DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di...

78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user أDEMAND DAN SUPPLY PRAKTIK SOCIAL DISCLOSURE DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh ASRI DIAH SUSANTI F 0306003 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di...

Page 1: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

أ

DEMAND DAN SUPPLY

PRAKTIK SOCIAL DISCLOSURE DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

ASRI DIAH SUSANTI

F 0306003

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ب

DEMAND DAN SUPPLY PRAKTIK SOCIAL DISCLOSURE

DI INDONESIA

ABSTRAKSI

ASRI DIAH SUSANTI

F0306003

Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis apakah ada information gap antara demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi sosial. Karakteristik perusahaan diproksi dengan size, profitabilitas, leverage, dan tipe industri. Penelitian ini juga menguji proporsi dewan komisaris independen dan kepemilikan institusi sebagai variabel kontrol.

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer digunakan untuk mengukur komponen demand yang diperoleh dari hasil wawancara kuesioner terhadap 50 orang narrow financial based stakeholdsers. Sedangkan untuk komponen supply diukur dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari hasil analisis 70 laporan tahunan perusahaan tahun 2008 yang listing di BEI.

Analisis dilakukan dengan membandingkan tingkat demand dan supply untuk menemukan information gap. Uji regresi berganda juga dilakukan untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi sosial. Pengujian logistic regression, ANOVA, dan T-test juga dilakukan untuk mendukung hasil penelitian.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata demand dari responden terhadap pengungkapan informasi sosial adalah sebesar 3,76 dalam skala likert 5. Semua perusahaan (100%) mengungkapkan informasi sosialnya dengan tingkat rata-rata sebesar 40,24% (metode unweighted) dan 40,58% (metode weighted). Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum ada information gap antara tingkat demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia. Hasil ini juga menunjukkan adanya peningkatan supply praktik pengungkapan sosial di Indonesia dari penelitian yang dilakukan Suhardjanto dan Aulia (2009) yang hasilnya menujukkan rata-rata pengungkapan sosial di Indonesia pada tahun 2007 hanya sebesar 22,23%.

Hasil pengujian multiple regression menunjukkan bahwa variabel size berpengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan sosial (β=0,08, ρ-value 0,000). Hasil ini sesuai dengan penelitian Suhardjanto dan Aulia (2009). Variabel Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap tingkat pengungkapan sosial (β=-0,43, ρ-value 0,002). Kata kunci: social disclosure, information gap, karakteristik perusahaan, indeks

tertimbang

Page 3: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ج

DEMAND DAN SUPPLY PRAKTIK SOCIAL DISCLOSURE

DI INDONESIA

ABSTRACT

ASRI DIAH SUSANTI

F0306003

The objective of this research are to analyze is there any information gap between demand and supply of social disclosure in Indonesia and to investigate the influence of company’s characteristics to the level of social disclosure. Company characteristics are indentified as size, profitability, leverage, and industrial type. This study also examines independent board of commissioner composition and the institusional ownership as control variable.

This research uses primary and secondary data. Primary data uses 50 respondents from narrow financial based stakeholders in questionnaire issued. Secondary data uses 70 annual report of Indonesian listing firm’s 2008 on IDX.

For analyzing, we compare demand and supply social disclosure for finding information gap. This research is also conducted by examination of multiple regression, logistic regression, ANOVA, and T-test.

The result shows that level demand of social disclosure on average is 3.76 in 5 likert scale. There is one hundred percent (100%) disclosed social information and practice of social disclosure in Indonesia on average is 40.24% in unweighted method and 40.58% in weighted method. This result suggest that there is an information gap between demand and supply practice of social disclosure in Indonesia. Suhardjanto and Aulia (2009) investigated that practice of social disclosure in Indonesia just on average is 22.23%. This fact shows supply of financial stakeholder increase 20.01% that means awareness of company in Indonesia about social activity is going up.

Multiple regression test indicates that the company size has a positive effect to social disclosure (β=0.08, ρ-value 0.000). This result consistent with Suhardjanto and Aulia (2009). The result of multiple regression also suggest that there is negative influence of independent board of commissioner to social disclosure (β=-0.43, ρ-value 0.02). Keyword: social disclosure, information gap, company characteristics, weighted

index

Page 4: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pertama dalam penelitian ini akan memaparkan latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan juga manfaat penelitian bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, serta sistematika penulisan.

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang disoroti dunia dalam kasus

sosialnya, terutama dalam hal korupsi. Negara kita ini menduduki ranking

keempat dunia dan dinobatkan sebagai negara terkorup di Asia dalam kasus

korupsi (Okezone.com, Februari 2009). Kasus yang sedang hangat dibicarakan

dalam beberapa kurun waktu terakhir ini diantaranya adalah kasus korupsi yang

melibatkan pejabat tinggi pemerintahan yang dikenal "Kasus Cicak Vs Buaya"

dan kasus korupsi dalam Perusahaan Gas Negara (Okezone.com, Februari 2009;

Kompas, Juli 2009).

Kasus Cicak versus Buaya merupakan kasus kompleks yang melibatkan

nama tiga institusi besar di Indonesia, yaitu kepolisian, kejaksaan, dan KPK.

Kasus ini diduga kuat merupakan tindakan pelemahan terhadap KPK. Kasus ini

mulai terkuak dengan ditemukkannya testimoni dari Antasari Azhar, dan diikuti

oleh bukti lain yaitu hasil penyadapan rekaman telepon antara Anggodo Wijoyo

dan pejabat tinggi pemerintah (Kompas, 6 Juli 2009). Istilah Cicak dan Buaya

pertama kali dicetuskan dalam wawancara dengan Kabareskim Mabes Polri.

Page 5: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Istilah ini kemudian berkembang di masyarakat, cicak diinterpretasikan sebagai

gerakan melawan koruptor (Cinta Indonesia Cinta KPK), sedangkan buaya sendiri

digunakan sebagai lambang untuk menggambarkan koruptor yang menggantikan

lambang tikus (Kompas, 12 Juli 2009). Dalam Kompas edisi 3 November 2009

disebutkan bahwa dalam perkembangannya, kasus ini merupakan titik awal untuk

menguak kasus Bank Century.

Dalam kasus korupsi PT PGAS, ditemukan adanya dua penyimpangan,

pertama adalah adanya insider trading dalam penjualan saham PT PGAS dalam

divestasi saham PT PGAS. Kedua adalah kasus korupsi dengan jalan

memanipulasi pasar saham, sehingga harga saham PT PGAS jatuh, dan target

APBN tidak terpenuhi (Okezone.Com). Kasus di atas bukan merupakan kasus

satu-satunya yang terjadi, masih banyak kasus korupsi yang dilakukan dalam

perusahaan BUMN maupun swasta, diantaranya kasus korupsi PT. Bahana

Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), Bank Harapan Santosa (BHS), BLBI, Bank

Surya, dan PT. Siak Zamrud Pusako (Wikipedia.Com, Feb 2009).

Selain kasus korupsi di atas, masih banyak kasus sosial lain yang terjadi di

Indonesia, diantaranya menyangkut kesehatan dan keamanan produk dan

penggunaan tenaga kerja di bawah umur. Dalam artikel Departemen Perindustrian

9 Agustus 2007 disebutkan bahwa di Indonesia, telah terjadi banyak kasus

penggunaan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan. Diantaranya penggunaan

formalin yang dikemukakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).

Pengujian kandungan formalin dilakukan terhadap 98 sampel produk makanan

dengan rincian 23 sampel mie basah-15 produk tercemar formalin (65%), 34

Page 6: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sampel ikan asin-22 tercemar (65%), dan 41 sampel produk tahu semuanya

tercemar (100%). Selain produk makanan, BPOM juga menemukan 80% dari

jajanan sekolah dinyatakan mengandung bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan

seperti boraks, natrium siklamat, rodamin B dan sakarin.

Dalam majalah Kompas edisi Januari 2009, disebutkan bahwa Markas

Besar Kepolisian RI menangkap Anthoni, pengusaha sarang burung wallet yang

mempekerjakan 17 orang anak di bawah umur. Anak-anak tersebut direkrut

melalui Yayasan Tiga Putra Jaya, Putri Sehati, Mekar Jaya, dan Makmur Jaya.

Anak-anak tersebut dipekerjakan selama 10-14 jam per hari dengan upah Rp 350

ribu per bulan. Upah dibayarkan per tahun. Namun kenyataannya anak-anak tidak

dibayar. Praktik penggunaan pekerja di bawah umur biasanya berlatar belakang

masalah ekonomi, seperti Dedi, seorang anak warga Kampung Panjangsari,

Kelurahan Parakan Wetan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terpaksa harus

bekerja keras sebagai juru parkir kendaraan di Komplek Klenteng, Temanggung

(Liputan 6.com, 11 November 2009). Sekretaris KAN-PBPTA Cilegon, Maksum

dalam Radar Banten (Februari, 2009) mengatakan,

"Di lapangan masih banyak anak-anak di bawah umur yang dipekerjakan orang tuanya. Padahal kita telah gencar melakukan sosialisasi sampai ke masing-masing kecamatan tentang larangan anak di bawah usia 18 tahun dipekerjakan"

Maraknya kasus sosial di atas memunculkan tuntutan terhadap perusahaan

untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata

kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate governance) dan

memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan

informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas

Page 7: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan

karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi (Anggraini,

2006). Tuntutan ini menunjukkan adanya kesadaran tentang pentingnya

pengungkapan sosial untuk menyediakan produk-produk yang ramah lingkungan

dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip

Hak Asasi Manusia (Monika dan Hartanti, 2008).

Berbagai reaksi muncul dari fenomena peningkatan permintaan

pengungkapan sosial. Pada tanggal 20 Juli 2007, disahkan Undang-undang nomor

40 tentang penerapan CSR, yang dikuatkan melalui peraturan pemerintah (PP)

dimana perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang/berkaitan dengan

sumber daya alam wajib melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Ketentuan itu sudah ditetapkan dalam UU Perseroan Terbatas (PT), UU Investasi

dan UU Minerba (Mineral dan Batubara) (Budhiartha, 2008). Undang-undang

tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

sosial perusahaan mengingat adanya sanksi pelanggaran undang-undang ini

(Undang-Undang No.40 tahun 2007 Pasal 74 Ayat 1).

Selain dipengaruhi oleh undang-undang yang dibuat regulator, kesadaran

perusahaan merupakan komponen signifikan dalam pengungkapan aktivitas

sosial. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa perusahaan dalam annual report

mereka sebagai berikut,

In line with Good Corporate Governance practices, Corporate Social Responsibility has developed into an integral part of the Company’s overall strategy to maintain sustainable business Growth. (Annual Report PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk, 2008)

Page 8: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Bagi Jasa Marga, masyarakat merupakan stakeholder yang penting. Terbangunnya interaksi yang harmonis antara perusahaan dan komunitas di sekitarnya pada gilirannya akan menciptakan kondisi yang mendukung kelangsungan operasional perusahaan, sekaligus bermanfaat bagi masyarakat. (Annual Report PT Jasa Marga, 2008)

Suhardjanto dan Aulia (2009) menyebutkan bahwa banyaknya kasus

korupsi, pelanggaran HAM, ancaman keselamatan pelanggan atas produk dan

aspek sosial lainnya di Indonesia yang sering diungkapkan di media memicu

untuk dilakukannya penelitian, khususnya di ranah bisnis. Beberapa penelitian

telah mengkaji masalah social disclosure ini dan hasilnya menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan social disclosure secara rata-rata di Indonesia (Suhardjanto

dan Aulia, 2009; Monika dan Hartanti, 2008; Nurlaela dan Islahudin, 2007).

Dalam Suhardjanto dan Aulia (2009) disebutkan bahwa rata-rata tingkat

pengungkapan informasi sosial perusahaan sebesar 22%. Namun angka tersebut

dikategorikan rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Guthrie dan Parker

(1990) meneliti pengungkapan sosial perusahaan Amerika Serikat, Inggris, dan

Australia. Dan hasilnya menunjukkan bahwa 98% perusahaan Inggris, 85%

perusahaan Amerika Serikat, dan 56% perusahaan Australia melaporkan

pengungkapan sosial mereka dalam laporan tahunan.

Fakta ini menunjukkan bahwa tingkat permintaan yang tinggi terhadap

pengungkapan sosial tidak diimbangi dengan pemenuhan akan permintaan

tersebut (supply). Dari hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti apakah ada

information gap antara tingkat permintaan (demand) dan pemenuhan akan

permintaan (supply) praktik pengungkapan sosial di Indonesia.

Page 9: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian

ini memberikan bobot tertimbang pada tingkat pengungkapan sosial perusahaan.

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, tahap 1 (satu) untuk mengukur tingkat

permintaan terhadap pengungkapan sosial dengan melakukan survey kuesioner

dan tahap 2 (dua) dengan melakukan analisis pengungkapan sosial dalam laporan

tahunan, dengan menggunakan leverage, tipe industri, ukuran perusahaan, dan

profitabilitas sebagai variabel independen, yang dikontrol dengan mekanisme

Corporate Governance yaitu kepemilikan institusi dan komposisi dewan

komisaris independen. Maka, judul penelitian ini adalah "DEMAND DAN

SUPPLY PRAKTIK SOCIAL DISCLOSURE DI INDONESIA"

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, permasalahan yang dimunculkan dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Adakah information gap antara demand dan supply pengungkapan sosial.

