demokrasi

16
JALUR TRANSISI MENUJU DEMOKRASI I.Pengertian Demokrasi Dalam kamus bahasa Latin “transisi” berasal dari kata “trans”dan”cendo”.Trans sendiri berarti diseberang,disebelah sana,dibalik,menyebrangi,sedangkan cendo berarti melangkah kesuatu yang lain,berpindah kesebelah sana.Sedangkan pengertian “Transisi”dalam kamus bahasa inggris karangan John M.Echols dan Hasan Shadily adalah peralihan,dari kata “transition” yang juga bisa siartikan dengan masa peralihan atau pancaroba.Apabila kata transisi dipadukan dengan democraticy akan menjadi “transition to democracy”yang berarti perubahan kedemokrasi.Yang berubah dan beralih disini adalah suatu masa atau periode sebelum terjadinya transisi.Periode ini adalah periode sebelum beralih kedemokrasi. Berbeda dengan Martins yang tidak menyepakati kata transisi diartikan sebagai peralihan atau perpindahan kekuasaan.Ia lebih menyukai transisi sebagai masa dimana rezim yang berkuasa memperkenalkan perubahan.Martins sendiri lebih menyukai istilah “transformasi”untuk menyebut peralihan atau perubahan kekuasaan.Transformasi adalah perubahan kekuasaan dari rezim otoritarian ke demokrasi atau sebaliknya. Huntington dan J.Linz mengkategorikan transisi dalam tiga bentuk yaitu: 1.Transformasi,terjadi ketika elit politik mengambil alih kekuasaan kedemokrasi. 2.Replasementasi,terjadi ketika pihak oposisi mengambil alih kekuasaan kedemokrasi dan rezim otoritarian mengalami pengkolapsan atau penghancuran. 3.Transplasementasi,terjadi ketika demokrasi disebabkan oleh perluasan aksi bersama antara kelompok oposisi dengan pemerintah. Transisi Menuju Demokrasi Historisitas transisi dari suatu rezim nondemokratik kerezim demokratik terjadi didalam negara-negara dengan sistem kekuasaan: 1.Monarkhi Absolut,Aristokrasi feodal dan kekaisaran negara-negara kontinental.Rezim –rezim yang berkuasa dalam sistem ini mengalami gelombang transisi pertama menuju demokrasi.

Transcript of demokrasi

Page 1: demokrasi

JALUR TRANSISI MENUJU DEMOKRASII.Pengertian Demokrasi

Dalam kamus bahasa Latin “transisi” berasal dari kata “trans”dan”cendo”.Trans sendiri berarti diseberang,disebelah sana,dibalik,menyebrangi,sedangkan cendo berarti melangkah kesuatu yang lain,berpindah kesebelah sana.Sedangkan pengertian “Transisi”dalam kamus bahasa inggris karangan John M.Echols dan Hasan Shadily adalah peralihan,dari kata “transition” yang juga bisa siartikan dengan masa peralihan atau pancaroba.Apabila kata transisi dipadukan dengan democraticy akan menjadi “transition to democracy”yang berarti perubahan kedemokrasi.Yang berubah dan beralih disini adalah suatu masa atau periode sebelum terjadinya transisi.Periode ini adalah periode sebelum beralih kedemokrasi.

Berbeda dengan Martins yang tidak menyepakati kata transisi diartikan sebagai peralihan atau perpindahan kekuasaan.Ia lebih menyukai transisi sebagai masa dimana rezim yang berkuasa memperkenalkan perubahan.Martins sendiri lebih menyukai istilah “transformasi”untuk menyebut peralihan atau perubahan kekuasaan.Transformasi adalah perubahan kekuasaan dari rezim otoritarian ke demokrasi atau sebaliknya.Huntington dan J.Linz mengkategorikan transisi dalam tiga bentuk yaitu:1.Transformasi,terjadi ketika elit politik mengambil alih kekuasaan kedemokrasi.2.Replasementasi,terjadi ketika pihak oposisi mengambil alih kekuasaan kedemokrasi dan rezim otoritarian mengalami pengkolapsan atau penghancuran.3.Transplasementasi,terjadi ketika demokrasi disebabkan oleh perluasan aksi bersama antara kelompok oposisi dengan pemerintah.

