Fredo Permana - 03193016

download Fredo Permana - 03193016

If you can't read please download the document

Transcript of Fredo Permana - 03193016

PERILAKU MEMILIH MAHASISWA UNIVERSITAS ANDALAS DAN UNIVERSITAS BUNG HATTA DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) LANGSUNG GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMBAR TAHUN 2005 SKRIPSI

Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Oleh: FREDO PERMANA 03193016

JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2007 PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Karya tulis saya, skripsi dengan judul: Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 Adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan atau doktor), baik di Universitas Andalas maupun di perguruan tinggi lainnya. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali bantuan dan arahan dari tim pembimbing. Karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang ditulis atau dipublikasikan

oleh orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan dalam naskah saya dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan lain yang berlaku. Padang, 10 Oktober 2007 Yang membuat Pernyataan,

Fredo Permana BP. 03 193 016 HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diuji di depan sidang Ujian Skripsi Jurusan Ilmu Politik pada Tanggal 25 September 2007, bertempat di Ruang Sidang Jurusan Ilmu Politik, dengan Tim Penguji:

TIM PENGUJI Drs. Yoserizal, M.Si Doni Hendrik, S.IP, M.Soc, Sc Sadri, S.IP Drs. Syaiful, M.Si Drs. Bakaruddin RA, MS Mengetahui, Dekan

JABATAN Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota

TANDA TANGAN

Drs. Bakaruddin RA, MS NIP. 131 474 823 HALAMAN PENGESAHAN

Nama : FREDO PERMANA Nomor Buku Pokok : 03193016 Judul Skripsi : Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas Dan Universitas Bung Hatta Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 Skripsi ini telah disetujui Dosen Pembimbing dan disahkan oleh Ketua Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bakaruddin RA, MS NIP. 131 474 823 NIP. 132 310 764

Irawati, S.IP

Mengetahui, Ketua Jurusan

Drs. Thamrin, M.Si NIP. 132 179 222 ABSTRAK Fredo Permana, 03193016, skripsi dengan judul Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta dalam Pemilihan Kepala Daerah

(Pilkada) Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun 2005. Sebagai Pembimbing I Drs. Bakaruddin Rosyidi, MS dan Pembimbing II Irawati, S.IP. Skripsi ini terdiri dari 119 halaman dengan 14 referensi buku, 7 skripsi, 1 disertasi, 2 laporan penelitian, 1 Laporan Pilkada Gubernur, 1 situs internet, 3 undang-undang dan peraturan lainnya. Dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka pemilihan Kepala Daerah di setiap propinsi dan kabupaten/kota dilaksanakan secara langsung. Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Sumatera Barat dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2005. Penelitian ini menggunakan teori perilaku memilih (voting behavior) dengan menggunakan variabel konsumsi media massa dan orientasi kandidat dari mazhab psikologis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan tipe penjelasan (eksplanatory) dan desain Cross-Sectional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara langsung terhadap responden (face to face interview). Responden dipilih dengan teknik Multistage Random Sampling. Selanjutnya dalam analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 13.0, uji hipotesisnya menggunakan Chi-Square dan Coeficient of Continguency. Dari penganalisaan Chi-Square dan Coeficient of Continguency, peneliti menemukan bahwa konsumsi media massa dan orientasi kandidat mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005. Hubungan konsumsi media massa dengan perilaku memilih merupakan hubungan positif yang sedang dengan nilai Coeficient of Continguency sebesar 0,385, dan hubungan orientasi kandidat dengan perilaku memilih merupakan hubungan positif yang tak berarti dengan nilai Coeficient of Continguency sebesar 0,277. Penelitian ini membutuhkan penelitian lanjutan, sebab masih ada variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005. Kata Kunci: perilaku memilih, orientasi terhadap kandidat, konsumsi media massa, Pilkada Langsung. ABSTRACT Fredo Permana, 03193016, The tittle is Voting Behavior of Andalas University`s Students and Bung Hatta University`s Students in the Direct Election of West Sumatera`s Governor and Vice Governor Year 2005. The first supervisors: Drs. Bakaruddin Rosyidi,M.S and the second supervisor: Irawati, S.Ip. This thesys contains 119 pages, 15 theorytic books, 7 thesis, 1 disertation, 2 paper of research, 1 paper of direct general election (governor and vice governor), 1 situs and 3 regulations. By taked outside the law number 32 year 2004 about Regional Autonomy, therefore general election of governor in every province and regency has been held by directly. The first Direct General Election in West Sumatera did at June 27th 2005. This research used the voting behavior theory with the mass media concumtion and candidate orientation from the psychological approach as the variable. The method of

this research is the quantitative approach and explanatory type and Cross-Sectional desain. The data was gathered by questioner with the direct interview to the respondent (face to face interview). The respondent choosed by Multistage Random Sampling techique. The analisys of data in this research by the SPSS 13 program from computer, with Chi-Square and Coefficient of Continguency. From the analisys of data by Chi-Square and Coefficient of Continguency, the researcher has found that mass media concumtion and candidate orientation has influenced the Voting Behavior of Andalas University`s Students and Bung Hatta University`s Students in the Direct Election of West Sumatera`s Governor and Vice Governor Year 2005. The association of mass media concumtion and voting behavior is a moderate positive association with Coefficient of Continguency 0.385. Then the association of candidate orientation and voting behavior is a low positive correlation with the Coefficient of Continguency 0,277. This research needs the continuing research, because there are many variables that can influence the Voting Behavior of Andalas University`s Students and Bung Hatta University`s Students in the Direct Election of West Sumatera`s Governor and Vice Governor Year 2005. Keywords: voting behavior, candidate orientation, mass media concumtion, direct election. DAFTAR ISI ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT.................................................................................................... ii KATA PENGANTAR.................................................................................... iiiDAFTAR ISI...................................................................................................DAFTAR TABEL ..........................................................................................DAFTAR BAGAN..........................................................................................DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................ 15 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 15 D. Signifikansi Penelitian ......................................................................... 16 BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGUKURAN A. Tinjauan Kepustakaan.......................................................................... 18 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ....................................................... 18 2. Teori Perilaku Memilih.................................................................. 27 a. Mazhab Sosiologis ................................................................... 27

b. Mazhab Psikologis ................................................................... 28 c. Mazhab Ekonomi ..................................................................... 32 B. Kepustakaan Konseptual...................................................................... 33 C. Konstruksi Model Teoritis ................................................................... 36 D. Model Analisis ..................................................................................... 39 E. Hipotesis............................................................................................... 40 F. Definisi Operasional dan Indikator ...................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian ....................................................... 42 B. Lokasi Penelitian.................................................................................. 43 C. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel............................................... 43 D. Unit Analisis dan Tingkat Analisis ...................................................... 50 E. Jenis, Teknik, dan Alat Pengumpulan Data ......................................... 51 F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ................................... 52 G. Analisis Data ........................................................................................ 53 H. Pengujian Hipotesis.............................................................................. 53 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Kota Padang, Hasil Pemilu Legislatif 2004, dan Pilkada 2005...................................................................................................... 57 B. Deskripsi Universitas Andalas ............................................................. 63 C. Deskripsi Universitas Bung Hatta........................................................ 69 BAB V TEMUAN DAN DESKRIPSI DATA A. Karakteristik Responden ...................................................................... 78 B. Hubungan Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun 2005 .......................................................................................... 80 C. Hubungan Orientasi Kandidat Dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil

Gubernur Sumatera Barat Tahun 2005...................................................................................................... 91 D. Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Tahun 2005................................................................. 103 BAB VI ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA A. Pendahuluan ......................................................................................... 109 B. Analisis Chi-Squre ............................................................................... 112 Analisis Chi-Square dan Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media Massa (X1) dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y) ............................................... 112 Analisis Chi-Square dan Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat (X2) dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005 (Y)................................................................ 113 C. Pembahasan dan Interpretasi Data ....................................................... 114 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 117 B. Saran..................................................................................................... 119 DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang ......... 3 Tabel 1.2Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum 2004 Menurut Partai Tingkat Kota Padang ...... 5 Tabel 1.3Asumsi Jumlah Suara Koalisi Partai Apabila Identifikasi Kepartaian Pendukung Biasa Tidak Berubah Pada Pilkada Langsung 2005............................................................................... 6 Tabel 2.1 Definisi Operasional dan Indikator ............................................... 41 Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Di Kota Padang Menurut Perguruan Tinggi Tahun 2004 .................................................................................... 45 Tabel 3.2 Jumlah Mahasiswa Angkatan 2003 Dan 2004 Jurusan Teknik Elektro, Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik Mesin, Akuntansi Dan Ekonomi Pembangunan Yang Aktif Kuliah Dan Memilih Pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005 ...................... 48 Tabel 3.3 Daftar Sebaran Sampel Angkatan 2003 dan 2004 Pada Jurusan Teknik Elektro,

Teknik Lingkungan, Ilmu Politik, Sosiologi, Teknik Industri, Teknik Mesin, Akuntansi Dan Ekonomi Pembangunan ................................................................................. 50 Tabel 3.4 Nilai Koefisien ............................................................................... 56 Tabel 4.1 Jumlah dan Status Perguruan Tinggi di Kota Padang.................... 60 Tabel 4.2Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum 2004 Menurut Partai Tingkat Kota Padang ...... 61 Tabel 4.3Jumlah Suara Untuk Pemilihan Keanggotaan DPRD I Pada Pemilihan Umum 2004 Menurut Partai Tingkat Propinsi Sumatera Barat............................................................................... 62 Tabel 4.4 Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang ......... 62 Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden .............................................................. 78 Tabel 5.2 Jurusan Responden......................................................................... 79 Tabel 5.3 Angkatan Responden ..................................................................... 80 Tabel 5.4 Tabulasi Silang Ketertarikan Responden Terhadap Informasi Atau Berita Politik Mengenai Pilkada 2005 di Media Massa dengan Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005............ 81 Tabel 5.5Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005............ 82 Tabel 5.6Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur....................... 83 Tabel 5.7Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di Media Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur........... 85 Tabel 5.8Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Atau Mendengar Informasi Pilkada 2005 Melalui Media Massa dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat............... 87 Tabel 5.9Tabulasi Silang Pengaruh Informasi Atau Berita Politik Pilkada 2005 di Media Massa Terhadap Responden Dalam Menetapkan Pilihan dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat .. 89 Tabel 5.10 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Membaca Surat Kabar Terbitan Daerah dengan Pengetahuan Responden Terhadap Hasil Pilkada 2005................................................................................... 90 Tabel 5.11 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur ........................................................................................ 92 Tabel 5.12 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Melihat Pemberitaan Terhadap Pasangan Kandidat Di Media Cetak dengan Pilihan Responden Pada Pilkada Gubernur................................................ 93