Demand ditunjukkan dengan indeks tertimbang yang diperoleh dari

narrow financial based stakeholder sedangkan supply ditunjukkan

dengan pengungkapan informasi sosial dalam annual report.

2. Apakah karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan

sosial (social disclosure).

Page 10: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya information gap antara

demand dan supply pengungkapan sosial dan mengetahui pengaruh karakteristik

perusahaan (ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan tipe industri)

terhadap social disclosure.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat termasuk:

1. Dapat memberikan kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi

khususnya mengenai topik karakteristik perusahaan ataupun

pengungkapan sosial.

2. Bagi perusahaan, dapat memberikan masukan dalam perbaikan

pengungkapan aktivitas sosial dalam laporan keuangan.

3. Bagi stakeholder seperti investor, kreditor dan pihak-pihak yang

berkepentingan lainnya, dapat menjadi acuan tambahan dalam

menganalisis informasi yang disajikan oleh perusahaan berkenaan dengan

pengungkapan informasi sosial.

4. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi sosial dan sebagai bahan

masukan dalam peningkatan kualitas standar peraturan yang ada.

5. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

tambahan literatur dalam bidang ilmu akuntansi.

Page 11: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

E. Sistematika Laporan

Adapun sistematika laporan adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN

HIPOTESIS

Bab ini membahas landasan teori yang diantaranya berupa

tinjauan pustaka, kerangka teoritis, dan dilanjutkan dengan

penelitian terdahulu yang dikembangkan (hipotesis).

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi desain penelitian; populasi, sample, dan teknik

sampling; pengukuran variable; instrument penelitian; sumber

data; metode pengumpulan data; serta metode analisis data.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai data yang digunakan, pengolahan

data tersebut dengan alat analisis yang diperlukan dan hasil dari

analisis data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data

yang telah dilakukan, saran-saran yang diajukan dari hasil

penelitian, dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.

Page 12: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TELAAH PUSTAKA

Selanjutnya pada Bab II ini akan dijelaskan mengenai literatur yang

digunakan meliputi teori-teori yang digunakan dan penelitian terdahulu,

dilanjutkan dengan kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis.

A. Telaah Literatur

Masalah social disclosure di Indonesia telah banyak diteliti diantaranya

dilakukan oleh Suhardjanto dan Aulia (2009); Monika dan Hartanti (2008);

Nurlaela dan Islahudin (2007); Sayekti dan Wondabio (2007). Walaupun

demikian belum ada penelitian yang mengukur seberapa besar permintaan akan

praktik social disclosure ini. Penelitian ini seperti penelitian yang dilakukan

Suhardjanto (2008) dengan menghasilkan indeks tertimbang yang mengukur

seberapa besar permintaan akan pengungkapan di bidang lingkungan hidup. Dari

penelitian tersebut, peneliti mencoba menggunakan indeks tertimbang untuk

mengukur tingkat permintaan pengungkapan di bidang sosial. Indeks akan

diperoleh melalui wawancara kuesioner kepada narrow financial based

stakeholders. Penelitian ini juga menganalisis praktik pengungkapan sosial oleh

perusahaan di Indonesia sebagai komponen supply yang mengukur tingkat

pemenuhan permintaan akan pengungkapan sosial tersebut. Dalam bagian

selanjutnya akan dijelaskan hal-hal dan variabel yang berkaitan untuk

memberikan pemahaman lebih dalam mengenai penelitian.

Page 13: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1. Annual report (Laporan Tahunan)

Laporan tahunan dan laporan keuangan merupakan salah satu informasi

yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban

pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela

informasi yang memungkinkan bagi pihak-pihak diluar manajemen, mengetahui

kondisi perusahaan. Menurut Wikipedia (2007), annual report didefinisikan

sebagai:

An Annual report is a comprehensive report on a company's activities throughout the preceding year. Annual reports are intended to give shareholders and other interested persons information about the company's activities and financial performance.

Yustina (2003) mengungkapkan bahwa annual report atau laporan tahunan

merupakan media komunikasi bagi manajemen perusahaan untuk memberikan

informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan merupakan sarana

pertanggungjawaban kepada publik atas sumber daya yang dikelolanya.

Sedangkan tujuan laporan tahunan menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan

yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban

(stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan

kepada mereka.

Penelitian ini menggunakan laporan tahunan karena laporan tahunan akan

menjadi salah satu bahan rujukan bagi para investor dan calon investor dalam

memutuskan apakah akan berinvestasi di dalam suatu perusahaan atau tidak.

Page 14: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dengan demikian, tingkat pengungkapan (disclosure level) yang diberikan oleh

pihak manajemen perusahaan akan berdampak kepada pergerakan harga saham

yang pada gilirannya juga akan berdampak pada volume saham yang

diperdagangkan dan return. Darwin (2007) juga mengungkapkan bahwa kinerja

sosial di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk mencerminkan

tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi korporat kepada investor

dan stakeholders lainnya. Pengungkapan tersebut bertujuan untuk menjalin

hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan dengan publik dan

stakeholders tentang bagaimana perusahaan telah mengintegrasikan CSR dalam

setiap aspek kegiatan operasinya.

Beberapa yurisdiksi menghendaki perusahaan untuk menyiapkan dan

mengungkapkan annual report. Di dalam Wikipedia (2007) disebutkan:

Most jurisdictions require companies to prepare and disclose annual reports, and many require the annual report to be filed at the companies registry. Companies listed on a stock exchange are also required to report at more frequent intervals (depending upon the rules of the stock exchange involved.

Yurisdiksi mengenai kewajiban mengeluarkan annual report bagi

perusahaan di Indonesia, dikeluarkan oleh lembaga resmi pemerintah, yaitu

BAPEPAM-LK. Perusahaan di Indonesia yang melakukan penawaran kepada

publik (go public), wajib menyampaikan laporan perusahaaannya kepada

BAPEPAM-LK secara periodik.

Disclosure (pengungkapan) dalam annual report merupakan sumber

informasi untuk berbagai pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini

Page 15: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

tentunya akan sangat bergantung dari mutu dan luas pengungkapan yang disajikan

dalan annual report.

2. Pengungkapan Sosial (Social Disclosure)

Pengungkapan merupakan penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan

untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien (Hendriksen, 1991).

Sedangkan menurut Suwardjono (2005), pengungkapan berkaitan dengan cara

penyampaian atau penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan

bermanfaat bagi pemakai selain apa yang dinyatakan melalui statement keuangan

utama.

Suwardjono (2005) menyatakan ada dua sifat pengungkapan, yaitu:

pengungkapan yang bersifat wajib (required/regulated/mandatory disclosure) dan

pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan yang

bersifat wajib meliputi pengungkapan yang didasarkan atas ketentuan/standar

yang berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela berisi pengungkapan yang

dilakukan perusahaan selain apa yang diwajibkan oleh standar alat atau badan

pengawas. Secara lebih lanjut pengungkapan menurut sifatnya ini telah dijabarkan

dalam standar dan regulator sebagai berikut.

a. Pengungkapan Wajib (mandatory disclousure)

Pengungkapan Wajib merupakan pengungkapan minimum yang

disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Peraturan tentang standar

pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan

penawaran umum dan perusahaan publik yaitu, Peraturan No. VIII.G.7

Page 16: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No.

VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan. Peraturan tersebut diperkuat dengan

Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995, yang selanjutnya

diubah melalui Keputusan Ketua Bapepem No. Kep-38/PM/1996 yang

berlaku bagi semua perusahaan yang telah melakukan penawaran umum

dan perusahaan publik. Peraturan tersebut diperbaharui dengan Surat

Edaran Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang

penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan

publik untuk setiap jenis industri.

b. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)

Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui

pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor dalam

memahami strategi bisnis manajemen. Pengungkapan Sukarela

merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh

perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.

Pengertian dari pengungkapan informasi sosial perusahaan atau Corporate

social disclosure (CSD) sendiri adalah proses pengkomunikasian dampak sosial

dan lingkungan hidup dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok

khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan, hal

tersebut memperluas tanggung jawab organisasi (khususnya perusahaan), di luar

peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal,

khususnya pemegang saham (Gray et. al., 1987).

Page 17: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi

1998) Paragraf kesembilan telah diatur bahwa setiap unit/pelaku ekonomi selain

berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada

pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu

diungkapkan dalam laporan tahunan. Selain telah diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan tersebut, beberapa teori juga mendasari praktik

pengungkapan sosial dalam perusahaan. Beberapa teori tersebut diantaranya,

a. Agency Theory

Agency theory merupakan salah satu dari paradigma teori yang paling

penting selama 20 tahun (Lambert, 2001 dalam Oliveira, 2008). Teori ini

menempatkan pengungkapan sebagai mekanisme yang dapat mengurangi kos

yang dihasilkan dari konflik antara manajer dengan pemegang saham

(compensation contracts) dan dari konflik antara perusahaan dan kreditornya

(debt contracts). Oleh karena itu, pengungkapan merupakan mekanisme untuk

mengontrol kinerja manajer. Sebagai konsekuensinya, manajer didorong untuk

mengungkap voluntary information

Dalam teori ini terjadi pergeseran filosofis pengelolaan organisasi entitas

bisnis yaitu tanggung jawab perusahaan yang hanya berorientasi kepada pengelola

(agen) dan pemilik (Principles) mengalami perubahan kepada pandangan

manajemen modern yang didasarkan pada teori stakeholder, yaitu terdapatnya

perluasan tanggung jawab perusahaan dengan dasar pemikiran bahwa pencapaian

tujuan perusahaan sangat berhubungan erat dengan pola (setting) lingkungan

sosial dimana perusahaan berada (Azizul, 2001).

Page 18: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Legitimacy Theory

Teori ini menyatakan bahwa organisasi secara terus-menerus memastikan

bahwa operasi mereka berada dalam batas dan norma masyarakat. Hal ini

didasarkan pada pikiran bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan

masyarakat, yang mengharuskan perusahaan untuk melaporkan secara sukarela,

aktivitas tertentu yang diharapkan oleh masyarakat (Purnomosidhi, 2006). Tilt,

(1994) dalam Haniffa et. al. (2005) juga disebutkan bahwa perusahaan memiliki

kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai

justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan

untuk melegitimasi tindakan perusahaan.

Dari sudut pandang legitimacy theory, pengungkapan informasi digunakan

sebagai alat bagi perusahaan agar operasi serasi dengan nilai-nilai sosial, untuk

menunjukkan image tanggung jawab sosial dan meningkatkan legitimasi sosial

(Patten, 2002 dalam Oliveira et al., 2008). Legitimacy theory dapat juga

digunakan untuk analisis akuntansi sosial dan lingkungan bagi perusahaan

(Guthrie dan Parker, 1989; Patten, 2002 dalam Oliveira et al., 2008). Hal ini juga

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gao, Heravi dan Xiao (2005) yang

menyebutkan,

Nevertheless, legitimacy theory does appear to be able to provide a better understanding of the extent and type of environmental disclosures made by organizations. In other words, there appears to be some support for the notion that organizations disclose voluntary social and environmental information to gain support from society and the general public and to portray the image of being socially and environmentally responsible companies.

Page 19: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c. Signalling Theory

Dalam keadaan adanya asimetri informasi (Akerlof, 1970), signaling

theory menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja yang tinggi (perusahaan

bagus) menggunakan informasi keuangan untuk mengirim sinyal kepada pasar

(Spence, 1973).

Kos atas sinyal bad news adalah lebih tinggi daripada good news, hal ini

diperlihatkan dalam penelitian Spence (1973). Oleh karena itu, manajer lebih

termotivasi untuk mengungkapkan private information secara sukarela. Hal ini

disebabkan oleh ekspektasi manajer bahwa menyediakan sinyal good news

mengenai kinerja perusahaan kepada pasar akan mengurangi asimetri informasi

(Oliveira et al., 2008).

Dari uraian di atas, penulis lebih tertarik untuk meneliti pengungkapan

sukarela dibandingkan dengan pengungkapan wajib oleh perusahaan. Hal ini

dikarenakan pengungkapan wajib relatif sudah banyak ditaati oleh emiten,

sebaliknya kesediaan emiten untuk memberikan pengungkapan sukarela masih

relatif rendah. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil penelitian-penelitian di bawah

ini.

Penelitian terdahulu tentang pengungkapan sukarela terutama dalam hal

pengungkapan sosial diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Guthrie dan

Parker (1990) mengenai area pengungkapan sosial dalam laporan tahunan

perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa 98% perusahaan Inggris, 85% perusahaan

Amerika Serikat, dan 56% perusahaan Australia melaporkan pengungkapan sosial

Page 20: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

mereka dalam laporan tahunan. Mereka juga menemukan bahwa 40% perusahaan

melaporkan isu terkait dengan sumber daya manusia, 31% mengenai isu

keterlibatan komunitas, 13% mengenai isu lingkungan, dan 7% mengenai isu

terkait dengan energi dan produk. Cakupan pengungkapan tanggung jawab sosial

yang hampir sama (sumber daya manusia, produk, praktek bisnis, keterlibatan

dengan lingkungan, serta lingkungan) juga terjadi di Kanada (Zeghal dan Ahmed,

1990).