Transisi Menuju DemokrasiHistorisitas transisi dari suatu rezim nondemokratik kerezim demokratik

terjadi didalam negara-negara dengan sistem kekuasaan:1.Monarkhi Absolut,Aristokrasi feodal dan kekaisaran negara-negara kontinental.Rezim –rezim yang berkuasa dalam sistem ini mengalami gelombang transisi pertama menuju demokrasi.2.Gelombang kedua transisi kedemokrasi terjadi pada gelombang pendek kedua dan menghantam negara-negara yang berpola fasist,negara bekas kolonidan rezim kediktatoran militer pribadi.3.Transisi menuju demokrasi yang ketiga terjadi pada negara-negara dengan pola satu partai,negara yang dikuasai oleh rezim militer,dan negara yang diperintah oleh rezim kediktatoran pribadi.

Sebab-sebab Terjadinya TransisiHuntington mengatakan bahwa pergerakan kedemokrasi dilalui oleh negara-

negara yang termasuk dalam kelompok gelombang ketiga disebabkan oleh:1.Rezim mengalami kehilangan legitimasi.Kehilangan legitimasi itu berawal dari pamor rezim dimata masyarakat yang sudah mulai merosot.Kemerosotan pamor rezim dipengaruhi oleh tingkat kepekaan masyarakat terhadap nilai yang masuk kedalam lingkungan negaranya semakinmeningkat.Legitimasi sebenarnya bukanlah faktor tunggal yang menyebabkan kehancuran rezim dan membuka jalan kedemokrasi,tetapi apabila sutau rezim mengalami kemerosotan legimasi,maka ia akan menderita kehilangan basis penopang utamanya.

Page 2: demokrasi

2.Dipicu oleh krisi ekonomi global yang sangat parah bermula dari kegoncangan harga minyak,ketidakstabilan harga minyak menyebabkan kehancuran ekonomi dan pengaru pertumbuhan ekonomi global.3.Perubahan kebijakan dikalangan pejabat gereja katolik Vatikan yang mempengaruhi pejabat-pejabat gereja dinegara-negara lain.4.Gemparnya aksi diplomatik Amerika serikat untuk mempromosikan demokratisasi dan hak-hak asasi manusia.5.Pengaruh pertumbuhan dan pembangunan dibeberapa negara nondemokratik menyebabkan terjadinya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,perluasan kelas menengah,perluasan lembaga-lembaga otonom yang bersikap oposan terhadap pemerintah.6.Transisi demokrasi dipicu oleh kejatuhan rezim atau rezim mengalami keruntuhan.7.Transisi demokrasi juga disebabkan oleh demonstrasi besar-besaran.Demonstrasi ini merupakan kulminasi dari berbagai ketimpangan yang dijalanakan oleh rezim selama berkuasa.Huntington mengemukakan 5 efek dari demonstrasi yaitu:a.contagion(penularan)b.Diffusion(penyebaran)c.Emulation(penyamaan atau emulasi)d.Snowballing(penggumpalan/efek bola salju)e.The dominio effect(efek domino)

Jalur-jalur dan Sifat TransisiLuciano Martins mengemukakan hal –hal yang harus diperhatikan tentang

jalur-jalur demokrasi :1.Rezim otoritarian sangat tergantung pada proses perubahan yang banyak dipengaruhi oleh perubahan berkelanjutan.Kehancuran suatu rezim dapat dipengaruhi oleh keengganan rezim untuk responsif terhadap tuntutan dan dinamika yang berkembang dalam masyarakat.2.Transformasi rezim otoritarian tidak selalu berlangsung melalui penggulingan,tetapi juga akibat dari perubahan evolusioner.3.Bentuk-bentuk demokratis hanyalah salah satu hasil dari transformasi rezim otoriter.Artinga pengtransformasian rezim otoriter tidak selalu menghasilkan demokrasi tetapi juga bisa menghasilkan rezim otoritarian gaya baru yang mungkin sangat represif dari sebelumnya.

Jalur-jalur yang biasanya dilalui Transisi yaitu:a. Transisi bisa terjadi melalui kudeta militer.b. Kerjasama militer untuk merebut kekuasaan bisa melahirkan transisi.c. Melalui perebutan kekuasaan antara sipil vs sipil dan sipil vs militer atau

militer vs militer.d. Keterbhukaan sistem politik dari dalam rezim atau liberalisasi dari dalam

rezim.e. Transisi melalui konflik internal rezim.f. Dengan liberalisasi rezim otoriter melalui pelepasan tahanan politik,pemilu

yang bebas yang disponsori oleh rezim,membuka sejumlah isu kedalam perdebatan publik,melonggarkan sensor politik terhadap pers dan Ormas,mengizinkan pembaharuan masyarakat sipil,transisi melalui huru-hara pedesaan atau desa menggempur kota.

g. Melalui intervensi,seperti Grenada dan Panama yang dipaksa Inggris untuk melakukan demokratisasi.

