Definisi Sirosis Sirosis Adalah Suatu Komplikasi Dari Banyak Penyakit

download Definisi Sirosis Sirosis Adalah Suatu Komplikasi Dari Banyak Penyakit

of 18

Transcript of Definisi Sirosis Sirosis Adalah Suatu Komplikasi Dari Banyak Penyakit

Definisi Sirosis Sirosis adalah suatu komplikasi dari banyak penyakit-penyakit hati yang dikarakt eristikan olah struktur dan fungsi hati yang abnormal. Penyakit yang menjurus pa da sirosis melakukan begitu karena mereka melukai dan membunuh sel-sel hati, dan peradangan dan perbaikan yang berkaitan dengan sel-sel hati yang mati menyebabk an terbentuknya jaringan parut. Sel-sel hati yang tidak mati melipatgandakan/mem biak dalam suatu usaha untuk menggantikan sel-sel yang telah mati. Ini berakibat pada sekelompok-sekelompok sel-sel hati yang baru terbentuk (regenerative nodul es) dalam jaringan parut. Ada banyak penyebabpenyebab sirosis; mereka termasuk kimia-kimia (seperti alkohol, lemak, dan obat-obat tertentu), virus-virus, logam -logam beracun (seperti besi dan tembaga yang berakumulasi dalam hati sebagai su atu akibat dari penyakit-penyakit genetik), dan penyakit autoimun hati dimana si stim imun tubuh menyerang hati. Gejala-Gejala dan Tanda-Tanda Sirosis Pasien-pasien dengan sirosis mungkin mempunyai sedikit atau tidak ada gejala-gej ala dan tanda-tanda dari penyakit hati. Beberapa gejala-gejala mungkin adalah ti dak spesifik, yaitu, mereka tidak memberi kesan bahwa hati adalah penyebab merek a. Beberapa dari gejala-gejala dan tanda-tanda sirosis yang lebih umum termasuk: ?Kulit yang menguning (jaundice) disebabkan oleh akumulasi bilirubin dalam darah ?Kelelahan ?Kelemahan ?Kehilangan nafsu makan ?Gatal ?Mudah memar dari pengurangan produksi faktor-faktor pembeku darah oleh hati yan g sakit. Pasien-pasien dengan sirosis juga mengembangkan gejala-gejala dan tanda-tanda da ri komplikasi-komplikasi sirosis yang dibahas berikutnya. Komplikasi-Komplikasi Sirosis Edema dan ascites Ketika sirosis hati menjadi parah, tanda-tanda dikirim ke ginjal-ginjal untuk me nahan garam dan air didalam tubuh. Kelebihan garam dan air pertama-tama berakumu lasi dalam jaringan dibawah kulit pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki kar ena efek gaya berat ketika berdiri atau duduk. Akumulasi cairan ini disebut edem a atau pitting edema. (Pitting edema merujuk pada fakta bahwa menekan sebuah uju ng jari dengan kuat pada suatu pergelangan atau kaki dengan edema menyebabkan su atu lekukan pada kulit yang berlangsung untuk beberapa waktu setelah pelepasan d ari tekanan. Sebenarnya, tipe dari tekanan apa saja, seperti dari pita elastik k aos kaki, mungkin cukup untk menyebabkan pitting). Pembengkakkan seringkali memb uruk pada akhir hari setelah berdiri atau duduk dan mungkin berkurang dalam sema lam sebagai suatu akibat dari kehilnagan efek-efek gaya berat ketika berbaring. Ketika sirosis memburuk dan lebih banyak garam dan air yang tertahan, cairan jug a mungkin berakumulasi dalam rongga perut antara dinding perut dan organ-organ p erut. Akumulasi cairan ini (disebut ascites) menyebabkan pembengkakkan perut, ke tidaknyamanan perut, dan berat badan yang meningkat. Spontaneous bacterial peritonitis (SBP) Cairan dalam rongga perut (ascites) adalah tempat yang sempurna untuk bakteri-ba kteri berkembang. Secara normal, rongga perut mengandung suatu jumlah yang sanga

