Deka Permana Putera B94144105

50
PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT HOG CHOLERA PADA BABI DI PROVINSI PAPUA BARAT Oleh: Deka Permana Putera, SKH B94144105 Kelompok B2 PPDH Angkatan 1 2014/2015 Di bawah Bimbigan Drh. Ardilasunu Wicaksono, MSi LABORATORIUM EPIDEMIOLOGI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT HEWAN DAN KESMAVET PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

description

epidemiologi hog cholera

Transcript of Deka Permana Putera B94144105

Page 1: Deka Permana Putera B94144105

PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT HOG CHOLERA PADA BABI DI PROVINSI PAPUA BARAT

Oleh:

Deka Permana Putera, SKHB94144105

Kelompok B2 PPDH Angkatan 1 2014/2015

Di bawah Bimbigan Drh. Ardilasunu Wicaksono, MSi

LABORATORIUM EPIDEMIOLOGIDEPARTEMEN ILMU PENYAKIT HEWAN DAN KESMAVET

PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR

2015

Page 2: Deka Permana Putera B94144105

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Classical Swine Fever (CSF) atau yang dikenal dengan nama Hog cholera (HC) merupakan salah satu penyakit menular yang secara ekonomi paling penting pada babi di dunia. Virus HC termasuk genus Pestivirus, berbentuk bundar dengan diameter berkisar antara 40-50 nm, mempunyai nucleocapsid berbentuk hexagonal berukuran sekitar 29 nm, dan mengandung material genetik RNA berbentuk single stranded dan polarity positip (Horzinek 1981). Virus ini secara antigenik berkerabat dengan Bovine Viral Diarrhea Virus (BVDV), yang menyebabkan timbulnya penyakit BVD pada sapi serta Border Disease Virus (BDV) pada domba (OIE 2008).

Hog cholera dikenal sebagai penyakit yang paling merugikan pada babi sehingga sangat ditakuti terutama oleh peternak babi karena angka morbiditas dan mortalitasnya sangat tinggi yaitu 95–100 %. Berdasarkan klasifikasi OIE Clasical Swine Fever (CSF) / Hog Cholera termasuk daftar list A (Artois et al. 2002). Hog cholera dapat di temukan di berbagai bagian dunia seperti di negara-negara Afrika Timur, Afrika Tengah, Cina, Asia Timur, Asia Selatan, Asia Tenggara, Mexico dan Amerika Selatan. Wabah Hog cholera terjadi di Prancis pada tahun 1822 sedangkan di Jerman terjadi pada tahun 1833 kemudian penyakit ini menyebar ke Inggris dan Eropa tahun 1862. Kasus Hog cholera di kota Luxembourg terjadi pada bulan Oktober 2001 hingga Maret 2002 (Edward et al. 2000). Kejadian di Indonesia wabah Hog cholera pertama kali terjadi di Sumatera pada bulan januari 1995. Penyakit Hog cholera pertama kali masuk ke Papua di Kabupaten Timika pada tanggal 25 Juni 2004 menyebabkan kematian ternak babi lokal sebanyak 9.000 ekor, yang kemudian berturut-turut menyebar ke Kabupaten/Kota Sorong pada tanggal 26 Agustus 2005 dengan jumlah kematian babi di perkirakan sebanyak 3.000 ekor, selanjutnya Kabupaten/Kota Jayapura terjadi pada 23 Januari 2006 dengan kematian babi sebanyak 9.500 ekor, Kabupaten Puncak Jaya pada 14 April 2006 dan Kabupaten Jayawijaya pada 5 Mei 2006 dengan jumlah kematian ternak babi di perkirakan di atas 2.000 ekor (Utami 2009).

Gambar 1 Peta penyebaran Hog Cholera (HC) di Pulau Irian. Panah kuning menunjukkan awal perpindahan penyakit HC dari kabupaten Timika ke

Page 3: Deka Permana Putera B94144105

3

kabupaten lain. Daratan dengan warna merah merupakan daerah tempat terjadinya wabah HC, sedangkan daratan dengan warna krem merupakan daerah yang belum tertular HC.

Hog cholera merupakan peyakit zoonotik. Virus hog cholera tahan berada dalam daging segar, dan produk daging lainnya dalam bentuk infektif untuk jangka waktu 8 bulan hingga 4 tahun, dengan demikian daging atau produk daging lainnya dapat digunakan virus sebagai salah satu media dalam penyebarannya (Liess et al. 1992).

Secara ekonomi Hog cholera merupakan penyakit menular terpenting pada babi di seluruh dunia. Apabila penyakit ini ada dalam suatu peternakan maka akan timbul kerugian ekonomi yang tinggi karena program pengendalian penyakit melalui program imunisasi dan pemusnahan memerlukan biaya yang besar. Pengendalian wabah hog cholera membutuhkan biaya sampai 2.3 miliyar USD (CFSPH 2007).

Berbagai bentuk pengendalian penyakit hog cholera telah dilakukan oleh berbagai negara didunia dengan berusaha membentuk peraturan-peraturan yang berlaku global. Negara yang bebas hog cholera tidak boleh mengimpor babi, daging babi, maupun bahan yang berasal dari babi, yang berasal dari negara atau daerah tertular hog cholera. Program vaksinasi masal secara rutin telah di lakukan di perusahaan peternakan babi dan peternakan babi rakyat. Vaksin yang di gunakan berupa vaksin galur C (China), atau vaksin galur Japanese GPE dan French Triverval.

Sejak masuknya penyakit hog cholera ke Papua Barat pada tahun 2004 dan kemudian menyebar ke berbagai kabupaten lainnya, telah dilakukan langkah penanganan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat melalui Dinas Peternakan provinsi maupun kabupaten. Tindakan yang di lakukan mengacu pada Pedoman Teknis Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Classical Swine Fever (Hog Cholera) Tahun 1988 yang di keluarkan oleh Direktorat Kesehatan Hewan Jakarta. Tindakan tersebut meliputi: a). Menutup wilayah tertular dengan surat keputusan Bupati. b). Mengisolasi ternak yang sakit. c). Memusnahkan ternak mati. d). Melakukan vaksinasi dengan vaksin hog cholera e). Public awareness (penyuluhan kepada masyarakat). Namun tindakan-tindakan di atas belum sepenuhnya dapat mengatasi laju peningkatan angka morbiditas maupun mortalitas ternak babi.

Tujuan

Tujuan dari kegiatan program pengendalian penyakit ini yaitu untuk menurunkan prevalensi dan menentukan program pengendalian yang tepat untuk penyakit Hog Cholera pada babi di provinsi Papua Barat, sehingga dapat menekan dampak ekonomi yang akan terjadi.

Page 4: Deka Permana Putera B94144105

4

SIFAT ALAMIAH PENYAKIT

Riwayat Alamiah Penyakit

Tingkat kerentananSemua jenis atau ras babi rentan terhadap Hog cholera. Pada babi peliharaan

hampir 50% kasus ini terjadi pada babi penggemukan, 15% babi pembibitan dan lebih dari 20% kelompok babi campuran. Telah dilaporkan pula bahwa faktor keturunan tampaknya berpengaruh terhadap tingkat infeksi virus Hog cholera.

Babi dari semua umur rentan terhadap Hog cholera. Anak-anak babi yang berumur 4-5 minggu dan berasal dari induk yang sebelumnya pernah divaksinasi dengan virus ganas ternyata relatif lebih kebal dibandingkan dengan anak-anak babi yang lahir dari induk yang telah divaksinasi dengan virus vaksin yang telah dilemahkan. Hal ini kemungkinan kerena antibodi maternal dari anak babi setelah umur tersebut sangat rendah dan tidak cukup untuk melindungi dari infeksi virus HC ganas berikutnya. Babi landrace kelompok umur kurang dari 2 bulan yang terserang virus HC menunjukkan prevalensi yang sangat lebih tinggi (88,2%) dibandingkan kelompok umur 2-5 bulan dan lebih dari 8 bulan (Santhia, 2009).

