Delta Mahakam

19
Pesisir Delta Mahakam Dan Delta Berau Menuju Puncak Kehancuran Penulis Artikel Puslitbang Geologi Kelautan Delyuzar Ilahude Delta Mahakam dan Berau dipilih sebagai objek penelitian karena daerah ini sangat kaya akan sumber daya alamnya. Di samping itu, delta Mahakam seluas 5 ribu meter persegi ini hanya memiliki jumlah penduduk yang relatif sedikit. Tingkat kerusakan di darat maupun di daerah pesisir yang dialaminya juga sangat khas. Oleh sebab itu perkembangan delta tersebut memerlukan kajian khusus dan terpadu dari beberapa institusi yang tergabung dalam Indonesian Consortium On Coastal and Marine Research (IComar). Kerusakan daerah pesisir dan indikasi perkembangan Delta Sungai Mahakam dan Berau ke arah lepas pantai, erat sekali hubungannya dengan kegiatan di daratan Kalimantan timur terutama eksploitasi kayu secara liar (illegal loging) dan penebangan hutan mangrove di daerah pesisir yang makin lama tidak terkontrol. Delta Mahakam dan Berau dipilih sebagai objek penelitian karena daerah ini sangat kaya akan sumber daya alamnya. Di samping itu, delta Mahakam seluas 5 ribu meter persegi ini hanya memiliki jumlah penduduk yang relatif sedikit. Tingkat kerusakan di darat maupun di daerah pesisir yang dialaminya juga sangat khas. Oleh sebab itu perkembangan delta tersebut memerlukan kajian khusus dan terpadu dari beberapa institusi yang tergabung dalam Indonesian Consortium On Coastal and Marine Research (IComar). Kerusakan daerah pesisir dan indikasi perkembangan Delta Sungai Mahakam dan Berau ke arah lepas pantai, erat sekali hubungannya dengan kegiatan di daratan Kalimantan timur terutama eksploitasi kayu secara liar (illegal loging) dan penebangan hutan mangrove di daerah pesisir yang makin lama tidak terkontrol.

description

umum

Transcript of Delta Mahakam

Page 1: Delta Mahakam

Pesisir Delta Mahakam Dan Delta Berau Menuju Puncak Kehancuran

Penulis Artikel Puslitbang Geologi Kelautan  Delyuzar Ilahude

Delta Mahakam dan Berau dipilih sebagai objek penelitian karena daerah ini sangat kaya akan sumber

daya alamnya. Di samping itu, delta Mahakam seluas 5 ribu meter persegi ini hanya memiliki jumlah

penduduk yang relatif sedikit. Tingkat kerusakan di darat maupun di daerah pesisir  yang dialaminya juga

sangat khas.  Oleh sebab itu  perkembangan delta tersebut memerlukan kajian khusus dan terpadu dari

beberapa institusi yang tergabung dalam Indonesian Consortium On Coastal and Marine Research 

(IComar).

Kerusakan daerah pesisir dan indikasi perkembangan Delta Sungai Mahakam dan Berau ke arah lepas

pantai, erat sekali hubungannya dengan kegiatan di daratan Kalimantan timur terutama  eksploitasi kayu

secara liar (illegal loging)  dan penebangan hutan mangrove di  daerah pesisir yang makin lama tidak

terkontrol.

Delta Mahakam dan Berau dipilih sebagai objek penelitian karena daerah ini sangat kaya akan sumber

daya alamnya. Di samping itu, delta Mahakam seluas 5 ribu meter persegi ini hanya memiliki jumlah

penduduk yang relatif sedikit. Tingkat kerusakan di darat maupun di daerah pesisir  yang dialaminya juga

sangat khas.  Oleh sebab itu  perkembangan delta tersebut memerlukan kajian khusus dan terpadu dari

beberapa institusi yang tergabung dalam Indonesian Consortium On Coastal and Marine Research 

(IComar).

Kerusakan daerah pesisir dan indikasi perkembangan Delta Sungai Mahakam dan Berau ke arah lepas

pantai, erat sekali hubungannya dengan kegiatan di daratan Kalimantan timur terutama  eksploitasi kayu

secara liar (illegal loging)  dan penebangan hutan mangrove di  daerah pesisir yang makin lama tidak

terkontrol.