Penelitian di negara berkembang menunjukkan hasil yang tidak jauh

berbeda. Di Malaysia (Kin, 1990), dari 100 perusahaan publik, 64 perusahaan

melaporkan informasi mengenai peningkatan produk dan jasa, 31 perusahaan

melaporkan isu terkait dengan sumber daya manusia, dan 22 perusahaan

melaporkan isu keterlibatan komunitas. Sementara di Hong Kong, Lynn (1992)

memperlihatkan bahwa hanya 17 perusahaan (dari 264 yang diteliti) yang

mengungkapkan aktivitas sosial, dengan titik berat pada pengembangan staff dan

hubungan dengan komunitas.

Monika dan Hartanti (2008) mengungkapkan bahwa social disclosure

perusahaan publik di Indonesia terus mengalami peningkatan secara rata-rata, dan

rata-rata pengungkapan sosial tertinggi terjadi di tahun 2006. Tetapi jika dianalisa

lebih lanjut rata-rata perusahaan publik di Indonesia hanya memiliki nilai

pengungkapan sosial sebesar 27% - 31% dari nilai maksimum yang seharusnya

dapat dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan publik di

Indonesia masih memiliki kinerja sosial relatif rendah dibandingkan yang

seharusnya. Dalam Aulia (2009) disebutkan bahwa praktik pengungkapan sosial

Page 21: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

di Indonesia mengalami peningkatan, namun rata-rata tingkat pengungkapan

informasi sosial perusahaan hanya sebesar 22%. Dalam Aulia (2009) juga

disebutkan perusahaan manufaktur merupakan tipe industri yang memiliki

persentase pengungkapan paling tinggi yaitu sebesar 37%, diikuti sektor keuangan

sebesar 30%, kemudian sektor jasa sebesar 23%.

Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat

voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak

dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Luas pengungkapan mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi,

sosial budaya suatu negara, teknologi informasi, kepemilikan perusahaan dan

peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Ada tiga

konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu:

1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)

2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)

3. Full disclosure (pengungkapan penuh)

Menurut Igulens dan Gond (2001) dalam Winindah (2007) Ada empat cara

dalam mengukur pengungkapan aktivitas sosial perusahaan, yaitu:

1. Analisis kandungan informasi dalam laporan tahunan

2. Indikator Polusi

3. Survei dengan kuesioner

4. Indikator reputasi perusahaan

5. Data yang dihasilkan oleh indikator peneliti

Page 22: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) metode untuk mengukur social

disclosure. Metode pertama adalah dengan melakukan analisis kandungan

informasi dalam laporan tahunan. Metode ini digunakan karena memberikan

gambaran mengenai pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam

laporan tahunan mereka. Kelemahan metode ini adalah metode ini sangat bersifat

subjektif sehingga pengukuran pengungkapan sosial kurang tepat dan akurat.

Untuk menanggulangi kelemahan metode ini, digunakan metode pengukuran yang

kedua yaitu dengan menggunakan survei kuesioner. Metode kedua ini akan

memberikan tingkat ketepatan yang lebih tinggi karena pengukuran tidak

dilakukan oleh peneliti sendiri, tetapi dilakukan oleh responden.

Dari kedua tipe ini akan menghasilkan dua metode dalam pengukuran

pengungkapan sosial yaitu unweighted atau tanpa indeks (pengukuran dilakukan

hanya melalui analisis kandungan informasi dalam laporan tahunan) dan metode

weighted atau dengan indeks (pengukuran dilakukan baik melalui analisis

kandungan informasi dalam laporan tahunan maupun dengan melakukan survei

kuesioner). Metode weighted akan memberikan bobot tertimbang terhadap

tingkat pengungkapan sosial.

Metode weighted dipakai dengan tujuan untuk mengatasi kelemahan dari

penelitian sebelumnya, seperti penelitian Sayekti dan Wondabio (2007) yang

mengungkapkan bahwa kelemahan dari penelitian mereka adalah tingkat

pengungkapan (disclosure level) tidak bisa diukur dengan tepat karena hanya

menggunakan dummy variable (1 untuk item yang diungkapkan dan 0 untuk

variabel yang tidak diungkapkan). Dummy variable hanya akan mengukur

Page 23: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kuantitas tingkat pengungkapan (disclosure level), tetapi tidak menunjukkan

kualitas tingkat pengungkapan sosial. Hasil penelitian Hasseldine, Salama, dan

Toms (2004) menjelaskan bahwa pengungkapan kualitatif dalam laporan tahunan

mempunyai dampak yang lebih kuat dari pada pengungkapan kuantitatif.

Weighted index ini diperoleh dari wawancara kuesioner terhadap narrow

based financial stakeholder dengan menggunakan item-item pengungkapan sosial

dalam GRI (Global Reporting Initiative 2008). Item-item pengungkapan sosial

yang terdapat dalam GRI 2008 terdiri dari empat aspek, yaitu:

(1) Tenaga kerja dan Indikator Performa Pekerjaan

(2) Indikator Performa Hak Asasi Manusia

(3) Indikator Performa Masyarakat

(4) Indikator Performa Tanggung Jawab Produk

3. Narrow Financial Based Stakeholder

Menurut Harrison dan Freeman (1999); Frooman (1999) dalam Suhardjanto

(2008), stakeholder diklasifikasikan ke dalam dua sudut pandang, yaitu :

a. Stategic Management (Financial Focus)

Clarkson (1995) membagi perspektif strategic management ke dalam dua

kelompok stakeholder berdasarkan pengaruhnya terhadap eksistensi perusahaan.

Dua kelompok tersebut adalah stakeholder primer dan stakeholder sekunder.

Stakeholder primer mempunyai tingkat keterkaitan tinggi dengan perusahaan. Jika

hubungan dengan kelompok ini tidak baik, maka dipastikan akan terjadi masalah

di bidang financial yang akan mengganggu tingkat kelangsungan (going concern)

Page 24: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

perusahaan. Contoh dari stakeholder primer adalah pemegang saham dan kreditor.

Sedangkan stakeholder sekunder adalah kelompok yang mempunyai hubungan

saling mempengaruhi, tetapi secara financial tidak berpengaruh secara langsung

terhadap keberlangsungan perusahaan. Termasuk dalam kelompok ini adalah

media (press), akademisi, dan lingkungan.

b. Moral Based (Broader Focus)

Werhene dan Freeman (1997) mengklasifikasikan perspektif moral based ke

dalam empat kelompok stakeholder etik, yaitu interest based, rights based, duty

based, dan virtue based stakeholder. Interest based disebut juga narrow financial

based stakeholder. Kelompok ini lebih fokus pada costs and benefit untuk

maksimalisasi laba. Termasuk dalam kelompok ini adalah investor, kreditor,

manajemen, direktur, politisi, dan organisasi regional. Right based lebih

menekankan pada hak perlindungan (seperti hak dalam distribusi kesejahteraan

dan kebebasan) dari pada masalah financial. Contoh dari kelompok stakeholder

ini adalah administrasi pemerintah, serikat pekerja, organisasi pemberi pinjaman

internasional, dan organisasi kemanusiaan. Sedangkan virtue based lebih

menitikberatkan pada pelaksanaan tindakan dan peraturan secara etis yang

meliputi keadilan dan kebijaksanaan. Contoh dari kelompok ini diantaranya

kelompok lingkungan hidup, media, universitas, komunitas local, kelompok

wanita, dan generasi masa depan. Kelompok terakhir adalah duty based yang

memfokuskan pertimbangan kepatuhan terhadap norma masyarakat, komunitas,

peraturan publik dan pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah kelompok

Page 25: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

masyarakat dan kelompok keagamaan. Rangkuman klasifikasi Moral Based

Stakeholder bisa dilihat dalam Tabel II.1.

Tabel II.1 Klasifikasi Moral Based Stakeholder

Core-Financial Partial Financial Non-Financial Virtue

Non-Financial Duty

Investors Lenders-financial institutions Management Directors Politicians Regional Organizations

Government Administrators International Lending Organizations

Employee Group Multilateral Donor/Aid Organizations

Environmental Group Press (Media) Universities Local community Womens groups Future generations

Chieftains Land Boards/Owners Royalty Religious Groups

WESTERN-NARROW Viewpoint

WESTERN-BROAD Viewpoint

TRADIONAL Viewpoint

Penelitian ini menggunakan perspektif broader based – narrow financial

based stakeholder karena pengungkapan sosial merupakan tanggung jawab moral

perusahaan terhadap stakeholdernya. Alasan lainnya adalah perspektif broader

based lainnya (rights based, duty based, dan virtue based) lebih fokus di bidang

non-financial, sehingga tidak akan muncul konflik kepentingan. Sedangkan

broader based – narrow financial based stakeholder lebih fokus pada bidang

financial yang akan menimbulkan konflik kepentingan. Morrison (2006)

menyatakan bahwa perusahaan yang mengungkapkan aktivitas sosialnya dalam

annual report akan mengalami dua konsekuensi yang bertentangan.

Pengungkapan ini akan berdampak negatif pada aktivitas finansial yaitu

pengurangan produktivitas dan menimbulkan biaya tinggi. Tetapi disisi non-

finansial akan menimbukan dampak positif yaitu dalam hal pengurangan pajak

dan citra baik perusahaan.

Page 26: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4. Karakteristik Perusahaan

Mutu dan luas pengungkapan annual report masing-masing berbeda.

Perbedaan ini dapat terjadi karena karakteristik, kebijakan, budaya, filosofi

manajemen masing-masing perusahaan juga berbeda (Wardhani, 2009).

Karakteristik menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah ciri-ciri khusus,

mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan tertentu, yang

membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain (Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2002). Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri khusus

yang melekat pada perusahaan, menandai sebuah perusahaan dan

membedakannya dengan perusahaan lain. Karakteristik perusahaan dapat berupa

ukuran perusahaan (size), jumlah pemegang saham, status pendaftaran perusahaan

di pasar modal, auditor, rate of return, earning margin, leverage, rasio likuiditas,

basis perusahaan, rencana penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya, jenis

industri, profile, dan karakteristik lainnya (Marwata, 2001 dalam Wardhani,

2009).

Perbedaan karakteristik antar perusahaan menyebabkan relevansi dan

urgensi pengungkapan yang tidak sama pada setiap perusahaan (Ahmad dan

Sulaiman, 2004). Berbagai penelitian terdahulu yang menguji pengaruh

karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sosial, diantaranya penelitian

yang dilakukan oleh Haniffa et. al. (2005); Cowen et. al. (1997); Trotman et. al.

(1981); Kelly (1981); Sembiring (2003); Sembiring (2005); Sayekti (2006);

McGure et. al. (1988); Roberts (1992); Utomo (2000); Anggraini (2006) yang

menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan profil industri

Page 27: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

berkorelasi positif dengan pengungkapan informasi sosial; Suhardjanto dan Aulia

(2009) menyimpulkan bahwa size berpengaruh terhadap pengungkapan sosial.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa tingkat leverage juga berkorelasi

dengan tingkat pengungkapan informasi sosial, meskipun hasilnya beragam.

Roberts (1992) menemukan korelasi yang positif, sedangkan Sembiring (2003)

dan Sayekti (2006) menemukan korelasi yang negatif. Suhardjanto dan Aulia

(2009) juga menemukan korelasi negatif antara leverage dengan pengungkapan

sosial. Selanjutnya, Haniffa et. al. (2005) dan Sembiring (2005) tidak

menemukan korelasi antara tingkat leverage dan pengungkapan sosial.

5. Corporate Governance

Kaihatu (2006) menyebutkan bahwa Corporate governance digunakan

sebagai variabel kontrol, karena dipandang sebagai cara yang efektif untuk

menggambarkan hak dan tanggung jawab masing-masing kelompok stakeholder

dalam sebuah perusahaan. Good corporate governance didefinisikan sebagai

konsep yang didasarkan pada teori keagenan. Penerapan mekanisme corporate

governance yang baik dapat menyeimbangkan berbagai kepentingan yang ada

dalam perusahaan. Konsep good corporate governance diharapkan dapat menjadi

alat untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima

return atas dana yang telah diinvestasikan (Darmawati, dkk., 2004).

Menurut Ho dan Wong (2001) corporate governance dipandang sebagai

cara yang efektif untuk menggambarkan hak dan tanggung jawab masing-masing

kelompok stakeholder dalam sebuah perusahaan dimana transparansi merupakan

Page 28: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

indikator utama standar corporate governance dalam sebuah ekonomi. Ho dan

Wong (2001) juga menjelaskan bahwa pengaruh dari mekanisme corporate

governance terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan dapat bersifat

sebagai komplementer (tambahan) atau substitusi (pengganti). Ketika corporate

governance bersifat komplementer (tambahan), maka dengan semakin kuatnya

penerapan mekanisme corporate governance perusahaan, maka akan cenderung

juga untuk mengeluarkan pengungkapan sukarela. Substitusi (pengganti) berarti

perusahaan lebih memilih untuk meningkatkan salah satu komponen karena

manajemen menganggap penerapan corporate governance merupakan ”garansi”

bagi investor, serta dapat mengurangi biaya keagenan yang ditimbulkan oleh

asimetri informasi.

Penelitian yang menguji pengaruh faktor-faktor corporate governance

terhadap tingkat pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan

perusahaan telah banyak dilakukan. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh

Haniffa et al. (2005); Sembiring (2005); Anggraini (2006); Sayekti (2006) yang

menguji pengaruh ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, kualitas auditor

eksternal, dan struktur kepemilikan terhadap pengungkapan sosial. Dalam

penelitian Suhardjanto dan Aulia (2009), corporate governance yaitu komposisi

komisaris independen dan latar belakang pendidikan presiden komisaris

digunakan sebagai variabel kontrol. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua variabel

kontrol tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sosial.

