Definisi Sterilisasi.docx

30
Definisi Sterilisasi Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membranmikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006). Cara Sterilisasi Cara sterilisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1.Terminal Sterlization (sterilisasi akhir). Menurut PDA Technical Monograph dibagi menjadi 2, yaitu: a. Overkill Method , yaitu metode sterilisasi menggunakanpemanasan dengan uap panas pada suhu 121C selama 15 m e n i t . Penggunaan metode ini biasanya dipilih untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode ini adalah karenalebih efisien, cepat, dan aman. b. Bioburden Sterilitation , merupakan suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum menjalani proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat sterilitas y a n g dipersyaratkan SAL 10 - 6. Dalam metode ini digunakan suatu zat yangdapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yangsangat tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan Dextrose yang biladipanaskan dapat menghasilkan senyawa Hidro Methyl Furfural (HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik. 2. Aseptic Processing Metode ini merupakan metode pembuatan produk steril menggunakansaringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau bahan bakusteril yang diformulasi dan dimasukkan kedalam kontainer steril dalamlingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan, dan petugas telahterkontrol sedemikian hingga kontaminasi mikroba tetap berada pada levelyang

description

sterilisasi

Transcript of Definisi Sterilisasi.docx

Page 1: Definisi Sterilisasi.docx

Definisi Sterilisasi

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipemikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membranmikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant  (Pratiwi,2006).

Cara SterilisasiCara sterilisasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1.Terminal Sterlization (sterilisasi akhir). Menurut PDA Technical Monographdibagi menjadi 2, yaitu:

a. Overkill Method , y a i t u m e t o d e s t e r i l i s a s i m e n g g u n a k a n p e m a n a s a n d e n g a n u a p p a n a s p a d a s u h u 1 2 1 C s e l a m a 1 5 m e n i t . Penggunaan metode ini biasanya dipilih untuk bahan-bahan yang tahan panas seperti zat anorganik. Dasar pemilihan metode ini adalah karenalebih efisien, cepat, dan aman.b. Bioburden Sterilitation, merupakan suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum m e n j a l a n i p r o s e s s t e r i l i s a s i l a n j u t a n d e n g a n t i n g k a t s t e r i l i t a s y a n g dipersyaratkan SAL 10 -6. Dalam metode ini digunakan suatu zat yangdapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yangsangat tinggi. Sebagai contoh adalah penggunaan Dextrose yang biladipanaskan dapat menghasilkan senyawa Hidro Methyl Furfural  (HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik.

2 . A s e p t i c P r o c e s s i n g  

M e t o d e i n i m e r u p a k a n m e t o d e p e m b u a t a n p r o d u k s t e r i l m e n g g u n a k a n s a r i n g a n d e n g a n f i l t e r k h u s u s u n t u k b a h a n o b a t s t e r i l a t a u b a h a n b a k u steril yang diformulasi dan dimasukkan kedalam kontainer steril dalamlingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan, dan petugas telahterkontrol sedemikian hingga kontaminasi mikroba tetap berada pada levelyang dapat diterima dalam clear zone.

Beberapa proses sterilisasi

Cara sterilisasi tabung reaksi dan gelas

ukur:

1. Kapas dibungkus dengan kain kasa dan

diikat dengan benang kasur.

2. Bungkusan kapas dimasukkan ke mulut

tabung reaksi dan labu ukur

3. Kemudian permukaannya ditutup

dengan alumunium foil dan diikat

menggunakan benang kasur agar tidak

lepas

4. Selanjutnya tabung reaksi dimasukkan

ke dalam autoclave

Cara sterilisasi gelas kimia dan labu takar :

1. Permukaan gelas kimia dan labu takar

ditutup dengan alumunium foil

2. Selanjutnya gelas kimia dan labu takar

dimasukkan ke dalam autoclave

Cara Sterilisasi cawan petri :

1. Seluruh permukaan cawan petri

dibungkus dengan kertas HVS

Page 2: Definisi Sterilisasi.docx

2. Kemudian dimasukkan kedalam

autoclave

Cara Sterilisasi pipet volume :

1. Kapas dibungkus kain kasa dan diikat

menggunakan benang kasur

2. Bungkusan kapas dimasukkan kedalam

mulut pipet volume

3. Ujung mulut ditutup menggunakan

alumuniun foil

4. Kemudian pipet volume dibungkus

dengan kertas HVS secara menyeluruh

5. Masukkan kedalam autoclave

Perhatian :(1)Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.(2)Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.(3)Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama, jenis peralatan, tanggal dan jam disterilkan.(4)Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian dapat disterilkan.(5)Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak peralatan disterilkan).(6)Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum waktu untuk mensterilkan selesai.(7)Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.(8)Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.(9)Bila peralatan yang baru disterilkan

terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan kembali.