Page 3: demokrasi

Tipologi apapun yang hendak ditempuh dalam transisi,menurut Martins transisi itu tetap membawa sifat-sifat khasnya.

1. Transisi itu bisa saja berlangsung untuk sementara waktu atau bisa bersifat diskontinyu.

2. Transisi yang terjadi secara kontinyu.

Tipe-tipe TransisiMenurut Huntington ada empat tipe utama yang menjadi unsur dominan dalam

transisi: Transformasi

Dalam transformasi,pihak-pihak yang bekuasa dalam rezim otoriter mensponsori perubahan atau memainkan peran yang menentukan dalam mengakhiri rezim itu dan mengubahnya menjadi sebuah sistem yang demokratis.Untuk menjalankan proses transisi yang baik diperlukan kelompok pembaharu yaitu orang-orang yang berpotensi menjadi pemimpin dalam rezim otoriter.

o Tipe transisi replasemen atau pergantian .Ciri-ciri umum dari replasemen adalah:Kelompok pembaharu sangat kuat dan mampu mengorganisir diri secara leluasa,unsur dominan dalam pemerintahan adalah kelompok konservatif yang dengan gigih menentang perubahan rezim,demokratisasi hanya bisa tercipta dalam bentuk oposisi yang kuat,kelonpok-kelompok oposisi mulai mengambil alih kekuasaan serta munculnya konflik baru dalam rezim tersebut.Tiga fase yang dialami oleh replasemen:

a. Adanya perjuangan untuk menumbangkan rezim.b. Tumbangnya rezim .c. Perjuangan setelah tumbangnya rezim.

o Transplasemen.Dalam tipe ini demokratisasi merupakan hasil kompromi dan pakta bersama antara pihak oposisi dengan pemerintah.Kelompok konservatif dalam rezin berada pada posisi yang seimbang dengan pemerintah,tetapi pemerintah hanya bersedia merundingkan perubahan dan tidak mau memprakarsai sebuah rezim.Karakter umum yang yang menandai transplasemen:

Terjadi konfrontasi secara langsung antara massa demonstrandan barisan polisi menentang kekuatan dan kelemahan masing-masing pihak.

Pihak oposisi dapat memobilisasi dukungan massa dan pemerintah dapat menahan serta mengatasi tekanan pihak oposisi.

Pemerintah dan oposisi bersedia untuk menanggung resiko perundingan.

Dalam transplassemen ketidakpastian,ketidakjelasan dan perbedaan pendapat mengenai demokratisasi cenderung menjadi cirikahas kelompok yang berkuasa.

Kelompok oposisi mempunyai kecenderungan untuk terpecah-pecah.

Kepentingan utama dari pihaka oposisi menjatuhkan pemerinatah.

Perundingan dengan pemerintah menjadi faktor utama perpecahan dikalangan oposisi.

Page 4: demokrasi

Kelompok demokrat demokratis harus memiliki kekuatan yang cukup besar untuk dapat menjadi mitra runding yang terpercaya dengan pemerintah.

Pemimpin-pemimpin pemerintah sering merundingkan syarat bagi perubahan rezim.

Terjadi pertyukaran jaminan antara oposisi dengan pemerintah.Transisi berdasrkan Intervensi.Transisi model ini negara demokrati melakukan pemaksaan atau tekanan terhadap negara yang dikuasai oleh rezim otoriteruntuk melakukan sejumlah langkah liberalisasi politik atau demokratisasi.Share mengemukakan 2 parameter yang dicermati:Apakah transisi itu dilakukan dengan partisipasi atau persetujuan dari para pemimpin rezim otoriter atau tidak,Apakah transisi itu berlangsung secara bertahap,melewati masa lebih dari satu generasi atau berjalan cepat?Tipologi Transisi:

Transisi Inkremental yaitu transisi yang melibatkqan para pemimpin yang sedang berkuasa dan berlangsung secara bertahap.

Transisi melalui perpecahan yaitu transisi yang berlangsung dengan berbagai cara.sering melalui Kejatuhan rezim otoriter,karena kalah perang atau pendudukan pasukan asing.

