DEMAM BERDARAH
-
Upload
anis-dek-da -
Category
Documents
-
view
55 -
download
9
Transcript of DEMAM BERDARAH
MINI RISET
A. LATAR BELAKANG
1. DBD merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan kematian.
2. DBD masih sering muncul sebagai KLB (2012: 11 wilayah KLB)
3. Obat & vaksin DBD belum ada, sehingga satu-satunya cara untuk memberantas penyakit ini adalah dengan memberantas jentik dan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
4. DBD terutama menyerang anak (<15tahun) namun saat ini terdapat kecenderungan menyerang orang dewasa.
5. Angka kematian (CFR) Jatim 2012: 1,44% (di atas target 1%) dan 21 Kab/ Kota CFRnya masih di atas 1%.
6. Manajemen Kasus maupun kesehatan masyarakat untuk DBD sering terlambat untuk ditangani.
7. Pelaksanaan Surveilans Kasus dan Surveilans Vektor belum terintegrasi dengan baik, bahkan cenderung belum berjalan optimal.
Epidemiologi
a. Wabah pertama thn 1635 di kep Karibiab. Di Indonesia, pertama kali di Sby thn 1968c. Daerah transmisi tinggi, lebih sering
menyerang anakd. Penyakit ini sering tak terdiagnosis, jadi
sumber penularan di masyarakate. Faktor risiko: status imunologi, strain virus,
usia dan riwayat genetik
KLBa. Kejadian Luar : Timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu (Sudoyo, 2006).
b. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004.
Kriteria tentang KLB Keputusan Dirjen No. 451/9
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
b. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
c. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
d. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
Wabah
Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan mala petaka (UU No 4. Tahun 1984)
Insidensi
Insidensi mengacu pada frekuensi perkembangan penyakit yang baru dalam suatu populasi dalam periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Pada insidensi, angka yang dianggap masuk di dalamnya hanyalah kasus yang baru terjadi atau baru terdiagnosis di periode tersebut
Prevalensi
Prevalensi mengacu pada saat ini jumlah orang yang menderita penyakit pada tahun tertentu. Jumlah ini termasuk semua orang yang mungkin telah didiagnosis pada tahun sebelumnya, serta pada tahun berjalan. Jumlah orang yang disembuhkan dari penyakit ini tidak termasuk dalam prevalensi.
Pandemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas (Soegijanto, 2008).
Endemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya pada wilayah tertentu menetap dalam waktu lama berkenaan dengan adanya penyakit yang secara normal biasa timbul dalam suatu wilayah tertentu (Soegijanto, 2008).
Etiologi• Virus dengue, genus Flavivirus, famili Flaviviridae, ukuran 50
nm, single stranded RNA• Virion bentuk kubus terbungkus sampul lipoprotein• Ada 4 serotipe : DEN1, DEN2, DEN3, DEN4 → vektor
nyamuk Aedes aegypti, dpt disebarkan A albopictus• Serotipe virus menimbulkan kekebalan serotipe sejenis• Infeksi salah satu serotipe tidak memberi kekebalan thd
serotipe lain (cross-imunity)
• Nyamuk Aedes aegyptie nyamuk rumah, nyamuk Aedes albopictus nyamuk kebun/ nyamuk luar rumah. Warnanya sama terdapat gambaran zebra hitam putih.
• Jarak terbang perhari untuk nyamuk Aedes aegyptie 30 – 50 meter, untuk Aedes albopictus 400 – 600 m
• Habitat : di tempat yang gelap & lembab
• Kebiasaan : menggigit beberapa orang sekali beroperasi. Waktunya pagi & sore.
• Dari 1 ekor nyamuk ♀ dapat bertelur 400. Telur diletakkan di dinding tandon air. Meskipun tidak terdapat genangan air telur dapat bertahan bbrp mgg - bbrp bln.