Tahap SubklinisTahap subklinis biasanya tidak menujukan gejala yang nyata, biasanya babi

masih terlihat sehat. Masa inkubasi HC biasanya berkisar antara 2-6 hari. Masa inkubasi hog cholera akut hingga muncul gejala klinis 2-4 hari, sebaliknya gejala hog cholera kronis umumnya sama dengan hog cholera akut namun bersifat lebih lemah dan terjadi dalam waktu inkubasi yang lebih lama mencapai 2-4 minggu bahkan hitungan bulan (OIE 2008).

Tahap KlinisBerdasarkan gejala klinis yang muncul, hog cholera dibagi menjadi 2

bentuk yaitu akut dan kronis. Infeksi hog cholera akut umumnya menyebabkan mortalitas dan morbiditas kasus tinggi. Gejala klinis hog cholera akut yaitu demam (39.5-42.0 °C), hiperemi atau cyanosis pada ekstremitas, terutama daerah telinga dan hidung, kehilangan nafsu makan, konvulsi sehingga tidak ada keinginan untuk berdiri, inkoordinasi ektremitas, kesusahan dalam bernafas dan batuk, disentri atau diare, konjunctivitis, discharge hidung, muntah, aborsi, mumifikasi, keabnormalan fetus, leukopenia parah, dengan masa inkubasi 2-4 hari. Case fatality rate dapat mencapai 100% dan babi biasanya mati dalam selang hari ke-10 hingga 20 (AHA 2012). Sedangkan, gejala klinis hog cholera kronis yaitu umumnya hampir sama dengan gejala akut, namun lebih ringan dan terjadi dalam periode yang lebih lama (2-4 minggu). Demam (>40.4 °C) yang terjadi secara tidak teratur, pneumoni (batuk, nafas berat), kehilangan nafsu makan, diare, alopecia dan dermatitis, kematian akibat infeksi sekunder, dan tingkat kematian lebih rendah dibandingkan hog cholera akut (AHA 2012).

Tahap AkhirHewan yang terinfeksi hog cholera tidak dapat sembuh namun dapat

menjadi carrier hog cholera bagi babi lainnya. Tingkat kematian berbeda pada

Page 5: Deka Permana Putera B94144105

5

hog cholera yang bersifat akut dan kronis. Infeksi akut menyebabkan tingkat kematian tinggi hingga mencapai 100%, sebaliknya infeksi kronis dapat menyebabkan kematian dengan nilai lebih rendah dibandingkan infeksi akut.

Mata Rantai Infeksi

Agen Virus Hog cholera termasuk ke dalam famili Flaviviridae, Genus

Pestivirus.  Virus ini sangat infektif dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi dan menyerang alat pernafasan dan pencernaan. Virus HC berbentuk bulat dengan diameter berkisar antara 40-50 nm, mempunyai nucleocapsid berbentuk hexagonal berukuran sekitar 29 nm, dan mengandung material genetik RNA berbentuk single stranded dan polarity positif (Tarigan et al. 1997).

Virus hog cholera termasuk virus yang resisten terhadap lingkungan yang buruk. Akan tetapi viabilitasnya sangat tergantung pada media dimana virus tersebut berada (Tarigan et al. 1997). Menurut OIE (2009), Virus ini akan inaktif pada suhu pemanasan 65.5°C selama 30 menit atau pada suhu 71°C selama satu menit. Virus ini dapat bertahan selama beberapa bulan pada daging yang di simpan di lemari pendingin, atau selama bertahun-tahun pada daging beku. Virus juga stabil dalam kisaran pH yang panjang, antara pH 4–11 atau pada pH 5-10. Virus ini dengan cepat akan inaktif pada pH <3.0 atau pH >11.0. Karena selubungnya mengandung lipid, virus sangat rentan terhadap pelarut lemak seperti ether, chloroform dan ß-propiolactone (0.4%), serta detergent seperti desoxycholate, nonidet P40 dan saponin (OIE 2009).

SumberAgen penyakit dapat ditemukan di darah, sekresi, dan ekskresi

(discharge oronasal dan lakrimal, urin, feses, dan semen) serta jaringan dari hewan sakit atau hewan mati, termasuk daging. Virus juga menetap di dalam anak babi yang terinfeksi secara kongenital selama 6-12 bulan (OIE 2009). Virus ini juga dapat masuk ke suatu peternakan bersamaan dengan  masuknya hewan muda yang secara klinis tampak sehat, namun sesungguhnya sedang dalam stadium inkubasi penyakit atau bersama babi bunting yang terinfeksi penyakit hog cholera.

Cara KeluarMenurut OIE (2011), virus akan keluar bersama dengan saliva, sekresi

nasal, urin, dan feses yang keluar dari dari babi terinfeksi. Babi yang sembuh, akan tetapi belum membentuk antibodi protektif cukup, masih akan menjadi sumber penyakit bagi hewan lain. Virus juga berada pada daging babi dan produk olahan daging babi yang terinfeksi hog cholera.

Cara TransmisiCara penularan bisa dengan kontak langsung (sekresi, ekskresi, semen,

dan darah)  ataupun tidak langsung (kandang, peralatan kandang, pakaian, dan kendaraan kandang). Namun, penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung dengan hewan penderita (OIE 2011). Penularan juga bisa terjadi

Page 6: Deka Permana Putera B94144105

6

secara horizontal ataupun vertikal, yakni dari induk kepada fetus yang dikandung (Tarigan et al. 1997)

Babi yang sakit akan menyebarkan virus terutama melalui sekresi oronasal dan lakrimal (Tarigan et al. 1997). Penularan juga bisa terjadi apabila babi diberi makan dengan sisa dapur yang mengandung daging babi tercemar virus hog cholera tanpa dimasak terlebih dahulu.

Cara MasukVirus menular dari ternak yang satu ke ternak yang lainnya dengan cara

masuk ke dalam tubuh babi melalui rute oronasal. Babi akan terinfeksi hog cholera apabila memakan daging babi atau produk olahan asal daging babi yang terinfeksi oleh virus hog cholera. Fetus dari babi yang sedang bunting juga dapat terinfeksi di dalam uterus induk babi dan virus akan menetap di dalam fetus tersebut selama beberapa bulan lamanya (OIE 2011). Kondisi ini menyebabkan embrio atau janin yang dilahirkan akan mati, lemah atau cacat. Sedangkan fetus yang dilahirkan dengan sehat akan bertindak sebagai sumber penularan selama berbulan-bulan, sampai babi itu sendiri menjadi sakit.

Inang RentanSatu-satunya hewan yang rentan terinfeksi penyakit ini adalahbabi yang di

pelihara dengan cara masih secara sederhana, seperti diberi makan dengan sisa dapur yang mengandung produk daging babi (Tariganet al. 1997). Babi hutan juga merupakan hewan yang rentan terinfeksi oleh virus hog cholera (OIE 2009).

Determinan Penyakit

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian suatu penyakit disebut sebagai determinan penyakit. Faktor tersebut meliputi determinan primer, sekunder, intrinsik, ekstrinsik, dan determinan yang berhubungan dengan host, agen serta lingkungan. Determinan faktor resiko penyakit hog cholera dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Determinan penyakit hog cholera

Determinan Primer Determinan Sekunder

Determinan Intrinsik

Determinan Ekstrinsik Determinan Intrinsik

Determinan EkstrinsikUnsur hidup Unsur tidak hidup

Kekebalan inang

Virulensi strain virus

Feses Umur babi Manajemen pemeliharaan

Genetik persisten (carier-sow syndrome)

Pakan Stress Keberadaan stressor

Peralatan kandang (fomit)

Nutrisi Biosecurity

Lingkungan kandang

Status imun populasi

Iklim

Page 7: Deka Permana Putera B94144105

7

PENYUSUNAN RENCANA SURVEI

Tujuan

Tujuan dari penyusunan rencana survei ini adalah untuk memperoleh informasi tentang status prevalensi hog cholera dan mengidentifikasi faktor risiko (determinan) yang mempengaruhi kejadian hog cholera di Provinsi Papua barat

Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dibutuhkan yaitu data prevalensi dan data faktor risiko. Data prevalensi diperoleh dari pemeriksaan gejala klinis (babi hidup) dan patologis (babi mati) yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium deteksi virus Hog Cholera dapat dilakukan dengan menggunakan Enzym-Linked-Imunno-Assay (ELISA).