Secara visual perkembangan Delta Mahakam ini relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan

perkembangan Delta Berau yang berada di bagian atasnya (Gambar 1).

Page 2: Delta Mahakam

Hal ini dapat ditunjukkan dari luas daerah pertumbuhan Delta Mahakam yang relatif besar terutama

terlihat pada saat surut serta dari beberapa data contoh sedimen yang diperoleh . Proses pendangkalan

setiap tahun di lepas pantai muara sungai Mahakam tersebut telah berlangsung lama, dan boleh jadi

kondisi ini sangat berkaitan dengan perubahan secara periodik antara gaya arus menjelang surut ke arah

lepas pantai yang bermuatan sedimen, 

dan gaya arus balik saat pasang dari lepas pantai ke arah hulu sungai yang mengalami stagnant di

daerah hilir yang lambat laun melahirkan endapan  delta di muara sungai dan membentuk dataran

pasang-surut (tidal flat) yang sangat luas. Kondisi ini agak berbeda dengan di perairan Delta Berau yang

nota bene belum secepat proses pendangkalan yang terjadi di muara sungai Mahakam. Demikian juga 

tingkat kekeruhan air di perairan Delta Berau masih relatif rendah dari pada di perairan Delta Mahakam.  

Namun lambat laun jika kondisi ini tidak diperhatikan maka kasus di delta Mahakam akan menghujam

kawasan Delta Berau.

Penelitian dengan metode geofisika dan geologi di kawasan Delta Mahakam dan Berau ini  sangat

penting  terutama  untuk mengetahui arah perkembangan endapan delta, serta dilain pihak untuk

mengetahui potensi  sumberdaya   mineral di daerah tersebut. Potensi sumberdaya mineral ini antara lain

adalah berupa emas dan bahan galian lainnya yang terkonsentrasi ke arah lepas pantai muara Delta

Mahakam dan Berau. Kegiatan eksplorasi bahan galian logam di daerah  ini saat ini umumnya

terkonsentrasi di daratan Kalimantan, 

sedangkan ke arah lepas pantai lebih ke arah pengeboran minyak dan gas oleh pihak swasta. Sebagian

sumur hasil   pengeboran migas di kawasan ini telah berproduksi

Demikian juga di perairan Delta Berau, kegiatan  eksplorasi umumnya di daratan Kalimantan, akan tetapi

di lepas pantai muara sungai Berau belum terlihat pemandangan kegiatan pemboran minyak dan gas

seperti yang dijumpai di perairan Delta Mahakam. Sehingga potensi pariwisata di kawasan lepas pantai

muara sungai Berau masih cukup terjaga seperti pulau Derawan, Sangalaki, Maratua dan pulau-pulau

lain di sekitarnya. Keberadaan populasi terumbu karang di sekitar pulau-pulau kecil  di bagian timur laut

lepas pantai Berau itu walaupun saat ini dalam kondisi memprihatinkan,  namun hal ini  menjadi  indikator

bahwa perairan ini masih relatif kecil pencemarannya jika dibandingkan dengan pencemaran di lepas

pantai muara Mahakam.

Page 3: Delta Mahakam

Bagaimana proses terbentuknya delta Mahakam Delta Mahakam merupakan suatu kawasan yang terdiri dari beberapa pulau yang terbentuk akibat adanya endapan di muara dengan Jika dilihat dari angkasa, kawasan delta sungai ini berbentuk menyerupai bentuk kipas. Kawasan Delta Mahakam memiliki luas sekitar 150.000 hektar (termasuk wilayah perairan). Namun jika dihitung luas wilayah daratan saja, luas kawasan ini mencapai kurang lebih 100.000 ha. Secara administratif, kawasan delta sungai mahakam berada dalam wilayah kabupaten kutai kertanegara tepatnya berada di Kecamatan kutai kertanegara Kawasan Delta Mahakam merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak bumi dan gas alam (migas). Cadangan terbesar terdapat di lapangan Peciko dan Tunu yang kini dieksploitasi perusahaan migas multinasional asal prancis yaitu total indonesia