Page 29: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

B. Kerangka Konseptual

Secara garis besar model penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama

menjelaskan permintaan social disclosure (SD Demand) berdasarkan narrow

financial based stakeholders. Tahap kedua menjelaskan tingkat pemenuhan

permintaan praktik social disclosure (SD Supply) dan hubungannya dengan

karakteristik perusahaan dan variabel kontrolnya yaitu corporate governance

mechanism. Berikut ini merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan

model penelitian dan hubungan masing-masing variabel dalam penelitian.

Gambar II.1 Kerangka Konseptual

INFORMATION GAP

Annual report

Step 1 Step 2

INDEX

Wawancara Kuesioner

DEMAND SUPPLY

Variabel Dependen

SOCIAL

DISCLOSURE

Variabel Independen

leverage

size

profitabilitas

tipe industri

Variabel Kontrol

kepemilikan institusi

proporsi dewan komisaris

independen

Karakteristik Perusahaan

Page 30: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

C. Pengembangan Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang

kedua yaitu menguji apakah karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap

tingkat pengungkapan sosial (baik menggunakan indeks (weighted) maupun tidak

menggunakan indeks (unweighted)). Karakteristik perusahaan meliputi leverage,

tipe industri, size, dan profitabilitas. Corporate governance digunakan sebagai

variabel kontrol, meliputi kepemilikan institusi dan komposisi dewan komisaris

independen. Berikut ini merupakan telaah penelitian terdahulu dan pengembangan

hipotesis yang dilakukan,

1. Leverage

Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage

yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya

keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi (Jensen dan

Meckling, 1976). Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan

pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur

(Schipper, 1981 dalam Marwata, 2001; Meek et.al, 1995 dalam Fitriany, 2001).

Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban

untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio

leverage yang rendah.

Pendapat lain dikemukakan oleh Belkaoui dan Karpik (1989) bahwa

sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage

yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang

dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholder. Hasil penelitian

Page 31: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Belkaoui dan Karpik (1989) ini menunjukkan leverage berpengaruh negatif

signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Setelah

melihat beberapa penelitian yang telah dilakukan, misalnya penelitian Aulia dan

Suhardjanto (2009); Fitriany (2001); Belkaoui dan Karpik (1989); Amalia (2005)

hasilnya menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap

pengungkapan sosial, maka hipotesis satu dirumuskan sebagai berikut.

H1: leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sosial

2. Tipe Industri

Perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-profile akan

memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan yang low-

profile. Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) mendefinisikan industri

yang high-profile adalah industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko

politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. Preston (1977) dalam

Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki

aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif, lebih

mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan dibandingkan

industri yang lain. Cowen, et al. (1987) dalam Hackston dan Milne (1996)

mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan

akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini

akan meningkatkan image perusahaan dan mempengaruhi penjualan.

Klasifikasi tipe industri oleh banyak peneliti sifatnya sangat subyektif dan

berbeda-beda. Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996)

Page 32: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mengelompokkan perusahaan otomotif, penerbangan dan minyak sebagai industri

yang high-profile. Sedangkan Diekers dan Perston (1977) dalam Hackston dan

Milne (1996) mengatakan bahwa industri ekstraktif merupakan industri yang

high-profile. Patten (1991) dalam Hackston dan Milne (1996) mengelompokkan

industri pertambangan, kimia dan kehutanan sebagai industri yang high-profile.

Atas dasar pengelompokkan di atas, penelitian ini kemudian mengelompokkan

industri konstruksi, pertambangan, pertanian, kehutanan, perikanan, kimia,

otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman, kertas, farmasi dan plastik

sabagai industri yang high-profile.

H2: Tipe industri berpengaruh terhadap pengungkapan sosial

3. Profitabilitas

Di dalam Oliveira et al. (2008) dijelaskan hubungan antara profitabilitas

dengan pengungkapan. Agency theory menyatakan bahwa aktivitas pengungkapan

merupakan sebuah mekanisme untuk mengontrol kinerja manajer. Oleh karena

itu, manajer terdorong untuk mengungkapkan informasi sukarela untuk

mempertahankan posisi mereka. Konsisten dengan signalling theory, perusahaan

dengan tingkat profitabilitas yang besar diharapkan lebih dapat mengungkapkan

good news untuk menghindarkan undervaluation atas saham perusahaan. Political

cost theory mendorong ide bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang

tinggi memiliki dorongan yang kuat untuk mengungkapkan lebih banyak, dalam

rangka memperlihatkan kepada pasar bagaimana dan dari mana, laba perusahaan

diperoleh.

Page 33: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Rasio profitabilitas memberikan informasi mengenai kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian (rate of return); dan

mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari aktivitas operasional perusahaan

akan penggunaan asset yang dimiliki perusahaan dalam pengkreasian nilai

perusahaan. Kestabilan rasio ini menunjukkan stabilitas tingkat pengembalian

(rate of return) atas modal yang ditanam oleh investor. Haniffa dan Cooke (2005)

menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan

lebih banyak mengungkapkan informasi sukarela ke publik.

Profitabilitas dan pengungkapan perusahaan memiliki hubungan yang

positif artinya semakin baik profitabilitas perusahaan maka semakin baik pula

pengungkapan perusahaan (Ullmann, 1985; Haniffa dan Cooke, 2005). Beberapa

peneliti menemukan hubungan positif antara profitabilitas dan keluasan

pengungkapan (Shingvi dan Desai, 1997).

H3 : profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan sosial

4. Size (Ukuran Perusahaan)

Perusahaan besar umumnya menjadi sorotan banyak pihak, baik dari

masyarakat secara umum maupun pemerintah. Perusahaan dengan ukuran yang

lebih besar relatif lebih diawasi oleh lembaga-lembaga pemerintah, sehingga

mereka berupaya menyajikan pengungkapan yang lebih baik untuk dapat

meminimalisasi tekanan-tekanan pemerintah (Tjakradinata, 2000). Marwata

(2001) juga menyebutkan bahwa perusahaan besar memiliki sumber daya yang

besar. Dengan sumber daya yang besar tersebut, perusahaan perlu dan mampu

Page 34: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal. Informasi itu sekaligus

menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal,

sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan

pengungkapan dengan lebih lengkap. Sebaliknya, perusahaan dengan sumber daya

yang relatif kecil mungkin tidak memiliki informasi siap saji sebagaimana

perusahaan besar.

H4 : ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan sosial.

Page 35: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Setelah dalam bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai landasan teori

dan pengembangan hipotesis, maka pada Bab III ini akan menjelaskan mengenai

desain penelitian, data, alat uji, dan pengujian hipotesis yang dilakukan.

A. Desain Penelitian

Secara garis besar desain dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap.

Tahap pertama yaitu melakukan survei kuesioner untuk mengukur komponen

demand. Survei ini dilakukan terhadap 70 orang narrow financial based

stakeholder yang akan menghasilkan indeks tertimbang. Indeks ini akan

menunjukkan tingkat permintaan akan pengungkapan sosial. Indeks juga akan

memberikan bobot terhadap praktik pengungkapan sosial perusahaan agar kualitas

pengungkapan lebih tepat dan akurat.

Tahap kedua akan dilakukan pengukuran untuk komponen supply. Dalam

tahap ini akan dilakukan pengukuran pengungkapan sosial dalam laporan tahunan.

Pengukuran dilakukan dengan dummy variable yaitu memberikan score 1 untuk

item GRI 2008 yang diungkapkan dalam annual report dan memberikan score 0

untuk item yang tidak diungkapkan dalam annual report. Tingkat pemenuhan

permintaan akan pengungkapan sosial (supply) bisa dilihat dari score yang telah

diberikan untuk tiap item.

Page 36: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Penelitian ini juga melakukan hypothesis testing. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menguji leverage, tipe industri, ukuran perusahaan, dan

profitabilitas sebagai variabel independen, yang dikontrol dengan mekanisme

corporate governance yaitu kepemilikan institusi dan komposisi dewan komisaris

independent terhadap social disclosure. Pengujian dilakukan baik dengan

menggunakan indeks (weighted) maupun tidak menggunakan indeks

(unweighted).

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi dapat dijelaskan sebagai kumpulan atau kelompok orang,

peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian

(Sekaran, 2000). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008 dan kelompok narrow

financial based stakeholder. Penggunaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sebagai populasi, karena Bursa Efek Indonesia merupakan satu-satunya

bursa efek yang ada di Indonesia sehingga diharapkan akan memperoleh jumlah

populasi sekaligus sampel yang besar dan dapat memperkuat power of test-nya.

Sedangkan penggunaan kelompok narrow financial based stakeholder karena

kelompok ini syarat dengan konflik kepentingan seperti yang telah dijelaskan

pada Bab II.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang terdiri dari elemen-elemen

yang diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan populasi (Sekaran,

Page 37: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2000). Proses pengambilan sampel dilakukan melaului dua tahap, yaitu sampling

untuk demand dan supply.

Tahap 1 (satu)

Tahap 1 (satu) merupakan sampling untuk komponen demand. Sampling

ini dilakukan dengan wawancara kuesioner item-item social disclosure

berdasarkan standar GRI 2008 terhadap 70 orang narrow financial based

stakeholder yang terdiri atas direktur, manajer, investor, politisi, kreditur dan

organisasi regional. Untuk proporsi penyebaran kuesioner, yaitu sebesar 50

kuesioner atau 71,43% disebarkan kepada investor dan manajer, dan sisanya

sebesar 20 kuesioner atau 28,56% disebarkan untuk kelmpok narrow financial

based stake holder lainnya. Detail jumlah penyeberan kuesioner bisa dilihat dalam

Tabel III.1 berikut.

Tabel III.1 Proporsi Penyebaran Kuesioner

No Kelompok narrow financial based stake holder

Jumlah Kuesioner yang disebar

Persentase

1 Direktur 5 6,58 % 2 Manajer 25 35,71% 3 Investor 25 35,71% 4 Politisi 5 6,58% 5 Kreditur 5 6,58% 6 Organisasi regional 5 6,58%

Jumlah total 70 100,00%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi penyebaran kuesioner

terbesar diberikan kepada investor dan manajer. Hal ini dilakukan mengingat

kedua kelompok tersebut syarat akan konflik kepentingan seperti yang dijelaskan

dalam teori keagenan.

Page 38: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Kuesioner penelitian menggunakan skala likert 5 (angka 5 menunjukkan

item social disclosure sangat penting diungkapkan dalam annual report, angka 4

menunjukkan item social disclosure penting diungkapkan dalam annual report,

angka 3 menunjukkan item social disclosure cukup penting diungkapkan dalam

annual report, angka 2 menunjukkan item social disclosure tidak penting

diungkapkan dalam annual report, sedangkan angka 1 menunjukkan item social

disclosure sangat tidak penting diungkapkan dalam annual report). Sedangkan

item-item social disclosure berdasarkan GRI 2008 bisa dilihat dalam Lampiran 2.

Hasil sampling ini akan menghasilkan index untuk memberikan bobot

tertimbang dalam analisis pengungkapan sosial dalam laporan tahunan emiten.

Selain digunakan untuk membuat weighted index, hasilnya juga dapat

menunjukkan seberapa besar tingkat permintaan akan pengungkapan sosial yang

diinginkan narrow financial based stakeholder.

Tahap 2 (dua)

Pada tahap 2 (dua) akan dilakukan sampling komponen supply. Komponen

supply diukur dengan metode unweighted dan weighted. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling. Penelitian ini mengambil 70 annual report perusahaan di Indonesia

sesuai dengan kriteria. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah

sebagai berikut :

1. Perusahaan yang telah terdaftar penuh (fully listed company) di Bursa Efek

Indonesia (BEI), minimal 2 tahun berturut-turut. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan secara konsisten menerbitkan laporan tahunan.

Page 39: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2. Untuk keperluan analisis data maka perusahaan harus mempublikasikan

annual report secara lengkap untuk tahun finansial 2008.

3. Perusahaan yang menjadi sampel harus memiliki tanggal tutup buku 31

Desember.

4. Perusahaan melaporkan informasi yang bersifat moneter dalam satuan

mata uang rupiah.

Hasil analisis tahap 2 (dua) akan menunjukkan tingkat pemenuhan

permintaan (supply) dalam laporan tahunan perusahaan. Pada tahap 2 (dua) ini

juga akan dilakukan uji analisis karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan

sosial.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui survei kuesioner menggunakan kriteria

GRI 2008 kepada narrow financial based stakeholder yaitu investor, kreditor-

institusi financial, manajemen, direktur, politisi, organisasi regional. Data primer

ini digunakan untuk mengukur demand (Tahap 1). Sedangkan data sekunder

diperoleh dari laporan-laporan, catatan dan arsip yang diperoleh dari beberapa

sumber diantaranya:

1. Laporan tahunan perusahaan sampel yang dipublikasikan di

www.idx.co.id

2. Data perusahaan dari Indonesian Capital Market Directory

3. Sumber lain yang terkait

Page 40: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Data sekunder digunakan untuk mengukur komponen supply dan menguji

analisis karakteristeik perusahaan terhadap pengungkapan sosial (Tahap 2).