Data faktor risiko (determinan) penyebaran virus Hog Cholera dilakukan dengan melakukan wawancara kuesioner terhadap peternak dengan menganalisa faktor yang mendukung kejadian penyakit Hog Cholera meliputi keadaan umum peternak, manajemen pemeliharaan, manajemen biosekuriti, riwayat penyakit hewan, manajemen dan performa reproduksi, manajemen lalu lintas ternak, dan pengetahuan dan persepsi peternak tehadap penyakit Hog Cholera.

Populasi Target

Gambar 1 Peta Provinsi Papua Barat

Populasi target adalah populasi babi di Provinsi Paupa Barat (Gambar 1). Populasi babi pada tahun 2013 berjumlah 53 440 ekor (Badan Pusat Statistik 2013) dan tersebar di Kabupaten Fakfak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk

Page 8: Deka Permana Putera B94144105

8

Wondama, Kabupaten Bintuni, Kabupaten, Manokwari, Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat, dan Kota Sorong. Sebaran populasi ternak babi kabupaten-kabupaten tersebut tecantum di tabel 2.

Tabel 2 Data populasi ternak sapi potong di Provinsi Papua Barat tahun 2013

No Kabupaten/Kota Populasi Babi

1 Fakfak 1512 Kaimana 3493 Teluk Wondama 6624 Teluk Bintuni 2 6985 Manokwari 34 9836 Sorong Selatan 707 Sorong 1 1648 Raja Ampat 4179 Tambrauw 45210 Maybrat 7 47811 Kota Sorog 4 326Tota

l53 440

Metode Survei

Pemilihan Sampel, dan Besar Sampel Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan metode

penarikan contoh acak bergerombol (Cluster Random Sampling). Tahapan pertama yaitu menentukan kota/kabupaten yang akan diambil sampel dengan cara menentukan interval terlebih dahulu. Jumlah contoh yang diambil di setiap kota/kabupaten dihitung menggunakan metode Probability Proportion to Size (PPS). Hal ini dikarenakan sebaran populasi pada tiap kota/kabupaten berbeda, sehingga diasumsikan setiap kecamatan memiliki kesempatan yang sama.

Penarikan contoh menggunakan PPS, membutuhkan data populasi kumulatif dari babi di 11 kota/kabupaten yang terdapat di Provinsi Papua Barat. Perbedaan jumlah populasi daerah tujuan pengambilan sampel menyebabkan perbedaan jumlah sampel yang diambil. Jumlah sampel minimal yang diambil dihitung menggunakan aplikasi Winepi Online. Hasil perhitungan menggunakan alat bantu Winepi Oline tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Asumsi yang digunakan yaitu: tingkat kepercayaan 95%, tingkat kesalahan 5%, prevalensi 50%.

Page 9: Deka Permana Putera B94144105

9

Gambar 3 Hasil perhitungan jumlah sampel minimal menggunakan Winepi Online

Perhitungan Sampling Interval (k)Setelah itu, dilakukan perhitungan sampling interval (k) untuk mendapatkan

selang populasi sapi. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel dengan teknik acak gerombol (random) pertama menggunakan sampel acak Ms. Excel. Pengambilan acak gerombol berikutnya dilakukan dengan menambahkan hasil sampling interval (k) ke dalam hasil random populasi kumulatif sapi potong.

Sampling Interval (k)=ukuran populasi total

ukurancontoh yang diinginkan

Sampling interval (k) = 53440

5 = 10 688

Hasil penghitungan sampling interval sebesar 10 688. Setelah itu dilakukan pengambilan acak gerombol pertama berdasarkan populasi kumulatif ternak sapi potong dari 1-10 688. Untuk menentukan patokan angka pertama yang digunakan dalam pemilihan data menggunakan Ms. Excel. Penggunaan software ini dilakukan agar pemilihan angka terjadi secara acak. Rincian angka terpilih dapat dilihat pada Tabel 3.

=randbetween(top,bottom) =randbetween(1;10 688) =3 366

Page 10: Deka Permana Putera B94144105

10

Tabel 3 Rincian jumlah pengambilan sampel setiap kota/kabupaten terpilih

No Kabupaten/kota Populasi kumuatif Angka Terpilih1 Fakfak 1512 Kaimana 5003 Teluk Wondama 1 1624 Teluk Bintuni 3 860 3 3665 Manokwari 38 843 14 054; 17 420; 31 4746 Sorong Selatan 39 6037 Sorong 40 7678 Raja Ampat 41 1849 Tambrauw 41 63610 Maybrat 49 114 48 89411 Kota Sorong 53 440

Hasil perhitungan menunjukkan ukuran contoh yang diambil adalah 382 sampel. Pengambilan sampel menggunakan tiga tahap pengambilan acak. Oleh karena itu, jumlah sampel minimal survei 382 x 3 =1 146 sampel. Jumlah sampel yang diambil dari setiap kota/kabupaten disesuaikan dengan banyak angka terpilih pada proses pengambilan sampel. Sampel yang diambil dari setiap kota/kabupaten dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Rincian jumlah pengambilan sampel setiap kota/kabupaten terpilih

No Kabupaten/KotaKemunculan

Angka TerpilihPerhitungan

Jumlah SampelJumlah Sampel

1 Fakfak

2 Kaimana

3 Teluk Wondama

4 Teluk Bintuni 1 = 15

x 1 146 = 229.2 229

5 Manokwari 3 = 35

x 1 146 = 687.6 688

6 Sorong Selatan

7 Sorong

8 Raja Ampat

9 Tambrauw

10 Maybrat 1 = 15

x 1 146= 229.2 229

11 Kota Sorong

Jumlah Sampel Diambil 1 146

Keterangan: Kabupaten yang disampling

Setelah mengetahui kota/kabupaten apa saja yang terpilih untuk selanjutnya diambil sampel. Selanjutnya mencari jumlah kecamatan dari masing-masing kota/kabupaten tersebut. Jumlah kecamatan setiap kota/kabupaten terpilih di Provinsi Papua Barat dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 11: Deka Permana Putera B94144105

11

Kemudian dilakukan pemilihan kecamatan dari setiap kota/kabupaten terpilih. Metode pemilihan kecamatan dilakukan dengan metode Probability Proportional to Size seperti pada pemilihan kabupaten pada tahap sebelumnya. Populasi kumulatif dan angka terpilih disajikan pada Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8.

Tabel 5 Jumlah kecamatan di setiap kabupaten di Provinsi Papua Barat

No Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Sapi

1 Teluk Bintuni 5 2 6982 Manokwari 12 34 9833 Maybrat 6 7 478

Tabel 6 Perkiraan jumlah peternakan babi setiap kecamatan di Kabupaten Teluk Bintuni

No KecamatanJumlah Populasi

BabiPopulasi Kumulatif

BabiAngka

Terpilih1 Bintuni 250 2502 Manimeri 500 750 4923 Dataran Baimes 698 1 448 1 391

4 Tuhiba 750 2 198 1 883

5 Tembuni 500 2 698

Total 2 698Keterangan: Interval (k) = 899

Tabel 7 Perkiraan jumlah populasi babi setiap kecamatan di Kabupaten Manokwari

No KecamatanJumlah Populasi

babiPopulasi Kumulatif

babiAngka

Terpilih

1 Warmane 1000 200

2 Testego 5000 5200 1 437

3 Tanah Rubuh 400 5600

4 Targe 6 000 11 600

5 Sidey 500 12 100

6 Sururey 2 000 14 100 13 098

7 Prari 1 000 15 100 14 535

8 Neney 6 000 21 100

9 Membey 4 000 25 100

10 Masni 3 500 28 600

11 Manokwari Utara 4 000 32 600

12 Manokwari Barat 2 383 34 983

Total 34 983

Keterangan: Interval (k) = 11 661

Page 12: Deka Permana Putera B94144105

12

Tabel 8 Perkiraan Jumlah babi Setiap Kecamatan di Kabupaten Maybrat

No KecamatanJumlah Populasi

babiPopulasi Kumulatif

babiAngka

Terpilih1 Aifat 400 400

2 Aifat Timur 2 500 2 900 902

3 Aitinyo 800 3 700 3 395

4 Ayararu 2 000 5 700 4 297

5 Ayararu Utara 300 6 000

6 Mare 1 478 7 478

Total 7 478Keterangan: Interval (k) = 2 493

Hasil pemilihan sampel menunjukkan kecamatan yang digunakan sebagai tempat pengambilan sampel di Kabupaten Teluk Bintuni adalah Kecamatan Manimeri, Kecamatan Datran Baimes, dan Kecamatan Tuhiba. Sampling di Kabupaten Manokwari dilakukan di Kecamatan Testego, Kecamatan Sururey, dan Kecamatan Prari. Di Kabupaten Maybrat dilakukan di Kecamatan Aifat Timur, Kecamatan Itinyo, dan kecamatan Ayararu. Jumlah pengambilan sampel berbeda di setiap kecamatan. Data jumlah pengambilan sampel di setiap kecamatan disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Jumlah Pegambilan Sampel di Setiap Kecamatan Terpilih

