TINDAK PIDANA KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

31
TINDAK PIDANA KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

description

TINDAK PIDANA KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI. KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN LUAR BIASA. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of TINDAK PIDANA KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Page 1: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

TINDAK PIDANA KORUPSI

DELIK &MODUS OPERANDI

Page 2: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

KORUPSI SEBAGAI KEJAHATAN LUAR BIASA Bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini

terjadi secara meluas,tidak hanya merugikan

keuangan negara, tetapi juga telah merupakan

pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan

ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak

pidana korupsi perlu digolongkan sebagai

kejahatan yang pemberantasannya harus

dilakukan secara luar biasa

2

Page 3: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

TINDAKAN APA YANG LUAR BIASA ?

UNDANG –UNDANG NO 31 TAHUN 1999 Psl.26A tentang perluasan alat bukti;Psl.35 (1) tentang kewajiban saksi dan ahli untuk memberi keterangan; anc pidana Psl 22Psl.36 tentang pengenyampingan kewajiban seseorang yang menurut pekerjaan, harkat dan martabat atau jabatannya untuk menyimpan rahasia;Psl.37A tentang kewajiban terdakwa untuk memberikan keterangan mengenai harta kekayaannya; 3

Page 4: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

PERKEMBANGAN ATURAN PENGADAAN BARANG JASA

DILINGKUNGAN PEMERINTAH

Keputusan Presiden No 8O Tahun 2003 Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 Peraturan Presiden No 35 Tahun 2011 (Perubahan Pertama) Peraturan Presiden No 70 Tahun 2012 (Perubahan Kedua)

4

Page 5: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

PERAN STAKEHOLDERS(CRIMINAL JUSTICE SYSTEM)

PENYELIDIKAN•POLRI•KEJAKSAAN•KPK

PENYIDIKAN•POLRI•KEJAKSAAN•KPK

PENUNTUTANKEJAKSAANKPK

PERSIDANGANPENGADILAN TIPIKOR

AUDITOR

AHLI/LKPP

5

Page 6: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

ORIENTASI ALAT BUKTIPENYIDIK & AUDITOR

Penyidik :

Alat Bukti sesuai KUHAP pasal 184 :1.Keterangan Saksi2.Keterangan Ahli3.Petunjuk4.Surat5.Keterangan Terdakwa

Auditor :

Bukti Akuntansi :1.Struktur Pengendalian Intern ( Kuat atau lemah)2.Bukti Fisik ( Perhitungan Aktiva Pembukuan)3.Catatan Akuntansi ( Jurnal, Buku Besar)4.Konfirmasi (informasi dari pihak ketiga)5.Bukti Dokumenter (Kebenaran menentukan realibilitas)6.Bukti Surat Pernyataan Tertulis ( Dibuat oleh pemegang buku, pejabat)7.Perhitungan Kembali sebgai Bukti Matematis (Auditor hitung ulang)8.Bukti Lisan (pemintaan keterangan oleh Auditor)9.Bukti Analitis dan Perbandingan 6

Page 7: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

UNSUR – UNSUR PASAL

TIPIKOR BERHUBUNGAN

KERUGIAN NEGARA

7

Page 8: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 2

Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan

memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

8

Page 9: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 3

Setiap orang yang dengan tujuan, menguntungkan diri sendiri atau

orang lain atau suatu korporasi,

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

9

Page 10: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

PERAN AHLI LKPP

1. Menjelaskan proses pengadaan barang dan jasa sesuai aturan yang berlaku.

2. Menjelaskan “apakah” proses pengadaan barang dan jasa yang telah dilakukan oleh Tersangka dkk, sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku….(Unsur melawan hukum)

3. Menjelaskan peran para pejabat pengadaan barang dan jasa sesuai aturan yang berlaku.

4. Menjelaskan “apakah” para pejabat pengadaan barang dan jasa telah melaksanakan perannya sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku…. (menyalahgunakan kewenangan)

10

Page 11: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Unsur Pasal

Aturan Hukum Dilanggar

Uraian Kejadian

Ket Saksi

Surat Petunjuk

Ket Ahli Ket Terdakw

a

Setiap Orang

Melawan Hukum

Pentahapan dan prosedur PBJ sesuai aturan

LKPP

Memper-kaya Diri/Orang lain

Merugi kan Keuang an Negara

LAPKN

AUDITOR

MATRIK ALAT BUKTI PASAL 2 UU NO 31/1999Sesuai pasal 184 KUHAP

11

Page 12: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Unsur Pasal

Aturan Hukum Dilanggar

Uraian Kejadia

n

Ket Saksi

Surat Petunjuk

Ket Ahli Ket Terdakw

a

Setiap Orang

Meng untungkan diri/Orang lain

Menyalah gunakan kewenangan

- Tupoksi Struktural Pejabat PBJ

- Peran pejabat dlm PBJ

- LKPP

Merugi kan Keuang an Negara

LAPKN

AUDITOR

MATRIK ALAT BUKTI PASAL 3 UU NO 31/1999Sesuai pasal 184 KUHAP

12

Page 13: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

UNSUR – UNSUR PASAL

TIPIKOR

TIDAKBERHUBUNGAN

KERUGIAN NEGARA

13

Page 14: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 8Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah),

pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus

atau untuk sementara waktu, dengan

sengaja menggelapkan uang atau surat berharga

yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut

14

Page 15: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 9

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 50.000.000,00 (dua ratus lima puluh

juta rupiah) pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang diberi tugas menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus

atau untuk sementara waktu, dengan sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi

15

Page 16: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 5

Ayat 1 :

Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) setiap orang yg ;

a.memberi atau menjanjikan sesuatu kepada

pegawai negeri atau penyelenggara negara

dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;

16

Page 17: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 5Ayat 1:

b. Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang

bertentangan dengan kewajiban,

dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya

Ayat 2 :

Pegawai Negeri yang menerima17

Page 18: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 12 a Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana

penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah):

pegawai negeri atau penyelenggara negara

yang menerima hadiah atau janji, padahal

diketahui atau patut diduga bahwa hadiah

atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang

bertentangan dengan kewajibannya 18

Page 19: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 12 bDipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

Pegawai negeri atau penyelenggara negara

yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut

diberikan sebagai akibat atau disebabkan

karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang

bertentangan dengan kewajibannya

19

Page 20: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 11 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun

dan paling lama 5 (lima)tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)

pegawai negeri atau penyelenggara negara yang

menerima hadiah atau janji padahal

diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah

atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang

berhubungan dengan jabatannya, atau yang

menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya

20

Page 21: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Pasal 13

Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan

mengingat kekuasaan atau wewenang

yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah atau janji

dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan atau denda paling banyak RP.150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).

21

Page 22: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

DELIK HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI

Melawan hukum perkaya diri/orang lain akibatkan KN (Pasal 2) Menyalahgunakan kewenangan perkaya diri/orang lain akibatkan KN (Pasal 3) Memberi sesuatu kepada PN agar PN lakukan sesuatu yang bertentangan (Pasal 5 ayat 1) PN menerima sesuatu untuk lakukan sesuatu yg bertentangan (Pasal 5 ayat 1, Pasal 12a) PN terima sesuatu setelah lakukan sesuatu yg bertentangan (Pasal 12b, Pasal 11)

22

Page 23: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Lanjutan.... Gratifikasi

(Pasal 12 B)

PN menggelapkan uang negara atau surat berharga

(Pasal 8)

PN memalsukan dokumen untuk pemeriksaan administrasi

(Pasal 9)

PN menerima sesuatu setelah lakukan pemaksaan

dalam jabatan

(Pasal 12 e)

Memberi sesuatu kepada PN karena mengingat jabatannya

(Pasal 13) 23

Page 24: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

PENGGUNABARANG

KONSTRUKSI TPKPENGADAAN BARANG JASA

REKANAN

TINDAKPIDANA KORUPSI

KONSULTAN

24

Page 25: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

PENENTUAN PELAKU TIPIKOR

Tipikor merupakan kejahatan bersama /berjamaah

Pasal 55 & 56 KUHP

- Tersangka utama

- Turut serta melakukan

- Menyuruh lakukan

- Membantu25

Page 26: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

MODUS OPERANDI

PERENCANAAN ANGGARAN 1. Rencana Kegiatan a. Bottom Up b. Top Down

2. RAB dibuat oleh calon pemenang 3. Usulan anggaran dikawal calon pemenang 4. Giat anggaran besar gunakan APBNP

MARK UP 1. HPS dibuat oleh rekanan 2. Data HPS berasal dari rekanan

26

Page 27: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

FORMALITAS LELANG 1. Arisan pemenang

2. Rekanan pakai bendera perusahaan lain

3. Rekanan menyiapkan perusahaan penyerta

4. Administrasi semua peserta di siapkan pemenang

5. Uang mundur bagi perusahaan penyerta

6. Pelaksana bagian dari JO

7. Panitia/Pokja ULP terima jadi.

Lanjutan...

27

Page 28: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

Lanjutan... PELAKSANAAN 1. Serah terima lapangan tidak dilakukan

2. Justifikasi tekhnis tidak dilakukan

3. Adendum tidak sesuai prosedur

4. Adendum kontrak tdk dg adendum konsultan

5. Pekerjaan di subkon kan.

6. Pencairan tidak sesuai prestasi (DP, I, II, III, PHO, FHO) 7. Pencairan PHO lewat tahun anggaran 8. Volume pekerjaan dikurangi

9. Kualitas tidak sesuai kontrak28

Page 29: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI

MASA PEMELIHARAAN

1. Perbaikan sebatas masa pemeliharaan

2. Perbaikan menggunakan anggaran

tahun berikutnya

3. FHO tanpa keterlibatan konsultan pengawas

Lanjutan...

29

Page 30: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI
Page 31: TINDAK PIDANA  KORUPSI DELIK & MODUS OPERANDI