SIKLUS HIDUP NYAMUK AEDES AEGYPTISIKLUS HIDUP NYAMUK AEDES AEGYPTI
( UMUR : 1 – 2 Bln )
2-3 hr
2-3 hr8-10 hr
2-3 hr
•Bila tergenang air dalam 1 – 2 hari menetas menjadi larva (jentik). Umurnya 7 – 9 hari pupa (calon nyamuk, sayap mulai tumbuh), umurnya 2 – 3 hari. Lalu jadi nyamuk dewasa. Umur rata-rata nyamuk ♀ 8 – 15 hari, ♂ 6 hari kemudian akan mati sendiri
•Nyamuk menggigit mangsa pada siang hari (day bitting mosquito)
•Nyamuk terinfeksi virus dari penderita yang sedang dalam fase viremia
•Masa inkubasi selama 10-12 hari di dalam tubuh
•Puncak kasus : musim hujan (Desember– Maret)
PATOGENESIS
PATOGENESIS DBD BELUM JELAS
Banyak teori: teori antigen-antibodi (virus antibodi compleks), teori Imunopatologi, teori infection Enhancing Antibody, teori mediator, teori apoptosis
Paling banyak dianut the secondary heterologous infection hypothesis atau the sequential infection hypothesis
12
Manifestasi infeksi virus dengue
Infeksi virus dengue
Asimtomatik simtomatik
Demam berdarahDemam dengueDemam tidak spesifik
Tanpa perdarahan Dengan perdarahan
DBD tanpa syok DBD dengan syok
Gejala• Gejala DB pada masa akut (hari ke-1, 2 dan 3)• Demam ditambah KLMNO (P)
1. Demam2. Kepala nyeri, pusing3. Lemah4. Mual (neg), muntah5. Nyeri Otot persendian 6. Perdarahan spontan jarang pada masa akut. (Kalau ada semisal : mimisan, bintik merah di kulit)
• Hati (liver/hepar) pada DB membesar sejak hari 1,2,3 dan paling besar 4,5,6 lalu menjadi normal kembali pada hari ke 7,8
Demam
• Demam pada DB berkisar antara 2 – 7 hari. Sifat demam adalah demam tinggi lebih dari 38,5ºC
• Grafik demam pada DB. Masa inkubasi 9 hari (saat digigit nyamuk sampai timbul demam).
• Masa akut selama 3 hari.
• Masa kritis mulai hari ke-4,5,6.
• Masa penyembuhan hari ke 7 dst
Diagnosis
• Kriteria WHO :- Klinik
Demam 2-7 hr, ↑ terus menerus & mendadak Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena dll), tes tourniquet + Hepatomegali Shock/renjatan: nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun (< 20 mmHg) atau nadi tak teraba, kulit dingin dan gelisah
………Kriteria WHO
- Laboratorium Trombositopenia <100.000/mm3
Hemokonsentrasi: Hct ↑ >20% dibandingkan fase konvalesen
Diagnosis : 2/> tanda klinik + lab
Dalam pelaksanaan sehari diagnosis klinis ditegakkan dengan : demam, manifestasi perdarahan, trombositopenia, hemokonsentrasi atau tanda kebocoran plasma lainnya seperti efusi, hipoalbuminemia dan ascites
Test Rumple Leed
1. Diukur tekanan darah, misalnya 100/80 mmHg (artinya sistole 100 mmHg, diastole 80 mmHg)
2. Dicari angka tengah : disini 90 mmHg.3. Dipasang manset dalam posisi tekanan 90 mmHg selama 5 menit.4. Manset dilepas, dilihat apakah ada bintik-bintik merah di bagian
dalam tangan.5. Dihitung jumlah bintik merah dalam lingkaran berdiameter 2,8 cm6. Hasil positip bila jumlahnya ≥ 10 titik
• Trombosit menurun mulai hari ke-4, terus turun pada hari ke-5 & 6, lalu akan naik mulai hari ke-7 & normal kembali hari ke-8
Hemokonsentrasi ?- Hemokonsentrasi mulai terjadi pada hari ke-
4,5,6 dan membaik lagi pada hari ke-7, dan 8
Hematokrit Normal
Grafik Peningkatan Kekentalan Darah (Hematokrit meningkat = Hemokonsentrasi) mulai hari ke-4,5,6
Klasifikasi DBD