No KecamatanKemunculan

Angka TerpilihPerhitungan

Jumlah SampelJumlah Sampel

Kabupaten Teluk Bintuni

1 Manimeri 1 = 13

x 229 = 76 76

2 Dataran Baimes 1 = 13

x 229 = 76 76

3 Tuhiba 1 = 13

x 229 = 76 76

Kabupaten Manokwari

1 Testego 1 = 13

x 688 = 229 229

2 Sururey 1 = 13

x 688 = 229 229

3 Prari 1 = 13

x 688 = 229 229

Kabupaten Maybrat

1 Aifat Timur 1 = 13

x 229 = 76 76

Page 13: Deka Permana Putera B94144105

13

2 Aitinyo 1 = 13

x 229 = 76 76

3 Ayararu 1 = 13

x 229 = 76 76

Jumlah Sampel diambil 1 146

Tahap selanjutnya adalah pemilihan peternakan yang akan dijadikan tempat sampling dari sejumlah peternakan yang ada di kecamatan terpilih. Pemilihan peternakan dilakukan secara acak sistematis. Langkah awal dengan mengurutkan peternakan. Nomor peternakan yang diambil dari setiap kecamatan disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Rincian peternakan tempat pengambilan sampel di kecamatan terpilih

NoNama

KecamatanJumlah sampel

Populasi Babi

Nomor sampel yang terpilih

1 Kec Maimeri

76 500 2 110 218 326 4348 116 224 332 440

14 122 230 338 44620 128 236 344 45226 134 242 35032 140 248 35638 146 254 36244 152 260 36850 158 266 37456 164 272 38062 170 278 38668 176 284 39274 182 290 39880 188 296 40486 194 302 41092 200 308 41698 206 314 422

104 212 320 428

2 Kec. Dataran Baimes

76 698 2 191 380 57811 200 389 58720 209 407 59629 218 416 60538 227 425 61447 236 434 62356 245 443 63265 254 452 64174 263 461 65083 272 470 65992 281 479 668

101 290 488 677110 299 497 686119 308 506128 317 515137 326 524146 335 533155 344 542164 353 551173 362 560

Page 14: Deka Permana Putera B94144105

14

182 371 569

3 Kec. Tuhiba 76 750 2 200 407 60511 209 416 61420 218 425 62329 227 434 63238 236 443 64147 245 452 65056 254 461 659

65 263 470 66874 272 479 67783 281 488 68692 290 497101 299 506110 308 515119 317 524128 326 533137 335 542146 344 551155 353 560164 362 569173 371 578182 380 587191 389 596

4 Kec. Testego

229 5000 18 788 2042 2768 402240 810 2064 2790 404462 832 2086 2812 406684 854 2108 2834 4088

106 876 2130 2856 4110128 898 2152 2878 4132150 920 2174 2900 4154172 942 2196 2922 4176194 964 2218 2944 4198216 986 2240 2966 4220238 1008 2262 2988 4242260 1030 2284 3010 4264282 1052 2306 3032 4286304 1074 2328 3054 4308326 1096 2350 3076 4330348 1118 2372 3098 4352370 1140 2394 3120 4374392 1162 2416 3142 4396414 1184 2438 3164 4418436 1206 2460 3186 4440458 1228 2482 3208 4462480 1250 2504 3230 4484502 1272 2526 3252 4506524 1294 2548 3274 4528546 1316 2570 3296 4550568 1338 2592 3318 4572590 1360 2614 3340 4594612 1382 2636 3362 4616634 1404 2658 3384 4638656 1426 2680 3406 4660678 1448 2702 3428 4682700 1470 2724 3450 4704722 1492 2746 3472 4726744 1514 2768 3494 4748

Page 15: Deka Permana Putera B94144105

15

766 1536 2790 3516 4770788 1558 2812 3538 4792810 1580 2834 3560 4814832 1602 2856 3582 4836854 1624 2878 3604 4858876 1646 2900 3626 4880898 1668 2394 3648 4902436 1690 2416 3670 4924458 1712 2438 3692 4946480 1734 2460 3714 4968502 1756 2482 3736 4968524 1778 2504 3758 4990546 1800 2526 3780 5012568 1822 2548 3802 5034590 1844 2570 3824612 1866 2592 3846634 1888 2614 3868656 1910 2636 3890678 1932 2658 3912700 1954 2680 3934722 1976 2702 3956744 1998 2724 3978766 2020 2746 4000

5 Kec. Sururey

229 2000 6 474 942 1419 194116 483 951 1428 195024 492 960 1437 195933 501 969 1446 196842 510 978 1455 197751 519 987 1464 198660 528 996 1473 199569 537 1005 148278 546 1014 149187 555 1023 150096 564 1032 1509

105 573 1041 1518114 582 1050 1527123 591 1059 1536132 600 1068 1545141 609 1077 1554150 618 1086 1563159 627 1095 1572168 636 1104 1581177 645 1113 1590186 654 1122 1599195 663 1131 1608204 672 1140 1617213 681 1149 1680222 690 1158 1689231 699 1167 1698240 708 1176 1707249 717 1185 1716258 726 1194 1725267 735 1203 1734276 744 1212 1743285 753 1221 1752294 762 1230 1761303 771 1239 1770

Page 16: Deka Permana Putera B94144105

16

312 780 1248 1779321 789 1257 1788330 798 1266 1797339 807 1275 1806348 816 1284 1815357 825 1293 1824366 834 1302 1833375 843 1311 1842384 852 1320 1851393 861 1329 1860402 870 1338 1869411 879 1347 1878420 888 1356 1887429 897 1365 1896438 906 1374 1905447 915 1383 1914456 924 1392 1923465 933 1401 1932

6 Kec. Prari 229 1000 3 215 423 631 8397 219 427 635 843

11 223 431 639 84715 227 435 643 85119 231 439 647 85523 235 443 651 85927 239 447 655 86331 243 451 659 86735 247 455 663 87139 251 459 667 87543 255 463 671 87947 259 467 675 88351 263 471 679 88755 267 475 683 89159 271 479 687 89563 275 483 691 89967 279 487 695 90371 283 491 699 90775 287 495 703 91179 291 499 707 91583 295 503 71187 299 507 71591 303 511 71999 307 515 723

103 311 519 727107 315 523 731111 319 527 735115 323 531 739119 327 535 743123 331 539 747127 335 543 751131 339 547 755135 343 551 759139 347 555 763143 351 559 767147 355 563 771151 359 567 775155 363 571 779159 367 575 783

Page 17: Deka Permana Putera B94144105

17

163 371 579 787167 375 583 791171 379 587 795175 383 591 799179 387 595 803183 391 599 807187 395 603 811191 399 607 815195 403 611 819199 407 615 823203 411 619 827207 415 623 831211 419 627 835

7 Kec. Aifat Timur

76 2500 15 719 1423 215947 751 1455 219179 783 1487 2223111 815 1519 2255143 847 1551 2287175 879 1583 2319207 911 1615 2351239 943 1647 2383271 975 1679 2415303 1007 1711 2447335 1039 1743367 1071 1775399 1103 1807431 1135 1839463 1167 1871495 1199 1903527 1231 1935559 1263 1967591 1295 1999623 1327 2031655 1359 2063687 1391 2127