Transisi melalui transaksi yaitu pemerintah maupun oposisi membuat perjanjian atau pakta untuk menyepakati sejumlah perubahan yang harus dilakukan oleh rezim.

Transisi melalui revolusi terjadi karena rezim tidak melakukan perubahan,pihak oposisi menginginkan terjadinya perubahan,oposis dan pemerintah sama –sama mempertahankan pendirian masing-masing,ketidakpuasan oposisi.

Kekuatan-kekuatan penopang Transisi ke DemokrasiTransisi kedemokrasi yang terjadi di berbagai belahan dunia pada umumnya ditopang oleh berbagai unsur yang esesnsial bagi pertumbuhan demokrasi.Unsur penopang menurut versi Huntington yaitu:

1. Versi Huntington Transisi kedemokrasi ditopang oleh:Tingkat kemakmuran ekonomi yang tinggi secara menyeluruh,distribusi pendapatan,ekonomi pasar,perkembangan ekonomi,aristokrasi kefeodalan,borjuasi yang kuat,tingkat melek huruf dan pendidikan tinggi,budaya yang bersifat instrumental ketimbang idealistis,pluralisme sosial,berkembangnya kompetisi politik,struktur kewenangan demokratis,dll.Berdasrkan argumentasi huntington tersebut ada beberapa elemen utama yang menopang terjadinya demokrasi dibeberapa negara: Pembangunan ekonomi Tidak adanya feodalisme dalam masyarakat Borjuasi yang kuat Kelas menengah yang kuat Tingkat pendidikan masyarakat yang cuklup tinggi Instrumental budaya Pluralisme sosial dan kelompok menengah yang kuat

Page 5: demokrasi

Elit politik yang mendukung demokrasi Pengalaman sebagai koloni inggris Civilo society Intervensi kekuatan asing yang pro demokrasi Konsensus mengenai nilai-nilai politik dan sosial

Tiga kategori utama yang memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap pembangunan demokrasi yaitu:

1. Pembangunan Ekonomi.Lipset secara tegas mengidentifikasikan kemakmuran ekonomi dan sistem ekonomi kapitalis sebagai iklim yang kondusif bagi pertumbuhan demokrasi.Teori politik dengan bapak pembangunan institusionalnya Huntington,percaya bahwa pembangunan ekonomi memberikan nilai positif terhadap pemekaran demokrasi,struktur sosial,ekonomi dan budaya.

2. Civil SocietyMenurut Diaz-Perriez adalah ruang pelembagaan politik dan ekonomi yang memungkinkan setiap orang untuk kontrol kekuasaan pemerintah dalam bidang politik dan intervensi pemerintah dalam bidang ekonomi.Civil society juga sebagai arena yang dapat melahirkan pemerintahan yang bertanggungjawab didalam sistem ekonomi pasar.Civil Society juga sebagai ruang kompetisi bagi setiap orang yang dengan sukarela mau mendirikan organisasi atau perhimpunan dalam ruang publik yang bebas.

3. Perluasan Kelas MenengahKelas menengah yang kuat akan menopang demokrasi,karena semakin banyak kelas menengah semakin tinggi tingkat partisipasi mereka dalam berbagai bidang ekonomi,sosial,politik dan budaya. Joseph A.Khal mengkategorikan kelas penopang demokrasi hanyalah kelas atas dan menengah.Mereka ini yang peduli dengan demokrasi dan dapat menopang demokrasi dengan baik.Gerakan kedemokrasi pada gelombang ketiga ini dipimpin oleh kelas menengah perkotaan.Lemahnya kelas menengah akan menyebabkan 2 hal yaitu:Transisi kedemokrasi tidak berhasil dan transisi kedemokrasi akan menghasilkan pemerintahan yang tidak stabil.

2.Versi Philippe C. Schmitter Transisi Demokrasi Ditopang oleh: Masyarakat sipil yang kuat dimana identitas-identitas suatu kelompok dan

suatu komunitas yang eksis,otonom dan terbuka,bebas dari pengaruh negara. Identitas –identitas kelompok yang terorganisir secara kuat dan sentral agar

tindak-tanduk kolektif terarah,sehingga segala bentuk anarkisme dan radikalisme massa bisa dipantau dengan jelas.

Adanya pluralisme sosial atau kelompok sosial yang terlembaga dan mampu menopang suatu masyarakat sipil yang kuat.

3.Versi Salvador Giner Elemen Penopang demokrasi bisa dilihat dari : Bangkitnya kelas menengah,urbanisasi dan non petanisasi,lanjutan

skularisasi,oposisi kelas pekerja,kapitalisme negara dan penetrasi internasional terhadap perekonomian.

