Demografi

download Demografi

of 10

description

Pengaruh Demografi terhadap Sektor Konstruksi

Transcript of Demografi

GENERAL BUSINESS ENVIRONMENT

PENGARUH BONUS DEMOGRAFI TERHADAP SEKTOR KONSTRUKSI INDONESIA

Disusun oleh:ADAM SAID PARWATA14 / 375984 / PEK / 20153

MAGISTER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNISUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2015

A. Bonus DemografiBonus demografi adalah suatu fenomena di mana sebuah negara akan menikmati bonus berupa besarnya proporsi penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun). Suatu negara akan memiliki lebih banyak aset sumber daya manusia produktif apabila dibandingkan dengan beban sumber daya manusia yang belum atau sudah tidak produktif. Indonesia diperkirakan akan mendapatkan ledakan bonus demografi sebesar 70% dari jumlah penduduk pada tahun 2020-2030. Grafik di bawah ini akan menggambarkan persen populasi penduduk Indonesia dari tahun ke tahun.

Gambar 1.1 Persen populasi penduduk Indonesia (1950-2050)Grafik di atas menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2025, persen populasi penduduk Indonesia usia produktif akan terus meningkat. Apabila tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa[footnoteRef:1], pada tahun 2025 Badan Pusat Statistik memproyeksikan jumlah penduduk akan menjadi 273,2 juta jiwa[footnoteRef:2]. Terjadi peningkatan sebesar 14,98 persen hanya dalam kurun waktu 10 tahun. Jumlah penduduk Indonesia usia produktif pada tahun 2025 berarti sebanyak 191,24 juta jiwa. [1: Anonim, Bonus Demografi Berpotensi Tumbuhkan Ekonomi, Hukum Online, diakses dari http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52f4d97aa7ea3/bonus-demografi-berpotensi-tumbuhkan-ekonomi, pada tanggal 11 September 2015.] [2: Dewi Safitri, Proyeksi Penduduk 2025, BBC Indonesia, diakses dari http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2010/04/100430_citizenprojection.shtml, pada tanggal 11 September 2015.]

Bonus demografi akan mengurangi angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk non produktif akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 43 per 100 penduduk produktif. Berkurangnya beban penduduk tidak produktif diharapkan kemampuan finansial dan fiskal Indonesia akan dapat mendorong perekonomian Indonesia. Hal ini diasumsikan apabila penduduk produktif yang dimiliki Indonesia benar-benar berproduksi dan pemerintah sendiri mampu mengakomodasi ledakan penduduk produktif tersebut dengan lapangan kerja yang memadai.Bonus demografi yang seharusnya menjadi berkah bagi ekonomi Indonesia dapat berbalik menjadi ancaman atau bencana apabila pemerintah dan penduduk itu sendiri tidak mempersiapkan diri. Ketersediaan lapangan pekerjaan merupakan permasalah utama yang berpotensi menjadi hambatan pertumbuhan ekonomi. Tabel dan grafik di bawah ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi dan perlu diberi perhatian lebih serius.

Gambar 1.2 Tingkat pengangguran di Indonesia (2000-2014)

Tabel 1.1 Angka tenaga kerja bekerja dan menganggur (2010-2014)

Walaupun dalam beberapa tahun terakhir terjadi sedikit penurunan jumlah pengangguran di Indonesia, pemerintah tidak bisa begitu saja berpangku tangan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja di Indonesia berpotensi untuk terus meningkat. Hal ini dapat terjadi apabila ketersediaan lapangan kerja belum sebanding dengan jumlah angkatan kerja itu sendiri. Penyelesaian masalah ini dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembukaan lapangan kerja seluas-luasnya. Kualitas sumber daya manusia Indonesia juga harus ditingkatkan agar dapat bersaing di dunia kerja dan pasar internasional.B. Konstruksi IndonesiaPembangunan infrastruktur di Indonesia merupakan salah satu pekerjaan rumah prioritas yang belum dan harus diselesaikan oleh pemerintah. Sektor ini dirasa belum tumbuh secara maksimal. Daya saing Indonesia menjadi rendah dan dapat menurunkan minat atau keinginan para investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di Inonesia. Padahal dengan pembangunan infrastruktur yang baik, pertumbuhan ekonomi nasional tentu akan ikut terdongkrak.Ada banyak sektor lapangan usaha yang mempengaruhi Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia, antara lain pertanian, peternakan, pertambangan dan penggalian, listrik, konstruksi, perdagangan, dan lain-lain. Kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB Indonesia masih terbilang kecil dan tidak konsisten. Tabel di bawah ini akan menggambarkan kontirbusi sektor konstruksi terhadap PDB Indonesia (2008-2012).