D. Pengukuran Variabel

Sekaran (2000) menyatakan bahwa variabel merupakan sesuatu yang

mempunyai nilai yang dapat berbeda/berubah. Nilai ini dapat berbeda dalam

waktu yang lain untuk objek/orang yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu

yang sama untuk orang/objek yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan dua variabel utama, yaitu variabel independen

dan dependen, ditambah dengan variabel kontrol. Adapun definisi dan

pengukuran masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Variabel Independen

Variabel independen menurut Sekaran (2000) merupakan salah satu

variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik pengaruh itu secara positif

maupun negatif

a. Leverage (X1)

Leverage diproksi dengan Debt to equity ratio dengan perhitungan total

hutang dibagi total modal sendiri. Rasio ini menunjukkan seberapa besar dari

total keseluruhan aset perusahaan yang diperoleh atau didanai oleh utang. Hal

ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Kokubu et. al., (2001). Sedangkan

rumus yang digunakan untuk menghitung leverage adalah sebagai berikut,

EkuitasTotalUtang Total

=Leverage

Page 41: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b. Tipe Industri (X2)

Kriteria untuk menentukan perusahaan dengan high-profile dengan low-profile

digunakan pengelompokkan menurut Roberts (1992), Preston (1977) dan

Patten (1991) dalam Hackston dan Milne (1996). Perusahaan-perusahaan yang

termasuk dalam industri konstruksi, pertambangan, pertanian, kehutanan,

perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman, kertas,

farmasi dan plastik sabagai industri yang high-profile. Sementara industri

property dan real estate, perdagangan, jasa dan investasi dikategorikan

menjadi industri low-profile. Tipe industri diukur menggunakan variabel

dummy (1 = perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-profile, 0 =

perusahaan yang termasuk dalam industri yang low-profile).

c. Profitabilitas (X3)

Profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari tingkat pengembalian atas asset

(Freedman dan Jaggi, 2005) Penelitian ini menggunakan ROA sebagai

pengukur tingkat profitabilitas karena ROA menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba serta mengukur tingkat efisiensi

operasional secara keseluruhan dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan

harta yang dimilikinya (Haniffa dan Cooke, 2005). ROA adalah rasio yang

diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva

perusahaan.

d. Size (X4)

Size atau ukuran perusahaan, merupakan variabel yang dapat diukur

menggunakan total asset, penjualan atau modal dari perusahaan tersebut.

Page 42: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Semakin besar nilai total asset, penjualan, total tenaga kerja, dan nilai

kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan (Haniffa dan

Cooke, 2005). Proksi yang digunakan untuk mengukur variabel size dalam

penelitian ini mengacu pada penelitian Aulia (2009) yaitu dengan

menggunakan total aktiva perusahaan. Total aktiva digunakan karena total

aktiva berisi keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan baik lancar maupun

tidak lancar, sehingga lebih menunjukkan ukuran perusahaan sebenarnya

(Aulia, 2009)

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan social (social

disclosure). Untuk mengukur pengungkapan sosial digunakan metode weigthed

index. Weighted index berarti memberikan indeks tertimbang kepada setiap item

yang diungkapkan. Indeks tertimbang diperoleh dari hasil survei kuesioner

menggunakan kriteria GRI 2008 kepada narrow financial based stakeholder yaitu

investor, kreditor-institusi financial, manajemen, direktur, politisi, organisasi

regional.

Standar GRI dipakai dalam penelitian ini karena GRI menyediakan

petunjuk yang memadai dalam pelaporan aktivitas sosial bagi perusahaan dan

stakeholder-nya untuk pengembangan yang berkelanjutan. Sedangkan metode

weighted index digunakan karena indeks yang diperoleh menunjukkan kesesuaian

pengungkapan sosial pada perusahaan di Indonesia lebih tepat dan akurat.

Page 43: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Berikut ini merupakan persamaan yang digunakan untuk menghitung

variasi social disclosure (Li et al., 2008):

Dimana, nj = jumlah item untuk jth perusahaan. nj = 40. Xij = 1 jika item

diungkapkan, 0 jika item tidak diungkapkan.

3. Variabel Kontrol

a. Kepemilikan Institusi (X5)

Adalah kepemilikan saham oleh investor institusional dalam suatu perusahaan.

Fidyati (2004) menyebutkan bahwa kepemilikan saham oleh institusi dapat

menjadi kendala manajer yang berusaha bertindak oportunis untuk

kepentingan pribadinya. Dengan sempitnya keleluasaan manajer, diharapkan

laporan yang disajikan lebih dapat dipercaya, sehingga kualitasnya juga lebih

tinggi. Kepemilikan institusi diproksikan dengan persentase kepemilikan

saham oleh investor institusional dari total keseluruhan kepemilikan saham

yang beredar dalam perusahaan.

b. Proporsi Dewan Komisaris Independen (X6)

Ditunjukkan melalui besarnya persentase dewan komisaris yang berasal dari

luar perusahaan (independen) terhadap total keseluruhan anggota dewan

komisaris yang ada dalam suatu perusahaan, dengan persentase minimal 30%

sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan BEI. Mengacu penelitian Forker

n

Dj

1tij

j

j

å==S

Page 44: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

(2002) dan Chau dan Leung (2006), komposisi komisaris independen dihitung

dengan:

åå=

arisDewanKomis

ndependenKomisarisIdependenomisarisInKomposisiK

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi: uji asumsi klasik yang

dilakukan sebagai prasyarat untuk melakukan pengujian hipotesis; descriptive

statistic; dan pengujian hipotesis menggunakan analisis multiple regression.

Selain pengujian utama, dilakukan juga logistic regression dan t-test untuk

mendukung hasil pengujian utama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

bantuan software SPSS release 17. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahapan-

tahapan pengujian dalam penelitian ini.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2006). Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan

total skor konstruk. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

uji cronbach alfa.

Page 45: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk

memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid, dengan data yang digunakan

secara teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya

efisien (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2005).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan apakah dalam model regresi, variabel dependen dan

independen mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah

yang mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2005). Pengujian normalitas data

dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test,

dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan dari uji

normalitas adalah dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0,05

maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika probabilitas

asymp.sig (2 tailed) < 0,05 maka data mempunyai distribusi yang tidak

normal.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke observasi lain.

Jika variance tetap, maka disebut homokedastis, jika variance berbeda disebut

heterokedastis (Ghozali, 2005). Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan

melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residuaalnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik

Page 46: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Titik-titik harus menyebar secara

acak (random), baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Bila

kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

Uji Multikoloniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

bebas sama dengan nol (Ghozali, 2005). Multikolinearitas dapat dilihat

dengan VIF (Variance Inflation Factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai

tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu

pula sebaliknya.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu dalam periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi

ke observasi lainnya. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam

model regresi terdapat autokorelasi atau tidak, dapat diketahui melalui uji

Page 47: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Durbin-Watson (DW). Apabila nilai DW lebih besar dari batas atas (du) dan

kurang dari 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

3. Descriptive Statistic

Descriptive statistic memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum.

Descriptive statistic dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai

distribusi dan perilaku data sampel tersebut (Ghozali, 2005).

4. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis, penelitian ini menggunakan analisis multiple

regression dengan cara mengukur goodness of fit model regresi, untuk menilai

ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Multiple regression

akan menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap tingkat pengungkapan

(disclosure level) informasi sosial.

Adapun persamaan multiple regression untuk pengujian hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

ecbcbcbcbcbcbb i55443322110 +++++++= 661Y

Dimana :

Y1 = Pengungkapan Sosial

X1 = Leverage

X2 = Tipe Industri

X3 = Profitabilitas

X4 = Size (ukuran perusahaan)

X5 = Kepemilikan Institusi

X6 = Proporsi Dewan Komisaris Independen

Page 48: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b = Koefisien Regresi

e = Error

5. Pengujian Logistic Regression, ANOVA, dan t-test

Logistic regression menguji apakah probabilitas terjadinya variabel

dependen dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Pengujian logistic dilakukan

apabila variabel independennya adalah dummy variable. Pengujian ini akan

menunjukkan pengaruh dari karakteristik perusahaan yaitu size, tipe industri,

leverage, dan probabilitas terhadap diungkapkan atau tidak diungkapkannya

informasi sosial dalam laporan tahunan perusahaan.

ANOVA merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu variabel

dependen dengan satu atau lebih variabel kategorikal. ANOVA digunakan untuk

mengetahui pengaruh utama dan pengaruh interaksi dari variabel independen

kategorikal terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan terhadap kategori

pendidikan responden dan usia responden.

Pengujian t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang

tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda (Ghozali, 2005). Uji beda

t-test dilakukan terhadap kategori jenis kelamin responden yang akan mengukur

apakah ada beda antara pria dan wanita dalam merespon praktik pengungkapan

sosial. Pengujian t-test dengan metode paired sample t-test juga dilakukan

terhadap pengungkapan sosial yang sudah di indeks (weighted) dan yang belum

diindeks (unweighted).

Page 49: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis,

pembahasan, serta perbandingan dengan penelitian sebelumnya. Pengujian data

dengan model analisis multiple regression menggunakan software SPSS release

17.0.

A. Deskripsi Data

Deskripsi data dalam penelitian ini, terdiri dari dua bagian yaitu seleksi

sampel dan analisis deskriptif dari data yang diperoleh.

1. Seleksi Sampel

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, data primer dan data sekunder.

Data primer digunakan untuk mengukur komponen demand. Untuk memperoleh

data primer, dilakukan wawancara kuesioner terhadap sampel penelitian yaitu

kelompok narrow financial based stakeholder yang terdiri atas direktur, investor,

manajer, kreditur, politikus dan anggota organisasi regional. Penelitian ini

menyebarkan 71,43% atau 50 kuesioner dari total sampel sebanyak 70 kuesioner

kepada investor dan manajer. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 20 kuesioner

dibagikan kepada kelompok narrow financial based stakeholder lainnya yaitu

kreditur, direktur, organisasi regional, dan politikus. Hasil dari penyebaran 70

kuesioner dapat dilihat pada Tabel IV.1.

Page 50: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel IV.1 Hasil Sampel Penelitian untuk Komponen Demand

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengembalian kuesioner

adalah sebesar 71,43% atau sebanyak 50 (lima puluh) orang responden dan

kuesioner yang tidak dikembalikan sebesar 28,57%. Struktur kelompok narrow

financial based stakeholder yang paling banyak dijadikan sampel adalah manajer

yaitu sebanyak 23 responden atau 46,00% dari jumlah keseluruhan sampel.

Kelompok Investor menduduki peringkat kedua yaitu sebesar 14 responden atau

28,00% dari keseluruhan sampel, kemudian diikuti oleh anggota organisasi

regional (10,00%), kreditur (8,00%), direktur (4,00%), dan politikus (4,00%).

Rincian mengenai struktur kelompok narrow financial based stakeholder dapat

dilihat Tabel IV.2.

Tabel IV.2 Struktur Kelompok Narrow Financial Based Stakeholder

Sampel Penelitian untuk Komponen Demand

Jumlah

Persentase

Kuesioner yang disebarkan 70 100,00%

Jumlah kuesioner yang tidak kembali 20 28,57%

Jumlah kuesioner yang kembali 50 71,43%

No

Kelompok narrow financial based stakeholder

Jumlah Persentase

1 Direktur 2 4,00% 2 Investor 14 28,00% 3 Manajer 23 46,00% 4 Organisasi Regional 5 10,00% 5 Politikus 2 4,00% 6 Kreditur 4 8,00%

Page 51: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa annual report tahun

2008 yang dipublikasikan oleh website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)

www.idx.go.id, dan situs resmi masing-masing perusahaan. Ada 393 perusahaan

yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 (lihat Tabel IV.3).

Tabel IV.3 Populasi Perusahaan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2008

No Tipe Industri Jumlah Persentase

1 high-profile (konstruksi, pertambangan, pertanian, kehutanan, perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman, kertas, farmasi dan plastik)

259 65,90%

2 low profile (property dan real estate, perdagangan, jasa dan investasi)

134 34,10%

Total 393 100,00%

Penelitian ini menggunakan 70 sampel perusahaan dari 393 populasi

perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 dengan menggunakan metode

purposive sampling. Daftar perusahaan sampel ini bisa dilihat pada Lampiran 1.

Dari 70 perusahaan sampel tersebut, ternyata semua (100%) perusahaan

mengungkapkan informasi sosial dalam annual report-nya. Sebesar 28,57% atau

sejumlah 20 perusahaan bergerak di bidang konstruksi, pertambangan, pertanian,

kehutanan, perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman,

kertas, farmasi dan plastik, dan sisanya sebesar 50 perusahaan (71,43%) bergerak

dalam industri property dan real estate, perdagangan, jasa dan investasi (lihat

Tabel IV.4).

Page 52: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel IV.4 Jumlah Sampel Akhir Penelitian

No Tipe Industri Jumlah Persentase

1 high-profile (konstruksi, pertambangan, pertanian, kehutanan, perikanan, kimia, otomotif, barang konsumsi, makanan dan minuman, kertas, farmasi dan plastik)

20 28,57%

2 low profile (property dan real estate, perdagangan, jasa dan investasi)

50 71,43%

Total 70 100,00%

Setelah sampel akhir ditentukan, maka proses scoring untuk item-item

social disclosure bisa dilakukan. Item-item atau aspek-aspek social disclosure

masing-masing perusahaan tersebut akan dipersentase berdasarkan item-item yang

terdapat dalam GRI 2008. Item-item dalam pengungkapan informasi sosial dapat

dilihat pada Lampiran 2.