Delta Mahakam terbentuk dari hasil sedimentasi Sungai Mahakam, sebuah sungai terpanjang di Kalimatan Timur, selama ribuan tahun. Luas datarannya adalah sekitar 1700 km2 yang terbagi menjadi 4 zona vegetasi, yaitu: hutan tanaman keras tropis dataran rendah, hutan campuran tanaman keras dan palma dataran rendah, hutan rawa nipah dan hutan bakau (Gambar 1). Dua zona vegetasi yang terakhir, karena penyebarannya tergantung pada keberadaan air laut, seringkali disebut bersama-sama sebagai hutan mangrove, dan menutupi 60% luas dataran delta. Sistem perakaran hutan mangrove yang kokoh mampu menahan empasan ombak dan mencegah abrasi pantai, membuatnya berfungsi sebagai zona penyangga (buffer zone).

Page 4: Delta Mahakam

Delta Mahakam

1.1                Sedimentologi Delta Mahakam

Gambar 1.1 Peta Kawasan Delta Mahakam

                        Delta  Mahakam terbentuk  pada muara Sungai  Mahakam yang terletak  di  pantai  timur Pulau  Kalimantan,   antara  0°20'   LS  dan  117°40'   LT.  Delta   ini   terbentuk  pada   tahap  akhir   transgresi Holosen   selama   5000   sampai   dengan   7000   tahun   yang   lalu.   Selama   waktu   itu   delta   telah berkembang maju  (progradasi)  dan membentuk sistem delta yang melingkupi  daerah seluas ± 5000 km²,termasuk 1000 km² delta plain.

            Delta Mahakam adalah daerah dimana terdapat beberapa lapangan minyak besar, yang tersusun oleh rangkaian endapan deltaik Miosen. Allen, (1987) telah melakukan penelitian atau studi terhadap delta Mahakam modern,  karena delta Mahakam modern mempunyai  karateristik yang hampir  sama 

Page 5: Delta Mahakam

dengan   delta   Mahakam   Miosen   sehingga   dapat   memberikan   gambaran   pembentukan   reservoar batupasir Miosen di daerah ini.

             Dalam pembentukan suatu delta, akan berkembang pola-pola morfologi yang masing –masing merupakan produk lingkungan pengendapan yang berbeda. Komponen morfologi delta antara lain delta plain, delta front, dan prodelta. Tiga proses pokok yang mengontrol  pembentukan delta yaitu proses fluvial, tidal dan gelombang air laut. Berdasarkan ketiga parameter ini, delta Mahakam yang merupakan delta  dengan  pengaruh  proses  fluvial   dan  tidal   yang   relatif   sama  atau   seimbang,   termasuk  dalam tipe fluvial – tide delta.

1.2         Delta Mahakam Miosen

            Delta Mahakam Miosen telah mengalami beberapa fase pengisian sedimen. Pada kala Oligosen di daerah  ini  mulai  mengendapkan sekuen trangresif  berupa marine shale.Pada Miosen Tengah sampai Pliosen terjadi pengendapan sedimen delta sampai fluvial dengan tebal lebih dari 5000 meter dengan pola   pengendapan   sekuen   regresif.   Rangkaian   deltaik   disusun   oleh   beberapa   siklus   delta   dengan ketebalan masing - masing siklus berkisar antara 30 – 80 meter. Siklus ini disusun oleh endapan delta berupa   batubara   dan   endapan   transgresif   berupa marine shale,   yang   ditutupi   oleh serpih podelta. Kemudian   diatasnya   diendapkan   endapan   regresif   yang   terdiri   dari   batupasir mouth bar dan serpih pasiran, batupasir distributary channel, splays,serpih organik dan batubara. Puncak siklus ditandai dengan lapisan batubara yang relatif tebal, ditutupi oleh marine shale atau endapan karbonat yang menunjukkan aktivitas tektonik regional atau peristiwa kenaikan muka air laut global.