Tabel 5.13 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Terhadap Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat......................................................................... 94 Tabel 5.14 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Partai Politik Yang Mengusung Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat ........................... 96 Tabel 5.15 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Pengalaman Memimpin Pasangan Kandidat Yang Dipilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat ....................................... 97 Tabel 5.16 Tabulasi Silang Keyakinan Responden Terhadap Pelaksanaan Visi Misi Tersebut Apabila Pasangan Kandidat Terpilih dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat ........................... 99 Tabel 5.17 Tabulasi Silang Frekuensi Responden Melihat Pemberitaan Terhadap Pasangan Kandidat Di Media Cetak dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat ....................................... 100 Tabel 5.18 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Kedekatan Pasangan Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat ....................................... 101 Tabel 5.19 Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Mengenai Kepedulian Sosial Pasangan Kandidat Dengan Masyarakat Umum dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat ........................... 102 Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005 ........................ 104 Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat ........................... 105 Tabel 5.22 Tabulasi Silang antara Pilihan Pada Pilkada Gubernur dengan Pengetahuan Responden Terhadap Hasil Pilkada 2005................. 107 Tabel 5.23 Tabulasi silang antara Alasan Responden Mencoblos Pada Pilkada 2005 dengan Alasan Responden Memilih Pasangan Kandidat ......................................................................................... 108 Tabel 6.1 Chi-Square Tests antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005........................ 112 Tabel 6.2 Koefisien Kontingensi antara Konsumsi Media Massa dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005................................................................................................ 112 Tabel 6.3 Chi-Square Tests antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005........................ 113 Tabel 6.4 Koefisien Kontingensi antara Orientasi Kandidat dengan Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005................................................................................................ 114 DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Model Analisis ............................................................................... 40 Bagan 3.1 Teknik Pengambilan Sampel.......................................................... 47 Bagan 4.1 Struktur Universitas Andalas ........................................................ 68 Bagan 4.2 Struktur Universitas Bung Hatta ................................................... 76 DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner Penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas Nilai Chi Square Surat Izin Penelitian dari FISIP Universitas Andalas

Surat Izin Penelitian dari Universitas Bung Hatta

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang jumlah penduduknya menempati posisi ke-4 terbesar di dunia dengan jumlah penduduk sebesar 206,3 juta jiwa1. Salah satu ciri negara demokrasi adalah diadakannya pemilihan umum secara periodik. Pemilihan umum merupakan suatu momen yang dijadikan sebagai tempat penyaluran aspirasi bagi masyarakat terhadap pemerintahan. Pada pemilihan umum, masyarakat diberi kesempatan untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka di lembaga legislatif dan yang akan memimpin mereka sebagai presiden di lembaga eksekutif lima tahun ke depan. Berakhirnya rezim orde baru pada tahun 1998, merupakan langkah baru bagi bangsa Indonesia untuk kembali membangkitkan semangat dan prinsipprinsip demokrasi demi mewujudkan suatu Indonesia baru, Indonesia yang lebih demokratis yaitu dengan mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat. Hal tersebut terwujud dengan ditetapkannya Undang Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pada tanggal 7 Mei 1999 dan mulai berlaku efektif sejak tahun 2000.

1

Ulasan Singkat Nasional Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 http://www.bps.go.id/sector/population/Pop_indo.htm, diakses pada tanggal 23 Mei 2007. Secara umum UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah banyak

membawa kemajuan bagi daerah dan juga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat karena pemerintah daerah diberi wewenang yang luas untuk mengelola kekayaan daerah guna dimanfaatkan bagi pembangunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Namun dalam perkembangannya, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah tersebut juga menimbulkan dampak negatif dan belum mampu menjawab tuntutan reformasi, karena kepala daerah masih dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD. Dengan demikian tidak mengherankan pada masa berlakunya UU No. 22 Tahun 1999 tersebut, tersebar isu politik uang karena besarnya wewenang DPRD dalam proses pemilihan kepala daerah2. Oleh karena itu, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah perlu dilakukan penyempurnaan yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahankelemahan yang terdapat dalam UU No. 22 Tahun 1999 tersebut. Penyempurnaan undang undang tersebut dilaksanakan melalui UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dengan demikian UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dinyatakan tidak berlaku lagi. Selanjutnya dengan berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka pemilihan Kepala Daerah Langsung kemudian diatur dalam pasal 56 ayat 1 bahwa : Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan azas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil Rozali Abdullah, Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah

Secara Langsung, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 55. Selanjutnya pada ayat 2 disebutkan bahwa: Pasangan calon sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 (satu) diajukan oleh Partai Politik atau gabungan Partai Politik (koalisi)3. Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Sumatera Barat yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juni tahun 2005 dimenangkan oleh pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman yang dicalonkan dari koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perdjuangan dengan Partai Bulan Bintang. Khusus untuk Kota Padang, dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung itu pasangan Gamawan Fauzi-Marlis Rahman memperoleh suara terbanyak, yaitu sebesar 144.931 suara dari 284.501 suara yang sah4. Pada tabel berikut ini disajikan hasil perolehan suara Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 tingkat Kota Padang. Tabel 1.1 Hasil Perolehan Suara Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 Tingkat Kota Padang No Urut 1 2 3 4 5 Nama Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis M. Kapitra Ampera dan Dalimi Abdullah Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman Irwan Prayitno dan Ikasuma Hamid Jefri Geovani dan Dasman Lanin Partai Pendukung Partai Golkar PPP Partai Demokrat PDI-P PBB PKS PBR Koalisi Sakato (16 Partai Kecil) Hasil Perolehan Suara 11.978 6.633 144.931 87.066 33.893 284.501 23.333

Jumlah Suara Sah Suara Tidak Sah Sumber Data Sekunder: KPUD Kota Padang Tahun 2005

Terdapat hal yang menarik dari hasil perolehan suara Pilkada 2005 tingkat kota Padang tersebut. Suara terbanyak pada Pilkada Langsung Sumbar 2005

tingkat kota Padang diperoleh oleh pasangan Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman yang dicalonkan dari koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perdjuangan dengan Partai Bulan Bintang sebesar 144.931 suara, sedangkan pada Pemilu Legislatif 2004, PBB hanya menempati posisi ke-6 dengan 13.383 suara dan PDIP posisi ke-8 dengan 10.540 suara dalam hasil perolehan suara pemilihan anggota DPRD I tingkat kota Padang. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan jumlah suara yang diberikan kepada kedua partai tersebut ketika kedua partai itu berkoalisi dan mencalonkan Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman. Di lain pihak, pasangan Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis yang dicalonkan dari Partai Golkar hanya memperoleh suara sebesar 11.978 pada hasil perolehan suara Pilkada Langsung Sumbar 2005 tingkat kota Padang. Sedangkan pada pada Pemilu Legislatif 2004, Partai Golkar menempati posisi ke-2 dengan 63.883 suara dalam hasil perolehan suara pemilihan anggota DPRD I tingkat kota Padang. Hal ini memperlihatkan terjadinya penurunan jumlah suara yang diberikan kepada partai Golkar ketika partai tersebut mencalonkan pasangan Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis pada Pilkada Langsung 2005. Penurunan jumlah suara ini juga dialami PPP dan Partai Demokrat yang mencalonkan Kapitra Ampera dan Dalimi, serta Koalisi Sakato yang mencalonkan Jefry Geovani dan Dasman Lanin. Pada tabel dibawah ini disajikan jumlah suara untuk pemilihan keanggotaan DPRD I pada Pemilihan Umum 2004 menurut partai tingkat Kota Padang.5 Untuk Pemilihan Tabel 1.2 Jumlah Suara Keanggotaan DPRD I Pada

Pemilihan Umum 2004 Menurut Partai Tingkat Kota Padang NO PARTAI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Partai Keadilan Sejahtera Partai Golongan Karya Partai Amanat Nasional Partai Demokrat Partai Persatuan Pembangunan Partai Bulan Bintang PKPI PDI Perdjuangan Partai Bintang Reformasi PKPB SUARA YANG DIPEROLEH DPRD I 72.447 63.883 62.111 36.628 27.015 13.383 10.942 10.540 5.559 5.060

Sumber Data Sekunder: KPUD Kota Padang dalam Padang Dalam Angka 2004 Pada hakikatnya, struktur Pemilu Legislatif tahun 2004 memang berbeda dengan struktur Pilkada Langsung 2005. Pada Pemilu Legislatif tahun 2004, pemilih hanya mencoblos partai, sedangkan pada Pilkada 2005, pemilih mencoblos langsung pasangan kandidat yang dikehendaki. Akan tetapi, peranan koalisi partai yang mencalonkan pasangan kandidat pada Pilkada 2005 tidak bisa dikesampingkan.