t kecil cairan yang mampu melawan infeksi dengan baik, dan bakteri-bakteri yang masuk ke perut (biasanya dari usus) dibunuh atau menemukan jalan mereka kedalam vena portal dan ke hati dimana mereka dibunuh. Pada sirosis, cairan yang mengump ul didalam perut tidak mampu untuk melawan infeksi secara normal. Sebagai tambah an, lebih banyak bakteri-bakteri menemukan jalan mereka dari usus kedalam ascite s. Oleh karenanya, infeksi didalam perut dan ascites, dirujuk sebagai spontaneou s bacterial peritonitis atau SBP, kemungkinan terjadi. SBP adalah suatu komplika si yang mengancam nyawa. Beberapa pasien-pasien dengan SBP tdak mempunyai gejala -gejala, dimana yang lainnya mempunyai demam, kedinginan, sakit perut dan kelemb utan perut, diare, dan memburuknya ascites. Perdarahan dari Varices-Varices Kerongkongan (esophageal varices) Pada sirosis hati, jaringan parut menghalangi aliran darah yang kembali ke jantu ng dari usus-usus dan meningkatkan tekanan dalam vena portal (hipertensi portal) . Ketika tekanan dalam vena portal menjadi cukup tinggi, ia menyebabkan darah me ngalir di sekitar hati melalui vena-vena dengan tekanan yang lebih rendah untuk mencapai jantung. Vena-vena yang paling umum yang dilalui darah untuk membypass hati adalah venavena yang melapisi bagian bawah dari kerongkongan (esophagus) d an bagian atas dari lambung. Sebagai suatu akibat dari aliran darah yang meningkat dan peningkatan tekanan ya ng diakibatkannya, vena-vena pada kerongkongan yang lebih bawah dan lambung bagi an atas mengembang dan mereka dirujuk sebagai esophageal dan gastric varices; le bih tinggi tekanan portal, lebih besar varices-varices dan lebih mungkin seorang pasien mendapat perdarahan dari varices-varices kedalam kerongkongan (esophagus ) atau lambung. Perdarahan dari varicesvarices biasanya adalah parah/berat dan, tanpa perawatan segera, dapat menjadi fatal. Gejalagejala dari perdarahan varices-varices term asuk muntah darah (muntahan dapat berupa darah merah bercampur dengan gumpalan-g umpalan atau "coffee grounds" dalam penampilannya, yang belakangan disebabkan ol eh efek dari asam pada darah), mengeluarkan tinja/feces yang hitam dan bersifat ter disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam darah ketika ia melewati usus (mel ena), dan kepeningan orthostatic (orthostatic dizziness) atau membuat pingsan (d isebabkan oleh suatu kemerosotan dalam tekanan darah terutama ketika berdiri dar i suatu posisi berbaring). Perdarahan juga mungkin terjadi dari varices-varices yang terbentuk dimana saja didalam usususus, contohnya, usus besar (kolon), namun ini adalah jarang. Untuk sebab-sebab yang belum diketahui, pasien-pasien yang diopname karena perdarahan yang secara aktif dari varices-varices kerongkongan mempunyai suatu risiko yang tinggi mengembangkan spontaneous bacterial peritonitis. Hepatic encephalopathy Beberapa protein-protein dalam makanan yang terlepas dari pencernaan dan penyera pan digunakan oleh bakteri-bakteri yang secara normal hadir dalam usus. Ketika m enggunakan protein untuk tujuan-tujuan mereka sendiri, bakteri-bakteri membuat u nsur-unsur yang mereka lepaskan kedalam usus. Unsur-unsur ini kemudian dapat dis erap kedalam tubuh. Beberapa dari unsur-unsur ini, contohnya, ammonia, dapat mem punyai efekefek beracun pada otak. Biasanya, unsur-unsur beracun ini diangkut d ari usus didalam vena portal ke hati dimana mereka dikeluarkan dari darah dan di -detoksifikasi (dihliangkan racunnya). Seperti didiskusikan sebelumnya, ketika sirosis hadir, sel-sel hati tidak dapat berfungsi secara normal karena mereka rusak atau karena mereka telah kehilangan hubungan normalnya dengan darah. Sebagai tambahan, beberapa dari darah dalam ven a portal membypass

hati melalui vena-vena lain. Akibat dari kelainan-kelainan in i adalah bahwa unsur-unsur beracun tidak dapat dikeluarkan oleh sel-sel hati, da

n, sebagai gantinya, unsur-unsur beracun berakumulasi dalam darah. Ketika unsur-unsur beracun berakumulasi secara cukup dalam darah, fungsi dari ot ak terganggu, suatu kondisi yang disebut hepatic encephalopathy. Tidur waktu sia ng hari daripada pada malam hari (kebalikkan dari pola tidur yang normal) adalah diantara gejala-gejala paling dini dari hepatic encephalopathy. Gejalagejala l ain termasuk sifat lekas marah, ketidakmampuan untuk konsentrasi atau melakukan perhitungan-perhitungan, kehilangan memori, kebingungan, atau tingkat-tingkat ke sadaran yang tertekan. Akhirnya, hepatic encephalopathy yang parah/berat menyeba bkan koma dan kematian. Unsur-unsur beracun juga membuat otak-otak dari pasien-pasien dengan sirosis san gat peka pada obat-obat yang disaring dan di-detoksifikasi secara normal oleh ha ti. Dosis-dosis dari banyak obat-obat yang secara normal di-detoksifikasi oleh h ati harus dikurangi untuk mencegah suatu penambahan racun pada sirosis, terutama obat-obat penenang (sedatives) dan obat-obat yang digunakan untuk memajukan tid ur. Secara alternatif, obat-obat mungkin digunakan yang tidak perlu di-detoksifi kasi atau dihilangkan dari tubuh oleh hati, contohnya, obat-obat yang dihilangka n/dieliminasi oleh ginjal-ginjal. Hepatorenal syndrome Pasien-pasien dengan sirosis yang memburuk dapat mengembangkan hepatorenal syndr ome. Sindrom ini adalah suatu komplikasi yang serius dimana fungsi dari ginjal-g injal berkurang. Itu adalah suatu persoalan fungsi dalam ginjal-ginjal, yaitu, t idak ada kerusakn fisik pada ginjal-ginjal. Sebagai gantinya, fungsi yang berkur ang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam cara darah mengalir melalui ginjal -ginjalnya. Hepatorenal syndrome didefinisikan sebagai kegagalan yang progresif dari ginjal-ginjal untuk membersihkan unsur-unsur dari darah dan menghasilkan ju mlah-jumlah urin yang memadai walaupun beberapa fungsi-fungsi penting lain dari ginjal-ginjal, seperti penahanan garam, dipelihara/dipertahankan. Jika fungsi ha ti membaik atau sebuah hati yang sehat dicangkok kedalam seorang pasien dengan h epatorenal syndrome, ginjal-ginjal biasanya mulai bekerja secara normal. Ini men yarankan bahwa fungsi yang berkurang dari ginjal-ginjal adalah akibat dari akumu lasi unsur-unsur beracun dalam darah ketika hati gagal. Ada dua tipe dari hepato renal syndrome. Satu tipe terjadi secara berangsur-angsur melalui waktu berbulan -bulan. Yang lainnya terjadi secara cepat melalui waktu dari satu atau dua mingg u. Hepatopulmonary syndrome Jarang, beberapa pasien-pasien dengan sirosis yang berlanjut dapat mengembangkan hepatopulmonary syndrome. Pasien-pasien ini dapat mengalami kesulitan bernapas karena hormon-hormon tertentu yang dilepas pada sirosis yang telah berlanjut men yebabkan paru-paru berfungsi secara abnormal. Persoalan dasar dalam paru adalah bahwa tidak cukup darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh darah kecil dalam par u-paru yang berhubungan dengan alveoli (kantung-kantung udara) dari paru-paru. D arah yang mengalir melalui paru-paru dilangsir sekitar alveoli dan tidak dapat m engambil cukup oksigen dari udara didalam alveoli. Sebagai akibatnya pasien meng alami sesak napas, terutama dengan pengerahan tenaga. Hypersplenism Limpa (spleen) secara normal bertindak sebagai suatu saringan (filter) untuk men geluarkan/menghilangkan sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan platelet-p latelet (partikel-partikel kecil yang penting uktuk pembekuan darah) yang lebih tua. Darah yang mengalir dari limpa bergabung dengan darah dalam vena portal dar i usus-usus. Ketika tekanan dalam vena portal naik pada sirosis, ia bertambah me nghalangi aliran darah dari limpa. Darah