Desinfeksi dan desinfektan

Zat Antimikroba

Bahan antimikroba dapat diartikan sebagai bahan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan  metabolisme mikroba (Pelczar, 2005). Zat-zat antimikroba dapat bersifat bakteriostatik (menghambat perkembangan bakteri), bakterisidal (membunuh bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik (mencegah pertumbuhan kapang) ataupun germisidal (menghambat germinasi spora bakteri) (Jawetz, 2008).Volk  dan Wehler (1997) menyatakan bahwa antimikroba merupakan komposisi kimia dan berkemampuan dalam menghambat pertumbuhan atau mematikan mikroorganisme.

Pemakaian bahan antimikroba merupakan suatu usaha untuk mengendalikan mikroorganisme.Pengendalian adalah segala kegiatan yang dapat menghambat, membasmi atau menyingkirkan mikroorganisme.Tujuan untuk pengendalian mikroorganisme adalah 1) Mencegah penyakit dan infeksi; (2) Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi; (3) Mencegah pembusukan dan kerusakan bahan oleh mikroorganisme (Pelczar, 2005).

Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptikdan desinfektan.Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakan pada jaringan hidup, Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan.Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat.

 

Page 3: Definisi Sterilisasi.docx

Cara Kerja Zat Antimikroba

Zat antimikroba dalam melakukan efeknya, harus dapat mempengaruhi bagian-bagian vital sel seperti membran  sel, enzim-enzim dan protein struktural. Menurut  Pelczar (2005) cara kerja zat antimikoba  dalam melakukan efeknya terhadap mikroorganisme adalah sebagai berikut :

 

1. Merusak Dinding Sel

Pada umumnya bakteri memiliki suatu lapisan luar yang kaku disebut dengan dinding sel. Dinding sel ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan menahan sel, dinding sel bakteri tersusun oleh lapisan peptidoglikan yang merupakan polimer komplek terdiri atas asam N-asetil dan N-asetilmuramat yang tersusun bergantian, setiap asam N-asetilmuramat dikaitkan tetrapeptida yang terdiri dari empat asam amino, keberadaan lapisan peptidoglikan ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku dan kuat sehingga mampu menahan tekanan osmotik dalam sel yang kaku.

Kerusakan pada dinding sel dapat terjadi dengan cara menghambat pembentukannya, yaitu penghambatan pada  sintetis dinding sel atau dengan cara mengubahnya setelah selesai terbentuk.Kerusakan pada dinding sel akan berakibat terjadinya perubahan-perubahan yang mengarah pada kematian sel.

1. Mengubah Permeabilitas Membran Sel

Sitoplasma semua sel hidup dibatasi  oleh suatu selaput yang dibatasi membran sel yang mempunyai permeabilitas selektif, membran ini tersusun atas fosfolipid dan protein. Membran sel berperan sangat fital yaitu mengatur transport zat keluar atau ke dalam sel, melakukan pengangkutan aktif

dan mengendalikansusunan dalam diri sel.Proses pengangkutan zat-zat yang diperlukan baik ke dalam maupun ke luar sel dimungkinkan kerena di dalam  membran sel terdapat protein pembawa (carrier), di dalam membran sitoplasma juga terdapat enzim protein untuk mensintetis peptidoglikan komponen membran luar. Dengan rusaknya dinding sel bakteri secara otomatis akan berpengaruh pada membran sitoplasma, beberapa bahan antimikroba seperti fenol, kresol, deterjen dan beberapa antibiotik dapat menyebabkan kerusakan kerusakan pada membran sel sehingga fungsi permeabilitas membran mengalami kerusakan. Kerusakan pada membran ini akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel atau matinya sel.

1. Kerusakan Sitoplasma

Sitoplasma atau cairan sel terdiri  atas 80% air, asam nukleat, protein, karbohidrat, lipid, ion organik dan berbagai senyawa dengan bobot melekul rendah. Kehidupan suatu sel tergantung pada terpeliharanya molekul-molekul protein dan asam nukleat dalam keadaan alamiahnya.Konsentrasi tinggi beberapa zat kimia dapat mengakibatkan kuagulasi dan denaturasi komponen-komponen seluler yang fital.

 

1.  4.  Menghambat Kerja Enzim

Di dalam sel terdapat enzim dan protein yang membantu kelangsungan proses-proses metabolisme, banyak zat  kimia telah diketahui dapat mengganggu reaksi biokimia misalnya logam berat, golongan tembaga, perak, air raksa dan senyawa logam berat lainnya umumnya efektif sebagai bahan antimikroba padakonsentrasi relative rendah. Logam-logam ini akan mengikat gugus enzim sulfihidril yang berakibat terhadap  perubahan protein yang terbentuk. Penghambatan ini dapat mengakibatkan

Page 4: Definisi Sterilisasi.docx

terganggunya metabolisme atau matinya sel.