Krisis yang berkaitan dengan petualangan militer dalam dunia politik. Gelombang baru kekuatan demokratis populis.

Page 6: demokrasi

Persyaratan Transisi Bagi Konsolidasi DemokrasiUntuk menjamin agar transisi kedemokrasi dapat terkonsolidasi dengan baik

menurut Huntington maka: Transisi itu perlu memapankan sistem konstitusi dan merekonstruksi sistem

pemilu yang baru. Melakukan penyingkiran terhadap aparatus status quo yang pro terhadap

otoritarisme. Mencabut atau melakukan amandemen terhadap Undang-undang yang tidak

cocok untuk demokrasi. Menghapus atau secara drastis mengubah badan-badan yang otoriter. Memetakan secara jelas antara kekuatan pendukung demokrasi dengan

kekuatan penopang status quo yang masih menyimpan loyalitas secara tersembunyi terhadap kebesara rezim otoriter,sehingga rezim demokratik mampu mengambil langkah yang tegas terhadap berbagai komponen pengahalang demokrasi.

Huntington mengemukakan masalah uatama dalam mengkonsolidasikan demokrasi adalah:

Masalah “penyiksa” yaitu,bagaimana memperlakukan aparatus otoriter beserta seluruh sistem dan kultur yang telah diciptakannya selama bertahun-tahun agar responsif terhadap tuntutan perubahan dan dengan jantan mau mengakui kesalahannya terhadap berbagai persoalan kemanusiaan yang terjadi selama ia berkuasa.

Masalah “praetorian” yaitu,persoalan bagaimana memperkecil keterlibatan militer dalam politik dan memantapkan suatu pola hubungan sipil militer yang profesional.

Masalah-masalah umum yang dihadapi oleh negara yang sedang mengalami transisi adalah:

o Konflik komunalo Antagonisme regional(persoalan disintegrasi)o Ketimpangan sosial ekonomio Masalah krisis ekonomio Masalah laju pertumbuhan ekonomi yang rendaho Masalah khusus adalah persoalan pengadilan terhadap penguasa

otoriter yang telah melanggar hak-hak asasi manusia.

Kategori masalah yang dihadapi oleh rezim yang sedang melakukan konsolidasi yaitu:

1. Masalah Konstektual,masalah ini dihadapi oleh negara demokrasi gelombang ketiga biasanya berkisar pada:Pemberontakan yang besar yang dilakukan oleh masyarakat,konflik etnis komunal,tingkat kemiskina yang ekstrem,ketimpangan sosial ekonomiyang mencolok,inflasi yang kronis,hutang luar negeri yang besar,terorisme disampaing adanya pemberontakan serta keterlibatan negara secara ekstensif dalam perekonomian.

2. Masalah Transisi yang dipengaruhi oleh:transisi kedemokrasi memiliki kecenderungan balik keotoritarian karena,orang yang menjadi pelaku utama dari transisi itu merupakan tokoh-tokoh

Page 7: demokrasi

yang masih merupakan bagian dari rezim otoritarian atau minimal masih memiliki hubungan dekat dengan rezim otoritarian dan sistem-sistem demokrasi digantikan oleh bentuk-bentuk pemerintahan otoriter yang baru dalam sejarah.

3. Masalah Sistemik yang dipicu oleh:Kegagalan sistemik dari rezim-rezim demokratis untuk beroperasi secara efektif memperlemah legitimasi mereka,ambruknya perekonomian internasional,bergesernya suatu kekuatan besar demokratis.

Menjelaskan Transisi Menuju Demokrasi di IndonesiaTransisi menuju demokrasi diindonesia tidak terlepas dari peranan besar

Soeharto yang memiliki kekuasaan otoritatif untuk menentukan peralihan atau penyerahan kekuasaan pada wakil Presiden B.J.Habibie.oleh karena itu,membaca proses transisi diindonesia perlu ditempatkan dalam bingkai penglihatan Soeharto sebagai sosok penguasa tunggal atau rezim personal rule,Ferdinand Marcos diFilipina.