8 Kec. Aitinyo 76 800 5 175 345 525 69515 185 355 535 70525 195 365 545 71535 205 375 555 72545 215 385 565 73555 225 395 575 74565 235 405 585 75575 245 415 595 76585 255 425 60595 265 435 615

105 275 445 625115 285 465 635125 295 475 645135 305 485 655145 315 495 665155 325 505 675165 335 515 685

9 Kec. Ayararu

76 2000 24 414 804 1194 161050 440 830 1246 163676 466 856 1272 1662

102 492 882 1298 1688128 518 908 1324 1714

Page 18: Deka Permana Putera B94144105

18

154 544 934 1350 1740180 570 960 1376 1766206 596 986 1402 1792232 622 1012 1428 1818258 648 1038 1454 1844284 674 1064 1480 1870310 700 1090 1506 1896336 726 1116 1532 1922362 752 1142 1558 1948388 778 1168 1584 1974

Jumlah sampel 1 1467

Uji DiagnostikPengamatan dan pengukuran dikumpulkan melalui kunjungan lapang ke

peternakan serta wawancara dengan peternak yang disertai dengan pengisian kuesioner. Pengambilan darah dilakukan pada sejumlah babi di tiap peternakan (Tabel 3). Serum darah yang dikoleksi akan diuji dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dengan mendeteksi protein antigen E2 pada virus hog cholera. Uji menggunakan Blocking ELISA memiliki nilai sensitivitas 97.5% dan spesifisitas 99.5% (Zupancicet et al. 2002). Keuntungan lain dari metode ini adalah kemampuan diagnosis dan screening penyakit menular dengan cepat. Kemampuan deteksi cepat ini memungkinkan pengambilan keputusan serta kontrol infeksi dapat lebih cepat dilakukan. Dengan demikian, penyebaran penyakit dapat ditekan seminimal mungkin.

Darah dikoleksi dengan menggunakan syringe 3 ml, lalu dimasukkan ke dalam tabung penyimpanan dengan anti-koagulan heparin atau ethylen diamine tetra-acetil acid (EDTA). Tabung EDTA disimpan dalam cooling box dan segera dikirim ke laboratorium referensi untuk diuji terhadap protein E2 pada virus hog cholera dengan metode ELISA.

KuesionerKuesioner (terlampir) diisi di peternakan oleh petugas survey (enumerator)

yang menjadi target penarikan contoh dengan cara melakukan wawancara dengan responden yaitu peternak babi.

Manajemen DataKuesioner yang telah diisi diperiksa ulang oleh supervisor. lalu dilakukan

input data oleh tim pengolah data. Hasil pemeriksaan laboratoris sesegera mungkin dilaporkan dalam bentuk tertulis, diberikan kepada tim pengolah data, lalu dilakukan input data. Setelah semua data didapatkan, data diolah dengan menggunakan program analisis data.

Analisis StatistikAnalisis statistik dilakukan menggunakan software Win Episcope 2.0 dan

SPSS. Hasil pengolahan data dari kuesioner berupa penghitungan Odds Ratio (OR) dan Relative Risk (RR) yang digunakan untuk menentukan faktor resiko. Hasil pengolahan uji diagnostik sampel darah digunakan untuk menentukan prevalensi hog cholera di Kota Kupang.

Page 19: Deka Permana Putera B94144105

19

Aspek Keorganisasian

Personil yang dibutuhkan dari survei ini terdiri atas: Supervisor : 3 orang Dokter hewan : 6 orang Paramedis : 6 orang Enumerator : 3 orang Pengolah data : 1 orang Administrasi : 1 orang Bendahara : 1 orang Logistik : 3 orang Transportasi : 3 orang

TOTAL : 27 orang

Pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan personil petugas survei adalah: Pelatihan pengambilan darah untuk paramedis Pelatihan pengisian form kuesioner untuk enumerator Pelatihan pengolahan data untuk pengolah data Pelatihan sosialisasi untuk dokter hewan dan paramedis

Aspek Logistik

Aspek logistik yang dibutuhkan antara lain: alat tulis kantor (ATK), 790 eksemplar lembar kuesioner, kertas label, double tip, tissue, 790 buah tabung EDTA, 790 buah syringe 3 ml, 790 buah needle, alkhohol 70%, masker, sarung tangan, 2 buah cooling box, ice pack, wearpack, sepatu boot. Laptop dengan Software WinsScope 2.0 dan SPSS, printer, tinta printer, kertas HVS, ATK.

Waktu Pelaksanaan

Kegiatan survei akan dilaksanakan selama 20 hari kerja, dimulai pada tanggal 6 April-1 Mei 2015. Kegiatan dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu pre-survei yang terdiri dari rapat rutin, persiapan kuesioner, pelatihan petugas survei, pelatihan petugas pengambilan sampel. Kegiatan survei dilakukan berupa pelaksanaan survei, pengambilan sampel, pengiriman sampel, uji laboratorium, pemasukan data. Pasca-survei dilakukan analisis dan interpretasi hasil. Kegiatan secara lengkap dapat terdapat pada Lampiran 2.

Biaya Pelaksanaan

Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan surveilans sebesar Rp. 191 599 000 pada tahun pertama. Anggaran biaya pelaksanaan survei selengkapnya pada Lampiran 3.

Page 20: Deka Permana Putera B94144105

20

PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT

Penyusunan Program Pengendalian

Pegendalian Hog cholera pada babi yang terjadi di Provinsi Papua Barat dapat dilakukan dengan cara pencegahan (prevention), pengendalian (control) dan pemberantasan (eradication) sebagai berikut. Perogram pengandalian bertujuan untuk mengurangi atau meurunkan frekuensi terjadinya penyakit dalam suatu populasi:

Tabel 11 Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hog cholera di kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur

Tindakan Intervensi Strategi Kegiatan

Pencegahan Modifikasi sistem pertahan tubuh

Vaksinasi Program vaksinansi pada peternak, dilakukan satu tahun sekal

Penurunan kontak

Kontrol lalu lintas

Memantau babi yang masuk dan keluar dari kota Kupang, apakah berasal dari daerah endemik Hog Cholera atau tidak. Kegiatan ini dilakukan melalui check point. Dilakukan setiap hari dan atau saat hewan baru memasuki kawasan PBarat

Karantina Melakukan karantina (isolasi) terhadap hewan yang berasal dari wilayah endemik, hewan sehat memiliki potensi tertular, atau hewan terinfeksi.

Sanitasi Lingkungan

Desinfeksi kandang

Melakukan desinfeksi kandang secara berkala pada peternakan-peternakan. Dilakukan 3 mingu sekali

Peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi

Penyuluhan Penyuluhan pada masyarakt mengenai Good Farming Practices, sanitasi dan penyakit Hog Cholera. Dilakukan 3 bulan sekali

Pengendalian Penurunan kontak

Isolasi hewan sakit

Memisahkan antara hewan yang terinfeksi dan sehat

Deteksi dini Surveilans Melakukan uji daignostik pada hewan dan diperlukan pelaporan aktif dari masyarakat. Dilakukan setiap 2 bulan sekali

Pemberantasa Slaughter Depopulasi Hewan yang terbukti secara

Page 21: Deka Permana Putera B94144105

21

n terbatas serologis terserang hog cholera dan semua babi yang kontak di peternakan akan dimusnahkan

Penyusunan Biaya dan Manfaat Pengendalian Penyakit (Analisis Ekonomi)

Data mengenai total populasi, pertumbuhan populasi, penurunan prevalensi, angka morbiditas dan mortalitas disajikan pada Tabel 8.