Tabel 2.1 PDB dan PDB Sektor Konstruksi 2008-2012 Kwartal I-IV (Miliar Rupiah)TahunProduk Domestik BrutoPDB Konstruksi

IIIIIIIVIIIIIIIV

2008505218.8519204.6538641.0519391.731498.13224633277.533987.1

2009528056.5540677.8561637.0548479.133473.934202.035864.936745.0

2010559883.4574712.8594250.6585812.035894.236660.438268.539199.3

2011595784.6612200.0632827.6623864.637766.239323.540663.642240.1

2012633243.0651107.2671780.8662008.240487.942203.243773.045532.5

Tabel 2.2 Pertumbuhan PDB dan PDB Sektor Konstruksi 2008-2012 Kwartal ITahunProduk Domestik BrutoPDB Konstruksi

Kwartal IPertumbuhan%Kwartal IPertumbuhan%

2008505218.8--31498.1--

2009528056.522837.04.5233473.91975.86.27

2010559883.431626.95.9935894.22420.37.23

2011595784.636101.26.4537766.21872.05.22

2012633243.037458.46.2940487.92721.77.21

Dari data di atas terlihat sekali fluktuasi PDB dari sektor konstruksi kwartal I antara 2008-2012. Pada tahun 2010 persen pertumbuhan mengalami kenaikan, namun turun cukup banyak pada tahun 2011, dan naik kembali pada 2012. Hal berbeda terjadi pada persen pertumbuhan PDB Indonesia yang relatif konstan naik, walaupun sedikit mengalami penurunan pada kwartal I tahun 2012. Hal positif yang bisa diambil adalah PDB Indonesia dan PDB konstruksi terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun.Naik turunnya kontribusi sektor konstruksi terhadap ekonomi Indonesia cukup dipengaruhi oleh adanya krisis ekonomi. Dalam kondisi tersebut, perkembangan sektor konstruksi tumbuh cukup menggembirakan. Pertumbuhan sektor konstruksi selama 2004-2013 rata-rata 7,35 persen, sedangkan PDB rata-rata hanya sebesar 5,8 persen. Selama periode tersebut, sektor konstruksi memberikan kontribus terhadap PDB rata-rata 8,79 persen[footnoteRef:3]. [3: Arif Budimanta, Konstruksi Jadi Penggerak, Republika Online, diakses dari http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/11/07/nenq4728-konstruksi-jadi-penggerak, pada tanggal 11 September 2015.]

Sektor konstruksi memiliki peran strategis yang ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan pertumbuhan sektor-sektor lainnya. Perkembangan infrastruktur mendukung sektor ketahanan pangan, alur distribusi, kelancaran proses produksi. Peningkatan aksesibilitas dan ruang mobilitas akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat terkait kegiatan sosial dan ekonomi.Pertumbuhan sektor konstruksi yang baik di Indonesia menarik cukup banyak pelaku usaha untuk terjun dan bersaing di sektor ini. Data BPS 2013 menyebutkan bahwa jumlah perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi meningkat sebesar rata-rata 17 persen pertahun[footnoteRef:4]. Walaupun terdapat ribuan perusahaan konstruksi yang ada di Indonesia, pertumbuhan sektor konstruksi tidak ditentukan dari kuantitas perusahaan tetapi kualitasnya.Sebagai contoh, China yang hanya memiliki jumlah kontraktor 66 ribu, lebih sedikit dibandingkan Indonesia, pada tahun 2014 menjadi penguasa pasar konstruksi di Asia dengan nilai 1,7 triliun dolas AS dibandingkan Indonesia yang berada di tempat keempat sebesar 267 miliar dolar AS[footnoteRef:5]. [4: Arif Budimanta, loc. cit.] [5: Ichsan Emrald Alamsyah, Pemerintah Berencana Rampingkan Jumlah Kontraktor, diakses dari http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/01/23/nil8up-pemerintah-berencana-rampingkan-jumlah-kontraktor, pada tanggal 11 September 2015.]