Kokohnya kekuasaan Soeharto sebelum transisi disebabkan oleh otonomi dan dominannya kekuasaan yang ada pada Soeharto yang dtopang oleh mesin-mesin utamanya,golkar,militer,birokrasi,teknokrat dan para borjuasi domestik yang hidup dari kebaikan hati Soeharto.Soeharto merupakan sosok penguasa pribadi yang memiliki peranan ganda.Ia bisa melakukan perintah apa saja dari tahta kekuasannya,termasuk pendistribusian sumber-sumber material,jabatan,pangkat dan golongan terhadap mesin-mesin penopang kekuasaannya,mulai dari golar,tentara,teknokrat,birokrat dan teman-teman dekatnya sendiri.Soeharto juga memiliki jaringan korporatis ditingkatan elite dan organisasi massa yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan apa saja,termasuk untuk pelestarian kekuasaan soeharto itu sendiri.Soeharto berdiri diatas piramida kekuasan dimana semua mesin-mesinnya berusaha mendekatkan diri dengan soeharto dalam bentuk meminta petunjuk untuk melakukan sesuatu.

Dari argumentasi diatas,telaahan krisis terhadap transisi kedemokrasi di Indonesia dapat dilihat dari :

Peran Jenderal besar Soeharto yang sangat dominan,tidak disertai oleh konstruksi institusi yang kuat untuk mengatasi krisis.

Soeharto tidak mampu mengelola krisis menjadi kepentingan publik. Sifat dan watak Soeharto yang terlalu kaku,tidak kondusif terhadap

globalisasi ekonomi. Mesin-mesin penopang Soeharto dengan mudah menyelamatkan diri dari

badai krisis ekonomi dan melarikan modalnya keluar negeri,karena soeharto tidak memiliki mekanisme regulatif untuk memngikat mereka.

Soeharto tidak bisa melakukan rasionalisasi legitimasi melalui pemilu yang baru,karena pemilu yang telah dijalankan telah dibius menjadi arena pesta kekuasaan Soeharto.

Soeharto kehilangan basisi penopang utamanya untuk mempertahankan diri terutama kelompok elite loyalitas yang dipelihara dengan imbalan material oleh Soeharto,karena mereka menghadapi konflik internal dan kuatnya desakan mundur oleh kelompok pro demokrasi.

Soeharto tidak memiliki diverensiasi penataan politik,karena semuanya terpusat pada Soeharto,sehingga penjawaban terhadap persoalan p[olitik serba tergantung pada Soeharto.

Page 8: demokrasi

Sebab-sebab terjadinya Transisi di IndonesiaTerjadinya transisi kedemokrasi diIndonesia disebabkan oleh :

Krisis basis Material yang dipicu oleh krisis ekonomi regional.Pukulan krisis ekonomi itu,benar-benar menghancurkan harapan dan optimisme para ekonom dunia,Asia, dan Indonesia yang meramalkan indonesia akan muncul sebagai salah satu negara raksasa ekonomi diAsia.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata tidak mengurangi realitas sosial masyarakat Indonesia yang sebagian besarnya masih miskin,merasakan kesenjangan pembangunan,ketidakadilan,pengangguran dan persoala-persoalan pelanggaran hak-hak asasi manusia seperti penggusuran tanah untuk tempat pemukiman.Pukulan krisis ekonomi memperlemah semangat kekuasaan Soeharto karena basisi penopang ekonomi yang dipenuhi oleh korupsi,kolusi dan nepotisme membuka celah bagi lahirnya semangat perlawanan masyarakat terhadap otoritas soeharto beserta seluruh basis penopangnya.Dengan adanya krisis ekonomi ini,Soeharto kehilangan sumber legalitas kekuasaannya.Soeharto yang secara terang-terangan menggunakan “economic sources”untuk membayar kelompok-kelompok loyalis dalam birokrasi,golkar,dan militer merasa terancam dan mulai kehilangan powernya.Ancaman bagi soeharto adalah krisis ekonomi dimana gilangnya kelompok loyalis selama orde baru berkuasa menjadi mesin penopang kekuasaan yang tangguh.mesin ini selama tiga puluh dua tahun lebih menjadi penggilas politik terhadap merka yang mencoba melawan,menantang atau menyaingi Soeharto untuk berdiri diatas koridor kekuasaan.Ancaman selanjutnya dalah hilangnya kepercayaan terhadap Soeharto sebagai penguasa yang mampu mengambil kebijakan untuk menagtasu krisis ekonomi dan membendung masyarakat tergiring dalam lubang kemiskinan.Penyebabnya dalah elite politik dam mesin-mesin penggilas soeharto berusaha menyelamatkan diri sendiri dengan melarikan sejumlah modal hasil KKN keluar negeri,mencari perlindungan dan ketenangan pribadi dengan adegan oportunis yang pura-pura mendukung gerakan demonstran untuk melawan Soeharto,tetapi tidak sepenuh hati.Ancaman yang lain adalah hilangnya power Soeharto untuk mempengaruhi lembaga-lembaga politik yang ada,karena lembaga-lembaga politik yang adapun terbentur dengan persoalan ketidakpercayaan masyarakat.DPR sebagai lembaga yang merepresentasikan kepentingan masyarakat,merupakan kumpulan anak,menantu dan istri yang memiliki hubungan dekat dengan soeharto menjadi stigma yang negatif bagi kelompok penentang Soeharto.