tersendat dan berakumulasi dalam limpa, dan limpa membengkak dalam ukurannya, suatu kondisi yang dirujuk sebagai spleno

megaly. Adakalanya, limpa begitu bengkaknya sehingga ia menyebabkan sakit perut. Ketika limpa membesar, ia menyaring keluar lebih banyak dan lebih banyak sel-sel darah dan plateletplatelet hingga jumlah-jumlah mereka dalam darah berkurang. Hypersplenism adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ini, dan itu behubungan dengan suatu jumlah sel darah merah yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih yang rendah (leucopenia), dan/atau suatu jumlah platelet yang r endah (thrombocytopenia). Anemia dapat menyebabkan kelemahan, leucopenia dapat m enjurus pada infeksi-infeksi, dan thrombocytopenia dapat mengganggu pembekuan da rah dan berakibat pada perdarahan yang diperpanjang (lama). Kanker Hati (hepatocellular carcinoma) Sirosis yang disebabkan oleh penyebab apa saja meningkatkan risiko kanker hati u tama/primer (hepatocellular carcinoma). Utama (primer) merujuk pada fakta bahwa tumor berasal dari hati. Suatu kanker hati sekunder adalah satu yang berasal dar i mana saja didalam tubuh dan menyebar (metastasizes) ke hati. Gejala-gejala dan tanda-tanda yang paling umum dari kanker hati primer/utama ada lah sakit perut dan pembengkakan perut, suatu hati yang membesar, kehilangan ber at badan, dan demam. Sebagai tambahan, kanker-kanker hati dapat menghasilkan dan melepaskan sejumlah unsur-unsur, termasuk yang dapat menyebabkan suatu peningka tan jumlah sel darah merah (erythrocytosis), gula darah ang rendah (hypoglycemia ), dan kalsium darah yang tinggi (hypercalcemia). Penyebab-Penyebab Umum Sirosis ?Alkohol adalah suatu penyebab yang paling umum dari cirrhosis, terutam didunia barat. Perkembangan sirosis tergantung pada jumlah dan keterautran dari konsumsi alkohol. Konsumis alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis melukai s el-sel hati. Tiga puluh persen dari individu-individu yang meminum setiap hariny a paling sedikit 8 sampai 16 ounces minuman keras (hard liquor) atau atau yang s ama dengannya untuk 15 tahun atau lebih akan mengembangkan sirosis. Alkohol meny ebabkan suatu jajaran dari penyakit-penyakit hati; dari hati berlemak yang seder hana dan tidak rumit (steatosis), ke hati berlemak yang lebih serius dengan pera dangan (steatohepatitis atau alcoholic hepatitis), ke sirosis. ?Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) merujuk pada suatu spektrum yang lebar dari penyakit hati yang, seperti penyakit hati alkoholik (alcoholic liver disea se), mencakup dari steatosis sederhana (simple steatosis), ke nonalcoholic steat ohepatitis (NASH), ke sirosis. Semua tingkatan-tingkatan dari NAFLD mempunyai be rsama-sama akumulasi lemak dalam sel-sel hati. Istilah nonalkoholik digunakan ka rena NAFLD terjadi pada individu-individu yang tidak mengkonsumsi jumlahjumlah alkohol yang berlebihan, namun, dalam banyak aspek-aspek, gambaran mikroskopik d ari NAFLD adalah serupa dengan apa yang dapat terlihat pada penyakit hati yang d isebabkan oleh alkohol yang berlebihan. NAFLD dikaitkan dengan suatu kondisi yan g disebut resistensi insulin, yang pada gilirannya dihubungkan dengan sindrom me tabolisme dan diabetes mellitus tipe 2. Kegemukan adalah penyebab yang paling pe nting dari resistensi insulin, sindrom metabolisme, dan diabetes tipe 2. NAFLD a dalah penyakit hati yang paling umum di Amerika dan adalah bertanggung jawab unt uk 24% dari semua penyakit hati. Faktanya, jumlah dari hati-hati yang dicangkoka n untuk sirosis yang berhubungan dengan NAFLD meningkat. Pejabat-pejabat kesehat an publik khwatir bahwa epidemi (wabah) kegemukan sekarang ini akan meningkatkan secara dramatis perkembangan dari NAFLD dan sirosis pada populasi. ?Sirosis Kriptogenik, Cryptogenic cirrhosis (sirosis yang disebabkan oleh penyeb ab-penyebab yang tidak