1. Menghambat Sintetis Asam Nukleat dan Protein

DNA, RNA dan protein memegang peranan sangat penting dalam sel, beberapa bahan antimikroba dalam bentuk  antibiotik  misalnya cloramnivekol, tetrasiline, prumysin menghambat sintetis protein. Sedangkan sintesis asam nukleat dapat dihambat oleh senyawa antibiotik misalnya mitosimin. Bila terjadi gangguan pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel.

 

1. Spesies Mikroorganisme.

Spesies mikroorganisme menunjukkan  ketahanan yang berbeda-beda terhadap suatu bahan kimia tertentu.

1. Adanya Bahan Organik .

Adanya bahan organik asing dapat dapat menurunkan keefektifan zat kimia antimikrobial dengan cara menonaktifkan bahan kimia tersebut. Adanya bahan organik dalam campuran zat antimikobial dapat mengakibatkan :

a. Penggabungan zat antimikrobial dengan bahan organik membentuk produk yang tidak bersifat antimikrobial.

b. Penggabungan zat antimikrobial dengan bahan organik menghasilkan suatu endapan sehingga antimikrobial tidak mungkin lagi mengikat mikroorganisme.

c. Akumulasi bahan organik pada permukaan sel mikroba menjadi suatu pelindung yang akan  mengganggu kontak antar zat antimikrobial dengan sel.

1. Keasaman (pH) atau Kebasaan (pOH)

Mikroorganisme yang hidup pada pH asam akan lebih mudah dibasmi pada suhu rendah dan dalam waktu yang singkat bila dibandingkan dengan mikroorganisme yang hidup pada pH basa.

F.       KESIMPULAN

1. Bahan kimia yang dapat digunakan pada proses desinfeksi antara lain desinfektan seperti klorin, alkohol, formaldehid, dan fenol; antiseptik seperti hidrogen peroksida, garam merkuri, boric acid, dan triclosan; dan antibiotik seperti penisilin, tetrasiklin, klorampenikol, dll.

2. Faktor yang mempengaruhi aktivitas zat anti mikrobaantara lain jenis antimikroba, kadar antimikroba, lamanya kontak antimikroba dengan mikroba yang diuji, dan bahan yang akan didesinfeksi.

3. Bakteri gram positif cenderung membentuk zona jernih lebih luas daripada bakteri gram negatif, disebabkan oleh perbedaan komposisi dan struktur dinding selnya.

4. Bacillus subtilis paling sensitif terhadap pembersih kaca, Pseudomonas aeruginosa paling sensitif terhadap antibiotik, Thiobacillus thioparus dan Staphylococcus aureus paling sensitif terhadap pembersih lantai, Salmonella typhipaling sensitif terhadap antibiotik, dan Staphylococcus epidermidispaling sensitif terhadap pembersih lantai.

 

Desinfekatan merupakan suatu unsur kimia yang digunakn untuk mematikan jasad renik pada permukaan, tetapi terlalu beracun untuk dipakai langsung pada

Page 5: Definisi Sterilisasi.docx

jaringan. Penggunaan desinfektan harus memperhatikan sifat beracun atau tidaknya bahan tersebut pada jaringan menyebabkan rasa sakit atau tidak, memakan logam atau tidak, dan stabil atau tidak stabil.Mikroorganisme yang ada di sekitar kita dapat menyebabkan banyak bahaya, penyakit dan kerusakan. Mikroorganisme tersebut disingkirkan atau dihambat pertumbuhannya atau bisa dibunuh. Salah satunya dengan bahan kimia yang disebut desinfektan. Bahan anti mikrobial kimia tersebut dapat dikelompokkan menjadi tujaun golongan utama yaitu fenol dan persenyawaannya, alkohol, halogen, logam berat dan persenyawaanya, detergen, aldehida, dan kemosterilisator gas. Namun yang digunakkan dalam praktikum mikrobiologi yaitu alkohol 70%, antis, hand soap cair, sabun sirih, detol cair, tisu basah, sabun. Dalam praktikum kali ini kelompok kami mendapat bagian sabun lifebuoy sebagai desinfektan.Sabun adalah ikatan antara Natrium atau Kalium dengan asam lemak tinggi dan bersifat germicida walaupun tidak begitu kuat, misalnya terhadap Pneumococcus dan Streptococeus, sedangkan bakteri-bakteri lainnya lebih tahan. Sabun juga menyebabkan menurunnya tegangan permukaan, sehingga mikroba mudah terlepas dari kulit atau pakaian. Berbagai zat yang bersifat germicida sering ditambahkan pada sabun. (Indah, 2003)

Ciri-ciri desinfektan yang ideal adalah sebagai berikut :

1. Harus bersifat mikrobial2. Stabil3. Mudah homogen4. Tidak beracun pada

manusia5. Aktif pada suhu kamar6. Tidak menimbulkan karat7. Dapat menghilangkan bau8. Bersifat sebagai detergen