Tabel 12 Dinamika populasi, penurunan prevalensi penyakit, angka morbiditas dan mortalitas selama 5 tahun berjalannya program pengendalian

Tahun ke-

Total populasi (ekor)

Kelahiran populasi (%)

Prevalensi penyakit

(%)

Jumlah morbiditas

(ekor)

Jumlah mortalitas

(ekor)

Jumlah ternak yang diselamatkan akibat penerapan program (ekor)

1 53440 0 48 25 651 26 720 02 26720 2 45 12 024 10 822 13363 16432 5 40 6 573 4 702 8224 12552 7 35 4 393 2 469 6285 10962 8 32 3 508 1 284 548

Kelayakan Program secara EkonomiKelayakan program diukur berdasarkan tiga parameter ekonomi, yaitu net

present value (NPV), benefit/cost ratio (BCR) dan internal rate of return (IRR). Pada analisis biaya dan manfaat program pengendalian (terlampir), tingkat suku bunga yang digunakan adalah 12%. Untuk penyusunan biaya dan manfaat pengendalian secara ekonomi digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :

1. Populasi ternak babi di Provinsi Papua Barat sebesar 53 440 ekor 2. Prevalensi Hog cholera 50%, setelah pengendalian prevalensi turun setiap

tahunya menjadi 45, 40%, 35%, dan 32%. 3. Tingkat kelahiran babi 2%, setelah dilakukan pengendalian meningkat

menjadi 5%, 7%, dan 8%, 4. Mortalitas akibat CSF 100%, setelah dilakukan pengendalian mortalitas

menurun menjadi 90%, 80%, dan 70%. 5. Harga babi dewasa Rp 3 000 000,- dan babi anak Rp 400 000,-

Analisis biaya dan manfaat menghasilkan nilai NPV, BCR dan IRR sebagai berikut.

NPV =Present value benefit – present value cost¿21 428 930 242−20 484 886 557

¿944 043685

Page 22: Deka Permana Putera B94144105

22

Suatu proyek dapat diterima apabila PVB > PVC atau dengan kata lain NPV bernilai positif. NPV memberikan gambaran tentang jumlah keuntungan yang diperoleh dari proyek dalam ukuran nilai sekarang.  NVP telah memenuhi syarat kelayakan program pengendalian.

BCR= PVBPVC

=21 428 930 24220 484 886 557

¿1,05

Suatu proyek dapat diterima apabila benefit/cost ratio lebih besar dari 1. BCR merupakan kriteria yang sangat berguna dalam menentukan urutan prioritas proyek. Pada proyek ini, setiap 1 rupiah yang dikeluarkan untuk program pengendalian akan menghasilkan manfaat sebesar 1,05  rupiah.  Hal ini menandakan bahwa proyek ini dapat memberi keuntungan bila dilakukan.

Nilai IRR ditentukan berdasarkan discount rate (DR) yang membuat NPV bernilai 0. IRR berkisar di antara 68 dan 69%. Nilai IRR ditentukan dengan rumus berikut.

IRR=DRrendah+( DRtinggi – DR rendah )× NPV saat DR rendah|NPV saat DRrendah|+|NPV saat DRtinggi|

IRR=19+(20−19 ) ×1306 708 414

|9 337 202|+|−99 771 517|

IRR=19.08 %

IRR merupakan kriteria yang lebih disukai dibandingkan kriteria lain, karena menggambarkan persentase tingkat pengembalian yang diperoleh (rate of return).  Nilai IRR dari proyek ini yaitu 18,96%. Nilai IRR lebih tinggi dari nilai discount rate (12%), sehingga proyek ini memenuhi syarat dan dapat diterima. Interpretasi nilai IRR yang lebih besar dari discount rate menunjukan bahwa program pengendalian dapat mengembalikan nilai ekonomi dana yang diinvestasikan untuk program pengendalian.

DAFTAR PUSTAKA

Artois M, Depner KR, Guberti V, Hars J, Rossi S, Rutili D. 2002. Classical swine fever (hog cholera) in wild boar in Europe. Rev Sci Tech Off int Epiz 21(2): 287-303.

[CFSPH] The Center for Food Security and Public Health. 2007. Classical Swine Fever.  http://www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/ pdfs/ classical_ swine _fever.pdf  [13 Februari 2015].

Page 23: Deka Permana Putera B94144105

23

Cicilia S. 2006. Penyidikan penyakit babi di Karanganyar tahun 2006. Bul Lab Vet 6( 4): 1-5.

Fenner FJ, Gibbs EPJ, Murphy FA, Rott R, Studdert MJ, White DO. 1993. Veterinary Virology. 2nd Ed. San Diego, California (US): Academic Pr.

Horzinek. 1981. Non-Arthropod-Borne Toga-viruses. New work (US): Academic Pr.

[OIE]. 2008. Classical swine fever (hog cholera) dalam OIE Terrestrial Manual. www.oie.int. hal. 1092-1106.

[OIE] Office International des Epizooties World Organization. 2009. Classical swine fever (hog cholera) http://www.oie.int/fileadmin/ Home/eng/Animal_Health_in_the_World/docs/pdf/CLASSICAL_SWINE_FEVER_FINAL.pdf  [13 April 2015].

[OIE] Office International des Epizooties World Organization. 2011. Classicalswinefever.http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Media_Center/docs/ pdf/Disease_cards/CSF-EN.pdf [13 April 2015].

Utami S. 2009. Kajian patologi hog cholera kasus outbreak tahun 2006 di Kbupaten jayapura provinsi Papua [tesis]. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Tarigan S, Bahri S, Sarosa A. 1997. Hog cholera pada babi. Wartazoa 6[1]: 23-32

Page 24: Deka Permana Putera B94144105

Lampiran 1Timeline Pelaksanaan Surveilans Hog Choler

KegiatanApril

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1Rapat rutin

Pre-surveiPersiapan kuesionerPelatihan petugas survei

Pelatihan petugas sampel

SurveiPengambilan sampel dan kuesionerUji laboratoriumPemasukan data

Pasca surveyAnalisisInterpretasi hasil

LiburKegiatan

Page 25: Deka Permana Putera B94144105

Lampiran 2 Form Kuesioner

SURVEI PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKITHog cholera

KUESIONER UNTUK PETERNAK

Nama pemilik ternakJenis kelamin [ ]Pria [ ] WanitaUmurAlamatPendidikan formal [ ]SD [ ]SMP [ ]SMA [ ]PT lainnyaPengalaman beternak [ ]<5tahun [ ]5-10 tahun [ ]>10 tahun

Manajemen pemeliharaan

1. Berapa jumlah ternak babi anda? a. 1-100 ekor b. 101-1000 ekor c. 1001-10 000 ekor d. > 10 000 ekor

2. Darimana asal ternak? a. Pembibitan sendiri b. Beli dari peternak lain di kabupaten yang sama c. Beli dari peternak lain dari kabupaten yang berbeda d. Lain-lain, sebutkan….

3. Apakah ternak anda memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)? a. Ya. b. Tidak.

4. Apakah ada ternak lain selain babi? a. Ya, sebutkan…. b. Tidak ada.

5. Bagaimana sistem pemeliharaan ternak? a. Dilepaskan di halaman (lanjut ke no 8) b. Dikandangkan di kandang individu c. Dikandangkan di kandang kelompok d. Lain-lain, sebutkan….

6. Bagaimana bentuk dasar kandang? a. Tanah/Rumput b. Semen

Page 26: Deka Permana Putera B94144105

26

c. Kandang panggung dari kayu d. Lain-lain, sebutkan…

7. Berapa kepadatan kandang? a. Sempit b. Sedang c. Penuh d. Lain-lain, sebutkan…

8. Apa sumber pakan ternak babi? (bisa lebih dari satu) a. Konsentrat b. Pakan sisa rumah tangga c. Pakan sisa produk pertanian d. Lain-lain, sebutkan….