Apabila berbicara mengenai perilaku memilih seseorang di dalam suatu pemilihan umum, kita akan selalu terhubung dengan identifikasi kepartaian. Identifikasi kepartaian disini maksudnya adalah bentuk perasaan seseorang secara personal terhadap suatu partai atau kandidat yang dipilihnya. Identifikasi kepartaian berlangsung secara terus-menerus tanpa memerlukan pemilu dan

5

BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Padang Dalam Angka 2004, CV. Novel Mandiri, Padang, 2005, hlm. 22.

identifikasi kepartaian beragam kedalamannya (intensity). Adakalanya seseorang menjadi pendukung kuat (pendukung fanatik) suatu partai, namun ada juga yang lain hanya mendukung biasa saja (pendukung biasa)6. Diasumsikan, para pendukung fanatik suatu partai akan tetap memberikan dukungan terhadap suatu partai dengan memilih pasangan kandidat yang dicalonkan partai tersebut. Sedangkan pendukung biasa (suara mengambang) belum tentu akan tetap memberikan dukungan terhadap suatu partai dalam suatu pemilihan. Suara para pendukung biasa inilah yang diperebutkan setiap partai di dalam setiap pemilihan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada Pilkada 2005 terjadi penurunan jumlah dukungan suara terhadap beberapa partai. Asumsi peneliti, penurunan jumlah dukungan suara tersebut disebabkan para pemilih yang hanya memberikan dukungan biasa saja kepada suatu partai pada Pemilu Legislatif 2004 (pendukung biasa suatu partai), memilih pasangan kandidat yang bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu Pemilu Legislatif 2004. Pada tabel 1.3 dibawah ini diperlihatkan penurunan jumlah dukungan suara terhadap beberapa partai pada Pilkada 2005. Tabel 1.3 Asumsi Jumlah Suara Koalisi Partai Apabila Identifikasi Kepartaian Pendukung Biasa Tidak Berubah Pada Pilkada Langsung 2005 Nama Pasangan Calon No Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 1 2 Leonardy Harmaini dan Rusdi Lubis M. Kapitra Ampera dan Hasil Pemilu 2004 DPRD I 63.883 27.015 Asumsi Jumlah Suara Yang Diperoleh Pada Pilkada 2005 63.883 63.643 Hasil Pilkada 2005 11.978 6.633

Partai Pendukung

Partai Golkar PPP

Asrinaldi, dkk, Political Response: Kaum Miskin Perkotaan 1999-2004: Kajian

Tentang Preferensi Politik, Identifikasi Kepartaian, Dan Perilaku Memilih (Kasus Di Tiga Kota, Padang, Medan, dan Pekanbaru), Laporan Penelitian, Tidak Dipublikasikan, Lembaga Penelitian Universitas Andalas, Padang, 2003, hlm. 25-26. Dalimi Abdullah Partai 36.628 Demokrat 3 Gamawan Fauzi dan PDI-P PBB 10.540 144.931 23.923 Marlis Rahman 13.383 4 Irwan Prayitno dan PKS PBR 72.447 87.066 78.006 Ikasuma Hamid 5.559 5 Koalisi Jefri Geovani dan 33.893 Sakato (16 51.048 51.048 Dasman Lanin Partai Kecil) Sumber Data sekunder: KPUD Kota Padang dalam Padang Dalam Angka 2004 dan Data Olahan Peneliti. Penurunan jumlah dukungan suara terhadap beberapa partai pada Pilkada 2005 yang disebabkan para pendukung biasa suatu partai memilih pasangan kandidat yang bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu Pemilu Legislatif 2004 mencerminkan terjadinya penurunan identifikasi kepartaian pada pendukung biasa tersebut. Hal inilah yang telah menarik minat peneliti untuk melihat lebih jauh bagaimana perilaku memilih masyarakat kota Padang pada Pilkada 2005. Masyarakat kota Padang yang terdaftar sebagai pemilih pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005 adalah sebesar 307.834 orang7. Jumlah mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi kota Padang pada tahun 2004 adalah sebesar 77.889 orang8. Diasumsikan apabila seluruh mahasiswa tersebut terdaftar sebagai pemilih dan memilih pada Pilkada 2005 di wilayah pemilihan kota Padang, maka tentunya akan memberikan andil yang cukup signifikan terhadap hasil penghitungan suara Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005 tingkat kota Padang. Selama ini, sebagian besar masyarakat Indonesia memang belum

merepresentasikan pemilih yang rasional. Artinya, unsur-unsur sosiologis lebih

Laporan Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar 2005 Tingkat KPUD Kota Padang, hlm. 37. 8 BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Op. Cit., hlm. 100.7

dominan ketimbang unsur-unsur psikologis seperti orientasi terhadap isu yang disampaikan kandidat pada saat kampanye. Tidak munculnya perilaku memilih yang rasional dalam pemilu yang diikuti masyarakat kita terkait dengan rendahnya kesadaran politik yang juga bermula dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia. Lahirnya pemilih yang rasional dalam pemilu adalah proses panjang dari individu dari mengamati, memahami, dan mengevaluasi gejala politik berdasarkan stock of knowledge yang diperolehnya baik melalui institusi formal ataupun non-formal9. Kehadiran pemilih yang rasional dalam suatu pemilihan sesungguhnya sangat menentukan kualitas hasil dari suatu Pemilu. Melalui pemilih yang rasional tersebut akan melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang tanggap dan cerdas terhadap kebutuhan masyarakat (pemilih). Mahasiswa bisa dikatakan merupakan pemilih yang rasional karena mereka memiliki ciri khas dalam berpikir yang dikenal sangat kritis, strategis-taktis, dan reformis. Gagasan dan ide-ide mereka sering menjadi rujukan penyelenggara negara dalam mengambil kebijakan. Tak jarang kelompok mahasiswa ini menjadi pressure group apabila pemikiran dan ide-ide mereka tidak diperhatikan pemerintah. Mahasiswa kota Padang yang merupakan bagian dari masyarakat kota Padang juga merupakan kelompok yang mempunyai kekuatan politik cukup besar. Gerakan reformasi tahun 1998 merupakan bukti nyata betapa besar dan kuatnya gerakan mahasiswa. Tentu saja mahasiswa di Kota Padang juga terlibat di dalamnya.9

A, Asrinaldi. 2003. Generasi Muda dan Peran Strategisnya dalam Pemilu 2004. Jurnal Analisa Politik, 1(6): 14-15. Mahasiswa adalah kelompok elit di tengah masyarakat, dengan artian kehidupan

yang dijalani mahasiswa berbeda dengan warga masyarakat umumnya. Paling tidak ada 4 ciri kehidupan mahasiswa yang membedakan mereka umumnya10: a Mereka adalah kelompok orang muda yang selalu tidak puas dengan lingkungannya. Gerakan mereka sering menunjukkan penentangan terhadap norma dan keadaan yang mapan (anti establishment) dan penguatan terhadap hal-hal yang mandeg (anti status quo). b Mereka adalah kelompok yang menjalani sistem pendidikan tinggi, sikap objektif-rasional, kritis dan skeptis yang menjadi ciri keilmuan amat mempengaruhi pandangan-pandangannya dalam mengatasi setiap masalah. c Mereka adalah kelompok yang relatif independen. Kelompok ini relatif belum punya keterikatan baik finansial, birokrasi maupun ideologis terhadap pihak manapun. d Mereka adalah juga kelompok yang menjadi sub-sistem masyarakat secara keseluruhan baik secara lokal, regional, maupun nasional. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki mahasiswa ini menjadikan mereka dengan warga masyarakat

sebagai intelektual sejati. Mereka merupakan penyambung lidah rakyat untuk menyampaikan segala aspirasi dari bawah dan mereka juga bisa memberikan atau menyampaikan informasi politik kepada masyarakat bawah. Sebagian besar sikap dan tindakan mereka merupakan hasil pemikiran yang rasional, hal ini tidak

Didin Damanhuri, Menerobos Krisis: Renungan Masalah Kemahasiswaan, Kepemudaan, Intelektual Dan Perguruan Tinggi, PT Inti Sarana Aksara, Jakarta, 1985, hlm. 46. terlepas dari tingkat pendidikan mereka dan informasi yang diperoleh, baik dari dosen, organisasi kemahasiswaan, maupun dari media massa. Jumlah perguruan tinggi yang terdapat di Kota Padang sebanyak 66 perguruan tinggi, dengan rincian 7 perguruan tinggi negeri dan 59 perguruan tinggi swasta dengan jumlah mahasiswa 77.889 orang pada tahun 200411. Menjadi suatu ketertarikan bagi peneliti, untuk meneliti mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta. Adapun alasan penulis mengambil lokasi penelitian pada Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta adalah karena jumlah mahasiswa Universitas Andalas paling banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri lainnya di kota Padang (jumlah mahasiswa UNAND 50,6% dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri di kota Padang) dan banyaknya jurusan dan program studi yang dimiliki. Jumlah mahasiswa, jurusan dan program studi yang dimiliki Universitas Bung Hatta juga paling banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa, jurusan dan program studi yang dimiliki perguruan tinggi swasta lainnya di kota Padang (jumlah mahasiswa UBH 30,5% dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Padang). Sebagai ibukota propinsi, kota Padang memberikan akses informasi yang lebih besar dibandingkan kota-kota lainnya di propinsi Sumatera Barat, hal ini tidak terlepas dari tingginya intensitas media massa seperti surat kabar dan radio di kota Padang. Pada masa kampanye Pilkada Langsung, media massa seperti surat kabar dan radio yang berfungsi sebagai sarana sosialisasi politik hampir setiap hari menyajikan berita mengenai pasangan kandidat. Menurut Kant dan

11

BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Op. Cit., hlm. 100.

Lazarfeld12, ada 2 model pengaruh media massa terhadap sosialisasi politik. Pertama, media massa bersama dengan sumber lain mempunyai pengaruh langsung terhadap sosialisasi politik. Kedua, media massa mempunyai pengaruh tidak langsung, yaitu sikap dan sosialisasi politik akan terjadi melalui opinion leader sebagai perantara yang menterjemahkan isu-isu yang berkembang dalam media massa kepada masyarakat. Media massa juga bisa berperan membentuk opini masyarakat termasuk kalangan mahasiswa. Oleh karena itu media massa dapat mempengaruhi persepsi seseorang termasuk dalam hal persepsi politik. Ketertarikan seseorang terhadap persoalan-persoalan politik di media massa akan turut membentuk sekaligus mempengaruhi sikap dan persepsi politiknya. Penentuan pilihan politik seseorang sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari sosialisasi. Sosialisasi adalah proses dimana individu secara pasif menerima nilainilai, sikap-sikap, perananperanan dalam masyarakatnya, sekaligus secara aktif mengembangkan pola

kemandiriannya untuk menempatkan diri dan berperan dalam masyarakat dimana seseorang itu hidup. Sedangkan sosialisasi politik menunjukkan pada proses pembentukan sikap-sikap dan pola tingkah laku politik dan juga merupakan sarana bagi generasi untuk mewariskan patokan-patokan dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi sesudahnya13.