2. Analisis Deskriptif

Informasi mengenai statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, nilai minimum, dan maksimum. Secara garis besar, analisis

deskriptif dibagi menjadi dua bagian, yaitu analisis deskriptif untuk data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Berdasarkan hasil sampel data primer (Tabel IV.1), deskripsi responden

berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat dalam Tabel IV.5. Berdasarkan

tabel tersebut, bisa dilihat bahwa sebesar 12% atau 6 responden mempunyai

pendidikan strata-2, sebesar 46% atau 23 responden mempunyai pendidikan

Page 53: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

terakhir strata-1, 40% atau sebesar 20 responden berpendidikan Diploma III dan

sisanya sebesar 2% atau 1 responden berpendidikan Sekolah Menengah Atas.

Hasil uji ANOVA responden berdasarkan tingkat pendidikannya menunjukkan

bahwa tidak ada beda signifikan untuk kategori pendidikan responden dengan ρ

value 0,62. Hasil uji ANOVA ini dapat dilihat di Lampiran 7.

Tabel IV.5 Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Untuk mengetahui gender (jenis kelamin responden) ditunjukkan dalam

Tabel IV. 6.

Tabel IV.6 Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebesar 80% atau 40 orang responden

berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang (20%) berjenis kelamin perempuan.

Pengujian t-test untuk kategori gender menunjukkan tidak ada beda signifikan antara

laki-laki dan perempuan dalam merespon pegungkapan sosial (lihat Tabel IV.7).

No

Tingkat pendidikan responden

Jumlah Persentase

1 S2 6 12,00% 2 S1 23 46,00% 3 D III 20 40,00% 4 SMA 1 2,00%

Jumlah total 50 100,00%

No

Tingkat pendidikan responden

Jumlah Persentase

1 Laki-laki 40 80,00% 2 Perempuan 10 20,00%

Jumlah total 50 100,00%

Page 54: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel IV.7 Hasil Pengujian T-test

t Mean Difference Sig. (2-tailed) Equal variances assumed -.537 .33729 .594 Equal variances non assumed -.700 .492

Tabel IV.8 menujukkan jika dilihat dari usianya, responden dikategorikan

ke dalam empat kelompok, yaitu usia 20-30 tahun, usia 31-40 tahun, usia 41-50

tahun dan usia 51-60 tahun. Persentase masing-masing secara berurutan adalah

20%, 46%, 28%, dan 6 %. Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa

tidak ada beda signifikan untuk kategori usia responden dengan ρ value 0,23

diatas nilai signifikansi 0,05 (lihat Lampiran 7).

Tabel IV.8 Responden berdasarkan Usia

b. Data Sekunder

Statistik deskriptif data sekunder tanpa bobot tertimbang (unweighted)

dan statistik deskriptif dengan menggunkan indeks tertimbang (weighted)

ditunjukkan pada Tabel IV.9. Dari tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat

pengungkapan sosial perusahaan dalam annual report hampir sama yaitu 40,24%

jika dilakukan dengan metode unweighted dan sebesar 40,58% jika menggunakan

No

Usia Responden (tahun)

Jumlah Persentase

1 20-30 10 20,00% 2 31-40 23 46,00% 3 41-50 14 28,00% 4 51-60 3 6,00%

Jumlah total 50 100,00%

Page 55: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

metode weighted. Jika dibandingkan dari penelitian sebelumnya, rata-rata

pengungkapan informasi sosial mengalami peningkatan sebesar sekitar 20,00%.

Terdapat 38 perusahaan atau sebesar 76,00% memiliki persentase pengungkapan

di atas rata-rata, dan sisanya, yaitu sebesar 12 perusahaan atau sebesar 24,00%

memiliki persentase pengungkapan di bawah rata-rata. Fakta tersebut

menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya

pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan mereka. Nilai maksimum

sebesar 75,00% untuk metode unweighted dan 75,50% untuk metode weighted

ditempati oleh PT.Telkom Indonesia. Dalam annual report PT.Telkom tahun

2008 menyebutkan bahwa ada tujuh pilar dalam pelaksanaan kegiatan sosialnya,

diantaranya:

1. Pendidikan: memperbaiki kualitas dan tingkat pendidikan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan usaha TELKOM, keluarga karyawan TELKOM Group, serta memfokuskan pada peningkatan keahlian;

2. Kesehatan: meningkatkan standar kesehatan kelompok masyarakat atau sosial tertentu;

3. Kebudayaan dan keadaban: menjaga dan mengembangkan kegiatan kebudayaan, kesenian, olah raga, keagamaan dan kegiatan kemasyarakatan lainnya;

4. Kemitraan: meningkatkan kemampuan perekonomian setempat dan memperkuat potensi pertumbuhan usaha skala kecil, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kegiatan yang terkait dengan bisnis TELKOM, untuk memberikan manfaat kepada semua pihak;

5. Kewajiban layanan publik: meningkatkan pelayanan dan penyediaan fasilitas serta infrastruktur telekomunikasi secara langsung kepada masyarakat;

6. Lingkungan hidup: melindungi dan menjaga kualitas lingkungan hidup, baik internal maupun eksternal, untuk menjaga hubungan yang harmonis antara Perusahaan dengan lingkungan alam;

7. Bencana dan Penyelamatan: memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang mengalami musibah bencana alam.

Page 56: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Sedangkan perusahaan yang paling sedikit mengungkapkan informasi

sosial mereka dalam laporan tahunan adalah PT. Dayaindo Resources yaitu

sebesar sebesar 5,00% untuk metode unweighted dan 5,20% untuk metode

weighted.

Rata-rata leverage perusahaan sampel sebesar 500,73 %, dengan nilai

maksimum sebesar 3651,00 % (PT.Perdana Gapura Prima) dan nilai minimumnya

6,00 % (Lippo Cikarang). Sementara itu, tingkat profitabilitas yang diukur dengan

ROA mempunyai rata-rata sebesar 2,69%. Nilai ROA paling tinggi dimiliki oleh

PT. Adira Finance (28,40 %). PT Bakrie and Brother memiliki nilai ROA paling

rendah yaitu -62,00%.

Nilai total asset paling besar dimiliki oleh PT Bank Mandiri, yaitu sebesar

358.438.678,00 juta rupiah. Sementara nilai total asset yang paling rendah

dimiliki oleh PT.Abdi Bangsa sebesar 226.259,16 juta rupiah. Sedangkan rata-rata

total asset yang dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sebesar

29.312.407,78 juta rupiah.

Variabel proporsi dewan komisaris independen mempunyai nilai rata-rata

sebesar 44,32%. Jika dibandingan dengan Peraturan Pencatatan Bursa Efek

Indonesia (BEI) Nomor 1-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat

Ekuitas di Bursa, rata-rata tersebut mempunyai persentase yang lebih besar dari

pada ketentuan minimal yaitu sebesar 30,00%. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memiliki kesadaran akan pentingnya

komisaris independen di dalam perusahaan. Proporsi komisaris independen

terbesar dimiliki oleh Bank Bukopin, Bank Mega, Bank Ekonomi Raharja, Bank

Page 57: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Saudara dan Bank Victoria (66,67%). Sedangkan proporsi dewan komisaris

independent terkecil dimiliki oleh PT.Surya Inti Permata (25,00%).

Untuk variabel terakhir yaitu kepemilikan institusi, rata-ratanya adalah

sebesar 72.67%, dengan nilai maksimum sebesar 100% (PT. Citra Marga

Nusaphala dan PT. Asuransi Multi Atha Guna) dan nilai minimum sebesar

11,36% (PT. Bank Saudara).

Tabel IV.9 Statistik Deskriptif Unweighted dan weighted

N Min Max Mean Std. Deviation

Leverage 70 6.00 3651.00 500.7286 606.48189 Size (dalam jutaan rupiah)

70 226259.16 358438.68 293124.07 636190.00

Profitabilitas 70 -62.00 28.40 2.6943 9.79657 Proporsi Dewan Komisaris Independen

70 25.00 66.67 44.3194 10.71036

Kepemilikan Istitusi 70 11.36 100.00 72.6690 20.24473 Social Disclosure (SD) Unweighted

70 5.00 75.00 40.2429 14.15078

Social Disclosure (SD) Weighted

70 5.20 75.50 40.5801 14.16523

Valid N (listwise) 70

B. Pengujian Hipotesis

1. Uji Asumi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan pengujian

hipotesis karena merupakan prasyarat bagi analisis regresi serta agar hasil analisis

regresi dapat dipercaya atau valid. Uji asumsi klasik dilakukan pada sampel yang

belum diberi bobot tertimbang (weighted) atau yang sudah diberi bobot

tertimbang (unweighted). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini telah

memenuhi uji asumsi klasik yang terdiri dari: (1) pengujian normalitas (2)

Page 58: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pengujian multikolinearitas (3) autokorelasi, dan (4) heteroskedastisitas. Hasil

pengujian dan analisis uji asumsi klasik tersebut terdapat dalam Lampiran 3.

2. Logistic Regression

Logistic regression digunakan untuk menguji apakah probabilitas

terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Logistic

regression dilakukan pada data yang variabel dependennya berupa variabel

dummy. Pengujian dilakukan dengan mengambil satu sampel dari tiap kategori.

Hasil pengujian logistic regression dengan menggunakan metode enter secara

ringkas ditunjukkan dalam Tabel IV.10.

Tabel IV.10 Hasil Analisis Logistic Regression Unweighted

Jumlah total dan tingkat pengurangan pekerja berdasarkan usia, gender dan wilayah

Jumlah insiden dalam hak asasi manusia dan tindakan yang diambil

Tindakan yang diambil ntuk mengatasi tindakan korupsi

Total insiden yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran

Nagelkerke’s R square

.368 .345 .255 .404

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

.656 .009 .826 .430

Variabel Independen yang Signifikan

Size* Kepemilikan Institusi**

Size* Size** Proporsi Dewan

Komisaris Independen**

Size*

*Tingkat signifikansi 5 % ** Tingkat Signifikansi 10%

Tabel IV.10 menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuat dengan nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test di atas

Page 59: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

0,05. Hasil uji Hosmer dan Lemeshow dikatakan kuat apabila ρ value lebih besar

dari 0,05 (Ghozali, 2005).

Dalam item jumlah total dan tingkat pengurangan pekerja berdasarkan

usia, jender, dan wilayah untuk kategori praktik kerja dan kelayakan kerja,

variabel dependen yang dapat menjelaskan pengungkapan sosial adalah size dan

kepemilikan institusi. Sedangkan untuk item jumlah insiden dalam hak asasi

manusia dan tindakan yang diambil dan item total insiden yang berkaitan dengan

komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi dan sponsorship, hanya

variabel size yang dapat menjelaskan pengungkapan sosial dengan tingkat

signifikansi 5%.

Berbeda dengan ketiga item ditas, untuk item tindakan yang diambil untuk

mengatasi tindakan korupsi, variabel yang berpengaruh adalah size dan proporsi

dewan komisaris independen, dengan tingkat signifikansi 10%.

3. Multiple regression

Tujuan dari analisis regresi adalah untuk mengestimasi dan/atau

memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan

nilai variabel independen yang diketahui. Multiple regression dalam penelitian ini

digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu menguji apakah

karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sosial

perusahaan. Uji multiple regression menggunakan metode stepwise. Pengujian

regresi ini dilakukan terhadap pengungkapan sosial yang sudah menggunakan

indeks atau yang belum menggunakan indeks.

Page 60: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

a. Metode Unweighted

Hasil analisis regresi berganda unweighted bisa dilihat dalam ringkasan

Tabel IV.11. Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

variabel independen mampu menerangkan variabel dependen. Setiap tambahan

satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena

itu, untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih baik menggunakan

koefisien adjusted R2 (Gujarati, 2003). Adjusted R2 pada tabel yang menunjukkan

angka 0,41 menjelaskan bahwa kombinasi atau variasi variabel independen seperti

leverage, tipe industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas dapat menjelaskan

variabel dependen yaitu luas pengungkapan informasi sosial perusahaan hanya

sebesar 41,10%. Sedangkan sisanya sebesar 58,90% pengungkapan informasi

sosial perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Nilai F hitung adalah sebesar 25,09 dengan probabilitas 0,00. Probabilitas

ternyata jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi social disclosure atau dapat dikatakan bahwa leverage, tipe

industri, ukuran perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap social

disclosure.

Pengaruh signifikan dari tiap-tiap variabel independen terhadap variabel

dependen dapat diketahui dari besarnya ρ value. Apabila ρ value lebih kecil dari

tingkat signifikansi, maka variabel independen tersebut secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila ρ value

lebih besar dari tingkat signifikansi, maka variabel independen tersebut secara

Page 61: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dari tabel IV. 11

dapat dilihat bahwa hanya variabel size (ρ value = 0,000) dan proporsi dewan

komisaris independen (ρ value = 0,002) yang berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sosial. Sedangkan untuk variabel leverage, tipe industri,

profitabilitas, dan kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan karena ρ

value > 0,05.