• Derajat I : Demam, tes tourniquet (+)• Derajat II : Derajat I + perdarahan spontan kulit/ditempat lain• Derajat III : Kegagalan sirkulasi (nadi cepat & lembut, tekanan nadi<20mmHg/ hipotensi, kulit dingin, lembab, px gelisah)• Derajat IV : Shock berat (nadi tak teraba,
tekanan darah tak terukur, kesadaran ↓)
Diff Diagnosa
• Malaria• Sepsis• Meningitis meningokok• ITP• Leukemia• ISK akut• Anemia aplastik• Demam chikunguya
Pemeriksaan penunjang
• USG• Foto paru• Serologis: uji hambatan Hemaglutinasi, uji
Elisa Antidengue Ig M, tes dengue Blot• Isolasi virus
Penatalaksanaan
• Prinsip : Istirahat Diet TKTP Cukup cairan : minimal cairan pengganti yg cukup utk
mempertahankan sirkulasi secara efektif selama periode kebocoran (24-48 jam) melalui per oral / infus
Cairan rekomendasi WHO : - Kristaloid : D5/RL, D5/RA, D5/Nacl 0,9% - Koloid : Dextran 40, plasma
• Koreksi Elektrolit dan kelainan metabolit• Obat penenang: jarang digunakan• Oksigen• Transfusi darah• Diuresis• Antibiotika kalau ada komplikasi sepsis
Segera Ke Rumah Sakit
Ada KKKKKK (6 K)
Ada gejala 1 K saja segera larikan ke rumah sakit Terutama hari ke-4,5,6 (jumlahnya sekitar 7-10%)
1. K – Kesadaran menurun, agak gelisah2. K – Kulit, kaki tangan anyes, lembab, dingin3. K – Kencing berkurang/ malahan tidak kencing selama 6
jam4. K – Kejang5. K – Kurang sekali makan minum, muntah terus menerus6. K – Keluar perdarahan (hidung, kulit, mulut, dubur)
DBD derajat I atau II tanpa peningkatan Hct
Gejala klinis : Demam 2 – 7 Uji torniquet + atau perdarahan spontan
Lab : Ht tidak meningkat trombositopenia ringan
Penderita tidak dapat minum terus menerus
Penderita dapat minum beri minumBanyak 1-2 liter/hari atau sdm tiap 5 menitJenis dyamg dicium : air putih, the manisSirup, jusbuah, susu, oralit. Bila kejang beriObat antikonvulsi Pasang infus NaCl 0,9%
Dektrosa 5 %Tetesan tumah sesuai dg berat badanPeriksa Hb,Ht, trombosit siap 6-12 jam
Monitor gejala klinis & LabPerhatikan tanpa syokPalpasi hati tiap hari ukur diuresisSetiap hari awasi perdarahanPeriksa Hb,Ht trombosit tiap 6 -12
Perbaikan klinis dan Lab
PULANG
Ht naik dan atau trombositturun
Infus ganti ringer laktat(tetesan disesuaikan )
Cairan awal
RL/NaCL 0,9% atauRLD5 / NaCL 0,9 + D5, 7 Ml /kgBB
Monitor tanda vital / nilaiHt danTrombosit tiap 6 jam evaluasi 12-24 jam
perbaikan Tidak ada perbaikanGelisahDistress pernafasanFrekuensi nadi naikHt tetap tinggi atauTek. Nadi < 20 diuresis
Tidak gelisah, nadi kuat , tekanan darah stabilDiuresis cukup baik, ( 1 ml/kgBB )Ht turunKurang / tidak ada ( 2 kali pemeriksaan )
Tanda vital memburuk HtMeningkat
Tetesan dinaikkan 10-15ml/kg BB/jam
Tetesan dikurangi
Perbaikan Tetesan tetap dinaikkan5 ml/kg BB/jam
Perbaikan sesuaikan dg tetesan
IVFD stop pd 24-48 jamBila tanda vital / Ht stabil
Evaluasi 12-24 jam
Tanda vital tdk stabilHt turun
Transfusi darah segar10kg/BBperbaikan
Distres pernafasanHt naik
Koloid 20-30Mm/kgBB
Dengan peningkatan Hct > 20%
DBD derajat III & IV
Oksigenasi ( berikan 0,2 – 4 l/mnt )Pengganti plasma segera ( cairan kristaloid isotonis ) RingerLaktat / NaCl 0,9% 20 ml/kgBB secepatnya ( bolus dlm 30 mnt )
Syok teratasi
Evaluasi 30mnt, apakah syok tertasi ?
Syok tdk teratasiPantau tanda vital tiap 10 mnt. Catat Keseimbangan cairan selama pemberian cairan i.v.
