Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

8
Delik Korupsi dalam Rumusan Undang- Delik Korupsi dalam Rumusan Undang- undang undang 1. 1. Rumusan delik yang berasal dari Rumusan delik yang berasal dari pembuat undang-undang pembuat undang-undang 2. 2. Rumusan delik yang berasal dari Rumusan delik yang berasal dari KUHP; KUHP; a. a. Delik korupsi yang ditarik Delik korupsi yang ditarik secara mutlak dari KUHP, secara mutlak dari KUHP, yaitu yaitu menyangkut delik korupsi dalam menyangkut delik korupsi dalam arti materil dan arti materil dan keuangan. keuangan. Contoh: Pasal 209, 210, dan 387 Contoh: Pasal 209, 210, dan 387 KUHP. KUHP. b. b. Delik korupsi yang ditarik Delik korupsi yang ditarik tidak secara mutlak dari tidak secara mutlak dari KUHP, KUHP, yaitu yang menjadi delik korupsi yaitu yang menjadi delik korupsi dalam kaitan dalam kaitan dengan dengan

description

Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang. Rumusan delik yang berasal dari pembuat undang-undang Rumusan delik yang berasal dari KUHP; a.Delik korupsi yang ditarik secara mutlak dari KUHP, yaitu menyangkut delik korupsi dalam arti materil dan keuangan. Contoh: Pasal 209, 210, dan 387 KUHP. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

Page 1: Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undangDelik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

1.1. Rumusan delik yang berasal dari Rumusan delik yang berasal dari pembuat undang-undangpembuat undang-undang

2.2. Rumusan delik yang berasal dari Rumusan delik yang berasal dari KUHP;KUHP;a.a. Delik korupsi yang ditarik secara Delik korupsi yang ditarik secara mutlak dari KUHP, mutlak dari KUHP, yaitu yaitu menyangkut delik korupsi dalam arti menyangkut delik korupsi dalam arti materil dan materil dan keuangan. Contoh: keuangan. Contoh: Pasal 209, 210, dan 387 KUHP.Pasal 209, 210, dan 387 KUHP.b.b. Delik korupsi yang ditarik tidak Delik korupsi yang ditarik tidak secara mutlak dari secara mutlak dari KUHP, yaitu KUHP, yaitu yang menjadi delik korupsi dalam yang menjadi delik korupsi dalam kaitan kaitan dengan pemeriksaan tindak dengan pemeriksaan tindak pidana korupsi. Contoh: pidana korupsi. Contoh: Pasal 220, Pasal 220, 231, dan 421 KUHP.231, dan 421 KUHP.

Page 2: Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

Delik Korupsi yang Dirumuskan oleh Delik Korupsi yang Dirumuskan oleh pembuat Undang-undangpembuat Undang-undang

UU No. 3/1971UU No. 3/1971 UU No. 31/1999UU No. 31/1999

1.1. Pasal 1 ayat (1) Pasal 1 ayat (1) huruf a, b, dan dhuruf a, b, dan d

2.2. Pasal 1 ayat (2)Pasal 1 ayat (2)

1.1. Pasal 2Pasal 2

2.2. Pasal 3Pasal 3

3.3. Pasal 13Pasal 13

4.4. Pasal 15Pasal 15

Page 3: Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

Perumusan Delik yang Berasal dari Pembuat Perumusan Delik yang Berasal dari Pembuat Undang-undangUndang-undang

UU No. 3/1971UU No. 3/1971 UU No. 31/1999UU No. 31/1999Pasal 1 ayat (1) huruf aPasal 1 ayat (1) huruf a::

-Barangsiapa-Barangsiapa

-Melawan hukum-Melawan hukum

-Memperkaya diri -Memperkaya diri sendiri/orang lainsendiri/orang lain

-Secara langsung/tidak -Secara langsung/tidak langsung merugikan langsung merugikan keuangan negara dan atau keuangan negara dan atau perekonomian negara, perekonomian negara, atau diketahui/patut atau diketahui/patut disangka olehnya bahwa disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut perbuatan tersebut merugikan keuangan merugikan keuangan negara/perekonomian negara/perekonomian negaranegara

Pasal 2 ayat (1)Pasal 2 ayat (1)::-Setiap orangSetiap orang-Secara melawan hukumSecara melawan hukum-Memperkaya diri Memperkaya diri sendiri/orang lain/suatu sendiri/orang lain/suatu korporasikorporasi

Ayat (2)Ayat (2)::

Dilakukan dalam keadaan Dilakukan dalam keadaan tertentutertentu

Page 4: Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

UU No. 31/1999UU No. 31/1999

“… “… dilakukan dalam keadaan tertentu…”dilakukan dalam keadaan tertentu…”

Penjelasan:Penjelasan:

“…“…sebagai pemberatan bagi pelaku tindak sebagai pemberatan bagi pelaku tindak pidana korupsi apabila tindak pidana pidana korupsi apabila tindak pidana tersebut dilakukan:tersebut dilakukan:

- Pada waktu negara dalam keadaan bahaya Pada waktu negara dalam keadaan bahaya sesuai UU yang berlakusesuai UU yang berlaku