Tabel IV. 11 Hasil Analisis Multiple Regression Unweighted

Variabel Koefisien t Sig. (Constant) -105.381 -4.937 .000 Leverage -.097 -.953 .344 Tipe Industri .081 .786 .434 Ukuran Perusahaan 12.884 7.084 .000* Profitabilitas .148 1.558 .124 Proporsi Dewan Komisaris Independen

-.433 -3.185 .002*

Kepemilikan Institusi .076 .794 .430 R Square .428 Adjusted R Square .411 SEE 10.85850 F 25.092 Sig. .000

* Signifikan 1% b. Metode Weighted

Hasil analisis regresi berganda weighted bisa dilihat dalam ringkasan Tabel

IV.12. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa analisis multiple regression dengan

metode weighted dan unweighted berbeda, meskipun tidak terlalu besar (didukung

uji beda t-test pada Tabel IV.13). Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap

tingkat pengungkapan sosial hanya ada dua, yaitu ukuran perusahaan (ρ value =

0,000) dan proporsi dewan komisaris independen (ρ value = 0,002).

Page 62: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel IV. 12 Hasil Analisis Multiple Regression Weighted

Variabel Koefisien t Sig. (Constant) -105.828 -4.961 .000 Leverage -.098 -.967 .337 Tipe Industri .088 .861 .393 Ukuran Perusahaan 12.927 7.112 .000* Profitabilitas .149 1.575 .120 Proporsi Dewan Komisaris Independen

-.428 -3.148 .002*

Kepemilikan Institusi .071 .749 .457 R Square .430 Adjusted R Square .413 SEE 10.85120 F 25.291 Sig. .000

*Signifikan 1%

4. Paired Sample T-test

Uji beda t-test juga dilakukan untuk menguji apakah tingkat

pengungkapan sosial yang sudah diberi indeks dan yang tanpa menggunakan

indeks mempunyai perbedaan signifikan. Karena sampel berhubungan maka uji t-

test menggunakan paired sample t-test. Hasil pengujian ini ditunjukkan dalam

Tabel IV.13.

Tabel IV.13 Hasil Pengujian Paired Sample T-test

t Mean Sig. (2-tailed)

Pair 1 Weighted - Unweighted

4.512 .33729 .000

Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat signifikansi kurang dari 0,05

(ρ value = 0,00). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan variance yang berarti

bahwa tingkat pengungkapan sosial berbeda secara signifikan antara weighted dan

unweighted. Melihat hasil uji t-test di atas dapat disimpulkan bahwa perlu untuk

Page 63: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

memasukkan indeks yang mengukur pengungkapan agar lebih tepat dengan

mempertimbangkan faktor kualitatif.

C. Pembahasan Hasil Analisis

1. Demand Narrow Financial Based Stakeholder

Demand narrow financial based stakeholder ditunjukkan dalam Lampiran

4. Lampiran 4 menyajikan score, rating, dan weighted index setiap item social

disclosure. Lampiran 4 menujukkan bahwa rata-rata permintaan social disclosure

menurut narrow financial based stakeholder sebesar 2,50% (score = 188 dan SD

index = 1,00). Tingkat kisaran score setiap item menunjukkan perbedaan yang

signifikan, yaitu berkisar antara 125-214. Hal ini menujukkan bahwa tingkat

kepentingan akan pengungkapan informasi sosial berbeda antara kelompok

narrow financial based stakeholder.

Rata-rata tingkat demand per responden adalah sebesar 3,76, sedangkan

rata-rata tingkat demand per kelompok responden adalah 3,33 untuk kelompok

direktur, 3,63 kelompok investor, 4,03 untuk kelompok kreditur, 3,80 untuk

kelompok manajer, 3,83 untuk kelompok organisasi regionen dan 4,03 untuk

kelompok politikus dalam skala likert 5 (lihat Lampiran 10). Kelompok direktur

berpendapat bahwa kategori yang paling penting diungkapkan adalah kategori

yang berhubungan dengan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan responden D 11

yang mengungkapkan,

"Karyawan merupakan asset yang berharga. Jantung dari sebuah perusahaan adalah karyawan. Misalnya jika karyawan sakit atau mogok kerja maka perusahaan akan sangat repot. Jadi pengungkapan item karyawan dalam annual report sangat penting dilakukan"

Page 64: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa item

GRI 2008 yang paling banyak direspon atau diminta oleh responden untuk

diungkapkan dalam annual report adalah item kerjasama untuk jaminan

kesehatan karyawan dalam bagian praktik kerja dan kelayakan kerja yaitu sebesar

2,84% dari total item.

Kelompok Investor menilai bahwa item yang penting untuk diungkapkan

adalah item yang berkaitan dengan komunitas, terutama dalam hal korupsi. Item

ini direspon tinggi yaitu sebesar 2,83% dari total item. Responden I 27

mengatakan bahwa,

"Pengungkapan dalam praktik korupsi akan menunjukkan kinerja internal perusahaan. Jika dari dalam internal tubuh perusahaan sudah tergrogoti penyakit korupsi, maka bisa dipastikan perusahaan akan segera gameover"

Jika dilihat dari responden yang mempunyai jabatan sebagai manajer,

banyak dari mereka yang memilih item karakteristik, lingkup, dan keefektifan

program dan pelaksanaan operasi perusahaan pada komunitas untuk diungkapkan.

Mereka beralasan bahwa selain sebagai sarana dalam pelaksanaan CSR, kegiatan

tersebut juga dapat digunakan promosi untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Berbeda dengan manajer, kelompok organisasi regional lebih fokus dalam

masalah hak asasi manusia. OR 34 dan OR 35 mengungkapkan,

"Hak asasi manusia merupakan penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia. Perusahaan yang mengungkapkan hal yang berkaitan dengan hak ini berarti perusahaan telah benar-benar sadar melakukan aktivitas sosial. Hak ini juga cerminan dari semangat globalisasi"

Page 65: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Item yang paling sedikit permintaannya adalah item mengenai komposisi

pimpinan dan pekerja berdasarkan jender, usia, kelompok minoritas dan rasio gaji

pokok antara pria dan wanita.

Secara garis besar dapat disimpulkan tingkat demand item-item social

disclosure GRI 2008 tidak memeliki kepentingan yang sama besarnya. Beberapa

item direspon tinggi (penting diungkapkan) oleh kelompok narrow financial

based stakeholder, dan sebagian item lainnya dinilai rendah atau mereka

berpendapat bahwa beberapa item tidak perlu diungkapkan dalam annual report.

2. Supply Narrow Financial Based Stakeholder

Analisis annual report dengan menggunakan dummy variable merupakan

cara untuk mengukur komponen supply. Untuk mengukur komponen supply,

penelitian ini mengguanakan metode weighted dan unweighted. Hasil analisis

komponen supply bisa dilihat dalam Lampiran 5. Hasil analisis ini menunjukkan

bahwa rata-rata pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahaan

dalam annual report mereka adalah sebesar 40,24% dengan metode unweighted

dan 40,58% dengan menggunakan metode weighted.

Analisis juga dilakukan untuk tiap item dan hasilnya menunjukkan dari 40

item GRI 2008, item yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan yaitu

sebanyak 69 perusahaan adalah jenis produk dan informasi jasa yang disediakan.

Item ini di-supply oleh perusahaan sebesar 98,57% dengan dengan metode

unweighted dan 105,47% dengan menggunakan metode weighted. Item lain yang

banyak diungkapkan adalah item karakteristik, lingkup, dan keefektifan program

Page 66: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dan pelaksanaan operasi perusahaan pada komunitas yaitu sebesar 92,86% dengan

dengan metode unweighted dan 93,79% dengan menggunakan metode weighted.

Jika dianalisis lebih dalam, hasil supply pengungkapan informasi sosial

kedua item terbesar diatas sesuai dengan demand dari manajer seperti yang telah

dibahas sebelumnya pada pembahasan bagian demand. Selain digunakan sebagai

sarana pertanggungjawaban perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,

pengungkapan sosial juga digunakan sebagai sarana promosi untuk meningkatkan

nilai perusahaan. Dalam annual report bank BRI tahun 2008 disebutkan,

"BRI berupaya menjaga keberlanjutan jangka panjang bisnis Perseroan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility - CSR) dalam ruang lingkup ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan tetap memperhatikan kepentingan BRI dan masyarakat, tanpa mengurangi kepentingan pemegang saham. BRI meyakini bahwa kegiatan CSR tidak semata pemberian sukarela, namun merupakan cerminan dari seluruh kegiatan bisnis perseroan". Item keuntungan atau kompensasi yang diberikan kepada pekerja, rata-

rata jam pelatihan pekerja tiap tahun, komposisi pimpinan dan pekerja

berdasarkan jender, usia, kelompok minoritas juga diungkapkan tinggi oleh

perusahaan yaitu sebesar sebesar 82,86% dengan dengan metode unweighted dan

87,83% dengan menggunakan metode weighted. Item ini juga direspon tinggi oleh

responden (demand tinggi) sehingga dapat disimpulkan bahwa item ini mutlak

diungkapkan dalam annual report.

Sedangkan item-item yang mempunyai nilai terendah atau sedikit

diungkapkan dalam laporan tahunan adalah item yang membahas bagian korupsi,

baik itu pengungkapan tindakan korupsi, pelatihan dalam hal anti korupsi dan

tindakan yang diambil jika terjadi kasus korupsi. Persentasenya secara berurutan

Page 67: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

adalah 7,14% dengan metode unweighted dan 7,93% dengan menggunakan

metode weighted, 1,43% dengan metode unweighted dan 1,53% dengan

menggunakan metode weighted, 5,71% dengan metode unweighted dan 4,64%

dengan menggunakan metode weighted

Item lain yang diungkapkan rendah oleh perusahaan adalah item yang

berkaitan dengan hak asasi manusia. Bahkan dalam bagian ini ada item yang tidak

diungkapkan sama sekali oleh perusahaan sampel (0,00%) yaitu item identifikasi

risiko insiden pekerja paksa dan usaha untuk mengeliminir inseden tersebut.

Rasio gaji pokok antara pria dan wanita juga diungkapkan rendah oleh perusahaan

yaitu sebesar 2,86% dengan metode unweighted dan 2,60% dengan menggunakan

metode weighted

3. Information gap antara demand dan supply social disclosure

Komponen demand diperoleh dari hasil survei kuesioner. Hasil kuesioner

tersebut menunjukkan bahwa responden yaitu kelompok narrow financial based

stakeholder yang terdiri atas investor, direktur, organisasi regional, politikus, dan

manajer merespon praktik pengungkapan sosial berdasarkan item GRI 2008

dengan rata-rata sebesar 3,76 dengan menggunakan skala likert 5 (lihat lampiran

6). Sedangkan rata-rata tingkat pengungkapan sosial komponen demand per

kategori ditunjukkan Gambar IV.1.

Page 68: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar IV.1

Tingkat Demand Social Disclosure per Kategori Berdasarkan Item GRI 2008

Rata-rata Demand Pengungkapan Sosial Per Kategori

3.70

3.463.91

4.02

Rata-rata Kategori PraktikKerja dan Kelayan Kerja

Rata-rata Kategori HakAsasi Manusia

Rata-rata KategoriMasyarakat

Rata-rata KategoriTanggung Jaw ab Produk

Dari Gambar IV.1 bisa dilihat bahwa tingkat pengungkapan sosial

berdasarkan kategori praktik kerja dan kelayakan kerja mempunyai rata-rata 3,70

dalam skala likert 5. Sedangkan untuk kategori hak asasi manusia sebesar 3,46.

Untuk kategori masyarakat dan tanggung jawab produk direspon sangat besar

yaitu sebesar 3,91 dan 4,02. Untuk detail per kategorinya, bisa dilihat dalam

gambar IV.2.

Gambar IV.2 Detail per Kategori Tingkat Demand Social Disclosure

Demand Pengungkapan Sosial Kategori Hak Asasi Manusia

13%

41 % 27%

14% 5%Likert 5

Likert 4

Likert 3

Likert 2

Likert 1

Demand Pengungkapan Sosial Kategori Praktik Kerja dan

Kelayakan Kerja

22%

43%

20%

11% 4 % Likert 5

Likert 4

Likert 3

Likert 2

Likert 1

Page 69: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Rata-rata tingkat pengungkapan yang dilakukan perusahaan (supply)

adalah sebesar 40% (lihat Lampiran 6). Tingkat supply per kategori ditunjukkan

pada Gambar IV.3.

Gambar IV.3 Tingkat Supply Social Disclosure per Kategori Berdasarkan Item GRI 2008

Tingkat Supply Social Disclosure per Kategori Berdasarkan GRI 2008

44.90

21.1128.39

61.59

Praktik Kerja danKelayan Kerja

Hak AsasiManusia

Masyarakat

Tanggung JawabProduk

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan lebih

menitikberatkan aktivitas sosial mereka dalam hal tanggung jawab produk dengan

rata-rata pengungkapan sebesar 61,59%. Tetapi beberapa perusahaan juga ada

yang lebih fokus dalam hal praktik kerja dan kelayakan kerja sebagai aktivitas

sosialnya. Hal tersebut terbukti sebesar 44,90% perusahaan mengungkapkan

D emand Pengungkapan Sosial Kategori Masyarakat

25%

47%

22% 5%

1% Likert 5

Likert 4

Likert 3

Likert 2

Likert 1

Demand Pengungkapan Sosial Kategori Tanggung Jawab Produk

31 %

48%

15 %5% 1% Likert 5

Likert 4

Likert 3

Likert 2

Likert 1

Page 70: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

tanggung jawab sosial mereka dalam kategori ini. Dalam laporan tahunan PT.