            Selama Miosen Tengah sampaai Pliosen terbentuk rangkaian lipatan berarah timur laut – barat daya   sepanjang   pantai   Kalimantan   Timur   dan   di   lepas   pantainya.   Pembentukan   lipatan   ini   terjadi bersaman   dengan   pengendapan   sedimmen   dari   arah   barat.   Analisa   fasies   dari   batuan   inti(core rock) menunjukkan bahwa delta Mahakam dipengaruhi oleh sistem fluvial dan tidaldengan tidak adanya pengaruh gelombang air laut. Sifat –sifat umum morfologi dan sedimentologi delta Mahakam Miosen menunjukkan kesamaan dengan delta Mahakam modern (Alle,1987).

            Lumpur deltaik yang kaya akan bahan organik di delta front dan prodelta serta serpih organik dan batubara di  delta plain merupakan batuan  induk bagi  pembentukan hidrokarbon yang terperangkap pada   antiklin.   Reservoar   utama   di   cekungan   delta  Mahakam   terdapat   pada   batupasir distributary channel di delta palain dan mouth bar di delta front.

  

1.3         Delta Mahakam Modern

            Delta Mahakam modern terletak di muara Sungai Mahakam, pantai timur Kalimantan. Delta ini merupakan delta Holosen yang berprogradasi  di  atas permukaan endapan transgresif  Holosen sejak 

Page 6: Delta Mahakam

5000  –  7000   tahun  yang   lalu,  dan   telah  mencakup  daerah  hampir   seluas  5000  km²,  dengan   tebal sedimen sekuen regresif delta antara 50 –70 meter (Allen,1987).

             Delta  Mahakam modern  menunjukkan  morfologi   berbentuk   kipas   asimetris,   yang   terbentuk akibat  pengaruh   campuran  dua   sistem,  yaitu  antar   sistem fluvial dan tidal.  Delta  Mahakam modern berprogradasi di atas permukan endapan transgresif Holosen, membentuk pola sedimen regresif yang ukuran butirnya mengkasar keatas (coarsening upward), tersusun atas pengendapan sedimen prodelta, delta front dan delta plain yang vertikal sebagai progradasi ke arah laut. Batas luar prodelta berada pada kedalaman 70 meter dan delta front terletak pada kedalaman 0 – 10 meter dari muka air laut. Alur – alur (channel) pada delta plainmembentuk   pola   percabangan   sungai   ke   laut,   menggerus   vegetasi pada delta plain sampai delta front dengan kedalaman sekitar 20 meter.

1.4    Delta Mahakam Kini

        Delta Mahakam merupakan sebuah entitas ekosistem yang khas dengan potensi

sumber daya alam yang sangat besar serta tekanan sistem sosial ekonomi yang sangat

intensif. Sebagai sebuah komunitas, Delta Mahakam dengan desa-desa yang ada memiliki

cakupan konsentrasi tertentu sebagai area-focus dan masalah pokok tertentu di area

tersebut sebagai problem-focus, yaitu hamparan yang memiliki karakteristik wilayah dan

masalah tertentu.

 

Page 7: Delta Mahakam

Gambar 1.2 Industri Migas di Delta Mahakam

        Dalam perkembangannya,  Kawasan  Delta  Mahakam banyak  dimanfaatkan  dalam melakukan berbagai aktifitas penunjang kehidupan. Pengembangan wilayah Delta Mahakam sebagai permukiman, areal industri migas, juga pemanfaatan potensi sumberdaya alam, pemanfaatan potensi sumber daya mineral,  minyak   bumi   serta   kawasan  mangrove.   Penelitian  mengenai   potensi   endapan   kuarter   di dataran delta   ini  sangat  penting dilakukan untuk mengetahui  sifat  fisik  endapannya dan aplikasinya dalam berbagai kepentingan.

Ekosistem   hutan  mangrove   di   Delta  Mahakam   dikenal   sebagai   salah   satu   ekosistem   yang penting dalam satu siklus kehidupan bagi manusia dan lingkungannya. Di Delta Mahakam diperkirakan terdapat   hutan  mangrove   seluas   150.000   ha   dari   950.000   ha   luas   hutan  mangrove   yang   ada   di Kalimantan Timur. Kawasan hutan mangrove ini menjadi penting karena hamparannya yang cukup luas dan  potensi  perikanan   serta   kandungan  minyak  buminya.   Selain  mengemban   fungsi   ekologis,   yaitu sebagai stabilisator lingkungan, kawasan hutan mangrove ini  juga mengemban fungsi sosial  ekonomi bagi kehidupan masyarakat.