Apabila ditelusuri lebih jauh lagi, dari total 7,2 juta tenaga konstruksi yang ada di Indonesia, baru 5% atau sekitar 360.000 orang yang telah disertifikasi. Angka ini sangat kecil untuk menghadapi persaingan global yang semakin lama semakin berat. Sebagai pasar konstruksi terbesar keempat di Asia, Indonesia harus bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor konstruksi. Padahal dengan adanya sertifikasi tenaga kerja, pekerja konstruksi Indonesia memiliki nilai tawar yang lebih tinggi dan tidak bisa dipandang sebelah mata.C. Pengaruh Bonus Demografi terhadap Sektor Konstruksi IndonesiaPeningkatan kualitas SDM dan ketersediaan lapangan kerja yang memadai adalah tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah. Hal ini artinya jumlah penduduk produktif yang tersedia harus bisa diserap secara maksimal oleh dunia kerja. Penurunan jumlah pengangguran merupakan salah satu indikasi nyata bahwa lapangan kerja di Indonesia bisa mengakomodasi ledakan jumlah penduduk produktif yang lahir.Pada sektor konstruksi sertifikasi tenaga kerja merupakan salah satu cara pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan nilai jual tenaga kerja asal Indonesia. Dalam jangka pendek dan menengah diperlukan adanya program yang jelas dari pemerintah agar jumlah tenaga konstruksi lokal yang bersertifikat semakin bertambah jumlahnya. Pemerintah tidak boleh bersikap pasif terhadap kendala yang ada saat ini. Sistem jemput bola harus diterapkan agar target tenaga kerja yang bersertifikat dapat terpenuhi. Pemerintah perlu mendatangi perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN di bidang konstruksi dan melakukan tes sertifikasi para pekerja. Cara tersebut bisa jadi pengkatrol jumlah tenaga kerja bersertifikat di dunia konstruksi di Indonesia.Program nyata lain yang dicanangkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah penggunaan Mobile Training Unit (MTU) yang bisa menjangkau pelosok tempat proyek-proyek konstruksi berlangsung. Tujuan utama program tersebut adalah peningkatan kualitas tenaga konstruksi Indonesia. Total sudah ada 34 unit MTU yang saat ini sudah disebarkan ke daerah-daerah.

Gambar 3.1 Mobile Training UnitSelain beberapa program nyata yang sudah direalisasikan Kementerian PUPR di atas, ada banyak langkah yang juga dapat dilakukan agar bonus demografi tidak berubah menjadi bencana demografi. Berikut ini adalah serangkaian kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas dan bernilai tinggi:1. Kerja sama dengan proyek/BUJK karya dan swasta untuk pemagangan dan penyediaan lapangan kerja sektor konstruksi,2. Perkuatan pendidikan formal jurusan konstruksi (kurikulum / materi / instruktur),3. Koordinasi stakeholder sektor/industri konstruksi,4. Penyusunan regulasi pengaturan manajemen SDM konstruksi, dan5. Pembinaan lembaga pelatihan kerja sektor konstruksi.Pemerintah harus sadar bahwa peluang bisnis sektor konstruksi di Indonesia juga menarik banyak pelaku usaha asing untuk mengirimkan para tenaga kerjanya ke Indonesia. Serbuan ini yang menjadi ancaman serius bagi ketersediaan lapangan kerja untuk penduduk lokal, yaitu masyarakat Indonesia. Pemerintah perlu menyusun dan menegakkan implementasi aturan serta undang-undang yang terkait dengan tenaga kerja asing. Apabila pemerintah tidak segera mengamankan peluang bisnis di sektor konstruksi di dalam negeri dengan menjalankan kebijakan yang pro terhadap tenaga kerja lokal, kita harus bersiap untuk menonton persaingan perusahaan konstruksi asing di negeri sendiri.Apabila dilihat dari RAPBN 2015 sebesar Rp 196 triliun, angka ini jauh lebih kecil dibandingkan pagu 2014 sebesar Rp 206 triliun[footnoteRef:6]. Minimnya anggaran infrastruktur dapat menyebabkan Indonesia kehilangan potensi pertumbuhan ekonomi. Padahal dengan anggaran yang memadai, pertumbuhan sektor konstruksi akan lebih maksimal dan dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal. Perlu dicari solusi alternatif yang tepat agar sektor konstruksi bisa mendapatkan tambahan dana. Struktur modal yang kuat sangat penting dalam menopang laju sektor konstruksi Indonesia. [6: Arif Budimanta,Sektor Konstruksi sebagai Motor Pembangunan, Koran SINDO, diakses dari http://nasional.sindonews.com/read/921033/18/sektor-konstruksi-sebagai-motor-pembangunan-1415332800, pada tanggal 11 September 2015.]