Krisis Legitimasi kekuasaan Soeharto.Selama berkuasa,Soeharto menggantungkan legitimasinya pada uintensif material berupa pangkat,jabatan,golongan dan harta kepada pengikutnya,karena ia menanggung persoalan legitimasi yang kronis.Legitimasi Soeharto merupakan campuran antara legitimasi karismatis dan legal rasional.

Pemilu muncul sebagai media untuk memobilisasi massa dan membagi sumber material kepada mesin-mesin kekuasaan Soeharto yang berhasil menggiring masyarakat kemedan pemilu.

Kuatnya desakan para demonstran yang berkekinginan untuk menjatuhkan atau mengakhiri kekuasaan Soeharto.Munculnya arus kuat demonstran yang semakin besar dalam menentang kekuasan Soeharto disebabkan karena ketidakpuasan masyarakat secara umum terhadap kinerja Soeharto beserta mesin-mesin penopangnya,meluaskan ketidakadilan,kesewenang-wenangan

Page 9: demokrasi

dan pelanggaran hak-hak asasi manusia yang dilakukan oleh Soeharto dengan mesin-mesin kekuasaannya.

Soeharto mengalami keruntuhan yang disebabkan oleh:Terjadinya pengkhianatan dan kepanikan dikalangan elite penopang Soeharto dan penghancuran mesin-mesin pendukung Soeharto akibat derasnya arus tekanan para demonstran,militer,birokrasi,Golkar dan para teknokrat Soeharto mengalami kejatuhan pamor akibat dicaci maki sebagai instrumental penjilat Soeharti yang tidak becus,Soeharti tidak mampu lagi mengendalikn mesin politiknya terutama militter,birokrasi dan golkar yang mengalami konflik internal yang sangat gawat akibat pilihan keberpihakan terhadap kelangsungan Soeharto atau keberpihakan terhadap para pendukung reformasi,dalam waktu yang bersamaan juga muncul tokoh-tokoh oportunis yang semula berpihak kepada Soeharto,kemudian beralih mencaci-maki Soeharto,membuat Soeharto kehilangan kesabaran untuk turun dari panggung kekuasan.

Jalur dan Sifat Transisi di IndonesiaJalur yang ditempuh dalam transisi di Indonesia tidak melalui kudeta

militer,kerjasama militer untuk memperebutkan kekuasaan,keterbukaan sistem politik dari dalam rezim,adanya konflik internal rezim,melalui huru-hara pedesaan,atau melalui intervensi pihak asing,tetapi melalui peralihan kekuasaan dari Soeharto ke Habibie pun tidak bisa dilepaskan dari peran sentral Soeharto yang menyerahkan mandat kekuasaaannya itu kepada Habibie begitu saja,tanpa memikir secara matang implikasi yang akan ditimbulkan dari peralihan kekuasaan tersebut.Peralihan kekuasan kepada Wapres Habibie bisa dilihat sebagai cerminan keterbukaan politik dari dalam rezim untuk menghadapi sejumlah agenda perubahan atau reformasi politik seperti yang menjadi tuntutan mahasiswa dan berbagai organisasi sosial kemasyarakatan,tetapi keterbukaan politik dalam kerangka tetap melanjutkan kehidupan rezim(rezim tidak mengalami perubahan bentuk)sungguh suatu yang bertentangan dengan kehendak masyarakat penentang rezim beserta keberlajutannya.

Tipe-tipe Transisi di IndonesiaTransisi di Indonesia tidak berlangsung dalam bentuk tranplasemen dimana

demokratisasi merupakan hasil kompromi dan pakta bersama antara penentang Soeharto dengan pendukung Soeharto yang disebabkan oleh:

Para pendukung Soeharto tidak mampu menetapkan sistem politik yang mereka bentuk uktuk masa depan.

