DEGRADASI LAHAN KEHUTANAN

4
DEGRADASI LAHAN KEHUTANAN Kerusakan hutan kini kian merajalela di tengah isu global warming yang sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim disemua belahan dunia. Kerusakan hutan meliputi berkurangnya keanekaragaman hayati yang merupakan komposisi penyusun dari hutan, hilangnya habitat bagi satwa – satwa maupun tumbuhan, dan berkurangnya fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan. Kerusakan hutan ini memang tidak bisa dihindari seiring meningkatnya jumlah manusia yang berimbas juga pada tingkat kebutuhan hidup manusia akan sumberdaya alam khususnya kayu. Semua orang sudah mengetahui dampak dari kerusakan hutan, namun tetap saja melakukan hal – hal yang dapat mengurangi fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan dari hutan itu sendiri. Meskipun tidak semua kerusakan hutan disebabkan oleh manusia tapi hampir 80% aktivitas dapat memicu kerusakan hutan, namun alam pun dapat menyebabkan kerusakan hutan dengan adanya bencana alam seperti erupsi gunung berapi, banjir lahan dingin, gempa vulkanik dan tektonik juga perubahan iklim. Aktivitas manusia mempunyai andil besar dalam kerusakan hutan seperti degradasi lahan, illegal logging, over exploitation, perkampungan, dan penambangan di wilayah hutan. Hutan di Indonesia kini sedang dalam kondisi yang parah karena kehilangan lebih dari dua juta hektar area hutan pada setiap tahun, terutama terjadi di hutan hujan tropis. Degradasi lahan kehutanan merupakan penurunan produktivitas lahan, baik yang bersifat sementara ataupun tetap karena adanya alih fungsi lahan pada area hutan. Misalnya perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian ataupun perkebunan. Degradasi lahan dipengaruhi oleh hal – hal berikut : 1. Agrikultur Kegiatan agrikultur cukup memakan banyak lahan hutan dalam beberapa tahun terakhir. Setiap tahun hampir ribuan hektar hutan (hutan hujan tropis) dihilangkan untuk membuka lahan pertanian. Hal ini semakin parah karena sistem pembukaan lahan hutan yang kurang tepat. Pembukaan lahan ini menggunakan cara primitif yang dapat mengurangi produksi hara dalam tanah yaitu tebang habis

description

Kerusakan hutan kini kian merajalela di tengah isu global warming yang sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim disemua belahan dunia. Kerusakan hutan meliputi berkurangnya keanekaragaman hayati yang merupakan komposisi penyusun dari hutan, hilangnya habitat bagi satwa – satwa maupun tumbuhan, dan berkurangnya fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan. Kerusakan hutan ini memang tidak bisa dihindari seiring meningkatnya jumlah manusia yang berimbas juga pada tingkat kebutuhan hidup manusia akan sumberdaya alam khususnya kayu. Semua orang sudah mengetahui dampak dari kerusakan hutan, namun tetap saja melakukan hal – hal yang dapat mengurangi fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan dari hutan itu sendiri.

Transcript of DEGRADASI LAHAN KEHUTANAN

DEGRADASI LAHAN KEHUTANANKerusakan hutan kini kian merajalela di tengah isu global warming yang sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim disemua belahan dunia. Kerusakan hutan meliputi berkurangnya keanekaragaman hayati yang merupakan komposisi penyusun dari hutan, hilangnya habitat bagi satwa satwa maupun tumbuhan, dan berkurangnya fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan. Kerusakan hutan ini memang tidak bisa dihindari seiring meningkatnya jumlah manusia yang berimbas juga pada tingkat kebutuhan hidup manusia akan sumberdaya alam khususnya kayu. Semua orang sudah mengetahui dampak dari kerusakan hutan, namun tetap saja melakukan hal hal yang dapat mengurangi fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan dari hutan itu sendiri. Meskipun tidak semua kerusakan hutan disebabkan oleh manusia tapi hampir 80% aktivitas dapat memicu kerusakan hutan, namun alam pun dapat menyebabkan kerusakan hutan dengan adanya bencana alam seperti erupsi gunung berapi, banjir lahan dingin, gempa vulkanik dan tektonik juga perubahan iklim. Aktivitas manusia mempunyai andil besar dalam kerusakan hutan seperti degradasi lahan, illegal logging, over exploitation, perkampungan, dan penambangan di wilayah hutan. Hutan di Indonesia kini sedang dalam kondisi yang parah karena kehilangan lebih dari dua juta hektar area hutan pada setiap tahun, terutama terjadi di hutan hujan tropis. Degradasi lahan kehutanan merupakan penurunan produktivitas lahan, baik yang bersifat sementara ataupun tetap karena adanya alih fungsi lahan pada area hutan. Misalnya perubahan lahan hutan menjadi lahan pertanian ataupun perkebunan. Degradasi lahan dipengaruhi oleh hal hal berikut :