9. Darimana asal produk pakan ternak babi? a. Produksi sendiri b. Beli dari toko dalam kabupaten/kota yang sama c. Beli dari toko dalam kabupaten/kota yang berbeda d. Lain-lain, sebutkan…

Manajemen dan Performa Reproduksi 10. Bagaimana teknik kawin ternak babi

a. Inseminasi buatan b. Kawin alami dengan meminjam babi jantan c. Kawin alami dengan babi jantan milik sendiri d. Kawin alami dengan babi liar

11. Jika dengan kawin alami, bagaimana anda melakukan? a. Menggunakan babi jantan dari desa yang sama b. Menggunakan babi jantan dari kecamatan yang sama c. Membawa babi betina ke babi jantan di desa yang sama d. Membawa babi betina ke babi jantang di desa yang berbeda

12. Apakah pernah kasus keguguran pada induk babi bunting? a. Ya, berapa b. Tidak

Manajemen lalu lintas ternak babi 13. Apakah dalam 12 bulan terakhir terdapat ternak babi baru?

a. Ya b. Tidak

14. Jika ya, darimana anda mendapatkannya ? a. Hadiah b. Tradisi

Page 27: Deka Permana Putera B94144105

27

c. Beli d. Pemerintah e. Lainnya, sebutkan….

15. Apakah faktor yang membuat anda menjual ternak? a. Uang b. Babi sakit c. Babi tua d. Lainnya, sebutkan….

16. Jika ada babi sakit, apakah yang anda lakukan? a. Tidak ada b. Memberitahukan kepala desa c. Kontak dinas setempat d. Mengobati sendiri e. Lainnya, sebutkan….

Pengetahuan dan Persepsi Peternak 17. Menurut anda, sebagian ternak anda bagaimana ?

a. Kurus b. Tidak kurus dan tidak gemuk c. Gemuk

18. Apakah anda pernah mendengar Hog Cholera? a. Ya b. Tidak

19. Jika ya, darimana anda tahu? a. Teman b. Petugas dinas c. TV, koran, radio d. Dokter hewan/paramedis veteriner e. Lainnya, sebutkan…

20. Pernahkan anda mevaksin hog cholera ternak Anda? a. Ya (lanjut ke 34) b. Tidak

21. Jika tidak, menurut anda kenapa tidak menvaksin? a. Berbahaya b. Tidak percaya vaksinasi c. Babi terlalu muda d. Lebih memilih menggunakan obat alami e. Lainnya, sebutkan…

Page 28: Deka Permana Putera B94144105

28

22. Jika ya, kenapa anda menvaksin? a. Dokter hewan datang dan vaksinasi babi b. Petugas dinas datang dan vaksinasi babi c. Saya ingin babi saya sehat d. Saya mendengar vaksinasi baik bagi babi e. Lainnya, sebutkan….

23. Kapan terakhir kali vaksinasi hog cholera? …../……/……

24. Seberapa rutin anda vaksinasi babi? a. Sekali saja b. Setiap tahun c. Ketika ada penyuluhan d. Lainnya, sebutkan…..

Manajemen Biosekuriti

25. Bagaimana manajemen pemeliharaan ternak yang Anda terapkan? a. Ditempatkan dalam kandang berpagar b. Diliarkan c. Lain-lain, sebutkan….

26. Dari mana sumber pakan yang diberikan? a. Hasil olahan sendiri b. Membeli pakan siap pakai (lanjut ke no. 8) c. Lain-lain, sebutkan…….

27. Bahan-bahan apa saja yang Anda gunakan untuk pakan dan babi? a. Sisa-sisa makanan b. Ampas tahu c. Limbah pertanian d. Lain-lain, sebutkan.....

28. Apakah bahan-bahan tersebut dimasak terlebih dahulu? a. Ya b. Tidak

29. Jika ternak sakit ditempatkan secara terpisah, bagaimana cara penempatannya? a. Ditempatkan dalan kandang isolasi yang jaraknya berjauhan dari kandang

pemeliharaan b. Ditempakan dalam kandang yang satu tempat dengan pemeliharaan tapi

jaraknya agak berjauhan c. Hanya dipisahkan dengan sekat d. Lain-lain, sebutkan….

Page 29: Deka Permana Putera B94144105

29

30. Berapa jarak antara kandang babi dengan pemukiman penduduk? a. < 50 m b. 50 – 100 m c. 100-200 md. d. > 200 m

31. Berapa jarak antara kandang babi dengan lahan pertanian? a. < 50 m b. 50 – 100 m c. 100-200 md. > 200 m

32. Apakah di sekitar kandang ternak banyak terdapat lalat? a. Ya b. Tidak

33. Bagaimana sistem pembuangan limbah yang diterapkan di peternakan Anda? a. Dibiarkan begitu saja b. Langsung dibuang ke tempat pembuangan limbah c. Lain-lain, sebutkan…..

34. Bagaimana kebersihan kandang babi di peternakan Anda? a. Kandang selalu dibersihkan setiap hari b. Kandang dibersihkan hanya jika terlihat kotor c. Kandang jarang dibersihkan d. Kandang tidak pernah dibersihkan

35. Apakah dilakukan pembersihan terhadap kotoran sisa pakan? a. Ya b. Tidak

36. Apakah tempat pakan dan minum dibersihkan tiap hari? a. Ya b. Tidak

37. Jika Ya, bagaimana cara anda membersihkannya? a. Kotoran dan sisa pakan dibuang saja tanpa disikat b. Digosok saja c. Digosok dan dibersihkan dengan sabun atau deterjen d. Lain-lain, sebutkan…..

38. Jika iya, bagaimana dengan kotoran dan sisa pakan? a. Dibersihkan dari kandang dan dibuang ke tempat khusus berupa lubang b. Dibersihkan dari kandang dan dibuang ke sungai c. Tidak dibersihkan d. Lainnya….

Page 30: Deka Permana Putera B94144105

30

39. Bagaimana lalu lintas yang terjadi di kandang ternak? a. Hanya orang yang mengurus kandang yang dapat keluar masuk kandang b. Hanya keluarga atau pemilik dan pekerja yang bebas keluar masuk kandang c. Kandang bebas dikunjungi siapapun d. Kandang bebas dikunjungi siapapun, bahkan kendaraan dapat bebas keluar

masuk kandang

40. Apakah setiap orang yang ke kandang harus mencuci tangan, kaki atau alas kaki sebelum dan sesudah mengunjungi kandang?

a. Ya b. Tidak

41. Apakah dilakukan disinfeksi secara teratur pada tiap kandang? a. Ya b. Tidak

42. Jika Ya, kapan anda melakukan program disinfeksi tersebut? a. Setiap ada ternak baru yang akan masuk kedalam kandang b. Baru dilakukan jika terjadi penyakit dan mengakibatkan ternak mati c. Dilakukan secara teratur setiap 2 minggu sekali d. Lain-lain, sebutkan…..

Page 31: Deka Permana Putera B94144105

31

Lampiran 3

ANGGARAN BIAYA SURVEI PENGENDALIAN HOG CHOLERA

Page 32: Deka Permana Putera B94144105

32

Jenis Pengeluaran

Jumlah Satuan Total SatuanHarga Satuan

(Rp)Sub Total

(Rp)TOTAL

(Rp)

Tenaga Kerja

Supervisor 3 orang 11 hari 200.000 6.600.000Dokter Hewan 6 orang 11 hari 150.000 9.900.000

Paramedis 6 orang 11 hari 100.000 9.900.000

Enumerator 3 orang 4 hari 75.000 900.000Pengolah Data 1 orang 8 hari 75.000 600.000

Administrasi 1 orang 20 hari 50.000 1.000.000

Bendahara 1 orang 20 hari 50.000 1.000.000Logistik transportasi 3 orang 20 hari 40.000 2.400.000

