Dehidrasi
-
Upload
ady-sanjaya-putra -
Category
Documents
-
view
18 -
download
2
description
Transcript of Dehidrasi
DehidrasiDehidrasi (Hipovolemik)
Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang
merupakan akibat kehilangan air abnormal (Ramali & Pamoentjak, 1996). Menurut
Guyton (1995), dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua pangkalancairan tubuh.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dehidrasi merupakan keadaan kehilangan
cairan tubuh.
Terdapat banyak sebab kehilangan cairan tubuh dan kandungan elektrolit diantaranya
kehilangan melalui kulit seperti diaforesis, luka bakar. Kehilangan cairan tubuh melalui
saluran pencernaan misalnya muntah, diare, drainase dari gastric intestinal.
Kehilangan cairan tubuh melalui saluran perkemihan, misalnya karena dieresis
osmotic, diabetes insipidus.
Ada dua jenis dehidrasi yaitu (Long 1992):
1. Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan dibadingkan kekurangan
elektrolit (dehidrasi isotonis). Pada dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan cairan
ekstraseluler, sehingga terjadi perpindahan air dari intrasel ke ekstrasel yang
menyebabkan terjadi ‘dehidrasi intraseluler’. Bila cairan intrasel berkurang lebih
dari 20%, maka sel akan mati. Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang minum
air laut pada saat kehausan berat.
2. Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan disbanding kekurangan
air (dehidrasi hipertonik). Pada dehidrasi jenis ini cairan intarseluler bersifat
hipotonis, sehingga terjadi perpindahan air dari ekstrasel ke intrasel yang
menyebabkan terjadi ‘edema intrasel’. Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang
mengalami kekurangan cairan hanya diatasi dengan minum air murni tanpa
mengandung elektrolit.
Dehidrasi sangat bahaya terhadap keselamatan hidup manusia. Tingkat keparahan
yang ditimbulkan akibat dehidrasi bergantung pada seberapa besar derajat dehidrasi
yang dialaminya. Perawat harus mampu untuk mengidentifikasi tingkat dehidrasi yang
terjadi pada klien. Untuk mengetahuinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
Pertama, tingkat keparahan dehidrasi dapat dihitung dari penuruanan berat badan.
Table 3-1 penurunan berat badan sebagai indicator kekurangan cairan tubuh
Penurunan Berat Badan Akut Keparahan Defisit Cairan Tubuh
2-5% Ringan
5-10% Sedang
10-15% Berat
15-20% Fatal
Kedua, tingkat dehidrasi dapat dilihat dari tanda dan gejala yang ada pada klien.
Tabel 3-2 penilaian derajat dehidrasi berdasarkan tanda dan gejala pada klien
Penilaian A B C
Lihat: keadaan Umum
Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, atau tidak sadar
Mata Normal Cekung Sanagt cekung dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, tidak haus
Haus, ingin minum banyak
Malas minum atau tidak bisa minum
Periksa: Turgor kulit
Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat
Hasil pemeriksaan
Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedangBila da 1 tanda. Ditambah 1 atau lebih tanda lain
Dehidrasi berat,Bila ada 1 tanda, ditambah 1 atau lebih tanda lain
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien.Jakarta: Salemba Medika.
Masalah dehidrasi
Berikut adalah masalah dehidrasi primer pada orang sakit terminal:
o Dehidrasi dapat terjadi akibat gagal ginjal dengan akumulasi metabolit opioid
sebagai akibatnya, menyebabkan konfusi, mioklonus, dan kejang (Fainsinger,
1995).o Ketidakseimbangan elektrolit sering terjadi pada pasien dehidrasi (Finsinger &
deMoissac, 1998)o Dehidrasi dapat dikaitkan dengna peningkatan insiden konfusi dan kegelisahan
pada pasien yang mengalami penyakit stadium lanjut (MacDonald, 1998)o Ketidaknyamanan, terutama masalah akibat xerostomia dan haus, dapat terjadi
akibat dehidrasi (Twycross & Lichter, 1998)
Kemp, Charles. 2009. Klien Sakit Terminal : Seri Asuhan Keperawatan ed.2. Jakarta:
EGC.