Page 8: Delta Mahakam

Sekarang   ini   situasi   di   kawasan  Delta Mahakam semakin memprihatinkan. Terjadinya perusakan lingkungan oleh berbagai macam aktivitas telah berdampak pada abrasi,  erosi  dan menurunnya kualitas air,  menurunnya produktivitas tambak udang serta menurunnya potensi alam (migas). Adanya pemahaman bahwa kepentingan ekonomi jauh lebih   dominan  daripada   kepentingan  ekosistem  dan  belum  menyatu  dan   sejalannya   persepsi   para pemangku   kepentingan   atas   kawasan   Delta   Mahakam   disadari   juga   semakin   memperparah permasalahan kawasan Delta Mahakam.

Gambar 1.3 Kerusakan Hutan Mangrove di Delta Mahakam

Saat   ini   diketahui   bahwa   luas   hutan   mangrove   di   Delta   Mahakam   terus   menyusut   dan diperkirakan tinggal  sekitar  30.000.  ha.   Itu artinya bahwa 80% dari  kawasan tersebut telah berubah fungsi (Santoso, 2000). Menurut Zuhair (1998) perubahan atau degradasi mangrove yang terjadi di Delta Mahakam   terutama  disebabkan  oleh   pembukaan   untuk   pembangunan   jalan   pipa   oleh   perusahaan minyak dan untuk pembuatan tambak udang, serta eksploitasi kayu untuk berbagai kepentingan.Tentu 

Page 9: Delta Mahakam

saja perubahan drastis ini telah membawa perubahan-perubahan yang berdampak luas terhadap masa depan kawasan Delta Mahakam sendiri.  Diantaranya terhadap kelangsungan hidup masyarakat yang selama ini bergantung kepada Delta Mahakam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh bahwa saat ini telah terjadi penurunan produktivitas dari tambak yang ada serta adanya indikasi kuat menurunnya hasil perikanan di sekitar Muara Mahakam. Selain itu, bila masyarakat nelayan ingin menangkap ikan harus menempuh jarak layar yang lebih jauh dari sebelumnya. Dampak lainnya adalah intrusi  air  laut makin mendekati kota Samarinda terutama bila musim kemarau dan kondisi air yang makin   keruh   sehingga  membutuhkan  perlakuan   yang   lebih  mahal   untuk  mendapatkan   kualitas   air bersih.

Kerusakan kawasan konservasi Delta Mahakam kian memprihatinkan akibat pembukaan lahan tambak yang  tak   terkendali  dan tidak  ramah  lingkungan sehingga  berimbas  pada abrasi  pantai  dan menurunnya produksi tambak nelayan.

Penurunan produktivitas tambak nelayan itu akibat hilangnya kawasan hutan mangrove yang selama  ini  menjadi   termpat  berkembang  biaknya  berbagai   jenis   ikan  dan  udang  serta  bertahannya kualitas   air.Hingga   kini   kerusakan   kawasan  Delta  Mahakam  mencapai   95.000  ha   atau   87,96  %  dari   total   luas kawasan tersebut sekitar 152.400 ha.

Kerusakan kawasan Delta Mahakam sangat parah sejak 1996, karena terjadi pembukaan lahan tambak  besar-besaran   oleh  masyarakat   seiring   dengan  meningkatnya  harga  udang   di   pasar   dunia. Kegiatan masyarakat itu seakan tidak terbendung sehingga meninggalkan berbagai kerusakaan sangat memprihatinkan, karena selain hilangnya sebagian besar hutan mangrove juga terjadi abrasi pantai yang menyebabkan pendangkalan Sungai Mahakam.

Guna menyelamatan kawasan Delta Mahakam di daerah itu memprogramkan penanaman satu juta  mangrove.   Selain   itu   juga  melarang  kegiatan  alat  berat  untuk  membuka  atau  perluasan   lahan tambak di kawasan tersebut serta menyiapkan dana rehabilitasi yang cukup signifikan yakni pada 2007 mencapai Rp4,45 miliar.