Kesadaran membaik, nadi terasa kuatTek. Nadi > 20 mmhg, tidak sesak nafas (stonis )Ekstremitas eksternal, diuresia cukup 1ml/kg/jam
Kesadaran menurnnNadi lembut / tdk terabaDistress pernafasan / stanosisKulit dingin dan lembabEkstremitas dinginPeriksa kadar gula darah
Cairan & tetesan disesuaikan
10 ml/kg/jam
Lanjutkan cairan 20 ml/kgBB/jamTambahkan : Koloid / plasmaDekstan/FPP10-20 (maks 30) ml/kg/BB/jam
Evaluasi ketat
Lanjutan gambar bag II
Tanda vitalTanda perdarahanDiuresis Hb, Ht, Trombosit
Stabil dalam 24 jam
Tetesan 5 ml/kg/jam
Tetesa 3 ml/kgBB/jam
Infus stop tidakMelebihi 48 jamSetelah syok teratasi
Koreksi asidosis Evaluasi 1 jam
Syok teratasi
Syok belum teratasi
Ht tetap tinggi/naikHt turun
Koloid 20 ml/kgBBTransfusi darah segar 10 ml/kgBB dpt diulangSesuai dengan kebutuhan
• Pemantauan : T,N,RR,t, kesadaran tiap 15’-30’ Hct tiap 4-6jam Trombosit tiap 6jam Plasma protein utk pemberian plasma Diuresis, bila <2cc/kgBB/jam → furosemid 1mg/kgBB Hepatomegali & nyeri epigastrium
Komplikasi
• Shock• Efusi pleura• Asites• Ensefalopati dengue• Sepsis
PENGENDALIAN VEKTOR PENGENDALIAN VEKTOR
VEKTOR
MENURUNKAN FAKTOR RESIKO
PERKEMBANGBIAKAN
KEPADATAN
UMUR
MANUSIA
MEMUTUS MATA RANTAI
1. METODE KIMIAWI1. METODE KIMIAWI
VEKTOR PRA DEWASAVEKTOR DEWASA
INSEKTISIDA
PERTIMBANGAN :
- Dampak Lingkungan
- Organisme bukan sasaran
SYARAT UNTUK DIPAHAMI :
-Jenis Insektisida
- Dosis
- Metode aplikasi
VEKTOR PRA DEWASAVEKTOR DEWASA
THERMAL FOG COLD FOG LARVASIDASI
PENGENDALIAN VEKTOR DEWASA
THERMAL FOG COLD FOG
FOGGING ULV
SPCE SPRAY
Perlu Energi Panas
Perlu Energi Mekanik/ Tek.
dingin
2. METODE BIOLOGI2. METODE BIOLOGI
PARASIT
PREDATOR
AGENT BIOLOGI
BAKTERI
TANAMAN
LAIN-LAIN
- Ikan pemakan jentik- Larva capung- Larva Toxoryncites- Mesocyclops
Romanomermes iyengeri
Basillus thuringensi israelensis
- Lavender- Rosmeri- Daun Sereh- Daun tembakau- Dll
3. MANAJEMEN LINGKUNGAN 3. MANAJEMEN LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
UPAYA
PENATAAN TANAMAN
TIDAK KONDUSIF SBG HABITAT
VEKTOR
PENATAAN PEMUKIMAN
PENATAAN SARANA AIR
BERSIH
KEBERSIHAN LINGKUNGAN
3 M
-Tidak Gelap- Tidak lembab
4. PSN DBD 4. PSN DBD
3 M PLUS
3 M
Menguras
Mengubur
Mnutup
PLUS PRINSIP : Menghindari Gigitan Nyamuk
- Memasang kawat kasa
- Menghindari menggantung baju/ pakaian
- Pencahayaan/ ventilasi rumah yang cukup
- Tidur pakai kelambu
- Pakai obat pencegah gigitan nyamuk
- Dan lain-lain
5. PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU (Integrated Vektor Managemen/ IVM)
5. PENGENDALIAN VEKTOR TERPADU (Integrated Vektor Managemen/ IVM)
Pengendalian Vektor dengan melibatkan semua aspek dan institusi terkait,
diantaranya memperhatikan pola kehidupan nyamuk dan melibatkan lintas sektor dan
program terkait
Karena tidak ada hanya satu program saja yang paling baik, tetapi semua programm pasti
ada kelebihan dan kekurangan, kelebihan yang satu menutupi kekurangan
yang lain, disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-
masing daerah
• Penting : waktu petugas menyemprot rumah anda, bukalah jendela & pintu lebar-lebar supaya sampai asap dapat masuk di sudut-sudut kamar
3. Abate– Obat ini ditaburkan di bak tandon air.– Air minum yang bak tandon diberi abate aman
utk diminum, utk mandi juga aman.– Berikan 1 sendok makan abate untuk bak
ukuran 1mx1mx1m atau 10 mg dalam 100 liter air. Jangan dikuras selama 1 bulan, karena obat itu melapisi dinding bak air sehingga kalau ada jentik, jentik akan mati
NO KEGIATAN ENDEMIS SPORADIS POT/BEBAS KETR
1PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA (PJB)
+ + -Petugas100 rmh / ds-Jumantik, kader dll
2BULAN BAKTI GERAKAN 3 M (BBGM)
+ + + Sebelum Musim Penularan
3PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)
+ + +- Setiap minggu / total KK- Jumantik- Pokja DBD
4 PENY. EPIDEMIOLOGI (PE) + + +-Semua kasus-20 rmh sekitar penderita-Lihat jentik dan cari pend lain
5 PENANGGULANGAN FOKUS (PF) + + + Hasil PE mendukung
6 LARVASIDASI SELEKTIF + Rumah positip jentik
KEGIATANPENGENDALIAN IVM
Stratifikasi Desa/kelurahan :
Kelurahan/Desa Endemis (Rawan I ) yaitu kelurahan/desa yang dalam 3 tahun terakhir, setiap tahun ada kasus DBD
Kelurahan/Desa Sporadis (Rawan I I ) yaitu kelurahan/desa yang dalam 3 tahun terakhir terdapat kasus DBD tetapi tidak setiap tahun.
Kelurahan/Desa Potensial (Rawan I I I ) yaitu kelurahan/desa yang dalam 3 tahun terakhir tidak pernah ada kasus DBD, tetapi penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah yang lain dan presentase rumah yang ditemukan jentik lebih atau sama dengan 5%.
Kelurahan/Desa Bebas yaitu kelurahan/desa yang tidak pernah ada kasus DBD selama 3 tahun terakhir dan presentase rumah yang ditemukan jentik kurang dari 5%.
Pelaksana : Petugas Puskesmas
Tujuan : Mengetahui potensi penularan & penyebaran
Lokasi : Lks penderita (radius 100 m)
Sasaran : Masy dan TPA
Alat : Termometer, senter, Form PECara : Wawancara, pemeriksaan
penderita dan pemeriks jentikPencatatan hasil
PENANGGULANGAN FOKUS
Kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD dengan melakukan PSN DBD, larvasidasi, penyuluhan, pengasapan sesuai kriteria (hasil PE positif)
Tujuan
Untuk membatasi penularan DBD & mencegah terjadinya KLB dilokasi tempat tinggal penderita dan lingkungan sekitarnya
Pelaksana : Kabupaten,Puskes, J UMANTI K
Tujuan : Membatasi penularan dan mencegah KLB
Lokasi : Lks penderita (radius 200 m)
Sasaran : Rumah & TTU
Alat : Swing Fog, Mesin ULVI nsek/ larv : Sesuai dosis
Cara : Fogging 2 siklus interval 1 minggu
Kegiatan : Penyul, PSN, Larvasida, Fogging
PENANGGULANGAN KLB DBD
TUJUAN :
Membatasi penularan DBD, sehingga KLB yang terjadi tidak meluas ke
wilayah lain
KEGIATAN PENANGGULANGAN KLB DBD
1. Pengobatan dan perawatan penderita (dirawat/dirujuk)
2. Pemberantasan vektor :
- Pengasapan : fogging / ULV
- PSN DBD
- Larvasidasi
3. Penyuluhan kesehatan masyarakat
4. Penilaian penanggulangan KLB
a. Penilaian Operasional (Coverage – rencana)
b. Penilaian Epidemiologi (dampak penanggulangan)
PENANGGULANGAN DBDPENANGGULANGAN DBD
• HARUS MENDAPATKAN PERHATIAN KHUSUS.• PELAJARI PROTAP• YANG BERGERAK SEMUA STAF KHUSUSNYA :
– Kepala Puskesmas– Pengelola program– Promkes– Humas
Prinsip penanggulanganPrinsip penanggulangan
• Promotif- Penyuluhan- Siaran keliling
• Preventif- Penggerakan masyarakat/PSN-3M- Abatisasi- PJB
• Kuratif - Pengobatan
Penyebaran Kasus DBD di Kecamatan Sukorambi Periode Januari – April
2013
Perkembangan Mingguan DBD di PKM Sukorambi th 2013
Grafik Maksimum-Minimum DBD PKM Sukorambi
Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di Kecamatan Sukorambi
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada bulan April 2013 terjadi KLB DBD di Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember. Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9
• Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
• Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu
• berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
Lanjutan….• Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali
lipat atau lebih • dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam,
hari, minggu, bulan, • tahun).• Jumlah penderita baru dalam satu bulan
menunjukkan kenaikan 2 kali lipat • atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-
rata perbulan dalam tahun • sebelumnya.