Sorini Agro Asia (2008) menjelaskan,

"To keep pace with our business growth, Sorini continues to put its people nd their development as a major par t of i ts core Strategy and Sorini maintains a strong committment of compliance with Health, Safety, Security and Environment (HSSE) standards as well as its own stringent internal safety and quality adherence mechanism."

Rata-rata pengungkapan untuk ketegori masyarakat juga cukup besar yaitu

sebesar 28,39%, dan sisanya sebesar 21,11% perusahaan mengungkapkan

aktivitas sosialnya dalam hal hak asasi manusia.

Information gap terjadi jika ada perbedaan signifikan antara tingkat

permintaan (demand) akan pengungkapan sosial dengan pemenuhan akan

permintaan tersebut (supply). Dari Lampiran 6 dapat dilihat bahwa rata-rata

tingkat demand adalah sebesar 3,76 pada skala likert 5 dan untuk supply adalah

sebesar 40,24% dengan metode unweighted dan 40,58% dengan metode weighted.

Hasil ini menujunjukkan bahwa secara umum terjadi information gap antara

demand dan supply pengungkapan sosial di Indonesia. Untuk analisis gap per

kategori bisa dilihat dalam Tabel IV.14.

Tabel IV.14 Pengukuran Information Gap per Kategori

No Kategori Pengungkapan Sosial Demand Supply Gap 1 Praktik Kerja dan Kelayakan Kerja 3,70 44,90% √ 2 Hak Asasi Manusia 3,46 21,11% √ 3 Masyarakat 3,91 28,39% √ 4 Tanggung Jawab Produk 4,02 61,59% X

Ket : cutoff 50% √ = Terdapat information gap X = Tidak terdapat information gap

Page 71: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa terjadi gap antara demand dan supply

pengungkapan sosial. Gap terjadi karena nilai demand yang tinggi dan tidak

diimbangi dengan supply optimal. Gap ini ditemukan dalam kategori praktik kerja

dan kelayakan kerja, hak asasi manusia, dan masyarakat. Information gap juga

terjadi dalam item-item tertentu. Item-item tertentu menujukkan bahwa tingkat

demand sangat tinggi, tetapi supply untuk memenuhi permintaan tersebut sangat

kurang. Misalnya item yang berkaitan dengan pelatihan anti korupsi. Item tersebut

mempunyai nilai 4,04 pada skala likert 5, tetapi item ini hanya direspon atau di-

supply sebesar 1,43%.

Hal yang berlawanan juga ditemukan, yaitu tingkat demand yang rendah

tetapi dipenuhi dengan supply yang sangat besar. Item mengenai komposisi

pimpinan dan pekerja berdasarkan jender, usia, kelompok minoritas mempunyai

nilai yang rendah untuk demand yaitu 2,80 pada skala likert 5, tetapi tingkat

supply-nya adalah sebesar 82,86%.

Dalam beberapa item menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan atau

tidak terjadi information gap antara demand dan supply. Contohnya adalah item

rasio gaji pokok antara pria dan wanita dinilai rendah oleh perusahaan, yaitu

sebesar 2,50 pada skala likert 5 untuk komponen demand dan sebesar 2,86%

untuk komponen supply.

4. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Praktik Pengungkapan

Sosial di Indonesia

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa secara

simultan variabel independen dan variabel kontrol berpengaruh terhadap social

Page 72: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

disclosure. Leverage, tipe industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan

institusi, dan proporsi dewan komisaris independen dapat menjelaskan variabel

dependen yaitu luas pengungkapan informasi sosial perusahaan sebesar 41,10%.

Sedangkan sisanya sebesar 58,90% pengungkapan informasi sosial perusahaan

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Berikut ini akan dijelaskan pengaruh parsial dari tiap-tiap variabel

independen terhadap variabel dependen yang dilihat dari ρ value. Berdasarkan uji

parsial tersebut hanya ada dua variabel yang berpengaruh terhadap pengungkapan

sosial yaitu ukuran perusahaan dan proporsi dewan komisaris independen.

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai

ini kurang dari 1% sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sosial. Hasil ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjakradinata (2000) dan Marwata (2001);

yang menemukan bahwa ukuran perusahaan merupakan variabel yang

berpengaruh dalam mengukur tingkat pengungkapan sosial dalam annual report.

Koefisien ukuran perusahaan dalam tabel menunjukkan nilai positif terhadap

social disclosure. Hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan, maka akan

semakin tinggi tingkat pengungkapan informasi sosial dalam annual report

perusahaan.

Nilai signifikansi proporsi dewan komisaris independen adalah sebesar

0,00. Nilai kurang dari 0,01 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel ini

signifikan 1%. Hasil tersebut menujukkan bahwa proporsi dewan komisaris

independen berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sosial. Hasil ini sesuai

Page 73: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dengan penelitian Forker (2002) dan Chau dan Leung (2006). Koefisien negatif

menujukkan bahwa semakin besar proporsi dewan komisaris independen akan

mengurangi luas pengungkapan sosial dalam annual report perusahaan. Hasil ini

mengindikasikan bahwa fungsi komisaris independen pada perusahaan di

Indonesia tidak berjalan dengan baik.

Nilai probabilitas leverage adalah sebesar 0,34, jauh di atas 0,05. Nilai ini

menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap social disclosure. Hasil

ini menujukkan bahwa perusahaan Koefisien leverage menunjukkan nilai yang

negatif. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat leverage semakin

sedikit perusahaan mengungkapkan informasi sosialnya. Hasil ini juga

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Jensen dan Meckling (1976);

Belkaoui dan Karpik (1989); Schipper (1981) dalam Marwata (2001); Meek et.al.

(1995) dalam Fitriany (2001).

Penelitian ini menunjukkan bahwa tipe industri tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan. Hal ini sesuai

dengan yang ditunjukkan dalam tabel, bahwa ρ value tipe industri sebesar 0,43

pada tingkat signifikansi 5%. Profitabilitas (ROA) menunjukkan bahwa ROA tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan informasi sosial

perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan ρ value hitung ROA sebesar 0,12 dimana

nilai tersebut ditas 0,05. Koefisien positif yang ditunjukkan dalam tabel tersebut

menunjukkan hubungan yang positif antara profitabilitas perusahaan dan tingkat

pengungkapan informasi sosial. Sedangkan untuk variabel kontrol yang kedua

yaitu kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

Page 74: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

sosial. Hal ini ditunnjukkan dengan nilai signifikansinya sebesar 0,43, jauh diatas

0,05.

Tabel IV.15 Ringkasan Hasil Uji Statistik

No Variabel Independen Hasil Uji Multiple Regression

Hasil Uji Logistic Regression

1 Leverage X X 2 Tipe Industri X X 3 Ukuran (size) √ √ 4 Profitabilitas X X 5 Komposisi Dewan

Komisaris Independen √ X

6 Kepemilikan Institusi X X √ = Signifikan X = Tidak Signifikan

Tabel IV.15 menujukkan bahwa size mempunyai hubungan yang sangat

kuat dengan pengungkapan sosial. Hal ini terbukti dari hasil pengujian multiple

regression dan logistic regression. Size menentukan ya atau tidaknya

pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan dan menentukan tingkat

disclosure level perusahaan. Sedangkan untuk variabel komposisi dewan

komisaris independen hanya menentukan tingkat disclosure level-nya saja, tetapi

tidak menentukan ya atau tidaknya pengungkapan sosial dalam laporan tahunan

perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Suhardjanto dan Aulia (2009) yang

menyebutkan varibel size berpengaruh signifikan dalam menentukan ya atau

tidaknya pengungkapan sosial peruisahaan dan tingkat level disclosure

pengungkapan perusahaan dalam laporan tahunan mereka.

Page 75: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan pengujian dan analisis data di Bab IV, maka di Bab V

ini akan disajikan kesimpulan hasil peneltian, saran yang diberikan, keterbatasan

penelitian dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya.

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada information

gap antara demand dan supply pengungkapan sosial dan juga menguji apakah

karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sosial.

Dari hasil kuesioner ditemukan bahwa secara umum rata-rata tingkat

demand praktik pengungkapan sosial adalah sebesar 3,76 dengan menggunakan

skala likert 5, sedangkan supply dari pengungkapan annual report sebesar 40,24%

untuk metode unweighted dan 40,58% untuk metode weighted. Dari temuan

tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum terjadi information gap antara

demand dan supply praktik pengungkapan sosial di Indonesia. Dalam item-item

tertentu terjadi adanya information gap antara demand dan supply praktik social

disclosure di Indonesia. Misalnya dalam item pelatihan anti korupsi, demand

menunjukkan angka yang tinggi yaitu 4,04 dalam skala likert 5, tetapi item ini

hanya di-supply sebesar 5,71%. Dalam analisis per kategori ditemukan juga

adanya gap dalam kategori kategori hak asasi manusia dan kategori masyarakat.

Walaupun ditemukan adanya gap, namun tingkat pengungkapan sosial

yang dilakukan perusahaan di Indonesia mengalami peningkatan. Dalam

penelitian Suhardjanto dan Aulia (2009) disebutkan bahwa rata-rata

Page 76: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan listing di BEI pada tahun 2007

adalah 22,30%. Sedangkan hasil penelitian ini menujukkan bahwa rata-rata

pengungkapan sosial yang dilakukan dalam perusahaan listing di BEI tahun 2008

adalah sebesar 40,24% untuk metode unweighted dan 40,58% untuk metode

weighted.

Hasil analisis regresi baik weighted maupun unweighted menunjukkan

bahwa hanya item size (β=0,08, ρ-value 0,000) dari variabel independen

karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan

informasi sosial dengan tingkat signifikansi 1%. Hasil regresi juga menunjukkan

bahwa variabel proporsi dewan komisaris independen (β=-0,43, ρ-value 0,002)

sebagai variabel kontrol juga berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sosial

dengan tingkat signifikansi 1%.

Logistic regression menunjukkan bahwa model yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuat dengan nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test di atas 0,05.

Hasil pengujian ANOVA menunjukkan bahwa tidak terjadi beda variance

dalam kategori usia responden dan tingkat pendidikan responden. Hal ini

ditunjukkan dengan tingkat signifikansi di atas 0,05 yaitu sebesar 0,22 untuk

kategori umur, dan 0,62 untuk kategori tingkat pendidikan. Pengujian t-test untuk

kategori gender juga menunjukkan hasil yang sama dengan tingkat signifikansi

diatas 0,05. Sedangkan untuk pengujian paired sample t-test, hasilnya

menunjukkan bahwa ada perbedaan variance (ρ-value 0,000) yang berarti bahwa

tingkat pengungkapan sosial berbeda secara signifikan antara weighted dan

Page 77: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

unweighted. Hasil ini mengindikasikan bahwa perlu untuk memasukkan indeks

agar pengukuran lebih tepat dan akurat.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian “Demand dan Supply

Praktik Social Disclosure di Indonesia” adalah sebagai berikut:

1. Mengingat akan tingkat demand yang tinggi terhadap praktik

pengungkapan sosial, sebaiknya perusahaan memberi supply yang

cukup dengan mengungkapkan aktivitas sosial mereka ke dalam

annual report.

2. Melihat adanya gap yang ditemukan dalam penelitian ini, sebaiknya

pemerintah mampu mendorong perusahaan agar mengungkapkan

aktivitas social meraka dalam laporan tahunan.

C. Keterbatasan

Keterbatasan penelitian ini adalah indeks yang dipakai dalam penelitian ini

adalah dari hasil wawancara kuesioner kepada narrow financial based

stakeholders di wilayah surakarta. Hasil indeks akan lebih akurat dan representatif

jika responden yang diwawancarai berasal dari semua wilayah di Indonesia,

mengingat supply yang dipakai adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek

Indonesia (BEI).

Page 78: DEMAND DAN SUPPLY - Digital Library UNS/Demand... · demand dan supply praktik social disclosure di Indonesia dan menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

D. Rekomendasi

Adapun rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yang meneliti mengenai

social disclosure, antara lain:

1. Penelitian selanjutnya bisa mengambil karakteristik perusahaan

sebagai variabel independen, namun menggunakan proksi karakteristik

perusahaan yang lain seperti total penjualan, total karyawan yang

dimiliki perusahaan, atau total ekuitas perusahaan.

2. Penelitian berikutnya juga bisa dilakukan dengan mengganti proksi-

proksi dalam variabel-variabel independen penelitian ini untuk

menguji konsistensi hasil penelitian

3. Sampel penelitian juga dapat difokuskan lagi ke industri yang lebih

spesifik, agar bisa melihat tingkat keluasan social disclosure pada tipe

tertentu dan apakah hasilnya sejalan dengan keluasan social disclosure

pada perusahaan-perusahaan secara umum.

4. Penelitian selanjutnya sebaiknya membuat indeks dengan

menggunakan cara lain yang lebih tepat agar hasinya lebih akurat dan

representatif.

5. Peneltian juga bisa mengukur tingkat pengungkapan sosial dari

perspektif selain narrow financial based stakeholder, misalnya

broader based.

6. Untuk penelitian selanjutnya bisa juga membandingkan keluasan

social disclosure antara industri di Indonesia dengan negara lain (studi

komparatif).