teridentifikasi) adalah suatu sebab yang umum untuk penca ngkokan hati. Di-istilahkan sirosis kriptogenik (cryptogenic cirrhosis) karena b

ertahun-tahun dokter-dokter telah tidak mampu untuk menerangkan mengapa sebagain dari pasien-pasien mengembangkan sirosis. Dokter-dokter sekarang percaya bahwa sirosis kriptogenik disebabkan oleh NASH (nonalcoholic steatohepatitis) yang dis ebabkan oleh kegemukan, diabetes tipe 2, dan resistensi insulin yang tetap berta han lama. Lemak dalam hati dari pasien-pasien dengan NASH diperkirakan menghilan g dengan timbulnya sirosis, dan ini telah membuatnya sulit untuk dokter-dokter u ntuk membuat hubungan antara NASH dan sirosis kriptogenik untuk suatu waktu yang lama. Satu petunjuk yang penting bahwa NASH menjurus pada sirosis kriptogenik a dalah penemuan dari suatu kejadian yang tinggi dari NASH pada hatihati yang bar u dari pasien-pasien yang menjalankan pencangkokan hati untuk sirosis kriptogeni k. Akhirnya, suatu studi dari Perancis menyarankan bahwa pasien-pasien dengan NA SH mempunyai suatu risiko mengembangkan sirosis yang serupa seperti pasien-pasie n dengan infeksi virus hepatitis C yang tetap bertahan lama. Bagaimanapun, kemaj uan ke sirosis dari NASH diperkirakan lambat dan diagnosis dari sirosis secara k has dibuat pada pasien-pasien pada umur enampuluhannya. ?Hepatitis Virus Yang Kronis adalah suatu kondisi dimana hepatitis B atau hepati tis C virus menginfeksi hati bertahun-tahun. Kebanyakan pasien-pasien dengan hep atitis virus tidak akan mengembangkan hepatitis kronis dan sirosis. Contohnya, m ayoritas dari pasien-pasien yang terinfeksi dengan hepatitis A sembuh secara pen uh dalam waktu bermingguminggu, tanpa mengembangkan infeksi yang kronis. Berlaw anan dengannya, beberapa pasienpasien yang terinfeksi dengan virus hepatitis B dan kebanyakan pasien-pasien terinfeksi dengan virus hepatitis C mengembangkan h epatitis yang kronis, yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan hati yang progr esif dan menjurus pada sirosis, dan adakalanya kanker-kanker hati. ? Kelainan-Kelainan Genetik Yang Diturunkan/Diwariskan berakibat pada akumulasi u nsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada kerusakkan jaringan dan sirosis . Contoh-contoh termasuk akumulasi besi yang abnormal (hemochromatosis) atau tem baga (penyakit Wilson). Pada hemochromatosis, pasien-pasien mewarisi suatu kecen derungan untuk menyerap suatu jumlah besi yang berlebihan dari makanan. Melalui waktu, akumulasi besi pada organ-organ yang berbeda diseluruh tubuh menyebabkan sirosis, arthritis, kerusakkan otot jantung yang menjurus pada gagal jantung, da n disfungsi (kelainan fungsi) buah pelir yang menyebabkan kehilangan rangsangan seksual. Perawatan ditujukan pada pencegahan kerusakkan pada organorgan dengan mengeluarkan besi dari tubuh melaui pengeluaran darah. Pada penyakit Wilson, ada suatu kelainan yang diwariskan pada satu dari protein-protein yang mengontrol t embaga dalam tubuh. Melalui waktu, tembaga berakumulasi dalam hati, mata-mata, d an otak. Sirosis, gemetaran, gangguan-gangguan psikiatris (kejiwaan) dan kesulit an-kesulitan syaraf lainnya terjadi jika kondisi ini tidak dirawat secara dini. Perawatan adalah dengan obat-obat oral yang meningkatkan jumlah tembaga yang die liminasi dari tubuh didalam urin. ?Primary biliary cirrhosis (PBC) adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan dari sistim imun yang ditemukan sebagian besar pada wanita-wanit a. Kelainan imunitas pada PBC menyebabkan peradangan dan perusakkan yang kronis dari pembuluh-pembuluh kecil empedu dalam hati. Pembuluh-pembuluh empedu adalah jalan-jalan dalam hati yang dilalui empedu menuju ke usus. Empedu adalah suatu c airan yang dihasilkan oleh hati yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan untu k pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus, dan juga campuran-campuran

lain ya ng adalah produk-produk sisa, seperti pigmen bilirubin. (Bilirubin dihasilkan de ngan mengurai/memecah hemoglobin dari sel-sel darah merah yang tua). Bersama den gan kantong empedu, pembuluh-pembuluh empedu membuat saluran empedu. Pada PBC, k erusakkan dari pembuluh-pembuluh kecil empedu menghalangi aliran yang normal dar i empedu kedalam usus. Ketika peradangan terus menerus menghancurkan lebih banya k pembuluh-pembuluh empedu, ia juga menyebar untuk menghancurkan sel-sel hati ya ng berdekatan. Ketika penghancuran dari hepatocytes menerus, jaringan parut (fib rosis) terbentuk dan menyebar keseluruh area kerusakkan. Efek-efek yang digabung kan dari peradangan yang progresif, luka parut, dan efekefek keracunan dari aku mulasi produk-produk sisa memuncak pada sirosis.