9. Tidak mudah bereaksi dengan tanah organic

10. Harganya harus lebih murah dan terjangkau

11. Kemampuan untuk menembus kelarutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja desinfektan diantaranya yaitu:

o Kadar Desinfektan

Konsentrasi desinfektan tergantung pada bahan yang akan didesinfektan dan pada organisme yang akan dihancurkan. Konsentrasi yang tinggi dapat membunuh mikroorganisme tetapi jika kosentrasi rendah maka hanya sebatas menghambat pertumbuhannya saja tidak mampu mematikan.

o Waktu yang Diberikan Kepada Desinfektan Untuk Bekerja

Waktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak variabel, tetapi waktu yang cukup bagi desinfeksi untuk bekerja sangat membantu dalam menghambat atau membunuh mikroba.

o Suhu Desinfektan

Semakin tinggi suhunya maka kerja desinfektan semakin cepatDan meningkat.

o Keadaan Medium sekeliling

Ph dan adanya benda asing yang mungkin dapat mempengaruhi kerja desinfektan disamping itu juga pengaruh dari jumlah dan tipe mikroorganisme yang ada dan keadaan desinfeksi.Mekanisme pertumbuhan desinfektan terhadap mikroorganisme adalah sebagai berikut :

o Kerusakan pada dinding sel

Page 6: Definisi Sterilisasi.docx

Struktur dinding sel dirusak dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai membentuk.

o Perubahan permeabilitas sel

Permeabilitas sel dirusak sehingga pertumbuhan sel terhambat dan sel akan mati.

o Perubahan molekul protein

Protein akan terdenaturasi dan asam-asam nukleat rusak tanpa adanya perbaikan strukturnya kembali seperti semula.

o Penghambat kerja Enzim.

Reaksi biokimia terhambat dan menyebabkan metabolisme terganggu atau sel akan mati.Dalam praktikum ini desinfektan yang kami gunakan yaitu sabun tidak dapat mematikan bakteri seratus persen karena masih ditemukan beberapa bakteri.

Apa itu CSSD?

CSSD merupakan singkatan dari Central Sterile Supply Department. Bagian di institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang mengurus suplai dan peralatan bersih atau steril. CSSD melayani suplai barang bersih dan steril yang digunakan di rumah sakit secara terpusat, tidak ada bagian lain yang mengurusi barang bersih dan steril. Kegiatan utama di CSSD adalah pembersihan, penyiapan, pemrosesan, sterilisasi, penyimpanan, dan distribusi ke pasien.

Hingga tahun 1940-an kegiatan sterilisasi dilakukan di unit pemakai yang membutuhkan barang steril. Sehingga terdapat duplikasi peralatan maupun personel yang menyebabkan ketidakefisienan proses kerja di rumah

sakit. Selain itu proses yang dilakukan tidak dapat seragam, menyebabkan sulitnya mencapai hasil sterilisasi dengan kualitas tinggi secara terus menerus. Sistem yang terpusat dibutuhkan dengan meningkatnya tindakan operatif, bermacamnya instrumen operasi dan kebutuhan barang steril di ruangan. Kemajuan teknologi yang meningkat juga memungkinkan adanya sistem pemrosesan yang tersentral. Pemrosesan yang tersentral akan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga berorientasi pada patient safety.

Istilah CSSD dapat berbeda di setiap rumah sakit. Dapat disebut Central Service, Central Supply ataupun Theatre Sterilization Unit. Di Indonesia selain CSSD dikenal sebagai Pusat Sterilisasi atau Sterilisasi Sentral. Apapun nama yang melekat, semuanya memiliki tugas yang sama dalam penyediaan barang bersih dan steril di rumah sakit. Semua memiliki unit dekontaminasi, penyiapan, sterilisasi, penyimpanan dan distribusi ke pasien.

CSSD membutuhkan dukungan bagian lain di rumah sakit untuk melakukan pelayanan yang baik. Dukungan logistik untuk persuratan, linen dan transfer pasien dibutuhkan oleh CSSD. Sehingga hubungan yang baik antar bagian yang didukung oleh pimpinan rumah sakit merupakan syarat mutlak pelayanan yang prima.

CSSD perlu melakukan koordinasi dengan banyak bagian lain, seperti bidang keperawatan, instalasi bedah, komite pengendalian infeksi, farmasi dan tata usaha. Koordinasi yang dilakukan berupa laporan kegiatan untuk kemajuan rumah sakit.

Page 7: Definisi Sterilisasi.docx

Struktur organisasi CSSD akan bervariasi sesuai dengan beban pekerjaan yang dipunyai. Struktur organisasi CSSD di rumah sakit besar akan berbeda di rumah sakit kecil. Struktur organisasi harus bisa meliputi pelayanan minimum CSSD berupa pemrosesan ulang dan distribusi. Struktur organisasi dapat dikembangkan bila memang dibutuhkan. Misalnya membuat unit penelitian yang dapat mengevaluasi proses dan meningkatkan kualitas layanan.