DAFTAR PUSTAKAAlamsyah I.E., 2015. Pemerintah Berencana Rampingkan Jumlah Kontraktor, http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/01/23/nil8up-pemerintah-berencana-rampingkan-jumlah-kontraktor, diakses pada tanggal 11 September 2015Anonim, 2015. Pemerintah akan Gunakan MTU untuk Maksimalkan Bonus Demografi, http://www.pu.go.id/berita_satminkal/go/1622/ditjen-bina-konstruksi/pemerintah-akan-gunakan-mtu-untuk-maksimalkan-bonus-demografi, diakses pada tanggal 11 September 2015.Anonim. Pengaruh PDB Lapangan Usaha Sektor Konstruksi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Republik Indonesia, http://college2013.weebly.com/pengaruh-pdb-sektor-konstruksi-terhadap-pdb-ri.html, diakses pada tanggal 11 September 2015.Anonim, 2015. Pengangguran di Indonesia, http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-makro/pengangguran/item255 ,diakses pada tanggal 11 September 2015.Budimanta, A., 2014. Konstruksi Jadi Penggerak, http://www.republika.co.id/ berita/koran/opini-koran/14/11/07/nenq4728-konstruksi-jadi-penggerak, diakses pada tanggal 11 September 2015.FAT, 2014. Bonus Demografi Berpotensi Tumbuhkan Ekonomi, http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52f4d97aa7ea3/bonus-demografi-berpotensi-tumbuhkan-ekonomi, diakses pada tanggal 11 September 2015.Nugroho, B.A., 2015. 2015, Bonus Demografi dan Resolusi, http://eventbanget.com/ 2015-bonus-demografi-dan-resolusi/, diakses pada tanggal 11 September 2015.Rizal, M., 2015. Pengaruh Bonus Demografi terhadap Permasalahan Ketenagakerjaan, http://peraihnobel.blogspot.co.id/2015/05/pengaruh-bonus-demografi-terhadap.html, diakses pada tanggal 11 September 2015.Rudi, D., 2015. Bencana Demografi Membayangi Indonesia, http:// indonesianreview.com/daniel-rudi/bencana-demografi-indonesia, diakses pada tanggal 11 September 2015.Safitri, D., 2010. Proyeksi Penduduk 2025, http://www.bbc.com/indonesia/ berita_indonesia/2010/04/100430_citizenprojection.shtml, diakses pada tanggal 11 September 2015.Seronokcat, 2012. Bonus Demografi: Jadikan Berkah, Singkirkan Bencana!, https://seronokcat.wordpress.com/planologi-2/kependudukan/bonus-demografi-bonus-demografi-jadikan-berkah-singkirkan-bencana/, diakses pada tanggal 11 September 2015.Syarizka, D., 2015. Pemerintah Tingkatkan Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikat, http://industri.bisnis.com/read/20150820/45/463917/pemerintah -tingkatkan-jumlah-tenaga -kerja-konstruksi-bersertifikat, diakses pada tanggal 11 September 2015.