?Primary sclerosing cholangitis (PSC) adalah suatu penyakit yang tidak umum yang seringkali ditemukan pada pasien-pasien dengan radang borok usus besar. Pada PS C, pembuluh-pembuluh empedu yang besar diluar hati menjadi meradang, menyempit, dan terhalangi. Rintangan pada aliran empedu menjurus pada infeksi-infeksi pembu luh-pembuluh empedu dan jaundice (kulit yang menguning) dan akhirnya menyebabkan sirosis. Pada beberapa pasien-pasien, luka pada pembuluh-pembuluh empedu (biasa nya sebagai suatu akibat dari operasi) juga dapat menyebabkan rintangan dan siro sis pada hati. ?Hepatitis Autoimun adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelain an sistim imun yang ditemukan lebih umum pada wanitawanita. Aktivitas imun yang abnromal pada hepatitis autoimun menyebabkan peradangan dan penghancuran sel-se l hati (hepatocytes) yang progresif, menjurus akhirnya pada sirosis. ?Bayibayi dapat dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu (biliary atresia) dan akhirnya mengembangkan sirosis. Bayi-bayi lain dilahirkan dengan kekurangan enz im-enzim vital untuk mengontrol gula-gula yang menjurus pada akumulasi gula-gula dan sirosis. Pada kejadiankejadian yang jarang, ketidakhadiran dari suatu enzi m spesifik dapat menyebabkan sirosis dan luka parut pada paru (kekurangan alpha 1 antitrypsin). ?Penyebab-penyebab sirosis yang lebih tidak umum termasuk reaksi-reaksi yang tid ak umum pada beberapa obat-obat dan paparan yang lama pada racun-racun, dan juga gagal jantung kronis (cardiac cirrhosis). Pada bagian-bagian tertentu dari duni a (terutama Afrika bagian utara), infeksi hati dengan suatu parasit (schistosomi asis) adalah penyebab yang paling umum dari penyakit hati dan sirosis. Merawat Sirosis Perawatan sirosis termasuk 1) mencegah kerusakkan lebih jauh pada hati, 2) meraw at komplikasi-komplikasi sirosis, 3) mencegah kanker hati atau mendeteksinya din i, dan 4) pencangkokan hati. Mencegah kerusakkan lebih jauh pada hati ?Mengkonsumsi suatu diet yang seimbang dan satu multivitamin setiap hari. Pasien -pasien dengan PBC dengan penyerapan lemak dan vitamin-vitamin yang dapat larut yang terganggu mungkin memerlukan tambahan vitamin-vitamin D dan K. ?Hindari obat-obat (termasuk alkohol) yang menyebabkan kerusakkan hati. Semua pa sien-pasien dengan sirosis harus menghindari alkohol. Kebanyakan pasien-pasien d engan sirosis yang disebabkan alkohol mengalami suatu perbaikan fungsi hati deng an pantangan alkohol. Bahkan pasien-pasien dengan hepatitis B dan C kronis dapat pada hakekatnya mengurangi kerusakkan hati dan memperlambat kemajuan menuju sir osis dengan pantangan alkohol. ?Hindari obat-obat anti-peradangan nonsteroid, nonsteroidal antiinflammatory dru gs (NSAIDs, contohnya ibuprofen). Pasien-pasien dengan sirosis dapat mengalami p erburukan fungsi hati dan ginjal dengan NSAIDs. ?Basmi virus-virus hepatitis B dan hepatitis C dengan menggunakan obat-obat anti -virus. Tidak semua pasien-pasien dengan sirosis yang disebabkan oleh hepatitis virus kr onis adalah calon-calon untuk perawatan obat. Beberapa pasien-pasien mungkin men galami kemunduran/kemerosotan fungsi hati yang serius dan/atau efek-efek samping an yang tidak dapat ditolerir selama perawatan. Jadi, keputusankeputusan untuk merawat hepatitis virus harus berdasarkan individu, setelah konsultasi dengan do kter-dokter yang berpengalaman dalam merawat penyakit-penyakit hati (hepatologis ts).