12

Kant dan Lazarfeld dalam Kristiadi, Pemilihan Umum dan Perilaku Memilih: Suatu Studi Kasus Tentang Perilaku Memilih Di Kotamadya Yogyakarta dan Kabupaten Banjar Negara, Jawa Tengah Pada Pemilihan Umum 1971-1987, Disertasi Doktor, UGM, Yogyakarta, 1994, hlm. 70. Gabriel A. Almond sebagaimana dikutip dalam Suryanef dan AlRafni, Faktor-Faktor Yang Menentukan Perilaku Memilih Generasi Muda Dalam Pemilu 1997 (Kasus Di Kotamadya Padang), Laporan Penelitian, Tidak

Dipublikasikan, FIS UNP. Padang: 2001, hlm. 13. Media masssa merupakan salah satu sumber informasi politik yang penting di dalam masyarakat. Media massa juga merupakan salah satu agent dari sosialisasi politik yang akan membentuk ikatan psikologis seseorang dengan salah satu partai politik atau kandidat tertentu yang akhirnya berpengaruh terhadap pilihannya dalam pemilihan umum. Media massa sebagai agent sosialisasi politik bisa menjadi sarana sosialisasi bagi pemerintah untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai pemilihan umum. Sedangkan bagi partai politik dan pasangan kandidat, media massa bisa dijadikan sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mensosialisasikan pasangan kandidat, visi misi, dan program yang akan dijalankan pasangan kandidat apabila mereka memilih nantinya. Pemberitaan yang baik dan terus-menerus mengenai pasangan kandidat di media massa akan mempengaruhi orang yang membacanya. Media massa merupakan bagian dari lembaga pers yang merupakan salah satu pilar penting dalam kehidupan berdemokrasi. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Kebebasan Pers, maka media massa bisa dengan leluasa menyajikan informasi-informasi politik yang akan berguna bagi masyarakat, termasuk dalam suatu pemilihan umum. Proses yang paling dekat dengan perilaku pemilih adalah kampanye sebelum pemilu maupun kejadian-kejadian yang diberitakan oleh media massa. Masing-masing unsur dalam proses tersebut akan mempengaruhi perilaku pemilih. Media massa bisa menyajikan informasi yang baik dan buruk mengenai suatu pasangan kandidat atau partai politik. Apabila para pembaca media massa tersebut mempunyai kepercayaan yang cukup tinggi terhadap media massa, maka pemberitaan di media massa akan mempengaruhi penilaian pembacanya terhadap pasangan kandidat atau partai politik tersebut.

Pemberitaan-pemberitaan di media massa tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi pembacanya dalam menetapkan pilihan pada suatu pemilihan dan berdampak pada posisi pasangan kandidat atau partai yang diberitakan tersebut. Dalam hasil penelitiannya pada tahun 2001 mengenai Faktor-Faktor Yang Menentukan Perilaku Memilih Generasi Muda Dalam Pemilu 1997 Suryanef dan AlRafni14 menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari konsumsi media massa, pemahaman politik, dan hubungan patron-klien serta identifikasi kepartaian secara simultan terhadap perilaku memilih generasi muda. Diantara keempat variabel penjelas tersebut, identifikasi kepartaian adalah variabel yang sangat berpengaruh terhadap perilaku memilih generasi muda di kota Padang. Pada tahun 2005 terjadi perubahan yang cukup mendasar terhadap sistem pemilu dan tata cara pemilu, yaitu dengan diadakannya Pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun 2005. Dengan melihat hasil Pilkada 2005 tingkat kota Padang seperti yang telah peneliti paparkan sebelumnya, peneliti berasumsi bahwa penurunan jumlah dukungan suara terhadap beberapa partai pada Pilkada 2005 yang disebabkan para pendukung biasa suatu partai memilih pasangan kandidat yang bukan diusung oleh partai yang dia pilih sewaktu Pemilu Legislatif 2004

Ibid., Suryanef dan AlRafni. mencerminkan terjadinya penurunan identifikasi kepartaian pada pendukung biasa tersebut. Pada penelitian Suryanef dan AlRafni, identifikasi kepartaian adalah variabel yang

sangat berpengaruh terhadap perilaku memilih generasi muda di kota Padang, kemudian diikuti oleh variabel konsumsi media massa. Dengan turunnya identifikasi kepartaian, maka besar tidaknya pengaruh konsumsi media massa yang menjadi variabel dalam penelitian tersebut terhadap perilaku memilih patut dipertanyakan kembali. Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku memilih generasi muda yang pada penelitian ini difokuskan kepada mahasiswa dengan menggunakan variabel konsumsi media massa. Dengan berkurangnya peranan identifikasi kepartaian, maka peranan faktor orientasi terhadap isu dan orientasi terhadap kandidat akan menguat15. Pengetahuan individu (voter) terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan popularitas dalam suatu daerah pemilihan (distrik), reputasi yang dimiliki kandidat dan kemampuan kandidat yang bersangkutan. Orientasi terhadap kandidat pada umumnya menjadi sesuatu yang signifikan dalam sistem pemilihan langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada setiap daerah pemilihan dan atau mewakili partai politik16. Yang patut diperhatikan dalam orientasi kandidat ini bahwa evaluasi yang dialkukan terhadap kandidat dipengaruhi oleh sejarah dan pengalaman masa lalu Robert J. Huckshorn sebagaimana dikutip dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 14. 16 Asrinaldi, dkk, Op. Cit.,hlm. 27-28. kandidat baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Upaya penilaian terhadap kandidat ini tidak berlangsung satu saat saja, misalnya, pada masa kampanye, namun juga sering dipengaruhi oleh informasi yang diterima pemilih melalui media massa

yang mengikutinya. Pengetahuan pemilih terhadap pasangan kandidat yang ada akan mempengaruhi pilihannya dalam Pilkada Langsung. Pengetahuan tersebut meliputi latar belakang kandidat, track record kandidat, visi misi pasangan kandidat, serta popularitas kandidat.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan peneliti adalah: Bagaimana pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005? Bagaimana pengaruh orientasi kandidat terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang berjudul Perilaku Memilih Mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 ini adalah: a. Untuk menjelaskan pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005. b. Untuk menjelaskan pengaruh orientasi kandidat terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005. D. Signifikansi Penelitian Signifikasi penelitian ini dapat dilihat dari empat aspek, yaitu aspek akademis, aspek praktis, aspek sosial, dan aspek teknis : a. Secara akademis, penelitian ini dapat menjelaskan perilaku memilih khususnya perilaku memilih mahasiswa dan penelitian ini juga bisa menjadi referensi tambahan bagi para peneliti yang juga akan meneliti mengenai perilaku pemilih.

b. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pembaca guna memperluas wawasan mengenai perilaku memilih mahasiswa dan menjadi bahan masukan bagi pasangan kandidat dan tim suksesnya untuk menghadapi Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan datang. c. Secara sosial, penelitian ini diharapkan akan menjadi pengetahuan baru yang berguna bagi mahasiswa. Sehingganya mahasiswa bisa mengetahui dan memahami bagaimana perilaku memilih mereka dalam Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2005. d. Secara teknis, penelitian ini dapat menghasilkan teknik pengukuran yang lebih valid dan reliabel dalam mengukur perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta.

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGUKURAN

A. Tinjauan Kepustakaan 1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian tentang perilaku memilih telah pernah dilakukan, diantaranya pernah dilakukan oleh Afan Gaffar studi kasus tentang perilaku memilih di Jawa. Studi Gaffar mempermasalahkan mengapa seseorang secara konsisten memilih partai politik tertentu, meskipun salah satu partai tertentu (Golkar) sebagai partai pemerintah mendapat sarana melakukan intimidasi. Variabel yang digunakan adalah variabel penjelas utama yaitu pemilihan tiga aliran politik (santri, abangan, priyayi) serta variabel lainnya identifikasi kepartaian, kepemimpinan, dan kelas masyarakat. Sedangkan yang dijadikan sampel adalah kelompok masyarakat desa yang relatif homogen. Mereka yang mengidentifikasikan diri dengan santri cenderung memilih partai Islam (PPP), mereka yang mengidentifikasikan diri dengan priyayi cenderung memilih partai Golkar, sementara

yang mengidentifikasikan diri dengan abangan cenderung memilih partai non-Islam (PDI)17. Josef Kristiadi melakukan penelitian tentang Pemilihan Umum dan Perilaku Memilih: suatu studi kasus tentang perilaku memilih di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada Pemilihan Umum 1971-1987. Variabel yang digunakannya adalah pola panutan, identifikasi kepartaian, struktur17

Penelitian Affan Gaffar sebagaimana dikutip oleh Josef Kristiadi, Op. Cit., hlm. 18.

sosial dan media massa. Teori yang digunakan adalah teori perilaku memilih dengan menggabungkan mazhab sosial dan psikologis yang disebut dengan sosio kultural. Dari pendekatan sosiologis dapat digunakan untuk meneliti pemilahan secara garis besar, yaitu pimpinan dan anggota masyarakat serta sifat hubungan antar kedua kelompok tersebut. Sementara pendekatan psikologisnya dapat memberikan perspektif internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai budaya, adat istiadat yang membentuk budaya politik masyarakat yang pada gilirannya akan berpengaruh pada perilaku politik. Peran pemimpin dan kepatuhan dalam sistem sosial sangat mendominasi dalam sikap dan acuan berperilaku masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Kesimpulan dari disertasi Kristiadi ini adalah pola panutan, identifikasi kepartaian, struktur sosial dan media massa mempengaruhi perilaku memilih dan preferensi seseorang18. Penelitian tentang perilaku memilih di Kota Padang pernah dilakukan oleh Suryanef dan AlRafni pada tahun 2001 yang meneliti tentang Faktor-Faktor Yang Menentukan Perilaku Memilih Generasi Muda Dalam Pemilu 199719. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel konsumsi media massa, pemahaman politik, hubungan

patron-klien serta identifikasi kepartaian. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan penelitian survey dengan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya dan teori yang digunakan adalah teori perilaku memilih. Penelitian ini dilakukan di empat kelurahan di kota Padang yang dipilih secara