BAGAN PENANGGULANGAN FOKUS
-Penyuluhan-PSN-Fogging radius ± 200 m-Abatisasi
Ya
Ada pend DBD lain atau ada jentikdan ada pend. panas 3 org
Penyelidikan Epidemiologi
Penderita / Tersangka DBD
Tidak
-Penyuluhan-PSN
-Pem.Jentik-Penc. Penderitadi rmh pdrt & 20 rmh sktr
Upaya Pencegahan dan penanganan DBD di Kecamatan Sukorambi
• Setiap kasus DBD yang terdiagnosis dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan Propinsi PE disimpulkan ada tidaknya kejadian KLB DBD.
• KLB DBD ditegakkan jika ada peningkatan jumlah kasus DBD dan Dengue Syok Sindrom (DSS) di suatu desa/kelurahan wilayah lebih luas, 2 kali lipat atau lebih atau lebih dalam kurun waktu 1 minggu/bulan dibanding minggu/bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu.
Kegiatan Penanggulangan KLB DBD di Kecamatan Sukorambi
• Mencatat identitas penderita/tersangka DBD di buku harian penderita DBD
• Menyiapkan PE• Petugas datang ke lurah atau kades di wilayah dengan
penderita DBD• Menanyakan ada tidaknya penderita panas dalam
kurun waktu 1 minggu sebelumnya• Memeriksa jentik di tempat penampungan air di dalam
dan di luar rumah (radius 20 rumah di sekitar kasus atau radius 100 meter dari rumah penderita)
• Hasil pemeriksaan jentik dicatat dalam formulir Penyelidikan Epidemiologi (PE)
FORMAT PE KLB DEMAM BERDARAH DENGUE Tanggal Penyelidikan : Pukul :IDENTITAS KEPALA KELUARGA1. Nama :2. Umur : Th L / P3. Alamat :
RT : RW : Kel :Kec. : Kab./Kota :
4. Pekerjaan :Alamat Pekerjaan :
5. Hubungan dengan penderita :(diisi bila responden adalah orang-orang kontak)a. Hubungan sedarah serumah (orang tua, anak, saudara, bukan saudara)b. Hubungan tidak serumah (tetangga, teman kantor, teman sekolah, lainnya sebutkan , ………………………………
IDENTITIAS PENDERITA1. Nama :2. Umur : Th L / P3. Pekerjaan/sekolah :4. Alamat Pekerjaan/sekolah :C. RIWAYAT PENYAKIT1. Keluhan / gejala utama yang muncul :2. Kapan mulai muncul (tgl / jam) :3. Apa yang dilakukan saat timbul gejala pertama kali ? Sebutkan
a. …………………………………………………….b. …………………………………………………….c. …………………………………………………….
4. Gejala lain yang timbul :No NoGejalaKapanKondisi (baik/tetap/kurang)1.2.3.4.5.6.7.5. Saat sekarang ini sedang menderita sakit lain (yang sudah didiagnosis oleh tenaga medis) ?
a. Ya b. TidakBila Ya, sebutkan : …………………………………………………………………
6. Apakah ada anggota serumah juga menderita gejala serupa (tersangka DBD) ?a. Ada b. Tidak(Bila ada, lakukan pelacakan dengan form ini)
C. SPESIMEN DIPERIKSA
* Ambil darah dari ujung jari teteskan ke “paper disc” hingga penuh. D. PEMERIKSAAN JENTIK
E. PENGOBATAN DAN KONDISI TERAKHIR1. Perawatan yang diberikan :
a. ……………………………………………..b. ……………………………………………..c. ……………………………………………..d. ……………………………………………..