?Keluarkan darah dari pasien-pasien dengan hemochromatosis untuk mengurangi ting kat-tingkat besi dan mencegah kerusakkan lebih jauh pada hati. Pada penyakit Wil son, obat-obat dapat digunakan untuk meningkatkan pengeluaran tembaga dalam urin untuk mengurangi tingkattingkat tembaga dalam tubuh dan mencegah kerusakkan le bih lanjut pada hati. ?Menekan sistim imun dengan obat-obat seperti prednisone dan azathioprine (Imura n) untuk mengurangi peradangan hati pada hepatitis autoimun. ?Rawat pasien-pasien dengan PBC dengan suatu preparat asam empedu, ursodeoxychol ic acid (UDCA), juga disebut ursodiol (Actigall). Hasilhasil dari suatu analisa yang menggabungkan hasil-hasil dari beberapa percobaan-percobaan klinik menunju kkan bahwa UDCA meningkatkan kelangsungan hidup diantara pasien-pasien PBC selam a 4 tahun terapi. Perkembangan dari hipertensi portal juga dikurangi oleh UDCA. Adalah penting untuk mencatat bahwa meskipun menghasilkan manfaat-manfaat yang j elas, perawatan UDCA terutama memperlambat kemajuan dan tidak menyembuhkan PBC. Obat-obat lain seperti colchicine dan methotrexate juga mungkin mempunyai manfaa t dalam surutansurutan dari pasien-pasien dengan PBC. ?Imunisasi pasien-pasien dengan sirosis terhadap infeksi hepatitis A dan B untuk mencegah suatu kemunduran/kemerosotan fungsi hati yang serius. Sekarang ini tid ak ada vaksin-vaksin yang tersedia untuk imunisasi terhadap hepatitis C. Merawat komplikasi-komplikasi sirosis Edema dan ascites. Penahanan garam dan air dapat menjurus pada pembengkakan perg elangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki (edema) atau perut (ascites) pada pasienpasien dengan sirosis. Dokter-dokter seringkali menasehati pasien-pasien dengan sirosis untuk membatasi makanan garamnya (sodium) dan cairannya untuk mengurangi edema dan ascites. Jumlah garam dalam makanan biasanya dibatasi pada 2 gram per hari dan cairan pada 1.2 liter per hari. Pada kebanyakan pasien-pasien dengan s irosis, bagaimanapun, pembatasan garam dan cairan tidaklah cukup, dan diuretik-d iuretik harus ditambahkan. Diuretik-diuretik adalah obat-obat yang bekerja pada ginjal-ginjal untuk memajuk an eliminasi/pengeluaran garam dan air kedalam urin. Suatu kombinasi dari diuret ik-diuretik spironolactone (Aldactone) dan furosemide dapat mengurangi atau meng hilangkan edema dan ascites pada kebanyakan pasien-pasien. Selama perawatan deng an diuretik-diuretik, adalah penting untuk memonitor fungsi ginjal-ginjal dengan mengukur tingkat-tingkat darah dari blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine un tuk menentukan apakah terlalu banyak diuretik yang sedang digunakan. Terlalu ban yak diuretik dapat menjurus pada disfungsi ginjal yang tercermin pada peningkata n dari tingkat-tingkat BUN dan creatinine dalam darah. Adakalanya, ketika diuretik-diuretik tidak bekerja (dalam kasus ini ascites dise but keras kepala), sebuah jarum yang panjang atau karteter digunakan untuk menge luarkan cairan ascites secara langsung dari perut, suatu prosedur yang disebut a bdominal paracentesis. Adalah biasa untuk mengeluarkan jumlahjumlah yang besar (literan) cairan dari perut ketika ascites menyebabkan penggelembungan perut yan g menyakitkan dan/atau kesulitan bernapas karean ia membatasi gerakan-gerakan da ri diafragma. Perawatan lain untuk ascites yang gigih (keras kepala) adalah suatu prosedur yan g disebut transjugular intravenous portosystemic shunting (TIPS), lihat dibawah. Perdarahan dari varices-varices. Jika varices-varices besar berkembang dalam kerongkongan atau lambung bagian ata s, pasien-pasien dengan sirosis berisiko untuk perdarahan yang serius yang diseb abkan oleh pecahnya varices-varices ini. Sekali varices-varices telah berdarah, mereka cenderung

untuk berdarah kembali dan kemungkinan bahwa seorang pasien aka n meninggal dari setiap episode perdarahan adalah tinggi (30%-35%). Oleh karenan

ya, perawatan adalah perlu untuk mencegah episode perdarahan yang pertama dan be gitu juga perdarahan kembali. Perawatan-perawatan termasuk obat-obat dan prosedu r-prosedur untuk mengurangi tekanan dalam vena portal dan prosedur-prosedur untu k menghancurkan varicesvarices. ?Propranolol (Inderal), suatu beta blocker, adalah efektif dalam menurunkan teka nan dalam vena portal dan digunakan untuk mencegah perdarahan awal dan perdaraha n kembali dari varices-varices pada pasien-pasien dengan sirosis. Kelompok lain dari obat-obat oral yang menurunkan tekanan portal adalah nitrat-nitrat, contohn ya, isosorbide dinitrate ( Isordil). Nitratnitrat seringkali ditambahkan pada p ropranolol jika propranolol sendirian tidak menurunkan secara memadai tekanan po rtal atau mencegah perdarahan. ?Octreotide (Sandostatin) juga mengurangi tekanan vena portal dan telah digunaka n untuk merawat perdarahan varices. ? Sewaktu endoskopi bagian atas (EGD), sclerotherapy atau band ligation dapat dil aksanakan untuk menghapuskan/menghilangkan varices-varices dan menghentikan perd arahan aktif dan mencegah perdarahan kembali. Sclerotherapy melibatkan pemasukka n (infus) dosis-dosis kecil dari larutan-larutan sclerosing kedalam varices-vari ces. Larutan-larutan sclerosing menyebabkan peradangan dan kemudian luka-luka pa rut dari varices-varices, menghapuskan mereka dalam prosesnya. Band ligation mel ibatkan penerapan gelang-gelang karet sekitar varices-varices untuk menghapus me reka. (Band ligation dari varices-varices dapat disamakan dengan mengkaretgelang kan hemorrhoids.) Komplikasi-komplikasi dari sclerotherapy termasuk borokborok kerongkongan (esophageal ulcers), perdarahan dari borok-borok kerongkongan, perf orasi (pelubangan) kerongkongan, penyempitan kerongkongan (penyempitan karena lu ka parut yang dapat menyebabkan dysphagia), mediastinitis (peradangan pada dada yang dapat menyebabkan sakit dada), pericarditis (peradangan sekeliling jantung yang dapat menyebabkan sakit dada), dan peritonitis (infeksi dalam rongga perut) . Studi-studi telah menunjukkan bahwa band ligation mungkin sewdikit lebih efekt if dengan komplikasi-komplikasi yang lebih sedikit daripada sclerotherapy. ?Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS) adalah suatu prosedur nonoperasi untuk mengurangi tekanan didalam vena portal. TIPS dilaksanakan oleh seo rang radiologist yang memasukkan sebuah tabung (stent) melalui suatu vena leher, menuruni inferior vena cava dan kedalam vena hepatik didalam hati. Tabung (sten t) kemudian ditempatkan sedemikian sehingga satu ujung berada pada vena portal b ertekanan tinggi dan ujung lainnya pada vena hepatik yang bertekanan rendah. Tab ung ini melangsir darah disekitar hati dan dengan melakukan demikian menurunkan tekanan dalam vena portal dan varices-varices dan mencegah perdarahan dari varic es-varices. TIPS adalah terutama bermanfaat pada pasien-pasien yang gagal meresp on pada beta blockers, variceal sclerotherapy, atau banding. (TIPS juga adalah b ermanfaat dalam merawat pasien-pasien dengan ascites yang tidak merespon pada pe mbatasan garam dan cairan dan diuretik-diuretik). TIPS dapat digunakan pada pasi en-pasien dengan sirosis untuk mencegah perdarahan varices ketika pasien-pasien sedang menunggu pencangkokan hati. Efek-efek sampingan yang paling umum dari TIP S adalah hepatic encephalopathy. Persoalan utama lainnya dengan TIPS adalah perk embangan dari penyempitan dan kemacetan dari tabung (stent), menyebabkan kekambu han hipertensi portal dan perdarahan varices dan ascites. Frekwensi kemacetan ta bung diperkirakan berkisar dari 30%-50% dalam 12 bulan. Untungnya, ada metode-me tode untuk membuka tabung-tabung yang macet. Komplikasi-