18

Ibid., hlm. 44.19 Suryanef dan AlRafni, Op. Cit., tahun 2001.

random dengan sistem undian. Empat kelurahan tersebut adalah Kelurahan Air Tawar Barat, Olo Ladang, Aur Duri, dan Surau Gadang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari konsumsi media massa, pemahaman politik, dan hubungan patronklien serta identifikasi kepartaian secara simultan terhadap perilaku memilih generasi muda. Diantara berbagai faktor determinan tersebut, identifikasi kepartaian adalah variabel yang sangat berpengaruh terhadap perilaku memilih generasi muda di kota Padang. Penelitian yang dilakukan Suryanef dan AlRafni ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya adalah peneliti hanya menggunakan variabel media massa dan orientasi terhadap kandidat, peneliti lebih memfokuskan kepada perilaku memilih mahasiswa dan penelitian ini dilakukan dalam Pilkada Langsung yang berbeda sistem dan tata cara pemilihan dengan Pemilu 1997. Pada tahun 2003, Suryanef dan AlRafni melakukan penelitian mengenai Pelaksanaan Kampanye Pemilu 1999 Dan Implikasinya Terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kota Padang 20. Penelitian ini berbentuk penelitian kuantitatif dan tergolong deskriptif-verifikatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportional random sampling dengan jumlah 96 orang. Besarnya sampel diperoleh dengan rumus Frank

Lynch. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terlebih dulu telah diuji coba untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas instrumen. Analisa data dilakukan dengan metode statistik multi regresi (regresi berganda). Hasil penelitiannya menyimpulkan kampanye tidak 20 Lihat Suryanef dan AlRafni, Pelaksanaan Kampanye Pemilu 1999 Dan Implikasinya Terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kota Padang, Laporan Penelitian, Tidak Dipublikasikan, FIS UNP, Padang, 2003. begitu efektif mempengaruhi perilaku memilih, namun isu kampanye menjadi hal yang penting dibandingkan penampilan juru kampanye dalam menentukan preferensi politik pemilih. Doni Hendrik pada tahun 2003 melakukan penelitian tentang Perilaku Memilih Etnis Cina Dalam Pemilu Tahun 1999 Di Kota Padang 21. Pencarian data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Uji hipotesis menggunakan Product Moment dan Multi Regresi. Teknik penarikan sampel menggunakan Multistage Random Sampling . Temuannya adalah bahwa terdapat pengaruh identifikasi kepartaian, konsumsi media massa, dan budaya patuh (Hao) terhadap perilaku memilih masyarakat etnis Cina. Dari tiga variabel yang digunakan, identifikasi kepartaian memiliki pengaruh terbesar dalam menentukan perilaku memilih masyarakat etnis Cina. Penelitian yang dilakukan Doni Hendrik ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya adalah peneliti hanya menggunakan variabel media massa dan orientasi terhadap kandidat, peneliti lebih memfokuskan kepada perilaku memilih mahasiswa dan penelitian ini dilakukan dalam Pilkada Langsung yang berbeda sistem dan tata cara

pemilihan dengan Pemilu 1999. Asrinaldi dan kawan-kawan meneliti tentang Political Response dan Perilaku Memilih Masyarakat Miskin Perkotaan: Studi Di Tiga Kota (Padang, Pekanbaru, dan Medan) pada tahun 200322. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk melihat perilaku memilih masyarakat miskin perkotaan dengan Lihat Doni Hendrik, Perilaku Memilih Etnis Cina, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2003. 22 Lihat Asrinaldi, dkk, Op. Cit., metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Penelitian tersebut menggunakan variabel preferensi politik, identifikasi politik, identifikasi kepartaian dan perilaku memilih. Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan antara lain masyarakat miskin perkotaan masih memiliki ketertarikan terhadap politik (perilaku memilih dalam pemilu), dan variabel identifikasi kepartaian atau ketertarikan seseorang kepada partai politik tertentu masih sangat dominan di kalangan masyarakat miskin perkotaan. Andri Rusta membahas mengenai Voting Behavior Pemilih Pemula Dalam Pemilu Tahun 2004 Di Kota Padang23. Pencarian data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis penelitian explanatory dengan 3 variabel (multivariate). Skala yang yang digunakan adalah nominal dan ordinal, uji hipotesis menggunakan Chi-Square dan Koefisien Kontingensi. Pengumpulan sampel menggunakan Stratified Random Sampling dengan jumlah 100 orang sampel tersebar di kecamatan Padang Barat dan Padang Utara. Pada pemilihan anggota DPD, ternyata tidak terdapat hubungan antara isu kampanye dengan perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota DPD. Sementara itu, untuk orientasi kandidat terdapat hubungan positif dengan perilaku

memilih pemilih pemula pada pemilu DPD. Diantara kedua variabel yang mempengaruhi perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota DPD, orientasi kandidat merupakan variabel yang lebih kuat. Pada pemilihan anggota legislatif, isu kampanye, orientasi kandidat, dan identifikasi kepartaian memiliki Lihat Andri Rusta, Voting Behaviour Pemilih Pemula Dalam Pemilu Tahun 2004 Di Kota Padang, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2005. hubungan yang kuat sekali dengan perilaku memilih pemilih pemula. Diantara ketiga variabel tersebut, identifikasi kepartaian memiliki hubungan yang paling erat dengan perilaku memilih pemilih pemula dalam memilih anggota legislatif. Pada pemilu presiden, identifikasi kepartaian punya hubungan dengan perilaku memilih dalam memilih calon presiden. Sementara itu, isu kampanye dan orientasi kandidat tidak punya hubungan dengan dukungan seseorang terhadap calon presiden dalam pemilu 2004. diantara ketiga variabel tersebut, identifikasi kepartaian memiliki hubungan paling erat dengan perilaku memilih pemilih pemula dalam pemilu presiden. Husni Mubarok Siregar menitikberatkan penelitian skripsinya pada Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilih Dan Orientasi Terhadap Kandidat Terhadap Perilaku Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2004 Di Kota Padang Sidempuan24. Pencarian data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis penelitian explanatory dengan variabel tingkat pendidikan pemilih, orientasi terhadap kandidat, dan perilaku memilih. Tiga variabel tersebut dianalisis dengan menggunakan Chi-Square dan Koefisien Kontingensi, dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh tingkat pendidikan pemilih dan orientasi kandidat terhadap perilaku memilih pada pemilu legislatif 2004 di kota Padang Sidempuan 2004. Teknik penarikan sampel

yang digunakan adalah Multistage Random Sampling. Peneliti menemukan bahwa tingkat pendidikan pemilih dan orientasi terhadap kandidat memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku memilih24

Lihat Husni

Mubarok Siregar, Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilih Dan Orientasi Terhadap Kandidat Terhadap Perilaku Pemilih Pada Pemilu Legislatif 2004 Di Kota Padang Sidempuan, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2006. pada Pemilu legislatif 2004 di kota Padang Sidempuan. Akan tetapi derajat hubungannya lemah diantara ketiga variabel tersebut. Lucianus Taelagat membahas Perilaku Memilih (Voting Behavior) Masyarakat Kepulauan Mentawai Pada Pemilu Legislatif 200425. Pencarian data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Skala yang digunakan adalah nominal dan ordinal. Uji hipotesis menggunakan Chi-Square dan Koefisien Kontingensi. Teknik penarikan sampel menggunakan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan 80 orang sampel tersebar di Desa Singapokna, kecamatan siberut Utara, kabupaten Kepulauan Mentawai. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa dua dari tiga variabel bebas yaitu agama dan budaya membantu (parop) tidak memiliki hubungan dengan perilaku memilih. Sedangkan variabel orientasi terhadap calon memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku memilih. Pebri Neni pada tahun 2006 meneliti Pengaruh Kampanye Terhadap Perilaku Memilih Mahasiswa FISIP UNAND Pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 200526. Pencarian data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis penelitian explanatory. Penelitian ini dilakukan di kampus

Fisip UNAND dengan responden mahasiswa Fisip. Responden berjumlah 70 orang yang diperoleh dengan menggunakan rumus Lihat Lucianus Taelagat, Perilaku Memilih (Voting Behavior) Masyarakat Kepulauan Mentawai Pada Pemilu Legislatif 2004, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2006. 26 Lihat Pebri Neni, Pengaruh Kampanye Terhadap Perilaku Memilih Mahasiswa FISIP UNAND Pada Pilkada Gubernur Sumbar Tahun 2005, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2006.25

Frank Lynch dan diambil secara Proportional Stratified Random Sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisa data adalah uji korelasi Product Moment dan Multi Regresi. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa juru kampanye atau kandidat, isu kampanye, dan media kampanye berkorelasi sangat rendah dengan perilaku memilih. Dari ketiga variabel tersebut, isu kampanye lebih dominan mempengaruhi perilaku memilih. Tri Yuliastuti pada tahun 2006 melakukan penelitian tentang Voting Behavior Masyarakat Terasing, Kasus Suku Anak Dalam (SAD) dalam Pilkada Bupati Sarolangun Tahun 2006 di Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PMKT) Pematang Kabau kawasan TNB 12 kabupaten Sarolangun. Pencarian data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yakni dengan metode survey memakai jenis penelitian explanatory dengan 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Skala yang digunakan adalah ordinal. Uji hipotesis menggunakan Kendall Tau. Karena populasinya sedikit, maka digunakan populasi total. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa variabel tumenggung, perubahan sosial dan budaya serta LSM mempengaruhi perilaku memilih Suku Anak Dalam (SAD). Dari ketiga varibel tersebut, LSM memiliki pengaruh yang paling besar terhadap perilaku

memilih SAD27.