Konsumsi 1 orang 20 hari 40.000 800.000

33.100.000

Operasional

ATK 1 paket 1 paket 750.000 750.000

Komunikasi 21 paket 20 hari 10.000 4.200.000

Transportasi 15 orang 10 hari 50.000 7.500.000

Sewa Mobil 2 buah 10 hari 250.000 5.000.000

Sewa Motor 10 buah 10 hari 50.000 5.000.000

Konsumsi 21 buah 20 hari 15.000 6.300.000

Instruktur 2 orang 2 hari 350.000 1.400.000

30.150.000

Peralatan Penunjang

Kuesioner 790 eksemplar 1 kegiatan 1.500 1.185.000

cool box 2 buah 1 kegiatan 100.000 200.000

ice pack 20 paket 1 kegiatan 10.000 200.000

Tissue 10 buah 1 kegiatan 7.500 75.000

tabung EDTA 790 tube 1 kegiatan 3.000 2.370.000

Gloves 5 box 1 kegiatan 50.000 250.000

Masker 5 box 1 kegiatan 50.000 250.000

sepatu boots 10 buah 1 kegiatan 75.000 750.000

Wearpack 10 buah 1 kegiatan 80.000 800.000

Syringe 790 buah 1 kegiatan 2.500 1.975.000

alkohol 70% 10 liter 1 kegiatan 7.000 70.000

kertas label 3 paket 1 kegiatan 3.000 9.000

tinta printer 2 paket 1 kegiatan 30.000 60.000buku administrasi 2 buah 1 kegiatan 15.000 30.000

ballpoint 10 paket 1 kegiatan 12.500 125.000

8.349.000

Uji Diagnostik

ELISA kit 1200 paket 1 100.000 120.000.000

120.000.000

191.599.000

Page 33: Deka Permana Putera B94144105

33

Page 34: Deka Permana Putera B94144105

Lampiran 4

BIAYA PENGENDALIAN PENYAKIT HOG CHOLERA DI PROVINSI PAPUA BARAT (5 TAHUN)

JENIS PENGELUARAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

Fix cost

Gaji supervisor 252.800.000 252.800.000 252.800.000 252.800.000 252.800.000

Gaji dokter hewan 379.200.000 379.200.000 379.200.000 379.200.000 379.200.000

Gaji paramedis 79.200.000 79.200.000 79.200.000 79.200.000 79.200.000

Gaji enumerator 110.800.000 110.800.000 110.800.000 110.800.000 110.800.000

Gaji pengolah data 720.000.000 720.000.000 720.000.000 720.000.000 720.000.000

Gaji administrasi 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000

Gaji bendahara 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000

Gaji logistik transportasi 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000 19.200.000

Gaji pegawai konsumsi 96.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000 96.000.000

Pembelian peralatan 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000

Pembelian motor 60.000.000 60.000.000 50.000.000 0 0

Pembelian mobil 1.300.000.000 0 0 0 0Penyusutan mobil, motor, dan peralatan 10%

136.000.000 136.000.000 136.000.000 136.000.000 136.000.000

Penyusutan peralatan 136.000.000 136.000.000 136.000.000 136.000.000 136.000.000

Sewa bangunan 120.000.000 120.000.000 120.000.000 120.000.000 120.000.000

Air, gas, listrik 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000

Total FC 4.107.200.000 2.807.200.000 2.797.200.000 2.747.200.000 2.747.200.000

Variabel cost

Sosialisasi 150.000.000 149.000.000 148.000.000 147.000.000 150.000.000

Page 35: Deka Permana Putera B94144105

35

Vaksinasi 1.100.000.000 1.000.000.000 900.000.000 800.000.000 750.000.000

Densifeksi kandang 150.000.000 149.900.000 148.900.000 148.000.000 150.000.000

Biaya survei 200.000.000 199.000.000 198.000.000 197.800.000 197.000.000

Biaya uji sampel 800.000.000 799.000.000 798.000.000 797.900.000 797.800.000

Perawatan gedung dan peralatan 200.000.000 199.900.000 199.800.000 199.700.000 199.600.000

Perawatan kendaraan 150.000.000 149.900.000 149.800.000 149.700.000 149.600.000

Total VC 2 750 000 000 2 646 700 000 2 542 500 000 2 440 100 000 2 394 000 000

Total Cost (FC+VB) 6 857 200 000 5 453 900 000 5 339 700 000 5 187 300.000 5 141.200.000

Page 36: Deka Permana Putera B94144105

36

KEUNTUNGAN PENGENDALIAN PENYAKIT HOG CHOLERA DI PROVINSI PAPUA BARAT (5 TAHUN)

KEUNTUNGAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5

Penurunan Prevalensi 0 4 008 000.000 2 464 860 000 1 882 803 000 986 549 526Kenaikan Angka Kelahiran 0 213 760 000 197 188 800 100 416 160 43 846 646Penurunan Angka Kematian 0 3 606 000 000 5 613 000 000 5 772 000 000 6 671 194 944

TOTAL 0 7 827 760 000 8 275 048 800 7 755 219 160 7 701 591 116

Asumsi-asumsi yang digunakan sebagai berikut : 1. Populasi ternak babi di wilayah kota Kupang sebesar 53 440 ekor 2. Prevalensi CSF 50%, setelah pengendalian prevalensi turun setiap tahunya menjadi 45%, 40%, 35%, dan 32%. 3. Tingkat kelahiran babi 2%, setelah dilakukan pengendalian meningkat menjadi 5%, 7%, dan 8%, 4. Mortalitas akibat CSF 100%, setelah dilakukan pengendalian mortalitas menurun menjadi 90%, 80%, dan 70%. 5. Harga babi dewasa Rp 3 000 000,- dan babi anak Rp 400 000,-

Page 37: Deka Permana Putera B94144105

37

Lampiran 5

ANALISIS COST:BENEFIT PENGENDALIAN PENYAKIT HOG CHOLERA DI PROVINSI PAPUA BARAT (5 TAHUN)

IRR

12%

TAHUN FIXED COSTVARIABLE

COSTTOTAL COST

DISC. FACTOR (12%)

PVC TOTAL BENEFIT PVB PVB-PVC

1 4 107 200 000 2 750 000 000 6 857 200 000 0,893 6 122 500 000 0 0 -6 122 500 0002 2 807 200 000 2 646 700 000 5 453 200 000 0,797 4 347 815 689 7 827 760 000 6 240 242 347 1 892 426 6583 2 797 200 000 2 542 500 000 5 339 200 000 0,712 3 800 692 989 8 275 048 800 5 890 016 286 2 089 323 2964 2 747 200 000 2 440 100 000 5 187 200 000 0,636 3 296 622 928 7 755 219 160 4 928 581 978 1 631 959 0505 2 747 200 000 2 394 000 000 5 141 200 000 0,567 2 917 254 951 7 701 591 116 4 370 089 631 1 452 834 680

20 484 886 557 31 559 619 076 21 428 930 242 944 043 685

19%

TAHUN FIXED COSTVARIABLE

COSTTOTAL COST

DISC. FACTOR (19%)

PVC TOTAL BENEFIT PVB PVB-PVC

1 4 107 200 000 2 750 000 000 6 857 200 000 0,840 5 762 352 941 0 0 -5 762 352 9412 2 807 200 000 2 646 700 000 5 453 200 000 0,706 3 851 352 306 7 827 760 000 5 527 688 723 1 676 336 4173 2 797 200 000 2 542 500 000 5 339 200 000 0,593 3 168 662 423 8 275 048 800 4 910 544 821 1 741 882 3984 2 747 200 000 2 440 100 000 5 187 200 000 0,499 2 586 744 414 7 755 219 160 3 867 285 455 1 280 541 0415 2 747 200 000 2 394 000 000 5 141 200 000 0,419 2 154 416 626 7 701 591 116 3 227 346 912 1 072 930 286

9 337 202

20%

Page 38: Deka Permana Putera B94144105

38

TAHUN FIXED COSTVARIABLE

COSTTOTAL COST

DISC. FACTOR (20%)

PVC TOTAL BENEFIT PVB PVB-PVC

1 4 107 200 000 2 750 000 000 6 857 200 000 0,840 5 714 333 333 0 0 -5 714 333 333

2 2 807 200 000 2 646 700 000 5 453 200 000 0,706 3 787 430 556 7 827 760 000 5 435 944 444 1 648 513 889

3 2 797 200 000 2 542 500 000 5 339 200 000 0,593 3 090 104 167 8 275 048 800 4 788 801 389 1 698 697 222

4 2 747 200 000 2 440 100 000 5 187 200 000 0,499 2 501 591 435 7 755 219 160 3 739 978 376 1 238 386 941

5 2 747 200 000 2 394 000 000 5 141 200 000 0,419 2 066 132 973 7 701 591 116 3 095 096 738 1 028 963 765

20% 17 159 592 464 31 559 619 076 17059820947 -99 771 517

BCR = PVBPVC

= 21 428 930 24220 484 886 557

= 1,05