STERILISASI, DESINFEKSI, ASEPTIK, DAN ANTISEPTIK By Nur Chamidah on Rabu, 06 Oktober 2010

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara:

1. Sterilisasi dengan pemanasan kering a. Pemijaran/flambirCara ini dipakai langsung, sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilisasinya, namun penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya: benda-benda dari logam (instrument), benda-benda dari kaca, benda-benda dari porselen. Caranya yaitu:1. Siapkan bahan yang disterilkan, baskom besar yang bersih, brand spritus, korek api.2. Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom tersebut. Selanjutnya dinyalakan dengan api.3. Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.b. Dengan cara udara panas keringCara ini pada dasarnya adalah merupakan suatu proses oksidasi, cara ini memerlukan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sterilisasi pemanasan basah. Adapun alat yang dapat dilakukan dengan

cara ini yaitu benda-benda dari logam, zat-zat seperti bubuk, talk, vaselin, dan kaca.Caranya yaitu:1. Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu2. Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya3. Berilah indikator pada setiap set4. Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai aluminium foil.5. Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.6. Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya. 2. Sterilisasi dengan pemanasan basah. Ada beberapa cara sterilisasi ini, yaitu: a) Dimasak dalam air biasa.Suhu tertinggi 100 ºC, tapi pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.Caranya yaitu:1. Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain.2. Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.3. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati4. Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).5. Seluruh permukaan harus terendam.b) Dengan uap air.Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang/panci dengan penangas air yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.Caranya yaitu:1. Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.

Page 8: Definisi Sterilisasi.docx

2. Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan dalam dandang c) Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.Jenis sterilisasi dengan cara ini merupakan cara yang paling umum digunakan dalam setiap rumah sakit dengan menggunakan alat yang disebut autoclave.Caranya yaitu:1. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi.2. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.3. Kemudian dibungkus kain/kertas.4. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.

3.Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimiaCara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering. Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh zat kimia : Formaldehyda, hibitane, Cidex.

4. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan sterilisasi udara dan biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus.Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi, dsb. dan udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet.

5. Sterilisasi dengan filtrasiCara ini digunakan untuk udara atau bahan-bahan berbentuk cairan. Filtrasi udara disebut HEPA (Hight Efficiency Paticulate Air). Tujuannya adalah untuk

filtrasi cairan secara luas hanya digunakan dalam produksi obat-obatan atau pada sistem irigasi dalam ruang operasi, maupun dalam perawatan medik lainnya yang membutuhkan adanya cairan steril. Jenis filternya yang penting ialah pori-porinya harus lebih kecil dari jenis kuman. Pori-pori filter ukurannya minimal 0,22 micron.

DESINFEKSIDesinfeksi adalah menghancurkan atau membunuh kebanyakan organisme patogen pada benda atau instrumen dengan menggunakan campuran zat kimia cair yang bersifat nonselektif. Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: 1. Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.3. Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.4. Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan5. Struktur fisik benda6. Suhu dan pH dari proses desinfeksi.

DEKONTAMINASIDekontaminasi yaitu membuang semua material yang tampak (debu, kotoran) pada benda, lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan gesekan. Tujuan prosedur dekontaminasi adalah untuk:1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan lingkungan.2. Untuk membuang kotoran yang tampak.

3. Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).

Page 9: Definisi Sterilisasi.docx

4. Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung dengan alat pensteril atau desinfektan.5. Untuk melindungi personal dan pasien.Terdapat 3 tingkat desinfeksi, yaitu:a. Desinfeksi tingkat tinggi, dengan membunuh semua organisme dengan perkecualian spora bakteri.b. Desinfeksi tingkat sedang, dengan membunuh bakteri dan jamur kecuali spora bakteri.c. Desinfeksi tingkat rendah, dengan membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora bakteri.

ASEPTIK/ASEPSISAseptik berarti tidak adanya patogen pada suatu daerah tertentu. Teknik aseptik adalah usaha mempertahankan objek agar bebas dari mikroorganisme. Asepsis ada 2 macam:1. Asepsis medis Tehnik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme. Misalnya: mencuci tangan, mengganti linen tempat tidur, dan menggunakan cangkir untuk obat.

2. Asepsis bedahTeknik steril, termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari suatu daerah.

Penggunaan desinfektan/antiseptic: 1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam alkohol 70%. Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit

3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup 0,5% dalam Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup.

STERILISASI dan DESINFEKSI Sterilisasi dan Desinfeksi

Sterilisasi

Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobilogi, sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya. Bila penanaman spesimen dalam media, petri, ose maupun media yang digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan.

Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun sopra. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik disebut sterilisasi. Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantung dari bahan/alat yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai berikut :

a. pemanasan

b. filtrasi

c. penyinaran dengan sinar gelombang pendek (radiasi)

d. kimia (khemis)

A. Sterilisasi dengan Pemanasan

1. Dengan pemanasan kering

Pembakaran

Page 10: Definisi Sterilisasi.docx

Alat yang digunakan adalah lampu spiritus/bunsen. Pembakaran dapat dilakukan dengan cara :

- Memijarkan

Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk alat-alat logam (ose, pinset, dll), yang dibiarkan sampai memijar. Dengan cara ini seluruh mikroorganisme, termasuk spora, dapat dibasmi.

- Menyalakan

Dapat diartikan suatu pelintasan alat gelas (ujung pinset, bibir tabung, mulut erlenmeyer, dll) melalui nyala api. Cara ini merupakan hal darurat dan tidak memberikan jaminan bahwa mikroorganisme yang melekat pada alat dengan pasti terbunuh.

Cara mensterilkan ose :

Ose disterilkan dengan cara dibakar pada nyala api lampu spiritus atau lampu gas. Pada waktu memanaskan ose, dimulai dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah berpijar secara pelan-pelan pemansan dilanjutkan ke ujung ose. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terloncatnya kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu cepat pada mata ose. Nyala api pada sterilisator mempunyai perbedaan dalam derajat panas.

Tempat yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang letaknya kira-kira sepertiga bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu diperhatikan :

- jangan memegang mata ose dengan tangan sebelum ose disterilkan

- jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat yang disediakan setelah disterilkan.

Dengan udara panas (hot air oven)

Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven). Pemanasan dengan udara panas dugunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas misalnya : petri, tabung gelas, botol pipet dll, juga untuk bahan-bahan minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa tidak dapat ditserilkan dengan cara ini.

Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan dibungkus dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven dan dipanaskan pada temperatur antara 150 - 170ºC, selama kurang lebih 90 – 120 menit. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar pergerakan udara tidak terhambat.

2. Dengan pemanasan basah

Dengan merebus

Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting, pinset, skalpel, jarum, spuit injeksi dan sebagainya dengan cara direbus dalam suasana mendidih selama 30-60 menit.

Dengan uap air panas

Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas dengan tekanan (autoklav) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini dijalankan dengan pemanasan 100ºC selama 1 jam. Perlu diingat bahwa dengan cara ini spora belum dimatikan,

Page 11: Definisi Sterilisasi.docx

dan ada beberapa media yang tidak tahan pada panas tersebut (misalnya media Loewenstein, Urea Broth). Media tersebut disterilkan dengan cara sterilisasi bertingkat ataupun filtrasi. Alat yang digunakan adalah sterilisator, autoklav, dimana tekanan dalam autoklav dijaga tetap 1 atmosfer (klep pengatur tekanan dalam keadaan terbuka).

Dengan uap air bertekanan (Autoklav)

Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklav, maka dapat dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan dengan menggunakan panas 120ºC selama 10 – 70 menit tergantung kebutuhan. Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan menggunakan autoklav :

- harus ditunggu selama bekerja

- hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahann temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).

Pada sterilisasi dengan pemanasan kering, bakteri akan mengalami proses oksidasi putih telur, sedang dengan sterilisasi panas basah, akan mengakibatkan terjadinya koagulasi putih telur bakteri. Dalam keadaan lembab jauh lebih cepat menerima panas daripada keadaan kering sehingga sterilisasi basah lebih cepat dibanding oksidasi).

Pasteurisasi

Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol. Panas yang digunakan 61,7ºC selama 30 menit.

B. Sterilisasi dengan Filtrasi

Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas pada saringan berpori kecil sehingga dapat menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Kegunaan:

- untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya Urea Broth ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.

- Meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara aseptis

Virus seperti mikroorganisme tanpa dinding sel (mikroplasma) umumnya tidak dapat ditahan oleh filter.

C. Sterilisasi dengan Penyinaran (radiasi)

Sterilisasi dengan cara ini diperlukan jika sterilisasi panas maupun dinding tidak dapat dilakukan. Beberapa macam radiasi mengakibatkan letal terhadap sel-sel jasad renik dan mikroorganisme lain. Jenis radiasi termasuk bagian dari spkterum elektromagnetik, misalnya : sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar x dan juga sinar katoda elektro kecepatan tinggi. Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm. Lampu sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 260 – 270 nm, dimana sinar dengan panjang gelombang sekitar 265 nm mempunyai daya bakterisid yang tinggi. Lampu ultraviolet digunakan untuk mensterilkan ruangan, misalnya di kamar bedah, ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industri farmasi, juga bisa digunakan diperusahaan makanan untuk mencegah pencemaran permukaan.