Akibat   pembukaan   tambak   yang   tidak   ramah   lingkungan   sejak   1996   laju   kerusakan   Delta Mahakam sangat tinggi yakni mencapai 1,4 juta Km2 setiap tahun. Padahal sebelumnya laju kerusakan hanya 0,13 Km2.

Dalam   rentang   kurun   waktu   12   tahun   terakhir,   tambak   udang   di   Delta   Mahakam   telah berkembang   pesat   dan   menjadi   sumber   mata   pencaharian   bagi   masyarakat   setempat   dengan konsekwensi resiko berupa pengrusakan lebih dari 50.000 hektar hutan bakau dan tegakan nipah. Selain itu, budidaya udang adalah suatu kegiatan yang sangat menguntungkan, namun sangat merusak bagi lingkungan,  khususnya di  wilayah Delta  sungai  yang rawan,  setidaknya seperti yang  telah  terjadi  di berbagai penjuru dunia. Jika budidaya udang dirancang dengan pendekatan untuk jangka pendek, maka 

Page 10: Delta Mahakam

budidaya ini akan menjadi kegiatan yang paling merusak (lingkungan). Seperti telah banyak diketahui, siklus   ledakan   dan   limpahan   produksi   udang   secara   besar-besaran,   biasanya   akan  mengakibatkan hancurnya produksi itu sendiri.

Dampak yang dirasakan saat  ini  oleh masyarakat setempat yang juga para pekerja dan atau pemilik   tambak   udang   di   sekitar   Delta  Mahakam   adalah   sulitnya  memperoleh   air   bersih,   karena pencemaran limbah tambak dan abrasi dan erosi yang serius dari air laut. Siklus kebutuhan air bersih ini tidak saja mengganggu keberlanjutan produksi tambak udang namun juga untuk kehidupan masyarakat lokal sehari-hari. Sehingga prediksi kerugian jangka panjang adalah penurunan produk dan produktivitas (daya saing) dari  hasil  produksi   tambak udang,  tercemarnya  lingkungan hidup dan tidak tersedianya secara pasti air bersih bagi kehidupan masyarakat lokal sehari-hari.

            Keseimbangan   dari   sistem   ekologi   di   Delta  Mahakam   saat   ini   telah  mengakibatkan kerusakan: seperti mutu air menurun, penyakit berkembang di tambak-tambak udang, tingkat keasinan arus hulu meningkat, kehidupan organik terganggu, keasaman meningkat. Air segar bakau dan hutan, pelindung utama bagian hulu Delta telah tercemar. Akibatnya keuntungan budidaya udang menurun, karena   limbah   dari   kegiatan   tambak   tidak   dapat   diserap   sehingga  menyebabkan   tingginya   tingkat kematian   udang.   Hal   ini   mengurangi   manfaat   ekonomi   kegiatan   tersebut   dan  mengancam  mata pencaharian masyarakat yang hampir mutlak tergantung pada hasil tambak. Selain itu, pembuangan air kotor   dan   akses   terhadap   air   bersih   dari   Delta   telah   secara   nyata   turut  menjadi   faktor   penyebab sejumlah   konflik   sosial,   selain   faktor   konflik   penggunaan   tanah,   penguasaan   hak-hak   atas   tanah, pencemaran  di  Delta   ,  merosotnya  produktivitas  ekologi  dan  perebutan  pengaruh  dan sumberdaya ekonomi yang mengancam sistem pendukung kehidupan (life support system).