27

Lihat Tri Yuliastuti, Voting Bahaviour Masyarakat Terasing, Kasus Suku Anak Dalam (SAD) Dalam Pilkada Bupati Sarolangun Tahun 2006 Di Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PMKT) Pematang Kabau Kawasan TNB 12 Kabupaten Sarolangun, Skripsi Tidak Dipublikasikan, FISIP UNAND, Padang, 2007. Dari sejumlah penelitian diatas, belum ada penelitian terhadap Pilkada Langsung

Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 dengan menggunakan variabel konsumsi media massa dan orientasi terhadap kandidat secara sekaligus. Hal lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada struktur pemilu. Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur pada tahun 2005 menggunakan konsep pemilihan proporsional atau daftar terbuka, dimana pemilih tidak mencoblos partai, melainkan menentukan langsung calon kandidat yang dikehendaki. Konsumsi media massa pada Pilkada ini lebih memberatkan pada pengkonsumsian media massa lokal, berbeda pada pemilihan sebelumnya dimana masyarakat bisa mengakses berita pemilu melalui media massa lokal dan nasional. Orientasi terhadap kandidat dalam penelitian ini jelas sekali berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, karena Pemilihan Kepala Daerah secara Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar baru pertama kali diselenggarakan dan pengenalan terhadap kandidat benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat untuk menetapkan pilihannya. Dalam penelitian ini, konsep perilaku memilih dibatasi hanya pada bentuk pemberian suara dalam Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005, alasan ikut memberikan suara, pasangan kandidat yang dipilih dan pengetahuan terhadap hasil perolehan suara Pilkada Langsung tersebut. 2. Teori Perilaku Memilih

Perilaku memilih berkaitan dengan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan proses pemilihan umum. Huntington dan Nelson28 menyebutkan perilaku memilih sebagai electoral activity, yakni termasuk pemberian suara (votes), bantuan untuk kampanye, bekerja dalam suatu pemilihan, menarik masuk atas nama calon, atau tindakan lain yang direncanakan untuk mempengaruhi proses pemilihan. Pemberian suara pada waktu pemilu adalah bentuk partisipasi yang paling sederhana. Pemberian suara (voting) yang dilakukan masyarakat termasuk bentuk partisipasi politik yang konvensional. Perilaku memilih pada penelitian ini difokuskan kepada pemberian suara dalam pemilihan. Menurut Josef Kristiadi29 penelitian mengenai perilaku memilih (Voting Behavior) dalam pemilu pada dasarnya mempergunakan beberapa mazhab yang telah berkembang selama ini yakni: a. Mazhab Sosiologis Mazhab ini pertama kali dikembangkan oleh Universitas Colombia. Menurut mazhab ini, perilaku memilih seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti sosial ekonomi, afiliasi etnik, tradisi keluarga, keanggotaan terhadap organisasi, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, agama, pendidikan, dan lain-lain30.

Samuel P. Huntington & Joan M. Nelson, Partisipasi Politik Di Negara Berkembang, Rineka Cipta, Jakarta, 1994, hlm. 16. 29 Josef Kristiadi, Op. Cit., hlm. 23. 30 Ibid.28

Gerald Pomper31 yang termasuk dalam mazhab

ini merinci pengaruh

pengelompokan sosial dalam studi voting behavior ke dalam 2 variabel, yaitu variabel predisposisi sosial ekonomi keluarga pemilih dan predisposisi sosial ekonomi pemilih

mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku memilih seseorang. Dengan kata lain, preferensi politik keluarga, akan berpengaruh terhadap preferensi politik anak. b. Mazhab Psikologis Karena banyaknya kelemahan yang terdapat pada pendekatan sosiologis, muncul model perilaku memilih berdasarkan pendekatan psikologis. Pelopor pendekatan ini August Campbel, peneliti pada Survey Research Centre, sebuah lembaga penelitian di Universitas Michigan, Amerika Serikat. Pendekatan ini dikembangkan sepenuhnya di Amerika Serikat dengan kontributor utama Universitas Michigan, hingga model perilaku memilih berdasarkan pendekatan psikologis juga sering disebut mazhab Michigan32. Pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologis terutama konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan perilaku memilih. Pendekatan ini dibangun dari asumsi yang mengatakan bahwa penentuan pilihan politik seseorang sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari sosialisasi. Sikap dan tingkah laku politik seseorang antara lain ditentukan oleh apa yang terkandung di dalam dirinya sendiri, seperti idealisme, tingkat kecerdasan, faktor biologis, keinginan dan kehendak hati. Disamping itu juga dipengaruhi oleh31

Gerald Pomper

dalam Suryanef, Op. Cit., tahun 2001, hlm. 9. Nursal, Adman, Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, hlm. 59. suasana lingkungan kebudayaan, kehidupan beragama, politik, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Pendekatan psikologis menganggap sikap sebagai variabel sentral dalam menjelaskan perilaku politik. Sikap dan tingkah laku politik seseorang amat ditentukan oleh proses sosialisasi

politik yang dialami sepanjang hidupnya. Sosialisasi adalah proses dimana individu secara pasif menerima nilai-nilai, sikap-sikap, peranan-peranan dalam masyarakatnya, sekaligus secara aktif mengembangkan pola kemandiriannya untuk menempatkan diri dan berperan dalam masyarakat dimana seseorang itu hidup. Sedangkan sosialisasi politik menunjukkan pada proses pembentukan sikap-sikap dan pola tingkah laku politik dan juga merupakan sarana bagi generasi untuk mewariskan patokan-patokan dan keyakinankeyakinan politik kepada generasi sesudahnya. Media massa merupakan salah satu agent dari sosialisasi politik yang akan membentuk ikatan psikologis seseorang dengan salah satu partai politik atau kandidat tertentu yang akhirnya berpengaruh terhadap pilihannya dalam pemilihan umum. Media massa sebagai agent sosialisasi politik bisa menjadi sarana sosialisasi bagi pemerintah untuk menginformasikan kepada masyarakat mengenai pemilihan umum. Sedangkan bagi partai politik dan pasangan kandidat, media massa bisa dijadikan sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mensosialisasikan pasangan kandidat, visi misi, dan program yang akan dijalankan pasangan kandidat apabila mereka memilih nantinya. Pemberitaan yang baik dan terus-menerus mengenai pasangan kandidat di media massa akan mempengaruhi orang yang membacanya. Media massa merupakan bagian dari lembaga pers yang merupakan salah satu pilar penting dalam kehidupan berdemokrasi. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Kebebasan Pers, maka media massa bisa dengan leluasa menyajikan informasi-informasi politik yang akan berguna bagi masyarakat, termasuk dalam suatu pemilihan umum. Media massa bisa menyajikan informasi yang baik dan buruk mengenai suatu pasangan kandidat atau partai politik. Apabila para pembaca media massa tersebut

mempunyai kepercayaan yang cukup tinggi terhadap media massa, maka pemberitaan di media massa akan mempengaruhi penilaian pembacanya terhadap pasangan kandidat atau partai politik tersebut. Pemberitaan-pemberitaan di media massa tersebut akan menjadi bahan pertimbangan bagi pembacanya dalam menetapkan pilihan pada suatu pemilihan dan berdampak pada posisi pasangan kandidat atau partai yang diberitakan tersebut. Menurut mazhab Michigan, terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi pilihan seseorang yaitu keterikatan seseorang dalam partai politik, orientasi seseorang terhadap calon anggota parlemen, orientasi seseorang terhadap isu-isu politik. Inti dari mazhab psikologis ini adalah identifikasi seseorang terhadap partai tertentu yang kemudian mempengaruhi sikap orang tersebut terhadap para calon dan isu-isu politik yang berkembang. Kekuatan dan arah identifikasi kepartaian adalah kunci dalam menjelaskan sikap dan perilaku memilih. Secara panjang lebar Campbell33 menjelaskan proses terbentuknya perilaku pemilih dengan istilah Funnel of Causality. Pengandaian itu

33

Josef Kristiadi, Op. Cit., hlm. 30.

dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena voting yang di dalam model terletak paling atas dari funnel (cerobong). Digambarkan bahwa di dalam cerobong terdapat as (axis) yang mewakili dimensi waktu. Kejadian-kejadian yang saling berhubungan satu sama lain bergerak dalam dimensi waktu tertentu mulai dari mulut sampai ujung cerobong. Mulut cerobong adalah latar belakang sosial (ras, agama, etnik, dan daerah), status sosial (pendidikan, pekerjaan, dan kelas), dan watak orang tua. Semua unsur tadi mempengaruhi identifikasi kepartaian seseorang yang merupakan bagian berikutnya dari proses tersebut.

Pada tahap berikutnya, identifikasi kepartaian akan mempengaruhi penilaian terhadap para kandidat dan isu-isu politik. Apabila peranan identifikasi kepartaian menurun, maka peranan faktor orientasi terhadap isu dan orientasi terhadap kandidat akan menguat, begitu juga sebaliknya34. Evaluasi kandidat dalam mazhab Michigan menjadi salah satu variabel yang determinan dalam voting. Pengetahuan individu (voter) terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan popularitas dalam suatu daerah pemilihan (distrik), reputasi yang dimiliki kandidat dan kemampuan kandidat yang bersangkutan. Orientasi terhadap kandidat pada umumnya menjadi sesuatu yang signifikan dalam sistem pemilihan langsung, dimana kandidat menjadi wakil pada setiap daerah pemilihan dan atau mewakili partai politik35.

