Demam Berdarah Dengue

3
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan nasional di negara kita. 1 Data terakhir memperlihatkan bahwa seluruh propinsi di Indonesia telah pernah melaporkan adanya kasus DBD. 2 Sampai akhir tahun 1997, angka kematian nasional dapat ditekan sampai 2,1 %, meskipun kematian di rumah sakit di beberapa tempat masih tinggi antara 5-15 %. 3 Infeksi virus dengue cenderung menjadi wabah. Pada permulaan tahun 1998, telah terjadi peningkatan jumlah kasus DBD di beberapa propinsi di Indonesia ( DKI jaya, Sumsel, Kaltim, Sulteng, Sulut, NTT, Jateng, Jatim, Maluku Barat dan Timur). 4 Sejak KLB DBD di Indonesia pertama kali pada tahun 1969, sebagian besar infeksi virus dengue menyerang anak-anak terutama di bawah usia 15 tahun. Proporsi kasus DBD pergolongan umur di Indonesia tahun 1993-1997 tertinggi pada usia sekolah (5-14 tahun), sedangkan pada tahun 1995-1997 telah bergeser ke usia ³ 15 tahun. (Tetapi, akhir-akhir ini infeksi dengue juga cenderung menyerang orang dewasa.) Patogenesis infeksi virus dengue pada orang dewasa sama dengan pada anak walaupun tampaknya pada kasus dewasa lebih ringan bila dibandingkan kasus anak. Di pihak lain, perlu dipahami bahwa manifestasi infeksi dengue bervariasi dan perjalanan penyakit sulit diramalkan. Oleh karena itu, diperlukan observasi baik secara klinis maupun pemeriksaan penunjang. Sebagian besar kematian disebabkan oleh karena kegagalan dalam mengatasi syok dengan akibat terjadi perdarahan, maka tatalaksana syok merupakan hal utama dalam pengobatan DBD. Untuk mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal, dirasakan perlu keseragaman tatalaksana kasus infeksi dengue pada anak & dewasa. Dalam memperbaiki tatalaksana DBD di Asia Tenggara dan Selatan, WHO-SEARO pada tahun 1997 telah diadakan training of trainers di Bangkok. Bahan acuan dari pelatihan tersebut telah disempurnakan oleh tim Cibogo pada bulan September 1998. Dengan terbitnya buku paduan ini, penyunting mengucapkan terima kasih atas kerja-sama anggota tim Cibogo. Melalui buku ini semoga para dokter baik yang bekerja di Puskesmas maupun di Rumah sakit mempunyai paduan yang seragam untuk mengatasi masalah infeksi virus dengue yang dihadapi sehari-hari di lapangan.

Transcript of Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan nasional di negara kita.1Data terakhir memperlihatkan bahwa seluruh propinsi di Indonesia telah pernah melaporkan adanya kasus DBD.2Sampai akhir tahun 1997, angka kematian nasional dapat ditekan sampai 2,1 %, meskipun kematian di rumah sakit di beberapa tempat masih tinggi antara 5-15 %.3Infeksi virus dengue cenderung menjadi wabah. Pada permulaan tahun 1998, telah terjadi peningkatan jumlah kasus DBD di beberapa propinsi di Indonesia ( DKI jaya, Sumsel, Kaltim, Sulteng, Sulut, NTT, Jateng, Jatim, Maluku Barat dan Timur).4

Sejak KLB DBD di Indonesia pertama kali pada tahun 1969, sebagian besar infeksi virus dengue menyerang anak-anak terutama di bawah usia 15 tahun. Proporsi kasus DBD pergolongan umur di Indonesia tahun 1993-1997 tertinggi pada usia sekolah (5-14tahun), sedangkan pada tahun 1995-1997 telah bergeser ke usia 15 tahun. (Tetapi, akhir-akhir ini infeksi dengue juga cenderung menyerang orang dewasa.) Patogenesis infeksi virus denguepada orang dewasa sama dengan pada anak walaupun tampaknya pada kasus dewasa lebih ringan bila dibandingkan kasus anak. Di pihak lain, perlu dipahami bahwa manifestasi infeksi dengue bervariasi dan perjalanan penyakit sulit diramalkan. Oleh karena itu, diperlukan observasi baik secara klinis maupun pemeriksaan penunjang. Sebagian besar kematian disebabkan oleh karena kegagalan dalam mengatasi syok dengan akibat terjadi perdarahan, maka tatalaksana syok merupakan hal utama dalam pengobatan DBD.

Untuk mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal, dirasakan perlu keseragaman tatalaksana kasus infeksi dengue pada anak & dewasa. Dalam memperbaiki tatalaksana DBD di Asia Tenggara dan Selatan, WHO-SEARO pada tahun 1997 telah diadakantraining of trainersdi Bangkok. Bahan acuan dari pelatihan tersebut telah disempurnakan oleh tim Cibogo pada bulan September 1998. Dengan terbitnya buku paduan ini, penyunting mengucapkan terima kasih atas kerja-sama anggota tim Cibogo. Melalui buku ini semoga para dokter baik yang bekerja di Puskesmas maupun di Rumah sakit mempunyai paduan yang seragam untuk mengatasi masalah infeksi virus dengue yang dihadapi sehari-hari di lapangan.

Penyebabnya virus dengue grup B Arthropod Borne Virus (Arbovirus) dan sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotype yaitu DEN-1 s/d 4. Pada tes laboratorium mereka menunjukkan reaksi silang. DEN-2 dan 3 dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat. Nyamuk betina biasanya menggigit ( berpindah-pindah orang) pada siang hari, 2-3 jam setelah matahari terbit dan 2-3 jam sebelum matahari terbenam. Masa inkubasi dalam tubuh nyamuk (extrinsic incubation period) 8-10 hari sedangkan pada manusia 4-6 hari (intrinsic incubation). Pada manusia, penularan hanya dapat terjadi pada saat tubuh dalam keadaan viremia yaitu antara 5-7 hari.

http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/buletin/BULETIN%20DBD.pdf

Kasus DBD di Rumah SakitLaporan kasus rawat inap dan kasus rawat jalan pasien DBD di RS dari tahun 2004-2008 (Tabel 2) tidak diketahui jumlah rumah sakit yang melaporkan dari tahun ke tahun, sehingga sulit menganalisis atau menginterpretasi data tersebut. Dari data ini tampakcukup banyak pasien DBD yang di rawat jalan, sehingga perlu dilakukan validasi data apakah pasien rawat jalan adalah pasien kontrol pasca rawat inap saja atau pasien lama diitambah dengan pasien baru. Dari data ini tampak peringkat kematian DBD (menurut 50 peringkat kematian), tidak termasuk dalam 10 besar penyebab kematian. Berdasarkan laporan yang bersumber dari Ditjen.PP&PL (tabel 1) dan laporan yang bersumber dari Ditjen.Yanmed (tabel 2) tampak perbedaan jumlah kasus DBD yang dilaporkan. Hal ini kemungkinan karena sistem laporan DBD belum terintegrasi dan belum ada mekanisme tukar menukar (sinkronisasi) antara data Puskesmas dan data RS di Kab/Kota.NOTAHUNRAWAT JALANRAWAT INAP50 Peringkat Kematian

LKPRTotalLKPRTotal

12004 13.960 12.536 26.496 26.420 23.321 49.741 1919

22005 23.041 19.866 42.907 40.913 36.626 77.539 30

33 2006 22.699 20.905 43.604 42.312 39.080 81.392 30

44 2007 27.226 28.120 55.346 42.603 38.172 80.775 27

55 2008