Soeharto dengan para pendukungnya tidak mampu melakukan dialektika politik dengan para penentangnya.

Para penentang Soeharto percaya bahwa mereka mampu menggulingkan Soeharto dalam waktu yang relatif singkat.

Hampoir mustahil melakukan perundingan antara penentang Soeharto dengan para pendukungnya,karena mereka merasa bahwa mereka mampu menaklukkan para penentang Soeharto dengan baik.

Satu-satunya elemen yang mempertemukan adalah menyepakati pakta perubahan yang dihasilkan bersama antara Soeharto dengan pendukungnya dan para penentangnya yang terdiri dari mahasiswa,LSM,akademisi dan Ormas,dan dalam kasusu transisi diIndonesia pakta ini tidak terjadi.

Page 10: demokrasi

Dalam replasemen ini ada tiga fase yang dilalui yaitu :munculnya perjuangan untuk menumbangkan Soeharto,tumbangnya Soeharto,Perjuangan setelah tumbangnya Soeharto .Replasemen(pergantian )terjadi karena Soeharto tidak mampu mengatasi krisis ekonomi,memulihkan legitimasi dan mengurangi arus besar demonstrasi penentangnya.

Kesulitan Transisi Pasca keruntuhan SoehartoSetelah Soeharto turun dari kursi kekuasaan dan diserahkan kepada

Habibie,perjalanan transisi kedemokrasi menjadi serba tidak jelas.Penyebab utma dari ketidakjelasan itu adalah:

Sistem kekuasaan yang dibangun Soeharto selama bertahun-tahun telah menjadi kultur baru dalam masyarakat yang sulit untuk dihancurkan.

Tumbangnya Soeharto,tidak disertai oleh kehancuran total terhadap mesin-mesin penopangnya.

Para pemimpin dipihak penentang Soeharto tidak bersatu dan dan memiliki fokus agenda terhadap reformasi politik.

Demokratisasi bukan berdasarkan atas kehendak Soeharto,karena itu Soeharto tidak menarik semua kepentingannya dalam semua lini persoalan.

Habibie pengganti Soeharto tidak memiliki keinginan penuh untuk melakukan liberalisasi atau demokratisasi,sehingga tidak ada pekerjaan untuk memapankan sistem konstitusi dan merekonstruksi sistem pemilu yang lebih demokratis,membersihkan birokrasi,memberantas lembaga peradilan dari kepentingan politik dan menuntas habis pelaku-pelaku ke3jajhatan kemanusiaan.

Badan legislatif peninggalan Soeharto tidak memberikan suara setuju untuk mengakhiri rezim Orde Baru,tetapi malah berusaha untuk tetap berada diatas panggung parlemen.

Reformasi politik tidak disetujui dalam sebuah referendum nasional,sehingga melahirkan berbagai komflik fdan pertentangan antara pendukung reformasi dengan kelompok konservatif yang cenderung mempertahankan status quo.

Partai-partai politik yang ada tidak diorganisir untuk melakukan liberalisasi,tetapai berpola pada kepentingan kelompok atau partainya sendiri.

Pemilihan anggota legislatif tidak dilakukan dibawah konstitusi yang baru,dimana ada jaminan ayang lebih adil terhadap proses pemilu yang demokratis.

Habibie tidak mengkampanyekan bahawa strateginya adalah demokratisasi,karena itu ia layak untuk mendapat dukungandari berbagai kelompok yang ada dalam masyarakat.

Tidak adanya penyingkiran terhadap para aparatus status quo yang pro Soeharto.

Tidak ada pemetaan secara jelas antara pendukung Soeharto dengan para penentang Soeharto,sehingga semuanya kabur.

Masalah praetorian yaitu bagaimana memperkecil keterlibatan militer dalam politik.

Masalah pengadilan terhadap para pelanggar hak asasi manusia yang selama Orde Baru bebas berkeliaran,termasuk pengadilan terhadap Sorharto itu sendiri.

Persoalan transisi yang lain yang dihadapi oleh Indonesia adalah:

Page 11: demokrasi

Msalah Sistemik yakni keseluryhan sistem yang dibangun dengan KKN oleh Soeharto selama Orde Baru yang telah mengalami pembusukan,menjadi transisi kehilangan daya geraknya kedemokrasi,karena tidak ada penginstalisasian yang kuat terhadap lembaga tersebut atau merekonstruksinya kembali menjadi lebih kapabel dengan demokrasi.