2. Keadaan penderita saat ini :a. Sembuhb. Meninggal, tanggal ………c. Tetap
No Jenis Sampel diperiksa Hasil Laboratorium Keterangan1.2.3.4.5.6.7.
No Tempat Pemeriksaan Jentik Hasil Pemeriksaan KeteranganDalam Rumah Luar
Rumah
1..2.3.4.5.6.7.
Format W1NomorKasus:
Usia Alamat JenisKelamin
Tanggal Onset(dd/mm/YY)
JenisSpesimen yang
diambil (*)
Terapi yang diberikan
KondisiSekarang
(**)
Diagnosis
FORMAT MINGGUAN (W2)
Puskesmas/Pustu/Bidan*..................................................
Kecamatan ..................................................Kabupaten/Kota ……………….................................. Periode pelaporan: dari Minggu tgl
……/……/……..sampai Sabtu tgl ……/……/………. • Minggu Epidemiologi ke-: ..........•
KODE SMS PENYAKIT JML KASUS BARU
A Diare Akut
B Malaria Konfirmasi
C Tersangka Demam Dengue
D Pneumonia
E Diare Berdarah
F Tersangka Demam Tifoid
G Jaundice Akut
H Tersangka DBD
J Tersangka Flu Burung pada Manusia
K Tersangka Campak
L Tersangka Difteri
M Tersangka Pertussis
N AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
P Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Q Tersangka Antrax
R Demam yg tdk diketahui sebabnya
S Tersangka Kolera
T Kluster Penyakit yg tdk diketahui
U Tersangka Meningitis/Encephalitis
V Tersangka Tetanus Neaonatorum
W Tersangka Tetanus
X TOTAL (Jumlah kunjungan)**
• Alur DataPeriode: Mingguan (Minggu-Sabtu) format laporan W2
• Pengiriman DataDari puskesmas ke kabupaten/kota data dikirim melalui SMS, HT, dll. Dari Kabupaten/Kota ke propinsi data dikirim melalui email. Dari Propinsi ke Pusat (Subdit Surveilans Epidemiologi) data dikirim melalui email.
• Pelaporan melalui SMS
FOGGING / PENGASAPAN :
Mahal Racun Aturan ketat
(dosis, radius, waktu, cuaca)
Resisten Tetap PSN
PSN3M+Gerakan
GERAKAN PSNGERAKAN PSN
3 M3 M PLUSPLUS
- larvasidasi
- pelihara ikan
- repellant
- obat nyamuk bakar
- obat nyamuk semprot
- kawat kasa
- kelambu
- pakaian panjang
- dllTPA: Tempat Penampungan Air
LARVASIDLARVASIDAA LARVASIDLARVASIDAA 1. Membunuh telur dan
jentik nyamuk2. Dilaksanakan setiap
tribulan bersamaan PJB & saat Penanggulangan Fokus
3. Larvasidasi selektif/ TPA sulit dikuras / sulit air
4. Menggunakan larvasida (Temephos, Altosid, Sumilarv)
Penyuluhan
• Penyuluhan melalui media elektronik dan media cetak
• Penyuluhan di sekolah, tempat ibadah, tempat pemukiman, pasar, dsb
• Penyuluhan melalui Ketua RT/RW
Pembahasan
• Pada grafik 2 disebutkan bahwa sebagian besar penderita DBD di Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember adalah usia sekolah yaitu anak usia sekolah antara 10-17 tahun
• Peran promotif yang dilakukan adalah siswa dilatih untuk memahami 3M dan mampu
mengaplikasikan di lingkungan rumah khususnya dan lingkungan sekolah pada umumnya.
• Peran selanjutnya adalah peran promotif diharapkan siswa mampu melakukan promosi baik di keluarga, masyarakat dan sekolah akan
bahaya serta pencegahan DBD
PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk)
• Hambatan yang ada yaitu bahwa pemahaman/ pengetahuan masyarakat mengenai DBD belum cukup baik.
• menggelar Lomba Inovasi Upaya Penanggulangan DBD Tingkat Kecamatan Sukorambi,
• memasang stiker warna hitam bagi RW yang mmemiliki jentik nyamuk paling banyak
• kranisasi
TERIMA KASIH