Robert J. Huckshorn sebagaimana dikutip dalam Suryanef dan AlRafni, Op.Cit., tahun 2001, hlm. 14. 35 Asrinaldi, dkk, Op. Cit, hlm. 27-28.34

Yang patut diperhatikan dalam orientasi kandidat ini bahwa evaluasi yang dialkukan terhadap kandidat dipengaruhi oleh sejarah dan pengalaman masa lalu kandidat baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Upaya penilaian terhadap kandidat ini tidak berlangsung satu saat saja, misalnya, pada masa kampanye, namun juga sering dipengaruhi oleh informasi yang diterima pemilih melalui media massa yang mengikutinya. Pengetahuan pemilih terhadap pasangan kandidat yang ada akan mempengaruhi pilihannya dalam Pilkada Langsung. Pengetahuan tersebut meliputi latar belakang

kandidat, track record kandidat, visi misi pasangan kandidat, serta popularitas kandidat. c. Mazhab Ekonomi Pendekatan ini lahir sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap pendekatan sosiologis dan psikologis. Pemikiran baru ini mempergunakan pendekatan ekonomi yang sering pula disebut sebagai pendekatan rasional. Tokoh dalam pendekatan ini antara lain Downs dengan karyanya An Economic Theory of Democracy, dan Riker & Ordeshook, yang dituangkan dalam tulisan berjudul A Theory of the Calculus Voting36. Para penganut aliran ini mencoba memberikan penjelasan bahwa perilaku pemilih terhadap partai politik tertentu berdasarkan perhitungan, tentang apa yang diperoleh bila seseorang menentukan pilihannya, baik terhadap calon presiden maupun anggota parlemen. Karena masih baru, pendekatan ini belum banyak diterapkan dalam penelitian perilaku memilih.

36

Ibid., hlm. 34.

B. Kepustakaan Konseptual Untuk membantu menjawab permasalahan penelitian maka penulis menggunakan beberapa konsep yang dianggap relevan dengan permasalahan penelitian, yaitu: Pemilihan Kepala Daerah Langsung Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2005 Tentang: Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa: Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang selanjutnya disebut pemilihan adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah propinsi dan kabupaten atau kota berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah37. Selanjutnya pada ayat (2) disebutkan bahwa: Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah Gubernur dan Wakil gubernur untuk Provinsi, Bupati dan Wakil Bupati untuk Kabupaten, serta Walikota dan Wakil Walikota untuk Kota. Dalam hal ini, Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dilaksanakan secara langsung. Maksud secara langsung yaitu masyarakat daerah berhak langsung memilih pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ada. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gubernur dan wakil gubernur.

37

Lebih lanjut lihat PP RI No. 6 Tahun 2005 Tentang: Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Pasal 1 Ayat (1). Pemilih

Pemilih adalah Warga Negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih atau hak bersuara dengan memilih wakil rakyat yang dipercayai untuk duduk di lembaga pemerintahan38. Syarat menjadi pemilih menurut UU No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Pasal 14 ayat 1-3 adalah: WNI yang pada hari pemungutan suara telah berusia 17 tahun atau sudah/pernah menikah. Tidak sedang terganggu jiwa atau ingatannya. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Terdaftar sebagai pemilih. Apabila telah terdaftar dalam Daftar Pemilih namun tidak lagi memenuhi syarat, maka ia tidak dapat menggunakan hak pilihnya.

Mahasiswa

Mahasiswa merupakan salah satu unsur civitas academica yang menjadi identifikasi dari idealisme universitas. Bila menilik qua-kuantitas, mahasiswa Indonesia tidak lebih dari 0,5% dari jumlah penduduk Indonesia. Persentase ini demikian kecil, sehingga kesempatan mereka (menuntut ilmu di perguruan tinggi) merupakan kesempatan istimewa yang sekaligus menempatkan mereka menjadi kelompok elit dari masyarakat39.

Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum, pasal 13. 39 Didin Damanhuri, Op. Cit., hlm. 18.38

Kehadiran pemilih yang rasional dalam suatu pemilihan sesungguhnya sangat menentukan kualitas hasil dari suatu Pemilu. Melalui pemilih yang rasional tersebut akan melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang tanggap dan cerdas terhadap kebutuhan masyarakat (pemilih). Mahasiswa bisa dikatakan merupakan pemilih yang rasional karena mereka memiliki ciri khas dalam berpikir yang dikenal sangat kritis, strategis-taktis, dan reformis. Gagasan dan ide-ide mereka sering menjadi rujukan penyelenggara negara dalam mengambil kebijakan. Mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam perubahan sosial politik. Peran yang mereka mainkan itu adalah : 1) Agent of Intelegence Salah satu peranan mahasiswa adalah sebagai orang-orang yang berpikir dan bertindak sebagai seorang intelektual. Mereka memang dicetak sebagai pemikir-pemikir bangsa. Mereka menjadi tumpuan dan harapan bangsa untuk memecahkan segala persoalan pelik yang menghadang bangsa kita ini bukan sebaliknya mereka menjadi beban

negara setelah menyelesaikan studinya. 2. Agent of Change Peranan mahasiswa sebagai agent of change ini tak kalah pentingnya dengan peranan mahasiswa sebagai intelektual. Mahasiswa selain sebagai intelektual mereka juga harus berani melakukan perubahan-perubahan terhadap kondisi negara temasuk kondisi lingkungan mereka yang terdekat yang tidak sesuai dengan keadaan yang seharusnya. Karena perubahan itu merupakan salah satu ciri pembangunan. 3. Agent of Social Control Mahasiswa sebagai agen dari kontrol sosial, jadi tidak heran bila gerakangerakan yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut berbasis kepada rakyat. Mereka merupakan penyambung lidah rakyat untuk menyampaikan segala aspirasi dari bawah. Dan yang perlu ditekankan disini adalah mahasiswa sebagai moral force bukan sebagai gerakan politik. walaupun saat ini gerakan mereka telah banyak yang mengarah kepada gerakan politik. Namun, gerakan mahasiswa disini adalah segala bentuk aktivitas mahasiswa dalam memainkan perannya pada setiap proses politik.

C. Konstruksi Model Teoritis Dalam penelitian ini disusun konstruksi model teoritis tentang bagaimana pengaruh konsumsi media massa dan orientasi kandidat terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005. 1. Perilaku Memilih Perilaku memilih adalah kegiatan yang dilakukan seorang pemilih dalam

menetapkan pilihannya dan memberikan suaranya dalam pemilihan umum. Dalam mazhab psikologis, penentuan pilihan politik sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi. Pendekatan ini percaya pada apa yang disebut sebagai agent dari sosialisasi politik seperti keluarga, sekolah, teman bermain, media massa, partai politik dan organisasi massa, tempat bekerja dan sebagainya. Pendekatan psikologis memandang perilaku memilih dari sudut internal individu berupa persepsi dan sikap individu terhadap berbagai fenomena politik, baik tentang partai politik, isu-isu yang muncul ataupun lainnya. Dengan kata lain, pendekatan ini menganggap perasaan, pengalaman, dan interpretasi serta kejadian-kejadian politik secara signifikan mempengaruhi perilaku politik. Dalam penelitian ini, penulis menjadikan perilaku memilih sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya (Dependent Variable). Dan konsep perilaku memilih pada penelitian ini dibatasi pada keikutsertaan mahasiswa mencoblos atau memberikan suara pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005, alasan ikut memberikan suara, pasangan kandidat yang dipilih dan pengetahuan terhadap hasil perolehan suara Pilkada Langsung tersebut. 2. Konsumsi Media Massa Media massa dalam bahasa Inggris adalah mass media, merupakan kependekan dari mass media of communication. Disebut media massa karena adanya karakter massa yang dimiliki oleh media. Media massa dibagi menjadi dua menurut sifatnya yaitu media cetak dan elektronik40. Media massa merupakan salah satu agent sosialisasi politik. Penulis menjadikan

media massa sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa (Independent Variable) adalah dari teori perilaku memilih dengan pendekatan psikologis, yang menyatakan bahwa penentuan pilihan politik sangat ditentukan oleh pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam40

Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hlm. 163.

dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi yang diperoleh melalui media massa. Bervariasinya jenis media massa yang dikonsumsi seseorang (cetak dan elektronik), akan mempengaruhi kompetensi orang tersebut dalam menghadapi suatu permasalahan. Media massa yang dimaksud pada penelitian ini tentu saja media massa yang memberitakan Pilkada Langsung Sumbar tahun 2005 dan permasalahan yang dimaksud adalah masalah menetapkan pilihan dalam memberikan suara. Ketertarikan seseorang terhadap persoalan-persoalan politik di media massa akan turut membentuk sekaligus mempengaruhi sikap dan persepsi politiknya. Persoalanpersoalan politik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberitaan yang berkaitan dengan Pilkada Gubernur Sumbar tahun 2005. Media massa juga bisa berperan membentuk opini masyarakat termasuk kalangan mahasiswa. Oleh karena itu, media massa dapat mempengaruhi persepsi seseorang termasuk dalam hal persepsi politik. 3. Orientasi Terhadap Kandidat Pengetahuan pemilih terhadap pasangan kandidat atau biasa disebut orientasi terhadap kandidat juga menjadi variabel dominan dalam memilih menurut mazhab Michigan, ini disebabkan pengetahuan pemilih terhadap keberadaan kandidat akan

berdampak pada hasil yang diperoleh kandidat tersebut dalam pemilihan. Biasanya pemilih akan memilih kandidat yang mereka kenal. Dengan berkurangnya peranan identifikasi kepartaian, maka peranan faktor orientasi terhadap isu dan orientasi terhadap kandidat akan menguat. Pengetahuan individu (voter) terhadap keberadaan kandidat akan berdampak pada posisi kandidat tersebut dalam pemilu. Biasanya para voter lebih cenderung memberikan evaluasi terhadap kandidat berdasarkan latar belakang kandidat, track record kandidat, visi misi, dan popularitas kandidat. Dalam penelitian ini, penulis menjadikan orientasi kandidat sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi perilaku memilih mahasiswa (Independent Variable). Latar belakang kandidat dalam penelitian ini menyangkut pendidikan, agama, partai politik, profesi terakhir. Track record kandidat yaitu prestasiprestasi yang pernah dicapai kandidat berupa pengalaman memimpin, jabatan publik yang pernah dipegang, penghargaan yang diraih, dan pelanggaran tindak pidana korupsi. Visi misi pasangan kandidat hanya sebatas apakah responden mengetahui visi misi pasangan kandidat tersebut serta apakah responden yakin hal tersebut akan direalisasikan apabila kandidat itu terpilih. Popularitas kandidat meliputi kemunculan kandidat di media massa, kedekatan dengan masyarakat, dan kepedulian sosialnya terhadap masyarakat.

