 – 30 AGUSTUS 2016

621 Unmas

Denpasar

Lesung yang digunakan dalam pertunjukan seni Gondang Buhun merupakan

lesung dengan ukuran yang besar dan panjang. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi

wadah menumbuk padi dengan jumlah yang lebih besar, sehingga membutuhkan banyak

orang untuk menumbuk padi menjadi beras. Nilai kebersamaan sangat terasa ketika

pelaku Gondang Buhun secar abersama mempertunjukkan proses mengolah padi menjadi

beras, degan irama alu danlesung yang dihasilkan sangat beraturan, ditambah dengan

kakawihan yang dilantunkan secara konsisten dan bersama-sama.

PENUTUP

Gondang Buhun merupakan salah satu seni tradisi di Kabupaten Pangandaran yang

memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan sebagai upaya pendidikan karakter. Nilai-nilai

luhur yang terdapat pada seni Gondang Buhun dapat diinternalisasikan terhadap generasi

muda terutama bagi kaum perempuan sebagai pelaku seni Gondang Buhun sekaligus tonggak

bagi peradaban.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur, (2013), Buku Panduang Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah, Jogjakarta: DIVA Press.

Budimansyah, Dasim, (2010), Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun

Karakter Bangsa, Bandung: Widya Aksara Press.

Creswell, John W. (2010), Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Elmubarok, Zaim, (2008), Membumikan Pendidikan Nilai, Bandung: Alfabeta.

Kesuma, Dharma, dkk., (2011), Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah.

Sauri, Sofyan dan Herlan Firmansyah, (2010), Meretas Pendidikan Nilai, Bandung : Arfino

Raya.