Page 12: Definisi Sterilisasi.docx

Sinar x mempunyai daya penetrasi lebih besar dibanding dengan sinar ultraviolet. Sinar gamma mempunyai daya penetrasi lebih besar dibandingkan dengan sinar x dan digunakan untuk mensterilkan material yang tebal, misalnya bungkusan alat-alat kedokteran atau paket makanan. Sinar katoda biasa dipakai menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah dibungkus.

D. Cara Kimia (Khemis)

Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa istilah yang perlu difahami:

- Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetatif dan jasad renik. Biasanya digunakan untuk obyek yang tidak hidup, karena akan merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi.

- Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan maupun membunuh pertumbuhan dan kegiatan jasat renik. Biasanya digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut antiseptis.

- Biosidal adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk membunuh mikroorganisme, misal : bakterisid, virosid, sporosid.

- Biostatik adalah zat yang aksinya untuk mencegah/menghambat pertumbuhan organisme, misal : bakteriostatik, fungistatik.

Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba.

1. Fenol dan derivatnya

Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein secara aktif atau merusak selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan. Fenol cepat bekerja sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung konsentrasinya. Daya antimikroba fenol akan berkurang pada suasana alkali, suhu rendah, dan adanya sabun.

2. Alkohol

Alkohol beraksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi dan melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol (etanol) 50-70% mempunyai sifat bakterisid untuk bentuk vegetatif. Metanol daya bakterisidnya kurang dibandingkan etanol, dan beracun terhadap mata.

3. Halogen beserta gugusannya

Halogen beserta gugusannya ini mematikan mikroorganisme dengan cara mengoksidadi protein sehingga merusak membran dan menginaktifkan enzim-enzim. Misalnya :

- Yodium dipakai untuk mendesinfeksi kulit sebelum dilakukan pembedahan

- Hipoklorit digunakan untuk sanitasi alat-alat rumah tangga. Yang umum dipakai adalah kalsium dipoklorit dan sodium hipoklorit.

4. Logam berat dan gugusannya

Logam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein esensial lain dalam sel sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba.

Page 13: Definisi Sterilisasi.docx

Contoh :

- Merkurokrom, merthiolat sebagai antiseptik.

- Perak nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada bayi (Neonatol gonococcal ophthalmitic).

5. Deterjen

Dengan gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak membran sitoplasma.

i. Aldehid

Aldehid mendesinfeksi dengan cara mendenaturasi protein. Contoh : formalin (formaldehid)

ii. Gas sterilisator

Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material disterilkan dengan gas pada suhu kamar. Gas yang dipakai adalah ethilen oksida.

Kebaikannya : ethilen oksida mempunyai daya sterilisasi yang besar dan daya penetrasinya besar

Kejelekannya : ethilen oksida bersifat toksis dan mudah meledak.

Desinfeksi

A. Pengertian Desinfektan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan

digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut.

10 kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu :

1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar

2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban

3. Tidak toksik pada hewan dan manusia

4. Tidak bersifat korosif

5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda

6. Tidak berbau/ baunya disenangi

7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai

8. Larutan stabil

9. Mudah digunakan dan ekonomis

10. Aktivitas berspektrum luas

B. Variabel dalam desinfektan

1. Konsentrasi (Kadar)

Page 14: Definisi Sterilisasi.docx

Konsentrasi yang digunakan akan bergantung kepada bahan yang akan didesinfeksi dan pada organisme yang akan dihancurkan.

2. Waktu

Waktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak variable.

3. Suhu

Peningkatan suhu mempercepat laju reaksi kimia.

4. Keadaan Medium Sekeliling

pH medium dan adanya benda asing mungkin sangat mempengaruhi proses disinfeksi. 

Macam-Macam Desinfektan

1. Garam Logam Berat

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahal harganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakai merkurokrom, metafen atau mertiolat.

2. Zat Perwarna

Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap

bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.

3. Klor dan senyawa klor

Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.

4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis

Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.

5. Kresol

Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan

Page 15: Definisi Sterilisasi.docx

pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.

6. Alkohol

Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet).

7. Formaldehida

Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.

8. Etilen Oksida

Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagian besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.

9. Hidogen Peroksida

Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang

dalam yang di dalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob.

10. Betapropiolakton

Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.

11. Senyawa Amonium Kuaterner

Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa – senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang digunakan; pada umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-positif daripada organisme gram-negatif.

12. Sabun dan Detergen

Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian.

13. Sulfonamida

Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan manusia. Terutama

Page 16: Definisi Sterilisasi.docx

bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide.

14. Antibiotik

Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.

Macam-macam desinfektan yang digunakan dalam bidang kedokteran

Alkohol

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.

Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty.

Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.

Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.

Senyawa halogen

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).

Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

Klorsilenol

Page 17: Definisi Sterilisasi.docx

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

Desinfeksi permukaan

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.

Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit :

- Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.

- Derifat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.

- Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk

aluminium. Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.

Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

ARA-CARA DESINFEKSI

a.       Pembersihan

Pembersihan benda-benda atau

permukaan tubuh akan mengurangi jumlah

mikroba sehingga memperkecil

kemungkinan terjadinya infeksi, misalnya :

cuci tangan dengan sabun dan dibelas

dengan air sebelum melakukan operasi.

Mencuci tangan harus dengan sabun

kemudian dibasahi dengan menggunakan

alkhohol 70%. Cui luka khususnya luka

kotor menggunakan betadine. Mencuci

kulit atau jaringan tubuh yang akan di

operasi dengan larutan iodium tinktur 3 %,

kemudian dilanjutkan dengan alkohol.

b.      Sinar matahari

Sinar ultraviolet dalam sinar matahari

bersifat germicida. Dapat membunuh

bakteri bentuk vegetatif maupun bentuk

spora, walaupun untuk membunuh bentuk

spora waktunya harus lebih lama.

Page 18: Definisi Sterilisasi.docx

Sinar ultra violet juga digunakan untuk

desinfeksi air , sterilisasi ruang bedah,dan

ruang industri farmasi.Walaupun sinar

ultraviolet sangat panas terhadap mikroba,

tetapi daya tembusnya kurang, sehingga

hanya dapat mematikan mikroba-mikroba

yang terdapat pada permukaan saja.

c.       Pendinginan

Suhu randah menyebabkan

pertumbuhan dan perkembangbiakan

mikroba terhenti. Cara ini dipakai untuk

mengawetkan bahan makanan yang mudah

membusuk. Pada suhu -20 derajat C,

mikroba tidak bisa merombak makanan

sehingga tidak terjadi pembusukan.bakteri

patogen mati pada suhu 0 derajat C,

misalnya neisseria gonorrhoea, treponema

pallida.

d.      Pemanasan

Pada umumnya bakteri bentuk vegetatif

mati dalam waktu 5-10 menit pada suhu 65

derajat C. Sedangkan bentuk spora perlu

waktu lebih lama.

Pemanasan dapat mematikan bakteri,

karena menggumpalkan (koagulasi )

protoplasmanya (protein). Koagolasi

protoplasma akan lebih cepat bila terdapat

banyak air karena itu desinfeksi dengan

uap air panas akan lebih cepat

dibandingkan dengan menggunakan udara

panas kering. Bentuk spora clostridium

botilinum dengan uap air panas suhu 120

derajat C mati dalam waktu 10 menit.

Sedangkan dengan udara panas kering

suhu 120 derajat C mati dalam 120 menit.

e.       Pengeringan

Pengeringan dapat menyebabkan

larutan disekeliling mikroba menjadi

hipertonis, sehingga air keluar dari sel

mikroba dan dapat menyebabkan mikroba

mati. Gangguan tekanan osmotik akan

diper hebat apabila ditambahkan garam

dan bumbu seperti halnya pada pembuatan

ikan asin dan bandeng. Karena dengan

pengeringan ini dapat menyebabkan

berhentinya pembunuhan dan perkembang

biakan mikroba. 

f.       Menggunakan zat kimia

         Alkohol

Ethyl alkohol merupakan desinfektan yang

paling sering di pakai . Untuk desinfektin

kulit digunakan kadar ethyl alkohol 70%.

Daya kerjanya yaitu mengkoagulasikan

protein dan menarik air sel.

         Yodium

Merupakan germicida tertua. Namun

kurang baik kelarutannya dalam air. Lebih

baik kelarutannya dalam alkohol.

Preparatnya adalah betadin yang banyak

digunakan untuk membersihkan luka. Dan

tindakan antiseptik pada kulit sebelum

pembedahan. Yodium merupakan

baktericida yang paling kuat.

         Preparat chlor

Page 19: Definisi Sterilisasi.docx

Banyak dipakai untuk desinfeksi air

minum, misalnya kaporit. Daya kerjanya

berdasarkan proses oksidasi.

         Zat warna

Misalnya getianviolet, tertuma

menghambat gram positif dan jamur. Zat

warna lainnya misalnya acriflavin.

Acriflavin digunakan untuk tindakan anti

septik pada selaput lendir dan pengobatan

luka. Daya kerja zat warna ini karena

berkaitan dengan protein bakteri.

         Sabun dan detergent sintetis

Sabun juga menyebabakan menurunnya

tegangan permukaan, sehingga mikroba

mudah terlepas dari kulit atau pakaian.

Berbagai zat yang bersifat germicida

sering di tambahkan dalam pembuatan

sabun.

         Aerosol

Aerosol adalah zat kimia sebagai anti

mikrobial yang di semprotkan di udara

sehingga membentuk butiran-butiran halus

dan tetap tersuspensi dalam udara untuk

waktu yang cukup lama. Di pergunakan

untuk desinfeksi ruangan.