D. Model Analisis Model analisis merupakan gambaran sederhana tentang hubungan antar variabel. Karena penelitian ini menggunakan dua variabel (bivariat) maka model analisisnya adalah sebagai berikut: Bagan 2.1 Model Analisis

Independent Variable (X) Dependent Variable X 1: Konsumsi Media (Y)

E. Hipotesis Berdasarkan pemahaman tinjauan kepustakaan dan konstruksi model teoritis diatas, maka dapat diajukan hipotesis: Adanya pengaruh konsumsi media massa terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005. Adanya pengaruh orientasi kepada kandidat terhadap perilaku memilih mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar tahun 2005. F. Definisi Operasional Dan Indikator Operasionalisasi merupakan tahapan terakhir dalam proses pengukuran. Ini merupakan penggambaran prosedur untuk memasukkan unit-unit ke dalam kategorikategori. Definisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai prosedur yang diperlukan untuk memasukkan unit-unit analisis ke dalam kategorikategori tertentu dari tiap-tiap variabel.41 Pada tabel dibawah ini akan disajikan definisi operasional yang digunakan. Tabel 2.1 Definisi Operasional dan Indikator Konsep Variabel Indikator Jenis Data

Perilaku Memilih

Perilaku Memilih Pada Pilkada Gubernur 2005

Ikut Mencoblos Pada Pilkada Gubernur 2005 di wilayah pemilihan kota Padang Alasan Ikut Mencoblos Pada Pilkada Gubernur 2005 Pasangan Kandidat Yang Dipilih Pada Pilkada Gubernur 2005 Alasan Memilih Pasangan Kandidat Tersebut Pada Pilkada Gubernur 2005 Pengetahuan Terhadap Hasil Pilkada Gubernur 2005

Nominal Ordinal Nominal Ordinal Nominal Ordinal

Media Massa

Konsumsi Media Massa

Variasi Media Massa Yang Dikonsumsi

Mazhab Orientasi Psikologis Terhadap Kandidat

Ketertarikan Terhadap Informasi Ordinal Mengenai Pilkada Gubernur 2005 Frekuensi Kontak Dengan Media Massa Ordinal Yang Memberitakan Pilkada Gubernur 2005 Latar Belakang Kandidat Menyangkut Ordinal Pendidikan, Agama, Partai Politik, Dan Profesi Terakhir Track Record Kandidat Berupa Pengalaman Memimpin, Jabatan Publik Ordinal Yang Pernah Dipegang, Penghargaan Yang Diraih, Dan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi Pengetahuan Dan Keyakinan Ordinal Responden Terhadap Visi Misi Dan Program Kerja Kandidat Popularitas Kandidat Meliputi Kemunculan Kandidat Di Media Massa, Kedekatan Dengan Masyarakat, Ordinal Dan Kepedulian Sosialnya Terhadap Masyarakat

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Rajawali Press, Jakarta, 2005, hlm. 90.41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena dengan pendekatan ini akan diperoleh data-data empirik yang memungkinkan kita untuk melihat kecenderungan umum yang melatar belakangi perilaku memilih dalam pemilu melalui penganalisaan data-data dan angka42. Penelitian perilaku politik mewajibkan peneliti harus mengukur perilaku yang sangat beragam, karena itu peneliti harus mengambil generalisasi dari perilakuperilaku tersebut, dan proses ini lebih cocok dilakukan dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian survey pada tingkat explanatory. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Tingkat explanatory maksudnya, penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian penjelasan (explanatory research), karena dalam penelitian ini akan dijelaskan hubungan kausal atau sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis43. Penelitian perilaku memilih termasuk ke dalam penelitian Cross-Sectional, maksudnya adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Yogyakarta, 1989, hlm. 5. 43 Ibid.42

ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan44.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta. Adapun alasan penulis mengambil lokasi penelitian pada Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta adalah karena jumlah mahasiswa Universitas Andalas paling banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri lainnya di kota Padang dan jumlah mahasiswa Universitas Bung Hatta juga paling banyak dibandingkan dengan jumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta lainnya di kota Padang.

C. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel Populasi adalah setiap unit analisis yang termasuk dalam hipotesis (all the units of analysis to which a hypothesis applies)45. Populasi atau universe juga diartikan sebagai jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga46. Populasi dalam penelitian ini dibedakan atas 2 bagian: Populasi sampling/umum Populasi umum dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta yang terdaftar pada tahun akademik 2004/2005 di perguruan tingginya masing-masing. Bambang Prasetyo, Op.Cit., hlm. 45. 45 Janet B. Johnson dan Richard A. Joslyn, Political Science Research Methods Second Edition, Congressional Quarterly Inc, Washington, 1991, hlm. 166. 46 Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm. 152.44

Populasi sasaran/target Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta yang terdaftar pada tahun akademik 2004/2005 di perguruan tingginya masing-masing dan memilih pada Pilkada Langsung Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Tahun 2005 di wilayah pemilihan kota Padang serta masih aktif pada saat penelitian ini dilakukan.

Sampel adalah sebagian dari populasi (a portion of a population)47. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Multistage Random Sampling, yang berarti metode yang dilakukan jika pengambilan sampelnya dilaksanakan dalam dua tahap atau lebih sesuai dengan kebutuhan. Dalam metode pengambilan sampel bertahap ini pada tiap tahap pengambilan sampelnya dapat menggunakan metode pengambilan sampel yang sama ataupun berbeda. Bahkan kombinasi antara probability sampling dan nonprobability sampling juga dimungkinkan48. Teknik pengambilan sampelnya yaitu: a. Jumlah perguruan tinggi yang terdapat di Kota Padang sebanyak 66 perguruan tinggi, dengan rincian 7 perguruan tinggi negeri dan 59 perguruan tinggi swasta dengan jumlah mahasiswa 77.889 orang pada tahun 200449. Pada tabel dibawah ini disajikan data 10 perguruan tinggi terbesar di Kota Padang menurut jumlah mahasiswa.

Op. Cit. Sugiarto dkk, Teknik Sampling, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm. 98.49 BPS dan BAPPEDA Kota Padang, Op. Cit., hlm. 100. Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Di Kota Padang Menurut Perguruan Tinggi Tahun 200447 48

NO PERGURUAN TINGGI 1 2 3 4 5 6 Universitas Andalas Universitas Negeri Padang IAIN Imam Bonjol Universitas Terbuka Politeknik Kesehatan Padang Universitas Bung Hatta

STATUS Negeri Negeri Negeri Negeri Negeri Swasta

MAHASISWA 21.281 10.935 4.750 3.494 1.404 10.914

7 8 9 10

UPI YPTK Universitas Ekasakti Universitas Baiturrahmah Institut Teknologi Padang

Swasta Swasta Swasta Swasta

5.692 3.865 2.035 1.421

Sumber Data Sekunder : Perguruan Tinggi, Akademi, dan Kopertis dalam Padang Dalam Angka 2004. b. Dari 7 perguruan tinggi negeri, dipilih secara purposive (proses penarikan sampling berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu yang didasarkan pada tujuan penelitian50) Universitas Andalas dengan alasan jumlah mahasiswa Universitas Andalas lebih banyak daripada jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri lainnya di kota Padang (jumlah mahasiswa UNAND 50,6% dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi negeri di kota Padang) dan banyaknya jurusan dan program studi yang dimiliki. Dari 59 perguruan tinggi swasta, dipilih juga secara purposive Universitas Bung Hatta dengan alasan jumlah mahasiswa Universitas Bung Hatta lebih banyak daripada jumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta lainnya di kota Padang (jumlah mahasiswa UBH 30,5% dari jumlah mahasiswa perguruan tinggi swasta di kota Padang) dan banyaknya jurusan dan program studi yang dimiliki. c. Untuk lebih memudahkan penelitian, sampel diturunkan ke tingkat fakultas. Dari Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta, dipilih masing-masing 2 fakultas secara random untuk mewakilinya. Alasan pengambilan 2 fakultas di masing-masing perguruan tinggi supaya populasi yang didapatkan cukup besar sehingga bisa dianggap mewakili perguruan tinggi yang bersangkutan. Setelah dilakukan random secara sederhana, untuk UNAND terpilih Fakultas Teknik dan Fakultas ISIP, sedangkan untuk UBH terpilih Fakultas Teknologi Industri dan Fakultas Ekonomi. d. Untuk lebih memudahkan penelitian, sampel diturunkan sampai ke tingkat jurusan. Dari setiap fakultas dipilih secara random 2 jurusan untuk mewakilinya. Setelah dilakukan random secara sederhana, di UNAND terpilih jurusan Teknik Elektro dan Teknik Lingkungan untuk mewakili Fakultas Teknik dan jurusan Ilmu Politik dan Sosiologi untuk mewakili Fakultas ISIP. Sedangkan untuk UBH terpilih jurusan Teknik Industri dan Teknik Mesin untuk mewakili Fakultas Teknologi Industri dan jurusan Akuntansi dan Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan untuk mewakili Fakultas Ekonomi. e. Mengingat mahasiswa terdiri dari berbagai angkatan, maka ditetapkan angkatan yang menjadi subjek penelitian adalah angkatan 2003 dan 2004. Hal ini didasarkan pada perhitungan akademis bahwa pada saat penelitian ini dilakukan, sebagian besar mahasiswa angkatan 2000,50

Masri Singarimbun, Op. Cit., hlm.169.

2001, dan 2002 sudah lulus, sedangkan untuk mahasiswa angkatan 1999 da