Kondisi   sosial   ekonomi  masyarakat   dalam   pengelolaan   sumberdaya   yang   didominasi   oleh sekelompok masyarakat turut menjadi faktor yang memberikan kontribusi atas permasalahan di Delta Mahakam. Budidaya tambak udang di Delta Mahakam merupakan mata pencaharian utama bagi lebih dari 50.000 jiwa masyarakat lokal di 29 desa, dan saat ini budidaya tambak udang telah berkembang dari usaha   keluarga   secara   tradisional   menuju   sebuah   industri   budidaya   udang   semi   modern   yang melibatkan partisipasi pihak swasta (investor) untuk mobilisasi permodalan, sumber daya alam, lahan produksi,   sumber   daya  manusia   dan   tekonologi.   Yang   sekarang  menjadi   problema   utama   adalah ketidakberdayaan masyarakat setempat dalam meraih akses ekonomi,  dibandingkan dengan  juragan tambak (punggawa) dan pengguna sumber daya lainnya. Peran para pemodal lokal (punggawa) dalam berperan   menjadi   patron   para   petambak   dalam   hal   memberikan   akses   modal,   sarana   produksi, ketrampilan, dan akses pasar. Intinya memperpendek mata rantai ekonomi yang menggurita.

            Perkembangan budidaya tambak udang yang semakin maju ditunjang oleh faktor utama yaitu   eksploitasi   daya   guna   dan   daya   dukung   lahan   sebagai   strategi   untuk  menambah   kapasitas produksi, untuk dapat memenuhi kekuatan permintaan (Market Supply) dan perluasan pasar (Demand Market)  dengan   tujuan  mengejar  keuntungan  besar  dalam waktu   singkat.  Namun strategi   ini  tidak 

Page 11: Delta Mahakam

diiringi   pemahaman   atau   kurangnya   perhatian   terhadap   keseimbangan   ekologi   seperti   tidak terkendalinya  pembabatan/pembukaan hutan  lindung dan rusaknya mangrove yang berfungsi  untuk penanggulangan erosi dan abrasi air laut.

http://widiastuti-nur-farida.blogspot.com/2012/12/delta-mahakam_30.html

Mengenal Lebih Dekat Tentang Delta Mahakam

Delta Mahakam (wikimapia.org)

Delta Mahakam merupakan salah satu contoh wilayah interaksi antara air tawar (fresswater) dari darat dan salinitas

Page 12: Delta Mahakam

dari Selat Makassar yang dibawa oleh tenaga pasut saat pasang. Sungai Mahakam adalah salah satu sungai terbesar di Indonesia yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat Makassar. Bahan dasar dari daratan berupa bahan padat atau cair yang dibawa oleh air hujan melalui sungai dan seterusnya ke muara atau ke perairan pantai berasal dari lokasi yang lebih tinggi. Berdasarkan pengamatan megaskopis, sedimen permukaan daerah Delta Mahakam terdiri atas lempung, lempung pasiran, pasir lempungan, lumpur pasiran, pasir, lumpur dan kerikil (Ranawijaya,dkk.2000).

Persebaran material sedimen Delta Mahakam (Ranawijaya dkk,2000)

Menurut Storm drr (2005), Delta Mahakam merupakan tipe delta yang didominasi oleh proses pasang-surut dan gelombang laut yang berlokasi di tepian Cekungan Kutai, Kalimantan Timur dan mempunyai runtunan stratigrafi deltaik pantai (coastal deltaic) berumur Miosen hingga Holosen. Stratigrafi paparan berumur Kuarter di mana Sungai Mahakam berprogradasi menunjukan dominasi perulangan sedimen karbonat paparan dan endapan delta silisiklastik sebagai respon dari adanya perubahan muka air laut. Endapan paparan ini telah dipengaruhi oleh arus laut

Page 13: Delta Mahakam

yang kuat dari Selat Makassar berarah utara-selatan. Roberts (2001) menunjukan bahwa sedimen prodelta Holosen Delta Mahakam telah dibatasi menjadi paparan bagian dalam (inner shelf) di sektor bagian utara, sedangkan di sektor bagian tengah merupakan delta front namun dibelokan ke arah selatan membentuk massa fasies prodelta yang luas. Paparan bagian tengah-luar didominasi oleh topografi tanggul, berupa individu bioherm (Halimeda) dan agregat.