- Pada waktu terjadi bencana alam nasionalPada waktu terjadi bencana alam nasional- Pada waktu negara dalam keadaan krisis Pada waktu negara dalam keadaan krisis

emonomi/moneteremonomi/moneter- Sebagai pengulangan tindak pidana Sebagai pengulangan tindak pidana

korupsikorupsi

Page 5: Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

UU No. 20/2001UU No. 20/2001

Pasal 1 angka 1Pasal 1 angka 1::

““Pasal 2 ayat (2) substansi tetap, penjelasan Pasal 2 ayat (2) substansi tetap, penjelasan pasal diubah sehingga…”pasal diubah sehingga…”

Penjelasan Pasal 1 angka 1Penjelasan Pasal 1 angka 1::

““Pasal 2 ayat (2)Pasal 2 ayat (2)… … adalah keadaan yang dapat dijadikan alasan adalah keadaan yang dapat dijadikan alasan pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana pemberatan pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi yaitu apabila tindak pidana tersebut korupsi yaitu apabila tindak pidana tersebut dilakukan,dilakukan,-- terhadap dana-dana yang diperuntukkan terhadap dana-dana yang diperuntukkan bagi bagi penanggulangan: keadaan bahaya, penanggulangan: keadaan bahaya, bencana alam bencana alam nasional, akibat kerusuhan nasional, akibat kerusuhan sosial yang meluas, krisis sosial yang meluas, krisis ekonomi/moneter; danekonomi/moneter; dan- - pengulangan tindak pidana korupsipengulangan tindak pidana korupsi

Page 6: Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

UU No. 3/1971UU No. 3/1971 UU No. 31/1999UU No. 31/1999Pasal 1 ayat (1) huruf bPasal 1 ayat (1) huruf b::

-BarangsiapaBarangsiapa-Dengan tujuan Dengan tujuan menguntungkan diri menguntungkan diri sendiri/orang lain/suatu sendiri/orang lain/suatu badanbadan-Menyalahgunakan Menyalahgunakan kewenangan, kewenangan, kesempatan, atau kesempatan, atau sarana yang ada sarana yang ada padanya karena padanya karena jabatan/kedudukanjabatan/kedudukan-Secara langsung/tidak Secara langsung/tidak langsung dapat langsung dapat merugikan merugikan keuangan/perekonomiakeuangan/perekonomian negaran negara

Pasal 3Pasal 3::

-Setiap orangSetiap orang-Dengan tujuan Dengan tujuan menguntungkan diri menguntungkan diri sendiri/orang sendiri/orang lain/korporasilain/korporasi-Menyalahgunakan Menyalahgunakan kewenangan, kewenangan, kesempatan, atau kesempatan, atau sarana yang ada sarana yang ada padanya karena padanya karena jabatan.kedudukanjabatan.kedudukan-Dapat merugikan Dapat merugikan keuangan/perekonomikeuangan/perekonomian negaraan negara

Page 7: Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

UU No. 3/1971UU No. 3/1971 UU No. 31/1999UU No. 31/1999

Pasal 1 ayat (1) huruf Pasal 1 ayat (1) huruf dd::-BarangsiapaBarangsiapa-Memberi hadiah/janjiMemberi hadiah/janji-Kepada pegawai Kepada pegawai negeri seperti negeri seperti dimaksud Pasal 2dimaksud Pasal 2-Dengan mengingat Dengan mengingat sesuatu kekuasaan dan sesuatu kekuasaan dan atau sesuatu atau sesuatu wewenang yang wewenang yang melekat pada melekat pada jabatannya/kedudukanjabatannya/kedudukannya atau oleh si nya atau oleh si pemberi hadiah/janji pemberi hadiah/janji dianggap melekat pada dianggap melekat pada jabatan/kedudukannya jabatan/kedudukannya ituitu

Pasal 13Pasal 13::-Setiap orangSetiap orang-Memberi hadiah/janjiMemberi hadiah/janji-Kepada pegawai Kepada pegawai negerinegeri-Dengan mengingat Dengan mengingat kekuasaan/wewenang kekuasaan/wewenang yang melekat pada yang melekat pada jabatan/kedudukannyjabatan/kedudukannya, atau oleh pemberi a, atau oleh pemberi hadiah/janji dianggap hadiah/janji dianggap melekat pada melekat pada jabatan/kedudukan jabatan/kedudukan tersebuttersebut

Page 8: Delik Korupsi dalam Rumusan Undang-undang

UU No. 3/1971UU No. 3/1971 UU No. 31/1999UU No. 31/1999

Pasal 1 ayat (2)Pasal 1 ayat (2)::

-BarangsiapaBarangsiapa-Melakukan Melakukan percobaan/permufapercobaan/permufakatan untuk katan untuk melakukan tindak melakukan tindak pidana-tindak pidana-tindak pidana tersebut pidana tersebut dalam ayat (1) a, b, dalam ayat (1) a, b, c, d, e Pasal inic, d, e Pasal ini

Pasal 15Pasal 15::

- Setiap orang yang - Setiap orang yang melakukan melakukan percobaan/ percobaan/ pembantuan/permupembantuan/permufakatan jahat untuk fakatan jahat untuk melakukan tindak melakukan tindak pidana korupsipidana korupsi