komplikasi lain dari TIP S termasuk perdarahan yang disebabkan oleh penusukan yang tidak disengaja (lalai ) dari kapsul hati atau suatu pembuluh empedu, infeksi, gagal jantung, dan gagal hati. ?Suatu operasi pembedahan untuk menciptakan suatu pelangsiran (jalan lintasan) d ari vena portal bertekanan tinggi ke vena-vena dengan tekanan yang lebih rendah dapat menurunkan aliran darah dan tekanan dalam vena portal dan mencegah varices -varices dari perdarahan. Satu prosedur operasi macam ini disebut distal splenor enal shunt (DSRS). Adalah tepat untuk mempertimbangkan suatu operasi membuat jal

an lintas macam ini untuk pasien-pasien dengan hipertensi portal yang mempunyai sirosis awal. (Risiko-risiko dari operasi utama jalan lintas pada pasien-pasien ini adalah lebih berkurang daripada pada pasien-pasien dengan sirosis yang lanju t). Selama DSRS, ahli bedah melepaskan vena limpa (splenic vein) dari vena porta l (portal vein), dan melekatkan itu pada vena ginal (renal vein). Darah kemudian dilangsirkan dari limpa disekitar hati, menurunkan tekanan dalam vena portal da n varices-varices dan mencegah perdarahan varices-varices. Hepatic encephalopathy. Pasien-pasien dengan suatu siklus tidur yang abnormal, p ikiran yang terganggu, kelakuan yang aneh, atau tanda-tanda lain dari hepatic en cephalopathy biasanya harus dirawat dengan suatu diet rendah protein dan lactulo se oral. Protein dari makanan dibatasi karena ia adalah suatu sumber dari senyaw a-senyawa beracun yan menyebabkan hepatic encephalopathy. Lactulose, yang adalah suatu cairan, menjerat senyawa-senyawa beracun dalam usus besar (kolon). Sebaga i konsekwensi, mereka tidak dapat diserap kedalam aliran darah dan menyebabkan e ncephalopathy. Untuk memastikan bahwa lactulose yang memadai hadir dalam kolon p ada semua waktu, pasien harus menyesuaikan dosis untuk menghasilkan 2-3 gerakangerakan usus besar yang semiformed sehari. (Lactulose adalah suatu obat pencuci perut/laxative, dan perawatan yang memadai dapat dinilai dari pengenduran atau p eningkatan frekwensi tinja/feces). Jika gejala-gejala dari encephalopathy meneta p, antibiotik-antibiotik oral seperti neomycin atau metronidazole (Flagyl), dapa t ditambahkan pada cara perawatan. Antibiotik-antibiotik bekerja dengan menghala ngi produksi dari senyawa-senyawa beracun oleh bakteri-bakteri dalam usus besar. Hypersplenism. Penyaringan darah oleh suatu limpa yang membesar biasanya berakibat pada pengura ngan-pengurangan yang hanya ringan dari sel-sel darah merah (anemia), sel-sel da rah putih (leukopenia) dan platelet-platelet (thrombocytopenia) yang tidak memer lukan perawatan. Anemia yang berat, bagaimanapun mungkin memerlukan transfusi da rah atau perawatan dengan erythropoietin atau epoetin alfa (Epogen, Procrit), ho rmon-hormon yang menstimulasi produksi sel-sel darah merah. Jika jumlah-jumlah s el-sel darah putih berkurang sangat banyak, hormon lain yang disebut granulocyte -colony stimulating factor tersedia untuk meningkatkan jumlah-jumlah sel darah p utih. Suatu contoh dari satu macam faktor ini adalah filgrastim (Neupogen). Tidak ada obat yang disetujui yang tersedia saat ini untuk meningkatkan jumlah p latelet-platelet. Sebagai suatu tindakan pencegahan yang perlu, pasien-pasien de ngan platelet-platelet yang rendah harus tidak menggunakan aspirin atau obatoba t anti-peradangan nonsteroid (NSAIDS) lainnya karena obat-obat ini dapat menghal angi fungsi platelet-platelet. Jika suatu jumlah platelet-platelet yang rendah d ikaitkan dengan perdarahan yang signifikan, transfusi-transfusi dari platelet-pl atelet biasanya harus diberikan. Pengangkatan limpa secara operasi (disebut sple nectomy) harus dihindari, jika memungkinkan, karena risiko perdarahan yang berle bihan selama operasi dan risiko dari anesthesia pada penyakit hati yang lanjut. Spontaneous bacterial peritonitis (SBP). Pasien-pasien yang dicurigai mempunyai spontaneous bacterial peritonitis biasanya akan menjalankan paracentesis. Cairan yang diangkat diperiksa sel-sel darah putihnya dan dibiakkan untuk bakteri-bakt erinya. Pembiakkan melibatkan penyuntikan suatu contoh dari ascites kedalam suat u botol cairan yang kaya nutrisi yang mendorong pertumbuhan bakteri-bakteri, jad i memudahkan pengidentifikasian bahkan jumlah-jumlah yang kecil dari bakteri-bak teri. Contoh-contoh darah dan urin seringkali