Penelitian Crumeyrolle dan Renaud (2003) menunjukan adanya relif tanggul di lepas pantai Delta Mahakam yang terkadang membentuk bidang erosi dengan topografi yang bervariasi antara 10 – 30 m (rata-rata 20 m). Tanggultanggul (diapirism) ini membentuk Halimeda lumpur terigenik yang kaya akan biota laut dan hidup pada permukaan transgresif perairan yang jernih. Bioherm (Halimeda) paparan bagian dalam secara perlahan terkubur oleh sedimen Delta Mahakam kala Holosen. Di bawah permukaan transgresif Plistosen-Holosen, endapan sedimen menandakan tahapan masa sistem susut laut yang terdiri dari jaringan fluvial, isian gerusan lembah alluvium (channel fill), dataran delta agradasi dan endapan paparan serta kipas delta progradasi.

Tatanan Tektonik Daerah Mahakam

Tatanan tektonik cekungan kutai dapat diringkas sebagai berikut (Gambar 3.1.2).• Awal Synrift (Paleosen ke Awal Eosen): Sedimen tahap ini terdiri dari sedimen aluvial mengisi topografi NE-SW dan NNE-SSW hasil dari trend rifting di Cekungan Kutai darat. Mereka menimpa di atas basemen kompresi Kapur akhir sampai awal Tersier berupa laut dalam sekuen.• Akhir Synrift (Tengah sampai Akhir Eosen): Selama periode ini, sebuah transgresi besar terjadi di Cekungan Kutai, sebagian terkait dengan rifting di Selat Makassar, dan terakumulasinya shale bathial sisipan sand.• Awal Postrift (Oligosen ke Awal Miosen): Selama periode ini, kondisi bathial terus mendominasi dan beberapa ribu meter

Page 14: Delta Mahakam

didominasi oleh akumulasi shale. Di daerah structural shallow area platform karbonat berkembang• Akhir Postrift (Miosen Tengah ke Kuarter): Dari Miosen Tengah dan seterusnya sequence delta prograded secara major berkembang terus ke laut dalam Selat Makassar, membentuk sequence Delta Mahakam, yang merupakan bagian utama pembawa hidrokarbon pada cekungan. Berbagai jenis pengendapan delta on – dan offshore berkembang pada formasi Balikpapan dan Kampungbaru, termasuk juga fasies slope laut dalam dan fasies dasar cekungan. Dan juga hadir batuan induk dan reservoir yang sangat baik dengan interbedded sealing shale. Setelah periode ini, proses erosi ulang sangat besar terjadi pada bagian sekuen Kutai synrift.

Tektonik Delta Mahakam

Model Pengendapan Delta MahakamDelta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh adanya sedimentasi sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen lebih besar daripada kemampuan pendistribusian kembali oleh proses yang ada pada cekungan pengendapan (Elliot, 1986 dalam Allen, 1997) Menurut Boggs, 1987 (Dalam Allen, 1998), delta diartikan sebagai suatu endapan yang terbentuk oleh proses sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang (Gambar 4.3.2). Dataran delta menunjukkan daerah di belakang garis pantai

Page 15: Delta Mahakam

dan dataran delta bagian atas (Upper Delta Plain) didominasi oleh proses sungai dan dapat dibedakan oleh pengaruh laut terutama penggenangan tidal. Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem fluvial. Ketika sungai – sungai pada sistem fluvial tersebut, terbentuk pula morfologi delta yang khas dan dapat dikenali pada setiap sistem yang ada. Morfologi delta secara umum terdiri dari tiga yaitu : delta plain, delta front dan prodelta

Model Lingkungan Pengendapan Delta Mahakam (Allen 1998)

Potensi Hidrocarbon Daerah Delta Mahakam

Page 16: Delta Mahakam

Pembahasan pengelolaan Delta Mahakam oleh Perusahaan asing sedang hangat saat ini, hal ini tak lain karena potensi gas dan minyak sangat tinggi didaerah ini. Delta Mahakam dan sekitarnya mempunyai potensi batubara yang relatif berukuran antara lignit sampai bituminous, punya potensi tinggi dalam minyak, gas dan Kondensat.

Grafik Produksi Perusahaan Asing dalam Pengelolaan Di Delta Mahakam

Delta mahakam purba juga menjadi daerah incaran para pengusaha batubara selain formasi tanjung, dan berau di wilayah kisaran Kalimantan Timur.

http://syawal88.wordpress.com/2012/10/24/mengenal-lebih-dekat-tentang-delta-mahakam/