1. Agrikultur

Kegiatan agrikultur cukup memakan banyak lahan hutan dalam beberapa tahun terakhir. Setiap tahun hampir ribuan hektar hutan (hutan hujan tropis) dihilangkan untuk membuka lahan pertanian. Hal ini semakin parah karena sistem pembukaan lahan hutan yang kurang tepat. Pembukaan lahan ini menggunakan cara primitif yang dapat mengurangi produksi hara dalam tanah yaitu tebang habis ataupun pembakaran hutan. Lahan ini digunakan untuk bercocok tanam ( tanaman pangan atau kebun sawit ) dalam kurun waktu tertentu sampai keadaan tanah tidak produktif atau kehabisan unsur hara, kemudian pindah ke bagian hutan lainnya untuk bercocok tanam kembali. Misalnya, ladang berpindah bagi penduduk pedalaman di Kalimantan Selatan dan pembangunan perkebunan sawit.

2. Aktivitas pertambangan

Pertambangan salah satu faktor penyumbang terbesar dalam proses degradasi lahan. Ini bisa dilihat pada daerah Kalimantan yang terkenal dengan hutan hujan tropisnya yang mengalami penurun drastis penutupan vegetasinya. Kerusakan hutan di Kalimantan telah berdampak pada erosi massal, pendangkalan sungai dan berujung pada bencana banjir.

3. Konstruksi Jalan

Pembukaan lahan untuk konstruksi jalan cukup memberi efek pada kerusakan kondisi hutan karena banyaknya alat alat berat dan polusi yang dikeluarkan alat berat tersebut. Adanya konstruksi jalan ini membuka peluang terjadinya eksploitasi dan munculnya perumahan penduduk.

Ketiga faktor diatas hanyalah sebagian besar faktor yang berkonstribusi dalam kerusakan hutan dengan pendegradasian lahan dan ada beberapa faktor lainnya yang memberi pengaruh dalam porsi kecil. Keadaan hutan yang longgar yakni dengan komposisi vegetasi yang berubah menjadi tanaman pangan ataupun perkebunan membuat kemampuan hutan dalam menyimpan air berkurang dan saat debit air meningkat akan menyebabkan banjir. Dampak lain dari degradasi antara lain kualitas dan kuantitas air menurun, produksi hutan rendah, hilangnya habitat bagi flora dan fauna, dan dampak paling ekstrem yakni perubahan iklim. Sudah bukan sesuatu yang janggal jika kawasan hutan sering dialih fungsikan menjadi area perkebunan juga HTI, seperti kasus yang terjadi di pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau dimana akan dibangun hutan tanaman industri ( HTI ) di area hutan gambut. Padahal secara ekologis hutan gambut akan berkurang produktivitasnya dan rusak jika digunakan untuk HTI meskipun setelahnya akan dilakukan upaya rehabilitasi. Selain itu juga disayangkan jika digunakan HTI karena Pulau Padang seharusnya kawasan moratorium kehutanan dengan struktur gambut dan tegakan hutan yang berkualitas.

Penduduk di sekitar hutan gambut tersebut tidak setuju dengan adanya HTI karena dianggap akan merusak kondisi lingkungan tempat tinggal mereka dan hal ini berlanjut dengan aksi jahit mulut di depan Gedung MPR/DPR/DPD selama beberapa hari dengan masa yang semakin bertambah tiap harinya. Aksi warga Pulau Padang ini meminta supaya menhut mencabut SK Nomor 327/Menhut-II/2009 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Tanaman Industri. Ini membuat warga semakin geram karena rekomendasi izin diberikan oleh bupati lama yang juga berisi penambahan luas HTI di Pulau Padang. Atas aksi ini belum ada kejelasan baik dari menhut ataupun pemerintah setempat. Dari kasus diatas dpaat disimpulkan bahwa dari pihak pemerintah pun belum mengerti akibat dari pengalih fungsian hutan. Dampak degradasi lahan dapat dikurangi dengan mitigasi, yaitu upaya untuk mengatasi dan menahan laju kerusakan hutan akibat degradasi lahan. Upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Gerakan sadar akan pemeliharaan hutan dan dampak dampak yang dapat ditimbulkan akibat kerusakan hutan.

b. Adanya motivasi bagi masyarakat tentang rasa tanggung jawab terhadap lingkungan disekitarnya.

c. Mengeluarkan undang undang tentang pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan penebangan hasil hutan. Misalnya, Undang undang No.4 Tahun 1982 tentang Pokok pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

d. Mengadakan pengawasan, pengendalian, dan pengelolaan hutan.

Ada satu hal lagi yang dapat digunakan sebagai upaya mengurangi kerusakan hutan yaitu dengan mengolah lahan luas yang dimiliki untuk membuat miniatur dari hutan lindung seperti yang dilakukan Marandus Sirait warga Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba samosir, Sumatra Utara. Hal ini menunjukan sudah ada manusia yang mulai peduli dan mengerti keadaan alam. Maka dari itu mari kita jaga alam kita mulai dari kita sendiri.

Sumber: http://pmiiagro.wordpress.com/2012/01/20/degradasi-lahan-kehutanan/