didapat juga untuk membiakkan kare na banyak pasien-pasien dengan spontaneous bacterial peritonitis juga akan mempu nyai infeksi dalam darah dan urinnya. Faktanya, banyak dokterdokter percaya bah wa infeksi mungkin telah mulai dalam darah dan urin dan menyebar ke cairan ascit es menyebabkan spontaneous bacterial peritonitis. Kebanyakan pasien-pasien denga n spontaneous bacterial peritonitis diopname dan dirawat dengan antibiotik-antib iotik secara intra vena seperti ampicillin, gentamycin, dan satu dari generasi b aru cephalosporin. Pasienpasien yang biasanya dirawat dengan antibiotik-antibio

tik termasuk: ?Pasien-pasien dengan kultur (biakan) darah, urin, dan/atau cairan ascites yang mengandung bakteri-bakteri. ?Pasien-pasien tanpa bakteri-bakteri dalam darah, urin, dan cairan ascites merek a namun yang mempunyai jumlah-jumlah yang meningkat dari sel-sel darah putih (ne utrophils) dalam cairan ascitesnya (>250 neutrophils/cc). Angka-angka neutrophil yang meningkat dalam cairan ascites seringkali berarti bahwa disana ada infeksi bakteri. Dokterdokter percaya bahwa ketiadaan bakteri-bakteri dengan pembiakka n pada beberapa pasienpasien dengan neutrophils yang meningkat disebabkan oleh suatu jumlah yang terlalu kecil dari bakteri atau teknik-teknik pembiakkan yang kurang efektif. Spontaneous bacterial peritonitis adalah suatu infeksi yang serius. Ia seringkal i terjadi pada pasien-pasien dengan sirosis yang lanjut yang sistim imunnya lema h, namun dengan antibiotik-antibiotik modern dan pendeteksian dan perawatan dini , prognosis kesembuhan dari suatu episode spontaneous bacterial peritonitis adal ah baik. Pada beberapa pasien-pasien antibiotik-antibiotik oral (seperti Cipro atau Septr a) dapat diresepkan untuk mencegah spontaneous bacterial peritonitis. Tidak semu a pasien-pasien dengan sirosis dan ascites harus dirawat dengan antibiotik-antib iotik untuk mencegah spontaneous bacterial peritonitis, namun beberapa pasien-pa sien berisiko tinggi mengembangkan spontaneous bacterial peritonitis dan diberik an perawatan pencegahan: ? Pasien-pasien dengan sirosis yang diopname untuk perdarahan varices mempunyai s uatu risiko yang tinggi mengembangkan spontaneous bacterial peritonitis dan haru s dimulai secara dini dengan antibiotik-antibiotik selama opname untuk mencegah spontaneous bacterial peritonitis. ? Pasien-pasien dengan kekambuhan episode-episode spontaneous bacterial peritonit is. ?Pasienpasien dengan tingkat-tingkat protein yang rendah dalam cairan ascites ( cairan ascites dengan tingkat-tingkat protein yang rendah lebih mungkin terinfek si). Pencegahan dan Pendeteksiaan dini dari Kanker Hati Beberapa tipe-tipe dari penyakit hati yang menyebabkan sirosis dikaitkan dengan suatu kejadian kanker hati yang terutama tinggi sekali, contohnya, hepatitis B d an C, dan adalah bermanfaat untuk menyaring kanker hati karena perawatan secara operasi yang dini atau pencangkokan hati dapat menyembuhkan pasien dari kanker. Kesulitannya adalah bahwa metode-metode yang tersedia untuk penyaringan hanya se cara parsial yang efektif, identifikasi paling baik hanya 50% dari pasien-pasien yang berada pada keadaan kankernya yang dapat disembuhkan. Meskipun keefektifan penyaringan yang sebagian, kebanyakan pasien-pasien dengan sirosis, terutama he patitis B dan C, disaring setiap tahun atau setiap enam bulan dengan pemeriksaan ultrasound hati dan pengukuran-pengukuran dari protein-protein dalam darah yang dihasilkan kanker yaitu alpha fetoprotein.